BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN"

Transkripsi

1 BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Model Perumusan Masalah dan Pengambilan Keputusan. Gambar 3.1 Diagram Alir Metodologi Penelitian Diagram ini menjelaskan mengenai alur proses penelitian yang dilakukan pada penilitan ini.

2 106 Gambar 3.1 Diagram Alir Metodologi Penelitian (Lanjutan) 3.2 Penelitian Pendahuluan Penelitian pendahuluan pada PT. Trafoindo Prima Perkasa dilakukan sebagai langkah awal dengan tujuan untuk memperoleh informasi mengenai kondisi perusahaan serta mengetahui masalah-masalah yang terjadi di perusahaan. Penelitian pendahuluan ini dilakukan dengan cara observasi langsung dan wawancara. Observasi langsung dilakukan dengan tujuan agar mendapat gambaran sejelas-jelasnya mengenai kegiatan yang berlangusng di lingkungan pabrik CT&VT. Dengan melakukan observasi langsung dapat memudahkan penulis untuk memahami permasalahan yang terjadi serta mampu memperoleh hipotesis awal penyebab timbulnya masalah. Selama melakukan observasi penulis

3 107 didampingi wakil perusahaan selaku pembimbing lapangan, sehingga sekaligus dapat melakukan proses wawancara. Selain dengan pembimbing lapangan, wawancara juga dilakukan dengan Direktur Utama, wakil bagian PPIC, wakil bagian HRD, wakil bagian ISO, wakil bagian QC, wakil bagian produksi, serta operator-operator bagian produksi. Dalam wawancara selain melakukan tanya jawab dilakukan juga proses brainstorming. 3.3 Identifikasi Masalah Dengan Diagram Sebab-Akibat Setelah melakukan penelitian pendahuluan, maka penulis dapat menentukan permasalahan yang akan diangkat. Masalah yang diangkat merupakan masalah yang memiliki keterkaitan dengan bidang teknik industri dan manajemen sehingga dapat dilakukan penyelesaian masalah sesuai dengan kemampuan penulis. Setelah menentukan masalah tersebut penulis mulai mengidentifikasi penyebab umum timbulnya masalah. Berikutnya penulis mengambil beberapa hal yang kemungkinan merupakan penyebab khusus atau dengan kata lain akar utama timbulnya masalah. Hal ini dilakukan dengan berdasar pada hasil observasi dan wawancara yang telah dilakukan sebelumnya. Untuk mempermudah dalam mengidentifikasi penyebab umum dan penyebab khusus tersebut dibuatlah diagram sebab akibat. Dengan diagram ini penulis mampu mengidentifikasi akar penyebab suatu masalah dengan lebih terstruktur, selain itu juga sangat membantu dalam membangkitkan ide-ide untuk solusi suatu masalah. Dalam pembuatan diagram ini penulis mengembangkan beberapa pertanyaan dengan urutan sebagai berikut : 1. Bagian/Divisi apa yang berpotensi menyebabkan timbulnya masalah utama? 2. Bagaimana kondisi dari tiap divisi tersebut?

4 Kondisi manakah yang paling berpengaruh mengakibatkan timbulnya masalah? Jawaban dari pertanyaan pertama ditulis sebagai tulang besar, jawaban dari pertanyaan kedua ditulis sebagai tulang-tulang ikan berukuran sedang, sedangkan jawaban dari pertanyaan ketiga akan ditulis sebagai kepala ikan pada diagram sebab akibat yang mengidentifikasi penybab khusus. Pertanyaan diatas juga digunakan untuk membuat diagram sebab akibat kedua. Penempatan jawaban pertanyaan pertama dan kedua dilakukan dengan cara yang sama dengan pembuatan diagram sebelumnya, sedangkan jawaban ketiga merupakan akar timbulnya masalah. Alasan mengapa diagram sebab akibat dibuat terpisah dalam mengidentifikasi penyebab umum dan khusus adalah untuk memudahkan penempatan tulang-tulang ikan. Apabila hanya dibuat satu diagram saja maka penyebab-penyebab khusus tersebut akan menjadi tulang kecil pada tulang sedang yang memiliki kondisi paling bermasalah. Selain itu dengan membagi diagram menjadi dua bagian akan lebih mudah membaca dan memahami diagram tersebut. 3.4 Perumusan Masalah Setelah melakukan identifikasi masalah dan penyebab umum maupun khusus maka selanjutnya penyebab khusus itulah yang akan diteliti lebih jauh dan dijadikan perumusan masalah. Perumusan masalah atau pertanyaan penelitian merupakan tahap akhir pada penemuan masalah setelah peneliti memilih bidang dan pokok masalah yang diteliti. Perumusan masalah dibuat sebagai batasan ruang lingkup terhadap masalah yang ingin dibahas didalam penelitian ini, yaitu

5 109 bagaimana agar perusahaan dapat memenuhi jadwal produksi yang teah ditetapkan. 3.5 Studi Literature Setelah mengidentifikasi dan merumuskan permasalahan, kemudian dilakukan pencarian buku-buku referensi, baik berupa text book, diktat, jurnal, informasi dari internet maupun sumber-sumber lainnya yang berkaitan dengan topik penelitian. Studi literature ini bertujuan untuk mendapatkan metode yang tepat dalam memecahkan masalah yang sedang dihadapi perusahaan. Hasil dari studi literature ini akan dimasukkan dalam landasan teori. 3.6 Pengumpulan Data Data yang dikumpukan berasal dari dua sumber yaitu data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan sendiri oleh penulis dengan melakukan pengamatan, dan pengukuran secara langsung di lapangan. Sedangkan data sekunder adalah data yang diperoleh dari dokumen atau arsip perusahaan. Data yang merupakan data sekunder pada penelitian ini antara lain : a. Data Pemesanan Data ini memperlihatkan tipe-tipe CT&VT yang dipesan oleh customer, serta jumlah dan waktu pemesanannya. Data pemesanan yang diperoeh dari perusahaan berperiode tahun 2008 (Januari-Desember) dan Tahun 2009 (Januari-Oktober). Data ini dikumpulkan untuk diolah dalam menentukan tipe CT&VT yang akan diteliti lebih lanjut. Seain itu juga digunakan sebagai

6 110 sumber data simulasi pemesanan yang akan dibuat untuk memberikan contoh usulan format penjadwalan bagi operator. b. Data Keterlambatan Pemenuhan Pesanan Dari data ini dapat diperoeh informasi menengenai tipe CT&VT yang dipesan, jumlah pemesanannya, cutomer yang memesan, waktu rencana pengiriman pesanan, dan waktu pengiriman pesanan aktual. Data tersebut akan memperjelas bahwa perusahaan mengalami masalah dalam pemenuhan pesanan tepat waktu, sebab terdapat perbedaan waktu rencana pengiriman pesanan dengan waktu pengiriman aktual. c. Data Keterlambatan Jadwal Produksi Dari diagram sebab akibat yang telah dibuat pada proses pengidentifikasian masalah diketahui bahwa penyebab timbulnya masalah keterlambatan pemenuhan pesanan adalah karena adanya keterlambatan waktu penyelesaian pembuatan produk dari jadwal yang telah ditetapkan. Untuk memperjelas hal itu maka diperlukan data yang dapat memperlihatkan keterlambatan tersebut. Dari data ini dapat diketahui tipe CT&VT yang diproduksi, jumlahnya, waktu rencana penyelesaiannya, serta waktu penyelesaian aktual, dan sisa jumlah produk yang harus dibuat untuk periode penjadwalan berikutnya. Data yang dapat dikumpulkan adalah data periode bulan desember tahun 2009, berdasarkan kebijakna perusahaan.

7 111 d. Jadwal Produksi Data yang dimaksud disini adalah data yang diberikan kepada pihak lantai produksi untuk menginformaiskan kepada mereka tipe dan jumlah CT&VT yang harus mereka produksi dan batas waktu penyelesaiannya. Data ini diberikan setiap kali penjadwalan selesai diakukan, umumnya setiap seminggu sekali. Pengumpulan data jadwal produksi bertujuan untuk mengetahui apakah informasi yang terdapat pada jadwal produksi yang diberikan kepada pihak lantai produksi telah sesuai dengan yang mereka butuhkan Data yang diperoleh adalah data periode bulan desember tahun 2009 dimana data keterlambatannya telah ditunjukkan pada tabel sebelumnya. e. Waktu Baku Tiap Stasiun Kerja Waktu baku yang dimiliki perusahaan merupakan salah satu input data yang digunakan saat melakukan penjadwalan. Data ini dikumpulkan untuk mengetahui apakah waktu baku yang selama ini digunakan perusahaan masih sesuai dengan kondisi di lapangan saat ini, selain itu data ini juga digunakan untuk melakukan contoh perhitungan sederhana dalam memberikan usulan format penjadwalan untuk operator. f. Jumlah Mesin Selain data waktu baku dalam melakukan contoh usulan format penjadwalan tersebut diperlukan juga data jumlah mesin dan untuk oven perlu diketahui kapasitas mesinnya.

8 112 g. Set-up Time dan Down Time Tiap Proses Set-up time merupakan waktu yang dibutuhkan untuk mmpersiapkan hal-hal yang dibutuhkan sebelum memulai pekerjaan, sedangkan down time adalah waktu untuk membereskan tempat kerja, baik itu untuk mematikan meisn ataupun meletakan peralatan ke tempat penyimpanan. Data ini akan digunakan untuk perhitungan dalam pembuatan contoh usulan format penjadwalan bagi operator. Meskipun perhitungan pada format tersebut hanya dibuat untuk memudahkan penjelasan format jadwal namun sebaiknya tetap dihtung dengan langkah-langkah yang semirip mungkin dengan perhitungan nyatanya. h. Persentase Defect Data ini diperlukan untuk menentukan apakah pada periode bulan tersebut operator berhak mendapat insentif, dan besarnya insentif juga dihitung dengan menggunakan persentse defect ini. Data persentase defect yang digunakan untuk contoh perhitungan pemberian insentif adalah data tahun 2008, sebab data tahun 2009 belum mengalami proses audit. Persentase defect yang diberikan merupakan persentase defect dari kesluruhan produk yang dihting per bulan, hal ini cukup membantu dalam penghitungan insentif sebab insentif yang diusulkan akan diberikan setiap periode akhir/awal bulan bersamaan dengan pemberian upah..

9 113 Data yang merupakan data primer pada penelitian ini antara lain : a. Wakru Siklus Tiap Stasiun Pengumpulan data ini dilakukan dengan mengukur lamanya waktu yang dibutuhkan operator untuk menyelesaikan pekerjaannya per satu unit menggunakan stop watch. Pengumpulan data ini dilakukan sebanyak 30 kali untuk setiap stasiun pada masing-maisng tipe CT&VT yang diteliti (total 1080 data waktu siklus) Tiap stasiun diwakili oleh satu orang operator, operator yang dijadikan sampel dipilih atas rekomendasi Supervisor. Data ini dikumpulkan untuk perhitungan waktu baku aktual tiap stasiun kerja. b. Faktor Penyesuaian dan Faktor Kelonggaran Kedua faktor ini diperlukan dalam perhitungan waktu baku tiap stasiun kerja. Data faktor penyesuaian dan faktor kelonggaran dikumpulkan dengan melakukan pengamatan langsung baik terhadap operator maupun terhadap lingkungan kerja. Hasil pengamatan tersebut dinilai dengan menggunakan Tabel Wesstinghouse. Alasan penggunaan Tabel Westinghouse adalah karena tabel ini memiliki pengklasifikasikan faktor-faktor yang jelas beserta nilai untuk setiap kondisi pada faktor-faktor tersebut, sehingga penulis dapat melakukan penilaian dengan lebih mudah dan lebih objektif. c. Layout Stasiun Kerja Aktual Layout ini dibuat untuk memberikan gambaran ynag lebih jelas mengenai kondisi layout yang akan diteliti lebih lanjut (layout stasiun kerja merakit dan melepas rakitan) dan untuk dijadikan perbandingan pada kondisi layout

10 114 usulan. Penggambaran layout ini dilakukan dengan menggunakan software AutoCad, sebab dengan software ini penggambaran layout dapat dilakukan dengan lebih mudah dan lebih teratur, selain itu keunggulan lainnya adalah dapat menampilkan gambar 2D & 3D untuk berbagai posisi pandangan (atas, bawah, depan, belakang, kanan, dan kiri) dengan sekali pembuatan saja. d. Peta Tangan Kanan dan Tangan Kiri Aktual Peta ini dibuat untuk memberi penjelasan mengenai gerakan-gerakan kerja ( dalam hal ini kegiatan merakit) pada kondisi aktual agar memudahkan penulis untuk menganalisa gerakan-gerakan tersebut dan dapat mmberikan usulan perbaikan gerakan yang lebih efektif dan efisien. Dengan menggunakan peta ini selain mengetahui gerakan tangan apa saja yang dilakukan operator juga dapat diketahui waktu yang dibutuhkan untuk melakukan setiap pergerakannya. 3.7 Pengolahan Data Setelah proses pengumpulan data selesai dilakukan maka selanjutnya penulis akaa melakukan pengolahan data. a. Simulasi Data Permintaan Langkh-langkah pengolahan : Menetapkan distribusi probabilitas untuk variabel-variabel utama. Cara yang digunakan dalam menetapkan distribusi probabilistik dari variabel yang ada adalah dengan menganalisa data-data historis (data permintaan Tahun 2008 pada bulan Jnauari, Februari, dan Maret). Probabilitas atau frekuensi relative untuk setiap hasil yang mungkin

11 115 dari sebuah variabel didapat dengan membagi frekuensi observasi dengan total jumlah observasi. Menetapkan distribusi kumulatif untuk setiap variabel. Setelah menentukan distribusi probabilitas, langkah selanjutnya mengubah distribusi probabilitas tersebut menjadi distribusi cumulatife dengan cara mengakumulasikan hasil dari distribusi probabilitas yang menghasilkan akumulasi dari masing-masing kelas sebagai total akumulasi dari kelas sebelumnya. Menentukan interval dari bilangan-bilangan acak untuk setiap variabel. Setelah ditentukan distribusi probabilitas kumulatif untuk setiap variabel yang terlibat dalam simulasi, selanjutnya ditentukan bilangan-bilangan tertentu untuk mempresentasikan setiap nilai atau hasil yang mungkin didapatkan. Ini sebagai acuan bilangan acak. Pembangkitan Bilangan Random. Bilangan acak dibangkitkan untuk masalah-masalah simulasi dalam penelitian ini dilakukan secara manual, pemilihan bilangan acak dapat dilakukan dengan memilih angka-angka dari tabel bilangan acak. Dimana setiap digit atau angka dalam tabel memiliki kesempatan yang sama untuk muncul. Menjalankan atau memperoleh hasil simulasi Simulasi ini perlu dilakukan agar penuls memiliki data pemesanan periode 1 minggu dimana kemungkinan tipe yang dipesan adalah tipe yang saat ini sedang ditleiti (CTB-24, CT-24-2C2R, VT1-24-1, VT-24A). Simulasi dilakukan sebanyak 2 kali sebab diperlukan hasil simulasi mengenai tipe yang muncul pada periode tersebut dan berapa jumlah yang dipesan dari tipe yang muncul. Hasil simulasi ini akan digunakan penuls utnuk memberikan contoh

12 116 format usulan jadwal yang sebaiknya diberikan kepada pihak lantai rpoduksi agar mereka mampu melakukan kegiatan poduksi tepat waktu. Metode simulasi yang digunakan adalah metode Monte Carlo, sebab metode ini cukup sederhana dan metode ini sering digunakan untuk mensimulaiskan kemungkinan permintaan, dan iinventory. b. Usulan Jadwal Urutan Pengerjaan Langkah-langkah pengolahan : Pembuatan usulan format tabel jadwal untuk operator Menghitung jumlah yang dapat dibuat oleh oeprator saat mulai bekerja hingga harus berhenti bekerja ( saat istirahat atau pergantian shift) untuk tipe yang telah ditentukan dari hasil simulasi. Penulis memberikan usulan format jadwal yang akan diberikan kepada operator lantai produksi sebab jadwal yang sebelumnya diberikan oleh perusahaan kurang membantu operator. Pada jadwal ini penulis memberikan urutan pengerjaan yang jelas disertai batas waktu penyelesaiannya. Diharapkan dengan format baru ini operator akan lebih mudah untuk mencapai target penyelesaian produk. Data yang digunakan untuk memberikan contoh usulan fromat jadwal ini adalah data waktu baku perusahaan, data set-up time dan down time, serta data pemesanan hasil simulasi. Contoh usulan fromat ini dilakukan untuk periode 1 minggu sebab perusahaan melakukan penjadwalan baru setiap satu minggu sekali.

13 117 c. Penghitungan Waktu Baku Aktual Langkah-langkah pengolahan : Pengujian Kenormalan Data Pengujian Keseragaman Data Penghitungan Kecukupan Data Melengkapi pengukuran Langkah-langkah pasca pengukuran Menghitung Waktu Siklus Menghitung Waktu Normal Menghitung Waktu Baku Langkah awal dalam proses pengolahan waktu siklus untuk memperoleh waktu baku adalah melakukan uji terhadap data waktu siklus tiap stasiun, sebab apabila data tersebut tidak lolos uji maka hasil perhitungan kurang akurat. Jenis pengujian terhadap data waktu siklus adalah Uji Nomralitas, Uji Keseragaman, dan Uji Kecukupan Data. Berikut adalah penjelasan dari ketiga pengujian tersbeut ; - Uji Nomrlitas Pengujian ini dilakukan untuk mengecek apakah data penelitian berasal dari populasi yang sebarannya normal. Pengujian dilakukan dengan menggunakan software SPSS, alasan penggunaan software ini adalah selain lebih mudah dan menghemat waktu, penggunaan software ini juga telah banyak digunakan oleh peneliti statistik lainnya sehingga keakuratan hasilnya cukup terpercaya. Pada landasan teori di BAB 2 telah dijelaskan bahwa uji normalitas dengan menggunakan SPSS dapat dilakukan dengan beberapa cara, pada penelitian ini cara yang digunakan adalah cara kedua karena cara kedua tersebut lebih

14 118 akurat dan lebih mudah dibandingkan ketiga cara lainnya. Penulis menenutkan besarnya tingkat kepercayaan 95%. - Uji Keseragaman Data waktu siklus yang dikumpulkan harus merupakan data yang seragam, sebab apabila terdapat data yang tidak seragam itu artinya pada sistem kerja yang diteliti terjadi suatu perubahan dan hasil pengolahan datanya akan menjadi hasil yang tidak sesuai dengan sistem kerja yang sesunguhnya sedang diteliti. Pengujian dilakukan dengan melalui 2 tahap yaitu : Perhitungan dengan rumus yang telah dicantumkan pada landasan teori untuk memperoleh BKA (Batas Kontrol Atas) dan BKB (Batas Kontorl Bawah) Setelah semua data tidak melebihi batas-batas tersebut maka dilanjutkan dengan pengujian menggunakan software SPPS. Pengujian dengan menggunakan software ini adalah untuk membuktikan bahwa data-data telah seragam. Tingkat kepercayaan yang digunakan adalah sebesar 95%. - Uji Kecukupan Data Perhitungan jumlah kecukupan data dimaksudkan untuk menentukan jumlah sampel minimum yang dapat diolah untuk proses perhitungan selnajutnya. Perhitungan ini dilakukan untuk melihat apakah data yang telah dikumpulkan sudah cukup atau belum. Bila dari hasil perrhitungan tersebtu diketahui bahwa data yang dikumpulkan telah cukup maka perhitungan waktu baku dapat diteruskan. Nmaun apabila ternyata jumlah data belum cukup maka pengambilan data harus dilakukan lagi hingga mencapai jumlah yang

15 119 dibutuhkan. Penulis menenutkan besarnya tingkat kepercayaan 95% dan tingkaat ketelitian sebesar 10%, dan uji ini dilakukan dengan mnggunaknan rumus seperti yang telah tercantum pada landasan teori pada BAB 2. Data waktu siklus yang telah lolos uji normalitas, uji keseragaman, maupun uji kecukupan data akan dilanjutkan ke perhitungan waktu baku. Perhitungan waktu baku ini dihutng untuk tiap stasiun kerja untuk masing-maisng tipe yang diteliti (total 36 data waktu baku aktual). Sebelum menghitung waktu baku terebih dahulu perlu dihtung waktu normal dengan menggunakan faktor penyesuaian, selanjutnya waktu normal tersebut akan dihtung untuk mendapatkan waktu baku, dalam perhtungan tersebut diperlukan faktor kelonggaran. Perhitungan dilakukan dengan rumus perhitungan waktu baku yang terdapat pada landasan teori. Perhitungan ini dilakukan agar dapat membandingkan waktu baku yang kini telah digunakna perusahaan dengan waktu baku aktual dairi haisl perhtiungan. Apabila terdapat perbedaan yang signifikan antara keduanya maka penulis akan menganalisa penyebabnya dan memberikan usulan untuk menangani hal tersebut. d. Layout Usulan Langkah-langkah pengolahan : Pengamatan layout aktual Memikirkan beberapa alternatif usulan perbaikan tata letak Memilih alternatif Pembuatan layout usulan

16 120 Setelah melakukan pengamatan terhadap layout aktual dan menemukan beberapa permasalahan penempatan fasilitasnya maka penulis memberikan usulan tata letak fasilitas yang dapat memudahkan operator dalam menyelesaikan pekerjaannya. Usulan tersebut diberikan dengan berdasar pada prinsip-prinsip perancangan layout, serta prinsip-prinsip Ekonomi Gerakan. Pembuatan layout usulan dilakukan dengan mengunakan software autocad. e. Peta Tangan Kiri dan Tangan Kanan Usulan Pembuatan peta ini dilakukan untuk menganalisa gerakan tangan operator saat melakukan perakitan, serta untuk mengetahui pengaruh perbaikan layout terhadap keefektifan dan keefisienan gerakan tangan tersebut. f. Usulan Pemberian Insentif dan Reward Langkh-langkah pengolahan : Membandingkan persentase defect tiap section per bulan dengan standard defect perusahaan. Menghitung besar insentif bagi operator dengan metode Halsey, Bedaux, dan Rowan Plan Penulis memilih metode Halsey, Bedaux, dan Rowan Plan sebab dengan metode ini penulis dapat menentukan besarnya insentif yang akan diterima operator tanpa perlu mengetahui atau menghitung upah yang diterima operator tiap unitnya (digunakan upah standard per bulan). selain itu metode ini lebih mudah dijelaskan kepada operator. Rasio partisipasi pekerja (p) untuk halsey adalah sebesar 50% sedangkan untuk Bedaux sebesar 75%.

17 121 Pemberian insentif dilakukan setiap satu bulan sekali, operator dinyatakan berhak untuk mendapatkan insentif apabila section dimana dia bertugas berhasil memperoleh persentase defect yang lebih kecil dibanidngkan dengan persentase defect standard perusahan yaitu sebesar 5%. 3.8 Implementasi Layout Usulan Layout usulan yang telah dibuat kemdian diuji coba untuk mengetahui apakah layout usulan tersebut dapat mempercepat proses kerja dan apakah operator merasa nyaman dengan layout tersebut. Apabila dari hasil uji coba ternyata hasilnya belum memuaskan seperti waktu yang dibutuhkan lebih lambat atau sama dnegan waktu saat pada kondisi layout aktual maka layout yang diusulkan harus dirubah dan diganti dengan layout usulan yang baru hingga dihasilkan layout usulan yang benar-benar mampu mempercepat proses kerja. Pengujian dilakukan dengan mengukur waktu siklus dan pembuatan Peta Tangan Kiri dan Tangan Kanan satu orang operator pada kondisi layout usulan. Uji coba dilakukan sebanyak 1 kali karena keterbatasan waktu dan tipe produk yang dibuat saat itu adalah tipe CT-24-2C2R. 3.9 Analisa Hasil Berdasarkan hasil pengolahan data dan beberapa data yang telah dikumpulkan maka penulis melakukan analisa penelitian yaitu : a. Analisa Diagram Sebab Akibat Kondisi faktor-faktor yang terdapat pada tulang-tulang berukuran sedang dijelaskan lebih lanjut pada analisa ini, juga diterangkan apakah kondisi

18 122 tersebut merupakan salah satu akar penyebab timbulnya masalah atau bukan disertai alasan dari keterangan itu. b. Analisa Diagram Pareto Menerangkan hasil dari diagram pareto yaitu tipe yang akan diteliti lebih lanjut didasarkan pada jumlah tipe yang paling banyak dipesan dan total persentasenya melebihi 50% serta alasan dasar pemilihan tersebut baik untuk tipe CT maupun VT. c. Perbandingan Jadwal Untuk Lantai Produksi Aktual Dengan Jadwal Untuk Lantai Produksi Usulan Disini penulis menjelaskan kelebihan dari usulan format jadwal untuk lantai produksi khususnya operator dibandingkan dengan jadwal yang selama ini diberikan perusahaan. Selain itu juga diterangkan manfaat dari usulan format tersebut. d. Analisa Hasil Uji Data Waktu Siklus Analisa ini dilakukan untuk menrangkan hasil uji yang dilakukan pada waktu siklus baik itu untuk uji kenormalan, kesragaman, maupun uji kecukupan data. Berapa nilai-nilai sig yang diperoleh dan apa arti dari nilai tersebut. e. Analisa Faktor Penyesuaian Menerangkan kondisi masing-maisng faktor penyesuaian dan alasan pemilihan kelas bagi masing-maisng faktor tersebut. Analisa dilakukan untuk tiap operator yang diukur untuk tiap stasiun kerja.

19 123 f. Analisa Faktor Kelonggaran Menerangkan pemberian nilai kelonggaran pada faktor-faktor kelonggaran beserta alasannya untuk tiap-tiap stasiun kerja. Juga dijelaskan kondisi nyata untuk tiap faktor tersebut. g. Perbandingan Waktu Baku Perusahaan Dengan Waktu Baku Aktual Analisa yang dilakukan adalah mengenai perbedaan waktu aktual dengan waktu baku perusahaan, seberapa besar perbedaannya, faktor apa yang menyebabkan perbedaan tersebut, dan apa pengaruhnya terhadap masalah keterlambatan. h. Perbandingan Kondisi Layout Aktual dan Kondisi Layout Usulan Penulis menjelaskan kondisi layotu aktual seperti jarak, benda-benda yang terdapat pada layout beserta fungsinya, kekuranga dari kondisi tersebut dan dampaknya. Selanjutnya penulis akna menjelaskan kondisi layout usulan mulai dari usulan penempatan benda-benda beserta alasannya, manfaat dari penempatan tersebut, serta landasan teori yang digunakan dalam memberikan usulan perbaikan. i. Perbanidngan Gerakan Merakit dan Melepas Rakitan Layout Aktual dan Layout Usulan Dari pembuatan Peta Tangan Kiri dan Tangan Kanan dapat diketahui apakah gerakan yang dilakukan operator selama ini telah efektif dan efisien, apa alasan-alasan dari penilaian tersebut. Selain itu dapat diketahui apakah dengan layout usulan gerakan tangan operator menjadi lebih efektif dan efisien.

20 124 j. Analisa Keunggulan Metode Insentif Yang Diusulkan Penulis menjelaskan alasan pemilihan metode insentif yang dipilih, dan alasan mengapa perlu diberikannya insentif bagi operator Kesimpulan dan Saran Setelah melakukan pengolahan data dan juga analisa hasil pengolahan data, dilakukan penarikan kesimpulan dan juga saran. Kesimpulan berisi inti dari hasil pengolahan data yang sesuai dengan tujuan penelitian. Saran dapat berguna bagi perusahaan sebagai salah satu masukan agar perusahaan menjadi lebih baik dari sebelumnya Penjelasan Alur Penelitian Secara Umum Setelah mengidentifikasi masalah yaitu keterlambatan pemenuhan pesanan maka penulis mencari akar penyebab timbulnya masalah dengan diagram sebab akibat. Dari diagram tersebut diketahui bahwa akar masalah ada pada lantai produksi karena sering kali terlambat menyelesaikan pesanan. Diagram sebab akibat kedua dibuat untuk mengetahui penyebab kondisi itu. Dari diagram tersebut maka penulis memutuskan untuk melakukan perbaikan pada format jadwal produksi sehingga hal tersebut berdampak pada tata cara kerja operator. Meski tata cara kerja telah diperbaiki namun apabila penjadwalan yang dilakukan menggunakan waktu baku dan data nilai persentase defect yang tidak sesuai maka perbaikan tata cara kerja akan sia-sia saja. Untuk itu pertama-tama penulis melakukan perhitungan waktu baku untuk memastikan apakah waktu baku perusahaan masih sesuai dengan waktu baku kondisi aktual. Dari hasil perhitungan ternyata dua stasiun memiliki waktu baku yang lebih lama dari

21 125 waktu baku perusahaan dengan selisih cukup besar. Untuk membuat waktu baku tersebut kembali pada standar waktu baku perusahaan dilakukanlah perbaikan tata letak fasilitas. Setelah langkah pertama selesai yaitu melakukan penyesuaian pada waktu baku, selanjutnya perlu dilakukan juga penyesuaian pada persentase defect. Pada proses penjadwalan variabel persentase defect di input dengan nilai 5%. Nilai tersebut harus terjaga bahkan lebih baik diperkecil, hal ini bisa dilakukan dengan memotivasi operator, dengan memberi mereka insentif apabila persentase defect mereka lebih kecil dari 5%. Apabila waktu baku perusahaan telah sesuai dengan waktu baku aktual, persentase defect sama atau lebih kecil dari standar perusahaan, dan operator mengikuti aturan tata cara kerja yang baru dengan konsisten maka bagian produksi akan mampu untuk menyelesaikan produksi sesuai jadwal yang telah ditentukan.

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... LEMBAR PENGESAHAN... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR TABEL... ABSTRACT...

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... LEMBAR PENGESAHAN... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR TABEL... ABSTRACT... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... LEMBAR PENGESAHAN... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR TABEL... ABSTRAK... ABSTRACT... i ii iii v viii ix xii xiii BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 20 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Teknik Pengukuran Data Waktu Jam Henti Di dalam penelitian ini, pengukuran waktu setiap proses operasi sangat dibutuhkan dalam penentuan waktu baku setiap

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN Penulis melakukan penelitian di CV.Karya Logam dengan menggunakan tahapan-tahapan penelitian. Tahapan-tahapan penelitian tersebut antara lain : 3.1. Studi Lapangan Studi lapangan

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN Selain teori-teori yang telah dijabarkan sebelumnya, maka pada bab ini akan pula dijabarkan tentang metodologi dari penelitian yang dilakukan. Untuk mencapai penelitian yang

Lebih terperinci

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN MASALAH

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN MASALAH BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN MASALAH 4.1 Model Rumusan Masalah dan Pengambilan Keputusan Dalam menentukan model rumusan masalah perlu serangkaian hipotesis yang membantu alir pemikiran untuk mengambil keputusan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pembahasan selanjutnya yang berhubungan dengan kepentingan pemecahan masalah itu

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pembahasan selanjutnya yang berhubungan dengan kepentingan pemecahan masalah itu BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemecahan Masalah Untuk melakukan pemecahan masalah dan analisa pengolahan data, maka pada bab ini dikumpulkan data-data sebagai sumber ataupun input yang dibutuhkan

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metodologi Pemecahan Masalah Mulai Penelitian Pendahuluan Identifikasi dan Perumusan Masalah Studi Pustaka Pengumpulan Data Pengolahan Data Lantai Produksi Mesin Lantai

Lebih terperinci

Bab 2 Tinjauan Pustaka

Bab 2 Tinjauan Pustaka Bab 2 Tinjauan Pustaka 2.1 Time Study Time study merupakan suatu pengukuran waktu kerja yang dikembangkan oleh F.W. Taylor untuk menentukan suatu sistem kerja yang baik. Taylor sampai saat ini dipandang

Lebih terperinci

Seminar Nasional IENACO ISSN: PERANCANGAN TATA LETAK CV.KARYA LOGAM DENGAN MEMPERTIMBANGKAN PERENCANAAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU

Seminar Nasional IENACO ISSN: PERANCANGAN TATA LETAK CV.KARYA LOGAM DENGAN MEMPERTIMBANGKAN PERENCANAAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU PERANCANGAN TATA LETAK CV.KARYA LOGAM DENGAN MEMPERTIMBANGKAN PERENCANAAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU Taufik Martha Andrianta 1, Slamet Setio Wigati 2 Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Di era globalisasi ini negara-negara berkembang berpacu dalam memajukan perekonomian negaranya. Peningkatan produksi merupakan cara paling efektif yang dipilih guna

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN Pada penelitian untuk menyelesaikan masalah di Instalasi Farmasi B RSUD Wangaya Kota Denpasar, terdapat empat tahapan utama yaitu tahap persiapan, tahap pengumpulan data, tahap

Lebih terperinci

V. Hasil 3.1 Proses yang sedang Berjalan

V. Hasil 3.1 Proses yang sedang Berjalan V. Hasil 3.1 Proses yang sedang Berjalan Dalam industri komponen otomotif, PT. XYZ melakukan produksi berdasarkan permintaan pelanggannya. Oleh Marketing permintaan dari pelanggan diterima yang kemudian

Lebih terperinci

ABSTRAK. v Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. v Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK PD BLESSING adalah sebuah perusahaan di Kota Bandung yang memproduksi pakaian bayi (Jumper). Perusahaan memproduksi barang sesuai dengan pesanan konsumen (job order). Pesanan dari konsumen dikumpulkan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Dalam bab ini penulis akan membahas mengeni metode yang digunakan dalam mencapai tujuan-tujuan dalam laporan penelitian ini. Penulis melakukan serangkaian tahap penelitian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA Jika dalam suatu organisasi atau perusahan telah diterapkan sistem kerja yang baik dengan diperhatikannya faktor-faktor kerja serta segi-segi ergonomis,tentunya perusahaan tersebut

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 SMED (Single Minute Exchange Die) Salah satu masalah yang dihadapi oleh industri manufaktur adalah seringnya keterlambatan dalam menyelesaian pekerjaan sehingga tidak sesuai dengan

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH Metodologi pemecahan masalah merupakan model yang menggambarkan langkah-langkah sistematis yang akan menjadi pedoman dalam penyelesaian masalah. Metodologi penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Mulai Studi Lapangan Studi Pustaka Identifikasi Masalah Pengumpulan Data Pengolahan Data Penerapan Sistem SMED: 1. Memisahkan Aktifitas Internal dan Eksternal 2. Merubah Aktifitas

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 4 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Perancangan Kerja Dari penelitian menerangkan bahwa, Perancangan kerja merupakan suatu disiplin ilmu yang dirancang untuk memberikan pengetahuan mengenai prosedur dan prinsip

Lebih terperinci

ABSTRAK. vii. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. vii. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK PT Alpine Cool merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang manufaktur. Produk yang dihasilkan perusahaan adalah Refigerator System atau yang lebih dikenal dengan sebutan panel pendingin. Dari

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan sangat cepat di segala bidang. Persaingan yang semakin ketat mengharuskan

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan sangat cepat di segala bidang. Persaingan yang semakin ketat mengharuskan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan lingkungan dunia usaha industri di Indonesia saat ini berlangsung dengan sangat cepat di segala bidang. Persaingan yang semakin ketat mengharuskan

Lebih terperinci

Seminar Nasional IENACO ISSN: APLIKASI METODE WORK SAMPLING UNTUK MENGHITUNG WAKTU BAKU DAN KAPASITAS PRODUKSI PADA INDUSTRI KERAMIK

Seminar Nasional IENACO ISSN: APLIKASI METODE WORK SAMPLING UNTUK MENGHITUNG WAKTU BAKU DAN KAPASITAS PRODUKSI PADA INDUSTRI KERAMIK APLIKASI METODE WORK SAMPLING UNTUK MENGHITUNG WAKTU BAKU DAN KAPASITAS PRODUKSI PADA INDUSTRI KERAMIK Debrina Puspita Andriani 1, Billy Anugrah 2, Annissa Dian Islami 3 1,2,3 Jurusan Teknik Industri,

Lebih terperinci

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. dalam penelitian ini adalah dengan melakukan studi kepustakaan dan studi

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. dalam penelitian ini adalah dengan melakukan studi kepustakaan dan studi BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengumpulan Data Pengumpulan data dan informasi dilakukan di PT. Bella Agung Citra Mandiri Kota Sidoarjo. Metode pengumpulan data dan informasi yang digunakan dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 4.1 Model Rumusan Masalah dan Pengambilan Keputusan Untuk melakukan pemecahan masalah yang berkaitan dengan perencanaan bahan baku di PT. Mitra Manis Sentosa, maka dibawah

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Studi Kerja Studi kerja adalah penelaahan secara sistematik terhadap pekerjaan, dengan maksud untuk : (Barnes, 1980, Halaman 6) 1. Mengembangkan sistem dan metode kerja yang lebih

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN Pada proses penelitian untuk mendapatkan waktu baku, ukuran lot terbaik dan memungkinkan untuk dijalankan, serta formula untuk menentukan minimum due date, maka dilakukan tahap-tahap

Lebih terperinci

penelitian, maka berikut ini disertakan penjelasan secara terperinci dan menyeluruh mengenai sistematika model metodologi pemecahan masalah.

penelitian, maka berikut ini disertakan penjelasan secara terperinci dan menyeluruh mengenai sistematika model metodologi pemecahan masalah. Untuk lebih memahami langkah-langkah yang diambil dalam melakukan penelitian, maka berikut ini disertakan penjelasan secara terperinci dan menyeluruh mengenai sistematika model metodologi pemecahan masalah.

Lebih terperinci

BAB 3 Metode Penelitian

BAB 3 Metode Penelitian BAB 3 Metode Penelitian 3.1 Definisi Metododologi penelitian adalah langkah - langkah yang sistematis, dan pembahasan mengenai konsep teoritik berbagai metode, kelebihan dan kelemahannya, yang di dalam

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Interaksi Manusia dan Mesin Dalam bukunya, Wignjosoebroto (2003: 58) menjelaskan bahwa kata Mesin dapat diartikan lebih luas yaitu menyangkut semua obyek fisik berupa peralatan,

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Perusahaan Sari Harum adalah salah satu perusahaan yang bergerak dibidang produksi kerupuk, dimana perusahaan tersebut ingin meningkatkan kelancaran sistem kerjanya, dalam memenangkan persaingan

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 DIAGRAM ALIR METODOLOGI PENELITIAN Dalam proses penyusunan laporan tugas akhir mengenai penerapan sistem Preventive Maintenance di departemen 440/441 men summer shoes pada

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada bab ini akan diuraikan metodologi penelitian atau tahapan-tahapan penelitian yang akan dilalui dari awal sampai akhir. Metodologi penelitian perlu ditentukan terlebih

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Studi Gerak dan Waktu ( Barnes h.257 ) Studi Gerak dan Waktu merupakan suatu ilmu yang terdiri dari teknik-teknik dan prinsip-prinsip untuk mendapatkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada era yang sudah maju pada saat ini manusia sangat memerlukan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada era yang sudah maju pada saat ini manusia sangat memerlukan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era yang sudah maju pada saat ini manusia sangat memerlukan Teknologi dalam kehidupannya. Semakin pesatnya pertumbuhan teknologi, maka saat ini tercipta banyak

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 55 BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 3.1 Diagram Alir Penelitian Gambar 3.1 Diagram Alir Penelitian 56 3.2 Langkah-langkah Penelitian Dalam melakukan penelitian, terdapat beberapa kegiatan untuk dapat

Lebih terperinci

Pengukuran Kerja Langsung (Direct Work Measurement)

Pengukuran Kerja Langsung (Direct Work Measurement) Pengukuran Kerja Langsung (Direct Work Measurement) Pengukuran Kerja (Studi Waktu / Time Study) Perbaikan postur Perbaikan proses Perbaikan tata letak Perbaikan metode /cara kerja Data harus baik, representasi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Diagram Alir Metodologi Penelitian Metode penelitian merupakan usaha yang harus dilakukan dalam penelitian untuk menemukan, mengembangkan dan menguji kebenaran suatu

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN Bab ini menjelaskan urutan langkah-langkah yang dibuat secara sistematis dan logis sehingga dapat dijadikan pedoman yang jelas dan mudah untuk menyelesaikan permasalahan. Tiap

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH START Studi Pendahuluan Identifikasi Masalah Studi Pustaka Perumusan Masalah Pengumpulan Data Pengolahan Data A Taguchi Identifikasi faktorfaktor yang berpengaruh Penentuan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI A. KERANGKA PEMIKIRAN

III. METODOLOGI A. KERANGKA PEMIKIRAN III. METODOLOGI A. KERANGKA PEMIKIRAN Pabrik roti seperti PT Nippon Indosari Corpindo merupakan salah satu contoh industri pangan yang memproduksi produk berdasarkan nilai permintaan, dengan ciri produk

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. salah satu faktor yang mempengaruhi daya saing perusahaan dalam bersaing dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. salah satu faktor yang mempengaruhi daya saing perusahaan dalam bersaing dengan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam dunia industri tingkat produktifitas serta kepuasan pelanggan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi daya saing perusahaan dalam bersaing dengan perusahaan

Lebih terperinci

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Flow Chart Metodologi Penelitian Merupakan gambaran urutan kerja yang dilakukan dalam melakukan pengamatan dan pengolahan dalam penelitian di pabrik. Urutan kerja ini membantu

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini, perkembangan teknologi di Indonesia terjadi dengan sangat pesat. Hal tersebut berpengaruh terhadap perkembangan badan usaha, perusahaan, organisasi dan

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Variabel Penelitian Pada model Linear Programming untuk optimalisasi produksi terdiri dari beberapa variabel. Berikut adalah variabel yang digunakan dalam model Linear Programming:

Lebih terperinci

1.1 Latar Belakang Masalah

1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan sistem teknologi dan informasi pada saat ini sangatlah pesat sehingga suatu perusahaan tidak terlepas dari penggunaan komputer sebagai alat bantu

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 126 BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 3.1 Flow Diagram Pemecahan Masalah Gambar 3.1 Flow Diagram Pemecahan Masalah 127 1 PENGUMPULAN DATA - Data spesifikasi produk - Data bahan baku - Data jumlah mesin

Lebih terperinci

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL........... i HALAMAN PERNYATAAN.......... ii HALAMAN PENGESAHAN.......... iii HALAMAN PERSEMBAHAN... iv KATA PENGANTAR............ v DAFTAR ISI... vii DAFTAR TABEL... x DAFTAR

Lebih terperinci

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi Setelah mengevaluasi berbagai data-data kegiatan produksi, penulis mengusulkan dasar evaluasi untuk mengoptimalkan sistem produksi produk

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

BAB 1 PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Industri makanan di Indonesia semakin berkembang pesat. Hal ini menimbulkan persaingan antar perusahaan sejenis yang semakin ketat. Oleh karena itu setiap perusahaan

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Teknik Pengumpulan Data Dalam proses penulisan skripsi mengenai perancangan tata letak ini, penulis mengumpulkan dan menyusun data-data yang berhasil dikumpulkan oleh penulis.

Lebih terperinci

BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA

BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA 4.1 Pengumpulan Data Pengumpulan data gerakan kerja dilakukan dengan cara merekam proses perakitan resleting polyester dengan handycam / kamera video. Setelah itu data

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk menyusun suatu urutan prioritas kerja (sequencing) yang sesuai dengan

BAB I PENDAHULUAN. untuk menyusun suatu urutan prioritas kerja (sequencing) yang sesuai dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan Penjadwalan pekerjaan pada mesin sangat perlu dilakukan oleh perusahaan untuk menyusun suatu urutan prioritas kerja (sequencing) yang sesuai dengan loading

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 35 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Penelitian merupakan suatu kegiatan ilmiah untuk menjawab hasrat keingintahuan manusia yang berkaitan dengan analisa dan konstruksi, yang dilakukan secara metodologis,

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODE PEMECAHAN MASALAH BAB 3 METODE PEMECAHAN MASALAH 3.1. Diagram Alir Observasi Awal Identifikasi Masalah Tujuan Penelitian Observasi Lanjutan Pengumpulan Data Studi Pustaka Pengolahan Data Diagram Pareto Diagram batang Peta

Lebih terperinci

Pengukuran Waktu Work Sampling TEKNIK TATA CARA KERJA

Pengukuran Waktu Work Sampling TEKNIK TATA CARA KERJA Pengukuran Waktu Work Sampling TEKNIK TATA CARA KERJA Pengertian Sampling pekerjaan adalah suatu prosedur pengukuran cara langsung yang dilakukan pada waktu-waktu yang ditentukan secara acak. Standar pekerja

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 75 BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 3.1 Flowchart Metodologi Pemecahan Masalah Gambar 3.1 di bawah ini merupakan alur dari metodologi penelitian dan pemecahan masalah di departemen Garment Export pada

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Gambar 3.1 Flowchart Metodologi Penelitian Metode Penelitian merupakan deskripsi dari seluruh rangkaian kegiatan yang dilaksanakan selama proses penelitian dilaksanakan yakni

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Jenis dan Desain Penelitian Metode penelitian yang digunakan peneliti adalah deskriptif kualitatif yaitu metode untuk menyelidiki objek yang dapat diukur dengan angka-angka

Lebih terperinci

I. BAB I PENDAHULUAN

I. BAB I PENDAHULUAN I. BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Dalam menjalani kehidupan, manusia membutuhkan berbagai macam barangbarang untuk memenuhi kebutuhannya. Pada saat ini, manusia menggunakan mobil sebagai alat transportasi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan industri plastik saat ini mengakibatkan munculnya perusahaan-perusahaan yang memproduksi mold untuk pesanan perusahaan lain. Salah satunya adalah PT.

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Perkembangan ekonomi nasional saat ini tak terlepas dari adanya peningkatan teknologi dan globalisasi yang sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan perindustrian dalam negeri, baik itu industri

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. oleh konsumen sehingga produk tersebut tiba sesuai dengan waktu yang telah

BAB 1 PENDAHULUAN. oleh konsumen sehingga produk tersebut tiba sesuai dengan waktu yang telah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan berkembangnya jaman dan teknologi, dunia manufakturpun ikut berkembang dengan pesatnya. Persaingan menjadi hal yang sangat mempengaruhi kelangsungan

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 3.1 Flowchart Diagram 3.1 Flowchart Metodologi Pemecahan Masalah Diagram 3.1 Flowchart Metodologi Pemecahan Masalah (Lanjutan) 62 63 3.2 Observasi Lapangan Observasi

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. Berikut ini adalah diagram alir yang digunakan dalam penyelesaian studi kasus ini: Mulai

BAB 3 METODE PENELITIAN. Berikut ini adalah diagram alir yang digunakan dalam penyelesaian studi kasus ini: Mulai BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Flowchart Metode Penelitian Berikut ini adalah diagram alir yang digunakan dalam penyelesaian studi kasus ini: Mulai Studi Pendahuluan: Pengamatan flow process produksi Assembly

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian berisi penjelasan mengenai langkah-langkah yang dilakukan penulis dalam menyusun penelitian. Penyusunan penelitian ini dibagi menjadi 4 tahapan utama yaitu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. produksi yang umumnya ditemukan adalah sistem flow shop dan job shop. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. produksi yang umumnya ditemukan adalah sistem flow shop dan job shop. Dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Penjadwalan merupakan hal yang penting dalam sistem produksi. Sistem produksi yang umumnya ditemukan adalah sistem flow shop dan job shop. Dalam industri yang

Lebih terperinci

BAB 4. PENGUMPULAN, PENGOLAHAN dan ANALISA DATA

BAB 4. PENGUMPULAN, PENGOLAHAN dan ANALISA DATA BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN dan ANALISA DATA 4.1 Pengumpulan Data 4.1.1 Data Waktu siklus Stasiun Kerja Stik (Jahit) Tabel 4.1 Data Waktu Siklus Stasiun Kerja Stik (Jahit) Per 1 pasang Pengamatan Waktu

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

BAB 1 PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Menjadi hal yang biasa bagi setiap perusahaan manufaktur untuk memesan bahan baku yang akan melewati proses produksi beberapa waktu sebelumnya yang tujuannya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang PT. Pusaka Prima Mandiri merupakan sebuah perusahaan yang bergerak dalam bidang produksi kertas rokok dan berlokasi di jalan Brigjen Zein Hamid km 6,9 Deli Tua Medan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Halaman. viii

DAFTAR ISI. Halaman. viii DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN DOSEN PEMBIMBING... ii HALAMAN PENGESAHAN DOSEN PENGUJI... iii HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN... iv KATA PENGANTAR... v DAFTAR ISI... vi DAFTAR TABEL...

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah PT Dan Liris merupakan industri yang bergerak di bidang textile yang memproduksi benang, kain dan juga pakaian jadi. Pada bagian textile khususnya divisi Weaving

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH Diagram 3.1 Flowchart Metodologi Pemecahan Masalah 67 3.1 Penelitian Pendahuluan Sebagai langkah awal penelitian, maka dilakukan penelitian pendahuluan untuk mempelajari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. antara perusahaan yang satu dengan yang lainnya. Perusahaan yang dapat. jumlah konsumennya. Salah satu usahanya adalah dengan

BAB I PENDAHULUAN. antara perusahaan yang satu dengan yang lainnya. Perusahaan yang dapat. jumlah konsumennya. Salah satu usahanya adalah dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan yang sangat cepat dalam bidang industri seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi mengakibatkan munculnya persaingan antara perusahaan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pembebanan Pembebanan (loading) dapat diartikan pekerjaan yang diberikan kepada mesin atau operator. Pembebanan menyangkut jadwal waktu kerja operator dalam kurun waktu satu hari

Lebih terperinci

PERBAIKAN METODE KERJA PENGANTONGAN SEMEN MENGGUNAKAN PETA TANGAN KIRI DAN KANAN. ABSTRAK

PERBAIKAN METODE KERJA PENGANTONGAN SEMEN MENGGUNAKAN PETA TANGAN KIRI DAN KANAN. ABSTRAK Konsumsi Semen PERBAIKAN METODE KERJA PENGANTONGAN SEMEN MENGGUNAKAN PETA DAN KANAN Cut Ita Erliana 1, Listiani Nurul Huda 2, A. Rahim Matondang 2 1 Program Studi Teknik Industri Universitas Malikussaleh

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada saat ini banyak terjadi persaingan dalam dunia usaha. Setiap pengusaha harus berlomba lomba untuk mencari usaha dan cara untuk mampu bersaing serta harus memiliki

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Diagram Alir Penelitian akan dilakukan dengan langkah-langkah berikut Gambar 3.1: Gambar 3.1 Diagram Alir 11 12 Gambar 3.2 Diagram Alir (Lanjutan) 3.2 Langkah-Langkah Penelitian

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Line Balancing Keseimbangan lini produksi bermula dari lini produksi massal, dimana dalam proses produksinya harus dibagikan pada seluruh operator sehingga beban kerja

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu cara yang dilakukan perusahaan adalah dengan meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu cara yang dilakukan perusahaan adalah dengan meningkatkan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan Pada era globalisasi sekarang ini, dimana persaingan dunia usaha semakin ketat dan perusahaan dituntut untuk selalu menghasilkan produk berkualitas. Salah

Lebih terperinci

BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 4.1. Model Rumusan Masalah dan Pengambilan Keputusan Penelitian pendahuluan Identifikasi dan perumusan masalah Tujuan dan manfaat penelitian Tinjauan pustaka Pengumpulan

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil analisa dan pembahasan yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, dapat ditarik beberapa kesimpulan yang berkaitan dengan sistem pendukung keputusan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHAHULUAN I.1

BAB I PENDAHAHULUAN I.1 BAB I PENDAHAHULUAN I.1 Latar Belakang Setiap perusahaan tentunya ingin selalu meningkatkan kepuasan pelanggan dengan meningkatkan hasil produksinya. Produk yang berkualitas merupakan produk yang memenuhi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan di Perusahaan Sammy Batik Pekalongan merupakan Applied

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan di Perusahaan Sammy Batik Pekalongan merupakan Applied BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian yang dilakukan di Perusahaan Sammy Batik Pekalongan merupakan Applied Reseach atau penelitian terapan yang mempunyai alasan praktis, keinginan

Lebih terperinci

BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 4.1. Model Rumusan Masalah dan Pengambilan Keputusan Di dalam memecahkan masalah yang sedang dihadapi perusahaan, maka sebelumnya harus dilakukan pengamatan dan penelitian

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Berkembangnya dunia industri saat ini memaksa setiap perusahaan untuk meningkatkan produktivitasnya agar mampu bersaing di pasar industri. Masalah dan faktor-faktor

Lebih terperinci

BAB 5 ANALISIS DAN USULAN PERBAIKAN

BAB 5 ANALISIS DAN USULAN PERBAIKAN BAB 5 ANALISIS DAN USULAN PERBAIKAN 5.. Analisis Prosedur pada Sistem Informasi Persediaan Berdasarkan Pengumpulan data pada bab 4 terdapat 6 prosedur Sistem Informasi Persediaan. Enam Prosedur Sistem

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Observasi yang dilakukan pada PT Artistika Kreasi Mandiri berfokus mengenai penanganan masalah keselamatan dan kesehatan kerja serta sistem informasi

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS HASIL

BAB V ANALISIS HASIL BAB V ANALISIS HASIL 5.1.Analisis Perhitungan Overall Equipment Effectiveness (OEE) Analisa perhitungan OEE di PT. XYZ dilakukan untuk melihat tingkat efektivitas penggunaan mesin di mesi reaktor R-102

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Menyelesaikan produk sesuai due date merupakan hal yang penting untuk dipenuhi dalam suatu industri. Hal tersebut berpengaruh terhadap kepuasan dan kepercayaan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metodologi Penelitian Keberhasilan suatu penelitian sangat ditentukan oleh langkah-langkah penelitian yang baik, sehingga penelitian tersebut dapat menghasilkan suatu bentuk

Lebih terperinci

Gambar I-1 Komponen Isolating Cock

Gambar I-1 Komponen Isolating Cock Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang Waktu dalam proses produksi merupakan hal terpenting bagi suatu perusahaan selain kualitas hasil produksi. Semakin sedikit waktu yang diperlukan untuk memproduksi suatu

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teknik Pengukuran Kerja Pengukuran kerja adalah metoda penetapan keseimbangan antara kegiatan manusia yang dikontribusikan dengan unit output yang dihasilkan. Teknik pengukuran

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif adalah suatu penelitian yang bertujuan untuk

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. dari beberapa item atau bahan baku yang digunakan oleh perusahaan untuk

BAB 2 LANDASAN TEORI. dari beberapa item atau bahan baku yang digunakan oleh perusahaan untuk BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Persediaan Menurut Jacob, Chase, Aquilo (2009: 547) persediaan merupakan stok dari beberapa item atau bahan baku yang digunakan oleh perusahaan untuk produksi. Sedangkan

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 95 BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Model Rumusan Masalah dan Pengambilan Keputusan Penelitian ilmiah adalah suatu proses pemecahan masalah dengan menggunakan prosedur yang sistematis, logis, dan empiris

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 42 BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 3.1 Flow Diagram Pemecahan Masalah dan Penjelasannya 3.1.1 Studi Pendahuluan Untuk mengidentifikasi masalah yang akan diteliti di PT. Furin Jaya, maka penulis melakukan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi membuat suatu tuntutan dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi membuat suatu tuntutan dalam BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi membuat suatu tuntutan dalam kebutuhan hidup manusia. Hal ini juga membawa suatu kompetisi khususnya di dunia manufaktur.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dengan semakin berkembangnya teknologi komputer yang sangat cepat

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dengan semakin berkembangnya teknologi komputer yang sangat cepat BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dengan semakin berkembangnya teknologi komputer yang sangat cepat dan pesat, maka kebutuhan untuk mendapatkan informasi yang cepat dan akurat sangat tinggi. Sebagian

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Persediaan pada Supply Chain Persediaan adalah bahan atau barang yang disimpan yang akan digunakan untuk memenuhi tujuan tertentu, misalnya untuk proses produksi atau perakitan,

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI 2.1. Tinjauan Pustaka Sejumlah penelitian yang berkaitan dengan penjadwalan produksi telah dilakukan, antara lain oleh Wigaswara (2013) di PT Bejana Mas Perkasa.

Lebih terperinci