ANALISIS LEVEL RISIKO UNTUK HACCP DI INDUSTRI PENGOLAHAN HASIL LAUT DENGAN PROBABILISTIC RISK ASSESSMENT

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ANALISIS LEVEL RISIKO UNTUK HACCP DI INDUSTRI PENGOLAHAN HASIL LAUT DENGAN PROBABILISTIC RISK ASSESSMENT"

Transkripsi

1 ANALISIS LEVEL RISIO UNTU HACCP DI INDUSTRI PENGOLAHAN HASIL LAUT DENGAN PROAILISTIC RIS ASSESSMENT Ishma Syahra, Iwan Vanany Jurusan Teknik Industri Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya ampus ITS Sukolilo Surabaya Abstrak Isu keamanan makanan menjadi sangat penting seiring dengan semakin meningkatnya jumlah kasus keracunan makanan di Indonesia. Salah satu penyebab utama keracunan makanan adalah terkandungnya bakteri yang melebihi batas normal yang diijinkan atau terkontaminasi dengan bahan kimia dan material fisik. Oleh karena itu, menjadi sebuah keharusan industri pengolah makanan baik segar maupun olahan menggunakan manajemen kualitas untuk memastikan hasil makanan yang dihasilkan memenuhi keselamatan makanan. Tujuan dari penerapan manajemen kualitas adalah menjamin bahwa industri pengolah makanan akan memberikan hasil produk yang memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan. Standar manajemen kualitas yang utama dan wajib digunakan oleh industri pengolah makanan adalah hazard analysis critical control point (HACCP). Akan tetapi, masih ditemukan beberapa kekurangan dari implementasi HACCP yaitu belum adanya analisis risiko dalam penanganan bahan baku serta proses pengolahannya. (Panisello & Quantick, 2001). Penelitian ini menggunakan probabilistic risk assessment untuk mendukung keberhasilan implementasi dari HACCP. Langkah yang dilakukan yaitu dengan mengidentifikasi risiko dari tiga aspek yakni biologi (berupa data suhu ruangan pada setiap proses), kimia dan fisik (berupa data sampel produk). Hasil yang didapat dari identifikasi risiko tersebut adalah nilai level risiko dari setiap tahapan proses. Proses dengan nilai level risiko diatas 15 % akan dilakukan mitigasi risiko dengan menggunakan root cause analysis (RCA) yaitu 5 why method, sehingga nantinya dapat mengurangi risiko yang terjadi pada perusahaan. ata kunci: Hazard Analysis Critical Control Point (HACCP), Identifikasi risiko, Level risiko, Distribusi kontinyu, Root Cause Analysis (RCA). Abstract Food safety issues are becoming more important nowadays according to increasing number of food poisoning case in Indonesia. Some of causes factor for this are bacterial contamination exceed normal limit, contamination with chemical ingredient, or contamination with physical material. Therefore, Quality Management must be treated as important requirement for food industry either in fresh or processed product. Main purpose of Quality Management implementation is to ensure and guarantee food industry produce end product that fulfill the requirement especially in safety and healthy aspect. Quality Management Standard (QMS) which is required and primary standard in food industry is hazard analysis critical control point (HACCP). However, it s still found some lack in HACCP implementation that is no existence of risk analysis in raw material handling and processing. (Panisello & Quantick, 2001). This research use probabilistic risk assessment to success HACCP implementation. First step is done by identify risk from three aspects that is iology (room temperature data in each process), Chemical and Physics (sample data). Furthermore, risk level value for each process as a result of identification process which value is more than 15% will be mitigated using 5 why method in root cause analysis (RCA). The purpose for this step is to decrease risk that can be happened in company. eywords: Hazard Analysis Critical Control Point (HACCP), Risk identification, Risk level, Continuous distribution, Root cause analysis (RCA) 1

2 1. Pendahuluan Makanan memiliki arti penting bagi kehidupan manusia sehingga keamanan pangan harus dijaga agar tidak tercemar oleh bahan yang berbahaya bagi kesehatan seperti bakteri, bahan kimia dan material asing. Akan tetapi pada kenyataannya masih banyak terjadi kasus keracunan makanan di Indonesia. Hal tersebut dapat diantisipasi dengan mengharuskan industri pengolah makanan baik segar maupun olahan menggunakan manajemen kualitas, untuk memastikan bahwa hasil makanan telah memenuhi persyaratan yang ditetapkan. eberapa model manajemen kualitas yang dapat diterapkan pada industri pengolah makanan antara lain: Hazard Analysis Critical Control Point (HACCP), ISO 9000:2000 dan ISO 22000:2005. HACCP merupakan pondasi dasar dari semua sistem manajemen kualitas yang ada, implementasi HACCP yang baik sangatlah penting untuk memastikan efektifitas sistem manajemen kualitas yang diterapkan di perusahaan. Pada saat ini banyak negara sudah mengimplementasikan HACCP sebagai standar yang harus dipenuhi oleh perusahaan makanan yang beroperasi di wilayah tersebut. Contoh negara yang sangat berkomitmen dalam penerapan HACCP ini adalah Amerika Serikat dan anada. adan regulator di Amerika Serikat yang menerapkan HACCP antara lain adalah U.S. Department of Agriculture s Food Safety Inspection Service (USDA FSIS) dan U.S. Food and Drug Administration (FDA). Sementara di anada dinaungi oleh Canadian Food Inspection Agency (CFIA). Akan tetapi, masih ditemukan beberapa kekurangan dari implementasi HACCP. Salah satu hambatan utama gagalnya implementasi HACCP karena kurangnya kesadaran akan identifikasi risiko di setiap tahapan proses, bila ada yang melakukan identifikasi risiko cenderung menggunakan metode kualitatif (Panisello & Quantick, 2001). Hal tersebut didukung juga oleh hasil penelitian yang menunjukkan bahwa analisis bahaya memegang peranan penting dalam HACCP, pada kenyataannya masih menggunakan pendekatan evaluasi yang sederhana (ertolini et al, 2007). Sementara itu untuk mendapatkan hasil yang komprehensif dalam analisis bahaya diperlukan data yang kuantitatif dan evaluasi mendalam melalui kegiatan diskusi yang intensif. Oleh karena itu kegiatan probabilistic risk assessment diperlukan dalam rangka mendukung keberhasilan implementasi dari HACCP. Dalam penelitian ini, permasalahan dan data yang digunakan berdasarkan obyek penelitian di PT. Enam Delapan Sembilan. 2. Data dan Metode Penelitian Tahap Identifikasi Masalah Tahap Pengumpulan Data Tahap Pengolahan Data Tahap AnalisIs dan Pembahasan Tahap esimpulan dan Saran Mulai Analisa ondisi Eksisting Perusahaan Identifikasi Permasalahan Perumusan Masalah dan Tujuan Penelitian Studi / ajian Studi Literatur Studi Lapangan Identifikasi Proses Produksi Identifikasi Potensi ahaya HACCP Identifikasi Mekanisme Pengendalian dan Pengawasan Pengumpulan Data Utama Penelitian Observasi Data sekunder Wawancara Pemetaan Proses Produksi, Potensi ahaya, Mekanisme Pengendalian dan pengawasan, dan Data Utama Penelitian Penghitungan Level Resiko Menggunakan Distribusi ontinyu Analisis Identifikasi Level Risiko Evaluasi Level Risiko Mitigasi Risiko esimpulan dan Saran Selesai Gambar 2.1 Flowchart metodologi penelitian Pada penelitian ini dilakukan survei dan observasi terhadap proses produksi yang sudah berjalan pada PT. EDS beserta semua atribut dan komponen yang terlibat. Produk yang dilakukan pemrosesan antara lain : Ikan akap Merah, Gurita dan Udang. Tahapan proses produksi yang terdapat pada PT. EDS antara lain : penerimaan bahan baku (receiving), pemrosesan (processing), pembekuan (freezing), pengemasan dan pelabelan (packing/labelling) dan penyimpanan (cold storing). Permasalahan yang terjadi pada PT. EDS adalah kurangnya memperhatikan potensi bahaya yang terjadi pada setiap tahapan proses dikarenakan dalam mengidentifikasi risiko masih menggunakan metode kualitatif sehingga tidak diketahuinya nilai tingkat risiko di setiap tahapan proses. Untuk melakukan identifikasi risiko langkah-langkah yang dilakukan antara lain : 1. Identifikasi potensi bahaya HACCP, potensi bahaya berdasarkan prinsip HACCP terdiri dari aspek biologi, aspek kimia dan aspek fisik. datadata biologi yang digunakan pada penelitian ini adalah data suhu ruangan pada setiap tahapan 2

3 proses. Sedangkan untuk kimia dan fisik, data yang digunakan adalah sampel produk. 2. Melakukan perhitungan level risiko. Perhitungan level risiko menggunakan distribusi kontinyu yang nantinya akan disesuaikan dengan hasil fitting dari setiap data. Untuk aspek biologi langkah-langkah perhitungan yang dilakukan antara lain : Melakukan fitting distribution data suhu dengan software Arena, hasil dari fitting distribution ini adalah jenis distribusi yang cocok untuk diterapkan pada data suhu penelitian. Dari karakteristik data suhu pada ketiga produk, distribusi yang cocok untuk diimplementasikan adalah distribusi triangular dengan nilai square error paling rendah. Melakukan perhitungan nilai probabilitas menggunakan cumulative distribution function (CDF) dengan software minitab, data minimum, modus dan maksimum yang didapatkan dari hasil fitting distribution akan dihitung dengan menggunakan software minitab dengan perhitungan CDF untuk mendapatkan nilai probabilitas dimana suhu ruangan melebihi standar yang ditetapkan oleh PT.EDS. Melakukan fitting distribution data jumlah sampel dengan software arena. Dalam melakukan fitting distribution, untuk sampel yang terkontaminasi diberi nilai 0 dan sampel yang tidak terkontaminasi diberi nilai 1. hasil dari fitting distribution ini adalah distribusi beta dengan nilai square error paling rendah. Melakukan perhitungan level risiko menggunakan inverse cumulative distribution function (CDF) dengan software minitab. Nilai probabilitas yang digunakan dalam perhitungan dengan minitab adalah 0,95. Hal ini dikarenakan dalam industri makanan, risiko harus diantisipasi semaksimal mungkin. Dengan mengambil nilai probabilitas tinggi maka secara langsung dapat diterapkan juga pada nilai probabilitas yang rendah. Untuk aspek kimia dan fisik langkah-langkah perhitungan yang dilakukan antara lain : Melakukan fitting distribution data jumlah sampel dengan software arena. Dalam melakukan fitting distribution, untuk sampel yang terkontaminasi diberi nilai 0 dan sampel yang tidak terkontaminasi diberi nilai 1. hasil dari fitting distribution ini adalah distribusi beta dengan nilai square error paling rendah. Melakukan perhitungan level risiko menggunakan inverse cumulative distribution function (CDF) dengan software minitab. Nilai probabilitas yang digunakan dalam perhitungan dengan minitab adalah 0,95. Hal ini dikarenakan dalam industri makanan, risiko harus diantisipasi semaksimal mungkin. Dengan mengambil nilai probabilitas tinggi maka secara langsung dapat diterapkan juga pada nilai probabilitas yang rendah. 3. Hasil dan Diskusi Tabel 3.1 merupakan hasil pemetaan proses produksi, potensi bahaya, mekanisme pengendalian dan pengawasan, dan data penelitian pada produk Ikan akap Merah. Tabel 3.1 Tabel pemetaan untuk produk Ikan akap Merah Tahapan Proses Penerimaan ahan aku F Potensi ahaya Mekanisme pengendalian dan pengawasan Data Utama Penelitian erkembangnya bakteri seperti E. Coli, Salmonella dan V. Choleras akibat kenaikan suhu selama proses penerimaan bahan baku. Terkontaminasi dengan kadar garam yang tinggi dan logam berat seperti Cadmium, Mercury, dan Timbal. Terkontaminasi dengan benda asing seperti kail pancing, rambut dan kotoran akibat penanganan yang salah dari supplier partner Uji laboratorium untuk mengetahui kandungan bakteri pada Ikan akap Merah. Melakukan pengarahan dan pelatihan kepada supplier partner. Menetapkan standar kualitas yang harus dipenuhi oleh supplier partner. Melakukan pengawasan terhadap suhu (<2,5 C) sehingga dapat penerimaan bahan baku dari supplier partner. (GMP) khususnya dalam hal pengawasan kandungan kimia. Uji laboratorium untuk mengetahui kandungan bahan kimia pada Ikan akap Merah. Temperatur ruangan max 2,62 C; mode 1,15 C; min 0 C. Laporan perusahaan tentang kejadian kontaminasi dengan kadar garam yang tinggi dan logam berat pada ikan kakap merah : Jumlah kejadian / Jumlah sampel yang digunakan = 338 / F1 Melakukan pengecekan terhadap masing-masing produk. F Hasil pengecekan dan laporan perusahaan tentang kejadian kontaminasi dengan benda asing F2 Menetapkan standar kualitas yang harus dipenuhi oleh supplier partner. : Jumlah kejadian / Jumlah sampel yang digunakan = 401 /

4 Tahapan Proses Pemrosesan Munculnya bakteri Salmonella dan E. Coli yang dipicu oleh kenaikan suhu selama masa sortasi serta kontaminasi peralatan dan karyawan, munculnya bakteri E. Coli, Salmonella dan Vibrio Choleras karena dekomposisi yang terjadi selama proses kenaikan suhu pada tahap penimbangan dan kenaikan suhu selama penyusunan. Potensi ahaya Mekanisme pengendalian dan pengawasan Data Utama Penelitian 1 2 pemrosesan. Melakukan pengawasan terhadap suhu (<7 C) sehingga dapat Temperatur ruangan max 9 C; mode 4,5 C; min 1 C. Tidak teridentifikasi. Tidak teridentifikasi Tidak teridentifikasi F Terkontaminasi dengan benda asing F1 Melakukan Pemindaian menggunakan detektor logam. F Hasil pengecekan dan laporan perusahaan selama pemrosesan. F2 tentang kejadian kontaminasi benda asing : Jumlah kejadian / Jumlah sampel yang digunakan = 381 / 8367 pemrosesan. Pembekuan Suhu pembekuan yang tidak sesuai dengan standar perusahaan. Pengemasan & Pelabelan F3 1 Melakukan pengecekan terhadap masing-masing produk. pembekuan. 2 Melakukan pengawasan terhadap suhu (<-28 C) sehingga dapat Tidak teridentifikasi. Tidak teridentifikasi Tidak teridentifikasi F Tidak teridentifikasi. F Tidak teridentifikasi F Tidak teridentifikasi Munculnya bakteri Salmonella dan E. Coli yang dipicu oleh kenaikan suhu selama proses pengemasan. Terkontaminasi karena air pencucian glazing yang memiliki PH jauh diatas atau dibawah PH netral pengemasan & pelabelan. Melakukan pengawasan terhadap suhu (<7,5 C) sehingga dapat (GMP) khususnya dalam hal pengawasan kandungan kimia. Uji laboratorium untuk mengetahui kandungan bahan kimia pada Ikan akap Merah. Temperatur ruangan max -26 C; mode -31,2 C; min -36 C. Temperatur ruangan max 10 C; mode 5,63 C; min 0 C. Laporan perusahaan tentang kejadian kontaminasi dengan kadar garam yang tinggi dan logam berat pada ikan kakap merah : Jumlah kejadian / Jumlah sampel yang digunakan = 395 / F Alat metal detektor mengalami kerusakan dan karyawan tidak mengikuti standar prosedur pengecekan. F1 Melakukan Pemindaian menggunakan detektor logam. F Hasil pengecekan dan laporan perusahaan tentang kejadian kontaminasi dengan benda asing F2 F3 pengemasan & pelabelan. Melakukan pengecekan terhadap masing-masing produk. : Jumlah kejadian / Jumlah sampel yang digunakan = 318 / Penyimpanan Suhu pembekuan yang tidak sesuai dengan standar perusahaan. 1 2 penyimpanan. Melakukan pengawasan terhadap suhu (<-16,5 C) sehingga dapat Tidak teridentifikasi Tidak teridentifikasi Tidak teridentifikasi F Tidak teridentifikasi F Tidak teridentifikasi F Tidak teridentifikasi Temperatur ruangan max -15 C; mode -21,3 C; min -25 C. Tabel 3.2 Hasil perhitungan level risiko pada aspek biologi No Produk Tahapan Proses Probabilitas (P (X x)) Level risiko (x) Penerimaan bahan baku 0,95 4,60% Pemrosesan 0,95 18,50% 1 Ikan akap Merah Pembekuan 0,95 13,80% Pengemasan & pelabelan 0,95 20,80% Penyimpanan 0,95 8,80% Tabel 3.3 Hasil perhitungan level risiko pada aspek kimia No Produk Tahapan Proses Probabilitas (P (X x)) Level risiko (x) 1 Ikan akap Merah Penerimaan bahan baku 0,95 4,40% Pengemasan & pelabelan 0,95 5,10% Tabel 3.4 Hasil perhitungan level risiko pada aspek fisik No Produk Tahapan Proses Probabilitas (P (X x)) Level risiko (x) Penerimaan bahan baku 0,95 5,20% 1 Ikan akap Merah Pemrosesan 0,95 4,90% 4

5 No Produk Tahapan Proses Probabilitas (P (X x)) Level risiko (x) Pengemasan & pelabelan 0,95 4,20% Pada tabel 3.1, 3.2, 3.3 dan 3.4 hanya dituliskan pemetaan untuk produk Ikan akap Merah. Proses pemetaan yang sama juga dilakukan terhadap produk Udang dan Gurita. Selanjutnya potensi bahaya dengan nilai level risiko diatas 15% akan dilakukan mitigasi sehingga ditemukan alternatif solusi perbaikan. Mitigasi risiko yang dijelaskan pada jurnal ini hanyalah pada produk Ikan akap Merah. Gambar 3.1 Identifikasi faktor penyebab risiko pada tahap pengemasan dan pelabelan untuk produk Ikan akap Merah Tabel 3.5 Alternatif solusi untuk potensi bahaya biologi pada tahap pengemasan dan pelabelan produk Ikan akap Merah Tahapan Proses Aspek Permasalahan Alternatif Solusi Pengemasan Pelabelan dan iologi Munculnya bakteri Salmonella dan E. Coli Penambahan jumlah karyawan Membuat proses perekrutan karyawan yang lebih selektif Gambar 3.2 Identifikasi faktor penyebab risiko pada tahap pemrosesan untuk produk Ikan akap Merah Tabel 3.5 Alternatif solusi untuk potensi bahaya biologi pada tahap pemrosesan produk Ikan akap Merah Tahapan Proses Aspek Permasalahan Alternatif Solusi Pemrosesan iologi Munculnya bakteri Salmonella dan E. Coli Penggantian pendingin ruangan yang sudah berumur 4. esimpulan Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan yang mendukung tujuan dari penelitian yaitu sebagai berikut : 1. Identifikasi potensi bahaya dilakukan pada semua tahapan proses yaitu penerimaan bahan baku, pemrosesan, pembekuan, pengemasan dan pelabelan, dan penyimpanan untuk masing-masing produk 5

6 Ikan akap Merah, Gurita, dan Udang. Aspek yang digunakan dalam pendefinisian potensi bahaya ini terdiri dari aspek biologi, aspek kimia, dan aspek fisik. Data lain yang digunakan adalah mekanisme pengendalian dan pengawasan yang dilakukan oleh perusahaan dan juga data utama penelitian yang akan digunakan dalam perhitungan level risiko pada tahap selanjutnya. Data utama penelitian yang digunakan untuk potensi bahaya dalam aspek biologi adalah data suhu ruangan selama proses produksi berlangsung. Sedangkan untuk aspek kimia dan fisik, data utama penelitian yang digunakan adalah data hasil pengecekan sampel langsung serta laporan perusahaan tentang satu kejadian. 2. Perhitungan level risiko dilakukan untuk setiap kategori yang ada pada tabel pemetaan proses produksi, potensi bahaya, mekanisme pengendalian dan pengawasan, dan data penelitian yang telah dihasilkan sebelumnya dengan menggunakan distribusi kontinyu sesuai dengan hasil fitting distribution dari setiap data. Hasil perhitungan level risiko selanjutnya diurutkan dari nilai level risiko tertinggi ke terendah. Dari hasil pengurutan tersebut akan diambil potensi bahaya dengan nilai risiko di atas 15% yang akan dilakukan mitigasi risiko. 3. Mitigasi risiko dilakukan terhadap potensi bahaya dengan nilai level risiko di atas 15%. Hal ini dengan mempertimbangkan bahwa keamanan pangan memiliki efek risiko dengan skala medium terhadap kehidupan manusia Nilai level risiko dengan kriteria tersebut untuk semua produk Ikan akap Merah, Gurita, dan Udang terjadi hanya melibatkan aspek biologi dan terdapat pada 2 jenis tahapan proses yaitu tahap pengemasan dan pelabelan dan tahap pemrosesan. Nilai level risiko tertinggi adalah potensi bahaya biologi pada tahap pemrosesan untuk produk Udang. 4. Mitigasi risiko yang telah dilakukan dapat dijadikan sebagai alternatif solusi atau rekomendasi perbaikan oleh PT. EDS untuk menurunkan level risiko pada tahapan proses yang kritis. Hasil dari mitigasi risiko untuk semua produk Ikan akap Merah, Gurita, dan Udang terkait ke beberapa aspek antara lain kepegawaian, proses internal, SOP, pelatihan, dan anggaran. DAFTAR PUSTAA ertolini, M., Rizzi, A., dan evilacqua, M. (2007), An alternative approach to HACCP system implementation, Journal of Food Engineering, Vol 79, hal Codex (1997), Hazard analysis and critical control point system and guidelines for its application, Codex Alimentarius Commision, Rome. Doggett, M.A. (2005), Root cause analysis : A framework for tool selection, Quality Management Journal, Vol 65, hal FDA. (2001), Fish and Fishery Products Hazards and Controls Guidance, 3 rd ed., Food and Drug Administration, Center for Food Safety and Applied Nutrition, Office of Seafood, Washington, DC. FDA. (2004). Regulation 21CFR820, U.S. Food and Drug Administration, Title 21: Food and Drugs, Subchapter H: Medical Devices, Washington, DC. Jing, G. (2008), Digging for the Root Cause. ASQ Six sigma Forum Magazine, Vol 7. Hal arningsih, P. D. (2011), Development of a nowledge ased Supply Chain Risk Identification System, Doctor Philosophy, University of New South Wales, New South Wales. Panisello, P.J., & Quantick, P.C. (2001), Technical barriers to hazard analysis critical control point (HACCP), International Journal of food control: Research and Applications, Vol. 12, hal Pierson, M. D. & D. A. Corlett, J, (1992), HACCP Principles and Applications, Chapman & Hall, Inc., New York. Pujawan, I. N. & ER, M, (2010), Supply Chain Management, Guna Widya., Surabaya. Ryu,., Park,., Yang, J., & ahk, G. (2012), Simple approach in HACCP for evaluating the risk level of hazards using probability distributions, International Journal of food control: Research and Applications, Vol. 30, hal Vose, D, (2001), Risk analysis : A quantitative guide (2nd ed), John Wiley & Sons Ltd., New York. 6

PENERAPAN HACCP PADA INDUSTRI CRACKER MAKALAH KOMPREHENSIF OLEH: STEPHANIE HANS

PENERAPAN HACCP PADA INDUSTRI CRACKER MAKALAH KOMPREHENSIF OLEH: STEPHANIE HANS PENERAPAN HACCP PADA INDUSTRI CRACKER MAKALAH KOMPREHENSIF OLEH: STEPHANIE HANS 6103009034 PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN UNIVERSITAS KATOLIK WIDYA MANDALA SURABAYA SURABAYA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sangat penting bagi masyarakat dunia. Diperkirakan konsumsi ikan secara global

BAB I PENDAHULUAN. sangat penting bagi masyarakat dunia. Diperkirakan konsumsi ikan secara global BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pengolahan hasil perikanan memegang peranan penting dalam kegiatan pascapanen, sebab ikan merupakan komoditi yang sifatnya mudah rusak dan membusuk, di samping itu

Lebih terperinci

Gambaran pentingnya HACCP dapat disimak pada video berikut

Gambaran pentingnya HACCP dapat disimak pada video berikut A. Penerapan Cara Peoduksi Perikanan laut yang Baik (GMP/SSOP/HACCP) HACCP merupakan suatu sistem yang mengidentifikasi, mengevaluasi dan mengontrol setiap tahapan proses yang rawan terhadap risiko bahaya

Lebih terperinci

SISTEM IMPLEMENTASI HACCP PABRIK SNACK MENGACU ISO MENCAKUP DAERAH PEMASARAN KEPULAUAN KECIL TUGAS PERENCANAAN UNIT PENGOLAHAN PANGAN

SISTEM IMPLEMENTASI HACCP PABRIK SNACK MENGACU ISO MENCAKUP DAERAH PEMASARAN KEPULAUAN KECIL TUGAS PERENCANAAN UNIT PENGOLAHAN PANGAN SISTEM IMPLEMENTASI HACCP PABRIK SNACK MENGACU ISO 22000 MENCAKUP DAERAH PEMASARAN KEPULAUAN KECIL TUGAS PERENCANAAN UNIT PENGOLAHAN PANGAN OLEH: VERONICA HARTANTIO 6103009112 PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN

Lebih terperinci

PENGENDALIAN MUTU PAD A PABRIK PEMBEKUAN lkan LEMURU

PENGENDALIAN MUTU PAD A PABRIK PEMBEKUAN lkan LEMURU MAKALAH KOMPREHENSIF PENGENDALIAN MUTU PAD A PABRIK PEMBEKUAN lkan LEMURU OLEH: NOVIADEWI 6103001056 PROGRAMSTUDITEKNOLOGIPANGAN FAKULTASTEKNOLOGIPERTANIAN UNIVERSITAS KA TOLIK WIDYA MANDALA SURABA YA

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Salah satu dampak perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi,

I. PENDAHULUAN. Salah satu dampak perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Salah satu dampak perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, globalisasi bisnis serta pertumbuhan ekonomi dunia adalah makin meningkatnya pendapatan dan kesejahteraan

Lebih terperinci

PENERAPAN PRINSIP HACCP (HAZARD ANALYSIS CRITICAL CONTROL POINT) PADA PABRIK PENGOLAHAN CRACKER DENGAN KAPASITAS TEPUNG TERIGU 100 KG PER HARI

PENERAPAN PRINSIP HACCP (HAZARD ANALYSIS CRITICAL CONTROL POINT) PADA PABRIK PENGOLAHAN CRACKER DENGAN KAPASITAS TEPUNG TERIGU 100 KG PER HARI PENERAPAN PRINSIP HACCP (HAZARD ANALYSIS CRITICAL CONTROL POINT) PADA PABRIK PENGOLAHAN CRACKER DENGAN KAPASITAS TEPUNG TERIGU 100 KG PER HARI MAKALAH KOMPREHENSIF OLEH : ANITA LUGITO (6103006007) PROGRAM

Lebih terperinci

BAB III BAHAN DAN METODE

BAB III BAHAN DAN METODE BAB III BAHAN DAN METODE 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 27 Mei 2013 sampai dengan 5 Juni 2013 di PT. Awindo Internasional Jakarta. PT. Awindo Internasional terletak

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Jaminan Mutu dan Keamanan Pangan

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Jaminan Mutu dan Keamanan Pangan II. TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Jaminan Mutu dan Keamanan Pangan 1. Jaminan Mutu Mutu didefinisikan sebagai keseluruhan gabungan karakteristik produk dan jasa dari pemasaran, rekayasa, pembuatan, dan pemeliharaan

Lebih terperinci

Jurnal Perikanan dan Kelautan Vol. 3, No. 4, Desember 2012: 1-5 ISSN :

Jurnal Perikanan dan Kelautan Vol. 3, No. 4, Desember 2012: 1-5 ISSN : Jurnal Perikanan dan Kelautan Vol. 3, No. 4, Desember 2012: 1-5 ISSN : 2088-3137 ANALISIS BAHAYA DAN PENENTUAN TITIK PENGENDALIAN KRITIS PADA PENANGANAN TUNA SEGAR UTUH DI PT. BALI OCEAN ANUGRAH LINGER

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1. Kandungan Gizi dan Vitamin pada Ikan Layur

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1. Kandungan Gizi dan Vitamin pada Ikan Layur BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ikan layur (Trichiurus sp.) adalah salah satu jenis ikan demersal ekonomis penting yang banyak tersebar dan tertangkap di perairan Indonesia terutama di perairan Palabuhanratu.

Lebih terperinci

Grace Sugianto (6103012048), Amelia Sugianto (6103012075), Jessica Novita Budiono (6103012080). Proses Pembekuan Udang di PT. Surya Alam Tunggal. Waru-Sidoarjo. Di bawah bimbingan: Dr. Ir. Anna Ingani

Lebih terperinci

Kata Kunci : Keamanan Makanan, Penilaian risiko, FMECA, Proses Bisnis

Kata Kunci : Keamanan Makanan, Penilaian risiko, FMECA, Proses Bisnis 1 Pengelolaan Risiko Menggunakan Metode FMECA (Failure Modes and Effects Criticality Analysis) dan Simulasi Berbasis Proses Bisnis Pada Rantai Pasok Makanan Dhina Yuskartika, Iwan Vanany, dan Dody Hartanto

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. mengharapkan produk pangan yang lebih mudah disiapkan, mengandung nilai

I. PENDAHULUAN. mengharapkan produk pangan yang lebih mudah disiapkan, mengandung nilai I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Konsumen masa kini lebih cerdas dan lebih menuntut, mereka mengharapkan produk pangan yang lebih mudah disiapkan, mengandung nilai gizi yang tinggi, harga terjangkau, rasa

Lebih terperinci

KAJIAN AWAL SISTEM HAZARD ANALYSIS CRITICAL CONTROL POINT (HACCP) PADA PRODUKSI SUSU PASTEURISASI DI MILK TREATMENT KPBS PENGALENGAN BANDUNG

KAJIAN AWAL SISTEM HAZARD ANALYSIS CRITICAL CONTROL POINT (HACCP) PADA PRODUKSI SUSU PASTEURISASI DI MILK TREATMENT KPBS PENGALENGAN BANDUNG KAJIAN AWAL SISTEM HAZARD ANALYSIS CRITICAL CONTROL POINT (HACCP) PADA PRODUKSI SUSU PASTEURISASI DI MILK TREATMENT KPBS PENGALENGAN BANDUNG SKRIPSI ELLYTA WIDIA PUTRI PROGRAM STUDI TEKNOLOGI HASIL TERNAK

Lebih terperinci

PENDAHULUAN & NUTRITION LABELING

PENDAHULUAN & NUTRITION LABELING PENDAHULUAN & NUTRITION LABELING Teti Estiasih 1 Teti Estiasih -THP - FTP - UB 2 Teti Estiasih -THP - FTP - UB 1. PENDAHULUAN Teti Estiasih -THP - FTP - UB Pendahuluan Industri pangan, badan pemerintah

Lebih terperinci

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA PENERAPAN SANITATION STANDARD OPERATING PROCEDURE (SSOP) PADA FILLET IKAN KAKAP MERAH (Lutjanus sanguineus) DI PT. KELOLA MINA LAUT, GRESIK PRAKTEK KERJA LAPANG PROGRAM STUDIBUDIDAYA PERAIRAN Oleh : YUSTIKA

Lebih terperinci

MODEL ALAT BANTU PENGAMBILAN KEPUTUSAN BERBASIS SPREADSHEET UNTUK ANALISIS RESIKO RANTAI PASOK BAHAN BAKU (Studi kasus PTEI)

MODEL ALAT BANTU PENGAMBILAN KEPUTUSAN BERBASIS SPREADSHEET UNTUK ANALISIS RESIKO RANTAI PASOK BAHAN BAKU (Studi kasus PTEI) MODEL ALAT BANTU PENGAMBILAN KEPUTUSAN BERBASIS SPREADSHEET UNTUK ANALISIS RESIKO RANTAI PASOK BAHAN BAKU (Studi kasus PTEI) Sutrisna Hariyati, Ahmad Rusdiansyah Program Studi Magister Manajemen Teknologi

Lebih terperinci

BAB III BAHAN DAN METODE

BAB III BAHAN DAN METODE BAB III BAHAN DAN METODE 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian telah dilaksanakan di PT. Graha Insan Sejahtera yang berlokasi di salah satu Perusahaan Perikanan Samudera Nizam Zachman, Jalan Muara

Lebih terperinci

JURUSAN TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA SEMARANG

JURUSAN TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA SEMARANG PERANCANGAN PROSES PRODUKSI SARI BUAH APEL DENGAN PENDEKATAN HACCP (Hazard Analysis Critical Control Points) UNTUK MENJAMIN KEAMANAN PANGAN: STUDI KASUS PADA PETANI APEL DI NONGKOJAJAR APPLE JUICE PRODUCTION

Lebih terperinci

EVALUASI RISIKO BAHAYA KEAMANAN PANGAN (HACCP) TUNA KALENG DENGAN METODE STATISTICAL PROCESS CONTROL. Oleh: TIMOR MAHENDRA N C

EVALUASI RISIKO BAHAYA KEAMANAN PANGAN (HACCP) TUNA KALENG DENGAN METODE STATISTICAL PROCESS CONTROL. Oleh: TIMOR MAHENDRA N C EVALUASI RISIKO BAHAYA KEAMANAN PANGAN (HACCP) TUNA KALENG DENGAN METODE STATISTICAL PROCESS CONTROL Oleh: TIMOR MAHENDRA N C 34101055 PROGRAM STUDI TEKNOLOGI HASIL PERIKANAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU

Lebih terperinci

FOOD SAFETY and QUALITY ( Keamanan Pangan dan Mutu ) Documentation and Implementation of Food Safety Management Systems in Fish Processing - L 3 1

FOOD SAFETY and QUALITY ( Keamanan Pangan dan Mutu ) Documentation and Implementation of Food Safety Management Systems in Fish Processing - L 3 1 FOOD SAFETY and QUALITY ( Keamanan Pangan dan Mutu ) Documentation and Implementation of Food Safety Management Systems in Fish Processing - L 3 1 Apa yang paling ditakuti oleh industri pangan? Suatu wabah

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian tesis manajemen risiko pengelolaan lumpur IPAL B3 adalah : 1. Dari hasil sintesis kondisi eksisting kedua perusahaan,

Lebih terperinci

FAKULTAS PERIKANAN DAN KELAUTAN UNIVERSITAS AIRLANGGA SURABAYA 2015

FAKULTAS PERIKANAN DAN KELAUTAN UNIVERSITAS AIRLANGGA SURABAYA 2015 PENERAPAN SANITASI DAN HIGIENE DALAM PRODUKSI IKAN KALENG DI PT. MAYA MUNCAR BANYUWANGI JAWA TIMUR PRAKTEK KERJA LAPANG PROGRAM STUDI BUDIDAYA PERAIRAN Oleh : KASMINAH GRESIK JAWA TIMUR FAKULTAS PERIKANAN

Lebih terperinci

HANS PUTRA KELANA F

HANS PUTRA KELANA F KAJIAN SISTEM MANAJEMEN TERPADU (ISO 9001:2000 DAN ISO 22000:2005) DI PERUSAHAAN GULA RAFINASI MELALUI MAGANG DI PERUSAHAAN JASA KONSULTASI, PREMYSIS CONSULTING, JAKARTA HANS PUTRA KELANA F24104051 2009

Lebih terperinci

ANALISA PENINGKATAN KUALITAS PADA PUPUK PHONSKA DENGAN PENDEKATAN QUALITY RISK MANAGEMENT DI PT. PETROKIMIA GRESIK

ANALISA PENINGKATAN KUALITAS PADA PUPUK PHONSKA DENGAN PENDEKATAN QUALITY RISK MANAGEMENT DI PT. PETROKIMIA GRESIK TUGAS AKHIR RI 1592 ANALISA PENINGKATAN KUALITAS PADA PUPUK PHONSKA DENGAN PENDEKATAN QUALITY RISK MANAGEMENT DI PT. PETROKIMIA GRESIK RANNY WIDATI NRP 2505 100 043 Dosen Pembimbing Ir.Moses L. Singgih,

Lebih terperinci

Risk Assessment of Nano Ingredients in Food Products

Risk Assessment of Nano Ingredients in Food Products Risk Assessment of Nano Ingredients in Food Products Dedi Fardiaz Department of Food Science and Technology, and SEAFAST Center INSTITUT PERTANIAN BOGOR Dedi Fardiaz Nano Technology, Jakarta, 9 May 2014

Lebih terperinci

PEMILIHAN KONTRAKTOR PERBAIKAN ROTOR DI PEMBANGKIT LISTRIK PT XYZ DENGAN MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS DAN GOAL PROGRAMMING

PEMILIHAN KONTRAKTOR PERBAIKAN ROTOR DI PEMBANGKIT LISTRIK PT XYZ DENGAN MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS DAN GOAL PROGRAMMING PEMILIHAN KONTRAKTOR PERBAIKAN ROTOR DI PEMBANGKIT LISTRIK PT XYZ DENGAN MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS DAN GOAL PROGRAMMING Akhmad Rusli 1, *), dan Udisubakti Ciptomulyono 2) 1, 2) Program

Lebih terperinci

EVALUASI PENJAMINAN MUTU DAN KEAMANAN PANGAN PROSES PRODUKSI SALAD SAYUR PADA INDUSTRI JASABOGA BERDASARKAN PRINSIP HACCP

EVALUASI PENJAMINAN MUTU DAN KEAMANAN PANGAN PROSES PRODUKSI SALAD SAYUR PADA INDUSTRI JASABOGA BERDASARKAN PRINSIP HACCP EVALUASI PENJAMINAN MUTU DAN KEAMANAN PANGAN PROSES PRODUKSI SALAD SAYUR PADA INDUSTRI JASABOGA BERDASARKAN PRINSIP HACCP EVALUATION OF FOOD SAFETY AND QUALITY ASSURANCE OF VEGETABLE SALAD PRODUCTION PROCESS

Lebih terperinci

DESAIN SISTEM TRACEABILITY BERBASIS PROSES BISNIS PADA RANTAI PASOK DI INDUSTRI SARI APEL

DESAIN SISTEM TRACEABILITY BERBASIS PROSES BISNIS PADA RANTAI PASOK DI INDUSTRI SARI APEL DESAIN SISTEM TRACEABILITY BERBASIS PROSES BISNIS PADA RANTAI PASOK DI INDUSTRI SARI APEL Dwi Iryaning Handayani 1, Iwan Vanany 2 1) Program Pasca Sarjana Jurusan Teknik Industri Institut Teknologi Sepuluh

Lebih terperinci

METODOLOGI 3.1 Kerangka Pemikiran Penelitian

METODOLOGI 3.1 Kerangka Pemikiran Penelitian 3. METODOLOGI 3.1 Kerangka Pemikiran Penelitian Penelitian ini terdiri dari tiga tahap, yaitu penilaian program kelayakan dasar (pre requisite program), evaluasi penerapan program Hazard Analysis Critical

Lebih terperinci

TUGAS PERENCANAAN UNIT PENGOLAHAN PANGAN

TUGAS PERENCANAAN UNIT PENGOLAHAN PANGAN PERENCANAAN UNIT PENGAWASAN MUTU PABRIK PEMBEKUAN UDANG WINDU HEAD LESS (HL) DENGAN KAPASITAS 10.000 KG/HARI TUGAS PERENCANAAN UNIT PENGOLAHAN PANGAN OLEH: LISTYANI 6103007063 PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. persyaratan itu harus memenuhi syarat-syarat bagi kesehatan hidup manusia.

BAB I PENDAHULUAN. persyaratan itu harus memenuhi syarat-syarat bagi kesehatan hidup manusia. BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Makanan merupakan suatu kebutuhan pokok manusia, dimana persyaratan itu harus memenuhi syarat-syarat bagi kesehatan hidup manusia. Syarat-syarat makanan yang baik diantaranya

Lebih terperinci

Studi Kelayakan Unit Pengolahan Udang Putih Beku Tanpa Kepala di PT. XX Gorontalo

Studi Kelayakan Unit Pengolahan Udang Putih Beku Tanpa Kepala di PT. XX Gorontalo Studi Kelayakan Unit Pengolahan Udang Putih Beku Tanpa Kepala di PT. XX Gorontalo 1,2 Saprin Hayade, 2 Rieny Sulistijowati, 2 Faiza A. Dali 1 saprin_hayade@yahoo.com 2 Jurusan Teknologi Perikanan Fakultas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perikanan merupakan salah satu sektor ekonomi yang mempunyai potensi dan peranan penting bagi perekonomian Indonesia. Peranan sektor perikanan dalam pembangunan nasional

Lebih terperinci

DESIGN FRAMEWORK QUALITY RISK MANAGEMENT FOR SUPPLY CHAIN AT PT COCA-COLA AMATIL INDONESIA, SURABAYA PLANT

DESIGN FRAMEWORK QUALITY RISK MANAGEMENT FOR SUPPLY CHAIN AT PT COCA-COLA AMATIL INDONESIA, SURABAYA PLANT DESIGN FRAMEWORK QUALITY RISK MANAGEMENT FOR SUPPLY CHAIN AT PT COCA-COLA AMATIL INDONESIA, SURABAYA PLANT Anantamurti. Hapsari 1), I Nyoman Pujawan 2) dan Putu Dana Karningsih 2) Fakultas Teknik Industri,Institut

Lebih terperinci

A. Latar Belakang Masalah

A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Makanan merupakan kebutuhan dasar manusia untuk bertahan hidup. Makanan yang dibutuhkan harus sehat dalam arti memiliki nilai gizi optimal seperti vitamin, mineral,

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN Pada bab ini akan diuraikan beberapa kesimpulan yang bisa ditarik berdasarkan pada penelitian yang telah dilakukan serta saran-saran bagi pihak PT. Otsuka Indonesia dan penelitian

Lebih terperinci

BAB III BAHAN DAN METODE

BAB III BAHAN DAN METODE BAB III BAHAN DAN METODE 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan November 2013 di PT. AGB Palabuhanratu Kabupaten Sukabumi-Jawa Barat. 3.2 Alat dan Bahan Penelitian 3.2.1 Alat

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI PENGOLAHAN PANGAN

LAPORAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI PENGOLAHAN PANGAN PERUSAHAAN PEMBEKUAN UDANG DI PT. SURYA ALAM TUNGGAL WARU-SIDOARJO LAPORAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI PENGOLAHAN PANGAN OLEH : WITNY WIDJAJA 6103010061 JOSELYN TIFFANY 6103010142 MELISA SUTOPO 6103010143 PROGRAM

Lebih terperinci

EVALUASI IMPLEMENTASI PROGRAM PRASYARAT DAN PERANCANGAN HACCP PLAN UNTUK PROSES PRODUKSI SATE AYAM DI SALAH SATU PERUSAHAAN KATERING DI SEMARANG

EVALUASI IMPLEMENTASI PROGRAM PRASYARAT DAN PERANCANGAN HACCP PLAN UNTUK PROSES PRODUKSI SATE AYAM DI SALAH SATU PERUSAHAAN KATERING DI SEMARANG EVALUASI IMPLEMENTASI PROGRAM PRASYARAT DAN PERANCANGAN HACCP PLAN UNTUK PROSES PRODUKSI SATE AYAM DI SALAH SATU PERUSAHAAN KATERING DI SEMARANG THE EVALUATION OF PREREQUISITE PROGRAM IMPLEMENTATION AND

Lebih terperinci

Evaluasi Untuk Peningkatan Mutu dan Keamanan Proses Produksi Ikan Goreng Pada Perusahaan Katering di Semarang Melalui Penerapan Prinsip HACCP

Evaluasi Untuk Peningkatan Mutu dan Keamanan Proses Produksi Ikan Goreng Pada Perusahaan Katering di Semarang Melalui Penerapan Prinsip HACCP Evaluasi Untuk Peningkatan Mutu dan Keamanan Proses Produksi Ikan Goreng Pada Perusahaan Katering di Semarang Melalui Penerapan Prinsip HACCP Evaluation of Quality and Safety of Fried Fish Production at

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dari proses pengolahan yang aman mulai dari bahan baku, produk setengah

BAB I PENDAHULUAN. dari proses pengolahan yang aman mulai dari bahan baku, produk setengah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Produk pangan yang bergizi tinggi, sehat dan aman dapat dihasilkan bukan hanya dari bahan baku yang pada dasarnya bermutu baik, namun juga dari proses pengolahan yang

Lebih terperinci

DAFTAR ISI... ABSTRAK... ABSTRACT... KATA PENGANTAR... UCAPAN TERIMA KASIH... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

DAFTAR ISI... ABSTRAK... ABSTRACT... KATA PENGANTAR... UCAPAN TERIMA KASIH... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR ISI ABSTRAK... ABSTRACT... KATA PENGANTAR... UCAPAN TERIMA KASIH... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... i ii iii iv vii xiv xx BAB I BAB II PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah... 1

Lebih terperinci

TUGAS INDIVIDU PENGANTAR MIKROBIOLOGI. Penerapan HACCP pada Proses Produksi Yoghurt

TUGAS INDIVIDU PENGANTAR MIKROBIOLOGI. Penerapan HACCP pada Proses Produksi Yoghurt TUGAS INDIVIDU PENGANTAR MIKROBIOLOGI Penerapan HACCP pada Proses Produksi Yoghurt Disusun Oleh : Yatin Dwi Rahayu 1006578 JURUSAN PENDIDIKAN TEKNOLOGI AGROINDUSTRI FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI KEJURUAN

Lebih terperinci

PERENCANAAN UNIT PENGAWASAN MUTU PADA PABRIK PENGOLAHAN KERUPUK UDANG DENGAN KAPASITAS PRODUKSI 27 TON/HARI

PERENCANAAN UNIT PENGAWASAN MUTU PADA PABRIK PENGOLAHAN KERUPUK UDANG DENGAN KAPASITAS PRODUKSI 27 TON/HARI PERENCANAAN UNIT PENGAWASAN MUTU PADA PABRIK PENGOLAHAN KERUPUK UDANG DENGAN KAPASITAS PRODUKSI 27 TON/HARI TUGAS PERENCANAAN UNIT PENGOLAHAN PANGAN OLEH: MARGARITA WIDARTO 6103007055 PROGRAM STUDI TEKNOLOGI

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN SISTEM PENELUSURAN DAGING SAPI DI PT.X

RANCANG BANGUN SISTEM PENELUSURAN DAGING SAPI DI PT.X 1 RANCANG BANGUN SISTEM PENELUSURAN DAGING SAPI DI PT.X Harwiyani, Anissa dan Vanany, Iwan Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Kampus ITS Sukolilo,

Lebih terperinci

PERAN STANDARDISASI DAN PENILAIAN KESESUAIAN UNTUK PERCEPATAN PEMBANGUNAN DAN DAYA SAING BANGSA. Surabaya, 20 Oktober 2016

PERAN STANDARDISASI DAN PENILAIAN KESESUAIAN UNTUK PERCEPATAN PEMBANGUNAN DAN DAYA SAING BANGSA. Surabaya, 20 Oktober 2016 PERAN STANDARDISASI DAN PENILAIAN KESESUAIAN UNTUK PERCEPATAN PEMBANGUNAN DAN DAYA SAING BANGSA Surabaya, 20 Oktober 2016 Badan Standardisasi Nasional SNI (Standar Nasional Indonesia) UU 20 tahun 2014

Lebih terperinci

KAJIAN PENOLAKAN EKSPOR PRODUK PERIKANAN INDONESIA KE AMERIKA SERIKAT. Rinto*

KAJIAN PENOLAKAN EKSPOR PRODUK PERIKANAN INDONESIA KE AMERIKA SERIKAT. Rinto* KAJIAN PENOLAKAN EKSPOR PRODUK PERIKANAN INDONESIA KE AMERIKA SERIKAT Rinto* Peningkatan volume ekspor produk perikanan Indonesia selalu diiringi dengan penolakan penolakan. Pada tahun 2010 tercatat 146

Lebih terperinci

DEVIS ZENDY NPM :

DEVIS ZENDY NPM : PENERAPAN LEAN MANUFACTURING GUNA MEMINIMASI WASTE PADA LANTAI PRODUKSI DI PT. KHARISMA ESA ARDI SURABAYA SKRIPSI Oleh : DEVIS ZENDY NPM : 0732010126 JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Kesimpulan yang dapat diberikan pada penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Risiko-risiko yang berpotensi mengganggu kualitas produk antara lain gangguan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam beberapa tahun belakangan ini, media di Indonesia sangat gencar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam beberapa tahun belakangan ini, media di Indonesia sangat gencar BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam beberapa tahun belakangan ini, media di Indonesia sangat gencar dalam mengulas berita tentang keamanan pangan. Ulasan berita tersebut menjadi tajuk utama, khususnya

Lebih terperinci

Pengantar HACCP (Hazard Analysis Critical Control Point)

Pengantar HACCP (Hazard Analysis Critical Control Point) Pengantar HACCP (Hazard Analysis Critical Control Point) 1 Pendahuluan Teknologi Dampak positip pengawetan peningkatan tampilan peningkatan gizi kecepatan penyajian > Dampak pengiring?? 2 Kemungkinan selama

Lebih terperinci

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA SEMARANG

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA SEMARANG PENGEMBANGAN PROSES PENGGORENGAN DAN PENYAJIAN BERDASARKAN ASPEK PROSES DAN KENDALI CARA PRODUKSI PANGAN YANG BAIK PADA PENYELENGGARAAN USAHA AYAM GORENG TEPUNG KAKI LIMA DI SEMARANG THE DEVELOPMENT OF

Lebih terperinci

PROSES PEMBEKUAN UDANG DI PT. SURYA ALAM TUNGGAL WARU SIDOARJO LAPORAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI PENGOLAHAN PANGAN

PROSES PEMBEKUAN UDANG DI PT. SURYA ALAM TUNGGAL WARU SIDOARJO LAPORAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI PENGOLAHAN PANGAN PROSES PEMBEKUAN UDANG DI PT. SURYA ALAM TUNGGAL WARU SIDOARJO LAPORAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI PENGOLAHAN PANGAN OLEH : ELIA DEVINA PUSPITASARI 6103012011 FERNITA SETIOBUDI 6103012058 PROGRAM STUDI TEKNOLOGI

Lebih terperinci

REDUCING DEFECTS AND COSTS OF POOR QUALITY OF WW GRAY ROYAL ROOF USING DMAIC AND FMEAP (FAILURE MODE AND EFFECT ANALYSIS PROCESS)

REDUCING DEFECTS AND COSTS OF POOR QUALITY OF WW GRAY ROYAL ROOF USING DMAIC AND FMEAP (FAILURE MODE AND EFFECT ANALYSIS PROCESS) TUGAS AKHIR RI 1592 MENGURANGI JUMLAH CACAT DAN BIAYA KERUGIAN PADA PRODUK GENTENG WW ROYAL ABU-ABU DENGAN PENDEKATAN DMAIC DAN FMEAP (FAILURE MODE AND EFFECT ANALYSIS PROCESS) NOVEMIA PRANING H NRP 2502

Lebih terperinci

PENGUKURAN KINERJA SISTEM MANAJEMEN PENGETAHUAN MENGGUNAKAN DATA ENVELOPMENT ANALYSIS (DEA) (Studi Kasus : PT. X cabang Surabaya)

PENGUKURAN KINERJA SISTEM MANAJEMEN PENGETAHUAN MENGGUNAKAN DATA ENVELOPMENT ANALYSIS (DEA) (Studi Kasus : PT. X cabang Surabaya) PENGUKURAN KINERJA SISTEM MANAJEMEN PENGETAHUAN MENGGUNAKAN DATA ENVELOPMENT ANALYSIS (DEA) (Studi Kasus : PT. X cabang Surabaya) Devita Noviyanti, Bambang Syairudin Jurusan Teknik Industri Institut Teknologi

Lebih terperinci

SNI Standar Nasional Indonesia. Filet kakap beku Bagian 1: Spesifikasi

SNI Standar Nasional Indonesia. Filet kakap beku Bagian 1: Spesifikasi Standar Nasional Indonesia Filet kakap beku Bagian 1: Spesifikasi ICS 67.120.30 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi...i Prakata...ii 1 Ruang lingkup...1 2 Acuan normatif...1 3 Istilah dan

Lebih terperinci

PENANGANAN PASCA PANEN KODOK UNTUK DIJADIKAN BAHAN BAKU FROZEN FROGLEGS MAKALAH KOMPREHENSIF

PENANGANAN PASCA PANEN KODOK UNTUK DIJADIKAN BAHAN BAKU FROZEN FROGLEGS MAKALAH KOMPREHENSIF PENANGANAN PASCA PANEN KODOK UNTUK DIJADIKAN BAHAN BAKU FROZEN FROGLEGS MAKALAH KOMPREHENSIF OLEH: BENITA PRIMANOVA LOKYTO 6103006012 PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN UNIVERSITAS

Lebih terperinci

ANALISIS RISIKO RANTAI PASOK MATERIAL BETON READY MIX (Studi Kasus: Hotel GAIA, Bandung) ABSTRAK

ANALISIS RISIKO RANTAI PASOK MATERIAL BETON READY MIX (Studi Kasus: Hotel GAIA, Bandung) ABSTRAK ANALISIS RISIKO RANTAI PASOK MATERIAL BETON READY MIX (Studi Kasus: Hotel GAIA, Bandung) Harry Slamet Setiawan NRP: 1221014 Pembimbing: Deni Setiawan, S.T., M.T. ABSTRAK Pengadaan material adalah salah

Lebih terperinci

SNI Standar Nasional Indonesia. Udang beku Bagian 3: Penanganan dan pengolahan

SNI Standar Nasional Indonesia. Udang beku Bagian 3: Penanganan dan pengolahan Standar Nasional Indonesia Udang beku Bagian 3: Penanganan dan pengolahan ICS 67.120.30 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi...i Prakata...ii 1 Ruang lingkup... 1 2 Acuan normatif... 1 3

Lebih terperinci

APLIKASI GOOD MANUFACTURING PRACTICES SANITATION STANDARD OPERATING PROCEDURES DAN PENENTUAN

APLIKASI GOOD MANUFACTURING PRACTICES SANITATION STANDARD OPERATING PROCEDURES DAN PENENTUAN APLIKASI GOOD MANUFACTURING PRACTICES, SANITATION STANDARD OPERATING PROCEDURES DAN PENENTUAN TITIK KENDALI KRITIS PADA PRODUKSI SUSU PASTEURISASI KOPERASI PETERNAK BANDUNG SELATAN SKRIPSI DINNI RAHMI

Lebih terperinci

PROSES PEMBEKUAN UDANG DI PT. SURYA ALAM TUNGGAL WARU-SIDOARJO

PROSES PEMBEKUAN UDANG DI PT. SURYA ALAM TUNGGAL WARU-SIDOARJO PROSES PEMBEKUAN UDANG DI PT. SURYA ALAM TUNGGAL WARU-SIDOARJO LAPORAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI PENGOLAHAN PANGAN OLEH : FANNY SUSWANTO (6103012051) YOHANA HANDANI (6103012054) PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN

Lebih terperinci

IV. METODOLOGI PENELITIAN

IV. METODOLOGI PENELITIAN IV. METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian adalah suatu proses berfikir dari menemukan masalah, mengumpulkan data, baik melalui tinjauan pustaka maupun melalui studi lapangan, melakukan pengolahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Wilayah Indonesia berada pada posisi yang strategis antara dua benua dan

BAB I PENDAHULUAN. Wilayah Indonesia berada pada posisi yang strategis antara dua benua dan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Wilayah Indonesia berada pada posisi yang strategis antara dua benua dan dua samudra yaitu benua Asia dan Australia sehingga memiliki potensi perikanan yang sangat

Lebih terperinci

Pengembangan Model Quality Management System (QMS) pada Industri Kecil dan Menengah

Pengembangan Model Quality Management System (QMS) pada Industri Kecil dan Menengah Pengembangan Model Quality Management System (QMS) pada Industri Kecil dan Menengah Dibimbing Oleh: Yudha Prasetyawan,ST.,M.Eng Dr. Eng. Ir. Ahmad Rusdiansyah, M.Eng Dipresentasikan Oleh: Tito Mau Pelu

Lebih terperinci

Ikan beku Bagian 1: Spesifikasi

Ikan beku Bagian 1: Spesifikasi Standar Nasional Indonesia Ikan beku Bagian 1: Spesifikasi ICS 67.120.30 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi...i Prakata...ii 1 Ruang lingkup... 1 2 Acuan normatif... 1 3 Istilah dan definisi...

Lebih terperinci

STUDI TERHADAP STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR QUALITY CONTROL PADA SISTEM MANAJEMEN MUTU LABORATORIUM UNTUK MEMENUHI SERTIFIKASI QMS

STUDI TERHADAP STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR QUALITY CONTROL PADA SISTEM MANAJEMEN MUTU LABORATORIUM UNTUK MEMENUHI SERTIFIKASI QMS STUDI TERHADAP STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR QUALITY CONTROL PADA SISTEM MANAJEMEN MUTU LABORATORIUM UNTUK MEMENUHI SERTIFIKASI QMS 9001:2008 Muhammad Arzein Lubis 1), Yetti Meuthia Hasibuan 2), Nismah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penanganan maupun pengolahan merupakan suatu cara ataupun tindakan untuk mempertahankan mutu dan kualitas bahan pangan, termasuk di sektor perikanan. Menurut data Dirjen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya alam perairan baik perairan darat maupun perairan laut dengan

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya alam perairan baik perairan darat maupun perairan laut dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perikanan adalah suatu kegiatan perekonomian yang memanfaatkan sumber daya alam perairan baik perairan darat maupun perairan laut dengan menggunakan ilmu pengetahuan

Lebih terperinci

ABSTRACT. Keywords: ISO 9001:2008

ABSTRACT. Keywords: ISO 9001:2008 iii ABSTRAK PPSI (Pusat Pengembangan Informasi) merupakan suatu organisasi yang dibentuk oleh Universitas Kristen Maranatha Bandung. PPSI bergerak dalam bidang pembuatan sistem aplikasi untuk semua bagian

Lebih terperinci

ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PADA PRODUK TAHU BAXO IBU PUDJI MENGGUNAKAN METODE NEW SEVEN TOOLS (Studi Kasus pada CV. Pudji Lestari Sentosa)

ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PADA PRODUK TAHU BAXO IBU PUDJI MENGGUNAKAN METODE NEW SEVEN TOOLS (Studi Kasus pada CV. Pudji Lestari Sentosa) ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PADA PRODUK TAHU BAXO IBU PUDJI MENGGUNAKAN METODE NEW SEVEN TOOLS (Studi Kasus pada CV. Pudji Lestari Sentosa) Wening Rahayuningtyas, Sriyanto *) Departemen Teknik Industri,

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN xxix HASIL DAN PEMBAHASAN Sampel daging ayam beku yang diambil sebagai bahan penelitian berasal dari daerah DKI Jakarta sebanyak 16 sampel, 11 sampel dari Bekasi, 8 sampel dari Bogor, dan 18 sampel dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keamanan makanan serta efektivitas dalam proses produksi menjadi suatu

BAB I PENDAHULUAN. keamanan makanan serta efektivitas dalam proses produksi menjadi suatu BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Di era globalisasi ini perkembangan zaman yang diingiringi dengan inovasi-inovasi dalam bidang pangan khususnya. Pola konsumsi masyarakat terhadap suatu produk makanan

Lebih terperinci

Penerapan Metode DMAIC di PT. Coca-Cola Bottling Indonesia Jawa Timur. Oleh Zubdatu Zahrati Dosen Pembimbing : Dra.

Penerapan Metode DMAIC di PT. Coca-Cola Bottling Indonesia Jawa Timur. Oleh Zubdatu Zahrati Dosen Pembimbing : Dra. Penerapan Metode DMAIC di PT. Coca-Cola Bottling Indonesia Jawa Timur Oleh Zubdatu Zahrati 32 05 004 Dosen Pembimbing : Dra. Lucia Aridinanti Pendahuluan Latar Belakang Permasalahan Tujuan Manfaat Batasan

Lebih terperinci

Keywords: inventory control, a smooth production process.

Keywords: inventory control, a smooth production process. ABSTRACT THE ROLE OF RAW MATERIAL INVENTORY CONTROL IN SUPPORTING SMOOTHNESS OF PRODUCTION PROCESS (CASE STUDY AT GOLDEN TEMPO CLOCK INDUSTRY) The basic problem faced by every company is how to implement

Lebih terperinci

Identifikasi Bahaya Pada Pekerjaan Maintenance Kapal Menggunakan Metode HIRARC dan FTA Dengan Pendekatan Fuzzy

Identifikasi Bahaya Pada Pekerjaan Maintenance Kapal Menggunakan Metode HIRARC dan FTA Dengan Pendekatan Fuzzy Identifikasi Bahaya Pada Pekerjaan Maintenance Kapal Menggunakan Metode HIRARC dan FTA Dengan Pendekatan Fuzzy di Industri Kapal Andri Kurniawan 1, Mardi Santoso 2, Mey Rohma Dhani 1 1 Program Studi Teknik

Lebih terperinci

EVALUASI SUPPLIER BAHAN BAKU PEMBUATAN TIANG PANCANG PADA PT.XYZ DENGAN MENGGUNAKAN AHP DAN LOSS FUNCTION

EVALUASI SUPPLIER BAHAN BAKU PEMBUATAN TIANG PANCANG PADA PT.XYZ DENGAN MENGGUNAKAN AHP DAN LOSS FUNCTION EVALUASI SUPPLIER BAHAN BAKU PEMBUATAN TIANG PANCANG PADA PT.XYZ DENGAN MENGGUNAKAN AHP DAN LOSS FUNCTION Efraim S. Ginting 1,Sugiharto Pujangkoro 2, Tuti Sarma Sinaga 2 Departemen Teknik Industri, Fakultas

Lebih terperinci

SNI 4482:2013 Standar Nasional Indonesia Durian ICS Badan Standardisasi Nasional

SNI 4482:2013  Standar Nasional Indonesia Durian  ICS Badan Standardisasi Nasional Standar Nasional Indonesia Durian ICS 67.080.10 Badan Standardisasi Nasional BSN 2013 Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh isi dokumen ini dengan

Lebih terperinci

Lampiran 1. Sertifikat HACCP Frozen Cooked Tuna

Lampiran 1. Sertifikat HACCP Frozen Cooked Tuna LAMPIRAN Lampiran 1. Sertifikat HA Frozen Cooked Tuna 52 Lampiran 2. Sertifikat Keterangan Pengolahan Frozen Cooked Tuna 53 Lampiran 3. Tata Letak Bangunan PT. Gabungan Era Mandiri 54 55 Lampiran 4.Pohon

Lebih terperinci

ANALISA RESIKO OPERASIONAL PENGELOLAAN GEDUNG PUSAT PERBELANJAAN DI SURABAYA

ANALISA RESIKO OPERASIONAL PENGELOLAAN GEDUNG PUSAT PERBELANJAAN DI SURABAYA ANALISA RESIKO OPERASIONAL PENGELOLAAN GEDUNG PUSAT PERBELANJAAN DI SURABAYA Aris Windarko Saputro dan I Putu Artama W Bidang Keahlian Manajemen Proyek Program Studi Magister Manajemen Teknologi Institut

Lebih terperinci

Cokro Siamdani Abstract

Cokro Siamdani Abstract IMPLEMENTASI SCADA DAN METODE FMEA PADA SISTEM INVENTORY CONTROL DI PT.NUTRICIA INDONESIA SEJAHTERA Cokro Siamdani 1501243433 Abstract Problems with idoc error that has the appearance of a high-frequency

Lebih terperinci

PROSES PENGALENGAN IKAN TUNA DI PT. ANEKA TUNA INDONESIA GEMPOL-PASURUAN

PROSES PENGALENGAN IKAN TUNA DI PT. ANEKA TUNA INDONESIA GEMPOL-PASURUAN PROSES PENGALENGAN IKAN TUNA DI PT. ANEKA TUNA INDONESIA GEMPOL-PASURUAN LAPORAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI PENGOLAHAN PANGAN OLEH: KENNETH GIOVANNI 6103012001 CHRISTIAN FITTIVALDY 6103012014 EDO SIAUWTAMA

Lebih terperinci

PROSES PEMBUATAN WAFER STICK DI PT. PANCA SEJATI MITRA DINAMIKA (PANCATRADI) SIDOARJO LAPORAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI PENGOLAHA PANGAN

PROSES PEMBUATAN WAFER STICK DI PT. PANCA SEJATI MITRA DINAMIKA (PANCATRADI) SIDOARJO LAPORAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI PENGOLAHA PANGAN PROSES PEMBUATAN WAFER STICK DI PT. PANCA SEJATI MITRA DINAMIKA (PANCATRADI) SIDOARJO LAPORAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI PENGOLAHA PANGAN OLEH : PHEBE MIRACLE (6103009006) NOVITA RIANY (6103009033) MELLYSA

Lebih terperinci

APLIKASI PENGENDALIAN MUTU PADA PABRIK SUSU STERILISASI ULTRA HIGH TEMPERATURE PLAIN YANG BERKAPASITAS L PRODUK/HARI MAKALAH KOMPREHENSIF

APLIKASI PENGENDALIAN MUTU PADA PABRIK SUSU STERILISASI ULTRA HIGH TEMPERATURE PLAIN YANG BERKAPASITAS L PRODUK/HARI MAKALAH KOMPREHENSIF APLIKASI PENGENDALIAN MUTU PADA PABRIK SUSU STERILISASI ULTRA HIGH TEMPERATURE PLAIN YANG BERKAPASITAS 21.000 L PRODUK/HARI MAKALAH KOMPREHENSIF OLEH: FANI NOVITA HALIM 6103006077 PROGRAM STUDI TEKNOLOGI

Lebih terperinci

The Hazard Analysis and Critical Control Point System

The Hazard Analysis and Critical Control Point System The Hazard Analysis and Critical Control Point System HACCP merupakan metode yang rasional & alamiah untuk penjaminan mutu makanan. Sistem ini terdiri atas identifikasi serta pengkajian yang sistematis

Lebih terperinci

2 ekspor Hasil Perikanan Indonesia. Meskipun sebenarnya telah diterapkan suatu program manajemen mutu terpadu berdasarkan prinsip hazard analysis crit

2 ekspor Hasil Perikanan Indonesia. Meskipun sebenarnya telah diterapkan suatu program manajemen mutu terpadu berdasarkan prinsip hazard analysis crit TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI LINGKUNGAN HIDUP. Perikanan. Hasil. Jaminan Mutu. Keamanan. Sistem. (Penjelasan Atas Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 181). PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat-syarat guna Memperoleh gelar Sarjana Teknologi Pertanian. Oleh : MELITA WIDODO

SKRIPSI. Diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat-syarat guna Memperoleh gelar Sarjana Teknologi Pertanian. Oleh : MELITA WIDODO IDENTIFIKASI TITIK KENDALI KRITIS BERDASARKAN POTENSI BAHAYA MIKROBIOLOGIS DALAM RANTAI PRODUKSI AIR MINUM ISI ULANG YANG BERASAL DARI SUMBER MATA AIR DI DESA KEJI, KABUPATEN UNGARAN IDENTIFICATION OF

Lebih terperinci

STRATEGI PENINGKATAN MUTU DAN KEAMANAN PRODUK OLAHAN MARKISA DI PT. PINTU BESAR SELATAN, SUMATERA UTARA DUMASARI SIREGAR

STRATEGI PENINGKATAN MUTU DAN KEAMANAN PRODUK OLAHAN MARKISA DI PT. PINTU BESAR SELATAN, SUMATERA UTARA DUMASARI SIREGAR STRATEGI PENINGKATAN MUTU DAN KEAMANAN PRODUK OLAHAN MARKISA DI PT. PINTU BESAR SELATAN, SUMATERA UTARA DUMASARI SIREGAR SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 PERNYATAAN MENGENAI TUGAS

Lebih terperinci

KAJIAN PENERAPAN PRINSIP HACCP PADA PRODUK IKAN ASIN DALAM UPAYA PENINGKATAN MUTU DAN KEAMANAN PANGAN DI TAMBAK LOROK

KAJIAN PENERAPAN PRINSIP HACCP PADA PRODUK IKAN ASIN DALAM UPAYA PENINGKATAN MUTU DAN KEAMANAN PANGAN DI TAMBAK LOROK KAJIAN PENERAPAN PRINSIP HACCP PADA PRODUK IKAN ASIN DALAM UPAYA PENINGKATAN MUTU DAN KEAMANAN PANGAN DI TAMBAK LOROK STUDY ON THE APPLICATION OF HACCP PRINCIPLES FOR IMPROVING QUALITY AND SAFETY OF DRIED

Lebih terperinci

Kata kunci : Manajemen risiko lingkungan, Pengelolaan lumpur B3, fuzzy AHP

Kata kunci : Manajemen risiko lingkungan, Pengelolaan lumpur B3, fuzzy AHP PENILAIAN RISIKO LINGKUNGAN DENGAN FUZZY ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (FAHP) PADA MANAJEMEN RISIKO LINGKUNGAN LUMPUR BERBAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN (B3) DARI INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH (IPAL) (STUDI

Lebih terperinci

LAPORAN TUGAS AKHIR (EV-003)

LAPORAN TUGAS AKHIR (EV-003) LAPORAN TUGAS AKHIR (EV-003) IDENTIFIKASI PENGARUH KUALITAS AIR SUNGAI TERHADAP KUALITAS AIR SUMUR DI RW 08 KELURAHAN BABAKAN CIAMIS KECAMATAN SUMUR BANDUNG KOTA BANDUNG BERDASARKAN PARAMETER BIOLOGIS

Lebih terperinci

MATERI III : ANALISIS BAHAYA

MATERI III : ANALISIS BAHAYA MATERI III : ANALISIS BAHAYA (Prinsip HACCP I) Tahap-tahap Aplikasi HACCP 1 1. Pembentukan Tim HACCP 2. Deskripsi Produk 3. Indentifikasi Konsumen Pengguna 4. Penyusunan Bagan alir proses 5. Pemeriksaan

Lebih terperinci

Filet kakap beku Bagian 3: Penanganan dan pengolahan

Filet kakap beku Bagian 3: Penanganan dan pengolahan Standar Nasional Indonesia Filet kakap beku Bagian 3: Penanganan dan pengolahan ICS 67.120.30 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi... i Prakata... ii 1 Ruang lingkup... 1 2 Acuan normatif...

Lebih terperinci

ABSTRAKSI. Kata Kunci : COBIT, Pengelolaan Teknologi Informasi, Audit Teknologi Informasi, Maturity Models, Tingkat Kecukupan Kontrol.

ABSTRAKSI. Kata Kunci : COBIT, Pengelolaan Teknologi Informasi, Audit Teknologi Informasi, Maturity Models, Tingkat Kecukupan Kontrol. ABSTRAKSI Pengelolaan teknologi informasi di Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Kelautan saat ini masih kurang terarah dan kurang terstruktur. Pengelolaan yang terarah dan terstruktur dapat mendukung

Lebih terperinci

Evaluasi untuk Peningkatan Mutu dan Keamanan Proses Produksi Ayam Goreng Pada Perusahaan Katering di Semarang Berdasarkan Prinsip HACCP

Evaluasi untuk Peningkatan Mutu dan Keamanan Proses Produksi Ayam Goreng Pada Perusahaan Katering di Semarang Berdasarkan Prinsip HACCP Evaluasi untuk Peningkatan Mutu dan Keamanan Proses Produksi Ayam Goreng Pada Perusahaan Katering di Semarang Berdasarkan Prinsip HACCP Evaluation to Increasing Quality and Safety of Fried Chicken Production

Lebih terperinci

Tugas Manajemen Mutu Terpadu. 3. Penanganan dan pengolahan Penanganan dan pengolahan cumi-cumi beku sesuai SNI :2010.

Tugas Manajemen Mutu Terpadu. 3. Penanganan dan pengolahan Penanganan dan pengolahan cumi-cumi beku sesuai SNI :2010. Nama : RaisAbdullah NPM : 230110097026 Kelas : Perikanan B Tugas Manajemen Mutu Terpadu Spesifikasi CUMI-CUMI BEKU SNI 2731.1:2010 1. Istilah dan definisi cumi-cumi beku merupakan produk olahan hasil perikanan

Lebih terperinci

Sosis ikan SNI 7755:2013

Sosis ikan SNI 7755:2013 Standar Nasional Indonesia Sosis ikan ICS 67.120.30 Badan Standardisasi Nasional BSN 2013 Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh isi dokumen ini

Lebih terperinci

PROPOSAL TUGAS AKHIR (LK 1347)

PROPOSAL TUGAS AKHIR (LK 1347) PROPOSAL TUGAS AKHIR (LK 1347) Fm : 01 I. RINGKASAN 1. PENGUSUL a. Nama : Kusuma Satya Perdana b. NRP : 4103 100 031 c. Semester / Tahun Ajaran : Genap, 2008 / 2009 d. Semester yg ditempuh : 12 (Dua Belas)

Lebih terperinci

PROSES ELIMINASI WASTE DENGAN METODE WASTE ASSESSMENT MODEL & PROCESS ACTIVITY MAPPING PADA DISPENSING

PROSES ELIMINASI WASTE DENGAN METODE WASTE ASSESSMENT MODEL & PROCESS ACTIVITY MAPPING PADA DISPENSING Journal Industrial Manufacturing Vol. 3, No. 1, Januari 2018, pp. 45-50 P-ISSN: 2502-4582, E-ISSN: 2580-3794 PROSES ELIMINASI WASTE DENGAN METODE WASTE ASSESSMENT MODEL & PROCESS ACTIVITY MAPPING PADA

Lebih terperinci