USULAN PERBAIKAN TATA LETAK FASILITAS PABRIK MINUMAN TEH HITAM DENGAN METODE CRAFT

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "USULAN PERBAIKAN TATA LETAK FASILITAS PABRIK MINUMAN TEH HITAM DENGAN METODE CRAFT"

Transkripsi

1 SLAN PERBAIKAN TATA LETAK FASILITAS PABRIK MINMAN TEH HITAM DENGAN METODE CRAFT Disusun Oleh: Nama : Muhammad Mustaffa Fajra NPM : Jurusan : Teknik Industri Pembimbing : Dr. rer. pol. Ir. Sudaryanto, M.Sc. SIDANG SKRIPSI S1

2 LATAR BELAKANG Kebutuhan produksi unit/hari Sistem semiotomatis (pekerja + mesin) Penempatan area kerja pada ruang fasilitas yang sama Jarak tempuh semakin jauh Gerakan bolakbalik kerja berjauhan Biaya semakin besar sulan perbaikan tata letak fasilitas

3 PERMSAN MASALAH Bagaimana usulan rancangan yang optimal untuk tata letak fasilitas pabrik minuman teh hitam saat ini agar jarak dan biaya penanganan bahan minimal?

4 PEMBATASAN MASALAH Lokasi pabrik di Jalan Leuwiliang RT/RW 001/0, Bogor, Jawa Barat, Indonesia. Variabel yang diamati adalah ukuran bangunan dan tanah, waktu dan biaya produksi, aliran produksi, peralatan untuk proses produksi, alat bantu untuk penanganan bahan, dan kegiatan pekerja selama proses produksi. sulan perbaikan tata letak fasilitas hanya menggunakan metode CRAFT dengan bantuan software WinQSB v2.0. TJAN PENLISAN Mengevaluasi tata letak fasilitas pabrik pada CV. Citra Pangan Mandiri saat ini. Memberikan usulan tata letak fasilitas agar dapat meminimalkan biaya penanganan bahan.

5 TINJAAN PSTAKA Kegiatan pada Pabrik Tata Letak Fasilitas Pabrik Tipe-tipe Tata Letak Prinsip-prinsip Perencanaan Tata Letak Pola Aliran Bahan mum Peta Proses Operasi Masalah Lokasi Fasilitas dengan Model Jarak Rectilinear Metode Computerized Allocation of Facilities Technique (CRAFT) Metode Kualitatif Peta Hubungan Aktivitas Diagram Alokasi Wilayah Pemindahan dan Penanganan Bahan

6 METODOLOGI PENELITIAN Mulai Penelitian Pendahuluan: Identifikasi masalah, penetapan tujuan, dan pembatasan masalah Tinjauan Pustaka Pengumpulan Data: Data luas area bangunan, peralatan, bahan baku, proses produksi, daya listrik, dan tenaga kerja Data Cukup? Tidak Ya Pengolahan Data dan Analisis: Pengolahan dengan metode CRAFT Merancang usulan perbaikan tata letak Evaluasi hasil perbandingan Analisis implementasi Kesimpulan Selesai

7 PROSES PRODKSI 7,5 m 6 m 5 m 13 m 6 m Ruangan Tidak Terpakai Toilet Toilet m Limbah 2 m 7 m 3 m 6 m 2,5 m Sumur 3 Perebusan Pencampuran Penyaringan 38 m 20 m 12 m Gudang Barang Jadi 10 Gudang Bahan Baku p Ruang Penjernihan Air 2 5 Ruang Pengemasan Pengepakan Sumber Air 1 m 1 m 8 m 6 m Laboratorium Kantor p 5 m Ruangan Barang Bekas Mushola Parkir p Toilet 2 m m 1 m Pos Jaga Parkir 3 m 6 m 5 m 37,5 m 12 m 2 m

8 PERALATAN YANG DIGNAKAN Nama Alat/Mesin Kode Jml Lokasi Penempatan Alat kuran (meter) P L T Tangki Penampung 5000 L M01 3 Penjernihan (2), Perebusan (1) 2,00 2,00 2,50 Penyaring Air M02 Penjernihan 0,50 0,20 1,50 Penyaring ltrafiltrasi M03 1 Penjernihan 1,80 0,0 1,70 Tangki Solar 100 L M0 1 Perebusan 0,50 0,50 0,70 Boiler-T 1000 L M05 1 Perebusan 2,00 1,00 0,60 Boiler-B 1000 L M06 1 Perebusan 1,20 1,20 1,50 Brewer 500 L M07 2 Pencampuran 0,70 0,70 1,00 Mixer 1000 L M08 1 Pencampuran 1,20 1,20 1,50 Penyaring Ampas SS M0 Penyaringan 0,30 0,30 0,60 Tangki Penampung 1000 L M10 2 Penyaringan 1,20 1,20 1,50 Automatic Cup Sealer- Line M11 1 Pengemasan,00 1,50 1,70 Belt Conveyor 1,1 kw M12 1 Pengepakan 3,00 1,00 0,60 Compressor 5,5 kw M13 1 Pengemasan 1,25 0,50 0,50 Rak Bahan Baku M1 2 Gudang Bahan Baku,00 1,50 2,50 Pompa Celup 1,5 kw M15 1 Sumber Air 0,10 0,10 0,50 Pompa Standar 0,67 kw M16 1 Pencampuran 0,50 0,30 0,0 Pompa Standar 0,37 kw M17 6 Penjernihan (2), Perebusan (2), Penyaringan (2) 0,50 0,30 0,30 Sumber: Hasil pengamatan yang telah diolah

9 PROSES PRODKSI PETA PROSES OPERASI Nama Obyek : Produksi teh hitam sebanyak ml (Proses Berkelanjutan) Nomor Peta : 1 Dipetakan oleh : M. Mustaffa Fajra Tanggal Dipetakan : 22 Juli 201 Gelas Plastik Bahan Tambahan Gula Cair (500 unit) (25 gr) ( ml) Daun Teh Kering (50 kg) Air ( ml) (Tangki 5000 L, Pompa) ,3' Membersihkan ,57' Menimbang ,3' Menimbang 0-7 2,3' Menimbang (Penyaring Air, Pompa) ,0' Menampung air dari sumur 0-8,56' Membersihkan (Tangki 5000 L) ,13' Menjernihkan air (P. ltrafiltrasi, Pompa) ,28' Menampung air (Tangki 5000 L) 0-26,18' Menyaring kandungan karbon dalam air (2 Boiler 1000 L,Pompa) ,3' Menampung sementara (2 Brewer 500 L,Pompa) ,12' Merebus air 5-85 º C (Mixer 1000 L,Pompa) 0-21,6' Menyelupkan daun teh ( Penyaring Ampas SS,Pompa) ,2' Mengaduk bahan (2 Tangki 1000 L) ,37' Menyaring ampas (Automatic Cup Sealer -Line, Pompa) ,55' Menampung teh ,16' Mengisi teh ke dalam gelas Ringkasan KEGIATAN JMLAH WAKT (menit) OPERASI 18 11,8 (Belt Conveyor) ,16' Menutup kemasan 25,22' Memasukkan barang jadi ke dalam kardus TOTAL 18 11,8

10 EFISIENSI PRODKSI Air ( ml) ml ml M M M M M01 100,00% ml,5% ml 100,00% ml,8% ml 100,00% Bahan tambahan Gula cair Daun teh.310 (25 gr) ( ml) (50 kg) ml M10 100,00% ml M0,5% ml M08 100,00% ml M07 8,00% ml M05, M06 78,5% M M12 8,7% ml 100,00% Gelas kemasan (500 unit) ml Produk jadi ( ml)

11 ALIRAN BAHAN Sumber Air Gudang Penjernihan Air Perebusan Pencampuran Penyaringan Pengemasan Pengepakan

12 TATA LETAK AWAL 3,75 3,00 2,50 6,50 3,00 Ruangan Tidak Terpakai Toilet Toilet 2,00 Limbah 1,00 3,50,00 2,50 2,50 1,50 3,00 1,25 Sumur 3 1,00 10,00 6,00 10 Gudang Barang Jadi p Perebusan 2 7 Ruang Penjernihan Air 5 Pencampuran Ruang Pengemasan 8 Pengepakan 6 Penyaringan Sumber Air 1, mm 0,50,00 3,00 Gudang Bahan Baku 2,50 Ruangan Barang Bekas Mushola Parkir p Laboratorium Kantor p Toilet 1,00 2,00 0,50 Pos Jaga Parkir 1,50 3,00 2,50 18,75 6,00 1,00

13 KEBTHAN LAS AREA FASILITAS Nama Panjang Lebar Luas Tersedia Luas Mesin + Kelonggaran 100% Luas Sisa (m) (m) (m 2 ) (m 2 ) (m 2 ) Kantor 12,00,00 8,00 0,00 8,00 Gudang Bahan Baku 12,00 10,00 120,00 2,00 6,00 Gudang Barang Jadi 12,00 10,00 120,00 0,00 120,00 Sumber Air 1,00 1,00 1,00 0,02 1,00 Ruang Penjernihan Air 5,00 8,00 0,00 20,6 1,00 Perebusan 8,00 6,00 8,00 15,8 33,00 Pencampuran 5,00 6,00 30,00,8 25,00 Penyaringan 5,00 6,00 30,00 7,38 23,00 Pengemasan 13,00 8,00 10,00 13,25 1,00 Pengepakan 10,00,00 0,00 6,00 8,00 Total 631,00 1,61 53,3 Sumber: Hasil pengamatan yang telah diolah

14 PENGKRAN JARAK TEMPH Asal Tujuan Frekuensi Perpindahan Jarak Antar Departemen (meter) Xa-Xb + Ya-Yb Jarak Tempuh (meter) antor Gudang BB 5 2,50-06, ,00-11,00 = 2,50 17,50 antor Gudang BJ 2,50-06, ,00-21,00 = 3,50 158,00 udang BB Perebusan 7 06,00-21, ,00-28,00 = 32,50 227,50 udang BB Pencampuran 06,00-28, ,00-28,00 = 3,00 351,00 udang BB Pengemasan 11 06,00-2, ,00-21,00 = 33,00 363,00 umber Air Penjernihan Air 8 36,50-20, ,50-21,00 = 21,00 168,00 enjernihan Air Perebusan 8 20,00-21, ,00-28,00 = 08,50 68,00 erebusan Pencampuran 8 21,50-28, ,00-28,00 = 06,50 52,00 encampuran Penyaringan 8 28,00-33, ,00-28,00 = 05,00 0,00 enyaringan Pengemasan 8 33,00-2, ,00-21,00 = 11,00 88,00 engemasan Pengepakan 8 2,00-30, ,00-12,00 = 10,50 8,00 engepakan Gudang BJ 0 30,50-06, ,00-21,00 = 33,50 130,00 Total 12 26, ,00 Sumber: Hasil pengamatan yang telah diolah

15 PENGGNAAN WAKT DAN ENERGI Keterangan Jumlah Jumlah produksi maksimal (unit/jam).800,00 Biaya tenaga kerja per hari (Rp) ,00 Jumlah tenaga kerja per hari (orang) 10,00 Jumlah jam kerja per hari (jam/hari) 8,00 Jumlah hari kerja perbulan (hari/bulan) 26,00 Penggunaan daya listrik maksimal oleh pompa (kw/jam),7 Biaya pemakaian listrik Gol. Tarif I-2/TR, diatas 1 kva s.d 200 kva (daya maksimal pabrik 1,5 kva), Blok LWBP (pemakaian jam, ) untuk industri (Rp/kW/jam) Sumber: Hasil ringkasan pengamatan dan wawancara

16 PERHITNGAN BIAYA Kode Alat Pemindahan Jumlah (unit) Harga Awal (Rp) mur Ekonomis (tahun) (c) Nilai Sisa (Rp) Depresiasi Rp./tahun ((a*b-d)/c) (e) Depresiasi Rp./hari (e/(12*26)) (a) (b) (d) M ,00 10, , ,00 801,28 M ,00 10, , ,00 76,23 M ,00 10, , ,00 23,08 M ,00 10, , ,00 61,5 Total 6.55,13 Sumber: Hasil wawancara yang telah diolah Asal Tujuan Kode Alat Bantu Jml Daya Listrik (kw /jam) Waktu Pemakaian (kw/jam* 8 jam) Biaya Listrik (kw/hari* Rp.,-) Biaya Perawatan (perbulan) Total Biaya (per hari) C D M15 1 0,75 6,00 5, , ,38 D E M17 2 0,7 5,2 51, , ,3 E F M17 2 0,7 5,2 51, , ,3 F G M16, M17 2 1,0 8, , , , G H M17 1 0,37 2,6 257, , ,1 H I M12 1 1,10 8,80 871, , ,58 Total,7 37, , , ,3 Total Biaya Penanganan Bahan Biaya Tenaga Rp ,00 Kerja Rp 50.1,06 /hari Biaya Listrik Rp 8.035,3 Rp 6.55,13 Keterangan: C. Sumber Air D. Ruang Penjernihan Air E. Perebusan F. Pencampuran G. Penyaringan H. Ruang Pengemasan I. Pengepakan Biaya Depresiasi

17 BIAYA TATA LETAK SAAT INI Biaya / meter Departemen Asal Biaya Penanganan Jarak Penanganan Rp 50.1, ,00 m Departemen Tujuan Bahan Bahan Rp11,5 /meter Jarak Tempuh Antar Departemen (meter) Biaya Penanganan Bahan (Rp) Total Biaya Penanganan Bahan (Rp) Kantor Gudang BB 17,50 11, ,15 Kantor Gudang BJ 158,00 11, ,33 Gudang BB Perebusan 227,50 11, ,76 Gudang BB Pencampuran 351,00 11, ,23 Gudang BB Pengemasan 363,00 11,5 6.,58 Sumber Air Penjernihan Air 168,00 11, ,78 Penjernihan Air Perebusan 68,00 11, ,27 Perebusan Pencampuran 52,00 11,5.55,15 Pencampuran Penyaringan 0,00 11, ,80 Penyaringan Pengemasan 88,00 11, ,17 Pengemasan Pengepakan 8,00 11, ,3 Pengepakan Gudang BJ 130,00 11, ,5 Total 3087,00 227,0 50.1,06

18 PRINSIP TATA LETAK SECARA KALITATIF Kantor Gudang Bahan Baku A- E- A-8 E-1,10 A-2 E- Kantor Pengepakan Gudang Barang Jadi (1) () (10) I-2,10 O- I-7 O-2 I-1 O- 6 A-6,8 E- I A-7, E E-2 A-10 E-6,8 Pencampuran Bahan Penyaringan Penyaringan Pengemasan Gudang Bahan Baku (7) (8) (2) I-,5, O- I-6 O- I-1 O- A-5,7 E-2 A-,6 E- A-5 E-3 Pengepakan Gudang Barang Jadi Pencampuran I Sumber Air E Ruang Penjernihan Air Perebusan Ruang Pengemasan A A A 6 E I I KODE Penjernihan Perebusan Air (6) (5) () KODE ALASAN I-6 O- I-3,7 O- I-7 O- A E I O WARNA A- E- Sumber Air (3) I-5 O- KETERANGAN Mutlak Sangat Penting Penting Cukup/biasa Tidak Penting X Tidak Dikehendaki KETERANGAN 1 Menggunakan catatan secara bersamaan ,6 2,,6 A 2,3,,6 A 2,3,,6,6,6 E I I,5 O Menggunakan tenaga kerja yang sama Menggunakan space area yang sama Derajat kontak personal yang sering dilakukan Derajat kontak kertas kerja yang sering dilakukan rutan aliran kerja Melakukan kegiatan kerja yang sama 8 Menggunakan peralatan kerja yang sama A 3,7,8 E,5 I Kemungkinana adanya bau yang tidak diinginlan, ramai, dll

19 PERBAIKAN OLEH CRAFT

20 3,00 SLAN PERBAIKAN 3,75 2,00 3,00 3,00 2,50 6,50 1,00 Ruangan Tidak Terpakai Toilet Toilet Limbah 3,50,00 2,50 2,50 1,50 3,00 1,25 Sumur 3 1,00 10,00 6,00 10 Gudang Barang Jadi Gudang Bahan Baku 10 Gudang Barang Jadi Gudang Bahan Baku p 3 Perebusan Perebusan 5 Pencampuran Ruang Ruang Ruang Pengemasan Penjernihan Penjernihan Air Air Ruang Pengemasan 8 Pengepakan 6 Penyaringan 7 Ruang Pengemasan Sumber Air 1, mm 0,50,00 3,00 2,50 Ruangan Barang Bekas Mushola Parkir p p Laboratorium Kantor p Toilet 1,00 2,00 0,50 Pos Jaga Parkir 1,50 3,00 2,50 18,75 6,00 1,00

21 ANALISIS PERBANDINGAN Total Jarak Perpindahan Bahan Jarak perpindahan bahan pada tata letak awal (meter) 3.087,00 Jarak perpindahan bahan pada tata letak perbaikan dengan CRAFT (meter) 2.5,05 Selisih jarak perpindahan bahan awal dengan CRAFT (meter) 87,5 Persentase penurunan dengan CRAFT (meter) (%) 15,81 Sumber: Hasil pengolahan data Asal Tujuan Hasil Perhitungan Biaya Sekarang sulan Penghematan Kantor Gudang Bahan Baku , ,75 -.0,60 Kantor Gudang Barang Jadi 30.28, , ,13 Gudang Bahan Baku Perebusan 3.553, , ,1 Gudang Bahan Baku Pencampuran 67.17, ,03 1.6,20 Gudang Bahan Baku Ruang Pengemasan 6.,58.835, ,88 Sumber Air Ruang Penjernihan Air ,78 2.2, ,76 Ruang Penjernihan Air Perebusan , , ,3 Perebusan Pencampuran.55,15.55,0-0,25 Pencampuran Penyaringan 7.657, ,00-0,20 Penyaringan Ruang Pengemasan 16.87, ,1 -.16,7 Ruang Pengemasan Pengepakan ,3 20.8,3 -.16,5 Pengepakan Gudang Barang Jadi , ,20.770,25 Total 50.1, , ,6 Sumber: Hasil pengolahan data

22 HASIL SLAN 7,5 m 6 m 5 m 13 m 38 m 6 m 6 m 20 m Gudang Alat dan Mesin 12 m Gudang Bahan Baku 10 Gudang Barang Jadi Toilet Toilet 2,5 m m 3 m Sumur p Memperpendek jarak tempuh untuk pemindahan air dari 2 m sumber air ke proses Kebun 152 sq m Limbah penjernihan sejauh 0,36 m, sehingga menghemat Rp 8 m 5 m 5 m 7.733,76 per hari. Penambahan luas area penjernihan air seluas 3 2,00 m 2. Perebusan 7 Ruang Pengemasan Pencampuran 2 Ruang Penjernihan Air 5 8 Pengepakan Penyaringan 7 6 Ruang Pengemasan Sumber Air 1 7 m m 1 m 8 m 6 m Memperpendek jarak tempuh untuk pemindahan bahan Gudang Barang Mushola baku dari gudang ke area 5 m produksi sejauh 26,76 m, 1 m 6 m 5 m sehingga menghemat Rp ,22 per hari. Parkir p 37,5 m Pos Jaga Laboratorium Kantor Toilet -Berat dus adalah 288 kg 12 m p Parkir 2 m m -Tenaga yang dikeluarkan 283,21 kkal 3 m 2 m -Kecepatan pemindahan 5,2 m/s -Penghematan Rp ,5 per hari

23 KENDALA IMPLEMENTASI No. Hasil sulan Kelebihan Kekurangan Kendala Memperpendek jarak tempuh Biaya pemindahan rak Menambah jarak tempuh untuk untuk pemindahan bahan baku bahan baku dari tata letak Pertukaran area gudang pengawasan dari kantor ke dari gudang ke area produksi awal sebesar Rp. 1 bahan baku dengan area gudang sejauh 5,51 m, sehingga sejauh 26,76 m, sehingga ,00 per hari untuk gudang barang jadi. terjadi pemborosan Rp. menghemat Rp ,22 per upah tambahan dua 105,8 per hari. hari. pekerja. 2 3 Pembagian ruang pengemasan agar ruang penjernihan air dapat lebih dekat dengan sumber air. Penggunaan gravity roller conveyor untuk memindahkan hasil pengepakan ke gudang barang jadi. Memperpendek jarak tempuh untuk pemindahan air dari sumber air ke proses penjernihan sejauh 0,36 m, sehingga menghemat Rp 7.733,76 per hari. Penambahan luas area penjernihan air seluas 2,00 m 2. Menghilangkan tenaga pemindahan sebesar 71,5 Joule per dus. Menghemat biaya penanganan bahan sebesar Rp ,5 per hari. Menambah kapasitas beban angkut sebesar 110 kg per meter. Menambah jarak tempuh untuk pemindahan dari area penjernihan air ke area perebusan sejauh 20,1 m, sehingga terjadi pemborosan Rp. 305,3 per hari. Pengurangan luas area pengemasan seluas 2,25 m 2. Membutuhkan perawatan rutin minimal Rp ,00 per bulan untuk pelumasan dan pembersihan. Biaya pemindahan alat produksi dari tata letak awal membutuhkan bantuan satu orang per mesin, sedangkan terdapat 6 mesin. Jadi biayanya adalah Rp ,00 per hari. Biaya minimum pengadaan conveyor cukup besar yaitu Rp per m per set. Sedangkan jarak kebutuhan alat ini adalah 6 meter per set. Jadi, total estimasi biaya untuk pengadaan alat ini adalah Rp ,00.

24 TERIMA KASIH ATAS PERHATIANNYA Kesimpulan : Jarak tempuh awal 3087,00 meter, jarak tempuh usulan 25,05 meter. Pengurangan jarak 87,5 meter. Total biaya penanganan bahan awal Rp 50.1,06 per hari. Total biaya penanganan bahan usulan Rp 7.588,60 per hari. Total penghematan Rp. 3.02,6 per hari. Hasil usulan yang pertama adalah menukar seluruh area gudang bahan baku dengan area gudang barang jadi. Kedua, menukar sebagian luas area pengemasan dengan area penjernihan air. Ketiga, menggunakan gravity roller conveyor untuk pemindahan dari area pengepakan ke gudang barang jadi. Saran: Evaluasi berdasarkan aspek sosial, aspek geografis, aspek teknis, aspek ergonomis, dan aspek ekonomis

PERANCANGAN ULANG TATA LETAK FASILITAS PRODUKSI DI UD. NUR INTAN PEGIRIKAN TEGAL

PERANCANGAN ULANG TATA LETAK FASILITAS PRODUKSI DI UD. NUR INTAN PEGIRIKAN TEGAL PERANCANGAN LANG TATA LETAK FASILITAS PRODKSI DI D. NR INTAN PEGIRIKAN TEGAL Disusun Oleh: Muhammad Ravi (441194) Pembimbing: 1. Rossi Septy Wahyuni, ST., MT 2. Ainul Haq P, ST., MMSI. LATAR BELAKANG Perkembangan

Lebih terperinci

mungkin. Hal ini dibuat untuk menciptakan kelancaran aliran bahan, sehingga nanti dapat diperoleh aliran bahan yang efisien dan kondisi kerja yang ter

mungkin. Hal ini dibuat untuk menciptakan kelancaran aliran bahan, sehingga nanti dapat diperoleh aliran bahan yang efisien dan kondisi kerja yang ter SLAN PERBAIKAN TATA LETAK FASILITAS PADA INDSTRI SANDAL IMPROVEMENTS PROPOSAL OF FACILITY LAYOT ON SANDAL INDSTRY Eko Hadi Nur Effendy (30408307) Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri, niversitas

Lebih terperinci

USULAN PERBAIKAN TATA LETAK FASILITAS Pada CV ARCON S INDONESIA

USULAN PERBAIKAN TATA LETAK FASILITAS Pada CV ARCON S INDONESIA SLAN PERBAKAN TATA LETAK FASLTAS Pada CV ARCON S NDONESA Nama : rda Aprianti NPM : 334777 Jurusan : Teknik ndustri Pembimbing: Rossi Septy Wahyuni, ST., MT. PENDAHLAN Peningkatan Kinerja Perusahaan Tata

Lebih terperinci

BAB XIII PENUTUP Kesimpulan Saran

BAB XIII PENUTUP Kesimpulan Saran BAB XIII PENUTUP 13.1. Kesimpulan 1. Proses pengolahan biji kakao meliputi: penanaman buah kakao, pemetikan buah kakao, pemecahan, fermentasi, pencucian, pengeringan, sortasi, pengemasan, dan penyimpanan.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN BAB II TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Singkat Perusahaan CV. Kidung Agung Food terkenal dengan produk kacang atom serta berbagai macam kudapan tradisional Indonesia (kuping gajah, plintiran dan

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Teknik Pengumpulan Data Dalam proses penulisan skripsi mengenai perancangan tata letak ini, penulis mengumpulkan dan menyusun data-data yang berhasil dikumpulkan oleh penulis.

Lebih terperinci

Usulan Perbaikan Tata Letak Fasilitas dengan Menggunakan Algoritma CRAFT

Usulan Perbaikan Tata Letak Fasilitas dengan Menggunakan Algoritma CRAFT Malikussaleh Industrial Engineering Journal Vol.4 No.2 (2015) 36-41 ISSN 2302 934X Industrial Management Usulan Perbaikan Tata Letak Fasilitas dengan Menggunakan Algoritma CRAFT Suharto Tahir *, Syukriah

Lebih terperinci

Terigu Tapioka Air Minyak Gula pasir Coklat bubuk Vanili bubuk Pewarna Lesitin Total ,83 Total ,83 b. Pasta Coklat

Terigu Tapioka Air Minyak Gula pasir Coklat bubuk Vanili bubuk Pewarna Lesitin Total ,83 Total ,83 b. Pasta Coklat 60 LAMPIRAN A. PERHITUNGAN NERACA MASSA WAFER STICK Neraca massa didasarkan pada kapasitas produksi wafer stick yang dihasilkan sebesar 7.128,02 kg/ hari dengan berat tepung terigu 4.564,91 kg terigu/

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan industri yang semakin pesat membuat persaingan antara industri satu dengan yang lainnya semakin ketat, hal ini juga didukung dengan kebutuhan masyarakat

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN PT Sinar Sosro merupakan suatu perusahaan yang memproduksi minuman dalam kemasan botol. Adapun produk yang dihasilkan berupa teh botol sosro, fruit tea dan prim-a. Pada

Lebih terperinci

Metodologi Penelitian

Metodologi Penelitian Bab III Metodologi Penelitian Penelitian pemisahan plastik dengan jig dilakukan dalam skala laboratorium untuk mengetahui sifat fisik sampel plastik, dan pengamatan proses jig dalam reaktor batch untuk

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 1.1 Pengumpulan Data Berdasarkan latar belakang perumusan masalah yang telah dikemukakan maka dilakukan pengumpulan data-data yang digunakan dalam perancangan tata

Lebih terperinci

BAB VII LAMPIRAN. Perhitungan Neraca Massa pada Proses Pengolahan Sari Buah Jambu Biji Merah:

BAB VII LAMPIRAN. Perhitungan Neraca Massa pada Proses Pengolahan Sari Buah Jambu Biji Merah: BAB VII LAMPIRAN Perhitungan Neraca Massa pada Proses Pengolahan Sari Buah Jambu Biji Merah: Ukuran buah jambu biji merah: - Diameter = + 10 cm - 1kg = 7-8 buah jambu biji merah (berdasarkan hasil pengukuran)

Lebih terperinci

IV. INDUSTRI NATA DE COCO DI KOTA BOGOR

IV. INDUSTRI NATA DE COCO DI KOTA BOGOR IV. INDUSTRI NATA DE COCO DI KOTA BOGOR 5.1. Gambaran Umum Industri Nata de Coco di Kota Bogor Bibit nata de coco Acetobacter xylinum pertama kali berasal dari Philipina yang dibawa ke Indonesia pada tahun

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS PENELITIAN

BAB 4 ANALISIS PENELITIAN BAB 4 ANALISIS PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Obyek Penelitian Berdasarkan pengamatan yang dilakukan dilapangan di pool tipar cakung, analisa yang akan dikembangkan adalah perbaikan layout dan aliran kendaraan.

Lebih terperinci

BAB III PENGGUNAAN ENERGI LISTRIK PADA INDUSTRI MAKANAN PT. FORISA NUSAPERSADA

BAB III PENGGUNAAN ENERGI LISTRIK PADA INDUSTRI MAKANAN PT. FORISA NUSAPERSADA BAB III PENGGUNAAN ENERGI LISTRIK PADA INDUSTRI MAKANAN PT. FORISA NUSAPERSADA 3.1 UMUM Pada suatu industri, untuk menghasilkan suatu produk dibutuhkan peralatan yang memadai. Dalam pemakaian peralatan

Lebih terperinci

3. Masukkan alasan setiap pasangan departemen pada peta keterkaitan yang. didasarkan pada informasi karyawan dan pihak manajemen atau

3. Masukkan alasan setiap pasangan departemen pada peta keterkaitan yang. didasarkan pada informasi karyawan dan pihak manajemen atau 71 3. Masukkan alasan setiap pasangan departemen pada peta keterkaitan yang didasarkan pada informasi karyawan dan pihak manajemen atau pengetahuan tentang keterkaitan antar kegiatan. 4. Catat derajat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan industri di bidang manufaktur khususnya di Indonesia dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan industri di bidang manufaktur khususnya di Indonesia dan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan industri di bidang manufaktur khususnya di Indonesia dan sekitarnya telah mengalami perkembangan yang sangat pesat. Hal ini dapat dilihat dengan munculnya

Lebih terperinci

DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN. 1. A. Latar Belakang 1. B. Perumusan Masalah.. 3. C. Batasan Penelitian 4. D. Tujuan. 4. E. Manfaat...

DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN. 1. A. Latar Belakang 1. B. Perumusan Masalah.. 3. C. Batasan Penelitian 4. D. Tujuan. 4. E. Manfaat... DAFTAR ISI Halaman BAB I PENDAHULUAN. 1 A. Latar Belakang 1 B. Perumusan Masalah.. 3 C. Batasan Penelitian 4 D. Tujuan. 4 E. Manfaat... 4 BAB II LANDASAN TEORI. 7 A. Carica.... 7 B. Manisan Buah. 10 C.

Lebih terperinci

APPENDIX A NERACA MASSA DAN NERACA PANAS. A.1. Neraca Massa Kapasitas bahan baku = 500Kg/hari Tahap Pencampuran Adonan Opak Wafer Stick.

APPENDIX A NERACA MASSA DAN NERACA PANAS. A.1. Neraca Massa Kapasitas bahan baku = 500Kg/hari Tahap Pencampuran Adonan Opak Wafer Stick. APPENDIX A NERACA MASSA DAN NERACA PANAS A.1. Neraca Massa Kapasitas bahan baku = 500Kg/hari Tahap Pencampuran Adonan Opak Wafer Stick Bahan baku opak wafer stick Pencampuran Adonan Adonan yang tertinggal

Lebih terperinci

USULAN PERANCANGAN LAYOUT PERKANTORAN MENGGUNAKAN METODE CRAFT DI PT. XYZ

USULAN PERANCANGAN LAYOUT PERKANTORAN MENGGUNAKAN METODE CRAFT DI PT. XYZ Journal Industrial Servicess Vol. No. 1b Oktober 017 SLAN PERANCANGAN LAYOT PERKANTORAN MENGGNAKAN METODE CRAFT DI PT. XYZ Evi Febianti 1, Bobby Kurniawan, Bagya Alif Jurusan Teknik Industri, Fakultas

Lebih terperinci

BAB III. METODE PENELITIAN

BAB III. METODE PENELITIAN BAB III. METODE PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Penelitian tentang penerapan produksi bersih pada agroindustri nata de coco ini dilakukan dengan pendekatan penelitian kualitatif dan kuantitatif. Metode

Lebih terperinci

Metode Craft Berbantuan Perangkat Lunak WinQsb Untuk Usulan Perbaikan Tata Letak Fasilitas V2.0 Pada Industri Dompet CV. X

Metode Craft Berbantuan Perangkat Lunak WinQsb Untuk Usulan Perbaikan Tata Letak Fasilitas V2.0 Pada Industri Dompet CV. X Metode Craft Berbantuan Perangkat Lunak WinQsb Untuk Usulan Perbaikan Tata Letak Fasilitas V2.0 Pada Industri Dompet CV. X Rossi Septy Wahyuni 1a Astri Anggraini Safitri 2b 1 Jurusan Teknik Industri Fakultas

Lebih terperinci

Perencanaan Kebutuhan Luas Lahan pada Tata Letak Fasilitas Area Pelayanan Proses di Alya Jaya Motor

Perencanaan Kebutuhan Luas Lahan pada Tata Letak Fasilitas Area Pelayanan Proses di Alya Jaya Motor Perencanaan Kebutuhan Luas Lahan pada Tata Letak Fasilitas Area Pelayanan Proses di Alya Jaya Motor Risthia Eriana Putri 1, Hery Irwan 2,Zaenal Arifin 3 1 Program Studi Teknik Industri, Universitas Riau

Lebih terperinci

Nama : WENY ANDRIATI NPM : Kelas : 3 EB 18

Nama : WENY ANDRIATI NPM : Kelas : 3 EB 18 ANALISIS PENERAPAN BIAYA STANDAR SEBAGAI PENGENDALI BIAYA PRODUKSI PADA PERUSAHAAN ROTI BUTRI CABANG TAMBUN Nama : WENY ANDRIATI NPM : 28210479 Kelas : 3 EB 18 BAB I. PENDAHULUAN LATAR BELAKANG Kebutuhan

Lebih terperinci

Perencanaan Tata Letak Fasilitas Produksi Menggunakan Pendekatan Kuantitatif Dengan Metode Alghoritma Craft (Studi Kasus CV. Graffity Labelindo)

Perencanaan Tata Letak Fasilitas Produksi Menggunakan Pendekatan Kuantitatif Dengan Metode Alghoritma Craft (Studi Kasus CV. Graffity Labelindo) Prosiding Teknik Industri ISSN: 2460-7976 Perencanaan Tata Letak Fasilitas Produksi Menggunakan Pendekatan Kuantitatif Dengan Metode Alghoritma Craft (Studi Kasus CV. Graffity Labelindo) 1 Rian Oktaviana

Lebih terperinci

PENGOLAHAN AIR MINUM DALAM KEMASAN (AMDK) PT.ATLANTIC BIRURAYA LAPORAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI PENGOLAHAN PANGAN

PENGOLAHAN AIR MINUM DALAM KEMASAN (AMDK) PT.ATLANTIC BIRURAYA LAPORAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI PENGOLAHAN PANGAN PENGOLAHAN AIR MINUM DALAM KEMASAN (AMDK) PT.ATLANTIC BIRURAYA LAPORAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI PENGOLAHAN PANGAN OLEH : MARCELIA LEMBONO (6103008014) ISABELLA GUNAWAN (6103008024) STEPHANNIE (6103008078)

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. sejak tahun 2011 yang memproduksi pupuk. UMKM Pupuk PAZ s Bio

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. sejak tahun 2011 yang memproduksi pupuk. UMKM Pupuk PAZ s Bio BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Objek Penelitian 4.1.1. Gambaran Umum UMKM Pupuk PAZ s Bio Fertilizer merupakan salah satu UMKM yang dikenal di Bondowoso Jawa Timur sebagai salah satu industri yang berdiri

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 19 III. METODE PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Konseptual Penelitian ini diawali dengan melakukan studi tahap awal di CV Massitoh Catering Services, yaitu mengenai struktur organisasi, ruang lingkup,

Lebih terperinci

Lampiran 1. Kerangka Logis Metode Fuzzy AHP. Mulai. Membuat struktur hirarki

Lampiran 1. Kerangka Logis Metode Fuzzy AHP. Mulai. Membuat struktur hirarki LAMPIRAN Lampiran 1. Kerangka Logis Metode Fuzzy AHP Mulai - Studi Literatur - Pendapat Pakar Membuat struktur hirarki Pendapat Pakar Menentukan penilaian perbandingan berpasangan untuk setiap elemen pada

Lebih terperinci

STUDI LITERATUR PROSEDUR PELAKSANAAN DAN PERHITUNGAN BIAYA UNTUK PEKERJAAN FLOOR HARDENER

STUDI LITERATUR PROSEDUR PELAKSANAAN DAN PERHITUNGAN BIAYA UNTUK PEKERJAAN FLOOR HARDENER STUDI LITERATUR PROSEDUR PELAKSANAAN DAN PERHITUNGAN BIAYA UNTUK PEKERJAAN FLOOR HARDENER Yohanes Tanama NRP : 0121042 Pembimbing : Ir. V. Hartanto., MSC FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Proses Produksi Bioetanol Dari Pati Jagung. Jagung dikeringkan dan dibersihkan, dan di timbang sebanyak 50 kg.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Proses Produksi Bioetanol Dari Pati Jagung. Jagung dikeringkan dan dibersihkan, dan di timbang sebanyak 50 kg. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Proses Produksi Bioetanol Dari Pati Jagung 4.1.1 Persiapan Bahan Baku Pada pembuatan bioetanol dengan bahan baku sumber pati yakni Jagung dikeringkan dan dibersihkan, dan

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR. Ditulis untuk memenuhi sebagian persyaratam akademik guna memperoleh gelar Sarjana Teknik Strata satu

TUGAS AKHIR. Ditulis untuk memenuhi sebagian persyaratam akademik guna memperoleh gelar Sarjana Teknik Strata satu TUGAS AKHIR USULAN PERBAIKAN TATA LETAK FASILITAS INDUSTRI GUNA MENGURANGI MATERIAL HANDLING DENGAN METODE SYSTEMATIC LAYOUT PLANNING (STUDI KASUS : CV. GARUDA PLASTIK) Ditulis untuk memenuhi sebagian

Lebih terperinci

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah studi eksperimental. Penelitian dilakukan untuk mengetahui sistem pengolahan limbah cair yang paling efektif

Lebih terperinci

Bab IV Analisis Kelayakan Investasi

Bab IV Analisis Kelayakan Investasi Bab IV Analisis Kelayakan Investasi 4.1 Analisis Biaya 4.1.1 Biaya Investasi Biaya investasi mencakup modal awal yang diperlukan untuk mengaplikasikan sistem tata udara dan penyediaan kebutuhan air panas

Lebih terperinci

Khristian Edi Nugroho; Dimas Rahmawan; Prayogo Adi Utomo

Khristian Edi Nugroho; Dimas Rahmawan; Prayogo Adi Utomo USULAN TATA LETAK ULANG MENGGUNAKAN SOFTWARE QUANTITATIVE SYSTEMS UNTUK MEMINIMALKAN JARAK PERPINDAHAN BAHAN DI LANTAI PRODUKSI DEPARTEMEN MECHANIC PT JEFTA PRAKARSA PRATAMA Khristian Edi Nugroho; Dimas

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS HASIL. 5.1 Analisis Tata Letak Fasilitas Awal dan Usulan

BAB V ANALISIS HASIL. 5.1 Analisis Tata Letak Fasilitas Awal dan Usulan BAB V ANALISIS HASIL 5.1 Analisis Tata Letak Fasilitas Awal dan Usulan 5.1.1. Analisis Tata Letak Fasilitas Awal Pada kondisi awal lantai produksi, pengaturan tata letak pada PT IKP cenderung menempatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. haruslah mampu menghasilkan produk dengan mutu yang baik dan sesuai dengan

BAB I PENDAHULUAN. haruslah mampu menghasilkan produk dengan mutu yang baik dan sesuai dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Salah satu faktor produksi yang dapat menetukan kelancaran dalam proses produksi adalah mesin. Mesin yang digunakan untuk melakukan kegiatan produksi haruslah

Lebih terperinci

ANALISIS PENENTUAN HARGA JUAL PADA UKM RASA BAKERY DENGAN MENGGUNAKAN METODE COST PLUS PRICING DENGAN PENDEKATAN FULL COSTING PADA BULAN AGUSTUS,

ANALISIS PENENTUAN HARGA JUAL PADA UKM RASA BAKERY DENGAN MENGGUNAKAN METODE COST PLUS PRICING DENGAN PENDEKATAN FULL COSTING PADA BULAN AGUSTUS, ANALISIS PENENTUAN HARGA JUAL PADA UKM RASA BAKERY DENGAN MENGGUNAKAN METODE COST PLUS PRICING DENGAN PENDEKATAN FULL COSTING PADA BULAN AGUSTUS, SEPTEMBER, DAN OKTBER 2016 Nama : Ellin Taufanny NPM :

Lebih terperinci

UJI COBA ALAT PENYULINGAN DAUN CENGKEH MENGGUNAKAN METODE AIR dan UAP KAPASITAS 1 kg

UJI COBA ALAT PENYULINGAN DAUN CENGKEH MENGGUNAKAN METODE AIR dan UAP KAPASITAS 1 kg UJI COBA ALAT PENYULINGAN DAUN CENGKEH MENGGUNAKAN METODE AIR dan UAP KAPASITAS 1 kg Nama : Muhammad Iqbal Zaini NPM : 24411879 Jurusan : Teknik Mesin Fakultas : Teknologi Industri Pembimbing : Dr. Cokorda

Lebih terperinci

BAB IV UNIT PENDUKUNG PROSES DAN LABORATORIUM

BAB IV UNIT PENDUKUNG PROSES DAN LABORATORIUM 52 BAB IV UNIT PENDUKUNG PROSES DAN LABORATORIUM Unit pendukung proses (utilitas) merupakan bagian penting penunjang proses produksi. Utilitas yang tersedia di pabrik PEA adalah unit pengadaan air, unit

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan PT. Sabas Indonesia merupakan perusahaan yang bergerak di pengolahan pakan ternak unggas dan perikanan. Perusahaan ini didirikan pada bulan April

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. Laporan Tugas Akhir Pembuatan Mouthwash dari Daun Sirih (Piper betle L.)

BAB III METODOLOGI. Laporan Tugas Akhir Pembuatan Mouthwash dari Daun Sirih (Piper betle L.) Laporan Tugas Akhir BAB III METODOLOGI III.1 Alat dan Bahan Dalam pembuatan mouthwash memiliki beberapa tahapan proses, adapun alat dan bahan yang digunakan pada setiap proses adalah : III.1.1 Pembuatan

Lebih terperinci

PERANCANGAN ULANG TATALETAK FASILITAS PRODUKSI DENGAN ALGORITMA BLOCPLAN DAN ALGORITMA CRAFT DI CV. ABC HARDWARE INDUSTRY

PERANCANGAN ULANG TATALETAK FASILITAS PRODUKSI DENGAN ALGORITMA BLOCPLAN DAN ALGORITMA CRAFT DI CV. ABC HARDWARE INDUSTRY PERANCANGAN ULANG TATALETAK FASILITAS PRODUKSI DENGAN ALGORITMA BLOCPLAN DAN ALGORITMA CRAFT DI CV. ABC HARDWARE INDUSTRY TUGAS SARJANA Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat-Syarat Memperoleh Gelar

Lebih terperinci

PERANCANGAN ULANG TATA LETAK FASILITAS PRODUKSI GUNA MEMINIMUNKAN JARAK DAN BIAYA MATERIAL HANDLING MENGGUNAKAN APLIKASI QUANTITATIVE SYSTEM VERSION 3

PERANCANGAN ULANG TATA LETAK FASILITAS PRODUKSI GUNA MEMINIMUNKAN JARAK DAN BIAYA MATERIAL HANDLING MENGGUNAKAN APLIKASI QUANTITATIVE SYSTEM VERSION 3 PERANCANGAN ULANG TATA LETAK FASILITAS PRODUKSI GUNA MEMINIMUNKAN JARAK DAN BIAYA MATERIAL HANDLING MENGGUNAKAN APLIKASI QUANTITATIVE SYSTEM VERSION 3.0 PADA PT. INDUSTRI SANDANG NUSANTARA UNIT PATAL GRATI

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. uji yang digunakan adalah sebagai berikut.

III. METODOLOGI PENELITIAN. uji yang digunakan adalah sebagai berikut. III. METODOLOGI PENELITIAN 3. Alat dan Bahan Pengujian. Motor bensin 4-langkah 50 cc Dalam penelitian ini, mesin uji yang digunakan adalah motor bensin 4- langkah 50 cc, dengan merk Yamaha Vixion. Adapun

Lebih terperinci

BAB PENGOLAHAN AIR LIMBAH INDUSTRI TEPUNG BERAS

BAB PENGOLAHAN AIR LIMBAH INDUSTRI TEPUNG BERAS BAB PENGOLAHAN AIR LIMBAH INDUSTRI TEPUNG BERAS 13.1. Pendahuluan Tepung beras merupakan bahan baku makanan yang sangat luas sekali penggunaannya. Tepung beras dipakai sebagai bahan pembuat roti, mie dan

Lebih terperinci

LAMPIRAN Bagaimana sejarah berdirinya PT Margono Dian Graha? 2. Apa visi dan misi PT Margono Dian Graha?

LAMPIRAN Bagaimana sejarah berdirinya PT Margono Dian Graha? 2. Apa visi dan misi PT Margono Dian Graha? LAMPIRAN 1 Daftar Pertanyaan Wawancara Pertanyaan untuk pemilik perusahaan : 1. Bagaimana sejarah berdirinya PT Margono Dian Graha? 2. Apa visi dan misi PT Margono Dian Graha? 3. Bagaimana struktur organisasi

Lebih terperinci

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... LEMBAR PERSETUJUAN TUGAS AKHIR... LEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR... HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN... LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN... LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI... ABSTRAKSI...

Lebih terperinci

BAB V ANALISA DAN HASIL

BAB V ANALISA DAN HASIL BAB V ANALISA DAN HASIL Berdasarkan pengolahan data yang telah dilakukan sebelumnya, maka dapat dilakukan beberapa analisa seperti yang dijelaskan berikut ini: 5.1 Analisa Aliran Material dengan From To

Lebih terperinci

PEMILIHAN LOKASI PABRIK BAIK PABRIK BARU MAUPUN PERLUASAN (EKSPANSI) DIMAKSUDKAN UNTUK MEMPEROLEH LOKASI YANG MAMPU MEMBERIKAN UNIT COST DARI PROSES

PEMILIHAN LOKASI PABRIK BAIK PABRIK BARU MAUPUN PERLUASAN (EKSPANSI) DIMAKSUDKAN UNTUK MEMPEROLEH LOKASI YANG MAMPU MEMBERIKAN UNIT COST DARI PROSES PEMILIHAN LOKASI PABRIK BAIK PABRIK BARU MAUPUN PERLUASAN (EKSPANSI) DIMAKSUDKAN UNTUK MEMPEROLEH LOKASI YANG MAMPU MEMBERIKAN UNIT COST DARI PROSES PRODUKSI DAN DISTRIBUSI YANG RENDAH ATAU MAMPU MEMBERIKAN

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. mempunyai suatu pedoman, dimana penetapan standar ini memberikan

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. mempunyai suatu pedoman, dimana penetapan standar ini memberikan BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Penetapan Biaya Produksi Standar Biaya standar merupakan biaya yang dianggarkan terlebih dahulu sebelum perusahaan memulai produksi. Biaya Standar yang ditetapkan

Lebih terperinci

PERENCANAAN PABRIK JELLY DRINK TEH HITAM DENGAN KAPASITAS BAHAN BAKU TEH HITAM 9,6 KG PER HARI

PERENCANAAN PABRIK JELLY DRINK TEH HITAM DENGAN KAPASITAS BAHAN BAKU TEH HITAM 9,6 KG PER HARI PERENCANAAN PABRIK JELLY DRINK TEH HITAM DENGAN KAPASITAS BAHAN BAKU TEH HITAM 9,6 KG PER HARI TUGAS PERENCANAAN UNIT PENGOLAHAN PANGAN OLEH: INDAH MANDALA P.W.L 6103011017 NESSIE HUBERTA T.G 6103011023

Lebih terperinci

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Didukung oleh: Kata Pengantar Sanitasi Sekolah menjadi salah satu indikator dalam Sustainable Development Goals atau

Lebih terperinci

CV. HIDAYAH TEKNIK WATER FILTER & WATER TREATMENT

CV. HIDAYAH TEKNIK WATER FILTER & WATER TREATMENT Bebekan Masjid Gg.III/33 Sepanjang, Sidoarjo Counter : Bebekan Masjid No. 61 Sepanjang Sidoarjo, Jawa Timur Telepon: (031) 72424324 HP: 0812 3377 6464 Email: info@pabrik-amdk.com www.pabrik-amdk.com PENAWARAN

Lebih terperinci

USULAN RANCANGAN ULANG TATA LETAK FASILITAS DENGAN METODE ALGORITMA CORELAP UNTUK MEMINIMUMKAN JARAK LINTASAN DI RESTORAN LIANA SIDOARJO

USULAN RANCANGAN ULANG TATA LETAK FASILITAS DENGAN METODE ALGORITMA CORELAP UNTUK MEMINIMUMKAN JARAK LINTASAN DI RESTORAN LIANA SIDOARJO USULAN RANCANGAN ULANG TATA LETAK FASILITAS DENGAN METODE ALGORITMA CORELAP UNTUK MEMINIMUMKAN JARAK LINTASAN DI RESTORAN LIANA SIDOARJO Enny Ariyani Teknik Industri FTI-UPNv Jatim Abstraksi Permasalahan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei sampai dengan bulan September 2014 di

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei sampai dengan bulan September 2014 di 18 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei sampai dengan bulan September 2014 di Laboratorium Daya, Alat, dan Mesin Pertanian (DAMP) dan Laboratorium Teknik

Lebih terperinci

VI ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI BELIMBING DEWA

VI ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI BELIMBING DEWA VI ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI BELIMBING DEWA Analisis pendapatan usahatani dilakukan untuk mengetahui gambaran umum mengenai struktur biaya, penerimaan dan pendapatan dari kegiatan usahatani yang dijalankan

Lebih terperinci

Lampiran 1. Mesin dan Peralatan. - Mesin. - Bagian Water Treatment. a. Sand Filter. Diameter Tangki : 81 cm

Lampiran 1. Mesin dan Peralatan. - Mesin. - Bagian Water Treatment. a. Sand Filter. Diameter Tangki : 81 cm Lampiran 1 Mesin dan Peralatan - Mesin - Bagian Water Treatment a. Sand Filter Tinggi Tangki : 180 cm Diameter Tangki : 81 cm Isi Media : Pasir kuarsa : Untuk menyaring material berat dari air sumur :

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 42 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 PENERAPAN SOLUSI (IMPLEMENTASI SOLUTION) Pembuatan gambar desain yang akan di kembangkan serta membuat analisa pada model tersebut. Sehingga menghasil mesin pencacah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Perancangan fasilitas memiliki pengaruh yang sangat besar di dalam proses operasi perusahaan karena merupakan dasar dari keseluruhan proses produksi. Dalam

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN V-26 BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan PT. Florindo Makmur merupakan perusahaan manufaktur yang mengolah singkong menjadi tepung tapioka.perusahaan ini berlokasi di Jl. Besar Desa

Lebih terperinci

NATA DE COCO 1. PENDAHULUAN

NATA DE COCO 1. PENDAHULUAN NATA DE COCO 1. PENDAHULUAN Nata adalah biomassa yang sebagian besar terdiri dari sellulosa, berbentuk agar dan berwarna putih. Massa ini berasal dari pertumbuhan Acetobacter xylinum pada permukaan media

Lebih terperinci

MODUL 3 PENGOLAHAN IKAN TERI ASIN

MODUL 3 PENGOLAHAN IKAN TERI ASIN MODUL 3 PENGOLAHAN IKAN TERI ASIN Standar Unit Kompetensi: Setelah mempelajari materi ini, mahasiswa mampu mengolah ikan teri asin kering yang berkualitas dan higienis. Indikator Keberhasilan: Mutu ikan

Lebih terperinci

Gambar 1. Komponen PATM (Kalsim D, 2002)

Gambar 1. Komponen PATM (Kalsim D, 2002) II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pompa Air Tanpa Mesin (PATM) 1. Deskripsi Pompa didefinisikan sebagai suatu alat yang digunakan untuk memindahkan suatu cairan dari level energi rendah ke level energi yang lebih

Lebih terperinci

PENYIMPANAN SEMENTARA LIMBAH B3

PENYIMPANAN SEMENTARA LIMBAH B3 PENYIMPANAN SEMENTARA LIMBAH B3 Oleh: Aep Purnama Kabid Prasarana Jasa dan Non Institusi Asdep Pengelolaan LB3 dan Kontaminasi LB3 DEFINISI UU No. 32/2009 Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup,

Lebih terperinci

PERANCANGAN ULANG TATA LETAK FASILITAS PADA UKM ROTI SHENDY

PERANCANGAN ULANG TATA LETAK FASILITAS PADA UKM ROTI SHENDY PERANCANGAN ULANG TATA LETAK FASILITAS PADA UKM ROTI SHENDY Wakhid Ahmad Jauhari 1, Arda Candra Faisal Pinastika 2, Chirstina Ayu Kusumawardani 3, Eva Kholisoh 4, Helma Hayu Juniar 5, Rafiq Ramadhan 6,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Adapun proses pengolahan Kue Bola-bola Wijen disajikan dalam

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Adapun proses pengolahan Kue Bola-bola Wijen disajikan dalam BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Proses Pengolahan Kue Bola-bola wijen Adapun proses pengolahan Kue Bola-bola Wijen disajikan dalam bentuk diagram alir di bawah ini : Persiapan Bahan : Tepung Tapioka, Tepung

Lebih terperinci

BAB III METODE PERENCANAAN

BAB III METODE PERENCANAAN 37 BAB III METODE PERENCANAAN 3.1 Tempat dan Waktu Perencanaan 3.1.1 Tempat Perencanaan Perencanaan Instalasi Pengolahan Sampah (IPS) dilaksanakan di Pusat Pelatihan Kewirausahaan (PPK) Sampoerna yang

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODELOGI PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian dan Lokasi Penelitian BAB III METODELOGI PENELITIAN Penelitian ini menggunakan obyek perusahaan Teh 999 yang terletak di jalan Kartini nomor 61-63 Pekalongan, Jawa Tengah, Indonesia.

Lebih terperinci

USAHA MIKRO GULA MERAH TEBU DI DESA MANGUNREJO KECAMATAN NGADILUWIH DAN DESA CENDONO KECAMATAN KANDAT KABUPATEN KEDIRI

USAHA MIKRO GULA MERAH TEBU DI DESA MANGUNREJO KECAMATAN NGADILUWIH DAN DESA CENDONO KECAMATAN KANDAT KABUPATEN KEDIRI IbM USAHA MIKRO GULA MERAH TEBU DI DESA MANGUNREJO KECAMATAN NGADILUWIH DAN DESA CENDONO KECAMATAN KANDAT KABUPATEN KEDIRI Nining Purnamaningsih1) Djunaidi2) 1Fakultas Ekonomi Universitas Kadiri Niningpurnamingsih@gmail.com)

Lebih terperinci

MATERI 4 ASPEK TEKNIS DAN TEKNOLOGIS. e. Spesfifikasi Bahan Baku dan Hasil c. Tenaga Kerja

MATERI 4 ASPEK TEKNIS DAN TEKNOLOGIS. e. Spesfifikasi Bahan Baku dan Hasil c. Tenaga Kerja MATERI 4 ASPEK TEKNIS DAN TEKNOLOGIS 1. Perencanaan Kapasitas Produksi Aspek-aspek yang berpengaruh dalam perencanaan kapasitas produksi yaitu : 1. Perencanaan & Pemilihan Proses Tidak berarti pemilihan

Lebih terperinci

Air menjadi kebutuhan utama bagi makhluk hidup, tak terkecuali bagi manusia. Setiap hari kita mengkonsumsi dan memerlukan air

Air menjadi kebutuhan utama bagi makhluk hidup, tak terkecuali bagi manusia. Setiap hari kita mengkonsumsi dan memerlukan air LEMBAR KERJA SISWA 1 Air menjadi kebutuhan utama bagi makhluk hidup, tak terkecuali bagi manusia. Setiap hari kita mengkonsumsi dan memerlukan air Apakah air yang kamu gunakan dalam memenuhi kebutuhan

Lebih terperinci

BAB III DESKRIPSI DAN PEMODELAN MASALAH PEMAKSIMALAN KEUNTUNGAN DI PT MCD

BAB III DESKRIPSI DAN PEMODELAN MASALAH PEMAKSIMALAN KEUNTUNGAN DI PT MCD BAB III DESKRIPSI DAN PEMODELAN MASALAH PEMAKSIMALAN KEUNTUNGAN DI PT MCD 3.1 Sumber dan Waktu Pengambilan Data Data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari wawancara dengan pihak yang berwenang

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil 4.1.1. Perancangan Reaktor Pirolisis Pada reaktor pirolisis alat ini dibuat menggunakan 2 tabung freon bekas yang tidak terpakai karena menggunakan tabung yang sudah

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penggunaan minyak bumi terus-menerus sebagai bahan bakar dalam dunia

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penggunaan minyak bumi terus-menerus sebagai bahan bakar dalam dunia I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penggunaan minyak bumi terus-menerus sebagai bahan bakar dalam dunia industri dapat menyebabkan persediaan minyak bumi akan semakin habis karena minyak bumi merupakan sumber

Lebih terperinci

VI ANALISIS STRUKTUR BIAYA USAHA TEMPE

VI ANALISIS STRUKTUR BIAYA USAHA TEMPE VI ANALISIS STRUKTUR BIAYA USAHA TEMPE Setiap kegiatan produksi tidak terlepas dari biaya, begitu pula kegiatan produksi tempe. Biaya-biaya yang dikeluarkan untuk memproduksi tempe meliputi biaya pembelian

Lebih terperinci

BAB VII MESIN DAN PERALATAN

BAB VII MESIN DAN PERALATAN BAB VII MESIN DAN PERALATAN 7.1. Jenis dan Spesifikasi Mesin Dalam proses produksi diperlukan peralatan yang dapat mempermudah proses produksi yang dilakukan. Mesin merupakan peralatan yang digerakkan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN A. TEMPAT DAN WAKTU Tempat pelaksanaan penelitian adalah di Laboratorium Balai Besar Industri Agro (BBIA) Cikaret, Bogor dan Laboratorium Teknik Pengolahan Pangan dan Hasil Pertanian

Lebih terperinci

Lampiran 1: Mesin dan Peralatan

Lampiran 1: Mesin dan Peralatan Lampiran 1: Mesin dan Peralatan 1. Mesin Mesin yang dipakai pada proses produksi kernel palm oil umumnya menggunakan mesin semi otomatis. Tenaga manusia digunakan untuk mengawasi jalannya proses produksi.

Lebih terperinci

VII. ANALISIS KELAYAKAN ASPEK FINANSIAL

VII. ANALISIS KELAYAKAN ASPEK FINANSIAL VII. ANALISIS KELAYAKAN ASPEK FINANSIAL Analisis finansial dilakukan untuk melihat sejauh mana Peternakan Maju Bersama dapat dikatakan layak dari aspek finansial. Untuk menilai layak atau tidak usaha tersebut

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. A. Waktu dan Tempat. B. Alat dan Bahan. C. Prosedur Penelitian

BAB III METODOLOGI. A. Waktu dan Tempat. B. Alat dan Bahan. C. Prosedur Penelitian BAB III METODOLOGI A. Waktu dan Tempat Penelitian telah dilakukan pada bulan Agustus dan November 2011, yang berlokasi di Laboratorium Teknik Pengolahan Pangan dan Hasil Pertanian, Departemen Teknik Mesin

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI A. Alat dan Bahan A.1Alat yang digunakan : - Timbangan - Blender - Panci perebus - Baskom - Gelas takar plastik - Pengaduk -

BAB III METODOLOGI A. Alat dan Bahan A.1Alat yang digunakan : - Timbangan - Blender - Panci perebus - Baskom - Gelas takar plastik - Pengaduk - digilib.uns.ac.id BAB III METODOLOGI A. Alat dan Bahan A.1Alat yang digunakan : - Timbangan - Blender - Panci perebus - Baskom - Gelas takar plastik - Pengaduk - Kompor gas - Sendok - Cetakan plastik A.2Bahan

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 FLOW CHART PEMECAHAN MASALAH Untuk memberikan gambaran yang sistematik guna mempermudah pembaca dalam memahami masalah yang dibahas dalam skripsi ini, maka dibuatlah suatu

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan PT Sumatra Industri Cat merupakan perusahaan swasta yang bergerak dalam bidang produksi cat. PT Sumatra Industri Cat didirikan pada bulan Juni tahun

Lebih terperinci

PENERAPAN PRODUKSI BERSIH (CLEANER PRODUCTION) PADA INDUSTRI NATA DE COCO DI KOTA PADANG (IPTEKS) ABSTRAK

PENERAPAN PRODUKSI BERSIH (CLEANER PRODUCTION) PADA INDUSTRI NATA DE COCO DI KOTA PADANG (IPTEKS) ABSTRAK PENERAPAN PRODUKSI BERSIH (CLEANER PRODUCTION) PADA INDUSTRI NATA DE COCO DI KOTA PADANG (IPTEKS) Oleh : Rini Hakimi 1), Vonny Indah Mutiara 1), Daddy Budiman 2) 1) Staf Pengajar Program Studi Agribisnis,

Lebih terperinci

Usulan Penerapan Lean Manufacturing Untuk Mengurangi Pemborosan Pada PT. Perkebunan Nusantara VIII

Usulan Penerapan Lean Manufacturing Untuk Mengurangi Pemborosan Pada PT. Perkebunan Nusantara VIII Petunjuk Sitasi: Harsono, A., Prasetyo, H., & Triadji, M. (207). Usulan Penerapan Lean Manufacturing Untuk Mengurangi Pemborosan Pada PT. Perkebunan Nusantara V. Prosiding SNT dan SATELT 207 (pp. C68-74).

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan Pabrik yang dimiliki Keluarga Sosrodjojo ini memulai usaha dengan menjual teh wangi pada tahun 1940 di Slawi, Jawa Tengah. Pada tahun 1965 keluarga

Lebih terperinci

Ratih Setyaningrum,MT dan Rindra Yusianto, S.Kom.MT. Universitas Dian Nuswantoro Jalan Nakula I No Semarang

Ratih Setyaningrum,MT dan Rindra Yusianto, S.Kom.MT. Universitas Dian Nuswantoro Jalan Nakula I No Semarang PERANCANGAN TATA LETAK DEPARTEMEN PACKING PADA PT. MAITLAND SMITH INDONESIA SEMARANG DENGAN MENGGUNAKAN METODE ARC DAN CRAFT Ratih Setyaningrum,MT dan Rindra Yusianto, S.Kom.MT 1 Jurusan Teknik Industri,

Lebih terperinci

Lay out TPST. ke TPA. Pipa Lindi

Lay out TPST. ke TPA. Pipa Lindi Lay out TPST A A B ke TPA 1 2 3 B 14 10 11 12 13 4 Pipa Lindi 18 15 9 8 18 7 5 19 16 17 18 1) Area penerima 2) Area pemilahan 3) Area pemilahan plastik 4) Area pencacah s.basah 5) Area pengomposan 6) Area

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Ekstraksi dan Pengolahan Data Hasil ekstrasi data yang penulis peroleh dari lapangan antara lain : 1) Ekstrasi data mesin, dapat dilihat pada halaman lampiran (halaman 99)

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI TUGAS AKHIR. USULAN PERBAIKAN LAYOUT DENGAN MENGGUNAKAN CRAFT BERBASIS GREEN TEKNOLOGI (Studi Kasus : CV.

NASKAH PUBLIKASI TUGAS AKHIR. USULAN PERBAIKAN LAYOUT DENGAN MENGGUNAKAN CRAFT BERBASIS GREEN TEKNOLOGI (Studi Kasus : CV. NASKAH PUBLIKASI TUGAS AKHIR USULAN PERBAIKAN LAYOUT DENGAN MENGGUNAKAN CRAFT BERBASIS GREEN TEKNOLOGI (Studi Kasus : CV. Agus Cemerlang) Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana

Lebih terperinci

III METODOLOGI PENELITIAN

III METODOLOGI PENELITIAN III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini berlokasi di areal KPH Balapulang Perum Perhutani Unit I Jawa Tengah, Kabupaten Tegal, Provinsi Jawa Tengah. Pelaksanaan penelitian

Lebih terperinci

NATA DE SOYA. a) Pemeliharaan Biakan Murni Acetobacter xylinum.

NATA DE SOYA. a) Pemeliharaan Biakan Murni Acetobacter xylinum. NATA DE SOYA 1. PENDAHULUAN Nata adalah biomassa yang sebagian besar terdiri dari selulosa, berbentuk agar dan berwarna putih. Massa ini berasal pertumbuhan Acetobacter xylinum pada permukaan media cair

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah CV Cihanjuang Inti Teknik merupakan perusahaan yang bergaerak dibidang minuman tradisional atau minuman ringan yang dimana CV. Cihanjuang Inti Teknik (Cintek)

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN A. WAKTU DAN TEMPAT PENELITIAN Penelitian dilakukan di Desa Sido Makmur, Kec. Sipora Utara, Kab. Kep.Mentawai untuk proses penggorengan keripik ikan lemuru. Dan dilanjutkan dengan

Lebih terperinci

IV. TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN

IV. TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN IV. TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN PT. Libe Bumi Abadi yang didirikan pada tanggal 28 Oktober 2005 adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang budi daya, industri pengolahan, pemasaran produk industri siap

Lebih terperinci

Departemen Administrasi & Kebijakan Kesehatan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia

Departemen Administrasi & Kebijakan Kesehatan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia KMA 43026 Departemen Administrasi & Kebijakan Kesehatan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia Prof. Drh. Wiku Adisasmito, M.Sc., Ph.D. Unit Operasional RS Kajian Kajian pada 3 unit kegiatan

Lebih terperinci

MEMPELAJARI PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU DI PT. MULIAGLASS CONTAINER

MEMPELAJARI PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU DI PT. MULIAGLASS CONTAINER MEMPELAJARI PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU DI PT. MULIAGLASS CONTAINER Nama : FRANS SURYA HADINATA NPM : 33412035 Dosen Pembimbing : Dr. rer. pol. Ir. Sudaryanto. Msc. LATAR BELAKANG MASALAH PERUSAHAAN

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berikut ini merupakan simpulan berdasarkan hasil pengolahan data dan analisis, yaitu: 1. Tata letak awal pada gudang produk jadi PT Amico Primarasa belum optimal dalam

Lebih terperinci