BAB III POTENSI OBYEK WISATA BATU SERIBU. A. Lokasi Obyek Wisata Batu Seribu. Kota Sukoharjo. Secara geografis sebagian besar merupakan wilayah
|
|
- Yulia Agusalim
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB III POTENSI OBYEK WISATA BATU SERIBU A. Lokasi Obyek Wisata Batu Seribu Obyek Wisata Batu Seribu terletak di Desa Gentan Kecamatan Bulu Kabupaten Sukoharjo. Letaknya sekitar 20 KM sebelah selatan Kota Sukoharjo. Secara geografis sebagian besar merupakan wilayah pertanian. Untuk sampai ke Obyek Wisata ini wisatawan mungkin agak kesulitan karena letaknya yang berada di pedesaan. Namun, saat ini sudah banyak transportrasi umum yang dapat digunakan oleh para wisatawan dengan tarif yang cukup murah. (Observasi 23 Februari 2015) B. Potensi Obyek Wisata Batu Seribu Kondisi disekitar wilayah Obyek Wisata Batu Seribu merupakan daerah pegunungan yang dekat dengan pemukiman penduduk. Batu Seribu yang terletak di Kabupaten Sukoharjo memiliki luas wilayah kurang lebih 2,5 Ha. Dari luas wilayah ini, sudah termasuk hutan buatan dan perbukitan kapur, yang mengelilingi obyek. Namun, karena letaknya yang berdekatan dengan perkampungan penduduk, luas tanah yang menjadi obyek dan tanah penduduk setempat masih belum memiliki batasan secara resmi. Secara geografis kondisi sekitar obyek merupakan daerah produktif untuk lahan pertanian. Hal ini terbukti dengan banyaknya masyarakat sekitar yang berprofesi sebagai 32
2 33 petani. Memliki luas wilayah yang masih sangat produktif, maka hal ini sangat mendukung perkembangan Obyek Batu Seribu. Berikut ini adalah potensi yang ada di obyek wisata Batu Seribu: 1. Obyek Batu Seribu memiliki lahan yang digunakan untuk area bermain anak. Area bermain tersebut menyediakan berbagai jenis permainan anak seperti ayunan, jungkat-jungkit yang dapat digunakan oleh anak-anak bermain. Sumber: dokunentasi pribadi 2. Batu seribu juga menyediakan fasilitas kolam renang yang dapat digunakan wisatawan untuk berenang. Ada 3 buah kolam renang yang memiliki kedalaman yang berbeda-beda. Kolam renang tersebut memiliki sumber mata air alami sehingga sangat segar untuk digunakan. Kolam renang itu akan ditutup pada rabu setiap minggunya untuk dibersihkan.
3 34 Sumber: dokumentasi pribadi 3. Area Batu Seribu memiliki sebuah kolam lele yang terkenal karena dianggap keramat, yaitu Sendang Truno Lele. Warga setempat percaya jika lele itu adalah lele sakti yang tidak pernah mati. Ukuran dari lele tersebut juga berbeda dari lele pada umumnya, lele tersebut memiliki ukuran yang sangat besar. Hal ini menjadi salah satu daya tarik bagi wisatawan. Sumber: dokumentasi pribadi 4. Dijadikan sebagai Camping Ground atau bumi perkemahan. Batu Seribu yang memiliki luas wilayah sekitar 2,5 Ha, memiliki potensi untuk dijadikan sebagai bumi perkemahan.
4 35 Pemerintah daerah juga sudah menyiapkan lahan khusus, yaitu di perbukitan sekitar Batu Seribu. Didukung dengan potensi alam yang ada seperti hutan jati, diharapkan banyak pihak yang mau menggunakan Batu Seribu sebagai area Camping Ground. Pemerintah akan mengupayakan perkembangan fasilitas pendukung seperti lapangan upacara, gedung pertemuan, sarana air bersih, gardu pandang yang digunakan untuk menikmati pemandangan, taman bunga, jalan setapak, jasa sewa peralatan kemah. Diharapkan dapat menambah kunjungan wisatawan. (Wawancara dengan Sri Joko Indarto, tgl 17 April 2015) Sumber: dokumentasi pribadi Di Batu Seribu, pengelola juga sudah menyediakan lahan parkir yang cukup luas guna menampung kendaraan pribadi seperti mobil atau bus-bus pariwisata yang berkunjung secara rombongan. Sebelum memasuki obyek, didekat lahan parkir wisatawan juga akan menjumpai bagian penjualan tiket. Pada hari biasa tiket masuk hanya di bandrol dengan harga Rp.2.000,00/orang dan dihari libur Rp.3.000,00/orang. Tiket masuk yang sangat terjangkau ini,
5 36 pengunjung diharapkan dapat berkembang dari waktu ke waktu. Para pengunjung dapat menikmati segala fasilitas yang ada di obyek Batu Seribu. Namun, yang kurang adalah tidak ada souvenir shop yang menjual oleh-oleh khas Batu Seribu. Padahal, lokasi Batu Seribu yang dekat dengan pemukiman penduduk seharusnya dapat dimanfaatkan dengan baik untuk menjual oleh-oleh atau makanan khas daerah sekitar. Bila dikembangkan dengan baik, ditambah berbagai fasilitas, Batu Seribu akan menjadi salah satu obyek wisata yang terkenal di Sukoharjo. (Observasi 1 Maret 2015) C. Upaya Pengembangan Obyek wisata Batu Seribu Dalam upaya pengembangan Potensi obyek wisata Batu Seribu pemerintah daerah sudah memiliki beberapa upaya untuk mewujudkan rencana pengembangan tersebut, yaitu: 1. Dinas Pariwisata Sukoharjo menggunakan brosur sebagai salah satu sarana untuk memasarkan Batu Seribu. Selain itu pemerintah juga menggunkan media internet karena sekarang banyak orang yang sudah menggunakan internet sebagai gaya hidup. 2. Dinas Pariwisata sering mengikuti kegiatan kegiatan karnaval atau pameran yang diselenggarakan di Sukoharjo untuk lebih mengenalkan kepada masyarakat umum.
6 37 D. Kendala Yang Dihadapi Dalam Upaya Pengembangan Batu Seribu Upaya yang dilakukan pemerintah dalam pengembangan obyek wisata Batu Seribu tentu saja memiliki beberapa kendala. Kendala tersebut antara lain : 1. Dana Dana yang diberikan kepada Dinas POPK masih dibagibagi dengan bidang lain, sehingga dana yang ada tidak maksimal diberikan ke bidang Pariwisata saja. 2. Sumber Daya Manusia (SDM) Kurangnya Sumber Daya Manusia di bidang Pariwisata dalam pengelolaan Obyek wisata. Sehingga obyek Batu Seribu dikelola oleh SDM yang bukan di bidang Pariwisata, jadi pengelolaannya menjadi tidak maksimal. 3. Fasilitas Fasilitas umum yang disediakan masih sangat minim dan tidak terawat. Masih kotor, sehingga membuat wisatawan malas untuk menggunakan. E. POTENSI OBYEK WISATA BATU SERIBU MELALUI 1. Atraksi ANALIS 4A
7 38 Atraksi merupakan daya tarik dari suatu obyek wisata atau hasil kesenian suatu daerah yang menarik wisatawan untuk berkunjung kesuatu obyek. Obyek wisata Batu Seribu memiliki daya tarik wisata dalam bidang wisata alam karena di Batu Seribu menyuguhkan berbagai pemandangan alam yang khas dan menarik untuk seperti Kolam Lele yang dianggap keramat oleh kebanyakan orang dan sudah ditinggali oleh Lele yang sakti. (Sumber: Dinas POPK Sukoharjo) Di Batu Seribu juga menyediakan fasilitas kolam renang dengan mata air yang langsung berasal dari Pegunungan Batu Seribu, terdapat 3 buah kolam renang yang dapat dinikmati oleh para pengunjung. Hal ini menjadi daya tarik dan magnet tersendiri untuk wisatawan. Karena di Kabupaten Sukoharjo belum terdapat kolam renang yang berasal dari mata air alam yang alami. Kebanyakan adalah kolam renang buatan. 2. Aksesbilitas Aksesbilitas merupakan sarana yang akan memberikan kemudahan kepada para wisatawan untuk mencapai daerah tujuan wisata. Aksesbilitas tidak hanya menyangkut kemudahan transportasi bagi wisatwan tetapi juga menyangkut masalah waktu tempuh untuk sampai ke obyek. Aksesbilitas untuk mencapai Obyek Wisata Batu Seribu adalah sebagai berikut :
8 39 a. Kondisi Jalan Kondisi jalan menuju Obyek Wisata Batu Seribu sudah tergolong baik dan lebar. Kondisi jalan juga sudah beraspal sehingga memberi kenyamanan bagi para wisatawan untuk sampai di lokasi (Observasi 23 Februari 2015) b. Sarana Transportrasi Sarana transportrasi juga sudah memadai. Menggunakan bus umum yaitu Bus Wahyu Putra pengunjung bisa langsung turun di gang yang bertuliskan Obyek Wisata Batu Seribu dan berganti dengan ojek yang tarifnya Rp.5.000,00 saja. (Observasi 23 Februari 2015) c. Papan Penunjuk Papan penunjuk untuk sampai ke obyek sudah terpasang kurang lebih 5 KM sebelum sampai di Obyek. Sehingga sangat memudahkan wisatawan untuk mencapai lokasi. (Observasi 23 Februari 2015) 3. Amenitas Amenitas merupakan salah satu fasilitas pendukung demi kelancaran kegiatan pariwisata yang ditujukan untuk memberikan kenyamanan kepada pengunjung. Fasilitasfasilitas pendukung yang ada di Batu Seribu antara lain: a. Akomodasi
9 40 Hotel atau penginapan terdekat disekitar Batu Seribu adalah Hotel Sarila yang ada di Sukoharjo kota, Hotel Kendedes, Hotel Istana Hapsari dan Guest House Gubug Janati (Observasi 24 Februari 2015) b. Rumah Makan Terdapat banyak rumah makan yang dapat dimanfaatkan oleh pengunjung untuk makan maupun untuk beristirahat sebentar, seperti RM Ayam Goreng Kampung Mbak Mul Tawangsari letaknya sekitar 10 KM dari obyek, ada juga yang paling terkenal di Sukoharjo yaitu Ayam Goreng Kampung Mbah Karto Tembel. (Observasi 24 Februari 2015) c. Mushola Sudah disediakan mushola yang dapat digunakan oleh pengunjung untuk menjalankan ibadah Salat saat sedang berwisata. Akan tetapi mushola disana masih kurang terawat dan terkesan dibiarkan saja tanpa dirawat dan dijaga kebersihannya. (Observasi 24 Februari 2015) d. Jasa Angkutan ` Tersedia beberapa jenis jasa angkutan yang dapat digunakan oleh pengunjung, seperti bus umum, angkot pedesaan atau ojek. Namun kebanyakan pengunjung
10 41 menggunakan kendaraan pribadi (Observasi 24 Februari 2015) e. Penerangan Fasilitas penenrangan dan listrik di Batu Seribu sudah lengkap dan cukup memadai. (Observasi 24 Februari 2015) f. Air Bersih Persediaan air bersih sudah ada, dan disediakan di toilet dan mushola. (Observasi 24 Februari 2015) g. Area Parkir Area parkir sudah disediakan cukup luas, akan tetapi belum adanya atap yang berfungsi untuk melindungi kendaraan pengunjung dari panas maupun hujan. (Observasi 24 Februari 2015) h. Jasa Pemandu Belum tersedianya jasa pemandu atau Tour Guide guna menemani pengunjung dalam berwisata. Hanya ada petugas yang akan siap dimintai bantuan bila wisatawan bertanya atau meminta bantuan. (Observasi 24 Februari 2015) g. Souvenir Shop Belum tersedianya souvenir shop disekitar obyek wisata. Hanya ada beberapa penjual batu akik saat ini sedang marak dibicarakan oleh masyarakat. Yang mana penjualnya adalah warga sekitar. Dan memang di Batu Seribu kerap
11 42 ditemukan batu yang diklaim adalah Batu Akik. (Observasi 24 Februari 2015) 4. Aktivitas Aktivitas adalah segala sesuatu yang dapat dilakukan ditempat pariwisata. Kegiatan yang beraneka ragam dapat mempengaruhi durasi dan pengeluaran wisatawan dalam mengunjungi suatu obyek wisata. Hal ini otomatis dapat menimbulkan aktifitas usaha yang dapat dikerjakan oleh masyarakat sekitar. Berikut adalah aktifitas yang ada di Obyek Batu Seribu antara lain : a. Wisatawan Kebanyakan pengunjung yang datang ke Batu Seribu adalah dari kalangan anak muda dan pelajar. Biasanya mereka melakukan aktifitas berenang di tiga buah kolam renang yang sudah disediakan atau hanya ingin sekedar menikmati hawa sejuk dan duduk bersantai. Selain pelajar, di hari libur banyak juga orang tua yang membawa anakanak mereka untuk berwisata ke Batu Seribu. Wisata alam di Batu Seribu termasuk wisata yang murah meriah, hanya dengan Rp.2.000,00 pengunjung sudah dapat masuk ke obyek wisata tersebut. Selain berenang disediakan taman bermain anak yang berada diatas bukit. Taman bermain itu
12 43 cukup luas, akan tetapi masih sangat terbatas dan minim fasilitas. b. Penduduk Penduduk sekitar menyambut baik dengan adanya Obyek Wisata Batu Seribu. Para penduduk sekitar juga dapat meraup keuntungan dengan semakin ramainya Batu Seribu. Seperti penduduk yang diperbolehkan berdagang didalam lokasi, ada juga yang berprofesi sebagai juru parkir. F. POTENSI OBYEK WISATA BATU SERIBU MELALUI ANALISIS SWOT Untuk dapat menyusun strategi yang tepat dalam rangka mencapai sasaran atau strategi yang telah diharapkan, maka perlu faktor-faktor intern atau ekstern. Berikut adalah hasil analisis SWOT Obyek Wisata Batu Seribu Strenghts Analisis (Kekuatan) Hasil Analisis 1. Satu-satunya obyek wisata alam yang ada di Sukoharjo, sehingga memiliki daya tarik sendiri untuk masyarakat yang akan berkunjung. 2. Terdapat 3 buah kolam renang yang berasal dari sumber mata air
13 44 alami dari Pegunungan di Batu Seribu, hal ini yang di senangi oleh wisatawan karena mandi di kolam renang itu dipercaya dapat menyembuhkan penyakit 3. Akses menuju Obyek dari jalan raya utama sudah dapat dijangkau oleh kendaraan. Sehingga memudahkan pengunjung untuk mencapai obyek. Weeknesses (Kelemahan) 1. Kurangnya pengelolaan dan perawatan dari Pemerintah Daerah untuk memajukan obyek wisata Batu Seribu. Sehingga obyek Batu Seribu terkesan tidak terawat dan menyeramkan. 2. Kurangnya Sumber Daya Manusia di bidang Pariwisata dalam pengelolaan Obyek wisata. Sehingga obyek Batu Seribu dikelola oleh SDA yang bukan di bidang Pariwisata, jadi pengelolaannya menjadi tidak
14 45 maksimal. 3. Tidak ada tindakan kreatif yang menonjol untuk mengelola obyek wisata Batu Seribu agar lebih dikenal masyarakat. Sehingga obyek wisata Batu Seribu terkesan hanya itu-itu saja yang menyebabkan wisatawan malas untuk datang. 4. Kurangnya kesadaran masyarakat akan kebersihan suatu obyek. Seperti Obyek Wisata Batu Seribu, para wisatawan masih kurang menyadari akan pentingnya kebersihan. Sehingga banyak sampah yang berserakan. Hal ini menambah nilai minus obyek Batu Seribu. 5. Tidak adanya souvenir shop di sekitar obyek. Hanya ada satu atau dua pedagang batu akik yang kini sedang marak, sehingga pengunjung hanya melakukan
15 46 aktivitas seperti berfoto saja. 6. Fasilitas umum yang disediakan masih sangat minim dan tidak terawat. Masih kotor, sehingga membuat wisatawan malas untuk menggunakan Opportunities (Peluang) 1. Obyek wisata Batu Seribu memiliki luas wilayah yang sangat besar, seperti hutan buatan yang ada di sekitar obyek, sehingga jika dikembangkan secara maksimal akan memudahkan pemerintah atau pengelola dalam mengembangkan obyek. 2. Meskipun letaknya di pedesaan, namun letak Obyek Wisata Batu Seribu mudah untuk dijangkau. Akses menuju obyek juga sudah mudah untuk didapat. Hal ini menjadi nilai tambah dan peluang Obyek Wisata Batu Seribu agar lebih dikenal masyarakat. 3. Semakin banyak pengunjung di Obyek Wisata Batu Seribu, akan membuka peluang usaha bagi masyarakat sekitar
16 47 dan akan menaikkan pendapatan perkapita daerah. Thearts (Ancaman) 1. Keterbatasan dana dari pemerintah sehingga pengembangan obyek ini masih sangat lambat. 2. Kurangnya kesadaran terhadap obyek wisata alam yang masih alami ini, sehingga generasi muda sangat acuh dengan keberadaan wisata alam. Padahal obyek Batu Seribu adalah obyek wisata alam satu-satunya di Sukoharjo. G. Data Pengunjung Bulan Januari-Mei 2015 Obyek Wisata Batu Seribu No Bulan Jumlah Pengunjung Pemasukan 1 Januari ,114,000 2 Februari ,636,000 3 Maret ,280,000 4 April ,356,000 5 Mei ,278,000 Total
VI. KARAKTERISTIK PENGUNJUNG TAMAN WISATA ALAM GUNUNG PANCAR. dari 67 orang laki-laki dan 33 orang perempuan. Pengunjung TWA Gunung
VI. KARAKTERISTIK PENGUNJUNG TAMAN WISATA ALAM GUNUNG PANCAR 6.1 Karakteristik Responden Penentuan karakteristik pengunjung TWA Gunung Pancar diperoleh berdasarkan hasil wawancara dan kuesioner dari 100
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. merupakan daya tarik agar orang-orang mau berkunjung. Obyek wisata dapat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Obyek wisata adalah sesuatu yang ada didaerah tujuan wisata yang merupakan daya tarik agar orang-orang mau berkunjung. Obyek wisata dapat berupa bangunan seperti
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. 50 responden yang mengunjungi Objek Wisata Candi Kalasan DIY. Serta masukan
BAB V PENUTUP Pada bab ini peneliti akan melakukan review dan menyimpulkan semua hal terkait dengan hasil jawaban dari 50 responden yang diteliti terkait penilaian responden terhadap atribut pengelolaan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. keanekaragaman kondisi fisik yang tersebar di seluruh Kabupaten, Hal ini menjadikan
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Propinsi Lampung merupakan wilayah yang memiliki kekayaan alam yang melimpah dan keanekaragaman kondisi fisik yang tersebar di seluruh Kabupaten, Hal ini menjadikan Propinsi
Lebih terperincimempertahankan fungsi dan mutu lingkungan.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kepariwisataan saat ini sangat ramai dibicarakan karena berkembangnya sektor pariwisata maka pengaruh terhadap sektor lainnya sangat besar, oleh karena itu permintaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Obyek wisata adalah sebuah tempat pokok untuk berwisata atau darma wisata (kamus bahasa indonesia). Jadi Obyek Wisata adalah, sebuah tempat untuk rekreasi atau bisa
Lebih terperinciPENGEMBANGAN KOMPONEN PARIWISATA PADA OBYEK-OBYEK WISATA DI BATURADEN SEBAGAI PENDUKUNG PENGEMBANGAN KAWASAN WISATA BATURADEN TUGAS AKHIR
PENGEMBANGAN KOMPONEN PARIWISATA PADA OBYEK-OBYEK WISATA DI BATURADEN SEBAGAI PENDUKUNG PENGEMBANGAN KAWASAN WISATA BATURADEN TUGAS AKHIR Oleh : BETHA PATRIA INKANTRIANI L2D 000 402 JURUSAN PERENCANAAN
Lebih terperinciBAB IV PENUTUP. A. Kesimpulan
BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan analisa komponen pengembangan wisata belanja, maka dapat diambil kesimpulan bahwa ada potensi dan kemungkinan pengembangan wisata belanja Kabupaten Karanganyar
Lebih terperinciKUISIONER PENELITIAN PROGRAM STUDI KEHUTANAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Lampiran 1. Kuisioner Penelitian KUISIONER PENELITIAN PROGRAM STUDI KEHUTANAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Nomor Kode : Hari/Tanggal wawancara : Nama Responden : Jenis Kelamin : Tempat tinggal (Kabupaten/Kota)
Lebih terperinciGAMBARAN UMUM KARAKTERISTIK RESPONDEN Gambaran Umum Pengunjung (Wisatawan) ada pengunjung yang berasal dari luar negeri (wisatawan mancanegara)
GAMBARAN UMUM KARAKTERISTIK RESPONDEN 6.1. Gambaran Umum Pengunjung (Wisatawan) Pengunjung yang datang ke Hutan Wisata Punti Kayu Palembang, berasal dari daerah dalam dan luar Kota Palembang (wisatawan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. nafkah di tempat yang dikunjungi, tetapi semata- mata untuk menkmati
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut Yoeti (1993 :109) bahwa pariwisata adalah suatu perjalanan yang dilakukan untuk sementara waktu yang diselenggarakan dari suatu tempat ke tempat lain, dengan
Lebih terperincipersepsi pengunjung yang telah dibahas pada bab sebelumnya. VIII. PROSPEK PENGEMBANGAN WISATA TAMAN WISATA ALAM GUNUNG PANCAR
17.270 kunjungan, sehingga dari hasil tersebut didapat nilai ekonomi TWA Gunung Pancar sebesar Rp 5.142.622.222,00. Nilai surplus konsumen yang besar dikatakan sebagai indikator kemampuan pengunjung yang
Lebih terperinciBAB III POTENSI DAN PENGEMBANGAN AIR TERJUN BANYUNIBO. A. Potensi Air Terjun Banyunibo
1 BAB III POTENSI DAN PENGEMBANGAN AIR TERJUN BANYUNIBO A. Potensi Air Terjun Banyunibo Gambar 9. Air Terjun Banyunibo Tampak Dari Jauh (dokumen Pribadi) Wonogiri Kecamatan Manyaran, Kabupaten Wonogiri,
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Kampung BatuMalakasari merupakan objek wisata alam dan pendidikan
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan Kampung BatuMalakasari merupakan objek wisata alam dan pendidikan di Kabupaten Bandung tepatnyadi Desa Malakasari, Kecamatan Baleendah. Objek wisata ini berdiri
Lebih terperinciIDENTIFIKASI POTENSI DAN KENDALA PENGEMBANGAN OBYEK WISATA DI KECAMATAN CILIMUS. Friolintina, ¹ Lilis Sri Mulyawati, ² Ichwan Arief, ³ ABSTRAK
IDENTIFIKASI POTENSI DAN KENDALA PENGEMBANGAN OBYEK WISATA DI KECAMATAN CILIMUS Friolintina, ¹ Lilis Sri Mulyawati, ² Ichwan Arief, ³ ABSTRAK Berdasarkan Rencana Induk Pembangunan Pariwisata Provinsi Jawa
Lebih terperinciBAB V ARAHAN PENGEMBANGAN WISATA KAMPUNG NELAYAN KELURAHAN PASAR BENGKULU
BAB V ARAHAN PENGEMBANGAN WISATA KAMPUNG NELAYAN KELURAHAN PASAR BENGKULU Berdasarkan analisis serta pembahasan sebelumnya, pada dasarnya kawasan studi ini sangat potensial untuk di kembangkan dan masih
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. padat sehingga orang akan mencari sesuatu yang baru untuk menghibur
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keinginan manusia untuk berwisata akan terus meningkat sesuai peradabanan era modern. Hal ini disebabkan oleh rutinitas pekerjaan yang padat sehingga orang akan mencari
Lebih terperinciLAMPIRAN KUESIONER PENILAIAN PENGUNJUNG TERHADAP ATRIBUT PENGELOLAAN 4A PADA OBJEK WISATA CANDI KALASAN, DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
LAMPIRAN KUESIONER PENILAIAN PENGUNJUNG TERHADAP ATRIBUT PENGELOLAAN 4A PADA OBJEK WISATA CANDI KALASAN, DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA Nama responden : Usia : Jenis Kelamin : Pria Wanita Pendidikan : SD SMP
Lebih terperinciBAB II MENEMUKENALI SPESIFIKASI TIRTA UJUNG DI KARANGASEM
BAB II MENEMUKENALI SPESIFIKASI TIRTA UJUNG DI KARANGASEM Tirta Ujung merupakan mata air alami di Desa Ujung yang dibendung menjadi kolam, yang kemudian digunakan warga setempat untuk melakukan ritual
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. yang dilakukan secara sukarela serta bersifat sementara untuk menikmati
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Wisata adalah kegiatan perjalanan atau sebagian dari kegiatan tersebut yang dilakukan secara sukarela serta bersifat sementara untuk menikmati obyek dan daya tarik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latarbelakang Masalah. Indonesia adalah salah satu Negara Berkembang yang sedang
BAB I PENDAHULUAN A. Latarbelakang Masalah Indonesia adalah salah satu Negara Berkembang yang sedang mengupayakan pengembangan kepariwisataan. Kepariwisataan merupakan perangkat yang penting dalam pembangunan
Lebih terperinciLAMPIRAN. 1. Lampiran I Brosur Paket Wisata Desa Wisata Pentingsari
LAMPIRAN 1. Lampiran I Brosur Paket Wisata Desa Wisata Pentingsari 2. Lampiran II Brosur Rincian Biaya dan Kegiatan Desa Wisata Pentingsari 3. Lampiran III Kuesioner BAGIAN 1: CHECKLIST OBYEK SITUASI DESA
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. obyek wisata yang apabila dikelola dengan baik akan menjadi aset daerah bahkan
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia adalah negara yang kaya akan sumber daya alam dan keindahan alamnya. Keindahaan alam yang terdapat di Indonesia sangat berpotensi menjadi obyek wisata yang
Lebih terperinciVIII. ANALISIS DAMPAK EKONOMI KEBERADAAN WISATA ALAM HUTAN WISATA PUNTI KAYU PALEMBANG
VIII. ANALISIS DAMPAK EKONOMI KEBERADAAN WISATA ALAM HUTAN WISATA PUNTI KAYU PALEMBANG 8.1. Analisis Dampak Ekonomi Kegiatan Wisata di Hutan Wisata Punti Kayu Palembang Adanya kegiatan wisata di Hutan
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data, diperoleh kesimpulan
118 BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data, diperoleh kesimpulan sebagai berikut : 1. Objek wisata Curug Orok yang terletak di Desa Cikandang Kecamatan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. untuk memotivasi berkembangnya pembangunan daerah. Pemerintah daerah harus berupaya
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pariwisata merupakan bentuk industri pariwisata yang belakangan ini menjadi tujuan dari sebagian kecil masyarakat. Pengembangan industri pariwisata mempunyai peranan penting
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. npembangunan nasional. Hal ini dilakukan karena sektor pariwisata diyakini dapat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pariwisata merupakan salah satu sektor yang diperhatikan dalam kancah npembangunan nasional. Hal ini dilakukan karena sektor pariwisata diyakini dapat dijadikan
Lebih terperinciIDENTIFIKASI POTENSI KAWASAN WISATA BATURADEN TUGAS AKHIR. Oleh: TRI SULASTRI MAHFIDAH L2D
IDENTIFIKASI POTENSI KAWASAN WISATA BATURADEN TUGAS AKHIR Oleh: TRI SULASTRI MAHFIDAH L2D 301 542 JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2004 ABSTRAKSI Kawasan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia pada saat ini sedang menggencarkan industri pariwisata sebagai
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia pada saat ini sedang menggencarkan industri pariwisata sebagai salah satu sektor terbesar penghasil devisa negara pengganti minyak bumi dan gas. Indonesia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. devisa bagi negara, terutama Pendapatan Anggaran Daerah (PAD) bagi daerah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pariwisata merupakan salah satu sektor penting untuk meningkatkan devisa bagi negara, terutama Pendapatan Anggaran Daerah (PAD) bagi daerah yang memiliki industri
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Latar Belakang Pengadaan Proyek
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.1.1 Latar Belakang Pengadaan Proyek Pariwisata merupakan kegiatan melakukan perjalanan dengan mendapatkan kenikmatan, mencari kepuasan, mengetahui sesuatu, memperbaiki
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pariwisata merupakan salah satu tujuan favorit bagi wisatawan. Untuk
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Indonesia sebagai negara kepulauan yang memiliki kekayaan potensi pariwisata merupakan salah satu tujuan favorit bagi wisatawan. Untuk meningkatkan kunjungan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. multi dimensional baik fisik, sosial, ekonomi, politik, maupun budaya.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kekayaan sumber daya alam Indonesia yang memiliki keanekaragaman budaya yang dimiliki oleh setiap daerah merupakan modal penting untuk meningkatkan pertumbuhan
Lebih terperinciBAB IV GAMBARAN UMUM PENELITIAN
BAB IV GAMBARAN UMUM PENELITIAN A. Deskripsi Wilayah Kabupaten Malinau adalah sebuah kabupaten yang berada di Provinsi Kalimantan Utara, Indonesia. Ibu Kota dari Kabupaten ini adalah Malinau Kota. Berikut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. negara/wilayah baik alam maupun budaya ini, kini semakin berkembang pesat
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pariwisata merupakan suatu industri yang diandalkan oleh banyak negara di dunia. Mereka menggunakan pariwisata sebagai penyokong perekonomian dan sumber devisa negara.
Lebih terperinciV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
V GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 5.1. Lokasi dan Letak Geografis Taman Rekreasi Kampoeng Wisata Cinangneng terletak di Desa Cihideung Udik Kecamatan Ciampea Kabupaten Bogor. Lokasi ini berjarak 11 km dari Kota
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Pada bab ini akan diuraikan mengenai kesimpulan studi berupa temuantemuan yang dihasilkan selama proses analisis berlangsung yang sesuai dengan tujuan dan sasaran studi,
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. terletak di Desa Meranti Kecamatan Tapa. Objek wisata ini memiliki luas + 5 Ha, dengan
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskirpsi Lokasi Salah satu obyek wisata yang mulai banyak diminati masyarakat Gorontalo khususnya sekitar Bone Bolango adalah objek wisata Pemandian Air Terjun
Lebih terperinciKecamatan Salahutu. 1. Pantai Natsepa
Kecamatan Salahutu Kecamatan Salahutu dengan ibukotanya Tulehu, yang Luas Wilayahnya 151,82 km2 terletak di bagian timur Pulau Ambon dengan 6 buah Negeri. Kecamatan ini memiliki daya tarik wisata yang
Lebih terperinciHASIL OBSERVASI. No Hal yang diamati Hasil yang diamati
HASIL OBSERVASI No Hal yang diamati Hasil yang diamati 1. Menggunakan media cetak, seperi brosur dan surat kabar untuk menyebarkan informasi tentang objek wisata di kab.serang. 2. Menggunakan media elektronik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Industri adalah kegiatan ekonomi yang mengolah bahan mentah, bahan baku, bahan setengah jadi atau barang jadi menjadi barang dengan nilai lebih atau barang jadi menjadi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Kondisi geografis kota Magelang berada pada jalur transportasi kota
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kondisi geografis kota Magelang berada pada jalur transportasi kota Yogyakarta dan kota Semarang Di Kabupaten Magelang, terdapat objek wisata Kalibening yang ikut dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pengembangan perekonomian suatu wilayah, baik dalam bidang sosial maupun
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pariwisata merupakan suatu wadah yang sangat penting dalam pengembangan perekonomian suatu wilayah, baik dalam bidang sosial maupun budaya. Pariwisata juga sangat berpengaruh
Lebih terperinciPOTENSI SUMBER DAYA ALAM DI GUNUNG MERAPI
POTENSI SUMBER DAYA ALAM DI GUNUNG MERAPI Disusun oleh : Lucky Indra Pradipta (07312244072) Agus Satmoko (07312244081) PROGRAM STUDI PENDIDIKAN IPA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSUTAS
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. kulinernya banyak orang menyebutkan bahwa Indonesia adalah surga dunia yang
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Negara Indonesia memiliki beraneka ragam wisata dan budaya yang terbentang dari sabang sampai marauke, mulai dari tempat wisata dan obyek wisata yang kaya akan keindahan
Lebih terperinciANALISA MANFAAT BIAYA PROYEK PEMBANGUNAN TAMAN HUTAN RAYA (TAHURA) BUNDER DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
ANALISA MANFAAT BIAYA PROYEK PEMBANGUNAN TAMAN HUTAN RAYA (TAHURA) BUNDER DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA Nama : Dwitanti Wahyu Utami NRP : 3110106053 Dosen Pembimbing : Retno Indryanti Ir, MS. PENDAHULUAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Jawa Barat merupakan salah satu Provinsi terbesar di Indonesia yang letak
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jawa Barat merupakan salah satu Provinsi terbesar di Indonesia yang letak geografisnya berbatasan dengan Ibu Kota Indonesia. Jawa Barat sendiri memiliki keanekaragaman
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengolah jasmani. Selaras dengan hal itu Santosa Giriwijoyo (2007) yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Olahraga pada dasarnya merupakan kebutuhan setiap manusia dan telah menjadi bagian penting dalam kehidupan kita. Olahraga merupakan aktivitas yang sangat penting
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pariwisata merupakan salah satu sektor yang mendukung dan sangat
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pariwisata merupakan salah satu sektor yang mendukung dan sangat berarti terhadap pembangunan, karena melalui pariwisata dapat diperoleh dana dan jasa bagi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Industri Pariwisata merupakan salah satu sektor jasa yang menjadi unggulan di tiap-tiap wilayah di dunia. Industri Pariwisata, dewasa ini merupakan salah satu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ekonomi dan sosial. Menurut definisi pada Undang-undang no 10 tahun 2009
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sektor pariwisata merupakan salah satu sektor yang dapat berperan dalam pertumbuhan ekonomi pada suatu negara tidak terkecuali di Indonesia. Pariwisata juga tidak dapat
Lebih terperinciBAB 1 START FROM HERE. A river runs through it yang artinya sebuah sungai mengalir melewati,
BAB 1 START FROM HERE A river runs through it yang artinya sebuah sungai mengalir melewati, merupakan sebuah tema besar yang akan menjadi arahan dalam proses desain. Jadi peranan sungai sebenarnya sangat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang murah untuk mencari oleh oleh dan menjadi tujuan utama bagi pengunjung
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Salah satu kota besar yang memiliki banyak potensi untuk dikembangkan adalah kota Yogyakarta. Dengan jumlah penduduk yang cukup padat dan banyaknya aset wisata yang
Lebih terperinciBAB III PENGEMBANGAN POTENSI KAWASAN WISATA RAWA JOMBOR DAN BUKIT SIDAGORA. A. Potensi Kawasan Wisata Rawa Jombor dan Bukit Sidagora Berdasarkan
BAB III PENGEMBANGAN POTENSI KAWASAN WISATA RAWA JOMBOR DAN BUKIT SIDAGORA A. Potensi Kawasan Wisata Rawa Jombor dan Bukit Sidagora Berdasarkan Analisa 4A Potensi kawasan Rowo Jombor dan Bukit Sidagora
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. segala potensi yang dimiliki. Pembangunan pariwisata telah diyakini sebagai
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini pariwisata telah menjadi salah satu industri andalan dalam menghasilkan devisa suatu negara. Berbagai negara terus berupaya mengembangkan pembangunan sektor
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Tempat wisata merupakan salah satu tempat yang biasa dimanfaatkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tempat wisata merupakan salah satu tempat yang biasa dimanfaatkan masyarakat untuk melepas penat ketika mereka lelah dalam belajar maupun bekerja. Dimana ketika melakukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sosialnya yang berbeda seperti yang dimiliki oleh bangsa lain. Dengan melakukan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Melakukan perjalanan wisata sudah banyak sekali dilakukan oleh masyarakat modern saat ini, karena mereka tertarik dengan hasil kemajuan pembangunan suatu negara, hasil
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Pada awalnya kebun binatang Medan didirikan dilahan seluas 3, 1 ha di jalan brigjen katamso pada tanggal 17 agustus 1968, namun dengan dikeluarkannya surat dari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Maluku dengan kondisi geografis yang terdiri dari pulau-pulau kecil dan tanah yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kabupaten Maluku Tenggara merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Maluku dengan kondisi geografis yang terdiri dari pulau-pulau kecil dan tanah yang berlapis karang
Lebih terperinciBAB II PROMOSI OBJEK WISATA CANGKUANG
BAB II PROMOSI OBJEK WISATA CANGKUANG 2.1. Pengertian Promosi Promosi adalah suatu usaha untuk memperkenalkan suatu produk atau jasa kepada masyarakat atau konsumen dengan tujuan memasarkan atau menjual.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. pariwisata, suatu negara atau lebih khusus lagi pemerintah daerah, mendapat pemasukan dari
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Pariwisata merupakan salah satu hal yang penting bagi suatu negara. Dengan adanya pariwisata, suatu negara atau lebih khusus lagi pemerintah daerah, mendapat pemasukan
Lebih terperinci1.3 Manfaat Perancangan Dari penelitian yang dilakukan, diperoleh berbagai manfaat yang berguna
JURNAL Kabupaten Tegal merupakan salah satu daerah yang berpotensi khususnya di sektor pariwisata. Salah satunya adalah kawasan wisata Guci. menurut website resmi Dinas Budaya dan pariwisata Kabupaten
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang dilakukannya terhadap alam, pembuatan berbagai macam industri yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di masa modern ini perkembangan sangatlah maju sekali, dengan dukungan infrastruktur dan fasilitas yang sangat menunjang. Perkembangan tesebut tidak hanya dalam teknologi
Lebih terperinciBAB V ANALISIS PEMASARAN PARIWISATA LAMPUNG
BAB V ANALISIS PEMASARAN PARIWISATA LAMPUNG 5.1 ANALISIS MARKETING MIX PARIWISATA LAMPUNG Berdasarkan hasil survei yang dilakukan, maka di indentifikasi kekuatan dan kelemahan pariwisata Lampung berdasarkan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian
42 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 1. Tempat Penelitian A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di wilayah Kecamatan Selogiri, Kabupaten Wonogiri, Provinsi Jawa Tengah. Penentuan lokasi penelitian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. maupun jasa menginginkan agar usaha yang digelutinya dapat survive dan terus
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap pelaku usaha yang bergerak di bidang penjualan produk barang maupun jasa menginginkan agar usaha yang digelutinya dapat survive dan terus berkembang. Hal ini
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sumber daya alam hayati dan ekosistemnya yang berupa keanekaragaman
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sumber daya alam hayati dan ekosistemnya yang berupa keanekaragaman flora, fauna dan gejala alam dengan keindahan pemandangan alamnya merupakan anugrah Tuhan Yang Maha
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Khususnya di Provinsi Jawa Barat, terdapat banyak objek wisata yang dapat
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Khususnya di Provinsi Jawa Barat, terdapat banyak objek wisata yang dapat dikunjungi. Salah satu objek wisata yang memiliki daya tarik dengan panorama alam yang indah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam pengembangan kepariwisataan perlu diterapkan nilai-nilai asli
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan pariwisata di Indonesia sekarang ini mengalami peningkatan, dengan banyaknya potensi wisata yang dimiliki untuk menarik wisatawan melakukan perjalanan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. persaingan antar produsen untuk dapat memenuhi kebutuhan konsumen serta. pelayanan kepada konsumen dengan sebaik-baiknya.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era globalisasi, produk atau jasa yang bersaing dalam satu pasar semakin banyak dan beragam akibat keterbukaan pasar. Sehingga terjadilah persaingan antar produsen
Lebih terperinciKIAT HEMAT REKREASI RAMAI-RAMAI
KIAT HEMAT REKREASI RAMAI-RAMAI Oleh: Safir Senduk Dikutip dari Tabloid NOVA No. 771/XV Tahun ini, pemerintah kita menetapkan libur Hari Raya yang lumayan panjang. Kalau biasanya libur resmi lebaran hanya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. standar hidup serta menstimulasi sektor-sektor produktif lainnya. Selanjutnya,
1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN Pariwisata adalah salah satu jenis industri yang mampu mempercepat pertumbuhan ekonomi dan penyediaan lapangan kerja, peningkatan penghasilan, standar hidup
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Pariwisata merupakan industri perdagangan jasa yang memiliki mekanisme pengaturan yang kompleks karena mencakup pengaturan pergerakan wisatawan dari negara asalnya, di
Lebih terperinciBAB V ANALISIS KAWASAN PERENCANAAN
BAB V ANALISIS KAWASAN PERENCANAAN 5.1 Analisis Sektor Kawasan 5.1.1 Analisis Sarana dan Prasarana 1. Analisis jaringan jalan Sarana transportasi merupakan sarana umum yang sangat penting untuk masyarakat.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Propinsi Bali pada Tahun 2009 memiliki luas sekitar Ha dan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bali sangat terkenal sebagai destinasi tujuan wisatawan berkunjung ke Indonesia. Propinsi Bali pada Tahun 2009 memiliki luas sekitar 563.286 Ha dan memiliki penduduk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pariwisata di Indonesia telah tumbuh dan berkembang dari waktu ke waktu. Bandung
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pariwisata di Indonesia telah tumbuh dan berkembang dari waktu ke waktu. Bandung merupakan kota terbesar ketiga di Indonesia yang memiliki potensi besar sebagai daerah
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. salah satunya didorong oleh pertumbuhan sektor pariwisata. Sektor pariwisata
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan perekonomian Indonesia yang semakin membaik ditandai dengan meningkatnya pertumbuhan ekonomi. Peningkatan pertumbuhan ekonomi salah satunya didorong oleh
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. potensi daerah yang ada untuk mewujudkan pembangunan dan pertumbuhan wilayah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.1.1 Latar Belakang Pemilihan Obyek Penetapan otonomi daerah menjadi pintu gerbang bagi setiap pemerintah daerah untuk berlomba-lomba dalam mengelola, memacu, dan
Lebih terperinciBAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Potensi Kawasan Wisata Potensi Sumberdaya Alam Berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Propinsi Nusa Tenggara Barat No.2 Tahun 1989 kawasan Taman Nasional Gunung Rinjani merupakan
Lebih terperinciVIII. DAMPAK EKONOMI KEBERADAAN LOKASI TAMAN WISATA TIRTA SANITA Analisis Dampak Ekonomi Kegiatan Wisata Taman Wisata Tirta Sanita
VIII. DAMPAK EKONOMI KEBERADAAN LOKASI TAMAN WISATA TIRTA SANITA 8.1. Analisis Dampak Ekonomi Kegiatan Wisata Taman Wisata Tirta Sanita Menurut Vanhove (2005) dampak ekonomi kegiatan wisata alam dapat
Lebih terperinciIII. KERANGKA PEMIKIRAN. 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis Objek dan Daya Tarik Wisata
III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis Kerangka pemikiran teoritis yang dikaji dalam penelitian ini ditekankan pada objek dan daya tarik wisata, teknik pengukuran manfaat wisata alam dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pariwisata merupakan suatu kegiatan yang berkaitan dengan wisata untuk
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pariwisata merupakan suatu kegiatan yang berkaitan dengan wisata untuk menikmati produk-produk wisata baik itu keindahan alam maupun beraneka ragam kesenian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. negara ataupun bagi daerah objek wisata tersebut. antara lain unsur budaya, transportasi, akomodasi, objek wisata tersebut
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara dengan kekayaan alam yang sangat besar, dimana terdiri dari beribu-ribu pulau yang tersebar merata di seluruh wilayah Indonesia.
Lebih terperinciDAFTAR ISI. ANALISIS KOMPONEN DAYA TARIK... i. THE ANALYSIS OF ATTRACTION COMPONENT... ii. ANALISIS KOMPONEN DAYA TARIK...iii. SKRIPSI...
DAFTAR ISI ANALISIS KOMPONEN DAYA TARIK... i THE ANALYSIS OF ATTRACTION COMPONENT... ii ANALISIS KOMPONEN DAYA TARIK...iii SKRIPSI... iv HALAMAN PENGESAHAN... v MOTO... vi HALAMAN PERSEMBAHAN... vii KATA
Lebih terperinciBAB IV KESIMPULAN. Lembah Manding, hutan pinus, kearifan lokal, dan briefing di basecamp sebelum
BAB IV KESIMPULAN 4.1 Kesimpulan Kesimpulan dari hasil penelitian pada komponen daya tarik wisata jalur pendakian Gunung Merbabu via Dusun Suwanting yang telah dilakukan menunjukkan bahwa terdapat tiga
Lebih terperinciTINJAUAN PULO CANGKIR
BAB II TINJAUAN PULO CANGKIR II.1 GAMBARAN UMUM PROYEK Judul Proyek : Kawasan Rekreasi Kampung Pulo Cangkir dan Sekitarnya. Tema : Arsitektur Tradisional Sunda. Kecamatan : Kronjo. Kelurahan : Pulo Cangkir
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti dalam rangka melaksanakan kegiatan penelitian adalah menggunakan penelitian deskriptif. Dalam penelitian
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Di Indonesia, JABODETABEK adalah wilayah dengan kepadatan penduduk yang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di Indonesia, JABODETABEK adalah wilayah dengan kepadatan penduduk yang tinggi dibandingkan beberapa wilayah lainnya di Pulau Jawa. Tingkat kehidupan Jakarta dan sekitarnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. paket-paket wisata laris di pasaran. Berbagai jenis produk wisata pun ditawarkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Pariwisata saat ini tidak terlepas dari kehidupan manusia, bahkan sudah menjadi kebutuhan yang wajib untuk dipenuhi. Permintaan akan wisata menyebabkan paket-paket
Lebih terperinciSTUDI PERAN STAKEHOLDER DALAM PENGEMBANGAN SARANA PRASARANA REKREASI DAN WISATA DI ROWO JOMBOR KABUPATEN KLATEN TUGAS AKHIR. Oleh:
STUDI PERAN STAKEHOLDER DALAM PENGEMBANGAN SARANA PRASARANA REKREASI DAN WISATA DI ROWO JOMBOR KABUPATEN KLATEN TUGAS AKHIR Oleh: WINARSIH L2D 099 461 JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS TEKNIK
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. karena masyarakat lah yang berinteraksi secara langsung dengan wisatawan.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kesiapan sangat penting dalam memulai suatu pekerjaan, karena dengan memiliki kesiapan, apapun akan dapat teratasi dan dikerjakan dengan lancar dan hasil yang
Lebih terperinciUKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Industri pariwisata saat ini semakin menjadi salah satu industri yang dapat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri pariwisata saat ini semakin menjadi salah satu industri yang dapat menghasilkan pendapatan daerah terbesar di beberapa negara dan beberapa kota. Selain sebagai
Lebih terperinciTEMA. menikmati alam Bali. Lengkap dengan berbagai fasilitas pendukung yang ada di dalamnya. LEGAL
TEMA LATAR BELAKANG Bali tidak memiliki hasil tambang, lahan pertanian yang terbatas, namun pulau Bali memiliki keindahan alam dan budaya yang sangat mempesona Untuk meningkatkan taraf hidup penduduk Bali
Lebih terperinciPERSEPSI WISATAWAN TERHADAP PENGEMBANGAN OBYEK WISATA BUKIT BANAMA DI KECAMATAN BUKIT BATU KOTA PALANGKA RAYA. Dedy Norsandi
PERSEPSI WISATAWAN TERHADAP PENGEMBANGAN OBYEK WISATA BUKIT BANAMA DI KECAMATAN BUKIT BATU KOTA PALANGKA RAYA Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas PGRI Palangka Raya Jl. Hiu Putih, Tjilik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sektor pariwisata merupakan kegiatan perekonomian yang telah menjadi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor pariwisata merupakan kegiatan perekonomian yang telah menjadi andalan dan prioritas pengembangan bagi beberapa Negara, terlebih lagi bagi Negara berkembang seperti
Lebih terperinciBAB IV PENUTUP KESIMPULAN DAN SARAN. terhadap komponen daya tarik wisata di Obyek Wisata Bledug Kuwu yang
BAB IV PENUTUP KESIMPULAN DAN SARAN 4.1 Kesimpulan Penelitian ini memberikan kesimpulan mengenai hasil persepsi wisatawan terhadap komponen daya tarik wisata di Obyek Wisata Bledug Kuwu yang ditinjau dari
Lebih terperinciVII. PROSES KEPUTUSAN KONSUMEN BERKUNJUNG KE OBJEK WISATA AGRO GUNUNG MAS
VII. PROSES KEPUTUSAN KONSUMEN BERKUNJUNG KE OBJEK WISATA AGRO GUNUNG MAS Keputusan pengunjung untuk melakukan pembelian jasa dilakukan dengan mempertimbangkan terlebih dahulu kemudian memutuskan untuk
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. dikembangkan potensinya, baik panorama keindahan alam maupun kekhasan
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam menunjang otonomi daerah, pemerintah berupaya untuk menggali dan menemukan berbagai potensi alam yang tersebar diberbagai daerah untuk dikembangkan potensinya, baik
Lebih terperinciBAB IV. dibangun untuk tujuan pengairan daerah sekitarnya, Danau Lembah sari atau
43 BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK WISATA DANAU BUATAN 4.1 Sejarah singkat Danau Lembah sari merupakan bendungan buatan yang awalnya dibangun untuk tujuan pengairan daerah sekitarnya, Danau Lembah sari atau
Lebih terperinciBAB III PROSEDUR PENELITIAN. tujuan dalam penelitian dengan baik dan benar. Menurut Masyhuri dan Zainuddin
29 BAB III PROSEDUR PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian adalah suatu cara yang digunakan untuk mencapai tujuan dalam penelitian dengan baik dan benar. Menurut Masyhuri dan Zainuddin (2008:
Lebih terperinci