Analisis Pengaruh Workplace Personal Web Usage dan Keadilan Organisasi pada Produktivitas Kerja

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Analisis Pengaruh Workplace Personal Web Usage dan Keadilan Organisasi pada Produktivitas Kerja"

Transkripsi

1 Analisis Pengaruh Workplace Personal Web Usage dan Keadilan Organisasi pada Produktivitas Kerja Nur Fathonah dan Yanki Hartijasti Program Studi S1 Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Indonesia, Depok, 16425, Indonesia Abstrak Perubahan teknologi telah menjadi sebuah hal yang menarik pada dunia bisnis karena dianggap dapat meningkatkan produktivitas dan efisiensi. Selain membawa perubahan positif, perubahan teknologi membuka peluang bagi karyawan untuk menyalahgunakan. Hal ini dipercaya bahwa workplace personal web usage (WPWU) merupakan perilaku yang tidak produktif. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh WPWU terhadap produktivitas kerja karyawan yang dilakukan terhadap 222 karyawan di Indonesia. Pada penelitian ini keadilan organisasi dipandang sebagai faktor yang mendorong seorang karyawan melakukan WPWU. Analisis statistik yang digunakan pada penelitian ini adalah metode analisis deskriptif dan regresi multinomial. Hasil penelitian menunjukkan terdapat pengaruh negatif yang signifikan antara WPWU dan produktivitas kerja. Selain itu, hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh negatif yang signifikan antara keadilan organisasi dan WPWU. Saran terkait hasil penelitian ini berupa peraturan internet organisasi dan beban pekerjaan karyawan sebagai bentuk keadilan organisasi di tempat kerja. The Influence Analysis of Workplace Personal Web Usage and Organizational Justice towards Work Productivity Abstract Technological advancements have become attractive attention in the business world because it can accelerate productivity and efficiency. Besides taking along positive alteration, technological advancements have opened up opportunities to misbehave. It is commonly believed that workplace personal web usage (WPWU) is a counterproductive behaviour. This study aims to analyze the influence of organizational justice towards WPWU and the influence of WPWU towards work productivity. This study involved 222 employees who work in Indonesia as respondents. This study used Endicott Work Productivity Scale (EWPS), Cokers WPWU Indicator, and Moormans Organizational Justice Indicator. Statistical analysis is performed by descriptive analysis and multinomial regression analysis. The result of the study shows that there is a significant negative influence of organizational justice towards WPWU. In addition, the result of the study shows that there is a significant negative influence of WPWU towards work productivity. Implication of this study findings is given for organizational internet policies and employees workloads as a form of organizational justice in the workplace. Keywords: organizational justice; work productivity; workplace personal web usage

2 2 Pendahuluan Lebih dari satu dekade, salah satu teknologi yang memberikan efek dramatis dalam kehidupan adalah internet (Lim, 2002). Hasil penghitungan pengguna internet di Asia yang dilakukan oleh Internet World Statistic (2012 dalam Ramayadhi, 2013) menyimpulkan bahwa Indonesia memiliki 55 juta pengguna internet. Di Indonesia jumlah pengguna internet meningkat dari tahun ke tahun dengan cakupan rentang usia yang semakin meluas yaitu dari usia 15 tahun hingga 50 tahun (Rachman, 2012). Perusahaan sendiri telah dengan cepat mendeteksi dan memperhatikan potensi yang ditawarkan oleh adanya internet sebagai bentuk lain membawa bisnis melalui jalan yang berbeda dan juga sebagai alat untuk meningkatkan kinerja bisnis (Lim, 2002). Hal ini disebabkan internet telah banyak memainkan peran penting dalam bisnis seperti mengurangi biaya, memperpendek siklus produksi, dan memasarkan barang dan jasa lebih efektif (Anandarajan, Simmers, & Igbaria, 2000). Kemudahan akses internet, ketersediaan informasi yang ada di internet, dan kegunaan internet tersebut telah banyak memberikan perubahan baik secara positif maupun secara negatif (Coker, 2011). Anandarajan (2002) berpendapat bahwa selain sebagai alat bisnis yang efektif, internet juga mempermudah karyawan dalam mengakses portal hiburan virtual terbesar. Banyak perusahaan memandang bahwa penggunaan internet untuk keperluan pribadi selama bekerja merupakan hal yang menyia nyiakan waktu (Coker, 2011). Sebuah hal yang logis jika terlalu banyak menggunakan internet di tempat kerja dapat mengganggu kinerja karyawan dan juga memakan waktu yang seharusnya digunakan untuk menyelesaikan pekerjaan. Selain itu juga dapat mengganggu ketepatan penyelesaian pekerjaan. Akan tetapi Coker (2011) mengatakan bahwa kemungkinan penggunaan internet untuk keperluan pribadi atau workplace personal web usage (WPWU) memiliki dampak positif yang dapat meningkatkan kinerja karyawan. Selain itu, Oravec (2002), Reinecke (2009), Stanton, (2002) Eastin, Glynn, dan Griffiths (2007) dalam Coker (2011) juga menjelaskan bahwa WPWU yang dilakukan pada periode singkat memiliki efek positif pada mengurangi kebosanan, keletihan, atau stres, meningkatkan kepuasan kerja atau kreativitas, meningkatkan kesejahteraan, serta rekreasi dan pemulihan, dan secara keseluruhan karyawan menjadi lebih senang. Akan tetapi Lim (2002) menyimpulkan bahwa pada dasarnya WPWU adalah perilaku negatif yang dapat mengakibatkan kerugian pada produktivitas dan pendapatan (Greenfield dan Davis, 2002; Mastrangelo et al., 2006). Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan

3 3 oleh Malachowski (2005), Scheuerman dan Langford (1997), dan Stewart (2000) yang menunjukkan bahwa workplace personal web usage (WPWU) berpengaruh pada penurunan pendapatan melalui penurunan produktivitas (Lim, 2002). Selain menurunkan pendapatan perusahaan, Greengard (2000), Gordon, Loeb, Lucychyn dan Richardson (2005) dalam Coker (2011) menjelaskan bahwa WPWU juga menunjukkan bahwa WPWU berpengaruh pada peningkatan pengeluaran perusahaan atas penurunan produktivitas yang diperkirakan berjumlah milyaran dollar per tahun. Sebuah survei yang dilakukan Websense (2006) dalam Griffiths (2003) memperkirakan kerugian produktivitas Amerika Serikat akibat WPWU berkisar $178 Milyar per tahun. Sebuah survei dilakukan pada 150 eksekutif di Amerika Serikat menunjukkan bahwa mayoritas melaporkan produktivitas karyawan menurun karena WPWU (Roman, 1996). Penelitian lain menyebutkan bahwa 30-40% produktivitas dapat berkurang karena mereka melakukan WPWU (Verton, 2000). Dijelaskan oleh Lim (2002) bahwa WPWU merupakan kegiatan yang tidak dilakukan begitu saja oleh karyawan, melainkan terdapat hal yang mendorong karyawan melakukan WPWU. Salah satu penelitian yang dilakukan di Singapura yang melibatkan 188 responden mengindikasikan bahwa browsing situs di tempat kerja berkaitan dengan persepsi bagaimana karyawan diberi penghargaan dan keadilan yang diterima di tempat kerja (Lim, 2002; Lim & Teo, 2005). Penelitian lain menemukan bahwa WPWU diakibatkan oleh ekspektasi keadilan organisasi yang tidak sesuai (Lim, Teo, & Loo, 2002). Penelitian yang dilakukan oleh Lim (2002) menemukan bahwa jika seorang karyawan mendapatkan ketidakadilan di organisasinya, maka karyawan tersebut cenderung melakukan WPWU. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Blau, Yang, dan Ward-Cook (2006) menemukan bahwa karyawan yang merasakan ketidakadilan di organisasi cenderung melakukan WPWU. Sedangkan penemuan ini juga diperkuat oleh hasil penelitian Manrique de Lara (2006) mengenai pengaruh negatif antara WPWU dengan salah satu keadilan organisasi (keadilan interaksional). Merujuk pada hasil penelitian sebelumnya, tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui pengaruh antara WPWU terhadap produktivitas karyawan dan mengetahui pengaruh keadilan organisasi terhadap WPWU. Tinjauan Teoritis Produktivitas Kerja Produktivitas kerja menjadi salah satu penilaian keberhasilan utama suatu perusahaan. Walaupun begitu, produktivitas kerja dari suatu organisasi dengan organisasi yang lain dapat

4 4 memiliki makna yang berbeda. Hingga saat ini, belum ada pemaknaan produktivitas kerja secara umum (Sherstha, 2011). Menurut Maloney (1990 dalam Shrestha, 2011) produktivitas didefinisikan sebagai rasio output yang diperoleh dibandingkan dengan sumber daya yang digunakan. Output yang diperoleh tersebut diwujudkan dalam bentuk satuan fisik dan sumber daya yang digunakan sebagai waktu yang diperlukan untuk menghasilkan output tersebut. Menurut Bell-Roundtree (2004 dalam Huang 2008) produktivitas adalah menghasilkan hasil akhir optimal yang diinginkan atau tingkat kinerja yang tinggi. Pada penelitian ini dijelaskan produktivitas kerja merupakan ukuran sejumlah pekerjaan yang diselesaikan di tempat kerja dengan mempertimbangkan penggunaan sumber daya (Mathis & Jackson, 2003 dalam Huang, 2008). Mempelajari produktivitas terkait dengan penggunaan internet memerlukan kejelasan antara kegiatan yang dianggap produktif dan yang dianggap tidak produktif (Welebir & Kleiner, 2005). Produktivitas dapat diukur dalam banyak cara seperti kinerja karyawan, perilaku karyawan, dan diukur dengan hasil keuangan. Kinerja karyawan adalah usaha yang dilakukan untuk mencapai hasil yang berkualitas yang dapat diukur secara visual melalui kegiatan sehari-hari. Sedangkan perilaku karyawan dapat diukur secara visual ketika berinteraksi dalam perusahaan dan dengan konsumen atau pemangku kepentingan eksternal lainnya. Hasil keuangan adalah pemasukan yang dihasilkan dari kinerja produktif dan juga dapat diukur melalui penghematan biaya yang dilakukan oleh perusahaan (Grossenbacher- Fabsits, 2011). Hasil keuangan biasanya diukur secara statistik. Pada akhirnya, perilaku produktif karyawan berpengaruh pada kinerja positif, perilaku positif, dan hasil keuangan yang positif juga (Lewis, 2004). Penggunaan internet merupakan suatu hal yang inovatif dalam dunia pekerjaan dan penelitian yang dilakukan masih terbatas terkait dengan produktivitas (Grossenbacher-Fabsits, 2011). Selain itu, banyak kontroversi yang timbul apakah penggunaan internet meningkatkan atau menghambat produktivitas. Powell (2010) mengungkapkan bahwa karyawan dapat terinspirasi ketika online dan akhirnya menjadi lebih produktif. Sedangkan Lim (2002) mengungkapkan bahwa karyawan menjadi tidak produktif dengan menggunakan internet. Internet memiliki kontribusi yang berarti pada pekerjaan. Internet meningkatkan kemudahan komunikasi, menurunkan jumlah waktu yang harus dihabiskan untuk mengerjakan tugas. Namun di dalam Hilts (2008) dijelaskan internet juga menyebabkan beberapa masalah bagi orang-orang yang menghabiskan waktu di kantor menggunakan internet untuk keperluan pribadi (Young, 1996; Cleveland, 2007; Holtz, 2001). Young (1996, dalam Hilts, 2008) menemukan bahwa sisi positif internet secara jelas lebih banyak daripada

5 5 dampak buruknya tetapi hal yang menjadi perhatian perusahaan adalah gangguan yang dapat disebabkan dari browsing di situs-situs tersebut. Workplace Personal Web Usage Workplace personal web usage (WPWU) merupakan topik yang banyak menuai kontroversi di perusahaan. WPWU dilihat sebagai sebuah kegiatan yang mengganggu pekerjaan dan tidak memberikan manfaat pada perusahaan. Selain itu, di dalam Lim (2002) dijelaskan bahwa WPWU berpengaruh pada penurunan pendapatan melalui penurunan produktivitas (Malachowski, 2005; Scheuerman & Langford, 1997; Stewart, 2000). Akan tetapi beberapa peneliti berpendapat bahwa WPWU dapat memberikan manfaat (Seymour & Nadasen, 2007; Lim, 2002; Garret & Danzier, 2008; Oravec, 2002 dalam Kim & Bryne, 2011). WPWU didefinisikan sebagai segala kegiatan sukarela dalam menggunakan akses internet organisasi selama jam kerja untuk membuka situs-situs yang tidak berkaitan dengan pekerjaan dan mengecek pribadi yang dilakukan oleh karyawan (Lim, 2002). Di dalam profesi-profesi yang banyak menggunakan komputer, perilaku ini lebih mudah terlihat. Dalam suatu penelitian, ditemukan bahwa karyawan menghabiskan minimal satu jam untuk melakukan kegiatan yang tidak terkait dengan pekerjaan selama jam kerja dan proporsi terbesar kegiatan yang tidak terkait dengan pekerjaan adalah internet (Salary.com, 2009 dalam Kim & Bryne, 2011). Online shopping, bermain games online, menulis atau membaca situs blog, dan mengirim pesan singkat (instant messages) adalah aktivitas-aktivitas yang sering dilakukan selama jam kerja (Madden, 2009 dalam Kim & Bryne, 2011). Selain itu, Kim dan Bryne (2011) menambahkan bahwa membuka situs dewasa (Cooper, Safir, & Rosenmann, 2006), investasi pribadi, dan pelelangan online (Pee, Woon, & Kankanhalli, 2008) mulai menarik perhatian. Keadilan Organisasi WPWU, seperti yang telah disebutkan di atas, bukan merupakan kegiatan yang terjadi begitu saja namun terdapat faktor pendahulu. Salah satu faktor pendahulu tersebut adalah keadilan organisasi (Lim, 2002). Keadilan organisasi secara umum didefinisikan di berbagai tulisan sebagai persepsi individu bahwa praktik organisasi pada individu tersebut pantas, tidak sewenang-wenang, dan tidak seenaknya (Koys & DeCotiis, 1991 dalam Kaneshiro, 2008). Oleh karena itu, Greenberg (1990) dalam Thorn (2010) mengartikan keadilan organisasi

6 6 sebagai persepsi individu mengenai keadilan dalam organisasi yang berdasarkan hasil, prosedur, dan interaksi antara organisasi dengan karyawannya. Greenberg dan Colquitt (2005 dalam Thorn, 2010) mencatat perkembangan penelitian mengenai keadilan organisasi untuk memetakan komponen yang berpengaruh pada suatu organisasi. Greenberg dan Colquitt (2005 dalam Thorn, 2010) mengidentifikasi tiga faktor yang banyak memengaruhi pada penelitian-penelitian. Adams (1965 dalam Kaneshiro, 2008) menjelaskan mengenai salah satu dimensi keadilan organisasi yaitu keadilan distributif. Keadilan distributif adalah keadilan yang dipersepsikan oleh seseorang mengenai alokasi sumber daya berdasarkan hasil yang diproduksi oleh individu dibandingkan dengan pemakaian yang digunakan (Greenberg, 1990 dalam Thorn, 2010). Adams menjelaskan bahwa seseorang merasakan keadilan atau ketidakadilan organisasi melalui perbandingan rasio kontribusi dan ganjaran yang diterimanya dengan orang lain di dalam satu organisasi. Teori keadilan menjelaskan individu yang berpersepsi rasio kontribusi yang dilakukan lebih rendah atau lebih tinggi dari ganjaran yang diterima akan menimbulkan reaksi seperti merasa bersalah atau marah. Pada perkembangan selanjutnya Thibault dan Walker (1975 dalam Thorn, 2010) menjelaskan mengenai dimensi kedua keadilan organisasi yaitu keadilan prosedural. Keadilan prosedural adalah keadilan yang dipersepsikan oleh seseorang berdasarkan aturan dan prosedur (Thibault & Walker, 1975 dalam Kaneshiro, 2008). Leventhal (1980 dalam Thorn, 2010) berpendapat bahwa keadilan prosedural dapat dipengaruhi oleh akurasi informasi, konsistensi dalam menerapkan prosedur, perwakilan kelompok yang ideal, menghindari bias dalam proses pengambilan keputusan, etika prosedur, dan kemampuan pengambil keputusan untuk memperbaiki kesalahan. Teori ketiga yang dikembangkan dari keadilan organisasi adalah keadilan interaksional. Bies dan Moag (1986, dalam Kaneshiro, 2008) memperkenalkan teori interaksional sebagai persepsi keadilan individu berdasarkan pada komunikasi interpersonal dengan organisasi. Bies dan Moag mengembangkan teori keadilan interaksional melalui interaksi personal dengan individunya. Bies melihat bahwa perkiraan perlakuan interpersonal seseorang merupakan sebuah proses sedangkan interaksi yang sesungguhnya bukan merupakan sebuah prosedur yang formal. Bies dan Moag (1986, dalam Thorn, 2010) menjelaskan bahwa persepsi individu mengenai keadilan interaksional tergantung pada empat aturan yaitu kejujuran, justifikasi, rasa hormat, dan kesopanan.

7 7 Metode Penelitian Kerangka Pikir Sebagaimana workplace personal web usage (WPWU) dinilai sebagai perilaku negatif, WPWU menyebabkan kerugian pada produktivitas kerja dan pendapatan (Greenfield & Davis, 2002; Mastrangelo et al., 2006 dalam Hilts, 2008). Beberapa penelitian menunjukkan bahwa WPWU memiliki dampak negatif pada produktivitas kerja karyawan (Coker, 2011; Hilts, 2008). Coker (2011) menemukan bahwa apabila seorang karyawan melakukan aktivitas WPWU secara berlebihan (lebih dari 12% dari total jam kerja), karyawan tersebut akan mengalami penurunan produktivitas kerja. Selain itu, dijelaskan oleh Hilts (2008) bahwa 20% karyawan yang menjadi responden penelitiannya menggunakan internet untuk menghindar menyelesaikan pekerjaan dan ketergantungan pada internet memiliki dampak negatif pada produktivitas kerja seorang karyawan. Jika WPWU diteliti dari perspektif yang lain, 19 manajer menengah yang menjadi responden penelitian Grossenbacher-Fabsits (2011) menyatakan bahwa WPWU mengganggu kualitas pekerjaan dan membuang-buang waktu. Walaupun mereka mengatakan bahwa WPWU bukan merupakan masalah besar di perusahaan mereka, responden yang memiliki lebih banyak pengalaman lebih tidak setuju dengan WPWU. Oleh karena itu, sebuah hipotesis diajukan. H1: Workplace personal web usage (WPWU) berpengaruh pada produktivitas kerja. Peneliti mengenai WPWU telah mengadopsi beberapa pendekatan dalam menjelaskan perilaku ini dan mengapa perilaku ini terjadi di tempat kerja (Bennet & Robinson, 2003 dalam Lim, 2002). Salah satu perspektif WPWU terjadi disebabkan oleh ketidakadilan di tempat kerja (Fox, Spector, & Miles, 2001 dalam Lim, 2002). Menurut pandangan ini, WPWU dipicu oleh dorongan karyawan untuk memperoleh keadilan yang mereka persepsikan (Lim, 2002). Dijelaskan oleh Lim (2002) bahwa keadilan organisasi berpengaruh pada WPWU. Lim (2002) menjelaskan bahwa apabila seorang karyawan diperlakukan tidak adil, karyawan tersebut cenderung melakukan WPWU di tempat kerja. perlakuan tidak adil yang diterima karyawan seperti misalnya bekerja lebih lama karena tidak ada peralatan yang memadai, diminta untuk bekerja lebih banyak, dan membutuhkan waktu yang lebih lama untuk menyelesaikan pekerjaan. Selain itu, karyawan meninjau perasaan bersalah atas aktivitas WPWU yang akan mereka lakukan. Hal-hal tersebut disebutkan dalam Lim (2002) sebagai alasan-alasan yang sah untuk melakukan WPWU sebagai bentuk justifikasi mereka melakukan WPWU di tempat kerja. Oleh karena itu, karyawan merasa adil dengan melakukan

8 8 workplace personal web usage (WPWU) karena mereka tidak mendapatkan perlakukan yang adil dari organisasi tempat mereka bekerja. WPWU dilakukan sebagai bentuk penegasan keadilan yang diinginkan oleh karyawan tersebut (Lim, 2002). Hal ini juga diperkuat oleh hasil penelitian Lim, Teo, dan Loo (2002) menemukan bahwa karyawan akan cenderung melakukan cyberloafing jika mereka merasa tidak mendapatkan kompensasi yang sesuai dan dibebani pekerjaan yang lebih dari sewajarnya. Selain itu, hasil penelitian Manrique de Lara (2006) menunjukkan bahwa hubungan keadilan interaksional dan cyberloafing positif. H2: Keadilan organisasi berpengaruh pada workplace personal web usage (WPWU). Gambar 1. Model Penelitian Prosedur dan Sampel Penelitian ini dilakukan dalam satu periode waktu (cross-sectional design) dengan menggunakan pendekatan survei. Data kuantitatif dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner online melalui aplikasi Google Spreadsheet dan data diolah dengan menggunakan software SPSS. Undangan pengisian kuesioner dikirimkan melalui , Facebook, dan Twitter. Responden yang terlibat pada penelitian ini adalah karyawan perusahaan yang menggunakan internet dan bekerja du perusahaan yang memiliki akses internet. Kuesioner mendapatkan respon dari 297 orang. Dengan adanya pertanyaan untuk memperoleh responden yang sesuai dengan penelitian yaitu apakah responden sedang bekerja, apakah responden bekerja sebagai wiraswasta atau tidak, serta menggunakan komputer dan fasilitas internet di tempat kerja, maka total data yang dapat diolah adalah 222 orang (response rate: 74,74%). Dari 222 responden, mayoritas responden berusia tahun (41,90%), berpendidikan akhir S1 (51,4%), dan bekerja sebagai staf (50,90%) dengan status karyawan tetap (70,70%). Alat Ukur Pertama, variabel produktivitas kerja diukur dengan menggunakan Endicott Work Productivity Scale (Cronbach s Alpha: 0.78) yang dikembangkan oleh Endicott dan Nee (1997) untuk menilai perilaku dan sikap yang dapat memengaruhi kinerja. Endicott Work

9 9 Productivity Scale (EWPS) merupakan alat ukur yang telah dipatenkan sehingga penggunaannya memerlukan izin. EWPS memiliki empat dimensi yaitu attendance, work quality, performance capacity, dan faktor emosi, fisik dan mental/sosial yang terdiri dari 37 pertanyaan. EWPS menggunakan skala dari 0-4 sehingga memiliki nilai skor dari 0 (nilai terendah) 148 (nilai tertinggi). Pada penelitian ini produktivitas kerja dibagi dalam empat kategori berdasarkan nilai skor yaitu produktivitas kerja tinggi (0-10). Nilai 10 adalah nilai produktivitas yang diperoleh jika karyawan maksimum melakukan 10 dari 37 kegiatan yang dilakukan. Sedangkan kategori produktivitas kerja lainnya yaitu produktivitas kerja sedang (10,01-37), produktivitas kerja rendah (37,01-74), dan produktivitas kerja sangat rendah (74,01-148). Kedua, variabel workplace personal web usage (WPWU) diukur dengan menggunakan 20 jenis kegiatan WPWU yang telah diadaptasi ke dalam konteks penelitian di Indonesia. Sedangkan skor WPWU diperoleh dari jumlah persentase waktu kerja yang digunakan oleh responden untuk melakukan 20 jenis kegiatan WPWU selama satu minggu kerja. Tabel 1. Jenis Kegiatan Workplace Personal Web Usage oleh Coker (2011) No. Jenis Kegiatan Keperluan Pribadi 1. Membaca situs berita online. 2. Mengecek hasil pertandingan olahraga online. 3. Membaca situs jejaring social (termasuk Twitter dan Facebook). 4. Menulis di situs blog pribadi (termasuk Twitter dan Facebook). 5. Membaca / menulis pesan pada forum diskusi. 6. Berbelanja (melihat dengan intensi untuk membeli barang dan jasa). 7. Melihat katalog berbelanja online. 8. Melihat-lihat atau berpartisipasi di situs pelelangan online. 9. Mengatur urusan financial pribadi (misalnya, online banking, jual-beli saham). 10. Melihat video online (misalnya You tube). 11. Bermain games online. 12 Mengecek atau menulis pribadi dari akun yang tidak terkait dengan pekerjaan. 13 Mencari informasi mengenai hobi. 14. Mencari situs barang atau jasa yang diinginkan (tidak ada tujuan untuk melakukan pembelian). 15. Memesan tiket perjalanan. 16. Mencari pekerjaan. 17. Menggunakan chatting room atau instant messaging untuk menghabiskan waktu (misalnya, gtalk, Yahoo!Messanger, mirc). 18. Mengunduh atau download film. 19. Mengunduh atau download lagu. 20. Mengunjungi situs porno. WPWU terdiri dari dua dimensi yaitu frekuensi dan durasi yang dikembangkan oleh Coker (2011). Jumlah waktu WPWU yang dilakukan oleh responden adalah durasi setiap

10 10 kegiatan (WPWU) responden dalam menit dikalikan dengan frekuensi setiap kegiatan WPWU yang dilakukan oleh responden. Hasil perkalian tersebut kemudian dibagi 60 menit untuk memperoleh jumlah waktu workplace personal web usage (WPWU) dalam jam.!"!#! =!"! (!"!#!"#$%&!!"!#!"#$%#&'(! )!"!"#$% (1) Kemudian jumlah waktu WPWU tersebut dibagi waktu kerja yang dilakukan oleh responden dalam satu minggu dan dikalikan 100% untuk memperoleh persentase waktu WPWU yang dilakukan responden. WPWU dibagi dalam empat kategori berdasarkan nilai skor yaitu WPWU rendah dari 0-10%. Nilai maksimal 10% dari total jam kerja dijadikan batasan maksimal WPWU rendah karena waktu wajar yang digunakan oleh seorang karyawan untuk melakukan WPWU berdasarkan data yang diperoleh. Sedangkan, kategori WPWU yang lain adalah WPWU sedang (10,01-25%), WPWU tinggi (25,01-50%), dan WPWU sangat tinggi (>50%). %!"!# =!"!#!!"#$%! 100% (2) Ketiga, variabel keadilan organisasi diukur dengan menggunakan indikator yang dikembangkan oleh Moorman (1991) untuk menilai keadilan organisasi yang dipersepsikan oleh karyawan yang bekerja dalam suatu organisasi. Indikator keadilan organisasi oleh Moorman (1991) memiliki tiga dimensi yaitu keadilan distributif, keadilan prosedural, dan keadilan interaksional yang terdiri dari 18 pertanyaan. Indikator keadilan organisasi ini menggunakan skala dari 1-5 sehingga memiliki nilai skor dari 18 (nilai terendah) hingga 90 (nilai tertinggi). Tabel 2. Indikator Keadilan Organisasi oleh Moorman (1991) No. Dimensi Indikator Pertanyaan 1. Keadilan distributif Perusahaan memberi imbalan secara adil kepada saya untuk usaha yang telah saya lakukan. Perusahaan memberi imbalan secara adil kepada saya untuk tanggung jawab yang saya emban. Perusahaan memberi imbalan secara adil kepada saya untuk pekerjaan yang telah saya selesaikan dengan baik. Perusahaan memberi imbalan secara adil kepada saya atas stres pekerjaan yang saya alami. Perusahaan memberi imbalan secara adil kepada saya untuk sejumlah 2. Keadilan prosedural pelatihan dan pendidikan yang saya terima. Prosedur perusahaan dirancang secara adil sehingga ada kesempatan bagi karyawan untuk menyampaikan saran yang bermanfaat atas keputusan perusahaan dan implementasinya.

11 11 Lanjutan Tabel 2. Indikator Keadilan Organisasi oleh Moorman (1991) No. Dimensi Indikator Pertanyaan 2. Keadilan prosedural Prosedur perusahaan dirancang secara adil sehingga ada kesempatan bagi karyawan untuk menyampaikan saran yang bermanfaat atas keputusan perusahaan dan implementasinya. Prosedur perusahaan dirancang secara adil sehingga ada kesempatan bagi karyawan yang terkena dampak keputusan perusahaan untuk menyampaikan kekhawatiran akan nasib mereka. Prosedur perusahaan dirancang secara adil sehingga ada kesempatan bagi karyawan untuk meminta klarifikasi atau informasi tambahan mengenai keputusan perusahaan. Prosedur perusahaan dirancang secara adil sehingga karyawan yang terkena dampak keputusan perusahaan dilibatkan dalam proses pengambilan keputusan. Prosedur perusahaan dirancang secara adil sehingga memudahkan saya untuk mengumpulkan informasi yang akurat dalam proses pengambilan keputusan. Prosedur perusahaan dirancang secara adil sehingga ada pedoman kerja standar untuk membuat keputusan yang konsisten. Prosedur perusahaan dirancang secara adil sehingga ada kesempatan bagi 3. Keadilan interaksional karyawan untuk mempertanyakan keputusan perusahaan. Atasan saya memperlakukan saya dengan baik dan perhatian. Atasan saya menggunakan pendekatan terbuka / terus terang ketika berinteraksi dengan saya di tempat kerja. Atasan saya mampu mengurangi pandangan subyektifnya. Apabila perusahaan mengeluarkan keputusan, atasan saya segera memberi penjelasan mengenai keputusan dan dampak dari keputusan tersebut bagi saya. Atasan saya memperhatikan hak-hak saya sebagai karyawan. Atasan saya mempertimbangkan pandangan saya saat mengambil keputusan. Hasil Penelitian Data dianalisis dengan menggunakan analisis deskriptif dan analisis regresi multinomial. Analisis deskriptif produktivitas kerja dan workplace personal web usage (WPWU) dibagi menjadi empat kategori. Sebanyak 111 responden (50%) memiliki tingkat produktivitas kerja sedang dan sebanyak 45 responden (20,3%) memiliki tingkat produktivitas yang paling baik yaitu produktivitas kerja tinggi. Selain itu, mayoritas responden (74,3%) tidak melakukan WPWU yang berlebihan yaitu berkisar antara 0 hingga 10% waktu kerja responden. Namun sebanyak 10 responden (4,5%) melakukan WPWU tinggi dan sebanyak 4 responden (1,8%) melakukan WPWU sangat tinggi. Analisis deskriptif juga dilakukan pada keadilan organisasi secara per dimensi. Karena keadilan organisasi menggunakan skala likert, untuk mengetahui tinggi atau rendahnya tingkat keadilan organisasi digunakan nilai tengah atau mean dari 5 skala likert. Nilai rata-rata dikatakan rendah jika bernilai 1 2,33, sedang jika bernilai 2,34 2,67, dan tinggi jika bernilai 2,68 5. Secara keseluruhan keadilan organisasi memiliki nilai rata-rata yaitu 3,40.

12 12 Namun keadilan interaksional memiliki rata-rata yang mana lebih tinggi dari keadilan distributif dan keadilan prosedural yaitu sebesar 3,54. Analisis regresi dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel independen dan variabel dependen. Analisis regresi yang dilakukan pada penelitian ini adalah analisis regresi multinomial. Hal ini dilakukan karena variabel produktivitas kerja dan workplace personal web usage (WPWU) memiliki kategori lebih dari satu. Jika dilihat dari tabel 2, hasil uji regresi menyatakan bahwa keadilan organisasi berpengaruh negatif secara signifikan pada kategori WPWU tinggi. Hal ini ditunjukkan dengan nilai signifikansi yang kurang dari 0,05 yaitu sebesar 0,014. Tabel 2. Hasil Uji Regresi Pengaruh Keadilan Organisasi Terhadap Workplace Personal Web Usage 1 WPWU sangat tinggi 2 WPWU tinggi 3 WPWU sedang Model Kategori referensi: WPWU rendah Beta Standardized Coefficients Std. Error Sig. Constant -3,881 0,573 0,000 Keadilan organisasi -0,649 0,432 0,133 Constant -2,997 0,375 0,000 Keadilan organisasi -0,697 0,284 0,014 Constant -1,347 0,172 0,000 Keadilan organisasi -0,209 0,174 0,230 Pada tabel 3 dapat dilihat bahwa WPWU berpengaruh negatif secara signifikan terhadap kategori produktivitas kerja sangat rendah dengan nilai signifikansi sebesar 0,004. Sedangkan pada kategori produktivitas kerja yang lain WPWU tidak berpengaruh secara signifikan. Tabel 3. Hasil Uji Regresi Pengaruh Workplace Personal Web Usage Terhadap Produktivitas Kerja Model 1 Produktivitas sangat rendah 2 Produktivitas rendah 3 Produktivitas sedang Kategori referensi: Produktivitas tinggi Standardized Coefficients Beta Std. Error Sig. Constant 2,924 1,805 0,105 WPWU -1,752 0,615 0,004 Constant 2,505 1,237 0,043 WPWU -0,595 0,331 0,072 Constant 1,006 1,259 0,425 WPWU -0,027 0,332 0,934

13 13 Pembahasan Pada penelitian ini mayoritas responden (50%) memiliki tingkat produktivitas kerja yang sedang. Penelitian ini mengungkapkan bahwa waktu kerja responden sebenarnya dalam satu minggu bervariasi. Waktu kerja yang diatur dalam perundang-undangan adalah maksimal 40 jam kerja per minggu dan maksimal 14 jam lembur per minggu. Hasil penelitian menemukan bahwa sebagian besar responden bekerja selama jam (24,77%) dan selama jam (42,34%). Waktu kerja selama jam dalam satu minggu dilakukan di pemerintahan dan waktu kerja selama jam dilakukan di industri jasa, perbankan, pendidikan, dan pertambangan. Jika dikaitkan dengan profil responden sebagian besar responden bekerja sebagai staf (50,9%) sehingga staf biasanya bekerja lembur. Namun hal yang perlu diteliti lebih lanjut apakah responden benar-benar memanfaatkan jam kerja tambahan untuk menyelesaikan pekerjaan atau untuk melakukan aktivitas tidak terkait pekerjaan seperti menggunakan internet untuk keperluan pribadi. Salah satu alasannya adalah mayoritas responden menggunakan komputer lebih dari 8 jam dalam satu hari (39,20%). Terlebih lagi, penelitian ini mengungkapkan terdapat 52,80% responden yang menggunakan internet untuk penyelesaian pekerjaan dan keperluan pribadi. Hal ini diperkuat oleh salah satu responden yaitu responden 219 yang mengungkapkan, beberapa karyawan menggunakan internet lebih lama untuk hal-hal yang tidak ada hubungannya dengan pekerjaan. Sebagian besar responden bekerja di perusahaan jasa keuangan manajemen (12,20%) dan pendidikan (14,90%). Secara lebih spesifik, mayoritas responden bekerja di tiga bidang pekerjaan yaitu accounting & finance (15,8%), sales & marketing (14%), dan human resources (14,4%). Ketiga bidang pekerjaan responden tersebut menuntut responden untuk berinteraksi dengan klien, vendor, konsumen, dan karyawan di unit kerja lain (pihak internal dan eksternal perusahaan atau tempat kerja). Oleh karena itu, responden-responden yang bekerja di tiga bidang pekerjaan tersebut memerlukan internet untuk berkomunikasi dengan pihak internal dan eksternal perusahaan. Misalnya, accounting & finance berkomunikasi dengan vendor terkait pembayaran pengadaan barang, sales & marketing berkomunikasi dengan klien atau konsumen dan pihak internal organisasi (produksi atau operasi dan accounting), dan human resources berkomunikasi dengan pihak internal organisasi (karyawan). Hal ini diperkuat bahwa 71,60% responden harus berinteraksi dengan klien, vendor, dan konsumen. Sedangkan bagi para responden yang bekerja di pendidikan, internet berfungsi untuk berkomunikasi dengan mahasiswa dan fungsional departemen seperti mengirim dan menerima serta mencari tambahan atau informasi bahan mata ajar.

14 14 Penggunaan internet untuk keperluan pribadi pada penelitian ini menunjukkan bahwa mayoritas responden (74,3%) memiliki tingkat penggunaan internet untuk keperluan pribadi yang rendah yaitu kurang dari 10% dari total jam kerja dalam satu minggu. Terdapat beberapa alasan yang menyebabkan tingkat penggunaan internet untuk keperluan pribadi rendah. Pertama, responden menggunakan internet di tempat kerja karena untuk menyelesaikan pekerjaan yang diungkapkan oleh 42,8% responden. Hal ini berarti bahwa mayoritas responden menggunakan internet untuk menyelesaikan pekerjaan mereka daripada untuk keperluan pribadi. Kedua, mayoritas kepemilikan perusahaan atau organisasi responden adalah milik swasta nasional (41%). Pada perusahaan-perusahaan yang dimiliki oleh pihak swasta nasional mayoritas peraturan mengenai internetnya lebih ketat. Hal ini ditunjukkan dengan 68,5% tempat kerja karyawan melakukan pemblokiran internet. Secara lebih rinci, terdapat situssitus spesifik yang diblokir di tempat kerja oleh perusahaan yaitu situs pornografi, situs jejaring sosial (Facebook, Twitter), situs games online, dan situs umum (Yahoo!, MSN, Gmail). Hal ini diperkuat oleh pernyataan responden 65 yang mengatakan, fair, hanya menutup yang benar-benar tidak berhubungan dengan pekerjaan. Selain itu, mayoritas responden mengakses internet pada saat jam kerja (72,50%) sehingga responden hanya dapat mengakses situs-situs terkait pekerjaan. Hal ini diungkapkan oleh responden 146, sudah cukup bijaksana dengan adanya pembatasan situs tertentu pada jam kerja. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penggunaan internet untuk keperluan pribadi berpengaruh negatif secara signifikan pada produktivitas kerja karyawan. Jika seorang karyawan melakukan penggunaan internet untuk keperluan pribadi di tempat kerjanya, maka tingkat produktivitas kerja yang ia lakukan dapat menurun. Secara garis besar, hasil penelitian ini tidak jauh berbeda dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Coker (2011) dan Hilts (2008). Hasil penelitian Coker (2011) menunjukkan bahwa penggunaan internet untuk keperluan pribadi yang dilakukan secara berlebihan dapat menurunkan produktivitas kerja karyawan. Hasil penelitian Hilts (2008) juga menemukan bahwa penggunaan internet untuk keperluan pribadi digunakan sebagai sebuah cara untuk menghindar dari pekerjaan yang harus mereka selesaikan. Pada penelitian ini terdapat tiga responden yang memiliki produktivitas kerja sangat rendah. Ketiga responden tersebut berasal dari lingkungan pekerjaan yang berbeda. Ketiga responden tersebut adalah responden 36 bekerja di sektor publik (kementerian), responden 57 bekerja di broadcasting, dan responden 76 bekerja di jasa arsitektur. Responden-responden ini memiliki pandangan yang hampir sama mengenai pekerjaan yang mereka lakukan di

15 15 tempat kerja. Responden 57 dan responden 76 mengungkapkan bahwa pekerjaan yang ia lakukan dimanfaatkan untuk mengembangkan minat dan bakatnya dan beruntungnya pekerjaan kedua responden tersebut dapat memfasilitasi pengembangan minat dan bakat responden. Pekerjaan arsitektur dan broadcasting menuntut kreativitas sehingga responden 57 dan responden 76 sering memanfaatkan internet untuk mencari ide pekerjaannya dari situssitus seperti situs mesin pencari (Google), situs berita online, dan situs majalah kreativitas. Responden 76 mengungkapkan bahwa jaringan internet yang cepat di tempat kerja juga digunakan untuk keperluan pribadi seperti menonton film atau video di Youtube. Selain itu, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa keadilan organisasi berpengaruh negatif secara signifikan pada penggunaan internet untuk keperluan pribadi. Apabila seorang responden memiliki tingkat penggunaan internet untuk keperluan pribadi tinggi, hal tersebut disesbabkan oleh ketidakadilan organisasi yang ia rasakan di tempat kerja. Pada penelitian ini sepuluh responden tergolong dalam kategori penggunaan internet untuk keperluan pribadi yang tinggi. Penggunaan internet untuk keperluan pribadi tergolong tinggi jika responden menggunakan internet hingga 50% dari total jam kerja dalam satu minggu. Kesepuluh responden yang menggunakan internet untuk keperluan pribadi berasal dari lingkungan pekerjaan yang berbeda. Terdapat tiga responden yang bekerja di sektor publik (kementerian) bagian general affairs dan accounting, empat responden bekerja di industri jasa, satu responden bekerja di industri telekomunikasi, satu responden bekerja di industri elektronik, dan satu responden bekerja di industri real estate. Terdapat beberapa alasan responden-responden ini menggunakan internet untuk keperluan pribadi tinggi. Beberapa responden yang bekerja di industri jasa mengungkapkan ketidakadilan yang dirasakan adalah beban kerja yang terlalu banyak dibandingkan dengan rekan kerjanya sehingga responden merasa tidak diperlakukan secara adil oleh perusahaan. Selain itu, beberapa responden yang bekerja di sektor publik mengungkapkan bahwa bentuk ketidakadilan yang mereka terima adalah terkait dengan tanggung jawab dan kompensasi yaitu mereka merasa tanggung jawab yang mereka terima lebih besar daripada kompensasi yang mereka terima atas tanggung jawab yang mereka emban. Responden 90 yang bekerja di industri jasa mengungkapkan bahwa atasan responden tersebut kurang memperlakukan dirinya dengan baik seperti misalnya ketika berinteraksi dengan dirinya. Oleh karena itu, responden tidak merasakan keadilan organisasi di tempat kerjanya. Meskipun demikian, hasil analisis deskriptif keadilan organisasi menunjukkan bahwa tingkat keadilan organisasi yang dirasakan oleh mayoritas responden tergolong sedang yaitu 3,40. Hal ini berarti terdapat responden yang sudah merasakan keadilan di organisasi mereka

16 16 dan terdapat responden yang belum merasakan keadilan di organisasi mereka. Hasil penelitian mengenai pengaruh keadilan organisasi terhadap penggunaan internet untuk keperluan pribadi memiliki persamaan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Lim (2002) dan Blau, Yang, & Ward-Cook (2006). Hasil penelitian Lim (2002) menunjukkan bahwa terdapat pengaruh negatif secara signifikan antara keadilan organisasi dengan penggunaan internet untuk keperluan pribadi. Lim (2002) menjelaskan bahwa apabila seorang karyawan diperlakukan tidak adil, karyawan tersebut cenderung melakukan workplace personal web usage (WPWU) di tempat kerja. Perlakuan tidak adil yang diterima karyawan misalnya beban kerja yang lebih banyak dan perlakuan kurang baik dari atasan. Karyawan yang merasa tidak mendapatkan perlakuan yang adil dari organisasi tempat mereka bekerja akan cenderung melakukan WPWU. WPWU dilakukan sebagai bentuk penegasan keadilan yang diinginkan oleh karyawan tersebut (Lim, 2002). Sama halnya dengan hasil penelitian Lim (2002), hasil penelitian Blau, Yang, dan Ward-Cook (2006) menunjukkan bahwa responden yang merasakan ketidakadilan di organisasi lebih sering menggunakan internet untuk keperluan pribadi di tempat kerja. Kesimpulan Berdasarkan uraian analisis dan diskusi, dapat diambil dua kesimpulan yaitu pertama, terdapat pengaruh negatif secara signifikan antara WPWU dengan produktivitas kerja responden yang sangat rendah. Hal ini menunjukkan bahwa apabila seorang responden sering menggunakan internet untuk keperluan pribadi di tempat kerja, maka akan terjadi penurunan tingkat produktivitas kerja responden tersebut. Kesimpulan kedua, terdapat pengaruh negatif secara signifikan antara keadilan perusahaan dengan WPWU tinggi. Apabila seorang responden merasa diperlakukan tidak adil, maka tingkat penggunaan internet untuk keperluan pribadi responden di tempat kerja akan meningkat. Saran bagi Perusahaan Salah satu saran yang dapat dilakukan oleh perusahaan adalah memberikan ID dan password tertentu untuk mengakses internet di tempat kerja pada masing-masing karyawan. Hal ini berfungsi agar perusahaan dapat memonitor riwayat penggunaan internet masingmasing karyawan. Pemahaman konsekuensi dan hukuman pelanggaran peraturan penggunaan internet juga sebaiknya disosialisasikan agar karyawan dapat memahami bahwa penggunaan internet diatur secara serius oleh perusahaan.

17 17 Selain itu, pengembangan peraturan pemblokiran internet juga dapat dilakukan dengan memerhatikan keperluan dan kebutuhan karyawan karena jika internet digunakan secara tepat dan bijak dapat memberikan manfaat yaitu dengan membedakan peraturan penggunaan internet bagi divisi-divisi yang membutuhkan informasi yang banyak dan menuntut kreativitas tinggi dan bagi divisi-divisi yang tidak menuntut kreativitas tinggi. Penerapan peraturan penggunaan internet terkait hal ini misalnya, bagi divisi marketing, public relation, sales, dan komunikasi dapat diberikan kebebasan mengakses beberapa jenis situs-situs internet yang bermanfaat bagi pekerjaannya seperti situs mesin pencari, situs desain produk, dan situs riset pemasaran serta bagi divisi akuntansi dan operasi dibatasi akses internetnya hanya pada situssitus yang terkait dengan pekerjaan yang dilakukan. Namun hal ini perlu dievaluasi kembali tergantung pada job description yang diberikan kepada pekerjaan-pekerjaan tersebut, job family, dan industri perusahaan berada agar internet tidak disalahgunakan oleh karyawan. Berdasarkan penelitian ini terdapat beberapa hal yang memengaruhi tingkat keadilan organisasi yang dirasakan oleh karyawan seperti beban kerja, lingkungan kerja, atasan karyawan, dan kesesuaian tanggung jawab yang diterima dan kompensasi yang diberikan oleh perusahaan. Oleh karena itu, perusahaan sebaiknya memperhatikan hal-hal tersebut agar tingkat keadilan organisasi yang dirasakan karyawan dapat meningkat. Beberapa hal yang bisa dilakukan di antaranya beban kerja dan tanggung jawab yang diberikan kepada satu karyawan sebaiknya disesuaikan dengan karyawan lain dalam satu divisi dengan mengevaluasi job description yang diberikan sehingga cukup adil bagi masing-masing karyawan. Saran bagi Penelitian Selanjutnya Meskipun penelitian ini memberikan wawasan baru, terdapat beberapa keterbatasan penelitian. Pada sebagian besar responden pada penelitian ini berposisi sebagai staf. Oleh karena itu, penelitian selanjutnya sebaiknya menggunakan data responden yang lebih beragam posisi di pekerjaannya agar hasil penelitian yang diperoleh lebih representatif serta lebih menggambarkan keadaan tempat kerja yang sebenarnya. Selain itu, penelitian selanjutnya sebaiknya membedakan industri perusahaan yang menggunakan internet secara intensif dan industri perusahaan yang tidak menggunakan internet secara intensif. Hal ini dilakukan agar dapat memberikan rekomendasi yang spesifik mengenai penggunaan internet, aktivitas workplace personal web usage (WPWU) dan

18 18 produktivitas kerja karyawan kepada perusahaan perusahaan tersebut sesuai dengan kondisi dan situasi perusahaan tersebut. Penelitian selanjutnya memisahkan responden yang bekerja di back office dan di front office dalam pengolahan data. Hal ini dilakukan agar dapat memberikan gambaran yang lebih spesifik mengenai penggunaan internet, aktivitas workplace personal web usage (WPWU), dan produktivitas kerja karyawan dan juga dapat memberikan rekomendasi regulasi yang sesuai dengan kondisi pada back office dan front office. Penelitian selanjutnya juga dapat menambahkan faktor lain yang mungkin memengaruhi WPWU, seperti kepuasan kerja, stres pekerjaan, dan komitmen perusahaan. Dengan menambah faktor faktor lain yang memengaruhi WPWU diharapkan dapat memberikan gambaran yang lebih luas dan rekomendasi yang lebih mendalam kepada perusahaan di Indonesia, pada khususnya, dalam menyikapi aktivitas WPWU dan produktivitas kerja karyawan. Kepustakaan Allen, J. (2010). Social media at the workplace. Enterprise/Salt Lake City, 39(34), 10. Anandarajan, M. (2002). Internet abuse in the workplace. Communications of the ACM, 45, Anandarajan M., Simmers C. A., & Igbaria, M. (2000). An exploratory investigation of the antecedents and impact of internet usage: An individual perspective. Behavior and Information Technology, 19(1), Blanchard, A. L., & Henle, C. A. (2008). Correlates of different forms of cyberloafing: The role of norms and external locus of control. Computers in Human Behavior, 24, Blau, G., Yang, Y., & Ward-Cook, K. (2006). Testing a measure of cyberloafing. Journal of Allied Health, 35 (1), Coker, B. L. S. (2011). Freedom to surf: the positive effects of workplace Internet leisure browsing. New Technology, Work, and Employment, 26 (3), Eastin, M. S., Glynn, C. L., & Griffiths, R. P. (2007). Psychology of communication technology use in the workplace. CyberPsychology and Behavior, 10, Endicott, J., & Nee, J. (1997). Endicott work productivity scale (EWPS): A new measure to assess treatment effects. Psychopharmacology Bulletin, 33(1), 6-13.

19 19 Garrett R. K, & Danziger, J. N. (2008). Dissaffection or expected outcomes: Understanding personal internet use during work. Journal of Computer Mediated Communication, 13(4), Greenfiled, D., & Davis, R. A. (2002). Lost in cyberspace: The web at work. Cyberpsychology and Behavior, 5(4), Griffiths, M. (2003). Internet abuse in the workplace: Issues and concerns for employers and employment counsellors. Journal of Employment Counseling, 40(2), Grossenbacher-Fabsits, D. M. (2011). Male middle managers perceptions of non-work related internet use. Dissertation University of Phoenix. Hilts, M. L. (2008). Internet dependency, motivations for internet use and their effect on work productivity: The 21 st century addiction. Paper The Rochester Institute of Technology. Huang, D. T. (2008). A new tool to measure the relationship between health-related quality of life and workforce productivity. Dissertation Georgia Institute of Technology. Kaneshiro, P. (2008). Analyzing the organizational justice, trust, commitment relationship in a public organization. Dissertation Northcentral University. Kim, S. J., & Bryne, S. (2011). Conceptualizing personal web usage in work contexts: A preliminary framework. Computers in Human Behavior, 27, Lim, V. K. G. (2002). The IT way of loafing on the job: Cyberloafing, neutralizing, and organization justice. Journal of Organizational Behavior, 23, Lim, V. K. G. & Teo, T. S. H. (2005). Prevelance, perceived seriousness, justification, and regulation of cyberloafing in Singapore: An exploratory study. Information & Management, 42, Lim, V. K. G, Teo, T. S. H., & Loo, G. L.. (2002). How do I loaf here? Let me count the ways. Communication of the ACM, 45(1), Manrique de Lara, P. Z. (2006). Fear in organizations: Does intimidation by formal punishment mediate the relationship between interactional justice and workplace internet deviance? Journal of Managerial Psychology, 21(6), Oravec, J. A. (2002). Constructive approaches to internet recreation in the workplace. Communications of the ACM, 45, Powell, F. (2010). Social media and employees. Human Resource Magazine, 15(I), Rachman. (2012). Pertumbuhan internet Indonesia masuki gelombang kedua. <

20 20 Seymour, L. and K. Nadasen (2007), WebAccess for IT staff: A developing world perspective on web abuse. Electronic Library, 25, Shrestha, T. (2011). Industry perceptions on reward issues of construction workers to improve productivity. Thesis University of Calgary. Stanton, J. M. (2002). Company profile of the frequent Internet user: Web addict or happy employee? Communications of the Association for Computing Machinery, 45(1), Teo, T. S. H., Lim, V. K. G., & Lai, R. Y. C. (1999). Intrinsic and entrinsic motivation in Internet usage. Omega The International Journal of Management Science, 27, Thorn, D. (2010). Perceptions of organizational justice, job satisfaction, and organizational commitment in intercollegiate athletics: A study of NCAA men s sport coaches. Dissertation University of Lousiville. Welebir, B. & Kleiner, B. (2005). How to write a proper internet usage policy. Management Research News, 28(2), 80.

BAB I PENDAHULUAN. penjuru dunia. Berdasarkan data yang didapatkan dari Internet Live Stats (2014),

BAB I PENDAHULUAN. penjuru dunia. Berdasarkan data yang didapatkan dari Internet Live Stats (2014), BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada era teknologi saat ini, penggunaan internet telah menyebar di seluruh penjuru dunia. Berdasarkan data yang didapatkan dari Internet Live Stats (2014), hampir

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia, 2008). Melalui internet, orang-orang dapat mengakses informasi dengan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia, 2008). Melalui internet, orang-orang dapat mengakses informasi dengan BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Kemajuan ilmu pengetahuan yang sangat pesat dibidang teknologi dan informasi memberikan kemudahan bagi manusia untuk melakukan aktivitas seharihari. Salah satu bentuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. digunakan oleh para akademisi untuk memudahkan pertukaran data dan informasi.

BAB I PENDAHULUAN. digunakan oleh para akademisi untuk memudahkan pertukaran data dan informasi. BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Perkembangan internet saat ini semakin pesat. Sejak pertama kali diperkenalkan sampai saat ini pengguna internet terus meningkat. Pada tahun 1997 pengguna internet diperkirakan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. landasan teori cyberloafing yang meliputi definisi, aktivitas, dan faktor-faktor

BAB II LANDASAN TEORI. landasan teori cyberloafing yang meliputi definisi, aktivitas, dan faktor-faktor BAB II LANDASAN TEORI Bab ini mencakup landasan teori yang mendasari penelitian, yaitu landasan teori cyberloafing yang meliputi definisi, aktivitas, dan faktor-faktor yang mempengaruhi cyberloafing, dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini kita hidup dalam ekonomi global, perkembangan yang terjadi dalam

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini kita hidup dalam ekonomi global, perkembangan yang terjadi dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Saat ini kita hidup dalam ekonomi global, perkembangan yang terjadi dalam ekonomi dunia semakin lama, berlangsung semakin cepat sejalan dengan semakin lajunya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kemudahan dalam kehidupan (Ozler & Polat, 2012). Kini telah banyak

BAB I PENDAHULUAN. kemudahan dalam kehidupan (Ozler & Polat, 2012). Kini telah banyak 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Perkembangan internet telah memberi berbagai keuntungan dan kemudahan dalam kehidupan (Ozler & Polat, 2012). Kini telah banyak perusahaan yang menyediakan

Lebih terperinci

PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN DISIPLIN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN (Studi Kasus Pada Karyawan PT. Pattindo Malang)

PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN DISIPLIN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN (Studi Kasus Pada Karyawan PT. Pattindo Malang) PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN DISIPLIN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN (Studi Kasus Pada Karyawan PT. Pattindo Malang) Nur Avni Rozalia Hamida Nayati Utami Ika Ruhana Fakultas Ilmu Administrasi Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kinerja sumber daya manusia secara optimal. Banyak cara bagi perusahaan untuk

BAB I PENDAHULUAN. kinerja sumber daya manusia secara optimal. Banyak cara bagi perusahaan untuk 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia merupakan sumber daya yang sangat penting peranannya dalam mekanisme suatu organisasi dengan tidak mengecilkan arti peran sumber daya lainnya. Sehingga untuk

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Internet Internet dapat diartikan sebagai kumpulan komputer besar di dunia yang saling terhubung satu sama lain. Jika komputer terhubung ke Internet maka berarti terhubung dengan

Lebih terperinci

The Effect of Political Organization On The Organization Commitment, Job Satisfaction, Job Performance and Organizational Citizenship Behavior (OCB)

The Effect of Political Organization On The Organization Commitment, Job Satisfaction, Job Performance and Organizational Citizenship Behavior (OCB) The Effect of Political Organization On The Organization Commitment, Job Satisfaction, Job Performance and Organizational Citizenship Behavior (OCB) Abstract Politic is a life reality in an organization.

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. 1. Biro Kepegawaian Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. 1. Biro Kepegawaian Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian 1. Biro Kepegawaian Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 11 Tahun

Lebih terperinci

ABSTRACT. Key words: Perception of compensation systems, employee motivation

ABSTRACT. Key words: Perception of compensation systems, employee motivation ABSTRACT Development in technology and information era has impact on changing the way companies in doing business and change behavior, consumer preferences and demands. The key to success for the company

Lebih terperinci

Berikut ini akan dijelaskan batasan variabel penelitian dan indikatornya, seperti dalam Tabel. 1, berikut ini:

Berikut ini akan dijelaskan batasan variabel penelitian dan indikatornya, seperti dalam Tabel. 1, berikut ini: METODA PENELITIAN Obyek Penelitian Penelitian ini dilakukan pada auditor internal IGE Timor Leste, alasannya bahwa IGE merupakan satu-satunya internal auditor pemerintah di Timor Leste. Desain Penelitian

Lebih terperinci

6. KESIMPULAN, DISKUSI, DAN SARAN

6. KESIMPULAN, DISKUSI, DAN SARAN 56 6. KESIMPULAN, DISKUSI, DAN SARAN Bab ini berisikan kesimpulan hasil penelitian, diskusi mengenai hasil penelitian, dan saran bagi penelitian di masa mendatang. 6.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN INTERPRETASI DATA

BAB III ANALISIS DAN INTERPRETASI DATA BAB III ANALISIS DAN INTERPRETASI DATA Bab ini akan menyajikan data data yang telah peneliti dapatkan dari para responden. Data tersebut kemudian diolah dengan bantuan program SPSS 15.0 for Windows. Hasil

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. yang telah dilakukan. Hasil dan pembahasan ini terdiri dari uji validitas dan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. yang telah dilakukan. Hasil dan pembahasan ini terdiri dari uji validitas dan BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan membahas mengenai hasil dan pembahasan dari analisis yang telah dilakukan. Hasil dan pembahasan ini terdiri dari uji validitas dan reliabilitas, gambaran umum

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Bab ini berisi mengenai landasan teori yang mendasari masalah yang menjadi objek penelitian, yaitu landasan teori cyberloafing yang meliputi definisi, tipe-tipe, dan faktor-faktor

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manajemen pengetahuan (knowledge management) merupakan proses

BAB I PENDAHULUAN. Manajemen pengetahuan (knowledge management) merupakan proses BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Manajemen pengetahuan (knowledge management) merupakan proses untuk mengoptimalisasi kekayaan intelektual yang dapat dilihat dari kinerja karyawan di suatu

Lebih terperinci

ABSTRACT. Keywords: Pay satisfaction; management compensation; employee performance. iii. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRACT. Keywords: Pay satisfaction; management compensation; employee performance. iii. Universitas Kristen Maranatha ABSTRACT Generally, a company existed to fulfill human desire for goods and service. In the realization there is always an interaction between a company with their environment. At the end, an interaction

Lebih terperinci

ABSTRAK. iv Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. iv Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Sumber daya manusia (SDM) merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam suatu perusahaan selain faktor lain seperti modal. Perusahaan perlu menaruh perhatian lebih agar karyawan dapat merasa

Lebih terperinci

PENGARUH PERSEPSI KEMUDAHAN DAN PERSEPSI KEMANFAATAN TERHADAP PENGGUNAAN YOUTUBE DENGAN PENDEKATAN TAM

PENGARUH PERSEPSI KEMUDAHAN DAN PERSEPSI KEMANFAATAN TERHADAP PENGGUNAAN YOUTUBE DENGAN PENDEKATAN TAM PENGARUH PERSEPSI KEMUDAHAN DAN PERSEPSI KEMANFAATAN TERHADAP PENGGUNAAN YOUTUBE DENGAN PENDEKATAN TAM (Studi Pada Mahasiswa S1 Fakultas Ilmu Administrasi Jurusan Administrasi Bisnis Angkatan Tahun 2010/2011

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. yang harus dikelola dengan baik di samping aset-aset lainnya seperti modal,

BAB 1 PENDAHULUAN. yang harus dikelola dengan baik di samping aset-aset lainnya seperti modal, 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Karyawan dalam sebuah perusahaan merupakan salah satu aset penting yang harus dikelola dengan baik di samping aset-aset lainnya seperti modal, mesin, dan

Lebih terperinci

The Impact of Emotional Intelligence Towards Employee Performance: Empirical Study in The Transportation Division at PT. Multi Garmenjaya, Bandung

The Impact of Emotional Intelligence Towards Employee Performance: Empirical Study in The Transportation Division at PT. Multi Garmenjaya, Bandung Abstract The Impact of Emotional Intelligence Towards Employee Performance: Empirical Study in The Transportation Division at PT. Multi Garmenjaya, Bandung ABSTRACT The study investigated the relationship

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mengenai cyberlaofing meliputi definisi, tipe-tipe, dan faktor-faktor yang mempengaruhi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mengenai cyberlaofing meliputi definisi, tipe-tipe, dan faktor-faktor yang mempengaruhi BAB II TINJAUAN PUSTAKA Bab ini berisi mengenai teori yang mendasari masalah objek penelitian, yaitu teori mengenai cyberlaofing meliputi definisi, tipe-tipe, dan faktor-faktor yang mempengaruhi cyberloafing,

Lebih terperinci

PENGARUH DUKUNGAN SUPERVISOR DAN PEMBERDAYAAN TERHADAP ORGANIZATIONAL CITIZENSHIP BEHAVIOR

PENGARUH DUKUNGAN SUPERVISOR DAN PEMBERDAYAAN TERHADAP ORGANIZATIONAL CITIZENSHIP BEHAVIOR PENGARUH DUKUNGAN SUPERVISOR DAN PEMBERDAYAAN TERHADAP ORGANIZATIONAL CITIZENSHIP BEHAVIOR Tinjung Desy Nursanti; Aida Dwi Anissa Management Department, School of Business Management, BINUS University

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Berdasarkan tujuan penelitian, maka jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini bersifat deskriptif dan verifikatif. Melihat sifat penelitian ini

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. ini disajikan dengan angka-angka. Arikunto (2006) menyatakan bahwa

BAB III METODE PENELITIAN. ini disajikan dengan angka-angka. Arikunto (2006) menyatakan bahwa BAB III METODE PENELITIAN 1.1. JENIS PENELITIAN Jenis penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif, karena penelitian ini disajikan dengan angka-angka. Arikunto (2006) menyatakan bahwa penelitian kuantitatif

Lebih terperinci

PENGARUH KUALITAS PENERAPAN SIA, PEMANFAATAN DAN KEPERCAYAAN TEKNOLOGI INFORMASI PADA KINERJA KARYAWAN

PENGARUH KUALITAS PENERAPAN SIA, PEMANFAATAN DAN KEPERCAYAAN TEKNOLOGI INFORMASI PADA KINERJA KARYAWAN PENGARUH KUALITAS PENERAPAN SIA, PEMANFAATAN DAN KEPERCAYAAN TEKNOLOGI INFORMASI PADA KINERJA KARYAWAN Ni Made Ayu Ari Kasandra 1 Gede Juliarsa 2 1 Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana, Bali,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Internet Menurut (O`Brien, 2005) internet adalah jaringan komputer yang tumbuh cepat dan terdiri dari jutaan jaringan perusahaan, pendidikan, serta pemerintah yang menghubungkan

Lebih terperinci

(Studi pada karyawan SKPD kabupaten Sleman) Oleh: Nur Widayati Universitas PGRI Yogyakarta ABSTRACT

(Studi pada karyawan SKPD kabupaten Sleman) Oleh: Nur Widayati Universitas PGRI Yogyakarta ABSTRACT PENGARUH EFEKTIVITAS PENGGUNAAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI, KEPERCAYAAN TERHADAP SISTEM INFORMASI AKUNTANSI DAN KEAHLIAN PEMAKAI SISTEM INFORMASI AKUNTANSI TERHADAP KINERJA INDIVIDU (Studi pada karyawan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan teknologi internet pada saat ini dapat membantu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan teknologi internet pada saat ini dapat membantu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi internet pada saat ini dapat membantu keefektifan dan keefisienan operasional perusahaan. Penggunaan internet dalam perusahaan berubah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teknologi Internet telah banyak dimanfaatkan dalam berbagai organisasi, khususnya di dunia usaha. Internet menyediakan banyak kelebihan dalam dunia usaha, seperti tersedianya

Lebih terperinci

BAB 4. Analisis Data dan Penyajian. korelasional, dimana penelitian yang dilakukan untuk menguji hubungan antara

BAB 4. Analisis Data dan Penyajian. korelasional, dimana penelitian yang dilakukan untuk menguji hubungan antara BAB 4 Analisis Data dan Penyajian 4.1 Penyajian data penelitian Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode penelitian kuantitatif korelasional, dimana penelitian yang dilakukan untuk menguji hubungan

Lebih terperinci

Pengaruh Stres, Kepuasan, dan Komitmen Organisasional terhadap Turnover Intention pada Karyawan Telkomsel Distribution Center Kabupaten Jember

Pengaruh Stres, Kepuasan, dan Komitmen Organisasional terhadap Turnover Intention pada Karyawan Telkomsel Distribution Center Kabupaten Jember Pengaruh Stres, Kepuasan, dan Komitmen Organisasional terhadap Turnover Intention pada Karyawan Telkomsel Distribution Center Kabupaten Jember The Influence of Stress, Satisfaction, and Organizational

Lebih terperinci

PENGARUH KEADILAN TERHADAP KINERJA ANGGARAN DENGAN KEPUASAN ANGGARAN SEBAGAI VARIABEL INTERVENING. Yoshi Levina 1. Ranto P Sihombing 2.

PENGARUH KEADILAN TERHADAP KINERJA ANGGARAN DENGAN KEPUASAN ANGGARAN SEBAGAI VARIABEL INTERVENING. Yoshi Levina 1. Ranto P Sihombing 2. PENGARUH KEADILAN TERHADAP KINERJA ANGGARAN DENGAN KEPUASAN ANGGARAN SEBAGAI VARIABEL INTERVENING Yoshi Levina 1 Ranto P Sihombing 2 Abstrak Kinerja anggaran merupakan pencapaian target anggaran. Target

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Penelitian ini bersumber dari penelitian sebelumnya milik Dawn G. Eaton yang berjudul Effects of Organizational Climate on Faculty Job Satisfaction and

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 48 BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Karakteristik Responden Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer. Data dikumpulkan dan diperoleh melalui menyebar kuesioner secara langsung kepada

Lebih terperinci

PENGARUH KOMITMEN DAN KEPUASAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA LUKAS TOURS DAN TRAVEL

PENGARUH KOMITMEN DAN KEPUASAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA LUKAS TOURS DAN TRAVEL 625 PENGARUH KOMITMEN DAN KEPUASAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA LUKAS TOURS DAN TRAVEL Yusak William Suryahadi Program Manajemen Bisnis, Program Studi Manajemen, Universitas Kristen Petra Jl. Siwalankerto

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang berbeda mengenai cyberloafing (Weatherbee, 2010). Selain cyberloafing ada

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang berbeda mengenai cyberloafing (Weatherbee, 2010). Selain cyberloafing ada BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. CYBERLOAFING 1. Pengertian Cyberloafing Banyak pendekatan yang digunakan untuk menjelaskan penggunaan internet yang tidak berkaitan dengan pekerjaan dalam organisasi. Perbedaan

Lebih terperinci

BAB VI HUBUNGAN PELANGGAN

BAB VI HUBUNGAN PELANGGAN BAB VI HUBUNGAN PELANGGAN Agar mendapat keuntungan, suatu perusahaan harus menciptakan hubungan yang menguntungkan dengan pelanggan mereka. Untuk mencapai hal ini, pertama perusahaan harus mengidentifikasi

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci : insentif, kepuasan kerja, komitmen organisasional dan motivasi kerja. ABSTRACT

ABSTRAK. Kata kunci : insentif, kepuasan kerja, komitmen organisasional dan motivasi kerja. ABSTRACT 1 ABSTRAK Istilah insentif yang digunakan dalam penelitian ini adalah sejauh mana insentif dapat memotivasi anggota organisasi (karyawan) untuk mencapai tujuan organisasi (perusahaan). Tujuan dari penelitian

Lebih terperinci

PEMASARAN ONLINE (Manfaat, Keuntungan & Cara Kerjanya)

PEMASARAN ONLINE (Manfaat, Keuntungan & Cara Kerjanya) PEMASARAN ONLINE (Manfaat, Keuntungan & Cara Kerjanya) PEMASARAN ONLINE FOR X SMK Copyriht by : Rio Widyatmoko,A.Md.Kom MANFAAT PEMASARAN ONLINE MANFAAT PEMASARAN ONLINE a. Melakukan perubahan dengan cepat.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teknologi informasi saat ini berkembang dengan sangat pesat. Pemanfaatan teknologi informasi sudah menjadi hal yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan sehari-hari.

Lebih terperinci

1 BAB IV HASIL PENELITIAN & PEMBAHASAN

1 BAB IV HASIL PENELITIAN & PEMBAHASAN 1 BAB IV HASIL PENELITIAN & PEMBAHASAN 1.1 Gambaran Umum Objek dan Subjek Penelitian 1.1.1 Gambaran Objek Penelitian Objek penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah situs jual beli online Bukalapak.com.

Lebih terperinci

Adelia Lukyta Arumsari 1 I Ketut Budiartha 2 ABSTRAK ABSTRACT

Adelia Lukyta Arumsari 1 I Ketut Budiartha 2 ABSTRAK ABSTRACT ISSN : 2337-3067 E-Jurnal Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana 5.8 (2016): 2297-2304 PENGARUH PROFESIONALISME AUDITOR, INDEPENDENSI AUDITOR, ETIKA PROFESI, BUDAYA ORGANISASI, DAN GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Teknologi informasi merupakan istilah yang umum digunakan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Teknologi informasi merupakan istilah yang umum digunakan untuk BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Teknologi informasi merupakan istilah yang umum digunakan untuk menjelaskan mengenai berbagai macam teknologi yang dapat membantu manusia dalam membuat, menyusun,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkembang pesat dibandingkan dengan waktu waktu sebelumnya, misalnya

BAB I PENDAHULUAN. berkembang pesat dibandingkan dengan waktu waktu sebelumnya, misalnya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi yang terjadi sekarang ini sudah sangat berkembang pesat dibandingkan dengan waktu waktu sebelumnya, misalnya yang terdapat pada bidang

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK (UKM) merupakan institusi pendidikan. Salah satu faktor yang menentukan keberhasilan UKM dalam persaingan global adalah sumber daya manusia (SDM). SDM berhubungan dengan kondisi internal dan eksternal.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Kepuasan kerja merupakan salah satu masalah yang penting dan paling

BAB 1 PENDAHULUAN. Kepuasan kerja merupakan salah satu masalah yang penting dan paling BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Kepuasan kerja merupakan salah satu masalah yang penting dan paling banyak diteliti dalam bidang perilaku organisasi. Hal ini dikarenakan kepuasan kerja

Lebih terperinci

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA BERPIKIR, DAN HIPOTESIS

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA BERPIKIR, DAN HIPOTESIS BAB 2 KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA BERPIKIR, DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Internet Menurut (Turban & Rainer, 2009, p. 402), internet adalah jaringan global (wide-area network) yang menghubungkan

Lebih terperinci

Hubungan antara Self-esteem dan Self-esteem dengan Internet Addiction. May Rauli Simamora (13/359560/PPS/02841)

Hubungan antara Self-esteem dan Self-esteem dengan Internet Addiction. May Rauli Simamora (13/359560/PPS/02841) Hubungan antara Self-esteem dan Self-esteem dengan Internet Addiction May Rauli Simamora (13/359560/PPS/02841) Tujuan mini riset online ini adalah untuk mengetahui hubungan antara self-esteem dan self-control

Lebih terperinci

BAB 4. HASIL dan PEMBAHASAN. Pada tanggal 26 Juni 2005 J.Co Donuts hadir dengan berbagai varian donatnya. J.Co

BAB 4. HASIL dan PEMBAHASAN. Pada tanggal 26 Juni 2005 J.Co Donuts hadir dengan berbagai varian donatnya. J.Co BAB 4 HASIL dan PEMBAHASAN 4.1. Profil Perusahaan Pada tanggal 26 Juni 2005 J.Co Donuts hadir dengan berbagai varian donatnya. J.Co merupakan salah satu merek produk yang fenomenal di pasar. Yang menarik

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dan menjawab hipotesis penelitian yang diajukan.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dan menjawab hipotesis penelitian yang diajukan. 53 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bab IV ini akan disajikan gambaran data penelitian yang didapat dari hasil jawaban responden, proses pengolahan data dan analisis hasil pengolahan data tersebut.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan Industri Pulp dan Paper maupun Packaging di Indonesia semakin maju Industri pulp dan kertas Indonesia memiliki potensi besar untuk terus berkembang, Hal

Lebih terperinci

Abstrak. Abstract. Agnes Aroma Pratiguna 1), Marchaban 1) dan Edi Prasetyo Nugroho 2)

Abstrak. Abstract. Agnes Aroma Pratiguna 1), Marchaban 1) dan Edi Prasetyo Nugroho 2) Pengaruh Gaya Kepemimpinan terhadap Produktivitas Kerja dengan Faktor Pemediasi Motivasi dan Kemampuan Kerja Karyawan di Dinas Kesehatan Kabupaten Klaten The Influence of Leadership Style to Working Productivity

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang secara signifikan berlangsung dengan cepat khususnya teknologi internet.

BAB I PENDAHULUAN. yang secara signifikan berlangsung dengan cepat khususnya teknologi internet. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi informasi telah menyebabkan perubahan sosial yang secara signifikan berlangsung dengan cepat khususnya teknologi internet. Ditengah perkembangan

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata Kunci: carbon accounting, akuntansi manajemen lingkungan, kinerja managerial, dan kinerja perusahaan. vii. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Kata Kunci: carbon accounting, akuntansi manajemen lingkungan, kinerja managerial, dan kinerja perusahaan. vii. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk meneliti pengaruh carbon accounting terhadap kinerja perusahaan dan kinerja managerial apakah sudah diterapkan di perusahaan di Indonesia atau belum dan apabila sudah

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. 1. Definisi Employee Engagement Definisi mengenai engagement saat ini masih belum jelas, istilah

BAB II LANDASAN TEORI. 1. Definisi Employee Engagement Definisi mengenai engagement saat ini masih belum jelas, istilah BAB II LANDASAN TEORI A. Employee Engagement 1. Definisi Employee Engagement Definisi mengenai engagement saat ini masih belum jelas, istilah engagement pertama kali digunakan dalam setting pekerjaan,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Instrumen dan Responden Data dikumpulkan melalui kuesioner seperti terlampir dalam lampiran A. Kuesioner tersebut terbagi dalam dua bagian. Di bagian pertama,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ketika akan memutuskan untuk memiliki suatu produk. Keputusan itu akan

BAB I PENDAHULUAN. ketika akan memutuskan untuk memiliki suatu produk. Keputusan itu akan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bagi seorang konsumen niat beli terhadap suatu produk muncul dari sebuah keinginan yang disebabkan oleh dampak dari suatu proses pengamatan dan pembelajaran, apabila

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata Kunci : partisipasi penyusunan anggaran, kinerja manajerial, komitmen organisasi, dan gaya kepemimpinan. viii

ABSTRAK. Kata Kunci : partisipasi penyusunan anggaran, kinerja manajerial, komitmen organisasi, dan gaya kepemimpinan. viii ABSTRAK Penelitian ini meneliti pengaruh komitmen organisasi dan gaya kepemimpinan terhadap hubungan antara partisipasi penyusunan anggaran dan kinerja manajerial. Pentingnya penelitian ini dilakukan karena

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. menguraikan sejauh mana kualitas website mempengaruhi kepuasan pengguna.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. menguraikan sejauh mana kualitas website mempengaruhi kepuasan pengguna. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Hasil Penelitian 4.1.1 Karakteristik Responden Penelitian ini menggunakan 100 responden yang digunakan untuk menguraikan sejauh mana kualitas website

Lebih terperinci

PENGARUH KOMPENSASI, IKLIM KERJA, DAN KARAKTERISTIK PEKERJAAN TERHADAP KEPUASAN KERJA KARYAWAN PADA PT. KUDUS KARYA PRIMA

PENGARUH KOMPENSASI, IKLIM KERJA, DAN KARAKTERISTIK PEKERJAAN TERHADAP KEPUASAN KERJA KARYAWAN PADA PT. KUDUS KARYA PRIMA 1 PENGARUH KOMPENSASI, IKLIM KERJA, DAN KARAKTERISTIK PEKERJAAN TERHADAP KEPUASAN KERJA KARYAWAN PADA PT. KUDUS KARYA PRIMA Skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan jenjang pendidikan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Online shop atau Toko online adalah sebuah toko yang menjual barang-barang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Online shop atau Toko online adalah sebuah toko yang menjual barang-barang BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Obyek/Subyek Penelitian 1. Gambaran Obyek Penelitian Obyek pada penelitian ini adalah produk fashion pada online shop. Online shop atau Toko online

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Landasan Teori Dalam landasan teori ini akan dibahas tentang teori-teori yang berkaitan dengan penelitian secara terperinci. Teori yang akan dibahas sebagai berikut: 2.1.1. Electronic

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS BAB IV HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS A. Gambaran Umum Subyek Penelitian Pengambilan data dalam penelitian ini menggunakan karyawan Koperasi Prima Mandiri Pati. Penentuan jenis populasi ini didasarkan atas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Promosi merupakan salah satu atribut penting dari marketing mix. Belch (2004)

BAB I PENDAHULUAN. Promosi merupakan salah satu atribut penting dari marketing mix. Belch (2004) BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Promosi merupakan salah satu atribut penting dari marketing mix. Belch (2004) mendefinisikan promosi sebagai koordinasi dari semua cara penjual untuk menginformasikan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. Teori yang menghubungkan konsep kepuasan kerja dengan keadilan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. Teori yang menghubungkan konsep kepuasan kerja dengan keadilan BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Teori Keadilan Teori yang menghubungkan konsep kepuasan kerja dengan keadilan organisasi yang cukup di kenal menurut Rivai (2004) adalah

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Perkembangan dunia informasi dan teknologi berdampak pada keputusan

I. PENDAHULUAN. Perkembangan dunia informasi dan teknologi berdampak pada keputusan I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dunia informasi dan teknologi berdampak pada keputusan pembelian, misalnya ketika konsumen mencari informasi tentang produk yang akan dibeli. Dulu, konsumen

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Badan Usaha Milik Negara atau BUMN merupakan badan usaha yang seluruhnya atau sebagian besar modalnya dimiliki oleh negara melalui penyertaan secara langsung yang berasal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan ini didukung dengan berkembangnya jaringan internet di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan ini didukung dengan berkembangnya jaringan internet di Indonesia 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan pada media teknologi berkembang dengan sangat pesat. Kemajuan ini didukung dengan berkembangnya jaringan internet di Indonesia dari kota besar hingga

Lebih terperinci

PENGARUH PELATIHAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN DIVISI SUMBER DAYA MANUSIA DI HOTEL BOROBUDUR JAKARTA

PENGARUH PELATIHAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN DIVISI SUMBER DAYA MANUSIA DI HOTEL BOROBUDUR JAKARTA PENGARUH PELATIHAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN DIVISI SUMBER DAYA MANUSIA DI HOTEL BOROBUDUR JAKARTA Felicia Universitas Bina Nusantara, Jl. Kebon Jeruk Raya No. 7, felicia_fc@ymail.com Agung Gita Subakti,

Lebih terperinci

Chapter 12. Ocvita Ardhiani Komunikasi Multimedia

Chapter 12. Ocvita Ardhiani Komunikasi Multimedia Chapter 12 Ocvita Ardhiani Komunikasi Multimedia Pengertian Media Sosial Medsos bisa dikatakan sebagai sebuah media online, di mana para penggunanya (user) melalui aplikasi berbasis internet dapat berbagi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bisnis bergerak sangat dinamis, serta mempunyai ketidakpastian yang besar. Oleh

BAB I PENDAHULUAN. bisnis bergerak sangat dinamis, serta mempunyai ketidakpastian yang besar. Oleh BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persaingan bisnis di jaman modern dan cepat menuntut perusahaan harus dapat bersikap dan bertindak dengan tepat, hal ini disebabkan karena lingkungan bisnis bergerak

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Analisis Statistik Deskriptif Responden Penelitian ini melibatkan para pemakai sistem informasi akuntansi (SIA) pada sakter Direktorat Bandar Udara Kementerian Perhubungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sektor pariwisata sebagai leading sector. Hal ini menyebabkan sektor-sektor yang

BAB I PENDAHULUAN. sektor pariwisata sebagai leading sector. Hal ini menyebabkan sektor-sektor yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Struktur perekonomian daerah Bali mempunyai karakteristik yang unik, dimana pilar-pilar ekonomi dibangun lewat keunggulan komparatif pada industri sektor pariwisata

Lebih terperinci

Faktor-Faktor Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Pengaruhnya Terhadap Kinerja Individual (Studi pada PDAM Kota Malang) Oleh : Bangun Kinarwanto

Faktor-Faktor Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Pengaruhnya Terhadap Kinerja Individual (Studi pada PDAM Kota Malang) Oleh : Bangun Kinarwanto Faktor-Faktor Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Pengaruhnya Terhadap Kinerja Individual (Studi pada PDAM Kota Malang) Oleh : Bangun Kinarwanto Dosen Pembimbing: Lutfi Harris M.Ak, Ak. Abstrak Penelitian

Lebih terperinci

PENGARUH ELECTRONIC-WORD-OF-MOUTH TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN KONSUMEN YANG MENGIKUTI AKUN KULINER DI INSTAGRAM ABSTRAK

PENGARUH ELECTRONIC-WORD-OF-MOUTH TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN KONSUMEN YANG MENGIKUTI AKUN KULINER DI INSTAGRAM ABSTRAK PENGARUH ELECTRONIC-WORD-OF-MOUTH TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN KONSUMEN YANG MENGIKUTI AKUN KULINER DI INSTAGRAM ABSTRAK Pertumbuhan dalam jejaring sosial online yang berjumlah besar telah memperluas potensi

Lebih terperinci

HARGA DIRI, ORIENTASI KONTROL, DAN KEPUASAN KERJA KARYAWAN

HARGA DIRI, ORIENTASI KONTROL, DAN KEPUASAN KERJA KARYAWAN HARGA DIRI, ORIENTASI KONTROL, DAN KEPUASAN KERJA KARYAWAN Andri 1 Lieke E.M. Waluyo 2 1,2 Fakultas Psikologi Universitas Gunadarma Jl. Margonda Raya No. 100 Depok 16424, Jawa Barat 2 andric@minamas.co.id

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan ekonomi Indonesia saat ini berada pada pasar berkembang Asia. Hal ini dapat dilihat dengan masuknya pasar AFTA (ASEAN Free Trade Area) dan MEA (Masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Perkembangan bisnis daring (online) semakin pesat seiring dengan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Perkembangan bisnis daring (online) semakin pesat seiring dengan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan bisnis daring (online) semakin pesat seiring dengan bertambahnya pengguna internet. Survei yang dilakukan oleh Asosiasi Penyelenggara Jaringan Internet

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Obyek Penelitian Objek penelitian adalah suatu bentuk populasi yang berada dalam letak geografis tertentu dengan karakteristik yang sesuai dengan penelitian yang akan

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Desain penelitian Desain penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah desain penelitian asosiatif, dengan penelitian survei yang bersifat menjelaskan hubungan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Rancangan Penelitian. Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Rancangan Penelitian. Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah 23 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pengujian hipotesis, yaitu untuk menguji hipotesis yang umumnya menjelaskan tentang

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH SISTEM KOMPENSASI, KEPUASAN KERJA KARYAWAN DAN STRESS KERJA KARYAWAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PT. VALVEINDO TEKNIK PRATAMA

ANALISIS PENGARUH SISTEM KOMPENSASI, KEPUASAN KERJA KARYAWAN DAN STRESS KERJA KARYAWAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PT. VALVEINDO TEKNIK PRATAMA ANALISIS PENGARUH SISTEM KOMPENSASI, KEPUASAN KERJA KARYAWAN DAN STRESS KERJA KARYAWAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PT. VALVEINDO TEKNIK PRATAMA Dwi Putra Sugianto Mahasiswa Jurusan Manajemen Universitas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Pendahuluan Bagian ini membahas jenis dan sumber data, kerangka sampel, teknik pengumpulan data, definisi operasional, teknik pengujian dan pengukuran instrument penelitian,

Lebih terperinci

ANALISA PENGARUH MOTIVASI, KEPUASAN KERJA, DAN KEPEMIMPINAN TERHADAP KOMITMEN ORGANISASI DI RESTORAN PAVILLION J.W.

ANALISA PENGARUH MOTIVASI, KEPUASAN KERJA, DAN KEPEMIMPINAN TERHADAP KOMITMEN ORGANISASI DI RESTORAN PAVILLION J.W. ANALISA PENGARUH MOTIVASI, KEPUASAN KERJA, DAN KEPEMIMPINAN TERHADAP KOMITMEN ORGANISASI DI RESTORAN PAVILLION J.W. MARRIOTT SURABAYA Inggrid Tanuwijaya, Danny Wu Pramudistya Manajemen Perhotelan,, Surabaya,

Lebih terperinci

TESIS Diajukan sebagai salah satu syarat Memperoleh derajat S-2 Magister Sains Akuntansi

TESIS Diajukan sebagai salah satu syarat Memperoleh derajat S-2 Magister Sains Akuntansi HUBUNGAN ANTARA KEADILAN PROSEDURAL DAN KINERJA MANAJERIAL DENGAN PARTISIPASI ANGGARAN SEBAGAI VARIABEL INTERVENING (Penelitian terhadap Manajer Perusahaan Manufaktur di Jawa Tengah) TESIS Diajukan sebagai

Lebih terperinci

The Impact of The Differences Quality Leader-Member Exchange on The Job Satisfaction in APD PT PLN Distribution West Java and Banten

The Impact of The Differences Quality Leader-Member Exchange on The Job Satisfaction in APD PT PLN Distribution West Java and Banten The Impact of The Differences Quality Leader-Member Exchange on The Job Satisfaction in APD PT PLN Distribution West Java and Banten Intan Nur Permata Sari Management Department of Economics Faculty Maranatha

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. fungsi standar menjadi hadirnya sebuah telepon seluler pintar atau smartphone

BAB I PENDAHULUAN. fungsi standar menjadi hadirnya sebuah telepon seluler pintar atau smartphone BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Industri telekomunikasi nasional saat ini ditandai dengan tiga tren utama (APJII, 2013). Pertama, tergesernya fitur telepon genggam atau ponsel dengan fungsi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan dijelaskan gambaran umum penelitian hasil uji validitas dan realibilitas, statistik deskriptif tiap variabel, uji asumsi klasik, pengujian hipotesis dan pembahasan

Lebih terperinci

Pengaruh Kompensasi Dan Motivasi Terhadap Kepuasan Dan Kinerja Karyawan Pada Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kabupaten Lumajang

Pengaruh Kompensasi Dan Motivasi Terhadap Kepuasan Dan Kinerja Karyawan Pada Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kabupaten Lumajang Pengaruh Kompensasi Dan Motivasi Terhadap Kepuasan Dan Kinerja Karyawan Pada Lumajang (The Influence Of Compensation And Motivation On The Job Satisfaction And Employees Performance Of Perusahaan Daerah

Lebih terperinci

vii Universitas Kristen Maranatha

vii Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Komitmen organisasional merupakan faktor penting bagi setiap karyawan agar dapat loyal pada suatu perusahaan. Perusahaan yang memiliki karyawan yang berkomitmen terhadap perusahaannya akan dapat

Lebih terperinci

Abstrak. Universitas Kristen Maranatha

Abstrak. Universitas Kristen Maranatha Abstrak Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui gambaran kepuasan kerja pada karyawan bagian produksi CV X Bandung, dengan menggunakan metode studi deskriptif terhadap 42 orang karyawan bagian produksi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. baru memberikan serangkaian kemampuan yang sama sekali baru ke tangan

BAB I PENDAHULUAN. baru memberikan serangkaian kemampuan yang sama sekali baru ke tangan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pergeseran perekonomian dari perekonomian tradisonal ke perekonomian baru memberikan serangkaian kemampuan yang sama sekali baru ke tangan konsumen dan pelaku bisnis.

Lebih terperinci

BAB 3 LANDASAN TEORI

BAB 3 LANDASAN TEORI BAB 3 LANDASAN TEORI 3.1 Belanja Online Belanja online (online shopping) adalah proses dimana konsumen secara langsung membeli barang-barang, jasa dan lain-lain dari seorang penjual secara interaktif dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan bisnis melalui media elektronik. Salah satu bentuk e-business yang

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan bisnis melalui media elektronik. Salah satu bentuk e-business yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang sangat cepat di seluruh dunia membuka peluang bagi para pelaku usaha untuk mengembangkan kegiatan bisnis

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sistem Informasi Desa dan Kawasan merupakan suatu usaha untuk menyajikan informasi yang akurat, tepat waktu dan sesuai kebutuhan guna menunjang proses pembangunan

Lebih terperinci

1. BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

1. BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teknologi informasi menjadi ciri khas pada era globalisasi saat ini. Perkembangan sistem informasi saat ini sangat pesat khusunya dalam urusan bisnis manusia. Terlebih

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR ISI. Universitas Kristen Maranatha DAFTAR ISI Halaman JUDUL SKRIPSI...i SURAT PENGESAHAN SKRIPSI...ii SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI...iii KATA PENGANTAR...iv DAFTAR ISI...vi DAFTAR GAMBAR...ix DAFTAR TABEL...x ABSTRACT...xi INTISARI...xii

Lebih terperinci