BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN. PT. Azwa Utama adalah badan usaha yang mengelolah rumput laut

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN. PT. Azwa Utama adalah badan usaha yang mengelolah rumput laut"

Transkripsi

1 36 BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1. Deskripsi Objek Penelitian Sejarah Singkat PT. Azwa Utama adalah badan usaha yang mengelolah rumput laut dimana dalam kegiatan usahanya, PT. Azwa Utama mendapat kepercayaan dari Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Gorontalo untuk mengolah industri pengolahan rumput laut yang telah dibangun di Kecamatan pulubala Kabupaten Gorontalo pada tahun dengan anggaran Rp. 3,2 Miliyar. Pabrik ini memiliki kapasitas produksi dengan pengolahan rumput laut kering menjadi Chip adalah 1 sampai 2 ton perharinya, sistem kerjasama yang diterapkan adalah PT. Azwa Utama sebagai pengolah pabrik bermitra dengan petani rumput laut dengan membeli bahan baku rumput laut yang dihasilkan oleh petani, selain itu juga PT. Azwa Utama bermitra dengan investor dari sisi pemasarannya. Pabrik pengolahan rumput laut ini berdasarkan Peraturan Daerah (PERDA) No. 35 tanggal 3 Juni 2005, telah memperoleh pengesahan dari Menteri Kehakiman dan HAM No. C-1572-HT tahun 2003, tanggal 9 Juli Lokasi Perusahaan Lokasi kantor dan pabrik pengolahan rumput laut PT. Azwa Utama adalah di Kecamatan Pulubala Kabupaten Gorontalo.

2 37 a. Tersedianya bahan baku utama Bahan baku utama rumput laut didapat dari tiga daerah yaitu daerah Kabupaten Gorontalo (Kwandang), Kabupaten Boalemo (Mananggu) dan Provinsi Sulawesi Tengah (Luwuk). Bahan baku ini langsung di beli pada petani dengan harga Rp sampai Rp /Kg. b. Tersedianya tenaga kerja Letak perusahaan tidak jauh dari pemukiman penduduk dan ini memberikan suatu keuntungan dimana penduduk sekitar pabrik merupakan para tenaga kerja produktif yang dapat dipekerjakan oleh perusahaan. c. Transportasi yang lancar Lokasi perusahaan berada tepat dijalan Trans. Sulawesi sehingga sangat mudah masuknya bahan baku maupun keluarnya hasil produksi dan pemasaran produk perusahaan. d. Kebutuhan-kebutuhan lainnya Yang termasuk kebutuhan lain disini antara lain berupa tersedianya listrik, air bersih, serta lahan yang luas yang dapat memungkinkan bagi kebutuhan perluasan perusahaan di masa akan datang.

3 38 KOMISARIS DIREKTUR UTAMA Bagian Adminstrasi Keuangan Bagian Operasional Bagian Pamasaran K.A Bagian Produksi Bagian Gudang Bahan Baku Bagian Proses Pemasakkan Bagian Penjemuran Bagian Penggilingan Sumber : Data Perusahaan Gambar 14. Struktur Organisasi PT. Azwa Utama

4 TUGAS POKOK DAN FUNGSI MANAJEMEN 1. Direktur Utama a. Merencanakan, mengawasi dan menilai hasil kerja Karyawan pada PT.Azwa Utama b. Menetapkan kebijaksanaan untuk mencapai tujuan PT.Azwa Utama dalam menghasilkan kualitas produk yang sesuai standar yang di inginkan. c. Menandatangani kontrak kerja atau kerja sama dengan pihak luar d. Mengurus dan mengendalikan kekayaan perusahaan 2. Bagian Pemasaran Fungsi dan tugas bagian pemasaran adalah untuk memasarkan hasil produk-produk yang telah di produksi untuk para konsumen dan mempunyai tugas, yaitu: a. Mengidentifikasi dan memahami keinginan pelanggan dalam segmen pasar b. Mengumpulkan keterangan mengenai kinerja produk c. Membuat inovasi-inovasi baru d. Mengukur citra perusahaan dan kepuasaan pelanggan secara kontinyu.

5 40 3. Administrasi Keuangan Bagian Keuangan mempunyai tugas membantu urusan dalam penyusunan, penyempurnaan dan pelaksanaan kebijakan di bidang anggaran, verifikasi dan pembukuan PT. Azwa Utama. Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud di atas, Bagian Keuangan menyelenggarakan fungsi : 1. Penyelenggaraan penyempurnaan dan penyusunan kebijaksanaan dan standar pengelolaan anggaran, pemeriksaan/penelitian realisasi anggaran dan pembukuan; 2. Penyelenggaraan dan mengkoordinasikan, menyusun rencana kegiatan anggaran untuk pengadaan bahan baku rumput laut dan proses produksinya. 3. Penyelenggaraan penatausahaan keuangan; 4. Penyelenggaran pengelolaan keuangan PT. Azwa Utama 4. Operasional Produksi a. Tahapan dalam pemilihan lokasi kegiatan produksi antara lain berdasarkan pertimbangan biaya, ketersediaan yang berkaitan dengan bahan baku, jarak pasar, persediaan sumber energi, dan transportasi yang mendukung. b. Merumuskan perencanaan operasional proses produksi pengolahan rumput laut. c. Merumuskan design organisasi di bidang produksi d. Melakukan kegiatan pengendalian di bidang produksi e. Meningkatkan efisiensi di bidang produksi

6 41 f. Melakukan perawatan peralatan di bidang produksi 5. Bagian Produksi 1. Perenganaan Produk 2. Perencanaan Luas Produksi 3. Perencanaan Lokasi Pabrik 4. Perencanaan Layout Mesin-mesin Pabrik 5. Perencanaan Bahan Baku 6. Pengaturan Tenaga Kerja 7. Pengawasan Kwalitas produk rumput laut menjadi Chip Sistem Manajemen Dalam Perusahaan Jumlah karyawan PT. Azwa Utama sampai saat ini adalah 13 orang untuk karyawan tetap untuk karyawan kontrak sampai saat ini belum ada. 1. Tingkat kesejahteraan karyawan yaitu: a. Upah bulanan yaitu gaji yang dibayar oleh perusahaan setiap akhir bulan b. Upah lembur yaitu upah yang diberikan yaitu perhitungan bagi upah/jam lembur dalam hal ini karyawan bekerja melebihi jam kerja yang telah ditetapkan c. Tunjangan hari raya.

7 42 2. Jam kerja karyawan Jam kerja karyawan adalah hari Senin sampai hari Sabtu mulai pukul pagi sampai dengan pukul sore Proses Produksi a. Proses pengolahan rumput laut adalah sebagai berikut: 1. Pengangkutan bahan baku (rumput laut) ke keranjang pengolahan bahan baku rumpt laut. 2. Proses pencucian awal pada bak pencucian yang telah diisi air sebanyak 4 m 3 /bak. 3. Proses pemasakkan 4. Proses pembilasan 5. Proses pengeringan 6. Proses penggilingan b. Bahan tambahan Bahan tambahan untuk pengolahan rumput laut menjadi chip adalah air bersih dan bahan kimia yaitu KOH (Kalium Hidroksida) dan KCL (Kalium Klorida). c. Mesin yang digunakan dalam proses yaitu: 1. Mesin Grean Ois dan Ten Blok 2. Mesin Blower 3. Mesin Burner 4. Mesin penggiling

8 Tahap-tahap Proses Produksi Diagram Alir proses poduksi rumput laut menjadi chip Gambar 15. Diagram Alir Proses Produksi Rumput Laut Keterangan Gambar : 1. Pengangkutan bahan baku (rumput laut) ke keranjang pengolahan bahan baku rumput laut. Bahan baku diangkut dari gudang stok bahan baku rumput laut menggunakan tenaga manusia dengan cara ditarik menggunakan penggait besi. Bahan baku yang diangkut kedalam keranjang pengolahan adalah bahan baku lokal dan luar lokal yang bahan baku lokal berkapasitas 350 kg dan luar lokal 450 kg. 2. Proses pencucian awal pada bak pencucian yang telah diisi air sebanyak 4 m 3 /bak.

9 44 Bahan baku yang ada dalam keranjang diangkut dengan menggunakan Mesin Grean Ois dan Ten Block yang berkapasitas 3 ton menuju bak pencucian awal. Bahan baku ini dicuci selama 15 menit dengan menggunakan mesin Blower dan tenaga manusia dengan menggunakan alat penggaruk rumput laut. Tujuan dari proses ini adalah untuk pembersihan kotoran yang terdapat pada rumput laut. Sebelum menuju proses pemasakkan pada bak pemasakkan sudah terlebih dahulu dipanaskan dengan menggunakan mesin Burner yang standar suhunya unutk pemasakan adalah 80 0 C 95 0 C. 3. Proses pemasakkan pada Bak Pemasakan Setelah bahan baku melalui tahap pencucian selama 15 menit, maka bahan baku diangkat kemudian ditiriskan selama 5 menit.setelah itu bahan baku dipindahkan ke bak pemasakan yang suhunya sudah mencapai 80 0 c 95 0 c. Mesin pengangkat yang digunakan untuk memindahkan bahan baku ini adalah Grean Ois dan Ten Block pemanasannya adalah mesin Burner. Proses ini berlangsung selama 2 jam yang bertujuan untuk menjaga kuwalitas jellnya dari rumput laut yang telah dicampurkan dengan bahan kimia yaitu KOH (Kalium Hidroksida) dan KCL (Kalium Clorida). 4. Proses pembilasan Dalam proses pembilasan ini terdapat 4 kali pembilasan yaitu proses pencucian 1, 2, 3, dan 4 yang masing-masing bak pencucian berisi air 4 m 3 proses ini berlangsung selama 15 menit dengan menggunakan mesin blower.

10 45 5. Proses penjemuran Setelah melalui proses pencucian awal, pemasakan, pembilasan 1, 2, 3, dan 4 rumput laut tersebut akan melalui proses penjemuran. Proses ini bertujuan untuk mengeringkan rumput laut yang telah diolah selama 2-4 hari apabila cuacanya panas, proses penjemuran ini masih tergantung pada alam dengan menggunakan panas dari matahari, setelah rumput laut kering masuk pada proses penggilingan. 6. Proses penggilingan Pada proses penggilingan, sebelumnya bahan baku yang akan digiling terlebih dahulu disortir yaitu untuk mengeluarkan kotoran yang masih menempel pada rumput laut. Setelah dinyatakan bersih maka proses penggilingan akan dilakukan. Rumput laut yang akan digiling diangkut dengan menggunakan keranjang. Kapasitas dari mesin giling yaitu 2 ton perhari dengan ukuran chip yang dihasikan sebesar 8 mm.

11 Hasil Penelitian dan Pembahasan Data Jenis Dan Jumlah Mesin Divisi Rumput Laut Hasil yang diperoleh dan pengamatan dilantai produksi, didapatkan data karakteristik dan jumlah mesin untuk masing-masing departemen pada divisi rumput laut, yaitu: Tabel 2. Data Mesin-Mesin Produksi Divisi Rumput Laut No. Departemen Mesin Merk Tahun Jumlah 1 Pencucian Mesin Blower AQSIQ Pemasakan Mesin Burrner SUNTEC Pembilasan Mesin Blower AQSIQ Penggilingan Mesin Giling TECO Penjahitan Mesin Newlong NEWLONG Sumber : Data Perusahaan PT. Azwa Utama, Data Jenis Kerusakan Pada Mesin Penyusun melakukan pengambilan data historis perusahaan selama 3 tahun mulai bulan agustus sampai dengan bulan september untuk mengetahui jenis kerusakan yang terjadi pada mesin mesin produksi. Berikut ini adalah data komponen-komponen yang pernah mengalami kerusakan. Tabel 3. Data Komponen-Komponen Yang Mengalami Kerusakan Data Komponen Yang Mengalami Kerusakan No. Departemen Mesin Komponen yang rusak 1 Pencucian Mesin Blower 2 Pemasakan Mesin Burrner pipa angin tali puli Dynamo bak oli filter oli Plain Packing Wayar Panel filter oli dinamo Kipas tabung oli

12 47 No. Departemen Mesin Komponen yang rusak 3 Pembilasan Mesin Blower 4 Penggilingan Mesin Giling 5 Penjahitan Mesin Newlong Sumber : Data Perusahaan PT. Azwa Utama, 2011 Panel tabung solar tabung penyaringan kran pengunci cerobong uap Fotosel pipa angin tali puli Dynamo bak oli filter oli Plain Packing Panel Kipas pisau pemotong pipa penyaring Dynamo tali puli Wayar Plat Neklin Putus Baut Putus Sekun Putus Benang Loncat Benang Tak Terkait Jahitan Bawah Rusak Benang Putusan Data Waktu Interval Kerusakan Mesin Pengambilan data waktu interval kerusakan mesin dilakukan setelah enam komponen yang akan dirawat tersebut telah diketahui. Dalam tugas akhir ini, pengumpulan data dilakukan sebanyak 30 data untuk tiap-tiap komponen tersebut (Data waktu interval kerusakan kesepuluh komponen kritis mesin dapat dilihat pada lampiran 3).

13 Data Waktu Pengantian Komponen Mesin Pengambilan data untuk waktu pengantian komponen mesin yang dilakukan sebanyak 20 data, baik untuk waktu pengantian secara korektif maupun preventif untuk tiap-tiap komponen tersebut. Untuk pengambilan data waktu pengantian secara korektif digunakan data historis perusahaan (lampiran 4a). Sedangkan pengambilan data secara preventif dilakukan dengan melalui simulasi pengantian komponen yang dilakukan oleh staf bagian maintenance perusahaan (Lampiran 4b). Hal ini dilakukan karena PT. Azwa Utama tidak menyediakan data waktu pengantian secara preventif tiap-tiap komponen tersebut. Dimana sebelumnya telah dinyatakan bahwa PT. Azwa Utama saat ini menerapkan sistem corrective maintenance untuk melakukan pengantian komponennya.

14 Pengolahan Data Penentuan Komponen Kritis Dari data kerusakan mesin produksi yang terjadi, maka dilakukan analisa FMEA (failure modes and effects analysis) untuk menentukan komponenkomponen yang kritis.besarnya nilai yang diberikan untuk ketiga penilaian dari tiap-tiap kerusakan komponen pada analisa FMEA ini, ditentukan oleh kepala produksi divisi rumput laut dan kepala bagian maintenance perusahaan.hasil analisa FMEA terhadap semua jenis kerusakan komponen yang pernah terjadi selama 3 tahun terakhir. Dari hasil analisa FMEA terhadap semua kerusakan yang terjadi, maka diambil 10 komponen dengan nilai RPN ( Risk Priority Number) teratas untuk dibuat preventive maintenancenya. Berikut ini adalah data komponen kritis tersebut. Tabel 4. Sepuluh Besar Komponen Kritis Tabel Failure Mode Effect Analysis Failure Severity (S) Occurerence (O) Detection (D) RPN Mesin Blower 1 1 pipa angin tali puli * 3 Dynamo bak oli filter oli * 6 Plain Packing * 8 Wayar Panel Mesin Burrner 1 filter oli * 2 dinamo Kipas tabung oli Panel tabung solar tabung penyaringan kran pengunci cerobong uap Fotosel *

15 50 Failure Severity (S) Occurerence (O) Detection (D) RPN Mesin Blower 2 1 pipa angin tali puli * 3 Dynamo bak oli filter oli * 6 Plain Packing * 8 Panel Mesin Giling 1 Kipas pisau pemotong * 3 pipa penyaring Dinamo tali puli Wayar Mesin Newlong 1 Plat Neklin Putus * 2 Baut Putus Sekun Putus Benang Loncat Benang Tak Terkait Jahitan Bawah Rusak Benang Putusan Sumber : Data Olahan, 2011 Keterangan * : Komponen Kritis Severity (S) : 1 = tidak ada 5 = rendah 9 = berbahaya 2 = sangat minor 6 = sedang dengan peringatan 3 = minor 7 = tinggi 10 = berbahaya 4 = sangat rendah 8 = sangat tinggi tanpa peringatan Occurrence (O) : 1= tidak ada 6 = sedang 3 = rendah 8 = tinggi 5 = kadang-kadang 10 = sangat tinggi detection (D) : 1= hampir pasti 6 = rendah 2 = sangat tinggi 7 = sangat rendah 3 = tinggi 8 = kecil 4 = cukup tinggi 9 = sangat kecil 5 = sedang 10 = ketidakpastian RPN = S O D RPN pipa angin me sin blower = = 90

16 Uji Keseragaman Data Tujuan dari dilakukannya uji keseragaman data ini adalah untuk mengetahui apakah data-data selang waktu yang diambil tersebut seragam atau tidak untuk melakukan uji ini, nilai α yang digunakan adalah 5% dimana nilai dari Z α/2 yang didapat dari tabel normal adalah 1,96 Tabel 5. Hasil Uji Keseragaman Data Masing-Masing Komponen Komponen Mean Std. Deviasi BKA BKB Hasil tali puli (1) Data Seragam filter oli (1) Data Seragam Packing Data Seragam filter oli (2) Data Seragam Fotosel Data Seragam tali puli(2) Data Seragam filter oli(3) Data Seragam Packing Data Seragam pisau pemotong Data Seragam Plat Neklin Putus Data Seragam Sumber : Data Olahan, 2011 Uji keseragaman data komponen tali puli Mean = 679,47 jam σ= 8,303 z = 1,96 maka : BKA : 679,47 + (1,96 8,303) = 695, 74 BKA : 679,47 (1,96 8,303) = 663, 19

17 Uji Kecukupan Data Tujuan dilakukan uji kecukupan data ini adalah untuk mengetahui apakah data-data selang waktu yang diambil tersebut cukup atau tidak. Untuk melakukan uji ini. Nilai α yang digunakan adalah 5%. Dan dapat di lihat pada Tabel 6 berikut ini: Tabel 6. Hasil Uji Kecukupan Data Masing-Masing Komponen Komponen Mean Std. Deviasi N N* Hasil tali puli Data Cukup filter oli Data Cukup Packing Data Cukup filter oli Data Cukup Fotosel Data Cukup tali puli Data Cukup filter oli Data Cukup Packing Data Cukup pisau pemotong Data Cukup Plat Neklin Putus Data Cukup Sumber : Data Olahan, 2011 Uji kkecukupan data komponen tali puli : T N' = ( α,30 ) 18, ,05 679,47 2 N = 0, Biaya Kehilangan Produksi Untuk perhitungan biaya kehilangan produksi pada devisi rumput laut ini menggunakan harga jual yang diasumsikan oleh pihak perusahaan. Hal ini dikarenakan hasil rumput laut tidak diperjualbelikan akan tetapi langsung masuk kedalam proses. Berikut ini merupakan perhitungan profit pada devisi rumput laut tersebut untuk tiap1 kg.

18 53 Perhitungan biaya kehilangan produksi pada devisi rumput laut, dapat diperoleh dengan cara sebagai berikut: Biaya kehilangan produksi = waktu pengganti komponen (jam) kapasitas produksi perjam (kg) profit rumput laut tiap1 kg (rupiah). No Tabel 7. Biaya kehilangan produksi secara korektif dan preventif Komponen Biaya Kehilangan Produksi Secara Korektif (jam) Biaya Kehilangan Produksi Secara Prefentif (jam) 1 tali puli 12,718,750 3,260,417 2 filter oli 24,091,912 13,135,417 3 Packing 14,777,191 3,687,500 4 filter oli 85,367,676 46,468,750 5 Fotosel 69,784,567 38,156,250 6 tali puli 13,572,432 3,343,750 7 filter oli 26,180,671 14,218,750 8 Packing 13,006,405 3,177,083 9 pisau pemotong 37,972,656 9,875, Plat Neklin Putus 61,671,966 33,458,333 Sumber : Data Olahan, 2011 Biaya kehilangan produksi komponen tali puli secara korektif (jam): Biaya kehilangan produksi = 1,02 jam kg Rp.1000 = Biaya kehilangan produksi komponen tali puli secara preventif jam): Biaya kehilangan produksi = 0,26 jam kg Rp.1000 = Biaya Penggantian Komponen Perhitungan biaya penggantian komponen ini, dibedakan menjadi dua yaitu biaya penggantian komponen secara korektif dan biaya penggantian komponen secara preventive Biaya Failure Replacement Komponen Biaya ini dikeluarkan oleh perusahaan ketika terjadi kerusakan komponen pada saat jam produksi berlangsung dengan memperhitungkan besarnya biaya

19 54 kehilangan produksi, biaya operator menganggur saat dilakukan penggantian komponen dan harga komponen yang rusak tersebut. Perhitungan biaya akibat operator mesin menganggur diperoleh dengan cara mengalikan upahoperator per jam tersebut dengan waktu penggantian komponen secara korektif (Tf). Berikut ini adalah hasil perhitungan biaya penggantian komponen secara korektif. No Tabel 8. Biaya Failure Replacement (Cf) Masing-Masing Komponen Komponen Biaya Kehilangan Produksi (jam) upah operator menganggur harga komponen 1 tali puli 12,718,750 15,300 25, ,759,050 2 filter oli 24,091,912 7,650 75, ,174,562 3 Packing 14,777,191 7,650 10, ,794,841 4 filter oli 85,367,676 7,650 75, ,450,326 5 Fotosel 69,784,567 20, , ,054,967 6 tali puli 13,572,432 5,100 25, ,602,532 7 filter oli 26,180,671 12,750 75, ,268,421 8 Packing 13,006,405 12,750 10, ,029,155 9 pisau pemotong 37,972,656 7,650 60, ,040, Plat Neklin Putus 61,671,966 5,100 15, ,692,066 Sumber : Data Olahan, 2011 Biaya Failure Replacement (Cf) komponen tali puli : Cf = Biaya kehiangan produksi + upah operator menganggur + harga komponen cf = = Rp Biaya Preventive Replacement Komponen Biaya ini dikeluarkan oleh perusahan ketika komponen dilakukan penggantian terlebih dahulu sebelum kerusakan itu terjadi. Biaya ini diperoleh dengan memperhitungkan besarnya biaya kehilangan produksi dan harga komponen yang rusak tersebut. Untuk biaya operator yang menganggur tidak terjadi karena pada saat penggantian tersebut, operator akan tetap menangani mesi lain yang sdang bekeja. Dimana terdapat perawatan mesin, sedangkan pada pada perhitungan biaya korektifnya, upah operator mengangur ini

20 55 dipehitungkan sebab kerusakan yang terjadi itu secara mendadak sehingga operator tidak dapat diperbantukan pada mesin yang lain. Berikut ini akan diberikan perhitungan biaya preventifnya. Tabel 9. Biaya Preventive Replacement (Cp) Komponen Pada Jam Kerja No Komponen Biaya harga Kehilangan komponen Produksi (jam) Cp 1 tali puli 3,260,417 25,000 3,285, filter oli 13,135,417 75,000 13,210, Packing 3,687,500 10,000 3,697, filter oli 46,468,750 75,000 46,543, Fotosel 38,156, ,000 38,406, tali puli 3,343,750 25,000 3,368, filter oli 14,218,750 75,000 14,293, Packing 3,177,083 10,000 3,187, pisau pemotong 9,875,000 60,000 9,935, Plat Neklin Putus 33,458,333 15,000 33,473, Sumber : Data Olahan, 2011 Biaya Preventive Replacement (Cp) komponen tali puli : Cp = Biaya kehiangan produksi + upah operator menganggur + harga komponen = = Rp Penentuan Penggantian Komponen Yang Optimal Perhitungan MTTF Masing-Masing Komponen Besarnya nilai MTTF untuk komponen yang berdistribusi normal sama dengan µ (mean). Berikut ini adalah nilai MTTF untuk tiap-tiap komponen tersebut. Tabel 10. Nilai MTTF untuk tiap-tiap komponen No Komponen MTTF (jam) Standar deviasi 1 tali puli filter oli Packing filter oli

21 56 No Komponen MTTF (jam) Standar deviasi 5 Fotosel tali puli filter oli Packing pisau pemotong Plat Neklin Putus Sumber : Data Olahan, Perhitungan Selang Waktu Penggantian (Tp) Optimal Dalam perhitungan ekspektasi total biaya (TC), biaya penggantian komponen preventive (cp) dilakukan pada saat jam kerja. Berikut ini adalah hasil selang waktu penggantian komponen (tp) yang optimal untuk tiap komponen dengan TC yang paling minimal. Tabel 11. Selang Waktu Penggantian Preventive (tp) Optimal No. Komponen Mesin tp (jam) TC (Rp/jam) 1 tali puli Blower 648 5, filter oli Blower , Packing Blower 651 5, filter oli Burrner , Fotosel Burrner , tali puli Blower 744 4, filter oli Blower , Packing Blower 755 4, pisau pemotong Giling , Plat Neklin Putus Newlong , Sumber : Data Olahan, Perbandingan Total Cost Sebelum dan Sesudah Perawatan Dalam bab ini dilakukan suatu analisa dengan membandingkan biaya yang dikeluarkan oleh perusaan sebelum dilakukan perawatan. Dimana biaya tersebut merupakan biaya yang dikeluarkan oleh perusaan dalam kondisi saat ini (corrective maintenance) dan dalam perhitungan (preventive maintenance).

22 57 Tujuan yang dilakukan perbandingan biaya ini adalah agar dapat diketahui diantara kedua metode tersebut (corrective maintenance dan preventive maintenance) metode mana yang dapat menghasilkan biaya paling rendah dibandingkan yang lainnya. Hal ini karena suatu perusahaan menghendaki pengeluaran biaya yang serendah mungkin sehingga dapat menekan biaya produksi dari produk tersebut. Dimana biaya produksi yang rendah dapat memberikan keuntungan yang besar pada pihak perusahaan.berikut ini adalah table perbandingan saat penggantian komponen tersebut yang betul dilakukan. Tabel 12. Perbandingan Total Cost Sebelum dan Sesudah Perawatan Mesin Komponen Sebelum Perawatan Sesudah Perawatan Ekspektasi tp tp Penghematan TC (Rp/jam) TC (Rp/jam) (jam) (jam) (Rp/jam) Mesin Blower tali puli , , , Mesin Blower filter oli , , , Mesin Blower Packing , , , Mesin Burrner filter oli , , , Mesin Burrner Fotosel , , , Mesin Blower tali puli 779 9, , , Mesin Blower filter oli , , , Mesin Blower Packing 781 9, , , Mesin Giling pisau pemotong , , , Mesin Newlong Plat Neklin Putus , , , Sumber : Data Olahan, 2011 Dapat disimpulkan bahwa waktu penggantian komponen (tp) berdasarkan perhitungan sebelumnnya ternyata waktu yang dibutuhkan lebih cepat dari waktu penggantian komponen (MTTF). Dimana selama ini waktu MTTF tersebut yang dilakukan oleh perusahaan sehingga total cost yang dikeluarkan besar sekali. Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat bahwa pada saat tp optimal ternyata komponen mempunyai tingkat keandalan yang lebih baik.selain itu, komponen juga menunjukan adanya ekspektasi penghematan dari total cost dari waktu penggantian komponen MTTF.

BAB I PENDAHULUAN. Industri sering diidentik dengan semua kegiatan manusia yang mengolah

BAB I PENDAHULUAN. Industri sering diidentik dengan semua kegiatan manusia yang mengolah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Industri sering diidentik dengan semua kegiatan manusia yang mengolah bahan baku menjadi bahan jadi. Dalam pengertian yang lebih luas industri dapat diartikan sebagai

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 1 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Objek Penelitian 1.2.1 Sejarah Singkat PT. Hardaya Inti Plantations (PT. HIP) adalah sebuah perusahaan yang bergerak di bidang perkebunan dan pabrik pengolahan

Lebih terperinci

Analisa Preventive Maintenance System Dengan Modularity Design Pada PT. Surya Pamenang

Analisa Preventive Maintenance System Dengan Modularity Design Pada PT. Surya Pamenang JATI UNIK, 07, Vol., No., Hal. 4-9 ISSN : 597-657 (Print) ISSN : 597-7946 (Online) Analisa Preventive Maintenance System Dengan Modularity Design Pada PT. Surya Pamenang Hariyanto *, Sri Rahayuningsih,

Lebih terperinci

Pembimbing : Bpk. Ir Arie Indartono MT Bpk. Projek Priyongo SL ST MT

Pembimbing : Bpk. Ir Arie Indartono MT Bpk. Projek Priyongo SL ST MT BAB 1 BAB 2 PRESENTASI SIDANG TUGAS AKHIR ANALISA KEANDALAN PADA INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH DENGAN METODE FAILURE MODE EFFECT & ANALYSIS (FMEA) DALAM MERENCANAKAN STRATEGI PREVENTIVE MAINTENANCE (Studi

Lebih terperinci

Seminar Nasional IENACO 2015 ISSN PENJADWALAN PERAWATAN MESIN DIVISI PIPA (STUDY KASUS DI PT. X)

Seminar Nasional IENACO 2015 ISSN PENJADWALAN PERAWATAN MESIN DIVISI PIPA (STUDY KASUS DI PT. X) PENJADWALAN PERAWATAN MESIN DIVISI PIPA (STUDY KASUS DI PT. X) Robert Triatmaja 1*, LM.Hadi Santosa 2, Ig.Joko Mulyono 3 1,2,3 Program Studi Teknik Industri,Fakultas Teknik Universitas Katolik Widya Mandala

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan UD. Tiga Bawang merupakan sebuah industri kecil menengah yang bergerak dibidang pembuatan keripik dengan bahan baku ubi kayu. UD. Tiga Bawang adalah

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. proses produksi plastik kantongan dari bijih plastik. PT. Megah Plastik didirikan

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. proses produksi plastik kantongan dari bijih plastik. PT. Megah Plastik didirikan BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Perusahaan PT. Megah Plastik merupakan perusahaan yang bergerak pada bidang proses produksi plastik kantongan dari bijih plastik. PT. Megah Plastik didirikan

Lebih terperinci

PENERAPAN RELIABILITY CENTERED MAINTENANCE II (RCM II) DALAM PERENCANAAN KEGIATAN PADA MESIN BOILER DI PT PG CANDI BARU SIDOARJO SKRIPSI.

PENERAPAN RELIABILITY CENTERED MAINTENANCE II (RCM II) DALAM PERENCANAAN KEGIATAN PADA MESIN BOILER DI PT PG CANDI BARU SIDOARJO SKRIPSI. PENERAPAN RELIABILITY CENTERED MAINTENANCE II (RCM II) DALAM PERENCANAAN KEGIATAN PADA MESIN BOILER DI PT PG CANDI BARU SIDOARJO SKRIPSI Oleh : NURAHADIN ZAKI ROMADHON NPM. 0632010165 JURUSAN TEKNIK INDUSTRI

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. bergerak dalam dunia industri khususnya sebagai supplier bahan baku

BAB 1 PENDAHULUAN. bergerak dalam dunia industri khususnya sebagai supplier bahan baku BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian PT. Cisangkan yang terletak di Bandung merupakan perusahaan manufaktur yang bergerak dalam dunia industri khususnya sebagai supplier bahan baku bangunan.

Lebih terperinci

Analisa Penjadwalan dan Biaya Perawatan Mesin Press untuk Pembentukan Kampas Rem

Analisa Penjadwalan dan Biaya Perawatan Mesin Press untuk Pembentukan Kampas Rem JURNAL TEKNIK MESIN Vol. 2, No. 1, April 2000 : 50 61 Analisa Penjadwalan dan Biaya Perawatan Mesin Press untuk Pembentukan Kampas Rem Didik Wahjudi Dosen Fakultas Teknik, Jurusan Teknik Mesin Universitas

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Umum Perusahaan CV. Makmur Palas merupakan sebuah perusahaan yang bergerak di bidang pendaur ulangan sampah plastik menjadi kantong plastik. Perusahaan ini

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan UD. Ponimin merupakan sebuah industri kecil yang bergerak dalam bidang produksi tahu. UD. Ponimin ini didirikan oleh Bapak Ponimin pada tahun 1998.

Lebih terperinci

VI. ANALISIS MANAJEMEN DAN ORGANISASI

VI. ANALISIS MANAJEMEN DAN ORGANISASI VI. ANALISIS MANAJEMEN DAN ORGANISASI A. Kebutuhan Tenaga Kerja Salah satu aspek dalam manajemen operasi yang perlu direncanakan pada awal proyek adalah analisis kebutuhan tenaga kerja. Proses produksi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. antara perusahaan manufaktur menjadi semakin ketat. Setiap perusahaan berusaha

BAB I PENDAHULUAN. antara perusahaan manufaktur menjadi semakin ketat. Setiap perusahaan berusaha BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan Industri manufaktur dewasa ini mengalami perkembangan yang sangat pesat, hal ini disebabkan adanya perubahan yang dinamis sehingga kompetisi antara perusahaan

Lebih terperinci

BAB 2 GAMBARAN UMUM OBJEK

BAB 2 GAMBARAN UMUM OBJEK BAB 2 GAMBARAN UMUM OBJEK 2.1. Gambaran Umum Perusahaan PT. Jasa Putra Plastik merupakan salah satu perusahaan yang bergerak dalam bidang industri pembuatan plastik padat. Perusahan ini telah dibangun

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Gambar 3.1 Flow Chart Metodologi Penelitian Metodologi penelitian perlu ditentukan agar di dalam mencari solusi untuk memecahkan masalah lebih terarah dan mempermudah proses

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara LAMPIRAN Lampiran-1 Uraian Tugas dan Tanggung Jawab Tenaga Kerja pada PT. Sejati Coconut Industri Adapun tugas dan tanggung jawab setiap bagian dalam struktur organisasi perusahaan adalah sebagai berikut:

Lebih terperinci

4 KEADAAN UMUM UKM. Pulau Pasaran SKALA 1:

4 KEADAAN UMUM UKM. Pulau Pasaran SKALA 1: 29 4 KEADAAN UMUM UKM 4.1 Lokasi dan Keadaan Umum Pengolah Unit Pengolahan ikan teri nasi setengah kering berlokasi di Pulau Pasaran, Lingkungan 2, Kelurahan Kota Karang, Kecamatan Teluk Betung Barat,

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Tahap Pendahuluan Tahap pendahuluan terdiri dari empat langkah utama yaitu pengamatan awal, perumusan masalah, menentukan tujuan penelitan dan menentukan batasan masalah.

Lebih terperinci

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH 5.1. Analisa Tahap Define Adapun persentase produk cacat terbesar periode September 2012 s/d Desember 2012 terdapat pada produk Polyester tipe T.402 yaitu dengan persentase

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri atau perindustrian merupakan sebuah kegiatan ekonomi yang tidak hanya melakukan pengolahan bahan baku menjadi produk yang memiliki nilai lebih dalam penggunaannya

Lebih terperinci

MANAJEMEN PERAWATAN DENGAN METODE RELIABILITY CENTERED MAINTENANCE II (RCM II) PADA MESIN DEKOMPOSER DI PETROGANIK PT. PETROKIMIA GRESIK SKRIPSI

MANAJEMEN PERAWATAN DENGAN METODE RELIABILITY CENTERED MAINTENANCE II (RCM II) PADA MESIN DEKOMPOSER DI PETROGANIK PT. PETROKIMIA GRESIK SKRIPSI MANAJEMEN PERAWATAN DENGAN METODE RELIABILITY CENTERED MAINTENANCE II (RCM II) PADA MESIN DEKOMPOSER DI PETROGANIK PT. PETROKIMIA GRESIK SKRIPSI Oleh : PRIMA PANGLIPUR J NPM. 0532010014 JURUSAN TEKNIK

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN V-29 BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan PT. Sinar Utama Nusantara (PT. SUN) merupakan perusahaan yang berlokasi di jalan Batang kuis Km 3,8 Desa Telaga Sari, Tanjung Morawa yang didirikan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. dan di Ruang Gudang Jurusan Teknik Pertanian Fakultas Pertanian Universitas

III. METODE PENELITIAN. dan di Ruang Gudang Jurusan Teknik Pertanian Fakultas Pertanian Universitas III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Rekayasa Bioproses dan Pasca Panen dan di Ruang Gudang Jurusan Teknik Pertanian Fakultas Pertanian Universitas

Lebih terperinci

An evaluation version of novapdf was used to create this PDF file. Purchase a license to generate PDF files without this notice.

An evaluation version of novapdf was used to create this PDF file. Purchase a license to generate PDF files without this notice. Tempat Pengilingan Ibu Ita Tempat Pengilingan Bapak Hamzah Lokasi Kantor Kelurahan Pedoman Wawancara I. Topik : Upah Pekerja Pengilingan Padi II. Tujuan : Mengetahui Sistem Pengupahan Pekerja Pengilingan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Langkah perancangan yang akan dilakukan adalah sebagai berikut: produksi pada departemen plastik

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Langkah perancangan yang akan dilakukan adalah sebagai berikut: produksi pada departemen plastik BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Langkah Perancangan Langkah perancangan yang akan dilakukan adalah sebagai berikut: a. Melakukan studi literatur sejumlah buku yang berkaitan dengan preventive maintenance.

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci: analisa moda dan efek kegagalan, pakan ternak, pengendalian kualitas, mix up

ABSTRAK. Kata kunci: analisa moda dan efek kegagalan, pakan ternak, pengendalian kualitas, mix up 1 ANALISA MODA DAN EFEK KEGAGALAN UNTUK MENGURANGI RISIKO TERJADINYA CACAT MIX UP PADA PAKAN TERNAK (Studi Kasus di PT. CHAROEN POKPHAND INDONESIA - semarang) Noor Charif Rachman; Dyah Ika Rinawati; Rani

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Model Rumusan Masalah dan Pengambilan Keputusan Pada metodologi pemecahan masalah mempunyai peranan penting untuk dapat membantu menyelesaikan masalah dengan mudah, sehingga

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan Perusahaan UD. Pusaka Bakti merupakan usaha kecil menengah yang bergerak dalam bidang pengolahan sabut kelapa. Usaha ini terletak di Desa Telaga

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN...

BAB III METODOLOGI PENELITIAN... DAFTAR ISI COVER... I HALAMAN JUDUL... II LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING... III LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI... IV SURAT PERNYATAAN... V HALAMAN PERSEMBAHAN... VI HALAMAN MOTTO... VII KATA PENGANTAR... VIII

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi yang semakin pesat, memacu industri-industri

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi yang semakin pesat, memacu industri-industri BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan Perkembangan teknologi yang semakin pesat, memacu industri-industri terus berusaha meningkatkan kualitas dan kuantitas produk yang dihasilkannya. Dalam

Lebih terperinci

VI. ANALISIS MANAJEMEN

VI. ANALISIS MANAJEMEN VI. ANALISIS MANAJEMEN A. KEBUTUHAN TENAGA KERJA Analisis kebutuhan tenaga kerja merupakan salah satu aspek dalam manajemen operasi yang perlu direncanakan pada awal proyek. Proses produksi katekin dan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah PT. Ocean Centra Furnindo PT. Ocean Centra Furnindo merupakan salah satu perusahaan yang bergerak di bidang manufaktur khususnya industri spring bed. Tempat

Lebih terperinci

ROI ADENAN H / FTI / TI

ROI ADENAN H / FTI / TI PERENCANAAN PERAWATAN DENGAN METODE RELIABILITY CENTERED MAINTENANCE II (RCM II) DI P.T VARIA USAHA BETON WARU-SIDOARJO SKRIPSI Oleh: ROI ADENAN H 0632010175 / FTI / TI JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB 2 GAMBARAN UMUM OBJEK

BAB 2 GAMBARAN UMUM OBJEK BAB 2 GAMBARAN UMUM OBJEK 2.1. Latar Belakang Perusahaan PT. Sinar Jaya Prakarsa merupakan sebuah perusahaan swasta yang berbentuk PT (Perseroan Terbatas), didirikan pada tahun 1982 oleh Bapak Amir Djohan

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. 6.1 Analisis Kelayakan Unit Pengelolaan Sampah. Usaha pengelolaan sampah ini membutuhkan sarana-sarana seperti tempat

HASIL DAN PEMBAHASAN. 6.1 Analisis Kelayakan Unit Pengelolaan Sampah. Usaha pengelolaan sampah ini membutuhkan sarana-sarana seperti tempat VI. HASIL DAN PEMBAHASAN 6.1 Analisis Kelayakan Unit Pengelolaan Sampah 6.1.1 Identifikasi Biaya Usaha pengelolaan sampah ini membutuhkan sarana-sarana seperti tempat pengelolaan sampah, kantor, kendaraan

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM. 5.1 Sejarah Perusahaan

V. GAMBARAN UMUM. 5.1 Sejarah Perusahaan V. GAMBARAN UMUM 5.1 Sejarah Perusahaan PT. Bumi Energi Equatorial (PT. BEE) merupakan suatu usaha yang membuat dan mengembangkan pembaharuan energi, khusunya energi yang dibutuhkan untuk industri. PT.

Lebih terperinci

PERENCANAAN PERAWATAN DENGAN METODE REABILITY MAINTENANCE(RCM II) PADA MESIN ANDI PTP 3013 DI PT. PANGGUNG ELECTRIC CITRABUANA SKRIPSI

PERENCANAAN PERAWATAN DENGAN METODE REABILITY MAINTENANCE(RCM II) PADA MESIN ANDI PTP 3013 DI PT. PANGGUNG ELECTRIC CITRABUANA SKRIPSI PERENCANAAN PERAWATAN DENGAN METODE REABILITY MAINTENANCE(RCM II) PADA MESIN ANDI PTP 3013 DI PT. PANGGUNG ELECTRIC CITRABUANA SKRIPSI Disusun Oleh : AGUS PRIHANTONO NPM : 0632010188 JURUSAN TEKNIK INDUSTRI

Lebih terperinci

SIMPULAN UMUM 7.1. OPTIMISASI BIAYA KONSTRUKSI PENGERING ERK

SIMPULAN UMUM 7.1. OPTIMISASI BIAYA KONSTRUKSI PENGERING ERK VII. SIMPULAN UMUM Berdasarkan serangkaian penelitian yang telah dilakukan dan hasil-hasil yang telah dicapai, telah diperoleh disain pengering ERK dengan biaya konstruksi yang optimal dan dapat memberikan

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara LAMPIRAN Universitas Sumatera Utara Proses pembagian tugas pada lantai produksi dibagi menjadi 17 bagian, yaitu: 1. Direktur a. Merencanakan arah, strategi, dan kebijakan perusahaan dalam rangka mencapai

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE DI DEPARTEMEN NON JAHIT PT. KERTA RAJASA RAYA

IMPLEMENTASI TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE DI DEPARTEMEN NON JAHIT PT. KERTA RAJASA RAYA JURNAL TEKNIK INDUSTRI VOL. 3, NO. 1, JUNI 001: 18-5 IMPLEMENTASI TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE DI DEPARTEMEN NON JAHIT PT. KERTA RAJASA RAYA Tanti Octavia Ronald E. Stok Dosen Fakultas Teknologi Industri,

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Diagram Alir Penelitian akan dilakukan dengan langkah-langkah berikut Gambar 3.1: Gambar 3.1 Diagram Alir 11 12 Gambar 3.2 Diagram Alir (Lanjutan) 3.2 Langkah-Langkah Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB III METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH BAB III METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH Metodologi Pemecahan masalah adalah suatu proses berpikir yang mencakup tahapan-tahapan yang dimulai dari menentukan masalah, melakukan pengumpulan data melalui studi

Lebih terperinci

ANALISIS DATA. Universitas Indonesia. Peningkatan kualitas..., Wilson Kosasih, FT UI, 2009

ANALISIS DATA. Universitas Indonesia. Peningkatan kualitas..., Wilson Kosasih, FT UI, 2009 ANALISIS DATA 4.1 FASE ANALISA Fase ini merupakan fase mencari dan menentukan akar sebab dari suatu masalah. Kemudian, dilakukan brainstroming dengan pihak perusahaan untuk mengidentifikasi akar permasalahan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. bahwa perusahaannya pada suatu waktu tidak dapat memenuhi keinginan pelanggan

BAB 1 PENDAHULUAN. bahwa perusahaannya pada suatu waktu tidak dapat memenuhi keinginan pelanggan 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap perusahaan, apakah perusahaan tersebut perusahaan perdagangan ataupun perusahaan pabrik serta perusahaan jasa selalu mengadakan perencanaan material. Tanpa

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan UD. Kreasi Lutvi merupakan sebuah perusahaan yang memproduksi makanan ringan keripik singkong. UD. Kreasi Lutvi berdiri pada tahun 1999. Sejarah

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Adapun penjelasan yang lebih lengkap dari tiap langkah adalah sebagaiberikut :

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Adapun penjelasan yang lebih lengkap dari tiap langkah adalah sebagaiberikut : BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Identifikasi Masalah Tahap identifikasi masalah terdiri dari empat langkah yaitu : latarbelakang masalah, perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian serta studiliteratur.

Lebih terperinci

PREVENTIVE MAINTENANCE MENGGUNAKAN METODE RELIABILITY CENTERED MAINTENANCE (RCM) PADA PT. ADILUHUNG

PREVENTIVE MAINTENANCE MENGGUNAKAN METODE RELIABILITY CENTERED MAINTENANCE (RCM) PADA PT. ADILUHUNG PREVENTIVE MAINTENANCE MENGGUNAKAN METODE RELIABILITY CENTERED MAINTENANCE (RCM) PADA PT. ADILUHUNG Ulin Nuha, Mohamad Imron Mustajib, Nachnul Ansori Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Perusahaan adalah suatu lembaga yang diorganisir dan dijalankan untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. Perusahaan adalah suatu lembaga yang diorganisir dan dijalankan untuk BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan adalah suatu lembaga yang diorganisir dan dijalankan untuk menyediakan barang dan jasa bagi masyarakat dengan motif laba. Pada era krisis global yang dialami

Lebih terperinci

BAB V MANAJEMEN PERUSAHAAN

BAB V MANAJEMEN PERUSAHAAN 112 MANAJEMEN PERUSAHAAN 5.1 Bentuk Perusahaan Pabrik nitrobenzen yang akan didirikan, direncanakan mempunyai: Bentuk Lapangan Usaha Kapasitas produksi Status perusahaan : Perseroan Terbatas (PT) : Industri

Lebih terperinci

OPTIMALISASI INTERVAL WAKTU PENGGANTIAN KOMPONEN MESIN PACKER TEPUNG TERIGU KEMASAN 25 KG DI PT X

OPTIMALISASI INTERVAL WAKTU PENGGANTIAN KOMPONEN MESIN PACKER TEPUNG TERIGU KEMASAN 25 KG DI PT X OPTIMALISASI INTERVAL WAKTU PENGGANTIAN KOMPONEN MESIN PACKER TEPUNG TERIGU KEMASAN 25 KG DI PT X Sutanto 1) dan Abdullah Shahab 2) 1,2) Program Studi Magister Manajemen Teknologi, Institut Teknologi Sepuluh

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan UD. Pusaka Bakti merupakan usaha pembuatan keset kaki dari sabut kelapa yang dikelola oleh Bapak Yatno dimana Beliau merupakan pemilik usaha tersebut.

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE TAGUCHI ANALYSIS DAN METODE FAILURE MODE AND EFFECT ANALYSIS (FMEA) DALAM PERBAIKAN KUALITAS CRUMB RUBBER SIR 20

PENERAPAN METODE TAGUCHI ANALYSIS DAN METODE FAILURE MODE AND EFFECT ANALYSIS (FMEA) DALAM PERBAIKAN KUALITAS CRUMB RUBBER SIR 20 PENERAPAN METODE TAGUCHI ANALYSIS DAN METODE FAILURE MODE AND EFFECT ANALYSIS (FMEA) DALAM PERBAIKAN KUALITAS CRUMB RUBBER SIR 20 DI PT ASAHAN CRUMB RUBBER DRAFT TUGAS SARJANA Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Kerusakan dan Pemeliharaan Suatu barang atau produk dikatakan rusak ketika produk tersebut tidak dapat menjalankan fungsinya dengan baik lagi (Stephens, 2004). Hal yang

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara LAMPIRAN Universitas Sumatera Utara Lampiran I : Uraian Tugas dan Tanggung Jawab PT. Sinar Makmur 1. Direktur Direktur merupakan pimpinan tertinggi dalam perusahaan yang bertanggung jawab terhadap seluruh

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. PT. Mewah Indah Jaya merupakan sebuah perusahaan yang bergerak di

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. PT. Mewah Indah Jaya merupakan sebuah perusahaan yang bergerak di BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan PT. Mewah Indah Jaya merupakan sebuah perusahaan yang bergerak di bidang industri pengolahan alat-alat kebutuhan rumah tangga. Perusahaan ini didirikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kunyit adalah salah satu tanaman rempah yang sering kita jumpai hampir

BAB I PENDAHULUAN. Kunyit adalah salah satu tanaman rempah yang sering kita jumpai hampir BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kunyit adalah salah satu tanaman rempah yang sering kita jumpai hampir di seluruh Indonesia khususnya daerah Ponorogo terutama pada daerah dataran tinggi. Tingkat

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. UD Pusaka Bakti adalah UKM yang mengolah sabut kelapa menjadi

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. UD Pusaka Bakti adalah UKM yang mengolah sabut kelapa menjadi BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan UD Pusaka Bakti adalah UKM yang mengolah sabut kelapa menjadi cocopress, keset kaki dan cocopeat yang dimanfaatkan sebagai pakan ternak dan pupuk.

Lebih terperinci

BAB II GAMABARAN UMUM OBJEK PENELITIAN. A. Sejarah Singkat Usaha Keripik Cabe Bintang dan Keripik Cabe Mai

BAB II GAMABARAN UMUM OBJEK PENELITIAN. A. Sejarah Singkat Usaha Keripik Cabe Bintang dan Keripik Cabe Mai BAB II GAMABARAN UMUM OBJEK PENELITIAN A. Sejarah Singkat Usaha Keripik Cabe Bintang dan Keripik Cabe Mai Satun di Kota Dumai 1. Keripik Cabe Bintang Usaha industri keripik cabe rumahan di Kelurahan Purnama

Lebih terperinci

BAB III ANALISA MASALAH

BAB III ANALISA MASALAH 7 BAB III ANALISA MASALAH. Kondisi Perusahaan Batik Saat ini Dalam melakukan kegiatan penjualan batik pada perusahaan Kain Batik MDS, proses penjualan maupun laporannya belum memanfaatkan teknologi komputer

Lebih terperinci

Lampiran 1: Tugas dan Tanggung Jawab Karyawan

Lampiran 1: Tugas dan Tanggung Jawab Karyawan Lampiran : Tugas dan Tanggung Jawab Karyawan Pembagian tugas dan tanggung jawab dari masing-masing jabatan dalam PT. Bintang Persada Satelit secara garis besar adalah sebagai berikut:. Direktur Direktur

Lebih terperinci

BAB VI ANALISIS USAHA AYAM RAS PEDAGING DI PASAR BARU BOGOR

BAB VI ANALISIS USAHA AYAM RAS PEDAGING DI PASAR BARU BOGOR BAB VI ANALISIS USAHA AYAM RAS PEDAGING DI PASAR BARU BOGOR 6.1 Gambaran Lokasi Usaha Pedagang Ayam Ras Pedaging Pedagang di Pasar Baru Bogor terdiri dari pedagang tetap dan pedagang baru yang pindah dari

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada era globalisasi seperti pada masa sekarang ini, hal ini mengubah pertukaran

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada era globalisasi seperti pada masa sekarang ini, hal ini mengubah pertukaran BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi seperti pada masa sekarang ini, hal ini mengubah pertukaran produk dan informasi antar negara menjadi hal yang umum. Seluruh dunia telah

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara LAMPIRAN PEMBAGIAN TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB PT. MAHOGANY LESTARI 1. Direktur Direktur merupakan pimpinan tertinggi dalam perusahaan yang bertanggung jawab terhadap seluruh kegiatan operasional perusahaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. aroma spesifik dan mempunyai nilai gizi cukup tinggi. Bagian kepala beratnya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. aroma spesifik dan mempunyai nilai gizi cukup tinggi. Bagian kepala beratnya 2.1 Komposisi Kimia Udang BAB II TINJAUAN PUSTAKA Udang merupakan salah satu produk perikanan yang istimewa, memiliki aroma spesifik dan mempunyai nilai gizi cukup tinggi. Bagian kepala beratnya lebih

Lebih terperinci

PENETAPAN JADWAL PERAWATAN MESIN SPEED MASTER CD DI PT. DHARMA ANUGERAH INDAH (DAI)

PENETAPAN JADWAL PERAWATAN MESIN SPEED MASTER CD DI PT. DHARMA ANUGERAH INDAH (DAI) Mulyono: PENETAPAN JADWAL PERAWATAN MESIN SPEED MASTER D DI PT. DHARMA... 9 PENETAPAN JADWAL PERAWATAN MESIN SPEED MASTER D DI PT. DHARMA ANUGERAH INDAH (DAI) Julius Mulyono ), Dini Endah Setyo Rahaju

Lebih terperinci

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN. Sejarah singkat berdirinya CV. Catur tunggal Jaya Gorontalo, seiring

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN. Sejarah singkat berdirinya CV. Catur tunggal Jaya Gorontalo, seiring 38 BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Deskripsi Objek Penelitian 3.1.1 Sejarah Perkembangan Perusahaan Sejarah singkat berdirinya CV. Catur tunggal Jaya Gorontalo, seiring dengan adanya tuntunan jaman yang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Gambar 3.1 Flow Chart Metodologi Penelitian Metodologi penelitian perlu ditentukan terlebih dahulu, agar di dalam mencari solusi untuk memecahkan masalah lebih terarah dan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan Setiap produk diharapkan dapat memenuhi kebutuhankebutuhan konsumen. Salah satu hal yang menjadi kebutuhan konsumen yaitu kualitas produk yang digunakan.

Lebih terperinci

PENJADWALAN PERAWATAN DI PT. STEEL PIPE INDUSTRY OF INDONESIA

PENJADWALAN PERAWATAN DI PT. STEEL PIPE INDUSTRY OF INDONESIA Lukmandani: PENJADWALAN PERAWATAN DI PT. STEEL PIPE INDUSTRY OF INDONESIA 103 PENJADWALAN PERAWATAN DI PT. STEEL PIPE INDUSTRY OF INDONESIA Antonius Lukmandani 1), Hadi Santosa 2), Anastasia Lidya Maukar

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan CV. Topaz Profile and Frame didirikan pada bulan Agustus 2011, pendiri sekaligus pemilik pabrik ini adalah Bapak Tanib S. Cjolia. Pabrik ini didirikan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan PT. Salix Bintama Prima adalah perusahaan yang bergerak di bidang pengolahan limbah kayu menjadi bahan bakar pelet kayu (wood pellet). Perusahaan

Lebih terperinci

PENENTUAN INTERVAL WAKTU PENGGANTIAN OPTIMUM KOMPONEN KRITIS MESIN HAMMER MILL DENGAN MODEL AGE REPLACEMENT DI PT. SEJATI COCONUT INDUSTRI

PENENTUAN INTERVAL WAKTU PENGGANTIAN OPTIMUM KOMPONEN KRITIS MESIN HAMMER MILL DENGAN MODEL AGE REPLACEMENT DI PT. SEJATI COCONUT INDUSTRI PENENTUAN INTERVAL WAKTU PENGGANTIAN OPTIMUM KOMPONEN KRITIS MESIN HAMMER MILL DENGAN MODEL AGE REPLACEMENT DI PT. SEJATI COCONUT INDUSTRI TUGAS SARJANA Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat-syarat

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 22 III. METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli 2013 sampai September 2013 di Laboratorium Daya dan Alat Mesin Pertanian dan di Laboratorium Rekayasa

Lebih terperinci

IBM KELOMPOK USAHA (UKM) JAGUNG DI KABUPATEN GOWA

IBM KELOMPOK USAHA (UKM) JAGUNG DI KABUPATEN GOWA NO. 2, TAHUN 9, OKTOBER 2011 140 IBM KELOMPOK USAHA (UKM) JAGUNG DI KABUPATEN GOWA Muh. Anshar 1) Abstrak: Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas jagung yang dihasilkan agar sesuai

Lebih terperinci

Seminar Nasional Waluyo Jatmiko II FTI UPN Veteran Jawa Timur

Seminar Nasional Waluyo Jatmiko II FTI UPN Veteran Jawa Timur Perencanaan Perawatan pada Mesin Extruder dengan Menggunakan Metode Reliability Centered Maintenance (RCM) di PTPN XI Rosela Baru Surabaya Ir. Endang P W, MMT Teknik Industri FTI-UPN Veteran Jatim Abstract

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 55 BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 3.1 Diagram Alir Penelitian Gambar 3.1 Diagram Alir Penelitian 56 3.2 Langkah-langkah Penelitian Dalam melakukan penelitian, terdapat beberapa kegiatan untuk dapat

Lebih terperinci

BAB 2 GAMBARAN UMUM OBJEK

BAB 2 GAMBARAN UMUM OBJEK BAB 2 GAMBARAN UMUM OBJEK 2.1 Latar Belakang Perusahaan PT. Sinar Jaya Prakarsa merupakan sebuah perusahaan swasta yang berbentuk PT (Perseroan Terbatas), didirikan pada tahun 1982 oleh Bapak Amir Djohan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. ABSTRAK... iii. ABSTRACT... iv. KATA PENGANTAR... v. DAFTAR ISI... viii. DAFTAR TABEL... xii. DAFTAR GAMBAR... xiii

DAFTAR ISI. ABSTRAK... iii. ABSTRACT... iv. KATA PENGANTAR... v. DAFTAR ISI... viii. DAFTAR TABEL... xii. DAFTAR GAMBAR... xiii DAFTAR ISI ABSTRAK... iii ABSTRACT... iv KATA PENGANTAR... v DAFTAR ISI... viii DAFTAR TABEL... xii DAFTAR GAMBAR... xiii DAFTAR LAMPIRAN... xiv BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian... 1 1.2

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 68 BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Model Flowchart Rumusan Masalah dan Pengambilan Keputusan Berikut ini flowchart diagaram alir metodologi penelitian untuk menganalisa terjadinya breakdown dan cara meminimasinya

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 Sejarah Yayasan Paguyuban Ikhlas Usaha jamur tiram putih di Yayasan Paguyuban Ikhlas didirikan oleh bapak Hariadi Anwar. Usaha jamur tiram putih ini merupakan salah

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Kualitas produk textile merupakan suatu hal yang sangat penting yang mampu membuat perusahaan semakin berkembang dan unggul di pasar komoditi textile ini. Perusahaan yang memiliki kualitas produk

Lebih terperinci

BAB V ANALISA DATA Tahap Analyze. Pada tahap ini penyusun akan menganalisis hambatan dan kendala yang

BAB V ANALISA DATA Tahap Analyze. Pada tahap ini penyusun akan menganalisis hambatan dan kendala yang BAB V ANALISA DATA 5.1. Tahap Analyze Pada tahap ini penyusun akan menganalisis hambatan dan kendala yang terjadi pada perusahaan yang telah menurunkan keuntungan dan merugikan perusahaan. Alat yang digunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada umumnya kemajuan suatu negara dapat ditinjau dari peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. Pada umumnya kemajuan suatu negara dapat ditinjau dari peningkatan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada umumnya kemajuan suatu negara dapat ditinjau dari peningkatan kemajuan industri. Seiring berjalannya era globalisasi dan kemajuan teknologi seperti saat ini,

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan Perusahaan Daerah Aneka industri jasa Medan didirikan pada tahun 1985 berdasarkan Peraturan Daerah (PERDA) No. 26 tahun 1985 tanggal 27 Juli 1985

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dunia industri di Indonesia yang sangat cepat menyebabkan banyak industri yang tumbuh dan bersaing dalam mendapatkan konsumennya. Melihat gejala tersebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Pemborosan menjadi suatu hal yang hampir selalu terjadi di setiap perusahaan, baik perusahaan logistik, perusahaan manufaktur, perusahaan jasa, ataupun perusahaan

Lebih terperinci

Diagram 3.1 Flowchart Metodologi Pemecahan Masalah (Lanjutan)

Diagram 3.1 Flowchart Metodologi Pemecahan Masalah (Lanjutan) 60 A Perhitungan Interval Waktu Kerusakan (TTF) dan Downtime (TTR) Perhitungan Index of Fit Data TTF dan TTR Pemilihan Distribusi Data TTF dan TTR Uji Kesesuaian Distribusi Data Kerusakan Tidak Distribusi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. operasi pada suatu perusahaan adalah kesiapan mesin mesin produksi dalam. diperlukan adanya suatu sistem perawatan yang baik.

BAB I PENDAHULUAN. operasi pada suatu perusahaan adalah kesiapan mesin mesin produksi dalam. diperlukan adanya suatu sistem perawatan yang baik. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Ketidakstabilan perekonomian dan semakin tajamnya persaingan di dunia industri mengharuskan suatu perusahaan untuk lebih meningkatkan kelancaran kegiatan

Lebih terperinci

ANALISA RESIKO DALAM USAHA MENGELOLA FAKTOR RESIKO SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN KUALITAS DAN KUANTITAS PRODUK JADI

ANALISA RESIKO DALAM USAHA MENGELOLA FAKTOR RESIKO SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN KUALITAS DAN KUANTITAS PRODUK JADI ANALISA RESIKO DALAM USAHA MENGELOLA FAKTOR RESIKO SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN KUALITAS DAN KUANTITAS PRODUK JADI Ni Luh Putu Hariastuti Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya Jurusan Teknik Industri Jl.

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN PROSES

BAB III PERANCANGAN PROSES (pra Rancangan Pabrik,kgrtas kgrajinan dari enceng gondok. BAB III PERANCANGAN PROSES Perancangan pabrik home industri ini menghasilkan produk kertas kerajinan yang siap dibuat untuk kerajinan yang unik.

Lebih terperinci

BAB V ANALISA DAN INTEPRETASI

BAB V ANALISA DAN INTEPRETASI 56 BAB V ANALISA DAN INTEPRETASI Pada Bab ini dibahas tahap Analyze (A), Improve (I), dan Control (C) dalam pengendalian kualitas terus menerus DMAIC sebagai langkah lanjutan dari kedua tahap sebelumnya.

Lebih terperinci

BAB V MANAJEMEN PERUSAHAAN

BAB V MANAJEMEN PERUSAHAAN BAB V MANAJEMEN PERUSAHAAN Salah satu faktor yang mempengaruhi kelancaran kerja dalam suatu perusahaan adalah sistem manajemen organisasi dalam perusahaan tersebut. Sistem manajemen organisasi yang kompak,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Pemeliharaan (Maintenance) Pemeliharaan (maintenance) dapat didefinisikan sebagai (Ariani, 2008): suatu kombinasi dari berbagai tindakan untuk menjaga, memperbaiki dan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Bandung sebagai ibukota Provinsi Jawa Barat yang merupakan kota besar

BAB 1 PENDAHULUAN. Bandung sebagai ibukota Provinsi Jawa Barat yang merupakan kota besar BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Bandung sebagai ibukota Provinsi Jawa Barat yang merupakan kota besar di Indonesia. Dengan berbagai julukan seperti kota kembang, Paris van Java, kota belanja,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I-1

BAB I PENDAHULUAN I-1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Produktifitas merupakan salah satu tolak ukur sebuah perusahaan manufaktur dan jasa dalam menilai apakah kinerja perusahaan dapat dikatakan baik. Bagaimana perusahaan

Lebih terperinci

3 BAB III LANDASAN TEORI

3 BAB III LANDASAN TEORI 3 BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Pemeliharaan (Maintenance) 3.1.1 Pengertian Pemeliharaan Pemeliharaan (maintenance) adalah suatu kombinasi dari setiap tindakan yang dilakukan untuk menjaga suatu barang dalam,

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan PT. Sari Tani Jaya Sumatera merupakan suatu perusahaan yang bergerak di bidang pengolahan ubi kayu untuk menghasilkan produk tepung tapioka yang

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. H.Yusdin Abdullah dan sebagai pimpinan perusahaan adalah Bapak Azmar

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. H.Yusdin Abdullah dan sebagai pimpinan perusahaan adalah Bapak Azmar BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Wilayah PT. Cipta Frima Jaya adalah salah satu perusahaan yang bergerak dibidang proses dan pembekuan untuk hasil perikanan laut, yang merupakan milik Bapak H.Yusdin

Lebih terperinci

BAB 3 Metode Penelitian Persiapan Penelitian Berikut ini tahapan-tahapan yang dilakukan dalam persiapan penelitian ini: 1. Studi Lapangan.

BAB 3 Metode Penelitian Persiapan Penelitian Berikut ini tahapan-tahapan yang dilakukan dalam persiapan penelitian ini: 1. Studi Lapangan. BAB 3 Metode Penelitian 1. 3.1 Persiapan Penelitian Berikut ini tahapan-tahapan yang dilakukan dalam persiapan penelitian ini: 1. Studi Lapangan. Kegiatan melakukan pengamatan secara langsung di lapangan

Lebih terperinci