Klasifikasi Hasil Pap Smear Test Kanker Serviks Berdasarkan Faktor Resiko (Studi Kasus Di Rumah Sakit Swasta Surabaya

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Klasifikasi Hasil Pap Smear Test Kanker Serviks Berdasarkan Faktor Resiko (Studi Kasus Di Rumah Sakit Swasta Surabaya"

Transkripsi

1 1 Klasifikasi Hasil Pap Smear Test Kanker Serviks Berdasarkan Faktor Resiko (Studi Kasus Di Rumah Sakit Swasta Surabaya Yuristian Ramdani dan Santi Wulan Purnami Jurusan Statistika, Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya Abstrak Kanker serviks adalah tidak terkontrolnya pertumbuhan siklus sel yang ada pada leher rahim (abnormal). Kanker serviks disebut juga kanker leher rahim atau kanker mulut rahim letaknya pada lapisan serviks. Menurut data Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO) per tahun, ada sekitar kasus kanker serviks ditemukan di Indonesia. Penyebab terjadinya kanker serviks yang paling utama adalah infeksi HPV (Human Papilloma Virus). Kanker serviks dapat di deteksi melalui Pap Smear Test. Dengan metode Classification and Regression Trees (CART) akan dihasilkan beberapa kelompok hasil pemeriksaan pasien kanker serviks yang relative lebih rinci. Berdasarkan hasil penelitian statistik deskriptif menunjukan bahwa pasien yang terdeteksi abnormal lebih banyak daripada pasien yang normal dengan menggunakan hasil Pap Smear Test, dengan perbandingan 70% (2452 pasien) abnormal dan 30% (1053 pasien) normal. Hasil klasifikasi dengan pendekatan CART memberikan informasi bahwa variabel yang paling berpengaruh terhadap hasil Pap Smear Test yaitu Usia Pasien, Riwayat Keguguran, Pemakaian Alat Kontrasepsi, Usia Menstruasi (Siklus Menstruasi dan Usia Melahirkan Pertama Kali), dan Frekuensi Melahirkan. Dan metode klasifikasi pohon menghasilkan pohon optimal dengan ketepatan klasifikasi data learning dan testing yaitu sebesar 58,3% dan 60,4% untuk kombinasi 80% data learning dan 20% data testing. Kata Kunci Pap Smear Test, Kanker Serviks, CART, Ketepatan Klasifikasi. I. PENDAHULUAN ANKER (Cancer) adalah salah satu penyebab utama Kkematian di negara-negara khususnya negara berkembang. Kanker merupakan penyakit yang ditandai dengan kelainan siklus sel, yang menimbulkan pertumbuhan sel tidak terkendali (pembelahan sel melebihi batas normal/abnormal) yang dapat menyerang jaringan biologis disekitarnya dan dapat pula bermigrasi ke jaringan tubuh yang lain melalui sirkulasi darah. Umumnya, kanker serviks ini terjadi pada wanita yang telah berumur (menopause) tetapi bukti statistik menunjukan bahwa kanker leher rahim dapat juga menyerang wanita pada umur sekitar tahun [1]. Menurut data Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO) per tahun, ada sekitar kasus kanker serviks ditemukan di Indonesia. Saat ini, Indonesia menjadi negara dengan jumlah kasus kanker serviks tertinggi di dunia. Di Indonesia, setiap 1 jam wanita meninggal karena kanker serviks. Sedangkan di dunia, satu wanita meninggal karena kanker leher rahim tiap 2 menit [2]. Penelitian terkait metode CART dilakukan oleh Pertiwi [3] dengan judul Klasifikasi Diagnosa Kanker Payudara (Patologi Anatomi) Pasien Kanker Payudara di Rumah Sakit X Surabaya dengan Pendekatan Classification and Regression Trees (CART). Selain itu pada penelitian Sevita [4] dengan judul Klasifikasi Pasien Hasil Pap Smear Test sebagai Pendeteksi Awal Upaya Penanganan Dini pada Penyakit Kanker Serviks di RS X Surabaya dengan Metode Bagging Logistic Regression. Perbedaan dengan Tugas Akhir ini adalah metode yang digunakan dan jumlah data yang berbeda. Perbedaan Metode Bagging Logistic Regression dan CART (Classification And Regression Trees) adalah jika metode pertama dilihat variabel mana yang signifikan tapi jika metode CART adalah metode ini menggunakan pendekatan nonparametrik yang tidak membutuhkan asumsi distribusi, algoritma CART akan mengidentifikasi variabel secara otomotis variabel yang berpengaruh dan mereduksi kompleksitas data, mudah dalam mengatasi data outlier, dan mudah dalam interpretasi. Untuk itu diterapkan metode CART dengan tujuan mampu menghasilkan klasifikasi berdasarkan informasi data yang ada. II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kanker Serviks Kanker serviks adalah tidak terkontrolnya pertumbuhan siklus sel yang ada pada leher rahim (abnormal). Kanker serviks disebut juga kanker leher rahim atau kanker mulut rahim mulai tumbuh pada lapisan serviks. Kanker serviks terbentuk sangat perlahan dan sangat sulit terdeteksi di awal kecuali terjadi infeksi pada fisik. Pertama, tumbuhnya siklus sel kanker yang ada dalam tubuh berubah dari keadaan normal menjadi sekumpulan sel-sel pra-kanker

2 2 yang kemudian berkembang menjadi sel kanker. Keadaan perubahan sel kanker ini terjadi secara kontinu, bertahap, dan memerlukan waktu yang bertahun-tahun, atau bahkan tidak jarang pertumbuhan siklus sel kanker ini berlangsung dalam kurun waktu yang relatif cepat. Hal ini disebabkan karena sistem kerja imunitas (daya tahan tubuh) setiap orang berubahubah. Perubahan ini sering disebut displasia. Mereka dapat ditemukan dengan tes Pap Smear dan dapat diobati untuk mencegah terjadinya kanker. B. Faktor Resiko Kanker Serviks Faktor resiko kanker serviks merupakan suatu faktor yang berguna untuk mengetahui faktor-faktor terjadinya kanker serviks (infeksi virus HPV) dan faktor lainnya atau meningkatkan resiko penderita kanker serviks. Faktor resiko kanker serviks dintaranya sebagai berikut : 1. Usia Faktor-faktor yang secara alami terjadi pada seseorang dan memang kita tidak berdaya untuk mencegahnya. Yang termasuk dalam faktor alamiah adalah usia diatas 40 tahun. Semakin tua seorang wanita maka semakin tinggi resikonya untuk terkena kanker serviks [5]. 2. Pemakaian Alat Kontrasepsi Menggunakan pil KB untuk waktu yang lama (5 tahun atau lebih) sedikit meningkatkan resiko kanker leher rahim atau serviks pada wanita dengan infeksi HPV. Namun, risiko menurun dengan cepat ketika wanita berhenti menggunakan pil KB [6]. 3. Frekuensi Melahirkan Penelitian menunjukkan bahwa melahirkan banyak anak (5 atau lebih) sedikit meningkatkan resiko kanker serviks atau leher rahim pada wanita dengan infeksi HPV [6]. 4. Siklus Menstruasi Siklus menstruasi yang tidak teratur bisa menjadi indikasi adanya gejala kanker rahim. Namun Anda tetap harus memeriksakan diri jika hal tersebut terjadi kepada Anda. Kanker rahim yang paling umum adalah endometrium, jenis kanker yang menyerang sekitar uterus [7]. 5. Usia menstruasi pertama kali Usia yang ideal untuk anak pertama kali menstruasi kurang lebih tahun, disaat anak tersebut masuk sekolah menengah pertama atau ketika sudah bertambahnya ukuran buah dada. Jika anak tersebut pertama kali mengalami menstruasi di usia kurang dari 12 tahun, ataupun melebihi usia ideal maka anak tersebut memiliki kelainan hormon menstruasi [8]. 6. Usia melahirkan pertama kali Wanita yang melahirkan anak terakhir saat berusia 40 tahun atau lebih, mengalami penurunan risiko mengidap kanker rahim ketimbang perempuan yang melahirkan pada usia 25 tahun [9]. 7. Riwayat Keguguran Tidak pernah melahirkan dan juga pernah mengalami keguguran dapat menyebabkan kanker serviks [10]. C. Statistika Deskriptif Statistik deskriptif merupakan metode statistik yang meringkas, menyajikan, dan mendeskripsikan data dalam bentuk yang mudah dibaca sehingga memberikan kemudahan dalam memberikan informasi [11]. Analisis Deskriptif merupakan salah satu metode statistik yang yang mempelajari cara pengumpulan data dan penyajian data sehingga mudah dipahami. Fungsi statistika deskriptif adalah mengetahui dan menjelaskan tentang karakteristik data. Statistik deskriptif menyajikan data dalam tabel, grafik, ukuran pemusatan data, dan penyebaran data[12]. D. Klasifikasi Pohon Classification and Regression Trees (CART) merupakan metodologi statistik nonparametrik yang dikembangkan untuk topik analisis klasifikasi, baik untuk variabel respon kategorik maupun kontinu. CART menghasilkan suatu pohon klasifikasi jika variabel responnya kategorik, dan menghasilkan pohon regresi jika variabel responnya kontinu. Dengan tujuan untuk mendapatkan suatu kelompok data yang akurat sebagai penciri dari suatu pengklasifikasian. Kelebihan dari metode Classification and Regression Trees (CART) [13]. 1. Metode CART bersifat nonparametrik sehingga tidak memerlukan asumsi-asumsi yang mengikat seperti asumsi distribusi normal untuk variabel prediktor. 2. Struktur data dapat dilihat secara visual sehingga memudahkan eksplorasi dan pengambilan keputusan berdasarkan model yang diperoleh. 3. Tidak hanya memberikan klasifikasi, namun juga estimasi probabilitas kesalahan pengklasifikasian. 4. Mampu mengidentifikasi interaksi antar variabel prediktor yang berpengaruh secara lokal akibat diterapkannya pengambilan keputusan secara bertahap dalam himpunan bagian data pengukuran yang kompleks. 5. Hasil klasifikasi akhir berbentuk sederhana dan mengklarifikasikan data baru secara efisien. 6. Kemudahan dalam menginterpretasikan hasil. Pembentukan pohon klasifikasi terdiri atas 3 tahap yang memerlukan learning sample L. Tahap pertama adalah pemilihan pemilah. Setiap hanya bergantung pada nilai yang berasal dari satu variabel independen. Untuk variabel independen kontinu X j dengan ruang sampel berukuran n dan terdapat n nilai amatan sampel yang berbeda, maka akan terdapat n 1 yang berbeda [13]. Sedangkan untuk X j adalah variabel kategori nominal bertaraf L, maka akan diperoleh sebanyak 2 L-1-1. Tetapi jika variabel X j adalah kategori ordinal maka akan diperoleh L 1 yang mungkin. Metode yang sering digunakan adalah indeks Gini dengan fungsi sebagai berikut ii(tt) = ii jj pp(ii tt)pp(jj tt) (1) dengan ii(tt) adalah fungsi keheterogenan indeks gini, p(i t) adalah proporsi kelas i pada simpul t, dan p(j t) adalah proporsi kelas j pada simpul t. Goodness of split merupakan suatu evaluasi oleh pemilah s pada simpul t. Goodness of split φ ( s, t) didefinisikan sebagai penurunan keheterogenan. (ss, tt) = ii(ss, tt) = ii(tt) PP LL ii(tt LL ) PP RR ii(tt RR ) (2) Pengembangan pohon dilakukan dengan mencari semua kemungkinan pemilah pada simpul tt 1 sehingga ditemukan pemilah s* yang memberikan nilai penurunan keheterogenan tertinggi yaitu, ii(ss, tt 1 ) = max ss SS ii(ss, tt 1 ) (3)

3 3 dengan (ss, tt) adalah kriteria goodness of split, PP LL ii(tt LL ) adalah proporsi pengamatan dari simpul t menuju simpul kiri, dan PP RR ii(tt RR ) adalah proporsi pengamatan dari simpul t menuju simpul kanan. Tahap kedua adalah penentuan simpul terminal. Simpul t dapat dijadikan simpul terminal jika tidak terdapat penurunan keheterogenan yang berarti pada, hanya terdapat satu pengamatan (n=1) pada tiap simpul anak atau adanya batasan minimum n serta adanya batasan jumlah level atau tingkat kedalaman pohon maksimal. Tahap ketiga adalah penandaan label tiap simpul terminal berdasar aturan jumlah anggota kelas terbanyak, yaitu: NN pp(jj 0 tt) jj (tt) = max jj pp(jj tt) = max jj (4) NN(tt) dengan pp(jj tt) adalah proporsi kelas j pada simpul t, NN jj (tt) adalah jumlah pengamatan kelas j pada simpul t, dan NN(tt) adalah jumlah pengamatan pada simpul t. Label kelas simpul terminal t adalah j yang memberi nilai dugaan kesalahan 0 pengklasifikasian simpul t terbesar. Lewis [14] menyatakan proses pembentukan pohon klasifikasi berhenti saat terdapat hanya satu pengamatan dalam tiap simpul anak atau adanya batasan minimum n, semua pengamatan dalam tiap simpul anak identik, dan adanya batasan jumlah level/kedalaman pohon maksimal. Setelah terbentuk pohon maksimal tahap selanjutnya adalah pemangkasan pohon untuk mencegah terbentuknya pohon klasifikasi yang berukuran sangat besar dan kompleks, sehingga diperoleh ukuran pohon yang layak berdasarkan cost complexity prunning, maka besarnya resubtitution estimate pohon T pada parameter kompleksitas α yaitu : RR αα (TT) = RR(TT) + αα TT (5) dengan RR αα (TT) adalah resubtitution suatu pohon T pada kompleksitas α, RR(TT) adalah resubstitution estimate, α adalah parameter cost-complexity bagi penambahan satu simpul akhir pada pohon T, dan TT adalah banyaknya simpul terminal pohon T. Cost complexity prunning menentukan pohon bagian TT(αα ) yang meminimumkan RR αα (TT)pada seluruh pohon bagian untuk setiap nilai αα. Nilai parameter kompleksitas αα akan secara perlahan meningkat selama proses pemangkasan. Selanjutnya pencarian pohon bagian TT(αα) < TT mmmmmm yang dapat meminimumkan RR αα (TT) yaitu : RR αα TT(αα) = min TT<TTmmmmmm RR αα (TT) (6) Setelah dilakukan pemangkasan diperoleh pohon klasifikasi optimal yang berukuran sederhana namun memberikan nilai pengganti yang cukup kecil. Penduga pengganti yang sering digunakan adalah penduga sampel uji (test sample estimate) dan validasi silang lipat V (Cross Validation V-Fold Estimate). III. METODOLOGI PENELITIAN A. Sumber Data Data yang digunakan dalam Tugas Akhir berasal dari hasil sitologi Pap Smear Test di Rumah Sakit Swasta Surabaya tahun 2010 yang merupakan jenis data sekunder. Data ini mengenai hasil Pap Smear Test pasien dan faktorfaktor yang diduga mempengaruhi penyakit kanker serviks. pasien yang melakukan tes Pap Smear di Rumah Sakit Swasta Surabaya pada tahun 2010 sebesar data. Namun, dalam penelitian hanya digunakan sebanyak data, karena ada beberapa data pada variabel respon atau prediktor yang tidak terisi. B. Variabel Penelitian Variabel penelitian yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari satu variabel respon (Y) dengan tujuh variabel yang diduga mempengaruhinya seperti yang terlampir pada Tabel 1. Tabel 1. Variabel Penelitian Variabel Respon Hasil Pap Smear Test (Y) Variabel Prediktor Usia Pasien (X1) Usia Melahirkan Pertam Kali (X2) Usia Menstruasi Pertama Kali (X3) Siklus Mesntruasi (X4) Frekuensi Melahirkan (X5) Riwayat Keguguran (X6) Pemakaian Alat Kontrasepsi (X7) 1 = Normal 2 = Abnormal Keterangan 1 = Usia 40 tahun 2 = Usia > 40 tahun 1 = Usia 25 tahun 2 = Usia > 25 tahun 1 = Usia 12 tahun 2 = Usia > 12 tahun 1 = Pernah mengalami menstruasi tidak teratur 2 = mengalami menstruasi teratur 1 = Melahirkan 2 anak 2 = Melahirkan > 2 anak 1 = Tidak pernah keguguran 2 = Pernah keguguran 1 = Tidak Pernah Memakai Alat Kontrasepsi 2 = Pernah Memakai Alat Kontrasepsi Skala Pengukuran C. Langkah Penelitian Langkah-langkah analisis yang akan dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Membuat Pengkodingan data yaitu melakukan pengkodingan, dikatakan termasuk dalam penggolongan yang abnormal jika seseorang teridentifikasi salah satu dari tingkat keganasan kanker serviks (ASC-US, LSIL, HSIL, HSIL-AGC, atau AIS), selain itu dikatakan normal. 2. Untuk mencapai tujuan yang pertama yaitu melakukan analisis statistika deskriptif. 3. Untuk mencapai tujuan yang terakhir atau yang kedua yaitu melakukan analisis CART. Analisis CART (Classification And Regression Trees). Langkah-langkah analisis yang digunakan adalah sebagai berikut. a. Pembagian data menjadi dua yaitu data learning dan data testing. b. Pembentukan (growing) pohon klasifikasi maksimal, meliputi pemilah (splitter) terbaik dan penentuan simpul terminal (terminal node). c. Pemangkasan pohon klasifikasi dimulai dengan memangkas pohon klasifikasi maksimal sampai diperoleh ukuran pohon klasifikasi yang paling kecil dengan kriteria kompleksitas kesalahan (cost complexity) yang minimum. d. Memilih pohon terbaik dengan melakukan validasi model dengan memasukkan data testing pada pohon klasifikasi optimal.

4 4 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Karakteristik Pasien Pap Smear Test (Patologi Anatomi) di Rumah Sakit Swasta Surabaya Gambar. 1. Hasil Karakteristik Pasien Pap Smear Test Kanker Serviks Hasil Karakteristik Pasien Pap Smear Test Kanker Serviks bahwa 70% hasil Pap Smear Test yang memeriksakan diri ke Rumah Sakit Swasta Surabaya adalah teridentifikasi abnormal, sedangkan 30% teridentifikasi normal. Tabel. 2. Hasil Karakteristik Pasien Hasil Pap Smear Test Berdasarkan Faktor Usia Variabel Usia Pasien 1: Usia 40 tahun 2: Usia > 40 tahun Usia Menstruasi Pertama Kali 1: Usia 12 tahun 2: Usia > 12 tahun Usia Melahirkan Pertama Kali 1: Usia 25 tahun 2: Usia > 25 tahun Normal 70% Persentase 49 % 51 % 47 % 53 % 46 % 54 % Abnormal 30% Ratarata Minimum Maksimum 42, , , Tabel diatas menjelaskan bahwa karakteristik pasien hasil Pap Smear Test berdasarkan faktor usia yang memeriksakan diri ke Rumah Sakit Swasta Surabaya menunjukan mayoritas usia pasien > 40 tahun, usia menstruasi pertama kali pada usia > 12 tahun sedangkan untuk usia melahirkan pertama kali usia > 25 tahun. Tabel. 3.. Hasil Karakteristik Pasien Hasil Pap Smear Test Berdasarkan Faktor Riwayat Variabel Jumlah Persentase Siklus Menstruasi 1 : Pernah mengalami mentruasi tidak teratur 2: Mengalami menstruasi teratur % 84 % Frekuensi Melahirkan 1: Melahirkan 2 anak 2: Melahirkan > 2 anak % 45 % Riwayat Keguguran 1: Tidak Pernah Keguguran 2: Pernah Keguguran % 29 % Pemakaian Alat Kontrasepsi 1: Tidak pernah memakai alat kontrasepsi 2: Pernah memakai alat kontrasepsi % 48 % Tabel diatas menjelaskan bahwa karakteristik pasien hasil Pap Smear Test berdasarkan faktor usia yang memeriksakan diri ke Rumah Sakit Swasta Surabaya menunjukan mayoritas pasien yang mengalami menstruasi teratur, melahirkan 2 anak, tidak pernah keguguran, dan tidak pernah memakai alat kontrasepsi karena mempunyai jumlah serta persentase tertinggi. B. Analisis Klasifikasi Pasien Pap Smear Test dengan Metode Classification and Regression Trees (CART) Pembagian proporsi data tersebut tidak memiliki ketentuan khusus antara kedua jenis data hanya saja pada data learning lebih banyak dibandingkan data testing, maka akan dicoba dengan melihat proporsi pembagian data. Proporsi yang akan dicoba untuk pembagian proporsi data learning dan testing adalah 95%:5%, 90%:10%, 85%:15%, 80%:20%, 75%:25%, 70%:30%, 65%:35% dan 60%:40%. Maka selanjutnya dari beberapa pembagian proporsi antara data learning dan testing akan dilihat dari nilai ketepatan klasifikasi dipilih salah satu yang mempunyai hasil ketepatan klasifikasi data terbaik. Tabel. 4. Perhitungan Kemungkinan Pemilah Pada Variabel Prediktor Variabel Skala Kategori Jumlah Kategori X 1= Usia Pasien 2 X 2= Pemakaian Alat Kotrasepsi 2 X 3= Frekuensi Melahirkan 2 X 4= Siklus Menstruasi 2 X 5= Riwayat Keguguran 2 X 6= Usia Melahirkan Pertama Kali 2 Kemungkinan Pemilah 2 X 7= Usia Menstruasi Pertama Kali = 1 Tahap pertama pembentukan pohon klasifikasi maksimal adalah pemilihan pemilah. Tabel 4 menjelaskan bahwa seluruh variabel prediktor berskala nominal dengan kemungkinan adalah sebesar 2. Tabel. 5. Nilai Kriteria Pemilahan Goodness of Split No Variabel Pemilah Nilai Improvement Reduction No 1 Usia Pasien 0, Usia Melahirkan Pertama Kali Frekuensi Melahirkan 0, ,001 6 Variabel Pemilah Pemakaian Alat Kontrasepsi Usia Menstruasi Pertama Kalai Siklus Menstruasi Nilai Improvement Reduction E E E-04 Pemilah terbaik pada simpul 1 (pemilah utama) pada penelitian kali ini adalah variabel usia pasien (X 1 ). Variabel usia pasien terpilih sebagai pemilah utama karena menghasilkan nilai penurunan keheterogenan tertinggi sebesar 0,006 pada simpul 1. Tahap kedua yaitu penentuan simpul terminal. Pada pohon klasifikasi maksimal penelitian ini terdiri dari 71 simpul dalam, 70 simpul terminal dengan 8 kedalaman. Tahap ketiga adalah penandaan label kelas. Pemberian label kelas untuk setiap simpul terminal berdasarkan rumus pada persamaan (4). Perbedaan warna pada tiap simpul terminal menunjukkan adanya perbedaan label kelas. Tabel. 6. Ketepatan Klasifikasi Data Learning Pada Pohon Maksimal Sensitivity Specificity 68,2 51,8 56, Tabel 4 menjelaskan ketepatan hasil klasifikasi pada pohon maksimal pada data learning terdapat 829 pasien dengan label kelas normal (1) yang terdiri dari 565 pasien yang benar prediksinya sedangkan 264 pasien yang salah prediksinya. Sedangkan untuk label kelas abnormal (2) sebesar pasien terdiri dari 941 pasien yang salah prediksinya sedangkan ada sebesar pasien yang benar prediksinya sehingga diperoleh total akurasi dari data learning yaitu 56,7%.

5 5 Tabel. 7. Ketepatan Klasifikasi Data Testing Pada Pohon Maksimal Sensitivity Specificity ,4 51,9 54,2 Tabel 7 menjelaskan ketepatan hasil klasifikasi pada pohon maksimal pada data testing terdapat 224 pasien dengan label kelas normal (1) yang terdiri dari 133 pasien yang benar prediksinya sedangkan 91 pasien yang salah prediksinya. Sedangkan untuk label kelas abnormal (2) sebesar 501 pasien terdiri dari 241 pasien yang salah prediksinya sedangkan ada sebesar 260 pasien yang benar prediksinya sehingga diperoleh total akurasi dari data testing yaitu 54,2%. Selanjutnya dilakukan pemangkasan dengan cara memangkas bagian pohon yang kurang penting sehingga didapatkan pohon optimal. Untuk mendapatkan ukuran pohon yang layak dilakukan pemangkasan dengan ukuran cost complexity minimum dan penggunaan penduga sampel uji (test sample estimate). Nantinya akan menghasilkan pohon yang mempunyai relative cost minimum Number of Nodes Relative Cost Gambar. 2. Plot Relative Cost Gambar 2 memberikan informasi bahwa nilai relative cost yang dimiliki oleh pohon maksimal sebesar 0,887 sedangkan untuk relative cost pada pohon optimal sebesar 0,830, jadi nilai relative cost maksimal lebih besar daripada pohon optimal. Sedangkan untuk nilai test set relative cost dan parameter complexity masing-masing sebesar 0,830 ± 0,040 dan 0,002. Pemilahan pohon klasifikasi optimal menjelaskan bahwa simpul 1 dipilah menjadi dua simpul anak berdasarkan variabel usia pasien (X 1 ) yang merupakan simpul utama. Dengan penjelasannya adalah dari pasien pada simpul 1 dipilah menjadi dua simpul yaitu simpul kiri adalah simpul 2 dan simpul kanan adalah simpul terminal 8. Pada simpul 2 yaitu usia pasien 40 tahun sebanyak pasien yang dipilah ke simpul kiri (simpul 2). Dengan proporsi terdapat pasien yang normal sebesar 467 (34,3%) dan pasien abnormal sebesar 893 (65,7%). Sedangkan untuk simpul terminal 8 yang terdiri dari pasien dengan usia pasien > 40 tahun dipilah ke simpul kanan (simpul terminal 8). Dengan proporsi terdapat pasien yang normal sebesar 362 (25,5%) dan pasien abnormal sebesar (74,5%) simpul terminal ini menjelaskan bahwa simpul tidak dapat dipilah lagi karena telah homogen dan diberi label kelas 2 atau akan diprediksi masuk ke dalam kategori pasien yang abnormal (2) atau beresiko kanker serviks. Pada simpul 2 dan selanjutnya intepretasinya sama seperti simpul 1 diatas. Dari 8 simpul terminal yang dihasilkan klasifikasi pohon optimal, ada 4 simpul (simpul terminal 1, 2, 3, dan 5) yang di prediksi termasuk sebagai kategori pasien yang normal atau tidak beresiko kanker serviks sedangkan kategori pasien beresiko kanker serviks atau abnormal sebesar 4 simpul (simpul terminal 4, 6, 7, dan 8). a. Simpul terminal 1 : Pada simpul terminal ini terdapat 322 pengamatan atau pasien yang tidak beresiko kanker serviks (normal) dengan karakteristik pasien pernah mengalami keguguran dan usia pasien 40 tahun. b. Simpul terminal 2 : Pada simpul terminal ini terdapat 482 pengamatan atau pasien yang tidak beresiko kanker serviks dengan karakteristik atau faktor-faktor yang diduga tidak mempengaruhi penyakit kanker serviks adalah pasien pernah memakai alat kontrasepsi, pasien tidak pernah mengalami keguguran, dan usia pasien 40 tahun. Simpul terminal selanjutnya Intepretasinya sama seperti simpul terminal diatas. Tabel. 8. Ketepatan Klasifikasi Data Learning Pada Pohon Optimal Sensitivity Specificity 51,7 61,1 58, Tabel 8 menjelaskan ketepatan hasil klasifikasi pada pohon optimal pada data learning terdapat 829 pasien dengan label kelas normal (1) yang terdiri dari 429 pasien yang benar prediksinya sedangkan 400 pasien yang salah prediksinya. Sedangkan untuk label kelas abnormal (2) sebesar pasien terdiri dari 759 pasien yang salah prediksinya sedangkan ada sebesar pasien yang benar prediksinya sehingga diperoleh total akurasi dari data learning yaitu 58,3%. Tabel. 9. Ketepatan Klasifikasi Data Testing Pada Pohon Optimal Sensitivity Specificity 53,6 63,5 60, Tabel 9 menjelaskan ketepatan hasil klasifikasi pada pohon maksimal pada data testing terdapat 224 pasien dengan label kelas normal (1) yang terdiri dari 120 pasien yang benar prediksinya sedangkan 104 pasien yang salah prediksinya. Sedangkan untuk label kelas abnormal (2) sebesar 501 pasien terdiri dari 183 pasien yang salah prediksinya sedangkan ada sebesar 318 pasien yang benar prediksinya sehingga diperoleh total akurasi dari data testing yaitu 60,4%. Sehingga model klasifikasi optimal yang terbentuk masih kurang cukup baik untuk menggambarkan model klasifikasi optimal. Dari Tabel 10 diambil kesimpulan bahwa tingkat akurasi pohon klasifikasi optimal sebesar 58,3% data learning dandata testing 60,4% untuk kombinasi data 80%:20%. Sehingga untuk analisis selanjutnya akan digunakan data pada pembagian ketepatan klasifikasi tertinggi yaitu data learning sebesar 80% dan data testing sebesar 20%.

6 6 Tabel. 10. Perbandingan Nilai Ketepatan Klasifikasi Data Learning dan Testing No Ketepatan Jumlah Kombinasi Data Klasifikasi Node Terminal Learning Testing Learning Testing ,5 51, ,1 52, ,4 52,5 23 4* ,3 60, ,7 57, ,9 56, ,9 56, ,1 56, Keterangan : * : kombinasi data yang digunakan analisis selanjutnya V. KESIMPULAN DAN SARAN Hasil statistik deskriptif menunjukkan bahwa pasien kanker serviks yang memeriksakan diri ke Rumah Sakit Swasta Surabaya adalah teridentifikasi abnormal sebesar 70%, sedangkan sebesar 30% teridentifikasi normal. Untuk karakteristik faktor resiko kanker serviks berdasarkan pasien yang memeriksakan diri ke Rumah Sakit Swasta Surabaya mayoritas usia pasien > 40 tahun, usia menstruasi pertama kali pada usia > 12, usia melahirkan pertama kali usia > 25 tahun, pasien yang mengalami menstruasi teratur, melahirkan 2 anak, tidak pernah keguguran, dan tidak pernah memakai alat kontrasepsi. Pada model CART (Classification and Regression Trees) pohon optimal dapat diambil kesimpulan bahwa Pada model ini menggunakan proporsi data learning 80% dan data testing 20% sebagai kombinasi data terbaik. Sedangkan untuk kontribusi tertinggi dari hasil Pap Smear Test berturut-turut yaitu Usia Pasien, Riwayat Keguguran, Pemakaian Alat Kontrasepsi, Usia Menstruasi (Siklus Menstruasi dan Usia Melahirkan Pertama Kali), dan Frekuensi Melahirkan. Dengan ketepatan klasifikasi sebesar 58,3% data learning dan data testing 60,4% untuk kombinasi 80%:20%. Berdasarkan analisis dan pembahasan, saran yang didapatkan bahwa model klasifikasi hasil Pap Smear Test kanker serviks berdasarkan faktor resiko (Studi Kasus di Rumah Sakit Swasta Surabaya) dengan pendekatan CART (Classification And Regression Trees) tahun 2010 lebih banyak dipengaruhi oleh adalah usia pasien. Sehingga pihak rumah sakit dapat memberikan informasi yang lebih pasien pada usia > 40 tahun yang beresiko kanker serviks. (CART). Tugas Akhir, Jurusan Statistika Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya. [4] Sevita, I, IA. (2012), Klasifikasi Pasien Hasil Pap Smear Test sebagai Pendeteksi Awal Upaya Penanganan Dini pada Penyakit Kanker Serviks di RS. Swasta Surabaya dengan Metode Bagging Logistic Regression. Tugas Akhir, Jurusan Statistika Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya. [5] Suratmika, Nyoman. (2013). Berangus Kanker Serviks. (Diakses April 2013). [6] Lay, A. (2011). Penyebab dan Faktor-faktor Risiko Kanker Serviks. (Diaskes tanggal 16 Oktober 2012). [7] Andrijono Wanita Terancam Penyakit Kanker Serviks. (Diakses tanggal 5 Mei 2013). [8] Baziad, Ali Terlambat Menopause, Normalkah?. (Diakses 6 Juli 2013). [9] Tempo. Co, (2012). Wanita Tua Melahirkan Terlindung dari Kanker Rahim. (Diaskes tanggal 16 Oktober 2012). [10]WomenHealth,(2012).KankerRahim. r-rahim/. (Diaskes tanggal 16 Oktober 2012). [11] Walpole, Ronald, E Pengantar Statistika. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. [12] Astuti, S, dan Iriawan, N Mengolah Data Statistik dengan Mudah Menggunakan Minitab 14. Yogyakarta : Penerbit Andi Offset. [13] Breiman L., Friedman J.H, Olshen R.A & Stone C.J Classification And Regression Tree. New York, NY: Chapman And Hall. [14] Lewis, R J An Introduction to Classification and Regression Tree (CART) Analysis. Department of Emergency Medicine Harbor-UCLA Medical Center, Torrance, California. UCAPAN TERIMA KASIH Yuristian Ramdani mengucapkan terima kasih kepada pihak Rumah Sakit Swasta Surabaya yang sudah mengizinkan untuk memberi data untuk Tugas Akhir ini dan orang tua yang selalu memberikan dukungan materil serta doa yang tiada hentinya serta teman-teman yang selalu memberikan semangat. DAFTAR PUSTAKA [1] Yohannes, R., Hoddinot, J (1999), Classification and regression trees: An Introduction. International Food Policy Research Institute, Washington, D.C, USA. [2] Nuranna, Laila. (2013). Ngeri...Seks Respon Di Usia Muda RawanKankerServiks. Diakses tanggal 20 Maret 2013). [3] Pertiwi. Yuniati. D, (2012), Klasifikasi Diagnosa Kanker Payudara (Patologi Anatomi) Pasien Kanker Payudara di Rumah Sakit Swasta Surabaya dengan Pendekatan Classification and Regression Trees

Seminar Hasil Tugas Akhir

Seminar Hasil Tugas Akhir Seminar Hasil Tugas Akhir Pendekatan Metode Classification and Regression Tree untuk Diagnosis Tingkat Keganasan Kanker pada pasien Kanker Tiroid Sri Hartati Selviani Handayani 1311106007 Pembimbing :

Lebih terperinci

Klasifikasi Kegiatan Partisipasi Ekonomi Perempuan Di Jawa Timur Dengan Pendekatan CART (Classification And Regression Trees)

Klasifikasi Kegiatan Partisipasi Ekonomi Perempuan Di Jawa Timur Dengan Pendekatan CART (Classification And Regression Trees) 1 Klasifikasi Kegiatan Partisipasi Ekonomi Perempuan Di Jawa Timur Dengan Pendekatan CART (Classification And Regression Trees) Sharfina Widyandini dan Vita Ratnasari Jurusan Statistika, Fakultas MIPA,

Lebih terperinci

Analisis CART (Classification And Regression Trees) pada Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kepala Rumah Tangga di Jawa Timur Melakukan Urbanisasi

Analisis CART (Classification And Regression Trees) pada Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kepala Rumah Tangga di Jawa Timur Melakukan Urbanisasi JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 1, No. 1, (Sept. 2012) ISSN: 2301-928X D-100 Analisis CART (Classification And Regression Trees) pada Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kepala Rumah Tangga di Jawa Timur Melakukan

Lebih terperinci

Pendekatan Metode Classification and Regression Tree untuk Diagnosis Tingkat Keganasan Kanker pada Pasien Kanker Tiroid

Pendekatan Metode Classification and Regression Tree untuk Diagnosis Tingkat Keganasan Kanker pada Pasien Kanker Tiroid Pendekatan Metode Classification and Regression Tree untuk Diagnosis Tingkat Keganasan Kanker pada Pasien Kanker Tiroid Sri Hartati Selviani Handayani dan Santi Wulan Purnami Jurusan Statistika, Fakultas

Lebih terperinci

JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 3, No.1, (2014) ( X Print) D-54

JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 3, No.1, (2014) ( X Print) D-54 JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 3, No.1, (2014) 2337-3520 (2301-928X Print) D-54 Klasifikasi Pengangguran Terbuka Menggunakan CART (Classification and Regression Tree) di Provinsi Sulawesi Utara Febti

Lebih terperinci

Pendekatan Metode Classification and Regression Tree untuk Diagnosis Tingkat Keganasan Kanker pada Pasien Kanker Tiroid

Pendekatan Metode Classification and Regression Tree untuk Diagnosis Tingkat Keganasan Kanker pada Pasien Kanker Tiroid JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 3, No.1, (2014) 2337-3520 (2301-928X Print) D-24 Pendekatan Metode Classification and Regression Tree untuk Diagnosis Tingkat Keganasan Kanker pada Pasien Kanker Tiroid

Lebih terperinci

Seminar Tugas Akhir. Analisis Klasifikasi Kesejahteraan Rumah Tangga di Propinsi Jawa Timur dengan Pendekatan CART ARCING. Surabaya, Juli 2011

Seminar Tugas Akhir. Analisis Klasifikasi Kesejahteraan Rumah Tangga di Propinsi Jawa Timur dengan Pendekatan CART ARCING. Surabaya, Juli 2011 Surabaya, Juli 2011 Seminar Tugas Akhir Analisis Klasifikasi Kesejahteraan Rumah Tangga di Propinsi Jawa Timur dengan Pendekatan CART ARCING Ibrahim Widyandono 1307 100 001 Pembimbing : Dr. Bambang Widjanarko

Lebih terperinci

PENENTUAN KONDISI OPTIMUM PADA PEMBENTUKAN POHON TERBAIK DENGAN METODE POHON KLASIFIKASI (CLASSIFICATION TREE)

PENENTUAN KONDISI OPTIMUM PADA PEMBENTUKAN POHON TERBAIK DENGAN METODE POHON KLASIFIKASI (CLASSIFICATION TREE) Natural Vol. 11, No. 2, Mei 2007, hal. 112-118. PENENTUAN KONDISI OPTIMUM PADA PEMBENTUKAN POHON TERBAIK DENGAN METODE POHON KLASIFIKASI (CLASSIFICATION TREE) A. Efendi dan H. Kusdarwati Program Studi

Lebih terperinci

Model Machine Learning CART Diabetes Melitus

Model Machine Learning CART Diabetes Melitus Prosiding SI MaNIs (Seminar Nasional Integrasi Matematika dan Nilai Islami) Vol.1, No.1, Juli 2017, Hal. 485-491 p-issn: 2580-4596; e-issn: 2580-460X Halaman 485 Ria Dhea Layla Nur Karisma 1, Bambang Widjanarko

Lebih terperinci

PENDEKATAN CART UNTUK MENDAPATKAN FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJANGKITNYA PENYAKIT DEMAM TIFOID DI ACEH UTARA

PENDEKATAN CART UNTUK MENDAPATKAN FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJANGKITNYA PENYAKIT DEMAM TIFOID DI ACEH UTARA PENDEKATAN CART UNTUK MENDAPATKAN FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJANGKITNYA PENYAKIT DEMAM TIFOID DI ACEH UTARA Dina Yuanita Mahasiswa Jurusan Statistika FMIPA-ITS (1306 100 056) M. Syahid Akbar, S.Si, M.Si

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE CART

PENERAPAN METODE CART E-ISSN 2527-9378 Jurnal Statistika Industri dan Komputasi Volume 2, No. 2, Juli 2017, pp. 78-83 PENERAPAN METODE CART (CLASSIFICATION AND REGRESSION TREES) UNTUK MENENTUKAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

Lebih terperinci

BAB III REGRESI LOGISTIK BINER DAN CLASSIFICATION AND REGRESSION TREES (CART) Odds Ratio

BAB III REGRESI LOGISTIK BINER DAN CLASSIFICATION AND REGRESSION TREES (CART) Odds Ratio 21 BAB III REGRESI LOGISTIK BINER DAN CLASSIFICATION AND REGRESSION TREES (CART) 3.1 Regresi Logistik Biner Regresi logistik berguna untuk meramalkan ada atau tidaknya karakteristik berdasarkan prediksi

Lebih terperinci

PEMBENTUKAN POHON KLASIFIKASI BINER DENGAN ALGORITMA CART ( CLASSIFICATION AND REGRESSION TREES ) ( STUDI KASUS PENYAKIT DIABETES SUKU PIMA INDIAN )

PEMBENTUKAN POHON KLASIFIKASI BINER DENGAN ALGORITMA CART ( CLASSIFICATION AND REGRESSION TREES ) ( STUDI KASUS PENYAKIT DIABETES SUKU PIMA INDIAN ) PEMBENTUKAN POHON KLASIFIKASI BINER DENGAN ALGORITMA CART ( CLASSIFICATION AND REGRESSION TREES ) ( STUDI KASUS PENYAKIT DIABETES SUKU PIMA INDIAN ) PT Jasa Marga ro) C abang Semarang SKRIPSI Disusun Oleh

Lebih terperinci

KLASIFIKASI PENYAKIT DIABETES MELITUS DENGAN METODE CHAID (CHI SQUARE AUTOMATIC INTERACTION DETECTION) DAN CART (CLASSIFICATION AND REGRESSION TREE)

KLASIFIKASI PENYAKIT DIABETES MELITUS DENGAN METODE CHAID (CHI SQUARE AUTOMATIC INTERACTION DETECTION) DAN CART (CLASSIFICATION AND REGRESSION TREE) Surabaya, 3 Juli 2013 Seminar Hasil Tugas Akhir KLASIFIKASI PENYAKIT DIABETES MELITUS DENGAN METODE (CHI SQUARE AUTOMATIC INTERACTION DETECTION) DAN (CLASSIFICATION AND REGRESSION TREE) Dosen Pembimbing

Lebih terperinci

Klasifikasi Nilai Peminat SBMPTN (Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri) ITS dengan Pendekatan Classification and Regression Trees (CART)

Klasifikasi Nilai Peminat SBMPTN (Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri) ITS dengan Pendekatan Classification and Regression Trees (CART) D193 Klasifikasi Nilai Peminat SBMPTN (Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri) ITS dengan Pendekatan Classification and Regression Trees (CART) Lely Dwi Bhekti Pratiwi, Wahyu Wibowo, dan Ismaini

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE REGRESI BERSTRUKTUR POHON PADA PENDUGAAN LAMA PENYUSUNAN SKRIPSI MAHASISWA ARTIKEL ILMIAH

PENERAPAN METODE REGRESI BERSTRUKTUR POHON PADA PENDUGAAN LAMA PENYUSUNAN SKRIPSI MAHASISWA ARTIKEL ILMIAH PENERAPAN METODE REGRESI BERSTRUKTUR POHON PADA PENDUGAAN LAMA PENYUSUNAN SKRIPSI MAHASISWA ARTIKEL ILMIAH Artikel Ilmiah Ini Diambil Dari Sebagian Skripsi Untuk Memenuhi Persyaratan Penyelesaian Program

Lebih terperinci

BAGGING MULTIVARIATE ADAPTIVE REGRESSION SPLINES (MARS) UNTUK KLASIFIKASI PASIEN HASIL PAP TEST PENYAKIT KANKER SERVIKS (STUDI KASUS DI RS X SURABAYA)

BAGGING MULTIVARIATE ADAPTIVE REGRESSION SPLINES (MARS) UNTUK KLASIFIKASI PASIEN HASIL PAP TEST PENYAKIT KANKER SERVIKS (STUDI KASUS DI RS X SURABAYA) BAGGING MULTIVARIATE ADAPTIVE REGRESSION SPLINES (MARS) UNTUK KLASIFIKASI PASIEN HASIL PAP TEST PENYAKIT KANKER SERVIKS (STUDI KASUS DI RS X SURABAYA) Hartini Yastuti 1 dan Bambang Widjanarko Otok 2 1

Lebih terperinci

PENDEKATAN CART UNTUK MENDAPATKAN FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJANGKITNYA PENYAKIT DEMAM TIFOID DI ACEH UTARA

PENDEKATAN CART UNTUK MENDAPATKAN FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJANGKITNYA PENYAKIT DEMAM TIFOID DI ACEH UTARA PENDEKATAN CART UNTUK MENDAPATKAN FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJANGKITNYA PENYAKIT DEMAM TIFOID DI ACEH UTARA Muhammad Sjahid Akbar 1, Dina Yuanita, dan Sri Harini 3 1, Jurusan Statistika ITS 3 Jurusan

Lebih terperinci

ANALISIS KETEPATAN WAKTU LULUS BERDASARKAN KARAKTERISTIK MAHASISWA FEM DAN FAPERTA MENGGUNAKAN METODE CHART

ANALISIS KETEPATAN WAKTU LULUS BERDASARKAN KARAKTERISTIK MAHASISWA FEM DAN FAPERTA MENGGUNAKAN METODE CHART Xplore, 2013, Vol. 2(1):e3(1-8) c 2013 Departemen Statistika FMIPA IPB ANALISIS KETEPATAN WAKTU LULUS BERDASARKAN KARAKTERISTIK MAHASISWA FEM DAN FAPERTA MENGGUNAKAN METODE CHART Fira Nurahmah Al Amin,Indahwati,Yenni

Lebih terperinci

PENENTUAN FAKTOR-FAKTOR MEMILIH MEREK DENGAN METODE CART DAMAS ESMU HAJI

PENENTUAN FAKTOR-FAKTOR MEMILIH MEREK DENGAN METODE CART DAMAS ESMU HAJI PENENTUAN FAKTOR-FAKTOR MEMILIH MEREK DENGAN METODE CART DAMAS ESMU HAJI DEPARTEMEN STATISTIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2012 ABSTRAK DAMAS ESMU HAJI.

Lebih terperinci

PREFERENSI KARAKTERISTIK KOPI 3 IN 1 MENGGUNAKAN METODE POHON REGRESI DAN KLASIFIKASI FITRIYANTO

PREFERENSI KARAKTERISTIK KOPI 3 IN 1 MENGGUNAKAN METODE POHON REGRESI DAN KLASIFIKASI FITRIYANTO PREFERENSI KARAKTERISTIK KOPI 3 IN 1 MENGGUNAKAN METODE POHON REGRESI DAN KLASIFIKASI FITRIYANTO DEPARTEMEN STATISTIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2010

Lebih terperinci

POHON KLASIFIKASI DAN POHON REGRESI KEBERHASILAN MAHASISWA PASCASARJANA PROGRAM STUDI STATISTIKA IPB

POHON KLASIFIKASI DAN POHON REGRESI KEBERHASILAN MAHASISWA PASCASARJANA PROGRAM STUDI STATISTIKA IPB Forum Statistika dan Komputasi, April 2005, p: 15 21 ISSN : 08538115 Vol. 10 No. 1 POHON KLASIFIKASI DAN POHON REGRESI KEBERHASILAN MAHASISWA PASCASARJANA PROGRAM STUDI STATISTIKA IPB Ida Mariati H. 1),

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Di negara-negara berkembang termasuk di Indonesia terdapat banyak kasus yang berkaitan dengan kesehatan, salah satunya adalah munculnya penyakit, baik menular

Lebih terperinci

Hary Mega Gancar Prakosa Dosen Pembimbing Dr. Suhartono, S.Si, M.Sc Co Pembimbing Dr. Bambang Wijanarko Otok, S.Si, M.

Hary Mega Gancar Prakosa Dosen Pembimbing Dr. Suhartono, S.Si, M.Sc Co Pembimbing Dr. Bambang Wijanarko Otok, S.Si, M. KLASIFIKASI KESEJAHTERAAN RUMAH TANGGA DI PROVINSI JAWA TIMUR DENGAN PENDEKATAN BOOTSTRAP AGGREGATTING CLASSIFICATION AND REGRESSION TREES Hary Mega Gancar Prakosa 1307 100 077 Dosen Pembimbing Dr. Suhartono,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di seluruh dunia kanker serviks atau kanker leher rahim menempati urutan ketujuh dari seluruh kejadian keganasan pada manusia (Cancer Research United Kingdom, 2010).

Lebih terperinci

PERBANDINGAN KLASIFIKASI NASABAH KREDIT MENGGUNAKAN REGRESI LOGISTIK BINER DAN CART (CLASSIFICATION AND REGRESSION TREES) Abstract

PERBANDINGAN KLASIFIKASI NASABAH KREDIT MENGGUNAKAN REGRESI LOGISTIK BINER DAN CART (CLASSIFICATION AND REGRESSION TREES) Abstract Perbandingan Klasifikasi (Agung Waluyo) PERBANDINGAN KLASIFIKASI NASABAH KREDIT MENGGUNAKAN REGRESI LOGISTIK BINER DAN CART (CLASSIFICATION AND REGRESSION TREES) Agung Waluyo 1, Moch. Abdul Mukid 2, Triastuti

Lebih terperinci

ANALISIS KLASIFIKASI NASABAH KREDIT MENGGUNAKAN BOOTSTRAP AGGREGATING CLASSIFICATION AND REGRESSION TREES (BAGGING CART)

ANALISIS KLASIFIKASI NASABAH KREDIT MENGGUNAKAN BOOTSTRAP AGGREGATING CLASSIFICATION AND REGRESSION TREES (BAGGING CART) ISSN: 2339-2541 JURNAL GAUSSIAN, Volume 5, Nomor 1, Tahun 2016, Halaman 81-90 Online di: http://eournal-s1.undip.ac.id/index.php/gaussian ANALISIS KLASIFIKASI NASABAH KREDIT MENGGUNAKAN BOOTSTRAP AGGREGATING

Lebih terperinci

Klasifikasi Risiko Infeksi pada Bayi Baru Lahir di Rumah Sakit Umum Daerah Sidoarjo Menggunakan Metode Classification Trees

Klasifikasi Risiko Infeksi pada Bayi Baru Lahir di Rumah Sakit Umum Daerah Sidoarjo Menggunakan Metode Classification Trees JURAL SAIS DA SEI ITS Vol. 5, o.1, (2016) 2337-3520 (2301-928X Prin D-26 Klasifikasi Risiko Infeksi pada Bayi Baru Lahir di Rumah Sakit Umum Daerah Sidoarjo Menggunakan Metode Classification Trees Aulia

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kanker yang paling tinggi di kalangan perempuan adalah kanker serviks. yang paling beresiko menyebabkan kematian.

BAB 1 PENDAHULUAN. kanker yang paling tinggi di kalangan perempuan adalah kanker serviks. yang paling beresiko menyebabkan kematian. BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar belakang Kanker merupakan salah satu jenis penyakit yang sudah tak asing lagi ditelinga. Berbagai jenis kasus baru ditemukan, namun jenis kasus kanker yang paling tinggi di kalangan

Lebih terperinci

PENGARUH PERAN DOSEN PEMBIMBING TERHADAP KUALITAS TUGAS AKHIR (Studi Kasus : Mahasiswa Fmipa Unsyiah)

PENGARUH PERAN DOSEN PEMBIMBING TERHADAP KUALITAS TUGAS AKHIR (Studi Kasus : Mahasiswa Fmipa Unsyiah) BIAStatistics (2016) Vol. 10, No. 1, hal. 8-16 PENGARUH PERAN DOSEN PEMBIMBING TERHADAP KUALITAS TUGAS AKHIR (Studi Kasus : Mahasiswa Fmipa Unsyiah) Nany Salwa 1, Fitriana A.R. 2, and Junita Aiza 3 1,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menurut data dari Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization

BAB I PENDAHULUAN. Menurut data dari Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut data dari Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization atau WHO), kanker serviks merupakan penyebab kematian nomor dua di dunia pada kaum hawa dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kanker leher rahim adalah tumor ganas pada daerah servik (leher rahim)

BAB I PENDAHULUAN. Kanker leher rahim adalah tumor ganas pada daerah servik (leher rahim) 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kanker leher rahim adalah tumor ganas pada daerah servik (leher rahim) sebagai akibat adanya pertumbuhan jaringan yang tidak terkontrol dan merusak jaringan normal

Lebih terperinci

METODE POHON GABUNGAN PADA CART UNTUK ANALISA KESEJAHTERAAN RUMAH TANGGA DI BANJARMASIN

METODE POHON GABUNGAN PADA CART UNTUK ANALISA KESEJAHTERAAN RUMAH TANGGA DI BANJARMASIN Technologia Vol 7, No.1, Januari Maret 2016 15 METODE POHON GABUNGAN PADA CART UNTUK ANALISA KESEJAHTERAAN RUMAH TANGGA DI BANJARMASIN Galih Mahalisa, S.Kom, M.Kom (galih.mahalisa@gmail.com) ABSTRAK Kemiskinan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ada tiga, yaitu association rules, classification dan clustering.

BAB I PENDAHULUAN. ada tiga, yaitu association rules, classification dan clustering. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Data mining adalah serangkaian proses untuk menggali nilai tambah berupa informasi yang selama ini tidak diketahui secara manual dari suatu basis data. Informasi yang

Lebih terperinci

KLASIFIKASI PASIEN HASIL PAP SMEAR TEST

KLASIFIKASI PASIEN HASIL PAP SMEAR TEST KLASIFIKASI PASIEN HASIL PAP SMEAR TEST SEBAGAI PENDETEKSI AWAL UPAYA PENANGANAN DINI PADA PENYAKIT KANKER SERVIKS DI RS. X SURABAYA DENGAN METODE BAGGING LOGISTIC REGRESSION Oleh : Ida Ayu Sevita Intansari

Lebih terperinci

PERBANDINGAN ANALISIS KLASIFIKASI NASABAH KREDIT MENGGUNAKAN REGRESI LOGISTIK BINER DAN CART (CLASSIFICATION AND REGRESSION TREES)

PERBANDINGAN ANALISIS KLASIFIKASI NASABAH KREDIT MENGGUNAKAN REGRESI LOGISTIK BINER DAN CART (CLASSIFICATION AND REGRESSION TREES) ISSN: 2339-2541 JURNAL GAUSSIAN, Volume 4, Nomor 2, Tahun 2015, Halaman 215-225 Online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/gaussian PERBANDINGAN ANALISIS KLASIFIKASI NASABAH KREDIT MENGGUNAKAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kanker serviks (leher rahim) adalah salah satu kanker ganas yang

BAB I PENDAHULUAN. Kanker serviks (leher rahim) adalah salah satu kanker ganas yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kanker serviks (leher rahim) adalah salah satu kanker ganas yang menyerang wanita. Kanker ini adalah kanker ketiga yang umum diderita oleh wanita secara global

Lebih terperinci

Klasifikasi Penderita Diabetes Melitus dengan Metode CHAID (Chi-Squared Automatic Interaction Detection) dan CART (Classification and Regression Tree)

Klasifikasi Penderita Diabetes Melitus dengan Metode CHAID (Chi-Squared Automatic Interaction Detection) dan CART (Classification and Regression Tree) Klasifikasi Penderita Diabetes Melitus dengan Metode CHAID (Chi-Squared Automatic Interaction Detection) dan CART (Classification and Regression Tree) Ria Dhea Layla N.K (1), Brodjol Sutijo Suprih U. (2),

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN menyepakati perubahan paradigma dalam pengelolaan masalah

BAB I PENDAHULUAN menyepakati perubahan paradigma dalam pengelolaan masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Konferensi International tentang Kependudukan dan Pembangunan/ICPD (International Confererence on Population and Development) di Kairo tahun 1994 menyepakati perubahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kanker adalah pertumbuhan sel yang tidak normal atau terus menerus dan tak terkendali, dapat merusak jaringan sekitarnya serta dapat menjalar ke tempat yang jauh dari

Lebih terperinci

METODE ENSEMBLE PADA CART UNTUK PERBAIKAN KLASIFIKASI KEMISKINAN DI KABUPATEN JOMBANG

METODE ENSEMBLE PADA CART UNTUK PERBAIKAN KLASIFIKASI KEMISKINAN DI KABUPATEN JOMBANG METODE ENSEMBLE PADA CART UNTUK PERBAIKAN KLASIFIKASI KEMISKINAN DI KABUPATEN JOMBANG MUHAMMAD JAMAL MUTTAQIN 1311 201 205 PEMBIMBING DR. BAMBANG WIDJANARKO OTOK, M.SI. SANTI PUTERI RAHAYU, M.SI., PH.D.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Kanker leher rahim menduduki urutan pertama kejadian kanker ginekologis pada wanita secara keseluruhan di dunia. Di seluruh dunia kanker leher rahim menempati urutan

Lebih terperinci

KLASIFIKASI STATUS KERJA PADA ANGKATAN KERJA KOTA SEMARANG TAHUN 2014 MENGGUNAKAN METODE CHAID DAN CART

KLASIFIKASI STATUS KERJA PADA ANGKATAN KERJA KOTA SEMARANG TAHUN 2014 MENGGUNAKAN METODE CHAID DAN CART ISSN: 2339-2541 JURNAL GAUSSIAN, Volume 5, Nomor 1, Tahun 2016, Halaman 183-192 Online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/gaussian KLASIFIKASI STATUS KERJA PADA ANGKATAN KERJA KOTA SEMARANG TAHUN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. rahim yaitu adanya displasia/neoplasia intraepitel serviks (NIS). Penyakit kanker

BAB I PENDAHULUAN. rahim yaitu adanya displasia/neoplasia intraepitel serviks (NIS). Penyakit kanker BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kanker leher rahim merupakan penyakit keganasan yang terjadi pada leher rahim. Perjalanan penyakit ini didahului dengan kondisi lesi pra-kanker leher rahim yaitu adanya

Lebih terperinci

No. Responden: B. Data Khusus Responden

No. Responden: B. Data Khusus Responden KUESIONER PENELITIAN HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN SIKAP DETEKSI DINI KANKER LEHER RAHIM DENGAN TEST IVA PADA WANITA USIA SUBUR (WUS) DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS HELVETIA KOTA MEDAN TAHUN 2016 A.

Lebih terperinci

HUBUNGAN KONTRASEPSI ORAL DAN KANKER PAYUDARA : STUDI KASUS KONTROL DI RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA

HUBUNGAN KONTRASEPSI ORAL DAN KANKER PAYUDARA : STUDI KASUS KONTROL DI RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA HUBUNGAN KONTRASEPSI ORAL DAN KANKER PAYUDARA : STUDI KASUS KONTROL DI RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA Skripsi ini Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah S1 Kesehatan Masyarakat Disusun

Lebih terperinci

APLIKASI ALGORITMA CART UNTUK MENGKLASIFIKASIKAN DATA NASABAH ASURANSI JIWA BERSAMA BUMIPUTERA 1912 SURAKARTA

APLIKASI ALGORITMA CART UNTUK MENGKLASIFIKASIKAN DATA NASABAH ASURANSI JIWA BERSAMA BUMIPUTERA 1912 SURAKARTA APLIKASI ALGORITMA CART UNTUK MENGKLASIFIKASIKAN DATA NASABAH ASURANSI JIWA BERSAMA BUMIPUTERA 1912 SURAKARTA oleh LAILA KURNIA DAMAYANTI M0106014 SKRIPSI ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kanker leher rahim (kanker serviks) masih menjadi masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kanker leher rahim (kanker serviks) masih menjadi masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker leher rahim (kanker serviks) masih menjadi masalah kesehatan bagi wanita, sebab penyakit akibat human papilloma virus (HPV) tersebut menjadi salah satu penyebab

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULAN. kanker serviks (Cervical cancer) atau kanker leher rahim sudah tidak asing lagi

BAB 1 PENDAHULAN. kanker serviks (Cervical cancer) atau kanker leher rahim sudah tidak asing lagi BAB 1 PENDAHULAN 1.1 Latar Belakang Masalah yang terdapat dalam kesehatan reproduksi salah satunya terjadi pada sistem organ reproduksi.kanker reproduksi meliputi kanker alat kelamin perempuan, kanker

Lebih terperinci

Kanker Servix. Tentu anda sudah tak asing lagi dengan istilah kanker servik (Cervical Cancer), atau kanker pada leher rahim.

Kanker Servix. Tentu anda sudah tak asing lagi dengan istilah kanker servik (Cervical Cancer), atau kanker pada leher rahim. Kanker Servix Tentu anda sudah tak asing lagi dengan istilah kanker servik (Cervical Cancer), atau kanker pada leher rahim. Benar, sesuai dengan namanya, kanker leher rahim adalah kanker yang terjadi pada

Lebih terperinci

1 Universitas Kristen Maranatha

1 Universitas Kristen Maranatha BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Serviks merupakan suatu area pada alat reproduksi wanita yang selnya mudah mengalami perubahan ke arah abnormal. Bahkan pada beberapa wanita dapat berkembang ke arah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. payudara, dan kanker ovarium (Maysaroh, 2013). Salah satu kanker yang

BAB I PENDAHULUAN. payudara, dan kanker ovarium (Maysaroh, 2013). Salah satu kanker yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker merupakan salah satu penyakit yang menjadi ancaman bagi setiap orang. Di antara berbagai jenis kanker, ada beberapa yang khas menyerang pada kaum wanita diantaranya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. serviks uteri. Kanker ini menempati urutan keempat dari seluruh keganasan pada

BAB 1 PENDAHULUAN. serviks uteri. Kanker ini menempati urutan keempat dari seluruh keganasan pada BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Kanker serviks merupakan suatu penyakit keganasan pada leher rahim atau serviks uteri. Kanker ini menempati urutan keempat dari seluruh keganasan pada wanita di dunia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit Kanker merupakan suatu peyakit yang paling ditakuti oleh masyakat karena proses penyembuhannya yang sulit, efek yang ditimbulkan dan memerlukan biaya yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker merupakan penyakit tidak menular. Penyakit ini timbul akibat kondisi fisik yang tidak normal dan pola hidup yang tidak sehat. Kanker dapat menyerang berbagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang disebut sebagai masa pubertas. Pubertas berasal dari kata pubercere yang

BAB I PENDAHULUAN. yang disebut sebagai masa pubertas. Pubertas berasal dari kata pubercere yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Masa remaja merupakan masa yang begitu penting dalam hidup manusia, karena pada masa tersebut terjadi proses awal kematangan organ reproduksi manusia yang disebut sebagai

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. penyakit kanker dengan 70% kematian terjadi di negara miskin dan berkembang. Salah satu

BAB 1 : PENDAHULUAN. penyakit kanker dengan 70% kematian terjadi di negara miskin dan berkembang. Salah satu 1 BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit kanker merupakan penyebab kematian nomor dua di dunia sebesar 13% setelah penyakit kardiovaskular. Diperkirakan 7,5 juta orang di dunia meninggal akibat

Lebih terperinci

KLASIFIKASI STATUS KERJA PADA ANGKATAN KERJA KOTA SEMARANG TAHUN 2014 MENGGUNAKAN METODE CHAID DAN CART

KLASIFIKASI STATUS KERJA PADA ANGKATAN KERJA KOTA SEMARANG TAHUN 2014 MENGGUNAKAN METODE CHAID DAN CART KLASIFIKASI STATUS KERJA PADA ANGKATAN KERJA KOTA SEMARANG TAHUN 2014 MENGGUNAKAN METODE CHAID DAN CART SKRIPSI Disusun Oleh : NOVIE ERISKA ARITONANG 24010211140081 JURUSAN STATISTIKA FAKULTAS SAINS DAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pap Smear adalah metode pemeriksaan pada sel-sel di serviks yang kemudian akan dilihat di bawah mikroskop. Ditemukan oleh seorang dokter ahli anatomi bernama George

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Pada BAB II ini akan disampaikan materi-materi yang berkaitan dengan konsep data mining, yang merupakan landasan bagi pembahasan klasifikasi untuk evaluasi kinerja pegawai. 2. 1 Tinjauan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Deteksi Penyakit Kanker Serviks Menggunakan Metode Adaptive Thresholding Berbasis Pengolahan Citra

BAB I PENDAHULUAN. Deteksi Penyakit Kanker Serviks Menggunakan Metode Adaptive Thresholding Berbasis Pengolahan Citra BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Wanita adalah kata yang umum digunakan untuk menggambarkan seorang perempuan dewasa. Dalam tubuh seorang wanita terdapat organ reproduksi, salah satunya adalah rahim.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. awal (Nadia, 2009). Keterlambatan diagnosa ini akan memperburuk status

BAB I PENDAHULUAN. awal (Nadia, 2009). Keterlambatan diagnosa ini akan memperburuk status BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker merupakan masalah kesehatan utama bagi masyarakat di seluruh dunia. Kanker yang khusus menyerang kaum wanita salah satunya ialah kanker serviks atau kanker leher

Lebih terperinci

BAGGING CART PADA KLASIFIKASI ANAK PUTUS SEKOLAH

BAGGING CART PADA KLASIFIKASI ANAK PUTUS SEKOLAH Seminar Nasional Statistika IX Institut Teknologi Sepuluh Nopember, 7 November 2009 XVI-1 BAGGING CART PADA KLASIFIKASI ANAK PUTUS SEKOLAH Oleh: Bambang Widjanarko Otok 1) & Sumarmi 2) 1) Jurusan Statistika,FMIPA-ITS,

Lebih terperinci

KLASIFIKASI SIFAT CURAH HUJAN BERDASARKAN INDIKATOR ENSO (EL-NINO SOUTHERN OSCILLATION) DI KABUPATEN NGAWI DENGAN MENGGUNAKAN METODE KLASIFIKASI POHON

KLASIFIKASI SIFAT CURAH HUJAN BERDASARKAN INDIKATOR ENSO (EL-NINO SOUTHERN OSCILLATION) DI KABUPATEN NGAWI DENGAN MENGGUNAKAN METODE KLASIFIKASI POHON KLASIFIKASI SIFAT CURAH HUJAN BERDASARKAN INDIKATOR ENSO (EL-NINO SOUTHERN OSCILLATION) DI KABUPATEN NGAWI DENGAN MENGGUNAKAN METODE KLASIFIKASI POHON Putri Sea Paramita, Sutikno Mahasiswa Jurusan Statistika

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mematikan bagi wanita baik di negara maju maupun negara berkembang. Pada

BAB I PENDAHULUAN. mematikan bagi wanita baik di negara maju maupun negara berkembang. Pada BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker serviks atau kanker leher rahim merupakan salah satu penyakit yang mematikan bagi wanita baik di negara maju maupun negara berkembang. Pada tahun 2016, American

Lebih terperinci

KLASIFIKASI KESEJAHTERAAN RUMAH TANGGA DI PROVINSI JAWA TIMUR DENGAN PENDEKATAN CART ARCING

KLASIFIKASI KESEJAHTERAAN RUMAH TANGGA DI PROVINSI JAWA TIMUR DENGAN PENDEKATAN CART ARCING KLASIFIKASI KESEJAHTERAAN RUMAH TANGGA DI PROVINSI JAWA TIMUR DENGAN PENDEKATAN CART ARCING 1 Ibrahim Widyandono 2 Bambang Widjanarko Otok 3 Jerry Dwi Trijoyo Purnomo 1 Mahasiswa Jurusan Statistika FMIPA-ITS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan data International Agency for Research on Cancer (IARC) diketahui

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan data International Agency for Research on Cancer (IARC) diketahui BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit kanker merupakan salah satu penyebab kematian utama di seluruh dunia. Pada tahun 2012, kanker menjadi penyebab kematian sekitar 8,2 juta orang. Berdasarkan

Lebih terperinci

KANKER PAYUDARA dan KANKER SERVIKS

KANKER PAYUDARA dan KANKER SERVIKS KANKER PAYUDARA dan KANKER SERVIKS OLEH : Dr. EMI RACHMAWATI. CH PUSAT KLINIK DETEKSI DINI KANKER GRAHA YAYASAN KANKER INDONESIA WILAYAH DKI JL.SUNTER PERMAI RAYA No.2 JAKARTA UTARA 14340 Pendahuluan Kanker

Lebih terperinci

PENERAPAN POHON KLASIFIKASI DAN BOOTSTRAP AGGREGATING DALAM KLASIFIKASI USIA MENARCHE (Studi Kasus: SMPN Ragunan dan SMPN 1 Dramaga) IIS ISTIQOMAH

PENERAPAN POHON KLASIFIKASI DAN BOOTSTRAP AGGREGATING DALAM KLASIFIKASI USIA MENARCHE (Studi Kasus: SMPN Ragunan dan SMPN 1 Dramaga) IIS ISTIQOMAH PENERAPAN POHON KLASIFIKASI DAN BOOTSTRAP AGGREGATING DALAM KLASIFIKASI USIA MENARCHE (Studi Kasus: SMPN Ragunan dan SMPN 1 Dramaga) IIS ISTIQOMAH DEPARTEMEN STATISTIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menurut Foundation for Woman s Cancer (2013) kanker serviks adalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menurut Foundation for Woman s Cancer (2013) kanker serviks adalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menurut Foundation for Woman s Cancer (2013) kanker serviks adalah kanker yang dimulai di leher rahim, bagian dari rahim atau rahim yang membuka ke dalam vagina.

Lebih terperinci

Kanker Serviks. 2. Seberapa berbahaya penyakit kanker serviks ini?

Kanker Serviks. 2. Seberapa berbahaya penyakit kanker serviks ini? Kanker Serviks Di negara-negara berkembang seperti Indonesia, penyakit kanker serviks merupakan penyebab utama kematian akibat kanker. Di dunia, setiap dua menit seorang wanita meninggal dunia akibat kanker

Lebih terperinci

PREDIKSI NASABAH POTENSIAL MENGGUNAKAN METODE KLASIFIKASI POHON BINER

PREDIKSI NASABAH POTENSIAL MENGGUNAKAN METODE KLASIFIKASI POHON BINER PREDIKSI NASABAH POTENSIAL MENGGUNAKAN METODE KLASIFIKASI POHON BINER Ari Wibowo Program Studi Teknik Informatika Politeknik Negeri Batam Jl. Parkway No 1, Batam Center, Batam Telp 0778-469856, Fax 0778-463620

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Karsinoma serviks adalah keganasan dari leher rahim yang disebabkan oleh virus HPV (Human Papiloma Virus). Karsinoma serviks menempati peringkat ke2 tersering yang

Lebih terperinci

Model Credit Scoring Menggunakan Metode Classification and Regression Trees (CART) pada Data Kartu Kredit

Model Credit Scoring Menggunakan Metode Classification and Regression Trees (CART) pada Data Kartu Kredit Prosiding Statistika ISSN: 2460-6456 Model Credit Scoring Menggunakan Metode Classification and Regression Trees (CART) pada Data Kartu Kredit 1 Rifani Yunindya, 2 Abdul Kudus, 3 Teti Sofia Yanti 1,2,3

Lebih terperinci

30/10/2015. Penemuan Penyakit secara Screening - 2. Penemuan Penyakit secara Screening - 3. Penemuan Penyakit secara Screening - 4

30/10/2015. Penemuan Penyakit secara Screening - 2. Penemuan Penyakit secara Screening - 3. Penemuan Penyakit secara Screening - 4 Pengertian Tujuan dan sasaran Macam-macam bentuk screening Keuntungan Kriteria program skrining Validitas Reliabilitas Yield Evaluasi atau uji alat screening Penemuan Penyakit secara Screening - 2 Adalah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Lesi Prakanker 2.1.1 Pengertian Lesi prakanker serviks atau disebut juga lesi intraepitel serviks (cervical intraepithelial neoplasia) merupakan awal dari perubahan menuju

Lebih terperinci

EVALUASI KELAYAKAN KREDIT DENGAN METODE CLASSIFICATION AND REGRESION TREE (CART)

EVALUASI KELAYAKAN KREDIT DENGAN METODE CLASSIFICATION AND REGRESION TREE (CART) EVALUASI KELAYAKAN KREDIT DENGAN METODE CLASSIFICATION AND REGRESION TREE (CART) Mirfan*) Abstract : Credit worthiness evaluation is an important element in the provision of credit to borrowers. Lending

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Kesehatan merupakan hak semua manusia yang harus dijaga,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Kesehatan merupakan hak semua manusia yang harus dijaga, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan merupakan hak semua manusia yang harus dijaga, dipelihara, dan dibina sebaik-baiknya sehingga dapat tercapai kualitas hidup yang baik. World Health Organisation

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Gambaran masyarakat Indonesia dimasa depan yang ingin dicapai melalui

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Gambaran masyarakat Indonesia dimasa depan yang ingin dicapai melalui BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gambaran masyarakat Indonesia dimasa depan yang ingin dicapai melalui pembangunan kesehatan adalah masyarakat, bangsa, dan negara yang ditandai oleh penduduk yang hidup

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL. Korelasi stadium..., Nurul Nadia H.W.L., FK UI., Universitas Indonesia

BAB 4 HASIL. Korelasi stadium..., Nurul Nadia H.W.L., FK UI., Universitas Indonesia BAB 4 HASIL 4.1 Pengambilan Data Data didapatkan dari rekam medik penderita kanker serviks Departemen Patologi Anatomi RSCM pada tahun 2007. Data yang didapatkan adalah sebanyak 675 kasus. Setelah disaring

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penyakit kanker yang menempati peringkat teratas diantara berbagai penyakit kanker

BAB I PENDAHULUAN. penyakit kanker yang menempati peringkat teratas diantara berbagai penyakit kanker BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut data Badan Kesehatan Dunia (WHO), kanker serviks merupakan penyakit kanker yang menempati peringkat teratas diantara berbagai penyakit kanker yang menyebabkan

Lebih terperinci

KLASIFIKASI KETAHANAN PANGAN RUMAH TANGGA DI SURABAYA DENGAN PENDEKATAN CART ARCING

KLASIFIKASI KETAHANAN PANGAN RUMAH TANGGA DI SURABAYA DENGAN PENDEKATAN CART ARCING TUGAS AKHIR SS141501 KLASIFIKASI KETAHANAN PANGAN RUMAH TANGGA DI SURABAYA DENGAN PENDEKATAN CART ARCING YUSNADA ASA NURANI NRP 1313 100 016 Dosen Pembimbing Dr. Bambang Widjanarko Otok, M. Si. PROGRAM

Lebih terperinci

BAGGING CLASSIFICATION TREES UNTUK PREDIKSI RISIKO PREEKLAMPSIA (Studi Kasus : Ibu Hamil Kategori Penerima Jampersal di RSUD Dr. Moewardi Surakarta)

BAGGING CLASSIFICATION TREES UNTUK PREDIKSI RISIKO PREEKLAMPSIA (Studi Kasus : Ibu Hamil Kategori Penerima Jampersal di RSUD Dr. Moewardi Surakarta) Prediksi Risiko (Moch. Abdul Mukid) BAGGING CLASSIFICATION TREES UNTUK PREDIKSI RISIKO PREEKLAMPSIA (Studi Kasus : Ibu Hamil Kategori Penerima Jampersal di RSUD Dr. Moewardi Surakarta) Moch. Abdul Mukid

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. uteri. Hal ini masih merupakan masalah yang cukup besar dikalangan masyarakat Di

BAB I PENDAHULUAN. uteri. Hal ini masih merupakan masalah yang cukup besar dikalangan masyarakat Di BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker serviks merupakan suatu pertumbuhan abnormal dari sel sel serviks uteri. Hal ini masih merupakan masalah yang cukup besar dikalangan masyarakat Di RSDK tahun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. serviks. Setiap 1 menit muncul 1 kasus baru dan setiap 2 menit meninggal 1 orang

BAB I PENDAHULUAN. serviks. Setiap 1 menit muncul 1 kasus baru dan setiap 2 menit meninggal 1 orang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kanker yang menyerang serviks merupakan kanker nomor dua terbanyak yang menyerang wanita di dunia dan 80% terjadi di negara berkembang. Menurut WHO, 490.000 perempuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Human Papilloma Virus (HPV). HPV ini ditularkan melalui hubungan

BAB I PENDAHULUAN. Human Papilloma Virus (HPV). HPV ini ditularkan melalui hubungan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit kanker leher rahim merupakan masalah kesehatan yang penting bagi wanita di seluruh dunia. Kanker leher rahim merupakan keganasan yang terjadi pada leher rahim

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang tidak terkendali dan penyebaran sel-sel yang abnormal. Jika penyebaran

BAB I PENDAHULUAN. yang tidak terkendali dan penyebaran sel-sel yang abnormal. Jika penyebaran BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker adalah sekelompok penyakit yang ditandai dengan pertumbuhan yang tidak terkendali dan penyebaran sel-sel yang abnormal. Jika penyebaran kanker tidak terkontrol,

Lebih terperinci

Bambang Widjanarko Otok (1), dan Dian Seftiana (2) (1,2) Jurusan Statistika, FMIPA, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS)

Bambang Widjanarko Otok (1), dan Dian Seftiana (2) (1,2) Jurusan Statistika, FMIPA, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) 1 Klasifikasi Rumah Tangga Sangat Miskin di Kabupaten Jombang Menurut Paket Bantuan Rumah Tangga yang Diharapkan dengan Pendekatan Random Forests Classification and Regression Trees (RF-CART) Bambang Widanarko

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penyakit yang paling umum yang diakibatkan oleh HPV. Hampir semua

BAB I PENDAHULUAN. penyakit yang paling umum yang diakibatkan oleh HPV. Hampir semua BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Human Papilomavirus (HPV) merupakan virus yang paling umum menginfesi saluran reproduksi. Wanita maupun pria akan terkena infeksi virus ini ketika mereka telah aktif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kanker serviks merupakan salah satu masalah kesehatan serius negara-negara di dunia. Saat ini kanker serviks menduduki urutan kedua dari penyakit kanker

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (Emilia, 2010). Pada tahun 2003, WHO menyatakan bahwa kanker merupakan

BAB I PENDAHULUAN. (Emilia, 2010). Pada tahun 2003, WHO menyatakan bahwa kanker merupakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kanker serviks adalah kanker yang terdapat pada serviks atau leher rahim, yaitu area bagian bawah rahim yang menghubungkan rahim dengan vagina. (Emilia, 2010). Pada

Lebih terperinci

KUESIONER FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU IBU DALAM PEMERIKSAAN PAP SMEAR DI POLI GINEKOLOGI RSUD DR PIRNGADI MEDAN TAHUN

KUESIONER FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU IBU DALAM PEMERIKSAAN PAP SMEAR DI POLI GINEKOLOGI RSUD DR PIRNGADI MEDAN TAHUN KUESIONER FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU IBU DALAM PEMERIKSAAN PAP SMEAR DI POLI GINEKOLOGI RSUD DR PIRNGADI MEDAN TAHUN 2012 I. INFORMASI WAWANCARA Tanggal Wawancara.../.../... No. Urut Responden...

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan reproduksi menurut World Health Organization (WHO) adalah

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan reproduksi menurut World Health Organization (WHO) adalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan reproduksi menurut World Health Organization (WHO) adalah suatu keadaan fisik, mental, dan sosial yang utuh, bukan hanya bebas dari penyakit atau kecacatan

Lebih terperinci

JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 3, No.2, (2014) ( X Print) D-284

JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 3, No.2, (2014) ( X Print) D-284 JURAL SAIS DA SEI POMITS Vol. 3, o.2, (2014) 2337-3520 (2301-928X Print) D-284 Klasifikasi Rumah Tangga Miskin di Kabupaten Jombang Berdasarkan Faktor-faktor yang Mempengaruhi dengan Pendekatan CART (Classification

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kanker leher rahim (kanker serviks) adalah kanker yang terjadi pada servik uterus, suatu daerah pada organ reproduksi wanita yang merupakan pintu masuk ke arah rahim

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Menurut WHO kanker leher rahim (serviks) merupakan jenis kanker

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Menurut WHO kanker leher rahim (serviks) merupakan jenis kanker BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut WHO kanker leher rahim (serviks) merupakan jenis kanker yang paling banyak pengidapnya. Tiap tahun ada 500 ribu kasus baru kanker serviks di dunia. Hampir semua

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sedangkan kanker serviks atau yang disebut juga sebagai kanker leher rahim

BAB I PENDAHULUAN. Sedangkan kanker serviks atau yang disebut juga sebagai kanker leher rahim BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Serviks termasuk dalam organ reproduksi wanita bagian dalam yang berfungsi baik dalam sistem reproduksi. Serviks sendiri terdiri dari dua bagian, yaitu mulut rahim

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker serviks merupakan merupakan salah satu kanker yang paling sering menyerang wanita di seluruh dunia. Bahkan menurut Badan Kesehatan Dunia, WHO, kanker jenis ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang WHO (World Health Organization) menyatakan bahwa lima besar karsinoma di dunia adalah karsinoma paru-paru, karsinoma mamae, karsinoma usus besar dan karsinoma lambung

Lebih terperinci

Jurnal Informatika Mulawarman Vol. 12, No. 1, Februari ISSN

Jurnal Informatika Mulawarman Vol. 12, No. 1, Februari ISSN Jurnal Informatika Mulawarman Vol. 12, No. 1, Februari 2017 50 APLIKASI KLASIFIKASI ALGORITMA C4.5 (STUDI KASUS MASA STUDI MAHASISWA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS MULAWARMAN

Lebih terperinci