Hubungan Antara Peran Penyuluh...Satriyawan Hendra W

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Hubungan Antara Peran Penyuluh...Satriyawan Hendra W"

Transkripsi

1 HUBUNGAN ANTARA PERAN PENYULUH DENGAN TINGKAT PENERAPAN PENYAJIAN RUMPUT PADA PETERNAKAN SAPI PERAH ( Kasus Pada Kelompok Peternak Sapi Perah Pamegatan, Desa Mekarjaya, Kecamatan Cikajang, Kabupaten Garut ) THE RELATIONSHIP BETWEEN THE ROLE OF EXTENSION WORKERS TO THE LEVEL OF THE APPLICATION OF PRESENTATION OF GRASS ON DAIRY FARMERS ( Cases In Group Dairy Farmers Pamegatan Village Mekarjaya District of Cikajang Regency Garut ) Satriyawan Hendra W*, Lilis Nurlina **, Syahirul Alim ** Universitas Padjadjaran Jalan Raya Bandung-Sumedang Km 21 Jatinangor *Alumni Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran Tahun 2016 **Staf Pengajar Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran satriyawan.wiranata@yahoo.co.id ABSTRAK Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Agustus 2016 yang bertempat di Desa Mekarjaya, Kecamatan Cikajang, Kabupaten Garut. Tujuan penelitian untuk mengetahui peran-peran penyuluh dan tingkat penerapan penyajian rumput serta menganalisis hubungan antara peran penyuluh dengan tingkat penerapan penyajian rumput peternakan sapi perah. Metode penelitian ini adalah metode survei dengan jumlah responden sebanyak 30 orang. Data yang diperoleh dianalisis dengan statistik deskriptif dan analisis korelasi Rank Spearman. Hasil penelitian menunjukan bahwa 1) Peran penyuluh pada kelompok Pamegatan termasuk dalam katagori sedang, 2) Tingkat penerapan penyajian rumput peternak kelompok Pamegatan termasuk dalam katagori sedang dan 3) Terdapat hubungan yang erat antara peran penyuluh dengan tingkat penerapan penyajian pakan rumput pada peternak sapi perah kelompok Pamegatan dengan nilai rs 0,754. Kata kunci : Peran Penyuluh, Penyajian Rumput, Peternak Sapi Perah. 1

2 ABSTRACT The research has been done in August 2016 which took place in the village of Mekarjaya, District of Cikajang, Regency Garut. The aims of research were to determine the roles of extension workers and level of application of presentation of grass and analyzing the relationship between the role of extension to the level of adoption of the presentation grass in dairy farm. This research method is survey method with the number of respondents as many as 30 people. Data were analyzed with descriptive statistics and Spearman Rank correlation analyzed. The results showed that 1) The role of extension in the group Pamegatan included in the category of medium, 2) The level of implementation of the presentation of grass breeders group Pamegatan included in the category of medium and 3) There is a close relationship between the role of extension to the level of adoption of the presentation of grass in dairy farmers Pamegatan group with a value of rs 0,754. Keywords : The role of extension workers, Presentation of grass, Dairy farmers. PENDAHULUAN Peternakan sapi perah Indonesia mempunyai prospek usaha yang sangat menjanjikan. Data menyebutkan bahwa permintaan susu tumbuh sangat cepat, meningkat 14,01% selama periode antara tahun 2002 hingga tahun Namun, di sisi lain produksi susu Indonesia hanya tumbuh 2% (Direktorat Budidaya Ternak Ruminansia, 2010). Meningkatnya permintaan susu, membuat peternak sapi perah lebih berupaya untuk memenuhi permintaan susu dalam negeri agar usahanya juga ikut berkembang. Oleh karena itu, perlu dilakukan upaya peningkatan produksi susu dan produktivitasnya melalui salah satu faktor yang berpengaruh yaitu faktor pakan. Pakan merupakan kebutuhan utama bagi ternak sapi perah yang bertujuan dalam memenuhi nutrisi untuk kelangsungan hidup, pertumbuhan dan tetap memproduksi susu. Secara umum pakan sapi perah terdiri dari hijauan dan konsentrat. Tujuan pemberian pakan tercermin dari usaha pemenuhan kebutuhan pakan secara kuantitas, kualitas dan kontinuitas serta teknik pemberian pakan yang digunakan. Kuantitas menjamin banyak sedikitnya pakan untuk ternak sesuai kebutuhannya, kualitas merupakan baik buruknya pengaruh pakan terhadap ternak dan kontinuitas menunjukkan kesinambungan ada tidaknya pakan untuk ternak serta teknik pemberian pakan di lapang (Reaves dkk., 1973). 2

3 Desa Mekarjaya Kecamatan Cikajang, Kabupaten Garut merupakan salah satu sentra usaha peternakan sapi perah rakyat yang ikut memenuhi kebutuhan susu dalam negeri Pada sentra usaha tersebut terdapat peternakan sapi perah rakyat yang tergabung dalam Kelompok Pamegatan.Pemeliharaan dan pemberian hijauan khususnya rumput pada peternakan sapi perah rakyat biasanya dilakukan dengan cara seadanya dan tanpa penyajian yang benar. Pemberian pakan rumput dengan cara seadanya dan tanpa pengolahan secara fisik merupakan salah satu faktor yang menimbulkan permasalahan bagi peternak antara lain seperti produksi susu turun, sisa pakan rumput yang terbuang, ternak sakit menceret dan ternak malas makan. Melalui penyajian rumput yang benar dapat membantu peternak mengatasi masalah tersebut. Penyajian rumput tersebut antara lain yaitu penggunaaan rumput unggul, pelayuan, pencacahan dan pemberian rumput yang sesuai proporsi sapi perah laktasi. Penyajian rumput didapatkan oleh peternak melalui kegiatan penyuluhan yang diadakan oleh Koperasi Peternak Garut Selatan (KPGS) Cikajang atas dasar kebutuhan peternak. Penyuluhan tentang penyajian pakan rumput merupakan salah satu cara untuk membantu peternak mengatasi permasalahan yang berkaitan dengan produksi susu dan produktivitasnya. Penyuluhan merupakan upaya perubahan berencana yang dilakukan melalui sistem pendidikan non formal dengan tujuan merubah perilaku (sikap, pengetahuan, keterampilan) sasaran untuk dapat memecahkan masalah yang dihadapinya, sehingga kualitas kehidupan menjadi meningkat (Yunasaf, 2008). Kegiatan penyuluhan yang diberikan kepada peternak sapi perah dapat mengubah pengetahuan, sikap dan tindakan peternak agar menjadi lebih baik dalam hal pengembangan usaha peternakan sapi perah. Selain itu dengan diadakannya penyuluhan diharapkan merubah pandangan peternak menjadi tahu, mau dan mampu dalam hal penerapan penyajian pakan rumput, sehingga peternak dapat meningkatkan produksi susu sapi yang dipelihara. Kegiatan penyuluhan tidak terlepas dari campur tangan seorang penyuluh. Penyuluh sebagai agen pembaharu adalah individu yang berusaha mempengaruhi atau mengarahkan keputusan inovasi orang lain (client) selaras dengan yang diinginkan oleh lembaga penyuluhan pembaharuan dimana ia berkerja (Rogers, 1983). Penyuluh dalam tugasnya sebagai agen perubahan berperan sebagai (a) pendidik, (b) fasilitator dan (c) katalisator. Penyuluh akan 3

4 membimbing, mengarahkan dan membantu memecahkan masalah yang dihadapi peternak dalam peningkatan produksi susu dan produktivitas lainnya. Melalui kegiatan penyuluhan, para peternak lebih bertambah pengetahuannya dan terfasilitasi dalam penerapan inovasi teknologi serta dapat menentukan pilihan yang baik dalam memutuskan untuk meningkatkan usaha peternakan sapi perah. Penyuluh juga memberikan motivasi dan berupaya menggerakkan peternak untuk menerapkan penyajian rumput dengan baik sebagai salah satu upaya dalam mengatasi masalah yang dihadapi peternak. Tujuan penelitian ini untuk mengkaji peran penyuluh dalam memberikan penyuluhan penyajian rumput, mengkaji tingkat penerapan penyajian rumput pada peternakan sapi perah dan mengkaji keeratan hubungan antara peran penyuluh dengan tingkat penerapan penyajian rumput pada peternakan sapi perah. OBJEK DAN METODE PENELITIAN METODE PENELITIAN Objek penelitian yang diteliti adalah peternak sapi perah Kelompok Pamegatan di Desa Mekarjaya Kecamatan Cikajang Kabupaten Garut Jawa Barat. Metode penelitian yang digunakan adalah survei, informasi dikumpulkan dari sampel atas populasi untuk mewakili populasi. Informasi yang diperlukan didapatkan dari responden dengan menggunkan kuisoner. Tempat penelitian dipilih secara secara sengaja ( purposive ) dengan pertimbangan bahwa Kelompok Pamegatan merupakan salah satu daerah usaha peternakan rakyat sapi perah dengan jumlah anggota kelompok terbanyak yaitu 180 orang di Desa Mekarjaya dan sudah berjalan kegiatan penyuluhan. Data diperoleh dengan teknik wawancara yang dilakukan berdasarakan pedoman wawancara yang sudah disiapkan. Data yang dikumpulkan terdiri dari dua jenis, data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari dengan wawancara 30 orang anggota kelompok peternak sapi perah Pamegatan dan data sekunder diperoleh dari dari Koperasi Peternak Garut Selatan (KPGS), penyuluh yang bertugas, jurnal ilmiah, studi perpustakaan dan internet. 4

5 ANALISIS DATA Variabel dalam penelitian ini ada dua yaitu variabel bebas adalah peran penyuluh (Xi). Variabel terikat adalah tingkat penerapan penyajian rumput (Yi). Cara pengukuran dari variabel bebas (Peran Penyuluh) dan variabel terikat (Tingkat Penerapan Penyajian Rumput) menggunakan skala ordinal. Kedua variabel diukur dengan menjumlahkan skor dari seluruh komponen yang tergabung pada variabel-variabel tersebut mengacu pada skala likert, dengan memberikan alternatif tiga jawaban. Ukuran skala ordinal tersebut adalah 3,2,1 yang menunjukkan nilai tinggi, sedang dan rendah. Nilai peran penyuluh (Xi) diperoleh dari nilai total seluruh jawaban responden atas pertanyaan yang dirumuskan menjadi beberapa pertanyaan yang dikategorikan berdasarkan kelas interval, terdapat 12 pertanyaan yang mewakili variabel (Xi). Nilai tingkat penerapan penyajian rumput (Yi) diperoleh dari nilai total seluruh jawaban responden atas pertanyaan yang dirumuskan menjadi beberapa pertanyaan yang dikategorikan berdasarkan kelas interval, terdapat 13 pertanyaan yang mewakili variabel (Yi). Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut : Jumlah jangkauan Panjang Interval = banyaknya interval Keterangan : Batas atas kelas Batas bawah kelas : Jumlah pertanyaan x Nilai jawaban tertinggi : Jumlah pertanyaan x Nilai jawaban terendah Jumlah jangkauan : Batas atas kelas batas bawah kelas Guna menambah ketelitian data yang diperoleh, maka skor tertinggi ditambahkan 0,5 dan terendah dikurangi 0,5. Kategori kelas interval untuk peran penyuluh : 12,00-20,33 : Peran penyuluh dalam kategori rendah. 20,34-28,67 : Peran penyuluh dalam kategori sedang. 28,68-37,01 : Peran penyuluh dalam kategori tinggi. Kategori kelas interval untuk tingkat penerapan penyajian rumput : 13,00-22,00 : Tingkat penerapan penyajian rumput dalam kategori rendah. 22,01 31,01 : Tingkat penerapan penyajian rumput dalam kategori sedang. 31,02-40,00 : Tingkat penerapan penyajian rumput dalam kategori tinggi. 5

6 Pengolahan data yang didapatkan di lapangan dilakukan secara deskriptif. Teknik yang digunakan dalam menganalisis data dilakukan dengan menghitungjumlah skor dari variabel peran penyuluh (X) dengan variabel tingkat penerapan penyajian rumput (Y). Perhitungan korelasi antara dua variabel tersebut dilakukan dengan menggunakan aplikasi SPSS. Perhitungan korelasi keeratan antara dua variabel tersebut dilakukan dengan menggunakan perhitungan analisis statistik non parametrik korelasi Rank Spearman (Siegal, 1985). Hipotesis yang diajukan : H0 : Tidak terdapat hubungan positif antara peran penyuluh dengan tingkat penerapan penyajian rumput peternak sapi perah. H1 : Terdapat hubungan positif antara peran penyuluh dengan tingkat penerapan penyajian rumput peternak sapi perah. Pada pengujian hipotesis dan hasilnya signifikan, (H0 ditolak), maka untuk menentukan keeratan hubungan bisa digunakan kriteria Guilford (1956) yaitu sebagai berikut : rs < 0,20 : Hubungan yang sangat kecil / lemah dan bisa diabaikan 0,20 rs < 0,40 : Hubungan yang kecil / tidak erat 0,40 rs < 0,70 : Hubungan yang cukup erat 0,70 rs < 0,90 : Hubungan yang erat 0,90 rs 1,00 : Hubungan sangat erat Peran Penyuluh HASIL DAN PEMBAHASAN Menurut Mardikanto (1992) penyuluhan merupakan suatu sistem pendidikan non formal yang tidak sekedar memberikan penerangan atau menjelaskan, tetapi berupaya merubah perilaku sasarannya. Selama kegiatan penyuluhan yang bertujuan merubah perilaku sasarannya tidak terlepas dari peran penyuluh dalam menjalankan tugas sesuai dengan peran sebagai pendidik, fasilitator dan katalisator. Penilaian responden peternak terhadap peran penyuluh dibedakan menjadi beberapa kategori yaitu, tinggi, sedang dan rendah. Peran penyuluh secara umum dapat dilihat pada Tabel 1. 6

7 Tabel 1. Peran Penyuluh Kategori No. Uraian Tinggi Sedang Rendah % 1 Peran Penyuluh 33,33 66,67 0,00 a. Sebagai Pendidik 63,33 29,44 7,22 b. Sebagai Fasilitator 24,44 28,89 46,67 c. Sebagai Katalisator 56,67 18,89 24,44 Berdasarkan Tabel 1 peran penyuluh oleh pengurus Koperasi Peternak Garut Selatan (KPGS) dapat dikatagorikan sebagian besar termasuk dalam kategori sedang (66,67%), artinya bahwa peran penyuluh sebagai pendidik, fasilitator dan katalisator telah dijalankan dengan cukup baik dalam menjelaskan, mengarahkan dan mengubah perilaku peternak agar tau, mau dan mampu menerapkan inovasi. Peran penyuluh termasuk dalam kategori sedang karena penyuluh telah berupaya menjalankan peran sebagai pendidik, fasilitator dan katalisator. Peran sebagai pendidik dikategorikan tinggi (63,33%) dalam memberikan motivasi, pemberian kesempatan bertanya, penyampaian materi dengan jelas dan mudah dipahami, mampu menjelaskan materi dan manfaat penyajian rumput. Peran tersebut dilakukan dengan baik sebagai upaya dalam memberikan pengetahuan penyajian rumput kepada para peternak. Peran sebagai katalisator yang dikategorikan tinggi (56,67%) dalam mendorong pertemuan berkala dan kesedian untuk menemui dan ditemui peternak. Sebagai katalisator penyuluh menjalankan sangat baik, hal tersebut dilihat dari kesedian saling bertemu antara penyuluh dan peternak dan mendorong pertemuan berkala sebagai bentuk mempercepat adopsi inovasi. Namun, dalam hal kerjsama dengan pihak Dinas Peternakan Kabupaten Garut dan Swasta dalam memberikan penyuluhan masih belum dilakukan secara maskimal. Disi lain peran penyuluh sebagai fasilitator termasuk dalam kategori rendah (46,67%) dalam memfasilitasi penerapan penyajian rumput dan menggunakan alat bantu dalam melakukan penyuluhan. Hal tersebut menjadikan penyuluh harus terus meningkatkan peran sebagai fasilitator dalam membantu memberikan fasilitas dalam proses penerapan penyajian rumput dan menggunakan alat bantu penyuluhan. Penyuluh sebagai fasilitator merupakan peran dalam mendukung terselenggaranya proses pembelajaran peternak dengan baik (Yunasaf dan Tasripin, 2011). 7

8 Tingkat Penerapan Penyajian Rumput Mardikanto (1992) menjelasakan bahwa adopsi atau penerapan dalam proses penyuluhan pertanian diartikan sebagai proses perubahan perilaku mengenai pengetahuan, sikap, maupun keterampilan yang terjadi pada seseorang. Penerapan atau adopsi terjadi ketika seseorang telah melewati tahap perubahan pengetahuan (kognitif), sikap (afektif) dan tindakan (psikomotorik) terhadap suatu objek yang akan dipelajari. Pada tingkat adopsi atau penerapan penyajian rumput ada 3 dimensi yang diukur yaitu meliputi : (1) Pengetahuan terhadap rumput unggul, pelayuan, pencacahan, dan pemberian rumput dengan jumlah yang sesuai untuk sapi laktasi, (2) Sikap atau penilaian penyajian rumput dan (3) Tindakan terhadap penyajian rumput. Penilaian responden peternak terhadap tingkat penerapan penyajian rumput dibedakan menjadi beberapa kategori yaitu, tinggi, sedang dan rendah serta dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2. Tingkat Penerapan Penyajian Rumput Kategori No. Uraian Tinggi Sedang Rendah % 1 Tingkat Penerapan 13,33 63,33 23,33 a. Pengetahuan 26,00 40,00 34,00 b. Sikap 35,00 48,33 16,67 c. Tindakan 24,17 57,50 18,33 Tingkat penerapan penyajian rumput oleh peternak Kelompok Pamegatan pada Tabel 2 dikategorikan sedang (63,33%), artinya bahwa tingkat penerapan penyajian rumput yang dilakukan oleh peternak sapi perah sudah cukup baik. Hal tersebut dikarenakan sebagian besar peternak di kelompok Pamegatan dapat menerima dan menerapkan penyajian rumput yang meliputi : (1) Penggunaan rumput unggul, (2) Pelayuan rumput, (3) Pencacahan rumput, dan (4) Pemberian rumput dengan jumlah yang sesuai untuk kebutuhan sapi laktasi. Pada tingkat penerapan kategori tinggi (13,33%) diterapkan oleh ketua kelompok dan perwakilan yang dipercayai oleh ketua kelompok yang termasuk kedalam kategori ini. Hal tersebut disebabkan karena ketua kelompok dan perwakilan peternak sering mendapatkan penyuluhan dan pelatihan serta sebagai perantara penyuluh dengan para peternak yang lain. Tingkat penerapan penyajian rumput oleh peternak yang cukup baik, tidak terlepas dari pengetahuan, sikap dan tindakan peternak terhadap penyajian rumput. Pada Tabel 2 dapat 8

9 diketahui bahwa tingkat pengetahuan peternak termasuk dalam kategori sedang (40,00%), artinya bahwa pengetahuan peternak cukup baik dalam mengetahui penyajian rumput yang meliputi : (1) Penggunaan rumput unggul, (2) Pelayuan, (3) Pencacahan, dan (4) Pemberian jumlah rumput yang sesuai untuk sapi perah laktasi serta mengetahui manfaat penyajian rumput. Penilaian atau sikap peternak terhadap penyajian rumput termasuk dalam kategori sedang (48,33%) artinya bahwa peternak menilai penerapan penyajian rumput cukup mudah dipelajari dan dieterima dan dapat memberikan manfaat terhadap usaha peternakan sapi perah. Selain itu tingkat tindakan peternak juga termasuk dalam kategori sedang (57,50%), artinya bahwa peternak cukup baik dalam menerapkan penyajian rumput terhadap usaha peternakan sapi perah yang mereka miliki. Penerapan penyajian rumput di kelompok Pamegatan yang cukup baik ini pun tidak lepas dari upaya-upaya peran penyuluh dari Koperasi Peternak Garut Selatan (KPGS) dan ketua kelompok serta usaha peternak mencari informasi dari peternak yang lain. Proses penerapan penyajian rumput oleh para peternak sapi perah terjadi karena perubahan perilaku yang meliputi pengetahuan, sikap atau penilaian dan tindakan mereka terhadap suatu inovasi yang dibawa oleh para penyuluh. Hubungan Antara Peran Penyuluh Dengan Tingkat Penerapan Penyajian Rumput Peternak Sapi Perah Kelompok Pamegatan Hasil analisis korelasi Rank Spearman tentang peran penyuluh dengan tingkat penerapan penyajian rumput peternak sapi perah Kelompok Pamegatan diperoleh bahwa terdapat hubungan positif dan signifikan dengan nilai rs 0,754. Berdasarkan aturan Guilford bahwa nilai tersebut termasuk katagori erat. Keeratan hubungan antara dua variabel yaitu peran penyuluh dan tingkat penerapan penyajian rumput dapat diartikan bahwa semakin tinggi peran penyuluh maka semakin baik pula tingkat penerapan penyajian rumput yang diterapkan peternak sapi perah Kelompok Pamegatan. Adanya hubungan yang erat terjadi karena peran penyuluh KPGS di Kelompok Pamegatan telah berusaha cukup baik dalam menjalankan peran sebagai pendidik, fasilitator dan katalisator. Hal ini dilihat dari para penyuluh sebagai pendidik selain menjelaskan penyajian rumput juga berupaya memberikan kesempatan bertanya dan memotivasi peternak agar mau belajar menerapkan. Penyuluh sebagai fasilitator juga telah berusaha menggunakan 9

10 alat bantu dalam memberikan penyuluhan agar mempermudah proses penerimaan informasi, memberikan fasilitas dan mendekatkan peternak dengan sumber informasi yang terkait dengan usaha pengembangan sapi perah. Peran penyuluh sebagai katalisator telah melakuakan upaya interksi dengan para peternak saat terjadi permasalahan dengan ternak yang dimiliki para peternak. Selain itu, penyuluh juga melakukan pertemuan kontak langsung secara berkala dengan peternak pada program kontrol lapangan 6 bulan sekali dan rapat akhir tahun serta saat dibutuhkan peternak sewaktu-waktu untuk membantu proses kelahiran, IB dan ternak sakit. Peran ini sangat penting untuk mempercepat proses penerapan penyajian rumput oleh para peternak sapi perah. Peran penyuluh sebagai katalisator mmerupakan peranan penyuluh dalam membantu mempercepat proses pengambilan keputusan dan pengembangan kerjasama di kelompok (Yunasaf, 2008). Hubungan yang erat antara peran penyuluh dengan tingkat penerapan penyajian rumput peternak sapi perah tidak hanya dikarenakan peran penyuluh yang cukup baik, tetapi juga pada tingkat penerapan penyajian rumput peternak yang cukup baik dari aspek pengetahuan, sikap dan tindakan peternak. Pengetahuan peternak sebagian besar peternak cukup baik mengetahui tentang pencacahan dan manfaat penyajian rumput dan pelayuan rumput. Selain penjelasan dari penyuluh tentang penyajian rumput, para peternak juga mencari pengetahuan dan informasi dari sesama peternak. Sikap atau penilaian peternak sebagian besar peternak menilai cukup baik dalam menilai dan menyikapi penyajian rumput dari aspek manfaat. Manfaat yang dirasakan berpengaruh yaitu pelayuan, penggunan rumput unggul dan pemberian rumput dengan jumlah yang sesuai untuk sapi laktasi. Semua hal yang terkait dengan penilaian penggunaan rumput unggul, pelayuan, pencacahan dan pemberian sesuai proporsi dapat diterima dengan mudah oleh peternak. Tindakan peternak menerapkan penyajian rumput sebagian besar cukup baik dalam menerapkan penyajian rumput. Hal tersebut dapat dilihat dari peternak Kelompok Pamegatan memilih menggunakan rumput unggul seperti rumput gajah dan rumput raja dengan cara dicampur dengan hijauan yang lain, memberikan hijauan atau rumput sesuai proporsi yang dianjurkan penyuluh yaitu 50 kg sampai 60 kg. Selain itu tindakan peternak untuk melakukan pelayuan sebagian besar dengan cara diangin-angin atau dihamparkan karena peternak 10

11 mengetahui dampak apabila tidak dilakukan pelayuan yaitu berakibat produksi turun, ternak sakit menceret, cacingan, dan nafsu makan berkurang. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Peran penyuluh dalam memberikan penyuluhan penyajian rumput pada kelompok peternak sapi perah Pamegatan termasuk dalam kategori sedang. 2. Tingkat penerapan penyajian rumput kelompok peternak sapi perah Pamegatan termasuk dalam kategori sedang. 3. Terdapat hubungan yang positif antara peran penyuluh dengan tingkat penerapan penyajian rumput pada peternakan sapi perah kelompok Pamegatan dengan nilai rs sebesar 0,754 dan dikatagorikan berhubungan erat. UCAPAN TERIMAKASIH Penulisan artikel ini tidak lepas dari bantuan banyak pihak kepada penulis. Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada dosen yang membimbing dan memberikan arahan,. Akhir kata penulis berharap semoga tulisan ini dapat bermanfaat dala menambah khasanah ilmu pengetahuan. DAFTAR PUSTAKA Direktorat Budidaya Ternak Ruminansia. (2010). Road Map Revitalisasi Persusuan Nasional. Direktorat Budidaya Ternak Ruminansia Tahun Kementrian Pertanian. Jakarta. Guilford, J.P Fundamental Statistic in Psychology and Education. Hal 145. New York: McGraw Hill. Mardikanto, Totok Penyuluhan Pembangunan Pertanian. Surakarta: Sebelas Maret University Press. Reaves, P. M, dkk Dairy Cattle : Feeding and Management. John wiley and Sons Inc. Canada. Rogers, E.M Diffusion of Innovations. The Free Press, Coller Macmillan Publisher, London. Siegel, Sidney Statistik Non Parametrik Untuk Ilmu Sosial. PT. Gramedia, Jakarta. 11

12 Yunasaf, Unang Dinamika Kelompok Peternak Sapi Perah dan Keberdayaan Anggotanya. Disertasi. Program Pasca Sarjana. Institut Pertanian Bogor. Bogor. Yunasaf, U dan Tasripin, S, Didin Peran Penyuluh Dalam Proses Pembelajaran Peternak Sapi Perah Di KSU Tandangsari Sumedang. Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran. 12

13 13

14 14

III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. wilayah Cikajang, Kabupaten Garut yang masih aktif sebagai anggota KPGS.

III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. wilayah Cikajang, Kabupaten Garut yang masih aktif sebagai anggota KPGS. 35 III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 2.1. Objek Penelitian Objek penelitian ini adalah peternak sapi perah Kelompok Pamegatan wilayah Cikajang, Kabupaten Garut yang masih aktif sebagai anggota KPGS. 2.2.

Lebih terperinci

Hubungan Antara Faktor Internal dengan Faktor Eksternal... Fitriana Suciani

Hubungan Antara Faktor Internal dengan Faktor Eksternal... Fitriana Suciani HUBUNGAN ANTARA FAKTOR INTERNAL DAN FAKTOR EKSTERNAL DENGAN TINGKAT ADOPSI TEKNOLOGI BIOGAS PADA PETERNAK SAPI PERAH (Kasus di Kelompok Peternak Wargi Saluyu Desa Haurngombong Kecamatan Pamulihan Kabupaten

Lebih terperinci

Hubungan Antara Jumlah Kepemilikan Ternak Dengan Tingkat Penerapan Teknologi Pakan Hijauan Secara Fisik Pada Peternakan Sapi Perah Rakyat

Hubungan Antara Jumlah Kepemilikan Ternak Dengan Tingkat Penerapan Teknologi Pakan Hijauan Secara Fisik Pada Peternakan Sapi Perah Rakyat Hubungan Antara Jumlah Kepemilikan Ternak Dengan Tingkat Penerapan Teknologi Pakan Hijauan Secara Fisik Pada Peternakan Sapi Perah Rakyat The Correlation Between The Number of Livestock Ownership and Application

Lebih terperinci

Respon Peternak Sapi Perah... Dwi Sulistia Anggarani RESPON PETERNAK SAPI PERAH TERHADAP PENYULUHAN MENGENAI PENCEGAHAN PENYAKIT MASTITIS

Respon Peternak Sapi Perah... Dwi Sulistia Anggarani RESPON PETERNAK SAPI PERAH TERHADAP PENYULUHAN MENGENAI PENCEGAHAN PENYAKIT MASTITIS RESPON PETERNAK SAPI PERAH TERHADAP PENYULUHAN MENGENAI PENCEGAHAN PENYAKIT MASTITIS Dwi Sulistia Anggarani*, Marina Sulistyati, dan Hermawan Universitas Padjadjaran *Alumni Fakultas Peternakan Unpad Tahun

Lebih terperinci

Peran Penyuluh Dalam Meningkatkan Dinamika Kelompok Peternak Itik... Cindi Febrianti

Peran Penyuluh Dalam Meningkatkan Dinamika Kelompok Peternak Itik... Cindi Febrianti PERAN PENYULUH DALAM MENINGKATKAN DINAMIKA KELOMPOK PETERNAK ITIK (Kasus Pada Kelompok Peternak Itik Di Desa Padamulya Kecamatan Cipunagara Kabupaten Subang) THE ROLE OF EXTENSION WORKER IN DEVELOPING

Lebih terperinci

Hubungan antara Dinamika Kelompok dengan Keberdayaan Peternak Ade Triwahyuni

Hubungan antara Dinamika Kelompok dengan Keberdayaan Peternak Ade Triwahyuni HUBUNGAN ANTARA DINAMIKA KELOMPOK DENGAN KEBERDAYAAN PETERNAK KAMBING PERAH PERANAKAN ETTAWA RELATIONSHIP BETWEEN GROUP DYNAMICS WITH EMPOWERMENT DAIRY GOAT FARMERS ( Suatu Kasus pada Kelompok Mandiri

Lebih terperinci

Syahirul Alim, Lilis Nurlina Fakultas Peternakan

Syahirul Alim, Lilis Nurlina Fakultas Peternakan Hubungan Antara Karakteristik dengan Persepsi Peternak Sapi Potong terhadap Inseminasi Buatan (The Relationship between Beef Cattle Farmer s Caracteristic and Its Perception toward Artificial Insemination)

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PERAN PENYULUH DENGAN PENGEMBANGAN KAPASITAS WANITA PEDESAAN DALAM ASPEK PENGOLAHAN SUSU

HUBUNGAN ANTARA PERAN PENYULUH DENGAN PENGEMBANGAN KAPASITAS WANITA PEDESAAN DALAM ASPEK PENGOLAHAN SUSU HUBUNGAN ANTARA PERAN PENYULUH DENGAN PENGEMBANGAN KAPASITAS WANITA PEDESAAN DALAM ASPEK PENGOLAHAN SUSU (Kasus pada Kelompok Olahan Susu, Kelurahan Cipageran, Kecamatan Cimahi Utara, Kota Cimahi) RELATION

Lebih terperinci

Lilis Nurlina Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran

Lilis Nurlina Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran Hubungan Antara Tingkat Pelayanan Sarana Produksi dan Kegiatan Penyuluhan dengan Keberlanjutan Usaha Anggota Koperasi Relation Between Input Service Level and Extension Activity with Cooperative s Member

Lebih terperinci

PERANAN PENYULUH PERTANIAN HUBUNGANNYA DENGAN ADOPSI TEKNOLOGI PADI POLA PTT

PERANAN PENYULUH PERTANIAN HUBUNGANNYA DENGAN ADOPSI TEKNOLOGI PADI POLA PTT PERANAN PENYULUH PERTANIAN HUBUNGANNYA DENGAN ADOPSI TEKNOLOGI PADI POLA PTT Febrian Husnuzhan 1) Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Siliwangi zhancrash@gmail.com Dedi Djuliansyah

Lebih terperinci

HUBUNGAN KARAKTERISTIK INOVASI DENGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP PETERNAK PADA PENYULUHAN PEMBUATAN SILASE UNTUK TERNAK DOMBA

HUBUNGAN KARAKTERISTIK INOVASI DENGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP PETERNAK PADA PENYULUHAN PEMBUATAN SILASE UNTUK TERNAK DOMBA HUBUNGAN KARAKTERISTIK INOVASI DENGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP PETERNAK PADA PENYULUHAN PEMBUATAN SILASE UNTUK TERNAK DOMBA (Kasus di Kelompok Saung Domba Desa Genteng Kecamatan Sukasari Kabupaten

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PERANAN KEPEMIMPINAN KETUA KELOMPOK DENGAN MOTIVASI ANGGOTA PETERNAK SAPI PERAH

HUBUNGAN ANTARA PERANAN KEPEMIMPINAN KETUA KELOMPOK DENGAN MOTIVASI ANGGOTA PETERNAK SAPI PERAH HUBUNGAN ANTARA PERANAN KEPEMIMPINAN KETUA KELOMPOK DENGAN MOTIVASI ANGGOTA PETERNAK SAPI PERAH THE CORRELATION BETWEEN LEADERSHIP ROLE OF GROUP LEADER AND MEMBER MOTIVATION OF DAIRY FARMERS (Kasus di

Lebih terperinci

Peranan Fasilitator Kecamatan dalam Mendinamiskan Kelompok Masyarakat pada Program GSMK Kabupaten Tulang Bawang

Peranan Fasilitator Kecamatan dalam Mendinamiskan Kelompok Masyarakat pada Program GSMK Kabupaten Tulang Bawang Prosiding Seminar Nasional Swasembada Pangan Politeknik Negeri Lampung 29 April 2015 ISBN 978-602-70530-2-1 halaman 302-308 Peranan Fasilitator Kecamatan dalam Mendinamiskan Kelompok Masyarakat pada Program

Lebih terperinci

Hubungan Antara Dinamika Kelompok Peternak Ghufron Purnama Putra

Hubungan Antara Dinamika Kelompok Peternak Ghufron Purnama Putra HUBUNGAN ANTARA DINAMIKA KELOMPOK PETERNAK SAPI PERAH DENGAN TINGKAT ADOPSI INOVASI BIOGAS (Survei di Kelompok Peternak Wargi Saluyu Desa Haurngombong, Kecamatan Pamulihan Kabupaten Sumedang) CORRELATION

Lebih terperinci

JURNAL ILMU TERNAK, DESEMBER 2007, VOL. 7, NO. 2, Syahirul Alim dan Lilis Nurlina Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran

JURNAL ILMU TERNAK, DESEMBER 2007, VOL. 7, NO. 2, Syahirul Alim dan Lilis Nurlina Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran JURNAL ILMU TERNAK, DESEMBER 2007, VOL. 7, NO. 2, 165 169 Hubungan Antara Karakteristik dengan Persepsi Peternak Sapi Potong terhadap Inseminasi Buatan (The Relationship between Beef Cattle Farmer s Caracteristic

Lebih terperinci

Animal Agricultural Journal, Vol. 2. No. 2, 2013, p 1-7 Online at :

Animal Agricultural Journal, Vol. 2. No. 2, 2013, p 1-7 Online at : Animal Agricultural Journal, Vol. 2. No. 2, 2013, p 1-7 Online at : http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/aaj HUBUNGAN MOTIVASI DENGAN PERILAKU DALAM PEMANFAATAN TEKNOLOGI INSEMINASI BUATAN PADA PETERNAK

Lebih terperinci

III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. yang tergabung pada TPK Cibodas yang berada di Desa Cibodas, Kecamatan

III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. yang tergabung pada TPK Cibodas yang berada di Desa Cibodas, Kecamatan 19 III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Dalam penelitian ini yang dijadikan objek adalah peternak sapi perah yang tergabung pada TPK Cibodas yang berada di Desa Cibodas, Kecamatan Lembang,

Lebih terperinci

TINGKAT EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE PENYULUHAN PENGEMBANGAN TERNAK SAPI PERAH DI KECAMATAN TANJUNGSARI

TINGKAT EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE PENYULUHAN PENGEMBANGAN TERNAK SAPI PERAH DI KECAMATAN TANJUNGSARI TINGKAT EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE PENYULUHAN PENGEMBANGAN TERNAK SAPI PERAH DI KECAMATAN TANJUNGSARI Syahirul Alim Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran Abstrak Tujuan penelitian ini adalah untuk

Lebih terperinci

Dewi Eka Wahyu Nurcahyo, M Munandar Sulaeman, Didin Supriat Tasripin

Dewi Eka Wahyu Nurcahyo, M Munandar Sulaeman, Didin Supriat Tasripin HUBUNGAN PERSEPSI PETERNAK TERHADAP SIFAT INOVASI KARPET KANDANG DENGAN LAJU ADOPSI PADA PETERNAKAN SAPI PERAH RAKYAT (Kasus pada peternakan sapi perah anggota KPSBU di TPK Ciater, Kabupaten Subang) Dewi

Lebih terperinci

Unang Yunasaf dan Didin S. Tasripin Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran

Unang Yunasaf dan Didin S. Tasripin Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran JURNAL ILMU TERNAK, DESEMBER 2011, VOL. 11, NO. 2., 98-103 Peran Penyuluh dalam Proses Pembelajaran Peternak Sapi Perah di KSU Tandangsari Sumedang (Role of Extention Agents in Dairy smallholder farmer

Lebih terperinci

III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. dalam kelompok peternak Lebaksiuh yang ada di desa Sindanggalih, kecamatan

III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. dalam kelompok peternak Lebaksiuh yang ada di desa Sindanggalih, kecamatan 25 III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek penelitian Objek yang diamati dalam penelitian ini adalah peternak yang tergabung dalam kelompok peternak Lebaksiuh yang ada di desa Sindanggalih, kecamatan

Lebih terperinci

DAMPAK PENERAPAN TEKNOLOGI PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU (PTT) TERHADAP PENDAPATAN PETANI PADI SAWAH

DAMPAK PENERAPAN TEKNOLOGI PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU (PTT) TERHADAP PENDAPATAN PETANI PADI SAWAH DAMPAK PENERAPAN TEKNOLOGI PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU (PTT) TERHADAP PENDAPATAN PETANI PADI SAWAH (Studi Kasus : Desa Pematang Setrak, Kec Teluk Mengkudu, Kabupaten Serdang Bedagai) Ikram Anggita Nasution

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI DENGAN KINERJA KARYAWAN THE RELATION BETWEEN MOTIVATION AND EMPLOYEE PERFORMANCE

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI DENGAN KINERJA KARYAWAN THE RELATION BETWEEN MOTIVATION AND EMPLOYEE PERFORMANCE HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI DENGAN KINERJA KARYAWAN (Kasus pada Koperasi Serba Usaha Tandangsari Kecamatan Tanjungsari Kabupaten Sumedang Provinsi Jawa Barat) THE RELATION BETWEEN MOTIVATION AND EMPLOYEE

Lebih terperinci

HUBUNGAN PERILAKU KOMUNIKASI IBU RUMAH TANGGA DENGAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN INOVASI PENGGEMUKAN SAPI POTONG DI KECAMATAN DANAU TELUK KOTA JAMBI

HUBUNGAN PERILAKU KOMUNIKASI IBU RUMAH TANGGA DENGAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN INOVASI PENGGEMUKAN SAPI POTONG DI KECAMATAN DANAU TELUK KOTA JAMBI Volume 11, Nomor 1, Hal. 31-37 ISSN 0852-8349 Januari - Juni 2009 HUBUNGAN PERILAKU KOMUNIKASI IBU RUMAH TANGGA DENGAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN INOVASI PENGGEMUKAN SAPI POTONG DI KECAMATAN DANAU TELUK KOTA

Lebih terperinci

Oleh : Choirotunnisa*, Ir. Sutarto**, Ir. Supanggyo, MP** ABSTRACT. This research aims to study the farmers social-economic

Oleh : Choirotunnisa*, Ir. Sutarto**, Ir. Supanggyo, MP** ABSTRACT. This research aims to study the farmers social-economic HUBUNGAN KARAKTERISTIK SOSIAL EKONOMI PETANI DENGAN TINGKAT PENERAPAN MODEL PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU PADI SAWAH DI DESA JOHO KECAMATAN MOJOLABAN KABUPATEN SUKOHARJO Oleh : Choirotunnisa*, Ir. Sutarto**,

Lebih terperinci

1 III METODE PENELITIAN. (Koperasi Peternakan Sapi Bandung Utara) Jabar yang telah mengikuti program

1 III METODE PENELITIAN. (Koperasi Peternakan Sapi Bandung Utara) Jabar yang telah mengikuti program 18 1 III METODE PENELITIAN 1.1 Obyek Penelitian Obyek dari penelitian ini adalah peternak sapi perah anggota KPSBU (Koperasi Peternakan Sapi Bandung Utara) Jabar yang telah mengikuti program pembinaan

Lebih terperinci

III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Objek penelitian adalah suatu yang menjadi titik perhatian dari suatu

III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Objek penelitian adalah suatu yang menjadi titik perhatian dari suatu III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek penelitian adalah suatu yang menjadi titik perhatian dari suatu penelitian (Arikunto, 2006). Objek pada penelitian ini adalah hubungan karakteristik

Lebih terperinci

Peran Koperasi Unit Desa (KUD) Andini Luhur Getasan dalam Pengembangan Usaha Ternak Sapi Perah di Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang

Peran Koperasi Unit Desa (KUD) Andini Luhur Getasan dalam Pengembangan Usaha Ternak Sapi Perah di Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang AGRISTA : Vol. 4 No. 3 September 216 : Hal. 157-169 ISSN 232-1713 Peran Koperasi Unit Desa (KUD) Andini Luhur Getasan dalam Pengembangan Usaha Ternak Sapi Perah di Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang

Lebih terperinci

By : Tedi Hartoyo. Key Word : The Role, Participation, Rank-Spearman Correliation

By : Tedi Hartoyo. Key Word : The Role, Participation, Rank-Spearman Correliation The Correlation between the Roll of UPTD Developing Intitution of Paddy Seed in Cihea with Participation of Breeding s Farmer in Supplying of Superior Paddy s Seed (Case study at The Farmer Group (Sarinah)

Lebih terperinci

JIIA, VOLUME 5 No. 3, AGUSTUS 2017

JIIA, VOLUME 5 No. 3, AGUSTUS 2017 JARINGAN KOMUNIKASI PETANI DALAM ADOPSI INOVASI PERTANIAN TANAMAN PANGAN DI DESA REJO BINANGUN KECAMATAN RAMAN UTARA KABUPATEN LAMPUNG TIMUR (Farmers Communication Networks on Food Crop Agriculture Adoption-Inovation

Lebih terperinci

BEBERAPA FAKTOR SOSIAL EKONOMI YANG MEMPENGARUHI TINGKAT ADOPSI PANCA USAHA PETERNAKAN SAPI PERAH

BEBERAPA FAKTOR SOSIAL EKONOMI YANG MEMPENGARUHI TINGKAT ADOPSI PANCA USAHA PETERNAKAN SAPI PERAH 15 Buana Sains Vol 8 No 1: 15-22, 2008 BEBERAPA FAKTOR SOSIAL EKONOMI YANG MEMPENGARUHI TINGKAT ADOPSI PANCA USAHA PETERNAKAN SAPI PERAH Didik Kusumahadi PS. Produksi Ternak, Fak. Pertanian, Unversitas

Lebih terperinci

JIIA, VOLUME 2 No. 4, OKTOBER 2014

JIIA, VOLUME 2 No. 4, OKTOBER 2014 KINERJA PENYULUH PERTANIAN LAPANG (PPL) DALAM PENERAPAN PANCA USAHATANI JAGUNG SERTA HUBUNGANNYA DENGAN TINGKAT KEMAJUAN USAHATANI JAGUNG DI KECAMATAN KETAPANG KABUPATEN LAMPUNG SELATAN (Agricultural Extension

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK SAPI PERAH LAKTASI FRIES HOLLAND (Kasus di Wilayah Kerja Koperasi Peternak Garut Selatan, Garut)

KARAKTERISTIK SAPI PERAH LAKTASI FRIES HOLLAND (Kasus di Wilayah Kerja Koperasi Peternak Garut Selatan, Garut) KARAKTERISTIK SAPI PERAH LAKTASI FRIES HOLLAND (Kasus di Wilayah Kerja Koperasi Peternak Garut Selatan, Garut) CHARACTERISTICS OF LACTATION DAIRY CATTLE FRIES HOLLAND (A Case at Koperasi Peternak Garut

Lebih terperinci

Evaluasi Kecukupan Nutrien pada Sapi Perah Laktasi... Refi Rinaldi

Evaluasi Kecukupan Nutrien pada Sapi Perah Laktasi... Refi Rinaldi EVALUASI KECUKUPAN NUTRIEN PADA SAPI PERAH LAKTASI PRODUKSI SEDANG MILIK ANGGOTA KOPERASI DI KOPERASI PETERNAKAN BANDUNG SELATAN (KPBS) PANGALENGAN Refi Rinaldi*, Iman Hernaman**, Budi Ayuningsih** Fakultas

Lebih terperinci

Hubungan Karateristik Sosial Ekonomi Padi Sawah dengan...(welson Marthen Wangke)

Hubungan Karateristik Sosial Ekonomi Padi Sawah dengan...(welson Marthen Wangke) Hubungan Karateristik Sosial Ekonomi Padi Sawah dengan...(welson Marthen Wangke) HUBUNGAN KARAKTERISTIK SOSIAL EKONOMI PETANI PADI SAWAH DENGAN KEI- KUTSERTAAN DALAM PENYULUHAN PERTANIAN DI DESA KAMANGA

Lebih terperinci

Hubungan Perilaku Komunikasi Interpersonal...Muhammad Fauzi

Hubungan Perilaku Komunikasi Interpersonal...Muhammad Fauzi HUBUNGAN PERILAKU KOMUNIKASI INTERPERSONAL DENGAN TINGKAT PEMENUHAN KEBUTUHAN INFORMASI PETERNAK DALAM BETERNAK SAPI PERAH (Kasus Pada Kelompok Peternak Sapi Perah TPK Desa Cibodas Kecamatan Lembang Kabupaten

Lebih terperinci

PENYULUHAN UNTUK MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS SAPI POTONG DI GAPOKTAN MAKMUR JAYA KECAMATAN LEMBAH SEGAR KOTA SAWAH LUNTO PROVINSI SUMATERA BARAT

PENYULUHAN UNTUK MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS SAPI POTONG DI GAPOKTAN MAKMUR JAYA KECAMATAN LEMBAH SEGAR KOTA SAWAH LUNTO PROVINSI SUMATERA BARAT PENYULUHAN UNTUK MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS SAPI POTONG DI GAPOKTAN MAKMUR JAYA KECAMATAN LEMBAH SEGAR KOTA SAWAH LUNTO PROVINSI SUMATERA BARAT Oleh: Andriana Yeni Oswita, Wahyuningsih dan Purwanto Sekolah

Lebih terperinci

KETEPATAN ADOPSI INOVASI PETERNAK TERHADAP TEKNOLOGI FERMENTASI JERAMI PADI DI KABUPATEN BULUKUMBA. Agustina Abdullah ABSTRAK

KETEPATAN ADOPSI INOVASI PETERNAK TERHADAP TEKNOLOGI FERMENTASI JERAMI PADI DI KABUPATEN BULUKUMBA. Agustina Abdullah ABSTRAK KETEPATAN ADOPSI INOVASI PETERNAK TERHADAP TEKNOLOGI FERMENTASI JERAMI PADI DI KABUPATEN BULUKUMBA Agustina Abdullah Jurusan Sosial Ekonomi Peternakan Fakultas Peternakan Universitas Hasanuddin Abdullah_ina@yahoo.com

Lebih terperinci

Putri Utami Pebryna dkk /Jurnal Ilmiah Peternakan 2(1): , September 2014

Putri Utami Pebryna dkk /Jurnal Ilmiah Peternakan 2(1): , September 2014 HUBUNGAN TINGKAT ADOPSI INOVASI DENGAN PENDAPATAN DAN PERTAMBAHAN JUMLAH TERNAK KAMBING PERANAKAN ETTAWA (Studi Kasus: DESA SUKAHARJA, SARIWANGI, TASIKMALAYA) THE RELATIONSHIP BETWEEN INNOVATION ADOPTION

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERAN UNIT PELAKSANA TEKNIS DINAS (UPTD) PENYULUHAN DAN POS KESEHATAN HEWAN WILAYAH CISARUA KABUPATEN BOGOR

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERAN UNIT PELAKSANA TEKNIS DINAS (UPTD) PENYULUHAN DAN POS KESEHATAN HEWAN WILAYAH CISARUA KABUPATEN BOGOR FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERAN UNIT PELAKSANA TEKNIS DINAS (UPTD) PENYULUHAN DAN POS KESEHATAN HEWAN WILAYAH CISARUA KABUPATEN BOGOR SKRIPSI ERLI YUNEKANTARI PROGRAM STUDI SOSIAL EKONOMI PETERNAKAN

Lebih terperinci

Pengembangan Kapasitas, Kesimpulan & Rekomendasi DIFS Live Pakan Sapi Perah WORKSHOP PENUTUPAN DIFS LIVE PROJECT JAKARTA, NOVEMBER 21, 2017

Pengembangan Kapasitas, Kesimpulan & Rekomendasi DIFS Live Pakan Sapi Perah WORKSHOP PENUTUPAN DIFS LIVE PROJECT JAKARTA, NOVEMBER 21, 2017 Pengembangan Kapasitas, Kesimpulan & Rekomendasi DIFS Live Pakan Sapi Perah WORKSHOP PENUTUPAN DIFS LIVE PROJECT JAKARTA, NOVEMBER 21, 2017 Isi presentasi Pendekatan dan aktivitas utama DIFS Live Pakan

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBERDAYAAN PETERNAK SAPI PERAH DI KABUPATEN BANDUNG 1) Unang Yunasaf 1) dan Basita Ginting 2)

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBERDAYAAN PETERNAK SAPI PERAH DI KABUPATEN BANDUNG 1) Unang Yunasaf 1) dan Basita Ginting 2) 1 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBERDAYAAN PETERNAK SAPI PERAH DI KABUPATEN BANDUNG 1) Unang Yunasaf 1) dan Basita Ginting 2) 1) Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran, 2) Sekolah Pasca Sarjana

Lebih terperinci

Evaluasi Penerapan Aspek Teknis Peternakan pada Usaha Peternakan Sapi Perah Sistem Individu dan Kelompok di Rejang Lebong

Evaluasi Penerapan Aspek Teknis Peternakan pada Usaha Peternakan Sapi Perah Sistem Individu dan Kelompok di Rejang Lebong ISSN 1978 3000 Evaluasi Penerapan Aspek Teknis Peternakan pada Usaha Peternakan Sapi Perah Sistem Individu dan Kelompok di Rejang Lebong Evaluation of Application of Technical Management on Small Holder

Lebih terperinci

HUBUNGAN FAKTOR SOSIAL EKONOMI PETERNAK SAPI PERAH DENGAN TINGKAT PARTISIPASI DALAM KEGIATAN SIMPAN PINJAM KUD MOJOSONGO KABUPATEN BOYOLALI

HUBUNGAN FAKTOR SOSIAL EKONOMI PETERNAK SAPI PERAH DENGAN TINGKAT PARTISIPASI DALAM KEGIATAN SIMPAN PINJAM KUD MOJOSONGO KABUPATEN BOYOLALI HUBUNGAN FAKTOR SOSIAL EKONOMI PETERNAK SAPI PERAH DENGAN TINGKAT PARTISIPASI DALAM KEGIATAN SIMPAN PINJAM KUD MOJOSONGO KABUPATEN BOYOLALI Sulvana Nurma Farida, Sutarto, Agung Wibowo Program Studi Agribisnis

Lebih terperinci

HUBUNGAN FAKTOR SOSIAL EKONOMI DENGAN TINGKAT PARTISIPASI PETANI DALAM PROGRAM SEKOLAH LAPANGAN PENGENDALIAN HAMA TERPADU (SLPHT) PADI

HUBUNGAN FAKTOR SOSIAL EKONOMI DENGAN TINGKAT PARTISIPASI PETANI DALAM PROGRAM SEKOLAH LAPANGAN PENGENDALIAN HAMA TERPADU (SLPHT) PADI AGRISE Volume IX No. 1 Bulan Januari 009 ISSN: 141-145 HUBUNGAN FAKTOR SOSIAL EKONOMI DENGAN TINGKAT PARTISIPASI PETANI DALAM PROGRAM SEKOLAH LAPANGAN PENGENDALIAN HAMA TERPADU (SLPHT) PADI THE CORRELATION

Lebih terperinci

Manfaat Finansial Penggunaan Ransum Berbasis Silase... Andrian Lutfiady

Manfaat Finansial Penggunaan Ransum Berbasis Silase... Andrian Lutfiady MANFAAT FINANSIAL PENGGUNAAN RANSUM BERBASIS SILASE BIOMASA JAGUNG PADA PETERNAKAN SAPI PERAH FINANCIAL BENEFITS OF BIOMASS SILAGE RATION CORN BASED ON SMALL HOLDER DAIRY FARMS Andrian Lutfiady*, Rochadi

Lebih terperinci

Hubungan Antara Umur dan Bobot Badan...Firdha Cryptana Morga

Hubungan Antara Umur dan Bobot Badan...Firdha Cryptana Morga HUBUNGAN ANTARA UMUR DAN BOBOT BADAN KAWIN PERTAMA SAPI PERAH FRIES HOLLAND DENGAN PRODUKSI SUSU HARIAN LAKTASI PERTAMA DAN LAKTASI KEDUA DI PT. ULTRA PETERNAKAN BANDUNG SELATAN (UPBS) PANGALENGAN JAWA

Lebih terperinci

PARTISIPASI ANGGOTA KELOMPOK WANITA TANI DALAM PROGRAM PERCEPATAN PENGANEKARAGAMAN KONSUMSI PANGAN (P2KP) DI KECAMATAN NGUTER KABUPATEN SUKOHARJO

PARTISIPASI ANGGOTA KELOMPOK WANITA TANI DALAM PROGRAM PERCEPATAN PENGANEKARAGAMAN KONSUMSI PANGAN (P2KP) DI KECAMATAN NGUTER KABUPATEN SUKOHARJO PARTISIPASI ANGGOTA KELOMPOK WANITA TANI DALAM PROGRAM PERCEPATAN PENGANEKARAGAMAN KONSUMSI PANGAN (PKP) DI KECAMATAN NGUTER KABUPATEN SUKOHARJO Riska Yulianti, Agung Wibowo, Arip Wijianto Program Studi

Lebih terperinci

JURNAL ILMU TERNAK, JUNI 2011, VOL. 11, NO. 1, 27-34

JURNAL ILMU TERNAK, JUNI 2011, VOL. 11, NO. 1, 27-34 JURNAL ILMU TERNAK, JUNI 2011, VOL. 11, NO. 1, 27-34 Hubungan Keberdayaan Peternak Sapi Perah Dengan Tingkat Keberhasilan Usaha Ternak (Correlation Between Dairy Farmer s Power and Level of Farming Succeeding)

Lebih terperinci

III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Objek dalam penelitian ini adalah kinerja petugas kesehatan hewan selaku

III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Objek dalam penelitian ini adalah kinerja petugas kesehatan hewan selaku 8 III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Objek Penelitian Objek dalam penelitian ini adalah kinerja petugas kesehatan hewan selaku pelaksana dan penyedia jasa di Kelurahan Cipageran dan tingkat kepercayaan peternak

Lebih terperinci

Animal Agriculture Journal, Vol. 1. No. 1, 2012, p Online at :

Animal Agriculture Journal, Vol. 1. No. 1, 2012, p Online at : Animal Agriculture Journal, Vol. 1. No. 1, 2012, p 839 844 Online at : http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/aaj HUBUNGAN PERILAKU DENGAN MOTIVASI PARA PETERNAK DI PAGUYUBAN KAMBING PERAH PERANAKAN

Lebih terperinci

ADOPSI INOVASI PETANI KELAPA SAWIT TERHADAP SISTEM INTEGRASI SAPI KELAPA SAWIT (SISKA) DI KABUPATEN PELALAWAN

ADOPSI INOVASI PETANI KELAPA SAWIT TERHADAP SISTEM INTEGRASI SAPI KELAPA SAWIT (SISKA) DI KABUPATEN PELALAWAN ADOPSI INOVASI PETANI KELAPA SAWIT TERHADAP SISTEM INTEGRASI SAPI KELAPA SAWIT (SISKA) DI KABUPATEN PELALAWAN THE INNOVATION-ADOPTED BY THE PALM FARMER TO PALM COW INTEGRATED SYSTEM (SISKA) IN PELALAWAN

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh : Desvionita Nasrul BP

SKRIPSI. Oleh : Desvionita Nasrul BP TINGKAT ADOPSI INOVASI PENGOLAHAN LIMBAH KAKAO DALAM PAKAN TERNAK SAPI POTONG ( Studi Kasus Pada Kelompok Tani Karya Abadi Sungai Buluh, Kecamatan Batang Anai, Kabupaten Padang Pariaman ) SKRIPSI Oleh

Lebih terperinci

PENGARUH FAKTOR INTERNAL PETANI DALAM MENGADOPSI TEKNOLOGI

PENGARUH FAKTOR INTERNAL PETANI DALAM MENGADOPSI TEKNOLOGI PENGARUH FAKTOR INTERNAL PETANI DALAM MENGADOPSI TEKNOLOGI Pandu Sumarna 1, Neneng Sri Mulyati 2 1 Fakultas Pertanian Universitas Wiralodra, Jl. Ir. H. Juanda Km 3 Indrmayu, sumarnapandu@gmail.com 2 Fakultas

Lebih terperinci

Jurnal Sosial Ekonomi Pertanian, Volume 1, Nomor 3, Desember 2012, hlm 23-28

Jurnal Sosial Ekonomi Pertanian, Volume 1, Nomor 3, Desember 2012, hlm 23-28 Jurnal Sosial Ekonomi Pertanian, Volume 1, Nomor 3, Desember 2012, hlm 23-28 HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK DENGAN PERSEPSI PETERNAK TERHADAP INSEMINASI BUATAN PADA SAPI POTONG KELURAHAN TUAN-TUAN KECAMATAN

Lebih terperinci

HUBUNGAN AKTIVITAS KOMUNIKASI INTERPERSONAL DENGAN TINGKAT PENGETAHUAN PETERNAK SAPI POTONG

HUBUNGAN AKTIVITAS KOMUNIKASI INTERPERSONAL DENGAN TINGKAT PENGETAHUAN PETERNAK SAPI POTONG HUBUNGAN AKTIVITAS KOMUNIKASI INTERPERSONAL DENGAN TINGKAT PENGETAHUAN PETERNAK SAPI POTONG Kasus pada Kelompok Ternak Lembu Jaya dan Bumi Mulyo Kabupaten Banjarnegara SKRIPSI TAUFIK BUDI PRASETIYONO PROGRAM

Lebih terperinci

ABSTRACT. Keywords: Perceptions, Agricultural Extension Field, Farmers, The Importance of Role Extension

ABSTRACT. Keywords: Perceptions, Agricultural Extension Field, Farmers, The Importance of Role Extension PERSEPSI PENYULUH DAN PETANI TERHADAP PENTINGNYA PERAN PENYULUHAN PERKEBUNAN KOPI ARABIKA DI KECAMATAN PURBA KABUPATEN SIMALUNGUN PROVINSI SUMATERA UTARA THE PERCEPTIONS AGRICULTURAL EXTENSION FIELD AND

Lebih terperinci

Luas areal tanaman Luas areal serangan OPT (ha)

Luas areal tanaman Luas areal serangan OPT (ha) 1 HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK SOSIAL EKONOMI PETANI DENGAN TINGKAT ADOPSI TEKNOLOGI PHT PASCA SLPHT PADI DI DESA METUK, KECAMATAN MOJOSONGO, KABUPATEN BOYOLALI Paramesti Maris, Sapja Anantanyu, Suprapto

Lebih terperinci

Satria Putra Utama 1 Indra Cahyadinata 1 Rahmad Junaria 2. Staf Pengajar Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian Fak. Pertanian UNIB

Satria Putra Utama 1 Indra Cahyadinata 1 Rahmad Junaria 2. Staf Pengajar Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian Fak. Pertanian UNIB FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TINGKAT ADOPSI PETANI PADA TEKNOLOGI BUDIDAYA PADI SAWAH SISTEM LEGOWO DI KELURAHAN DUSUN BESAR KECAMATAN GADING CEMPAKA KOTA BENGKULU Satria Putra Utama 1 Indra Cahyadinata

Lebih terperinci

Karakteristik Kuantitatif Sapi Pasundan di Peternakan Rakyat... Dandy Dharma Nugraha KARAKTERISTIK KUANTITATIF SAPI PASUNDAN DI PETERNAKAN RAKYAT

Karakteristik Kuantitatif Sapi Pasundan di Peternakan Rakyat... Dandy Dharma Nugraha KARAKTERISTIK KUANTITATIF SAPI PASUNDAN DI PETERNAKAN RAKYAT KARAKTERISTIK KUANTITATIF SAPI PASUNDAN DI PETERNAKAN RAKYAT QUANTITATIVE CHARACTERISTICS OF PASUNDAN CATTLE IN VILLAGE FARMING Dandy Dharma Nugraha*, Endang Yuni Setyowati**, Nono Suwarno** Fakultas Peternakan

Lebih terperinci

RESPON PETERNAK TERHADAP PEMBERIAN UREA MOLASES MULTINUTRIENT BLOCK (UMMB)

RESPON PETERNAK TERHADAP PEMBERIAN UREA MOLASES MULTINUTRIENT BLOCK (UMMB) RESPON PETERNAK TERHADAP PEMBERIAN UREA MOLASES MULTINUTRIENT BLOCK (UMMB) SEBAGAI PAKAN PENGUAT PADA SAPI BALI DI DESA SUMBER MULYA KECAMATAN PELAIHARI TANAH LAUT Susanto dan Suryana Balai Pengkajian

Lebih terperinci

Lilis Nurlina Fakultas Peternakan

Lilis Nurlina Fakultas Peternakan Hubungan Antara Karakteristik dengan Persepsi Peternak Sapi Potong terhadap Inseminasi Buatan (The Relationship Between Caracteristic with Perception of Farmer Beef Cattle to Artificial Insemination) Lilis

Lebih terperinci

TINGKAT ADOPSI PETANI TERHADAP TEKNOLOGI PERTANIAN TERPADU USAHATANI PADI ORGANIK

TINGKAT ADOPSI PETANI TERHADAP TEKNOLOGI PERTANIAN TERPADU USAHATANI PADI ORGANIK TINGKAT ADOPSI PETANI TERHADAP TEKNOLOGI PERTANIAN TERPADU USAHATANI PADI ORGANIK (Studi Kasus : Desa Lubuk Bayas, Kecamatan Perbaungan, Kabupaten Serdang Bedagai ) Melfrianti Romauli *), Lily Fauzia **),

Lebih terperinci

Korelasi Antara Nilai Frame Score Dan Muscle Type... Tri Antono Satrio Aji

Korelasi Antara Nilai Frame Score Dan Muscle Type... Tri Antono Satrio Aji Korelasi antara Nilai Frame Score dan Muscle Type dengan Bobot Karkas pada Sapi Kebiri Australian Commercial Cross (Studi Kasus di Rumah Potong Hewan Ciroyom, Bandung) Correlation between Frame Score and

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PERAN PENYULUH PERTANIAN DENGAN PARTISISPASI PETANI DALAM PROGRAM UPAYA KHUSUS SWASEMBADA PADI, JAGUNG DAN KEDELAI (UPSUS-PAJALE)

HUBUNGAN ANTARA PERAN PENYULUH PERTANIAN DENGAN PARTISISPASI PETANI DALAM PROGRAM UPAYA KHUSUS SWASEMBADA PADI, JAGUNG DAN KEDELAI (UPSUS-PAJALE) HUBUNGAN ANTARA PERAN PENYULUH PERTANIAN DENGAN PARTISISPASI PETANI DALAM PROGRAM UPAYA KHUSUS SWASEMBADA PADI, JAGUNG DAN KEDELAI (UPSUS-PAJALE) Sani Firmansyah 1) Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian

Lebih terperinci

PERFORMAN PELAKSANAAN KEMITRAAN PT. PRIMATAMA KARYA PERSADA DENGAN PETERNAK AYAM RAS PEDAGING DI KOTA BENGKULU

PERFORMAN PELAKSANAAN KEMITRAAN PT. PRIMATAMA KARYA PERSADA DENGAN PETERNAK AYAM RAS PEDAGING DI KOTA BENGKULU ISSN 1411 0067 Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian Indonesia. Volume 6, No. 2, 2004, Hlm. 111-115 111 PERFORMAN PELAKSANAAN KEMITRAAN PT. PRIMATAMA KARYA PERSADA DENGAN PETERNAK AYAM RAS PEDAGING DI KOTA BENGKULU

Lebih terperinci

Analisis Hubungan Fungsi Pemasaran.Rika Destriany

Analisis Hubungan Fungsi Pemasaran.Rika Destriany ANALISIS HUBUNGAN FUNGSI PEMASARAN DENGAN VOLUME PENJUALAN PEDAGANG PENGECER SUSU SEGAR DI KOPERASI PETERNAK SAPI BANDUNG UTARA (KPSBU) LEMBANG Rika Destriany*, Maman Paturochman, Achmad Firman Universitas

Lebih terperinci

(The Leadership of Chairman Groups And Its Association With Groups Effectiveness (In Cases of Dairy Farmers Groups of KSU Tandangsari Area))

(The Leadership of Chairman Groups And Its Association With Groups Effectiveness (In Cases of Dairy Farmers Groups of KSU Tandangsari Area)) JURNAL ILMU TERNAK, DESEMBER 2007, VOL. 7, NO. 2, 179-185 Kepemimpinan Ketua Kelompok Dan Hubungannya Dengan Keefektifan Kelompok (Kasus Pada Kelompoktani Ternak Sapi Perah Di Wilayah Kerja Koperasi Serba

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Peningkatan kesadaran masyarakat terhadap gizi dari susu menyebabkan

PENDAHULUAN. Peningkatan kesadaran masyarakat terhadap gizi dari susu menyebabkan I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sapi perah merupakan salah satu penghasil protein berupa susu yang memiliki nilai ekonomi tinggi dan penting bagi kesehatan masyarakat. Peningkatan kesadaran masyarakat

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PARTISIPASI ANGGOTA KELOMPOK DENGAN KENAIKAN TINGKAT PENDAPATAN PETANI KOPI

HUBUNGAN ANTARA PARTISIPASI ANGGOTA KELOMPOK DENGAN KENAIKAN TINGKAT PENDAPATAN PETANI KOPI HUBUNGAN ANTARA PARTISIPASI ANGGOTA KELOMPOK DENGAN KENAIKAN TINGKAT PENDAPATAN PETANI KOPI Siti Aminah 1) Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Siti_sarahaminah@yahoo.co.id Tedi Hartoyo 2) Fakultas

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN METODOLOGI PENELITIAN Desain Penelitian Desain penelitian adalah deskriptif korelasional yaitu suatu metode penelitian yang mempunyai tujuan memberikan deskripsi tentang suatu fenomena. Penelitian ini

Lebih terperinci

Faktor yang Berhubungan dengan Adopsi Peternak Sapi Perah tentang Teknologi Biogas di Kabupaten Enrekang Sulawesi Selatan

Faktor yang Berhubungan dengan Adopsi Peternak Sapi Perah tentang Teknologi Biogas di Kabupaten Enrekang Sulawesi Selatan Jurnal Galung Tropika, September 2012, hlmn. 46-52 Faktor yang Berhubungan dengan Adopsi Peternak Sapi Perah Factor Associated with Adoption of Biogas Technology by Dairy Farmer in Enrekang Regency, Sulawesi

Lebih terperinci

KAJIAN SOSIAL EKONOMI BUDAYA DAN PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM KONSERVASI SUMBER DAYA ALAM PADA TAMAN NASIONAL MERU BETIRI KABUPATEN BANYUWANGI SKRIPSI

KAJIAN SOSIAL EKONOMI BUDAYA DAN PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM KONSERVASI SUMBER DAYA ALAM PADA TAMAN NASIONAL MERU BETIRI KABUPATEN BANYUWANGI SKRIPSI KAJIAN SOSIAL EKONOMI BUDAYA DAN PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM KONSERVASI SUMBER DAYA ALAM PADA TAMAN NASIONAL MERU BETIRI KABUPATEN BANYUWANGI SKRIPSI Oleh: AYU PUSPITANINGSIH NIM. 071510201086 JURUSAN

Lebih terperinci

III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Objek dari penelitian ini yaitu para peternak kerbau di kelompok peternak

III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Objek dari penelitian ini yaitu para peternak kerbau di kelompok peternak 16 III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek dari penelitian ini yaitu para peternak kerbau di kelompok peternak Desa Sukanegara, Kecamatan Carita, Kabupaten Pandeglang. 3.2 Metode Penelitian

Lebih terperinci

JURNAL P ENYULUHAN PERAN KELOMPOK PETERNAK DALAM MENGEMBANGKAN KEBERDAYAAN PETERNAK SAPI PERAH (KASUS DI KABUPATEN BANDUNG)

JURNAL P ENYULUHAN PERAN KELOMPOK PETERNAK DALAM MENGEMBANGKAN KEBERDAYAAN PETERNAK SAPI PERAH (KASUS DI KABUPATEN BANDUNG) JURNAL P ENYULUHAN ISSN: 1858-2664 September 2008, Vol. 4 No. 2 PERAN KELOMPOK PETERNAK DALAM MENGEMBANGKAN KEBERDAYAAN PETERNAK SAPI PERAH (KASUS DI KABUPATEN BANDUNG) THE ROLE OF THE DAIRY GROUP FARMERS

Lebih terperinci

PEMANFAATAN MEDIA INTERNET SEBAGAI MEDIA INFORMASI DAN KOMUNIKASI DALAM PEMBERDAYAAN PETANI DI DESA PONCOKUSUMO KECAMATAN PONCOKUSUMO

PEMANFAATAN MEDIA INTERNET SEBAGAI MEDIA INFORMASI DAN KOMUNIKASI DALAM PEMBERDAYAAN PETANI DI DESA PONCOKUSUMO KECAMATAN PONCOKUSUMO PEMAFAATA MEDIA ITERET SEBAGAI MEDIA IFORMASI DA KOMUIKASI DALAM PEMBERDAYAA PETAI DI DESA POCOKUSUMO KECAMATA POCOKUSUMO Use Of The Internet As A Media Information And Communication In The Empowerment

Lebih terperinci

PERSEPSI PETANI TERHADAP PERANAN PENYULUH PERTANIAN DI DESA SIDOMULYO DAN MUARI, DISTRIK ORANSBARI, KABUPATEN MANOKWARI SELATAN

PERSEPSI PETANI TERHADAP PERANAN PENYULUH PERTANIAN DI DESA SIDOMULYO DAN MUARI, DISTRIK ORANSBARI, KABUPATEN MANOKWARI SELATAN PERSEPSI PETANI TERHADAP PERANAN PENYULUH PERTANIAN DI DESA SIDOMULYO DAN MUARI, DISTRIK ORANSBARI, KABUPATEN MANOKWARI SELATAN FARMER S PERCEPTION OF THE ROLE AGRI-EXTENSIONWORKER IN SIDOMULYO AND MUARI

Lebih terperinci

Hubungan Fungsi-Fungsi Koperasi dengan Keberdayaan Peternak Sapi Perah (Relationship Cooperative Function with Empowerment of Dairy Farmers)

Hubungan Fungsi-Fungsi Koperasi dengan Keberdayaan Peternak Sapi Perah (Relationship Cooperative Function with Empowerment of Dairy Farmers) JURNAL ILMU TERNAK, DESEMBER 2006, VOL. 6 NO. 2, 150 157 Hubungan Fungsi-Fungsi Koperasi dengan Keberdayaan Peternak Sapi Perah (Relationship Cooperative Function with Empowerment of Dairy Farmers) Unang

Lebih terperinci

JIIA, VOLUME 5 No. 1 FEBRUARI 2017

JIIA, VOLUME 5 No. 1 FEBRUARI 2017 KINERJA DAN PENDAPATAN RUMAH TANGGA ANGGOTA KELOMPOK TANI NANAS DI DESA ASTOMULYO KECAMATAN PUNGGUR KABUPATEN LAMPUNG TENGAH (Performance and Household Income of Pineapple Farmer Group Members in Astomulyo

Lebih terperinci

SKRIPSI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh derajat gelar Sarjana pertanian pada Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret

SKRIPSI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh derajat gelar Sarjana pertanian pada Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret HUBUNGAN PERSEPSI PETANI TERHADAP PERAN PENYULUH PERTANIAN LAPANGAN (PPL) DENGAN TINGKAT ADOPSI INOVASI RICE TRANSPLANTER DI KECAMATAN KEBAKKRAMAT KABUPATEN KARANGANYAR SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di dua Desa dengan pola hutan rakyat yang berbeda dimana, desa tersebut terletak di kecamatan yang berbeda juga, yaitu:

Lebih terperinci

PEMBERDAYAAN KELOMPOKTANI DALAM PENGEMBANGAN KAWASAN BIOFARMAKA

PEMBERDAYAAN KELOMPOKTANI DALAM PENGEMBANGAN KAWASAN BIOFARMAKA PEMBERDAYAAN KELOMPOKTANI DALAM PENGEMBANGAN KAWASAN BIOFARMAKA Oleh Wida Pradiana Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian Bogor Corr : wpradiana@yahoo.co.id ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

Lebih terperinci

HUBUNGAN FUNGSI-FUNGSI KOPERASI DENGAN KEBERDAYAAN PETERNAK SAPI PERAH ( Kasus pada Koperasi Persusuan di Kabupaten Bandung) Unang Yunasaf

HUBUNGAN FUNGSI-FUNGSI KOPERASI DENGAN KEBERDAYAAN PETERNAK SAPI PERAH ( Kasus pada Koperasi Persusuan di Kabupaten Bandung) Unang Yunasaf 1 HUBUNGAN FUNGSI-FUNGSI KOPERASI DENGAN KEBERDAYAAN PETERNAK SAPI PERAH ( Kasus pada Koperasi Persusuan di Kabupaten Bandung) Unang Yunasaf Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari: fungsi-fungsi

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS DAN TINGKAT PARTISIPASI MASYARAKAT TERHADAP PROGRAM PENGENTASAN KEMISKINAN PERKOTAAN (P2KP) DI KOTA BANDAR LAMPUNG

EFEKTIVITAS DAN TINGKAT PARTISIPASI MASYARAKAT TERHADAP PROGRAM PENGENTASAN KEMISKINAN PERKOTAAN (P2KP) DI KOTA BANDAR LAMPUNG EFEKTIVITAS DAN TINGKAT PARTISIPASI MASYARAKAT TERHADAP PROGRAM PENGENTASAN KEMISKINAN PERKOTAAN (PKP) DI KOTA BANDAR LAMPUNG (EFFECTIVENESS AND PARTICIPATION SOCIETY AGAINST THE URBAN POVERTY ERADICATION

Lebih terperinci

RESPON PETERNAK SAPI PERAH ANGGOTA KUD TERHADAP KEGIATAN PENYULUHAN PETERNAKAN. Syahirul Alim dan Lilis Nurlina

RESPON PETERNAK SAPI PERAH ANGGOTA KUD TERHADAP KEGIATAN PENYULUHAN PETERNAKAN. Syahirul Alim dan Lilis Nurlina RESPON PETERNAK SAPI PERAH ANGGOTA KUD TERHADAP KEGIATAN PENYULUHAN PETERNAKAN Syahirul Alim dan Lilis Nurlina Abstrak Penelitian mengenai respon peternak sapi perah anggota KUD terhadap kegiatan penyuluhan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN A.

III. METODE PENELITIAN A. 34 III. METODE PENELITIAN A. Metode Dasar Penelitian Menurut Sugiyono (2012) Metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Jenis penelitian

Lebih terperinci

SIKAP PETANI BUAH NAGA MERAH (Hylocereus Polyrhizus) TERHADAP TEKNIK PENYULUHAN DI DESA TORIYO KECAMATAN BENDOSARI KABUPATEN SUKOHARJO

SIKAP PETANI BUAH NAGA MERAH (Hylocereus Polyrhizus) TERHADAP TEKNIK PENYULUHAN DI DESA TORIYO KECAMATAN BENDOSARI KABUPATEN SUKOHARJO 1 SIKAP PETANI BUAH NAGA MERAH (Hylocereus Polyrhizus) TERHADAP TEKNIK PENYULUHAN DI DESA TORIYO KECAMATAN BENDOSARI KABUPATEN SUKOHARJO Eliek Prasetiawan, Suwarto, Bekti Wahyu Utami Fakultas Pertanian

Lebih terperinci

Jurnal Aves, Desember 2016 Vol. 10 (2) p-issn e-issn

Jurnal Aves, Desember 2016 Vol. 10 (2) p-issn e-issn TINGKAT ADOPSI INOVASI IB (INSEMINASI BUATAN) PADA PETERNAK SAPI POTONG DI KECAMATAN LALABATA KABUPATEN SOPPENG Adoption Of Innovation Ai ( Artificial Insemination ) Breeder In Cattle In District Lalabata

Lebih terperinci

I.M. Mulyawati, * D. Mardiningsih,** S. Satmoko **

I.M. Mulyawati, * D. Mardiningsih,** S. Satmoko ** PENGARUH UMUR, PENDIDIKAN, PENGALAMAN DAN JUMLAH TERNAK PETERNAK KAMBING TERHADAP PERILAKU SAPTA USAHA BETERNAK KAMBING DI DESA WONOSARI KECAMATAN PATEBON (The Effect Of Age, Education, Experience And

Lebih terperinci

PEMASARAN SUSU DI KECAMATAN MOJOSONGO DAN KECAMATAN CEPOGO, KABUPATEN BOYOLALI. P. U. L. Premisti, A. Setiadi, dan W. Sumekar

PEMASARAN SUSU DI KECAMATAN MOJOSONGO DAN KECAMATAN CEPOGO, KABUPATEN BOYOLALI. P. U. L. Premisti, A. Setiadi, dan W. Sumekar PEMASARAN SUSU DI KECAMATAN MOJOSONGO DAN KECAMATAN CEPOGO, KABUPATEN BOYOLALI P. U. L. Premisti, A. Setiadi, dan W. Sumekar Fakultas Peternakan dan Pertanian Universitas Diponegoro E-mail: putriutamilintang@gmail.com

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Malabar, Gunung Papandayan, dan Gunung Tilu, dengan ketinggian antara 1000-

HASIL DAN PEMBAHASAN. Malabar, Gunung Papandayan, dan Gunung Tilu, dengan ketinggian antara 1000- IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Keadaan Umum Wilayah Penelitian 4.1.1 Wilayah Kerja KPBS Pangalengan Wilayah kerja KPBS dikelilingi oleh tiga buah gunung, yaitu Gunung Malabar, Gunung Papandayan, dan Gunung

Lebih terperinci

PERSEPSI PETANI TERHADAP PROGRAM GERAKAN PENINGKATAN PRODUKSI PANGAN BERBASIS KORPORASI (GP3K) DI DESA JATI KECAMATAN JATEN KABUPATEN KARANGANYAR

PERSEPSI PETANI TERHADAP PROGRAM GERAKAN PENINGKATAN PRODUKSI PANGAN BERBASIS KORPORASI (GP3K) DI DESA JATI KECAMATAN JATEN KABUPATEN KARANGANYAR PERSEPSI PETANI TERHADAP PROGRAM GERAKAN PENINGKATAN PRODUKSI PANGAN BERBASIS KORPORASI (GP3K) DI DESA JATI KECAMATAN JATEN KABUPATEN KARANGANYAR SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Sumber : BPS (2009)

I. PENDAHULUAN. Sumber : BPS (2009) I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pengembangan peternakan saat ini, menunjukan prospek yang sangat cerah dan mempunyai peran yang sangat penting dalam pertumbuhan ekonomi pertanian Indonesia. Usaha peternakan

Lebih terperinci

LANDASAN TEORI METODE PENELITIAN

LANDASAN TEORI METODE PENELITIAN FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TINGKAT KEBERDAYAAN ANGGOTA GAPOKTAN DALAM PROGRAM PENGUATAN LEMBAGA DISTRIBUSI PANGAN MASYARAKAT (P-LDPM) DI DESA NAMBANGAN KECAMATAN SELOGIRI KABUPATEN WONOGIRI

Lebih terperinci

III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. berlokasi di desa Toyomarto, Malang Jawa Timur. Variabel yang diamati yaitu

III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. berlokasi di desa Toyomarto, Malang Jawa Timur. Variabel yang diamati yaitu 25 III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek penelitian ini adalah pegawai di UPT BBIB Singosari yang berlokasi di desa Toyomarto, Malang Jawa Timur. Variabel yang diamati yaitu gaya kepemimpinan

Lebih terperinci

KAPASITAS PETANI DALAM PENERAPAN TEKNOLOGI PENGENDALIAN HAMA TERPADU (PHT) PADI SAWAH DI KELURAHAN SITUGEDE KOTA BOGOR

KAPASITAS PETANI DALAM PENERAPAN TEKNOLOGI PENGENDALIAN HAMA TERPADU (PHT) PADI SAWAH DI KELURAHAN SITUGEDE KOTA BOGOR KAPASITAS PETANI DALAM PENERAPAN TEKNOLOGI PENGENDALIAN HAMA TERPADU (PHT) PADI SAWAH DI KELURAHAN SITUGEDE KOTA BOGOR (Farmers Capacity in Integrating Pest Control Technology Application (PHT) Rice Field

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 47 III. METODE PEELITIA A. Metode Dasar Penelitian Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode explanatory (penjelasan), sedangkan teknik pelaksanaan penelitian ini menggunakan teknik

Lebih terperinci

OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Kabupaten Sumedang. Sedangkan, subjek yang diamati dalam penelitian ini

OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Kabupaten Sumedang. Sedangkan, subjek yang diamati dalam penelitian ini 21 III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek yang diamati adalah persepsi dan keterampilan istri peternak sapi perah dalam pemanfaatan biogas di Desa Haurngombong, Kecamatan Pamulihan,

Lebih terperinci

Hubungan Dinamika Kelompok dengan... Ajeng Fitri Anisi

Hubungan Dinamika Kelompok dengan... Ajeng Fitri Anisi HUBUNGAN DINAMIKA KELOMPOK DENGAN KEBERHASILAN USAHA TERNAK KAMBING PERANAKAN ETAWAH (Suatu Kasus di Kelompok Tani Sri Murni Desa Bojongkantong Kecamatan Langensari Kota Banjar) THE CORRELATION BETWEEN

Lebih terperinci

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... ABSTRACT... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR ILUSTRASI... DAFTAR LAMPIRAN...

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... ABSTRACT... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR ILUSTRASI... DAFTAR LAMPIRAN... DAFTAR ISI Bab Halaman KATA PENGANTAR... ABSTRAK... ABSTRACT... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR ILUSTRASI... DAFTAR LAMPIRAN... v vii viii ix xii xiii xiv I II III PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang...

Lebih terperinci