TINJAUAN PUSTAKA Taksonomi Kucing Karakteristik Kucing

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "TINJAUAN PUSTAKA Taksonomi Kucing Karakteristik Kucing"

Transkripsi

1 3 TINJAUAN PUSTAKA Taksonomi Kucing Kucing kampung (Felis domestica) termasuk dalam ordo karnivora (pemakan daging). Fowler (1993) mengklasifikasikan kucing kampung (Felis domestica) sebagai berikut: kingdom : Animalia filum : Chordata subfilum : Vertebrata kelas : Mamalia ordo : Carnivora subordo : Conoidea famili : Felidae subfamili : Felinae genus : Felis spesies : Felis domestica Karakteristik Kucing Kucing lokal atau kucing kampung (Felis domestica) adalah hasil persilangan antara Felis silvestris dengan Lybica yang berasal dari keturunan spesies Fellis silves (Kucing Abissian) (Mason 1984). Terdapat sekitar 40 spesies kucing liar di dunia, dimana 9 (sembilan) spesies diantaranya dapat ditemukan di Indonesia. Kucing telah hidup bersama manusia sejak 3500 tahun yang lalu dan orang mesir kuno memanfaatkannya sebagai pengusir hama tikus dan hama yang dapat mengancam hasil panen pertaniannya (Mason 1984). Spesies kucing liar merupakan jenis kucing yang hidup di alam bebas. Kucing termasuk dalam famili Felidae, termasuk di dalamnya spesies kucing besar seperti harimau, singa, macan tutul dan jaguar. Kucing kampung (Felis domestica) merupakan salah satu predator terhebat di dunia dan dapat membunuh atau memakan beberapa ribu spesies hewan kecil (Moleon dan Gil-Sanchez 2002). Kucing dianggap sebagai karnivora sempurna dengan gigi taring yang besar dan saluran pencernaan khusus (RED 2003). Gigi premolar dan molar

2 4 pertama membentuk sepasang taring di setiap sisi mulut yang bekerja efektif seperti gunting untuk merobek daging. Meskipun ciri ini terdapat pula pada famili Canidae (anjing), namun demikian ciri ini berkembang lebih baik pada kucing (Yasuma dan Alikodra 1992). Kucing memiliki tubuh yang seimbang dan proporsional ditunjang oleh tulang yang kuat membuat gerakannya semakin lincah dan mampu berlari kencang (Suwed dan Budiana 2006). Kucing juga mempunyai kemampuan untuk menyesuaikan posisi tubuh ketika jatuh dari ketinggian, karena kucing memiliki terminal velocity atau kecepatan jatuh maksimum, yakni 60 mil perjam. Kucing juga termasuk hewan yang suka merawat diri. Air liur atau saliva kucing yang dijilatkan ke tubuh dapat membersihkan bagian tubuhnya (RED 2003). Darah Darah merupakan jaringan konektif. Jaringan ini berupa cairan yang mengalir ke seluruh tubuh melalui pembuluh darah pada sistem kardiovaskular (Colville dan Bassert 2002). Darah membawa berbagai kebutuhan hidup bagi semua sel tubuh dan menerima produk buangan hasil metabolisme untuk diekskresikan melalui organ ekskresi (Jain 1993). Darah terbagi menjadi dua bagian, yaitu cairan dan padatan (sel). Bagian cairan disebut plasma yang sebagian besar terdiri atas 91-94% air, dan bagian padatan yang berkisar antara 30-45% dari total kandungan (Lawhead dan Baker 2005). Bagian padatan terbagi dalam tiga jenis, yaitu sel darah merah (eritrosit), sel darah putih (leukosit) dan platelet (trombosit) (Meyer dan Harvey 2004). Total volume darah pada kucing berkisar antara 6-8% dari bobot badan (Meyer dan Harvey 2004). Menurut Colville dan Bassert (2002), darah memiliki tiga fungsi utama, yaitu sebagai sistem transportasi, sistem regulasi dan sistem pertahanan tubuh. Darah sebagai sistem transportasi berperan dalam membawa oksigen, zat nutrisi, hasil sisa metabolisme, dan hormon. Perannya sebagai sistem regulasi adalah menjaga homeostasis dan suhu tubuh, sedangkan dalam pertahanan tubuh berperan dalam melawan benda asing.

3 5 Proses pembentukan darah secara umum disebut hematopoiesis. Sel darah ini tidak abadi, suatu ketika akan mengalami kerusakan dan kematian, sehingga harus digantikan dan diproduksi secara teratur. Hal inilah yang menjadikan hematopoiesis sebagai suatu proses yang berkelanjutan (Colville dan bassert 2002). Tabel 1 memperlihatkan nilai darah kucing kampung normal. Tabel 1 Gambaran normal darah kucing (Jain 1993). Parameter Kisaran Rata-rata Eritrosit (x 10 6 /µl) Hemoglobin (g/dl) Hematokrit (%) MCV (fl) MCH (pg) MCHC (g/dl) Leukosit (x10 3 /µl) Neutrofil (x10 3 /µl) Limfosit (x10 3 /µl) Monosit (/µl) Eosinofil (/µl) 0-1, Basofil (/µl) Rare 0 Trombosit (x 10 5 /µl) Hematopoiesis Hematopoiesis atau haemopoiesis merupakan proses pembentukan dan perkembangan sel-sel darah (Dorland 1998). Secara umum aktivitas hematopoiesis dapat dideteksi pada minggu ketiga kehidupan prenatal. Saat postnatal, proses hematopoiesis pada mamalia berlangsung di sumsum tulang. Sumsum tulang memiliki fungsi sebagai tempat memproduksi eritrosit, granulosit, monosit, platelet dan limfosit B serta menyimpan stem cell (Jain 1993). Proses hematopoiesis melibatkan beberapa organ yang memiliki fungsi dalam sirkulasi darah (Schalm 2010). Gambar 1 menjelaskan tentang pembentukan sel-sel darah dari sel bakal pluripotensial (stem cell) menjadi sel-sel yang berdiferensiasi. Sumsum tulang merah bervaskularisasi di jaringan penghubung antara tuberkula dari spons jaringan tulang. Sebesar 0,05-0,1% dari sumsum tulang merah merupakan derivat sel masenkim yang disebut sel bakal pluripoten. Saat kelahiran, sumsum tulang merah aktif memproduksi sel darah. Ketika mulai tumbuh dewasa, terjadi

4 6 peningkatan produksi sel darah, sumsum tulang merah menjadi inaktif dan digantikan sumsum tulang kuning yang sebagian besar merupakan sel lemak. Eritroblas Retikulosit Eritrosit Eosinofil Mieloblas Granulosit Basofil Sel-mast Neutrofil Sel Bakal Monoblas Monosit Makrofag Pluripotensial Megakarioblas Megakaryosit Trombosit Prolimpoblas Sel Bakal Limfosit B Limfoid Limfosit T Gambar 1 Diferensiasi sel darah di sumsum tulang (Tortora dan Bryan 2006). Eritropoiesis Eritropoiesis adalah proses pembentukan eritrosit (Dorland 1998). Saat eritrosit diproduksi, eritrosit yang belum dewasa (retikulosit) masih mengandung nukleus (Meyer dan Harvey 2004). Eritropoietin (EPO), suatu hormon glikoprotein, merupakan faktor utama yang merangsang produksi eritrosit (Guyton dan Hall 1997). Hormon ini akan dilepaskan ketika sel ginjal mendeteksi adanya hipoksia pada jaringan dan merangsang sumsum tulang untuk memproduksi lebih banyak eritrosit (Colville dan Bassert 2002; Dorland 1998). Eritropoietin diproduksi oleh ginjal dan beberapa diantaranya disintesis oleh hati (Jain 1993). Menurut Ganong (2001), eritropoietin akan meningkatkan jumlah stem cell (sel bakal) di sumsum tulang. Stem cell akan menjadi prekursor eritrosit dan akhirnya menjadi eritrosit. Proses eritropoiesis dikendalikan oleh kadar oksigen di dalam jaringan (Jain 1993). Pembentukan eritrosit dihambat oleh meningkatnya jumlah eritrosit di dalam sirkulasi darah yang berada pada kisaran normal dan dirangsang oleh keadaan anemia dan hipoksia (Bast et al. 2000). Kadar oksigen yang bekurang dalam jaringan akan menyebabkan eritropoietin

5 7 menstimulasi untuk terjadinya eritropoiesis. Mekanisme eritropoiesis terus berlanjut selama keadaan hipoksia di dalam sel belum berkurang. Jika penyebab hipoksia dihilangkan, kelebihan eritrosit akan membuat sumsum tulang berespons untuk mengurangi laju eritropoiesis (Frandson 1996). Jumlah seluruh eritrosit dalam sirkulasi darah tergantung pada kecepatan produksi eritrosit dalam sumsum tulang (Guyton dan Hall 1997). Apabila terjadi pendarahan, sintesis hemoglobin meningkat, dan pembentukan serta pelepasan eritrosit dari sumsum tulang akan meningkat (Bast et al. 2000) Menurut Ganong (1997), kadar eritropoietin dalam darah sangat meningkat pada keadaan anemia. Hal ini dapat terjadi karena jumlah eritrosit yang rendah akan merangsang ginjal untuk mensekresikan eritropoietin sampai keadaan anemia dapat diatasi. Proeritroblas Basofil eritroblas Polikromatofil eritroblas Eritrosit Retikulosit Ortokromatil eritroblas Gambar 2 Pembentukan eritrosit (Guyton dan Hall 1997). Tahapan diferensiasi eritrosit ditunjukkan pada Gambar 2. Sel pertama yang dibentuk dalam rangkaian pembentukan eritrosit adalah proeritroblas yang akan membelah menjadi basofil eritroblas. Selanjutnya sel sudah dipenuhi oleh hemoglobin dengan konsentrasi 34%, menyebabkan nukleus memadat menjadi kecil, dan pada saat bersamaan retikulum endoplasma direabsorpsi. Sel pada tahap ini disebut retikulosit dan masih mengandung sedikit bahan basofilik yang secara normal akan menghilang, dan sel kemudian akan menjadi eritrosit matang (Guyton dan Hall 1997). Selama proses pematangan eritrosit, setelah pembentukan hemoglobin dan pelepasan inti sel masih diperlukan waktu selama beberapa hari lagi untuk melepaskan sisa-sisa RNA. Saat proses pematangan

6 8 akhir, eritrosit selain mengandung sisa-sisa DNA juga mengandung berbagai fragmen mitokondria dan organel lainnya (Hoffbrand et al. 2005). Eritrosit (Sel Darah Merah) Eritrosit merupakan salah satu unsur yang dibentuk dalam sumsum tulang (Dorland 1998). Eritrosit memiliki tiga fungsi utama, yaitu sebagai alat transportasi oksigen (O 2 ) menuju jaringan, transportasi karbon dioksida (CO 2 ) menuju paru-paru dan sistem buffer ion hidrogen (H + ) (Meyer dan Harvey 2004). Eritrosit memiliki masa hidup yang terbatas dan secara tetap akan digantikan secara terus-menerus (Lawhead dan baker 2005). Sel ini secara normal bersirkulasi dalam darah selama beberapa bulan (Meyer dan Harvey 2004). Umur eritrosit pada hewan domestik berkisar antara 2-5 bulan, tergantung pada spesies (Meyer dan Harvey 2004). Eritrosit kucing berada dalam sirkulasi selama hari (Craigmyle 1994). Eritrosit pada mamalia berbentuk bikonkaf (cekung), tidak memiliki nukleus dan organel sehingga tidak memiliki kemampuan untuk mensintesis protein (Weiss dan Wardrob 2010). Kucing memiliki eritrosit yang berbentuk cakram bikonkaf tanpa inti (Craigmyle 1994) (Gambar 3). Eritrosit kucing sedikit berbeda dibandingkan dengan eritrosit anjing (Cowell et al. 2008), dimana eritrosit anjing memiliki bentuk bikonkaf yang terlihat lebih jelas dibandingkan dengan eritrosit kucing (Swenson dan Reece 1993). Eritrosit dibentuk melalui proses pematangan yang terdiri dari beberapa tahap yaitu pembelahan dan perubahan morfologi sel berinti, mulai dari rubriblas, prorubrisit, rubrisit, dan metarubrisit (Bast et al. 2000). Rubriblas disebut juga pronormoblas atau proeritroblas. Sel ini mempunyai inti yang bulat dengan beberapa anak inti serta khromatin yang halus. Ukuran sel rubriblas berkisar antara µm. Jumlah rubriblas dalam sumsum tulang pada keadaan normal kurang dari 1% dari seluruh sel berinti (Bast et al. 2000). Prorubrisit disebut juga normoblas basofilik atau eritroblas basofilik. Prorubrisit mempunyai khromatin inti yang terlihat kasar dan anak inti yang tidak terlalu jelas. Sitoplasmanya mulai mengandung hemoglobin sehingga warna sitoplasma menjadi sedikit kemerahan. Ukuran sel lebih kecil dibandingkan

7 9 dengan rubriblas. Jumlah prorubrisit pada keadaan normal berkisar antara 1-4% dari seluruh sel di dalam sumsum tulang. Prorubrisit dapat diwarnai dengan warna basa dan sel inti akan mengumpulkan sedikit hemoglobin (Bast et al. 2000). Rubrisit disebut juga normoblas polikromatik yang memiliki inti sel yang mengandung kromatin yang kasar dan menebal secara tidak teratur (Bast et al. 2000). Tidak ditemukan anak inti, dan sitoplasma lebih banyak mengandung warna merah (kandungan hemoglobin) dan warna biru (kandungan asam ribonukleat). Warna merah terlihat lebih dominan pada sel rubrisit karena banyak mengandung hemoglobin (Bast et al. 2000). Metarubrisit disebut juga normoblas ortokromatik atau eritroblas ortokromatik (Bast et al. 2000). Sel ini memiliki inti sel yang kecil dan mengandung lebih banyak hemoglobin sehingga warnanya lebih merah, walaupun masih tersisa warna biru. Jumlah metarubrisit pada keadaan normal berkisar antara 5-10% pada sumsum tulang. Menurut Frandson (1996), beberapa faktor fisiologis yang mempengaruhi jumlah eritrosit di dalam sirkulasi darah meliputi jenis hewan, jenis kelamin, dan umur. Jumlah eritrosit pada kucing berkisar antara x10 6 /µl (Jain 1993). Hewan dengan ukuran eritrosit yang kecil memiliki jumlah eritrosit lebih tinggi, dan sebaliknya hewan yang memiliki ukuran eritrosit lebih besar memiliki jumlah eritrosit yang lebih rendah (Jain 1993). Jumlah eritrosit pada kucing jantan sedikit lebih tinggi dibandingkan dengan kucing betina, karena pada kucing jantan dipengaruhi oleh hormon androgen (Schalm 2010). Berdasarkan umur, jumlah eritrosit pada saat kelahiran hampir 12 kali lipat dibandingkan dengan kucing dewasa (Schalm 1986). Faktor-faktor patologis yang dapat mempengaruhi jumlah eritrosit yaitu defisiensi besi, penyakit hati, penyakit ginjal, dan nutrisi. Sintesis hemoglobin pada kasus defisiensi besi terganggu sehingga pembentukan eritrosit terhambat. Defisiensi besi, Cu, vitamin, dan asam amino sangat berpengaruh pada jumlah eritrosit seperti yang dilaporkan oleh Triastuti (2006). Penyakit hati dan ginjal kronis dapat menyebabkan terjadinya penurunan jumlah eritrosit. Ginjal merupakan tempat utama diproduksinya eritropoietin, dimana target utamanya adalah sumsum tulang (Schalm 1986). Eritropoietin

8 10 dibentuk di hati pada masa fetus, dan di ginjal pada saat dewasa (Meyer et al. 1992). Bila masa ginjal berkurang akibat penyakit ginjal, maka hati tidak dapat mengkompensasi dan terjadilah anemia (Ganong 1997). Gambar 3 Eritrosit Kucing (Schalm 2010). Hemoglobin (Hb) Hemoglobin merupakan pigmen pembawa oksigen, terdiri atas empat rantai polipeptida globin yang berbeda dan masing-masing terdapat beberapa ratus asam amino (Dorland 1998). Hemoglobin terdiri atas dua komponen yaitu heme dan globin (Colville dan Bassert 2002). Menurut Ganong (2001), kemampuan eritrosit mengikat oksigen disebabkan oleh adanya Hb. Hemoglobin diproduksi oleh eritrosit selama proses pematangan. Sintesis heme berlangsung di mitokondria, sedangkan globin merupakan bagian protein yang diproduksi di ribosom (Colville dan Bassert 2002). Setiap kelompok heme mengandung atom besi (Fe ++ ) yang akan mengikat, mengangkut, dan memberikan oksigen ke jaringan (Weiss dan Wardrob 2010). Empat heme dalam setiap kelompok melekat dengan molekul globin sehingga setiap molekul Hb akan membawa empat molekul oksigen (Colville dan Bassert 2002). Menurut McCurnin dan Bassert (2006), hemoglobin bertanggung jawab dalam membawa oksigen dari paru paru menuju jaringan. Afinitas Hb terhadap oksigen dapat dipengaruhi oleh ph, suhu, dan konsentrasi 2,3-difosfogliserat (2,3- DPG) dalam eritrosit (Colville dan Bassert 2002). Keadaan ph yang asam, akan membuat oksigen di dalam jaringan berkurang sehingga kemampuan Hb membawa oksigen menurun. Hemoglobin mempunyai tiga fungsi diantaranya, mengatur pertukaran oksigen dengan karbondioksida di dalam jaringan tubuh,

9 11 mengambil oksigen dari paru-paru kemudian dibawa ke seluruh jaringan tubuh, dan membawa karbondioksida dari jaringan tubuh sebagai hasil metabolisme ke paru-paru untuk dibuang (McCurnin dan Bassert 2006). Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi konsentrasi Hb diantaranya beberapa keadaan seperti gangguan sintesis Hb, defisiensi besi, dan infeksi kronis (Cunningham 1997). Gangguan pada sintesis Hb misalnya thalassemia (kongenital) (Sodikoff 1995) dan anemia defisiensi zat besi. Thalassemia merupakan kelompok anemia hemolitik herediter yang ditandai dengan penurunan kecepatan sintesis satu rantai atau lebih polipeptida Hb, sehingga pada kasus tersebut akan mempengaruhi konsentrasi Hb (Dorland 1998). Hematokrit / Packed Cell Volume (PCV) Hematokrit merupakan persentase eritrosit dari total volume darah (Dorland 1998). Nilai ini didapatkan dengan melihat tiga bagian hasil dari sentrifugasi eritrosit yang mengendap yaitu eritrosit di lapisan dasar, leukosit dan trombosit pada lapisan tengah (buffy coat), dan plasma darah di lapisan atas. Nilai normal hematokrit bervariasi diantara spesies, dan tergantung pada umur dan jenis kelamin dari setiap individu (Schalm 1986; Jain 1993). Faktor fisiologis lainnya yang dapat mempengaruhi nilai hematokrit yaitu jenis kelamin dan dehidrasi (Stockham dan Scott 2008). Saat dehidrasi, tubuh mengambil cairan vaskular untuk melakukan homeostasis, sehingga terjadi peningkatan konsentrasi hematokrit dalam darah (Stockham dan Scott 2008). Luka terbuka dan infeksi parasit merupakan faktor yang bersifat patologis yang dapat mempengaruhi nilai hematokrit dalam darah. Jumlah eritrosit pada kasus tersebut berkurang secara cepat, sehingga konsentrasi hematokrit dalam darah berkurang, dan hewan akan mengalami anemia. Anemia juga dapat terjadi apabila eritrosit mengalami hemolisis yang lebih cepat dibandingkan dengan pembentukannya atau apabila sel eritrosit tidak berhasil matang secara normal (Frandson 1996). Hemokonsentrasi atau disebut juga polisitemia merupakan kebalikan dari anemia yang berarti bahwa rasio sel darah merah terhadap cairan berada diatas normal. Hal ini dapat ditunjukkan dengan nilai hematokrit yang tinggi baik

10 12 disebabkan oleh jumlah eritrosit yang bertambah maupun jumlah cairan vaskular yang menurun (Stockham dan Scott 2008). Indeks Eritrosit Indeks eritrosit terdiri atas MCV (mean corpuscular volume), MCH (mean corpuscular hemoglobin), dan MCHC (mean corpuscular hemoglobin concentration). Indeks eritrosit digunakan untuk mengklasifikasi jenis anemia secara morfologi (Riswanto 2009). Jenis anemia berdasarkan indeks eritrosit dapat digolongkan menjadi enam, yaitu anemia normocytic normochromic, macrocytic hypochromic, macrocytic normochromic, microcytic hypochromic, microcytic normochromic, dan normocytic hypocromic (Sodikoff 1995). Mean Corpuscular Volume (MCV) Mean Corpuscular Volume menggambarkan rataan volume eritrosit. Nilai ini mengindikasikan eritrosit tersebut termasuk mikrositik, normositik, atau makrositik. Nilai MCV bervariasi pada setiap spesies. Hewan mamalia memiliki ukuran eritrosit yang lebih kecil dibandingkan dengan burung, reptil, amfibi. Ukuran eritrosit yang kecil pada mamalia ini menyebabkan hewan mamalia memiliki jumlah eritrosit yang lebih banyak (Meyer dan Harvey 2004). Menurut Schalm (2010), nilai MCV yang normal menggambarkan ukuran eritrosit yang normal. Nilai MCV yang rendah memiliki ukuran eritrosit yang lebih kecil dari ukuran normal. Nilai MCV yang rendah dapat ditemukan pada anemia mikrositik. Penyebab anemia mikrositik yaitu defisiensi besi dan penyakit kronis (Nordenson 2006). Eritrosit yang berukuran besar merupakan eritrosit muda dan yang berukuran kecil merupakan eritrosit yang sudah dewasa. Apabila di dalam sirkulasi darah banyak terdapat eritrosit yang berukuran kecil, dimungkinkan terjadi kegagalan dalam proses eritropoiesis. Nilai MCV diperoleh dari penghitungan rumus sebagai berikut : ( ) (Schalm 1986).

11 13 Mean Corpuscular Hemoglobin (MCH) Mean Corpuscular Hemoglobin merupakan penghitungan massa hemoglobin dalam eritrosit. Mean Corpuscular Hemoglobin menggambarkan rataan bobot hemoglobin dalam eritrosit. Nilai ini selalu berkorelasi dengan MCV dan MCHC. Nilai MCH diperoleh dari penghitungan rumus sebagai berikut : ( ) (Schalm 1986). Mean Corpuscular Hemoglobin Concentration (MCHC) Mean Corpuscular Hemoglobin Concentration menggambarkan rataan konsentrasi hemoglobin dalam eritrosit. Nilai MCHC mengindikasikan eritrosit dalam keadaan normokromik atau hipokromik. Normokromik mengacu pada nilai MCHC yang normal, sedangkan apabila lebih rendah dari nilai normal disebut hipokromik (Meyer et al 1992). Nilai MCHC diekspresikan dalam g/dl eritrosit (Meyer & Harvey 2004). Rendahnya nilai MCHC dapat disebabkan oleh gangguan sintesis hemoglobin, sintesis eritrosit, atau keadaan darah yang encer akibat peningkatan cairan plasma atau kehilangan sejumlah eritrosit (Cunningham 1997). Nilai MCHC dapat diperoleh dari penghitungan rumus sebagai berikut : ( ) (Schalm 1986).

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 16 HASIL DAN PEMBAHASAN Jumlah Eritrosit (Sel Darah Merah) Profil parameter eritrosit yang meliputi jumlah eritrosit, konsentrasi hemoglobin, dan nilai hematokrit kucing kampung (Felis domestica) ditampilkan

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran darah berupa jumlah eritrosit, konsentrasi hemoglobin, dan nilai hematokrit sapi perah FH umur satu sampai dua belas bulan ditampilkan pada Tabel 3. Tabel 3 Gambaran Eritrosit

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 17 HASIL DAN PEMBAHASAN Eritrosit, Hemoglobin, Hematokrit dan Indeks Eritrosit Jumlah eritrosit dalam darah dipengaruhi jumlah darah pada saat fetus, perbedaan umur, perbedaan jenis kelamin, pengaruh parturisi

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN Data hasil perhitungan jumlah sel darah merah, kadar hemoglobin, nilai hematokrit, MCV, MCH, dan MCHC pada kerbau lumpur betina yang diperoleh dari rata-rata empat kerbau setiap

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 8 HASIL DAN PEMBAHASAN Persentase Parasitemia Menurut Ndungu et al. (2005), tingkat parasitemia diklasifikasikan menjadi tiga tingkatan, yaitu tingkat ringan (mild reaction), tingkat sedang (severe reaction),

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 3 2.1. Taksonomi dan Biologi Luak BAB II TINJAUAN PUSTAKA Luak atau Paradoxurus hemaphroditus yang berada di daerah pulau Jawa menurut Shiroff (2002) memiliki susunan taksonomi sebagai berikut: Kingdom

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. unggas air yang cocok untuk dikembangbiakkan di Indonesia. Sistem

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. unggas air yang cocok untuk dikembangbiakkan di Indonesia. Sistem 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Itik Peking Itik Peking merupakan itik tipe pedaging yang termasuk dalam kategori unggas air yang cocok untuk dikembangbiakkan di Indonesia. Sistem pemeliharaan itik Peking

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. diberi Fructooligosaccharide (FOS) pada level berbeda dapat dilihat pada Tabel 5.

HASIL DAN PEMBAHASAN. diberi Fructooligosaccharide (FOS) pada level berbeda dapat dilihat pada Tabel 5. 50 IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Kadar Hemoglobin Itik Cihateup Data hasil pengamatan kadar hemoglobin itik cihateup fase grower yang diberi Fructooligosaccharide (FOS) pada level berbeda dapat dilihat

Lebih terperinci

3 TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi Kucing Kampung Kucing kampung (Felis domestica)

3 TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi Kucing Kampung Kucing kampung (Felis domestica) 3 TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi Kucing Kampung Kucing kampung (Felis domestica) merupakan salah satu jenis hewan kesayangan yang dimiliki banyak orang. Hewan ini dimasukan dalam ordo karnivora (pemakan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, diperoleh rata-rata jumlah

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, diperoleh rata-rata jumlah 23 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, diperoleh rata-rata jumlah eritrosit, kadar hemoglobin, persentase hematokrit, MCV, MCH dan MCHC ayam broiler dengan perlakuan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kerbau Lumpur Kerbau domestik di Asia memiliki nama ilmiah Bubalus bubalis. Menurut Roth (2004) susunan taksonomi kerbau domestik adalah kerajaan animalia, filum chordata, kelas

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN Hematologi Hasil pemeriksaan hematologi disajikan dalam bentuk rataan±simpangan baku (Tabel 1). Hasil pemeriksaan hematologi individual (Tabel 5) dapat dilihat pada lampiran dan dibandingkan

Lebih terperinci

ANFIS SISTEM HEMATOLOGI ERA DORIHI KALE

ANFIS SISTEM HEMATOLOGI ERA DORIHI KALE ANFIS SISTEM HEMATOLOGI ERA DORIHI KALE ANFIS HEMATOLOGI Darah Tempat produksi darah (sumsum tulang dan nodus limpa) DARAH Merupakan medium transport tubuh 7-10% BB normal Pada orang dewasa + 5 liter Keadaan

Lebih terperinci

RENCANA KEGIATAN PEMBELAJARAN MINGGUAN

RENCANA KEGIATAN PEMBELAJARAN MINGGUAN RENCANA KEGIATAN PEMBELAJARAN MINGGUAN Pertemuan : Minggu ke 3 Waktu : 50 menit Pokok Bahasan : 1. Evaluasi Eritrosit dan Interpretasinya (Lanjutan) Subpokok Bahasan : a. Fase fase proses pembentukan eritrosit.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. rawat inap di RSU & Holistik Sejahtera Bhakti Kota Salatiga. kanker payudara positif dan di duga kanker payudara.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. rawat inap di RSU & Holistik Sejahtera Bhakti Kota Salatiga. kanker payudara positif dan di duga kanker payudara. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Penelitian Penelitian dilakukan di Laboratorium RSU & Holistik Sejahtera Bhakti Kota Salatiga pada bulan Desember 2012 - Februari 2013. Jumlah sampel yang diambil

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Anemia Anemia adalah penurunan jumlah normal eritrosit, konsentrasi hemoglobin, atau hematokrit. Anemia merupakan kondisi yang sangat umum dan sering merupakan komplikasi dari

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. atau ayam yang kemampuan produksi telurnya tinggi. Karakteristik ayam petelur

I. PENDAHULUAN. atau ayam yang kemampuan produksi telurnya tinggi. Karakteristik ayam petelur I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Ayam petelur adalah ayam yang mempunyai sifat unggul dalam produksi telur atau ayam yang kemampuan produksi telurnya tinggi. Karakteristik ayam petelur yaitu

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. genetis ayam, makanan ternak, ketepatan manajemen pemeliharaan, dan

TINJAUAN PUSTAKA. genetis ayam, makanan ternak, ketepatan manajemen pemeliharaan, dan II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kepadatan Ayam Petelur Fase Grower Ayam petelur adalah ayam yang efisien sebagai penghasil telur (Wiharto, 2002). Keberhasilan pengelolaan usaha ayam ras petelur sangat ditentukan

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 18 HASIL DAN PEMBAHASAN Jumlah LeukositTotal Leukosit merupakan unit darah yang aktif dari sistem pertahanan tubuh dalam menghadapi serangan agen-agen patogen, zat racun, dan menyingkirkan sel-sel rusak

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 11 Adaptasi (kelompok AP,AIS,AIP) H H + 2 H - 14 Pengambilan darah simpan (kelompok AP) pre post Perdarahan 30% via splenektomi + autotransfusi (kelompok AP,AIS,AIP) H + 7 Panen (kelompok AP,AIS,AIP) Gambar

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Gathot Gathot merupakan hasil fermentasi secara alami pada ketela pohon. Ketela pohon tersebut memerlukan suasana lembab untuk ditumbuhi jamur secara alami. Secara umum,

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 26 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 MCV (Mean Corpuscular Volume) Nilai MCV (Mean Corpuscular Volume) menunjukkan volume rata-rata dan ukuran eritrosit. Nilai normal termasuk ke dalam normositik, nilai di bawah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. rusak dan terkontaminasi oleh zat-zat yang tidak berbahaya maupun yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. rusak dan terkontaminasi oleh zat-zat yang tidak berbahaya maupun yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pencemaran Udara Pencemaran udara adalah suatu kondisi di mana kualitas udara menjadi rusak dan terkontaminasi oleh zat-zat yang tidak berbahaya maupun yang membahayakan kesehatan

Lebih terperinci

Indek Eritrosit (MCV, MCH, & MCHC)

Indek Eritrosit (MCV, MCH, & MCHC) Indek (MCV, MCH, & MCHC) Pemeriksaan Darah Lengkap (Complete Blood Count / CBC) yaitu suatu jenis pemeriksaaan penyaring untuk menunjang diagnosa suatu penyakit dan atau untuk melihat bagaimana respon

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Obat adalah zat yang digunakan untuk terapi, mengurangi rasa nyeri, serta

BAB I PENDAHULUAN. Obat adalah zat yang digunakan untuk terapi, mengurangi rasa nyeri, serta BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Obat adalah zat yang digunakan untuk terapi, mengurangi rasa nyeri, serta mengobati dan mencegah penyakit pada manusia maupun hewan (Koga, 2010). Pada saat ini banyak

Lebih terperinci

Kompetensi SISTEM SIRKULASI. Memahami mekanisme kerja sistem sirkulasi dan fungsinya

Kompetensi SISTEM SIRKULASI. Memahami mekanisme kerja sistem sirkulasi dan fungsinya SISTEM SIRKULASI Kompetensi Memahami mekanisme kerja sistem sirkulasi dan fungsinya Suatu sistem yang memungkinkan pengangkutan berbagai bahan dari satu tempat ke tempat lain di dalam tubuh organisme Sistem

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ayam broiler merupakan ayam ras tipe pedaging yang umumnya dipanen

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ayam broiler merupakan ayam ras tipe pedaging yang umumnya dipanen 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Ayam Broiler Ayam broiler merupakan ayam ras tipe pedaging yang umumnya dipanen pada umur sekitar 4-5 minggu dengan bobot badan antara 1,2-1,9 kg/ekor yang bertujuan sebagai

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN Konsumsi Pakan

HASIL DAN PEMBAHASAN Konsumsi Pakan HASIL DAN PEMBAHASAN Konsumsi Pakan Konsumsi merupakan jumlah makanan yang dimakan oleh ternak, zat makanan yang dikandungnya akan digunakan untuk mencukupi kebutuhan hidup pokok dan untuk produksi hewan

Lebih terperinci

SISTEM PEREDARAN DARAH

SISTEM PEREDARAN DARAH SISTEM PEREDARAN DARAH Tujuan Pembelajaran Menjelaskan komponen-komponen darah manusia Menjelaskan fungsi darah pada manusia Menjelaskan prinsip dasar-dasar penggolongan darah Menjelaskan golongan darah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. semua bagian dari tubuh rusa dapat dimanfaatkan, antara lain daging, ranggah dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. semua bagian dari tubuh rusa dapat dimanfaatkan, antara lain daging, ranggah dan 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Rusa Timor (Rusa timorensis) Rusa Timor (Rusa timorensis) merupakan salah satu contoh rusa yang ada di Indonesia yang memiliki potensi cukup baik untuk dikembangkan. Hampir

Lebih terperinci

Bila Darah Disentifus

Bila Darah Disentifus Judul Fungsi Darah Bila Darah Disentifus Terdiri dari 3 lapisan yaitu : Darah di sentrifuse q Lapis paling bawah (merah) 45% adalah Eritrosit atau hematokrit q Lapis tengah (abu-abu putih) 1 % adalah

Lebih terperinci

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM BIOLOGI PERHITUNGAN JUMLAH ERITROSIT DARAH

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM BIOLOGI PERHITUNGAN JUMLAH ERITROSIT DARAH LAPORAN RESMI PRAKTIKUM BIOLOGI PERHITUNGAN JUMLAH ERITROSIT DARAH Dosen Pengampu: Dr. drh. Heru Nurcahyo, M.Kes Disusun Oleh : Nama: Sofyan Dwi Nugroho NIM : 16708251021 Prodi : Pendidikana IPA PRODI

Lebih terperinci

II KAJIAN KEPUSTAKAAN meter dari permukaan laut dengan kondisi lembab, serta mempunyai

II KAJIAN KEPUSTAKAAN meter dari permukaan laut dengan kondisi lembab, serta mempunyai II KAJIAN KEPUSTAKAAN 2.1 Limbah Jeruk Manis Jeruk manis (Citrus sinensis) merupakan tanaman yang tumbuh subur didaerah tropis dan subtropis. Jeruk manis dapat beradaptasi didaerah tropis pada ketinggian

Lebih terperinci

POLA HUBUNGAN ANTARA JUMLAH RETIKULOSIT DENGAN MEAN CORPUSCULAR VOLUME (MCV) Oleh Nugroho Tristyanto Prodi Analis Kesehatan AAKMAL Malang ABSTRAK

POLA HUBUNGAN ANTARA JUMLAH RETIKULOSIT DENGAN MEAN CORPUSCULAR VOLUME (MCV) Oleh Nugroho Tristyanto Prodi Analis Kesehatan AAKMAL Malang ABSTRAK POLA HUBUNGAN ANTARA JUMLAH RETIKULOSIT DENGAN MEAN CORPUSCULAR VOLUME (MCV) Oleh Nugroho Tristyanto Prodi Analis Kesehatan AAKMAL Malang ABSTRAK Retikulosit merupakan eritrosit muda, sehingga jika terjadi

Lebih terperinci

Perumusan Masalah. Tujuan Penelitian

Perumusan Masalah. Tujuan Penelitian 2 Perumusan Masalah Diperlukan penelitian untuk melihat besarnya perubahan dalam tubuh pasien sebagai bentuk respon terhadap proses autotransfusi. Respon tubuh pasien diantaranya berupa kemampuan dalam

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Ternak sapi dapat digolongkan menjadi tiga kelompok yaitu Bos indicus

TINJAUAN PUSTAKA. Ternak sapi dapat digolongkan menjadi tiga kelompok yaitu Bos indicus II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sapi Bali Ternak sapi dapat digolongkan menjadi tiga kelompok yaitu Bos indicus (zebu sapi berponok), Bos taurus yaitu bangsa sapi yang menurunan bangsabangsa sapi potong dan

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. yang bisa menyesuaikan tubuh dengan lingkungannya. Karena itik termasuk ke

I PENDAHULUAN. yang bisa menyesuaikan tubuh dengan lingkungannya. Karena itik termasuk ke 1 I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Itik adalah golongan unggas air dan itik merupakan hewan homoiterm yang bisa menyesuaikan tubuh dengan lingkungannya. Karena itik termasuk ke dalam hewan berdarah panas,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dan rekayasa genetik dari bangsa-bangsa ayam dengan produktivitas tinggi,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dan rekayasa genetik dari bangsa-bangsa ayam dengan produktivitas tinggi, 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Ayam Broiler Ayam broiler adalah jenis ayam ras unggul hasil perkawinan silang, seleksi dan rekayasa genetik dari bangsa-bangsa ayam dengan produktivitas tinggi, terutama

Lebih terperinci

UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN FISIOLOGI HEWAN I. April 2008 DARAH DAN SIRKULASI

UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN FISIOLOGI HEWAN I. April 2008 DARAH DAN SIRKULASI FISIOLOGI HEWAN I April 2008 UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN DARAH DAN SIRKULASI Darah Darah dan hemolymph, cairan sirkulasi pada sistem sirkulasi terbuka dan tertutup, adalah cairan kompleks berisi banyak

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Darah adalah cairan yang terdapat pada semua makhluk hidup (kecuali

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Darah adalah cairan yang terdapat pada semua makhluk hidup (kecuali BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Darah Darah adalah cairan yang terdapat pada semua makhluk hidup (kecuali tumbuhan) tingkat tinggi yang berfungsi mengirimkan zat-zat dan oksigen yang dibutuhkan oleh jaringan

Lebih terperinci

KAJIAN KEPUSTAKAAN. beriklim kering. Umumnya tumbuh liar di tempat terbuka pada tanah berpasir yang

KAJIAN KEPUSTAKAAN. beriklim kering. Umumnya tumbuh liar di tempat terbuka pada tanah berpasir yang II KAJIAN KEPUSTAKAAN 2.1 Tanaman Kecubung Kecubung termasuk tumbuhan perdu yang tersebar luas di daerah yang beriklim kering. Umumnya tumbuh liar di tempat terbuka pada tanah berpasir yang tidak begitu

Lebih terperinci

Makalah Sistem Hematologi

Makalah Sistem Hematologi Makalah Sistem Hematologi TUGAS I untuk menyelesaikan tugas browsing informasi ilmiah Disusun Oleh: IBNU NAJIB NIM. G1C015004 PROGRAM DIPLOMA IV ANALISI KESEHATAN FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN DAN KESEHATAN

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 28 IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Pengaruh Tingkat Energi Protein Ransum Berbeda Terhadap Total Protein Darah Ayam KUB Rataan total protein darah ayam kampung unggul Balitbangnak (KUB) pada penelitian ini

Lebih terperinci

Tujuan Penelitian. Manfaat Penelitian

Tujuan Penelitian. Manfaat Penelitian 2 Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini ialah untuk memperolehgambaran darah merah anak domba yang dilahirkan oleh induk domba yang disuperovulasi sebelum perkawinan, yaitu jumlahrbc, nilai PCV, dan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tubuh, membawa nutrisi, membersihkan metabolisme dan membawa zat antibodi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tubuh, membawa nutrisi, membersihkan metabolisme dan membawa zat antibodi 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Umum Darah Darah dalam tubuh berfungsi untuk mensuplai oksigen ke seluruh jaringan tubuh, membawa nutrisi, membersihkan metabolisme dan membawa zat antibodi (sistem

Lebih terperinci

IV.Kajian Pustaka : 1. Sel darah merah (eritrosit)

IV.Kajian Pustaka : 1. Sel darah merah (eritrosit) I. Judul : Struktur sel darah pada manusia, ikan, dan katak II. Hari/tanggal : Sabtu/8 mei 2010 III. Tujuan : Mengamati bentuk dan struktur sel darah pada manusia, ikan, dan katak, serta membandingkan

Lebih terperinci

GAMBARAN DARAH ANJING KAMPUNG JANTAN (Canis familiaris) UMUR 3 SAMPAI 7 BULAN KRESNA NURDIN NUNU NUGRAHA

GAMBARAN DARAH ANJING KAMPUNG JANTAN (Canis familiaris) UMUR 3 SAMPAI 7 BULAN KRESNA NURDIN NUNU NUGRAHA 1 GAMBARAN DARAH ANJING KAMPUNG JANTAN (Canis familiaris) UMUR 3 SAMPAI 7 BULAN KRESNA NURDIN NUNU NUGRAHA FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2007 2 GAMBARAN DARAH ANJING KAMPUNG

Lebih terperinci

PRAKTIKUM II : DARAH, PEMBULUH DARAH, DARAH DALAM BERBAGAI LARUTAN, PENGGOLONGAN DARAH SISTEM ABO DAN RHESUS.

PRAKTIKUM II : DARAH, PEMBULUH DARAH, DARAH DALAM BERBAGAI LARUTAN, PENGGOLONGAN DARAH SISTEM ABO DAN RHESUS. PRAKTIKUM II : DARAH, PEMBULUH DARAH, DARAH DALAM BERBAGAI LARUTAN, PENGGOLONGAN DARAH SISTEM ABO DAN RHESUS. Praktikum IDK 1 dan Biologi, 2009 Tuti Nuraini, SKp., M.Biomed. 1 TUJUAN Mengetahui asal sel-sel

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN Latar Belakang I. PENDAHULUAN Latar Belakang Tubuh manusia secara fisiologis memiliki sistim pertahanan utama untuk melawan radikal bebas, yaitu antioksidan yang berupa enzim dan nonenzim. Antioksidan enzimatik bekerja

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Darah adalah suspensi dari partikel dalam larutan koloid cair yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Darah adalah suspensi dari partikel dalam larutan koloid cair yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Darah 1. Definisi Darah adalah suspensi dari partikel dalam larutan koloid cair yang mengandung elektrolit. Peranannya sebagai medium pertukaran antara sel-sel yang terfiksasi

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. : Carnivora. : Felis domestica

TINJAUAN PUSTAKA. : Carnivora. : Felis domestica 3 TINJAUAN PUSTAKA Taksonomi Kucing Kucing termasuk keluarga Felidae, termasuk di dalamnya spesies kucing besar seperti singa, harimau dan macan. Kucing tersebar secara luas di seluruh Eropa, Asia Selatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. persenyawaan heme yang terkemas rapi didalam selubung suatu protein

BAB I PENDAHULUAN. persenyawaan heme yang terkemas rapi didalam selubung suatu protein BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Hemoglobin Hemoglobin adalah pigmen yang terdapat didalam eritrosit,terdiri dari persenyawaan heme yang terkemas rapi didalam selubung suatu protein yang disebut globin,dan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Anemia Anemia adalah suatu kondisi dimana jumlah sel darah merah atau kapasitas pembawa oksigen mereka tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan fisiologis yang bervariasi menurut

Lebih terperinci

GAMBARAN DARAH KUCING KAMPUNG (Felis domestica) DI DAERAH BOGOR FINA NOER TRIASTUTY FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2006

GAMBARAN DARAH KUCING KAMPUNG (Felis domestica) DI DAERAH BOGOR FINA NOER TRIASTUTY FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2006 i GAMBARAN DARAH KUCING KAMPUNG (Felis domestica) DI DAERAH BOGOR FINA NOER TRIASTUTY FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2006 ii ABSTRAK FINA NOER TRIASTUTY. Gambaran Darah Kucing

Lebih terperinci

KAJIAN KEPUSTAKAAN. besar pasang gen yang masing-masing dapat berperan secara aditif, dominan dan

KAJIAN KEPUSTAKAAN. besar pasang gen yang masing-masing dapat berperan secara aditif, dominan dan II KAJIAN KEPUSTAKAAN 2.1 Ayam Lokal Ayam lokal merupakan salah satu jenis ternak unggas yang telah memasyarakat dan tersebar di pelosok masyarakat. Unggas merupakan penyumbang terbesar keperluan daging

Lebih terperinci

Laporan Praktikum V Darah dan Peredaran

Laporan Praktikum V Darah dan Peredaran Laporan Praktikum V Darah dan Peredaran Nama : Cokhy Indira Fasha NIM : 10699044 Kelompok : 4 Tanggal Praktikum : 11 September 2001 Tanggal Laporan : 19 September 2001 Asisten : Astania Departemen Biologi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Darah 1. Pengertian Darah Darah merupakan bagian penting dari system transport yang jumlahnya 6-8% dari berat badan total. Prosentase ini pada pria lebih besar dibanding wanita

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Permintaan masyarakat terhadap sumber protein hewani seperti daging, susu, dan

I. PENDAHULUAN. Permintaan masyarakat terhadap sumber protein hewani seperti daging, susu, dan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Permintaan masyarakat terhadap sumber protein hewani seperti daging, susu, dan telur terus meningkat sejalan dengan peningkatan jumlah penduduk. Untuk memenuhi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4. 1. Sel Darah Merah Pemeriksaan darah dilakukan selama tiga puluh hari dari awal kebuntingan, yaitu hari ke-1, 3, 6, 9, 12, 15, dan 30. Pemilihan waktu pemeriksaan dilakukan

Lebih terperinci

Sistem Transportasi Manusia L/O/G/O

Sistem Transportasi Manusia L/O/G/O Sistem Transportasi Manusia L/O/G/O Apersepsi 1. Pernahkan bagian tubuhmu terluka, misalnya karena terjatuh atau terkena bagian tajam seperti pisau dan paku? 2. Apakah bagian tubuh yang terluka tersebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sel darah merah atau eritrosit merupakan sel yang paling sederhana yang ada di dalam tubuh. Eritrosit tidak memiliki nukleus dan merupakan sel terbanyak dalam darah.

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Guntoro (2002) menyatakan bahwa sapi Bali (Bos sondaicus) merupakan

TINJAUAN PUSTAKA. Guntoro (2002) menyatakan bahwa sapi Bali (Bos sondaicus) merupakan II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sapi Bali Guntoro (2002) menyatakan bahwa sapi Bali (Bos sondaicus) merupakan sapi asli Indonesia yang merupakan hasil domestikasi (penjinakan) dari banteng liar. Sebagian ahli

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kambing merupakan ternak yang termasuk kelas : Mammalia ordo : Artiodactyla, sub-ordo ruminansia, dan familia : Bovidiae.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kambing merupakan ternak yang termasuk kelas : Mammalia ordo : Artiodactyla, sub-ordo ruminansia, dan familia : Bovidiae. 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kambing Peranakan Ettawa Kambing merupakan ternak yang termasuk kelas : Mammalia ordo : Artiodactyla, sub-ordo ruminansia, dan familia : Bovidiae. Kambing PE merupakan kambing

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN Identifikasi dan Persentase Parasit Darah Hasil pengamatan preparat ulas darah pada enam ekor kuda yang berada di Unit Rehabilitasi Reproduksi (URR FKH IPB) dapat dilihat sebagai berikut

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 22 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Sel Darah Merah Hasil penghitungan jumlah sel darah merah setiap bulan selama lima bulan dari setiap kelompok perlakuan memberikan gambaran nilai yang berbeda seperti terlihat

Lebih terperinci

IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengaruh Perlakuan terhadap Total Protein Darah Ayam Sentul

IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengaruh Perlakuan terhadap Total Protein Darah Ayam Sentul IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengaruh Perlakuan terhadap Total Protein Darah Ayam Sentul Pengaruh tingkat energi protein dalam ransum terhadap total protein darah ayam Sentul dapat dilihat pada Tabel 6.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Sel Darah Merah Jumlah sel darah merah yang didapatkan dalam penelitian ini sangat beragam antarkelompok perlakuan meskipun tidak berbeda nyata secara statistik. Pola kenaikan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Darah merupakan media transportasi yang membawa nutrisi dari saluran

II. TINJAUAN PUSTAKA. Darah merupakan media transportasi yang membawa nutrisi dari saluran II. TINJAUAN PUSTAKA A. Gambaran Darah Darah merupakan media transportasi yang membawa nutrisi dari saluran pencernaan ke jaringan tubuh, membawa kembali produk sisa metabolisme sel ke organ eksternal,

Lebih terperinci

MENJELASKAN STRUTUR DAN FUNGSI ORGAN MANUSIA DAN HEWAN TERTENTU, KELAINAN/ PENYAKIT YANG MUNGKIN TERJADI SERTA IMPLIKASINYA PADA SALINGTEMAS

MENJELASKAN STRUTUR DAN FUNGSI ORGAN MANUSIA DAN HEWAN TERTENTU, KELAINAN/ PENYAKIT YANG MUNGKIN TERJADI SERTA IMPLIKASINYA PADA SALINGTEMAS MENJELASKAN STRUTUR DAN FUNGSI ORGAN MANUSIA DAN HEWAN TERTENTU, KELAINAN/ PENYAKIT YANG MUNGKIN TERJADI SERTA IMPLIKASINYA PADA SALINGTEMAS KD 3.8. Menjelaskan mekanisme pertahanan tubuh terhadap benda

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Burung Merpati

TINJAUAN PUSTAKA Burung Merpati TINJAUAN PUSTAKA Burung Merpati Burung merpati mencakup sekitar 255 spesies dengan penyebaran yang hampir meliputi seluruh dunia. Kecuali di kutub dan beberapa kepulauan samudera. Bulunya yang khas berwarna

Lebih terperinci

PANDUAN PRAKTIKUM HISTOLOGI II MODUL 2.3 KARDIOVASKULER DAN HEMATOLOGI DARAH

PANDUAN PRAKTIKUM HISTOLOGI II MODUL 2.3 KARDIOVASKULER DAN HEMATOLOGI DARAH PANDUAN PRAKTIKUM HISTOLOGI II MODUL 2.3 KARDIOVASKULER DAN HEMATOLOGI DARAH Tujuan pembelajaran: 1. Mahasiswa mampu memahami istilah plasma, serum, hematokrit 2. Mahasiswa mampu memahami komposisi plasma

Lebih terperinci

Review Sistem Hematology

Review Sistem Hematology Nama : rp, S.Kp., MNS. NIP : 19720826 200212 1 002 Departemen : Kep. Medikal Bedah & Kep. Dasar Mata Kuliah : Kep. Medikal Bedah Topik : Pengkajian Sistem Hematologi 1 Review Sistem Hematology Ikhsanuddin

Lebih terperinci

BAB II KOMPONEN YANG TERLIBAT DALAM SISTEM STEM IMUN

BAB II KOMPONEN YANG TERLIBAT DALAM SISTEM STEM IMUN BAB II KOMPONEN YANG TERLIBAT DALAM SISTEM STEM IMUN Sel yang terlibat dalam sistem imun normalnya berupa sel yang bersirkulasi dalam darah juga pada cairan lymph. Sel-sel tersebut dapat dijumpai dalam

Lebih terperinci

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Viskositas darah didefinisikan sebagai kontribusi faktor reologik darah terhadap

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Viskositas darah didefinisikan sebagai kontribusi faktor reologik darah terhadap BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1.Viskositas Darah Viskositas darah didefinisikan sebagai kontribusi faktor reologik darah terhadap resistensi aliran darah. Viskositas darah tergantung beberapa faktor, dimana

Lebih terperinci

- - SISTEM PEREDARAN DARAH MANUSIA - - dlp5darah

- - SISTEM PEREDARAN DARAH MANUSIA - - dlp5darah - - SISTEM PEREDARAN DARAH MANUSIA - - Modul ini singkron dengan Aplikasi Android, Download melalui Play Store di HP Kamu, ketik di pencarian dlp5darah Jika Kamu kesulitan, Tanyakan ke tentor bagaimana

Lebih terperinci

SISTEM IMUN (SISTEM PERTAHANAN TUBUH)

SISTEM IMUN (SISTEM PERTAHANAN TUBUH) SISTEM IMUN (SISTEM PERTAHANAN TUBUH) FUNGSI SISTEM IMUN: Melindungi tubuh dari invasi penyebab penyakit; menghancurkan & menghilangkan mikroorganisme atau substansi asing (bakteri, parasit, jamur, dan

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Jumlah Total Leukosit Pada Tikus Putih Leukosit atau disebut dengan sel darah putih merupakan sel darah yang berperan dalam sistem pertahanan tubuh dan merespon kekebalan tubuh

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan penelitian yang dilakukan pada kerbau lumpur betina, diperoleh jumlah rataan dan simpangan baku dari total leukosit, masing-masing jenis leukosit, serta rasio neutrofil/limfosit

Lebih terperinci

PS-S1 Jurusan Biologi, FMIPA, UNEJ (2017) JARINGAN IKAT SYUBBANUL WATHON, S.SI., M.SI.

PS-S1 Jurusan Biologi, FMIPA, UNEJ (2017) JARINGAN IKAT SYUBBANUL WATHON, S.SI., M.SI. PS-S1 Jurusan Biologi, FMIPA, UNEJ (2017) JARINGAN IKAT SYUBBANUL WATHON, S.SI., M.SI. Kompetensi Dasar 1. Mengetahui penyusun jaringan ikat 2. Memahami klasifikasi jaringan ikat 3. Mengetahui komponen

Lebih terperinci

INTERPRETASI HASIL LABORATORIUM DISTEMPER ANJING

INTERPRETASI HASIL LABORATORIUM DISTEMPER ANJING PATOLOGI KLINIK VETERINER INTERPRETASI HASIL LABORATORIUM DISTEMPER ANJING OLEH: Drh. Anak Agung Sagung Kendran, M.Kes. LABORATORIUM PATOLOGI KLINIK VETERINER FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN UNIVERSITAS UDAYANA

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. oksigen, antibodi, panas, elektrolit dan vitamin ke jaringan seluruh tubuh. Darah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. oksigen, antibodi, panas, elektrolit dan vitamin ke jaringan seluruh tubuh. Darah BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1. Darah Darah adalah jaringan hidup yang bersirkulasi mengelilingi seluruh tubuh dengan perantara jaringan arteri, vena dan kapilaris, yang membawa nutrisi, oksigen, antibodi,

Lebih terperinci

I. TINJAUAN PUSTAKA. plasma dan sel darah (eritrosit, leukosit, dan trombosit), yang masing -masing

I. TINJAUAN PUSTAKA. plasma dan sel darah (eritrosit, leukosit, dan trombosit), yang masing -masing I. TINJAUAN PUSTAKA 1.1.Darah Darah adalah cairan dalam pembuluh darah yang beredar ke seluruh tubuh mulai dari jantung dan segera kembali ke jantung. Darah tersusun atas cairan plasma dan sel darah (eritrosit,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. makhluk hidup. Sel eritrosit termasuk sel yang terbanyak di dalam tubuh manusia.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. makhluk hidup. Sel eritrosit termasuk sel yang terbanyak di dalam tubuh manusia. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Sel-sel darah 1. Sel darah merah (eritrosit) Sel darah merah atau eritrosit adalah sel yang sangat penting untuk makhluk hidup. Sel eritrosit termasuk sel yang terbanyak di dalam

Lebih terperinci

Konsep Sel, Jaringan, Organ dan Sistem Organ

Konsep Sel, Jaringan, Organ dan Sistem Organ Konsep Sel, Jaringan, Organ dan Sistem Organ STRUKTUR TUBUH MANUSIA SEL (UNSUR DASAR JARINGAN TUBUH YANG TERDIRI ATAS INTI SEL/ NUCLEUS DAN PROTOPLASMA) JARINGAN (KUMPULAN SEL KHUSUS DENGAN BENTUK & FUNGSI

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (cairan darah) dan 45% sel-sel darah.jumlah darah yang ada dalam tubuh sekitar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (cairan darah) dan 45% sel-sel darah.jumlah darah yang ada dalam tubuh sekitar BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Darah 1. Definisi Darah merupakan jaringan yang berbentuk cairan yang mengalir ke seluruh tubuh melalui vena atau arteri yang mengangkat oksigen dan bahan makanan ke seluruh

Lebih terperinci

Jaringan adalah kumpulan dari selsel sejenis atau berlainan jenis termasuk matrik antar selnya yang mendukung fungsi organ atau sistem tertentu.

Jaringan adalah kumpulan dari selsel sejenis atau berlainan jenis termasuk matrik antar selnya yang mendukung fungsi organ atau sistem tertentu. Kelompok 2 : INDRIANA ARIYANTI (141810401016) MITA YUNI ADITIYA (161810401011) AYU DIAH ANGGRAINI (161810401014) NURIL NUZULIA (161810401021) FITRI AZHARI (161810401024) ANDINI KURNIA DEWI (161810401063)

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 10 kemudian dicuci dengan air mengalir untuk menghilangkan sisa zat warna lalu dikeringkan. Selanjutnya, DPX mountant diteteskan pada preparat ulas darah tersebut, ditutup dengan cover glass dan didiamkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kegiatan olahraga sudah menjadi bagian dari aktivitas sehari-hari. Olahraga banyak diminati oleh masyarakat karena dikenal memiliki berbagai manfaat untuk menjaga kesehatan

Lebih terperinci

Universitas Indonusa Esa Unggul FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT Jurusan Perekam Medis dan Informasi Kesehatan ANATOMI FISIOLOGI

Universitas Indonusa Esa Unggul FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT Jurusan Perekam Medis dan Informasi Kesehatan ANATOMI FISIOLOGI Universitas Indonusa Esa Unggul FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT Jurusan Perekam Medis dan Informasi Kesehatan ANATOMI FISIOLOGI Conducted by: Jusuf R. Sofjan,dr,MARS 2/17/2016 1 Darah adalah jaringan cair

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. a. Pengertian Karbon Monoksida (CO) perbandingan berat terhadap udara (1 Atm 0 C) sebesar 0,967. Bila

BAB II LANDASAN TEORI. a. Pengertian Karbon Monoksida (CO) perbandingan berat terhadap udara (1 Atm 0 C) sebesar 0,967. Bila BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Karbon Monoksida (CO) a. Pengertian Karbon Monoksida (CO) Karbon monoksida (CO) adalah suatu komponen tidak berwarna, tidak beraroma dan tidak mudah larut dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penyebab intrakorpuskuler (Abdoerrachman et al., 2007). dibutuhkan untuk fungsi hemoglobin yang normal. Pada Thalassemia α terjadi

BAB I PENDAHULUAN. penyebab intrakorpuskuler (Abdoerrachman et al., 2007). dibutuhkan untuk fungsi hemoglobin yang normal. Pada Thalassemia α terjadi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Thalassemia adalah suatu penyakit anemia hemolitik herediter yang diturunkan dari kedua orangtua kepada anak-anaknya secara resesif yang disebabkan karena kelainan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. progresif. Proses ini dikenal dengan nama menua atau penuaan (aging). Ada

I. PENDAHULUAN. progresif. Proses ini dikenal dengan nama menua atau penuaan (aging). Ada 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring bertambahnya usia, daya fungsi makhluk hidup akan menurun secara progresif. Proses ini dikenal dengan nama menua atau penuaan (aging). Ada beberapa faktor yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Definisi dan klasifikasi Gagal Ginjal Kronik. 1. Gangguan fungsi ginjal ditandai dengan adanya penurunan laju filtrasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Definisi dan klasifikasi Gagal Ginjal Kronik. 1. Gangguan fungsi ginjal ditandai dengan adanya penurunan laju filtrasi 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Anemia pada Gagal Ginjal Kronik 2.1.1 Definisi dan klasifikasi Gagal Ginjal Kronik Gagal ginjal kronik adalah sindoma klinik karena penurunan fungsi ginjal menetap karena

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara yang jumlah penduduknya terus

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara yang jumlah penduduknya terus I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Indonesia merupakan salah satu negara yang jumlah penduduknya terus mengalami peningkatan sehingga permintaan akan ketersediaan makanan yang memiliki nilai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Superovulasi Superovulasi merupakan salah satu cara untuk meningkatkan jumlah korpus luteum yang dihasilkan dan peningkatan jumlah folikel yang berkembang hingga mengalami

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. oksigen. Darah terdiri dari bagian cair dan padat, bagian cair yaitu berupa plasma

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. oksigen. Darah terdiri dari bagian cair dan padat, bagian cair yaitu berupa plasma BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Darah 1. Pengertian darah Dalam system sirkulasi darah merupakan bagian penting yaitu dalam transport oksigen. Darah terdiri dari bagian cair dan padat, bagian cair yaitu berupa

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Tingkat keperluan terhadap hasil produksi dan permintaan masyarakat berupa daging

PENDAHULUAN. Tingkat keperluan terhadap hasil produksi dan permintaan masyarakat berupa daging I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ayam lokal saat ini menjadi salah satu bahan pangan yang digemari masyarakat luas untuk dikonsumsi baik dalam bentuk telur maupun dagingnya. Tingkat keperluan terhadap

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Hemoglobin 1. Pengertian Hemoglobin merupakan pigmen yang mengandung zat besi terdapat dalam sel darah merah dan berfungsi terutama dalam pengangkutan oksigen dari paru- paru

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 1 Kuda (Dokumentasi)

TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 1 Kuda (Dokumentasi) TINJAUAN PUSTAKA Kuda Gambar 1 Kuda (Dokumentasi) Kuda (Equus caballus) masih satu famili dengan keledai dan zebra, berjalan menggunakan kuku, memiliki sistem pencernaan monogastrik, dan memiliki sistem

Lebih terperinci

Ilmu Pengetahuan Alam

Ilmu Pengetahuan Alam Ilmu Pengetahuan Alam Sistem Peredaran Darah SEKOLAH DASAR TETUM BUNAYA Kelas Yupiter Nama Pengajar: Kak Winni Ilmu Pengetahuan Alam Sistem Peredaran Darah A. Bagian-Bagian Darah Terdiri atas apakah darah

Lebih terperinci