IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "IV HASIL DAN PEMBAHASAN"

Transkripsi

1 IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Keadaan Umum Perusahaan 1. Sejarah CV Sabdo Palon. Perusahaan peternakan sapi potong CV. Sabdo Palon Farm berdiri pada tahun 2008 yang berawal dari keinginan mengolah kotoran sapi dan kambing untuk dijadikan pupuk untuk tanaman obat yang ditanam oleh bapak Giyanto. Bapak Giyanto pemilik CV Sabdo Palon awalnya mendirikan usaha pembuatan jamu. Tujuan dari mendirikan peternakan ini adalah untuk menyuplai pupuk kompos dan pupuk cair untuk tanaman obat yang ditanamnya. Usaha peternakan yang dimiliki bapak Giyanto terdiri dari sapi potong 20 ekor dan kambing 750 ekor. Usaha peternakan ini lebih difokuskan pada produksi kotoran kambing, untuk menyediakan pupuk kompos dan pupuk cair sehingga populasi kambing lebih banyak dari pada populasi sapi potong. Penjualan sapi potong dan kambing para pembeli (jagal) datang sendiri ke kandang untuk membelinya. 2. Lokasi dan luas areal CV Sabdo Palon Farm berlokasi di Desa Plesan, Kecamatan Nguter Kabupaten Sukoharjo. Luas lahan keseluruhan adalah 9 Ha yang terdiri dari lahan tanaman obat, bangunan kandang, bangunan gudang pakan, bangunan pengolahan limbah, kantor, mess karyawan, dapur umum, dan mushola. Luas bangunan kantor CV Sabdo Palon Farm adalah m 2, di dalam kompleks kantor terdapat dapur, dan kamar mandi. Gudang penyimpanan konsentrat mempunyai luas 7 10 m 2. Mess karyawan memiliki ukuran m 2, mes ini terdiri dari 8 kamar dan 2 kamar mandi. Mess digunakan untuk karyawan yang tempat tinggalnya jauh dari peternakan dan untuk mahasiswa yang sedang melakukan penelitian di CV Sabdo Palon Farm. Kandang yang ada yaitu kandang sapi potong dan 22

2 23 kandang kambing, kandang sapi memiliki luasan 5 17 m 2 dan kandang kambing 1,5 30 m 2. CV Sabdo Palon Farm berada di pinggir kota dan jauh dari pemukiman sehingga suasananya cukup tenang, suhu rata-rata daerah ini adalah 28 o -32 o C dengan kelembaban rata-rata 70-80% dimana suhu dan kelembaban ini cocok untuk beternak sapi potong hasil persilangan dan kambing. Letak CV Sabdo Palon Farm sangat strategis karena tidak terlalu jauh dari jalan raya dan akses jalan mudah sehingga mudah dijangkau dari berbagai arah oleh khalayak umum. Lokasi peternakan tersebut mempunyai jarak dengan jalan raya sekitar 100 m, jarak dengan pemukiman penduduk berkisar antara 200 m. Penduduk tersebut tidak merasa keberatan karena sebagian penduduk disana adalah peternak, sumber air yang digunakan adalah air sumur. 3. Populasi Ternak Jumlah ternak yang berada di CV Sabdo Palon Farm yaitu berjumlah 20 ekor dari jenis sapi Limpo dan Simpo Tabel 1. Data Populasi Ternak Sapi Potong Jenis Sapi Potong Jumlah/ekor Sapi Limpo 8 Sapi Simpo 12 Jumlah 20 Sumber: Data sekunder di CV. Sabdo Palon Farm (2015) B. Manajemen Organisasi 1. Struktur Organisasi Secara struktural, struktur organisasi di CV. Sabdo Palon Farm terdiri dari pemilik, manajer kandang/ manajer keuangan, dan karyawan. Adapun struktur organisasi di CV. Sabdo Palon Farm secara lengkap dapat dilihat pada Gambar 1 berikut ini:

3 24 Pemilik Bapak Giyanto Manajer Kandang/keuangan Ibu Marsi Petugas Gudang Pakan Warsidi Petugas kandang Winarno Sumber: CV. Sabdo Palon Farm (2015) Gambar 1. Struktur Organisasi CV Sabdo Palon Farm Pada struktur organisasi di CV Sabdo Palon Farm, perusahaan dikelola oleh seorang manajer yang tugasnya mencatat dan controlling keadaan peternakan yang meliputi karyawan dan ternak itu sendiri. Seorang manajer juga menjabat sebagai pengelola keuangan yang segala upaya terkait dengan permasalahan pengendalian likuiditas, pengendalian laba usaha, analisis sumberdana dan penggunaan dana. selain itu manajer dibantu oleh petugas kandang untuk mengelola kesehatan dan sanitasi kandang. 2. Tenaga Kerja Jumlah tenaga kerja peternakan yaitu 3 orang dengan sistem pembagian. Pendidikan rata-rata para pekerja adalah lulusan dari SMA sederajat. Hak dan kewajiban tenaga kerja meliputi sistem dan bekerja yang telah diatur oleh pihak perusahaan sebagai berikut:

4 25 Tabel 2. Jam Kerja Karyawan Keterangan Waktu Sanitasi kandang Pemberian konsentrat Sarapan karyawan Pagi Pemberian jerami fermentasi dan pembuatan fermentasi jerami Ishoma Sanitasi kandang Sore Pemberian konsentrat Pemberian jerami fermentasi Sumber: Data sekunder CV. Sabdo Palon Farm (2015) Gaji karyawan tiap bulannya adalah Rp ,00 sedangkan untuk Manajer Rp ,00. Fasilitas yang dapat dinikmati karyawan di CV Sabdo Palon Farm adalah adanya Jaminan Kesehatan Tenaga Kerja (Jamsostek) yang dananya berasal dari potongan gaji setiap bulannya pada setiap karyawan sebesar Rp ,00. Jaminan ini dapat digunakan oleh semua anggota keluarga karyawan yang bersangkutan dengan tujuan untuk jaminan kesehatan, kecelakaan kerja, dan lain-lain. Karyawan yang bekerja di CV Sabdo Palon Farm mendapatkan hari libur sebanyak 1 hari selama 1 minggu, untuk hari libur tersebut boleh diambil kapan saja. Pada saat malam hari setiap karyawan mendapakan 3 kali dalam 1 minggu keliling kandang untuk mengawasi sapi dan mengecek keadaan sapi. Setiap karyawan mendapatkan 2 kali makan yaitu sarapan dan makan siang tanpa adanya pemotongan gaji. Karyawan yang bekerja di CV Sabdo Palon Farm harus mematuhi peraturan yang berlaku, apabila melanggar dari peraturan tersebut maka akan langsung diberi Surat Peringatan (SP). Jika teguran dengan menggunkan Surat Peringatan (SP) sudah 3 kali maka karyawan berhak diberhentikan.

5 26 C. Manajemen Pemeliharaan Sapi potong Kegiatan yang dilakukan di peternakan sapi potong di CV Sabdo Palon Farm adalah proses penggemukan sapi potong. Kegiatan yang rutin dilakukan di CV Sabdo Palon Farm yaitu pemeliharaan, pemberian pakan, penanganan kesehatan dan pembersihan kandang. Mahasiswa yang melakukan Magang atau Kuliah Kerja Lapangan di CV Sabdo Palon Farm kegiatannya menyesuaikan dengan jadwal yang sudah ditentukan oleh peternakan tersebut. Kuliah Kerja Lapangan di CV Sabdo Palon Farm yang dimulai pada pukul WIB, selama enam hari kerja per minggu. Setiap karyawan dan mahasiswa yang melakukan Kuliah Kerja Lapang atau Magang diperbolehkan mengambil hari libur kapan saja. 1. Pemilihan Bakalan Jenis sapi yang ada di peternakan CV Sabdo Palon Farm yaitu sapi jenis sapi simpo dan peranakan limpo yang dipelihara untuk digemukan. Sapi bakalan didapat dari pasar hewan sekitar lokasi peternakan, pasar hewan Purwantoro Wonogiri dan dari pasar hewan Ponorogo. Pemilihan bakalan dipilih secara langsung oleh pedagang ternak (blantik) yang sudah dipercaya oleh pemilik peternakan dengan menggunakan cara penafsiran bobot badan (judging) sehingga dapat dipilih bakalan yang sesuai dengan bobot standart yang sudah ditentukan oleh pihak peternakan serta memiliki laju pertumbuhan yang relatif cepat. Pemilihan bakalan yang paling utama dipertimbangkan yaitu bentuk kaki yang lurus dan kuat untuk menopang tubuh yang besar, selain bentuk kaki yang perlu diperhatikan yaitu bentuk badan yang panjang, umur, kesehatan ternak dan harga yang sesuai dengan keadaan aslinya. Penentuan harga pembelian bakalan dengan metode penentuan bobot badan (judging) harus dengan orang yang berpengalaman dan jujur. Sapi bakalan yang dipilih sesuai dengan standart yang sudah ditentukan oleh pihak peternakan yaitu bobot badannya berkisar antara kg dengan

6 27 umur 2-2,5 tahun. Sapi bakalan tersebut digemukan secara intensif selama 4 bulan dan dijual dengan bobot badannya berkisar antara kg. Hal ini sesuai dengan pendapat Rukmana (2009) yang menyatakan bahwa pemilihan bakalan merupakan hal yang penting dalam usaha penggemukan sapi potong, karena pemilihan bakalan sangat mempengaruhi keberhasilan usaha penggemukan sapi. Beberapa kriteria dalam pemilihan bakalan, antara lain umur sapi, bangsa sapi, jenis kelamin, bobot lahir, faktor genetis, dan kesehatan. Sapi yang dipilih sebagai bakalan adalah sapi yang berumur 2-2,5 tahun karena mempunyai laju pertumbuhan yang optimal. Jenis kelamin yang dipilih adalah jantan karena laju pertumbuhannya lebih tinggi dari betina. Bakalan yang dipilih adalah yang faktor genetisnya baik yaitu berasal dari keturunan yang memiliki bobot badan dewasa tinggi. Pilih bakalan yang tidak gemuk tetapi sehat dan tidak mengidap penyakit, dan bentuk tubuhnya proporsional. Sapi yang dipilih harus sapi yang benar benar sehat, kulit halus, mata bersinar, badan panjang, kaki kuat, dada besar dan dalam, serta perototan baik sebagai calon bibit pengganti ataupun sebagai calon penghasil daging. Bentuk tubuh sapi yang proporsional adalah dalam keadaan berdiri bagian punggungnya lurus, dan tubuhnya tidak cacat. 2. Perkandangan Jenis kandang yang ada di CV Sabdo Palon Farm adalah kandang koloni dan bertipe head to head. Kandang sangat penting dalam usaha pemeliharaan ternak karena manajemen kandang yang baik mampu memberikan hasil yang optimal bagi ternak, yakni ternak dapat berproduksi dan bereproduksi dengan baik. Secara umum fungsi kandang antara lain: melindungi ternak dari perubahan cuaca atau iklim, mencegah dan melindungi ternak dari berbagai penyakit, melindungi ternak dari predator, menjaga keamanan ternak dan memudahkan dalam pemeliharaan seperti: pemberian pakan dan minum, sanitasi kandang, pengolahan

7 28 limbah, dan lain-lain (Prihadi, 1996). Ada beberapa syarat yang harus diperhatikan dalam pembuatan kandang antara lain: a. Letak kandang Pembuatan kandang yang harus diperhatikan adalah tempat mendirikan kandang tersebut. Letak kandang yang cocok untuk peternakan diusahakan yakni tempatnya agak tinggi dari lokasi sekitar peternakan dengan begitu mempermudah dalam pembuangan kotoran ke dalam bak penampung yang ada di peternakan serta kandang tidak terlalu lembab. Letak kandang yang ada di CV Sabdo Palon Farm sudah tepat karena berada 50 cm di atas lokasi sekitar peternakan sehingga memudahkan dalam pembuangan kotoran kedalam bak penampung dan jauh dari pemukiman penduduk sehingga tidak menimbulkan pencemaran di sekitar pemukiman b. Ukuran kandang Ukuran kandang yang ada di CV Sabdo Palon Farm adalah 17 5 m 2 untuk 20 ekor sapi potong, kemiringan lantai kandangnya sekitar 4 o. Lantai kandang dibuat miring dikarenakan agar mempermudah saat pembersihan kandang dan agar air yang tumpah tidak tergenang di dalam kandang. Hal ini sesuai dengan pendapat Woolny (2006) yang menyatakan bahwa ukuran kandang harus disesuaikan dengan ukuran tubuh sapi dan jenis kandang yang digunakan, apakah kandang individu atau kandang kelompok. Kebutuhan luas kandang sapi per ekor sekitar m 2, m 2, atau m 2. Lantai kandang dibuat dengan kemiringan 2-5 o ke arah selokan di belakang sapi untuk mempermudah penampungan kotoran sapi dan pakan yang jatuh. c. Konstruksi kandang Konstruksi kandang harus mempunyai hitungan yang cermat, sehingga keadaan kandang dapat mendukung terlaksana kegiatan manajemen pemeliharaan diantarnya pemberian pakan, minum dan sanitasi kandang.

8 29 Kerangka kandang. Kerangka kandang di CV Sabdo Palon Farm terbuat dari besi, beton, dan bambu. Kerangka kandang dapat menentukan model kandang yang diinginkan Atap kandang. Atap kandang yang ada di CV Sabdo Palon Farm terbuat dari genting. Fungsi atap untuk menghalangi atau mengurangi masuknya air hujan dan sinar matahari. Atap juga membantu mempertahankan suhu kandang agar relatif stabil. Malam hari suhu kandang tidak terlalu dingin dan siang hari juga tidak terlalu panas. Lantai kandang. Lantai kandang biasanya terbuat dari kayu atau semen, keadaan lantai kandang harus selalu dijaga agar tetap kering dan bersih. Lantai kandang yang ada di di CV Sabdo Palon Farm terbuat dari semen. Lantai kandang dibuat agak miring bertujuan untuk memudahkan saat pembersihan kandang dan agar air tidak menggenang di dalam kandang sehingga sapi potong dapat merasa nyaman dan bibit penyakit tidak mudah berkembang. Dinding kandang. Dinding kandang biasanya terbuat dari bahan semen (tembok). Dinding kandang berfungsi untuk melindungi ternak dari cuaca luar yang dingin dan tampisan air hujan yang menyebabkan penyakit pada ternak. Di CV Sabdo Palon Farm dinding kandang terbuat dari semen (tembok). d. Model kandang Model kandang yang sering digunakan oleh para peternak adalah model kandang kelompok. Peternakan sapi potong model kandang yang digunakan adalah model kandang ganda. Kandang model ganda adalah kandang yang terdiri dari dua baris, kandang model ganda dapat dibedakan menjadi dua tipe yaitu tipe head to head dan tail to tail. Keunggulan kandang kelompok adalah sapi akan lebih sehat dan memiliki kaki yang lebih kuat untuk menopang tubuhnya karena sering bergerak (exercise), dari segi biaya lebih murah dan ekonomis dibanding kandang individu. Kelemahan kandang kelompok yaitu

9 30 sering terjadi kompetisi dalam mendapatkan pakan dan minum. Akibatnya, sapi yang lebih kuat cenderung memiiki pertumbuhan yang lebih cepat karena banyak memperoleh pakan. Peralatan kandang yang ada di CV Sabdo Palon Farm yaitu terdiri dari sekop sebanyak 2 buah, ember kecil 8 buah, selang ada 2 buah, sapu lidi 6 buah, garu 3 buah, gerobak 6 buah, sepeda motor Viar 1 buah, dan mobil pick up 1 buah. Peralatan tersebut berguna untuk memudahkan dalam kegiatan pemeliharaan sapi potong seperti membersihkan kandang, pengangkutan kotoran (feses) kedalam bak penampung yang berada di belakang kandang, dan memudahkan untuk menyuplai pakan di kandang. Mobil pick up yang ada digunakan untuk mengangkut pakan saat pakan dibeli, untuk mengangkut sapi yang sudah dibeli, dan untuk mengangkut jerami padi dari lahan sawah milik sendiri ke kandang. 3. Pakan a. Jenis Pakan Peternakan sapi potong di CV Sabdo Palon Farm untuk memenuhi kebutuhan pakan yang diberikan pada ternak sapi potong dengan memanfaatkan limbah pertanian. Jenis pakan yang diberikan pada ternak yaitu hijauan, dan konsentrat. Hijauan yang diberikan berupa jerami fermentasi, pemberian jerami fermentasi bertujuan untk memperbaiki kualitas jerami sebagai pakan ternak. Konsentrat yang diberikan untuk ternak berupa konsentrat. Konsentrat yang diberikan kepada ternak sebanyak 7 kg/ekor/hari dengan cara dikombor dengan air dan dicampur pakan tambahan dan diaduk dipalung pakan hingga homogen. Pakan tambahan yang diberikan pada ternak berupa pollard. Pakan tambahan yang diberikan pada ternak mudah didapat karena di daerah sekitar lokasi peternakan ada yang menyediakan pollard. Pakan tambahan diberikan pada ternak sebanyak 2 kg/ekor/hari dengan dicampur pada konsentrat sebelum dikombor dipalung pakan.

10 31 b. Sumber pakan Pakan hijauan yang diberikan berupa jerami padi berasal dari hasil panen padi di ladang sawah sendiri. Jerami padi tersebut di olah dengan proses fermentasi dengan bahan Starbio dan molases. Tujuan jerami padi difermenasi yaitu untuk meningkatkan nilai nutrisi yang terkandung dalam jerami padi. Konsentrat jadi (buatan pabrik) didapat dari pemesanan di pabrik pembuatan pakan konsentrat di daerah Wonogiri. Pakan tambahan berupa Pollard didapat dari pemesanan di toko peternakan (Poultry) dekat dengan Peternakan. Masing-masing bahan pakan memiliki harga dan kandungan nutrien sendiri-sendiri seperti konsentrat dan hijauan berupa jerami fermentasi. Pakan tambahan berupa pollard juga memliliki kandungan nutrien dan harga tersendiri. Daftar harga pakan dan kandungan nutrien bahan pakan yang ada di CV Sabdo Palon Farm dapat dilihat pada Tabel 3 dan Tabel 4. Tabel 3. Daftar Harga Pakan No Jenis Pakan Harga Harga/kg Keterangan 1 Konsentrat Rp ,00 Rp 1.800,00 Beli 2 Pollard Rp ,00 Rp 3.000,00 Beli 3 Molases - Rp 2.000,00/ liter Beli 4 Jerami - Rp. 100,00 Milik Sendiri 5 Air - - Milik Sendiri 6 Starbio Rp ,00 Rp ,00 Beli Sumber: Data Sekunder CV Sabdo Palon Farm 2015 Tabel 4. Kandungan Nutrien Bahan Pakan (%) No Bahan PK(%) LK(%) SK(%) TDN(%) BK(%) Pakan % BK 1 Kingfeed 88,34 13,27 2,41 34,63 67,46 2 Pollard 89,57 16,41 4,01 5,86 74,83 Sumber: Data Sekunder CV Sabdo Palon Farm 2015

11 32 c. Jumlah Pemberian Pakan Kebutuhan ternak akan zat gizi terdiri atas kebutuhan hidup pokok dan produksinya. Zat-zat dalam ransum hendaknya tersedia dalam jumlah yang cukup dan seimbang karena sangat berpengaruh terhadap daya cerna. Kebutuhan konsumsi ransum pada sapi potong dalam bahan kering sebanyak 3-4% dari bobot badannya (Tillman et al., 1991). susunan ramsum konsentrat 7 kg, pakan tambahan (pollard) sebanyak 2 kg, dan jerami fermentasi sebanyak 7 kg. pemberian pakan konsentrat dan pakan tambahan dengan menggunakan sistem pengomboran dengan air secukupnya di palung pakan, sedangkan jerami fermentasi diberikan setelah konsentrat dihabiskan oleh ternak. Tabel 5. Jumlah Pemberian Pakan per hari di CV Sabdo Palon Farm Jenis Pakan Pemberian/hari Konsentrat 7 kg Pollard 2 kg Jerami Fermentasi 7 kg Air Minum 20 liter Sumber : Data Sekunder CV Sabdo Palon Farm 2015 Pemberian konsentrat dalam jumlah yang besar bertujuan untuk mempercepat proses penggemukan sapi potong, karena konsentrat mengandung protein yang tinggi, sehingga pertumbuhan bobot badan sapi potong akan semakin cepat. Susunan ransum pakan yang ada pada Tabel 5 dapat menambah bobot badan harian sebesar 1,1 kg/hari. Berdasarkan kebutuhan nutrisi sapi potong sumber dari NRC (1994) dengan rata-rata bobot badan seberat 450 kg didapat kebutuhan nutrisinya adalah BK (Bahan Kering) sebesar 9,40 kg, PK (Protein Kasar) sebesar 12,70%, dan TDN (Total Disgestible Nutrient) sebanyak 86% dengan rata-rata pertumbuhan bobot badan 1 kg/hari. Pakan yang diberikan di CV Sapdo Palon Farm memiiki kandungan nutrisi yaitu 90,24% BK (Bahan Kering), 8,75% PK (Protein Kasar), dan 63,47% TDN (Total Disgestible Nutrient) dengan rata-trata pertumbuhan bobot harian 1,1 kg/hari. Susunan ransum pakan di CV Sabdo Palon Farm

12 33 berbeda dengan tabel NRC tetapi memiliki keunggulan yaitu dimana dapat meningkatkan pertumbuhan bobot badan harian lebih tinggi. d. Frekuensi Pemberian Pakan Ransum yang diberikan pada sapi potong di CV Sabdo Palon Farm berupa hijauan dan konsentrat. Pemberian pakan konsentrat dan pakan tambahan pada pagi hari pukul dan pada siang hari pukul 14.00, sedangkan pemberian pakan hijauan berupa jerami fermentasi pada pagi hari pukul dan pada siang hari pukul WIB, sebelum pemberian pakan sebaiknya palung pakan dan palung minum dibersihkan terlebih dahulu agar bersih dari sisa kotoran pakan. Hal ini sesuai dengan pendapat Syukur dan Afandi (2009), bahwa ternak sapi memiliki kebiasaan mengkonsumsi pakan dari pagi, sore dan malam hari. Pemberian pakan yang dilakukan mulai pagi hingga malam hari dapat memberikan pertumbuhan bobot badan yang lebih optimal. Pakan konsentrat dan pakan tambahan dicampur dengan komposisi 3,5 kg konsentrat, 1 kg pollard, dan air secukupnya dengan cara dikombor. Komposisi tersebut untuk sekali makan satu ekor ternak dan diulang pemberiannya pada sore hari. Hijauan berupa jerami fermentasi diberikan 1-2 jam setelah konsentrat habis dan dapat tercerna baik, pemberian jerami fermentasi pada pagi hari lebih sedikit yaitu sebanyak 2,5 kg, sedangkan pada sore hari pemberian jerami fermentasi sebnyak 4,5 kg. Pemberian jerami fermentasi yang banyak pada sore hari bertujuan untuk ketersediaan pakan pada malam hari dan untuk dapat memacu pertumbuhan bobot badan yang tinggi. 4. Sanitasi dan Kesehatan Ternak Program kesehatan ternak di CV Sabdo Palon Farm dilakukan pengontrolan kesehatan secara berkala oleh karyawan kandang dengan pemberian vitamin, obat cacing, dan kebersihan lingkungan kandang. Kebersihan kandang adalah salah satu upaya untuk membuat ternak nyaman dan mencegah terjadinya peyakit pada ternak. Menurut Blakely

13 34 (1998) program kesehatan ternak tidak lepas dari usaha penjagaan kebersihan kandang dan lingkungan sekitar. Upaya pencegahan bisa dilakukan dengan vaksinasi terhadap penyakit-penyakit. Pencegahan penyakit bisa dilakukan dengan menjaga kesehatan ternak yang bisa dilakukan dengan cara vaksinasi ternak secara teratur, melakukan sanitasi lingkungan kandang dengan baik, melakukan desinfeksi pada kandang dan peralatan kandang, memeriksa kesehatan ternak secara teratur, dan memisahkan ternak yang sakit dengan ternak yang sehat. Kegiatan yang dilakukan di CV Sabdo Palon Farm dalam pencegahan penyakit yaitu dengan pemberian vaksin, dan vitamin. Vitamin yang diberikan pada ternak yaitu B-complex dengan dosis cc/ekor bertujuan untuk menambah nafsu makan ternak dan pertumbuhannya baik. Pemberian vitamin B-complex pada ternak dengan cara injeksi intramuscular setiap 1 bulan sekali. Pemberian vitamin penguat otot ternak berupa biosalamin yang diberikan kepada ternak yang bertujuan untuk memperkuat otot yang dikarenakan kekurangan pakan, infeksi atau keturunan, pemberian vitamin tersebut dengan cara injeksi intramuscular dengan dosis 20 cc/ekor dan diberikan setiap 2 bulan sekali. Di CV Sabdo Palon Farm juga memberkan obat cacing pada saat bakalan baru datang dari pasar hewan, pemberian obat cacing dengan cara oral dengan dosis sebanyak 20 cc/ekor, pemberian obat cacing setiap 2 bulan sekali. Penyakit pada ternak yang sering terjadi di CV Sabdo Palon Farm yaitu diare dan luka yang diakibatkan terjatuh karena lantai kandang licin dan beradu tanduk dengan ternak lainnya. Penanganan diare dengan menggunakan obat tradisional dengan menumbuk daun jambu dan sawo kemudian diberikan secara oral, sedangkan luka pada tubuh ternak diberikan campuran antara supertetra, vaselin, dan belerang yang telah di stim (saleb buatan sendiri), dan pemberian Gusanex dengan cara disemprotkan pada luka. Pemberian saleb dan Gusanex sebaiknya dilakukan setiap hari hingga luka sembuh.

14 35 5. Pemasaran Pemasaran adalah kinerja dari aktivitas aktivitas bisnis yang dirancang untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan dan mengarahkan barang dan jasa perusahaan kepada pelanggan atau pengguna untuk mendapatkan keuntungan (Cateora dan Graham, 2007). Hasil produksi dari CV Sabdo Palon Farm yaitu sapi potong yang dipelihara secara intensif selama 4 bulan saja karena pemilik peternakan tidak menjual hasil pengolahan limbah. Pemasaran yang dilakukan adalah menjual sapi kepada jagal, perorangan, dikirim ke jakarta dan wilayah sekitar. Jagal dan perorangan yang ingin membeli sapi dapat datang langsung ke kandang untuk membeli dan memilih ternak sesuai dengan penafsiran bobot badan yang sudah dirupiahkan, sehingga pembeli dan pemilik ternak tidak dirugikan. Sapi yang di kirim ke jakarta CV Sabdo Palon Farm sudah dihubungi oleh pihak pembeli di jakarta untuk mengirim sapi sebanyak yang diinginkan dengan bobot penimbangan yang sudah ditetapkan dan harga yang sudah ditetapkan. Pembeli yang ingin membeli sapi di CV Sabdo Palon Farm menggunakan sistem penafsiran bobot badan ternak pemilik ternak harus mempunyai pengetahuan tentang harga sapi yang sesuai dengan biaya yang dikeluarkan untuk pemeliharaan serta keuntungan yang harus diterimanya. Sapi yang dijual di CV Sabdo Palon Farm sudah ditentukan pemilik peternkan tersebut yaitu sebesar Rp ,-/kg, setiap periode pemilik menentukan harga yang pas untuk menerima keuntungan. Pemilik dapat menentukan harga yang sesuai dengan cara menghitung harga pakan dan biaya operasional yang sudah dikeluarkan. Pemeliharaan sapi yang ada di CV Sabdo Palon Farm selama 4 bulan dan selama 1 periode (4 bulan) CV Sabdo Palon Fam menjual sapi sebanyak 20 ekor, maka dalam 1 tahun CV Sabdo Palon Farm menjual 60 ekor. 6. Pengolahan Limbah Limbah adalah hasil buangan dari suatu kegiatan yang tidak diperlukan lagi. Limbah ini umumnya menimbulkan dampak yang tidak

15 36 diinginkan, limbah tersebut berupa limbah padat (solid wastes), limbah cair (liquid wastes) dan limbah gas (gaseous wastes). Limbah padat yang ada di CV Sabdo Palon Farm digunakan untuk membuat pupuk organik (pupuk kompos) untuk dipakai sendiri. Pembuatan pupuk organik (pupuk kompos) bertujuan untuk meningkatkan hasil produksi tanaman jamu yang ada di CV Sabdo Palon. Pengolahan limbah di CV Sabdo Palon Farm dilakukan setiap hari agar mempunyai stok untuk menyuplai di lahan yang ditanami tanaman. Limbah yang sudah diolah menjadi pupuk organik (pupuk kompos) tidak dijual kepasaran karena pupuk tersebut diolah hanya untuk lahan pertanian milik sendiri. Limbah yang diolah menjadi pupuk organik (pupuk kompos) untuk lahan sendiri masih kekukarangan. CV Sabdo Palon Farm melakukan pengolahan limbah betujuan untuk menghindari pencemaran lingkungan dan meningkatkan hasil produksi tanaman obat yang dimiliki. D. Analisa Usaha Peternakan Sapi Potong 1. Biaya investasi Tanah = Rp ,- Kandang dan bangunan = Rp ,- Mobil pick up = Rp ,- Motor viar = Rp ,- Pompa air = Rp ,- Timbangan = Rp ,- Chopper = Rp ,- Grobak = Rp Mixer = Rp ,- Total Investasi = Rp ,-

16 37 2. Input Hari Biasa a. Biaya Tetap 1. Upah Tenaga Kerja (1 Rp ,-) Rp bulan = Rp ,- Manajer Kandang bulan = Rp ,- b. Biaya Tidak Tetap 1. Biaya transportasi = Rp ,- 2. Rekening listrik = Rp ,- 3. Peralatan = Rp ,- 4. Biaya lain-lain = Rp ,- 5. Sumbangan desa = Rp ,- Total Biaya Tetap dan Tidak Tetap Periode 1 = Rp ,- c. Biaya operasional 1. Pakan a. Konsentrat 6 kg hari 4 bulan Rp = Rp ,- b. Pollard 3 kg hari 4 Rp = Rp ,- c. Jerami fermentasi 1 periode (@Rp. 100,-/kg) = Rp ,- 2. Bakalan 20 ekor = Rp ,- 3. Obat-obatan (B-Complex, Biosalamin, Obat Cacing) = Rp ,- Total Biaya Operasional Periode 1 = Rp ,- Total Biaya Periode 1 = Rp ,- + Rp ,- = Rp ,- 3. Input Persiapan Hari Besar a. Biaya Tetap 1. Upah Tenaga Kerja Kerja (1 Rp ,-) Rp bulan = Rp ,-

17 38 Manajer Kandang bulan = Rp ,- b. Biaya Tidak Tetap 1. Biaya transportasi = Rp ,- 2. Rekening listrik = Rp ,- 3. Peralatan = Rp ,- 4. Biaya lain-lain = Rp ,- 5. Sumbangan desa = Rp ,- Total Biaya Tetap Dan Tidak Tetap Periode 2 = Rp ,- c. Biaya operasional 1. Pakan a. Konsentrat 6 kg hari 4 bulan 1700 = Rp ,- b. Pollard 3 kg hari = Rp ,- c. Jerami fermentasi 1 periode (@Rp. 100,-/kg) = Rp ,- 2. Bakalan 20 ekor = Rp ,- 3. Obat-obatan (B-Complex, Biosalamin, Obat Cacing) = Rp ,- Total Biaya Operasional Periode 2 = Rp ,- Total Biaya Periode 2 = Rp Rp = Rp Input Hari Biasa Periode 3 a. Biaya Tetap 1. Upah Tenaga Kerja Rp bulan = Rp ,- Manajer Kandang bulan = Rp ,- 2. Penyusutan bangunan = Rp ,- 3. Penyusutan mobil pick up = Rp ,-

18 39 4. Penyusutan motor = Rp ,- 5. Penyusutan pompa air = Rp ,- 6. Penyusutan timbangan = Rp ,- 7. Penyusutan copper = Rp ,- 8. Penyusutan grobak = Rp ,- 9. Penyusutan mixer = Rp ,- 10. Pajak = Rp ,- b. Biaya tidak tetap 1. Biaya transportasi = Rp ,- 2. Rekening listrik = Rp ,- 3. Peralatan = Rp ,- 4. Biaya lain-lain = Rp ,- 5. Sumbangan desa = Rp ,- Total Biaya Tetap dan Tidak Tetap Periode 3 = Rp ,- c. Biaya operasional 1. Pakan a. Konsentrat 6 kg hari 4 bulan Rp = Rp ,- b. Pollard 3 kg hari 4 Rp = Rp ,- c. Jerami fermentasi 1 periode (@Rp. 100,-/kg) = Rp ,- 2. Bakalan 20 ekor = Rp ,- 3. Obat-obatan (B-Complex, Biosalamin, Obat Cacing) = Rp ,- Total Biaya Operasional Periode 3 = Rp ,- Total Biaya Periode 3 = Rp ,- + Rp ,- = Rp ,- Pemeliharaan sapi potong di CV sabdo palon selama 1 tahun di bagi menjadi 3 periode yaitu periode 1, periode 2 dan periode 3. Total

19 40 biaya yang dikeluarkan selama 1 tahun yaitu periode 1 sebesar Rp ,- periode 2 sebesar Rp ,- dan periode 3 sebesar Rp ,- maka total biaya selama 1 tahun yaitu sebesar Rp ,-. Total biaya keseluruhan dalam 1 tahun a. Modal Investasi = Rp ,- b. Input selama 3 periode = Rp ,-. Total Modal = Rp ,- 5. Output a. Penjualan sapi hari biasa = 550 Rp ,- 20 ekor 2 periode = Rp ,- b. Penjualan sapi hari besar = 550 Rp ,- 20 ekor 1 periode = Rp Total Output selama 1 tahun = Rp ,- 6. Output input analisis Keuntungan = Output Input = Rp ,- Rp ,- = Rp ,- Keuntungan penjualan sapi potong di CV. Sabdo Palon Farm selama 1 tahun yaitu sebesar Rp ,- 7. Benefit Cost Ratio (BCR) BCR = = Total Benefit Total Cost Rp ,- Rp ,- = 1,22 Berdasarkan perhitungan diatas Benefit Cost Ratio (BCR) di CV Sabdo Palon Farm yaitu 1,14. Hal ini berarti perusahaan peternakan sapi

20 41 potong CV Sabdo Palon Farm layak untuk dijalankan karena menguntungkan. Hal ini sesuai dengan pendapat Soekartawi (2002) yang menyatakan bahwa efisiensi usaha ditentukan dengan menggunakan konsep BCR, yaitu imbangan antara total penghasilan (output) dengan total biaya (input). Nilai BCR > 1 berarti usaha tersebut menguntungkan. Semakin besar nilai BCR maka usaha dinyatakan semakin efisien. 8. Payback Period of Credits (PPC) PPC =Tahun + - = = 3,9 tahun Payback period dalam penganggaran modal mengacu pada periode waktu yang diperlukan untuk pengembalian investasi untuk "membayar" jumlah investasi awal (Kasmir, 2009). Berdasarkan hasil dari perhitungan di atas menyajikan bahwa peternakan sapi potong di CV Sabdo Palon Farm dapat mengembalikan modal usaha selama 3,9 tahun. 9. Internal Rate of Return (IRR) IRR = i + - (i I -i) = 12% + = 12% + 0,48 18% = 20,64% - - (30% - 12%) Internal Rate of Retun (IRR) adalah nilai diskonto yang membuat NPV dari kegiatan usaha sama dengan nol. IRR merupakan tingkat suku bunga yang membuat usaha atau industri akan mengembalikan semua investasi selama umur usaha atau industri. Suatu usaha atau industri akan diterima bila IRR-nya lebih besar dari opportunity cost of capital atau lebih besar dari suku bunga yang didiskonto yang telah ditetapkan, dan pada kondisi sebaliknya maka industri atau usaha akan ditolak (Rustiadi,

21 42 dkk, 2011). Berdasarkan analisa usaha hasil IRR dari perusahaan CV. Sabdo Palon Farm menunjukkan lebih tinggi dari suku bunga (>12%) yaitu 20,64% 10. Break Event Point (BEP) Variabel/unit = = BEP (unit) = (Harga sapi per ekor Rp ) Variabel Unit 1tahun = Rp = = Biaya Tetap Harga Jual - Variabel = 3 ekor Biaya Tetap BEP (penjualan) = Biaya Variabel 1 (Harga sapi per ekor Harga Jual Rp ) = = = , ,99 = Rp ,- per unit Berdasarkaan perhitungan data diatas titik impas usaha sapi potong CV. Sabdo Palon Farm adalah sebesar Rp ,- selama pemeliharaan dan menjual sapi sekitar 3 ekor sapi.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Kondisi Umum Perusahaan 1. Sejarah Perusahaan Peternakan Dewi merupakan peternakan rakyat yang bergerak di bidang peternakan sapi potong (penggemukan), berlokasi Di Desa Gupit

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Profil Kelompok Ternak Rukun Tani 1. Keadaan Umum Kelompok Ternak Rukun Tani yang diketuai oleh Bp. Sunarjo dengan pekerjaan petani, merupakan salah satu unit usaha masyarakat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Organisasi merupakan suatu gabungan dari orang-orang yang bekerja sama

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Organisasi merupakan suatu gabungan dari orang-orang yang bekerja sama 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Organisasi Organisasi merupakan suatu gabungan dari orang-orang yang bekerja sama dalam suatu pembagian kerja untuk mencapai tujuan bersama (Moekijat, 1990). Fungsi struktur

Lebih terperinci

VII. ANALISIS KELAYAKAN ASPEK FINANSIAL

VII. ANALISIS KELAYAKAN ASPEK FINANSIAL VII. ANALISIS KELAYAKAN ASPEK FINANSIAL Analisis finansial dilakukan untuk melihat sejauh mana Peternakan Maju Bersama dapat dikatakan layak dari aspek finansial. Untuk menilai layak atau tidak usaha tersebut

Lebih terperinci

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian kecernaan protein dan retensi nitrogen pakan komplit dengan

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian kecernaan protein dan retensi nitrogen pakan komplit dengan 16 BAB III MATERI DAN METODE Penelitian kecernaan protein dan retensi nitrogen pakan komplit dengan kadar protein dan energi berbeda pada kambing Peranakan Etawa bunting dilaksanakan pada bulan Mei sampai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kambing Boer berasal dari Afrika Selatan, yang merupakan hasil persilangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kambing Boer berasal dari Afrika Selatan, yang merupakan hasil persilangan 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kambing Boer Jawa (Borja) Kambing Boer berasal dari Afrika Selatan, yang merupakan hasil persilangan antara kambing Afrika lokal tipe kaki panjang dengan kambing yang berasal

Lebih terperinci

BAB XVI KEGIATAN AGRIBISNIS

BAB XVI KEGIATAN AGRIBISNIS SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN AGRIBISNIS TERNAK RIMUNANSIA BAB XVI KEGIATAN AGRIBISNIS KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN

Lebih terperinci

BAB IV. PEMBAHASAN Profil Peternakan

BAB IV. PEMBAHASAN Profil Peternakan BAB IV. PEMBAHASAN A. Profil Peternakan 1. Sejarah Perusahaan Kelompok Ternak Rumaket merupakan usaha yang bergerak dibidang penggemukan sapi potong. Kelompok Ternak Rumaket didirikan pada bulan Sepetember

Lebih terperinci

ANALISIS HASIL USAHA TERNAK SAPI DESA SRIGADING. seperti (kandang, peralatan, bibit, perawatan, pakan, pengobatan, dan tenaga

ANALISIS HASIL USAHA TERNAK SAPI DESA SRIGADING. seperti (kandang, peralatan, bibit, perawatan, pakan, pengobatan, dan tenaga VI. ANALISIS HASIL USAHA TERNAK SAPI DESA SRIGADING A. Ketersediaan Input Dalam mengusahakan ternak sapi ada beberapa input yang harus dipenuhi seperti (kandang, peralatan, bibit, perawatan, pakan, pengobatan,

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. berfokus pada bidang penggemukan sapi.sapi yang digemukkan mulai dari yang

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. berfokus pada bidang penggemukan sapi.sapi yang digemukkan mulai dari yang V. HASIL DAN PEMBAHASAN Usaha peternakan sapi di CV. Anugrah farm merupakan peternakan yang berfokus pada bidang penggemukan sapi.sapi yang digemukkan mulai dari yang berbobot 200 kg sampai dengan 300

Lebih terperinci

VII ANALISIS ASPEK FINANSIAL

VII ANALISIS ASPEK FINANSIAL VII ANALISIS ASPEK FINANSIAL Aspek finansial merupakan aspek yang dikaji melalui kondisi finansial suatu usaha dimana kelayakan aspek finansial dilihat dari pengeluaran dan pemasukan usaha tersebut selama

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Penelitian Efisiensi Penggunaan Pakan

HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Penelitian Efisiensi Penggunaan Pakan HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Penelitian Kontrol lingkungan kandang sangat penting untuk kenyamanan dan kesehatan sapi, oleh karena itu kebersihan kandang termasuk suhu lingkungan sekitar kandang sangat

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. sapi yang meningkat ini tidak diimbangi oleh peningkatan produksi daging sapi

I. PENDAHULUAN. sapi yang meningkat ini tidak diimbangi oleh peningkatan produksi daging sapi I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kebutuhan konsumsi daging sapi penduduk Indonesia cenderung terus meningkat sejalan dengan meningkatnya jumlah penduduk Indonesia dan kesadaran masyarakat akan

Lebih terperinci

VII. ANALISIS KELAYAKAN ASPEK FINANSIAL

VII. ANALISIS KELAYAKAN ASPEK FINANSIAL VII. ANALISIS KELAYAKAN ASPEK FINANSIAL Analisis finansial dilakukan untuk melihat sejauh mana CV. Usaha Unggas dapat dikatakan layak dari aspek finansial. Penilaian layak atau tidak usaha tersebut dari

Lebih terperinci

BAB VII KANDANG DAN PERKANDANGAN

BAB VII KANDANG DAN PERKANDANGAN SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN AGRIBISNIS TERNAK RIMUNANSIA BAB VII KANDANG DAN PERKANDANGAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA

Lebih terperinci

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April - Juni 2016 dengan tiga

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April - Juni 2016 dengan tiga 9 BAB III MATERI DAN METODE Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April - Juni 2016 dengan tiga tahap, yaitu : tahap pendahuluan dan tahap perlakuan dilaksanakan di Desa Cepokokuning, Kecamatan Batang,

Lebih terperinci

Bab XIII STUDI KELAYAKAN

Bab XIII STUDI KELAYAKAN Bab XIII STUDI KELAYAKAN STUDI KELAYAKAN DIPERLUKAN 1. Pemrakarsa sebagai bahan pertimbangan a. Investasi - Merencanakan investasi - Merevisi investasi - Membatalkan investasi b. Tolak ukur kegiatan/investasi

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Penelitian

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Penelitian HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Penelitian Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ternak disamping manajemen pemeliharaan dan pemberian pakan adalah faktor manajemen lingkungan. Suhu dan kelembaban yang

Lebih terperinci

FORMULASI RANSUM PADA USAHA TERNAK SAPI PENGGEMUKAN

FORMULASI RANSUM PADA USAHA TERNAK SAPI PENGGEMUKAN AgroinovasI FORMULASI RANSUM PADA USAHA TERNAK SAPI PENGGEMUKAN Usaha penggemukan sapi potong semakin menarik perhatian masyarakat karena begitu besarnya pasar tersedia untuk komoditas ini. Namun demikian,

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Penelitian Konsumsi Pakan

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Penelitian Konsumsi Pakan HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Penelitian Kandang adalah salah satu kebutuhan penting dalam peternakan. Fungsi utama kandang adalah untuk menjaga supaya ternak tidak berkeliaran dan memudahkan pemantauan

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan selama 1 bulan, pada Agustus 2012 hingga September

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan selama 1 bulan, pada Agustus 2012 hingga September 16 III. BAHAN DAN METODE A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan selama 1 bulan, pada Agustus 2012 hingga September 2012 yang bertempat di Kecamatan Gisting, Kabupaten Tanggamus. Analisis

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 15 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Profil Peternakan Gito Paraman Farm Peternakan Gito Paraman Farm merupakan salah satu peternakan sapi potong yang mengembangkan budidaya ternak sapi dengan sistem penggemukan

Lebih terperinci

1. Jenis-jenis Sapi Potong. Beberapa jenis sapi yang digunakan untuk bakalan dalam usaha penggemukan sapi potong di Indonesia adalah :

1. Jenis-jenis Sapi Potong. Beberapa jenis sapi yang digunakan untuk bakalan dalam usaha penggemukan sapi potong di Indonesia adalah : BUDIDAYA SAPI POTONG I. Pendahuluan. Usaha peternakan sapi potong mayoritas masih dengan pola tradisional dan skala usaha sambilan. Hal ini disebabkan oleh besarnya investasi jika dilakukan secara besar

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE. Materi

MATERI DAN METODE. Materi MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Lokasi Pembuatan biskuit limbah tanaman jagung dan rumput lapang dilakukan di Laboratorium Industri Pakan, Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan, Fakultas Peternakan,

Lebih terperinci

1) Pencarian dan sewa lahan yang digunakan untuk tempat penggemukan sapi. BAB V RENCANA AKSI. 5.1 Kegiatan

1) Pencarian dan sewa lahan yang digunakan untuk tempat penggemukan sapi. BAB V RENCANA AKSI. 5.1 Kegiatan BAB V RENCANA AKSI 5.1 Kegiatan Untuk dapat mulai menjalankan bisnis penggemukan agar mendapatkan hasil yang sesuai dengan yang diharapkan, disusun rencana aksi sebagai acuan dalam melakukan kegiatan sekaligus

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. A. Sapi Potong

TINJAUAN PUSTAKA. A. Sapi Potong II. TINJAUAN PUSTAKA A. Sapi Potong Sapi adalah hewan ternak terpenting sebagai sumber daging, susu, tenaga kerja, dan kebutuhan lainnya. Sapi menghasilkan sekitar 50% kebutuhan daging di dunia, 95% kebutuhan

Lebih terperinci

METODE. Materi 10,76 12,09 3,19 20,90 53,16

METODE. Materi 10,76 12,09 3,19 20,90 53,16 METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Nutrisi Ternak Daging dan Kerja Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor. Pemeliharaan ternak percobaan dilakukan dari bulan

Lebih terperinci

METODE. Materi. Gambar 2. Contoh Domba yang Digunakan dalam Penelitian Foto: Nur adhadinia (2011)

METODE. Materi. Gambar 2. Contoh Domba yang Digunakan dalam Penelitian Foto: Nur adhadinia (2011) METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilakukan di kandang domba Integrated Farming System, Cibinong Science Center - LIPI, Cibinong. Analisis zat-zat makanan ampas kurma dilakukan di Laboratorium Pengujian

Lebih terperinci

TERNAK KAMBING 1. PENDAHULUAN 2. BIBIT

TERNAK KAMBING 1. PENDAHULUAN 2. BIBIT TERNAK KAMBING 1. PENDAHULUAN Ternak kambing sudah lama diusahakan oleh petani atau masyarakat sebagai usaha sampingan atau tabungan karena pemeliharaan dan pemasaran hasil produksi (baik daging, susu,

Lebih terperinci

PEMBERIAN PAKAN PADA PENGGEMUKAN SAPI

PEMBERIAN PAKAN PADA PENGGEMUKAN SAPI Tatap muka ke 7 POKOK BAHASAN : PEMBERIAN PAKAN PADA PENGGEMUKAN SAPI Tujuan Instruksional Umum : Mengetahui program pemberian pakan pada penggemukan sapi dan cara pemberian pakan agar diperoleh tingkat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1. Budidaya Ayam Ras Pedaging Ayam ras pedaging atau ayam broiler merupakan bangsa unggas yang arah kemampuan utamanya

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE. Materi

MATERI DAN METODE. Materi MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Lapang Ilmu Produksi Ternak Ruminansia Kecil Blok B Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor. Pembuatan pellet dilakukan di

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Break Even Point adalah titik pulang pokok dimana total revenue = total

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Break Even Point adalah titik pulang pokok dimana total revenue = total 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Break Even Point (BEP) Break Even Point adalah titik pulang pokok dimana total revenue = total cost. Terjadinya titik pulang pokok tergantung pada lama arus penerimaan sebuah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memenuhi kebutuhan manusia. Untuk meningkatkan produktivitas ternak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memenuhi kebutuhan manusia. Untuk meningkatkan produktivitas ternak 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Usaha Peternakan Peternakan adalah suatu kegiatan usaha untuk meningkatkan biotik berupa hewan ternak dengan cara meningkatkan produksi ternak yang bertujuan untuk memenuhi

Lebih terperinci

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kondisi Usaha Sapi Potong di Indonesia Sapi potong merupakan salah satu ternak penghasil daging di Indonesia. Produksi daging sapi dalam negeri belum mampu memenuhi kebutuhan

Lebih terperinci

VII. ANALISIS FINANSIAL

VII. ANALISIS FINANSIAL VII. ANALISIS FINANSIAL Usaha peternakan Agus Suhendar adalah usaha dalam bidang agribisnis ayam broiler yang menggunakan modal sendiri dalam menjalankan usahanya. Skala usaha peternakan Agus Suhendar

Lebih terperinci

II. ISI 2.1. Pra Produksi Penyiapan Sarana (Kandang) Persiapan peralatan dan ayam

II. ISI 2.1. Pra Produksi Penyiapan Sarana (Kandang) Persiapan peralatan dan ayam I. PENDAHULUAN Usaha peternakan ayam ras petelur saat ini berkembang sangat pesat, baik dari segi skala usaha maupun dari jumlah peternakan yang ada. Beberapa alasan peternak untuk terus menjalankan usaha

Lebih terperinci

VII. ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL

VII. ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL VII. ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL Pada penelitian ini dilakukan analisis kelayakan finansial untuk mengetahui kelayakan pengusahaan ikan lele, serta untuk mengetahui apakah usaha yang dilakukan pada kelompok

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini telah dilaksanakan di Peternakan Domba CV. Mitra Tani Farm, Desa Tegal Waru RT 04 RW 05, Ciampea-Bogor. Waktu penelitian dimulai pada tanggal 24 Agustus

Lebih terperinci

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Ternak yang digunakan yaitu Domba Garut betina umur 9-10 bulan sebanyak

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Ternak yang digunakan yaitu Domba Garut betina umur 9-10 bulan sebanyak 24 III BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1 Bahan dan Peralatan Penelitian 3.1.1 Bahan Penelitian Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Ternak Penelitian, Ternak yang digunakan

Lebih terperinci

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dengan judul Kecernaan dan Deposisi Protein Pakan pada Sapi

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dengan judul Kecernaan dan Deposisi Protein Pakan pada Sapi 22 BAB III MATERI DAN METODE Penelitian dengan judul Kecernaan dan Deposisi Protein Pakan pada Sapi Madura Jantan yang Mendapat Kuantitas Pakan Berbeda dilaksanakan pada bulan Juni September 2015. Lokasi

Lebih terperinci

OPTIMALISASI USAHA PENGGEMUKAN SAPI DI KAWASAN PERKEBUNAN KOPI

OPTIMALISASI USAHA PENGGEMUKAN SAPI DI KAWASAN PERKEBUNAN KOPI OPTIMALISASI USAHA PENGGEMUKAN SAPI DI KAWASAN PERKEBUNAN KOPI Pita Sudrajad, Muryanto, dan A.C. Kusumasari Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Tengah E-mail: pitosudrajad@gmail.com Abstrak Telah

Lebih terperinci

ANALISIS EKONOMI PENGGEMUKAN KAMBING KACANG BERBASIS SUMBER DAYA LOKAL. Oleh : M. Jakfar dan Irwan* ABSTRAK

ANALISIS EKONOMI PENGGEMUKAN KAMBING KACANG BERBASIS SUMBER DAYA LOKAL. Oleh : M. Jakfar dan Irwan* ABSTRAK ANALISIS EKONOMI PENGGEMUKAN KAMBING KACANG BERBASIS SUMBER DAYA LOKAL Oleh : M. Jakfar dan Irwan* ABSTRAK Tujuan Penelitian adalah untuk mengetahui usaha penggemukan ternak kambing pola kooperator (perlakuan)

Lebih terperinci

BAB III MATERI DAN METODE. dilaksanakan pada bulan Maret Juni Lokasi penelitian di kandang

BAB III MATERI DAN METODE. dilaksanakan pada bulan Maret Juni Lokasi penelitian di kandang 9 BAB III MATERI DAN METODE Penelitian dengan judul Evaluasi Panjang Potongan Hijauan yang Berbeda dalam Ransum Kering Terhadap Konsumsi dan Kecernaan Kambing Lokal dilaksanakan pada bulan Maret Juni 2016.

Lebih terperinci

Wajib menjaga kelestarian lingkungan.

Wajib menjaga kelestarian lingkungan. I. PENDAHULUAN A. Rencana Usaha Peningkatan jumlah populasi penduduk mengakibatkan meningkatnya kenutuhan sumber makanan. salah satu jenis makanan yang mengandung gizi yang lengkap adalah daging. Salah

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian telah dilaksanakan selama 45 hari mulai pada Desember 2014 hingga

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian telah dilaksanakan selama 45 hari mulai pada Desember 2014 hingga 20 III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian telah dilaksanakan selama 45 hari mulai pada Desember 2014 hingga Januari 2015 di kandang peternakan Koperasi Gunung Madu Plantation,

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Ternak Sapi Potong

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Ternak Sapi Potong II. TINJAUAN PUSTAKA A. Ternak Sapi Potong Sapi merupakan hewan ternak yang dipelihara oleh manusia sebagai sumber daging, susu, tenaga kerja, dan kebutuhan manusia lainya. Ternak sapi menghasilkan 50%

Lebih terperinci

A. UPTD Balai Pembibitan Ternak Sapi Potong

A. UPTD Balai Pembibitan Ternak Sapi Potong A. UPTD Balai Pembibitan Ternak Sapi Potong Keberadaan Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Dinas Peternakan Kabupaten Tanjung Jabung Timur merupakan cerminan performa Dinas Peternakan dalam pembangunan

Lebih terperinci

BAB III MATERI DAN METODE. dengan kuantitas berbeda dilaksanakan di kandang Laboratorium Produksi Ternak

BAB III MATERI DAN METODE. dengan kuantitas berbeda dilaksanakan di kandang Laboratorium Produksi Ternak 8 BAB III MATERI DAN METODE 3.1. Lokasi Penelitian Penelitian keluaran kreatinin pada urin sapi Madura yang mendapat pakan dengan kuantitas berbeda dilaksanakan di kandang Laboratorium Produksi Ternak

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Ternak yang digunakan dalam penelitian ini yaitu kelinci lokal dengan

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Ternak yang digunakan dalam penelitian ini yaitu kelinci lokal dengan III BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3. Bahan Penelitian 3.. Ternak Percobaan Ternak yang digunakan dalam penelitian ini yaitu kelinci lokal dengan bobot badan 300-900 gram per ekor sebanyak 40 ekor (34 ekor

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian

IV. METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Peternakan Maju Bersama, Desa Cikarawang, Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Pemilihan lokasi penelitian

Lebih terperinci

BAB III MATERI DAN METODE. berbeda dilaksanakan mulai bulan Maret sampai Agustus 2016 di kandang domba

BAB III MATERI DAN METODE. berbeda dilaksanakan mulai bulan Maret sampai Agustus 2016 di kandang domba 12 BAB III MATERI DAN METODE Penelitian mengenai produksi karkas dan non karkas domba ekor tipis jantan lepas sapih yang digemukkan dengan imbangan protein dan energi pakan berbeda dilaksanakan mulai bulan

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Keadaan Umum Penelitian

HASIL DAN PEMBAHASAN. Keadaan Umum Penelitian Suhu dan Kelembaban HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Penelitian Suhu dalam kandang saat penelitian berlangsung berkisar antara 26,9-30,2 o C. Pagi 26,9 o C, siang 30,2 o C, dan sore 29,5 o C. Kelembaban

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Lokasi Konsumsi Pakan

HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Lokasi Konsumsi Pakan HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Lokasi PT. Purwakarta Agrotechnopreneur Centre (PAC), terletak di desa Pasir Jambu, Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Bogor. Berdasarkan data statistik desa setempat, daerah

Lebih terperinci

ANALISIS FINANSIAL DAN SENSITIVITAS PETERNAKAN AYAM BROILER PT. BOGOR ECO FARMING, KABUPATEN BOGOR

ANALISIS FINANSIAL DAN SENSITIVITAS PETERNAKAN AYAM BROILER PT. BOGOR ECO FARMING, KABUPATEN BOGOR ANALISIS FINANSIAL DAN SENSITIVITAS PETERNAKAN AYAM BROILER PT. BOGOR ECO FARMING, KABUPATEN BOGOR Abel Gandhy 1 dan Dicky Sutanto 2 Surya University Tangerang Email: abel.gandhy@surya.ac.id ABSTRACT The

Lebih terperinci

PROGRAM MAHASISWA WIRAUSAHA JUDUL PROGRAM

PROGRAM MAHASISWA WIRAUSAHA JUDUL PROGRAM PROGRAM MAHASISWA WIRAUSAHA JUDUL PROGRAM Mini Hospital Farm Sebagai upaya pengobatan dan usaha penggemukan ternak kambing Oleh : Nama Nim : Ananda Saka Prayogo : H0512010 UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu. Materi

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu. Materi MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Industri Pakan, Laboratorium Ilmu dan Teknologi Pakan dan Laboratorium Nutrisi Ternak Perah, Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. untuk penggemukan dan pembibitan sapi potong. Tahun 2003 Pusat Pembibitan dan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. untuk penggemukan dan pembibitan sapi potong. Tahun 2003 Pusat Pembibitan dan BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Keadaan Umum Wilayah Penelitian Pusat Pembibitan dan Penggemukan Ternak Wonggahu pada tahun 2002 dikelola oleh Dinas Pertanian, Peternakan dan Ketahanan Pangan Provinsi Gorontalo

Lebih terperinci

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret Juni 2016.Lokasi penelitian di

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret Juni 2016.Lokasi penelitian di 11 BAB III MATERI DAN METODE Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret Juni 2016.Lokasi penelitian di kandang kambing Kelompok Tani Ternak Tunas Melati, di desa Cepoko Kuning, Batang, Jawa Tengah serta

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. mengandangkan secara terus-menerus selama periode tertentu yang bertujuan

I. PENDAHULUAN. mengandangkan secara terus-menerus selama periode tertentu yang bertujuan I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sapi potong adalah jenis ternak yang dipelihara untuk menghasilkan daging sebagai produk utamanya. Pemeliharaannya dilakukan dengan cara mengandangkan secara terus-menerus

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN Domba dan Kambing Pemilihan Bibit

HASIL DAN PEMBAHASAN Domba dan Kambing Pemilihan Bibit HASIL DAN PEMBAHASAN Domba dan Kambing Domba dan kambing yang dipelihara di Kawasan Usaha Peternakan Berkah Sepuh Farm meliputi domba ekor tipis dan kambing kacang. Domba yang digunakan sebanyak 51 ekor

Lebih terperinci

SAMPAH POTENSI PAKAN TERNAK YANG MELIMPAH. Oleh: Dwi Lestari Ningrum, SPt

SAMPAH POTENSI PAKAN TERNAK YANG MELIMPAH. Oleh: Dwi Lestari Ningrum, SPt SAMPAH POTENSI PAKAN TERNAK YANG MELIMPAH Oleh: Dwi Lestari Ningrum, SPt Sampah merupakan limbah yang mempunyai banyak dampak pada manusia dan lingkungan antara lain kesehatan, lingkungan, dan sosial ekonomi.

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan di Kandang Peternakan Koperasi PT Gunung

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan di Kandang Peternakan Koperasi PT Gunung 22 III. METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan di Kandang Peternakan Koperasi PT Gunung Madu Plantation Kecamatan Terusan Nunyai Kabupaten Lampung Tengah pada

Lebih terperinci

V. PROFIL PETERNAK SAPI DESA SRIGADING. responden memberikan gambaran secara umum tentang keadaan dan latar

V. PROFIL PETERNAK SAPI DESA SRIGADING. responden memberikan gambaran secara umum tentang keadaan dan latar V. PROFIL PETERNAK SAPI DESA SRIGADING A. Karakteristik Responden Responden dalam penelitian ini adalah peternak yang mengusahakan anakan ternak sapi dengan jumlah kepemilikan sapi betina minimal 2 ekor.

Lebih terperinci

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian mengenai tingkah laku makan sapi Madura jantan yang diberi

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian mengenai tingkah laku makan sapi Madura jantan yang diberi 10 BAB III MATERI DAN METODE Penelitian mengenai tingkah laku makan sapi Madura jantan yang diberi pakan dengan level (kuantitas) yang berbeda dilaksanakan pada bulan Juli sampai Oktober 2013 selama 3

Lebih terperinci

ANALISIS BIAYA PRODUKSI PENGOLAHAN PAKAN DARI LIMBAH PERKEBUNAN DAN LIMBAH AGROINDUSTRI DI KECAMATAN KERINCI KANAN KABUPATEN SIAK

ANALISIS BIAYA PRODUKSI PENGOLAHAN PAKAN DARI LIMBAH PERKEBUNAN DAN LIMBAH AGROINDUSTRI DI KECAMATAN KERINCI KANAN KABUPATEN SIAK ANALISIS BIAYA PRODUKSI PENGOLAHAN PAKAN DARI LIMBAH PERKEBUNAN DAN LIMBAH AGROINDUSTRI DI KECAMATAN KERINCI KANAN KABUPATEN SIAK Susy Edwina, Dany Varian Putra Fakultas Pertanian Universitas Riau susi_edwina@yahoo.com

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE. Materi

MATERI DAN METODE. Materi MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli sampai Agustus 2011. Lokasi penelitian di Kelompok Peternak Kambing Simpay Tampomas, berlokasi di lereng Gunung Tampomas,

Lebih terperinci

TATA LAKSANA PELAKSANAAN

TATA LAKSANA PELAKSANAAN digilib.uns.ac.id 9 III. TATA LAKSANA PELAKSANAAN Kegiatan magang perusahaan ini dilaksanakan selama 1 bulan yakni dari tanggal 18 Pebruari sampai dengan 18 Maret 2013 yang bertempat di perusahaan peternakan

Lebih terperinci

Petunjuk Praktis Manajemen Pengelolaan Limbah Pertanian untuk Pakan Ternak sapi

Petunjuk Praktis Manajemen Pengelolaan Limbah Pertanian untuk Pakan Ternak sapi Manajemen Pengelolaan Limbah Pertanian untuk Pakan Ternak sapi i PETUNJUK PRAKTIS MANAJEMEN PENGELOLAAN LIMBAH PERTANIAN UNTUK PAKAN TERNAK SAPI Penyusun: Nurul Agustini Penyunting: Tanda Sahat Panjaitan

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 13 HASIL DAN PEMBAHASAN Sumber Daya Ternak Sapi dan Kerbau Sebanyak empat puluh responden yang diwawancarai berasal dari empat kecamatan di Kabupaten Sumbawa yaitu : Kecamatan Moyo Hilir, Lenangguar, Labuan

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan selama 13 minggu, pada 12 Mei hingga 11 Agustus 2012

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan selama 13 minggu, pada 12 Mei hingga 11 Agustus 2012 20 III. BAHAN DAN METODE A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan selama 13 minggu, pada 12 Mei hingga 11 Agustus 2012 yang bertempat di Desa Campang, Kecamatan Gisting, Kabupaten Tanggamus.

Lebih terperinci

Ternak Sapi Potong, Untungnya Penuhi Kantong

Ternak Sapi Potong, Untungnya Penuhi Kantong Ternak Sapi Potong, Untungnya Penuhi Kantong Sampai hari ini tingkat kebutuhan daging sapi baik di dalam maupun di luar negeri masih cenderung sangat tinggi. Sebagai salah satu komoditas hasil peternakan,

Lebih terperinci

MANAJEMEN PENGGEMUKAN SAPI POTONG DI CV. PLESUNGAN RAYA GONDANGREJO, KARANGANYAR

MANAJEMEN PENGGEMUKAN SAPI POTONG DI CV. PLESUNGAN RAYA GONDANGREJO, KARANGANYAR MANAJEMEN PENGGEMUKAN SAPI POTONG DI CV. PLESUNGAN RAYA GONDANGREJO, KARANGANYAR TUGAS AKHIR Oleh : ADITYO WISNU BASKORO H 3406021 PROGRAM DIPLOMA III AGRIBISNIS PETERNAKAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data 4.3 Metode Penentuan Narasumber

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data 4.3 Metode Penentuan Narasumber IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di peternakan milik Bapak Sarno yang bertempat di Desa Citapen, Kecamatan Ciawi, Kabupaten Bogor, Jawa barat. Pemilihan lokasi

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Biskuit Pakan Biskuit pakan merupakan inovasi bentuk baru produk pengolahan pakan khusus untuk ternak ruminansia. Pembuatan biskuit pakan menggunakan prinsip dasar pembuatan

Lebih terperinci

ANALISIS USAHA PADA PENGGEMUKAN SAPI POTONG

ANALISIS USAHA PADA PENGGEMUKAN SAPI POTONG Tatap muka ke 13 14 Pokok Bahasan : ANALISIS USAHA PADA PENGGEMUKAN SAPI POTONG Tujuan Instruksional Umum : Agar mahasiswa mengetahui dan mampu membuat analisis usaha penggemukan sapi potong. Tujuan Instruksional

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE. Materi

MATERI DAN METODE. Materi MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di usaha peternakan rakyat yang terletak di Desa Tanjung, Kecamatan Sulang, Kabupaten Rembang, Jawa Tengah. Pelaksanaan penelitian

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Gambar 2 Ternak dan Kandang Percobaan

METODE PENELITIAN. Gambar 2 Ternak dan Kandang Percobaan 14 METODE PENELITIAN Penelitian ini dibagi menjadi dua percobaan yaitu 1) Percobaan mengenai evaluasi kualitas nutrisi ransum komplit yang mengandung limbah taoge kacang hijau pada ternak domba dan 2)

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. Lokasi peternakan penggemukan sapi potong Haji Sony berada di Desa Karang

IV. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. Lokasi peternakan penggemukan sapi potong Haji Sony berada di Desa Karang 57 IV. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN A. Lokasi dan Organisasi Perusahaan Lokasi peternakan penggemukan sapi potong Haji Sony berada di Desa Karang Anyar Kecamatan Jati Agung Kabupaten Lampung Selatan Provinsi

Lebih terperinci

II ASPEK PASAR DAN PEMASARAN

II ASPEK PASAR DAN PEMASARAN I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Seiring perkembangan jaman dimana masyarakat mulai sadar akan pentingnya kebutuhan pangan yang harus terpenuhi. Salah satu faktor yang paling di lirik oleh masyarakat

Lebih terperinci

ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL

ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL VII ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL Pada penelitian ini dilakukan analisis kelayakan finansial untuk mengetahui kelayakan pengusahaan ikan lele phyton, serta untuk mengetahui apakah usaha yang dilakukan pada

Lebih terperinci

VII ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL

VII ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL VII ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL Analisis kelayakan finansial dalam penelitian ini ditujukan untuk mengetahui kelayakan usaha peternakan ayam ras petelur dari segi keuangan. Analisis finansial digunakan

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Keadaan Umum Perusahaan 1. Sejarah Perusahaan CV. Adhi Farm adalah sebuah perusahaan peternakan multifarm yang bergerak dalam bidang pembibitan dan penggemukan. Pengelolanya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ternak perah adalah ternak yang diusahakan untuk menghasikan susu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ternak perah adalah ternak yang diusahakan untuk menghasikan susu 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sapi Perah Ternak perah adalah ternak yang diusahakan untuk menghasikan susu sebanyak-banyaknya, disamping hasil lainnya. Macam - macam sapi perah yang ada di dunia adalah

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3. Metode Pengolahan dan Analisis Data

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3. Metode Pengolahan dan Analisis Data IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Peternakan Domba Tawakkal, yang terletak di Jalan Raya Sukabumi, Desa Cimande Hilir No.32, Kecamatan Caringin, Kabupaten

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Populasi Kambing Kambing sangat digemari oleh masyarakat untuk diternakkan karena ukuran tubuhnya yang tidak terlalu besar, perawatannya mudah, cepat berkembang biak, jumlah anak

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Penelitian Kondisi Lingkungan Kelinci dipelihara dalam kandang individu ini ditempatkan dalam kandang besar dengan model atap kandang monitor yang atapnya terbuat dari

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. besar dipelihara setiap negara sebagai sapi perahan (Muljana, 2010). Sapi FH

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. besar dipelihara setiap negara sebagai sapi perahan (Muljana, 2010). Sapi FH 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sapi Friesian Holstien Sapi FH telah banyak tersebar luas di seluruh dunia. Sapi FH sebagian besar dipelihara setiap negara sebagai sapi perahan (Muljana, 2010). Sapi FH

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. yaitu ekor menjadi ekor (BPS, 2016). Peningkatan

PENDAHULUAN. yaitu ekor menjadi ekor (BPS, 2016). Peningkatan I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Ternak Domba Garut merupakan ternak ruminansia kecil yang banyak dipelihara oleh masyarakat, karena pemeliharaannya yang tidak begitu sulit, dan sudah turun temurun dipelihara

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Letak Geografis dan Topografi CV. Anugrah Farm

KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Letak Geografis dan Topografi CV. Anugrah Farm IV. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Letak Geografis dan Topografi CV. Anugrah Farm CV. Anugrah Farm terletak di Simpang Curug RT.02/04 Kampung Baru, Desa Curug, Kecamatan Jasinga, Kabupaten Bogor, Provinsi

Lebih terperinci

IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penggemukan domba dilakukan guna memenuhi. konsumsi, aqiqah, dan qurban. Perusahaan terletak di Kampung Dawuan Oncom,

IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penggemukan domba dilakukan guna memenuhi. konsumsi, aqiqah, dan qurban. Perusahaan terletak di Kampung Dawuan Oncom, IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Keadaan Umum Perusahaan PT. Agro Jaya Mulya merupakan perusahaan yang bergerak di bidang penggemukan domba. Penggemukan domba dilakukan guna memenuhi permintaan pasar daging

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Pustaka Tipologi usaha peternakan dibagi berdasarkan skala usaha dan kontribusinya terhadap pendapatan peternak, sehingga bisa diklasifikasikan ke dalam kelompok berikut:

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE. Metode

MATERI DAN METODE. Metode MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilakukan di Peternakan Kambing Perah Bangun Karso Farm yang terletak di Babakan Palasari, Kecamatan Cijeruk, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Analisis pakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memiliki ciri-ciri fisik antara lain warna hitam berbelang putih, ekor dan kaki

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memiliki ciri-ciri fisik antara lain warna hitam berbelang putih, ekor dan kaki 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sapi Perah Sapi perah yang dipelihara di Indonesia pada umumnya adalah Friesian Holstein (FH) dan Peranakan Friesian Holstein (PFH) (Siregar, 1993). Sapi FH memiliki ciri-ciri

Lebih terperinci

PENGGEMUKAN SAPI Oleh : Arif fachul anam BP3K Binangun

PENGGEMUKAN SAPI Oleh : Arif fachul anam BP3K Binangun . I. Syarat lokasi kandang PENGGEMUKAN SAPI Oleh : Arif fachul anam BP3K Binangun Sumber air tercukupi 1. Minum 2. Mandi 3. Sanitasi atau Kebersihan Terpisah dari rumah hunian atau padat penduduk Perijinan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peternakan merupakan subsektor dari pertanian yang berperan penting dalam pemenuhan kebutuhan protein hewani. Kebutuhan masyarakat akan hasil ternak seperti daging,

Lebih terperinci

Feed Wafer dan Feed Burger. Ditulis oleh Mukarom Salasa Selasa, 18 Oktober :04 - Update Terakhir Selasa, 18 Oktober :46

Feed Wafer dan Feed Burger. Ditulis oleh Mukarom Salasa Selasa, 18 Oktober :04 - Update Terakhir Selasa, 18 Oktober :46 Pakan mempunyai peranan yang sangat penting didalam kehidupan ternak. Kita ketahui bahwa biaya pakan merupakan biaya terbesar dari total biaya produksi yaitu mencapai 70-80 %. Kelemahan sistem produksi

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Sapi Perah Sapi Friesian Holstein (FH) Produktivitas Sapi Perah

TINJAUAN PUSTAKA Sapi Perah Sapi Friesian Holstein (FH) Produktivitas Sapi Perah TINJAUAN PUSTAKA Sapi Perah Pemeliharaan sapi perah bertujuan utama untuk memperoleh produksi susu yang tinggi dan efisien pakan yang baik serta mendapatkan hasil samping berupa anak. Peningkatan produksi

Lebih terperinci

TEKNIK PENGOLAHAN UMB (Urea Molases Blok) UNTUK TERNAK RUMINANSIA Catur Prasetiyono LOKA PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN KEPRI

TEKNIK PENGOLAHAN UMB (Urea Molases Blok) UNTUK TERNAK RUMINANSIA Catur Prasetiyono LOKA PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN KEPRI TEKNIK PENGOLAHAN UMB (Urea Molases Blok) UNTUK TERNAK RUMINANSIA Catur Prasetiyono LOKA PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN KEPRI I. Pendahuluan Ternak ruminansia diklasifikasikan sebagai hewan herbivora karena

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Tinjauan umum Ayam Broiler. sebagai penghasil daging, konversi pakan irit, siap dipotong pada umur relatif

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Tinjauan umum Ayam Broiler. sebagai penghasil daging, konversi pakan irit, siap dipotong pada umur relatif 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA Tinjauan umum Ayam Broiler Ayam broiler adalah istilah untuk menyebut strain ayam hasil budidaya teknologi yang memiliki sifat ekonomis, dengan ciri khas pertumbuhan cepat sebagai

Lebih terperinci