IV. INDUSTRI NATA DE COCO DI KOTA BOGOR

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "IV. INDUSTRI NATA DE COCO DI KOTA BOGOR"

Transkripsi

1 IV. INDUSTRI NATA DE COCO DI KOTA BOGOR 5.1. Gambaran Umum Industri Nata de Coco di Kota Bogor Bibit nata de coco Acetobacter xylinum pertama kali berasal dari Philipina yang dibawa ke Indonesia pada tahun 1972 oleh Prof. Dr. Darjo Somaatmadja yang saat itu bekerja di Balai Besar Penelitian Hasil Pertanian. Uji coba pertama pada tahun 1972 tidak berhasil. Selanjutnya pada tahun 1975, proses pembuatan nata de coco diseminarkan secara nasional pada Seminar Teknologi Pangan II yang diselenggarakan oleh Balai Besar Penelitian Hasil Pertanian dan pada saat itu dilakukan uji coba kedua. Uji coba kedua berhasil membuat lembaran nata de coco. Pembuatan nata de coco awalnya diusahakan dalam skala rumah tangga sekitar tahun 1980-an dengan penggunaan bahan baku air kelapa dalam jumlah yang relatif sedikit. Usaha ini diawali oleh seorang alumni IPB yaitu Bapak Ir. Yohanes. Saat ini perusahaannya diberi nama ST dengan merek produk KS. Berdasarkan data dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Bogor, jumlah industri nata de coco yang terdaftar sebanyak 23 perusahaan, namun setelah dilakukan peninjauan ke lapangan, dari 23 perusahaan tersebut banyak yang sudah tidak beroperasi lagi, yang disebabkan oleh : pemiliknya meninggal dunia, pindah keluar wilayah kota Bogor dan gulung tikar. Industri nata de coco di Kota Bogor saat ini ada yang membuat sendiri lembaran natanya, tapi ada juga yang membelinya dari industri di wilayah Bogor dan luar wilayah Bogor baik dalam bentuk lembaran nata maupun nata yang sudah dipotong-potong. Hal ini dikarenakan tuntutan lingkungan yang tidak menginginkan bau dari proses pembuatan lembaran nata de coco dan dianggap lebih praktis jika membeli. Industri nata de coco yang terdapat di Kota bogor semuanya masih termasuk kelompok industri kecil. Menurut Depperindag RI yang tertuang dalam rencana induk pengembangan IKM , defenisi industri kecil adalah kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh perseorangan atau rumah tangga maupun suatu badan, bertujuan untuk memproduksi barang ataupun jasa ntuk diperniagakan secara komersial yang mempunyai kekayaan bersih Rp. 200 juta, dan mempunyai nilai penjualan per tahun sebesar Rp. 1 milyar atau kurang. Nilai investasi disini dihitung berdasarkan mesin, peralatan dan modal kerja selama 4 bulan, sedangkan kendaraan, tanah dan bangunan tidak termasuk dalam perhitungan nilai investasi ini.

2 Teknologi yang digunakan oleh industri nata de coco di Kota Bogor pada awalnya masih sederhana, dimana dalam proses pemotongan lembaran natanyapun masih menggunakan pisau, perebusan masih menggunakan kompor biasa dan pengepakan masih manual (sealer manual). Saat ini beberapa perusahaan sudah menggunakan teknologi lebih modern, misalnya dalam hal pemotongan sudah menggunakan mesin potong sehingga ukuran yang dihasilkan lebih seragam dan rapih, perebusan ada yang sudah menggunakan kompor gas, bahkan ada yang sudah menggunakan boiler sebagai sumber energinya (sumber panasnya), sedangkan dalam hal pengepakan sudah menggunakan sealer semi otomatis (memasukkan nata masih manual, sedangkan penambahan larutan sirup nata sudah secara otomatis) 2 line sampai 8 line. Produk yang dihasilkan oleh industri nata de coco di Kota Bogor pada umumnya nata de coco dalam kemasan yang siap dikonsumsi. Kemasan yang dihasilkan ada dalam bentuk plastik ½ kg, cup atau gelas plastik ukuran 220 ml, 200 ml dan 120 ml. Wilayah pemasaran industri nata de coco di Kota Bogor pada umumnya adalah daerah Jabotabek, tetapi ada juga yang sudah mencapai pulau Sumatera dan Kalimantan Proses Pembuatan Nata de Coco Proses pembuatan nata de coco dalam gelas plastik terdiri dari tahapan proses penyaringan, perebusan air kelapa, penempatan dalam wadah fermentasi, pendinginan, penambahan starter, fermentasi (pemeraman), pemanenan, pembersihan permukaan atas lembaran nata, pemotongan, perebusan, pembuatan sirop nata dan pengemasan. 1. Penyaringan Bahan baku yang digunakan dalam pembuatan nata de coco adalah air kelapa yang pada umumnya masih kotor. Agar air kelapa ini bersih dari kotoran dan kontaminan fisik lainnya, maka air kelapa ini disaring dengan menggunakan saringan yang terbuat dari dari kain kasa. 2. Pencampuran Air kelapa yang sudah bersih atau jernih dimasukkan kedalam panci besar, kemudian ditambahkan gula dan asam cuka. Setiap 100 liter ditambahkan 960 ml gula (4 x gelas 240 ml) dan 600 ml asam cuka.

3 3. Perebusan Air kelapa yang sudah bersih atau jernih direbus dengan menggunakan panci besar diatas api hingga mendidih. Tujuan perebusan ini adalah untuk membunuh mikroorganisme dan kontaminan biologis yang terdapat dalam air kelapa. Selama perebusan air kelapa harus diaduk. Setelah panas, tambahkan Zwavelzuur Ammonia (ZA) atau Amonium sulfat, setiap 100 liter ditambahkan Amonium sulfur sebesar 480 ml, kemudian rebus hingga mendidih. Aduk hingga larutan tercampur, larutan ini harus memiliki ph Penempatan dalam wadah fermentasi Air kelapa asam bergula dari hasil perebusan dituangkan kedalam wadah fermentasi (baki/loyang) dalam keadaan masih panas atau suam-suam kuku dengan menggunakan gayung. Setiap baki atau loyang diisi satu gayung larutan (sekitar 1.25 liter) 5. Pendinginan Setelah agak dingin, baki atau loyang disimpan dalam rak fermentasi. Tutup baki atau loyang dengan kertas koran bersih dan ikat dengan karet gelang. Biarkan selama 24 jam. Tujuan pendinginan ini adalah agar pada saat inokulasi (penambahan starter), bakteri yang terdapat dalam starter tidak mati karena jika penambahan starter dilakukan pada saat media dalam keadaan panas, maka bakteri tersebut akan mati. 6. Penambahan starter Penambahan starter dilakukan untuk menumbuhkan Acetobacter xylinum dan memfermentasi air kelapa sehingga dalam metabolismenya membentuk nata. Untuk setiap baki atau loyang yang sudah berisi larutan ditambahkan 60 ml starter dengan cara membuka sedikit kertas koran dibagian sudutnya. 7. Fermentasi (Pemeraman) Setelah penambahan starter, tutup dan ikat kembali baki atau loyang. Kemudian simpan diruang inkubasi. Baki disusun bertumpuk secara rapi, kemudian diberi kode sesuai dengan hari dimulainya pemeraman. Pemeraman atau fermentasi dilakukan selama seminggu. 8. Pemanenan Setelah proses fermentasi (pemeraman) selama 1 minggu (7 hari), nata tersebut siap untuk dipanen. Pemanenan dilakukan pada hari yang sama dengan saat dimulainya fermentasi. Lembaran nata de coco yang dipanen disortir menurut kriteria kualitas, yang dilihat berdasarkan warna, bau,

4 ketebalan dan ada/tidaknya kotoran. Lembaran nata tersebut kemudian ditempatkan kedalam drum plastik besar yang sudah berisi air. Setiap loyang biasanya menghasilkan lembaran nata seberat 1 kg. Lembaran nata ini pada umumnya memiliki ketebalan 1.0-1,5 cm. 9. Pembersihan permukaan atas lembaran nata Lembaran nata yang sudah disortir kemudian dibersihkan permukaan atasnya dengan menggunakan kain lap. Setelah dilakukan pembersihan permukaannya. Lembaran nata tersebut dicuci hingga bersih. Nata yang telah bersih langsung dikirim ketempat pemotongan dengan menggunakan drum plastik besar yang telah diisi air. 10. Pemotongan Lembaran nata de coco yang sudah bersih dibawa ke tempat pemotongan nata. Pemotongan nata dilakukan dengan menggunakan mesin khusus pemotong nata. Ukuran potongan nata bervariasi sesuai pesanan diantaranya 1 x 1 cm atau 1,2 x 1,2 cm atau 0,3 x 0,3 cm, sedangkan tingginya (ketebalannya) tergantung dari tebal lembaran nata yang dihasilkan. Nata de coco yang sudah dipotong-potong ini ditampung dalam drum plastik besar yang sudah diisi air. 11. Perebusan potongan nata de coco Untuk nata yang siap dikonsumsi (dalam kemasan gelas plastik), maka potongan nata direbus terlebih dahulu. Potongan nata de coco yang berbentuk dadu direbus dengan tujuan untuk membunuh kuman atau mikroorganisme dan menghilangkan bau dan rasa asam yang terdapat pada nata mentah. Perebusan ini juga dilakukan untuk memperbaiki tekstur dari nata sehingga mudah dikunyah. Perebusan ini dilakukan hingga warna nata de coco menjadi putih bersih. 12. Pembuatan sirop nata Sirop nata dibuat dengan menggunakan gula, natrium benzoat, asam sitrat dan diberi flavour sesuai pesanan. Sirop nata ini nanti digunakan sebagai bahan pencampur nata pada saat dikemas. 13. Pengemasan Potongan nata yang sudah direbus dimasukkan kedalam gelas plastik (kapasitas 220 ml) sebanyak 1/2-2/3 bagian, kemudian ditambahkan sirop atau air gula (dalam keadaan panas). Setelah itu, gelas plastik ini ditutup dengan plastik yang bermerek perusahaan, menggunakan sealer.

5 Adapun diagram alir proses pembuatan nata de coco dalam kemasan gelas plastik dapat dilihat pada Gambar 8. Air Kelapa Penyaringan Gula, Asam cuka Pencampuran Amonium Sulfur Perebusan Penempatan dalam Wadah Fermentasi Pendinginan Starter (bibit) Penambahan Starter Fermentasi (Pemeraman) Pemanenan dan Perendaman Pembersihan permukaan dan pencucuian Pemotongan Pembuatan Sirop Nata Perebusan Sirop nata Pengemasan Nata de Coco dalam Gelas Plastik Gambar 8. Diagram Alir Proses Pembuatan Nata de Coco dalam Gelas Plastik.

6 5.3. Kriteria Klaster/Pengelompokan Perusahaan Nata de Coco Perusahaan nata de coco di Kota Bogor secara umum merupakan industri kecil yang menghasilkan produk berupa nata de coco dalam gelas plastik. Kondisi perusahaan nata de coco di Kota Bogor ada yang maju, sedang dan kurang maju. Oleh karena itu dilakukan pengelompokan/pengelompokan perusahaan nata de coco di Kota Bogor. Pengelompokan ini menggunakan beberapa kriteria, nilai yang diperhitungkan untuk setiap kriteria berbentuk angka (numerik). Untuk kriteria yang penilaiannya bukan numerik, diberikan skor berdasarkan aturan tertentu. Beberapa kriteria yang digunakan untuk mengelompokkan perusahaan nata de coco di Kota Bogor adalah : 1. Volume Penjualan Volume penjualan perusahaan dihitung berdasarkan volume penjualan pada satu tahun terakhir (tahun 2004) karena adanya fluktuasi penjualan dari bulan ke bulan, sehingga dengan menghitung volume penjualan dalam waktu satu tahun maka akan diperoleh data yang lebih akurat. Perusahaan yang memiliki volume penjualan lebih tinggi merupakan perusahaan yang lebih maju dibandingkan perusahaan yang memiliki volume penjualan yang rendah. 2. Jumlah Investasi Jumlah investasi merupakan nilai uang yang ditanamkan perusahaan pada usaha yang sedang dijalankan. Nilai investasi disini berdasarkan nilai uang dari mesin produksi, mesin perkantoran dan peralatan produksi yang dimiliki perusahaan, sedangkan nilai uang dari tanah, bangunan dan kendaraan tidak dimasukkan dalam perhitungan. 3. Total Produksi Total produksi merupakan jumlah produk yang dihasilkan perusahaan selama periode waktu satu tahun (tahun 2004). 4. Segmen Pasar Segmen pasar merupakan bagian dari pasar yang menjadi sasaran penjualan perusahaan, segmen pasar disini dikategorikan pada tiga bagian yaitu golongan menengah ke bawah dan golongan menengah ke atas. Perusahaan yang mampu memperoleh segmen pasar lebih tinggi merupakan perusahaan yang mampu menghasilkan produk lebih baik, sehingga perusahaan ini akan memperoleh skor tertinggi.

7 Skor yang diberikan untuk kriteria ini adalah : - Perusahaan yang tidak membuat nata kemasan, skornya 0 - Perusahaan dengan segmen pasar golongan menengah ke bawah, skornya 1 - Perusahaan dengan segmen pasar golongan menengah ke atas, skornya 2 - Perusahaan dengan segmen pasar golongan menengah ke bawah dan menengah ke atas, skornya 3 5. Usia Perusahaan Usia perusahaan dilihat berdasarkan tahun berdirinya perusahaan, hal ini memberikan gambaran tentang lamanya sebuah perusahaan beroperasi di industri nata de coco. Perusahaan yang telah lama beroperasi dianggap lebih berpengalaman dibandingkan perusahaan yang baru beroperasi. 6. Jumlah Tenaga Kerja Jumlah tenaga kerja berkaitan dengan banyaknya orang yang bekerja pada perusahaan dan terlibat dalam kegiatan operasi perusahaan. Tenaga kerja ini merupakan tenaga kerja secara keseluruhan, bukan hanya tenaga kerja bagian produksi. Tenaga kerja yang diperhitungkan adalah jumlah tenaga kerja yang digunakan pada kondisi normal, bukan tenaga kerja pada waktu produksi banyak atau berlimpah. 7. Tempat Penjualan Produk Tempat penjualan produk perusahaan merupakan lokasi dimana produk nata de coco perusahaan dijual dan dapat diperoleh oleh konsumen. Tempat penjualan produk ini bisa di pasar tradisional, pedagang kaki lima, minimarket, swalayan atau supermarket. Semakin banyak lokasi penjualan perusahaan maka akan semakin mudah memperoleh produk tersebut dan kesempatan untuk menjangkau pasar juga semakin besar. Skor yang diberikan untuk kriteria ini adalah : - Perusahaan yang tidak membuat nata kemasan, skornya 0 - Perusahaan yang menjual produknya pada pedagang kaki lima atau pedagang pasar tradisional, skornya 1 - Perusahaan yang menjual produknya pada minimarket dan supermarket, skornya 2 - Perusahaan yang menjual produknya pada minimarket, supermarket dan pedagang kaki lima atau pedagang pasar tradisional, skornya 3

8 8. Wilayah Pemasaran Wilayah pemasaran mencakup seluruh daerah atau lokasi penjualan produk perusahaan yang masih aktif sampai dengan saat ini. Skor yang diberikan untuk kriteria ini adalah : - Perusahaan dengan wilayah pemasaran di Bogor, skornya 1. - Perusahaan dengan wilayah pemasaran di Bogor dan Jakarta, skornya 2. - Perusahaan dengan wilayah pemasaran di Bogor, Jakarta dan daerah lainnya, skornya Jumlah Distributor Pemasaran Jumlah distributor pemasaran memperlihatkan banyaknya distributor yang dimiliki perusahaan dan terlibat langsung dalam memasarkan produk perusahaan, hal ini akan memberikan jaminan bagi kontinuitas pemasaran produk perusahaan. 10. Pendidikan Tenaga Kerja Pendidikan tenaga kerja merupakan jenjang pendidikan formal yang pernah diikuti oleh tenaga kerja perusahaan. Pendidikan tenaga kerja meliputi SD, SMP, SMU, D-1, D-2, D-3, S-1, S-2 dan S-3. Skor yang diberikan untuk kriteria ini adalah : - Perusahaan yang memiliki tenaga kerja dengan pendidikan tertinggi SD, skornya 1. - Perusahaan yang memiliki tenaga kerja dengan pendidikan tertinggi SMP, skornya 2. - Perusahaan yang memiliki tenaga kerja dengan pendidikan tertinggi SMA, skornya 3. - Perusahaan yang memiliki tenaga kerja dengan pendidikan tertinggi D-3 atau S-1, skornya Alat Pengepakan Alat pengepakan merupakan peralatan yang digunakan untuk melakukan pengemasan terutama dalam pembutan nata de coco dalam gelas. Alat pengepakan ini bisa berupa peralatan manual (sealer manual) dan semi otomatis (sealer semi otomatis 2 line, 4 line, 8 line dst). Skor yang diberikan untuk kriteria ini adalah : - Perusahaan yang memiliki tidak memiliki alat pengepakan, skornya 0. - Perusahaan yang memiliki sealer manual untuk pengepakan produk, skornya 1.

9 - Perusahaan yang memiliki sealer otomatis 2 line untuk pengepakan produk, skornya 2. - Perusahaan yang memiliki sealer otomatis 4 line untuk pengepakan produk, skornya 3. - Perusahaan yang memiliki sealer otomatis 8 line untuk pengepakan produk, skornya Alat Angkut Pemasaran Alat angkut pemasaran merupakan sarana transportasi yang digunakan oleh perusahaan dalam memasarkan produk. Sarana transportasi dapat berupa kendaraan kendaraan roda empat (mobil biasa, pick up, engkel) dan kendaraan roda enam (truk, kontainer). Skor yang diberikan untuk kriteria ini adalah : - Perusahaan yang memiliki mobil biasa sebagai alat angkut pemasaran, skornya 1. - Perusahaan yang memiliki mobil pick up sebagai alat angkut pemasaran, skornya 2. - Perusahaan yang memiliki mobil engkel kecil sebagai alat angkut pemasaran, skornya 3. - Perusahaan yang memiliki mobil engkel besar sebagai alat angkut pemasaran, skornya 4. - Perusahaan yang memiliki truk atau kontainer sebagai alat angkut pemasaran, skornya 5. Kriteria-kriteria diatas memiliki bobot yang berbeda satu dengan yang lainnya, bobot ini diperoleh dengan menggunakan pairwise comparison berdasarkan pendapat dari pakar. Hasil gabungan pendapat pakar untuk kriteria pengelompokan industri yang telah diolah menggunakan expert choise 2000 dapat dilihat pada Lampiran 2. Berdasarkan hasil pembobotan terlihat bahwa kriteria volume penjualan (0.231), jumlah investasi (0.181), total produksi (0.173), segmen pasar (0.084) dan usia perusahaan (0.070) secara berurutan merupakan lima kriteria yang memiliki bobot tertinggi dan menjadi fokus utama dalam mengelompokkan industri nata de coco di Kota Bogor. Hal ini memperlihatkan bahwa kriteria yang memiliki nilai kuantitatif sangat menjadi perhatian dalam mengelompokkan perusahaan nata de coco di Kota Bogor. Adapun bobot dan peringkat dari masing-masing kriteria tersebut dapat dilihat pada Tabel 5.

10 Tabel 5. Bobot dan Peringkat dari Masing-masing Kriteria Pengelompokan Perusahaan Nata de Coco No Kriteria Pengelompokan Bobot Peringkat 1. Volume Penjualan Jumlah Investasi Total Produksi Segmen Pasar Usia Perusahaan Jumlah Tenaga Kerja Tempat Penjualan Produk Wilayah Pemasaran Jumlah Distributor Pemasaran Pendidikan Tenaga Kerja Alat Pengepakan Alat Angkut Pemasaran Klaster/Pengelompokan Perusahaan Nata de Coco Berdasarkan hasil tinjauan di lapangan dari 23 perusahaan nata de coco yang terdaftar di Dinas Perindag Kota Bogor sebagai industri kecil, yang masih aktif beroperasi sampai saat ini sebanyak 8 perusahaan sedangkan perusahaan yang lainnya sudah tidak beroperasi lagi. Perusahaan yang sudah tidak beroperasi lagi disebabkan karena pemiliknya meninggal dunia, pindah keluar wilayah Kota Bogor dan gulung tikar. Perubahan kondisi ini banyak terjadi karena kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) sehingga biaya untuk operasional perusahaan semakin besar, selain itu juga disebabkan karena persaingan yang semakin ketat dan turunnya daya beli terhadap produk nata de coco di kalangan masyarakat. Data dasar untuk setiap kriteria pengelompokan pada masing-masing perusahaan nata de coco di Kota Bogor tahun 2004 dapat dilihat pada Lampiran 3. Berdasarkan data dasar ini terlihat bahwa kondisi perusahaan nata de coco di Kota Bogor bervariasi, ada yang sudah sangat modern dan maju, namun ada juga yang masih sederhana. Data dasar ini akan digunakan sebagai input untuk membuat klaster atau kelompok perusahaan nata de coco. Klaster yang dilakukan bertujuan untuk mengelompokkan perusahaanperusahaan nata de coco berdasarkan kesamaan karakteristik diantara perusahaan-perusahaan tersebut. Perusahaan nata de coco di Kota Bogor akan

11 diklasifikasikan kedalam tiga kelompok sehingga perusahaan yang berada dalam satu kelompok akan mempunyai kemiripan dengan yang lainnya. Pengelompokan perusahaan yang dilakukan menggunakan teknik K- means klaster, pengolahan data untuk pengelompokkan perusahaan nata de coco ini menggunakan bantuan software SPSS 11.0 for Windows. Input data untuk pengelompokan ini pada program SPSS dapat dilihat pada Lampiran 4. Input data tersebut harus distandarisasi sebelum dikelompokkan. Hasil dari proses standarisasi data dapat dilihat pada Gambar 9. Gambar 9. Hasil Proses Standarisasi Data Data yang telah distandarisasi ini hanya bisa ditampilkan sebagian karena keterbatasan layar. Data ini kemudian diolah menggunakan bantuan software SPSS untuk mengelompokkan perusahaan nata de coco. Jumlah kelompok yang dibentuk sebanyak tiga kelompok. Keluaran dari proses pengelompokkan (klaster) ini dapat dilihat pada Gambar 10.

12 Gambar 10. Keluaran Klaster Perusahaan Nata de Coco Berdasarkan output pengolahan klaster yang terdapat pada gambar diatas (kolom qcl_1), terlihat bahwa perusahaan no 1, 3, 4, 5 (ST, IMM, ET dan UI) berada pada kelompok yang sama yaitu dengan simbol angka 1 (kelompok B). Perusahaan no 7 dan 8 (EB dan RS) berada pada simbol angka 2 (kelompok C). Sedangkan perusahaan no 2 dan 6 (TK dan PT) berada pada simbol angka 3 (kelompok A). Adapun hasil pengelompokan perusahaan nata de coco di Kota Bogor dapat dilihat pada Tabel 6. Tabel 6. Hasil Klaster/Pengelompokan Perusahaan Nata de Coco di Kota Bogor Kelompok Nama Perusahaan Merek Produk Kelompok A 1. TK CJ (Kinerja Tinggi) 2. PT CN 1. ST KS Kelompok B (Kinerja Sedang) 2. IMM PY 3. ET KS dan NK 4. UI KA Kelompok C 1. RS - (Kinerja Rendah) 2. EB CB

13 Penafsiran terhadap kelompok perusahaan diatas dilakukan berdasarkan rata-rata sampel (dalam hal ini rata-rata pada kriteria pengelompokan pada klaster tertentu). Perhitungan rata-rata sampel untuk setiap kriteria pada setiap kelompok perusahaan nata de coco dapat dilihat pada Lampiran 5. Berdasarkan nilai rata-rata sampel yang diperoleh, maka disimpulkan bahwa : 1. Klaster A (Kelompok A) Klaster A berisi perusahaan yang memiliki kinerja paling bagus. Perusahaan pada kelompok ini, kondisinya berada diatas perusahaan pada kelompok B dan kelompok C. Perusahaan ini berada diatas rata-rata untuk setiap kriteria, baik dalam hal volume penjualan, jumlah investasi, total produksi, segmen pasar, usia perusahaan, jumlah tenaga kerja, tempat penjualan produk, daerah pemasaran, jumlah distributor, jenjang pendidikan tenaga kerja, alat pengepakan maupun alat angkut yang digunakan untuk pemasaran produk perusahaan. 2. Klaster B (Kelompok B) Klaster B berisi perusahaan yang memiliki kinerja sedang. Perusahaan pada kelompok ini kondisinya berada dibawah kondisi perusahaan pada kelompok A, tapi lebih baik kondisinya dibandingkan perusahaan pada kelompok C. Perusahaan pada kelompok ini memiliki volume penjualan, total produksi, usia perusahaan, jumlah tenaga kerja, tempat enjualan produk dan alat pengepakan berada diatas rata-rata. Sedangkan segmen pasar, jumlah distributor, jenjang pendidikan tenaga kerja dan alat angkut yang digunakan dalam pemasaran produk berada dibawah rata-rata. Perusahaan pada kelompok ini memiliki daerah pemasaran yang sama dengan rata-rata. 3. Klaster C (Kelompok C) Klaster C berisi perusahaan yang memiliki kinerja paling rendah. Perusahaan pada kelompok ini, kondisinya berada dibawah perusahaan pada kelompok B dan kelompok A. Perusahaan ini berada dibawah rata-rata untuk setiap kriteria, baik dalam hal volume penjualan, jumlah investasi, total produksi, segmen pasar, usia perusahaan, jumlah tenaga kerja, tempat penjualan produk, daerah pemasaran, jumlah distributor, jenjang pendidikan tenaga kerja, alat pengepakan maupun alat angkut yang digunakan untuk pemasaran produk perusahaan.

14 Berdasarkan hasil klaster/pengelompokan ini, dipilih perusahaan yang berada pada kelompok dengan kinerja paling rendah (kelompok C) dan membuat nata de coco dalam kemasan sebagai perusahaan yang menjadi fokus utama dalam penelitian. Perusahaan RS tidak dipilih sebagai objek penelitian karena hanya membuat nata de coco berbentuk lembaran. Perusahaan yang dipilih sebagai fokus penelitian adalah Perusahaan EB dengan merek produk CB. Sedangkan perusahaan pesaing yang dipilih sebagai objek penelitian adalah ST dengan merek produk KS, IMM dengan merek produk PY dan PT dengan merek produk CN.

Lampiran 1. Kerangka Logis Metode Fuzzy AHP. Mulai. Membuat struktur hirarki

Lampiran 1. Kerangka Logis Metode Fuzzy AHP. Mulai. Membuat struktur hirarki LAMPIRAN Lampiran 1. Kerangka Logis Metode Fuzzy AHP Mulai - Studi Literatur - Pendapat Pakar Membuat struktur hirarki Pendapat Pakar Menentukan penilaian perbandingan berpasangan untuk setiap elemen pada

Lebih terperinci

NATA DE COCO 1. PENDAHULUAN

NATA DE COCO 1. PENDAHULUAN NATA DE COCO 1. PENDAHULUAN Nata adalah biomassa yang sebagian besar terdiri dari sellulosa, berbentuk agar dan berwarna putih. Massa ini berasal dari pertumbuhan Acetobacter xylinum pada permukaan media

Lebih terperinci

NATA DE SOYA. a) Pemeliharaan Biakan Murni Acetobacter xylinum.

NATA DE SOYA. a) Pemeliharaan Biakan Murni Acetobacter xylinum. NATA DE SOYA 1. PENDAHULUAN Nata adalah biomassa yang sebagian besar terdiri dari selulosa, berbentuk agar dan berwarna putih. Massa ini berasal pertumbuhan Acetobacter xylinum pada permukaan media cair

Lebih terperinci

C. Prosedur Penelitian 1. Penelitian Pendahuluan Penelitian pendahuluan dimaksudkan untuk mendapatkan yield nata de cassava yang optimal.

C. Prosedur Penelitian 1. Penelitian Pendahuluan Penelitian pendahuluan dimaksudkan untuk mendapatkan yield nata de cassava yang optimal. BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini adalah penelitan eksperimental. Tempat penelitian adalah Laboratorium Kimia Universitas Katolik Soegijapranoto Semarang dan Laboratorium

Lebih terperinci

putri Anjarsari, S.Si., M.Pd

putri Anjarsari, S.Si., M.Pd NATA putri Anjarsari, S.Si., M.Pd putri_anjarsari@uny.ac.id Nata adalah kumpulan sel bakteri (selulosa) yang mempunyai tekstur kenyal, putih, menyerupai gel dan terapung pada bagian permukaan cairan (nata

Lebih terperinci

Pemanfaatan Limbah Cair Produksi Pati Kasava Sebagai Substrat Pembuatan Nata De Cassava

Pemanfaatan Limbah Cair Produksi Pati Kasava Sebagai Substrat Pembuatan Nata De Cassava AgroinovasI 11 Pemanfaatan Limbah Cair Produksi Pati Kasava Sebagai Substrat Pembuatan Nata De Cassava Nata de Cassava merupakan makanan pencuci mulut (desert) banyak mengandung serat, mengandung selulosa

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 20 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Percobaan yang dilakukan pada penelitian ini yaitu membuat nata dari kulit pisang dengan menggunakan sumber nitrogen alami dari ekstrak kacang hijau. Nata yang dihasilkan

Lebih terperinci

PENINGKATAN JIWA WIRAUSAHA SISWA SMA MELALUI PELATIHAN TEKNOLOGI TEPAT GUNA PEMBUATAN NATA DE COCO

PENINGKATAN JIWA WIRAUSAHA SISWA SMA MELALUI PELATIHAN TEKNOLOGI TEPAT GUNA PEMBUATAN NATA DE COCO PENINGKATAN JIWA WIRAUSAHA SISWA SMA MELALUI PELATIHAN TEKNOLOGI TEPAT GUNA PEMBUATAN NATA DE COCO Alwani Hamad 1 *, Regawa Bayu Pamungkas 1, Endar Puspawiningtyas 1 1 Program Studi Teknik Kimia, Fakultas

Lebih terperinci

6 AgroinovasI Nata de Cassava sebagai Pangan Sehat

6 AgroinovasI Nata de Cassava sebagai Pangan Sehat 6 AgroinovasI PRODUKSI NATA DE CASSAVA DENGAN SUBSTRAT LIMBAH CAIR TAPIOKA Nata de Cassava adalah jenis makanan pencuci mulut berbentuk gel, berwarna putih agak transparan, memiliki tekstur kenyal terbuat

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. hijau atau tauge. Nata yang dihasilkan kemudian diuji ketebalan, diukur persen

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. hijau atau tauge. Nata yang dihasilkan kemudian diuji ketebalan, diukur persen 23 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Percobaan yang dilakukan pada penelitian ini yaitu membuat nata dari kulit singkong dengan penggunaan sumber nitrogen alami dari ekstrak kacang hijau atau tauge. Nata yang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. A.2. Bahan yang digunakan : A.2.1 Bahan untuk pembuatan Nata de Citrullus sebagai berikut: 1.

BAB III METODOLOGI. A.2. Bahan yang digunakan : A.2.1 Bahan untuk pembuatan Nata de Citrullus sebagai berikut: 1. BAB III METODOLOGI A. ALAT DAN BAHAN A.1. Alat yang digunakan : A.1.1 Alat yang diperlukan untuk pembuatan Nata de Citrullus, sebagai berikut: 1. Timbangan 7. Kertas koran 2. Saringan 8. Pengaduk 3. Panci

Lebih terperinci

ANALISIS USAHA NATA DE COCO

ANALISIS USAHA NATA DE COCO KARYA ILMIAH PELUANG BISNIS ANALISIS USAHA NATA DE COCO ZUZA BAIHAQI PRIYANTO S1.Si.2J (10.12.5069 ) SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN ILMU KOMPUTER STIMIK AMIKOM YOGYAKARTA 2011 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Lebih terperinci

PRODUKSI NATA PINNATA DARI NIRA AREN

PRODUKSI NATA PINNATA DARI NIRA AREN Produksi Nata Pinnata dari Nira Aren PRODUKSI NATA PINNATA DARI NIRA AREN Balai Litbang Lingkungan Hidup dan Kehutanan Makassar Jl. P. Kemerdekaan Km 16 Makassar, Sulawesi Selatan, 90243 Telp. (0411) 554049,

Lebih terperinci

PENGARUH LAMA FERMENTASI & JENIS SUMBER NITROGEN TERHADAP PRODUKTIVITAS & SIFAT FISIK NATA DE LONTAR

PENGARUH LAMA FERMENTASI & JENIS SUMBER NITROGEN TERHADAP PRODUKTIVITAS & SIFAT FISIK NATA DE LONTAR PENGARUH LAMA FERMENTASI & JENIS SUMBER NITROGEN TERHADAP PRODUKTIVITAS & SIFAT FISIK NATA DE LONTAR (Borassus flabellifer) NASKAH PUBLIKASI Disusun oleh: ANISA INDRIANA TRI HASTUTI A 420 100 062 FAKULTAS

Lebih terperinci

NATA DE CACAO 1. PENDAHULUAN

NATA DE CACAO 1. PENDAHULUAN NATA DE CACAO 1. PENDAHULUAN Nata adalah biomassa yang sebagian besar terdiri dari sellules, berbentuk agar dan berwarna putih. Massa ini berasal pertumbuhan Acotobacter xylinum pada permukaan media cair

Lebih terperinci

PERENCANAAN PRODUKSI NATA DE COCO MENTAH DAN SIAP-SANTAP

PERENCANAAN PRODUKSI NATA DE COCO MENTAH DAN SIAP-SANTAP PERENCANAAN PRODUKSI NATA DE COCO MENTAH DAN SIAP-SANTAP ebookpangan.com 2006 I. MENGENAL NATA DE COCO A. Asal dan Bahan Nata de Coco Teknologi pengolahan nata de coco (sari kelapa) berasal dari Filipina.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Penentuan Variabel 3.1.1 Variabel Tetap Placket-Burman Screening Design Air kelapa Usia starter : 500 ml : 7 hari Respon Surface Method Air kelapa Usia starter Urea Sumber

Lebih terperinci

PENERAPAN PRODUKSI BERSIH (CLEANER PRODUCTION) PADA INDUSTRI NATA DE COCO DI KOTA PADANG (IPTEKS) ABSTRAK

PENERAPAN PRODUKSI BERSIH (CLEANER PRODUCTION) PADA INDUSTRI NATA DE COCO DI KOTA PADANG (IPTEKS) ABSTRAK PENERAPAN PRODUKSI BERSIH (CLEANER PRODUCTION) PADA INDUSTRI NATA DE COCO DI KOTA PADANG (IPTEKS) Oleh : Rini Hakimi 1), Vonny Indah Mutiara 1), Daddy Budiman 2) 1) Staf Pengajar Program Studi Agribisnis,

Lebih terperinci

PROSIDING SEMINAR NASIONAL DUKUNGAN INOVASI TEKNOLOGI DALAM AKSELERASI PENGEMBANGAN AGRIBISNIS INDUSTRIAL PEDESAAN. Malang, 13 Desember 2005

PROSIDING SEMINAR NASIONAL DUKUNGAN INOVASI TEKNOLOGI DALAM AKSELERASI PENGEMBANGAN AGRIBISNIS INDUSTRIAL PEDESAAN. Malang, 13 Desember 2005 PROSIDING SEMINAR NASIONAL DUKUNGAN INOVASI TEKNOLOGI DALAM AKSELERASI PENGEMBANGAN AGRIBISNIS INDUSTRIAL PEDESAAN Malang, 13 Desember 2005 BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN BALAI BESAR PENGKAJIAN

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Percobaan yang dilakukan pada penelitian ini yaitu membuat nata dari bonggol nanas dengan menggunakan sumber nitrogen alami dari ekstrak kacang hijau. Nata yang dihasilkan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 24 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Percobaan yang dilakukan pada penelitian ini yaitu membuat nata dari limbah cair tapioka dengan menggunakan sumber nitrogen alami dari ekstrak. Nata yang dihasilkan kemudian

Lebih terperinci

ASPEK KETEKNIKAN DALAM PROSES PRODUKSI NATA DE COCO DI PT KARA SANTAN PERTAMA, GUNUNG PUTRI-BOGOR, JAWA BARAT

ASPEK KETEKNIKAN DALAM PROSES PRODUKSI NATA DE COCO DI PT KARA SANTAN PERTAMA, GUNUNG PUTRI-BOGOR, JAWA BARAT SELAMAT DATANG ASPEK KETEKNIKAN DALAM PROSES PRODUKSI NATA DE COCO DI PT KARA SANTAN PERTAMA, GUNUNG PUTRI-BOGOR, JAWA BARAT Oleh: Gytha Nafisah Sukara F14103102 Di bawah bimbingan: Prof. Dr. Ir. Hadi

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan 17 III. BAHAN DAN METODE A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan Laboratorium Analisis Hasil Pertanian Universitas Lampung dan Laboratorium

Lebih terperinci

4 KEADAAN UMUM UKM. Pulau Pasaran SKALA 1:

4 KEADAAN UMUM UKM. Pulau Pasaran SKALA 1: 29 4 KEADAAN UMUM UKM 4.1 Lokasi dan Keadaan Umum Pengolah Unit Pengolahan ikan teri nasi setengah kering berlokasi di Pulau Pasaran, Lingkungan 2, Kelurahan Kota Karang, Kecamatan Teluk Betung Barat,

Lebih terperinci

MANISAN BASAH JAHE 1. PENDAHULUAN 2. BAHAN

MANISAN BASAH JAHE 1. PENDAHULUAN 2. BAHAN MANISAN BASAH JAHE 1. PENDAHULUAN Manisan biasanya dibuat dari buah. Produk ini merupakan bahan setengah kering dengan kadar air sekitar 30 %, dan kadar gula tinggi (>60%). Kondisi ini memungkinkan manisan

Lebih terperinci

NAMA KELOMPOK : PUTRI FEBRIANTANIA M ( ) R

NAMA KELOMPOK : PUTRI FEBRIANTANIA M ( ) R USAHA TELUR ASIN NAMA KELOMPOK : PUTRI FEBRIANTANIA M (0610963043) R. YISKA DEVIARANI S (0610963045) SHANTY MESURINGTYAS (0610963059) WIDIA NUR D (0610963067) YOLANDA KUMALASARI (0610963071) PROGRAM STUDI

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Subjek dalam penelitian ini adalah nata de ipomoea. Objek penelitian ini adalah daya adsorpsi direct red Teknis.

BAB III METODE PENELITIAN. Subjek dalam penelitian ini adalah nata de ipomoea. Objek penelitian ini adalah daya adsorpsi direct red Teknis. BAB III METODE PENELITIAN A. Subjek dan Objek Penelitian 1. Subjek Penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah nata de ipomoea. 2. Objek Penelitian Objek penelitian ini adalah daya adsorpsi direct red

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Minuman Disperindag dan SMA Negeri 6 Pekanbaru serta SMA Negeri 11

BAB III METODE PENELITIAN. Minuman Disperindag dan SMA Negeri 6 Pekanbaru serta SMA Negeri 11 BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Tempat penelitian dilaksanakan di Laboratorium Makanan dan Minuman Disperindag dan SMA Negeri 6 Pekanbaru serta SMA Negeri 11 Pekanbaru. Waktu pelaksanaan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penentuan Daerah Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kota Medan, yaitu di Kecamatan Medan Tembung, Kecamatan Medan Johor, dan Kecamatan Medan Amplas. Daerah penelitian

Lebih terperinci

APLIKASI PRODUKSI BERSIH (CLEANER PRODUCTION) PADA INDUSTRI NATA DE COCO

APLIKASI PRODUKSI BERSIH (CLEANER PRODUCTION) PADA INDUSTRI NATA DE COCO APLIKASI PRODUKSI BERSIH (CLEANER PRODUCTION) PADA INDUSTRI NATA DE COCO Rini Hakimi (1), Daddy Budiman (2) (1) Laboratorium Agribisnis, Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas

Lebih terperinci

PEMBERDAYAAN IBU RUMAH TANGGA MELALUI PELATIHAN PEMBUATAN NATA DE LERI DI KELURAHAN BANYUMANIK SEMARANG

PEMBERDAYAAN IBU RUMAH TANGGA MELALUI PELATIHAN PEMBUATAN NATA DE LERI DI KELURAHAN BANYUMANIK SEMARANG Abdimas Unwahas, Vol. 1, No. 1, Oktober 2016 ISSN 2541-1608 PEMBERDAYAAN IBU RUMAH TANGGA MELALUI PELATIHAN PEMBUATAN NATA DE LERI DI KELURAHAN BANYUMANIK SEMARANG Harianingsih 1*, Farikha Maharani 1,

Lebih terperinci

Bahan baku utama yang digunakan adalah daging kelapa yang masih. segar dan belum banyak kehilangan kandungan air. Sedangkan bahan baku

Bahan baku utama yang digunakan adalah daging kelapa yang masih. segar dan belum banyak kehilangan kandungan air. Sedangkan bahan baku III. BAHAN DAN METODA A. BAHAN DAN ALA T. Bahan Bahan baku utama yang digunakan adalah daging kelapa yang masih segar dan belum banyak kehilangan kandungan air. Sedangkan bahan baku tambahan adalah gula

Lebih terperinci

PETUNJUK PRAKTIKUM KEWIRAUSAHAAN (UBU4005) SEMESTER GENAP Oleh: Aminatun Munawarti Amin Setyo Leksono Luchman Hakim Yoga Dwi Jatmiko

PETUNJUK PRAKTIKUM KEWIRAUSAHAAN (UBU4005) SEMESTER GENAP Oleh: Aminatun Munawarti Amin Setyo Leksono Luchman Hakim Yoga Dwi Jatmiko PETUNJUK PRAKTIKUM KEWIRAUSAHAAN (UBU4005) SEMESTER GENAP 2017-2018 Oleh: Aminatun Munawarti Amin Setyo Leksono Luchman Hakim Yoga Dwi Jatmiko JURUSAN BIOLOGI FAKULTAS MIPA UNIVERSITAS BRAWIJAYA 2018 DAFTAR

Lebih terperinci

PENGOLAHAN BUAH-BUAHAN

PENGOLAHAN BUAH-BUAHAN 1 DAFTAR ISI I. Kata Pengantar II. Daftar Isi III. Pendahuluan...1 IV. Bahan Tambahan 1. Pemanis...1 2. Asam Sitrat...1 3. Pewarna...1 4. Pengawet...2 5. Penstabil...2 V. Bentuk Olahan 1. Dodol...2 2.

Lebih terperinci

Rini Hakimi 2, Vonny Indah Mutiara 2, Daddy Budiman 3

Rini Hakimi 2, Vonny Indah Mutiara 2, Daddy Budiman 3 PENERAPAN PRODUKSI BERSIH (CLEANER PRODUCTION) PADA INDUSTRI NATA DE COCO DI KOTA PADANG 1 Rini Hakimi 2, Vonny Indah Mutiara 2, Daddy Budiman 3 ABSTRACT This applied research was conducted in several

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. asam asetat Acetobacter xylinum. Nata terbentuk dari aktivitas bakteri Acetobacter

BAB I PENDAHULUAN. asam asetat Acetobacter xylinum. Nata terbentuk dari aktivitas bakteri Acetobacter BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Nata de coco merupakan produk hasil fermentasi air kelapa dengan bakteri asam asetat Acetobacter xylinum. Nata terbentuk dari aktivitas bakteri Acetobacter xylinum

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

V. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN V. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 5.1 Sejarah dan Perkembangan Rinadya Yoghurt Rinadya Yoghurt merupakan usaha rumahtangga yang bergerak dalam bidang pengolahan susu segar yaitu memproduksi yoghurt. Usaha ini

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bab ini menjelaskan tentang rancangan penelitian, peralatan, bahan yang digunakan dalam penelitian, diagram alir penelitian, serta prosedur yang harus dilakukan untuk mencapai

Lebih terperinci

MANISAN KERING JAHE 1. PENDAHULUAN 2. BAHAN

MANISAN KERING JAHE 1. PENDAHULUAN 2. BAHAN MANISAN KERING JAHE 1. PENDAHULUAN Manisan biasanya dibuat dari buah. Produk ini merupakan bahan setengah kering dengan kadar air sekitar 30 %, dan kadar gula tinggi (>60%). Kondisi ini memungkinkan manisan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN A. TEMPAT DAN WAKTU Tempat pelaksanaan penelitian adalah di Laboratorium Balai Besar Industri Agro (BBIA) Cikaret, Bogor dan Laboratorium Teknik Pengolahan Pangan dan Hasil Pertanian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian pembuatan nata dari umbi ubi jalar ungu oleh bakteri Acetobacter xylinum ini merupakan penelitian eksperimental yang menggunakan rancangan

Lebih terperinci

LAPORAN TUGAS AKHIR PEMBUATAN NATA DE CITRULLUS

LAPORAN TUGAS AKHIR PEMBUATAN NATA DE CITRULLUS LAPORAN TUGAS AKHIR PEMBUATAN NATA DE CITRULLUS Disusun Oleh : Harisda Gresika Fitriati Vigisha Laudia Harning I8310037 I8310065 JURUSAN TEKNIK KIMIA PROGRAM STUDI DIPLOMA III TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK

Lebih terperinci

MANISAN BASAH BENGKUANG

MANISAN BASAH BENGKUANG MANISAN BASAH BENGKUANG 1. PENDAHULUAN Manisan biasanya dibuat dari buah. Produk ini merupakan bahan setengah kering dengan kadar air sekitar 25%,dankadar gula di atas 60%). Kondisi ini memungkinkan manisan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Pemanfaatan sumber daya alam ini banyak diolah oleh industri. - industri dari skala kecil hingga skala besar.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Pemanfaatan sumber daya alam ini banyak diolah oleh industri. - industri dari skala kecil hingga skala besar. BAB I PENDAHULUAN A. Sejarah Perusahaan Indonesia merupakan negara agraris yang kaya akan berbagai macam flora dan fauna. Kekayaan flora dan fauna ini banyak dimanfaatkan untuk berbagai kebutuhan manusia

Lebih terperinci

I b M KELOMPOK PRODUSEN TAHU DI KECAMATAN WONOSARI

I b M KELOMPOK PRODUSEN TAHU DI KECAMATAN WONOSARI Artikel Ilmiah IPTEKS BAGI MASYARAKAT (IbM) I b M KELOMPOK PRODUSEN TAHU DI KECAMATAN WONOSARI Oleh Diana Holidah, S.F., Apt., M.Farm (0021127801) Fransiska Maria C., S.Farm., Apt. (0006048405) Dibiayai

Lebih terperinci

VI. ANALISIS ASPEK-ASPEK NON FINANSIAL

VI. ANALISIS ASPEK-ASPEK NON FINANSIAL VI. ANALISIS ASPEK-ASPEK NON FINANSIAL 6.1. Aspek Pasar Analisis mengenai aspek pasar digunakan untuk mengkaji potensi pasar dari produk yoghurt Dafarm baik dari sisi permintaan, penawaran serta harga

Lebih terperinci

Gambar 36. Selai sebagai bahan olesan roti

Gambar 36. Selai sebagai bahan olesan roti MODUL 6 SELAI RUMPUT LAUT Standar Unit Kompetensi: Setelah mempelajari materi ini, mahasiswa mampu mengolah selai rumput laut dengan baik dan benar. Indikator Keberhasilan: Mutu selai rumput laut yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dengan persoalan yang diteliti, yang bertujuan untuk meneliti pengaruh perlakuan

BAB III METODE PENELITIAN. dengan persoalan yang diteliti, yang bertujuan untuk meneliti pengaruh perlakuan 40 BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu penelitian eksperimen.penelitian eksperimen adalah suatu percobaan yang berhubungan dengan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimen. Penelitian eksperimen adalah metode penelitian yang digunakan

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimen. Penelitian eksperimen adalah metode penelitian yang digunakan 37 BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu penelitian eksperimen. Penelitian eksperimen adalah metode penelitian yang digunakan untuk

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan UD. Tiga Bawang merupakan sebuah industri kecil menengah yang bergerak dibidang pembuatan keripik dengan bahan baku ubi kayu. UD. Tiga Bawang adalah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan rancangan perlakuan satu faktor (Single Faktor Eksperimen) dan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 7 perlakuan yaitu penambahan

Lebih terperinci

CABE GILING DALAM KEMASAN

CABE GILING DALAM KEMASAN CABE GILING DALAM KEMASAN 1. PENDAHULUAN Cabe giling adalah hasil penggilingan cabe segar, dengan atau tanpa bahan pengawet. Umumnya cabe giling diberi garam sampai konsentrasi 20 %, bahkan ada mencapai

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Susu Kambing. Dipasteurisasi 70 o C. Didinginkan 40 o C. Diinokulasi. Diinkubasi (sampai menggumpal) Yoghurt.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Susu Kambing. Dipasteurisasi 70 o C. Didinginkan 40 o C. Diinokulasi. Diinkubasi (sampai menggumpal) Yoghurt. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Berdasarkan hasil pengamatan diperoleh bahwa proses pengolahan susu kambing menjadi yoghurt. Melalui beberapa tahapan yang digambarkan melalui bagan alir dbawah ini

Lebih terperinci

PENGARUH PENAMBAHAN GULA DAN AMONIUM SULFAT TERHADAP KUALITAS NATA DE SOYA

PENGARUH PENAMBAHAN GULA DAN AMONIUM SULFAT TERHADAP KUALITAS NATA DE SOYA PENGARUH PENAMBAHAN GULA DAN AMONIUM SULFAT TERHADAP KUALITAS NATA DE SOYA EFFECT OF THE ADDITION OF SUGAR AND AMMONIUM SULFATE ON THE QUALITY OF NATA SOYA Anshar Patria 1*), Murna Muzaifa 1), Zurrahmah

Lebih terperinci

Kata kunci : buah jambu mete, nata de mete, pelatihan pembuatan nata de mete

Kata kunci : buah jambu mete, nata de mete, pelatihan pembuatan nata de mete PEMANFAATAN BUAH JAMBU METE (Anacardium occidentale L.) UNTUK PEMBUATAN NATA DE METE Dwirini Kartikasari rini.kartikasari@hotmail.com ABSTRAK Jambu mete sudah sangat dikenal di Indonesia, hanya saja umumnya

Lebih terperinci

PENGARUH KETINGGIAN MEDIA DAN WAKTU INKUBASI TERHADAP BEBERAPA KARAKTERISTIK FISIK NATA DE SOYA

PENGARUH KETINGGIAN MEDIA DAN WAKTU INKUBASI TERHADAP BEBERAPA KARAKTERISTIK FISIK NATA DE SOYA PROSIDING SEMINAR NASIONAL REKAYASA KIMIA DAN PROSES 2004 ISSN : 1411-4216 PENGARUH KETINGGIAN MEDIA DAN WAKTU INKUBASI TERHADAP BEBERAPA KARAKTERISTIK FISIK NATA DE SOYA Doddy A. Darmajana Balai Pengembangan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Proses Pembuatan Nata De Tomato Proses pembuatan nata de tomato adalah sebagai berikut : 1. Pemilihan Bahan Baku Pada tahapan ini pembuatan nata dari tomat menggunakan jenis

Lebih terperinci

MANISAN KERING BENGKUANG

MANISAN KERING BENGKUANG MANISAN KERING BENGKUANG 1. PENDAHULUAN Manisan biasanya dibuat dari buah. Produk ini merupakan bahan setengah kering dengan kadar air sekitar 25%,dankadar gula di atas 60%). Kondisi ini memungkinkan manisan

Lebih terperinci

PENGARUH PENAMBAHAN GULA DAN NITROGEN PADA PRODUKSI NATA DE COCO

PENGARUH PENAMBAHAN GULA DAN NITROGEN PADA PRODUKSI NATA DE COCO Pengaruh Yanti, N.A, Penambahan et. al., Biowallacea, Gula dan Vol. Nitrogen 4 (1), pada Hal : Produksi 541-546, Nata April, De 2017 Coco 541 PENGARUH PENAMBAHAN GULA DAN NITROGEN PADA PRODUKSI NATA DE

Lebih terperinci

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA KUALITAS NATA DARI BAHAN BEKATUL (NATA DE KATUL) DENGAN STARTER BAKTERI Acetobacter xylinum SKRIPSI Disusun Guna Memperoleh Derajat Sarjana S-1 Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidian Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Juli Benih ikan patin siam di

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Juli Benih ikan patin siam di BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian dilaksanakan pada bulan Juli 2011. Benih ikan patin siam di trasportasikan dari hatchery pembenihan Balai Benih Ikan Inovatif (BBII) Provinsi

Lebih terperinci

Inovasi Olahan dan Limbah Meningkatkan SDM dan Ekonomi Petani

Inovasi Olahan dan Limbah Meningkatkan SDM dan Ekonomi Petani Agro inovasi Inovasi Olahan dan Limbah Meningkatkan SDM dan Ekonomi Petani Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Jl. Ragunan No.29 Pasar Minggu Jakarta Selatan www.litbang.deptan.go.id 2 AgroinovasI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kurang dari sumber daya manusia tentang perkembangan sektor industri di

BAB I PENDAHULUAN. kurang dari sumber daya manusia tentang perkembangan sektor industri di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di tengah era globalisasi ini industri pangan mulai berkembang dengan pesat. Perkembangan industri pangan tersebut disebabkan oleh semakin meningkatnya laju pertumbuhan

Lebih terperinci

TEKNIK PENGOLAHAN DAN NILAI TAMBAH NATA DE COCO

TEKNIK PENGOLAHAN DAN NILAI TAMBAH NATA DE COCO TEKNIK PENGOLAHAN DAN NILAI TAMBAH NATA DE COCO Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Siliwangi Tasikmalaya hidayat.tatang7@gmail.com Fakultas Pertanian Universitas Siliwangi dedidarusman@ymail.com

Lebih terperinci

Pembuatan Yogurt. 1. Pendahuluan

Pembuatan Yogurt. 1. Pendahuluan Pembuatan Yogurt 1. Pendahuluan Yoghurt merupakan salah satu olahan susu yang diproses melalui proses fermentasi dengan penambahan kultur organisme yang baik, salah satunya yaitu bakteri asam laktat. Melalui

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI A. Alat dan Bahan A.1Alat yang digunakan : - Timbangan - Blender - Panci perebus - Baskom - Gelas takar plastik - Pengaduk -

BAB III METODOLOGI A. Alat dan Bahan A.1Alat yang digunakan : - Timbangan - Blender - Panci perebus - Baskom - Gelas takar plastik - Pengaduk - digilib.uns.ac.id BAB III METODOLOGI A. Alat dan Bahan A.1Alat yang digunakan : - Timbangan - Blender - Panci perebus - Baskom - Gelas takar plastik - Pengaduk - Kompor gas - Sendok - Cetakan plastik A.2Bahan

Lebih terperinci

LAPORAN AKHIR PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA BIDANG KEGIATAN: PKM-KEWIRAUSAHAAN

LAPORAN AKHIR PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA BIDANG KEGIATAN: PKM-KEWIRAUSAHAAN LAPORAN AKHIR PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA SAKEJANATA SARI KELOR JADI NATA Nata de coco kaya akan vitamin, mineral dan nutrisi tinggi ampuh dalam pemenuhan gizi dari varian ekstrak daun kelor dengan air

Lebih terperinci

INOVASI PEMBUATAN SUSU KEDELE TANPA RASA LANGU

INOVASI PEMBUATAN SUSU KEDELE TANPA RASA LANGU INOVASI PEMBUATAN SUSU KEDELE TANPA RASA LANGU Oleh: Gusti Setiavani, S.TP, M.P Staff Pengajar di STPP Medan Kacang-kacangan dan biji-bijian seperti kacang kedelai, kacang tanah, biji kecipir, koro, kelapa

Lebih terperinci

IV. TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN

IV. TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN IV. TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN PT. Libe Bumi Abadi yang didirikan pada tanggal 28 Oktober 2005 adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang budi daya, industri pengolahan, pemasaran produk industri siap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pangan yang ada. Betapapun tinggi nilai gizi suatu bahan pangan atau. maka makanan tersebut tidak ada nilainya lagi.

BAB I PENDAHULUAN. pangan yang ada. Betapapun tinggi nilai gizi suatu bahan pangan atau. maka makanan tersebut tidak ada nilainya lagi. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Produk makanan dan minuman merupakan kebutuhan pokok bagi manusia yang dibutuhkan setiap waktu sehingga harus ditangani dan dikelola dengan baik dan benar agar produk

Lebih terperinci

khususnya dalam membantu melancarkan sistem pencernaan. Dengan kandungan

khususnya dalam membantu melancarkan sistem pencernaan. Dengan kandungan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri nata de coco di Indonesia saat ini tumbuh dengan pesat dikarenakan nata de coco termasuk produk makanan yang memiliki banyak peminat serta dapat dikonsumsi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian 1) Total bakteri Rancangan penelitian total bakteri menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan perlakuan waktu penyimpanan selama 0, 3, 6, 9, dan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada proses penggolahan stick singkong, singkong yang digunakan yaitu

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada proses penggolahan stick singkong, singkong yang digunakan yaitu BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN terdiri dari : Tahapan-tahapan proses pengolahan stick singkong di UKM Flamboyan 4.1 Persiapan Bahan Baku Pada proses penggolahan stick singkong, singkong yang digunakan yaitu

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 17 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian dilakukan dari bulan April sampai dengan bulan September 2013 di Laboratorium Kimia Riset Material dan Makanan serta di Laboratorium

Lebih terperinci

BAB I PEMBUATAN NATA DE COCO MENGGUNAKAN Acetobacter xylinum

BAB I PEMBUATAN NATA DE COCO MENGGUNAKAN Acetobacter xylinum BAB I PEMBUATAN NATA DE COCO MENGGUNAKAN Acetobacter xylinum A. TUJUAN PERCOBAAN 1. Membuat nata dari air kelapa segar. 2. Mengetahui prinsip proses fermentasi oleh bakteri pembuatan nata. B. LANDASAN

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan Berdirinya UD. Ponimin pada tahun 1998, UD. Ponimin merupakan industri rumah tangga yang memproduksi tahu. UD. Ponimin ini milik Bapak Ponimin. Awalnya

Lebih terperinci

BAB III. METODE PENELITIAN

BAB III. METODE PENELITIAN BAB III. METODE PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Penelitian tentang penerapan produksi bersih pada agroindustri nata de coco ini dilakukan dengan pendekatan penelitian kualitatif dan kuantitatif. Metode

Lebih terperinci

Teknologi Penanganan Panen Dan Pascapanen Tanaman Jeruk

Teknologi Penanganan Panen Dan Pascapanen Tanaman Jeruk Teknologi Penanganan Panen Dan Pascapanen Tanaman Jeruk Penanganan pascapanen sangat berperan dalam mempertahankan kualitas dan daya simpan buah-buahan. Penanganan pascapanen yang kurang hati-hati dan

Lebih terperinci

V KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN V KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1. Gambaran Umum Kelurahan Semanan Kelurahan Semanan yang berada pada wilayah Kecamatan Kalideres, berbatasan langsung dengan Sungai Cisadane di sebelah utara, Kelurahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. produk makanan yang digemari masyarakat. Selain karena tekstur nata yang

BAB I PENDAHULUAN. produk makanan yang digemari masyarakat. Selain karena tekstur nata yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah Nata yang merupakan bahan makanan berserat tinggi, menjadi salah satu produk makanan yang digemari masyarakat. Selain karena tekstur nata yang padat, berwarna

Lebih terperinci

PELUANG BISNIS MELALUI NATA DE CASSAVA. Bab I Pendahuluan. Abstrak

PELUANG BISNIS MELALUI NATA DE CASSAVA. Bab I Pendahuluan. Abstrak Nama :Rhizky Eva Marisda NIM :10.11.4462 Kelas : S1TI-2L PELUANG BISNIS MELALUI NATA DE CASSAVA Bab I Pendahuluan Abstrak Peluang bisnis yang ditampilkan pada bisnis ini adalah inovasi limbah tapioka baik

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Adanya pengolahan air kelapa menjadi nata de coco sudah cukup lama

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Adanya pengolahan air kelapa menjadi nata de coco sudah cukup lama V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Profil Industri Rumah Tangga Nata De Coco Adanya pengolahan air kelapa menjadi nata de coco sudah cukup lama dilakukan oleh masyarakat Kabupaten Bantul. Rata-rata dari mereka

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. selulosa Nata de Cassava terhadap pereaksi asetat anhidrida yaitu 1:4 dan 1:8

BAB III METODE PENELITIAN. selulosa Nata de Cassava terhadap pereaksi asetat anhidrida yaitu 1:4 dan 1:8 34 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini diawali dengan mensintesis selulosa asetat dengan nisbah selulosa Nata de Cassava terhadap pereaksi asetat anhidrida yaitu 1:4 dan 1:8

Lebih terperinci

A. Penggunaan. B. Alat dan Bahan. Berikut ini alat dan bahan yang digunakan dalam pembuatan selai. 1. Alat

A. Penggunaan. B. Alat dan Bahan. Berikut ini alat dan bahan yang digunakan dalam pembuatan selai. 1. Alat A. Penggunaan Siapa yang tidak kenal dengan selai? Bahan pelengkap dalam menyantap roti atau singkong rebus ini memiliki rasa yang manis dan terbuat dari buah segar. Tak hanya itu, variasi rasa dari selai

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan UD. Rezeki Baru merupakan usaha pembuatan keripik ubi dengan merek Rumah Adat Minang yang dikelola oleh Bapak Misli. Pada awalnya UD. Rezeki Baru

Lebih terperinci

III. METODE PELAKSANAAN. bulan April 2013 sampai dengan pertengahan Juni 2013.

III. METODE PELAKSANAAN. bulan April 2013 sampai dengan pertengahan Juni 2013. III. METODE PELAKSANAAN 3.1. Tempat dan Waktu Pelaksanaan Pengalaman kerja praktek mahasiswa (PKPM) ini dilakukan di perusahaan bakpia pathok 25 Yogyakarta, dan dilakukan selama 2,5 bulan yaitu dimulai

Lebih terperinci

VI. ANALISIS BIAYA DAN PENDAPATAN INDUSTRI RUMAH TANGGA TAHU. A. Analisis Biaya Industri Rumah Tangga Tahu di Desa Karanganayar

VI. ANALISIS BIAYA DAN PENDAPATAN INDUSTRI RUMAH TANGGA TAHU. A. Analisis Biaya Industri Rumah Tangga Tahu di Desa Karanganayar VI. ANALISIS BIAYA DAN PENDAPATAN INDUSTRI RUMAH TANGGA TAHU A. Analisis Biaya Industri Rumah Tangga Tahu di Desa Karanganayar Biaya dalam industri tahu meliputi biaya eksplisit dan biaya implisit. Biaya

Lebih terperinci

Menerapkan Teknik Pengolahan Menggunakan Media Penghantar Panas. KD 1. Melakukan Proses Pengolahan Abon Ikan

Menerapkan Teknik Pengolahan Menggunakan Media Penghantar Panas. KD 1. Melakukan Proses Pengolahan Abon Ikan 1 Menerapkan Teknik Pengolahan Menggunakan Media Penghantar Panas KD 1. Melakukan Proses Pengolahan Abon Ikan Pengertian Abon Abon merupakan salah satu jenis makanan awetan berasal dari daging (sapi, kerbau,

Lebih terperinci

CONTOH TEKNOLOGI PENGOLAHAN PANGAN PADA KELOMPOK BAHAN PANGAN

CONTOH TEKNOLOGI PENGOLAHAN PANGAN PADA KELOMPOK BAHAN PANGAN CONTOH TEKNOLOGI PENGOLAHAN PANGAN PADA KELOMPOK BAHAN PANGAN 1. Serealia ) Pengolahan jagung : a. Pembuatan tepung jagung (tradisional) Bahan/alat : - Jagung pipilan - Alat penggiling - Ember penampung

Lebih terperinci

SELAI PEPAYA. Selai adalah bahan dengan konsistensi gel atau semi gel yang dibuat dari bubur buah. Selai digunakan sebagai bahan pembuat roti dan kue.

SELAI PEPAYA. Selai adalah bahan dengan konsistensi gel atau semi gel yang dibuat dari bubur buah. Selai digunakan sebagai bahan pembuat roti dan kue. SELAI PEPAYA 1. PENDAHULUAN Selai adalah bahan dengan konsistensi gel atau semi gel yang dibuat dari bubur buah. Selai digunakan sebagai bahan pembuat roti dan kue. Konsistensi gel atau semi gel pada selai

Lebih terperinci

Pengolahan hasil pertanian dalam pelatihan ini dimaksudkan untuk mengubah bentuk bahan baku menjadi bahan

Pengolahan hasil pertanian dalam pelatihan ini dimaksudkan untuk mengubah bentuk bahan baku menjadi bahan Pelatihan Kewirausahaan untuk Pemula olahan dengan memperhatikan nilai gizi dan memperpanjang umur simpan atau keawetan produk. Untuk meningkatkan keawetan produk dapat dilakukan dengan cara : (1) Alami

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Adapun proses pengolahan Kue Bola-bola Wijen disajikan dalam

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Adapun proses pengolahan Kue Bola-bola Wijen disajikan dalam BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Proses Pengolahan Kue Bola-bola wijen Adapun proses pengolahan Kue Bola-bola Wijen disajikan dalam bentuk diagram alir di bawah ini : Persiapan Bahan : Tepung Tapioka, Tepung

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan UD. Ponimin merupakan sebuah industri kecil yang bergerak dalam bidang produksi tahu. UD. Ponimin ini didirikan oleh Bapak Ponimin pada tahun 1998.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Preparasi selulosa bakterial dari limbah cair tahu dan sintesis kopolimer

BAB III METODE PENELITIAN. Preparasi selulosa bakterial dari limbah cair tahu dan sintesis kopolimer BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi Penelitian Preparasi selulosa bakterial dari limbah cair tahu dan sintesis kopolimer superabsorbent di bawah radiasi microwave dilakukan di Laboratorium Riset Jurusan

Lebih terperinci

USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM Pelatihan Pembuatan Nata De Coco untuk memanfaatkan Limbah Air Kelapa di Dusun Kerajan Desa Jebung Lor Kecamatan Tlogosari Kabupaten Bondowoso Bidang

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. Industri Minuman Tahun

I PENDAHULUAN. Industri Minuman Tahun I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Industri merupakan suatu kelompok perusahaan yang memproduksi barang dan jasa untuk pasar yang sama. Industri pengolahan merupakan salah satu sektor ekonomi yang mampu

Lebih terperinci

3 Percobaan. 3.1 Bahan Penelitian. 3.2 Peralatan

3 Percobaan. 3.1 Bahan Penelitian. 3.2 Peralatan 3 Percobaan 3.1 Bahan Penelitian Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah air kelapa, gula pasir yang diperoleh dari salah satu pasar di Bandung. Zat kimia yang digunakan adalah (NH 4 ) 2

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

IV. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN IV. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN A. SEJARAH DAN PERKEMBANGAN PERUSAHAAN Sari Sehat Multifarm didirikan pada bulan April tahun 2006 oleh Bapak Hanggoro. Perusahaan ini beralamat di Jalan Tegalwaru No. 33 di

Lebih terperinci

OLEH: YULFINA HAYATI

OLEH: YULFINA HAYATI PENGOLAHAN HASIL KEDELAI (Glycine max) OLEH: YULFINA HAYATI PENDAHULUAN Dalam usaha budidaya tanaman pangan dan tanaman perdagangan, kegiatan penanganan dan pengelolaan tanaman sangat penting diperhatikan

Lebih terperinci

LAMPIRAN FOTO-FOTO RISET

LAMPIRAN FOTO-FOTO RISET LAMPIRAN FOTO-FOTO RISET DENAH LOKASI PEMBUATAN TEMPE Jalan Besar Belok kiri Jalan Lurus Lokasi Pembuatan Tempe Bagian Sebelah Kiri Lokasi LIMBAH CAIR PEMBUATAN TEMPE Tempat Limbah Mengalir PROSES SINGKAT

Lebih terperinci