BAB VI PEMBAHASAN. Ukuran Lukisan Berbeda Dalam Sebuah Ruang Pameran Terhadap Kelelahan
|
|
- Leony Irawan
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB VI PEMBAHASAN Berdasarkan hasil dan analisis hasil penelitian tentang Pengaruh Dua Ukuran Lukisan Berbeda Dalam Sebuah Ruang Pameran Terhadap Kelelahan secara umum dan Kenyamanan memandang dari Pengunjung Pameran, dapat dibahas hal-hal sebagai berikut: 6.1 Kondisi Subjek Subjek pada penelitian ini berjenis kelamin laki-laki dan perempuan dengan karakteristik yang dibahas adalah umur, berat badan, tinggi badan. Umur subjek yang terlibat dalam penelitian ini antara tahun dengan rerata 34,35 tahun. Rentang umur ini adalah rentang umur yang produktif, dimana subjek melakukan aktivitas dengan baik termasuk dalam hal hobi yang berhubungan dengan lukisan. Irawan & Suparmoko ( 2002 ) mengatakan bahwa umur produktif berkisar antara 15 tahun 64 tahun. Hasil analisis menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan secara bermakna umur subjek antara kelompok kontrol dengan kelompok perlakuan ( p>0,05 ). Bertambahnya umur akan diikuti kecepatan membedakan sesuatu, membuat keputusan dan kemampuan mengingat jangka pendek, sehingga. pengaruh umur harus selalu dijadikan pertimbangan dalam memberikan suatu pekerjaan pada seseorang ( Gradjean, 1989 ). 49
2 50 Variasi Berat badan berkisar antara 55,5 kg 65,0 kg dengan rerata 60, 19 Kg. tidak ada perbedaan yang bermakna antara umur kelompok kontrol dan kelompok perlakuan. Variasi tinggi badan diperoleh 160 cm 170 cm dengan rerata 164,65 cm. Dari berat badan dan tinggi badan ini diperoleh Indeks Masa Tubuh ( IMT ) yaitu 22,19 Kg/m 2. Indeks massa tubuh untuk orang Indonesia dikatakan normal bila berada pada rentangan nilai 18,5-25 kg/m 2 ( Almatzier, 2001 ). 6.2 Kondisi Lingkungan Kondisi lingkungan yang diukur adalah suhu udara kering, suhu udara basah, kelembaban relatif, intensitas cahaya dan intensitas suara. Karena kelima variabel kondisi lingkungan tersebut dapat mempengaruhi kenyamanan dalam memandang lukisan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada Kelompok I rerata suhu udara basah adalah 27,23 o C, suhu udara kering 31,41 o C, kelembaban relatif 72,15%, intensitas cahaya 398,53 lux, intensitas suara 60,62 db. Sedangkan Kelompok II rerata suhu udara basah adalah 27,56 o C, suhu udara kering 31,49 o C, kelembaban relatif 71,98 %, intensitas cahaya 399 lux, intensitas suara 60,37 db. Berdasarkan hasil analisis dengan uji t-independen didapatkan bahwa kondisi lingkungan tempat penelitian antara kedua kelompok tidak berbeda ( p>0,05 ), sehingga dapat dinyatakan bahwa kondisi lingkungan pada kedua kelompok adalah sama dan tidak mempengaruhi pemberian perlakuan pada subjek penelitian.
3 51 Manuaba ( 1998 ) menyatakan bahwa nilai ambang batas dari suhu udara untuk bekerja atau melakukan aktivitas adalah 33 C dan kelembaban relatif pekerja orang Indonesia yang masih tergolong nyaman adalah antara 70% - 80%. Sedangkan intensitas penerangan tergantung dari jenis pekerjaan, pekerjaan presisi memerlukan intensitas yang lebih tinggi dari pada pekerjaan yang tidak memerlukan ketelitian dengan penerangan dari 300 lux 700 lux. Nilai ambang batas intensitas suara tertinggi yang masih dapat diterima tenaga kerja tanpa mengakibatkan gangguan daya dengar yang tetap untuk waktu kerja tidak lebih dari 8 jam sehari adalah 85 dba ( WHS, 1993; dan Permennaker, 1999 ). 6.3 Kelelahan Secara Umum Kelelahan ( fatigue ) merupakan tanda alami tubuh untuk segera beristirahat, biasanya berkaitan dengan bekerja dalam waktu yang lama. Kelelahan muncul karena keadaan sementara yang ditimbulkan oleh aktivitas yang berlebihan atau berkepanjangan yang dimanifestasikan sebagai penurunan fungsi kapasitas organ, baik pada organ itu sendiri atau seluruh tubuh, dan dirasakan secara spesifik sebagai kelalahan umum. Berdasarkan hasil penelitian ini didapatkan bahwa rerata skor kelelahan sebelum memandang lukisan pada P1 = 34,31 dan pada P2 = 33,41. Analisis kemaknaan dengan uji Mann-Whitney menunjukkan bahwa kedua kelompok perlakuan sebelum memandang lukisan, rerata kelelahannya tidak berbeda secara bermakna ( p > 0,05 ). Ketika sesudah melakukan pekerjaan memandang lukisan
4 52 didapatkan bahwa rerata skor kelelahan pada P1 = 60,72 dan pada P2 = 54,83. Analisis kemaknaan dengan uji Mann-Whitney menunjukkan bahwa kedua kelompok perlakuan sesudah memandang lukisan rerata kelelahannya berbeda secara bermakna ( p < 0,05 ). Dilihat dari rerata skor kelelahan P1 dan P2 terjadi penurunan kelelahan dari 60,72 menjadi 54,83 atau mengalami penurunan sebesar 9,7% ( Gambar 5.1 ) ,72 54,83 34,31 33,41 P1 P2 P1 P2 Pre Post Gambar 5.1 Rerata kelelahan secara umum Terjadinya penurunan skor kelelahan ini karena adanya perubahan pada ukuran lukisan dari 150 cm x 200 cm menjadi 50 cm x 60 cm dan dipandang dari jarak 3 meter. Akibatnya untuk dapat memandang seluruh bidang lukisan maka subjek terpaksa harus lebih sering melakukan gerakan memandang ke kiri, ke kanan, ke atas, ataupun ke bawah, sehingga menyebabkan mata akan berakomodasi lebih banyak.
5 53 Sedangkan ketika melihat lukisan yang lebih kecil di dalam ruangan yang sama dan dengan jarak memandang 3 meter, mereka dapat melihat lebih leluasa. Tidak perlu melakukan banyak gerakan sehingga mata tidak perlu berakomodasi lebih banyak dibanding ketika melihat lukisan yang lebih besar. Aktivitas yang lebih banyak akan memerlukan energi tubuh yang lebih besar, sehingga menyebabkan munculnya kelelahan yang lebih besar pula. Hal ini sesuai dengan prinsip ergonomi bahwa desain ruangan harus memperhatikan pengguna ruangan tersebut. Di samping itu ukuran lukisan juga mempengaruhi aktivitas pengguna ( pengunjung pameran ), sehingga perlu diperhatikan aktivitas pengguna agar lebih efektif dan nyaman saat berada di dalam ruangan. Hal ini sejalan dengan penelitian Titin ( 2010 ) bahwa desain yang sesuai dengan kondisi pengguna/pekerja akan menurunkan skor kelelahan pada penggunaan alat tombol-tekan pada proses stamping part body component di Divisi Stamping Plant PT. ADM Jakarta. Demikian juga pada penelitian Adiatmika ( 2007 ) juga disebutkan bahwa perbaikan kondisi kerja dengan pendekatan ergonomi total dapat menurunkan kelelahan secara signifikan dari skor 37,77 menjadi 35,37 pada perajin pengecatan logam di Kediri Tabanan. Kelelahan yang muncul pada tubuh seseorang merupakan salah satu dari dua cara utama dari tubuh untuk mengingatkan bahwa ada persoalan yang perlu mendapat perhatian. Cara lain adalah rasa nyeri, yaitu ketika badan terasa lelah atau nyeri barulah disadari bahwa ada penyebab yang harus dihilangkan, namun kelelahan sering mendapatkan perhatian yang tidak semestinya ( Spiritia, 2011 ). Untuk itu kelelahan harus ditangani dengan baik,
6 54 karena kelelahan yang berkepanjangan akan dapat menurunkan kinerja dari seseorang. Sutajaya dan Citrawathi ( 2000 ) juga menyatakan bahwa keluhan subjektif berupa gangguan otot skeletal dan kelelahan dapat diturunkan secara signifikan (p 0,05) pada subjek dengan melakukan perbaikan pada stasiun kerja dan sikap kerja yang lebih ergonomis. 6.4 Kenyamanan Memandang Lukisan Kenyamanan merupakan kebutuhan dasar manusia yang merupakan bagian dari suatu aktivitasnya. Kenyamanan juga merupakan suatu keadaan telah terpenuhinya kebutuhan dasar manusia. Kenyamanan juga berkaitan dengan aktivitas yang dilakukan oleh manusia. Manusia merasa nyaman jika berada pada zona personal yang nyaman yaitu didasarkan atas zona perlindungan tubuh ( Panero dan Zelnik, 2003 ). Dalam sebuah galeri lukisan, kenyamanan pengunjung berkaitan dengan luas ruangan, ukuran lukisan, jenis lukisan, mikroklimat ruangan, cahaya, sirkulasi udara dan semacamnya. Dalam penelitian ini telah diperoleh bahwa kondisi lingkungan ruang pameran lukisan dalam kondisi normal. Mikroklimat antara ruangan yang digunakan P1 dan P2 tidak berbeda signifikan, Sehingga kondisi lingkungan bisa dinyatakan tidak mempengaruhi intervensi yang dilakukan terhadap subjek penelitian. Ukuran lukisan yang digunakan dalam penelitian ini adalah dua ukuran berbeda yaitu 150 cm x 200 cm dan 50 cm x 60 cm. Ukuran pertama untuk perlakuan P1 adalah memandang lukisan ukuran 150 cm x 200 cm dan ukuran
7 55 kedua untuk perlakuan P2 adalah memandang lukisan ukuran 50 cm x 60 cm. Skor kenyamanan yang diperoleh dari hasil analisis setelah memandang lukisan, rata-rata skor kenyamanan P1 = 54,89 sedangkan rata-rata skor kenyamanan P2 = 73,88. Dari hasil analisis statistik menggunakan Mann-Whitney test diperoleh perbedaan yang signifikan (p<005) antara P1 melihat lukisan dengan ukuran 150 cm x 200 cm dan P2 melihat lukisan dengan ukuran 50 cm x 60 cm. Dilihat dari besar rata-rata skor, terdapat peningkatan skor kenyamanan dari 54,89 ( P1 ) menjadi 73,88 ( P2 ) atau meningkat sebesar 34,6%. ( Gambar 5.2 ) ,88 54,89 36,12 35,97 P1 P2 P1 P2 Pre Post Gambar 5.2 Rerata kenyamanan memandang lukisan berikut. Foto perbedaan P1 dan P2 ini ditunjukkan seperti pada Gambar 6.1 dan 6.2
8 56 Gambar 6.1 Memandang Lukisan Berukuran 50 cm x 60 cm ( P2 ) Gambar 6.2 Memandang Lukisan Berukuran 150 cm x 200 cm ( P1 ) Peningkatan kenyamanan yang terjadi pada P2 ini akibat dari ukuran lukisan yang dipandang dari jarak 3 meter pada ruangan berukuran 6 m x 4 m x 3 m, ukurannya lebih kecil yaitu 50 cm x 60 cm. Saat memandang lukisan berukuran 50 cm x 60 cm ternyata akomodasi mata lebih sedikit, gerak tubuh lebih sedikit dan tentu saja hal ini memberikan kesempatan menilai lukisan lebih mendalam karena tidak perlu banyak bergerak
9 57 baik tubuh maupun mata. Kenyamanan memandang juga akan berhubungan dengan kepuasan subjek, sehingga skor kenyamanan pada lukisan ukuran 50 cm x 60 cm lebih besar dibanding lukisan ukuran 150 cm x 200 cm. Hasil penelitian ini sejalan dengan apa yang ditemukan oleh Kurniawan ( 2012 ) dalam penelitiannya yang menyatakan bahwa pengaturan pencahayaan pada monitor komputer akan memberikan pengaruh terhadap kenyamanan mata pengguna, sehingga perlu ada pengaturan yang sesuai dengan keperluan mata memandang. Cahyadi dan Kurniawan ( 2011 ) menyimpulkan dalam penelitiannya bahwa perlu ada pengaturan suhu dalam ruangan kantor pos pusat Samarinda agar para pekerja lebih optimal dan lebih nyaman dalam melakukan tugasnya. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Pramono ( 2008 ) tentang home dan arsitektur hunian menyebutkan bahwa satisfaksi hunian ( dalam hal ini menyangkut harapan, pilihan, pengalaman, kepuasan dan kenyamanan dalam proses bermukim ) adalah faktor pilihan yang harus diperhatikan dalam arsitektur bangunan rumah, sehingga penghuni merasakan keamanan, kenyamanan, dan kepuasan dalam menggunakannya. Talarosha ( 2005 ) dalam penelitiannya tentang kepuasan termal juga menyebutkan bahwa bukanlah hal yang mustahil untuk menciptakan kenyamanan termal di dalam bangunan walaupun Indonesia memiliki iklim yang berada di atas garis kenyamanan suhu tubuh. Arsitek hanya perlu memberikan perhatian yang lebih terhadap penyelesaian masalah iklim ini. Dari penelitian ini bisa diketahui bahwa memandang lukisan dari jarak 3 m pada ruang berukuran 6 m x 4 m x 3 m, lukisan berukuran 50 cm x 60 cm memiliki skor kenyamanan lebih tinggi dibanding dengan lukisan berukuran
10 cm x 200 cm. Hal ini nantinya bisa dijadikan sebagai pedoman dalam merancang sebuah aktivitas pameran dimasa yang akan datang, dimana masalah ukuran lukisan dan luas ruangan ternyata berpengaruh terhadap kelelahan secara umum dan kenyamanan memandang dari pengunjung pameran. Hal ini tentunya sesuai dengan kaidah ergonomi bahwa ruang kerja dan alat yang digunakan harus sesuai dengan kapasitas dan kenyamanan para pemakainya. 6.5 Pengaruh Ukuran Dua Buah Lukisan Dalam Sebuah Ruang Pameran Terhadap Kelelahan Secara Umum dan Kenyamanan Memandang Dari Pengunjung Pameran Dari hasil penelitian dan pembahasan tersebut dapat dinyatakan bahwa ukuran dua buah lukisan yaitu 150 cm x 200 cm dan 50 cm x 60 cm dalam sebuah ruang pameran berpengaruh terhadap kelelahan secara umum dan kenyamanan memandang dari pengunjung pameran. Lukisan berukuran 150 cm x 200 cm dilihat dari jarak 3 m pada ruang berukuran 6 m x 4 m x 3 m ternyata memberikan peningkatan skor kelelahan terhadap pengunjung pameran sebesar 9,7% dan memberikan penurunan kenyamanan memandang terhadap pengunjung pameran sebesar 34,6%.
BAB VI PEMBAHASAN. Perbaikan Sikap Kerja Dan Penambahan Penerangan Lokal Menurunkan Keluhan
BAB VI PEMBAHASAN Berdasarkan hasil penelitian yang diuraikan pada BAB V tentang Perbaikan Sikap Kerja Dan Penambahan Penerangan Lokal Menurunkan Keluhan Muskuloskeletal, Kelelahan Mata Dan Meningkatkan
Lebih terperinciVARIASI UKURAN DUA BUAH LUKISAN DALAM SEBUAH RUANG PAMERAN BERPENGARUH TERHADAP KENYAMANAN PENGUNJUNG PAMERAN
VARIASI UKURAN DUA BUAH LUKISAN DALAM SEBUAH RUANG PAMERAN BERPENGARUH TERHADAP KENYAMANAN PENGUNJUNG PAMERAN I Gusti Nyoman Widnyana Program Studi Desain Komunikasi Visual D-III Fakultas Bahasa dan Seni,
Lebih terperinciBAB VI PEMBAHASAN. Subjek pada penelitian ini semua berjenis kelamin wanita dengan
BAB VI PEMBAHASAN 6.1 Kondisi Subjek Subjek pada penelitian ini semua berjenis kelamin wanita dengan karakteristik yang dibahas adalah umur, berat badan, tinggi badan dan antropometri. 6.1.1 Umur Umur
Lebih terperinciBAB V HASIL PENELITIAN. variabel umur, berat badan, tinggi badan, dan indeks massa tubuh disajikan pada. Tabel 5.1 Data Karakteristik Fisik Subjek
BAB V HASIL PENELITIAN 5.1 Kondisi Subjek 5.1.1 Analisis Karakteristik Fisik Subjek Hasil analisis deskriptif terhadap data karakteristik subjek yang meliputi variabel umur, berat badan, tinggi badan,
Lebih terperinciBAB VI PEMBAHASAN. Hasil analisis penelitian tentang pengecatan plafon menggunakan tangkai
81 BAB VI PEMBAHASAN Hasil analisis penelitian tentang pengecatan plafon menggunakan tangkai pegangan roller cat yang telah dimodifikasi menurunkan beban kerja, keluhan muskuloskeletal, kelelahan serta
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN. sama subjek ( treatment by subject design ) yang dikembangkan dalam bentuk
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini adalah penelitian eksperimental, menggunakan rancangan sama subjek ( treatment by subject design ) yang dikembangkan dalam bentuk rancangan
Lebih terperinciBAB V HASIL PENELITIAN. perlakuan yaitu melakukan pekerjaan midang dengan alat pemidangan
BAB V HASIL PENELITIAN 5.1 Karakteristik Subjek Subjek dalam penelitian ini terdiri atas 20 orang sampel, dengan dua jenis perlakuan yaitu melakukan pekerjaan midang dengan alat pemidangan konvensional
Lebih terperincibasah, kelembaban relatif serta gerakan angin pada desain interior lama dan ergodesain
100 Data pada Tabel 5.1 menunjukkan intensitas cahaya, suhu kering dan suhu basah, kelembaban relatif serta gerakan angin pada desain interior lama dan ergodesain interior berbeda bermakna atau tidak sama
Lebih terperinciBAB VI PEMBAHASAN. aktif berumur antara tahun dengan rerata 19,47 ± 0,91 tahun yang semuanya
BAB VI PEMBAHASAN 6.1 Kondisi Subjek 6.1.1 Umur Adapun subjek yang terlibat dalam penelitian ini merupakan mahasiswa aktif berumur antara 19 23 tahun dengan rerata 19,47 ± 0,91 tahun yang semuanya sedang
Lebih terperinciBAB V PEMBAHASAN. lebih tinggi dari perempuan. Hal tersebut dipengaruhi oleh faktor-faktor
BAB V PEMBAHASAN A. Karakteristik Subjek Penelitian 1. Jenis Kelamin Adanya perbedaan jenis kelamin dapat mempengaruhi tingkat produktivitas seseorang. Secara universal, tingkat produktivitas laki-laki
Lebih terperinciBAB V HASIL PENELITIAN
70 BAB V HASIL PENELITIAN Hasil dan analisis hasil pengamatan dan pengukuran terhadap variabel pada penelitian ini disajikan sebagai berikut : 5.1 Kondisi Subjek Penelitian 5.1.1 Analisis deskripsi karakteristik
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Kenyamanan Memandang Secara Umum. Dalam memandang, manusia memiliki keterbatasan-keterbatasan yang
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kenyamanan Memandang Secara Umum Dalam memandang, manusia memiliki keterbatasan-keterbatasan yang disebabkan oleh adanya keterbatasan rentang gerakan kepala. Secara antropometrik
Lebih terperinciANALISIS BEBAN KERJA PENGGUNAAN MESIN GERINDA PADA PERAJIN BATU PERMATA DI KARANGASEM
ANALISIS BEBAN KERJA PENGGUNAAN MESIN GERINDA PADA PERAJIN BATU PERMATA DI KARANGASEM M. Yusuf Staf Pengajar Politeknik Negeri Bali (Mahasiswa Program Pascasarjana Ergonomi-Fisiologi Kerja, Universitas
Lebih terperinciBAB III KERANGKA BERPIKIR, KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN. kemunduran, hal ini disebabkan karena proses midang selama ini dilakukan
BAB III KERANGKA BERPIKIR, KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN 3.1. Kerangka Berpikir Proses produksi kain endek tiga tahun belakangan ini mengalami kemunduran, hal ini disebabkan karena proses midang selama
Lebih terperinciBAB V HASIL PENELITIAN
BAB V HASIL PENELITIAN 5.1 Kondisi Subjek Kondisi subjek yang diukur dalam penelitian ini meliputi karakteristik subjek dan antropometri subjek. Analisis kemaknaan terhadap karakteristik subjek dilakukan
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN. rancangan sama subjek ( treatment by subject design) (Hadi,1995; Bakta, 2000).
47 BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental, dengan menggunakan rancangan sama subjek ( treatment by subject design) (Hadi,1995; Bakta, 2000).
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian eksperimental, dengan Treatment by
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini adalah penelitian eksperimental, dengan Treatment by subject design. Jumlah sampel 20 orang menjadi subjek pada periode satu dan juga pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. cahaya, baik yang berasal dari benda itu sendiri maupun berupa pantulan yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pencahayaan atau penerangan merupakan salah satu komponen agar pekerja dapat bekerja atau mengamati benda yang sedang dikerjakan secara jelas, cepat, nyaman dan aman.
Lebih terperinciPAMERAN LUKISAN YANG ERGONOMIS
PAMERAN LUKISAN YANG ERGONOMIS I Gusti Nyoman Widnyana Program Studi Desain Komunikasi Visual D-III Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Pendidikan Ganesha Jalan Jend. A Yani 67 Singaraja 81116, Telp.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dituntut untuk bekerja untuk memenuhi kebutuhan. hidupnya, dan hampir sebagian besar dari waktunya dihabiskan di tempat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia dituntut untuk bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, dan hampir sebagian besar dari waktunya dihabiskan di tempat kerja. Lingkungan tempat kerja merupakan
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian eksperimental menggunakan rancangan
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini adalah penelitian eksperimental menggunakan rancangan sama subjek (treatment by subjects design) (Bakta, 2000; Suryabrata, S. 2002). Rancangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang UPT. Balai Yasa Yogyakarta merupakan satu dari empat Balai Yasa yang dimiliki oleh PT. Kereta Api Indonesia (Persero). UPT. Balai Yasa Yogyakarta adalah industri yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Mereka dituntut membuat gambar perencanaan gedung sesuai dengan konsep dan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pesatnya pembangunan perumahan, sekolah dan gedung-gedung perkantoran membawa tren tersendiri bagi para arsitek dan desainer interior. Mereka dituntut membuat gambar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Annis & McConville (1996) dan Manuaba (1999) dalam Tarwaka (2004)
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Annis & McConville (1996) dan Manuaba (1999) dalam Tarwaka (2004) menyatakan bahwa ergonomi adalah kemampuan untuk menerapkan informasi menurut karakter, kapasitas
Lebih terperinciANALISIS PENGARUH PENGGUNAAN STAGEN PADA AKTIVITAS ANGKAT-ANGKUT DI PASAR LEGI SURAKARTA
ANALISIS PENGARUH PENGGUNAAN STAGEN PADA AKTIVITAS ANGKAT-ANGKUT DI PASAR LEGI SURAKARTA Muchlison Anis Jurusan Teknik Industri Universitas Muhammadiyah Surakarta Jl. A. Yani Tromol Pos 1 Pabelan Surakarta
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Deskripsi Karakteristik Responden a. Karakteristik Responden Tabel 6 memperlihatkan data karakteristik responden dan hasil uji homogenitas responden berdasarkan
Lebih terperinciSARANA KERJA YANG TIDAK ERGONOMIS MENINGKATKAN KELUHAN MUSKULOSKELETAL PADA PEKERJA GARMENT DI BALI
1 SARANA KERJA YANG TIDAK ERGONOMIS MENINGKATKAN KELUHAN MUSKULOSKELETAL PADA PEKERJA GARMENT DI BALI Oleh: Solichul Hadi A. Bakri dan Tarwaka Ph.=62 812 2589990 e-mail: shadibakri@astaga.com Abstrak Industri
Lebih terperinciI Gede Oka Pujihadi; I Putu Gede Adiatmika; I Ketut Tirtayasa
PERBAIKAN SIKAP KERJA DAN PENAMBAHAN PENERANGAN LOKAL PADA PROSES PEMBUBUTAN MENURUNKAN KELUHAN MUSKULOSKELETAL, KELELAHAN MATA DAN MENINGKATKAN KETELITIAN HASIL KERJA MAHASISWA DI BENGKEL MEKANIK POLITEKNIK
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kebutuhannya. Dengan bekerja, manusia berharap akan memperoleh suatu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Bekerja merupakan aktivitas manusia untuk memenuhi kebutuhannya. Dengan bekerja, manusia berharap akan memperoleh suatu keadaan yang lebih memuaskan dari pada keadaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dengan kompetensi yang dibutuhkan oleh dunia kerja. Ada beberapa jurusan di
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Politeknik Negeri Bali adalah lembaga yang menyelenggarakan pendidikan vokasional. Lulusan politeknik diharapkan sudah siap kerja sesuai dengan kompetensi yang dibutuhkan
Lebih terperinciBAB VI PEMBAHASAN. subjek yang terlibat dalam penelitian ini mempunyai nilai rerata 46,90 ± 4,701
BAB VI PEMBAHASAN 6.1 Karakteristik Subjek Penelitian Pada penelitian ini, semua subjek berjenis kelamin perempuan. Umur subjek yang terlibat dalam penelitian ini mempunyai nilai rerata 46,90 ± 4,701 tahun.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi di kota Jakarta mendorong perkembangan dari berbagai sektor, yaitu: hunian, perkantoran dan pusat perbelanjaan/ bisnis. Tanah Abang terletak di
Lebih terperinciBAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pengambilan data penelitian telah dilakukan di SMK Kesehatan PGRI
BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pengambilan data penelitian telah dilakukan di SMK Kesehatan PGRI Denpasar untuk kelompok I dan kelompok II. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswi yang
Lebih terperinciAnalisis Beban Kerja Mahasiswa Praktek di Bengkel Teknologi Mekanik Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Bali
Analisis Beban Kerja Mahasiswa Praktek di Bengkel Teknologi Mekanik Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Bali M. Yusuf 1)*, Anom Santiana 2) 1,2) Staf Pengajar Politeknik Negeri Bali 1) Mahasiswa Program
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Atau Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan Penelitian ini adalah explanatory research, yaitu penelitian menjelaskan hubungan antara variabel-variabel yang telah
Lebih terperinciBAB V HASIL PENELITIAN. Penelitian yang telah dilaksanakan di SMP N 11 Denpasar, selama enam
BAB V HASIL PENELITIAN Penelitian yang telah dilaksanakan di SMP N 11 Denpasar, selama enam minggu menggunakan rencana eksperimental terhadap dua kelompok penelitian. Subjek penelitian berjumlah 20 orang
Lebih terperinciANALISIS POSTUR DAN GERAKAN KERJA DENGAN MENGGUNAKAN METODE OCCUPATIONAL REPETITIVE ACTION
TUGAS AKHIR ANALISIS POSTUR DAN GERAKAN KERJA DENGAN MENGGUNAKAN METODE OCCUPATIONAL REPETITIVE ACTION (OCRA) (Studi Kasus : PT. SAMIDI GLASS AND CRAFT, BAKI, SUKOHARJO) Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat
Lebih terperinciPENGARUH PENCAHAYAAN, KEBISINGAN DAN TEMPERATUR TERHADAP PERFORMANSI KERJA
PENGARUH PENCAHAYAAN, KEBISINGAN DAN TEMPERATUR TERHADAP PERFORMANSI KERJA Indah Pratiwi Jurusan Teknik Industri Universitas Muhammadiyah Surakarta E-mail: indahpratiwi.ums@gmail.com Abstrak Kondisi kualitas
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS. Diagram 6 : skema hubungan fasilitas
BAB IV ANALISIS IV.1 Analisis Bangunan IV.1.1 Organisasi Ruang Berdasarkan hasil studi banding, wawancara, dan studi persyaratan ruang dan karakteristik kegiatan di dalamnya, hubungan fasilitas dapat dilihat
Lebih terperinciBAB V HASIL PENELITIAN. Maret Mei 2015, menggunakan rancangan eksperimental true pada dua kelompok
BAB V HASIL PENELITIAN Penelitian yang telah dilaksanakan di PSTW Budi Mulia 4 Jakarta pada bulan Maret Mei 2015, menggunakan rancangan eksperimental true pada dua kelompok perlakuan. Kelompok I diberikan
Lebih terperinciBAB V HASIL PENELITIAN. Karekteristik sampel penelitian dipaparkan dalam Tabel 5.1 diskripsi
BAB V HASIL PENELITIAN 5.1 Karakteristik Subjek Penelitian Karekteristik sampel penelitian dipaparkan dalam Tabel 5.1 diskripsi dan frekuensi berdasarkan nilai mean dan persentase penelitian untuk dapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sampah selalu menjadi polemik yang berkembang setiap tahunnya. Kondisi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sampah selalu menjadi polemik yang berkembang setiap tahunnya. Kondisi lingkungan yang kotor merupakan salah satu masalah klasik dalam suatu wilayah perkotaan. Persoalan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. mencapai target produksi yang diharapkan dipengaruhi oleh banyak faktor. Salah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Keberhasilan suatu industri dalam melaksanakan proses produksi dan mencapai target produksi yang diharapkan dipengaruhi oleh banyak faktor. Salah satu faktor penting
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Keselamatan kerja merupakan salah satu prasyarat yang ditetapkan dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keselamatan kerja merupakan salah satu prasyarat yang ditetapkan dalam hubungan ekonomi perdagangan barang dan jasa antar negara yang harus dipenuhi oleh seluruh negara
Lebih terperinciDAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL DAFTAR GRAFIK
DAFTAR ISI DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL DAFTAR GRAFIK i iv ix xii BAB I PENDAHULUAN 1 1.1 Latar Belakang Masalah 1 1.2 Identifikasi Masalah 3 1.3 Rumusan Masalah 3 1.4 Tujuan Penelitian 3 1.5
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. peningkatan jumlah hotel. Dinas Pariwisata Bali mencatat jumlah hotel yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kunjungan wisatawan ke Bali setiap tahun mengalami peningkatan yang pesat. Biro Pusat Statistik Bali 2014 mencatat pertumbuhan jumlah wisatawan yang datang
Lebih terperinciStatus sekolah bermutu yang didapat dari pengakuan terakreditasi memang
2 Status sekolah bermutu yang didapat dari pengakuan terakreditasi memang penting, tetapi masyarakat tetap berkepentingan dengan sekolah bermutu walaupun belum terakreditasi. Sekolah bermutu mampu mendidik
Lebih terperinciPENGAMBANGAN SOFT SKILLS DENGAN PENDEKATAN SISTEMIK, HOLISTIK, INTERDISIPLINER DAN PARTISIPATORI (SHIP) MENINGKATKAN MOTIVASI MAHASISWA
PENGAMBANGAN SOFT SKILLS DENGAN PENDEKATAN SISTEMIK, HOLISTIK, INTERDISIPLINER DAN PARTISIPATORI (SHIP) MENINGKATKAN MOTIVASI MAHASISWA Oleh : Nyoman Sucipta dan Ketut Suriasih ABSTRAK Pengambangan soft
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. panas umumnya lebih banyak menimbulkan masalah dibanding iklim kerja dingin,
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kondisi iklim kerja yang kurang sesuai, seperti suhu lingkungan kerja yang terlalu panas atau dingin, dapat menimbulkan masalah kesehatan pekerja. Iklim kerja panas
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN
36 BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup keilmuan dalam penelitian ini adalah Ilmu Penyakit Dalam dan Ilmu Gizi 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di area
Lebih terperinciSEJARAH & PERKEMBANGAN
Amalia, ST., MT. SEJARAH & PERKEMBANGAN ERGONOMI Suatu cabang ilmu yang sistematis untuk memanfaatkan informasi-informasi mengenai sifat, kemampuan, dan keterbatasan manusia untuk merancang suatu sistem
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pada masa kini, industri yang berkembang di berbagai bidang sudah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada masa kini, industri yang berkembang di berbagai bidang sudah merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan masyarakat. Kegiatan industri berkembang dari
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kelelahan 1. Pengertian Lelah Beberapa ahli mendefinisikan kelelahan kerja adalah : a. Kelelahan kerja ditandai oleh adanya perasaan lelah, output dan kondisi psikologis yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kemampuan, produktivitas dan kesejahteraan (UU RI, 2003). Amanat Undangundang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Undang-Undang No. 13 Tahun 2003 sebagai payung hukum upaya pemerintah dalam penyelenggaraan pelatihan kerja untuk membekali, meningkatkan, dan mengembangkan
Lebih terperinciRedesain Traktor Capung Meningkatkan Kesehatan dan Kepuasan Petani di Subak Teba Mengwi Badung
Redesain Traktor Capung Meningkatkan Kesehatan dan Kepuasan Petani di Subak Teba Mengwi Badung I Ketut Widana 1)* Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Bali Bali-Indonesia widketuti@yahoo.com Abstrak
Lebih terperinciPenelitian ini dilaksanakan di SMPN-3 yang berlokasi di Desa Sibang Kaja, Kecamatan Abiansemal, Kabupaten Badung mulai bulan Agustus 2010 Maret 2011.
83 P 0 = desain interior lama (tanpa intervensi ergonomi). P 1 = ergo-desain interior (dengan intervensi ergonomi) O1, O3 = data sebelum belajar pada periode I dikumpulkan pukul 07.10 dan 10.40, setiap
Lebih terperinciBAB V ANALISA DATA. 1.1 Hubungan Antara Intensitas Cahaya Dan Keluhan Subjektif Kelelahan
63 BAB V ANALISA DATA 1.1 Hubungan Antara Intensitas Cahaya Dan Keluhan Subjektif Kelelahan Mata Cahaya merupakan penyebab kelelahan mata yang kurang disadari oleh kebanyakan orang. Seluruh sumber cahaya
Lebih terperinciSurat Persetujuan. Lampiran 1.1. Saya yang bertanda tangan dibawah ini, yaitu : Nama : Umur :. tahun. Alamat :..
104 Lampiran 1.1 Surat Persetujuan Saya yang bertanda tangan dibawah ini, yaitu : Nama : Umur :. tahun Jenis Kelamin : Laki-laki Telp./HP :... Alamat :.. Dengan ini menyatakan dengan sebenarnya bersedia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. akan melibatkan kerja tubuh. Kegiatan yang dilakukan secara rutinitas setiap hari
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Isu isu ergonomi kesehatan semakin banyak diminati, mengingat setiap aktivitas kehidupan, mulai dari bangun tidur hingga istirahat pada semua orang akan melibatkan
Lebih terperinciEdukasi ergonomi menurunkan keluhan muskuloskeletal dan memperbaiki konsistensi postur tubuh pada mahasiswa PSPDG Universitas Udayana
Edukasi ergonomi menurunkan keluhan muskuloskeletal dan memperbaiki konsistensi postur tubuh pada mahasiswa PSPDG Universitas Udayana Luh Nila Agusdianti 1, Putu Lestari Sudirman 2, I Made Muliarta 3 1
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Ergonomi Kata ergonomi berasal dari bahasa Yunani: ergon (kerja) dan nomos (peraturan, hukum). Ergonomi adalah penerapan ilmu ilmu biologis tentang manusia bersama
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN. Rancangan yang digunakan dalam penelitian eksperimen ini adalah
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Rancangan Penelitian Rancangan yang digunakan dalam penelitian eksperimen ini adalah rancangan randomized pre and post test control group design. Bagan rancangan ini dapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Postur tubuh yang tidak seimbang dan berlangsung dalam jangka waktu lama dapat mengakibatkan stress pada bagian tubuh tertentu, yang biasa disebut dengan postural
Lebih terperinciBAB 4 Hasil Penelitian dan Interpretasi
47 BAB 4 Hasil Penelitian dan Interpretasi Pada bab ini, akan dipaparkan hasil penelitian serta interpretasi dari hasil penelitian tersebut. Akan dijabarkan gambaran umum responden dan hasil dari analisa
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1 1 Universitas Kristen Maranatha
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam dunia pariwisata, hotel mempunyai peran yang sangat penting dimana hotel merupakan salah satu alternatif yang dapat dipilih seseorang atau beberapa orang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pembangunan nasional Indonesia sangat tergantung pada kualitas sumber daya manusia. Salah satu unsur kualitas sumber daya manusia adalah tingkat kesehatan, baik kesehatan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. tidak menimbulkan efek berbahaya bagi manusia. Lamanya radiasi komputer
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Seiring dengan kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan yang berkembang akhir-akhir ini sebagai tuntutan globalisasi mengharuskan seseorang untuk selalu mendapat informasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi dan sarana informasi sejak abad ke-dua puluh
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi dan sarana informasi sejak abad ke-dua puluh sangat membantu manusia dalam beraktifitas sehari-hari. Penggunaan teknologi informasi seperti komputer
Lebih terperinciBAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN
Bab 7 Kesimpulan dan Saran 7-1 BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN 7.1 Kesimpulan 7.1.1 Fasilitas Fisik Sekarang 1. Meja Kasir Ukuran ketinggian meja kasir saat ini sudah ergonomis, namun tinggi monitor ke lantai
Lebih terperinciSISTEM KERJA. Nurjannah
SISTEM KERJA Nurjannah Definisi Sistem Kerja Sistem adalah komponen komponen yang terintegrasi dan berinteraksi dengan maksud yang sama guna mencapai tujuan tertentu. Kerja adalah kegiatan melakukan sesuatu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kenyamanan adalah bagian dari salah satu tujuan utama dari ilmu ergonomika yang harus dicapai. Kenyamanan terdiri atas kenyamanan psikis dan kenyamanan fisik. Kenyamanan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Ventilasi suatu bangunan merupakan salah satu elemen penting dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Ventilasi suatu bangunan merupakan salah satu elemen penting dalam kenyamanan penggunaan bangunan tersebut oleh penghuni. Peletakan ventilasi yang baik dapat mempengaruhi
Lebih terperinciSURAT PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN
SURAT PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN Yang bertanda tangan di bawah ini, saya : Nama : Umur/Tanggal Lahir : Jenis Kelamin : Laki-laki / Perempuan Dengan ini menyatakan bersedia untuk menjadi responden penelitian.
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Karakteristik Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di ruang fisioterapi RS PKU Muhammadiyah Gamping. Subjek penelitian adalah pasien
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Produktivitas Kerja 1. Pengertian Produktivitas kerja adalah jumlah barang atau jasa yang dihasilkan oleh tenaga kerja yang bersangkutan dalam suatu periode tertentu. (15) Umumnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tidak alamiah, alat dan sarana kerja yang tidak sesuai dengan pemakainya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tenaga kerja mempunyai peranan penting dalam pembangunan sebagai unsur penunjang dalam pembangunan nasional. Karena tenaga kerja mempunyai hubungan dengan perusahaan
Lebih terperinciPELATIHAN PERMAINAN GAME TIPE A LEBIH MENINGKATKAN MOTIVASI DAN KEBUGARAN FISIK DIBANDINGKAN PERMAINAN GAME TIPE B PEMAIN FUTSAL IKIP PGRI BALI
PELATIHAN PERMAINAN GAME TIPE A LEBIH MENINGKATKAN MOTIVASI DAN KEBUGARAN FISIK DIBANDINGKAN PERMAINAN GAME TIPE B PEMAIN FUTSAL IKIP PGRI BALI Ni Luh Putu Indrawathi, S.Pd., M.Fis. Fakultas Pendidikan
Lebih terperinciPERBEDAAN JARAK PANDANG PEKERJA CANTING BATIK PADA BEBERAPA WAKTU KERJA DI KAMPUNG BATIK SEMARANG
PERBEDAAN JARAK PANDANG PEKERJA CANTING BATIK PADA BEBERAPA WAKTU KERJA DI KAMPUNG BATIK SEMARANG Septi Nova Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro Semarang Email : septinova10@gmail.com
Lebih terperinciPERANCANGAN INTERIOR/ RUANG BELAJAR YANG ERGONOMIS UNTUK SEKOLAH LUAR BIASA (SLB)
PERANCANGAN INTERIOR/ RUANG BELAJAR YANG ERGONOMIS UNTUK SEKOLAH LUAR BIASA (SLB) Julianus Hutabarat,Nelly Budiharti, Ida Bagus Suardika Dosen Jurusan Teknik Industri,Intitut Teknologi Nasional Malang
Lebih terperinciKELUHAN SUBJEKTIF PADA OPERATOR KOMPUTER DI UNIT PELAKSANA TEKNIS PENGEMBANGAN SENI DAN TEKNOLOGI KERAMIK DAN PORSELIN BALI
Jurnal Ilmiah Teknik Industri, Vol. 10, No. 2, Desember 2011 ISSN 1412-6869 KELUHAN SUBJEKTIF PADA OPERATOR KOMPUTER DI UNIT PELAKSANA TEKNIS PENGEMBANGAN SENI DAN TEKNOLOGI KERAMIK DAN PORSELIN BALI Komang
Lebih terperinci-THESIS (TI )- Perancangan Model Penilaian Potensi Personal Protective Clothing (PPC) dalam Mempengaruhi Kinerja Karyawan di Lingkungan Panas
-THESIS (TI - 092327)- Perancangan Model Penilaian Potensi Personal Protective Clothing (PPC) dalam Mempengaruhi Kinerja Karyawan di Lingkungan Panas Oleh : Irma Nur Afiah Dosen Pembimbing : Ir. Sritomo
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusaan.
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Undang-Undang Dasar 1945 pasal 27 ayat (2) menetapkan bahwa setiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusaan. Pekerjaan dan penghidupan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. jasa produksi (Eko Nurmianto, 2008). Fasilitas kerja yang dirancang tidak
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Aspek-aspek ergonomi dalam suatu proses rancang bangun fasilitas kerja adalah merupakan suatu faktor penting dalam menunjang peningkatan pelayanan jasa produksi (Eko
Lebih terperinciBAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN
BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN 7.1. KESIMPULAN Dari hasil penelitian yang dilakukan diambil beberapa kesimpulan berikut : 1. Fasilitas fisik yang digunakan saat ini belum ergonomis. Kursi Pengguna Komputer
Lebih terperinciGambar 1.1 Suhu dan kelembaban rata-rata di 30 provinsi (BPS, 2014)
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perubahan iklim selama tiga dekade terakhir telah meningkatkan suhu permukaan bumi. Suhu telah meningkat sekitar 0,8 dan menyebabkan lapisan es laut Artik berkurang
Lebih terperinciANALISIS ERGONOMI LINGKUNGAN RUANG TUNGGU SELATAN STASIUN BANDUNG BERDASARKAN STANDAR KENYAMANAN PENGGUNA
Safi Nur Indahsari & Ratri Wulandari Universitas Telkom safisafi33750@gmail.com ratriwulandari@telkomuniversity.ac.id ANALISIS ERGONOMI LINGKUNGAN RUANG TUNGGU SELATAN STASIUN BANDUNG BERDASARKAN STANDAR
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. mengalami kecelakaan, penyakit dan keluhan-keluhan kesehatan yang disebabkan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam dunia kerja, seorang atau sekelompok pekerja dapat berisiko mengalami kecelakaan, penyakit dan keluhan-keluhan kesehatan yang disebabkan oleh pekerjaan. Salah
Lebih terperinciBAB IV METODOLOGI PENELITIAN
64 BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Pendekatan dan Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian kombinasi. Metode penelitian kombinasi adalah metode penelitian yang menggabungkan antara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hendaknya teralokasi dengan baik sehingga dapat diakomodasi segera kepada para
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan Perpustakaan merupakan pusat data dan informasi yang memiliki peranan yang besar dalam menunjang sistem pendidikan. Ketersediaan bahan pustaka hendaknya
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. khusus guna menghasilkan suatu produk yang bermanfaat bagi masyarakat. Interaksi
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Setiap individu meluangkan banyak waktu untuk bekerja. Hal ini karena bekerja merupakan salah satu kegiatan utama bagi setiap orang atau masyarakat untuk mempertahankan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang lingkup penelitian Ruang lingkup penelitian adalah Ilmu Fisiologi khususnya Fisiologi Olahraga dan Fisiologi Respirasi. 3.2 Tempat dan waktu penelitian Penelitian dilaksanakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada masa sekarang, hampir semua kegiatan manusia berhubungan dengan transaksi keuangan. Tingginya kebutuhan masyarakat akan layanan keuangan menyebabkan persaingan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Beban kerja fisik (physical workload) merupakan beban yang diterima
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Beban kerja fisik (physical workload) merupakan beban yang diterima oleh fisik operator selama pelaksanaan kerja. Sudut pandang ergonomi menganalisi setiap beban kerja
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Peranan manusia sebagai sumber tenaga kerja pada industri
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Peranan manusia sebagai sumber tenaga kerja pada industri manufaktur di masa sekarang ini masih dominan dalam melakukan aktivitas manual material handling.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kebisingan adalah salah satu kondisi lingkungan kerja yang mempengaruhi performansi kerja seseorang. Pada dasarnya, segala bunyi yang tidak dikehendaki oleh penerimanya
Lebih terperinciPenempatan Posisi Ketinggian Monitor Diturunkan Dapat Mengurangi Keluhan Subjektif Para Pemakai Kaca Bifokal, Bagian I
Penempatan Posisi Ketinggian Monitor Diturunkan Dapat Mengurangi Keluhan Subjektif Para Pemakai Kaca Bifokal, Bagian I Oleh: I Dewa Ayu Sri Suasmini, S.Sn,. M. Erg. Dosen Desain Interior Fakultas Seni
Lebih terperinciErgonomics. Human. Machine. Work Environment
ERGONOMI Ergonomics Human Machine Work Environment RANCANGAN YANG ERGONOMIS Fokus Perhatian : MANUSIA dalam Perencanaan Man-Made Objects dan Lingkungan Kerja Tujuan Rancang Bangun dalam Menciptakan Produk,
Lebih terperinciBAB VI PEMBAHASAN. kelompok perlakuan, masing-masing kelompok berjumlah 8 orang. Kelompok I
BAB VI PEMBAHASAN Subjek pada penelitian ini berjumlah 16 orang yang terbagi menjadi 2 kelompok perlakuan, masing-masing kelompok berjumlah 8 orang. Kelompok I diberika perlakuan pelatihan jalan intesitas
Lebih terperinciSpecific Dynamic Action
Kebutuhan Energi Besarnya kebutuhan energi tergantung dari energi yang digunakan setiap hari. Kebutuhan energi dapat dihitung dengan memperhatikan beberapa komponen penggunaan energi. Komponen-komponen
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. meningkat dan mencakup seluruh aspek kehidupan manusia, khususnya dalam
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Selama beberapa dasawarsa terakhir, perkembangan globalisasi semakin meningkat dan mencakup seluruh aspek kehidupan manusia, khususnya dalam peningkatan teknologi yang
Lebih terperinci