HUBUNGAN ANTARA PARTISIPASI ANGGOTA KELOMPOK DENGAN KENAIKAN TINGKAT PENDAPATAN PETANI KOPI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "HUBUNGAN ANTARA PARTISIPASI ANGGOTA KELOMPOK DENGAN KENAIKAN TINGKAT PENDAPATAN PETANI KOPI"

Transkripsi

1 HUBUNGAN ANTARA PARTISIPASI ANGGOTA KELOMPOK DENGAN KENAIKAN TINGKAT PENDAPATAN PETANI KOPI Siti Aminah 1) Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Tedi Hartoyo 2) Fakultas Pertanian Universitas Siliwangi H.Djoni 3) Fakultas Pertanian Universitas Siliwangi ABSTRAK Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui: (1) Partisipasi anggota kelompok, (2) Kenaikan tingkat pendapatan petani kopi dan (3) hubungan antara partisipasi anggota kelompok dengan kenaikan tingkat pendapatan petani kopi yang tergabung pada kelompok tani Mekarasih Dua di Desa Banyuasih Kecamatan Taraju Kabupaten Tasikmalaya. Penelitian ini menggunakan metode studi kasus dengan teknik pengambilan responden secara sensus terhadap 27 orang petani kopi yang tergabung dalam kelompok tani Mekarasih Dua dengan mengambil lokasi di Desa Banyuasih Kecamatan Taraju. Analisis yang digunakan adalah nilai tertimbang serta uji statistik koefesien korelasi Rank Spearman untuk menganalisis hubungan antara variabel partisipasi kelompok dengan kenaikan tingkat pendapatan petani kopi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Partisipasi anggota kelompok yang terjadi termasuk kedalam kategori tinggi, (2) kenaikan tingkat pendapatan petani kopi termasuk kedalam kategori tinggi dan (3) terdapat hubungan yang positif antara partisipasi kelompok dengan kenaikan tingkat pendapatan petani kopi pada kelompok tani Mekarasih Dua di Desa Banyuasih Kecamatan Taraju Kabupaten Tasikmalaya. Kata kunci: Partisipasi Kelompok, Kenaikan Pendapatan, Kelompok Tani ABSTRACT The purpose of this study was to determine: (1) Participation of group members, (2) increase in the level of income of coffee farmers and (3) the relationship between the participation of members of the group to increase the income level of the coffee farmers who are members of the farmers' group in the village Mekarasih Two Banyuasih District Taraju Tasikmalaya regency. This research uses the case study method with shooting technique census respondents against 27 coffee farmers who are members of farmer groups Mekarasih Two by taking location in the Village District Banyuasih Taraju. The analysis used is the weighted value of the test statistic and the Spearman rank correlation coefficient to analyze the relationship between the variables of group participation with coffee farmers increase income levels.

2 The results showed that: (1) Participation will include members of the group into the high category, (2) increase the income level of farmers' coffee included in the high category and (3) there is a positive relationship between participation groups to increase the level of income of coffee farmers in farmer groups Mekarasih Two in the Village District Banyuasih Taraju Tasikmalaya regency. Key words: Group Participation, Increase Revenue, Farmers Group PENDAHULUAN Kebijakan yang ditempuh pemerintah untuk mewujudkan tujuan pembangunan nasional diantaranya ialah dengan peningkatan kehidupan ekonomi yang dilakukan melalui pembangunan pertanian. Hal ini sesuai karena negara Indonesia adalah negara yang agraris kaya dengan berbagai sumberdaya alam mulai dari bidang pertanian, kelautan, kehutanan dan termasuk perkebunanya yang harus dikelola dengan baik supaya dapat memberikan output yang bagus. Sebagian besar mata pencaharian penduduknya adalah dari bercocok tanam. Pembangunan berkelanjutan adalah proses pembangunan ( lahan, kota, bisnis, masyarakat, dan lain sebagainya) yang berprinsip memenuhi kebutuhan sekarang tanpa mengorbankan pemenuhan kebutuhan generasi masa depan (Brundtland Report dari PBB, 1987) dalam Tuty irawaty (2009). Pembangunan berkelanjutan adalah terjemahan dari bahasa inggris, sustainable development. Salah satu faktor yang harus dihadapi untuk mencapai pembangunan berkelanjutan adalah bagaimana memperbaiki kehancuran lingkungan tanpa mengorbankan kebutuhan pembangunan ekonomi dan keadilan sosial. Pembangunan berkelanjutan salahsatunya dapat diwujudkan dengan pembentukan kelompok tani. Kelompok tani merupakan lembaga yang menyatukan para petani secara horizontal, dan dapat dibentuk beberapa unit dalam satu desa. Kelompok tani juga dapat dibentuk berdasarkan komoditas, areal pertanian, dan gender. Pengembangan kelompok tani dilatarbelakangi oleh kenyataan kelemahan petani dalam mengakses berbagai kelembagaan layanan usaha, misalnya lemah terhadap lembaga keuangan, terhadap lembaga pemasaran, terhadap lembaga penyediaan saran produksi serta sumber informasi yang dapat memberikan informasi terbaru yang dapat menunjang dalam peningkatan kenaikan pendapatan petani dalam usahatani khususnya pada usahatani kopi. Salah satu kelompok tani yang telah terbentuk adalah Kelompok Tani Mekarasih Dua di Desa Banyuasih Kecamatan Taraju kabupaten Tasikmalaya yang merupakan salah satu daerah berpotensi pengembangan tanaman kopi. Diharapkan dengan adanya kelompok tani

3 ini dapat mendorong terciptanya partisipasi anggota yang dapat berpengaruh terhadap kenaikan tingkat pendapatan petani kopi. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk meneliti dan mengkaji bagaimana Partisipasi anggota kelompok dan kenaikan tingkat pendapatan petani kopi serta ingin mengetahui hubungan antara kedua variabel tersebut pada kelompok tani Mekarasih Dua di Desa Banyuasih Kecamatan Taraju Kabupaten Tasikmalaya. METODOLOGI PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode studi kasus pada Kelompok Tani Mekarasih Dua di Desa Banyuasih Kecamatan Taraju Kabupaten Tasikmalaya. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja (purposive). Data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Teknik penentuan responden dalam penelitian ini menggunakan metode sensus. Petani kopi yang diambil dan dijadikan sebagai responden berjumlah 27 orang yaitu seluruh anggota kelompok tani Mekarasih Dua yang telah bergabung dalam Kelompok Tani Mekarasih Dua. Kerangka Analisis Untuk mengetahui bagaimana partisipasi kelompok pada Kelompok Tani Mekarasih Dua dapat dilakukan dengan cara menganalisis skor variabel partisipasi kelompok yang tertera pada tabel-tabel dibawah ini: Tabel 1. Skor Variabel Partisipasi Kelompok No Partisipasi Kelompok Skor 1 Rapat dan Pertemuan Anggota Rencana Kerja Program Klelompok Tani Iuran Anggota Pelaporan dan Evaluasi 5 15 Variabel Partisipasi Anggota Kelompok 26 78

4 Tabel 2. Kategori Tingkat Pencapaian Skor Partiaipasi Anggota Kelompok No Indikator Partisipasi Anggota Kelompok Nilai Skor Kategori 1 Rapat dan Pertemuan Anggota 4,00 6,66 Rendah 6,67 9,33 Sedang 9,34 12,00 Tinggi 2 Rencana Kerja 4,00 6,66 Rendah 6,67 9,33 Sedang 9,34 12,00 Tinggi 3 Program Kelompok Tani 4,00 6,66 Rendah 6,67 9,33 Sedang 9,34 12,00 Tinggi 4 Iuran Anggota 6,00 10,00 Rendah 10,10 14,10 Sedang 14,10 18,00 Tinggi 5 Pelaporan dan Evaluasi 5,00 8,33 Rendah 8,34 11,67 Sedang 11,68 15,00 Tinggi Klasifikasi untuk variabel partisipasi anggota kelompok yang didasarkan atas tiga strata dengan formulasi yang dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3. Klasifikasi Tingkat Pencapaian Skor Pada Partisipasi Anggota Kelompok No Nilai Skor Hubungan ,00 38,33 38,34 53,66 53,67 69,00 Rendah Sedang Tinggi Adapun untuk mengetahui sejauh mana kenaikan pendapatan petani kopi pada Kelompok Tani Mekarasih Dua maka dilakukan analisis skor variabel kenaikan tingkat pendapatan petani kopi yang tertera pada tabel-tabel dibawah ini: Tabel 4. Skor Variabel Kenaikan Tingkat Pendapatan Petani Kopi No Kenaikan Tingkat Pendapatan Skor 1 Tingkat Penerimaan Tingkat Pendapatan Tingkat Kepemilikan Aset 3 9 Variabel Kenaikan Tingkat Pendapatan 5 15

5 Tabel 5. Kategori Tingkat Pencapaian Skor Kenaikan Tingkat Pendapatan Petani Kopi No Indikator kenaikan tingkat pendapatan Nilai Skor Kategori 1 Tingkat Penerimaan 1,00 1,66 Rendah 1,67 2,32 Sedang 2,33 3,00 Tinggi 2 Tingkat Pendapatan 1,00 1,66 Rendah 1,67 2,32 Sedang 2,33 3,00 Tinggi 3 Tingkat Kepemilikan Aset 3,00 5,00 Rendah 5,10 7,10 Sedang 7, Tinggi Pengukuran untuk klasifikasi dari setiap indikator-indikator atau variabel partisipasi kelompok dan kenaikan tingkat pendapatan petani kopi menggunakan rumus sebagai berikut : Keterangan : P P = :Rentang Kelas Interval Skor maksimal skor minimal Jumlah kategori Skor Maksimal :Skor tertinggi yang diperoleh dari masing-masing indikator atau variabel Skor Minimal : Skor terendah yang diperoleh dari masing-masing indikator atau variabel Data dianalisis dengan tabulasi silang dan diukur dengan analisis nilai tertimbang (NT), nilai tertimbang merupakan persentase nilai yang berasal dari pengukuran-pengukuran indikator atau variabel, dengan menggunakan rumus sebagai berikut : (Djoni, 1998) NT = Nilai yang diperoleh (nilai ideal) maksimal X 100 % Konsekuensi logis dari penggunaan skala ukur ordinal, maka uji statistik yang sesuai yaitu statistik nonparametrik dijadikan acuan. Untuk mengetahui keeratan hubungan antara indikator partisipasi kelompok dengan kenaikan tingkat pendapatan petani kopi digunakan Uji Korelasi Rank Spearman Menurut Sidney Siegel (1992) dan dengan menggunakan bantuan paket program SPSS dengan prosedur analisis sebagai berikut : 1) Penentuan Hipotesis Ho : s 0 artinya semakin tinggi partisipasi kelompok maka tidak akan terjadi kenaikan tingkat pendapatan petani kopi H 1 : s > 0 artinya semakin tinggi partisipasi kelompok maka akan terjadi kenaikan tingkat pendapatan petani kopi 2) Penentuan Nilai Korelasi (rs) a) Bila sedikit rank kembar atau tidak sama sekali

6 rs = 1 Keterangan : rs : Korelasi Rank Spearman di 2 : Perbedaan antara jumlah rank X dan jumlah rank Y n : Jumlah sampel b) Bila cukup banyak rank kembar rs = X 2 + Y 2 - di 2 2 X 2. Y 2 Nilai diperoleh dengan perumusan berikut : = - Tx dan = Ty Nilai-nilai Tx serta Ty dirumuskan berdasarkan formulasi sebagai berikut : Tx = dan Ty = Keterangan : rs Tx Ty t n : Korelasi Rank Spearman : Nilai dari variabel X : Nilai dari variabel Y : Perbedaan antara jumlah rank X dan jumlah rank Y : Faktor koreksi pada variabel X : Faktor koreksi pada variabel Y : Banyak kembaran data : Jumlah sampel atau responden 3) Pengujian Signifikansi (Uji-t) Untuk n 10, pergunakan tabel B (tabel t. student) dengan terlebih dahulu menghitung nilai t rs, dengan rumus sebagai berikut : t rs = rs 4) Kaidah Keputusan Adapun kriteria pengujian yang digunakan untuk menetapkan keputusan hipotesis tersebut adalah sebagai berikut : Jika t hitung < t tabel maka terima H 0 : tidak nyata (non signifikan) Jika t hitung t tabel maka tolak H 0 : nyata (signifikan)

7 Dimana nilai t tabel pada taraf nyata 0,025 diperoleh dari tabel t pada derajat bebas (db) = N 2, setelah melakukan pengujian untuk mengetahui keerataan hubungan antara variabel yang diamati, menurut Sutrisno Hadi (1983) terdapat 5 tingkat keeratan hubungan berdasarkan nilai rs, yaitu seperti pada tabel berikut : Tabel 6. Tingkat Keeratan Hubungan Berdasarkan Nilai rs No Nilai rs Interprestasi Nilai (rs) 1 0,00 0,20 Sangat Lemah 2 0,21 0,40 Lemah 3 0,41 0,60 Sedang 4 0,61 0,80 Kuat 5 0,81 1,00 Sangat Kuat PEMBAHASAN Analisis Partisipasi Anggota Kelompok Analisis pada bagian ini bertujuan untuk mengetahui dan mengukur seberapa besar tingkat partisipasi anggota kelompok tani dalam mengelola usahatani yang dilaksanakan oleh patani kopi tersebut. Kelompok tani Mekarasih Dua Kecamatan Taraju dilihat dari angka nominal, angka persentase dan tingkat pengklasifikasiannya (tinggi-sedang-rendah). Indikator yang digunakan untuk mengetahui partisipasi kelompok dalam pengelolaan usahatani kopi tersebut terdiri dari rapat dan pertemuan anggota, rencana kerja, program kelompok tani, iuran anggota, dan pelaporan dan evaluasi. Hasil analisis nilai tertimbang tiap indikator partisipasi kelompok selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 7. Tabel 7. Nilai Indikator Partisipasi Kelompok. No Indikator Nilai ideal Nilai ratarata kategori Nilai tertimbang (%) 1 Rapat dan pertemuan anggota 12 8,89 Sedang 74,08 2 Rencana kerja 12 9,04 Sedang 75,33 3 Program kelompok tani 12 10,63 Tinggi 88,58 4 Iuran anggota 18 16,44 Tinggi 91,33 5 Pelaporan dan evaluasi 15 8,89 Sedang 59,27 Nilai Variabel 69 53,89 Tinggi 78,01

8 Berdasarkan Tabel 7 dapat dijelaskan bahwa proses partisipasi anggota kelompok yang telah terjadi pada kegiatan Kelompok Tani Mekarasih Dua telah berjalan secara baik. Hal ini terlihat dari hasil partisipasi anggota kelompok yang terjadi termasuk ke dalam kategori tinggi, dengan nilai tertimbang sebesar 78,01 persen. Hal ini berarti partisipasi anggota kelompok telah dilaksanakan sebesar 78,01 persen. Hal ini menunjukan bahwa secara umum sebagian besar anggota telah ikut serta atau berperan aktif dalam melaksanakan dan mengelola program yang berada dalam kelompok ini, mulai dari mengikuti rapat dan pertemuan anggota, pembuatan rencana kerja, melaksanakan program-program kelompok, membayar iuran sampai dengan pelaporan dan evaluasi terhadap semua aktivitas yang dijalankan dalam kelompok tani Mekarasih Dua. Keberhasilan pembangunan pertanian tidak bisa lepas dari peran serta masyarakat tani. pembangunan yang dilaksanakan oleh pemerintah tentunya bertujuan untuk mencapai masyarakat yang sejahtera sehingga posisi masyarakat merupakan posisi yang sangat penting dalam proses pelaksanan program pembangunan yang dicanangkan oleh pemerintah. Pembangunan tidak akan mencapai hasil yang maksimal apabila tidak ada keterlibatan masyarakat langsung dalam pelaksanaannya. Pembangunan akan dinilai berhasil apabila pembangunan tersebut membawa perubahan kesejahteraan dalam masyarakat sehingga peroses pembangunan merupakan peroses yang dapat disebut tawar-menawar antara kebutuhan masyarakat dengan keinginan pemerintah. Oleh karena itu, dalam pelaksanaan pembangunan partisipasi masyarakat merupakan hal yang sangat mempengaruhi keberhasilan peroses pembangunan (R. Adisasmita, 2006). Rapat dan pertemuan yang dilaksanakan oleh para anggota kelompok tani berada pada kategori sedang. Hal ini memberikan gambaran bahwa masih kurangnya keikut sertaan anggota kelompok dalam mengikuti rapat dan pertemuan, ini terjadi dikarenakan masyarakat masih belum sadar sepenuhnya akan manfaat yang diperoleh dari hasil pertemuan yang diadakan, dalam mengikuti pertemuan para anggota merasa malas dan jenuh sehingga para anggota memilih tidak mengikuti kegiatan pertemuan. Rapat dan pertemuan merupakan salah satu ciri dalam berorganisasi yang bertujuan untuk dapat mengelola kegiatan-kegiatan yang ada dalam suatu organisasi. Setiap anggota wajib mengikuti rapat dan pertemuan yang waktu dan aturan pelaksanaannya telah disepakati bersama. Rapat dan pertemuan kelompok dilakukan satu bulan sekali. Partisipasi anggota dalam mengikuti rapat dan pertemuan ini diukur dengan melihat banyaknya jumlah anggota yang hadir, pemahaman anggota atas materi yang disampaikan, kemauan dalam mengemukakan pendapat, masalah, dan solusi

9 pada setiap pertemuan dan komitmen anggota dalam melaksanakan hasil sesuai dengan keputusan yang telah disepakati bersama. Rencana kerja adalah jadwal kegiatan yang disusun oleh kelompok dengan mencantumkan masalah, kegiatan, tujuan kegiatan, sasaran, metode dan lokasi dalam usahatani kopi tersebut, yang dihasilkan dari kesepakatan bersama baik jangka pendek, menengah maupun jangka panjang. Pembuatan rencana kerja yang dilakukan oleh anggota berada pada kategori sedang, hal ini dipengaruhi ketidak tahuan tentang arti dari rencana kerja itu sendiri dan jarangnya orang mengemukakan pendapat, usulan atau ide gagasan yang dikemukakan dalam pembuatan rencana kerja tersebut, dikarenakan adanya ketakutan tidak diterimanya gagasan pendapat yang dikemukakannya serta tidak terbiasanya berbicara didepan khalayak banyak. Sehingga enggan memberikan komentar, hanya sebagian kecil yang mampu dan berani mengemukakan ide gagasan atau pendapatnya. Melaksanakan dan mengelola program kelompok tani, program kelompok merupakan kegiatan-kegiatan yang telah diagendakan untuk bisa dijalankan dengan harapan dapat memberikan perubahan baik secara keterampilan maupun secara ekonomi. Program kelompok berada pada kategori tinggi, hal ini menunjukan bahwa semua program yang telah diagendakan oleh kelompok dapat dijalankan dengan baik dan sesuai harapan. Programprogram tersebut diantaranya yaitu ; 1) penyuluhan, 2) pembibitan kopi, 3) Penjualan hasil produksi pada kelompok, dan 4) Gotong royong. Hal ini menunjukan partisipasi anggota kelompok dalam melaksanakan dan mengelola program telah berjalan secara baik. Sehingga dapat memberikan dampak yang positif bagi penambahan penerimaan hasil produksi dan pendapatan yang diperoleh oleh para anggota. Iuran anggota merupakan pengumpulan uang yang diambil dari para anggota yang harus dikumpulkan dalam kas kelompok dengan jangka waktu dan besaran yang telah disepakati bersama. Iuran anggota berada pada kategori tinggi. Hal ini menunjukan bahwa iuran anggota yang telah disepakati dirasa memberikan manfaat baik untuk keperluan yang berhubungan langsung dengan usahatani kopi maupun tidak langsung seperti kesehatan anggota. Iuran anggota ini disepakati bersama dengan tujuan supaya dengan adanya iuran dapat membantu kelancaran program, sebagai modal para anggota, meningkatkan solidaritas kelompok, membantu yang kurang mampu jika dari salah satu anggota ada yang sakit. Evaluasi dan pelaporan secara keseluruhan berdasarkan hasil penelitian berada pada kategori sedang. Hal ini menunjukan bahwa keikutsertaan para anggota dalam mengikuti

10 pertemuan evaluasi dan pembuatan pelaporan masih harus ditingkatkan. Rendahnya keikutsertaan para anggota dikarenakan jadwal evaluasi yang selalu berubah-ubah sehingga membuat para anggota malas dan jenuh untuk mengikuti kegiatan evaluasi dan pelaporan. Pada umumnya petani kurang menyukai kegiatan yang formal-formal seperti harus membuat pelaporan tertulis dengan aktifitas penuh seharian dilahan kurang memungkinkan para petani harus rutin membuat pelaporan sebagaimana waktu yang telah disepakati. Maka dari itu harus ada cara-cara lain yang dapat dilakukan oleh petani (anggota) dalam melakukan pelaporan, untuk dapat memantau jalannya usahatani para anggota kelompok. Diharapkan dengan adannya pelaporan ini pengurus dapat mengetahui masalah-masalah yang dihadapi, penambahan hasil produksi dan penambahan pendapatan setelah bergabung dalam kelompok tani Mekarasih Dua di Desa Banyuasih Kecamatan Taraju Kabupaten Tasikmalaya. Analisis Kenaikan Tingkat Pendapatan Petani Kopi Analisis pada bagian ini bertujuan untuk mengetahui dan mengukur seberapa besar tingkat kenaikan pendapatan yang dihasilkan oleh petani kopi yang berada pada kelompoktani Mekarasih Dua Desa Banyuasih Kecamatan Taraju Kabupaten Tasikmalaya dilihat dari angka nominal, angka persentase dan tingkat pengklasifikasiannya (tinggi-sedangrendah). Indikator yang digunakan untuk mengetahui tingkat pendapatan anggota kelompok tani dalam usahatani kopi tersebut terdiri dari : tingkat penerimaan; tingkat pendapatan, penambahan modal, dan tingkat kepemilikan aset yang digunakan dalam usahatani tersebut. Hasil analisis Nilai Tertimbang tiap indikator kenaikan tingkat pendapatan anggota kelompok tani selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 8. Tabel 8. Nilai indikator kenaikan tingkat pendapatan dalam usahatani kopi. No Indikator Nilai ideal Nilai ratarata Kategori Nilai Tertimbang 1 Tingkat penerimaan 3 2,56 Tinggi 85,33 2 Tingkat pendapatan 3 2,48 Tinggi 82,66 3 Tingkat kepemilikan aset 9 7,22 Tinggi 80,22 Nilai Variabel 15 12,26 Tinggi 81,73 Berdasarkan Tabel 8 dapat dijelaskan bahwa secara keseluruhan kenaikan tingkat pendapatan yang telah terjadi pada kegiatan usahatani kopi telah berjalan secara baik dan memberikan penambahan penghasilan pada petani kopi tersebut. Hal ini terlihat dari hasil keseluruhan indikator kenaikan tingkat pendapatan petani kopi termasuk kedalam kategori tinggi, jika dilihat dari setiap indikator yang menggambarkan adanya tingkat kenaikan pendapatan berada pada kategori tinggi. Artinya setelah mengikuti dan bergabung dengan

11 kelompok tani Mekarasih Dua ada penambahan pendapatan yang diperoleh dari hasil usahatani kopi. Kenaikan tingkat penerimaan berada pada kategori tinggi. Hal ini menunjukan bahwa setelah bergabung dalam Kelompok Tani Mekarasih Dua di Desa Banyuasih Kecamatan Taraju telah memberikan penambahan penerimaan yang lebih baik dari sebelumnya. Kenaikan tingkat penerimaan dapat dilihat dari adanya penambahan hasil produksi yang didapat dari lahan petani kopi tersebut serta adanya pemberian harga lebih tinggi yang diberikan oleh kelompok apabila dibandingkan dengan harga yang diberikan oleh bandarbandar yang biasa, dengan kisaran harga pembeda sebesar Rp. 500 Rp. 1500,-. Ditambah adanya perhatian terhadap peningkatan kualitas dan kuantitas hasil produksi melalui program penyuluhan dan pemeliharaan sesuai standar operasional. Selain itu tingkat penerimaan dapat bertambah karena didukung dengan adanya rencana kerja, program-program kelompok tani, iuran anggota dan adanya evaluasi dari program-program yang telah dilakukan. Tingkat penerimaan merupakan hasil produksi yang diperoleh dari hasil bertani kopi tersebut yang belum dikurang dengan biaya/ korbanan yang dikeluarkan untuk usahataninya. Tingkat pendapatan merupakan penerimaan yang telah dikurangi dengan seluruh biaya yang telah dikeluarkan. Kenaikan tingkat pendapatan berada pada kategori tinggi. Hal ini menunjukan bahwa ada penambahan keuntungan yang diperoleh oleh anggota kelompok setelah bergabung dalam kelompok tani Mekarasih Dua. Peningkatan pendapatan tersebut tidak terlepas dengan ketekunan para anggota dalam melakukan pemeliharaan terhadap usahataninya. Untuk menjaga agar dapat terus meningkatkan pendapatannya maka perlu adanya usaha untuk terus meningkatkan kapasitas petani dan memberikan informasiinformasi baru yang mengikuti perkembangan teknologi yaitu dengan dilakukannya penyuluhan-penyuluhan yang bersifat pemberi informasi dan melatih keterampilan. Sehingga dengan demikian penerimaan yang diperoleh dapat memberikan keuntungan atau tambahan pendapatan bagi petani itu sendiri. Usahatani yang menguntungkan harus didukung dengan beberapa aspek mulai dari modal, kepemilikan tanah dan ketersediaan peralatan pertanian yang biasa digunakan. Kenaikan tingkat kepemilikan aset dalam usahatani kopi berada pada kategori tinggi. Hal ini menunjukan bahwa petani memperhatikan kebutuhan-kebutuhan peralatan pertanian yang dapat menunjang usahanya agar lebih maju, kelengkapan peralatan sangat penting mulai dari hal yang terkecil sampai yang terbesar, seperti Parang, Cangkul, Drum, Mesin Penyemprot

12 dan lain sebagainya. Ketersediaan alat-alat pertanian yang dapat menunjang para anggota tidak terlepas dari adanya pelatihan mengenai usahatani sesuai standar operasional yang harus memperhatikan semua bahan dan alat yang dibutuhkan dalam usahatani kopi dan adanya penambahan pendapatan yang diperoleh, sehingga petani dapat memperhatikan kebutuhan dalam berusahataninya disamping memperhatikan kebutuhan sehari-hari rumah tangganya. Hubungan antara Partisipasi Anggota Kelompok dengan Kenaikan Tingkat Pendapatan Petani Kopi Hasil penelitian serta analisis terhadap hubungan positif antara partisipasi anggota kelompok dengan kenaikan tingkat pendapatan petani kopi pada kelompok tani Mekarasih Dua di Desa Banyuasih Kecamatan Taraju dianalisis dengan menggunakan uji korelasi Rank Spearman dapat dilihat pada Lampiran 13. Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan uji korelasi Rank Spearman. Hasil menunjukkan terdapat hubungan yang positif antara partisipasi anggota kelompok dengan kenaikan tingkat pendapatan petani kopi dengan nilai koefisien korelasi sebesar 0,408 artinya terdapat korelasi sebesar 40,80 persen antara partisipasi anggota kelompok dengan kenaikan tingkat pendapatan petani kopi. Pengujian yang dilakukan juga mnenghasilkan P (probabilitas) yang dibandingkan dengan alfa pada tingkat signifikansi bila P < α, maka dapat diartikan bahwa partisipasi anggota kelompok berhubungan positif dengan kenaikan tingkat pendapatan petani kopi dan sebaliknya bila P > α, diartikan bahwa tidak terdapat hubungan yang positif antara partisipasi anggota kelompok dengan kenaikan tingkat pendapatan petani kopi. Kemudian dari nilai rs tersebut dapat dilihat dari tabel 13 bahwa variabel-variabel partisipasi anggota kelompok mempunyai P = 0,017, ini menunjukan bahwa bahwa peluang variabel partisipasi untuk ditolak sangat kecilyaitu sebesar 1,70 persen berarti indikator yang berada pada partisipasi anggota kelompok mempunyai pengaruh yang positif terhadap kenaikan tingkat pendapatan petani kopi.

13 PENUTUP Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pengukuran yang dilakukan dari penelitian tentang hubungan antara partisipasi anggota dengan tingkat kenaikan pendapatan petani kopi pada kelompok tani Mekarasih Dua Desa Banyuasih Kecamatan Taraju Kabupaten Tasikmalaya maka dapat disimpulkan sebagai berikut: 1) Partisipasi anggota kelompok tani berada pada kategori tinggi. Hal ini dapat dilihat dari perolehan nilai rata-rata dan nilai tertimbang yang diperoleh dari kegiatan dan programprogram yang telah dilaksanakan oleh anggota kelompok tani, sehingga terjadi partisipasi anggota kelompok yang baik. 2) Kenaikan tingkat pendapatan yang diperoleh dalam kegiatan usahatani kopi yang dijalankan oleh anggota kelompok telah ada kenaikan tingkat pendapatan yang diperoleh sebesar Rp ,- sampai dengan Rp ,-. Hal ini terlihat dengan nilai ratarata dan nilai tertimbang yang diperoleh dari variabel tingkat kenaikan pendapatan termasuk kedalam kategori tinggi. 3) Terdapat hubungan positif antara partisipasi anggota kelompok dengan kenaikan tingkat pendapatan petani kopi pada Kelompok Tani Mekarasih Dua di Desa Banyuasih Kecamatan Taraju Kabupaten Tasikmalaya. Saran Berdasarkan pada kesimpulan yang telah dihasilakn dari penelitian ini, maka dapat dikemukakan beberapa saran sebagai berikut : 1) Perlu ditingkatkannya kesadaran untuk mengikuti rapat dan pertemuan anggota secara rutin, dengan jadwal yang telah disepakati dan tidak berubah-ubah. Sehingga semua anggota kelompok dapat memperoleh informasi yang baik dan terbaru. 2) Perlu ditingkatkannya rapat dan pertemuan anggota dalam pembuatan rencana kerja yang baik yang mengacu pada kebutuhan anggota kelompok, sehingga diharapkan para anggota kelompok lebih peka terhada masalah yang mereka hadapi dan mengetahui penyelesaian masalah yang baik.

14 3) Perlu ditingkatkannya wawasan serta pengetahuan para petani, sehingga petani dapat mengemukakan gagasan dan pendapatnya tanpa ada rasa canggung terhadap anggota lain. DAFTAR PUSTAKA Djoni Metodologi Penelitian Sosial Ekonomi. Kasus Kelembagaan Kelompok Tani Pelaku Usahatani Terpadu di Jawa Barat (Kajian Perspektif Sosiologis). Program Pasca Sarjana Program Studi Magister Ekonomi Pertanian Universitas Siliwangi Tasikmalaya. Moch. Nazir Metode Penelitian. Salemba Empat. Jakarta. R Adisasmita Membangun Desa Partisipatif. Graha Ilmu, Yogyakarta Sidney Siegel Statistik Non Parametrik Untuk Ilmu-ilmu Sosial. Gramedia. Jakarta. Sutrisno Hadi Statistik. Universitas Gajah Mada, Yogyakarta. Tuty Irawaty partisipasi masyarakat dalam pembangunan. (diakses pada tanggal 28 april)

By : Tedi Hartoyo. Key Word : The Role, Participation, Rank-Spearman Correliation

By : Tedi Hartoyo. Key Word : The Role, Participation, Rank-Spearman Correliation The Correlation between the Roll of UPTD Developing Intitution of Paddy Seed in Cihea with Participation of Breeding s Farmer in Supplying of Superior Paddy s Seed (Case study at The Farmer Group (Sarinah)

Lebih terperinci

PENGARUH FAKTOR INTERNAL PETANI DALAM MENGADOPSI TEKNOLOGI

PENGARUH FAKTOR INTERNAL PETANI DALAM MENGADOPSI TEKNOLOGI PENGARUH FAKTOR INTERNAL PETANI DALAM MENGADOPSI TEKNOLOGI Pandu Sumarna 1, Neneng Sri Mulyati 2 1 Fakultas Pertanian Universitas Wiralodra, Jl. Ir. H. Juanda Km 3 Indrmayu, sumarnapandu@gmail.com 2 Fakultas

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Deskripsi Faktor-Faktor Yang berhubungan dengan Partisipasi Petani dalam Kebijakan Optimalisasi dan Pemeliharaan JITUT 5.1.1 Umur (X 1 ) Berdasarkan hasil penelitian terhadap

Lebih terperinci

PARTISIPASI ANGGOTA KELOMPOK WANITA TANI DALAM PROGRAM PERCEPATAN PENGANEKARAGAMAN KONSUMSI PANGAN (P2KP) DI KECAMATAN NGUTER KABUPATEN SUKOHARJO

PARTISIPASI ANGGOTA KELOMPOK WANITA TANI DALAM PROGRAM PERCEPATAN PENGANEKARAGAMAN KONSUMSI PANGAN (P2KP) DI KECAMATAN NGUTER KABUPATEN SUKOHARJO PARTISIPASI ANGGOTA KELOMPOK WANITA TANI DALAM PROGRAM PERCEPATAN PENGANEKARAGAMAN KONSUMSI PANGAN (PKP) DI KECAMATAN NGUTER KABUPATEN SUKOHARJO Riska Yulianti, Agung Wibowo, Arip Wijianto Program Studi

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN A. Metode Dasar Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Metode deskriptif merupakan metode yang menggambarkan, mendeskripsikan dan memaparkan fakta-fakta

Lebih terperinci

Peranan Fasilitator Kecamatan dalam Mendinamiskan Kelompok Masyarakat pada Program GSMK Kabupaten Tulang Bawang

Peranan Fasilitator Kecamatan dalam Mendinamiskan Kelompok Masyarakat pada Program GSMK Kabupaten Tulang Bawang Prosiding Seminar Nasional Swasembada Pangan Politeknik Negeri Lampung 29 April 2015 ISBN 978-602-70530-2-1 halaman 302-308 Peranan Fasilitator Kecamatan dalam Mendinamiskan Kelompok Masyarakat pada Program

Lebih terperinci

DAMPAK PENERAPAN TEKNOLOGI PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU (PTT) TERHADAP PENDAPATAN PETANI PADI SAWAH

DAMPAK PENERAPAN TEKNOLOGI PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU (PTT) TERHADAP PENDAPATAN PETANI PADI SAWAH DAMPAK PENERAPAN TEKNOLOGI PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU (PTT) TERHADAP PENDAPATAN PETANI PADI SAWAH (Studi Kasus : Desa Pematang Setrak, Kec Teluk Mengkudu, Kabupaten Serdang Bedagai) Ikram Anggita Nasution

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PERAN PENYULUH PERTANIAN DENGAN PARTISISPASI PETANI DALAM PROGRAM UPAYA KHUSUS SWASEMBADA PADI, JAGUNG DAN KEDELAI (UPSUS-PAJALE)

HUBUNGAN ANTARA PERAN PENYULUH PERTANIAN DENGAN PARTISISPASI PETANI DALAM PROGRAM UPAYA KHUSUS SWASEMBADA PADI, JAGUNG DAN KEDELAI (UPSUS-PAJALE) HUBUNGAN ANTARA PERAN PENYULUH PERTANIAN DENGAN PARTISISPASI PETANI DALAM PROGRAM UPAYA KHUSUS SWASEMBADA PADI, JAGUNG DAN KEDELAI (UPSUS-PAJALE) Sani Firmansyah 1) Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian

Lebih terperinci

JIIA, VOLUME 5 No. 1 FEBRUARI 2017

JIIA, VOLUME 5 No. 1 FEBRUARI 2017 KINERJA DAN PENDAPATAN RUMAH TANGGA ANGGOTA KELOMPOK TANI NANAS DI DESA ASTOMULYO KECAMATAN PUNGGUR KABUPATEN LAMPUNG TENGAH (Performance and Household Income of Pineapple Farmer Group Members in Astomulyo

Lebih terperinci

PERANAN MODAL SOSIAL DALAM PENGEMBANGAN KARAKTERISTIK KEWIRAUSAHAAN PETANI MANGGIS

PERANAN MODAL SOSIAL DALAM PENGEMBANGAN KARAKTERISTIK KEWIRAUSAHAAN PETANI MANGGIS PERANAN MODAL SOSIAL DALAM PENGEMBANGAN KARAKTERISTIK KEWIRAUSAHAAN PETANI MANGGIS Kamaludin 1) Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Siliwangi kamaludinfaqot@gmail.com Dr. H. Djoni,

Lebih terperinci

Hubungan Karateristik Sosial Ekonomi Padi Sawah dengan...(welson Marthen Wangke)

Hubungan Karateristik Sosial Ekonomi Padi Sawah dengan...(welson Marthen Wangke) Hubungan Karateristik Sosial Ekonomi Padi Sawah dengan...(welson Marthen Wangke) HUBUNGAN KARAKTERISTIK SOSIAL EKONOMI PETANI PADI SAWAH DENGAN KEI- KUTSERTAAN DALAM PENYULUHAN PERTANIAN DI DESA KAMANGA

Lebih terperinci

PERANAN PENYULUH PERTANIAN HUBUNGANNYA DENGAN ADOPSI TEKNOLOGI PADI POLA PTT

PERANAN PENYULUH PERTANIAN HUBUNGANNYA DENGAN ADOPSI TEKNOLOGI PADI POLA PTT PERANAN PENYULUH PERTANIAN HUBUNGANNYA DENGAN ADOPSI TEKNOLOGI PADI POLA PTT Febrian Husnuzhan 1) Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Siliwangi zhancrash@gmail.com Dedi Djuliansyah

Lebih terperinci

HUBUNGAN FAKTOR SOSIAL EKONOMI PETANI DENGAN PARTISIPASI ANGGOTA KELOMPOK WANITA TANI (KWT) MELATI

HUBUNGAN FAKTOR SOSIAL EKONOMI PETANI DENGAN PARTISIPASI ANGGOTA KELOMPOK WANITA TANI (KWT) MELATI HUBUNGAN FAKTOR SOSIAL EKONOMI PETANI DENGAN PARTISIPASI ANGGOTA KELOMPOK WANITA TANI (KWT) MELATI (Studi Kasus Pada Kelompok Wanita Tani Melati di Desa Dewasari Kecamatan Cijeungjing Kabupaten Ciamis)

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Metode deskriptif dilakukan untuk melihat hubungan status sosial ekonomi petani

III. METODE PENELITIAN. Metode deskriptif dilakukan untuk melihat hubungan status sosial ekonomi petani III. METODE PENELITIAN Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Metode deskriptif dilakukan untuk melihat hubungan status sosial ekonomi petani karet dengan perilaku menabung

Lebih terperinci

III METODE PENELITIAN. yang digunakan dalam penelitian ini. Faktor-faktor yang diteliti dalam

III METODE PENELITIAN. yang digunakan dalam penelitian ini. Faktor-faktor yang diteliti dalam 40 III METODE PENELITIAN A. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel Definisi operasional merupakan pengertian dan petunjuk mengenai variabelvariabel yang digunakan dalam penelitian ini. Faktor-faktor

Lebih terperinci

BAB III PENDEKATAN LAPANGAN

BAB III PENDEKATAN LAPANGAN BAB III PENDEKATAN LAPANGAN 3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sidakaton, Kecamatan Dukuhturi, Kabupaten Tegal, Propinsi Jawa Tengah (Lampiran 1). Lokasi penelitian ditentukan

Lebih terperinci

III.METODE PENELITIAN. A. Definisi Operasional, Pengukuran dan Klasifikasi

III.METODE PENELITIAN. A. Definisi Operasional, Pengukuran dan Klasifikasi 29 III.METODE PENELITIAN A. Definisi Operasional, Pengukuran dan Klasifikasi Definisi operasional pada penelitian ini mencakup semua aspek penelitian yang digunakan untuk mendapatkan data yang akan dianalisis

Lebih terperinci

Luas areal tanaman Luas areal serangan OPT (ha)

Luas areal tanaman Luas areal serangan OPT (ha) 1 HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK SOSIAL EKONOMI PETANI DENGAN TINGKAT ADOPSI TEKNOLOGI PHT PASCA SLPHT PADI DI DESA METUK, KECAMATAN MOJOSONGO, KABUPATEN BOYOLALI Paramesti Maris, Sapja Anantanyu, Suprapto

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA IMPLEMENTASI PROGRAM PENGEMBANGAN USAHA AGRIBISNIS PERDESAAN (PUAP) DENGAN PENDAPATAN USAHATANI PADI SAWAH

HUBUNGAN ANTARA IMPLEMENTASI PROGRAM PENGEMBANGAN USAHA AGRIBISNIS PERDESAAN (PUAP) DENGAN PENDAPATAN USAHATANI PADI SAWAH HUBUNGAN ANTARA IMPLEMENTASI PROGRAM PENGEMBANGAN USAHA AGRIBISNIS PERDESAAN (PUAP) DENGAN PENDAPATAN USAHATANI PADI SAWAH (Suatu Kasus pada Gapoktan Tahan Jaya di Desa Buahdua Kecamatan Buahdua Kabupaten

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. A. Konsep Dasar, Definisi Operasional, dan Pengukuran Variabel

III. METODE PENELITIAN. A. Konsep Dasar, Definisi Operasional, dan Pengukuran Variabel 36 III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar, Definisi Operasional, dan Pengukuran Variabel Konsep dasar dan definisi operasional mencakup pengertian-pengertian yang digunakan untuk mendapatkan data-data

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS DAN TINGKAT PARTISIPASI MASYARAKAT TERHADAP PROGRAM PENGENTASAN KEMISKINAN PERKOTAAN (P2KP) DI KOTA BANDAR LAMPUNG

EFEKTIVITAS DAN TINGKAT PARTISIPASI MASYARAKAT TERHADAP PROGRAM PENGENTASAN KEMISKINAN PERKOTAAN (P2KP) DI KOTA BANDAR LAMPUNG EFEKTIVITAS DAN TINGKAT PARTISIPASI MASYARAKAT TERHADAP PROGRAM PENGENTASAN KEMISKINAN PERKOTAAN (PKP) DI KOTA BANDAR LAMPUNG (EFFECTIVENESS AND PARTICIPATION SOCIETY AGAINST THE URBAN POVERTY ERADICATION

Lebih terperinci

Hubungan antara Dinamika Kelompok dengan Keberdayaan Peternak Ade Triwahyuni

Hubungan antara Dinamika Kelompok dengan Keberdayaan Peternak Ade Triwahyuni HUBUNGAN ANTARA DINAMIKA KELOMPOK DENGAN KEBERDAYAAN PETERNAK KAMBING PERAH PERANAKAN ETTAWA RELATIONSHIP BETWEEN GROUP DYNAMICS WITH EMPOWERMENT DAIRY GOAT FARMERS ( Suatu Kasus pada Kelompok Mandiri

Lebih terperinci

Hubungan antara Karakteristik Petani dan Dinamika Kelompok Tani dengan Keberhasilan Program PUAP

Hubungan antara Karakteristik Petani dan Dinamika Kelompok Tani dengan Keberhasilan Program PUAP Prosiding SNaPP011: Sosial, Ekonomi, dan Humaniora ISSN 089-590 Hubungan antara Karakteristik Petani dan Dinamika Kelompok Tani dengan Keberhasilan Program PUAP Achmad Faqih Jurusan Agribisnis Fakultas

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian Upaya perusahaan untuk meningkatkan kemajuannya lebih banyak diorientasikan kepada manusia sebagai salah satu sumber daya yang penting bagi perusahaan.

Lebih terperinci

III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. dalam kelompok peternak Lebaksiuh yang ada di desa Sindanggalih, kecamatan

III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. dalam kelompok peternak Lebaksiuh yang ada di desa Sindanggalih, kecamatan 25 III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek penelitian Objek yang diamati dalam penelitian ini adalah peternak yang tergabung dalam kelompok peternak Lebaksiuh yang ada di desa Sindanggalih, kecamatan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. A. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel. variabel X yang akan diukur untuk melihat faktor-faktor yang berhubungan

III. METODE PENELITIAN. A. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel. variabel X yang akan diukur untuk melihat faktor-faktor yang berhubungan 37 III. METODE PENELITIAN A. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel 1.Variabel (X) Berdasarkan hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini dapat diuraikan beberapa batasan, dan ukuran dari variabel

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Definisi operasional mencakup semua pengertian yang digunakan untuk

III. METODE PENELITIAN. Definisi operasional mencakup semua pengertian yang digunakan untuk 35 III. METODE PENELITIAN A. Definisi Operasional Definisi operasional mencakup semua pengertian yang digunakan untuk memperoleh data penelitian yang selanjutnya akan dianalisis dan di uji sesuai dengan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. A. Definisi Operasional, Pengukuran dan Klasifikasi. Definisi operasional pada penelitian ini mencakup semua aspek penelitian yang

METODE PENELITIAN. A. Definisi Operasional, Pengukuran dan Klasifikasi. Definisi operasional pada penelitian ini mencakup semua aspek penelitian yang 29 III. METODE PENELITIAN A. Definisi Operasional, Pengukuran dan Klasifikasi Definisi operasional pada penelitian ini mencakup semua aspek penelitian yang digunakan untuk mendapatkan data yang akan di

Lebih terperinci

Analisis Kompetensi Petani Pepaya California (Studi Kasus Kelompok Tani Merta Giri Kusuma Desa Abang, Kecamatan Abang, Kabupaten Karangasem)

Analisis Kompetensi Petani Pepaya California (Studi Kasus Kelompok Tani Merta Giri Kusuma Desa Abang, Kecamatan Abang, Kabupaten Karangasem) Analisis Kompetensi Petani Pepaya California (Studi Kasus Kelompok Tani Merta Giri Kusuma Desa Abang, Kecamatan Abang, Kabupaten Karangasem) I GEDE ARTHA SUDIARSANA, DWI PUTRA DARMAWAN, I DEWA GEDE RAKA

Lebih terperinci

III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Objek penelitian adalah suatu yang menjadi titik perhatian dari suatu

III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Objek penelitian adalah suatu yang menjadi titik perhatian dari suatu III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek penelitian adalah suatu yang menjadi titik perhatian dari suatu penelitian (Arikunto, 2006). Objek pada penelitian ini adalah hubungan karakteristik

Lebih terperinci

ANALISIS HUBUNGAN KARAKTERISTIK SOSIAL EKONOM TERHADAP KEWIRAUSAHAAN PENGUSAHA INDUSTRI KECIL DI KECAMATAN KUOK KABUPATEN KAMPAR

ANALISIS HUBUNGAN KARAKTERISTIK SOSIAL EKONOM TERHADAP KEWIRAUSAHAAN PENGUSAHA INDUSTRI KECIL DI KECAMATAN KUOK KABUPATEN KAMPAR ANALISIS HUBUNGAN KARAKTERISTIK SOSIAL EKONOM TERHADAP KEWIRAUSAHAAN PENGUSAHA INDUSTRI KECIL DI KECAMATAN KUOK KABUPATEN KAMPAR ANALYSIS RELATIONSHIP OF SOCIOECONOMIC CHARACTERISTICS ON CHARACTERISTICS

Lebih terperinci

BAB III PENDEKATAN LAPANG

BAB III PENDEKATAN LAPANG 17 BAB III PENDEKATAN LAPANG 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di salah satu desa penerima Program Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan (PUAP) yaitu Desa Citapen, Kecamatan Ciawi,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. petunjuk terhadap variabel-variabel yang akan diteliti untuk memperoleh dan

III. METODE PENELITIAN. petunjuk terhadap variabel-variabel yang akan diteliti untuk memperoleh dan 36 III. METODE PENELITIAN A. Definisi Operasional Definisi operasional merupakan pengertian atau definisi yang dijadikan petunjuk terhadap variabel-variabel yang akan diteliti untuk memperoleh dan menganalisis

Lebih terperinci

Ika Martina 1) Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian

Ika Martina 1) Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian HUBUNGAN ANTARA PROSES KOMUNIKASI SEKOLAH LAPANGAN PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU (SL-PTT) DENGAN ADOPSI TEKNOLOGI PTT PADI SAWAH (Kasus pada Kelompok Tani Budi Karya II di Desa Sindangsari Kecamatan Banjarsari

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di dua Desa dengan pola hutan rakyat yang berbeda dimana, desa tersebut terletak di kecamatan yang berbeda juga, yaitu:

Lebih terperinci

PARTISIPASI PETANI DALAM PENGELOLAAN HUTAN RAKYAT (Kasus di Kecamatan Kertanegara Kabupaten Purbalingga Provinsi Jawa Tengah) AMIN FAUZI

PARTISIPASI PETANI DALAM PENGELOLAAN HUTAN RAKYAT (Kasus di Kecamatan Kertanegara Kabupaten Purbalingga Provinsi Jawa Tengah) AMIN FAUZI PARTISIPASI PETANI DALAM PENGELOLAAN HUTAN RAKYAT (Kasus di Kecamatan Kertanegara Kabupaten Purbalingga Provinsi Jawa Tengah) AMIN FAUZI SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 PERNYATAAN

Lebih terperinci

III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Objek dari penelitian ini yaitu para peternak kerbau di kelompok peternak

III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Objek dari penelitian ini yaitu para peternak kerbau di kelompok peternak 16 III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek dari penelitian ini yaitu para peternak kerbau di kelompok peternak Desa Sukanegara, Kecamatan Carita, Kabupaten Pandeglang. 3.2 Metode Penelitian

Lebih terperinci

ANALISIS TINGKAT PARTISIPASI PETANI DALAM KEGIATAN SEKOLAH LAPANGAN PENGENDALIAN HAMA TERPADU (SL-PHT) PADA USAHATANI MANGGIS

ANALISIS TINGKAT PARTISIPASI PETANI DALAM KEGIATAN SEKOLAH LAPANGAN PENGENDALIAN HAMA TERPADU (SL-PHT) PADA USAHATANI MANGGIS ANALISIS TINGKAT PARTISIPASI PETANI DALAM KEGIATAN SEKOLAH LAPANGAN PENGENDALIAN HAMA TERPADU (SL-PHT) PADA USAHATANI MANGGIS (Studi Kasus pada Kelompok Tani Kencana Mekar di Desa Puspajaya Kecamatan Puspahiang

Lebih terperinci

ANALISIS PENDAPATAN DAN KELAYAKAN USAHATANI PADI SAWAH DI DESA KARAWANA KECAMATAN DOLO KABUPATEN SIGI

ANALISIS PENDAPATAN DAN KELAYAKAN USAHATANI PADI SAWAH DI DESA KARAWANA KECAMATAN DOLO KABUPATEN SIGI e-j. Agrotekbis 2 (3) : 332-336, Juni 2014 ISSN : 2338-3011 ANALISIS PENDAPATAN DAN KELAYAKAN USAHATANI PADI SAWAH DI DESA KARAWANA KECAMATAN DOLO KABUPATEN SIGI Analysis of income and feasibility farming

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Dari beberapa hipotesis yang akan diuji dalam penelitian ini, batasan

METODE PENELITIAN. Dari beberapa hipotesis yang akan diuji dalam penelitian ini, batasan 26 III. METODE PENELITIAN A. Definisi Operasional, dan Pengukuran Variabel Dari beberapa hipotesis yang akan diuji dalam penelitian ini, batasan operasional yang dapat diuraikan tentang definisi, ukuran

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. atas 2 varabel yaitu: variabel Sistem Informasi Manajemen (SIM) berbasis

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. atas 2 varabel yaitu: variabel Sistem Informasi Manajemen (SIM) berbasis BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN A. Objek Penelitian Objek penelitian ini dilihat dari variabel-variabel yang diteliti dan terdiri atas varabel yaitu: variabel Sistem Informasi Manajemen (SIM) berbasis

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. A. Definisi Operasional, Pengukuran, dan Klasifikasi. Konsep dasar dan definisi operasional mencakup pengertian yang digunakan

III. METODE PENELITIAN. A. Definisi Operasional, Pengukuran, dan Klasifikasi. Konsep dasar dan definisi operasional mencakup pengertian yang digunakan III. METODE PENELITIAN A. Definisi Operasional, Pengukuran, dan Klasifikasi Konsep dasar dan definisi operasional mencakup pengertian yang digunakan untuk mendapatkan dan menganalisis data sesuai dengan

Lebih terperinci

III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. berlokasi di desa Toyomarto, Malang Jawa Timur. Variabel yang diamati yaitu

III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. berlokasi di desa Toyomarto, Malang Jawa Timur. Variabel yang diamati yaitu 25 III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek penelitian ini adalah pegawai di UPT BBIB Singosari yang berlokasi di desa Toyomarto, Malang Jawa Timur. Variabel yang diamati yaitu gaya kepemimpinan

Lebih terperinci

Hubungan Antara Faktor Internal dengan Faktor Eksternal... Fitriana Suciani

Hubungan Antara Faktor Internal dengan Faktor Eksternal... Fitriana Suciani HUBUNGAN ANTARA FAKTOR INTERNAL DAN FAKTOR EKSTERNAL DENGAN TINGKAT ADOPSI TEKNOLOGI BIOGAS PADA PETERNAK SAPI PERAH (Kasus di Kelompok Peternak Wargi Saluyu Desa Haurngombong Kecamatan Pamulihan Kabupaten

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. berupa hasil perhitungan statistik yang datanya diperoleh dari responden. Hasil

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. berupa hasil perhitungan statistik yang datanya diperoleh dari responden. Hasil 49 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Hasil Penelitian Dalam bab ini dibahas mengenai hasil penelitian yang dilaksanakan, yaitu berupa hasil perhitungan statistik yang datanya diperoleh dari responden.

Lebih terperinci

(PERFORMANCE ANALYSIS OF FARMER GROUP AND ITS RELATIONSHIP WITH HOUSEHOLD FOOD SECURITY LEVEL (CASE STUDY IN RASANAE TIMUR SUBDISTRICT BIMA CITY)

(PERFORMANCE ANALYSIS OF FARMER GROUP AND ITS RELATIONSHIP WITH HOUSEHOLD FOOD SECURITY LEVEL (CASE STUDY IN RASANAE TIMUR SUBDISTRICT BIMA CITY) AGRISE Volume XIV No. 2 Bulan Mei 2014 ISSN: 1412-1425 ANALISIS TINGKAT KINERJA KELOMPOK TANI SERTA HUBUNGANNYA DENGAN TINGKAT KETAHANAN PANGAN RUMAH TANGGA PETANI (STUDI KASUS DI KECAMATAN RASANAE TIMUR

Lebih terperinci

Sikap Petani Padi Organik Terhadap Program OVOP (One Village One Product) Berbasis Koperasi Produk Beras Organik Di Kabupaten Karanganyar

Sikap Petani Padi Organik Terhadap Program OVOP (One Village One Product) Berbasis Koperasi Produk Beras Organik Di Kabupaten Karanganyar Sikap Petani Padi Organik Terhadap Program OVOP (One Village One Product) Berbasis Koperasi Produk Beras Organik Di Kabupaten Karanganyar Sendy Christina Kusumawardhani, Bekti Wahyu Utami, Widiyanto Program

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 27 III. METODE PENELITIAN 3.1 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel Batasan definisi operasional ini mencakup semua pengertian yang digunakan untuk memperoleh data yang digunakan akan dianalisis

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pada dasarnya metode berarti cara yang dipergunakan untuk mencapai tujuan. Definisi metode menurut Sugiyono (2008:2) yaitu:

BAB III METODE PENELITIAN. Pada dasarnya metode berarti cara yang dipergunakan untuk mencapai tujuan. Definisi metode menurut Sugiyono (2008:2) yaitu: 39 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Pada dasarnya metode berarti cara yang dipergunakan untuk mencapai tujuan. Definisi metode menurut Sugiyono (2008:2) yaitu: Cara ilmiah untuk mendapatkan

Lebih terperinci

ANALISIS KOMPARASI DISTRIBUSI PENDAPATAN USAHATANI JERUK DAN USAHATANI KOPI DI KABUPATEN KARO

ANALISIS KOMPARASI DISTRIBUSI PENDAPATAN USAHATANI JERUK DAN USAHATANI KOPI DI KABUPATEN KARO ANALISIS KOMPARASI DISTRIBUSI PENDAPATAN USAHATANI JERUK DAN USAHATANI KOPI DI KABUPATEN KARO ( Studi Kasus : Desa Surbakti Kecamatan Simpang Empat Kabupaten Karo ) THE COMPARATIVE ANALYSIS OF INCOME DISTRIBUTION

Lebih terperinci

ABSTRACT. Keywords: Perceptions, Agricultural Extension Field, Farmers, The Importance of Role Extension

ABSTRACT. Keywords: Perceptions, Agricultural Extension Field, Farmers, The Importance of Role Extension PERSEPSI PENYULUH DAN PETANI TERHADAP PENTINGNYA PERAN PENYULUHAN PERKEBUNAN KOPI ARABIKA DI KECAMATAN PURBA KABUPATEN SIMALUNGUN PROVINSI SUMATERA UTARA THE PERCEPTIONS AGRICULTURAL EXTENSION FIELD AND

Lebih terperinci

Analisis Hubungan Fungsi Pemasaran.Rika Destriany

Analisis Hubungan Fungsi Pemasaran.Rika Destriany ANALISIS HUBUNGAN FUNGSI PEMASARAN DENGAN VOLUME PENJUALAN PEDAGANG PENGECER SUSU SEGAR DI KOPERASI PETERNAK SAPI BANDUNG UTARA (KPSBU) LEMBANG Rika Destriany*, Maman Paturochman, Achmad Firman Universitas

Lebih terperinci

Satria Putra Utama 1 Indra Cahyadinata 1 Rahmad Junaria 2. Staf Pengajar Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian Fak. Pertanian UNIB

Satria Putra Utama 1 Indra Cahyadinata 1 Rahmad Junaria 2. Staf Pengajar Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian Fak. Pertanian UNIB FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TINGKAT ADOPSI PETANI PADA TEKNOLOGI BUDIDAYA PADI SAWAH SISTEM LEGOWO DI KELURAHAN DUSUN BESAR KECAMATAN GADING CEMPAKA KOTA BENGKULU Satria Putra Utama 1 Indra Cahyadinata

Lebih terperinci

KAJIAN PARTISIPASI PEREMPUAN TERHADAP KEGIATAN SIMPAN PINJAM PEREMPUAN (SPP) PNPM MANDIRI DI KOTA BENGKULU

KAJIAN PARTISIPASI PEREMPUAN TERHADAP KEGIATAN SIMPAN PINJAM PEREMPUAN (SPP) PNPM MANDIRI DI KOTA BENGKULU KAJIAN PARTISIPASI PEREMPUAN TERHADAP KEGIATAN SIMPAN PINJAM PEREMPUAN (SPP) PNPM MANDIRI DI KOTA BENGKULU Gita Mulyasari Staf Pengajar Universitas Bengkulu email: gita_mulyasari@yahoo.co.id ABSTRACT This

Lebih terperinci

PARTISIPASI PETANI JAGUNG TERHADAP PROGRAM TATA AIR MIKRO (TAM) DI DESA SUMBER MAKMUR, KECAMATAN LUBUK PINANG, KABUPATEN MUKOMUKO

PARTISIPASI PETANI JAGUNG TERHADAP PROGRAM TATA AIR MIKRO (TAM) DI DESA SUMBER MAKMUR, KECAMATAN LUBUK PINANG, KABUPATEN MUKOMUKO PARTISIPASI PETANI JAGUNG TERHADAP PROGRAM TATA AIR MIKRO (TAM) DI DESA SUMBER MAKMUR, KECAMATAN LUBUK PINANG, KABUPATEN MUKOMUKO CORN FARMERS PARTICIPATION TO MICRO WATER MANAGEMENT PROGRAM IN SUMBER

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. deskriptif bukan saja memberikan gambaran terhadap fenomena-fenomena, tetapi

METODE PENELITIAN. deskriptif bukan saja memberikan gambaran terhadap fenomena-fenomena, tetapi III. METODE PENELITIAN A. Metode Dasar Metode dasar yang digunakan pada penelitian ini adalah metode deskriptif. Metode deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu objek,

Lebih terperinci

Animal Agricultural Journal, Vol. 2. No. 2, 2013, p 1-7 Online at :

Animal Agricultural Journal, Vol. 2. No. 2, 2013, p 1-7 Online at : Animal Agricultural Journal, Vol. 2. No. 2, 2013, p 1-7 Online at : http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/aaj HUBUNGAN MOTIVASI DENGAN PERILAKU DALAM PEMANFAATAN TEKNOLOGI INSEMINASI BUATAN PADA PETERNAK

Lebih terperinci

ABSTRACT. advertisement exposure on SCTV with the buying interest s students of

ABSTRACT. advertisement exposure on SCTV with the buying interest s students of HUBUNGAN TERPAAN IKLAN BUKALAPAK DI SCTV DENGAN MINAT BELI MAHASISWA ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA ANGKATAN 2014 Oleh: Aji Setya Purnama, Bedjo Sukarno, Siswanta ABSTRACT Bukalapak

Lebih terperinci

HUBUNGAN KARAKTERISTIK SOSIAL EKONOMI IBU RUMAH TANGGA DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA DALAM PEMBIBITAN MANGROVE

HUBUNGAN KARAKTERISTIK SOSIAL EKONOMI IBU RUMAH TANGGA DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA DALAM PEMBIBITAN MANGROVE HUBUNGAN KARAKTERISTIK SOSIAL EKONOMI IBU RUMAH TANGGA DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA DALAM PEMBIBITAN MANGROVE Desa Pantai Gading, Kecamatan Secanggang, Kabupaten Langkat Roganda Malau ¹), Hasman Hasyim ²),

Lebih terperinci

Oleh : Rosda Malia, SP., M.Si* Leni Supartika Rahayu, SP** Kata Kunci: metode ceramah dan diskusi, Teknologi sistim tanam legowo.

Oleh : Rosda Malia, SP., M.Si* Leni Supartika Rahayu, SP** Kata Kunci: metode ceramah dan diskusi, Teknologi sistim tanam legowo. PENGARUH PENYULUHAN MELALUI METODE CERAMAH DAN DISKUSI TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN TEKNOLOGI SISTIM TANAM LEGOWO DI KELOMPOK TANI KARYA MUKTI III DESA SUKAKARYA KECAMATAN SUKANAGARA KABUPATEN CIANJUR

Lebih terperinci

Evaluasi petani terhadap program siaran pedesaan Radio Republik Indonesia (RRI) sebagai sumber informasi pertanian di kota Surakarta

Evaluasi petani terhadap program siaran pedesaan Radio Republik Indonesia (RRI) sebagai sumber informasi pertanian di kota Surakarta Evaluasi petani terhadap program siaran pedesaan Radio Republik Indonesia (RRI) sebagai sumber informasi pertanian di kota Surakarta Disusun Oleh : Eliya Saidah H0402035 III. METODE PENELITIAN A. Metode

Lebih terperinci

HUBUNGAN DINAMIKA GAPOKTAN DENGAN KEBERHASILAN PROGRAM PENGEMBANGAN USAHA AGRIBISNIS PERDESAAN

HUBUNGAN DINAMIKA GAPOKTAN DENGAN KEBERHASILAN PROGRAM PENGEMBANGAN USAHA AGRIBISNIS PERDESAAN Jurnal Ilmu Pertanian dan Perikanan Desember 2013 Vol. 2 No.2 Hal : 93-97 ISSN 2302-6308 Available online at: http://umbidharma.org/jipp HUBUNGAN DINAMIKA GAPOKTAN DENGAN KEBERHASILAN PROGRAM PENGEMBANGAN

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN DEMONSTRASI PLOT PADI SAWAH

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN DEMONSTRASI PLOT PADI SAWAH Efektivitas Penggunaan Demonstrasi Plot Padi Sawah 37 (Dina Lesmana dan Suci Wulandari) EFEKTIVITAS PENGGUNAAN DEMONSTRASI PLOT PADI SAWAH (Oryza sativa L.) TERHADAP TINGKAT PRODUKSI PADI DI DESA BUKIT

Lebih terperinci

PERILAKU PEDAGANG SAYUR DALAM MENGELOLA KEBERSIHAN LINGKUNGAN HIDUP., H.Oman Roesman, 1

PERILAKU PEDAGANG SAYUR DALAM MENGELOLA KEBERSIHAN LINGKUNGAN HIDUP., H.Oman Roesman, 1 PERILAKU PEDAGANG SAYUR DALAM MENGELOLA KEBERSIHAN LINGKUNGAN HIDUP Yoni Hermawan 1 1., H.Oman Roesman, 1 Program Studi Pendidikan Ekonomi FKIP Universitas Siliwangi Tasikmalaya, Jurusan Ilmu Sosial dan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. kelompok atau individu yang menjadi pusat perhatian penelitian. Konsep

III. METODE PENELITIAN. kelompok atau individu yang menjadi pusat perhatian penelitian. Konsep 35 III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional Konsep dasar dan definisi operasional merupakan istilah khusus dan definisi yang digunakan untuk menggambarkan secara abstrak kejadian,

Lebih terperinci

TINGKAT ADOPSI PETANI TERHADAP TEKNOLOGI PERTANIAN TERPADU USAHATANI PADI ORGANIK

TINGKAT ADOPSI PETANI TERHADAP TEKNOLOGI PERTANIAN TERPADU USAHATANI PADI ORGANIK TINGKAT ADOPSI PETANI TERHADAP TEKNOLOGI PERTANIAN TERPADU USAHATANI PADI ORGANIK (Studi Kasus : Desa Lubuk Bayas, Kecamatan Perbaungan, Kabupaten Serdang Bedagai ) Melfrianti Romauli *), Lily Fauzia **),

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 19 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Resort Pemangkuan Hutan (RPH) Babakan Madang, Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) Bogor, Kesatuan Pemangkuan

Lebih terperinci

PEMANFAATAN MEDIA INTERNET SEBAGAI MEDIA INFORMASI DAN KOMUNIKASI DALAM PEMBERDAYAAN PETANI DI DESA PONCOKUSUMO KECAMATAN PONCOKUSUMO

PEMANFAATAN MEDIA INTERNET SEBAGAI MEDIA INFORMASI DAN KOMUNIKASI DALAM PEMBERDAYAAN PETANI DI DESA PONCOKUSUMO KECAMATAN PONCOKUSUMO PEMAFAATA MEDIA ITERET SEBAGAI MEDIA IFORMASI DA KOMUIKASI DALAM PEMBERDAYAA PETAI DI DESA POCOKUSUMO KECAMATA POCOKUSUMO Use Of The Internet As A Media Information And Communication In The Empowerment

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN KONSUMEN MEMBELI SAYURAN DI PASAR TRADISIONAL

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN KONSUMEN MEMBELI SAYURAN DI PASAR TRADISIONAL FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN KONSUMEN MEMBELI SAYURAN DI PASAR TRADISIONAL (Studi Kasus : Pasar Tradisional di Kota Medan) Ester B.A Purba *), Rahmanta Ginting **), Satia Negara Lubis **)

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KEGIATAN PENYULUHAN PERTANIAN DENGAN PROGRAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DI KECAMATAN BANYUDONO KABUPATEN BOYOLALI

HUBUNGAN ANTARA KEGIATAN PENYULUHAN PERTANIAN DENGAN PROGRAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DI KECAMATAN BANYUDONO KABUPATEN BOYOLALI 10 HUBUNGAN ANTARA KEGIATAN PENYULUHAN PERTANIAN DENGAN PROGRAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DI KECAMATAN BANYUDONO KABUPATEN BOYOLALI Oleh : Arip Wijianto*, Emi Widiyanti * ABSTRACT Extension activity at district

Lebih terperinci

Nanparametrik_Korelasi_M.Jain uri, M.Pd 1

Nanparametrik_Korelasi_M.Jain uri, M.Pd 1 Nanparametrik_Korelasi_MJain uri, MPd 1 Pengertian Pada penelitian yang ingin mengetahui ada tidaknya hubungan di antara variabel yang diamati, atau ingin mengetahui seberapa besar derajat keeratan hubungan

Lebih terperinci

AGRISTA : Vol. 4 No. 3 September 2016 : Hal ISSN

AGRISTA : Vol. 4 No. 3 September 2016 : Hal ISSN AGRISTA : Vol. 4 No. September 26 : Hal. 47-58 ISSN 22-7 SIKAP PETANI TERHADAP PROGRAM GERAKAN PENERAPAN PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU (GP-PTT) PADI DI KECAMATAN KEBAKKRAMAT KABUPATEN KARANGANYAR Rudi Kurniawan,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN A.

III. METODE PENELITIAN A. 34 III. METODE PENELITIAN A. Metode Dasar Penelitian Menurut Sugiyono (2012) Metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Jenis penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 9 BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Kerangka Pemikiran Pada tanggal 7 Mei 999 kawasan Cagar Alam Pancoran Mas Depok diubah fungsinya menjadi kawasan Tahura Pancoran Mas Depok dan dikelola oleh pemerintah

Lebih terperinci

PERSEPSI PETANI TENTANG KEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH DALAM UPAYA PENGEMBANGAN AGRIBISNIS SAYURAN

PERSEPSI PETANI TENTANG KEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH DALAM UPAYA PENGEMBANGAN AGRIBISNIS SAYURAN JURNAL P ENYULUHAN ISSN: 1858-2664 Maret 2006,Vol. 2, No.1 PERSEPSI PETANI TENTANG KEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH DALAM UPAYA PENGEMBANGAN AGRIBISNIS SAYURAN ( Kasus Petani Sayuran Peserta Program Kawasan

Lebih terperinci

DESKRIPSI TENAGA KERJA INDUSTRI KERUPUK RAFIKA DI KELURAHAN TANJUNG HARAPAN KECAMATAN KOTABUMI SELATAN KABUPATEN LAMPUNG UTARA TAHUN 2012

DESKRIPSI TENAGA KERJA INDUSTRI KERUPUK RAFIKA DI KELURAHAN TANJUNG HARAPAN KECAMATAN KOTABUMI SELATAN KABUPATEN LAMPUNG UTARA TAHUN 2012 DESKRIPSI TENAGA KERJA INDUSTRI KERUPUK RAFIKA DI KELURAHAN TANJUNG HARAPAN KECAMATAN KOTABUMI SELATAN KABUPATEN LAMPUNG UTARA TAHUN 2012 Nurmeitama Indah Wiladatika, Yarmaidi*, Edy Haryono** Abstract

Lebih terperinci

HUBUNGAN FAKTOR SOSIAL EKONOMI PETERNAK SAPI PERAH DENGAN TINGKAT PARTISIPASI DALAM KEGIATAN SIMPAN PINJAM KUD MOJOSONGO KABUPATEN BOYOLALI

HUBUNGAN FAKTOR SOSIAL EKONOMI PETERNAK SAPI PERAH DENGAN TINGKAT PARTISIPASI DALAM KEGIATAN SIMPAN PINJAM KUD MOJOSONGO KABUPATEN BOYOLALI HUBUNGAN FAKTOR SOSIAL EKONOMI PETERNAK SAPI PERAH DENGAN TINGKAT PARTISIPASI DALAM KEGIATAN SIMPAN PINJAM KUD MOJOSONGO KABUPATEN BOYOLALI Sulvana Nurma Farida, Sutarto, Agung Wibowo Program Studi Agribisnis

Lebih terperinci

PEMBERDAYAAN KELOMPOKTANI DALAM PENGEMBANGAN KAWASAN BIOFARMAKA

PEMBERDAYAAN KELOMPOKTANI DALAM PENGEMBANGAN KAWASAN BIOFARMAKA PEMBERDAYAAN KELOMPOKTANI DALAM PENGEMBANGAN KAWASAN BIOFARMAKA Oleh Wida Pradiana Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian Bogor Corr : wpradiana@yahoo.co.id ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

Lebih terperinci

TINGKAT PARTISIPASI PETANI DALAM KELOMPOK TANI PADI SAWAH TERHADAP PROGRAM SEKOLAH LAPANG PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU (SL-PTT)

TINGKAT PARTISIPASI PETANI DALAM KELOMPOK TANI PADI SAWAH TERHADAP PROGRAM SEKOLAH LAPANG PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU (SL-PTT) TINGKAT PARTISIPASI PETANI DALAM KELOMPOK TANI PADI SAWAH TERHADAP PROGRAM SEKOLAH LAPANG PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU (SL-PTT) (Studi Kasus pada Campaka Kecamatan Cigugur Kabupaten Pangandaran) Oleh: 1

Lebih terperinci

EFFECT OF ACCOUNTING PROGRAM DEVELOPMENT BANK STATEMENT OF FINANCIAL ACCOUNTING STANDARDS BASED ON THE FINANCIAL DISTRICT IN BMT TEGAL

EFFECT OF ACCOUNTING PROGRAM DEVELOPMENT BANK STATEMENT OF FINANCIAL ACCOUNTING STANDARDS BASED ON THE FINANCIAL DISTRICT IN BMT TEGAL EFFECT OF ACCOUNTING PROGRAM DEVELOPMENT BANK STATEMENT OF FINANCIAL ACCOUNTING STANDARDS BASED ON THE FINANCIAL DISTRICT IN BMT TEGAL Sumarno dan Mulyanto Fakultas Ekonomi Universitas Pancasakti Tegal

Lebih terperinci

Sosio Ekonomika Bisnis ISSN :

Sosio Ekonomika Bisnis ISSN : KARAKTERISTIK KEINOVATIFAN PETANI PADI SAWAH DAN HUBUNGANNYA DENGAN TINGKAT PARTISIPASI DALAM KELOMPOK TANI ( Studi Kasus di Desa Sri Agung Kecamatan Batang Asam Kabupaten Tanjung Jabung Barat) Eko Setiawan

Lebih terperinci

JIIA, VOLUME 2 No. 4, OKTOBER 2014

JIIA, VOLUME 2 No. 4, OKTOBER 2014 KINERJA PENYULUH PERTANIAN LAPANG (PPL) DALAM PENERAPAN PANCA USAHATANI JAGUNG SERTA HUBUNGANNYA DENGAN TINGKAT KEMAJUAN USAHATANI JAGUNG DI KECAMATAN KETAPANG KABUPATEN LAMPUNG SELATAN (Agricultural Extension

Lebih terperinci

KEMAMPUAN PETANI DALAM MELAKSANAKAN PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU (PTT) PADI SAWAH DI KECAMATAN PAMARICAN KABUPATEN CIAMIS

KEMAMPUAN PETANI DALAM MELAKSANAKAN PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU (PTT) PADI SAWAH DI KECAMATAN PAMARICAN KABUPATEN CIAMIS KEMAMPUAN PETANI DALAM MELAKSANAKAN PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU (PTT) PADI SAWAH DI KECAMATAN PAMARICAN KABUPATEN CIAMIS Indra Gunawan, Wasrob Nasruddin, dan Rudi Hartono Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian

Lebih terperinci

MOTIVASI PETANI UNTUK BERGABUNG DALAM KELOMPOK TANI DI DESA PAGARAN TAPAH KECAMATAN PAGARANTAPAH DARUSSALAM KABUPATEN ROKAN HULU

MOTIVASI PETANI UNTUK BERGABUNG DALAM KELOMPOK TANI DI DESA PAGARAN TAPAH KECAMATAN PAGARANTAPAH DARUSSALAM KABUPATEN ROKAN HULU MOTIVASI PETANI UNTUK BERGABUNG DALAM KELOMPOK TANI DI DESA PAGARAN TAPAH KECAMATAN PAGARANTAPAH DARUSSALAM KABUPATEN ROKAN HULU MOTIVATION OF FARMERS TO JOINT FARMER GROUPS IN PAGARAN TAPAH VILLAGE PAGARAN

Lebih terperinci

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS RIAU PEKANBARU

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS RIAU PEKANBARU JURNAL Motivasi Pembudidaya Dalam Usaha Pembenihan Ikan Mas (Cyprinus carpio) di Jorong Rambahan Nagari Tanjung Betung Kecamatan Rao Selatan Kabupaten Pasaman Provinsi Sumatera Barat OLEH RAFIKAH NIM:

Lebih terperinci

Syahirul Alim, Lilis Nurlina Fakultas Peternakan

Syahirul Alim, Lilis Nurlina Fakultas Peternakan Hubungan Antara Karakteristik dengan Persepsi Peternak Sapi Potong terhadap Inseminasi Buatan (The Relationship between Beef Cattle Farmer s Caracteristic and Its Perception toward Artificial Insemination)

Lebih terperinci

ABSTRACT. Keywords : Sago, Farmers Group Dynamics

ABSTRACT. Keywords : Sago, Farmers Group Dynamics ANALISIS DINAMIKA KELOMPOKTANI SAGU DI DESA LUKUN KECAMATAN TEBING TINGGI TIMUR KABUPATEN KEPULAUAN MERANTI ANALYSIS DYNAMIC OF FARMERS GROUP SAGO IN THE VILLAGE OF LUKUN DISTRICTS TEBING TINGGI TIMUR

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah metode deskriptif.

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. BAB III METODE PENELITIAN 3. Metode Penelitian Metode yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Metode ini melihat keterkaitan dua variabel melalui analisa data yang dikemukakan

Lebih terperinci

IV. METODOLOGI 4.1 Metode Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data 4.3 Populasi dan Contoh

IV. METODOLOGI 4.1 Metode Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data 4.3 Populasi dan Contoh IV. METODOLOGI 4.1 Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survai. Menurut Singarimbun (1995) survai adalah metode yang mengambil sampel dari suatu populasi dan menggunakan

Lebih terperinci

III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. wilayah Cikajang, Kabupaten Garut yang masih aktif sebagai anggota KPGS.

III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. wilayah Cikajang, Kabupaten Garut yang masih aktif sebagai anggota KPGS. 35 III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 2.1. Objek Penelitian Objek penelitian ini adalah peternak sapi perah Kelompok Pamegatan wilayah Cikajang, Kabupaten Garut yang masih aktif sebagai anggota KPGS. 2.2.

Lebih terperinci

The Relationship between Individual Factor and the Performance of Employees at Tegalsari District Office, Banyuwangi Regency

The Relationship between Individual Factor and the Performance of Employees at Tegalsari District Office, Banyuwangi Regency Hubungan Faktor Individu dengan Kinerja Pegawai di Kantor Kecamatan Tegalsari Kabupaten Banyuwangi The Relationship between Individual Factor and the Performance of Employees at Li'ila Kumala Devi, Agus

Lebih terperinci

KELAYAKAN DAN ANALISIS USAHATANI JERUK SIAM (Citrus Nobilis Lour Var. Microcarpa Hassk) BARU MENGHASILKAN DAN SUDAH LAMA MENGHASILKAN ABSTRAK

KELAYAKAN DAN ANALISIS USAHATANI JERUK SIAM (Citrus Nobilis Lour Var. Microcarpa Hassk) BARU MENGHASILKAN DAN SUDAH LAMA MENGHASILKAN ABSTRAK KELAYAKAN DAN ANALISIS USAHATANI JERUK SIAM (Citrus Nobilis Lour Var. Microcarpa Hassk) BARU MENGHASILKAN DAN SUDAH LAMA MENGHASILKAN (Studi Kasus : Desa Kubu Simbelang, Kecamatan Tigapanah, Kabupaten

Lebih terperinci

PERILAKU PEDAGANG SAYUR DALAM MENGELOLA KEBERSIHAN LINGKUNGAN HIDUP

PERILAKU PEDAGANG SAYUR DALAM MENGELOLA KEBERSIHAN LINGKUNGAN HIDUP 1 PERILAKU PEDAGANG SAYUR DALAM MENGELOLA KEBERSIHAN LINGKUNGAN HIDUP 1 Yoni Hermawan 1 Program Studi Pendidikan Ekonomi FKIP Universitas Siliwangi Tasikmalaya, 1.2 Jurusan Ilmu Sosial dan Politik FISIP

Lebih terperinci

PARTISIPASI PETANI DALAM PENERAPAN USAHATANI PADI ORGANIK (Studi Kasus: Desa Lubuk Bayas Kecamatan Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai)

PARTISIPASI PETANI DALAM PENERAPAN USAHATANI PADI ORGANIK (Studi Kasus: Desa Lubuk Bayas Kecamatan Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai) PARTISIPASI PETANI DALAM PENERAPAN USAHATANI PADI ORGANIK (Studi Kasus: Desa Lubuk Bayas Kecamatan Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai) Reslila Sitopu *), Lily Fauzia **) dan Jufri **) *) Mahasiswa Program

Lebih terperinci

METODELOGI PENELITIAN. sistematis, faktual dan akuran mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan

METODELOGI PENELITIAN. sistematis, faktual dan akuran mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan III. METODELOGI PENELITIAN A. Metode Dasar Metode penelitian adalah suatu cara yang harus di tempuh dalam suatu penelitian untuk mencapai tujuan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

Lebih terperinci

Sosio Ekonomika Bisnis ISSN

Sosio Ekonomika Bisnis ISSN ANALISIS HUBUNGAN FAKTOR SOSIAL EKONOMI DENGAN PARTISIPASI ANGGOTA KELOMPOKTANI KELAS PEMULA PADA USAHATANI PADI SAWAH DI KECAMATAN SEKERNAN KABUPATEN MUARO JAMBI Elliana Ester Panjaitan 1, Dompak Napitupulu

Lebih terperinci

Ir. Ramli, MP* dan Fajar Gumilang, SP**

Ir. Ramli, MP* dan Fajar Gumilang, SP** EFEKTIVITAS PENANGANAN PASCA PANEN TERHADAP PENINGKATAN PANGSA PASAR PETANI WORTEL BINAAN SUB TERMINAL AGRIBISNIS (STA) CIGOMBONG KECAMATAN PACET KABUPATEN CIANJUR Ir. Ramli, MP* dan Fajar Gumilang, SP**

Lebih terperinci

Respon Peternak Sapi Perah... Dwi Sulistia Anggarani RESPON PETERNAK SAPI PERAH TERHADAP PENYULUHAN MENGENAI PENCEGAHAN PENYAKIT MASTITIS

Respon Peternak Sapi Perah... Dwi Sulistia Anggarani RESPON PETERNAK SAPI PERAH TERHADAP PENYULUHAN MENGENAI PENCEGAHAN PENYAKIT MASTITIS RESPON PETERNAK SAPI PERAH TERHADAP PENYULUHAN MENGENAI PENCEGAHAN PENYAKIT MASTITIS Dwi Sulistia Anggarani*, Marina Sulistyati, dan Hermawan Universitas Padjadjaran *Alumni Fakultas Peternakan Unpad Tahun

Lebih terperinci

PERSEPSI PETANI PADI TERHADAP PEMANFAATAN RICE TRANSPLANTER DI KECAMATAN POHJENTREK KABUPATEN PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR

PERSEPSI PETANI PADI TERHADAP PEMANFAATAN RICE TRANSPLANTER DI KECAMATAN POHJENTREK KABUPATEN PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR PERSEPSI PETANI PADI TERHADAP PEMANFAATAN RICE TRANSPLANTER DI KECAMATAN POHJENTREK KABUPATEN PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR Ugik Romadi 1) dan Dika Lusianto 2) 1) Sekolah Tinggi Penyuluh Pertanian (STPP),

Lebih terperinci

HUBUNGAN KEBIASAAN BELAJAR KELOMPOK DENGAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN SOSIOLOGI KELAS X DAN XI DI SMA NEGERI 10 MAKASSAR

HUBUNGAN KEBIASAAN BELAJAR KELOMPOK DENGAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN SOSIOLOGI KELAS X DAN XI DI SMA NEGERI 10 MAKASSAR HUBUNGAN KEBIASAAN BELAJAR KELOMPOK DENGAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN SOSIOLOGI KELAS X DAN XI DI SMA NEGERI 10 MAKASSAR Rismawati Amin Pendidikan Sosiologi FIS-UNM ABSTRAK Penelitian ini

Lebih terperinci