IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "IV. HASIL DAN PEMBAHASAN"

Transkripsi

1 22 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Perusahaan Sejarah Umum Perusahaan Coca Cola masuk ke Indonesia pada tahun 1927 dan pertama kali dibuat di Jakarta pada tahun 1932 dengan produksi pertama cs dengan dibantu 3 truk dan 25 karyawan. Para pemegang saham lokal dan Jepang kemudian mendirikan PT. Djaya Beverage Bottling Company (DBBC) pada tahun 1970 yang melayani wilayah Jakarta dan Jawa Barat. Coca Cola Amatil (CCA) membeli PT. Coca-Cola Tirtalina Bottling Company dan PT. Coca-Cola Pan Java Bottling Company dengan share 49% pada tahun 1991 kemudian pada tahun 1992 membeli PT. Djaya Beverage Bottling Company (DBBC) dengan share 90%. CCA berhasil mendapatkan 90% share untuk Pan Java Group pada tahun Pabrik Coca Cola terbesar di Indonesia didirikan di Cibitung dengan nama National Plant Cibitung kemudian pada tahun 2002 perusahaan berganti nama dari PT. CCAI menjadi PT. Coca Cola Distribution Indonesia kemudian dari PT. CCAIB menjadi PT. Coca Cola Bottling Indonesia. The Coca Cola Company sebagai perusahaan minuman ringan terbesar di dunia memiliki dan memasarkan lebih dari 400 merek. Coca Cola juga memasarkan sari buah, minuman isotonik, air minum dalam kemasan, kopi dan teh. Pabrik Coca Cola di Indonesia memiliki 11 plants yaitu 10 CCBI dan 1 independent bottler. PT. Coca Cola Bottling Indonesia Jakarta berlokasi di Cibitung terletak di area seluas 22 ha dan merupakan pabrik terbesar di Indonesia dengan kantor pusat di Pondok Indah Jakarta. Struktur organisasi PT. Coca Cola Bottling Indonesia National Plant Cibitung Jawa Barat dapat dilihat pada Lampiran Visi dan Misi Perusahaan Visi dan misi perusahaan adalah menjadi perusahaan produsen minuman terbaik di Asia Tenggara dan memberikan kesegaran kepada pelanggan dan konsumen dengan rasa bangga dengan semangat sepanjang hari, setiap hari.

2 Proses Produksi Untuk proses produksi di PT. Coca Cola Bottling Indonesia pabrik Cibitung adalah perusahaan yang bergerak di bidang produksi minuman ringan dan terdiri dari beberapa proses, yaitu proses pengolahan air, pembuatan sirup, proses pencampuran dan proses pengisian. a) Bahan Baku PT. Coca Cola Bottling Indonesia hanya menggunakan bahan baku yang berkualitas tinggi, untuk menjaga keunggulan produk. Bahan berkualitas terbaik terdiri dari gula standar industri yang tidak mudah meleleh pada suhu rendah, air yang dimurnikan, soda berkarbonasi dan formula concentrate. b) Bahan Baku Air 1. UPA (Unit Pengolahan Air) Bahan baku air diolah oleh Unit Pengolahan Air (UPA). Tujuan utama pengolahan air UPA ini adalah untuk menjaga dan menjamin kualitas air sesuai yang telah diisyaratkan untuk air produk. Karena air dari hasil pengoolahan UPA digunakan sebagai salah satu bahan baku utama produk yaitu air yang digunakan untuk proses pencampuran. Air tersebut diambil dari air bawah tanah (deep well) dengan 13 pipa utama dengan kedalaman antara meter. Kedalaman tersebut dimaksudkan agar konsumsi air masyarakat sekitar tidak terganggu. Kemudian dilakukan proses awal yaitu dengan mengalirkan air ke menara pendingin (cooling tower) untuk menurunkan temperatur air baku (menjadi 30ºC), degasifier (menghilangkan gas) dan nerasi (penambahan oksigen) setelah melewati pemrosesan tersebut kemudian air ditampung ke tangki besar (raw water) untuk dilakukan pre-chlorin bertujuan untuk mereduksi ion ferro yang akan mengendap menjadi ferri chloride sekaligus untuk membunuh mikroorganisme yang terkandung di dalamnya, setelah itu air diberi koagulan untuk menghilangkan kotoran air yang berupa suspended solid, kemudian barulah air dipompa ke dalam depth/dual media filter sebagai penyaring sehingga air yang dihasilkan lebih berkualitas, selanjutnya air ditampung ke dalam tangki filtered water (tangki Fanta), di dalam tangki tersebut dilakukan penambahan sodium meta bisulfit untuk

3 24 menghilangkan chlorine bebas sehingga demineralisasi dapat berjalan dengan sempurna. Kemudian air tersebut dibagi menjadi dua, sebagian ke dealkasier sedangkan sebagian lagi langsung (by pass). Setelah itu air kembali mengalami proses diklorinasi untuk membunuh bakteri dalam air dan dialirkan ke blended water (tangki Sprite dan Diet Coke), kemudian air dipompa ke carbon filter untuk sisa chlorine dan memperbaiki kualitas warna, rasa dan bau, kemudian air dialirkan ke polishing filter untuk menyaring partikel-partikel halus dan jasad renik/mikroorganisme, setelah melewati pemrosesan tersebut air ditampung di dalam tangki treated water (tangki Coca Cola) dan sudah siap untuk didistribusikan ke seluruh jalur produksi, proses di atas dilakukan secara otomatis. 2. Unit Pengolahan Air Jatiluhur (UPAR) UPAR menggunakan air dari sungai Citarum Barat untuk diproses. Pengolahan air di unit ini dimaksudkan untuk keperluan-keperluan seperti washer, bottle, masjid, taman, rinse, boiler, toilet, kantin dan lain-lain. Proses penjernihan air dimulai dari intake pit lalu dialirkan ke kolam dan kemudian dipompa dan ditambahkan zat kimia seperti soda ash, kaporit, dan PAC, setelah itu masuk ke stanic mixer, flocculator (pengaduk lambat), selanjutnya masuk ke tube settler sehingga air yang didapat jernih dan tanpa lumpur. Kemudian air bersih tersebut kembali diolah ke sand filter, masuk ke portable water reservoir dan siap didistribusikan untuk keperluan cleaning machine, lubricant, kantin, masjid, toilet dan lain-lain. c) Bahan Baku Gula Untuk gula PT. CCBI memesan dari Lampung dengan gula standar industri, dan tidak mudah meleleh pada suhu-suhu tertentu. Namun jika pemenuhan permintaan tidak mencukupi, PT. CCBI mengimpor gula dari Thailand. d) Bahan Baku Konsentrat Untuk konsentrat PT. Coca Cola Bottling Indonesia langsung mendatangkannya dari Atlanta.

4 25 e) Aliran Proses Produksi PT. Coca Cola Bottling Indonesia khususnya Cibitung memiliki suatu aliran proses produksi. Setiap prosesnya dilakukan pengamatan dan pembelajaran lebih lanjut untuk mempertahankan mutu dan memperoleh hasil produksi yang berkualitas. Aliran proses tersebut antara lain : raw material storage, pencampuran, pengisian dan penutupan, pengkodean, pemeriksaan, pengemasan, pengangkutan dan pengiriman. 1. Gudang bahan dasar/raw material storage Gudang bahan dasar adalah awal pertama bagaimana kualitas dapat tercipta, maka dari itu PT. Coca Cola Bottling Indonesia Cibitung sangat memperhatikan kenyamanan gudang bahan baku. Dengan melakukan inspeksi setiap harinya diharapkan agar kualitas bahan baku seperti gula dan konsentrat tetap terjaga. Bagian gudang bertugas untuk memenuhi order berupa gula dan konsentrat dari divisi sirup. Gula dan konsentrat yang akan dikirim sebelumnya dilakukan pengecekan terlebih dahulu mengenai kualitasnya, dan pengecekan tanggal kedatangan gula dan konsentrat, jika gula dan konsentrat berkualitas baik maka siap untuk dikirimkan ke divisi sirup untuk diproses lebih lanjut. 2. Pencampuran/mixing Mixing dilakukan oleh divisi sirup. Proses dilakukan dengan mencampur antara lain murni dengan gula dan konsentrat untuk menghasilkan sirup kemudian proses selanjutnya adalah dengan menambahkan karbondioksida murni dalam campuran tadi untuk mendapatkan kesegaran rasa. Kemudian dilakukan pencampuran antara gula dengan treated water pada temperatur 80º C sehingga diperoleh emulsi gula dengan kadar (brix) kurang lebih 62. Setelah itu dilakukan proses pemurnian (filtrasi) terhadap campuran ini untuk menghilangkan kadar karbon. Kemudian didinginkan sehingga diperoleh simple syrup. Kemudian simple syrup tersebut dicampur dengan konsentrat dan treated water dengan perbandingan yang telah ditetapkan. Hasil dari proses tersebut dinamakan final syrup. Proses selanjutnya adalah mencampur treated water dari product water treatment serta final syrup dari syrup room

5 26 agar dihasilkan beverage. Kemudian beverage dialirkan ke dalam cool carbonator untuk didinginkan dan diisi dengan CO 2 kemudian sirup siap untuk dialirkan ke lantai produksi. Untuk pembuatan sirup sendiri langkah pertama adalah menunggu order dari DOP untuk mengetahui berapa liter yang harus diproduksi hari ini dan flavour yang diinginkan. 3. Pencucian (washing) Untuk memastikan konsistensi kualitas produk botol-botol kosong yang segera diisi harus dibersihkan dahulu dengan cara dicuci, dibilas dan disterilkan dengan menggunakan bottle washer dan air pencuci softener water caustic kemudian dilakukan inspeksi untuk memastikan botol telah steril dan layak pakai. Untuk mencuci botol menggunakan air yang berasal dari UPAR. 4. Pengisian dan penutupan (filling and capping) Setelah melalui proses pencucian, mesin pengisi melakukan pencampuran sirup yang sudah siap lalu langsung diikuti dengan menutup kemasan tersebut untuk menjamin higienitasnya. Untuk pengisian botol mesin yang digunakan berbeda-beda. a) Untuk pengisian botol reguler Langkah pertama adalah menyiapkan botol-botol kosong yang layak isi, kemudian memasukkannya ke krat. Bagian loading berfungsi untuk menerima botol-botol kosong tersebut, lalu botol berada di dalam krat tersebut diletakkan ke konveyor yang berjalan melalui mesin iuncaser yaitu berfungsi untuk memisahkan botol-botol dengan kratnya. Kemudian masuk ke mesin washer yang berfungsi untuk mencuci dan membersihkan botol supaya bersih dan higienis, botol melewati bagian inspector yang berfungsi memisahkan botol yang terdapat benda-benda asing atau kotoran, setelah lolos dari pengamatan secara manual kemudian botol kembali diinspeksi dengan mesin EBI (elektronic bottle inspection) yang bekerja secara otomatis. Kemudian masuk ke bagian pengisian botol yang mana pengisian botol dapat diatur ketinggian vent tube di dalam filler dan langsung diberi tutup oleh crowner. Kemudian botol-botol tersebut lewat ke bagian

6 27 cording dimana botol-botol tersebut mengalami proses penanggalan produksi dan setelah itu masuk ke bagian filling height detector (FHD) berfungsi untuk mendeteksi ketinggian volume pengisian produk ke botol. Bila tingginya tidak memenuhi standar maka akan segera dipisah. Proses selanjutnya adalah memasukkan kembali botol ke dalam krat yang sudah disiapkan dengan mesin case packer dan terakhir yaitu menyusun krat-krat tersebut dengan rapi dan efisien. b) Untuk pengisian kaleng (can) Kaleng atau can berasal dari supplier, langkah pertama adalah menyusun kaleng ke dalam depalletizer yang kemudian kaleng-kaleng tersebut dicuci dan disterilkan dengan mesin rinser, kemudian proses pengisian can yang dilakukan menggunakan mesin filler, dan setelah dilakukan pengisian langkah selanjutnya adalah mendeteksi volume hasil pengisian menggunakan FHD apabila volume terlalu rendah maka can secara otomatis langsung dipisahkan dan dianggap reject. Kemudian masuk ke dalam warmer yaitu penghangatan can pada suhu tertentu (25ºC). Setelah itu dilakukan penanggalan produksi dengan istilah date cording. Dan proses selanjutnya adalah pengemasan produk pada box kardus (wrap arround pack) dan dilanjutkan dengan palletizer. c) Untuk pengisian botol 500 liter dan botol PET Botol kosong atau botol PET masuk depalletizer kemudian masuk rinse untuk dicuci dan disterilkan. Lalu dilakukan pengisian dengan mesin filler sekaligus capper, dan diteruskan dengan penanggalan produksi dengan date cording dan setelah itu dilakukan FHD yaitu pengecekan dengan cara mendeteksi ketinggian volume pengisian apabila volume botol tidak sesuai dengan ketentuan maka secara otomatis langsung dipisahkan sebagai produk reject. Kemudian dilakukan warmer yaitu penghangatan botol pada suhu 25ºC kemudian untuk botol PET dilakukan pelabelan dengan mesin labeler, setelah selesai proses terakhir adalah case packer dan depalletizer. PT. Coca Cola Cibitung juga membuat botol PET sendiri, namun untuk memenuhi target produksi botol PET juga memesan dari supplier.

7 28 f) Lantai Produksi PT. CCBI Cibitung mempunyai 12 lantai produksi yang siap untuk dioperasikan yaitu : 1. Line 1 berfungsi untuk melakukan pengisian minuman berkarbonasi ke dalam tabung post mix. Dimana biasanya pesanan diperoleh dari coffee shop dan fast food. 2. Line 2 berfungsi untuk melakukan pengisian minuman berkarbonasi untuk kaleng jenis slim can. 3. Line 3 berfungsi untuk melakukan pengisian minuman berkarbonasi jenis kaleng biasa. 4. Line 4 berfungsi untuk melakukan pengisian minuman berkarbonasi dengan ukuran botol liter dan botol PET. 5. Line 5,6,7 berfungsi untuk melakukan pengisian minuman berkarbonasi dengan ukuran botol kecil. 6. Line 8 berfungsi untuk melakukan pengisian minuman non karbonasi jenis botol biasa.l 7. Line 9 berfungsi untuk memproduksi botol PET. 8. Line 10 berfungsi untuk melakukan pengisian minuman non karbonasi dengan jenis TWA (kotak). 9. Line 11 berfungsi untuk pengisian produk non karbonasi dengan jenis TBA. 10. Line 12 berfungsi untuk pengisian produk non-csd hotfill botol PET. g) Pengkodean (coding) Masing-masing botol yang diproduksi memiliki kode khusus yang meliputi kode khusus yang meliputi best before, jam pengisian dan line yang memproduksi serta kode pabrik. h) Pemeriksaan (inspection) Proses pengontrolan dilakukan secara cermat mulai botol dibawa ke pabrik, dicuci sampai selesai pengisian. Pengontrolan dilakukan secara manual dan mekanis bertujuan untuk memastikan keunggulan kualitas minuman yang diproduksi.

8 29 i) Pengemasan (packaging) Setelah pengontrolan terakhir botol yang telah diisi siap untuk dikemas dan dikirimkan. Bentuk botol, kaleng, label, dan kemasan yang digunakan merupakan hasil teknologi mutakhir dan inovasi yang berkelanjutan jadi seiring berjalannya waktu selalu ada pengusahaan perbaikan proses produksi. j) Loading-delivery Setelah proses packaging selesai dilanjutkan dengan proses depalletizer yang dilakukan dengan menggunakan lift truck yang menggunakan bahan LPG. Hal ini dilakukan untuk menghindari kontaminasi dan tercemarnya produk oleh polusi. Kemudian produk diangkut ke gudang full good untuk persediaan produk. Kemudian bila ada permintaan produk dikeluarkan dari gudang full good dan siap untuk dipasarkan. Proses pengiriman yang efisien merupakan jaminan bahwa rasa terbaik dari produk ini dapat dinikmati oleh semua konsumen Analisis Data Uji Validitas dan Uji Reliabilitas Kuisioner Hasil Uji Validitas Kuesioner Uji validitas dilakukan untuk melihat apakah pertanyaan-pertanyaan yang diajukan dapat memberikan jawaban yang sesuai dan dapat mengukur aspekaspek yang ingin diukur. Uji validitas menggunakan rumus korelasi Product Moment dan hasilnya akan dibandingkan dengan nilai angka kritik tabel korelasi nilai r. Uji validitas dilakukan dengan cara uji coba kuisioner yang disebarkan kepada 30 orang responden. Setelah dilakukan uji validitas terdapat 40 pertanyaan yang valid, artinya seluruh pertanyaan tersebut memenuhi syarat sah untuk diolah lebih lanjut (r hitung > r tabel, dimana r tabel = 0,361 untuk n = 30 pada selang kepercayaan 95%) Hasil Uji Reliabilitas Kuisioner Uji reliabilitas dilakukan untuk mengetahui sejauh mana hasil pengukuran suatu instrumen relatif konsisten apabila instrumen tersebut digunakan lagi sebagai alat ukur suatu objek penelitian. Pengujian reliabilitas menggunakan metode Alpha Cronbach. Berdasarkan hasil perhitungan menggunakan teknik

9 30 Alpha Cronbach didapatkan r = (r alpha > r tabel, dimana r tabel = 0,361 untuk n = 30 pada selang kepercayaan 95%). Nilai ini jauh lebih besar dari r tabel pada selang kepercayaan 95%, maka kuisioner yang disebarkan dapat diandalkan untuk dijadikan alat ukur pada penelitian ini. Tingkat reliabilitas metode Alpha Cronbach diukur berdasarkan skala alpha 0 sampai Karakteristik Responden Jenis Kelamin Responden dalam penelitian ini berjumlah 30 orang yang merupakan karyawan bagian produksi. Sebagian besar reponden di bagian produksi adalah pria 26 orang (87%) karena pekerjaan di bagian produksi menuntut kekuatan fisik dan secara fisik pria lebih unggul daripada wanita. Sisanya wanita sebanyak 4 orang (13%). Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada Gambar Jumlah (orang) Pria Jenis Kelamin Wanita Gambar 1. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Usia Usia responden paling banyak diantara tahun yang merupakan usia produktif yaitu sebanyak 23 orang (77%). Hal ini disebabkan karyawan yang berusia tahun memiliki tenaga yang paling kuat dibandingkan pekerja berusia 30 tahun lebih. Kemudian diikuti oleh usia responden diantara tahun yaitu sebanyak 4 orang (13%) dan usia diantara tahun sebanyak 3 orang (10%). Karakteristik responden berdasarkan usia dapat dilihat pada Gambar 2.

10 31 JUMLAH (ORANG) USIA (TAHUN) Gambar 2. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia Tingkat Pendidikan Tingkat pendidikan karyawan paling banyak adalah lulusan SMA/sederajat yaitu sebanyak 15 orang (50%). Lulusan sarjana dan D3 masing-masing sebanyak 7 orang (23,3%) dan paling sedikit yaitu lulusan SMP/sederajat sebanyak 1 orang (3,3%). Lulusan SMA/sederajat dan SMP/sederajat mendapat posisi pekerjaan sebagai buruh dan lulusan sarjana dan D3 mendapat posisi sebagai supervisor pabrik. Karakteristik responden berdasarkan tingkat pendidikan dapat dilihat pada Gambar JUMLAH (ORANG) SD SLTP SLTA D3 Sarjana Tingkat Pendidikan Gambar 3. Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan Masa Kerja Karyawan dengan masa kerja 1-5 tahun menempati posisi tertinggi dengan jumlah 19 orang (63,3 %) diikuti karyawan dengan masa kerja lebih dari 15 tahun yaitu sebanyak 6 orang (20%) kemudian karyawan dengan masa kerja 6-10 tahun sebanyak 4 orang (13,3%) dan karyawan dengan masa kerja tahun yang

11 32 berjumlah 1 orang (3,3%). Hal ini berarti regenerasi karyawan di bagian produksi cukup cepat melihat banyaknya jumlah karyawan dengan masa kerja 1-5 tahun dibandingkan jumlah karyawan dengan masa kerja diatas 5 tahun. Karakteristik responden berdasarkan masa kerja dapat dilihat pada Gambar 4. JUMLAH (ORANG) th 6-10 th th >15 th Masa Kerja (Tahun) Gambar 4. Karakteristik Responden Berdasarkan Masa Kerja 4.4. Analisis Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pelatihan Keselamatan Pelaksanaan keselamatan dan kesehatan kerja (K3) merupakan hal yang seharusnya menjadi perhatian utama bagi perusahaan. Adanya sistem K3 yang baik akan menciptakan tempat kerja yang aman, nyaman, tenaga kerja yang sehat dan produktif, sehingga akan meningkatkan produktivitas kerja dan produktivitas perusahaan. Dengan demikian, dalam penelitian ini perlu diadakan analisis untuk mengetahui persepsi karyawan terhadap pelaksanaan K3 dan persepsi karyawan terhadap produktivitas kerja. Faktor-faktor K3 yang dianalisis dalam penelitian ini meliputi pelatihan keselamatan, publikasi keselamatan kerja, kontrol lingkungan kerja, pengawasan dan disiplin serta peningkatan kesadaran K3. PT. Coca Cola Bottling Indonesia Cibitung sendiri memiliki dan telah menerapkan kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja yang dapat dilihat pada Lampiran 3.

12 33 Tabel 4. Hasil Jawaban Responden Mengenai Pelatihan Keselamatan No Keterangan : SS : Sangat Setuju S CS TS STS Pernyataan Perusahaan mengadakan pelatihan khusus untuk ahli K3 Perusahaan memberikan pelatihan penggunaan alat-alat keselamatan kerja Perusahaaan memberikan pelatihan pencegahan dan penanggulangan bahaya kebakaran Anda merasakan manfaat dari pelatihan yang diadakan perusahaan Pelatihan memberikan banyak informasi tentang pekerjaan Anda Total : Setuju : Cukup Setuju : Tidak Setuju : Sangat Tidak Setuju Rataan skor 4,30 menunjukkan bahwa sebagian besar karyawan mengetahui adanya pelatihan khusus untuk ahli K3. Pelatihan khusus bagi ahli K3 dilakukan untuk memperbaiki atau meningkatkan sistem manajemen K3 di perusahaan. Rataan skor sebesar 4,37 menunjukkan bahwa sebagian besar karyawan telah mendapatkan pelatihan penggunaan alat-alat keselamatan kerja yaitu penggunaan alat pemadam api ringan (APAR), penggunaan alat pelindung diri (APD) dan tombol bahaya (alarm) yang berfungsi untuk memberitahukan apabila terjadi suatu kejadian yang membahayakan karyawan. SS (5) Pelatihan penggunaan alat-alat keselamatan kerja diberikan agar karyawan dapat menggunakan alat-alat tersebut jika terjadi kecelakaan di lingkungan pabrik. Rataan skor sebesar 4,27 menunjukkan bahwa karyawan telah mengikuti pelatihan pencegahan dan penanggulangan bahaya kebakaran. Pelatihan ini berupa simulasi dimana seolah-olah terjadi kebakaran diberi pengarahan untuk mencegah dan menanggulangi bahaya kebakaran. Pengarahan meliputi tata letak alat pemadam S (4) CS (3) TS (2) STS (1) Rataan Skor , , , , ,87 4,14

13 34 api ringan (APAR) dan tombol bahaya (alarm) serta cara penggunaannya dan jalur evakuasi menuju pintu darurat dan area evakuasi apabila terjadi kebakaran. Pelatihan diikuti oleh seluruh karyawan pabrik produksi jadi semua karyawan berperan dalam pelatihan ini. Pelatihan pencegahan dan penanggulangan bahaya kebakaran diberikan agar karyawan dapat menyelamatkan diri apabila terjadi kebakaran. PT. CCBI Cibitung juga menerapkan Job Safety Analysis Training Guide sebagai bagian dari pelaksanakan pelatihan keselamatan kerja di lingkungan PT. CCBI Cibitung yang dapat dilihat pada Lampiran 4. Karyawan merasakan manfaat dari pelatihan yang diberikan oleh perusahaan, dapat dilihat dari rataan skor sebesar 3,90. Manfaat yang diperoleh yaitu karyawan merasa aman dan nyaman saat bekerja sehingga karyawan dapat menyelesaikan pekerjaan dengan baik. Rataan sebesar 3,87 menunjukkan bahwa pelatihan yang karyawan ikuti memberikan banyak informasi tentang pekerjaan karyawan. Adanya pelatihan keselamatan membuat karyawan mengetahui tingkat resiko dari pekerjaan yang dilakukannya dan mengetahui potensi kecelakaan yang mungkin terjadi di lingkungan kerja. Hal ini sangat penting karena dengan semakin banyaknya informasi yang didapatkan mengenai pekerjaannya karyawan akan mendapatkan gambaran tentang pekerjaan yang akan dilakukan sehingga kemungkinan terjadinya kecelakaan kerja adalah kecil. Total rataan skor dari semua pernyataan mengenai pelatihan keselamatan sebesar 4,14. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pelatihan keselamatan yang diadakan oleh perusahaan sudah dilaksanakan dengan baik Publikasi Keselamatan Kerja Publikasi dalam penelitian ini adalah hal-hal yang berhubungan dengan pemberian informasi-informasi dan pesan-pesan mengenai keselamatan kerja karyawan yang berupa spanduk dan poster. Publikasi dilakukan untuk memberikan pemahaman kepada karyawan mengenai pentingnya K3. Hasil jawaban responden mengenai publikasi keselamatan kerja dapat dilihat pada Tabel 3. PT. CCBI Cibitung merupakan industri yang memiliki tingkat resiko kecelakaan yang relatif tinggi. Adanya tanda-tanda peringatan di lingkungan kerja

14 35 dimaksudkan untuk melindungi karyawan agar terhindar dari kecelakaan dan cedera akibat kerja. Rataan skor sebesar 4,63 menunjukkan bahwa sebagian karyawan mengetahui adanya tanda peringatan yang dipasang oleh perusahaan. Responden menyatakan bahwa terdapat pesan-pesan keselamatan kerja di lingkungan perusahaan dengan rataan skor sebesar 4,20. Pesan-pesan keselamatan kerja ini merupakan salah satu usaha perusahaan untuk mengingatkan karyawan akan pentingnya keselamatan kerja. Perusahaan memberikan informasi tentang tingkat bahaya pekerjaan dan potensi terjadinya kecelakaan akibat kerja pada waktu pertama kali karyawan masuk kerja. Karyawan berhak untuk mengetahui tingkat resiko dari pekerjaan yang dilakukannya. Hal ini sangat penting karena dengan semakin banyak informasi yang diperoleh karyawan tentang tingkat resiko dari pekerjaan yang dilakukannya, maka karyawan mempunyai gambaran tentang cara mencegah dan mengantisipasi apabila terjadi kecelakaan kerja. Rataan skor sebesar 4,03 menunjukkan bahwa sebagian besar karyawan mengetahui tingkat bahaya dari pekerjaan yang dilakukannya. Salah satu usaha pencegahan kecelakaan adalah dengan memotivasi karyawan untuk selalu menjaga keselamatan dan kesehatannya sewaktu bekerja. Pimpinan sangat berperan untuk selalu mengingatkan bawahannya agar bekerja dengan hati-hati. Rataan skor sebesar 3,87 menunjukkan sebagian besar karyawan menyatakan bahwa atasan memberikan contoh yang baik tentang cara-cara bekerja yang aman dan sehat. Berdasarkan tabel total rataan skor dari seluruh pernyataan mengenai publikasi keselamatan kerja sebesar 4,18. Hal ini menunjukkan publikasi keselamatan kerja di lingkungan pabrik PT. CCBI Cibitung adalah baik.

15 36 Tabel 5. Hasil Jawaban Responden Mengenai Publikasi Keselamatan No Pernyataan SS (5) S (4) CS (3) TS (2) STS (1) Rataan Skor 1 Pemasangan tanda peringatan di tempat yang berpotensi bahaya ,63 2 Di lingkungan perusahaan terdapat pesan-pesan tentang keselamatan kerja ,20 3 Perusahaan memberikan informasi tentang tingkat bahaya pekerjaan ,03 4 Atasan Anda memberikan contoh yang baik tentang caracara bekerja yang aman dan sehat ,87 Total 4,18 Keterangan : SS : Sangat Setuju S : Setuju CS : Cukup Setuju TS : Tidak Setuju STS : Sangat Tidak Setuju Kontrol Lingkungan Kerja Kontrol lingkungan kerja dalam penelitian ini adalah pemeriksaan atau pengendalian yang berhubungan dengan kondisi lingkungan kerja diantaranya yaitu suhu ruangan kerja, penerangan, kebersihan tempat kerja, ketersediaan perlengkapan keamanan dan keselamatan kerja serta fasilitas P3K di lingkungan kerja. Pencegahan kecelakaan dapat dilakukan dengan memakai alat pelindung diri (APD) sewaktu bekerja. Alat-alat pelindung diri yang dipakai harus disesuaikan dengan tempat kerja dan tingkat resiko pekerjaan masing-masing karyawan. Rataan skor sebesar 4,57 menunjukkan sebagian besar karyawan menyatakan bahwa perusahaan menyediakan alat pelindung diri untuk bekerja. Kondisi fisik lingkungan kerja meliputi suhu ruangan, penerangan dan

16 37 kebersihan lingkungan kerja. Rataan skor sebesar 3,37 menunjukkan bahwa suhu ruangan di tempat kerja karyawan cukup baik. Adanya pengatur suhu ruangan di setiap ruangan dimaksudkan agar kelembaban udara tetap terjaga. Penerangan yang baik dapat menghindarkan karyawan dari kesalahan dalam bekerja dan kecelakaan kerja serta memberikan rasa nyaman dalam melakukan pekerjaan. Rataan skor sebesar 3,60 menunjukkan bahwa penerangan di tempat kerja adalah baik. Tabel 6. Hasil Jawaban Responden Mengenai Kontrol Lingkungan No Pernyataan SS (5) S (4) CS (3) TS (2) STS (1) Rataan Skor 1 Perusahaan menyediakan alat pelindung diri untuk bekerja ,57 2 Suhu ruangan di tempat kerja Anda cukup baik 3 Penerangan di tempat kerja Anda cukup memuaskan 4 Ruangan tempat kerja Anda cukup bersih , , ,60 5 Perlengkapan keamanan dan keselamatan kerja tersedia di lingkungan kerja Anda ,60 6 Perusahaan mempunyai fasilitas P3K di tempat kerja ,70 Total 3,74 Keterangan : SS : Sangat Setuju S : Setuju CS : Cukup Setuju TS : Tidak Setuju STS : Sangat Tidak Setuju PT. CCBI Cibitung sangat memperhatikan kebersihan lingkungan karena kebersihan lingkungan kerja sangat mempengaruhi mutu produk yang dihasilkan. Kebersihan lingkungan kerja harus selalu dijaga karena merupakan tanggung jawab seluruh karyawan. PT. CCBI Cibitung memiliki petugas kebersihan khusus yang setiap hari membersihkan peralatan, mesin dan tempat kerja yang dilakukan

17 38 sebelum dan sesudah produksi. Adanya tempat sampah dan wastafel yang disediakan perusahaan di setiap ruangan dimaksudkan agar kebersihan lingkungan kerja tetap terjaga. Rataan skor sebesar 3,60 menunjukkan bahwa sebagian besar karyawan menyatakan lingkungan kerja karyawan bersih. Sebagian besar karyawan menyatakan perusahaan menyediakan perlengkapan keamanan dan keselamatan kerja dapat dilihat dari rataan skor sebesar 3,60. Alat-alat keamanan dan keselamatan kerja yang disediakan berupa pemadam api dan fasilitas P3K. Kecelakaan ringan seperti tergores benda-benda tajam atau alat-alat di sekitar pabrik, terjatuh, tertimpa barang dan cedera kecil lainnya sangat besar kemungkinannya terjadi di lingkungan pabrik oleh karena itu tersedianya fasilitas P3K di lingkungan pabrik sangat diperlukan. Sebagian besar karyawan menyatakan bahwa perusahaan memiliki fasilitas P3K tersedia di lingkungan pabrik, dengan rataan skor sebesar 3,70. Berdasarkan hasil jawaban responden dari pernyataan pada tabel diperoleh total rataan skor sebesar 3,74 ini berarti kontrol lingkungan kerja di PT. CCBI Cibitung dilaksanakan dengan baik. PT. CCBI Cibitung dalam mengontrol lingkungan kerja untuk menerapkan keselamatan dan kesehatan kerja di lingkungan kerja melakukan penilaian dan pengendalian resiko K3 yang dapat dilihat pada Lampiran Pengawasan dan disiplin Adanya pengawasan terhadap lingkungan kerja dan perilaku kerja karyawan dapat mencegah terjadinya kecelakaan kerja. Hasil jawaban responden mengenai pengawasan dan disiplin dapat dilihat pada Tabel 5. Sebelum proses produksi dimulai terlebih dahulu dilakukan pengecekan mesin-mesin dan peralatan kerja yang bertujuan agar mesin dan peralatan kerja yang akan digunakan layak pakai. Rataan skor sebesar 3,90 menunjukkan bahwa pengecekan mesin-n kerja telah dilakukan dengan baik. Perusahaan selalu memperhatikan kondisi mesin dan peralatan kerja yang akan digunakan karena hal itu mempengaruhi proses produksi. Rataan skor sebesar 3,97 menunjukkan bahwa pengecekan alat-alat keselamatan dilakukan dengan baik. Alat Pelindung Diri (APD) wajib dipakai ketika bekerja terutama di tempat-tempat yang memiliki resiko kecelakaan kerja tinggi. APD dapat

18 39 melindungi diri dari kecelakaan atau penyakit akibat kerja, setidaknya dengan menggunakan APD dapat memperkecil resiko yang timbul akibat dari kecelakaan dan penyakit akibat kerja. No Pernyataan SS (5) S (4) CS (3) TS (2) STS (1) Rataan Skor 1 Sebelum peralatan kerja dan mesin-mesin digunakan dilakukan pengecekan terlebih dahulu ,90 2 Perusahaan melakukan pengecekan alat-alat keselamatan kerja secara rutin ,97 3 Perusahaan mewajibkan penggunaan alat pelindung diri (APD) saat bekerja ,37 4 Perusahaan memberikan pengawasan terhadap bahan-bahan beracun dan berbahaya ,20 5 Perusahaan mengadakan pemeriksaan kesehatan karyawan secara rutin ,00 6 Perusahaan mempunyai peraturanperaturan keselamatan kerja ,27 Total 4,12 Tabel 7. Hasil Jawaban Responden Mengenai Pengawasan dan Disiplin Keterangan : SS : Sangat Setuju S : Setuju CS : Cukup Setuju TS : Tidak Setuju STS : Sangat Tidak Setuju Rataan skor sebesar 4,37 menunjukkan bahwa sebagian besar karyawan menyatakan bahwa perusahaan mewajibkan penggunaan APD saat bekerja. Penggunaan bahan kimia beracun dan berbahaya dapat mengancam kesehatan karyawan. PT. CCBI Cibitung melakukan pengawasan terhadap penggunaan

19 40 bahan-bahan beracun dan berbahaya dapat dilihat dari rataan skor sebesar 4,20 yang menunjukkan bahwa sebagian besar responden mengetahui perusahaan telah melakukan pengawasan terhadap bahan-bahan beracun dan berbahaya dengan baik. Rataan skor sebesar 4,00 menunjukkan bahwa perusahaan mengadakan pemeriksaan kesehatan karyawan secara rutin. Peraturan-peraturan keselamatan kerja merupakan dasar penerapan K3 di lingkungan pabrik PT. CCBI Cibitung. Peraturan ini dibuat dengan tujuan untuk menghindarkan karyawan dari kecelakaan kerja, selain itu juga untuk melindungi aset-aset perusahaan dari kemungkinan terjadinya kerusakan. Pengawasan penerapan keselamatan dan kesehatan kerja di PT. CCBI Cibitung dilakukan oleh Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja (P2K3) PT. CCBI Cibitung. Struktur organisasi Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja (P2K3) PT. CCBI Cibitung dapat dilihat pada Lampiran 2. Rataan skor sebesar 4,27 menunjukkan bahwa karyawan mengetahui dan melaksanakan peraturan keselamatan kerja dengan baik. Berdasarkan hasil jawaban responden dari pernyataan-pernyataan pada tabel diperoleh total rataan skor sebesar 4,12, ini berarti pengawasan dan disiplin karyawan pabrik PT. CCBI Cibitung tergolong baik Peningkatan kesadaran K3 Komitmen yang kuat dan perhatian yang besar dari manajemen perusahaan mengenai masalah keselamatan dan kesehatan kerja dapat memotivasi karyawan untuk memperhatikan keselamatan dan kesehatannya sewaktu bekerja. Rataan skor sebesar 4,30 menunjukkan bahwa sebagian besar responden mengetahui perusahaan memberikan perhatian yang besar terhadap masalah keselamatan dan kesehatan kerja. Perusahaan menempatkan keselamatan dan kesehatan kerja sebagai prioritas utama dalam bekerja, artinya setiap karyawan harus mengutamakan keselamatan dan kesehatannya sewaktu bekerja. Rataan skor sebesar 4,00 menunjukkan sebagian besar karyawan mengetahui bahwa perusahaan mengutamakan keselamatan dan kesehatan para karyawan.

20 41 PT. CCBI Cibitung sangat memperhatikan keselamatan dan kesehatan kerja para karyawannya. Hal itu terbukti dari rataan skor sebesar 4,17 yang menunjukkan sebagian besar karyawan setuju dengan pernyataan tersebut. Kesadaran akan pentingnya keselamatan dan kesehatan kerja harus ada dalam diri karyawan itu sendiri misalnya dengan penggunaan APD saat bekerja terutama apabila bekerja di tempat yang berbahaya. Rataan skor sebesar 4,20 menunjukkan bahwa sebagian besar karyawan menggunakan APD saat bekerja terutama di tempat yang berbahaya, artinya karyawan menyadari akan pentingnya keselamatan dan kesehatan kerja. Penerapan keselamatan dan kesehatan kerja karyawan dapat terlaksana dengan baik apabila ada dua arah antara pihak perusahaan dengan karyawan. Rataan skor sebesar 3,77 yang menunjukkan bahwa masukan-masukan yang disampaikan karyawan mengenai masalah-masalah keselamatan dan kesehatan kerja sangat dibutuhkan oleh perusahaan. Rataan skor sebesar 3,80 menunjukkan bahwa keikutsertaan karyawan dalam pelaksanaan keselamatan dan kesehatan kerja sangat diharapkan oleh perusahaan. Berdasarkan hasil jawaban responden dari seluruh pernyataan pada tabel diperoleh total rataan skor sebesar 4,04 yang menunjukkan bahwa peningkatan kesadaran keselamatan dan kesehatan kerja di PT. CCBI Cibitung adalah baik.

21 42 Tabel 8. Hasil Jawaban Responden Mengenai Peningkatan Kesadaran K3 No Pernyataan SS (5) S (4) CS (3) TS (2) STS (1) Rataan Skor Perusahaan memberikan perhatian yang besar terhadap masalah K3 Perusahaan menempatkan K3 sebagai prioritas utama dalam bekerja Perusahaan sangat memperhatikan keselamatan dan kesehatan kerja Anda Penggunaan alat pelindung diri saat bekerja di tempat yang berbahaya Perusahaan menginginkan masukan-masukan dari Anda terkait dengan masalah K3 Perusahaan menginginkan Anda ikut aktif dalam penerapan program K , , , , , ,80 Total 4,04 Keterangan : SS : Sangat Setuju S : Setuju CS : Cukup Setuju TS : Tidak Setuju STS : Sangat Tidak Setuju Gambaran Umum Keselamatan dan Kesehatan Kerja Secara umum keselamatan dan kesehatan kerja (K3) di PT. CCBI Cibitung dikategorikan baik. Hal ini menunjukkan bahwa program keselamatan dan kesehatan kerja yang diterapkan perusahaan dilaksanakan dengan baik oleh karyawan. Sebagian besar karyawan telah mengetahui pelatihan-pelatihan yang diadakan perusahaan dan merasakan manfaat dari pelatihan tersebut. Pelaksanaan publikasi keselamatan kerja dinilai cukup baik oleh karyawan. Pelaksanaan kontrol lingkungan kerja dinilai baik oleh karyawan, begitu pula dengan pelaksanaan pengawasan dan disiplin serta peningkatan kesadaran keselamatan

22 43 dan kesehatan kerja. Adanya program keselamatan dan kesehatan kerja membuat karyawan merasa aman dan nyaman dalam menyelesaikan pekerjaannya Analisis Produktivitas Kerja Produktivitas perusahaan ditentukan oleh produktivitas kerja karyawan. Apabila produktivitas kerja karyawan meningkat maka produktivitas perusahaan juga ikut meningkat. Produktivitas kerja karyawan dapat dilihat dari faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas kerja karyawan yang meliputi enam faktor yaitu : kemauan kerja, kemampuan kerja, lingkungan kerja, kompensasi, jaminan sosial dan hubungan kerja Kemauan kerja Kemauan kerja adalah dorongan yang ada dalam diri tenaga kerja untuk meningkatkan produktivitas kerjanya. Kemauan kerja dari seorang karyawan dapat dilihat dari besarnya kontribusi yang diberikan kepada perusahaan yaitu dengan bekerja sungguh-sungguh, adanya kesadaran dari dalam diri karyawan untuk mengikuti peraturan-peraturan yang telah ditetapkan oleh perusahaan dan mengikuti setiap kegiatan yang diadakan perusahaan. Rataan skor 4,11 menunjukkan bahwa kemauan kerja karyawan cukup besar. Artinya karyawan tidak akan bekerja tanpa adanya kemauan kerja yang kuat Kemampuan kerja Pekerjaan yang dilakukan harus sesuai dengan kemampuan dan keterampilan yang dimiliki karyawan. Produktivitas akan meningkat, bila karyawan mampu menjalankan pekerjaan dengan baik. Hal ini juga harus didukung oleh keterampilan kerja karyawan. Kemampuan kerja karyawan dapat dilihat dari datang ke tempat kerja tepat waktu dan menyelesaikan pekerjaan dengan baik dan tepat waktu. Rataan skor sebesar 4,19 menunjukkan bahwa kemampuan kerja karyawan bagian produksi PT. CCBI Cibitung adalah baik.

23 Lingkungan kerja Lingkungan kerja mendukung pekerjaan yang dilakukan karyawan. Adanya tanda peringatan dan tanda bahaya di tempat kerja membuat karyawan bekerja dengan lebih berhati-hati karena lingkungan kerja yang aman dan sehat akan meningkatkan motivasi kerja karyawan sehingga produktivitas kerja karyawan meningkat. Rataan skor sebesar 4,30 menunjukkan bahwa lingkungan tempat karyawan bekerja cukup aman dan bersih Kompensasi Kompensasi adalah sesuatu yang diterima karyawan sebagai pengganti kontribusi jasa karyawan pada perusahaan. Kompensasi merupakan balas jasa yang diberikan perusahaan baik secara langsung (finansial) maupun tidak langsung (non-finansial). Gaji yang diterima sesuai dengan pekerjaan yang dilakukan karyawan dan bonus yang diterima karyawan sebagai imbalan atas prestasi kerjanya akan meningkatkan motivasi karyawan untuk bekerja sehingga produktivitas kerja karyawan meningkat. Rataan skor sebesar 3,47 menunjukkan bahwa kompensasi yang diberikan perusahaan sudah baik dan memuaskan Jaminan sosial Adanya jaminan sosial yang diberikan perusahaan membuat karyawan bekerja lebih produktif karena karyawan merasa perusahaan sangat memperhatikan keselamatan dan kesehatannya sewaktu bekerja. Seluruh karyawan bagian produksi PT. CCBI Cibitung mendapat jaminan keselamatan dan kesehatan kerja. Rataan skor sebesar 4,35 menunjukkan bahwa karyawan merasa puas atas jaminan sosial yang diberikan perusahaan Hubungan kerja Hubungan kerja yang terjalin baik antara atasan, bawahan dan rekan kerja sangat penting untuk menciptakan situasi kerja yang nyaman. Hubungan kerja yang harmonis dapat dilihat dari kemampuan karyawan untuk bekerjasama dengan orang lain dan kemauan untuk bertanya serta meminta bantuan kepada rekan kerja. Rataan skor sebesar 4,30 menunjukkan hubungan yang terjalin antara

24 45 karyawan adalah baik. Hubungan yang terjalin baik tersebut membuat karyawan betah bekerja di perusahaan Analisis Hubungan Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3) Dengan Produktivitas Kerja Analisis hubungan keselamatan dan kesehatan kerja (K3) dengan produktivitas kerja karyawan dilakukan dengan menggunakan uji korelasi Rank Spearman. Nilai korelasi positif (+) menunjukkan hubungan yang positif antara faktor-faktor K3 dengan produktivitas kerja karyawan sedangkan nilai korelasi negatif (-) menunjukkan hubungan yang berlawanan antara faktor-faktor K3 dengan produktivitas kerja karyawan. Pengujian dilakukan dengan tingkat signifikansi 0,01 (taraf kepercayaan 99%). Nilai peluang (P) merupakan nilai kesalahan yang mungkin terjadi. Nilai peluang yang semakin kecil dibandingkan nilai α (P < α) menunjukkan hubungan yang semakin nyata antara faktor-faktor yang diuji. Apabila nilai probabilitas atau peluang <α (P < 0,01) menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang sangat nyata antara faktor-faktor K3 dengan produktivitas kerja karyawan. Sedangkan apabila nilai peluang >α (P > 0,01) menunjukkan bahwa faktor yang diuji tidak memiliki hubungan yang signifikan pada taraf kepercayaan 99%. Apabila rs > tabel maka berdasarkan hipotesis penelitian H 0 ditolak dan H 1 diterima yang artinya terdapat hubungan antara K3 dengan produktivitas kerja karyawan. Sedangkan apabila rs < r tabel maka berdasarkan hipotesis penelitian H 1 ditolak dan H 0 diterima yang artinya tidak ada hubungan antara K3 dengan produktivitas kerja karyawan. Berdasarkan hasil uji korelasi tersebut, diketahui bahwa semua faktor K3 memiliki hubungan yang positif dan sangat nyata dengan produktivitas kerja karyawan dapat dilihat dari nilai korelasi yang positif dengan tingkat kepercayaan 99%, db= 73, r tabel = 0,425. Dapat dilihat bahwa rs > r tabel maka berdasarkan hipotesis H 0 ditolak dan H 1 diterima yang artinya terdapat hubungan antara K3 dengan produktivitas kerja karyawan. Hubungan yang sangat nyata dapat dilihat dari nilai peluang < α (P < 0,01) dengan derajat keeratan hubungan berada pada kategori kuat (0,60< α<0,80).

25 46 Pelatihan keselamatan memiliki hubungan positif dan sangat nyata dengan produktivitas kerja karyawan, dapat dilihat dari nilai korelasi yang positif yaitu sebesar 0,592. Hubungan yang sangat nyata dapat dilihat dari nilai peluang < α (P < 0,01) dengan derajat keeratan berada pada kategori kuat (0,50<α<0,60). Pelatihan keselamatan yang diadakan perusahaan bertujuan untuk melatih karyawan dalam menghindari terjadinya kecelakaan kerja dan melindungi diri apabila terjadi kecelakaan kerja. Adanya pelatihan keselamatan membuat karyawan menjadi semakin terlatih dan terampil serta lebih berhati-hati dalam melakukan pekerjaannya. Publikasi keselamatan kerja merupakan ajakan untuk melaksanakan K3 melalui pemberian informasi-informasi dan pesan-pesan keselamatan kerja. Berdasarkan hasil uji korelasi Rank Spearman, publikasi keselamatan kerja memiliki hubungan positif dan sangat nyata dengan produktivitas kerja karyawan, dapat dilihat dari nilai korelasi yang positif sebesar 0,755. Hubungan yang sangat nyata dapat dilihat dari nilai peluang < α (P < 0,01) dengan derajat keeratan hubungan kuat yaitu pada rentang (0,60<α<0,80). Publikasi keselamatan kerja memiliki nilai korelasi yang paling rendah dari keempat faktor lainnya, hal ini dikarenakan publikasi yang dilakukan oleh perusahaan tidak efektif dapat dilihat dari gambar dan pesan-pesan keselamatan kerja yang kurang menarik dan penempatannya tidak strategis. Padahal adanya informasi-informasi dan pesan-pesan tentang keselamatan kerja di lingkungan kerja akan memotivasi karyawan untuk bekerja dengan memperhatikan keselamatan dan kesehatannya. Kontrol lingkungan kerja merupakan usaha perusahaan agar kondisi tempat kerja sesuai dengan standar keselamatan dan kesehatan karyawan. Berdasarkan hasil uji korelasi Rank Spearman, kontrol lingkungan kerja memiliki hubungan positif dan sangat nyata dengan produktivitas kerja karyawan, dapat dilihat dari nilai korelasi yang diperoleh positif sebesar 0,691. Hubungan yang sangat nyata dapat dilihat dari nilai peluang < α (P < 0,01) dan derajat keeratan hubungannya kuat (0,60<α<0,80). Hal ini menunjukkan kontrol lingkungan kerja dapat meningkatkan produktivitas kerja karyawan. Lingkungan kerja yang aman,

26 47 nyaman dan memadai akan mendukung pelaksanaan kerja karyawan serta menciptakan suasana kerja yang menyenangkan sehingga karyawan akan bekerja semakin produktif. Pengawasan dan disiplin merupakan usaha untuk mengetahui seberapa besar ketaatan karyawan dalam mematuhi peraturan K3. Hubungan positif dan sangat nyata antara pengawasan dan disiplin dengan produktivitas kerja karyawan, dapat dilihat dari nilai korelasi yang positif sebesar 0,872. Hubungan yang nyata dapat dilihat dari nilai peluang < α (P < 0,01) dan derajat keeratan hubungannya sangat kuat (0,80<α<1,00). Pengawasan dan disiplin memiliki nilai korelasi yang paling tinggi dari keempat faktor yang lainnya, karena pada umumnya karyawan akan bekerja dengan baik atau dapat bekerja lebih baik lagi apabila diawasi. Kesadaran akan K3 merupakan hal yang harus dikembangkan dalam suatu perusahaan. Perusahaan yang baik adalah perusahaan yang memperhatikan keselamatan dan kesehatan kerja karyawannya. Peningkatan kesadaran K3 mempunyai hubungan yang positif dan sangat nyata dengan produktivitas kerja karyawan, ditunjukkan dengan nilai korelasi yang positif sebesar 0,700. Hubungan yang nyata dapat dilihat dari nilai peluang < α (P < 0,01) dan derajat keeratan hubungannya kuat (0,60<α<0,80). Penerapan K3 dalam suatu perusahaan menunjukkan bahwa perusahaan menjamin keselamatan dan kesehatan setiap karyawan. Adanya rasa aman dan tenang dalam bekerja akan meningkatkan produktivitas kerja karyawan.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Botol botol yang digunakan oleh PT. Bangun Wenang Beverage

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Botol botol yang digunakan oleh PT. Bangun Wenang Beverage BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Persiapan Bahan Pengemas Botol botol yang digunakan oleh PT. Bangun Wenang Beverage Company merupakan Returnable Glass Bottle (RGB). Botol yang digunakan adalah botol baru

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 PEMBAGIAN TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB

LAMPIRAN 1 PEMBAGIAN TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB LAMPIRAN 1 PEMBAGIAN TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB 1. General Manager Menentukan dan merumuskan kegiatan utama dalam perusahaan untuk pencapaian tujuan umum perusahaan. Mengkoordinir dan mengawasi tugas-tugas

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan PT. Coca-cola Bottling Indonesia Unit Medan merupakan pengembangan dari penemuan Dr. John Styth Pemberton secara industri. John Styth Pemberton,

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN. oleh PT. Coca Cola Indonesia terdiri dari gula murni, air bersih, dan gas CO2.

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN. oleh PT. Coca Cola Indonesia terdiri dari gula murni, air bersih, dan gas CO2. BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN A. Proses Produksi Bahan baku dasar (Concentrate) yang dibuat dengan proses ilmiah oleh PT. Coca Cola Indonesia terdiri dari gula murni, air bersih, dan gas CO2. Bahan-bahan

Lebih terperinci

MEMPELAJARI TEKNIK KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA PEMBUATAN PRODUK FRESTEA RGB DI PT. COCA COLA BOTTLING INDONESIA, CIBITUNG-BEKASI

MEMPELAJARI TEKNIK KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA PEMBUATAN PRODUK FRESTEA RGB DI PT. COCA COLA BOTTLING INDONESIA, CIBITUNG-BEKASI MEMPELAJARI TEKNIK KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA PEMBUATAN PRODUK FRESTEA RGB DI PT. COCA COLA BOTTLING INDONESIA, CIBITUNG-BEKASI Nama : Dede Agus Maulana NPM : 31412769 Jurusan : Teknik Industri

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan PT Coca Cola Amatil Indonesia Pada Tanggal 12 Oktober 1993, sebuah perusahaan publik Australia yang merupakan perusahaan terbesar di dunia untuk

Lebih terperinci

KUESIONER PENELITIAN

KUESIONER PENELITIAN LAMPIRAN 74 Lampiran 1. Kuesioner penelitian KUESIONER PENELITIAN Analisis Hubungan Keselamatan dan Kesehatan (K3) Dengan Karyawan Di PT. DyStar Colours Indonesia Kuesioner ini adalah salah satu alat pengumpulan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bahan-bahan yang ada dialam. Guna memenuhi berbagai macam kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. bahan-bahan yang ada dialam. Guna memenuhi berbagai macam kebutuhan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kehidupan sehari-hari manusia banyak memerlukan berbagai macam bahan-bahan yang ada dialam. Guna memenuhi berbagai macam kebutuhan hidupnya tersebut manusia melakukan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN 16 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran PT. Coca Cola Botling, Co adalah salah satu perusahaaan yang telah menerapkan program keselamatan dan kesehatan kerja, hal ini menunujukkan bahwa PT.

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. lima kategori produk cacat, yaitu Filling Height, No Crown, Breakage Full, Out of Spec,

BAB V PEMBAHASAN. lima kategori produk cacat, yaitu Filling Height, No Crown, Breakage Full, Out of Spec, BAB V PEMBAHASAN 5.1 Tahap Define Aktivitas proses produksi di PT. Coca Cola Bottling Indonesia Semarang Plant Central java ini dianalisis menggunakan diagram SIPOC (Supplier-Input-Proccess-Output- Customer).

Lebih terperinci

ANALISA BESARAN NILAI EFISIENSI POMPA (P3) PADA MESIN MIXER DI LINE 2 PT. CCAI

ANALISA BESARAN NILAI EFISIENSI POMPA (P3) PADA MESIN MIXER DI LINE 2 PT. CCAI ANALISA BESARAN NILAI EFISIENSI POMPA (P3) PADA MESIN MIXER DI LINE 2 PT. CCAI Nama : Rama Pradana NPM : 25411817 Jurusan : Teknik Mesin Fakultas : Teknologi Industri Pembimbing : Dr. RR. Sri Poernomo

Lebih terperinci

BAB III PROSES PRODUKSI

BAB III PROSES PRODUKSI BAB III PROSES PRODUKSI Dalam melaksanakan suatu aktivitas produksi pada perusahaan, tentunys tidak terlepas dari bahan-bahan yang digunakan dan jenis produk yang akan dibuat. Oleh sebab itu PT. Ananda

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Perusahaan 4.1.1. Sejarah Perusahaan Sejalan dengan adanya produsen serat syntetis, perusahaan permintalan benang, perajutan dan perusahaan penyempurnaan tekstil

Lebih terperinci

Lampiran 1. Mesin dan Peralatan. - Mesin. - Bagian Water Treatment. a. Sand Filter. Diameter Tangki : 81 cm

Lampiran 1. Mesin dan Peralatan. - Mesin. - Bagian Water Treatment. a. Sand Filter. Diameter Tangki : 81 cm Lampiran 1 Mesin dan Peralatan - Mesin - Bagian Water Treatment a. Sand Filter Tinggi Tangki : 180 cm Diameter Tangki : 81 cm Isi Media : Pasir kuarsa : Untuk menyaring material berat dari air sumur :

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. bahan baku produk ataupun air konsumsi. Tujuan utama dari pengolahan air ini

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. bahan baku produk ataupun air konsumsi. Tujuan utama dari pengolahan air ini BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Penyiapan Bahan Baku (Air) Pengolahan Air (Water Treatment) adalah Suatu proses pengolahan air dari sumur untuk di proses sedemikian rupa sehingga dapat di gunakan sebagai

Lebih terperinci

PENGENDALIAN MUTU TERHADAP BAHAN BAKU PRODUK MINUMAN KARBONASI PADA LINE 8 PT COCA-COLA AMATIL INDONESIA CENTRAL JAVA

PENGENDALIAN MUTU TERHADAP BAHAN BAKU PRODUK MINUMAN KARBONASI PADA LINE 8 PT COCA-COLA AMATIL INDONESIA CENTRAL JAVA PENGENDALIAN MUTU TERHADAP BAHAN BAKU PRODUK MINUMAN KARBONASI PADA LINE 8 PT COCA-COLA AMATIL INDONESIA CENTRAL JAVA LAPORAN KERJA PRAKTEK Diajukan untuk memenuhi sebagian syarat-syarat guna memperoleh

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Pengumpulan Data 4.1.1 Profil Perusahaan Gambar 4.1 Logo CCBI Nama Perusahaan : PT. Coca-Cola Bottling Indonesia Central Java Alamat Perusahaan : Jl. Raya Soekarno-Hatta

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI PENGOLAHAN PANGAN PROSES PENGOLAHAN MINUMAN KARBONASI DI PT. COCA-COLA BOTTLING INDONESIA CENTRAL JAVA

LAPORAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI PENGOLAHAN PANGAN PROSES PENGOLAHAN MINUMAN KARBONASI DI PT. COCA-COLA BOTTLING INDONESIA CENTRAL JAVA LAPORAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI PENGOLAHAN PANGAN PROSES PENGOLAHAN MINUMAN KARBONASI DI PT. COCA-COLA BOTTLING INDONESIA CENTRAL JAVA OLEH : FENNY KUMALASARI 6103007003 ANASTASIA KRISTIEN NATALIA N. 6103007014

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN PT. COCA-COLA AMATIL INDONESIA (CCAI)

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN PT. COCA-COLA AMATIL INDONESIA (CCAI) BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN PT. COCA-COLA AMATIL INDONESIA (CCAI) 2.1 Asal Mula Berdirinya Coca-Cola Company Melihat kilas balik sejarah Coca-Cola yang teramat panjang tentu akan memakan waktu yang

Lebih terperinci

BAB III PROFIL PERUSAHAAN. Mei 1886 oleh John Styth Pemberton, seorang ahli farmasi dari Atlanta,

BAB III PROFIL PERUSAHAAN. Mei 1886 oleh John Styth Pemberton, seorang ahli farmasi dari Atlanta, BAB III PROFIL PERUSAHAAN 3.1. Sejarah Coca-Cola Rasa Menyegarkan Coca Cola pertama kali diperkenalkan pada tanggal 8 Mei 1886 oleh John Styth Pemberton, seorang ahli farmasi dari Atlanta, Georgia, Amerika

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Kerangka Konsep Pada penelitian ini tidak semua variabel pada kerangka teori akan diteliti. Karena peneliti ingin lebih fokus terhadap variabel Sikap, pengetahuan, motivasi,

Lebih terperinci

MEMPELAJARI TEKNIK KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DI PT. COCA-COLA BOTLING INDONESIA. Disusun Oleh :

MEMPELAJARI TEKNIK KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DI PT. COCA-COLA BOTLING INDONESIA. Disusun Oleh : MEMPELAJARI TEKNIK KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DI PT. COCA-COLA BOTLING INDONESIA Disusun Oleh : Nama : Delia Eka Sekar Sari NPM : 31412810 Jurusan : Teknik Industri Pembimbing : Dr. Ir. Hotniar Siringoringo,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. manusia, karena air diperlukan untuk bermacam-macam kegiatan seperti minum,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. manusia, karena air diperlukan untuk bermacam-macam kegiatan seperti minum, BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Air Air suatu kebutuhan yang tidak dapat ditinggalkan untuk kebutuhan manusia, karena air diperlukan untuk bermacam-macam kegiatan seperti minum, masak, mandi, mencuci, pertanian,

Lebih terperinci

PERANCANGAN PERPIPAAN PADA PROSES PRODUKSI CARBONATED SOFT DRINK

PERANCANGAN PERPIPAAN PADA PROSES PRODUKSI CARBONATED SOFT DRINK TUGAS 1 MATA KULIAH PERANCANGAN PABRIK PERANCANGAN PERPIPAAN PADA PROSES PRODUKSI CARBONATED SOFT DRINK 1. Feriska Yuanita (105100200111012) 2. Alifian Juantono Sahwal (105100213111003) 3. Nadia Sabila

Lebih terperinci

PENGGUNAAN PALLETIZING MACHINE PRESSAN SUPER 1 NT PADA LINE 8 PROSES PEMBUATAN MINUMAN BOTOL DI PT. COCA-COLA BOTTLING INDONESIA CENTRAL JAVA

PENGGUNAAN PALLETIZING MACHINE PRESSAN SUPER 1 NT PADA LINE 8 PROSES PEMBUATAN MINUMAN BOTOL DI PT. COCA-COLA BOTTLING INDONESIA CENTRAL JAVA PENGGUNAAN PALLETIZING MACHINE PRESSAN SUPER 1 NT PADA LINE 8 PROSES PEMBUATAN MINUMAN BOTOL DI PT. COCA-COLA BOTTLING INDONESIA CENTRAL JAVA Oleh : Ahmad Ramali D (L2F 007 007) Jurusan Teknik Elektro

Lebih terperinci

MEMPELAJARI KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA PT TIRTA ALAM SEGAR OLEH: SNEZANA YOFANDA/

MEMPELAJARI KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA PT TIRTA ALAM SEGAR OLEH: SNEZANA YOFANDA/ MEMPELAJARI KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA PT TIRTA ALAM SEGAR OLEH: SNEZANA YOFANDA/ 37412094 PENDAHULUAN Latar Belakang Kecelakaan Kerja Program K3 PT Tirta Alam Segar PERUMUSAN PENELITIAN Mengetahui

Lebih terperinci

KUISIONER PENELITIAN

KUISIONER PENELITIAN Lampiran 1 KUISIONER PENELITIAN PENGARUH PENERAPAN MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DAN KONDISI LINGKUNGAN KERJA TERHADAP PERILAKU KESELAMATAN KARYAWAN PT PDSI RANTAU ACEH TAMIANG TAHUN 2014 I.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. peranannya dalam kesehatan manusia. Disamping digunakan untuk air minum,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. peranannya dalam kesehatan manusia. Disamping digunakan untuk air minum, 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Air Air sangat erat hubungannya dengan kehidupan manusia, yang berarti besar sekali peranannya dalam kesehatan manusia. Disamping digunakan untuk air minum, keperluan perikanan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan Cikal bakal PT. Sosro bermula dari usaha keluarga Sosrodjojo yang menjual teh wangi pada tahun 1940 di Kabupaten Slawi, Propinsi Jawa Tengah. Setelah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Priestley, seorang ilmuwan dari Amerika Serikat menemukan bahwa CO2 yang

BAB I PENDAHULUAN. Priestley, seorang ilmuwan dari Amerika Serikat menemukan bahwa CO2 yang BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Sejalan dengan semakin pesatnya pertumbuhan dan perubahan ekonomi serta kegiatan bisnis, maka dibutuhkan strategi untuk menarik dan mempertahankan konsumen dan pelanggan.

Lebih terperinci

DETEKSI KERUSAKAN BOTOL MENGGUNAKAN ELECTRONIC BOTTLE INSPECTION (EBI) DI PT. COCA-COLA BOTTLING INDONESIA (CCBI) UNIT SEMARANG

DETEKSI KERUSAKAN BOTOL MENGGUNAKAN ELECTRONIC BOTTLE INSPECTION (EBI) DI PT. COCA-COLA BOTTLING INDONESIA (CCBI) UNIT SEMARANG DETEKSI KERUSAKAN BOTOL MENGGUNAKAN ELECTRONIC BOTTLE INSPECTION (EBI) DI PT. COCA-COLA BOTTLING INDONESIA (CCBI) UNIT SEMARANG Dista Yoel T (L2F 007 025) Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas

Lebih terperinci

BAB III PENGGUNAAN ENERGI LISTRIK PADA INDUSTRI MAKANAN PT. FORISA NUSAPERSADA

BAB III PENGGUNAAN ENERGI LISTRIK PADA INDUSTRI MAKANAN PT. FORISA NUSAPERSADA BAB III PENGGUNAAN ENERGI LISTRIK PADA INDUSTRI MAKANAN PT. FORISA NUSAPERSADA 3.1 UMUM Pada suatu industri, untuk menghasilkan suatu produk dibutuhkan peralatan yang memadai. Dalam pemakaian peralatan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (CPOB). Hal ini didasarkan oleh Keputusan Menteri Kesehatan RI.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (CPOB). Hal ini didasarkan oleh Keputusan Menteri Kesehatan RI. BAB II TINJAUAN PUSTAKA Industri farmasi diwajibkan menerapkan Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB). Hal ini didasarkan oleh Keputusan Menteri Kesehatan RI. No.43/MENKES/SK/II/1988 tentang CPOB dan Keputusan

Lebih terperinci

ABSTRAK KATA PENGANTAR DAN UCAPAN TERIMAKASIH DAFTAR ISI

ABSTRAK KATA PENGANTAR DAN UCAPAN TERIMAKASIH DAFTAR ISI ABSTRAK Pada bulan Agustus 2005 PT Sinar Sosro meluncurkan varian produk minuman teh berkarbonasi dengan merk TEBS di daerah pemasaran Jawa Barat. Masalah yang terjadi pada produk TEBS adalah jumlah pemesanannya

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI JENIS BAHAYA & RESIKO K3

IDENTIFIKASI JENIS BAHAYA & RESIKO K3 CV. KARYA BHAKTI USAHA Jampirejo Timur No 351 Temanggung PRA RENCANA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA KONTRAK (PRARK3K) Disiapkan untuk pekerjaan: Rehabilitasi Jaringan Irigasi Kali Pacar 1. KEBIJAKAN K3

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN BAB II TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Singkat Perusahaan CV. Kidung Agung Food terkenal dengan produk kacang atom serta berbagai macam kudapan tradisional Indonesia (kuping gajah, plintiran dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. daya yang paling banyak berperan dalam menggerakkan seluruh aktivitas

BAB I PENDAHULUAN. daya yang paling banyak berperan dalam menggerakkan seluruh aktivitas BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sumber daya manusia dalam suatu perusahaan merupakan sumber daya yang paling banyak berperan dalam menggerakkan seluruh aktivitas perusahaan, dibandingkan dengan sumber

Lebih terperinci

DETEKSI KECACATAN BOTOL MENGGUNAKAN EMPTIES BOTTLE INSPECTION (EBI) DI PT. COCA-COLA BOTTLING INDONESIA (CCBI) UNIT SEMARANG

DETEKSI KECACATAN BOTOL MENGGUNAKAN EMPTIES BOTTLE INSPECTION (EBI) DI PT. COCA-COLA BOTTLING INDONESIA (CCBI) UNIT SEMARANG DETEKSI KECACATAN BOTOL MENGGUNAKAN EMPTIES BOTTLE INSPECTION (EBI) DI PT. COCA-COLA BOTTLING INDONESIA (CCBI) UNIT SEMARANG Oleh : Mohroji (L2F 005 558) Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas

Lebih terperinci

BAB 2 GAMBARAN UMUM OBJEK. maka para pengusaha AMDK berusaha mengemas tempat untuk air agar konsumen

BAB 2 GAMBARAN UMUM OBJEK. maka para pengusaha AMDK berusaha mengemas tempat untuk air agar konsumen BAB 2 GAMBARAN UMUM OBJEK 2.1 Air Minum dalam Kemasan Ketika perkembangan zaman semakin menuntut segalanya harus lebih praktis, maka para pengusaha AMDK berusaha mengemas tempat untuk air agar konsumen

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dihasilkan dari proses produksi terkadang mengandung potensi bahaya yang

BAB 1 PENDAHULUAN. dihasilkan dari proses produksi terkadang mengandung potensi bahaya yang BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam era globalisasi sekarang ini, perkembangan teknologi dapat mendorong kemajuan di bidang industri. Hal ini dibuktikan dengan ditemukannya mesin dan bahan

Lebih terperinci

Secara harfiah berarti keteraturan, kebersihan, keselamatan dan ketertiban

Secara harfiah berarti keteraturan, kebersihan, keselamatan dan ketertiban HOUSEKEEPING Secara harfiah berarti keteraturan, kebersihan, keselamatan dan ketertiban Penerapan housekeeping yang baik dapat mendukung terciptanya lingkungan kerja yang aman, sehat dan nyaman. Housekeeping

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN. seorang apoteker dari Atlanta Georgia, Amerika Serikat, yang bernama Dr.John

BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN. seorang apoteker dari Atlanta Georgia, Amerika Serikat, yang bernama Dr.John BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN 2.1 Sejarah PT Coca-cola Amatil Indonesia PT.Coca-cola Amatil berdiri pada berdiri pada tahun 1886 ditemukan oleh seorang apoteker dari Atlanta Georgia, Amerika Serikat, yang

Lebih terperinci

KUISIONER PENELITIAN

KUISIONER PENELITIAN 146 KUISIONER PENELITIAN ANALISIS PENGARUH PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (SMK3) OHSAS 18001 TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN PT. COCA COLA AMATIL MEDAN Petunjuk Pengisian:

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Perusahaan PT. Kurnia Aneka Gemilang berdiri sejak tahun 1969, dengan nama UD. Kurnia. Perusahaan ini menjalankan usaha yang bergerak dibidang produksi sirup

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini tergolong dalam penelitian survey. Penelitian survey. 3.2 Sumber Data dan Metode Pengumpulan Data

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini tergolong dalam penelitian survey. Penelitian survey. 3.2 Sumber Data dan Metode Pengumpulan Data BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Penelitian ini tergolong dalam penelitian survey. Penelitian survey menurut Sugiyono, (2010) adalah penelitian yang dilakukan pada populasi besar maupun kecil,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diri dengan tuntutan kerja agar dapat menyelesaikan masalah-masalah di

BAB I PENDAHULUAN. diri dengan tuntutan kerja agar dapat menyelesaikan masalah-masalah di BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah. Dalam lingkungan bisnis yang semakin komplek dan selalu berubah-ubah seperti saat ini diperlukan kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan tuntutan kerja agar

Lebih terperinci

MEMPELAJARI KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA (K3) DI CV. INOTEK KIMIA UTAMA

MEMPELAJARI KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA (K3) DI CV. INOTEK KIMIA UTAMA MEMPELAJARI KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA (K3) DI CV. INOTEK KIMIA UTAMA Disusun oleh: Muchamad Firdaus T 32411607 JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS GUNADARMA BEKASI 2015

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN PT Sinar Sosro merupakan suatu perusahaan yang memproduksi minuman dalam kemasan botol. Adapun produk yang dihasilkan berupa teh botol sosro, fruit tea dan prim-a. Pada

Lebih terperinci

BAB 2 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB 2 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 1 BAB 2 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Berdirinya Perusahaan PT. Sinar Sosro adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang minuman teh dalam kemasan. Perusahaan ini terletak di Jalan Raya Bekasi

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan PT. Sinar Sanata Electronic Industry merupakan perusahaan yang bergerak di bidang produksi bola lampu untuk kebutuhan rumah tangga (merk Dai-ichi)

Lebih terperinci

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN 4.1 ALUR PROSES Gambar 4.1 Proses Design 17 18 4.2 PEMBAHASAN Prosedur perencanaan water treatment didalam Pt. Tirta Teknosys melalui beberapa langkah antara lain : 1.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. negara. Dampak negatif dari hal tersebut adalah banyaknya warga negara yang

BAB 1 PENDAHULUAN. negara. Dampak negatif dari hal tersebut adalah banyaknya warga negara yang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jakarta merupakan kota terpadat di Indonesia dengan berbagai aktifitas setiap harinya. Hal ini terbilang wajar sehubungan dengan statusnya sebagai ibukota negara.

Lebih terperinci

PENGOLAHAN AIR MINUM DALAM KEMASAN (AMDK) PT.ATLANTIC BIRURAYA LAPORAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI PENGOLAHAN PANGAN

PENGOLAHAN AIR MINUM DALAM KEMASAN (AMDK) PT.ATLANTIC BIRURAYA LAPORAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI PENGOLAHAN PANGAN PENGOLAHAN AIR MINUM DALAM KEMASAN (AMDK) PT.ATLANTIC BIRURAYA LAPORAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI PENGOLAHAN PANGAN OLEH : MARCELIA LEMBONO (6103008014) ISABELLA GUNAWAN (6103008024) STEPHANNIE (6103008078)

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Pengamatan dilakukan terhadap karyawan PT. Inhutani I Kantor Direksi Jakarta. Jenis penelitian yang digunakan adalah asosiatif. Dengan penelitian asosiatif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Lingkungan merupakan sesuatu yang berada disekitar manusia secara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Lingkungan merupakan sesuatu yang berada disekitar manusia secara BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lingkungan merupakan sesuatu yang berada disekitar manusia secara langsung ataupun tidak langsung dapat mempengaruhi kehidupan manusia. Lingkungan dapat memberikan dampak

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 KESIMPULAN Berdasarkan analisa yang telah dilakukan terhadap data sekunder dan data primer dengan menggunakan analisa kualitatif serta setelah melalui validasi kepada para

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Sanitasi Dan Higiene Pada Tahap Penerimaan Bahan Baku.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Sanitasi Dan Higiene Pada Tahap Penerimaan Bahan Baku. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Sanitasi Dan Higiene Pada Tahap Penerimaan Bahan Baku. Penerapan sanitasi dan higiene diruang penerimaan lebih dititik beratkan pada penggunaan alat dan bahan sanitasi.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Gambaran Umum Objek Penelitian Sejarah Singkat PT. Freeport Indonesia

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Gambaran Umum Objek Penelitian Sejarah Singkat PT. Freeport Indonesia BAB I PENDAHULUAN 1.1.Gambaran Umum Objek Penelitian 1.1.1.Sejarah Singkat PT. Freeport Indonesia Pada tahun 1967 PT. Freeport Indonesia mulai beroperasi di bidang tambang bawah tanah Grasberg. Dimulai

Lebih terperinci

Jl. Ir. Sutami 36A Surakarta Telp

Jl. Ir. Sutami 36A Surakarta Telp IDENTIFIKASI FAKTOR FAKTOR PENYEBAB DEFECT PRODUK CSD SPRITE 295 ML KEMASAN RGB PADA PT COCA-COLA BOTTLING INDONESIA SEMARANG PLANT Raksaka Ardy Damara 1, Ilham Priadythama 2 1,2 Jurusan Teknik Industri

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Instansi 4.1.1 Sejarah Rumah Sakit Umum Daerah Ciawi Rumah Sakit Umum Daerah Ciawi (RSUD) Kabupaten Bogor pada awalnya merupakan Puskesmas dengan tempat perawatan

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara LAMPIRAN Lampiran 1 Daftar spesifikasi mesin produksi di PT. Sinar Sosro Bagian Water Treatment a. Sand Filter Tinggi Tangki : 180 cm Diameter Tangki : 81 cm Kapsitas Tangki : 3000 liter Isi Media Cara

Lebih terperinci

Analisis lingkungan eksternal terdiri dari lingkungan makro dan lingkungan industri. Lingkungan makro terdiri dari ekonomi, alam, teknologi, politik

Analisis lingkungan eksternal terdiri dari lingkungan makro dan lingkungan industri. Lingkungan makro terdiri dari ekonomi, alam, teknologi, politik Analisis lingkungan eksternal terdiri dari lingkungan makro dan lingkungan industri. Lingkungan makro terdiri dari ekonomi, alam, teknologi, politik dan hukum serta sosial budaya. Sedangkan lingkungan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Dalam melakukan penelitian mengenai hubungan self-efficacy terhadap kinerja manajer, penulis melakukan observasi untuk memperoleh data yang diperlukan.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Pelatihan Divisi Sumber Daya Manusia (SDM) PT. INTI (Persero) 4.1.1 Bentuk-bentuk Pelatihan Bentuk-bentuk pelatihan kerja yang dilaksanakan di Divisi Sumber

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan Cikal bakal PT. Sosro bermula dari usaha keluarga Sosrodjojo yang menjual teh wangi pada tahun 1940 di Kabupaten Slawi, Propinsi Jawa Tengah. Setelah

Lebih terperinci

SANITASI AREA PRODUKSI HOT FILLING DAN COLD FILLING LINE 8 DI PT COCA-COLA AMATIL INDONESIA CENTRAL JAVA

SANITASI AREA PRODUKSI HOT FILLING DAN COLD FILLING LINE 8 DI PT COCA-COLA AMATIL INDONESIA CENTRAL JAVA SANITASI AREA PRODUKSI HOT FILLING DAN COLD FILLING LINE 8 DI PT COCA-COLA AMATIL INDONESIA CENTRAL JAVA LAPORAN KERJA PRAKTEK Diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat-syarat guna memperoleh gelar

Lebih terperinci

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA. sandal Ardiles. Berdiri sejak tahun 1981, dan sampai saat ini, jumlah karyawan yang bekerja

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA. sandal Ardiles. Berdiri sejak tahun 1981, dan sampai saat ini, jumlah karyawan yang bekerja BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA 4.1 Penyajian Data 4.1.1 Gambaran Umum Perusahaan PT. SS Utama adalah perusahaan yang bergerak pada bidang pembuatan sepatu dan sandal Ardiles. Berdiri sejak tahun 1981,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam era globalisasi yang semakin maju ini, terdapat persaingan antara

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam era globalisasi yang semakin maju ini, terdapat persaingan antara BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian. Di dalam era globalisasi yang semakin maju ini, terdapat persaingan antara berbagai macam perusahaan, baik perusahaan dalam bidang hiburan, jasa, ekspor

Lebih terperinci

Biofouling Pada Industri Bir. Kelompok 1

Biofouling Pada Industri Bir. Kelompok 1 Biofouling Pada Industri Bir Kelompok 1 1 6-+*#( )&$%-'4#;(

Lebih terperinci

BAB III PELAKSANAAN MAGANG

BAB III PELAKSANAAN MAGANG BAB III PELAKSANAAN MAGANG 3.1 Pengenalan Lingkungan Kerja Penulis memulai praktek pelaksanaan kerja atau magang pada Kantor Pusat Perum BULOG selama satu bulan yang dimulai dari tanggal 01 sampai dengan

Lebih terperinci

2 ekspor Hasil Perikanan Indonesia. Meskipun sebenarnya telah diterapkan suatu program manajemen mutu terpadu berdasarkan prinsip hazard analysis crit

2 ekspor Hasil Perikanan Indonesia. Meskipun sebenarnya telah diterapkan suatu program manajemen mutu terpadu berdasarkan prinsip hazard analysis crit TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI LINGKUNGAN HIDUP. Perikanan. Hasil. Jaminan Mutu. Keamanan. Sistem. (Penjelasan Atas Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 181). PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Indonesia merupakan negara yang beriklim tropis sehingga terdapat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Indonesia merupakan negara yang beriklim tropis sehingga terdapat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Indonesia merupakan negara yang beriklim tropis sehingga terdapat dua perubahan musim yang melanda negeri ini, yaitu kemarau dan penghujan. Namun belakangan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. akan dicapai dalam penelitian ini. Pada penelitian ini tidak semua variabel

BAB III METODE PENELITIAN. akan dicapai dalam penelitian ini. Pada penelitian ini tidak semua variabel BAB III METODE PENELITIAN A. Kerangka Konsep Berdasarkan teori yang disampaikan oleh Herzberg dan Cascio dalam tinjauan pustaka, peneliti melakukan penyesuaian teori dengan tujuan yang akan dicapai dalam

Lebih terperinci

KUESIONER PENELITIAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) PADA INDUSTRI BIOETANOL SKALA RUMAH DI SUKABUMI

KUESIONER PENELITIAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) PADA INDUSTRI BIOETANOL SKALA RUMAH DI SUKABUMI LAMPIRAN 53 Lampiran 1. Kuesioner Penelitian KUESIONER PENELITIAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) PADA INDUSTRI BIOETANOL SKALA RUMAH DI SUKABUMI Data Responden Nama :.. Usia :.. Berilah tanda silang

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN Dalam skripsi ini penulis memperoleh data tentang PT Trijaya Tirta Dharma Bandar Lampung dengan menerapkan metode inquires of client, observasi, dan memeriksa dokumen yang

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Alur Pikir Penelitian

METODE PENELITIAN Alur Pikir Penelitian 37 III. METODE PENELITIAN 3.1. Alur Pikir Penelitian PT KIEC merupakan salah satu anak perusahaan PT Krakatau Steel yang sudah berdiri sejak 16 Juni 1982 bergerak dalam penyediaan properti industri, komersial,

Lebih terperinci

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN 7.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di pabrik paralon PVC X, berikut adalah kesimpulan yang di dapatkan : 1. Pabrik paralon PVC X kurang memperhatikan

Lebih terperinci

METODELOGI PENELITIAN. Data penelitian ini diperoleh dari jawaban responden terhadap pertanyaan yang diajukan,

METODELOGI PENELITIAN. Data penelitian ini diperoleh dari jawaban responden terhadap pertanyaan yang diajukan, III. METODELOGI PENELITIAN 3.1. Definisi Operasional Variabel Data penelitian ini diperoleh dari jawaban responden terhadap pertanyaan yang diajukan, menyangkut persepsi responden terhadap berbagai variabel.

Lebih terperinci

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Putra Baru Swalayan berlokasi di daerah Poncowati, Terbanggi Besar, Lampung

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Putra Baru Swalayan berlokasi di daerah Poncowati, Terbanggi Besar, Lampung IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Profil Putra Baru Swalayan Putra Baru Swalayan merupakan salah satu dari bisnis ritel yang ada di Indonesia. Putra Baru Swalayan berlokasi di daerah Poncowati, Terbanggi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan munculnya integrasi ekonomi di kawasan Asia Tenggara atau yang biasa

BAB I PENDAHULUAN. dengan munculnya integrasi ekonomi di kawasan Asia Tenggara atau yang biasa BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Keadaan perekonomian Indonesia saat ini semakin kompleks, seiring dengan munculnya integrasi ekonomi di kawasan Asia Tenggara atau yang biasa disebut dengan

Lebih terperinci

BAB VII LAMPIRAN. Perhitungan Neraca Massa pada Proses Pengolahan Sari Buah Jambu Biji Merah:

BAB VII LAMPIRAN. Perhitungan Neraca Massa pada Proses Pengolahan Sari Buah Jambu Biji Merah: BAB VII LAMPIRAN Perhitungan Neraca Massa pada Proses Pengolahan Sari Buah Jambu Biji Merah: Ukuran buah jambu biji merah: - Diameter = + 10 cm - 1kg = 7-8 buah jambu biji merah (berdasarkan hasil pengukuran)

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. Variabel independent (X) : Iklim Organisasi

BAB III METODE PENELITIAN. A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. Variabel independent (X) : Iklim Organisasi 31 BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional 1. Identifikasi Variabel Penelitian Penelitian ini menguji hubungan variabel x dan y, kedua variabel tersebut adalah sebagai

Lebih terperinci

PETUNJUK UMUM UNTUK MERAWAT SISTEM SEPTIK TANK

PETUNJUK UMUM UNTUK MERAWAT SISTEM SEPTIK TANK SISTEM BARU Sistem apapun yang anda pilih, baik sitem septik konvensional maupun jenis aerobik, tangki penampungan yang baru harus melalui masa tenang di mana bakteri-bakteri yang diperlukan mulai hidup

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN 30 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Obyek Penelitian 3.1.1 Lokasi Penelitian Penelitian dilakukan di PT Selamat Sempurna Tbk. yang beralamat di Jl. LPPU Curug no.88, Tangerang, Banten 3.1. Gambaran Umum

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELTIAN DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengaruh Kualitas Jasa Terhadap Loyalitas Pelanggan Logistik Pada

BAB IV HASIL PENELTIAN DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengaruh Kualitas Jasa Terhadap Loyalitas Pelanggan Logistik Pada 84 BAB IV HASIL PENELTIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengaruh Kualitas Jasa Terhadap Loyalitas Pelanggan Logistik Pada Kantor Pos Besar Bandung 40000 Dalam penelitian ini penulis menyebarkan 80 lembar kuisioner

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 31 BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 3.1.2 Latar Belakang Perusahaan Arta Boga Cemerlang didirikan pada tahun 1985 dengan nomor tanda daftar perusahaan atau No. TDP 09.02.1.51.08390,

Lebih terperinci

V. KARAKTERISTIK, MOTIVASI KERJA, DAN PRESTASI KERJA RESPONDEN

V. KARAKTERISTIK, MOTIVASI KERJA, DAN PRESTASI KERJA RESPONDEN V. KARAKTERISTIK, MOTIVASI KERJA, DAN PRESTASI KERJA RESPONDEN 5.1 Karakteristik Responden Karyawan Harian Jurnal Bogor yang menjadi responden pada penelitian ini berjumlah 35 orang. Dari 35 orang tersebut,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kebutuhan manusia, karena air diperlukan untuk bermacam-macam kegiatan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kebutuhan manusia, karena air diperlukan untuk bermacam-macam kegiatan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Air Air merupakan suatu kebutuhan yang tidak dapat ditinggalkan untuk kebutuhan manusia, karena air diperlukan untuk bermacam-macam kegiatan seperti minum, masak, mandi, mencuci,

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM 4.1. Definisi Minuman Ringan

IV. GAMBARAN UMUM 4.1. Definisi Minuman Ringan 27 IV. GAMBARAN UMUM 4.1. Definisi Minuman Ringan Minuman ringan termasuk dakam kategori pangan. Adapun pengertian pangan menurut Peraturan Pemerintah RI nomor 28 tahun 2004 pangan adalah segala sesuatu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN BAB II TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Profil Perusahaan Nama Perusahaan : PT. Coca-Cola Bottling Indonesia Central Java Alamat Perusahaan : Jl. Raya Soekarno-Hatta Km 30 Harosari, Bawen, Kab. Semarang 50501,

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

BAB III TINJAUAN PUSTAKA BAB III TINJAUAN PUSTAKA 3.1 INSTALASI PENGOLAHAN AIR Air merupakan salah satu komponen lingkungan yang mempunyai peranan yang cukup besar dalam kehidupan,bagi manusia air berperan dalam pertanian, industri,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. Variabel dalam penelitian ini dibagi menjadi dua, yaitu:

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. Variabel dalam penelitian ini dibagi menjadi dua, yaitu: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional 3.1.1 Variabel Penelitian Variabel dalam penelitian ini dibagi menjadi dua, yaitu: 1. Variabel Bebas Variabel bebas (X) dalam

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN PENELITIAN DAN ANALISA SWOT

BAB IV PEMBAHASAN PENELITIAN DAN ANALISA SWOT 41 BAB IV PEMBAHASAN PENELITIAN DAN ANALISA SWOT Berdasarkan data-data yang telah terkumpul pada bab-bab sebelumnya, maka kami dapat melakukan pengolahan, perhitungan, dan analisa data seperti yang akan

Lebih terperinci

VI. STRATEGI BAURAN PEMASARAN AIROX

VI. STRATEGI BAURAN PEMASARAN AIROX VI. STRATEGI BAURAN PEMASARAN AIROX Terdapat empat faktor dalam strategi bauran pemasaran yang menjadi sasaran utama, yaitu strategi produk, strategi harga, strategi tempat, dan strategi promosi. Keempat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Kerangka Konsep Variabel Bebas Variabel terikat Dukungan Pengelola pasar. Kesiapsiagaan Tanggap darurat kebakaran Peran Pedagang Gambar 3.1 Kerangka Konsep Penelitian B. Hipotesis

Lebih terperinci

pelayanan dalam pengaruhnya terhadap kepuasan konsumen. Penelitian bertujuan

pelayanan dalam pengaruhnya terhadap kepuasan konsumen. Penelitian bertujuan BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN Penelitian dilakukan di Susindo Swalayan Temanggung terhadap kualitas pelayanan dalam pengaruhnya terhadap kepuasan konsumen. Penelitian bertujuan untuk mengetahui tingkat

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN.. Latar Belakang Di era globalisasi ini persaingan industri yang semakin kompetitif menuntut perusahaan untuk mengoptimalkan seluruh sumber daya yang dimiliki dalam menghasilkan produk berkualitas

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan Keluarga Sosrodjojo memulai usaha dengan menjual teh wangi pada tahun 1940 di Slawi, Jawa Tengah. Pada tahun 1965 keluarga Sosrodjojo melakukan ekspansi

Lebih terperinci

BAB IITINJAUAN PUSTAKA TINJAUAN PUSTAKA. A. Manajemen Sumberdaya Manusia Manajemen Sumberdaya Manusia adalah penarikan seleksi,

BAB IITINJAUAN PUSTAKA TINJAUAN PUSTAKA. A. Manajemen Sumberdaya Manusia Manajemen Sumberdaya Manusia adalah penarikan seleksi, BAB IITINJAUAN PUSTAKA TINJAUAN PUSTAKA A. Manajemen Sumberdaya Manusia Manajemen Sumberdaya Manusia adalah penarikan seleksi, pengembangan, pemeliharaan, dan penggunaan sumberdaya manusia untuk mencapai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkembang semakin pesat. Hal ini menyebabkan munculnya suatu peluang dan

BAB I PENDAHULUAN. berkembang semakin pesat. Hal ini menyebabkan munculnya suatu peluang dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di era globalisasi saat ini, persaingan bisnis dalam dunia pemasaran telah berkembang semakin pesat. Hal ini menyebabkan munculnya suatu peluang dan tantangan

Lebih terperinci