HUBUNGAN FAKTOR SOSIAL EKONOMI PETERNAK SAPI PERAH DENGAN TINGKAT PARTISIPASI DALAM KEGIATAN SIMPAN PINJAM KUD MOJOSONGO KABUPATEN BOYOLALI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "HUBUNGAN FAKTOR SOSIAL EKONOMI PETERNAK SAPI PERAH DENGAN TINGKAT PARTISIPASI DALAM KEGIATAN SIMPAN PINJAM KUD MOJOSONGO KABUPATEN BOYOLALI"

Transkripsi

1 HUBUNGAN FAKTOR SOSIAL EKONOMI PETERNAK SAPI PERAH DENGAN TINGKAT PARTISIPASI DALAM KEGIATAN SIMPAN PINJAM KUD MOJOSONGO KABUPATEN BOYOLALI Sulvana Nurma Farida, Sutarto, Agung Wibowo Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta Jl. Ir. Sutami No. 36 A, Kentingan, Surakarta 57126, Telepon Telp Abstract: The aims of this research is to determine the socio-economic factors associated with participation, analyzing the level of participation of cattle breeder and analyze correlation of economic social factor of cattle breeder with participation in saving and loan at KUD Mojosongo Boyolali Regency. Location of the research in KUD Mojosongo as an area with a number of farmers who joined the largest savings and loan activities. The method of data analysis is descriptive analysis, interval wide and rank spearman correlation test (rs) with a 95% confidence level. The result of research showed that age ranged from years, income from IDR 2,000,000 IDR < 6,000,000, the number of family members from 3-4 people, the respondents formal education was graduated from Elementary School, in-formal education belonged to very low category, the ability to pay installment in the highest category, personal experience to high category, and cattle number of 3-4 cows. The level of participation in saving and loan activities at planning stage in the low category, stage of implementation included in the medium category, stage of utilization in the height category and total participation in the low category. The social-economic factors having positive and significant correlation with participation level were family member number, in-formal education, the ability to pay installment, and cattle number. Meanwhile those having positive insignificant correlation were income, formal education, and personal experience. The one having negative insignificant correlation was age Keywords: Social-Economic Factor, Cattle Breeder, Participation, Saving and Loan. Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mendiskripsikan faktor sosial ekonomi peternak sapi perah yang berhubungan dengan partisipasi terhadap kegiatan simpan pinjam, menganalisis partisipasi peternak sapi perah dalam kegiatan simpan pinjam dan menganalisis hubungan antara faktor sosial ekonomi peternak sapi perah dengan partisipasi dalam kegiatan simpan pinjam KUD Mojosongo Kabupaten Boyolali. Lokasi penelitian yaitu di Koperasi Unit Desa Mojosongo karena memiliki jumlah peternak dan anggota simpan pinjam terbesar di Kabupaten Boyolali. Analisis data yang digunakan adalah deskriptif, lebar interval dan koefisien korelasi rank spearman (rs). Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor umur responden terbanyak berada antara tahun, pendapatan pada Rp Rp < , jumlah anggota keluarga berkisar antara 3 hingga 4 orang, pendidikan formal responden terbanyak pada tingkatan tamat SD, pendidikan non formal pada kategori sangat rendah, kemampuan membayar angsuran pada kategori sangat tinggi, pengalaman pribadi pada kategori tinggi dan jumlah ternak antara 3 4 ekor. Tingkat patisipasi peternak terhadap kegiatan simpan pinjam di tahap perencanaan tergolong pada kategori sangat rendah, partisipasi di tahap pelaksanaan kategori sedang, partisipasi di tahap pemanfaatan hasil kategori tinggi dan partisipasi total responden pada kategori rendah. Faktor sosial ekonomi yang berkorelasi positif dan signifikan dengan tingkat partisipasi yaitu jumlah anggota keluarga, pendidikan non formal, kemampuan membayar angsuran, dan jumlah ternak. Sedangkan faktor sosial ekonomi yang memiliki korelasi positif namun tidak signifikan yaitu pendapatan, pendidikan formal dan pengalaman pribadi. Faktor sosial ekonomi yang memiliki korelasi negatif dan tidak signifikan adalah umur. Kata Kunci : Faktor Sosial Ekonomi, Peternak, Partisipasi, Simpan Pinjam

2 PENDAHULUAN Pembangunan merupakan suatu upaya dalam rangka mengentaskan masyarakat dari kemiskinan dan keterbelakangan yang dihadapinya. Pembangunan masih ditumpukan pada sektor pertanian, karena sektor pertanian merupakan sektor utama dan menjadi tulang punggung dalam pembangunan perekonomian. Sektor pertanian pada dasarnya didukung oleh lima sub sektor sebagai penopang perekonomiannya, sub sektor tersebut yaitu tanaman bahan makanan, perikanan, perkebunan, kehutanan dan peternakan. Sub sektor peternakan menurut data PDRB Jawa Tengah memberikan kontribusi sebesar 5 trilliun atau 13,2 persen PDRB Tahun Salah satu wilayah di Jawa Tengah yang memberikan kontribusi besar di sub sektor peternakan yaitu Kabupaten Boyolali. Dengan komoditas peternakan yang potensial adalah susu sapi perah, yang memiliki nilai produksi tinggi. Namun terjadi penurunan kualitas sapi perah yang menyebabkan jumlah produksi susu sapi perah menurun khususnya di Kecamatan Mojosongo. Padahal di Kecamatan Mojosongo terdapat KUD yang memiliki unit usaha simpan pinjam sebagai penyedia modal pinjaman bagi anggotanya untuk mengembangkan usahaternak. Namun diduga tingkat partisipasi peternak sapi perah terhadap KUD Mojosongo dalam kegiatan simpan pinjam masih rendah, sehingga usahaternak di daerah tersebut tidak mampu berkembang pesat. Tingkat partisipasi anggota tentunya tidak akan lepas dari faktor sosial ekonomi yang melekat dalam diri individu Faktor sosial ekonomi menjadi faktor yang menentukan tingkat partisipasi peternak dalam kegiatan simpan pinjam. Berkaitan dengan hal tersebut maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik faktor sosial ekonomi, besarnya tingkat partisipasi peternak dan hubungan antara faktor sosial ekonomi dengan partisipasi peternak dalam kegiatan simpan pinjam KUD. METODE PENELITIAN Metode penelitian ini adalah metode deskriptif analitik dengan teknik survei. Penentuan lokasi penelitian dilakukan dengan pertimbangan bahwa KUD Mojosongo menjadi daerah sentral produksi susu sapi perah dan memiliki jumlah peternak yang bergabung dalam kegiatan simpan pinjam terbanyak di Kabupaten Boyolali. Pada penelitian ini jumlah responden yang digunakan adalah 40 orang dari setiap pos armada yang dimiliki KUD yang diambil secara proportional random sampling.

3 Tabel 1. Jumlah Responden KUD Mojosongo No Armada Penampungan Peternak Anggota Simpan Pinjam Jumlah Responden 1 Singosari Kebonmoyo Madu Kemiri Singosaren Dungus Total Sumber : LPJ KUD Mojosongo dan Unit Simpan Pinjam Metode analisis data yang digunakan untuk mengkaji faktor sosial ekonomi dalam penelitian ini adalah deskriptik. Analisis data untuk menghitung tingkat partisipasi menggunakan rumus lebar interval dengan lima kriteria yaitu: sangat rendah, rendah, sedang, tinggi dan sangat tinggi. Rumus lebar interval: Lebar Interval = or ert n or erenda elas (1) Hubungan antara faktor sosial ekonomi peternak dengan tingkat partisipasi dalam kegiatan simpan pinjam dianalisis dengan uji korelasi Rank Spearman (rs) dengan rumus (Siegel, 1997): r s = (2) dimana: r s = koefisien korelasi Rank Spearman N = jumlah petani di = Selisih antara rangking dari variabel Kriteria pengambilan keputusan - J a t tun < t tabel (α = 0,05) maka Ho diterima, berarti tidak ada hubungan (korelasi) yang signifikan antara faktor sosial ekonomi peternak dengan tingkat partisipasi peternak dalam kegiatan koperasi simpan pinjam. - J a t tun t tabel (α = 0,05) maka Ho ditolak, berarti bahwa ada hubungan (korelasi) yang signifikan antara faktor sosial ekonomi peternak dengan tingkat partisipasi peternak dalam kegiatan koperasi simpan pinjam. HASIL DAN PEMBAHASAN Faktor Sosial Ekonomi Peternak Sapi Perah Faktor sosial ekonomi merupakaan faktor yang melekat dalam diri individu. Faktor sosial ekonomi peternak terdiri dari umur, pendapatan, jumlah anggota keluarga, pendidikan formal, pendidikan non formal, kemampuan membayar angsuran, pengalaman pribadi dan jumlah ternak. Berikut ini distribusi frekuensi faktor sosial ekonomi peternak:

4 Tabel 2. Median Skor dan Distribusi Responden Berdasarkan Skor Faktor Sosial Ekonomi Peternak Sapi Perah No Karakteristik Sosial Ekonomi Kelompok Skor Median Skor 1. Umur Pendapatan Jumlah anggota keluarga Pendidikan Formal Pendidikan non formal Kemampuan membayar angsuran Pengalaman Pribadi Jumlah ternak Sumber : Analisis Data Primer, 2014 Keterangan Skor 1= 30 tahun, Skor 2= tahun, Skor 3= tahun, Skor 4= tahun, Skor 5= 64 tahun Skor 1= <Rp , Skor 2= Rp Rp< , Skor 3= Rp Rp< , Skor 4= Rp Rp< , Skor 5= Rp Skor 1=< 3 orang, Skor 2= 3 orang, Skor 3= 4 orang, Skor 4= 5 orang, Skor 5= > 5 orang Skor 1= tidak sekolah dan tidak tamat SD, Skor 2= tamat SD, Skor 3= Tamat SMP, Skor 4= Tamat SMA, Skor 5= Perguruan tinggi (D1/D2/D3/S1/S2) Skor 1= tidak pernak, Skor 2= 1x penyuluhan dan pelatihan, Skor 3= 2x penyuluhan dan pelatihan, Skor 4= 3x penyuluhan dan pelatihan, Skor 5= 4x penyuluhan dan pelatihan Skor 1= sangat rendah, Skor 2= rendah, Skor 3= sedang, Skor 4= tinggi, Skor 5= sangat tinggi Skor 1= sangat rendah, Skor 2= rendah, Skor 3= sedang, Skor 4= tinggi, Skor 5= sangat tinggi Skor 1= 2 e or, Skor 2= 3-4 ekor, Skor 3= 5-6 ekor, Skor 4= 7-8 ekor, Skor 5= 9 e or Berdasarkan Tabel 2 umur responden menunjukkan median skor 2 (42-52 tahun) berada pada usia produktif, sehingga memungkinkan kemampuan fisiknya untuk mengembangkan usahaternak. Sedangkan usia responden yang tidak produktif ( 64 tahun) meskipun pengalaman yang dimiliki banyak namun karena fisik yang kurang memungkinkan menyebabkan kurang berminat dalam mengembangkan ternak. Pendapatan responden berada pada kategori rendah (median skor 2). Rendahnya pendapatan responden disebabkan karena beberapa alasan diantaranya: (1) jumlah ternak yang dimiliki responden sedikit, (2) beberapa ternak responden mati karena penyakit, (3) ternak dijual untuk memenuhi kebutuhan, serta (4) tidak memiliki lahan pertanian sehingga tidak ada penghasilan dari usaha non ternak serta tidak ada mata pencaharian lainnya karena kebanyakan masyarakat hanya bergantung dari usahaternaknya. Jumlah anggota keluarga berada pada kategori rendah median skor 2, jumlah tanggungan keluarga akan menjadi beban kewajiban responden dalam pemenuhan kebutuhan. Asumsinya semakin banyak jumlah tanggungan keluarga maka kebutuhan dalam keluarga

5 tersebut semakin banyak, dengan demikian curahan jam kerja diharapkan semakin tinggi, sehingga pendapatan keluraga dapat meningkat dan dapat memenuhi kebutuhan keluarga. Pendidikan formal berada pada kategori sedang median skor 3 dimana pendidikan responden yang sedang disebabkan karena keadaan ekonomi di masa lalu yang tidak memungkinkan responden untuk melanjutkan sekolah di jenjang yang lebih tinggi. Tingkat pendidikan akan sangat berhubungan terhadap tingkat penyerapan informasi, pengetahuan, teknologi dan cara berpikir dari peternak. Pendidikan non formal responden termasuk dalam kategori sangat rendah median skor 1 dimana rendahnya pendidikan non formal disebabkan karena tidak semua responden memperoleh kesempatan dalam mengikuti kegiatan penyuluhan dan pelatihan karena adanya keterbatasan kuota, sehingga pengetahuan dan informasi yang dimilikinya rendah yang akan mempengaruhi kemampuannya dalam beternak. Kemampuan membayar angsuran berada pada kategori sangat tinggi median skor 5 dimana responden merasa bahwa tidak terbebani dengan angsuran yang dibebankan padanya setiap 10 hari, karena angsuran langsung dipotongkan oleh setoran susu. Selain itu dalam pemenuhan terhadap persyaratan simpan pinjam juga sangat mudah karena hanya menunjukkan kartu stor susu dan fotocopy KTP. Pengalaman pribadi tergolong pada kategori tinggi median skor 4. Pengalaman pribadi diukur berdasarkan lamanya mengusahakan ternak, lamanya bergabung menjadi anggota KUD dan frekuensi dalam mengikuti kegiatan simpan pinjam. Responden umumnya mengusahakan ternak sapi perah sejak mereka masih kecil dan merupakan usaha turun temurun (warisan). Responden bergabung menjadi anggota KUD sejak mereka mengusahakan ternak sapi perah, karena agar bisa menyetorkan susu sapi perah ke KUD responden harus menjadi anggota KUD terlebih dahulu. Frekuensi responden dalam melakukan simpan pinjam di lembaga keuangan non KUD sangat rendah, karena responden menganggap beban bunga di lembaga tersebut lebih tinggi dari KUD selain itu potongan angsuran tidak langsung dipotongkan dari setoran susu serta dari segi persyaratan dalam kegiatan simpan pinjam, di lembaga keuangan non KUD mengharuskan adanya agunan dengan pencairan dana yang lebih lambat. Jumlah ternak responden berada pada kategori rendah dengan median 2. Rendahnya jumlah ternak yang dimiliki responden disebabkan karena keterbatasan modal yang dimiliki. Dalam usahaternak tentunya dibutuhkan modal yang besar baik untuk membeli ternak maupun pada kegiatan pemeliharaan ternak khususnya biaya pakan dan kesehatan. Partisipasi Peternak Sapi Perah dalam Kegiatan Simpan Pinjam Partisipasi merupakan keikutsertaan seseorang dalam suatu kegiatan dalam rangka pencapaian

6 tujuan bersama. Menurut Mardikanto (1994) tumbuhnya partisipasi ditentukan oleh kesadaran masyarakat yang bersangkutan serta didukung oleh tiga persyaratan yaitu: kemauan, kemampuan dan kesempatan untuk berpartisipasi. Berikut ini distribusi frekuensi partisipasi peternak dalam kegiatan simpan pinjam KUD Mojosongo: Tabel 3. Median Skor dan Distribusi Responden Berdasarkan Partisipasi Peternak dalam Kegiatan Simpan Pinjam No Partisipasi Kelompok Skor Median Skor 1. Perencanaan Pelaksanaan Pemanfaatan Hasil Total Partisipasi Sumber : Analisis Data Primer, 2014 Keterangan Skor 1= 4,0-7,2; Skor 2= 7,2-10,5; Skor 3= 10,6-13,8; Skor 4= 13,9-17,1; Skor 5= 17,2-20,4 Skor 1= 4,0-7,2; SKor 2= 7,2-10,5; Skor 3= 10,6-13,8; Skor 4= 13,9-17,1; Skor 5= 17,2-20,4 Skor 1= 4,0-7,2; Skor 2= 7,2-10,5; Skor 3= 10,6-13,8; Skor 4= 13,9-17,1; Skor 5= 17,2-20,4 Skor 1= 16 28,8; Skor 2= 28,9 41,7; Skor 3= 41,8 54,6; Skor 4= 54,5 67,3; Skor 5= 67,4 80,2 Partisipasi responden pada tahap perencanaan dihitung berdasarkan frekuensi mengikuti pertemuan rutin, frekuensi mengajukan ide dan gagasan, keterlibatan dalam pembuatan aturan dan keterlibatan dalam pengambilan keputusan. Partisipasi responden pada tahap perencanaan termasuk pada median skor 2 dengan kategori rendah. Hal tersebut dikarenakan sebagian besar responden tidak mengikuti rapat rutin yang diadakan oleh KUD baik RAT maupun rapat triwulan. Responden tidak mengikuti rapat karena keterbatasan kuota, dimana hanya perwakilan saja yang ditunjuk untuk masing-masing kelompok ternak dan biasanya yang menghadiri rapat mendapatkan undangan langsung dari pihak KUD. Sehingga intensitas untuk mengajukan ide atau gagasan dan terlibat dalam pembuatan aturan dan pengambilan keputusan secara langsung rendah. Partisipasi responden pada tahap pelaksanaan termasuk dalam kategori sedang pada median skor 3, diukur melalui keaktifannya dalam membayar simpanan, intensitas melakukan pinjaman, intensitas kemampuan dan kemauan membayar pinjam serta ketepatan dalam pengangsuran pinjaman. Frekuensi peminjaman yang dilakukan responden tergolong tinggi karena umumnya setelah angsuran selesai responden akan meminjam kembali untuk pemenuhan kebutuhan, khususnya pakan ternak dimana dalam satu kali pinjaman responden akan selesai dalam 3 bulan 10 hari. Untuk kemampuan dan ketepatan membayar angsuran hampir semua responden mampu membayar dengan alasan sudah potong setoran susu.

7 Partisipasi respoden pada tahap pemanfaatan hasil termasuk dalam kategori tinggi dengan median skor 4. Diukur berdasarkan kemudahan akses modal, manfaat pinjaman untuk pemenuhan kebutuhan dan peningkatan skala usaha serta frekuensi kemanfaatan SHU. Menurut sebagian besar responden akses dalam simpan pinjam mudah dan pencairannya cepat, hanya 1-2 hari setelah pengajuan. Sebagian besar responden mengatakan bahwa pinjaman dimanfaatan untuk pemenuhan kebutuhan dan sebagai modal pengembangan usaha ternak khususnya untuk tambahan modal membeli ternak. Responden juga memperoleh SHU sesuai dengan besarnya simpanan yang dilakukan, selain pembagian SHU diberikan pula gula pasir sebagai bentuk penghargaan bagi peternak atas kesetiaannya menyetorkan susu ke KUD. Skor Partisipasi total responden termasuk dalam kategori rendah pada median skor 2. Hal ini disebabkan karena rendahnya keikutsertaan responden dalam kegiatan perencanaan yang umumnya lebih didominasi oleh penggurus KUD khususnya dalam pembuatan aturan dan pengambilan keputusan. Hubungan Antara Faktor Sosial Ekonomi Peternak dengan Tingkat Partisipasi dalam Kegiatan Simpan Pinjam Berikut ini Tabel 4 memperlihatkan hubungan antara faktor sosial ekonomi peternak sapi perah dengan tingkat partisipasi dalam kegiatan simpan pinjam, hasil analisis korelasi Rank Spearman (rs) dengan program SPSS 16 for window. Tabel 4. Hubungan Antara Faktor Sosial Ekonomi Peternak Sapi Perah dengan Partisipasi dalam Kegiatan Simpan Pinjam KUD. Faktor Sosial Ekonomi Tingkat Partisipasi Peternak Sapi Perah Y1 Y2 Y3 Ytotal rs t hitung rs t hitung rs t hitung rs t hitung X1-0,133-0,827-0,014-0,086-0,258-1,646-0,188-1,441 X2 0,195 1,226 0,028 0,173 0,324* 2,111 0,258 1,646 X3 0,177 1,109 0,160 0,999 0,478** 3,355 0,326* 2,126 X4 0,148 0,923-0,003-0,019 0,175 1,096 0,188 1,180 X5 0,483** 3,400 0,021 0,130 0,175 1,096 0,475** 2,894 X6 0,416** 2,820 0,280 1,798 0,428** 2,919 0,527** 3,823 X7 0,173 1,274-0,025-0,154-0,072-0,445 0,109 0,716 X8 0,376* 2, ,302 0,441** 3,029 0,466** 3,247 Sumber : Analisis Data Primer, 2014 **Correlation is significant at the 0.01 level(2-tailed) *Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed) Df : 38 ; α : 0,05; t tabel : 2,024 Berdasarkan Tabel 4 dapat diketahui korelasi antara umur dengan partisipasi menunjukkan t hitung <t tabel (-1,441<2,024) sehingga tidak ada korelasi yang signifikan. Hal tersebut disebabkan karena umur tidak memberikan dampak perubahan pada diri responden, responden pada tingkatan umur berapapun tidak menentukan partisipasinya dalam kegiatan simpan

8 pinjam. Umur erat kaitannya dengan pengalaman seseorang, tapi tidak menjamin partisipasinya. Karena responden melakukan pinjaman sesuai dengan kebutuhannya, sehingga semakin tidak produktif umur seseorang belum tentu partisipasinya rendah begitu pula dengan responden yang masih produktif belum tentu partisipasinya tinggi. Hubungan antara pendapatan dengan partisipasi menunjukkan t hitung < t tabel (1,646<2,024) sehingga tidak ada korelasi yang signifikan. Hal tersebut dikarenakan setiap responden yang berpendapatan tinggi maupun rendah sama-sama berpartisipasi dalam kegiatan simpan pinjam namun bentuk partisipasinya yang berbeda, karena sebagian besar responden membutuhkan modal dari luar dalam rangka pemenuhan kebutuhannya. Responden dengan pendapatan yang lebih tinggi biasanya akan berpartisipasi dalam bentuk materi, sedangkan bagi responden dengan pendapatan rendah akan berpartisipasi dalam bentuk tenaga, waktu dan pikiran untuk memajukan KUD. Hubungan antara jumlah anggota keluarga dengan partisipasi menunjukkan nilai antara t hitung >t tabel (2,126>2,024) terdapat korelasi positif (+) dan signifikan antara jumlah anggota keluarga dengan tingkat partisipasi. Hal tersebut disebabkan karena semakin besar jumlah anggota keluarga maka partisipasi akan semakin menurun dan semakin kecil jumlah anggota keluarga maka partisipasi akan lebih besar. Responden dengan jumlah tanggungan keluarga yang lebih besar sebelum mengajukan modal pinjaman, akan meminta bantuan terlebih dahulu pada anggota keluarga yang lain (misal: anak, menantu, orang tua bahkan saudara) sebelum memutuskan untuk meminjam di KUD. Selain itu bagi responden dengan tanggungan keluarganya lebih banyak akan cenderung memilih memfokuskan sebagian pikiran, tenaga maupun materi untuk pemenuhan kebutuhan rumah tangganya dibandingkan berpartisipasi dalam kegiatankegiatan yang diselenggarakan oleh KUD, misalnya rapat dan pertemuan rutin. Pendidikan formal tidak menunjukkan korelasi yang signifikan dengan tingkat partisipasi, dimana t hitung <t tabel (1,180<2,024). Hal tersebut disebabkan karena responden dengan pendidikan formal yang tinggi maupun rendah memiliki keinginan yang sama untuk ikut berpartisipasi dalam kegiatan simpan pinjam KUD sebagai salah satu sumber modal dalam pemenuhan kebutuhan dan pengembangan usahaternak. Pendidikan formal tidak dapat dijadikan sebagai sumber informasi dan pengetahuan secara langsung dalam berusahaternak terutama dalam pemeliharaan ternak, namun pendidikan formal dapat digunakan oleh responden sebagai sarana yang dapat membantu mereka mempermudah menerima adanya inovasi baru. Pendidikan non formal menunjukkan korelasi positif dan signifikan dengan tingkat partisipasi, dengan nilai t hitung >t tabel (2,894>2,024). Semakin tinggi frekuensi pendidikan non formal responden maka partisipasinya akan semakin tinggi. Hal tersebut

9 dikarenakan setiap responden yang mengikuti kegiatan penyuluhan dan pelatihan dengan frekuensi lebih sering akan memperoleh informasi lebih banyak, sehingga kemampuan berpikir, bertindak serta ketrampilan yang dimiliki untuk menggembangkan usahaternak lebih tinggi maka akan lebih membutuhkan modal pinjaman untuk meningkatkan skala usahanya. Pendidikan non formal itulah yang menumbuhkan kesadaran dalam diri responden agar usahaternaknya lebih berkembang dan maju, dengan demikian diperlukannya partisipasi dalam kegiatan simpan pinjam sebagai salah satu sumber modal pengembangan usahaternaknya. Kemampuan membayar angsuran memiliki korelasi positif dan signifikan, ditunjukkan dengan nilai t hitung >t tabel (3,823>2,024). Responden dengan kemampuan membayar angsuran yang tinggi akan lebih aktif dalam mengajukan kebijakan dan gagasan (seperti halnya penetapan besarnya bunga dan proses pembayaran angsuran) dalam kegiatan simpan pinjam dibandingkan responden yang kemampuannya lebih rendah, karena responden tersebut umumnya memiliki sifat sungkan untuk mengungkapkan pendapatnya. Responden dengan kemampuan membayar angsuran yang tinggi biasanya juga akan ditawari untuk melakukan pinjaman lagi sebagai modal pengembangan usahaternak meskipun masih memiliki tanggungan hutang, karena karyawan simpan pinjam yakin jika mereka sanggup melunasi modal pinjaman yang diberikan. Pengalaman pribadi tidak menunjukkan hubungan signifikan, dimana t hitung <t tabel (0,716<2,024). Menurut Walgito (1999) Pengalaman pada dasarnya memiliki peranan penting dalam pembentukan sikap individu dalam menerima rangsangan dari luar, akan tetapi meskipun pengalaman (faktor luar) sangat dominan, adapula faktor lain yang mendorong individu untuk mengambil sikap yaitu faktor dari dalam diri individu itu sendiri, keadaan faktor dari dalam diri individu tersebut yang akan menyeleksi keadaan dari luar. Meskipun pengalaman menjadi faktor penting dalam partisipasi seseorang, namun ketika dorongan dari dalam individu tersebut lebih kuat untuk mengambil keputusan dalam berperilaku maka partisipasi belum tentu ditentukan oleh pengalaman tersebut. Sehingga responden dengan pengalaman yang berbeda tetap memiliki kesempatan yang sama dalam berpartisipasi. Jumlah ternak menunjukkan korelasi positif dan signifikan dengan partisipasi, dengan t hitung >t tabel (3,247>2,024). Responden dengan jumlah ternak yang lebih banyak akan memiliki tingkat partisipasi yang lebih tinggi dibandingkan dengan responden dengan jumlah ternak sedikit. Hal tersebut disebabkan karena responden dengan jumlah ternak yang lebih banyak memperoleh kesempatan meminjam dalam nominal yang lebih banyak untuk lebih meningkatkan skala usahanya. Manfaat positif keaktifan responden dengan jumlah ternak yang lebih banyak juga dapat dilihat dari segi pembagian gula pasir yang akan lebih banyak pula karena

10 dihitung dari hasil setoran susu perah yang diproduksi dari usahaternaknya. Sedangkan responden dengan jumlah ternak sedikit akan lebih pasif dalam berpartisipasi dikegiatan simpan pinjam, karena merasa bahwa keberadaan simpan pinjam kurang memberikan manfaat yang maksimal dalam meningkatkan pendapatan dan skala usahanya. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan hasil pembahasan maka dapat disimpulkan bahwa faktor umur responden termasuk dalam median sedang, pendapatan pada Rp Rp < , jumlah anggota keluarga berkisar antara 3 hingga 4 orang, pendidikan formal responden berada pada kategori sedang, pendidikan non formal pada kategori sangat rendah, kemampuan membayar angsuran pada kategori sangat tinggi, pengalaman pribadi pada kategori tinggi dan jumlah ternak pada kategori rendah yaitu antara 3 4 ekor. Tingkat patisipasi peternak terhadap kegiatan simpan pinjam di tahap perencanaan tergolong pada kategori sangat rendah, partisipasi di tahap pelaksanaan berada pada kategori sedang, partisipasi di tahap pemanfaatan hasil berada pada kategori tinggi dan partisipasi total responden berada pada kategori rendah. Faktor sosial ekonomi yang memiliki korelasi positif dan signifikan dengan tingkat partisipasi yaitu jumlah anggota keluarga (nilai rs= 0,326), pendidikan non formal (nilai rs= 0,475), kemampuan membayar angsuran (nilai rs= 0,527) dan jumlah ternak (nilai rs= 0,466). Sedangkan faktor sosial ekonomi yang memiliki korelasi positif namun tidak signifikan yaitu pendapatan (nilai rs= 0,258), pendidikan formal (nilai rs= 0,188) dan pengalaman pribadi (nilai rs= 0,109). Faktor sosial ekonomi yang memiliki korelasi negatif dan tidak signifikan adalah umur (nilai rs= -0,188). Saran Berdasarkan hasil pembahasan, maka saran yang dapat diajukan antara lain: bagi peternak diharapkan meningkatkan partisipasi dalam kegiatan penyuluhan dan pelatihan serta pertemuan rutin, sehingga pengetahuan dan ketrampilan makin berkembang untuk perbaikan usahaternak. Selain itu diharapkan bagi peternak dalam mencari modal pinjaman lebih mengutamakan untuk berpartisipasi melakukan kegiatan simpan pinjam ke KUD dibandingkan dengan ikut ke lembaga keuangan lainnya dalam pemenuhan kebutuhan maupun dalam rangka pengembangan usahaternak. Bagi KUD diharapkan memberikan frekuensi yang lebih banyak untuk kegiatan penyuluhan dan pelatihan melalui kerjasama dengan lembaga pemerintahan agar pengetahuan dan ketrampilan peternak dalam mengembangkan usahaternak dapat lebih luas, selain itu KUD diharapkan memberikan perhatian dan pelayanan yang lebih pada peternak khususnya yang berlokasi jauh melalui kebijakan kenaikkan harga susu dan subsidi pakan ternak. KUD juga perlu memberikan pemahaman kepada peternak bahwa untuk memajukan

11 usahanya mereka dapat melakukan simpanan sebagai salah satu sumber modal dalam kegiatan simpan pinjam, karena maju mundurnya KUD juga dipengaruhi oleh keaktifan peternak. DAFTAR PUSTAKA Mardikanto, T Bunga Rampai Pembangunan Pertanian. UNS Press: Surakarta. Siegel, S Statistik Non Parametrik untuk Ilmu-Ilmu Sosial. Jakarta: Gramedia. Walgito, B Psikologi Sosial (Suatu Pengantar). Yogyakarta: Andi Offset.

PARTISIPASI ANGGOTA KELOMPOK WANITA TANI DALAM PROGRAM PERCEPATAN PENGANEKARAGAMAN KONSUMSI PANGAN (P2KP) DI KECAMATAN NGUTER KABUPATEN SUKOHARJO

PARTISIPASI ANGGOTA KELOMPOK WANITA TANI DALAM PROGRAM PERCEPATAN PENGANEKARAGAMAN KONSUMSI PANGAN (P2KP) DI KECAMATAN NGUTER KABUPATEN SUKOHARJO PARTISIPASI ANGGOTA KELOMPOK WANITA TANI DALAM PROGRAM PERCEPATAN PENGANEKARAGAMAN KONSUMSI PANGAN (PKP) DI KECAMATAN NGUTER KABUPATEN SUKOHARJO Riska Yulianti, Agung Wibowo, Arip Wijianto Program Studi

Lebih terperinci

Sikap Petani Padi Organik Terhadap Program OVOP (One Village One Product) Berbasis Koperasi Produk Beras Organik Di Kabupaten Karanganyar

Sikap Petani Padi Organik Terhadap Program OVOP (One Village One Product) Berbasis Koperasi Produk Beras Organik Di Kabupaten Karanganyar Sikap Petani Padi Organik Terhadap Program OVOP (One Village One Product) Berbasis Koperasi Produk Beras Organik Di Kabupaten Karanganyar Sendy Christina Kusumawardhani, Bekti Wahyu Utami, Widiyanto Program

Lebih terperinci

Hubungan Karateristik Sosial Ekonomi Padi Sawah dengan...(welson Marthen Wangke)

Hubungan Karateristik Sosial Ekonomi Padi Sawah dengan...(welson Marthen Wangke) Hubungan Karateristik Sosial Ekonomi Padi Sawah dengan...(welson Marthen Wangke) HUBUNGAN KARAKTERISTIK SOSIAL EKONOMI PETANI PADI SAWAH DENGAN KEI- KUTSERTAAN DALAM PENYULUHAN PERTANIAN DI DESA KAMANGA

Lebih terperinci

Luas areal tanaman Luas areal serangan OPT (ha)

Luas areal tanaman Luas areal serangan OPT (ha) 1 HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK SOSIAL EKONOMI PETANI DENGAN TINGKAT ADOPSI TEKNOLOGI PHT PASCA SLPHT PADI DI DESA METUK, KECAMATAN MOJOSONGO, KABUPATEN BOYOLALI Paramesti Maris, Sapja Anantanyu, Suprapto

Lebih terperinci

Oleh : Choirotunnisa*, Ir. Sutarto**, Ir. Supanggyo, MP** ABSTRACT. This research aims to study the farmers social-economic

Oleh : Choirotunnisa*, Ir. Sutarto**, Ir. Supanggyo, MP** ABSTRACT. This research aims to study the farmers social-economic HUBUNGAN KARAKTERISTIK SOSIAL EKONOMI PETANI DENGAN TINGKAT PENERAPAN MODEL PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU PADI SAWAH DI DESA JOHO KECAMATAN MOJOLABAN KABUPATEN SUKOHARJO Oleh : Choirotunnisa*, Ir. Sutarto**,

Lebih terperinci

Peran Koperasi Unit Desa (KUD) Andini Luhur Getasan dalam Pengembangan Usaha Ternak Sapi Perah di Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang

Peran Koperasi Unit Desa (KUD) Andini Luhur Getasan dalam Pengembangan Usaha Ternak Sapi Perah di Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang AGRISTA : Vol. 4 No. 3 September 216 : Hal. 157-169 ISSN 232-1713 Peran Koperasi Unit Desa (KUD) Andini Luhur Getasan dalam Pengembangan Usaha Ternak Sapi Perah di Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang

Lebih terperinci

KAJIAN PARTISIPASI PEREMPUAN TERHADAP KEGIATAN SIMPAN PINJAM PEREMPUAN (SPP) PNPM MANDIRI DI KOTA BENGKULU

KAJIAN PARTISIPASI PEREMPUAN TERHADAP KEGIATAN SIMPAN PINJAM PEREMPUAN (SPP) PNPM MANDIRI DI KOTA BENGKULU KAJIAN PARTISIPASI PEREMPUAN TERHADAP KEGIATAN SIMPAN PINJAM PEREMPUAN (SPP) PNPM MANDIRI DI KOTA BENGKULU Gita Mulyasari Staf Pengajar Universitas Bengkulu email: gita_mulyasari@yahoo.co.id ABSTRACT This

Lebih terperinci

Hubungan Antara Faktor Internal dengan Faktor Eksternal... Fitriana Suciani

Hubungan Antara Faktor Internal dengan Faktor Eksternal... Fitriana Suciani HUBUNGAN ANTARA FAKTOR INTERNAL DAN FAKTOR EKSTERNAL DENGAN TINGKAT ADOPSI TEKNOLOGI BIOGAS PADA PETERNAK SAPI PERAH (Kasus di Kelompok Peternak Wargi Saluyu Desa Haurngombong Kecamatan Pamulihan Kabupaten

Lebih terperinci

PARTISIPASI PETANI DALAM PROGRAM SERIBU HEKTAR SISTEM TANAM PADI JAJAR LEGOWO DI KECAMATAN KARANGPANDAN KABUPATEN KARANGANYAR

PARTISIPASI PETANI DALAM PROGRAM SERIBU HEKTAR SISTEM TANAM PADI JAJAR LEGOWO DI KECAMATAN KARANGPANDAN KABUPATEN KARANGANYAR PARTISIPASI PETANI DALAM PROGRAM SERIBU HEKTAR SISTEM TANAM PADI JAJAR LEGOWO DI KECAMATAN KARANGPANDAN KABUPATEN KARANGANYAR THE FARMERS PARTICIPATION IN ONETHOUSANDS HEKTAR PROGRAM OF JAJAR LEGOWO RICE

Lebih terperinci

PENGARUH FAKTOR INTERNAL PETANI DALAM MENGADOPSI TEKNOLOGI

PENGARUH FAKTOR INTERNAL PETANI DALAM MENGADOPSI TEKNOLOGI PENGARUH FAKTOR INTERNAL PETANI DALAM MENGADOPSI TEKNOLOGI Pandu Sumarna 1, Neneng Sri Mulyati 2 1 Fakultas Pertanian Universitas Wiralodra, Jl. Ir. H. Juanda Km 3 Indrmayu, sumarnapandu@gmail.com 2 Fakultas

Lebih terperinci

KORELASI SIKAP PETANI PLASMA KELAPA SAWIT TERHADAP PELAYANAN KOPERASI UNIT DESA DI KABUPATEN LAMANDAU. Trisna Anggreini 1)

KORELASI SIKAP PETANI PLASMA KELAPA SAWIT TERHADAP PELAYANAN KOPERASI UNIT DESA DI KABUPATEN LAMANDAU. Trisna Anggreini 1) KORELASI SIKAP PETANI PLASMA KELAPA SAWIT TERHADAP PELAYANAN KOPERASI UNIT DESA DI KABUPATEN LAMANDAU Trisna Anggreini 1) Abstract. The purpose of this research are acessing the correlation of attitudes

Lebih terperinci

KAJIAN SOSIAL EKONOMI BUDAYA DAN PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM KONSERVASI SUMBER DAYA ALAM PADA TAMAN NASIONAL MERU BETIRI KABUPATEN BANYUWANGI SKRIPSI

KAJIAN SOSIAL EKONOMI BUDAYA DAN PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM KONSERVASI SUMBER DAYA ALAM PADA TAMAN NASIONAL MERU BETIRI KABUPATEN BANYUWANGI SKRIPSI KAJIAN SOSIAL EKONOMI BUDAYA DAN PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM KONSERVASI SUMBER DAYA ALAM PADA TAMAN NASIONAL MERU BETIRI KABUPATEN BANYUWANGI SKRIPSI Oleh: AYU PUSPITANINGSIH NIM. 071510201086 JURUSAN

Lebih terperinci

Animal Agricultural Journal, Vol. 2. No. 2, 2013, p 1-7 Online at :

Animal Agricultural Journal, Vol. 2. No. 2, 2013, p 1-7 Online at : Animal Agricultural Journal, Vol. 2. No. 2, 2013, p 1-7 Online at : http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/aaj HUBUNGAN MOTIVASI DENGAN PERILAKU DALAM PEMANFAATAN TEKNOLOGI INSEMINASI BUATAN PADA PETERNAK

Lebih terperinci

AGRISTA : Vol. 4 No. 3 September 2016 : Hal ISSN

AGRISTA : Vol. 4 No. 3 September 2016 : Hal ISSN AGRISTA : Vol. 4 No. 3 September 216 : Hal. 24-34 ISSN 232-1713 SIKAP PENGRAJIN GULA KELAPA TERHADAP SUB TERMINAL AGRIBISNIS (STA) (KASUS DI DESA KRENDETAN KECAMATAN BAGELENKABUPATEN PURWOREJO) Nurul Meinawati,

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PARTISIPASI ANGGOTA KELOMPOK DENGAN KENAIKAN TINGKAT PENDAPATAN PETANI KOPI

HUBUNGAN ANTARA PARTISIPASI ANGGOTA KELOMPOK DENGAN KENAIKAN TINGKAT PENDAPATAN PETANI KOPI HUBUNGAN ANTARA PARTISIPASI ANGGOTA KELOMPOK DENGAN KENAIKAN TINGKAT PENDAPATAN PETANI KOPI Siti Aminah 1) Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Siti_sarahaminah@yahoo.co.id Tedi Hartoyo 2) Fakultas

Lebih terperinci

PARTISIPASI PETANI DALAM PENGELOLAAN HUTAN RAKYAT (Kasus di Kecamatan Kertanegara Kabupaten Purbalingga Provinsi Jawa Tengah) AMIN FAUZI

PARTISIPASI PETANI DALAM PENGELOLAAN HUTAN RAKYAT (Kasus di Kecamatan Kertanegara Kabupaten Purbalingga Provinsi Jawa Tengah) AMIN FAUZI PARTISIPASI PETANI DALAM PENGELOLAAN HUTAN RAKYAT (Kasus di Kecamatan Kertanegara Kabupaten Purbalingga Provinsi Jawa Tengah) AMIN FAUZI SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 PERNYATAAN

Lebih terperinci

PERSEPSI PETANI TERHADAP PROGRAM GERAKAN PENINGKATAN PRODUKSI PANGAN BERBASIS KORPORASI (GP3K) DI DESA JATI KECAMATAN JATEN KABUPATEN KARANGANYAR

PERSEPSI PETANI TERHADAP PROGRAM GERAKAN PENINGKATAN PRODUKSI PANGAN BERBASIS KORPORASI (GP3K) DI DESA JATI KECAMATAN JATEN KABUPATEN KARANGANYAR PERSEPSI PETANI TERHADAP PROGRAM GERAKAN PENINGKATAN PRODUKSI PANGAN BERBASIS KORPORASI (GP3K) DI DESA JATI KECAMATAN JATEN KABUPATEN KARANGANYAR Eko Budi Hariyani, Totok Mardikanto, Hanifah Ihsaniyati

Lebih terperinci

Respon Peternak Sapi Perah... Dwi Sulistia Anggarani RESPON PETERNAK SAPI PERAH TERHADAP PENYULUHAN MENGENAI PENCEGAHAN PENYAKIT MASTITIS

Respon Peternak Sapi Perah... Dwi Sulistia Anggarani RESPON PETERNAK SAPI PERAH TERHADAP PENYULUHAN MENGENAI PENCEGAHAN PENYAKIT MASTITIS RESPON PETERNAK SAPI PERAH TERHADAP PENYULUHAN MENGENAI PENCEGAHAN PENYAKIT MASTITIS Dwi Sulistia Anggarani*, Marina Sulistyati, dan Hermawan Universitas Padjadjaran *Alumni Fakultas Peternakan Unpad Tahun

Lebih terperinci

Hubungan Antara Peran Penyuluh...Satriyawan Hendra W

Hubungan Antara Peran Penyuluh...Satriyawan Hendra W HUBUNGAN ANTARA PERAN PENYULUH DENGAN TINGKAT PENERAPAN PENYAJIAN RUMPUT PADA PETERNAKAN SAPI PERAH ( Kasus Pada Kelompok Peternak Sapi Perah Pamegatan, Desa Mekarjaya, Kecamatan Cikajang, Kabupaten Garut

Lebih terperinci

PERSEPSI PETANI TERHADAP PROGRAM GERAKAN PENINGKATAN PRODUKSI PANGAN BERBASIS KORPORASI (GP3K) DI DESA JATI KECAMATAN JATEN KABUPATEN KARANGANYAR

PERSEPSI PETANI TERHADAP PROGRAM GERAKAN PENINGKATAN PRODUKSI PANGAN BERBASIS KORPORASI (GP3K) DI DESA JATI KECAMATAN JATEN KABUPATEN KARANGANYAR PERSEPSI PETANI TERHADAP PROGRAM GERAKAN PENINGKATAN PRODUKSI PANGAN BERBASIS KORPORASI (GP3K) DI DESA JATI KECAMATAN JATEN KABUPATEN KARANGANYAR SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERAN UNIT PELAKSANA TEKNIS DINAS (UPTD) PENYULUHAN DAN POS KESEHATAN HEWAN WILAYAH CISARUA KABUPATEN BOGOR

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERAN UNIT PELAKSANA TEKNIS DINAS (UPTD) PENYULUHAN DAN POS KESEHATAN HEWAN WILAYAH CISARUA KABUPATEN BOGOR FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERAN UNIT PELAKSANA TEKNIS DINAS (UPTD) PENYULUHAN DAN POS KESEHATAN HEWAN WILAYAH CISARUA KABUPATEN BOGOR SKRIPSI ERLI YUNEKANTARI PROGRAM STUDI SOSIAL EKONOMI PETERNAKAN

Lebih terperinci

Bambang Sumantri 1 Indra Cahyadinata 1 Anastasia Surbakti 2. Staf Pengajar Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian Fak. Pertanian UNIB

Bambang Sumantri 1 Indra Cahyadinata 1 Anastasia Surbakti 2. Staf Pengajar Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian Fak. Pertanian UNIB ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TINGKAT PARTISIPASI ANGGOTA UPKD PASCA PROYEK BRDP (Studi Kasus UPKD Sidodadi di Desa Sidodadi Kec. Pondok Kelapa Kab. Bengkulu Utara) Bambang Sumantri 1

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. A. Definisi Operasional, Pengukuran dan Klasifikasi. Definisi operasional pada penelitian ini mencakup semua aspek penelitian yang

METODE PENELITIAN. A. Definisi Operasional, Pengukuran dan Klasifikasi. Definisi operasional pada penelitian ini mencakup semua aspek penelitian yang 29 III. METODE PENELITIAN A. Definisi Operasional, Pengukuran dan Klasifikasi Definisi operasional pada penelitian ini mencakup semua aspek penelitian yang digunakan untuk mendapatkan data yang akan di

Lebih terperinci

Peranan Fasilitator Kecamatan dalam Mendinamiskan Kelompok Masyarakat pada Program GSMK Kabupaten Tulang Bawang

Peranan Fasilitator Kecamatan dalam Mendinamiskan Kelompok Masyarakat pada Program GSMK Kabupaten Tulang Bawang Prosiding Seminar Nasional Swasembada Pangan Politeknik Negeri Lampung 29 April 2015 ISBN 978-602-70530-2-1 halaman 302-308 Peranan Fasilitator Kecamatan dalam Mendinamiskan Kelompok Masyarakat pada Program

Lebih terperinci

Tingkat Adopsi Inovasi Peternak dalam Beternak Ayam Broiler di Kecamatan Bajubang Kabupaten Batang Hari

Tingkat Adopsi Inovasi Peternak dalam Beternak Ayam Broiler di Kecamatan Bajubang Kabupaten Batang Hari Tingkat Adopsi Inovasi Peternak dalam Beternak Ayam Broiler di Kecamatan Bajubang Kabupaten Widya Lestari 1, Syafril Hadi 2 dan Nahri Idris 2 Intisari Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui

Lebih terperinci

AGRISTA : Vol. 4 No. 3 September 2016 : Hal ISSN

AGRISTA : Vol. 4 No. 3 September 2016 : Hal ISSN AGRISTA : Vol. 4 No. September 26 : Hal. 47-58 ISSN 22-7 SIKAP PETANI TERHADAP PROGRAM GERAKAN PENERAPAN PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU (GP-PTT) PADI DI KECAMATAN KEBAKKRAMAT KABUPATEN KARANGANYAR Rudi Kurniawan,

Lebih terperinci

Hubungan Faktor Sosial Ekonomi Dengan Tingkat Permintaan Daging Sapi Di Pasar Boja Kecamatan Boja Kabupaten Kendal

Hubungan Faktor Sosial Ekonomi Dengan Tingkat Permintaan Daging Sapi Di Pasar Boja Kecamatan Boja Kabupaten Kendal On Line at : http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/aaj Hubungan Faktor Sosial Ekonomi Dengan Tingkat Permintaan Daging Sapi Di Pasar Boja Kecamatan Boja Kabupaten Kendal (The Relationship of Social

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS DAN TINGKAT PARTISIPASI MASYARAKAT TERHADAP PROGRAM PENGENTASAN KEMISKINAN PERKOTAAN (P2KP) DI KOTA BANDAR LAMPUNG

EFEKTIVITAS DAN TINGKAT PARTISIPASI MASYARAKAT TERHADAP PROGRAM PENGENTASAN KEMISKINAN PERKOTAAN (P2KP) DI KOTA BANDAR LAMPUNG EFEKTIVITAS DAN TINGKAT PARTISIPASI MASYARAKAT TERHADAP PROGRAM PENGENTASAN KEMISKINAN PERKOTAAN (PKP) DI KOTA BANDAR LAMPUNG (EFFECTIVENESS AND PARTICIPATION SOCIETY AGAINST THE URBAN POVERTY ERADICATION

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 47 III. METODE PEELITIA A. Metode Dasar Penelitian Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode explanatory (penjelasan), sedangkan teknik pelaksanaan penelitian ini menggunakan teknik

Lebih terperinci

Hubungan Perilaku Komunikasi Interpersonal...Muhammad Fauzi

Hubungan Perilaku Komunikasi Interpersonal...Muhammad Fauzi HUBUNGAN PERILAKU KOMUNIKASI INTERPERSONAL DENGAN TINGKAT PEMENUHAN KEBUTUHAN INFORMASI PETERNAK DALAM BETERNAK SAPI PERAH (Kasus Pada Kelompok Peternak Sapi Perah TPK Desa Cibodas Kecamatan Lembang Kabupaten

Lebih terperinci

Elsa Christyn Gultom¹, Ridar Hendri², Kusai ² ABSTRACT

Elsa Christyn Gultom¹, Ridar Hendri², Kusai ² ABSTRACT THE PERCEPTION OF FISH FARMER TOWARD UTILIZATION OF EX QUARRY SAND LAND FOR AQUACULTURE BUSSINESS AT UJUNGBATU VILLAGE UJUNGBATU DISTRICT ROKAN HULU REGENCY RIAU PROVINCE By Elsa Christyn Gultom¹, Ridar

Lebih terperinci

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2016

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2016 TINGKAT ADOPSI PETANI TERHADAP PROGRAM KRPL (KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI) DAN HUBUNGANNYA DENGAN KARAKTERISTIK SOSIAL EKONOMI PETANI (Studi Kasus : Kelurahan Jati Utomo, Kecamatan Binjai Utara, Kota Binjai)

Lebih terperinci

1 III METODE PENELITIAN. (Koperasi Peternakan Sapi Bandung Utara) Jabar yang telah mengikuti program

1 III METODE PENELITIAN. (Koperasi Peternakan Sapi Bandung Utara) Jabar yang telah mengikuti program 18 1 III METODE PENELITIAN 1.1 Obyek Penelitian Obyek dari penelitian ini adalah peternak sapi perah anggota KPSBU (Koperasi Peternakan Sapi Bandung Utara) Jabar yang telah mengikuti program pembinaan

Lebih terperinci

HUBUNGAN FAKTOR SOSIAL EKONOMI DENGAN TINGKAT PARTISIPASI PETANI DALAM PROGRAM SEKOLAH LAPANGAN PENGENDALIAN HAMA TERPADU (SLPHT) PADI

HUBUNGAN FAKTOR SOSIAL EKONOMI DENGAN TINGKAT PARTISIPASI PETANI DALAM PROGRAM SEKOLAH LAPANGAN PENGENDALIAN HAMA TERPADU (SLPHT) PADI AGRISE Volume IX No. 1 Bulan Januari 009 ISSN: 141-145 HUBUNGAN FAKTOR SOSIAL EKONOMI DENGAN TINGKAT PARTISIPASI PETANI DALAM PROGRAM SEKOLAH LAPANGAN PENGENDALIAN HAMA TERPADU (SLPHT) PADI THE CORRELATION

Lebih terperinci

Hubungan antara Dinamika Kelompok dengan Keberdayaan Peternak Ade Triwahyuni

Hubungan antara Dinamika Kelompok dengan Keberdayaan Peternak Ade Triwahyuni HUBUNGAN ANTARA DINAMIKA KELOMPOK DENGAN KEBERDAYAAN PETERNAK KAMBING PERAH PERANAKAN ETTAWA RELATIONSHIP BETWEEN GROUP DYNAMICS WITH EMPOWERMENT DAIRY GOAT FARMERS ( Suatu Kasus pada Kelompok Mandiri

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI DENGAN KINERJA KARYAWAN THE RELATION BETWEEN MOTIVATION AND EMPLOYEE PERFORMANCE

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI DENGAN KINERJA KARYAWAN THE RELATION BETWEEN MOTIVATION AND EMPLOYEE PERFORMANCE HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI DENGAN KINERJA KARYAWAN (Kasus pada Koperasi Serba Usaha Tandangsari Kecamatan Tanjungsari Kabupaten Sumedang Provinsi Jawa Barat) THE RELATION BETWEEN MOTIVATION AND EMPLOYEE

Lebih terperinci

PEMASARAN SUSU DI KECAMATAN MOJOSONGO DAN KECAMATAN CEPOGO, KABUPATEN BOYOLALI. P. U. L. Premisti, A. Setiadi, dan W. Sumekar

PEMASARAN SUSU DI KECAMATAN MOJOSONGO DAN KECAMATAN CEPOGO, KABUPATEN BOYOLALI. P. U. L. Premisti, A. Setiadi, dan W. Sumekar PEMASARAN SUSU DI KECAMATAN MOJOSONGO DAN KECAMATAN CEPOGO, KABUPATEN BOYOLALI P. U. L. Premisti, A. Setiadi, dan W. Sumekar Fakultas Peternakan dan Pertanian Universitas Diponegoro E-mail: putriutamilintang@gmail.com

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh : Puji Nurcahyanti H

SKRIPSI. Oleh : Puji Nurcahyanti H HUBUNGAN DINAMIKA KELOMPOK DENGAN PARTISIPASI ANGGOTA KELOMPOK WANITA TANI DALAM PROGRAM KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI (KRPL) DI KECAMATAN TASIKMADU KABUPATEN KARANGANYAR SKRIPSI Oleh : Puji Nurcahyanti

Lebih terperinci

SIKAP PENGRAJIN GULA KELAPA TERHADAP SUB TERMINAL AGRIBISNIS (STA) (KASUS DI DESA KRENDETAN KECAMATAN BAGELEN KABUPATEN PURWOREJO) SKRIPSI

SIKAP PENGRAJIN GULA KELAPA TERHADAP SUB TERMINAL AGRIBISNIS (STA) (KASUS DI DESA KRENDETAN KECAMATAN BAGELEN KABUPATEN PURWOREJO) SKRIPSI SIKAP PENGRAJIN GULA KELAPA TERHADAP SUB TERMINAL AGRIBISNIS (STA) (KASUS DI DESA KRENDETAN KECAMATAN BAGELEN KABUPATEN PURWOREJO) SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna memperoleh derajat gelar

Lebih terperinci

AGRISTA : Vol. 4 No. 3 September 2016 : Hal ISSN SIKAP PETANI TERHADAP KEBIJAKAN SUBSIDI PUPUK DI KECAMATAN CAWAS KABUPATEN KLATEN

AGRISTA : Vol. 4 No. 3 September 2016 : Hal ISSN SIKAP PETANI TERHADAP KEBIJAKAN SUBSIDI PUPUK DI KECAMATAN CAWAS KABUPATEN KLATEN AGRISTA : Vol. 4 No. 3 September 2016 : Hal. 192-204 ISSN 2302-1713 SIKAP PETANI TERHADAP KEBIJAKAN SUBSIDI PUPUK DI KECAMATAN CAWAS KABUPATEN KLATEN Vilda Damayanti, Eny Lestari, Emi Widiyanti Program

Lebih terperinci

PERILAKU KONSUMSI SUSU PADA KONSUMEN KELUARGA DI WILAYAH BABAKAN KECAMATAN DRAMAGA BOGOR SKRIPSI ABDIK DESTRIANA

PERILAKU KONSUMSI SUSU PADA KONSUMEN KELUARGA DI WILAYAH BABAKAN KECAMATAN DRAMAGA BOGOR SKRIPSI ABDIK DESTRIANA PERILAKU KONSUMSI SUSU PADA KONSUMEN KELUARGA DI WILAYAH BABAKAN KECAMATAN DRAMAGA BOGOR SKRIPSI ABDIK DESTRIANA PROGRAM STUDI SOSIAL EKONOMI INDUSTRI PETERNAKAN FAKULTAS PETERNAKAN INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN A.

III. METODE PENELITIAN A. 34 III. METODE PENELITIAN A. Metode Dasar Penelitian Menurut Sugiyono (2012) Metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Jenis penelitian

Lebih terperinci

PERSEPSI PETANI TERHADAP PROGRAM KARTU TANI DI KECAMATAN KALIJAMBE KABUPATEN SRAGEN SKRIPSI. Oleh : Koko Widyat Moko H

PERSEPSI PETANI TERHADAP PROGRAM KARTU TANI DI KECAMATAN KALIJAMBE KABUPATEN SRAGEN SKRIPSI. Oleh : Koko Widyat Moko H PERSEPSI PETANI TERHADAP PROGRAM KARTU TANI DI KECAMATAN KALIJAMBE KABUPATEN SRAGEN SKRIPSI Oleh : Koko Widyat Moko H0413022 FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2017 PERSEPSI PETANI

Lebih terperinci

PERSEPSI DAN PARTISIPASI PETERNAK TENTANG PROGRAM PERGULIRAN TERNAK DOMBA

PERSEPSI DAN PARTISIPASI PETERNAK TENTANG PROGRAM PERGULIRAN TERNAK DOMBA PERSEPSI DAN PARTISIPASI PETERNAK TENTANG PROGRAM PERGULIRAN TERNAK DOMBA (Kasus Kelompok Tani Mandiri, Desa Laladon, Kecamatan Ciomas, Kabupaten Bogor) SKRIPSI RENDY JUARSYAH PROGRAM STUDI SOSIAL EKONOMI

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Metode deskriptif dilakukan untuk melihat hubungan status sosial ekonomi petani

III. METODE PENELITIAN. Metode deskriptif dilakukan untuk melihat hubungan status sosial ekonomi petani III. METODE PENELITIAN Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Metode deskriptif dilakukan untuk melihat hubungan status sosial ekonomi petani karet dengan perilaku menabung

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MOTIVASI PETERNAK DALAM MENGEMBANGKAN USAHATERNAK DOMBA (Kasus : Desa Cigudeg Kecamatan Cigudeg Kabupaten Bogor)

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MOTIVASI PETERNAK DALAM MENGEMBANGKAN USAHATERNAK DOMBA (Kasus : Desa Cigudeg Kecamatan Cigudeg Kabupaten Bogor) FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MOTIVASI PETERNAK DALAM MENGEMBANGKAN USAHATERNAK DOMBA (Kasus : Desa Cigudeg Kecamatan Cigudeg Kabupaten Bogor) SKRIPSI MUKHAMAD FATHONI PROGRAM STUDI SOSIAL EKONOMI PETERNAKAN

Lebih terperinci

1 SIKAP NELYAN TERHADAP TENAGA PENYULUH PERIKANAN LAPANGAN (Kasus Pada Nelayan Di Desa Sejangat Kecamatan Bukit Batu Kabupaten Bengkalis Provinsi Riau

1 SIKAP NELYAN TERHADAP TENAGA PENYULUH PERIKANAN LAPANGAN (Kasus Pada Nelayan Di Desa Sejangat Kecamatan Bukit Batu Kabupaten Bengkalis Provinsi Riau 1 SIKAP NELYAN TERHADAP TENAGA PENYULUH PERIKANAN LAPANGAN (Kasus Pada Nelayan Di Desa Sejangat Kecamatan Bukit Batu Kabupaten Bengkalis Provinsi Riau THE ATTITUDE OF THE FISHERMEN TO FISHERIES EXTENSION

Lebih terperinci

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Derajat Sarjana Pertanian Pada Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Derajat Sarjana Pertanian Pada Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK SOSIAL EKONOMI DENGAN TINGKAT MOTIVASI PETANI DALAM ALIH FUNGSI LAHAN SAWAH MENJADI KOLAM IKAN DI KECAMATAN POLANHARJO KABUPATEN KLATEN SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

Lebih terperinci

HUBUNGAN PARTISIPASI PETERNAK ANGGOTA KELOMPOK TANI TERNAK TERHADAP PERILAKU ZOOTEKNIK PETERNAK KAMBING DI KECAMATAN PRINGAPUS KABUPATEN SEMARANG

HUBUNGAN PARTISIPASI PETERNAK ANGGOTA KELOMPOK TANI TERNAK TERHADAP PERILAKU ZOOTEKNIK PETERNAK KAMBING DI KECAMATAN PRINGAPUS KABUPATEN SEMARANG HUBUNGAN PARTISIPASI PETERNAK ANGGOTA KELOMPOK TANI TERNAK TERHADAP PERILAKU ZOOTEKNIK PETERNAK KAMBING DI KECAMATAN PRINGAPUS KABUPATEN SEMARANG (THE RELATION OF GOAT FARMER PARTICIPATION TO ZOOTECNIC

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. profil Desa Sukanegara, Kecamatan Carita, Kabupaten Pandeglang tahun 2016.

HASIL DAN PEMBAHASAN. profil Desa Sukanegara, Kecamatan Carita, Kabupaten Pandeglang tahun 2016. 26 IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Keadaan Umum Daerah Penelitian Keadaan umum daerah penelitian meliputi, keadaan administratif daerah, tata guna lahan, dan mata pencaharian penduduk. Keadaan umum didapat

Lebih terperinci

PENGARUH FAKTOR SOSIAL EKONOMI DAN DEMOGRAFI TERHADAP KEIKUTSERTAAN PASANGAN USIA SUBUR (PUS) DI KECAMATAN GENENG KABUPATEN NGAWI

PENGARUH FAKTOR SOSIAL EKONOMI DAN DEMOGRAFI TERHADAP KEIKUTSERTAAN PASANGAN USIA SUBUR (PUS) DI KECAMATAN GENENG KABUPATEN NGAWI PENGARUH FAKTOR SOSIAL EKONOMI DAN DEMOGRAFI TERHADAP KEIKUTSERTAAN PASANGAN USIA SUBUR (PUS) DI KECAMATAN GENENG KABUPATEN NGAWI 1. Alwin Tentrem Naluri 2. Ketut Prasetyo S1 Pendidikan Geografi, Fakultas

Lebih terperinci

HUBUNGAN KARAKTERISTIK SOSIAL EKONOMI IBU RUMAH TANGGA DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA DALAM PEMBIBITAN MANGROVE

HUBUNGAN KARAKTERISTIK SOSIAL EKONOMI IBU RUMAH TANGGA DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA DALAM PEMBIBITAN MANGROVE HUBUNGAN KARAKTERISTIK SOSIAL EKONOMI IBU RUMAH TANGGA DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA DALAM PEMBIBITAN MANGROVE Desa Pantai Gading, Kecamatan Secanggang, Kabupaten Langkat Roganda Malau ¹), Hasman Hasyim ²),

Lebih terperinci

HUBUNGAN KARAKTERISTIK INDIVIDU DENGAN SIKAP KARYAWAN DALAM USAHA PETERNAKAN SAPI PERAH

HUBUNGAN KARAKTERISTIK INDIVIDU DENGAN SIKAP KARYAWAN DALAM USAHA PETERNAKAN SAPI PERAH HUBUNGAN KARAKTERISTIK INDIVIDU DENGAN SIKAP KARYAWAN DALAM USAHA PETERNAKAN SAPI PERAH (Kasus Perusahaan Peternakan Rian Puspita Jaya Jakarta Selatan) SKRIPSI EVA SUSANTI PROGRAM STUDI SOSIAL EKONOMI

Lebih terperinci

ANALISIS KEEFEKTIFAN KELOMPOK TANI DALAM PEMBERDAYAAN PETANI HORTIKULTURA DI KABUPATEN SEMARANG

ANALISIS KEEFEKTIFAN KELOMPOK TANI DALAM PEMBERDAYAAN PETANI HORTIKULTURA DI KABUPATEN SEMARANG ANALISIS KEEFEKTIFAN KELOMPOK TANI DALAM PEMBERDAYAAN PETANI HORTIKULTURA DI KABUPATEN SEMARANG Okta Andriana Suyadi, Sapja Anantanyu, Nuning Setyowati Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas

Lebih terperinci

Syahirul Alim, Lilis Nurlina Fakultas Peternakan

Syahirul Alim, Lilis Nurlina Fakultas Peternakan Hubungan Antara Karakteristik dengan Persepsi Peternak Sapi Potong terhadap Inseminasi Buatan (The Relationship between Beef Cattle Farmer s Caracteristic and Its Perception toward Artificial Insemination)

Lebih terperinci

SURYA AGRITAMA Volume I Nomor 2 September 2012

SURYA AGRITAMA Volume I Nomor 2 September 2012 PERSEPSI PETANI TERHADAP BUDIDAYA PADI SYSTEM OF RICE INTENSIFICATION (SRI) DI DESA RINGGIT KECAMATAN NGOMBOL KABUPATEN PURWOREJO Priyo Utomo, Dyah Panuntun Utami dan Istiko Agus Wicaksono Program Studi

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK PETANI PETERNAK SAPI DENGAN KINERJA PENYULUHAN (KASUS: DESA ARA CONDONG, KECAMATAN STABAT KABUPATEN LANGKAT)

HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK PETANI PETERNAK SAPI DENGAN KINERJA PENYULUHAN (KASUS: DESA ARA CONDONG, KECAMATAN STABAT KABUPATEN LANGKAT) HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK PETANI PETERNAK SAPI DENGAN KINERJA PENYULUHAN (KASUS: DESA ARA CONDONG, KECAMATAN STABAT KABUPATEN LANGKAT) Dewi Purnamasari Damanik*), Meneth Ginting**), Yusak Maryunianta**)

Lebih terperinci

LANDASAN TEORI METODE PENELITIAN

LANDASAN TEORI METODE PENELITIAN FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TINGKAT KEBERDAYAAN ANGGOTA GAPOKTAN DALAM PROGRAM PENGUATAN LEMBAGA DISTRIBUSI PANGAN MASYARAKAT (P-LDPM) DI DESA NAMBANGAN KECAMATAN SELOGIRI KABUPATEN WONOGIRI

Lebih terperinci

JIIA, VOLUME 5 No. 1 FEBRUARI 2017

JIIA, VOLUME 5 No. 1 FEBRUARI 2017 KINERJA DAN PENDAPATAN RUMAH TANGGA ANGGOTA KELOMPOK TANI NANAS DI DESA ASTOMULYO KECAMATAN PUNGGUR KABUPATEN LAMPUNG TENGAH (Performance and Household Income of Pineapple Farmer Group Members in Astomulyo

Lebih terperinci

PERSEPSI PETANI KOPI ARABIKA TERHADAP PROGRAM SERTIFIKASI ORGANIK DI KECAMATAN ATU LINTANG KABUPATEN ACEH TENGAH. Lintang of Central Aceh Regency)

PERSEPSI PETANI KOPI ARABIKA TERHADAP PROGRAM SERTIFIKASI ORGANIK DI KECAMATAN ATU LINTANG KABUPATEN ACEH TENGAH. Lintang of Central Aceh Regency) PERSEPSI PETANI KOPI ARABIKA TERHADAP PROGRAM SERTIFIKASI ORGANIK DI KECAMATAN ATU LINTANG KABUPATEN ACEH TENGAH (Arabica coffee farmer perceptions toward organic certification program in district Atu

Lebih terperinci

ANALISIS SIKAP PETANI TEMBAKAU TERHADAP PROGRAM KEMITRAAN PT. MERABU DI KABUPATEN MAGELANG

ANALISIS SIKAP PETANI TEMBAKAU TERHADAP PROGRAM KEMITRAAN PT. MERABU DI KABUPATEN MAGELANG ANALISIS SIKAP PETANI TEMBAKAU TERHADAP PROGRAM KEMITRAAN PT. MERABU DI KABUPATEN MAGELANG Nur Anisatussyarifah, Sapja Anantanyu, Nuning Setyowati Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas

Lebih terperinci

TINGKAT KEPUASAN ANGGOTA TERHADAP PELAYANAN KUD WERDHI MENDALA DESA SINGAPADU GIANYAR. * HP : ABSTRACT

TINGKAT KEPUASAN ANGGOTA TERHADAP PELAYANAN KUD WERDHI MENDALA DESA SINGAPADU GIANYAR. *  HP : ABSTRACT TINGKAT KEPUASAN ANGGOTA TERHADAP PELAYANAN KUD WERDHI MENDALA DESA SINGAPADU GIANYAR Mukholifah 1 *, I Made Tamba 2 dan Dian Tariningsih 2 1 Mahasiswa Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas

Lebih terperinci

Analisis Hubungan Fungsi Pemasaran.Rika Destriany

Analisis Hubungan Fungsi Pemasaran.Rika Destriany ANALISIS HUBUNGAN FUNGSI PEMASARAN DENGAN VOLUME PENJUALAN PEDAGANG PENGECER SUSU SEGAR DI KOPERASI PETERNAK SAPI BANDUNG UTARA (KPSBU) LEMBANG Rika Destriany*, Maman Paturochman, Achmad Firman Universitas

Lebih terperinci

TINGKAT KONSUMSI DAN POLA KONSUMSI BERAS MASYARAKAT KOTA MEDAN

TINGKAT KONSUMSI DAN POLA KONSUMSI BERAS MASYARAKAT KOTA MEDAN TINGKAT KONSUMSI DAN POLA KONSUMSI BERAS MASYARAKAT KOTA MEDAN Nora Elfrida Silalahi *), Dr.Ir.Salmiah,M.S **), Ir.M.Jufri,M.Si **) Alumni Program Studi Agribisnis *), dan Staf Pengajar **) Program Studi

Lebih terperinci

KATA KUNCI: PUAP, Dinamika Organisasi dan Karakteristik Sosial Ekonomi Pertanian

KATA KUNCI: PUAP, Dinamika Organisasi dan Karakteristik Sosial Ekonomi Pertanian DINAMIKA ORGANISASI GAPOKTAN DALAM PROGRAM PENGEMBANGAN USAHA AGRIBISNIS PEDESAAN(PUAP) Evri Ricky Rodesta Sianturi *), Meneth Ginting **), dan Rahmanta Ginting **) *) Alumni Program Studi Agribisnis Departemen

Lebih terperinci

HUBUNGAN KONDISI SOSIAL EKONOMI DENGAN TINGKAT KESEJAHTERAAN RUMAH TANGGA PENAMBANG PASIR DESA KENDALSARI KECAMATAN KEMALANG KABUPATEN KLATEN

HUBUNGAN KONDISI SOSIAL EKONOMI DENGAN TINGKAT KESEJAHTERAAN RUMAH TANGGA PENAMBANG PASIR DESA KENDALSARI KECAMATAN KEMALANG KABUPATEN KLATEN HUBUNGAN KONDISI SOSIAL EKONOMI DENGAN TINGKAT KESEJAHTERAAN RUMAH TANGGA PENAMBANG PASIR DESA KENDALSARI KECAMATAN KEMALANG KABUPATEN KLATEN E-JURNAL TUGAS AKHIR SKRIPSI (TAS) Disusun oleh: Rika Parmawati

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Karakteristik Peternak

HASIL DAN PEMBAHASAN. Karakteristik Peternak HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Peternak Responden pada penelitian ini adalah peternak yang berdiam di Desa Dompu, Moyo Mekar dan Desa Sepakat Kabupaten Sumbawa Nusa Tenggara Barat dengan karakteristik

Lebih terperinci

HUBUNGAN PARTISIPASI ANGGOTA DENGAN PENERIMAAN SHUDI KOPERASI UNIT DESA KARYA SAWIT DESA BUKIT KRATAI KECAMATAN RUMBIO JAYA KABUPATEN KAMPAR

HUBUNGAN PARTISIPASI ANGGOTA DENGAN PENERIMAAN SHUDI KOPERASI UNIT DESA KARYA SAWIT DESA BUKIT KRATAI KECAMATAN RUMBIO JAYA KABUPATEN KAMPAR 1 HUBUNGAN PARTISIPASI ANGGOTA DENGAN PENERIMAAN SHUDI KOPERASI UNIT DESA KARYA SAWIT DESA BUKIT KRATAI KECAMATAN RUMBIO JAYA KABUPATEN KAMPAR Muhammad Hadi Putra 1, Suarman 2, Hardisem Syabrus 3 Email:

Lebih terperinci

JIIA, VOLUME 2 No. 4, OKTOBER 2014

JIIA, VOLUME 2 No. 4, OKTOBER 2014 KINERJA PENYULUH PERTANIAN LAPANG (PPL) DALAM PENERAPAN PANCA USAHATANI JAGUNG SERTA HUBUNGANNYA DENGAN TINGKAT KEMAJUAN USAHATANI JAGUNG DI KECAMATAN KETAPANG KABUPATEN LAMPUNG SELATAN (Agricultural Extension

Lebih terperinci

ANALISIS EFISIENSI PEMASARAN JAGUNG (Zea mays) DI KABUPATEN GROBOGAN (Studi Kasus di Kecamatan Geyer)

ANALISIS EFISIENSI PEMASARAN JAGUNG (Zea mays) DI KABUPATEN GROBOGAN (Studi Kasus di Kecamatan Geyer) ANALISIS EFISIENSI PEMASARAN JAGUNG (Zea mays) DI KABUPATEN GROBOGAN (Studi Kasus di Kecamatan Geyer) Dimas Kharisma Ramadhani, Endang Siti Rahayu, Setyowati Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KEGIATAN PENYULUHAN PERTANIAN DENGAN PROGRAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DI KECAMATAN BANYUDONO KABUPATEN BOYOLALI

HUBUNGAN ANTARA KEGIATAN PENYULUHAN PERTANIAN DENGAN PROGRAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DI KECAMATAN BANYUDONO KABUPATEN BOYOLALI 10 HUBUNGAN ANTARA KEGIATAN PENYULUHAN PERTANIAN DENGAN PROGRAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DI KECAMATAN BANYUDONO KABUPATEN BOYOLALI Oleh : Arip Wijianto*, Emi Widiyanti * ABSTRACT Extension activity at district

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Deskripsi Faktor-Faktor Yang berhubungan dengan Partisipasi Petani dalam Kebijakan Optimalisasi dan Pemeliharaan JITUT 5.1.1 Umur (X 1 ) Berdasarkan hasil penelitian terhadap

Lebih terperinci

By : Tedi Hartoyo. Key Word : The Role, Participation, Rank-Spearman Correliation

By : Tedi Hartoyo. Key Word : The Role, Participation, Rank-Spearman Correliation The Correlation between the Roll of UPTD Developing Intitution of Paddy Seed in Cihea with Participation of Breeding s Farmer in Supplying of Superior Paddy s Seed (Case study at The Farmer Group (Sarinah)

Lebih terperinci

PERSEPSI PETANI TERHADAP KEMITRAAN SAYURAN DENGAN ASOSIASI ASPAKUSA MAKMUR KABUPATEN BOYOLALI

PERSEPSI PETANI TERHADAP KEMITRAAN SAYURAN DENGAN ASOSIASI ASPAKUSA MAKMUR KABUPATEN BOYOLALI PERSEPSI PETANI TERHADAP KEMITRAAN SAYURAN DENGAN ASOSIASI ASPAKUSA MAKMUR KABUPATEN BOYOLALI Kiki Priyo Prasetyo, Mohd. Harisudin, Emi Widiyanti Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas

Lebih terperinci

Partisipasi Kelompok Tani dalam Mendukung Program Puspitaningsih et al.

Partisipasi Kelompok Tani dalam Mendukung Program Puspitaningsih et al. PARTISIPASI KELOMPOK TANI DALAM MENDUKUNG PROGRAM-PROGRAM PERTANIAN BERKELANJUTAN DI KECAMATAN PURING, KABUPATEN KEBUMEN (STUDI KOMPARASI KELOMPOK TANI KELAS LANJUT DAN PEMULA) Oneng Sunaringtyas Puspitaningsih

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG BERKAITAN DENGAN PERILAKU KEWIRAUSAHAAN PEDAGANG KAKILIMA (Kasus Pedagang Kakilima Pemakai gerobak Usaha Makanan Di Kota Bogor)

FAKTOR-FAKTOR YANG BERKAITAN DENGAN PERILAKU KEWIRAUSAHAAN PEDAGANG KAKILIMA (Kasus Pedagang Kakilima Pemakai gerobak Usaha Makanan Di Kota Bogor) JURNAL P ENYULUHAN ISSN: 1858-2664 Juni 2006, Vol. 2, No. 2 Abstract FAKTOR-FAKTOR YANG BERKAITAN DENGAN PERILAKU KEWIRAUSAHAAN PEDAGANG KAKILIMA (Kasus Pedagang Kakilima Pemakai gerobak Usaha Makanan

Lebih terperinci

Kata kunci: Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan, Tingkat Pengembalian Dana, Karakteristik Sosial Ekonomi Petani ABSTRACT

Kata kunci: Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan, Tingkat Pengembalian Dana, Karakteristik Sosial Ekonomi Petani ABSTRACT STUDI MENGENAI PROGRAM PENGEMBANGAN USAHA AGRIBISNIS PERDESAAN (PUAP) HORTIKULTURA KABUPATEN KARO (Studi Kasus : Desa Serdang dan Desa Paribun Kecamatan Barus Jahe Kabupaten Karo) Syafrizal Barus*), Meneth

Lebih terperinci

MOTIVASI PETANI PADA USAHA PEMBENIHAN IKAN GURAMI (Osphronemus gouramy) SKRIPSI

MOTIVASI PETANI PADA USAHA PEMBENIHAN IKAN GURAMI (Osphronemus gouramy) SKRIPSI MOTIVASI PETANI PADA USAHA PEMBENIHAN IKAN GURAMI (Osphronemus gouramy) SKRIPSI Oleh: Metalia Kurniasih NIM. 031510201006 JURUSAN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN F A K U L T A S P E R T A N I A N UNIVERSITAS

Lebih terperinci

JIIA, VOLUME 4, No. 2, MEI 2016

JIIA, VOLUME 4, No. 2, MEI 2016 TINGKAT PARTISIPASI, STRUKTUR PENDAPATAN, DAN KESEJAHTERAAN ANGGOTA KOPERASI TANI SURYA SEKAWAN DI DESA BANYUWANGI KECAMATAN BANYUMAS KABUPATEN PRINGSEWU (The Level of Participation, Income Structure,

Lebih terperinci

FAKTOR FAKTOR SOSIAL EKONOMI DAN PSIKOLOGIS YANG BERHUBUNGAN DENGAN TINGKAT PARTISIPASI ANGGOTA KOPERASI CITRA BARU SEKTOR AGRIBISNIS

FAKTOR FAKTOR SOSIAL EKONOMI DAN PSIKOLOGIS YANG BERHUBUNGAN DENGAN TINGKAT PARTISIPASI ANGGOTA KOPERASI CITRA BARU SEKTOR AGRIBISNIS FAKTOR FAKTOR SOSIAL EKONOMI DAN PSIKOLOGIS YANG BERHUBUNGAN DENGAN TINGKAT PARTISIPASI ANGGOTA KOPERASI CITRA BARU SEKTOR AGRIBISNIS Redy Badrudin 1 Nusril 1 Aminah 2 1 Staf Pengajar Jurusan Sosial Ekonomi

Lebih terperinci

SIKAP NELAYAN TERHADAP PROGRAM UNGGULAN DINAS PERIKANAN DAN KELAUTAN KABUPATEN DELI SERDANG

SIKAP NELAYAN TERHADAP PROGRAM UNGGULAN DINAS PERIKANAN DAN KELAUTAN KABUPATEN DELI SERDANG SIKAP NELAYAN TERHADAP PROGRAM UNGGULAN DINAS PERIKANAN DAN KELAUTAN KABUPATEN DELI SERDANG (Kasus: Desa Bagan Serdang, Kecamatan Pantai Labu, Kabupaten Deli Serdang) Rofiqoh Ahmad 1), Yusak Maryunianta

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Waktu dan Lokasi Penelitian Populasi dan Sampel

METODE PENELITIAN Waktu dan Lokasi Penelitian Populasi dan Sampel 38 METODE PENELITIAN Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian telah dilaksanakan dari bulan Maret sampai Agustus 2009 pada dua basis pemeliharaan yang berbeda yakni: basis lahan sawah dan lahan persawahan

Lebih terperinci

JIIA, VOLUME 5 No. 3, AGUSTUS 2017

JIIA, VOLUME 5 No. 3, AGUSTUS 2017 JARINGAN KOMUNIKASI PETANI DALAM ADOPSI INOVASI PERTANIAN TANAMAN PANGAN DI DESA REJO BINANGUN KECAMATAN RAMAN UTARA KABUPATEN LAMPUNG TIMUR (Farmers Communication Networks on Food Crop Agriculture Adoption-Inovation

Lebih terperinci

BAB VI HUBUNGAN FAKTOR INTERNAL DAN FAKTOR EKSTERNAL DENGAN EFEK KOMUNIKASI DALAM PEMASARAN LANTING UBI KAYU

BAB VI HUBUNGAN FAKTOR INTERNAL DAN FAKTOR EKSTERNAL DENGAN EFEK KOMUNIKASI DALAM PEMASARAN LANTING UBI KAYU 68 BAB VI HUBUNGAN FAKTOR INTERNAL DAN FAKTOR EKSTERNAL DENGAN EFEK KOMUNIKASI DALAM PEMASARAN LANTING UBI KAYU 6.1 Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Efek Komunikasi dalam Pemasaran Lanting Ubi Kayu

Lebih terperinci

HUBUNGAN PERILAKU KOMUNIKASI DENGAN EFEKTIVITAS KERJA KARYAWAN DIVISI PRODUKSI ( Studi Kasus di Divisi Produksi Susu Bubuk PT. Indomilk Jakarta )

HUBUNGAN PERILAKU KOMUNIKASI DENGAN EFEKTIVITAS KERJA KARYAWAN DIVISI PRODUKSI ( Studi Kasus di Divisi Produksi Susu Bubuk PT. Indomilk Jakarta ) HUBUNGAN PERILAKU KOMUNIKASI DENGAN EFEKTIVITAS KERJA KARYAWAN DIVISI PRODUKSI ( Studi Kasus di Divisi Produksi Susu Bubuk PT. Indomilk Jakarta ) SKRIPSI SETYO UTOMO PROGRAM STUDI SOSIAL EKONOMI PETERNAKAN

Lebih terperinci

SKRIPSI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh derajat gelar Sarjana pertanian pada Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret

SKRIPSI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh derajat gelar Sarjana pertanian pada Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret HUBUNGAN PERSEPSI PETANI TERHADAP PERAN PENYULUH PERTANIAN LAPANGAN (PPL) DENGAN TINGKAT ADOPSI INOVASI RICE TRANSPLANTER DI KECAMATAN KEBAKKRAMAT KABUPATEN KARANGANYAR SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Kontribusi Sektor Pertanian bagi PDRB di Kabupaten Simeulue Kabupaten Simeulue mempunyai sembilan sektor yang memiliki peranan besar dalam kontribusi terhadap PDRB. Indikator

Lebih terperinci

MINAT PETANI TERHADAP PROGRAM PENGEMBANGAN JAGUNG HIBRIDA PUTIH DI KABUPATEN GROBOGAN

MINAT PETANI TERHADAP PROGRAM PENGEMBANGAN JAGUNG HIBRIDA PUTIH DI KABUPATEN GROBOGAN MINAT PETANI TERHADAP PROGRAM PENGEMBANGAN JAGUNG HIBRIDA PUTIH DI KABUPATEN GROBOGAN Rawit Kusumo Atmojiwa, Sapja Anantanyu, Sutarto Program Studi Agribisnis Fakultas PertanianUniversitas Sebelas Maret

Lebih terperinci

ANALISIS EKONOMI PEMBERIAN KREDIT SAPI TERHADAP TINGKAT PENDAPATAN PETERNAK SAPI PERAH DI KECAMATAN PAKEM KABUPATEN SLEMAN YOGYAKARTA

ANALISIS EKONOMI PEMBERIAN KREDIT SAPI TERHADAP TINGKAT PENDAPATAN PETERNAK SAPI PERAH DI KECAMATAN PAKEM KABUPATEN SLEMAN YOGYAKARTA ANALISIS EKONOMI PEMBERIAN KREDIT SAPI TERHADAP TINGKAT PENDAPATAN PETERNAK SAPI PERAH DI KECAMATAN PAKEM KABUPATEN SLEMAN YOGYAKARTA (Economic Analysis on Dairy Cattle Scheme of Farmers in Pakem Sub-

Lebih terperinci

Peternakan Tropika Journal of Tropical Animal Science

Peternakan Tropika Journal of Tropical Animal Science ejournal FAPET UNUD ejournal Peternakan Tropika Journal of Tropical Animal Science email: peternakantropika_ejournal@yahoo.com email: jurnaltropika@unud.ac.id PEMANFAATAN SUMBER INFORMASI PETERNAKAN OLEH

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. A. Konsep Dasar, Definisi Operasional, dan Pengukuran Variabel

III. METODE PENELITIAN. A. Konsep Dasar, Definisi Operasional, dan Pengukuran Variabel 36 III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar, Definisi Operasional, dan Pengukuran Variabel Konsep dasar dan definisi operasional mencakup pengertian-pengertian yang digunakan untuk mendapatkan data-data

Lebih terperinci

III.METODE PENELITIAN. A. Definisi Operasional, Pengukuran dan Klasifikasi

III.METODE PENELITIAN. A. Definisi Operasional, Pengukuran dan Klasifikasi 29 III.METODE PENELITIAN A. Definisi Operasional, Pengukuran dan Klasifikasi Definisi operasional pada penelitian ini mencakup semua aspek penelitian yang digunakan untuk mendapatkan data yang akan dianalisis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pertanian meliputi sub-sektor perkebunan, perikanan, dan perikanan.

BAB I PENDAHULUAN. pertanian meliputi sub-sektor perkebunan, perikanan, dan perikanan. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan merupakan suatu proses yang dilakukan secara sadar dan berkelanjutan mencakup berbagai aspek kehidupan masyarakat. Salah satu bentuk pembangunan

Lebih terperinci

PENYULUHAN UNTUK MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS SAPI POTONG DI GAPOKTAN MAKMUR JAYA KECAMATAN LEMBAH SEGAR KOTA SAWAH LUNTO PROVINSI SUMATERA BARAT

PENYULUHAN UNTUK MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS SAPI POTONG DI GAPOKTAN MAKMUR JAYA KECAMATAN LEMBAH SEGAR KOTA SAWAH LUNTO PROVINSI SUMATERA BARAT PENYULUHAN UNTUK MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS SAPI POTONG DI GAPOKTAN MAKMUR JAYA KECAMATAN LEMBAH SEGAR KOTA SAWAH LUNTO PROVINSI SUMATERA BARAT Oleh: Andriana Yeni Oswita, Wahyuningsih dan Purwanto Sekolah

Lebih terperinci

ANALISIS KONTRIBUSI PENDAPATAN USAHATERNAK SAPI PERAH TERHADAP PENDAPATAN RUMAH TANGGA PETERNAK ANGGOTA KPSBU LEMBANG KABUPATEN BANDUNG SKRIPSI

ANALISIS KONTRIBUSI PENDAPATAN USAHATERNAK SAPI PERAH TERHADAP PENDAPATAN RUMAH TANGGA PETERNAK ANGGOTA KPSBU LEMBANG KABUPATEN BANDUNG SKRIPSI ANALISIS KONTRIBUSI PENDAPATAN USAHATERNAK SAPI PERAH TERHADAP PENDAPATAN RUMAH TANGGA PETERNAK ANGGOTA KPSBU LEMBANG KABUPATEN BANDUNG SKRIPSI YENI MARLIANI PROGRAM STUDI SOSIAL EKONOMI PETERNAKAN FAKULTAS

Lebih terperinci

PARTISIPASI PETANI DALAM PENERAPAN PERTANIAN PADI ORGANIK (Studi Kasus: Desa Lubuk Bayas, Kecamatan Perbaungan, Kabupaten Serdang Bedagai )

PARTISIPASI PETANI DALAM PENERAPAN PERTANIAN PADI ORGANIK (Studi Kasus: Desa Lubuk Bayas, Kecamatan Perbaungan, Kabupaten Serdang Bedagai ) PARTISIPASI PETANI DALAM PENERAPAN PERTANIAN PADI ORGANIK (Studi Kasus: Desa Lubuk Bayas, Kecamatan Perbaungan, Kabupaten Serdang Bedagai ) SKRIPSI OLEH: RESLILA SITOPU 080309057 PKP PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

Lebih terperinci

Nurhayatin Nufus 1 Musriyadi Nabiu 1 Tati Susilawati 2. Abstract PENDAHULUAN

Nurhayatin Nufus 1 Musriyadi Nabiu 1 Tati Susilawati 2. Abstract PENDAHULUAN EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN UPKD ANDALAS UNTUK SEKTOR PERTANIAN DARI DANA BENGKULU REGIONAL DEVELOPMENT PROJECT (BRDP) DI DESA TAPAK GEDUNG KABUPATEN KEPAHIANG Nurhayatin Nufus 1 Musriyadi Nabiu 1 Tati

Lebih terperinci

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS RIAU PEKANBARU

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS RIAU PEKANBARU JURNAL Motivasi Pembudidaya Dalam Usaha Pembenihan Ikan Mas (Cyprinus carpio) di Jorong Rambahan Nagari Tanjung Betung Kecamatan Rao Selatan Kabupaten Pasaman Provinsi Sumatera Barat OLEH RAFIKAH NIM:

Lebih terperinci

DINAMIKA ORGANISASI KOPERASI SERBA USAHA Studi Kasus : Koperasi Serba Usaha Palano Jaya, Kecamatan Medan Helvetia, Kota Medan

DINAMIKA ORGANISASI KOPERASI SERBA USAHA Studi Kasus : Koperasi Serba Usaha Palano Jaya, Kecamatan Medan Helvetia, Kota Medan DINAMIKA ORGANISASI KOPERASI SERBA USAHA Studi Kasus : Koperasi Serba Usaha Palano Jaya, Kecamatan Medan Helvetia, Kota Medan Novika Dora Dyana 1), Meneth Ginting 2) dan Emalisa 3) 1) Alumni Fakultas Pertanian

Lebih terperinci

INCOME ANALYSIS, OF SMALL SCALE DAIRY FARMING ACTIVITY AT BOTO PUTIH VILLAGE BENDUNGAN SUB DISTRICT TRENGGALEK REGENCY

INCOME ANALYSIS, OF SMALL SCALE DAIRY FARMING ACTIVITY AT BOTO PUTIH VILLAGE BENDUNGAN SUB DISTRICT TRENGGALEK REGENCY INCOME ANALYSIS, OF SMALL SCALE DAIRY FARMING ACTIVITY AT BOTO PUTIH VILLAGE BENDUNGAN SUB DISTRICT TRENGGALEK REGENCY Mahmud Arif Santoso 1), Hari Dwi Utami 2), and Bambang Ali Nugroho 2) 1) Student in

Lebih terperinci