BAB 4. UJI COBA DAN ANALISIS MODIFIKASI ALGORITMA NSGA-II

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 4. UJI COBA DAN ANALISIS MODIFIKASI ALGORITMA NSGA-II"

Transkripsi

1 BAB 4. UJI COBA DAN ANALISIS MODIFIKASI ALGORITMA NSGA-II Pada bagian ini akan dibahas mengenai pemodelan proses, uji coba algoritma dan analisis dari perbaikan proses bisnis yang multi-objective secara kuantitatif. Proses analisis dilakukan dengan menggunakan modifikasi algoritma NSGA-II (Non Dominated Sorting in Genetic Algorithm II) yang telah dikembangkan. Pada penelitian ini, algoritma akan diuji pada tiga contoh data numerik. Ketiga contoh numerik ini menggunakan data yang bersifat hipotetik. Modifikasi algoritma NSGA-II ini dapat diaplikasikan pada bentuk proses bisnis yang memiliki beberapa kombinasi pilihan alternatif yang serial dan kompleks, berbentuk paralel, merging, memiliki bottleneck dan tidak memiliki siklus. Penelitian ini menggunakan beberapa asumsi dalam pemecahannya, yaitu : 1. Tidak memperhitungkan kerusakan dan keandalan dari setiap resources aktivitas, sehingga setiap aktivitas memiliki tingkat kegagalan = 0 2. Semua masukan (input) harus tersedia sebelum suatu aktivitas dapat dijalankan/dilaksanakan (yaitu input yang terkait oleh suatu hubungan AND daripada OR). 3. Semua keluaran (output) di dalam Oi dihasilkan ketika aktivitas ai dijalankan/dilaksanakan (yaitu ouput yang juga terkait oleh AND). 4. Data mengenai estimasi durasi dan biaya yang digunakan untuk setiap alternatif aktivitas dalam penelitian ini menggunakan data deterministik. 5. Setiap aktivitas memiliki beberapa alternatif untuk dilakukan perbaikan dan hubungan setiap alternatif aktivitas dalam model yang digambarkan adalah bersifat tetap. 97

2 4.1 Contoh Numerik 1: Proses di Travel Agent Deskripsi Contoh Numerik 1 as is : Proses di Travel Agent Untuk penerapan model dan uji coba modifikasi algoritma NSGA-II (Non Dominated Sorting in Genetic Algorithm II) ini, digunakan data yang bersifat hipotetik yaitu proses bisnis yang bergerak dalam bidang Travel Agent yang melayani customer untuk memperoleh proposal paket liburan dan rincian pembayaran paket liburan yang diinginkan. Data hipotetik ini diambil dari contoh pada penelitian yang dilakukan Vergidis et al. (2007). Sebagai perusahaan travel agent yang melayani pelanggan dalam hal paket liburan, diharapkan perusahaan selalu dapat memberikan pelayanan yang memuaskan bagi pelanggannya dalam hal lamanya durasi dan biaya. Travel Agent ini menawarkan paket liburan kepada customer. Prosesnya dimulai dengan pada saat customer datang dan memberikan batasan dari harga paket liburan yang dia kehendaki dan juga memberikan detil liburan yang dia inginkan seperti halnya tujuan liburan yang inginkan, tanggal, dan lamanya liburan yang diinginkan. Kemudian operator di Travel agent akan melakukan tindakan yaitu dia akan mencari dan mengecek ketersediaan dari paket liburan yang ada sesuai dengan persyaratan yang diberikan oleh konsumen, dan pada saat yang bersamaan operator akan melakukan penyelidikan pada pilihan masing-masing perjalanan, kemudian membuat paket yang disesuaikan dengan keinginan dan kebutuhan konsumen. Hasil dari tindakan ini adalah menyediakan holiday proposal bagi customer sesuai dengan detil budget yang di berikan oleh customer. Pada sistem as is, customer datang dengan memberikan travel details dan price limits, setelah itu operator di Travel Agent akan melakukan aktivitas search from brochure mengenai paket perjalanan yang lama dan explore new options, setelah itu operator melakukan aktivitas check availability dengan menggunakan via phone/post dan kemudian membuatnya menjadi paket dengan menggunakan software. Semua kegiatan yang diilakukan oleh operator Travel Agent ini akan menghabiskan durasi waktu sebanyak 16 menit, sedangkan biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan Travel Agent dalam melayani customer-nya saat ini adalah $24 seperti yang ditunjukkan pada gambar 4.1. Dengan durasi dan biaya yang dikeluarkan saat ini, pihak direksi Travel 98

3 Agents merasakan bahwa proses aktivitas yang dilakukan oleh perusahaannya masih belum optimal baik dalam hal durasi maupun biaya yang dikeluarkan dalam melayani konsumennya. Oleh sebab itu pihak direksi menginginkan adanya perubahan dalam set aktivitas proses bisnisnya dalam hal durasi pelayanan dan biaya yang dikeluarkan sehingga dapat dioptimisasi secara bersamaan. Gambar 4.1 Contoh Proses di Travel Agent as is Penetapan Variabel dan Kriteria Tujuan pada Usulan Proses Bisnis pada Contoh Numerik 1 Seperti yang dijelaskan bahwa perusahaan Travel Agent melayani pelanggan dalam hal paket liburan diharapkan selalu dapat memberikan pelayanan yang memuaskan bagi pelanggannya dalam hal lamanya durasi dan biaya yang dikeluarkan sehingga perlu diusulkan berbagai alternatif aktivitas dalam proses bisnis yang dimana masing-masing alternatif dalam aktivitas tersebut tentu saja akan memberikan set pilihan durasi dan biaya berbeda-beda. Sedangkan variabel yang digunakan adalah aktivitas dan waktu mulai aktivitasnya. Berdasarkan pertimbangan kedua hal tersebut, maka diharapkan pelanggan tidak akan mudah untuk berpindah ke Travel Agent lain dan di sisi lain juga tidak memberikan beban yang berat ke pihak perusahaan untuk mengeluarkan biaya yang mahal dalam melayani pelanggannya. 99

4 4.1.3 Pemodelan Proses Usulan Contoh Numerik 1 : Proses di Travel Agent Langkah yang pertama adalah mendefinisikan usulan skenario Travel Agent yang melayani customer untuk mendapatkan proposal paket liburan dan rincian pembayaran paket liburan yang diinginkan. Sebagai perusahaan Travel agent yang melayani pelanggan dalam hal paket liburan, diharapkan perusahaan selalu dapat memberikan pelayanan yang memuaskan bagi pelanggannya dalam hal lamanya durasi dan biaya yang dihabiskan dalam melayani konsumen sehingga perlu diusulkan berbagai alternatif set aktivitas dimana alternatif tersebut tentu saja akan memberikan set pilihan durasi dan biaya berbeda-beda. Langkah kedua adalah mengidentifikasi dan menetapkan aktivitas yang tepat, yaitu Travel Agent memiliki empat aktivitas dalma proses bisnisnya seperti browse prebooked packages, explore travel options, check availability, dan create tailored package. Langkah ketiga adalah menyusun aktivitas dan alternatifnya dalam urutan yang bertahap, yaitu seperti yang ditunjukkan pada gambar 4.2 Langkah keempat adalah mengidentifikasi dan menentukan input dan output, yaitu terdapat dua buah global input, dua buah global output dan output resources dalam sistem ini. Adapun input dan ouput yang dihasilkan adalah sebagai berikut : Travel detail : merupakan detil liburan yang diinginkan oleh customer seperti halnya tujuan liburan, tanggal, dan lamanya liburan yang diinginkan. Price Limit : merupakan batasan harga yang diinginkan oleh customer dalam melakukan perjalanan (traveling). Holiday Proposals : merupakan proposal paket liburan yang diberikan oleh operator ke customer. Payment details : merupakan harga dari paket liburan yang diberikan oleh operator ke customer. Travel Options : merupakan output mengenai pilihan Travel yang di dapatkan melalui proses browse pre-booked packages dan explore travel options. 100

5 Langkah kelima menetapkan object life cycle, yaitu dua buah global input diperlukan pada saat akan memulai proses, setelah operator melakukan browse pre-booked packages dan explore travel options maka output yang akan didapatkan untuk sementara yaitu travel options yang akan digunakan pada aktivitas berikutnya, dan dua buah global output yang akan terbentuk pada akhir proses. Langkah keenam adalah menetapkan logical junctions seperti apakah aktivitas itu harus dilakukan secara paralel atau tidak seperti pada gambar 4.3 Kombinasi dari keempat aktivitas yang akan dipilih untuk variabel optimisasi dari kasus Travel Agent ini adalah delapan, yaitu empat aktivitas yang akan dipilih dari pilihan masing-masing alternatifnya, dan empat starting times dari setiap aktivitas yang dipilih tersebut. Pada kasus ini terdapat dua aktivitas yang dihubungkan secara berurutan, aktivitas tersebut dihubungkan dengan kebutuhan starting times yang nantinya akan disesuaikan dengan algoritma NSGA-II untuk menggambarkan urutannya. Seperti yang kita lihat pada gambar 4.2 bahwa starting times dan aktivitas merupakan variabel optimisasi yang memiliki pengaruh yang signifikan dalam kompleksitas desain. Gambar 4.2 Proses Travel Agent dalam menawarkan Paket Liburan Tabel 4.1 memberikan penjelasan mengenai elemen proses pada kasus Travel Agent. Travel detais dan Price limit merupakan dua input resources yang dibutuhkan untuk memulai proses dalam menawarkan paket liburan di Travel Agent. 101

6 Kemudian untuk masing-masing aktivitas yang dijelaskan pada gambar 4.2 memiliki dua aternatif aktivitas dengan biaya dan durasi yang berbeda-beda, dimana alternatif ini merupakan cara yang berbeda bagi pelaksanaan aktivitas dalam proses bisnis. Setiap aktivitas dalam desain proses menggunakan input resources, kemudian input resources digunakan pada aktivitas berikutnya sampai pada akhirnya akan menghasilkan final output resources. Untuk setiap atribut dari alternatif aktivitas mencerminkan trade-off di antara biaya dan durasi. Output resources dari proses ini adalah Holiday proposal dan Payment details. Dengan alternatif solusi pada masing-masing aktivitas yang ditawarkan oleh pihak manajemen dengan masing-masing durasi dan biaya seperti ditunjukkan pada tabel 4.1 diharapkan dapat memperbaiki sistem yang ada sekarang. Akan tetapi karena pihak direksi menginginkan durasi pelayanan dan biaya yang dikeluarkan dapat optimal secara bersamaan, maka pihak manajemen harus mencari alternatif solusi yang mungkin dari set aktivitas bisnis yang yang diusulkan tersebut. Tabel 4.1 Penjelasan Usulan Elemen Proses pada Travel Agent Nama Objek Elemen Proses Alternatif Biaya Durasi Travel details Input resources Price Limit Input resources Browse pre-booked packages Aktivitas 1. Search from brochures Search company intranet 7 5 Explore travel options Aktivitas 1. Browse past cases Explore new options 6 6 Check availability Aktivitas 1. Via intranet/ Via phone/post 5 7 Create tailored package Aktivitas 1. Use specific software Combine options manually 5 6 Holiday proposals Ouput resources Payment details Ouput resources Pada Gambar 4.2 di atas tidak terlihat bahwa setiap aktivitas yang dilakukan Travel Agent dalam menawarkan paket liburan ke customer memiliki sejumlah alternatif yang dapat digunakan. Untuk itulah, maka penulis mengusulkan untuk menggambarkan proses tersebut di atas dengan menggunakan metodologi IDEF3 seperti yang ditunjukkan pada gambar 4.3 berikut ini : 102

7 Gambar 4.3 Model Proses Usulan Travel Agent dengan Menggunakan Alternatif Aktivitas dan Resources (IDEF3) 103

8 Variabel optimisasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah activities dan starting times. Seperti yang terlihat pada gambar 4.3 bahwa pada saat customer datang ke Travel Agent, customer akan memberikan batasan mengenai harga paket liburan dan detil liburan yang diinginkannya. Untuk itulah maka batasan harga (price limit) dan detil liburan (Travel detail) merupakan global input dari model proses bisnis Travel Agent, yaitu merupakan information resources yang tersedia pada awal proses. Untuk setiap aktivitas di atas masing-masing memiliki alternatif seperti atribut durasi dan biaya yang berbeda karena penggunaan teknologi yang berbeda dari masing-masing alternatif aktivitas tersebut. Kombinasi dari masing-masing alternatif dari keempat aktivitas yang akan dipilih untuk berpartisipasi dalam desain proses harus dapat menghasilkan sumber daya output yang diberikan kepada konsumen yaitu Holiday Proposals dan Payment details. Holidays Proposals yang diberikan kepada konsumen ini memiliki dua pilihan alternatif solusi yang akan diberikan yaitu yang pertama adalah informasi mengenai paket liburan yang diperoleh melalui aktivitas browse pre-booked packages dan yang kedua melalui explore travel option. Dengan adanya informasi yang lengkap yang disajikan dalam holiday proposals diharapkan customer akan merasa puas dan tidak merasa bahwa option yang diberikan masih belum lengkap. Pada saat operator di Travel agent akan melakukan tindakan mencari dan mengecek ketersediaan dari paket liburan yang ada sesuai dengan persyaratan yang diberikan oleh konsumen, maka secara yang bersamaan operator akan melakukan penyelidikan pada pilihan masing-masing perjalanan, kemudian membuat paket yang disesuaikan dengan keinginan dan kebutuhan konsumen. Pada saat selesai dilakukan aktivitas browse pre-booked packages yang dipilih dari dua alternatifnya (yaitu search from brochures dan search company intranet), maka untuk sementara akan diperoleh information resources yaitu option travel yang kemudian akan di periksa apakah option travel dari paket yang diperoleh tersebut masih tersedia atau tidak dengan melakukan aktivitas check availability melalui pilihan alternatif via intranet/ atau via phone/post seperti yang ditunjukkan pada gambar 4.3. Pada saat operator melakukan aktivitas browse pre-booked packages, dia juga akan secara bersamaan akan melakukan aktivitas explore travel option yang juga memilki dua alternatif seperti browse past cases dan explore new options, dari aktivitas ini akan diperoleh kembali information resources seperti option travel dan kemudian akan dibuat tailored package dengan 104

9 menggunakan alternatif aktivitas yaitu use specific software dan combine options manually. Kombinasi dari masing-masing alternatif dari keempat aktivitas yang akan dipilih untuk berpartisipasi dalam desain proses harus dapat menghasilkan sumber daya output yang diberikan kepada konsumen yaitu Holiday Proposals dan Payment details Model Matematis Contoh Numerik 1 : Proses di Travel Agent Dari gambar 4.3 di atas, maka dapat dijabarkan fungsi tujuannya dalam bentuk model matematis, yaitu minimasi durasi dan biaya waktu pelayanan kepada customer dalam memberikan paket liburan dan jumlah pembayaran sebagai berikut : Berdasarkan persamaan 3.1 yaitu minimasi durasi waktu pelayanan ke pihak customer dan gambar 4.3, maka fungsi tujuan yang pertama : dpil1= (durasi aktivitas1 alternatif 1.* aktivitas1)+( durasi aktivitas1 alternatif 2.* aktivitas1)+(durasi aktivitas3 alternatif 1.* aktivitas3) + (durasi aktivitas3 alternatif 2.* aktivitas3); dpil2 = (durasi aktivitas2 alternatif 1.* aktivitas2)+( durasi aktivitas2 alternatif 2.* aktivitas2)+(durasi aktivitas4 alternatif 1.* aktivitas4) +(durasi aktivitas4 alternatif 2.* aktivitas4); [dj] = max(dpil1,dpil2) f 1 = minimasi dj; (4.1) aktivitas 1 = browse pre-booked packages aktivitas 2 = explore travel option aktivitas 3 = check availability aktivitas 4 = create tailor packages durasi aktivitas 1,2,3,4 dan alternatif 1,2 dinyatakan dalam menit. Aktivitas 1,2,3, dan 4 dinyatakan dalam variabel biner yaitu 0 dan 1 dimana 0 menyatakan bahwa aktivitas tidak ikut berpartisipasi dan 1 menyatakan aktivitas ikut berpartisipasi. 105

10 Berdasarkan persamaan 3.2 yaitu minimasi biaya waktu pelayanan ke pihak customer dan gambar 4.3, maka fungsi tujuan yang kedua: f 2 = minimasi(aktivitas1alternatif1*biaya aktivitas1alternatif1) + (aktivitas1alternatif2*biaya aktivitas1alternatif2) + (aktivitas2alternatif1*biaya aktivitas2alternatif1) + (aktivitas2alternatif2*biaya aktivitas2alternatif2) + (aktivitas3alternatif1*biaya aktivitas3alternatif1) + (aktivitas3alternatif2*biaya aktivitas3alternatif2) + (aktivitas4alternatif1*biaya aktivitas4alternatif1) + (aktivitas4alternatif2*biaya aktivitas4alternatif2) (4.2) Uji Coba Modifikasi Algoritma NSGA-II pada Contoh Numerik 1 : Proses di Travel Agent Proses pengujian untuk algoritma ini dilakukan secara komputasi dengan karakteristik komputer yang digunakan adalah sebagai berikut : Processor : Intel Core TM 2 Duo (1.83 GHz, 667 MHz FSB, 2 MB L2 Cache) Memory : 512 MB Operator Sistem : Microsof Windows XP Builder : Matlab Ver. 7.0 Sedangkan parameter genetika yang digunakan adalah sebagai berikut : Population size = 100 Generation = 250 Mutation probability = 0.2 Crossover probability = 0.8 Hasil dari uji coba algoritma ini terdapat pada lampiran A 106

11 4.1.6 Analisis Hasil Percobaan Usulan Contoh Numerik 1 : Proses di Travel Agent Solusi yang akan di-generate terdiri dari set alternatif aktivitas dari proses bisnis yang feasible dengan kriteria minimasi proses durasi pelayanan dan biaya yang dikeluarkan dalam melakukan set aktivitas dalam proses bisnis. Untuk mendapatkan solusi yang optimum, maka algoritma ini dilaksanakan masing-masing 10 kali replikasi dengan random seed yang berbeda. Hasil yang ditampilkan dengan 10 replikasi ternyata memberikan hasil yang sama. Gambar 4.4 di bawah ini menggambarkan pareto-optimal front yaitu solusi terbaik yang ditawarkan dengan mempertimbangkan dua aspek yaitu : Kedekatan solusi-solusi dengan pareto-optimal front. Keanekaragaman solusi yang diberikan Pareto Optimal Set Gambar 4.4 Hasil Algoritma NSGA-II Contoh Numerik 1 : Travel Agent 107

12 Pada Gambar 4.4 ditampilkan lima alternatif solusi terbaik dari semua ruang solusi yang feasible yang ditunjukkan pada pareto-optimal front dengan menggunakan fungsi tujuan yang telah ditetapkan sedangkan solusi akhir dari representasi kromosom pada populasi akhir dapat dilihat pada lampiran A. Dari hasil percobaan yang dilakukan dengan menggunakan data hipotetik pada contoh numerik 1 dapat dilihat bahwa setiap alternatif memberikan trade-off di antara proses durasi dan biayanya, dimana masingmasing alternatif tersebut memiliki kelebihannya masing-masing. Dari hasil yang diperoleh dapat dilihat bahwa aktivitas yang dilakukan secara manual cenderung memerlukan biaya yang lebih sedikit tetapi membutuhkan durasi yang lebih lama, dan sebaliknya aktivitas yang dilaksanakan secara otomatis dengan menggunakan teknologi tertentu memerlukan biaya yang lebih tinggi tetapi membutuhkan durasi yang lebih singkat. Adapun kelima alternatif solusi yang ditunjukkan pada pareto-optimal front dapat dilihat pada tabel 4.2 di bawah ini : Tabel 4.2 Solusi Terbaik untuk Contoh Numerik 1 Alternatif Durasi (Menit) Biaya ($) Representasi Kromosom A B C D E Dari hasil yang ditunjukkan pada tabel 4.2 di atas terdapat 5 alternatif solusi terbaik yang dinyatakan dalam representasi kromosom variabel biner yang dimana variabel biner 0 menyatakan bahwa alternatif aktivitas tersebut tidak ikut berpartisipasi dan variabel biner 1 menyatakan bahwa alternatif aktivitas tersebut ikut berpartisipasi. Dari hasil representasi kromosom pada tabel di atas terlihat bahwa 1 gen menyatakan 1 variabel biner aktivitas seperti : 108

13 Kromosom 1 : Tabel 4.3 Kromosom 1 untuk Contoh Numerik 1 Aktivitas 1 Aktivitas 2 Aktivitas 3 Aktivitas 4 Alt 1 Alt 2 Alt 1 Alt 2 Alt 1 Alt 2 Alt 1 Alt Lokus 1 dengan nilai alele = 0, menyatakan bahwa aktivitas 1 dengan alternatif 1 tidak ikut berpartisipasi dalam proses bisnis. Lokus 2 dengan nilai alele = 1, menyatakan bahwa aktivitas 1 dengan alternatif 2 ikut berpartisipasi dalam proses bisnis. Lokus 3 dengan nilai alele = 0, menyatakan bahwa aktivitas 2 dengan alternatif 1 tidak ikut berpartisipasi dalam proses bisnis. Lokus 4 dengan nilai alele = 1, menyatakan bahwa aktivitas 2 dengan alternatif 2 ikut berpartisipasi dalam proses bisnis. Lokus 5 dengan nilai alele = 1, menyatakan bahwa aktivitas 3 dengan alternatif 1 ikut berpartisipasi dalam proses bisnis. Lokus 6 dengan nilai alele = 0, menyatakan bahwa aktivitas 3 dengan alternatif 2 tidak ikut berpartisipasi dalam proses bisnis. Lokus 7 dengan nilai alele = 1, menyatakan bahwa aktivitas 4 dengan alternatif 1 ikut berpartisipasi dalam proses bisnis. Lokus 8 dengan nilai alele = 0, menyatakan bahwa aktivitas 4 dengan alternatif 2 tidak ikut berpartisipasi dalam proses bisnis. Adapun representasi kromosom pada tabel 4.2 memiliki arti bahwa alternatif mana yang terpilih untuk setiap aktivitas yang akan ikut berpartisipasi pada desain proses bisnis dapat ditunjukkan pada tabel 4.4 berikut ini. 109

14 Tabel 4.4 Representasi Alternatif Aktivitas yang Terpilih pada Contoh Numerik 1 Aktivitas Alternatif Aktivitas Biaya Durasi Browse pre-booked packages Explore travel options Check availability Create tailored package Solusi Alternatif A B C D E 1. Search from brochures 2 9 v v v 2. Search company intranet 7 5 v v 1. Browse past cases 4 8 v v v 2. Explore new options 6 6 v v 1. Via intranet/ 10 1 v v v 2. Via phone/post 5 7 v v 1. Use specific software 11 2 v v 2. Combine options manually 5 6 v v v Berdasarkan penjelasan tersebut dan kelima kromosom yang terdapat dalam Pareto Optimal Front, maka hasil yang diperoleh pada tabel 4.4 dapat digambarkan pada Gantt Chart. Dengan asumsi pada saat awal proses (waktu=0), maka kelima alternatif solusi terbaik yang diperoleh digambarkan dalam bentuk Gantt Chart dimana kedua input resources tersedia dan proses aktivitas pada Travel Agent dimulai. Kotak berwarna hijau menggambarkan alternatif setiap aktivitas dan lamanya durasi aktivitas. Total Biaya untuk setiap proses aktivitas diperoleh dari penambahan biaya setiap aktivitas yang digambarkan, sedangkan total durasi ditentukan dari waktu paling akhir dari pelaksanaan aktivitas tersebut dalam proses bisnis. Gambar 4.5 Solusi Usulan Alternatif A Untuk Proses Bisnis pada Contoh Numerik 1 110

15 Solusi pada alternatif A memiliki durasi terpendek yaitu 8 menit, solusi ini memiliki total biaya yang paling mahal sebesar $34 karena semua kegiatan yang dilakukan menggunakan teknologi seperti menggunakan internet dalam mencari paket perjalanan, mengecek ketersediaan menggunakan internet dan menggunakan software untuk mencari kombinasi perjalanan yang sesuai. Travel Details Global Input Price Limit Browse for pre-booked packages from brochures Check availability via intranet/ Browse through past cases to create a tailored package create package using software Holiday Proposal Global Output Payment Details Process Cost : Process Duration : 10 Gambar 4.6 Solusi Usulan Alternatif B Untuk Proses Bisnis pada Contoh Numerik 1 Solusi pada alternatif B memiliki durasi lebih panjang dibandingkan solusi alternatif A yaitu 10 menit dengan total biaya yang lebih kecil yaitu $27.Hal ini dikarenakan aktivitas mencari paket perjalanan dilakukan dengan menggunakan brosur dan melihat paket perjalanan yang lama sehingga membutuhkan waktu yang sedikit lebih lama dan biaya yang lebih murah bila dibandingkan dengan solusi alternatif A. 111

16 Process Cost : 23 Travel Details Global Input Intranet search for pre-booked package Check availability via phone/post Holiday Proposal Global Output Price Limit Explore New Travel options Combine travel Options manually Payment Details Process Duration : 12 Gambar 4.7 Solusi Usulan Alternatif C Untuk Proses Bisnis pada Contoh Numerik 1 Sedangkan pada solusi alternatif C diperoleh solusi dengan biaya yang lebih rendah yaitu $23, akan tetapi menambah proses durasi sekitar 50% (12 menit) dari alternatif A. Hal ini disebabkan oleh kombinasi yang berbeda dari aktivitas-aktivitas di dalamnya. Gambar 4.8 Solusi Usulan Alternatif D Untuk Proses Bisnis pada Contoh Numerik 1 Solusi alternatif D diperoleh solusi dengan biaya yang lebih rendah yaitu $21, akan tetapi terjadi pengurangan proses berdurasi sekitar 75% (14 menit) dari alternatif A. Hal ini dikarenakan set alternatif untuk setiap aktivitas yang terpilih hanya 112

17 menggunakan internet pada saat hendak mengecek ketersediaan paket liburan yang diperoleh dari brosur paket yang telah ada. Gambar 4.9 Solusi Usulan Alternatif E Untuk Proses Bisnis pada Contoh Numerik 1 Solusi terakhir yang diperoleh adalah solusi alternatif E memberikan total biaya yang lebih rendah yaitu $16, akan tetapi memiliki durasi dua kali lipat lamanya dari alternatif A yaitu 16 menit. Hal ini dikarenakan setiap alternatif aktivitas yang terpilih dalam desain proses bisnis ini semuanya tidak menggunakan teknologi, sehingga penghematan biaya dapat diperoleh dengan kelemahan yang diperoleh adalah durasi waktu pelayanan menjadi sangat lama Perbandingan Solusi antara Proses Bisnis as is dengan Proses Bisnis to be pada Contoh Numerik 1 Pada sistem to be yang diusulkan pada contoh numerik 1 yang diperoleh dengan menganalisis secara kuantitatif, didapatkan penghematan durasi sebesar 50%, akan tetapi terjadi kenaikan biaya 41.7% apabila memilih solusi alternatif A untuk diimplementasikan. Hal ini dikarenakan penggunaan teknologi dalam menjalankan aktivitas bisnis. Apabila menggunakan pemilihan alternatif solusi dengan B, maka diperoleh penghematan durasi sebesar 37.5% dan kenaikan biaya 12.5% dari proses bisnis as is. Apabila menggunakan pemilihan alternatif solusi dengan C, maka 113

18 diperoleh penghematan durasi sebesar 25% dan biaya 4.2% dari proses bisnis as is. Apabila menggunakan pemilihan alternatif solusi dengan D, maka diperoleh penghematan durasi sebesar 12.5% dan biaya 12.5% dari proses bisnis as is. Sedangkan apabila menggunakan pemilihan alternatif solusi dengan E, maka tidak diperoleh penghematan durasi, akan tetapi terjadi penghematan biaya sebesar 33.3% dari proses bisnis as is. Dari perbandingan biaya pada tabel 4.3 di bawah ini, dapat diketahui bahwa alternatif solusi yang diberikan lebih hemat dalam hal durasi pelayanan dan biaya apabila dibandingkan dengan proses pada sistem as is. Keputusan yang disarankan kepada pihak pengambil keputusan adalah memilih alternatif B. Hal ini dikarenakan alternatif B lebih memberikan penghematan durasi yang cukup banyak yaitu 37,5% dengan penambahan biaya yang tidak terlalu besar yaitu sebesar 12,5% bila dibandingkan dengan alternatif lainnya, akan tetapi pemilihan alternatif solusi mana yang akan diterapkan adalah semuanya tergantung dari pihak pengambil keputusan. Perbandingan lamanya durasi dan biaya pada sistem as is dengan sistem to be dapat dilihat pada tabel berikut ini : Tabel 4.5 Perbandingan Durasi dan Biaya pada sistem as is dengan sistem to be pada Contoh Numerik 1 Proses Sitem Proses Usulan "as is" Modifikasi NSGA II Biaya Durasi Durasi (Menit) ($) Alternatif (Menit) Penghematan Biaya ($) Durasi Biaya A ,0% +41,7% B ,5% +12,5% C ,0% 4,2% D ,5% 12,5% E ,0% 33,3% 4.2 Contoh Numerik Deskripsi Contoh Numerik 2 as is Dari hasil penelitian awal di PT.X dan wawancara yang dilakukan dengan pihak direksi dapat diketahui bahwa terdapat 5 aktivitas dalam proses pengelolaan produk secara garis besar yaitu aktivitas dalam menjalankan proses perencanaan produk, 114

19 aktivitas dalam menjalankan proses pembelian bahan baku, aktivitas dalam menjalankan proses pengelolaan stock di bagian gudang bahan baku, aktivitas dalam menjalankan proses produksi pembuatan produk yang dipesan, dan aktivitas dalam pengelolaan stock di bagian gudang barang jadi. Saat ini, pihak direksi menyatakan bahwa terdapat kendala pada proses pembelian bahan baku sehingga perlu dikaji ulang aktivitas dalam proses bisnis ini. Setelah melakukan observasi pada perusahaan tersebut, maka aktivitas proses bisnis dalam perusahaan tersebut dapat didekomposisi untuk mengetahui bagian proses bisnis mana saja yang perlu dilakukan perbaikan. Aktivitas yang didekomposisi sampai pada level yang paling bawah adalah aktivitas yang perlu dikaji ulang seperti yang ditunjukkan pada gambar 4.10 berikut ini : Gambar 4.10 Dekomposisi Proses Pengelolaan Produk di PT. X Seperti yang dijelaskan sebelumnya bahwa aktivitas dalam proses bisnis yang ingin dikaji ulang adalah hanya pada proses pembelian bahan baku di perusahaan tersebut, sehingga perlu diketahui aktivitas-aktivitas apa saja yang terdapat dalam menjalankan proses pembelian bahan baku tersebut. Pada sistem as is, bagian 115

20 pembelian akan mulai membeli bahan baku ke pemasok apabila bagian gudang memberikan surat pengajuan daftar jenis bahan baku kepada bagian pembelian. Setelah ada order-an dari bagian gudang, bagian pembelian akan mengirim kepada para pemasok untuk mendapatkan update-an harga bahan baku. Setelah semua pemasok memberikan penawaran harga, maka bagian pembelian ini akan membuat perbandingan harga dan bagian pembelian ini akan mencari pemasok mana yang memberikan harga termurah dan lead time yang paling kecil. Setelah diputuskan, maka bagian pembelian akan membuat surat ke pemasok terpilih melalui fax, dan tembusan ke bagian Finance, Accounting, dan bagian Gudang melalui Office Boy untuk diproses lebih lanjut. Dari kegiatan ini biasanya bagian pembelian akan menghabiskan waktu selama 115 menit dan biaya yang akan dikeluarkan perusahaan sebesar $12. Secara garis besar, kegiatan pemesanan dan pembelian bahan baku ini dapat dilihat pada flowchart di bawah ini Gambar 4.11 Flowchart Proses Pembelian Bahan Baku di PT.X 116

21 Fungsi Gudang adalah bertanggung jawab untuk mengajukan permintaan pembelian sesuai dengan posisi jumlah persediaan yang ada di gudang dan untuk menyimpan barang yang telah diterima oleh fungsi penerimaan. Fungsi Pembelian adalah bertanggung jawab untuk memperoleh informasi mengenai harga barang, menentukan pemasok yang dipilih dalam pengadaan barang, dan mengeluarkan order pembelian kepada pemasok yang dipilih. Fungsi Bagian Akuntansi adalah sebagai pencatat utang yang bertanggung jawab untuk mencatat transaksi pembelian ke dalam register bukti kas keluar dan mendokumentasikan sumber bukti kas keluar sebagai buku pembantu utang. Sedangkan Fungsi Finance disini bertanggung jawab atas keuangan yang dikeluarkan dari perusahaan dan yang masuk ke perusahaan Penetapan Variabel dan Kriteria Tujuan pada Usulan Proses Bisnis pada Contoh Numerik 2 Dari penjelasan mengenai aktivitas pembelian bahan baku di atas, pihak perusahaan merasakan bahwa kegiatan tersebut dirasakan masih belum optimal, sehingga perlu diusulkan berbagai alternatif aktivitas dalam proses pembelian bahan baku di PT.X tanpa mengubah urutan aktivitasnya. Kriteria tujuan yang ingin dicapai oleh pihak perusahaan dalam melakukan perbaikan proses bisnis dalam hal proses pembelian bahan baku adalah meminimasi durasi dan biaya yang dihabiskan pada saat menjalankan aktivitas bisnis tersebut sehingga proses pada bagian produksi tidak menjadi terhambat nantinya. Sedangkan variabel yang digunakan adalah aktivitas dan waktu mulainya aktivitas dalam proses bisnis tersebut Pemodelan Proses Usulan Contoh Numerik 2 Langkah yang pertama adalah mendefinisikan usulan skenario Proses Pembelian Bahan Baku di PT.X yang dilakukan oleh bagian pembelian dimana bagian pembelian baru akan melaksanakan tugasnya apabila bagian gudang telah mengecek stock di 117

22 gudang apakah stock sudah mencapai reorder point atau belum. Apabila stock bahan baku mencapai reorder point, bagian gudang akan memberitahukan kepada bagian pembelian. Setelah itu bagian pembelian baru menghubungi para pemasok untuk mendapatkan update-an harga bahan baku. Setelah semua pemasok memberikan penawaran harga, maka bagian pembelian ini akan membuat perbandingan harga dan bagian pembelian ini akan mencari pemasok mana yang memberikan harga termurah dan lead time yang paling kecil. Setelah disetujui oleh pimpinan dan diputuskan mana pemasok yang terpilih, maka bagian pembelian akan membuat surat ke pemasok terpilih dan tembusan ke bagian Finance, Accounting, dan bagian Gudang. Langkah kedua adalah mengidentifikasi dan menetapkan aktivitas yang tepat, yaitu Proses Pembelian Bahan Baku di PT.X dengan menggunakan 6 aktivitas dimana masing-masing aktivitas ini memiliki 2 alternatif yang berbeda dalam pilihan durasi dan biaya kecuali pada aktivitas perbandingan harga dilakukan dengan 1 alternatif saja. Langkah ketiga adalah menyusun aktivitas dalam urutan yang bertahap, seperti pada gambar 4.12 berikut ini. Langkah keempat adalah mengidentifikasi dan menentukan input dan output, yaitu terdapat satu buah global input, satu buah global output dan output resources yang lain dalam sistem ini. Adapun input dan ouput yang dihasilkan adalah sebagai berikut : Surat Permintaan Pembelian : merupakan surat yang dibuat oleh bagian gudang dan diajukan kepada bagian pembelian. Dalam surat ini berisikan data mengenai jenis bahan baku apa yang habis, berapa pesanan yang harus dibeli dan kapan bahan baku itu diperlukan paling lambat. Surat Permintaan Update-an harga : merupakan surat yang dibuat oleh bagian pembelian dan diajukan ke para pemasok untuk mengetahui update-an harga jenis bahan baku. Surat ini berisikan kuantitas pembelian jenis bahan yang diinginkan dan leadtime yang diperlukan dan berisikan pertanyaan mengenai harga dan ongkos yang lainnya. 118

23 Penawaran harga : merupakan jawaban dari para pemasok kepada bagian pembelian perusahaan mengenai harga bahan baku dan kualitas yang dimilikinya as is Laporan Perbandingan Harga : merupakan data mengenai perbandingan harga dan informasi mengenai kualitas yang diterima dari para pemasok. Surat Order Pembelian : merupakan surat final yang dibuat oleh bagian pembelian setelah diputuskan mana pemasok yang akan dipilih untu pembelian jenis bahan baku tersebut Langkah kelima menetapkan object life cycle, yaitu satu buah global input diperlukan seperti surat permintaan pembelian yang diajukan oleh bagian gudang ke bagian pembelian. Bagian pembelian kemudian akan menggunakan resources tersebut untuk melakukan aktivitas mencari informasi dari para pemasok dan aktivitas ini juga akan menghasilkan resources baru lagi yaitu surat permintaan update-an harga. Melalui aktivitas ini, pemasok akan memberikan balasan dalam bentuk resources yaitu surat penawaran harga yang dimana resources ini akan digunakan oleh bagian pembelian untuk melakukan aktivitas membandingkan harga dan informasi lainnya dan meminta persetujuan dari pimpinan mengenai pemasok mana yang dipilih. Setelah diputuskan maka bagian pembelian akan membuat surat order pembelian ke pemasok terpilih dan tembusan ke bagian Finance, Accounting, dan bagian Gudang untuk diproses lebih lanjut. Surat order pembelian ini merupakan global output yang akan terbentuk pada akhir proses. Langkah keenam adalah menetapkan logical junctions seperti apakah aktivitas itu harus dilakukan secara paralel atau tidak. Kombinasi dari enam aktivitas yang akan dipilih untuk variabel optimisasi dari contoh numerik Proses Pembelian Bahan Baku ini adalah duabelas, yaitu enam aktivitas yang akan dipilih dari pilihan masing-masing alternatifnya, dan enam starting times dari setiap aktivitas yang dipilih tersebut. 119

24 Gambar 4.12 Proses Pembelian Bahan Baku di PT.X Tabel 4.6 Penjelasan Elemen Proses pada Proses Pembelian Bahan Baku di PT.X Nama Objek Elemen Proses Alternatif Biaya Durasi Surat Permintaan Pembelian Bahan Baku Input resources Bagian Pembelian Meminta Aktivitas 1. Via intranet/ 4 60 Update-an Harga 2. Via phone Bagian Pembelian Membuat Aktivitas Perbandingan Harga Manual 2 30 Bag Pembelian Membuat dan Aktivitas 1. Komputer + Fax 3 10 Mengirim Surat Order ke Pemasok Bag Pembelian Membuat dan Aktivitas 1. Komputer + Office Boy 1 25 Mengirim Surat Order ke Bag. Gudang 2. Komputer Bag Pembelian Membuat dan 1. Komputer + Office Boy 1 20 Mengirim Surat Order ke Bag.Accounting Aktivitas 2. Komputer Bag Pembelian Membuat dan Aktivitas 1. Komputer + Office Boy 1 20 Mengirim Surat Order ke Bag.Finance 2. Komputer Surat Order Pembelian Ouput resources Surat Permintaan Update harga Resources Surat Penawaran harga Resources Laporan Perbandingan Harga Resources Tabel 4.6 memberikan penjelasan mengenai elemen proses pada Proses Pembelian Bahan Baku di PT.X. Surat permintaan pembelian bahan baku merupakan input resources yang dibutuhkan untuk memulai proses. Kemudian untuk masing- 120

25 masing aktivitas yang dijelaskan pada gambar 4.12 memiliki dua aternatif dengan biaya dan durasi yang berbeda-beda, dimana alternatif ini merupakan cara yang berbeda bagi pelaksanaan aktivitasnya. Setiap aktivitas dalam desain proses menggunakan input resources, kemudian input resources digunakan pada aktivitas berikutnya sampai pada akhirnya akan menghasilkan final output resources. Untuk setiap atribut dari alternatif aktivitas mencerminkan trade-off di antara biaya dan durasi. Output resources dari proses ini adalah Surat Order Pembelian Gambar 4.13 berikut ini terlihat bahwa setiap aktivitas yang dilakukan bagian gudang dan bagian pembelian memiliki sejumlah alternatif yang dapat digunakan dengan menggunakan metodologi IDEF3. 121

26 Buat Surat dan dikirim ke Pemasok Melalui Fax X Surat permintaan pembelian bahan baku Global Input X Bag Pembelian Membuat Surat Permintaan Harga dan Dibalas dengan Bag Pembelian melakukan Permintaan Harga dan Dibalas dengan Telephone X Surat Permintaan Update-an harga Surat Penawaran Harga Bag Pembelian Membuat Perbandingan Harga dengan Manual Perbandingan Harga & X Print Surat dan dikirim ke Bag. Gudang Melalui Office Boy Buat Surat dan dikirim ke Pemasok Melalui & Surat Order Pembelian Buat Surat dan dikirim ke Bag. Gudang Melalui Global Ouput Print Surat dan dikirim ke Bag. Accounting Melalui Office Boy X Buat Surat dan dikirim ke Bag. Accounting Melalui Print Surat dan dikirim ke Bag.Finance Melalui Office Boy X Buat Surat dan dikirim ke Bag.Finance Melalui Gambar 4.13 Model Proses Usulan Pembelian Bahan Baku menggunakan Alternatif Aktivitas dan Resourc es (IDEF3) 122

27 4.2.4 Model Matematis Contoh Numerik 2 : Proses Pembelian Bahan Baku di PT.X Dari gambar 4.13 di atas, maka dapat dijabarkan fungsi tujuannya dalam bentuk model matematis, yaitu minimasi durasi dan biaya waktu proses pembelian bahan baku di PT.X adalah sebagai berikut : Berdasarkan persamaan 3.1 yaitu minimasi durasi waktu sistem pembelian bahan baku dan gambar 4.13, maka fungsi tujuan yang pertama adalah sebagai berikut : dpil1= (durasi aktivitas1 alternatif 1.* aktivitas1)+( durasi aktivitas1 alternatif 2.* aktivitas1)+ (durasi aktivitas2 alternatif 1.* aktivitas2)+( durasi aktivitas2* aktivitas2)+(durasi aktivitas3 alternatif 1.* aktivitas3) + (durasi aktivitas3 alternatif 2.*aktivitas3); dpil2= (durasi aktivitas1 alternatif 1.* aktivitas1)+( durasi aktivitas1 alternatif 2.* aktivitas1)+ (durasi aktivitas2 *aktivitas2)+ (durasi aktivitas4 alternatif 1.*aktivitas4)+(durasi aktivitas4 alternatif 2.*aktivitas4); dpil3= (durasi aktivitas1 alternatif 1.* aktivitas1)+( durasi aktivitas1 alternatif 2.* aktivitas1)+ (durasi aktivitas2 * aktivitas2) +(durasi aktivitas5 alternatif 1.* aktivitas5)+ (durasi aktivitas5 alternatif 2.* aktivitas5); dpil4= (durasi aktivitas1 alternatif 1.* aktivitas1)+( durasi aktivitas1 alternatif 2.* aktivitas1)+ (durasi aktivitas2 * aktivitas2)+(durasi aktivitas6 alternatif 1.* aktivitas6) + (durasi aktivitas6 alternatif 2.*aktivitas6); [dmax1] = max(dpil1,dpil2) [dmax2] = max(dpil3,dpil4) [dj] = max(dmax1,dmax2) f 1 = minimasi dj; (4.3) dimana : aktivitas 1 = bagian pembelian meminta update-an harga 123

28 aktivitas 2 = bagian pembelian membuat perbandingan harga aktivitas 3 = bagian pembelian membuat dan mengirim surat order ke pemasok aktivitas 4 = bagian pembelian membuat dan mengirim surat order ke bag. gudang aktivitas 5 = bagian pembelian membuat dan mengirim surat order ke bag. accounting aktivitas 6 = bagian pembelian membuat dan mengirim surat order ke bag. Finance durasi aktivitas 1,2,3,4,5,6 dan setiap alternatifnya dinyatakan dalam menit. Aktivitas 1,2,3,4,5 dan 6 dinyatakan dalam variabel biner yaitu 0 dan 1 dimana 0 menyatakan bahwa aktivitas tidak ikut berpartisipasi dan 1 menyatakan aktivitas ikut berpartisipasi. Berdasarkan persamaan 3.2 yaitu minimasi biaya waktu pelayanan ke pihak customer dan gambar 4.13, maka fungsi tujuan yang kedua : f 2 = minimasi (aktivitas1alternatif1*biaya aktivitas1alternatif1) + (aktivitas1alternatif2*biaya aktivitas1alternatif2) + (aktivitas2*biaya aktivitas2) + (aktivitas3alternatif1*biaya aktivitas3alternatif1) + (aktivitas3alternatif2*biaya aktivitas3alternatif2) + (aktivitas4alternatif1*biaya aktivitas4alternatif1) + (aktivitas4alternatif2*biaya aktivitas4alternatif2) + (aktivitas5alternatif1*biaya aktivitas5alternatif1) + (aktivitas5alternatif2*biaya aktivitas5alternatif2) + (aktivitas6alternatif1*biaya aktivitas6alternatif1) + (aktivitas6alternatif2*biaya aktivitas6alternatif2) (4.4) Uji Coba Modifikasi Algoritma NSGA-II Contoh Numerik 2 : Proses Pembelian Bahan Baku di PT.X Proses pengujian untuk algoritma ini dilakukan secara komputasi dengan karakteristik komputer yang digunakan adalah sebagai berikut : Processor : Intel Core TM 2 Duo (1.83 GHz, 667 MHz FSB, 2 MB L2 Cache) Memory : 512 MB Operator Sistem : Microsof Windows XP Builder : Matlab Ver

29 Sedangkan parameter genetika yang digunakan adalah sebagai berikut : Population size = 100 Generation = 250 Mutation probability = 0.2 Crossover probability = 0.8 Hasil dari uji coba algoritma ini terdapat pada lampiran B Analisis Hasil Percobaan Usulan Contoh Numerik 2 : Proses Pembelian Bahan Baku di PT.X Solusi yang di-generate terdiri dari set aktivitas dari proses bisnis yang feasible dengan kriteria minimasi proses durasi pelayanan dan biaya yang dikeluarkan dalam melakukan set aktivitas dalam proses bisnis. Untuk mendapatkan solusi yang optimum, maka algoritma ini dilaksanakan masing-masing 10 kali replikasi dengan random seed yang berbeda. Hasil yang ditampilkan dengan 10 replikasi ternyata memberikan hasil yang sama. Gambar 4.14 di bawah ini menggambarkan pareto-optimal front yaitu solusi optimal yang ditawarkan dengan mempertimbangkan dua aspek yaitu : Kedekatan solusi-solusi dengan pareto-optimal front. Keanekaragaman solusi yang diberikan. 125

30 Pareto Optimal Set Gambar 4.14 Hasil NSGA-II Contoh Numerik 2 : Proses Pembelian Bahan Baku di PT.X Pada Gambar 4.14 ditampilkan lima alternatif solusi terbaik dari semua ruang solusi yang feasible yang ditunjukkan pada pareto-optimal front dengan menggunakan fungsi tujuan yang telah ditetapkan sedangkan solusi akhir dari representasi kromosom pada populasi akhir dapat dilihat pada lampiran B. Dari hasil percobaan yang dilakukan dengan menggunakan data hipotetik pada contoh numerik 2 dapat dilihat bahwa setiap alternatif memberikan trade-off di antara proses durasi dan biayanya, yang dimana masing-masing alternatif tersebut memiliki kelebihannya masing-masing. Dari hasil yang diperoleh dapat dilihat bahwa aktivitas yang dilakukan secara manual cenderung memerlukan biaya yang lebih sedikit tetapi membutuhkan durasi yang lebih lama, dan sebaliknya aktivitas yang dilaksanakan secara otomatis dengan menggunakan teknologi tertentu memerlukan biaya yang lebih tinggi tetapi membutuhkan durasi yang lebih singkat. 126

31 Tabel 4.7 Solusi Terbaik Usulan Proses Pembelian Bahan Baku di PT.X Alternatif Durasi (Menit) Biaya ($) Representasi Kromosom A B C D E F Dari hasil yang ditunjukkan pada tabel 4.7 di atas terdapat 6 alternatif solusi terbaik yang dinyatakan dalam representasi kromosom variabel biner yang dimana variabel biner 0 menyatakan bahwa alternatif setiap aktivitas tersebut tidak ikut berpartisipasi dan variabel biner 1 menyatakan bahwa alternatif aktivitas tersebut ikut berpartisipasi. Dari hasil representasi kromosom pada tabel di atas terlihat bahwa 1 gen menyatakan 1 variabel biner aktivitas seperti : Kromosom 1 : Tabel 4.8 Kromosom 1untuk Contoh Numerik 2 Aktv 1 Aktv 2 Aktv 3 Aktv 4 Aktv 5 Aktv 6 Alt 1 Alt 2 Alt 1 Alt 2 Alt 1 Alt 2 Alt 1 Alt 2 Alt 1 Alt Lokus 1 dengan nilai alele = 0, menyatakan bahwa aktivitas 1 dengan alternatif 1 tidak ikut berpartisipasi dalam proses bisnis. Lokus 2 dengan nilai alele = 1, menyatakan bahwa aktivitas 1 dengan alternatif 2 ikut berpartisipasi dalam proses bisnis. Lokus 3 dengan nilai alele = 1, menyatakan bahwa aktivitas 2 dengan ikut berpartisipasi dalam proses bisnis. Lokus 4 dengan nilai alele = 1, menyatakan bahwa aktivitas 3 dengan alternatif 1 ikut berpartisipasi dalam proses bisnis. 127

32 Lokus 5 dengan nilai alele = 0, menyatakan bahwa aktivitas 3 dengan alternatif 2 tidak ikut berpartisipasi dalam proses bisnis. Lokus 6 dengan nilai alele = 0, menyatakan bahwa aktivitas 4 dengan alternatif 1 tidak ikut berpartisipasi dalam proses bisnis. Lokus 7 dengan nilai alele = 1, menyatakan bahwa aktivitas 4 dengan alternatif 2 ikut berpartisipasi dalam proses bisnis. Lokus 8 dengan nilai alele = 0, menyatakan bahwa aktivitas 5 dengan alternatif 1 tidak ikut berpartisipasi dalam proses bisnis. Lokus 9 dengan nilai alele = 1, menyatakan bahwa aktivitas 5 dengan alternatif 2 ikut berpartisipasi dalam proses bisnis. Lokus 10 dengan nilai alele = 0, menyatakan bahwa aktivitas 6 dengan alternatif 1 tidak ikut berpartisipasi dalam proses bisnis. Lokus 11 dengan nilai alele = 1, menyatakan bahwa aktivitas 6 dengan alternatif 2 ikut berpartisipasi dalam proses bisnis. Adapun representasi kromosom pada tabel 4.7 memiliki arti bahwa alternatif mana yang terpilih untuk setiap aktivitas yang akan ikut berpartisipasi pada desain proses bisnis dapat ditunjukkan pada tabel 4.9 berikut ini. Tabel 4.9 Representasi Alternatif Aktivitas yang Terpilih pada Contoh Numerik 2 Aktivitas Alternatif Aktivitas Biaya Durasi Solusi Alternatif A B C D E F Bagian Pembelian Meminta 1. Via intranet/ v v v Update-an Harga 2. Via phone v v v Bagian Pembelian Membuat Perbandingan Harga Manual 2 30 v v v v v v Bag Pembelian Membuat dan 1. Komputer + Fax 3 10 v - - v - - Mengirim Surat Order ke Pemasok v v - v v 1. Komputer + Office Bag Pembelian Membuat dan Boy v - - v Mengirim Surat Order ke Bag. Gudang 2. Komputer v v - v v - 1. Komputer + Office Bag Pembelian Membuat dan Boy v v - v v Mengirim Surat Order ke Bag.Accounting 2. Komputer v - - v Komputer + Office Bag Pembelian Membuat dan Boy v v - v v Mengirim Surat Order ke Bag.Finance 2. Komputer v - - v

33 Berdasarkan penjelasan tersebut dan keenam kromosom yang terdapat dalam Pareto Optimal Front, maka hasil yang diperoleh pada tabel 4.9 dapat digambarkan pada Gantt Chart. Dengan asumsi pada saat awal proses (waktu=0), maka kelima alternatif solusi terbaik yang diperoleh digambarkan dalam bentuk Gantt Chart dimana kedua input resources tersedia dan aktivitas proses pembelian bahan baku dimulai. Kotak berwarna hijau menggambarkan alternatif setiap aktivitas dan lamanya durasi aktivitas. Total Biaya untuk setiap proses aktivitas diperoleh dari penambahan biaya setiap aktivitas yang digambarkan, sedangkan total durasi ditentukan dari waktu paling akhir dari pelaksanaan aktivitas tersebut dalam proses bisnis. Process Cost : 21 Surat Permintaan Pembelian Bahan Baku Bag Pembelian ke Pemasok Bag Pembelian Bag Pembelian ke Pemasok Via Phone Perb Harga Manual Komputer + Fax Surat Order Pembelian Global Input Bag Pembelian ke Bag. Gudang Komputer + Global Output Bag Pembelian ke Bag. Accounting Bag Pembelian ke Bag. Finance Komputer + Komputer Process Duration : 55 Gambar 4.15 Solusi Usulan Alternatif A Untuk Proses Bisnis pada Contoh Numerik 2 Solusi pada alternatif A memiliki durasi terpendek yang diperoleh yaitu 55 menit solusi ini memiliki total biaya yang paling mahal sebesar $21 karena lebih banyak menggunakan teknologi dalam setiap aktivitasnya, yaitu dimana bagian pembelian menghubungi para pemasok untuk mengetahui update-an harga bahan baku menggunakan telepon yang dimana tentu saja akan memberikan jawaban harga yang lebih singkat, akan tetapi tentu saja membutuhkan biaya yang sangat mahal apabila jarak pemasok dengan perusahaan sangat jauh. Setelah diperoleh kepastian harga dari para pemasok yang dihubungi melalui telepon, maka bagian pembelian akan melakukan perbandingan harga secara manual dan memutuskan pemasok mana yang akan terpilih. Setelah menentukan pemasok mana yang akan memasok bahan baku ke perusahaan, maka akan dibuat surat dan dilakukan pengirimannya melalui fax dan internet sehingga 129

34 dapat mempersingkat waktu dan surat order pembelian diusulkan dikrim ke bagian accounting, finance, dan bagian gudang melalui . Gambar 4.16 Solusi Usulan Alternatif B Untuk Proses Bisnis pada Contoh Numerik 2 Solusi pada alternatif B memiliki durasi lebih panjang dibandingkan solusi alternatif A yaitu 65 menit dengan total biaya yang lebih kecil yaitu $18. Hal ini pengiriman surat order pembelian ke pemasok melalui . Selain itu pengiriman surat ke bagian accounting dan bagian finance dilakukan dengan bantuan office boy. Process Cost : 17 Surat Permintaan Pembelian Bahan Baku Global Input Bag Pembelian ke Pemasok Bag Pembelian Bag Pembelian ke Pemasok Bag Pembelian ke Bag. Gudang Bag Pembelian ke Bag. Accounting Bag Pembelian ke Bag. Finance Via Phone Perb Harga Manual Komputer + Komputer + OB Komputer + OB Komputer + OB Surat Order Pembelian Global Output Process Duration : 70 Gambar 4.17 Solusi Usulan Alternatif C Untuk Proses Bisnis pada Contoh Numerik 2 130

35 Sedangkan pada solusi alternatif C diperoleh solusi dengan biaya yang lebih rendah yaitu $17, akan tetapi menambah proses durasi sekitar 21.4 % yaitu menjadi 70 menit dari alternatif A. Hal ini disebabkan kombinasi yang berbeda dari alternatif setiap aktivitas di dalamnya, yaitu pengiriman surat order pembelian dilakukan melalui untuk mengetahui update-an harga bahan baku. Sedangkan yaitu pengiriman surat order pembelian kepada bagian gudang, bagian accounting, dan bagian finance yang dilakukan dengan bantuan office boy bila dibandingkan pada solusi alternatif A. Gambar 4.18 Solusi Usulan Alternatif D Untuk Proses Bisnis pada Contoh Numerik 2 Solusi alternatif D diperoleh biaya yang lebih rendah lagi dengan pengurangan proses berdurasi sekitar 28.5 % (15 menit) dan durasi yang lebih lama yaitu 100 menit apabila dibandingkan dengan alternatif A. Hal ini disebabkan kombinasi yang berbeda dari alternatif setiap aktivitas di dalamnya, yaitu bagian pembelian menghubungi para pemasok menggunakan internet untuk mengetahui update-an harga bahan baku apabila dibandingkan pada solusi alternatif A. 131

36 Gambar 4.19 Solusi Usulan Alternatif E Untuk Proses Bisnis pada Contoh Numerik 2 Solusi alternatif E memberikan total biaya yaitu $12, akan tetapi memiliki 110 menit. Hal ini disebabkan kombinasi yang berbeda dari alternatif setiap aktivitas di dalamnya, yaitu bagian pembelian menghubungi para pemasok menggunakan internet untuk mengetahui update-an harga bahan baku bila dibandingkan pada solusi alternatif A; pengiriman surat kepada bagian accounting dan bagian finance yang dilakukan dengan bantuan office boy bila dibandingkan pada solusi alternatif A. Gambar 4.20 Solusi Usulan Alternatif F Untuk Proses Bisnis pada Contoh Numerik 2 Solusi alternatif F memberikan total biaya yaitu $11, akan tetapi memiliki 115 menit. Hal ini disebabkan kombinasi yang berbeda dari alternatif setiap aktivitas di dalamnya, yaitu bagian pembelian menghubungi para pemasok menggunakan internet untuk mengetahui update-an harga bahan baku bila dibandingkan pada solusi alternatif A; pengiriman surat kepada pemasok menggunakan ; pengiriman surat kepada 132

37 bagian gudang, accounting dan bagian finance yang dilakukan dengan bantuan office boy Perbandingan Solusi antara Proses Bisnis as is dengan Proses Bisnis to be pada Contoh Numerik 2 Pada sistem to be yang diusulkan pada contoh numerik 2 yang diperoleh dengan menganalisis secara kuantitatif, didapatkan penghematan durasi sebesar 52.2%, akan tetapi terjadi kenaikan biaya sebesar 75% apabila memilih solusi alternatif A untuk diimplementasikan. Hal ini dikarenakan lebih banyak menggunaan teknologi dalam menjalankan aktivitas bisnis. Apabila menggunakan pemilihan alternatif solusi dengan B, maka diperoleh penghematan durasi sebesar 43.5% dan kenaikan biaya 50% dari proses bisnis as is. Apabila menggunakan pemilihan alternatif solusi dengan C, maka diperoleh penghematan durasi sebesar 39.1% dan kenaikan biaya 41.7% dari proses bisnis as is. Apabila menggunakan pemilihan alternatif solusi dengan D, maka diperoleh penghematan durasi sebesar 13% dan kenaikan biaya 25% dari proses bisnis as is. Apabila menggunakan pemilihan alternatif solusi dengan E, maka diperoleh penghematan durasi yang tidak signifikan sebesar 4.3% dan biaya yang tetap dari proses bisnis as is. Apabila menggunakan pemilihan alternatif solusi dengan F, maka diperoleh penghematan biaya 8.3% dari proses bisnis as is, sedangkan tidak terdapat perbedaan lama durasi dari proses bisnis as is. Keputusan yang disarankan kepada pihak pengambil keputusan adalah memilih alternatif yang tidak memerlukan penambahan biaya yang tidak terlalu tinggi dan penghematan durasi yang signifikan agar proses produksi tisak akan terhambat nantinya, akan tetapi pemilihan alternatif solusi mana yang akan diterapkan adalah semuanya tergantung keputusan dari pihak pengambil keputusan. Perbandingan lamanya durasi dan biaya pada sistem as is dengan sistem to be dapat dilihat pada tabel berikut ini : 133

38 Durasi (Menit) Tabel 4.10 Perbandingan Durasi dan Biaya pada sistem as is dengan sistem to be pada Contoh Numerik 2 Prosedur "as is" Prosedur Usulan Modifikasi NSGA II Biaya ($) Alternatif Durasi (Menit) Penghematan Biaya ($) Durasi Biaya A ,2% +75% B ,5% +50% C ,1% +41,7% D ,0% 25% E ,3% 0,0% F ,0% 8,3% 4.3 Contoh Numerik 3 : Rekrutmen Siswa di Tempat Pelatihan Y Deskripsi Contoh Numerik 3 as is Pada contoh numerik 3 ini menggunakan data hipotetik yaitu mengenai proses yang ada di tempat pelatihan Y. Adapun proses-proses yang terdapat di tempat pelatihan Y dalam menjalankan aktivitas bisnisnya yaitu proses rekrutmen siswa di tempat pelatihan, proses pelatihan siswa,dan proses penyerahan sertifikat kepada siswa seperti yang digambarkan pada gambar 4.24 berikut ini. Gambar 4.21 Proses-Proses di Tempat Pelatihan Y Berdasarkan wawancara dengan pihak direksi, diketahui bahwa proses dalam rekrutmen siswa mengalami kendala yaitu seperti lamanya waktu pelayanan dan mahalnya biaya yang dikeluarkan pada saat rekrutmen tersebut. Saat ini, pihak direksi 134

39 menyatakan bahwa terdapat kendala pada proses rekrutmen siswa sehingga perlu dikaji ulang aktivitas dalam proses bisnis ini. Setelah melakukan observasi pada tempat pelatihan tersebut, maka aktivitas proses bisnis dalam perusahaan tersebut dapat didekomposisi untuk mengetahui bagian proses bisnis mana saja yang perlu dilakukan perbaikan. Aktivitas yang didekomposisi sampai pada level yang paling bawah adalah aktivitas yang perlu dikaji ulang seperti yang ditunjukkan pada gambar 4.22 berikut ini : Proses di Tempat Pelatihan Y 0 Proses Info dan Rekrutmen Siswa 1 Proses Pelatihan Siswa 2 Proses Penyerahan Sertifikat 3 Siswa Mencari Info Pelatihan Siswa Mencari Info Ketersediaan Kelas Siswa Mengisi Biodata Pemilihan Kelas oleh Siswa Pengisian Biodata Pembayaran Biaya Pelatihan oleh Siswa Petugas Menyortir Data Awal Siswa Pembuatan Kwitansi+Cap oleh Staf adm Gambar 4.22 Dekomposisi Proses Rekrutmen Siswa di Tempat Pelatihan Y Pada tahapan proses ini, tempat Pelatihan tersebut belum memiliki alternatif pemilihan set aktivitas bisnis yang jelas untuk melakukan proses administrasi bagi pendaftaran siswanya. Saat ini pihak pelatihan hanya memiliki beberapa proses yang dilakukan secara acak, sehingga durasi yang dibutuhkan unuk melakukan aktivitas dalam proses tersebut adalah 85 menit dan biaya $ Penetapan Variabel dan Kriteria Tujuan pada Usulan Proses Bisnis pada Contoh Numerik 3 Dari penjelasan mengenai aktivitas dalam proses di tempat pelatihan Y, pihak perusahaan merasakan bahwa kegiatan tersebut dirasakan masih belum optimal, sehingga perlu diusulkan berbagai alternatif aktivitas dalam proses rekrutmen siswa 135

40 tanpa mengubah urutan aktivitasnya. Kriteria tujuan yang ingin dicapai oleh pihak perusahaan dalam melakukan perbaikan proses bisnis dalam hal proses pembelian bahan baku adalah meminimasi durasi dan biaya yang dikeluarkan pada saat menjalankan aktivitas bisnis tersebut. Sedangkan variabel yang digunakan adalah aktivitas dan waktu mulainya aktivitas dalam proses bisnis tersebut Usulan Analisis Kualitatif pada Contoh Numerik 3 Dari penjelasan dari pihak direksi mengenai aktivitas rekrutmen siswa di tempat Pelatihan Y seperti yang telah digambarkan pada gambar dapat dikatakan bahwa aktivitas dalam proses bisnis tersebut masih belum optimal. Dari pihak manajemen memberikan usulan mengenai alternatif aktivitas rekrutmen siswa di tempat Pelatihan Y. Sebelum dilakukan perhitungan secara kuantitatif, maka diusulkan untuk melakukan analisa secara kualitatif agar perbaikan proses di atas menjadi lebih baik. Berdasarkan analisa kualitatif dapat dilihat bahwa : Aktivitas mencari info data pelatihan dan ketersediaan kelas merupakan aktivitas yang redundant sehingga disarankan untuk menggabungkan kedua aktivitas itu seperti yang ditunjukkan pada gambar di bawah ini : I1 Mencari info data pelatihan O1 Mencari ketersediaan kelas O2 I1 Mencari info pelatihan + ketersediaan kelas O2 Gambar 4.23 Analisis kualitatif aktivitas redundant 1 pada Contoh Numerik 3 Aktivitas pengisian biodata dan pemilihan kelas merupakan aktivitas yang redundant sehingga disarankan untuk menggabungkan kedua aktivitas itu menjadi satu saja yaitu dengan cara pemilihan kelas dicantumkan pada formulir yang sama dari pencatatan biodata sehingga dapat menurunkan durasi proses dan biayanya secara langsung. 136

41 Gambar 4.24 Analisis kualitatif aktivitas redundant 2 pada Contoh Numerik 3 Aktivitas pembayaran dan pembuatan bukti pembayaran merupakan aktivitas yang dapat dilakukan secara parallel seperti yang ditunjukkan pada gambar di bawah ini : Gambar 4.25 Analisis kualitatif aktivitas yang dapat diparalel pada Contoh Numerik Penetapan Kriteria Tujuan dan Variabel pada Usulan Proses Bisnis pada Contoh Numerik 3 Dari penjelasan mengenai aktivitas proses bisnis dalam rekrutmen siswa di tempat pelatihan Y, pihak perusahaan merasakan bahwa kegiatan tersebut dirasakan masih belum optimal, sehingga perlu diberikan usulan mengenai alternatif aktivitas dalam proses rekrutmen tanpa mengubah urutan aktivitasnya. Kriteria tujuan yang ingin dicapai oleh pihak perusahaan dalam melakukan perbaikan proses bisnis adalah meminimasi durasi dan biaya yang dikeluarkan pada saat menjalankan aktivitas bisnis tersebut sehingga diharapkan bagian administrasi dapat melayani jumlah calon siswa yang lebih banyak lagi. Sedangkan variabel yang digunakan adalah aktivitas dan waktu mulainya aktivitas dalam proses bisnis tersebut. 137

42 4.3.5 Pemodelan Proses Usulan Contoh Numerik 3 : Rekrutmen Siswa di Tempat Pelatihan Y Langkah yang pertama adalah mendefinisikan usulan skenario rekrutmen siswa di tempat pelatihan Y. Pada saat siswa yang membutuhkan pelatihan tertentu, maka akan mencoba mencari tahu mengenai info biaya, jenis pelatihan, lamanya pelatihan dan kelas yang tersedia. Setelah mencocokkan dengan informasi yang diterima maka siswa tersebut akan membawa prasyarat dari pendaftaran seperti misalnya kartu siswa, nilai tertentu, dan lain sebagainya, setelah prasyarat terpenuhi maka siswa akan mengisi biodata dan pemilihan kelas yang diinginkan dan setelah itu baru dilakukan pembayaran. Langkah kedua adalah mengidentifikasi dan menetapkan aktivitas yang tepat), yaitu rekrutmen siswa di tempat Pelatihan Y dengan menggunakan 5 aktivitas yang dimana masing-masing aktivitas ini memiliki alternatif yang berbeda-beda dimana alternatif tersebut tentu saja akan memberikan pilihan durasi dan biaya yang juga berbeda-beda. Langkah ketiga adalah menyusun aktivitas dalam urutan yang bertahap seperti pada gambar Langkah keempat adalah mengidentifikasi dan menentukan input dan output, yaitu terdapat satu buah global input, dua buah global output dan output resources dalam sistem ini. Adapun input dan ouput yang dihasilkan adalah sebagai berikut : Jenis Pelatihan : merupakan data mengenai jenis Pelatihan yang diinginkan oleh konsumen. Bukti pembayaran : merupakan detil dari pembayaran yang dilakukan oleh konsumen. Buku+Name Tag : merupakan buku dan name tag yang akan digunakan pada saat pelatihan berlangsung. Info training : merupakan informasi mengenai biaya, jenis pelatihan, lamanya pelatihan dan kelas yang tersedia 138

43 Report prasyarat : merupakan data mengenai prasyarat yag telah dipenuhi oleh konsumen misalnya kartu Siswa, sertifikat tertentu. Data siswa + kelas : merupakan biodata siswa yang akan mengikuti pelatihan dan jenis kelas yang dipilihnya. Langkah kelima menetapkan object life cycle, yaitu satu buah global input diperlukan pada saat akan memulai proses yaitu jenis pelatihan yang diinginkan siswa tertentu. Setelah siswa tersebut mencari informasi melalui media tertentu maka siswa tersebut akan bertanya pada bagian administrasinya mengenai info pelatihan dan setelah itu siswa akan melakukan pendaftaran dengan cara memasukkan resources data prasyarat yang dikehendaki oleh pihak penyelenggara, setelah itu siswa diperkenankan mengisi biodata dan memilih kelas yang akan menghasilkan resources data siswa dan jenis kelas yang dipilih dan pada tahap akhirnya akan dilakukan pembayaran yang akan menghasilkan global output yaitu bukti pembayaran, buku dan name tag. Langkah keenam adalah menetapkan logical junctions seperti apakah aktivitas itu harus dilakukan secara paralel atau tidak. Pada contoh numerik 3 ini terdapat beberapa aktivitas dihubungkan secara berurutan, aktivitas tersebut dihubungkan dengan kebutuhan starting times yang nantinya akan disesuaikan dengan algoritma NSGA-II untuk menggambarkan urutannya. 139

44 Gambar 4.26 Usulan Proses Rekrutmen Siswa di Tempat Pelatihan Y Alternatif untuk setiap aktivitas yang ditawarkan untuk proses bisnis tersebut memiliki atribut durasi dan biaya yang berbeda-beda seperti ditunjukkan pada tabel di bawah ini Tabel 4.11 Penjelasan Elemen Proses pada Proses Rekrutmen Siswa di Tempat Pelatihan Y Nama Objek Elemen Proses Alternatif Biaya Durasi Jenis Training Input resources Mencari info Training Aktivitas 1. Via phone ketersediaan kelas 2. langsung datang 1 10 Sortir data awal Aktivitas 1. Manual 0,2 5 Pengisian Biodata Aktivitas 1. Formulir manual Kelas 2. Software 2 10 Pembayaran Aktivitas 1. Credit card Debit Cash 0,1 10 Pembuatan bukti Aktivitas 1. Kwitansi 1 10 Pembayaran 2. Print

45 Lanjutan Tabel 4.11 Penjelasan Elemen Proses pada Proses Rekrutmen Siswa di Tempat Pelatihan Y Nama Objek Elemen Proses Alternatif Biaya Durasi Bukti pembayaran Ouput resources Buku + Name Tag Ouput resources Alamat resources Info Training resources Report prasyarat resources Data siswa + kelas resources Tabel 4.11 memberikan penjelasan mengenai elemen proses pada Rekrutmen Siswa di tempat Pelatihan Y. Data jenis pelatihan merupakan input resources yang dibutuhkan untuk memulai proses. Kemudian untuk masing-masing aktivitas yang dijelaskan pada gambar 4.29 memiliki beberapa aternatif dengan biaya dan durasi yang berbeda-beda, dimana alternatif ini merupakan cara yang berbeda bagi pelaksanaan aktivitas. Setiap aktivitas dalam desain proses menggunakan input resources, kemudian input resources digunakan pada aktivitas berikutnya sampai pada akhirnya akan menghasilkan final output resources. Untuk setiap atribut dari alternatif setiap aktivitas mencerminkan trade-off di antara biaya dan durasi. Output resources dari proses ini adalah Bukti pembayaran, buku dan name tag Pada Gambar 4.29 di atas tidak terlihat bahwa setiap aktivitas yang dilakukan memiliki sejumlah alternatif yang dapat digunakan. Untuk itulah, maka penulis menggambarkan proses tersebut di atas dengan menggunakan metodologi IDEF3 seperti yang ditunjukkan pada gambar 4.30 berikut ini : 141

46 Report prasyarat Mencari info Training dan ketersediaan melalui telpon Jenis Training X X info Training Penyortiran data awal secara manual Global Input Mencari info Training dan ketersediaan dengan Langsung datang Pembayaran melalui credit card X Pengisian biodata siswa melalui formulir ke-1 Pembayaran melalui debit X X X Data siswa dan kelas & Kwitansi Pengisian biodata siswa melalui komputer Pembayaran dengan cash & Buku + name Tag Pembuatan bukti pembayaran secara manual Global Output X X Pembuatan bukti pembayaran melalui print Gambar 4.27 Model Proses Usulan Rekrutmen Siswa di Tempat Pelatihan Y menggunakan Alternatif Aktivitas dan Resources (IDEF3) Model Matematis Contoh Numerik 3 : Proses Rekrutmen Siswa di Tempat Pelatihan Y Dari gambar 4.27 di atas, maka dapat di jabarkan fungsi tujuannya dalam bentuk model matematis, yaitu minimasi durasi dan biaya pada saat rekrutmen siswa di tempat pelatihan Y adalah sebagai berikut : Berdasarkan persamaan 3.1 yaitu minimasi durasi waktu rekrutmen siswa dan gambar 4.27, maka fungsi tujuan yang pertama : dpil1= (durasi aktivitas1 alternatif 1.* aktivitas1) + (durasi aktivitas1 alternatif 2.* aktivitas1) + (durasi aktivitas2* aktivitas2) + (durasi aktivitas3 alternatif 1.* 142

47 aktivitas3) + (durasi aktivitas3 alternatif 2.* aktivitas3) + (durasi aktivitas4 alternatif 1.* aktivitas4) + (durasi aktivitas4alternatif 2.* aktivitas4) + (durasi aktivitas4 alternatif 3.* aktivitas4); dpil2 = (durasi aktivitas1 alternatif 1.* aktivitas1) + (durasi aktivitas1 alternatif 2.* aktivitas1) + (durasi aktivitas2* aktivitas2) + (durasi aktivitas3 alternatif 1.* aktivitas3) + (durasi aktivitas3 alternatif 2.* aktivitas3) + (durasi aktivitas5 alternatif 1.* aktivitas5) + (durasi aktivitas5alternatif 2.* aktivitas5) [dj] = max(dpil1,dpil2) f 1 = minimasi dj; (4.5) dimana : aktivitas 1 = mencari info training + ketersediaan kelas aktivitas 2 = sortir data awal aktivitas 3 = pengisian biodata + kelas aktivitas 4 = pembayaran aktivitas 5 = pembuatan bukti pembayaran durasi aktivitas 1,2,3,4,5, dan setiap alternatifnya dinyatakan dalam menit. Aktivitas 1,2,3,4, dan 5 dinyatakan dalam variabel biner yaitu 0 dan 1 dimana 0 menyatakan bahwa aktivitas tidak ikut berpartisipasi dan 1 menyatakan aktivitas ikut berpartisipasi. Berdasarkan persamaan 3.2 yaitu minimasi biaya waktu pelayanan ke pihak customer dan gambar 4.27, maka fungsi tujuan yang kedua : f 2 = (aktivitas1alternatif1*biaya aktivitas1alternatif1) + (aktivitas1alternatif2*biaya aktivitas1alternatif2) + (aktivitas2*biaya aktivitas2) + (aktivitas3alternatif1*biaya aktivitas3alternatif1) + (aktivitas3alternatif2*biaya aktivitas3alternatif2) + (aktivitas4alternatif1*biaya aktivitas4alternatif1) + (aktivitas4alternatif2*biaya aktivitas4alternatif2) + (aktivitas4alternatif3*biaya aktivitas4alternatif3) + (aktivitas5alternatif1*biaya aktivitas5alternatif1) + (aktivitas5alternatif2*biaya aktivitas5alternatif2) (4.6) 143

48 4.3.7 Uji Coba Modifikasi Algoritma NSGA-II Contoh Numerik 3 : Rekrutmen Siswa di Tempat Pelatihan Y Proses pengujian untuk algoritma ini dilakukan secara komputasi dengan karakteristik komputer yang digunakan adalah sebagai berikut : Processor : Intel Core TM 2 Duo (1.83 GHz, 667 MHz FSB, 2 MB L2 Cache) Memory : 512 MB Operator Sistem : Microsof Windows XP Builder : Matlab Ver. 7.0 Sedangkan parameter genetika yang digunakan adalah sebagai berikut : Population size = 100 Generation = 250 Mutation probability = 0.2 Crossover probability = 0.8 Hasil dari uji coba algoritma ini terdapat pada lampiran C Analisis Hasil Percobaan Usulan Contoh Numerik 3 : Proses Rekrutmen Siswa di Tempat Pelatihan Y Solusi yang di-generate terdiri dari set aktivitas dari proses bisnis yang feasible dengan kriteria minimasi proses durasi pelayanan dan biaya yang dikeluarkan dalam melakukan set aktivitas dalam proses bisnis. Untuk mendapatkan solusi yang optimum, maka algoritma ini dilaksanakan masing-masing 10 kali replikasi dengan random seed yang berbeda. Hasil yang ditampilkan dengan 10 replikasi ternyata memberikan hasil yang sama. 144

49 Pareto Optimal Set Gambar 4.28 Hasil NSGA-II Contoh Numerik3 : Proses Rekrutmen Siswa di Tempat Pelatihan Y Pada Gambar 4.28 ditampilkan empat alternatif solusi optimal yang merupakan pareto-optimal front dari fungsi tujuan yang telah ditetapkan sedangkan solusi akhir dari representasi kromosom pada populasi akhir dapat dilihat pada lampiran C. Dari hasil percobaan yang dilakukan dengan menggunakan data hipotetik pada contoh numerik 3 dapat dilihat bahwa setiap alternatif memberikan trade-off di antara proses durasi dan biayanya, yang dimana masing-masing alternatif tersebut memiliki kelebihannya masing-masing. Dari hasil yang diperoleh dapat dilihat bahwa aktivitas yang dilakukan secara manual cenderung memerlukan biaya yang lebih sedikit tetapi membutuhkan durasi yang lebih lama, dan sebaliknya aktivitas yang dilaksanakan secara otomatis dengan menggunakan teknologi tertentu memerlukan biaya yang lebih tinggi tetapi membutuhkan durasi yang lebih singkat. 145

50 Tabel 4.12 Solusi Terbaik Usulan Contoh Numerik 3 Alternatif Durasi (Menit) Biaya ($) Representasi Kromosom A 30 8, B 32 6, C 35 4, D 45 3, Dari hasil yang ditunjukkan pada tabel 4.12 di atas terdapat 4 alternatif solusi terbaik yang dinyatakan dalam representasi kromosom variabel biner yang dimana variabel biner 0 menyatakan bahwa alternatif setiap aktivitas tersebut tidak ikut berpartisipasi dan variabel biner 1 menyatakan bahwa alternatif aktivitas tersebut ikut berpartisipasi. Dari hasil representasi kromosom pada tabel di atas terlihat bahwa 1 gen menyatakan 1 variabel biner aktivitas seperti : Kromosom 1 : Tabel 4.13 Kromosom 1 untuk Contoh Numerik 3 Aktivitas 1 Aktivitas 3 Aktivitas 4 Aktivitas 5 Alt 1 Alt 2 Aktivitas2 Alt 1 Alt 2 Alt 1 Alt 2 Alt 3 Alt 1 Alt Lokus 1 dengan nilai alele = 0, menyatakan bahwa aktivitas 1 dengan alternatif 1 tidak ikut berpartisipasi dalam proses bisnis. Lokus 2 dengan nilai alele = 1, menyatakan bahwa aktivitas 1 dengan alternatif 2 ikut berpartisipasi dalam proses bisnis. Lokus 3 dengan nilai alele = 1, menyatakan bahwa aktivitas 2 ikut berpartisipasi dalam proses bisnis. Lokus 4 dengan nilai alele = 0, menyatakan bahwa aktivitas 3 dengan alternatif 1 tidak ikut berpartisipasi dalam proses bisnis. Lokus 5 dengan nilai alele = 1, menyatakan bahwa aktivitas 3 dengan alternatif 2 ikut berpartisipasi dalam proses bisnis. 146

51 Lokus 6 dengan nilai alele = 1, menyatakan bahwa aktivitas 4 dengan alternatif 1 ikut berpartisipasi dalam proses bisnis. Lokus 7 dengan nilai alele = 0, menyatakan bahwa aktivitas 4 dengan alternatif 2 tidak ikut berpartisipasi dalam proses bisnis. Lokus 8 dengan nilai alele = 0, menyatakan bahwa aktivitas 4 dengan alternatif 3 tidak ikut berpartisipasi dalam proses bisnis. Lokus 9 dengan nilai alele = 0, menyatakan bahwa aktivitas 5 dengan alternatif 1 tidak ikut berpartisipasi dalam proses bisnis. Lokus 10 dengan nilai alele = 1, menyatakan bahwa aktivitas 5 dengan alternatif 2 ikut berpartisipasi dalam proses bisnis. Adapun representasi kromosom pada tabel 4.12 memiliki arti bahwa alternatif mana yang terpilih untuk setiap aktivitas yang akan ikut berpartisipasi pada desain proses bisnis dapat ditunjukkan pada tabel 4.14 berikut ini. Tabel 4.14 Representasi Alternatif Aktivitas yang Terpilih pada Contoh Numerik 3 Aktivitas Alternatif Aktivitas Biaya Durasi Solusi Alternatif A B C D Mencari info Training + 1. Via phone ketersediaan kelas 2. langsung datang 1 10 v v v v Sortir data awal 1. Manual 0,2 5 v v v v Pengisian Biodata + 1. Formulir manual v Kelas 2. Software 2 10 v v v - 1. Credit card 3 5 v Debit v - - Pembayaran 3. Cash 0, v v Pembuatan bukti 1. Kwitansi v v pembayaran 2. Print 2 5 v v - - Berdasarkan penjelasan tersebut dan keempat kromosom yang terdapat dalam Pareto Optimal Front, maka hasil yang diperoleh pada tabel 4.14 dapat digambarkan pada Gantt Chart. Dengan asumsi pada saat awal proses (waktu=0), maka kelima alternatif solusi terbaik yang diperoleh digambarkan dalam bentuk Gantt Chart dimana kedua input resources tersedia dan aktivitas proses rekrutmen siswa di tempat pelatihan Y dimulai. Kotak berwarna ungu menggambarkan alternatif setiap aktivitas dan lamanya durasi aktivitas. Total Biaya untuk setiap proses aktivitas diperoleh dari 147

52 penambahan biaya setiap aktivitas yang digambarkan, sedangkan total durasi ditentukan dari waktu paling akhir dari pelaksanaan aktivitas tersebut dalam proses bisnis. Gambar 4.29 Solusi Usulan Alternatif A untuk Proses Bisnis pada Contoh Numerik 3 Solusi pada alternatif A memiliki durasi terpendek yang diperoleh yaitu 30 menit solusi ini memiliki total biaya yang paling mahal sebesar $8.2 karena menggunakan teknologi seperti software dalam pengisian biodata dan pembayaran melalui credit card dan pembuatan kwitansi yang menggunakan software tertentu dan diprint sehingga dapat mempersingkat waktu. Gambar 4.30 Solusi Usulan Alternatif B untuk Proses Bisnis pada Contoh Numerik 3 148

53 Solusi pada alternatif B memiliki durasi lebih panjang dibandingkan solusi alternatif A yaitu 32 menit dengan total biaya yang lebih kecil yaitu $6.2 dimana pembayaran dilakukan dengan cara debit apabila dibandingkan dengan alternatif solusi A. Gambar 4.31 Solusi Usulan Alternatif C untuk Proses Bisnis pada Contoh Numerik 3 Solusi alternatif C diperoleh solusi dengan biaya yang lebih rendah yaitu $4.3, akan tetapi menambah proses durasi sekitar 16.6 % (35 menit) dari alternatif A. Hal ini dikarenakan kombinasi yang berbeda dari set alternatif setiap aktivitas dalam desain proses bisnis yaitu hanya menggunakan software pada saat pengisian biodata, pembayaran dilakukan secara cash dan pembuatan kwitansinya juga secara manual. Gambar 4.32 Solusi Usulan Alternatif D untuk Proses Bisnis pada Contoh Numerik 3 149

54 Sedangkan pada solusi alternatif D diperoleh solusi dengan biaya yang lebih rendah yaitu $3.8, akan tetapi menambah proses durasi sekitar 33.3 % (45 menit) dari alternatif A. Hal ini dikarenakan kombinasi yang berbeda dari set alternatif setiap aktivitas dalam desain proses bisnis yaitu pengisian biodata secara manual menggunakan formulir tertentu yang telah disediakan, pembayaran dilakukan secara cash dan pembuatan kwitansinya juga secara manual, sehingga pada alternatif D ini sama sekali tidak menggunakan teknologi dalam menjalankan aktivitas proses bisnisnya Perbandingan Solusi antara Proses Bisnis as is dengan Proses Bisnis to be pada Contoh Numerik 3 Pada sistem to be yang diusulkan pada contoh numerik 3 yang diperoleh dengan menganalisis secara kualitatif dan analisis secara kuantitatif, didapatkan penurunan durasi 64.7% dan biaya 18% apabila memilih solusi alternatif A untuk diimplementasikan. Apabila menggunakan pemilihan alternatif solusi dengan B, maka diperoleh penghematan durasi sebesar 62.4% dan biaya 38% dari proses bisnis as is. Apabila menggunakan pemilihan alternatif solusi dengan C, maka diperoleh penghematan durasi sebesar 58.8% dan biaya 57% dari proses bisnis as is. Sedangkan apabila menggunakan pemilihan alternatif solusi dengan D, maka diperoleh penghematan durasi sebesar 47.1% dan biaya 67% dari proses bisnis as is. Dari perbandingan biaya pada tabel 4.15 di bawah ini, dapat diketahui bahwa alternatif solusi yang diberikan lebih hemat dalam hal durasi pelayanan dan biaya apabila dibandingkan dengan proses pada sistem as is, sehingga pemilihan alternatif solusi mana yang akan diterapkan adalah tergantung dari keputusan pihak pengambil keputusan. Perbandingan lamanya durasi dan biaya pada sistem as is dengan sistem to be dapat dilihat pada tabel berikut ini : 150

55 Tabel 4.15 Perbandingan Durasi dan Biaya pada sistem as is dengan sistem to be pada Contoh Numerik 3 Proses Sistem "as is" Usulan Proses Modifikasi NSGA II Penghematan Durasi (Menit) Biaya ($) Alternatif Durasi (Menit) Biaya ($) Durasi Biaya A 30 8,2 64,7% 18% B 32 6,2 62,4% 38% C 35 4,3 58,8% 57% D 45 3,3 47,1% 67% 4.4 Validasi Model Validasi merupakan proses penentuan apakah model memiliki makna dan dapat merepresentasikan secara akurat suatu sistem nyata. Salah satu cara yang dilakukan untuk memvalidasi model adalah membandingkan model dengan model lain. Berdasarkan hal tersebut, maka dilakukan pengujian dengan menggunakan metoda enumerasi yaitu metoda yang melakukan pencarian nilai-nilai fungsi obyektif satu demi satu secara berurutan pada setiap ruang solusi Metode Enumerasi Contoh Numerik 1 Tabel di bawah ini menunjukkan bahwa terdapat 16 set solusi yang di-generate dalam semua ruang solusi dengan perhitungan dua fungsi obyektifnya Semua solusi tersebut diplot dalam sebuah grafik seperti yang ditunjukkan berikut ini. 151

56 Tabel 4.16 Solusi Metoda Enumerasi untuk Contoh Numerik 1 Kromosom Aktivitas 1 ke Alt 1 Aktivitas 2 Alt 2 Alt 1 Aktivitas 3 Alt 2 Alt 1 Aktivitas 4 f1 f2 Alt Alt 2 Alt 1 2 Durasi cost Metode Enumerasi Contoh Numerik 1 : Travel Agents Gambar 4.33 Solusi dengan Metoda Enumerasi Contoh Numerik 1 152

57 Dari plot solusi pada grafik terlihat bahwa terdapat lima solusi pada paretooptimal front dengan garis yang di pertegas (untuk masalah minimasi). Kelima solusi itu ternyata memberikan hasil yang sama dengan hasil yang diperoleh pada modifikasi algoritma NSGA-II. Berdasarkan tabel perbandingan di bawah ini, maka dapat disimpulkan bahwa modifikasi algoritma NSGA-II ini yang telah di-coding dalam software Matlab 7.0 sudah valid. Tabel 4.17 Perbandingan Solusi Terbaik pada Modifikasi Algoritma NSGA-II dengan Metoda Enumerasi Pada Contoh Numerik 1 Modifikasi Algoritma NSGA II Metoda Enumerasi Alternatif Durasi (Menit) Biaya ($) Alternatif Durasi (Menit) Biaya ($) A 8 34 A 8 34 B B C C D D E E Metode Enumerasi Contoh Numerik 2 Tabel di bawah ini menunjukkan bahwa terdapat 32 set solusi yang mungkin dalam semua ruang solusi dengan perhitungan dua fungsi obyektifnya Semua solusi tersebut diplot dalam sebuah grafik seperti yang ditunjukkan di bawah ini. Hasil dari perhitungan dengan cara enumerasi terlihat pada tabel dibawah ini. Tabel 4.18 Solusi Metoda Enumerasi untuk Contoh Numerik 2 Kromosom Aktivitas 1 Alt Alt Ke 1 2 Aktivitas 2 Aktivitas 3 Aktivitas 4 Aktivitas 5 Aktivitas 6 Alt Alt Alt Alt Alt Alt Alt Alt f1 f2 153

58 Lanjutan Tabel 4.18 Solusi Metoda Enumerasi untuk Contoh Numerik 2 Kromosom Aktivitas 1 Alt Alt Ke 1 2 Aktivitas 2 Aktivitas 3 Aktivitas 4 Aktivitas 5 Aktivitas 6 Alt Alt Alt Alt Alt Alt Alt Alt f1 f2 154

59 f2 (Total Biaya) Metode Enumerasi Contoh Numerik 2 : Proses Pembelian Bahan Baku di PT.X f1 (Durasi) Gambar 4.34 Solusi dengan Metoda Enumerasi Contoh Numerik 2 Dari plot solusi pada grafik terlihat bahwa terdapat sembilan solusi pada pareto-optimal front dengan garis yang di pertegas (untuk masalah minimasi). Kesembilan solusi itu ternyata memberikan hasil yang sama dengan hasil yang diperoleh pada modifikasi algoritma NSGA-II. Berdasarkan tabel perbandingan di bawah ini, maka dapat disimpulkan bahwa modifikasi algoritma NSGA-II ini yang telah di-coding dalam software Matlab 7.0 sudah valid Tabel 4.19 Perbandingan Solusi Terbaik Modifikasi Algoritma NSGA-II dengan Metoda Enumerasi pada Contoh Numerik 2 Modifikasi Algoritma NSGA II Metoda Enumerasi Alternatif Durasi (Menit) Biaya ($) Alternatif Durasi (Menit) Biaya ($) A A B B C C D D E E F A

60 4.4.3 Metode Enumerasi Contoh Numerik 3 Tabel di bawah ini menunjukkan bahwa terdapat 24 set solusi yang mungkin dalam semua ruang solusi dengan perhitungan dua fungsi obyektifnya. Semua solusi tersebut diplot dalam sebuah grafik seperti yang ditunjukkan di bawah ini. Hasil dari perhitungan dengan cara enumerasi terdapat pada tabel 4.20 dibawah ini. Tabel 4.20 Solusi Metoda Enumerasi Untuk Contoh Numerik 3 Kromosom Aktivitas 1 Aktivitas 2 Aktivitas 3 Aktivitas 4 Aktivitas 5 f1 f2 ke Alt 1 Alt 2 Alt 1 Alt 1 Alt 2 Alt 1 Alt 2 Alt 3 Alt 1 Alt 2 Durasi Biaya , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , ,3 156

61 Metoda Enumerasi Contoh Numerik f2 (Total Biaya) f1 (Durasi) Gambar 4.35 Solusi dengan Metoda Enumerasi Contoh Numerik 3 Dari plot solusi pada grafik terlihat bahwa terdapat tiga solusi pada paretooptimal front dengan garis yang di pertegas (untuk masalah minimasi). Ketiga solusi itu ternyata memberikan hasil yang sama dengan hasil yang diperoleh pada modifikasi algoritma NSGA-II. Berdasarkan tabel perbandingan di bawah ini, maka dapat disimpulkan bahwa modifikasi algoritma NSGA-II ini yang telah di-coding dalam software Matlab 7.0 sudah valid. Tabel 4.21 Perbandingan Solusi Terbaik Modifikasi Algoritma NSGA-II dengan Metoda Enumerasi pada Contoh Numerik 3 Modifikasi NSGA II Durasi Alternatif (Menit) Metode Enumerasi Biaya ($) Alternatif Durasi (Menit) Biaya ($) A 30 8,2 A 30 8,2 B 32 6,2 B 32 6,2 C 35 4,3 C 35 4,3 D 45 3,3 D 45 3,3 157

62 4.5 Analisis Pemodelan Proses Bisnis Proses bisnis adalah kombinasi dari aktivitas di dalam suatu perusahaan dimana setiap aktivitas itu memiliki tujuan, memiliki input dan output yang jelas, menggunakan resources, sehingga menghasilkan sejumlah aktivitas yang terurut. Pemodelan proses bisnis pada penelitian ini menggunakan IDEF3 untuk perbaikan proses bisnisnya.seperti yang telah dijelaskan bahwa pemodelan proses dengan menggunakan metode IDEF3 hanya dapat memberikan perbaikan proses bisnis secara kualitatif saja. Karena perbaikan proses bisnis yang dilakukan secara kualitatif tidak memberikan hasil yang terukur, maka perlu dilakukan perbaikan proses bisnis yang dilakukan secara kuantitatif. Analisis yang dilakukan pada sistem as is dalam proses bisnis diharapkan dapat memberikan sejumlah alternatif pada sistem to be, sehingga pada tahap berikutnya digunakan perbaikan secara kuantitatif untuk memilih urutan set alternatif aktivitas yang memberikan solusi terbaik dengan memperhatikan kriteria yang multi-objective. Agar dapat terukur, maka digunakan model matematis. Penyelesaian model matematis ini menggunakan pendekatan modifikasi algoritma NSGA-II dalam pencarian solusi set alternatif aktivitas bisnis yang terbaik. Perbaikan proses bisnis yang dapat dilakukan dengan menggunakan metodologi yang diusulkan pada penelitian ini adalah proses bisnis yang terdiri dari beberapa alternatif aktivitas dan hubungan alternatif aktivitasnya dengan alternatif aktivitas berikutnya bersifat tetap. Perbaikan proses bisnis juga dapat dilakukan pada aktivitas yang memiliki kejadian-kejadian seperti kejadian-kejadian operasional, kejadiankejadian informasi, dan kejadian-kejadian keputusan/pengelolaan. Penggunaan model proses seperti yang diuraikan oleh Phalp et al. (1999) dalam penelitian ini adalah penggunaan model proses yang termasuk dalam kategori restructure proses bisnis yaitu menganalisis proses bisnis dengan cara memahami proses, menggambarkan prosesnya, dan analisis proses untuk improvement atau reengineering. Perbaikan proses bisnis ini sebaiknya dilakukan per bagian dari proses bisnis yang ada dalam perusahaan tersebut dan sebaiknya pemodelan prosesnya sudah didekomposisi sampai pada level yang paling bawah. Pada contoh numerik 1 yang digunakan dalam penelitian ini adalah model proses yang berbentuk paralel dengan 4 158

63 aktivitas yang memiliki 2 alternatif usulan pada setiap aktivitasnya. Pada contoh numerik 2 yang digunakan dalam penelitian ini adalah model proses yang berbentuk serial pada awal aktivitasnya dan paralel pada saat akhir aktivitasnya dengan 6 aktivitas yang memiliki berbagai alternatif usulan pada setiap aktivitasnya. Pada contoh numerik 3 yang digunakan dalam penelitian ini adalah model proses yang berbentuk serial dengan 8 aktivitas pada sistem as is, setelah adanya perbaikan secara kualitatif pada tahap awalnya maka model proses bisnis yang diusulkan menjadi 5 aktivitas dengan berbentuk serial pada awal aktivitasnya dan paralel pada saat akhir aktivitasnya yang memiliki berbagai alternatif usulan pada setiap aktivitasnya Sesuai dengan pengklasifikasian yang dilakukan oleh Aguilar-Saven (2004), maka model IDEF3 yang digunakan dalam penelitian ini adalah tergolong dalam model pasif yaitu model yang tidak memiliki kemampuan untuk interaksi dengan user, dimana pemodelan IDEF3 memiliki kegunaan sebagai model analitik untuk pendukung keputusan pada pengembangan, perancangan proses dan pendukung keputusan selama proses eksekusi dan control. Flowchart yang digunakan untuk memperjelas informasi yang digunakan sebelum dilakukan pemodelan IDEF3 untuk beberapa contoh numerik juga tergolong dalam model pasif yang dimana memiliki tujuan sebagai model deskripsi untuk pembelajaran dan model analitik untuk pendukung keputusan pada pengembangan dan perancangan proses. Sedangkan Gantt Chart yang digunakan untuk penggambaran alternatif solusi dari set alternatif aktivitas bisnis yang diperoleh termasuk dalam model pasif yang berguna sebagai model analitik untuk pendukung keputusan pada pengembangan dan perancangan proses. 4.6 Analisis Penggunaan Model Usulan Analisa qualitative (kualitatif) merupakan analisis structural yang mengevaluasi proses pada setiap aktivitas berdasarkan kualitasnya seperti dari aktivitas pertama dipilih mana alternatif yang lebih berkualitas, setelah itu dilanjutkan pada pilihan alternatif pada aktivitas 2 dan seterusnya. Sedangkan analisis quantitative (kuantitatif) merupakan analisis performance yang mengevaluasi proses berdasarkan nilai numerik 159

64 dari parameter, seperti tingkatan suksesnya, lamanya durasi dan besarnya biaya, serta jumlah aktivitas yang terjadi. Analisis Qualitative pada umumnya diimplementasikan pada area kondisi seperti di bawah ini : Sangat cocok digunakan apabila set aktivitas dalam proses bisnis tersebut memiliki jumlah alternatif dan jumlah aktivitas yang tidak kompleks misalnya hanya terdiri dari 2 aktivitas seperti contoh pada gambar di bawah ini. Pada gambar terlihat bahwa seorang penganalisis dapat memilih alternatif mana yang dipilih secara kualitatif secara langsung karena set aktivitas dalam proses bisnis tersebut tidak kompleks. Gambar 4.36 Pemilihan Supllier dan Cara Pelunasan Hutang Apabila model proses bisnis tersebut hanya memiliki serial structure yang tidak memiliki pilihan alternatif untuk setiap aktivitasnya. ] Gambar 4.37 Proses Manufaktur Dapat digunakan pada saat perbaikan proses bisnis yang single analysis environment yaitu ketika fungsi tujuan yang ingin dicapai paling banyak hanya 1 fungsi tujuan seperti kualitas,produktivitas, fleksibilitas, kapasitas resources, durasi ataupun biaya saja. 160

65 Perbaikan proses bisnis yang ditawarkan tidak kompleks seperti halnya menggabungkan aktivitas yang redundant, mengeliminasi aktivitas yang tidak perlu, perbaikan beban kerja untuk setiap aktivitas dengan cara paralel aktivitas, penyederhanaan aktivitas dalam sistem, di tambah nilai prosesnya ataupun diotomasikan proses aktivitasnya, dan yang lainnya Seperti yang kita ketahui bahwa analisis kualitatif hanya dapat menganalisis setiap proses aktivitasnya secara subyektifitas dari seorang analisis, sehingga apabila ingin diperoleh hasil yang lebih obyektif maka diperlukan analisis kuantitatif. Untuk itulah maka diperkenalkan modifikasi algoritma NSGA-II (Non Dominated Sorting in Genetic Algorithm II) yang telah dikembangkan pada penelitian ini yang merupakan analisis quantitative yang dapat digunakan untuk menganalisis bukan pada setiap kualitas pada proses aktivitas tetapi dapat secara langsung menganalisis semua set aktivitas dalam proses bisnis tersebut dan memberikan solusi yang lebih baik dan lebih efisien bila dibandingkan bila hanya menggunakan analisis kualitatif. Modifikasi algoritma NSGA-II dengan menggunakan IDEF3 dapat diaplikasikan pada area kondisi seperti di bawah ini : Perbaikan proses bisnis yang memiliki kriteria performance yang multi-objective. Model proses bisnis yang dimana dalam perbaikannya memiliki beberapa kombinasi pilihan alternatif yang kompleks. Sebaiknya model dalam penelitian ini digunakan pada permasalahan proses bisnis yang telah didekomposisikan sampai pada level yang paling bawah sehingga memudahkan untuk mencari lokalisasi masalah menganalisis perbaikan proses bisnis. Apabila tujuan yang ingin dicapai lebih dari satu tujuan, maka analisis quantitative ini sangat cocok sekali digunakan karena dapat memberikan nilai pasti yang akan diperoleh dari kedua fungsi tujuan yang mungkin trade-off antara satu sama yang lainnya. Untuk itu yang dalam mengevaluasi karakteristik proses bisnisnya bukan hanya memperhatikan kualitas aktivitas saja, tetapi dapat menggunakan beberapa atribut yang diinginkan seperti lamanya durasi dan biaya pelayanan, resource capacity dan produktivitas, quality,time dan cost, speed dan cost, resources utilization dan cost, waktu delivery dan volume, dan yang lainnya. 161

66 Model yang digambarkan adalah model yang dimana hubungan antar struktur alternatif aktivitas-aktivitas dalam proses bisnisnya adalah bersifat tetap satu sama lainnya. Pada saat menggambarkan hubungan antar aktivitas yang memiliki hubungan tetap tersebut dapat menggunakan semua tipe junction yang ada dalam IDEF3 kecuali untuk tipe junction OR ( synchronous OR ataupun asynchronous OR ) terdapat perubahan dalam inisialisasi populasinya. Analisis observasi sering sekali diikuti dengan analisis computational. Pada saat perbaikan proses bisnis tertentu, seorang analisis dapat melakukan analisis kualitatif terlebih dahulu seperti menurunkan durasi proses, eliminasi aktivitas redundant, membagi aktivitas (partitioning), menggabungkan aktivitas serial (merging), mengganti teknologinya dan eliminasi siklus. Setelah dilakukan perbaikan proses tersebut, maka dapat juga diikuti dengan analisis kuantitatif sehingga solusi perbaikan yang diberikan dapat dipertanggungjawabkan secara pasti. Adapun analisisnya dapat ditunjukkan seperti gambar di bawah ini : Analisis Kualitatif Analisis Kuantitatif Output Gambar 4.38 Usulan Model Perbaikan Proses Bisnis 162

BAB 1. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejalan dengan tuntutan persaingan bisnis, banyak perusahaan menyadari bahwa keunggulan teknologi dan produk yang dihasilkan semata tidak lagi dapat diandalkan menjadi

Lebih terperinci

BAB 3. perusahaan manufaktur sekaligus eksportir yang bergerak di bidang furniture. rotan, enceng gondok, pelepah pisang dan sebagainya.

BAB 3. perusahaan manufaktur sekaligus eksportir yang bergerak di bidang furniture. rotan, enceng gondok, pelepah pisang dan sebagainya. BAB 3 Analisis Sistem Pembelian Bahan Baku yang Sedang Berjalan 3.1 Gambaran Umum Perusahaan 3.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan PT. Siaga Ratindotama, yang didirikan pada tanggal 12 Maret 1992 di Jakarta

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK P.T. Gistex Textile Division adalah sebuah perusahaan yang bergerak dibidang textile yang mengolah polyester (bahan baku) menjadi kain. Perusahaan memproduksi barang sesuai dengan pesanan konsumen

Lebih terperinci

BAB 3 ANALIS IS S IS TEM YANG BERJALAN. Timbangan baik mekanik maupun elektronik.

BAB 3 ANALIS IS S IS TEM YANG BERJALAN. Timbangan baik mekanik maupun elektronik. BAB 3 ANALIS IS S IS TEM YANG BERJALAN 3.1 Sejarah Organisasi 3.1.1 Perkembangan Organisasi Perusahaan PT. Indah Sakti terbentuk pada Januari tahun 2004 atas prakarsa dan tujuan serta gagasan, misi yang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. barang dari supplier. Pembelian adalah suatu usaha yang dilakukan untuk

BAB II LANDASAN TEORI. barang dari supplier. Pembelian adalah suatu usaha yang dilakukan untuk BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pembelian Menurut Hatta (2008), pembelian merupakan kegiatan untuk memperoleh barang dari supplier. Pembelian adalah suatu usaha yang dilakukan untuk pengadaan barang yang diperlukan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah PT Dan Liris merupakan industri yang bergerak di bidang textile yang memproduksi benang, kain dan juga pakaian jadi. Pada bagian textile khususnya divisi Weaving

Lebih terperinci

ABSTRAK. v Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. v Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK PD BLESSING adalah sebuah perusahaan di Kota Bandung yang memproduksi pakaian bayi (Jumper). Perusahaan memproduksi barang sesuai dengan pesanan konsumen (job order). Pesanan dari konsumen dikumpulkan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN A. Sistem Informasi Akuntansi Pembelian Pada PT Arwana Citramulia, Tbk Untuk mengetahui tentang prosedur pembelian pada PT Arwana Citramulia, Tbk, maka penerapan prosedur

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. perusahaan, seorang auditor seharusnya menyususun perencanaan pemeriksaan.

BAB IV PEMBAHASAN. perusahaan, seorang auditor seharusnya menyususun perencanaan pemeriksaan. BAB IV PEMBAHASAN IV.1. Perencanaan Kegiatan Audit Operasional Sebelum memulai pemeriksaan operasional terhadap salah satu fungsi dalam perusahaan, seorang auditor seharusnya menyususun perencanaan pemeriksaan.

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 Gambaran Umum Perusahaan 3.1.1 Sejarah Umum Perusahaan NIKO FURNITURE adalah perusahaan swasta, yang didirikan pada tahun 2000. Perusahaan ini bergerak dalam bidang

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN Bab V Simpulan dan Saran BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan, penulis menyimpulkan hal-hal sebagai berikut: 1. Penerapan sistem informasi

Lebih terperinci

BAB IV PERANCANGAN. 4.1 Proses Bisnis Pengadaan Barang

BAB IV PERANCANGAN. 4.1 Proses Bisnis Pengadaan Barang BAB IV PERANCANGAN Pada tahap perancangan ini akan dilakukan perancangan proses pengadaan barang yang sesuai dengan proses bisnis rumah sakit umum dan perancangan aplikasi yang dapat membantu proses pengadaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tersebut, diperlukan bagian yang disebut Procurement. Tugas utama bagian

BAB I PENDAHULUAN. tersebut, diperlukan bagian yang disebut Procurement. Tugas utama bagian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap perusahaan tentu memiliki kebutuhan akan suatu barang atau alat tertentu agar operasinya dapat berjalan dengan baik. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, diperlukan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 4.1 Analisis Yang Berjalan Sebelum merancang suatu sistem, ada baiknya terlebih dahulu menganalisis sistem yang sedang berjalan di Distro yang akan dibangun tersebut.

Lebih terperinci

PERANCANGAN KONFIGURASI JARINGAN DISTRIBUSI PRODUK BISKUIT MENGGUNAKAN METODE ALGORITMA GENETIKA (Studi Kasus: PT. EP)

PERANCANGAN KONFIGURASI JARINGAN DISTRIBUSI PRODUK BISKUIT MENGGUNAKAN METODE ALGORITMA GENETIKA (Studi Kasus: PT. EP) PERANCANGAN KONFIGURASI JARINGAN DISTRIBUSI PRODUK BISKUIT MENGGUNAKAN METODE ALGORITMA GENETIKA (Studi Kasus: PT. EP) Rezki Susan Ardyati dan Dida D. Damayanti Program Studi Teknik Industri Institut Teknologi

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN 3.1 Tentang Perusahaan Berikut adalah gambaran tentang PT. Phanovindo Suksestama meliputi sejarah perusahaan, struktur, pembagian tugas dan tanggung jawab di

Lebih terperinci

1.1 Latar Belakang Masalah

1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1. PENDAHULUAN Pada bab ini merupakan bab pendahuluan yang menjelaskan latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan pembahasan, ruang lingkup kajian, sumber data, sistematika penyajian dari penelitan

Lebih terperinci

BAB 4 PERENCANAAN STRATEGI SISTEM DAN TEKNOLOGI INFORMASI. permintaan terhadap produk juga meningkat.

BAB 4 PERENCANAAN STRATEGI SISTEM DAN TEKNOLOGI INFORMASI. permintaan terhadap produk juga meningkat. BAB 4 PERENCANAAN STRATEGI SISTEM DAN TEKNOLOGI INFORMASI 4.1 Pengembangan sistem yang diusulkan Dengan memperkirakan terhadap trend bisnis di masa yang akan datang untuk bisnis dibidang pendistribusian

Lebih terperinci

Latar belakang proyek ini adalah adanya kebutuhan perusahaan X yang bergerak sebagai distributor dalam bidang penyediaan kebutuhan bahan pokok untuk

Latar belakang proyek ini adalah adanya kebutuhan perusahaan X yang bergerak sebagai distributor dalam bidang penyediaan kebutuhan bahan pokok untuk Latar belakang proyek ini adalah adanya kebutuhan perusahaan X yang bergerak sebagai distributor dalam bidang penyediaan kebutuhan bahan pokok untuk meningkatkan pelayanan pemesanan bagi para pelanggan.

Lebih terperinci

EVALUASI ATAS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PEMBELIAN DAN PEMBAYARAN PRODUK PADA TOKO BUNGA ALL NICE

EVALUASI ATAS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PEMBELIAN DAN PEMBAYARAN PRODUK PADA TOKO BUNGA ALL NICE EVALUASI ATAS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PEMBELIAN DAN PEMBAYARAN PRODUK PADA TOKO BUNGA ALL NICE Nama : Catrine Christin NPM : 59 Jurusan : Akuntansi Dosen Pembimbing : Sri Sapto Darmawati, SE., MMSI.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan teknologi informasi yang terus berkembang saat ini mempermudah setiap orang untuk saling berkomunikasi dan bertukar informasi tanpa dibatasi oleh waktu,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 7 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pembelian 2.1.1 Pengertian Pembelian Pembelian adalah transaksi pembelian terjadi antara perusahaan dengan pemasok atau pihak penjual. Barang-barang yang dibeli dapat berupa

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Inventory atau Persediaan Inventory adalah item atau material yang dipakai oleh suatu organisasi atau perusahaan untuk menjalankan bisnisnya[10]. Persediaan adalah

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. Berikut ini merupakan spesifikasi perangkat keras dan perangkat lunak yang

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. Berikut ini merupakan spesifikasi perangkat keras dan perangkat lunak yang BAB IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. Implementasi Sistem Berikut ini merupakan spesifikasi perangkat keras dan perangkat lunak yang diperlukan agar program simulasi Tata Letak Tempat Sampah dengan Algoritma

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS SISTEM. dan mengevaluasi permasalahan-permasalahan yang ada sehingga ditemukan

BAB III ANALISIS SISTEM. dan mengevaluasi permasalahan-permasalahan yang ada sehingga ditemukan BAB III ANALISIS SISTEM Dalam bab ini dilakukan penguraian dari suatu sistem yang utuh ke dalam bagian-bagian komponennya dengan maksud untuk mengidentifikasikan dan mengevaluasi permasalahan-permasalahan

Lebih terperinci

BAB V IMPLEMENTASI SISTEM

BAB V IMPLEMENTASI SISTEM BAB V IMPLEMENTASI SISTEM Sistem setelah dianalisis dan dirancang, maka sistem tersebut siap diterapkan atau diimplementasikan. Tahap implementasi adalah tahap dimana sistem informasi telah digunakan oleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Reflexology atau biasa di sebut pijat refleksi adalah jenis pijatan di titik tertentu dengan menggunakan tangan atau alat tertentu. Tempat reflexology di Kembang Jepun

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. suatu perusahaan dalam sebuah pasar. Dengan semakin majunya teknologi komunikasi

BAB 1 PENDAHULUAN. suatu perusahaan dalam sebuah pasar. Dengan semakin majunya teknologi komunikasi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Faktor kepuasan pelanggan sangat berpengaruh terhadap bertahan atau tidaknya suatu perusahaan dalam sebuah pasar. Dengan semakin majunya teknologi komunikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Banyaknya perusahaan di dunia industri saat ini menuntut setiap perusahaan untuk terus berusaha mencari cara terbaik agar memiliki daya saing yang lebih tinggi daripada

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN ANALISIS

BAB IV HASIL DAN ANALISIS 43 BAB IV HASIL DAN ANALISIS IV.A. TAHAP INVESTIGASI AWAL Tahap investigasi awal merupakan tahapan pertama dalam mengetahui jalannya sebuah proses bisnis yang berlangsung di toko kelontong Putra Jaya.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Inventory merupakan salah satu hal yang penting dalam berjalannya proses produksi. Pengendalian inventory merupakan salah satu cara dalam mengendalikan proses produksi

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. bersumber dari beberapa pemasok yang mempunyai merk berbeda. mengenai latar belakang perusahaan dan mengumpulkan informasi yang

BAB IV PEMBAHASAN. bersumber dari beberapa pemasok yang mempunyai merk berbeda. mengenai latar belakang perusahaan dan mengumpulkan informasi yang BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Survey Pendahuluan PT. Anugerah Indah Makmur adalah perusahaan yang bergerak di bidang distribusi makanan dan minuman ringan. Persediaan yang diperoleh perusahaan bersumber dari

Lebih terperinci

BAB V IMPLEMENTASI DAN PEMBAHASANP

BAB V IMPLEMENTASI DAN PEMBAHASANP BAB V IMPLEMENTASI DAN PEMBAHASANP 5.1 Sistem Yang Digunakan Sistem yang digunakan untuk pembuatan program sistem informasi penjualan pembelian ini adalah: a. Perangkat Lunak (Software) 1. Xamp 2. Dreamweaver

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. yang utuh ke dalam bagian-bagian komponennya dengan maksud untuk

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. yang utuh ke dalam bagian-bagian komponennya dengan maksud untuk BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM Analisis sistem merupakan suatu kegiatan penguraian dari suatu sistem yang utuh ke dalam bagian-bagian komponennya dengan maksud untuk mengidentifikasikan dan mengevaluasi

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 4.1 Analisis Sistem Yang Berjalan. Secara garis besar penulis dapat menganalisa sistem pengolahan data barang di Perum Damri Bandung. Pada saat ini bahwa sistem yang

Lebih terperinci

LAPORAN RESMI MODUL VI INVENTORY THEORY

LAPORAN RESMI MODUL VI INVENTORY THEORY LABORATORIUM STATISTIK DAN OPTIMASI INDUSTRI FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN JAWA TIMUR LAPORAN RESMI MODUL VI INVENTORY THEORY I. Pendahuluan

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Sub menu add customer digunakan untuk menambah customer baru. Tabel add cutomer

LAMPIRAN. Sub menu add customer digunakan untuk menambah customer baru. Tabel add cutomer LAMPIRAN 1. SCREENSHOT PROGRAM Tampilan Add Customer Sub menu add customer digunakan untuk menambah customer baru. Tabel add cutomer berisi field seperti name, address1, address2, area, dan phone. Field

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI RESERVASI RESORT WISATA PANTAI GEDAMBAAN KOTABARU. M. Kamil Saukani

SISTEM INFORMASI RESERVASI RESORT WISATA PANTAI GEDAMBAAN KOTABARU. M. Kamil Saukani SISTEM INFORMASI RESERVASI RESORT WISATA PANTAI GEDAMBAAN KOTABARU M. Kamil Saukani 04204114 Program Studi Sistem Informasi, Fakultas Ilmu Komputer Universitas Narotama ABSTRAKS Sistem informasi reservasi

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN

BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN 51 BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN 3.1 Gambaran Umum Perusahaan 3.1.1 Sejarah Perusahaan PD Anugrah Mandiri mulai berdiri pada tahun 2001. Sebelumnya perusahaan ini belum berbentuk perusahaan dagang, melainkan

Lebih terperinci

Bagaimana perusahaan bapak mengatasi masalah keterlambatan produk yang dipesan? dan bagaimana menjelaskan keterlambatan tersebut ke customer?

Bagaimana perusahaan bapak mengatasi masalah keterlambatan produk yang dipesan? dan bagaimana menjelaskan keterlambatan tersebut ke customer? Wawancara I Pertanyaan no. 1 Bagaimana perusahaan bapak mengatasi masalah keterlambatan produk yang dipesan? dan bagaimana menjelaskan keterlambatan tersebut ke customer? Jb. belum ada cara untuk mengatasi

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN TEORI DAN PRAKTIK SISTEM PEMBELIAN BAHAN BAKU PADA CV DIJAWA ABADI JEPARA FUNITURE

BAB III TINJAUAN TEORI DAN PRAKTIK SISTEM PEMBELIAN BAHAN BAKU PADA CV DIJAWA ABADI JEPARA FUNITURE 19 BAB III TINJAUAN TEORI DAN PRAKTIK SISTEM PEMBELIAN BAHAN BAKU PADA CV DIJAWA ABADI JEPARA FUNITURE 3.1 Tinjauan Teori 3.1.1 Pengertian Sistem Dalam menjalankan operasinya perusahaan/badan membutuhkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka (Samuel, Toni & Willi 2005) dalam penelitian yang berjudul Penerapan Algoritma Genetika untuk Traveling Salesman Problem Dengan Menggunakan Metode Order Crossover

Lebih terperinci

Abstrak. Keyword : Penjualan, Pembelian, Stok, SMS, Bonus, laporan, C# Microsoft Visual Studio. NET 2003, Mobile FBUS 1.5, format.

Abstrak. Keyword : Penjualan, Pembelian, Stok, SMS, Bonus, laporan, C# Microsoft Visual Studio. NET 2003, Mobile FBUS 1.5, format. Abstrak Aplikasi Penjualan dan Pembelian yang dilengkapi dengan fitur SMS ini dibuat dengan tujuan memberi kemudahan bagi sales perusahaan untuk melakukan pengecekan stok dan juga memberikan kemudahan

Lebih terperinci

BAB II KONSEP PERSEDIAAN DAN EOQ. menghasilkan barang akhir, termasuk barang akhirnya sendiri yang akan di jual

BAB II KONSEP PERSEDIAAN DAN EOQ. menghasilkan barang akhir, termasuk barang akhirnya sendiri yang akan di jual BAB II KONSEP PERSEDIAAN DAN EOQ II.1 Pengertian Persediaan Persediaaan adalah semua sediaan barang- barang untuk keperluan menghasilkan barang akhir, termasuk barang akhirnya sendiri yang akan di jual

Lebih terperinci

V. Hasil 3.1 Proses yang sedang Berjalan

V. Hasil 3.1 Proses yang sedang Berjalan V. Hasil 3.1 Proses yang sedang Berjalan Dalam industri komponen otomotif, PT. XYZ melakukan produksi berdasarkan permintaan pelanggannya. Oleh Marketing permintaan dari pelanggan diterima yang kemudian

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam menjalankan kegiatan bisnisnya, setiap pelaku bisnis pasti membutuhkan sebuah alat yang dapat mendukung kegiatan operasional bisnisnya dalam menjalankan usaha.

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Teori-teori yang menjadi dasar penulisan adalah sebagai berikut :

BAB 2 LANDASAN TEORI. Teori-teori yang menjadi dasar penulisan adalah sebagai berikut : BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori-teori Dasar/Umum Teori-teori yang menjadi dasar penulisan adalah sebagai berikut : 2.1.1 Sistem Pengertian sistem menurut Williams dan Sawyer (2005, p457) adalah sekumpulan

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1. Implementasi 4.1.1. Spesifikasi Perangkat Keras Processor : Intel Core 2 Duo 2.50 GHz Memory : 2 GB Harddisk: 160 GB Monitor : LCD 15 Printer : Epson LX-300 Keyboard

Lebih terperinci

LAPORAN AKHIR PENGEMBANGAN MODEL VENDOR MANAGED INVENTORY DENGAN BANYAK RETAILER YANG MEMPERTIMBANGKAN KETIDAKPASTIAN LEAD TIMES

LAPORAN AKHIR PENGEMBANGAN MODEL VENDOR MANAGED INVENTORY DENGAN BANYAK RETAILER YANG MEMPERTIMBANGKAN KETIDAKPASTIAN LEAD TIMES Perjanjian No. III/LPPM/2017-01/19-P LAPORAN AKHIR PENGEMBANGAN MODEL VENDOR MANAGED INVENTORY DENGAN BANYAK RETAILER YANG MEMPERTIMBANGKAN KETIDAKPASTIAN LEAD TIMES Disusun oleh: Y.M. Kinley Aritonang,

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM AKUNTANSI PEMBELIAN DAN UTANG PADA FELINDO JAYA

BAB 3 ANALISIS SISTEM AKUNTANSI PEMBELIAN DAN UTANG PADA FELINDO JAYA BAB 3 ANALISIS SISTEM AKUNTANSI PEMBELIAN DAN UTANG PADA FELINDO JAYA 3.1 Gambaran Umum Perusahaan 3.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan Perusahaan Perorangan Felindo Jaya didirikan pada tahun 1997, dengan

Lebih terperinci

B A B IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

B A B IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN 59 B A B IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Kebijakan Organisasi Perusahaan Dalam menjalankan aktivitasnya perusahaan menentukan kebijakan yang telah dibuat dan disepakati oleh para pimpinan perusahaan.

Lebih terperinci

DISTRIBUTOR DISTRIBUTOR DISTRIBUTOR DISTRIBUTOR DISTRIBUTOR. Barang/ Jasa PERUSAHAAN. Kas / Utang

DISTRIBUTOR DISTRIBUTOR DISTRIBUTOR DISTRIBUTOR DISTRIBUTOR. Barang/ Jasa PERUSAHAAN. Kas / Utang DISTRIBUTOR DISTRIBUTOR DISTRIBUTOR DISTRIBUTOR DISTRIBUTOR Barang/ Jasa Kas / Utang PERUSAHAAN 1. Fungsi Gudang, fungsi ini bertanggungjawab untuk mengajukan permintaan pembelian sesuai dengan posisi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Nurita (2009), dengan judul Evaluasi Prosedur Dan Sistem Pembelian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Nurita (2009), dengan judul Evaluasi Prosedur Dan Sistem Pembelian BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu Nurita (2009), dengan judul Evaluasi Prosedur Dan Sistem Pembelian Bahan Baku Studi Kasus Di Percetakan Surya Offset Jebres Surakarta yang memiliki kesimpulan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada saat ini perkembangan teknologi dan informasi berkembang begitu pesat diikuti dengan tingkat persaingan yang begitu ketat dan tuntutan globalisasi yang menyebabkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sistem informasi akuntansi merupakan salah satu jenis sistem informasi yang

BAB I PENDAHULUAN. Sistem informasi akuntansi merupakan salah satu jenis sistem informasi yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sistem informasi akuntansi merupakan salah satu jenis sistem informasi yang diperlukan oleh perusahaan dalam menangani kegiatan operasionalnya seharihari untuk

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Deskriptif

BAB IV METODE PENELITIAN. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Deskriptif BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Jenis/Disain Penelitian Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Deskriptif Kuantitatif. Deskriptif yaitu menganalisa, mengendalikan dan mendiskripsikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Internet ialah suatu rangkaian komputer yang terhubung dalam beberapa rangkaian secara global dan berfungsi sebagai media komunikasi untuk pertukaran paket

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Persediaan adalah merupakan salah satu unsur paling aktif dalam operasi perusahaan yang secara kontinue diperoleh, diubah, yang kemudian dijual kembali. Sebagian besar

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan dunia usaha menyebabkan tingkat persaingan semakin

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan dunia usaha menyebabkan tingkat persaingan semakin BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan dunia usaha menyebabkan tingkat persaingan semakin ketat, dimana setiap perusahaan akan berlomba-lomba mencari cara dan upaya agar mereka mempunyai

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN BAB IV AALISA DA PEMBAHASA 4.1 Proses yang sedang berjalan 4.1.1 Gambaran umum proses yang sedang berjalan Untuk merancang sistem baru yang lebih baik, perlu dilakukan anlisa proses-proses yang sudah berjalan.

Lebih terperinci

Penentuan Skenario Kebijakan Persediaan Terbaik dengan Pendekatan Simulasi Montecarlo

Penentuan Skenario Kebijakan Persediaan Terbaik dengan Pendekatan Simulasi Montecarlo Petunjuk Sitasi: Kusuma, G. H., Astuti, W., Nurhakim, M. R., & Linarti, U. (2017). Penentuan Skenario Kebijakan Persediaan Terbaik dengan Pendekatan Simulasi Montecarlo. Prosiding SNTI dan SATELIT 2017

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum 2.1.1 Sistem Informasi Akuntansi 2.1.1.1 Definisi Sistem Menurut Mulyadi (2001, p2) definisi sistem adalah sekelompok unsur yang erat berhubungan satu dengan lainnya,

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI SISTEM. perangkat lunak ini dibagi menjadi dua, yakni kebutuhan hardware dan kebutuhan

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI SISTEM. perangkat lunak ini dibagi menjadi dua, yakni kebutuhan hardware dan kebutuhan 74 BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI SISTEM 4.1 Kebutuhan Sistem Fase implementasi sistem merupakan fase untuk mengeksekusi perangkat lunak yang telah dirancang pada bab sebelumnya. Kebutuhan sistem ini

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada saat ini banyak terjadi persaingan dalam dunia usaha. Setiap pengusaha harus berlomba lomba untuk mencari usaha dan cara untuk mampu bersaing serta harus memiliki

Lebih terperinci

SISTEM AKUNTANSI PENJUALAN KREDIT PADA CV. GANI TEKNIK. Nama : Maria Yuliani NPM : Jurusan : Akuntansi Pembimbing : Riyanti, SE.

SISTEM AKUNTANSI PENJUALAN KREDIT PADA CV. GANI TEKNIK. Nama : Maria Yuliani NPM : Jurusan : Akuntansi Pembimbing : Riyanti, SE. SISTEM AKUNTANSI PENJUALAN KREDIT PADA CV. GANI TEKNIK Nama : Maria Yuliani NPM : 24212434 Jurusan : Akuntansi Pembimbing : Riyanti, SE., MM Latar Belakang Masalah Perkembangan Teknologi Sistem Informasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Kecamatan Ngadiluwih, Kediri. UD. Pilar Jaya adalah perusahaan yang

BAB III METODE PENELITIAN. Kecamatan Ngadiluwih, Kediri. UD. Pilar Jaya adalah perusahaan yang BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di UD. Pilar Jaya yang berlokasi di Desa Banjarejo, Kecamatan Ngadiluwih, Kediri. UD. Pilar Jaya adalah perusahaan yang memproduksi

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN. mekanikal, peralatan elektrikal, peralatan keselamatan kerja.

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN. mekanikal, peralatan elektrikal, peralatan keselamatan kerja. 35 BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Perumusan Objek Penelitian 3.1.1 Latar Belakang Perusahaan PT. Delta Suplindo Internusa adalah sebuah perusahaan distributor yang bergerak di bidang perdagangan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek dan Lokasi Penelitian Penulis melakukan penelitian pada Toko Dapur Hias yang beralamat di Jl. Seteran Dalam No.3, Semarang. Toko ini beroperasi kurang lebih sudah 3

Lebih terperinci

BAB 3 SISTEM YANG SEDANG BERJALAN

BAB 3 SISTEM YANG SEDANG BERJALAN BAB 3 SISTEM YANG SEDANG BERJALAN 3.1 Latar Belakang Perusahaan Dunia kita membutuhkan konsumsi energi yang semakin meningkat untuk sumber daya ekonomi kita. Sumber dominan energi dunia berasal dari pasokan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. pendekatan komponen, sistem merupakan kumpulan komponen-komponen yang

BAB II LANDASAN TEORI. pendekatan komponen, sistem merupakan kumpulan komponen-komponen yang 7 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Sistem Menurut Herlambang dan Tanuwijaya (2005), definisi sistem dapat dibagi menjadi dua pendekatan, yaitu pendekatan secara prosedur pendekatan secara komponen. Berdasarkan

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI PENJUALAN PRODUK KOPI PADA UD. TIARA GLOBAL COFFEE BERBASIS WEB

RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI PENJUALAN PRODUK KOPI PADA UD. TIARA GLOBAL COFFEE BERBASIS WEB RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI PENJUALAN PRODUK KOPI PADA UD. TIARA GLOBAL COFFEE BERBASIS WEB SYABRIYANDI Program Studi S1 Teknik Informatika, STMIK U Budiyah Indonesia, Jl. Alue Naga, Desa Tibang Kota

Lebih terperinci

. BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Prosedur dalam Sistem Penjualan Kredit. 1. Prosedur Penjualan Kredit dan Piutang Dagang

. BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Prosedur dalam Sistem Penjualan Kredit. 1. Prosedur Penjualan Kredit dan Piutang Dagang 43. BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Prosedur dalam Sistem Penjualan Kredit. 1. Prosedur Penjualan Kredit dan Piutang Dagang Jaringan prosedur yang membentuk sistem penjualan kredit pada PT.Triteguh

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN 57 BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Gambaran Umum Perusahaan 3.1.1 Sejarah perusahaan Sun Pacific dibangun sejak tahun 2001. dan telah bertumbuh menjadi terencana, aktif, ahli, dan lebih secara

Lebih terperinci

PENJADWALAN DAN PENENTUAN RUTE KENDARAAN PADA INDUSTRI BAHAN KIMIA MENGGUNAKAN KOMBINASI METODE ALGORITMA GENETIKA DAN ALGORITMA PENCARIAN TABU

PENJADWALAN DAN PENENTUAN RUTE KENDARAAN PADA INDUSTRI BAHAN KIMIA MENGGUNAKAN KOMBINASI METODE ALGORITMA GENETIKA DAN ALGORITMA PENCARIAN TABU PRESENTASI TUGAS AKHIR KS091336 PENJADWALAN DAN PENENTUAN RUTE KENDARAAN PADA INDUSTRI BAHAN KIMIA MENGGUNAKAN KOMBINASI METODE ALGORITMA GENETIKA DAN ALGORITMA PENCARIAN TABU Oleh : Maya Sagita W. 5208

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN APLIKASI

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN APLIKASI 27 BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN APLIKASI 3.1 Analisis Pada subbab ini akan diuraikan tentang analisis kebutuhan untuk menyelesaikan masalah jalur terpendek yang dirancang dengan menggunakan algoritma

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 27 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Proses Lama Melihat model bisnis dari PT XYZ maka kita dapat melakukan pembagian atas setiap proses bisnis yang ada didalam perusahaan. Adapun proses-proses bisnis tersebut

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Analisis Sistem Pengendalian Intern Atas Prosedur Pembelian Barang

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Analisis Sistem Pengendalian Intern Atas Prosedur Pembelian Barang BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Sistem Pengendalian Intern Atas Prosedur Pembelian Barang Prosedur prosedur yang dilakukan oleh PT. Alliyah Agro Nusantara di dalam kegiatan operasionalnya

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN Pada proses penelitian untuk mendapatkan tujuan kapan waktu pemesanan, maksimal stok setiap item obat batik, biaya total yang minimum dan tidak terjadi kekurangan stok dengan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN.1. Objek dan Lokasi Penelitian Objek penelitian yang dipilih oleh penulis adalah sebuah toko bahan bangunan. Toko bahan bangunan ini bernama TB. Subur. TB. Subur terletak

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI Kebutuhan Pengembangan Sistem. mengembangkan sistem pemesanan berbasis web ini terdiri atas kebutuhan

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI Kebutuhan Pengembangan Sistem. mengembangkan sistem pemesanan berbasis web ini terdiri atas kebutuhan BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1. Kebutuhan Sistem 4.1.1. Kebutuhan Pengembangan Sistem Pada tahap pengembangan sistem, hal-hal yang dibutuhkan dalam mengembangkan sistem pemesanan berbasis web ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sangat cepat dan pesat. Perkembangan teknologi ini menitikberatkan kepada aspek

BAB I PENDAHULUAN. sangat cepat dan pesat. Perkembangan teknologi ini menitikberatkan kepada aspek BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi dan informasi saat ini sudah menjadi elemen penting yang berpengaruh dalam kemajuan ilmu pengetahuan. Seiring dengan hal tersebut, maka

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1. Sistem Informasi Akuntansi Sistem merupakan kumpulan dari sub sistem atau komponen apapun baik fisik ataupun non fisik yang saling berhubungan satu sama lain dan bekerjasama secara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Inventory merupakan salah satu hal yang penting dalam berjalannya proses produksi. Pengendalian inventory merupakan salah satu cara dalam mengendalikan proses produksi

Lebih terperinci

Bab I : Persyaratan Produk

Bab I : Persyaratan Produk Bab I : Persyaratan Produk 1.1. Pendahuluan Pada saat ini penulis melihat belum optimalnya aspek penggunaan komputer yang menitikberatkan pada sistem pengelolaan agen voucher elektronik. Banyak distributor

Lebih terperinci

BAB 4. PT. Siaga Ratindotama

BAB 4. PT. Siaga Ratindotama BAB 4 Perancangan Sistem Informasi Akuntansi Pembelian bahan baku PT. Siaga Ratindotama 4.1 Analysis Document 4.1.1 The Task 4.1.1.1 Purpose Pengembangan sistem informasi akuntansi pembelian bahan baku

Lebih terperinci

Bab 1 PENDAHULUAN. keberhasilan suatu perusahaan dalam mencapai tujuan. Sekarang komputer bukan

Bab 1 PENDAHULUAN. keberhasilan suatu perusahaan dalam mencapai tujuan. Sekarang komputer bukan Bab 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi informasi khususnya teknologi informasi berbasis komputer dewasa ini dirasa sangat pesat dan hal ini berpengruh terhadap aspek pekerjaan.

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN. tanggal 30 Maret 1993 dengan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP)

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN. tanggal 30 Maret 1993 dengan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN 3.1 Gambaran Umum Perusahaan 3.1.1 Sejarah Perusahaan PT Saga Machie didirikan pada tahun 1992 di Jakarta oleh Ibu Aulia Sucipto Lays dan Alm. Bapak Ananda Singgih

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM INFORMASI BERJALAN

BAB 3 ANALISIS SISTEM INFORMASI BERJALAN BAB 3 ANALISIS SISTEM INFORMASI BERJALAN 3.1 Sejarah Perusahaan 3.1.1 Sejarah PT. Putra Mas Prima PT. Putra Mas Prima merupakan sebuah perusahaan yang bergerak di bidang jual beli bijih plastik yang berdiri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bahan baku sangat besar sehingga tidak mungkin suatu perusahaan akan dapat

BAB I PENDAHULUAN. bahan baku sangat besar sehingga tidak mungkin suatu perusahaan akan dapat BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Setiap perusahaan manufaktur mempunyai bahan baku, baik itu perusahaan besar maupun perusahaan kecil. Ketergantungan perusahaan terhadap bahan baku sangat besar sehingga

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemajuan teknologi berperan besar dalam kehidupan sehari-hari. Internet merupakan media informasi yang sangat cepat dan efisien dalam penyebaran informasi. Internet

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1. Identifikasi Proses Bisnis Yang Sedang Berjalan Sebelum menentukan proses bisnis yang baru, proses yang sedang berjalan harus dianalisa terlebih dahulu berikut masalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Pada saat ini perkembangan teknologi dan informasi berkembang begitu pesat saat ini dapat terlihat dalam berbagai kalangan baik dari kalangan anak muda hingga kalangan

Lebih terperinci

BAB V IMPLEMENTASI DAN PEMBAHASAN. pembuatan aplikasi Sistem Informasi Adminstrasi Travel Berbasis Web Pada PT.

BAB V IMPLEMENTASI DAN PEMBAHASAN. pembuatan aplikasi Sistem Informasi Adminstrasi Travel Berbasis Web Pada PT. BAB V IMPLEMENTASI DAN PEMBAHASAN 5.1 Sistem Yang Digunakan Berikut ini adalah hardware dan software yang dibutuhkan untuk pembuatan aplikasi Sistem Informasi Adminstrasi Travel Berbasis Web Pada PT. Bia

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. sumber daya yang digunakan dalam proses produksi. Bahan baku yang digunakan

BAB 1 PENDAHULUAN. sumber daya yang digunakan dalam proses produksi. Bahan baku yang digunakan 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Secara umum tujuan perusahaan dalam memproduksi barang adalah untuk mendapatkan keuntungan. Untuk mencapai tujuan tersebut perusahaan harus dapat membuat perencanaan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kehidupan sehari hari, selalu dilakukan perjalanan dari satu titik atau lokasi ke lokasi yang lain dengan mempertimbangkan efisiensi waktu dan biaya sehingga

Lebih terperinci

Akuntansi Biaya. Bahan Baku : Pengendalian, Perhitungan Biaya, dan Perencanaan (Materials : Controlling, Costing and Planning)

Akuntansi Biaya. Bahan Baku : Pengendalian, Perhitungan Biaya, dan Perencanaan (Materials : Controlling, Costing and Planning) Akuntansi Biaya Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Bahan Baku : Pengendalian, Perhitungan Biaya, dan Perencanaan (Materials : Controlling, Costing and Planning) Rista Bintara, SE., M.Ak Program Studi

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1 Evaluasi Sistem Informasi Akuntansi Penjualan Kredit dan Penerimaan Kas

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1 Evaluasi Sistem Informasi Akuntansi Penjualan Kredit dan Penerimaan Kas BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Evaluasi Sistem Informasi Akuntansi Penjualan Kredit dan Penerimaan Kas Sebagai perusahaan distributor umum yang sedang berkembang, PT Altama Surya Arsa melakukan upaya untuk peningkatan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI 2.1. Tinjauan Pustaka Miller et al., (2009) melakukan penelitian yang mengidentifikasi dua komponen penelitian, yaitu meningkatkan pengendalian persediaan dan meningkatkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pengendalian bahan baku kayu di perusahaan manufaktur Sagitria Collection yang beralamat di Jl.

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. Aplikasi Penerimaan Pesanan Barang dan Peramalan Penjualan dengan. Menggunakan Metode Single Moving Average.

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. Aplikasi Penerimaan Pesanan Barang dan Peramalan Penjualan dengan. Menggunakan Metode Single Moving Average. BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI Pada bab ini akan dijelaskan mengenai implementasi dan uji coba dari Aplikasi Penerimaan Pesanan Barang dan Peramalan Penjualan dengan Menggunakan Metode Single Moving

Lebih terperinci