BAB IV. PEMBAHASAN Profil Peternakan

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV. PEMBAHASAN Profil Peternakan"

Transkripsi

1 BAB IV. PEMBAHASAN A. Profil Peternakan 1. Sejarah Perusahaan Kelompok Ternak Rumaket merupakan usaha yang bergerak dibidang penggemukan sapi potong. Kelompok Ternak Rumaket didirikan pada bulan Sepetember 2013 oleh bapak Budi Saryanto. Lahan yang digunakan sebagai tempat produksi merupakan lahan milik Bapak Budi. Awal mula didirikan Kelompok Ternak Rumaket hanya memelihara lima ekor sapi, kemudian terus berkembang hingga saat ini mencapai 50 ekor sapi. 2. Lokasi Peternakan Santosa (2003) berpendapat bahwa hal yang perlu diperhatikan sebagai bahan pertimbangan untuk memilih lokasi diantaranya adalah keadaan geografis, topografi, ketersediaan air, ketersediaan tenaga kerja, ketersediaan bahan pakan, ketersediaan bakalan, ketersediaan transportasi, ketersediaan pasar dan peraturan pemerintah. Lahan kandang hendaknya dipilih pada suatu tempat yang lebih tinggi dari sekelilingnya dan jauh dari pemukiman penduduk agar limbah ternak tidak mengganggu penghuni pemukiman. Bangunan kandang di dataran tinggi dibuat berbeda dengan dataran rendah. Bangunan kandang di dataran rendah sebaiknya memiliki dinding yang lebih terbuka untuk ventilasi serta karena suhunya lebih panas dibandingkan dataran tinggi. Kelompok ternak rumaket terletak di Dusun Tlukan RT 01/RW 08, Desa Nglegok, Kecamatan Ngargoyoso, Kabupaten Karanganyar. Lokasi ini cukup bagus untuk usaha peternakan karena sumber air lancar, rumput atau lahan hijauan tersedia dan tidak dekat dengan pemukiman penduduk selain itu akses jalan menuju peternakan cukup memadai karena dapat dilewati mobil maupun truk. 25

2 26 3. Luas Area Peternakan Kelompok Ternak Rumaket mempunyai luas area peternakan seluas 760 m 2 yang terdiri dari bangunan kandang 418 m 2 dan lahan hijauan 342 m 2. Bangunan kandang yang terdiri dari ruang kandang efektif, tempat pakan, tempat limbah dan penyimpanan peralatan. Lahan hijauan ditanami rumput gajah untuk diberikan kepada ternak. Ukuran untuk satu ekor sapi yaitu 2 x 1,5 m Jh 6 7 Gambar 6. Lay Out Kandang Kelompok Ternak Rumaket Keterangan : 1. Jalan masuk 2. Hijauan ( 10 m x 11,5 m) 3. Hijauan ( 10 m x 15,5 m) 4. Penampungan Feses ( 10 m x 4 m) 5. Kandang I ( 22 m x 5,5) 6. Penyimpanan pakan dan Peralatan ( 22 m x 5 m)

3 27 7. Kandang II (22 m x 5,5) 8. Penyimpanan pakan hijauan ( 22 m x 3 m) 4. Struktur Organisasi dan Ketenagakerjaan Kelompok Ternak Rumaket sudah memiliki struktur organisasi yang jelas. Anggota Kelompok Ternak Rumaket merupakan satu keluarga yaitu saudara kandung dari bapak Budi Saryanto. Tugas dari ketua adalah mengatur dan mengontrol semua kegiatan di peternakan, tugas pengawas yaitu mengawasi kegiatan-kegiatan di peternakan, pembina bertugas menganalisa masalah-masalah yang muncul dan penyelesaiannya, bendahara bertugas mengatur keuangan serta sekretaris bertugas mencatat dan membukukan setiap pendapatan dan pengeluaran. Sedangkan untuk tenaga kesehatan bersifat kondisional artinya hanya datang saat dibutuhkan saja. Karyawan di Kelompok Ternak Rumaket ada dua orang. Karyawan berasal dari warga sekitar peternakan. Sistem upah yang diterapkan di Kelompok Ternak Rumaket adalah sistem upah harian yaiatu Rp ,-/ hari/ orang. Sedangkan untuk anggota kelompok pembagian keuntungan dilakukan setahun sekali, yaitu dengan membagi keuntungan bersih penjualan ketua 30%, pengawas 20%, pembina 20%, bendahara 15% dan sekretaris 15%.

4 28 Budi Saryanto Ketua Agus Mudi S Pengawas Triyanto Pembina Sri Sulastri Bendahara Karjo Wignyo U Sekertaris karyawan 2 orang Gambar 7. Struktur Organisasi Kelompok Ternak Rumaket B. Pemeliharaan Sapi Potong 1. Pemilihan Bakalan Pemilihan bakalan yang baik dan kecermatan selama pemeliharaan sangat menentukan keberhasilan penggemukan sapi potong. Pemilihan bakalan sebaiknya disesuaikan dengan tujuan usaha peternakan yang dijalankan. Santosa (2003) mengatakan bahwa pemilihan ternak sapi disesuaikan dengan tujuan usaha peternakan yang dilaksanakan. Tipe ternak yang akan dipelihara untuk tujuan menghasilkan daging, misalnya dipilih ternak sapi tipe pedaging atau sapi potong. Ciri-ciri sapi potong adalah (a) tubuh dalam, besar, berbentuk persegi empat atau balok; (b) kualitas dagingnya maksimum; (c) laju pertumbuhannya cepat; (d) cepat mencapai dewasa dan (e) efisiensi pakannya tinggi. Rukmana (2008) juga berpendapat bahwa pemilihan bakalan yang baik menjadi langkah awal yang sangat mentukan keberhasilan usaha. Salah satu tolok ukur penampilan produksi sapi potong adalah penambahan berat badan harian (PBBH). Dengan bakalan dari genetik bermutu, peternak tinggal mengontrol keadaan lingkungan, sehingga potensi produksi dapat optimal.

5 29 Jenis sapi potong yang ada di Kelompok Ternak Rumaket terdiri dari Peranakan Ongole, Peranakan Simmental dan Peranakan Limousin. Semua sapi berjenis kelamin jantan. Bakalan diperoleh dari pasar Sragen, Karang Pandan dan peternak sekitar yang ingin menjual ternaknya. Harga bakalan berkisar Rp Rp untuk bakalan Peranakan Simmental dan Peranakan Limousin dan Rp Rp untuk bakalan Pernakan Ongole. Metode pemilihan bakalan yaitu memilih bakalan yang agak kurus namun memiliki tulang yang besar, sehingga hanya perlu menggemukkannya. a) Sapi Peranakan Ongole (PO) Sapi Ongole merupakan sapi keturunan Bos Indicus yang berhasil dijinakkan di India. Sapi Ongole masuk ke Indonesia mulai abad ke 19, dan dikembangkan di pulau Sumba, sehingga lebih dikenal sebagai sapi Sumba Ongole. Persilangan sapi Ongole jantan murni dengan sapi betina Jawa, menghasilkan keturunan yang disebut sapi Peranakan Ongole (PO). Karakteristik sapi PO yaitu punuk yang besar dan kulit yang longgar dengan banyak lipatan dibawah leher dan perut, telinga panjang serta menggantung, temperamen tenang dengan mata besar, tanduk pendek hampir tak terlihat dan warna bulu putih agak kehitamhitaman ( Murtidjo, 1990). Kelompok Ternak Rumaket memelihara sapi PO untuk memenuhi permintaan hari raya kurban. Lima sampai enam bulan sebelum hari raya kurban sapi-sapi peranakan Limousin dan Simmental dijual kemudian dibelikan bakalan PO. Semua ternak sapi yang dipelihara berjenis kelamin jantan dan berumur 1 1,5 tahun. Pada periode ini Kelompok Ternak Rumaket dapat memelihara ternak 50 ekor. Harga bakalan untuk Peranakan Ongole berkisar Rp Rp dengan bobot badan rata-rata 170 kg, hal ini disesuaikan dengan permintaan pasar dimana harga ternak yang laku kurang dari Rp ,-.

6 30 b) Sapi Persilangan Simmental Sapi Simmental merupakan sapi yang berasal dari daerah Simme di Switzerland, sapi ini berkembang lebih cepat di Benua Eropa dan Amerika. Tipe sapi ini merupakan tipe potong, perah dan kerja. Ciri-ciri sapi Simmental adalah tubuh berukuran besar, tubuh berbentuk kotak pertumbuhan otot bagus, penimbunan lemak dibawah kulit rendah. Warna bulu pada umumnya krem agak coklat atau sedikit merah, sedangkan keempat kaki mulai dari lutut, dan ujung ekor berwarna putih. Ukuran tanduk kecil. Berat sapi betina mencapai 800 kg dan sapi jantan kg (Sugeng, 2003). Di Kelompok Ternak Rumaket saat ini memelihara 8 ekor sapi persilangan Simmental. Bakalan persilangan Simmental diperoleh dari pasar Sragen dan Karangpandan. Bakalan sapi Simmental berjenis kelamin jantan dengan kisaran umur 1 1,5 tahun. Harga bakalan persilangan Simmental berkisar Rp Rp dengan rata-rata bobot badan 355 kg. Jenis bakalan ini dipilih karena mempunyai PBBH yang tinggi hingga 1 kg serta ketersediaan bakalan dipasar kontinyu. c) Sapi Persilangan Limousin Sapi Limousin merupakan keturunan sapi Eropa (Bos taurus) yang berkembang di Perancis. Karakteristik sapi Limousin adalah pertambahan badan yang cepat perharinya sekitar 1,1 kg, tinggi mencapai 1,5 m, bulu yang tebal menutupi seluruh tubuh, warnanya mulai dari kuning sampai merah keemasan, tanduknya berwarna cerah, bobot lahir tergolong kecil sampai medium, sapi betina dewasa mencapai 575 kg dan pejantan dewasa mencapai berat kg, fertilitasnya cukup tinggi, mudah melahirkan, mampu menyusui dan mengasuh anaknya dengan baik serta pertumbuhannya cepat (Blakely dan Bade,1994). Di Kelompok Ternak Rumaket saat ini memelihara 12 ekor sapi persilangan Limousin. Bakalan persilangan Limousin

7 31 diperoleh dari pasar Sragen dan Karangpandan. Bakalan sapi persilangan Limousin berjenis kelamin jantan dengan kisaran umur 1 1,5 tahun. Harga bakalan persilangan Limousin berkisar Rp Rp dengan rata-rata bobot badan 355 kg. Jenis bakalan ini dipilih karena mempunyai PBBH yang tinggi hingga 1 kg serta ketersediaan bakalan dipasar kontinyu. 2. Manajemen Perkandangan Manajemen perkandangan merupakan hal yang sangat penting dalam pendirian sebuah peternakan. Kandang berfungsi sebagai pelindung ternak dari pengaruh lingkungan yang kurang menguntungkan dan menjaga keamanan dari berbagai hal serta memudahkan dalam manajemen pemeliharaan. Kandang yang baik dapat menunjang kenyamanan, keamanan dan kesehatan ternak serta mempermudah tatalaksana pemeliharaan. Bahan bangunan kandang harus memperhatikan segi ekonomis, tahan lama dan tidak menimbulkan refleksi panas sehingga dapat berpengaruh terhadap ternak yang dipelihara, kerangka kandang bisa menggunakan bambu, kayu beton atau baja. Atap kandang yang paling baik adalah genteng karena tidak menimbulkan panas dan dapat mengalirkan udara dari celah-celah genteng. Dinding kandang setengah tembok supaya lebih tahan lama, ketinggian dinding disesuaikan dengan kondisi iklim setempat, bisa menggunakan bambu, kayu, atau bata. Daerah dingin dan banyak angin, dinding kandang dibuat penuh/tertutup tetapi harus tetap ada ventilasi, sedangkan untuk daerah panas dibuat setengah dinding atau terbuka. Lantai kandang sebaiknya menggunakan semen dibuat kasar sehingga kuat dan tahan lama, dibuat miring ke belakang 5-10 cm. Perlengkapan kandang berupa tempat pakan dan tempat minum yang dibuat permanen dari semen agar lebih tahan lama (BPTP, 2001). Kandang di Kelompok Ternak Rumaket dibuat untuk tempat tinggal ternak dan juga sebagai tempat penyimpanan pakan. Jumlah

8 32 kandang ada dua kandang. Tipe kandang I di peternakan ini adalah kandang ganda tail to tail dan tipe kandang II adalah head to head. Bangunan kandang dibuat permanen baik lantai, dinding, maupun tiangnya sehingga lebih tahan lama. Biaya pembuatan kandang I sebesar Rp dan kandang II sebesar Rp Ukuran untuk satu ekor sapi yaitu 2 m x 1,5 m. Satu kandang dapat memuat 28 ekor sapi dewasa. Tempat pakan dan tempat minum dibuat permanen dengan ukuran panjang 150 cm, lebar 75 cm dan tinggi 75 cm. Perlengkapan kandang yang ada di peternakan sapi potong ini antara lain sabit, sekop, gerobak sorong, bak dan diesel. Peralatan kandang tersebut berfungsi untuk memudahkan proses produksi ternak. 3. Manajemen Pakan Pakan mempunyai peranan yang penting bagi ternak, untuk mempertahankan hidupnya dan menghasilkan suatu produksi serta tenaga bagi ternak dewasa dan berfungsi untuk memelihara daya tahan tubuh dan kesehatan. Pakan yang diberikan pada seekor ternak harus sempurna dan mencukupi. Sempurna dalam arti bahwa pakan yang diberikan pada ternak tersebut harus mengandung semua nutrien yang diperlukan oleh tubuh dengan kualitas yang baik (BPTP, 2001). Pakan yang diberikan di Kelompok Ternak Rumaket berupa hijauan dan konsentrat. Hijauan yang diberikan berupa rumput gajah dan jerami. Jerami diberikan pada pagi hari dan rumput gajah diberikan pada sore hari. Pakan konsentrat yang diberikan kepada ternak bukan berupa pakan completefeed komersil, namun berupa campuran bekatul, dedak gandum, konsentrat dan polar. Pemberian pakan dilakukan dua kali sehari, yaitu pada pagi hari pukul WIB dan sore hari pukul WIB. Jumlah pemberian pakan di Kelompok Ternak Rumaket yaitu 3% dari bobot badan dalam bentuk bahan kering. Total pemberian pakan dalam bentuk segar untuk Peranakan Ongole yaitu hijauan 20 Kg dan konsentrat 5 Kg, sedangkan untuk

9 33 Persilangan Simmental dan Persilangan Limousin diberikan hijauan 31 Kg dan konsentrat 8 Kg. Tabel 1. Harga Hijauan Hijauan Pemberian (%) Harga/kg (Rp) Jerami Rumput gajah Jumlah 100 Sumber : Data Sekunder Kelompok Ternak Rumaket Tabel 2. Harga Konsentrat Bahan Pakan Pemberian (Kg) Harga/ kg (Rp) Total Harga (Rp) Bekatul Dedak gandum Konsentrat Polar Jumlah Sumber : Data Sekunder Kelompok Ternak Rumaket 4. Penanganan Penyakit Kesehatan merupakan faktor yang sangat berpengaruh terhadap performan ternak, kesehatan mutlak diperlukan karena dapat mencegah kerugian. Dengan demikian diperlukan pencegahan dan penanggulangan penyakit. Selama kegiatan KKL di Kelompok Ternak Rumaket tidak ada ternak yang terjangkit penyakit. Pencegahan penyakit di peternakan ini dilakukan dengan pemberian obat cacing tiga bulan sekali. Selama dipelihara ternak sapi diberikan obat cacing dua kali, yaitu pada saat hari pertama masuk kandang dan tiga bulan setelah dipelihara. Pemberian obat cacing yaitu satu bolus untuk satu ekor ternak. Harga obat cacing setiap bolusnya yaitu Rp Selain pemberian obat cacing langkah untuk mencegah ternak terjangkit penyakit yaitu dengan menjaga kebersihan kandang. Pembersihan kandang dilakukan dua kali sehari, yaitu dengan membersihkan lantai kandang dari feses dan membersihkan tempat pakan dan minum dari

10 34 sisa pakan pada pagi hari dan sore hari sebelum pemberian pakan. Berdasarkan hasil wawancara dengan anak kandang di Kelompok Ternak Rumaket, penanganan penyakit ketika ada ternak yang sakit yaitu dengan mendatangkan mantri hewan setempat untuk diperiksa dan diberikan obat. Biaya untuk mendatangkan mantri yaitu Rp Manajemen Penanganan Limbah Limbah ternak merupakan sisa buangan dari suatu kegiatan usaha peternakan seperti usaha pemeliharaan ternak, rumah potong hewan, pengolahan produksi ternak dan lain-lain. Limbah tersebut meliputi limbah padat dan limbah cair seperti feses, urine, sisa makanan, embrio, kulit telur, lemak, darah, bulu, kuku, tulang, tanduk, isi rumen dan lain-lain. Pemanfaatan kotoran ternak sebagai sumber energi (bahan bakar) merupakan salah satu alternatif untuk mengurangi penggunaan minyak tanah dan kayu untuk keperluan rumah tangga (Sofyadi dan Cahyan, 2003). Limbah sapi dapat berupa kotoran/feses dan air kencing. Saat ini, limbah sapi yang dijadikan kompos atau pupuk organik banyak diminati masyarakat. Hal ini disebabkan harga pupuk kimia relatif mahal dan dapat merusak zat hara tanah. Pengolahan limbah sapi menjadi kompos jika dilakukan dengan benar akan menjadi sumber penghasilan tambahan. Pengolahan limbah sapi ini bisa dilakukan dengan berbagai cara, tergantung dari bahan tambahan yang digunakan (Sudono et al., 2003). Kelompok Ternak Rumaket tidak melakukan pengolahan limbah dikarenakan berbagai hal seperti kurangnya sumber daya manusia dari segi jumlah maupun pengetahuan. Limbah yang dihasilkan hanya dikumpulkan pada penampungan feses. Feses yang terkumpul digunakan untuk memupuk rumput gajah dan diberikan kepada warga sekitar yang membutuhkan. Pengolahan limbah feses ini

11 35 dapat memberikan pendapatan tambahan bagi peternak karena bernilai ekonomis. 6. Pemasaran Lima sampai enam bulan setelah digemukkan ternak kemudian dijual. Sistem penjualan sapi di Kelompok Ternak Rumaket dilakukan dengan cara penafsiran bobot badan (jogrokan) oleh belantik di sekitar peternakan. Lokasi pemasaran sapi di peternakan ini yaitu pasar Sunggingan, pasar Karangpandan dan pasar Sragen. Harga jual sapi rata-rata Rp untuk sapi Persilangan Simmental dan Persilangan Limousin dan Rp untuk Peranakan Ongole. Dalam melakukan pemasaran Kelompok Ternak Rumaket masih mengalami kendala-kendala, diantaranya yaitu panjangnya rantai pemasaran. Hal ini berpengaruh pada keuntungan, apabila pemasaran langsung kepada konsumen tanpa melewati belantik maka keuntungan akan lebih tinggi. Namun Kelompok Ternak Rumaket belum mempunyai konsumen tetap. C. Analisis Finansial Berdasarkan data yang diperoleh dari Kelompok Ternak Rumaket diketahui bahwa usaha penggemukan sapi potong dalam kurun waktu lima sampai enam bulan per periode diketahui data sebagai berikut : 1. Harga jual sapi a. Persilangan Simmental dan x 20 = Rp b. Peranakan Rp x 50 = Rp Jadi jumlah pendapatan dari penjualan sapi adalah Rp Nilai sisa a. Tanah = Rp b. Bangunan = Rp c. Peralatan = Rp

12 36 3. Penggunaan konsentrat Periode I : 1,6 kg x 20 ekor x 150 hari : 50 kg = 96 karung Periode II : 1 kg x 50 ekor x 150 hari : 50 kg = 150 karung karung Jadi pendapatan karung dalam satu tahun Rp x 246 = Rp ,00 4. Pembuatan kandang Rp Pembelian peralatan a. Sanyo = Rp b. Diesel = Rp c. Gerobak sorong = Rp d x 2 = Rp e. Alat sprayer = Rp f. Sapu lidi, sabit = Rp Rp Pemasangan listrik Rp Pembuatan sumur Rp Pembelian tanah Rp Gaji pegawai Rp /orang/hari 2 x x 310 = Rp Rp x 2 = Rp Sumbangan Rp Penyusutan a. Penyusutan kandang 10% x = Rp b. Penyusutan peralatan 10% x = Rp Jadi total biaya penyusutan = Rp Biaya pakan a. Persilangan Limousin dan Persilangan Simmental

13 37 Konsentrat : x 8 kg x 20 ekor x 150 hari = Rp Hijauan : 500 x 31 kg x 20 ekor x 150 hari = Rp Total biaya pakan untuk sapi peranakan Simmental dan Limousin adalah Rp b. Peranakan Ongole Konsentrat : 3240 x 5 kg x 50 ekor x 150 hari = Rp Hijauan : 500 x 20 kg x 50 ekor x 150 hari = Rp Total biaya pakan untuk sapi Peranakan Ongole adalah Rp Jadi total biaya untuk pakan adalah Rp Pembelian bakalan a. Persilangan Simmental dan Persilangan Limousin Rp x 20 = Rp b. Peranakan Ongole Rp x 50 = Rp Rp Obat-obatan a. Obat cacing = 3000 x 2 x 70 = Rp b. Mengundang mantri : Rp x 15 ekor x 3 = Rp Rp Biaya transportasi Rp Desinfektan Rp / tahun 18. Biaya pajak Rp / tahun 19. Biaya listrik Rp / tahun 20. Biaya lain-lain Rp Biaya tak terduga Rp

14 38 Tabel 3. Analisis Finansial Cashflow Tahun ke-0 (Rp) Tahun ke-1 (Rp) Tahun ke-2 (Rp) Tahun ke-3 (Rp) Tahun ke-4 (Rp) Tahun ke-5 (Rp) A. Cash Inflow 1. Penjualan sapi Nilai sisa Penjualan karung Jumlah B. Cash Out Flow 1. Investasi a. Pembuatan kandang b. Pembelian peralatan c. Instalasi listrik d. Instalasi air e. Tanah Operasional a. Biaya tetap Gaji pegawai Penyusutan Pajak b. Biaya variabel Pakan Pembelian bakalan Obat-obatan THR Sumbangan Transportasi

15 39 Desinfektan Biaya listrik Biaya tak terduga Biaya lain-lain Jumlah Net Cashflow ( ) Cummulative Net Cashflow ( ) ( ) ( ) ( ) ( )

16 40 Tabel 4. Net Present Value (NPV) Tahun Net Benefit DF NPV DF NPV (12%) (35%) 0 ( ) 1 ( ) 1 ( ) , , , , , , , , , , Jumlah ( ) Perhitungan analisis usaha penggemukan sapi di Kelompok Ternak Rumaket dalam kurun waktu 5 tahun. 1. Benefit Cost Ratio (BCR) BCR= Total Benefit Total Cost = / = 1,01 Menurut pendapat Sugiyono (2009), metode ini digunakan untuk menghitung present value dari cash inflow dibagi dengan present value dari cash outflow. Dijelaskan lebih lanjut oleh Soekarwati (2003) bahwa semakin besar nilai BCR semakin besar pula keuntungan yang diperoleh oleh pelaku usaha tersebut. Suatu usaha dapat dikatakan layak untuk dijalankan apabila nilai BCR lebih dari 1. Nilai BCR dari Kelompok Ternak Rumaket adalah 1,01, jadi usaha penggemukan sapi tersebut masih layak dijalankan. 2. Internal Rate of Return (IRR) IRR = = = 12 + x 23 = ,02x 23 = ,46

17 41 = 12,46 % Internal Rate of Return (IRR) adalah indikator tingkat efisiensi dari suatu investasi. Suatu proyek atau investasi dapat dilakukan apabila laju pengembaliannya (rate of return) lebih besar dari pada laju pengembalian apabila melakukan investasi di tempat lain (bunga deposito bank, reksadana dan lain-lain). Berdasarkan perhitungan tersebut Kelompok Ternak Rumaket memiliki IRR 12,46%. 3. Payback Period of Credit (PPC) PPC = = = 5,2 tahun Payback Period of Credit (PPC) digunakan untuk mengukur lamanya waktu yang diperlukan untuk mengembalikan nilai investasi yang dihitung dengan membagi investasi dengan keuntungan ( Sugiyono, 2009). Berdasarkan perhitungan diatas Kelompok Ternak Rumaket dapat mengembalikan biaya investasi dalam 5,2 tahun. 4. Break Event Point (BEP) BEP (rupiah) fixed cost (1 (var iable cost : penjualan) = ( : ) = (0,92) = Rp ,- BEP adalah suatu nilai dimana keuntungan yang diterima perusahaan sama nilainya dengan total biaya yang dikeluarkan, dengan anggapan bahwa harga jualnya sudah tertentu, sehinga perusahaan tidak untung dan tidak rugi atau impas atau kembali pokok atau pas-pasan. Suatu usaha dikatakan berada pada titik impas (Break Event Point) jika besar penerimaan sama dengan besarnya biaya yang dikeluarkan.

18 42 Keuntungan diperoleh jika volume produksi atau harga jual melebihi volume produksi atau harga jual mencapai titik impas, hal ini sesuai pendapat Soekartawi (2003). BEP dari Kelompok Ternak Rumaket yaitu Rp ,- 5. Efisiensi usaha Efesiensi usaha = = 100% = 19% Efisiensi diartikan sebagai kemampuan suatu unit usaha untuk mencapai tujuan yang diinginkan, efisiensi selalu dikaitkan dengan tujuan organisasi yang harus dicapai oleh perusahaan (Maulana, 1997). Efesiensi usaha sapi potong di Kelompok Ternak Rumaket didapat sebesar 19 %.

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Ternak Sapi Potong

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Ternak Sapi Potong II. TINJAUAN PUSTAKA A. Ternak Sapi Potong Sapi merupakan hewan ternak yang dipelihara oleh manusia sebagai sumber daging, susu, tenaga kerja, dan kebutuhan manusia lainya. Ternak sapi menghasilkan 50%

Lebih terperinci

BAB XVI KEGIATAN AGRIBISNIS

BAB XVI KEGIATAN AGRIBISNIS SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN AGRIBISNIS TERNAK RIMUNANSIA BAB XVI KEGIATAN AGRIBISNIS KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Profil Kelompok Ternak Rukun Tani 1. Keadaan Umum Kelompok Ternak Rukun Tani yang diketuai oleh Bp. Sunarjo dengan pekerjaan petani, merupakan salah satu unit usaha masyarakat

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. A. Bangsa-bangsa Sapi

TINJAUAN PUSTAKA. A. Bangsa-bangsa Sapi II. TINJAUAN PUSTAKA A. Bangsa-bangsa Sapi Jenis sapi secara umum ada tiga ras yaitu Bos Taurus (berasal dari Inggris dan Eropa Daratan), Bos Indicus (berasal dari benua Asia dan Afrika) serta Bos sondaicus

Lebih terperinci

memiliki potensi dapat tumbuh optimal setelah digemukkan. Prioritas utama bakalan sapi yang dipilih yaitu kurus, berusia remaja, dan sepasang gigi

memiliki potensi dapat tumbuh optimal setelah digemukkan. Prioritas utama bakalan sapi yang dipilih yaitu kurus, berusia remaja, dan sepasang gigi 4 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Bangsa-bangsa Sapi Potong Sapi Limousin merupakan sapi tipe potong yang berasal dari prancis. Ciri-ciri dari sapi limousin adalah warna bulu merah coklat, tetapi pada sekeliling

Lebih terperinci

VII. ANALISIS FINANSIAL

VII. ANALISIS FINANSIAL VII. ANALISIS FINANSIAL Usaha peternakan Agus Suhendar adalah usaha dalam bidang agribisnis ayam broiler yang menggunakan modal sendiri dalam menjalankan usahanya. Skala usaha peternakan Agus Suhendar

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. A. Sapi Potong

TINJAUAN PUSTAKA. A. Sapi Potong II. TINJAUAN PUSTAKA A. Sapi Potong Sapi adalah hewan ternak terpenting sebagai sumber daging, susu, tenaga kerja, dan kebutuhan lainnya. Sapi menghasilkan sekitar 50% kebutuhan daging di dunia, 95% kebutuhan

Lebih terperinci

VII. ANALISIS KELAYAKAN ASPEK FINANSIAL

VII. ANALISIS KELAYAKAN ASPEK FINANSIAL VII. ANALISIS KELAYAKAN ASPEK FINANSIAL Analisis finansial dilakukan untuk melihat sejauh mana Peternakan Maju Bersama dapat dikatakan layak dari aspek finansial. Untuk menilai layak atau tidak usaha tersebut

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kambing Boer berasal dari Afrika Selatan, yang merupakan hasil persilangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kambing Boer berasal dari Afrika Selatan, yang merupakan hasil persilangan 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kambing Boer Jawa (Borja) Kambing Boer berasal dari Afrika Selatan, yang merupakan hasil persilangan antara kambing Afrika lokal tipe kaki panjang dengan kambing yang berasal

Lebih terperinci

Ternak Sapi Potong, Untungnya Penuhi Kantong

Ternak Sapi Potong, Untungnya Penuhi Kantong Ternak Sapi Potong, Untungnya Penuhi Kantong Sampai hari ini tingkat kebutuhan daging sapi baik di dalam maupun di luar negeri masih cenderung sangat tinggi. Sebagai salah satu komoditas hasil peternakan,

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Kondisi Umum Perusahaan 1. Sejarah Perusahaan Peternakan Dewi merupakan peternakan rakyat yang bergerak di bidang peternakan sapi potong (penggemukan), berlokasi Di Desa Gupit

Lebih terperinci

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kondisi Usaha Sapi Potong di Indonesia Sapi potong merupakan salah satu ternak penghasil daging di Indonesia. Produksi daging sapi dalam negeri belum mampu memenuhi kebutuhan

Lebih terperinci

VII ANALISIS ASPEK FINANSIAL

VII ANALISIS ASPEK FINANSIAL VII ANALISIS ASPEK FINANSIAL Aspek finansial merupakan aspek yang dikaji melalui kondisi finansial suatu usaha dimana kelayakan aspek finansial dilihat dari pengeluaran dan pemasukan usaha tersebut selama

Lebih terperinci

1. Jenis-jenis Sapi Potong. Beberapa jenis sapi yang digunakan untuk bakalan dalam usaha penggemukan sapi potong di Indonesia adalah :

1. Jenis-jenis Sapi Potong. Beberapa jenis sapi yang digunakan untuk bakalan dalam usaha penggemukan sapi potong di Indonesia adalah : BUDIDAYA SAPI POTONG I. Pendahuluan. Usaha peternakan sapi potong mayoritas masih dengan pola tradisional dan skala usaha sambilan. Hal ini disebabkan oleh besarnya investasi jika dilakukan secara besar

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Sapi Bakalan

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Sapi Bakalan digilib.uns.ac.id 4 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Sapi Bakalan Sapi pada umumnya digolongkan menjadi tiga kelompok yaitu Bos Indikus (zebu : berpunuk), Bos Taurus dan Bos Sondaikus (Sugeng, 2001). Dijelaskan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 17 III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Usaha Kecil Menengah (UKM) pengolahan pupuk kompos padat di Jatikuwung Innovation Center, Kecamatan Gondangrejo Kabupaten

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. lokal adalah sapi potong yang asalnya dari luar Indonesia tetapi sudah

TINJAUAN PUSTAKA. lokal adalah sapi potong yang asalnya dari luar Indonesia tetapi sudah II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sapi Lokal di Indonesia Menurut Hardjosubroto (1994) bahwa sapi potong asli indonesia adalah sapi-sapi potong yang sejak dulu sudah terdapat di Indonesia, sedangkan sapi lokal

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA A.

II. TINJAUAN PUSTAKA A. II. TINJAUAN PUSTAKA A. Jenis Sapi Potong Sapi Peranakan Ongole (PO), di pasaran juga sering disebut sebagai sapi lokal atau sapi Jawa atau Sapi Putih. Sapi PO ini hasil persilangan antara pejantan sapi

Lebih terperinci

KAJIAN KEPUSTAKAAN. Menurut Blakely dan Bade (1992), bangsa sapi perah mempunyai

KAJIAN KEPUSTAKAAN. Menurut Blakely dan Bade (1992), bangsa sapi perah mempunyai II KAJIAN KEPUSTAKAAN 2.1 Sapi Perah Fries Holland (FH) Menurut Blakely dan Bade (1992), bangsa sapi perah mempunyai klasifikasi taksonomi sebagai berikut : Phylum Subphylum Class Sub class Infra class

Lebih terperinci

Bab XIII STUDI KELAYAKAN

Bab XIII STUDI KELAYAKAN Bab XIII STUDI KELAYAKAN STUDI KELAYAKAN DIPERLUKAN 1. Pemrakarsa sebagai bahan pertimbangan a. Investasi - Merencanakan investasi - Merevisi investasi - Membatalkan investasi b. Tolak ukur kegiatan/investasi

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. berfokus pada bidang penggemukan sapi.sapi yang digemukkan mulai dari yang

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. berfokus pada bidang penggemukan sapi.sapi yang digemukkan mulai dari yang V. HASIL DAN PEMBAHASAN Usaha peternakan sapi di CV. Anugrah farm merupakan peternakan yang berfokus pada bidang penggemukan sapi.sapi yang digemukkan mulai dari yang berbobot 200 kg sampai dengan 300

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Organisasi merupakan suatu gabungan dari orang-orang yang bekerja sama

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Organisasi merupakan suatu gabungan dari orang-orang yang bekerja sama 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Organisasi Organisasi merupakan suatu gabungan dari orang-orang yang bekerja sama dalam suatu pembagian kerja untuk mencapai tujuan bersama (Moekijat, 1990). Fungsi struktur

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Sapi potong merupakan salah satu komoditas ternak yang potensial dan

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Sapi potong merupakan salah satu komoditas ternak yang potensial dan PENDAHULUAN Latar Belakang Sapi potong merupakan salah satu komoditas ternak yang potensial dan strategis untuk dikembangkan di Indonesia. Populasi ternak sapi di suatu wilayah perlu diketahui untuk menjaga

Lebih terperinci

III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Rakyat (KUR) di Desa Ciporeat, Kecamatan Cilengkrang, Kabupaten Bandung.

III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Rakyat (KUR) di Desa Ciporeat, Kecamatan Cilengkrang, Kabupaten Bandung. 22 III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek penelitian ini adalah usaha ternak sapi perah penerima Kredit Usaha Rakyat (KUR) di Desa Ciporeat, Kecamatan Cilengkrang, Kabupaten Bandung.

Lebih terperinci

VII. ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL

VII. ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL VII. ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL Pada penelitian ini dilakukan analisis kelayakan finansial untuk mengetahui kelayakan pengusahaan ikan lele, serta untuk mengetahui apakah usaha yang dilakukan pada kelompok

Lebih terperinci

ANALISIS HASIL USAHA TERNAK SAPI DESA SRIGADING. seperti (kandang, peralatan, bibit, perawatan, pakan, pengobatan, dan tenaga

ANALISIS HASIL USAHA TERNAK SAPI DESA SRIGADING. seperti (kandang, peralatan, bibit, perawatan, pakan, pengobatan, dan tenaga VI. ANALISIS HASIL USAHA TERNAK SAPI DESA SRIGADING A. Ketersediaan Input Dalam mengusahakan ternak sapi ada beberapa input yang harus dipenuhi seperti (kandang, peralatan, bibit, perawatan, pakan, pengobatan,

Lebih terperinci

II KAJIAN KEPUSTAKAAN. Indonesia masih sangat jarang. Secara umum, ada beberapa rumpun domba yang

II KAJIAN KEPUSTAKAAN. Indonesia masih sangat jarang. Secara umum, ada beberapa rumpun domba yang II KAJIAN KEPUSTAKAAN 2.1 Rumpun Domba Rumpun adalah segolongan hewan dari suatu jenis yang mempunyai bentuk dan sifat keturunan yang sama. Jenis domba di Indonesia biasanya diarahkan sebagai domba pedaging

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Kebutuhan daging sapi setiap tahun selalu meningkat, sementara itu pemenuhan

I. PENDAHULUAN. Kebutuhan daging sapi setiap tahun selalu meningkat, sementara itu pemenuhan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebutuhan daging sapi setiap tahun selalu meningkat, sementara itu pemenuhan kebutuhan daging sapi lebih rendah dibandingkan dengan kebutuhan daging sapi. Ternak sapi,

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Bangsa-Bangsa Sapi

TINJAUAN PUSTAKA Bangsa-Bangsa Sapi TINJAUAN PUSTAKA Bangsa-Bangsa Sapi Bangsa (breed) sapi adalah sekumpulan ternak yang memiliki karakteristik tertentu yang sama. Atas dasar karakteristik tertentu tersebut, mereka dapat dibedakan dari

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian

IV. METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Peternakan Maju Bersama, Desa Cikarawang, Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Pemilihan lokasi penelitian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. lokal (Bos sundaicus), sapi Zebu (Bos indicus) dan sapi Eropa (Bos taurus). Sapi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. lokal (Bos sundaicus), sapi Zebu (Bos indicus) dan sapi Eropa (Bos taurus). Sapi BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sapi Potong Sapi potong pada umumnya digolongkan menjadi tiga kelompok yaitu sapi lokal (Bos sundaicus), sapi Zebu (Bos indicus) dan sapi Eropa (Bos taurus). Sapi potong merupakan

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3. Metode Pengolahan dan Analisis Data

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3. Metode Pengolahan dan Analisis Data IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Peternakan Domba Tawakkal, yang terletak di Jalan Raya Sukabumi, Desa Cimande Hilir No.32, Kecamatan Caringin, Kabupaten

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 15 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Profil Peternakan Gito Paraman Farm Peternakan Gito Paraman Farm merupakan salah satu peternakan sapi potong yang mengembangkan budidaya ternak sapi dengan sistem penggemukan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sapi PO adalah sapi persilangan antara sapi Ongole (Bos-indicus) dengan sapi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sapi PO adalah sapi persilangan antara sapi Ongole (Bos-indicus) dengan sapi BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sapi Peranakan Ongole Sapi PO adalah sapi persilangan antara sapi Ongole (Bos-indicus) dengan sapi lokal. Sapi ini tahan terhadap iklim tropis dengan musim kemaraunya (Yulianto

Lebih terperinci

ANALISIS FEASIBILITAS USAHA TERNAK ITIK MOJOSARI ALABIO

ANALISIS FEASIBILITAS USAHA TERNAK ITIK MOJOSARI ALABIO ANALISIS FEASIBILITAS USAHA TERNAK ITIK MOJOSARI ALABIO I G.M. BUDIARSANA Balai Penelitian Ternak Jl. Veteran III PO Box 221 Bogor 16002 ABSTRAK Analisis feasibilitas merupakan metode analisis ekonomi

Lebih terperinci

ANALISIS FINANSIAL USAHA PETERNAKAN PEMBIBITAN SAPI POTONG RAKYAT DI DAERAH PERTANIAN LAHAN KERING

ANALISIS FINANSIAL USAHA PETERNAKAN PEMBIBITAN SAPI POTONG RAKYAT DI DAERAH PERTANIAN LAHAN KERING Sains Peternakan Vol. 14 (1), Maret 2016: 13-20 ISSN 1693-8828 ANALISIS FINANSIAL USAHA PETERNAKAN PEMBIBITAN SAPI POTONG RAKYAT DI DAERAH PERTANIAN LAHAN KERING Studi Kasus di Wilayah Kecamatan Semin,

Lebih terperinci

V. PROFIL PETERNAK SAPI DESA SRIGADING. responden memberikan gambaran secara umum tentang keadaan dan latar

V. PROFIL PETERNAK SAPI DESA SRIGADING. responden memberikan gambaran secara umum tentang keadaan dan latar V. PROFIL PETERNAK SAPI DESA SRIGADING A. Karakteristik Responden Responden dalam penelitian ini adalah peternak yang mengusahakan anakan ternak sapi dengan jumlah kepemilikan sapi betina minimal 2 ekor.

Lebih terperinci

BAB II Kajian Pustaka 1.1.Studi Kelayakan

BAB II Kajian Pustaka 1.1.Studi Kelayakan BAB II Kajian Pustaka 1.1.Studi Kelayakan 1. Pengertian Studi Kelayakan Usaha Studi kelayakan usaha perlu dilaksanakan sebelum memulai usaha, namun tidak menutup kemungkinan jika studi ini dilakukan terhadap

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Kawasan Usaha Peternakan (KUNAK) Sapi Perah berada di Kecamatan

HASIL DAN PEMBAHASAN. Kawasan Usaha Peternakan (KUNAK) Sapi Perah berada di Kecamatan IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Kondisi Umum Daerah Penelitian Kawasan Usaha Peternakan (KUNAK) Sapi Perah berada di Kecamatan Cibungbulang, Kabupaten Bogor. KUNAK didirikan berdasarkan keputusan presiden

Lebih terperinci

VII. ANALISIS KELAYAKAN ASPEK FINANSIAL

VII. ANALISIS KELAYAKAN ASPEK FINANSIAL VII. ANALISIS KELAYAKAN ASPEK FINANSIAL Analisis finansial dilakukan untuk melihat sejauh mana CV. Usaha Unggas dapat dikatakan layak dari aspek finansial. Penilaian layak atau tidak usaha tersebut dari

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data 4.3 Metode Penentuan Narasumber

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data 4.3 Metode Penentuan Narasumber IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di peternakan milik Bapak Sarno yang bertempat di Desa Citapen, Kecamatan Ciawi, Kabupaten Bogor, Jawa barat. Pemilihan lokasi

Lebih terperinci

PEMILIHAN DAN PENILAIAN TERNAK SAPI POTONG CALON BIBIT Lambe Todingan*)

PEMILIHAN DAN PENILAIAN TERNAK SAPI POTONG CALON BIBIT Lambe Todingan*) PEMILIHAN DAN PENILAIAN TERNAK SAPI POTONG CALON BIBIT Lambe Todingan*) I. PENDAHULUAN Sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni (IPTEKS) dalam bidang peternakan, maka pengembangan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memenuhi kebutuhan manusia. Untuk meningkatkan produktivitas ternak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memenuhi kebutuhan manusia. Untuk meningkatkan produktivitas ternak 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Usaha Peternakan Peternakan adalah suatu kegiatan usaha untuk meningkatkan biotik berupa hewan ternak dengan cara meningkatkan produksi ternak yang bertujuan untuk memenuhi

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN. 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

IV METODE PENELITIAN. 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di peternakan kambing perah Prima Fit yang terletak di Desa Cibuntu, Kecamatan Ciampea, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat.

Lebih terperinci

II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Perkembangan Domba di Indonesia

II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Perkembangan Domba di Indonesia II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Perkembangan Domba di Indonesia Daging domba merupakan salah satu sumber protein hewani yang cukup digemari oleh masyarakat Indonesia, disamping produk daging yang berasal dari

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. ABSTRAK... i. KATA PENGANTAR... iii. UCAPAN TERIMA KASIH... iv. DAFTAR ISI... vii. DAFTAR TABEL... xi. DAFTAR GAMBAR...

DAFTAR ISI. ABSTRAK... i. KATA PENGANTAR... iii. UCAPAN TERIMA KASIH... iv. DAFTAR ISI... vii. DAFTAR TABEL... xi. DAFTAR GAMBAR... DAFTAR ISI ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... iii UCAPAN TERIMA KASIH... iv DAFTAR ISI... vii DAFTAR TABEL... xi DAFTAR GAMBAR... xv DAFTAR LAMPIRAN... xvii BAB I PENDAHULUAN... 1 A. Latar Belakang Masalah...

Lebih terperinci

II KAJIAN KEPUSTAKAAN. karena karakteristiknya, seperti tingkat pertumbuhan cepat dan kualitas daging cukup

II KAJIAN KEPUSTAKAAN. karena karakteristiknya, seperti tingkat pertumbuhan cepat dan kualitas daging cukup II KAJIAN KEPUSTAKAAN 2.1 Sapi Potong Sapi potong adalah jenis sapi yang khusus dipelihara untuk digemukkan karena karakteristiknya, seperti tingkat pertumbuhan cepat dan kualitas daging cukup baik. Sapi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sama seperti sapi Bali betina. Kaki bagian bawah lutut berwarna putih atau

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sama seperti sapi Bali betina. Kaki bagian bawah lutut berwarna putih atau 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sapi Madura Bangsa sapi Madura merupakan hasil persilangan antara sapi Zebu dan Banteng. Tubuh dan tanduknya relatif kecil, warna bulu pada jantan dan betina sama seperti

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sapi termasuk dalam genus Bos yaitu dalam Bos taurus dan Bos indicus.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sapi termasuk dalam genus Bos yaitu dalam Bos taurus dan Bos indicus. 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sapi Potong Sapi termasuk dalam genus Bos yaitu dalam Bos taurus dan Bos indicus. Sapi potong adalah sapi yang dibudidayakan untuk diambil dagingnya atau dikonsumsi. Sapi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sapi Madura merupakan hasil persilangan antara sapi Bali (Bos sondaicus)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sapi Madura merupakan hasil persilangan antara sapi Bali (Bos sondaicus) 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penampilan Produksi Sapi Madura Sapi Madura merupakan hasil persilangan antara sapi Bali (Bos sondaicus) dengan sapi PO maupun sapi Brahman, turunan dari Bos indicus. Sapi

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Nogosari, Kabupaten Boyolali pada tanggal 16 Desember 2015 sampai 29 Januari 2016. B. Desain Penelitian Metode dasar

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. manusia sebagai sumber penghasil daging, susu, tenaga kerja dan kebutuhan manusia

TINJAUAN PUSTAKA. manusia sebagai sumber penghasil daging, susu, tenaga kerja dan kebutuhan manusia TINJAUAN PUSTAKA Tinjauan pustaka Sapi adalah hewan ternak terpenting dari jenis jenis hewan ternak yang dipelihara manusia sebagai sumber penghasil daging, susu, tenaga kerja dan kebutuhan manusia lainnya.

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di perusahaan peternakan sapi perah di CV. Cisarua Integrated Farming, yang berlokasi di Kampung Barusireum, Desa Cibeureum, Kecamatan

Lebih terperinci

MANAJEMEN PENGGEMUKAN SAPI POTONG DI CV. PLESUNGAN RAYA GONDANGREJO, KARANGANYAR

MANAJEMEN PENGGEMUKAN SAPI POTONG DI CV. PLESUNGAN RAYA GONDANGREJO, KARANGANYAR MANAJEMEN PENGGEMUKAN SAPI POTONG DI CV. PLESUNGAN RAYA GONDANGREJO, KARANGANYAR TUGAS AKHIR Oleh : ADITYO WISNU BASKORO H 3406021 PROGRAM DIPLOMA III AGRIBISNIS PETERNAKAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS

Lebih terperinci

TEKNIK PENGOLAHAN UMB (Urea Molases Blok) UNTUK TERNAK RUMINANSIA Catur Prasetiyono LOKA PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN KEPRI

TEKNIK PENGOLAHAN UMB (Urea Molases Blok) UNTUK TERNAK RUMINANSIA Catur Prasetiyono LOKA PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN KEPRI TEKNIK PENGOLAHAN UMB (Urea Molases Blok) UNTUK TERNAK RUMINANSIA Catur Prasetiyono LOKA PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN KEPRI I. Pendahuluan Ternak ruminansia diklasifikasikan sebagai hewan herbivora karena

Lebih terperinci

1) Pencarian dan sewa lahan yang digunakan untuk tempat penggemukan sapi. BAB V RENCANA AKSI. 5.1 Kegiatan

1) Pencarian dan sewa lahan yang digunakan untuk tempat penggemukan sapi. BAB V RENCANA AKSI. 5.1 Kegiatan BAB V RENCANA AKSI 5.1 Kegiatan Untuk dapat mulai menjalankan bisnis penggemukan agar mendapatkan hasil yang sesuai dengan yang diharapkan, disusun rencana aksi sebagai acuan dalam melakukan kegiatan sekaligus

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN Domba dan Kambing Pemilihan Bibit

HASIL DAN PEMBAHASAN Domba dan Kambing Pemilihan Bibit HASIL DAN PEMBAHASAN Domba dan Kambing Domba dan kambing yang dipelihara di Kawasan Usaha Peternakan Berkah Sepuh Farm meliputi domba ekor tipis dan kambing kacang. Domba yang digunakan sebanyak 51 ekor

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi Sapi. Sapi Bali

TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi Sapi. Sapi Bali TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi Sapi Sapi menurut Blakely dan Bade (1992), diklasifikasikan ke dalam filum Chordata (hewan bertulang belakang), kelas Mamalia (menyusui), ordo Artiodactile (berkuku atau berteracak

Lebih terperinci

II ASPEK PASAR DAN PEMASARAN

II ASPEK PASAR DAN PEMASARAN I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Seiring perkembangan jaman dimana masyarakat mulai sadar akan pentingnya kebutuhan pangan yang harus terpenuhi. Salah satu faktor yang paling di lirik oleh masyarakat

Lebih terperinci

Jurnal Ekonomi Pembangunan

Jurnal Ekonomi Pembangunan Jurnal Ekonomi Pembangunan Vol. 3, No. 2 (2017) 98 108 Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Muhammadiyah Palopo Jurnal Ekonomi Pembangunan http://journal.stiem.ac.id/index.php/jurep/index Kelayakan Investasi Penggemukan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUN PUSTAKA. masyarakat.adapun ciri-ciri sapi pedaging seperti berikut: tubuh besar, badan

BAB II TINJAUN PUSTAKA. masyarakat.adapun ciri-ciri sapi pedaging seperti berikut: tubuh besar, badan 3 BAB II TINJAUN PUSTAKA 2.1. Sapi Potong Sapi potong merupakan komoditas sumber pangan hewani terutama daging yangbertujuan untuk mensejahterakan manusia, memenuhi kebutuhan selera konsumendalam rangka

Lebih terperinci

IV HASIL DAN PEMBAHASAN

IV HASIL DAN PEMBAHASAN IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Keadaan Umum Perusahaan 1. Sejarah CV Sabdo Palon. Perusahaan peternakan sapi potong CV. Sabdo Palon Farm berdiri pada tahun 2008 yang berawal dari keinginan mengolah kotoran

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Peternakan di Indonesia setiap tahunnya mengalami peningkatan, sehingga

I. PENDAHULUAN. Peternakan di Indonesia setiap tahunnya mengalami peningkatan, sehingga 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peternakan di Indonesia setiap tahunnya mengalami peningkatan, sehingga membutuhkan ketersediaan pakan yang cukup untuk ternak. Pakan merupakan hal utama dalam tata laksana

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Kondisi Umum Perusahaan 1. Sejarah Perusahaan Peternakan kelinci pedaging yang diberi nama Omah Kita (Omah Kelinci Tawangmangu) terletak di Gedangan, RT 01/03 Salam, Karangpandan,

Lebih terperinci

ANALISIS USAHA PADA PENGGEMUKAN SAPI POTONG

ANALISIS USAHA PADA PENGGEMUKAN SAPI POTONG Tatap muka ke 13 14 Pokok Bahasan : ANALISIS USAHA PADA PENGGEMUKAN SAPI POTONG Tujuan Instruksional Umum : Agar mahasiswa mengetahui dan mampu membuat analisis usaha penggemukan sapi potong. Tujuan Instruksional

Lebih terperinci

FORMULASI RANSUM PADA USAHA TERNAK SAPI PENGGEMUKAN

FORMULASI RANSUM PADA USAHA TERNAK SAPI PENGGEMUKAN AgroinovasI FORMULASI RANSUM PADA USAHA TERNAK SAPI PENGGEMUKAN Usaha penggemukan sapi potong semakin menarik perhatian masyarakat karena begitu besarnya pasar tersedia untuk komoditas ini. Namun demikian,

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Lokasi Peternakan Sri Murni

HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Lokasi Peternakan Sri Murni HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Lokasi Setiap peternakan memiliki karakteristik tersendiri baik dari segi sejarah pendirian dan tujuan dari pendirian peternakan serta topografi dan letak koordinat. Perincian

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. tubuh yang akhirnya dapat dijadikan variable untuk menduga bobot badan. Bobot

PENDAHULUAN. tubuh yang akhirnya dapat dijadikan variable untuk menduga bobot badan. Bobot I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan seekor ternak dapat diketahui melalui perkembangan ukuran tubuh yang akhirnya dapat dijadikan variable untuk menduga bobot badan. Bobot badan merupakan salah

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. percobaan, penghasil bulu, pupuk kandang, kulit maupun hias (fancy) dan

PENDAHULUAN. percobaan, penghasil bulu, pupuk kandang, kulit maupun hias (fancy) dan I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ternak kelinci mempunyai beberapa keunggulan sebagai hewan percobaan, penghasil bulu, pupuk kandang, kulit maupun hias (fancy) dan penghasil daging. Selain itu kelinci

Lebih terperinci

VII. PEMBAHASAN ASPEK FINANSIAL

VII. PEMBAHASAN ASPEK FINANSIAL VII. PEMBAHASAN ASPEK FINANSIAL 7.1. Proyeksi Arus Kas (Cashflow) Proyeksi arus kas merupakan laporan aliran kas yang memperlihatkan gambaran penerimaan (inflow) dan pengeluaran kas (outflow). Dalam penelitian

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. sapi yang meningkat ini tidak diimbangi oleh peningkatan produksi daging sapi

I. PENDAHULUAN. sapi yang meningkat ini tidak diimbangi oleh peningkatan produksi daging sapi I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kebutuhan konsumsi daging sapi penduduk Indonesia cenderung terus meningkat sejalan dengan meningkatnya jumlah penduduk Indonesia dan kesadaran masyarakat akan

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Penelitian Secara umum penelitian ini sudah berjalan dengan cukup baik. Terdapat sedikit hambatan saat akan memulai penelitian untuk mencari ternak percobaan dengan umur

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Kurban Ketentuan Hewan Kurban

TINJAUAN PUSTAKA Kurban Ketentuan Hewan Kurban TINJAUAN PUSTAKA Kurban Menurut istilah, kurban adalah segala sesuatu yang digunakan untuk mendekatkan diri kepada Allah baik berupa hewan sembelihan maupun yang lainnya (Anis, 1972). Kurban hukumnya sunnah,

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. dengan kondisi agroekosistem suatu tempat. Di lingkungan-lingkungan yang paling

TINJAUAN PUSTAKA. dengan kondisi agroekosistem suatu tempat. Di lingkungan-lingkungan yang paling TINJAUAN PUSTAKA Kambing Etawa Kambing sangat digemari oleh masyarakat untuk diternakkan karena ukuran tubuhnya tidak terlalu besar, perawatannya mudah, cepat berkembang biak, jumlah anak perkelahiran

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Pustaka Tipologi usaha peternakan dibagi berdasarkan skala usaha dan kontribusinya terhadap pendapatan peternak, sehingga bisa diklasifikasikan ke dalam kelompok berikut:

Lebih terperinci

Wajib menjaga kelestarian lingkungan.

Wajib menjaga kelestarian lingkungan. I. PENDAHULUAN A. Rencana Usaha Peningkatan jumlah populasi penduduk mengakibatkan meningkatnya kenutuhan sumber makanan. salah satu jenis makanan yang mengandung gizi yang lengkap adalah daging. Salah

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Sektor peternakan adalah sektor yang memberikan kontribusi tinggi dalam

TINJAUAN PUSTAKA. Sektor peternakan adalah sektor yang memberikan kontribusi tinggi dalam 9 II TINJAUAN PUSTAKA 1.1. Usahaternak Sektor peternakan adalah sektor yang memberikan kontribusi tinggi dalam pembangunan pertanian. Sektor ini memiliki peluang pasar yang sangat baik, dimana pasar domestik

Lebih terperinci

DAFTAR ISI... SAMPUL DALAM. PERNYATAAN KEASLIAN KARYA SKRIPSI.. ABSTRACT... RINGKASAN... HALAMAN PERSETUJUAN.. TIM PENGUJI.. RIWAYAT HIDUP.

DAFTAR ISI... SAMPUL DALAM. PERNYATAAN KEASLIAN KARYA SKRIPSI.. ABSTRACT... RINGKASAN... HALAMAN PERSETUJUAN.. TIM PENGUJI.. RIWAYAT HIDUP. DAFTAR ISI ISI SAMPUL DALAM. PERNYATAAN KEASLIAN KARYA SKRIPSI.. ABSTRACT... ABSTRAK RINGKASAN... HALAMAN PERSETUJUAN.. TIM PENGUJI.. RIWAYAT HIDUP. KATA PENGANTAR. DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di PT Mekar Unggul Sari, Kabupaten Bogor. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja (purposive) dengan alasan

Lebih terperinci

pengembangan KERBAU KALANG SUHARDI, S.Pt.,MP Plasmanutfah Kalimantan Timur

pengembangan KERBAU KALANG SUHARDI, S.Pt.,MP Plasmanutfah Kalimantan Timur pengembangan KERBAU KALANG SUHARDI, S.Pt.,MP Plasmanutfah Kalimantan Timur Latar Belakang 1. Kebutuhan konsumsi daging cenderung mengalami peningkatan sejalan dengan meningkatnya jumlah penduduk Indonesia

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Adapun bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah tulang

BAHAN DAN METODE. Adapun bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah tulang BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret hingga April 2016 di Laboratorium Keteknikan Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan. Bahan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. untuk penggemukan dan pembibitan sapi potong. Tahun 2003 Pusat Pembibitan dan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. untuk penggemukan dan pembibitan sapi potong. Tahun 2003 Pusat Pembibitan dan BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Keadaan Umum Wilayah Penelitian Pusat Pembibitan dan Penggemukan Ternak Wonggahu pada tahun 2002 dikelola oleh Dinas Pertanian, Peternakan dan Ketahanan Pangan Provinsi Gorontalo

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Penelitian Efisiensi Penggunaan Pakan

HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Penelitian Efisiensi Penggunaan Pakan HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Penelitian Kontrol lingkungan kandang sangat penting untuk kenyamanan dan kesehatan sapi, oleh karena itu kebersihan kandang termasuk suhu lingkungan sekitar kandang sangat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tepatnya dari pulau Madura. Sapi Madura merupakan ternak yang dikembangkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tepatnya dari pulau Madura. Sapi Madura merupakan ternak yang dikembangkan 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sapi Madura Sapi Madura adalah salah satu plasma nutfah yang berasal dari Indonesia, tepatnya dari pulau Madura. Sapi Madura merupakan ternak yang dikembangkan sebagai ternak

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. sampai dengan 30 tahun tergantung dengan letak topografi lokasi buah naga akan

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. sampai dengan 30 tahun tergantung dengan letak topografi lokasi buah naga akan V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Kelayakan Usahatani Buah Naga Buah naga merupakan tanaman tahunan yang sudah dapat berbuah 1 tahun sampai dengan 1,5 tahun setelah tanam. Buah naga memiliki usia produktif

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kambing merupakan mamalia yang termasuk dalam ordo artiodactyla, sub ordo

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kambing merupakan mamalia yang termasuk dalam ordo artiodactyla, sub ordo 7 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kambing Kambing merupakan mamalia yang termasuk dalam ordo artiodactyla, sub ordo ruminansia, famili Bovidae, dan genus Capra atau Hemitragus (Devendra dan Burn, 1994). Kambing

Lebih terperinci

VIII. ANALISIS FINANSIAL

VIII. ANALISIS FINANSIAL VIII. ANALISIS FINANSIAL Analisis finansial bertujuan untuk menghitung jumlah dana yang diperlukan dalam perencanaan suatu industri melalui perhitungan biaya dan manfaat yang diharapkan dengan membandingkan

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Materi Ternak Percobaan Kandang Bahan dan Alat Prosedur Persiapan Bahan Pakan

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Materi Ternak Percobaan Kandang Bahan dan Alat Prosedur Persiapan Bahan Pakan MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Mei sampai September 2011. Pemeliharaan domba dilakukan di kandang percobaan Laboratorium Ternak Ruminansia Kecil sedangkan

Lebih terperinci

BAB VII KANDANG DAN PERKANDANGAN

BAB VII KANDANG DAN PERKANDANGAN SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN AGRIBISNIS TERNAK RIMUNANSIA BAB VII KANDANG DAN PERKANDANGAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA

Lebih terperinci

i - - - ii iii iv v vi vii No. Asumsi A B C Aspek Pasar 1. Untuk prediksi ke depan, permintaan produk dianggap tidak mengalami penurunan dalam jangka waktu 10 tahun yang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Barat cendrung meningkat dari tahun ke tahun. Berdasarkan data Badan Pusat

I. PENDAHULUAN. Barat cendrung meningkat dari tahun ke tahun. Berdasarkan data Badan Pusat I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permintaan terhadap daging khususnya daging sapi di Propinsi Sumatera Barat cendrung meningkat dari tahun ke tahun. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik Sumatera Barat

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Tabel. 2. Perbedaan Domba dan Kambing. Mempunyai kelenjar di bawah mata yang menghasilkan sekresi seperti air mata.

TINJAUAN PUSTAKA. Tabel. 2. Perbedaan Domba dan Kambing. Mempunyai kelenjar di bawah mata yang menghasilkan sekresi seperti air mata. TINJAUAN PUSTAKA Kambing dan Domba Ensminger (2002) menyatakan bahwa kambing dan domba merupakan hewan yang pertama didomestikasi sekitar 7000-6000 SM. Mulyono (2003) menyatakan bahwa banyak kalangan yang

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. ayam yang umumnya dikenal dikalangan peternak, yaitu ayam tipe ringan

II. TINJAUAN PUSTAKA. ayam yang umumnya dikenal dikalangan peternak, yaitu ayam tipe ringan 7 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Ayam Jantan Tipe Medium Berdasarkan bobot maksimum yang dapat dicapai oleh ayam terdapat tiga tipe ayam yang umumnya dikenal dikalangan peternak, yaitu ayam tipe ringan (Babcock,

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis Kerangka pemikiran teoritis mengemukakan teori-teori terkait penelitian. Teori-teori tersebut antara lain pengertian proyek, keterkaitan proyek dengan

Lebih terperinci

dan sapi-sapi setempat (sapi Jawa), sapi Ongole masuk ke Indonesia pada awal

dan sapi-sapi setempat (sapi Jawa), sapi Ongole masuk ke Indonesia pada awal II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Klasifikasi Zoologis Sapi Menurut blakely dan bade, (1998) Secara umum klasifikasi Zoologis ternak sapi adalah sebagai berikut Kingdom Phylum Sub Pylum Class Sub Class Ordo Sub

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Studi Kelayakan Proyek Proyek adalah kegiatan-kegiatan yang dapat direncanakan dan dilaksanakan dalam suatu bentuk kesatuan dengan mempergunakan

Lebih terperinci

OPTIMALISASI USAHA PENGGEMUKAN SAPI DI KAWASAN PERKEBUNAN KOPI

OPTIMALISASI USAHA PENGGEMUKAN SAPI DI KAWASAN PERKEBUNAN KOPI OPTIMALISASI USAHA PENGGEMUKAN SAPI DI KAWASAN PERKEBUNAN KOPI Pita Sudrajad, Muryanto, dan A.C. Kusumasari Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Tengah E-mail: pitosudrajad@gmail.com Abstrak Telah

Lebih terperinci

VII ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL

VII ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL VII ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL Analisis kelayakan finansial dalam penelitian ini ditujukan untuk mengetahui kelayakan usaha peternakan ayam ras petelur dari segi keuangan. Analisis finansial digunakan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. yang berasal dari pulau Bali. Asal usul sapi Bali ini adalah banteng ( Bos

TINJAUAN PUSTAKA. yang berasal dari pulau Bali. Asal usul sapi Bali ini adalah banteng ( Bos II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sejarah Sapi Bali Abidin (2002) mengatakan bahwa sapi bali merupakan sapi asli Indonesia yang berasal dari pulau Bali. Asal usul sapi Bali ini adalah banteng ( Bos Sondaicus)

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sapi yang menyebar di berbagai penjuru dunia terdapat kurang lebih 795.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sapi yang menyebar di berbagai penjuru dunia terdapat kurang lebih 795. 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sapi Potong Sapi yang menyebar di berbagai penjuru dunia terdapat kurang lebih 795. Walaupun demikian semuanya termasuk dalam genus Bos dari famili Bovidae (Murwanto, 2008).

Lebih terperinci