BAB VII KETERCAPAIAN INDIKATOR PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN DI KOTA SUKABUMI DAN ANALISIS KESENJANGAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB VII KETERCAPAIAN INDIKATOR PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN DI KOTA SUKABUMI DAN ANALISIS KESENJANGAN"

Transkripsi

1 138 BAB VII KETERCAPAIAN INDIKATOR PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN DI KOTA SUKABUMI DAN ANALISIS KESENJANGAN Pada bab ini akan dibahas tentang ketercapaian indikator pembangunan berkelanjutan di Kota Sukabumi dan hasil dari Analisis Kesenjangan yang terjadi antara hasil penelitian sebelumnya. Dari hasil analisis ketercapaian indikator pembangunan berkelanjutan di Kota Sukabumi maka dapat dilihat indikatorindikator pembangunan berkelanjutan apa saja yang menonjol dibandingkan dengan wilayah yang lebih luas, sedangkan dari hasil analisis kesenjangan dapat dilihat kesenjangan apa saja yang terjadi antara hasil penelitian yang telah dilakukan peneliti. 7.1 Ketercapaian Indikator Pembangunan Berkelanjutan di Kota Sukabumi Pembangunan berkelanjutan adalah upaya sadar dan terencana yang memadukan aspek lingkungan hidup,sosial dan ekonomi ke dalam strategi pembangunan untuk menjamin keutuhan lingkungan hidup serta keselamatan,kemampuan, kesejahteraan, dan mutu hidup generasi masa kini dan generasi masa depan. Berdasarkan pengertian tersebut, maka konsep pembangunan berkelanjutan mengintegrasikan masalah lingkungan,sosial,dan ekonomi. Pembangunan berkelanjutan harus bersifat holistik, yaitu mempertimbangkan segala aspek pembangunan, baik ekonomi,sosial, lingkungan, kelembagaan dan lainnya secara berimbang dan terintegrasi. Dengan demikian setiap indikator pembangunan saling terkait dengan indikator pembangunan yang lain. Dalam menghitung analisis pencapaian indikator pembangunan berkelanjutan, peneliti membandingkan pencapaian indikator pembangunan berkelanjutan di Kota Sukabumi dengan wilayah yang lebih luas, yaitu Provinsi Jawa Barat yang kemudian ketercapaiannya tersebut akan divisualisasikan dengan grafik laba-laba. Pencapaian indikator pembangunan berkelanjutan di Kota Sukabumi pada penelitian ini didasarkan pada indikator pembangunan berkelanjutan dari UNCSD (United Nation Commission Sustainable Development) yang terbagi menjadi 9

2 139 tema,16 sub tema dan 28 indikator. Adapun hasil pencapaian indikator pembangunan berkelanjutan di Kota Sukabumi diuraikan sebagai berikut. 1. Tema indikator pembangunan berkelanjutan poverty/kemiskinan Dalam sub tema pendapatan penduduk miskin, jumlah penduduk miskin di Kota Sukabumi masih dibawah nilai indikator terendah secara nasional. Akan tetapi persentase penduduk miskin di Kota Sukabumi (16,4%) masih lebih besar daripada nilai indikator di Provinsi Jawa Barat, walaupun masih dibawah nilai indikator tertinggi nasional.garis kemiskinan di Kota Sukabumi berkisar Rp /kapita/tahun yang lebih tinggi nilainya daripada nilai indikator di Provinsi Jawa Barat dan nilai indikator terendah secara nasional. Indikator pembangunan berkelanjutan dalam sub tema sanitasi, nilai indikator persentase rumah tangga dengan penampungan akhir tinja dengan septic tank di Kota Sukabumi yaitu 49,28% yang berarti masih dibawah nilai indikator Provinsi Jawa Barat dan nilai indikator tertinggi nasional,akan tetapi masih lebih tinggi dari nilai indikator terendah nasional.sedangkan dilihat dari indikator pelayanan air minum, maka di Kota Sukabumi masih dibawah nilai indikator Provinsi Jawa Barat dan nilai indikator tertinggi secara nasional. 2. Tema indikator pembangunan berkelanjutan health/kesehatan Pada tema tentang kesehatan, capaian Kota Sukabumi dalam indikator angka harapan hidup saat lahir yaitu 71,87 tahun dan nilai indikator angka kematian bayi yaitu 34 yang merupakan nilai yang lebih tinggi daripada nilai indikator Provinsi Jawa Barat dan nilai indikator terendah secara nasional. 3. Tema indikator pembangunan berkelanjutan education/pendidikan Pada tema tentang pendidikan, nilai indikator persentase penduduk usia 15 tahun ke atas yang menamatkan pendidikan dasar di Kota Sukabumi yaitu 22,73% masih dibawah nilai indikator Provinsi Jawa Barat dan nilai indikator terendah secara nasional. Akan tetapi apabila dilihat dari nilai indikator Angka Partisipasi Murni (APM) baik SD maupun SMP, Kota Sukabumi mempunyai nilai indikator yang lebih tinggi daripada Provinsi Jawa Barat ataupun nilai indikator tertinggi secara nasional.untuk indikator persentase penduduk usia tahun dengan

3 140 pendidikan tertinggi yang ditamatkan minimal SMA, Kota Sukabumi mencapai nilai sebesar 28,19% yang lebih tinggi daripada nilai indikator di Provinsi Jawa Barat dan nilai indikator terendah secara nasional. Walaupun nilai indikator ini masih dibawah nilai indikator tertinggi secara nasional (55,6%). 4. Tema indikator pembangunan berkelanjutan demographic/kependudukan Pada tema indikator pembangunan ini, jumlah penduduk di Kota Sukabumi ( jiwa) masih dibawah nilai indikator di Provinsi Jawa Barat dan nilai terendah secara nasional. Akan tetapi dalam nilai indikator laju pertumbuhan penduduk, capaian nilai indikator di Kota Sukabumi yaitu 1,31%/tahun sehingga lebih tinggi daripada nilai indikator terendah secara nasional. Nilai indikator angka beban ketergantungan di Kota Sukabumi yaitu 41,64 sehingga lebih tinggi daripada nilai indikator terendah secara nasional.walaupun nilai indikator ini masih dibawah nilai indikator Provinsi Jawa Barat. 5. Tema indikator pembangunan berkelanjutan atmosfhere/atmosfer Pada tema ini nilai indikator perkiraan emisi CO 2 yang berasal dari kendaraan bermotor di Kota Sukabumi yaitu sebesar 11,237 ton per tahun. Nilai capaian indikator ini masih lebih rendah daripada nilai indikator di Provinsi Jawa Barat maupun nilai indikator secara nasional. 6. Tema indikator pembangunan berkelanjutan land/lahan Dalam sub tema pertanian, indikator luas lahan sawah di Kota Sukabumi yaitu1.859 Ha masih dibawah nilai indikator di Provinsi Jawa Barat dan nilai indikator tertinggi secara nasional, akan tetapi lebih tinggi daripada nilai indikator terendah secara nasional. Dalam pencapaian indikator sub tema hutan,nilai indikator persentase luas wilayah hutan terhadap wilayah di Kota Sukabumi (0,1%) masih lebih rendah daripada nilai indikator di Provinsi Jawa Barat dan nilai indikator tertinggi secara nasional. Akan tetapi apabila dibandingkan dengan nilai indikator terendah secara nasional maka pencapaian di Kota Sukabumi lebih tinggi.

4 Tema indikator pembangunan berkelanjutan fresh water/sumber daya air Pada sub tema kuantitas air, pencapaian nilai indikator produksi air dan distribusi air di Kota Sukabumi mencapai juta m3 yang merupakan nilai yang lebih tinggi baik dari Provinsi Jawa Barat maupun nilai indikator secara nasional. Kualitas air dengan indikator kandungan BOD dan COD dalam kandungan air di Kota Sukabumi yaitu 6,99 mg/l dan 60,5 mg/l. Nilai indikator ini masih diatas nilai indikator terendah secara nasional, walaupun masih dibawah nilai tertinggi nasional dan Provinsi Jawa Barat. 8. Tema indikator pembangunan berkelanjutan economic development/pembangunan ekonomi Pada sub tema tampilan makro ekonomi, nilai indikator PDRB per kapita di Kota Sukabumi yaitu Rp yang masih dibawah nilai indikator di Provinsi Jawa Barat, akan tetapi masih diatas nilai indikator terendah secara nasional. Untuk indikator ketenagakerjaan persentase penduduk usia 15 tahun yang bekerja di Kota Sukabumi yaitu 60,89%. Pencapaian nilai indikator ini masih dibawah nilai indikator di Provinsi Jawa Barat dan nilai indikator secara nasional. Pada nilai indikator teknologi informasi dan komunikasi, pencapaian Kota Sukabumi dalam persentase rumah tangga yang memiliki telepon yaitu 20,33%. Nilai indikator ini diatas nilai indikator Provinsi Jawa Barat dan nilai indikator terendah secara nasional. Akan tetapi nilai indikator ini masih dibawah nilai indikator tertinggi secara nasional. 9. Tema indikator pembangunan berkelanjutan consumption and product patterns/bentuk konsumsi dan produksi Pada sub tema penggunaan energi dengan indikator jumlah kendaraan bermotor, maka nilai indikator di Kota Sukabumi yaitu sebesar unit kendaraan yang berarti lebih rendah dari nilai indikator di Provinsi Jawa Barat dan nilai indikator nasional.

5 142 Indeks komposit dapat merangkum temuan-temuan utama dari analisis pencapaian indikator di Kota Sukabumi. Apabila divisualisaikan dalam bentuk grafik laba-laba, maka masing-masing sudut diagram menunjukkan kelompok yang dicakup dalam analisis pencapaian tujuan. Dari 9 tema indikator pembangunan berkelanjutan yang dipilih dalam penelitian ini menghasilkan nilai indeks yang berbeda antara Provinsi Jawa Barat dan Kota Sukabumi.Berdasarkan hasil perhitungan indeks komposit antara dua wilayah tersebut memperlihatkan bahwa dari 9 tema tersebut, nilai indeks komposit indikator pembangunan berkelanjutan di Kota Sukabumi yang lebih dari nilai indeks komposit dari Provinsi Jawa Barat yaitu tema kesehatan, tema pendidikan dan tema sumber daya air. Adapun nilai indeks komposit setiap indikator dari dua wilayah tersebut dapat dapat dilihat pada Tabel 57. Tabel 57Nilai Indeks Komposit dari Pencapaian Indikator Pembangunan Berkelanjutan di Kota Sukabumi dan Provinsi Jawa Barat Tema Indikator Pembangunan Berkelanjutan Provinsi Jawa Barat Kota Sukabumi Poverty/Kemiskinan 1,60 0,73 Health/Kesehatan 0,82 3,98 Education/Pendidikan 3,08 4,97 Demographic/Kependudukan 1,76 1,06 Atmosphere/Atmosfer 0,26 0,00 Land/Lahan 1,02 0,00 Fresh water/sumber daya air 2,67 4,87 Economic Development/Pembangunan 0,69 0,19 Ekonomi Consumption and production 0,27 0,005 patterns/bentuk produksi dan konsumsi Sumber : Hasil analisis,2011 Visualisasi grafik laba-laba yang menunjukkan ketercapaian indikator pembangunan berkelanjutan 9 tema di Kota Sukabumi dibandingkan dengan wilayah yang lebih luas dapat dilihat pada Gambar 27.

6 143 Sumber : Hasil Analisis, Gambar 27 Ketercapaian 9 Tema Indikator Pembangunan Berkelanjutan di Kota Sukabumi dibandingkan dengan Provinsi Jawa Barat Keterangan : : Pencapaian Indikator pembangunan Berkelanjutan di Kota Sukabumi Apabila realita ketercapaian indikator pembangunan berkelanjutan yang menonjol di Kota Sukabumi dikaitkan dengan keempat aspek yang ada dalam pembangunan berkelanjutan, maka ternyata hanya terdapat tiga aspek saja yang ketercapaiannya menonjol di Kota Sukabumi. Aspek tersebut yaitu aspek sosial (faktor rasa aman, kesetaraan dan keadilan), aspek lingkungan (faktor potensi SDA dan neraca SDA), serta aspek kelembagaan (faktor partisipasi dan hak-hak publik). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 58.

7 144 Tabel 58Ketercapaian Indikator Pembangunan Berkelanjutan yang Menonjol di Kota Sukabumi Terkait dengan Prinsip-prinsip Pembangunan Berkelanjutan No. Nilai Indikator Pembangunan Berkelanjutan yang Menonjol Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tercapainya Pembangunan Berkelanjutan Aspek dalam Pembangunan Berkelanjutan 1. Angka harapan hidup saat lahir Rasa Aman Sosial 2. Produksi air Potensi SDA 3. Distribusi air Potensi SDA 4. Rendahnya kandungan BOD & COD Neraca SDA Lingkungan dalam air dan Lingkungan 5. Angka partisipasi murni SD Partisipasi dan Hak-hak Publik 6. Angka partisipasi murni SMP Partisipasi dan Hak-hak Kelembagaan Publik 7. Persentase penduduk usia 15 tahun ke atas yang tamat pendidikan dasar Kesetaraan (SD dan SMP) Sosial 8. Angka melek huruf penduduk usia 15 tahun ke atas Keadilan Sumber : Hasil Analisis, Kesenjangan Antara Persepsi dan Pemahaman Stakeholder dan Masyarakat, Dokumen Perencanaan dan Ketercapaian Indikator Pembangunan Berkelanjutan di Kota Sukabumi Kesenjangan mempunyai arti ketidakseimbangan, ketidaksimetrisan bahkan berarti jurang. Sub bahasan terakhir pada penelitian ini yaitu mencoba mengidentifikasikan ada/tidaknya kesenjangan/gap antara hasil penelitian pertama, kedua, dan ketiga. Hal ini berarti sub bab ini mencoba membahas apakah ada kesenjangan antara persepsi dan pemahaman stakeholders dan masyarakat di Kota Sukabumi, prinsip pembangunan berkelanjutan dalam dokumen perencanaan yang telah dianalisis sebelumnya dengan realita ketercapaian indikator pembangunan berkelanjutan di Kota Sukabumi. Untuk menjawab pertanyaan penelitian tersebut maka peneliti menggunakan Analisis Kesenjangan/gap Kesenjangan Antara Persepsi Stakeholder dan Persepsi Masyarakat Persepsi tentang pembangunan berkelanjutan menurut stakeholder dan masyarakat berbeda satu sama lainnya. Persepsi stakeholder tentang pembangunan berkelanjutan baik menurut pemahaman sendiri maupun berdasarkan struktur AHP memandang bahwa aspek lingkungan merupakan aspek terpenting dalam pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan. Walaupun

8 145 terdapat perbedaan pendapat pada faktor-faktor yang mempengaruhi tercapainya pembangunan berkelanjutan tersebut. Menurut pemahaman sendiri, stakeholder memandang bahwa faktor neraca SDA merupakan faktor yang paling berpengaruh. Sedangkan hasil persepsi stakeholder dengan struktur AHP memandang bahwa faktor degradasi lingkungan yang paling berpengaruh (lihat Tabel 59). Tabel 59Kesenjangan Antara Persepsi Stakeholder dan Persepsi Masyarakat tentang Prinsip Pembangunan Berkelanjutan Pemahaman Stakeholder 1. Lingkungan (Neraca SDA & lingkungan) 2. Sosial (Kesetaraan) 3. Ekonomi(Pendapatan daerah) 4. Kelembagaan (Komunikasi & Koordinasi) Sumber : Hasil Analisis, Persepsi Preferensi Stakeholder pada Struktur AHP 1. Lingkungan (Degradasi lingkungan) 2. Kelembagaan (Partisipasi & hak-hak publik) 3. Ekonomi (Pendapatan 4. Sosial (Keadilan) Masyarakat 1. Sosial (Keadilan) 2. Ekonomi (Pendapatan Masyarakat) 3. Lingkungan (Potensi SDA) Kelembagaan (Komunikasi &Koordinasi) Dari hasil persepsi antara stakeholder dan masyarakat juga memperlihatkan perbedaan dalam aspek tentang pelibatan masyarakat dalam proses perencanaan di Kota Sukabumi. Stakeholder memandang bahwa masyarakat sudah dilibatkan terhadap perencanaan di Kota Sukabumi, sedangkan masyarakat memandang sebaliknya. Sehingga peneliti membuat kesimpulan bahwa di Kota Sukabumi, pelibatan masyarakat dalam perencanaan belumlah maksimal dan Pemerintah Kota Sukabumi haruslah mencari cara yang lebih baik untuk melibatkan masyarakat dalam perencanaan tersebut Analisis Kesenjangan Antara Dokumen Perencanaan dengan Kondisi Eksisting Di Kota Sukabumi Dokumen perencanaan yang telah dibahas pada sub bab sebelumnya yaitu RPJPD Kota Sukabumi Tahun dan Draft RTRW Kota Sukabumi Tahun Analisis Kesenjangan yang diharapkan pada sub bab ini yaitu

9 146 adanya gap/kesenjangan antara hal-hal yang diinginkan dalam dokumen perencanaan apabila dibandingkan dengan kenyataan yang ada. Disebutkan dalam RPJPD Kota Sukabumi Tahun , bahwa untuk mencapai sasaran pokok yang dimaksudkan dalam uraian RPJPD Kota Sukabumi Tahun , maka pembangunan jangka panjang membutuhkan tahapan dan skala prioritas yang akan menjadi agenda dalam rencana pembangunan jangka menengah. Tahapan dan skala prioritas yang ditetapkan mencerminkan urgensi permasalahan yang segera diselesaikan tanpa mengabaikan permasalahan lainnya, oleh karena itu tekanan skala prioritas dalam setiap tahapan berbeda-beda, tapi semua itu harus berkesinambungan dari periode ke periode berikutnya. Untuk mewujudkan sasaran pokok pembangunan jangka panjang tersebut, maka dibuatlah indikator makro pembangunan setiap tahapnya (seperti tercantum pada Bab IV). Adapun indikator makro pembangunan yang akan dianalisis yaitu Tahun Dari hasil analisis kesenjangan pada indikator tersebut dapat diketahui bahwa dari 25 indikator makro pembangunan Tahun 2009 terdapat 11 nilai kesenjangan yang positif (kondisi eksisting > target) dan 14 nilai kesenjangan negatif (kondisi eksisting<target). Akan tetapi apabila ditelaah nilai tersebut mempunyai dua indikasi yaitu nilai kesenjangan yang membutuhkan perhatian dari Pemerintah Kota Sukabumi untuk perbaikan di masa yang akan datang dan nilai kesenjangan yang mengindikasikan keberhasilan program Pemerintah Kota Sukabumi. Pada indikator pembangunan kesejahteraan dan pemerataan ekonomi terlihat bahwa indikator laju pertumbuhan ekonomi dan daya beli memerlukan perhatian khusus untuk perbaikan di masa yang akan datang. Akan tetapi dalam indikator kesejahteraan sosial dan kesehatan, hampir semua indikator memerlukan perhatian yang lebih baik di masa yang akan datang. Lain halnya pada indikator pembangunan kemiskinan dan keuangan daerah yang memperlihatkan adanya keberhasilan program pemerintah dengan nilai-nilai kesenjangan yang positif. Akan tetapi nilai indikator indeks pembangunan manusia di Kota Sukabumi masih dibawah target yang diharapkan.

10 147 Adapun nilai kesenjangan pada indikator makro pembangunan antara kondisi eksisting Tahun 2009 dan target yang ditentukan dalam tahapan pembangunan Tahun dapat dilihat pada Gambar 28 dan Tabel 60. Sumber : Hasil Analisis,2011 Gambar 28Pengukuran Kinerja Indikator Makro Pembangunan di Kota Sukabumi Tahun 2009

11 148 Tabel 60 Nilai Kesenjangan Antara Target dalam Tahapan Rencana Tahun dengan Kondisi Eksisting Tahun 2009 No. Indikator Pembangunan Target 2009 Kondisi Eksisting Tahun 2009 Nilai Kesenjangan (Kondisi Eksisting Target) 1. Kesejahteraan dan Pemerataan ekonomi Jumlah Penduduk (7.478) Laju Pertumbuhan Penduduk (LPP / %) 2,37 1,31 (1,06) Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE / %) 6,76 6,14 (0,62) Inflasi (%) Asumsi 6,27 3,49 (2,78) Ketimpangan Kemakmuran (Gini Ratio) 0,2 0,265 0,07 Pendapatan Perkapita (Rp.) / tahun Daya Beli (Rp.ribu) per jiwa / bulan Kesejahteraan Sosial Angka Melek Huruf (AMH / %) 99,47 97,32 (2) Angka Rata-Rata Lama Sekolah (RLS / tahun 10,01 11,05 1,04 Angka Partisipasi Murni (APM / tahun) - SD / MI / Paket A 99,99 99,7 (0,29) - SMP / MTs / Paket B 99,94 99,75 (0,19) - SMU / MA / Paket C 99,15 92,21 (6,94) Angka Partisipasi Kasar (APK / tahun) - SD / MI / Paket A 116,56 90,39 (26) - SMP / MTs / Paket B 107,49 95,29 (12) - SMA / Paket C 103,39 60,14 (43) 3. Kesehatan Angka Usia Harapan Hidup (AHH / tahun) 72,54 71,87 (0,67) Angka Kematian Bayi (AKB / kelahiran hidup) 29, Kemiskinan Jumlah Penduduk Miskin (Jiwa) (20.342) Persentase Penduduk Miskin (%) 22,99 16,4 (6,59) Ketenagakerjaan Angka Partisipasi Angkatan Kerja (%) 45,56 57, Keuangan Daerah Pendapatan Asli Daerah (PAD) Dana Perimbangan Lain-Lain Pendapatan Yang Sah APBD Indeks Pembangunan Manusia (IPM) 76,55 74,49 (2) Sumber : Hasil Analisis,2011. Keterangan : : Nilai kesenjangan yang mengindikasikan perlunya perbaikan di masa yang akan datang : Nilai kesenjangan yang mengindikasikan keberhasilan program pembangunan Apabila hasil Analisis Isi (content analysis) dari RPJPD Kota Sukabumi Tahun dibandingkan dengan hasil persepsi stakeholder yang nota bene merupakan pelaku dibalik penyusunan dokumen tersebut, maka terdapat kesenjangan seperti yang ditunjukkan pada Tabel 61.

12 149 Tabel 61Kesenjangan Antara Hasil Persepsi Stakeholder dengan Hasil Analisis Isi pada RPJPD Kota Sukabumi Tahun Pemahaman Stakeholder Persepsi 1. Lingkungan (Neraca SDA & lingkungan) 2. Sosial (Kesetaraan) 3. Ekonomi (Pendapatan daerah) 4. Kelembagaan (Komunikasi & koordinasi) Sumber : Hasil Analisis,2011. Preferensi Stakeholder pada Struktur AHP 1. Lingkungan (Degradasi lingkungan) 2. Kelembagaan (Partisipasi & hak-hak publik) 3. Ekonomi (Pendapatan 4. Sosial (Keadilan) Hasil Analisis Isi RPJPD Kota Sukabumi Tahun Sosial (Menghargai perbedaan) 2. Ekonomi (Pendapatan 3. Kelembagaan (Komunikasi & Koordinasi) 4. Lingkungan (Neraca SDA & Lingkungan) Untuk draft RTRW Kota Sukabumi Tahun , karena proses legalisasi dokumen perencanaan tersebut belum sampai ke peraturan daerah, maka keterkaitan antara nomenklatur dalam dokumen tersebut dengan realita ketercapaiannya belum dapat dikaji. Peneliti hanya mengkaji analisis kesenjangan yang dihasilkan dari analisis isi pada draft RTRW Kota Sukabumi Tahun dengan hasil analisis AHP persepsi Stakeholders yang merupakan pelaku dalam proses penyusunan draft tersebut. Adapun hasil Analisis Kesenjangan pada penelitian tersebut dapat dilihat pada Tabel 62. Tabel 62 Kesenjangan Antara Hasil Persepsi Stakeholder dengan Hasil Analisis Isi pada Draft RTRW Kota Sukabumi Tahun Pemahaman Stakeholder Persepsi 1. Lingkungan (Neraca SDA & lingkungan) 2. Sosial (Kesetaraan) 3. Ekonomi (Pendapatan daerah) 4. Kelembagaan (Komunikasi & koordinasi) Preferensi Stakeholder pada Struktur AHP 1. Lingkungan (Degradasi lingkungan) 2. Kelembagaan (Partisipasi & hak-hak publik) 3. Ekonomi (Pendapatan 4. Sosial (Keadilan) Hasil Analisis Isi RTRW Kota Sukabumi Tahun Lingkungan (Potensi SDA) 2. Ekonomi (Pendapatan daerah) dan Kelembagaan (Komunikasi & Koordinasi serta kepemimpinan) 3. Sosial (Keadilan) Sumber : Hasil Analisis,2011.

13 Analisis Kesenjangan Dalam Ketercapaian Indikator Pembangunan Berkelanjutan di Kota Sukabumi Hasil analisis pencapaian indikator pembangunan berkelanjutan di Kota Sukabumi yang dibandingkan dengan wilayah yang lebih luas (Jawa Barat) menghasilkan nilai-nilai indeks komposit. Dari nilai indeks komposit tersebut maka diketahui bahwa ada 3 tema indikator pembangunan berkelanjutan yang mempunyai nilai indeks komposit yang lebih tinggi daripada nilai indeks komposit Provinsi Jawa Barat. Nilai indeks komposit tersebut yaitu pada tema pendidikan, tema kesehatan, dan tema sumberdaya air. Akan tetapi apabila hasil analisis ini digabungkan dengan hasil analisis persepsi dari stakeholders mengenai urutan prioritas faktor yang mempengaruhi pembangunan berkelanjutan dan hasil Analisis Isi pada RPJPD Kota Sukabumi Tahun , maka terdapat 6 indikator pembangunan berkelanjutan faktual yang sesuai. Untuk lebih jelasnya kesesuaian tersebut dapat dilihat pada Tabel 63. Tabel 63 Kesenjangan Antara Hasil Persepsi Stakeholder, Hasil Analisis Isi RPJPD Kota Sukabumi Tahun dengan Realita Ketercapaian Indikator Pembangunan Berkelanjutan di Kota Sukabumi Persepsi Pemahaman Stakeholder 1. Lingkungan (Neraca SDA &lingkungan) 2. Sosial (Kesetaraan) 3. Ekonomi (Pendapatan daerah) 4. Kelembagaan (Komunikasi & koordinasi) Sumber : Hasil Analisis,2011. Preferensi Stakeholder pada Struktur AHP 1. Lingkungan (Degradasi lingkungan) 2. Kelembagaan (Partisipasi & hak-hak publik) 3. Ekonomi (Pendapatan 4. Sosial (Keadilan) Hasil Analisis Isi RPJPD Kota Sukabumi Tahun Sosial (Menghargai perbedaan) 2. Ekonomi (Pendapatan 3. Kelembagaan (Komunikasi &Koordinasi) 4. Lingkungan (Neraca SDA & Lingkungan) Realita Ketercapaian Indikator pembangunan Berkelanjutan 1. Sosial (Rasa Aman) 2. Lingkungan (Potensi SDA) 3. Kelembagaan (Partisipasi & Hak-hak publik) Adapun kesenjangan yang terjadi antara hasil-hasil penelitian secara lengkapnya dapat dilihat pada Tabel 64. Urutan prioritas prinsip pembangunan berkelanjutan ternyata berbeda-beda untuk setiap obyek penelitian. Penentuan faktor-faktor yang paling berpengaruh pada setiap aspek pembangunan

14 151 berkelanjutan juga berbeda pada setiap hasil penelitian. Tidak semua aspek dalam prinsip pembangunan berkelanjutan ada pada setiap hasil penelitian terutama pada realita ketercapaian indikator pembangunan berkelanjutan.

15 152 Tabel 64 Hasil Output Penelitian Pemahaman Stakeholder Persepsi Hasil Analisis Isi Preferensi Stakeholder pada Struktur AHP Masyarakat RPJPD Kota Sukabumi Tahun Hasil Analisis Isi RTRW Kota Sukabumi Tahun Realita Ketercapaian Indikator pembangunan Berkelanjutan 1. Lingkungan (Neraca SDA & lingkungan) 2. Sosial (Kesetaraan) 3. Ekonomi (Pendapatan daerah) 4. Kelembagaan (Komunikasi & Koordinasi 1. Lingkungan (Degradasi lingkungan) 2. Kelembagaan (Partisipasi & hakhak publik) 3. Ekonomi (Pendapatan 4. Sosial (Keadilan) 1. Sosial (Keadilan) 2. Ekonomi (Pendapatan Masyarakat) 3. Lingkungan (Potensi SDA) Kelembagaan (Komunikasi & Koordinasi 1. Sosial (Menghargai perbedaan) 2. Ekonomi (Pendapatan 3. Kelembagaan (Komunikasi & Koordinasi) 4. Lingkungan (Neraca SDA & Lingkungan 1. Lingkungan (Potensi SDA) 2. Ekonomi (Pendapatan daerah) dan Kelembagaan (Komunikasi & koordinasi serta kepemimpinan) 3. Sosial (Keadilan) 1. Sosial (Rasa Aman) 2. Lingkungan (Potensi SDA) 3. Kelembagaan (Partisipasi & Hak-hak publik) Sumber : Hasil Analisis, 2011.

Lampiran 1 Kuesioner untuk Stakeholder PENDAHULUAN

Lampiran 1 Kuesioner untuk Stakeholder PENDAHULUAN 162 Lampiran 1 Kuesioner untuk Stakeholder PENDAHULUAN Dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Sains pada Program Studi Ilmu Perencanaan Wilayah (PS PWL), Institut Pertanian

Lebih terperinci

Daftar Tabel. Halaman

Daftar Tabel. Halaman Daftar Tabel Halaman Tabel 3.1 Luas Wilayah Menurut Kecamatan di Kab. Sumedang Tahun 2008... 34 Tabel 3.2 Kelompok Ketinggian Menurut Kecamatan di Kabupaten Sumedang Tahun 2008... 36 Tabel 3.3 Curah Hujan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Halaman. X-ii. RPJMD Kabupaten Ciamis Tahun

DAFTAR ISI. Halaman. X-ii. RPJMD Kabupaten Ciamis Tahun DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii DAFTAR TABEL... v DAFTAR GAMBAR... xii DAFTAR GRAFIK... xiii BAB I PENDAHULUAN... I-1 1.1. Latar Belakang... I-1 1.2. Dasar Hukum Penyusunan... I-5

Lebih terperinci

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2015

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2015 Lampiran I Peraturan Bupati Pekalongan Nomor : 15 Tahun 2014 Tanggal : 30 Mei 2014 RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2015 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Dokumen perencanaan

Lebih terperinci

4 GAMBARAN UMUM KOTA BOGOR

4 GAMBARAN UMUM KOTA BOGOR 44 Keterbatasan Kajian Penelitian PKL di suatu perkotaan sangat kompleks karena melibatkan banyak stakeholder, membutuhkan banyak biaya, waktu dan tenaga. Dengan demikian, penelitian ini memiliki beberapa

Lebih terperinci

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2016 BAB I PENDAHULUAN

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2016 BAB I PENDAHULUAN Lampiran I Peraturan Bupati Pekalongan Nomor : 17 Tahun 2015 Tanggal : 29 Mei 2015 RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2016 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemerintah

Lebih terperinci

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Mandailing Natal Tahun

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Mandailing Natal Tahun VIII-1VIII-1 Komitmen Bupati Mandailing Natal yang akhirnya menjadi visi daerah adalah terwujudnya masyarakat Kabupaten Mandailing Natal yang yang Religius, Mandiri, Sehat dan Sejahtera melalui Peningkatan

Lebih terperinci

RINGKASAN EKSEKUTIF BUKU INDIKATOR MAKRO PEMBANGUNAN EKONOMI KABUPATEN BEKASI 2012

RINGKASAN EKSEKUTIF BUKU INDIKATOR MAKRO PEMBANGUNAN EKONOMI KABUPATEN BEKASI 2012 RINGKASAN EKSEKUTIF BUKU INDIKATOR MAKRO PEMBANGUNAN EKONOMI KABUPATEN BEKASI 1 Halaman Daftar Isi Daftar Isi... 2 Kata Pengantar... 3 Indikator Makro Pembangunan Ekonomi... 4 Laju Pertumbuhan Penduduk...

Lebih terperinci

DAFTAR TABEL PENGGUNAAN TANAH DI KOTA PEKALONGAN PER KECAMATAN TAHUN LUAS PENGGUNAAN TANAH/LAHAN DI KOTA PEKALONGAN TAHUN 2012/

DAFTAR TABEL PENGGUNAAN TANAH DI KOTA PEKALONGAN PER KECAMATAN TAHUN LUAS PENGGUNAAN TANAH/LAHAN DI KOTA PEKALONGAN TAHUN 2012/ DAFTAR TABEL TABEL 1.1 TABEL 1.2 TABEL 1.3 PENGGUNAAN TANAH DI KOTA PEKALONGAN PER KECAMATAN TAHUN 2012 3 LUAS PENGGUNAAN TANAH/LAHAN DI KOTA PEKALONGAN TAHUN 2012/2013 4 PDRB ATAS DASAR\ HARGA BERLAKU

Lebih terperinci

BAB IX PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH

BAB IX PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH BAB IX PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH Penetapan indikator kinerja daerah bertujuan untuk memberikan gambaran mengenai ukuran keberhasilan pencapaian visi dan misi Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah

Lebih terperinci

BAB VI PRINSIP PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN DALAM DOKUMEN PERENCANAAN WILAYAH DI KOTA SUKABUMI

BAB VI PRINSIP PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN DALAM DOKUMEN PERENCANAAN WILAYAH DI KOTA SUKABUMI 127 BAB VI PRINSIP PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN DALAM DOKUMEN PERENCANAAN WILAYAH DI KOTA SUKABUMI Rustiadi etal. (2009) menyebutkan bahwa perencanaan adalah suatu proses menentukan apa yang ingin dicapai

Lebih terperinci

RPJMD KABUPATEN LINGGA DAFTAR ISI. Daftar Isi Daftar Tabel Daftar Gambar

RPJMD KABUPATEN LINGGA DAFTAR ISI. Daftar Isi Daftar Tabel Daftar Gambar Daftar Isi Daftar Tabel Daftar Gambar i ii vii Bab I PENDAHULUAN I-1 1.1 Latar Belakang I-1 1.2 Dasar Hukum I-2 1.3 Hubungan Antar Dokumen 1-4 1.4 Sistematika Penulisan 1-6 1.5 Maksud dan Tujuan 1-7 Bab

Lebih terperinci

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KOTA TANGERANG SELATAN

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KOTA TANGERANG SELATAN Kata Pengantar... i Daftar Isi... ii Daftar Tabel... v Daftar Gambar... ix Daftar Isi BAB I Pendahuluan... I-1 1.1. Latar Belakang... I-1 1.2. Dasar Hukum Penyusunan... I-4 1.3. Hubungan Antar Dokumen...

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 14 TAHUN 2013 SERI E.10 PERATURAN BUPATI CIREBON NOMOR 14 TAHUN 2013 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 14 TAHUN 2013 SERI E.10 PERATURAN BUPATI CIREBON NOMOR 14 TAHUN 2013 TENTANG BERITA DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 14 TAHUN 2013 SERI E.10 PERATURAN BUPATI CIREBON NOMOR 14 TAHUN 2013 TENTANG INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) KABUPATEN CIREBON TAHUN 2013 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH

PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH PROVINSI LAMPUNG 2015 2019 PROVINSI LAMPUNG 2015 2019 BAB IX PENETAPAN INDIKATOR KINERJA Penetapan indikator kinerja daerah bertujuan untuk memberikan gambaran mengenai ukuran keberhasilan pencapaian visi

Lebih terperinci

DAFTAR TABEL. Tabel 2.1 Luas Wilayah Menurut Kecamatan dan Desa/Kelurahan... 17

DAFTAR TABEL. Tabel 2.1 Luas Wilayah Menurut Kecamatan dan Desa/Kelurahan... 17 DAFTAR TABEL Taks Halaman Tabel 2.1 Luas Wilayah Menurut Kecamatan dan Desa/Kelurahan... 17 Tabel 2.2 Posisi dan Tinggi Wilayah Diatas Permukaan Laut (DPL) Menurut Kecamatan di Kabupaten Mamasa... 26 Tabel

Lebih terperinci

Tahun Penduduk menurut Kecamatan dan Agama Kabupaten Jeneponto

Tahun Penduduk menurut Kecamatan dan Agama Kabupaten Jeneponto DAFTAR TABEL Tabel 2.1 Luas Wilayah menurut Kecamatan di Kabupaten Jeneponto... II-2 Tabel 2.2 Jenis Kebencanaan dan Sebarannya... II-7 Tabel 2.3 Pertumbuhan Penduduk Kabupaten Jeneponto Tahun 2008-2012...

Lebih terperinci

BAB I KONDISI MAKRO PEMBANGUNAN JAWA BARAT

BAB I KONDISI MAKRO PEMBANGUNAN JAWA BARAT BAB I KONDISI MAKRO PEMBANGUNAN JAWA BARAT 1.1. Indeks Pembangunan Manusia (IPM) beserta Komponennya Angka Partisipasi Kasar (APK) SLTP meningkat di tahun 2013 sebesar 1.30 persen dibandingkan pada tahun

Lebih terperinci

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI...

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI... Halaman PERATURAN DAERAH KOTA SURAKARTA NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KOTA SURAKARTA TAHUN 2016-2021... 1 BAB I PENDAHULUAN...

Lebih terperinci

2.2 EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM DAN KEGIATAN RKPD SAMPAI DENGAN TAHUN 2013 DAN REALISASI RPJMD

2.2 EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM DAN KEGIATAN RKPD SAMPAI DENGAN TAHUN 2013 DAN REALISASI RPJMD 143 2.2 EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM DAN KEGIATAN RKPD SAMPAI DENGAN TAHUN 2013 DAN REALISASI RPJMD 2.2.1 Evaluasi Indikator Kinerja Utama Pembangunan Daerah Kinerja pembangunan Jawa Timur tahun 2013 diukur

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017 GUBERNUR KALIMANTAN BARAT PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan dan akuntabel serta berorientasi pada hasil, yang bertanda tangan di bawah

Lebih terperinci

IKU Pemerintah Provinsi Jambi

IKU Pemerintah Provinsi Jambi Pemerintah Provinsi Jambi dalam menjalankan pemerintahan dan pelaksanaan pembangunan senantiasa memperhatikan visi, misi, strategi dan arah kebijakan pembangunan. Untuk itu, dalam mewujudkan capaian keberhasilan

Lebih terperinci

BUPATI ACEH TENGAH بوفاتي ا چیھ تثھ PERATURAN BUPATI ACEH TENGAH NOMOR 04 TAHUN 2016

BUPATI ACEH TENGAH بوفاتي ا چیھ تثھ PERATURAN BUPATI ACEH TENGAH NOMOR 04 TAHUN 2016 BUPATI ACEH TENGAH بوفاتي ا چیھ تثھ PERATURAN BUPATI ACEH TENGAH NOMOR 04 TAHUN 2016 TENTANG PENETAPAN INDIKATOR KINERJA UTAMA PEMERINTAH KABUPATEN ACEH TENGAH TAHUN 2012 2017 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

BAB IX PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH

BAB IX PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH BAB IX PENETAPAN INDIKATOR Pemerintah Provinsi Banten Penetapan indikator kinerja daerah bertujuan untuk memberikan gambaran mengenai ukuran keberhasilan pencapaian visi dan misi Kepala Daerah dan Wakil

Lebih terperinci

Tabel 9.1 Penetapan Indikator Kinerja Daerah terhadap Capaian Kinerja Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Kabupaten Kuningan

Tabel 9.1 Penetapan Indikator Kinerja Daerah terhadap Capaian Kinerja Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Kabupaten Kuningan Tabel 9.1 Penetapan Indikator Kinerja Daerah terhadap Capaian Kinerja Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Kabupaten Kuningan NO 2018 A ASPEK KESEJAHTERAAN MASYARAKAT 1 PDRB per Kapita (juta rupiah) - PDRB

Lebih terperinci

BAB IX PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH

BAB IX PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH BAB IX PENETAPAN INDIKATOR DAERAH Untuk mengukur tingkat keberhasilan atau pencapaian visi dan misi bupati dan wakil bupati pada akhir periode masa jabatan, maka ditetapkanlah beberapa indikator kinerja

Lebih terperinci

BAB IX PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH

BAB IX PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH BAB IX PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH Penetapan indikator kinerja atau ukuran kinerja akan digunakan untuk mengukur kinerja atau keberhasilan organisasi. Pengukuran kinerja organisasi akan dapat dilakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keberhasilan reformasi sosial politik di Indonesia. Reformasi tersebut

BAB I PENDAHULUAN. keberhasilan reformasi sosial politik di Indonesia. Reformasi tersebut BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sistem desentralistik atau otonomi daerah merupakan salah satu keberhasilan reformasi sosial politik di Indonesia. Reformasi tersebut dilatarbelakangi oleh pelaksanaan

Lebih terperinci

D A F T A R I S I Halaman

D A F T A R I S I Halaman D A F T A R I S I Halaman B A B I PENDAHULUAN I-1 1.1 Latar Belakang I-1 1.2 Dasar Hukum Penyusunan I-2 1.3 Hubungan RPJM dengan Dokumen Perencanaan Lainnya I-3 1.4 Sistematika Penulisan I-7 1.5 Maksud

Lebih terperinci

BAB II JAWA BARAT DALAM KONSTELASI NASIONAL

BAB II JAWA BARAT DALAM KONSTELASI NASIONAL BAB II JAWA BARAT DALAM KONSTELASI NASIONAL 2.1 Indeks Pembangunan Manusia beserta Komponennya Indikator Indeks Pembangunan Manusia (IPM; Human Development Index) merupakan salah satu indikator untuk mengukur

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM DAERAH DAN ISU STRATEGIS... II-1

BAB II GAMBARAN UMUM DAERAH DAN ISU STRATEGIS... II-1 DAFTAR ISI DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... BAB I PENDAHULUAN... I-1 1.1 LATAR BELAKANG... I-1 2.1 MAKSUD DAN TUJUAN... I-2 1.2.1 MAKSUD... I-2 1.2.2 TUJUAN... I-2 1.3 LANDASAN PENYUSUNAN...

Lebih terperinci

Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Bangka Barat Tahun 2014 DAFTAR ISI

Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Bangka Barat Tahun 2014 DAFTAR ISI DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ------------------------------------------------------------------------------------------------------ i DAFTAR ISI ------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Lebih terperinci

Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Pemerintah. Kabupaten Gowa ditetapkan berdasarkan Peraturan Daerah

Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Pemerintah. Kabupaten Gowa ditetapkan berdasarkan Peraturan Daerah Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Pemerintah Kabupaten Gowa ditetapkan berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Gowa Nomor: 3 Tahun 2010 Tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Tahun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Dasar Hukum

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Dasar Hukum BAB I PENDAHULUAN 1.1. Dasar Hukum Dasar hukum penyusunan Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2016, adalah sebagai berikut: 1. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1950 tentang

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. BAB II. GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH... II Aspek Geografi Dan Demografi... II-2

DAFTAR ISI. BAB II. GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH... II Aspek Geografi Dan Demografi... II-2 DAFTAR ISI DAFTAR ISI Hal DAFTAR ISI... i DAFTAR TABEL... v DAFTAR GAMBAR... xix BAB I. PENDAHULUAN... I-1 1.1. Latar Belakang... I-1 1.2. Dasar Hukum Penyusunan... I-4 1.3. Hubungan Antar Dokumen RPJMD

Lebih terperinci

DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR

DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR ISI DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR Halaman i ii v BAB I PENDAHULUAN 1 1.1 Latar Belakang 1 1.2 Proses Penyusunan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Tahun 2016 2 1.3 Dasar Hukum Penyusunan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Cibinong, Maret 2014 Bupati Bogor, RACHMAT YASIN

KATA PENGANTAR. Cibinong, Maret 2014 Bupati Bogor, RACHMAT YASIN KATA PENGANTAR Alhamdulillah, segala puji dan syukur senantiasa kita panjatkan kepada Allah SWT, karena atas berkat rahmat dan hidayah-nya, maka Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP)

Lebih terperinci

Daftar Tabel Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD ) Kab. Jeneponto Tahun 2016

Daftar Tabel Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD ) Kab. Jeneponto Tahun 2016 Daftar Tabel Tabel 2.1 Luas Wialayah menurut Kecamatan di Kabupaten Jeneponto... II-2 Tabel 2.2 Daerah Aliran Sungai (DAS) di Wilayah Kabupaten Jeneponto berdasarkan BPS... II-5 Tabel 2.3 Daerah Aliran

Lebih terperinci

GUBERNUR KALIMANTAN BARAT,

GUBERNUR KALIMANTAN BARAT, GUBERNUR KALIMANTAN BARAT KEPUTUSAN GUBERNUR KALIMANTAN BARAT NOMOR : 678/ OR / 2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS KEPUTUSAN GUBERNUR KALIMANTAN BARAT NOMOR 396/OR/2014 TENTANG PENETAPAN INDIKATOR KINERJA UTAMA

Lebih terperinci

Rencana Kerja P emerintah Daerah Kabupaten Barru Tahun 2015 DAFTAR ISI

Rencana Kerja P emerintah Daerah Kabupaten Barru Tahun 2015 DAFTAR ISI Rencana Kerja P emerintah Daerah Kabupaten Barru Tahun 2015 DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Dasar Hukum Penyusunan... 3 1.3 Hubungan Antar Dokumen Perencanaan... 5 1.4 Sistematika

Lebih terperinci

BAB III VISI DAN MISI

BAB III VISI DAN MISI BAB III VISI DAN MISI 3.1 Visi Berdasarkan capaian pembangunan yang telah diraih pada periode sebelumnya dan tantangan pembangunan yang masih dihadapi, maka dalam kurun waktu periode 2010 2015 mendatang

Lebih terperinci

Tabel 9.1 Penetapan Indikator Kinerja Daerah Terhadap Capaian Kinerja Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Provinsi Jawa Timur

Tabel 9.1 Penetapan Indikator Kinerja Daerah Terhadap Capaian Kinerja Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Provinsi Jawa Timur Tabel 9.1 Penetapan Indikator Kinerja Daerah Terhadap Capaian Kinerja Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Provinsi Jawa Timur Kondisi Kinerja pada awal Kondisi Aspek/Fokus/Bidang Urusan/Indikator Kinerja

Lebih terperinci

BAB IX PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH

BAB IX PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH BAB IX PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH Untuk mengukur tingkat keberhasilan atau pencapaian visi dan misi walikota dan wakil walikota pada akhir periode masa jabatan, maka ditetapkanlah beberapa indikator

Lebih terperinci

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN LOMBOK BARAT

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN LOMBOK BARAT i DAFTAR ISI PERATURAN BUPATI LOMBOK BARAT KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR TABEL i ii viii BAB I PENDAHULUAN 1 1.1 Latar Belakang 1 1.2 Dasar Hukum 3 1.3 Hubungan Antar Dokumen 4 1.4 Sistimatika Dokumen

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. DAFTAR ISI... i DAFTAR TABEL... iii DAFTAR GAMBAR... v

DAFTAR ISI. DAFTAR ISI... i DAFTAR TABEL... iii DAFTAR GAMBAR... v DAFTAR ISI DAFTAR ISI... i DAFTAR TABEL... iii DAFTAR GAMBAR... v BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang... I-1 1.2. Dasar Hukum Penyusunan... I-3 1.3. Hubungan Antar-Dokumen Perencanaan... I-6 1.4. Maksud

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Salatiga, Oktober Tim Penyusun

KATA PENGANTAR. Salatiga, Oktober Tim Penyusun KATA PENGANTAR Segala puji bagi Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan taufik dan hidayah-nya, sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan review dokumen Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah

Lebih terperinci

Ikhtisar Pencapaian MDGs Provinsi Kepulauan Riau Menurut Jumlah Indikator

Ikhtisar Pencapaian MDGs Provinsi Kepulauan Riau Menurut Jumlah Indikator Page 1 Ikhtisar Pencapaian MDGs Provinsi Kepulauan Riau Menurut Jumlah Uraian Jumlah Jumlah Akan Perlu Perhatian Khusus Menanggulangi Kemiskinan dan Kelaparan 12 9 1 2 Mencapai Pendidikan Dasar Untuk Semua

Lebih terperinci

BAB I GEOGRAFIS DAN IKLIM

BAB I GEOGRAFIS DAN IKLIM BAB I GEOGRAFIS DAN IKLIM LUAS WILAYAH PROVINSI JAMBI TAHUN 2015... 1 STATISTIK GEOGRAFIS PROVINSI JAMBI... 2 NAMA IBUKOTA KAB/KOTA DAN JARAK KE IBUKOTA PROVINSI MENURUT KAB/KOTA TAHUN 2015... 3 JUMLAH

Lebih terperinci

Penilaian Tingkat Keberlanjutan Pembangunan di Kabupaten Bangkalan sebagai Daerah Tertinggal

Penilaian Tingkat Keberlanjutan Pembangunan di Kabupaten Bangkalan sebagai Daerah Tertinggal JURNAL TEKNIK POMITS Vol.,, () ISSN: 7-59 (-97 Print) Penilaian Tingkat Keberlanjutan Pembangunan di Kabupaten Bangkalan sebagai Daerah Tertinggal Yennita Hana Ridwan dan Rulli Pratiwi Setiawan Jurusan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perkapita sebuah negara meningkat untuk periode jangka panjang dengan syarat, jumlah

BAB I PENDAHULUAN. perkapita sebuah negara meningkat untuk periode jangka panjang dengan syarat, jumlah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan pada dasarnya bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Pembangunan ekonomi adalah proses yang dapat menyebabkan pendapatan perkapita sebuah

Lebih terperinci

1. Seluruh Komponen Pelaku Pembangunan dalam rangka Penyelenggaraan Tugas Umum Pemerintahan Penyelenggaraan Tugas Pembangunan Daerah

1. Seluruh Komponen Pelaku Pembangunan dalam rangka Penyelenggaraan Tugas Umum Pemerintahan Penyelenggaraan Tugas Pembangunan Daerah PAPARAN MUSYAWARAH RENCANA PEMBANGUNAN RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KOTA BEKASI TAHUN 2014 Bekasi, 18 Maret 2013 BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KOTA BEKASI PENDAHULUAN RENCANA KERJA PEMERINTAH

Lebih terperinci

RANCANGAN RENCANA PEMBANGUNANN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN KOTABARU TAHUN

RANCANGAN RENCANA PEMBANGUNANN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN KOTABARU TAHUN RANCANGAN RENCANA PEMBANGUNANN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN KOTABARU TAHUN 2016-2021 PEMERINTAH KABUPATEN KOTABARU 2016 Bab I Daftar Isi... i Daftar Tabel... iii Daftar Gambar... ix PENDAHULUAN I-1

Lebih terperinci

DAFTAR ISI Hal Daftar Isi... i Daftar Tabel... ii Daftar Gambar... v Daftar Lampiran... vi

DAFTAR ISI Hal Daftar Isi... i Daftar Tabel... ii Daftar Gambar... v Daftar Lampiran... vi DAFTAR ISI Daftar Isi... i Daftar Tabel... ii Daftar Gambar... v Daftar Lampiran... vi BAB I Pendahuluan... I-1 1.1. Latar Belakang... I-1 1.2. Hubungan dokumen RKPD dengan dokumen perencanaan lainnya...

Lebih terperinci

Grafik 3.2 Angka Transisi (Angka Melanjutkan)

Grafik 3.2 Angka Transisi (Angka Melanjutkan) Grafik 3.2 Angka Transisi (Angka Melanjutkan) Grafik 3.2 memperlihatkan angka transisi atau angka melanjutkan ke SMP/sederajat dan ke SMA/sederajat dalam kurun waktu 7 tahun terakhir. Sebagaimana angka

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Bab ini akan memberikan kesimpulan hasil penelitian berdasarkan teori dan temuan studi yang telah diuraikan pada bab-bab sebelumnya. Selain itu, juga akan diberikan rekomendasi

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Cibinong, Maret 2015 Bupati Bogor, Hj. NURHAYANTI

KATA PENGANTAR. Cibinong, Maret 2015 Bupati Bogor, Hj. NURHAYANTI KATA PENGANTAR Alhamdulillah, segala puji dan syukur senantiasa kita panjatkan kepada Allah SWT, karena atas berkat rahmat dan hidayah-nya, maka Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Bogor Tahun 2014 dapat

Lebih terperinci

BLORA SELAYANG PANDANG TAHUN 2015

BLORA SELAYANG PANDANG TAHUN 2015 BLORA SELAYANG PANDANG TAHUN 2015 1. Letak Geografis : antara 1110 16 s/d 1110 338 Bujur Timur dan 60 528 s/d 70 248 Lintang Selatan 1. Letak Geografis : antara 1110 16 s/d 1110 338 Bujur Timur dan 60

Lebih terperinci

PEMBANGUNAN MANUSIA DAN MASYARAKAT

PEMBANGUNAN MANUSIA DAN MASYARAKAT PEMBANGUNAN MANUSIA DAN MASYARAKAT PEMBANGUNAN MANUSIA DAN MASYARAKAT Ikhtiar membangun manusia Indonesia yang berkualitas terus dilakukan untuk mewujudkan kesejahteraan dan meningkatkan kemajuan, yang

Lebih terperinci

BAB III. METODOLOGI. masyarakat yang ditandai dengan meningkatnya angka IPM. Penggunaan APBD

BAB III. METODOLOGI. masyarakat yang ditandai dengan meningkatnya angka IPM. Penggunaan APBD 22 BAB III. METODOLOGI 3.1. Kerangka Pemikiran Peningkatan APBD idealnya dapat menghasilkan peningkatan kesejahteraan masyarakat yang ditandai dengan meningkatnya angka IPM. Penggunaan APBD untuk meningkatkan

Lebih terperinci

BAB IV KONDISI SOSIAL EKONOMI PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR

BAB IV KONDISI SOSIAL EKONOMI PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR BAB IV KONDISI SOSIAL EKONOMI PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR Pertumbuhan Ekonomi, Pendapatan Per Kapita dan Struktur Ekonomi Tingkat pertumbuhan ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Timur dalam lima tahun terakhir

Lebih terperinci

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR BUPATI KABUPATEN BANYUASIN... KATA PENGANTAR BAPPEDA KABUPATEN BANYUASIN... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR BUPATI KABUPATEN BANYUASIN... KATA PENGANTAR BAPPEDA KABUPATEN BANYUASIN... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR BUPATI KABUPATEN BANYUASIN... KATA PENGANTAR BAPPEDA KABUPATEN BANYUASIN... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... i ii iii iv ix BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar

Lebih terperinci

DISUSUN OLEH : BIDANG STATISTIK DAN PENGENDALIAN PEMBANGUNAN BAPPEDA PROVINSI SUMATERA BARAT Edisi 07 Agustus 2015

DISUSUN OLEH : BIDANG STATISTIK DAN PENGENDALIAN PEMBANGUNAN BAPPEDA PROVINSI SUMATERA BARAT Edisi 07 Agustus 2015 DISUSUN OLEH : BIDANG STATISTIK DAN PENGENDALIAN PEMBANGUNAN Edisi 07 Agustus 2015 Buku saku ini dalam upaya untuk memberikan data dan informasi sesuai dengan UU No.25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... Halaman BAB I. PENDAHULUAN... I-1 1.1 Latar Belakang... I-1 1.2 Dasar Hukum Penyusunan... I-3 1.3 Hubungan Antar Dokumen... I-4

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada Bab IV, maka hasil yang

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada Bab IV, maka hasil yang BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada Bab IV, maka hasil yang dapat disimpulkan adalah sebagai berikut. 1. Untuk model kesehatan, kinerja perekonomian daerah,

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2015

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2015 PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2015 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan dan akuntabel serta berorientasi pada hasil, yang bertanda tangan di bawah ini : Nama Jabatan : H.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I - 1 A. VISI DAN MISI II - 3 B. STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN DAERAH II - 5 C. PRIORITAS PEMBANGUNAN DAERAH II - 13

BAB I PENDAHULUAN I - 1 A. VISI DAN MISI II - 3 B. STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN DAERAH II - 5 C. PRIORITAS PEMBANGUNAN DAERAH II - 13 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR HAL i iv vi vii BAB I PENDAHULUAN I - 1 1.1 DASAR HUKUM I - 4 1.2 GAMBARAN UMUM DAERAH I - 3 1. Kondisi Geografis Daerah I - 5 2. Batas Administrasi

Lebih terperinci

Dalam rangka. akuntabel serta. Nama. Jabatan BARAT. lampiran. perjanjiann. ini, tanggungg. jawab kami. Pontianak, Maret 2016 P O N T I A N A K

Dalam rangka. akuntabel serta. Nama. Jabatan BARAT. lampiran. perjanjiann. ini, tanggungg. jawab kami. Pontianak, Maret 2016 P O N T I A N A K GUBERNUR KALIMANTAN BARAT PERJANJIANN KINERJA TAHUN 2016 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahann yang efektif, transparan dan akuntabel serta berorientasi pada hasil, yang bertanda tangan di bawah

Lebih terperinci

BAB VII P E N U T U P

BAB VII P E N U T U P BAB VII P E N U T U P Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Akhir Tahun 2012 diharapkan dapat memberikan gambaran tentang berbagai capaian kinerja, baik makro maupun mikro dalam penyelenggaraan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN LKPJ GUBERNUR JAWA BARAT TAHUN 2015 I - 1

BAB I PENDAHULUAN LKPJ GUBERNUR JAWA BARAT TAHUN 2015 I - 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah Pasal 69 mengamanatkan Kepala Daerah untuk menyampaikan Laporan Keterangan Pertanggungjawaban

Lebih terperinci

Ada 5 (lima) macam ukuran yang digunakan untuk menentukan tingkat keberhasilan dalam pembangunan yaitu:

Ada 5 (lima) macam ukuran yang digunakan untuk menentukan tingkat keberhasilan dalam pembangunan yaitu: Ada 5 (lima) macam ukuran yang digunakan untuk menentukan tingkat keberhasilan dalam pembangunan yaitu: 1. Kekayaan rata-rata 2. Pemerataan pendapatan 3. Kualitas kehidupan 4. Kerusakan lingkungan 5. Keadilan

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA EKONOMI DAERAH

BAB II KERANGKA EKONOMI DAERAH Nilai (Rp) BAB II KERANGKA EKONOMI DAERAH Penyusunan kerangka ekonomi daerah dalam RKPD ditujukan untuk memberikan gambaran kondisi perekonomian daerah Kabupaten Lebak pada tahun 2006, perkiraan kondisi

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. PERWAL... DAFTAR ISI... i DAFTAR TABEL... ii DAFTAR GAMBAR... v

DAFTAR ISI. PERWAL... DAFTAR ISI... i DAFTAR TABEL... ii DAFTAR GAMBAR... v i DAFTAR ISI PERWAL... DAFTAR ISI... i DAFTAR TABEL... ii DAFTAR GAMBAR... v BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1. Latar Belakang... 1 1.2. Dasar Hukum Penyusunan... 3 1.3. Maksud dan Tujuan... 4 1.4. Hubungan antar

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Surakarta, Desember KEPALA BAPPEDA KOTA SURAKARTA Selaku SEKRETARIS TIM KOORDINASI PENANGGULANGAN KEMISKINAN KOTA SURAKARTA

KATA PENGANTAR. Surakarta, Desember KEPALA BAPPEDA KOTA SURAKARTA Selaku SEKRETARIS TIM KOORDINASI PENANGGULANGAN KEMISKINAN KOTA SURAKARTA KATA PENGANTAR Segala puji bagi Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan taufik dan hidayah-nya, sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan Laporan Pelaksanaan Penanggulangan Kemiskinan Daerah (LP2KD)

Lebih terperinci

gizi buruk. Ketenagakerjaan meliputi rasio penduduk yang bekerja. Secara jelas digambarkan dalam uraian berikut ini.

gizi buruk. Ketenagakerjaan meliputi rasio penduduk yang bekerja. Secara jelas digambarkan dalam uraian berikut ini. gizi buruk. Ketenagakerjaan meliputi rasio penduduk yang bekerja. Secara jelas digambarkan dalam uraian berikut ini. a. Urusan Pendidikan 1) Angka Melek Huruf Angka melek huruf merupakan tolok ukur capaian

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Hal. Daftar Isi... i Daftar Tabel... v Daftar Gambar... x Daftar Grafik... xi

DAFTAR ISI. Hal. Daftar Isi... i Daftar Tabel... v Daftar Gambar... x Daftar Grafik... xi DAFTAR ISI Hal. Daftar Isi... i Daftar Tabel... v Daftar Gambar... x Daftar Grafik... xi BAB I PENDAHULUAN... I-1 1.1. Latar Belakang... I-1 1.2. Dasar Hukum Penyusunan... I-4 1.3. Hubungan RPJMD dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan merupakan sebuah upaya atau proses untuk melakukan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan merupakan sebuah upaya atau proses untuk melakukan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan merupakan sebuah upaya atau proses untuk melakukan perubahan kearah yang lebih baik. Pembangunan merupakan alat yang digunakan untuk mencapai tujuan

Lebih terperinci

MILLENNIUM DEVELOPMENT GOALS (MDGs) Diterjemahkan dari: Population and Development Strategies Series Number 10, UNFPA, 2003

MILLENNIUM DEVELOPMENT GOALS (MDGs) Diterjemahkan dari: Population and Development Strategies Series Number 10, UNFPA, 2003 MILLENNIUM DEVELOPMENT GOALS (MDGs) Diterjemahkan dari: Population and Development Strategies Series Number 10, UNFPA, 2003 MILLENNIUM DEVELOPMENT GOALS (TUJUAN PEMBANGUNAN MILENIUM) 1. Menanggulangi Kemiskinan

Lebih terperinci

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) KABUPATEN MALANG TAHUN 2015

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) KABUPATEN MALANG TAHUN 2015 RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) KABUPATEN MALANG TAHUN 2015 Oleh: BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH (BAPPEDA) KABUPATEN MALANG Malang, 30 Mei 2014 Pendahuluan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004

Lebih terperinci

BAB IV PRIORITAS INTERVENSI KEBIJAKAN

BAB IV PRIORITAS INTERVENSI KEBIJAKAN BAB IV PRIORITAS INTERVENSI KEBIJAKAN Prioritas intervensi kebijakan ditentukan dengan menganalisis determinan kemiskinan atau masalah pokok kemiskinan dalam bidang-bidang yang berhubungan dengan kondisi

Lebih terperinci

DAFTAR TABEL. Kabupaten Rembang Tahun II-1. Kecamatan di Kabupaten Rembang Tahun II-12. Kelamin Kabupaten Rembang Tahun

DAFTAR TABEL. Kabupaten Rembang Tahun II-1. Kecamatan di Kabupaten Rembang Tahun II-12. Kelamin Kabupaten Rembang Tahun DAFTAR TABEL Tabel 2.1. Wilayah Administratif Menurut Kecamatan/Desa di Kabupaten Rembang Tahun 2015... II-1 Tabel 2.2. Jumlah dan Rasio Jenis Kelamin Penduduk menurut Kecamatan di Kabupaten Rembang Tahun

Lebih terperinci

INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT NUSA TENGGARA TIMUR 2014

INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT NUSA TENGGARA TIMUR 2014 12 IndikatorKesejahteraanRakyat,2013 INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT NUSA TENGGARA TIMUR 2014 No. ISSN : 0854-9494 No. Publikasi : 53522.1002 No. Katalog : 4102004 Ukuran Buku Jumlah Halaman N a s k a

Lebih terperinci

BUPATI LAMANDAU, Ir. MARUKAN

BUPATI LAMANDAU, Ir. MARUKAN KATA PENGANTAR Dengan memanjatkan puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Bupati Lamandau tentang Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Tahun Anggaran 2013 dapat

Lebih terperinci

TABEL MATRIK REALISASI CAPAIAN KINERJA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH YANG TERKAIT LANGSUNG DENGAN TARGET RPJMD KABUPATEN PEKALONGAN

TABEL MATRIK REALISASI CAPAIAN KINERJA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH YANG TERKAIT LANGSUNG DENGAN TARGET RPJMD KABUPATEN PEKALONGAN TABEL MATRIK REALISASI CAPAIAN KINERJA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH YANG TERKAIT LANGSUNG DENGAN TARGET RPJMD KABUPATEN PEKALONGAN SKPD: Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Tahun 2014 % capaian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan, yang dilakukan setiap negara ataupun wilayah-wilayah administrasi dibawahnya, sejatinya membutuhkan pertumbuhan, pemerataan dan keberlanjutan. Keberhasilan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Daftar Isi... Daftar Tabel... Daftar Gambar...

DAFTAR ISI. Daftar Isi... Daftar Tabel... Daftar Gambar... DAFTAR ISI Daftar Isi... Daftar Tabel... Daftar Gambar... i iii vii BAB I PENDAHULUAN... I-1 1.1 Latar Belakang... I-1 1.2 Dasar Hukum... I-2 1.3 Maksud dan Tujuan... I-4 1.4 Hubungan Antar Dokumen...

Lebih terperinci

RANCANGAN RENCANA PELAKSANAAN RPJMD TAHUN KE-4

RANCANGAN RENCANA PELAKSANAAN RPJMD TAHUN KE-4 RANCANGAN RENCANA PELAKSANAAN RPJMD TAHUN KE-4 RPJMD KOTA LUBUKLINGGAU 2008-2013 VISI Terwujudnya Kota Lubuklinggau Sebagai Pusat Perdagangan, Industri, Jasa dan Pendidikan Melalui Kebersamaan Menuju Masyarakat

Lebih terperinci

KABUPATEN ACEH TENGAH PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016

KABUPATEN ACEH TENGAH PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 KABUPATEN ACEH TENGAH PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN ACEH TENGAH TAHUN 2016 LAMPIRAN PERJANJIAN KINERJA KABUPATEN ACEH TENGAH TAHUN 2016 No Sasaran Strategis Indikator Kinerja

Lebih terperinci

BAB IX PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH

BAB IX PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH BAB IX PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH Indikator kinerja merupakan tekad atau janji rencana kinerja yang akan dicapai berdasarkan sasaran, tujuan dan kegiatan yang telah ditetapkan, baik dalam tahap

Lebih terperinci

RPJMD Kabupaten Tebo

RPJMD Kabupaten Tebo Halaman Tabel 2.1 Topografi Kabupaten Tebo II-3 Tabel 2.2 Jenis Penggunaan Lahan Kabupaten Tebo II-4 Tabel 2.3 Laju Pertumbuhan Penduduk Kabupaten Tebo Tahun 2000- II-6 Tabel 2.4 Tabel 2.5 Tabel 2.6 Tabel

Lebih terperinci

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI 3.1. IDENTIFIKASI PERMASALAHAN BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI 3.1. IDENTIFIKASI PERMASALAHAN BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI 3.1. IDENTIFIKASI PERMASALAHAN BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI Dalam menjalankan tugas dan fungsinya, Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor tidak terlepas

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN SUMEDANG TAHUN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN SUMEDANG TAHUN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN SUMEDANG TAHUN 2014-2018 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUMEDANG, Menimbang

Lebih terperinci

Paparan Kepala Bappeda Provinsi Kalimantan Tengah

Paparan Kepala Bappeda Provinsi Kalimantan Tengah Pemerintah Daerah Provinsi Kalimantan Tengah Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Jl. Diponegoro No. 60 Telepon (0536) 3221715, 3221645, Fax (0536) 3222217 PALANGKA RAYA 73111 Paparan Kepala Bappeda Provinsi

Lebih terperinci

PROFIL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH TAHUN 2015/2016 KABUPATEN/KOTA. PROVINSI...

PROFIL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH TAHUN 2015/2016 KABUPATEN/KOTA. PROVINSI... LOGO KANTOR PROFIL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH TAHUN 2015/2016 KABUPATEN/KOTA. PROVINSI... Sumber: http://id.wikipedia.org/wiki/kategori:lambang_kabupaten_dan_kota_di_indonesia PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA...

Lebih terperinci

Evaluasi Pelaksanaan Program Penanggulangan Kemiskinan Tahun 2015

Evaluasi Pelaksanaan Program Penanggulangan Kemiskinan Tahun 2015 Rapat Koordinasi TKPK Tahun 2015 dengan Tema : Evaluasi Pelaksanaan Program Penanggulangan Kemiskinan Tahun 2015 Soreang, 27 November 2015 KEBIJAKAN PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN Peraturan Presiden

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN UMUM KOTA BOGOR

BAB III GAMBARAN UMUM KOTA BOGOR 20 BAB III GAMBARAN UMUM KOTA BOGOR 3.1. SITUASI GEOGRAFIS Secara geografis, Kota Bogor berada pada posisi diantara 106 derajat 43 30 BT-106 derajat 51 00 BT dan 30 30 LS-6 derajat 41 00 LS, atau kurang

Lebih terperinci

VISI PAPUA TAHUN

VISI PAPUA TAHUN ISU-ISU STRATEGIS PEMBANGUNAN PROVINSI PAPUA TAHUN 2013-2018 ototus Oleh : DR.Drs. MUHAMMAD MUSAAD, M.Si KEPALA BAPPEDA PROVINSI PAPUA Jayapura, 11 Maret 2014 VISI PAPUA TAHUN 2013-2018 PAPUA BANGKIT PRINSIP

Lebih terperinci

BAB V RELEVANSI DAN EFEKTIVITAS APBD

BAB V RELEVANSI DAN EFEKTIVITAS APBD BAB V RELEVANSI DAN EFEKTIVITAS APBD 5.1. Evaluasi APBD Pendapatan Daerah yang tercermin dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) di Kota Solok diperoleh dari berbagai sumber, diantaranya berasal

Lebih terperinci

DAFTAR ISI RPJMD KABUPATEN PONOROGO TAHUN

DAFTAR ISI RPJMD KABUPATEN PONOROGO TAHUN DAFTAR ISI DAFTAR ISI.......................................................... i DAFTAR TABEL....................................................... iii DAFTAR GAMBAR....................................................

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi merupakan suatu proses multidimensional yang

I. PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi merupakan suatu proses multidimensional yang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan ekonomi merupakan suatu proses multidimensional yang mencakup berbagai perubahan mendasar atas struktur sosial, sikap-sikap masyarakat, dan institusi-institusi

Lebih terperinci

BAB IX PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH

BAB IX PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH BAB IX PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH Penetapan indikator kinerja atau ukuran kinerja akan digunakan untuk mengukur kinerja atau keberhasilan organisasi. Pengukuran kinerja organisasi akan dapat dilakukan

Lebih terperinci