HUBUNGAN KECERDASAN EMOSI DAN KESIAPAN MENIKAH PADA WANITA EMERGING ADULT DI JABODETABEK

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "HUBUNGAN KECERDASAN EMOSI DAN KESIAPAN MENIKAH PADA WANITA EMERGING ADULT DI JABODETABEK"

Transkripsi

1 HUBUNGAN KECERDASAN EMOSI DAN KESIAPAN MENIKAH PADA WANITA EMERGING ADULT DI JABODETABEK Wiena Maria Agustia Dosen Pembimbing : Dra. Lisa Ratriana, M.Si. Binus University : Jl. Kebon Jeruk Raya No. 27, Kebon Jeruk, Jakarta Barat Telp. (021) Fax. (021) ABSTRAK Penelitian ini memiliki tujuan untuk melihat hubungan kecerdasan emosi dan kesiapan menikah pada 110 wanita emerging adult di Jabodetabek yang melibatkan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, data yang didapatkan kemudian dianalisis menggunakan uji korelasi untuk dua sampel independen. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat kecerdasan emosi yang memiliki hubungan kesiapan menikah pada individu, yaitu self awareness, self motivation, empathy, dan social skill memang terdapat hubungan yang signifikan. Nilai korelasi berturut adalah 0.254; 0.453; 0.262; (WMA) Kata kunci: Kesiapan menikah, Emerging Adult, Wanita, Korelasi, Kecerdasan Emosi ABSTRACT This study has the objective to look at the relationship of emotional intelligence and readiness of 110 emerging adult married women in the Greater Jakarta. This study uses a quantitative approach, the data obtained were analyzed using correlation test for two independent samples. Results of this study indicate that there are emotional intelligence who has a relationship with marriage readiness on individuals, namely self awareness, self motivation, empathy, dan social skill indeed there are significant correlation. Successive correlation value is 0.254; 0.453; 0.262; (WMA) Keywords: Marriage readiness, Emerging Adult, Women, correlation, emotional intelligence

2 PENDAHULUAN Dalam tahap emerging adult yang diungkapkan oleh Arnet berada pada rentang usia tahun. Emerging adult memiliki kecenderungan untuk mengeksplorasi hal-hal baru dan memiliki banyak kemungkinan yang dapat terjadi dalam kehidupannya (Arnett, 2000). Eksplorasi diri yang dilakukan emerging adult mendorong hubungan yang lebih intim menuju pernikahan (King, 2014). Pernikahan merupakan awal terbentuknya kehidupan keluarga, setiap pasangan yang mengikrarkan diri dalam sebuah ikatan pernikahan tentu memiliki harapan agar pernikahan yang dibangun dapat berhasil. Setiap individu memiliki keinginan untuk menikah, menurut Blakemore, dkk. (2005) wanita memiliki keinginan yang lebih tinggi dibandingkan laki-laki untuk menikah. Keinginan itupun pada akhirnya akan dapat terwujud dengan adanya kesiapan untuk menjalani peran barunya. Kesiapan menikah menurut Badger (2005) adalah kemampuan untuk membentuk peran-peran, tanggung jawab, dan tantangan pernikahan sebagai salah satu cara memenuhi kebutuhan hubungan pernikahan, serta kesuksesan pernikahan bergantung pada kesiapan individu untuk membentuk dan melaksanakan peran-peran tersebut dan mendapatkan kepuasan dalam pernikahannya. Kepuasan akan pernikahan memiliki peran penting selama periode kehidupan setelah menikah nantinya. Kepuasan akan pernikahan, membentuk pernikahan sekali seumur hidup, dan keluarga yang stabil hingga masa depan dipengaruhi oleh kesiapan menikah. Kesiapan menikah seorang wanita emerging adult dapat diukur pada wanita yang sudah memiliki pasangan maupun yang belum memiliki pasangan. Dalam agama Protestan, seseorang diwajibkan menyiapkan dirinya dengan sungguh-sungguh secara mental sebelum memulai menjalin hubungan dengan seseorang lawan jenis, dua orang yang telah menjadi satu dalam pernikahan sangat dilarang untuk bercerai. Sehingga saat seseorang telah menemukan pasangan yang diyakininya sebagai pendamping seumur hidup, iapun harus benar-benar siap secara mental untuk menjalani peran barunya nanti dan mampu menghadapi berbagai masalah yang mungkin terjadi bersama-sama. Selama masa berpacaran wanita dapat semakin menguji dirinya apakah dirinya benar-benar telah siap menikah atau tidak. Seseorang wanita yang telah siap menikah mampu menghadapi setiap masalah yang terjadi, seperti cemburu dengan pasangan, pembagian waktu dengan pasangan dan keluarga, perbedaan pandangan dengan pasangan, dan masih banyak lagi. Love is not enough to make a successful marriage (Olson & DeFrain, 2006). Banyak orang menikah saat mereka sedang jatuh cinta, tapi sebagian dari mereka berakhir pada perceraian, hal ini membuktikan cinta bukanlah satu-satunya faktor yang dibutuhkan dalam sebuah pernikahan yang bahagia. Pernikahan adalah salah satu proses penting dalam kehidupan sosial manusia (Myers, Madathil & Tingle, 2005), di mana terdapat perubahan peran dan tugas yang harus dijalani baik sebagai suami-istri dan orang tua(sari, 2012). Perubahan peran tersebut membutuhkan adanya kemampuan untuk dapat memahami diri sendiri dan pasangan. Namun dalam perubahan peran tersebut tidak dipungkiri adanya ketidakpekaan yang membuat wanita tidak dapat memahami pasangan dan memunculkan konflik. Maka dari itulah kecerdasan emosi menjadi faktor yang penting dalam kesiapan menikah seorang wanita. Kecerdasan emosi adalah kemampuan seseorang sejumlah keterampilan yang berhubungan dengan keakuratan penilaian tentang emosi diri sendiri dan orang lain, serta kemampuan mengelola perasaan untuk memotivasi, merencanakan, dan meraih tujuan hidup (Salovey&Mayer, 2000). Seorang wanita yang cerdas secara emosi mampu menghadapi berbagai hal yang ada di sekitarnya dengan menggunakan emosinya dengan tepat. Salah satunya adalah saat wanita menghadapi konflik, menurut psikolog keluarga, Rosalina Verauili, M.Psi., mengatakan bahwa wanita lebih cenderung berpotensi stress ketimbang pria saat mengalami konflik(dalam Agmasari, 2015). Hal ini membuat peran kecerdasan emosi menjadi penting bagi wanita dan menjadi salah satu faktor penting dalam kesiapan seorang wanita untuk menikah. Suatu penelitian pernah dilakukan oleh Rahayu(2012) menghubungkan antara kecerdasan emosi dan kesiapan menikah, ditemukan bahwa adanya hubungan yang signifikan antara kecerdasan emosi dan kesiapan menikah dengan tingkat stress. Faktor yang mempengaruhi stress seseorang adalah adanya stressor yang berasal dari situasi maupun pribadi. Stressor yang berasal dari situasi adalah tuntutan yang berat dimana individu memiliki perbedaan dalam memandang masalah, terjadinya peristiwa yang tidak diinginkan dalam hidup, dan perubahan peran. Faktor yang berasal dari pribadi itu sendiri adalah intelektualitas, motivasi individu, dan kepribadian. Namun penelitian ini dilakukan oleh mahasiswi di sebuah universitas, peneliti merasa penelitian perlu dilakukan ulang mengenai korelasi kedua variabel ini yang dilakukan dengan sampel wanita di Jabodetabek. ii

3 Setiap pasangan pasti ingin pernikahannya berjalan lancar hingga ke pelaminan dan menjalani kehidupan rumah tangga yang langgeng dan harmonis hingga kakek-nenek. Namun kesiapan pernikahan seseorang tentu bukan tanpa hambatan dan kendala. Di tengah jalan bisa saja ada masalah atau keraguan hati yang akhirnya membuat seseorang menjadi tidak siap untuk menikah. Meski sudah pacaran lama dan kekasih sudah berniat untuk membina hubungan yang serius, namun terkadang wanita masih diliputi perasaan kurang yakin. Pertanyaan mungkin masih ada dihati kecil sang wanita, apakah dia pria terbaik untukku? Mungkinkah aku bahagia dengannya? Dan mungkin masih banyak pertanyaan-pertanyaan lain yang ada dalam benak wanita. Perasaan ragu untuk menikah memang wajar dirasakan oleh setiap orang karena pernikahan menjadi salah satu momen terbesar dalam hidup. Pastinya setiap orang juga menginginkan pernikahan berlangsung sekali seumur hidup. Menurut Blood (dalam Putri, 2010), kecerdasan emosi berasal dari pengalaman yang cukup terhadap suatu perubahan dan suatu permasalahan. Pengalaman ini akan membuat seseorang berperilaku dan belajar dalam merespons setiap peristiwa yang terjadi pada dirinya. Dengan kata lain, semakin dewasa seseorang maka akan bertambah pula kecerdasannya dikarenakan semakin banyak pengalaman yang diperoleh. Pengalaman tersebut akan mengarahkan seorang wanita lebih bijak dan menghadapi masalah dengan kepala dingin dengan tidak sepenuhnya mengandalkan emosi, serta berusaha mencari solusi permasalahan dengan baik. Kecerdasan emosi seorang wanita bekerja yang akan menikah nampak saat ia dapat mengatasi masalah yang dihadapi dengan baik. Pernikahan bukan semata-mata perlombaan, di mana para sahabat atau rekan wanita lainnya sudah menikah, membuat seseorang terburu-buru juga untuk memasuki pernikahan. Belum lagi keinginan orangtua untuk segera melepas masa lajang karena sudah cukup umur. Menikah sebaiknya benar-benar harus disadari karena adanya kecerdasan emosi dan kesiapan mental. Untuk itulah penulis tertarik untuk menganalisa lebih dalam tentang hubungan antara faktor tersebut pada wanita. Sehingga wanita mampu memiliki kesiapan menikah yang baik dan kecerdasan emosi yang baik sebelum mereka memasuki kehidupan dengan peran ganda serta tercipta pernikahan yang bahagia. METODE PENELITIAN Subjek Penelitian dan Teknik Sampling Sesuai dengan permasalahan yang diangkat pada penelitian ini yaitu mengenai hubungan kecerdasan emosional dan kesiapan menikah pada emerging adult, maka karakteristik subjek yang akan digunakan pada penelitian ini, yaitu wanita emerging adult yang berada pada rentang usia tahun, tengah menjalani suatu hubungan berpacaran, yang usia hubungannya telah lebih dari 6 bulan, berdomisili di wilayah Jabodetabek. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah non-probability sampling, dengan metode Snowball. Melalui teknik snowball subjek atau sampel dipilih berdasarkan rekomendasi orang ke orang yang sesuai dengan penelitian (Gravetter, 2012). Desain Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif, karena hubungan antara variabel konstan dalam bentuk angka-angka yang diperoleh dari satu set rumus matematika (Bordens & Abbot, 2008). Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian korelasional noneksperimen. Penelitian korelasional adalah jenis penelitian yang bertujuan untuk melihat apakah ada atau tidak adanya hubungan antara dua variabel, dalam hal ini variabel kecerdasan emosional dan kesiapan menikah, sehingga dapat menetapkan arah, besaran dan bentuk-bentuk hubungan yang diamati antar variabel (Bordens & Abbot, 2008). Alat Ukur EII Pada penelitian ini, peneliti menggunakan 63 item Emotional Intelligence Inventory (EII) yang diadaptasi oleh Dewi(2012) dari Lanawati(1999) dengan mengeliminasi 17 item yang tidak memiliki konsistensi. Namun setelah melakukan expert judgement dengan dosen Binus University, Antonina Pantja Juni Wulandari, S.Sos., M.Si, dan Ibu Astrini, M.Psi, Psikolog dieliminasi 1 item karena tidak valid. Penelitian ini iii

4 menggunakan kuesioner di mana menurut Sarwono (2006) kuesioner berisikan pernyataan-pernyataan serta pilihan jawaban dengan bentuk skala Likert dalam penelitian ini bentuknya sebagai berikut : 1 = Sangat Tidak Sesuai; 2 = Tidak Sesuai; 3 = Sesuai; 4 = Sangat Sesuai. Bohner & Wanke (2012) menjelaskan bahwa skala Likert merupakan skala yang paling sering dipakai dan memiliki konsistensi internal yang tinggi. Nilai reliabilitas dengan perhitungan SPSS dari 42 item EII didapatkan hasil >0.6 (0.910>0.6) artinya nilai reliabilitas yang baik. Alat Ukur Modifikasi Inventori Kesiapan Menikah Kesiapan menikah diukur dengan Modifikasi Inventori Kesiapan Menikah dengan jumlah item 66 yang diadaptasi dari Wiryasti (2004) yang telah melewati expert judgement dengan dosen Binus University, Pingkan Cynthia Belinda Rumondor, S.Psi, M.Psi, dan Esther Widhi Andangsari, M.Psi., Psi. Skala yang digunakan pada alat ukur ini adalah skala likert dengan empat pilihan jawaban. Penilaian yang dilakukan adalah nilai 1 untuk sangat tidak sesuai, 2 untuk tidak sesuai, 3 untuk sesuai, dan 4 untuk sangat sesuai. Sedangkan untuk item yang unfavourable nilai yang diberikan adalah sebaliknya. Total skor akhir untuk masing-masing individu didapatkan dengan menjumlahkan setiap nilai yang didapat individu dari semua item yang dikerjakan. Nilai reliabilitas dengan perhitungan SPSS dari 66 item Modifikasi Inventori Kesiapan Menikah didapatkan hasil >0.6 (0.965>0.6) artinya nilai reliabilitas yang baik. Prosedur Tahap persiapan yang dilakukan pertama kali setelah mendapatkan topik ialah mencari literatur yang terkait dengan topik. Setelah mendapatkan banyak literatur maka peneliti membuat kerangka berfikir untuk menunjukan pentingnya penelitian, rumusan permasalahan yang akan dijawab pada penelitian serta tujuan yang hendak dicapai pada penelitian ini. Selain itu, literatur tersebut digunakan untuk menyusun dasar-dasar teori untuk masing-masing variabel dan subjek penelitian. Setelah mencari literatur, maka selanjutnya peneliti mencari alat ukur untuk kecerdasan emosi dan kesiapan menikah. Sampai akhirnya, peneliti memutuskan untuk mengadaptasi alat ukur Emotional Intelligence Inventory (EII) dan Modifikasi Inventori Kesiapan Menikah. Alat ukur kecerdasan emosi yaitu Emotional Intelligence Inventory (EII) mengadaptasi dari Skripsi milik Dewi (2006). Untuk alat ukur inventori kesiapan menikah memiliki 66 pernyataan. Akhir, peniliti menyebarkan kuesioner booklet dan online yang dikirim melalui dan media sosial lainnya. HASIL DAN BAHASAN Berdasarkan dari data yang didapat pada 110 responden, dapat terlihat Mean(rata-rata) kecerdasan emosi 120,84. Peneliti kemudian membuat pengkategorian berdasarkan Mean yang didapat. Berikut pengkategorian yang didapat: Tingkatan Klasifikasi Frekuensi Persen (%) Rendah 54 49, Tinggi 56 50,9 Total iv

5 Sedangkan untuk skor kesiapan menikah peneliti juga melakukan pengkategorian berdasarkan niai Mean, yaitu 194,76. Berikut pengkategorian yang didapat: Tingkatan Klasifikasi Frekuensi Persen (%) Kurang Baik Total ,0 Selain itu peneliti juga melakukan uji korelasi dimensi kecerdasan emosi terhadap total skor kesiapan menikah, dan didapatkan hasil sebagai berikut: Dimensi Kecerdasan Emosi Correlation Sig. (2-tailed)/ p Coefficient(r) Self awareness.254 **.007 Self control Self motivation.453 **.000 Empathy.262 **.006 Scsial skill.276 **.004 Berdasarkan tabel di atas korelasi antara dimensi kecerdasan emosi dan total skor kesiapan menikah pada responden terdapat empat faktor yang memiliki hubungan yang signifikan, yaitu self awareness(.009), self motivation(.000), empathy(.005), dan scsial skill(.007). Faktor self awareness memiliki koefisien korelasi rendah(.260), self motivation memiliki koefisien korelasi sedang(.447), empathy memiliki koefisien korelasi rendah(.276), dan scsial skill memiliki koefisien korelasi rendah(.269). Nilai koefisien korelasi yang positif dan artinya keempat faktor kecerdasan emosi ini memiliki hubungan yang searah, jika self awareness tinggi maka kesiapan menikah juga semakin baik, demikian juga berlaku bagi ketiga variabel lain. Sedangkan faktor self control memiliki hubungan yang tidak signifikan(.209) dan koefisien korelasi sangat rendah(-.127) yang bernilai negatif. Nilai negatif pada koefisien korelasi self control menunjukkan adanya hubungan yang tidak searah, jika self control rendah maka kesiapan menikah tinggi. Hasil penelitian ini secara keseluruhan sesuai dengan hipotesis penelitian mengenai adanya hubungan kecerdasan emosi dengan kesiapan menikah wanita emerging adult. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara kecerdasan emosi dengan kesiapan menikah pada emerging adult (r= 0.412, p < 0.05). Aspek kecerdasan emosi yang berhubungan signifikan dengan total skor kesiapan menikah adalah self awareness, self motivation, empathy, dan social skill. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian sebelumnya, yang dilakukan oleh Rahayu(2012). Rahayu melakukan penelitian pada mahasiswi tingkat akhir dan hasilnya adalah adanya hubungan yang signifikan antara kecerdasan emosi dan kesiapan menikah. Sesuai dengan penelitian yang peneliti lakukan pada wanita emerging adult bahwa adanya hubungan yang signifikan. Terutama pada aspek self motivation dari dimensi kecerdasan emosi yang memiliki hubungan paling signifikan dengn kesiapan menikah. Hal ini menunjukkan adanya hubungan yang kuat dalam kesiapan individu untuk menjalani peran barunya dengan keterampilan emosi yang dimiliki individu. Hasil penelitian yang dilakukan Alteza & Hidayati(2011) menunjukkan sumber dari konflik keluarga yang bekerja adalah pekerjaan dan keluarga itu sendiri. Hal ini menunjukkan pentingnya kemampuan empathy di mana pasangan memiliki kepekaan pada apa yang dirasakan pasangannya dan kemampuan untuk menerima perubahan pada pasangan dan pola hidup pasangan nantinya. Dengan mempersiapkan kedua hal tersebut makan konflik dalam keluarga akan terminimalisir. Begitu pula dibutuhkan self motivation yang v

6 mampu menahan diri individu dari keinginan dirinya sendiri dan empati untuk dapat lebih mendengarkan pendapat pasangan dan menerima sudut pandang pasangan. Menurut Walgito (2002) salah satu tanda individu siap untuk menikah adalah dengan adanya kecerdasan emosi. Salah satu tanda kecerdasan emosi adalah adanya kemampuan mengendalikan emosi, berpikir dengan baik, dan mampu menghadapi masalah dengan kepala dingin. Dalam kehidupan rumah tangga tidak dapat dipungkiri adanya konflik-konflik yang dialami oleh individu berasal dari perasaan maupun pikiran. Individu yang memiliki kematangan emosi dapat menempatkan diri dalam masalah dengan tepat. Kelebihan dari penelitian ini terletak pada metode pengambilan data yang mayoritas melalui kuisioner online. Alasan peneliti lebih memilih kuisioner online didasari oleh penelitian-penelitian sebelumnya yang mengatakan bahwa individu cenderung lebih jujur dalam merespon pertanyaan secara online dibandingan secara langsung atau face-to-face (Kaplan & Saccuzzo, 2009). Namun penelitian ini tidak terlepas dari limitasi yaitu dengan online tersebut mengakibatkan responden mengerjakan kuesioner tanpa pendampingan serta motivasi responden cenderung menurun karena mengerjakan online. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan analisa hasil yang sudah dijabarkan pada bab sebelumnya secara keseluruhan ada empat faktor kecerdasan emosi yang memiliki hubungan dengan kesiapan menikah, yaitu self awareness, self motivation, empathy, dan social skill. Pada keempat faktor ini memiliki hubungan yang positif signifikan dengan kesiapan menikah. Saran Saran Metodologis Penyebaran kuesioner sebaiknya diberikan kepada responden face-to-face, dengan adanya pendampingan oleh peneliti pada partisipan dalam mengerjakan kuesioner hingga selesai. Dengan adanya pendampingan apabila partisipan memiliki pertanyaan mengenai pernyataan yang kurang jelas dapat langsung ditanyakan sehingga persepsi partisipan mengenai kecerdasan emosi dan kesiapan menikah lebih terkontrol. Hambatan dalam penelitian ini adalah adanya batasan waktu yang menyebabkan pengumpulan data menjadi seadanya dan kurang banyak. Berdasarkan hasil gambaran patisipan yang didapatkan dari pengolahan data kontrol partisipan, data yang didapatkan tidak berdistribusi normal. Maka sebaiknya peneliti lebih mengontrol penyebaran kuesioner sehingga data yang didapatkan lebih banyak dan merata dan dapat mempresentasikan populasi sebenarnya. Dilihat dari dimensi alat ukur Mondifikasi Inventori Kesiapan Menikah, yang diadaptasi oleh Wiryasti(2004) memiliki aspek yang sangat atributif, kurang menyorot proses mental pada individu terkait tolak ukur kesiapan menikah seseorang. Sebaiknya sisi interpersonal dan intrapersonal yang menjadi aspek utama yang dibahas. Berdasarkan hasil skor total kesiapan menikah tidak berdistribusi normal, asumsi peneliti adalah karena jumlah item kuesioner yang terlalu banyak membuat responden tidak serius dalam mengerjakannya. Ada baiknya bila modifikasi inventori kesiapan menikah dimodifikasi menjadi lebih ringkas dan mampu mewakili indikator kesiapan menikah. Namun menurut asumsi peneliti modifikasi inventori kesiapan menikah baiknya diberikan pada pasangan yang memang berniat mencari tahu sejauh mana kesiapan menikah yang mereka miliki. Dengan begitu alat ukur kesiapan menikah akan lebih valid nilai skornya karena individu akan mengerjakan dengan sungguh-sungguh dan jujur. Saran Praktis Bagi para pembaca yang sedang menjalani hubungan berpacaran apabila ingin melanjutkan hubungan berpacaran ke tahap pernikahan, ada baiknya untuk mengikuti bimbingan pranikah untuk mencapai pernikahan yang sukses dan bahagia. Melihat pentingnya kecerdasan emosi dengan kesiapan menikah dan ditemukannya korelasi positif antara keduanya, maka dapat dijadikan landasan bagi pembuatan materi dan dasar pelatihan dalam program pranikah yang diadakan oleh Kantor Urusan Agama ataupun penyelenggara bimbingan pranikah lainnya. vi

7 REFERENSI Agmasari. (2015). Wanita Cenderung Lebih Stres Dibanding Laki-laki? Diakses pada 2 September 2015 dari Anastasi, A. & Urbania, S. (2007). Tes Psikologi (Psychological Testing). Jakarta: PT. Indeks. Ardhianita & Andayani. ( 2005). Kepuasan Pernikahan Ditinjau dari Berpacaran dan Tidak Berpacaran. Jurnal Psikologi, 32, (2), Arnett, J. J. (2001). Conception of The Transition to Adulthood: Perspectives Adults in American Ethnic Groups. New Directions in Child and Adolescent Development, 100, Arnett, Jeffrey. (2004). Emerging Adulthood: The Winding Road From the Late Teens Throughthe Twenties. New York: Oxford University Press, Inc. Arnett, J. J. (2007). Suffering, Selfish, Slackers? Myths and Reality About Emerging Adults. Journal Youth Adolescene, 36, Badan Pemberdayaan Masyarakat Perempuan dan Keluarga Berencana DKI Jakarta. (2014). Data Status Perkawinan DKI Jakarta. Diakses pada 27 Juni 2015 dari Badan Pusat Statistik. (2010). Persentase Penduduk Menurut Usia, Jenis Kelamin, dan Status Perkawinan Tahun Diakses pada 27 Juni 2015 dari Badger, Sarah. (2005). Ready Or Not? Perceptions of Marriage Readiness among emerging adults. Provo: Brigham Young University. Badger, S., Nelson, L.J., & Barry, C.M. (2006). Perceptions of The Transition to Adulthood Among Chinese and American Emerging Adults. International Journal of Behavioral Development,30 (1), Bohner & Wanke. (2002). Attitudes and Attitude Change. Hove: Psychology Press. Bordens, K. & Abbott, B. (2008). Research Design and Methods: A Process Approach (7 th ed.). New York: McGraw-Hill Companies, Inc. Cornwall, A. (2002). Spending Power: Love, Money, and the Reconfiguration of Gender Relations in Ada- Odo, Southwestern Nigeria. American Ethnologist, 29, (4), Cohen, R.C. & Swerdilik, M.E. (2005). Psychologycal Testing and Assessment an Introduction to Test and Measurement. New York: McGraw Hill. DeGenova, M.K. (2008). Intimate Relationships, Marriages & Families. New York: McGraw Hill. Dewi, I. S. (2006). Kesiapan Menikah pada Wanita Dewasa Awal yang Bekerja. Tesis ini tidak diterbitkan. Sumatera: Universitas Sumatera Utara. Goleman, D. (2007). Emotional Intelligence (17 th ed.). Jakarta: Gramedia. Gravetter, F. J.& Wallnau, L. B. (2007). Statistics for thebehavioral Sciences (7 th ed.). Belmont: Thomson Wadsworth. Gravetter, F. J. & Forzano L. B. (2012). Research Methods for the Behavioral Science (4 th ed.). New York: Wadsworth Cengange Learning. Hapsariyanti & Taganing. (2009). Kecerdasan Emosional dan Penyesuaian Diri dalam Perkawinan. Jurnal Psikologi Fakultas Gunadarma. 2(2). Hoffman, A. M. (2000). Gender Differences in the Relationship between Stressful Live Events and Adjustment Among School Aged Children. Journal of Relationship Research. Singapore: McGraw- Hill. Hoyer & Roodin. (2003). Adult Development and Aging (5 th ed.). New York: Mc. Graw-Hill. Kartono, K. (2011). Patologi Sosial. Jakarta: PT. Grafindo Persada. King, L.A. (2014). The Science of Psychology (3 th ed.). New York: McGraw-Hill Education. Kumar, R. (2005). Research Methodology: A Step-by-Step Guide for Beginners (2 nd ed.). London: SAGE Publications. Lanawati, S. (1999). Hubungan Antara Emotional Intelligence (EI) dan IQ dengan Prestasi Belajar SMU Methodist. Tesis ini tidak diterbitkan. Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia. Lodico, M. G., Spaulding, D. T., & Voegtle, K. H. (2006). Methods in educational research: From theory to practice. San Fransisco: John Wiley & Sonc, Inc. Myers, J. E; Madathil, J; Tingle, L.R. (2005). Marriage Satisfaction and Wellness in India and the U. S. Journal of Counseling and Development, 83, vii

8 Meyers, L. S., Gamst. G.C., & Guarino, A.J. (2013). Performing Data Analysis Using IBM SPSS. New York: John Wiley & Sons. Nazir. (2005). Metodologi penelitian. Bogor : Ghalia Indonesia. Olson, D. H., & Defrain J. (2006). Marriages and Families: Intimacy, Strengths, and Diversity (5 th ed.). New York: McGraw-Hill Higher Education. Olson, D.H.. Larson, P.J., & Olson, A.K. (2009). PREPAR/ENRICH Program: Customized Version. Minneapolis, Minnesota: Life Innovation,Inc. Priyatno, D. (2013). Mandiri Belajar Analisis Data dengan SPSS. Yogyakarta: MediaKom. Putri, S.O. (2010). Kesiapan Menikah pada Wanita Dewasa Madya yang Bekerja. Skripsi ini tidak diterbitkan. Sumatera Utara: Fakultas Psikologi USU. Rahayu, V.B., dkk. (2012). Tingkat Stres Ditinjau dari Kesiapan Menikah dan Kecerdasan Emosi pada Mahasiswi Tingkat Akhir Prodi Psikologi Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta. Jurnal Wacana Psikologi Fakultas Kedokteran UNS. Diakses pada 9 September 2015 dari Rini, J. F. (2002). Wanita Bekerja. Diakses pada 20 Mei 2015 dari Robbins, S.P., (2003). Perilaku Organisasi (2 nd ed.). Jakarta: PT Indeks Kelompok Gramedia. Santrock, J. W. (2015). Life-span Development (15 th ed.). New York: McGraw-Hill Companies, Inc. Saphiro, E.L.(2001). Mengajarkan Emotional Intelligence pada Anak. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Sari, F. (2012). Kesiapan Menikah pada Emerging adult dan Pengaruhnya Terhadap Usia Menikah. Skripsi ini tidak diterbitkan. Bogor: Fakultas Ekologi Manusia, Intitute Pertanian Bogor. Sarwono, S. W. (2006). Metode Riset Skripsi: Pendekatan Kuantitatif (Menggunakan Prosedural SPSS). Jakarta: Elex Media Komputindo. Sugyiono. (2013). Statistik untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta. Wiryasti, C.H. (2004). Modifikasi dan Uji Validitas dan Reliabilitas Inventori Kesiapan Menikah. Tesis ini tidak diterbitkan. Jakarta: Universitas Indonesia. viii

Kata Kunci : Emotional Intelligence, remaja, berpacaran

Kata Kunci : Emotional Intelligence, remaja, berpacaran Studi Deskriptif Mengenai Emotional Intelligence Pada Siswa dan Siswi SMA Negeri X yang Berpacaran Muhamad Chandika Andintyas Dibimbing oleh : Esti Wungu S.Psi., M.Ed ABSTRAK Emotional Intelligence adalah

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. dengan menggunakan uji U Mann Whitney Test yaitu sig = 0,0001 (P<0,05), maka dapat disimpulkan bahwa bahwa hasil penelitian ini

BAB V PENUTUP. dengan menggunakan uji U Mann Whitney Test yaitu sig = 0,0001 (P<0,05), maka dapat disimpulkan bahwa bahwa hasil penelitian ini BAB V PENUTUP 5.1. Bahasan Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil analisis statistik nonparametrik dengan menggunakan uji U Mann Whitney Test yaitu sig = 0,0001 (P

Lebih terperinci

BAB 5 Simpulan, Diskusi, dan Saran

BAB 5 Simpulan, Diskusi, dan Saran BAB 5 Simpulan, Diskusi, dan Saran Pada bab ini peneliti akan membahas mengenai simpulan yang digunakan untuk menjawab pertanyaan penelitian berdasarkan hasil analisis data yang telah dilakukan pada bab

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA RESOLUSI KONFLIK DENGAN KESIAPAN MENIKAH PADA EMERGING ADULT

HUBUNGAN ANTARA RESOLUSI KONFLIK DENGAN KESIAPAN MENIKAH PADA EMERGING ADULT HUBUNGAN ANTARA RESOLUSI KONFLIK DENGAN KESIAPAN MENIKAH PADA EMERGING ADULT Nyayanda Roselly, Lisa Ratriana nyayandaroselly@gmail.com ABSTRACT This research is examined to understand the relationship

Lebih terperinci

BAB 3 Metode Penelitian

BAB 3 Metode Penelitian BAB 3 Metode Penelitian 3.1 Variabel Penelitian & Hipotesis 3.1.1 Variabel Penelitian & Definisi Operasional Variabel yang diukur dalam penelitian ini terdiri dari dua yaitu dimensi humor styles dan kepuasan

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Variabel Penelitian & Hipotesis 3.1.1 Variabel Penelitian & Definisi Operasional Dalam penelitian ini, terdapat dua buah variabel yang ingin diteliti. Variabel yang pertama

Lebih terperinci

BAB 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang

BAB 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang BAB 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Pernikahan merupakan awal terbentuknya kehidupan keluarga. Setiap pasangan yang mengikrarkan diri dalam sebuah ikatan pernikahan tentu memiliki harapan agar pernikahan

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. Variabel merupakan karakteristik objek kajian (konsep) yang mempunyai

BAB 3 METODE PENELITIAN. Variabel merupakan karakteristik objek kajian (konsep) yang mempunyai BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Variabel Penelitian dan Hipotesis Variabel merupakan karakteristik objek kajian (konsep) yang mempunyai variasi nilai, baik itu kejadian, situasi, perilaku maupun karakteristik

Lebih terperinci

GAMBARAN KOMITMEN BERPACARAN PADA KORBAN SEXUAL INFIDELITY USIA TAHUN YANG TETAP MEMERTAHANKAN RELASI BERPACARANNYA SEKAR NAWANG WULAN

GAMBARAN KOMITMEN BERPACARAN PADA KORBAN SEXUAL INFIDELITY USIA TAHUN YANG TETAP MEMERTAHANKAN RELASI BERPACARANNYA SEKAR NAWANG WULAN GAMBARAN KOMITMEN BERPACARAN PADA KORBAN SEXUAL INFIDELITY USIA 18-25 TAHUN YANG TETAP MEMERTAHANKAN RELASI BERPACARANNYA SEKAR NAWANG WULAN Eka Riyanti Purboningsih, S.Psi., M.Psi. 1 Fakultas Psikologi

Lebih terperinci

BAB 3 Metode Penelitian

BAB 3 Metode Penelitian BAB 3 Metode Penelitian 3.1 Variabel Penelitian dan Hipotesis 3.1.1 Variabel penelitian dan definisi operasional a. Perceived social support Perceived social support biasanya didefinisikan sebagai persepsi

Lebih terperinci

GAMBARAN KOMITMEN PADA EMERGING ADULT YANG MENJALANI HUBUNGAN PACARAN JARAK JAUH DAN PERNAH MENGALAMI PERSELINGKUHAN

GAMBARAN KOMITMEN PADA EMERGING ADULT YANG MENJALANI HUBUNGAN PACARAN JARAK JAUH DAN PERNAH MENGALAMI PERSELINGKUHAN GAMBARAN KOMITMEN PADA EMERGING ADULT YANG MENJALANI HUBUNGAN PACARAN JARAK JAUH DAN PERNAH MENGALAMI PERSELINGKUHAN RIMA AMALINA RAHMAH Langgersari Elsari Novianti, S.Psi., M.Psi. 1 Fakultas Psikologi

Lebih terperinci

GAMBARAN PROFIL ORIENTASI MASA DEPAN BIDANG PERNIKAHAN PADA WANITA BEKERJA USIA TAHUN YANG BELUM MENIKAH. Siti Anggraini

GAMBARAN PROFIL ORIENTASI MASA DEPAN BIDANG PERNIKAHAN PADA WANITA BEKERJA USIA TAHUN YANG BELUM MENIKAH. Siti Anggraini GAMBARAN PROFIL ORIENTASI MASA DEPAN BIDANG PERNIKAHAN PADA WANITA BEKERJA USIA 30-40 TAHUN YANG BELUM MENIKAH Siti Anggraini Langgersari Elsari Novianti, S.Psi. M.Psi. Fakultas Psikologi Universitas Padjadjaran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Definisi operasional adalah definisi yang menjadikan variabel-variabel yang

BAB III METODE PENELITIAN. Definisi operasional adalah definisi yang menjadikan variabel-variabel yang BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Variabel Penelitian & Hipotesis 3.1.1 Variabel Penelitian & Definisi Operasional Definisi operasional adalah definisi yang menjadikan variabel-variabel yang sedang diteliti

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan berkembangnya zaman banyak perubahan yang terjadi, salah satunya adalah perubahan dalam pandangan orang dewasa mengenai pernikahan. Hal ini didukung

Lebih terperinci

HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN KEPUASAN KERJA PADA BURUH DI PT. INKOSINDO SUKSES

HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN KEPUASAN KERJA PADA BURUH DI PT. INKOSINDO SUKSES HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN KEPUASAN KERJA PADA BURUH DI PT. INKOSINDO SUKSES Safitri Risky Natalia Psikologi, Jl AA No.7 Kebon Jeruk, 089604115357, safitriwiradilaga@gmail.com (Safitri Risky

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN Pernikahan merupakan komitmen yang disetujui oleh dua pihak secara resmi yang dimana kedua pihak tersebut bersedia untuk berbagi keitiman emosional & fisik, bersedia

Lebih terperinci

PENGARUH KONSEP DIRI TERHADAP KEKERASAN DALAM PACARAN PADA REMAJA DI JAKARTA

PENGARUH KONSEP DIRI TERHADAP KEKERASAN DALAM PACARAN PADA REMAJA DI JAKARTA PENGARUH KONSEP DIRI TERHADAP KEKERASAN DALAM PACARAN PADA REMAJA DI JAKARTA Fitria Fauziah Psikologi, Gading Park View ZE 15 No. 01, 081298885098, pipih.mail@gmail.com (Fitria Fauziah, Cornelia Istiani,

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN Dalam bab metodologi penelitian, akan dibahas mengenai variabel penelitian, masalah penelitian, subjek penelitian, metode pengambilan data, alat ukur yang digunakan, prosedur

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subyek Penelitian 1. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian ini dilakukan di Kota Bandung, karena menurut data dari Pengadilan Tinggi tahun 2010, Bandung menempati

Lebih terperinci

Perbedaan Motivasi Berprestasi Ditinjau Dari Orientasi Pusat Kendali Pada Mahasiswa. Atrie Bintan Lestari. Hendro Prabowo, SPsi

Perbedaan Motivasi Berprestasi Ditinjau Dari Orientasi Pusat Kendali Pada Mahasiswa. Atrie Bintan Lestari. Hendro Prabowo, SPsi Perbedaan Motivasi Berprestasi Ditinjau Dari Orientasi Pusat Kendali Pada Mahasiswa Atrie Bintan Lestari Hendro Prabowo, SPsi Fakultas Psikologi Universitas Gunadarma ABSTRAKSI Penelitian ini bertujuan

Lebih terperinci

GAMBARAN PENYESUAIAN DIRI PADA MASA PERSIAPAN PENSIUN KARYAWAN BUMN PT. X FARATIKA NOVIYANTI ABSTRAK

GAMBARAN PENYESUAIAN DIRI PADA MASA PERSIAPAN PENSIUN KARYAWAN BUMN PT. X FARATIKA NOVIYANTI ABSTRAK GAMBARAN PENYESUAIAN DIRI PADA MASA PERSIAPAN PENSIUN KARYAWAN BUMN PT. X FARATIKA NOVIYANTI ABSTRAK Dalam menjalani karirnya individu akan terus mengalami pertambahan usia sampai memasuki fase pensiun.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Pada bab ini akan diuraikan mengenai metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini. Hal yang dibahas diantaranya lokasi dan sampel penelitian, desain penelitian, variabel

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1. Variabel Penelitian & Hipotesis 3.1.1. Variabel Penelitian & Definisi Operasional Dalam penelitian ini, variabel-variabel yang akan diuji adalah: 1. Variable (X): Materialisme

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS HASIL. Responden dalam penelitian ini adalah pasangan suami istri yang telah

BAB 4 ANALISIS HASIL. Responden dalam penelitian ini adalah pasangan suami istri yang telah BAB 4 ANALISIS HASIL 4.1 Gambaran Umum Responden Responden dalam penelitian ini adalah pasangan suami istri yang telah menjalani usia pernikahan selama 5 tahun pertama yang berjumlah 100 responden. Pada

Lebih terperinci

Hubungan antara Kematangan Emosi dan Happiness pada Remaja Wanita yang Menikah Muda

Hubungan antara Kematangan Emosi dan Happiness pada Remaja Wanita yang Menikah Muda Hubungan antara Kematangan Emosi dan Happiness pada Remaja Wanita yang Menikah Muda Nama : Rifka Putri Kusuma NPM : 16512337 Jurusan Pembimbing : Psikologi : Dr. Muhammad Fakhrurrozi, M.psi, Psikolog LATAR

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS HASIL Gambaran umum responden. bertujuan untuk memberikan gambaran mengenai identitas responden.

BAB 4 ANALISIS HASIL Gambaran umum responden. bertujuan untuk memberikan gambaran mengenai identitas responden. BAB 4 ANALISIS HASIL 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Gambaran umum responden Responden dalam penelitian ini adalah anggota dari organisasi nonprofit yang berjumlah 40 orang. Pada bab ini akan dijelaskan tentang

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP 5.1 Bahasan

BAB V PENUTUP 5.1 Bahasan BAB V PENUTUP 5.1 Bahasan Penelitian dengan judul Motivasi Berprestasi dan Peran Orangtua pada siswa SMP yang mengalami perceraian orangtua melalui perhitungan statistik parametric product moment menghasilkan

Lebih terperinci

dengan usia sekitar 18 hingga 25 tahun. Menurut Jeffrey Arnett (2004), emerging

dengan usia sekitar 18 hingga 25 tahun. Menurut Jeffrey Arnett (2004), emerging STUDI DESKRIPTIF MENGENAI CINTA PADA MAHASISWA UNIVERSITAS PADJADJARAN YANG MENJALANI LONG DISTANCE RELATIONSHIP YOLANDA CHYNTYA NOVIYANTI BASARIA 190110100132 ABSTRACT Cinta dapat dipahami sebagai sebuah

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN, DISKUSI, DAN SARAN

BAB 5 SIMPULAN, DISKUSI, DAN SARAN BAB 5 SIMPULAN, DISKUSI, DAN SARAN Pada bab ini akan dijelaskan mengenai kesimpulan dari hasil penelitian yang dilakukan. Selain itu, bab ini juga berisikan saran, baik saran metodologis maupun saran praktis

Lebih terperinci

Rosi Kurniawati Tino Leonardi, M. Psi Fakultas Psikologi Universitas Airlangga Surabaya

Rosi Kurniawati Tino Leonardi, M. Psi Fakultas Psikologi Universitas Airlangga Surabaya Hubungan Antara Metakognisi dengan Prestasi Akademik pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Airlangga yang Aktif Berorganisasi di Organisasi Mahasiswa Tingkat Fakultas Rosi Kurniawati Tino Leonardi,

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Dalam penelitian ini beberapa variabel yang akan dikaji adalah :

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Dalam penelitian ini beberapa variabel yang akan dikaji adalah : BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Variabel Penelitian & Hipotesis Dalam penelitian ini beberapa variabel yang akan dikaji adalah : 1. Variabel ( X ) : Kesepian (loneliness) 2. Variabel ( Y ) : Kesehjateraan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. (Santrock,2003). Hall menyebut masa ini sebagai periode Storm and Stress atau

BAB 1 PENDAHULUAN. (Santrock,2003). Hall menyebut masa ini sebagai periode Storm and Stress atau 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Masa remaja ditandai oleh perubahan yang besar diantaranya kebutuhan untuk beradaptasi dengan perubahan fisik dan psikologis, pencarian identitas dan membentuk hubungan

Lebih terperinci

PERBEDAAN TINGKAT KESEPIAN BERDASARKAN STATUS PADA WANITA DEWASA AWAL. Dwi Rezka Kemala. Ira Puspitawati, SPsi, Msi

PERBEDAAN TINGKAT KESEPIAN BERDASARKAN STATUS PADA WANITA DEWASA AWAL. Dwi Rezka Kemala. Ira Puspitawati, SPsi, Msi PERBEDAAN TINGKAT KESEPIAN BERDASARKAN STATUS PADA WANITA DEWASA AWAL Dwi Rezka Kemala Ira Puspitawati, SPsi, Msi Fakultas Psikologi Universitas Gunadarma Abstraksi Penelitian ini bertujuan untuk menguji

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Teknik ini membandingkan dua sampel dimana sampel-sampel yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Teknik ini membandingkan dua sampel dimana sampel-sampel yang BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Metode Penelitian Teknik ini membandingkan dua sampel dimana sampel-sampel yang dimanipulasi tidak berada dalam kendali peneliti. Dalam kasus ini dua kelompok sampel

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kompetensi Interpersonal Sebagaimana diungkapkan Buhrmester, dkk (1988) memaknai kompetensi interpersonal sebagai kemampuan-kemampuan yang dimiliki seseorang dalam membina hubungan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Pada bab ini peneliti akan membahas mengenai metode penelitian yang terdiri dari subjek penelitian, metode dan desain penelitian. Selain itu, akan dijelaskan pula mengenai definisi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. serta teknik pengujian instrumen. Terakhir akan dibahas mengenai prosedur

BAB III METODE PENELITIAN. serta teknik pengujian instrumen. Terakhir akan dibahas mengenai prosedur BAB III METODE PENELITIAN Pada bab ini akan diuraikan pembahasan mengenai desain penelitian, variabel penelitian dan subyek penelitian. Setelah itu, akan dilanjutkan dengan pembahasan mengenai metode pengumpulan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Variabel adalah konstruk-konstruk atau sifat-sifat yang sedang

BAB III METODE PENELITIAN. Variabel adalah konstruk-konstruk atau sifat-sifat yang sedang BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Variabel Penelitian, Definisi Operasional dan Hipotesis 3.1.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel adalah konstruk-konstruk atau sifat-sifat yang sedang dipelajari

Lebih terperinci

HUBUNGAN KEIKUTSERTAAN ORGANISASI DENGAN REGULASI DIRI PADA REMAJA : STUDI KASUS DI SMA N 2 NGAWI

HUBUNGAN KEIKUTSERTAAN ORGANISASI DENGAN REGULASI DIRI PADA REMAJA : STUDI KASUS DI SMA N 2 NGAWI HUBUNGAN KEIKUTSERTAAN ORGANISASI DENGAN REGULASI DIRI PADA REMAJA : STUDI KASUS DI SMA N 2 NGAWI Rhea Auliya Anggareni 1, Fitri Hartanto 2 1 Mahasiswa Program Pendidikan S-1 Kedokteran Umum, Fakultas

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian diferensial. Penelitian diferensial adalah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian diferensial. Penelitian diferensial adalah BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Rancangan penelitian dan prosedur penelitian Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian diferensial. Penelitian diferensial adalah membandingkan dua atau lebih kelompok

Lebih terperinci

3. METODE PENELITIAN

3. METODE PENELITIAN 3. METODE PENELITIAN Pada bab ini akan dijelaskan mengenai metode-metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu masalah penelitian, hipotesis penelitian, variabel-variabel, populasi dan

Lebih terperinci

GAMBARAN INTENSI MELAKUKAN OBSESSIVE CORBUZIER S DIET (OCD) PADA MAHASISWA

GAMBARAN INTENSI MELAKUKAN OBSESSIVE CORBUZIER S DIET (OCD) PADA MAHASISWA GAMBARAN INTENSI MELAKUKAN OBSESSIVE CORBUZIER S DIET (OCD) PADA MAHASISWA Studi Deskriptif Mengenai Intensi untuk Melakukan Diet OCD Pada Mahasiswa Universitas Padjadjaran dilihat dari Attitude Toward

Lebih terperinci

BAB 2. Tinjauan Pustaka

BAB 2. Tinjauan Pustaka BAB 2 Tinjauan Pustaka 2.1 Resolusi Konflik Setiap orang memiliki pemikiran atau pengertian serta tujuan yang berbeda-beda dan itu salah satu hal yang tidak dapat dihindarkan dalam suatu hubungan kedekatan

Lebih terperinci

Psikometri Validitas 1

Psikometri Validitas 1 Modul ke: Psikometri Validitas 1 Fakultas Psikologi Program Studi Psikologi Arie Suciyana S., S.Si., M.Si. Pengertian: VALIDITAS Berkaitan dengan apa yang diukur oleh tes dan seberapa tepat tes mengukur

Lebih terperinci

3. METODE PENELITIAN

3. METODE PENELITIAN 3. METODE PENELITIAN Dalam metode penelitian akan dibahas tentang masalah penelitian, hipotesis penelitian, variabel penelitian, subjek penelitian, metode pegumpulan data, alat ukur penelitian, prosedur

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Sampel Penelitian 1. Lokasi dan Populasi Penelitian Lokasi penelitian ini berada di kota Bandung dengan populasi penelitian yaitu mahasiswa di kota Bandung yang

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. dengan jumlah siswa kelas VII sebanyak 320 siswa. Berdasarkan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. dengan jumlah siswa kelas VII sebanyak 320 siswa. Berdasarkan BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Karakteristik Subjek Penelitian Jumlah siswa SMP Negeri 5 Yogyakarta sebanyak 900 siswa dengan jumlah siswa kelas VII sebanyak 320 siswa. Berdasarkan

Lebih terperinci

4. METODOLOGI PENELITIAN

4. METODOLOGI PENELITIAN 4. METODOLOGI PENELITIAN Dalam bab ini akan diuraikan mengenai metode yang digunakan dalam penelitian ini. Penjelasan mengenai metodologi dimulai dengan menjelaskan populasi dan sampel dalam penelitian

Lebih terperinci

Psikometri. Reliabilitas 1

Psikometri. Reliabilitas 1 Psikometri Modul ke: Reliabilitas 1 Fakultas Psikologi Program Studi Psikologi Arie Suciyana S., S.Si., M.Si. Apa itu Reliabilitas? reliability is a synonym for dependability or consistency Tests that

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini ada dua variabel yang akan diteliti, yaitu:

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini ada dua variabel yang akan diteliti, yaitu: BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Penelitian Dalam penelitian ini ada dua variabel yang akan diteliti, yaitu: 1. Variabel bebas : locus of control, terbagi dua yaitu locus of control internal

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

BAB III METODOLOGI PENELITIAN Variabel Penelitian dan Definisi Operasional BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Variabel Penelitian dan Hipotesis 3.1.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL PENELITIAN

BAB 4 HASIL PENELITIAN 73 BAB 4 HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran Subjek Penelitian Subjek penelitian adalah istri-istri expatriate yang berada di walayah Jakarta. Sebagai kriteria untuk subjek penelitian adalah istri yang tergabung

Lebih terperinci

BAB 3 Metode Penelitian

BAB 3 Metode Penelitian BAB 3 Metode Penelitian 3.1 Variabel penelitian & hipotesis 3.1.1 Definisi operasional variabel penelitian Variabel penelitian menurut Hatch dan Farhady (dalam Iskandar, 2013) adalah atribut dari objek

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode penelitian Metode penelitian mempunyai peranan yang sangat penting dalam suatu penelitian. Dalam suatu penelitian perlu memutuskan metode mana yang akan dipakai, hal

Lebih terperinci

kata kunci : kemandirian, penyesuaian diri, social adjustment, mahasiswa

kata kunci : kemandirian, penyesuaian diri, social adjustment, mahasiswa HUBUNGAN ANTARA KEMANDIRIAN DENGAN PENYESUAIAN DIRI DALAM LINGKUNGAN KAMPUS PADA MAHASISWA AMANDA RIZKI NUR Dosen Pembimbing : Drs. Aris Budi Utomo, M.Si ABSTRAK Mahasiswa tentunya memiliki tugas perkembangan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang menekankan analisisnya pada data-data numerik dan. signifikansi antar variabel yang diteliti (Azwar, 2004).

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang menekankan analisisnya pada data-data numerik dan. signifikansi antar variabel yang diteliti (Azwar, 2004). 53 BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel dan Definisi Operasional 1. Variabel Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yang merupakan penelitian yang menekankan analisisnya pada data-data

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN PRESTASI BELAJAR DI SDN KEBON KACANG 01 PAGI

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN PRESTASI BELAJAR DI SDN KEBON KACANG 01 PAGI HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN PRESTASI BELAJAR DI SDN KEBON KACANG 01 PAGI An-nisa Rizki Pertiwi Universitas Bina Nusantara, annisa_129@yahoo.com (An-nisa Rizki Pertiwi, Inez Taniwangsa)

Lebih terperinci

GAMBARAN KECERDASAN EMOSIONAL MAHASISWA FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS INDONESIA

GAMBARAN KECERDASAN EMOSIONAL MAHASISWA FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS INDONESIA GAMBARAN KECERDASAN EMOSIONAL MAHASISWA FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS INDONESIA Mursyid Fadilah dan Julia Suleeman Fakultas Psikologi Universitas Indonesia Abstrak Delapan puluh persen dari kesuksesan

Lebih terperinci

3. METODE PENELITIAN

3. METODE PENELITIAN 29 3. METODE PENELITIAN Dalam bab ini akan diuraikan mengenai desain penelitian, masalah yang diteliti secara konseptual dan operasional, penjabaran variabel-variabel yang terkait, dan beberapa hal berkaitan

Lebih terperinci

ABSTRAK. vii. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. vii. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antara adult attachment style dengan kecerdasan emosional pada mahasiswa baru angkatan 2014 Fakultas Psikologi. Penentuan responden dari penelitian

Lebih terperinci

Profil Orientasi Masa Depan Bidang Pernikahan Pada Wanita Karir Usia Tahun Yang Belum Menikah

Profil Orientasi Masa Depan Bidang Pernikahan Pada Wanita Karir Usia Tahun Yang Belum Menikah Profil Orientasi Masa Depan Bidang Pernikahan Pada Wanita Karir Usia 26-29 Tahun Yang Belum Menikah Catri Damayanti Langgersari Elsari Novianti, S.Psi. M.Psi.¹ Fakultas Psikologi Universitas Padjadjaran

Lebih terperinci

1. Latar Belakang Penelitian

1. Latar Belakang Penelitian Prosiding SNaPP2012: Sosial, Ekonomi, dan Humaniora ISSN 2089-3590 HUBUNGAN KOMPONEN DASAR KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN PROSES ADAPTASI MAHASISWA TINGGAL DI ASRAMA STIKES SANTO BARROMEUS Elizabeth Ari Setyarini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berbeda dengan keadaan yang nyaman dalam perut ibunya. Dalam kondisi ini,

BAB I PENDAHULUAN. berbeda dengan keadaan yang nyaman dalam perut ibunya. Dalam kondisi ini, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia merupakan mahluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri tanpa kehadiran manusia lainnya. Kehidupan menjadi lebih bermakna dan berarti dengan kehadiran

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. 3.1 Variabel Penelitian, Definisi Operasional dan Hipotesis

BAB 3 METODE PENELITIAN. 3.1 Variabel Penelitian, Definisi Operasional dan Hipotesis BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Variabel Penelitian, Definisi Operasional dan Hipotesis 3.1.1 Variabel Penelitian Di dalam penelitian ini terdapat dua variabel, namun dikarenakan penelitian ini bukan bertujuan

Lebih terperinci

Perbedaan Penyesuaian Diri Pada Santri di Pondok Pesantren ditinjau dari Jenis Kelamin. Rini Suparti Dr Aski Marissa, M.

Perbedaan Penyesuaian Diri Pada Santri di Pondok Pesantren ditinjau dari Jenis Kelamin. Rini Suparti Dr Aski Marissa, M. Perbedaan Penyesuaian Diri Pada Santri di Pondok Pesantren ditinjau dari Jenis Kelamin Rini Suparti 16512413 Dr Aski Marissa, M.Psi, Psikolog BBAB I: Latar Belakang Didalam kehidupan pondok pesantren para

Lebih terperinci

Mareta et al., Pengaruh Kecerdasan Emosional, Kecerdasan Spiritual,...

Mareta et al., Pengaruh Kecerdasan Emosional, Kecerdasan Spiritual,... 1 Pengaruh Kecerdasan Emosional, Kecerdasan Spiritual, Kecerdasan Sosial Dan Perilaku Belajar Terhadap Tingkat Pemahaman Akuntansi (Studi Empiris Mahasiswa Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi Angkatan Tahun

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN III. 1. Masalah Penelitian Berdasarkan latar belakang permasalahan yang telah dijelaskan pada bab pendahuluan, maka permasalahan yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah:

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Bab ini berisikan pernyataan penelitian, hipotesis penelitian, variabel penelitian, responden penelitian, alat ukur penelitian, prosedur penelitian, dan metode analisis data.

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA HUMOR STYLES DAN KEPUASAN PERNIKAHAN PADA DEWASA MADYA DI JAKARTA

HUBUNGAN ANTARA HUMOR STYLES DAN KEPUASAN PERNIKAHAN PADA DEWASA MADYA DI JAKARTA HUBUNGAN ANTARA HUMOR STYLES DAN KEPUASAN PERNIKAHAN PADA DEWASA MADYA DI JAKARTA Liliana Binus University Kampus Kijang, Jl. Kemanggisan Ilir III No. 45, Kemanggisan/Palmerah, Jakarta Barat 11480, Telp.

Lebih terperinci

HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DAN UMUR MAHASISWI SEMESTER I DIV KEBIDANAN TAHUN 2017

HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DAN UMUR MAHASISWI SEMESTER I DIV KEBIDANAN TAHUN 2017 HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DAN UMUR MAHASISWI SEMESTER I DIV KEBIDANAN TAHUN 2017 Triwik Sri Mulati Kementerian Kesehatan Politeknik Kesehatan Surakarta Jurusan Kebidanan Abstract: Emotional Intelligence,

Lebih terperinci

HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN KEBAHAGIAAN PADA DEWASA AWAL YANG BERPACARAN

HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN KEBAHAGIAAN PADA DEWASA AWAL YANG BERPACARAN HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN KEBAHAGIAAN PADA DEWASA AWAL YANG BERPACARAN Nama : Eka Fitri Nuraeni NPM : 12512404 Jurusan : Psikologi Pembimbing : Dr. Mahargyantari Purwani Dewi, S.Psi., M.Si Latar

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Subjek Penelitian 4.1.1 Lokasi Penelitian UKSW adalah salah satu Perguruan Tinggi Swasta di Salatiga. Terletak di jalan Diponegoro No. 52 60 Salatiga yang terdiri

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. berasal dari jawaban responden terhadap daftar pernyataan yang dituangkan

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. berasal dari jawaban responden terhadap daftar pernyataan yang dituangkan BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Karakteristik Responden Dalam bab IV disajikan analisis terhadap data yang diperoleh selama penelitian. Data yang terkumpul merupakan data primer, yaitu

Lebih terperinci

EFFECTIVENESS OF GROUP COUNSELING SERVICES TO IMPROVE EMOTIONAL INTELLIGENCE

EFFECTIVENESS OF GROUP COUNSELING SERVICES TO IMPROVE EMOTIONAL INTELLIGENCE EFFECTIVENESS OF GROUP COUNSELING SERVICES TO IMPROVE EMOTIONAL INTELLIGENCE 1 Prof. Dr. Mudjiran, MS.Kons. Dosen Bimbingan dan Konseling, UNP Padang Email: mudjiran.01@yahoo.com Abstract The research

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KEPUASAN KERJA DAN MOTIVASI KERJA DI PT. PERTIWI AGUNG

HUBUNGAN ANTARA KEPUASAN KERJA DAN MOTIVASI KERJA DI PT. PERTIWI AGUNG HUBUNGAN ANTARA KEPUASAN KERJA DAN MOTIVASI KERJA DI PT. PERTIWI AGUNG SKRIPSI Oleh: DHEVY NOVERIA ADESTA 201210515024 PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS BHAYANGKARA JAKARTA RAYA 2016

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pernikahan adalah suatu hubungan yang sakral atau suci dan pernikahan memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Pernikahan adalah suatu hubungan yang sakral atau suci dan pernikahan memiliki BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pernikahan adalah suatu hubungan yang sakral atau suci dan pernikahan memiliki banyak keuntungan dibandingkan hidup sendiri, karena pasangan yang sudah menikah dapat

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. Variabel) dan Variabel Terikat (Dependent Variabel). Variabel bebas dalam

BAB 3 METODE PENELITIAN Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. Variabel) dan Variabel Terikat (Dependent Variabel). Variabel bebas dalam BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Variabel Penelitian dan Hipotesis 3.1.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Penelitian ini melibatkan dua variabel yaitu Variabel bebas (Independent Variabel) dan Variabel

Lebih terperinci

Prathita Ramaniya ABSTRACT

Prathita Ramaniya ABSTRACT HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA TERHADAP EFEKTIVITAS MENGAJAR GURU FISIKA DENGAN SELF-EFFICACY BELAJAR SISWA DI KELAS PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 6 JAKARTA Prathita Ramaniya thitapramudji@yahoo.com Dosen

Lebih terperinci

Psikometri. Aplikasi uji Reliabilitas dan. Validitas

Psikometri. Aplikasi uji Reliabilitas dan. Validitas Psikometri Modul ke: Aplikasi uji Reliabilitas dan Fakultas Psikologi Validitas Program Studi Psikologi Arie Suciyana S., S.Si., M.Si. Perhitungan Manual Uji Reliabilitas 2 Kruder-Richardson (K-R 20) =

Lebih terperinci

Perbedaan Psychological Well-being pada Dewasa Muda Pasangan Long Distance Relationship dengan Pasangan Non Long Distance Relationship

Perbedaan Psychological Well-being pada Dewasa Muda Pasangan Long Distance Relationship dengan Pasangan Non Long Distance Relationship Perbedaan Psychological Well-being pada Dewasa Muda Pasangan Long Distance Relationship dengan Pasangan Non Long Distance Relationship Sania Faradita ABSTRACT The purpose of this study, is to know the

Lebih terperinci

Tuhan adalah bagianku, kata jiwaku, oleh sebab itu aku berharap kepada-nya. Tuhan adalah baik bagi orang yang berharap kepada-nya,

Tuhan adalah bagianku, kata jiwaku, oleh sebab itu aku berharap kepada-nya. Tuhan adalah baik bagi orang yang berharap kepada-nya, Tak berkesudahan kasih setia Tuhan, tak habis-habisnya rahmat-nya, Selalu baru tiap pagi; besar kesetiaan-mu! Tuhan adalah bagianku, kata jiwaku, oleh sebab itu aku berharap kepada-nya. Tuhan adalah baik

Lebih terperinci

Mahasiswa S-1 Prodi Keperawatan, STIKes CHMK, Kupang Jurusan DIII Keperawatan, Poltekes Kemenkes Kupang, Kupang c

Mahasiswa S-1 Prodi Keperawatan, STIKes CHMK, Kupang Jurusan DIII Keperawatan, Poltekes Kemenkes Kupang, Kupang c HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN KINERJA PERAWAT DI RUANG RAWAT INAP KELAS III (RUANG CEMPAKA DAN KELIMUTU) RSUD PROF. Dr. W. Z. JOHANNES KUPANG Yolanda B. Pamaa,c*, Elisabeth Herwantib, Maria

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis data yang dilakukan oleh peneliti, peneliti dapat menyimpulkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara psychological well being

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KONFLIK PERAN GANDA DENGAN KEPUASAN PERNIKAHAN PADA WANITA YANG BEKERJA SEBAGAI PENYULUH DI KABUPATEN PURBALINGGA

HUBUNGAN ANTARA KONFLIK PERAN GANDA DENGAN KEPUASAN PERNIKAHAN PADA WANITA YANG BEKERJA SEBAGAI PENYULUH DI KABUPATEN PURBALINGGA HUBUNGAN ANTARA KONFLIK PERAN GANDA DENGAN KEPUASAN PERNIKAHAN PADA WANITA YANG BEKERJA SEBAGAI PENYULUH DI KABUPATEN PURBALINGGA Ade Tri Wijayanti, Endang Sri Indrawati Fakultas Psikologi, Universitas

Lebih terperinci

PENYESUAIAN PERKAWINAN PADA ISTRI YANG MENJALANI COMMUTER MARRIAGE TIPE ADJUSTING NURI SABILA MUSHALLIENA ABSTRAK

PENYESUAIAN PERKAWINAN PADA ISTRI YANG MENJALANI COMMUTER MARRIAGE TIPE ADJUSTING NURI SABILA MUSHALLIENA ABSTRAK PENYESUAIAN PERKAWINAN PADA ISTRI YANG MENJALANI COMMUTER MARRIAGE TIPE ADJUSTING NURI SABILA MUSHALLIENA ABSTRAK Perkawinan saat ini diwarnai dengan gaya hidup commuter marriage. Istri yang menjalani

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN INTENSI PROSOSIAL PADA MAHASISWA FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS DIPONEGORO ANGKATAN 2012

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN INTENSI PROSOSIAL PADA MAHASISWA FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS DIPONEGORO ANGKATAN 2012 HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN INTENSI PROSOSIAL PADA MAHASISWA FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS DIPONEGORO ANGKATAN 2012 Roy Silitonga, Sri Hartati *) Fakultas Psikologi Universitas Diponegoro

Lebih terperinci

Bab 3 Desain Penelitian

Bab 3 Desain Penelitian Bab 3 Desain Penelitian Bab ini akan menjabarkan variabel penelitian (definisi operasional dan hipotesis), responden penelitian, desain penelitian, alat ukur penelitian, dan prosedur penelitian. 3.1 Variabel

Lebih terperinci

STUDI DESKRIPTIF MENGENAI KOMITMEN TERHADAP ORGANISASI PADA TENAGA KEPENDIDIKAN FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS PADJADJARAN

STUDI DESKRIPTIF MENGENAI KOMITMEN TERHADAP ORGANISASI PADA TENAGA KEPENDIDIKAN FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS PADJADJARAN STUDI DESKRIPTIF MENGENAI KOMITMEN TERHADAP ORGANISASI PADA TENAGA KEPENDIDIKAN FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS PADJADJARAN DWI NINGSIH ARIANI Dr. Maya Rosmayati Ardiwinata, M. Si 1 Fakultas Psikologi Universitas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. merupakan penelitian kuantitatif yang bersifat deskriptif komparatif, yakni jenis

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. merupakan penelitian kuantitatif yang bersifat deskriptif komparatif, yakni jenis 19 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Menurut Arikunto (2002) desain penelitian merupakan serangkaian proses yang diperlukan dalam perencanaan dan pelaksanaan penelitian. Penelitian ini merupakan

Lebih terperinci

HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL DENGAN REGULASI EMOSI KARYAWAN PT INAX INTERNATIONAL. Erick Wibowo

HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL DENGAN REGULASI EMOSI KARYAWAN PT INAX INTERNATIONAL. Erick Wibowo HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL DENGAN REGULASI EMOSI KARYAWAN PT INAX INTERNATIONAL Erick Wibowo Fakultas Psikologi Universitas Semarang ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dukungan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Dimana ciri- ciri penelitian ini adalah menggunakan perhitungan statistik, memiliki subjek yang banyak,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Variabel Penelitian dan Hipotesis 3.1.1. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Menurut Sugiyono (2007:3) variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi variabel

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada bab ini akan dijelaskan lebih lanjut mengenai variabel dalam

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada bab ini akan dijelaskan lebih lanjut mengenai variabel dalam BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada bab ini akan dijelaskan lebih lanjut mengenai variabel dalam penelitian, hipotesis, subyek penelitian, teknik sampling, alat ukur penelitian dan prosedur penelitian.

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN Pada bab ini akan dipaparkan mengenai variabel penelitian dan hipotesis, subjek penelitian dan teknik sampling, desain penelitian, alat ukur penelitian, dan prosedur penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Kabupaten Jepara. Penelitian dimulai dari bulan Oktober 2013.

BAB III METODE PENELITIAN. Kabupaten Jepara. Penelitian dimulai dari bulan Oktober 2013. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Jepara. Penelitian dimulai dari bulan Oktober 2013. 3.2 Metode Penelitian Pendekatan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Akuntansi sejumlah 66 siswa di SMK Yadika 4 berusia tahun. Jumlah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Akuntansi sejumlah 66 siswa di SMK Yadika 4 berusia tahun. Jumlah BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Subjek Penelitian Responden dalam penelitian ini adalah siswa-siswi kelas XI jurusan Teknik Komputer Jaringan sejumlah 66 siswa dan siswa-siswi

Lebih terperinci

Eka Fitriyanti Universitas Aisyiyah Yogyakarta Kata kunci: Persepsi profesi bidan, prestasi belajar Asuhan Kebidanan II

Eka Fitriyanti Universitas Aisyiyah Yogyakarta   Kata kunci: Persepsi profesi bidan, prestasi belajar Asuhan Kebidanan II KORELASI PERSEPSI MAHASISWA PROFESI BIDAN DENGAN PRESTASI BELAJAR ASUHAN KEBIDANAN II PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA TAHUN 2014 Eka Fitriyanti Universitas Aisyiyah Yogyakarta

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PENERIMAAN SOSIAL KELOMPOK KELAS DENGAN KEPERCAYAAN DIRI PADA SISWA KELAS I SLTP XXX JAKARTA

HUBUNGAN ANTARA PENERIMAAN SOSIAL KELOMPOK KELAS DENGAN KEPERCAYAAN DIRI PADA SISWA KELAS I SLTP XXX JAKARTA HUBUNGAN ANTARA PENERIMAAN SOSIAL KELOMPOK KELAS DENGAN KEPERCAYAAN DIRI PADA SISWA KELAS I SLTP XXX JAKARTA Rita Sinthia Dosen Prodi Bimbingan Konseling FKIP Universitas Bengkulu Abstract:This study was

Lebih terperinci

HUBUNGAN KONSEP DIRI DAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA MAHASISWA PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI

HUBUNGAN KONSEP DIRI DAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA MAHASISWA PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI JPPM Vol. 9 No. 2 (2016) HUBUNGAN KONSEP DIRI DAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA MAHASISWA PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI Nita Delima Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Universitas Subang nitadelima85@yahoo.com

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN SOSIAL DAN KECANDUAN SITUS JEJARING SOSIAL PADA MASA DEWASA AWAL

HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN SOSIAL DAN KECANDUAN SITUS JEJARING SOSIAL PADA MASA DEWASA AWAL HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN SOSIAL DAN KECANDUAN SITUS JEJARING SOSIAL PADA MASA DEWASA AWAL Ursa Majorsy 1 Annes Dwininta Kinasih 2 Inge Andriani 3 Warda Lisa 4 1,2,3,4 Fakultas Psikologi Universitas

Lebih terperinci