Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP) Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung Tahun 2014 BAB I PENDAHULUAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP) Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung Tahun 2014 BAB I PENDAHULUAN"

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum SKPD Peningkatan pelaksanaan pemerintahan yang berdayaguna, berhasil guna, bersih dan bertanggung jawab, telah diterbitkan Intruksi Presiden No. 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (AKIP). Penyusunan penetapan kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah berdasarkan Peraturan Menteri Penertiban Aparatur Negara Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan KInerja dan Tata Cara Reviu Atas laporan Kinerja Instansi Pemerintah. Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah adalah perwujudan kewajiban suatu instansi pemerintah untuk mempertanggung jawabkan keberhasilan atau kegagalan pelaksanaan visi dan misi organisasi dalam mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan melalui alat pertanggung jawaban secara periodik. Untuk mencapai Akuntabilitas Instansi Pemerintah yang baik, Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung selaku unsur pembantu pimpinan, dituntut selalu melakukan pembenahan kinerja. Pembenahan kinerja diharapkan mampu meningkatkan peran serta fungsi Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung sebagai sub sistem dari sistem Pemerintahan Daerah yang berupaya memenuhi aspirasi masyarakat. Dalam perencanaan pembangunan daerah Kota Bandung, capaian tujuan dan sasaran pembangunan yang dilakukan tidak hanya mempertimbangkan visi dan misi daerah, melainkan kondisitasnya dengan tujuan dan sasaran yang ingin dicapai pada lingkup pemerintahan Kota, Propinsi dan Nasional. Terwujudnya suatu tata pemerintahan yang baik dan akuntabel merupakan harapan semua pihak. Berkenaan dengan harapan tersebut diperlukan pengembangan dan penerapan sistem pertanggungjawaban yang tepat, jelas, terukur legitimate sehingga penyelenggaraan pemerintah dan pembangunan dapat berlangsung secara berdaya guna, berhasil guna, bersih dan bertanggungjawab serta bebas dari korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN). Sejalan dengan pelaksanaan Undang-undang Nomor 28 tahun 1999 tentang penyelenggaran negara yang bersih dan bebas dari korupsi, kolusi dan nepotisme, maka diterbitkan Inpres Nomor 7 tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. Dalam salah satu pasal dalam undang-undang tersebut menyatakan 1

2 bahwa azas-azas umum penyelenggaraan negara meliputi kepastian hukum, azas tertib penyelenggaraan negara, azas kepentingan umum, azas keterbukaan, azas proporsionalitas dan profesionalitas serta akuntabilitas. Azas akuntabilitas adalah setiap kegiatan dan hasil akhir dari kegiatan penyelenggara negara harus dipertanggung jawabkan kepada masyarakat atau rakyat sebagai pemegang kedaulatan tertinggi negara sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Laporan kinerja merupakan bentuk akuntabilitas dari pelaksanaan tugas dan fungsi yang dipercayakan kepada setiap instansi pemerintah atas penggunaan anggaran. Hal terpenting yang diperluakan dalam penyusunan laporan kinerja adalah pengukuran kinerja dan evaluasi serta pengungkapan (disclosure) secara memadai hasil analisis terhadap pengukuran kinerja. Laporan kinerja dipergunakan sebagai : 1. Sarana/instrumen penting untuk melaksanakan reformasi dalam penyelenggaraan tugas-tugas pemerintahan, pembangunan, dan pelayanan masyarakat; 2. Cara dan sarana yang efektif untuk mendorong seluruh aparatur pemerintah dalam menerapkan prinsip-prinsip Good Governance dan fungsi-fungsi manajemen kinerja secara taat asas (konsisten); 3. Cara dan sarana yang efektif untuk meningkatkan kinerja instansi pemerintah/unit kerja berdasarkan rencana kerja yang jelas dan sistematis dengan sasaran kinerja yang terukur secara berkelanjutan; 4. Alat untuk mengetahui dan mengukur tingkat keberhasilan atau kegagalan dari setiap pimpinan instansi/unit kerja dalam menjalankan misi, tugas/jabatan, sehingga dapat dijadikan faktor utama dalam evaluasi kebijakan, program kerja, struktur organisasi, dan penetapan alokasi anggaran setiap tahun bagi setiap instansi/unit kerja; dan 5. Cara dan sarana untuk mendorong usaha penyempurnaan struktur organisasi, kebijakan publik, ketatalaksanaan, mekanisme pelaporan, metode kerja, dan prosedur pelayanan masyarakat berdasarkan permasalahan nyata yang dihadapi dalam pelaksanaan manajemen pemerintahan secara berkelanjutan. Penyusunan LKIP Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung Tahun 2014 dimaksudkan sebagai perwujudan akuntabilitas penyelenggaraan kegiatan yang dicerminkan dari pencapaian kinerja, visi, misi, realisasi pencapaian indikator kinerja utama dan 2

3 sasaran dengan target yang telah ditetapkan, berdasarkan pengukuran kinerja tingkat keberhasilan pelaksanaan program dan kegiatan Struktur Organisasi, Tugas Pokok dan Fungsi Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 13 Tahun 2007, dirubah dengan Peraturan Daerah Nomor 13 Tahun 2009, terakhir dirubah kembali dengan Peraturan Daerah Nomor 05 Tahun 2013 tentang Pembentukan dan Susunan Organisasi Dinas Daerah Kota Bandung, struktur organisasi Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung sebagai berikut : 3

4 BAGAN STRUKTUR ORGANISASI DINAS TENAGA KERJA KOTA BANDUNG KEPALA DINAS Drs. H. HERRY MOCH. DJAUHARI, MM NIP SEKRETARIS H.AZIS RACHMAN, SH NIP SUB BAGIAN UMUM DAN KEPEGAWAIAN SUB BAGIAN KEUANGAN DAN PROGRAM Hj. RINA INDRISARI NUGRAHA, SIP TINI KADARUSTINI.S.Sos, M.A.P NIP KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL I. MEDIATOR: BIDANG PELATIHAN DAN PRODUKTIVITAS KERJA KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL BIDANG PENEMPATAN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI R.PONNY SURYANI, SH BIDANG PEMBINAAN HUBUNGAN INDUSTRIAL DAN JAMSOSTEK MARSANA.SH.M.Hum NIP BIDANG PENGAWASAN KETENAGAKERJAAN Drs. AMINUDIN., M.Si. NIP Drs. L.Muji Sancoyo. 2. Dra. Siti Hadidjadjah. II. PENGANTAR KERJA 1. Marsudi Sampoerno.SE 2. Asikin 3. Sugeng Supriyadi SEKSI PEMBINAAN LLK & PELATIHAN KERJA Ir. ASEP SARIFUDIN NIP SEKSI PENEMPATAN TENAGA KERJA DAN PERLUASAN KERJA HENDRY HENDARMAN, SE NIP SEKSI PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN H.I. dan JAMSOSTEK DEDE SUKADIS, SH NIP SEKSI PENGAWASAN NORMA KERJA AGUS SUPARMAN, S.Sos., M.Si. NIP III. PENGAWASAN 4. M.Suryahadi.SH 5. Mochamasd Subki. 6. Harun AlRasyid 7. Aan Setiana 8. Sri Astrid 9. Dandhi Sundhani 10. Rico Prastawa Adi 11. Prihastuti 12. Hasani. 13. Elia Niati 14. Agung Mulyadi 15. Hadi hanibal 16. Heru Sarwono Muslim SEKSI STANDARISASI KOMPETENSI KERJA MAMAN BASTAMAN, BA NIP SEKSI PENGEMBANGAN TRANSMIGRASI DRS AGUS MUSLIH.BA NIP KEPALA UPTD HYPERKES DRA. SALAMATUL AFIYAH.M.Si NIP SEKSI PENYELESAIAN PERSELISIHAN HUBUNGAN INDUSTRIAL R.INDARTRIANNI, SH NIP KEPALA UPTD BLK Ir. RUSTAMAN NIP SEKSI PENGAWASAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA Drs. Hermawan - KABAG TU UPTD HYPERKES Sudariyati.SH.M.Si KABAG TU UPTD BLK DIAH MUTIARAWATI.S.ST NIP

5 Sesuai struktur organisasi tersebut di atas, berdasarkan Peraturan Walikota Bandung Nomor 475 Tahun 2008 tentang Rincian Tugas Pokok dan Fungsi Satuan Organisasi pada Dinas Daerah Kota Bandung, Tugas pokok dan fungsi Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung sebagai berikut : Tugas pokok melaksanakan urusan pemerintahan di bidang ketenagakerjaan dan ketransmigrasian berdasarkan asas otonomi dan pembantuan Fungsi Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud, Dinas Tenaga Kerja mempunyai fungsi : a. Perumusan kebijakan teknis lingkup pelatihan dan produktivitas kerja, penempatan kerja dan transmigrasi, pembinaan hubungan industrial dan jaminan sosial ketenagakerjaan, serta pengawasan ketenagakerjaan; b. Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum di bidang pelatihan dan produktivitas kerja, penempatan kerja dan transmigrasi, pembinaan hubungan industrial dan jaminan sosial ketenagakerjaan, serta pengawasan ketenagakerjaan; c. Pembinaan dan pelaksanaan di bidang pelatihan dan produktivitas kerja, penempatan kerja dan transmigrasi, pembinaan hubungan industrial dan jaminan sosial ketenagakerjaan, serta pengawasan ketenagakerjaan; d. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan Walikota sesuai dengan tugas dan fungsinya; e. Pembinaan, monitoring, evaluasi dan laporan penyelenggaraan kegiatan Dinas Isu Strategis Isu strategis adalah permasalahan utama yang disepakati untuk dijadikan prioritas penanganan selama kurun waktu 5 (lima) tahun mendatang, Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 03 Tahun 2014 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Bandung Tahun menetapkan 9 (sembilan) isu strategis Kota Bandung, sebagai berikut : 1. Lingkungan Hidup; 2. Infrastruktur; 10

6 3. Pengembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi; 4. Pemberdayaan Masyarakat dan Ketahanan Keluarga; 5. Penanggulangan Kemiskinan, Permasalahan Sosial dan Pengangguran; 6. Pendidikan dan Kebudayaan; 7. Kesehatan; 8. Reformasi Birokrasi dan Tata Kelola; dan 9. Iklim Usaha, Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. Isu strategis yang terkait tugas pokok dan fungsi Dinas Tenaga Kerja adalah isu strategis ke-5 (kelima) yaitu Penanggulangan Kemiskinan, Permasalahan Sosial dan Pengangguran. Walaupun capaian kinerja sasaran meningkatnya kesempatan kerja pada tahun ini melebihi target, namun tidak dapat disangkal bahwa jumlah penganggur jumlahnya masih banyak. Tahun 2014 tingkat pengangguran di Kota Bandung mencapai 8,05%. Nilai ini jauh lebih besar bila dibandingkan dengan tingkat pengangguran terbuka (TPT) Nasional Agustus 2014, menurut Kepala BPS Suryamin adalah sebesar 5,94%. Jika dibandingkan dengan Agustus 2013, tingkat pengangguran terbuka mengalami penurunan dari 6,17% menjadi 5,94%. (BPS Pusat), sedangkan Tingkat Pengangguran Terbuka Kota Bandung Tahun 2013 sebesar 10,98%. Permasalahan utama (strategic issued) di bidang ketenagakerjaan adalah masih tingginya angka pengangguran di Kota Bandung, penyebabnya meningkatnya warga luar yang datang ke Bandung tanpa memiliki keterampilan khusus, selain itu tingkat persaingan kerja tinggi, dan terbatasnya ketersediaan lapangan kerja baru juga memberikan kontribusi pada lambatnya penyerapan tenaga kerja. Penanganan permasalahan tersebut pada prinsipnya merupakan tanggungjawab bersama, melibatkan hampir seluruh SKPD, baik dari bidang ekonomi, sosial, budaya, pendidikan dan kesehatan. Dari permasalahan tersebut di atas hasil evaluasi dan pemantaun secara mendalam Isu Strategis Urusan Ketenagakerjaan adalah : 1. Ketidaksesuaian antara kualifikasi jabatan lowongan kerja dengan bakat, minat, dan kemampuan pencari kerja; 2. Terbatasnya kesempatan kerja yang tersedia; 11

7 3. Tingginya pelanggaran norma ketenagakerjaan, dan meningkatnya kasus perselisihan hubungan industrial; 4. Kurangnya minat masyarakat untuk bertransmigrasi; 5. Masih kurang maksimalnya pelayanan publik Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung. Strategi Urusan Ketenagakerjaan yang disusun untuk mencapai misi 4 RPJMD Kota Bandung difokuskan pada 4 (empat) aspek utama adalah : 1. Pemberian kesempatan memperoleh pelatihan, peningkatan kompetensi kerja dan produktivitas tenaga kerja; 2. Mengupayakan hubungan industrial harmonis, dinamis dan berkeadilan, kelangsungan usaha serta peningkatan kesejahteraan pekerja dalam mewujudkan kesadaran dan kepatuhan pengusaha dan pekerja dalam melaksanakan peraturan perundang-undangan ketenagakerjaanmengupayakan penciptaan lapangan pekerjaan baru; 3. Peningkatan minat masyarakat untuk bertransmigrasi; 4. Meningkatkan efektifitas dan kualitas kinerja SKPD Landasan Hukum Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung ini disusun berdasarkan : a. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah; b. Undang Undang Nomor 13 Tahun 2003, tentang Ketenagakerjaan; c. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah; d. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2007 tentang Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota; e. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah; f. Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 18 Tahun 2002, tentang Penyelenggaraan Ketenagakerjaan; g. Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 08 Tahun 2007 tentang Urusan Pemerintahan Daerah Kota Bandung; h. Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 13 Tahun 2007 Pembentukan tentang Pembentukan dan Susunan Organisasi Dinas Daerah Kota Bandung; 12

8 i. Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 08 Tahun 2008 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kota Bandung Tahun ; j. Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 03 Tahun 2014 tentang tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Bandung Tahun ; k. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Ruang Lingkup, dan Sistematika Ruang lingkup Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung Tahun 2014 adalah : 1. Dokumen Perjanjian Kinerja Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung Tahun 2014; 2. Tujuan, Sasaran, Strategi dan Arah kebijakan yang tercantum dalam Renstra SKPD Tahun ; 3. Pencapaian Tujuan dan Sasaran Renstra SKPD Tahun ; 4. Realisasi Pencapaian Indikator Kinerja Utama Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung; 5. Perbandingan capaian indikator kinerja empat tahun ke belakang dengan target kinerja yang direncanakan Sistematika Sistematika Penulisan Laporan Kinerja Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung Tahun 2014 sebagai berikut : Ringkasan Eksekutif Berisi ringkasan pencapaian kinerja/tujuan dan sasaran Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung Tahun 2014 BAB I Pendahuluan Menguraikan tentang Gambaran Umum Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung, stuktur organisasi & tugas dan fungsi, isu strategis, landasan hukum penyusunan, dan sistematika penyusunan LKIP. 13

9 BAB II Perencanaan Kinerja BAB III Akuntabilitas Kinerja BAB IV Penutup Lampiran Menguraikan tentang Perencanaan strategis sebelum reviu dan setelah reviu Menguraikan tentang pengukuran kinerja, capaian kinerja, evaluasi dan analisis capaian kinerja, informasi keuangan yang terkait dengan pencapaian kinerja. Penutup Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP) Tahun 2014 Berisi lampiran hasil pengukuran kinerja Pemerintah Kota Bandung Tahun 2014, dan lampiran lainnya. 14

10 BAB II PERENCANAAN KINERJA Penyusunan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP) Tahun 2014 ini, mengacu pada Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas laporan Kinerja Instansi Pemerintah Indikator Kinerja Utama Salah satu upaya untuk memperkuat akuntabilitas dalam penerapan tata pemerintahan yang baik di Indonesia diterbitkannya Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor: PER/09/M.PAN/5/2007 tentang Pedoman Umum Penetapan Indikator Kinerja Utama di Lingkungan Instansi Pemerintah, Indikator Kinerja Utama merupakan ukuran keberhasilan dari suatu tujuan dan sasaran strategis instansi pemerintah. Mengacu pada Keputusan Walikota Bandung tentang Indikator Kinerja Utama Kota Bandung Tahun , setelah melakukan reviu atas Rencana Strategis Tahun diterbitkan Keputusan Kepala Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung Nomor 800/2147-DISNAKER tentang Penetapan Indikator Kinerja Utama (IKU) Perubahan Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung Tahun Reviu memperhatikan capaian kinerja, permasalahan dan isu-isu strategis yang sangat mempengaruhi keberhasilan suatu organisasi. Adapun penetapan target Indikator Kinerja Utama Urusan Ketenagakerjaan Kota Bandung Tahun 2014 yang ditetapkan dengan Keputusan Walikota adalah sebagai berikut: Tabel 2.1 Target Indikator Kinerja Utama Kota Bandung Urusan Ketenagakerjaan No. Indikator Kinerja Utama Satuan Target 1. Tingkat Pengangguran Terbuka Persen 10,78% 2. Penciptaan Lapangan Pekerjaan Baru Loker Penciptaan Wirausaha Baru WUB Sumber Data : RPJMD Kota Bandung Tahun

11 Indikator Kinerja Utama RENSTRA Tahun Sebelum Reviu Indikator Kinerja Utama urusan ketenagakerjaan dan ketransmigrasian Sebelum Reviu mengacu pada IKU Kota Bandung Tahun ditetapkan sebagai berikut : Tabel 2.2 Indikator Kinerja Utama RENSTRA Tahun Sebelum Reviu INDIKATOR KINERJA SATUAN KONDISI AWAL RENSTRA (2013) TARGET KINERJA PADA TAHUN 2014 (1) (2) (3) (4) 1. Rasio Tenaga Kerja Yang Mendapatkan Pelatihan Kerja 2. Tin gkat Pengangguran Terbuka 3. Me nciptakan lapangan pekerjaan baru 4. Ju mlah penempatan tenaga kerja 5. Pen ciptaan Wirausaha Baru 6. Ras io penyelesaian kasus perselisihan hubungan industrial, selesai melalui Perjanjian Bersama (PB) % 43,00 50,00 % 8,95 10,78 Loker % 14,05 14,22 Orang % 61,32 55,00 7. Jumlah calon Transmigran KK 3 KK 8 KK 8. Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) Hasil kajian IKM 9. Nilai Evaluasi AKIP Penilaian AKIP Inspektorat/ Menpan Baik 65 (Baik) Baik 65 (Baik) 10. Prosentase Temuan Pengelolaan Anggaran BPK/Inspektorat yang ditindaklanjuti 11. Prosentase Tertib Administrasi barang/asset daerah ditindaklanjuti % % Reviu Indikator Kinerja Utama Setelah Reviu Pada tanggal 20 Pebruari sampai dengan 19 Maret Bagian ORPAD&RB (Organisasi dan Pendayagunaan Aparatur Daerah dan Reformasi Birokrasi) Sekretariat Kota Bandung melaksanakan Reviu IKU RENSTRA SKPD, asistensi dilakukan Tim Reviu Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia. Hasilnya atau rekomendasi Tim Menpan sebagai berikut : 16

12 Tabel 2.3 Rincian Target Indikator Kinerja Utama Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung Hasil Reviu Tahun 2014 INDIKATOR KINERJA SATUAN KONDISI AWAL TARGET KINERJA PADA TAHUN HASIL REVIU TAHUN 2015 KONDISI AKHIR RENSTRA RENSTRA (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) 1. Tingkat Pengangguran Terbuka % 10,98 10,78 10,55 10,36 10,17 10,00 10,00 2. Prosentase Tenaga Kerja Yang Kompeten % -- 81,23 68,02 68,06 68,08 68,10 68,10 3. Jumlah Calon Wirausaha Baru 0rang umlah Lowongan Pekerjaan Baru Loker rosentase Pencari Kerja terdaftar yang ditempatkan % 14,05 14,22 42,44 43,16 44,43 44,88 44,88 6. rosentase Perusahaan yang berkasus tentang ketenagakerjaan 7. rosentase Kasus yangdiselesaikan melalui Perjanjian Bersama (PB) 8. Prosentase pekerja/buruh yang menjadi peserta program Jamsostek % -- 5,51 4,76 4,53 4,31 4,09 4,09 % 61,32 55,00 56,00 57,00 58,00 58,00 58,00 % 27,67 72,33 73,70 76,90 79,19 82,97 82,97 9. Jumlah Perusahaan Yang Melaksanakan Wajib Lapor Ketenagakerjaan Perusah aan Jumlah Calon Transmigran Terseleksi Jiwa Sumber Data : Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung Tahun 2014 Indikator kinerja hasil REVIU tersebut di atas tetap konsisten mengacu dan masih selaras dengan Target RPJMD Kota Bandung Rencana Strategis Rencana Strategis Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung dari tahun ditetapkan dengan Surat Keputusan Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung Nomor 800/482/SK/DISNAKER/2014 tentang Rencana Strategis Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung Tahun

13 Renstra Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung ditujukan untuk mewujudkan visi dan misi daerah sebagaimana telah ditetapkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Bandung Tahun Rencana Strategis Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung disusun selaras dengan Renstra Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI, dan Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Jawa Barat sebagai suatu sistem perencanaan pembangunan nasional, secara simultan sesuai proses tahapan penyusunan RPJMD Kota Bandung Tahun yang diawali pelaksanaan Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) RPJMD, dan Forum SKPD. Renstra Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung merupakan hasil kesepakatan bersama antara Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung dan stakeholder yang berkaitan dengan urusan ketenagakerjaan dan ketransmigrasian. Berikut Renstra Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung Sebelum dan Setelah dilakukan Reviu : Visi Visi adalah gambaran kondisi ideal yang diinginkan pada masa mendatang oleh pimpinan dan seluruh staf Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung. Visi tersebut mengandung makna bahwa Kota Bandung dengan potensi, keragaman dan kompleksitas masalah yang tinggi, harus mampu dibangun menuju Bandung sebagai Kota Jasa yang Bermartabat. Visi Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung Tahun adalah: Terwujudnya Penyelenggara Ketenagakerjaan terbaik Misi Dalam upaya mewujudkan Visi Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung Tahun tersebut diatas dilaksanakan Misi sebagai berikut : 18

14 Sebelum Reviu : 1. Meningkatkan kompetensi dan produktifitas tenaga kerja; 2. Meningkatkan kesempatan kerja; 3. Meningkatkan perlindungan dan pengembangan lembaga ketenagakerjaan; 4. Meningkatkan penempatan transmigrasi; 5. Meningkatkan kualitas kinerja dengan prinsip tata kelola kepemerintahan yang baik (good governance). Setelah Reviu : 1. Meningkatkan kompetensi dan produktifitas tenaga kerja dalam upaya peningkatan kesempatan kerja; 2. Meningkatkan Perlindungan Ketenagakerjaan; 3. Meningkatkan minat bertransmigrasi; 4. Meningkatkan Kualitas Kinerja dengan Prinsip Tata Kelola Kepemerintahan yang Baik (good governance) Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah Pelayanan Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung Tahun Sebelum dan Setelah REVIU Tahun 2015 Tujuan ditetapkan mengacu kepada pernyataan visi dan misi serta didasarkan pada analisa isu-isu strategis. Tujuan Strategis sebelumnya tidak mempunyai indicator kinerja, namun setelah dilakukan Pra Evaluasi Tim Kemmenpan Tujuan Strategis diharuskan mempunyai indikator sebagaimana tertuang pada halaman berikut. Sasaran adalah hasil yang akan dicapai secara nyata oleh Instansi Pemerintah dalam rumusan yang lebih spesifik, terukur, dalam kurun waktu yang lebih pendek dari tujuan. Sasaran diupayakan untuk dapat dicapai dalam kurun waktu tertentu / tahunan secara berkesinambungan sejalan dengan tujuan yang telah ditetapkan. berikut di bawah ini tujuan, sasaran, indikator kinerja, dan target lima tahunan sebelum dan setelah REVIU: 19

15 Tabel 2.4. Tujuan, Indikator Tujuan, Sasaran, dan Indikator Sasaran Jangka Menengah Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung Tahun (SEBELUM DAN SETELAH REVIU TAHUN 2015) NO SASARAN TUJUAN INDIKATOR SEBELUM REVIU SETELAH REVIU TUJUAN SEBELUM REVIU SETELAH REVIU SASARAN INDIKATOR KINERJA SASARAN INDIKATOR KINERJA (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) 1. Menyiapkan tenaga kerja yang kompeten, produktif 1. Tingkat Pengangguran Menurunnya Tingkat Pengangguran Terbuka 1. Tingkat Pengangguran Terbuka sesuai dengan Terbuka -- perkembangan pasar 1. Rasio Tenaga Kerja 2. Meningkatnya 2. Prosentase Tenaga Kerja Yang kerja; Terampil dan Produktif Kompetensi Tenaga Kerja Kompeten Menyiapkan tenaga kerja yang kompeten, produktif sesuai dengan perkembangan pasar kerja; 1. Menyiapkan tenaga kerja yang kompeten, produktif sesuai dengan perkembangan pasar kerja dalam Upaya Peningkatan penempatan tenaga kerja, dan perluasan kesempatan kerja 1. Peningkatan Kualitas Sumber Daya Manusia Tenaga Kerja 2. Peningkatan Penempatan Kerja dan Perluasan Kesempatan Kerja 2. Tingkat Pengangguran Terbuka 3. Rasio Jumlah Penempatan Tenaga Kerja Terdaftar 4. Lapangan Pekerjaan Baru 3. Meningkatnya Penempatan Tenaga Kerja 3. Jumlah Calon Wirausaha Baru 4. Jumlah Lowongan Pekerjaan Baru 5. Prosentase Pencari Kerja terdaftar yang ditempatkan 5. Wira Usaha Baru 2. Meningkatkan kesejahteraan tenaga kerja dan pelayanan penyelesaian kasus PHI/PHK dalam upaya melaksanakan perlindungan tenaga kerja; 2. Meningkatkan Perlindungan Ketenagakerjaan 2. Perusahaan Zero Acident (Nol Kecelakaan Kerja) 3. Peningkatan Pembinaan Hubungan Industrial dan Perlindungan Tenaga Kerja, Keselamatan dan Kesehatan Kerja 6. Rasio Penyelesaian Kasus Perselisihan Hubungan Industrial, selesai Perjanjian Bersama (PB) 4. Meningkatnya Perlindungan Ketenagakerjaan 6. Prosentasi Perusahaan Yang Berkasus tentang Ketenagakerjaan 7. Prosentase Kasus yang diselesaikan melalui Perjanjian Bersama (PB) 8. Prosentase pekerja/buruh yang menjadi peserta program Jamsostek 9. Jumlah Perusahaan yang melaksanakan Peraturan Ketenagakerjaan 10. Jumlah Perusahaan Yang Melaksanakan Wajib Lapor Ketenagakerjaan 20

16 3. Meningkatkan penempatan transmigrasi; 3. Meningkatkan Minat Masyarakat Untuk Bertransmigrasi; 3. Jumlah Calon Transmigran Siap diberangkatkan 4. Peningkatan Lokasi dan Penempatan Transmigrasi 7. Jumlah calon transmigran yang siap diberangkatkan 5. Meningkatnya Minat Bertransmigrasi 11. Jumlah Calon Transmigran Terseleksi 4. Meningkatkan Kualitas Kinerja dengan prinsip good governance di lingkungan Dinas Tenaga Kerja. 4. Meningkatkan Kualitas Kinerja dengan Prinsip Good Governance di Lingkungan Dinas Tenaga Kerja. 4. Nilai Evaluasi AKIP 5. Meningkatnya Kapasitas Akuntabilitas Kinerja Birokrasi. 8. Nilai Evaluasi AKIP 6. Meningkatnya 9. Prosentase Temuan Kapasitas dan Pengelolaan Anggaran Akuntabilitas Kinerja BPK/Inspektorat yang Birokrasi ditindaklanjuti 10. Prosentase Tertib Administrasi barang/asset daerah ditindaklanjuti 12. Nilai Evaluasi AKIP 13. Prosentase Temuan BPK /Inspektorat yang ditindaklanjuti 6. Terwujudnya Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik; 11. Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) 7. Terwujudnya Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik 14. IKM 21

17 Tabel 2.5 Tujuan, Indikator Tujuan Jangka Menengah Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung Tahun (SEBELUM DAN SETELAH REVIU TAHUN 2015) NO. TUJUAN KONDISI TARGET KINERJA PADA TAHUN INDIKATOR SATUAN AWAL SEBELUM REVIU SETELAH REVIU TUJUAN RENSTRA KONDISI AKHIR RENSTRA (1) (2) (3) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) 1. Menyiapkan tenaga kerja yang kompeten, produktif sesuai dengan perkembangan pasar kerja; 2. Meningkatkan penempatan tenaga kerja, dan perluasan kesempatan kerja; 3. Meningkatkan kesejahteraan tenaga kerja dan pelayanan penyelesaian kasus PHI/PHK dalam upaya melaksanakan perlindungan tenaga kerja; 4. Meningkatkan penempatan transmigrasi; Meningkatkan kualitas kinerja dengan prinsip good governance di lingkungan Dinas Tenaga Kerja. Menyiapkan tenaga kerja yang kompeten, produktif sesuai dengan perkembangan pasar kerja dalam Upaya Peningkatan penempatan tenaga kerja, dan perluasan kesempatan kerja; Meningkatkan Perlindungan Ketenagakerjaan; Meningkatkan Minat Masyarakat Untuk Bertransmigrasi; Meningkatkan Kualitas Kinerja dengan Prinsip Good Governance di Lingkungan Dinas Tenaga Kerja. Tingkat Pengangguran Terbuka Perusahaan Zero Acident (Nol Kecelakaan Kerja) Jumlah Calon Transmigran Siap Diberangkatkan Nilai Evaluasi AKIP % 10,98 10,78 10,55 10,36 10,17 10,00 10,00 Perusaha an KK 3 KK 8 KK 10 KK 10 KK 11 KK 12 KK 51 KK Nilai 64,16 64,29 65,00 67,00 68,00 69,00 69,00 22

18 Tabel 2.6 Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung Tahun (SEBELUM REVIU) KONDISI TARGET KINERJA PADA TAHUN NO TUJUAN SASARAN INDIKATOR KINERJA SATUAN AWAL RENSTRA KONDISI AKHIR RENSTRA (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) 1. Menyiapkan tenaga kerja yang kompeten, produktif sesuai perkembangan pasar kerja; Peningkatan Kualitas SDM Tenaga Kerja Rasio Tenaga Kerja terampil dan produktif % 39,00% 50,00% 50,99% 52,00% 53,00% 54,01% 39,00% 2. Meningkatkan penempatan tenaga kerja, dan perluasan kesempatan kerja; Peningkatan Penempatan Kerja dan Perluasan Kesempatan Kerja Tingkat Pengangguran Terbuka 8,95% 10,78% 10,55% 10,36% 10,17% 10,00% 10,00% 8,95% Rasio Jumlah Penempatan Tenaga % 14,05 14,22 42,44 43,16 44,43 44,88 44,88 Kerja Terdaftar Wira Usaha Baru 0rang Lapangan Pekerjaan Baru Loker Meningkatkan kesejahteraan tenaga kerja dan pelayanan penyelesaian kasus PHI/PHK dalamupaya melaksanakan perlindungan tenaga kerja; 4. Meningkatkan penempatan transmigrasi; 5. Meningkatkan kualitas kinerja dengan prinsip good governance di lingkungan Disnaker Peningkatan pembinaan hubungan industrial dan perlindungan tenaga kerja, keselamatan dan kesehatan kerja Peningkatan lokasi dan penempatan transmigrasi Meningktanya kapasitas akuntabilitas kinerja birokrasi Terwujudnya peningkatan kualitas pelayanan publik Prosentase Kasus yangdiselesaikan melalui Perjanjian Bersama (PB) % 61,32 55,00 56,00 57,00 58,00 58,00 58,00 Jumlah Pemberangkatan Transmigran Jiwa 3 KK 8 KK 10 KK 10 KK 11 KK 12 KK 51 KK Penilaian AKIP Menpan/Inspektorat Nilai Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Prosentase Temuan Pengelolaan Anggaran BPK/Inspektorat yang ditindaklanjuti Prosentasi Tertib Administrasi barang/aset daerah ditindaklanjuti % 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% % 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% Hasil Survey IndeksMasyarakat (IKM) Nilai Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik 23

19 Tabel 2.7. Tujuan, Sasaran, dan Indikator Sasaran Jangka Menengah Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung Tahun (SETELAH REVIU TAHUN 2015) NO TUJUAN SASARAN INDIKATOR KINERJA SATUA N KONDISI AWAL RENSTRA TARGET KINERJA PADA TAHUN (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) 1. Menyiapkan tenaga kerja yang kompeten, produktif sesuai dengan perkembangan pasar kerja dalam Upaya Peningkatan penempatan tenaga kerja, dan perluasan kesempatan kerja; 1. Menurunnya Tingkat Pengangguran Terbuka 2. Meningkatnya Kompetensi Tenaga Kerja 3. Meningkatnya Penempatan Tenaga Kerja 1. Tingkat Pengangguran Terbuka 2. Prosentase Tenaga Kerja Yang Kompeten 3. Jumlah Calon Wirausaha Baru 4. Jumlah Lowongan Pekerjaan Baru 5. Prosentase Pencari Kerja terdaftar yang ditempatkan KONDISI AKHIR RENSTRA % 10,98 10,78 10,55 10,36 10,17 10,00 10,00 % -- 81,23 68,02 68,06 68,08 68,10 68,10 0rang Loker % 14,05 14,22 42,44 43,16 44,43 44,88 44,88 2. Meningkatkan Perlindungan Ketenagakerjaan; 4. Meningkatnya Perlindungan Ketenagakerjaan 6. Prosentasi Perusahaan Yang Berkasus tentang Ketenagakerjaan 7. Prosentase Kasus yang diselesaikan melalui Perjanjian Bersama (PB) % -- 5,51 4,76 4,53 4,31 4,09 4,09 % 61,32 55,00 56,00 57,00 58,00 58,00 58,00 8. Prosentase pekerja/buruh yang menjadi peserta program Jamsostek % 27,67 72,33 73,70 76,90 79,19 82,97 82,97 9. Jumlah Perusahaan yang melaksanakan Peraturan Ketenagakerjaan Perusa haan Jumlah Perusahaan Yang Melaksanakan Wajib Lapor Ketenagakerjaan Perusa haan

20 3. Meningkatkan Minat Masyarakat Untuk Bertransmigrasi; 5. Meningkatnya Minat Bertransmigrasi 11. Jumlah Calon Transmigran Terseleksi Jiwa Meningkatkan Kualitas Kinerja dengan Prinsip Good Governance di Lingkungan Dinas Tenaga Kerja. 6. Meningkatnya Kapasitas dan Akuntabilitas Kinerja Birokrasi 12. Nilai Evaluasi AKIP 13. Prosentase Temuan BPK /Inspektorat yang ditindaklanjuti Nilai 64,16 64,29 65,00 67,00 68,00 69,00 69,00 % Terwujudan Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik 14. IKM Nilai -- 62,00 62,51 65,00 67,50 70,00 70,00 25

21 Hasil REVIU IKU-RENSTRA Tujuan, Sasaran, Indikator, dan Target Kinerja RENSTRA : 1. Penggabungan tujuan 1 (satu) menyiapkan tenaga kerja yang kompeten, produktif sesuai perkembangan pasar kerja dengan tujuan 2 (dua) meningkatkan penempatan tenaga kerja, dan perluasan kesempatan kerja menjadi 1 (satu) tujuan, yaitu Menyiapkan tenaga kerja yang kompeten, produktif sesuai dengan perkembangan pasar kerja dalam upaya peningkatan penempatan tenaga kerja, dan perluasan kesempatan kerja setelah dikaji lebih mendalam merupakan satu kesatuan arah, maksudnya adalah ketika meningkat kompetensi tenaga kerja, penempatan atau peluang kerja pun akan meningkat; Tujuan di atas, semula masing-masing hanya 1 (satu) sasaran, yaitu untuk nomor 1 : Peningkatan Kualitas SDM Tenaga Kerja dan nomor 2: Peningkatan Penempatan Kerja dan Perluasan Kesempatan Kerja, setelah REVIU menjadi 3 (tiga), yaitu: 1. Menurunnya Tingkat Pengangguran Terbuka; 2. Meningkatnya Kompetensi Tenaga Kerja; 3. Meningkatnya Penempatan Tenaga Kerja. Menurunnya Tingkat Pengangguran Terbuka, semula hanya indikator dari Tujuan 2, setelah dilakukan REVIU indikator tersebut harus naik menjadi sasaran karena merupakan target RPJMD yang pencapaiannya melibatkan SKPD terkait yang membidangi investasi, ekonomi, dan sumber daya manusia. Sasaran Meningkatnya Kompetensi Tenaga Kerja lebih tepat digunakan, untuk mengukur berapa rasio tenaga kerja yang kompeten terdaftar, ditambah dengan pengujian sertifikasi peserta latihan yang dilakukan Dinas Tenaga Kerja, karena sasaran awal Peningkatan Kualitas SDM Tenaga Kerja hanya mengukur rasio pelatihan dibanding dengan peserta latihan. selanjutnya sasaran ketiga tetap sama dengan IKU RENSTRA sebelum REVIU, dianggap sangat tepat untuk mengukur Tujuan nomor 1. Selanjutnya masing-masing sasaran di atas diukur dengan indikator : Tingkat Pengangguran Terbuka untuk sasaran 1; Prosentase Tenaga Kerja Yang Kompeten dan Jumlah Calon Wirausaha Baru indikator sasaran 2; Jumlah Lowongan Pekerjaan Baru dan Prosentase Pencari Kerja terdaftar yang ditempatkan merupakan indikator sasaran 3. Tingkat pengangguran terbuka otomatis menurun sebagai jika tersedia lowongan pekerjaan baru, dan tentunya harus terjadi penempatan tenaga kerja; penempatan tenaga kerja akan terjadi jika tenaga kerja mempunyai kompetensi sesuai kebutuhan pasar kerja, kemudian apabila tidak mendapatkan pekerjaan secara 27

22 formal, pencari kerja didorong agar menjadi wira usaha baru, dengan diikutsertakan dalam pelatihan calon wira usaha baru. 2. Tujuan sebelum REVIU Meningkatkan kesejahteraan tenaga kerja dan pelayanan penyelesaian kasus PHI/PHK dalam upaya melaksanakan perlindungan tenaga kerja kalimatnya disederhanakan cukup mencantumkan: Meningkatkan Perlindungan Ketenagakerjaan. Sasaran setelah REVIU menjadi 4 (empat) adalah : Prosentase Perusahaan yang berkasus tentang ketenagakerjaan; Prosentase pekerja/buruh yang menjadi peserta program Jamsostek; dan Jumlah Perusahaan Yang Melaksanakan Wajib Lapor Ketenagakerjaan; menambah sasaran baru, dimana sebelum REVIU hanya : Prosentase Kasus yang diselesaikan melalui Perjanjian Bersama (PB). Prosentase Perusahaan yang berkasus tentang ketenagakerjaan tujuannya untuk mengukur kemampuan kinerja Disnaker melalui penurunan rasio kasus yang masuk dari tahun ke tahun, dari sasaran tersebut ditindaklanjuti dengan penyelesaian kasus yang masuk melalui Perjanjian Bersama, indikator ini sangat sulit dicapai karena memerlukan waktu dan kemampuan maksimal para pejabat mediator. Sasaran Prosentase pekerja/buruh yang menjadi peserta program Jamsostek untuk mengukur tingkat kesejahteraan pekerja melalui kepesertaan program jamsostek, yaitu penjaminan kecelakaan kerja, penjaminan hari tua, dan penjaminan pensiun. Sasaran Jumlah Perusahaan Yang Melaksanakan Wajib Lapor Ketenagakerjaan, adalah tahapan awal untuk mengukur kepatuhan perusahaan terhadap peraturan perundang-undangan ketenagakerjaan, khusus kepatuhan terhadap Undang-Undang Nomor 17 Tahun 1981 tentang Wajib Lapor Ketenagakerjaan, yang didalamnya mewajibkan perusahaan melaporkan atas ketaatannya terhadap 33 (tigapuluh tiga) norma ketenagakerjaan. 3. Meningkatkan penempatan transmigrasi adalah tujuan sebelum REVIU. Penempatan Transmigrasi merupakan kewenangan pemerintah pusat, tidak dapat dijadikan sasaran pemerintah daerah, tercapai tidaknya sasaran tersebut tergantung pada kebijakan pusat, maka tujuan yang tepat setelah REVIU menjadi : Meningkatkan Minat Masyarakat Untuk Bertransmigrasi ; dan Sasaran meningkatnya minat bertransmigrasi indikatornya jumlah calon transmigran terseleksi 28

23 4. Tujuan Meningkatkan kualitas kinerja dengan prinsip good governance di lingkungan Disnaker dengan sasaran : Meningkatnya Kapasitas dan Akuntabilitas Kinerja Birokrasi; dan Terwujudnya Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik. Setelah di Reviu masih tetap, hanya indikatornya dari 4 (empat) menjadi 3 (tiga) yaitu Nilai Evaluasi AKIP, Prosentase Temuan BPK/Inspektorat Yang Ditindaklanjuti, dan Nilai IKM. 5. Kemudian pada tanggal 24 Juni 2015 dilakukan Pra Evaluasi SAKIP dimana dari pihak Tim Evaluator Kemmenpan menyarankan adanya Indikator Tujuan sebagaimana dan sudah tercantum dalam tabel di atas Strategi dan Arah Kebijakan Mewujudkan sasaran yang hendak dicapai harus dipilih strategi yang tepat agar sasaran dapat tercapai.strategi Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung mencakup penentuan kebijakan, program dan kegiatan. Kebijakan pada dasarnya merupakan ketentuan-ketentuan yang telah disepakati pihak-pihak terkait yang ditetapkan untuk dijadikan pedoman, pegangan atau petunjuk pelaksanaan program dan kegiatan demi tercapai kelancaran dan keterpaduan sebagai upaya mencapai sasaran yang telah ditetapkan. Program adalah kumpulan kegiatan-kegiatan nyata, sistematis dan terpadu dalam rangka mencapai tujuan dan sasaran. Kegiatan merupakan penjabaran lebih lanjut dari suatu program sebagai arah dari pencapaian sasaran kinerja yang memberikan kontribusi bagi pencapaian tugas pokok dan fungsi. Kegiatan berdimensi waktu tidak lebih dari satu tahun. Kegiatan merupakan aspek operasional/kegiatan nyata dari suatu rencana kinerja yang berturut-turut diarahkan untuk mencapai sasaran. Dalam rangka efektivitas, efisiensi, dan akuntabilitas penyelenggaraan tugas pokok urusan pemerintahan daerah bidang ketenagakerjaan dan ketransmigrasian, Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung mempedomani dokumen perencanaan : 1. RPJMD Kota Bandung Tahun ; 2. Rencana Strategis Reviu Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung Tahun ; 3. Perjanjan Kinerja Reviu Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung Tahun Strategi dan Arah Kebijakan Tahun urusan Ketenagakerjaan dan Ketransmigrasian sebelum dan setelah di-reviu adalah : 29

24 Tabel Strategis dan Arah Kebijakan Sebelum dan Setelah REVIU Strategi Arah Kebijakan Sebelum Reviu Setelah Reviu Sebelum Reviu Setelah Reviu 1. Pelatihan calon wira usaha baru dan uji kompetensi tenaga kerja, dan penyiapan lowongan pekerjaan baru, serta perlindungan ketenagakerjaan 2. Pemberian kesempatan memperoleh pelatihan, peningkatan kompetensi kerja dan produktivitas tenaga kerja; 3. Mengupayakan perluasan kesempatan memperoleh pekerjaan, dan fasilitasi terciptanya perluasan kerja; 4. Mengupayakan hubungan industrial harmonis, dinamis, berkeadilan, dan meningkatnya kesejahteraan pekerja; dan mewujudkan kesdaran dan kepatuhan pengusaha danpekerja dalammelaksanakan peraturan perundangundangan ketenagakerjaan Pemberian kesempatan memperoleh pelatihan, peningkatan kompetensi kerja dan produktivitas tenaga kerja dalam upaya perluasan kesempatan memperoleh pekerjaan, dan perlindungan ketenagakerjaan Pemberian kesempatan memperoleh pelatihan, peningkatan kompetensi kerja dan produktivitas tenaga kerja; Mengupayakan perluasan kesempatan memperoleh pekerjaan, dan fasilitasi terciptanya perluasan kerja; Mengupayakan hubungan industrial harmonis, dinamis dan berkeadilan, kelangsungan usaha serta peningkatan kesejahteraan pekerjadalam mewujudkan kesadaran dan kepatuhan pengusaha danpekerja dalam melaksanakan peraturan perundangundangan ketenagakerjaan Meningkatkan kompetensi tenaga kerja, penempatan dan perluasan kesempatan kerja, serta perlindungan tenaga kerja dalam upaya menurunkan tingkat pengangguran terbuka Meningkatkan kualitas, kompetensi dan produktivitas tenaga kerja, serta profesionalisme kepelatihan; Meningkatkan penempatan tenaga kerja, dan perluasan kesempatan kerja; Meningkatkan pembinaan, pengembangan lembaga ketenagakerjaan, dan penyelesaian perselisihan hubungan industrial, serta perlindungan tenaga kerja; Meningkatkan kualitas, kompetensi dan produktivitas tenaga kerja, profesionalisme kepelatihan, Peningkatan Penempatan dan perluasan Kerja, serta perlindungan ketenagakerjaan Meningkatkan kompetensi tenaga kerja, dan profesionalisme kepelatihan; Meningkatkan penempatan tenaga kerja, dan perluasan kesempatan kerja; Meningkatkan pembinaan, dan penyelesaian perselisihan hubungan industrial, serta pengawasan ketenagakerjaan; 5. Peningkatan jumlah lokasi penempatan transmigrasi, dan jumlah pemberangkatan transmigran. 6. Meningkatkan efektifitas dan kualitas kinerja SKPD. 7. Meningkatkan efektifitas dn kualitas pelayanan publik Peningkatan minat masyarakat untuk bertransmigrasi Meningkatkan efektifitas dan kualitas kinerja SKPD. Meningkatkan kerjasama antar daerah/penempatan transmigrasi, dan penyuluhan transmigrasi; Meningkatkan akuntabilitas kinerja SKPD Meningkatkan kualitas pelayanan publik Meningkatkan kerjasama antar daerah penempatan transmigrasi, dan penyuluhan transmigrasi Meningkatkan akuntabilitas kinerja SKPD. Meningkatkan kualitas pelayanan publik 30

25 Strategi dan Arah Kebijakan Kesatu didukung oleh semua program dan kegiatan Urusan Ketenagakerjaan dan Ketransmigrasian; Kedua dan ketiga dilaksanakan melalui program Peningkatan Kualitas dan Produktivitas Tenaga Kerja dan program Peningkatan Kesempatan Kerja yang merupakan tugas pokok dan fungsi Bidang Pelatihan dan Produktivitas Kerja dan UPT Balai Latihan Kerja, dan Bidang Penempatan Tenaga Kerja dan Transmigrasi; selanjutnya Strategi dan Arah Kebijakan Keempat dilaksanakan melalui program Perlindungan dan Pengembangan Lembaga Ketenagakerjaan, tugas pokok dan fungsi Bidang Pembinaan Hubungan Industrial dan Jamsostek,dan Bidang Pengawasan Ketenagakerjaan, serta UPT Hiperkes; Strategi dan Arah Kebijakan Kelima dilaksanakan melalui program Pengembangan Wilayah Transmigrasi; dan Program Transmigrasi Regional, pelaksananya adalah Seksi Transmigrasi di Bidang Penempatan Tenaga Kerja dan Transmigrasi; Strategi dan Arah Kebijakan Keenam dan Ketujuh leadernya adalah 5 Program Non Urusan yang merupakan tugas pokok dan fungsi Sekretariat Perjanjian Kinerja 2014 Penetapan Kinerja yang dituangkan dan ditandtangani dalam Perjanjian Kinerja antara Kepala SKPD dengan Walikota Bandung merupakan wahana proses yang akan memberikan perspektif mengenai apa yang ingin dihasilkan. Perencanaan kinerja yang dilakukan berguna untuk menyusun prioritas kegiatan yang dibiayai dari sumber dana terbatas. Fokus perencanaan kinerja diharapkan mengarah pada pengelolaan program kegiatan lebih baik, dan terarah. Penyusunan Perjanjian Kinerja Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung Tahun 2014 mengacu pada dokumen Renstra Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung Tahun , dokumen Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Tahun 2014 dokumen Rencana Kerja (Renja) Tahun 2014, dan dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) Tahun Perjanjian Kinerja sebelum dan setelah REVIU sebagai berikut : Tabel 2.9. Perjanjian Kinerja Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung Tahun 2014 (Sebelum Reviu) NO SASARAN INDIKATOR SASARAN SATUAN TARGET 1. Peningkatan kualitas sumberdaya manusia tenaga kerja; 1 Rasio Tenaga Kerja terampil dan produktif Persen 50,00% 2. Peningkatan penempatan kerja dan perluasan kesempatan kerja 2 Tingkat Pengangguran Terbuka Persen 10,78% 3 Lapangan PekerjaanBaru Loker Wira Usaha Baru Orang Tingkat penempatan pencari kerja Persen 14,22% 31

26 3. Peningkatan pembinaan hubungan industrial dan perlindungan tenaga kerja, keselamatan dan kesehatan kerja 4. Peningkatan lokasi dan penempatan transmigrasi 6 Rasio Penyelesaian kasus Perselsishan Hubungan Industrial, selesai melalui Perjanjian Bersama (PB) 7 Jumlah pemberangkatan Transmigran Persen 55,00% 8 KK 50,00% 5. Meningkatnya kapasitas akuntabilitas kinerja birokrasi 8 Nilai Evaluasi AKIP Kategori Baik 6. Meningkatnya kapasitas akuntabilitas kinerja birokrasi 9 Prosentase Temuan Pengelolaan Anggaran BPK/Inspektorat yang ditindaklanjuti 10 Prosentase Tertib Administrasi Barang/Aset Daerah Persen 100% Persen 100% 7. Terwujudnya peningkatan kualitas pelayanan publik 11 Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) Kategori Baik Setelah di REVIU dari jumlah enam sasaran (sasaran satu dan sasaran dua digabung) menjadi lima sasaran, dan dari sebelas indikator jumlahnya menjadi sepuluh indikator, sebagaimana di bawah ini : Tabel Perjanjian Kinerja Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung Tahun 2014 (Setelah Reviu Tahun 2015) NO. SASARAN INDIKATOR KINERJA SATUAN TARGET (1) (2) (3) (4) (5) 1. Menurunnya Tingkat Pengangguran Terbuka 1. Tingkat Pengangguran Terbuka % 10, Meningkatnya Kompetensi Tenaga Kerja Meningkatnya Penempatan Tenaga Kerja 4. Meningkatnya Perlindungan Ketenagakerjaan 5. Meningkatnya Minat Bertransmigrasi 2. Prosentase Tenaga Kerja Yang Kompeten % 81,23 3. Jumlah Calon Wirausaha Baru 0rang Jumlah Lowongan Pekerjaan Baru Loker Prosentase Pencari Kerja terdaftar yang ditempatkan 6. Prosentase Perusahaan yang berkasus tentang ketenagakerjaan 7. Prosentase Kasus yang diselesaikan melalui Perjanjian Bersama (PB) 8. rosentase pekerja/buruh yang menjadi peserta program Jamsostek 9. umlah Perusahaan Yang Melaksanakan Wajib Lapor Ketenagakerjaan 10. umlah Calon Transmigran Terseleksi % 14,22 % 5,51 % 55,00 % 72,33 Perusahaan Jiwa 60 32

27 6. Meningkatnya Kapasitas dan Akuntabilitas Kinerja Birokrasi ilai Evaluasi AKIP rosentase Temuan BPK /Inspektorat yang ditindaklanjuti Nilai 64,29 % Terwujudan Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik 13. KM Nilai 62,00 33

28 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 3.1. Capaian Kinerja Organisasi Pada sub bab ini disajikan capaian kinerja organisasi untuk setiap pernyataan kinerja sasaran strategis organisasi sesuai dengan hasil pengukuran kinerja organisasi. Untuk setiap pernyataan kinerja sasaran strategis tersebut dilakukan analisis capaian kinerja. Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung selaku pengemban amanah masyarakat melaporkan Akuntabilitas kinerja melalui penyajian Laporan Kinerja Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung yang dibuat sesuai ketentuan yang diamanatkan dalam Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, dan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. Laporan ini memberikan gambaran penilaian tingkat pencapaian target masing-masing indikator sasaran srategis yang ditetapkan dalam dokumen Renstra Tahun maupun Renja Tahun Kerangka Pengukuran Kinerja Pengukuran kinerja digunakan untuk menilai keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan program, sasaran yang telah ditetapkan dalam rangka mewujudkan Misi dan Visi Instansi Pemerintah. Pengukuran kinerja dilaksanakan sesuai dengan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan KInerja dan Tata Cara Reviu Atas laporan Kinerja Instansi Pemerintah Capaian indikator kinerja utama (IKU) dan capaian indikator kinerja strategis diperoleh berdasarkan pengukuran atas indikator kinerjanya masingmasing, sedangkan capaian kinerja sasaran diperoleh berdasarkan pengukuran atas indikator kinerja sasaran strategis, cara penyimpulan hasil pengukuran kinerja pencapaian sasaran strategis dilakukan dengan membuat capaian rata-rata atas capaian indikator kinerja sasaran. 34

29 Penilaian capaian kinerja didasarkan pada Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2013 tentang Perubahan Lampiran Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2012 tentang Petunjuk Pelaksanaan Evaluasi Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. Predikat nilai capaian kinerjanya sesuai dengan Silakip Online Kota Bandung, sebagai berikut : No. Prosentase Interpretasi n/a < 100 % = 100 % > 100 % Tidak Ada Target Tidak Tercapai Tercapai Melebihi Target Penetapan angka capaian kinerja terhadap hasil prosentase capaian indikator kinerja sasaran ditentukan oleh Silakip Kota Bandung yang dibangun oleh Bagian Organisasi Penertiban Aparatur Daerah dan Reformasi Birokrasi Sekretariat Kota Bandung, dengan kriteria n/a jika tidak ada target, dibawah 100% diinterpretasikan tidak tercapai, sama dengan 100 % interpretasi tercapai, dan di atas 100 % interpretasi melebihi target. Dalam laporan ini, Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung dapat memberikan gambaran penilaian tingkat pencapaian target kegiatan dari masing-masing kelompok indikator kinerja kegiatan, dan penilaian tingkat pencapaian target sasaran dari masing-masing indikator kinerja sasaran yang ditetapkan dalam dokumen Reviu Rencana Strategis Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung Tahun , dan Indikator Kinerja Utama Kota Bandung telah ditetapkan sesuai sasaran RPJMD dengan 2 (dua) indikator kinerja (outcomes) yang menjadi Indikator Kinerja Utama (IKU) Kota Bandung Urusan Ketenagakerjaan Tahun 2014 terdapat dalam Sasaran Misi 4 RPJMD , yaitu Tingkat Pengangguran Terbuka; dan Lapangan Pekerjaan Baru yang didasarkan pada Tujuan: Membangun Perekonomian Kota Yang Berkeadilan Sasaran: Meningkatkan Kesempatan Kerja. Hasil Pra Evaluasi yang dilaksanakan Tim Kemmenpan & RB pada tanggal 24 Juni 2015 disarankan adanya indikator kinerja tujuan yang merupakan sari atau resume dari indikator sasaran, dapat juga diambil dari indikator sasaran yang paling pokok, sebagai berikut : 35

30 Tabel 3.1. Tujuan, Indikator Tujuan Jangka Menengah Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung Tahun (SETELAH REVIU TAHUN 2015) NO. TUJUAN INDIKATOR TUJUAN SATU AN KONDISI AWAL RENSTRA TARGET KINERJA PADA TAHUN KONDISI AKHIR RENSTRA (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) 1. Menyiapkan tenaga kerja yang kompeten, produktif sesuai dengan perkembangan pasar kerja dalam Upaya Peningkatan penempatan tenaga kerja, dan perluasan kesempatan kerja 2. Meningkatkan Perlindungan Ketenagakerjaan 3. Meningkatkan Minat Masyarakat Untuk Bertransmigrasi 4. Meningkatkan Kualitas Kinerja dengan Prinsip Good Governance di Lingkungan Dinas Tenaga Kerja Tingkat Penganggura n Terbuka Perusahaan Zero Acident (Nol Kecelakaan Kerja) Calon Transmigran Siap diberangkatk an Nilai Evaluasi AKIP % 10,98 10,78 10,55 10,36 10,17 10,00 10,00 Perus ahaan KK Nilai 64,16 64,29 65,00 67,00 68,00 69,00 69,00 Untuk menunjang realisasi pencapaian target tersebut di atas, Renstra sebelum Reviu yang dituangkan pada Bab 2, Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung mempunyai 6 sasaran dan 11 indikator kinerja, setelah dilakukan reviu maka tersusun 7 sasaran dengan 13 indikator kinerja Rencana Strategis (RENSTRA) dengan rincian sebagai berikut : - Sasaran 1 terdiri dari 1 indikator - Sasaran 2 terdiri dari 2 indikator - Sasaran 3 terdiri dari 2 indikator - Sasaran 4 terdiri dari 4 indikator - Sasaran 5 terdiri dari 1 indikator - Sasaran 6 terdiri dari 2 indikator - Sasaran 7 terdiri dari 1 indikator 36

31 Sasaran dan indikator kinerja Renstra Dinas Tenaga Kerja setelah di-reviu oleh Tim Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, sebagaimana di bawah ini : Tabel 3.2. Sasaran dan Indikator Kinerja RENSTRA Setelah Reviu Tahun 2014 SASARAN INDIKATOR KINERJA (1) (2) 1. Menurunnya Tingkat Pengangguran Terbuka 2. Meningkatnya Kompetensi Tenaga Kerja 3. Meningkatnya Penempatan Tenaga Kerja 4. Meningkatnya Perlindungan Ketenagakerjaan 5. Meningkatnya Minat Bertransmigrasi 6. Meningkatnya Kapasitas dan Akuntabilitas Kinerja Birokrasi 7. Terwujudan Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik 1. Tingkat Pengangguran Terbuka 2. Prosentase Tenaga Kerja Yang Kompeten 3. Jumlah Calon Wirausaha Baru 4. Jumlah Lowongan Pekerjaan Baru 5. Prosentase Pencari Kerja terdaftar yang ditempatkan 6. Prosentase Perusahaan yang berkasus tentang ketenagakerjaan 7. Prosentase Kasus yang diselesaikan melalui Perjanjian Bersama (PB) 8. Prosentase pekerja/buruh yang menjadi peserta program Jamsostek 9. Jumlah Perusahaan Yang Melaksanakan Wajib Lapor Ketenagakerjaan 10. Jumlah Calon Transmigran Terseleksi 11. Nilai Evaluasi AKIP 12. Prosentase Temuan BPK/Inspektorat Yang Ditindaklanjuti 13. IKM dalam sasaran dan indikator RENSTRA tersebut ditentukan 5 Sasaran dan 10 Indikator yang menjadi Indikator Kinerja Utama (IKU), yaitu sasaran 1 sampai dengan sasaran Capaian Indikator Kinerja a. Capaian Indikator Kinerja Tujuan NO 37 Tabel 3.3. Capaian Indikator Kinerja Tujuan RENSTRA Setelah Pra Evaluasi Tahun 2014 TUJUAN INDIKATOR TUJUAN SATUAN KONDISI TAHUN 2013 TARGET REALISASI CAPAIAN (1) (2) (3) (5) (6) (7) (8) (9) 1. Menyiapkan tenaga kerja yang Tingkat Pengangguran % 10,98 10,78% 8,05% 2,73%

32 kompeten, produktif sesuai dengan perkembangan pasar kerja dalam Upaya Peningkatan penempatan tenaga kerja, dan perluasan kesempatan kerja; 2. Meningkatkan Perlindungan Ketenagakerjaan; 3. Meningkatkan Minat Masyarakat Untuk Bertransmigrasi; 4. Meningkatkan Kualitas Kinerja dengan Prinsip Good Governance di Lingkungan Dinas Tenaga Kerja. Terbuka Perusahaan Zero Acident (Nol Kecelakaan Kerja) Jumlah Calon Transmigran Siap Diberangkatka n Nilai Evaluasi AKIP Perusaha an Melebihi target % Tercapai KK n/a Nilai 64,16 64,29 64,29 100% Tercapai Tiga target kinerja tujuan tercapai dengan baik, hanya satu indikator Jumlah Calon Transmigran Siap diberangkatkan belum mempunyai target, seperti yang disarankan Tim Evaluator Kemmenpan untuk indikator tujuan Meningkatkan Perlindungan Ketenagakerjaan harus indikator outcome bukan indikator proses, oleh karena itu tidak mengambil dari indikator sasaran, dan direalisasikan dengan indikator Perusahaan Nol Kecelakaan Kerja (Zero Acident), capaian 15 perusahaan adalah capaian yang sangat valid dan teruji karena banyak kriteria yang harus dipenuhi oleh perusahaan yang bersangkutan. Penghargaan Zero Acident setelah dilakukan verifikasi awal oleh Pemerintah Kota Bandung melalui Dinas Tenaga Kerja kemudian diusulkan ke Pemerintah Pusat melalui Kemmennakertrans, hasilnya dari yang diusulkan 15 perusahaan semuanya mendapat penghargaan Zero Acident Skala Nasional, Nol atau nihil Kecelakaan Kerja berarti perusahaan tersebut sudah mampu memberikan perlindungan keselamatan kerja terhadap Tenaga Kerja nya. b. Capaian Indikator Kinerja Utama Pemerintah Daerah Kota Bandung Setiap instansi pemerintah perlu menetapkan Indikator Kinerja Utama (IKU). Kinerja utama terkandung dalam tujuan dan sasaran strategis instansi pemerintah. Dengan kata lain IKU digunakan sebagai ukuran keberhasilan dari instansi pemerintah. Indikator Kinerja Utama Pemerintah Kota Bandung yang berkaitan dengan urusan ketenagakerjaan capaiannya sebagaimana tabel di bawah ini : 38

33 Tabel 3.4. Capaian Indikator Kinerja Utama Kota Bandung Urusan Ketenagakerjaan Berdasarkan RPJMD Tahun 2014 No. Indikator Kinerja Utama Satuan Target Realisasi Capaian 1. Tingkat Pengangguran Terbuka 2. Lapangan Pekerjaan Baru Jumlah Loker 3. Wira Usaha Baru Calon WUB Persen 10,78% 8,05% 2,73% Melebihi target ,17% Melebihi target ,57% Melebihi target Dalam RPJMD Kota Bandung Tahun Indikator Tingkat Pengangguran Terbuka dan Lapangan Pekerjaan Baru masuk di Misi Keempat Membangun perekonomian yang kokoh, maju, dan berkeadilan, sasaran : Meningkatkan kesempatan kerja. Capaian kinerja(1) Tingkat Pengangguran Terbuka menurun sebesar 2,73%, yaitu perhitungan dari target 10,78% realisasi nyata 8,05%, artinya bahwa semakin menurun prosentase tingkat pengangguran terbuka, kinerja Pemerintah Kota Bandung semakin baik; Kemudian indikator (2) Lapangan Pekerjaan Baru, didukung oleh target kinerja Dinas Tenaga Kerja dengan indikator Jumlah Lowongan Pekerjaan Baru tercapai 223,17% yaitu membandingkan target Lowongan Kerja Baru, realisasi Lowongan Kerja Baru. Pencapaian Indikator Kinerja Utama (IKU) sebagaimana tabel di atas melampaui target yang ditetapkan. Prosentase pencapaian indikator lowongan kerja baru sangat tinggi. Hal ini adalah merupakan peningkatan upaya yang dilakukan Dinas Tenaga Kerja untuk mencari Lowongan Kerja Baru selain melalui Pameran Bursa Kerja, Bursa Kerja On-Line (BKOL), Bursa Kerja Khusus, juga diupayakan melalui Website BNP2TKI (Badan Nasional Pembinaan dan Penempatan Tenaga Kerja Indonesia), media sosial/koran, juga secara efektif menurunkan para Pejabat Pengantar Kerja langsung ke perusahaan-perusahaan di Kota Bandung untuk mencari informasi lowongan pekerjaan yang tersedia di perusahaan yang bersangkutan. Peningkatan penempatan tenaga kerja akan terjadi apabila kompetensi tenaga kerja meningkat. Kebijakan Pemerintah Kabupaten/Kota, Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Pusat harus menjadi satu kesatuan yang terintegrasi dalam upaya perluasan kesempatan kerja atau penciptaan lapangan pekerjaan baru. Pemerintah Daerah mempunyai target penciptaan wira usaha baru melalui program pelatihanpelatihan orientasi penempatan tenaga kerja atau penciptaan wira usaha baru mandiri. Semua unsur dan potensi diberdayakan dalam membangun kepekaan dan 39

34 kepedulian aparatur daerah dan masyarakat untuk mengatasi masalah pengangguran. Penyusunan kebijakan dan strategi program kegiatan harus terarah. Salah satu tolok ukur keberhasilan kebijakan nasional dan regional adalah mampu meningkatkan perluasan kesempatan kerja dalam upaya menurunkan tingkat pengangguran. (penjelasan selanjutnya dibahas di analisa capaian kinerja Sasaran 1 RENSTRA Disnaker pada Indikator yang sama). b. Capaian Indikator Kinerja Utama RENSTRA Dinas Tenaga Kerja Indikator Kinerja Utama Rencana Strategis Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung setelah dilakukan reviu oleh Tim Asistensi Menpan yang difasilitasi Bagian ORPAD&RB Sekretariat Kota Bandung. tetap mengacu pada Dokumen RPJMD Kota Bandung, permasalahan dan isu-isu strategis yang sangat mempengaruhi menjadi perhatian pula dalam penyusunan reviu target kinerja. IKU adalah target utama yang merupakan indikator kelompok program Urusan Pemerintahan yaitu indikator inti atau core bussinesnya tugas pokok dan fungsi pemerintah di bidang Ketenagakerjaan, dan Keputusan Kepala Dinas Tenaga Kerja nomor 800/2147-DISNAKER tentang Penetapan IKU Perubahan Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung Tahun Realisasi pencapaian target sebagaimana di bawah ini : Tabel 3.5 Capaian Indikator Kinerja Utama Sasaran Strategis Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung Tahun 2014 dibanding Tahun sebelumnya, dan Tahun 2018 No. Indikator Kinerja Sasaran Renstra 1. Tingkat Pengangguran Terbuka 2. Prosentase Tenaga Kerja Yang Kompeten 3. Jumlah Calon Wira Usaha Baru 4. Jumlah Lowongan Pekerjaan Baru Satuan Kondisi Tahun 2013 Tahun 2014 Target Realisasi Capaian Kinerja Persen 10,98 10,78 8,05 Menurun 2,73% = (125%) Melebihi target Persen -- 81,23 81,23 100% Tercapai Orang ,57 Melebihi target Jumlah Loker ,17 Melebihi target Target Akhir ,00 68, Prosentase Pencari Kerja Terdaftar Yang Ditempatkan Orang 14,05 14,22 (2.532/ ) 41,92 (3.849/ 9.181) 294,80 Melebihi target 44,88 6. Prosentase Perusahaan yang berkasus tentang ketenagakerjaan Persen -- 5,51 5,51 100% Tercapai 4,09 40

35 7. Prosentase Kasus Yang Diselesaikan Melalui Perjanjian Bersama (PB) 8. Prosentase Pekerja/Buruh Yang Menjadi Peserta Program JAMSOSTEK 9. Jumlah Perusahaan Yang Melaksanakan Wajib lapor Ketenagakerjaan 10. Jumlah Calon Transmigrasi Yang Terseleksi Persen 61,32 55 (55/ 100) 55 (60/109) 100% Tercapai Persen 27,67 72,33 72,33 100% Tercapai Perusahaan % Tercapai Jiwa % Tercapai 58,00 82, c. Capaian Indikator Kinerja RENSTRA Dinas Tenaga Kerja Target Kinerja pokok dalam RENSTRA menjadi Indikator Kinerja Utama yaitu nomor 1 sampai nomor 10 seperti tersebut di atas dituangkan dalam Perjanjian Kinerja (PK) yang ditandatangani Kepala Dinas Tenaga Kerja dengan Walikota Bandung, kemudian target kinerja nomor 11 sampai 13 adalah target kinerja RENSTRA yang mendukung atas ketercapaian 10 target IKU. Realisasi 3 target pendukung sebagaimana di bawah ini : Tabel 3.6 Capaian Indikator Kinerja Sasaran Strategis Dinas Tenaga Kerja Tahun 2014 dibanding Tahun sebelumnya, dan Tahun 2018 No. Indikator Kinerja Sasaran Renstra Satuan Kondisi Tahun 2013 Target Realisasi Capaian Kinerja 11. Nilai Evaluasi AKIP Kategori 64,16 64,29 64,29 100% Tercapai 12. Persentase Temuan BPK/Inspektorat yang ditindaklanjuti Persen % Tercapai Target Akhir Tahun , Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) Kategori 70,05 62,00 78,85 127,18 Melebihi Target 70,00 Pengukuran Kinerja 7 (tujuh) Sasaran RENSTRA dengan 13 (tiga belas) indikator kinerja dikelompokkan berdasarkan kategori dengan interpretasi, sebagai berikut : Tabel 3.7 Pencapaian Kinerja Sasaran RENSTRA Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung Tahun 2014 NO. SASARAN STRATEGIS CAPAIAN 1 Tidak Ada Target 0 2 Tidak Tercapai 0 3 Tercapai 8 4 Melebihi Target 5 Jumlah 13 41

36 Adapun pencapaian kinerja sasaran dirinci sesuai Misi dan Sasaran, rata-rata capaian dari pengukuran kinerja dapat dilihat dalam tabel, sebagai berikut: No. Tabel 3.8 Capaian Kinerja sasaran Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung Tahun 2014 Sasaran Jumlah Indikator Rata-rata capaian Sasaran n/a < 100% = 100% >100% I Misi 1: Meningkatkan kompetensi dan produktifitas tenaga kerja dalam upaya peningkatan kesempatan kerja 1. Menurunnya Tingkat Pengangguran Terbuka 2. Meningkatnya Kompetensi Tenaga Kerja 3. Meningkatnya Penempatan Tenaga Kerja Tingkat Pengangguran Terbuka Prosentase Tenaga Kerja Yang Kompeten Jumlah Calon Wirausaha Baru Jumlah Lowongan Pekerjaan Baru Prosentase Pencari Kerja terdaftar yang ditempatkan 125 % Menurun 2,73% = 125% 101,79% % ,57 308,99% , ,80 II Misi 2 : Meningkatkan Perlindungan Ketenagakerjaan 4. Meningkatnya Perlindungan Ketenagakerjaan Prosentase Perusahaan yang berkasus tentang ketenagakerjaan Prosentase Kasus yang diselesaikan melalui Perjanjian Bersama (PB) Prosentase pekerja/buruh yang menjadi peserta program Jamsostek Jumlah Perusahaan Yang Melaksanakan Wajib Lapor Ketenagakerjaan 100% % % % % - III Misi 3: Meningkatkan Minat Masyarakat Untuk Bertransmigrasi; 5. Meningkatnya Minat Bertransmigrasi Jumlah Calon Transmigran Terseleksi 100% % - IV Misi 4 : Meningkatkan Kualitas Kinerja dengan Prinsip Tata Kelola Kepemerintahan yang Baik (good governance) 6. Meningkatnya Kapasitas Akuntabilitas Kinerja Birokrasi. Nilai Evaluasi AKIP 100% % - Prosentase Temuan BPK/Inspektorat yang ditindaklanjuti % - 7. Terwujudnya Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) 127, ,18 Jumlah

37 Pencapaian realisasi indikator kinerja sasaran Misi terhadap target yang sudah ditetapkan dilihat dari tingkat pencapaian target, sebagai berikut: Misi Tabel 3.9 Pencapaian target Misi RENSTRA Setelah Reviu Tahun 2014 Jumlah Indikator Sasaran Rata-rata capaian Misi (%) Melebihi (>100%) Tingkat Pencapaian Target Tercapai (=100%) Tidak Tercapai (<100%) Tidak Ada Misi , Misi Misi Misi , Jumlah , Kemudian selanjutnya kinerja pencapaian dirinci menurut kategori pencapaian indikator sasaran sebagai berikut: Sasaran Jumlah Indikator Sasaran Tabel 3.10 Kategori Pencapaian Indikator Sasaran RENSTRA Dinas Tenaga Kerja Tahun 2014 Rata-rata capaian Sasaran (%) Melebihi (>100%) Tingkat Pencapaian Target Tercapai (=100%) Tidak Tercapai (<100%) Tidak Ada Sasaran Sasaran , Sasaran , Sasaran Sasaran Sasaran Sasaran , Jumlah , Untuk mengukur keseluruhan kinerja Dinas Tenaga Kerja baik terhadap kinerja teknis, pelayanan publik dan pengukuran kinerja internal tercermin atau sudah terwakili dalam empat misi, tujuh sasaran dan tigabelas indicator sebagaimana dijelaskan di atas. Misi yang disusun dalam RENSTRA Dinas Tenaga Kerja merupakan jawaban Mengapa Dinas Tenaga Kerja menjadi salah satu Organisasi Perangkat 43

38 Daerah di Kota Bandung. Disnaker menangani permasalahan ketenagakerjaan dari awal (pre employment), yaitu penganggur dan pencari kerja, kemudian setelah tidak mendapatkan pekerjaan (post employment) yaitu pekerja yang terkena Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) dan tenaga kerja kurang produktif, penanganannya diakomodir dalam Misi I Meningkatkan kompetensi dan produktifitas tenaga kerja dalam upaya peningkatan kesempatan kerja. Kemudian penanganan ketika sedang bekerja atau disebut during employment yaitu melindungi perusahaan dan pekerja ketika sedang bekerja, dicerminkan dalam Misi 2 (dua) Meningkatkan Perlindungan Ketenagakerjaan. Misi kedua ini pun targetnya semua dapat direalisasikan dengan kategori memuaskan. Misi 3 (tiga) Meningkatkan Minat Masyarakat Untuk Bertransmigrasi dengan satu sasaran Meningkatnya Minat Bertransmigrasi, indikator Jumlah Calon Transmigran Terseleksi. Misi ini merupakan salah satu upaya penyelesaian permasalahan ketenagakerjaan ketika tenaga kerja yang hidup di Kota Bandung sudah tidak mempunyai kompetensi kerja/kalah bersaing dengan Pencari Kerja di Kota Bandung, maka masyarakat tersebut diberikan penyuluhan, diseleksi termasuk keluarganya untuk disiapkan menjadi calon transmigrasi, sehingga apabila mendapat kuota pemberangkatan dari Pusat para calon tersebut sudah siap untuk diberangkatkan. Untuk target ini direalisasikan seratus persen dengan kategori memuaskan. Misi 4 (empat) Meningkatkan Kualitas Kinerja dengan Prinsip Tata Kelola Kepemerintahan yang Baik (good governance), dua sasaran yaitu Meningkatnya Kapasitas Akuntabilitas Kinerja Birokrasi dengan dua indikator yaitu Nilai Evaluasi AKIP, Prosentase Temuan BPK/Inspektorat yang ditindaklanjuti, dan sasaran kedua Terwujudnya Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik indikatornya Indeks Kepuasan Masyarakat. Misi ini sebagai misi pendukung yang tetap penting untuk menilai dan mengukur kinerja pengelolaan keuangan dan pengelolaan barang serta untuk mengukur kepuasan dan harapan masyarakat terhadap kinerja Dinas Tenaga Kerja. Keempat indikator target direalisasikan dengan kategori memuaskan Analisis Pencapaian Kinerja Evaluasi kinerja melalui analisa pencapaian indikator kinerja bertujuan mengetahui perbandingan antara target dan realisasi, serta kemajuan dan kendala yang dijumpai dalam pencapaian misi; dinilai dan dipelajari untuk perbaikan atau penyempurnaan pelaksanaan program/kegiatan di masa yang akan datang. Selain itu, dalam evaluasi kinerja dilakukan pula analisis efisiensi dengan cara membandingkan antara output 44

39 dengan input baik untuk rencana maupun realisasi. Analisis ini menggambarkan tingkat efisiensi yang dilakukan oleh instansi dengan memberikan data nilai output per unit yang dihasilkan oleh suatu input tertentu. Selanjutnya dilakukan pula pengukuran/penentuan tingkat efektivitas yang menggambarkan tingkat kesesuaian antara tujuan dengan hasil, manfaat atau dampak. Selain itu, evaluasi juga dilakukan terhadap setiap perbedaan kinerja (performance gap) yang terjadi, baik terhadap penyebab terjadinya gap maupun strategi pemecahan masalah yang telah dan akan dilaksanakan. Dalam melakukan evaluasi kinerja, perlu juga digunakan pembandinganpembandingan antara : - kinerja nyata dengan kinerja yang direncanakan. - kinerja nyata dengan kinerja tahun-tahun sebelumnya. - kinerja nyata dengan kinerja Propinsi, jika terdapat target kinerja yang sama. Analisis Sasaran Renstra Dinas Tenaga Kerja dengan indikator yang telah di-reviu menjelaskan faktor pendukung keberhasilan pencapaian target dan faktor penghambatan atau permasalahan target yang tidak tercapai. 13 target kinerja di atas, 3 (tiga) target kinerja adalah merupakan turunan target kinerja Misi 4 (empat) Pemerintah Kota Bandung yaitu Tingkat Pengangguran Terbuka; Penciptaan Lapangan Pekerjaan Baru; dan Penciptaan Wira Usaha Baru. Selain target tersebut pencapaiannya dikontribusi oleh SKPD terkait. Seluruh program kegiatan Dinas Tenaga Kerja, yaitu 2 (dua) target program pelatihan keterampilan dan produktivitas yang juga mendapat dukungan data program penempatan tenaga kerja, 2 (dua) target program penempatan tenaga kerja dan perluasan kerja (pre & post employment), dan 4 (empat) target program perlindungan tenaga kerja (during employment), serta 1 (satu) target urusan pilihan ketransmigrasian. Kesepuluh target pokok yang menjadi Indikator Kinerja Utama, ditambah 3 (tiga) target indikator penunjang, pada dasarnya semuanya merupakan indikator pendukung untuk mencapai target Misi 4 RPJMD Kota Bandung Pengukuran kinerja yang telah di-reviu, analisis pencapaian kinerja dalam pelaksanaan program dan kegiatan adalah sebagai berikut : 45

40 Analisis Capaian Kinerja Sasaran 1 1. Menurunnya Tingkat Pengangguran Terbuka a. Realisasi Kinerja Tahun 2014 Pengangguran terjadi bila pekerja berkeinginan bekerja pada upah yang berlaku tetapi tidak mendapatkan lowongan pekerjaan. Oleh karena itu yang paling pokok adalah perlu meningkatkan pertumbuhan ekonomi, dengan adanya pertumbuhan ekonomi akan memberikan peluang kesempatan kerja baru atau dengan kata lain memberikan kesempatan industri untuk meningkatkan output, peningkatan output tentunya akan meningkatkan penggunaan faktor produksi. Dan Tenaga Kerja adalah salah satu faktor produksi, peningkatan kebutuhan faktor produksi tenaga kerja berdampak pada berkurangnya jumlah pengangguran. Tabel 3.11 Analisis Pencapaian Sasaran 1 Antara Target dan Realisasi Menurunnya Tingkat Pengangguran Terbuka Tahun 2014 No Indikator Kinerja Existing Tahun 2013 Target Tahun 2014 Realisasi Persentase Capaian Kinerja Target Akhir RENSTRA Tingkat Pengangguran Terbuka 10,98% 10,78% 8,05% Menurun 2,73% 10,00 Indikator menurunnya Tingkat Pengangguran Terbuka, menetapkan target 10,78 persen pada tahun 2014, target ini didasarkan pada hasil evaluasi Tahun 2013 Tingkat Pengangguran Terbuka sebesar 10,98 persen, namun diluar dugaan realisasi tahun 2014 mencapai 8,05 persen, berarti terjadi penurunan sebesar 2,73 persen, keberhasilan pencapaian target ini sangat signifikan. Jika dilihat dari data di atas maka target kinerja 10 persen pada akhir RENSTRA yaitu Tahun 2018 di Tahun 2014 sudah terlampaui namun naik turunnya Tingkat Pengangguran Terbuka tidak bisa diprediksi secara dini karena sangat tinggi ketergantungannya pada aspek-aspek lainnya, seperti fluktuasi perkembangan perekonomian, politik, dan keamanan. 46

41 b. Realisasi dan Pencapaian Indikator Kinerja Tahun Pengukuran kinerja organisasi perlu dibandingkan dengan pencapaian kinerja tahuntahun sebelumnya sebagai progess report kinerja organisasi yang bersangkutan, sebagai perbandingan disajikan capaian kinerja Tahun , target Tingkat Pengangguran Terbuka adalah target prioritas yang ditetapkan RPJMD Kota Bandung Tahun dan juga RPJMD Kota Bandung Tahun Realisasi sebagai berikut : Uraian Tabel 3.12 Realisasi Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Kota Bandung Tahun TPT (%/Tahun) Realisasi 13,83 13,75 10,34 9,17 10,98 8,05 Meningkat ,81 - Menurun - 0,08 3,41 1,17-2,93 Setiap tahun Tingkat Pengangguran Terbuka Kota Bandung terus mengalami penurunan berarti Pemerintah Kota Bandung sedikitnya telah berhasil memberikan peluang kesempatan kerja pada masyarakat Kota Bandung, hanya pada Tahun 2012 ke Tahun 2013 terjadi peningkatan Pengangguran Terbuka (Jawa Barat 0,16 persen, Kota Bandung 1,81 persen) berdasarkan sumber data (BPS) hal ini terjadi sehubungan pada saat dilakukan Sakernas bulan Agustus bertepatan dengan selesainya bulan puasa, dimana yang biasanya bekerja, pada saat dilakukan sensus sedang berhenti/tidak sedang bekerja karena sedang libur Hari Raya Iedul Fitri, sehingga menambah data jumlah penganggur, maka ketika sensus dilakukan Agustus Untuk lebih jelas dapat dilihat grafik di bawah ini : 47

42 Grafik 3.1.Perbandingan Tingkat Pengangguran Terbuka di Kota Bandung Tahun Sebagai bahan dapat dilihat tren jumlah penganggur, jumlah bekerja, dan jumlah angkatan kerja dari Tahun 2009 ke Tahun 2014 sebagaimana tabel di bawah ini : Tabel 3.13 Data Jumlah Penganggur dan Angkatan Kerja Kota Bandung Tahun No. Uraian Tahun Jumlah Penganggur Jumlah Bekerja 998,227 1,000,140 1,012,946 1,064,167 1,047,235 1,096, Jumlah Angkatan Kerja Sumber data : BPS Kota Bandung Lebih jelas dapat ditampilkan grafik perbandingan di bawah ini : 48 Grafik 3.2. Perbandingan Jumlah Penganggur, Bekerja, dan Angkatan Kerja di Kota Bandung Tahun

43 Jumlah penganggur dari Tahun 2009 sampai Tahun 2014 terus mengalami penurunan, sebaliknya jumlah bekerja makin meningkat, walaupun jumlah Angkatan Kerja setiap Tahun meningkat pula. c. Perbandingan Pencapaian Indikator Kinerja Kota Bandung dengan Kabupaten/Kota se - Jawa Barat Tahun 2014 Kota Bandung dengan Propinsi Jawa Barat Tahun Bandung sebagai ibukota Propinsi Jawa Barat memiliki peranan yang sangat penting dalam perkembangan pembangunan di Propinsi Jawa Barat. Tahun 2012 PDRB Kota Bandung menyumbang sebesar 12,75 persen terhadap perekonomian Propinsi Jawa Barat, dan Tahun 2013 kontribusi meningkat menjadi 13,16 persen. Meningkatnya pertumbuhan ekonomi walaupun hanya didukung oleh beberapa faktor, pada akhirnya akan berbanding lurus dengan penurunan tingkat pengangguran terbuka. Tabel 3.14 Perbandingan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Propinsi Jawa Barat dan Kota Bandung Tahun No. Uraian 1. Propinsi Jawa Barat Tingkat Pengangguran Terbuka (Tahun/%) N/T 2013 N/T 2014 N/T 9,81 9,00 T 0,81 9,16 N 0,16 8,45 T 0,71 2. Kota Bandung 10,34 9,17 T 1,17 10,98 N 1,81 8,05 T 2,93 Sumber Data : Sakernas 2011 s.d BPS Jabar. Jika membandingkan Propinsi Jawa Barat dengan Kota Bandung dari Tahun 2012 ke Tahun Tingkat Pengangguran Terbuka Jawa Barat dari Tahun 2011 sebesar 9,81 menjadi 9,00 persen Tahun 2012 menurun 0,81 persen, dan menurun pula sebesar 0.16 persen menjadi 9,16 persen di Tahun 2013, kemudian menurun 0,71 persen dari Tahun 2013 menjadi 8,45 persen pada Tahun Sedangkan Tingkat Pengangguran Terbuka Kota Bandung dari Tahun 2011 sebesar 10,34 persen menurun 1,17 persen Tahun 2012 menjadi 9,17 persen, dan pada Tahun 2013 meningkat 1,81 persen menjadi sebesar 10,98 persen, pada Tahun 2014 secara signifikan turun sebesar 2,93 persen dari Tahun 2013 sebesar 10,98 persen menjadi sebesar 8,05 persen. 49

44 Kota Bandung pada Tahun 2012 ke Tahun 2013 terjadi peningkatan Pengangguran Terbuka sama dengan Propinsi Jawa Barat (Jawa Barat 0,16 persen, Kota Bandung 1,81 persen) berdasarkan sumber data (BPS) hal ini terjadi sebagaimana telah dijelaskan di atas dalam Realisasi dan Pencapaian Indikator Kinerja Tahun Untuk lebih jelasnya dilihat dalam grafik di bawah ini : Grafik 3.3. Perbandingan TPT Propinsi Jawa Barat dan Kota Bandung Tahun Menurut Kepala Dinas Tenaga Kerja Propinsi Jawa Barat pada ekspos pencapaian target penyerapan dua juta kesempatan kerja di Propinsi Jawa Barat jumlah Pengangguran di Jawa Barat menurun dari menjadi , artinya orang yang menganggur di Jawa Barat turun sekitar orang. Salah satu serapan tenaga kerjanya adalah semakin banyak masyarakat Jawa Barat yang mampu berwirausaha. Sektor paling banyak menyerap tenaga kerja adalah jasa, perdagangan, hotel, restoran, dan industri keuangan. Propinsi Jawa Barat terus berusaha mendorong pertumbuhan penyerapan tenaga kerja pada sektor non formal, dengan tren investasi di Jabar terus naik, kendati serapan tenaga kerja lebih didominasi sektor jasa, harapan Jawa Barat adalah industri manufaktur dapat berorientasi pada industri padat karya. Peningkatan kesejahteraan masyarakat salah satunya dapat diciptakan dengan adanya lapangan kerja yang memadai. Peningkatan pertumbuhan ekonomi korelasinya adalah meningkatnya penyerapan tenaga kerja, aktivitas ekonomi meningkat maka kebutuhan faktor produksi terutama pekerja juga akan mengalami kenaikan, secara simultan akan mengurangi tingkat pengangguran. 50

45 Tahun 2010 jumlah Penganggur di Kota Bandung mencapai orang, terjadi penurunan sebanyak orang adalah pengurangan dari data Tahun 2014 (data sementara publish BPS Kota Bandung) berjumlah orang, diprosentasekan penurunannya 4,12 persen dari Tahun 2010 Tingkat Pengangguran Terbuka 12,17 persen, pada Tahun 2014 menjadi 8,05 persen. Indikasi ini sangat baik walaupun jumlah Angkatan Kerja terus meningkat Tahun 2010 sebanyak orang, dan pada Tahun 2014 bertambah menjadi orang, tetapi jumlah orang yang bekerja terus meningkat pula dari Tahun 2010 sebanyak orang, dan Tahun 2014 mencapai di angka orang. Perbandingan Kota Bandung dengan Kabupaten/Kota Se bandung Raya Tahun Keberhasilan kinerja suatu organisasi belum dikatakan berhasil apabila tidak melihat atau membandingkan dengan kinerja daerah lainnya. Oleh karena itu Disnaker mencoba membandingkan realisasi capaian target Menurunnya Tingkat Pengangguran Terbuka dengan Kabupaten/Kota se-bandung Raya dapat dilihat dari tabel di bawah ini : No. Tabel 3.15 Data Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Se- Bandung Raya Tahun Kabupaten/Kota Tingkat Pengangguran Terbuka (Tahun) % (N/T) 2013 % (N/T) 2014 % (N/T) 1. Kota Bandung 10,34 9,17 T 1,17 10,98 N 1,81 8,05 T 2,93 2. Kota Cimahi 10,32 8,57 T 1,75 11,43 N 2,86 9,62 T 1,81 3. Kabupaten Bandung 4. Kabupaten Bandung Barat 10,69 10,38 T 0,31 10,15 T 0,23 8,48 T 1,67 13,01 12,37 T 0,64 9,61 T 2,76 8,15 T 1,46 Sumber Data : Pusat Data dan Analisa Pembangunan Jabar (N : Naik - T : Turun) Perbandingan tingkat pengangguran terbuka dari Tahun 2011 ke Tahun 2014 : Kota Bandung tingkat pengangguran terbuka menurun 2,29 persen dari Tahun 2011 sebesar 10,34 persen menjadi 8,05 persen Tahun 2014; Kota Cimahi Tahun 2011 sebesar 10,32 persen menjadi 11,43 persen pada Tahun 2014 berarti di Kota Cimahi ada peningkatan jumlah penganggur sebesar 1,11 persen; Kabupaten Bandung dari Tahun 2011 sebesar 10,69 persen turun 2,21 persen ke Tahun 2014 sebesar 8,48 persen; dan Kabupaten Bandung Barat Tahun 2011 sebesar 13,01 persen menjadi 9,61 persen Tahun 2013, penurunannya adalah sebesar 3,4 persen. Apabila di ranking maka penyerapan tenaga kerja tertinggi di Bandung Raya pertama adalah Kabupaten Bandung Barat penurunan dari Tahun 2011 ke Tahun 2014 sebesar 51

46 3,4 persen, Kota Bandung peringkat kedua penurunan sebesar 2,29 persen, kemudian Kabupaten Bandung penurunan sebesar 2,21 persen, sedangkan di Kota Cimahi terjadi peningkatan jumlah penganggur sebesar 1,11 persen kemungkinan banyak migrasi ke Kota tersebut karena selalu mendapatkan beberapa predikat terbaik se Jawa Barat maupun tingkat Nasional, sehingga peluang kerja meningkat. Kota Bandung dengan Kabupaten/Kota se Jawa Barat Tahun 2014 Selanjutnya kita bandingkan Tingkat Pengangguran Terbuka Tahun 2014 se-jawa Barat, posisi Kota Bandung ada di ranking ke-14, Kabupaten Majalengka menduduki posisi tertinggi dengan TPT 4,47 persen, dan terendah adalah Kabupaten Cianjur 14,87 persen. Hal ini untuk membuktikan bahwa menurut Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara, dan Reformasi Birokrasi (Kemmenpan, RB) keberhasilan kinerja suatu organisasi belum dikatakan berhasil apabila tidak melihat atau membandingkan dengan kinerja daerah lainnya. Oleh karena itu Disnaker mencoba membandingkan realisasi capaian target Menurunnya Tingkat Pengangguran Terbuka dengan Kabupaten/Kota se-jawa Barat dapat dilihat dari tabel di bawah ini : Tabel 3.16 Jumlah Pengangguran, Angkatan Kerja, dan TPT se-jawa Barat Tahun 2014 No Kabupaten/Kota Jumlah Jumlah Angkatan TPT Pengangguran Kerja Kabupaten Bogor ,65 Kabupaten Sukabumi ,09 Kabupaten Cianjur ,87 Kabupaten Bandung ,48 Kabupaten Garut ,71 Kabupaten Tasikmalaya ,93 Kabupaten Ciamis ,92 Kabupaten Kuningan ,88 Kabupaten Cirebon ,32 Kabupaten Majalengka ,47 Kabupaten Sumedang ,51 Kabupaten Indramayu ,01 Kabupaten Subang ,74 Kabupaten Purwakarta ,83 Kabupaten Karawang ,10 Kabupaten Bekasi ,79 KabupatenBandung Barat ,15 Kota Bogor ,48 Kota Sukabumi ,64 Kota Bandung ,05 Kota Cirebon ,02 Kota Bekasi ,36 Kota Depok ,44 Kota Cimahi ,62 Kota Tasikmalaya ,38 Kota Banjar ,38 Propinsi Jawa Barat ,45 52

47 Berdasarkan data di atas, posisi Kota Bandung berada di peringkat ke-14, jumlah Angkatan Kerja Tahun 2014 di Kota Bandung mencapai , hampir sama dengan jumlah Angkatan Kerja di Kabupaten Cianjur yang menduduki posisi terakhir, yaitu orang (86,49 persen dibanding Kota Bandung) dengan Tingkat Pengangguran Terbuka tertinggi di Jawa Barat di angka 14,87 persen, sedangkan Kabupaten Majalengka menduduki posisi pertama, hanya jumlah Angkatan Kerjanya 52,73 persen lebih sedikit dari Kota Bandung, yaitu hanya orang. Kota Bandung adalah merupakan Ibukota Propinsi Jawa Barat, daya tarik migrasinya sangat tinggi, dan juga merupakan Kota Pendidikan dimana berdasarkan survey BPS kebanyakan yang telah mengikuti pendidikan di Kota Bandung mencari kerjanya tetap di Kota Bandung, enggan meninggalkan Kota Bandung, dengan kata lain berkehendak menjadi penduduk tetap Kota Bandung. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat grafik di bawah ini : 53

48 Tingkat Pengangguran Terbuka tertinggi se-jawa Barat adalah di Kab. Cianjur dengan angka TPT sebesar 14,87%, dan TPT terendah Kab. Majalengka dengan angka TPT Sebesar 4,47%. sementara TPT Kota Bandung berada pada posisi ke 14 sebesar 8,05%. Grafik 3.4. Perbandingan TPT se- Propinsi Jawa Barat Tahun

49 Analisis Peningkatan/Penurunan Pencapaian Kinerja serta solusi yang dilakukan Keberhasilan ini tidak terlepas dari upayaupaya yang dilakukan Pemerintah Kota Bandung, terutama adanya kebijakan dan tingginya perhatian Walikota Bandung terhadap perkembangan ekonomi kreatif berupa konsep penataan pembangunan kampung juara dengan pola kolaborasi antara pihak swasta/masyarakat dengan Pemerintah Daerah. Kebijakan lainnya adalah dengan memperluas dan meningkatkan informasi kebijakan pemerintah melalui Informasi Teknologi, sehingga dengan pengetahuan meningkatkan minat masyarakat untuk menjadi pelaku usaha ekonomi kreatif, dan indikasi lainnya adalah meningkatnya pelaku usaha bisnis online, dalam hal ini berarti penyerapan tenaga kerja di sector informal meningkat, atau meningkatnya wira usaha baru secara alami sebagai dampak dari adanya inovasi-inovasi kebijakan ekonomi dan teknologi. Kebijakan di atas menjadikan sektor ekonomi di Kota Bandung pemberi kontribusi tertinggi terhadap pengurangan tingkat pengangguran terbuka di Kota Bandung terutama sektor ekonomi kreatif, dan penciptaan wira usaha baru di sektor jasa, (menurut Buku Indikator Makro Bappeda Kota Bandung Tahun 2014) : pada tahun 2013 sektor industri pengolahan dan sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan mampu tumbuh menopang pertumbuhan ekonomi Kota Bandung. Di sektor inilah pelaku ekonomi kreatif dan pelaku wira usaha bergerak tumbuh mendongkrak perekonomian Kota Bandung. Solusi yang dilakukan untuk pengentasan pengangguran adalah dengan melaksanakan Program Peningkatan Kualitas dan Produktivitas Tenaga Kerja, Program Peningkatan Kesempatan Kerja, Program Perlindungan dan Pengembangan Lembaga Ketenagakerjaan, Program pengembangan wilayah Transmigrasi, dan Program Transmigrasi Regional secara maksimal serta melakukan kolaborasi antara Pemerintah Daerah melalui Dinas Tenaga Kerja dengan masyarakat, juga melakukan pengendalian dan pemantauan kinerja aparat secara terus menerus. 55

50 Analisis Capaian Kinerja Sasaran 2 Meningkatkan Kompetensi dan Produktivitas Tenaga Kerja dalam upaya Peningkatan Kesempatan Kerja Meningkatkan Kompetensi dan Produktivitas Tenaga Kerja dalam upaya Peningkatan Kesempatan Kerja mempunyai 2 (dua) indikator kinerja sebagaimana tabel di bawah ini : Tabel 3.17 Analisis Pencapaian Sasaran 2 Meningkatkan Kompetensi dan Produktivitas Tenaga Kerja dalam upaya Peningkatan Kesempatan Kerja No. Indikator Kinerja 1. Prosentase Tenaga Kerja yang Kompeten 2. Jumlah Calon Wirausaha Baru Satuan % Existing Tahun Target 81,23 (7655/9424) Tahun 2014 Realisasi 81,23 (7655/9424) Prosentase Capaian Kinerja Target Akhir Renstra (Tahun 2018) ,10 Orang , Indikator Prosentase Tenaga Kerja yang Kompeten Indikator Prosentase Tenaga Kerja yang Kompeten adalah cerminan kinerja bidang Pelatihan Keterampilan dan Produktivitas Kerja, dan bidang Penempatan Tenaga Kerja, rumusan yang terkandung dalam target tersebut adalah Jumlah Pencari Kerja Terdaftar lulusan SMK sampai dengan Sarjana (produk kinerja bidang Penempatan Tenaga Kerja), ditambah dengan hasil pelaksanaan Uji Kompetensi Tenaga Kerja yang lulus dan mendapatkan sertifikat (produk kinerja bidang Pelatihan dan Produktivitas). Rumusan ini didapat dari pengertian Kompetensi Kerja adalah kemampuan kerja setiap individu yang mencakup aspek pengetahuan, keterampilan/keahlian dan sikap kerja yang sesuai dengan standar kompetensi yang ditetapkan. Tingkat capaian kinerja 100,00% realisasi sesuai target yang ditetapkan. Capaian indikator ini seratus persen tercapai merupakan data real capaian pada tahun 2014 untuk mengukur seberapa persen pencari kerja yang terdaftar, dan peserta pelatihan yang mempunyai kompetensi kerja; target ini adalah target kinerja baru hasil Reviu Tim Menpan, merevisi target Rasio Tenaga Kerja Terampil dan Produktif, alasan revisi adalah target Rasio tersebut hanya 56

51 mengukur seberapa banyak/persen usulan musrenbang yang diakomodir untuk dilatih oleh Disnaker, target ini tidak mencerminkan outcome, hanya mengukur output saja. Pencari Kerja terdaftar lulusan SMK keatas dianggap sudah mempunyai kompetensi dibidangnya, tidak perlu sentuhan Disnaker untuk dilakukan pelatihan atau di Uji Kompetensi, permasalahannya yang mereka butuhkan adalah peluang kerja sesuai dengan kompetensi kerja yang dimilkinya. Dari capaian target 81,23 persen, sisanya adalah Pencari Kerja lulusan SMA kebawah sebesar 18,77 persen Pencari Kerja yang dianggap belum kompeten adalah menjadi pekerjaan Bidang Pelatihan dan Produktivitas Kerja untuk dipanggil dan ditawarkan diberi pelatihan pada tahun selanjutnya sesuai bakat dan minat Pencari Kerja tersebut. Menggunakan kata dianggap, maksudnya adalah bahwa tidak semua lulusan SMA ke bawah tidak kompeten, namun karena Disnaker tidak mempunyai data pencari kerja terdaftar dari SMA ke bawah yang kompeten, karena mungkin saja pencari kerja lulusan SMA yang mendaftar sudah/sedang mempunyai pekerjaan, tentunya yang sudah/sedang mempunyai pekerjaan sudah kompeten dibidangnya. Analisa Prosentase Tenaga Kerja yang Kompeten, hanya membandingkan kinerja nyata dengan kinerja yang direncanakan, karena indikator ini baru ditetapkan setelah Reviu- Renstra. Untuk membandingkan kinerja nyata dengan kinerja tahun-tahun sebelumnya dan dengan kinerja instansi Kabupaten/Kota sekitar data tidak tersedia. Sebagai upaya menyajikan laporan kinerja yang lebih berkualitas sudah dilakukan koordinasi dengan Disnakertrans Propinsi Jawa Barat, mencari data pembanding untuk indicator ini juga tidak tersedia, bahwa Propinsi Jawa Barat pun baru akan memunculkan target kinerja Tingkat Kompetensi Tenaga Kerja pada tahun 2016 sehubungan dengan ditetapkannya Masyarakat Ekonomi ASEAN tahun 2016, Tenaga Kerja bebas boleh bekerja se-asean sesuai peluang kerja yang ada di Negara yang bersangkutan. Upaya selanjutnya yang telah dilakukan dalam meningkatkan kompetensi tenaga kerja agar Pencari Kerja diterima Dunia Kerja, adalah : 1. Meningkatkan kualitas dan kuantitas Lembaga Pelatihan Kerja melalui pembinaan sertifikasi LPK 57

52 2. Mendorong majunya pendidikan formal, karena merupakan salah satu persyaratan untuk bekerja dalam suatu perusahaan, serta melalui pendidikan non formal, berupa keterampilan khusus, kemampuan berkomunikasi serta diarahkan untuk menjadi lulusan sekolah yang mampu menciptakan suatu lapangan pekerjaan. 3. Meningkatkan kegiatan pelatihan kerja Pengangguran kebanyakan disebabkan oleh masalah tenaga kerja yang tidak terampil dan ahli. Perusahaan lebih menyukai calon pegawai yang sudah memiliki keterampilan atau keahlian tertentu. Relevansinya adalah kenyataannya sejumlah besar penganggur adalah orang yang belum memiliki keterampilan atau keahlian tertentu. 2. Indikator Jumlah Calon Wirausaha Baru Selanjutnya indikator kedua adalah turunan dari target RPJMD Kota Bandung Tahun : Penciptaan Wira Usaha Baru yang terdapat di Misi 4 Membangun perekonomian yang kokoh, maju, dan berkeadilan; sasaran 13 meningkatkan Kesempatan Kerja; Strategi 2 Menciptakan Wira Usaha Baru, SKPD leading sektornya adalah Dinas KUKM, Perindustrian dan Perdagangan. Sebagai gambaran target SKPD terkait sebagai berikut : Tabel 3.18 Target Penciptaan Wira Usaha Baru sesuai RPJMD Kota Bandung Tahun No SKPD Target Akhir Renstra (Tahun 2018) 1. Dinas KUKM, Perindustrian dan Perdagangan Dinas Pendidikan Dinas Tenaga Kerja Dinas Pemuda dan Olahraga Dinas Pertanian Tenaga Kerja hasil pelatihan yang sudah mengikuti Uji Kompetensi untuk mendapatkan sertifikasi dibidangnya agar diterima di dunia kerja (dapat bekerja di sektor formal), jika tidak berhasil diarahkan untuk menjadi Calon Wira Usaha Baru. Target Dinas Tenaga Kerja di Kota Bandung pada akhir Tahun 2018 dapat melatih sebanyak orang Calon Wira Usaha Baru. 58

53 Untuk mencapai target tersebut pada umumnya yang dilakukan SKPD adalah melakukan pelatihan sesuai tupoksi bidangnya. Realisasi dari indikator untuk sasaran tersebut di atas, target orang tercapai sebanyak orang. Pencapaian target tersebut di Dinas Tenaga Kerja dilakukan oleh 3 (tiga) unit kerja, yaitu oleh Bidang Lattas, Bidang Penta dan Transmigrasi, dan UPT BLK. Realisasinya melebihi target karena di kegiatan bidang penempatan tenaga kerja Pemberian fasilitasi dan mendorong sistem pendanaan pelatihan berbasis masyarakat dari target bidang 120 orang realisasi 160 orang. Bahwa masalah pengangguran menjadi sedikit terpecahkan apabila muncul keinginan untuk menciptakan lapangan usaha sendiri atau berwirausaha. Cara ini berpeluang besar dalam mengurangi pengangguran dalam masyarakat. Menjadi wira usaha tidak menuntut pendidikan yang tinggi, yang dibutuhkan sedikit modal dan keuletan dalam menjalankan usahanya. Bertambahnya volume program kegiatan pelatihan kerja yang dilaksanakan oleh Dinas Tenaga Kerja bertujuan untuk memenuhi target di atas, tahap ini merupakan tahap awal dari penciptaan wira usaha baru, karena pengangguran kebanyakan disebabkan oleh masalah tenaga kerja yang tidak terampil dan ahli. Selain berpendidikan, perusahaan lebih menyukai calon pegawai yang sudah memiliki keterampilan atau keahlian tertentu. Dinas Tenaga Kerja melalui Bidang Pelatihan dan Produktivitas melaksanakan pemagangan di perusahaan bagi Calon Wira Usaha Baru yang sudah dilatih harapannya tenaga kerja siap pakai dan diterima di dunia kerja atau menjadi wira usaha baru, sedangkan yang dilaksanakan oleh Bidang Penempatan dan Transmigrasi melakukan pelatihan teknis bagi penciptaan Wira Usaha Baru arahnya murni menyiapkan tenaga kerja calon wira usaha baru, karena materi 100% semua praktek mengolah suatu produksi/industri sejenis, pelatihan dilaksanakan ditempat Wirausahawan yang sudah berhasil. 59

54 Kemudian tahap ketiga melakukan intermediasi Perbankan yaitu mempertemukan para calon wira usaha baru yang sudah dilatih dengan perbankan/lembaga keuangan lainnya, materi yang diberikan berupa bimbingan teknis manajerial, pengelolaan administrasi kelembagaan/ keuangan, serta akses permodalan. namun dengan cara demikian tetap kurang berhasil, permasalahannya adalah untuk akses ke perbankan/lembaga permodalan tetap harus memenuhi persyaratan keperbankanan/bankable. Terkendala tupoksi, Disnaker tidak melaksanakannya beberapa tahapan penciptaan WUB, yaitu tahap pendampingan untuk proses perijinan, peningkatan kualitas produk, pemasaran, dan pemberian dana segar/permodalan, tujuannya adalah agar Calon WUB ini mendapatkan kemudahan proses perijinan serta kemudahan fasilitasi pemasaran produk melalui pameran-pameran baik skala lokal, regional, nasional, maupun intenasional, serta memperoleh modal awal untuk melakukan kegiatan usaha; Permasalahan selanjutnya jika Calon WUB hanya diberikan pelatihan kewirausahaan, pemagangan serta fasilitasi akses permodalan melalui intermediasi, dikhawatirkan akan mengakibatkan kekurang berhasilan dalam menciptakan WUB, karena untuk menciptakan satu orang Wira Usaha Baru berdasarkan hasil penelitian Chevron yang disampaikan Kepala BAPPEDA Propinsi (Profesor Denny) pada saat Rapat Koordinasi penyusunan RKPD Urusan Ketenagakerjaan Tahun 2014 di Hotel Khatulistiwa menyatakan, bahwa untuk menciptakan Wira Usaha Baru dari 100 orang yang dilatih hasil seleksi rekruitment Calon WUB paling yang berhasil menjadi WUB sukses hanya 2 orang saja. Sudah tentu untuk penciptaan WUB perlu penanganan yang sinergi antara para pihak. Penyelesaian permasalahan Penciptaan WUB pelaksanaannya harus terkoordinasikan dengan baik dengan SKPD dan Instansi serta Lembaga terkait lain sesuai tupoksinya, seperti Perguruan Tinggi, Perbankan, KADIN, dan instansi/lembaga yang berkaitan dengan pengembangan kewirausahaan, sehingga harapan akhir Tahun 2018 dapat menciptakan Wira Usaha Baru akan berhasil, karena program ini merupakan program unggulan Bapak Walikota dan Wakil Walikota Bandung terpilih periode harapan terjadi multiplayer effect satu orang wira usaha baru berhasil akan mampu menciptakan lapangan kerja yang baru. Upaya selanjutnya yang telah dilakukan dalam meningkatkan penciptaan wira usaha baru yaitu mendorong sikap kewirausahaan para pencari kerja. Masalah pengangguran menjadi sedikit terpecahkan apabila muncul keinginan untuk menciptakan lapangan usaha sendiri dan menjadi wira usaha yang berhasil. Cara ini sebenarnya berpeluang 60

55 besar dalam mengurangi pengangguran dalam masyarakat, karena dalam berwirausaha tidak menuntut pendidikan yang tinggi, yang dibutuhkan hanya sedikit modal dan keuletan dalam menjalankan usahanya. Oleh karena itu hal ini dijadikan target prioritas RPJMD Kota Bandung Tahun sesuai janji politik Walikota Tahun 2018 harus tercipta Wira Usaha Baru, karena diindikasikan sektor informal di perkotaan diduga mampu menyerap angkatan kerja yang mendapat tekanan dari rasionalisasi pekerja akibat kontraksi perekonomian. Jika dilihat dari target RPJMD terciptanya WUB, sedangkan berdasarkan LPPD yang sudah dipublish melalui Koran Tribun Tanggal 17 Juni 2015 halaman 5, pada Tahun 2014 dari 5 SKPD yang sudah merealisasikan pelatihan WUB baru Disnaker sebanyak melebihi target yang ditentukan yaitu 1.120, berarti dari target Calon WUB terlatih di akhir Tahun 2018, tanggungjawab Disnaker akhir Tahun 2018 sisa sebanyak Calon WUB, kemudian Tahun 2015 rencana Calon WUB, maka di Tahun 2016 sisa Calon WUB lagi yang harus disentuh melalui pelatihan ketenagakerjaan Analisis Capaian Kinerja Sasaran 3 Meningkatnya Penempatan Tenaga Kerja Pada dasarnya untuk mengatasi pengangguran musiman, perlu adanya pemberian informasi yang cepat. Salah satu penyebab munculnya masalah pengangguran karena pencari kerja tidak tahu perusahaan apa saja yang membuka lowongan kerja, atau perusahaan seperti apa yang cocok dengan keterampilan yang dimiliki. Berkat kinerja Bidang Penempatan Tenaga Kerja yang didukung para Pejabat fungsional Pengantar Kerja, target kinerja terlampaui. Proses Penyediaan Informasi Lowongan Pekerjaan yang dilakukan adalah melalui Job Fair/Pameran Kerja yang dilaksanakan 3 kali Pameran/Bursa Kerja, melalui Bursa Kerja On-line. (BKOL) memberi kemudahan kepada Pengusaha melakukan entry secara on-line lowongan yang tersedia di perusahaan. Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 1981 tentang Wajib Lapor Ketenagakerjaan, perusahaan mempunyai kewajiban melaporkan perkembangan perusahaannya kepada Pemerintah melalui SKPD yang membidangi ketenagakerjaan. Tahun 2014 Disnaker termasuk sebagai Smart SKPD, inovasi yang dilakukan dalam upaya meningkatkan pelayanan publik adalah menyusun aplikasi Sistem Informasi Ketenagakerjaan yang diberi nama BIMMA S (Bandung Integrated Manpower 61

56 Management Aplications System), sub sistem yang sudah berjalan di bidang Pengawasan yaitu Wajib Lapor On-line. dengan sistem ini, memberi kemudahan terhadap perusahaan untuk menyampaikan laporan perusahaannya melalui website Wajib Lapor On-line (paperless), diantara contentnya perusahaan wajib mengisi format lowongan kerja yang tersedia di perusahaannya, harapan kedepan adalah jumlah lowongan kerja yang tersedia di Kota Bandung meningkat dengan diketahuinya dan dilaksanakannya Wajib Lapor Ketenagakerjaan oleh Perusahaan melalui Website tersebut. Jika dibanding dengan target Lowongan Kerja di akhir RENSTA, direalisasikan Tahun 2014 sebanyak loker, melebihi target yang ditentukan, tanggungjawab sebanyak loker lagi harus didapat sampai akhir Tahun 2018, agar para pencari kerja dengan mudah mencari loker sesuai bakat dan minat yang bersangkutan, seperti tabel berikut: Tabel 3.19 Analisis Pencapaian Sasaran 3 Meningkatnya Penempatan Tenaga Kerja No Indikator Kinerja Jumlah Lowongan Pekerjaan Baru Prosentase Pencari Kerja terdaftar yang ditempatkan Satuan Existing Tahun 2013 Tahun 2014 Target Realisasi Prosentase Capaian Kinerja Loker ,17% Target Akhir Renstra (Tahun 2018) % 14,05 14,22 41,92 294,80% 44,88 1. Indikator Jumlah Lowongan Pekerjaan Baru Indikator Menciptakan Lapangan Pekerjaan Baru adalah janji politik Walikota dan Wakil Walikota Bandung Terpilih yang dituangkan dalam Dokumen RPJMD Kota Bandung Tahun , untuk mencapai target tersebut Dinas Tenaga Kerja menetapkan target pada akhir Tahun 2018 Lowongan Pekerjaan Baru sebanyak lowongan kerja, dan Tahun 2014 dari target Lowongan Kerja Baru, terealisasi Lowongan Kerja Baru; Dipersentase mencapai 323,17%, kategori memuaskan. Pencapaian melebihi target sangat signifikan bukan berarti adanya kesalahan dalam menetapkan target ataupun pencapaian kinerja Dinas sangat maksimal. Penentuan target biasanya diambil dari rata-rata lowongan kerja yang tersedia setiap tahun, lima tahun ke belakang rata-rata antara lowongan kerja. Oleh karena pencapaian target Tahun 2014 sangat signifikan serta diperkirakan perkembangan perekonomian tahun selanjutnya lebih meningkat, maka Tahun 2015 ditetapkan target sebanyak lowongan pekerjaan baru, harapan akhirnya adalah 62

57 makin meningkat pula penempatan tenaga kerja untuk mengurangi jumlah pengangguran di Kota Bandung. 2. Indikator Prosentase Pencari Kerja terdaftar yang ditempatkan Target Kedua Prosentase Pencari Kerja terdaftar yang ditempatkan akhir Tahun 2018 ditentukan target sebesar 44,88 persen, Tahun 2014 telah ditetapkan target sebesar 14,22 persen (2.532 penempatan/ pendaftaran pencari kerja), dan direalisasikan sebesar 41,92 persen (penempatan 3.849/pendaftaran pencari kerja 9.181). Jika dilihat dalam tabel di atas realisasi sangat tinggi, padahal penempatan tenaga kerja seperti pada tahun tahun sebelumnya peningkatannya tidak terlalu signifikan mencapai 3.849, hal ini disebabkan dengan data pembanding di bawahnya yaitu jumlah pendaftar pencari kerja terdaftar menurun drastis jauh dari perkiraan hanya berjumlah Penurunan pendaftar pencari kerja karena pendaftaran CPNS tahun 2014 tidak mensyaratkan lagi melampirkan Kartu AK.I (Kartu Pencari Kerja), persyaratan tersebut berlaku ketika pencari kerja diterima menjadi Calon PNS. Capaian kinerjanya sebesar 294,80 persen melebihi target yang ditetapkan mencerminkan keberhasilan Dinas Tenaga Kerja melalui Bidang Penempatan Tenaga Kerja baik penempatan di sektor pekerja formal ataupun yang menjadi wira usaha baru. Berdasarkan tabel di atas bahwa realisasi Tahun 2014 kedua indikator sasaran 3 menunjukkan capaian kinerja lebih dari 100 persen yang berarti capaian kinerja Renstra Tahun 2014 melampaui target yang ditetapkan. Realisasi data pendukung pencapaian sasaran 3 apabila dibuat tabel Tahun adalah sebagai berikut : Tabel 3.20 Pencapaian Indikator Sasaran 3 Tahun Indikator Tahun No. Kinerja Satuan Utama Lowongan Kerja Baru Loker Pendaftaran Pencari Kerja Orang Penempatan Tenaga Kerja Orang

58 Apabila tabel tersebut di atas dibuat grafik, maka hasilnya seperti di bawah ini: Grafik 3.5 Perkembangan Lowongan Kerja, Penempatan Kerja dan Pendaftar Pencari Kerja Tahun Prosentase Pencari Kerja terdaftar yang ditempatkan adalah indikator Standar Pelayanan Minimal ketiga dari tujuh indikator yang ditetapkan oleh Peraturan Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI Nomor 2 Tahun Oleh karena itu target ini dapat diperbandingkan dengan Propinsi Jawa Barat. Diperoleh data capaian SPM Propinsi Jawa Barat melalui Kepala Sub Bagian Keuangan Disnakertrans Propinsi Jawa Barat sebagai berikut : Tabel 3.21 Prosentase Penempatan Tenaga Kerja Propinsi Jawa Barat Kota Bandung Berdasarkan Realisasi SPM Tahun 2014 Uraian Penempatan Kerja Pencari Kerja Persentase Terdaftar Propinsi Jawa Barat ,87 Kota Bandung ,92 Sumber Data : Disnakertrans Prop.Jabar Tahun 2014 Penempatan atau penyerapan Tenaga Kerja Kota Bandung prosentasenya melebihi Jawa Barat, yaitu 41,92 persen dan Jawa Barat 26,87 persen. Kondisi ini dapat didefinisikan Kota Bandung tingkat penyerapan tenaga kerja lebih tinggi dari rata-rata 64

59 penempatan Propinsi Jawa Barat yaitu orang penempatan dibanding dengan jumlah penempatan se-jawa Barat hanya 0,81 persen, pencari kerja terdaftar di Kota Bandung hanya 0,052 dari orang pencari kerja di Jawa Barat yang merupakan penjumlahan dari 26 Kabupaten/Kota se-jawa Barat. Hal ini sangat menggembirakan, sedikitnya memberi kontribusi terhadap penurunan Tingkat Pengangguran Terbuka dari Tahun 2013 sebesar 10,98 persen ke Tahun 2014 menjadi 8,05 persen, walaupun Kota Bandung ibukota Propinsi Jawa Barat, dimana migrasinya cukup tinggi. Namun jika diperbandingkan dengan jumlah lowongan kerja yang tersedia pada Tahun 2014 sebagaimana tabel/grafik di atas terjadi kesenjangan antara penempatan tenaga kerja orang, sedangkan lowongan kerja tersedia formasi, berarti hanya 39,70 persen terjadi penyerapan tenaga kerja. Permasalahannya adalah Pencari Kerja yang ingin memperoleh pekerjaan dari pemberi kerja untuk pengisian lowongan kerja yang tersedia tidak sesuai dengan bakat, minat dan kemampuannya, serta tidak sesuai dengan kualifikasi pekerjaan yang tersedia atau dalam istilah ketenagakerjaan disebut antara Lowongan Kerja Tersedia dengan Pencari Kerja tidak Link and Match. Penyelesaian masalah di atas adalah dengan pelatihan kerja untuk memberi, memperoleh, meningkatkan, serta mengembangkan kompetensi kerja, produktivitas, disiplin, sikap, dan etos kerja pada tingkat keterampilan dan keahlian tertentu sesuai dengan jenjang dan kualifikasi jabatan atau pekerjaan, kemudian dilakukan uji kompetensi kerja adalah pengukuran kemampuan kerja setiap individu yang mencakup aspek pengetahuan, keterampilan/keahlian dan sikap kerja yang sesuai dengan standar kompetensi yang ditetapkan. Selain itu beberapa upaya lain yang bisa dilakukan adalah melalui : 1. Penyediaan Informasi tentang Kebutuhan Tenaga Kerja/Lowongan kerja melalui Job Fair/Pameran Kerja dan Bursa Kerja On-line. Untuk mengatasi pengangguran musiman, perlu adanya pemberian informasi yang cepat mengenai tempat-tempat mana yang sedang memerlukan tenaga kerja. Masalah pengangguran dapat muncul karena orang tidak tahu perusahaan apa saja yang membuka lowongan kerja, atau perusahaan seperti apa yang cocok dengan keterampilan yang dimiliki. Masalah tersebut adalah persoalan informasi. 2. Adanya dorongan-dorongan (penyuluhan) untuk giat bekerja melalui bimbingan teknis memperbaiki kejiwaan, mental dan moralitas para pengangguran untuk melakukan hal yang berguna dan berdampak positif.seperti; pembinaan mental, 65

60 taat beragama, memperbaiki karakter, memiliki kepribadian yang baik, memperbaiki kapasitas dan kualitas yang menjadikan diri diterima di lapangan pekerjaan, karena diindikasikan penduduk Kota Bandung bila upah kerja rendah maka orang lebih suka menganggur 3. Bisnis online apabila dijalankan dengan serius, sebenarnya cara ini cukup berhasil dalam mengurangi pengangguran bahkan mengatasi kemiskinan di suatu negara. Dalam menjalankan bisnis online sangatlah mudah dapat dijalankan semua orang, karena tidak diperlukan modal yang besar Jika penyelesaian permasalahan berhasil, dan jika kondisi perekonomian dan keamanan Kota Bandung kondusif dipastikan target 44,88 persen penempatan tenaga kerja dibanding dengan pencari kerja terdaftar pada akhir RENSTRA Tahun 2018 akan berhasil atau mungkin bisa melebihi target yang ditetapkan Analisis Capaian Kinerja Sasaran 4 Meningkatnya Perlindungan Ketenagakerjaan Pencapaian sasaran 4 Misi disusun 4 indikator yaitu: Prosentase Perusahaan yang berkasus tentang ketenagakerjaan, Prosentase Kasus yang diselesaikan melalui Perjanjian Bersama (PB), Prosentase pekerja/buruh yang menjadi peserta program Jamsostek, Jumlah Perusahaan Yang Melaksanakan Peraturan Ketenagakerjaan Jumlah Perusahaan Yang Melaksanakan Wajib Lapor Ketenagakerjaan. Misi ini menjadi target kinerja Bidang Perselisihan Hubungan Industrial dan Jamsostek, dan Bidang Pengawasan Ketenagakerjaan. Realisasinya sebagaimana tabel di bawah ini : Tabel 3.22 Analisis Pencapaian Sasaran 4 Meningkatnya Perlindungan Ketenagakerjaan dan No Indikator Kinerja Utama Satuan 1. Prosentase Perusahaan yang berkasus tentang Persen ketenagakerjaan 66 Existing Tahun 2013 Tahun 2014 Target -- 5,51 Realisasi Target Akhir ,51 4,09

61 2. Prosentase Kasus yang diselesaikan melalui Perjanjian Bersama (PB) 3. Prosentase pekerja/buruh yang menjadi peserta program Jamsostek 4. Jumlah Perusahaan Yang Melaksanakan Wajib Lapor Ketenagakerjaan Persen 61,32 55,00 55,00 58,00 Persen 27,68 72,33 72,33 82,97 Perusah aan Indikator Prosentase Perusahaan yang berkasus tentang ketenagakerjaan Indikator kinerja pertama direalisasikan 100 persen sesuai target yang direncanakan, rumusannya adalah realisasi 109 kasus yang masuk dibanding dengan perusahaan yang melaksanakan wajib lapor ketenagakerjaan pada Tahun 2014, target ini adalah indikator kinerja baru hasil Reviu Tim Menpan&RB. Meningkat dan menurunnya kasus yang masuk tergantung pada pembinaan dan pengawasan yang dilakukan oleh kedua bidang yang menangani perlindungan ketenagakerjaan, selain faktor internal juga faktor eksternal sangat mempengaruhi tingginya kasus yang masuk, diantaranya faktor ekonomi dan politik, seperti adanya peningkatan harga BBM dan tarif Listrik akan berpengaruh pada pelaku ekonomi, yaitu menurunkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi biaya produksi, dan Tenaga Kerja adalah salah satu faktor produksi yang ikut terpengaruh akibat kebijakan Pemerintah tersebut. Target akhir RENSTRA menurunnya prosentase kasus yang masuk dari Tahun 2014 sebesar 5,51 persen menjadi 4,09 persen dari jumlah Perusahaan Wajib Lapor Ketenagakerjaan pada Tahun 2018 dapat direalisasikan dengan mengoptimalkan kinerja kedua Bidang yang menangani Perlindungan Ketenagakerjaan, melalui pembinaan SP/SB/SBSI, sosialisasi peraturan ketenagakerjaan&jamsostek, pemeriksaan dan pengawasan perusahaan karena walaupun prosentase kecil tetapi yang namanya penyelesaian perselisihan hubungan industrial bobotnya sangat berat dan memerlukan waktu untuk penyelesaiannya. 2. Indikator Prosentase Kasus yang diselesaikan melalui Perjanjian Bersama (PB) Target kedua yang didasarkan pada indikator kinerja SPM Permennakertrans Nomor 2 Tahun 2014, adalah tindak lanjut penanganan target pertama yaitu 109 kasus yang masuk, realisasi 100 persen yaitu perbandingan 60 kasus yang diselesaikan melalui Perjanjian Bersama. Relisasi Tahun 2013 sebesar 61,32 persen adalah perhitungan 65 67

62 kasus selesai melalui Perjanjian Bersama dari 106 kasus yang masuk. Target Tahun 2014 diperkirakan 55 kasus selesai melalui Perjanjian Bersama dari perkiraan 100 kasus yang masuk/terdaftar. Realisasi dari 109 kasus yang masuk kasus selesai melalui PB 60 kasus, 40 kasus selesai dengan Anjuran, 9 kasus karena bobotnya berat penyelesaian masih harus dilanjutkan pada tahun berikutnya. Target kinerja ini sama dengan target kinerja Standar Pelayanan Minimal (SPM). Perlu diketahui bahwa permohonan penyelesaian perselisihan hubungan industrial sebanyak 109 kasus didominasi kasus perselisihan PHK sebanyak 81 kasus, selesai melalui Perjanjian Bersama (PB) 51 kasus; perselisihan Hak 11 kasus, selesai melalui PB 5 kasus, dan ketiga Perselisihan Kepentingan 17 kasus selesai melalui PB dari 4 kasus yang masuk, sedangkan perselisihan Antar SP/SB Nihil. Kasus yang masuk dengan kasus yang dapat diselesaikan melalui Perjanjian Bersama, dalam bentuk grafik sebagai berikut : Grafik 3.6 Perbandingan Kasus Masuk dengan Kasus Selesai Melalui Perjanjian Bersama Tahun Hubungan Industrial adalah suatu sistem hubungan yang terbentuk antara para pelaku dalam proses produksi barang dan/atau jasa yang terdiri dari unsur pengusaha, pekerja/buruh dan pemerintah yang didasarkan pada nilai-nilai Pancasila dan UUD Perselisihan Hubungan Industrial merupakan perbedaan pendapat yang mengakibatkan pertentangan antara pengusaha atau gabungan pengusaha dengan pekerja/buruh atau serikat pekerja/buruh karena adanya perselisihan mengenai hak, kepentingan, PHK atau perselisihan antar serikat pekerja/buruh dalam satu 68

63 perusahaan. Suatu hal yang sangat mendukung pada kondusifitas tripartit yaitu adanya aksi Walikota Bandung yang proaktif menanggapi usulan para pengusaha dan Serikat Pekerja pada tahun 2014 Walikota Bandung langsung menghadap Kementerian Tenaga Kerja Dan Transmgirasi RI pada saat diminta Serikat Pekerja menyampaikan usulan peningkatan jumlah item yang dijadikan alat survey dalam penentuan Kebutuhan Hidup Layak/KHL, maka hubungan industrial di Kota Bandung cukup kondusif sehingga target kinerja dapat direalisasikan dengan baik. Sebagai perbandingan Persentase Kasus Selesai Melalui Perjanjian Bersama berdasarkan data capaian SPM Kota Bandung dan Propinsi Jawa Barat sebagai berikut : Tabel 3.23 Persentase Kasus Selesai Melalui Perjanjian Bersama Propinsi Jawa Barat Kota Bandung Berdasarkan Realisasi SPM Tahun 2014 Uraian Kasus Selesai Melalui PB Kasus Masuk Persentase Propinsi Jawa Barat Kota Bandung Sumber Data : Disnakertrans Prop.Jabar Tahun 2014 Persentase kasus PHI selesai melalui Perjanjian Bersama di Kota Bandung 55 persen berada dibawah Propinsi Jawa Barat yaitu 75 persen. Walaupun dibawah Propinsi, namun kondisi ini tetap merupakan permasalahan, bahwa di Kota Bandung kasus yang masuk bobotnya cukup berat, terutama terjadinya perselisihan kepentingan yang lebih sulit untuk diselesaikan. Dari 400 kasus Jawa Barat 27,25 persen adalah kasus yang terjadi di Kota Bandung, mengandung arti kasus Perselisihan Hubungan Industrial di Jawa Barat hampir didominasi oleh Kota Bandung, dan kemudian yang diselesaikan melalui Perjanjian Bersama dibandingkan dengan Jawa Barat, 20 persennya adalah penyelesaian kasus PHI yang dilakukan Kota Bandung. Oleh karena itu perlu ada penyelesaian masalah yaitu pada tahun berikutnya fungsi pembinaan dan pengawasan terhadap perusahaan dan serikat pekerja harus lebih ditingkatkan, jika para pihak memahami peraturan ketenagakerjaan yang berlaku, dimungkinkan akan menurunkan terjadinya perselisihan hubungan industrial. Target akhir RENSTRA di Tahun 2018, kasus yang dapat diselesaikan melalui Perjanjian Bersama meningkat menjadi 58 persen, karena trend yang terjadi berdasarkan 69

64 pengalaman setiap akhir masa jabatan seorang Kepala Daerah, suhu politik meningkatkan, berkaitan dengan kondisi politik diluar kewenangan Disnaker biasanya paling mudah mempropokasi para pekerja untuk dijadikan alat politik, sehingga sering terjadi demo, akibatnya kegiatan perekonomian terganggu, bisa berdampak pada terjadinya PHK. Maka untuk target ini tidak dapat diperjanjikan pada akhir RENSTRA yang otomatis berakhirnya masa Jabatan Walikota Bandung untuk menetapkan target dibawah Tahun sebelumnya. 3. Indikator Prosentase pekerja/buruh yang menjadi peserta program Jamsostek Indikator ketiga dari target sasaran 4 Perlindungan Ketenagakerjaan yaitu Prosentase pekerja/buruh yang menjadi peserta program Jamsostek adalah, sama seperti indikator kedua adalah target kinerja SPM urusan ketenagakerjaan. Tahun 2014 persentase 72,33 adalah jumlah pekerja/buruh yang masuk program Jamsostek dari pekerja/buruh berdasarkan Wajib Lapor Ketenagakerjaan. Tahun 2013 realisasi prosentase hanya 27,68 persen, dari 283,173 pekerja/buruh yang masuk program Jamsostek, pembandingnya adalah jumlah Bekerja 1,047,235 orang berdasarkan data BPS sehingga prosentase yang didapat lebih kecil. Perbandingan Kota Bandung dengan Propinsi Jawa Barat sesuai Standar Pelayanan Minimal yang ditetapkan Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi. Perbandingannya seperti tabel di bawah ini : Tabel 3.24 Prosentase pekerja/buruh yang menjadi peserta program Jamsostek Propinsi Jawa Barat Kota Bandung Berdasarkan Realisasi SPM Tahun 2014 Uraian pekerja/buruh yang menjadi peserta program Jamsostek Jumlah pekerja/buruh berdasarkan W.L. Persentase Propinsi Jawa Barat ,88 Kota Bandung ,33 Sumber Data : Disnakertrans Prop.Jabar Tahun 2014 Jaminan Sosial Tenaga Kerja yang selanjutnya disingkat JAMSOSTEK adalah suatu perlindungan bagi tenaga kerja dalam bentuk santuan berupa uang penggganti sebagian dari penghasilan yang hilang atau berkurang dan pelayanan sebagai akibat peristiwa atau keadaan yang dialami oleh tenaga kerja berupa kecelakaan kerja, sakit, hamil, bersalin, hari tua, dan meninggal dunia. Penjaminan ini sangat penting bagi para 70

65 pekerja/buruh sebagai upaya preventif bagi perlindungan diri sendiri maupun keluarganya. Dari data di atas, Kota Bandung tingkat kesadaran perusahaan dan pekerjanya sangat tinggi dalam hal keikutsertaan dalam penjaminan sosial ketenagakerjaan, realisasi kepesertaan dari data pekerja/buruh yang menjadi peserta program Jamsostek berdasarkan Wajib Lapor Ketenagakerjaan sebesar 72,33 persen sedangkan untuk Jawa Barat tingkat kepesertaannya masih dibawah 50 persen, yaitu 45,88 persen. Jumlah pekerja orang yang masuk menjadi peserta program Jamsostek di Kota Bandung adalah 3,17 persen dari jumlah peserta program Jamsostek Propinsi Jawa Barat. Serta orang pekerja/buruh di Jawa Barat, pekerja/buruh terdaftar di Wajib Lapor hanya 2,01 persen di Kota Bandung yaitu Kekurang sadaran pengusaha akan tanggungjawabnya dimana Undang-Undang tentang Jaminan Kesejahteraan Nasional (JKN) menyatakan semua masyarakat Indonesia wajib mengikuti program penjaminan sosial, maka target Tahun 2014 kepesertaan Program Jamsostek sebesar 72,33 persen sulit dilakukan, harapan jika para pejabat fungsional mediator, dan fungsional pengawas ketenagakerjaan meningkatkan kinerjanya, yaitu melakukan pembinaan, sosialisasi, dan pemeriksaan dan pengawasan terhadap perusahaan yang melanggar peraturan ketenagakerjaan, khususnya untuk indikator ini maka pada akhir Tahun 2018 target 82,97 persen akan terealisasikan. 4. Indikator Jumlah Perusahaan Yang Melaksanakan Wajib Lapor Ketenagakerjaan Indikator kelima adalah realisasi sebanyak Jumlah Perusahaan Yang Melaksanakan Wajib Lapor Ketenagakerjaan, sama dengan indikator nomor 1 adalah target baru hasil Reviu Tim Menpan, sebetulnya indikator ini kurang tepat karena yang diharapkan adalah ukuran seberapa banyak perusahaan yang melaksanakan Wajib Lapor Ketenagakerjaan yang mentaati peraturan norma ketenagakerjaan, hanya pada Tahun 2014 Dinas Tenaga Kerja belum siap data, maka khusus untuk Tahun 2014 indikator ini yang digunakan, Tahun 2015 diharapkan dapat menyusun data sesuai dengan yang disarankan, yaitu dari rencana perusahaan yang melaksanakan Wajib Lapor Ketenagakerjaan, dapat dipilah berapa perusahaan yang melaksanakan ketentuan norma ketenagakerjaan (dari 33 norma, minimal 5 atau 71

66 10 norma dilaksanakan) karena makin meningkatnya jumlah perusahaan yang melaksanakan norma ketenagakerjaan adalah bukti keberhasilan kinerja Dinas Tenaga Kerja melalui Bidang Pengawasan dengan dibantu 14 orang fungsional Pengawas Ketenagakerjaan (Umum dan spesialis) dalam melaksanakan pengawasan ketenagakerjaan terhadap perusahaan. Upaya yang dilakukan untuk meningkatkan perlindungan ketenagakerjaan di atas, diantaranya adalah : 1. Meningkatkan kerjasama dan harmonisasi LKS Tripartit melalui peningkatan volume rapat-rapat koordinasi dengan semua anggota Tim berdasarkan Surat Keputusan Walikota Bandung. 2. Semakin bertambahnya kasus perselisihan kepentingan yang sulit diselesaikan secara damai (PB), sudah menjadi keharusan adanya penambahan tenaga fungsional mediator PHI secara proporsional membandingkan dengan jumlah perusahaan pada tahun 2014, sehingga mediator PHI dapat melaksanakan fungsinya yang utama yaitu melakukan pembinaan hubungan industrial terhadap perusahaan untuk pencegahan terjadinya perselisihan hubungan industrial secara prefentif. Sehubungan tenaga fungsional mediator hanya tinggal 2 (dua) orang lagi, maka selama ini hanya fungsi penyelesaian kasus yang masuk saja yang dapat dilaksanakan. Yang terjadi seorang pejabat fungsional mediator tersita waktunya hanya untuk menyelesaikan kasus saja. 3. Fungsi pemeriksaan perusahaan yang dilaksanakan oleh fungsional Pengawas Ketenagakerjaan perlu dimaksimalkan, misalkan menyelesaikan kasus pelanggaran norma ketenagakerjaan secara tuntas, sehingga pada tahun berikutnya kasus yang sama di perusahaan yang sama tidak muncul kembali Analisis Capaian Kinerja Sasaran 5 Meningkatnya Minat Bertransmigrasi Pengangguran terutama di Pulau Jawa dapat sedikit teratasi melalui upaya mendorong minat masyarakat untuk bertransmgirasi dengan penyuluhan dan pemberian stimulan bagi yang siap diberangkatkan dengan motivasi dan penyampaian informasi positif. Masih luasnya lahan di luar Pulau Jawa lebih banyak menyediakan lapangan pekerjaan. Baik peluang berwirausaha maupun pekerjaan di perusahaan lebih terbuka lebar. 72

67 Tabel 3.25 Analisis Pencapaian Sasaran 5 : Meningkatnya Minat Bertransmigrasi No. Indikator Sasaran Satuan Kondisi Tahun2013 Realisasi Tahun 2014 Target Tahun Target Akhir (2018) 1. Jumlah Calon Transmigran Terseleksi Jiwa Target 60 Jiwa Jumlah Calon Transmigran Terseleksi dan berhasil dilaksanakan 100 persen adalah target hasil Reviu Tim Menpan sesuai tupoksi dan kewenangan Pemerintah Daerah sebagai pengganti target penempatan transmigrasi yang tidak dapat direalisasikan sehubungan adanya surat dari Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI Nomor B.684/P2KTRANS/VI/2014 perihal pemenuhan pembangunan kawasan transmigrasi tahun 2014, pagu APBN Perubahan Kemmenakertrans ada Pengurangan Belanja pembangunan pemukiman transmigrasi yang lokasinya adalah rencana lokasi penempatan transmigran Kota Bandung yaitu di Kabupaten Muna Propinsi Sulawesi Tenggara. Padahal Memory of Understanding sudah ditandatangani Walikota Bandung dan Bupati Muna, karena penetapan quota penempatan transmigrasi ditentukan oleh Pemerintah Pusat, maka pemerintah daerah tidak dapat melakukan upaya apapun untuk merealisasikan rencana yang sudah ditetapkan dalam RENSTRA, realisasi penempatan transmigasi tahun 2014 sama seperti tahun 2013 adalah Nol Persen berarti target tidak tercapai, maka setelah dilakukan Reviu penentuan target kinerja menurut Tim Menpan disesuaikan dengan kewenangan yang dimiliki atau diberikan kepada Pemerintah Daerah. Target 568 Calon Transmigran terseleksi sudah direalisasikan di Tahun 2014 sebanyak 60 orang, 508 lagi sisa target di akhir Tahun 2018 dalam kurun waktu empat tahun lagi diupayakan dilaksanakan melalui sosialisasi program dan penyuluhan yang dilakukan di kewilayahan. Harapan jika tidak ada permasalahan ketransmigasian di Pemerintah Pusat yang menjadi Indikator Tujuan Renstra sesuai saran Tim Pra Evaluasi SAKIP dari Menpan dan RB yaitu 10 Kepala Keluarga (KK) Calon Transmigran Siap Diberangkatkan di Tahun 2015 akan terealisasi. 73

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP) Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung Tahun 2014 BAB I PENDAHULUAN

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP) Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung Tahun 2014 BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum SKPD Peningkatan pelaksanaan pemerintahan yang berdayaguna, berhasil guna, bersih dan bertanggung jawab, telah diterbitkan Intruksi Presiden No. 7 Tahun 1999 tentang

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN KINERJA

BAB II PERENCANAAN KINERJA BAB II PERENCANAAN KINERJA Penyusunan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP) Tahun 2014 ini, mengacu pada Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia

Lebih terperinci

RINGKASAN EKSEKUTIF (Executive Summary)

RINGKASAN EKSEKUTIF (Executive Summary) RINGKASAN EKSEKUTIF (Executive Summary) Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP) Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung Tahun 2014 merupakan laporan pertanggungjawaban kinerja Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung

Lebih terperinci

BAB 1 PENDA HUL UA N. Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung

BAB 1 PENDA HUL UA N. Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung BAB 1 PENDA HUL UA N 1.1 Latar Belakang Penyusunan Laporan Kinerja Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung Tahun 2015 mengacu kepada Intruksi Presiden No. 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA Pada penyusunan Laporan Akuntabilias Kinerja Tahun 2013 ini, mengacu pada Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor

Lebih terperinci

INSPEKTORAT KOTA BANDUNG KATA PENGANTAR

INSPEKTORAT KOTA BANDUNG KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Puji syukur kita panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat dan Kasih sayang-nya sehingga Laporan Inspektorat Kota Bandung Tahun 2015 ini dapat tersusun Laporan ini merupakan

Lebih terperinci

KOTA BANDUNG DOKUMEN RENCANA KINERJA TAHUNAN BAPPEDA KOTA BANDUNG TAHUN 2016

KOTA BANDUNG DOKUMEN RENCANA KINERJA TAHUNAN BAPPEDA KOTA BANDUNG TAHUN 2016 KOTA BANDUNG DOKUMEN RENCANA KINERJA TAHUNAN BAPPEDA KOTA BANDUNG TAHUN 2016 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Terselenggaranya good governance merupakan prasyarat bagi setiap pemerintahan untuk mewujudkan

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) TAHUN 2013

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) TAHUN 2013 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) TAHUN 2013 DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL KOTA BANDUNG 2014 KATA PENGANTAR Bidang kependudukan merupakan salah satu hal pokok dan penting

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKIP)

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKIP) BAGIAN TATA USAHA SETDA KOTA BANDUNG 2015 LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKIP) Bagian Tata Usaha Setda Kota Bandug vi KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah melimpahkan

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN KINERJA

BAB II PERENCANAAN KINERJA BAB II PERENCANAAN KINERJA Pada penyusunan Laporan Akuntabilias Kinerja ini, mengacu pada Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 tentang Petunjuk Teknis

Lebih terperinci

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 3.1. Capaian Kinerja Organisasi Pada sub bab ini disajikan capaian kinerja organisasi untuk setiap pernyataan kinerja sasaran strategis organisasi sesuai dengan hasil pengukuran

Lebih terperinci

LAKIP LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2014 INSPEKTORAT KOTA BANDUNG JL. TERA NO. 20 BANDUNG

LAKIP LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2014 INSPEKTORAT KOTA BANDUNG JL. TERA NO. 20 BANDUNG LAKIP LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2014 INSPEKTORAT KOTA BANDUNG JL. TERA NO. 20 BANDUNG INSPEKTORAT KOTA BANDUNG RINGKASAN EKSEKUTIF Laporan Kinerja Inspektorat Kota Bandung

Lebih terperinci

KOTA BANDUNG DOKUMEN RENCANA KINERJA TAHUNAN BPPT KOTA BANDUNG

KOTA BANDUNG DOKUMEN RENCANA KINERJA TAHUNAN BPPT KOTA BANDUNG KOTA BANDUNG DOKUMEN RENCANA KINERJA TAHUNAN BPPT KOTA BANDUNG TAHUN 2015 KATA PENGANTAR Puji dan syukur kami panjatkan Kehadapan Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat Rahmat dan Karunianya Reviu Dokumen

Lebih terperinci

KOTA BANDUNG DOKUMEN RENCANA KINERJA TAHUNAN DINAS PELAYANAN PAJAK KOTA BANDUNG TAHUN 2014

KOTA BANDUNG DOKUMEN RENCANA KINERJA TAHUNAN DINAS PELAYANAN PAJAK KOTA BANDUNG TAHUN 2014 KOTA BANDUNG DOKUMEN RENCANA KINERJA TAHUNAN DINAS PELAYANAN PAJAK KOTA BANDUNG TAHUN 2014 TAHUN 2014 KATA PENGANTAR Puji dan syukur kami panjatkan Kehadapan Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat Rahmat dan

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA BANDUNG DINAS KOPERASI UKM DAN PERINDUSTRIAN PERDAGANGAN

PEMERINTAH KOTA BANDUNG DINAS KOPERASI UKM DAN PERINDUSTRIAN PERDAGANGAN KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena rahmat dan hidayah- Nya kami dapat menyusun Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Tahun 2016 Dinas Koperasi UKM dan Perindag Kota Bandung Tahun

Lebih terperinci

User [Pick the date]

User [Pick the date] RENCANA KERJA KECAMATAN KIARACONDONG KOTA BANDUNG TAHUN 2016 User [Pick the date] KECAMATAN KIARACONDONG KOTA BANDUNG Jl babakan sari no.177 Bandung telepon (022) 7271101 2015 Rencana Kerja Kecamatan Kiaracondong

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN KINERJA. mengacu pada Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara. dan Reformasi Birokrasi Nomor 29 Tahun 2010 tentang Pedoman

BAB II PERENCANAAN KINERJA. mengacu pada Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara. dan Reformasi Birokrasi Nomor 29 Tahun 2010 tentang Pedoman BAB II PERENCANAAN KINERJA Pada penyusunan Laporan Kinerja Tahun 2015 ini, mengacu pada Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 29 Tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rencana Kerja (Renja) merupakan penjabaran dari Rencana Strategis Dinas Tenaga Kerja yang mengacu pada Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) dan rencana Pembangunan

Lebih terperinci

K E C A M A T A N P A N Y I L E U K A N BAB I PENDAHULUAN

K E C A M A T A N P A N Y I L E U K A N BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Semakin meningkatnya tuntutan masyarakat terhadap penyelenggaraan pemerintahan yang baik dan bersih (Good Governance dan clean government) telah mendorong pengembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Terselenggaranya good governance merupakan prasyarat bagi setiap pemerintahan untuk mewujudkan aspirasi masyarakat dan mencapai tujuan serta cita- cita bangsa bernegara

Lebih terperinci

Dinas Pelayanan Pajak Kota Bandung KATA PENGANTAR

Dinas Pelayanan Pajak Kota Bandung KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Berdasarkan Instruksi Presiden RI Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, Dinas Pelayanan Pajak Kota Bandung menyusun Laporan Akuntabilitas Kinerja (LAKIP)

Lebih terperinci

Rencana Kerja Tahunan 2015 BAB I PENDAHULUAN

Rencana Kerja Tahunan 2015 BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Terwujudnya suatu tata pemerintah yang baik dan akuntabel merupakan harapan semua pihak. Berkenan harapan tersebut diperlukan pengembangan dan penerapan ssstem pertanggungjawaban

Lebih terperinci

Rencana Kinerja Tahunan Dinas Kebudayaan & Pariwisata Kota Bandung Tahun 2016 BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Rencana Kinerja Tahunan Dinas Kebudayaan & Pariwisata Kota Bandung Tahun 2016 BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Terselenggaranya good governance merupakan prasyarat bagi setiap pemerintahan untuk mewujudkan aspirasi masyarakat dan mencapai tujuan serta cita- cita bangsa bernegara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Terselenggaranya good governance merupakan prasyarat bagi setiap pemerintahan untuk mewujudkan aspirasi masyarakat dan mencapai tujuan serta cita- cita bangsa bernegara

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN KINERJA 2.1. RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT DPRD KOTA. Rencana strategis merupakan proses yang berorientasi

BAB II PERENCANAAN KINERJA 2.1. RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT DPRD KOTA. Rencana strategis merupakan proses yang berorientasi BAB II PERENCANAAN KINERJA 2.1. RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT DPRD KOTA BANDUNG Rencana strategis merupakan proses yang berorientasi hasil yang ingin dicapai selama kurun waktu satu sampai lima tahun secara

Lebih terperinci

RENCANA KERJA TAHUNAN KECAMATAN GEDEBAGE TAHUN 2015

RENCANA KERJA TAHUNAN KECAMATAN GEDEBAGE TAHUN 2015 RENCANA KERJA TAHUNAN KECAMATAN GEDEBAGE TAHUN 2015 P E M E R I N T A H K O T A B A N D U N G K E C A M A T A N G E D E B A G E J a l a n G e d e b a g e S e l a t a n N o. 2 9 2 B a n d u n g 2014 KATA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan yang berdayaguna, berhasil guna, bersih dan. bertanggungjawab, telah diterbitkan Peraturan Presiden Nomor 29

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan yang berdayaguna, berhasil guna, bersih dan. bertanggungjawab, telah diterbitkan Peraturan Presiden Nomor 29 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam rangka meningkatkan pelaksanaan pemerintahan yang berdayaguna, berhasil guna, bersih dan bertanggungjawab, telah diterbitkan Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun

Lebih terperinci

KOTA BANDUNG TAHUN 2016

KOTA BANDUNG TAHUN 2016 DOKUMEN RENCANA KINERJA TAHUNAN DINAS PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN KEBAKARAN TAHUN 2016 Jalan Sukabumi No. 17 Bandung Telp. (022) 7207113 1 KATA PENGANTAR Puji dan syukur kami panjatkan Kehadapan Tuhan

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN KINERJA 2.1. RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT DPRD KOTA. penyusunan tahapan-tahapan kegiatan yang melibatkan berbagai

BAB II PERENCANAAN KINERJA 2.1. RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT DPRD KOTA. penyusunan tahapan-tahapan kegiatan yang melibatkan berbagai BAB II PERENCANAAN KINERJA 2.1. RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT DPRD KOTA BANDUNG Perencanaan pembangunan daerah adalah suatu proses penyusunan tahapan-tahapan kegiatan yang melibatkan berbagai unsur pemangku

Lebih terperinci

Sekretariat Daerah Kota Bandung KATA PENGANTAR

Sekretariat Daerah Kota Bandung KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-nya, sehingga tugas penyusunan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP) Sekretariat Daerah Kota Bandung

Lebih terperinci

KEPALA DINAS SOSIAL DAN TENAGA KERJA

KEPALA DINAS SOSIAL DAN TENAGA KERJA KEPUTUSAN KEPALA DINAS SOSIAL DAN TENAGA KERJA NOMOR: 188/891 /410.111/2016 TENTANG PENYEMPURNAAN INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) DINAS SOSIAL DAN TENAGA KERJA TAHUN 2015 KEPALA DINAS SOSIAL DAN TENAGA KERJA

Lebih terperinci

Dinas Tata Ruang Dan Cipta Karya Kota Bandung BAB I PENDAHULUAN

Dinas Tata Ruang Dan Cipta Karya Kota Bandung BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1. GAMBARAN UMUM Dalam rangka meningkatkan penyelenggaraan pemerintahan, pemerintah mewajibkan setiap instansi pemerintah dan unit kerja untuk menyusun laporan kinerjanya sebagai wujud

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Terselenggaranya good governance merupakan prasyarat bagi setiap pemerintahan untuk mewujudkan aspirasi masyarakat dan mencapai tujuan serta cita- cita bangsa bernegara

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA BANDUNG LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKIP) SEKRETARIAT DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN

PEMERINTAH KOTA BANDUNG LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKIP) SEKRETARIAT DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN PEMERINTAH KOTA BANDUNG LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKIP) SEKRETARIAT DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN 2016 KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah melimpahkan rahmat dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Terselenggaranya good governance merupakan prasyarat bagi setiap pemerintahan untuk mewujudkan aspirasi masyarakat dan mencapai tujuan serta cita- cita bangsa bernegara

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Bandung, Januari 2015 KEPALA BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARAT

KATA PENGANTAR. Bandung, Januari 2015 KEPALA BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARAT KATA PENGANTAR Sebagai tindaklanjut dari Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 Tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, yang mewajibkan bagi setiap pimpinan instansi pemerintah untuk mempertanggungjawabkan

Lebih terperinci

KEPALA DINAS SOSIAL DAN TENAGA KERJA

KEPALA DINAS SOSIAL DAN TENAGA KERJA KEPUTUSAN KEPALA DINAS SOSIAL DAN TENAGA KERJA NOMOR: 188/891 /410.111/2016 TENTANG PENYEMPURNAAN INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) DINAS SOSIAL DAN TENAGA KERJA TAHUN 2015 KEPALA DINAS SOSIAL DAN TENAGA KERJA

Lebih terperinci

KECAMATAN UJUNGBERUNG KOTA BANDUNG KATA PENGANTAR

KECAMATAN UJUNGBERUNG KOTA BANDUNG KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Puji dan syukur kami panjatkan Kehadapan Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat Rahmat dan Karunianya Reviu Dokumen Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Kecamatan Ujungberung Kota Bandung Tahun 2016,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Terselenggaranya good governance merupakan prasyarat bagi setiap pemerintahan untuk mewujudkan aspirasi masyarakat dan tuntutan masyarakat dalam rangka mencapai tujuan

Lebih terperinci

KOTA BANDUNG DOKUMEN RENCANA KINERJA TAHUNAN RUMAH SAKIT KHUSUS IBU DAN ANAK KOTA BANDUNG TAHUN 2016

KOTA BANDUNG DOKUMEN RENCANA KINERJA TAHUNAN RUMAH SAKIT KHUSUS IBU DAN ANAK KOTA BANDUNG TAHUN 2016 KOTA BANDUNG DOKUMEN RENCANA KINERJA TAHUNAN RUMAH SAKIT KHUSUS IBU DAN ANAK KOTA BANDUNG TAHUN 2016 TAHUN 2016 KATA PENGANTAR Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Alloh Subhanahu Wa Ta ala, karena

Lebih terperinci

P E M E R I N T A H K O T A M A T A R A M

P E M E R I N T A H K O T A M A T A R A M P E M E R I N T A H K O T A M A T A R A M SEKRETARIAT DAERAH KEPUTUSAN SEKRETARIS DAERAH KOTA MATARAM NOMOR : 188.4/747/Org./X/2017 TENTANG PENETAPAN INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) SEKRETARIAT DAERAH KOTA

Lebih terperinci

DINAS TENAGA KERJA PERATURAN KEPALA DINAS TENAGA KERJA KABUPATEN JOMBANG NOMOR : 188/ /415.21/2018 TENTANG

DINAS TENAGA KERJA PERATURAN KEPALA DINAS TENAGA KERJA KABUPATEN JOMBANG NOMOR : 188/ /415.21/2018 TENTANG PEMERINTAH KABUPATEN JOMBANG DINAS TENAGA KERJA Jl. KH. Wahid Hasyim No. 175 Telp (0321) 861459 J O M B A N G PERATURAN KABUPATEN JOMBANG NOMOR : 188/ /415.21/2018 TENTANG PENETAPAN INDIKATOR KINERJA UTAMA

Lebih terperinci

Rencana Kerja Tahunan Kecamatan Rancasari Tahun

Rencana Kerja Tahunan Kecamatan Rancasari Tahun BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Terselenggaranya good governance merupakan prasyarat bagi setiap pemerintahan untuk mewujudkan aspirasi masyarakat dan mencapai tujuan serta cita- cita bangsa bernegara

Lebih terperinci

K A T A P E N G A N T A R

K A T A P E N G A N T A R K A T A P E N G A N T A R Puji dan syukur dipanjatkan ke hadirat Allah SWT atas ridho dan karunia-nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan Rencana Kinerja Tahunan Tahun Anggaran ini tanpa kendala

Lebih terperinci

B A B P E N D A H U L U A N

B A B P E N D A H U L U A N 1 B A B P E N D A H U L U A N I A. Latar Belakang Dalam rangka meningkatkan pelaksanaan pemerintah yang berdayaguna, berhasil guna, bersih dan bertanggung jawab telah diterbitkan Instruksi Presiden No.

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT)

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI PROVINSI JAWA BARAT TAHUN PEMERINTAH PROVINSI JAWA BARAT DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI Jl. Soekarno-Hatta No. 532 Telp. 7564327,

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI KABUPATEN GIANYAR TAHUN 2016

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI KABUPATEN GIANYAR TAHUN 2016 PEMERINTAH KABUPATEN GIANYAR LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI KABUPATEN GIANYAR TAHUN 2016 2016 1 D I N A S T E N A G A K E R J A D A N T R

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN KINERJA

BAB II PERENCANAAN KINERJA BAB II PERENCANAAN KINERJA 2.1 RENCANA STRATEGIS SEBELUM DAN SETELAH REVIU Berdasarkan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, Rencana Strategis disusun untuk

Lebih terperinci

KOTA BANDUNG TAHUN 2014

KOTA BANDUNG TAHUN 2014 DOKUMEN RENCANA KINERJA TAHUNAN DINAS PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN KEBAKARAN TAHUN 2014 JALAN SUKABUMI NO 17 BANDUNG Telp. (022) 7207113 1 KATA PENGANTAR Puji dan syukur kami panjatkan Kehadapan Tuhan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI.. KATA PENGANTAR... i

DAFTAR ISI.. KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI.. ii BAB I PENDAHULUAN 1 A. Latar Belakang. 1 B. Tugas dan Fungsi Bappeda Kota Samarinda. 2 C. Struktur Organisasi Bappeda Kota Samarinda.. 3 BAB II RENCANA STRATEGIS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. 1.1. Latar Belakang. BAB I PENDAHULUAN Penyusunan Laporan Kinerja Organisasi Perangkat Daerah (OPD) merupakan amanat dari Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Terselenggaranya Good Governance merupakan prasyarat utama untuk mewujudkan aspirasi masyarakat dalam mencapai tujuan dan cita-cita bangsa dan negara. Dalam rangka itu

Lebih terperinci

INSPEKTORAT SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA

INSPEKTORAT SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA INSPEKTORAT SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA INSPEKTORAT 2015 SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA LAPORAN KINERJA INSPEKTORAT SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2014 Nomor : LAP-3/IPT/2/2015 Tanggal :

Lebih terperinci

BAB I P E N D A H U L U A N

BAB I P E N D A H U L U A N 1 BAB I P E N D A H U L U A N 1.1. Latar Belakang Arah kebijakan Inspektorat Kabupaten Bandung adalah Pembangunan Budaya Organisasi Pemerintah yang bersih, akuntabel, efektif dan Profesional dan Peningkatan

Lebih terperinci

Kecamatan Cibeunying Kaler Yang Suci (Sehat, Unggul, Cerdas, Dan Indah) Dalam Mendukung Kota Bandung Yang Unggul, Nyaman, Dan Sejahtera, dengan

Kecamatan Cibeunying Kaler Yang Suci (Sehat, Unggul, Cerdas, Dan Indah) Dalam Mendukung Kota Bandung Yang Unggul, Nyaman, Dan Sejahtera, dengan IKHTISAR EKSEKUTIF Dalam dokumen Rencana Strategis (RENSTRA) Kecamatan Cibeunying Kaler 2014-2018, ditetapkan bahwa visi Kecamatan Cibeunying Kaler yaitu Terwujudnya Kecamatan Cibeunying Kaler Yang Suci

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) TAHUN 2016

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) TAHUN 2016 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) TAHUN 2016 BAGIAN PEMBANGUNAN SEKRETARIAT DAERAH KOTA PADANG TAHUN 2017 D A F T A R I S I KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii I. PENDAHULUAN 1.1

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA SOLOK LAPORAN KINERJA TAHUN 2016

PEMERINTAH KOTA SOLOK LAPORAN KINERJA TAHUN 2016 PEMERINTAH KOTA SOLOK LAPORAN KINERJA TAHUN 2016 BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH (BAPPEDA) KOTA SOLOK 2017 KATA PENGANTAR Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan

Lebih terperinci

L A P O R A N K I N E R J A

L A P O R A N K I N E R J A L A P O R A N K I N E R J A 2 0 1 4 A s i s t e n D e p u t i B i d a n g P e m b e r d a y a a n M a s y a r a k a t Deputi Bidang Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Kabinet Republik Indonesia 2014 K a

Lebih terperinci

DINAS BINA MARGA DAN PENGAIRAN KOTA BANDUNG BAB I PENDAHULUAN

DINAS BINA MARGA DAN PENGAIRAN KOTA BANDUNG BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Terselenggaranya good governance merupakan prasyarat bagi setiap pemerintahan untuk mewujudkan aspirasi masyarakat dan mencapai tujuan serta cita- cita bangsa bernegara

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH KECAMATAN PANYILEUKAN

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH KECAMATAN PANYILEUKAN LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH 2015 KECAMATAN PANYILEUKAN Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT, Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP) Panyileukan Kota Bandung Tahun

Lebih terperinci

Bab II Perencanaan Kinerja

Bab II Perencanaan Kinerja Di kantor Bab II Perencanaan Kinerja 2.1. Perencanaan 2.1.1. Rencana Strategis Tahun 2013-2018 Dalam sistem akuntabilitas kinerja instansi pemerintah, perencanaan stratejik merupakan langkah awal yang

Lebih terperinci

KABUPATEN BADUNG LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN TAHUN 2014

KABUPATEN BADUNG LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN TAHUN 2014 KABUPATEN BADUNG LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN TAHUN 2014 BAPPEDA LITBANG KABUPATEN BADUNG TAHUN 2015 DAFTAR ISI Hal DAFTAR ISI...

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Ketetapan MPR RI Nomor XI/MPR/1998 tentang Penyelenggara Negara yang Bersih dan Bebas Korupsi, Kolusi dan Nepotisme merupakan pernyataan kehendak rakyat untuk mewujudkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rencana Kerja (Renja) merupakan penjabaran dari Rencana Strategis Dinas Tenaga Kerja yang mengacu pada Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) dan rencana Pembangunan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR LKIP SEKRETARIAT DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN 2014

KATA PENGANTAR LKIP SEKRETARIAT DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN 2014 KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah melimpahkan rahma dan hidayah- Nya, sehingga tugas penyusunan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (L KIP) Se kretariat Daerah Kota Bandung

Lebih terperinci

PERENCANAAN KINERJA Rencana Strategis dan Target Tahun L K I P B K D K o t a B a n d u n g T a h u n

PERENCANAAN KINERJA Rencana Strategis dan Target Tahun L K I P B K D K o t a B a n d u n g T a h u n PERENCANAAN KINERJA Penyusunan Laporan Kinerja Tahun 2015 ini mengacu pada Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 29 Tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan Penetapan

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keberhasilan pembangunan pertanian bukan hanya ditentukan oleh kondisi sumberdaya pertanian, tetapi juga ditentukan oleh peran penyuluh pertanian yang sangat strategis

Lebih terperinci

2.1 Rencana Strategis

2.1 Rencana Strategis BAB II PERENCANAAN KINERJA Pada penyusunan Laporan Kinerja Tahun 2015 ini, mengacu pada Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (government) menjadi kepemerintahan (governance). Pergeseran tersebut

BAB I PENDAHULUAN. (government) menjadi kepemerintahan (governance). Pergeseran tersebut 1 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Sejalan dengan perkembangan gagasan yang terjadi di berbagai negara, peranan negara dan pemerintah bergeser dari peran sebagai pemerintah (government) menjadi kepemerintahan

Lebih terperinci

DOKUMEN RENCANA KINERJA TAHUNAN DINAS PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN KEBAKARAN KOTA BANDUNG KOTA BANDUNG TAHUN 2016

DOKUMEN RENCANA KINERJA TAHUNAN DINAS PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN KEBAKARAN KOTA BANDUNG KOTA BANDUNG TAHUN 2016 DOKUMEN RENCANA KINERJA TAHUNAN DINAS PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN KEBAKARAN TAHUN 2016 Jalan Sukabumi No. 17 Bandung Telp. (022) 7207113 KATA PENGANTAR Puji dan syukur kami panjatkan Kehadapan Tuhan

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT)

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI PROVINSI JAWA BARAT TAHUN PEMERINTAH PROVINSI JAWA BARAT DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI Jl. Soekarno-Hatta No. 532 Telp. 7564327,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BKD KABUPATEN GRESIK 1

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BKD KABUPATEN GRESIK 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Kesuksesan sebuah penyelenggaraan tugas pemerintahan, terutama pada penyelenggaraan pelayanan public kepada masyarakat sangat tergantung pada kualitas SDM Aparatur.

Lebih terperinci

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PEMERINTAH KABUPATEN TULANG BAWANG BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH Komp.Perkantoran Pemda Tulang Bawang Jl. Cendana Gunung Sakti Kec. Menggala Kab.Tulang Bawang Provinsi Lampung 34596 Telp (0726)

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan A. LATAR BELAKANG

Bab I Pendahuluan A. LATAR BELAKANG Bab I Pendahuluan A. LATAR BELAKANG Penyelenggaraan pemerintahan dan pelaksanaan pembangunan yang tepat, jelas, terukur dan akuntabel merupakan sebuah keharusan yang perlu dilaksanakan dalam usaha mewujudkan

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016 SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN JAKARTA, JANUARI 2017 Laporan Akuntabilitas Kinerja Sekretariat Inspektorat

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan Latar Belakang

Bab I Pendahuluan Latar Belakang Bab I Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, bahwa pembangunan yang berkeadilan dan demokratis

Lebih terperinci

B A B I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

B A B I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang 1 B A B I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Terselenggaranya tata Instansi Pemerintah yang baik, bersih dan berwibawa (Good Governance dan Clean Governance) merupakan syarat bagi setiap pemerintahan dalam

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN LUMAJANG TAHUN 2014

LAPORAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN LUMAJANG TAHUN 2014 BAB I P E N D A H U L U A N 1.1. LATAR BELAKANG Sesuai dengan amanat Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Nomor: XI/MPR/1998 tentang Penyelenggaraan Negara Yang Bersih dan Bebas Korupsi, Kolusi dan

Lebih terperinci

K E C A M A T A N P A N Y I L E U K A N BAB I PENDAHULUAN

K E C A M A T A N P A N Y I L E U K A N BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Semakin meningkatnya tuntutan masyarakat terhadap penyelenggaraan pemerintahan yang baik dan bersih (Good Governance dan clean government) telah mendorong pengembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam upaya mendorong penyelenggaraan kepemerintahan yang baik, Majelis Permusyawaratan Rakyat telah menetapkan Tap MPR RI Nomor : XI/MPR/1998 tentang Penyelenggaraan

Lebih terperinci

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Inspektorat Kabupaten Lombok Barat BAB I PENDAHULUAN

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Inspektorat Kabupaten Lombok Barat BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) merupakan amanat dari Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA BIRO ORGANISASI DAN KEPEGAWAIAN TAHUN 2014

LAPORAN KINERJA BIRO ORGANISASI DAN KEPEGAWAIAN TAHUN 2014 LAPORAN KINERJA BIRO ORGANISASI DAN KEPEGAWAIAN TAHUN 2014 SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN PERTANIAN Jakarta, Januari 2015 KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT karena atas

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH ( LKIP ) TAHUN 2016

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH ( LKIP ) TAHUN 2016 LAPORAN KINERJA INSTANSI ( LKIP ) 2016 INSPEKTORAT KOTA MOJOKERTO KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan Rahmat dan Hidayah-Nya semata akhirnya Laporan Kinerja

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKj IP)

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKj IP) LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKj IP) SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KOTA BLITAR TAHUN 2016 LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKj IP) Lampiran I Matriks Rencana Strategis Tahun 2016-2021 SATUAN POLISI

Lebih terperinci

RENCANA AKSI KINERJA TAHUN 2017

RENCANA AKSI KINERJA TAHUN 2017 RENCANA AKSI KINERJA TAHUN 2017 DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI KABUPATEN SUKABUMI Jalan Pelabuhan II KM.6 No.703 No/Fax.(0266) 226088 Sukabumi 43169 KATA PENGANTAR Dengan memanjatkan puji dan syukur

Lebih terperinci

Kebijakan Bidang Pendayagunaan Aparatur Negara a. Umum

Kebijakan Bidang Pendayagunaan Aparatur Negara a. Umum emangat reformasi telah mendorong pendayagunaan aparatur Negara untuk melakukan pembaharuan dan peningkatan efektivitas dalam melaksanakan fungsi penyelenggaraan pemerintahan Negara dalam pembangunan,

Lebih terperinci

Kata Pengantar. Oleh karena itu agar langkah dimaksud dapat menjadi prioritas program lima tahun pembangunan kepegawaian ke depan menyongsong ii

Kata Pengantar. Oleh karena itu agar langkah dimaksud dapat menjadi prioritas program lima tahun pembangunan kepegawaian ke depan menyongsong ii i Kata Pengantar Seraya memanjatkan puji dan syukur atas berkat rahmat Tuhan Yang Maha Esa, Badan Kepegawaian Daerah telah dapat melalui tahapan lima tahun kedua pembangunan jangka menengah bidang kepegawaian

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan A. LATAR BELAKANG

Bab I Pendahuluan A. LATAR BELAKANG Bab I Pendahuluan A. LATAR BELAKANG Penyelenggaraan pemerintahan dan pelaksanaan pembangunan yang tepat, jelas, terukur dan akuntabel merupakan sebuah keharusan yang perlu dilaksanakan dalam usaha mewujudkan

Lebih terperinci

BUPATI MALANG PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 20 TAHUN 2011 TENTANG MEKANISME TAHUNAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN KABUPATEN MALANG BUPATI MALANG,

BUPATI MALANG PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 20 TAHUN 2011 TENTANG MEKANISME TAHUNAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN KABUPATEN MALANG BUPATI MALANG, 1 BUPATI MALANG PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 20 TAHUN 2011 TENTANG MEKANISME TAHUNAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN KABUPATEN MALANG BUPATI MALANG, Menimbang : a. bahwa untuk lebih menjamin ketepatan dan

Lebih terperinci

REFORMASI BIROKRASI. Pengantar

REFORMASI BIROKRASI. Pengantar REFORMASI BIROKRASI Pengantar Keterpihakan serta dukungan terhadap pelaksanaan Reformasi Birokrasi di lingkungan Lembaga Administrasi Negara merupakan suatu amanah yang harus diikuti dengan akuntabilitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. An evaluation version of novapdf was used to create this PDF file. Purchase a license to generate PDF files without this notice.

BAB I PENDAHULUAN. An evaluation version of novapdf was used to create this PDF file. Purchase a license to generate PDF files without this notice. BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Setiap pelaksanaan urusan kepemerintahan akan selalu dikaitkan dengan pengelolaan kepemrintahan yang baik (good governance) dengan tiga pilar utama yaitu, Partisipasi,

Lebih terperinci

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah ( LKIP ) Tahun 2016 BAB I PENDAHULUAN

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah ( LKIP ) Tahun 2016 BAB I PENDAHULUAN 1 BAB I PENDAHULUAN Terselenggaranya kepemerintahan yang baik (good governance) merupakan prasyarat bagi setiap pemerintah untuk mewujudkan aspirasi masyarakat dan mencapai tujuan serta cita-cita bangsa

Lebih terperinci

KEMENTERIAN AGAMA RI RENCANA AKSI LAKIP KEMENTERIAN AGAMA

KEMENTERIAN AGAMA RI RENCANA AKSI LAKIP KEMENTERIAN AGAMA KEMENTERIAN AGAMA RI RENCANA AKSI LAKIP KEMENTERIAN AGAMA SEKRETARIAT JENDERAL BIRO ORGANISASI DAN TATALAKSANA JAKARTA, MARET 2011 DAFTAR ISI Hal BAB I PENDAHULUAN 1 A. Latar Belakang 1 B. Dasar Hukum

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KOTA PONTIANAK NOMOR 1 TAHUN 2015 T E N T A N G

PERATURAN KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KOTA PONTIANAK NOMOR 1 TAHUN 2015 T E N T A N G PEMERINTAH KOTA PONTIANAK BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH JalanZainuddin No.5Telp(0561) 734294 733045 Fax (0561) 733045 PONTIANAK 78111 Website: www.bappeda.pontianakkota.go.id email: bappeda@pontianakkota.go.id

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2015 DINAS TENAGA KERJA DAN MOBILITAS PENDUDUK ACEH

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2015 DINAS TENAGA KERJA DAN MOBILITAS PENDUDUK ACEH PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2015 DINAS TENAGA KERJA DAN MOBILITAS PENDUDUK ACEH No. Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target 1 2 3 4 1 Meningkatnya tenaga kerja yang memiliki 1 Peningkatan lulusan pelatihan

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA BANDUNG KECAMATAN BANDUNG KULON

PEMERINTAH KOTA BANDUNG KECAMATAN BANDUNG KULON BAB III AKUNTABILITAS KINERJA Akuntabilitas kinerja adalah kewajiban untuk menjawab dari perorangan, badan hukum atau pimpinan kolektif secara transparan mengenai keberhasilan atau kegagalan dalam melaksanakan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Kandangan, Januari 2016 INSPEKTUR KABUPATEN, Ir.RUSMAJAYA,MT Pembina Utama Muda NIP

KATA PENGANTAR. Kandangan, Januari 2016 INSPEKTUR KABUPATEN, Ir.RUSMAJAYA,MT Pembina Utama Muda NIP KATA PENGANTAR Mengacu pada Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu

Lebih terperinci

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2016 II - 1. Inspektorat Kabupaten Lingga

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2016 II - 1. Inspektorat Kabupaten Lingga II - 1 Inspektorat Kabupaten Lingga Puji dan syukur kita panjatkan ke hadirat Illahi Rabbi, berkat Rahmat dan Inayah-NYA Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Inspektorat Kabupaten Lingga Tahun 2016 telah

Lebih terperinci

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA BAB III AKUNTABILITAS KINERJA Akuntabilitas kinerja adalah kewajiban untuk menjawab dari perorangan, badan hukum atau pimpinan kolektif secara transparan mengenai keberhasilan atau kegagalan dalam melaksanakan

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2017

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2017 RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2017 DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL DAERAH PROVINSI JAWA BARAT 2017 DAFTAR ISI Kata Pengantar Daftar Isi... i... ii Bab I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang 1.2

Lebih terperinci