SARANA KERJA YANG TIDAK ERGONOMIS MENINGKATKAN KELUHAN MUSKULOSKELETAL PADA PEKERJA GARMENT DI BALI
|
|
- Devi Hartanto
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 1 SARANA KERJA YANG TIDAK ERGONOMIS MENINGKATKAN KELUHAN MUSKULOSKELETAL PADA PEKERJA GARMENT DI BALI Oleh: Solichul Hadi A. Bakri dan Tarwaka Ph.= Abstrak Industri pakaian jadi merupakan salah satu industri yang mampu memberikan lapangan kerja baru karena sifatnya padat karya. Dan memberikan kontribusi PAD (pendapatan asli daerah) cukup tinggi di samping sektor-sektor lainnya. Penggunaan alat, cara kerja dan sikap kerja yang tidak ergonomis di industri akan dapat mengakibatkan peningkatan keluhan muskuloskeletal dan menurunnya produktivitas kerja. Dalam hal ini tidak hanya mengejar keuntungan yang tinggi bagi perusahaan tetapi harus memikirkan kesehatan, keselamatan dan kenyamanan pekerja yang diutamakan, karena dengan demikian pekerja akan dapat bekerja optimal, sehingga produktivitas dapat meningkat. Untuk mengetahui korelasi keluhan muskuloskeletal dengan keadaan sarana kerja perlu dilakukan observasi, pada penelitian ini metode yang dipergunakan adalah jenis penelitian deskriptif yaitu menggambarkan situasi dari perusahaan bagaimana sarana dan sikap kerja dan hasil kerja pekerja tersebut dengan one case study design. Dari hasil pengukuran dan analisa bahwa rerata nadi kerja pekerja dengan sikap kerja duduk adalah 84,34 d/m dan sikap kerja berdiri 85,39 d/m yang dikategorikan beban kerja ringan dan peningkatan nadi kerja pada sikap duduk dan sikap berdiri secara statistik adalah signifikan (p<0,05). Dan sarana kerja (tempat duduk dan meja kerja) yang belum memadai mengakibatkan keluhan muskuloskeletal terutama pada pekerjaan dengan sikap kerja duduk secara terus-menerus, dirasakan oleh pekerja. Sakit/nyeri di pinggang (53,5%), bahu kanan dan kiri (54,4%), betis kiri dan kanan (42,1%), pantat dan bokong (39,4%), punggung dan lengan atas (27,1%), leher lengan bawah, siku dan telapak kaki (30,0%), serta produktivitas kerja pada posisi tubuh duduk 0,18, sedang posisi berdiri sebesar 0,22. Melalui penelitian ini disarankan kepada manajemen perusahaan agar memberikan waktu tambahan istirahat pendek (5-10 menit) setiap jam kerja di luar istirahat makan siang dan pemberian teh manis/snack. Apabila memungkinkan perbaikan sarana kerja khususnya tempat duduk yang sesuai dengan ukuran anthropometri pekerja wanita pada umumnya. Kata Kunci: Sarana kerja, sikap kerja, keluhan muskuloskeletal, ergonomis.
2 2 I. PENDAHULUAN Keberhasilan pembangunan dan peningkatan pendapatan nasional dapat didorong dengan peningkatan eksport non-migas, salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah peningkatan produktivitas SDM di bidang industri pakaian jadi. Pengelolaan bidang industri pakaian jadi secara professional, secara makro akan meningkatkan tingkat kesejahteraan dan kemakmuran rakyat. Produktivitas Kerja adalah tingkat efisiensi dan efektivitas dari setiap sumber yang digunakan selama produksi berlangsung, dengan membandingkan antara jumlah yang dihasilkan dengan setiap sumber yang digunakan atau seluruh sumber (Depnaker RI, l987). Produktivitas yang tinggi dapat tercapai melalui kehidupan dan proses kerja yang sehat, aman, nyaman dan efisien. Hal ini berarti, alat dan cara kerja yang ergonomis di industri pakaian jadi, sistem manusia dan pekerjaan dikelola dengan memanfaatkan prinsip-prinsip ergonomi (Manuaba, A., 1988). Faktor sarana kerja dan etika kerja merupakan faktor yang mempengaruhi produktivitas, disamping faktor : 1) pendidikan dan latihan, 2) motivasi, 3) tingkat penghasilan dan jaminan sosial, 4) gizi dan kesehatan, 5) teknologi, 6) disiplin, 7) manajemen dan kesempatan, 8) lingkungan kerja (Ravianto, 1990). Sering ditemui alat kerja yang tidak ergonomis, sehingga terjadi sikap kerja paksa dan tenaga kerja melakukan aktivitas tersebut secara berulang-ulang dalam jangka waktu yang lama. Oleh karenanya dibutuhkan sarana kerja yang sesuai dengan pekerjaan dan tenaga kerja, agar dapat memberikan rasa nyaman dan aman. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa sarana kerja yang ergonomis di industri pakaian jadi, dapat meningkatkan produktivitas dan menurunkan keluhan muskuloskeletal (Manuaba, A., 1985). Dalam upaya pencapaian produktivitas yang optimal, maka sarana kerja
3 3 sebagai faktor pendukung utama dalam sistem kerja harus diupayakan senyaman mungkin. Berdasarkan hal tersebut, maka penelitian sarana kerja pada perusahaan pakaian jadi perlu dilakukan untuk mengetahui apkah sarana kerja yang ada telah memberikan rasa aman dan nyaman, sehingga mereka dapat bekerja lebih produktif. Yang pada akhirnya dapat menurunkan keluhan muskuloskeletal dan lebih meningkatkan produktivitas kerjanya. II. METODE DAN MATERI Ruang lingkup penelitian ini untuk menguji kesesuaian sarana kerja dan korelasinya dengan produktivitas kerja di 5 (lima) perusahaan sektor industri pakaian jadi. Penelitian dilakukan pada tanggal 8 s/d 14 Mei 2001 di daerah Kabupaten Badung dan Kota Denpasar, jumlah tenaga kerja yang menjadi sampel 30 orang disetiap perusahaan, sehingga total responden yang ada sejumlah 150 orang. Rancangan penelitian ini dengan metoda one case study design, parameter yang diteliti meliputi: pengukuran stasiun kerja dan alat kerja. Disamping itu juga dilakukan penghitungan nadi kerja untuk menentukan beban kerja serta pencatatan berat badan dan tinggi badan. Selanjutnya dilakukan wawancara mengenai keluhan subjektif, hasil kerja dan keluhan muskuloskeletal dengan menggunakan kuesioner Nordic Body Map. III. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Hasil Penelitian Hasil penelitian secara lengkap dapat di lihat pada lampiran. 3.2 Pembahasan Sarana Kerja dan Sikap Kerja
4 4 Dari Pengukuran alat kerja secara objektif, seperti tempat duduk dan meja kerja dapat dijelaskan bahwa secara umum sarana kerja yang dipergunakan pada perusahaan tersebut masih belum mendukung tercapainya produktivitas yang optimal. Tinggi kursi untuk wanita dewasa Indonesia yang seharusnya reratanya 40 cm., ternyata diberikan kursi yang memiliki tinggi 50 cm. yang didapatkan dari toko meubel di pasaran bebas. Akibatnya banyak dari mereka terpaksa duduk dibagian depan kursi masing-masing yang berarti mereka tidak bisa duduk dengan baik (Manuaba, A., 1985). Meskipun ukuran meja kerja telah dibuat bervariasi, namun terdapat pekerja yang memiliki ukuran tubuh yang pendek, bekerja pada meja yang ukurannya tinggi atau sebaliknya dan sikap duduk statis seperti yang terjadi pada bagian pasang mote, jahit dan checking. Disamping itu tempat duduk yang dipergunakan tidak sesuai dengan ukuran pekerja dan rata-rata tidak terdapat sandaran punggung. Dengan sikap membungkuk pada waktu yang lama, akan menyebabkan ketegangan pada otot-otot tubuh bagian pinggang, yang akan menimbulkan rasa lelah dan sakit pada pinggang (Pheasant, 1991; Sutjana, 2000). Kondisi tersebut menyebabkan adanya gangguan ataupun keluhan nyeri pada otot skeletal, terutama pada pekerjaan yang dilakukan dengan sikap kerja duduk terus menerus. Dari hasil wawancara dapat dilihat pada Tabel 1 di bawah ini, Tabel 1. Keluhan Subjektif yang Dirasakan Pekerja Pakaian Jadi di Kota Denpasar No. Keluhan pada Sikap Duduk (%) Ranking 1 Sakit/nyeri di Pinggang 53,5 2 2 Sakit/nyeri di Bahu kanan dan kiri 54,4 1 3 Sakit/nyeri di Betis kanan dan kiri 42,1 3 4 Sakit/nyeri di Pantat dan Bokong 39,4 4 5 Sakit/nyeri di Punggung dan Lengan atas 27,1 5
5 5 6 Nyeri di Leher, lengan bawah, siku, tapak kaki 30,0 6 Jenis keluhan yang tertinggi adalah sakit /nyeri di bahu kanan dan kiri (54,4%), berikutnya adalah keluhan nyri di pinggang (53,5%). Sedangkan untuk sikap kerja berdiri, keluhan nyeri pada sistem muskuloskeletal secara umum lebih kecil dibanding pada sikap kerja duduk terus menerus, karena secara subjektif 92,6% tenaga kerja sebagai responden mengatakan bahwa ukuran dan bentuk kursi telah sesuai baginya, 98% bentuk dan ukuran meja cukup memadai. Disamping itu lebih dari 90% responden mengatakan bahwa luas ruangan, jendela dan aliran udara dalam ruangan cukup memadai. Denyut Nadi Dari hasil perhitungan denyut nadi diperoleh rerata denyut nadi istirahat pekerja dengan posisi duduk, sebesar 75,59 denyut setiap menit dan 72,85 denyut/menit pada sikap kerja berdiri. Sedangkan pada posisi duduk rerata nadi kerjanya adalah 84,34 denyut/menit, dan 85,39 denyut/menit pada posisi berdiri. Berdasarkan hasil perhitungan denyut nadi kerja tersebut, maka beban kerja pada kedua posisi dikategorikan beban kerja ringan (Grandjean, 1988). Peningkatan denyut nadi pada posisi kerja duduk sebesar 8,75 denyut/menit (11,6%) dan peningkatan nadi kerja pada sikap berdiri sebesar 12,54 denyut/menit (17,2%). Dan peningkatan denyut nadi tersebut significant secara statistik (p<0,05). Dari kedua posisi kerja dapat dilihat bahwasanya posisisi kerja duduk statis memberikan peningkatan denyut nadi yang lebih kecil apabila diandingkan dengan pekerja dengan sukap berdiri dinamis.
6 Produktivitas Kerja Hasil kerja pada masing-masing tenaga kerja sulit diperhitungkan dalam penentuan indek produktivitasnya, dalam hal ini hanya berupa upah yang diterima pekerja per bulan. Sedangkan penghitungan hasil kerja per unit juga akan mengalami kesulitan, hal ini dikarenakan rata-rata pekerja tidak mengerjakan satu jenis produk secara terus menerus. Upaya prediksi tingkat produktivitas dapat dilakukan dari keluaran energi dan beban kerja yang dialami oleh masing-masing pekerja yang didasarkan pada human center. Produktivitas kerja dapat dihitung dengan rerata jumlah upah yang dihaslkan selama bekerja, dengan peningkatan denyut nadi di atas nadi istirahat (Sutjana, 2000). Berdasarkan pertimbangan human center, produktivitas adalah hasil kerja dalam hal ini upah perbulan (dalam ribuan rupiah), beban kerja berupa besarnya perhitungan nadi kerja (denyut/menit) dan waktu adalah jumlah hari kerja (26 hari/bulan, dengan waktu kerja 8 jam/hari). Jadi nilai produktivitas merupakan perhitungan : hasil kerja/beban kerja x waktu, sedangkan hasilnya dapat dilihat pada Tabel 2 sebagi beikut. Tabel 2. Rerata Upah, Nadi Kerja, Waktu dan Produktivitas Pekerja di Perusahaan Pakaian Jadi di Kota Denpasar. No. Sikap Kerja Upah Nadi Kerja Waktu Produktivitas (Rp. 000,-) (d/m) 1 Duduk 360,097 8, ,l8 2 Berdiri 404,230 12, ,22 Dari tabel 2 terlihat bahwa pekerja dengan sikap berdiri dinamis, memiliki rerata produktivitas (0,22) yang lebih tinggi dibanding dengan sikap kerja duduk statis (0,18).
7 7 IV. SIMPULAN DAN SARAN 4.1 Simpulan Dari hasil dan pembahasan penelitian dapat disimpulkan bahwa: a. Sarana kerja khususnya peralatan kerja yang meliputi kursi dan meja kerja, juga sikap kerja yang tidak memadai, pada pekerja dengan posisi duduk terus menerus ternyata mengakibatkan gangguan pada otot-otot skeletal yaitu pada bahu kanan dan kiri (54,4%). b. Rerata peningkatan nadi akibat kerja pada skap duduk statis, sebesar 8,75 d/m (ll,6%) dan rerata peningkatan nadi akibat kerja pada sikap berdiri dinamis sebesar 12,54 d/m (17,2%). Peningkatan denyut nadi pada sikap berdiri dinamis lebih tinggi apabila dibanding dengan sikap kerja duduk statis, peningkatan ini secara statistik significant (p<0,05). c. Rerata produktivitas dengan pendekatan perhitungan human centre, pada pekerja dengan sikap duduk statis sebesar 0,18. Nilai ini lebih kecil apabila dibandingkan pekerja dengan sikap kerja berdiri dinamis, yaiut sebesar 0,22. Berarti sikap berdiri dinamis nilai produktivitasnya lebih tinggi dari pada sikap duduk statis. 4.2 Saran-saran Hal-hal yang dapat disarankan dari hasil penelitian ini adalah, a. Perlu diberikan tambahan waktu istirahat pendek (5-10 menit) setiap jam diluar istirahat makan siang dan dibarengi dengan pemberian teh manis/snack untuk meningkatkan produktivitas. b. Perlu dilakukan perbaikan terhadap sarana kerja, khususnya tempat duduk dan meja kerja. Pilihan model tempat duduk dan meja kerja yang dapat
8 8 diatur ketinggiannya (adjustable), sangat membantu pekerja. Tetapi hal yang terpenting adalah pemilihan meja dan kursi kerja, disesuaikan dengan ukuran anthropometri pekerja pada masing-masing bagiannya. Kepustakaan Depnaker RI, Pusat Produktivitas Nasional, Pengantar Produktivitas, Jakarta:1. Grandjean, E., Fitting the Task to the Man, A Textbook of Occupational Ergonomics, 4 th edition. London:Taylor & Francis:94. Manuaba, A, Penerapan ergonomi Kesehatan Mutlak Perlu pada Industri Pakaian Jadi (l985). Bunga Rampai, volume 1, Denpasar:128. Pheasant, S Ergonomics Work and Health, Mac Millan Press: Ravianto, J. 1990, Produktivitas dan Manusia Indonesia, Lembaga Sarana Informasi Usaha dan Produksi, Jakarta:101. Sutjana,DP. 2000, Penggunaan Sabit Bergigi Meningkatkan Produktivitas Kerja Penyabit Padi di Subak Yeh Ge, Kec. Kediri, kabupaten Tabanan. Seminar Nasional Ergonomi, Surabaya:379.
ERGONOMI PADA BURUH GENDONG PEREMPUAN. ( Oleh : Risma A Simanjuntak, Prastyono Eko Pambudi ) Abstrak
ERGONOMI PADA BURUH GENDONG PEREMPUAN ( Oleh : Risma A Simanjuntak, Prastyono Eko Pambudi ) Abstrak Penelitian ini dilakukan di pasar Bringharjo dan Giwangan dengan objek buruh gendong perempuan. Makalah
Lebih terperinciBAB VI PEMBAHASAN. Subjek pada penelitian ini semua berjenis kelamin wanita dengan
BAB VI PEMBAHASAN 6.1 Kondisi Subjek Subjek pada penelitian ini semua berjenis kelamin wanita dengan karakteristik yang dibahas adalah umur, berat badan, tinggi badan dan antropometri. 6.1.1 Umur Umur
Lebih terperinciANALISIS PENGARUH PENGGUNAAN STAGEN PADA AKTIVITAS ANGKAT-ANGKUT DI PASAR LEGI SURAKARTA
ANALISIS PENGARUH PENGGUNAAN STAGEN PADA AKTIVITAS ANGKAT-ANGKUT DI PASAR LEGI SURAKARTA Muchlison Anis Jurusan Teknik Industri Universitas Muhammadiyah Surakarta Jl. A. Yani Tromol Pos 1 Pabelan Surakarta
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dituntut untuk bekerja untuk memenuhi kebutuhan. hidupnya, dan hampir sebagian besar dari waktunya dihabiskan di tempat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia dituntut untuk bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, dan hampir sebagian besar dari waktunya dihabiskan di tempat kerja. Lingkungan tempat kerja merupakan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. mengalami kecelakaan, penyakit dan keluhan-keluhan kesehatan yang disebabkan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam dunia kerja, seorang atau sekelompok pekerja dapat berisiko mengalami kecelakaan, penyakit dan keluhan-keluhan kesehatan yang disebabkan oleh pekerjaan. Salah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dengan peraturan yang terdapat di masing-masing perguruan tinggi. Di
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kegiatan perkuliahan memiliki berbagai macam sistem yang disesuaikan dengan peraturan yang terdapat di masing-masing perguruan tinggi. Di Universitas Udayana sendiri
Lebih terperinciSIKAP KERJA YANG MENIMBULKAN KELUHAN MUSKULOSKELETAL DAN MENINGKATKAN BEBAN KERJA PADA TUKANG BENTUK KERAMIK
Jurnal Ilmiah Teknik Industri, Vol. 10, No. 1, Juni 2011 ISSN 1412-6869 SIKAP KERJA YANG MENIMBULKAN KELUHAN MUSKULOSKELETAL DAN MENINGKATKAN BEBAN KERJA PADA TUKANG BENTUK KERAMIK Pendahuluan Komang Nelly
Lebih terperinciBEBAN KERJA DAN KELUHAN SISTEM MUSCULOSKELETAL PADA PEMBATIK TULIS DI KELURAHAN KALINYAMAT WETAN KOTA TEGAL
C.13. Beban Kerja dan Keluhan Sistem Musculoskeletal pada Pembatik Tulis... (Siswiyanti) BEBAN KERJA DAN KELUHAN SISTEM MUSCULOSKELETAL PADA PEMBATIK TULIS DI KELURAHAN KALINYAMAT WETAN KOTA TEGAL Siswiyanti
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sampah selalu menjadi polemik yang berkembang setiap tahunnya. Kondisi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sampah selalu menjadi polemik yang berkembang setiap tahunnya. Kondisi lingkungan yang kotor merupakan salah satu masalah klasik dalam suatu wilayah perkotaan. Persoalan
Lebih terperinciBAB VI PEMBAHASAN. Perbaikan Sikap Kerja Dan Penambahan Penerangan Lokal Menurunkan Keluhan
BAB VI PEMBAHASAN Berdasarkan hasil penelitian yang diuraikan pada BAB V tentang Perbaikan Sikap Kerja Dan Penambahan Penerangan Lokal Menurunkan Keluhan Muskuloskeletal, Kelelahan Mata Dan Meningkatkan
Lebih terperinciAnalisis Postur Kerja dengan Rapid Entire Body Assesment (REBA) di Industri Pengolahan Tempe
Analisis Postur Kerja dengan Rapid Entire Body Assesment (REBA) di Industri Pengolahan Tempe Farida Ariani 1), Ikhsan Siregar 2), Indah Rizkya Tarigan 3), dan Anizar 4) 1) Departemen Teknik Mesin, Fakultas
Lebih terperinciIMPLEMENTASI KONSEP ERGONOMI PADA PEMBUATAN ALAT TENUN TRADISIONAL MENGGUNAKAN PRINSIP PERANCANGAN YANG DAPAT DISESUAIKAN
IMPLEMENTASI KONSEP ERGONOMI PADA PEMBUATAN ALAT TENUN TRADISIONAL MENGGUNAKAN PRINSIP PERANCANGAN YANG DAPAT DISESUAIKAN (Studi Kasus Industri Tenun Pandai Sikek Sumatera Barat) Nilda Tri Putri, Ichwan
Lebih terperinciASPEK ERGONOMI DALAM PERBAIKAN RANCANGAN FASILITAS PEMBUAT CETAKAN PASIR DI PT X.
ASPEK ERGONOMI DALAM PERBAIKAN RANCANGAN FASILITAS PEMBUAT CETAKAN PASIR DI PT X. ABSTRAK PT. X adalah perusahaan yang bergerak di bidang industri manufaktur pengolahan logam spesialis pembuatan cetakan
Lebih terperinciANALISIS PERBAIKAN POSTUR KERJA DENGAN PENDEKATAN ERGONOMI PADA HOME INDUSTRY JKS SNACK & CATERING DI SERANG-BANTEN
Journal Industrial Manufacturing Vol. 3, No. 1, Januari 2018, pp. 51-56 P-ISSN: 2502-4582, E-ISSN: 2580-3794 ANALISIS PERBAIKAN POSTUR KERJA DENGAN PENDEKATAN ERGONOMI PADA HOME INDUSTRY JKS SNACK & CATERING
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Gangguan pada sistem otot rangka/musculoskeletal disorders (MSDs)
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gangguan pada sistem otot rangka/musculoskeletal disorders (MSDs) merupakan masalah dalam bidang kesehatan kerja pada saat ini. Gangguan ini akan menyebabkan penurunan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Kursi Kerja a. Pengertian Kursi Kerja Kursi kerja merupakan perlengkapan dari meja kerja atau mesin, sehingga kursi akan dapat dijumpai dalam jumlah yang lebih
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada saat ini perkembangan industri-industri semakin pesat, baik industri manufaktur maupun jasa. Peranan manusia sebagai sumber tenaga kerja masih dominan dalam dunia
Lebih terperinciSURAT PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN
SURAT PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN Yang bertanda tangan di bawah ini, saya : Nama : Umur/Tanggal Lahir : Jenis Kelamin : Laki-laki / Perempuan Dengan ini menyatakan bersedia untuk menjadi responden penelitian.
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pentingnya Konsep Ergonomi untuk Kenyamanan Kerja Ergonomi adalah ilmu, teknologi dan seni yang berupaya menserasikan antara alat, cara, dan lingkungan kerja terhadap kemampuan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Peranan tenaga kerja dalam pembangunan nasional sangat penting karena
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peranan tenaga kerja dalam pembangunan nasional sangat penting karena tenaga kerja merupakan pelaku dan tujuan pembangunan. Sesuai dengan peranan tersebut, maka diperlukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tempat kerja perlu terjamin pula keselamatannya. Dalam Undang Undang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan ketenagakerjaan merupakan upaya menyeluruh dan ditujukan kepada peningkatan, pembentukan dan pengembangan tenaga kerja yang berkualitas, produktif, efisien,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Aktivitas yang dilakukan oleh manusia pada dasarnya memberikan dampak yang positif dan negatif pada tubuh manusia. Salah satu bagian yang paling berdampak pada aktivitas
Lebih terperinciBAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Gambaran Kondisi Lapangan Penelitian ini dilakukan di beberapa tempat usaha informal pejahitan pakaian di wilayah Depok, khususnya Kecamatan Sukmajaya. Jumlah tempat usaha
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dengan program pengembangan dan pendayagunaan SDM tersebut, pemerintah juga memberikan jaminan kesejahteraan, kesehatan dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam rangka menghasilkan pertumbuhan ekonomi yang maksimal, pembangunan bangsa Indonesia dewasa ini lebih dikonsentrasikan pada pengembangan dan pendayagunaan Sumber
Lebih terperinciJurnal Ilmiah Widya Teknik Volume 16 Nomor ISSN
Jurnal Ilmiah Widya Teknik Volume 16 Nomor 1 2017 ISSN 1412-7350 PERANCANGAN ALAT ANGKUT TABUNG LPG 3 KG YANG ERGONOMIS (STUDI KASUS DI UD. X) Ronal Natalianto Purnomo, Julius Mulyono *, Hadi Santosa Jurusan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dunia industri di Indonesia masih didominan dengan penggunaan tenaga
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dunia industri di Indonesia masih didominan dengan penggunaan tenaga manusia dalam proses produksinya, terutama pada kegiatan Manual Material Handling (MMH). Aktivitas
Lebih terperinciterjadi karena kerja berlebihan (ougkverexertion) atau gerakan yang berulang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam dunia kerja, seseorang atau sekelompok pekerja dapat berisiko mengalami penyakit dan keluhan-keluhan kesehatan yang disebabkan oleh pekerjaan. Kesehatan kerja
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pekerja merupakan salah satu komponen yang perlu mendapatkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pekerja merupakan salah satu komponen yang perlu mendapatkan perhatian dari suatu industri. Hal tersebut merupakan input perusahaan yang penting karena tanpa adanya
Lebih terperinciHUBUNGAN SIKAP KERJA DENGAN KELUHAN MUSKULOSKELETAL PADA PEKERJA UNIT WEAVING DI PT DELTA MERLIN DUNIA TEXTILE IV BOYOLALI
Hubungan Sikap Kerja dengan Keluhan Muskuloskeletal... (Amelinda dan Iftadi) HUBUNGAN SIKAP KERJA DENGAN KELUHAN MUSKULOSKELETAL PADA PEKERJA UNIT WEAVING DI PT DELTA MERLIN DUNIA TEXTILE IV BOYOLALI Bela
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. akan melibatkan kerja tubuh. Kegiatan yang dilakukan secara rutinitas setiap hari
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Isu isu ergonomi kesehatan semakin banyak diminati, mengingat setiap aktivitas kehidupan, mulai dari bangun tidur hingga istirahat pada semua orang akan melibatkan
Lebih terperinciMUSCULOSKELETAL DISORDER (MSD) PADA PEKERJA LAUNDRY DI KECAMATAN DENPASAR SELATAN, BALI
MUSCULOSKELETAL DISORDER (MSD) PADA PEKERJA LAUNDRY DI KECAMATAN DENPASAR SELATAN, BALI Joice Sari Tampubolon 1, I Putu Gede Adiatmika 2 1. Joice Sari Tampubolon - Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas
Lebih terperinciKELUHAN MUSKULOSKELETAL PADA PEKERJA LAUNDRY DI KECAMATAN DENPASAR SELATAN, BALI
KELUHAN MUSKULOSKELETAL PADA PEKERJA LAUNDRY DI KECAMATAN DENPASAR SELATAN, BALI Joice Sari Tampubolon 1, I Putu Gede Adiatmika 2 1. Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Udayana,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Masalah utama dalam aktivitas produksi ditinjau dari segi kegiatan / proses produksi adalah bergeraknya material dari satu proses ke proses produksi berikutnya. Untuk
Lebih terperinciGANGGUAN FISIK MAHASISW A SELAMA BEKERJA DENGAN KOMPUTER (STUDI KASUS : MAHASISW A GUNADARMA)
.~5."':!>.~~ Computer.BasedSystems GANGGUAN FISIK MAHASISW A SELAMA BEKERJA DENGAN KOMPUTER (STUDI KASUS : MAHASISW A GUNADARMA) Farry Firman H., Rina Prisilia Laboratorium Teknik Industri Menengah Jurusan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dilakukan setelah perang dunia kedua, tepatnya tanggal 12 Juli 1949 di Inggris
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Pengkajian hubungan manusia dengan lingkungan kerja sebenarnya sudah lama dilakukan oleh manusia, tetapi pengembangannya yang lebih mendalam baru dilakukan setelah
Lebih terperinciUSULAN PERBAIKAN RANCANGAN MEJA-KURSI SEKOLAH DASAR BERDASARKAN PENDEKATAN ERGONOMI PADA SISWA/I DI SDN MERUYUNG
USULAN PERBAIKAN RANCANGAN MEJA-KURSI SEKOLAH DASAR BERDASARKAN PENDEKATAN ERGONOMI PADA SISWA/I DI SDN MERUYUNG Nama : Dimas Triyadi Wahyu P NPM : 32410051 Jurusan : Teknik Industri Pembimbing : Ir. Asep
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dilakukan. Posisi duduk adalah posisi istirahat didukung oleh bokong atau paha di
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Posisi kerja duduk adalah salah satu sikap kerja yang paling sering dilakukan. Posisi duduk adalah posisi istirahat didukung oleh bokong atau paha di mana badan
Lebih terperinciOleh: DWI APRILIYANI ( )
ANALISIS POSISI KERJA DAN TINGKAT KELELAHAN PADA PEKERJA PENGANGKATAN PRODUK JADI DI PT JAYA FOOD INDONESIA MENGGUNAKAN METODE NIOSH Oleh: DWI APRILIYANI (32412271) LATAR BELAKANG Pekerjaan fisik adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Unit kerja menengah CV. Raya Sport merupakan usaha yang. memproduksi pakaian (konveksi). Pada kegiatan proses produksi ditemukan
BAB I PENDAHULUAN 1.1.1. Latar Belakang Masalah Unit kerja menengah CV. Raya Sport merupakan usaha yang memproduksi pakaian (konveksi). Pada kegiatan proses produksi ditemukan adanya aktivitas manual yaitu
Lebih terperinciIDENTIFIKASI TINGKAT KELELAHAN OTOT PADA PENGGUNA KOMPUTER DI BIRO PUSAT ADMINISTRASI UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
78 IDENTIFIKASI TINGKAT KELELAHAN OTOT PADA PENGGUNA KOMPUTER DI BIRO PUSAT ADMINISTRASI UNIVERSITAS NEGERI MEDAN Syamsul Gultom 1) 1) Ilmu Keolahragaan, FIK UNIMED. Email: syamsulgultom@gamail.com ABSTRAK
Lebih terperinciANALISIS POSTUR KERJA DAN KELUHAN PEKERJA PADA AKTIVITAS PEMOTONGAN BAHAN BAKU PEMBUATAN KERIPIK
ANALISIS POSTUR KERJA DAN KELUHAN PEKERJA PADA AKTIVITAS PEMOTONGAN BAHAN BAKU PEMBUATAN KERIPIK Nama : Dimas Harriadi Prabowo NPM : 32411114 Jurusan : Teknik Industri Pembimbing : Dr. Ir. Hotniar Siringoringo,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. khusus guna menghasilkan suatu produk yang bermanfaat bagi masyarakat. Interaksi
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Setiap individu meluangkan banyak waktu untuk bekerja. Hal ini karena bekerja merupakan salah satu kegiatan utama bagi setiap orang atau masyarakat untuk mempertahankan
Lebih terperinciPERANCANGAN GERGAJI LOGAM UNTUK PENGURANGAN KELUHAN FISIK DI BENGKEL LAS SEJATI MULIA JAKARTA SELATAN
PERANCANGAN GERGAJI LOGAM UNTUK PENGURANGAN KELUHAN FISIK DI BENGKEL LAS SEJATI MULIA JAKARTA SELATAN Daryono Mahasiswa (S1) Jurusan Teknik Industri Universitas Gunadarma Scochuu_kuro@yahoo.co.id ABSTRAKSI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah salah satu bentuk upaya untuk menciptakan tempat kerja yang aman, sehat, bebas, dari pencemaran lingkungan, sehingga
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. menyatakan bahwa setiap pekerja mempunyai hak untuk memperoleh perlindungan atas
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Mengacu kepada undang-undang Nomor 13 tahun 2003 pasal 86, ayat 1a, yang menyatakan bahwa setiap pekerja mempunyai hak untuk memperoleh perlindungan atas keselamatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pencapaian keselamatan dan kesehatan kerja tidak lepas dari peran
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pencapaian keselamatan dan kesehatan kerja tidak lepas dari peran ergonomi, karena ergonomi berkaitan dengan orang yang bekerja, selain dalam rangka efektivitas, efisiensi
Lebih terperinciBAB V ANALISA HASIL. 5.1 Hasil Perhitungan Seluruh Tahapan Menggunakan Metode REBA, REBA, OWAS & QEC
BAB V ANALISA HASIL 5.1 Hasil Perhitungan Seluruh Tahapan Menggunakan Metode REBA, OWAS & QEC Berdasarkan bab sebelumnya, maka pada bab ini akan dilakukan analisis hasil pengolahan data terhadap pengukuran
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Produktivitas Kerja 1. Pengertian Produktivitas kerja adalah jumlah barang atau jasa yang dihasilkan oleh tenaga kerja yang bersangkutan dalam suatu periode tertentu. (15) Umumnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Manusia dalam beraktifitas membutuhkan suatu alat yang dirancang atau
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Manusia dalam beraktifitas membutuhkan suatu alat yang dirancang atau didesain khusus untuk membantu pekerjaan manusia agar menjadi lebih mudah. Desain yang tepat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. besar dalam pembangunan nasional. Tenaga kerja merupakan pelaksana
BAB I PENDAHULUAN.. Latar Belakang Tenaga kerja sebagai sumber daya manusia memiliki peranan yang sangat besar dalam pembangunan nasional. Tenaga kerja merupakan pelaksana pembangunan untuk mencapai kesejahteraan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. besar dalam pembangunan nasional. Tenaga kerja merupakan pelaksana
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tenaga kerja sebagai sumber daya manusia memiliki peranan yang sangat besar dalam pembangunan nasional. Tenaga kerja merupakan pelaksana pembangunan untuk mencapai
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI. tersebut digunakan sebagai dasar dan penunjang pemecahan masalah.
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Landasan Teori Penyelesaian masalah yang diteliti dalam penelitian ini memerlukan teoriteori atau tinjauan pustaka yang dapat mendukung pengolahan data. Beberapa teori tersebut
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. bagian-bagian otot skeletal yang dirasakan seseorang mulai dari keluhan sangat
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Keluhan Muskuloskeletal Menurut Tarwaka (2004), keluhan muskuloskeletal adalah keluhan pada bagian-bagian otot skeletal yang dirasakan seseorang mulai dari keluhan sangat ringan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ergonomi adalah ilmu, seni dan penerapan teknologi untuk menyerasikan atau
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Ergonomi 2.1.1. Pengertian Ergonomi Ergonomi adalah ilmu, seni dan penerapan teknologi untuk menyerasikan atau menyeimbangkan antara segala fasilitas yang digunakan baik dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dengan kompetensi yang dibutuhkan oleh dunia kerja. Ada beberapa jurusan di
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Politeknik Negeri Bali adalah lembaga yang menyelenggarakan pendidikan vokasional. Lulusan politeknik diharapkan sudah siap kerja sesuai dengan kompetensi yang dibutuhkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Postur kerja kurang ergonomis saat bekerja bersumber pada posisi kerja operator
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Postur kerja adalah sikap tubuh pekerja saat melaksanakan aktivitas kerja. Postur kerja kurang ergonomis saat bekerja bersumber pada posisi kerja operator yang kurang
Lebih terperinciGAMBARAN KELUHAN MUSKULOSKELETAL PADA PENJAHIT DI KOTA DENPASAR
GAMBARAN KELUHAN MUSKULOSKELETAL PADA PENJAHIT DI KOTA DENPASAR Keluhan muskuloskeletal merupakan salah satu permasalahan umum yang dialami penjahit dalam menjalankan pekerjaannya. Keluhan muskuloskeletal
Lebih terperinciPERANCANGAN ULANG STASIUN KERJA UNTUK MENGURANGI KELUHAN BIOMEKANIK PADA AKTIFITAS LOUNDRY DI PT X
PERANCANGAN ULANG STASIUN KERJA UNTUK MENGURANGI KELUHAN BIOMEKANIK PADA AKTIFITAS LOUNDRY DI PT X I Wayan Sukania, Lamto Widodo, David Gunawan Program Studi Teknik Industri Jurusan Teknik Mesin Fakultas
Lebih terperinciPerubahan Postur/Sikap Tubuh Pada Aktivitas Pewarnaan Batik (Colet) Setelah Dilakukan Perancangan Meja Batik Secara Ergonomi Untuk Mengurangi Keluhan
Perubahan Postur/Sikap Tubuh Pada Aktivitas Pewarnaan Batik (Colet) Setelah Dilakukan Perancangan Meja Batik Secara Ergonomi Untuk Mengurangi Keluhan Siswiyanti 1, Saufik Luthfianto 2 1,2 Jurusan Teknik
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan UD Satria merupakan usaha kecil menengah yang bergerak di bidang produksi linggis. Usaha ini dikelola secara turun menurun yang didirikan pada tahun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kehidupan dunia modern, mesin, peralatan dan segala produk sudah dipasarkan kepada seluruh masyarakat agar mereka merasa lebih mudah dan diuntungkan. Pada awalnya,
Lebih terperinciPERBAIKAN POSTUR KERJA PADA PROSES PENGIKIRAN WAJAN DI SP ALUMINIUM YOGYAKARTA
PERBAIKAN POSTUR KERJA PADA PROSES PENGIKIRAN WAJAN DI SP ALUMINIUM YOGYAKARTA Samuel Bobby Sanjoto *1), M.Chandra Dewi K 2) dan A. Teguh Siswantoro 3) 1,2,3) Fakultas Teknologi Industri, Universitas Atma
Lebih terperinciPERANCANGAN STASIUN KERJA PEMBUATAN KULIT MOCHI DENGAN PENDEKATAN ERGONOMI
PERANCANGAN STASIUN KERJA PEMBUATAN KULIT MOCHI DENGAN PENDEKATAN ERGONOMI Silvi Ariyanti 1 1 Program Studi Teknik Industri Universitas Mercubuana Email: ariyantisilvi41@gmail.com ABSTRAK Pada industri
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. atau man made disease. Penyakit Akibat Kerja menurut OSHA. tahun 1992, dimana sekitar 62% pekerja menderita Musculoskeletal
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit Akibat Kerja adalah penyakit yang disebabkan oleh pekerjaan, alat kerja, bahan, proses maupun lingkungan kerja. Dengan demikian Penyakit Akibat Kerja merupakan
Lebih terperinciIdentifikasi keluhan biomekanik dan kebutuhan operator proses packing di PT X
Identifikasi keluhan biomekanik dan kebutuhan operator proses packing di PT X I Wayan Sukania, Lamto Widodo, Desica Natalia Program Studi Teknik Industri Universitas Tarumanagara Jakarta E-mail: iwayansukania@tarumanagara.ac.id,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Mereka dituntut membuat gambar perencanaan gedung sesuai dengan konsep dan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pesatnya pembangunan perumahan, sekolah dan gedung-gedung perkantoran membawa tren tersendiri bagi para arsitek dan desainer interior. Mereka dituntut membuat gambar
Lebih terperinciLAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara
LAMPIRAN LAMPIRAN 1. SURAT IJIN PENELITIAN LAMPIRAN 2. SURAT KETERANGAN SELESAI PENELITIAN LAMPIRAN 3 KUESIONER PENELITIAN KELUHAN MUSKULOSKELETAL PADA PETANI PEMETIK KOPI DI DUSUN BANUA TAHUN 2015 Karakteristik
Lebih terperinciPenempatan Posisi Ketinggian Monitor Diturunkan Dapat Mengurangi Keluhan Subjektif Para Pemakai Kaca Bifokal, Bagian I
Penempatan Posisi Ketinggian Monitor Diturunkan Dapat Mengurangi Keluhan Subjektif Para Pemakai Kaca Bifokal, Bagian I Oleh: I Dewa Ayu Sri Suasmini, S.Sn,. M. Erg. Dosen Desain Interior Fakultas Seni
Lebih terperinciPERANCANGAN GERGAJI LOGAM DAN PETA KERJA UNTUK PENGURANGAN KELUHAN FISIK DI BENGKEL LAS SEJATI MULIA JAKARTA SELATAN
PERANCANGAN GERGAJI LOGAM DAN PETA KERJA UNTUK PENGURANGAN KELUHAN FISIK DI BENGKEL LAS SEJATI MULIA JAKARTA SELATAN Disusun oleh: Daryono (344169) Jurusan : Teknik Industri Fakultas : Teknologi Industri
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. akibat nyeri punggung. Nyeri punggung bagian bawah merupakan penyebab
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di negara barat misalnya Inggris dan Amerika Serikat kejadian nyeri punggung (terutama nyeri pada punggung bagian bawah) telah mencapai proporsi epidemik. Satu survei
Lebih terperinciERGONOMI DESAIN MEJA DAN KURSI SISWA SEKOLAH DASAR
ERGONOMI DESAIN MEJA DAN KURSI SISWA SEKOLAH DASAR Abstrak. Meja dan kursi adalah fasilitas sekolah yang berpengaruh terhadap postur tubuh siswa. Postur tubuh akan bekerja secara alami jika menggunakan
Lebih terperinciAPLIKASI ANTHROPOMETRI UNTUK PERANCANGAN STASIUN KERJA DI LOBBY PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS X, SURABAYA
APLIKASI ANTHROPOMETRI UNTUK PERANCANGAN STASIUN KERJA DI LOBBY PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS X, SURABAYA Suryawirawan Widiyanto Program Studi Teknik Industri, Universitas Ma Chung, Malang Villa Puncak Tidar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kegiatan produksi tidak terlepas dari peran manusia, salah satu hal penting yang masih dilakukan pada industri kecil sampai menengah bahkan industri besar sekalipun.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Cuci jet stream motor Al-Hidayah adalah suatu bidang jasa mencuci motor dengan menggunakan engine spray. Kelebihan dari cuci jet stream motor adalah bisa membersihkan
Lebih terperinciEVALUASI PERANCANGAN STANG SEPEDA MOTOR YANG ERGONOMIS UNTUK KOMUNITAS FREESTYLE
EVALUASI PERANCANGAN STANG SEPEDA MOTOR YANG ERGONOMIS UNTUK KOMUNITAS FREESTYLE Maulana Antasari Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Gunadarma Depok Jalan Margonda Raya 100,
Lebih terperinciHubungan Faktor Internal Dan Eksternal Terhadap Kelelahan Kerja Melalui Subjective Self Rating Test
Hubungan Faktor Internal Dan Eksternal Terhadap Kelelahan Kerja Melalui Subjective Self Rating Test Titin Isna Oesman 1 dan Risma Adelina Simanjuntak 2 Institut Sains & Teknologi AKPRIND Yogyakarta ti_oesman@yahoo.com,risma_stak@yahoo.com
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Postur tubuh yang tidak seimbang dan berlangsung dalam jangka waktu lama dapat mengakibatkan stress pada bagian tubuh tertentu, yang biasa disebut dengan postural
Lebih terperinciLampiran 1. A. Kuesioner Nordic Body Map Nama : Umur : Pendidikan terakhir : Masa kerja :...tahun
Lampiran 1 KUESIONER GAMBARAN KELUHAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA PEKERJA PANDAI BESI DITINJAU DARI SIKAP KERJA DAN ALAT PELINDUNG DIRI DI KUALA BEGUMIT KECAMATAN BINJAI KABUPATEN LANGKAT TAHUN
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. pekerjaan kita, di mana kita berada dan beraktifitas. Produktifitas dari pekerjaa kita salah
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Lingkungan kerja merupakan bagian yang tidak bisa di pisahkan dari jenis dan lokasi pekerjaan kita, di mana kita berada dan beraktifitas. Produktifitas dari pekerjaa
Lebih terperinciJURNAL "ANALYSIS OF COMPLAINTS AGAINST RISK OF INJURY IN MUSCLE BODY POSTURE SCAVENGERS"
JURNAL ABSTRACT Indra Pamungkas / 30403803 "ANALYSIS OF COMPLAINTS AGAINST RISK OF INJURY IN MUSCLE BODY POSTURE SCAVENGERS" Final Report, Faculty of Industrial Technology, University of Gunadarma 2010.
Lebih terperinciAnalisis Sistem Kerja Sortasi Biji Kopi Dengan Menggunakan Pendekatan Ergonomi Di CV. Kopi Tunah Kolak Jaya
Malikussaleh Industrial Engineering Journal Vol.4 No.1 (2015) 11-16 ISSN 2302 934X Ergonomic and Work System Analisis Sistem Kerja Sortasi Biji Kopi Dengan Menggunakan Pendekatan Ergonomi Di CV. Kopi Tunah
Lebih terperinciBAB V PEMBAHASAN. lebih tinggi dari perempuan. Hal tersebut dipengaruhi oleh faktor-faktor
BAB V PEMBAHASAN A. Karakteristik Subjek Penelitian 1. Jenis Kelamin Adanya perbedaan jenis kelamin dapat mempengaruhi tingkat produktivitas seseorang. Secara universal, tingkat produktivitas laki-laki
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1-1 BAB 1 PENDAHULUAN
BAB 1 PENDAHULUAN 1-1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Keluhan terbanyak dari mahasiswa Universitas Kristen Maranatha mengenai kursi kuliah yang digunakan saat ini adalah kurang memberikan
Lebih terperinciRANCANG BANGUN MESIN PENGUPAS KULIT LADA TIPE TIRUS PUTARAN VERTIKAL BERDASARKAN METODE NORDIC BODY MAP (NBM) DAN PENDEKATAN ANTROPOMETRI
RANCANG BANGUN MESIN PENGUPAS KULIT LADA TIPE TIRUS PUTARAN VERTIKAL BERDASARKAN METODE NORDIC BODY MAP (NBM) DAN PENDEKATAN ANTROPOMETRI ALMIZAN Program Studi Teknik Industri, Universitas Tanjungpura
Lebih terperinciDesain Dayan Ergonomis Untuk Mengurangi Musculoskeletal Disorder Pada Pengrajin Songket Dengan Menggunakan Aplikasi Nordic Body Map
Desain Dayan Ergonomis Untuk Mengurangi Musculoskeletal Disorder Pada Pengrajin Songket Dengan Menggunakan Aplikasi Nordic Body Map Ch Desi Kusmindari 1, Rina Oktaviana 2, Erna Yuliwati 3 1,3 Program Studi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Laundry dikenal sebagai kegiatan binatu atau pencucian pakaian dengan. mencucikan pakaian-pakaian (Samsudin, 2009).
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di Indonesia usaha laundry atau dari dulu dikenal dengan istilah binatu beberapa tahun terakhir usaha ini sangatlah berkembang pesat. Laundry dikenal sebagai kegiatan
Lebih terperinciPERANCANGAN METODE KERJA UNTUK MENGURANGI KELELAHAN KERJA PADA AKTIVITAS MESIN BOR DI WORKSHOP
PERANCANGAN METODE KERJA UNTUK MENGURANGI KELELAHAN KERJA PADA AKTIVITAS MESIN BOR DI WORKSHOP BUBUTPT. CAHAYA SAMUDRA SHIPYARD Sidik Santoso 1,Refdilzon Yasra 2, Annisa Purbasari 3 1 Program Studi Teknik
Lebih terperinciANALISA POSTUR KERJA TERHADAP AKTIVITAS MANUAL MATERIAL HANDLING MENGGUNAKAN METODE OWAS
ANALISA POSTUR KERJA TERHADAP AKTIVITAS MANUAL MATERIAL HANDLING MENGGUNAKAN METODE OWAS Dian Palupi Restuputri *1, Erry Septya Primadi 2, M. Lukman 3 1,2,3 Universitas Muhammadiyah Malang Kontak person:
Lebih terperinciBAB VI PEMBAHASAN. Hasil analisis penelitian tentang pengecatan plafon menggunakan tangkai
81 BAB VI PEMBAHASAN Hasil analisis penelitian tentang pengecatan plafon menggunakan tangkai pegangan roller cat yang telah dimodifikasi menurunkan beban kerja, keluhan muskuloskeletal, kelelahan serta
Lebih terperinciIDENTIFIKASI MUSCULOSKLETAL DISORDERS (MSDs) PADA AKTIVITAS PENGEMASAN IKAN LOMEK (HARPODON NEHEROUS) DI KAWASAN MINAPOLITAN KUALA ENOK
IDENTIFIKASI MUSCULOSKLETAL DISORDERS (MSDs) PADA AKTIVITAS PENGEMASAN IKAN LOMEK (HARPODON NEHEROUS) DI KAWASAN MINAPOLITAN KUALA ENOK Murni Nasrun 1 1 Masyarakat Desa Tanah Merah Email: - Abstrak Kawasan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. ekonomi tradisional yang mempunyai ciri-ciri sebagai berikut : diusahakan atas dasar hitungan harian
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Usaha Sektor Informal Menurut Departemen Kesehatan RI (2002), sektor informal adalah kegiatan ekonomi tradisional yang mempunyai ciri-ciri sebagai berikut : 1. Pola kegiatannya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Saat ini pembangunan industri menjadi salah satu andalan dalam
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Saat ini pembangunan industri menjadi salah satu andalan dalam pembangunan nasional Indonesia dan sangat berpengaruh dalam penyerapan tenaga kerja, peningkatan pendapatan
Lebih terperinciMODIFIKASI GEBOTAN BERORIENTASI ERGONOMI MENINGKATKAN KINERJA PETANI WANITA PERONTOK PADI DI SUBAK MARGAYA DESA PEMECUTAN KELOD KODYA DENPASAR
MODIFIKASI GEBOTAN BERORIENTASI ERGONOMI MENINGKATKAN KINERJA PETANI WANITA PERONTOK PADI DI SUBAK MARGAYA DESA PEMECUTAN KELOD KODYA DENPASAR I Made Rasna¹; Ketut Tirtayasa²; I Made Sutajaya³ imaderasna@yahoo.com¹
Lebih terperinciBAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah: 1. Hasil penilaian REBA nilai action level tertinggi dengan kriteria
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. jasa produksi (Eko Nurmianto, 2008). Fasilitas kerja yang dirancang tidak
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Aspek-aspek ergonomi dalam suatu proses rancang bangun fasilitas kerja adalah merupakan suatu faktor penting dalam menunjang peningkatan pelayanan jasa produksi (Eko
Lebih terperinciSolichul H.A. BAKRI UNIBA
RE-DESAIN & RE-ENGINEERING ERGONOMI (DI KEHIDUPAN SEHARI-HARI) Oleh: Solichul H.A. BAKRI UNIBA DESAIN STASIUN KERJA dan SIKAP KERJA Setiap desain produk agar dapat memenuhi keinginan pemakainya, maka harus
Lebih terperinciBAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut: a. Meja dan Kursi yang dirancang terbukti menurunkan keluhan kedua operator
Lebih terperinciperusahaan lupa untuk memperhatikan akibat dari pengangkutan material secara manual tersebut bagi kenyamanan dan kesehatan pekerja atau operator. Pabr
ANALISIS PEMINDAHAN MATERIAL SECARA MANUAL PEKERJA PENGANGKUT GENTENG UD. SINAR MAS DENGAN MENGGUNAKAN METODE RAPID ENTIRE BODY ASSESSMENT (REBA) Dian Herdiana Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknologi
Lebih terperinciMempelajari Proses Produksi Dan Postur Kerja Operator Pada Pemindahan Karung Pupuk Urea Bersubsidi Di PT Pupuk Kujang
Mempelajari Proses Produksi Dan Postur Kerja Operator Pada Pemindahan Karung Pupuk Urea Bersubsidi Di PT Pupuk Kujang Nama : Tehrizka Tambihan NPM : 37412336 Jurusan : Teknik Industri Pembimbing : Rossi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bagian yang memberikan sumbangan terbesar dalam industri tekstil pada
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Industri tekstil merupakan salah satu sektor andalan industri di Indonesia dalam pertumbuhan perekonomian Nasional. Garmen merupakan bagian yang memberikan sumbangan
Lebih terperinci