BAB V HASIL PENELITIAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB V HASIL PENELITIAN"

Transkripsi

1 BAB V HASIL PENELITIAN 5.1 Kondisi Subjek Kondisi subjek yang diukur dalam penelitian ini meliputi karakteristik subjek dan antropometri subjek. Analisis kemaknaan terhadap karakteristik subjek dilakukan secara bertahap yang meliputi analisis normalitas, homogenitas, dan komparabilitas Karakteristik Subjek Dalam penelitian ini jumlah subjek penelitian adalah orang wanita, dengan dua jenis perlakuan yaitu penggunaan sapu lidi bertangkai jenis lama dan sapu lidi bertangkai jenis yang baru. Karakteristik subjek meliputi umur, berat badan, tinggi badan, dan pengalaman kerja. Karakteristik subjek disajikan dalam Tabel 5.1 Tabel 5.1 Data Karakteristik Subjek No Variabel n Rerata Standar Deviasi Rentangan 1 Umur (th) 38,56 3, Berat badan (kg) 60,06 6, Tinggi badan ( cm) 156,00 5, Pengalaman kerja (th) 9,56 1,

2 75 Gambar 5.1 Pengukuran Tinggi Badan Subjek Gambar 5.2 Subjek Mengisi Kuesioner Sebelum Bekerja Dari Tabel 5.1 dapat diketahui bahwa rerata umur subjek dalam penelitian ini tahun, rerata berat badan subjek kg, sedangkan tinggi badan subjek reratanya 156, cm dan rerata pengalaman kerjanya 9, tahun. Dari umur, berat badan, dan tinggi badan termasuk dalam kategori normal sedangkan pengalaman kerja subjek termasuk dalam kategori berpengalaman atau cukup lama bekerja. Untuk kesehatan penyapu jalan yang dijadikan subjek penelitian ini yaitu tidak cacat fisik, mental dan dapat bekerja sehari-hari seperti biasanya, tanpa keluhan sesuai dengan kriteria inklusi dan eksklusi. Sedangkan kategori pendidikan yaitu minimal Sekolah Dasar (SD) dan maksimal tamatan Sekolah Menengah Atas (SMA) sehingga dalam pengisian kuesioner tidak mengalami kesulitan.

3 Data Antropometri Subjek Data antropometri sangat penting dimiliki oleh para perancang alat untuk mendapatkan ukuran yang paling sesuai. Ukuran yang didapatkan harus disesuaikan dengan ukuran tubuhnya dan nyaman bila digunakan oleh pekerja. Untuk mendapatkan ukuran yang sesuai maka dilakukan pengukuran antropometri bagi penyapu jalan. Antropometri subjek yang diukur dalam penelitian ini meliputi panjang tangan, lebar telapak tangan, lingkar tangan, tinggi siku berdiri, tinggi pinggang berdiri dan tinggi pinggul berdiri. Gambar 5.3 Pengukuran Antropometri Tangan Subjek Gambar 5.4 Pengukuran Diameter Genggam Subjek Pengukuran antropometri subjek tersebut berkaitan dengan alat yang akan dirancang/ desain sapu lidi yang baru bagi penyapu jalan. Data antropometri subjek disajikan dalam Tabel 5.2 di bawah ini.

4 77 Tabel 5.2 Data Antropometri Subjek No Antropometri (cm) n Persentil Panjang telapak tangan,0 17,0 18,0 2 Lebar telapak tangan 7,0 8,0 9,2 3 Diameter genggaman 2,5 3,2 3,8 4 Tinggi siku berdiri 91,7 100,5 108,3 5 Tinggi pinggang berdiri 87,15 95,0 99,8 Dari Tabel 5.2 data antropometri subjek yang meliputi panjang tangan, lebar telapak tangan, lingkar tangan, tinggi siku berdiri, tinggi pinggang berdiri dan tinggi pinggul berdiri dalam penelitian ini mengunakan persentil 95. Dan selanjutnya dipakai menjadi acuan dalam menentukan panjang tankai dan diameter genggaman terhadap desain sapu lidi bertangkai yang baru. Untuk menentukan panjang tangkai ditetapkan pada persentil 95 diambil dari dimensi tinggi siku berdiri setinggi postur penyapu jalan. Sedangkan untuk genggaman pada tangkai ditetapkan pada persentil 95 dari dimensi diameter genggaman. 5.2 Kondisi Lingkungan Tempat Kerja Kondisi lingkungan yang diukur selama penelitian ini adalah kecepatan angin, suhu lingkungan yang diukur meliputi suhu kering, suhu basah, Sedangkan kelembaban relatif dicari dalam diagram psikrometri. Untuk hasil pengukuran kondisi lingkungan disajikan pada Tabel 5.3 berikut ini :

5 78 Tabel 5.3 Kondisi Lingkungan antara Kelompok Periode I dan Kelompok Periode II Periode I Periode II Variabel n Rerata SD rentangan Rerata SD rentangan Suhu Kering ( C) 28,71 1,68 27,03-30,39 28,74 1,77 26,97-30,51 Suhu Basah ( C) 26,19 0,81 26,01-26,37 26,21 0,77 25,44-26,98 Kelembaban Relatif (%) 78,74 1,69 77,05-80,43 78,74 1,76 76,98-80,50 Kecepatan Angin (m/s) 1,05 0,36 0,68-1,42 1,05 0,36 0,69-1,41 Pada Tabel 5.3 rerata suhu kering tempat penelitian untuk kelompok periode I 28,71±1.68 C, Sedangkan kelompok periode II 28,74±1,77 C. Untuk rerata suhu basah pada kelompok periode I 26.19±0.81 C, Sedangkan kelompok periode II 26.21±0.77 C. Data suhu kering dan suhu basah dijadikan acuan untuk menentukan kelembaban relatif pada tabel psikometri sehingga diperoleh rerata kelembaban relatif untuk kelompok periode I 78,74±1,69%, Sedangkan kelompok periode II 78,74±1,76%. Dan untuk data kecepatan angin pada kelompok periode I 1,05±0.37 m/s dan kelompok periode II 1,05±0.36 m/s. Selanjutnya data Kondisi lingkungan dianalisis kemaknaan yang meliputi uji normalitas, homogenitas dan komparabilitas antar periode pertama dan periode kedua Uji Normalitas Data kondisi lingkungan diuji normalitasnya dengan Shapiro-Wilk Test (n<50). Dari hasil analisis diperoleh bahwa nilai kemaknaan (p) kondisi lingkungan pada kelompok perlakuan I dan kelompok perlakuan II (p>0,05), sehingga dapat disimpulkan kedua kelompok data berdistribusi normal atau memiliki karakteristik lingkungan yang sama. Dan hasil analisis disajikan pada Lampiran 14.

6 Uji Komparabilitas Perbedaan rerata kondisi lingkungan antar periode, dianalisis dengan uji independent samples test hasilnya disajikan pada Tabel 5.4 Tabel 5.4 Uji Komparabilitas Rerata Kondisi Lingkungan Antar Periode Variabel Periode I Periode II Rerata SB Rerata SB n t p Suhu kering ( 0 C) Suhu basah ( 0 C) Kel. relatif ( %) Kec. Angin (m/s) 28,71 26,19 78,74 1,05 1,77 0,77 1,76 0,36 28,74 26,21 78,74 1,05 1,77 0,77 1,76 0,36 0,44 0,22 0,45 0,73 0,69 0,39 0,63 0,17 Berdasarkan Tabel 5.4 diatas maka kondisi lingkungan pada periode I dan Periode II tidak berbeda (p>0,05). Ini berarti kondisi lingkungan pada kedua periode mempunyai paparan lingkungan yang sama terhadap subjek penelitian. 5.3 Uji Variabel Uji Normalitas dan Homogenitas Data karakteristik variabel beban kerja, keluhan muskuloskeletal dan kelelahan dalam penelitian ini diuji normalitasnya dengan Shapiro-Wilk Test (n<50). Hasil analisis menunjukkan data beban kerja, keluhan muskuloskeletal dan kelelahan berdistribusi normal (p>0,05), hasilnya disajikan pada lampiran L.12. Sedangkan Uji homogenitas terhadap variabel beban kerja, keluhan muskuloskeletal dan kelelahan diuji dengan Levene s test untuk mengetahui homogenitas varians pada periode yang sama. Hasil analisis menunjukkan data ketiga variabel homogen (p> 0,05), hasilnya disajikan pada lampiran L.12.

7 Uji Komparabilitas Subjek penelitian berjumlah orang dibagi menjadi dua kelompok yaitu kelompok I sebanyak 8 orang dan 8 orang lainnya menjadi kelompok II. Selanjutnya dilakukan uji t-independent untuk mengetahui perbedaan variabel beban kerja, keluhan muskuloskeletal dan kelelahan sebelum kerja pada periode pertama. Hasilnya disajikan pada Tabel 5.5 Tabel 5.5 Hasil Uji Komparabilitas terhadap Beban kerja, Keluhan Muskuloskeletal dan Kelelahan pada Penyapu Jalan Kelompok I Kelompok II t p Variabel n Rerata SB n rerata SB Beban Kerja 8 65,25 2, ,75 3,69-0,996 0,336 Keluhan Otot Skeletal 8 45,25 2, ,63 2,50-0,273 0,789 Kelelahan 8 47,63 1, ,13 1,55 0,601 0,557 Hasil analisis pada Tabel 5.5 pada variabel beban kerja menunjukkan tidak ada perbedaan secara bermakna (p>0,05) dengan nilai t = - 0,996 dan nilai p = 0,336. Artinya beban kerja sebelum kerja pada kelompok I dengan kondisi sebelum perbaikan dan Kelompok II dengan kondisi sesudah perbaikan dalam periode periode pertama adalah sama, sehingga dapat diasumsikan bahwa penurunan beban kerja semata-mata disebabkan oleh intervensi yang dilakukan. Pada variabel keluhan muskuloskeletal menunjukkan tidak ada perbedaan secara bermakna (p>0,05) karena nilai t = - 0,273 dan nilai p = 0,789. Artinya keluhan muskuloskeletal sebelum kerja pada kelompok I dengan kondisi sebelum perbaikan dan Kelompok II dengan kondisi sesudah perbaikan dalam periode

8 81 periode pertama adalah sama, sehingga dapat diasumsikan bahwa penurunan keluhan muskuloskeletal semata-mata disebabkan oleh intervensi yang dilakukan. Sedangkan pada variabel kelelahan menunjukkan tidak ada perbedaan secara bermakna (p>0,05) karena nilai t = 0,601 dan nilai p = 0,557. Artinya kelelahan sebelum kerja pada kelompok I dengan kondisi sebelum perbaikan dan Kelompok II dengan kondisi sesudah perbaikan dalam periode periode pertama adalah sama, sehingga dapat diasumsikan bahwa penurunan kelelahan sematamata disebabkan oleh intervensi yang dilakukan Uji Beda Sampel Hasil Uji Efek Periode (period effect) Efek periode dihitung berdasarkan rerata variabel pada perlakuan I (sapu lama) periode pertama dikurangi dengan rerata variabel perlakuan II (sapu baru) periode kedua untuk Kelompok I dibandingkan dengan rerata variabel pada kelompok perlakuan II (sapu baru) periode pertama dikurangi dengan rerata variabel kelompok perlakuan I (sapu lama) periode kedua untuk Kelompok II. Hasil analisis di sajikan pada Tabel 5.6 berikut ini: Tabel 5.6 Hasil Uji Efek Periode terhadap Beban Kerja, Keluhan Muskuloskeletal dan Kelelahan pada Penyapu Jalan Kelompok I Kelompok II t p Variabel n Rerata SB n Rerata SB Beban Kerja 8 21,11 3, ,21 3,92-0,57 0,58 Keluhan Otot Skeletal 8 29,00 3, ,75 4,28 1,61 0,13 Kelelahan 8 19,87 5, ,25 4,20-0, 0,88 Berdasarkan Tabel 5.6 hasil analisis efek periode menunjukkan bahwa tidak ada

9 82 perbedaan bermakna karena nilai p lebih besar dari 0,05 (p>0,05). Ini berarti bahwa kelompok I tidak berpengaruh terhadap kelompok II dan kelompok II tidak berpengaruh terhadap kelompok I sehingga dapat diasumsikan bahwa peningkatan beban kerja, keluhan muskuloskeletal dan kelelahan semata-mata disebabkan oleh perbedaan perlakuan Hasil Uji Efek Residu (carry over effect) Efek residu dihitung berdasarkan rerata variabel pada kelompok perlakuan I (sapu lama) periode pertama ditambah dengan rerata variabel kelompok perlakuan II (sapu baru) pada periode kedua untuk Kelompok I dibandingkan dengan rerata variabel pada kelompok perlakuan II (sapu baru) periode periode pertama ditambah dengan rerata variabel kelompok perlakuan I (sapu lama) periode kedua untuk kelompok II. Hasil analisis disajikan pada Tabel 5.7 berikut ini: Tabel 5.7 Hasil Uji Efek Residu terhadap Beban Kerja, Keluhan Muskuloskeletal dan Kelelahan pada Penyapu Jalan Kelompok I Kelompok II t p Variabel n Rerata SB n Rerata SB Beban Kerja 8 86,34 4, ,44 6,11-0,40 0,70 Keluhan Otot Skeletal 8 26,75 6, ,00 4,04-0,47 0,64 Kelelahan 8 18,63 4, ,50 6,05-1,12 0,28 Berdasarkan Tabel 5.7 hasil analisis efek residu menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan bermakna karena nilai p lebih besar dari 0,05(p>0,05). Ini berarti bahwa tidak ada pengaruh sisa perlakuan terhadap perlakuan berikutnya, sehingga dapat diasumsikan bahwa peningkatan beban kerja, keluhan muskuloskeletal dan kelelahan semata-mata disebabkan oleh perbedaan perlakuan.

10 Hasil Uji Efek Perlakuan Efek perlakuan dihitung dari rerata variabel pada kelompok perlakuan I dibandingkan dengan rerata variabel pada kelompok perlakuan II. Selanjutnya karena data berdistribusi normal makan digunakan uji t-paired. Untuk variabel beban kerja antara kelompok perlakuan I dan perlakuan II pada penyapu jalan disajikan pada tabel berikut ini: Tabel 5.8 Hasil Uji Efek Perlakuan terhadap Beban Kerja pada Penyapu Jalan Variabel n Perlakuan I Perlakuan II Rerata SB Rerata SB t p Denyut Nadi Istirahat 64,69 3,24 65,88 3,22-1,50 0,154 Denyut nadi Kerja Nadi kerja 118,96 54,27 2,26 3,46 98,49 32,61 2,22 3,25 28,69 21,58 0,001 0,001 Berdasarkan Tabel 5.8 menunjukkan bahwa analisis kemaknaan untuk variabel beban kerja pada kelompok sebelum bekerja menunjukkan hasil tidak berbeda bermakna (p>0,05) dengan nilai t = -1,50 dan nilai p = 0,154. Hal ini berarti bahwa beban kerja pada kelompok perlakuan I dan kelompok perlakuan II adalah komparabel sehingga dapat diasumsikan bahwa penurunan beban kerja yang terjadi semata-mata disebabkan oleh intervensi yang dilakukan. Selanjutnya analisis beban kerja kelompok sesudah bekerja menunjukkan hasil berbeda bermakna (p<0,05) dengan nilai t = 28,69 dan nilai p = 0,001. Ini berarti pemakaian sapu lidi bertangkai baru dapat menurunkan beban kerja pada penyapu jalan. Untuk variabel keluhan muskuloskeletal antara kelompok perlakuan I dan

11 84 perlakuan II pada penyapu jalan disajikan pada tabel berikut ini: Tabel 5.9 Hasil Uji Efek Perlakuan terhadap Keluhan Muskuloskeletal pada Penyapu Jalan Variabel n Perlakuan I Perlakuan II Rerata SB Rerata SB t p Keluhan Otot Skeletal sebelum kerja Keluhan otot skeletal setelah kerja selisih 46,13 91,63 45,50 2,45 2,70 2,92 45,44 63,56 18,13 2,34 2,73 3,79 0,87 24,98 21,26 0,397 0,001 0,001 Untuk variabel keluhan muskuloskeletal pada kelompok sebelum bekerja menunjukkan hasil tidak berbeda bermakna (p>0,05) dengan nilai t = 0,87 dan nilai p = 0,397. Hal ini berarti bahwa keluhan muskuloskeletal pada kelompok perlakuan I dan kelompok perlakuan II adalah komparabel sehingga dapat diasumsikan bahwa penurunan keluhan muskuloskeletal yang terjadi semata-mata disebabkan oleh intervensi yang dilakukan. Selanjutnya analisis keluhan muskuloskeletal kelompok setelah bekerja menunjukkan hasil berbeda bermakna (p<0,05) dengan nilai t = 24,98 dan nilai p = 0,001. Ini berarti pemakaian sapu lidi bertangkai baru dapat menurunkan keluhan muskuloskeletal pada penyapu jalan. Untuk variabel kelelahan antara kelompok perlakuan I dan perlakuan II pada penyapu jalan disajikan pada tabel berikut ini:

12 85 Tabel 5.10 Hasil Uji Efek Perlakuan terhadap Kelelahan pada Penyapu Jalan Variabel n Perlakuan I Perlakuan II Rerata SB Rerata SB t p Kelelahan sebelum kerja 46,50 2,45 46,44 2,34 0,85 0,934 kelelahan setelah kerja 77,69 2,96 57,56 2,94 21,95 0,001 selisih 31,19 3,66 11,13 3,12 15,45 0,001 Selanjutnya untuk variabel kelelahan pada kelompok kelelahan sebelum kerja menunjukkan hasil tidak berbeda bermakna (p>0,05) dengan nilai t = 0,85 dan nilai p = 0,934. Hal ini berarti bahwa kelelahan pada kelompok perlakuan I dan kelompok perlakuan II adalah komparabel sehingga dapat diasumsikan bahwa penurunan kelelahan yang terjadi semata-mata disebabkan oleh intervensi yang dilakukan. Selanjutnya analisis kelelahan kelompok setelah kerja menunjukkan hasil berbeda bermakna (p<0,05) dengan nilai t = 21,95 dan nilai p = 0,001. Ini berarti pemakaian sapu lidi bertangkai baru dapat menurunkan kelelahan pada penyapu jalan.

BAB V HASIL PENELITIAN

BAB V HASIL PENELITIAN 70 BAB V HASIL PENELITIAN Hasil dan analisis hasil pengamatan dan pengukuran terhadap variabel pada penelitian ini disajikan sebagai berikut : 5.1 Kondisi Subjek Penelitian 5.1.1 Analisis deskripsi karakteristik

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN. variabel umur, berat badan, tinggi badan, dan indeks massa tubuh disajikan pada. Tabel 5.1 Data Karakteristik Fisik Subjek

BAB V HASIL PENELITIAN. variabel umur, berat badan, tinggi badan, dan indeks massa tubuh disajikan pada. Tabel 5.1 Data Karakteristik Fisik Subjek BAB V HASIL PENELITIAN 5.1 Kondisi Subjek 5.1.1 Analisis Karakteristik Fisik Subjek Hasil analisis deskriptif terhadap data karakteristik subjek yang meliputi variabel umur, berat badan, tinggi badan,

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN. perlakuan yaitu melakukan pekerjaan midang dengan alat pemidangan

BAB V HASIL PENELITIAN. perlakuan yaitu melakukan pekerjaan midang dengan alat pemidangan BAB V HASIL PENELITIAN 5.1 Karakteristik Subjek Subjek dalam penelitian ini terdiri atas 20 orang sampel, dengan dua jenis perlakuan yaitu melakukan pekerjaan midang dengan alat pemidangan konvensional

Lebih terperinci

BAB VI PEMBAHASAN. Subjek pada penelitian ini semua berjenis kelamin wanita dengan

BAB VI PEMBAHASAN. Subjek pada penelitian ini semua berjenis kelamin wanita dengan BAB VI PEMBAHASAN 6.1 Kondisi Subjek Subjek pada penelitian ini semua berjenis kelamin wanita dengan karakteristik yang dibahas adalah umur, berat badan, tinggi badan dan antropometri. 6.1.1 Umur Umur

Lebih terperinci

basah, kelembaban relatif serta gerakan angin pada desain interior lama dan ergodesain

basah, kelembaban relatif serta gerakan angin pada desain interior lama dan ergodesain 100 Data pada Tabel 5.1 menunjukkan intensitas cahaya, suhu kering dan suhu basah, kelembaban relatif serta gerakan angin pada desain interior lama dan ergodesain interior berbeda bermakna atau tidak sama

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian eksperimental, menggunakan rancangan silang

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian eksperimental, menggunakan rancangan silang BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini adalah penelitian eksperimental, menggunakan rancangan silang (two-period cross over design) (Bakta, 1997; Pocock, 2008;). Rancangan silang

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN. Penelitian yang telah dilaksanakan di SMP N 11 Denpasar, selama enam

BAB V HASIL PENELITIAN. Penelitian yang telah dilaksanakan di SMP N 11 Denpasar, selama enam BAB V HASIL PENELITIAN Penelitian yang telah dilaksanakan di SMP N 11 Denpasar, selama enam minggu menggunakan rencana eksperimental terhadap dua kelompok penelitian. Subjek penelitian berjumlah 20 orang

Lebih terperinci

Surat Persetujuan. Lampiran 1.1. Saya yang bertanda tangan dibawah ini, yaitu : Nama : Umur :. tahun. Alamat :..

Surat Persetujuan. Lampiran 1.1. Saya yang bertanda tangan dibawah ini, yaitu : Nama : Umur :. tahun. Alamat :.. 104 Lampiran 1.1 Surat Persetujuan Saya yang bertanda tangan dibawah ini, yaitu : Nama : Umur :. tahun Jenis Kelamin : Laki-laki Telp./HP :... Alamat :.. Dengan ini menyatakan dengan sebenarnya bersedia

Lebih terperinci

BAB VI PEMBAHASAN. Hasil analisis penelitian tentang pengecatan plafon menggunakan tangkai

BAB VI PEMBAHASAN. Hasil analisis penelitian tentang pengecatan plafon menggunakan tangkai 81 BAB VI PEMBAHASAN Hasil analisis penelitian tentang pengecatan plafon menggunakan tangkai pegangan roller cat yang telah dimodifikasi menurunkan beban kerja, keluhan muskuloskeletal, kelelahan serta

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL

BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL Pada bab ini akan dibahas analisis dan interpretasi hasil yang dilakukan dalam penelitian ini berdasarkan pengolahan data. Analisis dan interpretasi hasil bertujuan

Lebih terperinci

Lampiran 1. Daftar pertanyaan wawancara (kuesioner) KUESIONER PENGGUNAAN KNAPSACK SPRAYER

Lampiran 1. Daftar pertanyaan wawancara (kuesioner) KUESIONER PENGGUNAAN KNAPSACK SPRAYER LAMPIRAN 60 Lampiran 1. Daftar pertanyaan wawancara (kuesioner) KUESIONER PENGGUNAAN KNAPSACK SPRAYER Tanggal: Lokasi: Nama: Usia: (L/P) tahun 1. Lama penyemprotan (per proses): 3 jam 2.

Lebih terperinci

BAB VI PEMBAHASAN. Perbaikan Sikap Kerja Dan Penambahan Penerangan Lokal Menurunkan Keluhan

BAB VI PEMBAHASAN. Perbaikan Sikap Kerja Dan Penambahan Penerangan Lokal Menurunkan Keluhan BAB VI PEMBAHASAN Berdasarkan hasil penelitian yang diuraikan pada BAB V tentang Perbaikan Sikap Kerja Dan Penambahan Penerangan Lokal Menurunkan Keluhan Muskuloskeletal, Kelelahan Mata Dan Meningkatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sampah selalu menjadi polemik yang berkembang setiap tahunnya. Kondisi

BAB I PENDAHULUAN. Sampah selalu menjadi polemik yang berkembang setiap tahunnya. Kondisi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sampah selalu menjadi polemik yang berkembang setiap tahunnya. Kondisi lingkungan yang kotor merupakan salah satu masalah klasik dalam suatu wilayah perkotaan. Persoalan

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. rancangan sama subjek ( treatment by subject design) (Hadi,1995; Bakta, 2000).

BAB IV METODE PENELITIAN. rancangan sama subjek ( treatment by subject design) (Hadi,1995; Bakta, 2000). 47 BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental, dengan menggunakan rancangan sama subjek ( treatment by subject design) (Hadi,1995; Bakta, 2000).

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. sama subjek ( treatment by subject design ) yang dikembangkan dalam bentuk

BAB IV METODE PENELITIAN. sama subjek ( treatment by subject design ) yang dikembangkan dalam bentuk BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini adalah penelitian eksperimental, menggunakan rancangan sama subjek ( treatment by subject design ) yang dikembangkan dalam bentuk rancangan

Lebih terperinci

MODUL I DESAIN ERGONOMI

MODUL I DESAIN ERGONOMI BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Suatu sistem kerja, pada dasarnya terdiri dari empat komponen utama, yaitu: manusia, bahan, mesin dan lingkungan kerja. Dari keempat komponen tersebut, komponen manusia

Lebih terperinci

HALAMAN JUDULN ABSTRAK DAN EXECUTIVE SUMMARY PENELITIAN DOSEN PEMULA

HALAMAN JUDULN ABSTRAK DAN EXECUTIVE SUMMARY PENELITIAN DOSEN PEMULA Kode/Rumpun: 163/Teknologi Pertanian HALAMAN JUDULN ABSTRAK DAN EXECUTIVE SUMMARY PENELITIAN DOSEN PEMULA PERANCANGAN MEJA DAN KURSI YANG ERGONOMIS PADA BAGIAN PRODUKSI KERUPUK SAMILER DALAM RANGKA PENINGKATAN

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN 4.1 Review PT. Union Jaya Pratama PT Union Jaya Pratama merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang pembuatan kasur busa. Hasil produksi dikelompokkan menjadi 3 jenis berdasarkan

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. program pelatihan peningkatan agility pada periode April - Mei 2015.

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. program pelatihan peningkatan agility pada periode April - Mei 2015. BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 5.1 Hasil Penelitian 5.1.1 Deskripsi karakteristik subjek penelitian Dalam penelitian ini sampel sejumlah 40 orang yang berasal dari populasi mahasiswa Fakultas Fisioterapi

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pengambilan data penelitian telah dilakukan di SMK Kesehatan PGRI

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pengambilan data penelitian telah dilakukan di SMK Kesehatan PGRI BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pengambilan data penelitian telah dilakukan di SMK Kesehatan PGRI Denpasar untuk kelompok I dan kelompok II. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswi yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Mereka dituntut membuat gambar perencanaan gedung sesuai dengan konsep dan

BAB I PENDAHULUAN. Mereka dituntut membuat gambar perencanaan gedung sesuai dengan konsep dan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pesatnya pembangunan perumahan, sekolah dan gedung-gedung perkantoran membawa tren tersendiri bagi para arsitek dan desainer interior. Mereka dituntut membuat gambar

Lebih terperinci

BAB V ANALISA HASIL. 5.1 Hasil Perhitungan Seluruh Tahapan Menggunakan Metode REBA, REBA, OWAS & QEC

BAB V ANALISA HASIL. 5.1 Hasil Perhitungan Seluruh Tahapan Menggunakan Metode REBA, REBA, OWAS & QEC BAB V ANALISA HASIL 5.1 Hasil Perhitungan Seluruh Tahapan Menggunakan Metode REBA, OWAS & QEC Berdasarkan bab sebelumnya, maka pada bab ini akan dilakukan analisis hasil pengolahan data terhadap pengukuran

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Randomized Pre and Post Test Group design (Pocock, 2008). Rancangan ini

BAB IV METODE PENELITIAN. Randomized Pre and Post Test Group design (Pocock, 2008). Rancangan ini BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini adalah penelitian eksperimental dengan rancangan The Randomized Pre and Post Test Group design (Pocock, 2008). Rancangan ini memiliki skema

Lebih terperinci

BAB VI PEMBAHASAN. aktif berumur antara tahun dengan rerata 19,47 ± 0,91 tahun yang semuanya

BAB VI PEMBAHASAN. aktif berumur antara tahun dengan rerata 19,47 ± 0,91 tahun yang semuanya BAB VI PEMBAHASAN 6.1 Kondisi Subjek 6.1.1 Umur Adapun subjek yang terlibat dalam penelitian ini merupakan mahasiswa aktif berumur antara 19 23 tahun dengan rerata 19,47 ± 0,91 tahun yang semuanya sedang

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS. Penelitian ini dilakukan di Poltekkes YRSU Dr.Rusdi. Jl.H Adam Malik

BAB V HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS. Penelitian ini dilakukan di Poltekkes YRSU Dr.Rusdi. Jl.H Adam Malik BAB V HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS Penelitian ini dilakukan di Poltekkes YRSU Dr.Rusdi. Jl.H Adam Malik No.140-142 Medan, Sumatera Utara. Populasi penelitian ini adalah mahasiswa Poltekkes YRSU Dr.Rusdi

Lebih terperinci

ERGONOMI DESAIN MEJA DAN KURSI SISWA SEKOLAH DASAR

ERGONOMI DESAIN MEJA DAN KURSI SISWA SEKOLAH DASAR ERGONOMI DESAIN MEJA DAN KURSI SISWA SEKOLAH DASAR Abstrak. Meja dan kursi adalah fasilitas sekolah yang berpengaruh terhadap postur tubuh siswa. Postur tubuh akan bekerja secara alami jika menggunakan

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. kepada mahasiswa semester II program studi PJKR dengan eksperimental

BAB IV METODE PENELITIAN. kepada mahasiswa semester II program studi PJKR dengan eksperimental BAB IV METODE PENELITIAN 1.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan metode eksperimen yang dikenakan kepada mahasiswa semester II program studi PJKR dengan eksperimental Randomized Pre and Post

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA BERPIKIR, KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN. kemunduran, hal ini disebabkan karena proses midang selama ini dilakukan

BAB III KERANGKA BERPIKIR, KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN. kemunduran, hal ini disebabkan karena proses midang selama ini dilakukan BAB III KERANGKA BERPIKIR, KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN 3.1. Kerangka Berpikir Proses produksi kain endek tiga tahun belakangan ini mengalami kemunduran, hal ini disebabkan karena proses midang selama

Lebih terperinci

METHOD ENGINEERING & ANTROPOMETRI PERTEMUAN #10 TKT TAUFIQUR RACHMAN ERGONOMI DAN PERANCANGAN SISTEM KERJA

METHOD ENGINEERING & ANTROPOMETRI PERTEMUAN #10 TKT TAUFIQUR RACHMAN ERGONOMI DAN PERANCANGAN SISTEM KERJA METHOD ENGINEERING & ANTROPOMETRI PERTEMUAN #10 TKT207 ERGONOMI DAN PERANCANGAN SISTEM KERJA 6623 TAUFIQUR RACHMAN PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS ESA UNGGUL KEMAMPUAN AKHIR YANG

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN. Maret Mei 2015, menggunakan rancangan eksperimental true pada dua kelompok

BAB V HASIL PENELITIAN. Maret Mei 2015, menggunakan rancangan eksperimental true pada dua kelompok BAB V HASIL PENELITIAN Penelitian yang telah dilaksanakan di PSTW Budi Mulia 4 Jakarta pada bulan Maret Mei 2015, menggunakan rancangan eksperimental true pada dua kelompok perlakuan. Kelompok I diberikan

Lebih terperinci

Pembahasan dan Analisis

Pembahasan dan Analisis Gambar rancangan troli dapat dilihat pada gambar di bawah: Gambar 4.8 Hasil Rancangan Troli Box Identifikasi Pendapat Responden Identifikasi pendapat responden dilakukan dengan menyebarkan kuisioner kepada

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1 BAB 1 PENDAHULUAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1 BAB 1 PENDAHULUAN BAB 1 PENDAHULUAN 1-1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Keluhan terbanyak dari mahasiswa Universitas Kristen Maranatha mengenai kursi kuliah yang digunakan saat ini adalah kurang memberikan

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS. Tabel 5.1 Karakteristik Subjek Penelitian Berdasarkan Usia dan Jenis Kelamin

BAB V HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS. Tabel 5.1 Karakteristik Subjek Penelitian Berdasarkan Usia dan Jenis Kelamin 5.1 Karakteristik Subjek Penelitian BAB V HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS Untuk mendapatkan informasi lebih lengkap dan memperkuat interpretasi hasil pengujian Hipotesis, maka dipaparkan deskripsi data berupa

Lebih terperinci

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... LEMBAR PENGESAHAN... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... ABSTRAK..

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... LEMBAR PENGESAHAN... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... ABSTRAK.. DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL... LEMBAR PENGESAHAN... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... ABSTRAK.. i ii iii v vii ix x BAB I PENDAHULUAN...... I-1 1.1 Latar Belakang...

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. lebih tinggi dari perempuan. Hal tersebut dipengaruhi oleh faktor-faktor

BAB V PEMBAHASAN. lebih tinggi dari perempuan. Hal tersebut dipengaruhi oleh faktor-faktor BAB V PEMBAHASAN A. Karakteristik Subjek Penelitian 1. Jenis Kelamin Adanya perbedaan jenis kelamin dapat mempengaruhi tingkat produktivitas seseorang. Secara universal, tingkat produktivitas laki-laki

Lebih terperinci

Penelitian ini dilaksanakan di SMPN-3 yang berlokasi di Desa Sibang Kaja, Kecamatan Abiansemal, Kabupaten Badung mulai bulan Agustus 2010 Maret 2011.

Penelitian ini dilaksanakan di SMPN-3 yang berlokasi di Desa Sibang Kaja, Kecamatan Abiansemal, Kabupaten Badung mulai bulan Agustus 2010 Maret 2011. 83 P 0 = desain interior lama (tanpa intervensi ergonomi). P 1 = ergo-desain interior (dengan intervensi ergonomi) O1, O3 = data sebelum belajar pada periode I dikumpulkan pukul 07.10 dan 10.40, setiap

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian eksperimental menggunakan rancangan

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian eksperimental menggunakan rancangan BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini adalah penelitian eksperimental menggunakan rancangan sama subjek (treatment by subjects design) (Bakta, 2000; Suryabrata, S. 2002). Rancangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Postur tubuh yang tidak seimbang dan berlangsung dalam jangka waktu lama dapat mengakibatkan stress pada bagian tubuh tertentu, yang biasa disebut dengan postural

Lebih terperinci

BAB 6 HASIL PENELITIAN

BAB 6 HASIL PENELITIAN BAB 6 HASIL PENELITIAN 6.1. Hasil Penelitian Hasil penelitian disajikan dalam bentuk narasi, tabel, dan gambar berdasarkan data antropometri, data pengukuran kursi kantor di bagian Main Office khususnya

Lebih terperinci

BAB VI PEMBAHASAN. Ukuran Lukisan Berbeda Dalam Sebuah Ruang Pameran Terhadap Kelelahan

BAB VI PEMBAHASAN. Ukuran Lukisan Berbeda Dalam Sebuah Ruang Pameran Terhadap Kelelahan BAB VI PEMBAHASAN Berdasarkan hasil dan analisis hasil penelitian tentang Pengaruh Dua Ukuran Lukisan Berbeda Dalam Sebuah Ruang Pameran Terhadap Kelelahan secara umum dan Kenyamanan memandang dari Pengunjung

Lebih terperinci

METODE PENGUKURAN DATA ANTROPOMETRI

METODE PENGUKURAN DATA ANTROPOMETRI METODE PENGUKURAN DATA ANTROPOMETRI Jenis Data 1. Dimensi Linier (jarak) Jarak antara dua titik pada tubuh manusia yang mencakup: panjang, tinggi, dan lebar segmen tubuh, seperti panjang jari, tinggi lutut,

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN. perlakuan masing-masing kelompok 1 dengan pelatihan berjalan dengan

BAB V HASIL PENELITIAN. perlakuan masing-masing kelompok 1 dengan pelatihan berjalan dengan 50 BAB V HASIL PENELITIAN Dari hasil penelitian yang telah dilakukan terhadap dua kelompok perlakuan masing-masing kelompok 1 dengan pelatihan berjalan dengan tangan jarak 5 meter 5 repetisi 4 set kelompok

Lebih terperinci

PERBAIKAN KONDISI KERJA PELEBURAN PADUAN PERUNGGU MENINGKATKAN KINERJA PERAJIN GAMELAN BALI DI DESA TIHINGAN KLUNGKUNG

PERBAIKAN KONDISI KERJA PELEBURAN PADUAN PERUNGGU MENINGKATKAN KINERJA PERAJIN GAMELAN BALI DI DESA TIHINGAN KLUNGKUNG PERBAIKAN KONDISI KERJA PELEBURAN PADUAN PERUNGGU MENINGKATKAN KINERJA PERAJIN GAMELAN BALI DI DESA TIHINGAN KLUNGKUNG I GUSTI NGURAH PRIAMBADI NIM 0990271017 PROGRAM DOKTOR PROGRAM STUDI ERGONOMI-FISIOLOGI

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN. Karekteristik sampel penelitian dipaparkan dalam Tabel 5.1 diskripsi

BAB V HASIL PENELITIAN. Karekteristik sampel penelitian dipaparkan dalam Tabel 5.1 diskripsi BAB V HASIL PENELITIAN 5.1 Karakteristik Subjek Penelitian Karekteristik sampel penelitian dipaparkan dalam Tabel 5.1 diskripsi dan frekuensi berdasarkan nilai mean dan persentase penelitian untuk dapat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pada bab ini dibahas teori-teori yang digunakan sebagai landasan dan dasar pemikiran yang mendukung analisis dan pemecahan permasalahan dalam penelitian ini. 2.1 Kajian Ergonomi

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Data Antropometri Petani Wanita Kecamatan Dramaga Pengambilan data dilakukan secara acak dengan mengunjungi subjek yang ada di tiap-tiap desa, baik dengan langsung bertemu dengan

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. penelitian Randomized Pre and Post Test Control Group Design (Pocock, 2008).

BAB IV METODE PENELITIAN. penelitian Randomized Pre and Post Test Control Group Design (Pocock, 2008). BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan rancangan penelitian Randomized Pre and Post Test Control Group Design (Pocock, 2008). Masing-masing

Lebih terperinci

JURNAL SKRIPSI. Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Industri

JURNAL SKRIPSI. Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Industri JURNAL SKRIPSI MINIMASI TINGKAT KELUHAN OPERATOR PADA PENGGUNAAN FLOWRACK DENGAN MENGGUNAKAN DATA ANTROPOMETRI PADA BAGIAN PMC LOKAL R2 DI PT. SUZUKI INDOMOBIL MOTORS PLANT CAKUNG Diajukan Sebagai Salah

Lebih terperinci

PELATIHAN PERMAINAN GAME TIPE A LEBIH MENINGKATKAN MOTIVASI DAN KEBUGARAN FISIK DIBANDINGKAN PERMAINAN GAME TIPE B PEMAIN FUTSAL IKIP PGRI BALI

PELATIHAN PERMAINAN GAME TIPE A LEBIH MENINGKATKAN MOTIVASI DAN KEBUGARAN FISIK DIBANDINGKAN PERMAINAN GAME TIPE B PEMAIN FUTSAL IKIP PGRI BALI PELATIHAN PERMAINAN GAME TIPE A LEBIH MENINGKATKAN MOTIVASI DAN KEBUGARAN FISIK DIBANDINGKAN PERMAINAN GAME TIPE B PEMAIN FUTSAL IKIP PGRI BALI Ni Luh Putu Indrawathi, S.Pd., M.Fis. Fakultas Pendidikan

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN MESIN PENGUPAS KULIT LADA TIPE TIRUS PUTARAN VERTIKAL BERDASARKAN METODE NORDIC BODY MAP (NBM) DAN PENDEKATAN ANTROPOMETRI

RANCANG BANGUN MESIN PENGUPAS KULIT LADA TIPE TIRUS PUTARAN VERTIKAL BERDASARKAN METODE NORDIC BODY MAP (NBM) DAN PENDEKATAN ANTROPOMETRI RANCANG BANGUN MESIN PENGUPAS KULIT LADA TIPE TIRUS PUTARAN VERTIKAL BERDASARKAN METODE NORDIC BODY MAP (NBM) DAN PENDEKATAN ANTROPOMETRI ALMIZAN Program Studi Teknik Industri, Universitas Tanjungpura

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Kursi Kerja a. Pengertian Kursi Kerja Kursi kerja merupakan perlengkapan dari meja kerja atau mesin, sehingga kursi akan dapat dijumpai dalam jumlah yang lebih

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Pengumpulan Data Pengumpulan data yang dilakukan pada penelitian ini terfokus pada lingkungan kerja saat ini dan data antropometri yang dibutuhkan untuk perancangan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian menguraikan seluruh kegiatan yang dilaksanakan selama penelitian berlangsung dari awal proses penelitian sampai akhir penelitian. Gambar 3.1 Flow Chart

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Rancangan yang digunakan dalam penelitian eksperimen ini adalah

BAB IV METODE PENELITIAN. Rancangan yang digunakan dalam penelitian eksperimen ini adalah BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Rancangan Penelitian Rancangan yang digunakan dalam penelitian eksperimen ini adalah rancangan randomized pre and post test control group design. Bagan rancangan ini dapat

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN 24 BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Fisiologi dan ilmu penyakit dalam 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian RW X, Kelurahan Padangsari, Kecamatan Banyumanik, Semarang pada bulan Januari

Lebih terperinci

LAPORAN PENDAHULUAN PRAKTIKUM PENGINDERAAN DAN INFORMASI (DISPLAY) KELAS 2ID06

LAPORAN PENDAHULUAN PRAKTIKUM PENGINDERAAN DAN INFORMASI (DISPLAY) KELAS 2ID06 PENGINDERAAN DAN INFORMASI (DISPLAY) 1. Jelaskan pengertian dari symbolic display! 2. Jelaskan tipe display berdasarkan panca indera! 3. Apa yang dimaksud dengan poster? Jelaskan! 4. Jelaskan pengertian

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 36 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Pengumpulan Data 4.1.1. Data Meja Belajar Tabel 4.1 Data pengukuran meja Pengukuran Ukuran (cm) Tinggi meja 50 Panjang meja 90 Lebar meja 50 4.1.. Data Kursi Belajar

Lebih terperinci

PERANCANGAN FASILITAS KERJA YANG ERGONOMIS DENGAN MENGGUNAKAN METODE FUZZY QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD) PADA INDUSTRI KERIPIK UBI

PERANCANGAN FASILITAS KERJA YANG ERGONOMIS DENGAN MENGGUNAKAN METODE FUZZY QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD) PADA INDUSTRI KERIPIK UBI PERANCANGAN FASILITAS KERJA YANG ERGONOMIS DENGAN MENGGUNAKAN METODE FUZZY QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD) PADA INDUSTRI KERIPIK UBI TUGAS SARJANA Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat-Syarat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu pekerjaan yang sering dilakukan oleh tenaga kerja yang bekerja di industri atau pabrik adalah pekerjaan mengangkat beban atau sering disebut dengan manual

Lebih terperinci

BEBAN KERJA DAN KELUHAN SISTEM MUSCULOSKELETAL PADA PEMBATIK TULIS DI KELURAHAN KALINYAMAT WETAN KOTA TEGAL

BEBAN KERJA DAN KELUHAN SISTEM MUSCULOSKELETAL PADA PEMBATIK TULIS DI KELURAHAN KALINYAMAT WETAN KOTA TEGAL C.13. Beban Kerja dan Keluhan Sistem Musculoskeletal pada Pembatik Tulis... (Siswiyanti) BEBAN KERJA DAN KELUHAN SISTEM MUSCULOSKELETAL PADA PEMBATIK TULIS DI KELURAHAN KALINYAMAT WETAN KOTA TEGAL Siswiyanti

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Pengumpulan Data Pengambilan data dilakukan dengan cara melihat langsung pekerjaan yang dilakukan oleh pekerja pada perusahaan yang diteliti. Data yang diambil

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 1 Universitas Kristen Maranatha BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam dunia pariwisata, hotel mempunyai peran yang sangat penting dimana hotel merupakan salah satu alternatif yang dapat dipilih seseorang atau beberapa orang

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN. Dalam penelitian ini digunakan sebanyak 30 perempuan penderita

BAB V HASIL PENELITIAN. Dalam penelitian ini digunakan sebanyak 30 perempuan penderita 44 BAB V HASIL PENELITIAN Dalam penelitian ini digunakan sebanyak 30 perempuan penderita xerostomia yang berusia lanjut sebagai sampel, yang terbagi menjadi dua kelompok, yaitu kelompok musik klasik barat

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. eksentric m.quadriceps dan latihan plyometric terhadap peningkatan agilty pada

BAB IV METODE PENELITIAN. eksentric m.quadriceps dan latihan plyometric terhadap peningkatan agilty pada BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini bersifat studi eksperimental untuk melihat perbedaan pemberian antara latihan eksentrik m.gastrocmineus dan latihan plyometric dengan latihan

Lebih terperinci

PERANCANGAN DESAIN KURSI DAN MEJA KOMPUTER YANG SESUAI UNTUK KENYAMANAN KARYAWAN DI PT. BUMI FLORA MEDAN

PERANCANGAN DESAIN KURSI DAN MEJA KOMPUTER YANG SESUAI UNTUK KENYAMANAN KARYAWAN DI PT. BUMI FLORA MEDAN PERANCANGAN DESAIN KURSI DAN MEJA KOMPUTER YANG SESUAI UNTUK KENYAMANAN KARYAWAN DI PT. BUMI FLORA MEDAN TUGAS SARJANA Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat-syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis/Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan Jenis penelitian ini adalah explanatory research yaitu penelitian yang bersifat penjelasan pada setiap variabelnya melalui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia dalam beraktifitas membutuhkan suatu alat yang dirancang atau

BAB I PENDAHULUAN. Manusia dalam beraktifitas membutuhkan suatu alat yang dirancang atau BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Manusia dalam beraktifitas membutuhkan suatu alat yang dirancang atau didesain khusus untuk membantu pekerjaan manusia agar menjadi lebih mudah. Desain yang tepat

Lebih terperinci

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. penelitian ini alat ukur yang dipakai adalah tes keterampilan bola basket. Tes

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. penelitian ini alat ukur yang dipakai adalah tes keterampilan bola basket. Tes 38 IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Dalam pengambilan data penelitian instrument atau alat ukur penelitian. Untuk penelitian ini alat ukur yang dipakai adalah tes keterampilan bola basket. Tes tersebut

Lebih terperinci

Perubahan Postur/Sikap Tubuh Pada Aktivitas Pewarnaan Batik (Colet) Setelah Dilakukan Perancangan Meja Batik Secara Ergonomi Untuk Mengurangi Keluhan

Perubahan Postur/Sikap Tubuh Pada Aktivitas Pewarnaan Batik (Colet) Setelah Dilakukan Perancangan Meja Batik Secara Ergonomi Untuk Mengurangi Keluhan Perubahan Postur/Sikap Tubuh Pada Aktivitas Pewarnaan Batik (Colet) Setelah Dilakukan Perancangan Meja Batik Secara Ergonomi Untuk Mengurangi Keluhan Siswiyanti 1, Saufik Luthfianto 2 1,2 Jurusan Teknik

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Deskripsi Lokasi Penelitian Wilayah Semarang Timur memiliki tiga pasar yaitu Pasar Gayamsari, Pasar Pedurungan,dan Pasar Parangkusuma. Pada masing masing

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN Penelitian Perbaikan Postur Kerja Menurunkan Keluhan Muskuloskeletal dan Waktu Proses Pemahatan di Java Art Stone Yogyakarta diharapkan dapat berjalan dengan baik dan lancar,

Lebih terperinci

Grip Strength BAB I PENDAHULUAN

Grip Strength BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era globalisasi perkembangan teknologi semakin pesat maka dengan berkembangnya teknologi manusia berusaha untuk membuat peralatan yang bisa membantu pekerjaan

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian eksperimental, dengan Treatment by

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian eksperimental, dengan Treatment by BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini adalah penelitian eksperimental, dengan Treatment by subject design. Jumlah sampel 20 orang menjadi subjek pada periode satu dan juga pada

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci : Metode Kerja Berorientasi Ergonomi, Kualitas Kesehatan, Produktivitas, Penghasilan Pekerja.

ABSTRAK. Kata kunci : Metode Kerja Berorientasi Ergonomi, Kualitas Kesehatan, Produktivitas, Penghasilan Pekerja. ABSTRAK METODE KERJA BERORIENTASI ERGONOMI PADA PROSES PENGELAPAN KALENG SARDEN MENINGKATKAN KUALITAS KESEHATAN, PRODUKTIVITAS, DAN PENGHASILAN PEKERJA DI PT.BMP NEGARA Kegiatan industri berkembang dari

Lebih terperinci

PERANCANGAN ULANG ALAT PERONTOK PADI YANG ERGONOMIS UNTUK MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS DAN KUALITAS KEBERSIHAN PADI

PERANCANGAN ULANG ALAT PERONTOK PADI YANG ERGONOMIS UNTUK MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS DAN KUALITAS KEBERSIHAN PADI PERANCANGAN ULANG ALAT PERONTOK PADI YANG ERGONOMIS UNTUK MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS DAN KUALITAS KEBERSIHAN PADI Agung Kristanto 1, Slamet Cahyo Widodo 2 Abstract: Salah satu tahapan dalam proses panen

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

BAB 1 PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kursi Roda adalah alat bantu untuk melakukan aktifitas bagi penderita cacat fisik seperti patah tulang kaki, cacat kaki, atau penyakit-penyakit lain yang menyebabkan

Lebih terperinci

SARANA KERJA YANG TIDAK ERGONOMIS MENINGKATKAN KELUHAN MUSKULOSKELETAL PADA PEKERJA GARMENT DI BALI

SARANA KERJA YANG TIDAK ERGONOMIS MENINGKATKAN KELUHAN MUSKULOSKELETAL PADA PEKERJA GARMENT DI BALI 1 SARANA KERJA YANG TIDAK ERGONOMIS MENINGKATKAN KELUHAN MUSKULOSKELETAL PADA PEKERJA GARMENT DI BALI Oleh: Solichul Hadi A. Bakri dan Tarwaka Ph.=62 812 2589990 e-mail: shadibakri@astaga.com Abstrak Industri

Lebih terperinci

Desain Troli Ergonomis sebagai Alat Angkut Gas LPG

Desain Troli Ergonomis sebagai Alat Angkut Gas LPG Desain Troli Ergonomis sebagai Alat Angkut Gas LPG Darsini Teknik Industri Fakultas Teknik - Univet Bantara Sukoharjo e-mail: dearsiny@yahoo.com Abstrak Tujuan Penelitian ini adalah merancang desain troli

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

BAB 1 PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Proses belajar mengajar merupakan suatu proses yang penting di lingkungan sekolah maupun universitas. Pada proses belajar mengajar ini diperlukan suatu fasilitas

Lebih terperinci

PERANCANGAN KURSI KERJA BERDASARKAN PRINSIP-PRINSIP ERGONOMI PADA BAGIAN PENGEMASAN DI PT. PROPAN RAYA ICC TANGERANG

PERANCANGAN KURSI KERJA BERDASARKAN PRINSIP-PRINSIP ERGONOMI PADA BAGIAN PENGEMASAN DI PT. PROPAN RAYA ICC TANGERANG PERANCANGAN KURSI KERJA BERDASARKAN PRINSIP-PRINSIP ERGONOMI PADA BAGIAN PENGEMASAN DI PT. PROPAN RAYA ICC TANGERANG Tri Widodo & Heli Sasmita Tiga_wd@yahoo.co.id Program Studi Teknik Industri, Fakultas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Produktivitas Kerja 1. Pengertian Produktivitas kerja adalah jumlah barang atau jasa yang dihasilkan oleh tenaga kerja yang bersangkutan dalam suatu periode tertentu. (15) Umumnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bab 1 Pendahuluan 1-1

BAB I PENDAHULUAN. Bab 1 Pendahuluan 1-1 Bab 1 Pendahuluan 1-1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Saat ini masih banyak perusahaan yang mengabaikan pentingnya kesehatan, keselamatan dan kenyamanan kerja karyawan disamping sarana dan

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara LAMPIRAN LAMPIRAN 1. SURAT IJIN PENELITIAN LAMPIRAN 2. SURAT KETERANGAN SELESAI PENELITIAN LAMPIRAN 3 KUESIONER PENELITIAN KELUHAN MUSKULOSKELETAL PADA PETANI PEMETIK KOPI DI DUSUN BANUA TAHUN 2015 Karakteristik

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan desain cross

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan desain cross III. METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan desain cross sectional. Dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh musik instrumental dalam menurunkan

Lebih terperinci

Kata Kunci : Perancangan, Pembuat es Puter, Metode QFD, Aspek Ergonomi

Kata Kunci : Perancangan, Pembuat es Puter, Metode QFD, Aspek Ergonomi ABSTRAK Proses produksi pembuatan es puter adanya suatu keluhan diantaranya sakit pinggang, punggung, hal ini karena tempat duduk atau kursi yang lebih tinggi dari benda kerja dan para pekerja pembuat

Lebih terperinci

Gambar 3. 1 Flowchart Penelitian

Gambar 3. 1 Flowchart Penelitian BAB III METOLOGI PENELITIAN 3.1 Tahapan Penelitian Metodologi penelitian berkaitan dengan prosedur, alat, metode serta desain penelitian yang dipergunakan di dalam melaksanakan penelitian. Tahapan proses

Lebih terperinci

USULAN PERBAIKAN FASILITAS KERJA UNTUK MENGURANGI STRESS PADA DEPARTEMEN QUALITY CONTROL PT PACIFIC PALMINDO INDUSTRI

USULAN PERBAIKAN FASILITAS KERJA UNTUK MENGURANGI STRESS PADA DEPARTEMEN QUALITY CONTROL PT PACIFIC PALMINDO INDUSTRI USULAN PERBAIKAN FASILITAS KERJA UNTUK MENGURANGI STRESS PADA DEPARTEMEN QUALITY CONTROL PT PACIFIC PALMINDO INDUSTRI TUGAS SARJANA Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat-syarat Penulisan Tugas Sarjana

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN 5.1 Analisa Kebutuhan Konsumen Desain Sepatu Casual Pria Lama

BAB V PEMBAHASAN 5.1 Analisa Kebutuhan Konsumen Desain Sepatu Casual Pria Lama 80 BAB V PEMBAHASAN 5.1 Analisa Kebutuhan Konsumen Sepatu memiliki tujuan tersendiri bagi para pemakainya, berbagai jenis dan model sepatu yang berbeda-beda sudah banyak dibuat dan dikembangkan. Tujuan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil penelitian 1. Deskripsi lokasi penelitian Penelitian ini dilakukan di Pasar Pedurungan dan Pasar Gayamsari yang terletak di Kota Semarang bagian timur dengan membutuhkan

Lebih terperinci

SURAT PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

SURAT PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN SURAT PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN Yang bertanda tangan di bawah ini, saya : Nama : Umur/Tanggal Lahir : Jenis Kelamin : Laki-laki / Perempuan Dengan ini menyatakan bersedia untuk menjadi responden penelitian.

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN ANALISA

BAB V HASIL DAN ANALISA BAB V HASIL DAN ANALISA 5.1 Hasil Berdasarkan hasil dari pengujian validitas kuesioner, seluruh pernyataan kuesioner didapatkan nilai validitas r > r tabel, dengan r tabel yang memiliki tingkat signifikan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Atau Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan Jenis penelitian ini adalah explanatory research, yaitu penelitian yang menjelaskan hubungan antara variabel-variabel

Lebih terperinci

Jurnal Pendidikan Kesehatan Rekreasi Volume 2, No.1 : 75 79, Agustus 2016

Jurnal Pendidikan Kesehatan Rekreasi Volume 2, No.1 : 75 79, Agustus 2016 PENGARUH PERMAINAN TARIK TAMBANG DALAM PENINGKATAN KEKUATAN OTOT TUNGKAI MAHASISWA PUTRI FPOK TAHUN 2016 I Gst Ngr Agung Cahya Prananta, S.Pd., M.Fis. Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan IKIP PGRI

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI KONSEP ERGONOMI PADA PEMBUATAN ALAT TENUN TRADISIONAL MENGGUNAKAN PRINSIP PERANCANGAN YANG DAPAT DISESUAIKAN

IMPLEMENTASI KONSEP ERGONOMI PADA PEMBUATAN ALAT TENUN TRADISIONAL MENGGUNAKAN PRINSIP PERANCANGAN YANG DAPAT DISESUAIKAN IMPLEMENTASI KONSEP ERGONOMI PADA PEMBUATAN ALAT TENUN TRADISIONAL MENGGUNAKAN PRINSIP PERANCANGAN YANG DAPAT DISESUAIKAN (Studi Kasus Industri Tenun Pandai Sikek Sumatera Barat) Nilda Tri Putri, Ichwan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Bab ini merupakan pendahuluan dari laporan Tugas Akhir ini. Pada bab ini dijelaskan latar belakang penelitian, perumusan masalah, tujuan penelitian, batasan masalah dan sistematika penulisan.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Ergonomi Ergonomi adalah ilmu yang menemukan dan mengumpulkan informasi tentang tingkah laku, kemampuan, keterbatasan, dan karakteristik manusia untuk perancangan mesin, peralatan,

Lebih terperinci

PERANCANGAN GERGAJI LOGAM DAN PETA KERJA UNTUK PENGURANGAN KELUHAN FISIK DI BENGKEL LAS SEJATI MULIA JAKARTA SELATAN

PERANCANGAN GERGAJI LOGAM DAN PETA KERJA UNTUK PENGURANGAN KELUHAN FISIK DI BENGKEL LAS SEJATI MULIA JAKARTA SELATAN PERANCANGAN GERGAJI LOGAM DAN PETA KERJA UNTUK PENGURANGAN KELUHAN FISIK DI BENGKEL LAS SEJATI MULIA JAKARTA SELATAN Disusun oleh: Daryono (344169) Jurusan : Teknik Industri Fakultas : Teknologi Industri

Lebih terperinci

BAB III SUBJEK DAN METODE PENELITIAN. penelitian. Berdasarkan pengertian di atas, maka populasi merupakan

BAB III SUBJEK DAN METODE PENELITIAN. penelitian. Berdasarkan pengertian di atas, maka populasi merupakan 46 BAB III SUBJEK DAN METODE PENELITIAN A. Subjek Penelitian 1. Populasi Penelitian Menurut Arikunto (2010:173) populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Berdasarkan pengertian di atas, maka populasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. disokong oleh beberapa kaki dan ada yang memiliki laci, sedangkan kursi adalah

BAB I PENDAHULUAN. disokong oleh beberapa kaki dan ada yang memiliki laci, sedangkan kursi adalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Meja merupakan salah satu fasilitas sekolah berupa permukaan datar yang disokong oleh beberapa kaki dan ada yang memiliki laci, sedangkan kursi adalah sebuah fasilitas

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Ergonomi Menurut Adnyana Manuaba (2000) Ergonomi didefinisikan sebagai suatu upaya dalam bentuk ilmu, teknologi dan seni untuk menyerasikan peralatan, mesin,

Lebih terperinci