HASIL RUMUSAN PERMASALAHAN PENGADILAN AGAMA SE WILAYAH PTA NTB KOMISI A - TEKNIS JUSTISIAL TAHUN 2017

Transkripsi

1 HASIL RUMUSAN PERMASALAHAN PENGADILAN AGAMA SE WILAYAH PTA NTB KOMISI A - TEKNIS JUSTISIAL TAHUN 2017 Dihadiri oleh : Hakim Tinggi, Ketua PA, Wakil Ketua PA se Wilayah PTA NTB Hari/Tanggal : Kamis, 23 Maret 2017 Tempat : Hotel Jayakarta, Mataram - NTB Acara : Rapat Koordinasi Pengadilan Tinggi Agama Nusa Tenggara Barat dengan Pengadilan Agama se Wilayah Pengadilan Tinggi Agama Nusa Tenggara Barat PERMASALAHAN 1. Belum ada petunjuk atau dasar yg jelas posisi ahli waris yg masih di bawah umur dlm perkara isbnikah secara contensius yang suami atau istri meninggal dunia apakah anak yang masih di bawahumur bisa didudukan sbg Termohon sesuai petunjuk Buku II th 2013 hlm 144 padahal tujuan diajukan pengesahan nikah adalah t kepentingan anak yaitu akta kelahiran; 2. BAS lanjutan di SIPP masih mencantumkan identitas para pihak; 3. Putusan PA yg diajukan banding yang amarnya/ bahasanya tidak jelas/ terdapat kesalahan redaksi (bukan cacat formal) / materiil; 4. Eksekusi lelang atas putusan verstek. Eksekusi lelang tidak ada masalah karena putusan verstek dan termohon eksekusi saat lelang tidak hadir, sementara prestasi atau kewajiban yang harus dibayar oleh termohonn eksekusi jauh lebih besar dari harga barang yang dieksekusi. Contoh kewajiban termohon eksekusi yang harus dibayar 600 juta rupiah, sedangkan harga barang 6 milyar rupiah, maka dimana sisa uang pembayaran tersebut harus disimpan. SOLUSI / PEMECAHAN 1. Anak2 yg masih di bawah umur dan yang berkepentingan atas pengajuan pengesahan nikah tsb diposisikan sebagai Pemohon dan langsung diwakili oleh suami / istri, tidak tepat bila anak2 dijadikan / diposisikan sebagai Termohon; 2. BAS tetap menggunakan standar BAS yang diterbitkan dari Badilag; 3. Membuka ruang dialog antara Majelis tingkat pertama dengan Majelis banding agar tidak merugikan para pihak; 4. Disimpan di Pengadilan Agama sebagai Konsinyasi /Consignatie (titipan pihak III); 1

2 5. Pasal 84 Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989 dan Surat Edaran Mahkamah Agung RI tanggal 22 Oktober 2002 memuat ketentuan bahwa perintah kepada Panitera untuk mengirimkan salinan putusan perceraian/penetapan ikrar talak ke Pegawai Pencatat Nikah KUA yang mewilayahi tempat pernikahan para pihak dimuat dalam amar. Di Pengadilan Agama Giri Menang terdapat beberapa perkara perceraian yang kumulasi dengan itsbat nikah. Apakah dalam kasus ini diperlukan amar yang memuat perintah kepada Panitera untuk mengirimkan salinan putusan perceraian/ penetapan ikrar talak ke Pegawai Pencatat Nikah KUA yang mewilayahi tempat pernikahan para pihak tersebut? 6. Bagaimana yurisdiksi PA Giri Menang yang termuat di dalam PERMA Nomor 1 Tahun 2017 apakah hanya Kabupaten Lombok Barat atau masih tetap mewilayahi Kabupaten Lombok Utara juga? 7. Bagaimana teknis pendaftaran dan pemeriksaan perkara pengesahan pernikahan kedua baik yang mana pernikahan pertama sudah tercatat di KUA, apakah isteri pertama sebagai pihak Termohon sehingga termasuk perkara kontentius atau isteri pertama sebagai pihak Pemohon juga sehingga termasuk perkara voluntair? 5. Tidak perlu ada amar tersebut dengan alasanalasan sebagai berikut : Dalam redaksi Pasal 84 Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989 terdapat frasa dicatat pada bagian pinggir daftar catatan perkawinan sehingga terdapat pemahaman ketika perceraian tersebut dilakukan oleh para pihak yang tidak tercatat perkawinannya maka tidak perlu penyampaian putusan cerai karena tidak ada register untuk mencatat perceraian tersebut. Dalam faktanya atau kondisinya ternyata salinan putusan/ penetapan tentang adanya perceraian tidak digunakan, dikembalikan kepada tugas masing-masing lembaga bahwa untuk tertib administrasi maka perkawinan didata oleh KUA sedangkan perceraian didata oleh PA. 6. Seharusnya perlu kejelasan informasi terkait dengan PERMA tersebut; 7. Isteri pertama dijadilan Termohon, diajukan sebagai perkara kontensius 2

3 8. Kekeliruan tanggal putusan dan tanggal pengetikan Berita Acara Sidang, kasus semacam ini diketahui setelah salah satu pihak melakukan upaya hukum Banding dan di dalam memori banding dari Pembanding telah mengungkap kekeliruan tersebut yang menyatakan bahwa pada saat pembacaan putusan adalah tanggal sekian sedangkan di putusan adalah tanggal sekian, sehingga putusan tersebut tanggalnya keliru, apakah putusan tersebut harus ditarik dan direvisi; 9. Pemberitahuan Isi Putusan Pemberitahuan amar putusan yang dilakukan Jurusita/Jurusita Pengganti ada kekeliruan, tidak sesuai dengan amar putusan dan pihak Tergugat merasa keberatan apabila pemberitahuan amar putusan tersebut ditarik dan diperbaiki lagi dan Tergugat melakukan upaya hukum/banding; 10. Ada perkara yang sudah putus di Pengadilan Negeri dalam posita dan petitumnya ternyata gugatan yang ajukan di Pengadilan Negeri tercabut ada permohonan ditetapkan oleh pewaris, ahli waris dan harta warisan dan oleh Pengadilan Negeri diputus positif dengan menyatakan menolak gugatan penggugat karena tidak terbukti harta pewaris, kemudian pihak penggugat mengajukan perkaranya di Pengadilan Agama Selong dengan gugatan waris mal waris, oleh tergugat diajukan eksepsi nebis in idem. Dengan melihat permasalahan dimaksud, apakah perkara tersebut termasuk nebis in idem? 8. Pemberitahuan tidak perlu ditarik dan direvisi apabila Tergugat sudah melakukan upaya hukum banding biarlah Majelis Hakim Pengadilan Tingkat Banding yang mempertimbangkan kekeliruan tersebut ; 9. Pemberitahuan tidak perlu ditarik dan direvisi apabila Tergugat sudah melakukan upaya hukum banding biarlah Majelis Hakim Pengadilan Tingkat Banding yang mempertimbangkan kekeliruan tersebut ; 10. perkara tersebut tidak nebis in idem karena sesuai dengan pasal 49 UU No.3 Tahun 2006 dan penjelasannya, perkara waris mal waris bagi orang-orang Islam menjadi kewenangan Pengadilan Agama; 3

4 11. Bagaimana penentuan hari sidang bila ada pihak yang domisilinya di luar wilayah/daerah/ yurisdiksi dan panggilannya harus meminta bantuan instansi / Pengadilan Agama lain yang waktunya tidak cukup 1 (satu) bulan, sedangkan berdasarkan hukum acara tanggal pendaftaran dengan tanggal siding yang pertama tidak boleh lebih dari 30 (tiga puluh) hari? 12. Dalam pemeriksaan setempat luas tanah berbeda dengan yang ada di dalam sertifikat dengan di lapangan. Manakah yang dipakai/ dicantumkan dalam berita acara peneriksaan setempat tersebut? 13. Prinsipal telah mencabut surat kuasa setelah relaas pemberitahuan untuk memeriksa berkas banding (inzage) kepada kuasa hukumnya. a. Apakah kuasa hukum atau principal yang melakukan berkas banding (inzage)? b. Jika tidak memeriksa berkas banding (inzage), apakah kuasa hukum atau nama principal yang dicantumkan dalam surat keterangan tidak melakukan memeriksa berkas banding (inzage) 14. Dispensasi kawin, bagaimana seandainya orang tuanya tidak ada, siapa yang dapat mengajukan permohonan dispensasi kawin? 15. Perlawanan terhadap eksekusi oleh Termohon Eksekusi atau bukan Derden Verzet, apakah didaftarkan dan diperiksa dengan nomor perkara yang baru atau cukup dijawab dengan penetapan? 11. Jangka waktu penentuan hari sidang tetap selama 30 (tiga puluh) hari. Dalam keadaan tertentu boleh lebih dari 30 (tiga puluh) hari; 12. Yang dipakai adalah hasil pengukuran riil di lapangan oleh Badan Pertanahan Nasional tersebut; 13. a. Prinsipal yang memeriksa berkas banding (inzage). b. Nama Prinsipal yang dicantumkan dalam surat keterangan tidak memeriksa berkas banding (inzage); 14. Yang bersangkutan dianggap dewasa dan dapat mengajukan atas nama dirinya sendiri (Buku II, hal. 138); 15. Untuk efisiensi cukup dijawab dengan surat dinas saja; 4

5 16. Pemohon mengajukan Permohonan ljin ikrar Talak sesaat setelah menikah, namun demikian Pemohon dan Termohon tidak pernah berhubungan badan setelah menikah (qobla addukhul), akan tetapi Termohon ternyata dalam keadaan hamil diluar nikah (akibat perbuatan Pemohon), apakah ijin talak yang diberikan kepada Pemohon adalah talak satu Raj'i ataukah talak satu ba'in shugra. 17. Pemohon mengajukan Permohonan ljin ikrar Talak sesaat setelah menikah, sedang setelah menikah Pemohon dan Termohon tidak pernah berhubungan badan (qobla addukhul), berdasarkan pasal 119 ayat 2 huruf (a) KHl, ijin talak yang diberikan kepada Pemohon adalah talak ba'in shugra, Permasalahannya apakah isteri berhak mendapatkan mendapatkan mut'ah setelah dijatuhkan talak ba'in shugra ataukah tidak berhak memperoleh mut'ah sesuai diatur pasal 149 huruf (a); 18. Memahami pasal 89 UU No. 7 Tahun 1989 dengan perubahannya, bahwa biaya perkara sepenuhnya dibebankan kepada Penggugat termasuk gugatan rekonvensinya sebab timbulnya rekonvensi akibat adanya gugatan konvensi. 16. Meskipun setelah menikah Pemohon dan Termohon tidak pernah berhubungan badan, akan tetapi bila ternyata Termohon hamil diluar nikah sedang Pemohon mengakui bahwa la yang melakukan perbuatan tersebut, maka ijin talak yang diberikan kepada Pemohon adalah ljin menjatuhkan talak satu raj'i dengan alasan bahwa fakta natoir Termohon dalam keadaan hamil dan dikuatkan dengan pengakuan Pemohon membuktikan bahwa Pemohon dan Termohon dianggap pernah berhubungan suami isteri (ba'da addukhul); 17. Meskipun ljin ikrar Talak kepada Pemohon adalah talak ba'in shugra (sebab cerai qobla addukhul) yang akibatnya Termohon tidak berhak atas mu'tah pasal (119 ayat 2 huruf (a) KHI), akan tetapi berdasarkan dalil sebagaimana firman Allah SWT dalam surat Al Ahzab ayat 49, dan Termohon dipandang tetap berhak atas mut'ah sesuai kepantasan dan kepatutan; mengingat hak mut'ah tidak berkaitan dengan sebab perceraian akan tetapi mut'ah diberikan sebagai akibat perceraian; 18.Penggugat Rekonvensi harus membayar biaya perkara yang berkaitan dengan gugatan rekonvensinya antara lain biaya panggilan, penyitaan, pemeriksaan setempat dll. Sedangkan amarnya harus jelas Penggugat Konvensi membayar biaya perkara sejumlah... dan Penggugat Rekonvensi membayar biaya perkara sejumlah... ( bukan tanggung renteng), perlu dipahami biaya tanggung renteng misalnya dalam perkara non perceraian kedua pihak damai atau 5

6 Penggugat/Tergugat yang terdiri beberapa 19. Gugatan Hak Asuh anak (Penggugat di Denpasar) tergugatnya di Jakarta, Apakah gugatan tersebut diajukan di Denpasar atau di Jakarta. 20. KTP dan Surat Keterangan Gaib apakah diharuskan bersama-sama dengan gugatan. 21. Apakah ketidakhadiran Prinsipal (penggugat) dalam proses mediasi membuat perkara tersebut tidak dapat diterima ( NO ); 22. Harta bersama WNA & WNI apakah dapat dibagi di Pengadilan Agama. 23. Instruksi menyamakan biaya panggilan antara Pengadilan Agama dan Pengadilan Negeri setempat tidak dapat sepenuhnya dilaksanakan karena beda presepsi menentukan jarak radius antara pengadilan Agama dan Pengadilan Negeri, Permasalahannya: Mohon PTA NTB mengeluarkan surat perihal biaya radius untuk dapat dipedomani 24. Pasal 8 UU Nomor 20 Tahun 1947 Tentang Peradilan Ulangan di Jawa dan Madura diatur bahwa apabila penggugat dalam perkara orang dikalahkan dalam perkara tersebut, maka biaya perkaranya dibebankan kepada para pihak yang kalah secara tanggung renteng; 19.Gugatan penguasaan anak terdapat dalam Pasal 66 (5) UU No.7 Th 1989, dalam ayat (2) pasal tsb gugatan/permohonan perceraian harus diajukan di tempat istri, maka gugatan penguasaan anak harus pula diajukan di wilayah hukum tempat ibunya; 20.KTP dan surat gaib tidak harus menjadi syarat mutlak untuk pendaftaran perkara, tetapi sebaiknya memang lebih awal dilampirkan lebih baik. 21.Kehadiran penggugat principal dalam proses mediasi adalah syarat formal, apabila penggugat tidak hadir maka perkara di NO; 22.Untuk menentukan apakah PA berwenang membagi harta bersama, ditentukan di mana perkawinan mereka dilangsungkan, jika perkawinannya di KUA, maka PA berwenang; 23.Pengadilan Agama Badung masih memakai ketentuan jarak radius sepeti ketentuan yang lama : Radius I : 0-10 Km. Radius I I: Km. Radius III: Km. Radius IV: 31-diatas 60 Km. Penetapan Biaya Perkara diserahkan kepada Ketua PA masing-masing sesuai pasal 194 (1) R.Bg, namun demikian sebaiknya tidak ada kesenjangan jauh dengan PN. 24.Tergugat mengikuti upaya banding Penggugat sebagai Terbanding, disamping ia sbg Terbanding juga berhak mengajukan banding 6

7 verstek mengajukan banding, maka tidak ada hak bagi Tergugat mengajukan verzet. Pertanyaannya,bagaimana langkah-langkah Tergugat untuk membela haknya? Apakah Tergugat bisa mengajukan banding? Jika bisa,bagaimana prosedurnya? 25. Apakah dalam perkara isbat nikah contentious, di mana salah satu pasangan meninggal dunia dan mendudukan anak-anak yang bersangkutan sebagai Termohon perlu menambahkan amar memerintahkan Pemohon untuk mencatatkan pernikahannya tersebut di KUA setempat? 26. Apakah dibenarkan perubahan gugatan, yang semula penggugat hanya mengajukan gugatan cerai tanpa hadhanah kemudian gugatan dirubah dengan menambah tuntutan hak hadhanah. untuk komposisinya sbb: -semla sbg Penggugat sekarang sbg Pembanding/Terbanding; -semula sbg Tergugat sekarang sbg Terbanding/Pembanding; 25.Sebaiknya Termohon dapat mencatatkan pernikahan tersebut ke KUA Kecamatan, Majelis tidak perlu menambah amar memerintahkan Pemohon untuk mencatatkan pernikahannya tersebut di KUA setempat 26.Perubahan gugatan bisa dilakukan saratnya - tidak merugikan Tergugat; -mendapat persetujuan Tergugat; -jika tidak mendapatkan persetujuan Tergugat, asalkan tidak merubah positum dan petitum, jadi perubahan intinya hanya menegaskan/memperjelas posita atau petitum yang telah ada; 27. Bagaimana cara melakukan Annmaning terhadap termohon eksekusi yang sudah pindah alamat dari yang tertera dalam surat gugatan dan alamat yang baru tidak diketahui, sedangkan Termohon Eksekusi tersebut semula WNA (Warga Negara Asing)? 28. Dapatkah dilakukan eksekusi terhadap perkara tersebut? Bagaimana jika termohon eksekusi tidak pernah hadir walaupun telah dilakukan panggilan Annmaning dan kepada siapa diserahkan bagian termohon eksekusi? 29. Eksekusi putusan perdata, yang dalam amar putusan menyatakan bahwa tanah dan 27.Annmaning dilakukan dengan dua cara : a. Memanggil Termohon sesuai dengan alamat yang ada dalam gugatan, bila jurusita tidak ketemu, maka dibuat relaas panggilan sesuai faktanya; b. Dilakukan pemanggilan aanmaning sesuai tata cara pemanggilan perkara ghaib (Ps. 718 (3) RBg.) yakni melalui Pemda kemudian relaasnya ditempel pada papan pengumuman PA; 28.Eksekusi dapat dilaksanakan, bagian Tergugat. Kalau berupa tanah dititipan Lurah, kalau berupa uang dititipkan PA (konsinyasi) 29.Eksekusi tetap dilaksanakan dengan disaksikan oleh Kepala Desa/ Pemerintah Daerah 7

8 bangunan beserta isinya adalah milik Penggugat dan Tergugat tetapi pada saat dilakukan eksekusi pihak Termohon Eksekusi mengunci/ menutup rumah dan meninggalkan rumah beserta isinya, Bagaimana cara yang ditempuh agar eksekusi dapat berjalan sebagaimana mestinya? 30. Putusan Kasasi dari Mahkamah Agung yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap, pihak kuasa hukum Pemohon Kasasi belum mengambil sisa panjar biaya kasasi dan menurut informasi dari pihak kuasa hukum Termohon Kasasi bahwa Pemohon Kasasi telah pindah alamat dan tidak diketahui alamat yang baru. Apakah perlu diberitahukan melalui surat ke alamat semula agar kuasa hukum Pemohon Kasasi mengambil sisa panjar biaya perkara. 31. Bagaimana penanganan perkara itsbat nikah yang salah satu pihak WNA dan pernikahannya dilangsungkan di luar negeri? 32. Poligami dengan calon isteri kedua seorang WNA, bagaimana penanganannya? setempat. Adapun barang-barang milik pihak Tereksekusi disimpan di tempat yang disetujui oleh Kades/Pemda setempat. 30.Tetap dikirim surat ke alamat semula yaitu ke kuasa hukum Pemohon. 31.Tetap ditetapkan ketentuan kawin campur sebagaimana ketentuan Pasal 60 UU No.1 Tahuin 1974 seperti adanya keterangan dari perjabat pencatat perkawinan di Negara asal pihak yang WNI tersebut. Harus betul-betul terpenuhi syarat dan rukun nikah oleh karenanya saksi dan orang yang terkait dan menyaksikan secara langsung pernikahan tersebut harus dihadirkan di persidangan. 32.Tetap diterapkan ketentuan perkawinan sebagaimana ketentuan Pasal 60 UU No.1 Tahuin 1974 seperti adanya keterangan dari pejabat pencatat perkawinan di Negara asal pihak WNA tersebut. Perlu tambahan keterangan dalam surat dimaksud di atas bahwa poligami tidak 8

9 bertentangan dengan hukum yang berlaku di Negara yang bersangkutan. 33. Perkara wali adhal perlukah dimediasi, pada Pasal 4 ayat 2 PERMA Nomor 1 Tahun 2016 wali adhal tidak termasuk perkara yang wajib mediasi. 34. Gugatan anak angkat terhadap harta peninggalan orang tua angkat atau sebaliknya. Apakah gugatan tersebut masuk kategori gugatan harta waris atau gugatan wasiat? 35. Berdasarkan Peraturan Menteri Pertahanan No. 23 Tahun 2008 jo. Peraturan Panglima TNI Nomor : Perpang/11/VII/2007 tanggal 4 Juli 2007 serta Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2010 yang antara lain mensyaratkan bagi anggota TNI atau Polri sebelum bercerai harus mendapatkan izin tertulis dari pejabat yang berwenang. a. Bila salah satu pihak atau kedua-duanya anggota TNI atau Polri, jika ingin bercerai di pengadilan apakah harus melengkapi persyaratan terlebih dahulu sebelum didaftarkan atau didaftarkan dulu baru diperintahkan oleh Majelis Hakim untuk mengurus syarat2 tersebut? b. Bila telah didaftarkan bagaimanakah sikap hakim apakah di NO atau dilanjutkan pemeriksaan? 36. Adanya perbedaan pencantuman nama pada buku nikah dengan kartu tanda penduduk dan kartu keluarga, apakah Pengadilan Agama berwenang menerima, memeriksa dan mengadili permohonanp perubahann 33.Wali Adlal adalah perkara volunter sehingga tidak perlu mediasi; 34.Gugatan waris 35.Kalau suami/isteri yang mengajukan bukan TNI/POLRI dapat didaftar dulu walaupn belum ada izin, tetapi jika suami/isteri yang mengajukan sebagai TNI/POLRI harus sudah disertai izin dari atasannya baru didaftar; PA harus mengikuti prosedur di atas, jika terlanjur didaftar dan belum mendapatkan izin, maka perintahkan ybs untuk mendapatkan izin dan diberi tenggang waktu selama-lamanya 6 bulan, jika dalam waktu tersebut ybs tidak mendapatkan ijin, maka proses persidangan dapat dilanjutkan dan putusannya diserahkan pada Majelis Hakim; 36.Pengadilan Agama berwenang menerima, memeriksa dan mengadili perubahan nama (biodata) pada buku nikah,karena kesalahan petugas Pegawai Pencatat Nikah, hal ini berdasarkan Pasal 49 Undang-Undang No.7 9

10 nama pada kesalahan tulis di buku nikah Pemohon 37. Ketika persidangan pada tahap kesimpulan, Pemohon/ Penggugat telah mengajukan kesimpulann, namun Termohon/Tergugat mengajukan bukti tambahan yang menentukan perkara tsb, bagaimana sikap Majelis Hakim. Apakah tetap melanjutkan tahapan persidangan atau kembali ke tahap pembuktian? 38. Apakah bisa dikumulasikan perkara wali adhal dan dispensasi kawin, dan apa sebutan bagi orang tua Pemohon dalam relaas Tahun 1989 sebagaimana telah diubah kedua kalinya dengan Undang-Undang No. 50 Tahun 2009 jo. Pasal 1 ayat (5) dan Pasal 34 ayat (2) Peraturan Menteri Agama No. 11 Tahun Menerima bukti yang diajukan Termohon/ Tergugat, dengan cara meminta persetujuan pihak Pemohon atau Penggugat. Jika tergugat keberatan maka melanjutkan tahap persidangan; 38.Tidak bisa. Karena wali nikah adhal, sedangkan rukun nikah menghendaki adanya wali nikah, dan orang tua Pemohon dalam relaas tetap disebut sebagai ayah kandung pemohon; PENGADILAN TINGGI AGAMA NUSA TENGGARA BARAT Mataram, 23 Maret 2017 NAMA-NAM TIM PERUMUS NO NAMA KEDUDUKAN DALAM TIM TANDA TANGAN 1. Yusuf Effendi, S.H. Pelapor Ttd 2. Drs. Camuda, S.H., M.H. Ketua Ttd 3. Drs. Abd. Salam, S.H. Moderator Ttd 4. Drs. Sahlan, S.H., M.H. Anggota Ttd 5. Hj. Siti Janatul Helmi, S.Ag.,M.A. Anggota Ttd Nara Sumber : 1. H. Sarwohadi, S.H., M.H; 10