Penelitian ini dilaksanakan di SMPN-3 yang berlokasi di Desa Sibang Kaja, Kecamatan Abiansemal, Kabupaten Badung mulai bulan Agustus 2010 Maret 2011.

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Penelitian ini dilaksanakan di SMPN-3 yang berlokasi di Desa Sibang Kaja, Kecamatan Abiansemal, Kabupaten Badung mulai bulan Agustus 2010 Maret 2011."

Transkripsi

1 83 P 0 = desain interior lama (tanpa intervensi ergonomi). P 1 = ergo-desain interior (dengan intervensi ergonomi) O1, O3 = data sebelum belajar pada periode I dikumpulkan pukul dan 10.40, setiap hari selama 5 hari (mulai hari Senen - Jumat ). O2, O4 = data setelah belajar pada periode I, dikumpulkan pukul dan 12.30, setiap hari selama 5 hari (mulai hari Senen - Jumat). WO = wash-out selama 16 hari, sesuai jadwal pembelajaran dan untuk proses adaptasi. O5, O7 = data sebelum belajar pada periode II, dikumpulkan pukul dan 10.40, setiap hari selama 5 hari (mulai hari Senen - Jumat). O6, O8 = data setelah belajar pada periode II, dikumpulkan pukul dan 12.30, setiap hari selama 5 hari (mulai hari Senen - Jumat). 4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMPN-3 yang berlokasi di Desa Sibang Kaja, Kecamatan Abiansemal, Kabupaten Badung mulai bulan Agustus 2010 Maret Penentuan Sumber Data Populasi target dan terjangkau Populasi target penelitian adalah pebelajar SMPN-3 Abiansemal Badung yang berjumlah orang, terbagi menjadi 35 rombongan belajar, belajar pukul Wita dan pukul Wita. Populasi terjangkau adalah pebelajar SMPN- 3 Abiansemal Badung yang belajar hanya pukul Wita, berjumlah ±756 pebelajar atau 18 rombongan belajar Kriteria eligibilitas Kriteria inklusi Sampel penelitian dipilih dari populasi terjangkau, memakai kriteria inklusi sebagai berikut. 1) Pebelajar laki-laki dan pebelajar perempuan; 2) Usia antara tahun;

2 84 3) Berat badan ideal sampai normal yang dihitung dari perbandingan tinggi badan dan berat badan; 3) Berbadan sehat yang dibuktikan dengan surat keterangan dokter di Puskesmas III Kecamatan Abiansemal di Desa Sibang Kaja; 4) Bersedia menjadi sampel penelitian sampai selesai setelah membaca penjelasan penelitian (Lampiran 3 di halaman 185) dan mengisi formulir informed consent (Lampiran 4 di halaman 187) Kriteria eksklusi Semua sampel yang memenuhi kriteria inklusi, dieksklusi dengan ketentuan sebagai berikut. 1) Pebelajar dipersiapkan mengikuti kegiatan pemantapan dan ujian nasional; 2) Pebelajar dipilih mewakili sekolah mengikuti kompetisi di luar sekolah Kriteria tidak dilanjutkan sebagai sampel penelitian Kriteria tidak dapat dilanjutkan atau DO (drop out) sebagai sampel penelitian sebagai berikut. 1) Pada saat penelitian berlangsung, tiba-tiba cedera atau sakit; 2) Mengundurkan diri sebagai sampel, karena alasan tertentu Besar sampel penelitian Penelitian dilaksanakan pada 2 buah desain interior, masing-masing dipakai oleh 1 rombongan belajar yang sudah dalam bentuk kelompok atau cluster. Jumlah sampel penelitian adalah 2 kali jumlah pebelajar dalam 1 rombongan belajar. Seluruh pebelajar kelas VIII yang sudah tergabung dalam 2 rombongan belajar dipilih sebagai

3 85 sampel penelitian, sehingga seluruh sampel penelitian pada awalnya berjumlah 84 orang. Pada pelaksanaan penelitian, 3 pebelajar tidak mengikuti penelitian. Pebelajar kelas VIII-A (1 orang) mengikuti kompetisi tenis lapangan, 1 orang sakit. Pebelajar kelas VIII-B (1 orang) mengikuti napak tilas. Total jumlah sampel menjadi 81 orang Teknik pemilihan sampel penelitian Sampel penelitian dipilih memakai metode acak sederhana bertingkat, melalui 4 tahapan seleksi. Pemilihan dilakukan oleh pihak sekolah, terdiri atas: (1) diperoleh 12 rombongan belajar kelas VIII setelah ditetapkan 43 pebelajar dalam 1 rombongan belajar; (2) pemilihan 43 pebelajar dilakukan sesuai nomor urut; (3) pada pembagian ruang belajar terpilih kelas VIII-A memakai ruang no 11 dan VIII-B memakai ruang no 12 tempat aplikasi ergo-desain interior; (4) berdasarkan undian, pebelajar kelas VIII-A berstatus sebagai kelompok 1 (Klp 1) dan VIII-B sebagai kelompok 2 (Klp 2). Karakteristik subjek disajikan pada Lampiran 17 di halaman Variabel Penelitian Identifikasi dan klasifikasi variabel Identifikasi dan klasifikasi variabel penelitian sebagai berikut. 1) Variabel tergantung terdiri atas: (a) keluhan mata; (b) keluhan muskuloskeletal; (c) kelelahan; (d) kebosanan; dan (e) kenyamanan; 2) Variabel bebas adalah: desain interior lama dan ergo-desain interior; 3) Variabel yang dikontrol terdiri atas: (a) karakteristik pebelajar (jenis kelamin, usia, berat tubuh, kesehatan, data antropometri); (b) faktor lingkungan di luar pebelajar (mata pelajaran, peralatan belajar, materi pelajaran, kondisi pembelajar, kondisi sosial budaya dan kebisingan).

4 Definisi operasional variabel Agar data yang dikumpulkan akurat dan menghindari bias, sesuai identifikasi serta klasifikasi variabel disusun definisi operasional variabel sebagai berikut. 1) Desain interior lama adalah penataan interior yang ada di SMPN-3 Abiansemal Badung, tanpa intervensi ergonomi dengan ciri: (a) formasi meja dan kursi belajar terbagi dalam 3 kelompok; (b) jalur sirkulasi hanya untuk 5 deret pebelajar saja; (c) tinggi meja belajar 74 cm, tidak berisi fasilitas tempat buku dan alat tulis tetapi ada rak; (d) tinggi kursi 45 cm, tidak memiliki sandaran lengan; (e) bagian tepi, sudut meja dan kursi berbentuk siku serta lancip; (f) intensitas penerangan 94,7 199 lux, memakai 4 buah 20 watt; (g) gerakan angin 0,13 m/d; (h) kelembaban relatif 82%; (i) tidak tersedia locker tas sekolah; (j) hanya tersedia 1 buah papan tulis; (k) media informasi dan komunikasi serta aksesoris ditata di setiap dinding yang kosong; 2) Ergo-desain interior adalah penataan interior di SMPN-3 Abiansemal Badung, mendapat intervensi ergonomi melalui pendekatan SHIP dan TTG dengan ciri: (a) formasi meja dan kursi belajar terbagi 5 kelompok; (b) setiap pebelajar memiliki jalur sirkulasi; (c) tinggi meja belajar 69 cm, memiliki fasilitas tempat buku dan alat tulis serta tanpa rak; (d) tinggi kursi 40 cm, memiliki sandaran lengan bawah; (e) bagian tepi, sudut meja dan kursi berbentuk lengkung serta tumpul; (f) intensitas cahaya 365 lux tetapi hemat energi karena memanfaatkan sinar alami serta 6 buah 9 watt; (g) gerakan angin ±0,20 m/d; (h) kelembaban relatif 66%; (i) tersedia locker tas sekolah dan alat kebersihan kelas; (j) tersedia papan tulis berukuran panjang 3 X 240 cm, terbagi menjadi 3 bidang dan 2 bidang dapat digeser; (k) media informasi dan komunikasi tersembunyi di balik papan tulis

5 87 tetapi dapat dilihat jika diperlukan; (l) aksesoris ditata hanya pada dinding bagian belakang. 3) Pembelajaran adalah proses akuisisi pengetahuan, ketrampilan dan pengalaman baru dilakukan oleh pebelajar dan pembelajar pada tempat pembelajaran. 4) Kinerja adalah kualitas penampilan seorang atau sekelompok pebelajar untuk mengikuti pembelajaran sesuai motivasi dan kemampuan yang dimiliki, ditandai optimalnya keterlibatan fisik, mental dan unsur dinamis dilihat dari unsur-unsur sebagai berikut. (a) Keluhan mata adalah kondisi indera mata yang mengalami penurunan kapasitas, cirinya: bayangan ganda, pandangan kabur, kesalahan membaca sampai sakit kepala. Didata sebelum dan setelah belajar, dengan kuesioner kelelahan mata 5 skala likert; (b) Keluhan muskuloskeletal merupakan rasa nyeri dan sakit pada otot, tendon, ligamen, sendi, tulang dan piringan tulang belakang yang tersusun dalam sistem muskuloskeletal. Rasa sakit pada segmen tubuh, karena sikap statis. Didata sebelum dan setelah belajar, memakai kuesioner Nordic Body Map (NBM) 5 skala likert; (c) Kelelahan pada kegiatan pembelajaran terefleksi sebagai kelelahan mental yang terlihat dari pelemahan aktivitas, motivasi serta fisik melemah setelah mengikuti proses pembelajaran. Didata sebelum dan setelah belajar, dengan kuesioner 30 items kelelahan subjektif 5 skala likert; (d) Kebosanan adalah perasaan subjektif pebelajar selama proses pembelajaran ditandai: (a) keinginan menghindari aktivitas utama; (b) merasa tersiksa; (c) gelisah; (d) kelelahan dini; (e) rasa tidak puas; (f) keinginan berpaling ke

6 88 aktivitas lain; dan (g) konsentrasi turun. Didata setelah belajar, memakai kuesioner kebosanan 5 skala likert; (e) Kenyamanan adalah respon subjektif pebelajar, selama memakai produk sebagai akibat dari minimalnya atau tidak adanya gangguan sensasi fisik dan mental pada panca indera karena kondisi peralatan atau sistem, dimensi ruangan, organisasi, kondisi lingkungan. Didata setelah 10 menit berada di kelas dan setelah belajar, memakai kuesioner kenyamanan 5 skala likert. 9) Jenis kelamin adalah, ciri fenotif subjek yang ditunjukkan oleh ciri-ciri kelamin sekunder dan didukung akte kelahiran; 10) Usia adalah umur subjek yang ditentukan berdasarkan akte kelahiran; 11) Berat tubuh adalah bobot tubuh subjek, diukur memakai timbangan badan merek Camry dengan tingkat ketelitian 0,1 kg; 12) Kesehatan adalah kondisi fisik pebelajar yang dibuktikan dengan surat keterangan yang ditanda tangani dokter, setelah diperiksa staf Puskesmas Sibang Kaja; 13) Antropometri adalah ukuran dan proporsi tubuh, diukur dengan antropometer merek Super buatan Jepang dengan tingkat ketelitian 0,1 cm untuk menentukan tinggi meja dan kursi belajar serta perlengkapan interior lainnya. 14) Waktu belajar adalah jumlah jam pembelajaran setiap hari dimulai pukul dan Waktu belajar dalam 1 minggu adalah 5 hari (Senen Jumat), karena hari Sabtu berlangsung mata pelajaran pilihan di ruangan lain. Terdapat 8 jam pelajaran dalam 1 hari berdurasi 40 menit, terdiri atas 3 jam dan 2 jam pelajaran sebelum istirahat serta 2 jam dan 1 jam setelah istirahat; 15) Waktu istirahat adalah jumlah jam yang dipakai istirahat mengikuti pembelajaran, dalam 1 hari kegiatan belajar ( ) direkam dengan kamera digital;

7 89 16) Suhu adalah kondisi ruangan yang mempengaruhi rasa nyaman selama pebelajar berada di kelas, dipengaruhi suhu permukaan tubuh dan kecepatan angin serta kualitas udara di kelas yang diukur dalam C; 17) Gerakan angin adalah hembusan atau gerakan udara yang dirasakan pebelajar dalam satuan m/d, gerakan angin menentukan cepat atau lambat O 2 memindahkan CO 2 di kelas akibat proses pernafasan dan radiasi panas lain yang ada di kelas; 18) Kelembaban relatif adalah kondisi kelas berdasarkan jumlah uap air terkandung dalam udara, memiliki nilai satuan % sesuai dengan dikonversi nilai suhu basah dan suhu kering rekaman sling termometer dalam satuan C; 19) Intensitas pencahayaan adalah kuat penerangan di kelas VIII-A dan VIII-B yang bersumber dari pencahayaan alami dan atau artifisial dalam satuan lux, diukur di atas permukaan meja belajar; 20) Polusi suara adalah intensitas suara yang tidak dikehendaki terdengar di kelas, baik sumbernya dari dalam maupun luar kelas; 21) Kondisi sosial pebelajar adalah interaksi pebelajar dengan guru dan pegawai serta teman-temannya, sedangkan kondisi budaya adalah pola pikir dan sikap serta perilaku pebelajar dalam memahami dan menghayati serta tindakan konkrit untuk menunjang keberhasilannya dalam proses pembelajaran untuk memajukan proses pembelajaran di Kecamatan Abiansemal. Kondisi sosial budaya adalah variabel yang dikontrol, karena pebelajar berasal dari wilayah sama dan berdekatan serta sudah berinteraksi dengan lingkungannya selama ±1 tahun; 22) Kurikulum adalah kumpulan satuan pelajaran yang susunannya sesuai dengan kondisi wilayah sekolah sehingga disebut KTSP (kurikulum terpadu satuan pendidikan), termasuk variabel yang dikontrol karena sudah dipahami;

8 90 23) Mata pelajaran sebagai variabel yang dikontrol adalah jenis pelajaran yang terkumpul dalam daftar pelajaran, diberikan pada setiap kelas secara bergantian melalui pembagian hari yang berbeda karena jumlah guru terbatas; 24) Buku pelajaran adalah materi pelajaran yang sudah tersusun dalam bentuk buku pegangan dan buku wajib, jenisnya ditetapkan oleh pihak sekolah dan digunakan sebagai pegangan baik oleh guru dan pebelajar serta orang tua pebelajar pada setiap melangsungkan pembelajaran maka dikategorikan sebagai variabel yang dikontrol; 25) Peralatan belajar termasuk variabel yang dikontrol adalah semua perlengkapan yang dibawa pebelajar untuk membantu kegiatan belajar, terdiri atas: tas, bukubuku, alat tulis, penghapus, penggaris, busur, jangka dan rautan pensil; 26) Materi pelajaran adalah bahan pelajaran yang diberikankan oleh guru pada setiap jam pelajaran, diberikan bergantian sesuai jadwal yang disusun setiap wali kelas dan setiap guru sudah memiliki pedomannya. Materi pelajaran sebagai variabel dikontrol tersusun dengan rinci pada kurikulum, sehingga guru memahami pelaksanaan dan ketentuan yang harus diikuti agar pembelajaran tercapai dengan kategori tuntas; 27) Kondisi pembelajar sebagai variabel dikontrol adalah kondisi guru terhimpun dalam tim pengajar sesuai mata pelajaran yang diajar, sehingga bertindak pula selaku pengelola kelas yang mandiri. 4.5 Instrumen Penelitian Ada 17 jenis instrumen yang digunakan sebagai alat ukur dalam penelitian ini (disajikan pada Lampiran 14 di halaman 200), terdiri atas:

9 91 1) Formulir pencatat data antropometri sampel penelitian dipakai untuk menentukan dimensi meja dan kursi belajar; 2) Diagram psikrometri untuk menemukan kelembaban relatif ruangan berdasarkan nilai suhu kering dan suhu basah di kelas; 3) Kuesioner kelelahan mata 5 skala likert, yang dimodifikasi (Noerasto, 2004) dan sudah digunakan pada penelitian membaca syair lagu dan meja komputer; 4) Kuesioner NBM 5 skala likert yang dimodifikasi (Sutajaya, 1998) dan digunakan secara internasional untuk mengukur keluhan otot skeletal; 5) Kuesioner 30 items kelelahan subjektif 5 skala likert untuk mengukur kelelahan dan sudah direkomendasi dari Japan Association Industrial Health (JAIH) serta didukung oleh Industrial Fatigue Committee Research of Japan; 6) Kuesioner kebosanan untuk menilai kebosanan pebelajar yang oleh Sutajaya (2006) sudah dimodifikasi dari kuesioner Anoraga; 7) Kuesioner kenyamanan, sudah dimodifikasi (Sudiarta, 2000) dan sudah dipakai pada penelitian di warnet dan meja komputer; 8) Antropometer merek Super buatan Jepang dengan tingkat ketelitian 0,1 cm untuk mengukur antropometri setiap pebelajar yang berkaitan dengan: tinggi popliteal, panjang buttock-popliteal, tinggi siku duduk, tinggi mata duduk dan sebagainya; 9) Anemometer merek Lutron AM-4201 buatan Taiwan untuk mengukur gerakan angin; 10) Kamera video Super Mini DV BPR 8 buatan China, dipakai mendokumentasi gerakan tubuh pebelajar selama proses pembelajaran berlangsung; 11) Kamera digital merek Panasonic Lumix FS-42 buatan Jepang untuk dokumentasi sikap tubuh pebelajar selama kegiatan istirahat berlangsung;

10 92 12) Timbangan badan merek Camry dengan tingkat ketelitian 0,1 kg untuk mengukur berat badan pebelajar; 13) Meteran logam merek My-Conve Daiyu buatan China, kapasitas 500 cm dan dalam satuan milimeter (mm) untuk mengukur ruang dan fasilitas; 14) Peta Snellen untuk mengukur kondisi visus sampel penelitian ; 15) Sound level meter merek Ultron SL dalam satuan db buatan Taiwan untuk mengukur tingkat kebisingan di kelas; 16) Sling termometer merek Hisamatsu dalam satuan C buatan Jepang untuk mengukur suhu kering dan suhu basah di kelas; 17) Lux meter model DM-28 dengan tingkat ketelitian 0,1 lux buatan Jepang untuk mengukur intensitas pencahayaan di kelas. 4.6 Prosedur Penelitian Agar penelitian berjalan sistematis dan pengukuran serta pengumpulan data lancar, maka disusun tata laksana penelitian sebagai berikut Tahapan persiapan penelitian Persiapan yang dilakukan sebelum proses penelitian dilaksanakan adalah: 1) Melakukan studi pustaka dengan membaca buku, jurnal, proceeding, hasil penelitian, akses internet dan lainnya yang relevan; 2) Mengurus kelengkapan ijin melaksanakan penelitian, ethical clearence (Lampiran 1 di halaman 183) agar proses penelitian lancar serta sesuai nilai kemanusiaan yang dianut masyarakat umum; 3) Bertemu Kabid Disdikporkab Badung untuk mengetahui kebijakan yang belum, sudah dan akan dilakukan, terkait kondisi SMPN di Kabupaten Badung;

11 93 4) Bertemu Kepala Sekolah SMPN-3 Abiansemal Badung di Desa Sibang Kaja, menyerahkan surat ijin melakukan penelitian dan menjelaskan konsep penelitian; 5) Menyerahkan formulir biodata sampel (Lampiran 5 di halaman 188), penjelasan kegiatan dan informed consent untuk mendapat persetujuan tertulis dari sampel penelitian (Lampiran 3 di halaman 185 dan Lampiran 4 di halaman 187); 6) Menyiapkan kuesioner, berbagai formulir dan pencatat data antropometri sampel penelitian serta administrasi lainnya; 7) Menyiapkan petugas dan instrumen pengumpulan data; 8) Memberikan pengarahan teknis pelaksanaan pengukuran dan mengisi kuesioner: (1) kelelahan mata; (2) Nordic Body Map atau NBM; (3) 30 item kelelahan subjektif; (4) kebosanan; dan (5) kenyamanan kepada anggota peneliti dan sampel penelitian serta guru di SMPN-3 Abiansemal Badung; 9) Melakukan pengukuran antropometri 41 pebelajar kelas VIII-A dan 40 pebelajar kelas VIII-B, untuk desain meja dan kursi belajar yang ergonomis. Antropometri diukur dengan antropometer, duduk di kursi dengan posisi paha bersudut 90º serta telapak kaki menapak datar di lantai. Posisi belakang kepala, leher, punggung, pinggang dan pantat harus tegak (Lampiran 13 di halaman 199); 10) Menghubungi dokter dan staf Puskesmas di Desa Sibang Kaja untuk melakukan tes kesehatan fisik dan visus sampel penelitian agar diketahui kelayakan menjadi sampel penelitian sehingga data akurat (Lampiran 13 di halaman 199); 11) Melakukan penelitian pendahuluan dan validasi kuesioner kelelahan mata, NBM, 30 item kelelahan subjektif, kebosanan, kenyamanan. Kuesioner kebosanan diisi hanya pada 10 menit menjelang kegiatan belajar berakhir. 11) Menyiapkan alat dan bahan ergo-desain interior di SMPN-3 Abiansemal Badung;

12 94 12) Membuat protokol penelitian dengan rincian sebagai berikut. a. Sampel disarankan melakukan aktivitas yang wajar, saat berada di luar jam belajar sekolah selama proses penelitian berlangsung; b. Sampel wajib tiba di sekolah pukul Wita, agar pada waktu mengisi kuesioner pukul Wita kondisi tubuh sudah segar; c. Pada periode I, pebelajar kelas VIII-A (Klp-1) belajar pada desain interior lama dan pebelajar kelas VIII-B (Klp-2) belajar pada ergo-desain interior. d. Setelah wash-out selama 16 hari untuk menghilangkan efek periode dan efek sisa perlakuan, posisi ditukar sebelum pelaksanaan penelitian periode II Tahapan Pelaksanaan Penelitian Tahapan pelaksanaan penelitian, adalah bagian pengumpulan data. Rincian pelaksanaannya mulai hari pertama sampai terakhir dengan tahapan sebagai berikut. 1) Pengumpulan data pada periode I (setiap hari Senen-Jumat), sebagai berikut. a. Pukul sampel duduk di kursi masing-masing, memperoleh pembagian 2 potong kue dan 1 gelas air mineral 240ml agar kondisi awal homogen. Guru dan anggota peneliti memberikan pengantar singkat dan pada pukul kuesioner kelelahan mata, NBM, kelelahan subjektif dan kenyamanan diisi setiap pebelajar. Kuesioner disimpan sebagai data sebelum O1 dan O3; b. Pukul Wita intensitas pencahayaan diukur memakai lux meter, pada 1 titik permukaan meja di tengah dan 4 titik pada sudut garis diagonalnya. Suhu ruang diukur memakai sling termometer, kantong harus diisi air dan diputarputar. Gerakan angin diukur dengan anemometer, bagian kipas menghadap arah angin datang. Polusi suara diukur dengan sound level meter, posisi alat berada di samping telinga pebelajar.

13 95 c. Pukul Wita sampel mengikuti pelajaran pertama, semua kegiatan direkam memakai kamera pena agar tersembunyi; d. Pukul Wita terjadi penggantian mata pelajaran dengan guru lain; e. Pukul Wita sampel mengikuti pelajaran kedua, semua kegiatan direkam memakai kamera pena agar tersembunyi; f. Pukul Wita sampel mengisi kuesioner kelelahan mata, NBM, 30 item kelelahan subjektif, kebosanan dan kenyamanan. Kuesioner disimpan sebagai data setelah O1 dan O3; g. Pukul Wita semua sampel istirahat, berbelanja di kantin sekolah dan di luar sekolah, ngobrol sambil duduk di halaman serta di kelas. Suasana istirahat direkam dengan kamera digital; h. Pukul Wita dilakukan pengukuran yang sama dengan poin b; i. Pukul Wita sampel mengisi kuesioner kelelahan mata, NBM, 30 item kelelahan subjektif dan kenyamanan. Kuesioner disimpan sebagai data sebelum O2 dan O4; j. Pukul Wita dilakukan pengukuran yang sama dengan poin b; k. Pukul Wita sampel mengikuti pelajaran ketiga, semua kegiatan direkam memakai kamera pena agar tersembunyi; l. Pukul Wita terjadi penggantian mata pelajaran dengan guru lain; m. Pukul Wita sampel mengikuti pelajaran keempat, kegiatan direkam memakai kamera pena agar tersembunyi; n. Pukul Wita sampel mengisi kuesioner kelelahan mata, NBM, 30 item kelelahan subjektif, kebosanan dan kenyamanan. Kuesioner dikumpul sebagai data setelah O2 dan O4;

14 96 o. Pukul Wita dilakukan pengukuran yang sama dengan poin b; p. Setelah pengukuran selesai, kegiatan pengumpulan data berakhir. 2) Pengumpulan data pada periode II, secara prinsip sama dengan pengumpulan data pada periode I. Dilakukan setelah 16 hari adaptasi dengan kondisi desain interior yang baru. Proses semua pengumpulan data penelitian, secara ringkas disajikan pada Gambar 4.2. Gambar 4.2. Bagan alur penelitian

15 Pengolahan dan Analisis Data Pengolahan Data Hasil penelitian yang terdiri atas data kondisi lingkungan, karakteristik subjek dan variabel tergantung yaitu: (1) keluhan mata; (2) keluhan muskuloskeletal; (3) kelelahan; (4) kebosanan; dan (5) kenyamanan diolah memakai uji 1-S K-S (One- Sample Kolmogorov-Smirnov) dan uji t-paired Analisis Data Analisis deskriptif dan Normalitas data Melalui uji 1-S K-S, diperoleh data deskriptif dan pada taraf kepercayaan 95% (α = 0,05) data menunjukkan berdistribusi normal Uji komparasi Uji komparasi diperlukan untuk analisis efek periode, efek sisa memakai uji t, efek perlakuan dianalisis dengan uji t-paired pada taraf kepercayaan 95% (α = 0,05). Ho : µ1 = µ2 (rerata keluhan mata, keluhan muskuloskeletal, kelelahan, kebosanan dan kenyamanan klp-1 sama dengan rerata keluhan mata, keluhan muskuloskeletal, kelelahan, kebosanan dan kenyamanan klp-2). Ha : µ1 > µ2 (rerata keluhan mata, keluhan muskuloskeletal, kelelahan, kebosanan dan kenyamanan klp-1 lebih besar dari rerata keluhan mata, keluhan muskuloskeletal, kelelahan, kebosanan dan kenyamanan klp-2). Pedoman pengambilan keputusan adalah: (1) Ho diterima jika p>0,05 dan (2) Ha diterima jika p<0, Analisis Biaya dan Manfaat Analisis biaya diperlukan untuk mengetahui nilai perbaikan yang dilakukan, karena harus memperoleh manfaat sesuai yang diharapkan. Perbaikan dianggap tidak

16 98 ekonomis, jika biaya yang dikeluarkan dan operasionalnya tidak sebanding dengan hasil yang diperoleh selama dioperasikan (Rochmanhadi, 1984). Pembiayaan untuk perbaikan di bidang pendidikan berkaitan dengan investasi jangka panjang, karena merupakan pembiayaan yang nilai keuntungannya tidak berbentuk finansial tetapi peningkatan mutu pendidikan dan SDM. 4.9 Kelemahan Penelitian Pelaksanaan penelitian selalu memiliki kendala yang sulit diantisipasi, maka pada penelitian diketahui terdapat kelemahan yang terdiri atas: 1) Pebelajar belum terbiasa dengan jenis kuesioner ergonomi, sehingga ragu pada awal pengisian. 2) Konsentrasi belajar pebelajar kemungkinan terganggu, karena belum terbiasa ada orang lain di kelas sehingga selama pembelajaran prilaku nya terpengaruh. 3) Beberapa surveyor belum optimal melaksanakan tugasnya, karena tampak bosan menunggu pelaksanaan pengukuran berikutnya Upaya Mengatasi Kelemahan Penelitian Kelemahan penelitian diatasi dengan beberapa cara sebagai berikut. 1) Melatih pebelajar mengisi kuesioner, agar keraguannya berkurang; 2) Monitoring perubahan gerakan tubuh pebelajar dilakukan memakai alat rekam kamera pena, sehingga tidak mempengaruhi kegiatan pembelajaran; 3) Mempersiapkan format tabulasi data, agar surveyor memiliki kegiatan selama menunggu pelaksanaan pengumpulan data berikutnya. Setelah penelitian selesai, diberikan sertifikat untuk menambah jumlah kredit poin yang diperlukan untuk kenaikan pangkat.

basah, kelembaban relatif serta gerakan angin pada desain interior lama dan ergodesain

basah, kelembaban relatif serta gerakan angin pada desain interior lama dan ergodesain 100 Data pada Tabel 5.1 menunjukkan intensitas cahaya, suhu kering dan suhu basah, kelembaban relatif serta gerakan angin pada desain interior lama dan ergodesain interior berbeda bermakna atau tidak sama

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian eksperimental menggunakan rancangan

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian eksperimental menggunakan rancangan BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini adalah penelitian eksperimental menggunakan rancangan sama subjek (treatment by subjects design) (Bakta, 2000; Suryabrata, S. 2002). Rancangan

Lebih terperinci

Status sekolah bermutu yang didapat dari pengakuan terakreditasi memang

Status sekolah bermutu yang didapat dari pengakuan terakreditasi memang 2 Status sekolah bermutu yang didapat dari pengakuan terakreditasi memang penting, tetapi masyarakat tetap berkepentingan dengan sekolah bermutu walaupun belum terakreditasi. Sekolah bermutu mampu mendidik

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian eksperimental, dengan Treatment by

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian eksperimental, dengan Treatment by BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini adalah penelitian eksperimental, dengan Treatment by subject design. Jumlah sampel 20 orang menjadi subjek pada periode satu dan juga pada

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Rancangan yang digunakan dalam penelitian eksperimen ini adalah

BAB IV METODE PENELITIAN. Rancangan yang digunakan dalam penelitian eksperimen ini adalah BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Rancangan Penelitian Rancangan yang digunakan dalam penelitian eksperimen ini adalah rancangan randomized pre and post test control group design. Bagan rancangan ini dapat

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian eksperimental, menggunakan rancangan silang

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian eksperimental, menggunakan rancangan silang BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini adalah penelitian eksperimental, menggunakan rancangan silang (two-period cross over design) (Bakta, 1997; Pocock, 2008;). Rancangan silang

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. sama subjek ( treatment by subject design ) yang dikembangkan dalam bentuk

BAB IV METODE PENELITIAN. sama subjek ( treatment by subject design ) yang dikembangkan dalam bentuk BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini adalah penelitian eksperimental, menggunakan rancangan sama subjek ( treatment by subject design ) yang dikembangkan dalam bentuk rancangan

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. rancangan sama subjek ( treatment by subject design) (Hadi,1995; Bakta, 2000).

BAB IV METODE PENELITIAN. rancangan sama subjek ( treatment by subject design) (Hadi,1995; Bakta, 2000). 47 BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental, dengan menggunakan rancangan sama subjek ( treatment by subject design) (Hadi,1995; Bakta, 2000).

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN

BAB V HASIL PENELITIAN 70 BAB V HASIL PENELITIAN Hasil dan analisis hasil pengamatan dan pengukuran terhadap variabel pada penelitian ini disajikan sebagai berikut : 5.1 Kondisi Subjek Penelitian 5.1.1 Analisis deskripsi karakteristik

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Randomized Pre and Post Test Group design (Pocock, 2008). Rancangan ini

BAB IV METODE PENELITIAN. Randomized Pre and Post Test Group design (Pocock, 2008). Rancangan ini BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini adalah penelitian eksperimental dengan rancangan The Randomized Pre and Post Test Group design (Pocock, 2008). Rancangan ini memiliki skema

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA BERPIKIR, KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN. kemunduran, hal ini disebabkan karena proses midang selama ini dilakukan

BAB III KERANGKA BERPIKIR, KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN. kemunduran, hal ini disebabkan karena proses midang selama ini dilakukan BAB III KERANGKA BERPIKIR, KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN 3.1. Kerangka Berpikir Proses produksi kain endek tiga tahun belakangan ini mengalami kemunduran, hal ini disebabkan karena proses midang selama

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN

BAB V HASIL PENELITIAN BAB V HASIL PENELITIAN 5.1 Kondisi Subjek Kondisi subjek yang diukur dalam penelitian ini meliputi karakteristik subjek dan antropometri subjek. Analisis kemaknaan terhadap karakteristik subjek dilakukan

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. penelitian Randomized Pre and Post Test Control Group Design (Pocock, 2008).

BAB IV METODE PENELITIAN. penelitian Randomized Pre and Post Test Control Group Design (Pocock, 2008). BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan rancangan penelitian Randomized Pre and Post Test Control Group Design (Pocock, 2008). Masing-masing

Lebih terperinci

BAB VI PEMBAHASAN. Perbaikan Sikap Kerja Dan Penambahan Penerangan Lokal Menurunkan Keluhan

BAB VI PEMBAHASAN. Perbaikan Sikap Kerja Dan Penambahan Penerangan Lokal Menurunkan Keluhan BAB VI PEMBAHASAN Berdasarkan hasil penelitian yang diuraikan pada BAB V tentang Perbaikan Sikap Kerja Dan Penambahan Penerangan Lokal Menurunkan Keluhan Muskuloskeletal, Kelelahan Mata Dan Meningkatkan

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN. perlakuan yaitu melakukan pekerjaan midang dengan alat pemidangan

BAB V HASIL PENELITIAN. perlakuan yaitu melakukan pekerjaan midang dengan alat pemidangan BAB V HASIL PENELITIAN 5.1 Karakteristik Subjek Subjek dalam penelitian ini terdiri atas 20 orang sampel, dengan dua jenis perlakuan yaitu melakukan pekerjaan midang dengan alat pemidangan konvensional

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN. variabel umur, berat badan, tinggi badan, dan indeks massa tubuh disajikan pada. Tabel 5.1 Data Karakteristik Fisik Subjek

BAB V HASIL PENELITIAN. variabel umur, berat badan, tinggi badan, dan indeks massa tubuh disajikan pada. Tabel 5.1 Data Karakteristik Fisik Subjek BAB V HASIL PENELITIAN 5.1 Kondisi Subjek 5.1.1 Analisis Karakteristik Fisik Subjek Hasil analisis deskriptif terhadap data karakteristik subjek yang meliputi variabel umur, berat badan, tinggi badan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dituntut untuk bekerja untuk memenuhi kebutuhan. hidupnya, dan hampir sebagian besar dari waktunya dihabiskan di tempat

BAB I PENDAHULUAN. dituntut untuk bekerja untuk memenuhi kebutuhan. hidupnya, dan hampir sebagian besar dari waktunya dihabiskan di tempat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia dituntut untuk bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, dan hampir sebagian besar dari waktunya dihabiskan di tempat kerja. Lingkungan tempat kerja merupakan

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini mencakup bidang fisiologi dan ergonomi. Kampung Batik Semarang 16. Pengumpulan data dilakukan pada Maret 2015

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini mencakup bidang fisiologi dan ergonomi. Kampung Batik Semarang 16. Pengumpulan data dilakukan pada Maret 2015 BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang lingkup penelitian Penelitian ini mencakup bidang fisiologi dan ergonomi. 4.2 Tempat dan waktu penelitian Penelitian ini telah dilakukan pada kelompok pengrajin batik

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Ergonomi Kata ergonomi berasal dari bahasa Yunani: ergon (kerja) dan nomos (peraturan, hukum). Ergonomi adalah penerapan ilmu ilmu biologis tentang manusia bersama

Lebih terperinci

Surat Persetujuan. Lampiran 1.1. Saya yang bertanda tangan dibawah ini, yaitu : Nama : Umur :. tahun. Alamat :..

Surat Persetujuan. Lampiran 1.1. Saya yang bertanda tangan dibawah ini, yaitu : Nama : Umur :. tahun. Alamat :.. 104 Lampiran 1.1 Surat Persetujuan Saya yang bertanda tangan dibawah ini, yaitu : Nama : Umur :. tahun Jenis Kelamin : Laki-laki Telp./HP :... Alamat :.. Dengan ini menyatakan dengan sebenarnya bersedia

Lebih terperinci

PERANCANGAN GERGAJI LOGAM DAN PETA KERJA UNTUK PENGURANGAN KELUHAN FISIK DI BENGKEL LAS SEJATI MULIA JAKARTA SELATAN

PERANCANGAN GERGAJI LOGAM DAN PETA KERJA UNTUK PENGURANGAN KELUHAN FISIK DI BENGKEL LAS SEJATI MULIA JAKARTA SELATAN PERANCANGAN GERGAJI LOGAM DAN PETA KERJA UNTUK PENGURANGAN KELUHAN FISIK DI BENGKEL LAS SEJATI MULIA JAKARTA SELATAN Disusun oleh: Daryono (344169) Jurusan : Teknik Industri Fakultas : Teknologi Industri

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Bab 1 Pendahuluan 1-1

BAB 1 PENDAHULUAN. Bab 1 Pendahuluan 1-1 Bab 1 Pendahuluan 1-1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap perguruan tinggi biasanya dilengkapi dengan adanya perpustakaan di mana perpustakaan ini dapat menjadi pusat informasi dan sumber

Lebih terperinci

BAB VI PEMBAHASAN. Ukuran Lukisan Berbeda Dalam Sebuah Ruang Pameran Terhadap Kelelahan

BAB VI PEMBAHASAN. Ukuran Lukisan Berbeda Dalam Sebuah Ruang Pameran Terhadap Kelelahan BAB VI PEMBAHASAN Berdasarkan hasil dan analisis hasil penelitian tentang Pengaruh Dua Ukuran Lukisan Berbeda Dalam Sebuah Ruang Pameran Terhadap Kelelahan secara umum dan Kenyamanan memandang dari Pengunjung

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Atau Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan Jenis penelitian ini adalah explanatory research, yaitu penelitian yang menjelaskan hubungan antara variabel-variabel

Lebih terperinci

Penempatan Posisi Ketinggian Monitor Diturunkan Dapat Mengurangi Keluhan Subjektif Para Pemakai Kaca Bifokal, Bagian I

Penempatan Posisi Ketinggian Monitor Diturunkan Dapat Mengurangi Keluhan Subjektif Para Pemakai Kaca Bifokal, Bagian I Penempatan Posisi Ketinggian Monitor Diturunkan Dapat Mengurangi Keluhan Subjektif Para Pemakai Kaca Bifokal, Bagian I Oleh: I Dewa Ayu Sri Suasmini, S.Sn,. M. Erg. Dosen Desain Interior Fakultas Seni

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada masa kini, industri yang berkembang di berbagai bidang sudah

BAB I PENDAHULUAN. Pada masa kini, industri yang berkembang di berbagai bidang sudah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada masa kini, industri yang berkembang di berbagai bidang sudah merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan masyarakat. Kegiatan industri berkembang dari

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Produktivitas Kerja 1. Pengertian Produktivitas kerja adalah jumlah barang atau jasa yang dihasilkan oleh tenaga kerja yang bersangkutan dalam suatu periode tertentu. (15) Umumnya

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci : Metode Kerja Berorientasi Ergonomi, Kualitas Kesehatan, Produktivitas, Penghasilan Pekerja.

ABSTRAK. Kata kunci : Metode Kerja Berorientasi Ergonomi, Kualitas Kesehatan, Produktivitas, Penghasilan Pekerja. ABSTRAK METODE KERJA BERORIENTASI ERGONOMI PADA PROSES PENGELAPAN KALENG SARDEN MENINGKATKAN KUALITAS KESEHATAN, PRODUKTIVITAS, DAN PENGHASILAN PEKERJA DI PT.BMP NEGARA Kegiatan industri berkembang dari

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ergonomi adalah ilmu, seni dan penerapan teknologi untuk menyerasikan atau

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ergonomi adalah ilmu, seni dan penerapan teknologi untuk menyerasikan atau BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Ergonomi 2.1.1. Pengertian Ergonomi Ergonomi adalah ilmu, seni dan penerapan teknologi untuk menyerasikan atau menyeimbangkan antara segala fasilitas yang digunakan baik dalam

Lebih terperinci

PERANCANGAN INTERIOR/ RUANG BELAJAR YANG ERGONOMIS UNTUK SEKOLAH LUAR BIASA (SLB)

PERANCANGAN INTERIOR/ RUANG BELAJAR YANG ERGONOMIS UNTUK SEKOLAH LUAR BIASA (SLB) PERANCANGAN INTERIOR/ RUANG BELAJAR YANG ERGONOMIS UNTUK SEKOLAH LUAR BIASA (SLB) Julianus Hutabarat,Nelly Budiharti, Ida Bagus Suardika Dosen Jurusan Teknik Industri,Intitut Teknologi Nasional Malang

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Gambaran Kondisi Lapangan Penelitian ini dilakukan di beberapa tempat usaha informal pejahitan pakaian di wilayah Depok, khususnya Kecamatan Sukmajaya. Jumlah tempat usaha

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pentingnya Konsep Ergonomi untuk Kenyamanan Kerja Ergonomi adalah ilmu, teknologi dan seni yang berupaya menserasikan antara alat, cara, dan lingkungan kerja terhadap kemampuan,

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. kepada mahasiswa semester II program studi PJKR dengan eksperimental

BAB IV METODE PENELITIAN. kepada mahasiswa semester II program studi PJKR dengan eksperimental BAB IV METODE PENELITIAN 1.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan metode eksperimen yang dikenakan kepada mahasiswa semester II program studi PJKR dengan eksperimental Randomized Pre and Post

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Postur tubuh yang tidak seimbang dan berlangsung dalam jangka waktu lama dapat mengakibatkan stress pada bagian tubuh tertentu, yang biasa disebut dengan postural

Lebih terperinci

SARANA KERJA YANG TIDAK ERGONOMIS MENINGKATKAN KELUHAN MUSKULOSKELETAL PADA PEKERJA GARMENT DI BALI

SARANA KERJA YANG TIDAK ERGONOMIS MENINGKATKAN KELUHAN MUSKULOSKELETAL PADA PEKERJA GARMENT DI BALI 1 SARANA KERJA YANG TIDAK ERGONOMIS MENINGKATKAN KELUHAN MUSKULOSKELETAL PADA PEKERJA GARMENT DI BALI Oleh: Solichul Hadi A. Bakri dan Tarwaka Ph.=62 812 2589990 e-mail: shadibakri@astaga.com Abstrak Industri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan setelah perang dunia kedua, tepatnya tanggal 12 Juli 1949 di Inggris

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan setelah perang dunia kedua, tepatnya tanggal 12 Juli 1949 di Inggris BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Pengkajian hubungan manusia dengan lingkungan kerja sebenarnya sudah lama dilakukan oleh manusia, tetapi pengembangannya yang lebih mendalam baru dilakukan setelah

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN Penelitian Perbaikan Postur Kerja Menurunkan Keluhan Muskuloskeletal dan Waktu Proses Pemahatan di Java Art Stone Yogyakarta diharapkan dapat berjalan dengan baik dan lancar,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat memenuhi kebutuhan siswa karena jika digunakan perabot kelas yang

BAB I PENDAHULUAN. dapat memenuhi kebutuhan siswa karena jika digunakan perabot kelas yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perabot kelas merupakan fasilitas fisik yang penting karena aktivitas belajar siswa banyak dihabiskan di dalam kelas seperti membaca, menggambar, menulis dan kegiatan

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. yang digunakan adalah Randomized Pre and Post Test Control Group Design

BAB IV METODE PENELITIAN. yang digunakan adalah Randomized Pre and Post Test Control Group Design 24 BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Rancangan Penelitian Penelitian ini adalah penelitian eksperimental dengan rancangan penelitian yang digunakan adalah Randomized Pre and Post Test Control Group Design

Lebih terperinci

Oleh: DWI APRILIYANI ( )

Oleh: DWI APRILIYANI ( ) ANALISIS POSISI KERJA DAN TINGKAT KELELAHAN PADA PEKERJA PENGANGKATAN PRODUK JADI DI PT JAYA FOOD INDONESIA MENGGUNAKAN METODE NIOSH Oleh: DWI APRILIYANI (32412271) LATAR BELAKANG Pekerjaan fisik adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Proses belajar mengajar di Fakultas Kedokteran Universitas Udayana

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Proses belajar mengajar di Fakultas Kedokteran Universitas Udayana BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Proses belajar mengajar di Fakultas Kedokteran Universitas Udayana Program Studi Pendidikan Dokter (PSPD) diselenggarakan di sebuah ruang kuliah berukuran 17 x 8 meter,

Lebih terperinci

PERANCANGAN DESAIN KURSI DAN MEJA KOMPUTER YANG SESUAI UNTUK KENYAMANAN KARYAWAN DI PT. BUMI FLORA MEDAN

PERANCANGAN DESAIN KURSI DAN MEJA KOMPUTER YANG SESUAI UNTUK KENYAMANAN KARYAWAN DI PT. BUMI FLORA MEDAN PERANCANGAN DESAIN KURSI DAN MEJA KOMPUTER YANG SESUAI UNTUK KENYAMANAN KARYAWAN DI PT. BUMI FLORA MEDAN TUGAS SARJANA Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat-syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah analitik observasional dengan pendekatan cross

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah analitik observasional dengan pendekatan cross 39 III. METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini adalah analitik observasional dengan pendekatan cross sectional. Metode ini merupakan suatu penelitian untuk mempelajari dinamika hubungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan peraturan yang terdapat di masing-masing perguruan tinggi. Di

BAB I PENDAHULUAN. dengan peraturan yang terdapat di masing-masing perguruan tinggi. Di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kegiatan perkuliahan memiliki berbagai macam sistem yang disesuaikan dengan peraturan yang terdapat di masing-masing perguruan tinggi. Di Universitas Udayana sendiri

Lebih terperinci

BAB VI PEMBAHASAN. Subjek pada penelitian ini semua berjenis kelamin wanita dengan

BAB VI PEMBAHASAN. Subjek pada penelitian ini semua berjenis kelamin wanita dengan BAB VI PEMBAHASAN 6.1 Kondisi Subjek Subjek pada penelitian ini semua berjenis kelamin wanita dengan karakteristik yang dibahas adalah umur, berat badan, tinggi badan dan antropometri. 6.1.1 Umur Umur

Lebih terperinci

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN 7.1 Kesimpulan Dari hasil analisis mengenai sarana- sarana fisik dan lingkungan fisik ruangan laboratorium sistem produksi jurusan teknik industri ada yang sudah ergonomis

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN 36 BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup keilmuan dalam penelitian ini adalah Ilmu Penyakit Dalam dan Ilmu Gizi 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di area

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN 4.1 Review PT. Union Jaya Pratama PT Union Jaya Pratama merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang pembuatan kasur busa. Hasil produksi dikelompokkan menjadi 3 jenis berdasarkan

Lebih terperinci

PERBAIKAN KONDISI KERJA PELEBURAN PADUAN PERUNGGU MENINGKATKAN KINERJA PERAJIN GAMELAN BALI DI DESA TIHINGAN KLUNGKUNG

PERBAIKAN KONDISI KERJA PELEBURAN PADUAN PERUNGGU MENINGKATKAN KINERJA PERAJIN GAMELAN BALI DI DESA TIHINGAN KLUNGKUNG PERBAIKAN KONDISI KERJA PELEBURAN PADUAN PERUNGGU MENINGKATKAN KINERJA PERAJIN GAMELAN BALI DI DESA TIHINGAN KLUNGKUNG I GUSTI NGURAH PRIAMBADI NIM 0990271017 PROGRAM DOKTOR PROGRAM STUDI ERGONOMI-FISIOLOGI

Lebih terperinci

B A B III METODOLOGI PENELITIAN

B A B III METODOLOGI PENELITIAN B A B III METODOLOGI PENELITIAN Dalam penulisan laporan ini, penulis membagi metodologi pemecahan masalah dalam beberapa tahap, yaitu : 1. Tahap Indentifikasi Masalah 2. Tahap Pengumpulan Data dan Pengolahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Aktivitas yang dilakukan oleh manusia pada dasarnya memberikan dampak yang positif dan negatif pada tubuh manusia. Salah satu bagian yang paling berdampak pada aktivitas

Lebih terperinci

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN 7.1 Kesimpulan 7.1.1 Kondisi Fasilitas Fisik di Tempat Produksi Kondisi aktual dari fasilitas fisik di tempat produksi obat paracetamol 5 mg, jika dilihat dari segi antropometri

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan September sampai dengan. Desember 2013 di beberapa SMP yang ada di Semarang.

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan September sampai dengan. Desember 2013 di beberapa SMP yang ada di Semarang. BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup disiplin ilmu dari penelitian ini adalah Ilmu Kesehatan Anak. 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan pada

Lebih terperinci

BAB VI PEMBAHASAN. aktif berumur antara tahun dengan rerata 19,47 ± 0,91 tahun yang semuanya

BAB VI PEMBAHASAN. aktif berumur antara tahun dengan rerata 19,47 ± 0,91 tahun yang semuanya BAB VI PEMBAHASAN 6.1 Kondisi Subjek 6.1.1 Umur Adapun subjek yang terlibat dalam penelitian ini merupakan mahasiswa aktif berumur antara 19 23 tahun dengan rerata 19,47 ± 0,91 tahun yang semuanya sedang

Lebih terperinci

HUBUNGAN SIKAP KERJA DENGAN KELUHAN MUSKULOSKELETAL PADA PEKERJA UNIT WEAVING DI PT DELTA MERLIN DUNIA TEXTILE IV BOYOLALI

HUBUNGAN SIKAP KERJA DENGAN KELUHAN MUSKULOSKELETAL PADA PEKERJA UNIT WEAVING DI PT DELTA MERLIN DUNIA TEXTILE IV BOYOLALI Hubungan Sikap Kerja dengan Keluhan Muskuloskeletal... (Amelinda dan Iftadi) HUBUNGAN SIKAP KERJA DENGAN KELUHAN MUSKULOSKELETAL PADA PEKERJA UNIT WEAVING DI PT DELTA MERLIN DUNIA TEXTILE IV BOYOLALI Bela

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah explanatory research (penelitian penjelasan) yaitu penelitian yang menjelaskan antara variabel bebas dan variabel

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Kursi Kerja a. Pengertian Kursi Kerja Kursi kerja merupakan perlengkapan dari meja kerja atau mesin, sehingga kursi akan dapat dijumpai dalam jumlah yang lebih

Lebih terperinci

ERGONOMI DESAIN MEJA DAN KURSI SISWA SEKOLAH DASAR

ERGONOMI DESAIN MEJA DAN KURSI SISWA SEKOLAH DASAR ERGONOMI DESAIN MEJA DAN KURSI SISWA SEKOLAH DASAR Abstrak. Meja dan kursi adalah fasilitas sekolah yang berpengaruh terhadap postur tubuh siswa. Postur tubuh akan bekerja secara alami jika menggunakan

Lebih terperinci

SURAT PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

SURAT PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN SURAT PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN Yang bertanda tangan di bawah ini, saya : Nama : Umur/Tanggal Lahir : Jenis Kelamin : Laki-laki / Perempuan Dengan ini menyatakan bersedia untuk menjadi responden penelitian.

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH PENGGUNAAN STAGEN PADA AKTIVITAS ANGKAT-ANGKUT DI PASAR LEGI SURAKARTA

ANALISIS PENGARUH PENGGUNAAN STAGEN PADA AKTIVITAS ANGKAT-ANGKUT DI PASAR LEGI SURAKARTA ANALISIS PENGARUH PENGGUNAAN STAGEN PADA AKTIVITAS ANGKAT-ANGKUT DI PASAR LEGI SURAKARTA Muchlison Anis Jurusan Teknik Industri Universitas Muhammadiyah Surakarta Jl. A. Yani Tromol Pos 1 Pabelan Surakarta

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI KONSEP ERGONOMI PADA PEMBUATAN ALAT TENUN TRADISIONAL MENGGUNAKAN PRINSIP PERANCANGAN YANG DAPAT DISESUAIKAN

IMPLEMENTASI KONSEP ERGONOMI PADA PEMBUATAN ALAT TENUN TRADISIONAL MENGGUNAKAN PRINSIP PERANCANGAN YANG DAPAT DISESUAIKAN IMPLEMENTASI KONSEP ERGONOMI PADA PEMBUATAN ALAT TENUN TRADISIONAL MENGGUNAKAN PRINSIP PERANCANGAN YANG DAPAT DISESUAIKAN (Studi Kasus Industri Tenun Pandai Sikek Sumatera Barat) Nilda Tri Putri, Ichwan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bab ini membahas mengenai model dan kerangka pemikiran yang digunakan dalam penelitian mengenai desain perbaikan kursi untuk karyawan pada bagian kerja penyetelan dan pelapisan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. besar dalam pembangunan nasional. Tenaga kerja merupakan pelaksana

BAB I PENDAHULUAN. besar dalam pembangunan nasional. Tenaga kerja merupakan pelaksana BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tenaga kerja sebagai sumber daya manusia memiliki peranan yang sangat besar dalam pembangunan nasional. Tenaga kerja merupakan pelaksana pembangunan untuk mencapai

Lebih terperinci

HUBUNGAN TINGKAT ERGONOMI KURSI DENGAN TINGKAT KONSENTRASI BELAJAR SISWA DI SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 1 LENDAH KABUPATEN KULON PROGO YOGYAKARTA

HUBUNGAN TINGKAT ERGONOMI KURSI DENGAN TINGKAT KONSENTRASI BELAJAR SISWA DI SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 1 LENDAH KABUPATEN KULON PROGO YOGYAKARTA HUBUNGAN TINGKAT ERGONOMI KURSI DENGAN TINGKAT KONSENTRASI BELAJAR SISWA DI SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 1 LENDAH KABUPATEN KULON PROGO YOGYAKARTA Yuli Suryani*, Yamtana**, Purwanto** *Alumni Jurusan Kesehatan

Lebih terperinci

Mempelajari Proses Produksi Dan Postur Kerja Operator Pada Pemindahan Karung Pupuk Urea Bersubsidi Di PT Pupuk Kujang

Mempelajari Proses Produksi Dan Postur Kerja Operator Pada Pemindahan Karung Pupuk Urea Bersubsidi Di PT Pupuk Kujang Mempelajari Proses Produksi Dan Postur Kerja Operator Pada Pemindahan Karung Pupuk Urea Bersubsidi Di PT Pupuk Kujang Nama : Tehrizka Tambihan NPM : 37412336 Jurusan : Teknik Industri Pembimbing : Rossi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret-Mei 2016 dan dilaksanakan di

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret-Mei 2016 dan dilaksanakan di 20 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian Fisiologi dan Kedokteran Olahraga. 3.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret-Mei 2016 dan dilaksanakan di lapangan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini digambarkan dalam diagram alir yang ditunjukkan pada gambar 3.1 berikut ini: Mulai Studi Pustaka Studi Lapangan Identifikasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini termasuk dalam lingkup Ilmu Kesehatan Anak, khususnya

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini termasuk dalam lingkup Ilmu Kesehatan Anak, khususnya BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini termasuk dalam lingkup Ilmu Kesehatan Anak, khususnya bidang nutrisi dan penyakit metabolik. 3.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini mencakup bidang Ilmu Kesehatan Anak. Semarang dan sekitarnya yang bersedia bekerja sama.

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini mencakup bidang Ilmu Kesehatan Anak. Semarang dan sekitarnya yang bersedia bekerja sama. BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini mencakup bidang Ilmu Kesehatan Anak 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian 4.2.1 Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di beberapa sekolah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan pekerjaan manual handling. Suatu hal yang sangat beralasan,

BAB I PENDAHULUAN. dengan pekerjaan manual handling. Suatu hal yang sangat beralasan, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Lebih dari seperempat dari total kecelakaan kerja terjadi berkaitan dengan pekerjaan manual handling. Suatu hal yang sangat beralasan, seharusnya diberikan perhatian

Lebih terperinci

Analisis Postur Kerja dengan Rapid Entire Body Assesment (REBA) di Industri Pengolahan Tempe

Analisis Postur Kerja dengan Rapid Entire Body Assesment (REBA) di Industri Pengolahan Tempe Analisis Postur Kerja dengan Rapid Entire Body Assesment (REBA) di Industri Pengolahan Tempe Farida Ariani 1), Ikhsan Siregar 2), Indah Rizkya Tarigan 3), dan Anizar 4) 1) Departemen Teknik Mesin, Fakultas

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL

BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL Pada bab ini akan dibahas analisis dan interpretasi hasil yang dilakukan dalam penelitian ini berdasarkan pengolahan data. Analisis dan interpretasi hasil bertujuan

Lebih terperinci

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN 7.1 Kesimpulan Fasilitas Fisik 1) Sekat Pemisah Saat ini belum terdapat sekat pemisah yang berfungsi sebagai pembatas antara 1 komputer dengan komputer yang lainnya pada Warnet

Lebih terperinci

DAFTAR ISI... ABSTRAK... KATA PENGANTAR... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

DAFTAR ISI... ABSTRAK... KATA PENGANTAR... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... ABSTRAK Saat ini banyak orang belum mempunyai internet, sehingga banyak usaha yang menyediakan internet atau warung internet (warnet). Objek penelitian yang diambil yaitu warnet X di Bandung. Pada penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. harus sesuai dengan kondisi tubuh serta tenaga yang dimiliki oleh masing-masing individu

BAB I PENDAHULUAN. harus sesuai dengan kondisi tubuh serta tenaga yang dimiliki oleh masing-masing individu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di Indonesiasebagian warga berprofesi nelayan, kegiatan yang dilakukan oleh nelayan harus sesuai dengan kondisi tubuh serta tenaga yang dimiliki oleh masing-masing

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kelelahan 1. Pengertian Lelah Beberapa ahli mendefinisikan kelelahan kerja adalah : a. Kelelahan kerja ditandai oleh adanya perasaan lelah, output dan kondisi psikologis yang

Lebih terperinci

BAB VI PEMBAHASAN. Hasil analisis penelitian tentang pengecatan plafon menggunakan tangkai

BAB VI PEMBAHASAN. Hasil analisis penelitian tentang pengecatan plafon menggunakan tangkai 81 BAB VI PEMBAHASAN Hasil analisis penelitian tentang pengecatan plafon menggunakan tangkai pegangan roller cat yang telah dimodifikasi menurunkan beban kerja, keluhan muskuloskeletal, kelelahan serta

Lebih terperinci

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN 7.1 Kesimpulan Berikut ini adalah penarikan kesimpulan yang berisi rangkuman dari analisis, serta perumusan masalah yang harus dijawab dengan jelas dan ringkas. 7.1.1 Temperatur

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. tersebut digunakan sebagai dasar dan penunjang pemecahan masalah.

BAB 2 LANDASAN TEORI. tersebut digunakan sebagai dasar dan penunjang pemecahan masalah. BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Landasan Teori Penyelesaian masalah yang diteliti dalam penelitian ini memerlukan teoriteori atau tinjauan pustaka yang dapat mendukung pengolahan data. Beberapa teori tersebut

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL

BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL Bab ini berisi analisis dan interpretasi hasil berdasarkan pembahasan pada bab-bab sebelumnya. Analisis dan interpretasi hasil bertujuan untuk menjelaskan hasil dari

Lebih terperinci

PERANCANGAN GERGAJI LOGAM UNTUK PENGURANGAN KELUHAN FISIK DI BENGKEL LAS SEJATI MULIA JAKARTA SELATAN

PERANCANGAN GERGAJI LOGAM UNTUK PENGURANGAN KELUHAN FISIK DI BENGKEL LAS SEJATI MULIA JAKARTA SELATAN PERANCANGAN GERGAJI LOGAM UNTUK PENGURANGAN KELUHAN FISIK DI BENGKEL LAS SEJATI MULIA JAKARTA SELATAN Daryono Mahasiswa (S1) Jurusan Teknik Industri Universitas Gunadarma Scochuu_kuro@yahoo.co.id ABSTRAKSI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan kompetensi yang dibutuhkan oleh dunia kerja. Ada beberapa jurusan di

BAB I PENDAHULUAN. dengan kompetensi yang dibutuhkan oleh dunia kerja. Ada beberapa jurusan di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Politeknik Negeri Bali adalah lembaga yang menyelenggarakan pendidikan vokasional. Lulusan politeknik diharapkan sudah siap kerja sesuai dengan kompetensi yang dibutuhkan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. bagian-bagian otot skeletal yang dirasakan seseorang mulai dari keluhan sangat

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. bagian-bagian otot skeletal yang dirasakan seseorang mulai dari keluhan sangat BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Keluhan Muskuloskeletal Menurut Tarwaka (2004), keluhan muskuloskeletal adalah keluhan pada bagian-bagian otot skeletal yang dirasakan seseorang mulai dari keluhan sangat ringan

Lebih terperinci

METODE PENGUKURAN DATA ANTROPOMETRI

METODE PENGUKURAN DATA ANTROPOMETRI METODE PENGUKURAN DATA ANTROPOMETRI Jenis Data 1. Dimensi Linier (jarak) Jarak antara dua titik pada tubuh manusia yang mencakup: panjang, tinggi, dan lebar segmen tubuh, seperti panjang jari, tinggi lutut,

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 KUISIONER

LAMPIRAN 1 KUISIONER 1. KUISIONER KELELAHAN LAMPIRAN 1 KUISIONER KUESIONER 30 ITEMS OF RATING SCALES DENGAN SKALA LIKERT UNTUK MENGUKUR KELELAHAN SECARA UMUM Berilah tanda silang (X) pada kolom jawaban yang tersedia sesuai

Lebih terperinci

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. 1. Ilmu kesehatan anak, khususnya bidang nutrisi dan penyakit metabolik.

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. 1. Ilmu kesehatan anak, khususnya bidang nutrisi dan penyakit metabolik. BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian 1. Ilmu kesehatan anak, khususnya bidang nutrisi dan penyakit metabolik. 2. Ilmu gizi, khususnya bidang antropometri. 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Lebih terperinci

MUSCULOSKELETAL DISORDERS. dr.fauziah Elytha,MSc

MUSCULOSKELETAL DISORDERS. dr.fauziah Elytha,MSc MUSCULOSKELETAL DISORDERS dr.fauziah Elytha,MSc Muskuloskeletal disorder gangguan pada bagian otot skeletal yang disebabkan oleh karena otot menerima beban statis secara berulang dan terus menerus dalam

Lebih terperinci

BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA

BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA 30 BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA 4.1. Pengumpulan data 4.1.1 Layout Lini Produksi Sekarang Gambar 4.1 Layout Assembly Line Gambar di atas menunjukkan denah lini produksi PT. Federal Karyatama yang

Lebih terperinci

BEBAN KERJA DAN KELUHAN SISTEM MUSCULOSKELETAL PADA PEMBATIK TULIS DI KELURAHAN KALINYAMAT WETAN KOTA TEGAL

BEBAN KERJA DAN KELUHAN SISTEM MUSCULOSKELETAL PADA PEMBATIK TULIS DI KELURAHAN KALINYAMAT WETAN KOTA TEGAL C.13. Beban Kerja dan Keluhan Sistem Musculoskeletal pada Pembatik Tulis... (Siswiyanti) BEBAN KERJA DAN KELUHAN SISTEM MUSCULOSKELETAL PADA PEMBATIK TULIS DI KELURAHAN KALINYAMAT WETAN KOTA TEGAL Siswiyanti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. terpadu, full day school atau boarding school. Padatnya jam belajar yang ditawarkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. terpadu, full day school atau boarding school. Padatnya jam belajar yang ditawarkan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam era globalisasi saat ini banyak sekolah menawarkan cara belajar terpadu, full day school atau boarding school. Padatnya jam belajar yang ditawarkan banyak berpengaruh

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Fisiologi khususnya fisiologi

BAB IV METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Fisiologi khususnya fisiologi BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Ruang lingkup penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Fisiologi khususnya fisiologi pendengaran. 4.2. Tempat dan waktu penelitian Penelitian dilaksanakan di Laboratorium

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN MESIN PENGUPAS KULIT LADA TIPE TIRUS PUTARAN VERTIKAL BERDASARKAN METODE NORDIC BODY MAP (NBM) DAN PENDEKATAN ANTROPOMETRI

RANCANG BANGUN MESIN PENGUPAS KULIT LADA TIPE TIRUS PUTARAN VERTIKAL BERDASARKAN METODE NORDIC BODY MAP (NBM) DAN PENDEKATAN ANTROPOMETRI RANCANG BANGUN MESIN PENGUPAS KULIT LADA TIPE TIRUS PUTARAN VERTIKAL BERDASARKAN METODE NORDIC BODY MAP (NBM) DAN PENDEKATAN ANTROPOMETRI ALMIZAN Program Studi Teknik Industri, Universitas Tanjungpura

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Ergonomi Ergonomi merupakan keilmuan multidisiplin yang mempelajari pengetahuan-pengetahuan dari ilmu kehayatan (kedokteran, biologi), ilmu kejiwaan (psikologi) dan kemasyarakatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Angkatan kerja tahun 2009 di Indonesia diperkirakan berjumlah 95,7 juta orang terdiri dari 58,8 juta tenaga kerja laki-laki dan 36,9 juta tenaga kerja perempuan. Sekitar

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara LAMPIRAN LAMPIRAN 1. SURAT IJIN PENELITIAN LAMPIRAN 2. SURAT KETERANGAN SELESAI PENELITIAN LAMPIRAN 3 KUESIONER PENELITIAN KELUHAN MUSKULOSKELETAL PADA PETANI PEMETIK KOPI DI DUSUN BANUA TAHUN 2015 Karakteristik

Lebih terperinci

GAMBARAN KELUHAN MUSKULOSKELETAL PADA PENJAHIT DI KOTA DENPASAR

GAMBARAN KELUHAN MUSKULOSKELETAL PADA PENJAHIT DI KOTA DENPASAR GAMBARAN KELUHAN MUSKULOSKELETAL PADA PENJAHIT DI KOTA DENPASAR Keluhan muskuloskeletal merupakan salah satu permasalahan umum yang dialami penjahit dalam menjalankan pekerjaannya. Keluhan muskuloskeletal

Lebih terperinci

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 31 BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini termasuk dalam lingkup penelitian bidang Ilmu Kesehatan Anak dan Ilmu Gizi, khususnya pengukuran status gizi antropometri. 4.2

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini adalah penelitian deskriptif observasional, jenis data dan analisis data berupa data kualitatif dan kuantitatif. Data kualitatif diperoleh dari

Lebih terperinci

Pertemuan 03 ERGONOMIK

Pertemuan 03 ERGONOMIK Pertemuan 03 ERGONOMIK Ergonomik Ilmu yang mempelajari karakteristik fisik dalam interaksi Ergonomik baik untuk pendefinisian standar dan pedoman pembatasan bagai mana kita mendesain aspek tertentu dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pembangunan nasional Indonesia sangat tergantung pada kualitas sumber daya manusia. Salah satu unsur kualitas sumber daya manusia adalah tingkat kesehatan, baik kesehatan

Lebih terperinci