Standarisasi dan Life Tables. Kependudukan Semester

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Standarisasi dan Life Tables. Kependudukan Semester"

Transkripsi

1 Standarisasi dan Life Tables Kependudukan Semester

2 Outline Diagram lexis Direct-indirect standardization Life tables Latihan soal

3 Diagram Lexis

4 Diagram Lexis KONSEP DASAR Diagram yang melukiskan hubungan antara waktu terjadinya peristiwa kependudukan dengan umur seseorang pada waktu terjadinya peristiwa tersebut Diagramnya terdiri atas: Sumbu x = skala waktu Sumbu y = skala umur/lamanya waktu Diagram Lexis Hubungan antara Tahun dan Umur Seseorang

5 Diagram Lexis CONTOH SOAL Tanggal 10 Mei 1957 seorang bayi lahir dan pada umur dua tahun 5 bulan yaitu tanggal 10 Oktober 1959 bayi tersebut meninggal. Maka garis kehidupan bayi tersebut berakhir pada titik A umur (tahun) 4 2 thn 5 bln A (meninggal) Mei Oktober 1959 (per 1 jan)

6 Diagram Lexis CONTOH SOAL A = lahir pada 1 Januari 1987, meninggal umur 3 tahun pada 1 Januari 1990 B = lahir pada 15 Juli 1988, meninggal umur 1 tahun 3 bulan pada 15 Oktober 1989

7 Diagram Lexis DIAGRAM LEXIS-COHORT Diagram Lexis juga menggambarkan umur sebuah kohor (cohort). Garis-garis kehidupan (life line) dari sebuah kohor merupakan bidang Cohort sekelompok penduduk yang dalam perjalanan hidupnya dipengaruhi oleh faktor-faktor yang sama Misal: Kohor Kelahiran sekelompok penduduk yang lahir pada waktu yang sama Umur (tahun) 1 januari

8 Diagram Lexis DIAGRAM LEXIS-COHORT Distribusi dari mortalitas dapat dibuat klasifikasi rangkap yaitu umur dan kohor Tahun Kelahiran Umur pd ulang tahun terakhir Jumlah kematian Diagram Lexis Kematian pada Tahun 1955 Menurut Umur dan Tahun Kelahiran

9 Direct-Indirect Standardization

10 Direct-Indirect Standardization KONSEP DASAR STANDARISASI Membandingkan CDR penduduk antara 2 negara atau lebih hanya bisa dilakukan apabila penduduk negara tersebut mempunyai komposisi penduduk yang sama pula (baik dari struktur umur maupun jenis kelamin). Cara untuk menyamakan komposisi penduduk standarisasi Komposisi penduduk menurut umur yang digunakan untuk standarisasi disebut penduduk standar Ada 2 standarisasi: Standarisasi langsung Standarisasi tidak langsung

11 Direct Standardization KONSEP DASAR STANDARISASI LANGSUNG Data yang diketahui: ASDR penduduk suatu wilayah dan jumlah penduduk standar Rumus: CDRA = (ASDRxA x Pxs) Ps CDRA = angka kematian kasar penduduk A ASDRxA = ASDR kelompok umur x penduduk A Pxs = penduduk kelompok umur x penduduk standar Ps = jumlah total penduduk standar

12 Direct-Indirect Standardization CONTOH SOAL STANDARISASI LANGSUNG Tabel jumlah penduduk berdasar umur-jenis kelamin dan kematian, Malaysia tahun 1988 Kelompok Umur Penduduk Laki-laki Penduduk Perempuan Kematian Laki-laki Kematian Perempuan ASDR Laki-laki ASDR Perempuan (1) (2) (3) (4) (5) (6)=(4)/(2)* 1000 (7)=(5)/(3)* ,63 12, ,71 1, ,60 0, ,61 0, ,00 0, ,49 0, ,71 0, ,99 1, ,40 1, ,40 2, ,52 3, ,91 5, ,38 9, ,49 17, ,25 27, ,72 46, ,30 69, ,39 118, ,42 142,96 Total CDR=4,95 per 1000 penduduk

13 Direct-Indirect Standardization CONTOH SOAL STANDARISASI LANGSUNG Tabel jumlah penduduk berdasar umur-jenis kelamin dan kematian, Australia tahun 1988 Kelompok Umur Penduduk Laki-laki Penduduk Perempuan Kematian Laki-laki Kematian Perempuan ASDR Laki-laki ASDR Perempuan (1) (2) (3) (4) (5) (6)=(4)/(2)*1000 (7)=(5)/(3)* ,74 7, ,49 0, ,21 0, ,31 0, ,10 0, ,59 0, ,49 0, ,39 0, ,50 0, ,21 1, ,40 2, ,99 3, ,00 5, ,32 8, ,17 13, ,27 23, ,85 40, ,71 71, ,72 147,77 Total CDR = 7,25 per 1000 pddk

14 Direct-Indirect Standardization CONTOH SOAL STANDARISASI LANGSUNG Perhitungan perkiraan angka kematian Malaysia, dengan penduduk standar Australia Kelompok Umur Penduduk Laki-laki Australia Penduduk Perempuan ASDR Laki-laki Malaysia ASDR Perempuan Perkiraan Kematian Laki-laki Perkiraan Kematian Perempuan (1) (2) (3) (4) (5) (6)=(4)*(2)/1000 (7)=(5)*(3)/ ,63 12,77 126,3 92, ,71 1,10 51,8 31, ,60 0,50 22,8 17, ,61 0,39 23,5 14, ,00 0,49 43,8 20, ,49 0,59 60,9 23, ,71 0,89 73,3 37, ,99 1,10 80,0 43, ,40 1,50 93,0 57, ,40 2,30 123,1 79, ,52 3,19 154,1 84, ,91 5,88 236,4 133, ,38 9,92 349,2 217, ,49 17,03 554,8 380, ,25 27,77 677,0 554, ,72 46,51 806,4 753, ,30 69,92 751,8 877, ,39 118,81 645,6 929, ,42 142,96 402,2 873,6 Total ,0 5224,0

15 Direct-Indirect Standardization CONTOH SOAL STANDARISASI LANGSUNG Perhitungan perkiraan angka kematian Malaysia, dengan penduduk standar Australia CDR setelah standarisasi = x 1000 = 10,5 per 1000 pddk CDR Malaysia, sebelum dan setelah standarisasi adalah 4,95 : 10,5 Sebelum standarisasi, perbandingan CDR Malaysia dan Australia 4,95 : 7,25. Jadi kematian di Malaysia = 4,95 7,25 x 100% = 32 % lebih rendah 7,25 daripada Australia Setelah standarisasi, perbandingan CDR Malaysia dan Australia 10,5 : 7,25. Jadi kematian di Malaysia = 10,5-7,25 x 100% = 45 % lebih tinggi 7,25 daripada Australia

16 Direct-Indirect Standardization CONTOH SOAL STANDARISASI LANGSUNG Umur Negara A Negara B Jumlah Kematian Penduduk ASDR Penduduk ASDR Negara A Negara B (25 x 1000) /1000 = 25 (30 x 4000) / 1000 = (40 x 4000) /1000 = 160 (45 x 1000) / 1000 = CDR (185/5000) x 1000 = 37 (165/5000) x 1000 = 33 Sebelum standarisasi: CDR A = 37 CDR B = 33 Angka kematian negara B lebih rendah 10,8% terhadap negara A [ ] X 100% 37

17 Direct-Indirect Standardization CONTOH SOAL STANDARISASI LANGSUNG Negara A sebagai standar, maka CDR negara A tetap 37, sedangkan CDR negara B berubah menjadi : Umur Negara A: standar Negara B Perkiraan kematian negara Jml Penduduk ASDR B jumlah CDR X 1000= 42 Setelah standarisasi, CDR negara B = 42. Jadi, angka kematian negara B lebih tinggi 13,5% terhadap negara A [ ] X 100% 37

18 Direct-Indirect Standardization CONTOH SOAL STANDARISASI LANGSUNG Negara B sebagai standar, maka CDR negara B tetap 33, sedangkan CDR negara A berubah menjadi : Umur Negara B: standar Negara A Perkiraan kematian negara Jml Penduduk ASDR A jumlah CDR x 1000= 28 Setelah standarisasi, CDR negara A = 28. Jadi, angka kematian negara A lebih rendah 21,2% terhadap negara B [ ] X 100% 33

19 Direct-Indirect Standardization CONTOH SOAL STANDARISASI LANGSUNG Perbandingan sebelum dan setelah standarisasi Negara A Negara B CDR sebelum standarisasi CDR setelah standarisasi: Negara A jadi standar Negara B jadi standar Berdasarkan perbandingan CDR di atas, dapat diketahui bahwa pada dasarnya CDR negara B lebih tinggi daripada negara A. beberapa kemungkinan: Tingkat kesehatan di negara B lebih rendah Apalagi?

20 Life Tables

21 Life Tables DEFINISI Model matematis yang merangkum peristiwa kematian penduduk Salah satu cara untuk menganalisis angka kematian umur tertentu, menghitung probabilitas kelangsungan hidup dan rata-rata harapan hidup penduduk Dua macam tabel kematian berdasar interval umur: Complete life table menggunakan kelompok umur tahunan notasi: qx interval umur x ke x+1 (kolom pertama) Abridged life table menggunakan kelompok umur lima tahunan notasi: nqx interval umur x ke x+n lebih sering digunakan

22 Life Tables DEFINISI Notasi dalam abridged life tables: x = umur n = panjang kelompok umur Digunakan kelompok 5 tahunan, kecuali untuk kelompok umur 5 tahunan pertama dan kelompok umur paling tua: Kelompok 5 tahunan pertama Kematian bayi biasanya sangat berbeda dengan kematian pada umur 1-4 tahun umur di bawah 1 tahun dipisahkan. Kelompok umur 0-4 dipisah umur 0 (n=1) dan umur 1-4 (n=4) Kelompok umur tertua Ada beberapa orang yang masih hidup pada umur yang sangat tua dikelompokkan dengan open-ended interval

23 Life Tables ASUMSI-ASUMSI 1. Migrasi dianggap tidak ada, perubahan kohor hanya dipengaruhi oleh kematian pada masing-masing individu dalam kohor. 2. Risiko kematian pada masing-masing umur untuk masingmasing individu dalam kohor disajikan dalam bentuk yang sudah tetap sebelumnya dan tidak berubah 3. Besaran kohor adalah jumlah tetap dari jumlah kelahiran menurut jenis kelamin seperti 1.000; ; atau yang disebut dengan radix life table menyediakan perbandingan antara tabel-tabel yang berbeda. 4. Jumlah kematian selama setahun diasumsikan pada interval umur, menyebar secara merata (kecuali pada beberapa tahun pertama), khususnya dalam satu tahun.

24 Life Tables KOMPONEN DALAM LIFE TABLE Tabel kematian terdiri dari 6-8 kolom notasi x nqx npx lx ndx nlx Tx e o x definisi umur tepat (dalam tahun) kemungkinan mati antara umur x dan x+n kemungkinan hidup antara umur x dan x+n mereka yang bertahan hidup pada umur tepat x jumlah kematian antara umur x dan x+n tahun kehidupan (years lived) antara umur x dan x+n jumlah total tahun kehidupan (total years lived) setelah umur tepat x harapan hidup (expectation of life), jumlah rata-rata tahun kehidupan setelah umur tepat x

25 Life Tables KOMPONEN DALAM LIFE TABLE x = kolom penunjuk, umur tepat (dlm tahun), n = panjang kel. umur Dalam abridge life table n=5, kecuali pada umur 0-4 tahun x n Kelompok umur 0 1 < x n Kelompok umur

26 Life Tables KOMPONEN DALAM LIFE TABLE nqx = kemungkinan mati antara umur x dan x+n dapat dikatakan sebagai angka kematian bayi yang sebenarnya Contoh: 5q10 = kemungkinan kematian antara umur tepat 10 dan 15 tahun akan terletak pada kolom nqx yang sejajar dengan nilai x=10 5q10 1q0 = 0,01626, berarti terdapat sekitar 1,6 atau 2% orang yang telah mencapai umur 10 tahun meninggal sebelum mencapai umur tepat 15 tahun = 0,18848, berarti terdapat sekitar 18,8 atau 19% bayi yang telah mencapai umur 0 tahun meninggal sebelum mencapai umur tepat 1 tahun. Nilai ini sering digunakan sebagai perkiraan angka kematian bayi (IMR) wq75 = 1, berarti semua orang akan meninggal, tetapi tanpa spesifikasi rata-rata umur meninggal. W berarti intervalnya tidak terhingga open ended interval

27 Life Tables KOMPONEN DALAM LIFE TABLE Contoh: tabel kematian penduduk wanita Chili tahun 1940 x n Kelompok umur nqx x n Kelompok umur nqx 0 1 <1 0, , , , , , , , , , , , , , , , ,0

28 Life Tables KOMPONEN DALAM LIFE TABLE px = kemungkinan hidup antara umur x dan x+n Kaitannya dengan qx: npx = 1 nqx atau npx + nqx = 1 contoh: 5p50 = 0,979169, berarti dari wanita yang telah berumur 50 tahun, ada sekitar 97,92% atau 98% yang berhasil tetap hidup dan mencapai umur tepat 55 tahun

29 Life Tables KOMPONEN DALAM LIFE TABLE Ix = mereka yang bertahan hidup (jumlah orang yang hidup) pada umur tepat x Ix+n = Ix (1-nqx) Contoh: I10 = I5 (1 5q5) Ix = Ix n (npx-n) I10 = I5 (5p5) I0 = jumlah orang pada saat tepat lahir, biasanya ditentukan sembarang, misal (radiks) untuk memudahkan membaca tidak mempengaruhi interpretasi I1 = jumlah orang yang berhasil mencapai umur tepat ke 1 I5 = , berarti dari orang yang lahir, terdapat sekitar 72,81 atau 73% yang dapat mencapai umur 5 tahun

30 Life Tables KOMPONEN DALAM LIFE TABLE Contoh: tabel kematian penduduk wanita chili tahun 1940 x n Kelompok umur nqx npx Ix 0 1 <1 0, , , , , , , , , , , , , , , , , , dst

31 Life Tables KOMPONEN DALAM LIFE TABLE ndx = jumlah orang yang meninggal antara umur tepat x dan x+n ndx = Ix - Ix+n atau Contoh: 5d10 = I10 I15 = = ndx = Ix (nqx) Berarti dari wanita yang telah berumur 10 tahun, terdapat sekitar orang yang meninggal sebelum mencapai umur 15 tahun

32 Life Tables KOMPONEN DALAM LIFE TABLE Contoh: tabel kematian penduduk wanita chili tahun 1940 x n Kelompok umur nqx npx Ix ndx 0 1 <1 0, , , , , , , , , , , , , , , , , , dst

33 Life Tables KOMPONEN DALAM LIFE TABLE nlx Jumlah tahun orang hidup antara umur tepat x dan x+n Berkaitan dengan konsep PYL Besarnya diperkirakan sama dengan penduduk pertengahan periode nlx = n (Ix+n + 0,5 ndx) 5L5 = 5 (I10 + 0,5 5d5) Contoh: 5L5 = , berarti kohor dengan radiks orang, antara umur tepat 5 tahun dan 10 tahun menjalani tahun orang hidup Untuk L0 memiliki pola yang berbeda: 1L0 = 0,3I0 + 0,7 I1

34 Life Tables KOMPONEN DALAM LIFE TABLE 1L0 = , berarti bahwa kohor dengan radiks orang antara saat kelahiran dan umur tepat 1 tahun menjalani PYL Begitu juga dengan kelompok umur yang terakhir, pola berbeda: L75+ = M75+ adalah angka kematian umur tertentu (ASDR) Contoh: L75+ = d75+ M , atau L75+ = = I7 5+ M75+ Berarti bahwa kohor dengan radiks orang, setelah umur tepat 75 tahun, akan menjalani hidup tahun orang hidup lagi

35 Life Tables KOMPONEN DALAM LIFE TABLE Contoh: tabel kematian penduduk wanita chili tahun 1940 x n Kelompok nqx npx Ix ndx nlx umur 0 1 <1 0, , , , , , , , , , , , , , , , , , dst

36 Life Tables KOMPONEN DALAM LIFE TABLE Tx = total tahun orang hidup setelah umur tepat x tahun sampai semua anggota kohor meninggal Tx = Tx+n + nlx Contoh: T60=T65 + 5L60 = = Menandakan bahwa kohor wanita Chili dengan radiks , mengalami tahun orang hidup dari umur tepat 60 tahun sampai semua anggota kohor meninggal Khusus untuk kelompok umur terakhir T75 = L75+

37 Life Tables KOMPONEN DALAM LIFE TABLE Contoh: tabel kematian penduduk wanita chili tahun 1940 x nqx npx Ix ndx nlx Tx 0 0, , , , , , , , , , , , , , , , , , dst

38 Life Tables KOMPONEN DALAM LIFE TABLE e o x Angka harapan hidup seseorang saat umur tepat x tahun. Rata-rata jumlah tahun yang dijalani oleh seseorang setelah orang tersebut berulang tahun ke x ex = Tx contoh: Ix e5 = T5 I5 = = 53,6 berarti bahwa apabila seorang sudah mencapai umur 5 tahun, secara rata-rata diharapkan akan hidup selama 53,6 tahun lagi (umurnya 58,6 tahun)

39 Life Tables KOMPONEN DALAM LIFE TABLE Contoh: tabel kematian penduduk wanita chili tahun 1940 x nqx npx Ix ndx nlx Tx e o x (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)= (7):(4) 0 0, , ,9 1 0, , ,9 5 0, , ,6 10 0, , ,4 15 0, , ,2 20 0, , ,7 25 0, , ,5 30 0, , ,2 35 0, , ,8 dst

40 Life Tables -rangkuman

41 Soal-soal

42 Soal 1. Tentukan standarisasi CDR dari 2 negara dengan data di bawah ini dengan perhitungan standarisasi dengan menggunakan penduduk standar dari 2 negara tersebut. Lengkapi dengan perhitungan dan interpretasi hasilnya! Umur Negara A Negara B Penduduk ASDR Penduduk ASDR

43 2. Selesaikan tabel di bawah ini, dan tentukan hasil standarisasi CDR negara Australia terhadap Malaysia. Bandingkan hasilnya dengan perhitungan yang ada di contoh soal Kelompok Umur Penduduk Laki-laki Malaysia Penduduk Perempuan ASDR Laki-laki Australia ASDR Perempuan Perkiraan Kematian Laki-laki Perkiraan Kematian Perempuan (1) (2) (3) (4) (5) (6)=(4)*(2)/1000 (7)=(5)*(3)/ ,74 7, ,49 0, ,21 0, ,31 0, ,10 0, ,59 0, ,49 0, ,39 0, ,50 0, ,21 1, ,40 2, ,99 3, ,00 5, ,32 8, ,17 13, ,27 23, ,85 40, ,71 71, ,72 147,77 Total

44 3. Selesaikan perhitungan life table penduduk laki-laki Indonesia 2004 berikut ini. Berikan interpretasi (1 kel umur) Kelompok umur nq x np x l x nd x nl x T x e x <

UKURAN MORTALITAS. Nunik Puspitasari, S.KM, M.Kes Dept. Biostatistika dan Kependudukan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga

UKURAN MORTALITAS. Nunik Puspitasari, S.KM, M.Kes Dept. Biostatistika dan Kependudukan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga UKURAN MORTALITAS Nunik Puspitasari, S.KM, M.Kes Dept. Biostatistika dan Kependudukan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga Pengukuran mortalitas membutuhkan ketepatan dalam: 1. Kelompok

Lebih terperinci

D x k. Angka ini berarti bahwa pada periode tahun 1975, setiap 1000 penduduk 16,9 kematian.

D x k. Angka ini berarti bahwa pada periode tahun 1975, setiap 1000 penduduk 16,9 kematian. 6. MORTALITAS (KEMATIAN). 6.1 Parameter Mortalitas Mortalitas atau Kematian ada!ah salah satu dan tiga komponen proses yang berpengaruh terhadap struktur penduduk. Dua komponen proses demografi Iainnya

Lebih terperinci

Apa penyebab kematian? Bagaimana cara membuat tabel mortalitas?

Apa penyebab kematian? Bagaimana cara membuat tabel mortalitas? BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Mortalitas atau kematian merupakan salah satu diantara tiga komponen proses demografi yang berpengaruh terhadap struktur penduduk selain fertilitas dan migrasi. Tinggi

Lebih terperinci

Tabel. Mortalitas Kehidupan Pria. X lx dx 1000 qx 0 10,000,000 70, ,929,200 17, ,911,725 15, ,415 6,415 1,000.

Tabel. Mortalitas Kehidupan Pria. X lx dx 1000 qx 0 10,000,000 70, ,929,200 17, ,911,725 15, ,415 6,415 1,000. 1.2. Tabel Mortalitas Hidup matinya seseorang tidak seorang pun dapat menentukannya, tapi dari segi matematika, lebih ditujukan pada rata-rata orang bukan pada perseorangan. Dari ratarata orang dapat diramalkan

Lebih terperinci

MORTALITAS (KEMATIAN)

MORTALITAS (KEMATIAN) MORTALITAS (KEMATIAN) Pengantar: Kematian terkait dengan masalah sosial dan ekonomi Komitmen MDGs pada tahun 2015: - Angka Kematian Bayi menjadi 20 per 1000 kelahiran hidup - Angka Kematian Ibu menjadi

Lebih terperinci

fertilitas, mortalitas dan migrasi Kependudukan semester

fertilitas, mortalitas dan migrasi Kependudukan semester fertilitas, mortalitas dan migrasi Kependudukan semester 2 2012 outline PENDAHULUAN 1 2 3 MORTALITAS FERTILITAS MIGRASI perhitungan konsep konsep dasar tipe angka mortalitas konsep dasar ukuran fertilitas

Lebih terperinci

PERTEMUAN 9 : Ir. Darmawan L. Cahya, MURP, MPA

PERTEMUAN 9 : Ir. Darmawan L. Cahya, MURP, MPA PERTEMUAN 9 : MORTALITAS Oleh : Ir. Darmawan L. Cahya, MURP, MPA (darmawan@esaunggul.ac.id) Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik - Universitas ESA UNGGUL Semester Genap 2012/2013

Lebih terperinci

STANDARISASI UKURAN DEMOGRAFI. Standarisasi Ukuran RATE 11/30/2013. Rate sering digunakan utk mgbrkan kejadian (dlm demografi; epidemiologi)

STANDARISASI UKURAN DEMOGRAFI. Standarisasi Ukuran RATE 11/30/2013. Rate sering digunakan utk mgbrkan kejadian (dlm demografi; epidemiologi) STANDARISASI UKURAN DEMOGRAFI Standarisasi Ukuran RATE Rate sering digunakan utk mgbrkan kejadian (dlm demografi; epidemiologi) Dlm aplikasinya ada kebutuhan membandingkan rate antar populasi yg berbeda

Lebih terperinci

Pertumbuhan Populasi. Aritmetik (Arithmetic growth) Geometrik (Geometric growth) Eksponensial (Exponential Growth)

Pertumbuhan Populasi. Aritmetik (Arithmetic growth) Geometrik (Geometric growth) Eksponensial (Exponential Growth) Pertumbuhan Populasi Aritmetik (Arithmetic growth) Geometrik (Geometric growth) Eksponensial (Exponential Growth) Pertumbuhan Aritmetik populasi 0 5000 10000 15000 20000 2000 2001 2002 2003 2004 2005 tahun

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN PROGRAM

BAB 3 PERANCANGAN PROGRAM 48 BAB 3 PERANCANGAN PROGRAM 3.1 Metodologi Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang dilakukan oleh penulis adalah dengan mengambil data sekunder dari Hasil Sensus Penduduk di Sumatera Utara Tahun

Lebih terperinci

ASPEK KEPENDUDUKAN III. Tujuan Pembelajaran

ASPEK KEPENDUDUKAN III. Tujuan Pembelajaran KTSP & K-13 Geografi K e l a s XI ASPEK KEPENDUDUKAN III Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan mempunyai kemampuan sebagai berikut. 1. Memahami perhitungan angka kelahiran.

Lebih terperinci

Didownload dari ririez.blog.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN

Didownload dari ririez.blog.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN Didownload dari ririez.blog.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN Makalah ini akan membahas tentang tabel kehidupan. Meskipun distribusi parametrik survival mempunyai kelebihan dalam hal meringkas proses kematian

Lebih terperinci

MORTALITAS & MORBIDITAS

MORTALITAS & MORBIDITAS MORTALITAS & MORBIDITAS Angka Kematian o Death Rate (crude death rate) adalah jumlah kematian per 1000 penduduk pada tahun tertentu o CDR= ΣD P tengah tahun x k o CDR=crude death rate o D= jumlah kematian

Lebih terperinci

MORTALITAS. Tara B. Soeprobo Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia TBS-M

MORTALITAS. Tara B. Soeprobo Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia TBS-M MORTALITAS Tara B. Soeprobo Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia TBS-M 1 Mortalitas Salah satu dari tiga komponen demografi selain fertilitas dan migrasi, yang dapat mempengaruhi jumlah

Lebih terperinci

Perbandingan Metode Brass dengan Metode Trussell dalam Menghasilkan Angka Harapan Hidup

Perbandingan Metode Brass dengan Metode Trussell dalam Menghasilkan Angka Harapan Hidup Perbandingan Metode Brass dengan Metode Trussell dalam Menghasilkan Angka Harapan Hidup Agus Sulistyorini dan Soenarnatalina Melaniani 1 Bagian Biostatistika dan Kependudukan Fakultas Kesehatan Masyarakat

Lebih terperinci

Mortalitas (Kematian)

Mortalitas (Kematian) Mortalitas (Kematian) Kependudukan (Demografi) Dian Kurnia Anggreta, S.Sos, M.Si 1 Tingkat Kematian Menurut Jenis Kelamin dan Umur (ASDRi) Tingkat kematian yang mempergunakan ukuran yang lebih spesifik,

Lebih terperinci

ILMU KEPENDUDUKAN: Analisis dengan tujuan:

ILMU KEPENDUDUKAN: Analisis dengan tujuan: ILMU KEPENDUDUKAN: Analisis dengan tujuan: 1. Memperoleh informasi dasar tentang distribusi penduduk, karakteristik dan perubahan perubahannya; perubahannya; 2. Menerangkan sebab sebab perubahan; 3. Menganalisis

Lebih terperinci

PERTEMUAN 6 : Ir. Darmawan L. Cahya, MURP, MPA

PERTEMUAN 6 : Ir. Darmawan L. Cahya, MURP, MPA PERTEMUAN 6 : STRUKTUR PENDUDUK (1) Oleh : Ir. Darmawan L. Cahya, MURP, MPA (darmawan@esaunggul.ac.id) Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik - Universitas ESA UNGGUL Semester Genap

Lebih terperinci

untuk penduduk Sumatera Utara pada tahun 2000.

untuk penduduk Sumatera Utara pada tahun 2000. 92 Gambar 4.15 Tampilan Layar General Life Table Penduduk Wanita Sumatera Utara Tahun 2000 Menggunakan Data Kombinasi Kedua Jenis Kelamin Dengan menggunakan data yang diklasifikasi menurut jenis kelamin

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Model Life Table Life table adalah tabel mengenai angka kematian menurut umur yaitu berkaitan dengan peluang bertahan hidup menurut umur. (Coale & Demeny 1983) Dengan menggunakan

Lebih terperinci

URAIAN TAHAPAN PENYUSUNAN PROYEKSI PENDUDUK DAN HASIL PROYEKSI PENDUDUK I. URAIAN TAHAPAN PENYUSUNAN PROYEKSI PENDUDUK

URAIAN TAHAPAN PENYUSUNAN PROYEKSI PENDUDUK DAN HASIL PROYEKSI PENDUDUK I. URAIAN TAHAPAN PENYUSUNAN PROYEKSI PENDUDUK 11 LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2012 TENTANG PENYUSUNAN PROYEKSI PENDUDUK : URAIAN TAHAPAN PENYUSUNAN PROYEKSI PENDUDUK DAN HASIL PROYEKSI PENDUDUK I. URAIAN

Lebih terperinci

TENTANG PENYUSUNAN PROYEKSI PENDUDUK : URAIAN TAHAPAN PENYUSUNAN PROYEKSI PENDUDUK DAN HASIL PROYEKSI PENDUDUK

TENTANG PENYUSUNAN PROYEKSI PENDUDUK : URAIAN TAHAPAN PENYUSUNAN PROYEKSI PENDUDUK DAN HASIL PROYEKSI PENDUDUK LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 40 TAHUN 2012 TENTANG PENYUSUNAN PROYEKSI PENDUDUK : URAIAN TAHAPAN PENYUSUNAN PROYEKSI PENDUDUK DAN HASIL PROYEKSI PENDUDUK I. URAIAN

Lebih terperinci

KOMPOSISI PENDUDUK. Komposisi Penduduk. Andrei R FKM UNEJ

KOMPOSISI PENDUDUK. Komposisi Penduduk. Andrei R FKM UNEJ KOMPOSISI PENDUDUK Andrei R FKM UNEJ Komposisi Penduduk adl pengelompokkan penduduk b dsr variabel2 tertentu yg sama, yg ber7an m berikan gambaran mengenai susunan penduduk Besar dan Persebaran Penduduk:

Lebih terperinci

Analisis Sensitivitas pada Pertumbuhan Penduduk Nanggroe Aceh Darussalam dengan Metode Life Table

Analisis Sensitivitas pada Pertumbuhan Penduduk Nanggroe Aceh Darussalam dengan Metode Life Table Vl. 6, N.1, 1-14, Juli 29 Analisis Sensitivitas pada Pertumbuhan Penduduk Nanggre Aceh Darussalam dengan Metde ife Table Miftahuddin Abstrak Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pertumbuhan penduduk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Demografi merupakan ilmu yang mempelajari tentang penduduk, khususnya pada lima aspek yaitu ukuran, distribusi geografi, komposisi, komponen perubahan (kelahiran, kematian,

Lebih terperinci

ANTROPOSFER GEO 2 A. PENDAHULUAN B. DINAMIKA ANTROPOSFER (KEPENDUDUKAN) C. KOMPOSISI PENDUDUK

ANTROPOSFER GEO 2 A. PENDAHULUAN B. DINAMIKA ANTROPOSFER (KEPENDUDUKAN) C. KOMPOSISI PENDUDUK A. PENDAHULUAN Antroposfer berasal dari kata antropos yang berarti manusia dan spaira yang berarti lingkungan. Antroposfer adalah salah satu objek material dari geografi yang membahas mengenai persoalan

Lebih terperinci

Didownload dari ririez.blog.uns.ac.id

Didownload dari ririez.blog.uns.ac.id 0. Konsep Dasar Kematian merupakan kejadian random yang mengandung dampak finansial. Prinsip fundamental yang mendasari dapat diilustrasikan dengan contoh berikut. Misalkan seorang laki laki ingin mengambil

Lebih terperinci

Antroposfer GEO 2 A. PENDAHULUAN B. DINAMIKA ANTROPOSFER (KEPENDUDUKAN) C. KOMPOSISI PENDUDUK D. RUMUS-RUMUS KUANTITAS PENDUDUK ANTROPOSFER

Antroposfer GEO 2 A. PENDAHULUAN B. DINAMIKA ANTROPOSFER (KEPENDUDUKAN) C. KOMPOSISI PENDUDUK D. RUMUS-RUMUS KUANTITAS PENDUDUK ANTROPOSFER Antroposfer A. PENDAHULUAN Antroposfer berasal dari kata antropos yang berarti manusia dan spaira yang berarti lingkungan. Antroposfer adalah salah satu objek material dari geografi yang membahas mengenai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Asuransi Asuransi atau Pertanggungan menurut Kitab Undang-undang Hukum Dagang (K.U.H.D) Republik Indonesia pasal 246 adalah Suatu perjanjian dengan mana seorang penanggung mengikatkan

Lebih terperinci

ESTIMASI TINGKAT KEMATIAN BAYI DAN HARAPAN HIDUP BAYI PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2005 DENGAN MENGGUNAKAN METODE TRUSSEL

ESTIMASI TINGKAT KEMATIAN BAYI DAN HARAPAN HIDUP BAYI PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2005 DENGAN MENGGUNAKAN METODE TRUSSEL ESTIMASI TINGKAT KEMATIAN BAYI DAN HARAPAN HIDUP BAYI PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2005 DENGAN MENGGUNAKAN METODE TRUSSEL Ahmad Iqbal Baqi Jurusan Matematika FMIPA Universitas Andalas Padang ahmadiqbalbaqi@gmail.com

Lebih terperinci

Studi Kependudukan - 1. Demografi formal. Konsep Dasar. Studi Kependudukan - 2. Pertumbuhan Penduduk. Demographic Balancing Equation

Studi Kependudukan - 1. Demografi formal. Konsep Dasar. Studi Kependudukan - 2. Pertumbuhan Penduduk. Demographic Balancing Equation Demografi formal Pengumpulan dan analisis statistik atas data demografi Dilakukan ahli matematika dan statistika Contoh : jika jumlah perempuan usia subur (15-49) berubah, apa pengaruhnya pada tingkat

Lebih terperinci

Berdasarkan Hasil SP2010

Berdasarkan Hasil SP2010 KAJIAN LIFETABLE INDONESIA Berdasarkan Hasil SP2010 KAJIAN LIFETABLE INDONESIA Berdasarkan Hasil SP2010 Tim Penyusun: Dr. Indra Murty Surbakti, MA Dendi Handiyatmo, SST, M.Si Hermawan Agustina, S.Kom,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 ISTILAH-ISTILAH 2.1.1 Dinamika Penduduk [Population Dynamics] Dinamika penduduk adalah proses perubahan yang terjadi secara terus menerus yang mempengaruhi jumlah penduduk

Lebih terperinci

Pertumbuhan Penduduk. Oleh : Yudha Tri Pradana / XI-IPS-1 / 31 SMAN 1 MANYAR

Pertumbuhan Penduduk. Oleh : Yudha Tri Pradana / XI-IPS-1 / 31 SMAN 1 MANYAR Pertumbuhan Penduduk Oleh : Yudha Tri Pradana / XI-IPS-1 / 31 SMAN 1 MANYAR Pertumbuhan Penduduk adalah keseimbangan yang dinamis antara kekuatan-kekuatan yang menambah dan kekuatan-kekuatan yang mengurang

Lebih terperinci

UKURAN FERTILITAS. Yuly Sulistyorini, S.KM., M.Kes Departemen Biostatistika dankependudukan FKM - Unair

UKURAN FERTILITAS. Yuly Sulistyorini, S.KM., M.Kes Departemen Biostatistika dankependudukan FKM - Unair UKURAN FERTILITAS Yuly Sulistyorini, S.KM., M.Kes Departemen Biostatistika dankependudukan FKM - Unair Permasalahan Pengukuran Fertilitas Sulit menentukan jumlah bayi yang lahir hidup banyak bayi yang

Lebih terperinci

UKURAN-UKURAN DEMOGRAFI

UKURAN-UKURAN DEMOGRAFI UKURAN-UKURAN DEMOGRAFI 1. Rasio Jenis Kelamin (Sex Ratio) Rasio Jenis Kelamin adalah perbandingan banyak jumlah penduduk laki-laki dan jumlah penduduk perempuan pada suatu daerah dan waktu tertentu. Sex

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 19 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Masalah Kependudukan Masalah kependudukan di Indonesia dikategorikan sebagai suatu masalah nasional yang besar dan memerlukan pemecahan segera. Hal ini mencakup lima masalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Fertilitas (kelahiran) sama dengan kelahiran hidup (live birth), yaitu terlepasnya bayi dari rahim seorang perempuan dengan ada tanda-tanda kehidupan misalnya bernafas,

Lebih terperinci

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER EKONOMI KEPENDUDUKAN PROGRAM STUDI : EKONOMI PEMBANGUNAN - FAKULTAS EKONOMI MATAKULIAH : EKONOMI KEPENDUDUKAN KODE MATA KULIAH : PE 4706 SKS : 2 SEMESTER : VII MATA KULIAH

Lebih terperinci

Asuransi Jiwa

Asuransi Jiwa Bab 2: Tabel Mortalitas dan Teorema Peluang pada Asuransi Jiwa Statistika FMIPA Universitas Islam Indonesia Tabel Mortalitas Tabel Mortalitas Tabel mortalitas merupakan tabel yang berisi peluang seseorang

Lebih terperinci

Struktur dan Distribusi Penduduk. Kependudukan semester

Struktur dan Distribusi Penduduk. Kependudukan semester Struktur dan Distribusi Penduduk Kependudukan semester 2 2012 Point to discuss: Apa yang kamu ketahui tentang struktur penduduk? Apa guna/pentingnya penstrukturan penduduk? Bagaimana cara menstrukturkan

Lebih terperinci

FERTILITAS RUMUS DAN FAKTOR

FERTILITAS RUMUS DAN FAKTOR FERTILITAS RUMUS DAN FAKTOR FERTILITAS RUMUS DAN FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DEFINISI Fertilitas (Fertility): merujuk pada jumlah kelahiran hidup dari penduduk wanita Fekunditas (Fecundity): merujuk pada

Lebih terperinci

Demografi formal = Demografi murni. Sumber data Sekunder. Pengambilan Data Penduduk. Registrasi Survai

Demografi formal = Demografi murni. Sumber data Sekunder. Pengambilan Data Penduduk. Registrasi Survai PB 3 KEPENDUDUKAN Beberapa pengertian Demografi (demos=rakyat,grafein=tulisan) : ilmu tentang penduduk dengan karakteristiknya yg khusus Demografi Demografi formal = Demografi murni Demografi sosial =

Lebih terperinci

Analisis Proyeksi Penduduk Jambi Berdasarkan Proyeksi Penduduk Indonesia

Analisis Proyeksi Penduduk Jambi Berdasarkan Proyeksi Penduduk Indonesia Analisis Proyeksi Penduduk Jambi 2010-2035 Berdasarkan Proyeksi Penduduk Indonesia 2010-2035 Perwakilan BKKBN Provinsi Jambi 2015 Analisis Proyeksi Penduduk Jambi 2010-2035 (Berdasarkan Proyeksi Penduduk

Lebih terperinci

PERTEMUAN 12 : Ir. Darmawan L. Cahya, MURP, MPA

PERTEMUAN 12 : Ir. Darmawan L. Cahya, MURP, MPA PERTEMUAN 12 : PROYEKSI PENDUDUK Oleh : Ir. Darmawan L. Cahya, MURP, MPA (darmawan@esaunggul.ac.id) Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik - Universitas ESA UNGGUL Semester Genap 2012/2013

Lebih terperinci

LATIHAN ANALISIS KEPENDUDUKAN

LATIHAN ANALISIS KEPENDUDUKAN Http://arali2008.wordpress.com LATIHAN ANALISIS KEPENDUDUKAN OLEH Arsad Rahim Ali Staf Dinas Kesehatan Kab Polewali Mandar Analisa kependudukan dibatasi pada analisa distribusi jenis kelamin dan usia,

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada semester genap tahun ajaran 2014/2015 di Jurusan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada semester genap tahun ajaran 2014/2015 di Jurusan III METODOLOGI PENELITIAN 31 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pada semester genap tahun ajaran 2014/2015 di Jurusan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lampung 32 Metode

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memberikan gambaran tentang sejarah kehidupan suatu kohor yang berangsur-angsur berkurang jumlahnya karena kematian.

BAB I PENDAHULUAN. memberikan gambaran tentang sejarah kehidupan suatu kohor yang berangsur-angsur berkurang jumlahnya karena kematian. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Mortalita atau kematian merupakan salah satu diantara tiga komponen proses demografi yang berpengaruh terhadap struktur penduduk selain fertilitas dan migrasi. Organisasi

Lebih terperinci

ii Kematian Bayi dan Angka Harapan Hidup Penduduk Indonesia Kematian Bayi dan Angka Harapan Hidup Penduduk Indonesia HASIL SENSUS PENDUDUK 2010 ISBN : No. Publikasi: 04000.1 Katalog BPS: Ukuran Buku: B5

Lebih terperinci

PERTEMUAN 8 : Ir. Darmawan L. Cahya, MURP, MPA

PERTEMUAN 8 : Ir. Darmawan L. Cahya, MURP, MPA PERTEMUAN 8 : FERTILITAS Oleh : Ir. Darmawan L. Cahya, MURP, MPA (darmawan@esaunggul.ac.id) Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik - Universitas ESA UNGGUL Semester Genap 2012/2013

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Fertilitas

TINJAUAN PUSTAKA. Fertilitas TINJAUAN PUSTAKA Fertilitas Fertilitas dalam pengertian demografi adalah kemampuan riil seorang atau sekelompok wanita untuk melahirkan, yang dicerminkan dalam banyaknya bayi yang dilahirkan hidup (Burhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. risiko finansial yang disebabkan oleh peristiwa aktuaria (actuarial events).

BAB I PENDAHULUAN. risiko finansial yang disebabkan oleh peristiwa aktuaria (actuarial events). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ilmu aktuaria memegang peranan penting dalam analisis dan pengelolaan risiko finansial yang disebabkan oleh peristiwa aktuaria (actuarial events). Variabel risiko yang

Lebih terperinci

Pengembangan Model Life Table Indonesia, 2011

Pengembangan Model Life Table Indonesia, 2011 BADAN PUSAT STATISTIK Pengembangan Model Life Table Indonesia, 2011 ABSTRAKSI Informasi tentang tingkat kematian dapat dimanfaatkan untuk menyusun proyeksi penduduk dan indikator lainnya, yang pada gilirannya

Lebih terperinci

DATA PENDUDUK SASARAN PROGRAM KESEHATAN TAHUN

DATA PENDUDUK SASARAN PROGRAM KESEHATAN TAHUN DATA PENDUDUK SASARAN PROGRAM KESEHATAN TAHUN 2007-2011 PUSAT DATA DAN INFORMASI DEPARTEMEN KESEHATAN RI JAKARTA 2009 KATA PENGANTAR Salah satu permasalahan yang dihadapi saat ini adalah belum ada kesepakatan

Lebih terperinci

Survei Penduduk Antar Sensus (SUPAS), 2005

Survei Penduduk Antar Sensus (SUPAS), 2005 BADAN PUSAT STATISTIK Survei Penduduk Antar Sensus (SUPAS), 2005 ABSTRAKSI Survei Penduduk Antar Sensus (SUPAS) merupakan survey kependudukan yang dilaksanakan setiap lima tahun setelah pelaksanaan sensus

Lebih terperinci

PERBANDINGAN METODE INTERPOLASI ABRIDGED LIFE TABLE

PERBANDINGAN METODE INTERPOLASI ABRIDGED LIFE TABLE PERBANDINGANN METODE INTERPOLASI ABRIDGED LIFE TABLE DAN APLIKASINYA PADA DATAA KEMATIAN INDONESIA VANI RIALITA SUPONO SEKOLAH PASCASARJANAA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 PERNYATAAN MENGENAI TESIS

Lebih terperinci

Asuransi Jiwa

Asuransi Jiwa Bab 3: Harapan Hidup dan Statistika FMIPA Universitas Islam Indonesia Harapan Hidup Ringkas Harapan Hidup Ringkas Harapan Hidup Lengkap Harapan hidup ringkas (curtate expectation of life) menyatakan rata-rata

Lebih terperinci

PENDUDUK. mencatat peristiwa peristiwa penting yang berhubungandengan kehidupan maka

PENDUDUK. mencatat peristiwa peristiwa penting yang berhubungandengan kehidupan maka DATA PARAMETER KEPENDUDUKAN PROV. DIY BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA 2012 PENDUDUK POPULATION (Penduduk) Jumlah orang yang mendiami suatu daerah pada waktu

Lebih terperinci

Bab 2 Distribusi Survival dan Tabel Mortalitas

Bab 2 Distribusi Survival dan Tabel Mortalitas Bab 2 Distribusi Survival dan Tabel Mortalitas 2.1 Distribusi Survival Meninggalnya seseorang merupakan sesuatu yang pasti terjadi namun kapan terjadinya tidak dapat diprediksi. Karena itu, ketahanan hidup

Lebih terperinci

PENGUKURAN FREKUENSI PENYAKIT

PENGUKURAN FREKUENSI PENYAKIT PENGUKURAN FREKUENSI PENYAKIT Dalam epidemiologi ukuran yg banyak digunakan dlm menentukan morbiditas dan mortalitas adalah: Angka, Rasio, dan Proporsi RASIO merupakan nilai relatif yg dihasilkan dari

Lebih terperinci

ASPEK KEPENDUDUKAN IV

ASPEK KEPENDUDUKAN IV KTSP & K-13 Geografi K e l a s XI ASPEK KEPENDUDUKAN IV Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini kamu diharapkan memiliki kemampuan berikut. 1. Memahami usia kerja, tenaga kerja, angkatan dan

Lebih terperinci

SILABUS MATA KULIAH. Pengalaman Pembelajaran 1.Mengkaji dan mendiskusikan definisi dan ruang lingkup ilmu. kependudukan

SILABUS MATA KULIAH. Pengalaman Pembelajaran 1.Mengkaji dan mendiskusikan definisi dan ruang lingkup ilmu. kependudukan SILABUS MATA KULIAH Nama Mata Kuliah : Ilmu Kean Jumlah SKS : 2 Semester : IV (Empat) Mata Kuliah Pra Syarat : - Deskripsi Mata Kuliah : Mata kuliah ini membahas tentang konsep dasar kean, data kean, ukuran

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN. NAMA SEKOLAH : MA PPMI Assalaam Sukoharjo MATA PELAJARAN : Geografi

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN. NAMA SEKOLAH : MA PPMI Assalaam Sukoharjo MATA PELAJARAN : Geografi RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN NAMA SEKOLAH : MA PPMI Assalaam Sukoharjo MATA PELAJARAN : Geografi KELAS : XI SEMESTER : 1 ( satu ) TAHUN PELAJARAN : 2007 / 2008 ALOKASI WAKTU : 4 x pertemuan I. STANDAR

Lebih terperinci

GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN

GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN Mata Kuliah : ILMU KEPENDUDUKAN Kode/SKS : 3 sks Deskripsi Singkat : Mata Kuliah memandu mahasiswa untuk memahami ilmu kependudukan, mulai dari konsep-konsep kependudukan,

Lebih terperinci

Membuat Piramida Penduduk dengan Excel

Membuat Piramida Penduduk dengan Excel Membuat Piramida Penduduk dengan Excel dikutip dari: http://junaidichaniago.wordpress.com/2009/04/05/membuat-piramidapenduduk-dengan-excel/ (tanggal 7 Juni 2010) Memahami komposisi penduduk menurut umur

Lebih terperinci

APLIKASI MODEL DINAMIKA POPULASI LOTKA DENGAN LAJU KELAHIRAN DAN KEMATIAN TIDAK KONSTAN UNTUK DATA INDONESIA SUSIATI NASIKIN

APLIKASI MODEL DINAMIKA POPULASI LOTKA DENGAN LAJU KELAHIRAN DAN KEMATIAN TIDAK KONSTAN UNTUK DATA INDONESIA SUSIATI NASIKIN APLIKASI MODEL DINAMIKA POPULASI LOTKA DENGAN LAJU KELAHIRAN DAN KEMATIAN TIDAK KONSTAN UNTUK DATA INDONESIA SUSIATI NASIKIN SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 21 PERNYATAAN MENGENAI TESIS

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Singaraja, Oktober Kepala Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Buleleng

KATA PENGANTAR. Singaraja, Oktober Kepala Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Buleleng KATA PENGANTAR Puja Angayu bagia kami haturkan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa/Tuhan Yang Maha Kuasa, karena atas waranugraha-nya maka penyusunan Profil Perkembangan Kependudukan Kabupaten Buleleng

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Penduduk ialah orang atau individu yang tinggal atau menetap pada suatu daerah tertentu dalam jangka waktu yang lama. Ada beberapa pengertian yang secara singkat perlu

Lebih terperinci

JUMLAH DAN PERTUMBUHAN, KOMPOSISI, SERTA PERSEBARAN DAN MIGRASI PENDUDUK

JUMLAH DAN PERTUMBUHAN, KOMPOSISI, SERTA PERSEBARAN DAN MIGRASI PENDUDUK JUMLAH DAN PERTUMBUHAN, KOMPOSISI, SERTA PERSEBARAN DAN MIGRASI PENDUDUK PENDUDUK 1. Orang yang tinggal di daerah tersebut 2. Orang yang secara hukum berhak tinggal di daerah tersebut. Dengan kata lain

Lebih terperinci

BAB III MODIFIKASI LIFE TABLE DASAR MENJADI LIFE TABLE PENDIDIKAN

BAB III MODIFIKASI LIFE TABLE DASAR MENJADI LIFE TABLE PENDIDIKAN 13 BAB III MODIFIKASI LIFE TABLE DASAR MENJADI LIFE TABLE PENDIDIKAN 3. 1 Konsep Life Table Pendidikan Selama ini keterangan tentang pendidikan siswa disajikan dalam bentuk proporsi, namun berdasarkan

Lebih terperinci

PENGERTIAN, CAKUPAN DAN UKURAN MORTALITAS

PENGERTIAN, CAKUPAN DAN UKURAN MORTALITAS PENGERTIAN, CAKUPAN DAN UKURAN MORTALITAS Mortalitas atau kematian merapakan salah satu diantara tiga komponen demografi yang dapat mempengaruhi perubahan penduduk. Dua komponen demografi lainya adaiah

Lebih terperinci

GARIS BESAR PROGRAM PEMBELAJARAN (GBPP)

GARIS BESAR PROGRAM PEMBELAJARAN (GBPP) GARIS BESAR PROGRAM PEMBELAJARAN (GBPP) Mata Kuliah : DEMOGRAFI Kode/SKS : / 3 SKS Semester : VII Prasyarat : - Jurusan : Matematika Waktu : 3 x 50 menit Tujuan Mata Kuliah : 1. Memahami dalam arti luas

Lebih terperinci

Di Unduh dari : Bukupaket.com Sumber buku : bse kemdikbud

Di Unduh dari : Bukupaket.com Sumber buku : bse kemdikbud 34 Geografi XI Antroposfer berasal dari kata latin antropos yang berarti manusia dan spaira yang berarti lingkungan. Jadi, antroposer artinya lingkungan bagian dari bumi yang dihuni manusia. Pembahasan

Lebih terperinci

KEPENDUDUKAN DAN PERKEMBANGAN EKONOMI PENGARUH PERKEMBANGAN EKONOMI TERHADAP PERTUMBUHAN PENDUDUK

KEPENDUDUKAN DAN PERKEMBANGAN EKONOMI PENGARUH PERKEMBANGAN EKONOMI TERHADAP PERTUMBUHAN PENDUDUK KEPENDUDUKAN DAN PERKEMBANGAN EKONOMI PENGARUH PERKEMBANGAN EKONOMI TERHADAP PERTUMBUHAN PENDUDUK PROF., MA, PHD. 1 THEORI UNIVERSITAS AIRLANGGA, SURABAYA TRANSISI DEMOGRAFI MASYARAKAT AGRARIS MEMPUNYAI

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Masalah Kependudukan Masalah kependudukan di Indonesia dikategorikan sebagai suatu masalah nasional yang besar dan memerlukan pemecahan segera. Hal ini mencakup lima masalah pokok

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Mortalitas atau kematian merupakan salah satu di antara tiga komponen proses demografi yang dapat mempengaruhi struktur penduduk selain fertilitas dan migrasi.

Lebih terperinci

MAKALAH Konsep Kependudukan di Indonesia

MAKALAH Konsep Kependudukan di Indonesia MAKALAH Konsep Kependudukan di Indonesia 11:06 Rafless bencoolen 1. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN Indonesia merupakan jumlah penduduk yang banyak. Dapat dilihat dari hasil sensus penduduk yang semakin

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORI. Kata demografi berasal dari bahasa Yunani yang berarti: Demos adalah rakyat atau

BAB 2 TINJAUAN TEORI. Kata demografi berasal dari bahasa Yunani yang berarti: Demos adalah rakyat atau BAB 2 TINJAUAN TEORI 2.1. Arti dan Tujuan Demografi Kata demografi berasal dari bahasa Yunani yang berarti: Demos adalah rakyat atau penduduk dan Grafein adalah menulis. Demografi adalah ilmu yang mempelajari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seperti Negara Indonesia akan berdampak pada pertumbuhan ekonomi Negara

BAB I PENDAHULUAN. seperti Negara Indonesia akan berdampak pada pertumbuhan ekonomi Negara BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Jumlah penduduk yang begitu besar di Negara yang sedang berkembang seperti Negara Indonesia akan berdampak pada pertumbuhan ekonomi Negara tersebut. Dalam Wicaksono

Lebih terperinci

STATISTIKA BISNIS PENGUMPULAN DAN PENYAJIAN DATA. Deden Tarmidi, SE., M.Ak., BKP. Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Program Studi Akuntansi

STATISTIKA BISNIS PENGUMPULAN DAN PENYAJIAN DATA. Deden Tarmidi, SE., M.Ak., BKP. Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Program Studi Akuntansi Modul ke: STATISTIKA BISNIS PENGUMPULAN DAN PENYAJIAN DATA Fakultas Ekonomi dan Bisnis Deden Tarmidi, SE., M.Ak., BKP. Program Studi Akuntansi www.mercubuana.ac.id PENDAHULUAN Bagaimanapun data yang ada

Lebih terperinci

Survei Penduduk Antar Sensus (SUPAS), 2015

Survei Penduduk Antar Sensus (SUPAS), 2015 BADAN PUSAT STATISTIK Survei Penduduk Antar Sensus (SUPAS), 2015 ABSTRAKSI Survei Penduduk Antar Sensus (SUPAS) merupakan survey kependudukan yang dilaksanakan setiap lima tahun setelah pelaksanaan sensus

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 5 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Masalah kependudukan Masalah kependudukan di Indonesia dikategorikan sebagai suatu masalah nasional yang besar dan memerlukan pemecahan segera. Hal ini mencakup lima masalah

Lebih terperinci

MORTALITAS DAN MORBIDITAS

MORTALITAS DAN MORBIDITAS MORTALITAS DAN MORBIDITAS PEMBAHASAN MORTALITAS MORBIDITAS PENGUKURAN MORBIDITAS DAN MORTALITAS PERKEMBANGAN ANGKA KEMATIAN ANAK DAN IBU DI INDONESIA KLIK BACK MORTALITAS Mortalitas diartikan sebagai kematian

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Masalah Kependudukan Masalah kependudukan di Indonesia di kategorikan sebagai suatu masalah nasional yang besar dan memerlukan pemecahan segera. Hal ini mencangkup lima masalah

Lebih terperinci

2. Proporsi Perbandingan 2 nilai kuantitatif yang pembilangnya merupakan bagian dari penyebut. Contoh: Proporsi 12/(12+20)= 0,375

2. Proporsi Perbandingan 2 nilai kuantitatif yang pembilangnya merupakan bagian dari penyebut. Contoh: Proporsi 12/(12+20)= 0,375 OLEH KELOMPOK IV 1. Rasio merupakan nilai relatif yang dihasilkan dari perbandingan dua nilai kuantitatif yang pembilangnya tidak merupakan bagian dari penyebut Contoh: Keracunan makanan terdapat 32 orang

Lebih terperinci

Beberapa Konsep Dasar Kependudukan Terkait dengan Kerjasama Pendidikan Kependudukan

Beberapa Konsep Dasar Kependudukan Terkait dengan Kerjasama Pendidikan Kependudukan Beberapa Konsep Dasar Kependudukan Terkait dengan Kerjasama Pendidikan Kependudukan Ukuran-ukuran Demografi Angka absolut (count) adalah banyaknya peristiwa demografi tertentu di suatu wilayah dalam jangka

Lebih terperinci

DISTRIBUSI SATU PEUBAH ACAK

DISTRIBUSI SATU PEUBAH ACAK 0 DISTRIBUSI SATU PEUBAH ACAK Dalam hal ini akan dibahas macam-macam peubah acak, distribusi peluang, fungsi densitas, dan fungsi distribusi. Pada pembahasan selanjutnya, fungsi peluang untuk peubah acak

Lebih terperinci

PERBANDINGAN METODE INTERPOLASI ABRIDGED LIFE TABLE

PERBANDINGAN METODE INTERPOLASI ABRIDGED LIFE TABLE PERBANDINGANN METODE INTERPOLASI ABRIDGED LIFE TABLE DAN APLIKASINYA PADA DATAA KEMATIAN INDONESIA VANI RIALITA SUPONO SEKOLAH PASCASARJANAA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 PERNYATAAN MENGENAI TESIS

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. penduduk, dan Grafein adalah menulis. Jadi demografi adalah tulisan tulisan atau

BAB 2 LANDASAN TEORI. penduduk, dan Grafein adalah menulis. Jadi demografi adalah tulisan tulisan atau 16 Daftar pustaka dan lampiran. BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian pengertian Kata demografi berasal dari bahasa Yunani yang berarti Demos adalah rakyat atau penduduk, dan Grafein adalah menulis. Jadi

Lebih terperinci

Asuransi Jiwa

Asuransi Jiwa Bab 1: Tabel Mortalitas dan Teorema Peluang pada Asuransi Jiwa Atina Ahdika, S.Si, M.Si Statistika FMIPA Universitas Islam Indonesia Pendahuluan Asuransi Jiwa Asuransi Jiwa Asuransi Jiwa Asuransi Jiwa

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. karena kerugian, kerusakan atau kehilangan keuntungan yang diharapkan, atau

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. karena kerugian, kerusakan atau kehilangan keuntungan yang diharapkan, atau BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Asuransi Asuransi menurut Undang Undang Indonesia nomor 2 tahun 1992 tentang Usaha Perasuransian pada Bab I Ketentuan Umum Pasal 1 angka 1 menyatakan bahwa Asuransi atau pertanggungan

Lebih terperinci

DISTRIBUSI FREKUENSI. Oleh : Malim Muhammad, M.Sc.

DISTRIBUSI FREKUENSI. Oleh : Malim Muhammad, M.Sc. PENYAJIAN DATA & DISTRIBUSI FREKUENSI Oleh : Malim Muhammad, M.Sc. AGROTEKNOLOGI UM PURWOKERTO 1 PENGANTAR Apabila data sudah dikumpulkan (daftar pertanyaan sudah diisi, pertanyaan-pertanyaan yang diajukan

Lebih terperinci

MODEL MULTISTATE LIFE TABLE (MSLT) DAN APLIKASINYA DALAM BIDANG PENDIDIKAN: STUDI KASUS DI KABUPATEN SINTANG SARIYANTO

MODEL MULTISTATE LIFE TABLE (MSLT) DAN APLIKASINYA DALAM BIDANG PENDIDIKAN: STUDI KASUS DI KABUPATEN SINTANG SARIYANTO MODEL MULTISTATE LIFE TABLE (MSLT) DAN APLIKASINYA DALAM BIDANG PENDIDIKAN: STUDI KASUS DI KABUPATEN SINTANG SARIYANTO SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2011 PERNYATAAN MENGENAI TESIS

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 79 BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Implementasi Dalam menjalankan program aplikasi penyusunan life table ini dibutuhkan beberapa komponen pendukung. Komponen-komponen ini dibagi menjadi dua kelompok

Lebih terperinci

STATISTIKA PENYAJIAN DATA PENELITIAN

STATISTIKA PENYAJIAN DATA PENELITIAN STATISTIKA PENYAJIAN DATA PENELITIAN Dosen Pembimbing : Bagya Mujianto, S. Pd, M. Kes Ns. Rizana Fajrunni mah, M. Si. Med Disusun Oleh : Alfia Uzma Nabilla Tasya Hamidah Raflanda Hana Solihah Firdaus Maria

Lebih terperinci

Asuransi Jiwa

Asuransi Jiwa Bab 4: Anuitas Hidup Atina Ahdika, S.Si, M.Si Statistika FMIPA Universitas Islam Indonesia Pendahuluan Pendahuluan Anuitas tentu yang sudah dibahas sebelumnya tidak dikaitkan dengan hidup matinya seseorang

Lebih terperinci

Ahmad Iqbal Baqi 1) Jurusan Matematika FMIPA Universitas Andalas, Padang, Indonesia

Ahmad Iqbal Baqi 1) Jurusan Matematika FMIPA Universitas Andalas, Padang, Indonesia ESTIMASI TINGKAT KEMATIAN BAYI DAN HARAPAN HIDUP BAYI KABUPATENSAMBAS PROVINSI KALIMANTAN BARAT TAHUN 2010 DENGAN MENGGUNAKAN METODE SULLIVAN (ESTIMATING INFANT MORTALITY RATE AND INFANT LIFE EXPECTANCY

Lebih terperinci

pengisian data dan cara pembuatan grafik. setelah pengolahan dan analisa perhitungan serta saran-saran yang

pengisian data dan cara pembuatan grafik. setelah pengolahan dan analisa perhitungan serta saran-saran yang Pada bab ini dijelaskan tentang cara pengaktifan jendela excel, pengisian data dan cara pembuatan grafik. BAB 6 : KESIMPULAN DAN SARAN Bab ini merupakan penutup yang mencakup kesimpulan yang diambil setelah

Lebih terperinci

PERHITUNGAN DANA PENSIUN UNTUK PENSIUN NORMAL BERDASARKAN METODE CONSTANT DOLLAR (Studi Kasus : PT. Taspen Persero Pekanbaru) TUGAS AKHIR

PERHITUNGAN DANA PENSIUN UNTUK PENSIUN NORMAL BERDASARKAN METODE CONSTANT DOLLAR (Studi Kasus : PT. Taspen Persero Pekanbaru) TUGAS AKHIR PERHITUNGAN DANA PENSIUN UNTUK PENSIUN NORMAL BERDASARKAN METODE CONSTANT DOLLAR (Studi Kasus : PT. Taspen Persero Pekanbaru) TUGAS AKHIR Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana

Lebih terperinci

ESTIMASI TINGKAT KEMATIAN DEWASA DENGAN MENGGUNAKAN METODE PRESTON-COALE DAN PERTUMBUHAN SEIMBANG BRASS ROMADONA SABILA HATI

ESTIMASI TINGKAT KEMATIAN DEWASA DENGAN MENGGUNAKAN METODE PRESTON-COALE DAN PERTUMBUHAN SEIMBANG BRASS ROMADONA SABILA HATI ESTIMASI TINGKAT KEMATIAN DEWASA DENGAN MENGGUNAKAN METODE PRESTON-COALE DAN PERTUMBUHAN SEIMBANG BRASS ROMADONA SABILA HATI DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT

Lebih terperinci