pembayaran secara manual.

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "pembayaran secara manual."

Transkripsi

1 137 bunyi sebanyak satu kali. Jika transaksi tidak berhasil dilakukan dikarenakan saldo tidak mencukupi atau tag RFID tidak terbaca maka sistem akan memberitahukan kepada operator yang bertugas dan konsumen melalui bunyi peringatan sehingga dapat dilakukan prosedur pembayaran secara manual. Mobil keluar Deteksi plat nomor polisi ANPR Data Plat nomor Valid? Tidak Panggilan kepada operator Ya Cek STNK, No.Pol, KTP/SIM, Transaksi dilanjutkan Jalankan prosedur pengamanan Selesai Cek saldo Saldo mencukupi? Tidak Panggilan kepada operator Ya Scanning kartu smart card pada alat pengenal di loket Transaksi berhasil Jalankan prosedur pembayaran manual Selesai Laporan Diagram 4.11 Flow chart sistem pembayaran

2 138 Cara mengganti tag RFID yang hilang atau rusak Untuk mendapatkan mengganti tag yang hilang maka konsumen harus datang ke customer service center dan mengisi formulir kerusakan atau kehilangan yang termasuk didalamnya nama, nomor kartu identitas, tipe kendaraan, nomor polisi kendaraan dan lain-lain. Gambar 4.12 Flow chart mengganti tag RFID yang hilang atau rusak Cara mengambil tiket parkir jika tag RFID tidak berfungsi Untuk mendapatkan tiket parkir jika tag RFID tidak berfungsi maka konsumen harus menekan tombol pada dispenser tiket manual. Pada saat

3 139 bersamaan kamera tetap akan mengambil gambar mobil dan nomor polisi kendaraan yang digunakan. Untuk proses pembayaran harus dilakukan secara manual sesuai dengan prosedur pembayaran secara manual. Gambar 4.13 Flow chart mengambil tiket parkir jika tag RFID tidak berfungsi Seleksi Konsep Proses seleksi konsep terdiri atas 2 langkah utama, yaitu penyaringan konsep dan penilaian konsep dengan metode yang dikembangkan oleh Stuart Pugh pada tahun 1980-an dan seringkali disebut seleksi konsep Pugh. Tujuan dari penyaringan konsep ini adalah mempersempit jumlah

4 140 konsep secara cepat dan untuk memperbaiki konsep. Penilaian konsep digunakan agar peningkatan jumlah alternatif penyelesaian dapat dibedakan lebih baik di anatara konsep yang bersaing. Proses seleksi konsep ini dilakukan pada fokus grup yang beranggotakan 10 orang. Penyaringan Konsep Tabel 4.18 Penyaringan konsep Pugh Kriteria Seleksi Kecepatan pengambilan tiket parkir (Responsiveness) Kemudahaan mengambil tiket parkir (Empathy) Informasi ketersediaan lot/area parkir (Reliability) Kemudahaan mencari lot/area parkir (Emphaty) Kejelasan rambu-rambu dan penunjuk jalan (Tangible) Kecepatan antrian pembayaran tiket parkir (Responsiveness) Kemudahan pembayaran tiket parkir (empathy) Keamanan area parkir (Assurance) Konsep A B C Referensi D (The Plaza Semanggi) Jumlah Jumlah Jumlah Nilai akhir Peringkat Lanjutkan? Tidak Ya Ya Tidak

5 141 Konsep dinilai terhadap konsep referensi yaitu The Plaza Semanggi dengan kode sederhana ( + untuk lebih baik, - untuk lebih buruk, dan = untuk sama dengan). Dari hasil diatas, konsep yang akan dilanjutkan adalah konsep B dan C. Penilaian Konsep Proses penilaian konsep dilakukan dengan menyebarkan kuesioner pada 50 orang, mengingat sudah cukup banyak survei yang dilakukan sebelumnya dan waktu yang diberikan sangat terbatas oleh pihak kedua mal, maka konsep yang dipilih dianggap telah mewakili kebutuhankebutuhan yang teridentifikasi. Format kuesioner yang digunakan dapat dilihat pada lampiran 5. Untuk hasil pengumpulan datanya dapat dilihat pada lampiran 5. Dalam menilai konsep, setiap kriteria diberi beban terlebih dahulu secara subjektif dengan persentase tertentu untuk setiap kriteria. Selanjutnya untuk setiap konsep diberi rating. Nilai beban didapat dari hasil perkalian antara beban dan rating. Berikut ini adalah hasil dari penilaian konsep.

6 142 Tabel 4.19 Penilaian konsep Konsep Beban Kriteria Seleksi B C (%) Rating Nilai Nilai Rating Beban Beban Kecepatan pengambilan tiket parkir (Responsiveness) 15,89% 4,45 0,71 4,5 0,72 Kemudahaan mengambil tiket parkir (Empathy) 10,00% 3,98 0,40 4,06 0,41 Informasi ketersediaan lot/area parkir (Reliability) 14,44% 3,21 0,46 3,99 0,58 Kemudahaan mencari lot/area parkir (Emphaty) 20,78% 3,59 0,75 3,92 0,82 Kejelasan rambu-rambu dan penunjuk jalan (Tangible) 4,89% 2,97 0,15 3,02 0,15 Kecepatan antrian pembayaran tiket parkir (Responsiveness) 9,61% 3,96 0,38 4,04 0,39 Kemudahan pembayaran tiket parkir (empathy) 15,00% 4,03 0,61 4,12 0,62 Keamanan area parkir (Assurance) 9,39% 3,65 0,34 3,84 0,36 Total nilai 3,79 4,02 Peringkat 2 1 Lanjutkan? Tidak Ya Dari hasil penilaian konsep diatas maka dapat diambil kesimpulan bahwa konsep C lebih unggul dari konsep B sehingga konsep C dipilih sebagai konsep akhir. Berikut ini adalah DFD nol dari konsep C:

7 143

8 Arsitektur Produk Dalam menetapkan arsitektur produk Konsep ini sangat diperlukan pemahaman mengenai kondisi dan fungsi produk. Fungsi-fungsi komponen secara garis besar dapat digambarkan dengan skema produk sebagai berikut. Gambar 4.14 Arsitektur produk (chunk) Gambar diatas adalah susunan komponen-komponen geometris yang dirancang. Gambar diatas disusun berdasarkan skema produk dan diagram fungsi untuk memastikan susunan komponen tidak saling bertentangan dalam hal fungsinya.

9 Desain Industri Kebutuhan Ergonomik Kebutuhan ergonomik yang harus diperhatikan disini adalah kemudahan pemakaian, kemudahan perawatan, kualitas interaksi pemakai, pembaruan interaksi pemakai dan keamanan. Tabel 4.20 Kebutuhan-kebutuhan ergonomik Kebutuhan- Level kepentingan kebutuhan Rendah Menengah Tinggi Kemudahan pemakaian Kemudahan perawatan Kualitas interaksi pemakai Pembaruan interaksi pemakai Keamanan Penjelasan peringkat Produk sangat penting sebagai pengganti alat identifikasi, pembayaran dan untuk memandu konsumen dalam mencari tempat parkir. Oleh karena itu, cara penggunaan sangat penting. Penggunaan RFID dan elektronik lainnya hanya memerlukan sedikit perawatan Terdapat beberapa interaksi yang terjadi sehingga kualitas interaksi pemakai perlu dipertimbangkan lebih lanjut Pembaruan tidak terlalu penting mengingat desain yang telah dibuat mengacu pada kemudahan interaksi pemakaiannya Produk harus didesain seaman mungkin mengingat akan digunakan pada mobilmobil.

10 Kebutuhan Estetis Untuk kebutuhan estetis yang harus diperhatikan adalah diferensiasi produk, gengsi kepemilikan, mode atau kesan dan motivasi tim. Tabel 4.21 Kebutuhan-kebutuhan estetis Kebutuhan- Level kepentingan kebutuhan Rendah Menengah Tinggi Diferensiasi produk Gengsi kepemilikan, mode atau kesan Motivasi tim Penjelasan peringkat Diferensiasi produk tidak terlalu diperhatikan karena produk yang dibuat merupakan platform baru yang masih jarang Produk ini diharapkan dapat menjadi salah satu simbol mode atau kepemilikan dari orang yang menggunakannya Pengembangan produk ini diharapkan dapat memotivasi tim dalam meningkatkan kualitas pelayanan yang ada sekarang Penilaian Kualitas Desain Industri Penilaian kualitas desain industri terdiri dari kualitas antar muka pelanggan, daya tarik emosional, kemampuan memelihara dan memperbaiki produk, ketepatan penggunaan sumber daya dan perbedaan produk.

11 147 Tabel 4.22 Penilaian kualitas desain industri Kebutuhan- Level kepentingan Penjelasan peringkat kebutuhan Rendah Menengah Tinggi Produk ini sangat mudah untuk digunakan, aman dan nyaman. Contohnya Kualitas proses pembayaran tidak antar muka perlu dilakukan secara pelanggan manual karena sudah menggunakan sistem elektronik Produk ini mempunyai daya tarik emosional yang Daya tarik tinggi, karena emosional menggunakan teknologi yang cukup tinggi Kemampuan untuk memelihara Kemampuan pemeliharaan dan perbaikan bukan hal utama bagi pengguna, bila dan terjadi kerusakan maka memperbaiki tidak semua komponen produk harus diganti Ketepatan penggunaan sumber daya Diferensiasi produk Bahan dan komponen yang digunakan murah dan cukup handal dalam penggunaannya Penampilan dan bentuk dari produk unik dan mudah dikenali di publik ketika digunakan

12 Design for Manufacturing (DFM) Pada tahapan DFM akan dibuat perkiraan perhitungan biaya komponen dengan menggunakan sumber-sumber data dari struktur produk, BOM, AC, dan OPC yang berguna dalam memberikan informasi mengenai jumlah komponen yang dibutuhkan. Berikut ini adalah struktur produk, BOM, AC, dan OPC dari produk Snello. Gambar 4.15 Struktur produk

13 149 Tabel 4.23 Bill of Material (BOM) No. BOM Level Description Code Quantity komponen UOM 1 1 Assembly 5 A5 1 Each 2.2 Assembly 4 A4 1 Each 3..3 Assembly 3 A3 1 Each 4 4 Assembly 2 A2 1 Each 5.5 Assembly 1 A1 1 Each 6..6 Sub assembly 1 SA1 1 Each Sub sub assembly 1 SSA1 1 Each Mainboard MB 1 Each Zigbee ZB 1 Each Speaker SP 1 Each LED indicator LI 1 Each 12.5 Sub assembly 2 SA2 1 Each Transponder TR 1 Each Reader Tag RFID RD 1 Each 15 4 Screen SC 1 Each Buttons BT 4 Each 17.2 Battery BR 1 Each 18 1 Casing CS 1 Each

14 Gambar 4.24 Assembly Chart 150

15 151 NAMA OBJEK : Snello DIPETAKAN OLEH : TIM TANGGAL : 3 JUNI 2009 OPERATION PROCESS CHART SEKARANG USULAN Reader Tag RFID - - Mainboard 1 unit produksi Komponen elektronika Transponder Kawat Timah O-5 I-5 S-5 Penggabungan Solder Pemeriksaan Meja Periksa Peletakan Buffer Zigbee Kawat Timah O-1 I-1 S-1 Penyolderan Mesin Solder Pemeriksaan Meja Periksa Peletakan Buffer O-2 Penggabungan Solder I-2 Pemeriksaan Meja Periksa Speaker Kawat Timah LED Indikator Kawat Timah S-2 O-3 I-3 S-3 O-4 I-4 Peletakan Buffer Penggabungan Solder Pemeriksaan Meja Periksa Peletakan Buffer Penggabungan Solder Pemeriksaan Meja Periksa A S-4 B Peletakan Buffer Gambar 4.17 OPC

16 152

17 153 Keterangan Ringkasan Kegiatan Total Proses Pemeriksaan Peletakan Jumlah Kardus Selotip I-10 S- 10 Gambar 4.17 OPC (lanjutan) C Pemeriksaan Meja Periksa Peletakan Buffer O- Packing 11 Meja Packing S- 11 Peletakan Warehouse Hasil perhitungan biaya produksi untuk membuat 1 unit produk adalah +Rp ,-. Rincian perhitungan biaya produksi dapat dilihat pada tabel dibawah ini. Tabel 4.24 Perkiraan biaya material Biaya Tetap (biaya dibagi units)/ unit Solder Rp Rp. 100 Biaya tenaga kerja Rp Rp Biaya Variabel Mainboard Rp Rp Zigbee Rp Rp Speaker Rp Rp. 950 LED indikator Rp Rp. 100 Transponder Rp Rp Tag RFID Rp Rp Screen Rp Rp Button Rp Rp. 300 Battery Rp Rp Casing Rp Rp Kawat Timah Solder Rp Rp. 100 Total Rp Rp

18 Analisis Ekonomi Tahapan akhir dari suatu proses pengembangan produk adalah analisis ekonomi untuk memperkirakan gambaran atau prospek dari produk ini beberapa periode ke depan. Hasil dari analisis ini menentukan keputusan untuk terus menjalankan pengembangan produk ini. Analisis ekonomi dalam perhitungan ini akan digunakan metode kuantitatif dan metode kualitatif dengan menggunakan pertimbangan faktor-faktor kualitatif. Berikut merupakan asumsi data-data yang digunakan dalam menghitung cashflow dengan metode NPV : Perhitungan dilakukan untuk periode 5 tahun dengan pertimbangan investasi untuk bangunan merupakan investasi jangka panjang, dengan pembagian 2 semester (6 bulanan). Hal ini dimaksudkan untuk penyajian tabel yang lebih ringkas dan sederhana. Berdasarkan data dari APPBI, hingga tahun 2008 akan ada mal yang beroperasi di Jakarta. Dengan asumsi bahwa sistem ini akan diimplementasikan oleh +10% mall dari jumlah mal yang ada maka akan ada sekitar 10 mall yang akan menjadi pengguna sistem ini. Budget biaya pengembangan sistem diasumsikan sebesar Rp selama dua tahun. Biaya ini termasuk biaya untuk riset, penyusunan konsep dan uji pasar. Biaya ini akan didistribusikan

19 155 bebannya terhadap 10 mal pengguna berupa biaya lisensi sebesar Rp Diasumsikan bahwa proyek ini akan digunakan sebagai open system dan tidak terbatas pada hanya satu tempat parkir saja dan dapat diimplementasikan untuk banyak tempat parkir di pusat perbelanjaan. Namun, untuk analisis ini dibatasi pada The Plaza Semanggi. Penjualan diasumsikan meningkat secara bertahap dan konstan dari tahun ke tahun sementara budget untuk promosi dan marketing turun bertahap seiring meningkatnya pengguna. Diasumsikan investasi untuk perakitan produk tidak diikutsertakan dalam perhitungan karena dirakit dan diproduksi oleh pihak ketiga. Tingkat suku bunga pinjaman diasumsikan sebesar 11% berdasarkan data dari bank BCA tahun Dari tabel pada lampiran 7 dapat dilihat bahwa dengan menggunakan data-data di atas. Nilai kumulatif dari NPV pada periode awal bernilai positif mulai tahun ke empat semester kedua. Artinya, BEP (Break Event Point) dicapai pada periode tersebut. Modal akan kembali dalam waktu 4 tahun pada semester ke dua dengan memberikan nilai sebesar Rp ,-. Nilai bersih proyek selama 5 tahun adalah sebesar Rp ,-. Maka secara analisis kuantitatif maka proyek layak untuk direalisasikan.

20 156 Metode Kualitatif Hasil dari analisis di atas belum disesuaikan dengan keadaan pasar, lingkungan, dan keadaan ekonomi Indonesia untuk periode sekarang. Analisa kualitatif akan meningkatkan keyakinan akan kelayakan produk ini dengan menggunakan beberapa skenario sebagai pertimbangan antara lain : Skenario 1 : Peningkatan suku bunga Suku bunga kredit untuk sekarang adalah pada kisaran 11%, dengan asumsi bahwa ada kemungkinan untuk fluktuasi hingga +2% hasil perhitungannya tetap memberikan hasil NPV dengan perbedaan yang relatif kecil, yakni di tahun keempat semester kedua dengan cashflow positif sebesar Rp ,- untuk suku bunga 9% sedangkan pada suku bunga 13% adalah sebesar Rp ,-. Nilai proyek masing-masing setelah 5 tahun adalah sebesar Rp untuk suku bunga sebesar 9% dan Rp untuk suku bunga 13%. Tidak ada perbedaan yang terlalu jauh sehingga proyek ini cenderung stabil terhadap perubahan ekonomi dalam skala kecil dengan asumsi kenaikan ataupun penurunan bunga sebesar 2%. Untuk keterangan lebih lanjut dapat dilihat pada lampiran 7. Skenario 2 : Pertumbuhan rata-rata cenderung stabil Apabila diasumsikan bahwa pertumbuhan penjualannya adalah stabil setiap semesternya dengan angka rata-rata penjualan sebesar unit

21 157 per semesternya. Maka BEP akan terjadi pada tahun kelima semester pertama dan nilai proyek untuk 5 tahun menjadi sebesar Rp. Rp Nilai proyek menjadi jauh lebih kecil, namun masih memberikan keuntungan sebesar Rp ,- pada tahun ke-5 semester pertama sehingga proyek ini masih menguntungkan apabila difokuskan untuk jangka panjang. Untuk keterangan lebih lanjut dapat dilihat pada lampiran 7. Tabel 4.25 Rekapitulasi analisa ekonomi Kondisi Bunga Nilai Proyek (5 tahun) Saat ini 11% Rp3,952,260 Skenario I (Fluktuasi suku bunga) 9% Rp3,888,220 13% Rp4,190,625 Skenario II (penjualan rendah, stagnan) 11% Rp827,298 *** dalam ribuan BEP Nilai BEP Produksi Th 4/ Smt 2 Th 4/ Smt 2 Th 4/ Smt 2 Th 5 / Smt 1 Rp877,298 Rp965,459 Rp872,545 Rp240,741 meningkat unit/semester meningkat unit/semester meningkat unit/semester unit/ semester

22 Perbandingan Waktu Transaksi Berikut ini adalah perbandingan dari waktu transaksi yang dibutuhkan untuk 1 unit kendaraan jika menggunakan sistem pelayanan dan transaksi manual dan dengan menggunakan sistem transaksi secara elektronik Sistem Pelayanan dan Transaksi Manual Ketika sebuah kendaraan memasuki area parkir untuk mengambil tiket, mereka harus berhenti terlebih dahulu dan mengantri untuk mengambil tiket masuk begitu juga ketika sebuah kendaraan hendak keluar dari area parkir. Mereka harus terlebih dahulu berhenti dan mengantri untuk melakukan transaksi pembayaran dan ini akan memakan waktu terutama ketika hari libur atau akhir pekan. Berikut ini adalah perhitungan waktu jika menggunakan sistem pelayanan dan transaksi secara manual dengan asumsi bahwa waktu pelayanan ketika masuk dan keluar adalah sama. Waktu transaksi sama dengan waktu perlambatan/deceleration ditambah dengan rata-rata waktu delay (waktu menunggu ditambah waktu pelayanan) dan juga ditambah waktu akselerasi untuk mencapai kecepatan normal.

23 159 Biasanya kecepatan kendaraan saat memasuki area parkir berada diantara 20 Km/h sampai 40 Km/h. Untuk perhitungan ini diasumsikan kendaraan bergerak dengan kecepatan normal 40 Km/h. Waktu perlambatan/ deceleration Untuk menghitung waktu perlambatan/ deceleration, harus terlebih dahulu diketahui tingkat deceleration, yaitu untuk pengereman secara normal dan untuk pengereman mendadak. Pada perhitungan ini diasumsikan pengemudi melakukan pengereman secara normal. Sehingga waktu perlambatan/deceleration adalah: Dimana: 0,278 = Konversi dari satuan Km/h ke m/s V = Kecepatan (m/s) a = Percepatan (m/s 2 ) Waktu delay Untuk waktu delay rata-rata, harus diketahui terlebih dahulu waktu pelayanan rata-rata dan waktu menunggu rata-rata. Sistem yang digunakan untuk perhitungan waktu delay rata-rata adalah satu server dengan antrian paralel yang berarti setiap server

24 160 melayani jumlah kedatangan dibagi dengan jumlah server dengan tingkat kedatangan acak untuk tiap server. Dalam hal ini server adalah loket parkir. Ketika menggunakan model ini diasumsikan bahwa kendaraan yang baru datang ikut mengantri tidak perduli sepanjang apa antrian tersebut, tidak diperbolehkan memotong antrian yang sudah ada dan juga diasumsikan bahwa waktu delay disebabkan oleh proses registrasi dan pemberian tiket parkir. Rumus: o Waktu menunggu rata-rata o Waktu pelayanan rata-rata o Total waktu delay = Waktu menunggu rata-rata + waktu pelayanan rata-rata Keterangan: - Kapasitas maksimum - Tingkat kedatangan

25 161 Pada lampiran 8 dapat dilihat jumlah traffic mobil yang masuk dan keluar dari The Plaza Semanggi selama bulan Maret 2009 yang rata-rata tiap hari mencapai 7174 unit mobil atau 399 unit mobil setiap jam. Sedangkan untuk kapasitas pelayanan maksimum satu loket parkir diasumsikan sebanyak 470 unit mobil. Data ini didapatkan dari hari dengan jumlah kedatangan paling tinggi yaitu pada tanggal 21 Maret 2009 yang mencapai 8451 unit mobil. Waktu pelayanan rata-rata Waktu menunggu rata-rata Total waktu delay = 7,632 detik + 43,05 detik = 50,682 detik. Waktu akselerasi Untuk waktu akselerasi diasumsikan 2,5 m/s 2 dari kendaraan benar-benar berhenti sampai ke kecepatan normal. Jika kecepatan normal adalah 40 Km/h maka waktu yang dibutuhkan adalah:

26 162 Total waktu transaksi Total waktu transaksi adalah jumlah waktu yang dibutuhkan untuk melakukan transaksi (proses registrasi dan pengambilan tiket). Total waktu transaksi = waktu perlambatan/deceleration + waktu delay + waktu akselerasi = 3,271 detik + 50,682 detik + 4,445 detik = 58,401 detik. Total waktu transaksi berbeda tergantung dari kecepatan kendaraan, jadi berikut ini adalah tabel estimasi total waktu transaksi dari kecepatan 20 Km/h sampai dengan 40 Km/h. Tabel 4.26 Estimasi total waktu transaksi manual Kecepatan Waktu Waktu Waktu Jumlah kendaran (Km/h) deceleration (detik) delay (detik) akselerasi (detik) waktu (detik) 20 1,635 50,682 2,224 54, ,453 50,682 3,336 56, ,271 50,682 4,445 58, Sistem pelayanan dan transaksi elektronik Ketika kendaraan melewati jalur Electronic Toll Collection pada jalan tol, pengemudi tidak perlu berhenti. Mereka hanya perlu memperlambat kendaraan mereka. Ini akan mengurangi waktu yang dibutuhkan untuk melakukan transaksi dan juga mengurangi antrian

27 163 masuk ataupun keluar kendaraan. Konsep pada Electronic Park Collection ini diadopsi dari konsep Electronic Toll Collection sehingga keduanya memiliki kemiripan. Yang membedakan hanyalah prosedur yang berjalan. Oleh karena itu perhitungan dari rumus Electronic Toll Collection menjadi dasar perhitungan ini. Waktu perlambatan/deceleration Dengan menggunakan sistem secara elektronik maka kendaraan hanya perlu memperlambat kecepatannya. Diasumsikan bahwa kecepatan normal kendaraan adalah 40 Km/h dan hanya perlu memperlambat kendaraannya sampai pada kecepatan 20Km/h dengan tingkat deceleration 3,4 m/s 2. Untuk rumus perhitungan yang digunakan sama dengan diatas, maka: o Waktu deceleration kecepatan 40 Km/h adalah 3,27 detik o Waktu deceleration kecepatan 20 Km/h adalah 1,64 detik Sehingga waktu kendaraan untuk memperlambat kecepatan dari 40 Km/h ke 20 Km/h adalah: 3,27 detik 1,64 detik = 1.63 detik. Waktu delay Berdasarkan thesis The Study of RFID for electronic tool collection system implementation in Jabodetabek oleh Sofa Sofwan Sungkar, sistem pelayanan dengan menggunakan

28 164 Electronic Toll Collection dapat melayani sampai dengan 1200 transaksi per jam dengan rata-rata waktu pelayanan 3 detik. Untuk waktu menunggu rata-rata diasumsikan bahwa tingkat kedatangan sama dengan menggunakan sistem manual, yaitu 399 unit mobil per jam walaupun pada kenyataannya dengan semakin cepatnya waktu pelayanan maka tingkat kedatangan akan meningkat. Waktu menunggu rata-rata Total waktu delay = 3 detik+1,50 detik = 4,50 detik. Waktu akselerasi Waktu akselerasi dari kecepatan 20Km/h ke kecepatan normal yaitu 40 Km/h dengan waktu akselerasi 2,5 m/s 2 adalah: o Waktu akselerasi kecepatan 40 Km/h adalah 4,45 detik o Waktu akselerasi kecepatan 20 Km/h adalah 2,22 detik Sehingga waktu kendaraan untuk dapat sampai pada kecepatan normal adalah: 4,45 detik 2,22 detik = 2,23 detik. Total waktu transaksi Total waktu transaksi yang dibutuhkan dengan sistem elektronik adalah:

29 165 Total waktu transaksi = waktu perlambatan/deceleration + waktu delay + waktu akselerasi = 1,63 detik + 4,50 detik + 2,23 detik = 8,36 detik. Total waktu transaksi berbeda tergantung dari kecepatan kendaraan, jadi berikut ini adalah tabel estimasi total waktu transaksi dari kecepatan 20 Km/h sampai dengan 40 Km/h. Tabel 4.27 Estimasi total waktu transaksi elektronik Kecepatan Waktu Waktu Waktu Jumlah kendaran (Km/h) deceleration (detik) delay (detik) akselerasi (detik) waktu (detik) ,50 0 4, ,818 4,50 1,112 6, ,635 4,50 2,224 8,36 Dari perbedaan waktu transaksi diantara sistem manual dengan elektronik dapat dilihat dengan sangat jelas bahwa dengan mengimplementasikan Electronic Park Collection akan mengurangi waktu transaksi dengan sangat signifikan.

Tombol dispenser tiket (manual) Camera Smart card Reader. Gambar 4.8 Ilustrasi konsep A

Tombol dispenser tiket (manual) Camera Smart card Reader. Gambar 4.8 Ilustrasi konsep A Tombol dispenser tiket (manual) Smart card Reader 122 Gambar 4.8 Ilustrasi konsep A 123 Konsep B Konsep ini diadopsi dari electronic toll collection yang telah diimplementasikan di jalan tol di negara

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Perencanaan Produk Perencanaan produk sering disebut sebagai zerofase karena mendahului persetujuan proyek dan proses peluncuran pengembangan produk aktual. Dengan adanya

Lebih terperinci

BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISA DATA

BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISA DATA 69 BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISA DATA 4.1 Pengumpulan Data Di dalam melakukan pengumpulan data dilakukan survey awal terlebih dahulu dengan cara wawancara lewat media on-line seperti facebook

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Definisi Perancangan dan Pengembangan Produk Perancangan dan pengembangan produk adalah serangkaian aktivitas yang dimulai dari analisis persepsi dan peluang

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Abstrak Jurusan Teknik Industri Tugas Akhir Sarjana Semester Genap tahun 2006/2007 PENGEMBANGAN PRODUK REMOTE PRESENTASI Bayunanda NIM: 0700703611 Dilihat dari banyaknya banyaknya

Lebih terperinci

TINGKAT KEPUASAN PENGGUNA JASA KRL COMMUTER LINE (STUDI KASUS JALUR BOGOR-JATINEGARA) : ARI W B RAHARJO, Ir. MM

TINGKAT KEPUASAN PENGGUNA JASA KRL COMMUTER LINE (STUDI KASUS JALUR BOGOR-JATINEGARA) : ARI W B RAHARJO, Ir. MM TINGKAT KEPUASAN PENGGUNA JASA KRL COMMUTER LINE (STUDI KASUS JALUR BOGOR-JATINEGARA) DISUSUN OLEH: NAMA : ELDA IRAYANI NPM : 12213853 JURUSAN : MANAJEMEN PEMBIMBING : ARI W B RAHARJO, Ir. MM U N I V E

Lebih terperinci

ABSTRAK. Dengan semakin ketatnya persaingan antar bank, maka setiap bank. dituntut untuk meningkatkan kualitas pelayanan yang diberikan kepada

ABSTRAK. Dengan semakin ketatnya persaingan antar bank, maka setiap bank. dituntut untuk meningkatkan kualitas pelayanan yang diberikan kepada ABSTRAK ABSTRAK Dengan semakin ketatnya persaingan antar bank, maka setiap bank dituntut untuk meningkatkan kualitas pelayanan yang diberikan kepada nasabahnya. Pada situasi yang sulit seperti sekarang

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 24 BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Diagram Alir Diagram alir dibuat untuk mempermudah urutan langkah-langkah dalam melakukan penelitian yaitu dalam melakukan perancangan dan pembuatan produk meja notebook

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Jalan tol atau jalan bebas hambatan merupakan jalan alternatif terbaik bagi masyarakat Indonesia untuk menghindari kemacetan. Tetapi pada kenyataannya ternyata jalan

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Jurusan Teknik Industri Tugas Akhir Sarjana Semester Genap tahun 2006/2007 PERANCANGAN DAN PENGEMBANGAN KONSEP PAC PUZZLE ALARM CLOCK Indra Julianto Tjakra NIM: 0700678396 Abstrak

Lebih terperinci

INDUSTRIAL DESIGN. Chapter 12

INDUSTRIAL DESIGN. Chapter 12 1 INDUSTRIAL DESIGN Chapter 12 2 Desain Industri (Industrial Design/ID) Jasa profesional dalam menciptakan dan mengembangkan konsep dan spesifikasi guna mengoptimalkan fungsi-fungsi, nilai, dan penampilan

Lebih terperinci

KUESIONER. Pertama-tama kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya atas partisipasi

KUESIONER. Pertama-tama kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya atas partisipasi KUESIONER Pengantar KepadaYTH Nasabah Bank BRI Pertama-tama kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya atas partisipasi Anda sebagai responden dalam survei ini. Kuesioner berikut dirancang untuk

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... ii DAFTAR ISI... iv DAFTAR TABEL... viii DAFTAR GAMBAR... xi DAFTAR LAMPIRAN... xii

DAFTAR ISI. ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... ii DAFTAR ISI... iv DAFTAR TABEL... viii DAFTAR GAMBAR... xi DAFTAR LAMPIRAN... xii DAFTAR ISI ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... ii DAFTAR ISI... iv DAFTAR TABEL... viii DAFTAR GAMBAR... xi DAFTAR LAMPIRAN... xii BAB I BAB II PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Identifikasi Masalah...

Lebih terperinci

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN Bab 6 Kesimpulan Dan Saran 6-1 BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan 6.1.1 Variabel-variabel Yang Dianggap Penting Oleh Nasabah Dalam Memilih Suatu Pelayanan Jasa Terdiri Dari 31 Variabel Berikut terdapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini pusat perbelanjaan tumbuh pesat di kota-kota besar di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini pusat perbelanjaan tumbuh pesat di kota-kota besar di Indonesia. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini pusat perbelanjaan tumbuh pesat di kota-kota besar di Indonesia. Jumlah pusat perbelanjaan atau mall di Kota Surabaya mencapai 22 unit (republika.co.id, 2011).

Lebih terperinci

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan 1. Faktor yang dianggap penting oleh konsumen Water Park antara lain: a. Product Jumlah variasi wahana permainan air Keamanan wahana terjamin Fasilitas hiburan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembatas Kecepatan Kendaraan (Speed Bump) adalah bagian jalan yang ditinggikan berupa tambahan aspal atau semen yang dipasang melintang di jalan untuk pertanda memperlambat

Lebih terperinci

BAB I Persyaratan Produk

BAB I Persyaratan Produk BAB I Persyaratan Produk I.1. Pendahuluan Perkembangan suatu teknologi informasi pada zaman modern ini menjadi suatu syarat penting di segala bidang. Informasi sangat diperlukan untuk mendukung kebutuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tempat parkir dan sistem pengaturan perparkiran adalah komponen penting dan tidak dapat dipisahkan dalam pelayanan sebuah fasilitas umum. Keberadaan sistem perparkiran

Lebih terperinci

BAB VII PENUTUP A. Kesimpulan

BAB VII PENUTUP A. Kesimpulan BAB VII PENUTUP A. Kesimpulan Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini adalah: 1. Karakteristik pengguna jasa Stasiun Lempuyangan Yogyakarta dapat dijabarkan sebagai berikut: a. Jenis Kelamin Responden

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini pertumbuhan mode transportasi sangat pesat, keberadaan transportasi masal yang handal dan memadai sangat dibutuhkan, saat ini transportasi masal masih menggunakan

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Jalan tol merupakan salah satu prasarana untuk memperlancar arus transportasi. Keterbatasan sumber daya pemerintah dalam membangun prasarana ini diatasi dengan membangun jalan tol sebagai suatu

Lebih terperinci

RENCANA PROGRAM KEGIATAN PERKULIAHAN SEMESTER (RPKPS)

RENCANA PROGRAM KEGIATAN PERKULIAHAN SEMESTER (RPKPS) RENCANA PROGRAM KEGIATAN PERKULIAHAN SEMESTER (RPKPS) Kode / Nama Mata Kuliah : E124402/ Perancangan Produk Revisi 4 Satuan Kredit Semester : 2 SKS Tgl revisi : 16 Juli 2015 Jml Jam kuliah dalam seminggu

Lebih terperinci

DAFTAR TABEL. 1.4 Kepuasan Nasabah Bank BCA Kantor Cabang Pembantu Sumbersari Bandung Klasifikasi Jasa Berdasarkan Sifat Tindakan Jasa...

DAFTAR TABEL. 1.4 Kepuasan Nasabah Bank BCA Kantor Cabang Pembantu Sumbersari Bandung Klasifikasi Jasa Berdasarkan Sifat Tindakan Jasa... DAFTAR TABEL Tabel Judul Hal 1.1 1.2 Bank Service Excellence Monitor (BSEM) Tahun 2012-2014.. Perkembangan Jumlah Nasabah Bank BCA Kantor Cabang Pembantu Sumbersari Bandung... 1.3 Data Jumlah Keluhan Nasabah

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Jurusan Teknik Industri Tugas Akhir Sarjana Semester Genap tahun 2006/2007 PENGEMBANGAN PRODUK MOTOR TANPA HUJAN DAN PANAS Abstrak Fransiscus Ivan NIM: 0700718550 Pengendara

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian dan tujuan rancang fasilitas Wignjosoebroto (2009; p. 67) menjelaskan, Tata letak pabrik adalah suatu landasan utama dalam dunia industri. Perancangan tata letak pabrik

Lebih terperinci

Purwarupa Sistem Pembayaran Retribusi Jalan Tol Berbasis Teknologi RFID

Purwarupa Sistem Pembayaran Retribusi Jalan Tol Berbasis Teknologi RFID IJEIS, Vol.2, No.1, April 2012, pp. 11~20 ISSN: 2088-3714 11 Purwarupa Sistem Pembayaran Retribusi Jalan Tol Berbasis Teknologi RFID Vicky Primandani* 1, Triyogatama Wahyu Widodo 2 1 Program Studi Elektronika

Lebih terperinci

Petunjuk Penggunaan ATM Mandiri

Petunjuk Penggunaan ATM Mandiri Petunjuk Penggunaan ATM Mandiri DAFTAR ISI Menu...3 Masukan Kartu...4 Pilih Bahasa...4 Masukan PIN...4 Menu...5 Pembayaran / Pembelian...6 Menu Pembayaran / Pembelian...7 Pembayaran Listrik / PLN...7 Open

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Jurusan Teknik Industri Tugas Akhir Sarjana Semester Genap tahun 2006/2007 (sesuai periode berjalan)

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Jurusan Teknik Industri Tugas Akhir Sarjana Semester Genap tahun 2006/2007 (sesuai periode berjalan) UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Jurusan Teknik Industri Tugas Akhir Sarjana Semester Genap tahun 2006/2007 (sesuai periode berjalan) PERANCANGAN DAN PENGEMBANGAN KONSEP PADA PRODUK MEJA SETERIKA Yunus Armanto

Lebih terperinci

BAB V RENCANA AKSI. bisnis mobile application platform PinjamPinjam. Penjelasan dalam bab ini

BAB V RENCANA AKSI. bisnis mobile application platform PinjamPinjam. Penjelasan dalam bab ini BAB V RENCANA AKSI Bab ini menjelaskan rencana aksi atau realisasi dari perancangan model bisnis mobile application platform PinjamPinjam. Penjelasan dalam bab ini meliputi rencana kegiatan dan waktu pelaksanaan,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dan jasa, mempromosikan produk dan jasa, mengambil bahan dari supplier dan

BAB 1 PENDAHULUAN. dan jasa, mempromosikan produk dan jasa, mengambil bahan dari supplier dan 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Padatnya jumlah penduduk dan tingkat kemacetan di kota-kota besar seringkali menimbulkan keresahan bagi sebagian besar warganya, terutama dalam bidang usaha dikarenakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat salah satunya adalah SAMSAT (Sistem Administrasi Manunggal Di

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat salah satunya adalah SAMSAT (Sistem Administrasi Manunggal Di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pelayanan publik yang berhubungan langsung dengan pelanggan atau masyarakat salah satunya adalah SAMSAT (Sistem Administrasi Manunggal Di Bawah Satu Atap).

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI. 3.1 Metode Penelitian. Diagram 3.1 Diagram Flow Tahapan Pengembangan

BAB 3 METODOLOGI. 3.1 Metode Penelitian. Diagram 3.1 Diagram Flow Tahapan Pengembangan BAB 3 METODOLOGI 3.1 Metode Penelitian Studi Pendahuluan Analisa topi yang sudah ada Pengamatan kebiasaan para pengguna topi Studi Pustaka Perumusan Masalah Identifikasi hasil yang didapat pada Studi Pendahuluan

Lebih terperinci

ABSTRAK. Persaingan bisnis di Indonesia memacu para pelaku bisnis untuk mempertahankan

ABSTRAK. Persaingan bisnis di Indonesia memacu para pelaku bisnis untuk mempertahankan ABSTRAK Persaingan bisnis di Indonesia memacu para pelaku bisnis untuk mempertahankan kelangsungan hidup usahanya dibidang apapun juga yang mereka jalani. Dalam hal ini penulis memfokuskan diri pada bidang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Perusahaan Sejarah Perusahaan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Perusahaan Sejarah Perusahaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Perusahaan 1.1.1 Sejarah Perusahaan Cabang Pelayanan Dinas Pendapatan Provinsi Wilayah Kota Bogor merupakan hasil realisasi Kantor Bersama Samsat di Indonesia berdasarkan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI Proses pengembangan produk secara umum dibagi kedalam beberapa tahap yang biasanya disebut fase. Menurut Karl T. Ulrich dan Steven D. Eppinger dalam bukunya yang berjudul Perancngan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI LEMBAR JUDUL LEMBAR PENGESAHAN SURAT PERNYATAAN ABSTRAK... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

DAFTAR ISI LEMBAR JUDUL LEMBAR PENGESAHAN SURAT PERNYATAAN ABSTRAK... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR ISI Hal LEMBAR JUDUL LEMBAR PENGESAHAN SURAT PERNYATAAN ABSTRAK... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... i iii v ix xiv BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang Masalah...

Lebih terperinci

LAMPIRAN A: KUESIONER

LAMPIRAN A: KUESIONER LAMPIRAN A: KUESIONER Kuesioner Penelitian Pengantar No :... No. Cust :... Tgl :... Nama :... Pertama-tama, saya mengucapkan terima kasih atas partisipasi Anda untuk menjadi responden kami dalam survei

Lebih terperinci

114 Universitas Indonesia

114 Universitas Indonesia BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 KESIMPULAN Berdasarkan dari tujuan penelitian, hasil pembahasan dan analisis yang telah dilakukan, maka dapat ditarik kesimpulan, seperti berikut : 1) Secara keseluruhan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. Untuk merancang atau menyempurnakan sebuah aplikasi mobile, kita perlu

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. Untuk merancang atau menyempurnakan sebuah aplikasi mobile, kita perlu BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 4.1. Analisis Sistem Yang Berjalan Untuk merancang atau menyempurnakan sebuah aplikasi mobile, kita perlu lebih mengenal tentang sistem yang sedang berjalan. Dalam

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI. Tahapan Proses (T1) Struktur Produk. Input yang dibutuhkan (T2) Komponen Biaya (T3) Perkiraan Waktu Perakitan (T4)

BAB 3 METODOLOGI. Tahapan Proses (T1) Struktur Produk. Input yang dibutuhkan (T2) Komponen Biaya (T3) Perkiraan Waktu Perakitan (T4) BAB 3 METODOLOGI 3.1 Tahapan Model DFM untuk Produk Tech4U Target Penjualan Profil Produk Target Biaya OPC Tahapan Proses (T1) Struktur Produk Peralatan/ Pendukung Input yang dibutuhkan (T2) BOM Komponen

Lebih terperinci

FREQUENTLY ASKED QUESTIONS (FAQ) Rekening Ponsel

FREQUENTLY ASKED QUESTIONS (FAQ) Rekening Ponsel FREQUENTLY ASKED QUESTIONS (FAQ) Rekening Ponsel 1. Q: Apa itu Rekening Ponsel? A: Rekening Ponsel adalah layanan terbaru dari mobile banking CIMB Niaga (Go Mobile) yang memungkinkan penggunanya untuk

Lebih terperinci

BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA

BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA 30 BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA 4.1 Pengumpulan Data 4.1.1 Perencanaan Produk Sebelum dilakukan perancangan produk yang akan dibuat, terlebih dahulu pernyataan misi yang nantinya akan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ini, dewasa ini gaya hidup masyarakat menjadi lebih mobile dan dituntut untuk

BAB I PENDAHULUAN. ini, dewasa ini gaya hidup masyarakat menjadi lebih mobile dan dituntut untuk 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kendaraan bermotor merupakan hal yang sangat dibutuhkan pada masa sekarang ini, dewasa ini gaya hidup masyarakat menjadi lebih mobile dan dituntut untuk bisa multitasking

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN Untuk mencapai tujuan penelitian maka perlu dibuat suatu metodologi penelitian yang dapat dilihat melalui flow chart berikut : Mulai Perumusan Masalah dan Penetapan Tujuan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 17 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengantar Fenomena menunggu untuk kemudian mendapatkan pelayanan, seperti halnya nasabah yang menunggu pada loket bank, kendaraan yang menunggu pada lampu merah, produk yang

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA ALAT

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA ALAT BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA ALAT Setelah proses perancangan selesai, maka dalam bab ini akan diungkapkan dan diuraikan mengenai persiapan komponen, peralatan yang dipergunakan, serta langkah-langkah praktek.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Pertumbuhan ekonomi suatu negara dapat ditandai dengan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Pertumbuhan ekonomi suatu negara dapat ditandai dengan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Pertumbuhan ekonomi suatu negara dapat ditandai dengan pertumbuhan industri perbankan yang ada dalam negara tersebut. Semakin berkembang industri perbankan

Lebih terperinci

Permasalahan. Permasalahan pada tugas akhir ini ditekankan kepada: Koneksi Visual Basic 6.0 ke RFID reader menggunakan port serial PC

Permasalahan. Permasalahan pada tugas akhir ini ditekankan kepada: Koneksi Visual Basic 6.0 ke RFID reader menggunakan port serial PC Latar Belakang Jalan tol merupakan jalan umum dan sebagai jalan nasional yang penggunanya diwajibkan membayar tol. Adapun salah satu tujuan penyelenggaraan jalan tol itu sendiri ialah memperlancar lalu

Lebih terperinci

SILABUS MATAKULIAH. Revisi : 4 Tanggal Berlaku : 04 September 2015

SILABUS MATAKULIAH. Revisi : 4 Tanggal Berlaku : 04 September 2015 SILABUS MATAKULIAH Revisi : 4 Tanggal Berlaku : 04 September 2015 A. Identitas 1. Nama Matakuliah : Perancangan Produk 2. Program Studi : Teknik Industri 3. Fakultas : Teknik 4. Bobot sks : 2 SKS 5. Elemen

Lebih terperinci

Table of Contents FREQUENTLY ASKED QUESTIONS (FAQ)

Table of Contents FREQUENTLY ASKED QUESTIONS (FAQ) Table of Contents Rekening Ponsel... 2 PENDAFTARAN... 5 PENGGUNAAN... 6 Pengisian dana ke dalam Rekening Ponsel... 6 Pengisian pulsa (reload) prabayar dengan menggunakan Rekening Ponsel... 7 Pengiriman/penerimaan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan yaitu : 1. Profil Responden Dari 50 orang responden ternyata 35 orang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Dewasa ini jasa pendidikan memegang peranan penting dalam mengembangkan

I. PENDAHULUAN. Dewasa ini jasa pendidikan memegang peranan penting dalam mengembangkan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini jasa pendidikan memegang peranan penting dalam mengembangkan dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Banyaknya lembaga pendidikan yang didirikan,

Lebih terperinci

Laporan Tugas Akhir BAB 1 BAB I PENDAHULUAN

Laporan Tugas Akhir BAB 1 BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Dalam sistem parkir umumnya sekarang menggunakan sistem manual yang dilakukan dengan cara mengambil karcis masuk atau dengan tanda kartu masuk setiap kali masuk.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada dasarnya, tujuan pelayanan perbankan salah satunya mempermudah nasabah dalam melakukan transaksi. Pihak bank berusaha meningkatkan jasa pelayanan guna mempertahankan

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Setelah dilakukan analisis data yang mengacu pada rumusan masalah dan tujuan penelitian pada Bab 1, diperoleh hasil temuan penelitian yang dapat disimpulkan sebagai

Lebih terperinci

PANDUAN AGEN MENJADI. Edisi 2.0/2/2016/II. Kudoplex Jl. Yado 1 No. 7, Radio Dalam Jakarta Selatan

PANDUAN AGEN MENJADI. Edisi 2.0/2/2016/II. Kudoplex Jl. Yado 1 No. 7, Radio Dalam Jakarta Selatan Edisi 2.0/2/2016/II PANDUAN MENJADI AGEN PT Kudo Teknologi Indonesia Kudoplex Jl. Yado 1 No. 7, Radio Dalam Jakarta Selatan 12140 +62 21 2751 3980 www.kudo.co.id Kudo Indonesia Kudo Indonesia Kudo Indonesia

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Pengumpulan Data 4.1.1 Perencanaan Produk Sebelum masuk pada tahap pengumpulan data Identifikasi Kebutuhan pelanggan, maka perlu dilakukan proses perencanaan produk

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN SISTEM APLIKASI KEANGGOTAAN KONSUMEN BERBASIS RFID UNTUK PENGUMPULAN POIN PADA PROSES TRANSAKSI RETAIL

RANCANG BANGUN SISTEM APLIKASI KEANGGOTAAN KONSUMEN BERBASIS RFID UNTUK PENGUMPULAN POIN PADA PROSES TRANSAKSI RETAIL RANCANG BANGUN SISTEM APLIKASI KEANGGOTAAN KONSUMEN BERBASIS RFID UNTUK PENGUMPULAN POIN PADA PROSES TRANSAKSI RETAIL Adrian Hadi Kardison Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Udayana E-mail:

Lebih terperinci

LAMPIRAN A Kuesioner Service Quality

LAMPIRAN A Kuesioner Service Quality LAMPIRAN A Kuesioner Service Quality KUESIONER SERVICE QUALITY Profil Responden Jawaban diisi di tempat yang telah disediakan, untuk jawaban pilihan mohon dilingkari satu jawaban yang benar. Nama : (Boleh

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN 15 BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN 4.1 Pengumpulan Data 4.1.1 Prosedur Pembuatan Paspor Dalam proses pembuatan paspor diperlukan standarisasi atau ketetapan yang telah ditentukan perusahaan. Seperti yang telah

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dahulu wisata dianggap kegiatan untuk kalangan tertentu dan bukan

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dahulu wisata dianggap kegiatan untuk kalangan tertentu dan bukan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dahulu wisata dianggap kegiatan untuk kalangan tertentu dan bukan termasuk kebutuhan utama. Tapi sekarang wisata menjadi suatu kebutuhan, setiap orang perlu berwisata

Lebih terperinci

Systematic Layout Planning

Systematic Layout Planning Materi #3 TIN314 Perancangan Tata Letak Fasilitas Systematic Layout Planning 2 (2) Aliran material (1) Data masukan dan aktivitas (3) Hubungan aktivitas (5a) Kebutuhan ruang (7a) Modifikasi (4) Diagram

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA PERANCANGAN DAN PENGEMBANGAN PRODUK ALAT BANTU PENERANGAN. Abstrak

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA PERANCANGAN DAN PENGEMBANGAN PRODUK ALAT BANTU PENERANGAN. Abstrak UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Skripsi Semester Ganjil 2004/2005 PERANCANGAN DAN PENGEMBANGAN PRODUK ALAT BANTU PENERANGAN Fransiscus Xaverius 0500591576 Abstrak Semakin

Lebih terperinci

PENGUKURAN KEPUASAN PASIEN TERHADAP PELAYANAN PUSKESMAS DENGAN METODE SERVQUAL (STUDI KASUS: PUSKESMAS NGAGEL REJO SURABAYA)

PENGUKURAN KEPUASAN PASIEN TERHADAP PELAYANAN PUSKESMAS DENGAN METODE SERVQUAL (STUDI KASUS: PUSKESMAS NGAGEL REJO SURABAYA) PENGUKURAN KEPUASAN PASIEN TERHADAP PELAYANAN PUSKESMAS DENGAN METODE SERVQUAL (STUDI KASUS: PUSKESMAS NGAGEL REJO SURABAYA) Widya Utama 1, Wien Lestari 1, Dihein Reksa Ikmaluhakim 1 Departemen Teknik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Banyaknya jumlah bank menjadikan masyarakat semakin leluasa di dalam

BAB I PENDAHULUAN. Banyaknya jumlah bank menjadikan masyarakat semakin leluasa di dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Banyaknya jumlah bank menjadikan masyarakat semakin leluasa di dalam memilih bank yang terbaik untuk memenuhi kepuasannya. Sementara di sisi lain, pihak bank untuk

Lebih terperinci

Prosiding SNaPP2014 Sains, Teknologi, dan Kesehatan ISSN EISSN

Prosiding SNaPP2014 Sains, Teknologi, dan Kesehatan ISSN EISSN Prosiding SNaPP2014 Sains, Teknologi, dan Kesehatan ISSN 2089-3582 EISSN 2303-2480 APLIKASI PARKIR KENDARAAN MEMANFAATKAN RADIO FREQUENCY IDENTIFICATION (RFID) 1 Santoso 2 Muslimatul Auliani 1 Jurusan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 8 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Adapun Proses Pengembangan Produk secara umum terdiri dari beberapa tingkatan atau biasa disebut fase. Dari buku Perancangan dan Pengembangan Produk karangan

Lebih terperinci

Presentasi / Demo Produk. Mesin Antrian Multimedia

Presentasi / Demo Produk. Mesin Antrian Multimedia Presentasi / Demo Produk Mesin Antrian Multimedia www.mesinantrian.com Tampilan di layar TV Plasma Layout Ruang Pelayanan Manfaat Mengatur antrian konsumen sehingga konsumen tidak perlu antri berbaris

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Diagram Alir Penelitian BAB 3 METODE PENELITIAN Gambar 3.1 Diagram Alir Penelitian 70 Gambar 3.2 Diagram Alir Penelitian (lanjutan) 71 2 Penentuan spesifikasi target Penyusunan dan Seleksi Konsep Pembuatan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan 5.5.1 Karakteristik kebutuhan yang dinilai penting bagi para pengguna jasa cuci kendaraan bermotor Berdasarkan nilai prioritas hal yang harus diutamakan untuk dilakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dikatakan bahwa industri perbankan adalah merupakan industri yang menjual. kepercayaan kepada masyarakat sebagai nasabahnya.

BAB I PENDAHULUAN. dikatakan bahwa industri perbankan adalah merupakan industri yang menjual. kepercayaan kepada masyarakat sebagai nasabahnya. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pertumbuhan ekonomi suatu negara dapat ditandai dengan pertumbuhan industri perbankan yang ada dalam negara tersebut. Semakin berkembang industri perbankan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Studi Kelayakan Bisnis 2.1.1 Pengertian Studi Kelayakan Bisnis Menurut Brockhouse dan Wadsworth (2010:1) studi kelayakan adalah alat yang digunakan dalam proses pengembangan bisnis

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek penelitian ini dilakukan di wifi corner area PT. Telkom Kotabaru milik PT. Telekomunikasi Indonesia (Telkom) Witel Yogyakarta, dengan objek yang diteliti

Lebih terperinci

Keuntungan Penggunaan Kredit

Keuntungan Penggunaan Kredit Pengertian Kredit Kredit adalah bagian integral dari kehidupan modern. Digunakan untuk membeli tiket bioskop, membayar makanan di restoran atau membeli mobil. Cara paling umum untuk menggunakan kredit

Lebih terperinci

Universitas Kristen Maranatha

Universitas Kristen Maranatha Tujuan : Untuk mempermudah dalam melakukan setting mesin. Dan memastikan setting mesin tepat, sehinggan tidak menyebabkan cacat. Ruang Lingkup : Lantai Produksi PT Aswi Perkasa Standar-standarnya : 1.

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM. dilakukan lewat ujung yang lainnya. Setiap hari sering kali dijumpai bentuk

BAB III PERANCANGAN SISTEM. dilakukan lewat ujung yang lainnya. Setiap hari sering kali dijumpai bentuk 22 BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1 Analisis Sistem Lama Sistem antrian adalah sekelompok obyek berupa benda atau orang yang penambahan elemennya hanya bisa dilakukan pada suatu ujung dan penghapusan dilakukan

Lebih terperinci

Model Antrian. Queuing Theory

Model Antrian. Queuing Theory Model Antrian Queuing Theory Ada tiga komponen dasar dalam model antrian, yaitu kedatangan, fasilitas pelayanan, dan antrian actual. Permasalahan deret tunggu kebanyakan dipusatkan pada pertanyaan untuk

Lebih terperinci

PERANCANGAN PROSES 81

PERANCANGAN PROSES 81 PERANCANGAN PROSES 81 Keterkaitan Perancangan Produk, Perancangan Proses, Perancangan Jadwal,dan Perancangan Fasilitas Perancangan Produk Perancangan Fasilitas Perancangan Proses Perancangan Jadwal 82

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Teori Antrian 2.1.1. Sejarah Teori Antrian. Teori antrian adalah teori yang menyangkut studi matematis dari antrian atau baris-baris penungguan. Teori antrian berkenaan dengan

Lebih terperinci

Lampiran 1 Kuesioner. Wilson

Lampiran 1 Kuesioner. Wilson 125 Lampiran 1 Kuesioner Responden Yth. Nama saya Wilson, mahasiswa Fakultas Ekonomi. Saat ini saya sedang melakukan penelitian untuk skripsi saya mengenai Service Quality, Customer Satisfaction Repurchase

Lebih terperinci

LAMPIRAN SOP Setting Mesin 2. SOP Langkah Kerja 3. SOP Pemeriksaan 4. Flowchart Prosedur Usulan di Lantai Produksi

LAMPIRAN SOP Setting Mesin 2. SOP Langkah Kerja 3. SOP Pemeriksaan 4. Flowchart Prosedur Usulan di Lantai Produksi DAFTAR LAMPIRAN LAMPIRAN 1 1. SOP Setting Mesin 2. SOP Langkah Kerja 3. SOP Pemeriksaan 4. Flowchart Prosedur Usulan di Lantai Produksi Tujuan : Untuk mempermudah dalam melakukan setting mesin. Dan memastikan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Konseptual III. METODE PENELITIAN Nilai tambah yang tinggi yang diperoleh melalui pengolahan cokelat menjadi berbagai produk cokelat, seperti cokelat batangan merupakan suatu peluang

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Kegiatan pelayanan di Bank Rakyat Indonesia unit Gerendeng Tangerang

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Kegiatan pelayanan di Bank Rakyat Indonesia unit Gerendeng Tangerang 41 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik sistem antrian Kegiatan pelayanan di Bank Rakyat Indonesia unit Gerendeng Tangerang dimulai dari jam 08.00 WIB sampai dengan jam 17.00 WIB. Pelayanan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada saat ini lahan parkir yang ada di Jakarta sudah tidak bisa menampung jumlah

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada saat ini lahan parkir yang ada di Jakarta sudah tidak bisa menampung jumlah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada saat ini lahan parkir yang ada di Jakarta sudah tidak bisa menampung jumlah kendaraan yang ada, di karenakan oleh pesatnya laju pertumbuhan jumlah kendaraan yang

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Dengan adanya perkembangan globalisasi dan semakin ketatnya

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Dengan adanya perkembangan globalisasi dan semakin ketatnya BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dengan adanya perkembangan globalisasi dan semakin ketatnya persaingan bisnis sekarang ini, perusahaan saling berlomba untuk mendapatkan konsumen yang loyal. Berbagai

Lebih terperinci

sangat berpengaruh baik pada image property secara perparkiran tersebut. Dengan sistem pengelolaan parkir yang terintegrasi,

sangat berpengaruh baik pada image property secara perparkiran tersebut. Dengan sistem pengelolaan parkir yang terintegrasi, 2011 Company Profile PT. Ratana Permata Mulia Jl. Taman Teladan No.7, Tangerang 15118 Banten, Indonesia Tel.021-93720 715 Fax.021-552 2657 www.smartparkingindonesia.com Follow us @smart_parking Profil

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. konsumen adalah Quality Function Deployment (QFD). Penerapan metode

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. konsumen adalah Quality Function Deployment (QFD). Penerapan metode BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Tahapan QFD Alat perencanaan yang digunakan untuk memenuhi keinginan konsumen adalah Quality Function Deployment (QFD). Penerapan metode QFD diawali dengan pembentukan House

Lebih terperinci

ANALISIS LAYANAN JALAN TOL BERDASARKAN KEBUTUHAN PENGGUNA (STUDI KASUS RUAS JALAN TOL SURABAYA GRESIK)

ANALISIS LAYANAN JALAN TOL BERDASARKAN KEBUTUHAN PENGGUNA (STUDI KASUS RUAS JALAN TOL SURABAYA GRESIK) ANALISIS LAYANAN JALAN TOL BERDASARKAN KEBUTUHAN PENGGUNA (STUDI KASUS RUAS JALAN TOL SURABAYA GRESIK) Elis Pancawati. 1) dan A. A. Gde Kartika. 2) 1) Jurusan Teknik Sipil, Institut Teknologi Sepuluh Nopember,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bahan kajian yang berkaitan dengan penelitian sekarang. Para peneliti tersebut

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bahan kajian yang berkaitan dengan penelitian sekarang. Para peneliti tersebut BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Penelitian ini menggunakan beberapa sumber terdahulu sebagai referensi serta bahan kajian yang berkaitan dengan penelitian sekarang. Para peneliti tersebut

Lebih terperinci

BAB IV PENUTUP. pelayanan tersebut antara lain: c) Memasukan semua berkas ke loket pendaftaran. KTP/SIM, STNK dan fotocopy BPKB.

BAB IV PENUTUP. pelayanan tersebut antara lain: c) Memasukan semua berkas ke loket pendaftaran. KTP/SIM, STNK dan fotocopy BPKB. BAB IV PENUTUP A. KESIMPULAN 1. Mekanisme dan Prosedur sistem pembayaran PKB yang diberikan oleh Samsat Kabupaten Semarang baik yang dilakukan secara manual maupun On-Line dilakukan dengan urutan yang

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi Penelitian Penelitian ini berlokasi di Kampus Universitas Sebelas Maret Surakarta, dimana gedung parkir diasumsikan terletak di tiga tempat yaitu dekat pintu gerbang

Lebih terperinci

persediaan, dan penjualan PT LION BROTHER. 1. Spesifikasi Modul Login Input User Name dan Password Jika tekan tombol Login Tampilkan Menu Utama

persediaan, dan penjualan PT LION BROTHER. 1. Spesifikasi Modul Login Input User Name dan Password Jika tekan tombol Login Tampilkan Menu Utama 265 4.2.4 Spesifikasi Proses/Modul Berikut ini adalah spesifikasi proses yang bekerja dalam aplikasi pembelian, persediaan, dan penjualan PT LION BROTHER. 1. Spesifikasi Modul Login Modul Login Input User

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Swalayan merupakan pasar modern yang menjual segala kebutuhan seharihari seperti bahan makanan, minuman dan barang kebutuhan lainnya secara ritel. Pasar swalayan di

Lebih terperinci

BAB II HASIL SURVEY. seperti Stamping, Casting, Engine dan Assembly di area industri Sunter Jakarta.

BAB II HASIL SURVEY. seperti Stamping, Casting, Engine dan Assembly di area industri Sunter Jakarta. BAB II HASIL SURVEY 2.1 Gambaran Umum PT. Toyota-Astra Motor PT. Toyota-Astra Motor yang didirikan pada tahun 1971 merupakan perusahaan joint venture antara PT. Astra International Tbk (saham 51%) dengan

Lebih terperinci

CONTOH OPC DAN FPC. Peta Proses Operasi (Operation Process Chart) TUGAS PENGANTAR TEKNIK INDUSTRI AYU DINI R

CONTOH OPC DAN FPC. Peta Proses Operasi (Operation Process Chart) TUGAS PENGANTAR TEKNIK INDUSTRI AYU DINI R TUGAS PENGANTAR TEKNIK INDUSTRI AYU DINI R. 0810670002 CONTOH OPC DAN FPC Peta Proses Operasi (OPC) dan Peta Aliran Proses (FPC) merupakan dua jenis peta kerja digunakan untuk mengetahui secara jelas proses

Lebih terperinci

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Yogyakarta merupakan salah satu tempat pariwisata yang banyak dikunjungi wisatawan baik dalam maupun luar negeri. Dalam berwisata ke Yogyakarta seringkali wisatawan-wisatawan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Penelitian dilakukan dengan metode survei, dimana data diperoleh dengan cara menyebarkan kuesioner kepada mahasiswa Bina Nusantara Business School, yang

Lebih terperinci

Sistem Absensi Kepegawaian Menggunakan Radio Frequency Identification (RFID) dengan Multi Reader. Yeni Agustina

Sistem Absensi Kepegawaian Menggunakan Radio Frequency Identification (RFID) dengan Multi Reader. Yeni Agustina Sistem Absensi Kepegawaian Menggunakan Radio Frequency Identification (RFID) dengan Multi Reader Yeni Agustina 10101804 1. Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Masalah RFID (Radio Frequency Identification) adalah

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Identifikasi Kebutuhan Pelanggan 4.1.1 Pengumpulan Data Identifikasi Kebutuhan Pelanggan Pengumpulan data yang dilakukan pada tahap identifikasi kebutuhan pelanggan dilakukan

Lebih terperinci