BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN"

Transkripsi

1 15 BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN 4.1 Pengumpulan Data Prosedur Pembuatan Paspor Dalam proses pembuatan paspor diperlukan standarisasi atau ketetapan yang telah ditentukan perusahaan. Seperti yang telah ditunjukkan oleh Flow Chart dibawah, berikut adalah langkah-langkah beserta penjelasan Standard Operation Procedure dari pembuatan paspor. 1. Formulir a. Petugas Loket formulir pada Kantor Imigrasi memberikan formulir permohonan Surat Perjalanan Republik Indonesia (SPRI) kepada pemohon atau yang diberi kuasa. b. Formulir elektronik terdapat di website imigrasi yaitu 2. Pengisian Formulir a. Pemohon atau yang diberi kuasa mengisi formulir sesuai dengan kolom yang telah ditentukan. b. Dalam hal permohonan SPRI diajukan melalui website, yang selanjutnya disebut pra permohonan, pemohon atau yang diberi kuasa wajib mengisi formulir elektronik dan memindai persyaratan, serta mencetak tanda bukti pra permohonan. 3. Antrian a. Pemohon mengambil nomor antrian elektronik atau manual pada Kantor Imigrasi sesuai tahapan proses. b. Mesin antrian akan memanggil secara otomatis dan menampilkan nomor antrian pada layar monitor atau petugas loket memanggil pemohon sesuai nomor antrian. 4. Pengajuan Permohonan SPRI a. Permohonan SPRI diajukan kepada petugas loket pada Kantor Imigrasi oleh pemohon atau yang diberi kuasa. b. Dalam hal permohonan yang diajukan melalui website pemohon atau yang diberi kuasa wajib menyerahkan tanda bukti pra permohonan. c. Petugas loket menerima dan memeriksa kebenaran persyaratan asli yang dibawa oleh pemohon atau yang diberi kuasa. d. Petugas loket memindai dokumen dan memeriksa hasil pemindaian serta memerika daftar pencegahan. e. Petugas loket melakukan pemindaian ulang terhadap hasil pemindaian yang kurang sempurna. f. Petugas loket wajib mencocokkan rincian biodata untuk memastikan kebenaran data pemohon yang identik dengan nama yang tercantum dalam daftar pencegahan. g. Petugas loket menolak permohonan dan memberikan bukti penolakan sesuai ketentuan yang berlaku, apabila ditemukan rincian biodata sama dengan daftar pencegahan. 15

2 16 h. Petugas loket memberikan tanda terima kepada pemohon yang telah memenuhi persyaratan dan namanya tidak tercantum dalam daftar pencegahan. 5. Pembayaran Tarif Keimigrasian a. Bendahara penerima pada Kantor Imigrasi menerima pembayaran tarif keimigrasian sesuai ketentuan yang berlaku. b. Bendahara penerima setelah menerima pembayaran memasukkan nomor perforasi SPRI dan mencetak serta memberikan tanda terima pembayaran. 6. Pengambilan Foto Wajah dan Sidik Jari a. Pemohon wajib datang pada saat pengambilan foto wajah dan sidik jari. b. Petugas Imigrasi melakukan pengambilan foto wajah dan sidik jari terhadap pemohon sesuai dengan nomor antrian pada tanda terima pembayaran. c. Petugas Imigrasi melakukan pengambilan foto wajah pemohon dalam posisi menghadap ke depan lensa kamera. d. Petugas Imigrasi melakukan pengambilan sepuluh sidik jari tangan pemohon, dimulai dari jempol kanan, telunjuk kanan, tengah kanan, manis kanan, kelingking kanan dilanjutkan dengan jempol kiri, telunjuk kiri, tengah kiri, manis kiri dan kelingkin kiri. e. Petugas Imigrasi membuat catatan pada kolom petugas dalam hal : 1.) Terdapat kelainan pada jari pemohon 2.) Sidik jari telah dilakukan berulang kali, namun sistem belum dapat mendeteksi sidik jari pemohon. f. Petugas Imigrasi tidak perlu mengambil sidik jari bagi anak yang berusia dibawah 3 (tiga) tahun dengan membuat catatan pada kolom petugas. 7. Wawancara a. Pemohon wajib datang dengan menunjukkan dokumen asli sebagai persyaratan pada saat proses wawancara. b. Petugas wawancara melakukan penelitian tentang kelengkapan dokumen persyaratan asli, serta menuangkan hasil penelitian pada kolom catatan petugas dan formulir yang telah disediakan. c. Petugas wawancara wajib memasukkan data alamat lengkap (kecamatan, kota/kabupaten, provinsi) dan bilamana diperlukan memasukkan data alamat lain yang dapat dihubungi selain alamat pada KTP. d. Petugas wawancara mencetak biodata pemohon, selanjutnya pemohon menandatangani hasil percetakan dan blangko SPRI. 16

3 17 e. Petugas wawancara dapat menangguhkan proses selanjutnya apabila pada hasil penelitian ditemukan kecurigaan tentang identitas dan jati diri pemohon untuk dilakukan penelitian lebih lanjut dan apabila hasil penelitian lanjutan terbukti adanya pelanggaran keimigrasian maka permohonannya dapat ditolak dengan membuat keterangan pada kolom catatan petugas. f. Penolakan sebagaimana dimaksud pada huruf e dilakukan berdasarkan keputusan tertulis Kepala Kantor Imigrasi, yang memuat alasan-alasan penolakan secara elektronik maupun manual yang salinannya diserahkan pada pemohon. 8. Identifikasi Foto Wajah dan Sidik Jari a. Petugas wawancara mengirimkan data foto wajah dan sidik jari serta identitas diri ke Pusat Data Kemigrasian (Pusdakim) untuk dilakukan identifikasi. b. Sistem identifikasi pada Pusdakim secara otomatis akan memberikan jawaban kepada Kantor Imigrasi atau Pusdakim TKI berupa persetujuan atau tindak lanjut. c. Dalam hal proses identifikasi foto wajah dan sidik jari ditemukan duplikasi maka kepala kantor imigrasi atau pejabat yang diberi pemenang, melakukan pemeriksaan yang dituangkan dalam berita acara pemeriksaan dan berita acara pendapat untuk selanjutnya dilakukan proses sesuai dengan peraturan perundang-undangan. 9. Pencetakan SPRI a. Petugas yang diberi wewenang, melakukan pencetakan halaman biodata pemohon dan halaman catatan resmi/official notes, serta halaman pengesahan (jika diperlukan) setelah dapat persetujuan identifikasi foto wajah dan sidik jari dari Pusdakim dan melakukan laminasi blangko SPRI. b. Petugas yang diberi wewenang, melakukan uji kualitas pencetakan dan laminasi, dalam hal ditemukan cacat produksi maka dilakukan penggantian blangko SPRI tanpa dikenakan tarif. 10. Perubahan Data Pemegang SPRI Dalam hal terjadi perubahan data pemegang SPRI yang meliputi perubahan alamat, penambahan atau perubahan nama dan perubahan pekerjaan dapat dilakukan oleh setiap Kantor Imigrasi melalui tahapan : a. Pengajuan permohonan. b. Persetujuan Kepala Kantor Imigrasi atau pejabat yang diberi wewenang untuk memproses sesuai ketentuan yang berlaku. c. Percetakan halaman pengesahan dan selanjutnya dibubuhkan para oleh Kepala Kantor Imigrasi atau pejabat yang diberi wewenang. 17

4 Penandatanganan SPRI a. Kepala Bidang atau Kepala Seksi Laluintas dan status kemigrasian atau pejabat yang diberi wewenang membubuhkan paraf pada SPRI. b. Kepala Kantor Imigrasi atau pejabat yang diberi wewenang menandatangani SPRI dan menyerahkan kepada petugas untuk diterakan cap dinas untuk selanjutnya diserahkan pada petugas loket. 12. Penyerahan SPRI a. Petugas Loket melakukan pemindaian halaman tanda tangan Kepala Kantor Imigrasi dan halaman catatan petugas yang selanjutnya diserahkan kepada pemohon atau yang diberi kuasa. b. Pemohon atau yang diberi kuasa, menandatangani tanda bukti penerimaan SPRI pada kolom penerimaan. 13. Penyimpanan Berkas SPRI Seluruh berkas fisik permohonan yang telah selesai proses disimpan oleh Sidang atau Seksi Informasi Keimigrasian. 18

5 19 Paspor diterima pemohon Gambar 4.1 Flow chart Pembuatan Paspor 19

6 Waktu Proses Pembuatan Paspor Dalam proses pembuatan paspor diperlukan waktu dalam pelaksanaannya. Dimulai dari pengisian formulir hingga pengambilan paspor, serta waktu menunggu antrian permohonan hingga waktu tunggu antrian wawancara dan foto. Berikut adalah rangkuman tabel waktu prosesnya : Tabel 4.1 Waktu Proses Pembuatan Paspor No Nama Kegiatan 1 Pengisian Formulir Serah Formulir dan 2 Pengecekan Berkas Waktu tunggu 3 pengecekan berkas Waktu tunggu antrian 4 permohonan Waktu proses 5 permohonan paspor 6 Pembayaran Paspor Waktu tunggu antrian 7 pembayaran paspor 8 Wawancara & Foto Waktu tunggu antrian 9 wawancara & foto 10 Pengambilan Paspor Hari & Waktu Tanggal Kegiatan Rabu 1 Mei 9 menit detik Rabu 1 Mei 3 menit detik Rabu 1 Mei 23 menit detik Rabu 1 Mei 16 menit detik Rabu 1 Mei 1 menit detik Kamis 2 Mei menit Kamis 2 Mei 1 jam menit Kamis 2 Mei menit Kamis 2 Mei 55 menit detik Rabu 8 Mei 2013 Keterangan Dari nomor antrian s/d Lanjut ke hari berikutnya Dari nomor antrian s/d Dari nomor antrian s/d

7 Kinerja Pelayanan Paspor Bulan Februari - April Gambar 4.2 Kinerja Pelayanan Paspor Bulan Februari Gambar 4.3 Kinerja Pelayanan Paspor Bulan Maret 21

8 % 2.35% 0.29% Jumlah 0.1% 3.02% 0.02% 0.13% 0.8% 11.80% 33.89% 46.25% 1 hari 2 hari 3 hari 4 hari 5 hari 6 hari 1-2 minggu 2-3 minggu 3 minggu - 1 bulan 1-2 bulan Belum dikerjakan / di tolak Gambar 4.4 Kinerja Pelayanan Paspor Bulan April Perbandingan Kinerja Pelayanan Paspor dari Bulan Februari April Gambar 4.5 Perbandingan Kinerja Pelayanan Paspor dari Bulan Februari April 22

9 Rancangan Flow chart Survei Setelah melakukan observasi terhadap pembuatan paspor, peneliti mendapatkan data waktu pembuatan paspor, kemudian peneliti membuat rancangan flow chart sistem pembuatan paspor sesuai dengan data yang didapat. Berikut adalah rancangan flow chart yang dibuat : Mulai Isi Formulir (9 menit 55 detik) 23 menit 17 detik Melengkapkan berkas Data Tidak Lengkap Cek Berkas (1 menit) Data Lengkap 16 menit 30 detik Proses Permohonan Paspor (1 menit 6 detik) 1 jam 26 menit 1 hari berikutnya Pembayaran Paspor (1 menit) 55 jam 25 menit Wawancara & Foto (15 menit) 4 hari kerja Pengambilan Paspor Selesai 23

10 24 Gamabar 4.6 Rancangan Flow chart survei Wawancara Pengumpulan data yang akan dilakukan selanjutnya menggunakan metode wawancara. Wawancara bertujuan untuk mendapatkan data-data yang berhubungan dengan kelengkapan informasi. Informasi mengenai hal-hal terkait prosedur pembuatan paspor. Data yang dimaksud adalah data jumlah pemohon paspor perhari nya dan data statistik pelayanan. Pelayanan yang diberikan setiap harinya mencakup 300 hingga 400 paspor. Untuk Kantor Imigrasi Kelas I Tangerang, mampu menampung paspor per harinya. Berikut adalah pertanyaan yang diberikan pada saat wawancara berlangsung : 1. Berapakah jumlah pemohon paspor setiap hari nya di Kantor Imigrasi Kelas I Tangerang? Standar pemohon yang akan membuat paspor yaitu 100 hingga 200 paspor setiap harinya. Namun karena banyaknya pemohon, terjadi overload sebanyak 300 hingga 400 pemohon. Karena pada awalnya kantor ini merupakan Kantor Kelas II, yang kemudian ditingkatkan menjadi Kantor Kelas I. Sehingga terjadi keterbatasan fasilitas di Kantor Imigrasi Kelas I Tangerang. Peningkatan ini tidak disertai oleh penambahan fasilitas. Jadi perusahaan sudah berusaha semaksimal mungkin untuk menutupi perbedaan itu. Wahyu, Ketua Bagian Perizinan Kantor Imigrasi Kelas I Tangerang. 4.2 Pengolahan Data Pendekatan Kuantitatif Hasil uji kuesioner sebanyak 28 pertanyaan menggunakan skala likert yaitu 1-5. Untuk skala likert 1-5, angka ini menunjukkan rendah tingginya jawaban yang diperoleh. Angka satu menunjukkan rendahnya nilai skala likert sedangkan angka lima menunjukkan nilai paling tinggi pada skala likert untuk pertanyaan

11 25 Tabel 4.2 Pengolahan Data Hasil Uji Kuesioner No Jumlah Skala Pertanyaan Likert Rata-rata , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , ,

12 26 Tabel 4.3 Pengolahan Data Hasil Uji Reliabilitas No Variabel Cronbach s Alpha Jumlah Soal Nomor Pertanyaan 1 P-O FIT 0, N-S FIT 0, P-J FIT 0, P-E FIT 0, Kesehatan 0, Tingkat Pelayanan 0, Pendekatan Kualitatif Deskriptif Analisis Hasil Kuesioner Dari data kuesioner yang telah dikumpulkan maka dapat rata-rata sebagai berikut : Tabel 4.4 Hasil Kuesioner Variabel Rata-rata P-O FIT 3,77 N-S FIT 3,74 P-J FIT 3,88 Kesehatan 3,92 Tingkat Pelayanan 4.54 Data yang didapat dari hasil kuesioner sebanyak 60 responden dapat dideskripsikan sebagai berikut : 1. P-O FIT Mean dari variabel P-O FIT adalah 3,77 (Kuesioner pertanyaan nomor 1,2,3). Dari nilai Mean yang diperoleh, dapat disimpulkan bahwa terdapat korelasi kecocokan nilai-nilai visi, misi dan pemikiran antara karyawan dengan organisasi. 2. N-S FIT Mean dari variabel N-S FIT adalah 3,74 (Kuesioner pertanyaan nomor 4,5,6). Dari nilai Mean yang diperoleh, dapat disimpulkan bahwa jenis pekerjaan yang ditawarkan oleh organisasi kepada seorang karyawan sudah sesuai dengan upah kerja yang didapatkan. 26

13 27 3. P-J FIT Mean dari variabel P-J FIT adalah 3,88 (Kuesioner pertanyaan nomor 7,8,9). Dari nilai Mean yang diperoleh, dapat disimpulkan bahwa kepribadian yang dimiliki oleh karyawan sudah sesuai dengan jenis pekerjaan yang dimilikinya. Sehingga kepuasan karyawan dalam melakukan pekerjaan nya juga akan meningkat. 4. Kesehatan Mean dari variabel kesehatan adalah 3,92 (Kuesioner pertanyaan nomor 10-24). Dari nilai Mean yang diperoleh, dapat disimpulkan bahwa kesehatan jasmani dan rohani yang dimiliki oleh setiap karyawan sudah terbebas dari gangguan kesehatan. Sehingga, aspek penunjang produktifitas dalam berorganisasi menjadi lebih optimal. 5. Tingkat Pelayanan Mean dari variabel tingkat pelayanan adalah 4,54 (Kuesioner pertanyaan 25-28). Dari nilai Mean yang diperoleh, dapat disimpulkan bahwa kualitas pelayanan yang diberikan oleh karyawan sudah memiliki standar untuk memberikan pelayanan yang baik. Dari hasil uji kuesioner yang didapat, dengan menggunakan lima variabel yang saling berhubungan, tingkat kepuasan karyawan di Kantor Imigrasi Kelas I Tangerang sudah menunjukkan nilai mean yang diatas ratarata. Hal ini dapat dilihat dari nilai mean dari masing-masing variabel. Sehingga kepuasan karyawan yang ada sudah cukup baik. Tabel 4.5 Pengolahan Data Hasil Uji Reliabilitas No Variabel Cronbach s Alpha Jumlah Soal Nomor Pertanyaan 1 P-O FIT 0, N-S FIT 0, P-J FIT 0, P-E FIT 0, Kesehatan 0, Tingkat Pelayanan 0, Deskriptif Analisis Resume Kinerja Pelayanan Paspor Berdasarkan pencapaian data resume kinerja pelayanan paspor, dapat disimpulkan bahwa dari bulan Februari 2013 s/d April 2013 pelayanan pembuatan paspor memiliki rentang waktu rata-rata tiga hingga empat hari kerja. Perhitungan ini tidak dimulai dari awal proses pembuatan paspor. 27

14 28 Dimana proses tersebut terdiri dari pengecekan berkas, proses permohonan paspor, dan pembayaran paspor. Dijelaskan bahwa operator yang bertindak disini tidak sebagai penentu cepat lambatnya proses pembuatan paspor, melainkan pemohon itu sendiri yang menentukan. Kinerja pelayanan paspor dapat dimulai dari tahapan wawancara, di tahap ini operator bekerja sebagai penentu cepat lambatnya proses pembuatan paspor. 1. Kinerja Pelayanan Paspor Bulan Februari 2013 Tabel 4.6 Kinerja Pelayanan Paspor Bulan Februari 2013 Hari Kerja Jumlah Persen 1-2 hari 306 4,9 % 3 hari ,28 % 4 hari ,48 % 5-10 hari 394 6,31 % hari 18 0,29 % hari 6 0,1 % Belum diselesaikan 40 0,64 % Total % Dapat dilihat dari tabel diatas pelayanan pembuatan paspor yang paling banyak jumlahnya ketika 3 hingga 4 hari kerja. Pembuatan paspor selama 3 hari kerja menghasilkan paspor sebanyak 2140 paspor, sedangkan untuk 4 hari kerja menghasilkan paspor sebanyak 3338 paspor. Jumlah ini merupakan yang terbanyak dibandingkan dengan hari kerja yang lain. Total paspor yang terbuat sebanyak 6242 paspor. 2. Kinerja Pelayanan Paspor Bulan Maret 2013 Tabel 4.7 Kinerja Pelayanan Paspor Bulan Maret 2013 Hari Kerja Jumlah Persen 1 hari 8 0,13 % 2 hari 186 3,02 % 3 hari ,25 % 4 hari ,89 % 5 hari ,8 % 6 hari 145 2,35 % 1-2 minggu 83 1,35 % 2-3 minggu 18 0,29 % 3 minggu 1 bulan 6 0,1 % 1-2 bulan 1 0,02 % Belum dikerjakan / tolak 50 0,8 % Total % 28

15 29 Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa pada hari kerja ketiga dan keempat pelayanan pembuatan paspor mencapai jumlah tertinggi. Dengan jumlah 2852 paspor pada hari kerja ketiga, dan pada hari keempat dengan jumlah 2090 paspor. Pada bulan Maret 2013 total pembuatan paspor 6167 paspor. 3. Kinerja Pelayanan Paspor Bulan April 2013 Tabel 4.8 Kinerja Pelayanan Paspor Bulan April 2013 Hari Kerja Jumlah Persen 1 hari 7 0,89 % 2 hari 377 4,82 % 3 hari ,29% 4 hari ,34 % 5 hari 162 2,07 % 6 hari 51 0,65 % 1-2 minggu 49 0,63 % 2-3 minggu 6 0,08 % Belum dikerjakan / tolak 471 6,03 % Total % Jika dilihat dari tabel diatas, kesimpulan yang didapat adalah pencapaian tertinggi pada pelayanan pembuatan paspor terjadi ketika hari ketiga yaitu sebesar 5414 paspor. Dengan total pembuatan paspor pada bulan ini sebanyak 7814 paspor. 4.4 Deskriptif Analisis Uji Reliabilitas Suatu data dinyatakan layak untuk digunakan dalam pengolahan data, dapat dilihat dari uji reliabilitas menggunakan Cronbach s Alpha. Nilai Cronbach s Alpha untuk kelima variabel penelitian ini menunjukkan nilai α > 0,6. Nilai Cronbach s Alpha untuk variabel P-O FIT = 0,80, untuk variabel N-S FIT = 0,81, untuk variabel P-J FIT = 0,77, untuk variabel Kesehatan = 0,84, dan untuk variabel Tingkat Pelayanan = 0, Deskriptif Analisis Sistem Antrian Hari Pertama Langkah pertama dalam pembuatan paspor adalah mengambil dan mengisi formulir. Setelah mengisi formulir pemohon menyerahkan formulir beserta berkasberkas yang dibutuhkan. Berkas-berkas tersebut terdiri dari foto copy KTP dan Kartu Keluarga. Pemohon tidak melakukan antrian tetapi dipersilahkan menunggu untuk dipanggil kembali setelah petugas penyerahan berkas yang terdiri dari dua operator mengecek berkas dan formulir yang telah diserahkan. Jika ada kesalahan dalam penyerahan berkas, maka pemohon harus melengkapi berkas yang tidak lengkap. Langkah kedua pemohon mendapatkan nomor antrian untuk menuju ke proses selanjutnya yaitu permohonan paspor yang terdiri dari empat loket. Nomor 29

16 30 antrian yang didapat sesuai dengan nomor yang tertera pada mesin. Pemanggilan nomor antrian yang dilakukan oleh mesin berdasarkan perorangan atau satu persatu. Permohonan paspor ini bertujuan untuk pengecekan ulang dalam penyerahan berkas yang akan didaftarkan sebagai permohonan paspor dan akan mendapatkan barcode yang berfungsi sebagai scanning agar mendapatkan nomor antrian untuk proses pembayaran. Setelah proses ini pemohon diizinkan pulang dan kembali keesokan harinya (hari kerja) untuk melakukan pembayaran. Hari Kedua Langkah ketiga dalam pembuatan paspor adalah melakukan pembayaran yang terdiri dari dua loket. Sebelum melakukan pembayaran, pemohon melakukan scanning untuk mendapatkan nomor antrian pada loket pembayaran. Setelah mendapatkan nomor antrian pemohon menunggu sampai nomor yang didapat dipanggil otomatis oleh mesin. Pembayaran dilakukan untuk mendapatkan bukti pembayaran yang nantinya diberikan pada asaat pengambilan paspor. Langkah keempat adalah wawancara, foto dan pengambilan 10 sidik jari. Langkah keempat ini berlangsung dalam satu ruangan yang terdiri dari dua loket foto dan sidik jari beserta dua loket wawancara. Nomor antrian yang dipakai pada saat wawancara, foto dan pengambilan 10 sidik jari adalah antrian yang sama dengan antrian yang sebelumnya yaitu antrian pembayaran. Pemanggilan nomor antrian yang dilakukan oleh mesin, tiga hingga empat nomor antrian. Setelah proses tersebut pemohon diizinkan pulang dan kembali empat hari kerja berikutnya. Hari Keenam Langkah kelima adalah pengambilan paspor. Di sini pemohon menunjukkan bukti pembayaran yang didapat pada saat pembayaran paspor. Setelah paspor diserahkan, pemohon menandatangani paspor tersebut. Dalam proses ini pemohon langsung menuju loket tanpa mendapatkan nomor antrian. Setelah melakukan kelima langkah ini, pemohon dapat membawa pulang paspornya. 30

17 31 Langkah pertama dalam pembuatan paspor adalah customer menyiapkan dan menyerahkan berkas yang telah disiapkan. Mesin memanggil nomor antrian satu per satu. Berkas yang telah dicek pada loket penyerahan berkas akan dicek ulang dan didaftarkan sebagai permohonan paspor. Mesin memanggil nomor antrian satu per satu. 1 hari berikutnya Pemohon melakukan pembayaran satu hari setelah permohonan paspor. Penyerahan Berkas (Dua Operator) Mengambil dan Mengisi Formulir Mengambil Nomor Antrian sesuai tahapan Pemohon menunggu antrian sesuai dengan nomor yang tertera di mesin. Permohonan Paspor (Empat Loket) Pembayaran Tarif Keimigrasian Pembayaran Memasukkan nomor perforasi SPRI Pencetakan tanda terima pembayaran (Dua Loket) Pemohon melakukan scanning untuk mendapatkan nomor antrian dan menunggu sampai dipanggil sesuai nomor urutan. Mesin memanggil nomor antrian tiga hingga empat nomor urut sekaligus Nomor antrian wawancara sama dengan nomor antrian pembayaran. Pemohon Wawancara, foto dan pengambilan 10 sidik jari (Satu Ruangan) Wawancara, foto dan pengambilan 10 sidik jari dilakukan setelah melakukan pembayaran. TTD Paspor oleh Pemohon dan Paspor diterima pemohon. Pengambilan Paspor (Dua Loket) Petugas loket akan memanggil satu persatu sesuai dengan urutan peletakan struk pembayaran 4 hari kerja Nomor antrian tidak diberikan karena pemohon memberikan struk pembayaran kepada petugas loket Gambar 4.7 Flow chart Sistem Antrian 31

18 Deskriptif Analisis Sistem Antrian Usulan Hari Pertama Telah dijelaskan sebelumnya, langkah-langkah dalam melakukan antrian pembuatan paspor. Untuk proses pertama yaitu pengecekan berkas, tidak berlaku usulan karena tidak adanya proses antrian oleh mesin di dalamnya. Namun pada antrian permohonan paspor, usulan yang diberikan adalah pemanggilan nomor antrian oleh mesin sekaligus empat nomor antrian. Diasumsikan bahwa satu loket terdiri dari dua pemohon, satu pemohon melakukan proses permohonan, pemohon lainnya menunggu disebelah untuk bersiap-siap. Antrian ini terdiri dari empat loket. Hari Kedua Antrian berikutnya terjadi pada loket pembayaran. Usulan yang diberikan adalah pemanggilan nomor antrian oleh mesin sekaligus dua nomor antrian. Diasumsikan bahwa satu loket terdiri dari dua pemohon, satu pemohon melakukan proses permohonan, pemohon lainnya menunggu disebelah untuk bersiap-siap. Antrian ini terdiri dari dua loket. Selanjutnya antrian terjadi pada proses wawancara, foto dan sidik jari. Namun usulan tidak diberikan karena mesin pemanggil antrian sudah langsung memanggil empat nomor antrian sekaligus. Hari Ketiga Pada saat pengambilan paspor usulan tidak diberikan, karena pada saat proses pengambilan pemohon memberikan struk pembayaran kepada petugas loket pengambilan, kemudian petugas loket akan memanggil satu persatu sesuai dengan urutan struk pembayaran. Alasan terhadap usulan yang diberikan : 1. Agar pemohon seakan-akan tidak terlalu menunggu lama. 2. Dapat mengoptimalisasi jumlah pemohon yang dilayani. 32

19 34 Langkah pertama dalam pembuatan paspor adalah customer menyiapkan dan menyerahkan berkas yang telah disiapkan. Mesin memanggil dua nomor antrian sekaligus. Berkas yang telah dicek pada loket penyerahan berkas akan dicek ulang dan didaftarkan sebagai permohonan paspor. 1 hari berikutnya Pemohon melakukan pembayaran satu hari setelah permohonan paspor. Penyerahan Berkas (Dua Operator) Mesin memanggil dua nomor antrian sekaligus. Permohonan Paspor (Empat Loket) Pembayaran Tarif Keimigrasian Memasukkan nomor perforasi SPRI Pencetakan tanda terima pembayaran Pembayaran (Dua Loket) Setiap loket terdiri dari dua pemohon. Mengambil dan Mengisi Formulir Mengambil Nomor Antrian sesuai tahapan Pemohon menunggu antrian sesuai dengan nomor yang tertera di mesin. Setiap loket terdiri dari dua pemohon. Pemohon melakukan scanning untuk mendapatkan nomor antrian dan menunggu sampai dipanggil sesuai nomor urutan. Mesin memanggil nomor antrian tiga hingga empat nomor urut sekaligus Nomor antrian wawancara sama dengan nomor antrian pembayaran. Pemohon Wawancara, foto dan pengambilan 10 sidik jari (Satu Ruangan) Wawancara, foto dan pengambilan 10 sidik jari dilakukan setelah melakukan pembayaran. TTD Paspor oleh Pemohon dan Paspor diterima pemohon. Pengambilan Paspor (Dua Loket) Petugas loket akan memanggil satu persatu sesuai dengan urutan peletakan struk pembayaran 4 hari kerja Nomor antrian tidak diberikan karena pemohon memberikan struk pembayaran kepada petugas loket Gambar 4.8 Flow chart Sistem Antrian Usulan 13

PERANAN KEPUASAN KARYAWAN TERHADAP TINGKAT PELAYANAN DI KANTOR IMIGRASI KELAS I TANGERANG

PERANAN KEPUASAN KARYAWAN TERHADAP TINGKAT PELAYANAN DI KANTOR IMIGRASI KELAS I TANGERANG PERANAN KEPUASAN KARYAWAN TERHADAP TINGKAT PELAYANAN DI KANTOR IMIGRASI KELAS I TANGERANG Chandra BINUS UNIVERSITY, Jl Daan Mogot Km 21 Perum Batu Ceper Permai Blok M no 6, 085215475407, Chandra_lie408@gmail.com

Lebih terperinci

TENTANG PENETAPAN STANDAR PELAYANAN PENERBITAN IZIN TINGGAL TERBATAS KEPALA KANTOR IMIGRASI KELAS I KHUSUS JAKARTA SELATAN

TENTANG PENETAPAN STANDAR PELAYANAN PENERBITAN IZIN TINGGAL TERBATAS KEPALA KANTOR IMIGRASI KELAS I KHUSUS JAKARTA SELATAN KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA KANTOR WILAYAH DKI JAKARTA KANTOR IMIGRASI KELAS I KHUSUS JAKARTA SELATAN KEPUTUSAN KEPALA KANTOR IMIGRASI KELAS I KHUSUS JAKARTA SELATAN NOMOR:

Lebih terperinci

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 26 TAHUN 2011

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 26 TAHUN 2011 SALINAN WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 26 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 42 TAHUN 2007 TENTANG TATA CARA PENYELENGGARAAN PENDAFTARAN PENDUDUK DAN

Lebih terperinci

KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA KANTOR WILAYAH DKI JAKARTA KANTOR IMIGRASI KELAS I KHUSUS JAKARTA SELATAN

KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA KANTOR WILAYAH DKI JAKARTA KANTOR IMIGRASI KELAS I KHUSUS JAKARTA SELATAN KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA KANTOR WILAYAH DKI JAKARTA KANTOR IMIGRASI KELAS I KHUSUS JAKARTA SELATAN KEPUTUSAN KEPALA KANTOR IMIGRASI KELAS I KHUSUS JAKARTA SELATAN NOMOR:

Lebih terperinci

Layanan Pembuatan Paspor Online

Layanan Pembuatan Paspor Online Terhitung mulai Oktober 2011, Kantor Dagang dan Ekonomi Indonesia di Taipei membuka. Adapun ini dapat diakses melalui website KDEI Taipei dengan alamat http://kdei-taipei.org. Pada layanan paspor online

Lebih terperinci

PETUNJUK PELAKSANAAN DIREKTUR JENDERAL IMIGRASI NOMOR : F-316.PR Tahun 1995 TENTANG SUMBER DATA, PENGOLAHAN DATA DAN PENYAMPAIAN LAPORAN

PETUNJUK PELAKSANAAN DIREKTUR JENDERAL IMIGRASI NOMOR : F-316.PR Tahun 1995 TENTANG SUMBER DATA, PENGOLAHAN DATA DAN PENYAMPAIAN LAPORAN PETUNJUK PELAKSANAAN DIREKTUR JENDERAL IMIGRASI NOMOR : F-316.PR.01.04 Tahun 1995 TENTANG SUMBER DATA, PENGOLAHAN DATA DAN PENYAMPAIAN LAPORAN I. PENDAHULUAN A. Maksud dan Tujuan 1. Bahwa dengan ditetapkannya

Lebih terperinci

WALIKOTA KEDIRI PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 30 TAHUN 2011 T E N T A N G

WALIKOTA KEDIRI PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 30 TAHUN 2011 T E N T A N G WALIKOTA KEDIRI PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 30 TAHUN 2011 T E N T A N G PEDOMAN PENERBITAN KARTU TANDA PENDUDUK BERBASIS NOMOR INDUK KEPENDUDUKAN SECARA NASIONAL WALIKOTA KEDIRI, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA KANTOR WILAYAH DKI JAKARTA KANTOR IMIGRASI KELAS I KHUSUS JAKARTA SELATAN

KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA KANTOR WILAYAH DKI JAKARTA KANTOR IMIGRASI KELAS I KHUSUS JAKARTA SELATAN KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA KANTOR WILAYAH DKI JAKARTA KANTOR IMIGRASI KELAS I KHUSUS JAKARTA SELATAN KEPUTUSAN KEPALA KANTOR IMIGRASI KELAS I KHUSUS JAKARTA SELATAN NOMOR:

Lebih terperinci

BERITA NEGARA. No.1834, 2015 KEMENKUMHAM. TPI. Masuk dan Keluar. Wilayah Indonesia. Pencabutan. PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA

BERITA NEGARA. No.1834, 2015 KEMENKUMHAM. TPI. Masuk dan Keluar. Wilayah Indonesia. Pencabutan. PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1834, 2015 KEMENKUMHAM. TPI. Masuk dan Keluar. Wilayah Indonesia. Pencabutan. PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 2015 TENTANG

Lebih terperinci

KEMENTERIAN DALAM NEGERI DITJEN KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL DIREKTORAT PENDAFTARAN PENDUDUK

KEMENTERIAN DALAM NEGERI DITJEN KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL DIREKTORAT PENDAFTARAN PENDUDUK KEMENTERIAN DALAM NEGERI DITJEN KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL DIREKTORAT PENDAFTARAN PENDUDUK Nomor SOP Tgl Pembuatan Tgl Revisi Tgl Pengesahan Disahkan Oleh Nama SOP 7.2.1.1 3 Januari 2012 Direktur

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 11 Tahun : 2011 Seri : E PERATURAN BUPATI GUNUNGKIDUL NOMOR 14 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN PENERBITAN KARTU

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB IV HASIL DAN UJI COBA BAB IV HASIL DAN UJI COBA Pada bab ini dibahas mengenai hasil dan pembahasan perancangan animasi 3d simulasi pembuatan paspor berbasis multimedia. Selain itu bab ini juga akan membahas mengenai spesifikasi

Lebih terperinci

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 45 TAHUN 2011 TENTANG

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 45 TAHUN 2011 TENTANG BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 45 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PENERBITAN KARTU TANDA PENDUDUK BERBASIS NOMOR INDUK KEPENDUDUKAN SECARA NASIONAL DI KABUPATEN BADUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

BERITA NEGARA. No.649,2014 KEMENKUMHAM. Paspor Biasa. Surat Perjalanan. Laksana Paspor PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA

BERITA NEGARA. No.649,2014 KEMENKUMHAM. Paspor Biasa. Surat Perjalanan. Laksana Paspor PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.649,2014 KEMENKUMHAM. Paspor Biasa. Surat Perjalanan. Laksana Paspor PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2014 TENTANG PASPOR

Lebih terperinci

PETUNJUK PELAKSANAAN DIREKTUR JENDERAL IMIGRASI NOMOR : F-315.PW TAHUN 1995 TENTANG TATA CARA PENDAFTARAN ORANG ASING DI INDONESIA

PETUNJUK PELAKSANAAN DIREKTUR JENDERAL IMIGRASI NOMOR : F-315.PW TAHUN 1995 TENTANG TATA CARA PENDAFTARAN ORANG ASING DI INDONESIA PETUNJUK PELAKSANAAN DIREKTUR JENDERAL IMIGRASI NOMOR : F-315.PW.09.02 TAHUN 1995 TENTANG TATA CARA PENDAFTARAN ORANG ASING DI INDONESIA PENDAHULUAN A. Maksud dan Tujuan 1. Petunjuk Pelaksanaan ini dimaksudkan

Lebih terperinci

BERITA NEGARA. No.649,2014 KEMENKUMHAM. Paspor Biasa. Surat Perjalanan. Laksana Paspor PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA

BERITA NEGARA. No.649,2014 KEMENKUMHAM. Paspor Biasa. Surat Perjalanan. Laksana Paspor PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.649,2014 KEMENKUMHAM. Paspor Biasa. Surat Perjalanan. Laksana Paspor PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2014 TENTANG PASPOR

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PRAKTEK KERJA LAPANGAN

BAB IV ANALISIS PRAKTEK KERJA LAPANGAN 27 BAB IV ANALISIS PRAKTEK KERJA LAPANGAN 4.1. Analisis Sistem yang Berjalan 4.1.1. Analisis Dokumen Berikut ini adalah dokumen dokumen yang terdapat pada pembuatan Exit Re-entry Permit : 1. Nama dokumen

Lebih terperinci

MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL

MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL PERATURAN MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2017 TENTANG TATA CARA BLOKIR

Lebih terperinci

PENGURUSAN TRANSKRIP NILAI dan IJAZAH

PENGURUSAN TRANSKRIP NILAI dan IJAZAH Pebruari 2017 PENGURUSAN TRANSKRIP NILAI dan IJAZAH FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS TRISAKTI PENGANTAR Buku petunjuk Standar Prosedur Pelaksanaan (Standard Operating Procedure) Pengurusan

Lebih terperinci

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun No.1112, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMEN-ATR/BPN. Blokir dan Sita. PERATURAN MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2017 TENTANG

Lebih terperinci

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 27 TAHUN 2014 TENTANG TATA CARA PEMUNGUTAN RETRIBUSI ATAS PEMAKAIAN SENTRA MAKANAN DAN MINUMAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Hia (2007) meneliti dengan judul Tinjauan Hukum Terhadap Birokrasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Hia (2007) meneliti dengan judul Tinjauan Hukum Terhadap Birokrasi BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penelitian Terdahulu Hia (2007) meneliti dengan judul Tinjauan Hukum Terhadap Birokrasi Pengurusan Paspor Berbasis Biometrik Di Kantor Imigrasi Polonia Medan. Penelitian yang

Lebih terperinci

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 9 TAHUN 2011 TENTANG

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 9 TAHUN 2011 TENTANG MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 9 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN PENERBITAN KARTU TANDA PENDUDUK BERBASIS NOMOR INDUK KEPENDUDUKAN SECARA NASIONAL DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR NOMOR DOKUMEN : SOP-SIMLING- /II/2017

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR NOMOR DOKUMEN : SOP-SIMLING- /II/2017 NOMOR DOKUMEN : SOP-SIMLING- /II/2017 TENTANG MATARAM, FEBRUARI 2017 SOP-SIMLING-03 Dibuat oleh KANIT REGIDENT Dibuat oleh KASAT LANTAS POLRES MATARAM 1/6 Diperiksa oleh KAPOLRES MATARAM I MADE ARIYANA

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA BIMA NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG

PERATURAN DAERAH KOTA BIMA NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG PERATURAN DAERAH KOTA BIMA NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH NOMOR 10 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDAFTARAN PENDUDUK DAN PENCATATAN SIPIL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

PETUNJUK TEKNIS PEMERIKSAAN BUKTI PERMULAAN TINDAK PIDANA DI BIDANG PERPAJAKAN

PETUNJUK TEKNIS PEMERIKSAAN BUKTI PERMULAAN TINDAK PIDANA DI BIDANG PERPAJAKAN PETUNJUK TEKNIS PEMERIKSAAN BUKTI PERMULAAN TINDAK PIDANA DI BIDANG PERPAJAKAN Petunjuk Teknis Pelaksanaan Pemeriksaan Bukti Permulaan Tindak Pidana di Bidang Perpajakan disusun dalam 9 (sembilan) bab

Lebih terperinci

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESlA

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESlA SALINAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESlA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN2016 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 9 TAHUN 2011 TENTANG

Lebih terperinci

MANUAL APLIKASI PENERBITAN KTP ELEKTRONIK

MANUAL APLIKASI PENERBITAN KTP ELEKTRONIK NO MANUAL APLIKASI PENERBITAN ELEKTRONIK PROSES 1. Operator Menjalankan Aplikasi 1. Hubungkan semua perangkat enrollment (fingerprint scanner, signature pad, kamera digital, dan iris scanner) ke computer.

Lebih terperinci

BAB III PELAYANAN JAMA AH HAJI KOTA SEMARANG TAHUN 2009

BAB III PELAYANAN JAMA AH HAJI KOTA SEMARANG TAHUN 2009 BAB III PELAYANAN JAMA AH HAJI KOTA SEMARANG TAHUN 2009 A. Persyaratan Pelaksanaan ibadah haji yang diselenggarakan oleh Departemen Agama sering disebut sebagai haji mandiri. Pelayanan yang ada di dalam

Lebih terperinci

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 26 TAHUN 2014 TENTANG TATA CARA PEMUNGUTAN RETRIBUSI ATAS PEMAKAIAN SENTRA IKAN HIAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA

Lebih terperinci

DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL KOTA PALANGKA RAYA

DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL KOTA PALANGKA RAYA DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL KOTA PALANGKA RAYA Nomor SOP 065 /.c / DKPS / II / 014 Tanggal Pembuatan 0 Februari 014 Tanggal Revisi 07 Oktober 014 Tanggal Pengesahan Disahkan Oleh Kependudukan

Lebih terperinci

DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL KOTA PALANGKA RAYA

DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL KOTA PALANGKA RAYA DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL KOTA PALANGKA RAYA Nomor SOP 065 / 23.c / DKPS / II / 2014 Tanggal Pembuatan 03 Februari 2014 Tanggal Revisi 07 Oktober 2014 Tanggal Pengesahan Disahkan Oleh Kependudukan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN. Alur Pengajuan Tambah Daya Listrik

BAB IV HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN. Alur Pengajuan Tambah Daya Listrik digilib.uns.ac.id 44 BAB IV HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Pengamatan Berdasarkan hasil pengamatan penulis selama melaksanakan magang pada tanggal 05 Januari sampai dengan 06 Februari 2015 di

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 11 TAHUN 2010 TENTANG

PEMERINTAH KOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 11 TAHUN 2010 TENTANG PEMERINTAH KOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 11 TAHUN 2010 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH NOMOR 4 TAHUN 2009 TENTANG SURAT IZIN USAHA PERDAGANGAN (SIUP) WALIKOTA YOGYAKARTA,

Lebih terperinci

PEDOMAN TEKNIS UNTUK KOMISI PEMILIHAN UMUM

PEDOMAN TEKNIS UNTUK KOMISI PEMILIHAN UMUM - 2 - c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Keputusan Komisi Pemilihan Umum tentang Pedoman Teknis Penyerahan Syarat Dukungan, Penelitian Administrasi,

Lebih terperinci

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA SALINAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG PERCEPATAN PENINGKATAN CAKUPAN KEPEMILIKAN AKTA KELAHIRAN DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 88 TAHUN 2016 TENTANG TATA CARA PELAYANAN KARTU IDENTITAS ANAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG,

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 88 TAHUN 2016 TENTANG TATA CARA PELAYANAN KARTU IDENTITAS ANAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG, SALINAN NOMOR 88/2016 PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 88 TAHUN 2016 TENTANG TATA CARA PELAYANAN KARTU IDENTITAS ANAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG, Menimbang : bahwa sebagai tindak

Lebih terperinci

Lampiran : Keputusan Kepala Dinas Perijinan Kabupaten Bantul Nomor : Tanggal :

Lampiran : Keputusan Kepala Dinas Perijinan Kabupaten Bantul Nomor : Tanggal : Lampiran : Keputusan Kepala Dinas Perijinan Kabupaten Bantul Nomor : Tanggal : A. PENDAHULUAN Dinas Perijinan sebagai salah satu SKPD penyelenggara pelayanan publik pada Pemerintah Kabupaten Bantul khususnya

Lebih terperinci

STANDAR PELAYANAN Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Banda Aceh

STANDAR PELAYANAN Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Banda Aceh TAHUN 2016 STANDAR PELAYANAN Dinas dan Pencatatan Sipil DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL KOTA BANDA ACEH KEPUTUSAN KEPALA DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL KOTA BANDA ACEH NOMOR TAHUN 2016

Lebih terperinci

KOTA PONTIANAK KEPUTUSAN KEPALA DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL KOTA PONTIANAK NOMOR 22 TAHUN 2015

KOTA PONTIANAK KEPUTUSAN KEPALA DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL KOTA PONTIANAK NOMOR 22 TAHUN 2015 KOTA PONTIANAK KEPUTUSAN KEPALA DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL KOTA PONTIANAK NOMOR 22 TAHUN 2015 TENTANG STANDAR PELAYANAN PADA DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL KOTA PONTIANAK KEPALA DINAS

Lebih terperinci

Pelayanan perekaman KTP-el menggunakan perangkat statis yang on-line (Data Sudah Terdaftar Dalam Database Kependudukan)

Pelayanan perekaman KTP-el menggunakan perangkat statis yang on-line (Data Sudah Terdaftar Dalam Database Kependudukan) Pelayanan perekaman KTP-el menggunakan perangkat statis yang on-line (Data Sudah Terdaftar Dalam Database Kependudukan) KECAMATAN Mengisi Formulir Permohonan Membawa fotokopi KK atau fotokopi KTP non elektronik

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN BANTUL BUPATI BANTUL

BERITA DAERAH KABUPATEN BANTUL BUPATI BANTUL 1 2016 No.35,2016 BERITA DAERAH KABUPATEN BANTUL Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Bantul. ADMINISTRASI. WARGA NEGARA. Kependudukan. Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Daerah Kabupaten Bantul

Lebih terperinci

WALIKOTA PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN WALIKOTA PASURUAN NOMOR 67 TAHUN 2015 TENTANG

WALIKOTA PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN WALIKOTA PASURUAN NOMOR 67 TAHUN 2015 TENTANG WALIKOTA PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN WALIKOTA PASURUAN NOMOR 67 TAHUN 2015 TENTANG PEREKAMAN BIOMETRIK BAGI PENDUDUK USIA SEKOLAH DAN PENERBITAN KARTU TANDA PENDUDUK ANAK DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

TATA CARA PEMINDAHAN WAJIB PAJAK DAN/ATAU PENGUSAHA KENA PAJAK SEHUBUNGAN DENGAN BEROPERASINYA PPDDP

TATA CARA PEMINDAHAN WAJIB PAJAK DAN/ATAU PENGUSAHA KENA PAJAK SEHUBUNGAN DENGAN BEROPERASINYA PPDDP LAMPIRAN I SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR : SE- 5 /PJ/2010 TENTANG : PENEGASAN PERLAKUAN ADMINISTRASI SURAT PEMBERITAHUAN (SPT) UNTUK WAJIB PAJAK (WP) DAN/ATAU PENGUSAHA KENA PAJAK (PKP) PINDAH

Lebih terperinci

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA SALINAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2016 TENTANG PEMBERIAN TUNJANGAN KINERJA

Lebih terperinci

Jenis Pelayanan Administrasi tentang Pengurusan Tanda Daftar Usaha Pariwisata (TDUPar) Jasa Informasi Pariwisata

Jenis Pelayanan Administrasi tentang Pengurusan Tanda Daftar Usaha Pariwisata (TDUPar) Jasa Informasi Pariwisata A. PENDAHULUAN Dinas Perijinan sebagai salah satu SKPD penyelenggara pelayanan publik pada Pemerintah Kabupaten Bantul khususnya dibidang perizinan, sehingga dalam rangka mewujudkan pelayanan yang mudah,

Lebih terperinci

TAHUN 2006 NOMOR 2 SERI C PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 8 TAHUN 2006

TAHUN 2006 NOMOR 2 SERI C PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 8 TAHUN 2006 BERITA DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2006 NOMOR 2 SERI C PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 8 TAHUN 2006 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH KOTA BOGOR NOMOR 6 TAHUN 2006 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN

Lebih terperinci

Jenis Pelayanan Administrasi tentang Pengurusan Tanda Daftar Usaha Pariwisata (TDUPar) Penyelenggaraan Pertemuan Perjalanan Insentif dan Pameran

Jenis Pelayanan Administrasi tentang Pengurusan Tanda Daftar Usaha Pariwisata (TDUPar) Penyelenggaraan Pertemuan Perjalanan Insentif dan Pameran A. PENDAHULUAN Dinas Perijinan sebagai salah satu SKPD penyelenggara pelayanan publik pada Pemerintah Kabupaten Bantul khususnya dibidang perizinan, sehingga dalam rangka mewujudkan pelayanan yang mudah,

Lebih terperinci

DINAS KEPENDUDUKAN DAN CATATAN SIPIL KOTA MAKASSAR

DINAS KEPENDUDUKAN DAN CATATAN SIPIL KOTA MAKASSAR 1 PERATURAN WALIKOTA MAKASSAR NOMOR 1 TAHUN 2010 TENTANG PERSYARATAN DAN TATA CARA PENDAFTARAN PENDUDUK DAN PENCATATAN SIPIL BERDASARKAN PERATURAN DAERAH KOTA MAKASSAR NOMOR 9 TAHUN 2009 TENTANG PENYELENGGARAAN

Lebih terperinci

BUPATI JEMBER SALINAN PERATURAN BUPATI JEMBER NOMOR 21 TAHUN 2013 TENTANG

BUPATI JEMBER SALINAN PERATURAN BUPATI JEMBER NOMOR 21 TAHUN 2013 TENTANG BUPATI JEMBER SALINAN PERATURAN BUPATI JEMBER NOMOR 21 TAHUN 2013 TENTANG PETUNJUK TEKNIS DAN PELAKSANAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL DI KABUPATEN JEMBER DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 9 TAHUN 2011 TENTANG

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 9 TAHUN 2011 TENTANG BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 9 TAHUN 2011 TENTANG PERSYARATAN DAN TATA CARA PENYELENGGARAAN PENDAFTARAN PENDUDUK DAN PENCATATAN SIPIL DI KABUPATEN BADUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

Utama atau Penanggung jawab. 2. Fotokopi ukuran 3x4 cm sebanyak 2 (dua) lembar.

Utama atau Penanggung jawab. 2. Fotokopi ukuran 3x4 cm sebanyak 2 (dua) lembar. Jenis Pelayanan Administrasi tentang Pengurusan Ijin Usaha Industri (IUI) NO. KOMPONEN URAIAN 1 Dasar Hukum 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1959 tentang Pembentukan Pemerintahan Daerah Tingkat II dan Kotapraja

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN PRESIDEN NOMOR 35 TAHUN 2010 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PRESIDEN NOMOR 26 TAHUN 2009 TENTANG PENERAPAN KARTU TANDA PENDUDUK BERBASIS NOMOR INDUK KEPENDUDUKAN SECARA NASIONAL DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

WALIKOTA TASIKMALAYA

WALIKOTA TASIKMALAYA WALIKOTA TASIKMALAYA KEPUTUSAN WALIKOTA TASIKMALAYA Nomor : 15 TAHUN 2004 Lampiran : 1 (satu) berkas T E N T A N G PETUNJUK PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 21 TAHUN 2003 TENTANG RETRIBUSI

Lebih terperinci

URAIAN. 1. Ijin Gangguan Ringan (IGR) Persyaratan : c. Fotokopi Akte Notaris bagi yang berbadan hukum.

URAIAN. 1. Ijin Gangguan Ringan (IGR) Persyaratan : c. Fotokopi Akte Notaris bagi yang berbadan hukum. Jenis Pelayanan Administrasi tentang Pengurusan Ijin Gangguan NO. KOMPONEN URAIAN 1 2. Dasar Hukum Persyaratan Pelayanan 1. Undang - Undang Gangguan (Hinder Ordonnantie) Stbl Tahun 1926 Nomor 226 diubah

Lebih terperinci

Lampiran : Keputusan Kepala Dinas Perijinan Kabupaten Bantul Nomor : Tanggal :

Lampiran : Keputusan Kepala Dinas Perijinan Kabupaten Bantul Nomor : Tanggal : Lampiran : Keputusan Kepala Dinas Perijinan Kabupaten Bantul Nomor : Tanggal : A. PENDAHULUAN Dinas Perijinan sebagai salah satu SKPD penyelenggara pelayanan publik pada Pemerintah Kabupaten Bantul khususnya

Lebih terperinci

STANDAR PELAYANAN KARTU KELUARGA ( KK ) Dasar Hukum : Undang-undang Nomor ; 24 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas Undang-Undang

STANDAR PELAYANAN KARTU KELUARGA ( KK ) Dasar Hukum : Undang-undang Nomor ; 24 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas Undang-Undang PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN KECAMATAN BERBAH Sanggrahan, Tegaltirto, Berbah, Sleman, Yogyakarta 55573 Telepon/Faximile (0274) 4435301 Laman : www.berbahkec.slemankab.go.id, Email : berbah01@slemankab.go.id

Lebih terperinci

KEPUTUSAN KEPALA DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL KOTA BANDA ACEH NOMOR TAHUN 2017

KEPUTUSAN KEPALA DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL KOTA BANDA ACEH NOMOR TAHUN 2017 KEPUTUSAN KEPALA DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL KOTA BANDA ACEH NOMOR TAHUN 2017 TENTANG STANDAR PELAYANAN DI LINGKUNGAN DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL KOTA BANDA ACEH KEPALA DINAS KEPENDUDUKAN

Lebih terperinci

BAB II BENTUK-BENTUK PEMALSUAN DOKUMEN PERJALANAN REPUBLIK INDONESIA. 2.1 Pengertian Dokumen Perjalanan Republik Indonesia

BAB II BENTUK-BENTUK PEMALSUAN DOKUMEN PERJALANAN REPUBLIK INDONESIA. 2.1 Pengertian Dokumen Perjalanan Republik Indonesia BAB II BENTUK-BENTUK PEMALSUAN DOKUMEN PERJALANAN REPUBLIK INDONESIA 2.1 Pengertian Dokumen Perjalanan Republik Indonesia Dokumen perjalanan Republik Indonesia adalah Paspor Republik Indonesia dan Surat

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL (Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul) Nomor : 03 Tahun : 2010 Seri : E

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL (Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul) Nomor : 03 Tahun : 2010 Seri : E BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL (Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul) Nomor : 03 Tahun : 2010 Seri : E PERATURAN BUPATI GUNUNGKIDUL NOMOR 5 TAHUN 2010 TENTANG TATALAKSANA PELAYANAN UMUM SATU

Lebih terperinci

Prosedur registrasi terhadap layanan perijinan perdagangan secara online via web INATRADE.

Prosedur registrasi terhadap layanan perijinan perdagangan secara online via web INATRADE. Registrasi Hak Akses INATRADE Revisi : - Nomor : v1.6.2 Tanggal : 10 Feb 2010 Halaman : 1 dari 7 A. Deskripsi Prosedur registrasi terhadap layanan perijinan perdagangan secara online via web INATRADE.

Lebih terperinci

DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL KOTA PALANGKA RAYA

DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL KOTA PALANGKA RAYA DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL KOTA PALANGKA RAYA Nomor SOP 065 / 23.c / DKPS / II / 2014 Tanggal Pembuatan 03 Februari 2014 Tanggal Revisi 07 Oktober 2014 Tanggal Pengesahan Disahkan Oleh Kependudukan

Lebih terperinci

BUPATI BANDUNG BARAT PROVINSI JAWA BARAT

BUPATI BANDUNG BARAT PROVINSI JAWA BARAT BUPATI BANDUNG BARAT PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI BANDUNG BARAT NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG RETRIBUSI PERPANJANGAN IZIN MEMPEKERJAKAN

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGAWAS PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGAWAS PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI, PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI NOMOR 2 TAHUN 2017 TENTANG JENIS PERIZINAN DALAM SISTEM RESI GUDANG, PROSEDUR OPERASIONAL STANDAR (STANDARD OPERATING PROCEDURE) DAN TINGKAT

Lebih terperinci

Lampiran : Keputusan Kepala Dinas Perijinan Kabupaten Bantul Nomor : Tanggal :

Lampiran : Keputusan Kepala Dinas Perijinan Kabupaten Bantul Nomor : Tanggal : Lampiran : Keputusan Kepala Dinas Perijinan Kabupaten Bantul Nomor : Tanggal : A. PENDAHULUAN Dinas Perijinan sebagai salah satu SKPD penyelenggara pelayanan publik pada Pemerintah Kabupaten Bantul khususnya

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN BISNIS PROSES PENERBITAN PASPOR

PENGEMBANGAN BISNIS PROSES PENERBITAN PASPOR DIREKTORAT JENDERAL IMIGRASI KEMENTERIAN HUKUM DAN HAM RI PENGEMBANGAN BISNIS PROSES PENERBITAN PASPOR Menuju Pelayanan Yang Lebih Aman, Mudah, Transparan, serta Memberikan Kepastian dengan Pemanfaatan

Lebih terperinci

NO. KOMPONEN URAIAN A.

NO. KOMPONEN URAIAN A. Lampiran : Keputusan Kepala Dinas Perijinan Kabupaten Bantul Nomor : Tanggal : A. PENDAHULUAN Dinas Perijinan sebagai salah satu SKPD penyelenggara publik pada Pemerintah Kabupaten Bantul khususnya dibidang

Lebih terperinci

STANDAR PELAYANAN DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL KABUPATEN BULELENG

STANDAR PELAYANAN DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL KABUPATEN BULELENG STANDAR PELAYANAN DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL KABUPATEN BULELENG DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL KABUPATEN BULELENG 2017 PEMERINTAH KABUPATEN BULELENG DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN

Lebih terperinci

Lampiran : Keputusan Kepala Dinas Perijinan Kabupaten Bantul Nomor : Tanggal :

Lampiran : Keputusan Kepala Dinas Perijinan Kabupaten Bantul Nomor : Tanggal : Lampiran : Keputusan Kepala Dinas Perijinan Kabupaten Bantul Nomor : Tanggal : A. PENDAHULUAN Dinas Perijinan sebagai salah satu SKPD penyelenggara pelayanan publik pada Pemerintah Kabupaten Bantul khususnya

Lebih terperinci

B. STANDAR PELAYANAN Jenis Pelayanan Administrasi tentang Pengurusan Izin Lokasi

B. STANDAR PELAYANAN Jenis Pelayanan Administrasi tentang Pengurusan Izin Lokasi Lampiran : Keputusan Kepala Dinas Perijinan Kabupaten Bantul Nomor : 049 TH 2016 Tanggal : 17 November 2016 A. PENDAHULUAN Dinas Perijinan sebagai salah satu SKPD penyelenggara publik pada Pemerintah Kabupaten

Lebih terperinci

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL IMIGRASI NOMOR IMI-1868.PR.08.01 TAHUN 2010 TENTANG STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR MANAJEMEN BLANGKO DOKUMEN KEIMIGRASIAN

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL IMIGRASI NOMOR IMI-1868.PR.08.01 TAHUN 2010 TENTANG STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR MANAJEMEN BLANGKO DOKUMEN KEIMIGRASIAN KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL IMIGRASI PERATURAN DIREKTUR JENDERAL IMIGRASI NOMOR IMI-1868.PR.08.01 TAHUN 2010 TENTANG STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR MANAJEMEN

Lebih terperinci

BERITA NEGARA. No.222, 2013 KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA. Verifikasi. Akreditasi. Lembaga Bantuan Hukum. Organisasi Kemasyarakatan.

BERITA NEGARA. No.222, 2013 KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA. Verifikasi. Akreditasi. Lembaga Bantuan Hukum. Organisasi Kemasyarakatan. BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.222, 2013 KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA. Verifikasi. Akreditasi. Lembaga Bantuan Hukum. Organisasi Kemasyarakatan. PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA

Lebih terperinci

BUPATI BANDUNG BARAT

BUPATI BANDUNG BARAT BUPATI BANDUNG BARAT PERATURAN BUPATI BANDUNG BARAT NOMOR 35 TAHUN 2013 TENTANG PELIMPAHAN WEWENANG PENERBITAN KARTU KELUARGA KEPADA CAMAT DI LINGKUNGAN KABUPATEN BANDUNG BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.563, 2013 KEMENTERIAN AGAMA. Disiplin Pegawai. Kehadiran. Ketentuan. Sanksi. PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2013 TENTANG DISIPLIN KEHADIRAN

Lebih terperinci

B. STANDAR PELAYANAN Jenis Pelayanan Administrasi tentang Pengurusan Izin Usaha Industri (IUI)

B. STANDAR PELAYANAN Jenis Pelayanan Administrasi tentang Pengurusan Izin Usaha Industri (IUI) Lampiran : Keputusan Kepala Dinas Perijinan Kabupaten Bantul Nomor : Tanggal : A. PENDAHULUAN Dinas Perijinan sebagai salah satu SKPD penyelenggara publik pada Pemerintah Kabupaten Bantul khususnya dibidang

Lebih terperinci

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 26 TAHUN 2009

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 26 TAHUN 2009 SALINAN WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 26 TAHUN 2009 TENTANG PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH KOTA SURABAYA NOMOR 7 TAHUN 2006 TENTANG PENYELENGGARAAN ANGKUTAN ORANG DI JALAN DENGAN KENDARAAN

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KETUA KOMISI PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KETUA KOMISI PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2018 TENTANG PENYERAHAN SYARAT DUKUNGAN, PENELITIAN DAN VERIFIKASI PERSEORANGAN CALON PESERTA PEMILIHAN UMUM DAN PENCALONAN ANGGOTA DEWAN

Lebih terperinci

Jenis Pelayanan Administrasi tentang Pengurusan Tanda Daftar Usaha Pariwisata (TDUPar) Jasa Transportasi Wisata

Jenis Pelayanan Administrasi tentang Pengurusan Tanda Daftar Usaha Pariwisata (TDUPar) Jasa Transportasi Wisata Lampiran : Keputusan Kepala Dinas Perijinan Kabupaten Bantul Nomor : 049 TH. 2016 Tanggal : 17 November 2016 A. PENDAHULUAN Dinas Perijinan sebagai salah satu SKPD penyelenggara pelayanan publik pada Pemerintah

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Sistem Pelayanan Samsat Keliling Dipolres Jakarta Selatan

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Sistem Pelayanan Samsat Keliling Dipolres Jakarta Selatan BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN A. Sistem Pelayanan Samsat Keliling Dipolres Jakarta Selatan Pada Bab ini penulis akan menganalisis secara keseluruhan mengenai efektif dan efisien hal-hal yang menentukan

Lebih terperinci

NO. REVISI 00 TANGGAL TERBIT : 01 MEI 2016 Diperiksa oleh KASAT LANTAS ARIF ABDILLAH IPTU NRP

NO. REVISI 00 TANGGAL TERBIT : 01 MEI 2016 Diperiksa oleh KASAT LANTAS ARIF ABDILLAH IPTU NRP Dibuat Oleh KANIT REGIDENT TANGGAL TERBIT : 01 MEI 2016 Diperiksa oleh KASAT LANTAS 1/9 Disahkan oleh KAPOLRES ABDUL WAHAB AIPTU NRP 60120591 ARIF ABDILLAH IPTU NRP 761204 JON WESLY ARIANTO, S.I.K. AKBP

Lebih terperinci

TENTANG TATA CARA PENGURANGAN, KERINGANAN DAN PEMBEBASAN RETRIBUSI TERA/TERA ULANG WALIKOTA SURABAYA,

TENTANG TATA CARA PENGURANGAN, KERINGANAN DAN PEMBEBASAN RETRIBUSI TERA/TERA ULANG WALIKOTA SURABAYA, SALINAN PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 17 TAHUN 2013 TENTANG TATA CARA PENGURANGAN, KERINGANAN DAN PEMBEBASAN RETRIBUSI TERA/TERA ULANG WALIKOTA SURABAYA, Menimbang : bahwa dalam rangka pelaksanaan

Lebih terperinci

Jenis Pelayanan Administrasi tentang Pengurusan Tanda Daftar Usaha Pariwisata (TDUPar) Penyediaan Akomodasi

Jenis Pelayanan Administrasi tentang Pengurusan Tanda Daftar Usaha Pariwisata (TDUPar) Penyediaan Akomodasi A. PENDAHULUAN Dinas Perijinan sebagai salah satu SKPD penyelenggara pelayanan publik pada Pemerintah Kabupaten Bantul khususnya dibidang perizinan, sehingga dalam rangka mewujudkan pelayanan yang mudah,

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PEMBUATAN DOKUMEN SPRI/PASPOR REPUBLIK INDONESIA. A. Kualitas Pelayanan Pengurusan SPRI/Paspor

BAB III PROSEDUR PEMBUATAN DOKUMEN SPRI/PASPOR REPUBLIK INDONESIA. A. Kualitas Pelayanan Pengurusan SPRI/Paspor digilib.uns.ac.id 23 BAB III PROSEDUR PEMBUATAN DOKUMEN SPRI/PASPOR REPUBLIK INDONESIA A. Kualitas Pelayanan Pengurusan SPRI/Paspor Menurut Endar Sugiarto (1999:36) dalam buku yang berjudul Psikologi Pelayanan

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA SELATAN

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA SELATAN PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA SELATAN NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA SELATAN NOMOR 8 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARAAN

Lebih terperinci

PERATURAN WALIKOTA JAMBI NOMOR 9 TAHUN 2014 TENTANG PENERBITAN SURAT PEMBERITAHUAN PAJAK TERHUTANG PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PERKOTAAN

PERATURAN WALIKOTA JAMBI NOMOR 9 TAHUN 2014 TENTANG PENERBITAN SURAT PEMBERITAHUAN PAJAK TERHUTANG PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PERKOTAAN PERATURAN WALIKOTA JAMBI NOMOR 9 TAHUN 2014 TENTANG PENERBITAN SURAT PEMBERITAHUAN PAJAK TERHUTANG PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PERKOTAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA JAMBI, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA KANTOR WILAYAH DKI JAKARTA KANTOR IMIGRASI KELAS I KHUSUS JAKARTA SELATAN

KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA KANTOR WILAYAH DKI JAKARTA KANTOR IMIGRASI KELAS I KHUSUS JAKARTA SELATAN KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA KANTOR WILAYAH DKI JAKARTA KANTOR IMIGRASI KELAS I KHUSUS JAKARTA SELATAN KEPUTUSAN KEPALA KANTOR IMIGRASI KELAS I KHUSUS JAKARTA SELATAN NOMOR:

Lebih terperinci

Utama atau Penanggung jawab. 2. Fotokopi ukuran 3x4 cm sebanyak 2 (dua) lembar.

Utama atau Penanggung jawab. 2. Fotokopi ukuran 3x4 cm sebanyak 2 (dua) lembar. Jenis Administrasi tentang Pengurusan Ijin Usaha Industri (IUI) NO. KOMPONEN URAIAN 1 Dasar Hukum 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1959 tentang Pembentukan Pemerintahan Daerah Tingkat II dan Kotapraja di

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN DINAS KEPENDUDUKAN DAN CATATAN SIPIL KABUPATEN SLEMAN

PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN DINAS KEPENDUDUKAN DAN CATATAN SIPIL KABUPATEN SLEMAN PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN DINAS KEPENDUDUKAN DAN CATATAN SIPIL KABUPATEN SLEMAN STANDART OPERASIONAL PROSEDUR ( SOP ) PENCATATAN PERUBAHAN NAMA, TANGGAL, BULAN DAN TAHUN LAHIR PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN

Lebih terperinci

Hal 1. SPP UPT Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kab. Ponorogo

Hal 1. SPP UPT Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kab. Ponorogo Hal 1 PENDAHULUAN Tuntutan penduduk terhadap pelayanan publik semakin tinggi untuk bisa memberikan pelayanan yang lebih baik, cepat, murah dan mudah serta dekat. Pelayanan administrasi kependudukan hakikatnya

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI RI NOMOR : PER.19/MEN/V/2006

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI RI NOMOR : PER.19/MEN/V/2006 PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI RI NOMOR : PER.19/MEN/V/2006 TENTANG PELAKSANAAN PENEMPATAN DAN PERLINDUNGAN TENAGA KERJA INDONESIA DI LUAR NEGERI MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI

Lebih terperinci

BUPATI KUDUS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG

BUPATI KUDUS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG BUPATI KUDUS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 12 TAHUN 2008 TENTANG PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA SALINAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2016 TENTANG PEMBERIAN TUNJANGAN KINERJA

Lebih terperinci

STANDARD OPERATING PROCEDURE ( SOP ) TENTANG PELAYANAN SURAT KETERANGAN CATATAN KEPOLISIAN ( SKCK )

STANDARD OPERATING PROCEDURE ( SOP ) TENTANG PELAYANAN SURAT KETERANGAN CATATAN KEPOLISIAN ( SKCK ) KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH NUSA TENGGARA BARAT RESORT BIMA KOTA STANDARD OPERATING PROCEDURE ( SOP ) TENTANG PELAYANAN SURAT KETERANGAN CATATAN KEPOLISIAN ( SKCK ) Kota Bima, Januari 2016

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45/PMK.06/2013 TENTANG PENERAPAN PRINSIP MENGENALI PENGGUNA JASA BAGI BALAI LELANG

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45/PMK.06/2013 TENTANG PENERAPAN PRINSIP MENGENALI PENGGUNA JASA BAGI BALAI LELANG MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45/PMK.06/2013 TENTANG PENERAPAN PRINSIP MENGENALI PENGGUNA JASA BAGI BALAI LELANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

Pelayanan Pengurusan Akta Kelahiran 1. Sistem Mekanisme dan Prosedur Pelayanan Akta Kelahiran

Pelayanan Pengurusan Akta Kelahiran 1. Sistem Mekanisme dan Prosedur Pelayanan Akta Kelahiran Pelayanan Pengurusan Akta Kelahiran 1. Sistem Mekanisme dan Prosedur Pelayanan Akta Kelahiran PENANGGUNG JAWAB PROSES KETERANGAN Mulai Pendaftaran Buku Agenda Buku register Tanda pendaftaran terima Verifikasi

Lebih terperinci

SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /SEOJK

SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /SEOJK 1 SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /SEOJK.05/2017 TENTANG PENDAFTARAN, PERIZINAN, DAN KELEMBAGAAN PENYELENGGARA LAYANAN PINJAM MEMINJAM UANG BERBASIS TEKNOLOGI INFORMASI Sehubungan dengan

Lebih terperinci

PEDOMAN PENGAWAS LKPP UJIAN KEAHLIAN TINGKAT DASAR SERTIFIKASI PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH DIREKTORAT SERTIFIKASI PROFESI LKPP

PEDOMAN PENGAWAS LKPP UJIAN KEAHLIAN TINGKAT DASAR SERTIFIKASI PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH DIREKTORAT SERTIFIKASI PROFESI LKPP PEDOMAN PENGAWAS LKPP UJIAN KEAHLIAN TINGKAT DASAR SERTIFIKASI PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH DIREKTORAT SERTIFIKASI PROFESI LKPP PERATURAN DAN PEDOMAN Peraturan dan Pedoman terkait dengan Pengawas Ujian,

Lebih terperinci

Jenis Pelayanan Administrasi tentang Pengurusan Tanda Daftar Usaha Pariwisata (TDUPar) Jasa Makanan dan Minuman

Jenis Pelayanan Administrasi tentang Pengurusan Tanda Daftar Usaha Pariwisata (TDUPar) Jasa Makanan dan Minuman A. PENDAHULUAN Dinas Perijinan sebagai salah satu SKPD penyelenggara pelayanan publik pada Pemerintah Kabupaten Bantul khususnya dibidang perizinan, sehingga dalam rangka mewujudkan pelayanan yang mudah,

Lebih terperinci

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL IMIGRASI NOMOR IMI-1868.PR TAHUN 2010 TENTANG STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR MANAJEMEN BLANGKO DOKUMEN KEIMIGRASIAN

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL IMIGRASI NOMOR IMI-1868.PR TAHUN 2010 TENTANG STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR MANAJEMEN BLANGKO DOKUMEN KEIMIGRASIAN KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL IMIGRASI PERATURAN DIREKTUR JENDERAL IMIGRASI NOMOR IMI-1868.PR.08.01 TAHUN 2010 TENTANG STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR MANAJEMEN

Lebih terperinci

Contoh Penyusunan PROSEDUR OPERASIONAL STANDAR (POS) UJIAN PENDIDIKAN KESETARAAN TAHUN PELAJARAN 2016/2017

Contoh Penyusunan PROSEDUR OPERASIONAL STANDAR (POS) UJIAN PENDIDIKAN KESETARAAN TAHUN PELAJARAN 2016/2017 1 Contoh Penyusunan PROSEDUR OPERASIONAL STANDAR (POS) UJIAN PENDIDIKAN KESETARAAN TAHUN PELAJARAN 2016/2017 2 DAFTAR ISI Halaman A. Pengertian 3 B. Penyelenggara Ujian Pendidikan Kesetaraan 3 C. Peserta

Lebih terperinci