BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kebutuhan manusia, karena air diperlukan untuk bermacam-macam kegiatan

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kebutuhan manusia, karena air diperlukan untuk bermacam-macam kegiatan"

Transkripsi

1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Air Air merupakan suatu kebutuhan yang tidak dapat ditinggalkan untuk kebutuhan manusia, karena air diperlukan untuk bermacam-macam kegiatan seperti minum, masak, mandi, mencuci, pertanian, industri, perikanan, rekreasi, dll. Air meliputi 70% dari permukaan bumi, tetapi di banyak negara persediaan air terdapat dalam jumlah terbatas. Bukan hanya jumlahnya yang penting, tetapi juga mutu air diperlukan untuk penggunaan tertentu, seperti air yang cocok digunakan dalam industri atau untuk diminum. Oleh karena itu penanganan air tertentu diperlukan untuk persediaan air yang didapat dari sumber di bawah tanah atau sumber-sumber di permukaan. Kegunaan air yang sangat penting adalah kebutuhan untuk minum (termasuk untuk masak), air harus mempunyai persyaratan khusus agar air tersebut tidak menimbulkan penyakit bagi manusia. (Notoatmodjo, 2003). Air murni adalah zat cair yang tidak memiliki rasa, bau, warna, yang terdiri dari hydrogen dan oksigen dengan rumus kimiawi H 2 O. karena air suatu larutan yang bersifat universal, maka zat-zat yang paling alamiah ataupun buatan manusia hingga tingkat tertentu terlarut didalamnya. (Linsley, 1995). Masalah air baku untuk industri air minum menjadi sangat penting karena kualitas air minum yang dipengaruhi oleh kualitas air baku tersebut akan berpengaruh kepada kesehatan masyarakat yang mengkonsumsinya. Air minum

2 memerlukan persyaratan yang ketat karena air minum itu langsung berhubungan dengan proses biologis tubuh yang dapat menentukan kualitas kehidupan manusia. Lebih dari 70% tubuh terdiri dari air dan lebih dari 90% proses biokimiawi tubuh memerlukan air sebagai mediumnya. Bila air minum manusia itu tidak berkualitas baik, maka jelas akan mengganggu proses biokimiawi tubuh dan mengakibatkan gangguan fungsional. Sebagian besar, air baku untuk penyediaan air bersih diambil dari air permukaan seperti sungai, danau, dan sebagainya. Salah satu langkah penting pengolahan untuk mendapatkan air bersih adalah menghilangkan kekeruhan dari air baku tersebut. Kekeruhan disebabkan oleh adanya partikel-partikel kecil dan koloid yang berukuran sangat kecil. Partikel-partikel koloid tersebut tidak lain adalah kwarts, tanah liat, sisa tanaman, ganggang, dan sebagainya. (Alaerts, 1987) Sumber-Sumber Air 1. Air Hujan Bagi daerah yang tidak memiliki sumber air atau hanya memiliki sedikit sumber air tanah maupun sumber air permukaan, maka air hujan merupakan sumber air yang sangat penting. Air hujan dapat dipercaya kemurniannya, karena sudah memenuhi syarat-syarat bakteriologi, fisik, dan kimia.

3 2. Air Laut Mempunyai sifat asin, karena mengandung garam NaCl. Kadar garam NaCl dalam air laut 3%. Dengan keadaan ini, maka air laut tidak memenuhi syarat untuk air minum. 3. Air Permukaan Adalah air hujan yang mengalir dipermukaan bumi. Pada umumnya air permukaan sudah mengalami pencemaran, dan pada umumnya air permukaan ini akan mendapat pengotoran selama pengalirannya. 4. Air Tanah Terbagi atas air tanah dangkal, air tanah dalam, dan mata air. Air tanah dangkal terjadi karena daya proses peresapan air dari permukaan tanah. Lumpur akan tertahan, demikian pula dengan sebagian bakteri. Lapisan tanah disini berfungsi sebagai saringan. Air tanah dangkal dimanfaatkan untuk sumber air minum melalui sumur-sumur dangkal. Air tanah dalam, harus digunakan bor dan memasukkan pipa kedalamnya sehingga dalam suatu kedalaman (biasanya antara m) akan didapatkan suatu lapis air. Jika tekanan air tanah ini besar, maka air ini dapat menyembur keluar dan kedalam, sumur ini disebut dengan sumur artesis. Mata air adalah air tanah yang keluar dengan sendirinya ke permukaan tanah. (Sutrisno, 2004).

4 Kualitas Air 1. Karakteristik Fisik Air tidak boleh berwarna Air tidak boleh berasa Air tidak boleh berbau Air harus jernih Tidak mengandung zat padatan Suhu air hendaknya dibawah sela udara (sejuk kira-kira 25 0 C) 2. Karakteristik Kimia Tidak boleh mengandung racun, zat-zat mineral atau zat-zat kimia tertentu dalam jumlah melampaui batas yang telah ditentukan ph normal Kesadahan rendah 3. Karakteristik Biologi Air minum tidak boleh mengandung bakteri-bakteri pathogen Tidak boleh mengandung bakteri-bakteri golongan Coli melebihi batasbatas yang telah ditentukannya yaitu 1 Coli/100 ml air. (Sutrisno, 2004) Proses Pengolahan Air Air merupakan salah satu bahan baku utama dalam pembuatan minuman pada PT.Coca Cola Amatil Indonesia (CCAI) Unit Medan. Proses pengolahan air dibagi menjadi 2 jenis, yaitu proses pengolahan treated water dan soft water. Treated water memakai deep well 3 dengan kedalaman meter yang

5 digunakan untuk produksi, laboratorium, keperluan air kantin dan kantor. Sedangkan soft water memakai deep well 5 dengan kedalaman meter yang digunakan untuk keperluan MCK (mandi, cuci, kakus), pencucian tangki dan proses pencucian botol (bottle washer) Proses Pengolahan Soft Water Untuk Pencucian Botol a. Deep Well (Air Sumur) Air dari sumur bor diambil dengan menggunakan pompa raw meter yang berkapasitas 40 m 3 /jam. Air untuk pencucian botol menggunakan deep well 5, sebelum memasuki degassifier, diinjeksikan dengan H 2 SO 4 3,5-4% pada pipa inlet ke degassifier. Air yang telah terinjeksi ini akan memiliki ph sekitar 4 5 dan terjadi proses penurunan alkalinitas air. Setelah mengalami penurunan ph, air dalam pipa yang menuju ke degasifier juga diinjeksikan dengan kaporit 5-10%, berfungsi sebagai disinfektan, juga berfungsi sebagai oksidator yang akan mengoksidasi ion-ion Ferro menjadi ion Ferri. b. Degasifier dan Catchman Tank Degasifier Dalam degasifier air akan dicurahkan dan melewati strainer sehingga menjadi aliran yang terbagi rata dalam curahan-curahan air yang kecil. Dengan kondisi dicurahkan, tertampung oleh saringan dan dengan udara dari blower, CO 2 yang terlarut dalam air akan terlepas ke udara menjadi gas CO 2. Gas CO 2 ini akan terbang ke lingkungan melalui ventilasi pada bagian atas degasifier.

6 Catchman Tank Air dari degassifier akan ditampung dalam catchman tank dengan kadar alkalinitas dan Fe yang telah berkurang dan terklorinasi. c. Multi Media Filter (MMF) Selanjutnya air dari catchman tank dipompa menuju Multi Media Filter untuk proses pemisahan partikel-partikel padat dalam air, sehingga diperoleh air bersih/jernih atau dengan kata lain turbidity air menjadi rendah (< 0,5 NTU). Adapun media penyaring menggunakan antrasit, batu, pasir kasar, pasir halus. d. Carbon Filter (Penyaring Karbon) Air bersih yang masih terklorinasi akan dilewatkan ke carbon filter untuk pengurangan/penghilangan klorin, bau, rasa dan bahan organik. Media penyaringan menggunakan batok kelapa yang telah dihaluskan yang berguna untuk mengikat klorin. e. Resin Filter Selanjutnya air memasuki resin softener yang akan mengambil ion-ion penyebab kesadahan air [Ca 2+, Mg 2+ ] sehingga diperoleh air lunak (Soft water). Air lunak yang telah terklorinasi ditampung dalam bak penampungan. Selain untuk menambah waktu kontak dengan klorin, juga untuk menjaga proses produksi (bottle washer dan boiler) yang kontinu. Keluar dari softener, aliran air lunak dalam pipa akan diinjeksikan dengan klorin 2,5% sehingga diperoleh kandungan klorin sebesar 1 3 ppm.

7 f. Storage Tank Air lunak (soft water) yang telah terklorinasi ditampung dalam bak penampungan. Selain itu untuk menambah waktu kontak dengan klorin, juga untuk menjaga proses produksi yang berkelanjutan. g. Hidrophore Tank (Tangki Bertekanan) Air yang telah mengalami pengolahan di softener akan ditransfer ke buffer tank dibagian depan wilayah produksi dengan menggunakan tangki bertekanan (hydrophore tank). Sebelum ditampung dalam buffer tank, air lunak diberikan injeksi klorin sehingga diperoleh kandungan klorin sebesar 1 3 ppm untuk antisipasi kontaminasi mikroba karena jalur pengaliran air yang panjang. h. Buffer Tank Air lunak dari reservoir dipompa ke bagian depan (wilayah produksi) untuk ditampung kembali dalam buffer tank. i. Catridge Filter Tahap ini untuk memastikan air yang digunakan benar-benar bersih, jernih dan layak digunakan untuk keperluan pencucian botol, serta layak digunakan untuk kegiatan utilitas dengan sandard kekeruhan maksimal 0,5 NTU. (PT. Coca-Cola Bottling Indonesia, 2000) Senyawa-Senyawa Kimia Dalam Pencucian Botol 1. Caustic Soda Senyawa kimia yang umum digunakan pada proses pencucian botol baik itu minuman keras maupun minuman ringan adalah NaOH. Karena merupakan

8 senyawa dasar yang dapat menghilangkan kotoran-kotoran yang melekat pada botol dan sebagai pencuci yang baik. Caustic soda murni adalah zat padat berwarna putih yang sangat kuat dalam menyerap kelembaban dan karbon dioksida dari udara. Istilah caustic soda digunakan karena sifatnya yang korosif terhadap kulit. Penggunaan tradisionalnya dalam bidang sabun, tekstil dan pengolahan minyak bumi masih menonjol, tetapi penggunaan pada bidang lain pun cukup berkembang. Caustic soda sangat korosif terhadap jaringan kulit dan mata dan harus ditangani dengan hati-hati. Bersifat higroskopis dan mudah menyerap air dari udara, sehingga harus disimpan dalam wadah kedap udara. (Austin, G. T. 1996). Natrium hidroksida (NaOH) adalah praktis putih atau pemerian putih, massa melebur, berbentuk pellet, serpihan atau batang atau bentuk lain. Keras, rapuh dan menunjukkan pecahan hablur. Bila dibiarkan di udara, akan cepat menyerap karbon dioksida dan lembab. Kelarutan mudah larut dalam air dan dalam etanol. (Depkes RI. FI, 1995). Zat padat yang berbentuk kristal berwarna putih, mempunyai titik lebur C, density 2,13 g/cm 3, berat molekul 40, apabila terkena kulit akan terasa licin. ( Caustic soda merupakan senyawa kimia yang dapat menghilangkan kotoran atau lumut yang melekat pada permukaan botol yang kontak atau berhubungan langsung dengan produk.

9 Pada dasarnya senyawa alkali, biasanya caustic soda dipercaya dapat memberikan aksi pembersihan pada botol kotor yang mengandung tanah dalam satu langkah atau lebih dengan jalan sebagai berikut : 1. Mengemulsi dan saponifikasi lemak 2. Memperluas bidang permukaan kotoran 3. Hidrolisa protein 4. Melarutkan karbohidrat 5. Menghancurkan bahan-bahan yang sukar larut. Alkalinitas dari deterjen mempunyai peranan penting dalam menghasilkan botol-botol yang memenuhi standard mikrobiologikal. Pada beberapa reaksi alkalinitas NaOH membutuhkan natrium karbonat (soda ash) yang biasa digunakan sebagai sumber alkalinitas. Natrium karbonat terkadang ditambahkan untuk mencegah pengkerakan. Karbonat tertentu selalu ada dalam washer dengan kadar yang lebih besar atau lebih kecil, melalui adsorbsi dari atmosfer atau melalui reaksi dengan sisa-sisa minuman berkarbonasi. (Houghton, 1981). 2. Divo Ultra Divo ultra adalah deterjen pembersih botol kaca pada industri pengotoran makanan dan minuman. Digunakan sebagai zat tambahan pada proses pencucian botol kaca. Merupakan bahan kimia yang berfungsi sebagai bahan pencuci botol yang dapat melunakkan kotoran sehingga dapat mempercepat pelepasan kotoran pada botol. Divo ultra adalah produk cair sebagai bahan tambahan pada larutan pembersih caustic soda yang mengandung bahan pembasah, bahan pengkelat, dan

10 pengontrol busa. Komposisi divo ultra adalah Phosphoric Acid 12%, Alkyl Alcohol Ethoxylate 20%, Amin Methylane. Divo ultra bila terkena mata dapat terjadi iritasi begitu pun bila terhirup dan terhisap. Divo ultra dapat menyebabkan luka bakar parah pada kulit dan kerusakan pada mata. Tetapi pada pemakaian normal tidak menyebabkan iritasi pada kulit. Divo ultra disimpan tertutup pada ruangan yang kering dalam keadaan suhu kamar. Cara penggunaannya, divo ultra terlebih dahulu dicampurkan pada larutan caustic soda dengan konsentrasi 0,08-0,3%, perbandingan 5:1 atau ( 50% caustic soda : 10% divo ultra ) yang kemudian dimasukkan kedalam mesin pencuci botol. Sifat-sifat divo ultra : Bentuk : cairan bening kekuningan ph : 10,5 11,5 Berat jenis Kemasan : 1,17 ± 0,05 kg/l : 20,200 liter/container Kelebihan divo ultra : Memperluas bidang kotoran, mencegah lapisan air pada permukaan. Cepat mengatasi masalah seperti : blooming, karat, lumut, germ dan lainlain. Mencegah timbulnya kerak pada bottle washer. Memperbaiki kebersihan dan pembilasan permukaan. Mengurangi botol reject dengan memperbaiki buangan alkali dari permukaan gelas.

11 Ekonomis dengan mengurangi biaya pencucian dan waktu. 3. Divo AI Divo AI adalah bahan kimia yang berfungsi untuk menetralkan ph. Divo AI akan bekerja menurut sistem otomatis yang terdapat pada washer. Komposisi divo AI adalah Phosphoric Acid >30%. Sifat-sifat divo AI : Bentuk Warna Bau : cairan : tidak berwarna : karakteristik ph : < 2.0 Density : 1.23 g/cm 3 Stabilitas dan reaktivitas : Bereaksi dengan bahan alkali dan bahan metal. Disarankan divo AI disimpan sesuai dengan petunjuk yang telah disetujui yang diketahui produk dekomposisinya. Cara Pengecekan Divo AI : Diambil sampel air yang terdapat dalam mesin pencuci botol Dimasukkan kedalam erlenmeyer Diambil indikator universal dan dimasukkan kedalam sampel yang terdapat pada gelas Erlenmeyer dan disamakan warnanya ke ph indikator strips Target konsentrasi dengan ph 7-8

12 4. Divo LE Divo LE adalah bahan kimia yang berfungsi untuk membersihkan sisa caustic soda yang terdapat pada botol. Divo LE akan bekerja menurut sistem otomatis yang terdapat pada washer. Komposisi divo LE adalah EDTA 15-30%, dan Nitriloacetic Acid <5%. Sifat-sifat divo LE : Bentuk Warna Bau : cairan : kuning pucat : karakteristik ph : Density : 1.18 g/cm 3 Cara pengecekan Divo LE : Dimasukkan 50 ml sampel kedalam gelas Erlenmeyer Ditambahkan 10 drop masing-masing reagent DLE 1 dan DLE 2 sampai berwarna biru Dititrasi dengan reagent DLE 3 sampai berubah warna ungu Target konsentrasi Divo LE 5-10 ppm 1 drop x 5 ppm (PT. Coca-Cola Bottling Indonesia, 2000).

13 2.4. Proses Pencucian Botol Botol yang digunakan di PT. CCAI Unit Medan ada dua macam yaitu botol yang baru dan botol dari pasar (isi ulang). Botol yang digunakan untuk pengisian minuman harus bersih, tidak rusak atau pecah. Untuk memperoleh botol yang baik perlu diperiksa dan dicuci. Botol yang berasal dari pasar maupun botol baru dipenumpukan dibawa ketempat penyortiran untuk diperiksa terlebih dahulu. Pemeriksaan bertujuan memperoleh botol yan baik. Botol yang lolos dari penyortiran langsung dimasukkan ke bottle washer. Dengan bantuan conveyor, botol-botol dimasukkan ke dalam mesin pencuci botol, dengan proses kerja sebagai berikut : 1. Pembilasan Awal ( Preheating ) Masing-masing botol dimasukkan ke dalam pocket-pocket. Botol dibilas dengan air yang disirkulasi kembali dari air pada tahap pembilasan akhir. Air ini mengandung sedikit sisa caustic soda yang digunakan sebagai sabun pengganti deterjen, yang dapat membantu pembilasan awal. Dilakukan pada keadaan panas dengan temperatur lebih kurang 45 0 C. 2. Tangki Perendaman I ( Compartement I ) Setelah melalui pembilasan awal, kotoran-kotoran yang dibagian dalam dan luar botol yang tidak terlalu lekat akan lepas. Botol-botol kemudian masuk ke tangki perendaman caustic I. Washer mempunyai tiga tangki perendaman caustic dengan kapasitas 12 m 3. Larutan dalam compartement I dengan temperatur lebih kurang 50 0 C 60 0 C

14 dan konsentrasi caustic soda 2,0% - 3,5% juga ditambahkan divo ultra dengan konsentrasi 0,1 0,3% yang diinjeksikan kedalamnya. 3. Tangki Perendaman II ( Compartement II ) Kemudian botol-botol bergerak ke tangki perendaman caustic II yang temperaturnya lebih panas yaitu 65 0 C C dengan konsentrasi caustic soda 1,75% 2,5% dan juga ditambahkan divo ultra dengan konsentrasi 0,1% - 0,3%. Botol akan disemprot bagian dalamnya untuk dibersihkan. 4. Perendaman Air Panas ( Compartement III ) Botol kemudian melalui tangki perendaman air panas yang berasal dari soft water dan mengalami penyemprotan luar dan dalam sebanyak dua kali, temperatur tangki ini antara 50ºC - 60ºC dengan konsentrasi caustic soda kurang dari 0,2%. 5. Pembilasan Akhir Botol-botol yang telah direndam air panas dibilas akhir dengan air soft, dengan temperatur akhir 25 0 C 30 0 C dengan tekanan 0,5 1,5 bar. Botol-botol akan melewati pre rinse dan final rinse. Dimana kedalam pre rinse dialirkan melalui pipa kecil larutan divo AI dan divo LE. Setelah melewati pre rinse, botolbotol kemudian melewati final rinse. Air yang digunakan pada washer ini adalah soft water. Kemudian botol botol yang telah melewati final rinse, akan keluar dari washing machine dan dijalankan dengan menggunakan conveyor ke mesin filler dan crowner. Sebelum ke mesin pengisi (filler), botol diperiksa oleh inspektur untuk mengetahui apakah botol telah memenuhi syarat. Botol yang

15 masih kotor, sompel atau cacat disisihkan dan tidak boleh digunakan untuk mengemas minuman. (Anonim, 1990). Botol yang sudah selesai diseleksi oleh inspektur, kemudian diuji/diperiksa kebersihannya dengan menggunakan larutan pewarna Metilen Blue dan uji Carry Over/indikator fenolftalein 1 %. Fenolftalein (pp) mempunyai pka 9,4 (perubahan warna antara ph 8,4 10,4). Struktur fenolftalein akan mengalami penataan ulang pada kisaran ph ini karena proton dipindahkan dari struktur fenol dari pp sehingga ph-nya meningkat akibatnya akan terjadi perubahan warna. (Rohman, 2007).

16 BAB III METODOLOGI PERCOBAAN 3.1. Alat dan Bahan Alat-Alat Botol kotor Fanta Strawberry 1 crate Sarung tangan Erlenmeyer 100 ml Pipet volume 10 ml Labu tentukur 50 ml Pipet tetes Bola karet Comparator dan kuvet lovibond Bahan-Bahan Sampel caustic Compartement I dan Compartement II Aquadest Indikator BTB HCl 0,1 N Reagent Phosfat Air soft Larutan pewarna Metilen Blue Larutan Carry Over

17 3.2. Prosedur Percobaan Penimbangan Botol Botol yang sangat kotor sebanyak 1 crate masing-masing ditimbang, dimasukkan ke dalam mesin pencuci botol untuk dilakukan proses pencucian botol. Kemudian botol botol akan keluar dari washing machine. Botol ditimbang kembali, dan di uji kualitas hasil pencucian botol dengan pengecekan residu caustic soda serta kebersihan botolnya. Tabel 1. Penimbangan Botol Berat Botol NO Sebelum masuk washing machine (A) Setelah keluar washing machine (B) Bobot Kotoran Botol ( A-B ) 1 394,55 gr 370,53 gr 24,02 gr 2 377,35 gr 364,71 gr 12,64 gr 3 401,85 gr 370,30 gr 31,55 gr 4 376,12 gr 371,90 gr 4,22 gr 5 381,24 gr 373,80 gr 7,44 gr 6 395,00 gr 367,50 gr 27,50 gr 7 375,33 gr 366,23 gr 9,10 gr 8 371,93 gr 368,27 gr 3,66 gr 9 385,97 gr 372,90 gr 12,98 gr ,17 gr 361,78 gr 12,39 gr ,55 gr 368,10 gr 1,45 gr

18 12 370,63 gr 369,36 gr 1,27 gr ,98 gr 369,08 gr 1,90 gr ,38 gr 366,15 gr 8,23 gr ,31 gr 364,56 gr 14,75 gr ,94 gr 361,02 gr 5,92 gr ,25 gr 368,09 gr 12,16 gr ,49 gr 364, 34 gr 10,15 gr ,73 gr 367, 06 gr 7,67 gr , 53 gr 365,10 gr 6,43 gr ,48 gr 367,25 gr 10,42 gr ,25 gr 366,00 gr 1,25 gr ,64 gr 364,30 gr 7,34 gr ,00 gr 368,15 gr 1,50 gr Bobot Total Kotoran Botol Bobot Rata-Rata Kotoran Botol 246,10 gr 10,25 gr Keterangan : 1 crate botol kaca Fanta Strawberry Cek Konsentrasi Caustic Soda Diambil sampel caustic yang terdapat pada compartement I dan II pada mesin pencuci botol Dipipet masing-masing 4 ml sampel caustic compartement I dan II kedalam erlenmeyer 100 ml Ditambahkan 2-3 tetes indikator BTB

19 Dititrasi dengan HCl 0,1 N sampai warna kuning Konsentrasi caustic soda x 0, Cek Konsentrasi Divo Ultra Dipipet masing-masing 0,5 ml sampel caustic compartement I dan II kedalam labu tentukur 50 ml Ditambahkan aquadest Diaddkan sampai garis tanda Dikocok sampai homogen Dipipet 0,5 ml, kemudian dimasukkan ke dalam kuvet lovibond Ditambahkan aquadest sampai batas miniskus pertama Dimasukkan 1 sachet reagent Phosfat Dikocok sampai warna biru ungu Kuvet lovibond dimasukkan ke dalam comparator dan dibandingkan dengan kuvet lovibond lain yang berisi aquadest sebagai blanko sampai diperoleh warna yang sama Hasil pembacaan x 0, Uji Kualitas Hasil Pencucian Botol a. Metilen Blue Test Masing-masing ke dalam botol dialirkan larutan pewarna metilen blue secara merata melalui dinding botol Dikeringkan Setelah kering, dibilas dengan air sampai bersih

20 Diamati apakah masih terdapat kotoran didalamnya. Jika terdapat warna biru dalam botol, menunjukkan bahwa botol tersebut masih mengandung sisa kotoran. b. Carry Over Test Masing-masing ke dalam botol dialirkan larutan carry over secara merata melalui dinding botol Setelah larutan merata pada permukaan botol, diamati apakah terdapat warna merah muda. Jike terdapat warna merah muda dalam botol, menunjukkan bahwa botol tersebut masih mengandung residu caustic soda.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. peranannya dalam kesehatan manusia. Disamping digunakan untuk air minum,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. peranannya dalam kesehatan manusia. Disamping digunakan untuk air minum, 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Air Air sangat erat hubungannya dengan kehidupan manusia, yang berarti besar sekali peranannya dalam kesehatan manusia. Disamping digunakan untuk air minum, keperluan perikanan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. manusia, karena air diperlukan untuk bermacam-macam kegiatan seperti minum,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. manusia, karena air diperlukan untuk bermacam-macam kegiatan seperti minum, BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Air Air suatu kebutuhan yang tidak dapat ditinggalkan untuk kebutuhan manusia, karena air diperlukan untuk bermacam-macam kegiatan seperti minum, masak, mandi, mencuci, pertanian,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Botol botol yang digunakan oleh PT. Bangun Wenang Beverage

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Botol botol yang digunakan oleh PT. Bangun Wenang Beverage BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Persiapan Bahan Pengemas Botol botol yang digunakan oleh PT. Bangun Wenang Beverage Company merupakan Returnable Glass Bottle (RGB). Botol yang digunakan adalah botol baru

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kebutuhan manusia, karena air diperlukan untuk bermacam-macam kegiatan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kebutuhan manusia, karena air diperlukan untuk bermacam-macam kegiatan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Air 2.1.1. Pengertian Air Air merupakan suatu kebutuhan yang tidak dapat ditinggalkan untuk kebutuhan manusia, karena air diperlukan untuk bermacam-macam kegiatan seperti minum,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. masyarakat, karena air merupakan salah satu media dari berbagai macam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. masyarakat, karena air merupakan salah satu media dari berbagai macam 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Dasar Pengenalan Air Air merupakan suatu sarana utama untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, karena air merupakan salah satu media dari berbagai macam penularan,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. atau uap. Air berubah dari suatu bentuk kebentuk yang lainnya tergantung pada

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. atau uap. Air berubah dari suatu bentuk kebentuk yang lainnya tergantung pada BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Air Secara Umum Air adalah suatu senyawa hidrogen dan oksigen dengan rumusan kimia H2O. Berdasarkan sifat fisiknya (secara fisika) terdapat tiga macam bentuk air,

Lebih terperinci

( khususnya air minum ) cukup mengambil dari sumber sumber air yang ada di

( khususnya air minum ) cukup mengambil dari sumber sumber air yang ada di 3 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Umum Tentang Air Air merupakan suatu sarana utama untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, karena air merupakan salah satu media dari berbagai macam penularan,

Lebih terperinci

ASIDI-ALKALIMETRI PENETAPAN KADAR ASAM SALISILAT

ASIDI-ALKALIMETRI PENETAPAN KADAR ASAM SALISILAT ASIDI-ALKALIMETRI PENETAPAN KADAR ASAM SALISILAT I. DASAR TEORI I.1 Asidi-Alkalimetri Asidi-alkalimetri merupakan salah satu metode analisis titrimetri. Analisis titrimetri mengacu pada analisis kimia

Lebih terperinci

PENYISIHAN KESADAHAN dengan METODE PENUKAR ION

PENYISIHAN KESADAHAN dengan METODE PENUKAR ION PENYISIHAN KESADAHAN dengan METODE PENUKAR ION 1. Latar Belakang Kesadahan didefinisikan sebagai kemampuan air dalam mengkonsumsi sejumlah sabun secara berlebihan serta mengakibatkan pengerakan pada pemanas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bahan-bahan yang ada dialam. Guna memenuhi berbagai macam kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. bahan-bahan yang ada dialam. Guna memenuhi berbagai macam kebutuhan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kehidupan sehari-hari manusia banyak memerlukan berbagai macam bahan-bahan yang ada dialam. Guna memenuhi berbagai macam kebutuhan hidupnya tersebut manusia melakukan

Lebih terperinci

Mengapa Air Sangat Penting?

Mengapa Air Sangat Penting? Mengapa Air Sangat Penting? Kehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya sangat bergantung pada air. Kita banyak menggunakan air untuk keperluan sehari-hari seperti untuk minum, memasak, mencuci, 1 mandi

Lebih terperinci

Penentuan Kesadahan Dalam Air

Penentuan Kesadahan Dalam Air Penentuan Kesadahan Dalam Air I. Tujuan 1. Dapat menentukan secara kualitatif dan kuantitatif kation (Ca²+,Mg²+) 2. Dapat membuat larutan an melakukan pengenceran II. Latar Belakang Teori Semua makhluk

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sumber-Sumber Air Sumber-sumber air bisa dikelompokkan menjadi 4 golongan, yaitu: 1. Air atmosfer Air atmesfer adalah air hujan. Dalam keadaan murni, sangat bersih namun keadaan

Lebih terperinci

Perancangan Instalasi Unit Utilitas Kebutuhan Air pada Industri dengan Bahan Baku Air Sungai

Perancangan Instalasi Unit Utilitas Kebutuhan Air pada Industri dengan Bahan Baku Air Sungai Perancangan Instalasi Unit Utilitas Kebutuhan Air pada Industri dengan Bahan Baku Air Sungai Air yang digunakan meliputi : 1. Air pendingin, digunakan untuk mendinginkan alat penukar panas. 2. Air Proses,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Air Air adalah zat yang tudak mempunyai rasa, warna, dan bau yang terdiri dari hidrogen dan oksigen dengan rumus kimia H 2 O. Air merupakan suatu larutan yang bersifat

Lebih terperinci

BAB V METODOLOGI. Pada tahap ini, dilakukan pengupasan kulit biji dibersihkan, penghancuran biji karet kemudian

BAB V METODOLOGI. Pada tahap ini, dilakukan pengupasan kulit biji dibersihkan, penghancuran biji karet kemudian BAB V METODOLOGI Penelitian ini akan dilakukan 2 tahap, yaitu : Tahap I : Tahap perlakuan awal (pretreatment step) Pada tahap ini, dilakukan pengupasan kulit biji dibersihkan, penghancuran biji karet kemudian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kehidupan manusia, karena air diperlukan untuk bermacam-macam kegiatan seperti

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kehidupan manusia, karena air diperlukan untuk bermacam-macam kegiatan seperti BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Umum Air Air merupakan suatu kebutuhan yang tidak dapat ditinggalkan untuk kehidupan manusia, karena air diperlukan untuk bermacam-macam kegiatan seperti minum, pertanian,

Lebih terperinci

ANALISIS WARNA, SUHU, ph DAN SALINITAS AIR SUMUR BOR DI KOTA PALOPO

ANALISIS WARNA, SUHU, ph DAN SALINITAS AIR SUMUR BOR DI KOTA PALOPO Prosiding Seminar Nasional Volume 02, Nomor 1 ISSN 2443-1109 ANALISIS WARNA, SUHU, ph DAN SALINITAS AIR SUMUR BOR DI KOTA PALOPO Hasrianti 1, Nurasia 2 Universitas Cokroaminoto Palopo 1,2 hasriantychemyst@gmail.com

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PERCOBAAN Penentuan Kadar Kebutuhan Oksigen Kimiawi (KOK) a. Gelas ukur pyrex. b. Pipet volume pyrex. c.

BAB 3 METODE PERCOBAAN Penentuan Kadar Kebutuhan Oksigen Kimiawi (KOK) a. Gelas ukur pyrex. b. Pipet volume pyrex. c. BAB 3 METODE PERCOBAAN Pada analisis yang dilakukan terhadap penentuan kadar dari beberapa parameter pada limbah cair pengolahan kelapa sawit menggunakan beberapa perbedaan alat dan metode, adapun beberapa

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Air adalah senyawa kimia yang terdiri dari dua atom hydrogen (H) dan satu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Air adalah senyawa kimia yang terdiri dari dua atom hydrogen (H) dan satu BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Air Air adalah senyawa kimia yang terdiri dari dua atom hydrogen (H) dan satu atom oksigen (O) yang berikatan secara kovalen yang sangat penting fungsinya. Dengan adanya penyediaan

Lebih terperinci

BAB V METODOLOGI. Gambar 6. Pembuatan Minyak wijen

BAB V METODOLOGI. Gambar 6. Pembuatan Minyak wijen 18 BAB V METODOLOGI 5.1 Pengujian Kinerja Alat Press Hidrolik 5.1.1 Prosedur Pembuatan Minyak Wijen Biji Wijen Pembersihan Biji Wijen Pengovenan Pengepresan Pemisahan Minyak biji wijen Bungkil biji wijen

Lebih terperinci

8. ASIDI-ALKALINITAS

8. ASIDI-ALKALINITAS Asidialkalinitas 8. ASIDIALKALINITAS 8.1. Umum Pengertian asiditas adalah kemampuan air untuk menetralkan larutan basa, sedangkan alkalinitas adalah kemampuan air untuk menetralkan larutan asam. Asidialkalinitas

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. bahan baku produk ataupun air konsumsi. Tujuan utama dari pengolahan air ini

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. bahan baku produk ataupun air konsumsi. Tujuan utama dari pengolahan air ini BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Penyiapan Bahan Baku (Air) Pengolahan Air (Water Treatment) adalah Suatu proses pengolahan air dari sumur untuk di proses sedemikian rupa sehingga dapat di gunakan sebagai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Mutu air adalah kadar air yang diperbolehkan dalam zat yang akan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Mutu air adalah kadar air yang diperbolehkan dalam zat yang akan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian air secara umum Mutu air adalah kadar air yang diperbolehkan dalam zat yang akan digunakan.air murni adalah air yang tidak mempunyai rasa, warna dan bau, yang terdiri

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. banyak, bahkan oleh semua makhluk hidup. Oleh karena itu, sumber daya air

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. banyak, bahkan oleh semua makhluk hidup. Oleh karena itu, sumber daya air BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Air Air merupakan sumber daya alam yang diperlukan untuk hajat hidup orang banyak, bahkan oleh semua makhluk hidup. Oleh karena itu, sumber daya air harus dilindungi agar tetap

Lebih terperinci

OLIMPIADE SAINS NASIONAL Ke III. Olimpiade Kimia Indonesia. Kimia UJIAN PRAKTEK

OLIMPIADE SAINS NASIONAL Ke III. Olimpiade Kimia Indonesia. Kimia UJIAN PRAKTEK OLIMPIADE SAINS NASIONAL Ke III Olimpiade Kimia Indonesia Kimia UJIAN PRAKTEK Petunjuk : 1. Isilah Lembar isian data pribadi anda dengan lengkap (jangan disingkat) 2. Soal Praktikum terdiri dari 2 Bagian:

Lebih terperinci

PENGOLAHAN AIR SUNGAI UNTUK BOILER

PENGOLAHAN AIR SUNGAI UNTUK BOILER PENGOLAHAN AIR SUNGAI UNTUK BOILER Oleh Denni Alfiansyah 1031210146-3A JURUSAN TEKNIK MESIN POLITEKNIK NEGERI MALANG MALANG 2012 PENGOLAHAN AIR SUNGAI UNTUK BOILER Air yang digunakan pada proses pengolahan

Lebih terperinci

BAB III METODE PERCOBAAN. - Kuvet 20 ml. - Pipet Volume 10 ml Pyrex. - Pipet volume 0,5 ml Pyrex. - Beaker glass 500 ml Pyrex

BAB III METODE PERCOBAAN. - Kuvet 20 ml. - Pipet Volume 10 ml Pyrex. - Pipet volume 0,5 ml Pyrex. - Beaker glass 500 ml Pyrex BAB III METODE PERCOBAAN 3.1. Alat-alat - Kuvet 20 ml - Pipet Volume 10 ml Pyrex - Pipet volume 0,5 ml Pyrex - Pipet Tetes - Botol aquadest - Beaker glass 500 ml Pyrex - Colorimeter DR/890 Hach USA 3.2.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI A. Alat dan Bahan A.1Alat yang digunakan : - Timbangan - Blender - Panci perebus - Baskom - Gelas takar plastik - Pengaduk -

BAB III METODOLOGI A. Alat dan Bahan A.1Alat yang digunakan : - Timbangan - Blender - Panci perebus - Baskom - Gelas takar plastik - Pengaduk - digilib.uns.ac.id BAB III METODOLOGI A. Alat dan Bahan A.1Alat yang digunakan : - Timbangan - Blender - Panci perebus - Baskom - Gelas takar plastik - Pengaduk - Kompor gas - Sendok - Cetakan plastik A.2Bahan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Air adalah materi di dalam kehidupan.tidak ada satu pun makhluk hidup yang ada di planet ini yang tidak membutuhkan air. Di dalam sel hidup baik pada sel tumbuh-tumbuhan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengujian kali ini adalah penetapan kadar air dan protein dengan bahan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengujian kali ini adalah penetapan kadar air dan protein dengan bahan BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Pengujian kali ini adalah penetapan kadar air dan protein dengan bahan yang digunakan Kerupuk Udang. Pengujian ini adalah bertujuan untuk mengetahui kadar air dan

Lebih terperinci

Lampiran 1. Prosedur Karakterisasi Komposisi Kimia 1. Analisa Kadar Air (SNI ) Kadar Air (%) = A B x 100% C

Lampiran 1. Prosedur Karakterisasi Komposisi Kimia 1. Analisa Kadar Air (SNI ) Kadar Air (%) = A B x 100% C LAMPIRAN Lampiran 1. Prosedur Karakterisasi Komposisi Kimia 1. Analisa Kadar Air (SNI 01-2891-1992) Sebanyak 1-2 g contoh ditimbang pada sebuah wadah timbang yang sudah diketahui bobotnya. Kemudian dikeringkan

Lebih terperinci

Emisi gas buang Sumber tidak bergerak Bagian 3: Oksida-oksida sulfur (SO X ) Seksi 2: Cara uji dengan metoda netralisasi titrimetri

Emisi gas buang Sumber tidak bergerak Bagian 3: Oksida-oksida sulfur (SO X ) Seksi 2: Cara uji dengan metoda netralisasi titrimetri Standar Nasional Indonesia Emisi gas buang Sumber tidak bergerak Bagian 3: Oksida-oksida sulfur (SO X ) Seksi 2: Cara uji dengan metoda netralisasi titrimetri ICS 13.040.40 Badan Standardisasi Nasional

Lebih terperinci

BAB V METODOLOGI. 5.1 Alat yang digunakan: Tabel 3. Alat yang digunakan pada penelitian

BAB V METODOLOGI. 5.1 Alat yang digunakan: Tabel 3. Alat yang digunakan pada penelitian 14 BAB V METODOLOGI 5.1 Alat yang digunakan: Tabel 3. Alat yang digunakan pada penelitian No. Nama Alat Jumlah 1. Oven 1 2. Hydraulic Press 1 3. Kain saring 4 4. Wadah kacang kenari ketika di oven 1 5.

Lebih terperinci

Bab IV Hasil dan Pembahasan

Bab IV Hasil dan Pembahasan Bab IV Hasil dan Pembahasan Kualitas minyak dapat diketahui dengan melakukan beberapa analisis kimia yang nantinya dibandingkan dengan standar mutu yang dikeluarkan dari Standar Nasional Indonesia (SNI).

Lebih terperinci

Blanching. Pembuangan sisa kulit ari

Blanching. Pembuangan sisa kulit ari BAB V METODOLOGI 5.1 Pengujian Kinerja Alat Press Hidrolik 5.1.1 Prosedur Pembuatan Minyak Kedelai Proses pendahuluan Blanching Pengeringan Pembuangan sisa kulit ari pengepresan 5.1.2 Alat yang Digunakan

Lebih terperinci

Lampiran 1. Prosedur kerja analisa bahan organik total (TOM) (SNI )

Lampiran 1. Prosedur kerja analisa bahan organik total (TOM) (SNI ) 41 Lampiran 1. Prosedur kerja analisa bahan organik total (TOM) (SNI 06-6989.22-2004) 1. Pipet 100 ml contoh uji masukkan ke dalam Erlenmeyer 300 ml dan tambahkan 3 butir batu didih. 2. Tambahkan KMnO

Lebih terperinci

PENGAMBILAN SAMPEL AIR

PENGAMBILAN SAMPEL AIR PENGAMBILAN SAMPEL AIR A. Pemeriksaan : Pengambilan Sampel Air B. Tujuan :Untuk memperoleh sampel air guna pemeriksaan parameter lapangan C. Metode : Langsung D. Prinsip : Sungai dengan debit kurang dari

Lebih terperinci

REAKSI SAPONIFIKASI PADA LEMAK

REAKSI SAPONIFIKASI PADA LEMAK REAKSI SAPONIFIKASI PADA LEMAK TUJUAN : Mempelajari proses saponifikasi suatu lemak dengan menggunakan kalium hidroksida dan natrium hidroksida Mempelajari perbedaan sifat sabun dan detergen A. Pre-lab

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 LOKASI PENELITIAN Penelitian dilakukan di Laboratorium Kimia Analisa dan Laboratorium Proses Industri Kimia, Departemen Teknik Kimia, Fakultas Teknik Universitas Sumatera

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (oksigen) dengan formula atau rumus molekul H 2 O. Dialam, air ditemukan dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (oksigen) dengan formula atau rumus molekul H 2 O. Dialam, air ditemukan dalam BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Air Air merupakan perpaduan dua atom H (hidrogen) dan satu atom O (oksigen) dengan formula atau rumus molekul H 2 O. Dialam, air ditemukan dalam bentuk padat, cair, dan gas.

Lebih terperinci

PROSES PENGOLAHAN AIR SUNGAI MENJADI AIR MINERAL

PROSES PENGOLAHAN AIR SUNGAI MENJADI AIR MINERAL PROSES PENGOLAHAN AIR SUNGAI MENJADI AIR MINERAL PENDAHULUAN 1. AIR Air merupakan sumber alam yang sangat penting di dunia, karena tanpa air kehidupan tidak dapat berlangsung. Air juga banyak mendapat

Lebih terperinci

SUMBER AIR SESUATU YANG DAPAT MENGHASILKAN AIR (AIR HUJAN, AIR TANAH & AIR PERMUKAAN) SIKLUS AIR

SUMBER AIR SESUATU YANG DAPAT MENGHASILKAN AIR (AIR HUJAN, AIR TANAH & AIR PERMUKAAN) SIKLUS AIR SUMBER AIR SESUATU YANG DAPAT MENGHASILKAN AIR (AIR HUJAN, AIR TANAH & AIR PERMUKAAN) SIKLUS AIR PEGUNUNGAN udara bersih, bebas polusi air hujan mengandung CO 2, O 2, N 2, debu & partikel dr atmosfer AIR

Lebih terperinci

3 Percobaan. Untuk menentukan berat jenis zeolit digunakan larutan benzena (C 6 H 6 ).

3 Percobaan. Untuk menentukan berat jenis zeolit digunakan larutan benzena (C 6 H 6 ). 3 Percobaan 3.1 Bahan dan Alat 3.1.1 Bahan Bahan yang digunakan untuk menyerap ion logam adalah zeolit alam yang diperoleh dari daerah Tasikmalaya, sedangkan ion logam yang diserap oleh zeolit adalah berasal

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Surabaya, 24 Februari Penulis. Asiditas dan Alkalinitas Page 1

KATA PENGANTAR. Surabaya, 24 Februari Penulis. Asiditas dan Alkalinitas Page 1 KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur senantiasa kita panjatkan kehadiran allah SWT, atas limpahan rahmat dan hidayahnya kepada kita, sehingga kelompok kami dapat menyelesaikan makalah Asiditas dan Alkalinitas.

Lebih terperinci

Mn 2+ + O 2 + H 2 O ====> MnO2 + 2 H + tak larut

Mn 2+ + O 2 + H 2 O ====> MnO2 + 2 H + tak larut Pengolahan Aerasi Aerasi adalah salah satu pengolahan air dengan cara penambahan oksigen kedalam air. Penambahan oksigen dilakukan sebagai salah satu usaha pengambilan zat pencemar yang tergantung di dalam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan berdasarkan bagan alir yang ditunjukkan pada gambar 3.1

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan berdasarkan bagan alir yang ditunjukkan pada gambar 3.1 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Bagan Alir Penelitian 3.1.1 Bagan Alir Pembuatan Keju Cottage Penelitian ini dilaksanakan berdasarkan bagan alir yang ditunjukkan pada gambar 3.1 900 g Susu skim - Ditambahkan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI. 1. Analisis Kualitatif Natrium Benzoat (AOAC B 1999) Persiapan Sampel

III. METODOLOGI. 1. Analisis Kualitatif Natrium Benzoat (AOAC B 1999) Persiapan Sampel III. METODOLOGI A. BAHAN DAN ALAT Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah saus sambal dan minuman dalam kemasan untuk analisis kualitatif, sedangkan untuk analisis kuantitatif digunakan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. pembuatan vermikompos yang dilakukan di Kebun Biologi, Fakultas

METODE PENELITIAN. pembuatan vermikompos yang dilakukan di Kebun Biologi, Fakultas III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dibagi menjadi dua tahap: Tahap pertama adalah pembuatan vermikompos yang dilakukan di Kebun Biologi, Fakultas Teknobiologi, Universitas

Lebih terperinci

PENENTUAN KADAR KARBONAT DAN HIDROGEN KARBONAT MELALUI TITRASI ASAM BASA

PENENTUAN KADAR KARBONAT DAN HIDROGEN KARBONAT MELALUI TITRASI ASAM BASA PENENTUAN KADAR KARBONAT DAN HIDROGEN KARBONAT MELALUI TITRASI ASAM BASA 1 Tujuan Percobaan Tujuan dari percobaan ini adalah menentukan kadar natrium karbonat dan natrium hidrogen karbonat dengan titrasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam tubuh manusia itu sendiri (Mulia, 2005). fungsi tersebut dengan sempurna. Konsumsi air rata-rata setiap orang adalah

BAB I PENDAHULUAN. dalam tubuh manusia itu sendiri (Mulia, 2005). fungsi tersebut dengan sempurna. Konsumsi air rata-rata setiap orang adalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Air merupakan senyawa kimia yang sangat penting bagi kehidupan mahkluk hidup di bumi. Fungsi air bagi kehidupan tidak dapat digantikan oleh senyawa lain. Penggunaan

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 PEMBAGIAN TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB

LAMPIRAN 1 PEMBAGIAN TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB LAMPIRAN 1 PEMBAGIAN TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB 1. General Manager Menentukan dan merumuskan kegiatan utama dalam perusahaan untuk pencapaian tujuan umum perusahaan. Mengkoordinir dan mengawasi tugas-tugas

Lebih terperinci

Proses Pembuatan Biodiesel (Proses Trans-Esterifikasi)

Proses Pembuatan Biodiesel (Proses Trans-Esterifikasi) Proses Pembuatan Biodiesel (Proses TransEsterifikasi) Biodiesel dapat digunakan untuk bahan bakar mesin diesel, yang biasanya menggunakan minyak solar. seperti untuk pembangkit listrik, mesinmesin pabrik

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN. oleh PT. Coca Cola Indonesia terdiri dari gula murni, air bersih, dan gas CO2.

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN. oleh PT. Coca Cola Indonesia terdiri dari gula murni, air bersih, dan gas CO2. BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN A. Proses Produksi Bahan baku dasar (Concentrate) yang dibuat dengan proses ilmiah oleh PT. Coca Cola Indonesia terdiri dari gula murni, air bersih, dan gas CO2. Bahan-bahan

Lebih terperinci

Reaksi Dehidrasi: Pembuatan Sikloheksena. Oleh : Kelompok 3

Reaksi Dehidrasi: Pembuatan Sikloheksena. Oleh : Kelompok 3 Reaksi Dehidrasi: Pembuatan Sikloheksena Oleh : Kelompok 3 Outline Tujuan Prinsip Sifat fisik dan kimia bahan Cara kerja Hasil pengamatan Pembahasan Kesimpulan Tujuan Mensintesis Sikloheksena Menentukan

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR. Percobaan 3 INDIKATOR DAN LARUTAN

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR. Percobaan 3 INDIKATOR DAN LARUTAN LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR Percobaan 3 INDIKATOR DAN LARUTAN Disusun oleh Nama : Cinderi Maura Restu NPM : 10060312009 Shift / kelompok : 1 / 2 Tanggal Praktikum : 29 Oktober 2012 Tanggal Laporan :

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan berbagai macam cara, tergantung kondisi geografisnya. Sebagian

BAB I PENDAHULUAN. dengan berbagai macam cara, tergantung kondisi geografisnya. Sebagian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Air merupakan unsur yang sangat penting untuk menopang kelangsungan hidup bagi semua bentuk kehidupan di bumi. Air bersih memegang peranan penting dalam memenuhi kebutuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Air merupakan sumber daya alam yang menjadi kebutuhan dasar bagi

BAB I PENDAHULUAN. Air merupakan sumber daya alam yang menjadi kebutuhan dasar bagi BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah Air merupakan sumber daya alam yang menjadi kebutuhan dasar bagi kehidupan. Sekitar tiga per empat bagian dari tubuh kita terdiri dari air dan tidak seorangpun

Lebih terperinci

PENGARUH TEMPERATUR PADA PROSES PEMBUATAN ASAM OKSALAT DARI AMPAS TEBU. Oleh : Dra. ZULTINIAR,MSi Nip : DIBIAYAI OLEH

PENGARUH TEMPERATUR PADA PROSES PEMBUATAN ASAM OKSALAT DARI AMPAS TEBU. Oleh : Dra. ZULTINIAR,MSi Nip : DIBIAYAI OLEH PENGARUH TEMPERATUR PADA PROSES PEMBUATAN ASAM OKSALAT DARI AMPAS TEBU Oleh : Dra. ZULTINIAR,MSi Nip : 19630504 198903 2 001 DIBIAYAI OLEH DANA DIPA Universitas Riau Nomor: 0680/023-04.2.16/04/2004, tanggal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Air merupakan kebutuhan yang paling utama bagi makhluk hidup. Manusia

BAB I PENDAHULUAN. Air merupakan kebutuhan yang paling utama bagi makhluk hidup. Manusia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air merupakan kebutuhan yang paling utama bagi makhluk hidup. Manusia dan makhluk hidup lainnya sangat bergantung dengan air demi mempertahankan hidupnya. Air yang

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Hujan merupakan unsur iklim yang paling penting di Indonesia karena

II. TINJAUAN PUSTAKA. Hujan merupakan unsur iklim yang paling penting di Indonesia karena II. TINJAUAN PUSTAKA A. Defenisi Hujan Asam Hujan merupakan unsur iklim yang paling penting di Indonesia karena keragamannya sangat tinggi baik menurut waktu dan tempat. Hujan adalah salah satu bentuk

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Air merupakan kebutuhan yang sangat pokok bagi kehidupan. Semua makhluk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Air merupakan kebutuhan yang sangat pokok bagi kehidupan. Semua makhluk BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Air Air merupakan kebutuhan yang sangat pokok bagi kehidupan. Semua makhluk hidup memerlukan air tanpa air tidak ada kehidupan. Kebutuhan air menyangkut dua hal: (1) air untuk

Lebih terperinci

AlCl₃ (Aluminium Klorida) Ishmar Balda Fauzan ( ) Widya Fiqra ( ) Yulia Endah Permata ( )

AlCl₃ (Aluminium Klorida) Ishmar Balda Fauzan ( ) Widya Fiqra ( ) Yulia Endah Permata ( ) AlCl₃ (Aluminium Klorida) Ishmar Balda Fauzan (121411048) Widya Fiqra (121411061) Yulia Endah Permata (121411062) Pengertian Reaksi Terhadap Zat Lain AlCl₃ Kegunaan dan Manfaat MSDS Proses Pembuatan KARAKTERISTIK

Lebih terperinci

Pengolahan Air Gambut sederhana BAB III PENGOLAHAN AIR GAMBUT SEDERHANA

Pengolahan Air Gambut sederhana BAB III PENGOLAHAN AIR GAMBUT SEDERHANA Pengolahan Air Gambut sederhana BAB III PENGOLAHAN AIR GAMBUT SEDERHANA 51 Nusa Idaman Said III.1 PENDAHULUAN Air merupakan kebutuhan pokok bagi kehidupan manusia. Dalam kehidupan sehari-hari manusia selalu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Air merupakan unsur yang penting di dalam kehidupan.tidak ada satu pun makhluk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Air merupakan unsur yang penting di dalam kehidupan.tidak ada satu pun makhluk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Air merupakan unsur yang penting di dalam kehidupan.tidak ada satu pun makhluk hidup yang ada di bumi ini yang tidak membutuhkan air. Di dalam tubuh makhluk hidup baik

Lebih terperinci

LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM ANORGANIK PERCOBAAN 1 TOPIK : SINTESIS DAN KARAKTERISTIK NATRIUM TIOSULFAT

LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM ANORGANIK PERCOBAAN 1 TOPIK : SINTESIS DAN KARAKTERISTIK NATRIUM TIOSULFAT LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM ANORGANIK PERCOBAAN 1 TOPIK : SINTESIS DAN KARAKTERISTIK NATRIUM TIOSULFAT DI SUSUN OLEH : NAMA : IMENG NIM : ACC 109 011 KELOMPOK : 2 ( DUA ) HARI / TANGGAL : SABTU, 28 MEI 2011

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian pengaruh konsentrasi larutan tawas terhadap protein terlarut dan kandungan asam amino pada ikan tongkol adalah melalui eksperimen di bidang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Magnesium klorida Salah satu kegunaan yang paling penting dari MgCl 2, selain dalam pembuatan logam magnesium, adalah pembuatan semen magnesium oksiklorida, dimana dibuat melalui

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM STANDARISASI LARUTAN NaOH

LAPORAN PRAKTIKUM STANDARISASI LARUTAN NaOH LAPORAN PRAKTIKUM STANDARISASI LARUTAN NaOH I. Tujuan Praktikan dapat memahami dan menstandarisasi larutan baku sekunder NaOH dengan larutan baku primer H 2 C 2 O 4 2H 2 O II. Dasar Teori Reaksi asam basa

Lebih terperinci

BAB IV BAHAN AIR UNTUK CAMPURAN BETON

BAB IV BAHAN AIR UNTUK CAMPURAN BETON BAB IV BAHAN AIR UNTUK CAMPURAN BETON Air merupakan salah satu bahan pokok dalam proses pembuatan beton, peranan air sebagai bahan untuk membuat beton dapat menentukan mutu campuran beton. 4.1 Persyaratan

Lebih terperinci

PERANCANGAN PERPIPAAN PADA PROSES PRODUKSI CARBONATED SOFT DRINK

PERANCANGAN PERPIPAAN PADA PROSES PRODUKSI CARBONATED SOFT DRINK TUGAS 1 MATA KULIAH PERANCANGAN PABRIK PERANCANGAN PERPIPAAN PADA PROSES PRODUKSI CARBONATED SOFT DRINK 1. Feriska Yuanita (105100200111012) 2. Alifian Juantono Sahwal (105100213111003) 3. Nadia Sabila

Lebih terperinci

KESADAHAN DAN WATER SOFTENER

KESADAHAN DAN WATER SOFTENER KESADAHAN DAN WATER SOFTENER Bambang Sugiarto Jurusan Teknik Kimia FTI UPN Veteran Jogjakarta Jln. SWK 104 Lingkar Utara Condong catur Jogjakarta 55283 Hp 08156897539 ZAT PENGOTOR (IMPURITIES) Zat-zat

Lebih terperinci

BAB III UJI MATERIAL

BAB III UJI MATERIAL BAB III UJI MATERIAL 3.1. Uraian Umum Eksperimen dalam analisa merupakan suatu langkah eksak dalam pembuktian suatu ketentuan maupun menentukan sesuatu yang baru. Dalam ilmu pengetahuan dibidang teknik

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. bersih dan sehat tanpa persediaan air yang cukup, mustahil akan tercapai. Kondisi

BAB II KAJIAN PUSTAKA. bersih dan sehat tanpa persediaan air yang cukup, mustahil akan tercapai. Kondisi BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Tentang Air Air adalah salah satu kebutuhan esensial manusia yang ke dua setelah udara untuk keperluan hidupnya. Manusia hanya bisa bertahan hidup selama kurang lebih

Lebih terperinci

BAB III METODE. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Minyak Atsiri dan Bahan

BAB III METODE. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Minyak Atsiri dan Bahan BAB III METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Minyak Atsiri dan Bahan Penyegar, Unit Pelayanan Terpadu Pengunjian dan Sertifikasi Mutu Barang (UPT. PSMB) Medan yang bertempat

Lebih terperinci

Lampiran 1. Mesin dan Peralatan. - Mesin. - Bagian Water Treatment. a. Sand Filter. Diameter Tangki : 81 cm

Lampiran 1. Mesin dan Peralatan. - Mesin. - Bagian Water Treatment. a. Sand Filter. Diameter Tangki : 81 cm Lampiran 1 Mesin dan Peralatan - Mesin - Bagian Water Treatment a. Sand Filter Tinggi Tangki : 180 cm Diameter Tangki : 81 cm Isi Media : Pasir kuarsa : Untuk menyaring material berat dari air sumur :

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Water Treatment Air sungai dan Sumur Bor menjadi Air Bersih Proses pengolahan air (water treatment system)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Water Treatment Air sungai dan Sumur Bor menjadi Air Bersih Proses pengolahan air (water treatment system) BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Water Treatment Air sungai dan Sumur Bor menjadi Air Bersih Proses pengolahan air (water treatment system) yang merupakan pengolahan air yang tidak layak pakai (air kotor)

Lebih terperinci

Emisi gas buang Sumber tidak bergerak Bagian 8: Cara uji kadar hidrogen klorida (HCl) dengan metoda merkuri tiosianat menggunakan spektrofotometer

Emisi gas buang Sumber tidak bergerak Bagian 8: Cara uji kadar hidrogen klorida (HCl) dengan metoda merkuri tiosianat menggunakan spektrofotometer Standar Nasional Indonesia Emisi gas buang Sumber tidak bergerak Bagian 8: Cara uji kadar hidrogen klorida (HCl) dengan metoda merkuri tiosianat menggunakan spektrofotometer ICS 13.040.40 Badan Standardisasi

Lebih terperinci

LAMPIRAN I DATA PENGAMATAN. 1.1 Hasil Pengamatan Analisa Analisa Protein dengan Metode Kjeldahl Tabel 6. Hasil Pengamatan Analisa Protein

LAMPIRAN I DATA PENGAMATAN. 1.1 Hasil Pengamatan Analisa Analisa Protein dengan Metode Kjeldahl Tabel 6. Hasil Pengamatan Analisa Protein LAMPIRAN I DATA PENGAMATAN 1.1 Hasil Pengamatan Analisa 1.1.1 Analisa Protein dengan Metode Kjeldahl Tabel 6. Hasil Pengamatan Analisa Protein No. 1. Perlakuan Pengamatan Sampel sebanyak 1 gr K2SO4 Larutan

Lebih terperinci

PENENTUAN KUALITAS AIR

PENENTUAN KUALITAS AIR PENENTUAN KUALITAS AIR Analisis air Mengetahui sifat fisik dan Kimia air Air minum Rumah tangga pertanian industri Jenis zat yang dianalisis berlainan (pemilihan parameter yang tepat) Kendala analisis

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 39 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Bagan Alir Produksi Kerupuk Terfortifikasi Tepung Belut Bagan alir produksi kerupuk terfortifikasi tepung belut adalah sebagai berikut : Belut 3 Kg dibersihkan dari pengotornya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Limbah adalah sampah cair dari suatu lingkungan masyarakat dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Limbah adalah sampah cair dari suatu lingkungan masyarakat dan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Limbah Limbah adalah sampah cair dari suatu lingkungan masyarakat dan terutama terdiri dari air yang telah dipergunakan dengan hampir-hampir 0,1% dari padanya berupa benda-benda

Lebih terperinci

Penentuan parameter kualitas air secara kimiawi. oleh: Yulfiperius

Penentuan parameter kualitas air secara kimiawi. oleh: Yulfiperius Penentuan parameter kualitas air secara kimiawi oleh: Yulfiperius Pendahuluan Alat-alat ukur : ph meter, oksigen meter, dan pengukur (probe) amonia. Alat-alat diatas amatlah berguna namun tidak murah.

Lebih terperinci

LAMPIRAN A PROSEDUR ANALISIS

LAMPIRAN A PROSEDUR ANALISIS LAMPIRAN A PROSEDUR ANALISIS A.1 Pengujian Viskositas (menggunakan viskosimeter) (Jacobs, 1958) Viskositas Saos Tomat Kental diukur dengan menggunakan viskosimeter (Rion Viscotester Model VT-04F). Sebelum

Lebih terperinci

BAB 3 ALAT DAN BAHAN. 1. Gelas ukur 25mL Pyrex. 2. Gelas ukur 100mL Pyrex. 3. Pipet volume 10mL Pyrex. 4. Pipet volume 5mL Pyrex. 5.

BAB 3 ALAT DAN BAHAN. 1. Gelas ukur 25mL Pyrex. 2. Gelas ukur 100mL Pyrex. 3. Pipet volume 10mL Pyrex. 4. Pipet volume 5mL Pyrex. 5. BAB 3 ALAT DAN BAHAN 3.1. Alat dan Bahan 3.1.1. Alat- alat 1. Gelas ukur 25mL Pyrex 2. Gelas ukur 100mL Pyrex 3. Pipet volume 10mL Pyrex 4. Pipet volume 5mL Pyrex 5. Buret 25mL Pyrex 6. Erlenmeyer 250mL

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kualitas Air Kualitas air secara biologis ditentukan oleh banyak parameter, yaitu parameter mikroba pencemar, patogen dan penghasil toksin. Banyak mikroba yang sering bercampur

Lebih terperinci

DETERGEN FILTER Menuju Keseimbangan Biota Air Oleh: Benny Chandra Monacho

DETERGEN FILTER Menuju Keseimbangan Biota Air Oleh: Benny Chandra Monacho Latar Belakang Masalah DETERGEN FILTER Menuju Keseimbangan Biota Air Oleh: Benny Chandra Monacho Indonesia merupakan negara berkembang yang memiliki populasi penduduk yang sangat pesat. Pada tahun 2005,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Ubi jalar ± 5 Kg Dikupas dan dicuci bersih Diparut dan disaring Dikeringkan dan dihaluskan Tepung Ubi Jalar ± 500 g

BAB III METODE PENELITIAN. Ubi jalar ± 5 Kg Dikupas dan dicuci bersih Diparut dan disaring Dikeringkan dan dihaluskan Tepung Ubi Jalar ± 500 g 19 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Bagan Alir Penelitian Ubi jalar ± 5 Kg Dikupas dan dicuci bersih Diparut dan disaring Dikeringkan dan dihaluskan Tepung Ubi Jalar ± 500 g Kacang hijau (tanpa kulit) ± 1

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Air bersih merupakan salah satu dari sarana dasar yang paling dibutuhkan oleh masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Air bersih merupakan salah satu dari sarana dasar yang paling dibutuhkan oleh masyarakat. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Air bersih merupakan salah satu dari sarana dasar yang paling dibutuhkan oleh masyarakat. Kebutuhan air bersih di daerah pedesaan dan pinggiran kota untuk

Lebih terperinci

Sistem Penyediaan Kebutuhan Air Bersih Untuk Bangunan Gedung

Sistem Penyediaan Kebutuhan Air Bersih Untuk Bangunan Gedung Sistem Penyediaan Kebutuhan Air Bersih Untuk Bangunan Gedung Dr. SUKAMTA, S.T., M.T. PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN FAKUKTAS TEKNIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA 2015 Penyediaan Air Bersih Ke Dalam Bangunan

Lebih terperinci

RANCANGAN PENGOLAHAN LIMBAH CAIR. Oleh DEDY BAHAR 5960

RANCANGAN PENGOLAHAN LIMBAH CAIR. Oleh DEDY BAHAR 5960 RANCANGAN PENGOLAHAN LIMBAH CAIR Oleh DEDY BAHAR 5960 PEMERINTAH KABUPATEN TEMANGGUNG DINAS PENDIDIKAN SMK NEGERI 1 (STM PEMBANGUNAN) TEMANGGUNG PROGRAM STUDY KEAHLIAN TEKNIK KIMIA KOPETENSI KEAHLIAN KIMIA

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN. sampel dilakukan di satu blok (25 ha) dari lahan pe rkebunan kelapa sawit usia

METODOLOGI PENELITIAN. sampel dilakukan di satu blok (25 ha) dari lahan pe rkebunan kelapa sawit usia III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April 2014 s/d juni 2014. Lokasi penelitian dilaksanakan di perkebunan PT. Asam Jawa Kecamatan Torgamba, Kabupaten

Lebih terperinci

NASKAH SEMINAR ¹ ANALISIS KUALITAS AIR DENGAN FILTRASI MENGGUNAKAN PASIR SILIKA SEBAGAI MEDIA FILTER (Dengan parameter kadar Fe, ph dam Kadar Lumpur)

NASKAH SEMINAR ¹ ANALISIS KUALITAS AIR DENGAN FILTRASI MENGGUNAKAN PASIR SILIKA SEBAGAI MEDIA FILTER (Dengan parameter kadar Fe, ph dam Kadar Lumpur) 1 NASKAH SEMINAR ¹ ANALISIS KUALITAS AIR DENGAN FILTRASI MENGGUNAKAN PASIR SILIKA SEBAGAI MEDIA FILTER (Dengan parameter kadar Fe, ph dam Kadar Lumpur) Mahyudin², Burhan Barid³, Nursetiawan 4 ABSTRAK Air

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Air 1. Pengertian air a. Pengertian air minum Air minum adalah air yang kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung diminum. 8) b. Pengertian air bersih Air bersih

Lebih terperinci

Penelitian ini akan dilakukan dengan dua tahap, yaitu : Tahap I: Tahap perlakuan awal (pretreatment step)

Penelitian ini akan dilakukan dengan dua tahap, yaitu : Tahap I: Tahap perlakuan awal (pretreatment step) BAB V METODOLOGI 5.1. Pengujian Kinerja Alat yang digunakan Penelitian ini akan dilakukan dengan dua tahap, yaitu : Tahap I: Tahap perlakuan awal (pretreatment step) 1. Menimbang Variabel 1 s.d 5 masing-masing

Lebih terperinci

II. DESKRIPSI PROSES

II. DESKRIPSI PROSES II. DESKRIPSI PROSES A. Jenis-Jenis Proses Proses pembuatan pulp adalah pemisahan lignin untuk memperoleh serat (selulosa) dari bahan berserat. Oleh karena itu selulosa harus bersih dari lignin supaya

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Kerja Penelitian Pelaksanaan penelitian di PDAM Kota Surakarta dilaksanakan mulai tanggal 17 Februari 2010 sampai dengan tanggal 27 Februari 2010 3.2. Metode

Lebih terperinci

Penyediaan air bersih ke dalam bangunan

Penyediaan air bersih ke dalam bangunan Penyediaan air bersih ke dalam bangunan Jenis sumber air 1 Keuntungan Kerugian Air hujan Merupakan air lunak dan hanya baik untuk daerah yang mempunyai curah hujan tinggimembutuhkan penampungan yang besar,

Lebih terperinci

Kualitas air. Kualitas air harus memenuhi 3 syarat : Syarat fisik Tidak berwarna, tidak berbau.

Kualitas air. Kualitas air harus memenuhi 3 syarat : Syarat fisik Tidak berwarna, tidak berbau. Kualitas air Kualitas air harus memenuhi 3 syarat : Syarat fisik Tidak berwarna, tidak berbau. Syarat kimia Tidak mengandung zat kimia yang merugikan manusia dan tidak mengurangi efektivitas distribusi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Air 1. Pengertian Air Air dapat berwujud padatan (es), cairan (air) dan gas (uap air). Air merupakan satu-satunya zat yang secara alami terdapat di permukaan bumi dalam ketiga

Lebih terperinci