KEBERLANJUTAN SISTEM PENYEDIAAN AIR BERSIH PERPIPAAN DI PERDESAAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "KEBERLANJUTAN SISTEM PENYEDIAAN AIR BERSIH PERPIPAAN DI PERDESAAN"

Transkripsi

1 KEBERLANJUTAN SISTEM PENYEDIAAN AIR BERSIH PERPIPAAN DI PERDESAAN ALI MASDUQI PROMOTOR: Prof. Ir. Noor Endah, MSc., PhD. Ir. Eddy Setiadi Soedjono, MSc., PhD. Prof. Ir. Wahyono Hadi, MSc., PhD. PROGRAM DOKTOR BIDANG KEAHLIAN MANAJEMEN DAN REKAYASA SUMBER AIR JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 2

2 Publikasi Disertasi. Capaian pelayanan air bersih perdesaan sesuai Millennium Development Goals studi kasus di wilayah DAS Brantas, Jurnal Purifikasi (ISSN ), Vol. 8, No. 2, Desember 27, 2. Sistem Penyediaan Air Bersih Perdesaan Berbasis Masyarakat: Studi Kasus HIPPAM di DAS Brantas Bagian Hilir, Seminar Nasional Pascasarjana VIII ITS, Surabaya (ISBN ), 3 Agustus Sustainability of water supply systems for poor communities, International Seminar on Sustainable Urban Development Trisakti University, Jakarta (ISBN ), 2-2 August Teknologi penyediaan air bersih perdesaan: studi kasus di Kabupaten Mojokerto, Seminar Nasional Teknik Sipil V 29, Jurusan Teknik Sipil FTSP ITS (ISBN ), Februari Prediction of rural water supply systems sustainability using a mathematical model, Jurnal Purifikasi (ISSN ) Vol., No. 2, Desember Structural equation modeling as a tool for assessment of rural water supply systems sustainability, Water Science & Technology (ISSN ), (dalam proses, telah direview dan revisi) 22 February 2 2

3 Definisi Keberlanjutan: keberfungsian suatu sistem pada saat ini dan yang akan datang dengan memperhatikan aspek lingkungan, sosial, ekonomi, dan teknologi (ASCE, 998) Sistem penyediaan air bersih: satu kesatuan sistem fisik (teknik) dan non fisik dari prasarana dan sarana air bersih yang mencakup unit air baku, unit produksi, unit distribusi, unit pelayanan, dan unit pengelolaan (PP No. 6 Tahun 25) Perdesaan: wilayah yang mempunyai kegiatan utama pertanian, termasuk pengelolaan sumber daya alam dengan susunan fungsi kawasan sebagai tempat permukiman perdesaan, pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan sosial, dan kegiatan ekonomi (UU No. 26 Tahun 27 tentang Penataan Ruang) 22 February 2 3

4 Latar Belakang Negara menjamin hak setiap orang untuk mendapatkan air bagi kebutuhan pokok (Undang-Undang Nomor 7 Tahun 24 tentang Sumber Daya Air) Fakta: tidak semua warga negara dapat menikmati pelayanan air bersih, 42,42% rumah tangga di perdesaan mempunyai akses terhadap air bersih dan dengan sistem perpipaan 6,7% (Susenas, 28) Pemerintah akan meningkatkan pelayanan air bersih bagi masyarakat miskin di perdesaan Perlu dilakukan penelitian yang dapat memberikan kontribusi problem solving pada pembangunan air bersih perdesaan di masa yang akan datang 22 February 2 4

5 Kontribusi Penelitian Pengembangan konsep pembangunan prasarana dan sarana air bersih di perdesaan. Pengembangan keilmuan bidang sumberdaya air, khususnya penyediaan air bersih dengan pendekatan interdisiplin ilmu. 22 February 2 5

6 State of the Art Pembangunan AMPL di perdesaan pada 97 2, tidak berkelanjutan (Bappenas, 23a; Bappenas, 23b) Kendala tercapainya Carter dkk. (999) memaparkan problem yang dihadapi negara berkembang Mwanza (23) menyatakan bahwa permasalahan air bersih dan sanitasi mencakup akses, ketersediaan dan keterjangkauan, alokasi, peningkatan kemampuan, teknologi, dan masalah sosial Carter dkk. (999) dan Brikké dan Bredero (23) mengidentifikasi penyebab ketidak berlanjutan Davis dan Iyer (22) menyatakan kendala penerapan sistem penyediaan air bersih perdesaan Faktor yang Mempengaruhi Keberlanjutan: Adanya pernyataan kebutuhan (Hosain dkk., 999; Katz dan Sara, 998). Partisipasi masyarakat (Kaliba, 22; UNDP-World Bank, 998) Teknis, masyarakat, lingkungan, dan hukum dan kelembagaan (Brikké dan Bredero, 23) Organisasi masyarakat, kemampuan mengoperasikan dan merawat fasilitas, kemampuan membayar biaya/tarif lebih tinggi, dan adanya dukungan (Musonda, 24) Pelibatan masyarakat dan peningkatan kemampuan pengelola air (Hoko dan Hertle, 26) Upaya mencapai Mempertimbangkan aspek sosial, kesehatan, teknologi, ekonomi, finansial, institusional, dan lingkungan (Parr dan Shaw, 99) Pendekatan dorongan-kebutuhan membuat masyarakat memiliki willingness to invest Sutton (24) Proyek berbasis masyarakat biasanya memerlukan satuan biaya dan biaya eksternal lebih rendah (Satterthwaite dkk., 25) Mencakup faktor sumber air, teknologi, kualitas, institusi, keuangan, dan perilaku manusia (Pushpangadan dan Murugan, 28) Model yang berhubungan dengan penyediaan air bersih: Konsep atau model pengelolaan oleh masyarakat (Lockwood, 24) Model sanitasi berbiaya rendah pada masyarakat miskin (Sarmento, 2) Model pembelajaran tim sebagai strategi mencapai pelayanan air bersih dan sanitasi (Tarquino, 2) Model konsep untuk pemilihan teknologi penyediaan air bersih (Galvis, 23) Kriteria : Ketersediaan, kapasitas, kontinyuitas dan kondisi (Rietveld dkk., 29) Davis dan Brikké (995), Stalker (2), Iyer, dkk. (26), dan Bhandari dan Grant (27) mengemukakan indikator Lokasi: Penelitian dilakukan di Jawa Timur (Indonesia) Hasil: diperoleh model yang dapat memprediksi sistem penyediaan air bersih di masa yang akan datang. Penelitian ini: Variabel: Perencanaan Pengelolaan Keandalan Sistem Masyarakat Keberlanjutan Analisis: menggunakan structural equation modeling (SEM) untuk mendapatkan faktor yang berpengaruh pada 22 February 2 6

7 State of the Art Pembangunan AMPL di perdesaan pada Pembangunan AMPL di perdesaan pada 97 2, berkelanjutan (Bappenas, 23a; Bappenas, 23b) 97 2, tidak berkelanjutan (Bappenas, 23a; Bappenas, 23b) Kendala tercapainya Carter dkk. (999) memaparkan problem yang dihadapi negara berkembang Mwanza (23) menyatakan bahwa permasalahan air bersih dan sanitasi mencakup akses, ketersediaan dan keterjangkauan, alokasi, peningkatan kemampuan, teknologi, dan masalah sosial Carter dkk. (999) dan Brikké dan Bredero (23) mengidentifikasi penyebab ketidak berlanjutan Davis dan Iyer (22) menyatakan kendala penerapan sistem penyediaan air bersih perdesaan Faktor yang Mempengaruhi Keberlanjutan: Adanya pernyataan kebutuhan (Hosain dkk., 999; Katz dan Sara, 998). Partisipasi masyarakat (Kaliba, 22; UNDP-World Bank, 998) Teknis, masyarakat, lingkungan, dan hukum dan kelembagaan (Brikké dan Bredero, 23) Organisasi masyarakat, kemampuan mengoperasikan dan merawat fasilitas, kemampuan membayar biaya/tarif lebih tinggi, dan adanya dukungan (Musonda, 24) Pelibatan masyarakat dan peningkatan kemampuan pengelola air (Hoko dan Hertle, 26) Upaya mencapai Mempertimbangkan aspek sosial, kesehatan, teknologi, ekonomi, finansial, institusional, dan lingkungan (Parr dan Shaw, 99) Pendekatan dorongan-kebutuhan membuat masyarakat memiliki willingness to invest Sutton (24) Proyek berbasis masyarakat biasanya memerlukan satuan biaya dan biaya eksternal lebih rendah (Satterthwaite dkk., 25) Mencakup faktor sumber air, teknologi, kualitas, institusi, keuangan, dan perilaku manusia (Pushpangadan dan Murugan, 28) Model yang berhubungan dengan penyediaan air bersih: Konsep atau model pengelolaan oleh masyarakat (Lockwood, 24) Model sanitasi berbiaya rendah pada masyarakat miskin (Sarmento, 2) Model pembelajaran tim sebagai strategi mencapai pelayanan air bersih dan sanitasi (Tarquino, 2) Model konsep untuk pemilihan teknologi penyediaan air bersih (Galvis, 23) Kriteria : Ketersediaan, kapasitas, kontinyuitas dan kondisi (Rietveld dkk., 29) Davis dan Brikké (995), Stalker (2), Iyer, dkk. (26), dan Bhandari dan Grant (27) mengemukakan indikator Lokasi: Penelitian dilakukan di Jawa Timur (Indonesia) Hasil: diperoleh model yang dapat memprediksi sistem penyediaan air bersih di masa yang akan datang. Penelitian ini: Variabel: Perencanaan Pengelolaan Keandalan Sistem Masyarakat Keberlanjutan Analisis: menggunakan structural equation modeling (SEM) untuk mendapatkan faktor yang berpengaruh pada 22 February 2 7

8 Kendala tercapainya State of the Art Carter dkk. (999) memaparkan Pembangunan AMPL di perdesaan pada 97 2, tidak berkelanjutan problem yang dihadapi negara (Bappenas, 23a; Bappenas, 23b) berkembang Kendala tercapainya Carter dkk. (999) memaparkan problem yang dihadapi negara berkembang Mwanza (23) Mwanza (23) menyatakan bahwa bahwa permasalahan air bersih dan sanitasi mencakup akses, ketersediaan dan keterjangkauan, alokasi, peningkatan permasalahan air bersih dan sanitasi kemampuan, teknologi, dan masalah sosial mencakup akses, ketersediaan dan Carter dkk. (999) dan Brikké dan Bredero (23) mengidentifikasi penyebab ketidak berlanjutan keterjangkauan, alokasi, peningkatan Davis dan Iyer (22) menyatakan kendala penerapan sistem penyediaan air bersih perdesaan kemampuan, teknologi, dan masalah Upaya mencapai sosial Mempertimbangkan aspek sosial, kesehatan, teknologi, ekonomi, finansial, institusional, lingkungan (Parr dan Shaw, 99) Pendekatan dorongan-kebutuhan Carter dkk. (999) dan Brikké dan membuat masyarakat memiliki willingness to invest Sutton (24) Bredero (23) Proyek berbasis mengidentifikasi masyarakat biasanya memerlukan eksternal lebih satuan rendah biaya (Satterthwaite dan biaya dkk., 25) penyebab ketidak Mencakup faktor sumber berlanjutan air, teknologi, kualitas, perilaku manusia institusi, keuangan, (Pushpangadan dan Murugan, 28) dan Davis dan Iyer (22) menyatakan kendala penerapan sistem penyediaan Penelitian ini: air bersih perdesaan Lokasi: Penelitian dilakukan di Jawa Timur (Indonesia) Hasil: diperoleh model yang dapat memprediksi sistem penyediaan air bersih di masa yang akan datang. Faktor yang Mempengaruhi Keberlanjutan: Adanya pernyataan kebutuhan (Hosain dkk., 999; Katz dan Sara, 998). Partisipasi masyarakat (Kaliba, 22; UNDP-World Bank, 998) Teknis, masyarakat, lingkungan, dan hukum dan kelembagaan (Brikké dan Bredero, 23) Organisasi masyarakat, kemampuan mengoperasikan dan merawat fasilitas, kemampuan membayar biaya/tarif lebih tinggi, dan adanya dukungan (Musonda, 24) Pelibatan masyarakat dan peningkatan kemampuan pengelola air (Hoko dan Hertle, 26) Model yang berhubungan dengan penyediaan air bersih: Konsep atau model pengelolaan oleh masyarakat (Lockwood, 24) Model sanitasi berbiaya rendah pada masyarakat miskin (Sarmento, 2) Model pembelajaran tim sebagai strategi mencapai pelayanan air bersih dan sanitasi (Tarquino, 2) Model konsep untuk pemilihan teknologi penyediaan air bersih (Galvis, 23) Kriteria : Ketersediaan, kapasitas, kontinyuitas dan kondisi (Rietveld dkk., 29) Davis dan Brikké (995), Stalker (2), Iyer, dkk. (26), dan Bhandari dan Grant (27) mengemukakan indikator Variabel: Perencanaan Pengelolaan Keandalan Sistem Masyarakat Keberlanjutan Analisis: menggunakan structural equation modeling (SEM) untuk mendapatkan faktor yang berpengaruh pada 22 February 2 8

9 State of the Art Kendala tercapainya Carter dkk. (999) memaparkan problem yang dihadapi negara berkembang Mwanza (23) menyatakan bahwa permasalahan air bersih dan sanitasi mencakup akses, ketersediaan dan keterjangkauan, alokasi, peningkatan kemampuan, teknologi, dan masalah sosial Carter dkk. (999) dan Brikké dan Bredero (23) mengidentifikasi penyebab ketidak berlanjutan Davis dan Iyer (22) menyatakan kendala penerapan sistem penyediaan air bersih perdesaan Upaya mencapai Mempertimbangkan aspek sosial, kesehatan, teknologi, ekonomi, finansial, institusional, dan lingkungan (Parr dan Shaw, 99) Pendekatan dorongan-kebutuhan membuat masyarakat memiliki willingness to invest Sutton (24) Proyek berbasis masyarakat biasanya memerlukan satuan biaya dan biaya eksternal lebih rendah (Satterthwaite dkk., 25) Mencakup faktor sumber air, teknologi, kualitas, institusi, keuangan, dan perilaku manusia (Pushpangadan dan Murugan, 28) Faktor yang Mempengaruhi Keberlanjutan: Adanya pernyataan kebutuhan Pembangunan (Hosain AMPL di perdesaan dkk., pada 999; Katz dan Sara, 97 2, tidak berkelanjutan (Bappenas, 23a; Bappenas, 23b) 998). Faktor yang Mempengaruhi Keberlanjutan: Partisipasi masyarakat (Kaliba, 22; Adanya pernyataan kebutuhan (Hosain dkk., 999; Katz dan Sara, 998). UNDP-World Bank, 998) Partisipasi masyarakat (Kaliba, 22; UNDP-World Bank, 998) Teknis, lingkungan, dan Teknis, masyarakat, hukum dan kelembagaan (Brikké dan Bredero, 23) lingkungan, dan Organisasi masyarakat, kemampuan hukum dan mengoperasikan dan merawat fasilitas, kelembagaan kemampuan membayar (Brikké dan biaya/tarif lebih tinggi, dan adanya dukungan (Musonda, 24) Bredero, 23) Pelibatan masyarakat dan peningkatan kemampuan pengelola air Organisasi masyarakat, kemampuan (Hoko dan Hertle, 26) Model penyediaan yang berhubungan air bersih: dengan mengoperasikan dan merawat Konsep atau model pengelolaan oleh masyarakat (Lockwood, 24) fasilitas, kemampuan Model sanitasi berbiaya rendah pada masyarakat miskin (Sarmento, membayar 2) Model pembelajaran tim sebagai strategi mencapai biaya/tarif pelayanan lebih air bersih tinggi, dan sanitasi dan adanya (Tarquino, 2) Model konsep untuk pemilihan dukungan (Musonda, teknologi (Galvis, 23) 24) penyediaan air bersih Kriteria : Pelibatan masyarakat Ketersediaan, kapasitas, kontinyuitas dan dan kondisi (Rietveld dkk., 29) peningkatan kemampuan pengelola air Davis dan Brikké (995), Stalker (2), Iyer, dkk. (26), dan Bhandari dan Grant (27) mengemukakan indikator (Hoko dan Hertle, 26) Lokasi: Penelitian dilakukan di Jawa Timur (Indonesia) Hasil: diperoleh model yang dapat memprediksi sistem penyediaan air bersih di masa yang akan datang. Penelitian ini: Variabel: Perencanaan Pengelolaan Keandalan Sistem Masyarakat Keberlanjutan Analisis: menggunakan structural equation modeling (SEM) untuk mendapatkan faktor yang berpengaruh pada 22 February 2 9

10 State of the Art Pembangunan AMPL di perdesaan pada 97 2, tidak berkelanjutan (Bappenas, 23a; Bappenas, 23b) Kendala tercapainya Upaya mencapai Carter dkk. (999) memaparkan problem yang dihadapi negara Mempertimbangkan aspek sosial, berkembang Mwanza (23) menyatakan bahwa permasalahan air bersih dan sanitasi kesehatan, teknologi, ekonomi, mencakup akses, ketersediaan dan keterjangkauan, alokasi, peningkatan kemampuan, teknologi, dan masalah finansial, institusional, dan lingkungan sosial Carter dkk. (999) dan Brikké Bredero (23) mengidentifikasi penyebab ketidak berlanjutan (Parr dan Shaw, Davis dan Iyer 99) (22) menyatakan kendala penerapan sistem penyediaan Pendekatan dorongan-kebutuhan air bersih perdesaan membuat masyarakat memiliki Upaya mencapai willingness to invest (Sutton, 24) Mempertimbangkan aspek sosial, kesehatan, finansial, institusional, teknologi, ekonomi, (Parr dan Shaw, 99) dan lingkungan Proyek berbasis Pendekatan dorongan-kebutuhan membuat masyarakat masyarakat memiliki biasanya willingness to invest Sutton (24) memerlukan satuan biaya dan biaya Proyek berbasis masyarakat biasanya memerlukan eksternal lebih biaya (Satterthwaite dan dkk., 25) eksternal lebih rendah (Satterthwaite Mencakup faktor sumber air, teknologi, kualitas, perilaku manusia institusi, keuangan, (Pushpangadan dan dan Murugan, 28) dkk., 25) Mencakup faktor sumber air, teknologi, kualitas, institusi, keuangan, Penelitian dan ini: Hasil: diperoleh model yang dapat memprediksi sistem penyediaan air bersih di masa yang akan datang. Faktor yang Mempengaruhi Keberlanjutan: Adanya pernyataan kebutuhan (Hosain dkk., 999; Katz dan Sara, 998). Partisipasi masyarakat (Kaliba, 22; UNDP-World Bank, 998) Teknis, masyarakat, lingkungan, dan hukum dan kelembagaan (Brikké dan Bredero, 23) Organisasi masyarakat, kemampuan mengoperasikan dan merawat fasilitas, kemampuan membayar biaya/tarif lebih tinggi, dan adanya dukungan (Musonda, 24) Pelibatan masyarakat dan peningkatan kemampuan pengelola air (Hoko dan Hertle, 26) Model yang berhubungan dengan penyediaan air bersih: Konsep atau model pengelolaan oleh masyarakat (Lockwood, 24) Model sanitasi berbiaya rendah pada masyarakat miskin (Sarmento, 2) Model pembelajaran tim sebagai strategi mencapai pelayanan air bersih dan sanitasi (Tarquino, 2) Model konsep untuk pemilihan teknologi penyediaan air bersih (Galvis, 23) Kriteria : Ketersediaan, kapasitas, kontinyuitas dan kondisi (Rietveld dkk., 29) Davis dan Brikké (995), Stalker (2), Iyer, dkk. (26), dan Bhandari dan Grant (27) mengemukakan indikator perilaku manusia Lokasi: (Pushpangadan dan Penelitian dilakukan di Jawa Timur (Indonesia) Murugan, 28) Variabel: Perencanaan Pengelolaan Keandalan Sistem Masyarakat Keberlanjutan Analisis: menggunakan structural equation modeling (SEM) untuk mendapatkan faktor yang berpengaruh pada 22 February 2

11 State of the Art Pembangunan AMPL di perdesaan pada 97 2, tidak berkelanjutan (Bappenas, 23a; Bappenas, 23b) Kendala tercapainya Carter dkk. (999) memaparkan problem yang dihadapi negara berkembang Mwanza (23) menyatakan bahwa permasalahan air bersih dan sanitasi mencakup akses, ketersediaan dan keterjangkauan, alokasi, peningkatan kemampuan, teknologi, dan masalah sosial Carter dkk. (999) dan Brikké dan Bredero (23) mengidentifikasi penyebab ketidak berlanjutan Davis dan Iyer (22) menyatakan kendala penerapan sistem penyediaan air bersih perdesaan Upaya mencapai Mempertimbangkan aspek sosial, kesehatan, teknologi, ekonomi, finansial, institusional, dan lingkungan (Parr dan Shaw, 99) Pendekatan dorongan-kebutuhan membuat masyarakat memiliki willingness to invest Sutton (24) Proyek berbasis masyarakat biasanya memerlukan satuan biaya dan biaya eksternal lebih rendah (Satterthwaite dkk., 25) Mencakup faktor sumber air, teknologi, kualitas, institusi, keuangan, dan perilaku manusia (Pushpangadan dan Murugan, 28) Faktor yang Mempengaruhi Keberlanjutan: Adanya pernyataan kebutuhan (Hosain dkk., 999; Katz dan Sara, 998). Partisipasi masyarakat (Kaliba, 22; UNDP-World Bank, 998) Teknis, masyarakat, lingkungan, dan hukum dan kelembagaan (Brikké dan Bredero, 23) Organisasi masyarakat, kemampuan mengoperasikan dan merawat fasilitas, kemampuan membayar biaya/tarif lebih tinggi, dan adanya dukungan (Musonda, 24) Pelibatan masyarakat dan peningkatan kemampuan pengelola air (Hoko dan Hertle, 26) Model yang berhubungan dengan penyediaan air bersih: Konsep atau model pengelolaan oleh masyarakat (Lockwood, 24) Model yang berhubungan dengan penyediaan air bersih: Model sanitasi berbiaya rendah pada Konsep atau model pengelolaan oleh masyarakat (Lockwood, 24) masyarakat miskin (Sarmento, 2) Model sanitasi berbiaya rendah pada masyarakat miskin 2) Model pembelajaran tim sebagai strategi mencapai pelayanan air bersih dan sanitasi (Tarquino, 2) Model pembelajaran tim sebagai Model konsep untuk pemilihan teknologi (Galvis, 23) penyediaan air bersih strategi mencapai Kriteria : Ketersediaan, kapasitas, kontinyuitas pelayanan air dan kondisi (Rietveld dkk., 29) Davis bersih dan Brikké (995), dan Stalker sanitasi (2), Iyer, dkk. (26), dan Bhandari dan Grant (27) (Tarquino, mengemukakan indikator Model konsep Penelitian ini: untuk pemilihan Variabel: Lokasi: Penelitian teknologi dilakukan di penyediaan air bersih Perencanaan Pengelolaan Keandalan Sistem Jawa Timur (Indonesia) Masyarakat Keberlanjutan (Galvis, 23) Hasil: diperoleh model yang dapat memprediksi sistem penyediaan air bersih di masa yang akan datang. Analisis: menggunakan structural equation modeling (SEM) untuk mendapatkan faktor yang berpengaruh pada 22 February 2

12 State of the Art Pembangunan AMPL di perdesaan pada 97 2, tidak berkelanjutan (Bappenas, 23a; Bappenas, 23b) Kendala tercapainya Carter dkk. (999) memaparkan problem yang dihadapi negara berkembang Mwanza (23) menyatakan bahwa permasalahan air bersih dan sanitasi mencakup akses, ketersediaan dan keterjangkauan, alokasi, peningkatan kemampuan, teknologi, dan masalah sosial Carter dkk. (999) dan Brikké dan Bredero (23) mengidentifikasi penyebab ketidak berlanjutan Davis dan Iyer (22) menyatakan kendala penerapan sistem penyediaan air bersih perdesaan Faktor yang Mempengaruhi Keberlanjutan: Adanya pernyataan kebutuhan (Hosain dkk., 999; Katz dan Sara, 998). Partisipasi masyarakat (Kaliba, 22; UNDP-World Bank, 998) Teknis, masyarakat, lingkungan, dan hukum dan kelembagaan (Brikké dan Bredero, 23) Organisasi masyarakat, kemampuan mengoperasikan dan merawat fasilitas, kemampuan membayar biaya/tarif lebih tinggi, dan adanya dukungan (Musonda, 24) Pelibatan masyarakat dan peningkatan kemampuan pengelola air (Hoko dan Hertle, 26) Bhandari Penelitian dan ini: Grant (27) Variabel: Lokasi: Perencanaan Penelitian dilakukan di mengemukakan Pengelolaan Jawa Timur (Indonesia) indikator Keandalan Masyarakat Sistem Keberlanjutan Hasil: diperoleh model yang dapat memprediksi sistem penyediaan air bersih di masa yang akan datang. Model yang berhubungan dengan penyediaan air bersih: Konsep atau model pengelolaan oleh masyarakat (Lockwood, 24) Model sanitasi berbiaya rendah pada masyarakat miskin (Sarmento, 2) Model pembelajaran tim sebagai strategi mencapai pelayanan air bersih dan sanitasi (Tarquino, 2) Model konsep untuk pemilihan teknologi penyediaan air bersih (Galvis, 23) Upaya mencapai Mempertimbangkan aspek sosial, Kriteria kesehatan, teknologi, ekonomi, : finansial, institusional, dan lingkungan (Parr dan Shaw, 99) Pendekatan dorongan-kebutuhan membuat masyarakat Ketersediaan, memiliki kapasitas, kontinyuitas willingness to invest Sutton (24) Proyek berbasis masyarakat biasanya memerlukan satuan biaya dan biaya eksternal lebih rendah (Satterthwaite dkk., 25) dan kondisi (Rietveld dkk., 29) Mencakup faktor sumber air, teknologi, Kriteria : kualitas, institusi, keuangan, dan perilaku manusia (Pushpangadan Ketersediaan, kapasitas, kontinyuitas Murugan, 28) dan kondisi (Rietveld dkk., 29) Davis dan Brikké Davis dan Brikké (995), Stalker Stalker (2), Iyer, dkk. (26), dan Bhandari dan Grant (27) mengemukakan indikator (2), Iyer, dkk. (26), dan Analisis: menggunakan structural equation modeling (SEM) untuk mendapatkan faktor yang berpengaruh pada 22 February 2 2

13 State of the Art Pembangunan AMPL di perdesaan pada 97 2, tidak berkelanjutan (Bappenas, 23a; Bappenas, 23b) Kendala tercapainya Carter dkk. (999) memaparkan problem yang dihadapi negara berkembang Mwanza (23) menyatakan bahwa permasalahan air bersih dan sanitasi mencakup akses, ketersediaan dan keterjangkauan, alokasi, peningkatan kemampuan, teknologi, dan masalah sosial Carter dkk. (999) dan Brikké dan Bredero (23) mengidentifikasi penyebab ketidak berlanjutan Davis dan Iyer (22) menyatakan kendala penerapan sistem penyediaan air bersih perdesaan Faktor yang Mempengaruhi Keberlanjutan: Adanya pernyataan kebutuhan (Hosain dkk., 999; Katz dan Sara, 998). Partisipasi masyarakat (Kaliba, 22; UNDP-World Bank, 998) Teknis, masyarakat, lingkungan, dan hukum dan kelembagaan (Brikké dan Bredero, 23) Organisasi masyarakat, kemampuan mengoperasikan dan merawat fasilitas, kemampuan membayar biaya/tarif lebih tinggi, dan adanya dukungan (Musonda, 24) Pelibatan masyarakat dan peningkatan kemampuan pengelola air (Hoko dan Hertle, 26) Upaya mencapai Mempertimbangkan aspek sosial, kesehatan, teknologi, ekonomi, finansial, institusional, dan lingkungan (Parr dan Shaw, 99) Pendekatan dorongan-kebutuhan membuat masyarakat memiliki willingness to invest Sutton (24) Proyek berbasis masyarakat biasanya memerlukan satuan biaya dan biaya eksternal lebih rendah (Satterthwaite dkk., 25) Mencakup faktor sumber air, teknologi, kualitas, institusi, keuangan, dan perilaku manusia (Pushpangadan dan Murugan, 28) Model yang berhubungan dengan penyediaan air bersih: Konsep atau model pengelolaan oleh masyarakat (Lockwood, 24) Model sanitasi berbiaya rendah pada masyarakat miskin (Sarmento, 2) Model pembelajaran tim sebagai strategi mencapai pelayanan air bersih dan sanitasi (Tarquino, 2) Model konsep untuk pemilihan teknologi penyediaan air bersih (Galvis, 23) Kriteria : Ketersediaan, kapasitas, kontinyuitas dan kondisi (Rietveld dkk., 29) Davis dan Brikké (995), Stalker (2), Iyer, dkk. (26), dan Bhandari dan Grant (27) mengemukakan indikator Lokasi: Penelitian dilakukan di Jawa Timur (Indonesia) Hasil: diperoleh model yang dapat memprediksi sistem penyediaan air bersih di masa yang akan datang. Penelitian ini: Variabel: Perencanaan Pengelolaan Keandalan Sistem Masyarakat Keberlanjutan Analisis: menggunakan structural equation modeling (SEM) untuk mendapatkan faktor yang berpengaruh pada 22 February 2 3

14 LATAR BELAKANG GAP ANALYSIS Kajian Pustaka dan Identifikasi Masalah Peraturan dan Kajian Pustaka: Issu global tentang penyediaan air bersih dan sanitasi è Target MDG. UU 7/24 tentang Sumber Daya Air. PP 6/25 tentang Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum. Kebijakan pembangunan sektor air bersih (RPJM Nasional, RPJM Jawa Timur). Aspek teknis, pembiayaan, sosial, dan institusi pada penyediaan air bersih. RUMUSAN Sustainability pada proyek air bersih perdesaan. Indikator keberhasilan pembangunan air bersih. MASALAH DAN TUJUAN Rancangan Disertasi Latar Belakang Gap Mengapa pembangunan air bersih di perdesaan kurang berkelanjutan? Bagaimana menjamin pembangunan air bersih di perdesaan di masa yang akan datang? Realitas: Sekitar,3 milyar penduduk dunia ketiga tidak mendapatkan akses terhadap kecukupan air bersih. Hambatan pencapaian sasaran MDG di negara berkembang disebabkan aspek politis, finansial, institusional, dan teknis. Tingkat kemiskinan di Indonesia dan Jawa Timur cukup tinggi capaian pelayanan air bersih perdesaan masih rendah. PDAM belum menjangkau pelayanan di perdesaan. Pengalaman pembangunan sarana dan prasarana air minum di Indonesia di perdesaan banyak yang mengalami kegagalan dan tidak berlanjut. Tujuan : Mendapatkan fakta tentang variabel penentu sistem penyediaan air bersih perdesaan Tujuan 2: Menyusun model sistem penyediaan air bersih menuju pelayanan air bersih perdesaan yang berkelanjutan Pustaka pendukung: o Tools untuk analisis data (Structural equation modeling) Hasil : Akan diperoleh variabel yang menyebabkan keberhasilan dan kegagalan pembangunan air bersih dengan indikator. Hasil ini akan digunakan untuk mendukung penyusunan model pemilihan sistem penyediaan air bersih Penentuan indikator penting yang mempengaruhi pemilihan sistem Hasil 2: Akan diperoleh model kualitatif yang dapat digunakan dalam pengambilan keputusan tentang sistem penyediaan air bersih agar proyek air bersih perdesaan di masa yang akan datang lebih sustainable. Diharapkan model ini dapat diaplikasikan di daerah perdesaan lain Data: Perencanaan Pengelolaan Keandalan Sistem Masyarakat Keberlanjutan Sortir dan kategorisasi data Tabulasi Analisis teknis (ketersediaan sumber air, kebutuhan air, kualitas air, dll) Uji validitas dan reliabilitas Analisis penentuan indeks tiap variabel Analisis hubungan antara variabel independen dan menggunakan Structural Equation Modeling (SEM) METODA 22 February 2 4 Pengumpulan Data Analisis Data Pembahasan dan Kesimpulan HASIL

15 DAS Brantas LOKASI STUDI Lokasi studi: 24 desa di 9 kabupaten (Malang (6 desa), Blitar (3 desa), Trenggalek (2 desa), Tulungagung (2 desa), Kediri (2 desa), Nganjuk (2 desa), Jombang ( desa), Mojokerto (5 desa), Sidoarjo ( desa)) U B T S Surabaya Sidoarjo Nganjuk Jombang Mojokerto Kediri Tulungagung 9 Malang 9 Blitar Trenggalek Kilometers Mojorejo 98 Kebonagung 98 Jombang Nganjuk Mojokerto Purwojati Bleberan Kesemen Surabaya Sidoarjo Balongtani U Genjeng 95 Ngembat 95 B T Joho Bukur S Desa sampel Kabupaten W onorejo Kediri Donowarih Pandantoyo Petungsewu 92 Botoputih 92 Sukodono Parang Argo Trenggalek Babadan Tepas Tulungagung Blitar Sumbersuko Malang Pagedangan Dawuhan Gemaharjo Binangun 2 3 Kilometer February 2 5

16 Pembangunan Model

17 Model Teoritis e Sumber e2 Teknologi e3 Investasi Perencanaan e4 Bahan e8 e9 e Pengoperasian Keuangan Lembaga Pengelolaan r Keandalan Kuantitas Kontinyuitas e5 e6 e5 Operator Kualitas e7 e6 e Suku Cadang e7 Biaya Operasi Pihak Luar e2 e3 e4 Kemauan Kebutuhan Partisipasi Dukungan Masyarakat Keberlanjutan r2 Kepuasan Keuntungan Pengembangan e8 e9 e2 22 February 2 7

18 Pembangunan Model Berbasis Data Konfirmasi model menggunakan structural equation modeling 22 February 2 8

19 Persamaan Model Persamaan spesifikasi model pengukuran: X = x x + (dari variabel eksogen) Y = y + (dari variabel endogen) Persamaan struktural = B + x + ρ δ δ 2 δ 3 δ 4 δ 5 δ 6 δ 7 δ 8 X X 2 X 3 x X λ η 4 λ 4 γ 2 λ 5 x λ 2 2 Y 2 X 5 Y 3 X 6 X 7 X 8 λ 3 λ 2 λ λ 6 λ 8 λ 7 δ 9 x 3 γ 3 γ X 9 γ 4 ρ β λ ρ 2 η 2 Y λ 3 λ 4 λ 5 ε ε 2 ε 3 Y 4 Y 5 Y 6 ε 4 ε 5 ε 6 B* *( \ ( X )) x 22 February 2 9

20 Bentuk Persamaan 22 February Y Y Y Y Y Y Y,659,47,625,36,582,993 2 x,5,58,54,,22, 2 asumsi x 2,948 x,3,2,53,679,37,69,,2,56,27,2,46,22,653,722,942,658,774,37,863, \ X X X X X X X X X,,

21 Indeks Keberlanjutan Indeks adalah angka yang menyatakan jumlah nilai dari tiga indikator, yaitu kepuasan pengguna, keuntungan finansial, dan kemungkinan pengembangan sistem 22 February 2 2

22 Indeks Keberlanjutan Klasifikasi : Keberlanjutan rendah, bila indeks lebih kebil dari,32 Keberlanjutan sedang, bila indeks =,32,94 Keberlanjutan tinggi, bila indeks lebih besar dari,94 22 February 2 22

23 Metodologi Pembangunan Sistem Penyediaan Air Bersih RENCANA PROYEK PENYEDIAAN AIR BERSIH INVENTARISASI DATA LAPANGAN DIPERLUKAN INTERVENSI UNTUK PENINGKATAN INDEKS KEBERLANJUTAN ANALISIS DATA DAN SCORING INPUT DATA KE DALAM MODEL RUNNING MODEL Keberlanjutan Tinggi KESIMPULAN Keberlanjutan Rendah EVALUASI Keberlanjutan Sedang RENCANA PROYEK DILAKSANAKAN REKOMENDASI Ya KEBERLANJUTAN MUNGKIN DITINGKATKAN? Tidak 22 February 2 EVALUASI KEMBALI VARIABEL YANG 23 MENYEBABKAN KEBERLANJUTAN TIDAK MENINGKAT

24 Indeks Keberlanjutan =.325 Kesimpulan: KEBERLANJUTAN RENDAH EVALUASI KEMBALI AGAR KEBERLANJUTAN DAPAT DITINGKATKAN ================================== ANALISIS PENINGKATAN KEBERLANJUTAN ================================== INDEKS KEBERLANJUTAN BERAT UNTUK DITINGKATKAN PERLU DIKAJI KEMBALI TERHADAP VARIABEL YANG MENYEBABKAN KEBERLANJUTAN RENDAH LAKUKAN INTERVENSI AGAR INDEKS KEBERLANJUTAN DAPAT DITINGKATKAN. BENTUK INTERVENSI ADALAH: - (X3): Pengusulan permintaan dana kepada pemerintah atau donor ATAU pengajuan dana tambahan atau dana dari masyarakat - (X4): Pemilihan alternatif sarana air bersih yang relatif lebih mudah pengoperasian & pemeliharaan - (X6): Pelatihan teknis kepada warga yang berpotensi 22 February 2 24

25 Temuan Penting: Penutup.Keberlanjutan sistem penyediaan air bersih perpipaan di perdesaan dipengaruhi oleh SEMBILAN variabel yang tercakup dalam MODEL KEBERLANJUTAN 2.Tingkat dikelompokkan ke dalam TIGA kategori sesuai nilai INDEKS KEBERLANJUTAN RENDAH, SEDANG, dan TINGGI 3.Berdasarkan model dan indeks disusun METODOLOGI PEMBANGUNAN SISTEM PENYEDIAAN AIR BERSIH 22 February 2 25

26 Harapan: Penutup Semoga hasil penelitian ini mampu memberikan sedikit sumbangan pada pembangunan sistem penyediaan air bersih di Indonesia. dan Kami jadikan segala sesuatu yang hidup dari air, mengapakah mereka tiada beriman? Semoga niat baik ini karena Allah untuk kesejahteraan umat manusia. 22 February 2 26 END

27 Cuplikan FOTO SARANA AIR BERSIH PERDESAAN 22 February 2 27

28 22 February 2 28

CAPAIAN PELAYANAN AIR BERSIH PERDESAAN SESUAI MILLENNIUM DEVELOPMENT GOALS STUDI KASUS DI WILAYAH DAS BRANTAS

CAPAIAN PELAYANAN AIR BERSIH PERDESAAN SESUAI MILLENNIUM DEVELOPMENT GOALS STUDI KASUS DI WILAYAH DAS BRANTAS CAPAIAN PELAYANAN AIR BERSIH PERDESAAN SESUAI MILLENNIUM DEVELOPMENT GOALS STUDI KASUS DI WILAYAH DAS BRANTAS ACHIEVEMENT OF RURAL WATER SUPPLY SERVICES ACCORDING TO THE MILLENNIUM DEVELOPMENT GOALS CASE

Lebih terperinci

TEKNOLOGI PENYEDIAAN AIR BERSIH PERDESAAN: STUDI KASUS DI KABUPATEN MOJOKERTO

TEKNOLOGI PENYEDIAAN AIR BERSIH PERDESAAN: STUDI KASUS DI KABUPATEN MOJOKERTO TEKNOLOGI PENYEDIAAN AIR BERSIH PERDESAAN: STUDI KASUS DI KABUPATEN MOJOKERTO Ali Masduqi 1, 2, Wahyono Hadi 2, Noor Endah 3, Eddy S. Soedjono 2 1 Mahasiswa Program Pascasarjana Teknik Sipil FTSP ITS,

Lebih terperinci

Sistem Penyediaan Air Bersih Perdesaan Berbasis Masyarakat: Studi Kasus HIPPAM di DAS Brantas Bagian Hilir

Sistem Penyediaan Air Bersih Perdesaan Berbasis Masyarakat: Studi Kasus HIPPAM di DAS Brantas Bagian Hilir Sistem Penyediaan Air Bersih Perdesaan Berbasis Masyarakat: Studi Kasus HIPPAM di DAS Brantas Bagian Hilir Ali Masduqi 1, 2, Noor Endah 3, Eddy S. Soedjono 2 1 Mahasiswa Program Doktor Manajemen dan Rekayasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. oleh semua lapisan masyarakat yang memenuhi syarat kuantitas dan kualitasnya.

BAB I PENDAHULUAN. oleh semua lapisan masyarakat yang memenuhi syarat kuantitas dan kualitasnya. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Air sebagai salah satu kebutuhan dasar manusia seharusnya dapat di akses oleh semua lapisan masyarakat yang memenuhi syarat kuantitas dan kualitasnya. Tapi

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI MODEL KEBERLANJUTAN UNTUK EVALUASI SISTEM PENYEDIAAN AIR BERSIH PERDESAAN DI KABUPATEN NGANJUK DAN PENYUSUNAN STRATEGI KEBERLANJUTANNYA

IMPLEMENTASI MODEL KEBERLANJUTAN UNTUK EVALUASI SISTEM PENYEDIAAN AIR BERSIH PERDESAAN DI KABUPATEN NGANJUK DAN PENYUSUNAN STRATEGI KEBERLANJUTANNYA IMPLEMENTASI MODEL KEBERLANJUTAN UNTUK EVALUASI SISTEM PENYEDIAAN AIR BERSIH PERDESAAN DI KABUPATEN NGANJUK DAN PENYUSUNAN STRATEGI KEBERLANJUTANNYA Oleh: ITSNA SHOFIANI 3108207004 Pembimbing: 1. Prof.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyelanggaran Sanitasi yang layak dan layanan air bersih merupakan prasyarat dasar pembangunan, sebuah investasi yang harus diamankan terlebih dahulu untuk menjamin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut Undang-undang No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan pasal 163 ayat 3 tentang kesehatan lingkungan, dikatakan bahwa lingkungan sehat adalah bebas dari unsur-unsur

Lebih terperinci

Dosen Pembimbing : Prof. Dr. Ir. WAHYONO HADI, MSc. Ph.D.

Dosen Pembimbing : Prof. Dr. Ir. WAHYONO HADI, MSc. Ph.D. Strategi Peningkatan Kinerja PDAM Tirta Lematang Kabupaten Lahat MARDIANSAH DEMPO ANOM 3309 202 713 Dosen Pembimbing : Prof. Dr. Ir. WAHYONO HADI, MSc. Ph.D. PROGRAM MAGISTER TEKNIK PRASARANA LINGKUNGAN

Lebih terperinci

30 DIMANA DILAKSANAKAN? 3 SAMBUTAN DAN KATA PENGANTAR 6 HIDUP SEHAT DAN SEJAHTERA DENGAN AIR MINUM DAN SANI- TASI BERKUALITAS

30 DIMANA DILAKSANAKAN? 3 SAMBUTAN DAN KATA PENGANTAR 6 HIDUP SEHAT DAN SEJAHTERA DENGAN AIR MINUM DAN SANI- TASI BERKUALITAS Daftar Isi 3 SAMBUTAN DAN KATA PENGANTAR 30 DIMANA DILAKSANAKAN? 18 APA ITU PAMSIMAS? Tujuan Sasaran Sasaran Lokasi 6 HIDUP SEHAT DAN SEJAHTERA DENGAN AIR MINUM DAN SANI- TASI BERKUALITAS 36 LOKASI PROGRAM

Lebih terperinci

KAJIAN PENINGKATAN LAYANAN SISTEM PERPIPAAN AIR MINUM PERKOTAAN MOJOSARI KABUPATEN MOJOKERTO

KAJIAN PENINGKATAN LAYANAN SISTEM PERPIPAAN AIR MINUM PERKOTAAN MOJOSARI KABUPATEN MOJOKERTO KAJIAN PENINGKATAN LAYANAN SISTEM PERPIPAAN AIR MINUM PERKOTAAN MOJOSARI KABUPATEN MOJOKERTO Sutanto Kusumo 1*), Nieke Karnaningroem 2) 1) Program Magister Teknik Prasarana Lingkungan Permukiman Jurusan

Lebih terperinci

Seminar Tugas Akhir. Mahasiswa: Monica Dewi Dosen Pembimbing: Ir. Eddy S. Soedjono, Dipl.SE., MSc., PhD. JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN (JTL)

Seminar Tugas Akhir. Mahasiswa: Monica Dewi Dosen Pembimbing: Ir. Eddy S. Soedjono, Dipl.SE., MSc., PhD. JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN (JTL) PERENCANAAN INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH SISTEM KOMUNAL BERBASIS MASYARAKAT (STUDI KASUS KELURAHAN PUTAT, KECAMATAN TANGGULANGIN-SIDOARJO) Mahasiswa: Monica Dewi 3310 100 053 Dosen Pembimbing: Ir. Eddy

Lebih terperinci

Metode Penulisan Paper

Metode Penulisan Paper Metode Penulisan Paper RISET PENGEMBANGAN DAN INOVASI KMKL ITB SADURAN DARI ALI MASDUQI Tujuan Publikasi atas hasil penelitian Artikel dapat dipublikasi di: 1. Jurnal ilmiah: Jurnal internasional Jurnal

Lebih terperinci

: [i] adanya inginan untuk meningkatkan kondisi air minum

: [i] adanya inginan untuk meningkatkan kondisi air minum Anak-anak usia sekolah di Nusa Tenggara Timur harus rela berjalan berkilo-kilo guna mendapatkan air minum untuk kebutuhan keluarga. Selain itu, pemerintah juga mempunyai komitmen global MDG (Millennium

Lebih terperinci

LAPORAN PENELITIAN KELOMPOK BIDANG KESEJAHTERAAN SOSIAL TAHUN 2015 JUDUL:

LAPORAN PENELITIAN KELOMPOK BIDANG KESEJAHTERAAN SOSIAL TAHUN 2015 JUDUL: LAPORAN PENELITIAN KELOMPOK BIDANG KESEJAHTERAAN SOSIAL TAHUN 2015 JUDUL: PENYEDIAAN AIR BERSIH:STUDI PERAN PEMERINTAH, PEMERINTAH DAERAH, SWASTA DAN MASYARAKAT DI PROVINSI JAWA BARAT DAN SUMATERA SELATAN

Lebih terperinci

Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum. Ali Masduqi

Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum. Ali Masduqi Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum Ali Masduqi Penyediaan Air Minum Aspek Teknis Unit Air Baku Unit Produksi Unit Distribusi Unit Pelayanan Unit Pengelolaan Aspek Keuangan Aspek Sosial Tanggap Kebutuhan

Lebih terperinci

Identifikasi Upaya Keberlanjutan Pengelolaan Air Minum Perdesaan di Kabupaten Tulungagung

Identifikasi Upaya Keberlanjutan Pengelolaan Air Minum Perdesaan di Kabupaten Tulungagung Sekolah Arsitektur, Perencanaan dan Pengembangan Kebijakan ITB Identifikasi Upaya Keberlanjutan Pengelolaan Air Minum Perdesaan di Kabupaten Tulungagung Putri Nugraheni (1), Teti A. Argo (2) (1) Program

Lebih terperinci

Kajian Pengenaan PPN atas Penyediaan Air Bersih dan Biaya Jasa Penggelolaan SDA (BPSDA)

Kajian Pengenaan PPN atas Penyediaan Air Bersih dan Biaya Jasa Penggelolaan SDA (BPSDA) Kajian Pengenaan PPN atas Penyediaan Air Bersih dan Biaya Jasa Penggelolaan SDA (BPSDA) Oleh : Benny Gunawan Ardiansyah, Peneliti Badan Kebijakan Fiskal 1. Pendahuluan Pasal 33 Undang- undang Dasar 1945

Lebih terperinci

KELOMPOK KERJA SANITASI KABUPATEN BERAU BAB I PENDAHULUAN

KELOMPOK KERJA SANITASI KABUPATEN BERAU BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Sanitasi didefinisikan sebagai upaya membuang limbah cair domestik dan sampah untuk menjamin kebersihan dan lingkungan hidup sehat, baik ditingkat rumah tangga maupun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkembang dengan berbagai macam kebutuhan dasar manusia (basic human

BAB I PENDAHULUAN. berkembang dengan berbagai macam kebutuhan dasar manusia (basic human 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air sebagai sumber kehidupan mahluk hidup terutama manusia yang berkembang dengan berbagai macam kebutuhan dasar manusia (basic human need). Air menjadi kebutuhan

Lebih terperinci

BAB 4 METODE PENELITIAN. Komprehensif terhadap Kesejahteraan Masyarakat serta Kemandirian Masyarakat

BAB 4 METODE PENELITIAN. Komprehensif terhadap Kesejahteraan Masyarakat serta Kemandirian Masyarakat 107 BAB 4 METODE PENELITIAN 4.1.Rancangan Penelitian Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh Perbaikan Kampung Komprehensif terhadap Kesejahteraan Masyarakat serta Kemandirian Masyarakat di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagai sumber daya yang tersebar secara luas di bumi ini walaupun dalam jumlah yang berbeda, air terdapat dimana saja dan memegang peranan penting dalam kehidupan

Lebih terperinci

PENGARUH PARTISIPASI MASYARAKAT TERHADAP TINGKAT KEBERHASILAN PROYEK PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DI KABUPATEN BANYUWANGI

PENGARUH PARTISIPASI MASYARAKAT TERHADAP TINGKAT KEBERHASILAN PROYEK PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DI KABUPATEN BANYUWANGI PENGARUH PARTISIPASI MASYARAKAT TERHADAP TINGKAT KEBERHASILAN PROYEK PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DI KABUPATEN BANYUWANGI Hernida Kusuma Listya, I Putu Artama Wiguna dan Muhammad Sjahid Akbar Bidang Keahlian

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain, Waktu, dan Tempat Jumlah dan Cara Pemilihan Contoh Jenis dan Cara Pengambilan Data

METODE PENELITIAN Desain, Waktu, dan Tempat Jumlah dan Cara Pemilihan Contoh Jenis dan Cara Pengambilan Data 15 METODE PENELITIAN Desain, Waktu, dan Tempat Penelitian ini dilakukan dengan metode cross sectional study. Lokasi penelitian bertempat di Desa Sukajadi, Sukaresmi, Sukaluyu, dan Sukajaya, Kecamatan Taman

Lebih terperinci

Forum Air Jakarta Dorong Peta Jalan Penyelamatan Air Baku

Forum Air Jakarta Dorong Peta Jalan Penyelamatan Air Baku Siaran Pers : Untuk Segera Disiarkan Forum Air Jakarta Dorong Peta Jalan Penyelamatan Air Baku Jakarta, 26 Maret 2012 Masih dalam semangat perayaan Hari Air Dunia 2013, wadah pemangku kepentingan sektor

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. LATAR BELAKANG MASALAH Dinamika yang terjadi pada sektor perekonomian Indonesia pada masa lalu

BAB I PENDAHULUAN. A. LATAR BELAKANG MASALAH Dinamika yang terjadi pada sektor perekonomian Indonesia pada masa lalu BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Dinamika yang terjadi pada sektor perekonomian Indonesia pada masa lalu menunjukkan ketidak berhasilan dan adanya disparitas maupun terjadinya kesenjangan pendapatan

Lebih terperinci

ANALISIS PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM PENYEDIAAN AIR MINUM DAN SANITASI BERBASIS MASYARAKAT (PAMSIMAS) DI DESA SENGON, KLATEN

ANALISIS PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM PENYEDIAAN AIR MINUM DAN SANITASI BERBASIS MASYARAKAT (PAMSIMAS) DI DESA SENGON, KLATEN ANALISIS PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM PENYEDIAAN AIR MINUM DAN SANITASI BERBASIS MASYARAKAT (PAMSIMAS) DI DESA SENGON, KLATEN Rudy Cahyadi 1) dan Bambang Syairudin 2) Manajemen Proyek, Magister

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Millenium Development Goals (MDGs) merupakan paradigma pembangunan global yang mempunyai delapan (8) tujuan dengan delapan belas (18) sasaran. Delapan tujuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air minum merupakan kebutuhan pokok yang sangat dibutuhkan untuk meningkatkan kualitas hidup manusia dan pertumbuhan ekonomi suatu wilayah. Untuk itu, sejalan dengan

Lebih terperinci

ANALISIS KEMAUAN MEMBAYAR MASYARAKAT PERKOTAAN UNTUK JASA PERBAIKAN LINGKUNGAN, LAHAN DAN AIR ( Studi Kasus DAS Citarum Hulu) ANHAR DRAKEL

ANALISIS KEMAUAN MEMBAYAR MASYARAKAT PERKOTAAN UNTUK JASA PERBAIKAN LINGKUNGAN, LAHAN DAN AIR ( Studi Kasus DAS Citarum Hulu) ANHAR DRAKEL ANALISIS KEMAUAN MEMBAYAR MASYARAKAT PERKOTAAN UNTUK JASA PERBAIKAN LINGKUNGAN, LAHAN DAN AIR ( Studi Kasus DAS Citarum Hulu) ANHAR DRAKEL SEKOLAH PASCSARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2008 PERNYATAAN

Lebih terperinci

Riyan Zulmaniar Vinahari Badan Pusat Statistik Jl. Dr. Sutomo 6-8 Jakarta Indonesia Abstrak

Riyan Zulmaniar Vinahari Badan Pusat Statistik Jl. Dr. Sutomo 6-8 Jakarta Indonesia Abstrak (S.4) PERBEDAAN KARAKTERISTIK KETERTINGGALAN DESA PERDESAAN DAN DESA PERKOTAAN DI PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2008 DENGAN STRUCTURAL EQUATION MODELING (SEM) Riyan Zulmaniar Vinahari Badan Pusat Statistik

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR KEBERLANJUTAN SARANA AIR MINUM PROGRAM PAMSIMAS DI KABUPATEN KUPANG PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR

ANALISIS FAKTOR KEBERLANJUTAN SARANA AIR MINUM PROGRAM PAMSIMAS DI KABUPATEN KUPANG PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR ANALISIS FAKTOR KEBERLANJUTAN SARANA AIR MINUM PROGRAM PAMSIMAS DI KABUPATEN KUPANG PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR Onny Trijunianto dan I Putu Artama Wiguna Program Studi Magister Manajemen Teknologi Bidang

Lebih terperinci

RIWAYAT HIDUP (CV) DOSEN UNIVERSITAS BRAWIJAYA

RIWAYAT HIDUP (CV) DOSEN UNIVERSITAS BRAWIJAYA RIWAYAT HIDUP (CV) DOSEN UNIVERSITAS BRAWIJAYA A. IDENTITAS DIRI Nama lengkap Ir. Agus Suharyanto, M.Eng., Ph.D Jabatan Fungsional Lektor 3 Jabatan Struktural 4 NIP 96083 9880 00 5 NIDN 00308608 6 Tempat

Lebih terperinci

Zanuar Firmanto, Putu Artama Wiguna, Haryono Mahasiswa MMT-ITS, Jurusan Manajemen Proyek ABSTRAK

Zanuar Firmanto, Putu Artama Wiguna, Haryono Mahasiswa MMT-ITS, Jurusan Manajemen Proyek   ABSTRAK PENGARUH PARTISIPASI MASYARAKAT DAN PERAN SERTA PEMERINTAH DALAM PROSES PEMBEBASAN LAHAN UNTUK PROYEK PEMBANGUNAN JALAN TOL DI SURABAYA (STUDI KASUS JALAN TOL WARU-BANDARA JUANDA) Zanuar Firmanto, Putu

Lebih terperinci

KEBIJAKAN DAN PENANGANAN PENYELENGGARAAN AIR MINUM PROVINSI BANTEN Oleh:

KEBIJAKAN DAN PENANGANAN PENYELENGGARAAN AIR MINUM PROVINSI BANTEN Oleh: KEBIJAKAN DAN PENANGANAN PENYELENGGARAAN AIR MINUM PROVINSI BANTEN Oleh: R.D Ambarwati, ST.MT. Definisi Air Minum menurut MDG s adalah air minum perpipaan dan air minum non perpipaan terlindung yang berasal

Lebih terperinci

Tugas Akhir- RE091324

Tugas Akhir- RE091324 Tugas Akhir- RE091324 Perencanaan Bebas Buang Air Besar Sembarangan Melalui Pilihan Teknologi Sanitasi Studi Kasus Wilayah Kerja Puskesmas Barengkrajan Kabupaten Sidoarjo Mahasiswa: (3310 100 066) Dosen

Lebih terperinci

1. Pendahuluan PENGARUH FASILITAS KESEHATAN DAN FAKTOR SOSIO-EKONOMI TERHADAP DERAJAT KELANGSUNGAN HIDUP ANAK MELALUI PEMODELAN PERSAMAAN TERSTUKTUR

1. Pendahuluan PENGARUH FASILITAS KESEHATAN DAN FAKTOR SOSIO-EKONOMI TERHADAP DERAJAT KELANGSUNGAN HIDUP ANAK MELALUI PEMODELAN PERSAMAAN TERSTUKTUR Ethos (Jurnal Penelitian dan Pengabdian Masyarakat): 233-242 PENGARUH FASILITAS KESEHATAN DAN FAKTOR SOSIO-EKONOMI TERHADAP DERAJAT KELANGSUNGAN HIDUP ANAK MELALUI PEMODELAN PERSAMAAN TERSTUKTUR 1 Nusar

Lebih terperinci

SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM BERBASIS MASYARAKAT REGIONAL PASIGALA SEBAGAI ANTISIPASI DEGRADASI KETERSEDIAAN AIR PERMUKAAN DI KOTA PALU

SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM BERBASIS MASYARAKAT REGIONAL PASIGALA SEBAGAI ANTISIPASI DEGRADASI KETERSEDIAAN AIR PERMUKAAN DI KOTA PALU JURNAL GEOGRAFI Geografi dan Pengajarannya ISSN 1412-6982 e-issn : 2443-3977 Volume 15 Nomor 1 Juni 2017 SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM BERBASIS MASYARAKAT REGIONAL PASIGALA SEBAGAI ANTISIPASI DEGRADASI KETERSEDIAAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. World Business Council for Sustainable Development (2005), kondisi air di dunia

BAB I PENDAHULUAN. World Business Council for Sustainable Development (2005), kondisi air di dunia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air merupakan salah satu sumber daya yang sangat dibutuhkan dalam kehidupan manusia. Air berperan utama dalam pemenuhan hajat hidup manusia, khususnya dalam mendukung

Lebih terperinci

DAFTAR SIMBOL γ Besarnya pengaruh variabel eksogen terhadap variabel endogen β Besarnya pengaruh variabel endogen terhadap variabel endogen...

DAFTAR SIMBOL γ Besarnya pengaruh variabel eksogen terhadap variabel endogen β Besarnya pengaruh variabel endogen terhadap variabel endogen... DAFTAR SIMBOL γ Besarnya pengaruh variabel eksogen terhadap variabel endogen... 38 β Besarnya pengaruh variabel endogen terhadap variabel endogen... 38 δ Besarnya error dalam hubungan struktural antar

Lebih terperinci

ANALISIS PERAN SERTA MASYARAKAT DALAM PENGELOLAAN PENYEDIAAN AIR BERSIH DISTRIK ABEPURA

ANALISIS PERAN SERTA MASYARAKAT DALAM PENGELOLAAN PENYEDIAAN AIR BERSIH DISTRIK ABEPURA ANALISIS PERAN SERTA MASYARAKAT DALAM PENGELOLAAN PENYEDIAAN AIR BERSIH DISTRIK ABEPURA Dian Priska D Bless 1) dan Eddy Setiadi Soedjono 1) 1) Teknik Lingkungan, Institut Teknologi Sepuluh Nopember Kampus

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN TERHADAP EVALUASI KINERJA PENYEDIA AIR BERSIH PERPIPAAN DI KOTA KECIL (SOREANG DAN BANJARAN)

BAB 5 KESIMPULAN TERHADAP EVALUASI KINERJA PENYEDIA AIR BERSIH PERPIPAAN DI KOTA KECIL (SOREANG DAN BANJARAN) BAB 5 KESIMPULAN TERHADAP EVALUASI KINERJA PENYEDIA AIR BERSIH PERPIPAAN DI KOTA KECIL (SOREANG DAN BANJARAN) 5.1 Kesimpulan Berdasarkan uraian data dan analisis yang telah dilakukan pada penelitian ini,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masukan (input), keluaran (output), hasil (outcome), manfaat (benefit), dampak

BAB I PENDAHULUAN. masukan (input), keluaran (output), hasil (outcome), manfaat (benefit), dampak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kinerja sering digunakan sebagai tolak ukur dalam menilai suatu hasil yang dicapai terhadap sesuatu. Sehingga kesuksesan suatu perusahaan dapat diukur dari kinerja

Lebih terperinci

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Pemerintah Provinsi Jawa Timur

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Pemerintah Provinsi Jawa Timur Disampaikan dalam Acara: World Café Method Pada Kajian Konversi Lahan Pertanian Tanaman Pangan dan Ketahanan Pangan Surabaya, 26 September 2013 Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Pemerintah Provinsi

Lebih terperinci

Dosen Pembimbing : Dr. ALI MASDUQI, ST. MT. oleh : TITIEK SUSIANAH

Dosen Pembimbing : Dr. ALI MASDUQI, ST. MT. oleh : TITIEK SUSIANAH Pemanfaatan air hujan sebagai air minum di Kecamatan Ranuyoso Kabupaten Lumajang Dosen Pembimbing : Dr. ALI MASDUQI, ST. MT oleh : TITIEK SUSIANAH 3309 202 705 MAGISTER TPLP TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS

Lebih terperinci

OLEH: Loufzarahma Tritama Nazar NRP DOSEN PEMBIMBING: Ir. Eddy Setiadi Soedjono, Dipl.SE.,M.Sc., Ph.D

OLEH: Loufzarahma Tritama Nazar NRP DOSEN PEMBIMBING: Ir. Eddy Setiadi Soedjono, Dipl.SE.,M.Sc., Ph.D TUGAS AKHIR RE-091324 STUDI PENGARUH AKURASI METER AIR TERHADAP TINGKAT KEHILANGAN AIR OLEH: Loufzarahma Tritama Nazar NRP. 3308100049 DOSEN PEMBIMBING: Ir. Eddy Setiadi Soedjono, Dipl.SE.,M.Sc., Ph.D

Lebih terperinci

BAB 4 STRATEGI SEKTOR SANITASI KABUPATEN GUNUNGKIDUL

BAB 4 STRATEGI SEKTOR SANITASI KABUPATEN GUNUNGKIDUL BAB 4 STRATEGI SEKTOR SANITASI KABUPATEN GUNUNGKIDUL 4.1 SASARAN DAN ARAHAN PENAHAPAN PENCAPAIAN Sasaran Sektor Sanitasi yang hendak dicapai oleh Kabupaten Gunungkidul adalah sebagai berikut : - Meningkatkan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan tujuan untuk memperoleh

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan tujuan untuk memperoleh 40 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis dan Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan tujuan untuk memperoleh gambaran mengenai pengaruh persepsi atas suatu harga (price

Lebih terperinci

STUDI PENYUSUNAN PROGRAM PENYEHATAN PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM (PDAM) KABUPATEN LAMONGAN

STUDI PENYUSUNAN PROGRAM PENYEHATAN PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM (PDAM) KABUPATEN LAMONGAN STUDI PENYUSUNAN PROGRAM PENYEHATAN PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM (PDAM) KABUPATEN LAMONGAN Edy Wiyono Jurusan Teknik Lingkungan Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya Jl. Arief Rahman Hakim 100 Surabaya

Lebih terperinci

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan Keterlibatan masyarakat atau warga di permukiman kumuh belum dimanfaatkan secara optimal dan proporsional, program selama ini hanya berorientasi proyek tanpa

Lebih terperinci

Faktor Penentu Pengembangan Industri Pengolahan Perikanan Di Kabupaten Sidoarjo melalui Pengembangan Ekonomi Lokal

Faktor Penentu Pengembangan Industri Pengolahan Perikanan Di Kabupaten Sidoarjo melalui Pengembangan Ekonomi Lokal JURNAL TEKNIK ITS Vol. 4, No. 2, (205) ISSN: 2337-3539 (230-927 Print) C-76 Faktor Penentu Pengembangan Industri Pengolahan Perikanan Di Kabupaten Sidoarjo melalui Pengembangan Ekonomi Lokal Sayyidatu

Lebih terperinci

Gambar4.13. Kepercayaan Responden terhadap Prodia Untuk Dijadikan Tempat Periksa

Gambar4.13. Kepercayaan Responden terhadap Prodia Untuk Dijadikan Tempat Periksa responden karyawan bersedia melakukan pemeriksaan kembali jika tidak dibayari perusahaan. Hal ini dikarenakan pemeriksaan memang harus dilakukan secara periodik, kinerja pelayanan Prodia cukup baik, dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, program pembangunan lebih menekankan pada penggunaan

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, program pembangunan lebih menekankan pada penggunaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Dewasa ini, program pembangunan lebih menekankan pada penggunaan pendekatan regional dalam menganalisis karakteristik daerah yang berbeda-beda. Hal tersebut dikarenakan,

Lebih terperinci

Identifikasi Tingkat Partisipasi Masyarakat dalam Pengelolaan Air Bersih di Kelurahan Cihaurgeulis

Identifikasi Tingkat Partisipasi Masyarakat dalam Pengelolaan Air Bersih di Kelurahan Cihaurgeulis Reka Lingkungan Teknik Lingkungan Itenas No.1 Vol. 6 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional April 2018 Identifikasi Tingkat Partisipasi Masyarakat dalam Pengelolaan Air Bersih di Kelurahan Cihaurgeulis

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Bab Latar Belakang. BPS Kabupaten Pesawaran Provinsi Lampung

PENDAHULUAN. Bab Latar Belakang. BPS Kabupaten Pesawaran Provinsi Lampung Bab - 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sanitasi merupakan salah satu pelayanan dasar yang kurang mendapatkan perhatian dan belum menjadi prioritas pembangunan di daerah. Dari berbagai kajian terungkap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kota Bandung terus berkembang dengan melakukan pembangunan di segala bidang yang diikuti dengan peningkatan jumlah penduduk yang cukup signifikan, sehingga menuntut

Lebih terperinci

KOTA TANGERANG SELATAN

KOTA TANGERANG SELATAN PEMERINTAH KOTA TANGERANG SELATAN KOTA TANGERANG SELATAN PROGRAM PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN POKJA AMPL KOTA TANGERANG SELATAN 2011 Daftar Isi Bagian 1 Pendahuluan 1.1. Latar Belakang...

Lebih terperinci

LAMPIRAN A. Sejarah Program Pembangunan Air Minum dan Penyehatan Lingkungan di Indonesia ( )

LAMPIRAN A. Sejarah Program Pembangunan Air Minum dan Penyehatan Lingkungan di Indonesia ( ) LAMPIRAN A Sejarah Program Pembangunan Air Minum dan Penyehatan Lingkungan di Indonesia (1970-2000) LAMPIRAN A Sejarah Program Pembangunan Air Minum dan Penyehatan Lingkungan di Indonesia (1970-2000) Bagian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Pemerintah Kabupaten Kendal melalui Pokja AMPL Kabupaten Kendal berupaya untuk meningkatkan kondisi sanitasi yang lebih baik melalui program Percepatan Pembangunan

Lebih terperinci

Penilaian Tingkat Keberlanjutan Pembangunan di Kabupaten Bangkalan sebagai Daerah Tertinggal

Penilaian Tingkat Keberlanjutan Pembangunan di Kabupaten Bangkalan sebagai Daerah Tertinggal JURNAL TEKNIK POMITS Vol.,, () ISSN: 7-59 (-97 Print) Penilaian Tingkat Keberlanjutan Pembangunan di Kabupaten Bangkalan sebagai Daerah Tertinggal Yennita Hana Ridwan dan Rulli Pratiwi Setiawan Jurusan

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MINAT BERWIRAUSAHA MAHASISWA DENGAN TEKNIK SEM

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MINAT BERWIRAUSAHA MAHASISWA DENGAN TEKNIK SEM Jurnal Matematika UNAND Vol. 1 No. 2 Hal. 5 12 ISSN : 2303 2910 c Jurusan Matematika FMIPA UNAND ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MINAT BERWIRAUSAHA MAHASISWA DENGAN TEKNIK SEM FATRIKA FAHMI, HAZMIRA

Lebih terperinci

Ringkasan Eksekutif. Laporan Kemajuan MDF Desember 2009 Ringkasan Eksekutif

Ringkasan Eksekutif. Laporan Kemajuan MDF Desember 2009 Ringkasan Eksekutif Laporan Kemajuan MDF Desember 2009 Ringkasan Eksekutif Ringkasan Eksekutif Proyek yang berfokus pada pemulihan masyarakat adalah yang paling awal dijalankan MDF dan pekerjaan di sektor ini kini sudah hampir

Lebih terperinci

ANALISA KEMAMPUAN DAN KEMAUAN MASYARAKAT BERLANGGANAN AIR BERSIH (Studi Kasus: SPAM Brondong-Paciran Kabupaten Lamongan )

ANALISA KEMAMPUAN DAN KEMAUAN MASYARAKAT BERLANGGANAN AIR BERSIH (Studi Kasus: SPAM Brondong-Paciran Kabupaten Lamongan ) ANALISA KEMAMPUAN DAN KEMAUAN MASYARAKAT BERLANGGANAN AIR BERSIH (Studi Kasus: SPAM Brondong-Paciran Kabupaten Lamongan ) Ayu Metalia 1) dan Nadjaji Anwar 2) 1) Manajemen Proyek, Magister Manajemen Teknologi

Lebih terperinci

Penentuan Tingkat Kerentanan dan Ketahanan Ekonomi Kawasan Pesisir Banda Aceh Berdasarkan Berbagai Aspek Resiliensi Ekonomi

Penentuan Tingkat Kerentanan dan Ketahanan Ekonomi Kawasan Pesisir Banda Aceh Berdasarkan Berbagai Aspek Resiliensi Ekonomi 1 Penentuan Tingkat Kerentanan dan Ketahanan Kawasan Pesisir Banda Aceh Berdasarkan Berbagai Aspek Resiliensi Reza Satria dan Dian Rahmawati Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota, Fakultas Teknik Sipil

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan. Dampak tersebut harus dikelola dengan tepat, khususnya dalam

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan. Dampak tersebut harus dikelola dengan tepat, khususnya dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pertumbuhan penduduk yang begitu cepat terutama di wilayah perkotaan menimbulkan dampak yang sangat serius terhadap penurunan daya dukung lingkungan. Dampak

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang PENDAHULUAN Latar Belakang Bila suatu saat Waduk Jatiluhur mengalami kekeringan dan tidak lagi mampu memberikan pasokan air sebagaimana biasanya, maka dampaknya tidak saja pada wilayah pantai utara (Pantura)

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Jumlah Persentase (Juta) ,10 15,97 13,60 6,00 102,10 45,20. Jumlah Persentase (Juta)

BAB 1 PENDAHULUAN. Jumlah Persentase (Juta) ,10 15,97 13,60 6,00 102,10 45,20. Jumlah Persentase (Juta) BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Fenomena kemiskinan telah berlangsung sejak lama, walaupun telah dilakukan berbagai upaya dalam menanggulanginya, namun sampai saat ini masih terdapat lebih dari 1,2

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. kayu, rotan, getah, dan lain-lain, tetapi juga memiliki nilai lain berupa jasa

I. PENDAHULUAN. kayu, rotan, getah, dan lain-lain, tetapi juga memiliki nilai lain berupa jasa I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hutan merupakan asset multi guna yang tidak saja menghasilkan produk seperti kayu, rotan, getah, dan lain-lain, tetapi juga memiliki nilai lain berupa jasa lingkungan.

Lebih terperinci

PENENTUAN HARGA SEWA RUMAH SUSUN BERDASARKAN ANALISA WTP (WILLINGNESS TO PAY) DI KECAMATAN SIDOARJO

PENENTUAN HARGA SEWA RUMAH SUSUN BERDASARKAN ANALISA WTP (WILLINGNESS TO PAY) DI KECAMATAN SIDOARJO PENENTUAN HARGA SEWA RUMAH SUSUN BERDASARKAN ANALISA WTP (WILLINGNESS TO PAY) DI KECAMATAN SIDOARJO Dyah Purnamasari Mahasiswa Magister Manajemen Aset FTSP ITS Email : dyahpurnamasari@yahoo.com Retno Indryani

Lebih terperinci

Penentuan Prioritas Pengembangan KAPET DAS KAKAB Di Kabupaten Barito Selatan

Penentuan Prioritas Pengembangan KAPET DAS KAKAB Di Kabupaten Barito Selatan JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 2, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) C-158 Penentuan Prioritas Pengembangan KAPET DAS KAKAB Di Kabupaten Barito Selatan Andrea Yuandiney dan Eko Budi Santoso Program

Lebih terperinci

PERENCANAAN PROYEK BERBASIS RISIKO PEMBANGUNAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN ASET DI PDAM KOTAMADYA MALANG BERBASIS ISO/FDIS 31000:2009

PERENCANAAN PROYEK BERBASIS RISIKO PEMBANGUNAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN ASET DI PDAM KOTAMADYA MALANG BERBASIS ISO/FDIS 31000:2009 Makalah Seminar Nasional Manajemen Teknologi XIV MMT-ITS PERENCANAAN PROYEK BERBASIS RISIKO PEMBANGUNAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN ASET DI PDAM KOTAMADYA MALANG BERBASIS ISO/FDIS 31000:2009 ANTONIUS GATOT

Lebih terperinci

Universitas Diponegoro Koresponden :

Universitas Diponegoro Koresponden : Pengendalian Mutu Air Bersih Menggunakan Teknologi Nano Filtrasi sebagai Upaya Meningkatkan Derajat Kesehatan Masyarakat Desa Vokasi Mranak Demak Jawa Tengah Devi Priyantika *), Selestin Nisfu Choiriyah

Lebih terperinci

Faktor yang Berpengaruh dalam Pengembangan Ekonomi Lokal Berbasis Perikanan di Pulau Poteran

Faktor yang Berpengaruh dalam Pengembangan Ekonomi Lokal Berbasis Perikanan di Pulau Poteran JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) C-148 Faktor yang Berpengaruh dalam Pengembangan Ekonomi Lokal Berbasis Perikanan di Pulau Poteran Dira Arumsani dan Adjie Pamungkas

Lebih terperinci

TECHNOLOGY ACCEPTANCE MODEL: MENGUJI KEEFEKTIVAN PENERIMAAN SISTEM INFORMASI TERPADU (SISTER) DI LINGKUNGAN UNIVERSITAS JEMBER

TECHNOLOGY ACCEPTANCE MODEL: MENGUJI KEEFEKTIVAN PENERIMAAN SISTEM INFORMASI TERPADU (SISTER) DI LINGKUNGAN UNIVERSITAS JEMBER TECHNOLOGY ACCEPTANCE MODEL: MENGUJI KEEFEKTIVAN PENERIMAAN SISTEM INFORMASI TERPADU (SISTER) DI LINGKUNGAN UNIVERSITAS JEMBER Peneliti : Kartika 1 Mahasiswa Terlibat : - Sumber Dana : DIPA Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tidak terpisahkan serta memberikan kontribusi terhadap pembangunan daerah dan

BAB I PENDAHULUAN. tidak terpisahkan serta memberikan kontribusi terhadap pembangunan daerah dan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan desa merupakan bagian integral dari pembangunan nasional, dengan demikian pembangunan desa mempunyai peranan yang penting dan bagian yang tidak terpisahkan

Lebih terperinci

1. Tahap Awal. a) Studi Literatur b) Pengumpulan data awal (observasi, wawancara) 2. Tahap Pengumpulan dan Analisis Data

1. Tahap Awal. a) Studi Literatur b) Pengumpulan data awal (observasi, wawancara) 2. Tahap Pengumpulan dan Analisis Data BAB III METODE PENELITIAN Penelitian dilakukan melalui 3 tahap yang dijelaskan pada bab ini. Secara singkat tahapan penelitian dapat dilihat pada Gambar 3.1. 1. Tahap Awal a) Studi Literatur b) Pengumpulan

Lebih terperinci

STRATEGI SANITASI KOTA KENDARI BAB I PENDAHULUAN

STRATEGI SANITASI KOTA KENDARI BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Strategi Sanitasi Kota (SSK) Kota Kendari adalah suatu dokumen perencanaan yang berisi kebijakan dan strategi pengembangan sanitasi secara komprehensif yang dimaksudkan

Lebih terperinci

Arahan Peningkatan Ekonomi Masyarakat Petani Jeruk Siam berdasarkan Perspektif Petani di Kec. Bangorejo Kab. Banyuwangi

Arahan Peningkatan Ekonomi Masyarakat Petani Jeruk Siam berdasarkan Perspektif Petani di Kec. Bangorejo Kab. Banyuwangi JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 3, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) C-239 Arahan Peningkatan Ekonomi Masyarakat Petani Jeruk Siam berdasarkan Perspektif Petani di Kec. Bangorejo Kab. Banyuwangi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dengan tidak mengorbankan kelestarian sumberdaya alam itu sendiri.

I. PENDAHULUAN. dengan tidak mengorbankan kelestarian sumberdaya alam itu sendiri. I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sumberdaya alam dan jasa lingkungan merupakan aset yang menghasilkan arus barang dan jasa, baik yang dapat dikonsumsi langsung maupun tidak untuk memenuhi kebutuhan manusia.

Lebih terperinci

1.1. Latar Belakang Perlunya Pembaruan Kebijakan Pembangunan Air Minum dan Penyehatan Lingkungan

1.1. Latar Belakang Perlunya Pembaruan Kebijakan Pembangunan Air Minum dan Penyehatan Lingkungan I. Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Perlunya Pembaruan Kebijakan Pembangunan Air Minum dan Penyehatan Lingkungan Beberapa hal yang mendasari perlunya pembaruan kebijakan pembangunan air minum dan penyehatan

Lebih terperinci

TPAM SLIDE 9 MASTER PLAN SISTEM PENYEDIAAN. Prepared by Yuniati, PhD AIR BERSIH KOTA

TPAM SLIDE 9 MASTER PLAN SISTEM PENYEDIAAN. Prepared by Yuniati, PhD AIR BERSIH KOTA TPAM SLIDE 9 MASTER PLAN SISTEM PENYEDIAAN Prepared by Yuniati, PhD AIR BERSIH KOTA PASAL 26 PP 16 THN 2005 (1) Perencanaan pengembangan SPAM meliputi penyusunan rencana induk, studi kelayakan, dan/atau

Lebih terperinci

Listyanti, A.S Gandeng 74 Universitas, Pemerintah Targetkan Entas 50 Daerah Tertinggal.

Listyanti, A.S Gandeng 74 Universitas, Pemerintah Targetkan Entas 50 Daerah Tertinggal. 149 DAFTAR PUSTAKA Amir, H. dan S. Nazara. 2005. Analisis Perubahan Struktur Ekonomi (Economic Landscape) dan Kebijakan Strategi Pembangunan Jawa Timur Tahun 1994 dan 2000: Analisis Input Output. Jurnal

Lebih terperinci

SEMINAR TUGAS AKHIR 16 JANUARI Penyaji : I Dewa Ayu Made Istri Wulandari Pembimbing : Prof.Dr.Drs. I Nyoman Budiantara, M.

SEMINAR TUGAS AKHIR 16 JANUARI Penyaji : I Dewa Ayu Made Istri Wulandari Pembimbing : Prof.Dr.Drs. I Nyoman Budiantara, M. 16 JANUARI ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDUDUK MISKIN DAN PENGELUARAN PERKAPITA MAKANAN DI JAWA TIMUR DENGAN METODE REGRESI NONPARAMETRIK BIRESPON SPLINE Penyaji : I Dewa Ayu Made Istri Wulandari

Lebih terperinci

Pengelolaan dan Pemanfaatan Lahan Berkelanjutan secara partisipatori dan sosial

Pengelolaan dan Pemanfaatan Lahan Berkelanjutan secara partisipatori dan sosial Pengelolaan dan Pemanfaatan Lahan Berkelanjutan secara partisipatori dan sosial Erika Styger Bank Dunia Washington, DC Pengantar Lebih dari 1 milyar orang (2/3nya perempuan) hidup dalam kemiskinan yang

Lebih terperinci

P E N U T U P P E N U T U P

P E N U T U P P E N U T U P P E N U T U P 160 Masterplan Pengembangan Kawasan Tanaman Pangan dan Hortikultura P E N U T U P 4.1. Kesimpulan Dasar pengembangan kawasan di Jawa Timur adalah besarnya potensi sumberdaya alam dan potensi

Lebih terperinci

STRATEGI PENYEDIAAN AIR BERSIH DI DESA RAWAN AIR BERSIH DI KABUPATEN PONOROGO PROPINSI JAWA TIMUR

STRATEGI PENYEDIAAN AIR BERSIH DI DESA RAWAN AIR BERSIH DI KABUPATEN PONOROGO PROPINSI JAWA TIMUR STRATEGI PENYEDIAAN AIR BERSIH DI DESA RAWAN AIR BERSIH DI KABUPATEN PONOROGO PROPINSI JAWA TIMUR Dwi Puspitorini 1 dan Ali Masduqi 2 1 Mahasiswa Program Magister Teknik Prasarana Lingkungan Permukiman,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan pembangunan pada suatu daerah sering membawa dampak, baik dari nilai positif maupun nilai negatif. Semakin berkembangnya suatu daerah tersebut akan meningkatkan

Lebih terperinci

Perencanaan pengembangan SPAM

Perencanaan pengembangan SPAM Perencanaan pengembangan SPAM Dasar Hukum PP No. 16/2005: Pengembangan SPAM Peraturan Menteri PU No. 18/PRT/M/2007: Penyelenggaraan Pengembangan SPAM Ruang Lingkup Perencanaan pengembangan SPAM terdiri

Lebih terperinci

BERITA RESMI STATISTIK BPS PROVINSI JAWA TIMUR

BERITA RESMI STATISTIK BPS PROVINSI JAWA TIMUR BERITA RESMI STATISTIK BPS PROVINSI JAWA TIMUR No. 25/04/35/Th. XV, 17 April 2016 INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) JAWA TIMUR TAHUN 2016 IPM Jawa Timur Tahun 2016 Pembangunan manusia di Jawa Timur pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. digunakan untuk berbagai macam kebutuhan dasar manusia. Oleh karena itu,

BAB I PENDAHULUAN. digunakan untuk berbagai macam kebutuhan dasar manusia. Oleh karena itu, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Air merupakan sumber kehidupan makhluk hidup, terutama manusia digunakan untuk berbagai macam kebutuhan dasar manusia. Oleh karena itu, air penting untuk kelangsungan

Lebih terperinci

Strategi Sanitasi Kabupaten Purworejo BAB I PENDAHULUAN

Strategi Sanitasi Kabupaten Purworejo BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu penyebab kondisi sanitasi yang buruk adalah kemiskinan. Permasalahan tersebut juga sama dengan permasalahan sosial lainnya yang tidak lepas juga dari persoalan

Lebih terperinci

BAB I P E N D A H U L U A N

BAB I P E N D A H U L U A N BAB I P E N D A H U L U A N 1.1 Latar Belakang Pemerintah mempunyai program penanggulangan kemiskinan yang ditujukan untuk kesejahteraan masyarakat baik dari segi sosial maupun dalam hal ekonomi. Salah

Lebih terperinci

Identifikasi Daya Tampung Beban Pencemaran Air Kali Surabaya Segmen Jembatan Canggu- Tambangan Bambe dengan Pemodelan QUAL2Kw

Identifikasi Daya Tampung Beban Pencemaran Air Kali Surabaya Segmen Jembatan Canggu- Tambangan Bambe dengan Pemodelan QUAL2Kw A87 Identifikasi Daya Tampung Beban Pencemaran Air Kali Surabaya Canggu- Tambangan Bambe dengan Pemodelan QUAL2Kw Vivin Sintia Indriani, Wahyono Hadi, danali Masduqi Jurusan Teknik Lingkungan, Fakultas

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Penelitian Berdasarkan hasil analisa serta pembahasan yang telah dilakukan sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa perpindahan rumah di dalam kota atau disebut

Lebih terperinci

Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/ Kepala BAPPENAS

Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/ Kepala BAPPENAS Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/ Kepala BAPPENAS Seminar Nasional Sosialisasi Produk Perencanaan Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas Bandung, 11 November 2010 1 Infrastruktur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagai sumber daya yang tersebar secara luas di bumi ini walaupun dalam jumlah yang berbeda, air terdapat dimana saja dan memegang peranan penting dalam kehidupan

Lebih terperinci

Kriteria Pengembangan Kota Banjarbaru Sebagai Pusat Pemerintahan

Kriteria Pengembangan Kota Banjarbaru Sebagai Pusat Pemerintahan JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 2, (2013) ISSN: 2301-9271 1 Kriteria Pengembangan Kota Banjarbaru Sebagai Pusat Pemerintahan Ivana Putri Yustyarini dan Rulli Pratiwi Swtiawan Jurusan Perencanaan Wilayah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tinggal yang terdiri dari beberapa tempat hunian. Rumah adalah bagian yang utuh

BAB I PENDAHULUAN. tinggal yang terdiri dari beberapa tempat hunian. Rumah adalah bagian yang utuh 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permukiman merupakan bagian dari lingkungan hidup baik berupa kawasan perkotaan maupun pedesaan yang berfungsi sebagai lingkungan tempat tinggal yang terdiri dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan laporan WHO-UNICEF dalam joint monitoring 2004, perihal kinerja sektor Air Minum dan Sanitasi.

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan laporan WHO-UNICEF dalam joint monitoring 2004, perihal kinerja sektor Air Minum dan Sanitasi. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Berdasarkan laporan WHO-UNICEF dalam joint monitoring 2004, di antara negara Asia Tenggara lainnya, Indonesia tergolong masih rendah perihal kinerja sektor

Lebih terperinci

STRATEGI PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAN AIR MINUM DI KECAMATAN TAPA KABUPATEN BONE BOLANGO PROVINSI GORONTALO

STRATEGI PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAN AIR MINUM DI KECAMATAN TAPA KABUPATEN BONE BOLANGO PROVINSI GORONTALO STRATEGI PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAN AIR MINUM DI KECAMATAN TAPA KABUPATEN BONE BOLANGO PROVINSI GORONTALO Aten Djou, Wahyono Hadi, Endah Angreni Program Pascasarjana Jurusan Teknik Lingkungan, FTSP-ITS

Lebih terperinci

VIII ANALISIS SERVICE QUALITY DALAM MEMBENTUK KEPUASAN DAN LOYALITAS

VIII ANALISIS SERVICE QUALITY DALAM MEMBENTUK KEPUASAN DAN LOYALITAS VIII ANALISIS SERVICE QUALITY DALAM MEMBENTUK KEPUASAN DAN LOYALITAS Faktor faktor yang mempengaruhi kepuasan konsumen dapat diidentifikasi dengan melihat faktor eksternal dan internak yang mempengaruhi

Lebih terperinci