BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan industri manufaktur sepanjang tahun ini mengalami sedikit

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan industri manufaktur sepanjang tahun ini mengalami sedikit"

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan industri manufaktur sepanjang tahun ini mengalami sedikit ketidakpastian akibat memburuknya ekonomi global yang berpengaruh kepada proses kegiatan manufaktur [kompas cyber media, Kamis 5 Juni 2008]. Ketidakpastian ekonomi tersebut diakibatkan oleh melambungnya harga komoditas energi yang digunakan oleh industri yang merupakan sumber energi penggerak aktivitas berproduksi. Akibatnya perusahaan dituntut untuk berusaha secara langsung dan terus menerus meningkatkan kemampuannya untuk melakukan usaha efisiensi tanpa mengurangi level dan kualitas produksi dalam kegiatan produksinya agar roda produksi perusahaan tetap berjalan dan memiliki daya saing yang tinggi terhadap perusahaan lain. PT. Mitsubishi Krama Yudha Motors and Manufacturing sebagai perusahaan patungan yang bergerak di bidang otomotif perlu untuk meningkatkan keunggulan dalam melakukan efisiensi dan penjaminan terhadap level produksi dalam rangka menjawab tantangan industri otomotif sekarang ini. Keunggulan efisiensi dapat diterapkan agar roda produksi perusahaan tetap berjalan sehingga perusahaan dapat memenuhi permintaan produk dalam menjalankan aktivitas produksinya. Keunggulan efisiensi tersebut adalah efisiensi pemeliharaan permesinan secara menyeluruh, dimana permesinan merupakan

2 elemen penting dalam sistem produksi perusahaan yang harus dilakukan monitoring dan optimasi terhadap kinerja dan juga pemeliharaan permesinan secara berkesinambungan sehingga dihasilkan nilai produktivitas, efektivitas dan efisiensi dalam berproduksi. [H.B Higgins,1989] Sistem yang akan diterapkan untuk melakukan efisiensi pemeliharaan permesinan adalah dengan mengiplementasikan total productive maintenance terhadap lini permesinan yang ada, agar dapat mencegah terjadinya kerusakan fatal yang dapat menyebabkan terhentinya kegiatan produksi dan kerugian dalam biaya perbaikan. 1.2 Identifikasi dan Perumusan Masalah Dari hasil observasi dan pengamatan yang dilakukan diketahui gangguangangguan dan kerusakan-kerusakan minor pada mesin fabrikasi dapat menyebabkan kerusakan major yang fatal dan menyeluruh yang dapat menyebabkan mesin dapat berhenti beroperasi. Hal tersebut terjadi karena tidak adanya mekanisme pemeliharaan yang tersistemasi dan pendeteksian lifetime consumable part pada lini permesinan yang ada akibat kecenderungan perusahaan yang hanya melakukan Corrective maintenance yang menyebabkan breakdown machine yang bersifat unplanned dan membutuhkan waktu perbaikan yang lama. 1.3 Ruang Lingkup Penelitian dilakukan pada lini permesinan tertentu, dalam hal ini lini permesinan camshaft yang terdapat pada salah satu bagian machining line.

3 1.4 Tujuan dan Manfaat Dengan dilakukannya penelitian ini diharapkan dapat ditemukan dan diidentifikasi hal-hal yang menjadi kendala maupun manfaat-manfaat yang dapat diperoleh dari rencana sistem pemeliharaan dengan total productive maintenance sehingga dengan demikian diharapkan dapat dicapai efektifitas pada keseluruhan sistem produksi melalui partisipasi dan kegiatan pemeliharaan yang produktif dan proaktif. Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Memberikan usulan penerapan konsep sistem pemeliharaan dan perawatan mesin secara menyeluruh dengan implementasi total productive maintenance. 2. Menentukan interval waktu pemeriksaan dan penggantian pencegahan yang optimal pada consumable parts suatu permesinan. 3. Meminimasi downtime machine dan mencegah terjadinya machine failure yang akan berdampak pada produktivitas 1.5 Gambaran Umum Perusahaan PT. Mitsubishi Krama Yudha Motors and Manufacturing (MKM) bertempat di Jakarta dan didirikan berdasarkan akte notaris Eliza Pondang pada tanggal 3 Agustus 1973 No.17 akte pendirian beserta perubahan-perubahannya telah disetujui oleh menteri kehakiman dengan surat keputusan No. Y. A. 5 / 362 / 19 tanggal 11 Juni 1981 dan dimuat dalam tambahan berita Negara No. 103 tanggal 26 Desember 1981, tambahan No / 1981.

4 PT. Mitsubishi Krama Yudha Motors and Manufacturing ini merupakan perusahaan dengan penanaman modal asing (PMA) dalam hal ini bekerja sama dengan swasta Jepang yang pemegang sahamnya terdiri dari : 1. PT. Krama Yudha, Indonesia : 18.2 % 2. PT. Krama Yudha Tiga berlian Motors, Indonesia : 17.2 % 3. Mitsubishi Corporation, Jepang : 32.3 % 4. Mitsubishi Motors Corporation, Jepang : 32.3 % Persetujuan usaha patungan (Joint Venture) terjadi pada tanggal 18 Januari 1973 antara PT. Krama Yudha (KY), Mitsubishi Corporation (MC) dan Mitsubishi Motors and Manufacturing yang kemudian pada tanggal 19 Mei 1973 yang kemudian mendirikan PT. Mitsubishi Krama Yudha Motors and Manufacturing yang mempunyai modal dasar sebesar $ dan modal disetor $ Pembangunan fasilitas produksi dimulai pada tanggal 14 Januari yang disertai dengan instalasi mesin-mesin dan peralatan. Pembangunan fasilitas produksi selesai dalam waktu empat bulan. Produksi percobaan dimulai pada pertengahan bulan Oktober 1974 yang berlangsung untuk beberapa bulan, sedangkan produksi secara komersial dimulai pada tanggal 6 Januari Setelah berjalan sekian lama PT. Colt Engine and Manufacturing (CEM) didirikan pada bulan Desember 1982 dimana perusahaan ini merupakan usaha patungan antara swasta Indonesia dan swasta Jepang yaitu PT. Mitsubishi Corporation dan Mitsubishi Motors Corporation. Pada bulan Maret 1983, PT. Colt Engine and Manufacturing ini mulai berproduksi, produksi secara komesial dimulai pada tahun Pada tanggal

5 1 Januari 1988, PT. Mitsubishi Krama Yudha Motors and Manufacturing melakukan merger dengan PT. Colt Engine and Manufacturing disebut dengan MKM I (Stamping Plant) dan PT. Colt Engine Manufacturing disebut dengan MKM II (Engine Plant). Alasan dilakukan merger antara lain untuk efisien. Pada saat merger perbandingan saham antara pihak Indonesia dan Jepang adalah sebesar 35.4 % dan 64.6 %. Di MKM I (Stamping Plant) dengan luas tanah m 2 dan luas bangunan m 2 memproduksi komponen badan kendaraan dan MKM II (Engine Plant) dengan luas tanah m 2 dan luas bangunan m 2, memproduksi komponen mesin kendaraan.. Adapun perkembangan PT. MKM, setelah dapat membuat komponen mesin seperti Crank Shaft, Connecting Rod, Cylinder Head dan Cam Shaft. Pada tahun 1997, mulai pembuatan komponen mesin yang lain yaitu Transmission Case dan Extension Housing untuk jenis kendaraan Colt L300 dan Kuda. Pada tahun 1998, dimulai eksport komponen mesin yaitu Cylinder Head, Crank Shaft dan Connecting Rod ke jepang (MMC Kyoto). Kemudian tahun 1999 eksport komponen body ke Philipina (MMPC). Dan di tahun 2000 eksport dilakukan untuk transmissi ke Philipina (ATC) Kegiatan Usaha Perusahaan PT. Mitsubishi Krama Yudha Motors and Manufacturing merupakan perusahaan yang memproduksi komponen komponen untuk kendaraan, baik itu komponen badan kendaraan maupun komponen untuk mesin kendaraan, oleh karena itu dalam

6 kegiatannya terbagi menjadi 2 bagian yang masing masing menghasilkan produksi yang berlainan, adapun bagian bagian tersebut adalah: 1. Stamping Factory Pada pabrik ini memproduksi komponen komponen untuk badan dan rangka kendaraan dimana kegiatannya adalah mengelola lempengan logam dari pemotongan, pengepresan sampai perakitan untuk menghasilkan kendaraan yang berkualitas tinggi. Adapun komponen yang dihasilkan yaitu : a) Body kendaraan b) Chassis c) Steering d) Fuel Tank e) Exhaust pipe f) Muffler 2. Engine Factory Pada pabrik ini memproduksi berbagai macam komponen untuk mesin kendaraan. Dalam pabrik ini juga merakit komponen komponen mesin baik itu lokal maupun dari luar menjadi satu mesin yang siap pakai dengan kualitas tinggi. Adapun komponen yang dihasilkan misalnya : a) Cylinder Head b) Crank Shaft c) Cylinder Block d) Connecting Rod

7 e) Cam Shaft f) Transmission g) Extension Housing h) Clutch Housing i) Differential Case j) Front Axle k) Yoke Dalam menjalankan kegiatan produksinya PT. Mitsubishi Krama Yudha Motors and Manufacturing memproduksi komponen komponen tersebut berdasarkan jumlah pesanan yang diterima dari distributor tunggal kendaraan Mitsubishi di Indonesia, yang dipegang oleh PT. Krama Yudha Tiga Berlian (KTB) yang didirikan pada tanggal 27 April Produksi yang dihasilkan oleh PT. MKM didistribusikan kepada PT. Krama Yudha Ratu Motor (KRM) untuk jenis kendaraan T120SS, L300, dan Truk. PT. KRM ini didirikan pada tanggal 2 Juni 1973, sedangkan untuk jenis GALANT, LANCER, dan KUDA didistribusikan ke PT. Krama Yudha Kusuma Motor (KKM) dan PT Trijaya Union untuk jenis BUS. Ketiga perusahaan tersebut bertugas merakit komponen mesin dan badan kendaraan menjadi sebuah kendaraan yang siap pakai. Kelima perusahaan tersebut termasuk PT. MKM tergabung dalam Krama Yudha Group, yang dalam menjalankan usaha dan kegiatannya saling berkaitan dan saling sinergis antara perusahaan yang satu dengan perusahaan yang lain. Pada Krama Yudha Group ini terdapat hubungan istimewa antara perusahaan yang satu dengan

8 yang lainnya, dimana terdapat satu kesepakatan untuk saling membantu sehingga setiap perusahaan dapat menjalankan kegiatan usahanya masing masing dengan baik. Produk tersebut diatas disalurkan ke pelanggan internal yaitu PT. KTB dan ekspor ke ATC, MMPC (Filipina), MMC (Jepang), EML (India), Serta ke pelanggan eksternal yaitu PT Indo Mobil Internasional Visi, Misi, dan Kebijakan Perusahaan Guna meningkatkan kualitas dan mutu produknya perusahaan ini mempunyai visi dan misi serta kebijakan perusahaan sebagai berikut : 1. Visi MKM Menjadikan perusahaan yang global dan muncul di pasar ASEAN. Melaksanakan kontrol Q.C.D (Quality Cost Delivery) menempatkan prioritas utama untuk mendapatkan kepercayaan konsumen. Meningkatkan kepuasan kepada para stakeholders. 2. Misi MKM Menurunkan Biaya Meningkatkan Mutu Pengendalian Jadwal Pengiriman Manajemen Keselamatan Kerja dan Lingkungan

9 3. Kebijakan Perusahaan PT. Mitsubitshi Krama Yudha Motors and Manufacturing (MKM) bertekad untuk menjadi perakit kendaraan niaga yang terpercaya diluar Jepang dengan kebijakan sebagai berikut : Kita mempunyai tujuan untuk menjadikan perusahaan yang global, dimana dengan memproduksi sesuatu dan tetap bertahan dipersaingan yang keras dan muncul didalam pasar asia yang pertumbuhannya sangat baik sekali. Kita akan mengelola pabrik yang aman dan maju dengan melaksanakan control Q.C.D (kualitas biaya pengiriman) dengan mempunyai tanggung jawab terhadap keadaan lingkungan kepercayaan konsumen. Kita akan terus meningkatkan kepuasan kepada pemilik perusahaan, pemegang saham, direktur, dan seluruh karyawan dari perusahaan ini. Sampai saat ini PT. MKM telah mendapat sertifikat standard mutu internasional produk berdasarkan ISO 9001 yang dipergunakan sebagai acuan sistem manajemen mutu dan membangun Sistem Manajemen Lingkungan berdasarkan ISO yang mengatur tentang pengolahan lingkungan. Hal tersebut terintegrasi dalam : Persyaratan pelanggan, undang-undang, peraturan dan standar yang berkaitan dengan Mutu Produk dan Mutu Lingkungan harus berlaku

10 dalam proses produksi merupakan tanggung jawab dari pimpinan puncak sampai karyawan. Hasil kegiatan internal Audit dan tinjauan manajemen terhadap Sistem Manajemen Lingkungan dan Mutu secara terus menerus dari Board Of Director yang terkoordinasi, selalu dikomunikasikan untuk dapat dipahami ke seluruh karyawan guna melaksanakan perbaikan. Melalui Pelatihan yang berkelanjutan untuk memelihara, mempertahankan dan meningkatkan profesionalisme karyawan guna melaksanakan perbaikan. Pimpinan puncak karyawan selalu berikhtiar melakukan peningkatan keefektifan Sistem Manajemen Mutu dan Mulai membangun Sistem Manajemen Lingkungan secara berkesinambungan.

11 Dalam penerapan ISO yang mengatur tentang pengolahan lingkungan pihak, PT. MKM membuat kebijakan lingkungan sebagai berikut : KEBIJAKAN LINGKUNGAN PT. Mitsubishi Krama Yudha Motors and Manufacturing secara aktif meningkatkan perlindungan lingkungan, keselamatan dan kesehatan kerja dengan menerapkan Sistem Manajemen Lingkungan, beserta tindakan darurat yang bertujuan: Menekan serendah mungkin pencemaran lingkungan yang bersumber dari bahan baku, proses dan limbah proses yang dapat mencemarkan air, udara, kebisingan dan getaran yang berdampak pada keselamatan dan kesehatan kerja Melaksanakan preaturan perundang-undangan secara konsisten berhubungan dengan perlindungan lingkungan yang berdampak pada keselamatan dan kesehatan kerja Melaksanakan peraturan perundang-undangan secara konsisten berhubungan dengan perlindungan lingkungan yang berdampak pada keselamatan dan kesehatan kerja Meningkatkan pemanfaatan daur ulang limbah proses dengan mengembangkan Sistem Manajemen Lingkungan Melaksanakan penghematan penggunaan energi dan sumber daya yang lain Melaksanakan kegiatan kebersihan di lingkungan kerja secara konsisten dan berkesinambungan H. MIYATAKE Gambar 1.1. Kebijakan Lingkungan PT. MKM

12 1.5.3 Struktur Organisasi Perusahaan dan Tanggung Jawab Suatu organisasi adalah himpunan para individu individu yang saling bekerja sama untuk mencapai tujuan yang sama. Apabila dua atau lebih individu bekerja sama dalam upaya pekerjaan, salah satu dari mereka harus mengarahkan aktivitas kelompok; jika tidak mereka akan bekerja sebagai individu dengan tujuan berlawanan satu dengan lainnya. Dengan demikian perlu adanya pengarahan dari satu sumber untuk mengkoordinasi kelompok kelompok tersebut. Organisasi yang baik seharusnya cenderung untuk mengurangi banyaknya masalah manajemen yang timbul, membuat upaya menjadi minimum, mengurangi ketegangan dan perselisihan dalam organisasi, meningkatkan kerja regu menjadi lebih efektif dan menekan biaya operasi menjadi minimum serta memperlihatkan arus pekerjaan yang lancar, luwes agar dapat menyesuaikan diri dengan perkembangan yang terjadi di dunia usaha saat ini dan pengendalian yang mantap sehingga organisasi tersebut dapat terlaksana dengan baik. Sasaran utama dari organisasi produksi di pabrik ialah untuk mengembangkan pekerjan tim yang berfungsi sebagai instrumen tunggal untuk produksi dengan biaya rendah. Aktivitas departemen di dalam usaha diadakan untuk memperoleh hasil yang maksimum dan efisien. Dari bawah hingga atas, setiap anggota organisasi harus digerakkan untuk mencapai hasil maksimal dipekerjaannya sendiri, mengkoordinasi kerja sama dengan departemen-departemen lainnya dan pada umunya membangkitkan semangat tim yang diperlukan.

13 Bentuk Struktur organisasi PT. MKM adalah bentuk fungsional. Hal tersebut dilihat dari adanya spesialisasi fungsional yang bertanggung jawab dalam struktur organisasi perusahaan seperti bagian PPC, Quality, Produksi, dll. Dalam struktur organisasi terutama menjelaskan tentang : 1. Fungsi-fungsi yang ada dari suatu perusahaan 2. Tingkatan-tingkatan manajemen dalam perusahaan, derajat dan posisi masingmasing fungsi 3. Memperlancar kerjasama antar fungsi 4. Memudahkan untuk melakukan kontrol terhadap efisiensi setiap fungsi sehingga dapat membantu manajemen dalm pengendalian manajemen dalam rangka mengambil keputusan 5. Menjelaskan hubungan kerja yang terdapat antara fungsi yang satu dengan lainnya 6. Pedoman maupun standar yang digunakan dalam penyusunan prosedur prosedur tertulis tentang aktivitas usaha. PT. Mitsubishi Krama Yudha Motors And Manufacturing (PT. MKM) mempunyai pimpinan tertinggi yang dipegang oleh Presiden Direktur yang dibantu oleh Tiga Orang Vice President dan lima orang Direktur. Dimana setiap Direktur membawahi beberapa departemen.

14 A. Board of Director President Director, Senior Executive Advisor, Vice President Director dan Director pada PT. MKM di sebut sebagai Board of Director, mereka secara bersama sama mempunyai tugas dan wewenang untuk kemajuan PT. MKM yaitu : Membuat kebijakan mutu tahunan perusahaan. Membuat tujuan mutu tahunan perusahaan. Memilih wakil manajemen. Melakukan kajian bulanan terhadap pencapaian tujuan mutu. Melakukan kajian hasil audit internal porduk, proses dan audit internal eksternal sistem manajemen mutu. Melakukan kajian sumber daya. B. Departemen Human Resources Development Bertanggung jawab terhadap aktivitas & hasil kerja di departemen HRD. Bertanggung jawab terhadap hubungan industrial. Bertanggung jawab terhadap pengadaan & pengembangan karyawan. Sebagai wakil perusahaan dalam perundingan Bipartit dengan PUK, dan berhubungan dengan instansi pemerintah. Bertanggung jawab terhadap peningkatan keterampilan & pengetahuan karyawan.

15 Bertanggung jawab terhadap kedisiplinan karyawan. Menjalin kerja sama yang baik antar perusahaan. Bertanggung jawab terhadap BOD meeting. Wewenang : Menetapkan kebijakan bagi departemen HRD. Menetapkan langkah-langkah pengetahuan dan keterampilan karyawan. Berwenang terhadap penegakan disiplin karyawan. C. Departemen General Affair Bertanggung jawab terhadap aktivitas dan hasil kerja di depatemen. Bertanggung jawab terhadap pelaksanaan BOD Meeting. Bertanggung jawab terhadap kesejahteraan karyawan. Bertanggung jawab terhadap keselamatan pegawai dan aset perusahaan. Menjalin kerja sama yang baik antara perusahaan. Bertanggung jawab terhadap tugas administrasi umum. Bertanggung jawab terhadap pelayanan kebutuhan karyawan Bertanggung jawab terhadap kebutuhan sarana dan prasarana.

16 Wewenang : Menetapkan kebijakan departemen dalam ketertiban dan keamanan perusahaan. Menetapkan kebijakan perusahan dalam kerja sama dalam group tentang masalah masalah umum & kepersonaliaan. Berwenang terhadap kedisiplinan pegawai. Menentukan kebutuhan sarana pendukung administrasi. Menetapkan dan menyetujui pelayanan kebutuhan karyawan didalam pekerjaan. Menentukan dan mengontrol kebutuhan sarana dan prasarana. D. Departemen Marketing Melakukan kontrol pelaporan penjualan dan pembelian. Bertanggung jawab pada pengadaan Local Part / lokasi baru. Kontrol Stock. Bertanggung jawab dalam mengukur dan mengontrol pembelian Bertanggung jawab dalam mengukur dan mengontrol pembelian raw Material, peralatan dan tool. Wewenang : Melakukan seleksi vendor & memutuskan serta negosiasi harga. Melakukan evaluasi harga supplier, pembayaran supplier derta penerbitan purchase order.

17 Melakukan verifikasi harga material dan memonitoring stock level dari material. Memberikan rekomendasi mengenai kondisi stock dan rencana order material. E. Departemen Localization Process Departemen ini pada intinya memiliki tanggung jawab terhadap perluasanperluasan lokasi pabrik yang berhubungan dengan proyek-proyek yang akan dijalankan hanya memiliki kepala departemen saja. F. Departemen Controling Bertanggung jawab terhadap aktivitas dan hasil kerja di departemen Controlling, seperti : Bertanggung jawab membuat laporan penjualan. Bertanggung jawab membuat laporan anggaran perusahaan. Memonitoring pengeluaran biaya. Memonitoring Pendapatan. Bertanggung jawab terhadap kegiatan finansial perusahaan. Bertanggung jawab terhadap setiap permasalahan yang menyangkut pembayaran. Mengeluarkan laporan jumlah pendapatan perusahaan.

18 Wewenang : Mengatur dan mengorganisasikan aktivitas departemen Controlling. Berwenang menilai performa pegawai seluruh departemen. Berwenang membuat keputusan yang menyangkut seluruh transaksi di perusahaan. G. Departemen Prod. Stamping Membuat sistem : Kontrol produksi Kontrol kualitas Kontrol Keselamatan Kontrol sub material Kontrol Mesin / alat Kontrol Man power Pendidikan Peningkatan : Layout Cara kerja : Sub material, Cost Down dan Man Hour Wewenang : Mengontrol produktivitas produksi Mengontrol Kualitas produksi Mengontrol biaya pemakaian sub material Mengontrol Keselamatan Mendidik pekerja dibagian departemen Stamping Effisiensi Man hour

19 H. Departemen Production Engine Perencanaan dan pengendalian semua aspek manajemen produksi untuk menjamin kelancaran out put produksi sesuai jadwal. Menjamin mutu produksi. Mengutamakan kepuasan pelanggan dengan standardisasi yang telah ditetapkan. Wewenang : Meningkatkan produktifitas Mengoptimalkan SDM Meminimumkan distribusi biaya produksi Melaksanakan perbaikan sistem produksi yang efisien Menjaga keselamatan dan kesehatan pekerja Menjaga iklim kerja yang berkaitan dengan karyawan produksi I. Departemen Production Planning & Controlling Bertanggung jawab terhadap perencanaan dan pengawasan produksi yang meliputi : CKD, material, Sub kontrak, dan vendor, produksi yang di hasilkan pabrik Stamping dan pabrik Engine,domestik dan Export Delivery. Bertanggung jawab terhadap prasarana kebutuhan perencanaan dan pengawasan produksi dipabrik Stamping dan Engine.

20 Bertanggung jawab terhadap pelaksanaan tugas dan pengawasan produksi di pabrik Stamping dan Engine. Wewenang : Berwenang terhadap menetapkan hal hal yang berkaitan dengan perencanaan dan pengawasan kuantiti produksi serta delivery. Berwenang dalam mengurus dan mengatur prasarana kebutuhan yang berkaitan dengan perencanaan dan pengawasan kuantiti produksi serta delivery di pabrik Stamping dan Engine. Berwenang dalammenetapkan tugas perencanaan dan pengawasan kuantiti produksi serta delivery di pabrik Stamping dan Engine. J. Departemen Production engineering Manejemen total pekerjaan di departemen. Proses reakisasi produk baru, model baru / ganti model. Pelaksanaan perubahan barang. Proses pembuatan master schedule. Die / Jig Manufacturing & maintenance. Proses Die, / jig / pallet / Lau out disign & cost estimate. Proses Jig machinning. Leader total pekerjaan di departemen. Monitoring total pekerjaan di departemen. Evaluasai total pekerjaan di departemen.

21 Budgeting dan Invesment. Promotion Man power total departemen. Wewenang : Approval Planning dan report section. Memutuskan pelaksanaan pekerjan. Koreksi terhadap kesalahan / kekurangan pelakasanaan. Pelaksanaan perbaikan departemen. Memutuskan sistem budgeting departemen. Approval promotion Man Power. K. Departemen Quality Engineering Menganalisa dan mengevaluasi dari kegiatan realisasi produk baru untuk mencapai kualitas produk yang sesuai dengan standard yang telah disepakati. Melaporkan kegiatan di seksi yang bersangkutan dan mengevaluasi dari kegiatan untuk tindakan perbaikan guna mencapai sasaran mutu departemen & sasaran mutu perusahaan. Menyampaikan informasi dari Dept Head ke Sub Section Head. Wewenang : Memutuskan kualitas hasil suatu produk pada saat kegiatan realisasi produk baru.

22 Memutuskan kualitas produk terhadap part yang keluar dari spec / standart. Memutuskan kegiatan overtime di seksinya. L. Departemen maintenance Melaksanakan kebijakan perusahaan. Pemeliharaan mesin mesin pabrik, menyediakan kebutuhan material tidak langsung pada produksi dan mengelola Power supply dan air. Perencanaan jangka pendek dan jangka panjang, Planning / schedule. Bertanggung jawab atas kualitas, kuantitas dan delivery yang telah direncanakan. Wewenang : Membuat kebijakan kebijakan sesuai prosedur dan dapat mengambil keputusan untuk dilaksanakan. Mengajukan anggaran untuk terlaksananya program jangka pendek yang direncanakan. Memutuskan / pengambilan keputusan secara tertulis untuk dilaksanakan. M. Departemen Maintenance Improve Valuation ( MIV ) Membuat laporanan kemajuan tentang kebijakan dan penilaian perusahaan.

23 Membuat laporan kemajuan MKM terhadap sistem pembangunan manajemen mutu. Membuat laporan kemajuan MKM terhadap penerapan sistem manajemen. Wewenang : Kebijakan perusahaan tentang ISO 9001 : 2000, ISO : 1996, TPM and keselamatan. Menetapkan tujuan dan sasaran perusahaan tentang ISO 9001 : 2000, ISO : 1996, TPM keselamatan. Memberikan penilaian kembali terhadap ISO 9001 : 2000, ISO : 1996, TPM dan keamanan. Rapat bulanan. Tinjauan Manajemen Proses Produksi Proses produksi secara umum di PT. MKM pada dasarnya dibedakan atas dua area produksi : 1. Area Produksi MKM-1 (plant 1) Pada area produksi MKM-1 yang diproduksi adalah komponen body, sasis, komponen sub-assembly kendaraan dan Jigs. Pada proses produksi ini diperlukan ketelitian kerja dan keakuratan yang tinggi guna menghasilkan produk yang berkualitas dan dapat bersaing dengan industri komponen mobil lainnya. Dalam

24 rangka untuk dapat memenuhi permintaan pasar, area produksi ini dilengkapi dengan fasilitas dan peralatan yang modern yang sarat teknologi serta ditangani oleh tenaga ahli dan pekerja-pekerja yang terampil dan terdidik di setiap lini produksi. Pada dasarnya area produksi MKM-1 dibagi atas 3 bagian, yaitu; a) Bagian Produksi Komponen-komponen Body kendaraan Sub-assembly komponen body kendaraan dibuat dari lemabaran plat-plat logam yang urutan prosesnya dimulai dari proses pemotongan (cutting), dilanjutkan dengan proses pencetakan plat (stamping), dan yang terakhir adalah proses pengelasan (welding) yang dilakukan oleh robot yang terprogram agar hasil pengelasannya lebih rapi, cepat, dan kuat. Semua uruturutan proses tersebut berjalan dengan system just-in-time, jadi hasil produksinya lebih tepat waktu dan meminimasi adanya inventori pada produk jadi (penyimpanan sementara). b) Bagian Produksi Frame kendaraan Frames-frame sasis kendaraan dibuat dengan urutan proses dari pengeboran (piercing) logam yang dilakukan oleh robot dengan media Laser, kemudian dilanjutkan dengan proses perakitan sasis (assembly), dan yang terakhir adalah pengecatan (painting). Semua urutan proses tersebut sebagian besar dilakukan oleh mesin-mesin dan peralatan yang semi-automatis yang bertujuan untuk menghasilkan produk yang lebih berkualitas dan

25 mempermudah para pekerja agar tidak bekerja terlalu berat, sehingga keamanan dan kesehatan kerja mereka bisa lebih terjamin. c) Bagian Produksi Jig dan Dies Seluruh Dies dan Jig-jig yang diperlukan untuk proses produksi dirancang dan dibuat dengan bantuan komputer (CAD/CAM) dan diwujudkan oleh mesin-mesin yang terkomputerisasi dan serba automatis (CNC Machining) kemudian tahap akhirnya adalah perakitan komponen-komponen Jig bila memang diperlukan. 2. Area Produksi MKM-2 (plant 2) Pada area produksi MKM-2 yang diproduksi adalah komponen-komponen mesin dan proses perakitan mesin, transmissi, serta rumah stir untuk kendaraan Mitsubishi. Lini perakitan pada MKM-2 mengadopsi sistem yang sangat simple, sederhana dan sangat flexible (Flexible Manufacturing System), sehingga mereka bisa melakukan perakitan berbagai macam tipe mesin dan transmissi dari berbagai macam kendaraan Mitsubishi, dari kendaraan penumpang (pasengger) hingga kendaraan berat (truck), tanpa harus melakukan perubahan tata letak mesin atau waktu set-up yang sangat lama. Pada dasarnya area produksi MKM-2 dibagi atas 3 bagian, adapun tiga bagian tersebut adalah:

26 a) Bagian Produksi Permesinan (Machining) Pada bagian ini dihasilkan berbagai macam komponen mesin dan transmissi kendaraan dari berbagai macam tipe dan ukuran. Komponen-komponen itu antara lain seperti; Cylinder Head, Crank Shaft, Cam Shaft, Connecting Rod, Cylinder Block, Transmission Case dan Extension Housing. Semua komponen tersebut diproses oleh mesin-mesin CNC yang modern, semiautomatis, dan sangat persisi serta sangat akurat dalam ukuran dalam pengerjaanya. Sehingga proses pengerjaanya bisa lebih tepat waktu dengan hasil produk komponen yang berkualitas. b) Bagian Lini Perakitan (Assembly Line) Pada MKM-2 terdapat 4 lini perakitan yang dilakukan diatas lini Conveyor yang berjalan secara manual. Tiga lini perakitan pertama adalah untuk perakitan mesin kendaraan dari berbagai macam tipe, yang tiap lininya merakit jenis mesin yang berbeda. Sedangkan lini yang terakhir untuk merakit transmissi kendaraan. Rumah stir juga dirakit di area ini tapi tidak dilkukan di atas Conveyor, melainkan di atas meja khusus. Pada semua lini perakitan dilakukan pengawasan dan inspeksi yang cukup ketat di setiap stasiunnya, baik oleh pekerjanya sendiri maupun dari bagian QC untuk menghindari kesalahan proses perakitan yang mungkin terjadi karena begitu banyaknya berbagai macam urutan pekerjaan yang harus dilakukan.

27 c) Bagian Inspeksi Bagian Inspeksi sangat bertanggung jawab terhadap pemberian jaminan kualitas (Quality assurance) bagi-bagi produk-produk yang dihasilkan dengan meminimasi cacat yang ada sehingga sampai ke tangan konsumen dengan kualitas yang cukup memuaskan. Inspeksi dilakukan dengan sangat teliti, cermat dan ketat dari setiap urut-urutan proses produksi, dari inspeksi bahan baku material sampai bahan jadi. Untuk material dan produk jadi berupa komponen-komponen mesin dilakukan inspeksi terakhir berupa pengukuran presisi ukuran komponen (parts measurement) dan kalibrasi dengan menggunakan peralatan yang modern dan sangat teliti. Sedangkan untuk produk jadi berupa mesin dan transmissi kendaraan secara utuh dilakukan tes kamampuan mesin dan transmissi (Engine and Transmission Performance Test) dan tes kemampuan ketahanan mesin dan transmissi (Engine and Transmission Endurance Test), tes tersebut dilakukan di suatu ruang khusus (Monitoring Test Room) yang dilengkapi dengan peralatan yang modern dan sangat akurat. Tak jarang bagian divisi ini harus lembur lebih lama dari bagian lain karena harus menunggu bagian produksi meyelesaikan produksinya terlebih dahulu.

28 1.5.5 Manajeman Sumber daya Manusia Sumber Daya Manusia (SDM) adalah faktor sentral dalam suatu organisasi. Apapun bentuk serta tujuannya, organisasi dibuat berdasarkan berbagai visi untuk kepentingan manusia dan dalam pelaksanaan misinya dikelola dan diurus oleh manusia. Jadi, manusia merupakan faktor strategis dalam semua kegiatan institusi / organisasi. Selanjutnya, Manajemen SDM berarti mengatur, mengurus SDM berdasarkan visi perusahaan agar tujuan organisasi dapat dicapai secara optimum. MSDM mengacu kepada fungsi manajemen dalam pelaksanaan proses-proses perencanaan, pengorganisasian, staffing, memimpin dan mengendalikan. PT. MKM merupakan perusahaan usaha gabungan dua negara sehingga komposisi manajemen organisasinya merupakan campuran antara kedua belah pihak. Jenis jabatan yang dipegang diantara kedua belah pihak tergantung dari besarnya saham yang dimiliki oleh masing masing pihak. 1. Prosedur Penerimaan Karyawan Proses penerimaan pegawai merupakan wewenang departemen HRD PT. MKM yang bertanggung jawab terhadap pengadaan & pengembangan karyawan. Jika suatu departemen memerlukan tenaga tambahan maka departemen HRD akan mengeluarkan pengumuman perekrutan karyawan. Calon pegawai yang melamar tidak dibatasi dari luar organisasi saja tetapi setiap pegawai juga mempunyai kesempatan untuk mengikuti perekrutan pegawai asalkan memang memiliki kriteria yang ditentukan oleh pihak

29 departemen HRD. Berikut adalah prosedur penerimaan pegawai yang dilaksanakan oleh pihak HRD : Menyeleksi berkas lamaran pekerjaan. Setiap berkas lamaran kerja yang diterima pihak departemen HRD akan diseleksi sesuai dengan kualifikasi yang telah ditentukan oleh pihak departemen yang membutuhkan karyawan baru. Setiap calon pegawai yang lulus tahap penyeleksian berkas akan dipanggil untuk mengikuti kegiatan sosialisasi perusahaan. Pada tahapan ini calon pegawai akan menerima penjelasan mengenai pekerjaan yang akan ditawarkan, tinjauan tentang sejarah, tujuan, operasi dan mengenai kebijakan perusahaan, aturan kerja hingga tunjangan serta gaji yang akan diterima, selanjutnya pelamar akan diberikan waktu 1 hari untuk mengambil keputusan apakah akan tetap mengikuti proses penyeleksian. Pihak PT. MKM sengaja melaksanakan kegiatan sosialisasi sebelum penyeleksian lebih lanjut agar pelamar dapat mempertimbangkan keinginannya kembali apakah akan tetap mengikuti perekrutan setelah mendapatkan penjelasan sehingga nantinya pegawai yang diterima telah mengetahui segala konsekuensi yang diterima jika bekerja di PT. MKM dan dapat bekerja dengan nyaman dan efektif dalam organisasi. Menjalankan serangkaian tes. Calon pegawai akan mengikuti beberapa tes yang diadakan pihak HRD yang berguna untuk mengetahui

30 ketrampilan kerja calon dan kemampuan calon untuk belajar dalam organisasi, antara lain yaitu : a. Komputer b. Psikotes c. Kesehatan d. Wawancara Selanjutnya pegawai yang diterima akan menjalani masa uji coba selama 3 bulan. 2. Jam Kerja Karyawan Untuk mengefisiensikan kerja dan memanfaatkan waktu sebaik mungkin agar mendapatkan hasil yang optimal baik dari segi kualitas maupun kuantitas demi memenuhi permintaan akan produk maka PT. MKM memberlakukan Sistem Produksi part 24 jam yang terbagi menjadi 2 shift kerja. Dimana shift 1 memiliki alokasi waktu 8 jam dan shift 2 memiliki alokasi waktu 7 jam sehingga waktu total satu hari yaitu 15 jam kerja.

31 Shift I JIKA ADA OVERTIME TIDAK ADA OVERTIME 20:00 20:05 Meeting malam 22:15 22:20 Meeting malam 20:05 20:10 Persiapan kerja 22:20 22:25 Persiapan kerja 20:10 22:00 Produksi 22:25 01:00 Produksi 22:00 22:15 Istirahat 01:00 01:30 Istirahat 22:15 01:00 Produksi 01:30 04:30 Produksi 01:00 01:30 Istirahat 04:30 05:00 Istirahat 01:30 04:30 Produksi 05:00 06:10 Produksi 04:30 05:00 Istirahat 06:10 06:15 Kebersihan 05:00 07:10 Produksi 07:10 07:15 Kebersihan Tabel 1.1 Alokasi Waktu Kerja Shift 1 (malam)

32 Gambar 1.2. Struktur Organisasi PT. Mitsubishi Kramayudha Motors Manufacturing

33 Shift II JIKA ADA OVERTIME TIDAK ADA OVERTIME 07:30 07:35 Meeting pagi 07:30 07:35 Meeting pagi 07:35 07:40 Persiapan kerja 07:35 07:40 Persiapan kerja 07:40 09:40 Produksi 07:40 09:40 Produksi 09:40 09:50 Istirahat 09:40 09:50 Istirahat 09:50 11:50 Produksi 09:50 11:50 Produksi 11:50 12:30 Istirahat 11:50 12:30 Istirahat 12:30 14:20 Produksi 12:30 14:20 Produksi 14:20 14:30 Istirahat 14:20 14:30 Istirahat 14:30 16:20 Produksi 14:30 16:15 Produksi 16:20 16:30 Sholat ashar 16:15 16:20 Kebersihan 16:30 18:00 Produksi 16:20 16:30 Sholat ashar 18:00 18:30 Istirahat 18:30 19:55 Produksi 19:55 20:00 Kebersihan Tabel 1.2 Alokasi Waktu Kerja Shift 2 (pagi)

34 Prinsip Dasar Mutu PT. MKM PT.MKM mempunyai kebijakan mutu didalam kegiatan internal (di dalam PT.MKM) maupun eksternal (di vendor atau pemasok) harus dapat memberikan jaminan mutu terhadap produk, proses dan sistem manajemen mutu, mengingat industri komponen atau part di Indonesia telah melakukan kegiatan ekspor ke manca negara dan kendaraan bermotor telah menjadi suatu alat transportasi yang sangat diperlukan dalam kehidupan manusia saat ini. Adanya kecenderungan dari keinginan pelanggan yang selalu berubah dan meningkat tuntutan nilai mutunya, seperti harga produk yang kompetitif, penghematan pemakaian energi, tuntutan terhadap keandalan produk, tuntutan terhadap kelancaran transportasi dan ramah lingkungan sehingga dalam waktu yang tidak terlalu lama maka pemenuhan terhadap undang-undang dan peraturan pemerintah menjadi suatu kebutuhan yang mendesak. PT.MKM menanggapi keadaan tuntutan sosial tersebut dengan meletakkan kepuasan pelanggan sebagai prioritas utama dan dicapai dari hasil usaha keras pada pencapaian hasil proses produksi yang sempurna serta dengan mematuhi prosedur yang dibuat oleh semua karyawan. Kegagalan produksi yang mengalir sampai ke pelanggan dapat bersumber dari proses produksi PT.MKM atau dari proses produksi di vendor dan di pemasok, oleh karena itu diperlukan kegiatan pengendalian mutu yang berkelanjutan dan secara terus menerus sehingga mampu meningkatkan perbaikan pada sistem manajemen

35 mutu-mutu proses dan mutu produk sehingga dicapai kepercayaan pelanggan akhir kepada keandalan dan keunggulan produk. PT.MKM sangat berkeinginan untuk membina kerja sama saling menguntungkan dalam satu kesatuan rangkaian yang diawali dari pelanggan PT.MKM dan Vendor atau pemasok untuk bersatu padu dalam mewujudkan produk yang disenangi oleh pelanggan Manajeman Mutu Pabrik Prosedur mutu di departemen Quality Engineering terdiri dari 7 point, yaitu : 1. Pengendalian produk yang tidak sesuai Bertujuan menjamin bahwa produk yang tidak sesuai dengan standar dapat teridentifkasi dan dikontrol untuk mencegah agar tidak digunakan atau terkirim. 2. Tindakan perbaikan dan pencegahan Bertujuan untuk menemukan permasalahan sampai dengan tindakan perbaikan dengan hasil efektif yang berlaku pada problem internal. 3. Pemeriksaan terhadap produk yang dibeli Bertujuan menjamin dan memastikan kualitas produk yang diterima memenuhi persyaratan serta memberikan status terhadap seluruh komponen yang berasal dari vendor.

36 4. Customer Claim Bertujuan untuk memastikan bahwa klaim dari customer yang diterima dapat diproses secara baik, benar dan cepat. 5. Analisa Data Bertujuan untuk menetapkan kesesuaian dari sistem manajemen mutu dan untuk mengevaluasi improvement terhadap keefektifan dalam melakukan analisa data terhadap mutu produk. 6. Pengendalian Output. 7. Prosedur Mutu Pengendalian Alat Ukur Bertujuan menjamin dan mempertahankan keakurasian serta validasi semua alat inspeksi, uji dan ukur yang digunakan dalam realisasi produk Mekanisme Pengecekan Mutu Produk Dalam menjamin / memvalidasi hasil proses yang memenuhi standard mutu yang telah ditetapkan maka kegiatan pengendalian kualitas di line produksi dilakukan secara terus menerus dan berkesinambungan. Berdasarkan Lembar Check Point maka operator memeriksa tiap tiap titik pada produk untuk dilihat bagaimana mutu produk dengan cara visual (mata ) atau dengan menggunakan peralatan seperti Rol Meter, Caliper, penggaris, dan Thickness Gauge untuk mengecek hasil kerja, hasil setiap pengecekan dicatat pada Lembar data pengendalian kualitas (Daily Quality Check Sheet) dan dilakukan otorisasi oleh Foreman sampai dengan Staff dengan system Interval Check awal, tengah dan akhir.

37 Apabila produk kualitas kelas A (Appearance yang terlihat langsung secara visual dan menyangkut masalah keselamatan seperti: Outer panel, Front Axle) ditemukan menyimpang dari standard, maka Foreman / penanggung jawab shop harus membuat NCR yang ditujukan kepada Quality Engineering (QE) Departement dan menempatkan part di Area Part Pending yang diberi label berwarna putih. Jika penyimpangan terjadi pada produk qualitas Kelas B (Inner part yang tidak langsung terlihat secara visual seperti: inner door) sebagai contoh Minus Part, Spot, Las dan yang lainnya, operator dapat langsung memperbaiki/mengerjakan ulang part tersebut. Untuk kualitas A jika terjadi penyimpangan harus diklarifikasikan oleh Departemen QE apakah harus di Rework atau Scrap. Jika dilakukan Rework maka produk akan diberi label kuning dan akan diserahkan kembali kepada departemen produksi untuk di rework kemudian departemen QE akan menyatakan hasil rework OK atau tidak. Apabila hasil OK maka akan menjadi Part Finish dan bila hasilnya NG (No Good) akan menjadi Part Reject yang penempatannya pada Area Part Reject dan diberi label merah.

38 1.5.7 Perencanaan dan Pengendalian Produksi Untuk mencapai target perusahaan departemen PPC membuat suatu struktur organisasi sebagai berikut : Gambar 1.3 Struktur Organisasi Departemen PPC Tugas dan tanggung jawab Vendor&CKD SHOP : Menerima local parts dan CKD(Jepang, Filipina, Korea, Thailand) Control Stock di gudang Tugas dan tanggung jawab DELIVERY&MACHINNING SHOP: Input E/G finish Delivery E/G ke KRM, TJU, KKM, KTB. Control stock E/G Tugas dan tanggung jawab PLANNING CONTROL : Membuat schedule produksi Mengontrol masing masing vendor.

39 Dalam praktiknya planning control membuat schedule produksi dari KTB yang kemudian diserahkan kepada masing masing Assy plant (KRM, TJU, KKM) sehingga berjalan dengan lancar. Adapun gambar aliran order sebagai berikut : Gambar 1.4 Aliran Order Sistem Order Dalam melakukan ordering, perusahaan perusahaan tersebut melakukan dengan berbagai sistem antara lain dengan : a) Sistem schedule Dalam sistem ini costumer melakukan order dengan terjadwal dan ditentukan waktunya. Sehingga perusahaan dapat mengetahui dead line untuk menyelesaikan produksi sehingga bila jadwal berikutnya tiba perusahaan dapat memulai produksi untuk order yang baru.

40 b) Sistem Kanban Sistem kanban pada teorinya merupakan suatu sistem inventori dalam produksi suatu perusahaan manufaktur salah satu sistem yang merupakan alat untuk mengkomunikasikan jadwal produksi yang terjadwal dari satu stasiun kerja ke stasiun kerja yang lain. Pada PT. MKM dengan para konsumennya. Sistem kanban merupakan salah satu cara dalam menentukan jadwal produksi untuk pesanan bagi costumer yang menggunakan sistem ini. Pada sistem kanban berfungsi sebagai sistem untuk melakukan pesanan. Hal ini merupakan informasi bagi perusahaan untuk melakukan produksi karena pihak costumer akan mengeluarkan semacam order dalam sistem kanban yang menginstruksikan bagi perusahaan untuk melakukan produksi kembali Pelaksanaan K3 di PT. MKM PT.MKM memiliki sistem pelaksanaan K3 yang ditujukan bagi kesejahteraan dan keselamatan karyawannya. Pada hakekatnya tujuan pengelolaan K3 merupakan upaya yang ditujukan untuk : Melindungi tenaga kerja atas keselamatan selama dalam melakukan pekerjaannya untuk kesejahteraan hidup dan meningkatkan produksi dan produktivitas kerja. Menjamin keselamatan pekerja dan keselamatan orang lain yang berada di tempat kerja beserta lingkungannya.

41 Menjamin pemakaian dan penggunaan sumber-sumber produksi secara aman dan efisien. Sistem Pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja di PT.MKM dapat dibagi dalam beberapa hal seperti : penyediaan Alat Pelindung Diri (APD) seperti masker, sarung tangan katun, safety shoes, pelindung muka, ear plug ; Sistem proteksi kebakaran dan tanggap darurat seperti APAR, tanda penunjuk jalan keluar (EXIT), pintu darurat, denah evakuasi.

BAB I PENDAHULUAN. pun semakin pesat di era globalisasi ini. Peran industri di Indonesia sangatlah penting

BAB I PENDAHULUAN. pun semakin pesat di era globalisasi ini. Peran industri di Indonesia sangatlah penting BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Sejalan dengan perkembangan teknologi industri, perkembangan perindustrian pun semakin pesat di era globalisasi ini. Peran industri di Indonesia sangatlah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Dengan semakin ketatnya persaingan didunia bisnis maka perusahaan haruslah

BAB 1 PENDAHULUAN. Dengan semakin ketatnya persaingan didunia bisnis maka perusahaan haruslah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dengan semakin ketatnya persaingan didunia bisnis maka perusahaan haruslah mampu untuk memgimbangi perusahaan-perusahaan pesaing yang ada di pasaran, hal utama

Lebih terperinci

BAB II SEJARAH DAN PROFIL PERUSAHAAN

BAB II SEJARAH DAN PROFIL PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Perusahaan BAB II SEJARAH DAN PROFIL PERUSAHAAN PT.Krama Yudha Ratu Motor Persetujuan usaha patungan (Joint Venture) terjadi pada tanggal 18 Januari 1973 antara PT. Krama Yudha (KY), Mitsubishi

Lebih terperinci

MEMPELAJARI TEKNIK KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA PEMBUATAN PART TRANSMISI MACHINING DI PT. MITSUBISHI KRAMA YUDHA MOTORS AND MANUFACTURING

MEMPELAJARI TEKNIK KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA PEMBUATAN PART TRANSMISI MACHINING DI PT. MITSUBISHI KRAMA YUDHA MOTORS AND MANUFACTURING MEMPELAJARI TEKNIK KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA PEMBUATAN PART TRANSMISI MACHINING DI PT. MITSUBISHI KRAMA YUDHA MOTORS AND MANUFACTURING Disusun Oleh: Imam Sri Ediyasa 39411234 JURUSAN TEKNIK

Lebih terperinci

MEMPELAJARI PENERAPAN PENCEGAHAN PENCEMARAN LIMBAH TERHADAP LINGKUNGAN PT. MITSHUBISHI KRAMA YUDHA MOTORS AND MANUFACTURING

MEMPELAJARI PENERAPAN PENCEGAHAN PENCEMARAN LIMBAH TERHADAP LINGKUNGAN PT. MITSHUBISHI KRAMA YUDHA MOTORS AND MANUFACTURING MEMPELAJARI PENERAPAN PENCEGAHAN PENCEMARAN LIMBAH TERHADAP LINGKUNGAN PT. MITSHUBISHI KRAMA YUDHA MOTORS AND MANUFACTURING Disusun Oleh : Ade Rizal Tosi 30411133 LATAR BELAKANG Perusahaan Penanganan Limbah

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS KEBUTUHAN KHASANAH DATA. menggunakan 2 metode. Kedua metode tersebut adalah metode bottom up dan

BAB 3 ANALISIS KEBUTUHAN KHASANAH DATA. menggunakan 2 metode. Kedua metode tersebut adalah metode bottom up dan BAB 3 ANALISIS KEBUTUHAN KHASANAH DATA 3.1 Metode Analisis dan Perancangan Dalam melakukan analisis dan perancangan khasanah data, kita dapat menggunakan 2 metode. Kedua metode tersebut adalah metode bottom

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. PT. Krama Yudha Ratu Motor (KRM) merupakan salah satu perusahaan yang

BAB I PENDAHULUAN. PT. Krama Yudha Ratu Motor (KRM) merupakan salah satu perusahaan yang 1 BAB I PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Permasalahan PT. Krama Yudha Ratu Motor (KRM) merupakan salah satu perusahaan yang bergerak di bidang industri otomotif yang memproduksi kendaraan-kendaraan niaga

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam kegiatan industri khususnya industri otomotif, ujung tombak yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam kegiatan industri khususnya industri otomotif, ujung tombak yang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kegiatan industri khususnya industri otomotif, ujung tombak yang sangat berperan dalam memberikan input yang signifikan terhadap perusahaan adalah bagian produksi.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sarana transportasi umum yang buruk dan tidak memadai membuat masyarakat Indonesia enggan untuk memanfaatkannya. Dengan tingkat kesejahteraan dan daya beli masyarakat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Di era yang perkembanganya sangat cepat ini dimana semua dituntut untuk menciptakan suatu proses kerja yang efektif dan effisien dengan tidak mengurangi standard kualitas

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Gambaran Umum Perusahaan. 1. Sejarah PT. Mitsubishi Krama Yudha Motors and Manufacturing

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Gambaran Umum Perusahaan. 1. Sejarah PT. Mitsubishi Krama Yudha Motors and Manufacturing 58 BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Perusahaan 1. Sejarah PT. Mitsubishi Krama Yudha Motors and Manufacturing Pada tanggal 16 januari 1973 terjadi persetujuan usaha patungan ( Joint Venture)

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara LAMPIRAN Uraian Tugas dan Tanggung Jawab Berbagai Bagian dalam Organisasi Perusahaan Elektronik Jakarta Dalam menjalankan kegiatan operasionalnya, perusahaan elektronik membagi tugas dan tanggung jawab

Lebih terperinci

BAB II PROFIL PT. ASTRA DAIHATSU MOTOR

BAB II PROFIL PT. ASTRA DAIHATSU MOTOR BAB II PROFIL PT. ASTRA DAIHATSU MOTOR 2.1 Profil Perusahaan 2.2 Sejarah Singkat PT. Astra Daihatsu Motor PT. Astra Daihatsu Motor (ADM) mengawali sejarahnya pada tahun 1973. Pada tahun 1973, Astra mendapatkan

Lebih terperinci

MEMPELAJARI PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PRODUKSI PADA PT. HINO MOTORS MANUFACTURING INDONESIA

MEMPELAJARI PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PRODUKSI PADA PT. HINO MOTORS MANUFACTURING INDONESIA MEMPELAJARI PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PRODUKSI PADA PT. HINO MOTORS MANUFACTURING INDONESIA Disusun oleh: Nama : Rizki Arisandi Npm : 36412550 Jurusan : Teknik Industri Dosen Pembimbing : Mohammad Okki

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. atau tidak maka dibutuhkan suatu kelayakan proyek. diukur dengan mempertimbangkan untung dan ruginya suatu investasi.

BAB 1 PENDAHULUAN. atau tidak maka dibutuhkan suatu kelayakan proyek. diukur dengan mempertimbangkan untung dan ruginya suatu investasi. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Investasi yang dilakukan perusahaan dimaksudkan untuk memperoleh manfaat atau hasil dalam beberapa periode atau beberapa tahun di masa yang akan datang. Karena itu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkembang dari waktu ke waktu yang menuntut semua instansi industri untuk

BAB I PENDAHULUAN. berkembang dari waktu ke waktu yang menuntut semua instansi industri untuk 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sejalan dengan kemajuan jaman yang semakin pesat, dunia industri semakin berkembang dari waktu ke waktu yang menuntut semua instansi industri untuk memperbaiki

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan PT. Krama Yudha Ratu Motor (KRM) adalah perusahaan yang memproduksi mobil niaga jenis truk tipe TD yang merupakan produk dengan jumlah permintaan (demand)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. elektronik dengan menggunakan tiga jenis mesin injeksi. Dua tahun

BAB I PENDAHULUAN. elektronik dengan menggunakan tiga jenis mesin injeksi. Dua tahun BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang PT. Yasunli Abadi Utama Plastic berdiri di Tangerang, 8 Juli 1980. Adalah suatu perusahaan yang awalnya berspesialisasi dalam memproduksi peralatanperalatan elektronik

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN BAB II TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN 2.1.Letak Perusahaan merupakan salah satu perusahaan yang bergerak pada industri perakitan dan komponen kendaraan bergerak roda empat diesel berlokasi JL. Kaliabang No.1

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis data kualitatif. Analisis

III. METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis data kualitatif. Analisis 26 III. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis data kualitatif. Analisis data dilakukan secara deskriptif dengan cara menjelaskan fakta yang ada dilapangan

Lebih terperinci

Lampiran 1. Struktur Organisasi

Lampiran 1. Struktur Organisasi Lampiran 1. Struktur Organisasi Kepala Pabrik Administrasi Produksi Quality Assurance and Environment Utilitas Bussiness Accounting Seksi Kesehatan & Keselamatan Kerja Seksi Gudang Material Seksi Stock

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi seperti saat ini, perusahaan yang bergerak di segala bidang

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi seperti saat ini, perusahaan yang bergerak di segala bidang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era globalisasi seperti saat ini, perusahaan yang bergerak di segala bidang industri dituntut untuk senantiasa proaktif dalam menanggapi segala jenis perubahan,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Dewasa ini teknologi informasi sudah diterapkan dalam semua sisi kehidupan

BAB 1 PENDAHULUAN. Dewasa ini teknologi informasi sudah diterapkan dalam semua sisi kehidupan 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Dewasa ini teknologi informasi sudah diterapkan dalam semua sisi kehidupan manusia, terutama dalam perusahaan dan industri. Dengan berbasiskan teknologi informasi,

Lebih terperinci

I. BAB I PENDAHULUAN

I. BAB I PENDAHULUAN I. BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Dalam menjalani kehidupan, manusia membutuhkan berbagai macam barangbarang untuk memenuhi kebutuhannya. Pada saat ini, manusia menggunakan mobil sebagai alat transportasi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Persaingan di dunia industri pada saat ini tidak dapat dihindari, dan setiap pesaing

BAB 1 PENDAHULUAN. Persaingan di dunia industri pada saat ini tidak dapat dihindari, dan setiap pesaing BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Persaingan di dunia industri pada saat ini tidak dapat dihindari, dan setiap pesaing berusaha untuk mencari suatu metode yang lebih baik untuk memanfaatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menghadapi perkembangan zaman yang kian cepat dan kompleks persaingan

BAB I PENDAHULUAN. Menghadapi perkembangan zaman yang kian cepat dan kompleks persaingan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menghadapi perkembangan zaman yang kian cepat dan kompleks persaingan dunia industri akan semakin ketat maka setiap industri akan terus dituntut untuk meningkatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Sejarah PT. Nikkatsu Electric Works

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Sejarah PT. Nikkatsu Electric Works BAB I PENDAHULUAN 1.1. Sejarah PT. Nikkatsu Electric Works PT. Nikkatsu (lengkapnya PT. Nikkatsu Electric Works yang beralamat di Jl.Cimuncang no.70 Bandung) adalah perusahaan swasta nasional dengan status

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. PT. Federal Karyatama adalah suatu perusahaan yang bergerak di bidang

BAB 1 PENDAHULUAN. PT. Federal Karyatama adalah suatu perusahaan yang bergerak di bidang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang PT. Federal Karyatama adalah suatu perusahaan yang bergerak di bidang industri manufaktur yang menghasilkan pelumas (oli). PT. Federal Karyatama berusaha untuk tepat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. selalu berusaha meningkatkan daya saingnya melalui peningkatan. efisiensi, kualitas dan produktivitas perusahaannya dalam rangka

BAB 1 PENDAHULUAN. selalu berusaha meningkatkan daya saingnya melalui peningkatan. efisiensi, kualitas dan produktivitas perusahaannya dalam rangka BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah. Dewasa ini persaingan di dunia industri makin ketat. Permintaan pasarpun sering berubah-ubah. Kenyataan ini membuat para pengusaha selalu berusaha meningkatkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Industri otomotif di Indonesia saat ini berkembang cukup pesat. Perkembangan

BAB 1 PENDAHULUAN. Industri otomotif di Indonesia saat ini berkembang cukup pesat. Perkembangan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Industri otomotif di Indonesia saat ini berkembang cukup pesat. Perkembangan industri ini dapat dilihat dari mulai banyaknya merek dunia yang masuk ke pasar Indonesia.

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Sejarah Perusahaan PT. Suzuki Indomobil Motor PT. Indomobil Suzuki Internasional (ISI) adalah sebuah perusahaan yang bergerak dalam bidang industri produksi, perakitan,

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN 53 BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN 3.1 Gambaran Umum Perusahaan 3.1.1 Sejarah Perusahaan PT. Nabatindah Sejahtera adalah sebuah perusahaan nasional yang resmi didirikan di Jakarta, sejak tanggal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Setiap perusahaan akan dihadapkan dengan era persaingan pasar global,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Setiap perusahaan akan dihadapkan dengan era persaingan pasar global, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap perusahaan akan dihadapkan dengan era persaingan pasar global, dimana harus menghadapi persaingan ketat dengan perusahaan-perusahaan diseluruh dunia. Perkembangan

Lebih terperinci

BAB 2 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB 2 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB 2 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Perusahaan PT. Tri Dharma Wisesa yang beralamatkan di Jl. Pegangsaan Dua blok A1, km 1.6, Kelapa Gading, Jakarta Utara adalah salah satu perusahaan manufaktur

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 34 BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1. Pengumpulan Data 4.1.1 Profil Umum Perusahaan PT. MEKAR ARMADA JAYA merupakan salah satu perusahaan yang bergerak dibidang stamping dan tooling yang mampu

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada era yang sudah maju pada saat ini manusia sangat memerlukan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada era yang sudah maju pada saat ini manusia sangat memerlukan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era yang sudah maju pada saat ini manusia sangat memerlukan Teknologi dalam kehidupannya. Semakin pesatnya pertumbuhan teknologi, maka saat ini tercipta banyak

Lebih terperinci

V. Hasil 3.1 Proses yang sedang Berjalan

V. Hasil 3.1 Proses yang sedang Berjalan V. Hasil 3.1 Proses yang sedang Berjalan Dalam industri komponen otomotif, PT. XYZ melakukan produksi berdasarkan permintaan pelanggannya. Oleh Marketing permintaan dari pelanggan diterima yang kemudian

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. semakin berkembangnya perdagangan bebas yang masuk, maka setiap

BAB 1 PENDAHULUAN. semakin berkembangnya perdagangan bebas yang masuk, maka setiap 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan kemajuan perekonomian di Indonesia dan juga semakin berkembangnya perdagangan bebas yang masuk, maka setiap perusahaan harus mempersiapkan diri untuk

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. 2.1 Sejarah Singkat PT Kasa Husada Wira Jatim

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. 2.1 Sejarah Singkat PT Kasa Husada Wira Jatim BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Singkat PT Kasa Husada Wira Jatim Gambar 2.1 Foto Perusahaan PT Kasa Husada Wira Jatim yang berlokasi di jalan Kalimas Barat 17-19, Surabaya merupakan sebuah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan produk plastik pada saat ini cukup pesat dimana semakin

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan produk plastik pada saat ini cukup pesat dimana semakin 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan produk plastik pada saat ini cukup pesat dimana semakin meningkatnya pemesanan oleh masyarakat. Oleh karena itu PT. PANCA BUDI IDAMAN lebih meningkatkan

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1. Pembagian dan Tugas Tanggung Jawab.

LAMPIRAN 1. Pembagian dan Tugas Tanggung Jawab. LAMPIRAN 1. Pembagian dan Tugas Tanggung Jawab. 1. Plant Manager Plant Manager sebagai pimpinan tertinggi dalam perusahaan mempunyai wewenang dan tanggung jawab sebagai berikut: a. Tugas Manager bertugas

Lebih terperinci

MEMPELAJARI PENERAPAN SISTEM KANBAN PART REINFORCEMENT SUB ASSY RR BUMPER PADA PT. METINDO ERASAKTI

MEMPELAJARI PENERAPAN SISTEM KANBAN PART REINFORCEMENT SUB ASSY RR BUMPER PADA PT. METINDO ERASAKTI Nama : Ridwanullah NPM : 36411161 Jurusan : Teknik Industri Pembimbing : Dr. Ir. Dian Kemala Putri, MT MEMPELAJARI PENERAPAN SISTEM KANBAN PART REINFORCEMENT SUB ASSY RR BUMPER PADA PT. METINDO ERASAKTI

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN BAB II TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Data Perusahaan 2.1.1. Identitas Perusahaan PT. Ching Luh Group adalah usaha yang bergerak dibidang sepatu khusunya sepatu olah raga. Yang membuat sepatu-sepatu merk

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Penyelesaian masalah yang diteliti dalam tugas akhir ini memerlukan teori-teori atau tinjauan pustaka yang dapat mendukung pengolahan data. Beberapa teori tersebut digunakan sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Industri otomotif adalah salah satu industri yang berkembang begitu cepat. Industri otomotif dipandang memiliki prospek yang sangat menjanjikan kedepannya

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN Bab ini menjelaskan beberapa hal mengenai perusahaan yang menjadi tempat penelitian, yaitu PT. XYZ. Beberapa hal tersebut adalah sejarah perusahaan, ruang lingkup bidang

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan PT. Latexindo Toba-Perkasa adalah perusahaan yang bergerak di bidang produksi sarung tangan berbahan latex. PT. Latexindo Toba-Perkasa didirikan

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN 49 BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN 3.1 Riwayat Perusahaan PT. XYZ didirikan pada tahun 1986, merupakan sebuah perusahaan swasta yang bergerak dalam bidang polyester dan berlokasi di Tangerang. Sejak tahun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang PT. IRC INOAC INDONESIA adalah salah satu perusahaan yang bergerak dalam bidang manufactur komponen karet untuk otomotif dan juga industrial parts. Untuk tahun 2009

Lebih terperinci

LAMPIRAN UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

LAMPIRAN UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA LAMPIRAN LAMPIRAN STRUKTUR ORGANISASI DAN URAIAN TUGAS PT. CISANGKAN 1. Commisaris Fungsi : Merencanakan dan menentukan visi dan misi serta mengawasi kegiatan perusahaan maupun kinerja serta jalannya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. berhubungan erat dengan kepuasan pelanggan, dan akhirnya, mempengaruhi kesuksesan

BAB 1 PENDAHULUAN. berhubungan erat dengan kepuasan pelanggan, dan akhirnya, mempengaruhi kesuksesan 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pangsa pasar merupakan faktor kritis dari kesuksesan suatu bisnis. Pangsa pasar berhubungan erat dengan kepuasan pelanggan, dan akhirnya, mempengaruhi kesuksesan

Lebih terperinci

Struktur Perusahaan PT. Astra Honda Motor

Struktur Perusahaan PT. Astra Honda Motor BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Perusahaan PT. Astra Honda Motor merupakan pelopor industri sepeda motor di Indonesia. Didirikan pada 11 Juni 1971 dengan nama awal PT. Federal Motor yang sahamnya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. sistem dimana faktor-faktor semacam tenaga kerja dan modal/kapital (mesin,

BAB 1 PENDAHULUAN. sistem dimana faktor-faktor semacam tenaga kerja dan modal/kapital (mesin, BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Produktivitas pada dasarnya berkaitan erat dengan sistem produksi, yaitu sistem dimana faktor-faktor semacam tenaga kerja dan modal/kapital (mesin, peralatan

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Flow Process PT. ADM divisi Stamping Plant Start Press Line IRM 2A Line Single Part 3B Line Logistik PPC 4A Line Press Inspection Door Assy Inspection Dies Maintenance

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. dalam bidang industri pengolahan minyak goreng. Perusahaan Permata Hijau

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. dalam bidang industri pengolahan minyak goreng. Perusahaan Permata Hijau BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan Perusahaan Permata Hijau Group (PHG) adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang industri pengolahan minyak goreng. Perusahaan Permata Hijau Group

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Singkat Perusahaan Bulan Februari 1982 Lembaga Instrumentasi Nasional, sekarang Puslitbang KIM-LIPI, mulai giat melaksanakan proyek crash program Direktorat

Lebih terperinci

BAB III. Objek Penelitian. PT. Rackindo Setara Perkasa merupakan salah satu perusahaan swasta yang

BAB III. Objek Penelitian. PT. Rackindo Setara Perkasa merupakan salah satu perusahaan swasta yang BAB III Objek Penelitian III.1. Sejarah singkat Perusahaan PT. Rackindo Setara Perkasa merupakan salah satu perusahaan swasta yang bergerak di bidang furniture / meubel. Kegiatan utama dari perusahaan

Lebih terperinci

Nama : Dandi Yudha Aditya NPM : Jurusan : Teknik Industri Pembimbing : Dr. Ir. Dian Kemala Putri, MT

Nama : Dandi Yudha Aditya NPM : Jurusan : Teknik Industri Pembimbing : Dr. Ir. Dian Kemala Putri, MT Mempelajari Peringkat Kinerja Operator Pada Perakitan Komponen Out Side View Mirror (kaca spion) dan Opening Trim Pada Kendaraan Colt Diesel Maru-T tipe 304 TD di PT. Krama Yudha Ratu Motor Nama : Dandi

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN. beralamat di Jalan Prepedan Raya No 54, Kalideres, Jakarta Barat.

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN. beralamat di Jalan Prepedan Raya No 54, Kalideres, Jakarta Barat. 36 BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Riwayat Perusahaan PT Prima Plastik Internusa (PPI) adalah suatu perusahaan yang bergerak dalam bidang packaging atau produksi kemasan. PT PPI didirikan tahun

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM PERUSAHAAN

KEADAAN UMUM PERUSAHAAN IV. KEADAAN UMUM PERUSAHAAN A. Sejarah dan Perkembangan Perusahaan PT. TMMIN (Toyota Motor Manufacturing Indonesia) diresmikan pada tanggal 12 April 1971. Pada saat itu PT. TMMIN (Toyota Motor Manufacturing

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Dewasa ini banyak perusahaan-perusahaan khususnya otomotif dan juga

BAB 1 PENDAHULUAN. Dewasa ini banyak perusahaan-perusahaan khususnya otomotif dan juga BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah. Dewasa ini banyak perusahaan-perusahaan khususnya otomotif dan juga industri manufaktur mulai mengadopsi sistem Just In Time atau Kanban karena keberhasilan

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN A.

BAB I. PENDAHULUAN A. BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan industri otomotif di Indonesia semakin hari semakin meningkat, terutama di segmen kendaraan ringan roda empat atau mobil. Pertumbuhan tersebut akan didukung

Lebih terperinci

BAB II PROSES BISNIS PT. INDONESIA POWER UBP KAMOJANG

BAB II PROSES BISNIS PT. INDONESIA POWER UBP KAMOJANG BAB II PROSES BISNIS PT. INDONESIA POWER UBP KAMOJANG PT. Indonesia Power UBP Kamojang saat ini telah menerapkan sistem manajemen terpadu, dengan tiga sub sistemnya yang terdiri dari Sistem Manajemen Mutu

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Setiap industri manufaktur membutuhkan gerak yang optimal pada keseluruhan

BAB 1 PENDAHULUAN. Setiap industri manufaktur membutuhkan gerak yang optimal pada keseluruhan 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap industri manufaktur membutuhkan gerak yang optimal pada keseluruhan sistemnya agar dapat meningkatkan kualitas produk dan pelayanannya untuk mempertahankan

Lebih terperinci

BAB III PROSES PERAKITAN KOMPRESOR SHARK L.1/2 HP. mesin dan metode. Sistem manufaktur terbagi menjadi 2, yaitu :

BAB III PROSES PERAKITAN KOMPRESOR SHARK L.1/2 HP. mesin dan metode. Sistem manufaktur terbagi menjadi 2, yaitu : BAB III PROSES PERAKITAN KOMPRESOR SHARK L.1/2 HP 3.1. SISTEM MANUFAKTUR 3.1.1. JENIS SISTEM MANUFAKTUR Proses manufaktur merupakan suatu proses perubahan bentuk dari bahan baku atau bahan setengah jadi

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN. bidang packaging, seperti membuat bungkusan dari suatu produk seperti, chiki,

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN. bidang packaging, seperti membuat bungkusan dari suatu produk seperti, chiki, BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Riwayat Perusahaan PT. Karya Indah Bersama adalah sebuah perusahaan yang bergerak pada bidang packaging, seperti membuat bungkusan dari suatu produk seperti, chiki,

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN (INDUSTRI)

BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN (INDUSTRI) BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN (INDUSTRI) 2.1 Sejarah Perusahaan A. Sejarah Aisan Nasmoco Industri di Indonesia Pada tahun 1997, Aisan Co. Ltd mendirikan manufaktur anak perusahaan di Indonesia bekerjasama

Lebih terperinci

BAB 3 ANALIS IS S IS TEM YANG BERJALAN

BAB 3 ANALIS IS S IS TEM YANG BERJALAN BAB 3 ANALIS IS S IS TEM YANG BERJALAN 3.1. Riwayat Perusahaan PT. Sinar Buana adalah sebuah perusahaan dagang yang bergerak dalam bidang distribusi permesinan dan bahan kimia industri. PT. Sinar Buana

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Gambaran Umum 1. Lokasi Penelitian Dalam penelitian ini yang akan menjadi objek penelitian adalah PT. Samudra Marine Indonesia yaitu perusahaan jasa pembuatan kapal, perbaikan

Lebih terperinci

PROFIL PERUSAHAAN. A. Sejarah dan Perkembangan Perusahaan

PROFIL PERUSAHAAN. A. Sejarah dan Perkembangan Perusahaan II. PROFIL PERUSAHAAN A. Sejarah dan Perkembangan Perusahaan PT. Toyota Motor Manufacturing Indonesia adalah bagian dari perusahaan besar yaitu Toyota Motor Corporation (TMC), Jepang. Diawali dengan berdirinya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN unit. Pertumbuhan penjualan produsen-produsen mobil utama di. dengan pangsa pasar sebesar 11.3%.

BAB I PENDAHULUAN unit. Pertumbuhan penjualan produsen-produsen mobil utama di. dengan pangsa pasar sebesar 11.3%. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan industri otomotif di Indonesia semakin hari semakin meningkat, terutama di segmen kendaraan ringan roda empat atau mobil. Pertumbuhan tersebut akan didukung

Lebih terperinci

BAB IV. Hasil Praktek Kerja dan Analisis. 4.2 Dokumen-dokumen yang digunakan dalam sistem pembelian impor komponen

BAB IV. Hasil Praktek Kerja dan Analisis. 4.2 Dokumen-dokumen yang digunakan dalam sistem pembelian impor komponen BAB IV Hasil Praktek Kerja dan Analisis 4.1 Sistem Komputerisasi yang digunakan Perusahaan ini telah menggunakan sistem yang terkomputerisasi sebagai kegiatan operasional kerja. Database yang digunakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. giat untuk meningkatkan kinerjanya agar dapat memenuhi permintaan tersebut. Banyak

BAB 1 PENDAHULUAN. giat untuk meningkatkan kinerjanya agar dapat memenuhi permintaan tersebut. Banyak BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Permintaan produk yang tinggi dari pelanggan akan membuat perusahaan semakin giat untuk meningkatkan kinerjanya agar dapat memenuhi permintaan tersebut. Banyak

Lebih terperinci

KEWIRAUSAHAAN III. Power Point ini membahas mata kuliah Kewirausahaan III. Endang Duparman. Modul ke: Arissetyanto. Fakultas SISTIM INFORMASI

KEWIRAUSAHAAN III. Power Point ini membahas mata kuliah Kewirausahaan III. Endang Duparman. Modul ke: Arissetyanto. Fakultas SISTIM INFORMASI Modul ke: 05 KEWIRAUSAHAAN III Power Point ini membahas mata kuliah Kewirausahaan III Fakultas SISTIM INFORMASI Endang Duparman Program Studi INFORMATIKA www.mercubuana.a.cid EVALUASI RENCANA PRODUKSI

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam menghadapi persaingan dunia usaha, terutama sektor Industri otomotif, PT

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam menghadapi persaingan dunia usaha, terutama sektor Industri otomotif, PT BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam menghadapi persaingan dunia usaha, terutama sektor Industri otomotif, PT ADM (Astra Daihatsu Motor) sebagai ATPM (Agen Tunggal Pemegang Merk) terus berupaya

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Just In Time Pada tahun 1970 konsep Just In Time mulai dipopulerkan oleh Mr. Taiichi Ohno dan rekannya di Toyota Motor Company, Jepang. Akar dari konsep Just In Time dapat ditelusuri

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. PT. Honda Prospect Motor merupakan perusahaan yang bergerak dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. PT. Honda Prospect Motor merupakan perusahaan yang bergerak dalam 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang PT. Honda Prospect Motor merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang produksi mobil dan komponennya. Dalam menjalankan usahanya, PT. Honda Prospect Motor selalu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Adapun jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kualitatif. Dalam

BAB III METODE PENELITIAN. Adapun jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kualitatif. Dalam 27 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Data Adapun jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kualitatif. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan analisis kualitatif, karena analisis

Lebih terperinci

kecintaan kami pada industry ini, kami akan selalu berkreasi dan berinovasi untuk membuat produk yang didambakan oleh para pelanggan. Perusahaan akan

kecintaan kami pada industry ini, kami akan selalu berkreasi dan berinovasi untuk membuat produk yang didambakan oleh para pelanggan. Perusahaan akan BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan PT. Sinar Inti Electrindo Rayaadalah perusahaan yang berdiri sejak tahun 1979.Sejak 39 tahun yang lalu. Saat ini PT. Sinar Inti Electrindo Raya mengembangkan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi industri manufaktur dalam beberapa dekade terakhir ini

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi industri manufaktur dalam beberapa dekade terakhir ini BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi industri manufaktur dalam beberapa dekade terakhir ini turut menyumbangan kemudahan dalam menciptakan inovasi-inovasi produk baru yang

Lebih terperinci

BAB 2 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. Dimulai pada tahun 2001 sebagai perusahaan assembly, PT Pro Tec Indonesia

BAB 2 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. Dimulai pada tahun 2001 sebagai perusahaan assembly, PT Pro Tec Indonesia BAB 2 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Latar Belakang Perusahaan Dimulai pada tahun 2001 sebagai perusahaan assembly, PT Pro Tec Indonesia (Pro Tec) merupakan perusahaan perakit komponen-komponen untuk perusahaan

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 57 BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1. Pengumpulan Data 4.1.1. Sejarah Perusahaan PT. Inkoasku merupakan salah satu perusahaan industri otomotif yang bergerak dalam bidang Wheel Rim Manufakturing.

Lebih terperinci

BAB 1 TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN

BAB 1 TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN BAB 1 TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN 1.1 LATAR BELAKANG PERUSAHAAN Kerja praktik dilaksanakan di Perusahaan PT.Hilon Indonesia. Perusahaan ini merupakan salah satu perusahaan yang bergerak dalam bidang industri

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN. parts. Perusahaan ini menerima pesanan dari perusahaan otomotif dan

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN. parts. Perusahaan ini menerima pesanan dari perusahaan otomotif dan BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Gambaran Umum Perusahaan 3.1.1 Sejarah Perusahaan PT. Multikarya Sinardinamika adalah sebuah perusahaan yang bergerak dalam bidang manufaktur pembuatan accessories

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI MANUFAKTUR DALAM KERANGKA KERJA SISTEM INFORMASI MANAJEMEN

SISTEM INFORMASI MANUFAKTUR DALAM KERANGKA KERJA SISTEM INFORMASI MANAJEMEN JURNAL TEKNIK INDUSTRI VOL. 3, NO. 2, DESEMBER 2001: 80-86 SISTEM INFORMASI MANUFAKTUR DALAM KERANGKA KERJA SISTEM INFORMASI MANAJEMEN Bernardo Nugroho Yahya Dosen Fakultas Teknologi Industri, Jurusan

Lebih terperinci

BAB 3 TINJAUAN SISTEM INFORMASI YANG BERJALAN

BAB 3 TINJAUAN SISTEM INFORMASI YANG BERJALAN BAB 3 61 TINJAUAN SISTEM INFORMASI YANG BERJALAN 3.1 Sekilas tentang PT FI 3.1.1 Sejarah Perusahaan PT FI didirikan berdasarkan Akta Notaris A. Partomuan Pohan, SH, LLM No. 6, tanggal 2 September 1993.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENULISAN

BAB III METODE PENULISAN 34 BAB III METODE PENULISAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penulis melakukan pengamatan dengan melakukan praktik kerja lapangan (PKL) selama 2 bulan di PT Tunas Dwipa Matra Bandar Lampung yang beralamat

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN. PT. Perusahaan Perdagangan Indonesia (Persero) merupakan hasil merger dari

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN. PT. Perusahaan Perdagangan Indonesia (Persero) merupakan hasil merger dari 59 BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Riwayat Perusahaan PT. Perusahaan Perdagangan Indonesia (Persero) merupakan hasil merger dari tiga BUMN Niaga yaitu PT. Dharma Niaga, PT. Pantja Niaga dan PT.

Lebih terperinci

BAB 2 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB 2 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB 2 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan PT. Kadujaya Perkasa didirikan pada tahun 1982 dan berlokasi di Tangerang. PT. Kadujaya Perkasa merupakan perusahaan yang memproduksi barang barang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan tingginya sepeda motor di Indonesia. Sehingga membuat permintaan Alloy

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan tingginya sepeda motor di Indonesia. Sehingga membuat permintaan Alloy BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri kendaraan sepeda motor di Indonesia semakin berkembang sejalan dengan tingginya sepeda motor di Indonesia. Sehingga membuat permintaan Alloy Wheel For Motorcycle

Lebih terperinci

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISA DATA

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISA DATA BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISA DATA 4.1. Penyajian data 4.1.1.Gambaran Umum Perusahaan Awal mulanya pada tahun 2006 perusahaan ini didirikan oleh dua pemegang saham dengan nama PT Citra Profoam Indonesia.

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DATA DAN PEMBAHASAN. 4.1 Strategi Penerapan Just In Time Manufacturing

BAB IV PENGUMPULAN DATA DAN PEMBAHASAN. 4.1 Strategi Penerapan Just In Time Manufacturing BAB IV PENGUMPULAN DATA DAN PEMBAHASAN 4.1 Strategi Penerapan Just In Time Manufacturing Sebagai yang telah dijelaskan sebelumnya, bahwa konsentrasi perhatian konsep JIT adalah pada aspek manusia, kualitas,

Lebih terperinci

Lean Thinking dan Lean Manufacturing

Lean Thinking dan Lean Manufacturing Lean Thinking dan Lean Manufacturing Christophel Pratanto No comments Dasar pemikiran dari lean thinking adalah berusaha menghilangkan waste (pemborosan) di dalam proses, atau dapat juga dikatakan sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangannya di perusahaan manufaktur, selain

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangannya di perusahaan manufaktur, selain BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan perkembangannya di perusahaan manufaktur, selain bersaing dalam dunia pasar yang semakin memunculkan teknologi informasi yang canggih, perusahaan juga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 2.6. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 2.6. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 2.6. Latar Belakang Masalah Pada zaman era globalisasi ini, bidang usaha yang berbasis produksi telah mengalami perkembangan yang sangat pesat terutama industri manufaktur. Perkembangan

Lebih terperinci

BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA. General Assy. Stay Body Cover. Permanent 1. Permanent 2. Permanent 3. Permanent 4. Inspeksi. Repair.

BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA. General Assy. Stay Body Cover. Permanent 1. Permanent 2. Permanent 3. Permanent 4. Inspeksi. Repair. BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA 4.1 Pengumpulan Data 4.1.1 Diagram Proses Pembuatan Frame Body Comp Marking Front Frame Rear Frame General Assy Stay Body Cover Permanent 1 Permanent 2 Permanent 3 Permanent

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam menghadapi persaingan pasar bebas yang semakin ketat, setiap

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam menghadapi persaingan pasar bebas yang semakin ketat, setiap 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam menghadapi persaingan pasar bebas yang semakin ketat, setiap perusahaan menerapkan berbagai macam cara agar produk-produk mereka dapat terus bertahan. Untuk

Lebih terperinci

BAB 9 MANAJEMEN OPERASIONAL SISTEM PRODUKSI TEPAT WAKTU (JUST IN TIME-JIT)

BAB 9 MANAJEMEN OPERASIONAL SISTEM PRODUKSI TEPAT WAKTU (JUST IN TIME-JIT) BAB 9 MANAJEMEN OPERASIONAL SISTEM PRODUKSI TEPAT WAKTU (JUST IN TIME-JIT) A. Pengertian Just In Time (JIT) Sistem produksi tepat waktu (Just In Time) adalah sistem produksi atau sistem manajemen fabrikasi

Lebih terperinci

SISTEM PRODUKSI JUST-IN-TIME

SISTEM PRODUKSI JUST-IN-TIME SISTEM PRODUKSI JUST-IN-TIME A. Pendahuluan Dalam Laboratorium Sistem Produksi, dipelajari beberapa modul praktikum antara lain : Fisika Dasar, Elektronika Industri, serta Perencanaan dan Pengendalian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kunci yang membawa keberhasilan bisnis, pertumbuhan dan peningkatan posisi

BAB I PENDAHULUAN. kunci yang membawa keberhasilan bisnis, pertumbuhan dan peningkatan posisi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam dunia industri baik industri produk maupun jasa, kualitas adalah faktor kunci yang membawa keberhasilan bisnis, pertumbuhan dan peningkatan posisi bersaing

Lebih terperinci