HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Perguruan Tinggi

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Perguruan Tinggi"

Transkripsi

1 35 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Perguruan Tinggi Institut Pertanian Bogor (IPB) adalah lembaga pendidikan tinggi pertanian yang secara historis merupakan bentukan dari lembaga-lembaga pendidikan menengah dan tinggi pertanian serta kedokteran hewan yang dimulai pada awal abad ke-20 di Bogor. Sebelum Perang Dunia II, lembagalembaga pendidikan menengah tersebut dikenal dengan nama Middelbare Landbouw School, Middelbare Bosbouw School dan Nederlandsch Indiche Veeartsen School. Sejarah perkembangan IPB dimulai dari tahapan embrional ( ), tahap pelahiran dan pertumbuhan ( ), tahap pendewasaan ( ), tahap implementasi otonomi IPB ( ) dan tahap IPB berbasis Badan Hukum Milik Negara (BHMN) ( ). Sejak tahun 2007, secara embrional IPB direncanakan menjadi universitas riset. Lahirnya IPB pada tanggal 1 September 1963 berdasarkan keputusan Menteri Perguruan Tinggi dan Ilmu Pengetahuan (PTIP) No. 92/1963 yang kemudian disahkan oleh Presiden RI Pertama dengan Keputusan No. 279/1965. Pada saat itu, ada 2 Jurusan di Bogor yang berada dalam naungan Universitas Indonesia (UI) yaitu Ilmu Pertanian (Landbowkunde) dan Ilmu Kehutanan (Bosbouwkunde), lalu berkembang menjadi 5 fakultas, yaitu Fakultas Pertanian, Fakultas Kedokteran Hewan, Fakultas Perikanan, Fakultas Peternakan dan Fakultas Kehutanan. Pada tahun 1964, lahir Fakultas Teknologi dan Mekanisasi Pertanian yang kini menjadi Fakultas Teknologi Pertanian. Pada tanggal 26 Desember 2000, Pemerintah Indonesia mengesahkan status otonomi IPB berdasarkan PP No Pada tahun 2006, IPB menjadi perguruan tinggi berstatus Badan Hukum Milik Negara (BHMN). Pada perkembangan terakhir, setelah lahirnya Badan Hukum Pendidikan (BHP) yang menimbulkan pro-kontra dan akhirnya ditolak oleh Mahkamah Konstitusi (MK) pada tahun 2010, kini IPB kembali ke Perguruan Tinggi Negeri dengan status hukum seperti perguruan tinggi-perguruan tinggi yang lain.

2 36 Sejak berdiri, IPB terus melakukan pengembangan-pengembangan dalam meningkatkan kapabilitasnya menuju World Class University. IPB berkomitmen terhadap peningkatan mutu dalam seluruh aspek penyelenggaraan program akademik dan non-akademik. Komitmen ini tertulis didalam pernyataan mutu (quality statement) sebagaimana tercantum dalam SK Rektor No. 210/K13/OT/2004, yaitu: "dengan komitmen yang tinggi terhadap mutu, IPB secara efisien dan akuntabel menghasilkan lulusan yang kompeten dan IPTEKS yang relevan dengan kebutuhan masyarakat." Visi IPB yaitu menjadi perguruan tinggi berbasis riset kelas dunia dengan kompetensi utama pertanian tropika dan biosains serta berkarakter kewirausahaan. Misi IPB adalah sebagai sebagai berikut: 1. Menyelenggarakan pendidikan tinggi bermutu tinggi dan pembinaan kemahasiswaan yang komprehensif dalam rangka meningkatkan daya saing bangsa. 2. Mengembangkan IPTEK sesuai kebutuhan masyarakat agraris dan bahari pada masa sekarang dan kecenderungan pada masa yang akan datang yang semakin kompetitif. 3. Membangun sistem manajemen perguruan tinggi yang berkarakter kewirausahaan, efektif, efisien, transparan, dan akuntabel. 4. Mendorong terbentuknya masyarakat madani berdasarkan kebenaran dan HAM. Adapun Tujuan IPB adalah sebagai berikut: 1. Menghasilkan lulusan yang berkualitas yang mampu mengembangkan dan menerapkan IPTEKS 2. Memberikan inovasi IPTEKS ramah lingkungan untuk mendukung pembangunan nasional dan memperbaiki kesejahteraan umat manusia. 3. Menjadikan IPB sebagai lembaga pendidikan tinggi yang siap menghadapi tuntutan masyarakat dan tantangan perubahan yang berubah dengan cepat secara nasional dan global. 4. Menjadikan IPB sebagai kekuatan moral dalam masyarakat madani Indonesia.

3 Karakteristik Pegawai Kependidikan Responden dalam penelitian ini berjumlah 96 orang dan merupakan pegawai kependidikan IPB yang dipilih dengan menggunakan teknik convenience. Pegawai yang menjadi responden pada penelitian ini dikelompokkan berdasarkan beberapa karakteristik, yaitu: jenis kelamin, tingkat pendidikan, usia, masa kerja, dan golongan pegawai. Kuesioner terlampir pada Lampiran Karakteristik Jenis Kelamin Pada karakteristik jenis kelamin, responden didominasi oleh pegawai berjenis kelamin pria sebesar 55 persen atau 53 orang. Responden yang berjenis kelamin wanita sebesar 43 persen atau 43 orang. Perbedaan yang tidak signifikan antara jumlah responden pria dan wanita, memberikan gambaran kepada kita bahwa IPB tidak membeda-bedakan gender dalam merekrut dan mempekerjakan pegawai. Selain itu, jenis pekerjaan yang lebih cenderung ke hal-hal admistrasi dan membutuhkan kerapihan serta ketekunan, yang biasanya dilakukan oleh wanita, tidak menjadikan IPB langsung memilih pegawai wanita untuk mengisi pos-pos pekerjaan tersebut. Semuanya dikembalikan pada kompetensi dan minat masing-masing pegawai. Perbedaan jumlah responden pria dan wanita, tidak menggambarkan bahwa pegawai dengan jumlah mayoritas memiliki kemampuan lebih baik dalam menerapkan Manajemen Pengetahuan dan Organisasi Pembelajar. Pegawai yang berjenis kelamin pria maupun wanita memiliki kedudukan yang sama di dalam lembaga dalam kemampuannya menerapkan Manajemen Pengetahuan dan Organisasi Pembelajar. Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada Gambar 8.

4 38 Wanita 45 % Pria 55 % Gambar 8. Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin Karakteristik Tingkat Pendidikan Mayoritas responden berpendidikan SLTA dan S1, dengan persentase yang sama yaitu sebesar 44 persen atau 42 orang. Peringkat kedua ditempati oleh responden yang berpendidikan D3 sebesar 10 persen atau 10 orang. Pada peringkat ketiga ditempati oleh responden yang berpendidikan S2 dan S3, yaitu masing-masing sebesar 1 persen atau 1 orang. Lebih dari setengah jumlah responden memiliki tingkat pendidikan SLTA dan S1. Tingkat pendidikan SLTA dan S1 dirasa sudah cukup memiliki kapasitas untuk mendukung proses Manajemen Pengetahuan dan Organisasi Pembelajar. Karakteristik responden berdasarkan tingkat pendidikan dapat dilihat pada Gambar 9. S1 44% S2 1% S3 1% SLTA 44% D3 10% Gambar 9. Karakteristik responden berdasarkan tingkat pendidikan

5 Karakteristik Usia Berdasarkan pengolahan data yang dilakukan, mayoritas responden berusia lebih dari 46 tahun, yaitu sebesar 37 persen atau 36 orang. Posisi kedua ditempati oleh responden berusia tahun dan tahun, yaitu masing-masing sebesar 19 persen atau 18 orang. Posisi ketiga ditempati oleh responden berusia tahun sebesar 18 persen atau 18 orang. Posisi keempat ditempati oleh responden berusia tahun sebesar 5 persen atau 5 orang. Sedangkan posisi kelima ditempati oleh responden pada rentang usia termuda, yaitu pada rentang usia tahun dengan persentase sebesar 2 persen atau 2 orang. Responden didominasi oleh pegawai yang berusia tahun, tahun dan lebih dari 46 tahun, dengan jumlah persentase lebih dari setengah jumlah responden. Secara umum, karakteristik usia ini menggambarkan kematangan pribadi masing-masing pegawai di IPB. Asam garam kehidupan telah dirasakan oleh pegawai pada rentang usia tersebut. Kematangan pribadi merupakan faktor pendukung dari Organisasi Pembelajar, yaitu disiplin penguasaan pribadi dan disiplin model mental. Karakteristik responden berdasarkan usia dapat dilihat pada Gambar 10. > 46 Tahun 37% Tahun 2% Tahun 5% Tahun 19% Tahun 18% Tahun 19% Gambar 10. Karakteristik responden berdasarkan usia

6 Karakteristik Masa Kerja Mayoritas responden memiliki masa kerja tahun sebesar 22 persen atau 21 orang. Peringkat kedua ditempati oleh responden yang memiliki masa kerja diatas 26 tahun sebesar 21 persen atau 20 orang. Peringkat ketiga ditempati oleh responden yang memiliki masa kerja tahun dan 6 10 dengan persentase yang sama, yaitu masing-masing sebesar 20 persen atau 19 orang. Peringkat keempat ditempati oleh responden yang memiliki masa kerja tahun sebesar 13 persen atau 13 orang. Peringkat terakhir ditempati oleh responden yang memiliki masa kerja 1 5 tahun dengan persentase sebesar 3 persen atau 2 orang. Berbanding lurus dengan usia, responden didominasi oleh pegawai yang telah bekerja pada perusahaan selama tahun, tahun, dan lebih dari 25 tahun dengan jumlah lebih dari setengah jumlah responden. Secara umum, lama masa kerja tersebut menggambarkan tingkat pengalaman dan pengetahuan yang baik dalam bekerja. Pada rentang masa kerja tersebut, pegawai telah memiliki tacit knowledge yang terbentuk dari pengalaman-pengalaman pada saat mereka bekerja. Karakteristik responden menurut masa kerja dapat dilihat pada Gambar 11. > 26 Tahun 21% 1 5 Tahun 4% 6 10 Tahun 20% Tahun 22% Tahun 20% Tahun 13% Gambar 11. Karakteristik responden berdasarkan masa kerja

7 Karakteristik Golongan Pegawai Mayoritas responden adalah golongan III-B, yaitu sebesar 29 persen atau 28 orang. Peringkat kedua ditempati oleh responden yang memiliki golongan III-A sebesar 25 persen atau 24 orang. Peringkat ketiga ditempati oleh responden yang memiliki golongan III-D sebesar 11 persen atau 10 orang. Peringkat keempat ditempati oleh responden yang memiliki golongan II-B sebesar 9 persen atau 8 orang. Peringkat kelima ditempati oleh responden yang memiliki golongan III-C dan II- C, dengan persentase masing-masing sebesar 7 persen atau 7 orang. Peringkat selanjutnya ditempati responden dengan golongan II-D dan II-A dengan jumlah masing-masing sebesar 6 persen atau 6 orang. Lebih dari setengah responden didominasi oleh pegawai yang bergolongan III-B dan III-A. Penggolongan Pegawai Negeri Sipil (PNS), diantaranya dipengaruhi oleh faktor masa kerja dan tingkat pendidikan. Secara umum, golongan III-B dan III-A memiliki masa kerja minimal 12 tahun (misal: jika dari golongan II-B) atau tingkat pendidikan minimal Strata 1. Oleh karena itu, karakteristik responden berdasarkan golongan kepegawaian menggambarkan tingkat pengalaman, pengetahuan dan pendidikan pegawai yang memadai dalam bekerja. Karakteristik responden berdasarkan penggolongan kepegawaian dapat dilihat pada Gambar 12. IIIC 7% IIID 11% IIA 6% IIB 9% IIC 7% IID 6% IIIB 29% IIIA 25% Gambar 12. Karakteristik responden berdasarkan golongan kepegawaian

8 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Uji Viliditas Uji Validitas dalam penelitian dijelaskan sebagai suatu derajat ketepatan alat ukur penelitian tentang isi atau arti sebenarnya yang diukur (Umar 2005). Uji validitas terhadap kuesioner dimaksudkan agar semua pertanyaan atau pernyataan berkaitan dengan apa yang diukur. Pertanyaan atau pernyataan dalam kuesioner harus berada dalam topik yang sama. Uji validitas pada penelitian ini menggunakan teknik Rank Spearman pada tingkat kepercayaan 95 persen (α > 0,05). Jumlah responden pada uji validitas ini sebanyak 30 orang dengan nilai r tabel adalah 0,361. Item pernyataan yang dinyatakan valid harus lebih dari nilai r tabel. Hasil pengujian menghasilkan 3 item pernyataan yang tidak valid, dari 70 pernyataan yang diujikan. Dengan demikian, pernyataan yang tidak valid tersebut tidak diikutsertakan dalam kuesioner penelitian sehingga item pernyataan keseluruhan dalam kuesioner berjumlah 67 item pernyataan (Lampiran 2) Uji Reliabilitas Reliabilitas adalah derajat ketepatan, ketelitian atau keakuratan yang ditunjukan oleh instrumen pengukuran (Umar 2005). Uji reliabilitas menyatakan bahwa instrumen penelitian adalah reliabel jika nilai hitung alfa (α) lebih besar dari nilai r tabel. Pengujian reliabilitas menggunakan teknik Alpha Cronbach. Jumlah responden yang digunakan pada uji reliabilitas sama dengan jumlah responden pada uji validitas yaitu 30 responden. Nilai r tabel adalah 0,600 yang berarti bahwa pernyataan dalam kuesioner dapat dikatakan reliabel apabila lebih besar dari 0,600. Nilai r tabel 0,600 merupakan standar umum suatu item dinyatakan reliable pada penelitian sosial. Berdasarkan uji reliabilitas, masing-masing indikator memiliki r tabel lebih besar dari 0,600 maka pernyataanpertanyataan pada kuesioner dapat dinyatakan relibel (Lampiran 3).

9 Indikator Manajemen Pengetahuan Indikator Manajemen Pengetahuan pada penelitian ini adalah konversi pengetahuan, spiral pengetahuan dan Ba. Adapun interpretasi dari indikatorindikator Manajemen Pengetahuan adalah sebagai berikut : Konversi Pengetahuan Konversi pengetahuan merupakan proses perubahan pengetahuan yang melibatkan tacit knowledge dan explicit knowledge. Tacit Knowledge merupakan pengetahuan yang bersifat sangat personal dan sulit untuk dirumuskan, dikomunikasikan atau disampaikan kepada orang lain. Pengalaman, pemahaman subjektif, intuisi dan firasat termasuk ke dalam jenis pengetahuan ini. Explicit Knowledge adalah jenis pengetahuan yang dapat diekspresikan dalam bentuk kata-kata dan angka, serta dapat disampaikan dalam bentuk data, formulasi ilmiah, spesifikasi, manual, dan sebagainya. Pengetahuan jenis ini dapat segera diteruskan dari satu individu ke individu lainnya secara formal dan sistematis. Konversi pengetahuan terdiri atas: sosialisasi (konversi tacit knowledge ke tacit knowledge), eksternalisasi (konversi tacit knowledge ke expilicit knowledge), kombinasi (konversi expilicit knowledge ke expilicit knowledge), dan internalisasi (konversi expilicit knowledge ke tacit knowledge). Penilaian pegawai kependidikan terhadap proses konversi pengetahuan di IPB dapat dilihat pada Tabel 3, Tabel 4, Tabel 5 dan Tabel 6. Secara umum pegawai kependidikan tidak setuju bahwa mereka tidak pernah bertukar pengalaman atau pengetahuan dengan pegawai lain melalui obrolan-obrolan santai atau berbicara langsung, dengan nilai rataan 4,08. Sebaliknya, pegawai kependidikan sangat setuju bahwa proses sosialisasi terjadi melalui obrolan-obrolan santai atau berbicara secara langsung (lisan) dengan pegawai lain, dengan nilai rataan 4,22. Selain itu, pegawai kependidikan setuju bahwa sosialisasi juga terjadi melalui rapat, melalui rapat ini mereka dapat berbagi pengalaman dan pengetahuan dengan pegawai lain, baik dari yang

10 44 satu unit kerja atau bukan, terlihat dari nilai rataan 3,72. Apabila pegawai kependidikan tidak menghadiri rapat, pegawai kependidikan setuju bahwa mereka akan bertanya ke pegawai lain tetang hasil rapat yang terkait dengan pekerjaan mereka atau tidak, dengan nilai rataan 3,77. Pegawai kependidikan setuju bahwa mereka mentransfer pengalaman atau pengetahuan secara lisan (telepon atau face to face) kepada junior atau bawahan yang bertanya seputar pekerjaan mereka, dengan nilai rataan 4,06. Berdasarkan Tabel 3 maka proses konversi pengetahuan berupa sosialisasi telah ada di IPB, ditunjukan dengan nilai rataan 4,06 yang berarti setuju. Tabel 3. Sebaran jawaban pegawai kepedidikan terhadap konversi pengetahuan (sosialisasi) Pernyataan Sosialisasi Saya tidak pernah bertukar pengalaman/ pengetahuan dengan pegawai lain melalui obrolan-obrolan santai/ berbicara langsung (lisan). Saya bertukar pengalaman/ pengetahuan melalui obrolanobrolan santai/ berbicara langsung (lisan) dengan pegawai lain pada satu unit kerja. Saya mengikuti pertemuan rutin (seperti: Rapat, Rabuan, dan lain lain) dimana saya dapat berbagi pengalaman/ pengetahuan dengan pegawai lain pada satu unit kerja. Saya mengikuti pertemuan rutin (seperti: Rapat, Rabuan, dan lain lain) dimana saya dapat berbagi pengalaman/ pengetahuan dengan pegawai lain yang berbeda unit kerja. Jika saya tidak mengikuti pertemuan Rutin (misal: Rapat, Rabuan, dan lain lain), saya akan bertanya ke pegawai lain tetang hasil rapat yang terkait dengan pekerjaan saya atau tidak. Saya mentransfer pengalaman/ pengetahuan secara lisan (telepon / face to face) kepada junior / bawahan yang bertanya seputar pekerjaan mereka Rataan nilai Keterangan 4,08 Tidak setuju 4,22 Sangat setuju 3,80 Setuju 3,64 Setuju 3,77 Setuju 4,06 Setuju Total 4,06 Setuju Pegawai kependidikan tidak setuju bahwa mereka tidak pernah bertukar pengalaman atau pengetahuan melalui berbagai media (seperti: telepon atau fasilitas lain) dengan Pegawai lain, dengan nilai rataan 3,17. Pegawai kependidikan setuju bahwa proses eksternalisasi terjadi melalui pembuatan dokumen (misal: laporan), dengan nilai rataan 3,86. Dokumen ini berisi pengetahuan atau pekerjaan yang dapat dibagikan untuk pegawai lain dalam satu atau beda unit kerja.

11 45 Tabel 4. Sebaran jawaban pegawai kependidikan terhadap konversi pengetahuan (eksternalisasi) Pernyataan Eksternalisasi Pengalaman/ pengetahuan saya tidak dituangkan secara tertulis (seperti: dalam bentuk laporan, dokumen, dan lain lain). Jika memang diperlukan, saya dapat menuangkan pengalaman/ pengetahuan secara tertulis (seperti: dalam bentuk laporan, dokumen, dan lain lain) dan dibagikan ke pegawai lain pada satu unit kerja. Jika memang diperlukan, saya dapat menuangkan pengalaman/ pengetahuan saya secara tertulis (seperti: dalam bentuk laporan, dokumen, dan lain lain) dan dibagikan ke pegawai lain yang berbeda unit kerja. Hasil pertemuan rutin (seperti: rapat, rabuan, dan lain lain) dinotulensikan dengan baik, sehingga hasil pertemuan rutin dapat ditransfer dengan mudah apabila ada pegawai lain yang memerlukan. Apabila diperlukan, saya dapat memberikan dokumendokumen tertulis yang dibutuhkan junior / bawahan yang memerlukan atau bertanya seputar pekerjaan mereka. Rataan nilai Keterangan 3,17 Ragu-Ragu 4,00 Setuju 3,75 Setuju 4,04 Setuju 4,05 Setuju Total 3,80 Setuju Pegawai kependidikan setuju bahwa, pembuatan dokumen (misal: laporan) juga digunakan sebagai sarana untuk mentransfer pengetahuan, pengalaman atau pekerjaan kepada junior atau bawahan, hal ini terlihat dari nilai rataan 4,05. Pegawai kependidikan setuju bahwa hasil rapat juga dituangkan dalam bentuk notulensi agar hasil pertemuan dapat ditransfer dengan mudah apabila ada pegawai lain yang memerlukan, dengan nilai rataan 4,04. Berdasarkan Tabel 4 maka proses konversi pengetahuan berupa eksternalisasi telah ada di IPB, ditunjukan dengan nilai rataan 3,80 yang berarti setuju. Pegawai kependidikan setuju bahwa proses kombinasi terjadi melalui pertukaran pengetahuan atau pengalaman melalui berbagai media dengan pegawai dari satu atau beda unit kerja, dengan nilai rataan 3,98. menjadi salah satu media yang digunakan untuk dapat bertukar pengetahuan tertulis (seperti: dokumen, laporan, notulen, dan lain lain), terlihat dari nilai rataan 3,84 yang berarti setuju. Sebaliknya, pegawai kependidikan tidak setuju bahwa tidak menjadi sarana. Berdasarkan Tabel 5 maka proses konversi

12 46 pengetahuan berupa kombinasi telah ada di IPB, ditunjukan dengan nilai rataan 3,94 yang berarti setuju. Tabel 5. Sebaran jawaban pegawai kependidikan terhadap konversi pengetahuan (kombinasi) Pernyataan Kombinasi Saya tidak pernah bertukar pengalaman/ pengetahuan melalui berbagai media (seperti: dokumen, rapat, telepon, percakapan, , atau fasilitas lain) dengan Pegawai lain. Saya bertukar pengalaman/ pengetahuan melalui berbagai media (seperti: dokumen, rapat, telepon, percakapan, , atau fasilitas lain) dengan pegawai lain pada satu unit kerja. Jika diperlukan, saya bertukar pengalaman/ pengetahuan melalui berbagai media (seperti: dokumen, rapat, telepon, percakapan, , dan fasilitas internet lain) dengan pegawai lain yang berbeda unit kerja. menjadi sarana saya bertukar pengalaman/ pengetahuan tertulis (seperti: dokumen, laporan, notulen, dan lain lain) dengan pegawai lain pada satu unit kerja. menjadi sarana saya bertukar pengalaman/ pengetahuan tertulis (seperti: dokumen, laporan, notulen, dan lain lain) dengan pegawai lain yang berbeda unit kerja. tidak menjadi sarana saya bertukar pengalaman/ pengetahuan tertulis (seperti: dokumen, laporan, notulen, dan lain lain) dengan pegawai lain pada satu unit kerja. Rataan nilai Keterangan 4,05 Tidak setuju 4,00 Setuju 3,96 Setuju 3,84 Setuju 3,92 Setuju 3,83 Tidak setuju Total 3,94 Setuju Pegawai kependidikan setuju bahwa proses internalisasi terjadi melalui proses learning by doing yang dilakukan antar pegawai pada satu atau berbeda unit kerja, dengan nilai rataan 4,11. Bahkan pegawai kependidikan sangat setuju bahwa proses pembimbing junior atau bawahan juga dilakukan dengan cara memberikan contoh langsung (mempraktekan) bagaimana mengerjakan suatu pekerjaan, dengan nilai rataan 4,26. Pegawai kependidikan pun sangat setuju bahwa learning by doing atau belajar sambil melakukan atau mempraktekan akan lebih mempermudah meraka dalam memahami suatu pekerjaan, sehingga dapat mengerjakan pekerjaan itu dengan baik, terlihat dari nilai rataan 4,27. Apabila pegawai kependidikan, kesulitan mengerjakan pekerjaan, mereka bertanya kepada pegawai lain, jika diperlukan, pegawai lain dapat mempraktekan bagaimana mengerjakan pekerjaan tersebut dengan baik, hal ini terlihat dari nilai rataan 4,19 yang berarti setuju. Selain itu, pegawai kependidikan menyetujui bahwa pengumuman yang ditempel pada papan

13 47 pengumuman di unit kerja atau papan pengumuman yang lain, dapat memberikan informasi baru dan menambah wawasan serta pengetahuan mereka. Berdasarkan Table 6 maka konversi pengetahuan berupa internalisasi telah ada di IPB, ditunjukan dengan nilai rataan 4,20 yang berarti setuju. Tabel 6. Sebaran jawaban pegawai kependidikan terhadap konversi pengetahuan (internalisasi) Pernyataan Internalisasi Saya melakukan learning by doing atau belajar sambil melakukan / mempraktekan dengan Pegawai lain pada satu unit kerja. Jika diperlukan, saya melakukan learning by doing atau belajar sambil melakukan / mempraktekan dengan Pegawai lain yang berbeda unit kerja. Apabila ada junior/ bawahan yang membutuhkan bimbingan, saya akan membimbing mereka. Jika diperlukan saya akan mempraktekan bagaimana mereka seharusnya mengerjakan suatu pekerjaan. Dengan learning by doing atau belajar sambil melakukan / mempraktekan saya akan lebih mudah memahami suatu pekerjaan, sehingga dapat mengerjakan pekerjaan itu dengan baik. Jika saya kesulitan mengerjakan pekerjaan, saya bertanya kepada pegawai lain. Jika diperlukan, pegawai lain dapat mempraktekan bagaimana mengerjakan pekerjaan tersebut dengan baik. Pengumuman-pengumuman yang ditempel pada papan pengumuman unit kerja atau papan pengumuman yang lain, dapat memberikan informasi baru dan menambah wawasan dan pengetahuan saya. Rataan nilai Keterangan 4,18 Setuju 4,04 Setuju 4,26 Sangat setuju 4,27 Sangat setuju 4,19 Setuju 4,16 Setuju Total 4,20 Setuju Berdasarkan Tabel 3, Tabel 4, Tabel 5 dan Tabel 6 maka dapat disimpulkan bahwa secara umum pegawai kependidikan setuju telah terdapat proses konversi pengetahuan di IPB, ditunjukan dengan nilai rataan 4,20. Proses konversi terendah adalah pada proses eksternalisasi yaitu dengan nilai rataan 3,80 (setuju). Proses konversi tertinggi yaitu pada proses internalisasi, dengan nilai rataan 4,20 yang berarti sangat setuju. Oleh karena itu, diperlukan upaya untuk meningkatkan eksternalisasi pada pegawai IPB, seperti memberikan intensif kepada pegawai yang menyalurkan pengetahuan atau pengalaman mereka ke dalam bentuk tertulis. Pada sisi lain,

14 48 internalisasi perlu terus dipertahankan dan ditingkatkan untuk ke depannya Spiral Pengetahuan Spiral pengetahuan merupakan pemicu atau kemudahan yang menyebabkan pergeseran antar berbagai model konversi pengetahuan dapat berlangsung, sehingga membentuk proses spiral ke atas, dimulai dari level individu bergerak terus ke level kelompok, kemudian ke level organisasi dan bahkan ke level antar organisasi. Penilaian pegawai kependidikan terhadap spiral pengetahuan di IPB dapat dilihat pada Tabel 7. Secara umum pegawai kependidikan setuju bahwa adanya rapat rutin merupakan salah satu sarana untuk mempermudah pegawai kependidikan dalam melakukan sharing pengetahuan secara face to face dengan pegawai lain, dengan nilai rataan 3,95. pegawai kependidikan setuju bahwa kemudahan juga didapat apabila pegawai kependidikan memerlukan pengetahuan atau pengalaman seputar pekerjaan pegawai lain pada satu atau beda unit kerja, pengetahuan dan pengalaman ini dapat diperoleh melalui berkas tertulis (misal: laporan,dan lain lain), ditunjukan dengan nilai rataan 3,73. juga menjadi sarana yang memudahkan pegawai kependidikan dalam menerima dan menyampaikan dokumen, terlihat dari nilai rataan 4,20 yang berarti setuju. Selain itu, pegawai kependidikan setuju bahwa sarana blog bagi staf IPB yang difasilitasi Direktorat Komunikasi dan Sistem Informasi (DKSI), sangat memfasilitasi dan memudahkan bagi pegawai kependidikan yang ingin menuangkan segala pengalaman ringan seputar pekerjaan, dengan nilai rataan 4,09. Pegawai kependidikan juga setuju bahwa kemudahan berbagi pengetahuan atau pengalaman juga dapat dirasakan dari tim kerja atau kepanitiaan yang dibentuk IPB, terlihat dari nilai rataan 4,10. Tim kerja atau kepanitiaan ini terdiri atas pegawai-pegawai dari lintas unit kerja, dengan adanya tim kerja atau kepanitiaan tersebut, sangat memudahkan mereka dalam belajar, berbagi pengalaman atau

15 49 pengetahuan, dan learning by doing dengan pegawai dari unit kerja yang berbeda. Tabel 7. Sebaran jawaban pegawai kependidikan terhadap spiral pengetahuan Pernyataan Terdapat sarana berbagi pengalaman/ pengetahuan berupa pertemuan rutin yang mempermudah proses transfer pengalaman/ pengetahuan secara langsung (lisan/ face to face). Pengetahuan/pengalaman seputar pekerjaan dari pegawai lain pada satu unit kerja, mudah diperoleh melalui berkas tertulis seperti dokumen, laporan, dan lain lain. Jika diperlukan, saya dapat memperoleh berkas tertulis (seperti: dokumen, laporan, dan lain lain) berupa pengalaman/ pengetahuan seputar pekerjaan pegawai lain yang berbeda unit kerja. menjadi sarana yang efektif untuk mempermudah antar pegawai menerima dan menyampaikan pengetahuan tertulis (seperti: dokumen, laporan, notulen, dan lain lain). Adanya Blog bagi staf IPB yang difasilitasi DKSI, sangat memfasilitasi dan memudahkan bagi pegawai yang ingin menuangkan segala pengalaman ringan seputar pekerjaan, selain juga menyalurkan hobi menulis pegawai. IPB membentuk tim kerja / kepanitiaan yang terdiri atas pegawai-pegawai dari lintas unit kerja. Adanya tim kerja atau kepanitiaan tersebut, sangat memudahkan saya dalam belajar, berbagi pengalaman/ pengetahuan, dan learning by doing dengan pegawai dari unit kerja yang berbeda. Rataan nilai Keterangan 3,95 Setuju 3,75 Setuju 3,71 Setuju 4,20 Setuju 4,09 Setuju 4,10 Setuju Total 3,97 Setuju Berdasarkan Tabel 7 dapat disimpulkan pegawai kependidikan setuju terdapat spiral pengetahuan yang merupakan pemicu atau kemudahan proses konversi pengetahuan di IPB, ditunjukan dengan nilai rataan 3,97. Pemicu atau kemudahan proses konversi pengetahuan terdapat pada tingkat individu, group atau kelompok dan organisasi. Pada level individu, terlihat dari kemampuan pegawai yang sudah dapat menggunakan fasilitas dunia maya yaitu . menjadi sarana yang efektif untuk pegawai menerima dan menyampaikan pengetahuan. Pada level group atau kelompok, dapat terlihat dari kemudahan pegawai kependidikan dalam memperoleh pengetahuan atau pengalaman pegawai lain dalam bentuk tertulis, dengan nilai rataan 3,73. Pada level organisasi, IPB memberikan kemudahan dengan memberikan beberapa sarana dan fasilitas seperti

16 50 pembentukan tim kerja atau kepanitian dan Blog, terlihat dengan nilai rataan 4, Ba Ruang Pertukaran Informasi Ba merupakan dasar dari kegiatan penciptaan pengetahuan, tempat berlangsungnya percakapan dan praktik dialektikal untuk menciptakan visi dan mendorong pencapaian tujuan organisasi. Ba dibentuk oleh dua dimensi. Pertama, tipe interaksi (individu dan kolektif). Kedua, media interaksi (virtual atau tatap muka). Penilaian pegawai kependidikan terhadap Ba di IPB dapat dilihat pada Tabel 8. Secara umum pegawai kependidikan setuju bahwa mereka melakukan dialog atau diskusi melalui tatap muka langsung dengan pegawai lain, baik dalam satu unit kerja atau berbeda unit kerja, ditunjukan dengan nilai rataan 4,02. Pegawai kependidikan juga setuju bahwa interaksi terjadi melalui forum-forum pertemuan seperti rapat, dengan nilai rataan 4,06. Rapat menjadi sarana bagi mereka untuk berdiskusi, berbagi info, pengalaman dan pengetahuan secara langsung dengan pegawai satu unit kerja maupun berbeda unit kerja. Pegawai kependidikan pun setuju bahwa yahoo group atau sejenisnya menjadi sarana atau fasilitas virtual (maya) untuk mereka berdiskusi, berbagi info, pengalaman dan pengetahuan, terlihat dari nilai rataan 3,95. Selain itu, pegawai kependidikan setuju bahwa atau chating menjadi sarana atau fasilitas virtual (maya) bagi mereka untuk berdiskusi, berbagi info, pengalaman dan pengetahuan dengan pegawai lain pada satu atau berbeda unit kerja, dengan nilai rataan 3,78. Berdasarkan Tabel 8 maka dapat disimpulkan bahwa pegawai kependidikan setuju Ba sudah terdapat di IPB, ditunjukan dengan nilai rataan 3,86. Ba merupakan dasar dari kegiatan penciptaan pengetahuan, tempat berlangsungnya percakapan dan praktik dialektikal.

17 51 Tabel 8. Sebaran jawaban pegawai kependidikan terhadap Ba Pernyataan Media Interaksi Fisik atau Tatap Muka Saya berdialog, berdiskusi dan bertatap muka secara langsung dengan Pegawai lain pada satu unit kerja. Rataan nilai Keterangan 4,19 Setuju Saya berdialog, berdiskusi dan bertatap muka secara langsung dengan Pegawai lain yang berbeda unit kerja. 3,94 Setuju Pertemuan rutin (seperti: rapat, dan lain lain) menjadi sarana 4,06 Setuju bagi kami untuk berdiskusi, berbagi info, pengalaman dan pengetahuan secara langsung dengan pegawai satu unit kerja ataupun berbeda unit kerja Rata-Rata Sub Total 4,06 Setuju Media Interaksi Virtual atau Maya Yahoo Group atau sejenisnya menjadi sarana atau fasilitas 3,95 Setuju virtual (maya) untuk kami berdiskusi, berbagi info, pengalaman dan pengetahuan. / chating menjadi sarana atau fasilitas virtual (maya) 3,78 Setuju bagi saya untuk berdiskusi, berbagi info, pengalaman dan pengetahuan dengan pegawai lain pada satu unit kerja. / chating menjadi sarana atau fasilitas virtual (maya) 3,90 Setuju bagi saya untuk berdiskusi, berbagi info, pengalaman dan pengetahuan dengan pegawai lain yang berbeda unit kerja. Saya berinteraksi dan bertukar pengetahuan secara tidak 3,23 Ragu-Ragu langsung dengan Pegawai lain pada satu unit kerja ataupun berbeda unit kerja. Rata-Rata Sub Total 3,72 Setuju Total 3,86 Setuju Penggunaan media interaksi virtual kurang diminati oleh pegawai, hal ini terlihat dari nilai rataan 3,72, berbeda dengan penggunaan media fisik (tatap muka) yang nilai rataannya mencapai 4,06. Maka diperlukan upaya untuk meningkatkan penggunaan fasilitas internet (dunia maya atau virtual) sebagai sarana untuk mempermudah dalam pelaksanaan pekerjaan oleh pegawai, seperti pembuatan aturan atau SOP pekerjaan yang berkaitan dengan keharusan penggunaan fasilitas internet guna mempermudah pekerjaan Indikator Organisasi Pembelajar Indikator Organisasi Pembelajar pada penelitian ini adalah disiplin penguasaan diri, disiplin model mental, disiplin visi bersama, disiplin berpikir tim dan disiplin berpikir sistem. Adapun interpretasi indikatorindikator Organisasi Pembelajar adalah sebagai berikut :

18 Disiplin Penguasaan Pribadi Penguasaan pribadi adalah suatu disiplin yang secara konsisten memperluas dan memperdalam knowledge dan keahlian masingmasing, memfokuskan seluruh usaha untuk mempertajam visi pribadi, mengembangkan kesabaran dan ketekunan, serta mampu melihat realitas secara objektif. Penilaian pegawai kependidikan terhadap disiplin penguasaan pribadi dapat dilihat pada Tabel 9. Secara umum pegawai kependidikan setuju bahwa mereka memiliki visi pribadi, dengan nilai rataan 4,19. Masing-masing mereka berusaha terus mengembangkan kapasitas dan pengetahuan diri dengan mengikuti pelatihan atau workshop, terlihat dari nilai rataan 4,22 yang berarti sangat setuju. pegawai kependidikan setuju bahwa mereka termasuk orang-orang yang tekun dan sabar untuk mencapai hasil yang terbaik dalam setiap pekerjaan, dengan nilai rataan 4,04. Keinginan pegawai kependidikan untuk dapat mengembangkan diri, berbanding lurus dengan keinginan untuk memberikan prestasi terbaik untuk IPB. pegawai kependidikan sangat setuju bahwa mereka bekerja sebaik mungkin untuk memperoleh prestasi kerja terbaik di IPB, dengan nilai rataan 4,21. Pegawai kependidikan memiliki standar tersendiri dalam bekerja, mereka setuju bahwa mereka akan mengerjakan tugas yang diberikan minimal sama dengan standar yang diharapkan oleh pemberi tugas, ditunjukan dengan nilai rataan 3,95. Pegawai kependidikan setuju bahwa mereka didorong untuk memberikan evaluasi atau saran bagi perbaikan pekerjaan yang menjadi job description atau tugas mereka, dengan nilai rataan 4,14. Selain itu, pegawai kependidikan setuju bahwa mereka merupakan orang yang objektif dalam memandang suatu permasalahan atau realita, terlihat dari nilai rataan 4,14. Berdasarkan Tabel 9 dapat disimpulkan bahwa pegawai kependidikan setuju terdapat disiplin penguasaan diri pada diri mereka, ditunjukan dengan nilai rataan 4,12.

19 53 Tabel 9. Sebaran jawaban pegawai kependidikan terhadap disiplin penguasaan pribadi Pernyataan Saya orang yang tekun dan sabar untuk mencapai hasil yang terbaik dalam setiap pekerjaan saya. Saya mengikuti pelatihan atau workshop untuk meningkatkan kapasitas dan pengetahuan saya. Rataan nilai Keterangan 4,04 Setuju 4,22 Sangat setuju Saya bekerja sebaik mungkin untuk memperoleh prestasi kerja terbaik di IPB. 4,21 Sangat setuju Saya memiliki Visi Pribadi dalam hidup saya. 4,19 Setuju Saya mengerjakan tugas yang diberikan minimal sama 3,95 Setuju dengan standar yang diharapkan oleh pemberi tugas. Saya merupakan orang yang objektif dalam memandang suatu permasalahan / realita. Saya didorong untuk memberikan evaluasi / saran bagi perbaikan pekerjaan yang menjadi jobdesc / tugas saya. 4,11 Setuju 4,14 Setuju Total 4,12 Setuju Disiplin Model Mental Model mental adalah pemahaman yang mendalam tentang nilainilai yang dimiliki dan dijunjung tinggi oleh seluruh anggota organisasi. Pemahaman ini akan mempengaruhi kemampuan anggota organisasi untuk mengenali, memahami, menguji dan meningkatkan nilai-nilai yang sudah diyakini, serta mempengaruhi pemahaman tentang kondisi internal dan eksternal organisasi sehingga akhirnya dapat menentukan tindakan yang paling sesuai dengan konteks permasalahan yang dihadapi. Penilaian pegawai kependidikan terhadap disiplin model mental dapat dilihat pada Tabel 10. Secara umum pegawai kependidikan sangat setuju bahwa mereka menyukai dan menikmati pekerjaan yang mereka kerjakan, dengan nilai rataan 4,26. pegawai kependidikan pun sangat setuju bahwa hasil terbaik harus diawali dengan usaha yang terbaik, dengan nilai rataan 4,41. Selain itu, pegawai kependidikan juga sangat setuju bahwa mereka akan mengakui kesalahan mereka secara jujur, apabila mereka salah, dengan nilai rataan 4,30. Kesukaan pegawai kependidikan terhadap apa yang menjadi pekerjaan mereka, berbanding lurus dengan tingkat kepuasaan mereka dalam bekerja.

20 54 Tabel 10. Sebaran jawaban pegawai kependidikan terhadap indikator disiplin model mental Pernyataan Rataan nilai Keterangan Saya menyukai dan menikmati pekerjaan saya. 4,26 Sangat setuju Saya merasa puas dengan pekerjaan saya. 3,91 Setuju Pekerjaan ini sangat tepat buat saya, karena itu saya merasa sangat senang disini. 3,93 Setuju Saya sangat menyukai pekerjaan yang menantang dan membuat saya dapat lebih berkembang. Saya meyakini bahwa hasil terbaik harus di awali dengan usaha yang terbaik. Saya akan mengakui kesalahan saya secara jujur, apabila saya salah. 4,13 Setuju 4,41 Sangat setuju 4,30 Sangat setuju Total 4,16 Setuju Pegawai kependidikan setuju bahwa mereka puas dengan pekerjaan yang mereka lakukan, ditunjukan dengan nilai rataan 3,91. Pegawai kependidikan pun setuju bahwa mereka merasa pekerjaan tersebut sangat menyukai pekerjaan yang menantang dan membuat berkembang dapat lebih berkembang, dengan nilai rataan 4,13. Selain itu, pegawai kependidikan setuju bahwa pekerjaan ini sangat tepat untuk mereka, karena itu mereka merasa sangat senang disini, terlihat dari nilai rataan 3,93. Berdasarkan Tabel 10 dapat disimpulkan bahwa pegawai kependidikan setuju terdapat disiplin model mental pada diri mereka, ditunjukan dengan nilai rataan 4, Disiplin Visi Bersama Disiplin visi bersama merupakan kemampuan dan kemauan seluruh anggota organisasi untuk menumbuhkan kebersamaan pandangan tentang visi organisasi kemudian meningkatkan komitmen pada pencapaian visi organisasi. Disiplin visi bersama berfokus pada upaya meningkatkan motif dan kekuatan pengikatan diri pada tujuan organisasi sehingga seluruh karyawa mau dan mampu menunjukan usaha dan semangat untuk berkorban demi kepentingan bersama agar organisasi dapat berumur panjang. Penilaian pegawai kependidikan terhadap disiplin visi bersama dapat dilihat pada Tabel 11.

21 55 Secara umum pegawai kependidikan setuju bahwa IPB memiliki visi, misi dan tujuan yang didefinisikan dengan jelas, ditunjukan dengan nilai rataan 4,21. Pegawai kependidikan setuju bahwa menjelaskan tujuan IPB dengan singkat adalah mudah, dengan nilai rataan 3,82. Pegawai kependidikan pun setuju bahwa mereka memiliki kesempatan untuk memberikan masukan apabila ada perubahan kebijakan dari pimpinan, khususnya terkait kebijakan yang berhubungan dengan ranah kerja mereka, dengan nilai rataan 3,74. Pemahaman dan keterbukan tentang visi, misi dan arah tujuan IPB, berbanding lurus dengan komitmen pegawai kependidikan dalam mencapai hal tersebut. Pegawai kependidikan setuju bahwa mereka memiliki komitmen dan semangat bekerja sama untuk bersama mencapai visi, misi dan tujuan IPB, terlihat dari nilai rataan 4,11. Pegawai kependidikan pun setuju bahwa mereka mengetahui dimana mereka dapat memperoleh informasi yang mereka perlukan dalam melaksanakan pekerjaan mereka, dengan nilai 4,06. Tabel 11. Sebaran jawaban pegawai kependidikan terhadap disiplin visi bersama Pernyataan IPB memiliki visi, misi dan tujuan yang didefinisikan dengan jelas. Rataan nilai Keterangan 4,21 Sangat setuju Sangat mudah menjelaskan dengan singkat tujuan yang ingin dicapai IPB. Jika ada perubahan kebijakan, saya memiliki kesempatan untuk memberikan masukan, khususnya terkait kebijakan yang berhubungan dengan ranah kerja saya. Saya mengetahui dimana saya dapat memperoleh informasi yang saya perlukan dalam melaksanakan pekerjaan saya. Saya memiliki komitmen dan semangat bekerja sama untuk bersama mencapai Visi dan Misi IPB. Saya lebih mementingkan kepentingan bersama dibandingkan kepentingan pribadi saya. 3,82 Setuju 3,74 Setuju 4,06 Setuju 4,11 Setuju 4,15 Setuju Total 4,02 Setuju Selain itu, pegawai kependidikan setuju bahwa mereka akan lebih mementingkan kepentingan bersama dibandingkan kepentingan pribadi, dengan nilai rataan 4,15. Berdasarkan Tabel 11 dapat

22 56 disimpulkan bahwa pegawai kependidikan setuju terdapat disiplin visi bersama pada diri mereka, ditunjukan dengan nilai rataan 4, Disiplin Berpikir Tim Disiplin belajar tim merupakan disiplin seluruh anggorta untuk mampu dan mau berdialog dan bekerja sama secara sinergis. Disiplin pembelajar tim dimulai dengan dialog dan berpikir bersama sehingga dapat terbentuk pendalaman yang makin kaya, yang tidak mungkin terbentuk secara individual. Belajar dalam tim penting karena yang menjadi unit belajar fundamental dalam suatu organisasi modern adalah tim, bukan individu. Disiplin ini berfokus pada pengembangan kapasitas organisasi untuk mampu melihat permasalahan dengan cara pandang yang saling melengkapi. Penilaian pegawai kependidikan terhadap disiplin berpikir tim dapat dilihat pada Tabel 12. Secara umum pegawai kependidikan setuju bahwa mereka memiliki keterbatasan kemampuan dalam bekerja, dengan demikian mereka akan bekerja sama secara tim guna saling melengkapi dengan pegawai lain, dilihat dari nilai rataan 4,19. Pegawai kependidikan pun setuju bahwa mereka menikmati bekerja dengan pegawai lain secara tim, dengan nilai rataan 4,14. Berawal dari pemahaman ini, terbentuklah kerja tim yang baik diantara para pegawai. Pegawai kependidikan setuju bahwa mereka saling berkomunikasi dan berkordinasi dengan rekan-rekan satu tim atau unit kerja dalam menyelesaikan pekerjaan mereka, dengan nilai rataan 4,13. Pegawai kependidikan saling menghormati dan menghargai rekan-rekan satu tim atau unit kerja, dengan nilai rataan 4,20. Pegawai kependidikan setuju bahwa selalu ada pegawai lain yang mau menolong apabila mereka memperoleh kesulitan dalam bekerja, ditunjukan dengan nilai rataan 3,95. Apabila pegawai kependidikan mempunyai banyak pekerjaan, pegawai lain mau membantu mereka, dengan nilai rataan 3,96. Mereka saling membantu dalam menyelesaikan pekerjaan mereka. Begitu pula

23 57 apabila pegawai kependidikan mempunyai pertanyaan seputar pekerjaan mereka, ada pegawai lain yang membantu menjawab pertanyaan mereka, dengan nilai rataan 3,66. Berdasarkan Tabel 12 dapat disimpulkan bahwa pegawai kependidikan setuju terdapat disiplin berpikir tim pada diri mereka, ditunjukan dengan nilai rataan 4,03. Tabel 12. Sebaran jawaban pegawai kependidikan terhadap disiplin berpikir tim Pernyataan Jika saya mempunyai pertanyaan tentang pekerjaan saya, ada pegawai lain yang dapat menjawab pertanyaan saya. Rataan nilai Keterangan 3,66 Setuju Saya dapat memahami keterbatasan kerja saya, maka saya akan bekerja sama secara tim guna saling melengkapi. Jika saya mempunyai banyak pekerjaan, pegawai lain mau membantunya. Selalu ada pegawai lain yang mau menolong bila saya memperoleh kesulitan. Saya menikmati bekerja dengan teman-teman satu tim pada unit kerja saya. Saya menghormati dan menghargai teman-teman satu tim/ unit kerja saya seperti mereka menghormati dan menghargai saya. Saya berkomunikasi dan berkordinasi ke teman-teman satu tim/ unit kerja dalam menyelesaikan pekerjaan saya. 4,19 Setuju 3,96 Setuju 3,95 Setuju 4,14 Setuju 4,20 Setuju 4,13 Setuju Total 4,03 Setuju Disiplin Berpikir Sistem Disiplin berpikir sistem merupakan seluruh anggota organisasi untuk berpikir dan bertindak secara sistem dengan menimbang permasalahan terkait secara menyeluruh dan terintegrasi. Disiplin berpikir sistem berfokus pada peningkatan kapasitas organisasi untuk mampu melihat atau mempelajari hubungan keterkaitan seluruh permasalahan dan proses perubahan secara menyeluruh dan mampu merealisasikan secara tuntas. Penilaian pegawai kependidikan terhadap disiplin berpikir sistem (Tabel 13) Secara umum pegawai kependidikan setuju bahwa atasan langsung mereka membuat mereka merasa menjadi anggota tim yang berharga, ditunjukan dengan nilai rataan 3,90. Mereka diperlakukan

24 58 sebagai bagian dari sistem yang satu dengan lainnya akan sangat berhubungan. Apabila diperlukan, atasan langsung mereka dapat mengambil bagian (ikut mengerjakan) dalam pekerjaan yang sedang dilakukan, terlihat dari nilai rataan 3,74. Hal ini dilakukan agar sistem dapat tetap berjalan sebagaimana mestinya. Pegawai kependidikan tidak setuju bahwa keberadaan mereka tidak memberikan banyak pengaruh terhadap pekerjaan tim pada unit kerja, dengan nilai rataan 3,70. Tabel 13. Sebaran jawaban pegawai kependidikan terhadap disiplin berpikir sistem Pernyataan Atasan langsung saya membuat saya merasa menjadi anggota tim yang berharga. Rataan nilai Keterangan 3,90 Setuju Apabila diperlukan, atasan langsung saya mengambil bagian (ikut mengerjakan) dalam pekerjaan yang sedang saya lakukan. Saya merasa tidak memberikan banyak pengaruh terhadap pekerjaan tim pada unit kerja kami. Jika saya terlambat mengerjakan pekerjaan saya, akan berdampak pada keterlambatan pekerjaan-pekerjaan lain yang berhubungan dengan pekerjaan saya. Saya merasa menjadi bagian penting dari sistem. Jika terjadi kesalahan pada pekerjaan saya, maka akan memberikan dampak pada pekerjaan yang lain, yang berhubungan dengan pekerjaan saya. 3,74 Setuju 3,70 Tidak setuju 3,89 Setuju 3,99 Setuju Total 3,84 Setuju Pegawai kependidikan setuju bahwa keterlambat mereka dalam menyelesaikan pekerjaan, akan berdampak pada keterlambatan pekerjaan-pekerjaan lain yang berhubungan dengan pekerjaan mereka, dengan nilai rataan 3,89. Selain itu, pegawai kependidikan setuju mereka adalah bagian penting dari sistem, jika terjadi kesalahan pada pekerjaan mereka, maka akan memberikan dampak pada pekerjaan yang lain, yang berhubungan dengan pekerjaan mereka, dilihat dari nilai rataan 3,99. Berdasarkan Tabel 13 dapat disimpulkan bahwa pegawai kependidikan setuju terdapat disiplin berpikir sistem pada diri mereka, ditunjukan dengan nilai rataan 3,84.

25 Manajemen Pengetahuan pada Institut Pertanian Bogor (IPB) Manajemen Pengetahuan di IPB terjadi melalui berbagai program diantaranya: sharing dengan berbagai media, pelatihan, pemilihan tenaga kependidikan berprestasi dan Knowledge Management System. Adapun penjelasannya adalah sebagai berikut : Kegiatan sharing informasi, pengetahuan dan pengalaman dilakukan dengan berbagai media atau sarana lain. Pada dunia nyata, sharing pengetahuan biasa terjadi melalui obrolan-obrolan santai antar pegawai. Pembentukan kepanitian atau tim lintas unit kerja juga digunakan sebagai sarana pegawai untuk dapat berbagi pengetahuan dan pengalaman. Interaksi yang terjadi pada tim kerja lintas unit tersebut, secara tidak langsung menjadi sarana konversi pengetahuan. Budaya untuk saling membimbing, khususnya senior membimbing junior atau atasan membimbing bawahan, berjalan cukup efektif dalam proses mentransfer pengetahuan. Pegawai tidak sungkan untuk bersama belajar melalui pola learning by doing. Apabila ada pegawai yang tidak mengetahui cara mengerjakan suatu pekerjaan, maka ada pegawai lain yang siap sedia untuk membantu dengan mempraktekan bagaimana mengerjakan hal tersebut. Sistem pelaporan setelah melakukan perjalanan dinas, apa saja yang mereka lakukan dan dapatkan selama proses perjalanan dinas, pun menjadi sarana yang efektif untuk bisa berbagi pengalaman dan pengetahuan. Secara umum laporan hasil perjalanan dinas dibuat dalam bentuk dokumen laporan dengan dilampirkan berkas-berkas lain yang mendukung. Selain itu, papan pengumuman menjadi sarana yang efektif untuk berbagi informasi. Tidak lama lagi, IPB pun akan menerapkan sistem SMS Center. Sistem SMS yang bekerja sama dengan salah satu operator nasional ini, akan mempermudah dalam menyebarkan informasi kepada pegawai, sehingga tidak ada lagi pegawai yang tidak mengetahui perkembangan informasi terbaru seputar IPB. Pada dunia maya, fasilitas internet umum seperti , chating, yahoo group atau sejenisnya, menjadi sarana pegawai berbagi informasi, pengetahuan dan pengalaman. Sharing tersebut terjadi baik antar individu ke individu atau dari individu ke kolektif. Jarak yang jauh, murahnya biaya yang

26 60 dikerluarkan, keterbatasan waktu untuk dapat bertemu langsung, ataupun kesibukan lain, membuat fasilitas ini menjadi sarana yang paling banyak dipilih pegawai dalam berbagi informasi dan pengetahuan. Selain itu, beberapa pegawai aktif sebagai bloger. Mereka menuangkan ide, gagasan, pengalaman, pengetahuan atau sekedar curhat dalam bentuk tulisan. Tulisan ini lalu dipostingkan ke blog pribadi mereka. Blog ini merupakan sarana yang diberikan oleh Direktorat Komunikasi dan Sistem Informasi (DKSI) kepada pegawai IPB dan seluruh civitas IPB yang lain. Selain sebagai tempat berbagi pengetahuan dan pengalaman dalam bentuk tulisan, adanya blog ini pun dapat meningkatkan rating IPB pada dunia maya. Pelatihan menjadi salah satu bentuk dari Manajemen Pengetahuan yang diterapkan oleh IPB. Pelatihan ini disesuaikan dengan kebutuhan pegawai pada unit kerja masing-masing. Ada beberapa klasifikasi pelatihan. Berdasarkan waktu pelaksanaan, pelatihan dibagi menjadi 2 yaitu pelatihan yang bersifat rutin dan pelatihan yang disesuaikan dengan kebutuhan. Pelatihan yang bersifat rutin, diantaranya : Pelatihan Kesamaptaan untuk satpam. Pelatihan ini rutin dilaksanakan setiap tahun, sebagai sarana untuk terus meningkatkan kualitas pegawai satpam dilingkungan IPB. Pelatihan yang bersifat insidental atau sesuai kebutuhan, diantaranya pelatihan Pelayanan Prima. Pelatihan ini sejalan dengan budaya servant leadership yang diterapkan oleh rektor IPB. Selain itu, pelatihan ini merupakan elaborasi jargon IPB mencari dan memberi yang terbaik. Melalui pelatihan pelayan prima ini, pegawai diharapkan dapat memahami secara konsep maupun praktik bagaimana melakukan pelayanan terbaik kepada seluruh civitas IPB yang lain serta elemen lain diluar IPB. Berdasarkan pelaksana kegiatan, pelatihan dibagi menjadi 2, yaitu pelatihan yang dilaksanakan oleh internal IPB dan pelatihan yang dilaksanakan oleh eksternal IPB. Pelatihan yang dilaksanakan oleh internal IPB diantaranya : Pelatihan Pembuatan Daftar Gaji, Pelatihan Pemegang Uang Sediaan (PUS), Pelatihan Kepustakaan Elektronik, Pelatihan Pejabat di Lingkungan IPB, Pelatihan Sistem Informasi Berbasis Jaringan (Networking). Pelatihan ini dikordinir oleh Seksi Pengembangan SDM,

27 61 Direktorat SDM IPB. Pelatihan yang dilaksanakan oleh eksternal IPB, biasanya dilaksanakan oleh Kementrian Pendidikan Nasional (Kemendiknas) atau lembaga-lembaga pelatihan yang bekerja sama dengan Kemendiknas. Beberapa pelatihan yang dilaksanakan oleh Kemendiknas diantaranya : Pelatihan Kepegawaian, Sosialisasi Jabatan Fungsional Tenaga Laboran, Bimbingan Teknis Pembinaan PNS di Lingkungan Kemendiknas, serta Pelatihan Pengadaan Barang dan Keuangan. IPB juga melaksanakan program pemilihan tenaga kependidikan berprestasi. Program ini merupakan program rutin yang dilaksanakan IPB pada setiap tahunnya. Para pemenang pada program ini akan mendapatkan reward berupa piagam penghargaan dan uang. Para pemenang program ini juga akan diikut sertakan pada Program Pemilihan Tenaga Kependidikan Tingkat Nasional yang dilaksanakan oleh Direktorat Perguruan Tinggi Kemendiknas. Ada beberapa kategori yang dilombakan pada Program Pemilihan Tenaga Kependidikan Berprestasi, yaitu : Kategori Administrasi Akademik, Kategori Pranata Laboratorium, Kategori Pustakawan, Kategori Pengelola Keuangan, dan Kategori Arsiparis. Kategori-kategori tersebut dilombakan pada tingkat IPB dan Nasional. Ada 2 kategori lain yang khusus dilaksanakan di IPB, yaitu Kategori Administrasi Umum dan Satpam. Program Pemilihan Tenaga Kependidikan Berpretasi pada tingkat IPB maupun Nasional, diharapkan dapat terus memotivasi pegawai untuk meningkatkan kapasitas pengetahuan dan pengalaman dalam bekerja sesuai dengan bidangnya masing-masing. Selain itu, sharing knowledge yang terjadi, diharapkan juga dapat menjadi katalisator dalam menciptakan ide-ide kreatif dan inovasi-inovasi untuk meningkatkan layanan mutu akademik dan administrasi pada masing-masing bidang kerja. Knowledge Management System (KMS) merupakan suatu sistem informasi yang dikelola oleh Direktorat Komunikasi dan Sistem Informasi (DKSI) IPB. Knowledge Management System dibuat untuk mempermudah pegawai IPB dalam berbagi pengetahuan dan pengalaman masing-masing. Knowledge Management System menjadi solusi atas keterbatasan waktu dan tempat bagi pegawai dalam berbagi pengetahuan dan pengalaman, pegawai

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN 24 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Konseptual Persaingan global memaksa Institut Pertanian Bogor (IPB) untuk bersaing dengan perguruan tinggi-perguruan tinggi lain di dunia. Perguruan

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Institut Pertanian Bogor

HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Institut Pertanian Bogor 35 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Institut Pertanian Bogor Institut Pertanian Bogor merupakan salah satu perguruan tinggi negeri yang ada di Indonesia. IPB adalah institusi yang memiliki mandat

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN PENCIPTAAN PENGETAHUAN MELALUI APLIKASI MODEL SECI

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN PENCIPTAAN PENGETAHUAN MELALUI APLIKASI MODEL SECI BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN PENCIPTAAN PENGETAHUAN MELALUI APLIKASI MODEL SECI A. Deskripsi Hasil Penelitian Hasil pengolahan data berdasarkan jawaban kuesioner dari 103 responden, diharapkan dapat

Lebih terperinci

BAB 5 HASIL PENELITIAN. 5.1 Gambaran Umum Biro Kepegawaian Sekretariat Daerah Provinsi Jawa

BAB 5 HASIL PENELITIAN. 5.1 Gambaran Umum Biro Kepegawaian Sekretariat Daerah Provinsi Jawa BAB 5 HASIL PENELITIAN 5.1 Gambaran Umum Biro Kepegawaian Sekretariat Daerah Provinsi Jawa Timur Berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 2 Tahun 22, Biro Kepegawaian mempunyai tugas melaksanakan

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI A. Simpulan Berdasarkan hasil pembahasan penelitian ini, dapat diambil beberapa simpulan sesuai dengan permasalahan yang diteliti, sebagai berikut: Dukungan kebijakan

Lebih terperinci

BAB IV PROFIL LEMBAGA DAN GENDER DI INSTITUT PERTANIAN BOGOR. tahapan embrional ( ), tahapan pelahiran dan pertumbuhan ( ),

BAB IV PROFIL LEMBAGA DAN GENDER DI INSTITUT PERTANIAN BOGOR. tahapan embrional ( ), tahapan pelahiran dan pertumbuhan ( ), 57 BAB IV PROFIL LEMBAGA DAN GENDER DI INSTITUT PERTANIAN BOGOR 4.1 Profil Kampus Institut Pertanian Bogor 4.1.1 Sejarah Singkat IPB Estafet sejarah perkembangan Institut Pertanian Bogor dimulai dari tahapan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Pelatihan Divisi Sumber Daya Manusia (SDM) PT. INTI (Persero) 4.1.1 Bentuk-bentuk Pelatihan Bentuk-bentuk pelatihan kerja yang dilaksanakan di Divisi Sumber

Lebih terperinci

BAB IV KESESUAIAN ANTARA KEMATANGAN KARYAWAN DENGAN GAYA KEPEMIMPINAN PADA SUB DIREKTORAT SDM PT X KANTOR PUSAT JAKARTA

BAB IV KESESUAIAN ANTARA KEMATANGAN KARYAWAN DENGAN GAYA KEPEMIMPINAN PADA SUB DIREKTORAT SDM PT X KANTOR PUSAT JAKARTA BAB IV KESESUAIAN ANTARA KEMATANGAN KARYAWAN DENGAN GAYA KEPEMIMPINAN PADA SUB DIREKTORAT SDM PT X KANTOR PUSAT JAKARTA Setelah melakukan penyebaran kuesioner kepada 52 orang responden karyawan tetap pada

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut:

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut: BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan data dan hasil analisis yang telah dipaparkan di atas, maka dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut: 1. Terdapat pengaruh langsung

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Manajemen Pengetahuan

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Manajemen Pengetahuan 5 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Manajemen Pengetahuan Manajemen Pengetahuan merupakan sistem yang memungkinkan perusahaan menyerap pengetahuan, pengalaman, dan kreativitas para stafnya untuk perbaikan kinerja

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Instansi Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kehutanan merupakan salah satu unit organisasi pada Kementerian Kehutanan yang memiliki tugas pokok dan fungsi menyelenggarakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bab I Pendahuluan. L K I P B K D K o t a B a n d u n g T a h u n LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Bab I Pendahuluan. L K I P B K D K o t a B a n d u n g T a h u n LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Sejalan dengan diterbitkannya Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara, Badan Kepegawaian Daerah Kota Bandung sebagai Lembaga Teknis Daerah berbentuk

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Gambaran umum Inspektorat Provinsi Jawa Tengah Kota Semarang bertujuan untuk mengetahui bagaimana sejarah, visi misi, tugas pokok,

Lebih terperinci

KNOWLEDGE MANAGEMENT PENGERTIAN DAN MANFAATNYA PADA ORGANISASI. Oleh :

KNOWLEDGE MANAGEMENT PENGERTIAN DAN MANFAATNYA PADA ORGANISASI. Oleh : KNOWLEDGE MANAGEMENT PENGERTIAN DAN MANFAATNYA PADA ORGANISASI Disusun sebagai tugas paper MK. Teori Organisasi dan Manajemen Pengetahuan (TOMP) pada Kelas E35-Bogor. 22-Januari 2011 Oleh : Hary Purnama

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 154 Tahun 2000

I. PENDAHULUAN. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 154 Tahun 2000 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 154 Tahun 2000 menetapkan status Institut Pertanian Bogor sebagai Badan Hukum Milik Negara (BHMN). Sejak ditetapkannya status

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN Latar Belakang 1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada abad pengetahuan, banyak perubahan-perubahan terjadi karena perkembangan teknologi yang pesat, perkembangan dan pertumbuhan yang luar biasa dalam ilmu pengetahuan,

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Paparan hasil penelitian sebagaimana terdapat dalam bab IV telah memberikan gambaran yang utuh terkait implementasi SMM ISO di UIN Maliki Malang. Berikut disajikan beberapa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menghadapi era globalisasi dan liberalisasi, terjadi berbagai perubahan di

BAB I PENDAHULUAN. Menghadapi era globalisasi dan liberalisasi, terjadi berbagai perubahan di 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Menghadapi era globalisasi dan liberalisasi, terjadi berbagai perubahan di dalam hampir semua aspek. Kelangsungan hidup organisasi sangat tergantung kepada kemampuan

Lebih terperinci

ANALISIS PENILAIAN PRESTASI KERJA PEGAWAI DI BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA TAHUN 2014

ANALISIS PENILAIAN PRESTASI KERJA PEGAWAI DI BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA TAHUN 2014 ANALISIS PENILAIAN PRESTASI KERJA PEGAWAI DI BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA TAHUN 2014 (Studi Penelitian: Penilaian Sasaran Kerja Pegawai dan Perilaku Kerja Pegawai ) Oleh: Puspita Ardi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Data Menurut Parker (1993) data merupakan bentuk jamak dari bentuk tunggal datum atau data-item, kenyataan yang menggambarkan suatu kejadian-kejadian dan kesatuan nyata.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Berbagi Pengetahuan Berbagi pengetahuan adalah kegiatan bekerjasama yang dilakukan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan agar tercapai tujuan individu

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FKIP UNIVERSITAS SRIWIJAYA

RENCANA STRATEGIS PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FKIP UNIVERSITAS SRIWIJAYA RENCANA STRATEGIS PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FKIP UNIVERSITAS SRIWIJAYA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA 2014-2018 Kata Pengantar RENCANA STRATEGIS PROGRAM STUDI PENDIDIKAN

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. data yang saya perlukan sehubungan dengan masalah yang diteliti.

KATA PENGANTAR. data yang saya perlukan sehubungan dengan masalah yang diteliti. Lampiran 1 Alat Ukur Iklim Kerja KATA PENGANTAR Dalam rangka memenuhi persyaratan untuk menempuh gelar Sarjana Psikologi (S.Psi) di Universitas Kristen Maranatha Bandung, saya membutuhkan beberapa informasi

Lebih terperinci

BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Pengujian Kuesioner Pengujian kuesioner pada penelitian ini dilakukan di Badan Kesejahteraan Keluarga, Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana (BKKPPKB)

Lebih terperinci

STANDAR SUASANA AKADEMIK SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL SEKOLAH TINGGI MULTI MEDIA

STANDAR SUASANA AKADEMIK SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL SEKOLAH TINGGI MULTI MEDIA STANDAR SUASANA AKADEMIK SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL SEKOLAH TINGGI MULTI MEDIA SEKOLAH TINGGI MULTI MEDIA MMTC YOGYAKARTA 2015 STANDAR SUASANA AKADEMIK SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL SEKOLAH TINGGI

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA. Analisis data merupakan proses pengaturan data penelitian, yakni

BAB IV ANALISIS DATA. Analisis data merupakan proses pengaturan data penelitian, yakni 91 BAB IV ANALISIS DATA Analisis data merupakan proses pengaturan data penelitian, yakni pengorganisasian data kedalam pola-pola yang saling berhubungan, serta setiap kategori maupun sistem yang ada. Pada

Lebih terperinci

LAKIP DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN GRESIK TAHUN

LAKIP DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN GRESIK TAHUN LAKIP DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN GRESIK TAHUN 07 BAB I PENDAHULUAN. LATAR BELAKANG Dalam perspektif yang luas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah mempunyai fungsi sebagai media / wahana

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. instrumen harus memenuhi persyaratan utama, yaitu valid dan reliabel Uji Angket Pengukur Dimensi Kepemimpinan.

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. instrumen harus memenuhi persyaratan utama, yaitu valid dan reliabel Uji Angket Pengukur Dimensi Kepemimpinan. BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1. Uji Instrumen. Instrumen pengukur seluruh variabel pada penelitian ini menggunakan kuesioner atau angket, disampaikan kepada responden untuk dapat memberikan pernyataan

Lebih terperinci

BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. disiplin merupakan kendala-kendala yang dihadapi dalam mencapainya.

BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. disiplin merupakan kendala-kendala yang dihadapi dalam mencapainya. BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 3.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian 3.1.1 Sejarah Singkat Kantor Wilayah Badan Pertanahan Provinsi Gorontalo sebagai provinsi yang baru dibentuk tahun 2002 dengan

Lebih terperinci

STANDAR 1. VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, SERTA STRATEGI PENCAPAIAN

STANDAR 1. VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, SERTA STRATEGI PENCAPAIAN STANDAR 1. VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, SERTA STRATEGI PENCAPAIAN 1.1 Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran serta Strategi Pencapaian 1.1.1 Mekanisme penyusunan visi, misi, tujuan, dan sasaran program studi,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Penelitian Profil Universitas Telkom

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Penelitian Profil Universitas Telkom BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Penelitian 1.1.1. Profil Universitas Telkom Universitas Telkom atau disingkat Tel-U adalah sebuah perguruan tinggi swasta di Indonesia yang terletak di Selatan Kota

Lebih terperinci

STANDAR 4. SUMBER DAYA MANUSIA

STANDAR 4. SUMBER DAYA MANUSIA STANDAR 4. SUMBER DAYA MANUSIA 4.1 Dosen Tetap Dosen tetap dalam borang akreditasi BAN-PT adalah dosen yang diangkat dan ditempatkan sebagai tenaga tetap pada PT yang bersangkutan; termasuk dosen penugasan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang (KPKNL) Bandung

BAB I PENDAHULUAN. Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang (KPKNL) Bandung 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang (KPKNL) Bandung adalah instansi vertikal Direktorat Jenderal Kekayaan Negara (DJKN) yang berada di bawah dan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga DIY

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga DIY BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga DIY 4.1.1. Tugas, Fungsi, dan Struktur Organisasi SKPD (Satuan Kerja Perangkat Daerah) Dinas Pendidikan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan bersifat sangat penting demi terwujudnya kehidupan pribadi yang mandiri dengan taraf hidup yang lebih baik. Sebagaimana pengertiannya menurut Undang-undang

Lebih terperinci

Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Batam Nomor 11 Tahun 2007

Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Batam Nomor 11 Tahun 2007 BAB II GAMBARAN PELAYANAN SKPD 2.1 TUGAS POKOK, FUNGSI DAN STRUKTUR ORGANISASI Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Batam Nomor 11 Tahun 2007 tanggal 14 Nevember 2007 tentang Pembentukan Susunan Organisasi

Lebih terperinci

2. KTSP dikembangkan oleh program keahlian dengan melibatkan berbagai pihak sesuai dengan tahapan penyusunan KTSP.

2. KTSP dikembangkan oleh program keahlian dengan melibatkan berbagai pihak sesuai dengan tahapan penyusunan KTSP. I. STANDAR ISI 1. Program keahlian melaksanakan kurikulum berdasarkan muatan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Melaksanakan kurikulum berdasarkan 9 muatan KTSP Melaksanakan kurikulum berdasarkan

Lebih terperinci

V. KARAKTERISTIK, MOTIVASI KERJA, DAN PRESTASI KERJA RESPONDEN

V. KARAKTERISTIK, MOTIVASI KERJA, DAN PRESTASI KERJA RESPONDEN V. KARAKTERISTIK, MOTIVASI KERJA, DAN PRESTASI KERJA RESPONDEN 5.1 Karakteristik Responden Karyawan Harian Jurnal Bogor yang menjadi responden pada penelitian ini berjumlah 35 orang. Dari 35 orang tersebut,

Lebih terperinci

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Objek penelitian adalah sesuatu yang akan kita ukur. Dalam penelitian ini

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Objek penelitian adalah sesuatu yang akan kita ukur. Dalam penelitian ini BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN 3.1. Obyek Penelitian Objek penelitian adalah sesuatu yang akan kita ukur. Dalam penelitian ini adapun objek penelitiannya adalah Malcolm Baldrige national quality award

Lebih terperinci

BUKU KEBIJAKAN MUTU SPMI UMN AW BUKU KEBIJAKAN MUTU SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL

BUKU KEBIJAKAN MUTU SPMI UMN AW BUKU KEBIJAKAN MUTU SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL BUKU KEBIJAKAN MUTU SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL i ii BUKU KEBIJAKAN MUTU SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL UNIVERSITAS MUSLIM NUSANTARA AL-WASHLIYAH Kode Dokumen : KM/UMNAw/LPM/01/01-01 Revisi : 02 Tanggal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membantu memenuhi kebutuhan informasi seluruh karyawan perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. membantu memenuhi kebutuhan informasi seluruh karyawan perusahaan. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sekarang ini perkembangan teknologi informasi (IT) telah berkembang dengan pesat, dengan banyak membawa perubahan-perubahan besar yang berpengaruh pada dunia bisnis.

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK PKLM. A. Sejarah Singkat Berdirinya Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK PKLM. A. Sejarah Singkat Berdirinya Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK PKLM A. Sejarah Singkat Berdirinya Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Sibolga Pada awalnya Kota Sibolga adalah Kota Administratif yang masih berada di wilayah Kabupaten

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Analisis Data Uji Validitas dan Reliabilitas Kuesioner Dalam penelitian ini, untuk menguji apakah kuesioner yang digunakan valid dan reliabel, maka dilakukan uji validitas dan

Lebih terperinci

Kebijakan Mutu Akademik FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ISLAM MALANG

Kebijakan Mutu Akademik FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ISLAM MALANG Kebijakan Mutu Akademik FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ISLAM MALANG KEBIJAKAN MUTU AKADEMIK FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ISLAM MALANG Universitas Islam Malang, 2015 All Rights Reserved 2 Kebijakan Mutu Akademik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berbagai dimensi dalam kehidupan mulai dari politik, sosial, budaya, dan

BAB I PENDAHULUAN. berbagai dimensi dalam kehidupan mulai dari politik, sosial, budaya, dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan terus menjadi topik yang diperbincangkan oleh banyak pihak. Pendidikan seperti magnet yang sangat kuat karena dapat menarik berbagai dimensi dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional yang diatur secara sistematis. Pendidikan nasional berfungsi

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional yang diatur secara sistematis. Pendidikan nasional berfungsi 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penyelenggaraan pendidikan di Indonesia merupakan suatu sistem pendidikan nasional yang diatur secara sistematis. Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan

Lebih terperinci

Diajukan Oleh : IRFAKNI BIRRUL WALIDATI A

Diajukan Oleh : IRFAKNI BIRRUL WALIDATI A -USAHA PENINGKATAN KEMAMPUAN BERNALAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI PENDEKATAN BELAJAR SOMATIS, AUDITORI, VISUAL DAN INTELEKTUAL (SAVI) ( PTK Pembelajaran Matematika Kelas VII SMP N II Wuryantoro)

Lebih terperinci

KUESIONER PENELITIAN

KUESIONER PENELITIAN Lampiran Lampiran 1. Kuesioer penelitian KUESIONER PENELITIAN No responden : Tanggal Pengisian : ANALISIS PENGARUH FAKTOR-FAKTOR EKSTERNAL DAN INTERNAL TERHADAP MOTIVASI BERPRESTASI PEGAWAI PADA BALAI

Lebih terperinci

PENILAIAN AIPT. Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi Juli 2011 BAN-PT

PENILAIAN AIPT. Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi Juli 2011 BAN-PT PENILAIAN AIPT Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi Juli 2011 Skor AIPT Sumber Penilaian 1 Borang Perguruan Tinggi 2 Evaluasi-Diri Perguruan Tinggi (dalam %) 90 10 Total 100 Status AIPT Rentang Skor

Lebih terperinci

PENILAIAN AIPT. Skor AIPT. Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi. Bobot (dalam %) 90

PENILAIAN AIPT. Skor AIPT. Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi. Bobot (dalam %) 90 PENILAIAN AIPT Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi 26/02/2018 1 Skor AIPT 2 Sumber Penilaian 1 Borang Perguruan Tinggi 2 Evaluasi-Diri Perguruan Tinggi (dalam %) 90 10 Total 100 1 Status AIPT 3

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN. Setelah melalui serangkaian proses pengamatan empirik, kajian teoritik, penelitian

BAB V KESIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN. Setelah melalui serangkaian proses pengamatan empirik, kajian teoritik, penelitian BAB V KESIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN A. Kesimpulan Setelah melalui serangkaian proses pengamatan empirik, kajian teoritik, penelitian lapangan dan pembahasan, maka kesimpulan penelitian sebagai berikut:

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian mengenai Implementasi Pendidikan Politik

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian mengenai Implementasi Pendidikan Politik BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian mengenai Implementasi Pendidikan Politik Melalui Pembelajaran PKn Dalam Mengembangkan Kompetensi (Studi Kasus di SMA Negeri 2 Subang)

Lebih terperinci

KOMPONEN D SUMBER DAYA MANUSIA

KOMPONEN D SUMBER DAYA MANUSIA KOMPONEN D SUMBER DAYA MANUSIA Sumber daya manusia pada perguruan tinggi yang dimaksud pada tulisan ini adalah dosen dan tenaga kependidikan (karyawan). Dosen bertugas melaksanakan kegiatan pembelajaran,

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN DENGAN KINERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL DI BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR.

HUBUNGAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN DENGAN KINERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL DI BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR. ejournal Administrasi Negara, Volume 5, Nomor 1, 2017: 5626-5639 ISSN 0000-0000, ejournal.an.fisip-unmul.ac.id Copyright2017 HUBUNGAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN DENGAN KINERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL DI BADAN

Lebih terperinci

JADUAL PELAKSANAAN DAN RINCIAN BIAYA PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan dalam waktu 6 (enam) bulan, dengan tahapan

JADUAL PELAKSANAAN DAN RINCIAN BIAYA PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan dalam waktu 6 (enam) bulan, dengan tahapan LAMPIRAN 1 JADUAL PELAKSANAAN DAN RINCIAN BIAYA PENELITIAN penelitain Penelitian ini akan dilaksanakan dalam waktu 6 (enam) bulan, dengan tahapan I. Persiapan 1,5 ( satu setengah) Bulan II. III. Pelaksanaan

Lebih terperinci

LAPORAN PENELITIAN PUSTAKAWAN ANALISIS HUBUNGAN ANTARA PENERIMAAN TUNJANGAN KINERJA DENGAN INOVASI KERJA PUSTAKAWAN

LAPORAN PENELITIAN PUSTAKAWAN ANALISIS HUBUNGAN ANTARA PENERIMAAN TUNJANGAN KINERJA DENGAN INOVASI KERJA PUSTAKAWAN LAPORAN PENELITIAN PUSTAKAWAN ANALISIS HUBUNGAN ANTARA PENERIMAAN TUNJANGAN KINERJA DENGAN INOVASI KERJA PUSTAKAWAN Studi Kasus di UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta Oleh: Samiyati, S.Sos. NIP. 19770606 200312

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 3.1. PROFIL UMN 3.1.1. LATAR BELAKANG Dengan jumlah penduduk lebih dari 230 juta, sesungguhnya bangsa Indonesia merupakan potensi pasar yang besar dan dapat menciptakan

Lebih terperinci

KEBIJAKAN SISTEM PENJAMINAN MUTU AKADEMIK INTERNAL DI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

KEBIJAKAN SISTEM PENJAMINAN MUTU AKADEMIK INTERNAL DI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG PRAKTIK BAIK SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL DI PERGURUAN TINGGI Kebijakan Sistem Penjaminan Mutu Internal di Perguruan Tinggi KEBIJAKAN SISTEM PENJAMINAN MUTU AKADEMIK INTERNAL DI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH

Lebih terperinci

LAPORAN SURVEI KEPUASAN MASYARAKAT

LAPORAN SURVEI KEPUASAN MASYARAKAT LAPORAN SURVEI KEPUASAN MASYARAKAT INFORMASI PUBLIK PUSAT HUBUNGAN MASYARAKAT 2014 ANALISA PROSEDUR PELAYANAN INFORMASI Dari survei yang telah dilakukan oleh Tim Pelayanan Informasi Publik Kementerian

Lebih terperinci

STANDAR 1. VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, SERTA STRATEGI PENCAPAIAN

STANDAR 1. VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, SERTA STRATEGI PENCAPAIAN STANDAR 1. VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, SERTA STRATEGI PENCAPAIAN 1.1 Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran serta Strategi Pencapaian 1.1.1 Jelaskan mekanisme penyusunan visi, misi, tujuan dan sasaran program

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tertentu dengan jalan menggunakan sumber-sumber yang telah tersedia

BAB I PENDAHULUAN. tertentu dengan jalan menggunakan sumber-sumber yang telah tersedia BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Manajemen berhubungan dengan suatu usaha untuk mencapai sasaransasaran tertentu dengan jalan menggunakan sumber-sumber yang telah tersedia dengan sebaik-baiknya, sumber

Lebih terperinci

LAPORAN PROYEK PERUBAHAN

LAPORAN PROYEK PERUBAHAN LAPORAN PROYEK PERUBAHAN Peningkatan Ketertiban dan Kecepatan Proses Administrasi Perjalanan Dinas serta Kemudahan Akses Informasi Status Proses Administrasi Perjalanan Dinas melalui Penyusunan POS dan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada era globalisasi yang terjadi di penjuru dunia pada saat ini menyebabkan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada era globalisasi yang terjadi di penjuru dunia pada saat ini menyebabkan 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era globalisasi yang terjadi di penjuru dunia pada saat ini menyebabkan persaingan di bidang ekonomi semakin meningkat. Hal ini mengakibatkan meningkatnya persaingan

Lebih terperinci

I. PENGANTAR II. DATA RESPONDEN

I. PENGANTAR II. DATA RESPONDEN No:... SURVEY KARYAWAN PT. XXX PERIODE TAHUN YYYY I. PENGANTAR Kami konsultan yang ditunjuk oleh PT. XXX sedang melakukan survey tentang Human Resources Index yang berkaitan dengan kepuasan karyawan. Sehubungan

Lebih terperinci

BAB V KELEMBAGAAN PENYULUHAN PERTANIAN DI KABUPATEN BOGOR

BAB V KELEMBAGAAN PENYULUHAN PERTANIAN DI KABUPATEN BOGOR BAB V KELEMBAGAAN PENYULUHAN PERTANIAN DI KABUPATEN BOGOR Bab ini menjelaskan berbagai aspek berkenaan kelembagaan penyuluhan pertanian di Kabupaten Bogor yang meliputi: Organisasi Badan Pelaksana an Pertanian,

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2006 TENTANG STATUTA UNIVERSITAS AIRLANGGA

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2006 TENTANG STATUTA UNIVERSITAS AIRLANGGA PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2006 TENTANG STATUTA UNIVERSITAS AIRLANGGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL, Menimbang : a. bahwa dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. secara maksimal untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dan menyelesaikan

BAB I PENDAHULUAN. secara maksimal untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dan menyelesaikan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pegawai negeri adalah pekerja di sektor publik yang bekerja pada pemerintah suatu negara. Pekerja di badan publik non-departemen terkadang juga dikategorikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Setiap perusahaan senantiasa membutuhkan manajemen yang berkaitan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Setiap perusahaan senantiasa membutuhkan manajemen yang berkaitan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap perusahaan senantiasa membutuhkan manajemen yang berkaitan dengan usaha-usaha untuk mencapai tujuan tertentu bagi organisasi tersebut. Keberhasilan perusahaan

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. Nusantara yang berjumlah 166 karyawan. Berikut karakteristik responden. Tabel 1.Identitas Responden Menurut Jenis Kelamin

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. Nusantara yang berjumlah 166 karyawan. Berikut karakteristik responden. Tabel 1.Identitas Responden Menurut Jenis Kelamin BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN A. Identitas Responden Responden dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan PT. Way Seputih Bumi Nusantara yang berjumlah 166 karyawan. Berikut karakteristik responden penelitian,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Sesuai Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintah Daerah serta Undang-Undang Nomor 33 Tahun2004 Tentang perimbangan keuangan pusat dalam rangka mengimplementasikan

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA TANGERANG

PEMERINTAH KOTA TANGERANG RINGKASAN RENSTRA DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KOTA TANGERANG PERIODE 2014-2018 Penyusunan Renstra Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Tangerang periode 2014-2018 merupakan amanat perundangan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menghadapi era globalisasi saat ini, banyak tantangan harus dihadapi oleh

BAB I PENDAHULUAN. Menghadapi era globalisasi saat ini, banyak tantangan harus dihadapi oleh BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Menghadapi era globalisasi saat ini, banyak tantangan harus dihadapi oleh perusahaan dalam rangka memenangkan persaingan. Perusahaan kecil, menengah, maupun

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN ANALISIS DATA PROFIL MAGISTER AKUNTANSI UKSW

IV. HASIL DAN ANALISIS DATA PROFIL MAGISTER AKUNTANSI UKSW IV. HASIL DAN ANALISIS DATA PROFIL MAGISTER AKUNTANSI UKSW Prodi Magister Akuntansi UKSW berdiri berdasarkan ijin operasional yang dikeluarkan oleh Ditjen Dikti Nomor 1865/D/T/2009 tertanggal 15 Oktober

Lebih terperinci

BAB II PROFIL POLITEKNIK NEGERI SEMARANG. 2.1 Sekilas tentang Politeknik Negeri Semarang

BAB II PROFIL POLITEKNIK NEGERI SEMARANG. 2.1 Sekilas tentang Politeknik Negeri Semarang BAB II PROFIL POLITEKNIK NEGERI SEMARANG 2.1 Sekilas tentang Politeknik Negeri Semarang Politeknik Negeri Semarang, dulu Politeknik Universitas Diponegoro (1989) sebagai salah satu perguran tinggi negeri

Lebih terperinci

LAPORAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH (SPIP) KANTOR LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN KULON PROGO TAHUN 2015

LAPORAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH (SPIP) KANTOR LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN KULON PROGO TAHUN 2015 LAPORAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH (SPIP) KANTOR LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN KULON PROGO TAHUN 2015 KANTOR LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN KULON PROGO 2016 BAB I PENDAHULUAN Penyelenggaraan Sistem

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. demi kelangsungan masa depannya. Demikian halnya dengan Indonesia menaruh

BAB I PENDAHULUAN. demi kelangsungan masa depannya. Demikian halnya dengan Indonesia menaruh BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah investasi jangka panjang yang memperlukan usaha dan dana yang cukup besar, hal ini diakui oleh semua orang atau suatu bangsa demi kelangsungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Proses pembelajaran merupakan aktivitas yang paling utama dalam proses pendidikan di sekolah. Pembelajaran matematika merupakan suatu proses belajar mengajar

Lebih terperinci

GARIS BESAR HALUAN PROGRAM KELUARGA MAHASISWA ITB Keluarga Mahasiswa Institut Teknologi Bandung

GARIS BESAR HALUAN PROGRAM KELUARGA MAHASISWA ITB Keluarga Mahasiswa Institut Teknologi Bandung GARIS BESAR HALUAN PROGRAM KELUARGA MAHASISWA ITB 2012-2013 Keluarga Mahasiswa Institut Teknologi Bandung 2012-2013 2012 K O N G R E S K E L U A R G A M A H A S I S W A I T B 2 0 1 2-2 0 1 3 BAB I PENDAHULUAN

Lebih terperinci

1. Program keahlian melaksanakan kurikulum berdasarkan muatan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)

1. Program keahlian melaksanakan kurikulum berdasarkan muatan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) I. STANDAR ISI 1. Program keahlian melaksanakan kurikulum berdasarkan muatan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) A. Melaksanakan kurikulum berdasarkan 9 muatan KTSP B. Melaksanakan kurikulum berdasarkan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Setiap organisasi tentunya membutuhkan sumber daya manusia yang memiliki

I. PENDAHULUAN. Setiap organisasi tentunya membutuhkan sumber daya manusia yang memiliki 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap organisasi tentunya membutuhkan sumber daya manusia yang memiliki komitmen terhadap organisasinya. Komitmen ini secara otomatis akan mendorong individu untuk menyadari

Lebih terperinci

Pedoman Budaya Mutu Universitas FOR/SPMI-UIB/PED

Pedoman Budaya Mutu Universitas FOR/SPMI-UIB/PED Pedoman Budaya Mutu Universitas FOR/SPMI-UIB/PED.02-001 SURAT KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS INTERNASIONAL BATAM NOMOR: 033/REK/KEP-UIB/VII/I2016 Tentang PENGESAHAN PEDOMAN BUDAYA MUTU UNIVERSITAS INTERNASIONAL

Lebih terperinci

Strategi Penerapan SPMI : Dari Mental Turun Ke TI

Strategi Penerapan SPMI : Dari Mental Turun Ke TI PRAKTIK BAIK SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL DI PERGURUAN TINGGI Strategi Penerapan Sistem Penjaminan Mutu Internal di Perguruan Tinggi Strategi Penerapan SPMI : Dari Mental Turun Ke TI Addy Suyatno Hadisuwito

Lebih terperinci

PENGARUH PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 9001: 2008 TERHADAP KINERJA GURU DI SMK NEGERI 1 SEDAYU BANTUL JURNAL SKRIPSI

PENGARUH PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 9001: 2008 TERHADAP KINERJA GURU DI SMK NEGERI 1 SEDAYU BANTUL JURNAL SKRIPSI PENGARUH PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 9001: 2008 TERHADAP KINERJA GURU DI SMK NEGERI 1 SEDAYU BANTUL JURNAL SKRIPSI Oleh : Eko Supriyadi Sumarjo H PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN

Lebih terperinci

Bisma, Vol 1, No. 11, Maret 2017 GAYA KEPEMIMPINAN DAN KINERJA KARYAWAN PADA PT SUMBER FAJAR INTI ABADI DI PONTIANAK

Bisma, Vol 1, No. 11, Maret 2017 GAYA KEPEMIMPINAN DAN KINERJA KARYAWAN PADA PT SUMBER FAJAR INTI ABADI DI PONTIANAK GAYA KEPEMIMPINAN DAN KINERJA KARYAWAN PADA PT SUMBER FAJAR INTI ABADI DI PONTIANAK Abstraksi Suhendi Email: Zhouhendi@gmail.com Program Studi Manajemen STIE Widya Dharma Pontianak Penulis membatasi masalah

Lebih terperinci

DALAM PENINGKATAN MUTU

DALAM PENINGKATAN MUTU KEBIJAKAN MAJELIS DIKDASMEN DALAM PENINGKATAN MUTU SEKOLAH DAN MADRASAH Oleh: Sungkowo M Wakil Ketua Majelis Dikdasmen PP Muhammadiyah Disampaikan pada: Rapat Koordinasi Nasional Majelis Lingkungan Hidup

Lebih terperinci

Biro Umum Institut Teknologi Sepuluh Nopember. Nopember 2017

Biro Umum Institut Teknologi Sepuluh Nopember. Nopember 2017 Biro Umum Institut Teknologi Sepuluh Nopember Nopember 2017 Status ITS sebagai PTN Badan Hukum, ITS memiliki otonomi dalam pengelolaan sumber daya manusia. Pelaksanaan dari ketentuan dalam Peraturan Pemerintah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sekelilingnya. Menurut Oemarjati dalam Milawati (2011: 1) tujuan pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. sekelilingnya. Menurut Oemarjati dalam Milawati (2011: 1) tujuan pembelajaran 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Pembelajaran sastra merupakan pembelajaran yang dapat memperkaya pengalaman anak sehingga menjadikan anak lebih tanggap terhadap lingkungan di sekelilingnya.

Lebih terperinci

JABATAN FUNGSIONAL PUSTAKAWAN DAN REFORMASI BIROKRASI. Oleh Opong Sumiati. Dasar Hukum

JABATAN FUNGSIONAL PUSTAKAWAN DAN REFORMASI BIROKRASI. Oleh Opong Sumiati. Dasar Hukum JABATAN FUNGSIONAL PUSTAKAWAN DAN REFORMASI BIROKRASI Oleh Opong Sumiati Dasar Hukum Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Kepegawaian

Lebih terperinci

PENYUSUNAN KTSP. Sosialisasi KTSP 1

PENYUSUNAN KTSP. Sosialisasi KTSP 1 PENYUSUNAN KTSP Sosialisasi KTSP 1 LANDASAN UU No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional PP No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan Permendiknas No. 22/2006 tentang Standar Isi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. reformasi diindikasikan dengan adanya perombakan di segala bidang kehidupan,

BAB I PENDAHULUAN. reformasi diindikasikan dengan adanya perombakan di segala bidang kehidupan, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Era reformasi yang sedang berjalan atau bahkan sudah memasuki pasca reformasi diindikasikan dengan adanya perombakan di segala bidang kehidupan, politik, moneter, pertahanan

Lebih terperinci

STRATEGI MANAJEMEN MUTU PADA SMA NEGERI UNGGULAN DI KOTA BANDUNG (Studi Kasus Pada SMA Negeri 3, SMA Negeri 5 dan SMA Negeri 8 Kota Bandung)

STRATEGI MANAJEMEN MUTU PADA SMA NEGERI UNGGULAN DI KOTA BANDUNG (Studi Kasus Pada SMA Negeri 3, SMA Negeri 5 dan SMA Negeri 8 Kota Bandung) STRATEGI MANAJEMEN MUTU PADA SMA NEGERI UNGGULAN DI KOTA BANDUNG (Studi Kasus Pada SMA Negeri 3, SMA Negeri 5 dan SMA Negeri 8 Kota Bandung) INSTRUMEN PENELITIAN FUNDAMENTAL Tim Peneliti: Dr. Diding Nurdin,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. siswa untuk memahami nilai-nilai warga negara yang baik. Sehingga siswa

BAB I PENDAHULUAN. siswa untuk memahami nilai-nilai warga negara yang baik. Sehingga siswa 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan kewarganegaraan sebagai mata pelajaran yang bertujuan untuk membentuk karakter individu yang bertanggung jawab, demokratis, serta berakhlak mulia.

Lebih terperinci

WALIKOTA TASIKMALAYA

WALIKOTA TASIKMALAYA WALIKOTA TASIKMALAYA PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA Nomor : 14 Tahun 2008 Lampiran : - TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN NON FORMAL DI KOTA TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TASIKMALAYA,

Lebih terperinci

STANDAR 1. VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN SERTA STRATEGI PENCAPAIAN

STANDAR 1. VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN SERTA STRATEGI PENCAPAIAN STANDAR 1. VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN SERTA STRATEGI PENCAPAIAN 1.1 Visi, misi, tujuan, dan sasaran serta strategi pencapaian Fakultas/Sekolah Tinggi Visi dan misi Fakultas Politik Pemerintahan dibuat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dunia telah memasuki era perubahan dan transformasi yang sangat cepat.

BAB I PENDAHULUAN. Dunia telah memasuki era perubahan dan transformasi yang sangat cepat. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dunia telah memasuki era perubahan dan transformasi yang sangat cepat. Hal tersebut ditandai dengan adanya perkembangan dan perubahan budaya sosial, meningkatnya persaingan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta globalisasi menuntut masyarakat untuk melakukan perubahan dan inovasi. Salah satu bentuk perubahan dengan

Lebih terperinci

DEPARTEMEN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS HASANUDDIN FAKULTAS KEDOKTERAN

DEPARTEMEN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS HASANUDDIN FAKULTAS KEDOKTERAN DEPARTEMEN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS HASANUDDIN FAKULTAS KEDOKTERAN MANUAL PROSEDUR AUDIT MUTU AKADEMIK INTERNAL (AMAI) FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HASANUDDIN Baru FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB 5 HASIL PENELITIAN

BAB 5 HASIL PENELITIAN BAB 5 HASIL PENELITIAN 5.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian 5.1.1. Visi dan Misi ITS Institut Teknologi Sepuluh Nopember merupakan salah satu perguruan tinggi negeri terkemuka di Indonesia. Institut Teknologi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perubahan tersebut juga telah membawa manusia ke dalam era persaingan global

BAB I PENDAHULUAN. perubahan tersebut juga telah membawa manusia ke dalam era persaingan global BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah membawa perubahan di hampir semua aspek kehidupan manusia dimana berbagai permasalahan hanya dapat dipecahkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu cara dalam mengembangkan sumber

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu cara dalam mengembangkan sumber BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu cara dalam mengembangkan sumber daya manusia dalam bentuk investasi jangka panjang bagi bangsa Indonesia. Setiap anak bangsa

Lebih terperinci