HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSIONAL DAN AGRESI PADA REMAJA DI JAKARTA
|
|
- Hamdani Budiaman
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSIONAL DAN AGRESI PADA REMAJA DI JAKARTA SKRIPSI Oleh : Tita Tri Utami Dewi Jurusan Psikologi - Fakultas Humaniora Universitas Bina Nusantara Jakarta
2 2 HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSIONAL DAN AGRESI PADA REMAJA DI JAKARTA Tita Tri Utami Dewi ABSTRAK This study aims to examine the relationship between emotional intelligence and aggression in adolescents in Jakarta. Subjects in this study amounted to 200 adolescents ranging in age from years who live in West Jakarta, North Jakarta, East Jakarta, South Jakarta and Central Jakarta. In this study, to measure emotional intelligence, used measure of Emotional Intelligence Inventory Lanawati (1999), while for measuring aggression, Aggression Questionairre used gauge of the Buss-Perry (1992). Based on the results of research using Pearson correlation, the correlation of 0.602, and a significance of (p <0.01). So there is a negative and significant relationship between emotional intelligence and aggression. Higher emotional intelligence in adolescents, the lower aggression, and vice versa, the lower the emotional intelligence in adolescents, the higher aggression. Kata Kunci: Kecerdasan Emosional Remaja, Agresi Remaja.
3 3 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebuah pemberitaan di Jakarta menyatakan ham p ir 40% tindak kriminalitas dilakukan oleh remaja (Republika, ). Tindak kriminal yang dilakukan oleh remaja sangat bervariasi. Dimulai dari tawuran antar sekolah, perkelahian dalam sekolah, pencurian, hingga pemerkosaan. Tindak kriminalitas yang terjadi dikalangan remaja dianggap kian meresahkan publik (Republika, 2007). Berdasarkan hasil laporan Bimnas Polda Metro Jaya (duniaedukasi.net, 2010), menyatakan bahwa di kota-kota besar seperti Jakarta, Surabaya, dan Medan, tawuran sering terjadi. Data yang diperoleh dari Jakarta misalnya, tahun 1992 tercatat 157 kasus perkelahian pelajar. Tahun 1994 meningkat menjadi 183 kasus dengan menewaskan 10 pelajar, tahun 1995 terdapat 194 kasus dengan korban meninggal 13 pelajar dan 2 anggota masyarakat lain. Tahun 1998 ada 230 kasus yang menewaskan 15 pelajar serta 2 anggota Polri, dan tahun berikutnya korban meningkat dengan korban 37 tewas. Pada data yang ada di Komnas Perlindungan Anak (Komnas PA) untuk tahun 2011, kasus remaja pelaku kejahatan di DKI Jakarta menduduki peringkat pertama dengan 222 kasus (Poskota, 2011). Berdasarkan data tersebut dapat terlihat bahwa dalam setiap tahunnya terjadi peningkatan jumlah perkelahian pelajar.
4 4 Berikut grafik peningkatan kriminalitas pada remaja di Jakarta. Grafik 1.1 Peningkatan kriminalitas pada remaja Bukan hanya perkelahian, bahkan beberapa kali pelaku pencurian kendaraan bermotor atau pencurian dengan kekerasan adalah remaja berumur 15 dan 16 tahun yang tingkat ekonominya rendah. Para remaja juga berani mencuri dengan kekerasan. Biasanya remaja pelaku kriminal bertindak di bawah pengaruh alkohol, sehingga lebih agresif dan berani melakukan kejahatan. Selain itu, terdapat Kemungkinan perilaku agresi yang dilakukan oleh remaja disebabkan oleh naiknya harga kebutuhan pokok, rendahnya tingkat pendidikan, dan peningkatan jumlah penduduk (kompas, 2008). Eitzen (dalam Dwiko, 2010) mengatakan tingkat kriminalitas yang tinggi dalam masyarakat kota umumnya berada pada wilayah kota yang miskin, dampak kondisi perumahan dibawah standar, overcrowding, derajat kesehatan rendah dari kondisi serta komposisi penduduk yang tidak stabil. Masa remaja merupakan masa transisi dari masa kanak-kanak menuju dewasa (Steinberg, 2002). Masa remaja dapat dibagi menjadi tiga bagian, yakni remaja awal dengan batasan usia 12 sampai dengan 15 tahun, remaja madya
5 5 dengan batasan usia 15 hingga 18 tahun, dan remaja akhir dengan batasan usia 18 hingga 21 tahun (Monks & Haditono, 2009). Hall (dalam Gunarsa & Gunarsa, 2009), menyebut kata remaja sebagai masa storm dan stress yang merupakan masa penuh gejolak emosi dan ketidakseimbangan, sehingga remaja mudah terpengaruh oleh lingkungan. Perilaku remaja dipengaruhi oleh munculnya rasa kecewa, meningkatnya konflik, krisis penyesuaian, angan-angan yang tidak tercapai, hal-hal percintaan, keterasingan dari kehidupan orang dewasa dan norma kehidupan (Gunarsa, 2009). Masa remaja dianggap sebagai suatu masa dimana ketegangan emosi meninggi, sebagai akibat perubahan fisik dan kelenjar. Tetapi meningginya emosi remaja terutama diakibatkan oleh lingkungan sosial. Remaja mengalami ketidakstabilan dari waktu ke waktu sebagai konsekuensi dari usaha penyesuaian diri pada pola perilaku baru dan harapan sosial yang baru (Hurlock, 2011). Pergolakan emosi yang terjadi pada remaja tidak terlepas dari bermacam pengaruh, seperti lingkungan tempat tinggal, keluarga, sekolah dan teman-teman sebaya serta aktivitas-aktivitas yang dilakukannya dalam kehidupan sehari-hari (Santrock, 2003). Masa remaja yang identik dengan lingkungan sosial tempat berinteraksi, membuat mereka dituntut untuk dapat menyesuaikan diri secara efektif. Bila aktivitas yang dijalani di sekolah (pada umumnya masa remaja lebih banyak menghabiskan waktunya di sekolah) tidak memadai untuk memenuhi tuntutan gejolak energinya, maka remaja seringkali meluapkan kelebihan energinya kearah yang tidak positif, misalnya tawuran dan agresi lainnya. Hal ini menunjukkan betapa besar gejolak emosi yang ada dalam diri remaja bila berinteraksi dalam lingkungannya (Mutadin, 2007). Agresi merupakan akar dari kekerasan, dan kekerasan merupakan salah satu subtipe agresi (Krahe, 2005). Agresi dapat dibagi menjadi 4 bagian, diantaranya ialah physical aggression (serangan fisik), verbal aggression
6 6 (memberikan stimulus yang dapat menyakiti orang lain), anger (perasaan marah), dan hostility (perasaan iri dan ketidak percayaan) (Buss & Perry, 1992). Faktor-faktor yang mempengaruhi agresi ialah faktor sosial seperti adanya provokasi, rangsangan dari berbagai permainan kompetitif, frustasi, kekerasan pada media seperti film dan video games, kekerasan dalam pornografi, faktor kultural, faktor personal seperti gender, narsisme, kepribadian, serta faktor situasional seperti temperatur dan alkohol (Baron & Byrne, 2005). Gessel (dalam Hurlock, 2011) menyebutkan bahwa pada remaja 14 tahun seringkali mudah marah, mudah dirangsang, dan emosinya cenderung meledak, tidak berusaha mengendalikan emosinya. Sebaliknya, remaja 16 tahun tidak mudah meledak dalam emosinya. Sehingga adanya badai dan tekanan berkurang pada periode berakhirnya awal masa remaja. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Pacheco & Berrocal (2004), kecerdasan emosional yang rendah pada remaja dapat mengakibatkan tingkat kesejahteraan dan penyesuaian psikologis yang rendah, penurunan kuantitas dan kualitas hubungan interpersonal, penurunan dalam bidang akademik, dan munculnya perilaku agresi. Pada penelitian lain yang dilakukan oleh Rubin (dalam Pacheco & Berrocal, 2004) menghasilkan beberapa temuan bahwa siswa yang memiliki kecerdasan emosional yang tinggi memiliki perilaku positif terhadap teman kelasnya dan memiliki perilaku agresi yang rendah. Selain itu, mereka melakukan perilaku prososial terhadap orang-orang disekitarnya. Serta memiliki skor lebih tinggi pada stres, depresi, dan keluhan somatik (Liau dkk, 2003, dalam Pacheco & Berrocal, 2004). Sebuah penelitian di Inggris menyatakan bahwa siswa yang dianggap memiliki kecerdasan emosional yang rendah lebih sering melakukan bolos sekolah serta memiliki probabilitas untuk dikeluarkan dari sekolah (Petrides, Frederickson dan Furnham, 2004, dalam Pacheco & Berrocal, 2004). Liau dkk.
7 7 (dalam Pacheco & Berrocal, 2004), di sisi lain, menginformasikan bahwa siswa sekolah menengah yang memiliki kecerdasan emosi yang rendah menunjukkan tingkat agresi yang tinggi dan perilaku yang menyimpang. Penelitian lain yang dilakukan pada remaja di Spanyol oleh Extremera & Fernandez-Berrocal (dalam Pacheco & Berrocal, 2004) menemukan keterkaitan antara kecerdasan emosional dan perilaku agresi. Remaja yang memiliki kecerdasan emosional yang tinggi, cenderung menunjukkan perilaku impulsif yang rendah, dan agresi yang rendah. Berdasarkan temuan, remaja yang memiliki agresi rendah, lebih mampu membedakan emosi mereka dan memperbaiki emosi negatif. Menurut Goleman (2007) kecerdasan emosional yang baik dapat mengurangi agresi, khususnya pada remaja. Oleh sebab itu, apabila emosi berhasil dikelola maka individu akan mampu menghibur diri ketika ditimpa kesedihan, dapat melepas kecemasan, kemurungan atau ketersinggungan dan bangkit kembali dengan cepat dari semua itu. Sebaliknya, individu yang buruk kemampuannya dalam mengelola emosi akan terus-menerus bertarung melawan perasaan murung atau melarikan diri pada hal-hal yang merugikan diri sendiri. Dengan adanya keterkaitan antara kecerdasan emosional dan perilaku agresi pada beberapa penelitian sebelumnya, maka peneliti ingin membuktikan dan menjawab pertanyaan apakah terdapat hubungan antara kecerdasan emosional dan agresi. Pada penelitian ini, peneliti memilih subjek remaja di Jakarta, remaja dianggap memiliki banyak masalah sehingga cenderung menimbulkan agresi (Hurlock, 2011). 1.2 Rumusan Masalah Masalah yang diangkat pada penelitian ini ialah apakah terdapat hubungan antara kecerdasan emosional dan agresi pada remaja di Jakarta?
8 8 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini ialah untuk mengetahui hubungan kecerdasan emosional dan perilaku agresi pada remaja di Jakarta. 1.4 Manfaat Penelitian Banyak manfaat yang bisa kita dapatkan dari suatu penelitian ilmiah. Manfaat yang ingin dicapai dari penelitian yang dilaksanakan ini adalah: a. Manfaat teoritis: I. Dapat menambah wawasan di bidang psikologi sosial mengenai hubungan kecerdasan emosional dan perilaku agresi pada remaja terutama pada remaja. b. Manfaat praktis: I. Diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan acuan bagi para orangtua dan pendidik dalam upaya melatih kecerdasan emosional sejak dini. II. Membuat remaja sadar akan pentingnya kecerdasan emosional untuk menghindari atau mengurangi sikap dan perilaku agresi yang dapat merugikan orang lain.
9 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kecerdasan Emosional Kecerdasan Emosional Istilah kecerdasan emosional pertama kali dilontarkan oleh psikolog Peter Salovey dan John Mayer pada tahun 1990 (Saphiro, 2001). Salovey dan Mayer (dalam Shapiro, 2001), menyatakan bahwa kecerdasan emosional ialah himpunan bagian dari kecerdasan sosial yang melibatkan kemampuan memantau perasaan sosial yang melibatkan kemampuan pada orang lain, memilah-milah semuanya dan menggunakan informasi ini untuk membimbing pikiran dan tindakan. Sedangkan Goleman (2007), mengemukakan kecerdasan emosional adalah kemampuan seseorang mengatur kehidupan emosinya dengan inteligensi, menjaga keselarasan emosi dan pengungkapannya melalui keterampilan kesadaran diri, pengendalian diri, motivasi diri, empati dan keterampilan sosial. Skala kecerdasan emosional terdiri dari aspek mengenali emosi diri, mengelola emosi diri, memotivasi diri sendiri, mengenali emosi orang lain (empati), bekerjasama dengan orang lain Kemampuan Utama Kecerdasan Emosional Salovey (dalam Goleman, 2007), menempatkan kecerdasan pribadi Gardner dalam definisi dasar tentang kecerdasan emosional yang dicetuskannya dan memperluas kemampuan tersebut menjadi lima kemampuan utama, yaitu: a. Mengenali Emosi Diri
10 10 Mengenali emosi diri sendiri merupakan suatu kemampuan untuk mengenali perasaan sewaktu perasaan itu terjadi. Kemampuan ini merupakan dasar dari kecerdasan emosional, para ahli psikologi menyebutkan kesadaran diri sebagai metamood, yakni kesadaran seseorang akan emosinya sendiri. Menurut Mayer (Goleman, 2007) kesadaran diri adalah waspada terhadap suasana hati maupun pikiran tentang suasana hati, bila kurang waspada maka individu menjadi mudah larut dalam aliran emosi dan dikuasai oleh emosi. Kesadaran diri memang belum menjamin penguasaan emosi, namun merupakan salah satu prasyarat penting untuk mengendalikan emosi sehingga individu mudah menguasai emosi. b. Mengelola Emosi Mengelola emosi merupakan kemampuan individu dalam menangani perasaan agar dapat terungkap dengan tepat atau selaras, sehingga tercapai keseimbangan dalam diri individu. Menjaga agar emosi yang merisaukan tetap terkendali merupakan kunci menuju kesejahteraan emosi. Emosi berlebihan, yang meningkat dengan intensitas terlampau lama akan mengoyak kestabilan kita. Kemampuan ini mencakup kemampuan untuk menghibur diri sendiri, melepaskan kecemasan, kemurungan atau ketersinggungan dan akibat-akibat yang ditimbulkannya serta kemampuan untuk bangkit dari perasaan-perasaan yang menekan. c. Memotivasi Diri Sendiri Prestasi harus dilalui dengan dimilikinya motivasi dalam diri individu, yang berarti memiliki ketekunan untuk menahan diri terhadap kepuasan dan mengendalikan dorongan hati, serta mempunyai perasaan motivasi yang positif, yaitu antusiasme, gairah, optimis dan keyakinan diri. d. Mengenali Emosi Orang Lain
11 11 Kemampuan untuk mengenali emosi orang lain disebut juga empati. Menurut Goleman (2007), kemampuan seseorang untuk mengenali orang lain atau peduli, menunjukkan kemampuan empati seseorang. Individu yang memiliki kemampuan empati lebih mampu menangkap sinyal-sinyal sosial yang tersembunyi yang mengisyaratkan apa-apa yang dibutuhkan orang lain sehingga ia lebih mampu menerima sudut pandang orang lain, peka terhadap perasaan orang lain dan lebih mampu untuk mendengarkan orang lain. Penelitian Rosenthal (dalam Goleman, 2007) menunjukkan bahwa orangorang yang mampu membaca perasaan dan isyarat nonverbal lebih mampu menyesuaikan diri secara emosional, lebih populer, lebih mudah bergaul, dan lebih peka. Nowicki (dalam Goleman, 2007), ahli psikologi menjelaskan bahwa anak-anak yang tidak mampu membaca atau mengungkapkan emosi dengan baik akan terus menerus merasa frustasi. Seseorang yang mampu membaca emosi orang lain juga memiliki kesadaran diri yang tinggi. Semakin mampu terbuka pada emosinya sendiri, mampu mengenal dan mengakui emosinya sendiri, maka orang tersebut mempunyai kemampuan untuk membaca perasaan orang lain. e. Membina Hubungan Kemampuan dalam membina hubungan merupakan suatu keterampilan yang menunjang popularitas, kepemimpinan dan keberhasilan antar pribadi. Keterampilan dalam berkomunikasi merupakan kemampuan dasar dalam keberhasilan membina hubungan. Individu sulit untuk mendapatkan apa yang diinginkannya dan sulit juga memahami keinginan serta kemauan orang lain. Orang-orang yang hebat dalam keterampilan membina hubungan ini akan sukses dalam bidang apapun. Orang berhasil dalam pergaulan karena mampu berkomunikasi yang lancar dengan orang lain. Orang-orang ini populer dalam lingkungannya dan menjadi teman yang menyenangkan
12 12 karena kemampuannya berkomunikasi. Ramah tamah, baik hati, hormat dan disukai orang lain dapat dijadikan petunjuk positif bagaimana siswa mampu membina hubungan dengan orang lain. Sejauhmana kepribadian siswa berkembang dilihat dari banyaknya hubungan interpersonal yang dilakukannya. 2.2 Agresi Definisi Agresi Berdasarkan kamus Bahasa Indonesia (Alwi, 2007), definisi agresi ialah cenderung (ingin) menyerang kepada sesuatu yang dipandang sebagai hal yang mengecewakan, menghalangi atau menghambat. Menurut Berkowitz (dalam Sarwono & Meinarno, 2009), agresi ialah tindakan melukai yang disengaja oleh seseorang/institusi terhadap orang/institusi lain yang sejatinya disengaja. Agresi merupakan segala bentuk perilaku yang dimaksudkan untuk menyakiti atau melukai makhluk hidup lain yang terdorong untuk menghindari perlakuan itu (Baron & Richardson, dalam Krahe, 2005). Dari beberapa definisi mengenai agresi tersebut, Maka dapat disimpulkan bahwa agresi merupakan suatu tindakan yang dilakukan secara sadar oleh individu yang dapat merusak barang tertentu, membahayakan dan melanggar hak-hak individu lain serta menyakiti individu, baik fisik maupun mental. Buss & Perry (1992) menyimpulkan bahwa ada empat faktor yang merupakan subtrait dari agresi yaitu physical aggression, verbal aggression, anger, dan hostility yang membentuk trait kepribadian agresi. Berikut ini adalah penjelasan mengenai 4 domain atau dimensi agresi menurut Buss dan Perry (1992): 1. Physical aggression
13 13 Tindakan menyakiti, mengganggu, atau membahayakan orang lain melalui respon motorik dalam bentuk fisik sebagai bentuk kemarahan atau agresi seperti mencubit, memukul, dan lain sebagainya. Perilaku tersebut dapat diobservasi (overt). 2. Verbal aggression Tindakan yang dapat diamati dan memiliki kecenderungan untuk menyerang orang lain dengan tindakan menyakiti, mengganggu, atau membahayakan orang secara verbal seperti cacian, mengumpat, membentak dan lain sebagainya. 3. Anger Reaksi afektif berupa dorongan fisiologis sebagai tahap persiapan agresi. Beberapa bentuk anger adalah perasaan marah, kesal, sebal, dan bagaimana mengontrol hal tersebut. Termasuk di dalamnya adalah irritability, yaitu mengenai temperamental, kecenderungan untuk cepat marah, dan kesulitan mengendalikan amarah. 4. Hostility Tergolong kedalam agresi covert (tidak kelihatan). Hostility mewakili komponen kognitif yang terdiri dari resentment seperti cemburu dan iri terhadap orang lain, dan suspicion seperti adanya ketidakpercayaan dan kekhawatiran. 2.3 Remaja Definisi Remaja Remaja dalam bahasa Inggris ialah adolescent yang berasal dari kata latin, yakni adolescence yang artinya tumbuh kearah kematangan fisik dan sosial psikologis (Gunarsa & Gunarsa, 2008). Steinberg (2002), menyatakan bahwa remaja merupakan masa transisi dari masa kanak-kanak dan dewasa, yang
14 14 berarti tumbuh menuju kematangan. Santrock (2003) dan Papalia, Olds, dan Feldman (2007), menambahkan pernyataan Steinberg dengan menyebutkan terjadinya perubahan kognitif, biologis dan sosio-emosional pada masa remaja. Untuk menentukkan rentang usia remaja, Papalia, Olds, dan Feldman (2007) menyatakan usia remaja ialah individu yang berusia antara tahun. Masa remaja dapat dibagi menjadi tiga bagian, yakni remaja awal dengan batasan usia 12 sampai dengan 15 tahun, remaja madya dengan batasan usia 15 hingga 18 tahun, dan remaja akhir dengan batasan usia 18 hingga 21 tahun (Monks & Haditono, 2009). 2.4 Kerangka Berpikir Kasus-Kasus Kekerasan Pada Remaja Agresi Kecerdasan Emosional Agresi Fisik (Phisical Aggression) Agresi Verbal (Verbal Aggression) Agresi Marah (Anger) Agresi Benci (Hostillity) Kemampuan Mengenali Emosi Diri Kemampuan Mengelola Emosi Kemampuan Memotivasi Diri Kemampuan Memahami Orang Lain Kemampuan Membina Hubungan Gambar 2.3 Kerangka Berpikir Keterangan Gambar: : Meningkat : Dimensinya : Menurun : Menyebabkan : Disebabkan
15 15 : Berhubungan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Variabel Penelitian & Hipotesis Variabel Penelitian & Definisi Operasional Definisi Kecerdasan Emosional Kecerdasan emosional merupakan kemampuan mengendalikan dorongan emosi, mengenali perasaan orang lain, dan menjaga hubungan baik dengan orang lain. Selain itu, kecerdasan emosional merujuk pada kemampuan mengenali perasaan orang lain atau berempati, kemampuan untuk memotivasi diri sendiri, dan kemampuan mengelola emosi dengan baik serta mampu membina hubungan baik dengan orang lain (Goleman, 2007). Secara operasional kecerdasan emosional diperoleh dari skor nilai alat ukur kecerdasan emosional yang mengacu pada teori Goleman Definisi Agresi Myers (2012), menyatakan bahwa agresi merupakan perilaku fisik atau verbal yang bertujuan untuk menyakiti orang lain. Sedangkan menurut Berkowitz (dalam Sarwono & Meinarno, 2009), agresi ialah tindakan melukai yang disengaja oleh seseorang/institusi terhadap orang/institusi lain yang sejatinya disengaja. Secara operasional agresi pada penelitian ini diperoleh dari skor nilai alat ukur agresi yang mengacu pada teori Buss & Perry (1992) dengan membagi indikator agresi menjadi lima bagian, yaitu physical aggression (agresi fisik), verbal aggression (agresi verbal), anger (marah), dan hostility (cemburu/iri dan ketidakpercayaan/kekhawatiran).
16 Hipotesis Hipotesis Alternatif (Ha) Terdapat hubungan negatif yang signifikan antara kecerdasan emosional dengan agresi pada remaja di Jakarta Hipotesis Null (Ho) Tidak terdapat hubungan negatif yang signifikan antara kecerdasan emosional dengan agresi pada remaja di Jakarta. 3.2 Subyek Penelitian & Teknik Sampling Karakteristik Subyek Penelitian Populasi pada penelitian ini ialah para remaja yang menetap di kawasan Jakarta dengan karakteristik subjek pada tingkatan pendidikan SMA. Remaja yang sedang berada pada tingkatan SMA merupakan remaja pertengahan (Middle Adolescent) dengan rentang usia 15 hingga 18 tahun (Kartono, 2008). Pada masa ini, remaja dianggap lebih sering melakukan perilaku kekerasan dibandingkan tahapan remaja lainnya (Goodwin, Pacey, & Grace, 2003). Jumlah populasi remaja pertengahan yang berdomisili di Jakarta ialah berjumlah orang yang terbagi atas beberapa wilayah, diantaranya ialah: Tabel 3.1 Populasi Remaja Pertengahan di Jakarta. Wilayah Laki-laki Jumlah Perempuan Total Jakarta Utara Kepulauan Seribu Jakarta Selatan Jakarta Barat Jakarta Timur Jakarta Pusat Total keseluruhan *Sumber: Jakarta dalam angka BPS Provinsi DKI Jakarta 2011.
17 Teknik Sampling Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik probability sampling, yaitu teknik pengambilan sampel yang memberikan peluang yang sama kepada setiap anggota populasi untuk menjadi sampel dengan menggunakan tipe cluster sampling. Cluster sampling atau sampel berkelompok digunakan jika sumber data atau populasi sangat luas misalnya penduduk suatu provinsi (Noor, 2012). Dalam penentuan sampel digunakan beberapa tahap: 1. Menentukan sampel daerah, yaitu DKI Jakarta yang terbagi atas beberapa wilayah. 2. Mengambil sampel secara acak di wilayah masing-masing. 3.3 Desain Penelitian Menurut Sangadji & Sopiah (2010), jenis penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif. Karena pada penelitian kuantitatif datanya dinyatakan dalam angka dan dianalisis dengan teknik statistik. Penelitian ini menggunakan desain penelitian korelasional (correlational Research), non-experimental design dengan tipe ex post facto. 3.4 Alat Ukur Penelitian Alat Ukur Kecerdasan Emosional Pada penelitian ini dilakukan pengukuran terhadap kecerdasan emosional dengan menggunakan alat ukur Emotional Intelligence Inventory (EII) yang sudah diadaptasi oleh Lanawati (1999). Alat ukur EII berdasarkan dimensi kecerdasan emosi yang dikembangkan oleh Goleman dan item-item yang
18 18 digunakan pada alat ukur ini merupakan adaptasi dari Bar-On Emotional Quetiont Inventory (EQ-I) dan Trait Meta Mood Scale (TMMS) serta item-item yang dibuat oleh Lanawati (1999) dan rekannya Dr. Rudy Salan. Jumlah item yang digunakan adalah 80 item Alat Ukur Agresi Untuk mengukur agresi, peneliti menggunakan alat ukur Aggression Questionnaire yang telah dikembangkan oleh Buss & Perry (1992). Alat ukur ini terdiri dari 29 item Validitas & Reliabilitas Alat Ukur Validitas Alat Ukur Untuk melakukan uji validitas, peneliti menggunakan dua macam uji validitas, yaitu content validity dan Construct Validity. Content validity (validitas isi) yang dilakukan oleh peneliti ialah dengan melakukan expert judgement kepada dosen psikologi sosial dan dosen pembimbing. Sedangkan Construct Validity (validitas konstruk) yang digunakan adalah konsistensi internal, yaitu dengan menghitung koefisien korelasi antar skor pada suatu item dengan skor total (Anastasi & Urbina, 2007). Hasilnya digunakan untuk menentukan item mana yang dibuang dan dipertahankan dengan melihat corrected item-total correlation Reliabilitas Alat Ukur Reliabilitas dianggap sebagai konsistensi dari skor yang diperoleh individu ketika dalam pengerjaan tes pada waktu dan tempat berbeda (Anastasi & Urbina, 2007). Untuk melihat reliabilitas alat ukur Emotional Intelligence Inventory (EII) maupun Aggression Questionnaire peneliti menggunakan alpha cronbach, yakni metode pengujian reliabilitas berdasarkan konsistensi respon
19 19 responden terhadap item-item alat ukur dimana respon yang diberikan tidak bersifat dikotomi (Anastasi & Urbina, 2007). Menurut Aiken (2000), nilai cronbach alpha yang memadai adalah lebih besar dari Prosedur Persiapan Penelitian Pada tahap persiapan, peneliti melakukan peninjauan kepustakaan mengenai konstruk-konstruk yang akan diteliti. Kemudian peneliti mencari alat ukur yang sesuai, yakni Emotional Intelligence Inventory (EII) yang dikembangkan oleh Lanawati (1999) dan Aggression Questionnaire dari Buss & Perry (1992). Kemudian peneliti melakukan expert judgement kepada dosen psikologi sosial Juneman, S.Psi., M.Si dan dosen pembimbing Antonina Panca Yuni Wulandari, S.Sos., M.Si. Selain itu, peneliti melakukan uji keterbacaan kepada 2 remaja. Kemudian peneliti melakukan revisi terhadap item-item yang sudah ada agar disesuaikan konteksnya pada remaja dan melakukan ujicoba atau tryout kepada 50 remaja yang terbagi atas 25 siswa dan 25 siswi Pelaksanaan Penelitian Peneliti berencana akan menggunakan 200 remaja yang berdomisili di Jakarta. Menurut Kerlinger & Lee (2000), jumlah minimal sampel pada penelitian kuantitatif ialah 30 orang. Guilford & Fruchter (dalam Indria & Nindyati, 2007) juga menyebutkan bahwa jumlah sampel yang mendekati penyebaran normal adalah 30 orang, namun akan lebih baik jika subyek yang didapatkan lebih banyak dari jumlah tersebut. Sehingga untuk populasi yang besar, disarankan jumlah sampel minimum adalah 100 orang (Alreck & Seetle, 2004). Jakarta merupakan kota yang terbagi atas beberapa wilayah bagian. Sehingga peneliti menggunakan sampel yang berada di masing-masing wilayah
20 20 dengan jumlah responden yang sama setiap wilayahnya. Sampel tersebut diantaranya ialah: a. 40 remaja yang berdomisili di wilayah Jakarta Pusat b. 40 remaja yang berdomisili di wilayah Jakarta Barat c. 40 remaja yang berdomisili di wilayah Jakarta Selatan d. 40 remaja yang berdomisili di wilayah Jakarta Utara e. 40 remaja yang berdomisili di wilayah Jakarta Timur Penyebaran kuesioner penelitian dibagikan secara acak pada tanggal Mei 2012 kepada sejumlah remaja yang berada di lingkungan sekolah, warung-warung, foodcourt di mall dan tempat makan yang terdapat banyak remaja yang suka berkumpul disana Teknik Pengolahan Data Setelah kuesioner terkumpul, peneliti melakukan tahap pengolahan data dengan menggunakan program spss statistics 19.
21 21 BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Responden Penelitian Jumlah Responden Penelitian ini melibatkan 200 responden yang terdiri dari 103 siswa dan 97 siswi. Semua responden merupakan siswa/siswi SMA di Jakarta. Berikut tabel yang menggambarkan distribusi penyebaran responden berdasarkan jenis kelamin. Table 4.1 Tabel Penyebaran responden berdasarkan jenis kelamin. Jumlah % Laki-laki Perempuan N Usia Responden Responden yang digunakan merupakan siswa dan siswi SMA yang berada pada tahapan remaja pertengahan, yaitu remaja yang berusia 15 hingga 18 tahun. dimana remaja pada batasan usia tersebut dianggap lebih sering melakukan perilaku kekerasan dibandingkan tahapan remaja lainnya (Goodwin, Pacey, & Grace, 2003). Jumlah responden yang berusia 15 tahun adalah 37 orang, 16 tahun berjumlah 75 orang, 17 tahun berjumlah 62 orang, dan 18 tahun berjumlah 26 tahun. Berikut tabel yang menggambarkan distribusi penyebaran responden berdasarkan usia.
22 22 Tabel 4.2 Tabel Penyebaran responden berdasarkan usia Suku Responden pada penelitian ini didominasi oleh remaja yang bersuku Betawi, yakni sebanyak 72 responden atau sebanyak 36%. Untuk suku Jawa merupakan terbanyak kedua dengan jumlah 48 responden atau 24% sedangkan suku Sunda berjumlah 34 orang atau 17%. Sisanya adalah dari berbagai suku yang masing-masing jumlahnya hanya sedikit. Berikut tabel sebaran responden berdasarkan suku. Tabel 4.3 Tabel Penyebaran responden berdasarkan suku Uang Jajan Setiap responden memiliki uang jajan yang berbeda-beda, biasanya hal ini tergantung pada tingkat ekonomi keluarga. Peneliti membagi kategori uang
23 23 jajan bagi remaja di Jakarta menjadi enam pilihan. Mulai dari yang terendah, yakni kurang dari Rp hingga yang paling besar, yaitu diatas Rp Dari 200 responden lebih banyak menjawab uang jajan mereka setiap hari yang tidak meliputi biaya lainnya (seperti ongkos dan lain sebagainya) sekitar Rp Rp berikut tabel perincian mengenai uang jajan responden. Tabel 4.4 Tabel Penyebaran responden berdasarkan uang jajan Jumlah Sahabat Seorang remaja biasanya akan memiliki sahabat dalam kehidupannya sehari-hari, terutama di sekolah. Setiap responden memiliki variasi dalam jumlah sahabat yang berbeda-beda. Namun ada beberapa responden yang menjawab tidak memiliki sahabat sama sekali. Berikut tabel perincian mengenai jumlah sahabat yang dimiliki oleh responden. Tabel 4.5 Tabel Penyebaran responden berdasarkan jumlah sahabat.
24 Perilaku Orangtua Perilaku orangtua terhadap responden terbagi atas enam pilihan, yaitu perhatian, acuh, memanjakan, kasar, dan tegas. Banyak responden yang memilih jawaban perhatian dengan jumlah 42% dari total jawaban. Berikut tabel perincian mengenai perilaku orangtua yang sering dilakukan pada responden. Tabel 4.6 Tabel Penyebaran responden berdasarkan perilaku orangtua Jenis Acara Televisi Acara televisi yang paling banyak dipilih ialah acara komedi sebanyak 27% dan acara yang paling sedikit dipilih ialah acara animasi hanya 1%. Berikut tabel perincian mengenai jenis acara televisi yang sering ditonton oleh responden. Tabel 4.7 Tabel Penyebaran responden berdasarkanacara televisi.
25 Bermain Games Dewasa ini banyak remaja yang menghabiskan aktivitasnya dengan bermain games. Terbukti hasil dari penelitian ini sebanyak 76% remaja suka bermain games dan sisanya sebanyak 24% tidak suka bermain games. Berikut tabel perincian mengenai pernyataan responden terhadap bermain games. Tabel 4.8 Tabel Penyebaran responden berdasarkan bermain games Jenis Games yang Dimainkan Jenis games yang ada sangatlah bervariasi, pada penelitian ini, peneliti membagi jenis games menjadi tiga macam, yakni action, strategi, dan petualangan. Namun peneliti menyediakan pilihan tidak ada bagi remaja yang tidak menyukai games. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa remaja lebih banyak menyukai jenis permainan yang memiliki unsur strategi. Berikut tabel perincian mengenai jenis permainan yang sering dimainkan oleh responden. Tabel 4.9 Tabel Penyebaran responden berdasarkan jenis games.
26 Pekerjaan Ayah Jakarta merupakan ibukota yang banyak berdiri perusahaan-perusahaan sebagai pusat kegiatan untuk bekerja. Dari 200 responden, sebanyak 31% menjawab bahwa pekerjaan ayah mereka adalah wiraswasta dan hanya 1% yang menjawab guru. Berikut tabel perincian mengenai pekerjaan ayah responden. Tabel 4.10 Tabel Penyebaran responden berdasarkanpekerjaan ayah Pekerjaan Ibu Sebanyak 40% responden menjawab bahwa pekerjaan ibu mereka adalah ibu rumah tangga dan sisanya menjawab jenis pekerjaan lain. Berikut tabel perincian mengenai pekerjaan ibu responden. Tabel 4.11 Tabel Penyebaran responden berdasarkan pekerjaan ibu.
27 Mengonsumsi Alkohol Sebanyak 74% responden menjawab bahwa mereka tidak pernah minum alkohol, 19% menjawab kadang-kadang, dan 7% menjawab ya. Berikut tabel perincian mengenai mengonsumsi alkohol pada responden. Tabel 4.12 Tabel Penyebaran responden berdasarkan konsumsi alkohol. 4.2 Gambaran Skor Variabel Gambaran Skor Variabel Kecerdasan Emosional Dari 200 responden, sebanyak 103 (49%) responden dinyatakan memiliki kecerdasan emosional sedang, 50 (23,8%) responden berada pada tingkat kecerdasan emosional rendah, dan sebanyak 47 (22,4%) responden pada tingkatan kecerdasan emosional tinggi. Berikut hasil perhitungan variabel kecerdasan emosional.. Tabel 4.13 Tabel norma variabel kecerdasan emosional. Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid rendah sedang Tinggi Total
28 Gambaran Skor Variabel Agresi Berdasarkan hasil perhitungan, sebanyak 100 (47,6%) responden berada pada tingkat agresi yang sedang, 51 (24,3%) responden berada pada tingkat agresi rendah, dan sebanyak 49 (23,3%) responden berada pada tingkat agresi yang tinggi. Berikut hasil perhitungan pada variabel agresi. Tabel 4.14 Tabel norma variabel agresi. Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid rendah sedang Tinggi Total Uji Normalitas Teknik statistik parametrik menghendaki data yang diperoleh merupakan hasil pengambilan data secara acak. Bila data telah diambil secara acak, maka masih ada beberapa asumsi yang seharusnya dipenuhi sebelum melakukan analisis dengan menggunakan teknik statistik parametrik, yaitu uji asumsi atau uji normalitas. Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah distribusi data yang didapatkan mengikuti atau mendekati hukum sebaran normal baku atau tidak (Nisfiannoor, 2009). Untuk uji normalitas, peneliti menggunakan metode 1- Samples K-S.
29 29 Tabel 4.15 Uji normalitas. EI AGRESI N Normal Parameters a,b Mean Std. Deviation Most Extreme Absolute Differences Positive Negative Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed) Pada uji normalitas Kolmogorov-Smirnov data dianggap normal apabila nilai signifikansi >0,05 (Nisfiannoor,2009). Dari tabel tersebut, terlihat bahwa signifikansi dari kecerdasan emosional adalah 0,08 (p>0,05) dan agresi 0,21 (p>0,05) maka data tersebut dinyatakan normal. 4.4 Analisis hubungan Antar Variabel Peneliti menghitung korelasi antar variabel dengan menggunakan teknik korelasi pearson, hal ini berdasarkan data pada penelitian ini yang termasuk pada data parametrik dengan jenis data interval. Nisfiannoor (2009), membagi koefisien korelasi menjadi beberapa tingkatan, yaitu: Tabel 4.16 Tabel Koefisien Korelasi. Koefisien Tingkat Hubungan 0,0 0,19 Sangat rendah 0,2 0,39 Rendah 0,4 0, 59 Sedang 0,6 0,79 Tinggi 0,8 1,00 Sangat tinggi *Sumber: Nisfiannoor (2009). Pendekatan Statistika Modern Untuk Ilmu Sosial. Jakarta: Salemba Humanika. Hasil perhitungan korelasi antar variabel, dihasilkan tabel sebagai berikut.
30 30 Tabel 4.17 Tabel deskriptif korelasi variabel kecerdasan emosional dan agresi. Mean Std. Deviation N EI AGRESI Nilai rata-rata pada kecerdasan emosional adalah 210,74 dengan simpangan baku 30,425. Sedangkan untuk agresi nilai rata-ratanya adalah 74,4250 dengan simpangan baku 14, Untuk melihat hubungan diantara dua variabel tersebut, maka dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 4.18 Tabel korelasi variabel kecerdasan emosional dan agresi. EI EI AGRESI Pearson Correlation AGRESI ** Sig. (2-tailed).000 N Pearson.602 ** 1 Correlation Sig. (2-tailed).000 N **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). Berdasarkan hasil penelitian, dihasilkan korelasi antara variabel kecerdasan emosional dan agresi sebesar 0, 602 dan signifikansi 0,000. Oleh sebab itu, berdasarkan nilai r=602 dan p=000 <0,01, maka Ho ditolak dan Ha diterima. Dengan demikian, korelasi antar variabel ini dapat dikatakan memiliki koefisien korelasi yang tinggi. Sehingga ada hubungan yang negatif dan signifikan antara tingkat kecerdasan emosional dan agresi pada remaja pertengahan di Jakarta. Semakin tinggi tingkat kecerdasan emosional, maka makin rendah tingkat agresi. Sebaliknya, semakin rendah tingkat kecerdasan emosional, maka semakin tinggi tingkat agresinya. Berikut tabel hasil korelasi antar variabel.
31 Hubungan Antara Data Kontrol Dengan Variabel Terikat Jenis Kelamin Tabel 4.19 Chi Square jenis kelamin dan agresi. Value Df Asymp. Sig. (2-sided) Pearson Chi-Square a Likelihood Ratio Linear-by-Linear Association N of Valid Cases 200 Pada tabel diatas, nilai signifikansinya adalah 0,223 (p>0,05). Sehingga tidak ada hubungan antara jenis kelamin dengan agresi Usia Tabel 4.20 Chi Square usia dan agresi. Value Df Asymp. Sig. (2-sided) Pearson Chi-Square a Likelihood Ratio Linear-by-Linear Association N of Valid Cases 200 Berdasarkan tabel, signifikansi yang didapatkan adalah 0,195 (p>0,05), sehingga tidak ada hubungan antara usia responden dengan agresi Suku Tabel 4.21 Chi Square suku dan agresi. Value df Asymp. Sig. (2-sided) Pearson Chi-Square a Likelihood Ratio Linear-by-Linear Association N of Valid Cases 200
32 32 Tabel diatas menunjukkan bahwa signifikansi 0,001 (p<0,05). Sehingga terdapat hubungan antara suku dengan agresi Uang Jajan Tabel 4.22 Chi Square uang jajan dan agresi. Value df Asymp. Sig. (2-sided) Pearson Chi-Square a Likelihood Ratio Linear-by-Linear Association N of Valid Cases 200 Pada tabel diatas, signifikansinya adalah 0,339 (p>0,05). Maka dari itu, tidak terdapat hubungan antara uang jajan dengan agresi Jumlah Sahabat Tabel 4.23 Chi Square jumlah sahabat dan agresi. Value df Asymp. Sig. (2-sided) Pearson Chi-Square a Likelihood Ratio Linear-by-Linear Association N of Valid Cases 200 Dari tabel diatas, dihasilkan signifikansi 0,290 (p>0,05), sehingga tidak ada hubungan antara jumlah sahabat dengan agresi Perilaku Orangtua Tabel 4.24 Chi Square perilaku orangtua dan agresi. Value df Asymp. Sig. (2-sided) Pearson Chi-Square a Likelihood Ratio Linear-by-Linear Association
33 33 N of Valid Cases 200 Tabel diatas menunjukkan bahwa signifikansi 0,019 (p<0,05), maka terdapat hubungan antara perilaku orangtua dengan agresi Jenis Acara Televisi Tabel 4.25 Chi Square jenis acara televisi dan agresi. Value df Asymp. Sig. (2-sided) Pearson Chi-Square a Likelihood Ratio Linear-by-Linear Association N of Valid Cases 200 Signifikansi pada tabel diatas adalah 0,888 (p>0,05), sehingga tidak ada hubungan antara jenis tontonan di televisi dengan agresi Bermain Games Tabel 4.26 Chi Square bermain games dan agresi. Value df Asymp. Sig. (2-sided) Pearson Chi-Square a Likelihood Ratio Linear-by-Linear Association N of Valid Cases 200 Dari hasil perhitungan, terdapat signifikansi sebesar 0,756 (p>0,05), maka tidak ada hubungan antara kebiasaan main games dengan agresi Jenis Games Tabel 4.27 Chi Square jenis games dan agresi. Value df Asymp. Sig. (2-sided)
34 34 Pearson Chi-Square a Likelihood Ratio Linear-by-Linear Association N of Valid Cases 200 Dari hasil perhitungan, terdapat signifikansi sebesar 0,681 (p>0,05), maka tidak ada hubungan antara jenis games dengan agresi Pekerjaan Ayah Tabel 4.28 Chi Square pekerjaan ayah dan agresi. Value df Asymp. Sig. (2-sided) Pearson Chi-Square a Likelihood Ratio Linear-by-Linear Association N of Valid Cases 200 Dari hasil perhitungan, terdapat signifikansi sebesar 0,657 (p>0,05), maka tidak ada hubungan antara pekerjaan ayah dengan agresi Pekerjaan Ibu Tabel 4.29 Chi Square pekerjaan ibu dan agresi. Value Df Asymp. Sig. (2-sided) Pearson Chi-Square a Likelihood Ratio Linear-by-Linear Association N of Valid Cases 200 Dari hasil perhitungan, terdapat signifikansi sebesar 0,892 (p>0,05), maka tidak ada hubungan antara pekerjaan ibu dengan agresi.
35 Mengonsumsi Alkohol Tabel 4.30 Chi Square pekerjaan ibu dan agresi. Value df Asymp. Sig. (2-sided) Pearson Chi-Square a Likelihood Ratio Linear-by-Linear Association N of Valid Cases 200 Berdasarkan tabel diatas, nilai signifikansi adalah 0,000 (p<0,05). Sehingga terdapat hubungan antara konsumsi alkohol dengan agresi. 4.6 Perbedaan Antara Kelompok Data Kontrol Dengan Variabel Terikat Untuk melihat perbedaan antara data kontrol yang digunakan pada penelitian ini dengan variabel terikat, yakni agresi. Peneliti menggunakan metode Independent-Sample T Test untuk membandingkan dua kelompok dan One Way Anova untuk lebih dari dua kelompok yang sebelumnya dilakukan uji homogenitas antar varians. Bila data yang dianalisis tidak homogen, maka tidak perlu dilakukan pengujian One Way Anova. Suatu data dapat dikatakan memiliki perbedaan jika signifikansi kurang 0,05 (p<0,05). Dan dapat dikatakan homogen atau sama jika signifikansinya lebih dari 0,05 (p>0,05).
36 Jenis Kelamin Tabel 4.31 Independent Samples Test. Levene's Test AGRESI Equal variances assumed Equal variances not assumed for Equality of Variances F Sig. t Df t-test for Equality of Means Sig.(2- tailed) Mean Std. Error Difference Difference Lower 95% Confidence Interval of the Difference Upper Nilai signifikansi (p) adalah 0,739 (p>0,05), sehingga tidak terdapat perbedaan antara agresi pada laki-laki maupun perempuan Usia Tabel 4.32 Test of Homogeneity of Variances. Levene Statistic df1 df2 Sig Signifikansi pada tabel diatas ialah 0,653>0,05, maka varians data tersebut dinyatakan homogen. Tabel 4.33 one way anova usia. Sum of Squares Df Mean Square F Sig. Between Groups Within Groups Total
37 37 Signifikansi pada data diatas adalah 0,126>0,05, maka tidak ada perbedaan yang signifikan antara usia responden dengan agresi Suku Tabel 4.34 Test of Homogeneity of Variances Levene Statistic df1 df2 Sig Pada tabel diatas, diketahui bahwa signifikansi sebesar 0,164>0,05, maka varians tersebut homogen. Tabel 4.35 one way anova suku. Sum of Squares df Mean Square F Sig. Between Groups Within Groups Total Signifikansi pada data diatas adalah 0,658>0,05, maka tidak ada perbedaan yang signifikan antara agresi dengan suku responden Uang Jajan Tabel 4.36 Test of Homogeneity of Variances Levene Statistic df1 df2 Sig homogen. signifikansi pada tabel diatas sebesar 0,393>0,05, maka varians tersebut
38 38 Tabel 4.37 one way anova uang jajan. Sum of Mean Squares Df Square F Sig. Between Groups Within Groups Total Signifikansi pada data diatas adalah 0,072>0,05, maka tidak ada perbedaan yang signifikan antara agresi dengan uang jajan responden Jumlah Sahabat Tabel Test of Homogeneity of Variances Levene Statistic df1 df2 Sig homogen. Signifikansi pada tabel diatas adalah 0,683>0,05, sehingga data tersebut Tabel one way anova jumlah sahabat Sum of Squares Df Mean Square F Sig. Between Groups Within Groups Total Signifikansi hasil analisis pada data diatas adalah 0,685>0,05, maka hasilnya adalah tidak ada perbedaan yang signifikan antara rata-rata jumlah sahabat dengan agresi.
39 Perilaku Orangtua Tabel 4.40 Test of Homogeneity of Variances Levene Statistic df1 df2 Sig Signifikansi pada tabel diatas adalah 0,281>0,05, sehingga data tersebut homogen. Tabel one way anova perilaku orangtua. Sum of Squares Df Mean Square F Sig. Between Groups Within Groups Total Signifikansi pada data diatas adalah 0,202>0,05, maka tidak ada perbedaan yang signifikan antara agresi dengan perilaku orangtua responden Jenis Acara Televisi Tabel 4.42 Test of Homogeneity of Variances Levene Statistic df1 df2 Sig Signifikansi pada tabel diatas adalah 0,510>0,05, sehingga data tersebut homogen. Tabel 4.43 one way anova jenis acara televisi Sum of Squares Df Mean Square F Sig. Between Groups Within Groups Total
40 40 Signifikansi pada data diatas adalah 0,658>0,05, maka tidak ada perbedaan yang signifikan antara agresi dengan jenis acara televisi yang sering ditonton oleh responden Pekerjaan Ayah Tabel 4.44 Test of Homogeneity of Variances Levene Statistic df1 df2 Sig homogen. Signifikansi pada tabel diatas adalah 0,313>0,05, sehingga data tersebut Tabel 4.45 one way anova pekerjaan ayah Sum of Squares Df Mean Square F Sig. Between Groups Within Groups Total Signifikansi pada data diatas adalah 0,566>0,05, maka tidak ada perbedaan yang signifikan antara agresi dengan pekerjaan ayah responden Pekerjaan Ibu Tabel 4.46 Test of Homogeneity of Variances Levene Statistic df1 df2 Sig
41 41 Signifikansi pada tabel diatas adalah 0,005<0,05, sehingga data tersebut tidak homogen Bermain Games Tabel 4.47 Test of Homogeneity of Variances Levene Statistic df1 df2 Sig homogen. Signifikansi pada tabel diatas adalah 0,275>0,05, sehingga data tersebut Tabel 4.48 one way anova pekerjaan ayah Sum of Squares Df Mean Square F Sig. Between Groups Within Groups Total Signifikansi pada data diatas adalah 0,529>0,05, maka tidak ada perbedaan yang signifikan antara agresi dengan aktivitas bermain games responden Jenis Games Tabel 4.49 Test of Homogeneity of Variances Levene Statistic df1 df2 Sig homogen. Signifikansi pada tabel diatas adalah 0,122>0,05, sehingga data tersebut
42 42 Tabel 4.50 one way anova pekerjaan ayah Sum of Squares Df Mean Square F Sig. Between Groups Within Groups Total Signifikansi pada data diatas adalah 0,885>0,05, maka tidak ada perbedaan yang signifikan antara agresi dengan jenis games yang dimainkan oleh responden Mengkonsumsi Alkohol Tabel 4.53 Test of Homogeneity of Variances Levene Statistic df1 df2 Sig Signifikansi pada tabel diatas adalah 0,343>0,05, sehingga data tersebut homogen. Tabel 4.54 one way anova pekerjaan ayah Sum of Squares Df Mean Square F Sig. Between Groups Within Groups Total Signifikansi pada data diatas adalah 0,000<0,05, maka ada perbedaan yang signifikan antara agresi dengan konsumsi alkohol responden.
43 Anasilis Tingkatan Antara Data Kontrol Dengan Variabel Terikat Masing-masing responden memiliki tingkatan agresi yang berbeda-beda ditinjau dari pilihan jawaban yang mereka berikan pada data kontrol. Tingkatan tersebut dibagi menjadi tiga bagian, yakni kategori agresi rendah, sedang, dan juga tinggi. Tabel 4.55 Crosstabb data kontrol dan agresi. Data Kontrol Tingkatan Total Tinggi Sedang Rendah Responden Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan Usia Suku Betawi Jawa Sunda Padang Batak Bangka Ambon Abung Arab Tionghoa Aceh Kurang dari Rp. Uang Jajan Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Diatas Rp Perilaku Orangtua Perhatian Acuh Memanjakan Kasar Tegas Jenis Acara TV Infotainment
44 44 Film action Sinetron Berita Komedi Reality show Animasi Olahraga Bermain Games Ya Tidak Jenis Games Action Petualangan Strategi Tidak ada Pekerjaan Ayah PNS BUMN Wiraswasta Wirausaha Buruh Guru Dosen Pensiunan Dokter Pilot Pekerjaan Ibu PNS BUMN Wiraswasta Wirausaha Buruh Ibu Rumah Tangga Guru Dosen Pensiunan Dokter Minum Alkohol Ya Kadang-kadang Tidak Pernah
45 45 BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil analisa, maka dapat disimpulkan bahwa: 1. Terdapat hubungan yang signifikan antara kecerdasan emosional dan agresi pada remaja (r=0,602 dan p=0,000<0,05). Hal ini berarti, ada hubungan antara kecerdasan emosional dan agresi, hubungan itu merupakan korelasi negatif, artinya semakin tinggi kecerdasan emosional, maka semakin rendah agresinya. Sebaliknya, semakin rendah kecerdasan emosional, maka semakin tinggi agresinya. Maka Ha diterima dan Ho ditolak. 2. Dari 200 responden, yang terbanyak memiliki kecerdasan emosional tingkat sedang (49%). 3. Dari 200 responden, yang terbanyak memiliki agresi tingkat sedang (47,9%). 4. Yang memiliki hubungan dengan variabel agresi diantaranya adalah suku responden (p=0,001<0,05), perilaku orangtua (p=0,019<0,05), dan konsumsi alkohol (0,000<0,05). Dan yang tidak ada hubungan dengan variabel agresi adalah usia, jenis kelamin, kegiatan bermain games, jenis games yang dimainkan, pekerjaan ayah, pekerjaan ibu, jenis acara televisi, uang jajan, dan jumlah sahabat. 5. Yang memiliki perbedaan yang signifikan dengan agresi hanya konsumsi alkohol (p=0,000<0,05). Maka dari itu, terdapat perbedaan tingkat agresi antara remaja yang sering minum alkohol, kadang-kadang, dan tidak pernah. Yang tidak memiliki
46 46 perbedaan dengan agresi diantaranya adalah usia, jenis kelamin, kegiatan bermain games, jenis games yang dimainkan, pekerjaan ayah, pekerjaan ibu, jenis acara televisi, uang jajan, perilaku orangtua, jumlah sahabat, dan suku responden. 6. Baik remaja laki-laki maupun perempuan memiliki tingkat agresi yang sama (p=0,739>0,05). 5.3 Saran Ada beberapa saran yang dapat peneliti ajukan untuk dapat menjadi masukan bagi penelitian selanjutnya, yaitu: Saran Teoritis a. Selalu melatih kecerdasan emosional diri agar dapat menekan perilaku agresi dengan cara mengenali emosi diri sendiri, dapat mengelola emosi diri sendiri, dapat memotivasi diri sendiri, empati terhadap orang lain, dan dapat membina hubungan baik dengan lingkungan sekitarnya. b. Orangtua merupakan model bagi anak-anaknya, maka disarankan untuk berperilaku baik didepan anak-anaknya agar anak terbiasa meniru perilaku yang sepantasnya. c. Alkohol merupakan prediktor yang dapat mempengaruhi perilaku agresi, maka sebaiknya menghindari kebiasaan minum alkohol. d. Indonesia kaya akan beragamnya suku dan budaya. Oleh sebab itu, perlu dilakukannya pertukaran budaya (cross cultural) agar dapat mempelajari suku-suku lain yang ada di Indonesia. Sehingga kita dapat memahami segala perbedaan-perbedaan seperti watak yang ada pada masing-masing individu yang berasal dari suku dan budaya yang berbeda.
BAB I PENDAHULUAN. Sebuah pemberitaan di Jakarta menyatakan ham p ir 40% tindak
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebuah pemberitaan di Jakarta menyatakan ham p ir 40% tindak kriminalitas dilakukan oleh remaja (Republika, 2 0 0 5 ). Tindak kriminal yang dilakukan oleh remaja sangat
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Definisi operasional adalah definisi yang menjadikan variabel-variabel yang
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Variabel Penelitian & Hipotesis 3.1.1 Variabel Penelitian & Definisi Operasional Definisi operasional adalah definisi yang menjadikan variabel-variabel yang sedang diteliti
Lebih terperinciLAMPIRAN A SKALA KEMATANGAN EMOSI DAN PENYESUAIAN AKADEMIK
DATA LAMPIRAN 60 61 LAMPIRAN A SKALA KEMATANGAN EMOSI DAN PENYESUAIAN AKADEMIK 62 Selamat Pagi Saya mahasiswi Fakultas Psikologi yang saat ini sedang melakukan penelitian sebagai tugas akhir guna merampungkan
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN
56 BAB IV HASIL PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Pair Checks Berbasis Masalah Kontekstual Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas III semester II SD Kristen Satya Wacana. Kelas III dibagi menjadi dua kelas paralel
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN
BAB IV HASIL PENELITIAN A. Penyajian Data Hasil Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di MTs Negeri Bandung dengan mengambil populasi seluruh kelas VII. Dengan sampel yang digunakan ada dua kelas yaitu,
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Profil Responden Penelitian ini dilakukan pada Polisi Lalu Lintas, mulai tanggal 1 Juli 2011-25 Juli 2011 dengan menyebar 100 kuesioner. Berikut ini akan dibahas mengenai
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada bab ini, akan dipaparkan mengenai hasil penelitian mengenai cara
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Pada bab ini, akan dipaparkan mengenai hasil penelitian mengenai cara atasan memimpin dan kinerja bawahan yang meliputi hasil penelitian data, hasil pembahasan penelitian yang
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN. kecenderungan jawaban responden dari tiap-tiap variabel, tentang budaya. religius dan pembentukan karakter peserta didik.
101 BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data Statistik deskriptif ini digunakan sebagai dasar untuk menguraikan kecenderungan jawaban responden dari tiap-tiap variabel, tentang budaya religius dan pembentukan
Lebih terperinciBAB IV PEMBAHASAN. penelitian. Subyek dalam penelitian ini adalah mahasiswa baru tahun
BAB IV PEMBAHASAN A. Deskripsi Subjek Penelitian ini adalah penelitian populasi, sehingga tidak digunakan sampel untuk mengambil data penelitian. Semua populasi dijadikan subyek penelitian. Subyek dalam
Lebih terperinciBAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. Berikut ini akan dipaparkan hasil pengolahan data dari penelitian
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Pengolahan Data Berikut ini akan dipaparkan hasil pengolahan data dari penelitian mengenai hubungan antara cara mengajar guru dengan self-efficacy siswa pada pemerolehan
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN. peneliti melakukan dokumentasi berupa foto-foto selama penelitian berlangsung.
BAB IV HASIL PENELITIAN A. Penyajian Data Hasil Penelitian Penelitian ini di laksanakan pada tanggal 15 Februari sampai 25 Februari 2016 dengan jumlah pertemuan sebanyak dua kali. Dalam pelaksanaan penelitian,
Lebih terperinciSKALA I NO PERNYATAAN SS S TS STS. mempermudah saya dalam merencanakan pekerjaan yang. dengan saya dapat diperoleh baik dari orang tua, teman, dan
SKALA I NO PERNYATAAN 1. Saya yakin dengan kemampuan saya sehingga akan mempermudah saya dalam merencanakan pekerjaan yang sesuai dengan saya 2. Saya ikut berpartisipasi dalam kegiatan yang berkaitan dengan
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Subjek Penelitian Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IV SD Negeri 01 Sumogawe Kecamatan Getasan yang berjumlah 38 siswa yang dibagi menjadi 2 kelompok,
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Subyek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri 01 Nampu dan Sekolah Dasar Negeri 01 Jetis Kecamatan Karangrayung Kabupaten
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Persiapan dan Pelaksanaan Penelitian Penelitian ini dilakukan melalui empat tahap prosedur penelitian, yaitu tahap persiapan penelitian, tahap
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN. untuk menguraikan kecenderungan jawaban responden dari tiap-tiap variabel,
81 BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data Penelitian ini berjudul perbedaan kompetensi guru PAI tersertifikasi melalui portofolio dan PLPG pada hasil belajar siswa SMKN se Kota Kediri, penyajian hasil
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. instrumen yang telah valid dan reliabel yaitu instrumen supervisi akademik
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian Hasil penelitian berupa data jawaban 70 orang responden terhadap tiga instrumen yang telah valid dan reliabel yaitu instrumen supervisi akademik
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Setting Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Salatiga 06 yang terletak di Kota Salatiga yang merupakan salah satu SD Negeri di Gugus
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
26 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Subyek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Sumogawe 03 dan SD negeri Sumogawe 04 Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang. Populasi
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
67 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Deskripsi Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 2 Tuntang, Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang yang beralamat
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN, DISKUSI, DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisa, maka dapat disimpulkan bahwa:
BAB V SIMPULAN, DISKUSI, DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil analisa, maka dapat disimpulkan bahwa: 1. Terdapat hubungan yang signifikan antara kecerdasan emosional dan agresi pada remaja (r=0,602
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN
BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data Penelitian ini dilaksanakan di SMK SORE Tulungagung. Tujuan dari pelaksanaan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe
Lebih terperinciLAMPIRAN A. Skala Penelitian Stres Kerja
LAMPIRAN 62 63 LAMPIRAN A Skala Penelitian Stres Kerja 64 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA SEMARANG 2016 SKRIPSI Oleh : Margaretha Zella Cinintya NIM : 10.40.0072 Kepada Yth: Bpk/
Lebih terperinciHANDOUT METODE PENELITIAN KUANTITATIF ANALISIS DATA MENGGUNAKAN SPSS
HANDOUT METODE PENELITIAN KUANTITATIF ANALISIS DATA MENGGUNAKAN SPSS UJI RELIABILITAS DAN SELEKSI ITEM a. Pindahkan hasil data item dari tabulasi di Excel ke data view SPSS b. Di bagian variable view rubah
Lebih terperinciBab 3. Metode Penelitian
Bab 3 Metode Penelitian 3. 1 Variabel Penelitian & Hipotesis 3. 1. 1 Variabel Penelitian & Definisi Operasional Variabel 1 : Persepsi Stres Definisi Operasional : Tinggi rendahnya persepsi terhadap stres
Lebih terperinciLAMPIRAN A. A-1 Skala Stres Kerja Karyawan. A-2 Skala Kecerdasan Emosi
LAMPIRAN A A-1 Skala Stres Kerja Karyawan A-2 Skala Kecerdasan Emosi 56 57 57 A-1. Skala Stres Kerja Pada Karyawan No. Angket : Jenis Kelamin : Instruksi/Petunjuk Mengerjakan Di bawah ada beberapa pernyataan,
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Hasil Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TAI (Team Assisted Individualization) Deskripsi dari pelaksanaan pembelajaran menggunakan model
Lebih terperinciDaftar Lampiran. Lampiran 1 Reliabilitas Skala Kecemasan Komunikasi. Lampiran 2 Data Mentah Skala Kecemasan Komunikasi
Daftar Lampiran Lampiran 1 Reliabilitas Skala Kecemasan Komunikasi Lampiran 2 Data Mentah Skala Kecemasan Komunikasi Lampiran 3 Output SPSS Lampiran 4 Contoh Item Skala Kecemasan Komunikasi LAMPIRAN 1
Lebih terperinciKUESIONER HUBUNGAN ANTARA SELF EFFICACY DAN MOTIVASI BERPRESTASI PENARI BALI REMAJA DI KABUPATEN GIANYAR
KUESIONER HUBUNGAN ANTARA SELF EFFICACY DAN MOTIVASI BERPRESTASI PENARI BALI REMAJA DI KABUPATEN GIANYAR OLEH: FRANSISKA FEBBY PETRIANI JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS HUMANIORA UNIVERSITAS BINA NUSANTARA JAKARTA
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. keharmonisan keluarga dengan rasa percaya diri siswa di SMP Negeri 3 Kota
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data Data penelitian ini diperoleh melalui penyebaran angket kepada sampel penelitian untuk mendapatkan data yang berkaitan dengan hubungan antara keharmonisan
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Subjek Penelitian Dalam penelitian ini, subjek penelitiannya adalah 57 siswa kelas 4 SD Kristen Satya Wacana Salatiga yang dibagi menjadi 2 kelas
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN. yang berkaitan dengan variabel-variabel penelitiam. Variabel-variabel yang
BAB IV HASIL PENELITIAN A. Penyajian Data 1. Deskripsi Data Data yang disajikan dalam penelitian ini merupakan data-data yang yang berkaitan dengan variabel-variabel penelitiam. Variabel-variabel yang
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Setting dan Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas IV SD Negeri Salatiga
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Setting dan Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas IV SD Negeri Salatiga 06. Sekolah tersebut terletak di Jalan Kartini no.26,
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN. beberapa guru PAI yang belum tersertifikasi dan guru PAI yang sudah. dan 15 item untuk penilaian kompetensi professional.
126 BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data Penelitian ini dilakukan pada tanggal 20 Maret sampai dengan 12 Mei 2016 terhadap penilaian siswa yang diajar guru PAI yang belum tersertifikasi dan sudah
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN. terhadap hasil belajar siswa kelas VII pada materi Himpunan MTs Aswaja
BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data Tujuan dari dilaksanakannya penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe NHT berbasis portofolio terhadap hasil belajar siswa
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN. A. Penyajian Statistik Deskripsi Hasil Penelitian. kecenderungan jawaban responden dari tiap-tiap variabel, baik mengenai
61 BAB IV HASIL PENELITIAN A. Penyajian Statistik Deskripsi Hasil Penelitian Statistik deskriptif ini digunakan sebagai dasar untuk menguraikan kecenderungan jawaban responden dari tiap-tiap variabel,
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Pra Penelitian a. Sampel Penelitian Penelitian terkait dengan perbedaan hasil belajar matematika siswa dengan menggunakan model pembelajaran
Lebih terperinciA. Skala Penelitian A-1. Skala Kecerdasan Emosional SMA Seminari A-2. Skala Kecerdasan Emosional SMA Don Bosco Semarang
LAMPIRAN 62 A. Skala Penelitian A-1. Skala Kecerdasan Emosional SMA Seminari A-2. Skala Kecerdasan Emosional SMA Don Bosco Semarang 63 A-1. Skala Kecerdasan Emosional SMA Seminari 64 QUESTIONAIRE SKRIPSI
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. matematika siswa kelas VIII MTs Ma arif NU Bacem Tahun Ajaran
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Penyajian Data Hasil Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui Pengaruh Brain Gym dan seberapa besar pengaruhnya terhadap hasil belajar
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD N Kemitir 02 dan SD N 02 Kalimanggis yang terletak pada dua kecamatan dan kabupaten yang berbeda.
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Subjek Penelitian Penilitian ini diadakan di SD Negeri Mangunsari 03 yang terletak di Kelurahan Mangunsari Kecamatan Sidomukti Kota Madya Salatiga Jawa
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Bab ini menguraikan hasil penelitian sesuai dengan data yang diperoleh. Pembahasan diawali dengan memberikan gambaran subjek penelitian, pelaksanaan penelitian, pengumpulan
Lebih terperinciBAB IV PELAKSANAAN, HASIL PENELITIAN, DAN PEMBAHASAN
BAB IV PELAKSANAAN, HASIL PENELITIAN, DAN PEMBAHASAN A. Persiapan Penelitian Persiapan penelitian dimulai dengan mempersiapkan alat ukur, yaitu menggunakan satu macam skala untuk mengukur self esteem dan
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN. pengaruh model pembelajaran contextual teaching and learning (CTL)
BAB IV HASIL PENELITIAN A. Penyajian Data Tujuan dari dilaksakannya penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran contextual teaching and learning (CTL) berbantuan LKS terhadap hasil
Lebih terperinciBAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada bab ini peneliti akan membahas tentang sampel penelitian, hasil
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN Pada bab ini peneliti akan membahas tentang sampel penelitian, hasil pengolahan data, dan analisa data hasil penelitian. Hasil ini diperoleh berdasarkan kuesioner yang diberikan
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Subyek dalam penelitian ini adalah siswa MA Boarding School Amanatul
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Subyek Subyek dalam penelitian ini adalah siswa MA Boarding School Amanatul Ummah Surabaya. Siswa MA Boarding School Amanatul Ummah Surabaya kelas XI
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Penelitian ini adalah penelitian eksperimen. Pada penelitian eksperimen, terdapat dua kelompok, yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Kelompok
Lebih terperinciHasil Uji Validitas Skala CPRS (Conduct Problem Risk Screen)
80 Lampiran 1 Hasil Uji Validitas Skala CPRS (Conduct Problem Risk Screen) Case Processing Summary N % Cases Valid 30 100,0 Excluded a 0,0 Total 30 100,0 a. Listwise deletion based on all variables in
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Dalam penelitian ini akan dilakukan pembahasan mengenai deskripsi tempat penelitian yaitu di Yayasan Pendidikan Eben Haezer Salatiga, deskripsi responden penelitian yaitu guru-guru
Lebih terperinciBAB 4 ANALISIS PENELITIAN Profil Partisipan Pada pengambilan data di lapangan, peneliti memperoleh partisipan
BAB 4 ANALISIS PENELITIAN 4.1. Profil Partisipan Pada pengambilan data di lapangan, peneliti memperoleh partisipan sebanyak 150 remaja dengan rentang usia 15-18 tahun dan berjenis kelamin laki-laki dan
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 2012/2013. SMP Negeri 3 Kaloran terletak 6 KM dari pusat
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Diskripsi Data 4.1.1.1 Objek Dan Subjek Penelitian Penelitian dilaksanakan pada semester 2 tahun pelajaran 2012/2013. SMP Negeri 3 Kaloran
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN. pengaruh metode pembelajaran kooperatif Team Assisted
BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data 1. Deskripsi Hasil Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di MTsN Tulungagung pada tanggal 23 Oktober 07 November 2015. Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Bab ini menguraikan hasil penelitian sesuai dengan data yang diperoleh. Pembahasan diawali dengan memberikan gambaran subjek penelitian, pelaksanaan penelitian, pengumpulan
Lebih terperincidiperoleh. Pembahasan diawali dengan memberikan gambaran umum subjek Subjek penelitian ini adalah remaja yang bersekolah di MTsN Pitalah
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan diuraikan hasil penelitian sesuai dengan data yang diperoleh. Pembahasan diawali dengan memberikan gambaran umum subjek penelitian, pelaksanaan
Lebih terperinciDUKUNGAN SOSIAL. Item-Total Statistics
55 DUKUNGAN SOSIAL Reliability Item-Total Statistics Soal_1 Soal_2 Soal_3 Soal_4 Soal_5 Soal_6 Soal_7 Soal_8 Soal_9 Soal_10 Soal_11 Soal_12 Soal_13 Soal_14 Soal_15 Soal_16 Soal_17 Soal_18 Soal_19 Soal_20
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1 SDN Mangunsari 07 Salatiga Eksperimen % 2 SDN 03 Karangrejo Kontrol
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Subyek Penelitian Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas III SDN Mangunsari 07 Salatiga, yang dijadikan sebagai kelompok eksperimen dan siswa
Lebih terperinciContoh Analisis Data Korelasi Kecerdasan Emosi terhadap Stress Kerja 1. Sebaran Data Kecerdasan Emosi Hasil Skoring Kuesioner
Contoh Analisis Data Korelasi Kecerdasan Emosi terhadap Stress Kerja 1. Sebaran Data Kecerdasan Emosi Hasil Skoring Kuesioner 1. Sebaran Data Stress Kerja Hasil Skoring Kuesioner 2. Jumlah Skor Setiap
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN
BAB IV HASIL PENELITIAN A. Penyajian Statistik Deskripsi Hasil Penelitian 1. Kemampuan Awal Siswa Dalam penelitian ini seperti telah dijelaskan pada bab III, analisis tentang data kemampuan awal digunakan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Populasi pada penelitian ini adalah wanita dewasa madya di RT 02 RW 06
BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Dan Sampel Penelitian Populasi pada penelitian ini adalah wanita dewasa madya di RT 02 RW 06 Kelurahan Isola yang berjumlah 61 orang. Peneliti menggunakan teknik sampling
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN. kecenderungan jawaban responden dari tiap-tiap variabel, baik mengenai
BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data Statistik deskriptif digunakan sebagai dasar untuk menguraikan kecenderungan jawaban responden dari tiap-tiap variabel, baik mengenai kompetensi guru, motivasi
Lebih terperinciSkenario Payoff Magnitude terhadap Kecenderungan Pengambilan Risiko. Skenario Pengambilan Keputusan Investasi (Baird et al., 2008)
LAMPIRAN Skenario Payoff Magnitude terhadap Kecenderungan Pengambilan Risiko Data Responden NIM : Jenis Kelamin : L / P Usia : Skenario Pengambilan Keputusan Investasi (Baird et al., 2008) Bayangkan anda
Lebih terperinciLainnya 5. Pekerjaan : Pelajar/mahasiswa TNI/POLRI Pegawai Swasta
LAMPIRAN 1 KUESIONER PENELITIAN Saya mahasiswa Universitas Muhammadiyah Ponorogo sedang mengerjakan penyusunan skripsi yang berjudul, analisis perbedaan kualitas pelayanan dan kepuasan konsumen pada pengguna
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN
BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran Missouri Mathematics Project (MMP) terhadap hasil belajar matematika materi
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN
BAB IV HASIL PENELITIAN Penelitian ini dilakukan di SMPN 2 Pogalan dengan mengambil populasi seluruh siswa kelas VIII yang ada sebanyak 3 kelas yaitu kelas VIII-A, VIII-B, VIII-C, Terbuka dengan jumlah
Lebih terperinciBAB IV PELAKSANAAN, HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV PELAKSANAAN, HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4. 1. Gambaran Umum Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD pararel yaitu SD N 01 Maduretno semester II Kecamatan Kalikajar Kabupaten Wonosobo
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa Jurusan Psikologi
BAB III METODE PENELITIAN A. Populasi, Sampel, dan Teknik Sampling 1. Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa Jurusan Psikologi Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia
Lebih terperinciKUESIONER SURAT PERNYATAAN
SURAT PERNYATAAN Saat ini saya sedang melakukan penelitian dengan Judul Motivasi untuk Berhenti Merokok pada Perokok Berat ditinjau dari Self Efficacy dan Pengetahuan akan Bahaya Rokok. Saya sangat mengharapkan
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN. lingkaran, dan dilanjutkan dengan langkah-langkah berikut ini: siswa, setiap siswa mendapatkan 1 kartu.
BAB IV HASIL PENELITIAN A. Paparan Pembelajaran Make a Match Proses berjalannya model pembelajaran Make a Match dalam penelitian ini diawali dengan guru menjelaskan sekilas materi tentang keliling dan
Lebih terperinciBAB 4. Analisis Data dan Penyajian. korelasional, dimana penelitian yang dilakukan untuk menguji hubungan antara
BAB 4 Analisis Data dan Penyajian 4.1 Penyajian data penelitian Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode penelitian kuantitatif korelasional, dimana penelitian yang dilakukan untuk menguji hubungan
Lebih terperinciBAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Uji Homogenitas dan Normalitas. dahulu yang meliputi uji Normalitas dan uji Homogenitas.
BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 5.1. Deskripsi Data Hasil Penelitian 5.1.1. Uji Homogenitas dan Normalitas Sebelum uji hipotesis maka dilakukan uji Pra syarat terlebih dahulu yang meliputi uji Normalitas
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN
BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 3 Kedungwaru pada tanggal 14 sampai 22 Januari 2016. Dengan rincian jadwal sebagai berikut. Tabel 4.1 Jadwal Pelaksanaan
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Subyek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD N Tejosari Kecamatan Ngablak Kabupaten Magelang Tahun Pelajaran 2011/2012, yang dijadikan subyek
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
1 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Subjek Penelitian Penelitian dilaksanakan di SMP Kristen Satya Wacana yang terletak di Jalan Diponegoro, Salatiga. Populasi penelitian adalah semua
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
27 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Subjek Penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP Negeri 02 Tengaran sebagai SMP Regular dan SMP Terbuka Tengaran yang
Lebih terperinciLEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN
LAMPIRAN 52 LAMPIRAN 1 ب س م للا الر ح م ن الر ح ي م LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN Dengan ini saya Nama : Usia : Jenis Kelamin : Alamat : Pendidikan terakhir : Tanggal Pengambilan Data : Menyatakan
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. sampai bulan April. Mulai dari tahap persiapan, observasi, eksperimen dan
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data Penelitian Penelitian ini dilaksanakan selama tiga bulan, dari bulan Februari sampai bulan April. Mulai dari tahap persiapan, observasi, eksperimen
Lebih terperinci2 Saya tidak mendapatkan jaminan apapun di SS S TS STS
Lama Bekerja :. Tahun Keterangan : *) coret yang tidak perlu PETUNJUK PENGISIAN Berikut ini akan disajikan beberapa pernyataan. Baca dan pahami baikbaik setiap pernyataan tersebut. Bapak/Ibu diminta untuk
Lebih terperinciLAMPIRAN 1 ANGKET FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB PROKRASTINASI AKADEMIK SEBELUM UJI COBA
LAMPIRAN 92 LAMPIRAN 1 ANGKET FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB PROKRASTINASI AKADEMIK SEBELUM UJI COBA 93 PENGANTAR Kepada : Yth. Siswa SMP Negeri 1 Mungkid Dengan hormat, Pada kesempatan ini perkenankanlah saya
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN
BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data Statistik deskriptif ini digunakan sebagai dasar untuk menguraikan kecenderungan jawaban responden dari tiap-tiap variabel, baik mengenai program kegiatan masjid,
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN
BAB IV HASIL PENELITIAN A. Penyajian Data Hasil Penelitian 1. Penyajian Data Data yang disajikan dalam penelitian ini adalah data yang berkaitan dengan variabel-variabel yang diteliti yaitu data nilai
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian dengan pendekatan
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian dengan pendekatan kuantitatif. Penelitian ini menggunakan metode korelasi untuk mengetahui hubungan suatu
Lebih terperinciSaya sering bermimpi buruk SS S TS STS
64 Pernyataan Dengan hormat, Di tengah-tengah kesibukan Anda saat ini, perkenankanlah saya mohon kesediaan Anda meluangkan waktu sejenak untuk mengisi dua macam skala yang telah disediakan.tujuan skala
Lebih terperinciLAMPIRAN A SKALA IKLIM ORGANISASI DAN KEPUASAN KERJA SETELAH UJI COBA
63 LAMPIRAN A SKALA IKLIM ORGANISASI DAN KEPUASAN KERJA SETELAH UJI COBA 64 Kuesioner Penelitian I. Data Responden Nama Responden : Jenis Kelamin : Laki-laki Perempuan Usia Jabatan/bagian Lama Kerja :..
Lebih terperinciKEPERCAYAAN DIRI. Corrected Item-Total Correlation
LAMPIRAN 61 KEPERCAYAAN DIRI PUTARAN 1 N % Cases Valid 60 100.0 Excluded( a) 0.0 Total 60 100.0 a Listwise deletion based on all variables in the procedure. Reliability Statistics Alpha N of Items.756
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Subjek Penelitian Penelitian diadakan di SD Negeri Candirejo 02, dengan alamat di jalan Mertokusumo No 32 Desa Candirejo dan SD Negeri Sraten 01,
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Persiapan Penelitian 1. Orientasi Kancah Penelitian Penelitian ini melakukan kajian tentang perbedaan tingkat learned helplessness siswa yang memiliki prestasi
Lebih terperinciValiditas & Reliabilitas (Sert)
Validitas & Reliabilitas (Sert) Case Processing Summary N % Cases Valid 40 100.0 Excluded a 0.0 Total 40 100.0 a. Listwise deletion based on all variables in the procedure. Reliability Statistics Cronbach's
Lebih terperinciAgresivitas. Persahabatan. Kesepian. Penolakan
HUBUNGAN ANTARA KESEPIAN DENGAN AGRESIVITAS PADA REMAJA MADYA DI SMA X BOGOR LATAR BELAKANG MASALAH Agresivitas Persahabatan Kesepian Penolakan AGRESIVITAS Perilaku merugikan atau menimbulkan korban pihak
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
3.1 Desain Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian eksperimen jenis quasi experimental. Quasi experiment atau eksperimen semu merupakan
Lebih terperinciBAB IV PEMBAHASAN. Tabel 8 Distribusi sampel penelitian berdasarkan Usia Usia Jumlah (N) Persentase (%) TOTAL
BAB IV PEMBAHASAN A. Deskripsi Subyek Subyek dalam penelitian ini adalah pasien diabetes melitus tipe 2 yang melakukan rawat jalan di RSUD dr. H. Slamet Martodirdjo, Kabupaten Pamekasan. Selanjutnya akan
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN
BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data Statistik deskriptif ini digunakan sebagai dasar untuk menguraikan kecenderungan jawaban responden dari tiap-tiap variabel, baik mengenai kompetensi profesional
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Subjek Penelitian Penelitian dilaksanakan di SD paralel yaitu SD Kristen Satya Wacana Salatiga semester 2 di kelas VA sebagai kelas eksperimen 1
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Data Penelitian Penelitian yang dilakukan yaitu menggunakan metode eksperimen untuk membandingkan akibat dari suatu perlakuan. Tindakan yang dilakukan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada bab ini akan dijelaskan lebih lanjut mengenai variabel dalam
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada bab ini akan dijelaskan lebih lanjut mengenai variabel dalam penelitian, hipotesis, subyek penelitian, teknik sampling, alat ukur penelitian dan prosedur penelitian.
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN. A. Deskripsi Data Penelitian ini dilakukan terhadap siswa di MAN se Kabupaten Blitar
BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data Penelitian ini dilakukan terhadap siswa di MAN se Kabupaten Blitar yang berjumlah 92 responden, untuk mengetahui seberapa besar pengaruh keterampilan dasar mengajar
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di sekolah SMK NEGERI 1 Kecamatan SUTERA Kabupaten Pesisir Selatan. 4.2. Pelaksanaan Penelitian 4.2.1. Tempat
Lebih terperinciBAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. Sampel dalam penelitian ini merupakan keseluruhan populasi di SLB A
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi sampel penelitian Sampel dalam penelitian ini merupakan keseluruhan populasi di SLB A Pembina Jakarta yang berjumlah 20 orang remaja tuna netra. Berikut data kontrol
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 1 Cilegon yang berlokasi di Jl.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Deskripsi Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 1 Cilegon yang berlokasi di Jl. KH. Tb Ismail Kav Blok F Kota Cilegon.
Lebih terperinciLAMPIRAN 1 Angket Penelitian
LAMPIRAN-LAMPIRAN 1 LAMPIRAN 1 Angket Penelitian 2 PENGANTAR Hal: Permohonan pengisian angket Dengan ini, saya: Nama : Salomina Patty NPM : 832012010 Status: Mahasiswa UKSW Program Pascasarjana Magister
Lebih terperinci