IMPLEMENTASI MODEL KEBERLANJUTAN UNTUK EVALUASI SISTEM PENYEDIAAN AIR BERSIH PERDESAAN DI KABUPATEN NGANJUK DAN PENYUSUNAN STRATEGI KEBERLANJUTANNYA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "IMPLEMENTASI MODEL KEBERLANJUTAN UNTUK EVALUASI SISTEM PENYEDIAAN AIR BERSIH PERDESAAN DI KABUPATEN NGANJUK DAN PENYUSUNAN STRATEGI KEBERLANJUTANNYA"

Transkripsi

1 IMPLEMENTASI MODEL KEBERLANJUTAN UNTUK EVALUASI SISTEM PENYEDIAAN AIR BERSIH PERDESAAN DI KABUPATEN NGANJUK DAN PENYUSUNAN STRATEGI KEBERLANJUTANNYA

2 Oleh: ITSNA SHOFIANI Pembimbing: 1. Prof. Joni Hermana,M.Sc.,ES.,PhD 2. DR. Ali Masduqi, ST,MT

3 BAB 1- PENDAHULUAN KONDISI SAAT INI Kondisi pelayanan air bersih belum memenuhi kebutuhan masyarakat. Beberapa proyek pembangunan air bersih telah dilaksanakan di Kabupaten Nganjuk, baik dikelola oleh PDAM atau oleh masyarakat. Proyek pembangunan air bersih perdesaan yang dikelola oleh masyarakat( ), telah menghabiskan dana sekitar Rp 13 Milyar. Investasi yang ditanamkan, di beberapa daerah tidak berkelanjutan. LATAR BELAKANG GAP KONDISI IDEAL Pembangunan Sistem penyediaan air bersih perdesaan mampu mewujudkan kesejahteraan masyarakat. Investasi yang sudah ditanamkan untuk pembangunan sistem penyediaan air minum dapat memberikan manfaat bagi masyarakat pengguna secara berkelanjutan. Hingga saat ini belum dilakukan evaluasi faktor-faktor penyebab kegagalan dan keberhasilan dari sistem penyediaan air bersih perdesaan di Kab.Nganjuk.

4 PERUMUSAN MASALAH 1. Bagaimana tingkat keberlanjutan sistem penyediaan air bersih perdesaan di Kabupaten Nganjuk berdasarkan model keberlanjutan? 2. Upaya apa yang dapat dilakukan untuk meningkatkan keberlanjutan sistem penyediaan air bersih perdesaan di Kabupaten Nganjuk? TUJUAN PENELITIAN 1. Mengetahui tingkat keberlanjutan sistem peyediaan air bersih perdesaan di Kabupaten Nganjuk. 2. Merumuskan strategi untuk mewujudkan keberlanjutan sistem penyediaan air bersih perdesaan di Kabupaten Nganjuk.

5 MANFAAT PENELITIAN Memperoleh faktor-faktor yang menyebabkan keberhasilan dan kegagalan sistem penyediaan air bersih perdesaan. Sebagai bahan untuk mengukur tingkat keberhasilan pembangunan air bersih perdesaan di Kabupaten Nganjuk. Sebagai bahan masukan bagi pemerintah kabupaten dalam mengambil keputusan dalam rangka mewujudkan keberlanjutan. Sebagai bahan referensi untuk penelitian selanjutnya yang sifatnya lebih mendalam. RUANG LINGKUP PENELITIAN Sistem penyediaan air bersih perdesaan adalah sistem penyediaan air bersih yang dibangun dengan dana dari pemerintah dan dikelola oleh masyarakat. Obyek penelitian mencakup keberlanjutan sarana dan prasarana, operasional, pemeliharaan, pengelolaan, dan pengembangan pelayanan air minum Obyek penelitian dibatasi pada daerah-daerah yang sistem penyediaan air bersihnya didukung oleh pompa listrik dan telah berjalan paling tidak selama satu tahun.

6 BAB 2- TINJAUAN PUSTAKA 1. MANAJEMEN ASET (Leong, 2004) Tujuan utama dari investasi pemerintah adalah agar aset yang telah dibangun dapat berguna memberikan pelayanan kepada masyarakat sehingga tercipta kualitas hidup masyarakat yang baik. Diperlukan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk menjamin semua aset agar berlanjut sehingga memberikan pelayanan kepada masyarakat secara handal. 2. MODEL KEBERLANJUTAN (Masduqi, 2009) Data yang menjadi input model keberlanjutan Masduqi terdiri dari 9 variabel, yaitu: Sumber air (X 1 ) Pemilihan teknologi (X 2 ) Biaya investasi (X 3 ) Teknik pengoperasian (X 4 ) Pengelolaan lembaga (X 5 ) Pengelola/operator (X 6 ) Suku cadang (X 7 ) Biaya operasional (X 8 ) Partisipasi masyarakat (X 9 ) 3. ANALISIS SWOT Adalah identifikasi faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi. Analisis diasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan peluang, namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan dan ancaman.

7 BAB 3 - METODA PENELITIAN LOKASI PENELITIAN Penelitian dilakukan pada wilayah yang mendapatkan proyek air bersih perdesaan di Kabupaten Nganjuk yang menggunakan listrik PLN yang dibangun Tahun POPULASI Populasi yang diteliti : Pemakai air bersih di 17 lokasi : 2216 KK Pengelola air bersih : 17 orang SAMPEL Pelanggan pemakai air : 100 KK Pengelola air bersih: diambil 1orang per lokasi jumlah minimal 17 orang.

8 JENIS DAN SUMBER DATA Tabel 1: JENIS dan Sumber Data Kode Variabel Data yang diperlukan Sumber data / metoda X 1 Sumber Air Jumlah dan kontinyuitas air: Observasi, pengukuran, wawancara dengan pemakai air. Kualitas air di sumber air X 2 Pemilihan Teknologi Kriteria perencanaan teknis: Observasi X 3 Biaya Investasi Sumber dana Dokumentasi Observasi, pengukuran sampel air Biaya tersedia dibandingkan biaya yg diperlukan X 4 Teknik Pengoperasian Kemungkinan frekuensi kerusakan prasarana dan upaya perbaikan Observasi Informasi pengelola (wawancara) X 5 Pengelolaan Lembaga Pelatihan kelembagaan Informasi pengelola (wawancara) Penunjukan pengelola oleh X 6 Pengelola/ Operator Jumlah tenaga pengelola air bersih dari warga setempat Pelatihan pengelolaan air bersih Informasi pengelola (wawancara) Informasi pengelola (wawancara) Informasi pengelola (wawancara) X 7 Suku Cadang Kemudahan dan kecepatan mendapatkan suku cadang Informasi pengelola (wawancara) X 8 Biaya operasi Sumber dana Informasi pengelola (wawancara) Biaya tersedia dibandingkan biaya yg diperlukan Informasi pengelola (wawancara) X 9 Partisipasi Besarnya partisipasi masyarakat Informasi pemakai air (wawancara)

9 TEKNIK PENGUMPULAN DATA Pengumpulan data dilakukan dengan: Wawancara Kuisioner Dokumentasi Observasi TEKNIK EVALUASI DAN ANALISIS DATA Data yang bersifat kuantitatif (kebutuhan air, debit sumur, dan kualitas air), dilakukan perhitungan dan komparasi. Data yang bersifat deskriptif dan dokumentasi, dilakukan analisis deskriptif. Data dari kuisioner dianalisis untuk mendapatkan persepsi pelanggan dan pengelola tentang penyediaan air bersih. TEKNIK ANALISIS MERUMUSKAN STRATEGI SWOT Pengumpulan data: mengelompokkan faktor SWOT Penentuan bobot dan rating Membuat Matriks EFI dan EFE Strategi SWOT

10 Metode evaluasi dan pemberian skor Tabel 2: Metode evaluasi dan pemberian skor Variabel Evaluasi Scoring Sumber Air Pemilihan Teknologi Biaya Investasi Jumlah dan kontinyuitas air: Dilakukan pengukuran debit air di sumber air Dilakukan penelusuran historis sumber air Dilakukan perhitungan kebutuhan air untuk warga desa Kualitasair di sumber air: Dilakukan pemeriksaan kualitasair Berdasarkan kriteria perencanaan teknis: Dilakukan evaluasi terhadap kemungkinan penerapan teknologi di desa Dilakukan evaluasi secara teknis terhadap rancangan sistem yang dibangun Sumber dana: Dilakukan evaluasi terhadap sumber biaya yang digunakan untuk membangun fasilitas air bersih Biaya tersedia dibandingkan biaya yg diperlukan: Dilakukan perhitungan besarnya biaya yang dibutuhkan untuk pembangunan Dilakukan evaluasi potensi biaya yang tersedia Score yang digunakan Kapasitas sumber air melebihi kebutuhan = 1 Kap. sumber air sebanding dg. kebutuhan = 0,75 Kapasitas air mencukupi, kurang kontinyu = Kapasitas air kurang dari kebutuhan = 0,25 tidak ada sumber air = 0 Score yang digunakan Baik, layak konsumsi = parameter tidak memenuhi BM = 0,6 Lebih dari 3 parameter tidak memenuhi BM = 0,3 Tidak layak, mengandung zat berbahaya = 0 Score rata-rata Score yang digunakan Sesuai = 1 Sedikit tidak sesuai = 0,75 Banyak tidak sesuai = 0,25 Tidak ada yang sesuai = 0 Score yang digunakan = 1, pemerintah, dan donor = 0,75 Pemerintahdan donor = Donor = 0,25 Score yang digunakan Tersedia, lebih = 1 Tersedia, cukup = 0,75 Tersedia, belum cukup = Tersedia, masih menunggu = 0,25 Belum pasti = 0 Score rata-rata= scor biaya investasi

11 Teknik Pengoperasi an Pengelolaan Lembaga Pengelola/ Operator Kemungkinan frekuensi kerusakan prasarana dan upaya perbaikan: Dilakukan pendataan terhadap kesulitan yang dihadapi oleh pengelola dan masyarakat dalam mengoperasikan dan memelihara fasilitas air bersih Pelatihan kelembagaan: Dilakukan evaluasi terhadap pengelola dalam mengikuti pelatihan Penunjukan pengelola oleh: Dilakukan evaluasi terhadap lembaga yang mengelola fasilitas air bersih Jumlah tenaga pengelola air bersih dari warga setempat: Dilakukan evaluasi terhadap kemampuan warga desa secara teknis dan potensi untuk menjadi operator Score yang digunakan Tidak pernah = 1 Pernah, perbaikan cepat = 0,75 Pernah, perbaikan lambat = Tidak bisa diperbaiki = 0 Sering, dapat perbaikan = 0,25 Score yang digunakan Dilaksanakan,, banyak peserta = 1 Dilaksanakan, sedikit peserta = 0,75 Dilaksanakan, tidak ada peserta = Tidak ada = 0 Score yang digunakan = 1 Pemerintah Desa = 0,75 Keinginan pengelola = Tidak ada = 0 Score yang digunakan Banyak, sesuai kebutuhan = 1 Terbatas, bersedia ikut pelatihan = 0,75 Terbatas = Tidak ada = 0

12 Suku Cadang Biaya Operasi Kemudahan dan kecepatan mendapatkan suku cadang: Dilakukan analisis terhadap teknologi yang direncanakan berkaitan dengan ketersediaan suku cadang bila terjadi kerusakan atau penggantian Sumber dana: Dilakukan analisis terhadap kemungkinan sumber biaya yang akan digunakan untuk membangun fasilitas air bersih Biaya tersedia dibandingkan biaya yg diperlukan: Dilakukan perhitungan besarnya biaya yang dibutuhkan untuk operasional Dilakukan analisis potensi biaya yang tersedia Score yang digunakan Mudah, cepat = 1 Tersedia, agak lambat = 0,75 Tersedia di daerah lain = Menunggu waktu yang lama = 0,25 Score yang digunakan = 1, pemerintah, dan donor = 0,75 Pemerintah dan donor = Donor = 0,25 Score yang digunakan Tersedia, lebih = 1 Tersedia, cukup = 0,75 Tersedia, belum cukup = Tersedia, masih menunggu = 0,25 Belum pasti = 0 Partisipasi Besarnya partisipasi masyarakat: Dilakukan evaluasi terhadap kesanggupan masyarakat untuk berpartisipasi dalam perencanaan, pelaksanaan, dan pengoperasian Score rata-rata= Score untuk variabel biaya operasi Score yang digunakan Berpartisipasi pada semua tahap = 1 Berpartisipasi pada sebagian tahap= 0,75 Partisipasi kecil = Tidak ada partisipasi = 0

13 Mulai Topik Penelitian: Keberlanjutan Sistem Penyediaan Air Bersih Perdesaan STUDI PUSTAKA PENGUMPULAN DATA Kuisioner I Scoring Input Data ke dalam model Running HASIL Indek Keberlanjutan Kuisioner II ANALISIS SWOT PERUMUSAN STRATEGI KESIMPULAN DAN SARAN Selesai

14 BAB 4 - TINJAUAN WILAYAH PENELITIAN

15 Kondisi Umum Sistem Penyediaan Air Bersih Perdesaan Tabel 3: Kondisi Umum Sistem Penyediaan Air Bersih Perdesaan NO. DUSUN/DESA KONDISI UMUM 1 Sbr. Botak / Pinggir Beroperasi 2 Jatigreges Beroperasi 3 Jampes Beroperasi 4 Genjeng Tidak beroperasi 5 Pilangbango/Sendangbumen Beroperasi 6 Tlogorejo/Sendangbumen Beroperasi 7 Ngepeh Beroperasi 8 Pinggir Beroperasi 9 Pule Tidak beroperasi 10 Losari Tidak beroperasi 11 Joho Beroperasi 12 Jaan Beroperasi 13 Oro-oro Ombo Tidak beroperasi 14 Balonggebang Beroperasi 15 Balongrejo Beroperasi 16 Ngujung Beroperasi 17 Sambikerep Tidak beroperasi

16 BAB 5 HASIL EVALUASI 1. SUMBER AIR Tabel 4: SKOR UNTUK SUMBER AIR No. Dusun/Desa Kapasitas Kontinyuitas Skor 1 Sbr. Botak/ Pinggir Lebih Tidak kontinyu Baik, Layak konsumsi 0,75 2 Jatigreges Baik, Layak konsumsi Kurang Tidak kontinyu 0,625 3 Jampes Lebih Tidak kontinyu Baik, Layak konsumsi 0,75 4 Genjeng 0 - Tidak ada air 5 Pilangbango/Sendangbumen Cukup Tidak kontinyu Baik, Layak konsumsi 0,75 6 Tlogorejo /Sendangbumen Lebih Tidak kontinyu Baik, Layak konsumsi 0,75 7 Ngepeh Lebih Kontinyu Baik, Layak konsumsi 1 8 Pinggir Lebih Baik, Layak konsumsi Tidak kontinyu 0,625 9 Pule Tidak ada air Losari Ada sumber, tidak beroperasi Baik, Layak konsumsi Joho Kurang Tidak kontinyu Baik, Layak konsumsi 0, Jaan Baik, Layak konsumsi Kurang Tidak kontinyu 0, Oro-Oro Ombo Tidak ada air Balonggebang Tidak kontinyu Baik, Layak konsumsi Kurang 0, Balongrejo Lebih Kontinyu Baik, Layak konsumsi 1 16 Ngujung Lebih Tidak kontinyu Baik, Layak konsumsi 0,75 17 Sambikerep Ada sumber, tidak beroperasi Baik, Layak konsumsi 0.5

17 2. PEMILIHAN TEKNOLOGI Tabel 5: Skor Untuk Pemilihan Teknologi NO. DUSUN/DESA HASIL EVALUASI SKOR KETERANGAN 1 Sbr. Botak/ Pinggir Tidak Sesuai 0 Tidak ada jaringan listrik 2 Jatigreges Sesuai 1 3 Jampes Sesuai 1 4 Genjeng Kurang Sesuai 0.75 Dapat menggunakan mata air dengan sistem grafitasi 5 Pilangbango/Sendangbumen Sesuai 1 6 Tlogorejo /Sendangbumen Sesuai 1 7 Ngepeh Sesuai 1 8 Pinggir Sesuai 1 9 Pule Sesuai 1 10 Losari Sesuai 1 11 Joho Sesuai 1 12 Jaan Sesuai 1 13 Oro-Oro Ombo Kurang Sesuai 0.75 Dapat menggunakan mata air dengan sistem grafitasi 14 Balonggebang Sesuai 1 15 Balongrejo Sesuai 1 16 Ngujung Sesuai 1 17 Sambikerep Sesuai 1

18 3. BIAYA INVESTASI Tabel 6 Skor Untuk Biaya Investasi NO. DUSUN/ DESA 1 Sbr. Botak 2 Jatigreges 3 Jampes 4 Genjeng 5 Pilangbango 6 Tlogorejo 7 Ngepeh 8 Pinggir 9 Pule 10 Losari 11 Joho 12 Jaan 13 Oro-oro Ombo 14 Balonggebang 15 Balongrejo 16 Ngujung 17 Sambikerep HASIL EVALUASI SKOR SKOR RATA-RATA Sumber dana pemerintah, tersedia cukup , Sumber dana pemerintah, tersedia cukup , Sumber dana pemerintah, tersedia cukup , Sumber dana pemerintah, tersedia cukup , Sumber dana pemerintah, tersedia cukup , Sumber dana pemerintah, tersedia cukup , Sumber dana pemerintah, tersedia cukup , Sumber dana pemerintah, tersedia cukup , Sumber dana pemerintah, tersedia cukup , Sumber dana pemerintah, tersedia cukup , Sumber dana pemerintah, tersedia cukup , Sumber dana pemerintah,tersedia kurang , 375 Sumber dana pemerintah, tersedia cukup ,75 0, 5 Sumber dana pemerintah, tersedia cukup , Sumber dana pemerintah, tersedia cukup , Sumber dana pemerintah, tersedia cukup , Sumber dana pemerintah, tersedia lebih

19 4. TEKNIK PENGOPERASIAN Tabel 7 Skor untuk Teknik Pengoperasian NO. DUSUN/DESA FREKUENSI KERUSAKAN 1 Sbr. Botak Pernah Cepat 2 Jatigreges Pernah Lambat 3 Jampes Belum Pernah - 4 Genjeng Pernah Cepat 5 Pilangbango Pernah Cepat 6 Tlogorejo Sering Lambat 7 Ngepeh Pernah Lambat 8 Pinggir Pernah Cepat 9 Pule Belum Pernah - 10 Losari Pernah Cepat 11 Joho JANGKA WAKTU PERBAIKAN 0,75 1 0,75 0,75 0,25 0,75 1 0,75 0 SKOR 12 Jaan Tidak Dapat Diperbaiki Belum Diperbaiki Sejak Maret Tidak Dapat Diperbaiki Belum Diperbaiki Sejak Sept Oro-Oro Ombo Pernah Lambat 14 Balonggebang Pernah Lambat 15 Balongrejo Pernah Lambat 16 Ngujung Pernah Cepat 17 Sambikerep Belum Pernah

20 5. PENGELOLAAN LEMBAGA Tabel 8 Skor Untuk Pengelolaan Lembaga No. Dusun/Desa Pelatihan Penunjukan Pengelola Skor Total Rata-Rata 1 Sbr. Botak Tidak Ada Jatigreges Tidak Ada Jampes Tidak Ada Genjeng Tidak Ada Pilangbango Tidak Ada Tlogorejo Tidak Ada Ngepeh Tidak Ada Pinggir Tidak Ada Pule Tidak Ada Losari Tidak Ada Pemerintah , Joho Tidak Ada Jaan Tidak Ada Oro-Oro Ombo Tidak Ada Balonggebang Tidak Ada Balongrejo Tidak Ada Ngujung Tidak Ada Sambikerep Tidak Ada 0 + 1

21 6. PENGELOLA / OPERATOR Tabel 9 Skor Untuk Pengelola/Operator No. Dusun/Desa Jumlah Tenaga Pengelola/ Operator Pelatihan Pengelola 1 Sbr. Botak Terbatas Dilaksanakan,Peserta Terbatas 2 Jatigreges Terbatas Dilaksanakan,Peserta Terbatas 3 Jampes Terbatas Dilaksanaka,Peserta Terbatas 4 Genjeng Terbatas Dilaksanakan,Peserta Terbatas 5 Pilangbango Sesuai Kebutuhan Dilaksanakan,Peserta Terbatas 6 Tlogorejo Terbatas Dilaksanakan,Peserta Terbatas 7 Ngepeh Terbatas Dilaksanakan,Peserta Terbatas 8 Pinggir Terbatas Dilaksanakan,Peserta Terbatas 9 Pule Terbatas Dilaksanakan,Peserta Terbatas 10 Losari Terbatas Dilaksanakan,Peserta Terbatas 11 Joho Terbatas Dilaksanakan,Peserta Terbatas 12 Jaan Terbatas Dilaksanakan,Peserta Terbatas 13 Oro-Oro Ombo Terbatas Dilaksanakan,Peserta Terbatas 14 Balonggebang Terbatas Dilaksanakan,Peserta Terbatas 15 Balongrejo Terbatas Dilaksanakan,Peserta Terbatas 16 Ngujung Terbatas Dilaksanakan,Peserta Terbatas 17 Sambikerep Terbatas Dilaksanakan,Peserta Terbatas Skor Total Rata-Rata + 0,75 0, ,75 0, ,75 0, ,75 0,625 0,75 + 0,75 0,75 + 0,75 0, ,75 0, ,75 0, ,75 0, ,75 0, ,75 0, ,75 0, ,75 0, ,75 0, ,75 0, ,75 0, ,75 0,625

22 7. SUKU CADANG Tabel 10: Skor Untuk Suku Cadang NO. DUSUN/DESA Kemudahan Dan Kecepatan Mendapatkan Suku Cadang Skor Total 1 Sbr. Botak Tersedia di daerah lain (luar kota) 2 Jatigreges Tersedia di daerah lain (luar kota) 3 Jampes Tersedia di daerah lain (luar kota) 4 Genjeng Tersedia di daerah lain (luar kota) 5 Pilangbango Tersedia di daerah lain (luar kota) 6 Tlogorejo Tersedia di daerah lain (luar kota) 7 Ngepeh Tersedia di daerah lain (luar kota) 8 Pinggir Tersedia di daerah lain (luar kota) 9 Pule Tersedia di daerah lain (luar kota) 10 Losari Tersedia di daerah lain (luar kota) 11 Joho Menunggu waktu yang lama 12 Jaan Menunggu waktu yang lama 13 Oro-Oro Ombo Tersedia di daerah lain (luar kota) 14 Balonggebang Tersedia di daerah lain (luar kota) 15 Balongrejo Tersedia di daerah lain (luar kota) 16 Ngujung Tersedia di daerah lain (luar kota) 17 Sambikerep Tersedia di daerah lain (luar kota) 0,25 0,25

23 8. BIAYA OPERASIONAL Tabel 11 Skor Untuk Biaya Operasional NO. DUSUN/ DESA Sumber Dana Perbandingan Dana Dengan Kebutuhan Skor Total 1 Sbr. Botak Tersedia, Kurang 1 + 0,75 2 Jatigreges Kas Dusun Tersedia, Kurang + 3 Jampes Tersedia, Kurang 1 + 0,75 4 Genjeng, Donor Belum Pasti 0, ,375 5 Pilangbango Tersedia, Kurang 1 + 0,75 6 Tlogorejo Tersedia, Cukup 1 + 0,75 0,875 7 Ngepeh Donor Tersedia, Cukup 0,75 + 0,75 0,75 8 Pinggir Tersedia, Cukup 1 + 0,75 0,875 9 Pule Pemerintah Desa Tidak Tersedia + 0 0,25 10 Losari Pemerintah Desa Tersedia, Cukup + 0,75 0, Joho Tersedia, Kurang 1 + 0,75 12 Jaan Tersedia, Kurang 1 + 0,75 13 Oro-Oro Ombo Pemerintah Desa Tidak Tersedia + 0 0,25 14 Balonggebang Tersedia, Cukup 1 + 0,75 0, Balongrejo Tersedia, Lebih Ngujung Tersedia, Cukup 1 + 0,75 0, Sambikerep Pemerintah Desa Tersedia, Cukup + 0,75 0,625 Rata-Rata

24 PARTISIPASI MASYARAKAT Tabel 12: Skor Partisipasi masyarakat No. Dusun/Desa Partisipasi Dalam Hal Skor 1 Sbr. Botak/ Pinggir Operasional 2 Jatigreges Jampes Operasional 4 Genjeng Operasional (porsi kecil) 5 Pilangbango/ Sendangbumen Operasional 6 Tlogorejo/ Sendangbumen Operasional, pemeliharaan 0,75 7 Ngepeh Operasional, pemeliharaan 0,75 8 Pinggir Operasional 0,75 9 Pule Losari Joho Operasional 12 Jaan Operasional 13 Oro-oro Ombo Balonggebang Operasional,pemeliharaan, 0,75 pengembangan jaringan 15 Balongrejo Operasional,pemeliharaan, pengembangan jaringan. 16 Ngujung Operasional pemeliharaan, pengembangan jaringan. 17 Sambikerep - 0 0,75 0,75

25 HASIL EVALUASI Klasifikasi keberlanjutan ditentukan sebagai berikut: Keberlanjutan Rendah, indek keberlanjutan lebih kecil dari 1,320 Keberlanjutan sedang, indek keberlanjutan 1,320 1,914 Keberlanjutan tinggi, dengan indek keberlanjutan lebih dari 1,914 Tabel 13: Hasil evaluasi No DUSUN/DESA VARIABEL X 1 X 2 X 3 X 4 X 5 X 6 X 7 X 8 X 9 Indek keberlanjutan Tingkat Keberlanj utan 1 Sbr. Botak 0, ,75 0,625 0,75 1,1829 Rendah 2 Jatigreges 0, , ,6187 Sedang 3 Jampes 0, ,625 0,75 1,8978 Sedang 4 Genjeng 0 0, ,75 0,625 0,375 1,2194 Rendah 5 Pilangbango 0, ,75 0,75 0,75 1, 8734 Sedang 6 Tlogorejo 0, ,25 0,625 0,875 0,75 1,8183 Sedang 7 Ngepeh ,625 0,75 0,75 1,9894 Tinggi 8 Pinggir 0, ,75 0,625 0,875 0,75 1,8522 Sedang 9 Pule ,625 0,25 0 1,1466 Rendah 10 Losari ,75 0,375 0,625 0, ,5451 Sedang 11 Joho 0, ,625 0,25 0,75 1,6106 Sedang 12 Jaan 0, ,625 0,25 0,75 1,5748 Sedang 13 Oro-oro Ombo 0 0,75 0,625 0,25 0 1,0713 Rendah 14 Balonggebang 0, ,625 0,875 0,75 1,7943 Sedang 15 Balongrejo , ,75 2,0194 Tinggi 16 Ngujung 0, ,625 0,875 0,75 1,9103 Sedang 17 Sambikerep 1 0, ,625 0, ,6463 Sedang

26 BAB 6 - PERUMUSAN STRATEGI Analisis masing-masing tingkat keberlanjutannya Tabulasi Angket Faktor strategi SWOT Kuisioner menentukan bobot dan rating Penetapan Posisi Strategi Matrik EFI / EFE Diagram Strategi Perumusan Strategi

27 BAB 7- KESIMPULAN DAN SARAN KESIMPULAN 1. Tingkat keberlanjutan sistem penyediaan air bersih perdesaan di Kabupaten Nganjuk yang didukung oleh listrik PLN ( ) adalah sebagai berikut: a.keberlanjutan Rendah, indek keberlanjutan lebih kecil dari 1,320. terdiri dari 4 lokasi. b.keberlanjutan sedang, indek keberlanjutan 1,320 1,914. terdiri dari 11 lokasi. c.keberlanjutan tinggi, dengan indek keberlanjutan lebih dari 1,914 terdiri dari 2 lokasi.

28 2. Berdasarkan analisis SWOT, strategi yang dapat dilakukan untuk meningkatkan keberlanjutan sistem penyediaan air bersih perdesaan di Kabupaten Nganjuk adalah sebagai berikut: Strategi Umum: Meningkatkan kemampuan masyarakat di bidang teknis, pembiayaan, dan kelembagaan dalam pengelolaan air bersih. Meningkatkan pengawasan pekerjaan dan menjalin kerjasama dengan pemasok suku cadang Mengembangkan kerangka peraturan untuk mendorong partisipasi aktif masyarakat. Strategi Khusus: a. Untuk tingkat keberlanjutan rendah: Mengusahakan sumber air baru dengan terlebih dahulu melakukan penelusuran awal terhadap potensi air yang akan digunakan Membangun instalasi pengolahan air untuk lokasi yang sumber airnya tidak memenuhi syarat untuk digunakan. Penggantian teknologi baru yang sesuai dengan kondisi wilayah dan biaya operasionalnya lebih ringan. b. Untuk tingkat keberlanjutan sedang: Pemanfaatan sumber air secara optimal sehingga kebutuhan air untuk masyarakat terpenuhi. Mendorong kemampuan masyarakat untuk mengusahakan sumber dana lain yang tidak bergantung kepada pemakai air bersih. c. Untuk tingkat keberlanjutan tinggi: Mempertahankan ketersediaan air agar mampu memenuhi kebutuhan masyarakat untuk jangka panjang. Mengoptimalkan penggunaan air dengan mengatur distribusi secara adil dan merata untuk masyarakat.

29 2. Saran Saran yang dapat disampaikan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Dalam tahapan perencanaan strategi, sebaiknya digunakan beberapa model strategi sekaligus, agar dapat memperoleh analisis yang lebih lengkap dan akurat. Perlu diadakan penelitian serupa yang dilakukan pada lokasi yang sistem penyediaan air bersihnya didukung teknologi lain sebagai bahan pembanding untuk mengevaluasi tingkat keberhasilan proyek penyediaan air bersih perdesaan di Kabupaten Nganjuk. Dalam mengimplementasikan strategi peningkatan keberlanjutan sistem penyediaan air minum perdesaan yang telah dirumuskan, perlu adanya monitoring dan penelitian lebih lanjut mengenai efektifitas strategi yang telah disusun. Agar rumusan strategi dilaksanakan oleh Pemerintah kabupaten Nganjuk, sebaiknya rumusan strategi tersebut dimasukkan dalam rencana strategi (renstra) Dinas Pekerjaan Umum Cipta Karya dan Tata Ruang Daerah Kabupaten Nganjuk.

30 TERIMA KASIH

Gambar 3. Kerangka pemikiran kajian

Gambar 3. Kerangka pemikiran kajian III. METODE KAJIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Kajian Usaha pengolahan pindang ikan dipengaruhi 2 (dua) faktor penting yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal meliputi aspek produksi, manajerial,

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN 24 METODOLOGI PENELITIAN Kerangka Pemikiran Gerakan Nasional Rehabilitasi Hutan dan Lahan (GN-RHL), yang telah dilaksanakan sejak tahun 2003, dalam penerapannya dijumpai berbagai kendala dan hambatan.

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN

IV METODE PENELITIAN IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Kegiatan penelitian ini dilaksanakan di Koperasi Simpan Pinjam Warga Sepakats beralamat di Jalan Raya Cibanteng Bogor No. 02 Cihideung Ilir- Ciampea

Lebih terperinci

III. METODE KAJIAN A. Lokasi dan Waktu B. Metode Kerja 1. Pengumpulan data

III. METODE KAJIAN A. Lokasi dan Waktu B. Metode Kerja 1. Pengumpulan data 15 III. METODE KAJIAN A. Lokasi dan Waktu Pengambilan data dilakukan di PT. Mitra Bangun Cemerlang yang terletak di JL. Raya Kukun Cadas km 1,7 Kampung Pangondokan, Kelurahan Kutabaru, Kecamatan Pasar

Lebih terperinci

III. METODE KAJIAN 3.1 Lokasi dan Waktu 3.2 Pengumpulan Data

III. METODE KAJIAN 3.1 Lokasi dan Waktu 3.2 Pengumpulan Data III. METODE KAJIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di lokasi unit usaha pembenihan ikan nila Kelompok Tani Gemah Parahiyangan yang terletak di Kecamatan Cilebar, Kabupaten Karawang, Jawa

Lebih terperinci

STRATEGI PENGELOLAAN ASET SISTEM PERSAMPAHAN DI KOTA POSO

STRATEGI PENGELOLAAN ASET SISTEM PERSAMPAHAN DI KOTA POSO STRATEGI PENGELOLAAN ASET SISTEM PERSAMPAHAN DI KOTA POSO Oleh : EBERT FEBRIANUS TONIMBA Dosen Pembimbing : Prof. Ir. JONI HERMANA, M.Sc.ES., Ph.D. LATAR BELAKANG Kondisi sarana dan prasarana yang tersedia

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian merupakan segala sesuatu yang mencakup

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian merupakan segala sesuatu yang mencakup BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Rancangan penelitian merupakan segala sesuatu yang mencakup tentang pendekatan yang digunakan dalam penelitian. Penelitian ini menggunakan pendekatan

Lebih terperinci

5 STRATEGI PENYEDIAAN AIR BERSIH KOTA TARAKAN

5 STRATEGI PENYEDIAAN AIR BERSIH KOTA TARAKAN 5 STRATEGI PENYEDIAAN AIR BERSIH KOTA TARAKAN Dalam bab ini akan membahas mengenai strategi yang akan digunakan dalam pengembangan penyediaan air bersih di pulau kecil, studi kasus Kota Tarakan. Strategi

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Strategi Pengembangan Pariwisata Sekitar Pantai Siung Berdasarkan Analisis SWOT Strategi pengembangan pariwisata sekitar Pantai Siung diarahkan pada analisis SWOT.

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di perusahaan Tyas Orchid yang berkantor di Bukit Cimanggu City Blok Q6 No 19 Jl. KH. Sholeh Iskandar, Bogor. Pemilihan objek

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April - Mei 2015 di agroindustri kelanting

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April - Mei 2015 di agroindustri kelanting III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April - Mei 2015 di agroindustri kelanting MT Production, Dua Saudara, Kadung Trisno, dan Mitra Lestari,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1 Kerangka Penelitian Industri kayu lapis menghasilkan limbah berupa limbah cair, padat, gas, dan B3, jika limbah tersebut dibuang secara terus-menerus akan terjadi akumulasi limbah

Lebih terperinci

3. METODOLOGI PENELITIAN

3. METODOLOGI PENELITIAN 3. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian yang dilakukan ini didasarkan pada suatu pemikiran bahwa perlu dilaksanakan pengembangan agroindustri serat sabut kelapa berkaret. Pengembangan

Lebih terperinci

III. METODE KAJIAN. B. Pengolahan dan Analisis Data

III. METODE KAJIAN. B. Pengolahan dan Analisis Data 19 III. METODE KAJIAN Kajian ini dilakukan di unit usaha Pia Apple Pie, Bogor dengan waktu selama 3 bulan, yaitu dari bulan Agustus hingga bulan November 2007. A. Pengumpulan Data Metode pengumpulan data

Lebih terperinci

III. PELAKSANAAN TUGAS AKHIR

III. PELAKSANAAN TUGAS AKHIR 26 III. PELAKSANAAN TUGAS AKHIR A. Lokasi, Waktu dan Pembiayaan 1. Lokasi Kajian Kajian tugas akhir ini dengan studi kasus pada kelompok Bunga Air Aqua Plantindo yang berlokasi di Ciawi Kabupaten Bogor.

Lebih terperinci

BAB II EKSPLORASI ISU BISNIS

BAB II EKSPLORASI ISU BISNIS BAB II EKSPLORASI ISU BISNIS 2.1 Conceptual Framework Berdasarkan hasil wawancara dan literatur, isu utama yang dihadapi PDAM Kota Bandung adalah nya kualitas pelayanan. Hal ini disebabkan oleh beberapa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Lokasi yang dijadikan tempat penelitian, yaitu terletak di Jalan BKR Nomor 185 Bandung, Jawa Barat, Indonesia. merupakan Museum Pemerintah Propinsi Jawa Barat

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI A. Lokasi dan Waktu B. Pengumpulan Data

BAB III METODOLOGI A. Lokasi dan Waktu B. Pengumpulan Data 13 BAB III METODOLOGI A. Lokasi dan Waktu Kegiatan ini dibatasi sebagai studi kasus pada komoditas pertanian sub sektor tanaman pangan di wilayah Bogor Provinsi Jawa Barat. Pemilihan lokasi dilakukan secara

Lebih terperinci

KEBERLANJUTAN SISTEM PENYEDIAAN AIR BERSIH PERPIPAAN DI PERDESAAN

KEBERLANJUTAN SISTEM PENYEDIAAN AIR BERSIH PERPIPAAN DI PERDESAAN KEBERLANJUTAN SISTEM PENYEDIAAN AIR BERSIH PERPIPAAN DI PERDESAAN ALI MASDUQI 35 3 2 PROMOTOR: Prof. Ir. Noor Endah, MSc., PhD. Ir. Eddy Setiadi Soedjono, MSc., PhD. Prof. Ir. Wahyono Hadi, MSc., PhD.

Lebih terperinci

III. METODE KAJIAN 3.1 Lokasi dan Waktu 3.2 Metode Kerja Pengumpulan Data

III. METODE KAJIAN 3.1 Lokasi dan Waktu 3.2 Metode Kerja Pengumpulan Data III. METODE KAJIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ini akan dilakukan di CV. Bening Jati Anugerah yang terletak di Desa Parung Kabupaten Bogor. Waktu pelaksanaan penelitian April sampai dengan Agustus

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN A. Metode Dasar Penelitian B. Metode Pengumpulan Data 1. Metode Penentuan Lokasi Penelitian 2. Metode Pengambilan Sampel

METODE PENELITIAN A. Metode Dasar Penelitian B. Metode Pengumpulan Data 1. Metode Penentuan Lokasi Penelitian 2. Metode Pengambilan Sampel 39 I. METODE PENELITIAN A. Metode Dasar Penelitian Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analitis yaitu metode penelitian dengan membahas suatu permasalahan dengan cara

Lebih terperinci

4.1. PENGUMPULAN DATA

4.1. PENGUMPULAN DATA Metodologi adalah acuan untuk menentukan langkah-langkah kegiatan yang perlu diambil dalam suatu analisa permasalahan. Penerapan secara sistematis perlu digunakan untuk menentukan akurat atau tidaknya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seluruh mahluk hidup yang ada di bumi ini. Dalam pemenuhan air tersebut

BAB I PENDAHULUAN. seluruh mahluk hidup yang ada di bumi ini. Dalam pemenuhan air tersebut BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air menjadi kebutuhan manusia yang sangat penting, begitu juga dengan seluruh mahluk hidup yang ada di bumi ini. Dalam pemenuhan air tersebut manusia melakukan berbagai

Lebih terperinci

III METODE PENELITIAN

III METODE PENELITIAN 29 III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di lokasi pencadangan pembangunan HTR di Kawasan Hutan Produksi Terusan Sialang yang secara administratif terletak di Kecamatan

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian ini dilakukan di kawasan Kalimalang, Jakarta Timur.

IV METODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian ini dilakukan di kawasan Kalimalang, Jakarta Timur. IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian ini dilakukan di kawasan Kalimalang, Jakarta Timur. Pemilihan lokasi penelitian ini dilakukan secara sengaja berdasarkan pertimbangan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada Bulan Februari 2013 hingga April 2013. Dengan tahapan pengumpulan data awal penelitian dilaksanakan pada Bulan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Tanjung Bintang Kabupaten Lampung

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Tanjung Bintang Kabupaten Lampung III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Tanjung Bintang Kabupaten Lampung Selatan. Kegiatan penelitian berlangsung pada Februari 2015. B. Alat dan

Lebih terperinci

IV METODOLOGI PENELITIAN

IV METODOLOGI PENELITIAN IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian analisis strategi pengembangan usaha di lakukan di Mangestoni Putri Poultry Shop, Desa Gadingsari, Kecamatan Sanden, Kabupaten Bantul.

Lebih terperinci

Bab VI RUMUSAN REKOMENDASI KEBIJAKAN DAN STRATEGI IMPLEMENTASINYA

Bab VI RUMUSAN REKOMENDASI KEBIJAKAN DAN STRATEGI IMPLEMENTASINYA Bab VI RUMUSAN REKOMENDASI KEBIJAKAN DAN STRATEGI IMPLEMENTASINYA 6.1 Sintesa Hasil Simulasi 6.1.1 Pelestarian Fungsi Lingkungan Perkotaan Hasil analisis terhadap keberadaan prasarana dan sarana kota menunjukkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Akhir-akhir ini, adanya persaingan dalam dunia bisnis sudah. merupakan hal yang tidak baru lagi, melainkan persaingan yang semakin

BAB I PENDAHULUAN. Akhir-akhir ini, adanya persaingan dalam dunia bisnis sudah. merupakan hal yang tidak baru lagi, melainkan persaingan yang semakin BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Akhir-akhir ini, adanya persaingan dalam dunia bisnis sudah merupakan hal yang tidak baru lagi, melainkan persaingan yang semakin keras dan berat. Hal ini

Lebih terperinci

BAB 2 EKSPLORASI ISU BISNIS

BAB 2 EKSPLORASI ISU BISNIS BAB 2 EKSPLORASI ISU BISNIS 2.1 Conceptual Framework Melalui wawancara dengan Ir. HM. Nasija Warnadi, MM. selaku Direktur PDAM Kabupaten Cirebon dan studi literatur dari buku (majalah) Air Minum terbitan

Lebih terperinci

III. METODE KAJIAN 3.1 Kerangka Pemikiran

III. METODE KAJIAN 3.1 Kerangka Pemikiran III. METODE KAJIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Berdasar dari tinjauan pustaka pada bab terdahulu, dapat dibuat suatu kerangka pikir berupa hipotesa pengarah dalam melakukan kajian ini. Hipotesa pengarah dalam

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 29 A. Metode Dasar Penelitian III. METODE PENELITIAN Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analitis. Ciri-ciri metode deskriptif analitis adalah memusatkan pada pemecahan

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Martabak Air Mancur Bogor yang terletak di Jl. Sudirman, untuk pemilihan lokasinya dilakukan secara sengaja (purposive)

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRATEGIS SISTEM INFORMASI PADA BANK PERKREDITAN RAKYAT MENGGUNAKAN METODE WARD DAN PEPPARD (STUDI KASUS BANK BPR JAWA TIMUR)

PERENCANAAN STRATEGIS SISTEM INFORMASI PADA BANK PERKREDITAN RAKYAT MENGGUNAKAN METODE WARD DAN PEPPARD (STUDI KASUS BANK BPR JAWA TIMUR) PERENCANAAN STRATEGIS SISTEM INFORMASI PADA BANK PERKREDITAN RAKYAT MENGGUNAKAN METODE WARD DAN PEPPARD (STUDI KASUS BANK BPR JAWA TIMUR) Erwin Sutomo 1, *), Teguh Bharata Adji 2) dan Sujoko Sumaryono

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di outlet takoyummy yang berlokasi di Plaza Ekalokasari Bogor. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja (Purposive)

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data

METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di dua lokasi, yakni Perum Perhutani Unit I Jawa Tengah, khususnya di Kesatuan Bisnis Mandiri (KBM) Agroforestry yang membawahi

Lebih terperinci

METODE KAJIAN. 3.1 Kerangka Pemikiran

METODE KAJIAN. 3.1 Kerangka Pemikiran III. METODE KAJIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Potensi perikanan yang dimiliki Kabupaten Lampung Barat yang sangat besar ternyata belum memberikan kontribusi yang optimal bagi masyarakat dan pemerintah daerah.

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. A. Konsep Dasar dan Batasan Operasional Penelitian. menganalisis data yang berhubungan dengan penelitian.

METODE PENELITIAN. A. Konsep Dasar dan Batasan Operasional Penelitian. menganalisis data yang berhubungan dengan penelitian. III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Batasan Operasional Penelitian Konsep dasar dan batasan operasional merupakan pengertian dan petunjuk mengenai variabel yang akan diteliti untuk memperoleh dan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Lokasi penelitian dilaksanakan pada perusahaan CV Septia Anugerah Jakarta, yang beralamat di Jalan Fatmawati No. 26 Pondok Labu Jakarta Selatan. CV Septia Anugerah

Lebih terperinci

VI. STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PDAM KABUPATEN SUKABUMI. Dari hasil penelitian pada PDAM Kabupaten Sukabumi yang didukung

VI. STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PDAM KABUPATEN SUKABUMI. Dari hasil penelitian pada PDAM Kabupaten Sukabumi yang didukung VI. STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PDAM KABUPATEN SUKABUMI Dari hasil penelitian pada PDAM Kabupaten Sukabumi yang didukung oleh wawancara terhadap para responden dan informasi-informasi yang diperoleh dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ini dapat terlihat dari munculnya pesaing pesaing baru maupun pesaing. pesaing yang sudah mapan dalam suatu bidang usaha.

BAB I PENDAHULUAN. ini dapat terlihat dari munculnya pesaing pesaing baru maupun pesaing. pesaing yang sudah mapan dalam suatu bidang usaha. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Akhir akhir ini, adanya persaingan dalam dunia bisnis sudah merupakan hal yang tidak baru lagi, melainkan persaingan yang semakin keras dan berat. Hal ini

Lebih terperinci

Universitas Bakrie LAMPIRAN

Universitas Bakrie LAMPIRAN LAMPIRAN Lampiran 1 : Susunan Hirarki AHP pada Balanced Scorecard 106 Lampiran 2 : Susunan Hirarki dan Bobot dari setiap perspektif, sasaran strategis, dan KPI Balanced Scorecard pada software expert choice

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. wilayah di Kecamatan Ungaran Barat dalam usaha pengembangan agribisnis sapi

BAB III METODE PENELITIAN. wilayah di Kecamatan Ungaran Barat dalam usaha pengembangan agribisnis sapi 15 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian ini merupakan rangkaian studi untuk menganalisis potensi wilayah di Kecamatan Ungaran Barat dalam usaha pengembangan agribisnis sapi perah,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam kuantitas dan kualitas tertentu untuk menopang kehidupannya. Penambahan

BAB I PENDAHULUAN. dalam kuantitas dan kualitas tertentu untuk menopang kehidupannya. Penambahan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Air merupakan kebutuhan pokok bagi kehidupan. Manusia membutuhkan air dalam kuantitas dan kualitas tertentu untuk menopang kehidupannya. Penambahan jumlah konsumen

Lebih terperinci

MATERI 3 ANALISIS PEMECAHAN MASALAH DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN

MATERI 3 ANALISIS PEMECAHAN MASALAH DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN MATERI 3 ANALISIS PEMECAHAN MASALAH DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN A. Kerangka Analisis Strategis Kegiatan yang paling penting dalam proses analisis adalah memahami seluruh informasi yang terdapat pada suatu

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 21 III. METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Pantai Tanjung Bara Sangatta, Kabupaten Kutai Timur Provinsi Kalimanan Timur selama 3 (tiga) bulan, mulai bulan Januari

Lebih terperinci

Seminar Nasional : Menggagas Kebangkitan Komoditas Unggulan Lokal Pertanian dan Kelautan Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo Madura

Seminar Nasional : Menggagas Kebangkitan Komoditas Unggulan Lokal Pertanian dan Kelautan Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo Madura ANALISIS STRATEGI SWOT UNTUK MEMPERLUAS PEMASARAN PRODUK KURMA SALAK UD BUDI JAYA BANGKALAN Moh. Sirat ) 1, Rakmawati) 2 Banun Diyah Probowati ) 2 E-mail : rakhma_ub@yahoo.com dan banundiyah@yahoo.com

Lebih terperinci

III. METODE KAJIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Kajian

III. METODE KAJIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Kajian III. METODE KAJIAN 3.. Kerangka Pemikiran Kajian Sinergi yang saling menguntungkan antara petani dan perusahaan (PT ATB) dalam pengusahaan perkebunan merupakan faktor penting dalam usaha pengembangan perkebunan

Lebih terperinci

Kedua lingkungan dituntut untuk seimbang (balance) agar proses kinerja dan pengelolaan berjalan semaksimal mungkin.

Kedua lingkungan dituntut untuk seimbang (balance) agar proses kinerja dan pengelolaan berjalan semaksimal mungkin. Kedua lingkungan dituntut untuk seimbang (balance) agar proses kinerja dan pengelolaan berjalan semaksimal mungkin. Macam-Macam Lingkungan Eskternal Perusahaan Lingkungan Umum Teknologi Internasional Pasar

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. diteliti oleh penulis. Lokasi penelitian dilakukan di Swalayan surya pusat

BAB III METODE PENELITIAN. diteliti oleh penulis. Lokasi penelitian dilakukan di Swalayan surya pusat BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Ruang Lingkup Penelitian Lokasi penelitian merupakan suatu tempat dimana peneliti akan memperoleh atau mencari suatu data yang berasal dari responden yang akan diteliti oleh

Lebih terperinci

PENYUSUNAN STRATEGI MANAJEMEN PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM (PDAM) KABUPATEN REJANG LEBONG

PENYUSUNAN STRATEGI MANAJEMEN PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM (PDAM) KABUPATEN REJANG LEBONG PENYUSUNAN STRATEGI MANAJEMEN PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM (PDAM) KABUPATEN REJANG LEBONG Wuwun Mirza, Joni Hermana dan Tri Joko Wahyu Adi Program Magister Teknik Bidang Keahlian Manajemen Aset Fakultas

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian

METODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian dilakukan di Provinsi Sulawesi Selatan, meliputi empat kabupaten yaitu : Kabupaten Takalar, Bone, Soppeng, dan Wajo. Penentuan lokasi penelitian

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Pada akhir bagian penulisan skripsi ini, berdasarkan temuan-temuan dan pembahasan hasil penelitian yang telah diuraikan dalam bab IV, setelah dianalisis secara teori dengan

Lebih terperinci

III METODOLOGI. 3.1 Kerangka Pemikiran Penelitian Penentuan Metode Destilasi Minyak Pala

III METODOLOGI. 3.1 Kerangka Pemikiran Penelitian Penentuan Metode Destilasi Minyak Pala 50 III METODOLOGI 3.1 Kerangka Pemikiran Penelitian 3.1.1 Penentuan Metode Destilasi Minyak Pala a. Penentuan Kriteria dan Alternatif : Diperlukan data primer berupa kriteria yang digunakan dalam pemilihan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN III.1. KERANGKA PENELITIAN Dalam penelitian ini, kerangka berpikir (penelitian) dilakukan dalam beberapa tahapan sebagaimana diagram alur tersebut dibawah ini : Perumusan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 6 BAB III METODE PENELITIAN 3. Lokasi dan Waktu Penelitian dilaksanakan di Taman Wisata Alam Punti Kayu, Palembang, Sumatera Selatan. Penelitian ini dilaksanakan selama 2 (dua) bulan yaitu bulan Juli-Agustus

Lebih terperinci

BAB III 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB III 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB III 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Subjek dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Diamond Journey Network, yang merupakan badan usaha yang bergerak di bidang pariwisata. Diamond Journey ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I-1

BAB I PENDAHULUAN I-1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan merupakan suatu badan yang didirikan oleh perorangan atau lembaga dengan tujuan utama untuk memaksimalkan kekayaan pemegang saham (Weston, 1993:4).

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan pada kawasan Objek Wisata Alam Talaga Remis di Desa Kadeula Kecamatan Pasawahan Kabupaten Kuningan, Jawa Barat. Kegiatan

Lebih terperinci

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN TERHADAP PENINGKATAN PENJUALAN PADA TOKO PONSEL RIN PULSA.

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN TERHADAP PENINGKATAN PENJUALAN PADA TOKO PONSEL RIN PULSA. ANALISIS STRATEGI PEMASARAN TERHADAP PENINGKATAN PENJUALAN PADA TOKO PONSEL RIN PULSA. Nama : Syaiful Bahri Npm : 181740 Kelas : EA6 Fakultas : Ekonomi Jurusan : Manajemen Pembimbing : Sri Kurniasih Agustin

Lebih terperinci

B. Identifikasi Kelemahan (Weakness). Sedangkan beberapa kelemahan yang ada saat ini diidentifikasikan sebagai berikut: Sektor air limbah belum

B. Identifikasi Kelemahan (Weakness). Sedangkan beberapa kelemahan yang ada saat ini diidentifikasikan sebagai berikut: Sektor air limbah belum B. Identifikasi Kelemahan (Weakness). Sedangkan beberapa kelemahan yang ada saat ini diidentifikasikan sebagai berikut: Sektor air limbah belum menjadi prioritas. Belum ada strategi pengelolaan air limbah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Air merupakan hal yang sangat penting dalam kehidupan, karena tanpa adanya air makhluk hidup tidak akan mampu hidup, begitu halnya dengan manusia yang sangat tergantung

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PROBLEM SOLVING

BAB 3 METODE PROBLEM SOLVING BAB 3 METODE PROBLEM SOLVING Penetapan Kriteria Optimasi Penetapan kriteria optimasi dalam studi ini akan dijabarkan sebagai berikut: Kekuatan aspek internal perusahaan yang terdiri dari kekuatan dan kelemahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan meningkatnya pertumbuhan penduduk dan pembangunan di

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan meningkatnya pertumbuhan penduduk dan pembangunan di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Seiring dengan meningkatnya pertumbuhan penduduk dan pembangunan di Kota Bandung, menimbulkan permintaan akan kebutuhan air bersih mengalami peningkatan

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di PT. Amani Mastra yang kantornya terletak di

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di PT. Amani Mastra yang kantornya terletak di 38 BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di PT. Amani Mastra yang kantornya terletak di Kompleks Perumahan Cikunir, Jatibening, Jakarta dan memiliki perkebunan sayuran

Lebih terperinci

N = Ukuran populasi. IFE, EFE, SWOT dan QSP. Beberapa metode analisis yang digunakan dapat. a. Analisis Deskriptif. Keterangan : n = Jumlah sampel

N = Ukuran populasi. IFE, EFE, SWOT dan QSP. Beberapa metode analisis yang digunakan dapat. a. Analisis Deskriptif. Keterangan : n = Jumlah sampel A. Pengumpulan Data Penelitian dilaksanakan di beberapa industri sepatu di Kecamatan Ciomas Kabupaten Bogor. Pengumpulan data dilaksanakan dari bulan April sampai Juli 2008. Pengumpulan data meliputi data

Lebih terperinci

METODOLOGI KAJIAN. deskriptif dengan survey. Menurut Whitney (1960) dalam Natsir (1999), metode

METODOLOGI KAJIAN. deskriptif dengan survey. Menurut Whitney (1960) dalam Natsir (1999), metode III. METODOLOGI KAJIAN 3.1. Jenis Kajian Ditinjau dari aspek tujuan penelitian, kajian ini menggunakan pendekatan deskriptif dengan survey. Menurut Whitney (1960) dalam Natsir (1999), metode deskriptif

Lebih terperinci

3. METODE PENELITIAN

3. METODE PENELITIAN 3. METODE PENELITIAN 3.1. Pendekatan Penelitian Penelitian ini dilakukan untuk menilai kelayakan penggunaan PVC di Indonesia ditinjau dari segi lingkungan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian ini dilakukan pada CV Salim Abadi (CV SA), yang terletak di Jalan Raya Punggur Mojopahit Kampung Tanggul Angin, Kecamatan Punggur,

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Metode yang Digunakan Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif yaitu metode yang meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Halaman DAFTAR TABEL... xii DAFTAR GAMBAR... xiii DAFTAR LAMPIRAN... xiv

DAFTAR ISI. Halaman DAFTAR TABEL... xii DAFTAR GAMBAR... xiii DAFTAR LAMPIRAN... xiv DAFTAR ISI DAFTAR TABEL... xii DAFTAR GAMBAR... xiii DAFTAR LAMPIRAN... xiv I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang... 1 1.2. Rumusan Masalah... 7 1.3. Tujuan Penelitian... 8 1.4. Manfaat Penelitian... 8 1.5.

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini terdapat beberapa istilah yang menjadi fokus

III. METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini terdapat beberapa istilah yang menjadi fokus 39 III. METODE PENELITIAN A. Definisi Operasional dan Indikator Pengukuran Pada penelitian ini terdapat beberapa istilah yang menjadi fokus Penelitian, untuk memahami beberapa istilah tersebut, berikut

Lebih terperinci

Lampiran 1. Karakteristik Sampel Agroindustri Salak. Lama Pendidikan (tahun)

Lampiran 1. Karakteristik Sampel Agroindustri Salak. Lama Pendidikan (tahun) Lampiran 1 Karakteristik Sampel Agroindustri Salak Petani Salak Umur Pendidikan Tanggungan (orang) Bertani Luas Lahan (Ha) 1 43 12 3 15 1 2 48 12 4 19 3 3 38 12 4 6 2 4 39 12 4 11 1 5 43 9 4 12 2 6 53

Lebih terperinci

3.1 KERANGKA PEMIKIRAN

3.1 KERANGKA PEMIKIRAN III. METODOLOGI 3.1 KERANGKA PEMIKIRAN Pada masa krisis periode 1998-2000 usaha kecil merupakan salah satu bagian penting dari perekonomian Indonesia dikarenakan kemampuannya dalam menghadapi terpaan krisis

Lebih terperinci

VII PERUMUSAN STRATEGI PENGEMBANGAN BISNIS KARET ALAM OLAHAN PT ADEI CRUMB RUBBER INDUSTRY

VII PERUMUSAN STRATEGI PENGEMBANGAN BISNIS KARET ALAM OLAHAN PT ADEI CRUMB RUBBER INDUSTRY VII PERUMUSAN STRATEGI PENGEMBANGAN BISNIS KARET ALAM OLAHAN PT ADEI CRUMB RUBBER INDUSTRY 7.1. Tahapan Masukan Tahapan masukan terdiri dari matriks EFE (External Factors Evaluation) dan IFE (Internal

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. hal, misalnya keadaan, kondisi, situasi, peristiwa, kegiatan dan lain-lain. Suharsimi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. hal, misalnya keadaan, kondisi, situasi, peristiwa, kegiatan dan lain-lain. Suharsimi BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Penelitian ini termasuk penelitian deskriptif eksploratif dengan pendekatan expose facto, karena bertujuan menggambarkan keadaan atas fenomena yang terjadi

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di PT. Godongijo Asri yang berlokasi di Jalan Cinangka Km 10, Kecamatan Sawangan, Kotamadya Depok. Pemilihan lokasi penelitian

Lebih terperinci

PENENTUAN LOKASI PROGRAM PENGEMBANGAN KAWASAN PERDESAAN BERKELANJUTAN KABUPATEN BULUNGAN PROVINSI KALIMANTAN UTARA

PENENTUAN LOKASI PROGRAM PENGEMBANGAN KAWASAN PERDESAAN BERKELANJUTAN KABUPATEN BULUNGAN PROVINSI KALIMANTAN UTARA PENENTUAN LOKASI PROGRAM PENGEMBANGAN KAWASAN PERDESAAN BERKELANJUTAN KABUPATEN BULUNGAN PROVINSI KALIMANTAN UTARA Virgeovani Hermawan 1 1 Mahasiswa Magister Teknik Sipil Konsentrasi Manajemen Proyek Konstruksi

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Pabrik Kelapa Sawit Adolina PT Perkebunan Nusantara IV yang terletak di Kelurahan Batang Terap Kecamatan Perbaungan Kabupaten

Lebih terperinci

EVALUASI KINERJA PENYULUH DAN PENENTUAN PENGEMBANGAN STRATEGI KINERJA PENYULUH PERTANIAN ORGANIK ATAS DASAR FAKTOR INTERNAL DAN EKSTERNAL KOTA BATU

EVALUASI KINERJA PENYULUH DAN PENENTUAN PENGEMBANGAN STRATEGI KINERJA PENYULUH PERTANIAN ORGANIK ATAS DASAR FAKTOR INTERNAL DAN EKSTERNAL KOTA BATU P R O S I D I N G 447 EVALUASI KINERJA PENYULUH DAN PENENTUAN PENGEMBANGAN STRATEGI KINERJA PENYULUH PERTANIAN ORGANIK ATAS DASAR FAKTOR INTERNAL DAN EKSTERNAL KOTA BATU Hendro prasetyo 1 dan Tri Oktavianto

Lebih terperinci

METODE Lokasi dan Waktu Teknik Sampling

METODE Lokasi dan Waktu Teknik Sampling METODE Metode yang digunakan dalam memperoleh dan menganalisis data adalah kombinasi antara pendekatan kuantitatif dan pendekatan kualitatif. Pendekatan kuantitatif dilakukan dengan metode survei kepada

Lebih terperinci

ASPEK MANAJEMEN (INSTITUSI, PERATURAN DAN PEMBIAYAAN)

ASPEK MANAJEMEN (INSTITUSI, PERATURAN DAN PEMBIAYAAN) ASPEK MANAJEMEN (INSTITUSI, PERATURAN DAN PEMBIAYAAN) A. KELEMBAGAAN 1. UMUM Sejalan dengan perkembangan kondisi sosial perekonomian suatu kota, kompleksitas permasalahan sampahpun akan meningkat, seperti

Lebih terperinci

III METODE PENELITIAN

III METODE PENELITIAN III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di kawasan Hutan Lindung Gunung Lumut (HLGL) Kabupaten Paser Provinsi Kalimantan Timur. Penelitian berlangsung selama 3 bulan

Lebih terperinci

BIDANG MANAJEMEN AIR MINUM MANAJEMEN OPERASI SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM

BIDANG MANAJEMEN AIR MINUM MANAJEMEN OPERASI SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI BIDANG MANAJEMEN AIR MINUM MANAJEMEN OPERASI SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM PAM.MM02.007.01 BUKU PENILAIAN DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM BADAN PEMBINAAN KONSTRUKSI DAN SUMBER

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian Metode Pengumpulan Data Defenisi Operasional Penelitian

METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian Metode Pengumpulan Data Defenisi Operasional Penelitian METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kabupaten Seram Bagian Barat Provinsi Maluku, dimana responden petani dipilih dari desa-desa penghasil HHBK minyak kayu putih,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang terletak di Kecamatan Samarang Kabupaten Garut Provinsi Jawa Barat.

BAB III METODE PENELITIAN. yang terletak di Kecamatan Samarang Kabupaten Garut Provinsi Jawa Barat. BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Lokasi Ruang lingkup wilayah atau lokasi penelitian ini adalah Desa Cintaasih yang terletak di Kecamatan Samarang Kabupaten Garut Provinsi Jawa

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN 16 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Batasan Operasional dan Jenis Data 1. Batasan Operasional Pedagang adalah seseorang yang berpotensi memasarkan barang atau jasa. Pedagang dalam penelitian ini adalah pedagang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 36 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada metodologi akan dijelaskan mengenai metode pendekatan studi, metode analisa dan metode pengumpulan data yang akan digunakan pada saat menyusun laporan Strategi Pengembangan

Lebih terperinci

Tesis DOSEN PEMBIMBING : Ir. Soemino, M. MT. Oleh : Sigit Setyawan NRP. 3110 207 707

Tesis DOSEN PEMBIMBING : Ir. Soemino, M. MT. Oleh : Sigit Setyawan NRP. 3110 207 707 Tesis Strategi Pengelolaan Aset Alat Berat Pada Dinas PU Kabupaten Kapuas DOSEN PEMBIMBING : Ir. Wahju Herijanto, M.T Ir. Soemino, M. MT Oleh : Sigit Setyawan NRP. 3110 207 707 Isi BAB 1 Pendahuluan BAB

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek dan Subjek Penelitian 1. Objek Penelitian Penelitian ini berlokasi pada obyek wisata alam Pantai Siung yang ada di Desa Purwodadi, Kecamatan Tepus, Kabupaten Gunungkidul,

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Asahan, untuk melihat kajian secara

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Asahan, untuk melihat kajian secara III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Asahan, untuk melihat kajian secara umum. Sedangkan untuk kajian detil dilakukan di kecamatan-kecamatan

Lebih terperinci

cenderung terbuka dan menganut proses pembelajaran. Analisis lingkungan eksternal bisnis dari sebuah perusahaan sangat bagus

cenderung terbuka dan menganut proses pembelajaran. Analisis lingkungan eksternal bisnis dari sebuah perusahaan sangat bagus 24 cenderung terbuka dan menganut proses pembelajaran. 2.7 Analisis Lingkungan Eksternal Bisnis Analisis lingkungan eksternal bisnis dari sebuah perusahaan sangat bagus apabila digunakan untuk membantu

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. bagi suatu perusahaan untuk tetap survive di dalam pasar persaingan untuk jangka panjang. Daya

BAB II KAJIAN TEORI. bagi suatu perusahaan untuk tetap survive di dalam pasar persaingan untuk jangka panjang. Daya BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Daya Saing 2.1.1 Pengertian Daya Saing Perusahaan yang tidak mempunyai daya saing akan ditinggalkan oleh pasar. Karena tidak memiliki daya saing berarti tidak memiliki keunggulan,

Lebih terperinci

Analisis SWOT Deskriptif Kualitatif untuk Pariwisata

Analisis SWOT Deskriptif Kualitatif untuk Pariwisata CHAPTER-09 Analisis SWOT Deskriptif Kualitatif untuk Pariwisata SWOT Filosofi SWOT Analisis SWOT atau Tows adalah alat analisis yang umumnya digunakan untuk merumuskan strategi atas identifikasi berbagai

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. 3.1 Lokasi dan Waktu Magang Kegiatan magang ini berlokasi di permukiman Telaga Golf Sawangan, yang terletak di Depok.

BAB III METODOLOGI. 3.1 Lokasi dan Waktu Magang Kegiatan magang ini berlokasi di permukiman Telaga Golf Sawangan, yang terletak di Depok. 9 BAB III METODOLOGI 3.1 Lokasi dan Waktu Magang Kegiatan magang ini berlokasi di permukiman Telaga Golf Sawangan, yang terletak di Depok. U Gambar 2. Peta Telaga Golf Sawangan, Depok Sumber: Anonim 2010.

Lebih terperinci

ANALISIS PEMECAHAN MASALAH DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN ISKANDARINI. Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara

ANALISIS PEMECAHAN MASALAH DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN ISKANDARINI. Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara ANALISIS PEMECAHAN MASALAH DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN ISKANDARINI Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara A. Kerangka Analisis Strategis Kegiatan yang paling penting dalam proses analisis adalah memahami

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pandangan dari masyarakat, wisatawan, dan pemirintah tentang persepsi

BAB III METODE PENELITIAN. pandangan dari masyarakat, wisatawan, dan pemirintah tentang persepsi BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Rancangan penelitian ini dibuat berdasarkan permasalahan penelitian yaitu untuk mengidentifikasi potensi ekowisata yang ada di Desa Aik Berik yang meliputi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. setiap kegiatan program pembangunan tersebut. dengan sebutan pembangunan partisipatif. Pembangunan partisipatif yaitu

BAB I PENDAHULUAN. setiap kegiatan program pembangunan tersebut. dengan sebutan pembangunan partisipatif. Pembangunan partisipatif yaitu BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perubahan sistem pemerintahan dari sentralisasi (terpusat) ke desentralisasi (otonomi daerah) mempengaruhi pelaksanaan pembangunan di negeri ini. Dimana dahulunya

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Perkebunan karet rakyat di Kabupaten Cianjur mempunyai peluang yang cukup besar untuk pemasaran dalam negeri dan pasar ekspor. Pemberdayaan masyarakat perkebunan

Lebih terperinci