BAB I PENDAHULUAN. kemudahan dalam kehidupan (Ozler & Polat, 2012). Kini telah banyak
|
|
- Lanny Lesmono
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Perkembangan internet telah memberi berbagai keuntungan dan kemudahan dalam kehidupan (Ozler & Polat, 2012). Kini telah banyak perusahaan yang menyediakan layanan internet di kantor untuk kegiatan operasional. Internet menjadi bagian penting dalam membantu jalannya aktivitas bisnis karena internet dapat memudahkan komunikasi perusahaan dengan pelanggan dalam hitungan detik. Selain itu, pihak perusahaan juga dapat mengakses informasi dengan cepat, misalnya melacak pengiriman produk. Tidak hanya itu, perusahaan juga dapat dikelola dari jarak jauh hanya melalui internet (Herlianto, 2012). Selain untuk bisnis dan operasi perusahaan, dalam dunia pendidikan, internet juga dapat menjadi sumber informasi yang dapat digunakan oleh pendidik maupun anak didik (Sharma & Maleyeff, 2003). Pemanfaatan internet menjadi hal yang dianggap perlu dalam aktivitas akademik sehingga beberapa institusi pendidikan juga telah menyediakan akses internet. Akses internet dapat dimanfaatkan oleh para guru sebagai alat yang mendukung proses belajar mengajar di kelas (Santrock, 2004). Dengan adanya sumber daya yang telah disediakan oleh perusahaan, diharapkan karyawan dapat menghasilkan kinerja yang lebih baik. Namun 1
2 2 mudahnya akses internet untuk karyawan justru meningkatkan kecenderungan karyawan terhadap penggunaan internet untuk hiburan dan hal diluar pekerjaan (Greengard, 2002). Survei di Amerika Serikat menunjukkan bahwa karyawan menghabiskan rata-rata 1.8 jam setiap hari untuk aktivitas yang tidak berhubungan dengan pekerjaan, yang mana sebagian besar adalah dilakukan dengan internet (Malachowski, 2006). Penelitian oleh Griffiths di tahun 2003, menemukan bahwa 59% karyawan menggunakan internet di tempat kerjanya untuk hal yang tidak berhubungan dengan pekerjaannya. Penelitian serupa oleh Kansas State University menemukan bahwa 60% - 80% pengguna internet pada awal tahun 2013 tidak menggunakan internet untuk hal yang berkaitan dengan pekerjaan (Walter, 2013). Sedangkan Greenfield & Davis (2002) menemukan bahwa karyawan menggunakan internet untuk keperluan pribadi sekitar 3 jam per minggu hingga 2.5 jam per hari (Mills, Hu, Beldona, & Clay, 2001). Penggunaan internet oleh karyawan untuk hal pribadi ini disebut cyberloafing. Cyberloafing merupakan aktivitas menggunakan internet untuk keperluan non-bisnis pada jam kerja menggunakan sumber daya perusahaan (Block, 2001). Cyberloafing merupakan cara yang paling banyak dilakukan karyawan untuk menghabiskan waktunya di kantor (Malachowski, 2005). Kapanpun karyawan menghabiskan waktu dengan internet untuk sesuatu yang tidak berhubungan dengan pekerjaan dapat disebut dengan cyber-slacking atau cyberloafing (Ugrin, Pearson, & Odom, 2008).
3 3 Cyberloafing adalah bentuk deviant workplace behavior atau perilaku penyimpangan di tempat kerja (Lim, 2002). Dampak negatif cyberloafing bagi perusahaan yaitu karyawan dapat melalaikan kewajiban dalam melaksanakan tugas perusahaan karena aktivitas seperti browsing dan ing yang dilakukan pada jam kerja menyebabkan penggunaan waktu yang tidak produktif dan mengalihkan perhatian karyawan dari penyelesaian tuntutan pekerjaan (Lim & Chen, 2012). Aktivitas ini mempengaruhi kinerja karyawan karena menghambat karyawan dalam menyelesaikan tugasnya. Cyberloafing berbeda dengan bentuk kemalasan kerja lainnya (misalnya: terlambat masuk kerja, makan siang yang terlalu lama) karena cyberloafing dapat dilakukan kapan saja oleh karyawan tanpa harus meninggalkan tempat. Mastrangelo, Everton dan Jolton (2006) menyatakan bahwa sebagai perilaku penyimpangan di tempat kerja, cyberloafing terdiri atas penggunaan komputer yang non-productive dan counter-productive. Penggunaan komputer yang non-productive muncul saat karyawan memakai komputer selama jam kerja untuk aktivitas yang tidak produktif, namun tidak membahayakan perusahaan misalnya berbelanja, chatting, dan bermain game. Penggunaan komputer yang counter-productive muncul saat seorang karyawan menunjukkan perilaku yang dapat menyebabkan konflik dengan tujuan perusahaan seperti menyebarkan atau mengunduh hal berbau pornografi, membuat virus atau bahkan mengedarkan obat-obatan terlarang. Kedua hal ini sama-sama merugikan bagi perusahaan (Askew, 2009).
4 4 Tidak hanya terjadi pada karyawan-karyawan yang bekerja di perusahaan secara umum, kegiatan menggunakan internet untuk keperluan pribadi pada saat bekerja juga terjadi di bidang akademis. Page (2010) menemukan bahwa dari 320 guru yang menjadi subjek penelitian di Inggris, setidaknya 73.8% menggunakan internet untuk keperluan yang tidak berhubungan dengan pelajaran. Menurut Kurniawati (2012), selain untuk membantu pengajar dalam kelas, para pengajar juga menggunakan fasilitas internet untuk aktivitas pribadi pada saat jam pelajaran sedang berlangsung sehingga hal tersebut mempengaruhi efektivitas proses belajar. Bennett dan Robinson (2000) membagi perilaku penyimpangan di tempat kerja menjadi dua jenis, yaitu perilaku yang merugikan perusahaan secara langsung dan perilaku yang merugikan individu-individu terkait dalam perusahaan. Pada institusi pendidikan, cyberloafing yang dilakukan oleh pendidik tidak hanya berpotensi merugikan murid-murid, namun juga institusi yang bersangkutan. Cyberloafing pada guru cukup serius karena dapat mengurangi produktivitas dalam hal pembelajaran siswa (Page, 2010). Dalam penelitiannya pada sebuah universitas negeri di Spanyol, Zoghbi-Manrique-de-Lara (2012) menemukan hubungan negatif antara aktivitas cyberloafing dengan kepuasan mahasiswa terhadap layanan pengajaran oleh dosen. Hal ini disebabkan dosen kurang memanfaatkan waktu mengajar dengan baik karena melakukan cyberloafing. Selain itu, cyberloafing yang dilakukan oleh dosen di dalam kelas juga berdampak pada persepsi mahasiswa terhadap dosen tersebut serta menyebabkan penurunan
5 5 produktivitas karena mengganggu proses belajar mengajar. Penelitian tersebut juga menemukan bahwa dosen menganggap aktivitas cyberloafing dan kemalasan kerja sebagai dua hal berbeda yaitu bahwa cyberloafing lebih ringan apabila dibandingkan dengan kemalasan kerja pada umumnya. Cyberloafing merupakan withdrawal behavior, yang merupakan salah satu bentuk perilaku penyimpangan di tempat kerja. Withdrawal adalah perilaku karyawan yang mengurangi durasi kerja sehingga waktu kerjanya lebih singkat dari harapan organisasi (Spector, Fox, Penney, Bruursema, Goh & Kessler, 2006). Seperti perilaku withdrawal, aktivitas cyberloafing juga menghabiskan waktu kerja karyawan layaknya absen, keterlambatan, dan perpanjangan waktu istirahat. Pekerjaan yang menciptakan emosi negatif selama bekerja dapat menjadi penyebab karyawan melakukan withdrawal. Askew (2009) menunjukkan korelasi antara kebosanan kerja dengan cyberloafing sebagai withdrawal behavior yaitu cyberloafing merupakan aktivitas yang dilakukan karyawan untuk melarikan diri dari kebosanan selama bekerja. Berbagai hal dapat menyebabkan munculnya emosi negatif di lingkungan kerja. Salah satu faktor tersebut adalah job demand. Pekerjaan yang monoton dan berulang-ulang, penggunaan skill kerja yang rendah dan mental underload adalah salah satu penyebab kebosanan kerja (Schaufeli & Salanova, 2014). Menurut Reijseger, Schaufeli, Peeters, Taris, Beek, dan Ouweneel (2013) kebosanan kerja muncul saat tugas yang diberikan tidak menantang dan tidak bervariasi. Terlebih lagi, kebosanan kerja berkorelasi
6 6 dengan tingkat tuntutan kerja dan sumber daya kerja yang rendah. Selain itu, karyawan dengan beban kerja yang rendah hampir selalu membagi perhatiannya yaitu berusaha memperhatikan pekerjaan tetapi sambil melakukan beberapa hal sekaligus. Karyawan terdistraksi pada sebagian besar waktu kerjanya dan menggunakan waktu kerja seminimal mungkin dalam memperhatikan pekerjaan (Hart, 2010). Menurut Bakker & Demerouti (2007) job demand adalah aspek fisik, psikologis, sosial atau organisasional dari pekerjaan yang membutuhkan usaha fisik dan/atau psikologis (kognitif dan emosional) yang terus menerus atau skill yang berasosiasi dengan biaya fisiologis dan psikologis tertentu. Banyak penelitian yang telah meneliti hubungan job demand dengan stres, kesehatan fisik, serta kesejahteraan karyawan (Schaufeli & Bakker, 2004; Anwarsyah, Salendu & Radikun 2012). Namun masih sangat sedikit literatur yang meneliti mengenai efek job demand yang rendah pada karyawan. Pucca Learning Center Medan merupakan sebuah kursus yang menjadi subjek penelitian yang memberikan bimbingan bahasa Inggris bagi anak PAUD hingga SMA. Rencana pembelajaran berfokus pada penguasaan materi sehingga suatu materi dapat diajarkan hingga beberapa pertemuan sesuai dengan agenda topik pengajaran. Pada kursus ini, setiap kelas berjumlah maksimal enam orang siswa yang dibimbing oleh seorang guru selama 90 menit. Kursus ini menyediakan akses internet untuk staff dan guru serta mengizinkan para guru untuk menciptakan strategi pembelajaran yang efektif menggunakan internet di dalam kelas sekalipun. Namun, pimpinan Pucca
7 Learning Center Medan mengeluhkan pemborosan akses internet yang disediakan untuk staff yang dilakukan oleh para guru tanpa bentuk nyata dari pembelajaran menggunakan internet. Hal ini sesuai dengan penuturan beliau: Unlimited internetnya, tapi kalau habis kuota kan jadi lambat, kadang staff saya mau pake internet pun lambat. Gak apa-apa kalau mau searching, memang murid suka minta buatkan PR lah atau tanya-tanya pelajaran sekolah, tapi gak tahu juga itu dipakai untuk murid atau apa, takutnya asik sendiri jadi lupa sama murid terus murid ngadu ke orang tua. (Wawancara personal, 2015) Selain itu, beliau juga berpendapat bahwa cyberloafing oleh para guru beresiko merusak citra sekolah apabila pihak luar seperti orang tua murid mendapati proses mengajar yang tidak efektif tersebut ataupun terjadi penurunan kualitas pengajaran dari para guru. Namanya juga orang tua, nanti kalo mereka liat guru BBM-an di kelas, kita yang kena. Apalagi kalau nilai anaknya jelek, bisa-bisa dibilang karena gurunya gak professional kan. (Wawancara personal, 2015) Job demand mempengaruhi perilaku kerja seseorang. Schaufeli dan Bakker (2004) menemukan bahwa job demand berhubungan dengan beragam counter-productive behavior. Ketika suatu pekerjaan terlalu menguras energi fisik dan psikologis, atau justru tidak sama sekali, akan terjadi perilaku yang tidak produktif. Blanchard dan Henle (2008b) menduga bahwa karyawan dengan job demand yang rendah dapat melakukan cyberloafing karena karyawan tidak memiliki tugas yang memadai sehingga cyberloafing menjadi suatu cara untuk menghabiskan waktunya saat bekerja. Hal ini didukung oleh penelitian Venkatraman (2008) yang menemukan adanya hubungan antara 7
8 8 persepsi seseorang atas waktu senggang yang dimilikinya selama bekerja dengan cyberloafing. Berdasarkan pemaparan diatas, peneliti tertarik untuk meneliti mengenai hubungan antara job demand dengan cyberloafing pada Pucca Learning Center Medan. Hal itu dikarenakan fenomena cyberloafing yang mulai banyak terjadi pada dunia pendidikan terjadi salah satunya pada populasi yang diteliti. Penelitian ini sangat penting karena terjadinya cyberloafing di dunia akademis sangat berdampak pada kualitas pendidikan. B. RUMUSAN MASALAH Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka dapat dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut: Apakah terdapat hubungan antara job demand dengan cyberloafing? C. TUJUAN PENELITIAN Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara job demand dengan cyberloafing. D. MANFAAT PENELITIAN 1. Manfaat Teoritis a. Memberi sumbangan ilmiah pada perkembangan psikologi industri dan organisasi serta menambah pengetahuan dan pemahaman mengenai cyberloafing khususnya yang berkaitan dengan job demand.
9 9 b. Memperkaya sumber kepustakaan dan dijadikan sebagai bahan referensi teoritis dan empiris yang dapat menjadi penunjang untuk penelitian di masa yang akan datang. 2. Manfaat Praktis Bagi pemilik kursus, dapat mengetahui tingkat job demand dan cyberloafing pada karyawan sehingga dapat menentukan job demand yang sesuai untuk para guru dan mengurangi resiko cyberloafing pada kursus. E. SISTEMATIKA PENULISAN Sistematika penulisan proposal ini adalah: Bab I: PENDAHULUAN Bab ini berisi penjelasan mengenai latar belakang permasalahan penelitian, perumusan masalah penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penulisan mengenai hubungan job demand dengan cyberloafing. Disini digambarkan tentang fenomena dan hasil penelitian sebelumnya mengenai job demand dan cyberloafing. Bab II: LANDASAN TEORI Bab ini berisi teori-teori yang digunakan sebagai teori variabel penelitian, yaitu teori job demand dan cyberloafing. Bab ini juga mengemukakan hipotesa sebagai jawaban sementara terhadap masalah penelitian yang menjelaskan hubungan job demand dengan cyberloafing.
10 10 Bab III: METODE PENELITIAN Bab ini berisi penjelasan mengenai metode penelitian yang menguraikan identifikasi variabel, definisi operasional, populasi, sampel dan metode pengambilan sampel, metode pengumpulan data, validitas dan realibilitas penelitian, dan metode analisis data. Bab IV: ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN Bab ini berisi gambaran umum subjek penelitian, hasil penelitian yang disertai dengan interpretasi, hasil penelitian tambahan yang didapat dan pembahasan mengenai kesesuaian maupun ketidaksesuaian antara data penelitian yang diperoleh dengan data yang telah dikumpulkan. Bab V: KESIMPULAN DAN SARAN Bab ini berisi uraian kesimpulan yang menjadi jawaban permasalahan yang diungkapkan berdasarkan hasil penelitian dan saran penelitian yang meliputi saran praktis dan saran untuk penelitian selanjutnya.
BAB I PENDAHULUAN. Saat ini kita hidup dalam ekonomi global, perkembangan yang terjadi dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Saat ini kita hidup dalam ekonomi global, perkembangan yang terjadi dalam ekonomi dunia semakin lama, berlangsung semakin cepat sejalan dengan semakin lajunya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. digunakan oleh para akademisi untuk memudahkan pertukaran data dan informasi.
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Perkembangan internet saat ini semakin pesat. Sejak pertama kali diperkenalkan sampai saat ini pengguna internet terus meningkat. Pada tahun 1997 pengguna internet diperkirakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Teknologi informasi merupakan istilah yang umum digunakan untuk
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Teknologi informasi merupakan istilah yang umum digunakan untuk menjelaskan mengenai berbagai macam teknologi yang dapat membantu manusia dalam membuat, menyusun,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia, 2008). Melalui internet, orang-orang dapat mengakses informasi dengan
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Kemajuan ilmu pengetahuan yang sangat pesat dibidang teknologi dan informasi memberikan kemudahan bagi manusia untuk melakukan aktivitas seharihari. Salah satu bentuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan teknologi internet pada saat ini dapat membantu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi internet pada saat ini dapat membantu keefektifan dan keefisienan operasional perusahaan. Penggunaan internet dalam perusahaan berubah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penjuru dunia. Berdasarkan data yang didapatkan dari Internet Live Stats (2014),
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada era teknologi saat ini, penggunaan internet telah menyebar di seluruh penjuru dunia. Berdasarkan data yang didapatkan dari Internet Live Stats (2014), hampir
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. landasan teori cyberloafing yang meliputi definisi, aktivitas, dan faktor-faktor
BAB II LANDASAN TEORI Bab ini mencakup landasan teori yang mendasari penelitian, yaitu landasan teori cyberloafing yang meliputi definisi, aktivitas, dan faktor-faktor yang mempengaruhi cyberloafing, dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkebunan tercatat sebagai sektor yang memiliki kontribusi besar
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkebunan tercatat sebagai sektor yang memiliki kontribusi besar terhadap peningkatan pendapatan Indonesia. Kementerian Pertanian menyatakan bahwa pada tahun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia, Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) bekerja sama
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sejak awal abad ke-21, istilah internet sudah dikenal berbagai kalangan masyarakat di Indonesia, terlepas dari usia, tingkat pendidikan, dan status sosial.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. keuangan, kemampuan marketing, dan sumber daya manusia (SDM).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karyawan sebagai sumber daya manusia merupakan aset paling penting bagi sebuah perusahaan. Ketatnya persaingan global menuntut perusahaan harus mampu bertahan dan tampil
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan internet merupakan perubahan paling signifikan yang membuka jalan bagi manusia untuk mendapatkan berbagai keuntungan dan kemudahan dalam kehidupan. Dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan produktifitas dan kualitas sumber daya manusia (Cheng,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Human Resource Management (HRM) memainkan peran yang penting untuk meningkatkan produktifitas dan kualitas sumber daya manusia (Cheng, Chang, & Yeh, 2004; Zulkarnain,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dilakukan oleh karyawan lebih dari sekedar kegiatan yang berhubungan dengan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bekerja merupakan tuntutan hidup bagi seseorang. Harter, Schmidt dan Keyes (2003) mengatakan bahwa pekerjaan merupakan bagian yang signifikan dalam hidup individu yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. secara cepat dan mempermudah masyarakat dalam mencari informasi. Terlebih
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Internet sudah tidak asing lagi bagi masyarakat karena hampir semua masyarakat sudah mengenal dan mengetahui internet. Hal ini dikarenakan internet mempunyai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. segala kegiatan bisnis dan perekonomian, hal ini menyebabkan terjadinya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Era globalisasi dunia ditandai dengan semakin pesatnya perkembangan di segala kegiatan bisnis dan perekonomian, hal ini menyebabkan terjadinya perubahan lingkungan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Produktivitas kerja merupakan salah satu sasaran yang ingin dicapai oleh setiap institusi/organisasi. Secara umum, produktivitas yang semakin tinggi merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. (Sumber: diakses pada 25/04/2014 pukul WIB)
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Rumah sakit sebagai suatu institusi pelayanan kesehatan masyarakat mempunyai sumber daya manusia yang kualitasnya sangat berperan dalam menunjang pelayanan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perawat merupakan suatu bagian dari seluruh proses pelayanan yang mempunyai peran sangat besar dalam rumah sakit. Tugas perawat secara umum adalah memberikan pelayanan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dibandingkan sebagai sebuah genre atau jenis permainan, sebuah mekanisme
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Game online adalah jenis permainan yang dapat diakses oleh banyak pemain yang dihubungkan dengan jaringan internet. Menurut Adams dan Rollings (2006), game
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. khususnya internet. Internet (interconnection networking) adalah seluruh jaringan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dewasa ini teknologi informasi mengalami perkembangan yang pesat, khususnya internet. Internet (interconnection networking) adalah seluruh jaringan komputer yang saling
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi sangat pesat khususnya di bidang informasi dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi sangat pesat khususnya di bidang informasi dan komunikasi pada era globalisasi seperti sekarang ini. Teknologi informasi merupakan istilah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sebuah organisasi atau perusahaan yang maju tentunya tidak lain didukung
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sebuah organisasi atau perusahaan yang maju tentunya tidak lain didukung pula oleh sumber daya manusia yang berkualitas, baik dari segi mental, spritual maupun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Belajar merupakan tugas utama seorang siswa. Seorang siswa dalam
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Belajar merupakan tugas utama seorang siswa. Seorang siswa dalam kesehariannya belajar diharapkan untuk dapat mencurahkan perhatiannya pada kegiatan akademik
Lebih terperinciBAB. I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. hubungan dengan orang lain di beda tempat (Dyah, 2009). Remaja
BAB. I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekarang lebih dari jutaan manusia di seluruh Indonesia telah menggunakan internet. Terutama bagi remaja, internet menjadi suatu kegemaran tersendiri dalam
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang berbeda mengenai cyberloafing (Weatherbee, 2010). Selain cyberloafing ada
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. CYBERLOAFING 1. Pengertian Cyberloafing Banyak pendekatan yang digunakan untuk menjelaskan penggunaan internet yang tidak berkaitan dengan pekerjaan dalam organisasi. Perbedaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN survei rutin yang dilakukan rutin sejak tahun 1991 oleh National Sleep
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap tahun angka kejadian insomnia terus meningkat, diperkirakan sekitar 20% sampai 50% orang dewasa melaporkan adanya gangguan tidur atau insomnia, dan sekitar 17%
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Internet telah mengubah bisnis organisasi dengan cepat, dengan memberikan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Internet telah mengubah bisnis organisasi dengan cepat, dengan memberikan komunikasi dan akses informasi dan distribusi. Lebih lanjut internet digunakan organisasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam bentuk tertentu, dalam kadar berat ringan yang berbeda dan dalam. Tak seorang pun bisa terhindarkan dari stres.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Stres merupakan hal yang melekat pada kehidupan. Siapa saja dalam bentuk tertentu, dalam kadar berat ringan yang berbeda dan dalam jangka panjang pendek yang
Lebih terperinciHUBUNGAN JOB DEMAND DENGAN CYBERLOAFING PADA GURU DI PUCCA LEARNING CENTER SKRIPSI. Diajukan untuk memenuhi persyaratan. Ujian Sarjana Psikologi.
HUBUNGAN JOB DEMAND DENGAN CYBERLOAFING PADA GURU DI PUCCA LEARNING CENTER SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi persyaratan Ujian Sarjana Psikologi Oleh JULIANA EKA PUTRI 121301055 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kepuasan kerja (job satisfaction) merupakan sasaran penting dalam. yang memiliki lebih sedikit jumlah pegawai yang puas.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kepuasan kerja (job satisfaction) merupakan sasaran penting dalam manajemen Sumber Daya Manusia (SDM), karena secara langsung maupun tidak langsung akan berpengaruh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penting dalam proses belajar karena motivasi dapat mempengaruhi apa,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu prasyarat yang amat penting dalam belajar adalah motivasi siswa. Pintrich dan Schunk (2002) mengatakan bahwa motivasi memiliki peranan penting dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. daya manusia melalui kegiatan pengajaran, kegiatan pengajaran ini
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Pendidikan adalah usaha sadar untuk menumbuhkembangkan potensi sumber daya manusia melalui kegiatan pengajaran, kegiatan pengajaran ini diselenggarakan pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. demikian untuk sebagian orang lainnya. Betapa sering kita mendengar
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bagi sebagian orang, waktu sangatlah berharga, tapi tidak demikian untuk sebagian orang lainnya. Betapa sering kita mendengar pepatah mengatakan waktu adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam lalu lintas pembayaran dan peredaran uang kredit serta memberikan suatu kredit.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bank adalah lembaga keuangan yang usaha pokoknya adalah menghimpun dana dan menyalurkan kembali dana tersebut ke masyarakat dalam bentuk memberikan jasajasa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. efisien dalam menunjang tercapainya tujuan organisasi (Rusmayanti, 2013).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam suatu organisasi, sumber daya manusia merupakan salah satu sumber daya yang sangat penting dalam proses pencapaian tujuan organisasi. Sumber daya manusia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. untuk siap menjadi tenaga terampil dan pandai matematika melalui penerapan
1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Matematika merupakan salah satu disiplin ilmu yang telah berkembang pesat di negara-negara maju. Matematika dianggap penting karena menjadi dasar ilmu dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terus menerus untuk mencapai tujuan (Robbins, 2006). Salah satu kunci
1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Organisasi merupakan kesatuan sosial yang dikoordinasikan secara sadar dengan sebuah batasan yang relatif dapat diidentifikasikan, bekerja secara terus menerus untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia industri yang sangat pesat tidak hanya di Indonesia
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia industri yang sangat pesat tidak hanya di Indonesia bahkan disemua negara telah mengalami perubahan secara terus menerus, sehingga membuat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. seberapa besar perkembangan pendidikannya (Sanjaya, 2005). Menurut UU RI No
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Pendidikan merupakan suatu proses yang sangat menentukan untuk perkembangan individu di masyarakat. Kemajuan pada individu bisa dilihat dari seberapa besar perkembangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Internet yang merupakan singkatan dari interconnection-networking, dapat
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Internet yang merupakan singkatan dari interconnection-networking, dapat diartikan sebagai jaringan kerja yang saling terhubung. Stevenson (2010) mendefinisikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pelayanan publik adalah segala bentuk kegiatan pelayanan umum yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pelayanan publik adalah segala bentuk kegiatan pelayanan umum yang dilaksanakan oleh instansi pemerintah di pusat, di daerah, dan lingkungan Badan Usaha Milik Negara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. merupakan inti dari sifat biologis, kognitif, dan aturan-aturan sosial.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Motivasi merupakan masalah sentral dalam dunia psikologi. Motivasi merupakan inti dari sifat biologis, kognitif, dan aturan-aturan sosial. Hal lain yang lebih
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Layanan pendidikan menyangkut tentang keseluruhan upaya yang. dilakukan untuk mengubah tingkah laku manusia demi menjaga kesinambungan
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Layanan pendidikan menyangkut tentang keseluruhan upaya yang dilakukan untuk mengubah tingkah laku manusia demi menjaga kesinambungan dan peningkatan kualitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dengan lingkungannya menyangkut kognitif, afektif, dan psikomotorik. Dalam
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Belajar merupakan serangkaian kegiatan jiwa raga untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungannya
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Setiap perusahaan mengharapkan produktivitas kinerja yang optimal dari
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap perusahaan mengharapkan produktivitas kinerja yang optimal dari semua karyawannya demi tercapainya tujuan perusahaan. Untuk mencapai produktivitas kerja karyawan
Lebih terperinciBab I. Pendahuluan. pengelolaan yang baik pula organisasi akan mendapatkan karyawan-karyawan
Bab I Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Dalam melakukan kegiatan bisnis, karyawan merupakan suatu aset yang penting bagi organisasi. Pengelolaan sumber daya manusia yang baik akan berujung pada keberhasilan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. karena pada dasarnya belajar merupakan bagian dari pendidikan. Selain itu
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan aktivitas yang berlangsung sepanjang hidup manusia. Pendidikan itu sendiri tidak dapat dipisahkan dari istilah belajar karena pada dasarnya
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Kesejahteraan Psikologis. Menurut Achour (2011) kesejahteraan pada karyawan adalah seseorang
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kesejahteraan Psikologis 1. Pengertian Kesejahteraan Psikologis Menurut Achour (2011) kesejahteraan pada karyawan adalah seseorang yang memiliki semangat kerja, dedikasi, disiplin,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penggunaan medis (McGuire, Hasskarl, Bode, Klingmann, & Zahn, 2007).
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Perusahaan farmasi adalah perusahaan yang bergerak di bidang pengembangan, produksi dan pemasaran obat yang memiliki surat izin untuk penggunaan medis (McGuire, Hasskarl,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Hubungan sumber stres..., Rio Radityo, FPsi UI, 2009
1 16 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Di abad ke-21, teknologi informasi (TI) merupakan salah satu bidang yang sangat berperan penting pada perkembangan pekerjaan dan kehidupan personal masyarakat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Mutia Ramadanti Nur,2013
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dalam perkembangan selama hidupnya, manusia dihadapkan pada dua peran yaitu sebagai mahluk individu dan mahluk sosial. Sebagai mahluk sosial, manusia selalu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Schmidt & Hayes, 2002). Kondisi ini menyebabkan sebagian besar waktu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kerja merupakan salah satu aspek yang penting dalam kehidupan manusia saat ini untuk memenuhi kebutuhan dan kebanyakan pekerja menghabiskan waktu rata-rata delapan jam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Keberadaan manusia sebagai sumber daya dalam perusahaan sangat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Keberadaan manusia sebagai sumber daya dalam perusahaan sangat penting, karena sumber daya manusia menunjang perusahaan melalui karya, bakat, kreativitas, dorongan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah ASEAN Economic Community (AEC) atau Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) yang mulai diberlakukan 31 Desember 2015 merupakan bentuk integrasi ekonomi regional. Dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penting. Salah satu pemicu keberhasilan perusahaan dikarenakan oleh sumber
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sumber daya manusia di dalam suatu perusahaan memegang peranan yang penting. Salah satu pemicu keberhasilan perusahaan dikarenakan oleh sumber daya manusia,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. muncul pula tingkat kecanduan yang berbeda-beda dan bentuk implementasi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebiasaan merokok sangat melekat dalam keseharian banyak orang, muncul pula tingkat kecanduan yang berbeda-beda dan bentuk implementasi yang juga tidak sama, antara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sebagainya. Disamping itu pula, pekerjaan semakin sulit untuk didapatkan.
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Pekerjaan merupakan suatu aspek kehidupan yang sangat penting bagi masyarakat. Bekerja merupakan suatu tuntutan yang mendasar, baik dalam rangka memperoleh imbalan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas. Dalam UU No.20/2003
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan pada saat ini memiliki peran yang sangat penting dalam menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas. Dalam UU No.20/2003 tentang Sistem Pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Internet merupakan kebutuhan dan bagian dari kehidupan sehari-hari saat ini, baik itu digunakan untuk media komunikasi, mencari berbagai informasi, melakukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. uang, peralatan, dan bahan mentah. Kedua unsur tersebut dalam
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perusahaan sebagai suatu sistem sosial memiliki dua unsur utama, yaitu sumber daya manusia dan sumber daya bukan manusia, seperti mesin-mesin, uang, peralatan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. untuk lebih memahami faktor-faktor yang mempengaruhi karyawan dan performa
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sebagian bisnis saat ini terus berjuang untuk bertahan hidup atau memperoleh keunggulan kompetitif yang berkelanjutan, sehingga penting bagi organisasi untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sumber daya manusia adalah faktor yang menentukan keberhasilan suatu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sumber daya manusia adalah faktor yang menentukan keberhasilan suatu perusahaan dan menentukan nasib perusahaan kedepannya untuk mengembangkan usaha dan mampu bersaing
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. gambaran menakutkan (Mangkuprawira, 2011). Hal itu biasanya muncul pada
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Secara umum pensiun dikenal sebagai fenomena yang dialami oleh seseorang yang usianya sudah dianggap lanjut sehingga dianggap tidak lagi produktif dan menurut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mereka miliki. Salah satu sumber daya yang penting di dalam sebuah perusahaan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada dasarnya, setiap perusahaan bertujuan untuk mendapatkan laba yang maksimum dari produk yang dihasilkannya. Hal ini tentunya menuntut seluruh bagian di dalam perusahaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. semakin menyadari pentingnya mendapatkan pendidikan setinggi mungkin. Salah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan jaman yang semakin maju menuntut masyarakat untuk semakin menyadari pentingnya mendapatkan pendidikan setinggi mungkin. Salah satu tujuan seseorang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang disebabkan pekerjaan ataupun kegiatan sehari hari yang tidak. mata bersifat jasmani, sosial ataupun kejiwaan.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah Di era modern masa kini, banyak ditemukannya permasalahan yang disebabkan pekerjaan ataupun kegiatan sehari hari yang tidak sesuai dengan rencana. Segala permasalahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memberikan kontribusi bagi pencapaian tujuan-tujuan organisasi serta memiliki
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sumber Daya Manusia merupakan aset yang sangat berharga dalam suatu kemajuan ilmu, pembangunan, dan teknologi. Oleh karena itu dalam era sekarang ini menuntut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Karyawan merupakan makhluk sosial yang menjadi kekayaan utama bagi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Karyawan merupakan makhluk sosial yang menjadi kekayaan utama bagi setiap perusahaan. Mereka menjadi perencana, pelaksana, dan pengendali yang selalu berperan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ini, hal ini dapat kita temui di berbagai negara. Dari negara maju seperti Amerika
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Fenomena single mother terus meningkat dan semakin banyak terjadi saat ini, hal ini dapat kita temui di berbagai negara. Dari negara maju seperti Amerika Serikat
Lebih terperinciUNIVERSITAS GUNADARMA FAKULTAS PSIKOLOGI HUBUNGAN INTERNET ADDICTION DAN PRESTASI AKADEMIK PADA MAHASISWA DI UNIVERSITAS GUNADARMA
UNIVERSITAS GUNADARMA FAKULTAS PSIKOLOGI HUBUNGAN INTERNET ADDICTION DAN PRESTASI AKADEMIK PADA MAHASISWA DI UNIVERSITAS GUNADARMA Deni Fernando 11512828 4PA04 Pembimbing: Dr. Wahyu Rahardjo, SPsi., MSi.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Interaksi karyawan dengan pekerjaan dan lingkungan kerjanya menghasilkan barang atau jasa. Berdasarkan unjuk kerjanya, karyawan mendapatkan imbalan yang berdampak pada
Lebih terperinci15. Lampiran I : Surat Keterangan Bukti Penelitian BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
15. Lampiran I : Surat Keterangan Bukti Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Remaja adalah suatu tahap perkembangan antara masa anak-anak dan masa dewasa yang ditandai oleh perubahan-perubahan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Perkembangan teknologi yang pesat, terutama teknologi informasi dan komunikasi kian banyak digunakan orang untuk berbagai manfaat salah satunya internet. Internet (Interconnected
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. membutuhkan sumber daya manusia yang lebih berkualitas. Human capital
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Persaingan global yang semakin ketat dewasa ini mengakibatkan perusahaan membutuhkan sumber daya manusia yang lebih berkualitas. Human capital (sumber daya manusia)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. positif dan dampak negatif dalam kehidupan kita. Berbagai macam orang dari
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang masalah Sebagai seorang manusia, kita memiliki kebutuhan untuk berinteraksi dengan orang lain di sekitar kita. Interaksi kita dengan orang lain akan memiliki dampak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sangat ditentukan oleh beberapa faktor, antara lain ketersediaan sumber dana,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam keberhasilan pencapaian tujuan suatu organisasi atau perusahaan sangat ditentukan oleh beberapa faktor, antara lain ketersediaan sumber dana, kerjasama
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam upaya mengembangkan usaha, setiap perusahaan harus senantiasa memperhatikan sumber daya yang dimiliki salah satunya adalah sumber daya manusia, karena sumber
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. berbagai macam hal yang tidak pernah diketahui sebelumnya. Dalam proses belajar
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keluarga merupakan lingkungan pertama bagi seorang anak dalam mempelajari berbagai macam hal yang tidak pernah diketahui sebelumnya. Dalam proses belajar inilah,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Organisasi yang ingin maju dan berkembang akan memikirkan kepuasan kerja para karyawannya, dengan kepuasan kerja yang didapat oleh karyawan akan menimbulkan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berkembangnya teknologi informasi yang semakin pesat ini, menimbulkan pemikiran baru bagi pelaku bisnis untuk menjalankan bisnisnya agar dapat bersaing dengan pelaku
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Profil Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 1.1.1 Profil Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat (DISPARBUD JABAR) merupakan salah
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. dapat digunakan untuk mencapai tujuan organisasi salah satunya adalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam organisasi industri dikenal berbagai sumber daya yang dapat digunakan untuk mencapai tujuan organisasi salah satunya adalah manusia. Akhir-akhir ini pekerja telah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perguruan tinggi merupakan jenjang pendidikan selanjutnya yang ditempuh oleh individu setelah lulus SMA. Individu yang melanjutkan pada jenjang perguruan tinggi akan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Era globalisasi yang selalu ditandai dengan terjadinya perubahanperubahan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Era globalisasi yang selalu ditandai dengan terjadinya perubahanperubahan pesat pada kondisi ekonomi secara keseluruhan, telah menyebabkan munculnya sejumlah tuntutan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. strategis dan sangat vital, meskipun berbagai faktor lain yang dibutuhkan itu telah
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Keberadaan sumber daya manusia di dalam perusahaan menempati posisi strategis dan sangat vital, meskipun berbagai faktor lain yang dibutuhkan itu telah tersedia.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa transisi dari anak-anak menuju masa. lainnya. Masalah yang paling sering muncul pada remaja antara lain
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa remaja merupakan masa transisi dari anak-anak menuju masa dewasa yang meliputi berbagai macam perubahan yaitu perubahan biologis, kognitif, sosial dan emosional.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. organisasi yang bernama Gallup pada tahun 1990-an. Menurut survei Global,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Asal-usul kemunculan employee engagement dalam dunia bisnis tidak sepenuhnya jelas. Pertama kali yang menggunakan ide tersebut adalah sebuah organisasi yang bernama
Lebih terperinciLAMPIRAN 1 WAWANCARA. T : Bagaimana proses belajar mengajar pada saat ini?
L1 LAMPIRAN 1 WAWANCARA T : Bagaimana proses belajar mengajar pada saat ini? J : Selama ini guru-guru mengajar para siswa dengan baik, mereka sering memberikan latihan secara berkala. T J : Bagaimana tanggapan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendidikan rakyatnya rendah dan tidak berkualitas. Sebaliknya, suatu negara dan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan mempunyai peran yang penting bagi peningkatan kualitas sumber daya manusia. Suatu bangsa akan tertinggal dari bangsa lain apabila pendidikan rakyatnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULIAN. di bidang pendistribusian BBM atau SPBU, dimana pekerjaan serta lingkungan
BAB I PENDAHULIAN 1.1 Latar Belakang Penelitian PT Nagamas Putera Jaya merupakan salah satu perusahaan yang bergerak di bidang pendistribusian BBM atau SPBU, dimana pekerjaan serta lingkungan kerjanya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Di sebagian besar organisasi atau perusahaan terutama yang bersifat padat
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Di sebagian besar organisasi atau perusahaan terutama yang bersifat padat karya, kinerja karyawan individual merupakan faktor utama yang menentukan keberhasilan organisasi.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lingkungan baru semakin memperburuk suasana. Dalam sebuah survei yang dilakukan Princeton Survey Research
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG PENELITIAN Karyawan didalam suatu perusahaan merupakan asset perusahaan karena dianggap sebagai salah satu faktor penggerak bagi setiap kegiatan didalam perusahaan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia selalu melakukan berbagai macam aktivitas dalam
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia selalu melakukan berbagai macam aktivitas dalam kehidupannya sehari-hari. Salah satu dari aktivitas tersebut diwujudkan dalam kegiatan kerja. Aktivitas itu
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dunia kerja di Indonesia saat ini berkembang dengan pesat. Hal ini dibuktikan dengan peningkatan jumlah tenaga kerja setiap tahunnya. Jumlah penduduk yang semakin
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. siap pakai dan berkualitas. Berkaitan dengan itu, pendidikan diharapkan mampu
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Penggunaan teknologi dalam bidang pendidikan semakin meluas seiring dengan pesatnya perkembangan teknologi. Perkembangan teknologi yang begitu pesat menuntut untuk dapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. meningkatkan sumber daya manusia di Indonesia. Oleh sebab itu, sekarang ini
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan sarana yang sangat membantu dalam meningkatkan sumber daya manusia di Indonesia. Oleh sebab itu, sekarang ini pemerintah berupaya meningkatkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Selama dekade terakhir internet telah menjelma menjadi salah satu kebutuhan penting bagi sebagian besar individu. Internet adalah sebuah teknologi baru yang berdampak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Rumah sakit merupakan salah satu institusi pelayanan kesehatan di
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah sakit merupakan salah satu institusi pelayanan kesehatan di Indonesia. Secara umum pada saat ini masyarakat menggantungkan pelayanan kesehatan pada rumah sakit.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Hampir semua penduduk di dunia ini hidup dalam unit-unit keluarga. Setiap
BAB I PENDAHULUAN I.A. Latar Belakang Masalah Keluarga merupakan kelompok primer yang terpenting dalam masyarakat. Hampir semua penduduk di dunia ini hidup dalam unit-unit keluarga. Setiap individu yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa remaja merupakan masa seorang individu mengalami peralihan dari
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja merupakan masa seorang individu mengalami peralihan dari masa anak-anak ke masa dewasa. Pada masa remaja ini mengalami berbagai konflik yang semakin
Lebih terperinci