BAB III PERBAIKAN DESAIN JIG PROSES MACHINING COVER PENUTUP KOMPONEN PEMINDAH TENAGA SEPEDA MOTOR MATIK DENGAN MENGGUNAKAN WORK SUPPORT HIDROLIK

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB III PERBAIKAN DESAIN JIG PROSES MACHINING COVER PENUTUP KOMPONEN PEMINDAH TENAGA SEPEDA MOTOR MATIK DENGAN MENGGUNAKAN WORK SUPPORT HIDROLIK"

Transkripsi

1 42 BAB III PERBAIKAN DESAIN JIG PROSES MACHINING COVER PENUTUP KOMPONEN PEMINDAH TENAGA SEPEDA MOTOR MATIK DENGAN MENGGUNAKAN WORK SUPPORT HIDROLIK 3.1. Proses Machining Cover L Side KZLN Cover L side KZLN merupakan salah satu spare part sepada motor matik yang berfungsi sebagai cover komponen pemindah tenaga dari engine ke roda belakang. Gambar 3.1. Cover L Side KZLN Sumber : Dokumentasi Pribadi Pada proses produksinya komponen ini beberapa bagian diproses machining, pada PT.SAS tangerang proses ini menggunakan mesin machining center merk ENSHU type V360 sebanyak 1 unit mesin dan CNC machining center merk

2 43 Brother tipe TC-S2D N-O sebanyak 2 unit mesin.proses produksi dilakukan oleh 3 orang operator dengan sistem flow process yaitu proses pengerjaan dengan sistem mengalir dari satu mesin ke mesin berikutnya, jadi untuk satu komponen cover L side KZLN dikerjakan oleh 3 mesin machining center.proses pertama biasa disebut dengan operational process atau biasa disingkat OP 1 dan proses ke dua biasa disebut dengan OP 2.Dikarenakan OP 1 memiliki waktu proses atau biasa disebut cycle time lebih cepat maka untuk OP 2 menggunakan 2 unit mesin untuk menghindari adanya penumpukan material selama proses atau yang lazim disebut sebagai bottle neck yang dalam proses produksi harus dihindari.selama proses produksi hasil dan kualitas produksi harus diperhatikan dan dijaga mengingat machining adalah proses yang sangat memperhatikan kepresisian dan akurasi ukuran baik itu roughness (tingkat kekasaran), distance (jarak poin satu terhadap yang lainnya), dimensi hasil machining misalnya saja lubang dengan toleransi standar tertentu seperti H7, H8, P6 dan sebagainya.hal lain yang menjadi bagian dari kualitas machining adalah tingkat flatness atau kerataan dikarenakan pada komponen ini ada proses face milling.proses selanjutnya adalah proses washing atau pencucian dan pembersihan komponen dari bekas water cooling,kotoran dan chip (sekrap hasil machining).proses washing ini agar maksimal menggunakan suhu sekitar 60 C, untuk selanjutnya disemprot dengan udara. berikut : Lay out pengerjaan proses machining Cover L Side KZLN adalah sebagai

3 44 Gambar 3.2. Lay Out Proses Machining Cover L Side KZLN

4 Operation Process 1 tipe EV 360 Pada OP1 yang digunakan adalah CNC Machining Center merk Enshu Axis travel Feedrate Table Spindle X Gambar 3.3. Mesin Enshu EV360 Sumber : Tabel 3.1 Spesifikasi Mesin "Enshu EV360 Y Z Rapid feedrate(x,y) Rapid feedrate(z) Cutting feedrate 600mm (23.6in) Table working surface Maximum loading weight Maximum spindle speeds 10,000min -1 Tool shank type MAS BT30 ATC Magazine tool capacity 24tools Sumber : 360mm (14.1in) 300mm (11.8in) 50,000mm/min (1968.5in/min) 60,000mm/min (2362.2in/min) 1~50,000mm/min (0.04~1968.5in/min) 650mm x 350mm (25.6in x 13.8in) 250kgf (551.2lbs) Berikut data parameter machining yang ada diline produksi part Cover L Side KZLN pada mesin CNC Machining Center merk Enshu tipe EV 360 :

5 46 Tabel 3.2. Data Parameter Machining OP1 Seq No Content Tool Name Tool/Work piece dia (mm) Cutting Speed(m/ min) Feed (mm/re v) Spindle Speed (rpm) Feed rate (mm/min) Surface Facing facing D 1 Roughing Facing Finishing 80mm Surface facing D 80mm Reamer D 2 Reamering 8mm H Drilling Drill D 6,5mm 6, Bagian part yang mengalami proses machining sesuai dengan nomer tool yang dari daftar tool pada tabel 3.2 terlihat pada gambar di bawah ini: Gambar 3.4. Machining Point OP1 2

6 47 Gambar 3.5. Posisi Part pada jig OP1 Berikut adalah specifikasi Cutting Tool yang digunakan pada OP 1 1. Surface Facing Gambar 3.6. Tool Surface Facing OP1 Diameter Jumlah Insert = 80 mm = 6 pcs Material Insert = Diamont Maker = Sandvik

7 48 2. Reamer D 8 mm Gambar 3.7. Tool Reamer D8mm OP1 Dimensi = 8 mm Material = carbide Maker = Berlian Cutter (Special Tool) 3. Drill D 6.5mm Gambar 3.8. Tool Drill D6.5mm Diameter = D 6.5 mm X 100 mm Material = Carbide Maker = Berlian Cutter Operation Process 2

8 49 type-s2dn.0 Mesin yang digunakan adalah CNC Machining center Merk Brother Gambar 3.9. Mesin Merk Brother type-s2dn.0 Sumber : Tabel 3.3. Spesifikasi Mesin Brother type-s2dn.0 Machine specifications item TC-S2DN // TC-S2DN-O TC-S2DN-S CNC model CNC-B (19.7)// X axis (mm/inc) 700 (27.6) 300 (11.8) Y axis(mm/inc) 400 (15.7) Travels Z axis(mm/inc) 300 (11.8) Distance between table top / spindle nose end [mm (inch)] ( ) Work area size ( )// [mm (inch)] ( ) ( ) Table Max. loading capacity (uniform load)[kg (lbs)] 250[300 *6 ](551[661 *6 ]) *6

9 50 Spindle speed[min-1] 10,000min -1 specifications : 10~10,000 16,000min -1 specifications(optional) : 16~16,000 10,000min -1 high-torque spec.(optional) : 10~10,000 27,000min -1 specifications(optional) : 27~27,000 Spindle Feed rate Speed during tapping[min-1] Max. 6,000 (27,000min -1 specifications : Max. 8,000) Tapered hole BT dual contact system(big-plus) Coolant Through Spindle(CTS) Rapid traverse rate XYZ-area [m/min (inch/min)] Cutting feed rate [mm/min (inch/min)] Tool shank type Pull stud type*4 7/24 tapered no.30 Optional Optional(CTS option is not available for 27,000min -1 spec.) 50 x 50 x 50 (1,969 x 1,969 x 1,969) X,Y:1~10,000(0.04~394) Z:1~20,000(0.04~787) MAS-BT30 MAS-P30T-2 Tool storage capacity 14/21 14 ATC unit Max. tool length 250 (9.8) 200(7.9) Max. tool diameter Max. tool weight*1[kg (lbs)] Tool selection [sec.] Tool change time*5[sec.] Sumber : (0-1.2) /D (0-1.2) /D ( ) ( ) /D80 /D ( ) /D ( ) /D (6.6) (total tool weight : 25 (55.1) /14) (total tool weight : 35 (77.2) /21) Random shortcut method Tool To Tool [sec.] 0.9 Chip To Chip [sec.] 1.6 Cut To Cut [sec.] (6.6) (total tool weight : 25 (55.1) /14) Pada OP 2 menggunakan jig dengan rotary table yang dapat berputar 360, dengan tujuan agar dapat memproses komponen pada 2 posisi permukaan yang berbeda,yaitu pada posisi indeks 180 dan posisi indeks 0.Pada program CNC

10 51 biasa diberi simbol A, jadi pada OP 2 proses pengerjaan adalah 4 Axis yaitu X, Y, Z, dan A Gambar Posisi Part Pada Jig OP2 Tabel 3.4. Data Parameter Cutting pada OP2 Se q No Content Tool Name Cutting Tool dia (mm) Cutting Speed(m /min) Feed (mm /rev) Spindl e Speed (rpm) Feed rate (mm/mi n) index 180 Reamer D Reameri ng Fine Boring Reameri ng Spot Center H7X23.5XD22XC30 XL Special Tool D38xD32.7XD42XC Special tool D20XD24X20XC30 X100 L Special tool D16XC80 X130L

11 52 5 Groovin g Grooving D33.7 (Holder) R (Insert) Reameri ng Index 0 Fine Boring Reamer D20 H8X24X130L Special Tool D17xD24XD26XD30XC Reameri ng PCD Reamer D10XC Spot Facing Spot Facing D Drilling Drill D Tapping Forming M6 x Drill D 6.5 Drilling Sumber : PT SAS Bagian part yang mengalami proses machining OP2 pada posisi indeks Gambar Cutting Point OP 2 Pada Posisi Indeks 180

12 Gambar Cutting Point OP 2 Pada Posisi indeks 0 Berikut adalah spesifikasi cutting tool yang digunakan pada proses machining Cover L side KZLN pada OP 2 : 1. Reamering D10 Gambar Tool Reamer D10 Dimensi = Ø10 mm Material = carbide Maker = Berlian Cutter (Special Tool)

13 54 2. Fine Boring D38 Gambar Tool Fine Boring D38 Dimensi = Ø38mm Material = carbide Maker = Berlian Cutter (Special Tool) 3. Reamering D20 Gambar Tool Reamer D20mm Dimensi = Ø20mm Material = Carbide

14 55 Maker = Berlian Cutter (Special Tool) 4. Spot Center D16mm Gambar Tool Spot Center D16mm Dimensi = Ø16mm Material = carbide Maker = Berlian Cutter (Special Tool) 5. Reamering D10 Dimensi = Ø10mm Gambar Tool Reamer D10mm

15 56 Material = carbide Maker = Berlian Cutter (Special Tool) 1. Grooving D33.7mm Gambar Tool Reamer D33.7mm Dimensi = Ø33.7mm Material = carbide Maker = Berlian Cutter (Special Tool) 2. Reamering D20mm Dimensi = Ø20mm Gambar Tool Reamer D20mm

16 57 Material = Diamont Maker = STI (Special Tool) 3. Fine Boring D26mm Gambar Fine Boring D26mm Dimensi = Ø26mm Material = Diamont Maker = Berlian Cutter (Special Tool) 4. Reamering D10 Dimensi = Ø10mm Gambar Reamering D10mm

17 58 Material = carbide Maker = Berlian Cutter (Special Tool) 5. Spot Center D18mm Gambar Spot Center D18mm Dimensi = Ø18mm Material = carbide Maker = Berlian Cutter (Special Tool) 6. Drilling D5.5mm Gambar Tool Drilling D5.5mm

18 59 Dimensi = Ø5.5mm Material = carbide Maker = Berlian Cutter (Special Tool) 7. Tapping M6 Gambar Tool Tap M 6 Dimensi = Ø6mm Material = carbide Maker = OSH 8. Drilling D6.5mm Dimensi = Ø6.5mm Gambar Drilling D6.5mm Sumber: Dokumen pribadi

19 60 Material = carbide Maker = Berlian Cutter (Special Tool) Mengingat part ini sangat dituntut dengan kepresisian yang tinggi, ukuran sangat dijaga dengan ketat.selama proses produksi berlangsung hasil machining dikontrol dan diawasi oleh QC line yaitu karyawan yang bertugas melakukan inspeksi pengukuran diline produksi baik yang menggunakan methode sampling atau check 100%.Pengecekan 100% agar dapat berlangsung dengan cepat biasanya menggunakan alat yang biasa disebut plug gauge yaitu alat bantu ukur yang berfungsi untuk mengukur dimensi.sedangkan untuk point yang diukur secara sampling biasanya menggunakan CMM (Co ordinat Measuring Machine).Jika ditemukan ada penyimpangan ukuran Process Engineering yang akan melakukan trouble shooting dan menyeting ulang baik itu program CNC atau Jig & Fixture hingga hasil produksi sesuai dengan IRD (Inspection Result Data). Gambar Plug Gauge

20 Pemasalahan Proses Machining Cover L Side KZLN Dari data produksi machining part Cover L Side KZLN target produksi perbulan adalah ±50000 pcs, pencapaian.dari jumlah total produksi selama bulan Mei 2013 tercatat 320 pcs adalah NG (Not Good) selama proses machining berlangsung.dari sekian banyak jenis- jenis NG dari data produksi didapatkan bahwa jenis-jenis NG yang terdapat adalah sabagai berikut: Tabel 3.5 Jenis NG Proses Machining bulan Mei 2013 No Jenis NG Jumlah 1 Miring 0 2 Bending Penyok 0 4 Rouhgness kasar 25 5 Run Out Over 1 6 Setting 35 7 Step 0 8 Tool patah 0 9 Trial 0 10 Ulir Depth Minus 0 11 Ulir Depth Plus 0 12 Ulir Dol 0 13 Ulir Seret 0 14 Ulir tipis 0 Total NG 309 Sumber : PT SAS

21 Jenis Jenis NG Grafik 3.1 Jenis Jenis NG Machining Cover L side KZLN Dengan data Jenis NG diatas dapat disimpulkan bahwa NG bending adalah penyebab yang paling dominan yaitu sebanyak 248 kasus. NG bending yaitu hasil dari proses machining yang melengkung, proses ini adalah proses facemilling pada Operational Process 1. Feeler gauge 0.2mm Gambar Pengecekan Bending

22 63 Toleransi bending yang diperbolehkan adalah 0,2mm jika lebih maka komponen dinyatakan NG, pengecekan bending ini adalah 100% yang artinya dilakukan pada semua komponen setelah selesai proses Tindakan untuk mengatasi hasil NG bending sebelum diadakan perbaikan adalah dengan cara: 1. Menyeting ketinggian Rest Pad sesuai kondisi part dengan menambahkan lembaran shim (plat tipis). Diganjal dengan shim Gambar 3.28.Setting Ketinggian Rest Pad 2. Melakukan pemilahan produksi berdasarkan Lot ( hasil berdasarkan satu settingan parameter mesin die casting) dan Mold yang sejenis dengan harapan part yang diproses memiliki tingkat kebendingan yang relatif sama

23 64 Nomer mold Lot tanggal produksi Gambar 3.29.Lot Marking Tanggal Produksi dan Nomer Mold Metode diatas kurang tepat karena mengharuskan jig terlalu sering saat disetting saat mengerjakan part dari tanggal produksi dan dies yang berbeda yang biasanya mempunyai tingkat bending yang berbeda, tentu saja hal ini menyebabkan down time produksi Untuk menganalisa penyebab terjadinya hasil NG Bending berdasarkan keadaan yang sering terjadi diproduksi machining PT.SAS untuk selanjutnya menentukan jenis perbaikan yang perlu dilakukan, sebagai tool analisa digunakan metode diagram tulang ikan yaitu sebagai berikut :

24 65 Rest pad ketinggian sama,sedang part bending Ada tekanan gaya sisa saat klemping Mesin Spring back setelah selesai proses Baut adjuster patah Metode Baut adjuster terlalu kecil Tidak ada masalah NG Bending Beda setingan die casting,beda lot produksi, beda mold Ada deformasi Pengecekan bending sebelum machining kurang maksimal Part bending variatif Jumlah man power kurang Material Manusia Gambar Diagram Tulang Ikan Sumber: Dokumen pribadi

25 66 Tabel 3.6 Analisa Penyebab Masalah No Faktor Penyebab Dampak Analisa Baut adjuster pada rest pad terlalu kecil Patah dan tidak bisa disetting Perlu didesain ulang 1. Mesin Jig OP1 Rest pad 4 posisi dan setting ketinggian secara manual hasil OP1 bending saat memproses part yang bending akibat adanya spring back Perlu didesain ulang Perbedaan Lot dan Mold Part variatif Setting parameter 2 Material Adanya deformasi setelah pelepasan dari mold Part bending Menimalisir deformasi Part spring back pada OP1 Part Bending Setting parameter 3 Manusia Kurang tenaga kerja Pengecekan part sebelum di machining kurang maksimal Kebijakan managemen Baut Adjuster Ulir M6 (patah) Gambar Rest Pad OP 1

26 67 Contact point 1 Contact point Contact point 3 Contact point Gambar Contact Point Rest Pad Dengan Datum Clamp Pada Part Part die casting yang bending mengakibatkan perbedaan gap pada contact poin antara datum clamp pada part dengan rest pad, dan setelah mendapatkan pembebanan dari gaya tekan dari clamping hidrolik, pada beberapa titik masih terdapat sisa gaya tekan.keadaan tersebut memungkinkan adanya springback setelah clamping dilepas mengigat alumunium memiliki faktor melenting yang cukup tinggi yaitu sebesar 0,99 0,98 (tabel 2.11), untuk itu jig pada OP1 perlu dilakukan desain ulang

27 Gambar Posisi Part Pada Jig Sebelum Perbaikan Gambar Posisi Datum Clamp pada Part Sumber : Dokumen Pribadi

28 Perencanaan Desain Ulang Jig OP1 Hal mendasar yang dilakukan pada proses desain ulang untuk perbaikan jig OP 1 bertujuan menghindari hasil machining NG bending akibat part spring back (melenting kembali )setelah dilepas dari pengekleman yaitu dengan cara : 1. Mengurangi posisi pengekleman dari 4 posisi menjadi 3 posisi, hal ini bertujuan mengurangi kemungkinan adanya perbedaan gap antara contact poin pada rest pad dengan datum clamp pada part yang pada akhirnya akan memperkecil kemungkinan adanya springback akibat adanya beban sisa saat pengekleman berlangsung. 1. a. b Gambar Posisi Datum Clamp Pada Part Yang Direncanakan

29 70 2. Penambahan work support hidrolik pada posisi (a), dan (b).work support hidrolik merupakan sebuah peralatan yang dirancang untuk menumpu material dengan sistem hidrolik.dalam hal ini digunakan work support merk pascal tipe CSK 03.Cara kerja jenis ini yaitu akuator akan berhenti dan mengunci pada posisi saat mendapat menyentuh benda kerja Gambar Work support Hidrolik Merk Pascal tipe CSK Sumber : Dengan metode seperti diatas diharapkan beban sisa setelah pengekleman akibat komponen bending yang karena adanya beda gap (jarak) tumpuan dengan part bisa diminimalisir, mengingat tumpuan dengan work support ketinggianya akan menyesuaikan dengan kondisi benda kerja.dengan kondisi seperti ini adanya springback setelah pelepasan dari klemping diharapkan tidak terjadi.

30 71 Tabel 3.7. Spesifikasi Work Support Hidrolik Merk pascal Sumber : 3. Hal lain yang perlu diperhatikan adalah perbandingan waktu pengekleman dan work support menyentuh part, klemping harus dalam posisi close (dalam posisi clamping) sebelum work support menyentuh part. Dalam proses desain ulang ini beberapa komponen jig masih menggunakan komponen jig yang lama dan beberapa lagi merupakan komponen baru, komponen-komponen tersebut adalah : 1. Base Plate Base plate harus diganti sebab posisi clamping dan juga penambahan work support memerlukan penambahan dudukan dan juga instalasi lubang untuk oli hidrolik.material yang digunakan adalah baja mild steel tipe SS41 (JIS) dengan dimensi 30mm x 320mm x 520mm (gambar lampiran 3.1).Estimasi harganya dan pengerjaan adalah sebagai berikut :

31 72 Tabel 3.8.Tabel Estimasi Harga Base Plate No Item Berat(kg) Harga/kg Harga(Rp) 1. Raw material No Proses Waktu(jam) Harga/jam Biaya(Rp) 1. Drafting Roughing milling Surface Grinding CNC Milling Radial bor Bench Work Lama Pengerjaan 15 Total biaya Sumber : PT.SAS 2. Work Support Spacer Komponen ini berfungsi sebagai dudukan dari work support. Material yang digunakan adalah SS41 dengan dimensi Ø85mm x 45mm (gambar lampiran 3.2).Komponen ini berjumlah 2 unit sesuai dengan jumlah work support yang juga berfungsi sebagai penghubung aliran oli hidrolik dari base plate ke work support agar tidak terjadi kebocoran beberapa bagian diberi seal dan digunakan baut sebagai pengikat pada base plate Tabel 3.8. Tabel Estimasi Harga proses Work Support Spacer No Item Berat(kg) Harga/kg Harga(Rp) 1. Raw material No Proses Waktu(jam) Harga/jam Biaya(Rp) 1. Drafting CNC Turning Manual Milling Bench Work Lama Pengerjaan 10 Total biaya Sumber : PT.SAS

32 73 3. Rest Pad Proses desain ulang rest pad pada jig OP 1 bertujuan untuk mengatasi kondisi pada bagian adjuster yang sering patah, dari analisa beberapa hal yang menyebabkan sering patah yaitu : a) Baut adjuster yang terlalu kecil, baut adjuster hanya M6 yang terbuat dari material S 45C dengan finish harden, nantinya baut ini akan diubah menjadi M8 b) Baut adjuster sering dibongkar pasang waktu setting jig dengan cara menambahkan shim untuk menyeting ketinggian yang sesuai dengan kondisi part yang akan diproses, kadang tingkat kekencangan baut terlalu kencang menyebabkan adanya gaya puntir pada baut, kekerasan yang tinggi menyebabkan material getas dan mudah patah saat mendapat gaya puntir Dengan penambahan work support hidrolik diharapakan penyetingan ketinggian seperti tersebut diatas diharapkan tidak diperlukan lagi, (gambar lampiran 3.3 ), dengan estimasi biaya sebaagai berikut: Tabel 3.9.Estimasi Harga Proses Pembuatan Rest Pad No Item Berat(kg) Harga/kg Harga(Rp) 1. Raw material No Proses Waktu(jam) Harga/jam Biaya(Rp) 1. Drafting CNC Turning Manual Milling Furnace harden Surface Grinding Bench Work Lama Pengerjaan 16 Total biaya Sumber : PT.SAS

33 74 Estimasi harga diatas merupakan pendekatan untuk membandingkan dengan harga yang ditawarkan oleh suplaiyer hingga menemukan harga terbaik, sebab PT.SAS tidak memiliki perlengkapan alat dan workshop yang memadai untuk proses pengerjaan jig tsb dan juga ditambah harga 2 unit work support hidrolik, untuk komponen lain seperti clamping hidrolik, dan datum lokator masih menggunakan komponen dari jig yang lama. 4. Clamping Hidrolik Clamping yang digunakan adalah clamping hidrolik link clamp merk Kosmek tipe LKA 048 dengan panjang lengan clamp 50mm (gambar lampiran3.4), dan spesifikasi adalah sebagai berikut: Tabel 3.10.Spesifikasi Clamping Kosmek tipe LKA 048 Sumber :

34 Proses Pembuatan dan Ujicoba Jig OP1 Setelah melalui proses penawaran dari beberapa suplaiyer dan berdasarkan atas beberapa pertimbangan akhirnya diputuskan pembuatan jig dilakukan oleh PT.APM sebuah perusahaan yang bergerak dibidang special purpose machine.sebelum diaplikasikan secara langsung pada proses produksi jig harus terlebih dahulu diuji coba untuk mendapatkan hasil dari produksi jig setelah dilakukan perbaikan, atau yang biasa disebut proses trial. 1a. 1b. 2b 4b. 5a. 2c. 1c. 2a. 3a. 4a. 5a. 3b. 6. Gambar Jig Hasil Perbaikan Bagian bagian komponen jig setelah perbaikan : 1a c. Clamping hidrolik 2a c. Rest pad 3a b. Pin lokator

35 76 4a c. Work support spacer 5a b. Work support 6. Base plate Gambar Posisi Part Pada Jig Hasil Perbaikan Clamping hidrolik akan mengeklem part pada rest pad saat posisi clamping, kemudian work support akan naik dan menyentuh part dan terkunci saat itu juga, serta selanjutnya akan berfungsi sebagai tumpuan part.pada saat menyentuh part kondisi part sudah dalam keadaan terklem pada sehingga ketinggian work support akan menyesuaikan walaupun kondisi part itu bending, berbeda jika menggunakan tumpuan rest pad konvensional.

36 77 Untuk mendapatkan hasil yang maksimal metode uji coba atau trail adalah dengan pengambilan sample dari mold yang berbeda.untuk Cover L side KZLN mempunyai 4 mold dengan masing masing 1 cavity. Sebagai part untuk trial diambil masing masing 5 sample tiap mold, dengan variasi tingkat kebendingan yang berbeda beda yaitu, 0.4mm, 0.3mm, 0.5mm, 0.6mm, 0.2mm dengan kondisi machining yang sama dan presure untuk clamping yang sama yaitu sebesar 3.5 Mpa.Berikut data dari hasil trial dari 4 mold yang ada dengan masing masing 5 part : Tabel Hasil Pengukuran Uji Coba No Mold Hasil Machining (mm) number Sumber : Data pengukuran di PT.SAS Gambar Metode Pengukuran

37 Analisa Dan Perhitungan Beberapa perhitungan secara rumus dan keadaan dilapangan sebagai perbandingan analisa adalah sebagai berikut : Perhitungan Parameter Proses Machining Perbandingan antara parameter aktual pada data program CNC pada mesin dan perhitungan secara teoritis pada OP 1 untuk memastikan bahwa proses machining sudah sesuai ketentuan adalah sebagai berikut : 1. Cutting Speed OP 1 : a. Facing Roughing = Finishing = b. Reamering = 3.14 X 80 X X 80 X X 8 X = = = c. Drilling = 2. Feed per rev OP 1 : 3.14 X 6.5 X = 74.9

38 79 a. Facing Roughing = = Facing Finishing = = b. Reamering = c. Drilling = = = Perbandingan antara parameter aktual pada data program CNC pada mesin dan perhitungan secara teoritis pada OP 2 adalah sebagai berikut : 1. Cutting Speed OP 2 : a. Reamering D10 = b. Fine Boring D38 = c. Reamering D20 = d. Spot Center D16 = 3.14 X 10 X X 38 X X 20 X X 16 X = = = = e. Grooving D33.7 = f. Reamering D20 = g. Fine Boring D26 = 3.14 X 33.7 X X 20 X X 26 X = = = h. Reamering D10 = 3.14 X 10 X = i. Spot Facing D18 = j. Drilling D5.5 = k. Tapping M6 = l. Drilling D6.5 = 3.14 X 18 X X 5.5 X X 6 X X 6.5 X = = = = Feed per Rev OP 2

39 80 a. Reamering D10 = b. Fine Boring D38 = = = c. Reamering D20 = = d. Spot Center D16 = = e. Grooving D33.7 = = f. Reamering D20 = = g. Fine Boring D26 = = h. Reamering D10 = = i. Spot Facing D18 = = j. Drilling D5.5 = = k. Tapping M6 = = 1 l. Drilling D6.5 = = 0.30 Dari perbandingan perhitungan secara teoris dan data yang ada dilapangan mengenai parameter proses machining adalah sudah sesuai dan tidak ada masalah Perhitungan Clamping Force Clamping Force = Cutting Force X Faktor Keamanan Koefisien gesek statis Clamping Force = 490 X = 1185 N = 1.185kN Dimana : Koefesien gesek statis = 0.62 (Tabel 2.7 )

40 81 Faktor keamanan = 1.5 (secara umum kontruksi mesin) Cutting Force = 490 (Tabel 2.6. depth of cut facemilling 0,3mm) Sedangkan untuk clamping link Kosmek tipe LKA 048 dengan panjang lengan clamping 50mm (tabel 3.10) berdasarkan tabel maka dengan clamping force sebesar 0.96 Kn, maka presure pada hidrolik yang dianjurkan adalah antara 3 4 Mp Perhitungan Springback Material : k = melenting kembali (spring back) α2 = nilai bending awal sebelum spring back. α1 = nilai bending setelah spring back. Nilai k untuk aluminium adalah (tabel 2.11) Batas maksimal NG yang diperbolehkan sebelum machining adalah bending 0.2mm.Dari hasil proses uji coba menggunakan jig hasil perbaikan, dengan part bending sebelum proses machining sebesar 0.6mm (diambil yang paling besar) jika dihitung secara rumus adalah : 0.98 = 0.6 a1 a1 = 0.6 x 0.98 = 0.58 mm (jika terjadi springback)

41 82 Hasil dari ujicoba dengan 20 sample dengan bending 0.6mm adalah : 0.07mm (diambil hasil yang tertinggi, tabel 3.11).Dari perbandingan diatas dapat disimpulkan bahwa dengan penggunaan work support hidrolik springback dapat diatasi

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan kapasitas produksi yang antara lain bisa dilakuakan dengan cara

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan kapasitas produksi yang antara lain bisa dilakuakan dengan cara 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam proses manufaktur sebuah proses dituntut tidak hanya menghasilkan sebuah produk yang sesuai dengan kualitas standar dari kustumer,tetapi juga harus

Lebih terperinci

PENGOLAHAN DATA. Alternatif Mesin yang akan Digunakan

PENGOLAHAN DATA. Alternatif Mesin yang akan Digunakan PENGOLAHAN DATA Alternatif Mesin yang akan Digunakan Millstar VT-550 CNC bed mill Motor 5 HP; 3 Ph 230/460V; Pre-wired 230V Number Of Spindle Speeds Variable Range Of Spindle Speeds (RPM) 80 ~ 5800 rpm

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN. 3.1 Tahapan Persiapan

BAB III PEMBAHASAN. 3.1 Tahapan Persiapan BAB III PEMBAHASAN Dalam setiap perancangan proses produksi dari pembuatan part, harus mempertimbangkan dulu mesin yang akan digunakan. Hal ini dimaksudkan untuk alasan efesiensi waktu pengerjaan dan kemampuan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBUATAN PRESS TOOL DIFFUSER DUCTING

BAB IV PEMBUATAN PRESS TOOL DIFFUSER DUCTING BAB IV PEMBUATAN PRESS TOOL DIFFUSER DUCTING 4.1 Proses Pembuatan Press Tool Diffuser Ducting Pembuatan press tool difuser ducting melalui beberapa tahapan proses pemesinan, baik secara konvensional maupun

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN 3.1. Pengolahan Data Manufaktur Dalam setiap perancangan proses produksi dari pembuatan part, harus mempertimbangkan dulu mesin yang akan digunakan. Hal ini dimaksudkan untuk alasan

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS. Gambar 3.1 Process Sheet & NCOD.

BAB III ANALISIS. Gambar 3.1 Process Sheet & NCOD. BAB III ANALISIS 3.1 Tahap Persiapan Pada Tahap Persiapan Ini ada beberapa hal yang perlu dipersiapkan untuk memulai proses pembuatan part Connecting Lever dengan Part No. 35-94575-0203 untuk bagian ACS.

Lebih terperinci

PROSES PEMBUATAN DIES UNTUK PEMBENTUKAN PANEL MOBIL DI PT. METINDO ERA SAKTI. Nama : Haga Ardila NPM : Jurusan : Teknik mesin

PROSES PEMBUATAN DIES UNTUK PEMBENTUKAN PANEL MOBIL DI PT. METINDO ERA SAKTI. Nama : Haga Ardila NPM : Jurusan : Teknik mesin PROSES PEMBUATAN DIES UNTUK PEMBENTUKAN PANEL MOBIL DI PT. METINDO ERA SAKTI Nama : Haga Ardila NPM : 23410094 Jurusan : Teknik mesin LATAR BELAKANG Perkembangan teknologinya dilakukan dengan cara melakukan

Lebih terperinci

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil kerja praktek di PT. Dirgantara Indonesia (Persero) tentang mengenai proses pembuatan part hinge rib 4 L5745744320101 komponen pesawat Airbus A380 sampai tahap pengerjaan

Lebih terperinci

TI-2121: Proses Manufaktur

TI-2121: Proses Manufaktur TI-2121: Proses Manufaktur Operasi Pemesinan & Mesin Perkakas Laboratorium Sistem Produksi www.lspitb.org 2003 1. Hasil Pembelajaran Umum: Memberikan mahasiswa pengetahuan yang komprehensif tentang dasar-dasar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan dunia robotika yang semakin meningkat, bentuk desain dan fungsi robot pun semakin bervariasi. Pada umumnya komponen rangka dan

Lebih terperinci

BAB III 3 PEMODELAN SISTEM

BAB III 3 PEMODELAN SISTEM BAB III 3 PEMODELAN SISTEM Adapun kecerdasan-kecerdasan utama yang diinginkan wajib dimiliki oleh model mesin bubut cerdas ini adalah: 1. Memiliki fungsi pengelolaan data pendukung seperti penambahan,

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1. Pengumpulan Data 4.1.1. Bahan Uji Bahan uji yang digunakan sebagai objek penelitian adalah weight balancer stang. Weight balancer stang yang digunakan sebagai

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISIS

BAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISIS BAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISIS 4.1. Material dan Bahan Baku Material merupakan bagian yang penting dalam kegiatan produksi yang sedang berlangsung. Material yang digunakan oleh PT. Braja Mukti Cakra dalam

Lebih terperinci

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN HALAMAN PERNYATAAN NASKAH SOAL TUGAS AKHIR HALAMAN PERSEMBAHAN KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN HALAMAN PERNYATAAN NASKAH SOAL TUGAS AKHIR HALAMAN PERSEMBAHAN KATA PENGANTAR DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN HALAMAN PERNYATAAN NASKAH SOAL TUGAS AKHIR HALAMAN PERSEMBAHAN KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL DAFTAR LAMPIRAN DAFTAR NOTASI DAN SINGKATAN

Lebih terperinci

Gambar 4.2 Crank case L dan R terpasang pada Jig & Fixture

Gambar 4.2 Crank case L dan R terpasang pada Jig & Fixture BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Survey Lapangan 4.1.1. Proses Machining Crank Case Crank Case merupakan bagian utama penyusun mesin yang berfungsi sebagai rumah pelindung atau tempat menempelnya komponen-komponen

Lebih terperinci

Perancangan Dan Pembuatan Jig Untuk Proses Drilling pada CNC Router

Perancangan Dan Pembuatan Jig Untuk Proses Drilling pada CNC Router Perancangan Dan Pembuatan Jig Untuk Proses Drilling pada CNC Router Yovie Rahmatullah 1, Bayu Wiro K 2, Fipka Bisono 3 1 Program Studi Teknik Desain dan Manufaktur, Jurusan Teknik Permesinan Kapal, Politeknik

Lebih terperinci

BAB III METODE PERANCANGAN. base gantungan baju multifungsi adalah sebagai berikut :

BAB III METODE PERANCANGAN. base gantungan baju multifungsi adalah sebagai berikut : BAB III METODE PERANCANGAN Metode perancangan merupakan langkah-langkah yang dijadikan pedoman dalam melakukan perancangan agar memperoleh hasil yang lebih baik dan memperkecil kesalahan kesalahan yang

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. selama proses analisa perbaikan, antara lain adalah : penyelesaian masalah terhadap semua kasus klaim yang masuk.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. selama proses analisa perbaikan, antara lain adalah : penyelesaian masalah terhadap semua kasus klaim yang masuk. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Pengumpulan Data Untuk mempermudah identifikasi masalah, langkah pertama yang dilakukan adalah melakukan pengumpulan data. Data yang dikumpulkan dan digunakan sebagai latar

Lebih terperinci

ANALISIS TOPOGRAFI PERMUKAAN LOGAM DAN OPTIMASI PARAMETER PEMOTONGAN PADA PROSES MILLING ALUMINIUM ALLOY

ANALISIS TOPOGRAFI PERMUKAAN LOGAM DAN OPTIMASI PARAMETER PEMOTONGAN PADA PROSES MILLING ALUMINIUM ALLOY ANALISIS TOPOGRAFI PERMUKAAN LOGAM DAN OPTIMASI PARAMETER PEMOTONGAN PADA PROSES MILLING ALUMINIUM ALLOY Sobron Yamin Lubis & Agustinus Christian Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik Universitas Tarumanagara

Lebih terperinci

UNIVERSITAS GUNADARMA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

UNIVERSITAS GUNADARMA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS GUNADARMA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI Nama PROSES PEMESINAN CRANKCASE TIPE CB 150R DI PT. ASTRA HONDA MOTOR : Ega Febi Kusmawan NPM : 22411331 Jurusan : Teknik Mesin Pembimbing : Eko Susetyo

Lebih terperinci

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian di PT. Kreasindo Jayatama Sukses Bekasi maka dapat ditarik beberapa kesimpulan: a. Tabel 6.1 di bawah ini menunjukkan strategi toolpath

Lebih terperinci

Kata kunci: Proses Milling, Variasi Kecepatan Putar dan Kedalaman Makan, Surface Roughness

Kata kunci: Proses Milling, Variasi Kecepatan Putar dan Kedalaman Makan, Surface Roughness Uji Kekasaran Permukaan Benda Kerja Pada Baja ST 37 Hasil Proses Milling Akibat Variasi Kecepatan Putar dan Kedalaman Makan Menggunakan Surface Roughness Tester Widson*, Naufal Abdurrahman P, Cahyo Budi

Lebih terperinci

BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA. Crankshaft merupakan salah satu unit komponen dari mesin motor bakar yang

BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA. Crankshaft merupakan salah satu unit komponen dari mesin motor bakar yang 28 BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA 4.1 Pengumpulan Data 4.1.1 Data Teknis Crankshaft Proses pengumpulan data teknis line 3 produksi crankshaft sunter meliputi part crankshaft dan kondisi

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISIS

BAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISIS BAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISIS 4.1. Material dan Bahan Baku Material merupakan bagian yang penting dalam kegiatan produksi yang sedang berlangsung. Material yang digunakan oleh PT. BMC dalam pembuatan

Lebih terperinci

PROSES PEMESINAN FRONT AXLE TYPE TD STD FE7. Nama : Ismail nur Dwianto NPM : Jurusan : Teknik Mesin Pembimbing : Irwansyah, ST., MT.

PROSES PEMESINAN FRONT AXLE TYPE TD STD FE7. Nama : Ismail nur Dwianto NPM : Jurusan : Teknik Mesin Pembimbing : Irwansyah, ST., MT. PROSES PEMESINAN FRONT AXLE TYPE TD STD FE7 Nama : Ismail nur Dwianto NPM : 23411729 Jurusan : Teknik Mesin Pembimbing : Irwansyah, ST., MT. Latar Belakang Front Axle merupakan unit poros penggerak roda

Lebih terperinci

BAB IIIPROSES PEMBUATAN MOLD GRAB RAIL K15A PROSES PEMBUATAN MOLD GRAB RAIL K15A

BAB IIIPROSES PEMBUATAN MOLD GRAB RAIL K15A PROSES PEMBUATAN MOLD GRAB RAIL K15A BAB IIIPROSES PEMBUATAN MOLD GRAB RAIL K15A PROSES PEMBUATAN MOLD GRAB RAIL K15A 3.1 Deskripsi Molding Injection Mold (cetakan) terdiri dari dua bagian pelat bergerak (core plate) dan pelat diam (cavity

Lebih terperinci

Rancangan Welding Fixture Pembuatan Rangka Produk Kursi

Rancangan Welding Fixture Pembuatan Rangka Produk Kursi Bidang Teknik Mesin Yogyakarta, 10 November 2012 Rancangan Welding Fixture Pembuatan Rangka Produk Kursi Hendro Prassetiyo, Rispianda, Irvan Rinaldi Ramdhan Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknologi

Lebih terperinci

BAB 6 KESIMPULAN 6.1. Kesimpulan

BAB 6 KESIMPULAN 6.1. Kesimpulan BAB 6 KESIMPULAN 6.1. Kesimpulan 1. Parameter yang optimal yang didapatkan untuk proses pemesinan pada mesin CNC YCM EV1020A di Laboratorium Proses Produksi pada proses corner finishing adalah kecepatan

Lebih terperinci

BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA

BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA 1 BAB PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA.1. Pengumpulan Data Data-data yang diambil berasal dari PT. Astra Honda Motor pada seksi Machining Cylinder Comp 3 pada Plant 3 di Cikarang, MM20. Data-data dikumpulkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Jig and Fixtures Jig adalah peralatan yang digunakan untu mengarahkan satu atau lebih alat potong pada posisi yang sama dari komponen yang serupa dalam suatu operasi

Lebih terperinci

BAB V ANALISA HASIL. sebelumnya menggunakan metode OEE maka dapat disimpulkan bahwa hasil

BAB V ANALISA HASIL. sebelumnya menggunakan metode OEE maka dapat disimpulkan bahwa hasil BAB V ANALISA HASIL Berdasarkan hasil analisa dan perhitungan yang telah dilakukan di bab sebelumnya menggunakan metode OEE maka dapat disimpulkan bahwa hasil pencapain OEE setiap bulannya adalah tidak

Lebih terperinci

Proses Frais. Metal Cutting Process. Sutopo Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta

Proses Frais. Metal Cutting Process. Sutopo Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta Proses Frais Metal Cutting Process Sutopo Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta Cutting tools review questions: Penentuan parameter pemotongan manakah yang paling mempengaruhi keausan alat potong?

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian pemesinan dilaksanakan di PT.T2C Asia. Adapun waktu penelitiannya mulai dari Mei 2015. 3.2 Metode Penelitian Metode awal yang digunakan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Diagram Alir Proses Pembuatan Dalam proses pembuatan press tool terdapat tahapan-tahapan yang harus dilakukan. Tahapan proses pembuatan adalah sebagai berikut : Mulai

Lebih terperinci

TORSI ISSN : Jurnal Teknik Mesin Universitas Pendidikan Indonesia Vol. IV No. 1 Januari 2006 Hal

TORSI ISSN : Jurnal Teknik Mesin Universitas Pendidikan Indonesia Vol. IV No. 1 Januari 2006 Hal PENGARUH PROSES PEMOTONGAN END MILL TERHADAP HASIL POTONG Dalmasius Ganjar Subagio*) INTISARI PENGARUH PROSES PEMOTONGAN END MILL TERHADAP HASIL POTONG. Telah dilaksanakan penelitian terhadap perbedaan

Lebih terperinci

BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH. pemesinan. Berikut merupakan gambar kerja dari komponen yang dibuat: Gambar 1. Ukuran Poros Pencacah

BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH. pemesinan. Berikut merupakan gambar kerja dari komponen yang dibuat: Gambar 1. Ukuran Poros Pencacah BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH A. Identifikasi Gambar Kerja Gambar kerja merupakan alat komunikasi bagi orang manufaktur. Dengan melihat gambar kerja, operator dapat memahami apa yang diinginkan perancang

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 44 BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Tinjauan Umum Perusahaan PT. XYZ adalah salah satu perusahaan yang begerak di bidang manufaktur pembuatan sepeda motor di Indonesia dengan kepemilikan saham

Lebih terperinci

Dosen Pembimbing Ir. SAMPURNO, MT. Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya 2011

Dosen Pembimbing Ir. SAMPURNO, MT. Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya 2011 IBNU MAHARDI ZAHTIAR 2106 100 069 Dosen Pembimbing Ir. SAMPURNO, MT. Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya 2011 Multi Fixture Analisa dan Perancangan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Gambar 1.1. Proses Pemesinan Milling dengan Menggunakan Mesin Milling 3-axis

BAB 1 PENDAHULUAN. Gambar 1.1. Proses Pemesinan Milling dengan Menggunakan Mesin Milling 3-axis BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan dan penemuan-penemuan proses serta teknik pemotongan logam (metal cutting) terus mendorong industri manufaktur semakin maju. Ini terlihat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Untuk mengurangi biaya produksi, peningkatan efisiensi proses manufaktur suatu produk sangat berpengaruh, terutama dengan menurunkan waktu proses manufakturnya. Dalam

Lebih terperinci

BAB IV 4 STUDI KASUS

BAB IV 4 STUDI KASUS BAB IV 4 STUDI KASUS Model mesin bubut cerdas yang dikembangkan pada tugas akhir ini merupakan suatu model yang akan digunakan pada perusahaan manufaktur bertipe jobshop. Oleh karena itu, pada bab ini

Lebih terperinci

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN MODEL DRILL JIG UNTUK PENGGURDIAN FLENS KOPLING

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN MODEL DRILL JIG UNTUK PENGGURDIAN FLENS KOPLING PERANCANGAN DAN PEMBUATAN MODEL DRILL JIG UNTUK PENGGURDIAN FLENS KOPLING Mulyadi (1), Toti Srimulyati (2) (1) Staf Pengajar Jurusan Teknik Mesin, Politeknik Negeri Padang (2) Staf Pengajar Jurusan Manajemen,

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Pengertian Umum Jig dan Fixture

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Pengertian Umum Jig dan Fixture BAB II DASAR TEORI BAB II DASAR TEORI Pada bab ini akan dibahas tentang teori-teori yang digunakan sebagai dasar perancangan jig dan fixture yang berkaitan dengan permasalahan yang akan dihadapi. 2.1 Pengertian

Lebih terperinci

BAB 3 RANCANGAN DAN PELAKSANAAN PERCOBAAN

BAB 3 RANCANGAN DAN PELAKSANAAN PERCOBAAN BAB 3 RANCANGAN DAN PELAKSANAAN PERCOBAAN 3.1 Instalasi Alat Percobaan Alat yang digunakan untuk melakukan percobaan adalah mesin CNC 5 axis buatan Deckel Maho, Jerman dengan seri DMU 50 evolution. Dalam

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah dan Latar Belakang Pendirian Pabrik Sejarah PT. Jaya Mandiri Engineering bermula dari bengkel bubut dan las yang beroperasi pada tahun 1998. Hanya bermodalkan

Lebih terperinci

PENGARUH TEKNIK PENYAYATAN PAHAT MILLING PADA CNC MILLING 3 AXIS TERHADAP TINGKAT KEKASARAN PERMUKAAN BENDA BERKONTUR

PENGARUH TEKNIK PENYAYATAN PAHAT MILLING PADA CNC MILLING 3 AXIS TERHADAP TINGKAT KEKASARAN PERMUKAAN BENDA BERKONTUR 81 JTM Vol. 05, No. 2, Juni 2016 PENGARUH TEKNIK PENYAYATAN PAHAT MILLING PADA CNC MILLING 3 AXIS TERHADAP TINGKAT KEKASARAN PERMUKAAN BENDA BERKONTUR Irawan Program Studi Teknik Mesin, Fakultas Teknik,

Lebih terperinci

BAKU 4 PROSES GURDI (DRILLING) Dr. Dwi Rahdiyanta

BAKU 4 PROSES GURDI (DRILLING) Dr. Dwi Rahdiyanta BAKU 4 PROSES GURDI (DRILLING) Dr. Dwi Rahdiyanta JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2010 1 Proses gurdi adalah proses pemesinan yang paling sederhana diantara

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 PERHITUNGAN FORMULASI ANALITIK PERANCANGAN ALAT BANTU MENGGUNAKAN MS. EXCEL

LAMPIRAN 1 PERHITUNGAN FORMULASI ANALITIK PERANCANGAN ALAT BANTU MENGGUNAKAN MS. EXCEL LAMPIRAN 1 PERHITUNGAN FORMULASI ANALITIK PERANCANGAN ALAT BANTU MENGGUNAKAN MS. EXCEL Benda Kerja Maksimal Titik Lokator Titik Cekam Titik X Y Z Titik X Y Z 1 45 0 7,5 a 22,5 60 15 2 90 0 7,5 b 45 60

Lebih terperinci

LEMBAR PENGESAHAN. Disetujui Dan Diterima Oleh. R. Ariosuko Dh., Ir Ir. Ruli Nutranta. M.Eng

LEMBAR PENGESAHAN. Disetujui Dan Diterima Oleh. R. Ariosuko Dh., Ir Ir. Ruli Nutranta. M.Eng LEMBAR PENGESAHAN Analisa perbedaan waktu dalam pembuatan program CAM dan manual dalam proses permesinan milling CNC pada komponen bottom plate dies end plate. Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Dalam

Lebih terperinci

BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA. General Assy. Stay Body Cover. Permanent 1. Permanent 2. Permanent 3. Permanent 4. Inspeksi. Repair.

BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA. General Assy. Stay Body Cover. Permanent 1. Permanent 2. Permanent 3. Permanent 4. Inspeksi. Repair. BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA 4.1 Pengumpulan Data 4.1.1 Diagram Proses Pembuatan Frame Body Comp Marking Front Frame Rear Frame General Assy Stay Body Cover Permanent 1 Permanent 2 Permanent 3 Permanent

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 81 BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisa Pengendalian Kualitas 4.1.1 Define Pengendalian kualitas produk merupakan suatu hal yang sangat penting dalam lingkup manufaktur. Hal tersebut disebabkan, kualitas

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 25 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Mendapatkan data-data yang obyektif, valid dan selanjutnya dapat digunakan untuk memecahkan permasalahan yang telah dirumuskan sangatlah diperlukan, sehingga penulisan

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. Secara garis besar flow proses pembuatan produk Cylinder Comp. tipe GN5

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. Secara garis besar flow proses pembuatan produk Cylinder Comp. tipe GN5 BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Proses Pembuatan Produk Cylinder Comp. Secara garis besar flow proses pembuatan produk Cylinder Comp. tipe GN5 (Astrea Supra dan Honda Win) dari awal kedatangan part sampai

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 17 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Pengumpulan Data Penelitian ini terpusat di departemen produksi 2 tempat berlangsungnya proses polishing. Dalam departemen produksi 2 terdapat empat line yaitu

Lebih terperinci

: Ageng Lestari NPM :

: Ageng Lestari NPM : Nama : Ageng Lestari NPM : 30413317 PENDAHULUAN LATAR BELAKANG Proses Produksi Volume Produksi Risiko Kerusakan Pemeliharaan PERUMUSAN MASALAH PT. Mitsubishi Krama Yudha Motor and Manufacturing Perencanaan

Lebih terperinci

BAB II Landasan Teori

BAB II Landasan Teori BAB II Landasan Teori 2.1 Pengenalan Mengenai Punching Tool Dalam dunia industri manufactur ada beberapa jenis proses produksi, salah satunya adalah proses pengerjaan sheet metal yang menggunakan seperangkat

Lebih terperinci

Berita Teknologi Bahan & Barang Teknik ISSN : Balai Besar Bahan dan Barang Teknik Departemen Perindustrian RI No. 22/2008 Hal.

Berita Teknologi Bahan & Barang Teknik ISSN : Balai Besar Bahan dan Barang Teknik Departemen Perindustrian RI No. 22/2008 Hal. METODE PEMBUATAN PROGRAM CNC (CNC Machine) Dalmasius Ganjar Subagio*) INTISARI METODE PEMBUATAN PROGRAM CNC. Telah dilaksanakan kajian penggunaan tentang kinerja mesin CNC yang biasa digunakan untuk proses

Lebih terperinci

PENULISAN ILMIAH MEMPELAJARI PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK HOUSING CLUTCH DI PT. SUZUKI INDOMOBIL MOTOR PLANT CAKUNG

PENULISAN ILMIAH MEMPELAJARI PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK HOUSING CLUTCH DI PT. SUZUKI INDOMOBIL MOTOR PLANT CAKUNG PENULISAN ILMIAH MEMPELAJARI PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK HOUSING CLUTCH DI PT. SUZUKI INDOMOBIL MOTOR PLANT CAKUNG Disusun Oleh : Nama : Mochammad Brananta Arya Lasmono NPM : 34412653 Jurusan : Teknik

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil dari Pengumpulan Data Untuk mempermudahkan identifikasi masalah langkah pertama yang harus dilakukan adalah melakukan pengumpulan data. Pengumpulan data ini penulis

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. 5.1 Temuan Utama Temuan utama dari Penelitian ini adalah sebagai berikut:

BAB V PEMBAHASAN. 5.1 Temuan Utama Temuan utama dari Penelitian ini adalah sebagai berikut: BAB V PEMBAHASAN Tujuan dari penelitian dengan judul Analisis Pengendalian Dan Perbaikan Kualitas Proses Produksi Dengan Metode Statistical Process Control (SPC) di PT. Surya Toto Indonesia, Tbk. adalah

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Deskripsi Perusahaan PT. XYZ adalah perusahaan manufaktur yang mengerjakan berbagai pesanan, pada umumnya menangani pengerjaan logam sebuah perseroan, adalah

Lebih terperinci

BAB 18. Studi Desain 1-Drill Jig. Studi Kasus

BAB 18. Studi Desain 1-Drill Jig. Studi Kasus BAB 18 Studi Desain 1-Drill Jig Lima Langkah Desain Dasar Dari diskusi pada Bab 3, Prosedur Perancangan Fixture, menjadi jelas bahwa ada banyak kesamaan pada desain dan prosedur desain untuk jig dan fixture

Lebih terperinci

BEKERJA DENGAN MESIN BUBUT

BEKERJA DENGAN MESIN BUBUT BEKERJA DENGAN MESIN BUBUT STANDAR KOMPETENSI KERJA NASIONAL INDONESIA (SKKNI) BIDANG KOMPETENSI 1. KELOMPOK DASAR / FOUNDATION 2. KELOMPOK INTI 3. PERAKITAN (ASSEMBLY) 4. PENGECORAN DAN PEMBUATAN CETAKAN

Lebih terperinci

Studi Eksperimental tentang Pengaruh Parameter Pemesinan Bubut terhadap Kekasaran Permukaan pada Pemesinan Awal dan Akhir

Studi Eksperimental tentang Pengaruh Parameter Pemesinan Bubut terhadap Kekasaran Permukaan pada Pemesinan Awal dan Akhir Studi Eksperimental tentang Pengaruh Parameter Pemesinan Bubut terhadap Kekasaran Permukaan pada Pemesinan Awal dan Akhir Agung Premono 1, a *, Triyono 1, R. Ramadhani 2, N. E. Fitriyanto 2 1 Dosen, Jurusan

Lebih terperinci

Materi 3. Seting Alat potong, Benda Kerja, dan Zero Offset pada Mesin Frais CNC

Materi 3. Seting Alat potong, Benda Kerja, dan Zero Offset pada Mesin Frais CNC Materi 3 Seting Alat potong, Benda Kerja, dan Zero Offset pada Mesin Frais CNC Tujuan : Setelah mempelajari materi 3 ini mahasiswa memiliki kompetensi: Memasang benda kerja di mesin frais CNC Memilih alat

Lebih terperinci

TEORI MEMESIN LOGAM (METAL MACHINING)

TEORI MEMESIN LOGAM (METAL MACHINING) TEORI MEMESIN LOGAM (METAL MACHINING) Proses permesinan (machining) : Proses pembuatan ( manufacture) dimana perkakas potong ( cutting tool) digunakan untuk membentuk material dari bentuk dasar menjadi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Perancangan Alat Bantu Perancangan (desain/design) alat bantu (tools) merupakan: proses mendesain dan mengembangkan alat bantu, metoda, dan teknik yang dibutuhkan untuk meningkatkan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. industri akan ikut berkembang seiring dengan tingginya tuntutan dalam sebuah industri

I. PENDAHULUAN. industri akan ikut berkembang seiring dengan tingginya tuntutan dalam sebuah industri I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan teknologi telah merubah industri manufaktur menjadi sebuah industri yang harus dapat berkembang dan bersaing secara global. Pada dasarnya seluruh elemen dalam

Lebih terperinci

BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH. hasil yang baik sesuai ukuran dan dapat berfungsi sebagaimana mestinya. Ukuran poros : Ø 60 mm x 700 mm

BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH. hasil yang baik sesuai ukuran dan dapat berfungsi sebagaimana mestinya. Ukuran poros : Ø 60 mm x 700 mm BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH A. Identifikasi Gambar Kerja Gambar kerja yang baik akan memudahkan pemahaman saat melakukan pengerjaan suatu produk, dalam hal ini membahas tentang pengerjaan poros

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DATA BAB IV PENGUMPULAN DATA Pada penelitian tugas akhir ini, diberikan data-data perusahaan PT Selamat Sempurna Tbk.,yang akan menjadi sumber informasi. Data yang akan diberikan berupa gambar dan tabel-tabel

Lebih terperinci

ANALISIS SURFACE CORNER FINISHING PADA MATERIAL S45C MODEL 3D BOTTOM CORE VELG MOBIL DAIHATSU SIGRA

ANALISIS SURFACE CORNER FINISHING PADA MATERIAL S45C MODEL 3D BOTTOM CORE VELG MOBIL DAIHATSU SIGRA ANALISIS SURFACE CORNER FINISHING PADA MATERIAL S45C MODEL 3D BOTTOM CORE VELG MOBIL DAIHATSU SIGRA TUGAS AKHIR Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Sarjana Teknik Industri FIFIN

Lebih terperinci

UNIVERSITAS GUNADARMA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

UNIVERSITAS GUNADARMA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS GUNADARMA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI PENULISAN ILMIAH/ LAPORAN KERJA PRAKTEK PROSES PRODUKSI HOSE INLET PIPE PADA MOBIL MITSUBISHI DI PT. TJOKRO BERSAUDARA KOMPONENINDO Nama : Abi Wiranto

Lebih terperinci

ANALISIS IMPLEMENTASI KAIZEN PROJECT UNTUK MENINGKATKAN KAPASITAS PRODUKSI BODY CALIPER R2 DI MACHINING LINE BODY CALIPER DI PT TDW

ANALISIS IMPLEMENTASI KAIZEN PROJECT UNTUK MENINGKATKAN KAPASITAS PRODUKSI BODY CALIPER R2 DI MACHINING LINE BODY CALIPER DI PT TDW ANALISIS IMPLEMENTASI KAIZEN PROJECT UNTUK MENINGKATKAN KAPASITAS PRODUKSI BODY CALIPER R2 DI MACHINING LINE BODY CALIPER DI PT TDW Ryan Krista Rinto Staf Industri Manufaktur - PT. Tri Darma Wisesa Jln.

Lebih terperinci

ANALISIS PERENCANAAN ANGGARAN BIAYA PEMBUATAN KOMPONEN BAK PICK UP KAPASITAS 840 KG

ANALISIS PERENCANAAN ANGGARAN BIAYA PEMBUATAN KOMPONEN BAK PICK UP KAPASITAS 840 KG ANALISIS PERENCANAAN ANGGARAN BIAYA PEMBUATAN KOMPONEN BAK PICK UP KAPASITAS 840 KG Nurchajat Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Malang e-mail: nurchajat_polmal@yahoo.co.id Abstrak Perkembangan industri

Lebih terperinci

BAB lll PROSES PEMBUATAN BOSS FRONT FOOT REST. Pada bab ini penulis menjelaskan tentang langkah kerja pembuatan benda

BAB lll PROSES PEMBUATAN BOSS FRONT FOOT REST. Pada bab ini penulis menjelaskan tentang langkah kerja pembuatan benda BAB lll PROSES PEMBUATAN BOSS FRONT FOOT REST 3.1 Langkah Proses Pembuatan Pada bab ini penulis menjelaskan tentang langkah kerja pembuatan benda kerja yang sebagian besar digambarkan dalam diagram alir,

Lebih terperinci

ANALISIS PEMOTONGAN RODA GILA (FLY WHEEL) PADA PROSES PEMESINAN CNC BUBUT VERTIKAL 2 AXIS MENGGUNAKAN METODE PEMESINAN KERING (DRY MACHINING)

ANALISIS PEMOTONGAN RODA GILA (FLY WHEEL) PADA PROSES PEMESINAN CNC BUBUT VERTIKAL 2 AXIS MENGGUNAKAN METODE PEMESINAN KERING (DRY MACHINING) ANALISIS PEMOTONGAN RODA GILA (FLY WHEEL) PADA PROSES PEMESINAN CNC BUBUT VERTIKAL 2 AXIS MENGGUNAKAN METODE PEMESINAN KERING (DRY MACHINING) IRVAN YURI SETIANTO NIM: 41312120037 PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN

Lebih terperinci

Rancang Bangun Alat Pembuka Busher Pin Rantai Kendaraan Roda Dua

Rancang Bangun Alat Pembuka Busher Pin Rantai Kendaraan Roda Dua Rancang Bangun Alat Pembuka Busher Pin Rantai Kendaraan Roda Dua Roi Bastian Silalahi*, Mufti Fathonah Muvariz*, Mutiarani Politeknik Negeri Batam Jurusan Teknik Mesin Jl. Ahmad Yani, Batam Centre, Batam

Lebih terperinci

PERANCANGAN FIXTURE PROSES GURDI UNTUK PRODUKSI KOMPONEN BRAKE PADS

PERANCANGAN FIXTURE PROSES GURDI UNTUK PRODUKSI KOMPONEN BRAKE PADS PERANCANGAN FIXTURE PROSES GURDI UNTUK PRODUKSI KOMPONEN BRAKE PADS Suci Rahmawati SY 1, Vivi Triyolanda 2, Neta Harimeni 3, Meutia Syarah 4 Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Andalas,

Lebih terperinci

BAB III. G a m b a r p Gambar.3.1. process sheet dan ncod.

BAB III. G a m b a r p Gambar.3.1. process sheet dan ncod. BAB III PEMBAHASAN DAN ANALISA 3.1. Tahap Persiapan Pada tahap persiapan ini ada beberapa hal yang perlu dipersiapkan untuk memulai proses pembuatan part pesawat Backet dengan part number D57450081200

Lebih terperinci

Pengaruh Kemiringan Benda Kerja dan Kecepatan Pemakanan terhadapgetaran Mesin Frais Universal Knuth UFM 2

Pengaruh Kemiringan Benda Kerja dan Kecepatan Pemakanan terhadapgetaran Mesin Frais Universal Knuth UFM 2 Pengaruh Kemiringan Benda Kerja dan Kecepatan Pemakanan terhadapgetaran Mesin Frais Universal Knuth UFM 2 Romiyadi 1 1 Program Studi Perawatan dan Perbaikan Mesin, Politeknik Kampar Jl. Tengku Muhammad

Lebih terperinci

TURBO Vol. 6 No p-issn: , e-issn: X

TURBO Vol. 6 No p-issn: , e-issn: X TURBO Vol. 6 No. 1. 2017 p-issn: 2301-6663, e-issn: 2477-250X Jurnal Teknik Mesin Univ. Muhammadiyah Metro URL: http://ojs.ummetro.ac.id/index.php/turbo PENGARUH JENIS PAHAT DAN VARIABEL PEMOTONGAN DENGAN

Lebih terperinci

Politeknik Negri Batam Program Studi Teknik Mesin Jl. Ahmad Yani, Batam Centre, Batam 29461, Indonesia

Politeknik Negri Batam Program Studi Teknik Mesin Jl. Ahmad Yani, Batam Centre, Batam 29461, Indonesia Pengaruh Kecepatan Putar Alat Potong (Spindle ) dan Kedalaman Pemakanan (Depth Of Cut) Proses Milling pada Aluminium Alloy Terhadap Kehalusan Permukaan Produk Muhammad Irwan Arinanda *, Hanifah Widyastuti

Lebih terperinci

Proses Kalibrasi Sumbu X, Y, Dan Z Pada Mesin CNC Router Kayu 3 Axis Menggunakan Alat Bantu Dial Indicator dan Block Gauge

Proses Kalibrasi Sumbu X, Y, Dan Z Pada Mesin CNC Router Kayu 3 Axis Menggunakan Alat Bantu Dial Indicator dan Block Gauge Proses Kalibrasi Sumbu X, Y, Dan Z Pada Mesin CNC Router Kayu 3 Axis Menggunakan Alat Bantu Dial Indicator dan Block Gauge Zaynawi¹, Bayu Wiro. K², Fipka Bisono³ ¹Program Studi Teknik Desain dan Manufaktur,

Lebih terperinci

PROSES PRODUKSI ELBOW TYPE W04D-TP, TR PADA MOBIL HINO DI PT. TJOKRO BERSAUDARA KOMPONENINDO

PROSES PRODUKSI ELBOW TYPE W04D-TP, TR PADA MOBIL HINO DI PT. TJOKRO BERSAUDARA KOMPONENINDO Nama : Otong Irwan NPM : 25412613 Jurusan : Teknik Mesin Pembimbing : Dr. Ridwan, ST, MT PROSES PRODUKSI ELBOW TYPE W04D-TP, TR PADA MOBIL HINO DI PT. TJOKRO BERSAUDARA KOMPONENINDO LATAR BELAKANG Pipa

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. sebagian besar digambarkan dalam diagram alir, agar mempermudah proses

BAB III METODOLOGI. sebagian besar digambarkan dalam diagram alir, agar mempermudah proses BAB III METODOLOGI 3.1. Langkah Kerja Penelitian Pada bab ini perancang menjelaskan tentang langkah kerja penelitian yang sebagian besar digambarkan dalam diagram alir, agar mempermudah proses perancangan.

Lebih terperinci

Gambar I. 1 Mesin Bubut

Gambar I. 1 Mesin Bubut BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Kata manufaktur berasal dari bahasa latin manus dan factus yang berarti dibuat dengan tangan. Kata manufacture muncul pertama kali tahun 1576, dan kata manufacturing muncul

Lebih terperinci

ANALISIS PROSES MACHINING DIES OUTER FENDER DENGAN MENGGUNAKAN PARAMETER SESUAI KATALOG DAN KONDISI DI LAPANGAN

ANALISIS PROSES MACHINING DIES OUTER FENDER DENGAN MENGGUNAKAN PARAMETER SESUAI KATALOG DAN KONDISI DI LAPANGAN ANALISIS PROSES MACHINING DIES OUTER FENDER DENGAN MENGGUNAKAN PARAMETER SESUAI KATALOG DAN KONDISI DI LAPANGAN NASKAH PUBLIKASI Disusun oleh: AGUS WIBOWO NIM : D200 08 0019 JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB 4 PROSES GURDI (DRILLING)

BAB 4 PROSES GURDI (DRILLING) BAB 4 PROSES GURDI (DRILLING) 101 Proses gurdi adalah proses pemesinan yang paling sederhana diantara proses pemesinan yang lain. Biasanya di bengkel atau workshop proses ini dinamakan proses bor, walaupun

Lebih terperinci

4 BAB V ANALISIS. Bagian kelima dari dari laporan skripsi ini menjelaskan tentang penulis

4 BAB V ANALISIS. Bagian kelima dari dari laporan skripsi ini menjelaskan tentang penulis 4 BAB V ANALISIS 4.1 Analisa Bagian kelima dari dari laporan skripsi ini menjelaskan tentang penulis melakukan analisa dan hasil dari laporan skripsi, dan menguraikan tentang data-data yang telah dikumpulkan

Lebih terperinci

MEMPELAJARI PENJADWALAN PROYEK ROLLING MACHINE PT. BAKOH INDONESIA

MEMPELAJARI PENJADWALAN PROYEK ROLLING MACHINE PT. BAKOH INDONESIA MEMPELAJARI PENJADWALAN PROYEK ROLLING MACHINE PT. BAKOH INDONESIA Nama : Dimas Febiyanto NPM : 38411978 Jurusan : Teknik Industri Pembimbing : Ratih Wulandari, ST., MT Latar Belakang PT. Bakoh Indonesia

Lebih terperinci

PENGUJIAN KEBULATAN HASIL PEMBUBUTAN POROS ALUMINIUM PADA LATHE MACHINE TYPE LZ 350 MENGGUNAKAN ALAT UKUR ROUNDNESS TESTER MACHINE

PENGUJIAN KEBULATAN HASIL PEMBUBUTAN POROS ALUMINIUM PADA LATHE MACHINE TYPE LZ 350 MENGGUNAKAN ALAT UKUR ROUNDNESS TESTER MACHINE PENGUJIAN KEBULATAN HASIL PEMBUBUTAN POROS ALUMINIUM PADA LATHE MACHINE TYPE LZ 350 MENGGUNAKAN ALAT UKUR ROUNDNESS TESTER MACHINE Rachman Saputra 1, Dodi Sofyan Arief 2, Adhy Prayitno 3 1 Mahasiswa Jurusan

Lebih terperinci

ANALISA PENGARUH KECEPATAN FEEDING TERHADAP KEKASARAN PERMUKAAN DRAW BAR MESIN MILLING ACIERA DENGAN PROSES CNC TURNING

ANALISA PENGARUH KECEPATAN FEEDING TERHADAP KEKASARAN PERMUKAAN DRAW BAR MESIN MILLING ACIERA DENGAN PROSES CNC TURNING JTM Vol. 03, No. 3, Oktober 2014 1 ANALISA PENGARUH KECEPATAN FEEDING TERHADAP KEKASARAN PERMUKAAN DRAW BAR MESIN MILLING ACIERA DENGAN PROSES CNC TURNING ISYA PRAKOSO Program Studi Teknik Mesin, Fakultas

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN Metodologi merupakan tahapan-tahapan penelitian yang dilakukan oleh penulis untuk penyusunan karya ilmiah. Tahapan tersebut diperlukan agar penulisan dapat secara urut, sistematis

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 DIAGRAM PENELITIAN Mulai Studi Lapangan dan Tinjauan Persiapan Alat dan Bahan Proses pembuatan alat Pengecekan dan pengukuran alat Koneksi alat dengan Software Setting

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Model Penyelesaian Masalah Model penyelesaian masalah Analisis Kelayakan Proyek Pelepasan Bushing pada proses Die Casting adalah sebagai berikut:. Gambar 3.1 Model Penyelesaian

Lebih terperinci

BAB II DASAR-DASAR MANUFAKTUR PRODUK

BAB II DASAR-DASAR MANUFAKTUR PRODUK BAB II DASAR-DASAR MANUFAKTUR PRODUK II.1 Prinsip Dasar Manufaktur Produk Dalam prinsip dasar proses manufaktur suatu produk saya akan mengklasifikasikan untuk manufaktur produk prototype dan manufaktur

Lebih terperinci

B A B I I LANDASAN TEORI

B A B I I LANDASAN TEORI B A B I I LANDASAN TEORI 2.1 Proses Manufaktur Manufaktur merupakan suatu aktivitas manusia yang mencakup semua fase dalam kehidupan. Computer Aided Manufacturing International (CAM-I) mendefinisikan manufaktur

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan Dari hasil penelitian dan pembahasan yang sudah dijelaskan dalam Bab V, bisa disimpulkan hal-hal sebagai berikut: 1. Kinerja mesin high pressure die casting

Lebih terperinci

MODUL PRAKTIKUM CNC II MASTERCAM LATHE MILLING

MODUL PRAKTIKUM CNC II MASTERCAM LATHE MILLING UNIVERSITAS RIAU MODUL PRAKTIKUM CNC II MASTERCAM LATHE MILLING LABORATORIUM CAD/CAM/CNC JURUSAN TEKNIK MESIN Disusun oleh: Tim Praktikum CNC II (Dedy Masnur, M. Eng., Edi Fitra,) JOB LATHE I. Gambar Kerja

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. Santoso Teknindo mulai mengawali operasinya pada tahun 1979, berawal dari

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. Santoso Teknindo mulai mengawali operasinya pada tahun 1979, berawal dari BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Gambaran Umum Perusahaan PT. Santoso Teknindo ( PT. STi) adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang logam terutama pada pembuatan dan reparasi komponen mesin industri.

Lebih terperinci