BAB III METODE PERENCANAAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB III METODE PERENCANAAN"

Transkripsi

1 37 BAB III METODE PERENCANAAN 3.1 Tempat dan Waktu Perencanaan Tempat Perencanaan Perencanaan Instalasi Pengolahan Sampah (IPS) dilaksanakan di Pusat Pelatihan Kewirausahaan (PPK) Sampoerna yang beralamat di Dusun Betiting, Desa Gunting, Kecamatan Sukorejo, Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur (Gambar 3.1). Peta lokasi PPK Sampoerna dapat dilihat pada Gambar 3.2. Gambar 3.1 Foto Satelit Kecamatan Sukorejo, Kabupaten Pasuruan (Sumber: Anonim, 2012) Waktu Waktu perencanaan IPS dilaksanakan pada bulan Januari sampai Juni tahun 37

2 38 Gambar 3.2 Foto Satelit Lokasi PPK Sampoerna (Sumber: Anonim, 2013 a ) 3.2 Bahan dan Alat Bahan Bahan yang digunakan dalam perencanaan adalah sampah PPK Sampoerna, kantong plastik, sarung tangan, masker, dan tari rafia Alat Alat yang digunakan dalam perencanaan adalah alat pengukur volume contoh sampah berbentuk kotak dengan ukuran 30 x 34 x 48 cm, timbangan dacin dengan kapasitas 100 kg, meteran, terpal, sekop, alat tulis, penggaris, loyang, oven, dan software Autocad dan Sketch Up. 3.3 Cara Kerja Perencanaan Cara kerja perencanaan merupakan tahapan yang akan dilakukan dalam perencanaan Instalasi Pengolahan Sampah (IPS) berbasis MRFs di pusat pelatihan

3 39 kewirausahan (PPK) Sampoerna. Rangkaian perencanaan IPS di PPK Sampoerna dilihat pada Gambar 3.2, meliputi: Identifikasi masalah Sampah hasil kegiatan aktivitas di PPK Sampoerna dapat menimbulkan dampak buruk seperti timbulnya penyakit dan kerusakan lingkungan apabila tidak diolah terlebih dahulu. Oleh karena itu, diperlukan perencanaan IPS untuk mengatasi permasalahan sampah mudah dan sukar membusuk di PPK Sampoerna Pola perencanaan Pola perencanaan merupakan suatu penentuan pola berpikir dalam merencanakan bangunan pengolahan sampah sebagai solusi dari permasalah sampah yang dihasilkan di PPK Sampoerna. Salah satu upaya agar sampah yang dihasilkan tidak menimbulkan masalah lingkungan sekitar, maka perlu diterapkan IPS berbasis MRFs di PPK Sampoerna. Pemilihan IPS berbasis MRFs dalam pengolahan sampah di PPK Sampoerna karena dapat mengurangi volume sampah, mengurangi biaya pengangkutan sampah, menyelamatan SDA, dan dapat mengubah bentuk fisik sampah menjadi produk yang bernilai ekonomis Perumusan masalah Perumusan masalah pada perencanaan IPS berbasis MRFs di PPK Sampoerna adalah menganalisis laju timbulan sampah dan komposisi sampah yang dihasilkan dan dampak lingkunganyang ditimbulkan, sebagai data yang digunakan untuk merencanakan bangunan IPS.

4 40 Permasalahan sampah di PPK Sampoerna yang belum terolah Pola Perencanaan Instalasi Pengolahan Sampah (IPS) berbasis MRFs di PPK Sampoerna Perumusan Masalah Studi Kepustakaan Pengumpulan Data Pengumpulan Data Primer 1. Jumlah timbulan sampah di PPK Sampoerna 2. Komposisi sampah di PPK Sampoerna Pengumpulan Data Sekunder 1. Profil PKK Sampoerna 2. Data administratif, meliputi: a. Luas wilayah b. Fasilitas 3. Jumlah pekerja dan penghuni 4. Peta lokasi 5. Kondisi lingkungan Analisis Data 1. Menganalisis laju timbulan 2. Penentuan komposisi sampah 3. Perencanaan unit IPS Perencanaan IPS berbasis MRFs di PPK Kesimpulan dan Saran Gambar 3.3 Rangkaian Perencanaan IPS di PPK Sampoerna

5 Studi kepustakaan Studi kepustakaan merupakan acuan dalam menentukan dan memahami tahapan desain IPS yang akan direncanakan dan dilakukan mulai tahap awal sampai dengan penarikan kesimpulan. Hal ini dilakukan dengan cara mengumpulkan dan mempelajari berbagai sumber informasi dari buku teks atau jurnal dan penelitian terdahulu yang merupakan dasar dalam pelaksanaan perencanaan dan pembahasan. Studi literatur ini didapat dari berbagai sumber kepustakaan yang dibutuhkan, yaiutu: a. Peraturan mengenai pengelolaan sampah, meliputi: 1. Undang-Undang Republik Indonesia No.18 Tahun 2008 Mengenai Pengelolaan Sampah. 2. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 4 Tahun 2010 Tentang Pengelolaan Sampah Regional Jawa Timur. b. SNI tentang Pengambilan dan Pengukuran Contoh Timbulan dan Komposisi Sampah Perkotaan. c. Integrated Solid Waste Management: Engineering Principles and Management Issue (Tchobanoglous et al., 1993). d. Kriteria desain IPS berbasis MRFs (Tchobanoglous et al., 1993). e. Teknologi Pengolaan Sampah (Damanhuri dan Padmi, 2010). f. Jurnal dan hasil penelitian terkait dengan pokok bahasan Pengumpulan data Data yang diperlukan untuk mendukung proses perencanaan IPS berbasis MRFs di PPK Sampoerna, yaitu:

6 42 a. Data primer Data primer yang diperlukan untuk perencanaan ini, yaitu data berat, densitas, timbulan, komposisi, dan persentase kadar air sampah. Cara memperoleh data berat, densitas, timbulan, komposisi persentase kadar air sampah adalah sebagai berikut (Anonim, 1994 dan Pandebesie, 2005): 1. Penentuan jumlah sampling PPK Sampoerna memiliki fasilitas yang terdiri atas beberapa bangunan dan lahan untuk mendukung aktivitas pelatihan dan penelitian yang berpotensi menimbulkan sampah. Menurut Pandebesie (2005), banyaknya jumlah sampel sampah yang representatif dari jumlah sampah yang memiliki populasi besar adalah keseluruhan bangunan dan lahan. Pemilihan lokasi sampling didasarkan pada fasilitas-fasilitas di PPK Sampoerna baik bangunan dan lahan yang memiliki aktivitas yang beranekaragam. Aktivitas tersebut menghasilkan laju timbulan dan komposisi yang berbeda. Pengambilan contoh timbulan sampah pada perencanaan ini lokasi yang akan disampling, yaitu: i. Lokasi bangunan, meliputi: 1. Asrama 2. Gazebo 3. Gudang alat pertanian 4. Hall 5. Kandang kambing 6. Kandang sapi 7. Kantor 1 8. Kultur jaringan 9. Mushola 10. Parkiran 13. Pos satpam 1 (gerbang) 14. Pos satpam 2 ( atas) 15. Ruang Galeri 16. Ruang hasil pertanian 17. Ruang pelatihan Ruang pelatihan 2 + kantor 19. Ruang pertemuan 20. Rumah kaca 21. Toilet 22. Unit kompos

7 Pendopo 12. Pengolahan hasil ternak 23. Unit pelatihan perbengkelan 24. Unit perikanan ii. Lokasi lahan, meliputi: 1. Sapuan jalan gerbang-pos satpam 1 2. Sapuan jalan kantor-pendopo 3. Sapuan jalan hall-kolam ikan 4. Sapuan jalan hasil pertanian-vip 5. Sapuan jalan Sampoerna factory-vip 6. Sapuan jalan pendopo-ruang pelatihan 2 7. Sapuan jalan danau-sar 8. Perkebunan/agrikultur 9. Toga 2. Waktu pengambilan sampel Waktu pengambilan sampel, yaitu 8 hari berturut-turut pada lahan sampel yang sama pada bulan Januari Penentuan berat timbulan dan komposisi sampah Pengambilan contoh timbulan sampah dari lokasi yang telah ditentukan adalah mewadahi sampel sampah pada setiap lokasi dengan kantong plastik. Sampah yang telah dimasukan kedalam kantong plastik per lokasi, kemudian ditimbang untuk mendapatkan berat sampah per lokasi. Berat total keseluruhan sampah di PPK Sampoerna diperoleh dengan menjumlahkan seluruh berat sampah pada setiap lokasi sampling, sesuai dengan perhitungan persamaan 1. Berat timbulan sampah (kg/hari) = Berat sampah lahan + Berat sampah bangunan (1) Selanjutnya sampah pada setiap lokasi diangkut ke tempat pengukuran yang telah ditentukan untuk dilakukan analisis densitas, timbulan sampah, dan komposisi sampah (Rahman, 2012).

8 44 Penentuan komposisi sampah adalah dengan menghitung persentase komposisi sampah adalah kegiatan perhitungan untuk mengetahui persentase komponen sampah. Persentase komposisi sampah dapat dihitung dengan persamaan 2 (Anonim, 1994). % Komposisi sampah = (2) Sampah tersebut dikelompokan sesuai dengan jenisnya seperti kertas, plastik, kain, dan lain-lain. Data komposisi sampah ini, digunakan untuk menentukan fasilitas pada IPS berbasis MRFs di PPK Sampoerna. b. Data sekunder Data sekunder yang diperlukan dalam perencanaan IPS, yaitu profil PPK Sampoerna, data administratif (meliputi luas wilayah dan fasilitas), jumlah pekerja dan penghuni, peta lokasi, dan kondisi lingkungan. Data tersebut digunakan sebagai penunjang perencanaan dan analisis kondisi eksisting. Pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara secara langsung dengan pengelola PPK Sampoerna untuk mengetahui kondisi lingkungan terkait pengelolaan sampah. Untuk perencanaan MRFs didapatkan data dengan studi literatur yang diperoleh dari internet, buku ilmiah, tugas akhir, thesis, dan jurnal ilmiah Perencanaan Awal Desain IPS di PPK Sampoerna Perencanaan awal desain IPS di PPK Sampoerna merupakan analisis data dilakukan setelah didapatkan data primer dan sekunder. Pengolahan data tersebut digunakan untuk menentukan perencanaan MRFs yang tepat dan sesuai dengan PPK

9 45 Sampoerna. Analisis data untuk perencanaan desain IPS dilakukan dengan perhitungan data sebagai berikut: 1) Densitas dan Laju Timbulan Sampah (Volume) Untuk menentukan laju timbulan sampah (volume) yang digunakan dalam perencanaan IPS berbasis MRFs di PPK Sampoerna sesuai pada Tchobanoglous et al. (1993) adalah weight-volume analysis. Sedangkan data yang diperlukan adalah volume, berat, dan densitas sampah. Berdasarkan SNI tentang Metode Pengambilan dan Pengukuran Contoh Timbulan dan Komposisi Sampah Perkotaan. Langkah penentuan sampling laju timbulan sampah yang dilakukan selama delapan hari, yaitu: a. Perhitungan densitas sampah Pengukuran densitas sampah di PPK Sampoerna dilakukan dengan cara kotak volume dari styrofoam yang berukuran 30 x 48 x 34 cm (p x l x t) disiapkan dan ditimbang sehingga diperolehkan berat kotak volume kosong. Densitas sampah yang dihitung di PPK berdasarkan setiap lokasi, yaitu dengan mencampur sampah menjadi satu. Sampel sampah mudah maupun sukar membusuk dihomogenkan. Sampah yang telah dicampur dimasukkan pada kotak pengukur sampai penuh dan dipadatkan dengan diketuk 3 kali. Kotak tersebut kemudian dijatuhkan sebanyak 3 kali pada ketinggian 20 cm. Kotak tersebut selanjutnya ditimbang untuk memperoleh berat kotak. Berat sampah setelah di ketuk 3 kali dapat dihitung dengan menggunakan persamaan 3.

10 46 Berat sampah (kg) = (3) Persamaan 4 untuk menghitung luas kotak, sehingga luas kotak dapat digunakan untuk menghitung volume kotak dengan tinggi dari sampah di dalam kotak volume setelah diketuk (t sampah ). Menurut Anonim (1994), persamaan 5 digunakan untuk menghitung volume sampah, yaitu: Luas kotak (m 2 ) = p x l (4) Volume kotak sampah (m 3 ) = p x l x t sampah (5) Nilai tersebut selanjutnya digunakan untuk menentukan densitas sampah di PPK Sampoerna dapat dihitung dengan menggunakan persamaan 6 (Anonim, 1994). Densitas sampah (kg/m 3 ) = (6) Total densitas sampah di PPK Sampoerna ditentukan melalui perhitungan sesuai persamaan 7. Total densitas (kg/m 3 ) = (7) Perhitungan timbulan sampah dilakukan untuk mengetahui laju timbulan dalam satuan volume. Volume timbulan sampah rata-rata dapat dihitung dengan persamaan 8 sedangkan laju timbulan sampah (volume) yang dihasilkan PPK Sampoerna dapat diketahui dengan persamaan 9, yaitu:

11 47 Volume timbulan rata-rata (m 3 / hari) = (8) Laju timbulan sampah (volume) (m 3 /hari/m 2 ) = (9) Total laju timbulan sampah untuk keseluruhan lokasi sampling dapat dihitung menggunakan persamaan 10. Total laju timbulan sampah (m 3 /m 2 /hari) (10) 2) Kesetimbangan massa sampah (material mass balance) dan loading rate Menurut Al amri (2007), dalam menentukan kesetimbangan massa sampah di PPK Sampoerna dilakukan dengan menganalisis data timbulan sampah, komposisi sampah, dan recovery factor. Recovery factor merupakan besarnya sampah yang dapat dikomposkan, dan didaur ulang atau yang telah menjadi residu yang dapat dibuat diagram alir kesetimbangan massa sampah. Berat sampah yang dapat di recovery di PPK Sampoerna dapat dihitung dengan menggunakan persamaan 11 dan perhitungan berat residu sampah dapat menggunakan persamaan 12. Berat sampah direcovery (kg/hari) = % Recovery factor x Berat sampah rata-rata per hari (kg) (11) Berat residu (kg/hari) = Berat sampah rata-rata per hari (kg) - Berat sampah direcovery (kg/hari) (12)

12 48 Loading rate merupakan perhitungan jumlah berat sampah yang dapat diolah pada IPS tiap jamnya. Loading rate pada perencanaan ini diperhitungkan berdasarkan pertimbangan luas lahan IPS yang direncanakan serta waktu operasional kerja direncanakan 8 jam (Pandebesie, 2005). Cara perhitungan loading rate pada persamaan 13. Loading rate = (13) Kriteria Desain IPS Berbasis MRF di PPK Sampoerna Menurut Rosyidah (2012), kriteria perencanaan IPS secara garis besar, yaitu: 1. Daerah pelayanan dalam IPS. 2. Kapasitas IPS direncanakan sesuai dengan lahan yang dialokasikan untuk dijadikan IPS. 3. Letak IPS yang direncanakan. Sedangkan, kriteria perencanaan IPS di PPK Sampoerna, yaitu: a. Daerah yang direncanakan adalah PPK Sampoerna di Dusun Betiting, Desa Gunting, Kecamatan Sukorejo, Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur. b. Kapasitas IPS sesuai dengan jumlah laju timbulan tiap lokasi sampling yang ada di PPK Sampoerna. c. Letak IPS yang direncanakan dibangun di lahan PPK Sampoerna Perencanaan IPS berbasis MRFs di PPK Sampoerna Tahapan perencanaan IPS berbasis MRFs di PPK Sampoerna yang pertama adalah mengetahui volume setiap komposisi sampah untuk mengetahui pengolahan

13 49 yang sesuai perencanaan IPS, kemudian menentukan komponen lahan pengolahan sampahnya serta luasnya. Perhitungan selengkapnya adalah: 1) Perhitungan volume setiap komposisi sampah di IPS PPK Sampoerna Perhitungan volume setiap komposisi sampah berdasarkan teknik pengolahannya di IPS PPK Sampoerna, contohnya volume sampah mudah membusuk dapat ditentukan dengan persamaan 14. Volume sampah mudah membusuk (m 3 /hari) = (14) 2) Penentuan komponen lahan IPS Penentuan komponen MRFs dilakukan sesuai dengan luas lahan yang tersedia dan berdasarkan jenis sampah yang direncanakan sesuai dengan nilai ekonomisnya. Fasilitas IPS berbasis MRFs ini berupa komponen utama dan penunjang. Penjelasan dari tiap komponen IPS berbasis MRFs, sebagai berikut: a) Komponen utama, terdiri atas: 1. Lahan penerimaan sampah Lahan penerimaan sampah merupakan lahan yang berfungsi untuk memudahkan proses penurunan dan pengangkutan sampah, perhitungan berat sampah dan terletak sebelum lahan pemilahan sampah. Perhitungan lahan penerimaan sampah ditentukan dengan data volume sampah (persamaan 14) yang akan diolah di PPK Sampoerna. Penentuan luas lahan penerima awal untuk sampah mudah dan sukar membusuk, diketahui dengan merencanakan lebar dan tinggi tumpukan rencana

14 50 adalah 0,5 m (Al amri, 2007) persamaan 15 dan panjangnya dihitung dengan persamaan 16. Luas (m 2 ) = (15) Panjang (m) = (16) Direncanakan setiap lahan diberi ruang gerak bagi petugas sampah sebesar 1 m (Dwinugroho, 2011) sesuai persamaan 17 dan 18. Panjang (m) = m + 1 m (17) Lebar (m) = m + 1 m (18) Setelah diperoleh panjang dan lebar lahan yang telah ditambahkan ruang gerak bagi petugas, maka dapat di peroleh total luas lahan penerimaan untuk IPS di PPK Sampoerna dengan persamaan 19, sebagai berikut: Luas lahan = Panjang (m) x Lebar (m) (19) Pada lahan penerimaan sampah ini disediakan lahan untuk parkiran tossa pengangkut sampah, luas lahan tersebut sebesar direncanakan 2 m 2 (2 m x 1 m), sehingga kapasitas total luas lahan untuk penerimaan sampah yang dibutuhkan adalah pada persamaan 20. Total luas lahan penerimaan sampah (m 2 ) = Luas lahan penerimaan sampah (m) + lahan parkiran (m) (20)

15 51 2. Lahan pemilahan sampah Lahan pemilahan berfungsi untuk memilah sampah mudah membusuk dan sukar membusuk sesuai komponennya untuk mendapatkan sebanyak mungkin sampah yang dapat dimanfaatkan kembali pada proses pengolahan. Perhitungan luas lahan sama dengan hitungan luas lahan penerimaan. Lebar dan tinggi tumpukan rencana adalah 0,5 m (Al amri, 2007) persamaan 15 dan panjangnya dihitung dengan persamaan 16. Ruang gerak bagi petugas sampah sebesar 1 m (Dwinugroho, 2011) sesuai persamaan 17 dan 18, sehingga luas lahan pemilahan dapat dihitung sesuai persamaan Lahan penyimpanan sampah Lahan ini berfungsi sebagai tempat penampungan awal sampah yang berasal dari alat pengangkut dan pemilahan sampah. Tinggi maksimum timbulan sampah dapat direncanakan sesuai dengan kondisi timbulan. Direncanakan waktu penyimpanan sampah mudah membusuk satu hari, sedangkan untuk sukar membusuk dan residu tiga hari. Volume sampah plastik di lahan penyimpanan dapat dihitung dengan persamaan 21. Volume sampah plastik di lahan penyimpanan (m 3 / hari) = Volume sampah plastik (m 3 ) x Lama penyimpanan (hari) (21) Perhitungan luas lahan penyimpanan yang dapat diperoleh melalui persamaan 22, dimana tinggi tumpukan direncanakan sebesar 1 m dan lebarnya 0,5 m, maka:

16 52 Luas (m 2 ) = (22) Panjang tumpukan (m) = (23) Ruang gerak bagi petugas sampah sebesar 1 m (Dwinugroho, 2011) sesuai persamaan 17 dan 18, sehingga luas lahan pemilahan dapat dihitung sesuai persamaan Lahan pengolahan sampah Lahan pengolahan sampah yang akan diterapkan di PKK Sampoerna adalah komposting, daur ulang, dan insinerator. Perhitungan kebutuhan lahan dari pengolahan sampah adalah: a. Lahan komposting Sampah mudah membusuk di PPK Sampoerna direncanakan diolah dengan menggunakan proses pengomposan. Metode pengomposan yang digunakan adalah metode windrow. Pada proses pengomposan terjadi penyusutan volume sampai 1/3 selama proses pengomposan (Al amri, 2007), maka volume kompos dapat diperoleh melalui persamaan 24. Volume kompos = 1/3 x volume sampah mudah membusuk (24) Perhitungan kebutuhan luas lahan tiap unit komposting adalah: 1) Lahan pencacahan Lahan pencacah sampah organik dilengkapi dengan mesin pencacah. Luas lahan pencacah menyesuaikan dengan mesin pencacah. Perencanaan waktu kerja adalah 8 jam sehingga dapat diketahui volume sampah sesuai persamaan 25.

17 53 Volume sampah (m 3 /jam) = (25) Direncanakan waktu maksimal penumpukan selama 2 jam, sesuai persamaan 26. Volume tumpukan sampah (m 3 /jam) = Volume sampah (m 3 /jam) x 2 jam (26) Penentuan luas lahan, diketahui dengan merencanakan lebar dan tinggi tumpukan rencana adalah 0,5 m (Al amri, 2007) persamaan 15 dan panjangnya dihitung dengan persamaan 16. Direncanakan setiap lahan diberi ruang gerak bagi petugas sampah sebesar 1 m (Dwinugroho, 2011) sesuai persamaan 17 dan 18, sehingga luas lahan pemilahan dapat dihitung sesuai persamaan 19. Persamaan 27 merupakan perhitungan berat sampah mudah membusuk yang diolah per jam yang dapat dilayani mesin, jika direncanakan waktu kerja adalah 8 jam, maka: Berat sampah mudah membusuk yang diolah (kg/jam) (27) Setelah mengetahui berat sampah mudah membusuk yang diolah, maka mencari spesifikasi mesin pecacah dengan kapasitas yang sesuai serta dimensinya. Perhitungan lahan mesin pencacahan sesuai dengan dimensi mesin pencacah sesuai dengan persamaan 28. Luas lahan mesin pencacahan (m 2 ) = Panjang dimensi (m) x Lebar dimensi (m) (28)

18 54 Direncanakan setiap lahan diberi ruang gerak bagi petugas sampah sebesar 1 m (Dwinugroho, 2011) sesuai persamaan 17 dan 18, sehingga luas lahan pemilahan dapat dihitung sesuai persamaan 19. Total luas lahan mesin pencacahan dapat dihitung dengan persamaan 29. Total luas lahan (m 2 ) = Luas lahan penampungan (m 2 ) + Luas lahan mesin pencacah (m 2 ) (29) 2) Lahan pengomposan Proses pengomposan di PPK Sampoerna menggunakan metode windrow, metode ini memiliki kelebihan, yaitu mudah dikerjakan dan tidak memerlukan tenaga ahli karena sistem yang digunakan mengunakan teknologi sederhana. Tahapan perhitungannya, yaitu: a. Menghitung volume satu tumpukan dengan rencana sampah 3 hari diletakkan pada 1 tumpukan sesuai persamaan 30. Volume satu tumpukan (m 3 ) = Volume sampah (m 3 /hari) x 3 hari (30) b. Jika tinggi tumpukan rencana 1 m (Al amri, 2007), maka luas lahan dapat diperoleh dengan persamaan 31. Luas lahan (m 2 ) = (31) c. Direncanakan panjang sama dengan lebar, dapat dihitung dengan persamaan 32. Panjang tumpukan = (32)

19 55 d. Jumlah total tumpukan dapat dihitung dengan persamaan 33 dengan waktu pengomposan selama 30 hari. Jumlah total tumpukan = (33) e. Menghitung panjang (persamaan 34) dan lebar lahan pengomposan (persamaan 35), dimana direncanakan saluran lindi 0,2 m dan ruang gerak 1 m. Panjang (m) = Panjang tumpukan (m) + Saluran lindi (m) + Ruang gerak (m) (34) Lebar (m) = Lebar tumpukan (m) + Saluran lindi (m) + Ruang gerak (m) (35) f. Luas lahan pengomposan dihitung dengan persamaan 36. Luas lahan (m 2 ) = Panjang (m) x Lebar (m) x Jumlah tumpukan (36) 3) Lahan pematangan Kebutuhan lahan untuk lahan pematangan, dapat ditentukan dengan menghitung jumlah tumpukan kompos sesuai persamaan 33, kemudian menghitung volume kompos dengan persamaan 30 sehingga didapatkan luas lahan sesuai dengan persamaan 31. Direncanakan panjang sama dengan lebar, dapat dihitung dengan persamaan 32. Luas total lahan pematangan didapatkan dengan menghitung sesuai persamaan 36.

20 56 4) Lahan pengayakan dan pengemasan Pada proses pengomposan, volume sampah mudah membusuk akan di IPS PPK Sampoerna mengalami penyusutan sebesar 50% dari volume sampah sebelum pengomposan (Yuwono, 2009) dapat dihitung dengan persamaan 37. Volume kompos (m 3 ) = 50% x Volume sampah yang akan dikomposkan (m 3 ) (37) Pada lahan pengayakan, direncanakan menggunakan mesin pengayak kompos dengan spesifikasi dan kapasitas yang sesuai dengan volume kompos. Perencanaan waktu kerja untuk pengayakan adalah 2 jam sehingga dapat diketahui berat sampah yang dapat dilayani mesin per jam sesuai persamaan 38. Berat sampah yang dapat dilayani mesin per jam (kg/jam) = (38) Pada lahan pengayakan kompos direncanakan terdapat ruang gerak bagi petugas pengayak sebesar 2 m (Dwinugroho, 2011), sehingga luas lahan pengayakan dapat dihitung dengan persamaan 39. Luas lahan (m 2 ) = Panjang (m) x Lebar (m) (39) Luas lahan pengemasan kompos dihitung dengan persamaan 40, sehingga total luas lahan pengayakan dan pengemasan (persamaan 41) sebagai berikut: Luas Lahan (m 2 ) = (40)

21 57 Total luas lahan (m 2 ) = Luas lahan pengayakan (m 2 ) + Luas lahan pengemasan (m 2 ) (41) 5) Gudang penyimpanan kompos Luas gudang penyimpanan kompos dapat diperhitungkan berdasarkan kesetaraan dengan volume kompos yang dihasilkan. Pada perencanaan penyimpanan kompos di PPK Sampoerna waktu penyimpanan kompos adalah 5 hari sesuai masa aktif kerja. Luas gudang penyimpanan dapat ditentukan dengan persamaan 42. Volume kompos (m 3 ) = Volume kompos (m 3 ) x waktu penyimpanan (hari) (42) Direncanakan tinggi kompos pada gudang adalah 1 meter sehingga diperoleh luas gudang (Riyadi, 2008) yang dihitung menggunakan persamaan 43. Luas gudang (m 2 ) = (43) 6) Lahan penampungan lindi Lahan penampungan lindi yang dibangun di PKK Sampoerna menggunakan tangki septik, untuk mengetahui besarnya volume lindi yang akan dihasilkan dari sampah, maka perlu menghitung kadar air sampah. Tahapan perhitungan volume lindi (Pandebesie, 2005), pertama sampel sampah diambil sebanyak 10 kg. Kemudian setiap sampel dihomogenkan dengan cara diaduk kemudian diambil 1 kg. Alat penghitung kadar air dipersiapkan, seperti loyang, oven, dan timbangan. Khusus sampel sampah, terlebih dahulu sampel dicacah agar

22 58 mempercepat penguapan. Setiap sampel sampah sebanyak 1 kg dimasukkan ke dalam loyang kemudian ditimbang sehingga didapat berat awal sampah, selanjutnya sampel dengan loyang dimasukkan ke dalam oven. Sampel pada oven dipanaskan dengan suhu 105 o C selama 24 jam. Setelah di oven, sampel ditimbang kembali sehingga didapat berat akhir sampah. Persentase kadar air sampah dapat dihitung dengan menggunakan persamaan 44 dan perhitungan berat lindi menggunakan persamaan 45 Persentase kadar air (%) = (44) Berat lindi (kg/hari) = sampah mudah membusuk x (kadar air sampah kadar air kompos) (45) Direncanakan tangki septik digunakan untuk menampung lindi selama 7 hari (persamaan 46), maka: Berat lindi selama 7 hari = Berat lindi (kg/hari) x 7 hari (46) Besarnya luas lahan tangki septik yang dibutuhkan tergantung pada besarnya volume lindi yang dihasilkan, dapat dihitung menggunakan persamaan 47 dengan berat jenis lindi 1000 kg/m 3 (Tchobanoglous et al., 1993). Direncanakan tangki septik dapat melayani 1 m 3 dengan kedalaman 1 m, sehingga luas lahan dapat dihitung dengan persamaan 48. Kriteria tangki septik sesuai SNI , yaitu panjang dan lebar tangki septik berbentuk persegi panjang dengan perbandingan panjang 2:1, maka lebar (persamaan 49) dan panjang (persamaan 50), adalah:

23 59 (47) (48) Lebar = (49) Panjang = 2l (50) b. Lahan daur ulang Lahan daur ulang sampah di PPK Sampoerna terdiri atas tempat pengolahan limbah sukar membusuk dan lahan pengolahan plastik menjadi minyak. Luas lahan daur ulang direncakan sesuai kebutuhan dan ketersedian lahan. c. Lahan insinerator Lahan untuk insinerator menggunakan mesin insinerator yang kapasitas sesuai untuk sampah reduksi di IPS PKK Sampoerna, sehingga luas lahan menyesuaikan dengan luas setiap mesin. b) Komponen penunjang Komponen penunjang di PPK Sampoerna yang akan dibangun terdiri atas: ruangan perkantoran, aula, gudang peralatan, ruang pekerja, dan kamar mandi. Kebutuhan lahan penunjang ditentukan berdasarkan kebutuhan dan ketersediaan lahan di IPS PPK Sampoerna.

24 Desain IPS Perencanan IPS berbasis MRFs yang dibangun di PPK Sampoerna akan digunakan untuk mengintepretasikan data yang telah diperoleh dari hasil hitungan ke dalam gambar sehingga dapat diketahui rencana bangunan dalam bentuk desain.

25 61

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. dari aktivitas institusi, hasil pertanian dan perkebunan serta sapuan jalan dapat dilihat

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. dari aktivitas institusi, hasil pertanian dan perkebunan serta sapuan jalan dapat dilihat 61 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengolahan Sampah di PPK Sampoerna Sampah yang dihasilkan di PPK Sampoerna merupakan sampah yang berasal dari aktivitas institusi, hasil pertanian dan perkebunan serta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. PPK Sampoerna merupakan Pusat Pelatihan Kewirausahaan terpadu yang

BAB I PENDAHULUAN. PPK Sampoerna merupakan Pusat Pelatihan Kewirausahaan terpadu yang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang PPK Sampoerna merupakan Pusat Pelatihan Kewirausahaan terpadu yang dibangun di atas lahan seluas 27 Ha di Dusun Betiting, Desa Gunting, Kecamatan Sukorejo, Kabupaten

Lebih terperinci

Perencanaan Material Recovery Facility Di Kecamatan Kedungkandang Kota Malang

Perencanaan Material Recovery Facility Di Kecamatan Kedungkandang Kota Malang Perencanaan Material Recovery Facility Di Kecamatan Kedungkandang Kota Malang Oleh : Dorry Jaya W (3306 100 053) Dosen Pembimbing : Ir. Didik Bambang S., MT JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK SIPIL

Lebih terperinci

SONNY SAPUTRA PEMBIMBING Ir Didik Bambang S.MT

SONNY SAPUTRA PEMBIMBING Ir Didik Bambang S.MT SONNY SAPUTRA 3305100076 PEMBIMBING Ir Didik Bambang S.MT Latar Belakang Kecamatan Gedangan yang berlokasi di Sidoarjo Jawa Timur merupakan kecamatan yang padat penduduknya. dengan penduduk lebih dari

Lebih terperinci

BAB III METODE PERENCANAAN

BAB III METODE PERENCANAAN BAB III METODE PERENCANAAN 1.1 Wilayah Perencanaan Perencanan TPST ini berlokasi di Kelurahan Pemurus Dalam yang terletak di Kecamatan Banjarmasin Selatan, Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan, Indonesia.

Lebih terperinci

PERENCANAAN MATERIAL RECOVERY FACILITY KECAMATAN ARJASA, KABUPATEN JEMBER MATERIAL RECOVERY FACILITY DESIGN FOR ARJASA DISTRICT, JEMBER REGENCY

PERENCANAAN MATERIAL RECOVERY FACILITY KECAMATAN ARJASA, KABUPATEN JEMBER MATERIAL RECOVERY FACILITY DESIGN FOR ARJASA DISTRICT, JEMBER REGENCY PERENCANAAN MATERIAL RECOVERY FACILITY KECAMATAN ARJASA, KABUPATEN JEMBER MATERIAL RECOVERY FACILITY DESIGN FOR ARJASA DISTRICT, JEMBER REGENCY Nama Mahasiswa Pembimbing : Fajar Dwinugroho : Ir. Didik

Lebih terperinci

KAJIAN PENGELOLAAN SAMPAH DI TEMPAT PENGOLAHAN SAMPAH TERPADU LAHUNDAPE KECAMATAN KENDARI BARAT KOTA KENDARI

KAJIAN PENGELOLAAN SAMPAH DI TEMPAT PENGOLAHAN SAMPAH TERPADU LAHUNDAPE KECAMATAN KENDARI BARAT KOTA KENDARI KAJIAN PENGELOLAAN SAMPAH DI TEMPAT PENGOLAHAN SAMPAH TERPADU LAHUNDAPE KECAMATAN KENDARI BARAT KOTA KENDARI Ishak Bafadal dan Yulinah Trihadiningrum 2 Program Pasca Sarjana Teknik Lingkungan Jurusan Teknik

Lebih terperinci

PERENCANAAN MATERIAL RECOVERY FACILITY SECARA MANUAL DI TPA BULUSAN BANYUWANGI

PERENCANAAN MATERIAL RECOVERY FACILITY SECARA MANUAL DI TPA BULUSAN BANYUWANGI Spectra Nomor 18 Volume IX Juli 2011: 26-35 PERENCANAAN MATERIAL RECOVERY FACILITY SECARA MANUAL DI TPA BULUSAN BANYUWANGI Filosovia Titis Sari Hardianto Teknik Lingkungan FTSP ITN Malang ABSTRAKSI Sistem

Lebih terperinci

PERENCANAAN INSTALASI PENGOLAHAN SAMPAH (IPS) BERBASIS MATERIAL RECOVERY FACILITIES (MRFs) DI PUSAT PELATIHAN KEWIRAUSAHAAN (PPK) SAMPOERNA SKRIPSI

PERENCANAAN INSTALASI PENGOLAHAN SAMPAH (IPS) BERBASIS MATERIAL RECOVERY FACILITIES (MRFs) DI PUSAT PELATIHAN KEWIRAUSAHAAN (PPK) SAMPOERNA SKRIPSI PERENCANAAN INSTALASI PENGOLAHAN SAMPAH (IPS) BERBASIS MATERIAL RECOVERY FACILITIES (MRFs) DI PUSAT PELATIHAN KEWIRAUSAHAAN (PPK) SAMPOERNA SKRIPSI Rr. MUTIARA ADHI SARASATI PROGRAM STUDI S-1 ILMU DAN

Lebih terperinci

EVALUASI SISTEM PEMBUANGAN AKHIR SAMPAH DI KOTA TRENGGALEK

EVALUASI SISTEM PEMBUANGAN AKHIR SAMPAH DI KOTA TRENGGALEK EVALUASI SISTEM PEMBUANGAN AKHIR SAMPAH DI KOTA TRENGGALEK Joko Widodo dan Yulinah Trihadiningrum Program Pasca Sarjana Jurusan Teknik Lingkungan FTSP - ITS Surabaya ABSTRAK Pembuangan akhir sampah yang

Lebih terperinci

OPTIMALISASI MASA PAKAI TPA MANGGAR KOTA BALIKPAPAN

OPTIMALISASI MASA PAKAI TPA MANGGAR KOTA BALIKPAPAN E-3-1 OPTIMALISASI MASA PAKAI TPA MANGGAR KOTA BALIKPAPAN Achmad Safei, Joni Hermana, Idaa Warmadewanthi Jurusan Teknik Lingkungan FTSP-ITS Kampus ITS Sukolilo ABSTRAK Penyebab utama permasalahan sampah

Lebih terperinci

KAJIAN PENGADAAN DAN PENERAPAN TEMPAT PENGOLAHAN SAMPAH TERPADU (TPST) DI TPA km.14 KOTA PALANGKA RAYA

KAJIAN PENGADAAN DAN PENERAPAN TEMPAT PENGOLAHAN SAMPAH TERPADU (TPST) DI TPA km.14 KOTA PALANGKA RAYA KAJIAN PENGADAAN DAN PENERAPAN TEMPAT PENGOLAHAN SAMPAH TERPADU (TPST) DI TPA km.14 KOTA PALANGKA RAYA Teguh Jaya Permana dan Yulinah Trihadiningrum Program Magister Teknik Prasarana Lingkungan Permukiman

Lebih terperinci

EVALUASI DAN OPTIMALISASI MASA PAKAI TPA SUNGAI ANDOK KOTA PADANG PANJANG

EVALUASI DAN OPTIMALISASI MASA PAKAI TPA SUNGAI ANDOK KOTA PADANG PANJANG EVALUASI DAN OPTIMALISASI MASA PAKAI TPA SUNGAI ANDOK KOTA PADANG PANJANG Delfianto dan Ellina S. Pandebesie Jurusan Teknik Lingkungan, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh

Lebih terperinci

Kata kunci : Sampah, Reduksi, daur ulang, kawasan komersial dan Malioboro

Kata kunci : Sampah, Reduksi, daur ulang, kawasan komersial dan Malioboro ANALISIS POTENSI REDUKSI SAMPAH DI KAWASAN KOMERSIAL MALIOBORO KOTA YOGYAKARTA Cesaria Eka Yulianti Sri Hastuti dan Susi Agustina Wilujeng Jurusan Teknik Lingkungan, FTSP-ITS Kampus ITS Sukolilo Surabaya

Lebih terperinci

PENGELOLAAN SAMPAH DI KAWASAN PURA BESAKIH, KECAMATAN RENDANG, KABUPATEN KARANGASEM DENGAN SISTEM TPST (TEMPAT PENGOLAHAN SAMPAH TERPADU)

PENGELOLAAN SAMPAH DI KAWASAN PURA BESAKIH, KECAMATAN RENDANG, KABUPATEN KARANGASEM DENGAN SISTEM TPST (TEMPAT PENGOLAHAN SAMPAH TERPADU) PENGELOLAAN SAMPAH DI KAWASAN PURA BESAKIH, KECAMATAN RENDANG, KABUPATEN KARANGASEM DENGAN SISTEM TPST (TEMPAT PENGOLAHAN SAMPAH TERPADU) I Gusti Ayu Nyoman Sugianti dan Yulinah Trihadiningrum Jurusan

Lebih terperinci

PERENCANAAN MATERIAL RECOVERY FACILITY DI KECAMATAN SUKOLILO- SURABAYA

PERENCANAAN MATERIAL RECOVERY FACILITY DI KECAMATAN SUKOLILO- SURABAYA Seminar tugas akhir PERENCANAAN MATERIAL RECOVERY FACILITY DI KECAMATAN SUKOLILO- SURABAYA OLEH LINA PRATIWI R (3306100045) DOSEN PEMBIMBING Prof. Dr. Yulinah T., MApps,Sc 1 L A T A R B E L A K A N G PENDAHULUAN

Lebih terperinci

BAB VI PEMBAHASAN Analisis Perkembangan Jumlah Penduduk. tahun kedepan atau sampai tahun Untuk mengetahui metoda proyeksi

BAB VI PEMBAHASAN Analisis Perkembangan Jumlah Penduduk. tahun kedepan atau sampai tahun Untuk mengetahui metoda proyeksi 55 BAB VI PEMBAHASAN 6.1 Analisis Aspek Teknis 6.1.1 Analisis Perkembangan Jumlah Penduduk Proyeksi jumlah penduduk Kabupaten Jembrana dilakukan sampai 10 tahun kedepan atau sampai tahun 2022. Untuk mengetahui

Lebih terperinci

Kata Kunci: Evaluasi, Masa Pakai, Reduksi, Pengomposan, Daur Ulang

Kata Kunci: Evaluasi, Masa Pakai, Reduksi, Pengomposan, Daur Ulang PERANSERTA MASYARAKAT DALAM USAHA MEMPERPANJANG MASA PAKAI TPA KEBON KONGOK KOTA MATARAM Imam Azhary, Ellina S. Pandebesie Program Pascasarjana Jurusan Teknik Lingkungan FTSP-ITS Email: imam_dpu@yahoo.com

Lebih terperinci

Pengaruh Reduksi Sampah di Tempat Penampungan Sementara (TPS) terhadap Produksi Gas Rumah Kaca di Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Kota Madiun

Pengaruh Reduksi Sampah di Tempat Penampungan Sementara (TPS) terhadap Produksi Gas Rumah Kaca di Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Kota Madiun Pengaruh Reduksi Sampah di Tempat Penampungan Sementara (TPS) terhadap Produksi Gas Rumah Kaca di Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Kota Madiun DISUSUN OLEH: TALENT NIA PRAMESTYAWATI 3309100053 DOSEN PEMBIMBING:

Lebih terperinci

TIMBULAN DAN KOMPOSISI RUMAH POTONG HEWAN, PASAR, DAN PETERNAKAN SAPI DI KECAMATAN TAMAN, KABUPATEN SIDOARJO

TIMBULAN DAN KOMPOSISI RUMAH POTONG HEWAN, PASAR, DAN PETERNAKAN SAPI DI KECAMATAN TAMAN, KABUPATEN SIDOARJO TIMBULAN DAN KOMPOSISI RUMAH POTONG HEWAN, PASAR, DAN PETERNAKAN SAPI DI KECAMATAN TAMAN, KABUPATEN SIDOARJO PROPOSAL TUGAS AKHIR - DEBY NANDA MUHAMAD 3310100029 DOSEN PEMBIMBING SUSI AGUSTINA WILUJENG,

Lebih terperinci

STUDI EMISI KARBON DARI SAMPAH PEMUKIMAN DENGAN PENDEKATAN METODE US-EPA DAN IPCC DI KECAMATAN TEGALSARI SURABAYA PUSAT

STUDI EMISI KARBON DARI SAMPAH PEMUKIMAN DENGAN PENDEKATAN METODE US-EPA DAN IPCC DI KECAMATAN TEGALSARI SURABAYA PUSAT STUDI EMISI KARBON DARI SAMPAH PEMUKIMAN DENGAN PENDEKATAN METODE US-EPA DAN IPCC DI KECAMATAN TEGALSARI SURABAYA PUSAT Oleh: Fidhia Nailani Mubarokah 3308100061 Dosen Pembimbing: Susi A. Wilujeng, ST.,

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR NABELLA RIZKI ANDRIANI DOSEN PEMBIMBING : SUSI AGUSTINA WILUJENG, S.T., M.T

TUGAS AKHIR NABELLA RIZKI ANDRIANI DOSEN PEMBIMBING : SUSI AGUSTINA WILUJENG, S.T., M.T TUGAS AKHIR TIMBULAN DAN KOMPOSISI SAMPAH TEMPAT PELELANGAN IKAN, BANDARA INTERNASIONAL JUANDA DAN PASAR DAN DI KECAMATAN SEDATI DAN KECAMATAN WARU, KABUPATEN SIDOARJO NABELLA RIZKI ANDRIANI 3310 100 002

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Dari hasil survey serta perhitungan di lapangan dan dari hasil perencanaan MRF TPS Bendul Merisi. Maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. a. Komposisi

Lebih terperinci

PENGELOLAAN SAMPAH PERMUKIMAN DI KAWASAN PERDESAAN KABUPATEN PONOROGO ( STUDI KASUS KECAMATAN BUNGKAL )

PENGELOLAAN SAMPAH PERMUKIMAN DI KAWASAN PERDESAAN KABUPATEN PONOROGO ( STUDI KASUS KECAMATAN BUNGKAL ) PRESENTASI TESIS PENGELOLAAN SAMPAH PERMUKIMAN DI KAWASAN PERDESAAN KABUPATEN PONOROGO ( STUDI KASUS KECAMATAN BUNGKAL ) DOSEN PEMBIMBING Prof. Dr. YULINAH TRIHADININGRUM, MApp.Sc OLEH : MALIK EFENDI (3310202708)

Lebih terperinci

TUGAS PERENCANAAN PENGELOLAAN SAMPAH SEMESTER GANJIL 2016/2017

TUGAS PERENCANAAN PENGELOLAAN SAMPAH SEMESTER GANJIL 2016/2017 PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA TUGAS PERENCANAAN PENGELOLAAN SAMPAH SEMESTER GANJIL 2016/2017 Gambaran Umum Pada Tugas Perencanaan Pengelolaan

Lebih terperinci

PERE CA AA MATERIAL RECOVERY FACILITY DI KECAMATA KEDU GKA DA G, KOTA MALA G DESIG OF MATERIAL RECOVERY FACILITY I KEDU GKA DA G DISTRICT, MALA G CITY

PERE CA AA MATERIAL RECOVERY FACILITY DI KECAMATA KEDU GKA DA G, KOTA MALA G DESIG OF MATERIAL RECOVERY FACILITY I KEDU GKA DA G DISTRICT, MALA G CITY PERE CA AA MATERIAL RECOVERY FACILITY DI KECAMATA KEDU GKA DA G, KOTA MALA G DESIG OF MATERIAL RECOVERY FACILITY I KEDU GKA DA G DISTRICT, MALA G CITY DORRY JAYA WIRALAKSA A dan DIDIK BAMBA G SUPRIYADI

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR Perencanaan Pengolahan Sampah Rumah Tangga di Kecamatan Rungkut Kota Surabaya YOANITA PUSPITA RATIH

TUGAS AKHIR Perencanaan Pengolahan Sampah Rumah Tangga di Kecamatan Rungkut Kota Surabaya YOANITA PUSPITA RATIH TUGAS AKHIR Perencanaan Pengolahan Sampah Rumah Tangga di Kecamatan Rungkut Kota Surabaya YOANITA PUSPITA RATIH 3309100047 DOSEN PEMBIMBING PROF. DR. YULINAH TRIHADININGRUM, MAppSc CO-PEMBIMBING DR. Ir.

Lebih terperinci

PERENCANAAN PENGELOLAAN SAMPAH TERPADU PERUMAHAN KOTA CITRA GRAHA PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

PERENCANAAN PENGELOLAAN SAMPAH TERPADU PERUMAHAN KOTA CITRA GRAHA PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERENCANAAN PENGELOLAAN SAMPAH TERPADU PERUMAHAN KOTA CITRA GRAHA PROVINSI KALIMANTAN SELATAN DESIGN OF INTEGRATED SOLID WASTE MANAGEMENT IN KOTA CITRA GRAHA RESIDENCE SOUTH KALIMANTAN PROVINCE Muhammad

Lebih terperinci

KONSEP PENANGANAN SAMPAH TL 3104

KONSEP PENANGANAN SAMPAH TL 3104 KONSEP PENANGANAN SAMPAH TL 3104 Environmental Engineering ITB - 2010 KELOMPOK 2 Dian Christy Destiana 15308012 Vega Annisa H. 15308014 Ratri Endah Putri 15308018 M. Fajar Firdaus 15308020 Listra Endenta

Lebih terperinci

Pengelolaan Sampah Organik Rumah Pemotongan Hewan, Industri Tahu, Peternakan, dan Pasar di Kecamatan Krian, Kabupaten. Sidoarjo.

Pengelolaan Sampah Organik Rumah Pemotongan Hewan, Industri Tahu, Peternakan, dan Pasar di Kecamatan Krian, Kabupaten. Sidoarjo. JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5, 1, (2016) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) D1 Pengelolaan Sampah Organik Rumah Pemotongan Hewan, Tahu, Peternakan, dan Pasar di Kecamatan Krian, Kabupaten As adul Khoiri Waddin

Lebih terperinci

KAJIAN MODEL PENGELOLAAN SAMPAH BERBASIS MASYARAKAT DI KECAMATAN WONOCOLO KOTA SURABAYA

KAJIAN MODEL PENGELOLAAN SAMPAH BERBASIS MASYARAKAT DI KECAMATAN WONOCOLO KOTA SURABAYA KAJIAN MODEL PENGELOLAAN SAMPAH BERBASIS MASYARAKAT DI KECAMATAN WONOCOLO KOTA SURABAYA Shinta Dewi Astari dan IDAA Warmadewanthi Jurusan Teknik Lingkungan, FTSP Program Pascasarjana, Institut Teknologi

Lebih terperinci

dibutuhkan. Untuk mendukung penyusunan laporan tugas akhir, jenis data yang

dibutuhkan. Untuk mendukung penyusunan laporan tugas akhir, jenis data yang BAB IV METODE PERENCANAAN 4.1 Lokasi Penelitian Dan Perencanaan Penelitian dilakukan di Kecamatan Syiah Kuala, Kota Banda Aceh dan Laboratorium Fisika Material FMIPA Universitas Syiah Kuala (Unsyiah) Banda

Lebih terperinci

PERENCANAAN MATERIAL RECOVERY FACILITY DI KECAMATAN GEDANGAN SIDOARJO

PERENCANAAN MATERIAL RECOVERY FACILITY DI KECAMATAN GEDANGAN SIDOARJO PERENCANAAN MATERIAL RECOVERY FACILITY DI KECAMATAN GEDANGAN SIDOARJO Sonny Saputra, Didik Bambang S Jurusan Teknik Lingkungan, FTSP ITS Email: saputra_sonny@yahoo.com ABSTRAK Meningkatnya jumlah penduduk

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. mengetahu, parameter yang berperan dalam komposting yang meliputi rasio C/N. ph. dan suhu selama komposting berlangsung.

BAB III METODE PENELITIAN. mengetahu, parameter yang berperan dalam komposting yang meliputi rasio C/N. ph. dan suhu selama komposting berlangsung. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Umum Pada penelitian ini dilakukan penelitian pendahuluan, yaitu penelitian yang dilakukan untuk menguji bahan masing-masing reaktor sesudah diadakannya peneampuran bahan

Lebih terperinci

Lay out TPST. ke TPA. Pipa Lindi

Lay out TPST. ke TPA. Pipa Lindi Lay out TPST A A B ke TPA 1 2 3 B 14 10 11 12 13 4 Pipa Lindi 18 15 9 8 18 7 5 19 16 17 18 1) Area penerima 2) Area pemilahan 3) Area pemilahan plastik 4) Area pencacah s.basah 5) Area pengomposan 6) Area

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. KOMPOSISI DAN KARAKTERISTIK SAMPAH KOTA BOGOR 1. Sifat Fisik Sampah Sampah berbentuk padat dibagi menjadi sampah kota, sampah industri dan sampah pertanian. Komposisi dan jumlah

Lebih terperinci

TUGAS PERENCANAAN PENGELOLAAN SAMPAH SEMESTER GANJIL 2015/2016

TUGAS PERENCANAAN PENGELOLAAN SAMPAH SEMESTER GANJIL 2015/2016 PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA TUGAS PERENCANAAN PENGELOLAAN SAMPAH SEMESTER GANJIL 2015/2016 Gambaran Umum Pada Tugas Perencanaan Pengelolaan

Lebih terperinci

BAB VII ANALISIS DAYA DUKUNG LINGKUNGAN UPS MUTU ELOK. Jumlah Timbulan Sampah dan Kapasitas Pengelolaan Sampah

BAB VII ANALISIS DAYA DUKUNG LINGKUNGAN UPS MUTU ELOK. Jumlah Timbulan Sampah dan Kapasitas Pengelolaan Sampah BAB VII ANALISIS DAYA DUKUNG LINGKUNGAN UPS MUTU ELOK 7.1. Jumlah Timbulan Sampah dan Kapasitas Pengelolaan Sampah Total timbulan sampah yang diangkut dari Perumahan Cipinang Elok memiliki volume rata-rata

Lebih terperinci

Potensi Daur Ulang dan Partisipasi Masyarakat dalam Pengelolaan Sampah di Kecamatan Jabon, Kabupaten Sidoarjo

Potensi Daur Ulang dan Partisipasi Masyarakat dalam Pengelolaan Sampah di Kecamatan Jabon, Kabupaten Sidoarjo JURNAL TEKNIK ITS Vol. 4, No. 1, (2015) ISSN 2337-3539 (2301-9271 Printed) D-11 Potensi Daur Ulang dan Partisipasi Masyarakat dalam Pengelolaan di Kecamatan Jabon, Kabupaten Sidoarjo Rezi Adriwan Giandi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Study Pustaka Sampling

BAB III METODE PENELITIAN. Study Pustaka Sampling BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tahapan Penelitian Berikut ini adalah diagram alir penelitian. Study Pustaka Sampling Data Primer : -Wawancara dan kusioner -Pengambilan sampel mengacu pada SNI 19-3964-1994

Lebih terperinci

EVALUASI PROSES KOMPOSTING DALAM RANGKA PENINGKATAN PRODUKSI KOMPOS

EVALUASI PROSES KOMPOSTING DALAM RANGKA PENINGKATAN PRODUKSI KOMPOS Makalah EVALUASI PROSES KOMPOSTING DALAM RANGKA PENINGKATAN PRODUKSI KOMPOS STUDI KASUS : UPT PENGOLAHAN SAMPAH DAN LIMBAH KOTA PROBOLINGGO IKA KRISTINA DEWI NRP. 3108 040 701 12/15/2008 1. PENDAHULUAN

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN FASILITAS PENGOLAHAN SAMPAH DI KECAMATAN KELAPA DUA KABUPATEN TANGERANG

PENGEMBANGAN FASILITAS PENGOLAHAN SAMPAH DI KECAMATAN KELAPA DUA KABUPATEN TANGERANG PRESENTASI TESIS 1 PENGEMBANGAN FASILITAS PENGOLAHAN SAMPAH DI KECAMATAN KELAPA DUA KABUPATEN TANGERANG M. AGUS RAMDHAN (3310202701) PROGRAM MAGISTER BIDANG KEAHLIAN TEKNIK PRASARANA LINGKUNGAN PERMUKIMAN

Lebih terperinci

POTENSI DAUR ULANG SAMPAH DI KOTA CIREBON

POTENSI DAUR ULANG SAMPAH DI KOTA CIREBON POTENSI DAUR ULANG SAMPAH DI KOTA CIREBON Junaedi Prodi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Cirebon Jln. Tuparev No. 70 A Cirebon email: junaedi@yahoo.com ABSTRAK Salah satu permasalahan

Lebih terperinci

PERINGATAN HARI LINGKUNGAN HIDUP

PERINGATAN HARI LINGKUNGAN HIDUP 36 PERINGATAN HARI LINGKUNGAN HIDUP 37 EKSPOSE P1 ADIPURA TAHUN 2017 / 2018 21 38 39 KOORDINASI PENYAMBUTAN PENGHARGAAN TENTANG LINGKUNGAN HIDUP Merupakan kegiatan untuk memberikan apresiasi kepada masyarakat

Lebih terperinci

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL...

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii HALAMAN PERNYATAAN... v HALAMAN MOTTO... vi KATA PENGANTAR... vii ABSTRAK INDONESIA... x ABSTRAK INGGRIS... xi DAFTAR ISI... xii DAFTAR TABEL... xv

Lebih terperinci

PENGOLAHAN SAMPAH MINGGU 3 SAMPLING TIMBULAN. Disiapkan oleh: Bimastyaji Surya Ramadan - Institut Teknologi Yogyakarta -

PENGOLAHAN SAMPAH MINGGU 3 SAMPLING TIMBULAN. Disiapkan oleh: Bimastyaji Surya Ramadan - Institut Teknologi Yogyakarta - PENGOLAHAN SAMPAH MINGGU 3 SAMPLING TIMBULAN Disiapkan oleh: Bimastyaji Surya Ramadan - Institut Teknologi Yogyakarta - PENDAHULUAN Tujuannya adalah untuk mendapatkan besaran timbulan sampah yang digunakan

Lebih terperinci

BAB VI PENGELOLAAN SAMPAH 3R BERBASIS MASYARAKAT DI PERUMAHAN CIPINANG ELOK. menjadi tiga macam. Pertama, menggunakan plastik kemudian

BAB VI PENGELOLAAN SAMPAH 3R BERBASIS MASYARAKAT DI PERUMAHAN CIPINANG ELOK. menjadi tiga macam. Pertama, menggunakan plastik kemudian BAB VI PENGELOLAAN SAMPAH 3R BERBASIS MASYARAKAT DI PERUMAHAN CIPINANG ELOK 6.1. Pewadahan Sampah Pewadahan individual Perumahan Cipinang Elok pada umumnya dibagi menjadi tiga macam. Pertama, menggunakan

Lebih terperinci

SATUAN TIMBULAN, KOMPOSISI DAN POTENSI DAUR ULANG SAMPAH PADA TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR (TPA) SAMPAH TANJUNG BELIT KABUPATEN ROKAN HULU

SATUAN TIMBULAN, KOMPOSISI DAN POTENSI DAUR ULANG SAMPAH PADA TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR (TPA) SAMPAH TANJUNG BELIT KABUPATEN ROKAN HULU SATUAN TIMBULAN, KOMPOSISI DAN POTENSI DAUR ULANG SAMPAH PADA TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR (TPA) SAMPAH TANJUNG BELIT KABUPATEN ROKAN HULU Alfi Rahmi, Arie Syahruddin S ABSTRAK Masalah persampahan merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Volume sampah setiap harinya terus bertambah banyak sampah begitu saja di

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Volume sampah setiap harinya terus bertambah banyak sampah begitu saja di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Volume sampah setiap harinya terus bertambah banyak sampah begitu saja di buang tanpa memikirkan dampak dari menumpuknya sampah salah satunya sampah organik,

Lebih terperinci

POTENSI PENGELOLAAN SAMPAH MENUJU ZERO WASTE YANG BERBASIS MASYARAKAT DI KECAMATAN KEDUNGKANDANG KOTA MALANG ABSTRAK

POTENSI PENGELOLAAN SAMPAH MENUJU ZERO WASTE YANG BERBASIS MASYARAKAT DI KECAMATAN KEDUNGKANDANG KOTA MALANG ABSTRAK POTENSI PENGELOLAAN SAMPAH MENUJU ZERO WASTE YANG BERBASIS MASYARAKAT DI KECAMATAN KEDUNGKANDANG KOTA MALANG Nama Mahasiswa : Sriliani Surbakti NRP : 3308.201.007 Pembimbing : Prof. Dr. Ir. Wahyono Hadi,

Lebih terperinci

E. Manfaat Penelitian 1. Memberikan informasi mengenai sistem pengelolaan sampah yang dilakukan di

E. Manfaat Penelitian 1. Memberikan informasi mengenai sistem pengelolaan sampah yang dilakukan di I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sampah merupakan salah satu masalah yang perlu mendapat perhatian yang serius. Sampah dari tahun ke tahun terus meningkat seiring dengan laju pertumbuhan jumlah

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN 17 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di lokasi persawahan dan rumah kompos Dept. Teknik Sipil dan Lingkungan IPB di Kelurahan Margajaya, Kec. Bogor Barat, Kota Bogor.

Lebih terperinci

1. Pendahuluan ABSTRAK:

1. Pendahuluan ABSTRAK: OP-26 KAJIAN PENERAPAN KONSEP PENGOLAHAN SAMPAH TERPADU DI LINGKUNGAN KAMPUS UNIVERSITAS ANDALAS Yenni Ruslinda 1) Slamet Raharjo 2) Lusi Susanti 3) Jurusan Teknik Lingkungan, Universitas Andalas Kampus

Lebih terperinci

PERENCANAAN PENGELOLAAN SAMPAH TERPADU DI KELURAHAN SEMPAJA SELATAN KOTA SAMARINDA

PERENCANAAN PENGELOLAAN SAMPAH TERPADU DI KELURAHAN SEMPAJA SELATAN KOTA SAMARINDA PERENCANAAN PENGELOLAAN SAMPAH TERPADU DI KELURAHAN SEMPAJA SELATAN KOTA SAMARINDA Muhammad Busyairi*, Justia Dhika Ramadhan dan Dyah Wahyu Wijayanti Program Studi Teknik Lingkungan, Fakultas Teknik Universitas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI digilib.uns.ac.id BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI 2.1. Tinjauan Pustaka Menurut Ir. Yul H. Bahar, 1986 dalam bukunya, sampah memiliki arti suatu buangan yang berupa bahan padat merupakan polutan

Lebih terperinci

PERENCANAAN MATERIAL RECOVERY FACILITY DI KECAMATAN GUBENG, KOTA SURABAYA DESIGN OF MATERIAL RECOVERY FACILITY AT GUBENG DISTRICT, SURABAYA CITY

PERENCANAAN MATERIAL RECOVERY FACILITY DI KECAMATAN GUBENG, KOTA SURABAYA DESIGN OF MATERIAL RECOVERY FACILITY AT GUBENG DISTRICT, SURABAYA CITY PERENCANAAN MATERIAL RECOVERY FACILITY DI KECAMATAN GUBENG, KOTA SURABAYA DESIGN OF MATERIAL RECOVERY FACILITY AT GUBENG DISTRICT, SURABAYA CITY RIZKY MEGA dan YULINAH TRIHADININGRUM Jurusan Teknik Lingkungan

Lebih terperinci

KAJIAN MODEL PENGELOLAAN SAMPAH BERBASIS MASYARAKAT (STUDI KASUS DI KECAMATAN WONOCOLO KOTA SURABAYA)

KAJIAN MODEL PENGELOLAAN SAMPAH BERBASIS MASYARAKAT (STUDI KASUS DI KECAMATAN WONOCOLO KOTA SURABAYA) KAJIAN MODEL PENGELOLAAN SAMPAH BERBASIS MASYARAKAT (STUDI KASUS DI KECAMATAN WONOCOLO KOTA SURABAYA) Oleh : Shinta Dewi Astari 3308 202 006 Dosen Pembimbing : I.D.A.A Warmadewanthi, ST., MT., Ph.D. PROGRAM

Lebih terperinci

POTENSI PEMANFAATAN SAMPAH PASAR DAN SENTRA MAKANAN DI KECAMATAN SIDOARJO KABUPATEN SIDOARJO

POTENSI PEMANFAATAN SAMPAH PASAR DAN SENTRA MAKANAN DI KECAMATAN SIDOARJO KABUPATEN SIDOARJO POTENSI PEMANFAATAN SAMPAH PASAR DAN SENTRA MAKANAN DI KECAMATAN SIDOARJO KABUPATEN SIDOARJO TUGAS AKHIR RE 091324 RIZKI RAMADHANI FERINA 3310100086 DOSEN PEMBIMBING SUSI AGUSTINA WILUJENG, S.T, M.T JURUSAN

Lebih terperinci

PENGARUH PENAMBAHAN KOTORAN AYAM DAN MIKROORGANISME M-16 PADA PROSES PENGOMPOSAN SAMPAH KOTA SECARA AEROBIK

PENGARUH PENAMBAHAN KOTORAN AYAM DAN MIKROORGANISME M-16 PADA PROSES PENGOMPOSAN SAMPAH KOTA SECARA AEROBIK Program Studi MMT-ITS, Surabaya 4 Pebruari 26 PENGARUH PENAMBAHAN KOTORAN AYAM DAN MIKROORGANISME M-16 PADA PROSES PENGOMPOSAN SAMPAH KOTA SECARA AEROBIK Riskha Septianingrum dan Ipung Fitri Purwanti purwanti@enviro.its.ac.id

Lebih terperinci

EVALUASI KAPASITAS LAHAN TPA LADANG LAWEH DI KABUPATEN PADANG PARIAMAN MENUJU PENERAPAN SISTEM CONTROLLED LANDFILL

EVALUASI KAPASITAS LAHAN TPA LADANG LAWEH DI KABUPATEN PADANG PARIAMAN MENUJU PENERAPAN SISTEM CONTROLLED LANDFILL EVALUASI KAPASITAS LAHAN TPA LADANG LAWEH DI KABUPATEN PADANG PARIAMAN MENUJU PENERAPAN SISTEM CONTROLLED LANDFILL Rofihendra 1 dan Yulinah Trihadiningrum 2 1 Mahasiswa Program Magister Teknik Prasarana

Lebih terperinci

Rizki Anisa, Djoko M. Hartono dan El Khobar Muhaemin Nazech. Program Studi Teknik Lingkungan, Fakultas Teknik, Universitas Indonesia, Depok, Indonesia

Rizki Anisa, Djoko M. Hartono dan El Khobar Muhaemin Nazech. Program Studi Teknik Lingkungan, Fakultas Teknik, Universitas Indonesia, Depok, Indonesia DESAIN TEMPAT PENGOLAHAN SAMPAH REDUCE, REUSE, RECYCLE (TPS 3R) TERINTEGRASI BANK SAMPAH PADA KAWASAN PERKAMPUNGAN (STUDI KASUS: KAMPUNG MARUGA, TANGERANG SELATAN) Rizki Anisa, Djoko M. Hartono dan El

Lebih terperinci

POTENSI PEMANFATAN SAMPAH DI PASAR LEUWILIANG, CIGUDEG DAN JASINGA KABUPATEN BOGOR MELALUI PENGOLAHAN SAMPAH TERPADU

POTENSI PEMANFATAN SAMPAH DI PASAR LEUWILIANG, CIGUDEG DAN JASINGA KABUPATEN BOGOR MELALUI PENGOLAHAN SAMPAH TERPADU INFOMATEK Volume 9 Nomor 2 Desember 207 POTENSI PEMANFATAN SAMPAH DI LEUWILIANG, CIGUDEG DAN JASINGA KABUPATEN BOGOR MELALUI PENGOLAHAN SAMPAH TERPADU Ratnaningsih *), Pramiati Purwaningrum, Fajriani Widya

Lebih terperinci

BAB III METODE PERECANAAN. 7044`55011`` sampai 8026`35045`` Lintang Selatan. 3.2 Lokasi

BAB III METODE PERECANAAN. 7044`55011`` sampai 8026`35045`` Lintang Selatan. 3.2 Lokasi BAB III METDE PEREANAAN 3.1 Umum TPA Randuagung terletak disebelah Utara Kabupaten Malang. Secara administratif berada di Desa Randuagung, Kecamatan Singosari. Secara geografis Kabupaten Malang terletak

Lebih terperinci

NILAI EKONOMI SAMPAH INSTITUSI (STUDI KASUS SAMPAH KAMPUS ITS SUKOLILO, SURABAYA)

NILAI EKONOMI SAMPAH INSTITUSI (STUDI KASUS SAMPAH KAMPUS ITS SUKOLILO, SURABAYA) E-2-1 NILAI EKONOMI SAMPAH INSTITUSI (STUDI KASUS SAMPAH KAMPUS ITS SUKOLILO, SURABAYA) Yulinah Trihadiningrum, Catur Arik Kurniawati, Dian Alfa Mardhiani dan Didik Bambang Sugeng Jurusan Teknik Lingkungan,

Lebih terperinci

KAJIAN PENGELOLAAN SAMPAH UNTUK MENINGKATKAN PELAYANAN ASET DI KABUPATEN KARAWANG

KAJIAN PENGELOLAAN SAMPAH UNTUK MENINGKATKAN PELAYANAN ASET DI KABUPATEN KARAWANG KAJIAN PENGELOLAAN SAMPAH UNTUK MENINGKATKAN PELAYANAN ASET DI KABUPATEN KARAWANG NANANG FAKHRURAZI 1,JONI HERMANA 2, IDAA WARMADEWANTHI 2 1 Program Magister Bidang Keahlian Manajemen Aset Jurusan Teknik

Lebih terperinci

POTENSI EKONOMI TIMBUNAN SAMPAH DI TPA NGIPIK KABUPATEN GRESIK

POTENSI EKONOMI TIMBUNAN SAMPAH DI TPA NGIPIK KABUPATEN GRESIK POTENSI EKONOMI TIMBUNAN SAMPAH DI TPA NGIPIK KABUPATEN GRESIK Imam Mahmudin danyulinah Trihadiningrum Jurusan Teknik Lingkungan, FTSP-Institut Teknologi Sepuluh Nopember Kampus ITS Sukolilo, Surabaya,

Lebih terperinci

CARA MEMBUAT KOMPOS OLEH: SUPRAYITNO THL-TBPP BP3K KECAMATAN WONOTIRTO

CARA MEMBUAT KOMPOS OLEH: SUPRAYITNO THL-TBPP BP3K KECAMATAN WONOTIRTO CARA MEMBUAT KOMPOS OLEH: SUPRAYITNO THL-TBPP BP3K KECAMATAN WONOTIRTO Kompos merupakan pupuk yang dibuat dari sisa-sisa mahluk hidup baik hewan maupun tumbuhan yang dibusukkan oleh organisme pengurai.

Lebih terperinci

Pengaruh Stasiun Peralihan Antara Terhadap Pengelolaan Sampah Permukiman di Kecamatan Tambaksari, Surabaya

Pengaruh Stasiun Peralihan Antara Terhadap Pengelolaan Sampah Permukiman di Kecamatan Tambaksari, Surabaya Tugas Akhir 091324 Diajukan Oleh: Nurul Setiadewi 3310100017 Dosen Pembimbing: Welly Herumurti, S.T., M.Sc Pengaruh Stasiun Peralihan Antara Terhadap Pengelolaan Sampah Permukiman di Kecamatan Tambaksari,

Lebih terperinci

STUDI TIMBULAN, KOMPOSISI, DAN POTENSI DAUR ULANG SAMPAH KAWASAN PT SEMEN PADANG

STUDI TIMBULAN, KOMPOSISI, DAN POTENSI DAUR ULANG SAMPAH KAWASAN PT SEMEN PADANG STUDI TIMBULAN, KOMPOSISI, DAN POTENSI DAUR ULANG SAMPAH KAWASAN PT SEMEN PADANG TUGAS AKHIR Sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan Program Strata Satu Jurusan Teknik Lingkungan Fakultas Teknik

Lebih terperinci

hubungan rasio O'N dan parameter pendukung tiap reaktor. Hasil penelitian ini

hubungan rasio O'N dan parameter pendukung tiap reaktor. Hasil penelitian ini BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Tempat Penelitian Pada penelitian ini dilakukan penelitian pendahuluan, yaitu penelitian yang dilakukan untuk menguji bahan masing-masing reaktor setelah diadakannva penyampuran

Lebih terperinci

KAJIAN PENGELOLAAN SAMPAH DI KECAMATAN BUBUTAN SURABAYA

KAJIAN PENGELOLAAN SAMPAH DI KECAMATAN BUBUTAN SURABAYA SIDANG LISAN TUGAS AKHIR 2010 KAJIAN PENGELOLAAN SAMPAH DI KECAMATAN BUBUTAN SURABAYA Oleh: Tisna Ayuningtyas 3306 100 080 Dosen Pembimbing: Prof. Dr. Yulinah Trihadiningrum, MApp. Sc LATAR BELAKANG Permasalahan

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM LABORATORIUM LINGKUNGAN

LAPORAN PRAKTIKUM LABORATORIUM LINGKUNGAN LAPORAN PRAKTIKUM LABORATORIUM LINGKUNGAN KADAR AIR, KADAR VOLATIL, DAN KADAR ABU OLEH KELOMPOK 1: 1. ANA AULIA TRILIANI (1407110503) 2. DINO SATRIA ANDESKI (1407121334) 3. GITAMY ANGGRAINI (1407123054)

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA DENPASAR TPST-3R DESA KESIMAN KERTALANGU DINAS KEBERSIHAN DAN PERTAMANAN KOTA DENPASAR

PEMERINTAH KOTA DENPASAR TPST-3R DESA KESIMAN KERTALANGU DINAS KEBERSIHAN DAN PERTAMANAN KOTA DENPASAR PEMERINTAH KOTA DENPASAR TPST-3R DESA KESIMAN KERTALANGU DINAS KEBERSIHAN DAN PERTAMANAN KOTA DENPASAR VISI DAN MISI VISI Meningkatkan Kebersihan dan Keindahan Kota Denpasar Yang Kreatif dan Berwawasan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sumberdaya alam (SDA) dan lingkungan merupakan suatu kesatuan yang tidak terpisahkan dan merupakan tempat hidup mahluk hidup untuk aktivitas kehidupannya. Selain itu,

Lebih terperinci

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM LABORATORIUM LINGKUNGAN BERAT JENIS DAN KOMPOSISI SAMPAH

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM LABORATORIUM LINGKUNGAN BERAT JENIS DAN KOMPOSISI SAMPAH LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM LABORATORIUM LINGKUNGAN BERAT JENIS DAN KOMPOSISI SAMPAH Oleh : Kelompok : VI (Enam) Anggota Kelompok : Dwi Mina Intan Permadi (1007151626) Febrian Maulana (1007133960) Imelda Dewi

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i. DAFTAR ISI... ii DAFTAR TABEL... v DAFTAR GAMBAR... vii

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i. DAFTAR ISI... ii DAFTAR TABEL... v DAFTAR GAMBAR... vii ii DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii DAFTAR TABEL... v DAFTAR GAMBAR... vii DAFTAR LAMPIRAN... viii ABSTRAK... ix I. PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Tujuan Penelitian... 2 1.3

Lebih terperinci

STUDI PENGELOLAAN SAMPAH BANDARA HASANUDDIN. Yemima Agnes Leoni 1 D Mary Selintung 2 Irwan Ridwan Rahim 3 1

STUDI PENGELOLAAN SAMPAH BANDARA HASANUDDIN. Yemima Agnes Leoni 1 D Mary Selintung 2 Irwan Ridwan Rahim 3 1 STUDI PENGELOLAAN SAMPAH BANDARA HASANUDDIN Yemima Agnes Leoni 1 D 121 09 272 Mary Selintung 2 Irwan Ridwan Rahim 3 1 Mahasiwa S1 Program Studi Teknik Lingkungan Jurusan Sipil Fakultas Teknik Universitas

Lebih terperinci

KAJIAN PENINGKATAN UMUR PAKAI TPA TANAH GROGOT DAN PEMANFAATAN SAMPAH DI KECAMATAN TANAH GROGOT KABUPATEN PASER PROPINSI KALIMANTAN TIMUR

KAJIAN PENINGKATAN UMUR PAKAI TPA TANAH GROGOT DAN PEMANFAATAN SAMPAH DI KECAMATAN TANAH GROGOT KABUPATEN PASER PROPINSI KALIMANTAN TIMUR KAJIAN PENINGKATAN UMUR PAKAI TPA TANAH GROGOT DAN PEMANFAATAN SAMPAH DI KECAMATAN TANAH GROGOT KABUPATEN PASER PROPINSI KALIMANTAN TIMUR Muhammad Zul aiddin, I D A A Warmadewanti Jurusan Teknik Lingkungan,

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN A. WAKTU DAN LOKASI Penelitian dimulai pada bulan Oktober sampai Desember 2008, bertempat di beberapa TPS pasar di Kota Bogor, Jawa Barat yaitu pasar Merdeka, pasar Jl. Dewi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Rancangan penelitian adalah true experiment atau eksperimen murni dengan desain yaitu post test with control group desain. T0 V 1 T 1 T0 V 2

Lebih terperinci

PENGOLAHAN SAMPAH DENGAN SISTEM 3R (REDUCE, REUSE, RECYCLE)

PENGOLAHAN SAMPAH DENGAN SISTEM 3R (REDUCE, REUSE, RECYCLE) PENGOLAHAN SAMPAH DENGAN SISTEM 3R (REDUCE, REUSE, RECYCLE) Disampaikan oleh: DINAS CIPTA KARYA DAN TATA RUANG KABUPATEN KENDAL 2016 Dasar hukum Pengelolaan Sampah Undang undang no. 18 tahun 2008 ttg Pengelolaan

Lebih terperinci

Timbulan sampah menunjukkan kecenderungan kenaikan dalam beberapa dekade ini. Kenaikan timbulan sampah ini disebabkan oleh dua faktor dasar, yaitu 1)

Timbulan sampah menunjukkan kecenderungan kenaikan dalam beberapa dekade ini. Kenaikan timbulan sampah ini disebabkan oleh dua faktor dasar, yaitu 1) Pengelolaan Sampah Timbulan sampah menunjukkan kecenderungan kenaikan dalam beberapa dekade ini. Kenaikan timbulan sampah ini disebabkan oleh dua faktor dasar, yaitu 1) perubahan populasi, 2) perubahan

Lebih terperinci

Studi Timbulan Dan Reduksi Sampah Rumah Kompos Serta Perhitungan Emisi Gas Rumah Kaca Di Surabaya Timur

Studi Timbulan Dan Reduksi Sampah Rumah Kompos Serta Perhitungan Emisi Gas Rumah Kaca Di Surabaya Timur JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 1, (2017) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) D-62 Studi Timbulan Dan Reduksi Sampah Rumah Kompos Serta Perhitungan Emisi Gas Rumah Kaca Di Surabaya Timur Amar Addinsyah dan

Lebih terperinci

Tersedia online di: Jurnal Teknik Lingkungan, Vol. 6, No. 3 (2017)

Tersedia online di:  Jurnal Teknik Lingkungan, Vol. 6, No. 3 (2017) PERANCANGAN DETAIL PENINGKATAN KINERJA TPST 3R BOJONGBATA KECAMATAN PEMALANG DENGAN MATERIAL RECOVERY FACILITY (MRF) Samsul Aripin*), Wiharyanto Oktiawan**), Irawan Wisnu Wardhana**) Departemen Teknik

Lebih terperinci

Karakteristik dan Komposisi Sampah di TPA Buku Deru-Deru, Takome Kota Ternate dan Alternatif Pengelolaannya

Karakteristik dan Komposisi Sampah di TPA Buku Deru-Deru, Takome Kota Ternate dan Alternatif Pengelolaannya Karakteristik dan Komposisi Sampah di TPA Buku Deru-Deru, Takome Kota Ternate dan Alternatif Pengelolaannya Muhammad Nurlete, Gabriel S.B.Andari, Irma Gusniani Program Studi Teknik Lingkungan Fakultas

Lebih terperinci

PEMBUATAN KOMPOS DARI LIMBAH PADAT ORGANIK YANG TIDAK TERPAKAI ( LIMBAH SAYURAN KANGKUNG, KOL, DAN KULIT PISANG )

PEMBUATAN KOMPOS DARI LIMBAH PADAT ORGANIK YANG TIDAK TERPAKAI ( LIMBAH SAYURAN KANGKUNG, KOL, DAN KULIT PISANG ) PEMBUATAN KOMPOS DARI LIMBAH PADAT ORGANIK YANG TIDAK TERPAKAI ( LIMBAH SAYURAN KANGKUNG, KOL, DAN KULIT PISANG ) Antonius Hermawan Permana dan Rizki Satria Hirasmawan Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknik,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tidak diperlukan lagi. Pengelolaan sampah merupakan kegiatan dalam upaya

BAB I PENDAHULUAN. tidak diperlukan lagi. Pengelolaan sampah merupakan kegiatan dalam upaya BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Menurut Tchobanoglous dkk. ( 1993) sampah dapat didefinisikan sebagai semua buangan yang dihasilkan dari berbagai aktivitas manusia dan hewan yang berupa padatan,

Lebih terperinci

PEMANFAATAN TIMBUNAN SAMPAH ZONA NON-AKTIF TPA PUTRI CEMPO SURAKARTA

PEMANFAATAN TIMBUNAN SAMPAH ZONA NON-AKTIF TPA PUTRI CEMPO SURAKARTA PEMANFAATAN TIMBUNAN SAMPAH ZONA NON-AKTIF TPA PUTRI CEMPO SURAKARTA MUSA ARRIDHO *), WIHARYANTO OKTIAWAN *), TITIK ISTIROKHATUN *) Jl. Prof H Soedarto, SH Tembalang-Semarang 50275 Telp. +628126388657,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. paling sering ditemui diantaranya adalah sampah plastik, baik itu jenis

BAB I PENDAHULUAN. paling sering ditemui diantaranya adalah sampah plastik, baik itu jenis BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sampah merupakan hasil aktivitas manusia yang tidak dapat dimanfaatkan. Namun pandangan tersebut sudah berubah seiring berkembangnya jaman. Saat ini sampah dipandang

Lebih terperinci

Tersedia online di : Jurnal Teknik Lingkungan, Vol 5, No 1 (2016)

Tersedia online di :  Jurnal Teknik Lingkungan, Vol 5, No 1 (2016) STUDI TIMBULAN, KOMPOSISI DAN KARAKTERISTIK DALAM PERENCANAAN PENGELOLAAN SAMPAH UNIVERSITAS DIPONEGORO STUDI KASUS: FAKULTAS PSIKOLOGI DAN FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT Rizka Fitria*), Budi Prasetyo Samadikun**),

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kehidupannya sehari-hari, manusia tidak bisa dilepaskan dari suatu benda. Benda ini ada yang dapat digunakan seutuhnya, namun ada juga yang menghasilkan sisa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keanekaragaman hayati dan banyak manfaatnya bagi masyarakat. Lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. keanekaragaman hayati dan banyak manfaatnya bagi masyarakat. Lingkungan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Lingkungan pantai merupakan suatu kawasan yang spesifik, dinamis, kaya keanekaragaman hayati dan banyak manfaatnya bagi masyarakat. Lingkungan pantai ini sangat

Lebih terperinci

STUDI KARAKTERISTIK SAMPAH KANTOR WALIKOTA MAKASSAR DAN ALTERNATIF PENGOLAHANNYA

STUDI KARAKTERISTIK SAMPAH KANTOR WALIKOTA MAKASSAR DAN ALTERNATIF PENGOLAHANNYA STUDI KARAKTERISTIK SAMPAH KANTOR WALIKOTA MAKASSAR DAN ALTERNATIF PENGOLAHANNYA Irwan Ridwan Rahim 1, Mery Selintung 1, Randy Ariestha. 2 Abstrak Pertambahan jumlah penduduk serta perubahan pola konsumtif

Lebih terperinci

Pengaruh Pengaturan ph dan Pengaturan Operasional Dalam Produksi Biogas dari Sampah

Pengaruh Pengaturan ph dan Pengaturan Operasional Dalam Produksi Biogas dari Sampah Pengaruh Pengaturan ph dan Pengaturan Operasional Dalam Produksi Biogas dari Sampah Oleh : Nur Laili 3307100085 Dosen Pembimbing : Susi A. Wilujeng, ST., MT 1 Latar Belakang 2 Salah satu faktor penting

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah persampahan kota hampir selalu timbul sebagai akibat dari tingkat kemampuan pengelolaan sampah yang lebih rendah dibandingkan jumlah sampah yang harus dikelola.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian eksperimen melalui beberapa variasi. Untuk lebih jelasnya berikut adalah gambar diagram alir penelitian. Gambar 3.1.

Lebih terperinci

STUDI PENGELOLAAN SAMPAH B3 PERMUKIMAN DI KECAMATAN WONOKROMO SURABAYA LISA STUROYYA FAAZ

STUDI PENGELOLAAN SAMPAH B3 PERMUKIMAN DI KECAMATAN WONOKROMO SURABAYA LISA STUROYYA FAAZ STUDI PENGELOLAAN SAMPAH B3 PERMUKIMAN DI KECAMATAN WONOKROMO SURABAYA LISA STUROYYA FAAZ 3306 100 086 Jurusan Teknik Lingkungan Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Lebih terperinci

Karakteristik Limbah Padat

Karakteristik Limbah Padat Karakteristik Limbah Padat Nur Hidayat http://lsihub.lecture.ub.ac.id Tek. dan Pengelolaan Limbah Karakteristik Limbah Padat Sifat fisik limbah Sifat kimia limbah Sifat biologi limbah 1 Sifat-sifat Fisik

Lebih terperinci

P e r u n j u k T e k n i s PENDAHULUAN

P e r u n j u k T e k n i s PENDAHULUAN PENDAHULUAN Tanah yang terlalu sering di gunakan dalam jangka waktu yang panjang dapat mengakibatkan persediaan unsur hara di dalamnya semakin berkurang, oleh karena itu pemupukan merupakan suatu keharusan

Lebih terperinci

PERENCANAAN ANAEROBIC DIGESTER SKALA RUMAH TANGGA UNTUK MENGOLAH LIMBAH DOMESTIK DAN KOTORAN SAPI DALAM UPAYA MENDAPATKAN ENERGI ALTERNATIF

PERENCANAAN ANAEROBIC DIGESTER SKALA RUMAH TANGGA UNTUK MENGOLAH LIMBAH DOMESTIK DAN KOTORAN SAPI DALAM UPAYA MENDAPATKAN ENERGI ALTERNATIF PERENCANAAN ANAEROBIC DIGESTER SKALA RUMAH TANGGA UNTUK MENGOLAH LIMBAH DOMESTIK DAN KOTORAN SAPI DALAM UPAYA MENDAPATKAN ENERGI ALTERNATIF Oleh: Annisa Ramdhaniati 3307 100 083 1 Dosen Pembimbing: Ir.

Lebih terperinci