KLASIFIKASI KESEJAHTERAAN RUMAH TANGGA DI PROVINSI JAWA TIMUR DENGAN PENDEKATAN CART ARCING

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "KLASIFIKASI KESEJAHTERAAN RUMAH TANGGA DI PROVINSI JAWA TIMUR DENGAN PENDEKATAN CART ARCING"

Transkripsi

1 KLASIFIKASI KESEJAHTERAAN RUMAH TANGGA DI PROVINSI JAWA TIMUR DENGAN PENDEKATAN CART ARCING 1 Ibrahim Widyandono 2 Bambang Widjanarko Otok 3 Jerry Dwi Trijoyo Purnomo 1 Mahasiswa Jurusan Statistika FMIPA-ITS ( ) 2,3 Dosen Jurusan Statistika FMIPA-ITS 1 ibrahim_windyandono@yahoo.co.id, 2 bambang_wo@statistika.its.ac.id, 3 jerry@statistika.its.ac.id Abstrak Kemiskinan, pengangguran dan pengucilan sosial merupakan beberapa permasalahan yang sering dihadapi dalam upaya peningkatan kesejahteraan. Permasalahan ekonomi akan mengakibatkan kemiskinan yang menjadi permasalahan klasik untuk ditanggulangi, selain itu dampak dari permasalahan kemiskinan bisa mempangaruhi masalah sosial seperti meningkatnya kriminalitas. Maka untuk memudahkan penanganan masalah kesejahteraan di Jawa Timur akan dilakukan analisa karakteristik rumah tangga miskin dengan menggunakan metode CART. Dari hasil klasifikasi menggunakan metode CART diperoleh 34 kelompok rumah tangga miskin dengan karakteristiknya. Penggunaan metode CART memiliki kelemahan dalam mengatasi ketidak stabilan pemilah, maka untuk mengatasi masalah itu akan digunakan metode ARCING (Adaptive Resampling and Combining). Penggunaan metode ini akan memperoleh model yang mempunyai ketepatan klasifikasi yang lebih tinggi. Dari penelitian ini menunjukan penggunaan metode CART ARCING menghasilkan tingkat akurasi yang lebih baik dibandingkan dengan metode CART, yaitu dengan nilai akurasi sebesar 78,4%. Sedangkan akurasi pada metode CART sebesar 70,8%, maka akurasi CART ARCING lebih baik dengan peningkatan sebesar 7,6%. Kata kunci : Kesejahteraan Rumah Tangga, Klasifikasi, CART, ARCING. 1. Pendahuluan Berkembangnya zaman menjadi tantangan negara untuk berkembang lebih baik dari waktu ke waktu. Hal ini menjadikan negara berusaha memberikan kesejahteraan sebaik mungkin kepada masyarakatnya. Masalah kemiskinan, pengangguran dan sosial merupakan beberapa permasalahan yang sering dihadapi dalam upaya peningkatan kesejahteraan, permasalahan seperti ini menjadi perhatian utama bangsa Indonesia sejak tersusunnya Undang-Undang Dasar Dimana dengan cita-cita negara berdasarkan Pasal 1 Undang- Undang No.6 tahun 1974, setiap warga negara berhak atas taraf kesejahteraan sosial yang sebaik-baiknya. Usaha yang telah dilakukan pemerintah untuk mengatasi masalah ini yaitu dengan beberapa program dan strategi untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat miskin. Seperti beberapa hal yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan dasar yaitu: pangan, pelayanan kesehatan, perluasan kesempatan kerja, bantuan sarana dan prasarana pertanian, bantuan kredit usaha untuk masyarakat miskin dan bantuan prasarana pemukiman kumuh perkotaan. Dalam kebijakan diwujudkan dalam bentuk program Inpres Desa Tertinggal (IDT), Pembangunan Prasarana Pendukung Desa Tertinggal (P3DT), Program Pengembangan Kecamatan (P2K), Program Penanggulangan Kemiskinan Perkotaan (P2KP) dan pada saat krisis ekonomi melalui program Jaring Pengaman Sosial (JPS) (Komite Penanggulangan Kemiskinan Republik Indonesia, 2003). Dari beberapa program yang telah diterapkan perlu dilakukan kajian untuk melihat seberapa besar dampak perubahan yang telah diberikan, terlihat di Jawa Timur pada bulan Maret 2010 jumlah penduduk miskin (penduduk yang berada di bawah Garis Kemiskinan) sebanyak 5,529 juta (15,26%) turun sebesar 1,42% dibandingkan dengan penduduk miskin pada bulan Maret 2009 yang sebesar 6,022 juta (16,68%). Jumlah penduduk miskin di daerah perkotaan turun lebih besar daripada daerah perdesaan. Selama periode Maret , penduduk miskin di daerah perdesaan berkurang sebesar 218,32 ribu, sementara di daerah perkotaan berkurang 274,97 ribu orang. Secara relatif, persentase penduduk miskin bulan maret 2010 sebagian besar masih berada di daerah perdesaan sebesar 66,12%. Kajian mengenai kesejahteraan telah banyak di lakukan antara lain Faturockhman dan Molo (1995) meneliti karakteristik rumah tangga miskin di Yogyakarta. Rahmawati (1999), kesempatan kerja penduduk miskin di DKI Jakarta. Kemudian BPS bekerja sama dengan Word Bank Institute (2002) menyusun dasardasar analisis kemiskinan. Gonner, Chayat, dan Haung (2007) mengkaji kemiskinan dan kesejahteraan rumah tangga, yang hasilnya merupakan sebuah panduan untuk Kutai Barat, kemudian Suryadarma, dkk (2005) 1

2 mengkaji suatu obyektivitas kesejahteraan keluarga untuk penargetan kemiskinan dengan metode PCA (Principal Component Analysis). Selanjutnya Een & Otok (2009), melakukan klasifikasi kesejahteraan rumah tangga dengan pendekatan CART ARCING pada daerah Jawa Tengah. Metode yang sering kali dipakai untuk tujuan pengklasifikasian adalah analisis diskriminan dan regresi logistik, namun metode-metode tersebut memiliki keterbatasan dalam menyelesaikan masalah pengklasifikasian. Diantaranya beberapa keterbatasan dari metode-metode tersebut adalah: (1) banyaknya variabel prediktor sehingga menyebabkan kesulitan dalam pemilihan variabel yang berpengaruh (terpenting), (2) distribusi variabel respon seringkali tidak berdistribusi normal, khususnya dalam analisis diskriminan (3) sering terdapat interaksi sesama variabel prediktor, dan (4) model yang dihasilkan banyak mengalami kesulitan dalam penerapannya (Lewis, 2000). Penggunaan metode dengan pendekatan regresi nonparametrik secara adaptive menjadi pemecahan masalah untuk mengatasi keterbatasan dalam penggunaan metode parametrik (analisis diskriminan dan regresi logistik) dalam melakukan penelitian. Hal ini karena Regresi nonparametrik memiliki fleksibilitas yang tinggi dalam mengestimasi kurva regresi. Dalam pandangan regresi nonparametrik data diharapkan mencari sendiri estimasi kurva regresi, tanpa dipengaruhi oleh faktor subyektifitas dari perancang penelitian (Eubank,1988). Beberapa metode dengan pendekatan regresi nonparametrik secara adaptive seperti Classification and Regression Tree (CART), Recursive Partitioning Regression (RPR), Neural Network (NN) dan Multivariate Adaptive Regression Spline (MARS). Sehingga dalam penelitian ini menggunakan CART yang memiliki beberapa kelebihan antara lain dapat bekerja pada data yang besar dengan dimensi yang tinggi, maka nanti akan diharapkan memperoleh suatu bentuk pengelompokkan mengenai karakteristik kemiskinan dan variabel dapat berupa data kategorik maupun kontinu serta mampu mendeteksi dan menujukkan interaksi antar variabel. Sedangkan penggunaan algoritma ARCING untuk meresampling data yang nantinya peluang pada langkah berikutnya akan bergantung pada hasil klasifikasi pada langkah-langkah sebelumnya, sehingga tujuan adanya algoritma ARCING untuk mereduksi varian dan memperbaiki akurasi metode CART. 2. Tinjauan Pustaka 2.1 Classification and Regression Trees (CART) CART (Classification and Regression Trees) merupakan salah satu metode nonparametrik yang digunakan untuk teknik pohon keputusan. Disini model yang akan dihasilkan berdasarkan pada skala variabel respon, jika variabel respon data berbentuk kontinu (skala interval dan rasio) maka model pohon yang dihasilkan adalah pohon regresi (regression trees) sedangkan bila variabel respon data berupa kategorik (skala nominal dan ordinal) maka pohon yang dihasilkan adalah pohon klasifikasi (classification trees) (Breiman dkk, 1984). Analisis pohon klasifikasi adalah salah satu metode klasifikasi binary recursive partitioning yaitu penyekatan yang dilakukan secara berulang-ulang sampai diperoleh kriteria tertentu dimana setiap penyekatan satu gugus akan menghasilkan dua anak gugus baru yang relatif homogen (Lewis, 2000). Hasil dari proses penyekatan ini direpresentasikan dalam suatu struktur pohon seperti terlihat pada Gambar 1. Struktur pohon ini memiliki satu simpul utama (root node) yang mengandung semua data dimana dinotasikan t 1, beberapa simpul dalam dan simpul akhir. Pada Gambar 1. Simpul dalam (internal nodes) yaitu t 2, t 3, dan t 7, sedangkan simpul akhir (terminal node) yaitu t 4, t 5, t 6, t 8 dan t 9. Dengan cara ini, akan diperoleh sekatan-sekatan dengan perbedaan yang sangat besar dengan respon yang lebih homogen dalam tiap-tiap sekatan. t 1 Pemilah 1 Pemilah 2 t 2 t 3 Pemilah 3 t 4 t 5 t 6 t 7 Pemilah 4 t 8 t 9 Gambar 1 Struktur Pohon Klasifikasi 2

3 2.1.1 Proses Pembentukan Pohon Klasifikasi Pembentukan pohon klasifikasi terdiri atas 3 tahap. Tahap pertama adalah pemilihan pemilah. Menurut Breiman,dkk (1984), setiap pemilahan hanya bergantung pada nilai yang berasal dari satu variabel independen. Untuk variabel independen kontinu X j dengan ruang sampel berukuran n dan terdapat n nilai amatan sampel yang berbeda, maka akan terdapat n 1 pemilahan yang berbeda. Jika X j adalah variabel kategori nominal L bertaraf L, maka akan diperoleh pemilahan sebanyak Tetapi jika variabel adalah kategori ordinal maka akan diperoleh pemilahan yang mungkin. Metode pemilahan yang sering digunakan adalah indeks Gini dengan fungsi sebagai berikut. i( t) p( j t) p( i t) (1) i j dengan i (t) adalah fungsi keheterogenan indeks gini, p(i t) adalah proporsi kelas i pada simpul t, dan p(j t) adalah proporsi kelas j pada simpul t. Goodness of split merupakan suatu evaluasi pemilahan oleh pemilah s pada simpul t. Goodness of split ( s, t) didefinisikan sebagai penurunan keheterogenan. s, t) i( s, t) i( t) p i( t ) p i( t ) (2) ( L L R R Pengembangan pohon dilakukan dengan mencari semua kemungkinan pemilah pada simpul t 1 sehingga ditemukan pemilah s* yang memberikan nilai penurunan keheterogenan tertinggi yaitu, i( s*, t1) maksi( s, t) ss (3) dengan ( s, t) adalah kriteria goodness of split, p L i( t L ) adalah proporsi pengamatan dari simpul t menuju simpul kiri, dan p R i( t R ) adalah proporsi pengamatan dari simpul t menuju simpul kanan. Tahap kedua adalah penentuan simpul terminal. Simpul t dapat dijadikan simpul terminal jika tidak terdapat penurunan keheterogenan yang berarti pada pemilahan, hanya terdapat satu pengamatan (n=1) pada tiap simpul anak atau adanya batasan minimum n serta adanya batasan jumlah level atau tingkat kedalaman pohon maksimal. Tahap ketiga adalah penandaan label tiap simpul terminal berdasar aturan jumlah anggota kelas terbanyak, yaitu: p N j( t) ( j0 t) max p( j t) max N ( t) j j (4) Pemangkasan Pohon Klasifikasi (prunning) Pohon yang dibentuk menggunakan aturan pemilah dan kriteria goodness-of-split berukuran sangat besar karena penghentian pohon berdasarkan banyaknya amatan pada simpul terminal atau besarnya tingkat kehomogenan. Pohon yang sangat besar ini perlu dilakukan pemangkasan (prunning) untuk mendapatkan ukuran pohon yang layak tanpa mengorbankan ketepatan atau kebaikannya. Oleh karena itu dalam penelitian ini dilakukan pemangkasan pohon dengan cost complexity minimum untuk mendapatkan pohon optimal. Untuk 0 maka ukuran cost complexity adalah : R α (T) = R(T) + T ~ (5) dengan R α (T) adalah resubtitution suatu pohon T pada kompleksitas, R(T) adalah resubstitution estimate, bagi penambahan satu simpul akhir pada pohon T, dan T ~ adalah banyaknya simpul terminal pohon T. Cost complexity prunning menentukan suatu pohon bagian T( ) yang meminimumkan R (T ) pada seluruh pohon bagian atau untuk setiap nilai dicari pohon bagian T( ) < T max yang meminimumkan R (T) yaitu : 3

4 R ( T( )) min TT max R ( T) min TT max ~ R( T) T Apabila proses di atas diulang sampai tidak adalagi pemangkasan yang mungkin akan didapatkan hasil berupa deretan sub pohon yang makin kecil dan tersarang. (6) Klasifikasi Pohon Optimal Ukuran klasifikasi pohon yang sangat besar akan memberikan nilai penduga yang sangat kecil, sehingga pohon ukuran ini sering dipilih untuk menduga respon. Tetapi ukuran pohon yang besar ini akan menyebabkan nilai complexity yang tinggi karena struktur data yang digambarkan cenderung kompleks. Sehingga perlu dipilih pohon optimal yang berukuran sederhana tetapi memberikan nilai pengganti yang cukup kecil. Penduga pengganti yang sering digunakan apabila amatan yang ada cukup besar adalah Test Sample Estimate. Prosedur ini diterapkan dengan membagi sampel L menjadi dua himpunan L 1 dan L 2. Amatan dalam L 1 digunakan untuk membentuk pohon T. Sedangkan amatan pada L 2 digunakan untuk menduga R(T). Jika N 2 adalah jumlah amatan dalam L 2, maka penduga sampel uji adalah: ts 1 R ( Tt ) X ( d ( xn ) jn ) (7) N 2 ( xn, jn ) L2 2.2 Adaptive Resampling and Combining (ARCING) Penggunaan adaptive resampling and combining (ARCING) akan mengecilkan kasus misklasifikasi dengan cara dilakukan resampling pada data learning yang menerima bobot lebih besar pada setiap tahapan langkahnya. Algoritma ARCING menurut Breiman (1998) sebagai berikut: - Mulai dengan p (0) (n)=1/n ; n= 1,...,Nn N adalah jumlah sampel yang diambil dari data learning dengan pengembalian. - Diketahui k = 1,...,K, pada langkah ke k, gunakan p (k) (n), ambil sampel dengan pengembalian dari T (data training awal) untuk mendapat data training baru T (k). - Bangun klasifier (pemilah) C k dengan menggunakan T (k). - Jalankan data training T melalui C k, dimana m(n) adalah jumlah misklasifikasi dari kasus ke noleh pemilah C 1,...,C k. - Update langkah ke k+1 dengan: P k 1 ( n) 4 1 m( n) N (8) 4 (1 m( n) ) n1 - Sesudah K langkah pemilah C 1,...,C k di kombinasikan dengan voting tanpa pembobot. 2.3 Ukuran Ketepatan Klasifikasi Mengevaluasi hasil Klasifikasi untuk mengetahui ketepatan hasil klasifikasi pada penelitian ini ada beberapa cara diantaranya adalah dengan sensitivity, specificity, error rate dan total accuracy rate. Sensitivity merupakan ukuran ketepatan dari suatu kejadian yang diinginkan. Specificity merupakan suatu ukuran yang menyatakan persentase kejadian-kejadian yang tidak diinginkan. Error rate adalah merupakan proporsi observasi yang diprediksi secara tidak benar oleh fungsi klasifikasi. Total accuracy rate merupakan proporsi observasi yang diprediksi secara benar oleh fungsi klasifikasi. 4

5 Tabel 1. Tabel Klasifikasi Observasi Prediksi 0 1 Total 0 n 11 n 12 N 1. 1 n 21 n 22 N 2. Total N.1 N.2 N Sensitivity Jumlah observasi dari kelas 0 yangtepat diprediksi = = Jumlah total observasi 0 Specificity Jumlah observasi dari kelas 1 yangtepat diprediksi = = Jumlah total observasi1 Error rate = Jumlah Prediksi Salah Jumlah total prediksi n21 n12 = N n11 N1. n22 N2. (9) (10) (11) Total accuracy rate = Jumlah Prediksi Benar = Jumlah total prediksi n11 n22 N (12) 2.4 Pengertian Kesejahteraan Sosial Kesejahteraan Sosial menurut Arthur Dunham dalam Dwi Heru Sukoco (1991) yaitu kegiatan-kegiatan yang terorganisasi dengan tujuan meningkatkan kesejahteraan dari segi sosial melalui pemberian bantuan kepada orang untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan di dalam beberapa bidang seperti kehidupan keluarga dan anak, kesehatan,penyesuaian sosial, waktu senggang, standar-standar kehidupan, dan hubungan-hubungan sosial. Pelayanan kesejahteraan sosial memberi perhatian utama terhadap individu-individu, kelompokkelompok, komunitas-komunitas, dan kesatuan-kesatuan penduduk yang lebih luas; pelayanan ini mencakup pemeliharaan atau perawatan, penyembuhan dan pencegahan. Konsep kesejahteraan sosial sebagai suatu sistem yang berintikan pada pelayanan sosial. Dengan tujuan sistem adalah untuk mencapai tingkat kehidupan yang sejahtera dalam arti tingkat kebutuhan pokok dan juga relasi-relasi sosial dengan lingkungannya. Tujuan tersebut dapat dicapai dengan cara meningkatkan kemampuan individu baik dalam memecahkan masalah maupun dalam memenuhi kebutuhannya, sehingga kesejahteraan dapat dicapai apabila masalah kesejahteraan sosial dapat ditanggulangi. Penyandang masalah kesejahteraan sosial ialah seseorang, keluarga atau kelompok masyarakat, yang karena suatu hambatan, kesulitan atau gangguan, tidak dapat melaksanakan fungsi sosialnya dan karenanya tidak dapat menjalin hubungan yang serasi dan kreatif dengan lingkungannya sehingga tidak dapat terpenuhi kebutuhan hidupnya (jasmani, rohani dan sosial) secara memadai dan wajar. Hambatan, kesulitan dan gangguan tersebut dapat berupa kemiskinan, keterlantaran, kecatatan dan kondisi atau perubahan lingkungan (secara men-dadak) yang kurang mendukung atau menguntungkan. 2.5 Pengertian Kemiskinan Kemiskinan menurut Badan Pusat Statistik (BPS) adalah ketidak mampuan untuk memenuhi standart dari kebutuhan dasar, baik makanan maupun bukan makanan. Kemiskinan secara absolut ditentukan berdasarkan ketidak mampuan untuk mencukupi kebutuhan pokok minimum seperti pangan, sandang, kesehatan, perumahan dan pendidikan yang diperlukan untuk bisa hidup dan bekerja. Kebutuhan pokok minimum diterjemahkan sebagai ukuran finansial dalam bentuk uang. Nilai kebutuhan minimum kebutuhan dasar tersebut dikenal dengan istilah garis kemiskinan. Penduduk yang pendapatannya di bawah garis kemiskinan digolongkan sebagai penduduk miskin (BPS, 1996). Sementara itu Badan Perncanaan dan Pembangunan Nasional (BAPPENAS) (2004) mendefinisikan kemiskinan sebagai kondisi di mana seseorang atau 5

6 sekelompok orang, laki-laki dan perempuan, tidak mampu memenuhi hak dasarnya untuk mempertahankan dan mengembangkan kehidupan yang bermartabat. 2.6 Faktor faktor yang Mempengaruhi Pengeluaran Rumah Tangga Konsep Kemiskinan Beberapa penelitian untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pengeluaran rumah tangga telah dilakukan. Diantaranya oleh Rochaeni dan Lokollo (2005) yang meneliti tentang faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan ekonomi rumah tangga petani di Kelurahan Setugede Bogor dan menghasilkan kesimpulan bahwa jumlah anggota rumah tangga berpengaruh positif terhadap konsumsi pangan dan konsumsi nonpangan. Faktor-faktor yang diduga berpengaruh dalam penelitian yang dilakukan oleh Karli dan Bilgic mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi konsumsi terhadap daging merah dan daging putih pada tahun 2007 di provinsi Sanliura, Turki antara lain adalah pendapatan kepala rumah tangga perbulan, usia kepala rumah tangga, pendidikan kepala rumah tangga, pekerjaan kepala rumah tangga di sektor pemerintahan, jumlah anggota rumah tangga, jumlah anak yang berusia kurang dari 20 tahun, jumlah anggota rumah tangga yang bekerja selain kepala rumah tangga, rata-rata pengeluaran konsumsi daging per rumah tangga per bulan, rata-rata pengeluaran konsumsi per rumah tangga per bulan, harga daging merah dan harga daging putih, rasio konsumsi untuk daging merah, tempat membeli daging, serta iklan. Penelitian lain dilakukan oleh Purnomo (2008) yang mengambil data hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) Provinsi Jambi tahun Selain itu kajian mengenai kemiskinan rumah tangga sudah pernah dilakukan oleh Chernichovsky dan Meesok (1985) dalam Masfufah (2000) yang mengkaji karakteristik rumah tangga miskin di Indonesia. Dalam penelitian ini menjukkan bahwa rumah tangga miskin di Indonesia sebagian besar memiliki karakteristik jumlah anggota rumah tangga banyak dengan kepala rumah tangga sebagai tulang punggung keluarga, tingkat pendidikan anggota rumah tangga dan kepala rumah tangga rata-rata rendah, pekerjaan sering berubah dan sebagian dari mereka mau menerima tambahan pekerjaan lain bila ditawarkan, sebagian besar pengeluaran untuk mengkonsumsi makanan dengan persentase pengeluaran untuk karbohidrat paling besar, sebagian besar pendapatan utamanya bersumber dari pertanian dan penguasaan tanahnya masih marginal, kondisi rumahnya masih sangat memprihatinkan dalam hal penyediaan air bersih dan listrik untuk penerangan. Berdasakan beberapa penelitian tersebut didapatkan variabel-variabel yang diduga mempengaruhi pengeluaranrumah tangga. Variabel-variabel tersebut antara lain: jenis kelamin kepala rumah tangga, umur kepala rumah tangga, status perkawinan kepala rumah tangga, ijazah tertinggi kepala rumah tangga, kegiatan utama kepala rumah tangga, lapangan usaha utama kepala rumah tangga, dan status pekerjaan utama kepala rumah tangga. Sehingga nantinya dari variabel itu akan digunakan dalam penelitian kali ini untuk mengetahui tingkat kesejahteraan penduduk Provinsi Jawa Timur. 3. Metodologi Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah berasal dari hasil pendataan SUSENAS-2009 Provinsi Jawa Timur. Variabel yang akan digunakan pada peneletian ini adalah : Tabel 2. Penjelasan Variabel dan kategori berdasarkan aspek Aspek Variabel Kategori Demografi Y : Status Rumah Tangga X 1 : Jenis Kelamin Kepala Rumah Tangga 1 : Rumah Tangga Tidak Miskin 2 : Rumah Tangga Miskin 1 : Laki-laki 2 : Perempuan X 2 : Umur Kepala Kepala Rumah Tangga - X 3 : Status Perkawinan Kepala Kepala Rumah Tangga 1 : Kawin X 5 : Jumlah Anggota Rumah Tangga - 2 : Status lainnya Pendidikan X 4 : Ijazah terakhir Kepala Kepala Rumah Tangga 1 : Belum Sekolah 2 : Tidak Punya Ijazah 3 : Tamat SD/sederajat 4 : Tamat SLTP/sederajat 6

7 Ketenagakerjaan X 6 : Lapangan Usaha Utama Kepala Rumah Tangga X 7 : Status Pekerjaan Utama Kepala Rumah Tangga X 8 : Kegiatan Utama Kepala Rumah Tangga 5 : Tamat SLTA/sederajat 6 : Tamat diatas SLTA 1 : Tidak Bekerja 2 : Pertanian 3 : Industri Pengolahan 4 : Perdagangan 5 : Jasa-jasa 6 : Lainnya 1 : Tidak Bekerja 2 : Buruh/Karyawan 3 : Pengusaha 4 : Lainnya (Pekerja bebas dan pekerja tidak dibayar) 1 : Bekerja 2 : Tidak Bekerja Penelitian ini dalam pengolahan data pada kasus CART dan CART ARCING menggunakan bantuan software CART for windows Version 4.0 untuk memperoleh hasil pohon klasifkasi dan nilai akurasi data. Terdapat 4 tahapan dalam melakukan analisis data, yaitu (1) Menggambarkan kesejahteraan masyarakat Jawa Timur dengan menggunakan variabel penelitian, (2) membentuk pohon klasifikasi (CART), (3) Melakukan klasifikasi dengan menggunakan CART ARCING, dan (4) Mengevaluasi ketepatan klasifikasi CART dan CART ARCING. Tahap 1: Menggambarkan kesejahteraan masyarakat Jawa Timur dengan menggunakan variabel penelitian. Tahap 2: Membentuk pohon klasifikasi (CART) berdasarkan variabel penelitian. a. Melakukan pemisahan data menjadi dua bagian yaitu data learning dan data testing. b. Pembentukan pohon klasifikasi yang dibentuk dari masing-masing data learning dengan langkahlangkah sebagai berikut: 1. Menetukan pemilah dan pemilahan terbaik dari variabel prediktor secara rekursif pada simpul (node), yaitu pemilah yang meberikan penurunan keheterogenan tertinggi. 2. Penentuan simpul terminal (terminal node) Penentuan simpul terminal dilakukan jika simpul t dicapai dan tidak terdapat penurunan keheterogenan secara berarti. 3. Penandaan label kelas Label kelas dari simpul terminal ditentukan berdasarkan aturan jumlah terbanyak. c. Penghentian pembentukan pohon klasifikasi. Penghentian pembentukan pohon klasifikasi dilakukan dengan menetukan minimum 5 pada simpul anak. d. Pemangkasan Pohon Klasifikasi Penghentian pembentukan pohon klasifikasi dilakukan dengan menggunakan kriteria ukuran cost complexity minimum. e. Pemilihan pohon klasifikasi optimal melalui test sample estimates. f. Pemilihan model pohon klasifikasi terbaik, menggunakan kriteria test relative cost. g. Tahap validasi model klasifikasi dilakukan dengan menggunakan data testing sebanyak 5%, 10%, 15%, 20%, 25% dan 30% Tahap 3: Melakukan klasifikasi dengan menggunakan CART ARCING. a. Bagi data menjadi 2, data learning (L) dan data testing bersarkan proporsi pembagian terbaik yang diperoleh dari nilai akurasi terbaik berdasarkan pada Tahap 2 (Pada Kasus ini 95% learning dan 5% testing). 7

8 b. Ambil sampel dengan pengembalian dari L (data learning awal) sebanyak N observasi dengan probabilitas p(i) =1/N, i=1,2,,n untuk mendapat data learning baru L (1) c. Buat model pohon G 1 dengan menggunakan L (1) (hasil resampling) berdasarkan prosedur Tahap 2 dengan nilai testing 5%. d. Jalankan data learning awal (L) melalui G 1, untuk melihat observasi-observasi yang misklasifikasi e. Ulangi langkah pada pengambilan sampel dengan memperbaruhi nilai probabilitas dengan menggunakan rumus (8) dimana dengan m(i) adalah jumlah misklasifikasi observasi ke I pad langkahlangkah sebelumnya f. Jika k < K kembali ke langkah awal (K = banyaknya replikasi = banyaknya model pohon yang dikombinasi) g. Sesudah replikasi komplit, hasil prediksi pada model G 1,,G K di kombinasikan dengan voting tanpa pembobot. h. Jalankan data testing pada model hasil voting untuk melihat tingkat akurasi. i. Banyaknya kombinasi pohon (K) yang dicobakan adalah 50, 100, 300 dan 500 Tahap 4: Mengevaluasi ketepatan klasifikasi CART dan CART ARCING. Didapat nilai ketepatan klasifikasi terbaik dari hasil perhitungan menggunakan metode CART dan CART ARCING. 8

9 4. Analisis dan Pembahasan 4.1 Deskripsi Karakteristik Mengenai Gambaran Umum Provinsi Jawa Timur Gambar 2 menunjukkan bahwa persebaran penduduk miskin di Jawa Timur pada tahun 2001 dengan diketahui terdapat 7,27 juta penduduk miskin (20,91% dari total penduduk Jawa Timur) dan 2,2 juta rumah tangga miskin (RTM). Dari persentase jumlah RTM dikelompokanlah menjadi desa merah, kuning, hijau, biru dan putih. Dari sekitar desa/kelurahan di Jawa Timur, diantaranya merupakan desa miskin/merah (28%-45% RTM), 123 kecamatan merah dan 8 kabupaten merah yang terdiri dari Kabupaten Bondowoso, Kabupaten sampang, Kabupaten Situbondo, Kabupaten Ponorogo, Kabupaten Pacitan, Kabupaten Probolinggo, Kabupaten Bojonegoro dan Kabupaten Nganjuk. Dalam jangka waktu kurang lebih 8 tahun perkembangan Provinsi Jawa Timur terlihat sangat baik. Dimana terlihat pada 8 kabupaten yang dulunya ada sekitar 28%-45% RTM miskin sekarang ada 3 kabupaten yang memiliki sekitar kurang dari 16% RTM miskin yang berwarna putih yaitu Kabupaten Bondowoso, Kabupaten Probolinggo dan Kabupaten Nganjuk pada Gambar 3. Gambar 2. Persebaran Penduduk Miskin di Jawa Timur 2001 Gambar 3. Persebaran Penduduk Miskin di Jawa Timur 2009 Selanjutnya pada karakterisitik rumah tangga miskin di Jawa Timur dari hasil survei SUSENAS 2009 akan digunakan 8 variabel yang nantinya digunakan untuk menganilisis faktor-faktor yang mempengaruhi kemiskinan di Provinsi Jawa Timur pada penelitian ini. Variabel yang akan digunakan yaitu variabel jenis kelamin kepala rumah tangga, umur kepala rumah tangga, status perkawinan kepala rumah tangga, tingkat pendidikan kepala rumah tangga, jumlah anggota rumah tangga, status bekerja kepala rumah tangga, jenis pekerjaan kepala rumah tangga dan lapangan usaha kepala rumah tangga. Dari 8 variabel ini nantinya akan dijelaskan menjadi 3 kelompok yaitu aspek demografi, aspek pendidikan dan aspek ketenagakerjaan Aspek Demografi Aspek demografi pada kesejahteraan masyarakat terbagi menjadi jenis kelamin kepala rumah tangga, status pernikahan anggota rumah tangga, jumlah anggota rumah tangga dan kelompok usia kepala rumah tangga. Diketahui bahwa pada jenis kelamin kepala rumah tangga di Provinsi Jawa Timur sebanyak 20% yang berkisar kepala rumah tangga berjenis kelamin wanita dan 80% berjenis kelamin laki-laki yang berkisar kepala rumah tangga pada data SUSENAS Pada jenis kelamin kepala rumah tangga laki-laki dihipotesiskan cenderung berpengaruh positif terhadap kesejahteraan, sebaliknya dengan perempuan terutama janda yang berpengaruh negatif terhadap kesejahteraan. Untuk status pernikahan kepala rumah tangga di Jawa Timur dimana terlihat sebesar 80% atau sebanyak kepala rumah tangga berstatus selain menikah dan 20% kepala rumah tangga masyarakat Jawa Timur sudah menikah atau sebesar kepala rumah tangga. Kelompok umur dalam tatanan masyarakat merupakan faktor yang cukup berpengaruh dalam kesejahteraan masyarakat itu sendiri. Dimana disini usia kepala rumah tangga digunakan untuk melihat produktivitas kerja dalam memenuhi kebutuhan hidup rumah tangga. Pembagian kelompok usia dapat dibedakan menjadi 2 (dua), yaitu usia produktif (usia tahun) dan usia non produktif (usia 65 tahun keatas), pada kasus masyarakat Jawa Timur ada sekitar 85% usia kepala rumah tangga produktif dimana untuk kelompok usia tahun yang paling banyak dan ada sekitar 15% usia kepala rumah tangga non prodiktif. Selanjutnya mengenai besarnya jumlah anggota rumah tangga yang biasanya digunakan untuk menggambarkan kesejahteraan rumah tangga, semakin kecil jumlah anggota rumah tangga biasanya akan semakin tinggi tingkat kesejahteraannya (BPS, 2011). Hal ini ditunjukkan dengan rata-rata penduduk Provinsi Jawa Timur yang memiliki anggota rumah tangga sebanyak 3 orang yaitu sebesar dan 4 orang anggota 9

10 rumah tangga sebanyak Bisa dikatakan program KB (Keluarga Berencana) yang terdiri dari 2 orang tua dan 2 orang anak yang diterapkan di Provinsi Jawa Timur dapat berjalan cukup baik Aspek Pendidikan Pendidikan yang dicapai merupakan salah satu indikator kualitas hidup manusia serta menunjukkan status sosial dan status kesejahteraan seseorang. Semakin tinggi pendidikan yang dicapai oleh seorang kepala rumah tangga diharapkan semakin tinggi pula tingkat kesejahteraan dari orang yang bersangkutan maupun anggota rumah tangganya, sehingga jenjang pendidikan yang dicapai oleh kepala rumah tangga dapat digunakan untuk melihat gambaran kasar kualitas sosial maupun ekonomi dari rumah tangga yang bersangkutan. Di Provinsi Jawa Timur sebagian besar kepala rumah tangganya berpendidikan Sekolah Dasar (SD) yaitu sebesar 29,7% (8.909 orang). Kepala rumah tangga yang tidak mempunyai ijazah dan lulusan SMP juga memiliki presentase yang cukup besar, yakni sekitar 23% (6.890 orang) dan 22,3% (6.676 orang). Untuk pendidikan kepala rumah tangga yang belum sekolah ada 12,2% (3.645 orang) kepala rumah tangga, 7,2% (2.165 orang) berijazah SMA, dan 5,6% (1.667 orang) yang berijazah di atas SMA. Sedangkan, untuk tingkat pendidikan kepala rumah tangga miskin di Jawa Timur sebagian besar pendidikannya adalah Sekolah Dasar (SD) yaitu 33% (1.461 orang). Kepala rumah tangga yang tidak mempunyai ijazah dan belum sekolah juga memiliki presentase yang cukup besar, yakni sekitar 31,7% (1.400 orang) dan 22% (975 orang). Untuk pendidikan kepala rumah tangga yang lulusan SMP ada 10,8% (483 orang) kepala rumah tangga, 2,1% (92 orang) berijazah SMA, dan 0,2% (11 orang) yang berijazah di atas SMA. Dengan kondisi seperti ini dapat terlihat bahwa peran pendidikan untuk kepala rumah tangga memiliki pengaruh yang besar untuk tingkat ekonomi rumah tangga, dengan tingkat pendidikan yang rendah akhirnya tidak memiliki cukup pendapatan untuk menghidupi keluarganya Aspek Ketenagakerjaan Pembahasan mengenai ketenagakerjaan dirasa sangat penting karena beberapa alasan. Pertama, kita dapat melihat berapa besar jumlah penduduk yang bekerja. Kedua, kita dapat mengetahui jumlah pengangguran dan pencari kerja. Ketiga, apabila dilihat dari segi pendidikan maka hal ini akan mencerminkan kualitas tenaga kerja. Keempat, dilihat dari statusnya dapat terlihat berapa jumlah penduduk, yang bekerja di sektor formal yang jaminan sosialnya baik, dan berapa yang bekerja di sektor informal. Kelima, pengetahuan tentang karakteristik dan kualitas tenaga kerja akan berguna sebagai dasar pengembangan kebijakan ketenagakerjaan, terutama pengembangan kesempatan kerja dan peningkatan kualitas SDM yang akan dapat meminimalkan jumlah pengangguran di suatu Negara (BPS, 2011). Dari kepala rumah tangga di Jawa Timur, ternyata 85% ( orang) kepala rumah tangganya berkerja dan hanya 15% (4.583 orang) dengan kepala rumah tangga tidak bekerja. Sedangkan untuk kepala rumah tangga miskin sebesar 87,2% kepala rumah tangga miskin bekerja, kenyataan ini menggambarkan bahwa pendapatan yang diterima oleh kepala rumah tangga miskin dari pekerjaannya tidak mampu untuk mencukupi kebutuhan ekonomi rumah tangganya. Lapangan usaha utama rumah tangga sangat mempengaruhi tingkat kesejehateraan masyarakat dimana banyak sekali penelitian yang dilakukan untuk mengetahui hubungan antara jenis pekerjaan dengan tingkat kesejahteraan. Gambaran kesejahteraan rumah tangga Jawa Timur menurut lapangan usaha utama kepala rumah tangga terlihat bahwa 47,5% ( orang) bekerja pada sektor non pertanian, 37,2% ( orang) bekerja pada sektor pertanian dan 15,3% (4.583 orang) tidak bekerja. Menurut Ilham (2009) rumah tangga non pertanian relatif lebih sejahtera dibandingkan rumah tangga pertanian baik di desa maupun di kota, serta pada kelompok dengan kelas pendapatan yang sama. Karena sebagian besar masyarakat Jawa Timur bekerja pada bidang non pertanian, bisa dikatakan bahwa masyarakat Jawa Timur termasuk masyarakat yang sejahtera. Sedangkan untuk kepala rumah tangga miskin mayoritas adalah sektor pertanian (59%). Sisanya sebanyak 28% berada di sektor nonpertanian. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh World Bank (2006) yang menyatakan bahwa kemiskinan identik dengan pedesaan dan pertanian. Salah satu cara untuk melihat kesejahteraan rumah tangga yaitu melihat status pekerjaan utama kepala rumah tangga. Mereka yang berstatus pengusaha diduga memilik tingkat kesejahteraan yang lebih tinggi dibandingkan mereka yang hanya berstatus sebagai buruh/karyawan/pegawai (BPS, 2008). Sebagian besar penduduk Jawa Timur memiliki status pekerjaan sebagai pengusaha sebanyak 48% (14.352) kepala rumah tangga, hal ini sesuai dengan konsep dari BPS(2008) yang menyatakan bahwa masyarakat dalam suatu daerah dikatakan sejahtera apabila masyarakatnya sebagian besar adalah pengusaha. Selain itu dari sektor pekerjaan lainnya setelah pengusaha ada sekitar 24% (7.054) kepala rumah tangga seorang buruh/karyawan/pegawai, 10

11 15% (4.583) kepala rumah tangga yang tidak memiliki pekerjaan dan yang terakhir ada sekitar 13% (3.963) kepala rumah tangga memiliki status pekerjaan yang lainnya. 4.2 Model Classification and Regression Trees (CART) Kesejahteraan Rumah Tangga di Provinsi Jawa Timur. Pada penelitian ini data yang digunakan sebanyak rumah tangga, yang dibagi menjadi 2 kelompok yaitu data learning dan data testing. Data learning diambil sebanyak 95% atau kepala rumah tangga sedangkan data testing diambil sebanyak 5% atau rumah tangga. Tahap pertama pembentukan pohon klasifikasi maksimal adalah mencari kemungkinan pemilah pada setiap variabel, dimana perhitungan kemungkinan pemilah pada variabel prediktor seperti pada Tabel 1. Tabel 2. Perhitungan pemilah pada setiap variabel Kategori Banyaknya Nama Variabel Data Kategori Kemungkinan Pemilah Jenis Kelamin KRT (X 1 ) Nominal = 1 pemilah Usia KRT (X 2 ) Kontinu = 82 pemilah Status Perkawinan KRT (X3) Nominal = 1 pemilah Ijazah tertinggi KRT (X4) Nominal = 31 pemilah Jumlah ART (X5) Kontinu = 12 pemilah Kegiatan Utama KRT (X6) Nominal = 1 pemilah Lapangan Usaha Utama KRT (X7) Status Pekerjan Utama KRT (X8) Nominal = 15 pemilah Nominal = 7 pemilah Langkah selanjutnya dalam pembentukan klasifikasi pohon maksimal adalah mencari pemilah yang mungkin dari setiap variabel prediktor yang akan menjadi pemilah utama. Kriteria pemilahan (goodness of split) yang digunakan pada penelitian ini adalah indeks Gini sesuai persamaan (1). Pemilah terbaik adalah pemilah yang menghasilkan nilai penurunan keheterogenan tertinggi (kriteria pemilahan goodness of split) pada persamaan (2) dan persamaan (3). Pemilah terbaik pada simpul 1 (pemilah utama) pada penelitian ini adalah variabel umur kepala rumah tangga (X 2 ) yang menghasilkan nilai penurunan keheterogenan tertinggi. Tahap kedua yaitu penentuan simpul terminal. Klasifikasi pohon maksimal (maximal tree) terdiri atas simpul terminal. Tahap ketiga adalah penandaan label kelas. Pemberian label kelas untuk setiap simpul terminal berdasarkan rumus pada persamaan (4). Ketepatan klasifikasi untuk data testing pada klasifikasi pohon maksimal adalah sebesar 67,9% (Tabel 2). Artinya model klasifikasi pohon maksimal yang telah terbentuk memiliki keakuratan hasil prediksi sebesar 67,9%. 11

12 Observasi Tabel 3. Hasil klasifikasi pada pohon maksimal Prediksi Sensitivity Total Tidak (%) Miskin Miskin Specifity (%) Tingkat Akurasi Total (%) Data Learning Data Testing Tidak Miskin Miskin Tidak Miskin Miskin ,2% 89,3% 74,7% 68,4% 65,1% 67,9% Selanjutnya dilakukan pemangkasan klasifikasi pohon maksimal. Breiman, dkk (1993) menyatakan pemangkasan pohon klasifikasi dilakukan apabila pohon klasifikasi yang terbentuk berukuran sangat besar dan kompleks dalam penggambaran struktur data sehingga pada akhirnya diperoleh ukuran pohon yang layak dan berdasarkan cost complexity minimum. Gambar 4. Plot Antara Relative Cost dan Jumlah Node ZOM 1 Gambar 4 memberikan informasi bahwa nilai relative cost pohon klasifikasi maksimal lebih besar dibandingkan relative cost pohon klasifikasi optimal. Oleh karena itu perlu dilakukan pemangkasan pohon maksimal agar didapatkan nilai relative cost yang paling kecil, untuk nilai test set relative cost dan parameter complexity masing-masing sebesar 0,657±0,033dan 0,000. Setelah dilakukan pemangkasan terhadap pohon klasifikasi maksimal maka dihasilkan klasifikasi pohon optimal yang memiliki relative cost terkecil yaitu 0,544 ±0,031 dan nilai parameter complexity 0, dengan 17 kedalaman dan 70 simpul terminal yang disajikan pada Gambar 5. Gambar 5. Pohon Klasifikasi Optimal Kesejahteraan di Jawa Timur Gambar 5 memperlihatkan beberapa simpul terminal yang berwarna merah, menandakan proporsi rumah tangga miskin pada simpul terminal itu paling besar mempengaruhi. Dapat simpulkan karakterisitk 12

13 pada simpul terminal tersebut mendekati kondisi sebenarnya. Beberapa penjelasan karakteristik simpul terminal pada tiap kelompok sebagai berikut : Rumah tangga miskin dengan karakteristik ijazah kepala rumah tangga tamat SD sampai SMA, lapangan usaha kepala rumah tangga industri pengolahan, jasa-jasa dan bisa jadi orang yang tidak memiliki pekerjaan, memiliki anggota rumah tangga lebih dari 7 orang, umur kepala rumah tangga lebih dari 41 tahun, kepala rumah tangga memiliki status pekerjaan sebagai buruh/karyawan, pengusaha dan bisa jadi orang yang tidak memiliki pekerjaan. Rumah tangga miskin dengan karakteristik ijazah kepala rumah tangga tamat diatas SD, lapangan usaha kepala rumah tangga petani, memiliki anggota rumah tangga kurang dari sama dengan 4 orang, umur kepala rumah tangga lebih dari 30 tahun, kepala rumah tangga berjenis kelamin perempuan. Rumah tangga miskin dengan karakteristik ijazah kepala rumah tangga tidak tamat SD dan tidak pernah bersekolah, memiliki anggota rumah tangga lebih dari 2 orang, lapangan usaha kepala rumah tangga pertanian atau tidak bekerja, umur kepala rumah tangga kurang dari 77 tahun, kepala rumah tangga memiliki status selain menikah, kepala rumah tangga memiliki status pekerjaan sebagai buruh/karyawan atau bisa jadi tidak memiliki pekerjaan, kepala rumah tangga berjenis kelamin laki-laki. Rumah tangga miskin dengan karakteristik ijazah kepala rumah tangga tidak tamat SD dan tidak pernah bersekolah, memiliki anggota rumah tangga lebih dari 2 orang, lapangan usaha kepala rumah tangga selain di bidang perdagangan dan jasa-jasa. Rumah tangga miskin dengan karakteristik ijazah kepala rumah tangga tidak tamat SD dan tidak pernah bersekolah, memiliki anggota rumah tangga lebih dari 4 orang, lapangan usaha kepala rumah tangga di bidang pertanian dan lainnya. Variabel prediktor yang menjadi pemilah utama pada pohon klasifikasi optimal adalah variabel ijazah terakhir yang dimiliki kepala rumah tangga. Tabel 3 menunjukkan hasil klasifikasi pohon optimal untuk data learning, yaitu sebanyak rumah tangga termasuk dalam rumah tangga tidak miskin dan sebanyak rumah tangga termasuk dalam rumah tangga miskin. Untuk rumah tangga tidak miskin ada sekitar rumah tanggayang benar diklasifikasikan dan terdapat rumah tangga yang salah diklasifikasikan. Sedangkan untuk rumah tangga miskin ada sekitar 939 masuk pada rumah tangga tidak miskin atau salah diklasifikasikan dan rumah tangga yang tepat diklasifikasikan pada rumah tangga miskin. Klasifikasi pohon optimal yang dibentuk oleh data learning menghasilkan ketepatan klasifikasi sebesar 70,2% (Tabel 3), artinya pembentukan model klasifikasi pohon optimal memiliki ketepatan klasifikasi sebesar 70,2%. Tingkat ketepatan klasifikasi rumah tangga miskin yang dihasilkan oleh pohon optimal pada data testing yaitu sebesar 70,8% (Tabel 3). Artinya model klasifikasi pohon optimal yang telah terbentuk memiliki keakuratan hasil prediksi sebesar 70,8%. Tabel 4. Hasil klasifikasi pada pohon Optimal Prediksi Observasi Tidak Miskin Miskin Total Persentase Kesalahan/ Misklasifikasi (%) Tingkat Akurasi Total (%) Data Learning Data Testing Tidak Miskin ,1% Miskin ,4% Tidak Miskin % Miskin ,4% 70,2% 70,8% 13

14 4.3 Hasil Klasifikasi Kesejahteraan Rumah Tangga di Provinsi Jawa Timur dengan CART ARCING. CART merupakan suatu metode nonparametrik yang bisa bekerja pada data yang besar dengan dimensi yang tinggi, namun terkadang banyaknya data membuat hasil akurasi dalam memodelkan data kurang bagus atau memiliki nilai bias yang cukup besar. Sehingga muncullah algoritma ARCING yang memiliki fungsi untuk memperbaiki akurasi atau ketepatan klasifikasi dari CART. Tabel 5. Hasil klasifikasi dari kombinasi pohon Kombinasi Pohon Evaluasi Sensitivity 86,8% 85,8% 85,6% 85,7% Specifity 33,6% 34% 36,6% 36,1% Total akurasi rate 78,4% 77,6% 77,9% 77,9% Dari beberapa kombinasi yang telah dilakukan yaitu sebanyak 50, 100, 300 dan 500 dengan menggunakan metode CART ARCING nantinya akan dilihat nilai tingkat akurasi totalnya. Dimana nilai ini akan digunakan untuk melihat ketepatan klasifikasi pada setiap kombinasi yang dilakukan dengan menggunakan metode CART ARCING. Kombinasi 50 dengan menggunakan metode CART ARCING diperoleh nilai tingkat akurasi totalnya sebesar 78,4%, Kombinasi 100 diperoleh nilai tingkat akurasi total sebesar 77,6%, kombinasi 300 diperoleh nilai tingkat akurasi total sebesar 77,9% dan kombinasi 500 diperoleh nilai tingkat akurasi total sebesar 77,9%. Sehingga dapat disimpulkan kombinasi 50 memiliki tingkat akurasi yang paling tinggi dibandingkan dengan yang lainnya yaitu sebesar 78,4%. 4.4 Perbandingan hasil klasifikasi CART dan CART ARCING Pengolahan data dengan menggunakan metode CART dan ARCING akan diperoleh informasi mengenai ketepatan klasifikasi. Ketepatan klasifikasi yang diperoleh dari nilai tingkat akurasi total pada data testing bisa digunakan sebagai pembanding kedua metode tersebut. Tabel 6. Hasil perbandingan ketepatan klasifikasi CART dan CART ARCING Metode Ketepatan Klasifikasi CART CART ARCING Tingkat Akurasi Total 70,8% 78,4% 77,6% 77,9% 77,9% Total Error Rate 29,2% 21,6% 22,4% 22,1% 22,1% Tabel 5 menujukkan bahwa tingkat akurasi total pada metode CART ARCING dengan 50 kombinasi pohon lebih baik dibandingkan yang lainnya. Sehingga ketepatan klasifikasi dengan menggunakan metode ARCING lebih baik dengan nilai tingkat akurasi total sebesar 78,4% dibandingkan dengan ketepatan klasifikasi tanpa menggunakan metode ARCING yaitu 70,8%. Penggunaan metode ARCING pada CART membenahi tingkat akurasi pada kasus ini sebesar 7,6%. 14

15 5. Kesimpulan Berdasarkan analisis dan pembahasan yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Kemiskinan di Jawa Timur dari tahun 2001 sampai tahun 2009 mengalami penurunan yang cukup baik. Terdapat beberapa gambaran mengenai kependudukan di Provinsi Jawa Timur yaitu sekitar 80% sampel kepala rumah tangga yang terambil oleh BPS berjenis kelamin laki-laki dan sebagian besar berusia produktif yaitu tahun dengan rata-rata banyak anggota per-rumah tangga 3-4 orang. Dari aspek pendidikan kepala rumah tangga terlihat rata-rata penduduk Jawa Timur lulusan dari SD dan SMP dengan proporsi terbesar berpendidikan SD. Terakhir dilihat dari aspek ketanagakerjaan terdapat 85% kepala rumah tangga memiliki pekerjaan dengan status pekerjaan sebagai pengusaha sebesar 48% untuk lapangan usaha terbesar yaitu pertanian dan jasa-jasa. 2. Model Classification and Regression Trees (CART) dengan menggunakan proporsi data learning 95% dan data testing 5% karena menghasilkan ketepatan klasifikasi terbaik dibandingkan dengan proporsi data lainnya. Dimana diperoleh simpul terminal pada klasifikasi optimal sebanyak 70 simpul terminal dengan variabel pemilah utama yaitu ijazah pendidikan yang dimiliki kepala rumah tangga. Dari 70 simpul terminal diduga sebanyak 34 simpul terminal untuk rumah tangga miskin dan 36 simpul terminal untuk rumah tangga tidak miskin. Metode klasifikasi pohon menghasilkan pohon optimal dengan ketepatan klasifikasi data learning dan testing yaitu sebesar 70,2% dan 70,8%. 3. Pembentukan pohon klasifikasi dengan pendekatan CART ARCING pada kondisi data learning 95% dan data testing 5% untuk 4 kombinasi pohon yang berbeda, menghasilkan tingkat akurasi yang berbeda. Tingkat akurasi yang paling tinggi adalah pada kombinasi 50 yaitu sebesar 78,4%. Selain itu ketepatan hasil klasifikasi menggunakan metode CART ARCING dengan kombinasi 50 mempunyai ketepatan yang lebih baik daripada metode CART pada kasus kesejahteraan di Provinsi Jawa Timur. Hal ini ditunjukkan dengan nilai persentase tingkat akurasi hasil klasifikasi CART ARCING kombinasi 50 sebesar 78,4%, lebih tinggi daripada metode CART dengan persentase tingkat akurasi hasil klasifikasi sebesar 70,8%. Terjadi peningkatan sebesar 7,4%. 6. Saran Sebagai tindak lanjut dari penelitian ini, maka saran yang dapat diberikan adalah sebagai berikut : 1. Untuk menentukan hasil klasifikasi menggunakan CART pada data yang besar seperti kasus kesejahteraan rumah tangga di Jawa Timur ada kemungkinan menghasilkan pohon yang besar dan kompleks, maka sebaiknya dipecah menjadi wilayah administrasi seperti kabupaten/kota dengan data yang relative kecil dari hasil survei SUSENAS dan setiap wilayah memiliki karakteristik sosial ekonomi dan kependudukan yang berbeda. 2. Pengolahan dengan metode CART yang telah dilakukan didapatkan informasi bahwa untuk tingkat pendidikan kepala rumah tangga sangat berpengaruh terhadap model klasifikasi kesejahteraan rumah tangga di Provinsi Jawa Timur. Dari gambaran deskriptif diketahui bahwa pendidikan yang paling banyak ditempuh masyarakat Jawa Timur hanya sampai lulusan SD, sehingga perlu sosialisasi kepada masyarakat Jawa Timur mengenai pentingnya pandidikan untuk kesejahteraan hidup. Daftar Pustaka Badan Pusat Statistik, World Bank Institute. (2002). Dasar-dasar Analisis Kemiskinan. Jakarta. Breiman, L., Friedman, J., Olshen, R. dan Stone, C.(1984). Classification and regression trees. Chapman Hall, New York London. Breiman, L (1998). Arcing Classifiers, The Annals of statistics, Vol 26, No.3, hal Cahyat, A., Gonner, C., dan Haug, M..(2007). Mengkaji Kemiskinan dan Kesejahteraan Rumah Tangga: Sebuah Panduan dengan Contoh dari Kutai Barat, Indonesia. Bogor : CIFOR. Chernichovsky, D. dan Meesok, O.A. (1985). Urban-rural Food and Nutrition Consumption Pattern in Indoensia, PHN Technical Note 85-5, July 1985, World Bank. Een, 2009.Pendekatan CART ARCING Untuk Klasifikasi Kesejahteraan Rumah Tangga di Provinsi Jawa Tengah [Thesis].Surabaya: InstitutTeknologi Sepuluh Nopember. Eubank, R.L.(1988). Spline Smoothing and Nonparametric Regression, Marcel Deker, New York. 15

16 Faturokhman, Molo dan Marcelinus.(1995). Kemiskinan dan Kependudukan di Pedesaan Jawa: Analisis data SUSENAS Yogyakarta : Pusat Penelitian Kependudukan Universitas Gadjah Mada. Ilham, Nyak.(2009). Dinamika Kesejahteraan Petani dan Nonpetani di Indonesia. pusat Analisis Sosial Ekonomi dan kebijakan Pertanian, Bogor. Karli, B. dan Bilgic, A., Factors Affecting Meat And Meat Products Consumption Quantities InSanliurfa Province. Harran University. Turkey. Lewis dan Roger J An Introduction to Classification And Regression Trees (CART) Analysis. Presented at the Maryunianta, Yusak Soekirman.(2005). Pergeseran Tenaga Kerja Pertanian Ke Non Pertanian Dalam Rangka Penanggulangan Kemiskinan Masyarakat Pertanian Dan Pedesaan dalam Prespektif Lokal. Medan: Universitas Sumatra Utara. Purnomo, T. C., Perbandingan Model Regresi Linier Klasik dan Tobit Bivariat Studi Kasus PadaPengeluaran Rumah Tangga Untuk Konsumsi Daging dan Susu. Surabaya: Institut Teknologi SepuluhNopember. Rahmawati, D.I., Analisis Kesempatan Kerja Penduduk Miskin di Provinsi DKI Jakarta[Skripsi].Jakarta : Sekolah Tinggi Ilmu Statistik. Rochaeni, S., dan Lokollo, E.M. (2005). Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Keputusan Ekonomi Rumah Tangga Petani di Kelurahan Setugede Kota Bogor. Jurnal Agro Ekonomi, Volume 23 No Suryadarma, D., Akhmad, H., dan Nina, T.(2005). Ukuran ObyektifKesejahteraan Keluarga untuk Penargetan Kemiskinan: Hasil Uji CobaSistem Pemantauan Kesejahteraan oleh Masyarakat di Indonesia.Jakarta : SMERU. 16

Seminar Tugas Akhir. Analisis Klasifikasi Kesejahteraan Rumah Tangga di Propinsi Jawa Timur dengan Pendekatan CART ARCING. Surabaya, Juli 2011

Seminar Tugas Akhir. Analisis Klasifikasi Kesejahteraan Rumah Tangga di Propinsi Jawa Timur dengan Pendekatan CART ARCING. Surabaya, Juli 2011 Surabaya, Juli 2011 Seminar Tugas Akhir Analisis Klasifikasi Kesejahteraan Rumah Tangga di Propinsi Jawa Timur dengan Pendekatan CART ARCING Ibrahim Widyandono 1307 100 001 Pembimbing : Dr. Bambang Widjanarko

Lebih terperinci

Klasifikasi Kegiatan Partisipasi Ekonomi Perempuan Di Jawa Timur Dengan Pendekatan CART (Classification And Regression Trees)

Klasifikasi Kegiatan Partisipasi Ekonomi Perempuan Di Jawa Timur Dengan Pendekatan CART (Classification And Regression Trees) 1 Klasifikasi Kegiatan Partisipasi Ekonomi Perempuan Di Jawa Timur Dengan Pendekatan CART (Classification And Regression Trees) Sharfina Widyandini dan Vita Ratnasari Jurusan Statistika, Fakultas MIPA,

Lebih terperinci

JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 3, No.1, (2014) ( X Print) D-54

JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 3, No.1, (2014) ( X Print) D-54 JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 3, No.1, (2014) 2337-3520 (2301-928X Print) D-54 Klasifikasi Pengangguran Terbuka Menggunakan CART (Classification and Regression Tree) di Provinsi Sulawesi Utara Febti

Lebih terperinci

Hary Mega Gancar Prakosa Dosen Pembimbing Dr. Suhartono, S.Si, M.Sc Co Pembimbing Dr. Bambang Wijanarko Otok, S.Si, M.

Hary Mega Gancar Prakosa Dosen Pembimbing Dr. Suhartono, S.Si, M.Sc Co Pembimbing Dr. Bambang Wijanarko Otok, S.Si, M. KLASIFIKASI KESEJAHTERAAN RUMAH TANGGA DI PROVINSI JAWA TIMUR DENGAN PENDEKATAN BOOTSTRAP AGGREGATTING CLASSIFICATION AND REGRESSION TREES Hary Mega Gancar Prakosa 1307 100 077 Dosen Pembimbing Dr. Suhartono,

Lebih terperinci

Analisis CART (Classification And Regression Trees) pada Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kepala Rumah Tangga di Jawa Timur Melakukan Urbanisasi

Analisis CART (Classification And Regression Trees) pada Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kepala Rumah Tangga di Jawa Timur Melakukan Urbanisasi JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 1, No. 1, (Sept. 2012) ISSN: 2301-928X D-100 Analisis CART (Classification And Regression Trees) pada Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kepala Rumah Tangga di Jawa Timur Melakukan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Metode klasifikasi merupakan salah satu metode statistika untuk mengelompok atau mengklasifikasi suatu data yang disusun secara sistematis ke dalam suatu kelompok sehingga

Lebih terperinci

METODE ENSEMBLE PADA CART UNTUK PERBAIKAN KLASIFIKASI KEMISKINAN DI KABUPATEN JOMBANG

METODE ENSEMBLE PADA CART UNTUK PERBAIKAN KLASIFIKASI KEMISKINAN DI KABUPATEN JOMBANG METODE ENSEMBLE PADA CART UNTUK PERBAIKAN KLASIFIKASI KEMISKINAN DI KABUPATEN JOMBANG MUHAMMAD JAMAL MUTTAQIN 1311 201 205 PEMBIMBING DR. BAMBANG WIDJANARKO OTOK, M.SI. SANTI PUTERI RAHAYU, M.SI., PH.D.

Lebih terperinci

METODE POHON GABUNGAN PADA CART UNTUK ANALISA KESEJAHTERAAN RUMAH TANGGA DI BANJARMASIN

METODE POHON GABUNGAN PADA CART UNTUK ANALISA KESEJAHTERAAN RUMAH TANGGA DI BANJARMASIN Technologia Vol 7, No.1, Januari Maret 2016 15 METODE POHON GABUNGAN PADA CART UNTUK ANALISA KESEJAHTERAAN RUMAH TANGGA DI BANJARMASIN Galih Mahalisa, S.Kom, M.Kom (galih.mahalisa@gmail.com) ABSTRAK Kemiskinan

Lebih terperinci

PENDEKATAN CART UNTUK MENDAPATKAN FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJANGKITNYA PENYAKIT DEMAM TIFOID DI ACEH UTARA

PENDEKATAN CART UNTUK MENDAPATKAN FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJANGKITNYA PENYAKIT DEMAM TIFOID DI ACEH UTARA PENDEKATAN CART UNTUK MENDAPATKAN FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJANGKITNYA PENYAKIT DEMAM TIFOID DI ACEH UTARA Dina Yuanita Mahasiswa Jurusan Statistika FMIPA-ITS (1306 100 056) M. Syahid Akbar, S.Si, M.Si

Lebih terperinci

Klasifikasi Nilai Peminat SBMPTN (Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri) ITS dengan Pendekatan Classification and Regression Trees (CART)

Klasifikasi Nilai Peminat SBMPTN (Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri) ITS dengan Pendekatan Classification and Regression Trees (CART) D193 Klasifikasi Nilai Peminat SBMPTN (Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri) ITS dengan Pendekatan Classification and Regression Trees (CART) Lely Dwi Bhekti Pratiwi, Wahyu Wibowo, dan Ismaini

Lebih terperinci

PEMBENTUKAN POHON KLASIFIKASI BINER DENGAN ALGORITMA CART ( CLASSIFICATION AND REGRESSION TREES ) ( STUDI KASUS PENYAKIT DIABETES SUKU PIMA INDIAN )

PEMBENTUKAN POHON KLASIFIKASI BINER DENGAN ALGORITMA CART ( CLASSIFICATION AND REGRESSION TREES ) ( STUDI KASUS PENYAKIT DIABETES SUKU PIMA INDIAN ) PEMBENTUKAN POHON KLASIFIKASI BINER DENGAN ALGORITMA CART ( CLASSIFICATION AND REGRESSION TREES ) ( STUDI KASUS PENYAKIT DIABETES SUKU PIMA INDIAN ) PT Jasa Marga ro) C abang Semarang SKRIPSI Disusun Oleh

Lebih terperinci

SEMINAR HASIL TESIS. Disusun oleh : EKO WIYONO NRP : DOSEN PEMBIMBING Dr. Bambang Widjanarko Otok, M.Si.

SEMINAR HASIL TESIS. Disusun oleh : EKO WIYONO NRP : DOSEN PEMBIMBING Dr. Bambang Widjanarko Otok, M.Si. SEMINAR HASIL TESIS Disusun oleh : EKO WIYONO NRP : 39 7 DOSEN PEMBIMBING Dr. Bambang Widjanarko Otok, M.Si. PROGRAM MAGISTER JURUSAN STATISTIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT TEKNOLOGI

Lebih terperinci

Model Machine Learning CART Diabetes Melitus

Model Machine Learning CART Diabetes Melitus Prosiding SI MaNIs (Seminar Nasional Integrasi Matematika dan Nilai Islami) Vol.1, No.1, Juli 2017, Hal. 485-491 p-issn: 2580-4596; e-issn: 2580-460X Halaman 485 Ria Dhea Layla Nur Karisma 1, Bambang Widjanarko

Lebih terperinci

BAB III REGRESI LOGISTIK BINER DAN CLASSIFICATION AND REGRESSION TREES (CART) Odds Ratio

BAB III REGRESI LOGISTIK BINER DAN CLASSIFICATION AND REGRESSION TREES (CART) Odds Ratio 21 BAB III REGRESI LOGISTIK BINER DAN CLASSIFICATION AND REGRESSION TREES (CART) 3.1 Regresi Logistik Biner Regresi logistik berguna untuk meramalkan ada atau tidaknya karakteristik berdasarkan prediksi

Lebih terperinci

Klasifikasi Hasil Pap Smear Test Kanker Serviks Berdasarkan Faktor Resiko (Studi Kasus Di Rumah Sakit Swasta Surabaya

Klasifikasi Hasil Pap Smear Test Kanker Serviks Berdasarkan Faktor Resiko (Studi Kasus Di Rumah Sakit Swasta Surabaya 1 Klasifikasi Hasil Pap Smear Test Kanker Serviks Berdasarkan Faktor Resiko (Studi Kasus Di Rumah Sakit Swasta Surabaya Yuristian Ramdani dan Santi Wulan Purnami Jurusan Statistika, Fakultas Matematika

Lebih terperinci

METODE BOOTSTRAP AGGREGATING REGRESI LOGISTIK BINER UNTUK KETEPATAN KLASIFIKASI KESEJAHTERAAN RUMAH TANGGA DI KOTA PATI

METODE BOOTSTRAP AGGREGATING REGRESI LOGISTIK BINER UNTUK KETEPATAN KLASIFIKASI KESEJAHTERAAN RUMAH TANGGA DI KOTA PATI ISSN: 2339-2541 JURNAL GAUSSIAN, Volume 6, Nomor 1, Tahun 2017, Halaman 121-130 Online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/gaussian METODE BOOTSTRAP AGGREGATING REGRESI LOGISTIK BINER UNTUK KETEPATAN

Lebih terperinci

PENENTUAN KONDISI OPTIMUM PADA PEMBENTUKAN POHON TERBAIK DENGAN METODE POHON KLASIFIKASI (CLASSIFICATION TREE)

PENENTUAN KONDISI OPTIMUM PADA PEMBENTUKAN POHON TERBAIK DENGAN METODE POHON KLASIFIKASI (CLASSIFICATION TREE) Natural Vol. 11, No. 2, Mei 2007, hal. 112-118. PENENTUAN KONDISI OPTIMUM PADA PEMBENTUKAN POHON TERBAIK DENGAN METODE POHON KLASIFIKASI (CLASSIFICATION TREE) A. Efendi dan H. Kusdarwati Program Studi

Lebih terperinci

Seminar Hasil Tugas Akhir

Seminar Hasil Tugas Akhir Seminar Hasil Tugas Akhir Pendekatan Metode Classification and Regression Tree untuk Diagnosis Tingkat Keganasan Kanker pada pasien Kanker Tiroid Sri Hartati Selviani Handayani 1311106007 Pembimbing :

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE CART

PENERAPAN METODE CART E-ISSN 2527-9378 Jurnal Statistika Industri dan Komputasi Volume 2, No. 2, Juli 2017, pp. 78-83 PENERAPAN METODE CART (CLASSIFICATION AND REGRESSION TREES) UNTUK MENENTUKAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

Lebih terperinci

Pendekatan Metode Classification and Regression Tree untuk Diagnosis Tingkat Keganasan Kanker pada Pasien Kanker Tiroid

Pendekatan Metode Classification and Regression Tree untuk Diagnosis Tingkat Keganasan Kanker pada Pasien Kanker Tiroid Pendekatan Metode Classification and Regression Tree untuk Diagnosis Tingkat Keganasan Kanker pada Pasien Kanker Tiroid Sri Hartati Selviani Handayani dan Santi Wulan Purnami Jurusan Statistika, Fakultas

Lebih terperinci

KLASIFIKASI STATUS KERJA PADA ANGKATAN KERJA KOTA SEMARANG TAHUN 2014 MENGGUNAKAN METODE CHAID DAN CART

KLASIFIKASI STATUS KERJA PADA ANGKATAN KERJA KOTA SEMARANG TAHUN 2014 MENGGUNAKAN METODE CHAID DAN CART ISSN: 2339-2541 JURNAL GAUSSIAN, Volume 5, Nomor 1, Tahun 2016, Halaman 183-192 Online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/gaussian KLASIFIKASI STATUS KERJA PADA ANGKATAN KERJA KOTA SEMARANG TAHUN

Lebih terperinci

PENDEKATAN CART UNTUK MENDAPATKAN FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJANGKITNYA PENYAKIT DEMAM TIFOID DI ACEH UTARA

PENDEKATAN CART UNTUK MENDAPATKAN FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJANGKITNYA PENYAKIT DEMAM TIFOID DI ACEH UTARA PENDEKATAN CART UNTUK MENDAPATKAN FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJANGKITNYA PENYAKIT DEMAM TIFOID DI ACEH UTARA Muhammad Sjahid Akbar 1, Dina Yuanita, dan Sri Harini 3 1, Jurusan Statistika ITS 3 Jurusan

Lebih terperinci

ANALISIS KETEPATAN WAKTU LULUS BERDASARKAN KARAKTERISTIK MAHASISWA FEM DAN FAPERTA MENGGUNAKAN METODE CHART

ANALISIS KETEPATAN WAKTU LULUS BERDASARKAN KARAKTERISTIK MAHASISWA FEM DAN FAPERTA MENGGUNAKAN METODE CHART Xplore, 2013, Vol. 2(1):e3(1-8) c 2013 Departemen Statistika FMIPA IPB ANALISIS KETEPATAN WAKTU LULUS BERDASARKAN KARAKTERISTIK MAHASISWA FEM DAN FAPERTA MENGGUNAKAN METODE CHART Fira Nurahmah Al Amin,Indahwati,Yenni

Lebih terperinci

BAGGING CART PADA KLASIFIKASI ANAK PUTUS SEKOLAH

BAGGING CART PADA KLASIFIKASI ANAK PUTUS SEKOLAH Seminar Nasional Statistika IX Institut Teknologi Sepuluh Nopember, 7 November 2009 XVI-1 BAGGING CART PADA KLASIFIKASI ANAK PUTUS SEKOLAH Oleh: Bambang Widjanarko Otok 1) & Sumarmi 2) 1) Jurusan Statistika,FMIPA-ITS,

Lebih terperinci

PERBANDINGAN ANALISIS KLASIFIKASI NASABAH KREDIT MENGGUNAKAN REGRESI LOGISTIK BINER DAN CART (CLASSIFICATION AND REGRESSION TREES)

PERBANDINGAN ANALISIS KLASIFIKASI NASABAH KREDIT MENGGUNAKAN REGRESI LOGISTIK BINER DAN CART (CLASSIFICATION AND REGRESSION TREES) ISSN: 2339-2541 JURNAL GAUSSIAN, Volume 4, Nomor 2, Tahun 2015, Halaman 215-225 Online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/gaussian PERBANDINGAN ANALISIS KLASIFIKASI NASABAH KREDIT MENGGUNAKAN

Lebih terperinci

PERBANDINGAN KLASIFIKASI NASABAH KREDIT MENGGUNAKAN REGRESI LOGISTIK BINER DAN CART (CLASSIFICATION AND REGRESSION TREES) Abstract

PERBANDINGAN KLASIFIKASI NASABAH KREDIT MENGGUNAKAN REGRESI LOGISTIK BINER DAN CART (CLASSIFICATION AND REGRESSION TREES) Abstract Perbandingan Klasifikasi (Agung Waluyo) PERBANDINGAN KLASIFIKASI NASABAH KREDIT MENGGUNAKAN REGRESI LOGISTIK BINER DAN CART (CLASSIFICATION AND REGRESSION TREES) Agung Waluyo 1, Moch. Abdul Mukid 2, Triastuti

Lebih terperinci

Pendekatan Metode Classification and Regression Tree untuk Diagnosis Tingkat Keganasan Kanker pada Pasien Kanker Tiroid

Pendekatan Metode Classification and Regression Tree untuk Diagnosis Tingkat Keganasan Kanker pada Pasien Kanker Tiroid JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 3, No.1, (2014) 2337-3520 (2301-928X Print) D-24 Pendekatan Metode Classification and Regression Tree untuk Diagnosis Tingkat Keganasan Kanker pada Pasien Kanker Tiroid

Lebih terperinci

KLASIFIKASI KETAHANAN PANGAN RUMAH TANGGA DI SURABAYA DENGAN PENDEKATAN CART ARCING

KLASIFIKASI KETAHANAN PANGAN RUMAH TANGGA DI SURABAYA DENGAN PENDEKATAN CART ARCING TUGAS AKHIR SS141501 KLASIFIKASI KETAHANAN PANGAN RUMAH TANGGA DI SURABAYA DENGAN PENDEKATAN CART ARCING YUSNADA ASA NURANI NRP 1313 100 016 Dosen Pembimbing Dr. Bambang Widjanarko Otok, M. Si. PROGRAM

Lebih terperinci

KLASIFIKASI PENYAKIT DIABETES MELITUS DENGAN METODE CHAID (CHI SQUARE AUTOMATIC INTERACTION DETECTION) DAN CART (CLASSIFICATION AND REGRESSION TREE)

KLASIFIKASI PENYAKIT DIABETES MELITUS DENGAN METODE CHAID (CHI SQUARE AUTOMATIC INTERACTION DETECTION) DAN CART (CLASSIFICATION AND REGRESSION TREE) Surabaya, 3 Juli 2013 Seminar Hasil Tugas Akhir KLASIFIKASI PENYAKIT DIABETES MELITUS DENGAN METODE (CHI SQUARE AUTOMATIC INTERACTION DETECTION) DAN (CLASSIFICATION AND REGRESSION TREE) Dosen Pembimbing

Lebih terperinci

Pendekatan Multivariate Adaptive Regression SPLINES (MARS) pada Pemodelan Penduduk Miskin di Indonesia Tahun

Pendekatan Multivariate Adaptive Regression SPLINES (MARS) pada Pemodelan Penduduk Miskin di Indonesia Tahun Prosiding Seminar Nasional Matematika, Universitas Jember, 19 November 214 175 Pendekatan Multivariate Adaptive Regression SPLINES (MARS) pada Pemodelan Penduduk Miskin di Indonesia Tahun 28-212 (Multivariate

Lebih terperinci

ANALISIS KLASIFIKASI NASABAH KREDIT MENGGUNAKAN BOOTSTRAP AGGREGATING CLASSIFICATION AND REGRESSION TREES (BAGGING CART)

ANALISIS KLASIFIKASI NASABAH KREDIT MENGGUNAKAN BOOTSTRAP AGGREGATING CLASSIFICATION AND REGRESSION TREES (BAGGING CART) ISSN: 2339-2541 JURNAL GAUSSIAN, Volume 5, Nomor 1, Tahun 2016, Halaman 81-90 Online di: http://eournal-s1.undip.ac.id/index.php/gaussian ANALISIS KLASIFIKASI NASABAH KREDIT MENGGUNAKAN BOOTSTRAP AGGREGATING

Lebih terperinci

PENENTUAN FAKTOR-FAKTOR MEMILIH MEREK DENGAN METODE CART DAMAS ESMU HAJI

PENENTUAN FAKTOR-FAKTOR MEMILIH MEREK DENGAN METODE CART DAMAS ESMU HAJI PENENTUAN FAKTOR-FAKTOR MEMILIH MEREK DENGAN METODE CART DAMAS ESMU HAJI DEPARTEMEN STATISTIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2012 ABSTRAK DAMAS ESMU HAJI.

Lebih terperinci

Kata Kunci: Penciri Tingkat Kesejahteraan, Kemiskinan, bagging MARS

Kata Kunci: Penciri Tingkat Kesejahteraan, Kemiskinan, bagging MARS Jurnal Matematika UNAND Vol. 2 No. 4 Hal. 34 42 ISSN : 2303 2910 c Jurusan Matematika FMIPA UNAND IDENTIFIKASI FAKTOR-FAKTOR PENCIRI TINGKAT KESEJAHTERAAN RUMAH TANGGA MENGGUNAKAN BOOTSTRAP AGREGATING

Lebih terperinci

Model Credit Scoring Menggunakan Metode Classification and Regression Trees (CART) pada Data Kartu Kredit

Model Credit Scoring Menggunakan Metode Classification and Regression Trees (CART) pada Data Kartu Kredit Prosiding Statistika ISSN: 2460-6456 Model Credit Scoring Menggunakan Metode Classification and Regression Trees (CART) pada Data Kartu Kredit 1 Rifani Yunindya, 2 Abdul Kudus, 3 Teti Sofia Yanti 1,2,3

Lebih terperinci

KLASIFIKASI STATUS KERJA PADA ANGKATAN KERJA KOTA SEMARANG TAHUN 2014 MENGGUNAKAN METODE CHAID DAN CART

KLASIFIKASI STATUS KERJA PADA ANGKATAN KERJA KOTA SEMARANG TAHUN 2014 MENGGUNAKAN METODE CHAID DAN CART KLASIFIKASI STATUS KERJA PADA ANGKATAN KERJA KOTA SEMARANG TAHUN 2014 MENGGUNAKAN METODE CHAID DAN CART SKRIPSI Disusun Oleh : NOVIE ERISKA ARITONANG 24010211140081 JURUSAN STATISTIKA FAKULTAS SAINS DAN

Lebih terperinci

METODE POHON REGRESI DAN PROSEDUR REGRESI BERTATAR UNTUK SEGMENTASI DATA

METODE POHON REGRESI DAN PROSEDUR REGRESI BERTATAR UNTUK SEGMENTASI DATA JMA, VOL. 7, NO.1, JULI, 2008, 39-54 39 METODE POHON REGRESI DAN PROSEDUR REGRESI BERTATAR UNTUK SEGMENTASI DATA BUDI SUHARJO Departemen Matematika, Fakultas Matematika dan Imu Pengetahuan Alam, Institut

Lebih terperinci

Klasifikasi Kesejahteraan Rumah Tangga di Jawa Timur dengan Pendekatan Multivariate Adaptive Regression Spline Bootstrap Aggregating (MARS Bagging)

Klasifikasi Kesejahteraan Rumah Tangga di Jawa Timur dengan Pendekatan Multivariate Adaptive Regression Spline Bootstrap Aggregating (MARS Bagging) Klasifikasi Kesejahteraan Rumah Tangga di Jawa Timur dengan Pendekatan Multivariate Adaptive Regression Spline Bootstrap Aggregating (MARS Bagging) Dimas Arvian Pandu Pratama 1 (1307100059), dan Bambang

Lebih terperinci

PREDIKSI NASABAH POTENSIAL MENGGUNAKAN METODE KLASIFIKASI POHON BINER

PREDIKSI NASABAH POTENSIAL MENGGUNAKAN METODE KLASIFIKASI POHON BINER PREDIKSI NASABAH POTENSIAL MENGGUNAKAN METODE KLASIFIKASI POHON BINER Ari Wibowo Program Studi Teknik Informatika Politeknik Negeri Batam Jl. Parkway No 1, Batam Center, Batam Telp 0778-469856, Fax 0778-463620

Lebih terperinci

Klasifikasi Risiko Infeksi pada Bayi Baru Lahir di Rumah Sakit Umum Daerah Sidoarjo Menggunakan Metode Classification Trees

Klasifikasi Risiko Infeksi pada Bayi Baru Lahir di Rumah Sakit Umum Daerah Sidoarjo Menggunakan Metode Classification Trees JURAL SAIS DA SEI ITS Vol. 5, o.1, (2016) 2337-3520 (2301-928X Prin D-26 Klasifikasi Risiko Infeksi pada Bayi Baru Lahir di Rumah Sakit Umum Daerah Sidoarjo Menggunakan Metode Classification Trees Aulia

Lebih terperinci

Bambang Widjanarko Otok (1), dan Dian Seftiana (2) (1,2) Jurusan Statistika, FMIPA, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS)

Bambang Widjanarko Otok (1), dan Dian Seftiana (2) (1,2) Jurusan Statistika, FMIPA, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) 1 Klasifikasi Rumah Tangga Sangat Miskin di Kabupaten Jombang Menurut Paket Bantuan Rumah Tangga yang Diharapkan dengan Pendekatan Random Forests Classification and Regression Trees (RF-CART) Bambang Widanarko

Lebih terperinci

PENGARUH PERAN DOSEN PEMBIMBING TERHADAP KUALITAS TUGAS AKHIR (Studi Kasus : Mahasiswa Fmipa Unsyiah)

PENGARUH PERAN DOSEN PEMBIMBING TERHADAP KUALITAS TUGAS AKHIR (Studi Kasus : Mahasiswa Fmipa Unsyiah) BIAStatistics (2016) Vol. 10, No. 1, hal. 8-16 PENGARUH PERAN DOSEN PEMBIMBING TERHADAP KUALITAS TUGAS AKHIR (Studi Kasus : Mahasiswa Fmipa Unsyiah) Nany Salwa 1, Fitriana A.R. 2, and Junita Aiza 3 1,

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE REGRESI BERSTRUKTUR POHON PADA PENDUGAAN LAMA PENYUSUNAN SKRIPSI MAHASISWA ARTIKEL ILMIAH

PENERAPAN METODE REGRESI BERSTRUKTUR POHON PADA PENDUGAAN LAMA PENYUSUNAN SKRIPSI MAHASISWA ARTIKEL ILMIAH PENERAPAN METODE REGRESI BERSTRUKTUR POHON PADA PENDUGAAN LAMA PENYUSUNAN SKRIPSI MAHASISWA ARTIKEL ILMIAH Artikel Ilmiah Ini Diambil Dari Sebagian Skripsi Untuk Memenuhi Persyaratan Penyelesaian Program

Lebih terperinci

PREFERENSI KARAKTERISTIK KOPI 3 IN 1 MENGGUNAKAN METODE POHON REGRESI DAN KLASIFIKASI FITRIYANTO

PREFERENSI KARAKTERISTIK KOPI 3 IN 1 MENGGUNAKAN METODE POHON REGRESI DAN KLASIFIKASI FITRIYANTO PREFERENSI KARAKTERISTIK KOPI 3 IN 1 MENGGUNAKAN METODE POHON REGRESI DAN KLASIFIKASI FITRIYANTO DEPARTEMEN STATISTIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2010

Lebih terperinci

Memodelkan regresi logistik biner data set hasil sampel bootstrap B.

Memodelkan regresi logistik biner data set hasil sampel bootstrap B. B O O T S T R A P A G G R E G A T I N G 1 2 3 4 5 6 7 Tinjauan Pustaka Algoritma Bagging Regresi Logistik Biner Mengambil sampel bootstrap sebanyak n dari data set dengan pengulangan sebanyak n. Pengambilan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Pada BAB II ini akan disampaikan materi-materi yang berkaitan dengan konsep data mining, yang merupakan landasan bagi pembahasan klasifikasi untuk evaluasi kinerja pegawai. 2. 1 Tinjauan

Lebih terperinci

MULTIVARIATE ADAPTIVE REGRESSION SPLINES (MARS) UNTUK KLASIFIKASI STATUS KERJA DI KABUPATEN DEMAK

MULTIVARIATE ADAPTIVE REGRESSION SPLINES (MARS) UNTUK KLASIFIKASI STATUS KERJA DI KABUPATEN DEMAK MULTIVARIATE ADAPTIVE REGRESSION SPLINES (MARS) UNTUK KLASIFIKASI STATUS KERJA DI KABUPATEN DEMAK SKRIPSI Disusun oleh KISHARTINI 24010210141008 JURUSAN STATISTIKA FAKULTAS SAINS DAN MATEMATIKA UNIVERSITAS

Lebih terperinci

MULTIVARIATE ADAPTIVE REGRESSION SPLINES (MARS) UNTUK KLASIFIKASI STATUS KERJA DI KABUPATEN DEMAK Kishartini 1, Diah Safitri 2, Dwi Ispriyanti 3

MULTIVARIATE ADAPTIVE REGRESSION SPLINES (MARS) UNTUK KLASIFIKASI STATUS KERJA DI KABUPATEN DEMAK Kishartini 1, Diah Safitri 2, Dwi Ispriyanti 3 ISSN: 2339-2541 JURNAL GAUSSIAN, Volume 3, Nomor 4, Tahun 2014, Halaman 711-718 Online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/gaussian MULTIVARIATE ADAPTIVE REGRESSION SPLINES (MARS) UNTUK KLASIFIKASI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ada tiga, yaitu association rules, classification dan clustering.

BAB I PENDAHULUAN. ada tiga, yaitu association rules, classification dan clustering. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Data mining adalah serangkaian proses untuk menggali nilai tambah berupa informasi yang selama ini tidak diketahui secara manual dari suatu basis data. Informasi yang

Lebih terperinci

POHON KLASIFIKASI DAN POHON REGRESI KEBERHASILAN MAHASISWA PASCASARJANA PROGRAM STUDI STATISTIKA IPB

POHON KLASIFIKASI DAN POHON REGRESI KEBERHASILAN MAHASISWA PASCASARJANA PROGRAM STUDI STATISTIKA IPB Forum Statistika dan Komputasi, April 2005, p: 15 21 ISSN : 08538115 Vol. 10 No. 1 POHON KLASIFIKASI DAN POHON REGRESI KEBERHASILAN MAHASISWA PASCASARJANA PROGRAM STUDI STATISTIKA IPB Ida Mariati H. 1),

Lebih terperinci

PPDAFTAR GAMBAR Gambar Halaman Yuni Melawati, 2013

PPDAFTAR GAMBAR Gambar Halaman Yuni Melawati, 2013 PPDAFTAR GAMBAR Gambar 2.1 Contoh Pohon Keputusan untuk Mengklasifikasikan Pembelian Komputer... 19 3.1 Diagram CART... 29 3.2 Pohon Keputusan Sementara... 37 3.3 Pohon Keputusan Optimum... 38 3.4 Pohon

Lebih terperinci

APLIKASI ALGORITMA CART UNTUK MENGKLASIFIKASIKAN DATA NASABAH ASURANSI JIWA BERSAMA BUMIPUTERA 1912 SURAKARTA

APLIKASI ALGORITMA CART UNTUK MENGKLASIFIKASIKAN DATA NASABAH ASURANSI JIWA BERSAMA BUMIPUTERA 1912 SURAKARTA APLIKASI ALGORITMA CART UNTUK MENGKLASIFIKASIKAN DATA NASABAH ASURANSI JIWA BERSAMA BUMIPUTERA 1912 SURAKARTA oleh LAILA KURNIA DAMAYANTI M0106014 SKRIPSI ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan

Lebih terperinci

KLASIFIKASI KELOMPOK RUMAH TANGGA DI KABUPATEN BLORA MENGGUNAKAN MULTIVARIATE ADAPTIVE REGRESSION SPLINE (MARS) DAN FUZZY K-NEAREST NEIGHBOR (FK-NN)

KLASIFIKASI KELOMPOK RUMAH TANGGA DI KABUPATEN BLORA MENGGUNAKAN MULTIVARIATE ADAPTIVE REGRESSION SPLINE (MARS) DAN FUZZY K-NEAREST NEIGHBOR (FK-NN) KLASIFIKASI KELOMPOK RUMAH TANGGA DI KABUPATEN BLORA MENGGUNAKAN MULTIVARIATE ADAPTIVE REGRESSION SPLINE (MARS) DAN FUZZY K-NEAREST NEIGHBOR (FK-NN) SKRIPSI Oleh : YANI PUSPITA KRISTIANI 24010211120018

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesejahteraan umum merupakan salah satu tujuan dari pembangunan nasional Negara Indonesia. Hal ini disebutkan dengan jelas pada Pembukaan Undang-Undang dasar 1945 di

Lebih terperinci

PERBANDINGAN ANALISIS KLASIFIKASI NASABAH MENGGUNAKAN REGRESI LOGISTIK BINER DAN (CLASSIFICATION AND REGRESSION TREES)

PERBANDINGAN ANALISIS KLASIFIKASI NASABAH MENGGUNAKAN REGRESI LOGISTIK BINER DAN (CLASSIFICATION AND REGRESSION TREES) PERBANDINGAN ANALISIS KLASIFIKASI NASABAH KREDIT MENGGUNAKAN REGRESI LOGISTIK BINER DAN CART (CLASSIFICATION AND REGRESSION TREES) SKRIPSI Oleh : AGUNG WALUYO 24010210141020 JURUSAN STATISTIKA FAKULTAS

Lebih terperinci

Pemodelan Angka Putus Sekolah Usia SMA di Jawa Timur dengan Pendekatan Regresi Spline Multivariabel

Pemodelan Angka Putus Sekolah Usia SMA di Jawa Timur dengan Pendekatan Regresi Spline Multivariabel Seminar Hasil Tugas Akhir Pemodelan Angka Putus Sekolah Usia SMA di Jawa Timur dengan Pendekatan Regresi Spline Multivariabel Mega Pradipta 1309100038 Pembimbing I : Dra. Madu Ratna, M.Si Pembimbing II

Lebih terperinci

BAB III METODE POHON KLASIFIKASI QUEST

BAB III METODE POHON KLASIFIKASI QUEST BAB III METODE POHON KLASIFIKASI QUEST 3.1 Metode Berstruktur Pohon Istilah pohon dalam matematika dikenal dalam teori graf. Pertama kali konsep pohon digunakan oleh Gustav Kirchhoff (184-1887) dalam bidang

Lebih terperinci

Ir. Sri Pingit Wulandari, M.Si

Ir. Sri Pingit Wulandari, M.Si Pemodelan Angka Kejadian Penyakit Kaki Gajah (Filariasis) di Kabupaten Aceh Timur Menggunakan Multivariate Adaptive Regression Splines (MARS) Oleh: Yustiva Drisma Kurniasari 1307100034 Dosen Pembimbing

Lebih terperinci

KLASIFIKASI ANAK PUTUS SEKOLAH DENGAN MELIBATKAN PEUBAH JARINGAN SOSIAL MENGGUNAKAN CART DI SULAWESI DINA SRIKANDI

KLASIFIKASI ANAK PUTUS SEKOLAH DENGAN MELIBATKAN PEUBAH JARINGAN SOSIAL MENGGUNAKAN CART DI SULAWESI DINA SRIKANDI KLASIFIKASI ANAK PUTUS SEKOLAH DENGAN MELIBATKAN PEUBAH JARINGAN SOSIAL MENGGUNAKAN CART DI SULAWESI DINA SRIKANDI SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2015 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN

Lebih terperinci

MULTIVARIATE ADAPTIVE REGRESSION SPLINES (MARS) UNTUK KLASIFIKASI KEJADIAN KONSTIPASI TERHADAP PEMBERIAN AIR SUSU IBU DAN PEMBERIAN AIR SUSU FORMULA

MULTIVARIATE ADAPTIVE REGRESSION SPLINES (MARS) UNTUK KLASIFIKASI KEJADIAN KONSTIPASI TERHADAP PEMBERIAN AIR SUSU IBU DAN PEMBERIAN AIR SUSU FORMULA MULTIVARIATE ADAPTIVE REGRESSION SPLINES (MARS) UNTUK KLASIFIKASI KEJADIAN KONSTIPASI TERHADAP PEMBERIAN AIR SUSU IBU DAN PEMBERIAN AIR SUSU FORMULA 1 Ria Muslikah, Moh. Yamin Darsyah 1,,3 Program Studi

Lebih terperinci

MODEL REGRESI NONPARAMETRIK DENGAN PENDEKATAN DERET FOURIER PADA KASUS TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA DI JAWA TIMUR

MODEL REGRESI NONPARAMETRIK DENGAN PENDEKATAN DERET FOURIER PADA KASUS TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA DI JAWA TIMUR UNIVERSITAS DIPONEGORO 01 ISBN: -0-1-0-1 MODEL REGRESI NONPARAMETRIK DENGAN PENDEKATAN DERET FOURIER PADA KASUS TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA DI JAWA TIMUR Alan Prahutama Dosen Jurusan Statistika Undip

Lebih terperinci

SKRIPSI. Disusun Oleh : YUSUF ARIFKA RAHMAN

SKRIPSI. Disusun Oleh : YUSUF ARIFKA RAHMAN Ketepatan Klasifikasi Status Pemberian Air Susu Ibu (ASI) Menggunakan Multivariate Adaptive Regression Splines (MARS) dan Algoritma C4.5 di Kabupaten Sragen SKRIPSI Disusun Oleh : YUSUF ARIFKA RAHMAN 24010211120011

Lebih terperinci

PEMODELAN DISPARITAS GENDER DI JAWA TIMUR DENGAN PENDEKATAN MODEL REGRESI PROBIT ORDINAL

PEMODELAN DISPARITAS GENDER DI JAWA TIMUR DENGAN PENDEKATAN MODEL REGRESI PROBIT ORDINAL 1 PEMODELAN DISPARITAS GENDER DI JAWA TIMUR DENGAN PENDEKATAN MODEL REGRESI PROBIT ORDINAL Uaies Qurnie Hafizh, Vita Ratnasari Jurusan Statistika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah Mengingat kondisi perekonomian saat ini sedang tumbuh dan berkembang secara signifikan, di negara khususnya Indonesia, memiliki peningkatan permintaan produk

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Jumlah Persentase (Juta) ,10 15,97 13,60 6,00 102,10 45,20. Jumlah Persentase (Juta)

BAB 1 PENDAHULUAN. Jumlah Persentase (Juta) ,10 15,97 13,60 6,00 102,10 45,20. Jumlah Persentase (Juta) BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Fenomena kemiskinan telah berlangsung sejak lama, walaupun telah dilakukan berbagai upaya dalam menanggulanginya, namun sampai saat ini masih terdapat lebih dari 1,2

Lebih terperinci

SKRIPSI. Disusun Oleh : ZULFA WAHYU MARDIKA NIM. J2E

SKRIPSI. Disusun Oleh : ZULFA WAHYU MARDIKA NIM. J2E PEMBENTUKAN POHON KLASIFIKASI BINER DENGAN ALGORITMA CART (CLASSIFICATION AND REGRESSION TREES) (STUDI KASUS KREDIT MACET DI PD. BPR-BKK PURWOKERTO UTARA) SKRIPSI Disusun Oleh : ZULFA WAHYU MARDIKA NIM.

Lebih terperinci

BAGGING CLASSIFICATION TREES UNTUK PREDIKSI RISIKO PREEKLAMPSIA (Studi Kasus : Ibu Hamil Kategori Penerima Jampersal di RSUD Dr. Moewardi Surakarta)

BAGGING CLASSIFICATION TREES UNTUK PREDIKSI RISIKO PREEKLAMPSIA (Studi Kasus : Ibu Hamil Kategori Penerima Jampersal di RSUD Dr. Moewardi Surakarta) Prediksi Risiko (Moch. Abdul Mukid) BAGGING CLASSIFICATION TREES UNTUK PREDIKSI RISIKO PREEKLAMPSIA (Studi Kasus : Ibu Hamil Kategori Penerima Jampersal di RSUD Dr. Moewardi Surakarta) Moch. Abdul Mukid

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE CHAID DAN REGRESI LOGISTIK DALAM ANALISIS SEGMENTASI PASAR KONSUMEN AQUA DIMAS FAJAR AIRLANGGA

PENERAPAN METODE CHAID DAN REGRESI LOGISTIK DALAM ANALISIS SEGMENTASI PASAR KONSUMEN AQUA DIMAS FAJAR AIRLANGGA PENERAPAN METODE CHAID DAN REGRESI LOGISTIK DALAM ANALISIS SEGMENTASI PASAR KONSUMEN AQUA DIMAS FAJAR AIRLANGGA DEPARTEMEN STATISTIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Lebih terperinci

Kata kunci---beras Keluarga Miskin, regresi logistik biner. I. PENDAHULUAN

Kata kunci---beras Keluarga Miskin, regresi logistik biner. I. PENDAHULUAN 1 Analisis Regresi Logistik Biner Untuk Mengidentifikasi Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Status Penerimaan Beras Keluarga Miskin (Raskin) Di Kecamatan Gunung Anyar Faiz Ramadhani Rahman, Ismaini Zain Jurusan

Lebih terperinci

BINER UNTUK KETEPATAN KLASIFIKASI KESEJAHTERAAN RUMAH TANGGA DI KOTA PATI

BINER UNTUK KETEPATAN KLASIFIKASI KESEJAHTERAAN RUMAH TANGGA DI KOTA PATI METODE BOOTSTRAP AGGREGATING REGRESI LOGISTIK BINER UNTUK KETEPATAN KLASIFIKASI KESEJAHTERAAN RUMAH TANGGA DI KOTA PATI SKRIPSI Disusun oleh: RIDHA RAMANDHANI 24010212140071 DEPARTEMEN STATISTIKA FAKULTAS

Lebih terperinci

Jurnal Informatika Mulawarman Vol. 12, No. 1, Februari ISSN

Jurnal Informatika Mulawarman Vol. 12, No. 1, Februari ISSN Jurnal Informatika Mulawarman Vol. 12, No. 1, Februari 2017 50 APLIKASI KLASIFIKASI ALGORITMA C4.5 (STUDI KASUS MASA STUDI MAHASISWA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS MULAWARMAN

Lebih terperinci

PENDEKATAN REGRESI TOBIT PADA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGELUARAN RUMAH TANGGA UNTUK PENDIDIKAN DI JAWA TIMUR

PENDEKATAN REGRESI TOBIT PADA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGELUARAN RUMAH TANGGA UNTUK PENDIDIKAN DI JAWA TIMUR PENDEKATAN REGRESI TOBIT PADA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGELUARAN RUMAH TANGGA UNTUK PENDIDIKAN DI JAWA TIMUR Neser Ike Cahyaningrum 1307100012 Dosen Pembimbing Dr. Dra. Ismaini Zain, M.Si AGENDA

Lebih terperinci

Pemodelan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Unmet Need KB di Provinsi Jawa Timur dengan Pendekatan Regresi Nonparametrik Spline

Pemodelan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Unmet Need KB di Provinsi Jawa Timur dengan Pendekatan Regresi Nonparametrik Spline JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. No. (06 7-0 (0-98X Print D-6 Pemodelan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Unmet Need KB di Provinsi Jawa Timur dengan Pendekatan Regresi Nonparametrik Spline Anita Trias Anggraeni

Lebih terperinci

Metode Ensemble pada CART untuk Perbaikan Klasifikasi Kemiskinan di Kabupaten Jombang

Metode Ensemble pada CART untuk Perbaikan Klasifikasi Kemiskinan di Kabupaten Jombang 1 Metode Ensemble pada CART untuk Perbaikan Klasifikasi Kean di Kabupaten Jombang Muhammad Jamal Muttaqin, Bambang W. Otok, dan Santi Puteri Rahayu Jurusan Statistika, Fakultas MIPA, Institut Teknologi

Lebih terperinci

Laporan Eksekutif Pendidikan Provinsi Jawa Timur 2013 Berdasarkan Data Susenas 2013 BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI JAWA TIMUR Laporan Eksekutif Pendidikan Provinsi Jawa Timur 2013 Nomor Publikasi : 35522.1402

Lebih terperinci

PEMODELAN HARGA CABAI DI KOTA SEMARANG TERHADAP HARGA INFLASI MENGGUNAKAN REGRESI SEMIPARAMETRIK POLINOMIAL LOKAL

PEMODELAN HARGA CABAI DI KOTA SEMARANG TERHADAP HARGA INFLASI MENGGUNAKAN REGRESI SEMIPARAMETRIK POLINOMIAL LOKAL PEMODELAN HARGA CABAI DI KOTA SEMARANG TERHADAP HARGA INFLASI MENGGUNAKAN REGRESI SEMIPARAMETRIK POLINOMIAL LOKAL Alan Prahutama, Suparti, Departemen Statistika, Fakultas Sains dan Matematika,Universitas

Lebih terperinci

KLASIFIKASI KELOMPOK RUMAH TANGGA DI KABUPATEN BLORA MENGGUNAKAN MULTIVARIATE ADAPTIVE REGRESSION SPLINE (MARS) DAN FUZZY K-NEAREST NEIGHBOR (FK-NN)

KLASIFIKASI KELOMPOK RUMAH TANGGA DI KABUPATEN BLORA MENGGUNAKAN MULTIVARIATE ADAPTIVE REGRESSION SPLINE (MARS) DAN FUZZY K-NEAREST NEIGHBOR (FK-NN) ISSN: 2339-2541 JURNAL GAUSSIAN, Volume 4, Nomor 4, Tahun 2015, Halaman 1077-1085 Online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/gaussian KLASIFIKASI KELOMPOK RUMAH TANGGA DI KABUPATEN BLORA MENGGUNAKAN

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Kesejahteraan adalah hal atau keadaan sejahtera, keamanan, keselamatan, ketentraman. Dalam istilah umum, sejahtera menunjuk ke

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI KARAKTERISTIK ANAK PUTUS SEKOLAH DI JAWA BARAT DENGAN REGRESI LOGISTIK

IDENTIFIKASI KARAKTERISTIK ANAK PUTUS SEKOLAH DI JAWA BARAT DENGAN REGRESI LOGISTIK IDENTIFIKASI KARAKTERISTIK ANAK PUTUS SEKOLAH DI JAWA BARAT DENGAN REGRESI LOGISTIK Tina Aris Perhati 1, Indahwati 2, Budi Susetyo 3 1 Dept. of Statistics, Bogor Agricultural University (IPB), Indonesia,

Lebih terperinci

KLASIFIKASI SIFAT CURAH HUJAN BERDASARKAN INDIKATOR ENSO (EL-NINO SOUTHERN OSCILLATION) DI KABUPATEN NGAWI DENGAN MENGGUNAKAN METODE KLASIFIKASI POHON

KLASIFIKASI SIFAT CURAH HUJAN BERDASARKAN INDIKATOR ENSO (EL-NINO SOUTHERN OSCILLATION) DI KABUPATEN NGAWI DENGAN MENGGUNAKAN METODE KLASIFIKASI POHON KLASIFIKASI SIFAT CURAH HUJAN BERDASARKAN INDIKATOR ENSO (EL-NINO SOUTHERN OSCILLATION) DI KABUPATEN NGAWI DENGAN MENGGUNAKAN METODE KLASIFIKASI POHON Putri Sea Paramita, Sutikno Mahasiswa Jurusan Statistika

Lebih terperinci

Klasifikasi Penderita Diabetes Melitus dengan Metode CHAID (Chi-Squared Automatic Interaction Detection) dan CART (Classification and Regression Tree)

Klasifikasi Penderita Diabetes Melitus dengan Metode CHAID (Chi-Squared Automatic Interaction Detection) dan CART (Classification and Regression Tree) Klasifikasi Penderita Diabetes Melitus dengan Metode CHAID (Chi-Squared Automatic Interaction Detection) dan CART (Classification and Regression Tree) Ria Dhea Layla N.K (1), Brodjol Sutijo Suprih U. (2),

Lebih terperinci

BAGGING MULTIVARIATE ADAPTIVE REGRESSION SPLINES (MARS) UNTUK KLASIFIKASI PASIEN HASIL PAP TEST PENYAKIT KANKER SERVIKS (STUDI KASUS DI RS X SURABAYA)

BAGGING MULTIVARIATE ADAPTIVE REGRESSION SPLINES (MARS) UNTUK KLASIFIKASI PASIEN HASIL PAP TEST PENYAKIT KANKER SERVIKS (STUDI KASUS DI RS X SURABAYA) BAGGING MULTIVARIATE ADAPTIVE REGRESSION SPLINES (MARS) UNTUK KLASIFIKASI PASIEN HASIL PAP TEST PENYAKIT KANKER SERVIKS (STUDI KASUS DI RS X SURABAYA) Hartini Yastuti 1 dan Bambang Widjanarko Otok 2 1

Lebih terperinci

PEMODELAN KASUS KEMISKINAN DI JAWA TENGAH MENGGUNAKAN REGRESI NONPARAMETRIK METODE B-SPLINE ABSTRACT

PEMODELAN KASUS KEMISKINAN DI JAWA TENGAH MENGGUNAKAN REGRESI NONPARAMETRIK METODE B-SPLINE ABSTRACT ISSN: 2339-2541 JURNAL GAUSSIAN, Volume 6, Nomor 1, Tahun 2017, Halaman 11-20 Online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/gaussian PEMODELAN KASUS KEMISKINAN DI JAWA TENGAH MENGGUNAKAN REGRESI

Lebih terperinci

KLASIFIKASI RUMAH TANGGA MISKIN DI KABUPATEN JOMBANG DENGAN PENDEKATAN RANDOM FOREST CART

KLASIFIKASI RUMAH TANGGA MISKIN DI KABUPATEN JOMBANG DENGAN PENDEKATAN RANDOM FOREST CART KLASIFIKASI RUMAH TANGGA MISKIN DI KABUPATEN JOMBANG DENGAN PENDEKATAN RANDOM FOREST CART Dian Seftiana, Oktiva Dhani Arleina, Giriesa Kinanti S., Rizka Amalia Dewi S., Fachrunisah 1Jurusan Statistika,

Lebih terperinci

ANALISIS REGRESI TOBIT PADA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGELUARAN RUMAHTANGGA UNTUK MAKANAN BERPROTEIN TINGGI. Abstrak

ANALISIS REGRESI TOBIT PADA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGELUARAN RUMAHTANGGA UNTUK MAKANAN BERPROTEIN TINGGI. Abstrak Seminar Nasional Statistika IX Institut Teknologi Sepuluh Nopember, 7 November 2009 ANALISIS REGRESI TOBIT PADA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGELUARAN RUMAHTANGGA UNTUK MAKANAN BERPROTEIN TINGGI 1

Lebih terperinci

PEMODELAN TERHADAP KELULUSAN SISWA MASUK KELAS AKSELERASI MENGGUNAKAN ANALISIS REGRESI LOGISTIK DAN MULTIVARIATE ADAPTIVE REGRESSION SPLINE (MARS)

PEMODELAN TERHADAP KELULUSAN SISWA MASUK KELAS AKSELERASI MENGGUNAKAN ANALISIS REGRESI LOGISTIK DAN MULTIVARIATE ADAPTIVE REGRESSION SPLINE (MARS) ARIKA, Vol. 04, No. 2 Agustus 2010 ISSN: 1978-1105 PEMODELAN TERHADAP KELULUSAN SISWA MASUK KELAS AKSELERASI MENGGUNAKAN ANALISIS REGRESI LOGISTIK DAN MULTIVARIATE ADAPTIVE REGRESSION SPLINE (MARS) Fentje

Lebih terperinci

Bootstrap Aggregating Multivariate Adaptive Regression Splines (Bagging MARS) untuk Mengklasifikasikan Rumah Tangga Miskin di Kabupaten Jombang

Bootstrap Aggregating Multivariate Adaptive Regression Splines (Bagging MARS) untuk Mengklasifikasikan Rumah Tangga Miskin di Kabupaten Jombang JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 3, No.2, (2014) 2337-3520 (2301-928X Print) D-91 Bootstrap Aggregating Multivariate Adaptive Regression Splines (Bagging MARS) untuk Mengklasifikasikan Rumah Tangga Miskin

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN 1 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Sumber Data Sumber data yang digunakan adalah data hasil survei demografi dan kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2007. SDKI merupakan survei yang dilaksanakan oleh badan pusat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Ayu Wulandary,2014

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Ayu Wulandary,2014 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Peran teknologi informasi menjadi bagian yang penting dalam dunia perbankan di Indonesia. Perkembangan teknologi menjadi sangat global dengan memperhatikan

Lebih terperinci

PEMODELAN REGRESI SPLINE UNTUK RATA- RATA BANYAK ANAK YANG DILAHIRKAN HIDUP DI KOTA SURABAYA, KABUPATEN SITUBONDO DAN KABUPATEN BANGKALAN

PEMODELAN REGRESI SPLINE UNTUK RATA- RATA BANYAK ANAK YANG DILAHIRKAN HIDUP DI KOTA SURABAYA, KABUPATEN SITUBONDO DAN KABUPATEN BANGKALAN SIDANG LAPORAN TUGAS AKHIR PEMODELAN REGRESI SPLINE UNTUK RATA- RATA BANYAK ANAK YANG DILAHIRKAN HIDUP DI KOTA SURABAYA, KABUPATEN SITUBONDO DAN KABUPATEN BANGKALAN Oleh : Servianie Purnamasari (1310 030

Lebih terperinci

METODE KLASIFIKASI BERSTRUKTUR POHON BINER (STUDI KASUS PADA PRAKIRAAN SIFAT HUJAN BULANAN DI BOGOR) 1) T

METODE KLASIFIKASI BERSTRUKTUR POHON BINER (STUDI KASUS PADA PRAKIRAAN SIFAT HUJAN BULANAN DI BOGOR) 1) T METODE KLASIFIKASI BERSTRUKTUR POHON BINER (STUDI KASUS PADA PRAKIRAAN SIFAT HUJAN BULANAN DI BOGOR) 1) T Aan Kardiana 2), Aunuddin 3), Aji Hamim Wigena 3), Hari Wijayanto 3) 2) Jurusan Teknik Informatika,

Lebih terperinci

STATISTIK PEMUDA BLORA TAHUN 2015

STATISTIK PEMUDA BLORA TAHUN 2015 No. 16/07/33/16/Th.I, 16 Juli 2017 STATISTIK PEMUDA BLORA TAHUN 2015 Pemuda adalah bagian dari penduduk usia produktif yaitu berumur 16-30 tahun. Jumlah pemuda di Kabupaten Blora adalah 167.881 jiwa atau

Lebih terperinci

Analisis Pengelompokkan Berdasarkan Indikator Partisipasi Perempuan di Propinsi Jawa Timur

Analisis Pengelompokkan Berdasarkan Indikator Partisipasi Perempuan di Propinsi Jawa Timur Nama : Analisis Pengelompokkan Berdasarkan Indikator Partisipasi Perempuan di Propinsi Jawa Timur Dimas Okky S. (1307030006) Dosen Pembimbing : Dr.Dra.Ismaini Zain, MSi PENDAHULUAN LATAR BELAKANG Partisipasi

Lebih terperinci

PEMODELAN KASUS KEMISKINAN DI JAWA TENGAH MENGGUNAKAN REGRESI NONPARAMETRIK METODE B-SPLINE

PEMODELAN KASUS KEMISKINAN DI JAWA TENGAH MENGGUNAKAN REGRESI NONPARAMETRIK METODE B-SPLINE PEMODELAN KASUS KEMISKINAN DI JAWA TENGAH MENGGUNAKAN REGRESI NONPARAMETRIK METODE B-SPLINE SKRIPSI Disusun Oleh : ANISA SEPTI RAHMAWATI 24010212140046 DEPARTEMEN STATISTIKA FAKULTAS SAINS DAN MATEMATIKA

Lebih terperinci

JURUSAN STATISTIKA - FMIPA INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER. Ayunanda Melliana Dosen Pembimbing : Dr. Dra. Ismaini Zain, M.

JURUSAN STATISTIKA - FMIPA INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER. Ayunanda Melliana Dosen Pembimbing : Dr. Dra. Ismaini Zain, M. JURUSAN STATISTIKA - FMIPA INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER Seminar hasil TUGAS AKHIR Ayunanda Melliana 1309100104 Dosen Pembimbing : Dr. Dra. Ismaini Zain, M.Si PENDAHULUAN Latar Belakang Rumusan Masalah

Lebih terperinci

Kata Kunci kematian maternal, regresi, spline, nonparametrik, GCV

Kata Kunci kematian maternal, regresi, spline, nonparametrik, GCV JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 3, No.1, (2014) 2337-3520 (2301-928X Print) D-13 Pendekatan Spline untuk Estimasi Kurva Regresi Nonparametrik (Studi Kasus pada Data Angka Kematian Maternal di Jawa Timur)

Lebih terperinci

PEMODELAN DAN PENGKLASIFIKASIAN KABUPATEN TERTINGGAL DI INDONESIA DENGAN PENDEKATAN MULTIVARIATE ADAPTIVE REGRESSION SPLINES (MARS) Abstrak

PEMODELAN DAN PENGKLASIFIKASIAN KABUPATEN TERTINGGAL DI INDONESIA DENGAN PENDEKATAN MULTIVARIATE ADAPTIVE REGRESSION SPLINES (MARS) Abstrak PEMODELAN DAN PENGKLASIFIKASIAN KABUPATEN TERTINGGAL DI INDONESIA DENGAN PENDEKATAN MULTIVARIATE ADAPTIVE REGRESSION SPLINES (MARS) Siskarossa Ika Oktora, Prof. DR. Sutawanir Darwis, Drs. Gatot Riwi Setyanto,

Lebih terperinci

ANALISIS HASIL PENELITIAN

ANALISIS HASIL PENELITIAN 69 VI. ANALISIS HASIL PENELITIAN Bab ini membahas hubungan antara realisasi target pertumbuhan ekonomi dan pengeluaran pemerintah terhadap ketimpangan gender di pasar tenaga kerja Indonesia. Pertama, dilakukan

Lebih terperinci

ISSN: JURNAL GAUSSIAN, Volume 5, Nomor 3, Tahun 2016, Halaman Online di:

ISSN: JURNAL GAUSSIAN, Volume 5, Nomor 3, Tahun 2016, Halaman Online di: ISSN: 2339-2541 JURNAL GAUSSIAN, Volume 5, Nomor 3, Tahun 2016, Halaman 583-592 Online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/gaussian PEMBENTUKAN POHON KLASIFIKASI BINER DENGAN ALGORITMA CART (CLASSIFICATION

Lebih terperinci

ANALISIS PENDUDUK BEKERJA BERDASARKAN SEKTOR PEKERJAAN DAN JAM KERJA MENGGUNAKAN REGRESI PROBIT BIVARIAT DI PROVINSI ACEH

ANALISIS PENDUDUK BEKERJA BERDASARKAN SEKTOR PEKERJAAN DAN JAM KERJA MENGGUNAKAN REGRESI PROBIT BIVARIAT DI PROVINSI ACEH ANALISIS PENDUDUK BEKERJA BERDASARKAN SEKTOR PEKERJAAN DAN JAM KERJA MENGGUNAKAN REGRESI PROBIT BIVARIAT DI PROVINSI ACEH Rizal Rahmad 1, Toni Toharudin 2, Anna Chadijah 3 Prodi Master Statistika Terapan,

Lebih terperinci

Aplikasi Spline Kuadrat Terkecil dalam Pemodelan Pertumbuhan Anak Berdasarkan Indeks Antropometri

Aplikasi Spline Kuadrat Terkecil dalam Pemodelan Pertumbuhan Anak Berdasarkan Indeks Antropometri Vol. 6, No.1, 0-8, Juli 009 Aplikasi Spline Kuadrat Terkecil dalam Pemodelan Pertumbuhan Anak Berdasarkan Indeks Antropometri Wahidah Sanusi Abstrak Penelitian ini dilakukan untuk mengestimasi model pertumbuhan

Lebih terperinci