PENDIDIKAN KEDOKTERAN DI INDONESIA
|
|
- Leony Gunawan
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 PENDIDIKAN KEDOKTERAN DI INDONESIA
2 PERKEMBANGAN PENDIDIKAN DOKTER DI INDONESIA Pendidikan Bebas Pe ndidikan Terarah COME- KIPDI I Sistem Kredit KIPDI II KBK
3 PENDAHULUAN Pendidikan dokter telah mengalami perubahan yang mendasar dalam 10 tahun terakhir: Kebutuhan masyarakat akan pelayanan kesehatan yang lebih berkualitas; Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi; Globalisasi Faktor-faktor tersebut diatas didukung oleh: UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang SISDIKNAS; UU RI No. 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran; Global Standard for Medical Education-WFME,2003. Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia
4 The old world (that we were trained for) and the new world OLD WORLD NEW WORLD Doctors practice primarily as individuals The doctor is on top within his institution Doctors work predominantly in teams The doctor is part of a complex organisation Source of knowledge is expert opinion Source of knowledge is systematic review of evidence Clinical skills are seen as semi-mystical Most of what doctors need to know is in their heads Most medical care is assumed to be beneficial Doctor patient relationship is essentially master/pupil Patients do not have easy access to the knowledge base of doctors The doctor is smartest Clinical skills can be audited and managed Doctors must use information tools constantly Recognition that the balance between doing good and harm is fine Patient partnership is the norm Patients have as much access to the evidence base of medicine as doctors Often the patient is smarter
5 THE SIGNIFICANT PROBLEMS WE FACE CANNOT BE SOLVED AT THE SAME LEVEL OF THINKING WE WERE AT WHEN WE CREATED THEM Albert Einstein IF MOST OF YOUR PEOPLE KEEP DOING WHAT WORKED IN THE PAST YOU RE PROFESSION GOING TO FAIL
6 IMPLIKASI TERHADAP SISTEM PENDIDIKAN DOKTER Standard Pendidikan Standar Kompentensi PERUBAHAN KURIKULUM Standar Pelayanan
7 PERUBAHAN PENTING DALAM KURUN WAKTU 7 TAHUN Dari KIPDI II ke Kurikulum Berbasis Kompetensi (2005) Penerapan Standar Pendidikan dan Standar Kompetensi (2006) Uji Kompetensi (2007) Internsip (2011) Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (2012)
8 Frenk, et al; Lancet 2010
9 S P tudent centred roblem based I C ntegrated ommunity based E S lective driven ystematic
10 STANDAR PENDIDIKAN PROFESI DOKTER 1. Visi, Misi dan Tujuan 2. Program Pendidikan 3. Penilaian Hasil Belajar 4. Mahasiswa 5. Staf Akademik 6. Sumber Daya Pendidikan 7. Evaluasi Program Pendidikan 8. Penyelenggara Program dan Administrasi Pendidikan 9. Pembaruan Berkesinambungan
11 STANDAR KOMPETENSI DOKTER Komunikasi efektif Keterampilan Klinis Landasan Ilmiah Ilmu Kedokteran Pengelolaan Masalah Kesehatan Pengelolaan Informasi Mawas Diri dan Pengembangan Diri Etika, Moral, Medikolegal dan Profesionalisme serta Keselamatan Pasien
12 KEBIJAKAN Mahasiswa dididik menjadi self-directed learners. Dikondisikan menghadapi berbagai permasalahan klinik sedini mungkin untuk membangun keterampilan klinik dan mengembangkan kemampuan dan sikap professional. Pembelajaran ilmu humaniora, biomedik, klinik dan kesehatan masyarakat dilakukan secara terintegrasi. Kurikulum didesain cukup lentur untuk mempersiapkan mahasiswa beradaptasi dengan perkembangan iptek dan sistem pelayanan kesehatan yang sangat cepat. Beberapa tema harus mendapat perhatian yang cukup seperti: profesionalisme, teknologi informasi, kedokteran berbasis bukti, hubungan interprofesional, dan kepemimpinan. Kurikulum terintegrasi dan dikelola oleh tim lintas disiplin untuk mengurangi sekat antar bagian.
13 MODEL KURIKULUM Model kurikulum berbasis kompetensi. Dilakukan dengan pendekatan terintegrasi baik horizontal maupun vertikal. Berorientasi pada masalah kesehatan individu, keluarga dan masyarakat. Dalam konteks pelayanan kesehatan primer.
14 ISI KURIKULUM Isi kurikulum meliputi prinsip-prinsip metode ilmiah, ilmu biomedik, ilmu kedokteran klinik, ilmu humaniora, ilmu kedokteran komunitas dan ilmu kedokteran keluarga. Disesuaikan dengan Standar Kompetensi Dokter. Kontak efektif secara personal dengan pasien seawal mungkin. Selama kontak dimanfaatkan untuk mempelajari interaksi faktor penyebab, patogenesis, faktor fisik dan psikologis, keluarga, komunitas, sosial dan lingkungan yang mempengaruhi perjalanan penyakit pasien.
15 Struktur, Komposisi dan Durasi Kurikulum Struktur kurikulum terdiri dari dua tahap, yaitu tahap sarjana kedokteran dan tahap profesi dokter. Tahap sarjana kedokteran dilakukan minimal 7 semester dan diakhiri dengan gelar Sarjana Kedokteran (S.Ked). Tahap profesi dokter dilakukan minimal 3 semester di RS Pendidikan dan wahana pendidikan lain, serta diakhiri dengan gelar Dokter (dr). Kurikulum dilaksanakan dengan pendekatan/ strategi SPICES. Kurikulum pendidikan dokter di tingkat institusi terdiri dari muatan yang disusun berdasar Standar Kompetensi Dokter dan muatan lokal. Muatan lokal maksimal 20% dari seluruh kurikulum.
16 TAHAP AKADEMIK KEDOKTERAN DASAR/KLINIK TAHAP PROFESI KEDOKTERAN KLINIK KEDOKTERAN DASAR KEDOKTERAN KLINIK
17 BEBERAPA CATATAN Dalam pelaksanaan pendidikanperlu diperhatikan beberapa perkembangan: Penekanan pada profesionalisme; Integrasi aspek sosial budaya kedalam kurikulum; Patient centredness; Interprofessional relationship; Perubahan peran dosen; Perlunya pengembangan leadership; Pembiayaan pendidikan. Input, proses dan output merupakan satu kesatuan sistem melalui mekanisme umpan balik.
18 Pillars of Professionalism Professionalism Modification from Arnold and Stern, 2006 Excellence Humanism Accountability Altruism Ethic Autonomy Competence
19 DOMAIN OF PATIENT CENTREDNESS Individuals, families and communities Health practitioners Health care organizations Health systems - Informed and empowered - Competent and Professional - Efficient and just - Supportive and humanitarian
20 HEALTH AND EDUCATION SYSTEM NATIONAL CONTEXT Improved Health Outcome Health and Education System Collaborative Practice Ready Collaborative Practice Strengthened Health System Optimal Health Services Present and Future Health Workforce Interprofessional Education Health Workforce Fragmented Health System NATIONAL HEALTH NEEDS
21
22
23 Quality Cascade Quality System Medical Education System Quality Schools Accreditation System Certification System Quality Graduates Continuous Professional Development Quality Practice The Best Health Outcomes
24 Stand Dik Prof dr/drg Sertif Kompetensi Institusi Pendidikan FK PS Ijazah Ps 26 St Dik Profesi Disahkan KKI Ujian Kompetensi Nasional Sertifikasi Kompetensi Penjelasan Ps 29, ayat(3d) Registrasi Kolegium KKI Dinas Kesehatan Registrasi STR Ps 7, ayat(1) Internship Praktik Kedokteran SIP Ps 37, ayat(1) Aplikasi : St.Profesi(Ps 50) S O P (Ps 50) St.Yan (Ps 44) Inf.Consent (Ps 45) Rekam Med (Ps 46) Rahasia Ked (Ps48) Audit Medis (Ps49 ay2) Kualitas Pelayanan Kesehatan AIPKI Kolegium IRSPI FK KemDikNas KemKes Kolegium Kolegium Ilmu Ked Dasar Kolegium Ilmu Ked Spes Sert Kompetensi Med Dasar Sert Kompetensi Med Spes KKI Div Reg Provinsi/ Kabupaten /Kota KEMKES
25 PERAN ORGANISASI PROFESI Untuk pendidikan dokter spesialis, menyusun standar pendidikan dan standar kompetensi. Ikut menentukan dan monitoring standar pendidikan dokter dan standar kompetensi. Melaksanakan uji kompetensi. Mengeluarkan sertifikat kompetensi.
26 ISU-ISU TERKINI Kualitas pendidikan Akreditasi (A, 16; B, 19; C, 11; belum terakreditasi 26. FKG A, 6; B, 6,; C, 2 dan belum akreditasi 11) Uji kompetensi Disparitas antar program studi Kualitas riset Jumlah publikasi Internsip Biaya pendidikan Rumah Sakit Pendidikan Perundang-undangan dan regulasi
27 JUMLAH INSTITUSI PENDIDIKAN DAN PROGRAM STUDI DOKTER SPESIALIS No Institusi Jumlah Prodi Daya Tampung 1 Univ. Airlangga Univ. Andalas Univ. Brawijaya Univ. Diponegoro Univ. Gadjah Mada Univ. Hasanuddin Univ. Indonesia Univ. Padjajaran Uni. Samratulangi 8 46
28 JUMLAH INSTITUSI PENDIDIKAN DAN PROGRAM STUDI DOKTER SPESIALIS No Institusi Jumlah Prodi Daya Tampung 10 Uni. Sebelas Maret Univ. Sriwijaya Univ. Sumatera Utara Univ. Udayana Univ. Syah Kuala 2 - TOTAL
29 Distribusi Jumlah Dokter Spesialis Menurut Propinsi Tahun 2010 sumber: Konsil Kedokteran Indonesia 2010
30 Tahun 2010 Tahun 2014 Tahun 2025 No Jenis Tenaga Rasio per penduduk Jumlah Rasio per penduduk Jumlah Rasio per penduduk Jumlah 1 Dokter Spesialis 9 21, , ,622 2 Dokter Umum 30 70, , ,490 3 Dokter Gigi 11 25, , ,102 4 Perawat , , ,369 5 Bidan , , ,239 6 Perawat Gigi 16 37, , ,784 7 Apoteker 9 21, , ,622 8 Asisten Apoteker 18 42, , ,245 9 SKM 8 18, , , Sanitarian 10 23, , , Gizi 18 42, , , Keterapian Fisik 4 9, , , Keteknisan Medis 6 14, , ,467 TOTAL 870,999 1,035,729 1,745, Perhitungan untuk tahun 2014 a. Pada tahun 2014 sasaran pencapaian UHH adalah 72 tahun. b. Dengan mengacu kepada Vietnam yang telah mencapai UHH 72 tahun 2. Perhitungan untuk tahun 2025 a. Pada tahun 2025 sasaran pencapaian UHH adalah 73,7 tahun. b. Dengan mengacu kepada China yang telah mencapai UHH 74 tahun Sumber: Kemkes, 2010
31 ISU-ISU PENDIDIKAN DOKTER SPESIALIS Kualitas Status akreditasi Daya tampung Pendidikan sub-spesialis/konsultan Biaya pendidikan
32 APA YANG HARUS DILAKUKAN? Penataan manajemen pendidikan Peningkatan jumlah dan kualitas SDM Peningkatan sarana dan prasarana Peningkatan akses terhadap pendidikan Peningkatan jumlah dan kualitas riset Peningkatan sistem penjaminan mutu
33 PROGRAM HWS Peningkatan kualitas pendidikan kedokteran (Kemdikbud) Pengembangan Pendidikan Kedokteran Program untuk memperkuat unit pendidikan kedokteran (MEU) Program sertifikasi pendidikan kedokteran dengan menggunakan sistem TIK (Target : 5000 tenaga pendidik dokter) Beasiswa untuk tenaga pendidikan dokter dalam bidang pendidikan kedokteran, kebijakan pendidikan, bioetika dan sosiologi Pembentukan Pusat Pengembangan dan Penelitian Pendidikan Kedokteran (P4KN) untuk mengembangkan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) Program Internship Pengembangan program internship sebagai implikasi penerapan KBK sejak tahun 2006 Pilot program dilakukan tahun 2011, di wilayah Sumatera Barat IDI bekerjasama dengan pimpinan institusi pendidikan dokter telah menyusun 4 pedoman untuk mendukung pelaksanaan internship Pelatihan Dokter Spesialis Berbasis Kompetensi (PDSBK)
34 PROGRAM HPEQ Mendesaknya peningkatan kualitas tenaga kesehatan di Indonesia Adanya perbedaan kualitas institusi pendidikan kedokteran/gigi yang ada saat ini PROYEK HPEQ Perlunya harmonisasi kompetensi antar profesi kesehatan untuk memberikan pelayanan publik yg lebih terpadu, akuntabel dan berkualitas
35 TUJUAN PROGRAM 1. Menjabarkan dan memastikan kompetensi profesional kesehatan melalui akreditasi bagi lembaga-lembaga pelatihan profesional kesehatan negeri maupun swasta; TUJUAN UMUM PROYEK : untuk memperkuat kualitas kebijakan pendidikan profesional untuk bidang kesehatan 2. Mengembangkan prosedur dan standar uji kompetensi dan sertifikasi bagi tenaga profesional kesehatan secara nasional; dan 3. Membangun kapasitas institusi untuk menerapkan standar akreditasi dan sertifikasi melalui hibah kompetisi peningkatan kualitas pendidikan dokter.
36 Sustainability Produk HWS : Pengembangan pada Proyek HPEQ HWS HPEQ KOMPONEN 1.2 (Pengembangan Standar Program Pendidikan Kesehatan dan Standar Kompetensi) (Peningkatan kualitas pendidikan kedokteran) KOMPONEN 3 (Program Hibah Peningkatan Kualitas Pendidikan Dokter)
37 Sustainability Produk HWS : Pengembangan pada Proyek HPEQ HWS HPEQ KOMPONEN 1.2 Pedoman pendidikan Pedoman standardisasi RS satelit dan afiliasi Grand design Pembelajaran Jarak Jauh Revisi standar kompetensi dan standar pendidikan dokter Penyusunan naskah akademik sistem pendidikan dokter Penyusunan naskah akademik RSP Penyusunan naskah akademik dosen klinis Pengembangan e-learning untuk dosen kedokteran
38 Sustainability Produk HWS : Pengembangan pada Proyek HPEQ HWS HPEQ KOMPONEN 3 PHK PKPD Perbaikan implementasi KBK Penguatan Fasilitas Pembelajaran dan Pelatihan Pengembangan FK Penguatan MEU Pengembangan capacity building SDM FK School Development Capacity & International Reputation KOMPONEN 1.2 Pengembangan e-learning untuk dosen kedokteran Program R & D Proyek HPEQ
39 TERIMA KASIH
Peran RS Pendidikan dalam Operasional FK: Kebersamaan Pengembangan Suasana Akademik
Annual Scientific Meeting - 2013 Peran RS Pendidikan dalam Operasional FK: Kebersamaan Pengembangan Suasana Akademik Ova Emilia dan Adi Utarini Bagian 1. Situasi Dulu dan Sekarang Suasana Dulu Suasana
Lebih terperinciPENDIDIKAN DOKTER SPESIALIS DI INDONESIA
PENDIDIKAN DOKTER SPESIALIS DI INDONESIA Irawan Yusuf Health Professional Education Quality 27 April 2012 PENDAHULUAN Sejarah pendidikan dokter spesialis yang tercatat, dimulai sejak tahun 1960-an. Proses
Lebih terperinciStandardisasi Pendidikan Kedokteran Menuju Pelayanan Kesehatan yang Bermutu. Fasli Jalal. Wakil Menteri Pendidikan Nasional
Standardisasi Pendidikan Kedokteran Menuju Pelayanan Kesehatan yang Bermutu Fasli Jalal Wakil Menteri Pendidikan Nasional OVERVIEW B. SITUASI PENDIDIKAN DOKTER SAAT INI PERKEMBANGAN YANG TERJADI DI INDONESIA
Lebih terperinciSISTEM REGISTRASI DAN PERIJINAN
SISTEM REGISTRASI DAN PERIJINAN Dr. dr. Fachmi Idris, M.Kes Dosen FK UNSRI BAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT KEDOKTERAN KOMUNITAS (IKM/IKK) FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA, PALEMBANG 2006 Daftar
Lebih terperinciKRITERIA JENJANG KARIER DOSEN KLINIK DI RS PENDIDIKAN DAN JEJARING Oleh: Dr. Endro Basuki, SpBS (K), MKes
KRITERIA JENJANG KARIER DOSEN KLINIK DI RS PENDIDIKAN DAN JEJARING Oleh: Dr. Endro Basuki, SpBS (K), MKes DISAMPAIKAN PADA ASM (ANNUAL SCIENTIFIC MEETING) DALAM RANGKA DIES NATALIS FK UGM Ke-67 dan HUT
Lebih terperinciSTANDAR NASIONAL PENDIDIKAN PROFESI BIDAN
STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN PROFESI BIDAN IKATAN BIDAN INDONESIA dan ASSOSIASI INSTITUSI PENDIDIKAN KEBIDANAN INDONESIA 2012 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Pembangunan kesehatan pada hakekatnya diarahkan
Lebih terperinciSTANDAR PENDIDIKAN DOKTER SPESIALIS BEDAH SARAF
KOLEGIUM BEDAH SARAF INDONESIA ( K.B.S.I. ) STANDAR PENDIDIKAN DOKTER SPESIALIS BEDAH SARAF Jakarta : Februari 2007 DAFTAR SINGKATAN IPDS KBSI KPS KKI PBL PPDS RS Pendidikan RS Jejaring WFME Institusi
Lebih terperinciAndi Ansharullah. Workshop Pengembangan Kompetensi dan Sistem Pendidikan Kebidanan, JW Marriott Surabaya, 5-6 Juli 2010.
Andi Ansharullah Medical Education Unit Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya Workshop Pengembangan Kompetensi dan Sistem Pendidikan Kebidanan, JW Marriott Surabaya, 5-6 Juli 2010 Output Workshop 1.
Lebih terperinciKata Kunci: Dasar Hukum implementasi KBK, Implementasi KBK.
GASTER, Vol. 8, No. 2 Austus 2011 (721-730) (PEMIKIRAN) IMPLEMENTASI KBK DI FAKULTAS KEDOKTERAN (Studi Pustaka tentang KBK) Satimin Hadiwidjaja Laboratorium Anatomi Fakultas Kedokteran UNS Abstrak :Latar
Lebih terperinciPokok Bahasan. Urgensi Validasi Data Dasar FK. Izin Prodi Akademik-Profesi FK. Status Akreditasi Akademik-Profesi & Prodi Spesialis
Illah Sailah Pokok Bahasan 1 2 3 4 5 Urgensi Validasi Data Dasar FK Izin Prodi Akademik-Profesi FK Status Akreditasi Akademik-Profesi & Prodi Spesialis Komitmen UKDI sebagai Exit Exam Komitmen FK untuk
Lebih terperinciKERANGKA SISTEM UJI KOMPETENSI DOKTER INDONESIA. Komite Bersama Uji Kompetensi Dokter Indonesia
KERANGKA SISTEM UJI KOMPETENSI DOKTER INDONESIA Komite Bersama Uji Kompetensi Dokter Indonesia Latar Belakang UU No 20 TAHUN 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 20 ayat 3 berbunyi : Perguruan
Lebih terperinciTujuan Pembangunan Negara RI adalah kesejahteraan kesehatan bagi masyarakat Indonesia.
RANGKUMAN PEMIKIRAN Rapat Koordinasi Nasional Sinergitas Konsil Kedokteran indonesia dengan Pemangku Kepentingan dalam Pengawalan Profesionalisme Dokter dan dokter Gigi Menghadapi Tantangan Global Makasar,
Lebih terperinciKebijakan Uji Kompetensi sebagai Bagian dari Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan Tinggi Kesehatan
Kebijakan Uji Kompetensi sebagai Bagian dari Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan Tinggi Kesehatan Djoko Santoso, Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Forum Sosialisasi Uji Kompetensi Tenaga Kesehatan, 24
Lebih terperinciRANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG PENDIDIKAN KEDOKTERAN
` RUU Tentang Pendidikan Kedokteran RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN TENTANG PENDIDIKAN KEDOKTERAN KOMISI X DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA JAKARTA, 2012 1 RUU Tentang
Lebih terperinciPeningkatan Kompetensi Lulusan Pendidikan Tinggi Kesehatan melalui Uji Kompetensi
Peningkatan Kompetensi Lulusan Pendidikan Tinggi Kesehatan melalui Uji Kompetensi Direktur Pembelajaran dan Kemahasiswaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 2014
Lebih terperinciSHERMAN SALIM CALON DEKAN
SHERMAN SALIM CALON DEKAN Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Airlangga 2010-2015 INTEGRASI, SINERGI, INOVASI DAN IMPLEMENTASI UNTUK MEWUJUDKAN FKG UNAIR KIBLAT BIDANG KEDOKTERAN GIGI DI INDONESIA STRATEGI
Lebih terperinciPENGEMBANGAN RUMAH SAKIT PENDIDIKAN DI DAERAH TERPENCIL
PENGEMBANGAN RUMAH SAKIT PENDIDIKAN DI DAERAH TERPENCIL ASSOSIASI RUMAH SAKIT PENDIDIKAN INDONESIA Dr.dr. MELIANA ZAILANI, MARS KOMPARTEMEN UMUM DAN ORGANISASI Pengembangan Rumah Sakit Pendidikan di daerah
Lebih terperinciSKEMA GRAND DESIGN LAM-PTKes
SKEMA GRAND DESIGN LAM-PTKes 1 Kompetensi tenaga kesehatan yang belum sesuai dengan kebutuhan individual pasien maupun populasi; Kerja sama antar profesi yang masih rendah; Paradigma yang lebih berorientasi
Lebih terperinciPERATURAN KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA NOMOR : 1 /KKI/PER/ I /2010 TENTANG REGISTRASI DOKTER PROGRAM INTERNSIP DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA NOMOR : 1 /KKI/PER/ I /2010 TENTANG REGISTRASI DOKTER PROGRAM INTERNSIP DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA, Menimbang : a. bahwa terhadap
Lebih terperinciSTANDAR PENDIDIKAN PROFESI DOKTER INDONESIA
STANDAR PENDIDIKAN PROFESI DOKTER INDONESIA KELOMPOK KERJA STANDAR PENDIDIKAN DOKTER INDONESIA ASOSIASI INSTITUSI PENDIDIKAN KEDOKTERAN INDONESIA (AIPKI) 2012 1 Kelompok Kerja Standar Pendidikan Dokter
Lebih terperinciPeran Kemenkes dalam Pembinaan Pendidikan Tinggi Bidang Kesehatan (Termasuk Academic Center)
Peran Kemenkes dalam Pembinaan Pendidikan Tinggi Bidang Kesehatan (Termasuk Academic Center) Drg. Usman Sumantri, M. Sc Ka. Pusdiklatnakes Badan PSDM Kesehatan, Kemenkes RI Disampaikan pada : Lokakarya
Lebih terperinciKEBIJAKAN AKREDITASI DAN UJI KOMPETENSI BIDANG GIZI
KEBIJAKAN AKREDITASI DAN UJI KOMPETENSI BIDANG GIZI Direktur Pembelajaran dan Kemahasiswaan RAKERNAS AIPGI, 9 Februari 2015 Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 1
Lebih terperinciPerubahan Paradigma Sistem Penjaminan Mutu dalam Peningkatan Kualitas Pendidikan Tinggi Kesehatan : Revitalisasi Peran Masyarakat Profesi Kesehatan
Perubahan Paradigma Sistem Penjaminan Mutu dalam Peningkatan Kualitas Pendidikan Tinggi Kesehatan : Revitalisasi Peran Masyarakat Profesi Kesehatan Djoko Santoso 3 PARADIGMA PERUBAHAN DALAM SISTEM PENDIDIKAN
Lebih terperinciKonsep RS Pendidikan milik Perguruan Tinggi (RS Universitas)
Konsep RS Pendidikan milik Perguruan Tinggi (RS Universitas) RS PENDIIKAN-DIKTI 200 Dr. dr. Abidin Widjanarko SpPD, KHOM Pokja RS Pendidikan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan
Lebih terperinci2013, No.341 4
2013, No.341 4 LAMPIRAN Peraturan Konsil Kedokteran Indonesia Nomor 10 Tahun 2012 tentang Standar Pendidikan Profesi Dokter Indonesia Pengertian Umum Asosiasi Institusi Pendidikan Kedokteran adalah suatu
Lebih terperinciKebijakan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mengenai Dosen di Rumah Sakit dan Wahana Pendidikan
Kebijakan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mengenai Dosen di Rumah Sakit dan Wahana Pendidikan Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan dan
Lebih terperinciEtika Profesi dan Pendidikan Interprofesional
Etika Profesi dan Pendidikan Interprofesional Nur Azid Mahardinata, dr Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada Disampaikan pada: Pertemuan Koordinas Pengelola Pendidikan Tenaga Kesehatan Tahun 2015
Lebih terperinciPENDAHULUAN... Mengembangkan sistem akreditasi mandiri berstandar internasional. Standar Pendidikan dan Standar Kompetensi Dokter Gigi
PENDAHULUAN... Kerangka acuan kerja workshop penyusunan revisi standar kompetensi dokter dan dokter gigi yang diberikan oleh HPEQ: 1. Mengembangkan sistem akreditasi mandiri berstandar internasional dengan
Lebih terperinciPengakuan Kualifikasi Lulusan Pendidikan Dokter, Dokter Gigi, dan Dokter/Dokter Gigi Spesialis WNI/WNA Lulusan Luar Negeri
Surabaya, 15 September 2016 Pengakuan Kualifikasi Lulusan Pendidikan Dokter, Dokter Gigi, dan Dokter/Dokter Gigi Spesialis WNI/WNA Lulusan Luar Negeri Direktur Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaaan
Lebih terperinciKomentar dan Rekomendasi
Komentar dan Rekomendasi Nama Perguruan Tinggi Skema Reviewer : FK Universitas Sam Ratulangi (UNSRAT) :.Non Grantee : 1. Pratiwi Sudarmono 2. Hemma Yulfi 1. Komentar Umum Pada tanggal 2-3 Juni 2014 telah
Lebih terperinci2013, No Mengingat e. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, huruf c, dan huruf d, perlu membentuk Undang-U
No.132, 2013 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA PENDIDIKAN. Kedokteran. Akademik. Profesi. Penyelenggaraan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5434) UNDANG-UNDANG REPUBLIK
Lebih terperinciPenelaahan RUU Pendidikan Kedokteran
Pointers Pertemuan Penelaahan RUU Pendidikan Kedokteran Jakarta, 5 6 Mei 2011 Illah Sailah (Direktur Pembelajaran dan Kemahasiswaan) Latar Belakang Pertemuan (5 6 Mei 2011) Pelaksanaan lokakarya RUU Pendidikan
Lebih terperinciPROFESIONALISME DAN INTERPROFESIONALISME DALAM MASYARAKAT YANG SEDANG BERUBAH
PROFESIONALISME DAN INTERPROFESIONALISME DALAM MASYARAKAT YANG SEDANG BERUBAH IRAWAN YUSUF Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin DEFINISI PROFESIONAL Sebagai seorang profesional, tenaga kesehatan
Lebih terperinciASOSIASI INSTITUSI PENDIDIKAN NERS INDONESIA PERSATUAN PERAWAT NASIONAL INDONESIA HPEQ-DIKTI BATAM, JULI 2010
INDONESIA PERSATUAN PERAWAT NASIONAL INDONESIA HPEQ-DIKTI BATAM, 16-17 JULI 2010 Pendahuluan Tenaga keperawatan sebelum 1962: Jenis pendidikan bervariasi Lama pendidikan bervariasi Hospital based education
Lebih terperinciKERANGKA NASKAH AKADEMIK PENDIDIKAN KEDOKTERAN
KERANGKA NASKAH AKADEMIK PENDIDIKAN KEDOKTERAN Latar Belakang Pendidikan Tinggi terdiri atas jalur akademik, profesi dan vokasi (UU Sisdiknas No 20 Th 2003) Jalur pendidikan akademik terdiri atas jenjang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. berbahaya, salah satunya medical error atau kesalahnan medis. Di satu sisi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini yang paling dibutuhkan dalam dunia kesehatan adalah kerja sama tim antar sesama profesi kesehatan. Keselamatan dan kualitas pelayanan kesehatan bergantung
Lebih terperinciPENJELASAN ATAS ALUR KEGIATAN PENJAGAAN TERHADAP KUALITAS PRAKTIK KEDOKTERAN DENGAN SUDUT PANDANG DARI RANAH KEGIATAN TANGGUNG-JAWAB KKI
Konsil Kedokteran Indonesia PENJELASAN ATAS ALUR KEGIATAN PENJAGAAN TERHADAP KUALITAS PRAKTIK KEDOKTERAN DENGAN SUDUT PANDANG DARI RANAH KEGIATAN TANGGUNG-JAWAB KKI dr. Daryo Soemitro Sp.BS Ketua Divisi
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2013 TENTANG PENDIDIKAN KEDOKTERAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2013 TENTANG PENDIDIKAN KEDOKTERAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa negara menjamin hak setiap warga negara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bersama, belajar dari profesi kesehatan lain, dan mempelajari peran masingmasing
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah World Health Oranization (WHO) mencetus kan Interprofessional Education (IPE) sebagai sebuah konsep pendidikan terintegrasi untuk meningkatkan kemampuan kolaborasi
Lebih terperinciINTEGRASI PENDIDIKAN KESEHATAN DALAM PELAYANAN RUMAH SAKIT (IPKP)
V INTEGRASI PENDIDIKAN KESEHATAN DALAM PELAYANAN RUMAH SAKIT (IPKP) INTEGRASI PENDIDIKAN KESEHATAN DALAM PELAYANAN RUMAH SAKIT (IPKP) Gambaran Umum Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2013 TENTANG PENDIDIKAN KEDOKTERAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2013 TENTANG PENDIDIKAN KEDOKTERAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang Mengingat : a. bahwa negara menjamin hak setiap
Lebih terperinciPermasalahan Kegiatan Alih IPTEK di Bidang Kedokteran - Kesehatan
Permasalahan Kegiatan Alih IPTEK di Bidang Kedokteran - Kesehatan Anwar Santoso The Indonesian Teaching Hospital Association National Cardiovascular Centre Harapan Kita Hospital Departemen Kardiologi Fak
Lebih terperincidr. AZWAN HAKMI LUBIS, SpA, M.Kes
dr. AZWAN HAKMI LUBIS, SpA, M.Kes Peraturan yg menjadi acuan : Peraturan Menteri Kesehatan RI. No.755/MENKES/PER/IV/2011 Tentang Penyelenggaraan Komite Medik Di Rumah Sakit. Definisi Komite Medik Perangkat
Lebih terperinciREKAPITULASI OPINION CHANNELING : UU PENDIDIKAN KEDOKTERAN per 7 November 2013
REKAPITULASI OPINION CHANNELING : UU PENDIDIKAN KEDOKTERAN per 7 November 2013 Masukan ini disarikan dari hasil opinion channeling melalui Sistem Stakeholders Relationship Management (SRM) proyek HPEQ,
Lebih terperinciKebijakan Kemristekdikti untuk Program Pendidikan Dokter Spesialis-SubSpesialis
Kebijakan Kemristekdikti untuk Program Pendidikan Dokter Spesialis-SubSpesialis Direktur Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaaan Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi 2015 1 Program dokter
Lebih terperinciIllah Sailah Direktur Pembelajaran dan Kemahasiswaan Ditjen Dikti. Implementasi Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan Tinggi Kesehatan
Illah Sailah Direktur Pembelajaran dan Kemahasiswaan Ditjen Dikti Implementasi Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan Tinggi Kesehatan Konferensi Utama : 7-8 November Konferensi Profesi : 3 Sept 30 Okt PEMANGKU
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
No.1304, 2012 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA. Pendidikan. Dokter Spesialis. Program. PERATURAN KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG PROGRAM PENDIDlKAN DOKTER
Lebih terperinciBAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. memicu perubahan kurikulum dan semua perangkat kerjanya termasuk sistem
1 BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini pendidikan dokter spesialis mengalami perubahan yang pesat, dimulai dengan munculnya istilah kompetensi dan pengobatan berbasis bukti yang memicu
Lebih terperinciPendekatan Interprofessional Collaborative Practice dalam Perawatan Pasien Katastropik
Pendekatan Interprofessional Collaborative Practice dalam Perawatan Pasien Katastropik Sugiarsih.,S.Kep.,Ns.,MPH Rumah Sakit Universitas Gadjah Mada PERKONAS Poltekkes Kemenkes, Jakarta 22-24 Maret 2017
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2013 TENTANG PENDIDIKAN KEDOKTERAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2013 TENTANG PENDIDIKAN KEDOKTERAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa negara menjamin hak setiap warga negara
Lebih terperinciPenerapan Clinical Governance di Rumah Sakit melalui Sistem Manajemen Mutu ISO 9000
Penerapan Clinical Governance di Rumah Sakit melalui Sistem Manajemen Mutu ISO 9000 Hanevi Djasri Divisi Manajemen Mutu Pelayanan Kesehatan Pusat Manajemen Pelayanan Kesehatan FK-UGM Latar-belakang Clinical
Lebih terperinciALUR KEGIATAN PENJAGAAN TERHADAP KUALITAS PRAKTIK KEDOKTERAN
ALUR KEGIATAN PENJAGAAN TERHADAP KUALITAS PRAKTIK KEDOKTERAN TUJUAN AKHIR UUPK : Konsil Kedokteran Indonesia Kegiatan penjagaan terhadap kualitas proses profesi dilaksanakan bersama berbagai Kementerian
Lebih terperinciINTEGRASI PENDIDIKAN KESEHATAN DALAM PELAYANAN RUMAH SAKIT (IPKP) STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1 EFEKTIF TANGGAL 1 JANUARI 2018
INTEGRASI PENDIDIKAN KESEHATAN DALAM PELAYANAN RUMAH SAKIT (IPKP) STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT EDISI 1 EFEKTIF TANGGAL 1 JANUARI 2018 REFERENSI UU no 44 tahun 2009 ttg rumah sakit pasal 21-22
Lebih terperinciDRAF PEDOMAN AUDIT KEPERAWATAN
DRAF PEDOMAN AUDIT KEPERAWATAN AUDIT KEPERAWATAN A. Pengertian Definisi standar audit klinik menurut National Institute for Clinical Excellence (NICE) yakni merupakan proses peningkatan mutu dengan tujuan
Lebih terperinciHASIL KONSINYERING DENGAN PANJA KOMISI X DPR RI H. Century, Juni 2013
NO. DRAFT DPR (9 APRIL 2012) HASIL PEMBAHASAN DENGAN DPR, KONSINYERING 10-11 MARET (dalam block kuning) DAFTAR INVENTARISASI MASALAH RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG PENDIDIKAN KEDOKTERAN 4 April 2013 HASIL
Lebih terperinciSTANDAR PENDIDIKAN PROFESI APOTEKER (S P P A)
STANDAR PENDIDIKAN PROFESI APOTEKER (S P P A) Majelis Assosiasi Pendidikan Tinggi Farmasi Indonesia I. PENDAHULUAN II. KOMPONEN STANDAR PENDIDIKAN PROFESI APOTEKER 1. Visi, Misi dan tujuan 2. Penyelenggaraan
Lebih terperinciPELAYANAN DOKTER SPESIALIS DI RUMAH SAKIT : Tantangan & Peluang di Era Globalisasi. Sukman Tulus Putra
KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA PELAYANAN DOKTER SPESIALIS DI RUMAH SAKIT : Tantangan & Peluang di Era Globalisasi Sukman Tulus Putra Divisi Pendidikan Profesi KONSIL KEDOKTERAN
Lebih terperinciLaporan Perkembangan Komite Bersama 2017
Laporan Perkembangan Komite Bersama 2017 Jakarta, 2 Juni 2017 Komite Bersama Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Kementerian Kesehatan Agenda Pertemuan Waktu Kegiatan 09.00 10.00 Overview
Lebih terperinciCONTINUING PROFESSIONAL DEVELOPMENT
CONTINUING PROFESSIONAL DEVELOPMENT (CPD) dr. Indra Z, Sp.THT-KL Program Studi Pendidikan Dokter Universitas Malikussaleh Continuing Professional Development CPD adalah komitmen seumur hidup dokter untuk
Lebih terperinciLAMPIRAN PERATURAN DIREKTUR RS (...) NOMOR :002/RSTAB/PER-DIR/VII/2017 TENTANG PANDUAN EVALUASI STAF MEDIS DOKTER BAB I DEFINISI
LAMPIRAN PERATURAN DIREKTUR RS (...) NOMOR :002/RSTAB/PER-DIR/VII/2017 TENTANG PANDUAN EVALUASI STAF MEDIS DOKTER BAB I DEFINISI A. PENDAHULUAN Pada masa sekarang ini peningkatan produktifitas dan kualitas
Lebih terperinci1 P : Menurut anda, apakah website Konsil Kedokteran Indonesia bermanfaat untuk kebutuhan informasi?
Bagian Registrasi 1 P : Menurut anda, apakah website Konsil Kedokteran Indonesia bermanfaat untuk kebutuhan informasi? J: Sangat bermanfaat 2 P: Registrasi dr/drg Konsil Kedokteran Indonesia dilakukan
Lebih terperinciSinergi Pelayanan Kesehatan dan Pendidikan Kedokteran di RSP
Sinergi Pelayanan Kesehatan dan Pendidikan Kedokteran di RSP Anwar Santoso National Cardiovascular Centre Harapan Kita Hospital Dept. of Cardiology Faculty of Medicine ~ University of Indonesia The Indonesian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keselamatan (safety) telah menjadi isu global termasuk juga untuk Rumah Sakit. Ada lima isu penting yang terkait dengan keselamatan (safety) di rumah sakit yaitu: keselamatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Indonesia merupakan salah satu negara dengan jumlah
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara dengan jumlah penduduk beragama Islam terbesar. Hal ini mempengaruhi kebutuhan akan pendidikan yang direalisasikan dengan pendirian
Lebih terperinciLEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.295, 2015 KESEHATAN. Rumah Sakit Pendidikan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5777). PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR
Lebih terperinciArah dan Kebijakan Pengembangan RS Universitas
Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 2013 Arah dan Kebijakan Pengembangan RS Universitas Djoko Santoso Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Annual Scientific Meeting
Lebih terperinciKEBIJAKAN ORGANISASI PROFESI DALAM MENGKAWAL KOMPETENSI PERAWAT MELALUI SDKI
KEBIJAKAN ORGANISASI PROFESI DALAM MENGKAWAL KOMPETENSI PERAWAT MELALUI SDKI DEFINISI ORGANISASI PROFESI ORGANISASI YANG MELAKUKAN PENILAIAN THD KEMAMPUAN ORANG PER ORANG SECARA PROFESIONAL DAN MEMPUNYAI
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kompetensi Apoteker Indonesia 1. Standar Kompetensi Sarjana Farmasi Standar Kompetensi Sarjana Farmasi merupakan standar nasional yang harus dicapai lulusan pendidikan S1 Farmasi
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Interprofessional education a. Definisi interprofessional education Centre for the Advancement of Interprofessional Education (CAIPE, 2002) menyebutkan, IPE
Lebih terperinciPANDUAN KREDENSIAL KEPERAWATAN RUMAH SAKIT ROYAL PROGRESS
PANDUAN KREDENSIAL KEPERAWATAN RUMAH SAKIT ROYAL PROGRESS A. PENDAHULUAN KOMITE KEPERAWATAN RUMAH SAKIT ROYAL PROGRESS 2014 Rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan
Lebih terperinciSEMILOKA NASIONAL PENDIDIKAN DOKTER SPESIALIS DAN PERAN DOKTER LAYANAN PRIMER
SEMILOKA NASIONAL PENDIDIKAN DOKTER SPESIALIS DAN PERAN DOKTER LAYANAN PRIMER Prof. dr. Ali Ghufron Mukti, MSc, PhD Wakil Menteri Kesehatan Republik Indonesia Jakarta, 29 April 2013 1 I. LATAR BELAKANG
Lebih terperinciSTRATEGI PENGAWASAN &PEMBINAAN PROFESI DOKTER DAN DOKTER SPESIALIS WNI/WNA DIDAERAH PADA ERA MEA
STRATEGI PENGAWASAN &PEMBINAAN PROFESI DOKTER DAN DOKTER SPESIALIS WNI/WNA DIDAERAH PADA ERA MEA I.OETAMA MARSIS PB.IDI DIAJUKAN PADA RAKORNAS KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA SURABAYA, 14-16 SEPTEMBER 2016
Lebih terperinciKERANGKA RENSTRA. Where Do We Want TO BE VISI / MISI SASARAN/OBJECTIVE TARGET
Rencana Strategis Program Studi Pendidikan Dokter FKUB: KERANGKA RENSTRA Where Are We NOW HOW Do We Get There Where Do We Want TO BE EVALUASI DIRI VISI / MISI ANALISIS SWOT GRAND STRATEGY TUJUAN/GOAL RENSTRA
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 93 TAHUN 2015 TENTANG RUMAH SAKIT PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 93 TAHUN 2015 TENTANG RUMAH SAKIT PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... RUMAH SAKIT PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... RUMAH SAKIT PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 23 ayat
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. sakit terutama dari sumber daya manusianya, pembiayaan dan informasi menuju
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rumah Sakit ditekankan pada peningkatan mutu, cakupan dan efisiensi pelayanan rumah sakit melalui peningkatan dan pengembangan manajemen rumah sakit terutama dari
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2018 TENTANG STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN KEDOKTERAN
SALINAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2018 TENTANG STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN
Lebih terperinciKomentar dan Rekomendasi
Laporan Visitasi Komentar dan Rekomendasi Nama Perguruan Tinggi : Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Skema : A Reviewer : Cholis Abrori/ Irwin Aras 1. Komentar Umum Fakultas Kedokteran UI merupakan
Lebih terperinciPERATURAN KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA TENTANG NOMOR 16 TAHUN 2013 TENTANG
PERATURAN KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2013 TENTANG PENERBITAN REKOMENDASI PEMBUKAAN DAN PENUTUPAN PROGRAM PENDIDIKAN DOKTER SPESIALIS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KETUA KONSIL KEDOKTERAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah sakit (RS) diakui merupakan institusi yang sangat kompleks dan berisiko tinggi, terlebih dalam kondisi lingkungan regional dan global yang sangat dinamis perubahannya.
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Untuk mewujudkan visi misi yang diembannya, program Studi ilmu Penyakit Dalam telah membuat program jangka panjang 5 tahun ke depan.
PENDAHULUAN Program Pendidikan Dokter Spesialis Ilmu Panykit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya Malang didirikan pada tahun 1998 melalui Surat Keputusan Direktur Jendral Pendidikan Tinggi
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 93 TAHUN 2015 TENTANG RUMAH SAKIT PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 93 TAHUN 2015 TENTANG RUMAH SAKIT PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan
Lebih terperinciPanduan Kredensial dan Rekredensial Staf klinis Puskesmas Kampala -RAHASIA- BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) merupakan salah satu pelayanan kesehatan masyarakat yang sangat penting di Indonesia. Adapun yang dimaksud denga Puskesmas adalah
Lebih terperinciHPEQ Program Sebagai Pijakan Awal Perbaikan Sistem Pendidikan Kesehatan Masyarakat. CPCU HPEQ Project Dirjen Dikti Kementerian Pendidikan Nasional
HPEQ Program Sebagai Pijakan Awal Perbaikan Sistem Pendidikan Kesehatan Masyarakat CPCU HPEQ Project Dirjen Dikti Kementerian Pendidikan Nasional Outline Overview HPEQ Project Peran Mahasiswa dalam HPEQ
Lebih terperinciRancangan Kepmen Nomenklatur Program Studi dan Gelar Lulusan
Rancangan Kepmen Nomenklatur Program Studi dan Gelar Lulusan Forum Senat Akademik Perguruan Tinggi Negeri Badan Hukum Intan Ahmad Direktur Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI,
Lebih terperinciPenjaminan Mutu Sertifikat Dokter dan Dokter Spesialis
Penjaminan Mutu Sertifikat Dokter dan Dokter Spesialis Kiki Lukman Wakil Ketua III MKKI IDI 2018 RAKORNAS KKI 4/2018 1 Penjaminan mutu profesi dokter & dokter spesialis: DEFINISI REGULASI SERTIFIKASI RESERTIFIKASI
Lebih terperinciSertifikat Kompetensi diterbitkan oleh Kolegium (Dokter Gigi Indonesia) melalui Uji Kompetensi
Kolegium Dokter Gigi Indonesia Pelaksanaan Uji Kompetensi Dokter Gigi April 2007 Januari 2010 Undang-Undang RI Nomor: 29 Tahun 2004 BAB I Pasal 1Ayat 13 Kolegium (Dokter Gigi Indonesia) Badan yang dibentuk
Lebih terperinciSTANDAR 1 VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN SERTA STRATEGI PENCAPAIAN. Studi, Serta Pihak-Pihak Yang Dilibatkan.
STANDAR 1 VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN SERTA STRATEGI PENCAPAIAN 1.1 Visi, Misi, Tujuan Dan Sasaran Serta Strategi Pencapaian. 1.1.1 Jelaskan Mekanisme Penyusunan Visi, Misi, Tujuan Dan Sasaran Program
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. sistem pelayanan kesehatan untuk dapat meningkatkan kualitas pelayanan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Institute of Medicine (IOM) melalui Crossing the quality Chasm : A New Health System for the 21 st Century mengatakan diperlukan pembaharuan dalam sistem pelayanan
Lebih terperinciKomentar dan Rekomendasi
Komentar dan Rekomendasi Nama Perguruan Tinggi Skema Reviewer : Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara : Skema B : 1. Erlina Marfianti 2. Joko Mulyanto 1. Komentar Umum Selama dua hari visitasi, tanggal
Lebih terperinciPokok- pokok UU No.20 tahun 2013 tentang Pendidikan Kedokteran
Pokok- pokok UU No.20 tahun 2013 tentang Pendidikan Kedokteran Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan September 2013 1 Isu Pokok UU Pendidikan Kedokteran : Kondisi
Lebih terperinciPROGRAM PERCEPATAN Peningkatan Kompetensi dan Kualifikasi Pendidikan Tenaga Kesehatan dari Pendidikan Menengah dan Diploma I Ke Diploma III
PROGRAM PERCEPATAN Peningkatan Kompetensi dan Kualifikasi Pendidikan Tenaga Kesehatan dari Pendidikan Menengah dan Diploma I Ke Diploma III dr. Kirana Pritasari, MQIH Kepala Pusdiklatnakes Disampaikan
Lebih terperinciPERATURAN KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2013 TENTANG PENERBITAN REKOMENDASI PEMBUKAAN DAN PENUTUPAN PROGRAM STUDI DOKTER
PERATURAN KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2013 TENTANG PENERBITAN REKOMENDASI PEMBUKAAN DAN PENUTUPAN PROGRAM STUDI DOKTER DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KETUA KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA,
Lebih terperinciRANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN TENTANG PENDIDIKAN KEDOKTERAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN TENTANG PENDIDIKAN KEDOKTERAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa negara menjamin hak setiap warga
Lebih terperinciBAN-PT AKREDITASI PROGRAM STUDI KEDOKTERAN NASKAH AKADEMIK
BAN-PT AKREDITASI PROGRAM STUDI KEDOKTERAN BUKU I NASKAH AKADEMIK BADAN AKREDITASI NASIONAL PERGURUAN TINGGI JAKARTA 2014 KATA PENGANTAR Akreditasi adalah pengakuan terhadap perguruan tinggi atau program
Lebih terperinciSERTIFIKASI TENAGA KESEHATAN
SERTIFIKASI TENAGA KESEHATAN PUSAT PEMBERDAYAAN PROFESI DAN TENAGA KESEHATAN LUAR NEGERI Disampaikan pada acara Workshop Nasional Kesepakatan Ujian Keperawatan Makasar, 13 Maret 2010 13.03.2010 VISI DEPKES
Lebih terperinciPeran dan Fungsi Komite Medik di Rumah Sakit
Peran dan Fungsi Komite Medik di Rumah Sakit Dr. Dody Firmanda, Sp.A, MA Ketua Komite Medis RSUP Fatmawati Jakarta. Pendahuluan Dengan terbitnya Peraturan Menteri Kesehatan RI yang baru tentang penyelenggaran
Lebih terperinciOleh Pengurus LAM-PTKes
PERKUMPULAN LEMBAGA AKREDITASI MANDIRI PENDIDIKAN TINGGI KESEHATAN INDONESIA (LAM-PTKes) Oleh Pengurus LAM-PTKes Rapat Kerja Nasional (RAKERNAS) Asosiasi Pendidikan Tinggi Gizi Indonesia (AIPGI) Bogor,
Lebih terperinciNASKAH AKADEMIK PENYELENGGARAAN RUMAH SAKIT GIGI DAN MULUT (PENDIDIKAN) Konsil Kedokteran Gigi Konsil Kedokteran Indonesia Bogor, September 2010
NASKAH AKADEMIK PENYELENGGARAAN RUMAH SAKIT GIGI DAN MULUT (PENDIDIKAN) Konsil Kedokteran Gigi Konsil Kedokteran Indonesia Bogor, September 2010 ISSUES TEMU RSGMP SE INDONESIA 25 Agustus 2010 1. Pedoman
Lebih terperinciPERATURAN KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2005 TENTANG REGISTRASI DOKTER DAN DOKTER GIGI KETUA KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA,
PERATURAN KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2005 TENTANG REGISTRASI DOKTER DAN DOKTER GIGI KETUA KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA, Menimbang : bahwa sebagai pelaksanaan ketentuan Pasal 34 Undang- Undang
Lebih terperinci