PERENCANAAN LANSKAP. Sub Ruang Fungsi Aktivitas Fasiltas Luas (m 2 ) Membeli tiket Memperoleh informasi

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PERENCANAAN LANSKAP. Sub Ruang Fungsi Aktivitas Fasiltas Luas (m 2 ) Membeli tiket Memperoleh informasi"

Transkripsi

1 72 PERENCANAAN LANSKAP Perencananaan lanskap merupakan pengembangan dari konsep menjadi rencana di dalam tapak. Pada tahap ini, konsep yang telah ditetapkan kemudian dikembangkan dalam bentuk perencanaan lanskap yang menggambarkan aktivitas dan fasilitas, tata letaknya dan elemen lanskap yang mendukung keberadaan obyek sesuai dengan tujuan yang diinginkan. Rencana lanskap ini meliputi rencana ruang, rencana rekreasi, sirkulasi, vegetasi dan fasilitas. Dalam hal ini perencanaan dituangkan berupa gambar rencana tapak / siteplan (Gambar 29) dan tampak perspektif keseluruhan area (Gambar 32). Rencana Ruang Rencana alokasi ruang dibuat dengan mempertimbangkan kebutuhan masing-masing ruang yang dikembangkan di dalam tapak. Kebutuhan ruang terhadap fungsi, aktivitas dan fasilitas rekreasi di danau bekas bekas tambang Pit 1 Mangkalapi yang dikembangkan dapat dilihat pada Tabel 12. Tabel 12. Jenis ruang, fungsi, aktivitas, fasilitas dan luas ruang yang direncanakan Zona (Ruang) Sub Ruang Fungsi Aktivitas Fasiltas Luas (m 2 ) Intensif Penerimaan Penerimaan Keluar masuk area Gerbang (name sign) Membeli tiket Memperoleh informasi Loket tiket Pusat informasi Pelayanan Pelayanan Pengelolaan, informasi dan P3K utama Memarkir kendaraan Keamanan Beribadah Makan dan minum Belanja Membeli oleh-oleh Membersihkan diri Melihat pemandangan (high wall, area reklamasi dan danau) Ruang pengelola (merangkap informasi dan rescue) Tempat parkir Pos jaga Mushola Kantin Kios Toko cindera mata Toilet Gazebo dan dek 2.824

2 73 Tabel 12. Lanjutan Semi intensif Alternatif Pendukung Berperahu & kelotok Jalan santai Bermain Melihat pemandangan (keseluruhan area dan tambang) pendidikan tambang Memberi makan ikan Berkemah Piknik Fotografi Beistirahat Extensif Konservasi Konservasi Jalan santai, duduk-duduk dan menikmati pemandangan Terminal perahu Jalan setapak Children playground Menara pandang Papan informasi Papan informasi, papan nama tanaman, area reklamasi Jaring apung, shelter Area berkemah Area piknik Gazebo Tempat duduk Hutan konservasi Gazebo dan bangku Pengalokasian ruang terhadap aktivitas dan fasilitas harus diiringi dengan perhitungan kapasitas atau daya dukung ruang. Perhitungan daya dukung disesuaikan dengan rencana fasilitas yang ada. Fasilitas menjadi salah satu pembatas daya dukung agar pengunjung dalam suatu ruang tidak melibihi kapasitas ruang tersebut. Dengan demikian kelestarian tapak akan tetap terjaga selama daya dukung tidak dilampaui pengunjung. Gambar 30. Ilustrasi ruang penerimaan dan pelayanan Gambar 33. Ilustrasi ruang rekreasi utama

3 74 Tabel 13. Alokasi penggunaan ruang dan kapasitas (daya dukung) Ruang Fasiltas Jumlah unit Luas / unit (m 2 ) Penerimaan Loket tiket 1 36 Pelayanan Ruang Pengelola Tempat parkir * 2 Pos jaga 2 20 Mushola 1 60 Kantin 2 25 Kios 1 25 Toko cindera mata 1 25 Toilet 9 20 utama Alternatif Gazebo Dek dan terminal perahu Perahu Kelotok Children playground Menara pandang Area rekreasi pendidikan rekalamasi Area berkemah Member makan ikan Standar 2 (m /orang) Kapasitas / unit (orang) Kapasitas total (orang) Area piknik Pendukung Gazebo Tempat duduk Sumber : Standar De Chiara dan Koppelman (1990), Harris dan Dines (1988) dengan penyesuaian *8 bus, 9 elv, 35 mobil, 114 sepeda motor, 65 sepeda Rencana

4

5

6

7

8 79 Rencana Jenis rekreasi yang dikembangkan terdiri dari rekreasi air dan rekreasi darat. air memanfaatkan badan air berupa danau bekas tambang yang hingga saat ini berada pada tahap rehabilitasi, seperti berperahu dan memberi makan ikan, menikmati pemandangan (high wall, area reklamasi dan danau), bersantai dan berfoto. darat terdiri dari rekreasi minat khusus (rekreasi pendidikan tambang), berkemah, bermain, jalan santai, piknik, bersantai, menikmati pemandangan dan berfoto. Berbagai aktivitas rekreasi ini dapat dilakukan perorangan atau berkelompok. Berperahu dan Berkelotok (menggunakan motor) aktif berperahu dialokasikan pada area sekeliling danau dengan jalur sirkulasi air mengitari danau. Pengunjung yang berperahu dan berkelotok dapat menikmati keindahan danau dan keunikan lanskap area bekas tambang. berperahu ini dilakukan dengan menggunakan sampan dengan dayung dan dapat juga menggunakan kelotok yang bermotor. ini didukung dengan adanya terminal perahu (dek utama) dan dua dek transisi. Perahu yang direncanakan berukuran 5.5 x 1.3 x 0.5 m, sedangkan untuk kelotok berukuran 11 x 2.5 x 1.5 m. Rencana jalur perahu dan kelotok memiliki panjang m. Fasilitas perahu merupakan perahu sewaan yang berlabuh di dermaga (terminal) penyewaan perahu. Dermaga berada di dekat area penerimaan, selain itu di sepanjang tepian danau juga terdapat dermaga sebagai tempat persinggahan pengunjung yang ingin singgah terlebih dahulu di area lain. Dermaga dilengkapi dengan dek kayu sebagai tempat bersantai sambil menunggu giliran naik perahu. Fasilitas penunjang yang berada pada area ini berupa shelter dan tempat duduk sebagai tempat menunggu giliran sambil menikmati keindahan tapak. Pendidikan Tambang Kegiatan rekreasi pendidikan merupakan nilai tambah dari perencanaan tapak ini, dimana tapak tidak hanya berfungsi ekologis dan rekreatif tapi juga edukatif. Pengunjung akan dikelompokkan sampai lebih kurang 13 orang dan dipimpin oleh seorang pemandu yang menjelaskan dunia dan lanskap tambang mulai dari proses persiapan tambang sampai tahap reklamasi bahkan hingga

9 80 menjadi area rekreasi seperti ini. Fasilitas untuk mendukung kegiatan ini berupa ruang visual, papan informasi, papan nama tanaman dan stop area di titik-titik tertentu yang berkaitan erat dengan pengetahuan tentang lanskap tambang. Serta terdapat kebun bibit sebagai media edukasi untuk menjelaskan proses reklamasi lahan dari tahap awal menanam yang menggunakan tanaman kecil hingga tahap pemeliharaan. Sambil belajar, pengunjung juga tetap bisa menikmati pemandangan khas lanskap tambang. Sightseeing Fasilitas sightseeing pada tapak berupa menara pandang yang berada di titik tertinggi tapak yaitu berdekatan dengan highwall, dari menara pandang ini dapat melihat keseluruhan tapak bahkan melihat area di sekitar tapak yang umumnya juga merupakan area bekas kegiatan penambangan. Selain menikmati pemandangan, di menara pandang ini pengunjung juga dapat berfoto dengan latar belakang pemandangan danau dan lanskap khas tambang. Selain itu, terminal perahu yang berupa deck kayu yang menjorok ke danau (deck terbuat dari kayu ulin) juga dapat dimanfaatkan sebagai fasilitas sightseeing. Untuk keamanan saat menikmati pemandangan, baik pada menara pandang ataupun deck kayu dilengkapi dengan handrail setinggi 0,8 m. Taman Bermain Anak Taman bermain anak direncanakan menyatu dengan area piknik dan refleksi, hal ini brtujuan agar orang tua dapat mengawasi anak-anaknya bermain sambil tetap berekreasi. Taman bermain anak direncanakan berada di dekat area rekreasi utama dan area penerimaan. Fasilitas yang tersedia pada area bermain anak berupa area berpasir dan terdapat mainan seperti ayunan, papan luncur, panjat pohon, rumah-rumahan, panjatan, petualangan, jala/jaring, gorong-gorong dan lainlain. Perlengkapan bermain tersebut diharapkan selain sebagai sarana bermain juga sebagai sarana pendidikan dan merangsang anak untuk bergerak secara aktif. Permainan yang terdapat pada area bermain anak direncanakan menggunakan peralatan bermain yang dapat menstimulasi saraf motorik anak antara lain ayunan, jala/jaring dan gorong-gorong/terowongan.

10 81 Desain perlatan bermain harus memperhatikan keamanan dan kenyamanan karena pengguna pada area bermain adalah anak-anak. Peralatan bermain terbuat dari bahan kayu yang dikombinasikan dengan bahan logam, plastik, karet dan fiberglass. Peralatan bermain yang disediakan dapat digunakan tunggal secara bergantian dan ada juga yang dapat digunakan secara berkelompok atau bersamasama. Fasilitas penunjang lainnya yang disediakan berupa bangku taman dan gazebo. Piknik Perencanaan area piknik direncanakan dengan berbagai kegiatan dan aktivitas rekreasi seperti berkumpul, bermain, duduk-duduk, berfoto dan menikmati pemandangan. Untuk mendukung semua aktivitas rekreasi, area piknik dilengkapi dengan fasilitas piknik berupa lawn (hamparan rumput), meja, bangku, gazebo dan tempat sampah. Area piknik berada di bagian utara tapak yang berdekatan dengan dek transisi dan di bagian ujun timur tapak. Gazebo, meja dan bangku terbuat dari kayu dengan tujuan untuk memberikan kesan natural dan dikombinasikan dengan bahan fiberglass dan pipa logam untuk mempermudah dan menekan biaya pemeliharaan. Dalam mencegah pemindahan fasilitas oleh pengunjung maka fasilitas ini dibuat secara permanen dan diletakkan pada tempat-tempat yang mendapat naungan pohon. Jogging dan Jalan Santai Pengunjung maupun penduduk sekitar dapat melakukan kegiatan jogging ataupun jalan santai mengelilingi danau. Fasilitas jogging track terdapat di sekeliling danau menyatu dengan fasilitas jalan santai. Lebar minimal untuk jogging track adalah 1,2 m untuk dua orang berlawanan arah. Lebar jalur yang direncanakan adalah 1,8 karena jalur tersebut menjadi satu dengan jalan santai. Bahan yang digunakan dengan memanfaatkan bahan bekas proses penambangan yaitu berupa batuan overburden. Jogging track yang direncanakan mengelilingi danau adalah sepanjang m dan dilengkapi dengan rest area. Pada rest area ini terdapat fasilitas yang membantu untuk melemaskan otot seperti bangku dan gazebo serta dilengkapi juga tempat sampah.

11 82 Rencana Sirkulasi Sirkulasi merupakan sarana penghubung antara ruang dan berbagai fasilitas penunjang yang terdapat dalam kawasan. Sirkulasi yang direncanakan mengakomodasi kebutuhan pengunjung yang berjalan kaki dan berperahu menikmati pemandangan atau menuju suatu ruang. Selain itu terdapat juga jogging track bagi para pengunjung yang ingin jogging dan berjalan santai. Selain itu jalur sirkulasi juga direncanakan bagi masyarakat sekitar yang menggunakan kendaraan bermotor berupa jalur akses atau sirkulasi umum. Rencana sirkulasi pada tapak dibagi menjadi tiga (Tabel 14), yaitu jalur sirkulasi primer berupa jalur utama yang menghubungkan area penerimaan dengan area pelayanan khususnya area tempat parkir. Jalur ini berupa jalan yang diaspal sepanjang 520 m dengan lebar jalan 5 m. Jalur sirkulasi sekunder pada tapak berupa jalur yang menghubungkan antar obyek rekreasi di dalam tapak yang hanya dikhususkan bagi pejalan kaki. Jalaur ini berada si sekeliling danau yang juga difungsikan untuk mengakomodasi pengunjung yang ingin menikmati keindahan sekitar tapak dengan berjalan santai ataupun jogging. Jalur ini mempunyai panjang m dengan lebar 1.8 m. Bahan perkerasan yang digunakan pada jalus sirkulasi sekunder ini dengan memanfaatkan bahan bekas proses penambangan yaitu berupa batuan overburden. Hal ini dimaksudkan untuk menambah nilai kekhasan rekreasi tambang pada tapak. Tabel 14. Rencana sirkulasi pada tapak No Sirkulasi Pengguna 1 PRIMER Jalur utama tapak 2 SEKUNDER Pedestrian Kendaraan dan sepeda Pejalan kaki dan Pejoging Pajang (m) Lebar (m) Material Aspal hotmix Overbuden dan pasir 3 TERSIER Pedestrian Pejalan kaki Overbuden dan pasir Penempatan Area penerimaan Antar obyek rekreasi Pada obyek rekreasi Jalur rekresi air Perahu dan kelotok Danau

12 83 Pada tapak juga terdapat jalur sirkulasi tersier yaitu jalur yang terdapat pada obyek rekreasi. Seperti pada ruang rekreasi utama terdapat jalur yang menghubungkan dek utama ke area gazebo ataupun ke area bermain anak. Selain di rekreasi darat, jalur sirkulasi juga direncanakan di area rekreasi perairan yang difungsikan untuk mengakomodasi pengunjung yang ingin melakukan rekreasi berperahu. Sirkulasi perahu direncanakan mengelilingi sebagian area danau (karena ada area danau yang difungsikan sebagai area konservasi air) sepanjang m. Rencana Vegetasi Rencana vegetasi yang direncanakan pada tapak meliputi empat fungsi yaitu : fungsi konservasi, estetika, pengarah dan penyangga. 1. Fungsi Konservasi Tanaman Konservasi pada tapak dikembangkan pada sebagian besar area reklamasi dan area hutan industri dengan luas total 4.2 Ha. Vegetasi yang digunakan adalah akasia (Acacia mangium), pemilihan tanaman ini karena merupakan tanaman eksisting pada tapak yang mampu tumbuh dengan baik di area bekas tambang. Sehingga tanaman ini mampu menjadi tanaman pioneer pada tapak. Pola penanaman mengikuti kontur tapak yang cukup beragam. 2. Fungsi Estetika Pemanfaatan vegetasi estetika menonjolkan keindahan tanaman baik dari segi bentuk ataupun warna. Peletakan jenis tanaman estetika di kembangkan di area penerimaan, di area piknik dan di beberapa area rekreasi. Tanaman estetika pada tapak memiliki luas m 2. Tanaman estetika pada tapak berfungsi sebagai elemen keindahan di tapak, yang mampu menghadirkan suasana visual yang baik. Tanaman yang digunakan selain memiliki keindahan secara fisik juga memiliki toleran yang baik terhadap kondisi tapak saat ini. Jenis tanaman kayu manis (Cinnamomun burmanii) dikembangkan sebagai tanaman estetika pada tapak, selain itu ada tanaman Melastoma sp. (orang kalimanatan biasa menyebutnya karamunting). Tanaman ini memiliki bunga yang bisa menjadi penambah harmoni keindahan tapak.

13 84 3. Fungsi Pengarah Vegetasi berfungsi untuk mengarahkan pada area sirkulasi dan obyek tertentu. Tanaman pengarah pada tapak berfungsi juga sebagai tanaman peneduh, jenis tanaman yang digunakan adalah meranti (Shorea sp). Meranti merupakan tanaman endemik di tapak. Tanaman pengarah ini direncanakan memiliki luas 2.08 Ha. 4. Fungsi Penyangga Pemanfaatan vegetasi penyangga berfungsi untuk memberi kenyamanan sebagai vegetasi pembatas atau pemisah antar aktivitas yang memerlukan border. Tanaman penyangga pada tapak direncanakan seluas 8.15 Ha. Tanaman yang ditanam di daerah penyangga antara lain : kihujan (Samanea saman) dan akasia (Acacia mangium). Rencana Fasilitas Rencana fasilitas yang dikembangkan pada tapak disesuaikan pada tapak disesuaikan dengan aktivitasnya (Tabel 15). Fasilitas yang dikembangkan tersebut harus dapat menunjang tujuan pengembangan tapak serta mampu mengakomodasi kebutuhan ruang bagi pengunjung dan pengelola. Tabel 15. Rencana fasilitas yang digunakan pada tapak No Jenis Fasilitas Luas (m 2 ), Ukuran (m) Jumlah A. RUANG PENERIMAAN 1 Pintu gerbang P = 9, L = 1, H = Loket tiket Ls = Papan nama lokasi P = 3.5, L = 1 1 B. RUANG PELAYANAN 1 Ruang pengelola dan pos jaga P = 13, L = 9 dan P = 6, L = 3,5 1, 2 2 Mushola Ls = Kantin P = 6, L = Kios P = 6, L = Toko cindera mata P = 6, L = Toilet P = 5, L = Gazebo Ls = Area parkir Ls = C. REKREASI UTAMA 1 Perahu, dayung dan kelotok 6, 3 2 Gazebo Ls = Terminal perahu dan dek utama Ls = Tempat duduk P = 3.5, L = Jalan setapak P = 185, L = 1.8 1

14 85 Tabel 15. Lanjutan 6 Children playground Ls = Toilet P = 5, L = D. REKREASI ALTERNATIF 1 Menara pandang Ls = 30, T = Shelter P = 8, L = Dek transisi Ls = Area berkemah Ls = Papan nama tanaman P = 0.35, L = Tempat duduk P = 3.5, L = Toilet P = 5, L = E. REKREASI PENDUKUNG 1 Area piknik Ls = Gazebo Ls = Tempat duduk P = 3.5, L = Toilet P = 5, L = Name Sign Area rekreasi diawali dengan pintu masuk yang terdapat name sign sebagai penanda area rekreasi ini. Name sign ini juga berfungsi sebagai area penyambutan pada tapak. Kesan menarik ditampilkan pada area penyambutan ini karena merupakan area pertaman yang dilihat. Loket Tiket Loket tiket dijumpai setelah melewati area penyambutan. Loket berfungsi sebagai tempat pembayaran karcis (tiket) masuk kawasan. Pengunjung diharuskan membeli tiket sebelum masuk area. Pendapatan dari tiket pengunjung digunakan sebagai dana pengelolaan area. Area Parkir Area parkir yang ada di kawasan perencanaan perlu untuk dapat menampung kendaraan pengunjung agar terjaga keamanannya. Tempat parkir di tapak menampung berbagai jenis kendaraan mulai dari bus, mini bus (elv), mobil, sepeda motor hingga sepeda. Area parkir yang direncanakan seluas m 2. Area parkir ini mampu mennampung 8 bus, 9 mini bus, 35 mobil, 114 sepeda motor dan 65 sepeda.

15 86 Ruang Pengelola Pusat informasi dan ruang pengelola terletak di area pelayanan. Tempat ini berfungsi untuk memberikan informasi bagi pengunjung dan tempat penyimpanan alat bagi pengelola. Sebagian pengelola menempati ruang pengelola secara bergantian untuk mengontrol keamanan dan kenyamanan di tapak. Pada ruang ini juga terdapat ruang rescue yang berisi peralatan P3K (pertolongan pertama pada kecelakaan). Pos Jaga Pos jada terdapat si sebelah loket tiket dan berdampingan dengan pusat informasi. Pos jaga ini berfungsi untuk mengawasi dan memeriksa pengunjung yang masuk dan keluar area tapak. Mushola Mushola disediakan bagi pengunjung maupun pengelola yang akan menjalankan ibadah. Keberadaan mushola didampingi tempat wudhu. Letak mushola berada di area pelayanan dan berdekatan dengan toilet. Mushola pada tapak dapat memiliki luas 60 m 2 dan mampu menampung 40 jamaah. Kios, Kantin dan Toko Cindera Mata Kios pada tapak berfungsi menjual berbagai macam kebutuhan yang diperlukan pengunjung. Kantin direncanakan berada di ruang pelayanan berdampingan dengan toko cindera mata. Kantin berfungsi sebagai tempat makan dan istirahat bagi pengunjung yang lelah dalam perjalanan. Kantin yang direncanakan seluas 25 m 2 sebanyak dua buah, mampu menampung 32 pengunjung. Toko cindera mata menjual barang-barang kerajinan masyarakat sekitar dan khas daerah tersebut. Toilet Toilet merupakan bagian yang sangat diperlukan keberadaanya dalam perencanaan area rekreasi. Penempatan toilet tersebut terutama dilatakkan di tempat yang merupakan pusat kegiatan pengunjung. Bangunan toilet ditempatkan pada ruang pelayanan dan ruang rekreasi. Saluran pembuangan dari toilet diletakkan agak jauh dari danau agar air rembesan septic tank tidak mencemari danau.

16 87 Gazebo dan Area Piknik Gazebo pada tapak berfungsi sebagai tempat bernaung dan beristirahat. Setiap jarak 75 m ada tempat istirahat baik gazebo atau berupa area piknik. Baik di gazebo ataupun di area piknik, pengunjung dapat beristirahat sambil menikmati keindahan sekitar tapak atau dapat juga melakukan aktivitas fotografi.. Ilustrasi gazebo dan area piknik dapat dilihat pada Gambar 34. Gambar 34. Ilustrasi gazebo dan area piknik Dek dan Terminal Perahu Dek dan terminal perahu berada di area rekreasi utama. Pengunjung yang ingin berkeliling danai menggunakan perahu dan kelotok harus mengantri melalui terminal ini. Dek juga berfungsi sebagai tempat beristirahat dan menunggu antrian serta menikmati visual high wall dan pemandangan lain di sekitar danau. Dek ini terbuat dari kayu ulin yang merupakan kayu khas Kalimantan. berperahu di tapak dilakukan dengan menggunakan sampan dan kelotok yang menggunakan motor, sehingga ada dua pilihan bagi pengunjung yang ingin menikmati pemandangan sekitar tapak. Menara Pandang Menara pandang yang berada di titik tertinggi tapak yaitu berdekatan dengan highwall, dari menara pandang ini dapat melihat keseluruhan tapak bahkan melihat area di sekitar tapak yang umumnya juga merupakan area bekas kegiatan

17 88 penambangan. Selain menikmati pemandangan, di menara pandang ini pengunjung juga dapat berfoto dengan latar belakang pemandangan danau dan lanskap khas tambang. Pada tapak terdapat dua buah menara pandang yang mampu menampung 12 pengunjung. Menara pandang juga dilengkapi dengan penangkal petir untuk mencegah hal yang tidak diinginkan pada pengunjung. Ilustrasi menara pandang dapat dilihat pada gambar 35. Gambar 35. Ilustrasi menara pandang

VI. PERENCANAAN HUTAN KOTA

VI. PERENCANAAN HUTAN KOTA VI. PERENCANAAN HUTAN KOTA 6.1. Konsep Hutan Kota Perencanaan hutan kota ini didasarkan pada konsep hutan kota yang mengakomodasi kebutuhan masyarakat kota Banjarmasin terhadap ruang publik. Hal ini sejalan

Lebih terperinci

VI. KONSEP 6.1. Konsep Dasar Konsep dasar pada perencanaan kebun agrowisata Sindang Barang adalah kebun produksi tanaman budidaya IPB untuk

VI. KONSEP 6.1. Konsep Dasar Konsep dasar pada perencanaan kebun agrowisata Sindang Barang adalah kebun produksi tanaman budidaya IPB untuk VI. KONSEP 6.1. Konsep Dasar Konsep dasar pada perencanaan kebun agrowisata Sindang Barang adalah kebun produksi tanaman budidaya IPB untuk ditunjukkan pada pengunjung sekaligus sebagai pusat produksi

Lebih terperinci

VI. KONSEP PERANCANGAN TAMAN TEPIAN SUNGAI MARTAPURA KOTA BANJARMASIN

VI. KONSEP PERANCANGAN TAMAN TEPIAN SUNGAI MARTAPURA KOTA BANJARMASIN VI. KONSEP PERANCANGAN TAMAN TEPIAN SUNGAI MARTAPURA KOTA BANJARMASIN VI.1. Konsep Desain Lanskap Tepian Sungai Martapura Kota Banjarmasin menitikberatkan kepada sungai sebagai pusat perhatian dan pemandangan

Lebih terperinci

V. KONSEP Konsep Dasar Pengembangan Konsep

V. KONSEP Konsep Dasar Pengembangan Konsep 37 V. KONSEP Konsep Dasar Konsep dasar dalam perencanaan ini adalah merencanakan suatu lanskap pedestrian shopping streets yang dapat mengakomodasi segala aktivitas yang terjadi di dalamnya, khususnya

Lebih terperinci

Lampiran 7: Pertanyaan Kuesioner dan Wawancara

Lampiran 7: Pertanyaan Kuesioner dan Wawancara Lampiran 7: Pertanyaan Kuesioner dan Wawancara Kuisioner Responden yang terhormat, Agrowisata Salatiga merupakan salah satu agrowisata yang banyak diminati oleh pengunjung. Welcome area yang ada di agrowisata

Lebih terperinci

V. KONSEP Konsep Dasar Perencanaan Tapak

V. KONSEP Konsep Dasar Perencanaan Tapak V. KONSEP 5.1. Konsep Dasar Perencanaan Tapak Konsep perencanaan pada tapak merupakan Konsep Wisata Sejarah Perkampungan Portugis di Kampung Tugu. Konsep ini dimaksudkan untuk membantu aktivitas interpretasi

Lebih terperinci

PERENCANAAN LANSKAP. Tata Ruang Wisata Budaya

PERENCANAAN LANSKAP. Tata Ruang Wisata Budaya 87 PERENCANAAN LANSKAP Konsep Dasar Pengembangan Kawasan Konsep dasar pengembangan Candi Muara Takus sebagai situs arkeologis adalah menjaga kelestariannya melalui pengembangannya sebagai kawasan wisata

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Kampung BatuMalakasari merupakan objek wisata alam dan pendidikan

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Kampung BatuMalakasari merupakan objek wisata alam dan pendidikan BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan Kampung BatuMalakasari merupakan objek wisata alam dan pendidikan di Kabupaten Bandung tepatnyadi Desa Malakasari, Kecamatan Baleendah. Objek wisata ini berdiri

Lebih terperinci

VI. PERENCANAAN LANSKAP PEDESTRIAN SHOPPING STREET

VI. PERENCANAAN LANSKAP PEDESTRIAN SHOPPING STREET 42 VI. PERENCANAAN LANSKAP PEDESTRIAN SHOPPING STREET Pengembangan konsep dalam studi perencanaan kawasan ini akan terbagi ke dalam empat sub konsep, yaitu perencanaan lanskap pedestrian shopping street,

Lebih terperinci

VII. RENCANA TAPAK. Tabel 15. Matriks Rencana Pembagian Ruang, Jenis Aktivitas dan Fasilitas (Chiara dan Koppelman, 1990 dan Akmal, 2004)

VII. RENCANA TAPAK. Tabel 15. Matriks Rencana Pembagian Ruang, Jenis Aktivitas dan Fasilitas (Chiara dan Koppelman, 1990 dan Akmal, 2004) VII. RENCANA TAPAK Tahap perencanaan ini adalah pengembangan dari konsep menjadi rencana yang dapat mengakomodasi aktivitas, fungsi, dan fasilitas bagi pengguna dan juga makhluk hidup yang lain (vegetasi

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN. KEL. KEGIATAN FASILITAS KONSEP PERANCANGAN Wisata Bahari Dermaga

BAB V KONSEP PERANCANGAN. KEL. KEGIATAN FASILITAS KONSEP PERANCANGAN Wisata Bahari Dermaga BAB V KONSEP PERANCANGAN V.1. ZONING. KEL. KEGIATAN FASILITAS KONSEP PERANCANGAN Wisata Bahari Dermaga Letaknya harus dekat dengan perairan. Restaurant terapung ini akan Restaurant Terapung Club bahari

Lebih terperinci

ANALISIS DAN SINTESIS. Aspek Fisik dan Biofisik. Lokasi dan Aksesibilitas

ANALISIS DAN SINTESIS. Aspek Fisik dan Biofisik. Lokasi dan Aksesibilitas 39 ANALISIS DAN SINTESIS Aspek Fisik dan Biofisik Lokasi dan Aksesibilitas Kegiatan penambangan di Tambang Mangkalapi mulai berlangsung sejak dikeluarkan izin melaksanakan proyek tambang dari Bapedalda

Lebih terperinci

BAB VI HASIL RANCANGAN

BAB VI HASIL RANCANGAN BAB VI HASIL RANCANGAN 6.1 Dasar Perancangan Perancangan Wisata Bahari Di Pantai Boom Tuban ini merupakan sebuah rancangan arsitektur yang didasarkan oleh tema Extending Tradition khususnya yaitu dari

Lebih terperinci

VI. KONSEP 6.1. Konsep Dasar 6.2. Konsep Pengembangan Fungsi Pendidikan

VI. KONSEP 6.1. Konsep Dasar 6.2. Konsep Pengembangan Fungsi Pendidikan 116 VI. KONSEP 6.1. Konsep Dasar Konsep dasar perencanaan adalah mengembangkan laboratorium lapang PPDF sebagai tempat praktikum santri sesuai dengan mata pelajaran yang diberikan dan juga dikembangkan

Lebih terperinci

V. KONSEP PENGEMBANGAN

V. KONSEP PENGEMBANGAN 84 V. KONSEP PENGEMBANGAN 5.1. Pengembangan Wisata Sebagaimana telah tercantum dalam Perda Provinsi DI Yogyakarta No 11 tahun 2005 tentang pengelolaan Kawasan Cagar Budaya (KCB) dan Benda Cagar Budaya

Lebih terperinci

PERENCANAAN LANSKAP Rencana Ruang dan Aktivitas Ruang Utama Agrowisata Area Tanaman Hias

PERENCANAAN LANSKAP Rencana Ruang dan Aktivitas Ruang Utama Agrowisata Area Tanaman Hias PERENCANAAN LANSKAP Perencanaan lanskap (landscape plan) merupakan penataan berbasis lahan guna mendapatkan model bentang alam yang fungsional, estetik dan lestari yang mendukung berbagai kebutuhan dan

Lebih terperinci

RENCANA PENGEMBANGAN KAWASAN EKOWISATA DI KORIDOR SUNGAI CILIWUNG, JAKARTA

RENCANA PENGEMBANGAN KAWASAN EKOWISATA DI KORIDOR SUNGAI CILIWUNG, JAKARTA RENANA PENGEMBANGAN KAWASAN EKOWISATA DI KORIDOR SUNGAI ILIWUNG, JAKARTA Konsep Rencana Pengembangan Lanskap Ekowisata Dalam mengembangkan suatu kawasan menjadi kawasan ekowisata diperlukan konsep sebagai

Lebih terperinci

PERENCANAAN LANSKAP BUMI PERKEMAHAN RANCA UPAS BERDASARKAN PENDEKATAN DAYA DUKUNG EKOLOGI MUHAMMAD ICHWAN A

PERENCANAAN LANSKAP BUMI PERKEMAHAN RANCA UPAS BERDASARKAN PENDEKATAN DAYA DUKUNG EKOLOGI MUHAMMAD ICHWAN A PERENCANAAN LANSKAP BUMI PERKEMAHAN RANCA UPAS BERDASARKAN PENDEKATAN DAYA DUKUNG EKOLOGI MUHAMMAD ICHWAN A34204040 DEPARTEMEN ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2009 RINGKASAN

Lebih terperinci

RENCANA PENATAAN LANSKAP PEMUKIMAN TRADISIONAL

RENCANA PENATAAN LANSKAP PEMUKIMAN TRADISIONAL RENCANA PENATAAN LANSKAP PEMUKIMAN TRADISIONAL Rencana Lanskap Berdasarkan hasil analisis data spasial mengenai karakteristik lanskap pemukiman Kampung Kuin, yang meliputi pola permukiman, arsitektur bangunan

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN Rumusan konsep ini merupakan dasar yang digunakan sebagai acuan pada desain studio akhir. Konsep ini disusun dari hasil analisis penulis dari tinjauan pustaka

Lebih terperinci

BAB 6 HASIL RANCANGAN. Perubahan Konsep Tapak pada Hasil Rancangan. bab sebelumnya didasarkan pada sebuah tema arsitektur organik yang menerapkan

BAB 6 HASIL RANCANGAN. Perubahan Konsep Tapak pada Hasil Rancangan. bab sebelumnya didasarkan pada sebuah tema arsitektur organik yang menerapkan BAB 6 HASIL RANCANGAN 6.1 Perubahan Konsep Tapak pada Hasil Rancangan 6.1.1 Bentuk Tata Massa Konsep perancangan pada redesain kawasan wisata Gua Lowo pada uraian bab sebelumnya didasarkan pada sebuah

Lebih terperinci

Fasilitas Komersial (Area Makan Lantai 1) (2)

Fasilitas Komersial (Area Makan Lantai 1) (2) Fasilitas Komersial (Area Makan Lantai 1) (2) Gambar simulasi rancangan 5.30 : Area makan lantai satu bangunan komersial di boulevard stasiun kereta api Bandung bagian Selatan 5.6.3 Jalur Pedestrian Jalur

Lebih terperinci

PERANCANGAN TAPAK II DESTI RAHMIATI, ST, MT

PERANCANGAN TAPAK II DESTI RAHMIATI, ST, MT PERANCANGAN TAPAK II DESTI RAHMIATI, ST, MT DESKRIPSI OBJEK RUANG PUBLIK TERPADU RAMAH ANAK (RPTRA) Definisi : Konsep ruang publik berupa ruang terbuka hijau atau taman yang dilengkapi dengan berbagai

Lebih terperinci

BAB VI KONSEP DAN PERENCANAAN

BAB VI KONSEP DAN PERENCANAAN BAB VI KONSEP DAN PERENCANAAN 6.1 Konsep Dasar Konsep dasar perencanaan lanskap di desa Gedongjetis adalah menjadikan kawasan sebagai tempat wisata pertanian dengan obyek wisata utamanya kebun rambutan,

Lebih terperinci

PERANCANGAN LANSKAP KAWASAN REKREASI SITU RAWA BESAR, DEPOK. Oleh : YULIANANTO SUPRIYADI A

PERANCANGAN LANSKAP KAWASAN REKREASI SITU RAWA BESAR, DEPOK. Oleh : YULIANANTO SUPRIYADI A PERANCANGAN LANSKAP KAWASAN REKREASI SITU RAWA BESAR, DEPOK Oleh : YULIANANTO SUPRIYADI A34201023 PROGRAM STUDI ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008 RINGKASAN YULIANANTO

Lebih terperinci

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 6.1 Dasar Pendekatan Metode pendekatan ditujukan sebagai acuan dalam penyusunan landasan perencanaan dan perancangan arsitektur. Dengan metode pendekatan diharapkan

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN 41 V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Analisis 5.1.1 Aspek fisik 5.1.1.1 Lokasi dan aksesibilitas tapak Terdapat dua akses utama yang dapat digunakan sebagai akses menuju kawasan DMHB. Hal tersebut sering menimbulkan

Lebih terperinci

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA BAB 2 KAJIAN PUSTAKA 2.1. Agrowisata Agrowisata pada hakekatnya merupakan suatu kegiatan yang mengintegrasikan sistem pertanian dan sistem pariwisata sehingga membentuk objek wisata yang menarik. Menurut

Lebih terperinci

PERANCANGAN LANSKAP WATERFRONT SITU BABAKAN, DI PERKAMPUNGAN BUDAYA BETAWI SETU BABAKAN, JAKARTA SELATAN

PERANCANGAN LANSKAP WATERFRONT SITU BABAKAN, DI PERKAMPUNGAN BUDAYA BETAWI SETU BABAKAN, JAKARTA SELATAN PERANCANGAN LANSKAP WATERFRONT SITU BABAKAN, DI PERKAMPUNGAN BUDAYA BETAWI SETU BABAKAN, JAKARTA SELATAN Oleh : Mutiara Ayuputri A34201043 PROGRAM STUDI ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

KONSEP PERENCANAAN LANSKAP PERMUKIMAN TRADISIONAL

KONSEP PERENCANAAN LANSKAP PERMUKIMAN TRADISIONAL KONSEP PERENCANAAN LANSKAP PERMUKIMAN TRADISIONAL Konsep Lanskap Total Konsep total dari perancanaan ini adalah menata apa yang ada saat ini dan mengendalikan tapak sedemikian rupa untuk mencegah penggunaan

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TAMAN REKREASI PANTAI PASARBANGGI

BAB V ANALISIS PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TAMAN REKREASI PANTAI PASARBANGGI BAB V ANALISIS PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TAMAN REKREASI PANTAI PASARBANGGI Dalam Bab IV akan dijabarkan tentang analisis perencanaan dan perancangan Taman Rekreasi Pantai Pasarbanggi dengan pendekatan

Lebih terperinci

BAB II MENEMUKENALI SPESIFIKASI TIRTA UJUNG DI KARANGASEM

BAB II MENEMUKENALI SPESIFIKASI TIRTA UJUNG DI KARANGASEM BAB II MENEMUKENALI SPESIFIKASI TIRTA UJUNG DI KARANGASEM Tirta Ujung merupakan mata air alami di Desa Ujung yang dibendung menjadi kolam, yang kemudian digunakan warga setempat untuk melakukan ritual

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ruang Terbuka Hijau atau RTH merupakan salah satu komponen penting perkotaan. Secara umum ruang terbuka publik (open spaces) di perkotaan terdiri dari ruang terbuka

Lebih terperinci

VI. KARAKTERISTIK PENGUNJUNG TAMAN WISATA ALAM GUNUNG PANCAR. dari 67 orang laki-laki dan 33 orang perempuan. Pengunjung TWA Gunung

VI. KARAKTERISTIK PENGUNJUNG TAMAN WISATA ALAM GUNUNG PANCAR. dari 67 orang laki-laki dan 33 orang perempuan. Pengunjung TWA Gunung VI. KARAKTERISTIK PENGUNJUNG TAMAN WISATA ALAM GUNUNG PANCAR 6.1 Karakteristik Responden Penentuan karakteristik pengunjung TWA Gunung Pancar diperoleh berdasarkan hasil wawancara dan kuesioner dari 100

Lebih terperinci

6.1 Peruntukkan Kawasan

6.1 Peruntukkan Kawasan 6.1 Peruntukkan Kawasan BAB VI RBAN DESIGN GIDELINES Peruntukan kawasan di Sempadan Sungai Jajar ditentukan dengan dasar : 1. Hasil analisis zoning 2. Karakteristik penggunaan lahan Peruntukkan kawasan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. alami maupun buatan manusia, yang merupakan total dari bagian hidup manusia

II. TINJAUAN PUSTAKA. alami maupun buatan manusia, yang merupakan total dari bagian hidup manusia II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Lanskap dan Lanskap Kota Lanskap merupakan suatu bagian dari muka bumi dengan berbagai karakter lahan/tapak dan dengan segala sesuatu yang ada di atasnya baik bersifat alami maupun

Lebih terperinci

BAB V PERENCANAAN LANSKAP ANCOL ECOPARK

BAB V PERENCANAAN LANSKAP ANCOL ECOPARK 26 BAB V PERENCANAAN LANSKAP ANCOL ECOPARK 5.1 Konsep Pengembangan Ancol Ecopark Hingga saat ini Ancol Ecopark masih terus mengalami pengembangan dalam proses pembangunannya. Dalam pembentukan konsep awal,

Lebih terperinci

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN 5.1 Konsep Dasar Perancangan Dalam perancangan desain Transportasi Antarmoda ini saya menggunakan konsep dimana bangunan ini memfokuskan pada kemudahan bagi penderita cacat. Bangunan

Lebih terperinci

DESA WISATA DI KAWASAN RAWA PENING DENGAN PENEKANAN DESAIN EKOWISATA

DESA WISATA DI KAWASAN RAWA PENING DENGAN PENEKANAN DESAIN EKOWISATA DESA WISATA DI KAWASAN RAWA PENING DENGAN PENEKANAN DESAIN EKOWISATA Oleh : Ayu Agung Hastuti, Titien Woro Murtini, R. Siti Rukayah Rawapening yang menjadi salah satu sektor pariwisata terbesar di Jawa

Lebih terperinci

BAB V LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB V LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR 5.1. Program Dasar Perencanaan 5.1.1. Program Ruang BAB V LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR Kegiatan Penerima Ruang Kapasitas Indoor & tertutup (m 2 terbuka (m 2 ) ) Plaza 800 org

Lebih terperinci

persepsi pengunjung yang telah dibahas pada bab sebelumnya. VIII. PROSPEK PENGEMBANGAN WISATA TAMAN WISATA ALAM GUNUNG PANCAR

persepsi pengunjung yang telah dibahas pada bab sebelumnya. VIII. PROSPEK PENGEMBANGAN WISATA TAMAN WISATA ALAM GUNUNG PANCAR 17.270 kunjungan, sehingga dari hasil tersebut didapat nilai ekonomi TWA Gunung Pancar sebesar Rp 5.142.622.222,00. Nilai surplus konsumen yang besar dikatakan sebagai indikator kemampuan pengunjung yang

Lebih terperinci

PERANCANGAN KOTA. Lokasi Alun - Alun BAB III

PERANCANGAN KOTA. Lokasi Alun - Alun BAB III BAB III DATA ALUN-ALUN KABUPATEN WONOGIRI Kabupaten Wonogiri, dengan luas wilayah 182.236,02 Ha secara geografis terletak pada garis lintang 7 0 32' sampai 8 0 15' dan garis bujur 110 0 41' sampai 111

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN DAN ARAHAN

BAB VI KESIMPULAN DAN ARAHAN BAB VI KESIMPULAN DAN ARAHAN VI.1. KESIMPULAN Kegiatan pasar minggu pagi di kawasan Kampus Universitas Gadjah Mada diminati oleh kalangan pelajar, mahasiswa, dan masyarakat luas sebagai sarana relaksasi

Lebih terperinci

BAB V ARAHAN DAN REKOMENDASI

BAB V ARAHAN DAN REKOMENDASI BAB V ARAHAN DAN REKOMENDASI Bab ini memberikan arahan dan rekomendasi berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan pada kawasan studi, dengan membawa visi peningkatan citra Kawasan Tugu Khatulistiwa

Lebih terperinci

ANALISIS DAN SINTESIS

ANALISIS DAN SINTESIS 55 ANALISIS DAN SINTESIS Lokasi Lokasi PT Pindo Deli Pulp and Paper Mills yang terlalu dekat dengan pemukiman penduduk dikhawatirkan dapat berakibat buruk bagi masyarakat di sekitar kawasan industri PT

Lebih terperinci

BAB V KONSEP DAN RANCANGAN RUANG PUBLIK (RUANG TERBUKA)

BAB V KONSEP DAN RANCANGAN RUANG PUBLIK (RUANG TERBUKA) BAB V KONSEP DAN RANCANGAN RUANG PUBLIK (RUANG TERBUKA) 5.1 Sirkulasi Kendaraan Pribadi Pembuatan akses baru menuju jalan yang selama ini belum berfungsi secara optimal, bertujuan untuk mengurangi kepadatan

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN KAWASAN OBJEK WISATA PANTAI WIDURI PEMALANG

PENGEMBANGAN KAWASAN OBJEK WISATA PANTAI WIDURI PEMALANG PENGEMBANGAN KAWASAN OBJEK WISATA PANTAI WIDURI PEMALANG Oleh : Disa Ceria Permatasari, R. Siti Rukayah, Titien Woro Murtini Pantai Widuri Pemalang merupaka salah satu potensi wisata yang menjadi prioritas

Lebih terperinci

BAB VI HASIL PERANCANGAN. Konsep tersebut berawal dari tema utama yaitu Analogy pergerakan air laut, dimana tema

BAB VI HASIL PERANCANGAN. Konsep tersebut berawal dari tema utama yaitu Analogy pergerakan air laut, dimana tema BAB VI HASIL PERANCANGAN 6.1 Hasil Rancangan Kawasan Perancangan Pengembangan Kawasan Wisata Pantai Boom Di Kabupaten Tuban ini memakai konsep Sequence (pergerakan dari satu tempat ketempat lain sepanjang

Lebih terperinci

BAB VI HASIL RANCANGAN. terdapat pada Bab IV dan Bab V yaitu, manusia sebagai pelaku, Stadion Raya

BAB VI HASIL RANCANGAN. terdapat pada Bab IV dan Bab V yaitu, manusia sebagai pelaku, Stadion Raya 165 BAB VI HASIL RANCANGAN 6.1. Dasar Rancangan Hasil perancangan diambil dari dasar penggambaran konsep dan analisa yang terdapat pada Bab IV dan Bab V yaitu, manusia sebagai pelaku, Stadion Raya sebagai

Lebih terperinci

BAB 4. TINJAUAN UMUM KAWASAN KAMBANG IWAK PALEMBANG

BAB 4. TINJAUAN UMUM KAWASAN KAMBANG IWAK PALEMBANG BAB 4. TINJAUAN UMUM KAWASAN KAMBANG IWAK PALEMBANG 4.1 Sejarah Kawasan Kambang Iwak Palembang Menurut Ir. Ari Siswanto, MCRP, pengamat perkotaan dari Program Studi Teknik Arsitektur Universitas Sriwijaya,

Lebih terperinci

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR 5.1 Program Dasar Perencanaan 5.1.1 Pelaku Kegiatan Pengguna bangunan terminal adalah mereka yang secara langsung melakukan ativitas di dalam terminal

Lebih terperinci

BAB IV KONDISI UMUM. Gambar Peta Dasar TPU Tanah Kusir (Sumber: Dinas Pertamanan dan Pemakaman DKI Jakarta, 2011) Perumahan Warga

BAB IV KONDISI UMUM. Gambar Peta Dasar TPU Tanah Kusir (Sumber: Dinas Pertamanan dan Pemakaman DKI Jakarta, 2011) Perumahan Warga 19 BAB IV KONDISI UMUM 4.1. Letak, Batas, dan Luas Tapak TPU Tanah Kusir merupakan pemakaman umum yang dikelola oleh Suku Dinas Pemakaman Jakarta Selatan di bawah Dinas Pertamanan dan Pemakaman DKI Jakarta.

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA. 4.1 Analisa Tapak Aksesbilitas

BAB IV ANALISA. 4.1 Analisa Tapak Aksesbilitas BAB IV ANALISA 4.1 Analisa Tapak 4.1.1 Aksesbilitas Pada gambar tapak di bawah menunjukkan penataan yang terdapat pada terminal sesuai kondisi terbaru sejak penyusun laporan menerima data tersebut. Gerbang

Lebih terperinci

BAB VI HASIL PERANCANGAN

BAB VI HASIL PERANCANGAN BAB VI HASIL PERANCANGAN 6.1 Konsep Dasar Perancangan Konsep dasar perancangan Pusat Studi dan Budidaya Tanaman Hidroponik ini adalah Arsitektur Ekologis. Adapun beberapa nilai-nilai Arsitektur Ekologis

Lebih terperinci

B A B 4 A N A L I S I S

B A B 4 A N A L I S I S B A B 4 A N A L I S I S Pada bab ini saya ingin melakukan analisis terhadap data yang sudah didapat dari studi kasus berdasarkan tiga teori pada bab sebelumnya. Pertama, saya ingin melihat hubungan keempat

Lebih terperinci

V. ANALISIS DAN SINTESIS

V. ANALISIS DAN SINTESIS 41 V. ANALISIS DAN SINTESIS V.1. Analisis V.1.1. Kondisi Fisik V.1.1.1. Lokasi, Luas dan Batas Tapak Tapak berada di pusat kota dan merupakan bagian dari kawasan tepian Sungai Martapura dengan penggunaan

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 55 HASIL DAN PEMBAHASAN Karakter Ekologis Kawasan Gambut Karakter ekologis kawasan gambut Baning yang diperhatikan adalah kondisi fisik dan vegetasi dalam kawasan. Karakter ekologis terdiri dari ketebalan

Lebih terperinci

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN Pengembangan kawasan pesisir Barat Kabupaten Bengkulu Selatan sebagai kawasan wisata yang diharapkan dapat menjadi salah satu sektor andalan dan mampu untuk memberikan konstribusi

Lebih terperinci

BAB VI HASIL PERANCANGAN. apartemen sewa untuk keluarga baru yang merupakan output dari proses analisis

BAB VI HASIL PERANCANGAN. apartemen sewa untuk keluarga baru yang merupakan output dari proses analisis 185 BAB VI HASIL PERANCANGAN Bab enam ini akan menjelaskan tentang desain akhir perancangan apartemen sewa untuk keluarga baru yang merupakan output dari proses analisis tapak dan objek. 6.1 Tata Massa

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN. berdasarkan kebutuhan pengguna? 6.1 Penilaian Pengguna Mengenai Komponen Setting Fisik Ruang Terbuka Publik Kawasan Eks MTQ

BAB VI KESIMPULAN. berdasarkan kebutuhan pengguna? 6.1 Penilaian Pengguna Mengenai Komponen Setting Fisik Ruang Terbuka Publik Kawasan Eks MTQ BAB VI KESIMPULAN Kesimpulan dari penelitian ini merupakan hasil dari analisis dan pembahasan terhadap penilaian komponen setting fisik ruang terbuka publik dan non fisik (aktivitas) yang terjadi yang

Lebih terperinci

BAB V ARAHAN PENGEMBANGAN WISATA KAMPUNG NELAYAN KELURAHAN PASAR BENGKULU

BAB V ARAHAN PENGEMBANGAN WISATA KAMPUNG NELAYAN KELURAHAN PASAR BENGKULU BAB V ARAHAN PENGEMBANGAN WISATA KAMPUNG NELAYAN KELURAHAN PASAR BENGKULU Berdasarkan analisis serta pembahasan sebelumnya, pada dasarnya kawasan studi ini sangat potensial untuk di kembangkan dan masih

Lebih terperinci

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERLINDUNGAN HUTAN DAN KONSERVASI ALAM NOMOR : P. 3/IV-SET/2011 TENTANG

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERLINDUNGAN HUTAN DAN KONSERVASI ALAM NOMOR : P. 3/IV-SET/2011 TENTANG PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERLINDUNGAN HUTAN DAN KONSERVASI ALAM NOMOR : P. 3/IV-SET/2011 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN DESAIN TAPAK PENGELOLAAN PARIWISATA ALAM DI SUAKA MARGASATWA, TAMAN NASIONAL, TAMAN

Lebih terperinci

Asrama Mahasiswa Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Asrama Mahasiswa Universitas Atma Jaya Yogyakarta BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 6.1. Konsep perencanaan 6.1.1. Pelaku dan kategori kebutuhan ruang, dan Besaran Ruang. 6.1.1.1. Pelaku Dan Kategori Kebutuhan Ruang Dari analisis yang telah dilakukan

Lebih terperinci

BAB VI PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB VI PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 6.1 Program Perencanaan Di lihat dari kenyataan yang sudah ada beberapa permasalahan yang ada pada terminal bus Terminal Kabupaten Tegal Slawi sekarang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Lanskap dan Lanskap Kota Lanskap adalah suatu bagian dari muka bumi dengan berbagai karakter lahan/tapak dan dengan segala sesuatu yang ada di atasnya baik bersifat alami maupun

Lebih terperinci

BAB III POTENSI OBYEK WISATA BATU SERIBU. A. Lokasi Obyek Wisata Batu Seribu. Kota Sukoharjo. Secara geografis sebagian besar merupakan wilayah

BAB III POTENSI OBYEK WISATA BATU SERIBU. A. Lokasi Obyek Wisata Batu Seribu. Kota Sukoharjo. Secara geografis sebagian besar merupakan wilayah BAB III POTENSI OBYEK WISATA BATU SERIBU A. Lokasi Obyek Wisata Batu Seribu Obyek Wisata Batu Seribu terletak di Desa Gentan Kecamatan Bulu Kabupaten Sukoharjo. Letaknya sekitar 20 KM sebelah selatan Kota

Lebih terperinci

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN. merupakan salah satu pendekatan dalam perancangan arsitektur yang

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN. merupakan salah satu pendekatan dalam perancangan arsitektur yang BAB 5 KONSEP PERANCANGAN Konsep perancangan pada redesain kawasan wisata Gua Lowo di Kabupaten Trenggalek menggunakan tema Organik yang merupakan salah satu pendekatan dalam perancangan arsitektur yang

Lebih terperinci

Gambar 27. Ilustrasi Pengembangan Konsep Ruang Pada Tapak

Gambar 27. Ilustrasi Pengembangan Konsep Ruang Pada Tapak 81 Aktivitas yang diakomodasikan pada zona ini adalah jenis aktivitas pasif seperti pemeliharaan sungai, penelitian, pengenalan nama-nama tanaman dan dudukduduk serta belajar. Zona rehabilitasi semi intensif,

Lebih terperinci

Gambar 26. Material Bangunan dan Pelengkap Jalan.

Gambar 26. Material Bangunan dan Pelengkap Jalan. KONSEP Konsep Dasar Street furniture berfungsi sebagai pemberi informasi tentang fasilitas kampus, rambu-rambu jalan, dan pelayanan kepada pengguna kampus. Bentuk street furniture ditampilkan memberikan

Lebih terperinci

BAB 6 HASIL PERANCANGAN. konsep Hibridisasi arsitektur candi zaman Isana sampai Rajasa, adalah candi jawa

BAB 6 HASIL PERANCANGAN. konsep Hibridisasi arsitektur candi zaman Isana sampai Rajasa, adalah candi jawa BAB 6 HASIL PERANCANGAN 6.1. Hasil Perancangan Hasil perancangan Pusat Seni dan Kerajinan Arek di Kota Batu adalah penerapan konsep Hibridisasi arsitektur candi zaman Isana sampai Rajasa, adalah candi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. heterogen serta coraknya yang materialistis (Bintarto,1983:27). Kota akan selalu

I. PENDAHULUAN. heterogen serta coraknya yang materialistis (Bintarto,1983:27). Kota akan selalu 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kota adalah sebuah sistem jaringan kehidupan manusia yang ditandai dengan kepadatan penduduk yang tinggi dan diwarnai dengan strata sosial ekonomis yang heterogen

Lebih terperinci

BABV LAPORAN PERANCANGAN. D C o H, B. Gb.79 Zoning Site plan. Ruang tapak mempertahankan bentuk kontur yang dipadukan dengan

BABV LAPORAN PERANCANGAN. D C o H, B. Gb.79 Zoning Site plan. Ruang tapak mempertahankan bentuk kontur yang dipadukan dengan iro konsultan.'..isitektur i antar antan ogyakatta BABV LAPORAN PERANCANGAN 5.1 Site plan Tapak dibagi kedalam beberapa Zona bangunan, yaitu : a. Zona kantor b. Zona terapi c. Zona resto dan cafe d. Zona

Lebih terperinci

TAMAN REKREASI AIR DI PONTIANAK, KALIMANTAN BARAT BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

TAMAN REKREASI AIR DI PONTIANAK, KALIMANTAN BARAT BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN VI. 1. Konsep Peruangan VI. 1. 1. Kebutuhan dan Besaran Ruang Berdasarkan analisis pelaku dan kegiatan didapatkan tabel kebutuhan ruang seperti dibawah ini: Zona

Lebih terperinci

BAB V KONSEP DAN PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP DAN PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP DAN PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 5.1 Tujuan Perencanaan dan Perancangan Perencanaan dan perancangan Penataan PKL Sebagai Pasar Loak di Sempadan Sungai Kali Gelis Kabupaten Kudus

Lebih terperinci

TINJAUAN PULO CANGKIR

TINJAUAN PULO CANGKIR BAB II TINJAUAN PULO CANGKIR II.1 GAMBARAN UMUM PROYEK Judul Proyek : Kawasan Rekreasi Kampung Pulo Cangkir dan Sekitarnya. Tema : Arsitektur Tradisional Sunda. Kecamatan : Kronjo. Kelurahan : Pulo Cangkir

Lebih terperinci

International Fash on Institute di Jakarta

International Fash on Institute di Jakarta BAB V KONSEP PERENCANAAN 5.1. Konsep Dasar Perancangan Pemikiran Konsep: - Fungsi bangunan - Analisis Tapak - Bentuk bangunan sebagai lambang wujud fashion. PEMIKIRAN KONSEP KONSEP FASHION Fashion: - Busana

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Pada bab ini akan diuraikan mengenai kesimpulan studi berupa temuantemuan yang dihasilkan selama proses analisis berlangsung yang sesuai dengan tujuan dan sasaran studi,

Lebih terperinci

BAB VI HASIL PERANCANGAN

BAB VI HASIL PERANCANGAN BAB VI HASIL PERANCANGAN Hasil perancangan merupakan aplikasi dari konsep ekowisata pada pengembangan kawasan agrowisata sondokoro yang meliputi bebera aspek, diantaranya: 6.1. Dasar Pengembangan Dasar

Lebih terperinci

Gejala arsitektur sekolah..., Rossa Turpuk Gabe, FT UI, 2008 LAMPIRAN

Gejala arsitektur sekolah..., Rossa Turpuk Gabe, FT UI, 2008 LAMPIRAN LAMPIRAN sekolah impianku Ibu Dian telah mengajar selama 18 tahun ` Yang paling mencolok dari sekolah impian dari Ibu Dian adalah pagar batas sekolah. Pagar batas ini yang lebih dulu digambarkan, disusul

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS SINTESIS

BAB V ANALISIS SINTESIS BAB V ANALISIS SINTESIS 5.1 Aspek Fisik dan Biofisik 5.1.1 Letak, Luas, dan Batas Tapak Tapak terletak di bagian Timur kompleks sekolah dan berdekatan dengan pintu keluar sekolah, bangunan kolam renang,

Lebih terperinci

BAB VII RENCANA. 7.1 Mekanisme Pembangunan Rusunawa Tahapan Pembangunan Rusunawa

BAB VII RENCANA. 7.1 Mekanisme Pembangunan Rusunawa Tahapan Pembangunan Rusunawa BAB VII RENCANA 7.1 Mekanisme Pembangunan Rusunawa 7.1.1 Tahapan Pembangunan Rusunawa Agar perencanaan rumah susun berjalan dengan baik, maka harus disusun tahapan pembangunan yang baik pula, dimulai dari

Lebih terperinci

TENTANG DIREKTUR JENDERAL PERLINDUNGAN HUTAN DAN KONSERVASI ALAM,

TENTANG DIREKTUR JENDERAL PERLINDUNGAN HUTAN DAN KONSERVASI ALAM, PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERLINDUNGAN HUTAN DAN KONSERVASI ALAM NOMOR : P. 02/IV- SET/2012 TENTANG PEMBANGUNAN SARANA PARIWISATA ALAM DI TAMAN NASIONAL, TAMAN HUTAN RAYA DAN TAMAN WISATA ALAM DIREKTUR

Lebih terperinci

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN Bab ini akan menjawab sasaran yang ada pada bab pendahuluan. Makam merupakan salah satu elemen penting pembentuk sebuah

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN Bab ini akan menjawab sasaran yang ada pada bab pendahuluan. Makam merupakan salah satu elemen penting pembentuk sebuah BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN Bab ini akan menjawab sasaran yang ada pada bab pendahuluan. Makam merupakan salah satu elemen penting pembentuk sebuah kota, sebagai untuk mengebumikan jenazah makam juga

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS PERANCANGAN. perancangannya. Analisis yang akan dibahas meliputi analisis tapak, analisis

BAB 4 ANALISIS PERANCANGAN. perancangannya. Analisis yang akan dibahas meliputi analisis tapak, analisis BAB 4 ANALISIS PERANCANGAN Analisis perancangan sangat diperlukan dalam menghasilkan sebuah karya arsitektur yang terstruktur sesuai dengan yang diharapkan. Analisis perancangan merupakan kajian terhadap

Lebih terperinci

BAB IV KESIMPULAN. Lembah Manding, hutan pinus, kearifan lokal, dan briefing di basecamp sebelum

BAB IV KESIMPULAN. Lembah Manding, hutan pinus, kearifan lokal, dan briefing di basecamp sebelum BAB IV KESIMPULAN 4.1 Kesimpulan Kesimpulan dari hasil penelitian pada komponen daya tarik wisata jalur pendakian Gunung Merbabu via Dusun Suwanting yang telah dilakukan menunjukkan bahwa terdapat tiga

Lebih terperinci

KAJIAN MANAJEMEN SIRKULASI TERMINAL BUS ( Studi Kasus : Terminal Bus Tirtonadi Surakarta )

KAJIAN MANAJEMEN SIRKULASI TERMINAL BUS ( Studi Kasus : Terminal Bus Tirtonadi Surakarta ) KAJIAN MANAJEMEN SIRKULASI TERMINAL BUS ( Studi Kasus : Terminal Bus Tirtonadi Surakarta ) Gatot Nursetyo Abstrak Terminal merupakan bagian dari jaringan pelayanan transportasi sebagai simpul dari suatu

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Perencanaan dasar pengunaan lahan pada tapak memiliki aturanaturan dan kriteria sebagai berikut :

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Perencanaan dasar pengunaan lahan pada tapak memiliki aturanaturan dan kriteria sebagai berikut : BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1 Konsep Dasar Bangunan Untuk mendukung tema maka konsep dasar perancangan yang digunakan pada Pasar Modern adalah mengutamakan konsep ruang dan sirkulasi dalam bangunannya,

Lebih terperinci

BAB II FIRST IMPRESSION. perancang melakukan survey lokasi ke Istana Maimun, kesan pertama ketika perancang

BAB II FIRST IMPRESSION. perancang melakukan survey lokasi ke Istana Maimun, kesan pertama ketika perancang BAB II FIRST IMPRESSION Berdasarkan pengetahuan perancang tentang kondisi dan potensi yang mendasari perencanaan untuk penambahan fasilitas pada lokasi Istana Maimun. Selanjutnya, perancang melakukan survey

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Latar Belakang Pengadaan Proyek

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Latar Belakang Pengadaan Proyek BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.1.1 Latar Belakang Pengadaan Proyek Pariwisata merupakan kegiatan melakukan perjalanan dengan mendapatkan kenikmatan, mencari kepuasan, mengetahui sesuatu, memperbaiki

Lebih terperinci

BAB V HASIL RANCANGAN

BAB V HASIL RANCANGAN BB V HSL CG 5.1 KOSEP PK 5.1.1 Pengelompokan Fungsi Penerapan konsep tapak dalam rancangan yaitu terlihat jelas dari pemisahan tiap blok massa bangunan maupun ruang luar berdasarkan hirarki fungsi ruang

Lebih terperinci

BAB VI RENCANA PENGELOLAAN

BAB VI RENCANA PENGELOLAAN 68 BAB VI RENCANA PENGELOLAAN Konsep dasar rencana pengelolaan Taman Lalu Lintas Bandung adalah mempertahankan dan memaksimalkan fungsinya sebagai taman pendidikan kelalulintasan, taman lingkungan hidup,

Lebih terperinci

alami maupun buatan. Perancangan wisata alam memerlukan ketelitian dalam memilih objek wisata yang akan dikembangkan.

alami maupun buatan. Perancangan wisata alam memerlukan ketelitian dalam memilih objek wisata yang akan dikembangkan. 23 1. Potensi Wisata Gunung Sulah Potensi wisata merupakan segala sesuatu yang menjadi sasaran wisata baik alami maupun buatan. Perancangan wisata alam memerlukan ketelitian dalam memilih objek wisata

Lebih terperinci

PERANCANGAN ULANG KAWASAN PEMAKAMAN UMUM TANAH KUSIR, JAKARTA SEBAGAI SALAH SATU BENTUK PEMANFAATAN RUANG TERBUKA HIJAU RAMAH BURUNG

PERANCANGAN ULANG KAWASAN PEMAKAMAN UMUM TANAH KUSIR, JAKARTA SEBAGAI SALAH SATU BENTUK PEMANFAATAN RUANG TERBUKA HIJAU RAMAH BURUNG PERANCANGAN ULANG KAWASAN PEMAKAMAN UMUM TANAH KUSIR, JAKARTA SEBAGAI SALAH SATU BENTUK PEMANFAATAN RUANG TERBUKA HIJAU RAMAH BURUNG SYAM REZZA FAHLEVI. Perancangan Ulang Kawasan Pemakaman Umum Tanah Kusir,

Lebih terperinci

BAB VI HASIL PERANCANGAN. Hasil perancangan dari kawasan wisata Pantai Dalegan di Kabupaten Gresik

BAB VI HASIL PERANCANGAN. Hasil perancangan dari kawasan wisata Pantai Dalegan di Kabupaten Gresik BAB VI HASIL PERANCANGAN Hasil perancangan dari kawasan wisata Pantai Dalegan di Kabupaten Gresik mengaplikasikan konsep metafora gelombang yang dicapai dengan cara mengambil karakteristik dari gelombang

Lebih terperinci

BAB III: DATA DAN ANALISA

BAB III: DATA DAN ANALISA BAB III: DATA DAN ANALISA 3.1. Data Fisik dan Non Fisik Sumber : KAK Sayembara Arsitektur Museum Batik Indonesia Gambar 40 Lokasi Museum Batik Indonesia 1. Data Tapak - Lokasi : Kawasan Taman Mini Indonesia

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Terminal Menurut Abubakar I, dkk (1995) bahwa terminal transportasi merupakan : 1. Titik simpul dalam jaringan transportasi jalan yang berfungsi sebagi pelayanan umum. 2. Tempat

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

1. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rusa timor (Rusa timorensis Blainville 1822) merupakan salah satu jenis satwa liar yang hidup tersebar pada beberapa wilayah di Indonesia, khususnya di Pulau Jawa sampai

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN 112 5.1 Konsep Kawasan BAB V KONSEP PERANCANGAN Gambar 5.1: Kondisi eksisting kawasan Sumber: Google erth, 2011 Keterangan: 1: Landasan penerbangan dan pendaratan pesawat di masa mendatang 2: Tapak 3:

Lebih terperinci

BAB VII PERENCANAAN a Konsep Ruang

BAB VII PERENCANAAN a Konsep Ruang 62 BAB VII PERENCANAAN 7.1 KONSEP PERENCANAAN 7.1.1 Konsep Dasar Perencanaan Penelitian mengenai perencanaan lanskap pasca bencana Situ Gintung ini didasarkan pada tujuan mengembalikan fungsi situ mendekati

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Penambangan Batubara

TINJAUAN PUSTAKA Penambangan Batubara 4 TINJAUAN PUSTAKA Penambangan Batubara Menurut Undang-undang Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2009, pertambangan adalah sebagian atau seluruh tahapan kegiatan dalam rangka penelitian, pengelolaan dan

Lebih terperinci