Usulan Penerapan Lean Manufacturing Untuk Mengurangi Pemborosan Pada PT. Perkebunan Nusantara VIII

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Usulan Penerapan Lean Manufacturing Untuk Mengurangi Pemborosan Pada PT. Perkebunan Nusantara VIII"

Transkripsi

1 Petunjuk Sitasi: Harsono, A., Prasetyo, H., & Triadji, M. (207). Usulan Penerapan Lean Manufacturing Untuk Mengurangi Pemborosan Pada PT. Perkebunan Nusantara V. Prosiding SNT dan SATELT 207 (pp. C68-74). Malang: Jurusan Teknik ndustri Universitas Brawijaya. Usulan Penerapan Lean Manufacturing Untuk Mengurangi Pemborosan Pada PT. Perkebunan Nusantara V Ambar Harsono (), Hendro Prassetyo (2), Mohammad Triadji (3) (), (2) Staf Pengajar Jurusan Teknik ndustri tenas Bandung Jalan PHH. Mustapha 23 Bandung () ambarhataro@gmail.com ABSTRAK ndustri Hilir Teh PT. Perkebunan Nusantara V (HT PT. Perkebunan Nusantara V) adalah sebuah perusahaan yang memproduksi teh celup. Produk yang dihasilkan ini masih memiliki pemborosan pada proses produksinya, yang mengakibatkan tidak maksimalnya produktivitas perusahaan karena waktu yang dibutuhkan untuk memproduksi teh menjadi lebih lama sehingga meningkatkan biaya produksi. Pemborosan antara lain terjadi pada aktivitas menunggu daun teh untuk diproduksi, aktivitas menunggu barang setengah jadi dari stasiun kerja sebelumnya serta pemborosan karena terdapat produk cacat yang dihasilkan. Metode perbaikan yang dipilih adalah lean manufacturing karena dapat memecahkan masalah pemborosan yang disebabkan oleh kelebihan produksi, waktu menunggu, transportasi, proses, inventori, gerakan, cacat, dan desain. Tahapan dari penelitian ini adalah membuat diagram SPOC, memetakan current value stream map untuk mengidentifikasi pemborosan yang terjadi, melakukan analisis terjadinya pemborosan, membuat usulan perbaikan berdasarkan sebab-sebab pemborosan yang terjadi, dan kemudian merancang future state value stream map berdasarkan usulan yang telah dibuat. Berdasarkan identifikasi terhadap current value stream map, ada 2 kegiatan pemborosan type dan 2 yang terjadi, namun saat ini hanya ada 5 pemborosan type 2 yang dapat diperbaiki, yaitu gerakan mencari dan menunggu pada setasiun kerja (SK) penyimpanan, cacat hasil kemasan pada SK pengemasan, menunggu dus selesai dibungkus dan menunggu proses pengecapan pada SK wrapping. Berdasarkan usulan perbaikan terhadap kelima pemborosan ini, diperkirakan akan terjadi pengurangan waktu non value added sebesar 332 menit, sehingga lead time menjadi 404 menit dari sebelumnya sebesar 737 menit. Kata kunci Diagram SPOC, Lean manufacturing, non-added value, value stream map.. PENDAHULUAN ndustri Hilir Teh PT. Perkebunan Nusantara V (HT PT. Perkebunan Nusantara V) adalah sebuah perusahaan yang memproduksi berbagai jenis teh celup, yaitu teh Walini, teh Gunung Mas, dan teh Goalpara. Pemborosan terjadi antara lain pada aktivitas menunggu pada pengangkutan daun teh untuk diproduksi, aktivitas menunggu barang setengah jadi dari stasiun kerja sebelumnya, serta aktivitas rework karena terdapat produk cacat, sehingga membutuhkan tambahan waktu, biaya, dan tenaga. Tujuan dari penelitian ini adalah memberi usulan perbaikan untuk mengurangi pemborosan pada proses produksi teh celup dengan menggunakan konsep lean manufacturing. Usulan perbaikan belum diimplementasikan, namun sudah diuj coba untuk mengetahui penghematan lead time dari kondisi sebelumnya. Metoda yang digunakan adalah lean manufacturing untuk mengidentifikasi dan menghilangkan pemborosan yang terjadi, yaitu pemborosan karena kelebihan produksi, waktu menunggu, transportasi, proses, inventori, gerakan, dan cacat produk. Value stream mapping digunakan untuk mengidentifikasi dan menghilangkan pemborosan (waste) atau aktifitas-aktifitas tidak bernilai tambah (non value-adding activities). Untuk menghilangkan pemborosan karena menunggu akibat proses di stasiun kerja selanjutnya belum selesai, digunakan metoda batch overlapping untuk memperpendek waktu proses. SNT dan SATELT, 4-6 Oktober 207, Batu C-68

2 Usulan Penerapan Lean Manufacturing Untuk Mengurangi Pemborosan di PTP Nusantara V. STUD LTERATUR Lean manufacturing merupakan upaya untuk menghilangkan pemborosan (waste) dan meningkatkan nilai tambah (value added) produk (barang dan/atau jasa) agar memberikan nilai kepada pelanggan. Tujuan dari metoda lean manufacturing adalah meningkatkan terus-menerus customer value melalui peningkatan terus-menerus rasio antara nilai tambah terhadap waste (the value-to-waste ratio). (Gaspersz dan Fontana, 20). APCS Dictionary (2005) dalam Gaspersz dan Fontana (20) mendefinisikan value stream sebagai proses-proses yang membuat, memproduksi, dan menyerahkan produk ke pasar. Pada proses pembuatan barang, value stream mencakup pemasok bahan baku, manufaktur dan perakitan barang, dan jaringan pendistribusian kepada pengguna barang tersebut. Value stream mapping adalah teknik untuk menunjukkan dengan jelas aliran bahan baku dan aliran informasi saat ini yang dibutuhkan untuk membawa produk atau jasa sampai ke tangan konsumen dalam bentuk diagram (Liker, 2004). mplementasi value stream mapping dilakukan dengan cara : () dentifikasi produk atau jasa, (2) Pembuatan current state value stream map yaitu gambaran dari kondisi perusahaan saat ini, (3) Analisis dan identifikasi waste, (4) Perancangan usulan dan perbaikan, (5) Pemetaan future state value stream yang merupakan gambaran dari kondisi yang diinginkan oleh perusahaan di masa mendatang, (6) Penerapan rancangan keadaan yang ingin dicapai pada masa yang akan datang. Beberapa informasi yang harus diketahui untuk memudahkan pemetaan value stream adalah: () waktu proses, (2) aliran material, (3) permintaan, (4) transportasi material, (5) sistem informasi dan (6) aliran informasi distribusi kepada pengguna produk. Operasi overlapping adalah teknik mengurangi total lead time dari proses produksi yang memiliki 2 operasi atau lebih yang berurutan, dengan membagi lot menjadi dua batch atau lebih, dan merupakan praktek yang umum dalam dunia manufaktur ketika setup dibutuhkan (Fogarty, 99). Tahapannya adalah: () Satu lot dibagi setidaknya menjadi 2 batch, (2) Setelah batch pertama dari operasi A selesai, segera dipindahkan ke operasi B untuk diproses, (3)Ketika operasi A memproses batch kedua, operasi B memproses batch pertama, (4) Ketika operasi A selesai memproses batch kedua, secepatnya dipindahkan ke operasi B. Jika waktu proses operasi B lebih kecil dibanding operasi A maka batch pertama harus lebih besar dari batch kedua untuk menghindari idle time pada operasi B. Perhitungan minimasi jumlah batch adalah sebagai berikut: Q = Q + Q 2 () Q P B + T AB + S B Q 2 P A + T AB (2) Asumsi: Q 2 berada pada operasi B sebelum operasi B selesai pada Q dimana: Q = Total ukuran lot; Q = ukuran batch pertama; Q 2 = ukuran batch kedua S B = waktu setup operasi B; P A = waktu proses per unit operasi A P B = waktu proses per unit operasi B, T AB = waktu transportasi antara operasi A dan B Sehingga didapatkan rumus untuk Q : (3). TAHAPAN PENELTAN Tahapan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah : (). Pengumpulkan data dan mengamati sistem perusahaan yaitu sistem informasi dan sistem produksi, termasuk bahan baku, jumlah mesin, waktu proses sebagai dasar pembuatan OPC, (2) Pembuatan diagram SPOC untuk melihat aktivitas pada produksi pada supplier, input, process, output, dan customer, (3) Pembuatan current value stream map untuk melihat pemborosan yang terjadi sepanjang aliran produksi, (4) dentifikasi pemborosan yang terjadi berdasarkan current value stream map yang telah dibuat, (5) Analisis akar penyebab terjadinya pemborosan dengan metode 5 why+h (Liker, 2004) dan (6) Pembuatan usulan perbaikan berdasarkan sebab-sebab pemborosan yang terjadi dan merancang future state value stream map berdasarkan usulan yang telah dibuat. SNT dan SATELT, 4-6 Oktober 207, Batu C-69

3 Harsono, Prassetyo, dan Triadji V. HASL DAN PEMBAHASAN A. Pembuatan Current Value Stream Map Setelah membuat peta proses operasi berdasarkan pengukuran waktu proses di setiap stasiun kerja, kemudian dibuat diagram SPOC perpindahan material dan informasi dalam pembuatan teh Walini yang pada HT PTPN V sebagai dasar untuk pembuatan Current value stream map. Current value stream map akan memperlihatkan aliran informasi dan aliran material dalam pembuatan produk dari proses pemesanan produk sampai produk jadi dan dikirim kepada konsumen.. Pemetaan current value stream map ini terdiri dari dua langkah, yaitu : () memetakan aliran informasi, (2) memetakan aliran material. Dari peta aliran informasi dan material, telah diidentifikasi jenis aktivitas dan waktu proses dari 0 Stasiun kerja yaitu () proses penimbangan daun teh,o-, (2) proses blending, O-2 (3) proses penyimpanan dan pelabelan karung,o-3, (4) pengemasan dalan bentuk tea bag, O-4, (5) pengemasan tea-bag kedalam pembungkus aluminum (metalizing bag), O-5, (6) pengecapan dus, O-6, (7) perekatan metalizing bag oleh mesin sealer, O-7, (8) pengecapan master karton, O-8, (9) membungkus dus dengan plastik, O-9, dan (0) pengepakan dus ke dalam master karton, O- 0. Setiap operasi dapat terdiri dari beberapa aktivitas, dan dibedakan jenisnya ( dan ) seperti pada Tabel. Tabel. Waktu Non Value Added () dan Value Added () No. Aktivitas Stasiun Kerja Jenis Waktu Aktivitas (Menit). Transportasi Gudang-SK Timbangan (O-) 0,43 2. Menimbang SK Timbangan 5 3. Transportasi SK Timbangan-SK Blending 0,45 4. Blending SK Blending (O-2) 4 5. Penyimpanan SK Penyimpanan (O-3) 2 6. Mencari SK Penyimpanan 7. Transportasi SK Penyimpanan-SK pengemasan 0,8 8. Menunggu SK Penyimpanan 266,67 9. Pengemasan SK Pengemasan (O-4) Rework pengemasan SK Pengemasan 65,758. Pembungkusan SK Pembungkusan (O-5) Transportasi Gudang-SK Pengecapan Dus (O- 6) 0,92 3. Pengecapan Dus SK Pengecapan Dus 2 4. Sealer SK Sealer (O-7) Transportasi SK Sealer-SK Wrapping 3,84 6. Transportasi Gudang-SK Pengecapan MC (O- 8) 0,93 7. Pengecapan MC SK Pengecapan MC Menunggu SK Wrapping (O-9) Wrapping SK Wrapping Rework hasil wrapping SK Wrapping, Pengepakan SK Pengepakan (O-0) 60 Aliran informasi dan aliran material serta aktivitas NA dan NAV ini kemudian digambarkan dalam Current Value Stream Map seperti pada gambar. SNT dan SATELT, 4-6 Oktober 207, Batu C-70

4 Usulan Penerapan Lean Manufacturing Untuk Mengurangi Pemborosan di PTP Nusantara V Supplier Pengadaan Control Administrasi nformasi konsumen dan pesanan Pemasaran Jenis dan jumlah pesanan Konsumen Kepala Gudang L/T Bahan baku teh : 5 Hari L/T Bahan baku kemasan : 3 Minggu Jadwal Mandor SK Pengecapan Dus C/T = 2' Kap. = 240 Dus/Menit SK Pengecapan MC C/T = 20' Kap. = 6 MC/Menit SK Timbangan SK Blending C/T = 4' SK Penyimpanan SK Pengemasan C/T = 384' SK Pembungkusan SK Sealer C/T = 44' SK Wrapping 2 C/T = 44' SK Pengepakan C/T = 5' C/O = 0' C/T = 2' C/O = 5' C/T = 336' Kapasitas Mesin = Bag C/O = 5' C/T = 60' Kapasitas Mesin = 300 Kg 0,43' 5' Kapasitas Mesin = 80 Kg Kap. = 0,47 Krg/Mnt Kapasitas Mesin = 50 Kg Kap. = 4,286 Bag/Menit Kap. Prod. = 0 Bag/Menit Kapasitas Mesin = 30 Dus Kap. = 2 MC/Menit Kap. = 60 Kg/Menit 0,8' Kap. = 76 TB/Menit Kap. = 20 Dus/Menit M = ' 3,84' 0,45' D = 266,67' Df = 65,758' D = 64' Df =,268' 4' 2' 384' 336' 44' 44' 60' 3 Hari = 66,076' = 2' Lead Time = 3,62 Hari 0,92' 2' 0,93' Gambar Current Value Stream Map 20' B. dentifikasi Pemborosan pada Value Stream Map dentifikasi pemborosan dilakukan terhadap 2 kegiatan pada Tabel sepanjang current value stream map. dentifikasi pemborosan ini berisi rekapitulasi pemborosan yang terjadi berdasarkan hasil analisis current value stream map dan kemudian dilakukan pengelompokan jenis pemborosan seperti pada Tabel 2. Pemborosan type- sebagian besar adalah pemborosan transportasi yang tidak dapat diperbaiki saat ini antara lain karena tata letak mesin tidak dapat dirubah. Pemborosan type-2 adalah pemborosan yang dapat diperbaiki, antara lain dengaan melakukan batch overlapping dan penggantian supplier kantung pembungkus teh celup. Tabel 2 Klasifikasi Jenis Pemborosan Non Added Value (NAV) No Aktivitas Waktu Type Jenis 2 pemborosan Pemindahan daun teh kering dari gudang ke SK O- 0,43 transportasi 2 Pemindahan daun teh dari SK O- ke SK O-2 0,45 transportasi 3 Operator mencari alat tulis &selotipe di SK O-3 motion 4 Daun teh hasil blending menunggu di kemas di O-3 266,67 delay 5 Pemindahan the dari SK O-3 ke O-4&-2 0,8 transportasi 6 Pemeriksaan cacat hasil pengemasan di -2 defect 65,76 defect 7 Pemindahan kotak kayu dari SK O-7 ke O-9 3,84 transportasi 8 Dus menunggu proses sealing di SK Wrapping (O-9) 44 delay 9 Menunggu proses pengecapan karton di SK O-9 20 delay 0 Pemeriksaan cacat di SK O-9,268 cacat Pemindahan dus dari gudang bahan ke SK O-6 0,92 transportasi 2 Pemindahan karton dari gudang bahan ke SK O-8 0,93 transportasi Berdasarkan Tabel 2 di atas, ada 5 pemborosan type 2 yang dapat diperbaiki, yaitu gerakan mencari dan menunggu pada O-3, cacat hasil kemasan pada -2, menunggu dus selesai dibungkus dan menunggu proses pengecapan pada O-9. C. Analisis akar penyebab terjadinya pemborosan Berdasarkan hasil analisa penyebab terjadinya pemborosan dengan metoda 4W+H, akar masalah dari kelima pemborosan type-2 adalah seperti pada Tabel 3. SNT dan SATELT, 4-6 Oktober 207, Batu C-7

5 Harsono, Prassetyo, dan Triadji Pemborosan (what) operasi jenis O-3 motion O-3 delay -2 defect O-9 delay O-9 delay Tabel 3 Analisis penyebab pemborosan dengan 4W+H Kapan Penanggung Penyebab terjadi jawab (who) (why) (when) Tempat terjadi (where) SK Penyimpanan SK Pengemasan SK Wrapping Penyimpanan Pengemasan seal Pengecapan Saat proses penyimpanan karung Saat proses pengemasan Sebelum melakukan proses wrapping Tidak tersedia tempat penyimpanan alat tulis & selotip Operator tidak tahu waktu yang tepat untuk melakukan pengisian ulang rata-rata cacat kemasan dari supplier 6,87 % Ukuran batch terlalu besar Tidak ada operator khusus untuk melakukan pengecapan Usulan perbaikan (how) Membuat tempat penyimpanan ATK dan menyediakan ATK Menentukan waktu pengisian tahap dua daun teh ke dalam holder sebelum mesin berhenti. Perlu pengawasan terhadap operator Mengganti supplier yang sepakat dengan rata-rata cacat 2% Melakukan overlapping pada batch pengumpulan dus Menambah operator untuk pengecapan MC D. Usulan Perbaikan Usulan perbaikan pemborosan yang akan dibahas adalah delay pada O-9. Kondisi saat ini 440 dus dikumpulkan dan diangkut dalam kotak kayu kapasitas 720 dus sebelum dikirim menuju stasiun kerja wrapping sehingga membuat mesin wrapping menunggu. Usulan untuk mengurangi delay pada stasiun kerja wrapping adalah dengan melakukan overlapping untuk membagi batch produksi sehingga dapat meminimisasi lead time dengan memakai Rumus (3) Q = ukuran batch = 440 P A = waktu proses sealer = 0, menit P B = waktu proses wrapping = 0,05 menit S b = waktu set up mesin wrapping = 0 menit (mesin disetup di awal) sehingga diperoleh Q = 960 dus dan Q 2 = 480 dus. Overlapping kedua dilakukan karena ukuran batch Q masih terlalu besar, agar lead time dapat diperkecil. Dengan Rumus (3), Q dipecah menjadi Q.2 = 640 dus, dan Q.2 = 320 dus. Pada proses overlapping pertama, Q = 960 dan Q 2 = 480 didapatkan lead time menjadi 2,92 menit. Pada proses overlapping kedua, ukuran Q. sebesar 640 dan Q 2 sebesar 320 dan didapatkan lead time menjadi 06,88 menit. Jika lima usulan perbaikan seperti pada Tabel 3 di atas diterapkan, maka diperkirakan akan terjadi penurunan lead time pada dari 737,08 menit menjadi 404,94 menit, atau pengurangan lead time sebesar 332,4 menit dengan rincian seperti pada Tabel 4. Pengurangan yang cukup besar dapat terjadi pada SK -2 pengemasan. Berdasarkan pengamatan selama bulan Oktober 206, rata-rata persen cacat/hari adalah 6,87%, sehingga membutuhkan waktu pengemasan ulang sebesar 65,76 menit. Apabila pekerjaan membungkus ulang teh celup dapat dikurangi dengan mengganti supplier yang menjamin jumlah cacat kemasan maksimum 2%, maka waktu pengemasan ulang diharapkan dapat ditekan menjadi 4,08 menit sehingga terjadi penghematan SNT dan SATELT, 4-6 Oktober 207, Batu C-72

6 Usulan Penerapan Lean Manufacturing Untuk Mengurangi Pemborosan di PTP Nusantara V waktu sebesar menit. Namun usulan penggantian supplier bukan hal yang mudah dilakukan, dan sangat tergantung kepada kebijakan perusahaan. No Tabel 4. Perbandingan waktu proses sebelum dan sesudah usulan Aktivitas Stasiun Kerja Jenis Aktivitas Type pemborosan Kondisi awal Waktu, menit kondisi usulan Transportasi Gudang-SK Timbangan type Menimbang SK Timbangan Transportasi SK Timbangan-SK Blending type Blending SK Blending Penyimpanan SK Penyimpanan Mencari SK Penyimpanan type Transportasi SK Penyimpanan-SK pengemasan type Menunggu SK Penyimpanan type Pengemasan SK Pengemasan Rework pengemasan SK Pengemasan type Pembungkusan SK Pembungkusan Transportasi Gudang-SK Pengecapan Dus type Pengecapan Dus SK Pengecapan Dus Sealer SK Sealer Transportasi SK Sealer -SK Wrapping type Transportasi Gudang-SK Pengecapan MC type Pengecapan MC SK Pengecapan MC Menunggu SK Wrapping type Wrapping SK Wrapping Rework hasil wrapping SK Wrapping type Pengepakan SK Pengepakan Total Supplier Pengadaan Control Administrasi nformasi konsumen dan pesanan Pemasaran Jenis dan jumlah pesanan Konsumen Kepala Gudang L/T Bahan baku teh : 5 Hari L/T Bahan baku kemasan : 3 Minggu Mengganti Supplier Jadwal Mandor Jumlah Operator SK Pengecapan MC SK Pengecapan Dus C/T = 20' C/T = 2' Kap. = 6 MC/Menit 5S Kap. = 240 Dus/Menit Waktu Pengisian Transfer Batch SK Timbangan SK Blending C/T = 4' SK Penyimpanan SK Pengemasan C/T = 384' SK Pembungkusan SK Sealer C/T = 44' SK Wrapping 2 C/T = 44' SK Pengepakan C/T = 5' C/O = 0' C/T = 2' C/O = 5' C/T = 336' Kapasitas Mesin = Bag C/O = 5' C/T = 60' Kapasitas Mesin = 300 Kg Kapasitas Mesin = 80 Kg Kap. = 0,47 Krg/Mnt Kapasitas Mesin = 50 Kg Kap. = 4,286 Bag/Menit Kap. Prod. = 0 Bag/Menit Kapasitas Mesin = 30 Dus Kap. = 2 MC/Menit 0,43' 5' Kap. = 60 Kg/Menit 0,45' 4' 2' Kap. = 76 TB/Menit 0,8' D = 7,33' Df = 4,084' 384' 336' 44' Kap. = 20 Dus/Menit 5,76' D = 84' Df =,268' 44' 60' 3 Hari = 263,32' = 2' Lead Time = 2,88 Hari 0,92' 2' 0,93' Gambar 2 Future Value Stream Map 20' V. PENUTUP Berdasarkan identifikasi terhadap current value stream map, ada 2 jenis kegiatan yang tidak mempunyai nilai tambah (NAV), namun hanya ada 5 pemborosan type 2 yang dapat diperbaiki, yaitu gerakan mencari dan menunggu pada O-3, cacat hasil kemasan pada -2, menunggu dus selesai dibungkus dan menunggu proses pengecapan pada O-9. Usulan perbaikan adalah menata dan melengkapi SK dengan ATK, melakukan pengisian daun teh tahap kedua, mengganti supplier kemasan kantung teh, dan melakukan overlapping pada batch pengumpulan dus. Bila usulan tersebut dilaksanakan, maka akan terjadi pengurangan lead time sebesar 332 menit. DAFTAR PUSTAKA Fogarty, D.W., Blackstone, J.H., & Hoffmann, T.R., 99, & nventory Management. Cincinnati, Ohio: South-Western Publishing Co. SNT dan SATELT, 4-6 Oktober 207, Batu C-73

7 Harsono, Prassetyo, dan Triadji Gasperz, V., & Fontana, A., 20, Lean Six Sigma for Manufacturing and Service ndustries, Bogor: Vinchristo Publication. Liker, J.K., 2004, The Toyota Way: 4 Managemenet Principles from the World s Greatest Manufacturer, Jakarta: Erlangga. SNT dan SATELT, 4-6 Oktober 207, Batu C-74

RANCANGAN PROSES PRODUKSI UNTUK MENGURANGI PEMBOROSAN DENGAN PENGGUNAAN KONSEP LEAN MANUFACTURING DI PT. MIZAN GRAFIKA SARANA*

RANCANGAN PROSES PRODUKSI UNTUK MENGURANGI PEMBOROSAN DENGAN PENGGUNAAN KONSEP LEAN MANUFACTURING DI PT. MIZAN GRAFIKA SARANA* Reka Integra ISSN: 2338-5081 Jurusan Teknik Industri Itenas No.01 Vol. 03 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Januari 2015 RANCANGAN PROSES PRODUKSI UNTUK MENGURANGI PEMBOROSAN DENGAN PENGGUNAAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan yang dapat meningkatkan nilai tambah (value added) produk (barang dan

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan yang dapat meningkatkan nilai tambah (value added) produk (barang dan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Dalam usaha peningkatan produktivitas, perusahaan harus mengetahui kegiatan yang dapat meningkatkan nilai tambah (value added) produk (barang dan jasa)

Lebih terperinci

Mulai. Studi Pendahuluan. Perumusan Masalah. Penetapan Tujuan. Pemilihan Variable. Pengumpulan Data. Menggambarkan Process Activity Mapping

Mulai. Studi Pendahuluan. Perumusan Masalah. Penetapan Tujuan. Pemilihan Variable. Pengumpulan Data. Menggambarkan Process Activity Mapping BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian adalah suatu rangkaian kerangka pemecahan masalah yang dibuat secara sistematis dalam pemecahan masalah yang dilakukan sesuai dengan tujuan penelitian.

Lebih terperinci

Usulan Lean Manufacturing Pada Produksi Closet Tipe CW 660J Untuk Meningkatkan Produktivitas

Usulan Lean Manufacturing Pada Produksi Closet Tipe CW 660J Untuk Meningkatkan Produktivitas Jurnal Teknik Industri, Vol., No., Juni 03, pp.-8 ISSN 30-495X Usulan Lean Manufacturing Pada Produksi Closet Tipe CW 0J Untuk Meningkatkan Produktivitas Ridwan Mawardi, Lely Herlina, Evi Febianti 3,,

Lebih terperinci

RANCANGAN USULAN PERBAIKAN PADA PROSES PRODUKSI UNTUK MENGURANGI PEMBOROSAN DENGAN LEAN MANUFACTURING *

RANCANGAN USULAN PERBAIKAN PADA PROSES PRODUKSI UNTUK MENGURANGI PEMBOROSAN DENGAN LEAN MANUFACTURING * Reka Integra ISSN: 2338-5081 Jurusan Teknik Industri Itenas No.2 Vol.03 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional April 2015 RANCANGAN USULAN PERBAIKAN PADA PROSES PRODUKSI UNTUK MENGURANGI PEMBOROSAN

Lebih terperinci

Implementasi Lean Manufacturing untuk Identifikasi Waste pada Bagian Wrapping di PT. X Medan

Implementasi Lean Manufacturing untuk Identifikasi Waste pada Bagian Wrapping di PT. X Medan Petunjuk Sitasi: Eddy, & Aswin, E. (2017). Implementasi Lean Manufacturing untuk Identifikasi Waste pada Bagian Wrapping di PT. X Medan. Prosiding SNTI dan SATELIT 2017 (pp. C27-32). Malang: Jurusan Teknik

Lebih terperinci

USULAN MEMINIMASI WASTE PADA PROSES PRODUKSI DENGAN KONSEP LEAN MANUFACTURING DI CV.X*

USULAN MEMINIMASI WASTE PADA PROSES PRODUKSI DENGAN KONSEP LEAN MANUFACTURING DI CV.X* Reka Integra ISSN: 2338-508 Jurusan Teknik Industri Itenas No.2 Vol.03 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional April 205 USULAN MEMINIMASI WASTE PADA PROSES PRODUKSI DENGAN KONSEP LEAN MANUFACTURING

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada umumnya, tujuan akhir suatu perusahaan adalah untuk memperoleh

BAB I PENDAHULUAN. Pada umumnya, tujuan akhir suatu perusahaan adalah untuk memperoleh BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada umumnya, tujuan akhir suatu perusahaan adalah untuk memperoleh profit yang besar. Profit yang besar akan diperoleh jika perusahaan dapat menekan pengeluaran sekecil

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Alur Penelitian Metodologi penelitian merupakan tahapan-tahapan dan langkah-langkah yang akan di lewati dalam melakukan penelitian ini, yaitu seperti pada Gambar 3.1 merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dari sudut pandang konsumen oleh karena itu perlu dieliminasi. Didalam lean

BAB I PENDAHULUAN. dari sudut pandang konsumen oleh karena itu perlu dieliminasi. Didalam lean BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan Pemborosan merupakan segala sesuatu yang menambah waktu dan biaya pembuatan sebuah produk namun tidak menambah nilai pada produk yang dilihat dari sudut

Lebih terperinci

PENGURANGAN WASTE DILANTAI PRODUKSI DENGAN METODE LEAN MANUFACTURING DI PT. KEMASAN CIPTATAMA SEMPURNA PASURUAN

PENGURANGAN WASTE DILANTAI PRODUKSI DENGAN METODE LEAN MANUFACTURING DI PT. KEMASAN CIPTATAMA SEMPURNA PASURUAN PENGURANGAN WASTE DILANTAI PRODUKSI DENGAN METODE LEAN MANUFACTURING DI PT. KEMASAN CIPTATAMA SEMPURNA PASURUAN SKRIPSI Diajukan Oleh : Indah Mutiarahma NPM 0532010150 JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS

Lebih terperinci

B A B 5. Ir.Bb.INDRAYADI,M.T. JUR TEK INDUSTRI FT UB MALANG 1

B A B 5. Ir.Bb.INDRAYADI,M.T. JUR TEK INDUSTRI FT UB MALANG 1 B A B 5 1 VSM adalah suatu teknik / alat dari Lean berupa gambar yg digunakan untuk menganalisa aliran material dan informasi yg disiapkan untuk membawa barang dan jasa kepada konsumen. VSM ditemukan pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Industri makanan dan minuman merupakan sektor strategis yang akan

BAB I PENDAHULUAN. Industri makanan dan minuman merupakan sektor strategis yang akan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri makanan dan minuman merupakan sektor strategis yang akan terus tumbuh. Segmen yang menjanjikan yaitu pasar minuman ringan. Pasar minuman ringan di Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan yang sangat pesat di sektor industri pada saat ini menuntut setiap

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan yang sangat pesat di sektor industri pada saat ini menuntut setiap BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan Persaingan yang sangat pesat di sektor industri pada saat ini menuntut setiap perusahaan yang bergerak di bidang manufacturing untuk meningkatkan strategi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dasar pemikiran dari lean thinking adalah berusaha menghilangkan waste

BAB I PENDAHULUAN. Dasar pemikiran dari lean thinking adalah berusaha menghilangkan waste BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan 1 Dasar pemikiran dari lean thinking adalah berusaha menghilangkan waste (pemborosan) di dalam proses, atau dapat juga dikatakan sebagai suatu konsep

Lebih terperinci

BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN Tujuan dari penelitian ini adalah mengevaluasi proses penerimaan order sampai dengan proses packing dengan mengeliminasi non-value added activities (aktivitas yang tidak bernilai

Lebih terperinci

Maya Anestasia, 2 Pratya Poeri, 3 Mira Rahayu 1, 2,3 Program Studi Teknik Industri, Fakultas Rekayasa Industri, Telkom University

Maya Anestasia, 2 Pratya Poeri, 3 Mira Rahayu 1, 2,3 Program Studi Teknik Industri, Fakultas Rekayasa Industri, Telkom University RANCANGAN PERBAIKAN PADA PROSES PRODUKSI RUBBER STEP ASPIRA BELAKANG MENGGUNAKAN 5-S SYSTEM DENGAN PENDEKATAN LEAN MANUFACTURING UNTUK MEMINIMASI WASTE MOTION (STUDI KASUS: DIVISI INDUSTRI TEKNIK KARET

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Mulai. Kajian Pendahuluan. Identifikasi & Perumusan masalah. Penetapan Tujuan & batasan penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Mulai. Kajian Pendahuluan. Identifikasi & Perumusan masalah. Penetapan Tujuan & batasan penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini dirancang untuk mengetahui aliran supply chain management pada sereh wangi desa Cimungkal Kabupaten Sumedang. Penelitian ini bersifat kualitatif sehingga hal

Lebih terperinci

USULAN STRATEGI UNTUK MEMINIMUMKAN PEMBOROSAN DENGAN PENDEKATAN LEAN MANUFACTURING DI PT. HOUSE OF PLAIN

USULAN STRATEGI UNTUK MEMINIMUMKAN PEMBOROSAN DENGAN PENDEKATAN LEAN MANUFACTURING DI PT. HOUSE OF PLAIN Reka Integra ISSN:2338-5081 Jurusan Teknik Industri Itenas No.04 Vol.03 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Oktober 2015 USULAN STRATEGI UNTUK MEMINIMUMKAN PEMBOROSAN DENGAN PENDEKATAN LEAN MANUFACTURING

Lebih terperinci

MINIMISASI WASTE PADA PROSES PRODUKSI TALANG STD DENGAN MENERAPKAN KONSEP LEAN MANUFACTURING DI PT SANLON *

MINIMISASI WASTE PADA PROSES PRODUKSI TALANG STD DENGAN MENERAPKAN KONSEP LEAN MANUFACTURING DI PT SANLON * Reka Integra ISSN: 2338-5081 Jurusan Teknik Industri Itenas No.04 Vol.03 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Oktober 2015 MINIMISASI WASTE PADA PROSES PRODUKSI TALANG STD DENGAN MENERAPKAN KONSEP

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menjadi jasa atau barang. Manufacturing adalah proses produksi untuk

BAB I PENDAHULUAN. menjadi jasa atau barang. Manufacturing adalah proses produksi untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Produksi merupakan proses yang berkenaan dengan pengubahan input menjadi jasa atau barang. Manufacturing adalah proses produksi untuk menghasilkan produk-produk fisik.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. performansinya secara terus menerus melalui peningkatan produktivitas. Lean

BAB I PENDAHULUAN. performansinya secara terus menerus melalui peningkatan produktivitas. Lean BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan Tingkat persaingan di dunia usaha yang semakin tinggi menuntut setiap perusahaan berperan sebagai penghasil nilai (value creator), dengan memperbaiki

Lebih terperinci

PERANCANGAN VALUE STREAM MAPPING PROSES PRODUKSI MAINAN KAYU PADA CV. MK

PERANCANGAN VALUE STREAM MAPPING PROSES PRODUKSI MAINAN KAYU PADA CV. MK PERANCANGAN VALUE STREAM MAPPING PROSES PRODUKSI MAINAN KAYU PADA CV. MK Azizah Mutiasari 1*, Ahmad Juang Pratama 2 1 Program Studi Teknik Industri, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Al Azhar Indonesia

Lebih terperinci

USULAN PERBAIKAN PROSES PRODUKSI PADA LANTAI PRODUKSI ROLAND CHAIR MENGGUNAKAN KONSEP LEAN MANUFACTURING

USULAN PERBAIKAN PROSES PRODUKSI PADA LANTAI PRODUKSI ROLAND CHAIR MENGGUNAKAN KONSEP LEAN MANUFACTURING Reka Integra ISSN: 338-508 Jurusan Teknik Industri Itenas No.0 Vol.4 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional April 06 USULAN PERBAIKAN PROSES PRODUKSI PADA LANTAI PRODUKSI ROLAND CHAIR MENGGUNAKAN KONSEP

Lebih terperinci

RANCANGAN SISTEM KANBAN UNTUK MENGURANGI NON VALUE ADDED ACTIVITIES PADA PROSES PRODUKSI DI PT. CENTRAL WINDU SEJATI

RANCANGAN SISTEM KANBAN UNTUK MENGURANGI NON VALUE ADDED ACTIVITIES PADA PROSES PRODUKSI DI PT. CENTRAL WINDU SEJATI RANCANGAN SISTEM KANBAN UNTUK MENGURANGI NON VALUE ADDED ACTIVITIES PADA PROSES PRODUKSI DI PT. CENTRAL WINDU SEJATI TUGAS SARJANA Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat-Syarat Memperoleh Gelar Sarjana

Lebih terperinci

Qolli Kusuma, 2 Pratya Poeri Suryadhini, 3 Mira Rahayu 1, 2, 3

Qolli Kusuma, 2 Pratya Poeri Suryadhini, 3 Mira Rahayu 1, 2, 3 RANCANGAN USULAN PERBAIKAN UNTUK MEMINIMASI WAITING TIME PADA PROSES PRODUKSI RUBBER STEP ASPIRA BELAKANG DENGAN PENDEKATAN LEAN MANUFACTURING (STUDI KASUS: PT AGRONESIA DIVISI INDUSTRI TEKNIK KARET) 1

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Jenis dan Desain Penelitian Metode penelitian yang digunakan peneliti adalah deskriptif kualitatif yaitu metode untuk menyelidiki objek yang dapat diukur dengan angka-angka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I-1

BAB I PENDAHULUAN I-1 I-1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan pertumbuhan industri di era globalisasi ini mengharuskan perusahaan menerapkan go green untuk menghemat energi serta harus mampu meningkatkan kinerja

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kepuasan konsumen merupakan faktor yang sangat penting untuk

BAB I PENDAHULUAN. Kepuasan konsumen merupakan faktor yang sangat penting untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi, persaingan semakin ketat sehingga industri yang bergerak dalam bidang manufaktur maupun jasa harus dapat unggul dalam pasar. Kepuasan

Lebih terperinci

5 BAB V ANALISA DAN HASIL

5 BAB V ANALISA DAN HASIL 5 BAB V ANALISA DAN HASIL 5.1 Analisa 5.1.1 Analisa Kanban Banyaknya kartu kanban yang diperlukan dihitung dengan rumus (Arnaldo Hernandez, 1989): Banyaknya Kanban = Permintaan Harian X Faktor Pengamanan

Lebih terperinci

Avissa Bonita, Rispianda Gita Permata Liansari. Jurusan Teknik Industri Institut Teknologi Nasional (Itenas) Bandung.

Avissa Bonita, Rispianda Gita Permata Liansari. Jurusan Teknik Industri Institut Teknologi Nasional (Itenas) Bandung. Reka Integra ISSN 2338 508 Jurusan Teknik Industri Itenas No. 2 Vol. 03 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional April 205 USULAN PERBAIKAN SISTEM PRODUKSI UNTUK MENGURANGI PEMBOROSAN PADA LANTAI PRODUKSI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berperan sebagai penghasil nilai (value creator), baik industri manufaktur maupun

BAB I PENDAHULUAN. berperan sebagai penghasil nilai (value creator), baik industri manufaktur maupun I-1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan Era globalisasi menyebabkan tingkat persaingan di dunia usaha semakin tinggi. Persaingan bisnis yang semakin ketat menuntut setiap perusahaan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Bab ini berisikan tentang latar belakang permasalahan, perumusan masalah, tujuan penelitian, batasan masalah, dan sistematika penulisan. 1.1 Latar Belakang Era globalisasi yang dihadapi

Lebih terperinci

SISTEM PRODUKSI JUST IN TIME (SISTEM PRODUKSI TEPAT WAKTU) YULIATI, SE, MM

SISTEM PRODUKSI JUST IN TIME (SISTEM PRODUKSI TEPAT WAKTU) YULIATI, SE, MM SISTEM PRODUKSI JUST IN TIME (SISTEM PRODUKSI TEPAT WAKTU) YULIATI, SE, MM Konsep Just In Time (JIT) adalah sistem manajemen fabrikasi modern yang dikembangkan oleh perusahaanperusahaan terbaik yang ada

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada bab ini akan diuraikan metodologi penelitian atau tahapan-tahapan penelitian yang akan dilalui dari awal sampai akhir. Metodologi penelitian perlu ditentukan terlebih

Lebih terperinci

repository.unisba.ac.id

repository.unisba.ac.id BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini, persaingan industri semakin meningkat dengan perubahan yang terjadi pada lingkungan industri. Perubahan yang dilakukan oleh perusahaan secara berkelanjutan

Lebih terperinci

Ambar Rukmi Harsono, Sugih Arijanto, Fuady Azlin

Ambar Rukmi Harsono, Sugih Arijanto, Fuady Azlin USULAN PERBAIKAN UNTUK PENGURANGAN WASTE PADA PROSES PRODUKSI DENGAN METODA LEAN MANUFACTURING (Studi kasus di PT PLN (Persero) Jasa dan Produksi, Unit Produksi Bandung) Ambar Rukmi Harsono, Sugih Arijanto,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. produktif yang cukup kuat, sekalipun terjadi gejolak atau krisis ekonomi.

BAB I PENDAHULUAN. produktif yang cukup kuat, sekalipun terjadi gejolak atau krisis ekonomi. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Industri mikro, kecil, dan menengah merupakan usaha ekonomi produktif yang cukup kuat, sekalipun terjadi gejolak atau krisis ekonomi. Perkembangan industri mikro,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. fashion. Mulai dari bakal kain, tas batik, daster, dress, rompi, dan kemeja

BAB I PENDAHULUAN. fashion. Mulai dari bakal kain, tas batik, daster, dress, rompi, dan kemeja BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Batik Gres Tenan milik Bp. Sardjono Atmomardoyo yang ada di Kampung Batik Laweyan turut andil dalam persaingan dalam hal industri fashion. Mulai dari bakal kain, tas

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian berisi penjelasan tahap-tahap yang dilalui penulis dalam menyusun penelitian. Tahap-tahap tersebut adalah tahap awal penelitian, tahap pengumpulan data,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Seiring dengan berkembangnya industri manufaktur di Indonesia, maka akan semakin ketat persaingan antara perusahaan manufaktur satu dan lainnya. Hal ini memicu perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I - 1

BAB I PENDAHULUAN I - 1 BAB I PENDAHULUAN Bab ini berisi tentang latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, batasan masalah, dan sistematika penulisan. 1.1 Latar Belakang Perkembangan industri makanan

Lebih terperinci

PENERAPAN KONSEP LEAN SERVICE DAN DMAIC UNTUK MENGURANGI WAKTU TUNGGU PELAYANAN *

PENERAPAN KONSEP LEAN SERVICE DAN DMAIC UNTUK MENGURANGI WAKTU TUNGGU PELAYANAN * Reka Integra ISSN: 2338-5081 Jurusan Teknik Industri Itenas No.03 Vol.02 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Juli 2014 PENERAPAN KONSEP LEAN SERVICE DAN DMAIC UNTUK MENGURANGI WAKTU TUNGGU PELAYANAN

Lebih terperinci

Seminar Nasional IENACO ISSN

Seminar Nasional IENACO ISSN PROTOTIPE PENGAMBILAN DATA LEAN MANUFACTURING SECARA TEROTOMASI UNTUK SATU STASIUN KERJA DENGAN MEMANFAATKAN TEKNOLOGI RADIO FREQUENCY IDENTIFICATION Rispianda, Fayyadl Garishah Aschuri Putra, Fadillah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan perkembangan dan kemajuan teknologi, perkembangan dunia usaha mengalami persaingan yang begitu ketat. Agar dapat memenangkan persaingan tersebut perusahaan

Lebih terperinci

PENDEKATAN LEAN THINKING UNTUK PENGURANGAN WASTE PADA PROSES PRODUKSI PLASTIK PE

PENDEKATAN LEAN THINKING UNTUK PENGURANGAN WASTE PADA PROSES PRODUKSI PLASTIK PE PENDEKATAN LEAN THINKING UNTUK PENGURANGAN WASTE PADA PROSES PRODUKSI PLASTIK PE Shanty Kusuma Dewi 1*,Tatok Dwi Sartono 2 1,2 Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Malang

Lebih terperinci

MINIMASI WASTE PADA PT. PETROKIMIA KAYAKU MENGGUNAKAN ANALISIS LEAN MANUFACTURING

MINIMASI WASTE PADA PT. PETROKIMIA KAYAKU MENGGUNAKAN ANALISIS LEAN MANUFACTURING MINIMASI WASTE PADA PT. PETROKIMIA KAYAKU MENGGUNAKAN ANALISIS LEAN MANUFACTURING TUGAS AKHIR Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Teknik Industri STEFANUS ANJASMORO PRIHANTOKO

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sun (2011) mengatakan bahwa lean manufacturing merupakan cara untuk

BAB I PENDAHULUAN. Sun (2011) mengatakan bahwa lean manufacturing merupakan cara untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada era modern sekarang ini industri manufaktur mengalami situasi persaingan yang sangat ketat. Alex, Lokesh dan Ravikumar (2010) mengemukakan bahwa karakter

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1

BAB I PENDAHULUAN I.1 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Prospek industri plastik cukup potensial untuk dikembangkan di Indonesia. Potensi pengembangan industri plastik ini terlihat dari konsumsi atau penggunaan yang tinggi

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Waktu siklus Pengukuran waktu adalah kegiatan mengamati pekerjaan yang dilakukan oleh pekerja atau oleh operator serta mencatat waktu-waktu kerjanya baik waktu setiap elemen maupun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1

BAB I PENDAHULUAN I.1 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Industri percetakan adalah salah satu industri yang selalu berhubungan dengan gambar dan tulisan untuk dijadikan sebuah hardcopy. Semakin berkembangnya zaman, industri

Lebih terperinci

STUDI PENGENDALIAN KUALITAS PINTU KAYU DENGAN MENGGUNAKAN METODE LEAN SIX SIGMA

STUDI PENGENDALIAN KUALITAS PINTU KAYU DENGAN MENGGUNAKAN METODE LEAN SIX SIGMA STUDI PENGENDALIAN KUALITAS PINTU KAYU DENGAN MENGGUNAKAN METODE LEAN SIX SIGMA Tuti Sarma Sinaga 1 1 Teknik Industri, Universitas Sumatera Utara Medan Masuk: 6 Juni 2015, revisi masuk: 4 Juli 2015, diterima:

Lebih terperinci

Permasalahan yang akan dijadikan objek penelitian ini adalah keterlambatan pengerjan proyek pembuatan High Pressure Heater (HPH) di PT.

Permasalahan yang akan dijadikan objek penelitian ini adalah keterlambatan pengerjan proyek pembuatan High Pressure Heater (HPH) di PT. PT. Barata Indonesia merupakan perusahaan manufaktur dengan salah satu proyek dengan tipe job order, yaitu pembuatan High Pressure Heater (HPH) dengan pengerjaan pada minggu ke 35 yang seharusnya sudah

Lebih terperinci

ANALISA PENDEKATAN LEAN MANUFACTURING DENGAN METODE VSM (VALUE STREAM MAPPING) UNTUK MENGURANGI PEMBOROSAN WAKTU (STUDI KASUS UD.

ANALISA PENDEKATAN LEAN MANUFACTURING DENGAN METODE VSM (VALUE STREAM MAPPING) UNTUK MENGURANGI PEMBOROSAN WAKTU (STUDI KASUS UD. PROFISIENSI, Vol 5 No. 1 ;1-6 Juni 2017 ISSN Cetak: 2301-7244 ANALISA PENDEKATAN LEAN MANUFACTURING DENGAN METODE VSM (VALUE STREAM MAPPING) UNTUK MENGURANGI PEMBOROSAN WAKTU (STUDI KASUS UD. ALMAIDA)

Lebih terperinci

OPTIMASI LINI PRODUKSI DENGAN VALUE STREAM MAPPING DAN VALUE STREAM ANALYSIS TOOLS

OPTIMASI LINI PRODUKSI DENGAN VALUE STREAM MAPPING DAN VALUE STREAM ANALYSIS TOOLS OPTIMASI LINI PRODUKSI DENGAN VALUE STREAM MAPPING DAN VALUE STREAM ANALYSIS TOOLS Yosua Caesar Fernando 1 dan Sunday Noya 2 Abstract: Meminimalkan pemborosan dalam proses produksi adalah salah satu tujuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Semakin berkembangnya teknologi saat ini menimbulkan dampak persaingan yang sangat ketat antar perusahaan. Banyak perusahaan berlombalomba untuk mendapatkan keuntungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membuat setiap perusahaan harus dapat bersaing secara global baik di pasaran nasional

BAB I PENDAHULUAN. membuat setiap perusahaan harus dapat bersaing secara global baik di pasaran nasional BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada era globalisasi banyak sekali industri manufaktur yang berdiri dengan menghasilkan produk yang sejenis. Kondisi seperti ini mengakibatkan terjadinya persaingan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI Jurnal dan referensi diperlukan untuk menunjang penelitian dalam pemahaman konsep penelitian. Jurnal dan referensi yang diacu tidak hanya dalam negeri namun juga

Lebih terperinci

Strategi Peningkatan Produktivita s

Strategi Peningkatan Produktivita s MODUL PERKULIAHAN Strategi Peningkatan Produktivita s Sejarah Toyota Production System (TPS) Fakultas Program Pascasarjana Program Studi Magister Teknik Industri Tatap Kode MK Muka 01 B11536CA (M-203)

Lebih terperinci

UPAYA PENGURANGAN PEMBOROSAN DALAM MENINGKATKAN KAPASITAS PRODUKSI DENGAN PENDEKATAN LEAN MANUFACTURING

UPAYA PENGURANGAN PEMBOROSAN DALAM MENINGKATKAN KAPASITAS PRODUKSI DENGAN PENDEKATAN LEAN MANUFACTURING UPAYA PENGURANGAN PEMBOROSAN DALAM MENINGKATKAN KAPASITAS PRODUKSI DENGAN PENDEKATAN LEAN MANUFACTURING Arik Hariyanto 1) dan Dwi Iryaning Handayani 2 Jurusan Teknik Industri Universitas Panca Marga Probolinggo

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Bab ini berisikan tentang latar belakang penelitian, penjelasan mengenai permasalahan yang diangkat yaitu berupa perumusan masalah, tujuan yang ingin dicapai, batasan masalah, dan sistematika

Lebih terperinci

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) secara singkatnya bisa diartikan sebagai bentuk integrasi ekonomi ASEAN dimana semua negara-negara yang berada di kawasan Asia Tenggara

Lebih terperinci

Analisis Pemborosan Proses Loading dan Unloading Pupuk dengan Pendekatan Lean Supply Chain

Analisis Pemborosan Proses Loading dan Unloading Pupuk dengan Pendekatan Lean Supply Chain Jurnal Teknik Industri, Vol.1, No.1, Maret 2013, pp.35-40 ISSN 2302-495X Analisis Pemborosan Proses Loading dan Unloading Pupuk dengan Pendekatan Lean Supply Chain Tubagus Ardi Ferdiansyah 1, Asep Ridwan

Lebih terperinci

PENGURANGAN MUDA DALAM PROSES PRODUKSI DENGAN PENDEKATAN DMAIC. Jl. Glagahsari, Umbulharjo, Yogyakarta *

PENGURANGAN MUDA DALAM PROSES PRODUKSI DENGAN PENDEKATAN DMAIC. Jl. Glagahsari, Umbulharjo, Yogyakarta * PENGURANGAN MUDA DALAM PROSES PRODUKSI DENGAN PENDEKATAN DMAIC Yohannes Anton Nugroho 1*, Ari Zaqi Al Faritsy 2 1,2 Teknik Industri, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Teknologi Yogyakarta Jl. Glagahsari,

Lebih terperinci

Wita Anggraita P, 2 Widia Juliani, 3 Pratya Poeri Suryadhini 1,2,3. Program Studi Teknik Industri, Fakultas Rekayasa Industri, Telkom University

Wita Anggraita P, 2 Widia Juliani, 3 Pratya Poeri Suryadhini 1,2,3. Program Studi Teknik Industri, Fakultas Rekayasa Industri, Telkom University Usulan Perbaikan Sistem Untuk Mengurangi Penumpukan Work In Process dan Lead Time Produksi Pada Lantai Produksi Bagian Medium Prismatic Machines Di PT. Dirgantara Indonesia 1 Wita Anggraita P, 2 Widia

Lebih terperinci

ANALISIS PEMBOROSAN WAKTU YANG TERJADI DI LANTAI PRODUKSI PADA PT. SOLINDO GRAPIKA

ANALISIS PEMBOROSAN WAKTU YANG TERJADI DI LANTAI PRODUKSI PADA PT. SOLINDO GRAPIKA Prosiding SNATIF Ke-1 Tahun 201 4 ISBN: 978-602-1180-04-4 ANALISIS PEMBOROSAN WAKTU YANG TERJADI DI LANTAI PRODUKSI PADA PT. SOLINDO GRAPIKA Prihantoro Cahyo Waskitomo 1*, Vinsentius Ariyono 2 Program

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. berkenan memberikan rahmat dan hidayahnya sehingga penulis dapat ANALISA PENERAPAN KONSEP LEAN THINKING

KATA PENGANTAR. berkenan memberikan rahmat dan hidayahnya sehingga penulis dapat ANALISA PENERAPAN KONSEP LEAN THINKING KATA PENGANTAR Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena telah berkenan memberikan rahmat dan hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini dengan judul : ANALISA

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu 2.1.1 Penelitian Ravishankar (2011) Penelitian yang dilakukan Ravishankar (2011) bertujuan untuk menganalisa pengurangan aktivitas tidak bernilai tambah

Lebih terperinci

repository.unisba.ac.id DAFTAR ISI

repository.unisba.ac.id DAFTAR ISI DAFTAR ISI ABSTRAK... i ABSTRACT...ii AYAT AL-QUR AN... iii PERUNTUKKAN... v KATA PENGANTAR... vi DAFTAR ISI... viii DAFTAR TABEL... xi DAFTAR GAMBAR... xiii BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang...

Lebih terperinci

ABSTRAK. iv Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. iv Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK PT. Agronesia Divisi Industri Teknik Karet (INKABA) adalah perusahaan manufaktur yang memproduksi berbagai jenis produk teknik berbahan baku utama karet, salah satunya adalah produk karet damper.

Lebih terperinci

Designing Work Standards to Reduce Lead Time Delivery using Value Stream Mapping Method: A Case Study

Designing Work Standards to Reduce Lead Time Delivery using Value Stream Mapping Method: A Case Study JANUARI FEBRUARI MARET APRIL MEI JUNI JULY AGUSTUS SEPTEM OKTOBER NOVEM DESEMB Wijaya. / Designing Work Standards using VSM Method: A Case Study/ Jurnal Titra, Vol. 4, No.2, Juli 2016, pp.21-28 Designing

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Dengan kondisi ekonomi yang sulit sekarang ini karena dampak krisis ekonomi

BAB 1 PENDAHULUAN. Dengan kondisi ekonomi yang sulit sekarang ini karena dampak krisis ekonomi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dengan kondisi ekonomi yang sulit sekarang ini karena dampak krisis ekonomi Global. Membuat beberapa harga barang-barang, termasuk barang-barang industri menjadi meningkat.

Lebih terperinci

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... SURAT PERNYATAAN... LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING... LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI... HALAMAN PERSEMBAHAN... MOTTO...

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... SURAT PERNYATAAN... LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING... LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI... HALAMAN PERSEMBAHAN... MOTTO... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... SURAT PERNYATAAN... LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING... LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI... HALAMAN PERSEMBAHAN... MOTTO... KATA PENGANTAR..... ABSTRAK..... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL...

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pesatnya perdagangan global menyebabkan setiap perusahaan dituntut untuk menekan biaya produksi dengan melakukan proses produktivitas dan efisiensi pada proses

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Bandeng (Chanos chanos) merupakan ikan air payau yang menjadi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Bandeng (Chanos chanos) merupakan ikan air payau yang menjadi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bandeng (Chanos chanos) merupakan ikan air payau yang menjadi salah satu komoditi perikanan unggulan daerah tropis terutama Indonesia. Ikan ini sudah tidak asing lagi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kelima sebagai negara pengekspor teh di dunia (Suwandi, 2016).

BAB I PENDAHULUAN. kelima sebagai negara pengekspor teh di dunia (Suwandi, 2016). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komoditas teh memiliki peranan penting dalam perekonomian nasional yaitu sebagai sumber pendapatan petani, penyerapan tenaga kerja, dan sumber devisa negara. Teh merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang PT. Agronesia (Divisi Industri Teknik Karet) merupakan perusahaan manufaktur industri pengolahan yang memproduksi berbagai jenis produk karet teknik untuk keperluan

Lebih terperinci

PENDEKATAN LEAN SIX SIGMA DAN METODE WEIGHTED PRODUCT UNTUK MENGURANGI WASTE PADA PROSES PRODUKSI SPARE PART OEM DI PT. SINAR AGUNG SELALU SUKSES

PENDEKATAN LEAN SIX SIGMA DAN METODE WEIGHTED PRODUCT UNTUK MENGURANGI WASTE PADA PROSES PRODUKSI SPARE PART OEM DI PT. SINAR AGUNG SELALU SUKSES PENDEKATAN LEAN SIX SIGMA DAN METODE WEIGHTED PRODUCT UNTUK MENGURANGI WASTE PADA PROSES PRODUKSI SPARE PART OEM DI PT. SINAR AGUNG SELALU SUKSES Bonifasius Yorie Margo Putro Program Studi Teknik Indusri,

Lebih terperinci

Jurnal Penelitian dan Karya Ilmiah Lemlit USAKTI 01 (01), 2016

Jurnal Penelitian dan Karya Ilmiah Lemlit USAKTI 01 (01), 2016 PENERAPAN LEAN MANUFACTURING UNTUK MENINGKATKAN KAPASITAS PRODUKSI DENGAN CARA MENGURANGI MANUFACTURING LEAD TIME STUDI KASUS: PT ORIENTAL MANUFACTURING INDONESIA Sumiharni Batubara, Raden Abdurrahman

Lebih terperinci

Penerapan Lean Manufacturing dalam Proses Produksi Common Rail 4D56

Penerapan Lean Manufacturing dalam Proses Produksi Common Rail 4D56 Petunjuk Sitasi: Patrisina, R., & Ramadhan, K. M. (2017). Penerapan Lean Manufacturing dalam Proses Produksi Common Rail 4D56. prosiding SNTI dan SATELIT 2017 (pp. C131-135). Malang: Jurusan Teknik Industri

Lebih terperinci

Analisis Aliran Proses Produksi Dengan Menggunakan Pendekatan Lean Manufacturing Di PT. Charoen Pokphand Indonesia

Analisis Aliran Proses Produksi Dengan Menggunakan Pendekatan Lean Manufacturing Di PT. Charoen Pokphand Indonesia Analisis Aliran Proses Produksi Dengan Menggunakan Pendekatan Lean Manufacturing Di PT. Charoen Pokphand Indonesia TUGAS SARJANA Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat-Syarat Memperoleh Gelar Sarjana

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI Fase atau tahapan yang banyak menghasilkan produk yang cacat adalah di bagian proses stripping, terlihat dari diagram Pareto nya dari ketiga tahapan di area produksi Produk X. 2.1

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN ANALISIS

BAB V HASIL DAN ANALISIS BAB V HASIL DAN ANALISIS 5.1 Temuan Utama dan Hasil Pengolahan dan analisis data yang telah dilakukan pada bab sebelumnya, dapat dinyatakan bahwa temuan utama dalam penelitian ini adalah terjadinya pemborosan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI 2.1. Tinjauan Pustaka Minimasi waste merupakan hal yang penting untuk mendapatkan value stream yang baik. Produktivitas yang meningkat mengarah pada operasi yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sumber: (Dokumentasi CV. ASJ)

BAB I PENDAHULUAN. Sumber: (Dokumentasi CV. ASJ) BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang CV. ASJ merupakan salah satu perusahaan swasta yang bergerak di bidang industri sandal, berlokasi di kota Bandung, Jawa Barat. CV. ASJ memproduksi sandal pria dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Toyota production system (TPS) sangat populer di dunia perindustrian.

BAB I PENDAHULUAN. Toyota production system (TPS) sangat populer di dunia perindustrian. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Memasuki tahun 1990, Lean Production System yang lahir dari Toyota production system (TPS) sangat populer di dunia perindustrian. Dimana tujuan dari sebuah

Lebih terperinci

Penurunan Waste Intra pada Transportation Process Menggunakan Value Stream Mapping: A Case Study

Penurunan Waste Intra pada Transportation Process Menggunakan Value Stream Mapping: A Case Study Penurunan Waste Intra pada Transportation Process Menggunakan Value Stream Mapping: A Case Study Maria Natalia 1, Nyoman Sutapa 2 Abstract: The thesis discusses the value added and non-value added of the

Lebih terperinci

APLIKASI LEAN THINKING PADA INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT SEMEN GRESIK

APLIKASI LEAN THINKING PADA INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT SEMEN GRESIK APLIKASI LEAN THINKING PADA INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT SEMEN GRESIK Krisna Ardi Wibawa, I Nyoman Pujawan Program Magister Manajemen Teknologi ITS Jl. Cokroaminoto 12 A Surabaya E-mail: WibawaCTI@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metodologi penelitian bertujuan untuk memberikan kerangka penelitian yang sistematis sehingga dapat memberikan kesesuaian antara tujuan penelitian dengan

Lebih terperinci

BAB 2 STUDI LITERATUR. Tanggungjawab seorang pemimpin perusahaan adalah mengatur seluruh

BAB 2 STUDI LITERATUR. Tanggungjawab seorang pemimpin perusahaan adalah mengatur seluruh BAB 2 STUDI LITERATUR Tanggungjawab seorang pemimpin perusahaan adalah mengatur seluruh sumberdaya produksi secara efisien dan efektif sehingga diperoleh keuntungan yang maksimum (maximum profit). Tanpa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Perkembangan dalam industri manufakatur kini semakin meningkat, membuat persaingan indsutri manufaktur pun semakin ketat. Di Indonesia sendiri harus bersiap mengahadapi

Lebih terperinci

KAJIAN WASTE PADA PRODUKSI BENANG DENGAN PENDEKATAN LEAN MANUFACTURING DI PT. XYZ SURABAYA

KAJIAN WASTE PADA PRODUKSI BENANG DENGAN PENDEKATAN LEAN MANUFACTURING DI PT. XYZ SURABAYA KAJIAN WASTE PADA PRODUKSI BENANG DENGAN PENDEKATAN LEAN MANUFACTURING DI PT. XYZ SURABAYA Minto waluyo Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jawa

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Konsep Umum Lean Lean pertama kali diperkenalkan oleh Toyota dan dikenal dengan Toyota Production System (Howell, 1999; Liker, 2004). Sistem Produksi Toyota

Lebih terperinci

Gambar I.1 Part utama Penyusun meter air

Gambar I.1 Part utama Penyusun meter air BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Menurut Gaspersz (2011, p.92), Lean Six sigma merupakan suatu filosofi bisnis, pendekatan sistemik dan sistematik dan sistematik untuk mengidentifikasi dan menghilangkan

Lebih terperinci

BAB V ANALISA. Value added time Leadtime. = 3,22jam. 30,97 jam x 100% = 10,4%

BAB V ANALISA. Value added time Leadtime. = 3,22jam. 30,97 jam x 100% = 10,4% BAB V ANALISA 5.1 Analisa Current State Value Stream Mapping (CVSM) Value stream mapping merupakan sebuah tools untuk memetakan jalur produksi dari sebuah produk yang didalamnya termasuk material dan informasi

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Pada masa sekarang inisudah banyak sekali industri manufaktur yang

PENDAHULUAN. Pada masa sekarang inisudah banyak sekali industri manufaktur yang PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada masa sekarang inisudah banyak sekali industri manufaktur yang berdiri dengan menghasilkan produk yang sejenis. Hal inilah yang mengakibatkan terjadinya persaingan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1

BAB I PENDAHULUAN I.1 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Perkembangan sektor industri saat ini mengalami peningkatan yang tinggi. Peningkatan yang tinggi ini disebabkan oleh semakin besarnya permintaan untuk memenuhi kebutuhan

Lebih terperinci

MEMINIMASI MANUFACTURING LEAD TIME MENGGUNAKAN VALUE STREAM MAPPING DAN DAMPAKNYA PADA BULLWHIP EFFECT

MEMINIMASI MANUFACTURING LEAD TIME MENGGUNAKAN VALUE STREAM MAPPING DAN DAMPAKNYA PADA BULLWHIP EFFECT MEMINIMASI MANUFACTURING LEAD TIME MENGGUNAKAN VALUE STREAM MAPPING DAN DAMPAKNYA PADA BULLWHIP EFFECT Rahmi Maulidya, Aziz Hamka Laboratorium Sistem Produksi, Jurusan Teknik Industri, FTI, Universitas

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan. I.1 Latar Belakang

Bab I Pendahuluan. I.1 Latar Belakang Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang PT. Dirgantara Indonesia (Indonesian Aerospace, IAe) merupakan perusahaan milik negara yang bergerak dalam bidang industri pesawat terbang. PT. Dirgantara Indonesia

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI LEAN MANUFACTURING UNTUK MENGURANGI LEAD TIME SHOULDER Studi Kasus PT.Barata Indonesia (Persero)

IMPLEMENTASI LEAN MANUFACTURING UNTUK MENGURANGI LEAD TIME SHOULDER Studi Kasus PT.Barata Indonesia (Persero) IMPLEMENTASI LEAN MANUFACTURING UNTUK MENGURANGI LEAD TIME SHOULDER Studi Kasus PT.Barata Indonesia (Persero) Ratnaningtyas, Moses Laksono Singgih Magister Managemen Teknologi, Institut Teknologi Sepuluh

Lebih terperinci