1 III METODE PENELITIAN. (Koperasi Peternakan Sapi Bandung Utara) Jabar yang telah mengikuti program

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "1 III METODE PENELITIAN. (Koperasi Peternakan Sapi Bandung Utara) Jabar yang telah mengikuti program"

Transkripsi

1 18 1 III METODE PENELITIAN 1.1 Obyek Penelitian Obyek dari penelitian ini adalah peternak sapi perah anggota KPSBU (Koperasi Peternakan Sapi Bandung Utara) Jabar yang telah mengikuti program pembinaan DDCP (Dairy Development Ciater Program). 1.2 Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode survei. Metode penelitian survei adalah suatu penelitian yang mengambil sampel dari suatu populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data yang pokok (Singarimbun dan Effendi, 1989) Penentuan Daerah Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Ciater, Kabupaten Subang, Jawa Barat. Penentuan daerah tersebut didasarkan pada daerah yang dijadikan sebagai project oleh DDCP (Dairy Development Ciater Program) Penentuan Responden Penelitian Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini terbagi kedalam dua kelompok responden yaitu dengan cara sensus terhadap 11 ketua kelompok dan simple random sampling terhadap anggota kelompok. Menurut Arikunto (1998), apabila populasi berjumlah lebih dari 100 orang maka dapat diambil sampel

2 19 sebanyak 10-25%. Berdasarkan pertimbangan tersebut, maka sampel yang akan diambil yaitu 25 peternak atau sekitar 19% dari 136 orang anggota kelompok Teknik Pengumpulan Data Data yang dikumpulkan terdiri atas data primer yang diperoleh dari data hasil wawancara dengan peternak sapi perah di Kecamatan Ciater, Subang dan data sekunder yang diperoleh dari berbagai sumber seperti dokumen program dari KPSBU Jabar dan Yayasan Sahabat Cipta serta bahan literatur, kondisi umum daerah penelitian yang diperoleh dari Kantor Kecamatan Ciater, Subang. 1.3 Operasional Variabel dan Indikator yang Diteliti Operasional variabel yaitu penjelasan mengenai variabel-variabel yang terlihat dalam penelitian yang dimaksud sehubungan dengan model analisis yang akan digunakan. Dalam penelitian ini terdapat dua golongan variabel yaitu variabel independent (variabel bebas) dan variabel dependent (variabel terikat) Variabel Bebas (X) Variabel bebas adalah variabel yang diperkirakan menjadi penyebab munculnya atau berubahnya variabel terikat. Variabel bebas dari penelitian ini adalah partisipasi peternak sapi perah terhadap program pembinaan Dairy Development Ciater Program (DDCP). Partisipasi peternak yang diteliti yaitu keterlibatan ketua kelompok dan anggota kelompok peternak pada kegiatan perencanaan, pelaksanaan serta monitoring dan evaluasi dalam program.

3 Ketua Kelompok Perencanaan Keikutsertaan peternak dalam memberikan saran saat sosialisasi awal dan mengumpulkan data situasi awal, yaitu mengenai situasi peternak saat sebelum mengikuti program DDCP seperti populasi awal, produksi susu yang dihasilkan, keadaan kandang dan kemampuan yang dimiliki peternak. Indikator yang diukur : 1. Keikutsertaan peternak dalam kegiatan sosialisasi awal yang diadakan oleh KSBU, Danone dan Yayasan Sahabat Cipta. Peternak dalam kegiatan tersebut diminta untuk memberikan saran terhadap program yang akan dilaksanakan, selain itu sebelum program dilaksanakan pihak pelaksana program DDCP mengumpulkan data peternak yaitu data situasi awal meliputi jumlah populasi sapi perah yang dimiliki peternak, produksi susu yang dihasilkan per hari dan jumlah penerimaan yang didapatkan setiap 15 hari dari penjualan susu kepada KPSBU. a. Menghadiri sosialisasi awal, tidak ikut secara aktif dalam memberikan saran dan tidak mengumpulkan data situasi awal yang dimiliki peternak (1); b. Menghadiri sosialisasi awal, ikut secara aktif memberikan saran namun tidak mengumpulkan data situasi awal atau menghadiri sosialisasi awal, tidak ikut secara aktif memberikan saran namun mengumpulkan data situasi awal (2); c. Ikut serta secara aktif, dimana peternak menghadiri sosialisasi awal dengan aktif memberikan saran dan mengumpulkan data situasi awal yang dimiliki peternak (3).

4 21 2. Keikutsertaan peternak dalam menentukan kebutuhan, yaitu memberikan saran tentang kebutuhan yang dibutuhkan saat program dilaksanakan seperti sarana dan prasarana yang akan digunakan dalam kegiatan. a. Anggota kelompok tidak ikut serta secara aktif dalam memberikan saran mengenai kebutuhan yang diperlukan saat program dilaksanakan, keputusan lebih diserahkan kepada ketua kelompok yang kemudian disampaikan kepada Yayasan Sahabat Cipta (1); b. Ketua dan anggota kelompok mengadakan pertemuan dan ikut serta secara aktif dalam memberikan saran mengenai kebutuhan yang diperlukan saat program berjalan dan kemudian keputusan dari hasil pertemuan disampaikan kepada Yayasan Sahabat Cipta oleh ketua kelompok (2); c. Ketua dan anggota kelompok ikut serta secara aktif memberikan saran mengenai kebutuhan yang diperlukan saat program berlangsung yang dimediasi oleh Yayasan Sahabat Cipta (3). 3. Keikutsertaan peternak dalam memberikan saran mengenai tujuan yang hendak dicapai, yaitu menentukan siatuasi yang diinginkan setelah adanya program DDCP yang mencakup bertambahnya populasi yang dimiliki, meningkatnya produktivitas dan pendapatan serta meningkatnya kemampuan yang dimiliki peternak: a. Peternak tidak dimintai saran dalam menentukan tujuan yang hendak dicapai (1); b. Peternak dimintai pendapat mengenai saran yang telah ditentukan sebelumnya oleh pihak DDCP (2);

5 22 c. Peternak hadir dalam sosialisasi awal dan dengan aktif memberikan saran dalam menentukan tujuan yang hendak dicapai (3) Pelaksanaan Partisipasi ketua kelompok dalam kegiatan pelaksanaan yaitu keterlibatan dalam kesediaan memberikan dana, sarana dan prasarana pada masing-masing program kerja Perbibitan bergulir, Demo Farm dan Penyuluhan. Selain itu partisipasi pelaksanaan dalam penerapan inovasi yang telah diberikan oleh DDCP. Indikator yang diukur: 1. Keterlibatan peternak dalam kesediaan memberikan dana, sarana dan prasarana. a. Peternak tidak bersedia memberikan dana, sarana dan prasarana (1); b. Peternak bersedia memberikan dana atau sarana dan prasarana (2); c. Peternak bersedia memberikan dana, sarana dan prasarana (3). Perbibitan Bergulir 2. Keterlibatan peternak dalam pemilihan sapi kredit dalam program perbibitan bergulir. a. Peternak hanya menerima sapi kredit yang telah dipilih oleh pihak DDCP (1); b. Peternak memilih sapi yang baik untuk program perguliran kemudian diseleksi oleh DDCP (2); c. Peternak dan pihak DDCP bersama-sama memilih sapi yang baik untuk program perguliran (3).

6 23 3. Pelaksanaan pembayaran sapi kredit dalam program perbibitan bergulir ini peternak dapat membayarkannya melalui sebagian susu yang disetorkan dan uang dari hasil penjualan pedet. a. Peternak membayar angsuran dengan menggunakan uang tunai (1); b. Peternak melakukan angsuran/pembayaran kredit sapi dari salah satu hasil penjualan pedet atau dari sebagian susu yang disetorkan (2); c. Peternak melakukan angsuran/pembayaran kredit sapi dari hasil penjualan pedet dan dari sebagian susu yang disetorkan (3). Demo Farm/ Perkandangan 4. Keterlibatan peternak dalam pemeliharaan kandang yang telah direnovasi. a. Peternak tidak merawat kandang yang telah direnovasi dengan baik (1): b. Peternak merawat kandang yang telah direnovasi (2); c. Peternak merawat kandang yang telah direnovasi dengan baik dan memperbaiki bila ada kerusakan (3). Penyuluhan 5. Intensitas kehadiran peternak dalam kegiatan peyuluhan yang diadakan oleh Yayasan Sahabat Cipta. Selama program berlangsung Yayasan Sahabat Cipta telah mengadakan kegiatan penyuluhan sebanyak 12 kali a. Hadir 1-4 kali (1); b. Hadir 5-8 kali (2); c. Hadir 9-12 kali (3). 6. Kemudahan ketua kelompok dalam menerima materi penyuluhan yang telah diberikan oleh Yayasan Sahabat Cipta. Kemudahan dalam memahami materi yang diberikan oleh Yayasan Sahabat Cipta merupakan hal yang penting karena ketua kelompok bertanggung jawab dan wajib untuk menyampaikan

7 24 ilmu yang telah diberikan oleh Yayasan Sahabat Cipta kepada masing-masing anggotanya dalam kegiatan penyuluhan. a. Materi yang disampaikan oleh Yayasan Sahabat Cipta sulit untuk dipahami karena tidak ada alat peraga yang digunakan (1); b. Materi yang disampaikan oleh Yayasan Sahabat Cipta mudah untuk dipahami meskipun tidak menggunakan alat peraga (2); c. Materi yang disampaikan oleh Yayasan Sahabat Cipta sangat mudah dimengerti karena menggunakan alat peraga (3). 7. Kemudahan ketua dalam menyampaikan materi penyuluhan kepada anggota. a. Ketua sulit menyampaikan materi penyuluhan kepada anggota kelompok karena kemampuan anggota yang berbeda-beda dan tidak ada dukungan alat peraga (1); b. Ketua mudah menyampaikan materi penyuluhan kepada anggota kelompok karena kemampuan anggota yang berbeda-beda dan tidak ada dukungan alat peraga (2); c. Ketua sangat mudah menyampaikan materi penyuluhan kepada anggota kelompok dan ada dukungan alat peraga Monitoring dan Evaluasi Monitoring merupakan proses rutin pengumpulan data dan pengukuran kemajuan atas objek program atau memantau perubahan, sedangkan evaluasi yaitu menilai kontribusi program terhadap perubahan (goal/objektif) dan menilai kebutuhan perbaikan, kelanjutan atau perluasan program (rekomendasi). Pada kegiatan monitoring atau pengawasan peternak mendapatkan pengawasan rutin setiap 15 hari yaitu mengisi dan mengumpulkan data tentang produksi susu,

8 25 populasi, penggunaan pakan hijauan dan konsentrat. Pengisian dan pengumpulan data tersebut dimulai pada bulan Maret 2014 hingga program DDCP selesai. Indikator yang diukur: 1. Keikutsertaan peternak dalam mengisi data yang diberikan setiap 15 hari, pengukuran dibagi atas: a. Form data tidak pernah diisi sendiri oleh peternak, melainkan diisi oleh petugas sensus di lapangan (1); b. Form data kadang diisi sendiri oleh peternak dan kadang diisi oleh petugas sensus namun peternak yang tetap memberi tahu data yang akan diisi oleh petugas (2); c. Form data selalu diisi sendiri oleh peternak setiap bulannya (3). Perbibitan Bergulir 2. Kemudahan dalam mengikuti program perbibitan bergulir, yaitu kemudahan peternak dalam memenuhi persyaratan yang diberikan untuk mengikuti kegiatan bibit bergulir. Adapun syarat yang berlaku yaitu diantaranya persyaratan administrasi (KTP dll), dan secara teknis dilihat dari lahan kandang yang dimiliki serta mendapatkan dukungan dari anggota kelompoknya. a. Ketua kelompok merasa kesulitan dalam mengikuti program perbibitan bergulir karena banyak persyaratan yang harus dipenuhi (1); b. Ketua kelompok merasa mudah mengikuti program perbibitan bergulir walaupun banyak persyaratan yang harus dipenuhi (2); c. Ketua kelompok merasa sangat mudah dalam mengikuti program perbibitan bergulir karena tidak banyak persyaratan yang harus dipenuhi (3).

9 26 Demo Farm 3. Pemakaian dan perawatan inovasi teknologi kandang (Demo Farm) setelah program DDCP selesai, terbagi atas: a. Peternak sudah tidak memakai dan merawat inovasi teknologi kandang yang telah diberikan oleh DDCP setelah program selesai (1); b. Peternak masih menggunakan inovasi namun tidak merawatnya setelah program selesai (2); c. Peternak masih menggunakan dan merawat dengan baik inovasi teknologi kandang yang diberikan oleh DDCP setelah program selesai (3). 4. Penerapan inovasi teknologi kandang pada kandang yang lain, terbagi atas: a. Peternak tidak menerapkan inovasi teknologi kandang pada kandang yang lain (1); b. Peternak mulai menerapkan sebagian inovasi teknologi kandang dengan menggunakan biaya sendiri(2); c. Peternak mulai menerapkan keseluruhan inovasi teknologi kandang dengan biaya sendiri (3). Penyuluhan 5. Penerapan inovasi yang diberikan pada program penyuluhan setelah program DDCP selesai. Adapun materi penyuluhan yang telah disampaikan yaitu: dasar-dasar produksi susu, seluk-beluk kandang, bahan pakan dan pemrosesannya, biogas dan tata keuangan usaha peternakan, pencegahan dan penanganan penyakit, dan yang terakhir yaitu sharing antara peternak dengan pihak DDCP a. Peternak sudah tidak menerapkan inovasi setelah program selesai (1);

10 27 b. Peternak masih menerapkan 1-3 inovasi setelah program selesai (2); c. Peternak masih menerapkan 4-6 atau keseluruhan inovasi setelah program selesai (3) Anggota Kelompok Pelaksanaan Partisipasi anggota kelompok dalam kegiatan pelaksanaan yaitu keterlibatan dalam kesediaan memberikan dana, sarana dan prasarana serta memberikan pengorbanan waktu pada masing-masing program kerja seperti A La Carte dan Penyuluhan. Selain itu partisipasi pelaksanaan dalam penerapan inovasi yang telah diberikan oleh DDCP. Indikator yang diukur: 1. Keterlibatan peternak dalam kesediaan memberikan dana, sarana dan prasarana serta pengorbanan waktu pada program. a. Peternak tidak bersedia memberikan dana, sarana dan prasarana (1); b. Peternak bersedia memberikan dana atau sarana dan prasarana (2); c. Peternak bersedia memberikan dana, sarana dan prasarana serta memberikan pengorbanan waktu (3). A La Carte 2. Keterlibatan peternak dalam pemakaian pemeliharaan bak pakan dan bak minum yang telah direnovasi. a. Peternak tidak memelihara bak pakan dan bak minum yang telah direnovasi (1): b. Peternak memelihara bak pakan dan bak minum yang telah direnovasi (2);

11 28 c. Peternak memelihara dengan baik bak pakan dan bak minum yang telah direnovasi serta memperbaiki bila ada kerusakan (3) Penyuluhan 3. Intensitas kehadiran anggota kelompok dalam kegiatan peyuluhan yang diadakan oleh ketua kelompok. Selama program berlangsung telah diadakan kegiatan penyuluhan sebanyak 12 kali a. Pernah hadir 1-4 kali (1); b. Hadir 5-8 kali (2); c. Selalu hadir setiap ada kegiatan penyuluhan 9-12 kali (3). 4. Tempat melaksanakan kegiatan penyuluhan yang diberikan oleh Ketua kelompok. a. Peternak tidak pernah melakukan kegiatan penyuluhan di balai yang telah disediakan (1); b. Peternak kadang-kadang melakukan kegiatan penyuluhan di balai yang telah disediakan (2); c. Peternak selalu melakukan kegiatan penyuluhan di balai yang telah disediakan (3). 5. Kemudahan anggota kelompok dalam menerima materi penyuluhan yang telah diberikan oleh ketua kelompok. a. Materi yang disampaikan oleh ketua kelompok tidak mudah untuk dipahami karena tidak ada alat peraga yang digunakan (1); b. Materi yang disampaikan oleh ketua kelompok mudah untuk dipahami tapi tidak menggunakan alat peraga (2); c. Materi yang disampaikan oleh ketua kelompok sangat mudah dimengerti karena menggunakan alat peraga (3).

12 Monitoring dan Evaluasi Monitoring merupakan proses rutin pengumpulan data dan pengukuran kemajuan atas objek program atau memantau perubahan, sedangkan evaluasi yaitu menilai kontribusi program terhadap perubahan (goal/objektif) dan menilai kebutuhan perbaikan, kelanjutan atau perluasan program (rekomendasi). Pada kegiatan monitoring atau pengawasan peternak mendapatkan pengawasan rutin setiap 15 hari yaitu mengisi dan mengumpulkan data tentang produksi susu, populasi, penggunaan pakan hijauan dan konsentrat. Indikator yang diukur: 1. Keikutsertaan peternak dalam mengisi data yang diberikan setiap 15 hari, pengukuran dibagi atas: a. Form data tidak pernah diisi sendiri oleh peternak, melainkan diisi oleh petugas sensus di lapangan (1); b. Form data kadang diisi sendiri oleh peternak dan kadang diisi oleh petugas sensus namun peternak yang tetap memberi tahu data yang akan diisi oleh petugas (2); c. Form data selalu diisi sendiri oleh peternak setiap bulannya (3). A La Carte 2. Pemakaian dan perawatan inovasi teknologi bak pakan dan bak minum setelah program DDCP selesai, terbagi atas: a. Peternak sudah tidak memakai dan merawat inovasi teknologi bak pakan dan bak minum yang telah diberikan oleh DDCP setelah program selesai (1);

13 30 b. Peternak masih menggunakan inovasi bak pakan dan bak minum namun tidak merawatnya setelah program selesai (2); c. Peternak masih menggunakan dan merawat dengan baik inovasi teknologi bak pakan dan bak minum yang diberikan oleh DDCP setelah program selesai (3). 3. Penerapan inovasi bak pakan dan bak minum pada kandang yang lain, terbagi atas: a. Peternak tidak menerapkan inovasi bak pakan dan bak minum pada kandang yang lain karena tidak adanya biaya (1); b. Peternak mulai menerapkan salah satu dari inovasi bak pakan dan bak minum pada kandang yang lain dengan menggunakan biaya sendiri(2); c. Peternak mulai menerapkan keseluruhan inovasi bak pakan dan bak minum pada kandang yang lain dengan biaya sendiri (3). Penyuluhan 4. Penerapan inovasi yang diberikan pada program penyuluhan setelah program DDCP selesai. Adapun materi penyuluhan yang telah disampaikan yaitu diantaranya: dasar-dasar produksi susu, seluk-beluk kandang, bahan pakan dan pemrosesannya, biogas dan tata keuangan usaha peternakan, pencegahan dan penanganan penyakit, dan yang terakhir yaitu sharing antara peternak dengan pihak DDCP a. Peternak sudah tidak menerapkan inovasi setelah program selesai (1); b. Peternak masih menerapkan 1-3 inovasi setelah program selesai (2); c. Peternak masih menerapkan 4-6 atau keseluruhan inovasi setelah program selesai (3).

14 Variabel Terikat (Y) Variabel terikat yaitu variabel yang terjadi atau berubah karena mendapat pengaruh yang disebabkan oleh variabel bebas. Variabel terikat dalam penelitian ini yaitu pada keberhasilan usaha peternak sapi perah. Keberhasilan usaha dalam penelitian ini diukur dengan 3 hal yaitu peningkatan populasi sapi perah, peningkatan produksi susu yang dihasilkan per ekor per hari dan penerimaan yang diterima setiap 15 hari. Indikator yang diukur yaitu : 1. Populasi Sapi Perah Indikator yang diukur : Pertambahan populasi sapi perah yang dimiliki dari saat sebelum hingga setelah mengikuti program. Menurut data DDCP pada tahun 2011 rata-rata kepemilikian sapi perah pada tahun 2011 atau saat sebelum peternak mengikuti program DDCP yaitu sebanyak 2 ekor sapi laktasi. a. Rendah, bila populasi yang dimiliki tetap atau tidak meningkat (1); b. Cukup, bila populasi meningkat sampai 25% (2); c. Tinggi, bila populasi meningkat >25% (3). 2. Produksi Susu Indikator yang diukur : Peningkatan jumlah produksi susu yang dihasilkan dari saat sebelum dan setelah mengikuti program. Menurut data DDCP pada tahun 2011 ratarata produksi susu pada tahun 2011 sebesar 9,86 liter/hari/ekor, sedangkan kini idealnya produksi susu yaitu sebanyak liter/ekor/hari.: a. Rendah, bila produksi susu tetap atau tidak meningkat (1); b. Cukup, bila produksi susu meningkat hingga 25% (2);

15 32 c. Tinggi, bila produksi susu meningkat >25% (3). 3. Penerimaan Indikator yang diukur : Peningkatan penerimaan peternak dari sebelum dan setelah peternak mengikuti program DDCP. Data ini diperoleh dari dokumen program yang dimiliki oleh Yayasan Sahabat Cipta berupa data sekunder. Keberhasilan peningkatan penerimaan terbagi atas: a. Rendah, bila penerimaan tetap atau tidak meningkat (1); b. Cukup, bila ada pertambahan penerimaan hingga 25% (2); c. Tinggi, bila ada pertambahan penerimaan >25% (3) Model Analisis Data Pengukuran yang diberikan terhadap variabel bebas (partisipasi peternak terhadap program pembinaan DDCP) dan variabel terikat (keberhasilan usaha peternak sapi perah) yaitu dengan skala ordinal. Setiap jawaban dari pertanyaan yang diberikan oleh responden berkaitan dengan indikator dalam variabel bebas dan variabel terikat diberi nilai 3, 2 dan 1. Pengkelasan kategori partisipasi peternak dan keberhasilan usaha peternak sapi perah dilakukan dengan menjumlahkan nilai dari setiap jawaban responden. Jumlah keseluruhan yang diperoleh dibuat dalam kelas-kelas interval yang terdiri dari 3 kelas interval. Penentuan kelas interval perlu menentukan batas atas dan batas bawah kelas terlebih dahulu guna mendapatkan panjang interval. Rumus menentukan pajang interval :

16 33 Dimana : Batas atas kelas Batas bawah kelas Jumlah jangkauan : Jumlah pertanyaan nilai jawaban tertinggi : Jumlah pertanyaan nilai jawaban terendah : batas atas kelas batas bawahkelas Dengan demikian, kelas kategori untuk variabel bebas (partispiasi peternak) pada Ketua Kelompok dengan jumlah pertanyaan yang digunakan sebanyak 15 buah pertanyaan adalah: a. 14,5 24,5 = Partisipasi peternak terhadap program pembinaan DDCP termasuk kategori rendah b. 24,51 34,51 = Partisipasi peternak terhadap program pembinaan DDCP termasuk kategori sedang c. 34,52 45,5 = Partisipasi peternak terhadap program pembinaan DDCP termasuk kategori tinggi Kelas kategori untuk variabel bebas (partispiasi peternak) pada anggota kelompok dengan jumlah pertanyaan yang digunakan sebanyak 9 buah pertanyaan adalah: a. 8,5 14,5 = Partisipasi peternak terhadap program pembinaan DDCPtermasuk kategori rendah b. 14,51 20,51 = Partisipasi peternak terhadap program pembinaan DDCP termasuk kategori sedang c. 20,52 27 = Partisipasi peternak terhadap program pembinaan DDCP termasuk kategori tinggi

17 34 Kelas kategori untuk variabel terikat (keberhasilan usaha sapi perah) pada ketua dan anggota kelompok dengan jumlah pertanyaan sebanyak 3 pertanyaan adalah: a. 2,5 4,5 = Keberhasilan usaha sapi perah termasuk kategori rendah b. 4,51 6,51 = Keberhasilan usaha sapi perah termasuk kategori sedang c. 6,52 9,5 = Keberhasilan usaha sapi perah termasuk kategori tinggi Model analisis yang digunakan dalam penelitian ini yaitu analisis korelasi Rank Spearman. Analisis korelasi Rank Spearman digunakan untuk mencari hubungan atau untuk menguji signifikansi hipotesis asosiatif bila masing-masing variabel yang dihubungkan berbentuk Ordinal (Suharto, 2004). Dimana : Σxi 2 = N3 N ΣT 12 xdanσt x = t3 t 12 Σyi 2 = N3 N ΣT 12 ydanσt y = t3 t 12 Keterangan : r s = Korelasi Rank Spearman x i = Variabel X (variabel bebas) y i = Variabel Y (variabel terikat)

18 35 T x = Jumlah rank kembar pada variabel X T y =Jumlah rank kembar pada variabel Y N = Jumlah populasi responden d i = Jumlah kuadrat selisish rank kembar antara variabel X dan variabel Y Untuk menguji apakah terdapat korelasi antara variabel bebas dan variabel terikat, maka perlu dilakukan pengujian hipotesis. Uji signifikan terhadap hipotesis tersebut dilakukan dengan uji satu sisi, dimana jika rshitung > rs Tabel maka tolak H0 dan terima H1. Hipotesis yang diajukan yaitu: H0 = Tidak terdapat hubungan positif antara partisipasi peternak dengan keberhasilan usaha sapi perah. H1 = Terdapat hubungan positif antara partisipasi peternak dengan keberhasilan usaha sapi perah.

19 36 Tabel 1 Interpretasi Koefisien Korelasi Koefisien Korelasi (positif atau negatif) Interpretasi <0,20 Lemah Sekali 0,20-0,40 Lemah 0,40-0,70 Cukup Erat (Moderat) 0,70-0,90 Erat >0,90 Sangat Erat Sumber: Guilford (1956:145) dalam Jalaludin Rakhmat (1998:28), Metode Penelitian Komunikasi

1 I PENDAHULUAN. sapi perah sehingga kebutuhan susu tidak terpenuhi, dan untuk memenuhi

1 I PENDAHULUAN. sapi perah sehingga kebutuhan susu tidak terpenuhi, dan untuk memenuhi 1 1 I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesadaran masyarakat Indonesia akan konsumsi susu terus meningkat seiring dengan meningkatnya populasi dan kesejahteraan penduduk. Peningkatan permintaan susu tersebut

Lebih terperinci

1 IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Kecamatan Ciater terbagi kedalam 7 desa dengan luas wilayahnya, antara lain:

1 IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Kecamatan Ciater terbagi kedalam 7 desa dengan luas wilayahnya, antara lain: 37 1 IV HASIL DAN PEMBAHASAN 1.1 Keadaan Umum Wilayah Penelitian 1.1.1 Keadaan Fisik Wilayah Penelitian Secara administratif, Ciater merupakan salah satu kecamatan yang berada di Kabupaten Subang, Jawa

Lebih terperinci

III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. yang tergabung pada TPK Cibodas yang berada di Desa Cibodas, Kecamatan

III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. yang tergabung pada TPK Cibodas yang berada di Desa Cibodas, Kecamatan 19 III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Dalam penelitian ini yang dijadikan objek adalah peternak sapi perah yang tergabung pada TPK Cibodas yang berada di Desa Cibodas, Kecamatan Lembang,

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. produksi yang dihasilkan oleh peternak rakyat rendah. Peternakan dan Kesehatan Hewan (2012), produksi susu dalam negeri hanya

PENDAHULUAN. produksi yang dihasilkan oleh peternak rakyat rendah. Peternakan dan Kesehatan Hewan (2012), produksi susu dalam negeri hanya 1 I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peternakan sapi perah di Indonesia, 90% merupakan peternakan sapi perah rakyat dengan kepemilikan kecil dan pengelolaan usaha yang masih tradisional. Pemeliharaan yang

Lebih terperinci

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... ABSTRACT... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR ILUSTRASI... DAFTAR LAMPIRAN...

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... ABSTRACT... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR ILUSTRASI... DAFTAR LAMPIRAN... DAFTAR ISI Bab Halaman KATA PENGANTAR... ABSTRAK... ABSTRACT... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR ILUSTRASI... DAFTAR LAMPIRAN... v vii viii ix xii xiii xiv I II III PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang...

Lebih terperinci

III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. wilayah Cikajang, Kabupaten Garut yang masih aktif sebagai anggota KPGS.

III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. wilayah Cikajang, Kabupaten Garut yang masih aktif sebagai anggota KPGS. 35 III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 2.1. Objek Penelitian Objek penelitian ini adalah peternak sapi perah Kelompok Pamegatan wilayah Cikajang, Kabupaten Garut yang masih aktif sebagai anggota KPGS. 2.2.

Lebih terperinci

III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. kandang dan bibit terhadap penerimaan usaha, dengan subjek penelitian peternak

III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. kandang dan bibit terhadap penerimaan usaha, dengan subjek penelitian peternak 24 III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek dan Subjek Penelitian Objek penelitian yang diamati yaitu pengaruh aplikasi teknologi pakan, kandang dan bibit terhadap penerimaan usaha, dengan subjek penelitian

Lebih terperinci

III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. dalam kelompok peternak Lebaksiuh yang ada di desa Sindanggalih, kecamatan

III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. dalam kelompok peternak Lebaksiuh yang ada di desa Sindanggalih, kecamatan 25 III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek penelitian Objek yang diamati dalam penelitian ini adalah peternak yang tergabung dalam kelompok peternak Lebaksiuh yang ada di desa Sindanggalih, kecamatan

Lebih terperinci

III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Objek penelitian adalah suatu yang menjadi titik perhatian dari suatu

III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Objek penelitian adalah suatu yang menjadi titik perhatian dari suatu III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek penelitian adalah suatu yang menjadi titik perhatian dari suatu penelitian (Arikunto, 2006). Objek pada penelitian ini adalah hubungan karakteristik

Lebih terperinci

III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. berlokasi di desa Toyomarto, Malang Jawa Timur. Variabel yang diamati yaitu

III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. berlokasi di desa Toyomarto, Malang Jawa Timur. Variabel yang diamati yaitu 25 III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek penelitian ini adalah pegawai di UPT BBIB Singosari yang berlokasi di desa Toyomarto, Malang Jawa Timur. Variabel yang diamati yaitu gaya kepemimpinan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 27 III. METODE PENELITIAN 3.1 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel Batasan definisi operasional ini mencakup semua pengertian yang digunakan untuk memperoleh data yang digunakan akan dianalisis

Lebih terperinci

HUBUNGAN PERSEPSI PETERNAK TERHADAP SIFAT INOVASI KARPET KANDANG DENGAN LAJU ADOPSI PADA PETERNAKAN SAPI PERAH RAKYAT

HUBUNGAN PERSEPSI PETERNAK TERHADAP SIFAT INOVASI KARPET KANDANG DENGAN LAJU ADOPSI PADA PETERNAKAN SAPI PERAH RAKYAT HUBUNGAN PERSEPSI PETERNAK TERHADAP SIFAT INOVASI KARPET KANDANG DENGAN LAJU ADOPSI PADA PETERNAKAN SAPI PERAH RAKYAT (Kasus pada peternakan sapi perah anggota KPSBU di TPK Ciater, Kabupaten Subang) SKRIPSI

Lebih terperinci

Dewi Eka Wahyu Nurcahyo, M Munandar Sulaeman, Didin Supriat Tasripin

Dewi Eka Wahyu Nurcahyo, M Munandar Sulaeman, Didin Supriat Tasripin HUBUNGAN PERSEPSI PETERNAK TERHADAP SIFAT INOVASI KARPET KANDANG DENGAN LAJU ADOPSI PADA PETERNAKAN SAPI PERAH RAKYAT (Kasus pada peternakan sapi perah anggota KPSBU di TPK Ciater, Kabupaten Subang) Dewi

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 47 III. METODE PEELITIA A. Metode Dasar Penelitian Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode explanatory (penjelasan), sedangkan teknik pelaksanaan penelitian ini menggunakan teknik

Lebih terperinci

III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Objek penelitian ini adalah peternak yang mengikuti program Hilirisasi

III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Objek penelitian ini adalah peternak yang mengikuti program Hilirisasi 26 III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek penelitian ini adalah peternak yang mengikuti program Hilirisasi Domba Padjadjaran di Desa Buminagara Kecamatan Sindangkerta Kabupaten Bandung

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Metode deskriptif dilakukan untuk melihat hubungan status sosial ekonomi petani

III. METODE PENELITIAN. Metode deskriptif dilakukan untuk melihat hubungan status sosial ekonomi petani III. METODE PENELITIAN Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Metode deskriptif dilakukan untuk melihat hubungan status sosial ekonomi petani karet dengan perilaku menabung

Lebih terperinci

OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Kabupaten Sumedang. Sedangkan, subjek yang diamati dalam penelitian ini

OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Kabupaten Sumedang. Sedangkan, subjek yang diamati dalam penelitian ini 21 III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek yang diamati adalah persepsi dan keterampilan istri peternak sapi perah dalam pemanfaatan biogas di Desa Haurngombong, Kecamatan Pamulihan,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. A. Konsep Dasar, Definisi Operasional, dan Pengukuran Variabel

III. METODE PENELITIAN. A. Konsep Dasar, Definisi Operasional, dan Pengukuran Variabel 36 III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar, Definisi Operasional, dan Pengukuran Variabel Konsep dasar dan definisi operasional mencakup pengertian-pengertian yang digunakan untuk mendapatkan data-data

Lebih terperinci

III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. dalam anggota KPBS Pangalengan dan memiliki sapi perah produktif.

III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. dalam anggota KPBS Pangalengan dan memiliki sapi perah produktif. III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1. Objek Penelitian Objek dalam penelitian ini adalah peternak sapi perah yang tergabung dalam anggota KPBS Pangalengan dan memiliki sapi perah produktif. 3.2. Metode

Lebih terperinci

Hubungan Perilaku Komunikasi Interpersonal...Muhammad Fauzi

Hubungan Perilaku Komunikasi Interpersonal...Muhammad Fauzi HUBUNGAN PERILAKU KOMUNIKASI INTERPERSONAL DENGAN TINGKAT PEMENUHAN KEBUTUHAN INFORMASI PETERNAK DALAM BETERNAK SAPI PERAH (Kasus Pada Kelompok Peternak Sapi Perah TPK Desa Cibodas Kecamatan Lembang Kabupaten

Lebih terperinci

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Energi (KKPE) dari Bank Rakyat Indonesia Cabang Sumedang.

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Energi (KKPE) dari Bank Rakyat Indonesia Cabang Sumedang. III BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek pada penelitian ini adalah para Peternak Sapi Perah di Kecamatan Pamulihan, Kabupaten Sumedang yang menerima Kredit Ketahanan Pangan dan Energi

Lebih terperinci

Respon Peternak Sapi Perah... Dwi Sulistia Anggarani RESPON PETERNAK SAPI PERAH TERHADAP PENYULUHAN MENGENAI PENCEGAHAN PENYAKIT MASTITIS

Respon Peternak Sapi Perah... Dwi Sulistia Anggarani RESPON PETERNAK SAPI PERAH TERHADAP PENYULUHAN MENGENAI PENCEGAHAN PENYAKIT MASTITIS RESPON PETERNAK SAPI PERAH TERHADAP PENYULUHAN MENGENAI PENCEGAHAN PENYAKIT MASTITIS Dwi Sulistia Anggarani*, Marina Sulistyati, dan Hermawan Universitas Padjadjaran *Alumni Fakultas Peternakan Unpad Tahun

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Waktu dan Lokasi Penelitian Populasi dan Sampel

METODE PENELITIAN Waktu dan Lokasi Penelitian Populasi dan Sampel 38 METODE PENELITIAN Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian telah dilaksanakan dari bulan Maret sampai Agustus 2009 pada dua basis pemeliharaan yang berbeda yakni: basis lahan sawah dan lahan persawahan

Lebih terperinci

III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Objek dari penelitian ini yaitu para peternak kerbau di kelompok peternak

III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Objek dari penelitian ini yaitu para peternak kerbau di kelompok peternak 16 III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek dari penelitian ini yaitu para peternak kerbau di kelompok peternak Desa Sukanegara, Kecamatan Carita, Kabupaten Pandeglang. 3.2 Metode Penelitian

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. digunakan untuk mendapatkan data yang akan dianalisis dan diuji sesuai

III. METODE PENELITIAN. digunakan untuk mendapatkan data yang akan dianalisis dan diuji sesuai 41 III. METODE PENELITIAN A. Definisi Operasional, Pengukuran, dan Klasifikasi Definisi operasional pada penelitian ini mencakup semua aspek penelitian yang digunakan untuk mendapatkan data yang akan dianalisis

Lebih terperinci

Analisis Moda Produksi... Agung Dwi Pambudi W

Analisis Moda Produksi... Agung Dwi Pambudi W Analisis Moda Produksi Usaha Peternakan Sapi Perah Penerima Demo Farm Program DDCP Di Wilayah Subang Selatan Analysis Mode Of Production Of Dairy Farm Business The Receiver Of Demo Farm DDCP Program in

Lebih terperinci

Pengembangan Kapasitas, Kesimpulan & Rekomendasi DIFS Live Pakan Sapi Perah WORKSHOP PENUTUPAN DIFS LIVE PROJECT JAKARTA, NOVEMBER 21, 2017

Pengembangan Kapasitas, Kesimpulan & Rekomendasi DIFS Live Pakan Sapi Perah WORKSHOP PENUTUPAN DIFS LIVE PROJECT JAKARTA, NOVEMBER 21, 2017 Pengembangan Kapasitas, Kesimpulan & Rekomendasi DIFS Live Pakan Sapi Perah WORKSHOP PENUTUPAN DIFS LIVE PROJECT JAKARTA, NOVEMBER 21, 2017 Isi presentasi Pendekatan dan aktivitas utama DIFS Live Pakan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. A. Definisi Operasional, Pengukuran, dan Klasifikasi. Konsep dasar dan definisi operasional mencakup pengertian yang digunakan

III. METODE PENELITIAN. A. Definisi Operasional, Pengukuran, dan Klasifikasi. Konsep dasar dan definisi operasional mencakup pengertian yang digunakan III. METODE PENELITIAN A. Definisi Operasional, Pengukuran, dan Klasifikasi Konsep dasar dan definisi operasional mencakup pengertian yang digunakan untuk mendapatkan dan menganalisis data sesuai dengan

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Materi Prosedur

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Materi Prosedur MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian dilaksanakan di Desa Cibeureum Kecamatan Cisarua Kabupaten Bogor pada Bulan Maret sampai Agustus. Pemilihan daerah Desa Cibeureum sebagai tempat penelitian

Lebih terperinci

IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Keadaan Umum Daerah Penelitian Keadaan umum daerah penelitian meliputi, keadaan administratif daerah,

IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Keadaan Umum Daerah Penelitian Keadaan umum daerah penelitian meliputi, keadaan administratif daerah, 35 IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Keadaan Umum Daerah Penelitian Keadaan umum daerah penelitian meliputi, keadaan administratif daerah, tata guna lahan, dan mata pencaharian penduduk. Keadaan umum didapat

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN A.

III. METODE PENELITIAN A. 34 III. METODE PENELITIAN A. Metode Dasar Penelitian Menurut Sugiyono (2012) Metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Jenis penelitian

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Desa Margasari Kecamatan Labuhan Maringgai

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Desa Margasari Kecamatan Labuhan Maringgai 19 III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Desa Margasari Kecamatan Labuhan Maringgai Kabupaten Lampung Timur pada bulan April 2014. B. Alat dan Objek Alat yang

Lebih terperinci

Peran Koperasi Unit Desa (KUD) Andini Luhur Getasan dalam Pengembangan Usaha Ternak Sapi Perah di Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang

Peran Koperasi Unit Desa (KUD) Andini Luhur Getasan dalam Pengembangan Usaha Ternak Sapi Perah di Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang AGRISTA : Vol. 4 No. 3 September 216 : Hal. 157-169 ISSN 232-1713 Peran Koperasi Unit Desa (KUD) Andini Luhur Getasan dalam Pengembangan Usaha Ternak Sapi Perah di Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN A. Metode Dasar Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Metode deskriptif merupakan metode yang menggambarkan, mendeskripsikan dan memaparkan fakta-fakta

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian. Bahan dan Alat. Metode Penelitian

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian. Bahan dan Alat. Metode Penelitian BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Balai Besar Pembibitan Ternak Unggul (BBPTU) Sapi Perah Baturraden, Kecamatan Baturraden, Kabupaten Purwokerto, Jawa Tengah. Penelitian

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. A. Definisi Operasional, Pengukuran dan Klasifikasi. Definisi operasional pada penelitian ini mencakup semua aspek penelitian yang

METODE PENELITIAN. A. Definisi Operasional, Pengukuran dan Klasifikasi. Definisi operasional pada penelitian ini mencakup semua aspek penelitian yang 29 III. METODE PENELITIAN A. Definisi Operasional, Pengukuran dan Klasifikasi Definisi operasional pada penelitian ini mencakup semua aspek penelitian yang digunakan untuk mendapatkan data yang akan di

Lebih terperinci

HUBUNGAN FUNGSI-FUNGSI KOPERASI DENGAN KEBERDAYAAN PETERNAK SAPI PERAH ( Kasus pada Koperasi Persusuan di Kabupaten Bandung) Unang Yunasaf

HUBUNGAN FUNGSI-FUNGSI KOPERASI DENGAN KEBERDAYAAN PETERNAK SAPI PERAH ( Kasus pada Koperasi Persusuan di Kabupaten Bandung) Unang Yunasaf 1 HUBUNGAN FUNGSI-FUNGSI KOPERASI DENGAN KEBERDAYAAN PETERNAK SAPI PERAH ( Kasus pada Koperasi Persusuan di Kabupaten Bandung) Unang Yunasaf Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari: fungsi-fungsi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan kegunaan tertentu.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan kegunaan tertentu. BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Metode Penelitian Metode penelitian menurut Sugiyono (2006 : 1) pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan kegunaan tertentu. Penelitian tentang

Lebih terperinci

III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Objek dalam penelitian ini adalah kinerja petugas kesehatan hewan selaku

III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Objek dalam penelitian ini adalah kinerja petugas kesehatan hewan selaku 8 III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Objek Penelitian Objek dalam penelitian ini adalah kinerja petugas kesehatan hewan selaku pelaksana dan penyedia jasa di Kelurahan Cipageran dan tingkat kepercayaan peternak

Lebih terperinci

Hubungan Fungsi-Fungsi Koperasi dengan Keberdayaan Peternak Sapi Perah (Relationship Cooperative Function with Empowerment of Dairy Farmers)

Hubungan Fungsi-Fungsi Koperasi dengan Keberdayaan Peternak Sapi Perah (Relationship Cooperative Function with Empowerment of Dairy Farmers) JURNAL ILMU TERNAK, DESEMBER 2006, VOL. 6 NO. 2, 150 157 Hubungan Fungsi-Fungsi Koperasi dengan Keberdayaan Peternak Sapi Perah (Relationship Cooperative Function with Empowerment of Dairy Farmers) Unang

Lebih terperinci

Lilis Nurlina Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran

Lilis Nurlina Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran Hubungan Antara Tingkat Pelayanan Sarana Produksi dan Kegiatan Penyuluhan dengan Keberlanjutan Usaha Anggota Koperasi Relation Between Input Service Level and Extension Activity with Cooperative s Member

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Lokasi dan waktu Penelitian Desain Penelitian Populasi dan Sampel

METODE PENELITIAN Lokasi dan waktu Penelitian Desain Penelitian Populasi dan Sampel 31 METODE PENELITIAN Lokasi dan waktu Penelitian Lokasi penelitian di RW 08 Kelurahan Lenteng Agung, Jagakarsa, Jakarta Selatan. Lokasi ini dipilih secara purposif (sengaja). Adapun pertimbangan memilih

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. A. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel. variabel X yang akan diukur untuk melihat faktor-faktor yang berhubungan

III. METODE PENELITIAN. A. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel. variabel X yang akan diukur untuk melihat faktor-faktor yang berhubungan 37 III. METODE PENELITIAN A. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel 1.Variabel (X) Berdasarkan hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini dapat diuraikan beberapa batasan, dan ukuran dari variabel

Lebih terperinci

Manfaat Finansial Penggunaan Ransum Berbasis Silase... Andrian Lutfiady

Manfaat Finansial Penggunaan Ransum Berbasis Silase... Andrian Lutfiady MANFAAT FINANSIAL PENGGUNAAN RANSUM BERBASIS SILASE BIOMASA JAGUNG PADA PETERNAKAN SAPI PERAH FINANCIAL BENEFITS OF BIOMASS SILAGE RATION CORN BASED ON SMALL HOLDER DAIRY FARMS Andrian Lutfiady*, Rochadi

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Objek yang akan diteliti yaitu mengenai Situasi Pembelian Pengaruhnya

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Objek yang akan diteliti yaitu mengenai Situasi Pembelian Pengaruhnya 44 BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek yang akan diteliti yaitu mengenai Situasi Pembelian Pengaruhnya Terhadap Keputusan Pembelian Pada Bandung. Dalam penelitian ini terdapat

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Desain Penelitian

METODE PENELITIAN. Desain Penelitian METODE PENELITIAN Desain Penelitian Desain penelitian ini adalah explanatory (penjelasan) dengan analisis korelasional untuk menjelaskan hubungan antar variabel. Fokus penelitian diarahkan untuk mengidentifikasi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3. 1 Waktu dan Tempat Penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari-Maret 2009 di PT. Samawood Utama Works Industries, Medan-Sumatera Utara. Penentuan lokasi penelitian

Lebih terperinci

HUBUNGAN FAKTOR SOSIAL EKONOMI PETANI DENGAN PARTISIPASI ANGGOTA KELOMPOK WANITA TANI (KWT) MELATI

HUBUNGAN FAKTOR SOSIAL EKONOMI PETANI DENGAN PARTISIPASI ANGGOTA KELOMPOK WANITA TANI (KWT) MELATI HUBUNGAN FAKTOR SOSIAL EKONOMI PETANI DENGAN PARTISIPASI ANGGOTA KELOMPOK WANITA TANI (KWT) MELATI (Studi Kasus Pada Kelompok Wanita Tani Melati di Desa Dewasari Kecamatan Cijeungjing Kabupaten Ciamis)

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN METODOLOGI PENELITIAN Desain Penelitian Penelitian ini didesain sebagai penelitian survey yang bersifat deskriptif korelasional yaitu untuk mengetahui hubungan yang terjadi dari peubah-peubah yang diteliti

Lebih terperinci

Hubungan Antara Peran Penyuluh...Satriyawan Hendra W

Hubungan Antara Peran Penyuluh...Satriyawan Hendra W HUBUNGAN ANTARA PERAN PENYULUH DENGAN TINGKAT PENERAPAN PENYAJIAN RUMPUT PADA PETERNAKAN SAPI PERAH ( Kasus Pada Kelompok Peternak Sapi Perah Pamegatan, Desa Mekarjaya, Kecamatan Cikajang, Kabupaten Garut

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM ORGANISASI

BAB IV GAMBARAN UMUM ORGANISASI 53 BAB IV GAMBARAN UMUM ORGANISASI 4.1 Sejarah Perkembangan KPSBU Jabar Bangsa Belanda mulai memperkenalkan sapi perah kepada masyarakat Lembang sekitar tahun 1800-an. Seiring dengan berjalannya waktu,

Lebih terperinci

Jurnal Sosial Ekonomi Pertanian, Volume 1, Nomor 3, Desember 2012, hlm 23-28

Jurnal Sosial Ekonomi Pertanian, Volume 1, Nomor 3, Desember 2012, hlm 23-28 Jurnal Sosial Ekonomi Pertanian, Volume 1, Nomor 3, Desember 2012, hlm 23-28 HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK DENGAN PERSEPSI PETERNAK TERHADAP INSEMINASI BUATAN PADA SAPI POTONG KELURAHAN TUAN-TUAN KECAMATAN

Lebih terperinci

III.METODE PENELITIAN. A. Definisi Operasional, Pengukuran dan Klasifikasi

III.METODE PENELITIAN. A. Definisi Operasional, Pengukuran dan Klasifikasi 29 III.METODE PENELITIAN A. Definisi Operasional, Pengukuran dan Klasifikasi Definisi operasional pada penelitian ini mencakup semua aspek penelitian yang digunakan untuk mendapatkan data yang akan dianalisis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pentingnya pemenuhan gizi seimbang melalui konsumsi pangan yang beraneka ragam sebagai upaya untuk memenuhi kebutuhan dasar manusia yang paling utama, dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dede Upit, 2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dede Upit, 2013 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sapi perah merupakan salah satu komoditi utama subsektor peternakan. Dengan adanya komoditi di subsektor peternakan dapat membantu memenuhi pemenuhan kebutuhan protein

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain Penelitian Lokasi dan Waktu penelitian Populasi

METODE PENELITIAN Desain Penelitian Lokasi dan Waktu penelitian Populasi 27 METODE PENELITIAN Desain Penelitian Penelitian ini didesain sebagai penelitian survei yang yang bersifat deskriptif korelasional. Menurut Singarimbun dan Effendi (1989), desain penelitian survei adalah

Lebih terperinci

Hubungan antara Dinamika Kelompok dengan Keberdayaan Peternak Ade Triwahyuni

Hubungan antara Dinamika Kelompok dengan Keberdayaan Peternak Ade Triwahyuni HUBUNGAN ANTARA DINAMIKA KELOMPOK DENGAN KEBERDAYAAN PETERNAK KAMBING PERAH PERANAKAN ETTAWA RELATIONSHIP BETWEEN GROUP DYNAMICS WITH EMPOWERMENT DAIRY GOAT FARMERS ( Suatu Kasus pada Kelompok Mandiri

Lebih terperinci

JURNAL ILMU TERNAK, JUNI 2011, VOL. 11, NO. 1, 27-34

JURNAL ILMU TERNAK, JUNI 2011, VOL. 11, NO. 1, 27-34 JURNAL ILMU TERNAK, JUNI 2011, VOL. 11, NO. 1, 27-34 Hubungan Keberdayaan Peternak Sapi Perah Dengan Tingkat Keberhasilan Usaha Ternak (Correlation Between Dairy Farmer s Power and Level of Farming Succeeding)

Lebih terperinci

3. PELAKSANAAN PENELITIAN

3. PELAKSANAAN PENELITIAN 3. PELAKSANAAN PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kelompok Tani Margo Tani II di Desa Kembang, Kecamatan Ampel, Kabupaten Boyolali, Propinsi Jawa Tengah. Penelitian

Lebih terperinci

OrientasiNilaiKerjaDalamMencapaiKeberlanjutan Usaha... DendiMeilandi

OrientasiNilaiKerjaDalamMencapaiKeberlanjutan Usaha... DendiMeilandi Orientasi Nilai Kerja Peternak Sapi Perah Dalam Mencapai Keberlanjutan Usaha (Studi Kasus pada Peternak Penerima Demo Farm di Wilayah Subang Selatan Provinsi Jawa Barat) Orientation Of The Value Working

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain Penelitian Lokasi dan Waktu Penelitian Populasi dan Sampel

METODE PENELITIAN Desain Penelitian Lokasi dan Waktu Penelitian Populasi dan Sampel 41 METODE PENELITIAN Desain Penelitian Penelitian ini didesain dalam bentuk metode survei yang bersifat explanatory research, yaitu penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan peubah-peubah yang diamati,

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Desa Sukajaya merupakan salah satu desa sentra produksi susu di Kecamatan

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Desa Sukajaya merupakan salah satu desa sentra produksi susu di Kecamatan BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Desa Sukajaya merupakan salah satu desa sentra produksi susu di Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat. Desa Sukajaya mempunyai luas 3.090,68 Ha dan jumlah penduduk

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 51 III. METODE PENELITIAN A. Metode Dasar Penelitian Penelitian ini termasuk dalam penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif menurut Suyanto dan Sutinah (2008) melibatkan lima komponen informasi ilmiah

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 31 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Organisasi 4.1.1. Sejarah, Visi dan Misi KPSBU KPSBU berdiri sejak tahun 1971 dan terus berupaya mencapai tujuan menjadi koperasi susu terdepan di Indonesia

Lebih terperinci

Hubungan Antara Faktor Internal dengan Faktor Eksternal... Fitriana Suciani

Hubungan Antara Faktor Internal dengan Faktor Eksternal... Fitriana Suciani HUBUNGAN ANTARA FAKTOR INTERNAL DAN FAKTOR EKSTERNAL DENGAN TINGKAT ADOPSI TEKNOLOGI BIOGAS PADA PETERNAK SAPI PERAH (Kasus di Kelompok Peternak Wargi Saluyu Desa Haurngombong Kecamatan Pamulihan Kabupaten

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN 25 BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Desain Penelitian Desain penelitian merupakan desain kelompok kontrol non-ekivalen karena subjek tidak dikelompokkan secara acak (Ruseffendi, 1994). Desain penelitian ini

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Malabar, Gunung Papandayan, dan Gunung Tilu, dengan ketinggian antara 1000-

HASIL DAN PEMBAHASAN. Malabar, Gunung Papandayan, dan Gunung Tilu, dengan ketinggian antara 1000- IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Keadaan Umum Wilayah Penelitian 4.1.1 Wilayah Kerja KPBS Pangalengan Wilayah kerja KPBS dikelilingi oleh tiga buah gunung, yaitu Gunung Malabar, Gunung Papandayan, dan Gunung

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITAN. dalam penelitian. Objek penelitian menjelaskan tentang apa dan atau siapa yang

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITAN. dalam penelitian. Objek penelitian menjelaskan tentang apa dan atau siapa yang BAB III OBJEK DAN METODE PENELITAN 3.1 Objek Penelitian Objek Penelitian adalah proses yang mendasari pemilihan, pengolahan, dan penafsiran semua data yang berkaitan dengan apa yang menjadi objek di dalam

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 33 IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Keadaan Umum Daerah Penelitian 4.1.1 Keadaan Fisik Daerah Penelitian Kecamatan Ciater merupakan salah satu kecamatan yang berada di Kabupaten Subang. Sebelumnya, Kecamatan

Lebih terperinci

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. hubungan antara dua variabel atau lebih. dengan alamat Jl. Putri Hijau No.2 A Medan.

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. hubungan antara dua variabel atau lebih. dengan alamat Jl. Putri Hijau No.2 A Medan. BAB II METODOLOGI PENELITIAN A. Bentuk Penelitian Bentuk penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian asosiatif dengan menggunakan analisa data kuantitatif. Menurut Sugiyono

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. asosiatif, yaitu dilakukan dengan cara mengumpulkan jawaban dari para

BAB III METODE PENELITIAN. asosiatif, yaitu dilakukan dengan cara mengumpulkan jawaban dari para 36 BAB III METODE PENELITIAN A. Bentuk Penelitian Bentuk penelitian ini adalah penelitian survey dengan taraf penjelasan asosiatif, yaitu dilakukan dengan cara mengumpulkan jawaban dari para responden

Lebih terperinci

BAB III PENDEKATAN LAPANGAN

BAB III PENDEKATAN LAPANGAN 33 BAB III PENDEKATAN LAPANGAN 1.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian adalah di tiga desa binaan BP3K Kecamatan Dramaga diantaranya adalah Desa Parakan Kecamatan Ciomas dan Desa Purwasari Kecamatan

Lebih terperinci

STRUKTUR ONGKOS USAHA PETERNAKAN JAWA TENGAH TAHUN 2014

STRUKTUR ONGKOS USAHA PETERNAKAN JAWA TENGAH TAHUN 2014 No. 78/12/33 Th. VIII, 23 Desember 2014 STRUKTUR ONGKOS USAHA PETERNAKAN JAWA TENGAH TAHUN 2014 TOTAL BIAYA PRODUKSI UNTUK USAHA SAPI POTONG SEBESAR 4,67 JUTA RUPIAH PER EKOR PER TAHUN, USAHA SAPI PERAH

Lebih terperinci

BAB II METODE PENELITIAN. statistik untuk membantu menganalisis data dan fakta yang diperoleh dari

BAB II METODE PENELITIAN. statistik untuk membantu menganalisis data dan fakta yang diperoleh dari BAB II METODE PENELITIAN A. Bentuk Penelitian Bentuk penelitian yang digunakan oleh penulis adalah berbentuk korelasional dan dilakukan analisis secara kuantitatif dengan menggunakan rumus statistik untuk

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. A. Definisi Operasional, Pengukuran, dan Klasifikasi

III. METODE PENELITIAN. A. Definisi Operasional, Pengukuran, dan Klasifikasi 45 III. METODE PENELITIAN A. Definisi Operasional, Pengukuran, dan Klasifikasi Berdasarkan hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini, secara operasional dapat diuraikan tentang definisi operasional,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. metode penelitian yang menggambarkan dua variabel yang diteliti, yaitu variabel

III. METODE PENELITIAN. metode penelitian yang menggambarkan dua variabel yang diteliti, yaitu variabel III. METODE PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksplanasi, karena dalam penelitian ini menggunakan dua variabel. Metode eksplanasi adalah suatu metode penelitian yang menggambarkan

Lebih terperinci

BAB II METODE PENELITIAN. analisa kuantitatif yang menggunakan rumus statistik untuk membantu

BAB II METODE PENELITIAN. analisa kuantitatif yang menggunakan rumus statistik untuk membantu BAB II METODE PENELITIAN.1 Bentuk Penelitian Bentuk penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriftif dengan analisa kuantitatif yang menggunakan rumus statistik untuk membantu menganalisa data dan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. pada peternakan ayam ras petelur di Desa Gulurejo adalah metode deskripsi.

METODE PENELITIAN. pada peternakan ayam ras petelur di Desa Gulurejo adalah metode deskripsi. III. METODE PENELITIAN Metode dasar yang digunakan dalam penelitian analisis kondisi biosekuriti pada peternakan ayam ras petelur di Desa Gulurejo adalah metode deskripsi. Menurut Sugiyono (2016) metode

Lebih terperinci

BAB II METODE PENELITIAN. penelitian korelasional dengan menggunakan pendekatan kuantitatif dan menggunakan

BAB II METODE PENELITIAN. penelitian korelasional dengan menggunakan pendekatan kuantitatif dan menggunakan BAB II METODE PENELITIAN A. Bentuk Penelitian Bentuk penelitian yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah bentuk penelitian korelasional dengan menggunakan pendekatan kuantitatif dan menggunakan rumus

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN 24 METODOLOGI PENELITIAN Kerangka Pemikiran Gerakan Nasional Rehabilitasi Hutan dan Lahan (GN-RHL), yang telah dilaksanakan sejak tahun 2003, dalam penerapannya dijumpai berbagai kendala dan hambatan.

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Desa Cipayung, Kecamatan Megamendung, Kabupaten Bogor, Kecamatan Megamendung, Kabupaten Bogor. Pemilihan lokasi penelitian

Lebih terperinci

Aplikasi Teknologi Pakan, Kandang dan Bibit...Fitrya Russanti

Aplikasi Teknologi Pakan, Kandang dan Bibit...Fitrya Russanti PENGARUH APLIKASI TEKNOLOGI PAKAN, KANDANG DAN BIBIT TERHADAP PENERIMAAN USAHA PETERNAK SAPI PERAH RAKYAT DI KECAMATAN CIATER KABUPATEN SUBANG THE INFLUENCE OF THE FEEDING, STABLE AND BREEDING APPLICATION

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. (BBPTU-HPT) Baturraden merupakan pusat pembibitan sapi perah nasional yang

HASIL DAN PEMBAHASAN. (BBPTU-HPT) Baturraden merupakan pusat pembibitan sapi perah nasional yang IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Keadaan Umum BBPTU-HPT Baturraden Balai Besar Pembibitan Ternak Unggul dan Hijauan Pakan Ternak (BBPTU-HPT) Baturraden merupakan pusat pembibitan sapi perah nasional yang ada

Lebih terperinci

BAB II METODE PENELITIAN. hubungan kausal antar variabel yang menggunakan rumus-rumus statistik.

BAB II METODE PENELITIAN. hubungan kausal antar variabel yang menggunakan rumus-rumus statistik. BAB II METODE PENELITIAN A. Bentuk Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian korelasional dengan analisis kuantitatif, yaitu metode penelitian yang menjelaskan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PEELITIA 3.1 Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah metode survai yaitu penelitian yang mengambil sampel dari suatu populasi. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai Juli tahun 2016.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai Juli tahun 2016. BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai Juli tahun 2016. Bertempat di UKM Sapi Perah KUBE PSP Maju Mapan di Desa Kemiri, Kecamatan Jabung, Kabupaten

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Jalancagak. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Bandung Barat

HASIL DAN PEMBAHASAN. Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Jalancagak. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Bandung Barat IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Keadaan Umum Wilayah Penelitian Kecamatan Ciater adalah salah satu Kecamatan di Kabupaten Subang, Provinsi Jawa Barat dengan luas wilayah 7.819,87 Ha. Batas administratif wilayah

Lebih terperinci

Valenikha Fitri Nadhira 1) dan Titik Sumarti 1)

Valenikha Fitri Nadhira 1) dan Titik Sumarti 1) Jurnal Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat [JSKPM], Vol. 1 (2): 129-142 URL: http://ejournal.skpm.ipb.ac.id/index.php/jskpm/article/view/70 Copyright (c) 2017 Departemen SKPM http://ejournal.skpm.ipb.ac.id/index.php/jskpm

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode dalam penelitian ini adalah metode penelitian korelasi. Seperti yang

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode dalam penelitian ini adalah metode penelitian korelasi. Seperti yang 34 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode dalam penelitian ini adalah metode penelitian korelasi. Seperti yang dijelaskan: Menurut Sukardi (2008: 166) Penelitian korelasi adalah suatu penelitian

Lebih terperinci

III METODE PENELITIAN. objek penelitian menurut Arikunto (1998) yaitu variabel penelitian atau apa yang

III METODE PENELITIAN. objek penelitian menurut Arikunto (1998) yaitu variabel penelitian atau apa yang 22 III METODE PENELITIAN 3.1 Obyek Penelitian Objek yang diteliti adalah kondisi dari anggota kelompok KPSP Manglayang berupa skala usaha, curahan tenaga kerja, dan pendapatan peteranak. Pengertian objek

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain Penelitian Lokasi dan Waktu

METODE PENELITIAN Desain Penelitian Lokasi dan Waktu METODE PENELITIAN Desain Penelitian Penelitian didesain sebagai suatu penelitian deskriptif korelasional. Singarimbun dan Effendi (2006) menjelaskan bahwa penelitian deskriptif dimaksudkan untuk pengukuran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada dua lokasi, yaitu PT. Perkebunan Nusantara IV Sumatera Utara dan PT. Kharisma Pemasaran Bersama Nusantara Jakarta.

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Desain Penelitian

METODE PENELITIAN. Desain Penelitian METODE PENELITIAN Desain Penelitian Penelitian didesain sebagai metode survei yang menurut Singarimbun dan Effendi (2011) adalah penelitian yang mengambil sampel dari satu populasi dan menggunakan kuesioner

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menggunakan desain penelitian studi korelasional yang merupakan penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menggunakan desain penelitian studi korelasional yang merupakan penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan desain penelitian studi korelasional yang merupakan penelitian atau

Lebih terperinci

VI. METODE PENELITIAN

VI. METODE PENELITIAN VI. METODE PENELITIAN 4.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini telah dilakukan di Desa Haurngombong, Kecamatan Pamulihan, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat. Pemilihan lokasi dilakukan secara sengaja

Lebih terperinci

METODE Lokasi dan Waktu Penelitian

METODE Lokasi dan Waktu Penelitian 25 METODE Penelitian ini dilakukan menggunakan metode pendekatan kuantitatif yang didukung dengan metode pendekatan kualitatif. Pendekatan kuantitatif yang digunakan yaitu penelitian secara sensus dengan

Lebih terperinci

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Obyek penelitian merupakan variabel-variabel yang menjadi perhatian

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Obyek penelitian merupakan variabel-variabel yang menjadi perhatian BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN 1.1. Obyek Penelitian Obyek penelitian merupakan variabel-variabel yang menjadi perhatian peneliti. Objek penelitian merupakan sesuatu yang kita ukur tetapi apa yang

Lebih terperinci

Animal Agriculture Journal, Vol. 1. No. 1, 2012, p Online at :

Animal Agriculture Journal, Vol. 1. No. 1, 2012, p Online at : Animal Agriculture Journal, Vol. 1. No. 1, 2012, p 839 844 Online at : http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/aaj HUBUNGAN PERILAKU DENGAN MOTIVASI PARA PETERNAK DI PAGUYUBAN KAMBING PERAH PERANAKAN

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. antara variabel bebas dan terikat dengan pendekatan cross sectional, artinya

BAB III METODE PENELITIAN. antara variabel bebas dan terikat dengan pendekatan cross sectional, artinya BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan rancangan descriptive correlational, yang bertujuan untuk mengungkapkan korelasi antara

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Pendekatan Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode survei. Menurut Kerlinger & Lee (2000: 599), survei digunakan pada populasi besar maupun

Lebih terperinci