TATA LAKSANA PELAKSANAAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "TATA LAKSANA PELAKSANAAN"

Transkripsi

1 digilib.uns.ac.id 9 III. TATA LAKSANA PELAKSANAAN Kegiatan magang perusahaan ini dilaksanakan selama 1 bulan yakni dari tanggal 18 Pebruari sampai dengan 18 Maret 2013 yang bertempat di perusahaan peternakan CV. Agro Sembarang Ladang yang berlokasi di Dukuh Sentono, Desa Ngawonggo, Kecamatan Ceper, Kabupaten Klaten. A. Materi Magang 1. Materi Materi dalam pelaksanaan kegiatan magang ini adalah perusahaan dengan sumber daya yang meliputi antara lain : a. Jenis domba yang dipelihara adalah domba ekor gemuk (DEG). b. Pakan yang meliputi pakan konsentrat dan hijauan. Pakan konsentrat yang digunakan wheat brand, ampas singkong (onggok), ampas tahu. Pakan hijauan yang digunakan adalah rumput gajah dan rumput lapangan. c. Kandang yang digunakan adalah kandang individu dengan sistem head to head, dengan tipe kandang panggung yang sebagian besar berbahan dari kayu. B. Metode Magang 2. Metode Kegiatan magang yang dilaksanakan di peternakan CV. Agro Sembarang Ladang tentang manajemen penggemukan domba potong dengan cara mengikuti setiap kegiataan yang dilakukan di peternakan meliputi kegiatan-kegiatan pemilihan bakalan, pemberian pakan, manajemen perkandangan, manajemen pemeliharaan, penanganan kesehatan dan penanganan limbah ternak. C. Cara Pengambilan Data Cara pengambilan data yang digunakan untuk memperoleh data yang diperlukan adalah : 1. Pengamatan (observasi) Pengamatan dilakukan secara langsung terhadap kegiatan yang berhubungan dengan pelaksanaan operasional perusahaan yang berhubungan dengan pelaksanaan kegiatan magang perusahaan guna memperoleh informasi secara langsung. 9

2 digilib.uns.ac.id Wawancara Suatu proses untuk mendapatkan informasi dengan cara tanya jawab secara langsung dengan responden. Responden dalam hal ini adalah pimpinan, pembimbing di tempat magang, staf atau karyawan, maupun masyarakat di sekitar lembaga/instansi tempat magang, sehingga diperoleh informasi yang diperlukan dengan mudah dan jelas. 3. Pelaksanaan kegiatan magang Serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh mahasiswa magang selama pelaksanaan magang. Mahasiswa terlibat langsung dalam kegiatan perusahaan terkait dengan usaha penggemukan domba ekor gemuk (DEG). Sehingga mahasiswa dapat mengetahui dan mengalami secara langsung kegiatan yang dilaksanakan dalam instansi/lembaga tempat magang tersebut. 4. Studi pustaka Pengumpulan data dengan cara memanfaatkan data yang tersedia yang berhubungan dengan kegiatan praktik lapangan. Data tersebut berupa buku, arsip, jurnal dan lain sebagainya yang bersifat informatif dan relevan. D. Sumber Data Sumber data yang diperoleh dan dikumpukan menurut sifat data yang diperoleh ada 2 jenis yaitu : 1. Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari responden seperti manajer, supervisor, staf karyawan dan masyarakat sekitar, yang diperoleh dengan menggunakan alat bantu kuesioner. Data primer didapat dari pengamatan (observasi), wawancara, pelaksanaan kegiatan magang. 2. Data sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak langsung dari sumber responden, yaitu data yang diambil dari catatan (recording) yang ada di perusahaan.

3 digilib.uns.ac.id 11 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Keadaan Umum Lokasi 1. Sejarah Perusahaan CV. Agro Sembarang Ladang adalah perusahaan yang bergerak di bidang peternakan yang berdiri pada tanggal 1 Oktober 2005 yang beralamatkan di Dukuh Sentono, Desa Ngawonngo, Kecamatan Ceper, Kabupaten Klaten. Peternakan ini milik Bapak Zainal Fanani. Jenis ternak pertama yang digunakan untuk usaha adalah penggemukan sapi potong yang kemudian berkembang dan memelihara burung puyuh dan beralih fungsi menjadi penggemukan domba. Dalam menjalankan usahanya, perusahaaan melakukan seleksi dan memperoleh domba di pasar. Untuk memperoleh bakalan-bakalan tersebut Bapak Muhamad Ardiansyah yang sekaligus sebagai pengelola peternakan langsung terjun ke lapangan. Dalam pembelian bakalan masih menggunakan sistem berdasarkan bobot hidup. Usaha penggemukan domba di CV. Agro Sembarang Ladang ini baru saja dimulai pada tahun Pada awalnya perusahaan hanya menggemukan domba sebanyak 40 ekor, namun sekarang (saat kegiatan magang) populasi dombanya sudah mencapai 80 ekor. Untuk populasi domba dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Populasi Domba CV. Agro Sembarang Ladang Bulan Minggu Jumlah (domba) Desember (2012) Januari (2013) Februari Maret Total (domba) 80 Sumber : Data Sekunder Kegiatan Magang (2013) 2. Kondisi Umum Perusahaan a. Lokasi peternakan CV. Agro Sembarang Ladang merupakan perusahaan yang bergerak di bidang penggemukan domba. Perusahaan ini berlokasi di Dukuh Sentono, Desa Ngawonggo, Kecamatan Ceper, Kabupaten Klaten. Batas sebelah utara 11

4 digilib.uns.ac.id 12 merupakan daerah pemukiman yaitu Dukuh Candi, sebelah selatan dukuh sentono, sebelah barat Dukuh Pandean, sedangkan sebelah timur berbatasan dengan dengan Dukuh Tegal Rejo. Daerah ini terletak di dataran rendah yang topografinya datar dan landai. Suhu di daerah lokasi peternakan ini berkisar C. Ketersedian pakan hijauan cukup melimpah karena perusahaan memiliki lahan sendiri yang cukup luas untuk penanaman hijauan. Kebutuhan air juga cukup tersedia untuk kebutuhan ternaknya, air diperoleh perusahaan dengan membuat sumur bor. Hal ini sesuai pendapat Setiawan (2011) bahwa sumber daya alam yang melimpah merupakan faktor yang menguntungkan dalam memilih lokasi pengembangan perusahaan peternakan. Salah satu sumber daya alam yang menguntungkan adalah sumber daya air yang melimpah dan tanah yang subur untuk ditanami sumber pakan hijauan. Jarak perusahaan dengan rumah penduduk sekitar 25 m. Akses transportasi menuju lokasi peternakan sudah cukup baik dengan kondisi jalan yang beraspal dan rata. Sehingga menguntungkan perusahaan dalam hal memasarkan domba atau mendatangkan domba. Bangunan kandang didirikan di tempat yang terbuka, di atas tanah yang rata, dekat lahan persawahan, dengan sirkulasi udara yang baik. Lokasi peternakan bisa dikatakan sudah cukup baik sesuai pendapat dari Setiawan (2011) yang menyatakan bahwa lokasi peternakan perlu dipilih secara tepat. Banyak faktor yang perlu dipertimbangkan dalam memilih lokasi untuk dijadikan peternakan. Beberapa faktor yang perlu diperhatikan diantaranya lokasi peternakan jauh dari pemukiman sehingga tidak akan mengganggu aktivitas penduduk. Untuk menjaga keamanan ternaknya perusahaan mendirikan rumah jaga dan membuat pagar dari beton dengan ketinggian 5 meter. Hal ini sesuai pendapat Sutama (2008) bahwa untuk menjaga keamanan ternak dapat dibuat rumah jaga atau dengan membuat pagar peternakan.

5 digilib.uns.ac.id 13 b. Luas Areal Peternakan CV. Agro Sembarang Ladang memiliki luas areal sekitar 1738 m² yang digunakan untuk berbagai macam jenis bangunan. Jenis-jenis bangunan yang ada di lokasi tersebut dapat dilihat pada Tabel 2 : Tabel 2. Jenis-Jenis Bangunan CV. Agro Sembarang Ladang Jenis Bangunan Luas Fungsi/Kegunaan Bangunan (m²) 1. Bangunan Penunjang a. Gudang pakan 40 menyimpan pakan b. Gudang pakan rumput 128 menyimpan pakan c. Kamar kecil 6 tempat untuk mandi d. Mess karyawan 24 tempat tinggal karyawan e. Kantor 40 f. Gudang peralatan kandang 20 menyimpan alat kandang g. Gudang kayu 110 menyimpan kayu h. Tempat parkir 20 i. Jalan utama 80 jalan di dalam perusahaan j. Taman Bangunan Kandang a. Kandang A 202 kandang penggemukan b. Kandang B 202 kandang penggemukan c. Kandang C 192 kandang penggemukan d. Kandang D 192 kandang penggemukan e. Kandang E 192 kandang penggemukan f. Kandang F 192 kandang penggemukan g. Kandang adaptasi 80 Kandang adaptasi Luas bangunan (total) 1738 Sumber : Data Sekunder Kegiatan Magang (2013) Peternakan tersebut berdiri di atas lahan seluas 1738 m² yang digunakan untuk berbagai macam bangunan. Bangunan penunjang terdiri dari (gudang pakan, gudang pakan rumput lapangan, kamar kecil, mess karyawan, kantor, gudang peralatan kandang, gudang kayu, tempat parkir, jalan utama, taman). Gudang pakan digunakan untuk menyimpan pakan dengan luas 40 m². Tempat pakan rumput digunakan untuk melayukan rumput yang baru saja dipotong, luas tempat pakan rumput 128 m². Kamar kecil digunakan untuk mandi dan buang air bagi karyawan, luas kamar kecil ini 6 m². Mess karyawan digunakan untuk tempat tinggal karyawan dengan luas 24 m². Kantor memilki luas 40 m², tempat parkir 20 m² dan taman 18 m². Gudang peralatan kandang digunakan untuk menyimpan alat

6 digilib.uns.ac.id 14 kandang dengan luas 20 m². Gudang kayu digunakan untuk menyimpan kayu, yang memiliki luas 110 m². Jalan utama memiliki luas 80 m² yang merupakan jalan di dalam perusahaan. Bangunan kandang ternak dibagi menjadi 7 bagian, 6 bagian kandang penggemukan dan 1 bagian kandang adaptasi. Kandang penggemukan A dan B memiliki luas yang sama yaitu 202 m², sedangkan kandang C, D, E, F memiliki luas yang sama yaitu 192 m². Selain kandang penggemukan juga memiliki kandang adaptasi dengan luas 80 m², kandang ini digunakan untuk domba yang baru saja datang (dibeli). 3. Struktur Organisasi Direktur Bapak. Zainal Fanani Manajer Ardiansyah Supervisor Ardiansyah Bagian Pakan Dodo Adif Bagian Pemelihara Andri Slamet Driver Kusni Gambar 1. Struktur Organisasi CV. Agro Sembarang Ladang (2013) Bagian struktur organisasi di CV. Agro Sembarang Ladang, kedudukan tertinggi ditempati oleh Bapak H. Zainal Fanani yang juga sebagai pemilik sekaligus direktur peternakan CV. Agro Sembarang Ladang. Manajer dan Supervisor dijabat oleh Ardiansyah yang tugasnya antara lain : mengelola usaha

7 digilib.uns.ac.id 15 peternakan secara baik dan benar agar mencapai tujuan yang diinginkan, melakukan pengecekan transaksi keuangan, mengawasi dan melakukan pencatatan terhadap domba yang masuk atau keluar, melakukan transaksi dengan pembeli. Bagian driver dijabat oleh Kusni yang tugasnya adalah : mengangkut domba bakalan dari pasar ke kandang atau domba yang sudah siap potong ke pasar (pembeli), mengangkut pakan hijauan untuk domba. Bagian pakan dijabat oleh Dodo dan Adif yang tugasnya adalah : menyediakan pakan untuk domba terutama pakan hijauan. Bagian pemelihara dijabat oleh Andri dan Slamet yang tugasnya adalah : memberi pakan dan air minum untuk domba, membersihkan kandang domba, menangani kesehatan domba. Secara umum pelaksanaan serta pembagian tugas di CV. Agro Sembarang Ladang telah terlaksana dengan baik dan berjalan selaras sesuai dengan tugas dan tanggung jawab masing-masing orang dalam organisasi tersebut. Perusahaan memperkerjakan 5 orang karyawan sebagai tenaga kerja tetap, yang bekerja selama 1 minggu penuh, kegiataan dimulai pukul , sedangkan pukul digunakan untuk istirahat. Untuk setiap harinya karyawan mendapat uang makan siang satu kali. Sistem upah yang dilakukan perusahaan menggunakan sistem mingguan yaitu dengan pemberian upah tiap hari sabtu. Untuk rinciannya karyawan tetap mendapat upah Rp /hari, sedangkan untuk manager dan supervisor peternakan mendapat upah Rp /hari. B. Pemilihan bibit/bakalan Jenis domba yang digunakan untuk usaha penggemukan di CV Agro Sembarang Ladang adalah domba ekor gemuk (DEG) karena jumlahnya cukup banyak tersedia di daerah pasar hewan sekitar, (DEG) juga termasuk dalam jenis domba tipe pedaging. Menurut Setiawan (2011) domba ekor gemuk cocok dijadikan sebagai domba tipe pedaging karena bobot tubuhnya yang cukup besar. Domba pejantan memiliki bobot tubuh berkisar kg dan betina kg. Dalam pemilihan bibit domba ekor gemuk, perusahaan CV Agro Sembarang Ladang membeli di pasar hewan dengan pertimbangan bisa langsung memilih antara domba yang baik commit dan to tidak user untuk penggemukan. Sebelum

8 digilib.uns.ac.id 16 memperoleh bibit domba ekor gemuk yang bagus perusahaan terlebih dahulu melakukan seleksi. Hal ini sesuai dengan pendapat Blakely dan Bade (1998) yang mengemukakan cara seleksi seekor domba bervariasi, tergantung pada tujuan pemanfaatan domba itu. Seleksi dilakukan dengan menggunakan berbagai teknik yang dapat dibagi menjadi seleksi berdasarkan penilaian (judging) individual, seleksi berdasarkan silsilah, seleksi berdasarkan penampilan atau performan, serta seleksi berdasarkan pengujian atau test produksi. Perusahaan dalam melakukan seleksi mengandalkan pengalaman pengalaman selama menggeluti usaha ternak domba. Indikator yang digunakan perusahaan dalam menentukan domba yang bagus antara lain aktif bergerak, bentuk punggung lurus, umurnya kurang dari 1 tahun, bobot badan berkisar 15 kg, sehat dan tidak cacat fisik, kaki lurus dan tegak, tidak terlalu besar dan kekar, rambut berminyak (mengkilat), nafsu makan besar dan bersih. Dalam pemilihan bibit/bakalan sudah bisa dikatakan baik karena sudah sesuai dengan pendapat Sudarmono dan Sugeng (2005) bahwa faktor-faktor yang bisa dijadikan pedoman dalam pemilihan bibit antara lain : jenis domba, usia domba dan kesehatannya. Untuk usaha penggemukan sebaiknya dipilih domba yang memiliki bobot badan rendah dan usia masih dibawah 1 tahun. Dalam usaha penggemukan domba, CV Agro Sembarang Ladang memilih bibit yang sebagian besar berkelamin jantan. Menurut Sutama (2008) domba dengan jenis kelamin jantan lebih baik untuk dijadikan penggemukan. Hal ini karena laju pertumbuhan lebih baik dan memiliki postur tubuh yang lebih besar daripada domba berkelamin betina. Umur bakalan yang digunakan kurang dari satu tahun, yang dapat dilihat dari giginya yang belum berganti. Hal ini sesuai dengan pendapat Mulyono dan Sarwono (2003) yang menyatakan, salah satu cara untuk mengetahui umur domba adalah dengan melihat kondisi giginya. Untuk domba yang berumur kurang dari satu tahun akan terlihat masih utuhnya gigi susu atau belum ada gigi tetap. Perusahaan memilih domba yang umurnya kurang dari satu tahun karena laju pertumbuhannya cepat.

9 digilib.uns.ac.id 17 C. Perkandangan a. Letak kandang Kandang yang ada di CV Agro Sembarang Ladang terdiri dari enam kandang penggemukan dan satu kandang untuk adaptasi domba. Kandang berdiri ditempat yang terbuka dan bebas dari pepohonan. Letak kandang dengan pemukiman penduduk sekitar 25 meter. Ketersediaan air cukup melimpah yang didapat dengan cara membuat sumur bor. Akses transportasi menuju peternakan berupa aspal. Untuk menjaga keamanan perusahaan juga mendirikan rumah jaga. Secara umum letak kandang sudah bisa dikatakan baik dan sesuai pendapat Sugeng (2000) yang menyatakan letak kandang untuk peternakan harus dipilih jauh dari pemukiman penduduk sehingga tidak akan mengganggu penduduk. Lokasi juga harus memiliki ketersediaan air yang cukup. Jalan menuju peternakan dapat dilalui oleh kendaraan sehingga dapat memudahkan dalam kegiatan usaha perusahaan. Hal ini juga didukung pendapat Mulyono dan Sarwono (2003) bahwa lokasi peternakan sebaiknya berada di tempat terbuka tetapi bukan tempat yang di bawah pepohonan besar dan rindang. Bangunan kandang hendaknya dibangun dekat dengan peternak atau penjaga dengan tujuan keamanan ternak dari pencurian. Kandang di CV Agro Sembarang Ladang membujur dari arah utara ke selatan, sehingga saat pagi hari sinar matahari dapat masuk ke dalam kandang. Hal ini sesuai pendapat Widi (2007) bahwa kriteria kandang ternak yang baik salah satunya menghadap ke arah timur dan barat sehingga sinar matahari pagi dapat masuk kandang, namun pada siang hari tidak sampai masuk kedalam kandang. Hal ini penting karena sinar matahari berguna untuk proses pembentukan vitamin D, sebagai pembunuh mikroorganisme yang merugikan serta mempercepat pengeringan kandang yang basah dan lembab. b. Perlengkapan kandang 1. Tempat pakan Tempat pakan di CV Agro Sembarang Ladang terbuat dari kayu dan diletakkan pada dinding kandang bagian luar dengan ukuran lebar atas 30 cm, lebar bawah 20 cm, panjang 1 meter commit yang to user terbuat dari kayu. Menurut Sutama

10 digilib.uns.ac.id 18 (2008) bahwa domba yang dipelihara dalam kandang secara terus menerus memerlukan tempat pakan. Tempat pakan tersebut berbentuk palung yang terbuat dari papan yang bagian bawahnya rata dan rapat sehingga bahan pakan yang diberikan tidak tercecer atau jatuh ke tanah. 2. Tempat minum Tempat minum yang digunakan di CV Agro Sembarang Ladang ini terbuat dari ember dan diletakan di luar kandang. Tempat minum dibersihkan setiap dua kali sehari yaitu setelah pemberian konsentrat. Menurut Widi (2007) menyatakan bahwa, tempat minum berfungsi sebagai tempat menyediakan air untuk kebutuhan minum ternak. Dengan tersedianya tempat minum, maka kebutuhan air dapat terpenuhi sehingga ternak dapat terhindar dari kehausan dan berbagai ancaman penyakit. 3. Gudang pakan Gudang pakan yang ada di CV. Agro Sembarang Ladang terletak di sebelah kantor, dekat jalan menuju kandang dan digudang tersebut digunakan untuk menyimpan hijauan yang sudah dilayukan, konsentrat, mesin pemotong rumput dan lainnya. Jarak gudang dengan kandang sekitar 8 meter. Letak gudang pakan sudah cukup baik dengan dekatnya kandang dan jalan. Hal ini sesuai pendapat Sutama (2008), bahwa gudang pakan merupakan tempat untuk menyimpan sementara pakan yang belum disajikan ke ternak baik pakan hijauan atau konsentrat. Letak gudang yang baik adalah dekat dengan jalan sehingga memudahkan pekerja untuk mengambil atau untuk menurunkan pakan dari mobil. 4. Tangga Perlengkapan lain yang diperlukan adalah tangga. Karena tipe kandang yang digunakan di CV Agro Sembarang Ladang adalah tipe panggung. Bahan yang digunakan untuk membuat tangga terbuat dari kayu. Hal ini sesuai pendapat Sutama (2008) yang menyatakan bahwa untuk kandang panggung, tangga diperlukan untuk naik dan turunnya ternak dan petugas. Tangga umumnya dibuat di bagian sisi samping atau belakang kandang. Adapun dalam pembuatan tangga harus dipastikan cukup kuat dan awet, seperti kayu atau bambu yang berkualitas baik.

11 digilib.uns.ac.id 19 c. Konstruksi kandang Pintu kandang pada CV Agro Sembarang Ladang terbuat dari kayu dengan ukuran lebar 70 cm dan tinggi 1 meter. Lantai kandang pada CV Agro Sembarang Ladang menggunakan bahan dari bilah bambu dengan jarak antar bilah bambu 1-1,5 cm. Hal ini sesuai pendapat Sutama (2008), bahwa alas kandang bisa terbuat dari bambu, papan, semen, atau tanah. Lantai kandang panggung biasanya terbuat dari bilah bambu atau kayu. Jarak antara bilah bambu atau kayu harus disesuaikan agar kaki domba tidak mudah terperosok dan menyebabkan luka. Biasanya jarak antara bambu atau kayu sekitar 1 cm. Jarak tersebut berguna mempermudah pembuangan kotoran langsung ke kolong kandang Bahan yang digunakan untuk membuat atap di CV Agro Sembarang Ladang adalah seng dengan kemiringan 30. Hal ini kurang sesuai digunakan karena pada saat siang hari suhu di dalam kandang cukup tinggi dan menyebabkan ternak tidak nafsu makan. Kondisi ini sesuai pendapat Setiawan (2011) yang menyatakan, bahan atap yang bisa digunakan cukup beragam, misalnya rumbia, genting asbes atau seng. Untuk kandang yang berlokasi di daerah panas, dianjurkan menggunakan atap yang terbuat dari bahan berdaya serap panas kecil. Untuk kandang yang berlokasi di daerah dingin, atapnya disarankan terbuat dari bahan yang berdaya serap panas seperti seng. Dinding kandang yang digunakan di CV Agro Sembarang Ladang terbuat dari kayu, dengan jarak antar kayunya kurang lebih 20 cm. Hal ini sesuai dengan pendapat Murtidjo (1993) yang menyatakan dinding kandang bisa menggunakan bahan dari kayu atau bambu. Beberapa kelebihan dengan penggunaan kayu atau bambu adalah harganya lebih murah dan bambu mudah diatur sehingga peternak bisa membuat celah yang berfungsi sebagai jalan sirkulasi udara dari dan ke dalam kandang (ventilasi). Ukuran kandang pada CV Agro Sembarang Ladang memiliki ukuran yang berbeda, untuk domba yang baru datang ditempatkan ke dalam kandang yang ukurannya 3x1,5 meter dengan kapasitas 5 ekor domba. Ukuran kandang penggemukan yaitu 1x1 meter untuk satu ekor domba. Ukuran kandang yang digunakan terlalu lebar sehingga commit energi yang to user didapat dari aktivitas makan tidak

12 digilib.uns.ac.id 20 digunakan untuk produksi daging melainkan lebih banyak bergerak. Menurut Setiawan (2011) kandang koloni berukuran 2,5 x 2 meter bisa digunakan untuk menampung ekor. d. Tipe kandang Tipe kandang yang digunakan di CV Agro Sembarang Ladang adalah kandang panggung. Celah lantai panggung dibuat kurang lebih 1,50-2 cm, agar kotoran dapat jatuh ke bawah, tetapi kaki domba tidak sampai terperosok. Tinggi panggung dari tanah 50 cm, tinggi ruang utama dari alas sampai atap kurang lebih 6 meter. Lebar untuk masuk kepala domba mencapai pakan sekitar 30 cm. Dalam pemilihan tipe kandang sudah bisa dikatakan baik dengan memilih kandang panggung. Hal ini sesuai pendapat Setiawan (2011) bahwa jenis kandang yang baik untuk usaha penggemukan domba adalah tipe kandang panggung. Kandang ini dicirikan adanya penopang di dasar kandang dan lantai kandang dibuat celah 1-2cm. Kandang tipe ini lebih bersih dan kotoran tidak menempel pada tubuh ternak sehingga kesehatan ternak lebih terjamin. D. Manajemen Pakan a. Jenis Pakan Berdasarkan jenisnya, pakan dapat dibagi menjadi dua macam yaitu hijauan dan konsentrat. Jenis hijauan yang diberikan untuk domba di CV Agro Sembarang Ladang adalah rumput gajah dan rumput lapangan. Hijauan tersebut diperoleh dari lahan sendiri. Hal ini sesuai pendapat Sutama (2008) bahwa domba merupakan ternak ruminansia kecil yang lebih menyukai rerumputan daripada dedaunan. Jenis konsentrat yang diberikan domba di CV Agro Sembarang Ladang adalah wheat bran yang berasal dari Semarang, onggok (ampas singkong) dan ampas tahu. Hal ini sesuai pendapat Setiawan (2011) yang menyatakan jenis konsentrat yang bisa diberikan pada domba dapat berasal dari biji-bijian dan limbah bahan pangan. Bahan penyusun konsentrat dapat berupa jagung, dedak padi, dedak gandum, ampas tahu dan ampas kecap. Selain dari kacang-kacangan, sumber energi konsentrat juga bisa berasal dari umbi-umbian seperti ubi kayu, onggok dan ubi jalar.

13 digilib.uns.ac.id 21 b. Cara pemberian pakan Pemberian pakan hijauan dilakukan setelah tempat pakan dibersihkan dari sisa pakan yang kemarin. Pemberian hijauan di CV Agro Sembarang Ladang menggunakan hijauan yang sebelumnya dilayukan selama satu malam untuk jenis rumput gajahnya, sementara untuk rumput lapangan dijemur di bawah terik matahari selama 3-4 jam. Hal ini sesuai dengan pendapat Sutama (2008) yang menyatakan untuk mencegah terjadinya kembung (bloat) sebaiknya hijauan dijemur atau dilayukan terlebih dahulu. Hijauan yang tidak dilayukan atau dijemur akan membahayakan ternak karena beberapa jenis hijauan mengandung racun. Waktu pemberian hijauan dilakukan dua kali yaitu pukul dan pukul WIB. Hijauan tersebut dicacah dengan ukuran ±10 cm supaya lebih mudah dikonsumsi oleh domba. Menurut Setiawan (2011) upaya untuk meningkatkan efisiensi pakan dapat dilakukan melalui mencacah hijauan dengan panjang sekitar 5-10 cm. Dengan pencacahan hijauan akan lebih mudah dimakan dan dicerna oleh ternak karena ukurannya yang pendek. Selain pakan hijauan, juga ditambah dengan pakan konsentrat. Pakan konsentrat diberikan sebelum pakan hijauan yaitu pukul dan pukul Cara pemberian konsentrat di CV Agro Sembarang Ladang adalah dengan mencampur semua bahan konsentrat dengan air (dikombor) dengan menggunakan ember. Hal ini sesuai pendapat Sutama (2008), bahwa cara pemberian konsentrat dapat menggunakan ember yang dicampur air, sehingga dapat meningkatkan daya cerna pakan. c. Jumlah Pemberian Pakan Jumlah pemberian hijauan (segar) untuk domba saat pagi hari 2 kg/ekor sedangkan siang hari 3 kg/ekor. Untuk domba yang baru datang (baru dibeli) hanya diberi 2,5 kg/ekor/hari selama 7 hari. Dilihat dari segi jumlahnya pakan hijaun yang diberikan bisa dikatakan sudah memenuhi. Hal ini sesuai pendapat Mulyana (2003) yang menyatakan bahwa ternak hanya bisa mengonsumsi pakan sebesar 10-15% dari bobot badannya berdasarkan bahan segar dan 3-5% berdasarkan bahan kering.

14 digilib.uns.ac.id 22 Pemberian konsentrat di CV Agro Sembarang Ladang untuk domba yang baru datang (baru dibeli dari luar) hanya 300 gram/hari yaitu pagi hari sebanyak 100 gram/ekor dan siang hari 200 gram/ekor sedangkan untuk ternak lama diberikan 2 kali sehari yaitu 200 gram/ekor untuk pagi hari dan 400gram/ekor untuk siang hari. Perlakuan pemberian pakan antara domba yang lama dengan domba yang baru datang ini bertujan supaya domba yang baru datang dapat beradaptasi dengan jenis pakan yang diberikan selama penggemukan dan dilakukan selama satu minggu. Dilihat dari segi manajemen pemberian pakan sudah cukup baik dengan jumlah pemberian pakan yang bebeda antara domba yang baru dengan domba lama. Hal ini sesuai pendapat Setiawan (2011) yang menyatakan bakalan yang diperoleh dari peternakan yang sistem pemeliharaan berbeda akan memberikan dampak kebiasaan makan ternak. Oleh karena itu, jika usaha penggemukan kambing bersifat intensif, perlu dilakukan adaptasi terhadap pakan. Adaptasi ini dapat dilakukan dengan cara memberi pakan secara bertahap. d. Pemberian air minum Pemberian air minum diberikan setelah domba diberikan konsentrat. Pemberian air minum untuk domba ekor gemuk (DEG) di CV Agro Sembarang Ladang adalah secara ad libitum. Menurut Sutama (2008), air merupakan salah satu unsur yang sangat vital bagi semua makhluk hidup, termasuk ternak domba. Oleh karena itu, air harus selalu tersedia dalam jumlah cukup karena air berfungsi mengatur temperatur tubuh, melancarkan proses pencernaan makanan dan meningkatkan proses metabolisme. E. Manajemen Pemeliharaan Untuk domba yang baru datang, kandang dipisah dengan domba yang lama kurang lebih 1 minggu. Saat awal masuk, domba yang baru diberi obat cacing. Hal ini sesuai pendapat Sutama (2008), salah satu perlakuan saat domba baru datang adalah dengan pemberian obat cacing. Tujuannya menghilangkan cacing dari saluran pencernaan sehingga akan meningkatkan efisiensi penggunaan pakan oleh ternak. Karena cacing merebut nutrisi disaluran pencernaan. Setelah itu, dilakukan penimbangan domba yang baru datang. Dilihat dari segi penimbangan perusahaan masih commit kurang to user baik, karena hanya melakukan

15 digilib.uns.ac.id 23 penimbangan awal dan akhir. Hal ini sesuai pendapat Setiawan (2011) yang menyatakan, salah satu perlakuan awal pada bakalan penggemukan adalah dengan penimbangan. Penimbangan dilakukan untuk mengetahui bobot awal bakalan yang akan digemukan. Penimbangan sebaiknya dilakukan selama penggemukan dengan interval sebulan sekali agar pertumbuhan bakalan dapat diamati. Apabila ada domba yang sakit langsung dipisah dengan domba yang sehat, dan diletakan di kandang karantina untuk dilakukan pengobatan. Menurut Sutama (2008), tindakan yang dapat dilakukan dalam pencegahan penyakit adalah dengan memisahkan domba yang sakit dengan domba yang sehat sehinnga penularan penyakit dapat diperkecil. Pemeliharaan ternak domba meliputi perawatan ternak domba yaitu pemotongan kuku, memandikan dan mencukur rambut. a. Pemotongan Kuku Domba Pemotongan kuku domba yang ada di CV Agro Sembarang Ladang hanya dilakukan bila kuku domba dirasa panjang dengan menggunakan gunting yang tajam. Menurut Sosroamidjojo (1991), kuku ternak tumbuh lebih cepat daripada ausnya kuku, lebih-lebih bila ternak tersebut hanya dikandangkan sehingga gesekan pada kuku kecil sekali. Pada domba dewasa, pemotongan kuku juga merupakan langkah preventif terhadap kemungkinan terjangkitnya penyakit kuku akibat banyak terselipnya kuman-kuman penyakit pada sela-sela kuku. Jika kuku tersebut patah maka akan mengakibatkan luka dan infeksi. b. Memandikan domba Aktivitas memandikan ternak domba di CV Agro Sembarang Ladang dilakukan 3 minggu sekali dan dimandikan saat pagi hari pada saat cuaca cerah. Hal ini sesuai pendapat Setiawan (2011) yang menyatakan ternak yang tidak pernah dimandikan, maka bulunya akan kotor, gembel dan lembab. Keadaan seperti ini merupakan tempat yang baik untuk bersarangnya kuman penyakit, parasit dan jamur yang dapat membahayakan terhadap kesehatan ternak. Ternak yang dimandikan tampak lebih bersih, menarik dan lebih sehat. Ternak domba dimandikan dua kali dalam sebulan.

16 digilib.uns.ac.id 24 c. Mencukur rambut domba Pencukuran rambut domba ekor gemuk (DEG) yang ada di CV Agro Sembarang Ladang hanya dilakukan apabila domba tersebut sudah terlalu panjang rambutnya. Hal ini dilakukan untuk menekan penyakit dan membuat domba menjadi indah. Menurut Sutama (2008) bahwa rambut yang menggumpal dan kotor sebaiknya digunting, karena kondisi rambut yang seperti ini merupakan tempat yang baik untuk bersarangnya penyakit, parasit dan jamur yang dapat mengganggu dan membahayakan kesehatan ternak. Tujuan dilakukan pencukuran yaitu untuk menjaga kesehatan domba dari kuman penyakit dan parasit-parasit luar. Selain untuk pencegahan penyakit, pencukuran juga dilakukan untuk memperindah domba F. Kesehatan Domba Usaha yang dilakukan perusahaan dalam pencegahan penyakit adalah dengan cara memisahkan domba yang baru datang di kandang karantina atau adaptasi dan disuntik obat cacing. Hal ini sesuai pendapat Widi (2007), domba yang berasal dari luar bisa menjadi media pembawa penyakit. Oleh sebab itu sebaiknya dilakukan pemisahan dari ternak yang sudah lama untuk menghindari terjangkitnya penyakit. Pencegahan penyakit juga dilakukan dengan cara sanitasi kandang, setiap 2 minggu sekali kotoran yang berada di kolong kandang dibersihkan. Hal ini sesuai pendapat Sutama (2008) yang menyatakan tindakan yang paling mudah untuk mengendalikan penyakit adalah dengan melakukan pembersihan kandang secara rutin, terutama pada bagian kotoran ternak. Karena kandang yang kotor merupakan media yang baik untuk berkembangnya bibit penyakit. Domba yang sakit dipisahkan dengan ternak yang sehat dan diletakan di kandang karantina dan segera dilakukan pengobatan lebih lanjut sesuai dengan jenis penyakit yang menyerang domba tersebut. Hal ini sesuai pendapat Sutama (2008), tindakan yang dapat dilakukan dalam pencegahan penyakit adalah dengan memisahkan domba yang sakit dengan domba yang sehat sehingga penularan penyakit dapat diperkecil.

17 digilib.uns.ac.id 25 V. SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan kegiatan magang yang telah dilakukan dapat disimpulkan secara umum usaha penggemukan domba di CV. Agro Sembarang Ladang sudah cukup baik. Dilihat dari pemilihan bibit, manajemen pakan, perkandangan dan pengendalian penyakit. Namun demikian ada beberapa kekurangan yaitu atap yang digunakan kurang baik karena terbuat dari seng. Selain itu tidak ada penimbangan secara rutin untuk memantau bobot badan dan limbah belum diolah. B. Saran Atap kandang sebaiknya diganti dengan genteng. Hal ini dikarenakan saat siang hari suhu di kandang cukup tinggi sehingga menurunkan nafsu makan dan lebih banyak mengonsumsi air.. Untuk penimbangan domba sebaiknya dilakukan setiap satu bulan sekali. Limbah dari ternak domba sebaiknya dapat diolah, sehingga dapat mendatangkan pendapatan lebih bagi perusahaan. 25

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Organisasi merupakan suatu gabungan dari orang-orang yang bekerja sama

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Organisasi merupakan suatu gabungan dari orang-orang yang bekerja sama 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Organisasi Organisasi merupakan suatu gabungan dari orang-orang yang bekerja sama dalam suatu pembagian kerja untuk mencapai tujuan bersama (Moekijat, 1990). Fungsi struktur

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kambing Boer berasal dari Afrika Selatan, yang merupakan hasil persilangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kambing Boer berasal dari Afrika Selatan, yang merupakan hasil persilangan 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kambing Boer Jawa (Borja) Kambing Boer berasal dari Afrika Selatan, yang merupakan hasil persilangan antara kambing Afrika lokal tipe kaki panjang dengan kambing yang berasal

Lebih terperinci

BAB VII KANDANG DAN PERKANDANGAN

BAB VII KANDANG DAN PERKANDANGAN SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN AGRIBISNIS TERNAK RIMUNANSIA BAB VII KANDANG DAN PERKANDANGAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA

Lebih terperinci

ANALISIS HASIL USAHA TERNAK SAPI DESA SRIGADING. seperti (kandang, peralatan, bibit, perawatan, pakan, pengobatan, dan tenaga

ANALISIS HASIL USAHA TERNAK SAPI DESA SRIGADING. seperti (kandang, peralatan, bibit, perawatan, pakan, pengobatan, dan tenaga VI. ANALISIS HASIL USAHA TERNAK SAPI DESA SRIGADING A. Ketersediaan Input Dalam mengusahakan ternak sapi ada beberapa input yang harus dipenuhi seperti (kandang, peralatan, bibit, perawatan, pakan, pengobatan,

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN Domba dan Kambing Pemilihan Bibit

HASIL DAN PEMBAHASAN Domba dan Kambing Pemilihan Bibit HASIL DAN PEMBAHASAN Domba dan Kambing Domba dan kambing yang dipelihara di Kawasan Usaha Peternakan Berkah Sepuh Farm meliputi domba ekor tipis dan kambing kacang. Domba yang digunakan sebanyak 51 ekor

Lebih terperinci

V. PROFIL PETERNAK SAPI DESA SRIGADING. responden memberikan gambaran secara umum tentang keadaan dan latar

V. PROFIL PETERNAK SAPI DESA SRIGADING. responden memberikan gambaran secara umum tentang keadaan dan latar V. PROFIL PETERNAK SAPI DESA SRIGADING A. Karakteristik Responden Responden dalam penelitian ini adalah peternak yang mengusahakan anakan ternak sapi dengan jumlah kepemilikan sapi betina minimal 2 ekor.

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Letak Geografis dan Topografi CV. Anugrah Farm

KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Letak Geografis dan Topografi CV. Anugrah Farm IV. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Letak Geografis dan Topografi CV. Anugrah Farm CV. Anugrah Farm terletak di Simpang Curug RT.02/04 Kampung Baru, Desa Curug, Kecamatan Jasinga, Kabupaten Bogor, Provinsi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. untuk penggemukan dan pembibitan sapi potong. Tahun 2003 Pusat Pembibitan dan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. untuk penggemukan dan pembibitan sapi potong. Tahun 2003 Pusat Pembibitan dan BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Keadaan Umum Wilayah Penelitian Pusat Pembibitan dan Penggemukan Ternak Wonggahu pada tahun 2002 dikelola oleh Dinas Pertanian, Peternakan dan Ketahanan Pangan Provinsi Gorontalo

Lebih terperinci

VI ANALISIS ASPEK-ASPEK NON FINANSIAL

VI ANALISIS ASPEK-ASPEK NON FINANSIAL VI ANALISIS ASPEK-ASPEK NON FINANSIAL Analisis aspek kelayakan non finansial dilakukan untuk melihat kondisi lingkungan yang berpengaruh pada proses alternatif pengambilan keputusan terbaik dan untuk mengetahui

Lebih terperinci

Ternak Sapi Potong, Untungnya Penuhi Kantong

Ternak Sapi Potong, Untungnya Penuhi Kantong Ternak Sapi Potong, Untungnya Penuhi Kantong Sampai hari ini tingkat kebutuhan daging sapi baik di dalam maupun di luar negeri masih cenderung sangat tinggi. Sebagai salah satu komoditas hasil peternakan,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. sapi yang meningkat ini tidak diimbangi oleh peningkatan produksi daging sapi

I. PENDAHULUAN. sapi yang meningkat ini tidak diimbangi oleh peningkatan produksi daging sapi I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kebutuhan konsumsi daging sapi penduduk Indonesia cenderung terus meningkat sejalan dengan meningkatnya jumlah penduduk Indonesia dan kesadaran masyarakat akan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Sapi Bakalan

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Sapi Bakalan digilib.uns.ac.id 4 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Sapi Bakalan Sapi pada umumnya digolongkan menjadi tiga kelompok yaitu Bos Indikus (zebu : berpunuk), Bos Taurus dan Bos Sondaikus (Sugeng, 2001). Dijelaskan

Lebih terperinci

Budidaya dan Pakan Ayam Buras. Oleh : Supriadi Loka Pengkajian Teknologi Pertanian Kepulauan Riau.

Budidaya dan Pakan Ayam Buras. Oleh : Supriadi Loka Pengkajian Teknologi Pertanian Kepulauan Riau. Budidaya dan Pakan Ayam Buras Oleh : Supriadi Loka Pengkajian Teknologi Pertanian Kepulauan Riau. PENDAHULUAN Ayam kampung atau ayam bukan ras (BURAS) sudah banyak dipelihara masyarakat khususnya masyarakat

Lebih terperinci

Lampiran 1. Kuisioner Penelitian Desa : Kelompok : I. IDENTITAS RESPONDEN 1. Nama : Umur :...tahun 3. Alamat Tempat Tinggal :......

Lampiran 1. Kuisioner Penelitian Desa : Kelompok : I. IDENTITAS RESPONDEN 1. Nama : Umur :...tahun 3. Alamat Tempat Tinggal :...... LAMPIRAN 50 Lampiran 1. Kuisioner Penelitian Desa : Kelompok : I. IDENTITAS RESPONDEN 1. Nama :... 2. Umur :...tahun 3. Alamat Tempat Tinggal :... 4. Pendidikan Terakhir :.. 5. Mata Pencaharian a. Petani/peternak

Lebih terperinci

TERNAK KAMBING 1. PENDAHULUAN 2. BIBIT

TERNAK KAMBING 1. PENDAHULUAN 2. BIBIT TERNAK KAMBING 1. PENDAHULUAN Ternak kambing sudah lama diusahakan oleh petani atau masyarakat sebagai usaha sampingan atau tabungan karena pemeliharaan dan pemasaran hasil produksi (baik daging, susu,

Lebih terperinci

PENGGEMUKAN SAPI Oleh : Arif fachul anam BP3K Binangun

PENGGEMUKAN SAPI Oleh : Arif fachul anam BP3K Binangun . I. Syarat lokasi kandang PENGGEMUKAN SAPI Oleh : Arif fachul anam BP3K Binangun Sumber air tercukupi 1. Minum 2. Mandi 3. Sanitasi atau Kebersihan Terpisah dari rumah hunian atau padat penduduk Perijinan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Kebutuhan daging sapi setiap tahun selalu meningkat, sementara itu pemenuhan

I. PENDAHULUAN. Kebutuhan daging sapi setiap tahun selalu meningkat, sementara itu pemenuhan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebutuhan daging sapi setiap tahun selalu meningkat, sementara itu pemenuhan kebutuhan daging sapi lebih rendah dibandingkan dengan kebutuhan daging sapi. Ternak sapi,

Lebih terperinci

1. Jenis-jenis Sapi Potong. Beberapa jenis sapi yang digunakan untuk bakalan dalam usaha penggemukan sapi potong di Indonesia adalah :

1. Jenis-jenis Sapi Potong. Beberapa jenis sapi yang digunakan untuk bakalan dalam usaha penggemukan sapi potong di Indonesia adalah : BUDIDAYA SAPI POTONG I. Pendahuluan. Usaha peternakan sapi potong mayoritas masih dengan pola tradisional dan skala usaha sambilan. Hal ini disebabkan oleh besarnya investasi jika dilakukan secara besar

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Kondisi Umum Perusahaan 1. Sejarah Perusahaan Peternakan Dewi merupakan peternakan rakyat yang bergerak di bidang peternakan sapi potong (penggemukan), berlokasi Di Desa Gupit

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE. Materi

MATERI DAN METODE. Materi MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Lokasi Pembuatan biskuit limbah tanaman jagung dan rumput lapang dilakukan di Laboratorium Industri Pakan, Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan, Fakultas Peternakan,

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN digilib.uns.ac.id 21 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Kondisi Umum Lokasi Magang 1. Sejarah Perusahaan CV. Agro Sembarang Ladang adalah perusahaan yang bergerak dibidang peternakan sapi potong khususnya penggemukan

Lebih terperinci

TERNAK KELINCI. Jenis kelinci budidaya

TERNAK KELINCI. Jenis kelinci budidaya TERNAK KELINCI Peluang usaha ternak kelinci cukup menjanjikan karena kelinci termasuk hewan yang gampang dijinakkan, mudah beradaptasi dan cepat berkembangbiak. Secara umum terdapat dua kelompok kelinci,

Lebih terperinci

BERTEMPAT DI GEREJA HKBP MARTAHAN KECAMATAN SIMANINDO KABUPATEN SAMOSIR Oleh: Mangonar Lumbantoruan

BERTEMPAT DI GEREJA HKBP MARTAHAN KECAMATAN SIMANINDO KABUPATEN SAMOSIR Oleh: Mangonar Lumbantoruan LAPORAN PENYULUHAN DALAM RANGKA MERESPON SERANGAN WABAH PENYAKIT NGOROK (Septicae epizootica/se) PADA TERNAK KERBAU DI KABUPATEN SAMOSIR BERTEMPAT DI GEREJA HKBP MARTAHAN KECAMATAN SIMANINDO KABUPATEN

Lebih terperinci

MANAJEMEN PEMELIHARAAN

MANAJEMEN PEMELIHARAAN MANAJEMEN PEMELIHARAAN PERKANDANGAN KANDANG TERNAK LEBIH NYAMAN MEMUDAHKAN TATALAKSANA PEMELIHARAAN LEBIH EFISIEN KANDANG - KONTRUKSI KANDANG SESUAI - MANAJEMEN KESEHATAN BAIK - KONTRUKSI KANDANG TIDAK

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini telah dilaksanakan di Peternakan Domba CV. Mitra Tani Farm, Desa Tegal Waru RT 04 RW 05, Ciampea-Bogor. Waktu penelitian dimulai pada tanggal 24 Agustus

Lebih terperinci

Budidaya Ternak Kambing Dan Domba

Budidaya Ternak Kambing Dan Domba Budidaya Ternak Kambing Dan Domba Disusun oleh : Wasis Budi Hartono ( Penyuluh Pertanian BP3K Sanankulon ) A. Pendahuluan Pola peternakan kambing dan domba potong atau pedaging di Indonesia sebagian besar

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Penelitian Konsumsi Pakan

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Penelitian Konsumsi Pakan HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Penelitian Kandang adalah salah satu kebutuhan penting dalam peternakan. Fungsi utama kandang adalah untuk menjaga supaya ternak tidak berkeliaran dan memudahkan pemantauan

Lebih terperinci

PEMANFAATAN LIMBAH PASAR SEBAGAI PAKAN RUMINANSIA SAPI DAN KAMBING DI DKI JAKARTA

PEMANFAATAN LIMBAH PASAR SEBAGAI PAKAN RUMINANSIA SAPI DAN KAMBING DI DKI JAKARTA PEMANFAATAN LIMBAH PASAR SEBAGAI PAKAN RUMINANSIA SAPI DAN KAMBING DI DKI JAKARTA DKI Jakarta merupakan wilayah terpadat penduduknya di Indonesia dengan kepadatan penduduk mencapai 13,7 ribu/km2 pada tahun

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE. Tabel 3. Komposisi Nutrisi Ransum Komersial.

MATERI DAN METODE. Tabel 3. Komposisi Nutrisi Ransum Komersial. MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian dilaksanakan di CV. Mitra Mandiri Sejahtera Desa Babakan, Kecamatan Ciseeng, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Jarak lokasi kandang penelitian dari tempat pemukiman

Lebih terperinci

BAB III MATERI DAN METODE. Fakultas Peternakan dan Pertanian Universitas Diponegoro, Semarang.

BAB III MATERI DAN METODE. Fakultas Peternakan dan Pertanian Universitas Diponegoro, Semarang. 10 BAB III MATERI DAN METODE Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Juni 2015 sampai September 2015 bertempat di Kandang Kambing Laboratorium Produksi Ternak Potong dan Perah, Fakultas Peternakan dan Pertanian

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE. Materi

MATERI DAN METODE. Materi MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli sampai Agustus 2011. Lokasi penelitian di Kelompok Peternak Kambing Simpay Tampomas, berlokasi di lereng Gunung Tampomas,

Lebih terperinci

Karya ilmiah Peluang bisnis

Karya ilmiah Peluang bisnis Karya ilmiah Peluang bisnis Nama : Muhammad David kadafi Nim : 11.12.5358 Kelas : 11 s1-si 01 Abstrak Peluang Usaha adalah kesempatan yang pasti bisa didapatkan seseorang atau lebih dengan mengandalkan

Lebih terperinci

Sistem Usahatani Terpadu Jagung dan Sapi di Kabupaten Takalar Provinsi Sulawesi Selatan

Sistem Usahatani Terpadu Jagung dan Sapi di Kabupaten Takalar Provinsi Sulawesi Selatan Sistem Usahatani Terpadu Jagung dan Sapi di Kabupaten Takalar Provinsi Sulawesi Selatan Matheus Sariubang, Novia Qomariyah dan A. Nurhayu Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sulawesi Selatan Jl. P. Kemerdekaan

Lebih terperinci

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian kecernaan protein dan retensi nitrogen pakan komplit dengan

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian kecernaan protein dan retensi nitrogen pakan komplit dengan 16 BAB III MATERI DAN METODE Penelitian kecernaan protein dan retensi nitrogen pakan komplit dengan kadar protein dan energi berbeda pada kambing Peranakan Etawa bunting dilaksanakan pada bulan Mei sampai

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Penelitian Kondisi Lingkungan Kelinci dipelihara dalam kandang individu ini ditempatkan dalam kandang besar dengan model atap kandang monitor yang atapnya terbuat dari

Lebih terperinci

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Ternak yang digunakan yaitu Domba Garut betina umur 9-10 bulan sebanyak

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Ternak yang digunakan yaitu Domba Garut betina umur 9-10 bulan sebanyak 24 III BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1 Bahan dan Peralatan Penelitian 3.1.1 Bahan Penelitian Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Ternak Penelitian, Ternak yang digunakan

Lebih terperinci

Gambar 3. Peta Satelit dan Denah Desa Tegalwaru Kecamatan Ciampea (http://maps.google.com, 5 Agustus 2011)

Gambar 3. Peta Satelit dan Denah Desa Tegalwaru Kecamatan Ciampea (http://maps.google.com, 5 Agustus 2011) HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Geografis Wilayah Kabupaten Bogor merupakan wilayah dari Propinsi Jawa Barat yang berbatasan langsung dengan Propinsi Banten dan bagian dari wilayah Jabotabek. Secara geografis,

Lebih terperinci

KLASIFIKASI PENGGEMUKAN KOMODITAS TERNAK SAPI Oleh, Suhardi, S.Pt.,MP

KLASIFIKASI PENGGEMUKAN KOMODITAS TERNAK SAPI Oleh, Suhardi, S.Pt.,MP KLASIFIKASI PENGGEMUKAN KOMODITAS TERNAK SAPI Oleh, Suhardi, S.Pt.,MP INTENSIF SEMI INENSIF EKSTENSIF SAPI Karbohidrat yg mudah larut Hemiselulosa Selulosa Pati Volatile Vatti Acids Karbohidrat By pass

Lebih terperinci

A. UPTD Balai Pembibitan Ternak Sapi Potong

A. UPTD Balai Pembibitan Ternak Sapi Potong A. UPTD Balai Pembibitan Ternak Sapi Potong Keberadaan Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Dinas Peternakan Kabupaten Tanjung Jabung Timur merupakan cerminan performa Dinas Peternakan dalam pembangunan

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Keadaan Umum Tempat Penelitian 4.1.1. Sejarah UPTD BPPTD Margawati Garut Unit Pelaksana Teknis Dinas Balai Pengembangan Perbibitan Ternak Domba atau disingkat UPTD BPPTD yaitu

Lebih terperinci

Nama : MILA SILFIA NIM : Kelas : S1-SI 08

Nama : MILA SILFIA NIM : Kelas : S1-SI 08 Nama : MILA SILFIA NIM : 11.12.5933 Kelas : S1-SI 08 Permintaan daging ayam kampung cenderung mengalami peningkatan dari waktu ke waktu. Hal ini disebabkan oleh kesadaran sebagian masyarakat untuk mengkonsumsi

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Keadaan Umum Lokasi Penelitian

HASIL DAN PEMBAHASAN. Keadaan Umum Lokasi Penelitian HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Lokasi Penelitian Faktor manajemen lingkungan juga berpengaruh terhadap pertumbuhan ternak. Suhu dan kelembaban yang sesuai dengan kondisi fisiologis ternak akan membuat

Lebih terperinci

BAB III MATERI DAN METODE. berbeda dilaksanakan mulai bulan Maret sampai Agustus 2016 di kandang domba

BAB III MATERI DAN METODE. berbeda dilaksanakan mulai bulan Maret sampai Agustus 2016 di kandang domba 12 BAB III MATERI DAN METODE Penelitian mengenai produksi karkas dan non karkas domba ekor tipis jantan lepas sapih yang digemukkan dengan imbangan protein dan energi pakan berbeda dilaksanakan mulai bulan

Lebih terperinci

BAB III MATERI DAN METODE. dilaksanakan pada bulan Maret Juni Lokasi penelitian di kandang

BAB III MATERI DAN METODE. dilaksanakan pada bulan Maret Juni Lokasi penelitian di kandang 9 BAB III MATERI DAN METODE Penelitian dengan judul Evaluasi Panjang Potongan Hijauan yang Berbeda dalam Ransum Kering Terhadap Konsumsi dan Kecernaan Kambing Lokal dilaksanakan pada bulan Maret Juni 2016.

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Ternak yang digunakan dalam penelitian ini yaitu kelinci lokal dengan

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Ternak yang digunakan dalam penelitian ini yaitu kelinci lokal dengan III BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3. Bahan Penelitian 3.. Ternak Percobaan Ternak yang digunakan dalam penelitian ini yaitu kelinci lokal dengan bobot badan 300-900 gram per ekor sebanyak 40 ekor (34 ekor

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE. Materi

MATERI DAN METODE. Materi MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Lapang Ilmu Produksi Ternak Ruminansia Kecil Blok B Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor. Pembuatan pellet dilakukan di

Lebih terperinci

1) Pencarian dan sewa lahan yang digunakan untuk tempat penggemukan sapi. BAB V RENCANA AKSI. 5.1 Kegiatan

1) Pencarian dan sewa lahan yang digunakan untuk tempat penggemukan sapi. BAB V RENCANA AKSI. 5.1 Kegiatan BAB V RENCANA AKSI 5.1 Kegiatan Untuk dapat mulai menjalankan bisnis penggemukan agar mendapatkan hasil yang sesuai dengan yang diharapkan, disusun rencana aksi sebagai acuan dalam melakukan kegiatan sekaligus

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. merah bata dan kaki bagian bawah berwarna putih (Gunawan, 1993). Menurut

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. merah bata dan kaki bagian bawah berwarna putih (Gunawan, 1993). Menurut 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sapi Madura Sapi Madura memiliki ciri-ciri antara lain berwana kecoklatan hingga merah bata dan kaki bagian bawah berwarna putih (Gunawan, 1993). Menurut Sugeng(2005) sapi

Lebih terperinci

MANAJEMEN PENGGEMUKAN SAPI BRAHMAN CROSS HEIFER DI PT. KARYA ANUGERAH RUMPIN, DESA CIBODAS, KECAMATAN RUMPIN, KABUPATEN BOGOR, JAWA BARAT TUGAS AKHIR

MANAJEMEN PENGGEMUKAN SAPI BRAHMAN CROSS HEIFER DI PT. KARYA ANUGERAH RUMPIN, DESA CIBODAS, KECAMATAN RUMPIN, KABUPATEN BOGOR, JAWA BARAT TUGAS AKHIR MANAJEMEN PENGGEMUKAN SAPI BRAHMAN CROSS HEIFER DI PT. KARYA ANUGERAH RUMPIN, DESA CIBODAS, KECAMATAN RUMPIN, KABUPATEN BOGOR, JAWA BARAT TUGAS AKHIR Oleh: YOHANNES BOSCO HANDY WICAKSANA PROGRAM STUDI

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. tumbuhan tersebut. Suatu komunitas tumbuhan dikatakan mempunyai

I. PENDAHULUAN. tumbuhan tersebut. Suatu komunitas tumbuhan dikatakan mempunyai 1 I. PENDAHULUAN Keanekaragaman tumbuhan menggambarkan jumlah spesies tumbuhan yang menyusun suatu komunitas serta merupakan nilai yang menyatakan besarnya jumlah tumbuhan tersebut. Suatu komunitas tumbuhan

Lebih terperinci

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April - Juni 2016 dengan tiga

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April - Juni 2016 dengan tiga 9 BAB III MATERI DAN METODE Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April - Juni 2016 dengan tiga tahap, yaitu : tahap pendahuluan dan tahap perlakuan dilaksanakan di Desa Cepokokuning, Kecamatan Batang,

Lebih terperinci

MENGENAL SECARA SEDERHANA TERNAK AYAM BURAS

MENGENAL SECARA SEDERHANA TERNAK AYAM BURAS MENGENAL SECARA SEDERHANA TERNAK AYAM BURAS OLEH: DWI LESTARI NINGRUM, S.Pt Perkembangan ayam buras (bukan ras) atau lebih dikenal dengan sebutan ayam kampung di Indonesia berkembang pesat dan telah banyak

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. keberhasilan usaha pengembangan peternakan disamping faktor bibit dan

TINJAUAN PUSTAKA. keberhasilan usaha pengembangan peternakan disamping faktor bibit dan TINJAUAN PUSTAKA Sumberdaya Pakan Pakan adalah bahan makanan tunggal atau campuran, baik yang diolah maupun yang tidak diolah, yang diberikan kepada hewan untuk kelangsungan hidup, berproduksi, dan berkembang

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 3. Suhu Kandang Selama Lima Minggu Penelitian Pengukuran Suhu ( o C) Pagi Siang Sore 28-32

HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 3. Suhu Kandang Selama Lima Minggu Penelitian Pengukuran Suhu ( o C) Pagi Siang Sore 28-32 HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Lingkungan Mikro Kandang Kandang Penelitian Kandang penelitian yang digunakan yaitu tipe kandang panggung dengan dinding terbuka. Jarak lantai kandang dengan tanah sekitar

Lebih terperinci

IV. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN. dijangkau dan terhubung dengan daerah-daerah lain di sekitarnya oleh jalur transportasi

IV. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN. dijangkau dan terhubung dengan daerah-daerah lain di sekitarnya oleh jalur transportasi 24 IV. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Letak Geografis Desa Kepuharjo yang berada sekitar 7 Km arah Utara Kecamatan Cangkringan dan 27 Km arah timur laut ibukota Sleman memiliki aksesibilitas baik, mudah

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Peternakan di Indonesia setiap tahunnya mengalami peningkatan, sehingga

I. PENDAHULUAN. Peternakan di Indonesia setiap tahunnya mengalami peningkatan, sehingga 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peternakan di Indonesia setiap tahunnya mengalami peningkatan, sehingga membutuhkan ketersediaan pakan yang cukup untuk ternak. Pakan merupakan hal utama dalam tata laksana

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Perkandangan merupakan segala aspek fisik yang berkaitan dengan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Perkandangan merupakan segala aspek fisik yang berkaitan dengan 2 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Manajemen Perkandangan Perkandangan merupakan segala aspek fisik yang berkaitan dengan kandang dan sarana maupun prasarana yang bersifat sebagai penunjang kelengkapan dalam

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. mengandangkan secara terus-menerus selama periode tertentu yang bertujuan

I. PENDAHULUAN. mengandangkan secara terus-menerus selama periode tertentu yang bertujuan I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sapi potong adalah jenis ternak yang dipelihara untuk menghasilkan daging sebagai produk utamanya. Pemeliharaannya dilakukan dengan cara mengandangkan secara terus-menerus

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu. Materi

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu. Materi MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Industri Pakan, Laboratorium Ilmu dan Teknologi Pakan dan Laboratorium Nutrisi Ternak Perah, Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi

Lebih terperinci

VI. GAMBARAN WILAYAH, KARAKTERISTIK PETERNAKAN SAPI POTONG DAN RESPONDEN PENELITIAN

VI. GAMBARAN WILAYAH, KARAKTERISTIK PETERNAKAN SAPI POTONG DAN RESPONDEN PENELITIAN 93 VI. GAMBARAN WILAYAH, KARAKTERISTIK PETERNAKAN SAPI POTONG DAN RESPONDEN PENELITIAN 6.1. Gambaran Umum Wilayah Penelitian Kabupaten Agam merupakan salah satu kabupaten yang terletak di provinsi Sumatera

Lebih terperinci

FORMULASI RANSUM PADA USAHA TERNAK SAPI PENGGEMUKAN

FORMULASI RANSUM PADA USAHA TERNAK SAPI PENGGEMUKAN AgroinovasI FORMULASI RANSUM PADA USAHA TERNAK SAPI PENGGEMUKAN Usaha penggemukan sapi potong semakin menarik perhatian masyarakat karena begitu besarnya pasar tersedia untuk komoditas ini. Namun demikian,

Lebih terperinci

IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Kabupaten Sumba Timur terletak di wilayah Provinsi Nusa Tenggara Timur

IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Kabupaten Sumba Timur terletak di wilayah Provinsi Nusa Tenggara Timur 25 IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Keadaan Umum Daerah Penelitian Kabupaten Sumba Timur terletak di wilayah Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT). Kabupaten Sumba Timur terletak di antara 119 45 120 52 Bujur

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. yaitu ekor menjadi ekor (BPS, 2016). Peningkatan

PENDAHULUAN. yaitu ekor menjadi ekor (BPS, 2016). Peningkatan I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Ternak Domba Garut merupakan ternak ruminansia kecil yang banyak dipelihara oleh masyarakat, karena pemeliharaannya yang tidak begitu sulit, dan sudah turun temurun dipelihara

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. penggemukan sapi potong. Sapi-sapi potong disini merupakan sapi impor dengan

V. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. penggemukan sapi potong. Sapi-sapi potong disini merupakan sapi impor dengan V. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 5.1. Keadaan Umum Lokasi Perusahaan Perusahaan ini bernama PT Andini Persada Sejahtera atau biasa disebut juga dengan PT APS. PT APS merupakan salah satu perusahaan yang bergerak

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM LOKASI Peternakan Kambing Perah Cordero

KEADAAN UMUM LOKASI Peternakan Kambing Perah Cordero KEADAAN UMUM LOKASI Peternakan Kambing Perah Cordero Peternakan kambing perah Cordero merupakan peternakan kambing perah yang dimiliki oleh 3 orang yaitu Bapak Sauqi Marsyal, Bapak Akhmad Firmansyah, dan

Lebih terperinci

TEKNIS BUDIDAYA SAPI POTONG

TEKNIS BUDIDAYA SAPI POTONG TEKNIS BUDIDAYA SAPI POTONG Oleh : Ir. BERTI PELATIHAN PETANI DAN PELAKU AGRIBISNIS BADAN PELAKSANA PENYULUHAN PERTANIAN, PERIKANAN DAN KEHUTANAN KABUPATEN BONE TA. 2014 1. Sapi Bali 2. Sapi Madura 3.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. pertumbuhan tubuh dan kesehatan manusia. Kebutuhan protein hewani semakin

I. PENDAHULUAN. pertumbuhan tubuh dan kesehatan manusia. Kebutuhan protein hewani semakin I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Protein hewani merupakan zat makanan yang sangat diperlukan untuk pertumbuhan tubuh dan kesehatan manusia. Kebutuhan protein hewani semakin meningkat seiring dengan meningkatnya

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. percobaan, penghasil bulu, pupuk kandang, kulit maupun hias (fancy) dan

PENDAHULUAN. percobaan, penghasil bulu, pupuk kandang, kulit maupun hias (fancy) dan I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ternak kelinci mempunyai beberapa keunggulan sebagai hewan percobaan, penghasil bulu, pupuk kandang, kulit maupun hias (fancy) dan penghasil daging. Selain itu kelinci

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN Kriteria aspek higiene dan sanitasi terdiri dari 7 pernyataan. Total nilai aspek ini berjumlah 7. Penilaian mengenai aspek higiene dan sanitasi yaitu: Aspek dinilai buruk jika nilai < 3 Aspek dinilai cukup

Lebih terperinci

PEMILIHAN DAN PENILAIAN TERNAK SAPI POTONG CALON BIBIT Lambe Todingan*)

PEMILIHAN DAN PENILAIAN TERNAK SAPI POTONG CALON BIBIT Lambe Todingan*) PEMILIHAN DAN PENILAIAN TERNAK SAPI POTONG CALON BIBIT Lambe Todingan*) I. PENDAHULUAN Sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni (IPTEKS) dalam bidang peternakan, maka pengembangan

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE. Waktu dan Lokasi. Materi

MATERI DAN METODE. Waktu dan Lokasi. Materi MATERI DAN METODE Waktu dan Lokasi Penelitian ini dilaksanakan di Kandang B, Laboratorium Biologi Hewan, Pusat Penelitian Sumberdaya Hayati dan Bioteknologi, Laboratorium Terpadu Departemen Ilmu Nutrisi

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE. Materi

MATERI DAN METODE. Materi MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Pelaksanaan penelitian mulai bulan Februari 2012 sampai dengan bulan April 2012. Pembuatan pakan dilaksanakan di CV. Indofeed. Analisis Laboratorium dilakukan di Laboratorium

Lebih terperinci

METODE. Materi. Pakan Pakan yang diberikan selama pemeliharaan yaitu rumput Brachiaria humidicola, kulit ubi jalar dan konsentrat.

METODE. Materi. Pakan Pakan yang diberikan selama pemeliharaan yaitu rumput Brachiaria humidicola, kulit ubi jalar dan konsentrat. METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapangan IPT Ruminansia Kecil serta Laboratorium IPT Ruminansia Besar, Departemen Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan, Fakultas Peternakan,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. lokal (Bos sundaicus), sapi Zebu (Bos indicus) dan sapi Eropa (Bos taurus). Sapi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. lokal (Bos sundaicus), sapi Zebu (Bos indicus) dan sapi Eropa (Bos taurus). Sapi BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sapi Potong Sapi potong pada umumnya digolongkan menjadi tiga kelompok yaitu sapi lokal (Bos sundaicus), sapi Zebu (Bos indicus) dan sapi Eropa (Bos taurus). Sapi potong merupakan

Lebih terperinci

II KAJIAN KEPUSTAKAAN. karena karakteristiknya, seperti tingkat pertumbuhan cepat dan kualitas daging cukup

II KAJIAN KEPUSTAKAAN. karena karakteristiknya, seperti tingkat pertumbuhan cepat dan kualitas daging cukup II KAJIAN KEPUSTAKAAN 2.1 Sapi Potong Sapi potong adalah jenis sapi yang khusus dipelihara untuk digemukkan karena karakteristiknya, seperti tingkat pertumbuhan cepat dan kualitas daging cukup baik. Sapi

Lebih terperinci

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret Juni 2016.Lokasi penelitian di

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret Juni 2016.Lokasi penelitian di 11 BAB III MATERI DAN METODE Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret Juni 2016.Lokasi penelitian di kandang kambing Kelompok Tani Ternak Tunas Melati, di desa Cepoko Kuning, Batang, Jawa Tengah serta

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sapi Madura merupakan hasil persilangan antara sapi Bali (Bos sondaicus)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sapi Madura merupakan hasil persilangan antara sapi Bali (Bos sondaicus) 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penampilan Produksi Sapi Madura Sapi Madura merupakan hasil persilangan antara sapi Bali (Bos sondaicus) dengan sapi PO maupun sapi Brahman, turunan dari Bos indicus. Sapi

Lebih terperinci

KAJIAN KEPUSTAKAAN 2.1 Usaha Ternak Sapi Perah

KAJIAN KEPUSTAKAAN 2.1 Usaha Ternak Sapi Perah II KAJIAN KEPUSTAKAAN 2.1 Usaha Ternak Sapi Perah Perkembangan peternakan sapi perah di Indonesia tidak terlepas dari sejarah perkembangannya dan kebijakan pemerintah sejak zaman Hindia Belanda. Usaha

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. (BBPTU-HPT) Baturraden merupakan pusat pembibitan sapi perah nasional yang

HASIL DAN PEMBAHASAN. (BBPTU-HPT) Baturraden merupakan pusat pembibitan sapi perah nasional yang IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Keadaan Umum BBPTU-HPT Baturraden Balai Besar Pembibitan Ternak Unggul dan Hijauan Pakan Ternak (BBPTU-HPT) Baturraden merupakan pusat pembibitan sapi perah nasional yang ada

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. Lokasi peternakan penggemukan sapi potong Haji Sony berada di Desa Karang

IV. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. Lokasi peternakan penggemukan sapi potong Haji Sony berada di Desa Karang 57 IV. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN A. Lokasi dan Organisasi Perusahaan Lokasi peternakan penggemukan sapi potong Haji Sony berada di Desa Karang Anyar Kecamatan Jati Agung Kabupaten Lampung Selatan Provinsi

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Materi Ternak Percobaan Kandang Bahan dan Alat Prosedur Persiapan Bahan Pakan

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Materi Ternak Percobaan Kandang Bahan dan Alat Prosedur Persiapan Bahan Pakan MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Mei sampai September 2011. Pemeliharaan domba dilakukan di kandang percobaan Laboratorium Ternak Ruminansia Kecil sedangkan

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE. Materi

MATERI DAN METODE. Materi MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Lapang Ilmu Produksi Ternak Ruminansia Kecil Blok B, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor. Waktu penelitian dilaksanakan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Tabel. 2. Perbedaan Domba dan Kambing. Mempunyai kelenjar di bawah mata yang menghasilkan sekresi seperti air mata.

TINJAUAN PUSTAKA. Tabel. 2. Perbedaan Domba dan Kambing. Mempunyai kelenjar di bawah mata yang menghasilkan sekresi seperti air mata. TINJAUAN PUSTAKA Kambing dan Domba Ensminger (2002) menyatakan bahwa kambing dan domba merupakan hewan yang pertama didomestikasi sekitar 7000-6000 SM. Mulyono (2003) menyatakan bahwa banyak kalangan yang

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Lokasi Peternakan Sri Murni

HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Lokasi Peternakan Sri Murni HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Lokasi Setiap peternakan memiliki karakteristik tersendiri baik dari segi sejarah pendirian dan tujuan dari pendirian peternakan serta topografi dan letak koordinat. Perincian

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Kawasan Usaha Peternakan (KUNAK) Sapi Perah berada di Kecamatan

HASIL DAN PEMBAHASAN. Kawasan Usaha Peternakan (KUNAK) Sapi Perah berada di Kecamatan IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Kondisi Umum Daerah Penelitian Kawasan Usaha Peternakan (KUNAK) Sapi Perah berada di Kecamatan Cibungbulang, Kabupaten Bogor. KUNAK didirikan berdasarkan keputusan presiden

Lebih terperinci

BAB III MATERI DAN METODE. dengan kuantitas berbeda dilaksanakan di kandang Laboratorium Produksi Ternak

BAB III MATERI DAN METODE. dengan kuantitas berbeda dilaksanakan di kandang Laboratorium Produksi Ternak 8 BAB III MATERI DAN METODE 3.1. Lokasi Penelitian Penelitian keluaran kreatinin pada urin sapi Madura yang mendapat pakan dengan kuantitas berbeda dilaksanakan di kandang Laboratorium Produksi Ternak

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE. Materi

MATERI DAN METODE. Materi MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di usaha peternakan rakyat yang terletak di Desa Tanjung, Kecamatan Sulang, Kabupaten Rembang, Jawa Tengah. Pelaksanaan penelitian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Pustaka Tipologi usaha peternakan dibagi berdasarkan skala usaha dan kontribusinya terhadap pendapatan peternak, sehingga bisa diklasifikasikan ke dalam kelompok berikut:

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Barat cendrung meningkat dari tahun ke tahun. Berdasarkan data Badan Pusat

I. PENDAHULUAN. Barat cendrung meningkat dari tahun ke tahun. Berdasarkan data Badan Pusat I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permintaan terhadap daging khususnya daging sapi di Propinsi Sumatera Barat cendrung meningkat dari tahun ke tahun. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik Sumatera Barat

Lebih terperinci

3. Pemberian pakan disesuaikan dengan kebutuhan gizi ternak. 4. Prakiraan bobot awal dan akhir penggemukan sebaiknya diketahui untuk memudahkan penent

3. Pemberian pakan disesuaikan dengan kebutuhan gizi ternak. 4. Prakiraan bobot awal dan akhir penggemukan sebaiknya diketahui untuk memudahkan penent PROFIL USAHA PENGGEMUKAN TERNAK DOMBA BAMBANG KUSHARTONO, MAULANA SYARIF HIDAYAT DAN NANI IRIANI Balai Penelitian Ternak Po Box 221 Bogor 16002 RINGKASAN Usaha penggemukan domba dewasa ini cenderung meningkat,

Lebih terperinci

Petunjuk Praktis Manajemen Pengelolaan Limbah Pertanian untuk Pakan Ternak sapi

Petunjuk Praktis Manajemen Pengelolaan Limbah Pertanian untuk Pakan Ternak sapi Manajemen Pengelolaan Limbah Pertanian untuk Pakan Ternak sapi i PETUNJUK PRAKTIS MANAJEMEN PENGELOLAAN LIMBAH PERTANIAN UNTUK PAKAN TERNAK SAPI Penyusun: Nurul Agustini Penyunting: Tanda Sahat Panjaitan

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Penelitian

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Penelitian HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Penelitian Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ternak disamping manajemen pemeliharaan dan pemberian pakan adalah faktor manajemen lingkungan. Suhu dan kelembaban yang

Lebih terperinci

METODE. Materi 10,76 12,09 3,19 20,90 53,16

METODE. Materi 10,76 12,09 3,19 20,90 53,16 METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Nutrisi Ternak Daging dan Kerja Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor. Pemeliharaan ternak percobaan dilakukan dari bulan

Lebih terperinci

Manajemen Perkandangan

Manajemen Perkandangan Manajemen Perkandangan Suhardi, S.Pt.,MP Jurusan/Program Studi Peternakan Fakultas Pertanian Universitas Mulawarman Sistem Perkandangan RU Replacement Unit Rearing Unit Finishing Unit FU VE RrU Veal Unit

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Gambaran Umum PT Widodo Makmur Perkasa Propinsi Lampung

HASIL DAN PEMBAHASAN. Gambaran Umum PT Widodo Makmur Perkasa Propinsi Lampung 18 HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum PT Widodo Makmur Perkasa Propinsi Lampung Gambar 3. Foto Udara PT.Widodo Makmur Perkasa Propinsi Lampung (Sumber: arsip PT.Widodo Makmur Perkasa) PT. Widodo Makmur

Lebih terperinci

TEKNOLOGI BUDIDAYA ITIK DI LAHAN PEKARANGAN Oleh Ermidias Penyuluh Pertanian Madya I.PENDAHULUAN

TEKNOLOGI BUDIDAYA ITIK DI LAHAN PEKARANGAN Oleh Ermidias Penyuluh Pertanian Madya I.PENDAHULUAN TEKNOLOGI BUDIDAYA ITIK DI LAHAN PEKARANGAN Oleh Ermidias Penyuluh Pertanian Madya I.PENDAHULUAN Iitik merupakan ternak unggas penghasil telur yang cukup potensial disamping ayam. Kelebihan ternak itik

Lebih terperinci

MANAJEMEN PENGGEMUKAN SAPI POTONG DI CV. SUMBER BAJA PERKASA KABUPATEN KLATEN

MANAJEMEN PENGGEMUKAN SAPI POTONG DI CV. SUMBER BAJA PERKASA KABUPATEN KLATEN MANAJEMEN PENGGEMUKAN SAPI POTONG DI CV. SUMBER BAJA PERKASA KABUPATEN KLATEN TUGAS AKHIR Oleh : Alfianus Dangga Didy H.3406013 PROGRAM DIPLOMA III AGRIBISNIS PETERNAKAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memenuhi kebutuhan manusia. Untuk meningkatkan produktivitas ternak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memenuhi kebutuhan manusia. Untuk meningkatkan produktivitas ternak 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Usaha Peternakan Peternakan adalah suatu kegiatan usaha untuk meningkatkan biotik berupa hewan ternak dengan cara meningkatkan produksi ternak yang bertujuan untuk memenuhi

Lebih terperinci

ANALISIS EKONOMI PENGGEMUKAN KAMBING KACANG BERBASIS SUMBER DAYA LOKAL. Oleh : M. Jakfar dan Irwan* ABSTRAK

ANALISIS EKONOMI PENGGEMUKAN KAMBING KACANG BERBASIS SUMBER DAYA LOKAL. Oleh : M. Jakfar dan Irwan* ABSTRAK ANALISIS EKONOMI PENGGEMUKAN KAMBING KACANG BERBASIS SUMBER DAYA LOKAL Oleh : M. Jakfar dan Irwan* ABSTRAK Tujuan Penelitian adalah untuk mengetahui usaha penggemukan ternak kambing pola kooperator (perlakuan)

Lebih terperinci

Feed Wafer dan Feed Burger. Ditulis oleh Mukarom Salasa Selasa, 18 Oktober :04 - Update Terakhir Selasa, 18 Oktober :46

Feed Wafer dan Feed Burger. Ditulis oleh Mukarom Salasa Selasa, 18 Oktober :04 - Update Terakhir Selasa, 18 Oktober :46 Pakan mempunyai peranan yang sangat penting didalam kehidupan ternak. Kita ketahui bahwa biaya pakan merupakan biaya terbesar dari total biaya produksi yaitu mencapai 70-80 %. Kelemahan sistem produksi

Lebih terperinci