MODIFIKASI METODE INTERPOLASI KOSTAKI DALAM MENDUGA TABEL HAYAT LENGKAP BERDASARKAN TABEL HAYAT RINGKAS ZULKARNAEN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "MODIFIKASI METODE INTERPOLASI KOSTAKI DALAM MENDUGA TABEL HAYAT LENGKAP BERDASARKAN TABEL HAYAT RINGKAS ZULKARNAEN"

Transkripsi

1 MODIFIKSI METODE INTERPOLSI KOSTKI DLM MENDUG TBEL HYT LENGKP BERDSRKN TBEL HYT RINGKS ZULKRNEN DEPRTEMEN MTEMTIK FKULTS MTEMTIK DN ILMU PENGETHUN LM INSTITUT PERTNIN BOGOR BOGOR 2012

2 BSTRK ZULKRNEN. Modifikasi Metode Interpolasi Kostaki dalam Menduga Tabel Hayat Lengkap Berdasarkan Tabel Hayat Ringkas. Dibimbing oleh HDI SUMRNO dan NGKN KOMNG KUTH RDN. Dalam menentukan besarnya klaim yang akan dibayar di kemudian hari, di bidang asuransi memerlukan informasi tentang peluang seseorang bertahan hidup menurut usia, sehingga memerlukan tabel hayat lengkap. Beberapa metode telah ditawarkan, di antaranya adalah metode Elandt-Johnson, metode Brass Logit, model Heligman-Pollard (HP) dan metode Kostaki. Tujuan karya tulis ini adalah mencoba memodifikasi metode Kostaki yang nantinya akan dibandingkan dengan metode interpolasi yang lain. Pada metode modifikasi Kostaki tidak memerlukan data standar dalam melakukan pendugaan terhadap tabel hayat lengkap, metode ini mengganti tabel hayat standar dengan interpolasi Lagrange 6 titik dan model HP. Pada karya tulis ini diberikan dua alternatif model HP, yang masing-masing modelnya telah disederhanakan agar lebih mudah dalam melakukan pendugaan nilai-nilai parameternya. Dengan demikian direkomendasikan tiga tambahan metode untuk dibandingkan dengan metode interpolasi yang lain. Nilai kriteria uji yang digunakan dalam membandingkan metode-metode tersebut adalah rataan galat mutlak (ME) dan koefisien determinasi (R 2 ). Data yang digunakan adalah tabel hayat merika Serikat 2002 dan 2007 yang diperoleh dari Human Mortality Database ( Data tabel hayat lengkap merika Serikat 2002 digunakan sebagai data standar. Tahap pertama yang dilakukan adalah mengkaji masing-masing metode interpolasi tabel hayat ringkas. Selanjutnya menyusun tabel hayat lengkap merika Serikat 2007 berdasarkan tabel hayat ringkas 2007 dengan menggunakan masing-masing metode tersebut. Setelah itu membandingkan hasil yang diperoleh berdasarkan masing-masing metode dengan tabel hayat lengkap 2007 yang asli. Untuk menguji kesesuaian data asli dengan data berdasarkan metode dilakukan uji kriteria ME dan R 2. Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh tiga metode interpolasi terbaik yang direkomendasikan untuk digunakan, yakni metode Kostaki, modifikasi Kostaki dengan Lagrange, dan Elandt- Johnson. Di antara ketiga metode tersebut hanya Kostaki yang memerlukan data standar. Oleh karena itu, direkomendasikan menggunakan metode Elandt-Johnson dan modifikasi Kostaki dengan Lagrange. Di antara metode Elandt-Johnson dan modifikasi Kostaki dengan Lagrange, metode Elandt-Johnson yang paling direkomendasikan untuk digunakan, karena metode Elandt- Johnson lebih sederhana dalam penggunaannya.

3 BSTRCT ZULKRNEN. Modification of the Kostaki Interpolation Method in Estimating Complete Life Table Based on bridged Life Table. Supervised by HDI SUMRNO and NGKN KOMNG KUTH RDN. Information about a person's chances of survival according to age is needed to predict the amount of claims to be paid by an insurance company in the future. This requires a complete life table. Several methods are available to estimate a complete life table, among others there are Elandt-Johnson, Brass Logit, Heligman-Pollard, and Kostaki methods. The purpose of this paper is to modify the Kostaki method, which then will be compared to the other interpolation methods. This method does not require a standard data in making estimation of a complete life table. Standard data are replaced by results of interpolated probability of dying on the abridged life table. The method of interpolation is a six-point Lagrangian interpolation and Heligman-Pollard (HP) method. This paper provides two alternative models of HP method. Each model has been simplified to make it easier to estimate the values of its parameters. The data are derived from the US life tables of 2002 and 2007, which are obtained from the Human Mortality Database. The complete US life table of 2002 is used as the standard data. The first step is to examine each of the interpolation method of abridged life table. Furthermore, a complete US life table of 2007 is developed based on US abridged life table 2007 using each of the methods. The last step is comparing the results obtained by each method with the empirical complete US life table of Mean absolute error and coefficient of determination are used to test the suitability of the empirical data with the estimated data based on the methods. The results of this research recommend three best interpolation methods, namely Kostaki, modified Kostaki with Lagrangian interpolation, and Elandt-Johnson methods. mong these methods, only Kostaki method requires standard data of complete life table. Therefore, Elandt- Johnson method and modified Kostaki are recommended to be used. Between these methods, Elandt-Johnson is the most recommended, because it is simpler to apply.

4 MODIFIKSI METODE INTERPOLSI KOSTKI DLM MENDUG TBEL HYT LENGKP BERDSRKN TBEL HYT RINGKS ZULKRNEN Skripsi Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Sains pada Departemen Matematika DEPRTEMEN MTEMTIK FKULTS MTEMTIK DN ILMU PENGETHUN LM INSTITUT PERTNIN BOGOR BOGOR 2012

5 Judul : Modifikasi Metode Interpolasi Kostaki dalam Menduga Tabel Hayat Lengkap Berdasarkan Tabel Hayat Ringkas Nama : Zulkarnaen NIM : G Menyetujui, Pembimbing I, Pembimbing II, Dr. Ir. Hadi Sumarno, M.S. NIP Ir. N. K. Kutha rdana, M.Sc. NIP Mengetahui, Ketua Departemen Matematika Dr. Berlian Setiawaty, M.S. NIP Tanggal Lulus :..

6 PRKT Puji syukur penulis panjatkan kepada llah SWT yang telah memberi segala limpahan rahmat dan nikmat sehat jasmani maupun rohani sehingga penulis mampu menyelesaikan karya ilmiah ini yang berjudul Modifikasi Metode Interpolasi Kostaki dalam Menduga Tabel Hayat Lengkap Berdasarkan Tabel Hayat Ringkas. Berbagai permasalahan yang muncul selama penyusunan karya ilmiah ini. Namun berkat bantuan dari semua pihak, penulis akhirnya mampu menyelesaikan semua permasalahan yang ada. Dengan segala kerendahan hati penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada: 1. Bapak Dr. Ir. Hadi Sumarno, M.S selaku pembimbing 1 yang selalu sabar mendidik, membimbing, memberikan ilmu sehingga penulis bisa menyelesaikan tugas akhir ini. 2. Bapak Ir. N.K. Kutha rdana, M.Sc selaku pembimbing 2 yang telah memberikan bimbingan dan motivasi dengan penuh kesabaran kepada penulis. 3. Ibu Dr. Ir. Endar H. Nugrahani, M.S yang bersedia menjadi penguji, dan telah memberikan banyak masukan. 4. Semua dosen Departemen Matematika, terima kasih atas semua ilmu yang sudah diberikan selama saya menyelesaikan studi. 5. Mas Yono, Mas Bono, Mas Deni, Mas Heri, Bu Susi dan Bu de, terima kasih atas kemudahan administrasi, dukungan dan doanya. 6. Pemerintah Daerah Kabupaten Kutai Kartanegara yang telah memberikan beasiswa kepada penulis selama menempuh studi di Institut Pertanian Bogor. 7. yah, Ibu, Kakak dan dik serta seluruh keluarga yang memberikan segala pengorbanan, dukungan dan motivasi selama penulis menyelesaikan studi. 8. Teman-teman mahasiswa angkatan 43: rif, ndrew, lbrian, Dandi, Desi, Faizul, Fardan, Irsyad, Kuntoaji, Razon, Sunarsih, Sukarso, Tubagus, Yulfi dan teman-teman lainnya atas segenap dukungannya selama penulis menempuh studi di Departemen Matematika IPB. 9. Kakak-kakak mahasiswa matematika angkatan 41 dan 42 serta adik-adik mahasiswa matematika angkatan 44, 45 dan 46 yang tidak bisa disebutkan satu per satu. 10. Keluarga besar FM BUD KUKR atas dukungan, motivasi serta doanya. 11. Semua teman-teman Pondok D QQ atas dukungan, nasihat dan bantuan kepada penulis selama ini. Besar harapan penulis agar karya ilmiah ini dapat memberikan banyak manfaat bagi para pembacanya. Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan karya ilmiah ini. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan dalam perbaikan atau kelanjutan karya ilmiah ini. Bogor, Maret 2012 Zulkarnaen

7 RIWYT HIDUP Zulkarnaen lahir di Marangkayu Kabupaten Kutai Kartanegara Kalimantan timur pada tanggal 18 juni 1988 dari pasangan ayah Nazar Tahuka dan ibu Ida Ernia. Penulis merupakan anak ke tiga dari empat bersaudara. Penulis menyelesaikan pendidikan di Sekolah Dasar Negeri 009 Marangkayu Kutai Kartanegara lulus pada tahun 2000, pendidikan lanjutan di Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Marangkayu Kutai Kartanegara lulus pada tahun 2003, dan pendidikan Sekolah Menengah tas Negeri 1 Marangkayu Kutai Kartanegara lulus pada tahun Pada tahun yang sama penulis melanjutkan pendidikan sarjana jurusan Matematika di Institut Pertanian Bogor melalui jalur Beasiswa Utusan Daerah (BUD) Pemerintah Daerah Kutai Kartanegara.

8 DFTR ISI Halaman DFTR TBEL... viii DFTR GRFIK... ix DFTR LMPIRN... x I PENDHULUN Latar Belakang Permasalahan Tujuan... 1 II LNDSN TEORI Tabel hayat Fungsi dasar tabel hayat Interpolasi Lagrange Model tak linear Regresi tak linear Metode Levenberg Marquardt Uji kesuaian data Kurva bertahan hidup... 4 III METODE INTERPOLSI Metode Elandt-Johnson Metode Brass Logit Model Heligman-Pollard (HP) Metode Kostaki Modifikasi Kostaki Interpolasi Lagrange 6 titik Model Heligman-Pollard alternatif... 7 IV PEMBHSN Metode Elandt-Johnson Metode Brass Logit Model Heligman-Pollard (HP) Metode Kostaki Metode modifikasi Kostaki Modifikasi Kostaki dengan Lagrange Modifikasi Kostaki dengan HP Modifikasi Kostaki dengan HP Perbandingan antar metode V KESIMPULN DFTR PUSTK LMPIRN vii

9 DFTR TBEL Halaman 1. C Tabel 4.1 Koefisien yang digunakan untuk menghitung l x dengan (2 x 9) C Tabel 4.2 Koefisien untuk menghitung l x dengan (11 x 74) Tabel 4.3 Nilai parameter model Heligman-Pollard Tabel 4.4 Koefisien yang digunakan untuk menghitung n q x dengan 1 x Tabel 4.5 Nilai parameter model (3.16), (3.17), (3.18) Tabel 4.6 Nilai parameter model (3.19), (3.20), (3.21) Tabel 4.7 Urutan nilai kriteria uji terbaik untuk l x pada masing-masing metode viii

10 DFTR GRFIK Halaman 1. Gambar 2.1 Kurva bertahan hidup Gambar 4.1 Plot l x tabel hayat lengkap dan l x tabel hayat ringkas merika Serikat Gambar 4.2 Plot l x asli merika Serikat 2007 dan l x dengan metode Elandt-Johnson Gambar 4.3 Pendugaan parameter metode Brass Logit Gambar 4.4 Plot l x asli merika Serikat 2007 dan l x dengan metode Brass Logit Gambar 4.5 Plot l x asli merika Serikat 2007 dan l x dengan model Heligman-Pollard Gambar 4.6 Plot l x asli merika Serikat 2007 dan l x dengan metode Kostaki Gambar 4.7 Plot l x asli merika Serikat 2007 dan l x dengan metode modifikasi Kostaki dengan Lagrange Gambar 4.8 Plot l x asli merika Serikat 2007 dan l x dengan metode modifikasi Kostaki dengan model HP Gambar 4.9 Plot l x asli merika Serikat 2007 dan l x dengan metode modifikasi Kostaki dengan model HP Gambar 4.10 Perbandingan metode interpolasi l x tabel hayat ringkas ix

11 DFTR LMPIRN Halaman 1. Lampiran 1 Tabel hayat lengkap merika Serikat Lampiran 2 Tabel hayat ringkas merika Serikat Lampiran 3 Tabel hayat lengkap merika Serikat Lampiran 4 Nilai l x untuk masing-masing metode yang digunakan Lampiran 5 Proses perhitungan persamaan (4.1) dan persamaan (4.2) Lampiran 6 Program mencari parameter metode Brass Logit dengan software Mathematica Lampiran 7 Program pendugaan parameter Heligman-Pollard dengan software Mathematica Lampiran 8 Perhitungan nilai konstanta n K x pada metode Kostaki Lampiran 9 Nilai koefisien untuk menghitung n q x dengan metode modifikasi Kostaki Lagrange Lampiran 10 Perhitungan nilai konstanta n K x pada metode modifikasi Kostaki dengan Lagrange Lampiran 11 Nilai n q x berdasarkan model HP Lampiran 12 Perhitungan nilai konstanta n K x pada metode modifikasi Kostaki dengan model HP Lampiran 13 Nilai n q x berdasarkan model HP Lampiran 14 Perhitungan nilai konstanta n K x pada metode modifikasi Kostaki dengan model HP Lampiran 15 Langkah yang dilakukan dalam melakukan pendugaan parameter model HP alternatif x

12 I PENDHULUN 1.1. Latar belakang Dalam rangka perencanaan pembangunan segala bidang di suatu negara, diperlukan informasi mengenai keadaan jumlah penduduk, persebaran penduduk, dan susunan penduduk menurut usia. Informasi yang harus tersedia tidak hanya menyangkut keadaan pada saat perencanaan disusun, tetapi juga informasi masa lalu dan untuk masa yang akan datang. Proyeksi penduduk adalah perhitungan jumlah penduduk (menurut komposisi usia dan jenis kelamin) di masa yang akan datang berdasarkan asumsi arah perkembangan fertilitas, mortalitas dan migrasi. Pada proses proyeksi penduduk dibutuhkan tabel hayat yang digunakan sebagai alat analisis mortalitas. dapun manfaat dari proyeksi penduduk adalah untuk perencanaan penyediaan beras, fasilitas kesehatan, fasilitas perumahan, dan fasilitas kesempatan kerja. Tabel hayat menggambarkan sejarah hidup kelompok penduduk yang dimulai dengan kelahiran pada waktu yang sama dan kemudian perlahan-lahan berkurang karena kematian hingga kelompok penduduk tersebut tak ada satu pun yang tertinggal. Dalam penyusunannya, tabel hayat diklasifikasikan menjadi dua berdasarkan interval usia yakni tabel hayat lengkap dan tabel hayat ringkas. Suatu tabel hayat dikatakan lengkap jika dalam tabel hayat menyajikan usia tunggal atau pertahun, sedangkan tabel hayat ringkas jika dalam penyajiannya menyajikan usia dalam interval lima atau sepuluh tahun. dapun manfaat dari tabel hayat antara lain adalah sebagai berikut: (i) untuk keperluan analisis mortalitas, (ii) sebagai salah satu komponen dalam perhitungan proyeksi penduduk, (iii) sebagai dasar penentuan premi di bidang asuransi jiwa, (iv) serta untuk mengetahui kemajuan yang diperoleh dari upaya pemeliharaan kesehatan masyarakat Permasalahan Pada kenyataannya kita sering menghadapi masalah mengenai pendataan. Misalkan, pada tabel hayat ringkas (lima tahunan) kita tidak dapat menentukan peluang seseorang yang berusia 30 tahun akan meninggal di usia 31 tahun. Oleh karena itu, dibutuhkan tabel hayat lengkap yang dapat memberikan informasi lebih lengkap tentang keadaan jumlah penduduk dalam interval usia satu tahun Tujuan Tujuan penulisan karya ilmiah ini adalah: Melakukan interpolasi terhadap data tabel hayat ringkas. Membandingkan dan menentukan metode terbaik dalam menduga tabel hayat lengkap.

13 II LNDSN TEORI 2.1. Tabel hayat Tabel hayat menggambarkan sejarah hidup kelompok penduduk yang dimulai dengan kelahiran pada waktu yang sama dan kemudian perlahan-lahan berkurang karena kematian hingga kelompok penduduk tersebut tak ada satu pun yang tertinggal. Tabel hayat berdasarkan penyusunannya diklasifikasikan menjadi dua berdasarkan interval usia yakni tabel hayat lengkap dan tabel hayat ringkas. Tabel hayat lengkap berisi data kematian penduduk yang disajikan dalam interval tahunan, sedangkan tabel hayat ringkas berisi data kematian penduduk yang dikelompokkan dalam interval usia 5 tahun atau 10 tahun. lasan utama tabel hayat ringkas lebih sering digunakan karena data kematian penduduk yang tersedia tidak lengkap, selain itu tabel hayat ringkas sangat praktis digunakan. (Siegel & Swanson 2004) sumsi asumsi dalam tabel hayat: Kohort adalah sekelompok orang yang mempunyai pengalaman waktu yang sama dari suatu peristiwa tertentu (dalam hal ini lahir pada tahun yang sama). Kohort hanya berkurang berangsurangsur karena kematian. Migrasi dianggap tidak ada, perubahan jumlah kelompok (kohort) hanya dipengaruhi oleh kematian. Kematian penduduk mengikuti pola tertentu yang tetap menurut usia. Besaran kohort adalah jumlah tetap dari jumlah kelahiran menurut jenis kelamin seperti 1.000; ; atau yang disebut dengan radix tabel hayat sehingga menyediakan perbandingan antara tabel-tabel yang berbeda. (Wirosuhardjo et al. 1985) 2.2. Fungsi dasar tabel hayat Fungsi dasar tabel hayat adalah menerangkan riwayat suatu kelompok (kohort) penduduk yang biasanya disebut radix. Pada kasus ini diberikan fungsi dasar tabel hayat dalam bentuk diskret yakni sebagai berikut: 1) x : berarti usia x, dalam tabel hayat lengkap, kolom ini berisi x = 0,1,2, γ, dengan γ adalah usia tertua. 2) l x : jumlah orang-orang yang hidup pada usia x (dimulai pada interval x sampai x + n) dari jumlah total kelahiran menurut radix tabel hayat. Kolom ini dimulai dengan l 0 yang biasanya bernilai ) m x : tingkat kematian penduduk usia x m x = d x L x (2.1) 4) n q x : peluang seorang akan meninggal sebelum mencapai usia x + n, untuk penduduk yang berusia x. nq x = d x n l x = l x l x+n l x (2.2) 5) n d x : jumlah kematian dari orang-orang l x selama periode tahun nr. ndx = l x l x+n (2.3) 6) n L x : lamanya waktu yang dijalani oleh sejumlah orang l x, dalam interval usia x sampai x + n. nlx = l x n n 2 d x = n 2 (l x + l x+n ) (2.4) 7) T x : lamanya waktu hidup yang dijalani setelah mencapai usia x. γ T x = L x x (2.5) 8) e 0 x R: tingkat harapan hidup pada usia x. Ini adalah rata-rata tahun hidup yang masih akan dijalani oleh seseorang. e 0 x = T x l x (2.6) Catatan: Dalam tabel hayat lengkap n = 1, sedangkan dalam tabel hayat ringkas biasanya menggunakan n = 5 atau n = 10. (Brown 1997 ) 2.3. Interpolasi Lagrange Interpolasi merupakan metode untuk menaksir data yang tidak ada atau belum diketahui nilainya di antara nilai-nilai data

14 yang diberikan. Salah satu fungsi interpolasi yang sering digunakan adalah fungsi polinomial karena fungsi polinomial mudah dihitung, diturunkan dan diintegralkan. Interpolasi Lagrange diterapkan untuk mendapat fungsi polinomial P(x) berderajat tertentu yang melewati sejumlah titik data. Misalkan sekumpulan titik data (x i, y i ) dengan i = 1,2, n. Bentuk umum polinomial Lagrange berderajat (n 1) yang melalui n titik berbeda adalah: n P n 1 (x) = y i L i (x) (2.7) i = 1 dengan L i (x) merupakan fungsi basis Lagrange yang dirumuskan sebagai berikut: L i (x) = n j=1,j i n j=1,j i x x j x i x j 2.4. Model tak linear (2.8) (Heath 1996) Model-model yang linear dalam parameter secara umum berbentuk: Y = β 0 + β 1 X 1 + β 2 X β p X p + ε (2.9) Sembarang model yang tidak berbentuk seperti persamaan (2.9) disebut model tak linear, maksudnya tak linear dalam parameternya. Model tak linear dapat dibagi menjadi dua jenis, yakni model linear intrinsik dan model tak linear intrinsik. Jika suatu model adalah linear intrinsik, maka model ini dapat ditransformasi ke bentuk linear, jika suatu model tak linear tidak dapat di ubah ke bentuk linear, maka model tak linear tersebut adalah model tak linear intrinsik. Contoh untuk model-model tersebut adalah: Y = е β 1+ β 2 t 2 + ε (2.10) Model ini dapat ditransformasi ke dalam bentuk yang linear, menjadi: ln(y) = β 1 + β 2 t 2 + ε (2.11) Meskipun terdapat pangkat pada persamaan, persamaan tersebut tetap disebut persamaan yang linear (persamaan linear ordo-kedua), yang artinya linear dalam parameternya. Contoh untuk model tak linear intrinsik: Y = β 1е β 2t е β 1t β 1 β 2 + ε (2.12) Model ini dikatakan model tak linear intrinsik, karena tidak mungkin mengubah bentuknya ke dalam suatu bentuk yang linear dalam parameternya. (Draper & Smith 1992) 2.5. Regresi tak linear Bentuk sederhana dari persamaan regresi tak linear dapat dinyatakan sebagai berikut: Y = f(ξ; θ) + ε (2.13) dengan f adalah fungsi taklinear dari ξ = (ξ 1, ξ 2,, ξ k ) yang merupakan vektor dari peubah bebas dan θ = θ 1, θ 2,, θ p adalah parameter-parameternya. pabila ada n data amatan, maka persamaan (2.13) menjadi: Y u = f(ξ u ; θ) + ε u u = 1,2,, n (2.14) dengan ξ u = (ξ 1u, ξ 2u,, ξ ku ). Galat persamaan tak linear ε u = (ε 1, ε 2,, ε n ) yang diasumsikan bebas dan berdistribusi normal ε ~ N(0, Iσ 2 ) dengan 0 vektor nol dan I matriks identitas, keduanya berukuran sesuai. Jumlah kuadrat galat untuk model tak linear didefinisikan sebagai berikut: n SSE(θ) = {Y u f(ξ u, θ)} 2 (2.15) u=1 Jumlah kuadrat tersebut merupakan fungsi dari θ. Nilai dugaan kuadrat terkecil bagi θ dilambangkan dengan θ merupakan nilai θ yang meminimumkan SSE(θ). Nilai dugaan kuadrat terkecil θ dapat diperoleh dengan mendiferensialkan persamaan 2.15 relatif terhadap θ. Ini akan menghasilkan p persamaan normal yang harus diselesaikan untuk memperoleh nilai θ. Persamaan normal tersebut mempunyai bentuk : n {Y u fξ u, θ } f(ξ u, θ) u=1 θ i θ=θ = 0 (2.16) dengan i = 1,2,, p, sedangkan besaran di dalam tanda kurung merupakan diferensial dari f(ξ u, θ) terhadap θ i dengan semua θ diganti dengan θ. Persamaan-persamaan normal pada persamaan regresi tak linear

15 tersebut akan sangat sulit diselesaikan bila parameternya lebih banyak dan modelnya lebih rumit. Oleh karena itu, untuk menentukan parameter-parameter dari persamaan tak linear diperlukan metode iterasi. Salah satu metode iterasi yang dapat digunakan untuk menduga parameter pada persamaan tak linear adalah metode Levenberg Marquardt. (Draper & Smith 1992) 2.6. Metode Levenberg Marquardt Metode Levenberg Marquardt adalah salah satu metode yang digunakan untuk menduga nilai parameter koefisien modelmodel tak linier. Secara umum metode Levenberg Marquardt dinyatakan sebagai berikut: βn+1 = βn Jβn T Jβn + λ n I p p 1 SSE(β) (β i ) i = 1,2,, p (2.17) (Marquardt 1963) lgoritma Metode Levenberg Marquardt adalah sebagai berikut: 1) Untuk n = 0 (iterasi ke-n), perlu menentukan nilai awal penaksir parameter (β 0 ), nilai λ adalah 0 < λ < 1 atau yang biasanya faktor dari 10. 2) Memperbarui vektor parameter βn+1, secara iteratif sesuai dengan persamaan (2.17). 3) Menghitung SSEβn+1. 4) Jika SSEβn+1 > SSEβn maka λ dikalikan 10, kemudian kembali ke langkah (1). 5) Jika SSEβn+1 < SSEβn maka λ dibagi dengan 10, kemudian kembali ke langkah (1). 6) Iterasi berhenti jika SSEβn+1 SSEβn 100 < tol SSEβn Keterangan: βn Jβn λ n Ι p p SSE(β) (β i ) : vektor parameter pada iterasi ke-n. : matriks Jacobi. : nilai skalar pada iterasi ke-n. : matriks Identitas : persamaan normal. (Ranganathan 2004) 2.7. Uji kesuaian data Untuk mengetahui kesuaian data yang diperoleh berdasarkan suatu metode tertentu terhadap data sebenarnya perlu dilakukan uji kesuaian data. da beberapa kriteria yang dapat dijadikan sebagai acuan di antaranya adalah: 1) Galat mutlak (bsolute error, E) Misalkan y i adalah data ke-i yang sebenarnya dan y i adalah data yang diperoleh dengan menggunakan metode tertentu sebagai nilai pendekatan untuk y i. Galat mutlak didefinisikan sebagai berikut: E = y i y i ; i = 1,2,, n (2.18) (Mathews 1992) 2) Rataan galat mutlak (Mean absolute error, ME) Rataan galat mutlak untuk data ke-i didefinisikan sebagai berikut: n ME = 1 n y i y i i=1 i = 1,2, n (2.19) 3) Koefisien determinasi R 2 (Mathews 1992) R 2 = 1 n i=1 (y i y i ) 2 n i=1(y i y) 2 i = 1,2,, n (2.20) dengan y i = nilai sebenarnya, y i = nilai dugaan, dan y = nilai rata-rata. (gresti & Barbara 1986) 2.8. Kurva bertahan hidup Kurva bertahan hidup adalah kurva yang menunjukkan jumlah atau proporsi dari individu yang bertahan hidup di setiap tahunnya. Kurva ini menyajikan hubungan antara l x pada sumbu-y dan usia (x) pada sumbu-x. da tiga tipe kurva bertahan hidup: 1) Tipe I pada populasi, tidak banyak mengalami kematian di awal dan pertengahan usia, namun menurun secara tajam ketika angka kematian meningkat pada kelompok usia tua.

16 2) Tipe II adalah perantara antara tipe I dan tipe III, angka kematian populasi relatif tetap pada setiap kelas usia atau dengan kata lain angka kematian konstan dialami tanpa memandang kelompok usia. Kurva ketahanan hidup untuk tipe ini berbentuk garis diagonal. 3) Tipe III pada populasi tingkat kematian tinggi di awal usia dan pertengahan usia sehingga kurva menurun sampai periode tertentu, kemudian relatif stabil ketika memasuki periode usia tua. I II l x III x Gambar 2.1 Kurva bertahan hidup (Feldhamer 2007)

17 B2T : III METODE INTERPOLSI 3.1. Metode Elandt-Johnson Tahapan yang dilakukan dalam menyusun tabel hayat lengkap dengan menggunakan metode Elandt-Johnson adalah: 1) Untuk usia 0 74 tahun menggunakan interpolasi Lagrange berderajat lima dengan enam titik interpolan. Interpolasi Lagrange dirumuskan dalam formula C 6 l x = i=1 j i j i x x j x i x j l xi (3.1) dengan fungsi basis dari persamaan di atas adalah L i (x) = j i x x j ; j ix i x j i = 1,2, 6 (3.2) 2) Untuk usia di atas 74 tahun diasumsikan berdistribusi Gompertz dengan fungsi survival S(x) = exp R (1 a eax ) = b 1 cx ; x > 0, R > 0, a > 0, b = exp R dan c = exp(a) dengan usia x a dan parameter a dan R. Kemudian jumlah penduduk yang bertahan hidup pada tabel hayat lengkap yaitu nilai l x ditentukan dengan menggunakan rumus: C l x+i dengan S (x + i) = l x S (x) (3.3) i = 1,,4; x = 75,80,, γ 15 i = 1,, (119 γ); x = γ 10 (Elandt & Johnson 1980) 3.2. Metode Brass Logit Tahapan yang dilakukan untuk menyusun tabel hayat lengkap menggunakan metode Brass Logit adalah: 1) Menduga parameter α dan β yang memenuhi hubungan linear berikut: logit(1 l x ) = α + βlogit1 S l x (3.4) dengan logit(1 l x ) = 1 2 ln 1 l x l x (3.5) Parameter α dan β diduga menggunakan metode kuadrat terkecil linear 2) Setelah diperoleh nilai parameter α dan β, kemudian ditentukan jumlah penduduk yang bertahan hidup pada tabel hayat lengkap dengan menggunakan rumus berikut: 1 l x = S 1 + exp [2(α + βlogit(1 l x ))] (3.6) 3.3. Model Heligman-Pollard (HP) (Brass 1971) Rumus matematik metode interpolasi dengan model Heligman-Pollard diberikan sebagai berikut: q x p x = (x+b)c + Dexp E ln x F 2 + GH x (3.7) Keterangan: : representasi dari q 1 0T. perbedaan antara d 0 dan d 1 0T. C : penurunan laju kematian anak-anak. D : intensitas kematian pada dewasa muda. E : sebaran usia terjadinya kecelakaan. F : usia muda dengan kematian terbanyak. G : tingkat kematian usia tua. H : laju peningkatan kematian usia tua., B, C, D, E, F, G, H 0 Tahapan yang dilakukan adalah menduga nilai parameter-parameter dari model Heligman-Pollard dengan meminimumkan: n SSE(C) = q q dengan n i=1 n 1 n x x 1 2 (3.8) nq x = 1 1 G(x + i; C) (3.9) i=0

18 Setelah parameter-parameter tersebut diperoleh, peluang kematian pada tabel hayat lengkap dapat dihitung menggunakan rumus berikut: q x = dengan F(x; C) = G(x; C) (3.10) 1 + F(x; C) F(x; C) = (x+b)c + Dexp E ln x 2 F +GH x 3.4. Metode Kostaki (Heligman & Pollard 1980) Tabel hayat lengkap dapat disusun dengan menggunakan metode Kostaki, tahapan yang dilakukan pada metode ini adalah: 1) Menentukan konstanta n K x untuk setiap interval usia [x, x + n) dengan menggunakan rumus: n K x = ln(1 n q x) n 1 (S) i=0 ) ln (1 q x+i dengan: 4 K 1 untuk x ε [1,4] 5 K 5 untuk x ε [5,9] 5 K 10 untuk x ε [10,14] 5 K 105 untuk x ε [105,109] (3.11) 2) Menghitung peluang kematian pada tabel hayat lengkap menggunakan rumus: q x = 1 (1 q (S) x ) n K x (3.12) Keterangan: q (S) x : peluang seseorang tepat berusia x meninggal sebelum mencapai usia x + 1 pada tabel hayat standar. (Kostaki 2000) 3.5. Modifikasi Kostaki Tahapan yang dilakukan dalam menyusun tabel hayat lengkap menggunakan metode modifikasi Kostaki adalah: 1) Menentukan konstanta n K x untuk setiap interval usia [x, x + n) dengan menggunakan rumus: n K x = ln(1 nq x ) n 1 ln (1 q x+i i=0 n ) dengan: 4 K 1 untuk x ε [1,4] 5 K 5 untuk x ε [5,9] 5 K 10 untuk x ε [10,14] 5 K 105 untuk x ε [105,109] (3.13) 2) Menghitung peluang kematian pada tabel hayat lengkap menggunakan rumus: q x = 1 1 n nq x K x (3.14) Nilai q x n di atas berasal dari data hasil interpolasi q x pada tabel hayat ringkas dengan menggunakan metode interpolasi Lagrange enam titik dan model Heligman-Pollard alternatif Interpolasi Lagrange 6 titik Interpolasi lagrange 6 titik adalah metode yang digunakan untuk menginterpolasi q x pada tabel hayat ringkas, dan diberikan dengan menggunakan persamaan: n 6 q x = i=1 j i j i x x j x i x j nq xi Model Heligman-Pollard alternatif (3.15) Pada model Heligman-Pollard diberikan 2 alternatif model, yakni alternatif pertama berdasarkan persamaan (3.10) dan alternatif yang kedua berdasarkan persamaaan (3.7). Pada alternatif yang pertama dan kedua akan dicoba mengelompokkan model-model tersebut berdasarkan kelompok usia, yang nantinya akan dijadikan sebagai model-model untuk menginterpolasi q x pada tabel hayat ringkas. Model-model alternatif Heligman- Pollard diberikan sebagai berikut:

19 1) HP (1) Usia anak-anak (1-9 tahun) q x = n (x+b)c 1+ (x+b)c +Dexp Eln x F 2 +GH x Usia muda (10-29 tahun) nq x = Dexp Eln x F 2 (3.16) 1+ (x+b)c +Dexp Eln x F 2 +GH x Usia tua (30 tahun ke atas) nq GH x = x (3.17) 1+ (x+b)c +Dexp Eln x F 2 +GH x (3.18) 2) HP (2) Usia anak-anak (1-9 tahun) nq x = (x+b)c (3.19) 1+ (x+b)c Usia muda (10-29 tahun) Dexp Elnx F 2 n q x = (3.20) 1+Dexp Eln x F 2 Usia tua (30 tahun ke atas) q GH n x = x x (3.21) 1+GH

20 9 IV PEMBHSN Dalam penyusunannya, tabel hayat diklasifikasikan menjadi dua berdasarkan interval usia yakni tabel hayat lengkap dan tabel hayat ringkas. Suatu tabel hayat dikatakan lengkap jika dalam tabel hayat menyajikan usia tunggal atau pertahun, sedangkan tabel hayat ringkas jika dalam penyajiannya menyajikan usia dalam interval 5 atau 10 tahun. Berdasarkan tabel hayat ringkas merika Serikat tahun 2007, dapat diketahui mengenai jumlah penduduk yang bertahan hidup menurut usia tertentu pada interval usia 5 tahunan, peluang penduduk usia tertentu akan meninggal dunia, dan angka harapan hidup penduduk usia tertentu. Tabel hayat ringkas 5 tahunan lebih sering digunakan dengan alasan lebih praktis dalam penggunaannya. Namun, tabel hayat ringkas tidak dapat menentukan peluang seseorang yang berusia 30 tahun akan meninggal di usia 31 tahun. Oleh karena itu, dibutuhkan tabel hayat lengkap yang dapat memberikan informasi lebih lengkap tentang keadaan jumlah penduduk dalam interval usia satu tahun. Perbandingan kurva antara l x pada tabel hayat ringkas merika Serikat 2007 dan l x pada tabel hayat lengkap merika Serikat 2007 dapat dilihat pada Gambar Data Lengkap Data Ringkas Gambar 4.1 Plot l x tabel hayat lengkap dan l x tabel hayat ringkas merika Serikat 2007 Berdasarkan Gambar 4.1 terlihat bahwa kurva l x pada tabel hayat merika Serikat 2007 cenderung monoton turun, artinya bahwa jumlah penduduk pada populasi tersebut berkurang seiring bertambahnya usia dari suatu individu populasi akibat adanya kematian. Misalkan pada Gambar 4.1 dapat dilihat bahwa jumlah penduduk yang bertahan hidup di merika Serikat berusia 80 tahun ada sekitar 40% dari jumlah keseluruhan populasi. Data pada tabel hayat ringkas merika Serikat 2007 akan digunakan sebagai perbandingan dari metode-metode interpolasi yang digunakan dalam tulisan ini, yakni di antaranya adalah metode Elandt-Johnson, Brass Logit, Heligman-Pollard, Kostaki, modifikasi Kostaki dengan Lagrange, modifikasi Kostaki dengan HP 1, dan modifikasi Kostaki dengan HP Metode Elandt-Johnson Elandt-Johnson (1980) menyatakan bahwa tabel hayat lengkap dapat disusun berdasakan tabel hayat ringkas dengan menggunakan formula smoothing dari tiga skema interpolasi menurut usia tertentu, yakni usia 0-10 tahun, usia tahun, serta usia di atas 74 tahun. Untuk interval usia 0-74 tahun, metode Elandt-Johnson menggunakan metode interpolasi Lagrange enam titik seperti pada persamaan (3.1). Berdasarkan persamaan (3.1), koefisien yang digunakan untuk C menghitung l x pada tabel hayat lengkap merika Serikat 2007 dapat diperoleh dengan menggunakan persamaan (3.2). Nilai koefisien yang diperoleh berdasarkan persamaan (3.2) diberikan pada Tabel 4.1 (2 x 9) dan Tabel 4.2 (11 x 74).

21 10 C Tabel 4.1 Koefisien yang digunakan untuk menghitung l x l 1 l 5 l 10 l 15 dengan (2 x 9). l 20 C l 2 C l 3 C l 4 C l 6 C l 7 C l 8 C l 9 Keterangan: l x : jumlah penduduk yang bertahan hidup pada usia x yang tersedia pada tabel hayat ringkas. C l x : jumlah penduduk yang bertahan hidup pada usia x dari tabel hayat lengkap yang akan diduga. l C Tabel 4.2 Koefisien untuk menghitung l x l 5m 10 C l 5m+1 C l 5m+2 C l 5m+3 C l 5m+4 Keterangan: l 5m+j C l 5m+i i = 1,,4. l 5m 5 l 5m dengan (11 x 74). l 5m+5 l 5m+10 l 5m : jumlah penduduk yang bertahan hidup pada usia 5m + j dari tabel hayat ringkas dengan j = 10, 5,0,5,10,15. : jumlah penduduk yang bertahan hidup pada usia 5m + i dari tabel hayat lengkap yang akan diduga dengan dengan m = 2 untuk C C l 11 l 14 m = 14 untuk C C l 70 l 74 Jika tabel hayat ringkas yang digunakan adalah 5 tahunan, maka nilai koefisien pada Tabel 4.1 yang digunakan, yakni nilai l 1, l 5, l 10, l 15, l 20, dan l 25. Misalkan, C untuk menghitung l 2 diperoleh: C l 2 = l l l l 15 C l l 25 b = exp( R ) dan c = exp(a) dengan usia x, a a dan R adalah parameter. Langkah awal dalam metode ini adalah menentukan logaritma dan rasio nilai l x yang berdekatan, yang kemudian akan menghasilkan parameter b x dan c x untuk usia x. Nilai penduga untuk b x dan c x, yakni b x dan c x dapat ditentukan dengan menggunakan persamaan: Perhitungan yang dilakukan pada Tabel 4.2 sama seperti pada Tabel 4.1. Misalkan, C untuk menghitung l 11, diambil nilai m = 2, sehingga diperoleh: C l 11 = l l l l 15 C l l 25 Untuk usia di atas 74 tahun, metode ini mengasumsikan berdistribusi Gompertz, dengan fungsi survival S(x) = exp( R (1 a exp(ax))) = b 1 cx ; x > 0, R > 0, a > 0, c x = y 1 y 2 b x = 10 dengan 1 5 y1 cx xcx 5 1 y 1 = log l x l x+5 l x+5 y 2 = log l x+10 x = 75,80,, γ 10 (4.1)

22 11 Proses perhitungan akan berhenti pada saat b x dan c x untuk x = γ 10, dengan γ adalah usia tertua pada tabel hayat ringkas merika Serikat Setelah memperoleh nilai dugaan parameter b x dan c x dilanjutkan dengan menghitung fungsi survival berdasarkan persamaan: S (x + i) = b x 1 c x x+i dengan i = 1,,4 x = 75,80,, γ 15 i = 1,, (119 γ) x = γ 10 (4.2) Dimulai dari survival S (x) kemudian menduga jumlah penduduk yang bertahan C hidup pada tabel hayat lengkap yakni l x pada persamaan (3.3). Hasil perhitungan b x dan c x menggunakan persamaan (4.1) dan (4.2) diberikan pada Lampiran 5. Selanjutnya hasil nilai l x tabel hayat lengkap merika Serikat 2007 dengan menggunakan metode Elandt- Johnson diberikan pada Lampiran 4. Perbandingan kurva l x pada tabel hayat lengkap merika Serikat 2007 yang asli dan berdasarkan metode Elandt-Johnson dapat dilihat pada Gambar sli ElandtJohnson Gambar 4.2 Plot l x asli merika Serikat 2007 dan l x dengan metode Elandt-Johnson Gambar 4.2 kurva l x tabel hayat lengkap merika Serikat 2007 yang asli memiliki perbedaan yang sangat kecil dengan metode Elandt-Johnson, sehingga metode Elandt- Johnson dikatakan sangat baik dalam menduga l x tabel hayat lengkap merika Serikat Metode Brass Logit Brass (1971) mengasumsikan hubungan linear persamaan (3.4) yakni antara l x dan S S l x. l x merupakan jumlah penduduk yang bertahan hidup pada tabel hayat standar, sedangkan α dan β adalah parameter yang masing-masing menyatakan perubahan level kematian dan slope kematian. Perubahan nilai β berhubungan dengan distribusi usia yang berbeda yaitu apakah kematian usia anak-anak lebih banyak atau lebih sedikit dibandingkan dengan kematian usia dewasa. Jika nilai β >1 berarti kematian usia anak-anak lebih rendah dibandingkan dengan kematian usia dewasa, sebaliknya jika β < 1 berarti kematian usia anak-anak lebih tinggi dibandingkan dengan kematian usia dewasa. Metode Brass Logit sangat bergantung pada penentuan tabel hayat standar yang akan digunakan, oleh karena itu perlu dilakukan pengujian linearitas antara logit (1 l x ) S dengan logit 1 l x menggunakan persamaan (3.4). Pada tulisan ini data yang digunakan sebagai data standar adalah tabel hayat lengkap merika Serikat Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan bantuan Software Mathematica 7.0 diperoleh α = dan β = 0.91 dengan R 2 = yang berarti pemilihan tabel hayat standar sudah tepat. Hubungan linear antara logit (1 l x ) 2007 dan logit S 1 l x 2002 dapat dilihat pada Gambar 4.3 di bawah ini.

23 logit1l x logit1 s l x Gambar 4.3 Pendugaan parameter metode Brass Logit Jumlah penduduk yang bertahan hidup dari tabel hayat lengkap dapat dihitung berdasarkan persamaan (3.4) dan persamaan (3.5) sehingga diperoleh persamaan (3.6). Berdasarkan perhitungan α = dan β = 0.91, β < 1 artinya angka kematian penduduk merika Serikat 2007 usia anakanak lebih tinggi dibandingkan dengan usia muda. Parameter β yang mendekati 1 menunjukkan bahwa perubahan kurva l x pada tabel hayat merika Serikat 2007 tidak berubah drastis dari tabel hayat standar yang dipilih yaitu tabel hayat merika Serikat Bukti persamaan (3.6): l x = Diketahui: Bukti: 1 S 1 + exp 2 α + βlogit1 l x logit(1 l x ) = 1 2 ln 1 l x l x logit(1 l x ) = α + βlogit1 S l x 1 2 ln 1 l x S = α + βlogit1 l l x x ln 1 l x S = 2 α + βlogit1 l l x x 1 l x = exp 2 α l x S + βlogit1 l x 1 l x l x l x = exp 2 α + βlogit1 1 l x 1 = exp 2 α + βlogit1 1 l x = 1 + exp 2 α + βlogit1 S l x S l x S l x 1 l x = S 1 + exp 2 α + βlogit1 l x Berdasarkan hasil yang diperoleh persamaan (3.6) menjadi l x = 1 S 1+exp [2( logit(1 l x ))] (4.3) Nilai l x tabel hayat lengkap merika Serikat 2007 dengan metode Brass Logit S diperoleh dengan mensubstitusi l x (data standar l x ) tabel hayat lengkap merika Serikat 2002 kepersamaan (4.3). Nilai l x metode ini dapat dilihat pada lampiran 4. Perbandingan kurva l x tabel hayat lengkap merika Serikat 2007 yang asli dan kurva l x dengan metode Brass Logit tabel hayat lengkap merika Serikat 2007 dapat dilihat pada Gambar 4.4.

24 sli Brass Logit Gambar 4.4 Plot l x asli merika Serikat 2007 dan l x dengan metode Brass Logit Kurva l x dengan metode Brass Logit mengikuti pola kurva l x tabel hayat lengkap merika Serikat 2007 yang asli, kecuali di usia sekitar 50 tahun ke atas nilai l x berbeda jauh dengan nilai l x sebenarnya Model Heligman-Pollard (HP) Menurut Heligman-Pollard (1980), model Heligman-Pollard adalah salah satu metode interpolasi yang merepresentasikan kematian selama rentang waktu seluruh kehidupan. Ide yang mendasari model Heligman-Pollard ini adalah bahwa kelompok kematian dapat dibagi menjadi tiga kelas, yakni komponen pertama merepresentasikan kematian bayi dan anak-anak, komponen kedua merepresentasikan kematian dewasa muda, dan komponen ketiga merepresentasikan kematian di usia tua. Fungsi matematika model Heligman- Pollard diberikan pada persamaan (3.7). Misalkan fungsi pada sisi kanan persamaan tersebut adalah F(x; C), yakni suatu fungsi dengan variabel usia x dan C merupakan vektor parameter pada persamaan tersebut, maka rumus Heligman-Pollard akan menjadi: karena maka q x p x = F(x; C) q x = 1 p x q x = F(x; C) 1 + F(x; C) Bukti hubungan n q x dengan q x pada model Heligman-Pollard: Bukti: n 1 nqx = 1 (1 q x+i ) i=0 npx = 1 n q x n = 1 d x l x = l x+n l x = l x+1 l x+2 l x+n l x l x+1 l x+n 1 = p x p x+1 p x+n 1 n 1 = p x+i i=0 n 1 nqx = 1 p x+i i=0 n 1 = 1 (1 q x+i ) i=0

25 14 Sehingga model peluang kematian untuk tabel hayat ringkas adalah: n 1 F(x + i; C) nq x = F(x + i; C) i=0 Nilai-nilai parameter model Heligman- Pollard dapat dihitung dengan menggunakan persamaan (3.8). Berdasarkan hasil perhitungan menggunakan software Mathematica 7.0 diperoleh nilai-nilai parameter model Heligman-Pollard yang diberikan pada Tabel 4.3 di bawah ini. Tabel 4.3 Nilai parameter model Heligman-Pollard. Parameter Nilai Keterangan Representasi dari q 1 B Perbedaan antara d 0 dan d 1 C Penurunan laju kematian anak-anak. D Intensitas kematian pada dewasa muda. E Sebaran usia terjadinya kecelakaan. F Usia muda dengan kematian terbanyak. G Tingkat kematian usia tua. H Laju peningkatan kematian usia tua. Kemudian dengan mensubstitusi nilai penduga parameter-parameter yang telah diperoleh ke dalam persamaan (3.10) akan dihasilkan nilai dugaan q x tabel hayat lengkap. Setelah nilai q x diperoleh, nilai l x dapat diperoleh dengan menggunakan hubungan dengan fungsi q x yaitu: l x+1 = (1 q x )l x ; x = 0,1,2,, γ (4.4) γ adalah usia tertua tabel hayat ringkas dan l 0 = Hasil pendugaan l x tabel hayat lengkap merika Serikat 2007 diberikan pada Lampiran 4. Perbandingan kurva l x tabel hayat lengkap merika Serikat 2007 yang asli dan kurva l x tabel hayat lengkap merika Serikat 2007 dengan model Heligman-Pollard dapat dilihat pada Gambar sli Heligman Pollard Gambar 4.5 Plot l x asli merika Serikat 2007 dan l x dengan model Heligman-Pollard Pola kurva l x tabel hayat lengkap merika Serikat 2007 dengan model Heligman-Pollard mengikuti pola l x tabel hayat lengkap merika Serikat yang asli. Model Heligman-Pollard dapat menduga data asli dengan cukup baik Metode Kostaki Metode interpolasi Kostaki (Kostaki 2000) memberikan metode nonparametric sederhana yang berkaitan dengan peluang kematian lima tahunan dan peluang kematian satu tahunan. Hipotesis dari metode ini adalah

26 15 bahwa dalam setiap usia interval [x, x + n), laju kematian sesaat μ(x) tabel hayat ringkas adalah perkalian atau penggandaan konstanta laju kematian sesaat μ(x) tabel hayat lengkap standar di interval usia yang sama. Hipotesis metode ini diberikan pada persamaan: μ(x) = K x μ (S) (x) n Oleh karena itu konstanta n K x konstan untuk setiap interval usia [x, x + n). Metode interpolasi Kostaki berdasarkan data standar diberikan pada persamaan (3.11). Kemudian untuk memperoleh nilai dugaan q x tahunan, hasil perhitungan persamaan (3.11) disubstitusi kepersamaan (3.12). Bukti persamaan (3.11): n K x = ln(1 n q x) n=1 (S) i=0 ) Diketahui: Bukti: μ(x) = n ln (1 q x+i K x μ (S) (x) n μ x+s ds = K x μ (s) x+s ds 0 n 0 n ln p x = n n K x ln n p (s) x n K x = ln n p x ln np (s) x ln = n=1 ln n p x i=0 p (s) x+i ln1 n q x = n=1 ln 1 q (s) x+i i=0 = ln(1 n q x) n=1 (S) ln (1 q x+i i=0 ) Metode Kostaki menggunakan tabel hayat standar yang serupa dengan metode Brass Logit, yakni tabel hayat lengkap merika Serikat Hasil nilai l x dari metode Kostaki diberikan pada Lampiran 4 dan hasil keseluruhan untuk perhitungan nilai konstanta n K x diberikan pada Lampiran 8. Perbandingan kurva l x tabel hayat lengkap merika Serikat 2007 yang asli dan kurva l x tabel hayat lengkap merika Serikat 2007 dengan metode Kostaki diberikan pada Gambar sli Kostaki Gambar 4.6 Plot l x asli merika Serikat 2007 dan l x dengan metode Kostaki Berdasarkan kurva l x pada Gambar 4.6 dengan menggunakan metode Kostaki, mengikuti pola kurva l x tabel hayat lengkap merika Serikat 2007 yang asli. Dengan demikian metode ini dapat menduga data asli dengan sangat baik Metode modifikasi Kostaki Metode ini hampir serupa dengan metode Kostaki. Metode ini tidak memerlukan tabel hayat standar sebagai alat bantu untuk melakukan pendugaan tabel hayat lengkap. Namun, metode ini memerlukan metode

27 16 interpolasi yang lain sebagai pengganti tabel hayat standar. Pada tulisan ini digunakan metode interpolasi Lagrange enam titik, model HP 1, dan model HP 2 sebagai alat yang akan menginterpolasi q x tabel hayat ringkas merika Serikat Modifikasi Kostaki dengan Lagrange Metode modifikasi Kostaki dengan Lagrange adalah kombinasi Kostaki dan interpolasi Lagrange yang serupa dengan skenario interpolasi yang digunakan pada metode Elandt-Johnson. Proses interpolasi q x tabel hayat ringkas merika Serikat 2007, menggunakan metode interpolasi Lagrange enam titik. Nilai-nilai koefisien yang diperoleh untuk fungsi basis dari usia 1-10 tahun diberikan pada Tabel 4.4 di bawah ini. Tabel 4.4 Koefisien yang digunakan untuk menghitung q x n dengan 1 x q 1 4 q 2 4 q 3 4 q 4 5 q 5 5 q 6 5 q 7 5 q 8 5 q 9 5 q 10 4 q 1 5 q 5 5 q 10 5 q 15 5 q 20 5 q Skenario interpolasi yang dilakukan adalah misalkan untuk memperoleh nilai q x n usia tahun, menggunakan titiktitik data interpolan x 1 = 0, x 2 = 5, x 3 = 10, x 4 = 15, x 5 = 20, dan x 6 = 25. Kemudian untuk memperoleh nilai q x n usia tahun menggunakan titik-titik data x 1 = 5, x 2 = 10, x 3 = 15, x 4 = 20, x 5 = 25, dan x 6 = 30. Proses yang sama dilakukan untuk datadata yang berikutnya. Berdasarkan Tabel 4.4 perhitungan nilai q x n untuk interval usia 1-10 tahun menggunakan 6 titik-titik data interpolan yakni x 1 = 1, x 2 = 5, x 3 = 10, x 4 = 15, x 5 = 20, dan x 6 = 25. Misalkan untuk menghitung nilai q 2 4 dengan menggunakan persamaan (3.15) adalah sebagai berikut: q 2 4 = q q q q q q 25 Perhitungan dilakukan dengan cara yang sama sampai x = 10. Hasil interpolasi yang selanjutnya masing-masing diberikan pada Lampiran 9. Setelah dilakukan interpolasi dengan menggunakan metode interpolasi Lagrange 6 titik, tahap pertama yang dilakukan adalah hasil nilai n q x akan disubstitusi kepersamaan (3.13) untuk memperoleh nilai konstanta n K x. Kemudian tahapan selanjutnya, untuk memperoleh nilai dugaan q x tahunan, hasil yang diperoleh berdasarkan perhitungan pada persamaan (3.13) disubstitusi kepersamaan (3.14). Nilai konstanta n K x dan hasil nilai l x, masingmasing diberikan pada Lampiran 10 dan Lampiran 4. Perbandingan kurva l x tabel hayat lengkap merika Serikat 2007 yang asli dan kurva l x dengan metode modifikasi Kostaki dengan Lagrange tabel hayat lengkap merika Serikat 2007 dapat dilihat pada Gambar 4.7 di bawah ini.

28 sli Kostaki Lagrange Gambar 4.7 Plot l x asli merika Serikat 2007 dan l x dengan metode modifikasi Kostaki dengan Lagrange Pola kurva l x tabel hayat lengkap merika Serikat 2007 dengan metode modifikasi Kostaki dengan Lagrange mengikuti pola l x tabel hayat lengkap merika Serikat 2007 yang asli. Dengan demikian metode ini dapat menduga data asli dengan baik Modifikasi Kostaki dengan HP 1 Model HP 1 adalah model yang akan digunakan untuk menginterpolasi q x pada tabel hayat ringkas merika Serikat Pada metode interpolasi ini membagi tiga tahap interpolasi berdasarkan kelompok usia. Pertama menggunakan model (3.16) untuk menginterpolasi usia 1-9 tahun, kedua menggunakan model (3.17) untuk menginterpolasi usia tahun, dan interpolasi yang ketiga menggunakan model (3.18) untuk menginterpolasi usia tahun. Nilai dugaan parameter model-model tersebut diperoleh dengan bantuan Software MTLB R2008b menggunakan metode Levenberg Marquardt, langkah-langkah proses pencariannya diberikan pada Lampiran 15. Hasil nilai parameter model-model tersebut diberikan pada Tabel 4.5 di bawah ini. Tabel 4.5 Nilai parameter model (3.16), (3.17), (3.18). Parameter Model (3.16) Model (3.17) Model (3.18) B C D E F E G E-05 H Tahap pertama, nilai-nilai parameter yang telah dihasilkan disubstitusi ke masing-masing model yang bersangkutan untuk memperoleh nilai. Tahap kedua, hasil berdasarkan nilai n q x disubstitusi kepersamaan (3.13) untuk memperoleh nilai konstanta n K x. Kemudian tahap selanjutnya, hasil berdasarkan persamaan (3.13) disubstitusi q x n kepersamaan (3.14) untuk memperoleh nilai dugaan q x tahunan. Nilai n q x, konstanta n K x, dan hasil nilai l x dari metode ini masingmasing diberikan pada Lampiran 11, 12 dan 4. Perbandingan kurva l x asli dan metode modifikasi Kostaki dengan HP 1 tabel hayat lengkap merika Serikat 2007 dapat dilihat pada Gambar 4.8.

29 sli Kostaki HP Gambar 4.8 Plot l x asli merika Serikat 2007 dan l x dengan metode modifikasi Kostaki dengan model HP 1. Pola kurva l x tabel hayat lengkap merika Serikat 2007 dengan metode modifikasi Kostaki dengan model HP 1 mengikuti pola l x tabel hayat lengkap merika Serikat 2007 yangasli. Dengan demikian metode ini dapat menduga data asli dengan baik Modifikasi Kostaki dengan HP 2 Model HP 2 adalah model yang akan digunakan untuk menginterpolasi q x pada tabel hayat ringkas merika Serikat Metode interpolasi yang dilakukan serupa dengan yang dilakukan pada model HP 1, yakni interpolasi dilakukan dengan cara membagi tiga tahap interpolasi berdasarkan kelompok usia. Interpolasi yang pertama menggunakan model (3.19) untuk menginterpolasi usia 1-9 tahun, interpolasi kedua menggunakan model (3.20) untuk menginterpolasi usia tahun, dan interpolasi yang ketiga menggunakan model (3.21) untuk menginterpolasi usia tahun. Nilai dugaan untuk parameterparameter model HP 2 diperoleh dengan bantuan Software MTLB R2008b menggunakan metode Levenberg Marquardt, langkah-langkah proses pencariannya diberikan pada Lampiran 15. Hasil yang telah diperoleh untuk nilai-nilai parameter tersebut diberikan pada Tabel 4.6 di bawah ini. Tabel 4.6 Nilai parameter model (3.19), (3.20), (3.21). Parameter Model (3.19) Model (3.20) Model (3.21) B C D E F G E-05 H Tahapan yang dilakukan serupa dengan tahapan pada modifikasi Kostaki dengan HP 1. Tahap pertama, nilai-nilai parameter yang telah dihasilkan disubstitusi ke masing-masing model yang bersangkutan untuk memperoleh nilai n q x. Tahap kedua, hasil berdasarkan nilai n q x disubstitusi kepersamaan (3.13) untuk memperoleh nilai konstanta n K x.

PERBANDINGAN METODE INTERPOLASI ABRIDGED LIFE TABLE

PERBANDINGAN METODE INTERPOLASI ABRIDGED LIFE TABLE PERBANDINGANN METODE INTERPOLASI ABRIDGED LIFE TABLE DAN APLIKASINYA PADA DATAA KEMATIAN INDONESIA VANI RIALITA SUPONO SEKOLAH PASCASARJANAA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 PERNYATAAN MENGENAI TESIS

Lebih terperinci

PERBANDINGAN METODE INTERPOLASI ABRIDGED LIFE TABLE

PERBANDINGAN METODE INTERPOLASI ABRIDGED LIFE TABLE PERBANDINGANN METODE INTERPOLASI ABRIDGED LIFE TABLE DAN APLIKASINYA PADA DATAA KEMATIAN INDONESIA VANI RIALITA SUPONO SEKOLAH PASCASARJANAA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 PERNYATAAN MENGENAI TESIS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Demografi merupakan ilmu yang mempelajari tentang penduduk, khususnya pada lima aspek yaitu ukuran, distribusi geografi, komposisi, komponen perubahan (kelahiran, kematian,

Lebih terperinci

ANALISIS MODEL PELUANG BERTAHAN HIDUP DAN APLIKASINYA SUNARTI FAJARIYAH

ANALISIS MODEL PELUANG BERTAHAN HIDUP DAN APLIKASINYA SUNARTI FAJARIYAH ANALISIS MODEL PELUANG BERTAHAN HIDUP DAN APLIKASINYA SUNARTI FAJARIYAH SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 2 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI Dengan ini saya menyatakan

Lebih terperinci

MODIFIKASI METODE RELE UNTUK MODEL PENDUDUK QUASI-STABIL CECEP A.H.F. SANTOSA

MODIFIKASI METODE RELE UNTUK MODEL PENDUDUK QUASI-STABIL CECEP A.H.F. SANTOSA MODIFIKASI METODE RELE UNTUK MODEL PENDUDUK QUASI-STABIL CECEP A.H.F. SANTOSA SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2008 Hak Cipta milik Institut Pertanian Bogor, tahun 2008 Hak Cipta dilindungi

Lebih terperinci

PENDUGAAN LIFE TABLE PENDUDUK WANITA INDONESIA DAN PENGEMBANGANNYA MENJADI LIFE TABLE KONTINU

PENDUGAAN LIFE TABLE PENDUDUK WANITA INDONESIA DAN PENGEMBANGANNYA MENJADI LIFE TABLE KONTINU PENDUGAAN LIFE TABLE PENDUDUK WANITA INDONESIA DAN PENGEMBANGANNYA MENJADI LIFE TABLE KONTINU T. PURWIANTI 1, H. SUMARNO 2, E. H. NUGRAHANI 3 Abstrak Data mortalitas suatu negara biasanya disajikan dalam

Lebih terperinci

APLIKASI MODEL DINAMIKA POPULASI LOTKA DENGAN LAJU KELAHIRAN DAN KEMATIAN TIDAK KONSTAN UNTUK DATA INDONESIA SUSIATI NASIKIN

APLIKASI MODEL DINAMIKA POPULASI LOTKA DENGAN LAJU KELAHIRAN DAN KEMATIAN TIDAK KONSTAN UNTUK DATA INDONESIA SUSIATI NASIKIN APLIKASI MODEL DINAMIKA POPULASI LOTKA DENGAN LAJU KELAHIRAN DAN KEMATIAN TIDAK KONSTAN UNTUK DATA INDONESIA SUSIATI NASIKIN SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2010 PERNYATAAN MENGENAI

Lebih terperinci

MODEL SKEDUL MIGRASI DAN APLIKASINYA DALAM PROYEKSI PENDUDUK MULTIREGIONAL MUSLIMAH

MODEL SKEDUL MIGRASI DAN APLIKASINYA DALAM PROYEKSI PENDUDUK MULTIREGIONAL MUSLIMAH MODEL SKEDUL MIGRASI DAN APLIKASINYA DALAM PROYEKSI PENDUDUK MULTIREGIONAL MUSLIMAH SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2008 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI Dengan ini saya

Lebih terperinci

ANALISIS POLA KELAHIRAN MENURUT UMUR STUDI KASUS DI INDONESIA TAHUN 1987 DAN TAHUN 1997 SUMIHAR MEINARTI

ANALISIS POLA KELAHIRAN MENURUT UMUR STUDI KASUS DI INDONESIA TAHUN 1987 DAN TAHUN 1997 SUMIHAR MEINARTI ANALISIS POLA KELAHIRAN MENURUT UMUR STUDI KASUS DI INDONESIA TAHUN 1987 DAN TAHUN 1997 SUMIHAR MEINARTI SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI

Lebih terperinci

ANALISIS BIPLOT UNTUK MEMETAKAN MUTU SEKOLAH YANG SESUAI DENGAN NILAI UJIAN NASIONAL SUJITA

ANALISIS BIPLOT UNTUK MEMETAKAN MUTU SEKOLAH YANG SESUAI DENGAN NILAI UJIAN NASIONAL SUJITA ANALISIS BIPLOT UNTUK MEMETAKAN MUTU SEKOLAH YANG SESUAI DENGAN NILAI UJIAN NASIONAL SUJITA SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI Dengan

Lebih terperinci

ANALISIS POLA KELAHIRAN MENURUT UMUR STUDI KASUS DI INDONESIA TAHUN 1987 DAN TAHUN 1997 SUMIHAR MEINARTI

ANALISIS POLA KELAHIRAN MENURUT UMUR STUDI KASUS DI INDONESIA TAHUN 1987 DAN TAHUN 1997 SUMIHAR MEINARTI ANALISIS POLA KELAHIRAN MENURUT UMUR STUDI KASUS DI INDONESIA TAHUN 1987 DAN TAHUN 1997 SUMIHAR MEINARTI SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI

Lebih terperinci

ANALISIS KETAHANAN DAN APLIKASINYA UNTUK PEMODELAN INTERVAL KELAHIRAN ANAK PERTAMA HARNANTO

ANALISIS KETAHANAN DAN APLIKASINYA UNTUK PEMODELAN INTERVAL KELAHIRAN ANAK PERTAMA HARNANTO ANALISIS KETAHANAN DAN APLIKASINYA UNTUK PEMODELAN INTERVAL KELAHIRAN ANAK PERTAMA HARNANTO SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2008 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI Dengan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 ISTILAH-ISTILAH 2.1.1 Dinamika Penduduk [Population Dynamics] Dinamika penduduk adalah proses perubahan yang terjadi secara terus menerus yang mempengaruhi jumlah penduduk

Lebih terperinci

APLIKASI MODEL DINAMIKA POPULASI LOTKA DENGAN LAJU KELAHIRAN DAN KEMATIAN TIDAK KONSTAN UNTUK DATA INDONESIA SUSIATI NASIKIN

APLIKASI MODEL DINAMIKA POPULASI LOTKA DENGAN LAJU KELAHIRAN DAN KEMATIAN TIDAK KONSTAN UNTUK DATA INDONESIA SUSIATI NASIKIN APLIKASI MODEL DINAMIKA POPULASI LOTKA DENGAN LAJU KELAHIRAN DAN KEMATIAN TIDAK KONSTAN UNTUK DATA INDONESIA SUSIATI NASIKIN SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 21 PERNYATAAN MENGENAI TESIS

Lebih terperinci

REGRESI KEKAR SIMPANGAN MUTLAK TERKECIL DENGAN MODIFIKASI SIMPLEKS MUHAMMAD YUSUF DWIHARJANGGI

REGRESI KEKAR SIMPANGAN MUTLAK TERKECIL DENGAN MODIFIKASI SIMPLEKS MUHAMMAD YUSUF DWIHARJANGGI REGRESI KEKAR SIMPANGAN MUTLAK TERKECIL DENGAN MODIFIKASI SIMPLEKS MUHAMMAD YUSUF DWIHARJANGGI DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2011 ABSTRAK

Lebih terperinci

MODEL MANGSA PEMANGSA DENGAN RESPON FUNGSIONAL TAK MONOTON RIDWAN IDHAM

MODEL MANGSA PEMANGSA DENGAN RESPON FUNGSIONAL TAK MONOTON RIDWAN IDHAM MODEL MANGSA PEMANGSA DENGAN RESPON FUNGSIONAL TAK MONOTON RIDWAN IDHAM DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2011 ABSTRAK RIDWAN IDHAM. Model

Lebih terperinci

ANALISIS REGRESI TERPOTONG BEBERAPA NILAI AMATAN NURHAFNI

ANALISIS REGRESI TERPOTONG BEBERAPA NILAI AMATAN NURHAFNI ANALISIS REGRESI TERPOTONG DENGAN BEBERAPA NILAI AMATAN NOL NURHAFNI SEKOLAH PASCASARJANAA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2008 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI Dengan ini saya menyatakan

Lebih terperinci

PREDIKSI JANGKA PANJANG DARI PROSES POISSON SIKLIK DENGAN FUNGSI INTENSITAS GLOBAL DIKETAHUI AGUSTINA MARGARETHA

PREDIKSI JANGKA PANJANG DARI PROSES POISSON SIKLIK DENGAN FUNGSI INTENSITAS GLOBAL DIKETAHUI AGUSTINA MARGARETHA PREDIKSI JANGKA PANJANG DARI PROSES POISSON SIKLIK DENGAN FUNGSI INTENSITAS GLOBAL DIKETAHUI AGUSTINA MARGARETHA DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (b) Variabel independen yang biasanya dinyatakan dengan simbol

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (b) Variabel independen yang biasanya dinyatakan dengan simbol BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Regresi Regresi adalah suatu studi statistik untuk menjelaskan hubungan dua variabel atau lebih yang dinyatakan dalam bentuk persamaan. Salah satu variabel merupakan variabel

Lebih terperinci

Non Linear Estimation and Maximum Likelihood Estimation

Non Linear Estimation and Maximum Likelihood Estimation Non Linear Estimation and Maximum Likelihood Estimation Non Linear Estimation and Maximum Likelihood Estimation Non Linear Estimation We have studied linear models in the sense that the parameters are

Lebih terperinci

PENDUGAAN PARAMETER BEBERAPA SEBARAN POISSON CAMPURAN DAN BEBERAPA SEBARAN DISKRET DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITME EM ADE HARIS HIMAWAN

PENDUGAAN PARAMETER BEBERAPA SEBARAN POISSON CAMPURAN DAN BEBERAPA SEBARAN DISKRET DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITME EM ADE HARIS HIMAWAN PENDUGAAN PARAMETER BEBERAPA SEBARAN POISSON CAMPURAN DAN BEBERAPA SEBARAN DISKRET DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITME EM ADE HARIS HIMAWAN SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2008 PERNYATAAN

Lebih terperinci

Analisis Regresi Nonlinear (I)

Analisis Regresi Nonlinear (I) 9 Oktober 2013 Topik Inferensi dalam Regresi Nonlinear Contoh Kasus Regresi linear berganda secara umum sesuai untuk kebanyakan kasus. Namun, banyak kasus peubah respons dan bebas berhubungan melalui fungsi

Lebih terperinci

PENENTUAN PELUANG BERTAHAN DALAM MODEL RISIKO KLASIK DENGAN MENGGUNAKAN TRANSFORMASI LAPLACE AMIRUDDIN

PENENTUAN PELUANG BERTAHAN DALAM MODEL RISIKO KLASIK DENGAN MENGGUNAKAN TRANSFORMASI LAPLACE AMIRUDDIN PENENTUAN PELUANG BERTAHAN DALAM MODEL RISIKO KLASIK DENGAN MENGGUNAKAN TRANSFORMASI LAPLACE AMIRUDDIN SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2008 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI

Lebih terperinci

PENAKSIRAN PARAMETER µ DAN σ PADA DISTRIBUSI NORMAL MENGGUNAKAN METODE BAYES DAN MAKSIMUM LIKELIHOOD SKRIPSI SUNARTO URJOYO PURBA

PENAKSIRAN PARAMETER µ DAN σ PADA DISTRIBUSI NORMAL MENGGUNAKAN METODE BAYES DAN MAKSIMUM LIKELIHOOD SKRIPSI SUNARTO URJOYO PURBA PENAKSIRAN PARAMETER µ DAN σ PADA DISTRIBUSI NORMAL MENGGUNAKAN METODE BAYES DAN MAKSIMUM LIKELIHOOD SKRIPSI SUNARTO URJOYO PURBA 09083005 DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN

Lebih terperinci

Standarisasi dan Life Tables. Kependudukan Semester

Standarisasi dan Life Tables. Kependudukan Semester Standarisasi dan Life Tables Kependudukan Semester 2 2012 Outline Diagram lexis Direct-indirect standardization Life tables Latihan soal Diagram Lexis Diagram Lexis KONSEP DASAR Diagram yang melukiskan

Lebih terperinci

SEBARAN ASIMTOTIK PENDUGA KOMPONEN PERIODIK FUNGSI INTENSITAS PROSES POISSON PERIODIK DENGAN TREN FUNGSI PANGKAT RO FAH NUR RACHMAWATI

SEBARAN ASIMTOTIK PENDUGA KOMPONEN PERIODIK FUNGSI INTENSITAS PROSES POISSON PERIODIK DENGAN TREN FUNGSI PANGKAT RO FAH NUR RACHMAWATI SEBARAN ASIMTOTIK PENDUGA KOMPONEN PERIODIK FUNGSI INTENSITAS PROSES POISSON PERIODIK DENGAN TREN FUNGSI PANGKAT RO FAH NUR RACHMAWATI SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2010 PERNYATAAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Analisis regresi merupakan sebuah alat statistik yang memberi penjelasan

BAB I PENDAHULUAN. Analisis regresi merupakan sebuah alat statistik yang memberi penjelasan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Analisis regresi merupakan sebuah alat statistik yang memberi penjelasan tentang pola hubungan (model) antara dua peubah atau lebih (Draper dan Smith, 1992).

Lebih terperinci

PEMODELAN DENGAN REGRESI LOGISTIK. Secara umum, kedua hasil dilambangkan dengan (sukses) dan (gagal)

PEMODELAN DENGAN REGRESI LOGISTIK. Secara umum, kedua hasil dilambangkan dengan (sukses) dan (gagal) PEMODELAN DENGAN REGRESI LOGISTIK 1. Data Biner Data biner merupakan data yang hanya memiliki dua kemungkinan hasil. Secara umum, kedua hasil dilambangkan dengan (sukses) dan (gagal) dengan peluang masing-masing

Lebih terperinci

MODEL-MODEL LEBIH RUMIT

MODEL-MODEL LEBIH RUMIT MAKALAH MODEL-MODEL LEBIH RUMIT DISUSUN OLEH : SRI SISKA WIRDANIYATI 65 JURUSAN STATISTIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA 04 BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang

Lebih terperinci

BAB ΙΙ LANDASAN TEORI

BAB ΙΙ LANDASAN TEORI 7 BAB ΙΙ LANDASAN TEORI Berubahnya nilai suatu variabel tidak selalu terjadi dengan sendirinya, bisa saja berubahnya nilai suatu variabel disebabkan oleh adanya perubahan nilai pada variabel lain yang

Lebih terperinci

PAM 252 Metode Numerik Bab 4 Pencocokan Kurva

PAM 252 Metode Numerik Bab 4 Pencocokan Kurva PAM 252 Metode Numerik Bab 4 Pencocokan Kurva Mahdhivan Syafwan Jurusan Matematika FMIPA Universitas Andalas Semester Genap 2013/2014 1 Mahdhivan Syafwan Metode Numerik: Pencocokan Kurva Permasalahan dan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. landasan pembahasan pada bab selanjutnya. Pengertian-pengertian dasar yang di

BAB II LANDASAN TEORI. landasan pembahasan pada bab selanjutnya. Pengertian-pengertian dasar yang di 5 BAB II LANDASAN TEORI Bab ini membahas pengertian-pengertian dasar yang digunakan sebagai landasan pembahasan pada bab selanjutnya. Pengertian-pengertian dasar yang di bahas adalah sebagai berikut: A.

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Analisis regresi adalah suatu metode analisis data yang menggambarkan

TINJAUAN PUSTAKA. Analisis regresi adalah suatu metode analisis data yang menggambarkan II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Analisis Regresi Analisis regresi adalah suatu metode analisis data yang menggambarkan hubungan fungsional antara variabel respon dengan satu atau beberapa variabel prediktor.

Lebih terperinci

PEMILIHAN PARAMETER PENGHALUS DALAM REGRESI SPLINE LINIER. Agustini Tripena Br.Sb.

PEMILIHAN PARAMETER PENGHALUS DALAM REGRESI SPLINE LINIER. Agustini Tripena Br.Sb. JMP : Volume 3 Nomor 1, Juni 2011 PEMILIHAN PARAMETER PENGHALUS DALAM REGRESI SPLINE LINIER Agustini Tripena Br.Sb. Fakultas Sains dan Teknik, Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto, Indonesia ABSTRAK.

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. 1. Analisis Korelasi adalah metode statstika yang digunakan untuk menentukan

BAB 2 LANDASAN TEORI. 1. Analisis Korelasi adalah metode statstika yang digunakan untuk menentukan BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Defenisi Analisis Regresi dan Korelasi 1. Analisis Korelasi adalah metode statstika yang digunakan untuk menentukan kuatnya atau derajat hubungan linier antara dua variabel atau

Lebih terperinci

MODEL DISTRIBUSI PERTUMBUHAN EKONOMI ANTARKELOMPOK PADA DUA DAERAH ADE LINA HERLIANI

MODEL DISTRIBUSI PERTUMBUHAN EKONOMI ANTARKELOMPOK PADA DUA DAERAH ADE LINA HERLIANI MODEL DISTRIBUSI PERTUMBUHAN EKONOMI ANTARKELOMPOK PADA DUA DAERAH ADE LINA HERLIANI SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI Dengan ini saya

Lebih terperinci

PENGGUNAAN METODE ITERASI VARIASI UNTUK MENYELESAIKAN MASALAH OSILASI BERPASANGAN SANTI SUSILAWATI

PENGGUNAAN METODE ITERASI VARIASI UNTUK MENYELESAIKAN MASALAH OSILASI BERPASANGAN SANTI SUSILAWATI PENGGUNAAN METODE ITERASI VARIASI UNTUK MENYELESAIKAN MASALAH OSILASI BERPASANGAN SANTI SUSILAWATI DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2012

Lebih terperinci

PERBANDINGAN RAMALAN MODEL TARCH DAN EGARCH PADA NILAI TUKAR KURS EURO TERHADAP RUPIAH

PERBANDINGAN RAMALAN MODEL TARCH DAN EGARCH PADA NILAI TUKAR KURS EURO TERHADAP RUPIAH PERBANDINGAN RAMALAN MODEL TARCH DAN EGARCH PADA NILAI TUKAR KURS EURO TERHADAP RUPIAH Oleh RETNO HESTININGTYAS M0106061 SKRIPSI ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh gelar

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 21 Analisis Regresi Perubahan nilai suatu variabel tidak selalu terjadi dengan sendirinya, namun perubahan nilai variabel itu dapat disebabkan oleh berubahnya variabel lain yang berhubungan

Lebih terperinci

PENDUGAAN ANGKA PUTUS SEKOLAH DI KABUPATEN SEMARANG DENGAN METODE PREDIKSI TAK BIAS LINIER TERBAIK EMPIRIK PADA MODEL PENDUGAAN AREA KECIL SKRIPSI

PENDUGAAN ANGKA PUTUS SEKOLAH DI KABUPATEN SEMARANG DENGAN METODE PREDIKSI TAK BIAS LINIER TERBAIK EMPIRIK PADA MODEL PENDUGAAN AREA KECIL SKRIPSI PENDUGAAN ANGKA PUTUS SEKOLAH DI KABUPATEN SEMARANG DENGAN METODE PREDIKSI TAK BIAS LINIER TERBAIK EMPIRIK PADA MODEL PENDUGAAN AREA KECIL SKRIPSI Disusun Oleh: NANDANG FAHMI JALALUDIN MALIK NIM. J2E 009

Lebih terperinci

PERBANDINGAN HASIL PENGGEROMBOLAN METODE K-MEANS, FUZZY K-MEANS, DAN TWO STEP CLUSTER

PERBANDINGAN HASIL PENGGEROMBOLAN METODE K-MEANS, FUZZY K-MEANS, DAN TWO STEP CLUSTER PERBANDINGAN HASIL PENGGEROMBOLAN METODE K-MEANS, FUZZY K-MEANS, DAN TWO STEP CLUSTER LATHIFATURRAHMAH SEKOLAH PASCA SARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2010 PERNYATAAN MENGENAI TUGAS AKHIR DAN SUMBER

Lebih terperinci

PEMODELAN DATA INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN. Disusun Oleh : NOVIA AGUSTINA. Skripsi. Jurusan Statistika Fakultas Sains dan Matematika Undip

PEMODELAN DATA INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN. Disusun Oleh : NOVIA AGUSTINA. Skripsi. Jurusan Statistika Fakultas Sains dan Matematika Undip PEMODELAN DATA INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN MENGGUNAKAN REGRESI PENALIZED SPLINE Disusun Oleh : NOVIA AGUSTINA 24010211130039 Skripsi Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Sains

Lebih terperinci

PENYELESAIAN MAGIC SQUARE SEBAGAI PERMASALAHAN SISTEM PERSAMAAN LINEAR (SPL) RISMANTO FERNANDUS SIRINGO-RINGO

PENYELESAIAN MAGIC SQUARE SEBAGAI PERMASALAHAN SISTEM PERSAMAAN LINEAR (SPL) RISMANTO FERNANDUS SIRINGO-RINGO PENYELESAIAN MAGIC SQUARE SEBAGAI PERMASALAHAN SISTEM PERSAMAAN LINEAR (SPL) RISMANTO FERNANDUS SIRINGO-RINGO DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Lebih terperinci

ANALISIS MODEL PELUANG BERTAHAN HIDUP (SURVIVAL) DAN APLIKASINYA 1 PENDAHULUAN

ANALISIS MODEL PELUANG BERTAHAN HIDUP (SURVIVAL) DAN APLIKASINYA 1 PENDAHULUAN ANALISIS MODEL PELUANG BERTAHAN HIDUP (SURVIVAL) DAN APLIKASINYA S. FAJARIYAH 1, H. SUMARNO, N. K. K. ARDHANA Abstract Up till now, models of demography mathematics usually use discrete approximation.

Lebih terperinci

ESTIMASI PARAMETER PADA MULTIPLE REGRESI MENGGUNAKAN MAKSIMUM LIKELIHOOD SKRIPSI SITI MAISAROH RITONGA

ESTIMASI PARAMETER PADA MULTIPLE REGRESI MENGGUNAKAN MAKSIMUM LIKELIHOOD SKRIPSI SITI MAISAROH RITONGA ESTIMASI PARAMETER PADA MULTIPLE REGRESI MENGGUNAKAN MAKSIMUM LIKELIHOOD SKRIPSI SITI MAISAROH RITONGA 070823013 DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA

Lebih terperinci

PERBANDINGAN TRANSFORMASI BOX-COX DAN REGRESI KUANTIL MEDIAN DALAM MENGATASI HETEROSKEDASTISITAS

PERBANDINGAN TRANSFORMASI BOX-COX DAN REGRESI KUANTIL MEDIAN DALAM MENGATASI HETEROSKEDASTISITAS E-Jurnal Matematika Vol. 4 (1), Januari 2015, pp. 8-13 ISSN: 2303-1751 PERBANDINGAN TRANSFORMASI BOX-COX DAN REGRESI KUANTIL MEDIAN DALAM MENGATASI HETEROSKEDASTISITAS Ni Wayan Yuni Cahyani 1, I Gusti

Lebih terperinci

SIMULASI PENGUKURAN KETEPATAN MODEL VARIOGRAM PADA METODE ORDINARY KRIGING DENGAN TEKNIK JACKKNIFE. Oleh : DEWI SETYA KUSUMAWARDANI

SIMULASI PENGUKURAN KETEPATAN MODEL VARIOGRAM PADA METODE ORDINARY KRIGING DENGAN TEKNIK JACKKNIFE. Oleh : DEWI SETYA KUSUMAWARDANI SIMULASI PENGUKURAN KETEPATAN MODEL VARIOGRAM PADA METODE ORDINARY KRIGING DENGAN TEKNIK JACKKNIFE Oleh : DEWI SETYA KUSUMAWARDANI 24010210120007 Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana

Lebih terperinci

MODEL PREDIKSI GREY UNTUK GM(1,1) DAN GREY VERHULST

MODEL PREDIKSI GREY UNTUK GM(1,1) DAN GREY VERHULST MODEL PREDIKSI GREY UNTUK GM(1,1) DAN GREY VERHULST oleh RACHMA PUTRI YULIARTI M0107080 SKRIPSI Ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh gelar Sarjana Sains Matematika FAKULTAS

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada semester genap tahun ajaran 2014/2015 di Jurusan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada semester genap tahun ajaran 2014/2015 di Jurusan III METODOLOGI PENELITIAN 31 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pada semester genap tahun ajaran 2014/2015 di Jurusan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lampung 32 Metode

Lebih terperinci

APLIKASI SPLINE TRUNCATED DALAM REGRESI NONPARAMETRIK SKRIPSI FIKA KHAIRANI

APLIKASI SPLINE TRUNCATED DALAM REGRESI NONPARAMETRIK SKRIPSI FIKA KHAIRANI APLIKASI SPLINE TRUNCATED DALAM REGRESI NONPARAMETRIK SKRIPSI FIKA KHAIRANI 120823020 DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2015 APLIKASI

Lebih terperinci

PERBANDINGAN HASIL PEMODELAN ARTIFICIAL NEURAL NETWORKS DAN KERNEL SMOOTHING PADA DATA REGRESI NON LINIER

PERBANDINGAN HASIL PEMODELAN ARTIFICIAL NEURAL NETWORKS DAN KERNEL SMOOTHING PADA DATA REGRESI NON LINIER TUGAS AKHIR - ST 1325 PERBANDINGAN HASIL PEMODELAN ARTIFICIAL NEURAL NETWORKS DAN KERNEL SMOOTHING PADA DATA REGRESI NON LINIER ADITYA HIDAYAT JATI NRP 1302100044 Dosen Pembimbing Dra. Kartika Fitriasari,

Lebih terperinci

PERBANDINGAN ANTARA UNWEIGHTED LEAST SQUARES (ULS) DAN PARTIAL LEAST SQUARES (PLS) DALAM PEMODELAN PERSAMAAN STRUKTURAL MUHAMMAD AMIN PARIS

PERBANDINGAN ANTARA UNWEIGHTED LEAST SQUARES (ULS) DAN PARTIAL LEAST SQUARES (PLS) DALAM PEMODELAN PERSAMAAN STRUKTURAL MUHAMMAD AMIN PARIS PERBANDINGAN ANTARA UNWEIGHTED LEAST SQUARES (ULS) DAN PARTIAL LEAST SQUARES (PLS) DALAM PEMODELAN PERSAMAAN STRUKTURAL MUHAMMAD AMIN PARIS SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 PERNYATAAN

Lebih terperinci

ANALISIS REGRESI KOMPONEN UTAMA UNTUK MENGATASI MASALAH MULTIKOLINIERITAS SKRIPSI LEONARDO SILALAHI

ANALISIS REGRESI KOMPONEN UTAMA UNTUK MENGATASI MASALAH MULTIKOLINIERITAS SKRIPSI LEONARDO SILALAHI ANALISIS REGRESI KOMPONEN UTAMA UNTUK MENGATASI MASALAH MULTIKOLINIERITAS SKRIPSI LEONARDO SILALAHI 070803049 DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Lebih terperinci

Analisis Model Regresi Linear Berganda dengan Metode Response Surface

Analisis Model Regresi Linear Berganda dengan Metode Response Surface Jurnal Gradien Vol. 10 No. 1 Januari 2014 : 957-962 Analisis Model Regresi Linear Berganda dengan Metode Response Surface * Henoh Bayu Murti, Dian Kurniasari, Widiarti Jurusan Matematika, Fakultas Matematika

Lebih terperinci

Course Note Numerical Method : Interpolation

Course Note Numerical Method : Interpolation Course Note Numerical Method : Interpolation Pengantar Interpolasi. Kalimat y = f(x), xo x xn adalah kalimat yang mengkorespondensikan setiap nilai x di dalam interval x0 x xn dengan satu atau lebih nilai-nilai

Lebih terperinci

: Premi Tunggal Bersih Asuransi Jiwa Seumur Hidup Unit Link. : 1. I Wayan Sumarjaya, S.Si, M.Stats. 2. Drs. I Nyoman Widana, M.

: Premi Tunggal Bersih Asuransi Jiwa Seumur Hidup Unit Link. : 1. I Wayan Sumarjaya, S.Si, M.Stats. 2. Drs. I Nyoman Widana, M. Judul : Premi Tunggal Bersih Asuransi Jiwa Seumur Hidup Unit Link dengan Garansi Minimum dan Nilai Cap Menggunakan Metode Point To Point Nama : Ni Luh Juliantari Pembimbing : 1. I Wayan Sumarjaya, S.Si,

Lebih terperinci

PERBANDINGAN PENYELESAIAN SISTEM OREGONATOR DENGAN METODE ITERASI VARIASIONAL DAN METODE ITERASI VARIASIONAL TERMODIFIKASI

PERBANDINGAN PENYELESAIAN SISTEM OREGONATOR DENGAN METODE ITERASI VARIASIONAL DAN METODE ITERASI VARIASIONAL TERMODIFIKASI PERBANDINGAN PENYELESAIAN SISTEM OREGONATOR DENGAN METODE ITERASI VARIASIONAL DAN METODE ITERASI VARIASIONAL TERMODIFIKASI oleh AMELIA FEBRIYANTI RESKA M0109008 SKRIPSI ditulis dan diajukan untuk memenuhi

Lebih terperinci

Jurnal Gradien Vol. 10 No. 1 Januari 2014 : 957-962 Analisis Model Regresi Linear Berganda dengan Metode Response Surface * Henoh Bayu Murti, Dian Kurniasari, Widiarti Jurusan Matematika, Fakultas Matematika

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 23 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisis Model Migrasi Secara umum persamaan model skedul migrasi model penuh yang dikemukakan oleh Rogers (1978) dapat digambarkan menjadi sebuah grafik yang diberikan

Lebih terperinci

E-Jurnal Matematika Vol. 2, No.3, Agustus 2013, ISSN:

E-Jurnal Matematika Vol. 2, No.3, Agustus 2013, ISSN: E-Jurnal Matematika Vol. 2, No.3, Agustus 2013, 40-45 ISSN: 2303-1751 ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI WAKTU KELULUSAN MAHASISWA DENGAN MENGGUNAKAN METODE GOMPIT (Studi Kasus: Mahasiswa Fakultas

Lebih terperinci

SKRIPSI RIKA LISTYA SARI

SKRIPSI RIKA LISTYA SARI PERBANDINGAN METODE DUA TAHAP DURBIN DAN THEIL-NAGAR DALAM MENGATASI MASALAH AUTOKORELASI SKRIPSI RIKA LISTYA SARI 100803016 DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS

Lebih terperinci

RATA-RATA KUADRAT SESATAN PENDUGA REGRESI DENGAN KOMBINASI LINIER DUA VARIABEL BANTU PADA SAMPEL ACAK SEDERHANA

RATA-RATA KUADRAT SESATAN PENDUGA REGRESI DENGAN KOMBINASI LINIER DUA VARIABEL BANTU PADA SAMPEL ACAK SEDERHANA RATA-RATA KUADRAT SESATAN PENDUGA REGRESI DENGAN KOMBINASI LINIER DUA VARIABEL BANTU PADA SAMPEL ACAK SEDERHANA oleh INTAN LISDIANA NUR PRATIWI NIM. M0110040 SKRIPSI ditulis dan diajukan untuk memenuhi

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Regresi Linier Sederhana Dalam beberapa masalah terdapat dua atau lebih variabel yang hubungannya tidak dapat dipisahkan karena perubahan nilai suatu variabel tidak selalu terjadi

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. bebas X yang dihubungkan dengan satu peubah tak bebas Y.

BAB 2 LANDASAN TEORI. bebas X yang dihubungkan dengan satu peubah tak bebas Y. BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Regresi Linier Sederhana Regresi linier sederhana merupakan suatu prosedur untuk mendapatkan hubungan matematis dalam bentuk suatu persamaan antara variabel tak bebas tunggal dengan

Lebih terperinci

METODE ITERASI VARIASIONAL PADA MASALAH STURM-LIOUVILLE

METODE ITERASI VARIASIONAL PADA MASALAH STURM-LIOUVILLE METODE ITERASI VARIASIONAL PADA MASALAH STURM-LIOUVILLE oleh HILDA ANGGRIYANA M0109035 SKRIPSI ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh gelar Sarjana Sains Matematika JURUSAN

Lebih terperinci

PERAMALAN DINAMIS PRODUKSI PADI DI JAWA TENGAH MENGGUNAKAN METODE KOYCK DAN ALMON

PERAMALAN DINAMIS PRODUKSI PADI DI JAWA TENGAH MENGGUNAKAN METODE KOYCK DAN ALMON ISSN: 2339-2541 JURNAL GAUSSIAN, Volume 5, Nomor 1, Tahun 2016, Halaman 91-97 Online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/gaussian PERAMALAN DINAMIS PRODUKSI PADI DI JAWA TENGAH MENGGUNAKAN METODE

Lebih terperinci

PEMODELAN SISTEM PENDULUM TERBALIK GANDA DAN KARAKTERISASI PARAMETER PADA MASALAH REGULASI OPTIMAL HASBY ASSIDIQI

PEMODELAN SISTEM PENDULUM TERBALIK GANDA DAN KARAKTERISASI PARAMETER PADA MASALAH REGULASI OPTIMAL HASBY ASSIDIQI PEMODELAN SISTEM PENDULUM TERBALIK GANDA DAN KARAKTERISASI PARAMETER PADA MASALAH REGULASI OPTIMAL HASBY ASSIDIQI SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2008 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN

Lebih terperinci

Analisis Regresi Spline Kuadratik

Analisis Regresi Spline Kuadratik Analisis Regresi Spline Kuadratik S 2 Oleh: Agustini Tripena Program Studi Matematika, Fakultas Sains dan Teknik, Univesitas Jenderal Soedirman, Purwokerto tripena1960@yahoo.co.id Abstrak Regresi spline

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 1 Plot jenis pengamatan pencilan.

TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 1 Plot jenis pengamatan pencilan. TINJAUAN PUSTAKA Pencilan Aunuddin (1989) mendefinisikan pencilan sebagai nilai ektstrim yang menyimpang agak jauh dari kumpulan pengamatan lainnya, yang secara kasar berada pada jarak sejauh tiga atau

Lebih terperinci

Metode Regresi Ridge dengan Iterasi HKB dalam Mengatasi Multikolinearitas

Metode Regresi Ridge dengan Iterasi HKB dalam Mengatasi Multikolinearitas Vol. 14, No. 1, 93-99, Juli 2017 Metode Regresi Ridge dengan Iterasi HKB dalam Mengatasi Multikolinearitas Nurhasanah Abstrak Regresi berganda dengan peubah bebas saling berkorelasi (multikolinearitas)

Lebih terperinci

PERBANDINGAN METODE PEMULUSAN (SMOOTHING) EKSPONENSIAL DAN ARIMA (BOX-JENKINS) SEBAGAI METODE PERAMALAN INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN (IHSG) SKRIPSI

PERBANDINGAN METODE PEMULUSAN (SMOOTHING) EKSPONENSIAL DAN ARIMA (BOX-JENKINS) SEBAGAI METODE PERAMALAN INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN (IHSG) SKRIPSI PERBANDINGAN METODE PEMULUSAN (SMOOTHING) EKSPONENSIAL DAN ARIMA (BOX-JENKINS) SEBAGAI METODE PERAMALAN INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN (IHSG) SKRIPSI WARSINI 070803042 DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. : Ukuran sampel telah memenuhi syarat. : Ukuran sampel belum memenuhi syarat

BAB II LANDASAN TEORI. : Ukuran sampel telah memenuhi syarat. : Ukuran sampel belum memenuhi syarat BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Uji Kecukupan Sampel Dalam melakukan penelitian ini yang berhubungan dengan kecukupan sampel maka langkah awal yang harus dilakukan adalah pengujian terhadap jumlah sampel. Pengujian

Lebih terperinci

PENGOPTIMUMAN PADA MASALAH PEMROGRAMAN LINEAR DENGAN KOEFISIEN INTERVAL ANA FARIDA

PENGOPTIMUMAN PADA MASALAH PEMROGRAMAN LINEAR DENGAN KOEFISIEN INTERVAL ANA FARIDA i PENGOPTIMUMAN PADA MASALAH PEMROGRAMAN LINEAR DENGAN KOEFISIEN INTERVAL ANA FARIDA DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2011 i ABSTRAK ANA

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. Sebuah Matriks adalah susunan segi empat siku-siku dari bilangan-bilangan.

BAB II KAJIAN TEORI. Sebuah Matriks adalah susunan segi empat siku-siku dari bilangan-bilangan. BAB II KAJIAN TEORI A. Matriks 1. Definisi Matriks Sebuah Matriks adalah susunan segi empat siku-siku dari bilangan-bilangan. Bilangan-bilangan dalam susunan tersebut dinamakan entri dalam matriks (Howard

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Spesifikasi Model Berbagai model dalam pemodelan persamaan struktural telah dikembangkan oleh banyak peneliti diantaranya Bollen

TINJAUAN PUSTAKA Spesifikasi Model Berbagai model dalam pemodelan persamaan struktural telah dikembangkan oleh banyak peneliti diantaranya Bollen 4 TINJAUAN PUSTAKA Spesifikasi Model Berbagai model dalam pemodelan persamaan struktural telah dikembangkan oleh banyak peneliti diantaranya Bollen (1989). Namun demikian sebagian besar penerapannya menggunakan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Dalam proses pengumpulan data, peneliti sering menemukan nilai pengamatan

TINJAUAN PUSTAKA. Dalam proses pengumpulan data, peneliti sering menemukan nilai pengamatan 4 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Pencilan Dalam proses pengumpulan data, peneliti sering menemukan nilai pengamatan yang bervariasi (beragam). Keberagaman data ini, di satu sisi sangat dibutuhkan dalam

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA = (2.2) =

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA = (2.2) = BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Regresi Linear Berganda Regresi linear berganda adalah regresi dimana variabel terikatnya dihubungkan atau dijelaskan dengan lebih dari satu variabel bebas,,, dengan syarat

Lebih terperinci

PENETAPAN HARGA JAMINAN POLIS ASURANSI JIWA DENGAN PREMI TAHUNAN DAN OPSI SURRENDER WELLI SYAHRIZA

PENETAPAN HARGA JAMINAN POLIS ASURANSI JIWA DENGAN PREMI TAHUNAN DAN OPSI SURRENDER WELLI SYAHRIZA PENETAPAN HARGA JAMINAN POLIS ASURANSI JIWA DENGAN PREMI TAHUNAN DAN OPSI SURRENDER WELLI SYAHRIZA SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI

Lebih terperinci

BAB II AKAR-AKAR PERSAMAAN

BAB II AKAR-AKAR PERSAMAAN BAB II AKAR-AKAR PERSAMAAN 2.1 PENDAHULUAN Salah satu masalah yang sering terjadi pada bidang ilmiah adalah masalah untuk mencari akar-akar persamaan berbentuk : = 0 Fungsi f di sini adalah fungsi atau

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 10 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Analisa Regresi Regresi pertama kali dipergunakan sebagai konsep statistik pada tahun 1877 oleh Sir Francis Galton. Galton melakukan studi tentang kecenderungan tinggi badan

Lebih terperinci

BAB III REGRESI TERSENSOR (TOBIT) Model regresi yang didasarkan pada variabel terikat tersensor disebut

BAB III REGRESI TERSENSOR (TOBIT) Model regresi yang didasarkan pada variabel terikat tersensor disebut BAB III REGRESI TERSENSOR (TOBIT) 3.1 Model Regresi Tersensor (Tobit) Model regresi yang didasarkan pada variabel terikat tersensor disebut model regresi tersensor (tobit). Untuk variabel terikat yang

Lebih terperinci

PENENTUAN SOLUSI OPTIMAL UNTUK ALOKASI KEKAYAAN KE DALAM KONSUMSI DAN INVESTASI PELI SUKARSO

PENENTUAN SOLUSI OPTIMAL UNTUK ALOKASI KEKAYAAN KE DALAM KONSUMSI DAN INVESTASI PELI SUKARSO PENENTUAN SOLUSI OPTIMAL UNTUK ALOKASI KEKAYAAN KE DALAM KONSUMSI DAN INVESTASI PELI SUKARSO DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2012 ABSTRAK

Lebih terperinci

ESTIMASI PARAMETER MODEL REGRESI M-KUANTIL MENGGUNAKAN METODE ITERATIVE REWEIGHTED LEAST SQUARE (IRLS)

ESTIMASI PARAMETER MODEL REGRESI M-KUANTIL MENGGUNAKAN METODE ITERATIVE REWEIGHTED LEAST SQUARE (IRLS) ESTIMASI PARAMETER MODEL REGRESI M-KUANTIL MENGGUNAKAN METODE ITERATIVE REWEIGHTED LEAST SQUARE (IRLS) oleh Lisa Apriana Dewi M0108055 SKRIPSI ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratanmemperoleh

Lebih terperinci

KAJIAN METODE ROBUST LEAST TRIMMED SQUARE (LTS) DALAM MENGESTIMASI PARAMETER REGRESI LINEAR BERGANDA UNTUK DATA YANG MENGANDUNG PENCILAN SKRIPSI

KAJIAN METODE ROBUST LEAST TRIMMED SQUARE (LTS) DALAM MENGESTIMASI PARAMETER REGRESI LINEAR BERGANDA UNTUK DATA YANG MENGANDUNG PENCILAN SKRIPSI KAJIAN METODE ROBUST LEAST TRIMMED SQUARE (LTS) DALAM MENGESTIMASI PARAMETER REGRESI LINEAR BERGANDA UNTUK DATA YANG MENGANDUNG PENCILAN SKRIPSI ADE AFFANY 120803016 DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dijelaskan teori-teori yang menjadi dasar dan landasan dalam penelitian sehingga membantu mempermudah pembahasan selanjutnya. Teori tersebut meliputi arti dan peranan

Lebih terperinci

SIMULASI INTENSITAS SENSOR DALAM PENDUGAAN PARAMATER DISTRIBUSI WEIBULL TERSENSOR KIRI. Abstract

SIMULASI INTENSITAS SENSOR DALAM PENDUGAAN PARAMATER DISTRIBUSI WEIBULL TERSENSOR KIRI. Abstract ISBN: 978-602-71798-1-3 SIMULASI INTENSITAS SENSOR DALAM PENDUGAAN PARAMATER DISTRIBUSI WEIBULL TERSENSOR KIRI Widiarti 1), Ayu Maidiyanti 2), Warsono 3) 1 FMIPA Universitas Lampung widiarti08@gmail.com

Lebih terperinci

BAB III MODEL REGRESI BINOMIAL NEGATIF UNTUK MENGATASI OVERDISPERSI PADA MODEL REGRESI POISSON

BAB III MODEL REGRESI BINOMIAL NEGATIF UNTUK MENGATASI OVERDISPERSI PADA MODEL REGRESI POISSON BAB III MODEL REGRESI BINOMIAL NEGATIF UNTUK MENGATASI OVERDISPERSI PADA MODEL REGRESI POISSON 3.1 Regresi Poisson Regresi Poisson merupakan salah satu model regresi dengan variabel responnya tidak berasal

Lebih terperinci

EKSPLORASI MASALAH LOGARITMA DISKRET PADA FINITE FIELD ( ) Y A N A

EKSPLORASI MASALAH LOGARITMA DISKRET PADA FINITE FIELD ( ) Y A N A EKSPLORASI MASALAH LOGARITMA DISKRET PADA FINITE FIELD ( ) Y A N A SEKOLAH PASCA SARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 PERNYATAAN MENGENAI TUGAS AKHIR DAN SUMBER INFORMASI Dengan ini saya menyatakan

Lebih terperinci

PENENTUAN MODEL REGRESI SPLINE TERBAIK. Agustini Tripena 1

PENENTUAN MODEL REGRESI SPLINE TERBAIK. Agustini Tripena 1 PENENTUAN MODEL REGRESI SPLINE TERBAIK Agustini Tripena 1 1) Program Studi Matematika, Fakultas Sains dan Teknik, Univesitas Jenderal Soedirman, Purwokerto tripena1960@yahoo.co.id Abstrak Pada paper ini

Lebih terperinci

Apa penyebab kematian? Bagaimana cara membuat tabel mortalitas?

Apa penyebab kematian? Bagaimana cara membuat tabel mortalitas? BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Mortalitas atau kematian merupakan salah satu diantara tiga komponen proses demografi yang berpengaruh terhadap struktur penduduk selain fertilitas dan migrasi. Tinggi

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Analisis Korelasi adalah metode statstika yang digunakan untuk menentukan tingkat

BAB 2 LANDASAN TEORI. Analisis Korelasi adalah metode statstika yang digunakan untuk menentukan tingkat BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Analisis Regresi dan Korelasi 2.1.1 Analisis Korelasi Analisis Korelasi adalah metode statstika yang digunakan untuk menentukan tingkat hubungan Y dan X dalam bentuk

Lebih terperinci

REGRESI ROBUST MM-ESTIMATOR UNTUK PENANGANAN PENCILAN PADA REGRESI LINIER BERGANDA

REGRESI ROBUST MM-ESTIMATOR UNTUK PENANGANAN PENCILAN PADA REGRESI LINIER BERGANDA REGRESI ROBUST MM-ESTIMATOR UNTUK PENANGANAN PENCILAN PADA REGRESI LINIER BERGANDA SKRIPSI Disusun Oleh : SHERLY CANDRANINGTYAS J2E 008 053 JURUSAN STATISTIKA FAKULTAS SAINS DAN MATEMATIKA UNIVERSITAS

Lebih terperinci

POLA DAN PENDUGAAN SIFAT PERTUMBUHAN SAPI FRIESIAN-HOLSTEIN BETINA BERDASARKAN UKURAN TUBUH DI KPSBU LEMBANG SKRIPSI RIVA TAZKIA

POLA DAN PENDUGAAN SIFAT PERTUMBUHAN SAPI FRIESIAN-HOLSTEIN BETINA BERDASARKAN UKURAN TUBUH DI KPSBU LEMBANG SKRIPSI RIVA TAZKIA POLA DAN PENDUGAAN SIFAT PERTUMBUHAN SAPI FRIESIAN-HOLSTEIN BETINA BERDASARKAN UKURAN TUBUH DI KPSBU LEMBANG SKRIPSI RIVA TAZKIA PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PRODUKSI TERNAK FAKULTAS PETERNAKAN INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

Pengembangan Model Life Table Indonesia, 2011

Pengembangan Model Life Table Indonesia, 2011 BADAN PUSAT STATISTIK Pengembangan Model Life Table Indonesia, 2011 ABSTRAKSI Informasi tentang tingkat kematian dapat dimanfaatkan untuk menyusun proyeksi penduduk dan indikator lainnya, yang pada gilirannya

Lebih terperinci

PERBANDINGAN METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL TUNGGAL DAN FUZZY TIME SERIES UNTUK MEMPREDIKSI INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN

PERBANDINGAN METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL TUNGGAL DAN FUZZY TIME SERIES UNTUK MEMPREDIKSI INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN PERBANDINGAN METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL TUNGGAL DAN FUZZY TIME SERIES UNTUK MEMPREDIKSI INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN SKRIPSI Oleh : TAUFAN FAHMI J2E008056 JURUSAN STATISTIKA FAKULTAS SAINS DAN MATEMATIKA

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE EKSPONENSIAL SMOOTHING UNTUK PERAMALAN JUMLAH PENDERITA DEMAM BERDARAH DI KABUPATEN PONOROGO

PENERAPAN METODE EKSPONENSIAL SMOOTHING UNTUK PERAMALAN JUMLAH PENDERITA DEMAM BERDARAH DI KABUPATEN PONOROGO PENERAPAN METODE EKSPONENSIAL SMOOTHING UNTUK PERAMALAN JUMLAH PENDERITA DEMAM BERDARAH DI KABUPATEN PONOROGO S K R I P S I Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana Program

Lebih terperinci

PENGGUNAAN METODE NUMERIK DAN METODE MATRIKS DALAM PERHITUNGAN PARAMETER PADA REGRESI LINIER BERGANDA SKRIPSI ZULIVA EVASARI SILALAHI

PENGGUNAAN METODE NUMERIK DAN METODE MATRIKS DALAM PERHITUNGAN PARAMETER PADA REGRESI LINIER BERGANDA SKRIPSI ZULIVA EVASARI SILALAHI PENGGUNAAN METODE NUMERIK DAN METODE MATRIKS DALAM PERHITUNGAN PARAMETER PADA REGRESI LINIER BERGANDA SKRIPSI ZULIVA EVASARI SILALAHI 090823004 DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN

Lebih terperinci

SBAB III MODEL VARMAX. Pengamatan time series membentuk suatu deret data pada saat t 1, t 2,..., t n

SBAB III MODEL VARMAX. Pengamatan time series membentuk suatu deret data pada saat t 1, t 2,..., t n SBAB III MODEL VARMAX 3.1. Metode Analisis VARMAX Pengamatan time series membentuk suatu deret data pada saat t 1, t 2,..., t n dengan variabel random Z n yang dapat dipandang sebagai variabel random berdistribusi

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Himpunan Fuzzy Tidak semua himpunan yang dijumpai dalam kehidupan sehari-hari terdefinisi secara jelas, misalnya himpunan orang miskin, himpunan orang pandai, himpunan orang tinggi,

Lebih terperinci

Bab 2 LANDASAN TEORI

Bab 2 LANDASAN TEORI 17 Bab 2 LANDASAN TEORI 2.1 Aljabar Matriks 2.1.1 Definisi Matriks Matriks adalah suatu kumpulan angka-angka yang juga sering disebut elemen-elemen yang disusun secara teratur menurut baris dan kolom sehingga

Lebih terperinci