BAB II. LANDASAN TEORI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II. LANDASAN TEORI"

Transkripsi

1 BAB II. LANDASAN TEORI 2. 1 Lingkungan Makro Kerangka PESTEL digunakan untuk mengidentifikasi faktor-faktor lingkungan makro yang dapat mempengaruhi strategi bisnis, dan menilai bagaimana faktor tersebut dapat mempengaruhi kinerja bisnis saat ini dan masa yang akan datang. Kerangka PESTEL meliputi lingkungan politik, ekonomi, sosial, teknologi, lingkungan dan hukum. Gambar 1: Kerangka PESTEL Sumber: Strategic Management formulation, implementation and control (Pearce et al., 2005, p.101) 10

2 Faktor Politik Faktor politik mengacu kepada kebijakan pemerintah seperti tingkat intervensi dalam perekonomian. Menurut Pearce & Robinson (2005), faktor politik menentukan parameter hukum dan peraturan dimana perusahaan harus beroperasi. Artinya, faktor politik sangat terkait erat dengan perubahan hukum dan perubahan hukum tersebut dapat mempengaruhi perusahaan secara signifikan. Kendala perusahaan terhadap faktor politik dapat dilihat melalui hukum mengenai kaum buruh, hukum lingkungan, kebijakan pajak, pembatasan perdagangan, tarif, stabilitas politik dan peraturan lainya dalam melindungi pelanggan, karyawan, masyarakat umum dan lingkungan. Sejak adanya Undang- Undang dan peraturan tersebut, mereka cenderung mengurangi potensi keuntungan perusahaan. Akan tetapi, ada beberapa tindakan politik yang dirancang untuk melindungi perusahaan, contohnya Undang-Undang hak paten dan subsidi pemerintah. Dengan demikian, faktor-faktor politik dapat membatasi atau memberi keuntungan kepada perusahaan Faktor Ekonomi Faktor-faktor ekonomi memiliki dampak besar dalam bagaimana perusahaan beroperasi dan membuat keputusan. Selain itu definisi kekuatan ekonomi oleh Wheelen & Hunger (2010) adalah kekuatan yang mengatur pertukaran materi, uang,

3 12 energi dan informasi. Karena pola konsumsi dipengaruhi oleh daya beli dari berbagai segmen pasar, setiap perusahaan harus mempertimbangkan kecenderungan ekonomi pada segmen yang mempengaruhi industrinya. Misalnya, ketersediaan kredit umum, disposable income, dan kecenderungan orang untuk menghabiskan uang. Dan pada tingkat nasional dan internasional, perusahaan juga harus mempertimbangkan suku bunga, tingkat inflasi, dan tren dalam pertumbuhan Faktor Sosial Faktor-faktor sosial yang mempengaruhi sebuah perusahaan berhubungan dengan keyakinan, nilai, opini, sikap dan gaya hidup orang-orang di lingkungan eksternal perusahaan. Dan lingkungan eksternal perusahaan dipengaruhi oleh kondisi budaya, ekologi, demografi, agama, pendidikan dan etnis (Pearce & Robinson, 2005). Sama halnya dengan faktor-faktor lain dalam lingkungan eksternal, kekuatan sosial adalah dinamis, yaitu adanya perubahan konstan yang dihasilkan oleh upaya individu untuk memuaskan keinginan dan kebutuhan mereka. Namun, komponen utama dari faktor-faktor sosial adalah perubahan perilaku konsumen yang terjadi akibat dari perubahan dalam mode dan gaya. Dengan adanya perubahan tersebut, maka permintaan konsumen juga akan berubah. Hal tersebut akan mempengaruhi permintaan produk perusahaan dan bagaimana perusahaan akan beroperasi. Oleh karena itu, pemahaman tentang perubahan sosial sangat penting dan akan membantu perusahaan untuk menjadi tetap kompetitif pada situasi pasar yang akan datang.

4 Faktor Teknologi Teknologi menjadi hal yang sangat signifikan di masa sekarang ini. Hal ini terutama berlaku dalam teknologi komunikasi modern dimana telah terciptanya database dan komunikasi elektronik yang memungkinkan sejumlah besar informasi dapat disimpan secara rapi atau dapat didistribusikan secara efisien. Faktor teknologi meliputi aktivitas R&D, otomatisasi dan laju perubahan teknologi. Sebuah perusahaan harus dapat mengikuti perubahan jaman dengan menyadari teknologi terbaru yang relevan untuk bisnis mereka. Dengan beradaptasi dengan teknologi yang sudah maju, sebuah perusahaan akan mendapatkan keuntungan, beberapanya berupa pengurangan biaya yang cukup signifikan, kemungkinan untuk perbaikan produk yang sudah ada, perbaikan pada teknik manufaktur dan pemasaran, sampai dengan saran akan produk baru Faktor Lingkungan Faktor lingkungan meliputi aspek ekologi dan lingkungan seperti cuaca, iklim dan perubahan iklim yang mempengaruhi banyak industri, terutama pada pariwisata, pertanian dan asuransi. Dengan adanya perubahan iklim yang terjadi akibat pemanasan global, maka perusahaan sekarang ini harus bertanggung jawab kepada lingkungan dengan meminimalisir kerusakan yang terjadi. Maka dari itu, pemerintah mengeluarkan Undang-Undang lingkungan yang mengakibatkan dampak perubahan pada strategi perusahaan. Kesadaran akan potensi dampak perubahan iklim

5 14 mempengaruhi produk yang mereka tawarkan dan bagaimana perusahaan-perusahaan tersebut beroperasi, baik dalam menciptakan pangsa pasar baru atau mengurangi dan menghancurkan pasar-pasar yang sudah ada Faktor Hukum Faktor hukum berkaitan dengan lingkungan hukum dimana perusahaan beroperasi. Pengenalan diskriminasi usia, peningkatan upah minimum dan persyaratan yang lebih besar bagi perusahaan untuk mendaur ulang adalah contoh hukum yang relatif baru dalam mempengaruhi tindakan yang diambil oleh perusahaan. Hukum perubahan dapat mempengaruhi permintaan dan biaya sebuah perusahaan, misalnya jika sistem baru dan prosedur harus dikembangkan. Kerangka PESTEL dapat digunakan untuk menganalisa berbagai faktor dalam lingkungan makro perusahaan. Semakin tinggi kemungkinan perubahan yang terjadi dan semakin besar dampak perubahan tersebut, maka semakin besar faktor yang akan dipertimbangkan dalam perencanaan perusahaan. Dalam melakukan analisis PESTEL, perusahaan dapat menciptakan strategi dengan menganalisa faktor lingkungan makro melalui beberapa pertimbangan, sehingga proses perumusan strategi dapat beradaptasi dengan faktor lingkungan masa kini dan masa depan. Banyak faktor yang tidak termasuk di bawah ini mungkin memiliki pengaruh pada kesuksesan bisnis. Karena itu, setiap perusahaan harus mengevaluasi kinerja dengan memilih pendorong utama perubahan yang berpotensi memiliki keputusan yang strategis dan kompetitif.

6 Lingkungan Industri (Porter Five Forces) Lain halnya dengan lingkungan makro yang melihat faktor-faktor yang secara tidak langsung mempengaruhi keputusan jangka panjang, analisa industri (dipopulerkan oleh Porter) melihat secara mendalam faktor-faktor yang secara langsung mempengaruhi perusahaan tersebut. Porter (1980) menilai bahwa perusahaan secara nyata tidak hanya bersaing dengan perusahaan yang ada di dalam industri saat ini, tetapi juga bersaing dengan pesaing potensialnya, yaitu yang akan masuk, para pemasok, para pembeli, dan produsen produk-produk pengganti. Dengan demikian, ada lima kekuatan yang menentukan karakteristik suatu industri, yaitu intensitas persaingan antar pemain yang ada saaat ini, ancaman masuk pendatang baru, kekuatan tawar pemasok, kekuatan tawar pembeli, dan ancaman produk pengganti. Lingkungan kompetitif suatu industri memiliki pengaruh kuat terhadap kinerja bisnis dalam industri tersebut. Kelima kerangka Porter ini digunakan untuk menganalisa industri dengan melihat masing-masing faktor dan menentukan sejauh mana mereka akan meningkatkan persaingan dalam industri. Sebuah industri yang menarik adalah industri yang menawarkan potensi keuntungan. Sebaliknya, industri yang tidak menarik adalah industri yang tidak menawarkan potensi keuntungan. Jika sebuah perusahaan menggunakan Porter analisis dan menyimpulkan bahwa struktur kompetitif industri memiliki peluang untuk keuntungan tinggi, maka perusahaan dapat memilih untuk masuk ke dalam industri atau pasar tersebut. Selanjutnya, jika

7 16 perusahaan sudah bersaing di dalam industri atau pasar, metode Porter dapat digunakan untuk menentukan posisi yang optimal di dalam pasar. Menurut analisis lima kekuatan kompetitif industri Michael Porter (1980), industri yang menarik memiliki karakteristik sebagai berikut; ancaman pendatang baru rendah; kekuatan tawar pemasok lemah; kekuatan tawar pembeli lemah; ancaman produk pengganti rendah; intensitas persaingan antara kompetitor industri rendah dan pelengkap produk atau jasa terbatas atau tidak tersedia (Ireland et al., 2009). Dan juga sebaliknya, industri yang tidak menarik memiliki karakteristik yang berlawanan dengan industri yang menarik. Kelima kekuatan Porter memiliki beberapa kelemahan dan keterbatasan. Model ini tidak membahas pengaruh kompetensi inti perusahaan pada kemampuannya untuk mencapai keuntungan. Hal ini sebaliknya, menganggap struktur industri sebagai satu-satunya faktor yang menentukan. Selain itu, lima kekuatan Porter analisis mengasumsikan tidak ada kolusi dalam industri. Terakhir, analisis Porter tidak mempertimbangkan kemungkinan untuk menciptakan pasar baru.

8 17 Gambar 2: Five Force s Model Sumber: Crafting and Executing Srategy (Thompson et al., 2010, p.67) Ancaman Masuk Pendatang Baru Ancaman masuk pendatang baru dipengaruhi oleh besar kecilnya hambatan yang masuk ke dalam industri. Hambatan yang masuk ke dalam industri, antara lain adalah besarnya investasi yang diperlukan, biaya beralih (switching cost) yang tinggi, akses pada jaringan distribusi, perijinan dari pihak yang bersangkutan, teknologi eksklusif, ekuitas merek dsb (Supratikno et al, 2005). Semakin tinggi hambatan yang masuk, semakin rendah ancaman yang masuk dari pendatang baru. Ancaman pendatang baru dapat mempengaruhi lingkungan yang kompetitif yang akhirnya akan mempengaruhi kemampuan perusahaan yang ada untuk mencapai profitabilitas. Jika ancaman masuk pendatang baru tinggi, maka pendatang baru akan tertarik pada keuntungan industri dan dapat dengan mudahnya masuk ke dalam industri. Pendatang baru yang masuk dapat mengancam atau mengurangi pangsa

9 18 pasar dan keuntungan pesaing yang ada. Di sisi lain, ancaman pendatang baru yang rendah akan mengakibatkan industri yang kurang kompetitif, namun meningkatkan potensi keuntungan bagi perusahaan yang telah ada. Menurut Tompson et al (2010): Ancaman masuk pendatang baru lemah ketika: Hambatan masuk tinggi Kekuatan tawar pembeli tinggi Kekuatan tawar pemasok tinggi Intensitas persaingan yang tinggi Ancaman produk pengganti tinggi Tidak banyak yang ingin memasuki pasar Industri bersaing secara intens dan berjuang untuk membuat keuntungan Permintaan pembeli bertumbuhan lambat atau stagnan Rival dalam posisi yang baik dalam mengatasi pendatang baru Ancaman masuk pendatang baru kuat ketika: Hambatan masuk rendah Kekuatan tawar pembeli rendah Kekuatan tawar pemasok rendah Intensitas persaingan yang rendah Ancaman produk pengganti rendah Tingginya jumlah pendatang baru dan beberapa memiliki sumber daya

10 19 penting yang dapat membuat mereka bersaing di pasar Industri memiliki keuntungan yang menarik Memiliki keunggulan kompetitif di segmen produk atau cakupan geografis Daya Tawar Pemasok Kekuatan tawar pemasok juga dipengaruhi oleh berbagai hal. Biaya barang yang dibeli dari pemasok (misalnya bahan baku, tenaga kerja) dapat memiliki dampak yang signifikan terhadap profitabilitas perusahaan. Semakin sedikit jumlah pemasok dan semakin penting produk yang dipasok, maka akan semakin kuat posisi tawarnya. Jika pemasok memiliki kekuatan tawar yang tinggi, maka secara teori industri perusahaan kurang menarik. Menurut Tompson et al (2010): Kekuatan tawar pemasok lemah ketika: Produk berupa barang komoditi Ancaman integrasi ke belakang oleh pemasok Banyaknya pemasok yang ada Produk pengganti mulai muncul dan tersedia Beberapa anggota industri adalah pemain anggota industri Anggota industri memiliki biaya beralih (switching cost) ke pemasok lain rendah Kekuatan tawar pemasok tinggi ketika:

11 20 Sumber daya alam yang terbatas Hanya memiliki sedikit pemasok Ancaman integrasi ke depan oleh pemasok Produk atau jasa yang ditawarkan memiliki keunikan yang tidak dapat ditiru Anggota industri memiliki biaya beralih (switching cost) ke pemasok lain tinggi Daya Tawar Pembeli Kekuatan daya tawar pembeli dapat mengarahkan bisnis untuk menyediakan produk berkualitas tinggi, layanan yang lebih baik, serta harga yang lebih rendah. Namun, semua hal ini merupakan biaya untuk para penjual dimana para penjual harus bersaing secara intens. Pada posisi tawar pembeli, semakin besar jumlah pembelian dan semakin banyak pilihan yang tersedia bagi pembeli, akan membuat posisi pembeli semakin kuat (Supratikno et al, 2005). Ketika melakukan Porter analisis, pembeli dengan daya tawar rendah membuat industri menarik dan berpotensi meningkatkan keuntungan bagi penjual dan sebaliknya. Daya pembeli merupakan salah satu faktor yang digunakan untuk pertimbangkan ketika menganalisis lingkungan struktural industri dengan menggunakan Porter analisis. Menurut Tompson et al (2010): Daya tawar pembeli rendah ketika: Banyaknya pembeli

12 21 Pembeli membeli dalam jumlah sedikit Tingginya permintaan pembeli Reputasi merek penting bagi pembeli Ancaman produk pengganti rendah Biaya beralih (switching cost) ke penjual lain tinggi Produk mempunyai keunikan atau tidak dapat ditiru Daya tawar pembeli tinggi ketika: Produk berupa komoditi Besarnya jumlah pembeli kecil bersatu Pembeli membeli dalam jumlah banyak Volume penjualan penting bagi penjual Permintaan pembeli lemah atau menurun Identitas pembeli penting bagi penjual Pembeli dapat menunda pembelian Ancaman produk pengganti tinggi Biaya beralih (switching cost) ke penjual lain rendah Kualitas dan kuantitas informasi kepada pembeli meningkat Ancaman Produk Pengganti Sebuah produk substitusi adalah produk dari industri lain yang menawarkan manfaat yang sama kepada konsumen. Definisi ancaman produk pengganti oleh

13 22 Porter adalah dimana konsumen dapat memilih untuk membeli produk pengganti, bukan dari produk industri. Ketersediaan produk pengganti dapat membuat industri lebih kompetitif namun mengurangi potensi keuntungan bagi perusahaan dalam industri. Dan kurangnya produk substitusi dapat membuat industri kurang kompetitif namun berpotensi untuk meningkatan keuntungan bagi perusahaan dalam industri. Menurut Tompson et al (2010): Ancaman produk pengganti rendah ketika: Produk pengganti yang baik tidak tersedia Harga produk pengganti lainnya relatif mahal Tingginya biaya beralih (switching cost) pembeli Ancaman produk pengganti tinggi ketika: Produk pengganti yang baik tersedia Produk pengganti memiliki harga terjangkau Rendahnya biaya beralih (switching cost) pembeli Pembeli merasa nyaman dengan produk pengganti Intensitas Persaingan Antar Pemain Intensitas persaingan antara pesaing industri adalah yang terkuat di antara kelima kerangka analisis Porter. Perang tersebut akan berlangsung diantara perusahaan yang bersaing dalam satu industri untuk memperoleh pangsa pasar. Di

14 23 samping itu, kompetisi juga akan lebih intens apabila para pesaing mempelajari strategi yang dipakai oleh para pesaingnya. Hal tersebut dapat mengakibatkan perubahan pada strategi perusahaan dimana akan terjadi hal-hal seperti penurunan harga, peningkatan kualitas dan pelayanan, penambahan fitur, perluasan jaminan dsb. Menurut Tompson et al (2010): Intensitas persaingan antar pemain rendah ketika: Produk sangat dibedakan Daya tawar pembeli rendah Daya tawar pemasok rendah Ancaman produk pengganti rendah Persaingan tidak agresif dalam meningkatkan pangsa pasar Ancaman pendatang baru rendah atau sudah terdapat banyak saingan di industri Terdapat kurang dari 5 penjual sehingga tindakan yang dilakukan oleh satu perusahaan tidak akan mempengaruhi perusahaan lainnya Intensitas persaingan antar pemain tinggi ketika: Produk berupa komoditas Daya tawar pembeli tinggi Daya tawar pemasok tinggi Ancaman produk pengganti tinggi

15 24 Pesaing aktif dan agresif dalam meningkatkan pangsa pasar Permintaan pembeli bertumbuh secara perlahan dan penjual memiliki kelebihan kapasitas Mempunyai satu atau dua rival yang kuat dan rival yang lebih kecil berusaha untuk tetap bersaing di dalam industri Pesaing membeli rival yang lebih kecil dan mencoba untuk membuat mereka menjadi pemain utama Model Bisnis Low Cost Carrier Industri penerbangan telah mengalami revolusi dengan munculnya strategi bisnis baru, yang dikenal dengan Low Cost Carrier. Perbedaan utama antara Low Cost Carrier dan maskapai penerbangan tradisional adalah tarif yang dikenakan. Perbedaan tarif terjadi karena Low Cost Carrier mampu memotong biaya yang tidak diperlukan. Menurut Hansson et al (2003), perbedaan biaya termasuk penjualan dan reservasi, pelayanan di dalam pesawat, gaji pilot, kepemilikan pesawat, maintenance dan ground handling. Pendek kata, Low Cost Carrier berusaha memotong biaya serendah mungkin dengan menyediakan pelayanan yang minimal dalam memenuhi berbagai segmen pasar. Perspektif lain dalam Low Cost Carrier berasal dari Franke (2004), yang berpendapat bahwa karakteristik utama dari model bisnis penerbangan adalah pelayanan, biaya dan tarif.

16 25 Gambar 3: Bisnis Model Low Cost Carrier Sumber: Competition Between Network Carriers and Low Cost Carriers retreat battle or breakthrough to a new level of efficiency? (Franke, 2004, p.15). Low Cost Carrier berusaha utuk mengurangi biaya secara substansial dan menawarkan penerbangan bertarif rendah dengan hanya menyediakan layanan dasar kepada penumpang. Di sisi lain, Full Service Airlines menawarkan penerbangan bertarif tinggi dengan menyediakan layanan yang optimal. Dan di antara kedua ekstrim, maskapai penerbangan lain menawarkan tarif yang lebih rendah dari maskapai penerbangan tradisional, namun memberikan layanan yang lebih dari penerbangan murah, meskipun terbatas. Di sisi lain, Tretheway (2004) mencatat bahwa Low Cost Carrier cenderung menyediakan layanan yang relatif pendek (point-to-point service) tanpa menawarkan layanan tambahan, metode yang sama sekali berbeda dengan maskapai penerbangan tradisional. Dengan demikian, operasi point-to-point memiliki beberapa keuntungan: karena jarak lebih pendek, penerbangan dapat dilakukan langsung tanpa ada transit;

17 26 biaya penanganan transit dapat dieliminasi dan prosedur penanganan bagasi lebih sederhana. Biasanya Low Cost Carrier cenderung untuk fokus pada pasar tertentu dan pada rute tertentu. Selain itu, Low Cost Carrier dapat mengoptimalkan pemanfaatan armada mereka dengan menggunakan bandara sekunder yang kurang ramai. Dengan demikian, armada dapat lebih konsisten dan efisien, terutama jika penerbangan fokus pada rute jarak pendek. Low Cost Carrier juga mengurangi biaya dengan tidak menyediakan makanan dan minuman, hiburan atau bahkan menghilangkan pemilihan kursi oleh penumpang. Biasanya, mereka akan memisahkan layanan ini atau menjualnya secara terpisah kepada penumpang. Dalam hal ini, Passanger Load Factor (PLF) juga akan menjadi elemen penting dalam pengurangan biaya operasional. Strategi pemasaran dan saluran distribusi untuk struktur biaya rendah tentu juga akan berbeda dari struktur maskapai tradisional. Oleh karena itu, Low Cost Carrier harus menyederhanakan prosedur pemesanan dan pembelian. Sementara maskapai tradisional bergantung pada agen dalam distribusi, penerbangan murah menggunakan saluran distribusi baru, seperti penjualan langsung melalui internet, SMS dan bank. Strategi pemasaran yang inovatif tidak hanya membawa penumpang lebih banyak, tetapi juga dapat memungkinkan penurunan yang signifikan pada biaya distribusi dan pemasaran. Strategi inilah yang digunakan oleh strategi bisnis Low Cost Carrier dalam pengurangan biaya dan memungkinkan tarif yang murah.

18 Strategi Diamond Profesor Don Hambrick dan Jim Fredrickson (2005) memperkenalkan Strategi Diamond pada tahun 2001, dimana Strategi Diamond ini digunakan untuk menganalisa, menginterasikan, meringkas dan mengkomunikasikan produk, bisnis dan strategi tingkat korporasi. Model ini mencakup formulasi strategi, yakni, membantu menjawab pertanyaan secara mendalam tentang makna strategi yang dipakai dan apa yang akan terjadi ke depannya. Strategi diamond lebih merupakan checklist daripada model. Tujuan dari Strategi Diamond ini adalah untuk mengumpulkan dan mempertimbangkan semua bagian dari strategi secara keseluruhan dengan menjawab serangkaian pertanyaan yang terkait mencangkup arena, vehicles, differentiations, staging dan economic logic.

19 28 Di mana kita akan aktif? (dan dengan penekanan berapa banyak) Kategori produk yang mana? Segmen pasar yang mana? Wilayah geografis yang mana? Teknologi inti yang mana? Bagaiman kecepatan dan urutan langkahnya? Kecepatan ekspansi? Urutan inisiatif? Bagaimana kita mendapatkan keuntungan? Biaya terendah melalui skala keuntungan? Biaya terendah melalui keunggulan ruang lingkup dan replikasi? Harga premium sehubungan dengan layanan yang tidak dapat ditiru? Harga premium sehubungan dengan Bagaimana kita ke sana? Pembangunan internal? Joint ventures? Lisensi / waralaba? Akuisisi? Bagaimana kita menang? image? kustomisasi? harga? Gambar 4: Diamond Strategy Sumber: Are you sure you have a strategy? (Hambrick, Don C & Fredrickson, Jim W, 2005, p.51) Arenas Arenas meliputi pilihan yang diambil mengenai dimana perusahaan akan bersaing; lingkungan eksternal seperti kategori produk, segmen pasar, wilayah geografis, dan teknologi, serta value added stages (misalnya produk desain, manufaktur, penjualan, pelayanan dan distribusi) yang hendak diambil (Hambrick, Don C & Fredrickson, Jim W, 2005). Arena juga mengidentifikasi kegiatan value

20 29 chain atau beberapa tahap-tahap dari value chain (insource atau outsource). Sebagai contoh, sebuah perusahaan penerbangan dapat memilih untuk meng-outsource pengembangan teknologi kepada perusahaan-perusahaan R&D ternama. Dalam memilih arena, strategi tidak hanya mengidentifikasi dimana bisnis akan aktif, tetapi juga beberapa banyak penekanan yang akan ditempatkan pada masing-masing wilayah. Beberapa segmen pasar, misalnya, dianggap sebagai pusat penting, sementara yang lain dianggap sebagai sekunder. Selanjutnya, strategi yang diambil mungkin akan berpusat pada satu produk kategori sedangkan produk lain hanya digunakan untuk tujuan defensif atau tujuan lainnya yang kurang begitu penting. Dalam mengartikulasikan arena, penting untuk menjadi spesifik mungkin Vehicles Di luar perusahaan harus memutuskan di arena mana bisnis akan aktif, perusahaan juga perlu memutuskan bagaimana dapat menuju ke sana. Namun, arena yang telah dipilih seharusnya merupakan hasil dari strategis pilihan. Misalkan, jika perusahaan telah memutuskan untuk memperluas jangkauan produk, maka perusahaan akan mengandalkan pengembangan produk internal, pembangunan, atau strategi lain seperti partner-ing atau akusisi dari pihak eksternal untuk mencapai perluasan cangkupan. Contoh lainnya, jika perusahaan penerbangan berkomitmen untuk ekspansi international, maka pilihan yang diambil akan berupa akuisisi lokal, lisensi, atau gabungan usaha.

21 Differentiators Strategi harus menentukan tidak hanya dimana perusahaan akan aktif (arena) dan bagaimana hal itu akan sampai di sana (Vehicle), tetapi juga bagaimana perusahaan akan menang di dalam arena yang telah ditargetkan, yakni bagaimana cara untuk mendapatkan pelanggan. Differentiators dapat mencakup image, kustomisasi, harga, styling produk, after-sales service atau isu-isu lain yang penting. Namun, mencapai keunggulan pasar tidak berarti perusahaan harus berada ekstrim pada satu dimensi yang berbeda, melainkan jika perusahaan memiliki kombinasi terbaik dari perbedaan dapat menghasilkan pangsa pasar yang menguntungan (Hambrick, Don C & Fredrickson, Jim W, 2005). Sebuah perusahaan seharusnya menggunakan diferensiasi yang unik sehingga dapat bersaing dengan pesaing lainnya Staging And Pacing Pilihan mengenai arena, vehicles, dan differentiators merupakan strategi yang direncanakan dan strategi yang berencana ini akan mempengaruhi keputusan dari elemen ke-empat Strategi Diamond, yakni staging and pacing. Staging and pacing pada Strategi Diamond dimaksudkan dengan urutan dan kecepatan langkah strategis. Elemen ini membantu mengidentifikasi titik-titik keputusan karena langkah strategis tidak hanya bergantung kepada satu cara. Sebagai contoh, sebuah perusahaan penerbangan dapat tumbuh secara global dengan terlebih dahulu memperluas area

22 31 domestik dan regional kemudian menggunakan dasar ini untuk memperluas arena geografis Economic Logic Unsur economic logic mencerminkan bagaimana semua bagian dari strategi digabungkan menjadi satu sehingga dapat memberi kepuasan kepada stakeholders dan keuntungan yang didapat tentunya tidak hanya sekedar keuntungan diatas biaya (Hambrick, Don C & Fredrickson, Jim W, 2005). Misalkan untuk perusahaan profitoriented, logika ekonomi dapat digambarkan dengan skala ekonomi, lingkup ekonomi, harga premium atau gabungan antara ketiganya. Sedangkan untuk organisasi non-profit, logika ekonomi dapat dicerminkan dari seberapa baik perusahaan mencapai visi dan misi serta melayani stakeholder-nya. Idealnya, penerapan Strategi Diamond dimulai dengan menjawab pertanyaan mengenai arena dan differentiators. Vehicles juga dianggap sebagai elemen penting karena dimensi tersebut menggambarkan bagaimana sebuah perusahaan dapat mencapai tujuannya dengan menggunakan arena dan differentiators yang telah dipilih. Kemudian, Staging and Pacing membangun perubahan strategi. Economic Logic, sebagai langkah terakhir dalam proses perumusan strategi, meringkas bagaimana empat unsur lainnya bekerja sama untuk memaksimalkan keuntungan (atau kepuasan stakeholders). Dengan demikian, Strategi Diamond menggambarkan bagaimana semua potongan digabungkan dengan cara yang dapat menghasilkan kinerja jangka pendek dan jangka panjang yang positif. Secara umum, Strategi

23 32 Diamond mencakup misi dan visi perusahaan, tujuan dan sasaran strategi yang harus disampaikan, dan analisa internal dan eksternal perusahaan. 2.5 Five Generic Competitive Strategies Masing-masing perusahaan memiliki strategi kompetitif yang belum tentu sama dengan perusahaan lainnya, dimana strategi yang dipilih tentunya akan sesuai dengan kriteria-kriteria dalam memenuhi kebutuhan mereka. Setelah perusahaan melakukan analisis lingkungan makro dan lingkungan industri untuk setiap unit usaha, maka pilihan berikutnya adalah memilih posisi yang dianggap paling tepat dan paling menguntungkan dalam industri. Dalam studinya yang sangat populer, Porter (1980) memperkenalan sebuah matrik yang mengaitkan dua pengubah, yaitu: sumber daya saing (competitive advantage) dan cakupan persaingan. Atas dasar dua pengubah tersebut, diperoleh empat strategi bersaing sebagai berikut Figure 5: Five Generic Competitive Strategy Sumber: Crafting and Executing Srategy (Thompson et al, 2010, p.141)

24 33 1. Low cost provider strategy adalah strategi dalam mencapai biaya keseluruhan yang lebih rendah dari pesaing sebagai basis persaingan untuk menarik spektrum pelanggan yang luas. Tentunya kesuksesan strategi biaya rendah ditentukan oleh strategi perusahaan dalam menemukan cara untuk mengurangi biaya. Untuk maksimum efektifitas, perusahaan perlu mencapai keunggulan biaya mereka dengan cara yang sulit bagi saingan untuk menduplikasi. Jika saingan merasa relatif mudah untuk meniru, maka perusahaan tidak akan sukses di pasar. Menurut Thompson et al (2010), sebuah perusahaan memiliki dua pilihan untuk menjabarkan keunggulan biaya rendah kepada rival untuk meraih keuntungan. Opsi pertama adalah menawarkan biaya yang lebih rendah dari pesaing dan menarik price-sensitive customer dalam jumlah yang cukup besar untuk meningkatkan total keuntungan. Opsi kedua adalah mempertahankan harga sekarang, puas dengan pangsa pasar sekarang dan menggunakan biaya rendah untuk mendapatkan margin keuntungan yang lebih tinggi pada setiap unit yang terjual, sehingga dapat meningkatkan total keuntungan perusahaan dan keseluruhan laba atas investasi. Strategi bersaing dalam biaya rendah sangat kuat ketika harga: Kompetisi di antara saingan kuat Produk saingan pada dasarnya identik Produk sudah dapat didapat dari berbagai penjual Ada beberapa cara untuk mencapai diferensiasi produk yang memiliki nilai

25 34 kepada pembeli Biaya beralih (switching cost) pembeli rendah Banyaknya pembeli yang memiliki kekuatan signifikan untuk tawar-menawar Ada pendatang baru yang menggunakan harga rendah untuk menarik pembeli dan membangun basis pelanggan Namun, perusahaan yang menawarkan produk dengan harga yang rendah harus mengandung cukup atribut dalam menarik bagi calon pembeli, karena harga rendah sendiri tidak akan selalu menarik bagi pembeli. 2. A broad differentiation strategy - menitikberatkan pada kemampuan perusahaan unutk menghasilkan sesuatu yang unik dan berbeda dibanding kompetitornya. Diferensiasi perusahaan yang mudah ditiru tidak dapat menghasilkan keunggulan bersaing yang berkelanjutan, yang artinya diferensiasi berdasarkan kompetensi dan kemampuan akan cenderung lebih berhasil. Selain itu, strategi bersaing dalam diferensiasi akan sangat kuat ketika kebutuhan dan penggunaan produk beragam; ada banyak cara dalam membedakan produk atau layanan dan banyak pembeli menggangap perbedaan-perbedaan ini memiliki nilai. Beberapa perusahaan saingan mengikuti pendekatan diferensiasi yang sama dan perubahan teknologi yang pesat (Ireland et al, 2009). Namun, diferensiasi teralu berlebihan dapat mengakibatkan kualitas produk atau layanan melampaui kebutuhan pembeli

26 35 dan harga yang ditawarkan teralu tinggi. 3. A best-cost provider strategy berjuang untuk memberikan pelanggan nilai lebih untuk uang dengan menggabungkan penekanan pada biaya rendah dengan penekanan pada diferensiasi kelas atas. Untuk mencapai keunggulan kompetitif strategi best cost, sangat penting bahwa sebuah perusahaan memiliki sumber daya dan kemampuan untuk menggabungkan atribut kelas atas dengan biaya yang lebih rendah daripada pesaing. Dengan kata lain, strategi best cost harus mampu menggabungkan fitur menarik pada biaya yang lebih rendah dari saingan yang produknya memiliki fitur yang sama; pembuatan produk berkualitas dengan biaya yang lebih rendah daripada pesaing; atau menyediakan layanan yang menarik dengan biaya lebih rendah daripada pesaing yang memberikan layanan yang sama (Thompson et al, 2010). Apa yang membuat strategi best cost begitu menarik adalah kemampuannya untuk menggabungkan atribut kelas atas dengan biaya lebih rendah daripada pesaing dan kemudian menggunakan keunggulan biaya rendah tersebut untuk memberikan harga di bawah harga saingan yang produknya memberikan atribut kelas serupa. Kemudian, target pasar untuk strategi best cost adalah pembeli yang menjunjung tinggi nilai pembeli yang mencari fitur tambahan dengan harga yang relatif rendah. Biasanya, pembeli yang menjunjung tinggi nilai bersedia membayar harga yang wajar untuk fitur tambahan, namun

27 36 mereka akan menghindar untuk membayar mahal untuk produk yang kurang menarik. 4. A focused (or market niche) strategy based on low costs- perusahaan memilih segmen yang relatif sempit dengan biaya yang rendah dan menawarkan harga yang lebih rendah dari saingan. Satu-satunya perbedaan nyata antara strategi biaya rendah dan strategi fokus untuk biaya rendah adalah ukuran dari kelompok pembeli sebuah perusahaan. Strategi biaya rendah melibatkan penawaran produk yang menarik secara luas kepada sekelompok pembeli dan segmen pasar, sedangkan strategi fokus biaya rendah melibatkan pemenuhan kebutuhan hanya pada segment pasar yang sempit. 5. A focused (or market niche) strategy based on differentiation- strategi fokus diferensiasi dengan menawarkan produk yang secara hati-hati dirancang untuk menarik preferensi yang unik dan memenuhi kebutuhan segmen pasar yang sempit (Kluyver&PearceII, 2008). Keberhasilan penggunaan strategi fokus diferensiasi bergantung kepada kemampuan perusahaan bersaing di ceruk pasar target yang sama dan berdiri terpisah dari saingan. Selain itu, keberhasilan tersebut juga didorong oleh faktor keberadaan segmen pembeli yang mencari atribut produk khusus. Menurut Supratikno et al (2005), setiap pilihan strategi generik mengandung risiko masing-masing:

28 37 Risiko Strategi Biaya Rendah: Strategi tak bisa dipertahankan, karena akan ditiru pesaing. Perubahan teknologi Kehilangan proksimitas deferensiasi Pendatang lain memiliki keunggulan biaya pada segmen yang lebih sempit Risiko Strategi Diferensiasi: Strategi tak bisa dipertahankan, karena ditiru pesaing. Sumber pembedaan menjadi tidak menarik di mata pembeli Risiko Strategi Fokus: Strategi fokus ditiru oleh pesaing. Kehilangan proksimitas biaya Pasar sasaran secara struktural tidak menarik Pendatang lain memiliki dimensi pembedaan yang lebih unik pada segmen yang lebih sempit Pemain besar lain masuk ke berbagai segmen, dan perbedaan antar segmen menjadi berkurang Pendatang lain lebih teliti melakukan subsegmentasi

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Analisis Porter Strategi kompetitif merupakan suatu framework yang dapat membantu perusahaan untuk menganalisa industrinya secara keseluruhan, serta menganalisa kompetitor dan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA. A. Strategi Kompetitif Porter dalam Menghadapi ACFTA. kompetitif sendiri, agar tidak kalah dalam persaingan global, baik itu

BAB IV ANALISIS DATA. A. Strategi Kompetitif Porter dalam Menghadapi ACFTA. kompetitif sendiri, agar tidak kalah dalam persaingan global, baik itu BAB IV ANALISIS DATA A. Strategi Kompetitif Porter dalam Menghadapi ACFTA Diberlakukannya ACFTA sebagai sebuah perdagangan bebas, memaksa setiap industri atau perusahaan harus mempunyai keunggulan kompetitif

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN. Keberhasilan fenomenal Southwest Airlines di Amerika Serikat sebagai

BAB I. PENDAHULUAN. Keberhasilan fenomenal Southwest Airlines di Amerika Serikat sebagai BAB I. PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Keberhasilan fenomenal Southwest Airlines di Amerika Serikat sebagai maskapai Low Cost Carrier (LCC) dapat dilihat dari keuntungan yang diperoleh setiap tahunnya.

Lebih terperinci

3 Strategi-Strategi Perusahaan

3 Strategi-Strategi Perusahaan Information System Strategic Design 3 Strategi-Strategi Perusahaan Dahlia Widhyaestoeti, S.Kom dahlia.widhyaestoeti@gmail.com dahlia74march.wordpress.com Tingkatan Strategi Di perusahaan-perusahaan terdiversifikasi,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Konsep Strategi Manajemen Pemasaran. bersaing (Wheelen dan Hunger, 2012).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Konsep Strategi Manajemen Pemasaran. bersaing (Wheelen dan Hunger, 2012). BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Konsep Strategi Manajemen Pemasaran 2.1.1 Strategi Strategi perusahaan merupakan perencanaan komprehensif tentang bagaimana perusahaan akan mencapai misi dan tujuannya. Strategi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Strategi Menurut Glueck dan Jauch (1998, p.12) Strategi adalah rencana yang disatukan, menyeluruh dan terpadu yang mengaitkan keunggulan strategi perusahaan dengan tantangan

Lebih terperinci

KEUNGGULAN KOMPETITIF

KEUNGGULAN KOMPETITIF KEUNGGULAN KOMPETITIF PELUANG BISNIS Inovasi dan Eksploitasi Peluang produk baru jasa baru Teknik produksi baru Cara baru Alat baru untuk memberi informasi Cara baru hubungan dengan pelanggan Multiple

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen s 2.1.1 Pengertian Pearce dan Robinson (2008, p2) menyatakan bahwa strategi merupakan suatu rencana yang berskala besar, dengan berorientasi ke masa depan guna untuk

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Pearce dan Robinson (2008, p2) menyatakan bahwa strategi merupakan suatu

BAB 2 LANDASAN TEORI. Pearce dan Robinson (2008, p2) menyatakan bahwa strategi merupakan suatu BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Strategis 2.1.1 Pengertian Strategi Pearce dan Robinson (2008, p2) menyatakan bahwa strategi merupakan suatu rencana yang berskala besar, dengan berorientasi ke masa

Lebih terperinci

Resume Chapter 2: Charting a Company s Direction: Its Vision, Mission, Objectives, and Strategy

Resume Chapter 2: Charting a Company s Direction: Its Vision, Mission, Objectives, and Strategy Resume Chapter 2: Charting a Company s Direction: Its Vision, Mission, Objectives, and Strategy Perusahaan yang memiliki keunggulan bersaing diharuskan mampu dalam memahami perubahan struktur pasar dan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Business Model Menurut Alan Afuah business model adalah kumpulan aktivitas yang telah dilakukan sebuah perusahaan, bagaimana hal tersebut dilakukan, dan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Perencanaan Strategi Sistem dan Teknologi Informasi 2.1.1 Pengertian Perencanaan Strategis Perencanaan strategis, menurut Ward dan Peppard (2002, p462) adalah analisa

Lebih terperinci

BAB II MANAJEMEN PEMASARAN

BAB II MANAJEMEN PEMASARAN BAB II MANAJEMEN PEMASARAN 2.1 Konsep Pemasaran Pemasaran tidak bisa dipandang sebagai cara yang sempit yaitu sebagai tugas mencari cara-cara yang benar untuk menjual produk/jasa. Pemasaran yang ahli bukan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN LITERATUR

BAB II TINJAUAN LITERATUR BAB II TINJAUAN LITERATUR 2.1 Teori Ritel Ritel adalah sebuah rangkaian dari kegiatan usaha yang dapat memberikan nilai tambah pada produk dan jasa yang dijual kepada konsumen untuk kepentingan pribadi

Lebih terperinci

Dhiani Dyahjatmayanti, ST.P., M.B.A.

Dhiani Dyahjatmayanti, ST.P., M.B.A. Dhiani Dyahjatmayanti, ST.P., M.B.A. STTKD Yogyakarta Jl.Parangtritis Km.4,5 Yogyakarta, http://www.sttkd.ac.id - info@sttkd.ac.id, sttkdyogyakarta@yahoo.com Kekuatan Lingkungan Lingkungan Semua kekuatan

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN 20 III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Konseptual 3.1.1 Strategi Strategi merupakan cara-cara yang digunakan oleh organisasi untuk mencapai tujuannya melalui pengintegrasian segala keunggulan

Lebih terperinci

BAB 3 SWOT DAN STRATEGI BERSAING

BAB 3 SWOT DAN STRATEGI BERSAING BAB 3 SWOT DAN STRATEGI BERSAING 3.1 SWOT UNTUK FORMULASI STRATEGI Analisis SWOT didasarkan pada logika, yaitu memaksimalkan kekuatan (Strengths) dan peluang (Opportunities), namun secara bersamaan dapat

Lebih terperinci

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Profil Perusahaan Citilink adalah Strategic Business Unit (SBU) dari PT. Garuda Indonesia yang melayani penerbangan point-to-point dengan konsep Low Cost Carrier. Citilink

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Manajemen Manajemen merupakan proses pengkoordinasian kegiatan-kegiatan pekerjaan sehingga pekerjaan tersebut terselesaikan secara efisien

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI II.1. Strategi Pertumbuhan Pertumbuhan perusahaan tidak saja memiliki potensi pangsa pasar untuk meningkatkan profitabilitas perusahaan, tetapi juga mampu meningkatkan vitalitas perusahaan

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Konseptual 3.1.1. Pengertian Strategi Strategi adalah rencana yang mengandung cara komprehensif dan integratif yang dapat dijadikan pegangan untuk bekerja,

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN BAB III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Konsep Strategi Perusahaan Manajemen meliputi perencanaan, pengarahan, pengorganisasian dan pengendalian atas keputusan-keputusan dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penerbangan untuk masuk berkompetisi di industri penerbangan Indonesia. Data

BAB I PENDAHULUAN. penerbangan untuk masuk berkompetisi di industri penerbangan Indonesia. Data BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Persaingan di industri penerbangan Indonesia semakin meningkat, ditunjukkan dengan semakin banyak pemain maskapai penerbangan yang masuk ke pasar Indonesia,

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN BAB III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Pengertian Strategi Strategi berasal dari bahasa Yunani kuno yang berarti seni berperang. Suatu strategi mempunyai dasar-dasar atau skema

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. dan Robinson dalam Sitinjak dkk, 2004). 1. Mengembangkan strategic vision dan misi bisnis.

BAB II LANDASAN TEORI. dan Robinson dalam Sitinjak dkk, 2004). 1. Mengembangkan strategic vision dan misi bisnis. BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Strategi Manajemen strategi merupakan kolaborasi antara keputusan dan tindakan yang akan menghasilkan rumusan atau formulasi dan pelaksanaan (implementasi) rencana-rencana

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Bank berfungsi sebagai lembaga perantara keuangan (financial

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Bank berfungsi sebagai lembaga perantara keuangan (financial BAB V SIMPULAN DAN SARAN Bank berfungsi sebagai lembaga perantara keuangan (financial intermediary) yang menyalurkan dana masyarakat dan menginvestasikan kembali dana tersebut untuk mendukung perkembangan

Lebih terperinci

MANAJEMEN PEMASARAN : YOHAN ANDI NUGROHO NIM : SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER STMIK AMIKOM YOGYAKARTA.

MANAJEMEN PEMASARAN : YOHAN ANDI NUGROHO NIM : SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER STMIK AMIKOM YOGYAKARTA. KARYA ILMIAH E-BISNIS MANAJEMEN PEMASARAN Nama disusun oleh : : YOHAN ANDI NUGROHO NIM : 08.11.1884 Kelas : S1-TI-6A SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER STMIK AMIKOM YOGYAKARTA 2011 Marketing

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis data di atas, kesimpulan dari analisis strategi yang

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis data di atas, kesimpulan dari analisis strategi yang BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis data di atas, kesimpulan dari analisis strategi yang telah dilakukan adalah sebagai berikut: 1. Secara keseluruhan industri ini kurang

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN. teoretik. Manajemen strategi didefinisikan sebagai ilmu tentang perumusan

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN. teoretik. Manajemen strategi didefinisikan sebagai ilmu tentang perumusan 22 BAB III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Manajemen Strategi Penelitian ini menggunakan perencanaan strategi sebagai kerangka teoretik. Manajemen strategi didefinisikan sebagai

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. yang telah berjalan pada CV. BP Muara Nauli dan memberikan penjelasan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. yang telah berjalan pada CV. BP Muara Nauli dan memberikan penjelasan BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Pembahasan pada bab ini menguraikan sebuah evaluasi kinerja dan strategi yang telah berjalan pada CV. BP Muara Nauli dan memberikan penjelasan mengenai analisis faktor lingkungan

Lebih terperinci

ANDRI HELMI M, SE., MM MANAJEMEN OPERASI INTERNASIONAL

ANDRI HELMI M, SE., MM MANAJEMEN OPERASI INTERNASIONAL ANDRI HELMI M, SE., MM MANAJEMEN OPERASI INTERNASIONAL 1 STRATEGI OPERASI DALAM LINGKUNGAN GLOBAL Manajemen Operasional di lingkungan global dan pencapaian keunggulan kompetitif melalui operasional 2 APA

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pernah ada masa dimana orang menyebutnya era keunggulan komparatif, yaitu era

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pernah ada masa dimana orang menyebutnya era keunggulan komparatif, yaitu era BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Keunggulan Bersaing Pernah ada masa dimana orang menyebutnya era keunggulan komparatif, yaitu era suatu negara unggul terhadap negara lain karena memiliki kekayaan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. A Latar Belakang Masalah... 1 B Rumusan Masalah... 5 C Tujuan Penelitian... 5 D Kegunaan Penelitian... 5

DAFTAR ISI. A Latar Belakang Masalah... 1 B Rumusan Masalah... 5 C Tujuan Penelitian... 5 D Kegunaan Penelitian... 5 DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i LEMBAR PERSETUJUAN TUGAS AKHIR... ii LEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR... iii PERNYATAAN ORISINALITAS TUGAS AKHIR... iv ABSTRAK... v ABSTRACT... vi RIWAYAT HIDUP... vii LEMBAR

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Konsep Pemasaran Menurut Parkinson (1991), pemasaran merupakan suatu cara berpikir baru tentang bagaimana perusahaan atau suatu organisasi

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN. Indonesia, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN. Indonesia, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut: BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 KESIMPULAN Dari hasil evaluasi strategi perusahaan, analisis lingkungan internal perusahaan dan analisis lingkungan eksternal yang ada dalam industri farmasi Indonesia, maka

Lebih terperinci

BAB I LATAR BELAKANG

BAB I LATAR BELAKANG BAB I LATAR BELAKANG Suatu perusahaan didirikan untuk menghasilkan laba yang optimal, dengan adanya laba yang diperoleh tersebut, perusahaan akan memiliki kemampuan untuk berkembang dan mempertahankan

Lebih terperinci

LANDASAN TEORI. Enterprise Resource Planning (ERP) adalah sebuah aplikasi bisnis yang

LANDASAN TEORI. Enterprise Resource Planning (ERP) adalah sebuah aplikasi bisnis yang BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Enterprise Resource Planning Enterprise Resource Planning (ERP) adalah sebuah aplikasi bisnis yang didisain untuk dapat menyediakan lingkungan yang terintegrasi dan sistematis

Lebih terperinci

DAFTAR ISI Daftar Isi

DAFTAR ISI Daftar Isi DAFTAR ISI Daftar Isi Lembar Judul... i Lembar Pengesahan... ii Lembar Pernyataan... iii Kata Pengantar... iv Daftar Isi... vi Daftar Tabel... ix Daftar Gambar... x Daftar Lampiran... xi Intisari... xii

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai potensi pertumbuhan ekonomi yang relatif stabil. Fundamental

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai potensi pertumbuhan ekonomi yang relatif stabil. Fundamental BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ditengah kondisi melambatnya perekonomian global, Indonesia masih mempunyai potensi pertumbuhan ekonomi yang relatif stabil. Fundamental perekonomian yang baik dan kebijakan

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis Kerangka pemikiran teoritis dalam penelitian ini membahas tentang : konsep strategi, manajemen strategi, analisis faktor internal dan eksternal serta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi ekonomi telah membawa pembaharuan yang sangat cepat

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi ekonomi telah membawa pembaharuan yang sangat cepat 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Era globalisasi ekonomi telah membawa pembaharuan yang sangat cepat dan berdampak luas bagi perekonomian di dalam negeri maupun di dunia internasional. Dampak yang

Lebih terperinci

INTEGRATED MARKETING COMMUNICATION 2

INTEGRATED MARKETING COMMUNICATION 2 Modul ke: INTEGRATED MARKETING COMMUNICATION 2 ANALISA 5 KEKUATAN MICHAEL PORTER & GE MATRIX Fakultas ILMU KOMUNIKASI Cherry Kartika, SIP, M. Ikom Program Studi Advertising & Marketing Communication www.mercubuana.ac.id

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada bab bab sebelumnya,

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada bab bab sebelumnya, BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada bab bab sebelumnya, maka kesimpulan yang dapat ditarik oleh penulis sesuai dengan tujuan perumusan masalah adalah sebagai

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS. Setiap perusahaan mempunyai tujuan untuk dapat tetap hidup dan

BAB II URAIAN TEORITIS. Setiap perusahaan mempunyai tujuan untuk dapat tetap hidup dan BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Setiap perusahaan mempunyai tujuan untuk dapat tetap hidup dan berkembang. Tujuan tersebut hanya dapat dicapai melalui usaha mempertahankan dan meningkatkan

Lebih terperinci

BAB III PERUMUSAN MASALAH

BAB III PERUMUSAN MASALAH BAB III PERUMUSAN MASALAH 3.1. Alasan Pemilihan Masalah Jasa penerbangan Indonesia saat ini diwarnai dengan munculnya pemain-pemain baru di dalam industri penerbangan domestik. Hal tersebut didukung oleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada Era Globalisasi ini, aktivitas pembangunan dan perekonomian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada Era Globalisasi ini, aktivitas pembangunan dan perekonomian 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada Era Globalisasi ini, aktivitas pembangunan dan perekonomian semakin berkembang. Persaingan bisnis perusahaan-perusahaan semakin ketat. Hal ini tidak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Manajemen strategis adalah seperangkat keputusan manajerial dan tindakan yang menentukan kinerja jangka panjang dari perusahaani. Ini mencakup pemindaian lingkungan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Pengertian peluang pasar menurut Kotler (2008) adalah suatu bidang

BAB II LANDASAN TEORI. Pengertian peluang pasar menurut Kotler (2008) adalah suatu bidang BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Peluang Pasar Pengertian peluang pasar menurut Kotler (2008) adalah suatu bidang kebutuhan pembeli dimana perusahaan dapat beroperasi secara menguntungkan. Sedangkan menurut

Lebih terperinci

ANALISIS PELUANG INTERNASIONAL

ANALISIS PELUANG INTERNASIONAL ANALISIS PELUANG INTERNASIONAL SELEKSI PASAR DAN LOKASI BISNIS INTERNASIONAL Terdapat dua tujuan penting, konsentrasi para manajer dalam proses penyeleksian pasar dan lokasi, yaitu: - Menjaga biaya-biaya

Lebih terperinci

Integrated Marketing Communication II

Integrated Marketing Communication II Modul ke: Integrated Marketing Communication II Fakultas Fakultas Ilmu Komunikasi Martina Shalaty Putri, M.Si. Program Studi Advertising dan Marketing Communication www.mercubuana.ac.id New Product Development

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Dari data dan analisis yang dilakukan berikut kesimpulan penelitian ini:

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Dari data dan analisis yang dilakukan berikut kesimpulan penelitian ini: BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 5.1. Kesimpulan Dari data dan analisis yang dilakukan berikut kesimpulan penelitian ini: 1. Pasar semen di Indonesia mengalami pergeseran struktur dari oligopoli menuju

Lebih terperinci

CHAPTER 3: ANALISIS LINGKUNGAN EKSTERNAL

CHAPTER 3: ANALISIS LINGKUNGAN EKSTERNAL CHAPTER 3: ANALISIS LINGKUNGAN EKSTERNAL LINGKUNGAN EKSTERNAL Lingkungan di luar perusahaan Sifat uncontrollable Identifikasi Peluang dan Ancaman Jenis: 1. Lingkungan Jauh 2. Lingkungan Dekat FUNGSI ALE

Lebih terperinci

Tinjauan Umum tentang Corporate dan Business Strategy Riri Satria

Tinjauan Umum tentang Corporate dan Business Strategy Riri Satria Tinjauan Umum tentang Corporate dan Business Strategy Riri Satria Konsultan manajemen stratejik dan pengembangan organisasi ririsatria@yahoo.com Topik hari ini Mengapa orang TI perlu mengetahui strategi?

Lebih terperinci

Eksplorasi Isu Bisnis. Dalam tesis ini, dasar pemikiran awal berawal dari kesulitan yang dialami

Eksplorasi Isu Bisnis. Dalam tesis ini, dasar pemikiran awal berawal dari kesulitan yang dialami BAB II Eksplorasi Isu Bisnis 2.1 Conceptual Framework Dalam tesis ini, dasar pemikiran awal berawal dari kesulitan yang dialami oleh para pemilik Usaha Kecil Menegah (UKM) dalam melakukan pemasaran produk

Lebih terperinci

Mata Kuliah - Kewirausahaan II-

Mata Kuliah - Kewirausahaan II- Mata Kuliah - Kewirausahaan II- Modul ke: Teori dan Strategi Bisnis Fakultas FIKOM Ardhariksa Z, M.Med.Kom Program Studi Marketing Communication and Advertising www.mercubuana.ac.id Tiga Tingkatan Strategi

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Kondisi ekternal PT. Ishidataiseisha Indonesia. Perusahaan merupakan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Kondisi ekternal PT. Ishidataiseisha Indonesia. Perusahaan merupakan BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil pembahasan pada bab IV diketahui bahwa: 1. Kondisi ekternal PT. Ishidataiseisha Indonesia. Perusahaan merupakan pendatang baru yang belum memiliki

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. mencapai tujuan perusahaan adalah dengan perencanaan strategik. Perencanaan strategik membantu perusahaan dalam mengembangkan

BAB 1 PENDAHULUAN. mencapai tujuan perusahaan adalah dengan perencanaan strategik. Perencanaan strategik membantu perusahaan dalam mengembangkan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Salah satu kunci keberhasilan bagi suatu perusahaan dalam mencapai tujuan perusahaan adalah dengan perencanaan strategik. Perencanaan strategik membantu

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS 24 BAB 2 TINJAUAN TEORETIS 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Critical Success Factors 1. Pengertian Critical Success Factors Perusahaan berada dalam lingkungan bisnis harus menggunakan manajemen stratejik untuk

Lebih terperinci

BAB 6. Strategi Tingkat Bisnis (Business-Level Strategy) Dosen: Prof Dr Ir Rudy C Tarumingkeng

BAB 6. Strategi Tingkat Bisnis (Business-Level Strategy) Dosen: Prof Dr Ir Rudy C Tarumingkeng 1-1 BAB 6. Strategi Tingkat Bisnis (Business-Level Strategy) Dosen: Prof Dr Ir Rudy C Tarumingkeng www.rudyct.com/about_me.htm Strategi Tkt Bisnis 1-2 adalah strategi bisnis yg perlu ditempuh agar perusahaan

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Konsep Manajemen Strategi Strategi banyak digunakan untuk masa jangka panjang dalam menjalankan serangkaian kegiatan baik dalam hal bisnis

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. sekumpulan keputusan dan tindakan yang menghasilkan perumusan atau

BAB II LANDASAN TEORI. sekumpulan keputusan dan tindakan yang menghasilkan perumusan atau BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Strategi Pearce dan Robinson (1996) mengatakan bahwa manajemen strategi adalah sekumpulan keputusan dan tindakan yang menghasilkan perumusan atau formulasi dan pelaksanaan

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA TEORI. Menurut Anoraga (2000: 338), strategi adalah alat ukur sebuah organisasi

BAB II KERANGKA TEORI. Menurut Anoraga (2000: 338), strategi adalah alat ukur sebuah organisasi BAB II KERANGKA TEORI 2.1 Strategi 2.1.1 Pengertian Strategi Menurut Anoraga (2000: 338), strategi adalah alat ukur sebuah organisasi dalam memilih tempat bisnis dan cara bagaimana berbisnis untuk bersaing.

Lebih terperinci

BAB VII PRODUK Apa itu produk? Barang dan Jasa

BAB VII PRODUK Apa itu produk? Barang dan Jasa BAB VII PRODUK Apa itu produk? Produk adalah sesuatu yang diciptakan untuk tujuan transaksi. Produk memuaskan kebutuhan dan keinginan tertentu dari pelanggan dan memberikan pendapatan pada penjual atau

Lebih terperinci

Pertemuan 14 STRATEGI PEMASARAN INTERNASIONAL

Pertemuan 14 STRATEGI PEMASARAN INTERNASIONAL Pertemuan 14 STRATEGI PEMASARAN INTERNASIONAL I. PENGERTIAN PEMASARAN INTERNASIONAL Pemasaran internasional (international marketing) adalah penerapan konsep, prinsip, aktivitas, dan proses manajemen pemasaran

Lebih terperinci

5 Kekuatan Kompetisi Dalam Strategi Industri Menurut Michael E Porter

5 Kekuatan Kompetisi Dalam Strategi Industri Menurut Michael E Porter 5 Kekuatan Kompetisi Dalam Strategi Industri Menurut Michael E Porter 8:34 PM No comments dada Dalam buku " Competitive Strategy " disebutkan bahwa terdapat 5 kekuatan strateri bisnis yang merupakan kerangka

Lebih terperinci

BAB 3 STRATEGI BISNIS ( BUSINESS STRATEGIC )

BAB 3 STRATEGI BISNIS ( BUSINESS STRATEGIC ) BAB 3 STRATEGI BISNIS ( BUSINESS STRATEGIC ) Beberapa waktu terakhir ini di saat era persaingan bisnis semakin hari semakin ketat para pelaku bisnis atau dalam hal ini bisa dikatakan suatu perusahaan harus

Lebih terperinci

BAB II STRATEGI KEUNGGULAN BERSAING

BAB II STRATEGI KEUNGGULAN BERSAING BAB II STRATEGI KEUNGGULAN BERSAING A. Strategi Keunggulan Bersaing Penulis menguraikan beberapa teori tentang Strategi Keunggulan Bersaing yang telah dikemukakan oleh tokoh terkenal. Hal ini sangat penting

Lebih terperinci

PERTEMUAN 9 : ASPEK LINGKUNGAN INDUSTRI

PERTEMUAN 9 : ASPEK LINGKUNGAN INDUSTRI PERTEMUAN 9 : ASPEK LINGKUNGAN INDUSTRI A. TUJUAN PEMBELAJARAN Adapun tujuan pembelajaran ini diharapkan mahasiswa dapat : 1. Memahami dan menjelaskan tentang ancaman masuk pendatang baru dan persaingan

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Teoritis Strategi merupakan rumusan perencanaan komprehensif tentang bagaimana perusahaan akan mencapai misi dan tujuannya. Strategi akan memaksimalkan keunggulan

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Konsep Strategi Seiring dengan semakin banyaknya ketidakpastian yang membuat orang memerlukan strategi untuk menghadapi dan mengantisipasinya,

Lebih terperinci

ANALISIS SWOT PENGEMBANGAN KERJA SAMA OPERASI (KSO) PADA PT NATA BERSAMA TOURS & TRAVEL

ANALISIS SWOT PENGEMBANGAN KERJA SAMA OPERASI (KSO) PADA PT NATA BERSAMA TOURS & TRAVEL ANALISIS SWOT PENGEMBANGAN KERJA SAMA OPERASI (KSO) PADA PT NATA BERSAMA TOURS & TRAVEL Nama NPM Kelas Fakultas Jurusan Pembimbing : LIA INDRAYANI : 1A213747 : T EA 13 : Ekonomi : Manajemen : Irwandaru.

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN STRATEGI PERUSAHAAN DALAM KONTEKS PERSAINGAN STRATEGI GENERIK DAN KEUNGGULAN BERSAING DALAM PERUSAHAAN KONSEP THE NEW 7-S s DALAM

PERKEMBANGAN STRATEGI PERUSAHAAN DALAM KONTEKS PERSAINGAN STRATEGI GENERIK DAN KEUNGGULAN BERSAING DALAM PERUSAHAAN KONSEP THE NEW 7-S s DALAM PERKEMBANGAN STRATEGI PERUSAHAAN DALAM KONTEKS PERSAINGAN STRATEGI GENERIK DAN KEUNGGULAN BERSAING DALAM PERUSAHAAN KONSEP THE NEW 7-S s DALAM MEMASUKI PERSAINGAN KESINAMBUNGAN HIDUP PERUSAHAAN SANGAT

Lebih terperinci

Manajemen Strategi 3. Aleria Irma Hatneny S.E., M.M.

Manajemen Strategi 3. Aleria Irma Hatneny S.E., M.M. Manajemen Strategi 3 Aleria Irma Hatneny S.E., M.M. LINGKUNGAN EKSTERNAL; PELUANG, ANCAMAN, PERSAINGAN INDUSTRI, DAN ANALISIS PESAING 2 PENTINGNYA ANALISIS DAN MEMAHAMI LINGKUNGAN EKSTERNAL PERUSAHAAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keunggulan kompetitif dan daya saing yang kuat. BUMN adalah badan usaha yang seluruh atau sebagian besar modalnya

BAB I PENDAHULUAN. keunggulan kompetitif dan daya saing yang kuat. BUMN adalah badan usaha yang seluruh atau sebagian besar modalnya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan teknologi dan arus informasi yang semakin canggih dan modern menyebabkan perkembangan dunia usaha semakin pesat. Tingkat persaingan yang semakin

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sebagian besar masyarakat, sering mengertikan pemasaran sebagai proses

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sebagian besar masyarakat, sering mengertikan pemasaran sebagai proses 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Dan Konsep Pemasaran 2.1.1 Definisi Pemasaran Sebagian besar masyarakat, sering mengertikan pemasaran sebagai proses penjualan barang dan jasa, tetapi apabila dilihat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan penerbangan semakin ketat. Penumpang transportasi udara terus

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan penerbangan semakin ketat. Penumpang transportasi udara terus BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Semakin pesat perkembangan industri penerbangan membuat kompetisi antar perusahaan penerbangan semakin ketat. Penumpang transportasi udara terus meningkat

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

1 PENDAHULUAN Latar Belakang 1 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Bisnis di industri farmasi masih terus berkembang dan menggiurkan bagi para pelaku bisnis farmasi. Hal ini dipicu oleh peningkatan pertumbuhan pengeluaran pada obat-obatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bagi pemenuhan kebutuhan transportasi yang cepat dan aman. Perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. bagi pemenuhan kebutuhan transportasi yang cepat dan aman. Perkembangan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Semakin berkembangnya bidang teknologi dan perubahan pola kehidupan manusia yang semakin cepat membuat begitu banyak aktivitas yang harus dilakukan oleh manusia untuk

Lebih terperinci

KULIAH 7 MANAJEMEN STRATEGIS

KULIAH 7 MANAJEMEN STRATEGIS KULIAH 7 MANAJEMEN STRATEGIS Prentice Hall, 2002 8-1 PENTINGNYA MANAJEMEN STRATEGIS APA YANG DIMAKSUD MANAJEMEN STRATEGIS? Sekumpulnan keputusan dan tindakan manajerial yang menentukan kinerja organisasi

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Analisis Usaha Keberhasilan usaha dapat dilihat dengan cara melakukan analisis pendapatan. Komponen yang digunakan adalah biaya investasi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Beberapa Manajer Investasi dan Produk Reksa Dananya

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Beberapa Manajer Investasi dan Produk Reksa Dananya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada saat ini terdapat 73 Manajer Investasi yang terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan, yang memberikan jasa manajemen investasi kepada investornya, baik dalam bentuk

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. teknologi, konsumen, pemasok atau supplier, dan terutama persaingan).

BAB II LANDASAN TEORI. teknologi, konsumen, pemasok atau supplier, dan terutama persaingan). BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian dan Tingkatan Strategi Pada masa sekarang ini terminologi kata strategi sudah menjadi bagian integral dari aktivitas organisasi bisnis untuk dapat mempertahankan eksistensinya

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI MANAJEMEN

SISTEM INFORMASI MANAJEMEN PERTEMUAN 2 SISTEM INFORMASI MANAJEMEN 25 BERSAING DENGAN MENGGUNAKAN TEKNOLOGI INFORMASI DASAR- DASAR KEUNGGULAN STRATEGIS TI Strategis Teknologi tidak lagi merupakan pemikiran terakhir dalam membentuk

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. yang sangat banyak yaitu kurang lebih 210 juta, dengan total wilayahnya

I. PENDAHULUAN. yang sangat banyak yaitu kurang lebih 210 juta, dengan total wilayahnya I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan dengan jumlah penduduk yang sangat banyak yaitu kurang lebih 210 juta, dengan total wilayahnya sebesar 5,2 juta kilometer persegi.

Lebih terperinci

a. Format proposal 1) Judul Judul dibuat secara menarik dan singkat. 2) Executive summary Ringkasan Eksekutif (Maksimum 2 halaman, dengan satu spasi)

a. Format proposal 1) Judul Judul dibuat secara menarik dan singkat. 2) Executive summary Ringkasan Eksekutif (Maksimum 2 halaman, dengan satu spasi) a. Format proposal 1) Judul Judul dibuat secara menarik dan singkat. 2) Executive summary Ringkasan Eksekutif (Maksimum 2 halaman, dengan satu spasi) 1. Penjelasan ringkas tentang perusahaan (Nama, visi,

Lebih terperinci

Strategi Pemasaran yang Digerakkan oleh Pelanggan Menciptakan Nilai Bagi Pelanggan Sasaran

Strategi Pemasaran yang Digerakkan oleh Pelanggan Menciptakan Nilai Bagi Pelanggan Sasaran Strategi Pemasaran yang Digerakkan oleh Pelanggan Menciptakan Nilai Bagi Pelanggan Sasaran Market segmentation membagi pasar menjadi kelompok-kelompok kecil dengan kebutuhan, karakteristik atau perilaku

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. tajam antar perusahaan. Dengan adanya kemajuan teknologi yang juga terus

BAB 1 PENDAHULUAN. tajam antar perusahaan. Dengan adanya kemajuan teknologi yang juga terus BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengaruh pasar global yang melanda dunia memberikan peluang dan tantangan bisnis bagi perusahaan yang beroperasi di Indonesia. Pasar global akan terus memperluas produk

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memasarkan barang atau jasa yang dihasilkan, baik yang datang dari dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memasarkan barang atau jasa yang dihasilkan, baik yang datang dari dalam BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Strategi Pemasaran 2.1.1 Pengertian Strategi Pemasaran Perusahaan tidak bisa terlepas dari hambatan-hambatan dalam memasarkan barang atau jasa yang dihasilkan, baik yang datang

Lebih terperinci

Aspek ekonomi dan sosial

Aspek ekonomi dan sosial Aspek ekonomi dan sosial Pengertian Aspek Ekonomi dan Sosial Aspek ekonomi dan sosial merupakan pengaruh apa yang akan terjadi dengan adanya perusahaan, khususnya dibidang perekonomian masyarakat tempatan

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA TEORI. Sebelum melakukan penelitian,seorang peneliti harus menyusun suatu

BAB II KERANGKA TEORI. Sebelum melakukan penelitian,seorang peneliti harus menyusun suatu BAB II KERANGKA TEORI 2.1 Kerangka Teori Sebelum melakukan penelitian,seorang peneliti harus menyusun suatu kerangka teori.kerangka teori merupakan landasan berpikir untuk menunjukkan dari sudut mana peneliti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pada industri otomotif nasional pada saat ini, meskipun pada tahun 2011 terjadi

BAB I PENDAHULUAN. pada industri otomotif nasional pada saat ini, meskipun pada tahun 2011 terjadi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang cukup tinggi berdampak sangat besar pada industri otomotif nasional pada saat ini, meskipun pada tahun 2011 terjadi permasalahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang tetap ingin survive dalam menciptakan keunggulan kompetitif yang UKDW

BAB I PENDAHULUAN. yang tetap ingin survive dalam menciptakan keunggulan kompetitif yang UKDW BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pemasaran merupakan aspek yang sangat penting bagi semua perusahaan yang tetap ingin survive dalam menciptakan keunggulan kompetitif yang berkesinambungan.

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Manajemen Manajemen merupakan suatu proses khas yang terdiri atas tindakan tindakan perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan pengendalian untuk menentukan serta

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 5.1 Kesimpulan Sebelum masuk ke perumusan, disini penulis menjelaskan kembali penggunaan beberapa analisis dalam rangka merumuskan strategi pemasaran untuk meningkatkan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA II.1. Industri Kecil

II. TINJAUAN PUSTAKA II.1. Industri Kecil 6 II. TINJAUAN PUSTAKA II.1. Industri Kecil Industri kecil menurut Biro Pusat Statistik (BPS, 1997) adalah sebuah perusahaan industri yang memiliki jumlah tenaga kerja 5-19 orang, termasuk pekerja yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. yang paling besar di dunia. Menurut Wikipedia, negara Indonesia adalah negara

BAB 1 PENDAHULUAN. yang paling besar di dunia. Menurut Wikipedia, negara Indonesia adalah negara BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Negara Indonesia merupakan salah satu negara dengan tingkat jumlah penduduk yang paling besar di dunia. Menurut Wikipedia, negara Indonesia adalah negara berpenduduk

Lebih terperinci

Tujuan Instruksional Khusus

Tujuan Instruksional Khusus Pertemuan 2 LINGKUNGAN ORGANISASI by Sri Suhandiah Tujuan Instruksional Khusus 1. Mahasiswa mengenal & memahami lingkungan organisasi. 2. Mahasiswa memahami pengaruh lingkungan organisasi terhadap perkembangan

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

1 PENDAHULUAN Latar Belakang 1 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Perubahan lingkungan bisnis akan terjadi setiap saat, umumnya berupa gerak perubahan dari salah satu atau gabungan faktor-faktor lingkungan luar perusahaan, baik pada skala

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 PERENCANAAN PENELITIAN DAN TINJAUAN PUSTAKA Langkah pertama dalam melakukan penelitan adalah dengan mengidentifikasi masalah yang ada dan menentukan tujuan dari penelitian

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. dicapai pada suatu periode tertentu dan mengukur seberapa jauh terjadinya

BAB II LANDASAN TEORI. dicapai pada suatu periode tertentu dan mengukur seberapa jauh terjadinya BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengukuran Kinerja Pengukuran merupakan upaya mencari informasi mengenai hasil yang dicapai pada suatu periode tertentu dan mengukur seberapa jauh terjadinya penyimpangan akibat

Lebih terperinci