BAB V ANALISIS PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TAMAN REKREASI PANTAI PASARBANGGI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB V ANALISIS PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TAMAN REKREASI PANTAI PASARBANGGI"

Transkripsi

1 BAB V ANALISIS PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TAMAN REKREASI PANTAI PASARBANGGI Dalam Bab IV akan dijabarkan tentang analisis perencanaan dan perancangan Taman Rekreasi Pantai Pasarbanggi dengan pendekatan Arsitektur Ekologis di Kabupaten Rembang yang meliputi, analisis penentuan lokasi, kegiatan, tata ruang, pemilihan tapak, pembentukan karakter bangunan, lansekap, pola tata massa, tampilan bangunan, struktur konstruksi bangunan, serta utilitas, sebagai berikut 4.1. Analisis Program Kegiatan Tujuan Untuk mengelompokkan kegiatan yang direncanakan pada Taman Rekreasi Pantai Pasarbanggi, sehingga dapat dikelompokkan berdasarkan kebutuhan desain. Analisis dan Hasil Kegiatan wisata yang direncanakan pada Taman Rekreasi Pantai Pasarbanggi adalah 1. Kegiatan Penerimaan Kegiatan penerimaan merupakan kegiatan yang cenderung pasif, namun dibutuhkan dalam perencanaan suatu taman rekreasi. Kegiatan penerimaan ini umumnya berupa parkir, istirahat atau bersantai dan pembelian tiket masuk kawasan wisata. 2. Kegiatan Wisata Edukasi a. Edukasi mengenai Kompos Bagi pengunjung yang ingin mengetahui lebih jauh tentang pemanfaatan dan pengolahan sampah menjadi pupuk kompos, serta V-1

2 bagaimana praktik membuah kompos tersebut, dapat mengikuti kegiatan edukasi mengenai kompos. b. Edukasi mengenai Tanaman Mangrove Kegiatan edukasi mengenai tanaman mangrove, jenis-jenisnya, manfaatnya bagi lingkungan serta bagaimana cara menanamnya. Kegiatan ini memungkinkan bagi masyarakat untuk mengenal lebih jauh tanaman mangrove, terutama mangrove air payau. c. Edukasi mengenai Garam Rembang merupakan salah satu kota sentra pembuatan garam, sehingga bagi pengunjung yang ingin mengetahui tentang garam dan cara pengolahannya secara manual dapat mengikuti kegiatan edukasi mengenai garam. d. Edukasi mengenai Tanaman Bambu Kegiatan yang diwadahi yaitu berupa pengetahuan tentang jenisjenis bambu, dan manfaatnya bagi kehidupan. Edukasi bambu juga memuat kegiatan berupa pengolahan tanaman bambu menjadi kerajinan tangan yang bermanfaat serta meminimalisasi kerusakan lingkungan karena bambu merupakan komoditas yang mudah dikembangbiakkan dan umur yang dibutuhkan untuk siap pakai relative singkat. e. Edukasi mengenai Biota Laut Kegiatan yang diwadahi yaitu berupa edukasi mengenai biota laut, serta beberapa display ikan hidup. Sehingga pengunjung dapat mengetahui jenis-jenis biota laut serta nama-nama dan keterangannya. 3. Kegiatan Wisata Rekreatif a. Kegiatan Bermain Kegiatan yang direncanakan pada Taman Rekreasi Pantai Pasarbanggi salah satunya yaitu kegiatan bermain anak dan kegiatan bermain untuk semua usia. Kegiatan bermain anak diwadahi dalam bentuk desain playground berupa eco children park, kincir angin raksasa, serta komedi putar dimana tetap mempertahankan prinsip ekologis. V-2

3 Sedangkan kegiatan bermain untuk semua usia diwadahi dalam rencana desain berupa labirin, serta taman dan ruang terbuka hijau. b. Wisata Pantai Wisata pantai meliputi kegiatan jet sky, kano, banana boat dan berkeliling hutan mangrove dengan perahu. Selain itu, pengunjung dapat menikmati keindahan Pantai Pasarbanggi, memancing ikan. c. Menonton Film 3 Dimensi Pada Taman Rekreasi Pantai Pasarbanggi terdapat bioskop 3 dimensi sebagai wadah dari salah satu kegiatan yang direncanakan, yaitu berupa menonton film 3 dimensi dengan tema kehidupan bawah laut. 4. Kegiatan Penunjang a. Berbelanja Pengunjung dapat membeli oleh-oleh berupa souvenir maupun makanan khas Rembang di toko souvenir yang di desain berada pada Taman Rekreasi Pantai Pasarbanggi. b. Makan dan Minum Kegiatan eksisting yang penting sebagai penunjang kegiatan wisata adalah makan dan minum, karena kegiatan wisata cenderung melelahkan dan mengeluarkan banyak tenaga. Untuk mewadahi kegiatan makan dan minum, direncanaan adanya restoran dalam desain taman rekreasi. c. Area Khusus Ibu dan Anak Khusus bagi ibu yang membawa anak bayi disediakan wadah untuk istirahat, menyusui anak, dan kegiatan bermain bagi balita 5. Kegiatan Servis Kegiatan servis utama yang direncanakan bagi pengunjung yaitu berupa kegiatan ibadah dan metabolisme. Sedangkan kegiatan servis taman rekreasi berupa perawatan dan kebersihan. V-3

4 4.1.2 Analisis Penentuan Ruang Berdasarkan Jenis Kegiatan Tujuan Untuk menentukan pengelompokan fasilitas berdasarkan jenis kegiatan pengguna yang direncanakan pada Taman Rekreasi Pantai Pasarbanggi. Analisis dan Hasil Berikut merupakan analisis fasilitas yang didasarkan pada kegiatan yang direncanakan menurut zona-zona yang telah ditentukan dalam perencanaan dan perancangan Taman Rekreasi Pantai Pasarbanggi. Tabel 5.1 Analisis Penentuan Ruang ZONA KEGIATAN FASILITAS Penerimaan Parkir Tempat parkir - Parkir mobil dan bis - Parkir sepeda motor - Parkir sepeda Pembelian tiket Titik awal kegiatan wisata / santai Servis Loket tiket Open space / plaza Pos satpam/ pos jaga Wisata Edukasi mengenai kompos Rumah Daur Ulang Edukasi dan pengolahan sampah - Ruang display non organik (praktik membuat kompos, informasi dan display - Ruang pembuatan kompos mengenai manfaat, bahanbahan dan lain sebagainya - Ruang pembuatan mengenai kompos) kerajinan dari sampah V-4

5 Edukasi mengenai tanaman mangrove (praktik menanam mangrove, display dan informasi mengenai jenisjenis mangrove, manfaat dan lain-lain tentang tanaman mangrove) Edukasi mengenai garam (display dan informasi mengenai garam, manfaat dan lain sebagainya, melihat proses pembuatan garam tradisional secara langsung) Edukasi mengenai tanaman bambu (display dan informasi mengenai tanaman bambu, praktik pembuatan kerajinan tangan dari bambu) Edukasi mengenai biota laut (informasi mengenai jenis-jenis biota laut beserta contoh biota hidup). Menonton film 3 dimensi - Ruang penyimpanan Rumah Mangrove - Ruang display - Ruang pembibitan dan pengembangbia kan mangrove Rumah Garam - Ruang display - Ruang pengolahan garam - Ruang penyimpanan Rumah Bambu - Ruang display - Ruang pembuatan kerajinan dari bambu - Ruang penyimpanan Aqua Marine - Ruang display biota laut Bioskop 3 dimensi V-5

6 Wisata Rekreatif (kehidupan bawah laut) Playground anak (kegiatan bermain anak) Kegiatan bermain anak Kegiatan bermain (mencari jalan keluar pada labirin, bersantai, menikmati pemandangan) Eco children park Kincir angin raksasa, komedi putar Labirin, taman terbuka hijau Penunjang Servis Kegiatan wisata pantai - Melihat pemandangan - Olah raga - Memancing - Bersantai Kegiatan berbelanja Makan dan minum Istirahat untuk bayi dan ibu, bersantai dan bermain bayi, menyusui Ibadah Metabolisme Pengamanan Kebersihan ME Perawatan taman rekreasi - Perahu - Jet sky, banana boat, kano - Dermaga - Menikmati pemandangan pantai Toko souvenir Food court Area khusus ibu dan bayi Mushola Toilet Pos jaga, security Janitor, ruang tenaga kebersihan Ruang ME Ruang V-6

7 Istirahat Administratif Kegiatan mengelola dan mengepalai taman rekreasi Mengurusi bagian keuangan Mengurusi kegiatan operasional Mengurusi kegiatan administrasi Mengurusi kegiatan personalia Mengurusi urusan sekertaris Sumber. Analisis Penulis, 2016 maintenance Gazebo Ruang direktur dan wakil direktur Ruang bagian keuangan Ruang bagian operasional Ruang bagian administrasi Ruang bagian personalia Ruang sekertaris 4.2 Analisis Pelaku Kegiatan Tujuan Untuk mengetahui pelaku kegiatan dan karakteristik kegiatan yang dilakukan. Analisis dan Hasil Berikut merupakan pelaku kegiatan dalam perancangan Taman Rekreasi Pantai Pasarbanggi, diantaranya 1. Pengelola Pengelola berperan dalam hal pengelolaan secara teknis pada objek wisata, baik pengelolaan terhadap taman rekreasi, pengelolaan terhadap pengunjung, serta fasilitas pendukung lainnya. Peran pengelola lainnya berkaitan dengan keamanan, kebersihan, informasi, serta publikasi objek wisata. Pengelola Taman Rekreasi Pantai Pasarbanggi terdiri dari a. Pengelola utama Pengelola utama memiliki peran penting dalam jalannya aktivitas dan kegiatan pada taman rekreasi. Tugasnya adalah mengelola bagian V-7

8 administratif seperti keuangan, rencana anggaran rumah tangga, dokumen-dokumen, kepegawaian, dan yang bersifat teknis lainnya. b. Mechanical Engineeering Pengelola bagian mechanical bertugas dalam hal mesin, seperti mengecek kelayakan mesin, kelistrikan, air bersih dan lain-lain. c. Pemandu Pemandu bertugas untuk memandu pengunjung, terutama pada kegiatan yang bersifat edukatif, sehingga pengunjung dapat mengetaui informasi-informasi yang bersifat edukatif pada Taman Rekreasi Pantai Pasarbanggi. d. Tenaga Kerja Tenaga kerja pada Taman Rekreasi Pantai Pasarbanggi diantaranya, tenaga kebersihan, tenaga keamanan / security, penjaga loket tiket, dan pengatur parkir. Tenaga kerja cenderung bekerja menggunakan keahlian fisik. 2. Pengunjung Pengunjung dibedakan dalam beberapa kategori usia. Diantaranya a. Anak-anak b. Dewasa c. Lansia 4.3. Analisis Pola Kegiatan User / Pelaku Kegiatan Tujuan Menentukan pola kegiatan pengguna pada Taman Rekreasi Pantai Pasarbanggi yang direncanakan. Analisis dan Hasil Berikut merupakan analisis dan hasil analisis pola kegiatan pengunjung dan pengelola pada Taman Rekreasi Pantai Pasarbanggi. V-8

9 a. Pola Kegiatan Pengunjung Taman Rekreasi Pantai Pasarbanggi Skema 5.1. Pola Kegiatan Pengunjung Taman Rekreasi Pantai Pasarbanggi Sumber. Analisis Penulis, 2016 b. Pola Kegiatan Pengelola Taman Rekreasi Pantai Pasarbanggi Skema 5.2. Pola Kegiatan Pengelola Taman Rekreasi Pantai Pasarbanggi Sumber. Analisis Penulis, 2016 V-9

10 4.4. Analisis Program Ruang Tujuan Untuk mengetahui kebutuhan ruang pengguna Taman Rekreasi Pantai Pasarbanggi. Analisis Kebutuhan Ruang Berikut merupakan analisis dan hasil analisis program ruang yang didasarkan pada pelaku kegiatan dan jenis kegiatan, sehingga diperoleh kebutuhan ruangnya dengan persyaratan ruang yang direncanakan pada Taman Rekreasi Pantai Pasarbanggi. Tabel 5.2. Analisis Program Ruang Kegiatan Penerimaan Kegiatan Penerimaan Pelaku Kegiatan Jenis Kegiatan Kebutuhan Ruang Persyaratan Ruang Pengunjung Datang Main Entrance Mudah dilihat oleh pengunjung, akses dan pencapaian mudah, baik dari jalan atau dari tempat parkir. Parkir Parkir pengunjung Diasumsikan jumlah pengunjung per hari 1200 orang. Bus besar (1/3) = 400 orang. Bus besar 40 orang = 10 unit bus, standar ukuran 12,5 x 3 m 2 /bus. Mobil (1/3) = 400 orang. Mobil 4 orang = 100 unit mobil, standar ukuran 2,5 x 4,5 m 2 /mobil. Motor (1/3) = 400 orang. Motor 2 orang V-10

11 Membeli tiket Mencari informasi dan (berboncengan) = 200 motor, standar ukuran 2 x 0,9 m 2. Terdapat vegetasi peneduh tiap 50 m 2 atau setara dengan 4 mobil. Parkir mobil dengan sudut kemiringan 60 o. Lebar sirkulasi 5,5 m. (Time Saver Standart). Parkir sepeda berada pada kawasan dalam Taman Rekreasi Pantai Pasarbanggi. Diasumsikan 100 sepeda dengan ukuran 0,45 m x 1,5 m. Parkir sepeda untuk kendaraan mengelilingi kawasan taman rekreasi. Ruang istirahat Kapasitas 20 orang. sopir Standar 1 m 2 / orang. Loket tiket Standar ruang loket tiket 0,4 m 2 / loket. Terdapat 6 loket. Alur tempat mengantri diberi pembatas agar teratur dan tidak saling sela. Loket mudah dijangkau dan dilihat pengunjung. Ruang Letak ruang informasi informasi mudah terlihat dan dicapai. Standar ruang informasi 2 V-11

12 reservasi m 2 / orang. Terdapat 1 ruang. Masingmasing ruang berisi 4 orang pengelola. Titik awal wisata dan bersantai Plaza / open space Sebagai pusat dari Taman Rekreasi Pantai Pasarbanggi, berfungsi sebagai titik awal keberangkatan. Dapat menjadi penghubung antar massa ruang luar (zona-zona). Pada titik awal ruang memiliki ketinggian ± 2,5 m lebih tinggi dibanding zona lainnya sehingga memudahkan pengunjung melihat kawasan secara menyeluruh. Metabolisme Toilet Standar ukuran toilet 9 m 2 / toilet. Toilet wanita berisi 2 bilik toilet ukuran 1 m x 1,5 m. Dan 2 wastafel. Toilet laki-laki berisi 1 bilik toilet ukuran 1 m x 1,5 m, 2 urinoir, dan 2 wastafel. Pengelola Datang Side Entrance Mudah dijangkau baik dari jalan atau dari tempat parkir. Parkir Parkir pengelola Kapasitas parkir mobil 10 mobil dengan standar ukuran 2,5 x 4,5 m 2 /mobil. V-12

13 Sumber. Analisis Penulis, 2016 Kapasitas parkir motor 30 motor dengan standar ukuran 2 x 0,9 m 2. Kegiatan Wisata Edukatif Tabel 5.3. Analisis Program Ruang Kegiatan Wisata Edukatif Kegiatan Edukasi Mengenai Kompos Jenis Kebutuhan Pelaku Kegiatan Kegiatan Ruang Tour Ruang display mengenai manfaat kompos, bahan-bahan kompos, dan display produk. Pengunjung Praktik Ruang membuat membuat kompos kompos Praktik Ruang kreatif membuat Persyaratan Ruang Ruang display terbagi menjadi 3 bagian. Ruang display produk dan ruang informasi kompos dan sampah non organik. Ruangan harus memiliki pencahayaan alami yang baik. Ruang memiliki pola sirkulasi linier sehingga dapat mengarahkan pengunjung untuk membaca step demi step informasi yang disajikan. Ruang membuat kompos harus semi terbuka. Ruang memiliki pencahayaan alami yang baik. V-13

14 kerajinan dari material sampah non organik Menyimpan produk kompos dan bahan-bahan serta alatalatnya. Ruang penyimpanan dan pengelolaan sampah Terhubung dengan ruang penyimpanan dan pemilahan serta pengelolaan sampah. Ruang penyimpanan terdiri dari 2 ruang yaitu ruang penyimpanan alat dan bahan, serta ruang penyimpanan produk. Ruang penyimpanan produk harus tertutup, dengan sirkulasi udara yang baik untuk proses pematangan kompos. Ruang pengelolaan sampah berdekatan dengan ruang penyimpanan produk kompos. Kegiatan Edukasi Mengenai Tanaman Mangrove Pelaku Kegiatan Jenis Kegiatan Kebutuhan Ruang Tour mengenai Ruang display manfaat mangrove mangrove bagi Pengunjung ekosistem, jenis-jenis mangrove dan contoh spesimen Persyaratan Ruang Ruang display terdiri dari ruang panel yang menyajikan informasi mengenai mangrove dan ruang display berbagai jenis mangrove. Ruangan harus memiliki pencahayaan alami yang V-14

15 kering. Pengembangan Ruang tanaman pembibitan mangrove (menanam mangrove) Melihat area Konservasi konservasi mangrove mangrove Kegiatan Edukasi Mengenai Garam Pelaku Kegiatan Jenis Kegiatan Kebutuhan Ruang Tour mengenai Ruang display. cara pembuatan garam, proses terbentuknya garam, dan Pengunjung lain-lain. Pengolahan Ruang garam pengolahan setengah jadi garam. baik. Ruang memiliki pola sirkulasi linier untuk mengarahkan pengunjung. Ruang pembibitan harus semi terbuka. Terdapat kotak-kotak untuk mengembangkan bibit, sehingga dibutuhkan sirkulasi dengan standar ukuran lebar 1,5 m. Letaknya terpisah dari ruang display dan ruang pembibitan. Persyaratan Ruang Ruangan harus memiliki pencahayaan alami dan penghawaan alami yang baik. Memiliki pola sirkulasi linier sehingga pengunjung dapat lebih memahami tentang step demi step tahap pembuatan garam dan informasi lainnya. Pola plafond sebagai pengarah pengunjung. Ruang pengolahan garam harus memiliki pencahayaan dan penghawaan alami yang V-15

16 menjadi garam siap pakai. Praktik Tempat membuat pembuatan garam secara garam. tradisional. Kegiatan Edukasi Mengenai Bambu Jenis Kebutuhan Pelaku Kegiatan Kegiatan Ruang Tour Ruang display mengenai bambu. tanaman bambu, jenis, dan kegunaannya. Praktik Ruang praktik membuat Pengunjung kerajinan tangan dari material bambu. Menyimpan Ruang bahan penyimpanan (bambu) dan alat Kegiatan Edukasi Mengenai Biota Laut Jenis Kebutuhan Pelaku Kegiatan Kegiatan Ruang baik. Letaknya terpisah dari ruang display dan ruang pengolahan garam. Di hubungkan dengan jalan setapak. Ruang pembuatan garam harus terbuka. Persyaratan Ruang Ruangan harus memiliki pencahayaan alami yang baik. Ruang praktik harus semi terbuka Asumsi jumlah bambu yang disimpan 200 bambu. Asumsi ukuran bambu 3 m x 0,2 m Persyaratan Ruang V-16

17 Tour mengenai macammacam biota laut dan contoh spesies Pengunjung hidup. Menonton film 3 dimensi mengenai kehidupan bawah laut. Sumber. Analisis Penulis, 2016 Ruang display biota laut Bioskop 3 dimensi kehidupan bawah laut Beberapa bagian ruang display dibuat minim cahaya untuk spesies laut yang peka cahaya. Ruang memiliki pola sirkulasi linier, sehingga dapat mengarahkan pengunjung. Bioskop berkapasitas 100 orang. Terdapat loket untuk kontroling tiket. Kegiatan Wisata Rekreatif Tabel 5.4. Analisis Program Ruang Kegiatan Wisata Rekreatif Kegiatan Wisata Pantai Pelaku Kegiatan Jenis Kegiatan Kebutuhan Ruang Persyaratan Ruang Melihat dan menikmati Perahu dan dermaga Dermaga yang digunakan untuk menambatkan perahu memiliki Pengunjung pemandangan standar ukuran lebar 2,4 m. hutan bakau. Dermaga memiliki jembatan untuk menghubungkan pengunjung dengan perahu, standar ukuran 1,2 m. Kegiatan olah Jet sky, Jet sky, banana boat dan kano V-17

18 Pemandu raga air banana boat, kano ditambatkan pada dermaga. Penghubung dermaga dan jet sky, banana boat, kano memiliki standar ukuran lebar 1,2 m. Memancing Dermaga pemancingan Dermaga untuk memancing memiliki standar ukuran lebar 2,4 m. Sehingga dapat digunakan untuk penyandang disable. Bersantai dan menikmati pemandangan Dermaga Dermaga untuk bersantai berbentuk gazebo, semi terbuka. Terdapat 5 titik gazebo. Standar ukuran gazebo 3 m x 4 m. Terdapat tempat duduk untuk 6 orang. Per gazebo menampung 10 orang. Menyimpan barang dan membilas tubuh / mandi Ruang locker + ruang bilas Ruang bilas terdiri dari ruang bilas laki-laki dan wanita. Satu ruang bilas terdiri dari 10 bilik. Standar ukuran 1 m x 1 m / bilik. Kapasitas locker 100 / ruang. Standar ukuran 0,4 m x 0,5 m / locker. Memandu dan Perahu dan Dermaga yang digunakan untuk mengemudikan dermaga menambatkan perahu memiliki perahu standar ukuran lebar 2,4 m. mengelilingi Dermaga memiliki jembatan hutan bakau. untuk menghubungkan pengunjung dengan perahu, standar ukuran 1,2 m. Memandu olah Speedboat, Jet sky, banana boat dan kano V-18

19 raga air. banana boat, kano. ditambatkan pada dermaga. Penghubung dermaga dan jet sky, banana boat, kano memiliki standar ukuran lebar 1,2 m. Kegiatan Bermain dan Bersantai Pelaku Kegiatan Jenis Kegiatan Kebutuhan Ruang Persyaratan Ruang Kegiatan bermain anak / playground. Eco children park Eco children park merupakan ruang terbuka. Berisi elemen berupa hard material, yaitu playground anak, dan soft material berupa tanaman dan air mancur. Kegiatan bermain Kincir angin Komedi putar Pengunjung anak lainnya. raksasa, komedi Jari-jari wahana = 4,5 m. putar. Radius per baris tempat 30 o = 12 bagian pada lingkaran. Per baris = 4 kursi. Jumlah kursi = 48. Kincir angin raksasa Jari-jari wahana = 3,5 m. Tebal wahana = 2 m. Terdapat 12 tempat. Tiap tempat terdapat 2 kursi untuk anak. Kegiatan bermain, mencari jalan Labirin Labirin merupakan ruang semi terbuka V-19

20 keluar. Menikmati pemandangan taman dan bersantai. Sumber. Analisis Penulis, 2016 Taman dan ruang terbuka hijau (tanpa atap) dengan dinding berselimut tanaman rambat. Standar lebar labirin 1,5 m. Berjajar 2 orang. (Time Saver Standart) Standar tinggi dinding 2,25 meter. Dengan penambahan CCTV untuk ruang luar. Merupakan ruang terbuka dengan organisasi massa terpusat. Terdapat soft material berupa vegetasi peneduh, vegetasi ground cover, dan lain sebagainya serta air mancur, dan hard material seperti bangku taman, lampu, tempat sampah, dan lain-lain. Tabel 5.5. Analisis Program Ruang Kegiatan Penunjang Kegiatan Penunjang Pelaku Jenis Kegiatan Kebutuhan Ruang Persyaratan Ruang Kegiatan Pengunjung Belanja Toko souvenir Standar ukuran 3x4 m 2 / ruang. V-20

21 Sumber. Analisis Penulis, 2016 Terdapat 12 toko. Sirkulasi lebar 3 m. Makan dan minum Food court Terdapat 1 food court dengan 7 stand. Standar ukuran food court 2,5x3 m 2 / ruang. Area makan untuk 120 orang. Istirahat bagi ibu dan bayi, bermain bayi dan menyusui Area khusus ibu dan balita Merupakan ruang tertutup, dengan ruang yang terdiri dari ruang bermain balita, ruang menyusui, dan ruang istirahat. Standar ruang menyusui 1,5x2 m 2 / ruang. Terdapat 3 ruang menyusui. Menarik Uang Ruang ATM Ruang ATM untuk 8 mesin. Standar ukuran mesin ATM 0,6 m x 0,5 m / mesin. V-21

22 Tabel 5.6. Analisis Program Ruang Kegiatan Servis Kegiatan Servis Pelaku Jenis Kegiatan Kebutuhan Ruang Persyaratan Ruang Kegiatan Pengunjung Ibadah Mushola Mushola berada di beberapa titik lokasi pada Taman Rekreasi Pantai Pasarbanggi Standar ukuran mushola 5 m x 7 m. Tempat wudhu Tempat wudhu dibagi menjadi 2 ruang, tempat wudhu wanita dan pria. Metabolisme Toilet Toilet berada di beberapa titik lokasi, dan berdekatan dengan lokasi kegiatan. Istirahat dan bersantai Gazebo Standar ukuran gazebo 2,4 x 2,4 m 2. Pengelola Pengamanan Pos jaga / security Standar ukuran ruang 2x3 m 2 / ruang. Terdapat 4 pos jaga. 1 berada di zona penerimaan, dan 3 lainnya berada di dalam taman wisata. Kebersihan Janitor Standar ukuran ruang 2x2 m 2. Janitor terdapat ditiap titik dekat toilet. V-22

23 Mechanical Engineering Perawatan Taman Rekreasi Pantai Pasarbanggi Sumber. Analisis Penulis, 2016 Ruang mechanical engineering Ruang maintenance Standar ukuran ruang 3x4 m 2. Standar ukuran ruang 2x2 m 2. Tabel 5.7. Analisis Program Ruang Kegiatan Adminastratif Kegiatan Administratif Pelaku Jenis Kegiatan Kebutuhan Ruang Persyaratan Ruang Kegiatan Pengelola Mengelola dan mengepalai Taman Rekreasi Pantai Pasarbanggi Ruang direktur dan wakil direktur Ruang direktur utama terdiri dari ruang direktur dan ruang tamu direktur. Mengurusi bagian keuangan Ruang bagian keuangan Ruang bagian keuangan terdiri dari 2 orang karyawan dan 1 kepala. Mengurusi kegiatan operasional Ruang bagian operasional Ruang operasional terdiri dari 1 orang karyawan dan 1 kepala. Mengurusi kegiatan administrasi Ruang bagian administratif Ruang administratif terdiri dari 2 orang karyawan dan 1 kepala. Mengurusi kegiatan personalia Ruang bagian personalia Ruang personalia terdiri dari 1 karyawan 1 kepala. V-23

24 Mengurusi urusan sekertaris Sumber. Analisis Penulis, 2016 Ruang sekertaris Ruang sekertaris dekat dengan ruang direktur 4.5. Pola Hubungan Antar Ruang dalam Kelompok Aktivitas Tujuan Mengetahui hubungan keterkaitan ruang yang ada pada Taman Rekreasi Pantai Pasarbanggi. Analisis dan Hasil Analisis Berikut merupakan analisis dan hasil analisis pola hubungan ruang berdasarkan kebutuhan dan identifikasi ruang yang telah diperoleh sebelumnya. a. Zona Penerimaan V-24

25 Skema 4.1. Pola Hubungan Ruang pada Zona Penerimaan Sumber. Analisis Penulis, 2015 b. Zona Edukasi Zona edukasi kompos Skema 4.2. Pola Hubungan Ruang pada Zona Edukasi Kompos Sumber. Analisis Penulis, 2015 V-25

26 Zona Edukasi Mangrove Skema 4.3. Pola Hubungan Ruang pada Zona Edukasi Mangrove Sumber. Analisis Penulis, 2015 Zona edukasi garam V-26

27 Skema 4.4. Pola Hubungan Ruang pada Zona Edukasi Garam Sumber. Analisis Penulis, 2015 Zona edukasi bambu Skema 4.5. Pola Hubungan Ruang pada Zona Edukasi Bambu Sumber. Analisis Penulis, 2015 V-27

28 Zona edukasi biota laut Skema 4.6. Pola Hubungan Ruang pada Zona Edukasi Biota Laut Sumber. Analisis Penulis, 2015 c. Zona Wisata Rekreatif Zona rekreatif pantai V-28

29 Skema 4.7. Pola Hubungan Ruang pada Zona Rekreatif Pantai Sumber. Analisis Penulis, 2015 Zona rekreatif bermain dan bersantai V-29

30 Skema 4.8. Pola Hubungan Ruang pada Zona Rekreatif Bermain dan Bersantai Sumber. Analisis Penulis, 2015 d. Zona Penunjang Skema 4.9. Pola Hubungan Ruang pada Zona Penunjang Sumber. Analisis Penulis, 2015 V-30

31 e. Zona Servis V-31

32 Skema Pola Hubungan Ruang pada Zona Servis Sumber. Analisis Penulis, 2015 V-32

33 f. Zona Administrasi Skema Pola Hubungan Ruang pada Zona Administrasi Sumber. Analisis Penulis, 2015 V-33

34 4.6 Analisis Identitas Ruang Tujuan Menentukan identitas ruang pada Taman Rekreasi Pantai Pasarbanggi yang direncanakan. Kriteria - Tingkat privasi - Pencahayaan - Penghawaan - Tingkat interaksi sosial - Atmosfer ruang - Bentuk ruang - Elemen dekoratif Analisis dan Hasil Analisis Analisis identitas ruang terdiri dari identifikasi mengenai kualitas ruang-ruang yang direncanakan, yang terdiri dari tingkat privasi, faktor pencahayaan dan penghawaan, tingkat interaksi sosial, atmosfer ruang, bentuk ruang, dan elemen dekoratif. Berikut merupakan keterangan dalam tabel analisis a. Tingkat privasi Tingkat privasi ruang terdiri dari - Publik, dapat diakses oleh semua pengguna. - Semi publik, ruang dapat diakses oleh hampir semua pengguna. - Semi privat, ruang hanya diakses oleh pengguna yang berhak / pengguna yang diundang. - Privat, ruang hanya dapat diakses oleh pengguna tertentu, tertutup untuk publik. b. Pencahayaan - Pencahayaan alami dan buatan (+++) - Pencahayaan alami (++) - Pencahayaan buatan (+) V-34

35 c. Penghawaan - Penghawaan alami (++) - Penghawaan buatan (+) d. Tingkat interaksi sosial - Tingkat interaksi sosial yang tinggi (+++) - Tingkat interaksi sosial yang sedang (++) - Tingkat interaksi sosial yang rendah (+) e. Atmosfer ruang - Suasana ruang ramai (+++) - Suasana ruang sedikit ramai (++) - Suasana ruang tenang (+) f. Bentuk ruang - Bentuk ruang terbuka (+++) - Bentuk ruang semi terbuka (++) - Bentuk ruang tertutup (+) g. Elemen dekoratif - Perlu adanya elemen dekoratif (++) - Tidak perlu adanya elemen dekoratif (+) Tabel 5.8. Analisis Identitas Ruang pada Zona Penerimaan Identitas Ruang Zona Penerimaan No Jenis Ruang 1 Main entrance 2 Parkir pengunjung 3 R. Istirahat Sopir Tingkat Pencahayaan Penghawaan Tingkat Suasana Bentuk Privasi interaksi ruang ruang sosial Elemen dekoratif Publik Publik Semi Publik 4 Loket Tiket Publik V-35

36 5 Ruang Publik Informasi 6 Plaza / Publik open space 7 Toilet Publik Side Semi entrance publik 9 Parkir Pengelola Semi publik Sumber. Analisis Penulis, 2016 Tabel 5.9. Analisis Identitas Ruang pada Zona Edukasi Identitas Ruang Zona Edukasi Kompos No Jenis Ruang Tingkat Privasi Pencahayaan Penghawaan Tingkat interaksi Suasana ruang Bentuk ruang Elemen dekoratif sosial 1 Ruang Semi Display Kompos publik 2 Ruang Semi Membuat Kompos publik ++ 3 Ruang Semi Penyimpanan publik 4 Loket Tiket Semi publik Identitas Ruang Zona Edukasi Mangrove No Jenis Ruang Tingkat Privasi Pencahayaan Penghawaan Tingkat interaksi Suasana ruang Bentuk ruang Elemen dekoratif sosial 1 Ruang Display Mangrove Semi publik V-36

37 2 Ruang Semi Pembibitan publik 3 Konservasi Semi Mangrove publik 4 Loket Tiket Semi publik Identitas Ruang Zona Edukasi Garam No Jenis Ruang Tingkat Privasi Pencahayaan Penghawaan Tingkat interaksi Suasana ruang Bentuk ruang Elemen dekoratif sosial 1 Ruang Semi Display publik 2 Ruang Semi Pengolahan Garam publik 3 Tempat Semi Pembuatan Garam public 4 Loket Tiket Semi publik Identitas Ruang Zona Edukasi Biota Laut No Jenis Ruang Tingkat Privasi Pencahayaan Penghawaan Tingkat interaksi Suasana ruang Bentuk ruang Elemen dekoratif sosial 1 Ruang Semi Display Biota Laut publik 2 Bioskop 3D Semi privat 4 Loket Tiket Semi public Sumber. Analisis Penulis, 2016 V-37

38 Tabel Analisis Identitas Ruang pada Zona Rekreatif Identitas Ruang Zona Rekreatif Pantai No Jenis Ruang Tingkat Privasi Pencahayaan Penghawaan Tingkat interaksi Suasana ruang Bentuk ruang Elemen dekoratif sosial 1 Perahu dan Semi dermaga publik 2 Jet sky, Semi banana boat, kano publik 3 Dermaga Semi pemancingan publik 4 Gazebo Semi publik 5 Loket Tiket Semi publik 6 Ruang bilas + locker Semi publik Identitas Ruang Zona Bermain dan Bersantai No Jenis Ruang Tingkat Privasi Pencahayaan Penghawaan Tingkat interaksi Suasana ruang Bentuk ruang Elemen dekoratif sosial 1 Eco children Publik park 2 Kincir angin Semi raksasa publik 3 Komedi Semi Putar publik 4 Labirin Semi publik 5 Taman dan Ruang terbuka hijau Publik V-38

39 6 Loket tiket Semi publik Tabel Analisis Identitas Ruang pada Zona Penunjang No Jenis Ruang Tingkat Privasi 1 Toko Souvenir Semi publik 2 Food Court Semi publik 3 Area khusus Semi ibu dan balita privat 4 Ruang ATM Semi publik Sumber. Analisis Penulis, 2016 Identitas Ruang Zona Penunjang Pencahayaan Penghawaan Tingkat Suasana Bentuk Elemen interaksi ruang ruang dekoratif sosial Tabel Analisis Identitas Ruang pada Zona Servis Identitas Ruang Zona Servis No Jenis Ruang Tingkat Privasi Pencahayaan Penghawaan Tingkat interaksi Suasana ruang Bentuk ruang Elemen dekoratif sosial 1 Pos jaga / Privat Security 2 Janitor Semi privat 3 Ruang Semi Maintenance privat 4 Ruang Petugas Kebersihan Semi publik V-39

40 5 Ruang Ketua Privat ME 6 Ruang Staff ME 7 Ruang Genset 8 Ruang Trafo dan Panel 9 Ruang Pompa 10 Ruang simpan alat ME 11 Ruang Audio Visual Semi privat Semi privat Semi privat Semi privat Semi privat Semi privat 12 Mushola Publik Tempat Publik Wudhu 14 Toilet Publik Gazebo Publik Sumber. Analisis Penulis, 2016 Tabel Analisis Identitas Ruang pada Zona Administratif Identitas Ruang Zona Administrasi No Jenis Ruang Tingkat Privasi Pencahayaan Penghawaan Tingkat interaksi Suasana ruang Bentuk ruang Elemen dekoratif sosial 1 Ruang Privat Direktur Utama 2 Ruang Tamu Direktur Utama Semi privat V-40

41 3 Ruang Wakil Privat Direktur 4 Ruang Semi Sekertaris privat 5 Ruang Semi Bagian Keuangan privat 6 Ruang Semi Bagian Operasional privat 7 Ruang Semi Bagian Administrasi privat 8 Ruang Bagian Personalia Semi privat Sumber. Analisis Penulis, Analisis Besaran Ruang Tujuan Menentukan kebutuhan luasan ruang pada Taman Rekreasi Pantai Pasarbanggi yang direncanakan dan dirancang. Kriteria a. Analisis luasan berdasarkan pada jumlah pengguna dan aktifitas yang direncanakan pada Taman Rekreasi Pantai Pasarbanggi. Selain itu, faktor lain yang dipertimbangkan dalam menentukan besaran atau luasan ruang meliputi tata ruang, besaran furniture, dan kenyamanan sirkulasi. b. Perhitungan luas ruang berdasarkan pada - Literature Neufert Architect s Data Time Saver Standar V-41

42 - Asumsi pribadi berdasarkan data dan informasi dari instalasi atau dinas terkait. c. Penentuan angka sirkulasi/ flow: - 5%-10% = standar flow gerak minimum - 20% = kebutuhan keleluasaan gerak - 30% = tuntutan kenyamanan fisik - 40% = tuntuntan kenyamanan psikologis - 50% = tuntutan persyaratan spesifikasi kegiatan - 60% = keterlibatan terhadap servis kegiatan - 70%-100% = keterkaitan dengan banyak kegiatan Sumber: Data Artapakk Analisis dan Hasil Analisis Berikut perkiraan besaran ruang yang direncanakan pada Taman Rekreasi Pantai Pasarbanggi a. Kelompok Kegiatan Penerimaan Tabel Analisis Besaran Ruang pada Kelompok Kegiatan Penerimaan Jenis Kegiatan Penerimaan Kegiatan Ruang Kapasitas Standart Memasuki kawasan wisata Main entrance Loket tiket 2 bis (masukkeluar) 2 motor (keluarmasuk) 20 orang / ruang antri. Asumsi 6 unit loket. Lebar bis = 3 m/buah. Lebar motor = 0,9 m/buah. Panjang gate = 1,5 m. Tempat karcis = 1,5 x 1,5 m 2 / buah. Terdapat 2 tempat karcis. Lebar gate total = 10,8 m. Panjang = 1,5 m Ruang antri = 0,8 m x 0,4 m = 0,32 m 2 / orang. 6 loket = 120 orang. Luas ruang antri = 38,4 m 2. Ruang loket Meja loket = 0,5 m x 0,8 m = 0,4 m 2. Space duduk per orang = 0,655 m x 0,94 m = 0,6154 m 2 = 0,6 m 2 (TSS) Luas = 1 m 2 x 6 = 6 m 2. Flow = 60 % x 6 m 2 = 3,6 m 2. Luas (m 2 ) 16,2 48 V-42

43 Parkir Parkir Pengunjung Parkir Pengelola Ruang informasi Plaza / open space Parkir bis Parkir mobil Parkir motor Side entrance Asumsi 4 orang Pengelola 8 orang 200 orang 10 bis 100 mobil 200 motor 1 mobil 1 motor Luas Total = 9,6 m 2. Ruang Pengelola bagian Informasi Meja conter = 0,5 m x 0,8 m = 0,4 m 2. Space duduk per orang = 0,655 m x 0,94 m = 0,6154 m 2 = 0,6 m 2. (NAD) Luas = 1 m 2 x 4 = 4 m 2. Flow = 60% x 4 m 2 = 2,4 m 2. Luas total = 6,4 m 2. Ruang Pengunjung = 0,4m x 0,8m = 0,32 m 2 /orang. Luas = 0,32 m 2 x 8 = 2,56 m 2 = 2,6 m 2. Air mancur = jari2 = 3,5 m. Luas = 38,5 m 2. Standar gerak = 1,008 m 2 = 1 m 2 / orang. (0,9 m x 1,120 m = TSS) Luas = 1 m 2 x 200 = 200 m 2. Flow = 75 % x 200 m 2 = 150 m 2. Tempat parkir bis = 12,5 m x 3 m = 37,5 m 2 Total Luas = 37,5 m 2 x 10 = 375 m 2. Area sirkulasi = 60 % x 375 m 2 = 225 m 2 Tempat parkir mobil = 2,5 m x 4,5 m = 11,25 m 2. Total luas = 11,25 m 2 x 100 = 1125 m 2. Area sirkulasi = 60 % x 1125 m 2 = 675 m 2. Tempat parkir motor = 2 m x 0,9 m = 1,8 m 2. Total Luas = 1,8 m 2 x 200 = 360 m 2. Area sirkulasi = 60 % x 360 m 2 = 216 m 2. Lebar mobil = 2,5 m. Lebar motor = 0,8 m. Panjang gate = 1,5 m. Pos jaga = 1,5 m x 1,5 m. Total lebar gate = 4,8 m , ,2 V-43

44 Kegiatan Lain-Lain Istirahat Sopir Metabolisme Sumber. Analisis Penulis, 2016 Parkir mobil Parkir motor Ruang istirahat sopir Toilet 10 mobil 30 motor 20 orang 4 toilet 4 wastafel 3 toilet 4 wastafel 4 urinoir Panjang = 1,5 m. Tempat parkir mobil = 2,5 m x 4,5 m = 11,25 m 2. Total luas = 11,25 m 2 x 10 = 112,5 m 2. Area sirkulasi = 60 % x 112,5 m 2 = 67,5 m 2. Tempat parkir motor = 2 m x 0,9 m = 1,8 m 2. Total Luas = 1,8 m 2 x 30 = 54 m 2. Area sirkulasi = 60 % x 54 m 2 = 32,4 m 2. Kapasitas per orang = 2 m x 1 m = 2 m 2. Total luas = 40 m 2. Toilet wanita Toilet 4 buah m x 1,5 m = 2,25 m 2. Total luas toilet = 9 m 2. Wastafel 4 = (0,4 m x 0,6 m) x 4 buah = 0,96 m 2. Flow = 60 % x 9,96 m 2 = 5,976 m 2. Total Luas = 15,936 = 16 m 2. Toilet pria Toilet 3 buah m x 1,5 m = 2,25 m 2. Total luas toilet = 6,75 m 2. Wastafel 4 = (0,4 m x 0,6 m) x 4 buah = 0,96 m 2. Urinoir 4 = (0,5 m x 0,4 m) x 4 = 0,8 m 2. Flow = 75 % x 8,51 = 6,39 m 2. Total Luas = 14,9 = 15 m , V-44

45 b. Kelompok Kegiatan Wisata Edukasi Tabel Analisis Besaran Ruang pada Kelompok Kegiatan Wisata Edukasi Jenis Kegiatan Kegiatan Wisata Edukasi Mengenai Kompos Kegiatan Ruang Kapasitas Standart Tour mengenai kompos Praktik membuat kompos dengan metode anaerob Penyimpanan kompos Ruang display kompos Ruang membuat kompos Ruang penyimpanan kompos 14 panel display 4 meja display 50 orang 5 unit 4 unit, Per unit 24 tong Ruang informasi kompos = 12 panel. Standar panel = 0,5 m x 0,8 m / panel. (menempel pada dinding). Panjang panel = 0,5 m / buah. Lebar ruang display panel = 1,5 m Luas = (0,5 m x 1,5 m) x 14 = 10,5 m 2. Standar meja display = 0,8 m x 0,6 m = 0,48 m 2. Luas = 4 x 0,48 m 2 = 1,92 m 2. Standar gerak = 0,9135 m 2 = 0,9 m 2 / orang. (0,9 m x 1,015 m = TSS) Luas = 0,9 m 2 x 50 = 45 m 2. Flow = 60 % x 61,42 m 2 = 36,852 m 2. Total Luas Ruang Display = 98,272 m 2 = 98 m 2. Space manusia per unit = 10 orang x (0,8 m x 1 m) = 8 m 2. Luas space manusia = 40 m 2. Flow = 60 % x 40 m 2 = 24 m 2. Luas Total = 64 m 2. Ukuran tong 120 lt = ø 0,495. Luas tong = 1,6 m 2 x 96 tong = 153,6 m 2. Flow = 60 % x 153,6 m 2 = 92,16 m 2. Luas (m 2 ) 541,6 V-45

46 Kegiatan Wisata Edukasi Mengenai Mangrove Praktik membuat barang dari sampah non organik Ruang penyimpanan, pembersihan dan pemilahan sampah Tour mengenai mangrove Pengembangan tanaman mangrove Ruang praktik mengolah sampah Ruang penyimpanan sampah non organik Ruang display mangrove Ruang pembibitan 5 unit 1 Ruang pemilahan 1 Ruang pembersihan 1 Ruang penyimpanan 50 orang 60 awetan mangrove 10 bedeng 50 orang Luas Total = 245,76 m 2 = 246 m 2. Space manusia per unit = 10 orang x (0,8 m x 1 m) = 8 m 2. Luas space manusia = 40 m 2. Flow = 60 % x 40 m 2 = 24 m 2. Luas Total = 64 m 2. Asumsi ruang pemilahan = 3 m x 3 m = 9 m 2. Asumsi ruang pembersihan = 3 m x 3 m = 9 m 2. Asumsi ruang penyimpanan = 4 m x 4 m = 16 m 2. Luas = 34 m 2. Flow = 60 % x 34 m 2 = 20,4 m 2. Luas Total = 54,4 m 2. Standar gerak = 0,9 m 2 / orang. (NAD) Luas = 0,9 m 2 x 50 = 45 m 2. Meja display = 0,6 m x 0,6 m / meja = 0,36 m 2. Luas = 0,36 x 60 = 21,6 m 2. Flow = 60 % x 70,6 m 2 = 42,36 m 2. Total Luas = 112,96 = 113 m 2 Standar bedeng = 1 m x 10 m = 10 m 2. Luas bedeng = 10 m 2 x 10 bedeng = 100 m 2. Flow = 60 % x 100 m 2 = 60 m 2. Luas = 160 m 2. Space manusia = (0,8 m x 0,8 m) x 50 orang = 32 m 2. Flow = 60 % x 32 m 2 = 19,2 m 2. Luas = 51,2 m ,4 V-46

47 Kegiatan Wisata Edukasi Mengenai Garam Kegiatan Edukasi Mengenai Bambu Tour Mengenai Garam Pengolahan Garam Praktik Membuat Garam Tour Mengenai Bambu Ruang display produk dan panel Ruang pengolahan garam (pengemasan) Tempat pembuatan garam Ruang display bambu dan panel 50 orang 5 meja display 20 panel 50 orang 5 furniture meja 5 petak tambak 50 orang Standar gerak = 0,9 m 2 / orang. Luas = 0,9 m 2 x 50 = 45 m 2. Meja display = 0,6 m x 0,6 m / meja = 0,36 m 2. Luas = 0,36 x 5 = 1,8 m 2. Ruang informasi garam = 20 panel. Standar panel = 0,5 m x 0,8 m / panel. (menempel pada dinding). Panjang panel = 0,5 m / buah. Dipasang pada dinding yang berhadaphadapan. Lebar ruang display panel = 1,5 m Luas = (0,5 m x 1,5 m) x 10 = 7,5 m 2. Flow = 60 % x 51,55 m 2 = 30,93 m 2. Luas Total = 82,48 m 2 = 82,5 m 2. Standar gerak = 0,9 m 2 / orang. Luas = 0,9 m 2 x 50 = 45 m 2. Standar ukuran furniture meja = 2,5 m x 1 m = 2,5 m 2. Luas = 2,5 m 2 x 5 = 12,5 m 2. Flow = 60 % x 61,5 m2 = 36,9 m2. Luas Total = 98,4 m2. Standar ukuran 1 petak = 3 m x 3 m = 9 m 2. Luas 5 petak = 45 m 2. Flow = 30 % x 45 m 2 = 13,5 m 2. Luas Total = 58,5 m 2. Standar gerak = 0,9 m 2 / orang. Luas = 0,9 m 2 x 50 = 45 m ,6 229,2 V-47

48 19 meja display 20 panel Meja display = 0,6 m x 0,6 m / meja = 0,36 m 2. Luas = 0,36 x 19 = 6,84 m 2. Ruang informasi garam = 20 panel. Standar panel = 0,5 m x 0,8 m / panel. (menempel pada dinding). Panjang panel = 0,5 m / buah. Dipasang pada dinding yang berhadaphadapan. Lebar ruang display panel = 1,5 m Luas = (0,5 m x 1,5 m) x 10 = 7,5 m 2. Flow = 60 % x 63,34 m 2 = 38,004 m 2. Luas Total = 101,344 m 2 = 102 m 2. Kegiatan Edukasi Mengenai Biota Laut Praktik Membuat Kerajinan dari Bahan Bambu Tour Mengenai Biota Laut Ruang praktik Ruang penyimpanan bahan dan alat Ruang display biota laut 5 unit, 50 orang Asumsi 200 bambu Asumsi 80 orang Asumsi 60 aquarium Space manusia per unit = 10 orang x (0,8 m x 1 m) = 8 m 2. Luas space manusia = 40 m 2. Flow = 60 % x 40 m 2 = 24 m 2. Luas Total = 64 m 2. Asumsi bambu = 3 m x 0,2 m = 0,6 m 2. Bambu di tumpuk 4 keatas. Jadi butuh 50 saft bambu. Asumsi standar ruang penyimpanan = 0,6 m 2 x 50 = 30 m 2. Flow = 60 % x 30 m 2 = 18 m 2. Luas Total = 48 m 2. Standar gerak = 0,9 m 2 / orang. Luas = 0,9 m 2 x 80 = 72 m Asumsi ukuran aquarium = (1,2 m x V-48

49 Menonton Film 3 Dimensi Sumber. Analisis Penulis, 2016 Bioskop 3 dimensi kehidupan bawah laut 20 meja display Asumsi Furniture kursi 110 buah 0,8 m) x 60 = 0,96 m 2 x 60= 57,6 m 2. Flow = 20 % x 57,6 m2 = 11,56 m 2. Luas = 69,12 m 2 = 69 m 2. Standar meja display = 0,6 m x 0,8 m = 0,48 m 2. Luas meja display = 0,48 m 2 x 20 = 9,6 m 2. Flow = 20 % x 9,6 m2 = 1,92 m 2. Luas = 11,56 m 2 = 11,6 m 2. Standar ukuran kursi = 0,6 m x 0,5 m = 0,3 m 2. Luas kursi = 0,3 m 2 x 110 = 33 m 2. Flow = 60 % x 33 m 2 = 19,8 m 2. Luas = 52,8 m 2. Space layar = 6,4 m2 x 3,8 m = 24,32 m 2. Ruang proyektor = 6,4 m x 3 m = 19,2 m 2. c. Kelompok Kegiatan Wisata Rekreatif Tabel Analisis Besaran Ruang pada Kelompok Kegiatan Wisata Rekreatif Jenis Kegiatan Kegiatan Wisata Pantai Kegiatan Ruang Kapasitas Standart Menikmati pemandangan hutan mangrove Penghubung pengunjung dan perahu + alat olah raga air Kegiatan Olah Raga Air Perahu + dermaga Dermaga Speedboat 6 orang 5 perahu 3-4 orang Ukuran perahu jukung (perahu nelayan rembang) = 4,5 m x 0,6 m = 2,7 m 2. Luas = 2,7 m 2 x 5 = 13,5 m 2. Asumsi panjang dermaga = 40 meter Lebar = 2,4 m (TSS) Luas = 40 m x 2,4 m = 96 m 2. Ukuran speedboat = 2,5 m x 6,45 m = 16,125 (NAD) Luas (m 2 ) 13, ,38 V-49

50 Kegiatan Bermain dan Bersantai Memancing Bersantai / menikmati pemandangan pantai Menaruh barang bawaan + Mandi / membilas tubuh Kegiatan bermain anak / Playground Banana boat Kano (kegiatan mendayung) Dermaga pemancingan Gazebo Locker + ruang bilas Eco children park 4 speedboat 6 orang 4 banana boat 4 orang 5 kano 10 orang 2 furniture kursi 5 unit gazebo 10 kamar bilas / ruang 100 laci / locker Berjajar 4 keatas. Per baris 25 laci. 2 Ruang locker + bilas (wanita + pria) 30 anak Luas = 16,125 m 2 x 4 = 64,5 m 2. Ukuran banana boat = 1,3 m x 5,65 m = 7,345 m 2. Luas = 7,345 m 2 x 4 = 29,38 m 2. Ukuran kano jenis Touring skiff = 1 m x 8,5 m = 8,5 m 2 (NAD) Luas 5 kano = 8,5 m 2 x 5 = 42,5 m 2. Standar lebar = 2,4 m (TSS) 24 Asumsi luas = 2,4 m x 10 m = 24 m 2 Standar orang berdiri = 0,65 m 2 / orang. (NAD) Luas = 0,65 m 2 x 10 = 6,5 m 2. Standar ukuran kursi = 0,4 m x 1,8 m = 0,72 m 2. Luas = 0,72 m 2 x 2 = 1,44 56 m 2. Flow = 40 % x 7,94 m 2 = 3,176 m 2. Luas = 11,116 m 2 = 11,2 m 2 / unit. Luas Total = 56 m 2. Standar ukuran kamar bilas = 1 m x 1 m = 1 m 2. Luas 10 kamar bilas = 10 m 2. Standar ukuran laci = 0,4 m x 0,5 m = 0,2 m 2. Luas locker = 0,2 m 2 x 25 = 5 m 2 / locker. 48 Flow = 60 % x 15 m 2 = 9 m 2. Luas = 24 m 2. Luas Total = 48 m 2. Standar gerak anak = 0,45 m 2 x 30 = 13,5 m 2. Luas playground panjatan petualangan = 5 m x 4 m = 20 m 2. Luas playground rumah- 108 V-50

51 Kegiatan bermain anak Kegiatan bermain, mencari jalan keluar Bersantai dan menikmati pemandangan taman Kincir angin raksasa Komedi putar Labirin Taman dan ruang terbuka hijau 24 anak 48 anak 80 orang 10 kursi Air mancur rumahan lollipop = 1 m x 3 m = 3 m 2. Luas playground panjatan bajak laut = 4 m x 3 m = 12 m 2. Luas playground terowongan = 2,5 m x 4 m = 10 m 2. Luas perosotan spiral = 3 m x 3 m = 9 m 2. Flow = 60 % x 67,5 m 2 = 40,5 m 2. Luas Total = 108 m 2. Jari-jari wahana = 3,5 m. Tebal wahana = 2 m. Terdapat 12 tempat. Tiap tempat terdapat 2 kursi untuk anak. Luas wahana = 7 m 2. Flow = 60 % x 7 m 2 = 4,2 m 2. Luas Total = 11,2 m 2. Jari-jari wahana = 4,5 m. Radius per baris tempat 30 o = 12 bagian pada lingkaran. Per baris = 4 kursi. Jumlah kursi = 48. Luas wahana = 63,585 m 2. Flow = 60 % x 63,585 m 2 = 38,151 m 2. Luas Total = 101,736 m 2 = 102 m 2. Asumsi labirin = 20 m x 20 m = 400 m 2. Standar gerak = 1,008 m 2 = 1 m 2 / orang. (0,9 m x 1,120 m = TSS) Luas = 1 m 2 x 80 = 80 m 2. Ukuran kursi = 0,4 m x 1,2 m = 0,48 m2. Luas 10 kursi = 0,48 m 2 x 10 = 4,8 m 2. Ukuran = jari2 = 1,4 m. Luas = 6,16 m 2. Flow = 60 % x 90,96 m 2 11, V-51

52 Sumber. Analisis Penulis, 2016 = 54,576 m 2. Luas Total = 145,536 m 2 = 146 m 2. d. Kelompok Kegiatan Penunjang Tabel Analisis Besaran Ruang pada Kelompok Kegiatan Penunjang Jenis Kegiatan Penunjang Kegiatan Ruang Kapasitas Standart Belanja Makan dan minum Toko souvenir Food court 2 etalase (rak display), hook ram / toko Asumsi 4 orang / toko 12 toko 7 stand Asumsi 120 orang 30 meja (seat 4 kursi) Standar ukuran etalase = 1 m x 1,5 m = 1,5 m 2. Luas = 3 m 2. Hook ram = 0,3 m x 0,6 m = 0,18 m 2. Luas = 0,36 m 2. Standar gerak = 0,9 m 2 / orang. Luas = 0,9 m 2 x 4 = 3,6 m 2. Flow = 60 % x 6,96 m 2 = 4,176 m 2. Luas total per toko = 11,136 m 2 = 11,2 m 2. Luas 12 Toko = 11,2 m 2 x 12 = 134,4 m 2. Flow = 60 % x 134,4 m 2 = 80,64 m 2. Total Luas Kompleks Toko Souvenir = 215,04 m 2 = 215 m 2. Standar ukuran food court = 2,5 m x 3 m = 7,5 m 2. Luas = 7,5 m2 x 7 = 52,5 m 2. Space duduk per orang = 1,4 m 2. Luas = 0,62 m 2 x 120 = 168 m 2. Standar ukuran meja = 0,8 m x 0,8 m = 0,64 m 2. Luas = 0,64 m 2 x 30 = 19,2 m 2. Flow = 75 % x 187,2 m2 = 140,4 m2. Luas Food Court = 177,84 m 2 = 327,6 m 2. Luas (m 2 ) ,1 V-52

53 Kegiatan khusus ibu dan bayi Menarik uang Sumber. Analisis Penulis, 2016 Istirahat untuk ibu dan bayi Bermain bayi Menyusui Ruang ATM 6 wastafel Asumsi 20 orang Asumsi 20 orang (10 bayi+10 ibu) 4 ruang 8 mesin ATM Standar ukuran = 0,4 m x 0,6 m = 0,24 m 2. Luas = 1,44 m 2. Standar orang berdiri = 0,65 m 2 x 12 orang = 7,8 m 2. Flow = 30 % x 9,24 m 2 = 2,772 m 2. Luas Total = 12, 012 m 2 = 12 m 2. Kapasitas per orang = 2 m x 1 m = 2 m 2. Total luas = 40 m 2 Diasumsikan standar per anak = 0,8 m x 0,8 m = 0,64 m2. Luas = 6,4 m 2. Standar orang tua = 0,65 m 2. Luas = 6,5 m 2. Flow = 60 % x 12,9 m 2 = 7,74 m 2. Luas Total = 20,64 m 2 = 21 m 2. Standar ruang = 1,5 m x 1,5 m = 2,25 m 2. Luas total = 9 m 2. Standar ukuran mesin = 0,8 m x 0,5 m = 0,48 m 2. Luas = 0,48 m 2 x 8 = 3,84 m 2. Flow = 75 % x 2,4 m2 = 2,88 m 2. Luas Total = 6,72 m 2 = 6,8 m ,8 e. Kelompok Kegiatan Servis Tabel Analisis Besaran Ruang pada Kelompok Kegiatan Servis Jenis Kegiatan Kegiatan Servis Kegiatan Ruang Kapasitas Standart Ibadah Mushola 40 orang Standar ukuran = 0,5 m x 1 m = 0,5 m 2. Luas = 0,5 m 2 x 40 = 20 m 2. Flow = 40 % x 20 m 2 = 8 m 2. Luas (m 2 ) 173,6 V-53

54 Metabolisme Tempat wudhu Toilet 4 mushola 8 titik wudhu / ruang 2 ruang (wanita & pria) 4 tempat wudhu 4 toilet 4 wastafel 3 toilet 4 wastafel 4 urinoir Luas Total = 28 m 2. Luas = 28 m 2 x 4 = 112 m 2. Standar = 0,75 m x 0,8 m = 0,6 m 2. Luas = 0,6 m 2 x 8 = 4,8 m 2. Flow = 60 % x 4,8 m 2 = 2,88 m 2. Luas Tempat Wudhu = 7,68 m 2. Luas =7,68 m 2 x 2 = 15,36 m 2 = 15,4 m 2. Luas = 15,4 m 2 x 4 = 61,6 m 2. Toilet wanita Toilet 4 buah m x 1,5 m = 2,25 m 2. Total luas toilet = 9 m 2. Wastafel 4 = (0,4 m x 0,6 m) x 4 buah = 0,96 m 2. Flow = 60 % x 9,96 m 2 = 5,976 m 2. Total Luas = 15,936 = 16 m 2. Toilet pria Toilet 3 buah m x 1,5 m = 2,25 m 2. Total luas toilet = 6,75 m 2. Wastafel 4 = (0,4 m x 0,6 m) x 4 buah = 0,96 m 2. Urinoir 4 = (0,5 m x 0,4 m) x 4 = 0,8 m 2. Flow = 75 % x 8,51 = 6,39 m 2. Total Luas = 14,9 = 15 m 2. Luas Toilet = 21 m titik Luas 9 Toilet = 21 m 2 x 9 = 189 m 2 Istirahat dan bersantai Gazebo 6 orang Standar orang berdiri = 0,65 m 2 / orang. (NAD) Luas = 0,65 m 2 x 6 = 3,9 m V-54

55 Pengamanan Pos jaga / security Ruang petugas security Ruang audio visual 2 furniture kursi 10 unit 2 orang 1 ruang 2 toilet + ruang locker 8 orang 2 meja 4 orang Standar ukuran kursi = 0,4 m x 1,8 m = 0,72 m 2. Luas = 0,72 m 2 x 2 = 1,44 m 2. Flow = 40 % x 5,34 m 2 = 2,136 m 2. Luas = 7,476 m 2 = 7,5 m 2 / unit. Luas Total = 75 m 2. Space duduk per orang = 0,655 m x 0,94 m = 0,6154 m 2 = 0,6 m 2 (TSS) Luas = 0,62 m 2 x 2 = 1,24 m 2. Meja = (0,4 m x 0,6 m) x 2 = 0,24 m 2 x 2 = 0,48 m 2. Flow = 60 % x 1,72 m 2 = 1,032 m2. Luas Total = 2,752 m 2 = 2,8 m 2. Luas 2 toilet = (1,5 m x 1,5 m) x 2 = 4,5 m 2. Locker = 0,8 m x 0,5 m = 0,4 m 2. Flow = 60 % x 4,9 m 2 = 2,94 m 2. Luas Total = 7,84 m 2 = 8 m 2. Space duduk per orang = 0,655 m x 0,94 m = 0,6154 m 2 = 0,62 m 2 (TSS) Luas = 0,62 m 2 x 8 = 4,96 m 2. Flow = 50% x 4,96 m 2 = 2,48 m 2. Luas Total = 7,44 m 2 = 7,5 m 2. Area monitor = 2 m 2. Meja monitor = (0,6 m x 1,2 m) x 2 = 1,44 m 2. Space duduk per orang = 0,655 m x 0,94 m = 0,6154 m 2 = 0,6 m 2 (TSS) Luas = 0,62 m 2 x 4 = 2,48 m 2. Flow = 60 % x 5,92 m 2 = 3,552 m 2. Luas Total = 9,475 m 2 = 2,8 15,5 9,5 V-55

56 9,5 m 2. Kebersihan Mechanical engineering Janitor Ruang tenaga kebersihan Tempat pembuangan dan pemilahan sampah Ruang kepala ME Ruang staff ME 10 titik 2 toilet 4 locker 20 orang 1 orang 4 orang 1 locker 2 toilet Standar ukuran janitor = 1 m x 1,8 m = 1,8 m 2. Rak menyimpan alat kebersihan = 0,6 m x 1,5 m = 0,9 m 2. Flow = 60 % x 2,7 m 2 44 = 1,62 m 2. Luas Total = 4,32 m 2 = 4,4 m 2. Luas 10 titik = 44 m 2. Luas toilet = (1,5 m x 1,5 m) x 2 = 2,25 m 2 x 2 = 5,5 m 2. Locker = (0,8 m x 0,5 m) x 4 = 0,4 m 2 x 4 = 1,6 m 2 Flow = 60 % x 7,1 m 2 = 4,26 m 2. Luas Total = 11,36 m 2 = 11,4 m 2. 32,2 Standar per orang = 0,62 m 2. Luas = 0,62 m 2 x 20 = 12,4 m 2. Flow = 60 % x 12,4 m 2 = 7,44 m 2. Luas Total = 19,84 m 2 = 19,8 m 2. Asumsi = 3 m x 3 m = 9 m 2. 9 Ruang kerja = 4,5 m 2 / orang Flow = 60 % x 4,5 m 2 = 2,7 m 2. Luas Total = 7,2 m 2. Asumsi space per orang = 1,5 m x 1,5 m = 2,25 m 2. Luas = 2,25 m 2 x 4 = 9 m 2. Flow = 60 % x 9 m 2 = 5,4 m 2. Luas Total = 14,4 m 2. Luas 2 toilet = (1,5 m x 1,5 m) x 2 = 4,5 m 2. Locker = 0,8 m x 0,5 m = 0,4 m 2. 29,6 V-56

57 Sumber. Analisis Penulis, 2016 Ruang maintenance Ruang genset Ruang panel Ruang pompa Ruang storage 2 orang 2 genset 5 panel Flow = 60 % x 4,9 m 2 = 2,94 m 2. Luas Total = 7,84 m 2 = 8 m 2. Standar = 2 m 2 / orang = 2 m 2 x 2 = 4 m 2. Flow = 40 % x 4 m 2 = 1,6 m 2. Luas = 5,6 m 2. Standar ukuran genset = 0,66 m x 1,32 m = 0,8712 m 2. Luas = 0,8712 m 2 x 2 = 1,7424 m 2 = 1,8 m 2. Standar ukuran panel = 0,8 m x 1 m = 0,8 m 2. Luas = 0,8 m 2 x 5 = 4 m 2. Tempat kabel = 1,25 m x 6 m = 7,5 m 2. Flow = 90 % x 13,2 m 2 = 11,88 m 2. Luas ruang panel dan genset = 25,08 m 2 = 25 m 2. Asumsi luas ruang pompa = 6,9 m x 12 m = 82,8 m 2. Asumsi luas ruang storage = 3,5 m x 4,5 m = 15,75 m 2. 5, ,8 15,75 f. Kelompok Kegiatan Administratif Tabel Analisis Besaran Ruang pada Kelompok Kegiatan Administratif Jenis Kegiatan Kegiatan Administratif Kegiatan Ruang Kapasitas Standart Mengelola dan mengepalai Taman Rekreasi Pantai Pasarbanggi Ruang direktur Ruang tamu direktur 1 orang 6 orang Standar ruang kerja = 4,5 m 2. Flow = 60 % x 4,5 m 2 = 2,7 m 2. Luas = 7,2 m 2. Standar = 1,5 m 2 / orang Luas = 1,5 m2 x 6 = 9 m 2. Flow = 60 % x 9 m 2 = 5,4 m 2. Luas (m 2 ) 21,6 V-57

58 Luas Total = 14,4 m 2. Mengelola dan mengepalai Taman Rekreasi Pantai Pasarbanggi (wakil) Mengurusi bagian keuangan Mengurusi kegiatan operasional Mengurusi kegiatan administrasi Mengurusi kegiatan personalia Ruang wakil direktur Ruang tamu wakil direktur Ruang kepala bagian keuangan Ruang staff bagian keuangan Ruang kepala operasional Ruang staff operasional Ruang kepala administrasi Ruang staff administrasi Ruang kepala operasional Ruang staff personalia 1 orang 6 orang 1 orang 3 orang 1 orang 3 orang 1 orang 3 orang 1 orang 2 orang Standar ruang kerja = 4,5 m 2. Flow = 60 % x 4,5 m 2 = 2,7 m 2. Luas = 7,2 m 2. Standar = 1,5 m 2 / orang Luas = 1,5 m2 x 6 = 9 m 2. Flow = 60 % x 9 m 2 = 5,4 m 2. Luas Total = 14,4 m 2. Standar ruang kerja = 4,5 m 2. Flow = 60 % x 4,5 m 2 = 2,7 m 2. Luas = 7,2 m 2. Standar ruang kerja = 4,5 m 2 x 3 = 13,5 m 2. Flow = 40 % x 13,5 m 2 = 5,4 m 2. Luas = 18,9 m 2. Standar ruang kerja = 4,5 m 2. Flow = 60 % x 4,5 m 2 = 2,7 m 2. Luas = 7,2 m 2. Standar ruang kerja = 4,5 m 2 x 3 = 13,5 m 2. Flow = 40 % x 13,5 m 2 = 5,4 m 2. Luas = 18,9 m 2. Standar ruang kerja = 4,5 m 2. Flow = 60 % x 4,5 m 2 = 2,7 m 2. Luas = 7,2 m 2. Standar ruang kerja = 4,5 m 2 x 3 = 13,5 m 2. Flow = 40 % x 13,5 m 2 = 5,4 m 2. Luas = 18,9 m 2. Standar ruang kerja = 4,5 m 2. Flow = 60 % x 4,5 m 2 = 2,7 m 2. Luas = 7,2 m 2. Standar ruang kerja = 4,5 m 2 x 2 = 9 m 2. 21,6 21,6 21,6 21,6 19,8 V-58

59 Mengurusi urusan sekertaris Ruang sekertaris 1 orang Flow = 40 % x 9 m 2 = 3,6 m 2. Luas = 12,6 m 2. Standar ruang kerja = 4,5 m 2. Flow = 40 % x 4,5 m 2 = 1,8 m 2. Luas = 6,3 m 2. Rak dokumen = 0,5 m x 1,2 m = 0,6 m 2. 6,9 Sumber. Analisis Penulis, 2016 Tabel Rekapitulasi Perhitungan Besaran Ruang No. Jenis Kegiatan Kebutuhan Ruang (m2) 1. Kegiatan Penerimaan 3.772,3 2. Kegiatan Wisata Edukasi 1.502,4 3. Kegiatan Wisata Rekreatif 1.141,08 4. Kegiatan Penunjang 683,9 5. Kegiatan Servis 709,35 6. Kegiatan Administratif 134,7 Total 7.943,73 Sumber. Analisis Penulis, Analisis Penataan Tapak a. Analisis Tapak Tujuan Menentukan tapak yang direncanakan sebagai lokasi Taman Rekreasi Pantai Pasarbanggi. Kriteria - Luasan tapak memenuhi kegiatan ruang untuk Taman Rekreasi Pantai Pasarbanggi. - Kemudahan dalam hal pencapaian dan strategis. V-59

60 Analisis dan Hasil Hutan angrove Pasarbanggi Pantai Pasarbanggi Tambak garam Jalan Jenderal Sudirman TAPAK Gambar 5.1. Kondisi Eksisting Sekitar Tapak Sumber. Analisis dan Dokumentasi Penulis, 2016 Tapak terpilih berada pada Jalan Jenderal Sudirman, Kelurahan Pasarbanggi, Rembang. Tapak memiliki luas ±3,5 Ha. Batas-batas tapak - Utara : Pantai Pasarbanggi, Laut Jawa. - Timur : Perumahan warga, tambak garam. - Selatan : Jalan Jenderal Sudirman (merupakan jalur pantura). - Barat : Perumahan warga, tambak garam. V-60

61 Potensi tapak pada Taman Rekreasi Pantai Pasarbanggi, sebagai berikut 1. Berada dekat dengan lokasi Konservasi Mangrove Pantai Pasarbanggi serta Pantai Pasarbanggi. 2. Kondisi lahan kosong dan belum dimanfaatkan secara optimal. 3. View yang menarik, khususnya tambak garam tradisional, kawasan mangrove dan pantai. 4. Lokasi tapak dilewati jalur pantai utara (pantura) sehingga mudah dalam hal pencapaian. 5. Tingkat kebisingan rendah. b. Analisis Pola Pencapaian Tujuan Menentukan letak Main Entrance dan Tapak Entrance pada tapak sesuai dengan kondisi lingkungan sekitar. Kriteria a. Kemudahan akses bagi pengguna. b. Tidak menimbulkan gangguan lalu lintas dan gangguan bagi lingkungan sekitar. c. Kemudahan visual pengunjung. Analisis Tapak dilewati oleh satu jalur yaitu Jalan Jenderal Sudirman. Jalan Jenderal Sudirman merupakan jalan dua arah dengan lebar jalan ±8 m, dengan 4 ruas yang dibagi berdasar jenis kendaraan yang melaluinya. Bagian tepi dengan lebar ±1 m merupakan jalur kendaraan roda dua, sedangkan bagian tengah merupakan jalur kendaraan roda empat dengan lebar ±3 m. Pencapaian menuju ke lokasi terbagi berdasarkan pencapaian bagi pengunjung dan pencapaian bagi pengelola Taman Rekreasi Pantai Pasarbanggi, sehingga pencapaian antara pengunjung dan pengelola haruslah dipisahkan, karena secara fisik bangunan antara taman rekreasi dan kantor pengelola terpisah. Pencapaian ke taman rekreasi dihubungkan oleh main V-61

62 entrance, sedangkan pencapaian ke kantor mengelola yaitu melalui tapak entrance. Hasil Analisis Tapak entrance difungsikan sebagai jalur keluar masuk pengelola taman rekreasi pantai pasarbanggi. Main entrance difungsikan sebagai jalur keluar masuk tapak oleh pengunjung. Gambar 5.2. Analisis Letak Main Entrance dan Side Entrance Sumber. Analisis dan Dokumentasi Penulis, 2016 Dengan adanya pertimbangan kemudahan akses dan memudahkan visual pengunjung serta menghindari adanya kemacetan yang parah maka peletakan main entrance adalah pada sisi tengah, dan peletakan side entrance berada di pojok. c. Analisis View dan Orientasi 1. Analisis View Menuju Tapak Tujuan Menentukan view menuju tapak untuk menentukan bagian taman rekreasi yang menjadi point of interest. V-62

63 Kriteria - Letak point of view pada taman rekreasi terlihat jelas oleh pengguna. - Kejelasan visual. - Sebagai point of interest. Analisis dan Hasil Analisis View menuju tapak berasal dari Jalan Jenderal Sudirman, karena Jalan Jenderal Sudirman merupakan satu-satunya jalan yang dilalui kendaraan, sedangkan wilayah sekitar tapak terdiri dari tanah kosong yang tidak mungkin menjadi jalur lalu lintas manusia. Main entrance dan fasade taman rekreasi menjadi point of interest menuju ke arah Jalan Jenderal Sudirman, sehingga mampu menarik minat pengunjung yang melintas. Gambar 5.3. Analisis View Menuju Tapak Sumber. Analisis dan Dokumentasi Penulis, View dari tapak Tujuan Menentukan view dari tapak, sehingga diperoleh view terbaik untuk dioptimalkan dan mendukung visual pengguna Taman Rekreasi Pantai Pasarbanggi yang direncanakan. V-63

64 Kriteria - Menarik dan dapat mendukung visual pengguna. Analisis dan Hasil Analisis Tanda minus (-) pada gambar berarti view yang ada di sekitar tapak tersebut kurang menarik, yaitu berupa perumahan penduduk serta jalan raya. Sedangkan tanda plus (+) pada gambar berarti view yang ada di sekitar tapak tersebut menarik, yaitu berupa tambak garam serta mangrove Gambar 5.4. Analisis View dari Tapak Sumber. Analisis dan Dokumentasi Penulis, 2016 Dapat disimpulkan bahwa - View yang terlihat menarik jika dilihat dari tapak adalah view yang berasal dari arah utara dan sebagian arah timur dan barat. View dari arah utara merupakan kawasan hutan mangrove dan Pantai Pasarbanggi. Sedangkan view dari sebagian arah timur dan barat berasal dari tambak garam. - View yang terlihat kurang menarik jika dari tapak adalah view yang berasal dari arah selatan berupa jalan raya dan kawasan pemukiman dan industri. Begitu juga dengan view dari kawasan pemukiman lainnya dari sebagian arah timur dan barat. V-64

65 3. Analisis Orientasi Tujuan Menentukan orientasi bangunan berdasarkan pada analisis view sebelumnya. Kriteria - Kemudahan akses pengguna. - Letak point of view jelas bagi pengguna. Analisis dan Hasil Analisis Orientasi bangunan menghadap ke arah Jalan Jenderal Sudirman sebagai view menuju tapak yang utama. Bagian main entrance dan fasade bangunan harus didesain semenarik mungkin sehingga menarik perhatian pengguna jalan dan pengunjung. Gambar 5.5. Analisis View dari Tapak Sumber. Analisis dan Dokumentasi Penulis, 2016 d. Analisis Kebisingan Tujuan Menentukan tingkat kebisingan pada tapak, sehingga diperoleh zona-zona dengan tingkat kebisingan tinggi, kebisingan sedang hingga kebisingan rendah. V-65

66 Kriteria - Tingkat kebisingan mempengaruhi peletakan zona pada taman rekreasi. Analisis Kebisingan akan menentukan peletakan massa-massa bangunan pada tapak. Tingkat kebisingan tinggi berada dekat dengan Jalan Jenderal Sudirman yang merupakan jalur pantai utara. Kebisingan sedang berasal dari pemukiman warga. Serta kebisingan rendah berasal dari tambak garam. Gambar 5.6. Analisis Kebisingan Sumber. Analisis dan Dokumentasi Penulis, 2016 Hasil Analisis Berdasarkan analisis kebisingan, tapak dengan tingkat kebisingan tinggi dijadikan sebagai zona parkir, dan zona penerimaan awal. Tapak dengan tingkat kebisingan sedang digunakan untuk zona penerimaan dalam. Tapak dengan tingkat kebisingan rendah digunakan untuk zona administrasi (bangunan kantor) dan zona edukatif dan zona rekreatif. V-66

67 e. Analisis Faktor Klimatologi (Matahari dan Angin) Tujuan Menentukan respon bangunan terhadap kondisi klimatologi tapak yang meliputi matahari dan angin. Kriteria - Optimalisasi cahaya matahari dan angin sebagai pencahayaan alami dan penghawaan alami pada bangunan taman rekreasi, sehingga mendukung konsep ekologis pada Taman Rekreasi Pantai Pasarbanggi. - Respon desain yang sesuai terhadap analisis matahari dan angin. Analisis Analisis klimatologi bermanfaat bagi perencanaan dan perancangan desain bangunan, seperti pemanfaatan cahaya matahari sebagai pencahayaan alami, serta arah pergerakan angin sebagai penghawaan alami dalam bangunan. Penerapan pada suatu tapak akan diperoleh suatu tata massa dimana massa yang satu tidak akan menghalangi arah datangnya angin serta menghalangi cahaya matahari yang masuk. Gambar 5.7. Analisis Klimatologi Sumber. Analisis dan Dokumentasi Penulis, 2016 V-67

68 Analisis Angin pada Tapak - Pada pagi hari kisaran pukul WIB, angin yang berhembus cenderung rendah, sehingga area tapak akan sangat panas karena sinar matahari yang intensif. - Pada siang dan sore hari kisaran pukul WIB, angin yang berhembus dari arah pantai dan tambak sangatlah kuat, hal ini dikarenakan adanya perubahan suhu antara daratan dan lautan dengan perbedaan suhu yang cukup besar sehingga mengakibatkan adanya angin laut. Analisis Matahari pada Tapak - Pada pagi hari kisaran pukul sinar matahari cenderung hangat dan menyehatkan bagi tubuh. - Menjelang siang kisaran pukul sinar matahari cenderung panas menyengat dan menimbulkan kesan ketidaknyamanan dan rasa gerah pada tubuh. Terutama di wilayah pantai karena didukung oleh kelembaban yang tinggi. - Kisaran pukul sinar matahari mulai berkurang intensitas panasnya. Hasil Analisis - Solusi untuk memecah pergerakan angin yaitu dengan pemberian barier berupa vegetasi. Angin datang dari arah utara yang merupakan area tambak garam dan laut. Pada siang hari, angin yang berhembus dari laut ke darat sangat kuat, sehingga pemberian barier menjadi cukup penting sebagai pemecah angin. - Respon desain bangunan terhadap angin yaitu dengan memperbanyak bukaan pada arah datangnya angin, sehingga penghawaan alami dapat dioptimalkan. - Solusi untuk meredam sinar matahari yang panas pada Taman Rekreasi Pantai Pasarbanggi yang direncanakan yaitu dengan penanaman vegetasi peneduh, serta minimalisasi pemotongan vegetasi yang telah ada sebelumnya pada tapak. V-68

69 - Respon desain bangunan terhadap matahari yaitu dengan memperbanyak bukaan dengan material transparan, sehingga dapat memperbanyak intensitas cahaya matahari yang masuk kedalam ruangan, sedangkan untuk mereduksi sinar matahari yaitu dengan pemberian secondary skin atau tritisan. f. Analisis Penzoningan Akhir Tujuan Menentukan penzoningan akhir pada Taman Rekreasi Pantai Pasarbanggi yang direncanakan. Kriteria - Kemudahan akses pengunjung. - Keamanan dan kenyamanan pada taman rekreasi. - Berdasarkan analisis-analisis yang telah dilakukan sebelumnya. Analisis dan Hasil Analisis Zona rekreatif pantai Zona rekreatif Zona edukatif Zona penerimaan dalam Zona penerimaan luar Gambar 5.8. Analisis Penzoningan Akhir Sumber. Analisis dan Dokumentasi Penulis, 2016 Berikut merupakan hasil analisis penzoningan akhir pada Taman Rekreasi Pantai Pasarbanggi a. Terdapat 2 zona utama pada Taman Rekreasi Pantai Pasarbanggi, yaitu zona luar dan zona dalam. Zona luar terdiri dari zona penerimaan luar, zona parkir pengunjung dan zona penunjang, serta zona parkir pengelola V-69

70 dan zona kantor pengelola. Zona dalam meliputi zona penerimaan dalam, zona edukatif bambu, zona edukatif garam, zona edukatif sampah, zona edukatif mangrove, zona edukatif biota laut, zona rekreatif anak, zona taman dan ruang terbuka hijau, zona servis dan zona rekreatif pantai. b. Zona penerimaan, zona parkir pengunjung dan zona penunjang berada pada lokasi tapak dekat dengan jalan raya. Hal ini dimaksudkan untuk kemudahan akses pengunjung keluar masuk taman rekreasi. Selain itu, ditempatkannya zona penunjang pada zona luar adalah untuk memudahkan pengunjung melakukan transaksi seperti berbelanja oleholeh dan melakukan pengambilan uang di mesin atm lebih mudah tanpa harus masuk ke zona dalam. Khusus untuk zona penerimaan diletakkan pada tengah-tengah adalah dimaksudkan sebagai point of interest pada tapak. c. Antar zona dalam dihubungkan oleh sistem sirkulasi yang sekaligus menjadi pembatas ruang antar zona Analisis Bentuk dan Tatanan Analisis Lansekap a. Analisis Gubahan Massa Lansekap Tujuan Menentukan organisasi massa sebagai dasar bagi tata massa lansekap Taman Rekreasi Pantai Pasarbanggi yang direncanakan. Kriteria - Sesuai jika diterapkan pada bentuk tapak. - Kemudahan dalam hal pencapaian dan sirkulasi dari bangunan satu ke bangunan yang lain, atau dari zona satu ke zona lainnya. - Memberikan kejelasan visual antara satu zona ke zona lainnya. Analisis Berikut merupakan alternatif bentuk gubahan massa yang dapat diterapkan pada lansekap Taman Rekreasi Pantai Pasarbanggi yang direncanakan V-70

71 Tabel Alternatif Bentuk Gubahan Massa Alternatif Karakter Penerapan Memusat Bersifat stabil, merupakan komposisi berpusat yang terdiri dari sejumlah ruang-ruang sekunder yang dikelompokkan mengelilingi sebuah Massa bangunan disusun mengelilingi suatu pusat massa berikut orientasi pusat yang besar dan dominan Linear Bersifat fleksibel dan cepat tanggap terhadap bermacam-macam kondisi tapak. Terdiri dari ruang-ruang yang berulang dalam hal ukuran dan fungsi dari tiap ruang di sepanjang deretan Massa Bangunan disusun berbaris, mengikuti pola jalan yang ada dengan orientasi menuju jalan. tersebut memiliki hubungan dengan ruang luar. Radial Memadukan unsur-unsur pola terpusat dan linear. Dengan ruang-ruang pusat yang dominan dari pola-pola linear yang berkembang menjadi jari-jarinya. Massa bangunan menyebar dari suatu titik pusat massa sebagai sentral, dengan orientasi berkembang sesuai dengan penyebaran. Cluster Menggabungkan ruang-ruang yang berlainan bentuk tapi bersifat kegiatan yang sama dan berhubungan satu sama lain berdasarkan penempatan dan ukuran visual seperti simetri menurut Massa bangunan disusun berkelompokkelompok sesuai dengan kegiatan yang serupa. sumbunya. Grid Terdiri dari bentuk-bentuk dan ruangruang dimana posisi-posisinya dalam ruang dan hubungan antarruang diatur oleh pola grid/papan catur tiga dimensi atau bidang. Massa bangunan disusun dalam bentuk modul-modul yang diatur. Sumber. Analisis Penulis, 2016 V-71

72 Hasil Analisis Dari kriteria yang telah disebutkan diatas, maka diperoleh gubahan massa cluster. b. Analisis Sirkulasi Tujuan Menentukan sistem sirkulasi pada bangunan dan taman rekreasi yang direncanakan. Kriteria 1. Memudahkan pengguna untuk mencapai suatu tempat. 2. Terdiri dari sirkulasi bagi manusia dan kendaraan. 3. Sirkulasi dapat digunakan oleh difabel. Hasil 1. Sirkulasi luar kawasan Sirkulasi luar bangunan dibagi berdasarkan pengguna, yaitu antara pengunjung dan pengelola taman rekreasi. Berikut merupakan uraiannya Sirkulasi pengunjung menuju taman rekreasi, dibagi berdasarkan moda yang digunakan Sirkulasi pengunjung dengan kendaraan mobil dan bis Sirkulasi kendaraan mobil dan bis berasal dari Jalan Jenderal Sudirman, kemudian masuk melalui main entrance, melewati pos jaga dan pengambilan tiket parkir mobil dan bis menuju ke sirkulasi khusus mobil dan bis dan berakhir pada parkir mobil dan bis. Sirkulasi pengunjung dengan kendaraan sepeda motor Sirkulasi pengunjung dengan kendaraan sepeda motor berasal dari jalan jenderal sudirman, kemudian masuk melalui main entrance, melewati pos jaga dan loket tiket parkir khusus sepeda motor, menuju sirkulasi khusus kendaraan sepeda motor dan berakhir pada parkir. Sirkulasi pengunjung dengan berjalan kaki (Pedestrian) Sirkulasi untuk pejalan kaki menggunakan pencapaian langsung menuju bangunan. Sirkulasi ini dibedakan dengan sirkulasi mobil dan bis serta V-72

73 sepeda motor untuk memberikan kenyamanan kepada pejalan kaki. Sirkulasi khusus pejalan kaki dengan pedestrian yang memiliki perbedaan ketinggian ±25 cm diatas sirkulasi kendaraan bermotor. Sirkulasi pengelola menuju kantor pengelola Sirkulasi pengelola dengan kendaraan mobil Berasal dari Jalan Jenderal Sudirman, kemudian masuk melalui side entrance, melewati pos jaga dan melalui jalur khusus kendaraan mobil, berakhir pada tempat parkir. Sirkulasi pengelola dengan kendaraan sepeda motor Kendaraan pengelola yang berasal dari Jalan Jenderal Sudirman masuk melalui side entrance, melewati pos jaga dan melalui jalur khusus kendaraan sepeda motor kemudian berakhir pada tempat parkir. Sirkulasi pengelola dengan berjalan kaki Menggunakan pencapaian langsung menuju bangunan, dengan menggunakan pedestrian yang terpisah dari sirkulasi kendaraan. 2. Sirkulasi dalam kawasan Menggunakan sirkulasi horizontal karena merupakan bangunan tidak bertingkat. Diantaranya a) Sirkulasi Horizontal Pintu masuk - Gate utama menuju taman rekreasi berada pada bagian sentral dengan bentuk lengkung yang menjorok ke depan, sehingga memberi kesan penerimaan. Gate utama merupakan ruang peralihan antara kawasan luar dan kawasan dalam taman rekreasi. Gate dilindungi oleh kanopi pelindung. - Pintu masuk pada bangunan-bangunan pada taman rekreasi cenderung berbentuk menjorok ke depan sebagai kesan penerimaan, dengan kanopi yang menaungi serta sebagai tempat cheking tiket. V-73

74 Pencapaian Bangunan Pola pencapaian menuju pintu masuk bangunan-bangunan pada taman rekreasi adalah pencapaian langsung, sehingga lebih efisien dan memudahkan pengunjung mencapai bangunan. Jalur Penghubung Antar Zona Penggunaan pola organik pada sirkulasi, sehingga menciptakan suatu sirkulasi yang dinamis dan cenderung berpola lengkung-lengkung. Sirkulasi pada zona servis Sirkulasi pada zona servis cenderung menggunakan pola linier, sehingga mempercepat dan memudahkan pengunjung untuk mencapainya. Sirkulasi Sepeda Pada area Taman Rekreasi Pantai Pasarbanggi terdapat jalur bagi pengguna sepeda yang merupakan salah satu fasilitas yang disediakan. Sirkulasi sepeda terdapat disekeliling tepi taman rekreasi, dan merupakan salah satu unsur lansekap pembatas taman rekreasi dengan kawasan luar taman rekreasi. Sirkulasi sepeda dibuat lebih rendah ±20 cm dibanding pedestrian. Dermaga Dermaga merupakan salah satu sirkulasi dalam taman rekreasi yang menghubungkan antara daratan dan laut, sehingga ketika pantai mengalami pasang, pengunjung masih dapat mengakses pantai dengan mudah. Gambar 5.9. Dermaga Perahu, Kano, Jet Sky, dan Banana Boat Sumber. V-74

75 Gambar Dermaga untuk Memancing atau Menikmati Pemandangan Sumber. b) Sirkulasi Vertikal Ramp Ramp pada taman rekreasi berada pada plaza / open space sebagai ruang penerimaan dalam, karena kontur pada plaza / open space dibuat lebih tinggi dibanding tempat lainnya. Terdapat ramp pada beberapa tempat yang di berikan fill atau penambahan tinggi kontur pada lokasi tersebut. Tangga Tangga diletakkan pada sirkulasi dari dan menuju ke open space. Terdapat pula tangga pada foodcourt lantai 2 sebagai sirkulasi vertikal. Gambar Tangga Menuju Open Space Sumber. c. Analisis Elemen Pembentuk Lansekap Soft Material Tujuan Menentukan elemen pembentuk lansekap berupa soft material pada Taman Rekreasi Pantai Pasarbanggi yang direncanakan. V-75

76 Kriteria - Soft material berupa vegetasi disesuaikan dengan kondisi tapak yang cenderung panas. - Soft material mendukung fungsi, kenyamanan dan estetika pada taman rekreasi yang direncanakan. Analisis dan Hasil Analisis Soft material yang dimaksud dalam perencanaan dan perancangan taman rekreasi adalah tanaman dan air. Tanaman berfungsi sebagai filter debu dan udara kotor, barier terhadap kebisingan dan sinar matahari, meningkatkan kualitas iklim mikro, mengurangi jumlah CO 2 dan bau, sebagai agen penyimpan air tanah, mencegah abrasi pantai serta menambah nilai estetika. Elemen air berfungsi untuk menciptakan efek alami berupa suasana sejuk dan nyaman serta menambah nilai estetika. 1. Pemilihan Vegetasi Vegetasi yang berfungsi sebagai peneduh / pelindung Vegetasi peneduh ditempatkan pada sekeliling area parkir, serta sirkulasi pedestrian dan jalur sepeda. Vegetasi peneduh yang direncanakan diantaranya pohon flamboyan dan pohon angsana. Gambar Pohon Flamboyan Sumber. Gambar Pohon Angsana Sumber. Vegetasi yang berfungsi sebagai penunjuk / pengarah Vegetasi penunjuk arah diletakkan pada jalan penghubung main entrance. Vegetasi penunjuk arah yang direncanakan yaitu pohon palem raja. V-76

77 Gambar Pohon Palem Raja Sumber Vegetasi yang menghasilkan buah-buahan pembentuk ekosistem Sebagai taman rekreasi, salah satu fungsi yang direncanakan yaitu untuk membentuk sebuah ekosistem, sehingga menghasilkan suatu lingkungan yang selaras dengan kondisi lingkungan yang telah ada. Untuk membentuk suatu ekosistem, dibutuhkan pepohonan buah yang menarik burung-burung. Vegetasi yang direncanakan antara lain pohon jamblang (duwet), pohon sawo kecik dan pohon sawo manila. Gambar Pohon Jamblang Sumber. Gambar Pohon Sawo Manila Sumber. V-77

78 Gambar Pohon Sawo Kecil Sumber Vegetasi yang berfungsi sebagai penghias Vegetasi penghias diletakkan pada area taman dan ruang terbuka hijau. Vegetasi penghias yang direncanakan diantaranya pohon soka, pohon tagetes, pohon lantana, dan pohon kana. Gambar Pohon Soka Sumber. Gambar Pohon Tagetes Sumber. Gambar Pohon Lantana Sumber. Gambar Pohon Kana Sumber. Vegetasi yang berfungsi sebagai pengikat massa Vegetasi pembentuk massa diletakkan pada taman, ruang terbuka hijau, dan beberapa jalur pedestrian. Vegetasi pembentuk massa yang direncanakan yaitu azalea bulat, pucung merah dan tanaman tehtehan. V-78

79 Gambar Azalea Bulat Sumber. Gambar Pucung Merah Sumber. Gambar Teh-tehan Sumber. Vegetasi yang berfungsi sebagai penyaring udara Vegetasi penyaring udara diantaranya lidah mertua, palem kuning, dan lili paris. Diletakkan pada area parkir dan taman. Gambar Lidah Mertua Sumber. Gambar Palem Kuning Sumber. Gambar Lili Paris Sumber. V-79

80 Vegetasi yang berfungsi sebagai cover ground Vegetasi sebagai cover ground diletakkan pada area taman dan ruang terbuka hijau. Vegetasi yang direncanakan yaitu rumput jepang dan rumput gajah mini, dimana kedua jenis rumput ini kuat saat diinjak. Gambar Rumput Gajah Mini Gambar Rumput Jepang Sumber Air Mancur Air mancur merupakan salah satu soft material yang digunakan pada area taman sebagai salah satu unsur estetika, serta memberikan efek alami dan menenangkan bagi pengunjung. Gambar Air Mancur Sumber. Gambar Air Mancur Sumber Kolam Buatan Kolam buatan merupakan salah satu soft material yang diterapkan di beberapa titik pada taman rekreasi. Kolam buatan memberikan efek lembut dan menonjolkan pantulan langit sebagai salah satu unsur yang V-80

81 mendukung keindahan taman rekreasi. Kolam buatan juga digunakan sebagai unsur lansekap yang membatasi antara taman rekreasi dengan bagian luar taman rekreasi. Gambar Kolam Buatan Sumber. Hard Material Tujuan Menentukan elemen pembentuk lansekap berupa hard material pada Taman Rekreasi Pantai Pasarbanggi yang direncanakan. Kriteria - Hard material mendukung fungsi, kenyamanan dan estetika pada taman rekreasi yang direncanakan. - Hard material memiliki kriteria yang mendukung konsep ekologis. Analisis dan Hasil Analisis Hard material pada taman rekreasi diantaranya 1. Tempat sampah Tempat sampah diletakkan pada tiap titik kawasan. Tempat sampah digolongkan dalam 2 jenis yaitu tempat sampah organik dan sampah non organic, sehingga akan mudah dilakukan pemilahan dan pengelolaan sampah. Tempat sampah dengan material ekologis. V-81

82 Gambar Tempat Sampah Sumber. Clara A. Pritania 2. Papan Petunjuk Arah Papan petunjuk arah memudahkan pengunjung untuk mengetahui lokasi pada zona-zona di taman rekreasi. Gambar Papan Petunjuk Arah Sumber. Gambar Papan Petunjuk Arah Sumber Bangku Taman Bangku taman berfungsi sebagai tempat peristirahatan bagi pengunjung atau sekedar untuk duduk-duduk. Bangku tersebut diletakkan pada ruang terbuka hijau dan taman. Gambar Bangku Taman Sumber. Gambar Bangku Taman Sumber. V-82

83 Gambar Bangku Taman Sumber Gazebo Gazebo berfungsi sebagai tempat istirahat bagi pengunjung. Gazebo diletakkan pada beberapa titik jalur sirkulasi, sehingga dapat menampung pengunjung yang lelah atau jika tiba-tiba turun hujan. Gambar Gazebo Sumber. Lansekap Architects Network Gambar Gazebo Sumber Material Perkerasan Perkerasan jalan yang sesuai dengan prinsip ekologis adalah perkerasan jalan yang tidak menutup total tanah, sehingga masih bisa menjadi area resapan air hujan. Material perkerasan yang sesuai dengan prinsip ekologis tersebut yaitu grass block ataupun batu alam dengan desain sedemikian rupa sehingga menyisakan celah untuk resapan air hujan. Gambar Grass Block Sumber. V-83

84 Gambar Batu Alam Sumber. Dokumentasi Pribadi 6. Pergola Pada beberapa titik area sirkulasi diletakkan pergola sebagai barier sinar matahari terhadap pejalan kaki. Pergola terbuat dari material kayu, atau bambu dengan tanaman rambat sebagai penambah nilai estetis sekaligus meminimalisasi panas matahari yang mengenai pejalan kaki. Gambar Pergola Sumber. d. Analisis Sistem Perparkiran Tujuan Menentukan sistem perparkiran yang sesuai pada taman rekreasi yang direncanakan. Kriteria - Kemudahan dalam akses keluar masuk kendaraan pada tempat parkir. - Efisiensi tempat. Analisis Berdasarkan data mengenai tempat parkir pada Neufert Architect Data (NAD), beberapa jenis sistem parkir diantaranya V-84

85 1. Sistem parkir parallel Sistem parkir paralel merupakan sistem parkir yang tepat diterapkan pada badan jalan, dengan daya tampung kecil dan sirkulasi keluar masuk yang sulit. Gambar Sistem Parkir Parallel Sumber. Pedoman Perencanaan dan Pengoperasian Fasilitas Parkir, Direktorat Bina Sistem Lalu Lintas Angkutan Kota Direktorat Jenderal Perhubungan Darat 2. Sistem parkir Menyudut Sistem parkir menyudut merupakan sistem parkir yang paling efisien diterapkan pada suatu area parkir, hal ini dikarenakan daya tampung yang besar, manuver dan sirkulasi keluar masuk kendaraan yang mudah. Sistem parkir menyudut terdiri dari sistem parkir 30 o, 45 o, 60 o dan 90 o (tegak lurus). Gambar Sistem Parkir 30 o Sumber. Pedoman Perencanaan dan Pengoperasian Fasilitas Parkir, Direktorat Bina Sistem Lalu Lintas Angkutan Kota Direktorat Jenderal Perhubungan Darat V-85

86 Gambar Sistem Parkir 45 o Sumber. Pedoman Perencanaan dan Pengoperasian Fasilitas Parkir, Direktorat Bina Sistem Lalu Lintas Angkutan Kota Direktorat Jenderal Perhubungan Darat Gambar Sistem Parkir 60 o Sumber. Pedoman Perencanaan dan Pengoperasian Fasilitas Parkir, Direktorat Bina Sistem Lalu Lintas Angkutan Kota Direktorat Jenderal Perhubungan Darat Gambar Sistem Parkir 90 o Sumber. Pedoman Perencanaan dan Pengoperasian Fasilitas Parkir, Direktorat Bina Sistem Lalu Lintas Angkutan Kota Direktorat Jenderal Perhubungan Darat 3. Sistem parkir difabel Sistem parkir difabel merupakan sistem parkir yang khusus dimana persyaratannya adalah adanya ruang gerak bagi kursi roda dan umumnya terdapat tanda diantara batas parkir. V-86

87 Gambar Sistem Parkir 90 o Sumber. Pedoman Perencanaan dan Pengoperasian Fasilitas Parkir, Direktorat Bina Sistem Lalu Lintas Angkutan Kota Direktorat Jenderal Perhubungan Darat Hasil Analisis Tempat parkir menggunakan sistem parkir menyudut untuk efisiensi tempat dan kemudahan akses keluar masuk, yaitu dengan sistem menyudut 45 o Analisis Bangunan a. Analisis Bentuk Dasar Bangunan Tujuan Menentukan bentuk dasar bangunan yang digunakan dalam perancangan Taman Rekreasi Pantai Pasarbanggi. Kriteria a. Bentuk yang atraktif, sehingga menarik minat pengunjung. b. Sesuai dengan iklim tropis tapak, dengan kriteria angin yang kencang dan intensitas penyinaran matahari yang tinggi. Analisis dan Hasil Analisis Bentuk bangunan yang atraktif dengan menyesuaikan iklim tropis tapak, sehingga secara tidak langsung menjadikan bentuk bangunan yang direncanakan dan dirancang dapat menjadi bangunan hemat energi. Bentuk dasar bangunan atap lengkung dengan penerapan prinsip hemat energi, sehingga menarik secara estetika dan terlihat lebih dinamis, namun tetap memperhatikan sisi ekologis. V-87

88 Gambar Bentuk Bangunan Atap Lengkung Sumber. b. Analisis Pemilihan Warna, Material dan Finishing Tujuan Menentukan pemilihan warna, material serta finishing bangunan pada perencanaan dan perancangan Taman Rekreasi Pantai Pasarbanggi. Kriteria a. Warna yang dipilih merupakan warna-warna cerah yang menarik. b. Material yang digunakan merupakan material yang aman digunakan baik selama proses konstruksi maupun pasca konstruksi. c. Material tahan lama, dan tidak menimbulkan banyak kerusakan alam. d. Material sesuai dengan kondisi iklim tropis tapak. e. Finishing yang aman bagi kesehatan pengguna. Analisis dan Hasil Analisis 1. Warna Warna yang direncanakan untuk digunakan pada taman rekreasi yang direncanakan adalah warna-warna cerah yang menarik perhatian, serta dengan warna natural sehingga memberi kesan nyaman dan tenang. Tabel Jenis-jenis dan Psikologi Warna Warna Merah Sifat Warna Berasosiasi pada sesuatu yang membangkitkan selera, kegairahan, emosi menggelegak dan semangat yang membara. Warna yang selalu menarik perhatian walau dalam V-88

89 Jingga Kuning Hijau Biru Ungu Pink Coklat Putih Hitam porsi sedikit. Warna ini menebarkan energi dan memancarkan keceriaan. Merupakan lambang persahabatan yang dapat memecah kekakuan dan menciptakan rasa akrab. Efektif diterapkan pada hal-hal yang membutuhkan motivasi dan menaikkan mood. Dikaitkan dengan kecerdasan, ide baru serta kepercayaan terhadap potensi diri. Sangat tepat untuk merefleksikan kesegaran dan relaksasi. Hijau muda memberi kesan segar, ringan dan menyenangkan. Hijau tua berkesan sejuk cenderung dingin dan identik dengan keberuntungan dan kesejahteraan. Biru tua melambangkan kepercayaan, kebijaksanaan dan kematangan berfikir dalam mengambil keputusan. Biru muda untuk hal-hal yang melibatkan teknologi tinggi. Warna ungu tua berkarakter misterius, mistis dalam dan angkuh. Ungu muda pastel memiliki karakter lembut, ringan, menyenangkan. Pink muda menggambarkan kelembutan, kehalusan, rasa sensitive dan romantic. Warna fuhscia pink menyiratkan gairah, energi untuk melakukan sesuatu yang menyenangkan dan trendi. Pink tua warna yang dinamis, menjadi pusat perhatian berkesan modern dan menggambarkan sensualitas Memiliki karakter hangat dan berdekatan dengan hal-hal alamiah, mencerminkan tradisi dan segala yang berbau budaya. Dalam desain interior digunakan untuk mendapat nuansa etnik dan eksotik. Putih melambangkan kesucian, kejujuran, ketulusan, dan keikhlasan. Menggambarkan keheningan, kematangan berpikir dan kedalaman akal yang menghasilkan karya. Menampilkan kesan elegan dan mewah dengan karakter kelam dan dalam. V-89

90 Menciptakan kesan romantic dan cenderung feminine Pastel sekaligus melankolis. Berkarakter ringan, lembut, cerah serta halus. Sumber. Imelda Akmal, Menata Rumah dengan Warna, Material Bangunan dan Dermaga Material bangunan yang dimaksud dalam perencanaan dan perancangan taman rekreasi tersebut adalah merupakan material bangunan utama seperti wahana taman rekreasi dan kantor pengelola, serta bangunan penunjang seperti toilet, gazebo, mushola dan food court. Bangunan utama (wahana dan bangunan kantor) - Adapun material yang diterapkan pada bangunan wahana terdiri dari material dinding bata merah. Selain material bata merah, material lain yang direncanakan yaitu material kayu dan bambu sebagai aksen. - Bangunan kantor sepenuhnya menggunakan material dinding bata merah ekspos. Bangunan Penunjang (toilet, gazebo, mushola dan food court) - Material yang diterapkan pada toilet yaitu material kayu bekas pakai untuk bagian luar yang tidak berhubungan dengan air, sedangkan bagian bangunan yang terkena air menggunakan material dinding. - Untuk material yang direncanakan untuk diterapkan pada gazebo adalah kayu ataupun bambu. Dengan atap berupa roof garden, sehingga memberikan keuntungan berupa peningkatan kualitas ekologi dan dapat meningkatkan jumlah ruang terbuka hijau. - Material yang diterapkan pada bangunan mushola berupa material kayu, dan untuk material tempat wudhu menggunakan dinding batu bata. - Material yang direncanakan diterapkan pada food court dan dapur food court yaitu material dinding bata ekspos. V-90

91 Material Dermaga Material utama pada dermaga yaitu berupa kayu jenis ulin yang semakin kuat jika terkena air. Semakin sering terkena air, warna kayunya yang coklat muda akan terlihat semakin bagus. Diutamakan untuk material kayu ulin bekas pakai. 3. Finishing Finishing pada bangunan taman rekreasi yang direncanakan yaitu berupa Bangunan utama (wahana dan bangunan kantor) - Finishing yang diterapkan pada bangunan wahana yaitu batu bata ekspos maupun finishing berupa cat dan finishing berupa acian. - Bangunan kantor menggunakan finishing cat dinding, baik untuk eksterior maupun interiornya. Bangunan Penunjang (toilet, gazebo, mushola dan food court) - Finishing pada toilet berupa keramik bekas pakai yang diterapkan pada dinding maupun lantainya. - Gazebo menggunakan finishing berupa kayu atau bambu ekspos dengan lapisan anti rayap, serangga dan jamur. - Finishing pada bangunan mushola berupa material kayu ekspos, dan untuk finishing tempat wudhu menggunakan finishing keramik bekas pakai pada dindingnya. - Finishing pada food court yaitu berupa cat dinding. c. Analisis Interior Bangunan Tujuan Menentukan desain interior pada bangunan taman rekreasi yang dapat menunjang konsep ekologis. Kriteria - Mendukung konsep ekologis dengan penggunaan material bekas atau penggunaan material yang meminimalisasi dampak kerusakan alam. - Meningkatkan nilai estetika pada ruangan. V-91

92 - Ekonomis dan efisien. Analisis dan Hasil Analisis a. Plafond Penerapan plafond ekspos kayu pallet atau jati belanda bekas peti kemas, dengan pola memanjang. Material kayu pallet sangat sesuai untuk mendukung konsep Arsitektur Ekologis pada perencanaan dan perancangan Taman Rekreasi Pantai Pasarbanggi, karena penggunaan material bekas pakai dapat meminimalisasi kerusakan lingkungan. Material kayu juga merupakan material yang cocok untuk iklim tropis Indonesia, yaitu sebagai isolasi panas yang ditimbulkan dari luar ruangan. Gambar Plafond Ekspos Jati Belanda Sumber. b. Lantai Interior lantai pada bangunan taman rekreasi menggunakan beton cor ekspos sebagai finishing. Tujuan penggunaan beton ekspos sebagai material lantai yaitu meminimalisasi penggunaan material. Lantai dengan material beton ekspos juga lebih mudah dalam hal perawatan, karena kotoran cenderung tidak terlihat. Gambar Lantai dengan Beton Ekspos Sumber. V-92

93 c. Dinding Dinding pada interior bangunan didesain dengan menggunakan dinding batu bata ekspos atau dinding batu bata dengan finishing cat, sehingga dapat mendukung konsep Arsitektur Ekologis dengan meminimalisasi penggunaan material. Gambar Dinding Bata Ekspos Sumber Analisis Sistem Struktur a. Analisis Sub Struktur Tujuan Menentukan sub struktur yang sesuai Kriteria - Sesuai dengan daya dukung tanah. - Efisien, ekonomis dan mudah dalam pengaplikasian. - Dapat menahan beban bangunan dan sesuai untuk bangunan tak bertingkat. Analisis Sub struktur merupakan bagian struktur yang bergandengan tanah secara langsung dan mempunyai sistem kerja meneruskan beban dari upper structure ke dalam tanah. Berikut ini merupakan jenis pondasi yang memungkinkan untuk diaplikasikan terhadap perencanaan dan perancangan Taman Rekreasi Pantai Pasarbanggi. V-93

94 a. Pondasi Umpak Pondasi umpak dipakai untuk bangunan sederhana yang umumnya dibuat dari rangka kayu dengan dinding dari papan atau anyaman bambu. Dipasang dibawah setiap tiang-tiang penyangga. Pondasi umpak biasanya dibuat sampai keluar dari permukaan tanah setinggi ± 1,00 m. Pondasi umpak dapat dibuat dengan bahan-bahan sebagai berikut Pasangan bata yang disusun bertangga Pasangan batu kali Cor beton tidak bertulang Batu alam yang dibentuk menjadi umpak b. Pondasi Menerus Pondasi menerus merupakan pondasi yang banyak dipakai untuk bangunan tidak bertingkat. Jenis pondasi ini memiliki ukuran yang sama besar dan terletak pada kedalaman yang sama. Memiliki kedalaman antara 0,8 1,2 m dari permukaan tanah asli. Contoh dari pondasi menerus yaitu pondasi batu kali, pondasi batu bata, dan pondasi beton. Gambar Pondasi Lajur / Menerus Batu Kali Sumber. Kuliah RSBG 2, 2013 V-94

95 Gambar Pondasi Lajur / Menerus Batu Bata Sumber. Ilmu Bangunan Gedung. DPMK. Jakarta dan Menggambar Teknik Bangunan,DPMK, Jakarta c. Pondasi Setempat Pondasi setempat merupakan jenis pondasi yang dibuat dibawah kolom-kolom pendukung bangunan, dimana semua beban bangunan yang diterima kolom-kolom pendukung langsung disalurkan melalui pondasi ini. Biasanya dibangun pada kondisi tanah dengan lapisan keras pada kedalaman lebih dari 1,5 m dari permukaan tanah setempat. Hasil Analisis Pondasi yang digunakan yaitu pondasi menerus batu kali dan pondasi setempat. Pondasi menerus batu kali dinilai lebih efisien dan kuat menopang beban bangunan tidak berlantai. Pondasi setempat digunakan pada bangunan dengan material dinding berupa kayu. b. Analisis Super Structure Tujuan Menentukan jenis super structure berupa kolom, balok dan dinding pada bangunan taman rekreasi yang direncanakan. Kriteria - Efisien, ekonomis dan mudah dalam hal pengaplikasian. - Dapat menahan beban atap untuk disalurkan ke sub structure. V-95

96 Analisis dan Hasil Analisis Super struktur merupakan struktur yang terletak diatas sub structure. Terdiri dari kolom, dinding dan balok. Super structure yang tepat diterapkan pada bangunan gedung tidak bertingkat maupun bangunan tingkat rendah yaitu struktur portal berupa kolom dan balok, karena bangunan tidak bertingkat. c. Analisis Upper Structure Tujuan Menentukan jenis upper structure yang sesuai untuk bangunan taman rekreasi yang direncanakan. Kriteria - Material kuat dan tahan lama serta ramah lingkungan. - Sesuai untuk atap bentuk lengkung. - Sesuai untuk bentang lebar. - Ekonomis. Analisis Struktur yang memungkinkan untuk diterapkan pada desain atap lengkung adalah a. Struktur Kabel Bentuk struktur yang hanya mampu menahan gaya tarik atau sering disebut form active structure system. Pada prinsip pembebanan dan gaya tarik yang dipikul struktur ini, digunakan bahan-bahan structural yang mampu memenuhi persyaratan gaya tarik. Struktur kabel menggunakan sistem tarik, sehingga tidak diperlukan sistem penopang vertikal untuk elemen horizontalnya (lantai atau atap), sehingga daerah dibawah elemen horizontal (ruang) memiliki bentang yang cukup besar. b. Struktur Cangkang Beban-beban yang bekerja pada permukaan cangkang diteruskan ke tanah dengan menimbulkan tegangan geser, tarik, dan tekan pada arah dalam V-96

97 bidang (in-plane) permukaan tersebut. Tipisnya permukaan cangkang menyebabkan tidak adanya tahanan momen yang berarti. Struktrur cangkang tipis khususnya cocok digunakan untuk memikul beban terbagi rata pada atap gedung. Struktur ini tidak cocok untuk memikul beban terpusat. Gambar Struktur Cangkang Sumber c. Rangka Batang (Truss Frame) Rangka batang adalah susunan elemen-elemen linier yang membentuk segitiga atau kombinasi segitiga, sehingga menjadi bentuk rangka yang tidak dapat berubah bentuk bila diberi beban eksternal tanpa adanya perubahan bentuk pada satu atau lebih batangnya. Setiap elemen tersebut dianggap tergabung pada titik hubungnya dengan sambungan sendi, sedangkan batang-batang tersebut dihubungkan sedemikian rupa, sehingga semua beban dan reaksi hanya terjadi pada titik hubung. Prinsip utama yang mendasari penggunaan rangka batang sebagai struktur pemikul beban adalah penyusunan elemen menjadi konfigurasi segitiga yang menghasilkan bentuk stabil. Konfigurasi segitiga tidak dapat berubah bentuk atau runtuh. Rangka batang tidak akan ambruk colapse karena aplikasi beban. Masing-masing bidang truss bekerja secara bersamaan, mendukung konstruksi. Tumpuan bidang truss: sendi, sendi & kantilever, tiga sendi. Komponen utama rangka batang terdiri dari : V-97

98 member /batang (bahan: kayu, baja, alumunium, stainless steel, PVC, fiber glass, dll.), joint / titik penghubung dan support point / tumpuan / gantungan. Gambar Sistem Rangka Batang Sumber Hasil Analisis Menggunakan sistem struktur rangka batang (truss frame) karena merupakan struktur yang memiliki bentuk yang beragam, dengan pengaplikasian yang mudah dan efisien yaitu hanya dengan merakit modul-modul yang sudah ada Analisis Utilitas a. Analisis Sistem Jaringan Listrik Tujuan Menentukan sistem jaringan listrik yang digunakan pada perencanaan dan perancangan Taman Rekreasi Pantai Pasarbanggi untuk menunjang kegiatan pengguna. Kriteria - Tidak mengganggu keselamatan dan kesehatan pengguna. - Tidak mengganggu visual pengguna. - Minimalisasi terhadap energi yang dikeluarkan. Analisis dan Hasil Analisis Penggunaan listrik yang direncanakan pada taman rekreasi yang direncanakan berasal dari V-98

99 1. PLN Sumber listrik utama yang direncanakan pada Taman Rekreasi Pantai Pasarbanggi yaitu sumber listrik yang berasal dari PLN (Perusahaan Listrik Negara) 2. Genset Genset berfungsi jika listrik yang berasal dari PLN padam atau dengan kata lain merupakan pembangkit listrik cadangan. Genset merupakan perangkat mesin diesel dengan bahan bakar bensin atau solar. Skema Sistem Jaringan Listrik Taman Rekreasi Pantai Pasarbanggi Sumber. Materi Presentasi Utilitas Bangunan, Panel Surya Panel surya atau pembangkit listrik tenaga matahari adalah pembangkit listrik dengan sumber energi yang terbarukan. Pembangkit listrik tersebut terdiri dari kaca-kaca besar atau panel yang akan menangkap cahaya matahari dan mengkonsentrasikanya ke satu titik. Panas yang ditangkap kemudian digunakan untuk menjalankan turbin sehingga energi listrik dapat dihasilkan. Prinsip panel surya adalah penggunaan sel surya atau sel photovoltanic yang terbuat dari silikon untuk menangkap sinar matahari. V-99

100 Gambar Sistem Sel Surya Sumber. Sel surya digunakan sebagai sumber energi listrik pada air mancur, wahana komedi putar dan kincir angin raksasa ketika cuaca cerah dan intensitas penyinaran matahari tinggi. b. Analisis Sistem Air Bersih Tujuan Menentukan sistem air bersih yang digunakan untuk kebutuhan Taman Rekreasi Pantai Pasarbanggi yang direncanakan. Kriteria - Sumber air berasal dari tapak atau daerah sekitar tapak. - Penggunaan air tidak merusak lingkungan. Analisis dan Hasil Analisis Kebutuhan air bersih pada Taman Rekreasi Pantai Pasarbanggi diperoleh melalui pengadaan air bersih dengan air tanah melalui sumur air dangkal, PDAM, serta penampungan air hujan. - Air Preatis Air tanah preatis adalah air tanah yang letaknya tidak jauh dari permukaan tanah serta berada di atas lapisan kedap air / impermeable. Skema Sistem Jaringan Air Bersih Taman Rekreasi Pantai Pasarbanggi Sumber. Materi Presentasi Utilitas Bangunan, 2015 V-100

101 - Distribusi air PDAM Air PDAM digunakan pada saat air tanah kurang bisa memenuhi kebutuhan air pengunjung. Terutama di musim kemarau dimana pasokan air tanah menurun. Air PDAM digunakan untuk keperluan toilet dan wudhu. Upper tank berbentuk sculpture sehingga memberikan bentuk estetis. Skema Sistem Jaringan Air Bersih Taman Rekreasi Pantai Pasarbanggi Sumber. Materi Presentasi Utilitas Bangunan, Air Hujan Saat hujan, air akan disalurkan ke bak penampungan melalui drainasi yang berada di sekitar Taman Rekreasi Pantai Pasarbanggi yang direncanakan. Sebelum ditampung di bak penampungan, air hujan terlebih dahulu difilterisasi. Bak penampung air hujan diletakkan pada spot-spot yang dekat dengan toilet, taman dan ruang terbuka hijau. Sebagian air hujan disalurkan masuk kedalam tanah sebagai air tanah. Air hujan dapat dimanfaatkan untuk menyiram tanaman yang berada pada taman rekreasi serta sebagai air flushing toilet. Gambar Teknologi Sederhana Saringan Air Tradisional Sumber. V-101

102 Gambar Bak Penampungan Air Hujan Sumber. Tanuwidjaja, Gunawan. dkk. Desain Rumah Heinz Frick yang Ramah Lingkungan dan Terjangkau (Studi Kasus: Rumah Heinz Frick Semarang); Desain_Rumah_Heinz_Frick_yang_Ramah.pdf c. Analisis Sistem Air Kotor Tujuan Menentukan sistem jaringan air kotor berupa air limbah pada Taman Rekreasi Pantai Pasarbanggi yang direncanakan. Kriteria - Pembuangan air limbah tidak mengganggu kesehatan, penciuman, visual maupun kenyamanan pengguna. - Menjaga kadar air tanah. Analisis dan Hasil Analisis Sisten air kotor meliputi air buangan dari toilet, tempat wudhu, dan restoran atau food court. Tempat wudhu Saluran drainase / kanal pada tanaman Tanaman Skema Jaringan Air Kotor dari Tempat Wudhu Sumber. Studio Perancangan Arsitektur 04 WC Septic Tank Peresapan Reol Skema Jaringan Air Kotor dari WC Sumber. Struktur Konstruksi Bangunan Gedung 01 V-102

103 Toilet Bak Kontrol Bak IPAL Skema Jaringan Air Kotor dari Toilet Sumber. Studio Perancangan Arsitektur 04 Dapur Bak Penangkap Lemak Bak IPAL Skema Jaringan Air Kotor dari Toilet Sumber. Studio Perancangan Arsitektur 04 d. Analisis Limbah Sampah Tujuan Menentukan pengelolaan terhadap limbah sampah yang dihasilkan dalam kegiatan taman rekreasi yang direncanakan. Kriteria - Pemisahan antara sampah organik dan sampah non organik. - Pengolahan terhadap sampah organik. Analisis dan Hasil Analisis Pengolahan limbah pada Taman Rekreasi Pantai Pasarbanggi yang direncanakan yaitu dengan memisahkan antara sampah organik dan sampah non organik. Pengolahan sampah organik akan ditangani pada salah satu wahana taman rekreasi yaitu rumah pengolahan sampah menjadi pupuk organik yang akan didistribusikan ke wilayah pertanian di Kabupaten Rembang. Skema Pengolahan Limbah Sampah Sumber. Analisis penulis, 2016 V-103

104 e. Analisis Sistem Penanggulangan Kebakaran Tujuan Menentukan sistem penanggulangan kebakaran pada bangunan dalam perencanaan dan perancangan Taman Rekreasi Pantai Pasarbanggi. Kriteria - Keselamatan pengguna bangunan. - Kemudahan dalam pengaplikasian alat. - Keakuratan sistem dan kejelasan letak alat pemadam. Analisis dan Hasil Analisis Sistem penanggulangan kebakaran merupakan salah satu sistem yang harus ada pada suatu bangunan. Sistem penanggulangan kebakaran yang direncanakan pada Taman Rekreasi Pantai Pasarbanggi diantaranya, 1. Detektor Kebakaran Gambar Smoke Detector Sumber Sprinkle Gambar Sprinkle Sumber. Detektor kebakaran merupakan alat yang berfungsi mendeteksi kebakaran secara dini, agar kebakaran yang terjadi tidak berkembang menjadi besar. Deteksi kebakaran dilakukan pada kemunculan asap, kemunculan panas, dan adanya kobaran api Biasa dipasang pada langit-langit bangunan dan terhubung dengan sumber air. Sprinkle aktif ketika lokasi mengalami panas akibat kebakaran, yang menyebabkan komponen kaca pada sprinkle pecah, sehingga kepala sprinkle melepaskan air. Ukuran kepala 15 mm, area kerja maksimal 144 m2, laju aliran 725 lt/menit, kecepatan pancaran 5mm / menit. V-104

105 3. APAR (Alat Pemadam Kebakaran Ringan) Merupakan alat perlindungan kebakaran aktif yang digunakan untuk memadamkan api dan kebakaran kecil, umumnya dalam situasi darurat. Tidak digunakan pada situasi dimana api sudah tidak dapat dikontrol. Alat ini terdiri dari sebuah tabung bertekanan tinggi yang Gambar APAR Sumber. berisi bahan pemadam api. 4. Hydrant Hydrant merupakan suatu sistem pemadam kebakaran tetap yang menggunakan media pemadam air bertekanan, yang dialirkan melalui pipa-pipa dan slang kebakaran (Depnaker, 1995) Gambar Hydrant Sumber Sistem Alarm Kebakaran Gambar Sistem Alarm Kebakaran Sumber. Sistem alarm kebakaran (fire alarm) merupakan sebuah sistem yang terintegrasi untuk mendeteksi adanya gejala kebakaran. Alarn akan memberikan peringatan dalam sistem evakuasi dilanjutkan dengan sistem pemadaman baik manual maupun otomatis. Menerima sinyal masuk dari semua detektor kemudian memberi sinyal keluar melalui komponen yang ditentukan. V-105

106 f. Analisis Sistem Penghawaan Tujuan Menentukan sistem penghawaan pada bangunan agar tercapai suhu optimal. Kriteria - Optimalisasi suhu udara dalam ruang. - Sistem penghawaan yang hemat energi. - Menjaga stabilitas suhu udara dalam ruangan. Analisis dan Hasil Analisis Adapun sistem penghawaan yang direncanakan pada Taman Rekreasi Pantai Pasarbanggi meliputi penghawaan alami dan penghawaan buatan. 1. Penghawaan Alami Penghawaan alami diperoleh dengan cara mengoptimalkan pergerakan angin yang masuk ke dalam bangunan dengan cara memperbanyak bukaan pada bangunan. Dibutuhkan pula secondary skin dan vegetasi sebagai barier agar sinar matahari tidak ikut masuk melalui bukaan yang ada. Gambar Pengadaan Tanaman untuk Menghindari Silau Matahari Sumber. Frick, Heinz. Dasar-dasar eko-arsitektur. Konsep Arsitektur berwawasan lingkungan serta kualitas konstruksi dan bahan bangunan untuk rumah sehat dan dampaknya atas kesehatan manusia. Gambar Letak Bukaan Menentukan Pergerakan Angin dalam Ruangan Sumber. Frick, Heinz. Dasar-dasar eko-arsitektur. Konsep Arsitektur berwawasan lingkungan serta kualitas konstruksi dan bahan bangunan untuk rumah sehat dan dampaknya atas kesehatan manusia. V-106

107 2. Penghawaan Buatan Penghawaan buatan dibutuhkan pada bangunan yang membutuhkan kualitas penghawaan yang baik, dimana penghawaan alami kurang bisa memenuhi kebutuhan penghawaan tersebut. Seperti pada ruang didalam ruang, dimana penghawaan minimal. Penghawaan buatan pada taman rekreasi yang direncanakan meliputi AC split AC split merupakan AC yang evaporator dan kondensornya berada pada 2 mesin yang berbeda. Evaporator berada di dalam ruangan sedangkan kondensor berada di luar ruangan. AC split digunakan untuk skala ruangan kecil, dimana antara satu ruangan dan ruangan lainnya tidak saling bergantung. Gambar Contoh AC Split Sumber. Exhaust Fan Exhaust fan merupakan salah satu jenis kipas angin yang difungsikan di dalam ruangan. Exhaust fan berfungsi untuk menghisap udara dari dalam ruang untuk dibuang keluar ruangan, bersamaan dengan itu juga menarik udara segar dari luar ke dalam ruangan. Exhaust fan digunakan untuk ruang dapur, beberapa ruang pada wahana. V-107

108 Gambar Contoh Exhaust Fan Sumber. g. Analisis Sistem Pencahayaan Tujuan Menentukan sistem pencahayaan yang tepat, sehingga dapat mendukung konsep ekologis. Kriteria - Sistem pencahayaan yang hemat energi. Analisis dan Hasil Analisis Sistem pencahayaan pada taman rekreasi menggunakan pencahayaan alami pada siang hari, terutama ketika matahari bersinar cerah. Pencahayaan buatan digunakan saat kondisi cuaca menghalangi keberadaan matahari. 1. Pencahayaan alami Pencahayaan alami merupakan pencahayaan yang bersumber dari cahaya matahari. Penggunaan pencahayaan alami dapat menghemat penggunaan energi, karena pada dasarnya pencahayaan yang berasal dari matahari yang merupakan sumber daya tak terbatas. Pencahayaan alami dapat diperoleh dengan mengaplikasikan hal-hal berikut pada Taman Rekreasi Pantai Pasarbanggi yang direncanakan Skylight Skylight menggunakan material tembus cahaya yang penempatannya pada bagian atap. Ukuran skylight tidak boleh lebih dari 5% area lantai diruangan yang memiliki banyak jendela dan tidak lebih dari 15% area lantai untuk ruang dengan sedikit jendela. V-108

109 Gambar Sky Light Sumber Bukaan dengan Material Kaca Ukuran bukaan yang lebar mengoptimalkan akses cahaya matahari untuk memasuki ruangan. Begitu pula dengan peletakan bukaan yang tepat dapat mengurangi sinar matahari yang menghasilkan panas masuk ke ruangan. Barier / Shading pada Bangunan Barier / shading diletekkan pada bagian bukaan bangunan yang terpapar sinar matahari langsung, terutama bukaan yang letaknya di sebelah timur dan barat. Fungsi shading supaya bangunan mendapat cahaya matahari, terutama cahaya matahari pagi disebelah timur yang menyehatkan tanpa memberikan efek panas matahari. Barier / shading tersebut dapat berupa vegetasi maupun secondary skin. Gambar Secondary Skin Sumber. V-109

110 2. Pencahayaan Buatan Pencahayaan buatan yang direncanakan pada Taman Rekreasi Pantai Pasarbanggi yang direncanakan merupakan pencahayaan buatan hemat energi., diantaranya Lampu CFL Jenis lampu yang menyerupai lampu pijar. Menurut energy saver (2009) dikatakan bahwa lampu hemat energi (LHE) merupakan salah satu jenis pengembangan dari lampu fluorescent dengan bentuk kompak sehingga sering juga disebut compact fluorescent lamp (CFL). Lampu LED Lampu LED awalnya hanya digunakan sebagai indikator lalu lintas, namun kini menjadi lampu sebagai sumber cahaya yang efisien energinya. Lampu LED umumnya digunakan untuk banyak penerapan pencahayaan seperti pencahayaan yang bersifat dekoratif, cahaya dibawah lemari, dan lain-lain. Lampu LED dapat bertahan antara jam, tergantung pada warna lampu tersebut. Gambar Lampu CFL dan LED Sumber. Tabel Perbandingan lampu hemat energi dengan lampu neon CFL Lebih hemat 75%. Mampu bertahan 10 kali lebih lama. LED Lebih hemat 75%- 80%. Mampu bertahan 25 V-110

111 Memiliki berbagai macam pilihan warna. Energi yang digunakan hanya seperempat dari lampu neon. kali lebih lama. Energi yang digunakan hanya 20%-25% dari energy yang biasa digunakan lampu neon. Sumber. intisari-online.com; h. Analisis Sistem Keamanan Tujuan Menentukan sistem keamanan pada bangunan dan taman rekreasi sehingga tercipta keamanan dan kenyaman pengguna. Kriteria - Kemudahan dalam memantau. - Peletakan pada area indoor dan outdoor. Analisis dan Hasil Analisis Sistem keamanan pada taman rekreasi yang direncanakan menggunakan CCTV sebagai sarana penunjang. Jenis CCTV yang direncanakan yaitu CCTV indoor dan CCTV outdoor. CCTV merupakan suatu sistem dengan perlengkapan berupa kamera dan DVR. DVR merupakan sistem yang digunakan oleh kamera CCTV untuk merekam semua gambar yang dikirimkan oleh kamera. CCTV akan ditempatkan pada beberapa titik bangunan, dan area sirkulasi. Gambar Kamera CCTV Indoor Sumber. Gambar Kamera CCTV Outdoor Sumber. V-111

112 i. Analisis Sistem Komunikasi dan Sound System Tujuan Menentukan sistem komunakasi pada taman rekreasi, baik komunikasi keluar maupun komunikasi kedalam kawasan. Kriteria - Kebutuhan komunikasi pada kawasan. - Kemudahan dalam hal perawatan. - Tata suara pada taman rekreasi. Analisis a. Telekomunikasi Sistem telekomunikasi yang direncanakan yaitu sistem telekomunikasi internel dan eksternal. Sistem telekomunikasi internel taman rekreasi menggunakan sarana intercom yang menghubungkan antar bangunan. Sedangkan komunikasi eksternal dihubungkan oleh jaringan Telkom, baik lokal, interlokal maupun internasional. Jaringan Telkom ini berupa telfon dan juga wifi untuk berkomunikasi via internet. Sistem komunikasi eksternal tersebut cenderung berfungsi untuk kebutuhan promosi dan pemesanan tiket via telfon maupun via online. b. Sound System Sound system berfungsi untuk memberikan informasi dalam taman rekreasi kepada pengunjung, baik berupa info pencarian orang maupun info seputar kegiatan pada taman rekreasi, selain itu digunakan untuk memutar background musik. Hasil Analisis a. Telekomunikasi Sistem telekomunikasi pada taman rekreasi yang direncanakan menggunakan sistem intercom yang menghubungkan antar bangunan maupun antar wahana dalam taman rekreasi yang direncanakan. Selain itu terdapat jaringan Telkom berupa telfon dan wifi pada V-112

113 bangunan kantor, loket tiket maupun ruang informasi untuk keperluan promosi dan pemesanan tiket. b. Sound system Sound system ditempatkan pada beberapa titik di dalam kawasan guna memberikan informasi maupun background music kepada pengunjung taman rekreasi yang direncanakan. j. Analisis Sistem Penangkal Petir Tujuan Menentukan sistem penangkal petir untuk melindungi bangunan pada taman rekreasi dari hantaman petir ketika cuaca memburuk. Kriteria - Mampu meredam petir pada taman rekreasi dalam jangkauan yang luas. - Ekonomis dan efisien. Analisis dan Hasil Analisis Penangkal petir yang direncanakan pada Taman Rekreasi Pantai Pasarbanggi yaitu sistem penangkal petir faraday. Sistem sangkar faraday memiliki sifat dan sistem seperti sistem franklin, hanya saja pemasangannya diseluruh permukaan atap bangunan dengan tinggi tiang yang lebih rendah. Sistem ini memiliki jangkauan yang lebih luas dan harganya sedikit lebih mahal. Gambar Sistem Faraday Sumber V-113

BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN KONSEP PROGRAMATIK PERANCANGAN. Kegiatan wisata yang direncanakan pada Taman Rekreasi Pantai Pasarbanggi adalah

BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN KONSEP PROGRAMATIK PERANCANGAN. Kegiatan wisata yang direncanakan pada Taman Rekreasi Pantai Pasarbanggi adalah BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN KONSEP PROGRAMATIK PERANCANGAN Dalam Bab IV akan dijabarkan tentang analisis perencanaan dan perancangan Taman Rekreasi Pantai Pasarbanggi dengan pendekatan Arsitektur Ekologis

Lebih terperinci

BAB VI HASIL PERANCANGAN. Hasil perancangan dari kawasan wisata Pantai Dalegan di Kabupaten Gresik

BAB VI HASIL PERANCANGAN. Hasil perancangan dari kawasan wisata Pantai Dalegan di Kabupaten Gresik BAB VI HASIL PERANCANGAN Hasil perancangan dari kawasan wisata Pantai Dalegan di Kabupaten Gresik mengaplikasikan konsep metafora gelombang yang dicapai dengan cara mengambil karakteristik dari gelombang

Lebih terperinci

BAB 6 HASIL RANCANGAN. Perubahan Konsep Tapak pada Hasil Rancangan. bab sebelumnya didasarkan pada sebuah tema arsitektur organik yang menerapkan

BAB 6 HASIL RANCANGAN. Perubahan Konsep Tapak pada Hasil Rancangan. bab sebelumnya didasarkan pada sebuah tema arsitektur organik yang menerapkan BAB 6 HASIL RANCANGAN 6.1 Perubahan Konsep Tapak pada Hasil Rancangan 6.1.1 Bentuk Tata Massa Konsep perancangan pada redesain kawasan wisata Gua Lowo pada uraian bab sebelumnya didasarkan pada sebuah

Lebih terperinci

BAB V ANALISA KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN SOLO MOVIES AREA

BAB V ANALISA KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN SOLO MOVIES AREA BAB V ANALISA KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN SOLO MOVIES AREA 5.1 Analisa Pola Tujuan : memperoleh gambaran tentang alur sirkulasi kegiatan dari pelaku kegiatan. Pembahasan : kegiatan masing- masing

Lebih terperinci

BAB IV: KONSEP Konsep Dasar

BAB IV: KONSEP Konsep Dasar BAB IV: KONSEP 4.1. Konsep Dasar Mengacu pada TOR sayembara, performance arsitektur diharapkan dapat tampil sebagai sebuah karya arsitektur yang mengandung kriteria: Mengangkat kearifan lokal / local genius

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS. semua aktifitas dari pengguna Wisata Bahari ini. Dengan demikian sangat

BAB IV ANALISIS. semua aktifitas dari pengguna Wisata Bahari ini. Dengan demikian sangat BAB IV ANALISIS 4.1 Analisis Ruang Wisata Bahari Berbasis Budidaya Ikan Kerapu merupakan kawasan perancangan yang memiliki kebutuhan yang sangat lengkap untuk mewadahi semua aktifitas dari pengguna Wisata

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN Rumusan konsep ini merupakan dasar yang digunakan sebagai acuan pada desain studio akhir. Konsep ini disusun dari hasil analisis penulis dari tinjauan pustaka

Lebih terperinci

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 6.1 Dasar Pendekatan Metode pendekatan ditujukan sebagai acuan dalam penyusunan landasan perencanaan dan perancangan arsitektur. Dengan metode pendekatan diharapkan

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Dasar Perencanaan dan Perancangan Yang menjadi dasar dari perencanaan dan perancangan Mesjid di Kebon Jeruk adalah : Jumlah kapasitas seluruh mesjid pada wilayah

Lebih terperinci

BAB V KONSEP. V. 1. Konsep Dasar. Dalam merancang Gelanggang Olahraga di Kemanggisan ini bertitik

BAB V KONSEP. V. 1. Konsep Dasar. Dalam merancang Gelanggang Olahraga di Kemanggisan ini bertitik BAB V KONSEP V. 1. Konsep Dasar Dalam merancang Gelanggang Olahraga di Kemanggisan ini bertitik tolak pada konsep perancangan yang berkaitan dengan tujuan dan fungsi proyek, persyaratan bangunan dan ruang

Lebih terperinci

BAB VI HASIL PERANCANGAN

BAB VI HASIL PERANCANGAN BAB VI HASIL PERANCANGAN 6.1 Konsep Dasar Perancangan Konsep dasar perancangan Pusat Studi dan Budidaya Tanaman Hidroponik ini adalah Arsitektur Ekologis. Adapun beberapa nilai-nilai Arsitektur Ekologis

Lebih terperinci

BAB 6 HASIL RANCANGAN. Konsep dasar rancangan yang mempunyai beberapa fungsi antara lain: 1.

BAB 6 HASIL RANCANGAN. Konsep dasar rancangan yang mempunyai beberapa fungsi antara lain: 1. BAB 6 HASIL RANCANGAN 6.1 Desain Konsep Dasar Konsep dasar rancangan yang mempunyai beberapa fungsi antara lain: 1. Primer sebagai pusat informasi dan edukatif, 2. Sekunder merupakan penjabaran fungsi

Lebih terperinci

BAB V LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB V LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR 5.1. Program Dasar Perencanaan 5.1.1. Program Ruang BAB V LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR Kegiatan Penerima Ruang Kapasitas Indoor & tertutup (m 2 terbuka (m 2 ) ) Plaza 800 org

Lebih terperinci

BAB VI HASIL RANCANGAN. terdapat pada Bab IV dan Bab V yaitu, manusia sebagai pelaku, Stadion Raya

BAB VI HASIL RANCANGAN. terdapat pada Bab IV dan Bab V yaitu, manusia sebagai pelaku, Stadion Raya 165 BAB VI HASIL RANCANGAN 6.1. Dasar Rancangan Hasil perancangan diambil dari dasar penggambaran konsep dan analisa yang terdapat pada Bab IV dan Bab V yaitu, manusia sebagai pelaku, Stadion Raya sebagai

Lebih terperinci

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR 5.1 Program Dasar Perencanaan 5.1.1 Pelaku Kegiatan Pengguna bangunan terminal adalah mereka yang secara langsung melakukan ativitas di dalam terminal

Lebih terperinci

BAB 3 SRIWIJAYA ARCHAEOLOGY MUSEUM

BAB 3 SRIWIJAYA ARCHAEOLOGY MUSEUM BAB 3 PENYELESAIAN PERSOALAN PERANCANGAN Pada bab kali ini akan membahas penyelesaian persoalan perancangan dari hasil kajian yang dipaparkan pada bab sebelumnya. Kajian yang telah dielaborasikan menjadi

Lebih terperinci

BAB VI HASIL PERANCANGAN. Konsep tersebut berawal dari tema utama yaitu Analogy pergerakan air laut, dimana tema

BAB VI HASIL PERANCANGAN. Konsep tersebut berawal dari tema utama yaitu Analogy pergerakan air laut, dimana tema BAB VI HASIL PERANCANGAN 6.1 Hasil Rancangan Kawasan Perancangan Pengembangan Kawasan Wisata Pantai Boom Di Kabupaten Tuban ini memakai konsep Sequence (pergerakan dari satu tempat ketempat lain sepanjang

Lebih terperinci

BAB VI HASIL RANCANGAN

BAB VI HASIL RANCANGAN BAB VI HASIL RANCANGAN 6.1 Dasar Perancangan Perancangan Wisata Bahari Di Pantai Boom Tuban ini merupakan sebuah rancangan arsitektur yang didasarkan oleh tema Extending Tradition khususnya yaitu dari

Lebih terperinci

BAB II PEMROGRAMAN. Perkotaan di Indonesia mengalami perkembangan yang cukup pesat,

BAB II PEMROGRAMAN. Perkotaan di Indonesia mengalami perkembangan yang cukup pesat, BAB II PEMROGRAMAN Perkotaan di Indonesia mengalami perkembangan yang cukup pesat, khususnya kota Medan. Hal ini terkait dengan berbagai bidang yang juga mengalami perkembangan cukup pesat seperti bidang

Lebih terperinci

KEBUTUHAN BESARAN RUANG GEDUNG MUSEUM WAYANG

KEBUTUHAN BESARAN RUANG GEDUNG MUSEUM WAYANG KEBUTUHAN BESARAN RUANG GEDUNG MUSEUM WAYANG KEGIATAN UTAMA / PAMERAN 1 Ruang studi koleksi 1 unit 60 2 Ruang Kurator Ruang Kurator 1 unit 60 Ruang Asisten 1 unit 4 Ruang Staf 4 unit 16 3 Ruang Konservasi

Lebih terperinci

Jumlah total besaran luas fasilitas umum Pengunjung = Pengelola = 176 Total =

Jumlah total besaran luas fasilitas umum Pengunjung = Pengelola = 176 Total = a. Penentuan konsep besaran ruang (1) Kebutuhan dan besaran ruang parkir - Pengunjung Kapasitas pengunjung yang datang perhari, serta luasan tapak untuk menampung kendaraan yang diparkir, maka : 30 % menggunakan

Lebih terperinci

BAB VI HASIL PERANCANGAN

BAB VI HASIL PERANCANGAN BAB VI HASIL PERANCANGAN Hasil perancangan merupakan aplikasi dari konsep ekowisata pada pengembangan kawasan agrowisata sondokoro yang meliputi bebera aspek, diantaranya: 6.1. Dasar Pengembangan Dasar

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN. KEL. KEGIATAN FASILITAS KONSEP PERANCANGAN Wisata Bahari Dermaga

BAB V KONSEP PERANCANGAN. KEL. KEGIATAN FASILITAS KONSEP PERANCANGAN Wisata Bahari Dermaga BAB V KONSEP PERANCANGAN V.1. ZONING. KEL. KEGIATAN FASILITAS KONSEP PERANCANGAN Wisata Bahari Dermaga Letaknya harus dekat dengan perairan. Restaurant terapung ini akan Restaurant Terapung Club bahari

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA. Kegiatan yang terjadi di dalam asrama dibagi berdasarkan pengelompokan jenis. kegiatan yang dilakukan oleh pengguna asrama, yaitu :

BAB IV ANALISA. Kegiatan yang terjadi di dalam asrama dibagi berdasarkan pengelompokan jenis. kegiatan yang dilakukan oleh pengguna asrama, yaitu : BAB IV ANALISA IV.1. Aspek Non Fisik IV.1.1 Analisa Kegiatan Kegiatan yang terjadi di dalam asrama dibagi berdasarkan pengelompokan jenis kegiatan yang dilakukan oleh pengguna asrama, yaitu : a) Kelompok

Lebih terperinci

BAB VI PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB VI PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 6.1 Program Perencanaan Di lihat dari kenyataan yang sudah ada beberapa permasalahan yang ada pada terminal bus Terminal Kabupaten Tegal Slawi sekarang

Lebih terperinci

BAB VI PENERAPAN KONSEP PADA RANCANGAN. memproduksi, memamerkan dan mengadakan kegiatan atau pelayanan yang

BAB VI PENERAPAN KONSEP PADA RANCANGAN. memproduksi, memamerkan dan mengadakan kegiatan atau pelayanan yang BAB VI PENERAPAN KONSEP PADA RANCANGAN 6.1 Dasar Perancangan Kabupaten Pamekasan paling berpotensi untuk membangun sentra batik di Madura. Sentra batik di pamekasan ini merupakan kawasan yang berfungsi

Lebih terperinci

BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. dengan lingkungannya yang baru.

BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. dengan lingkungannya yang baru. BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 5.1 Dasar Perencanaan dan Perancangan Beberapa hal yang menjadi dasar perencanaan dan perancangan Asrama Mahasiwa Bina Nusantara: a. Mahasiswa yang berasal dari

Lebih terperinci

Jumlah Luasan (m²) Ruang Nama Ruang Kapasitas Standart Kapasitas Sirkulasi. (260m²) 3 Bus. 30 m²/bus. (650 m²)

Jumlah Luasan (m²) Ruang Nama Ruang Kapasitas Standart Kapasitas Sirkulasi. (260m²) 3 Bus. 30 m²/bus. (650 m²) 2.4 Kebutuhan Ruang 2.4.1 Kuantitatif Besarnya ruang dan jumlah ruang diperngaruhi oleh kapasitas dalam ruangan dan jumlah penggunan dalam suatu ruangan. Perhitungan standar besaran ruang diperoleh dari

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. V.1 Konsep Dasar Perencanaan dan Perancangan

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. V.1 Konsep Dasar Perencanaan dan Perancangan BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Konsep Dasar Perencanaan dan Perancangan Gambar 5.1 Lokasi Proyek Luas total perancangan Luas bangunan : 26976 m 2 Luas tapak : 7700 m 2 KDB 60% : 4620 m 2

Lebih terperinci

PERENCANAAN LANSKAP. Sub Ruang Fungsi Aktivitas Fasiltas Luas (m 2 ) Membeli tiket Memperoleh informasi

PERENCANAAN LANSKAP. Sub Ruang Fungsi Aktivitas Fasiltas Luas (m 2 ) Membeli tiket Memperoleh informasi 72 PERENCANAAN LANSKAP Perencananaan lanskap merupakan pengembangan dari konsep menjadi rencana di dalam tapak. Pada tahap ini, konsep yang telah ditetapkan kemudian dikembangkan dalam bentuk perencanaan

Lebih terperinci

BAB III PEMOGRAMAN FUNGSIONAL OBJEK RANCANG BANGUN. Penentuan area kegiatan. Identifikasi pemakai. STRUKTUR KEGIATAN Organisasi Jumlah orang jadwal

BAB III PEMOGRAMAN FUNGSIONAL OBJEK RANCANG BANGUN. Penentuan area kegiatan. Identifikasi pemakai. STRUKTUR KEGIATAN Organisasi Jumlah orang jadwal BAB III PEMOGRAMAN FUNGSIONAL OBJEK RANCANG BANGUN Pada BAB ini memuat bahasan pemograman fungsional Rabbit garden. Pemrograman Fungsional merupakan suatu tahap penerjemahan secara sistematik misi dan

Lebih terperinci

Lampiran 7: Pertanyaan Kuesioner dan Wawancara

Lampiran 7: Pertanyaan Kuesioner dan Wawancara Lampiran 7: Pertanyaan Kuesioner dan Wawancara Kuisioner Responden yang terhormat, Agrowisata Salatiga merupakan salah satu agrowisata yang banyak diminati oleh pengunjung. Welcome area yang ada di agrowisata

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Projek Gagasan awal. Projek akhir arsitektur berjudul Pusat Rekreasi dan Interaksi

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Projek Gagasan awal. Projek akhir arsitektur berjudul Pusat Rekreasi dan Interaksi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Projek 1.1.1 Gagasan awal Projek akhir arsitektur berjudul Pusat Rekreasi dan Interaksi Biota Laut Endemik di Jepara merupakan pendekatan sebuah perancangan baru kompleks

Lebih terperinci

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TRANS STUDIO SEMARANG. Keg. Penerima Gate / Main Entrance Disesuaikan Parkir Pengunjung 16.

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TRANS STUDIO SEMARANG. Keg. Penerima Gate / Main Entrance Disesuaikan Parkir Pengunjung 16. BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TRANS STUDIO SEMARANG 5.1 Program Dasar Perencanaan 5.1.1 Program Ruang Kelompok Kegiatan Jenis Ruang Luas Keg. Penerima Gate / Main Entrance Disesuaikan Parkir

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA PERENCANAAN

BAB IV ANALISA PERENCANAAN BAB IV ANALISA PERENCANAAN Dalam analisa perencanaan dan perancangan arsitektur, terdapat beberapa hal yang harus di pertimbangkan antara lain: Aspek manusia/pengguna Aspek bangunan/fisik Aspek lingkungan/lokasi

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Konsep Perencanaan dan Perancangan Topik dan Tema Proyek wisma atlet ini menggunakan pendekatan behavior/perilaku sebagai dasar perencanaan dan perancangan.

Lebih terperinci

LEISURE AND CULTURE PARK DI TASIKMALAYA BAB V LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TAMAN REKREASI DAN BUDAYA (LEISURE AND CULTURE PARK)

LEISURE AND CULTURE PARK DI TASIKMALAYA BAB V LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TAMAN REKREASI DAN BUDAYA (LEISURE AND CULTURE PARK) BAB V LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TAMAN REKREASI DAN BUDAYA (LEISURE AND CULTURE PARK) 5.1 Program Dasar Perencanaan 5.1.1 Program Ruang Berikut adalah table pendekatan kapasitas ruang,

Lebih terperinci

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TEMPAT ISTIRAHAT KM 166 DI JALAN TOL CIKOPO-PALIMANAN

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TEMPAT ISTIRAHAT KM 166 DI JALAN TOL CIKOPO-PALIMANAN BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TEMPAT ISTIRAHAT KM 166 DI JALAN TOL CIKOPO-PALIMANAN 5.1 Program Dasar Perencanaan Program dasar perencanaan Tempat Istirahat KM 166 di Jalan Tol Cipoko-Palimanan

Lebih terperinci

BAB VI HASIL RANCANGAN. dalam perancangan yaitu dengan menggunakan konsep perancangan yang mengacu

BAB VI HASIL RANCANGAN. dalam perancangan yaitu dengan menggunakan konsep perancangan yang mengacu 153 BAB VI HASIL RANCANGAN 6.1 Dasar Rancangan Di dalam perancangan Sekolah Seni Pertunjukan Tradisi Bugis terdapat beberapa input yang dijadikan dalam acuan perancangan. Aplikasi yang diterapkan dalam

Lebih terperinci

BAB VI HASIL RANCANGAN. Perubahan Konsep pada Hasil Rancangan. sebelumnya didasarkan pada sebuah tema historicism sejarah Singosari masa

BAB VI HASIL RANCANGAN. Perubahan Konsep pada Hasil Rancangan. sebelumnya didasarkan pada sebuah tema historicism sejarah Singosari masa BAB VI HASIL RANCANGAN 6.1 Perubahan Konsep pada Hasil Rancangan Konsep Perancangan Museum Sejarah Singosari pada uraian bab sebelumnya didasarkan pada sebuah tema historicism sejarah Singosari masa Kertanegara

Lebih terperinci

BAB V PROGRAM DASAR PERANCANGAN DAN PERENCANAAN ARSITEKTUR

BAB V PROGRAM DASAR PERANCANGAN DAN PERENCANAAN ARSITEKTUR BAB V PROGRAM DASAR PERANCANGAN DAN PERENCANAAN ARSITEKTUR Program dasar perencanaan dan perancangan Pool Hall merupakan sebuah hasil dari kesimpulan menyeluruh dan berfungsi sebagai pemandu desain International

Lebih terperinci

BAB V KONSEP. Gambar 5.1: Kesimpulan Analisa Pencapaian Pejalan Kaki

BAB V KONSEP. Gambar 5.1: Kesimpulan Analisa Pencapaian Pejalan Kaki BAB V KONSEP 5.1 Konsep Perancangan Tapak 5.1.1 Pencapaian Pejalan Kaki Gambar 5.1: Kesimpulan Analisa Pencapaian Pejalan Kaki Sisi timur dan selatan tapak terdapat jalan utama dan sekunder, untuk memudahkan

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN. 5.1 Konsep Utama: Optimalisasi Lahan dengan Pengembangan Elemen Pembatas Sarana

BAB V KONSEP PERANCANGAN. 5.1 Konsep Utama: Optimalisasi Lahan dengan Pengembangan Elemen Pembatas Sarana BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1 Konsep Utama: Optimalisasi Lahan dengan Pengembangan Elemen Pembatas Sarana Kebutuhan sarana dan ruang dari lahan sempit memberikan ide konsep optimalisasi ruang melalui penggunaan

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. yang mampu mengakomodasi kebutuhan dari penghuninya secara baik.

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. yang mampu mengakomodasi kebutuhan dari penghuninya secara baik. BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Dasar Perencanaan dan Perancangan Pemikiran yang melandasi perancangan dari bangunan kostel ini adalah adanya kebutuhan akan hunian khususnya kos-kosan bertaraf

Lebih terperinci

BAB III ELABORASI TEMA

BAB III ELABORASI TEMA BAB III ELABORASI TEMA III.1 INTERPRETASI TEMA Urban yang berarti kota sering diinterpretasikan sebagai ruang tempat berbagai aktifitas manusia berlangsung dengan hiruk pikuknya. Tempat dengan berbagai

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERANCANGAN 4.1. Konsep Utama 4.1.1. Museum Alam Gunung Sewu sebagai Pusat Wisata Edukasi Geopark dengan Pendekatan Tektonika Arsitektur Diagram 4.1 Sustainability Museum Gunung Sewu Konsep

Lebih terperinci

BAB VI KONSEP RANCANGAN

BAB VI KONSEP RANCANGAN BAB VI KONSEP RANCANGAN Lingkup perancangan: Batasan yang diambil pada kasus ini berupa perancangan arsitektur komplek Pusat Rehabilitasi Penyandang Cacat Tubuh meliputi fasilitas terapi, rawat inap, fasilitas

Lebih terperinci

TAMAN HERBAL SEBAGAI WAHANA PENDIDIKAN DAN REKREASI EKOLOGI DI KARANGANYAR JAWA TENGAH

TAMAN HERBAL SEBAGAI WAHANA PENDIDIKAN DAN REKREASI EKOLOGI DI KARANGANYAR JAWA TENGAH KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TAMAN HERBAL SEBAGAI WAHANA PENDIDIKAN DAN REKREASI EKOLOGI DI KARANGANYAR JAWA TENGAH TUGAS AKHIR Diajukan Sebagai Syarat untuk Mencapai Gelar Sarjana Teknik Arsitektur

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1 konsep Dasar 5.1.1 Tata Letak Bangunan Gate entrance menuju Fasilitas Wisata Agro terletak di jalan akses masuk wisata Kawah Putih, dengan pertimbangan aksesibilitas jalan

Lebih terperinci

Terminal Antarmoda Monorel Busway di Jakarta PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TERMINAL ANTARMODA

Terminal Antarmoda Monorel Busway di Jakarta PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TERMINAL ANTARMODA BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TERMINAL ANTARMODA 5.1 Program Dasar Perencanaan 5.1.1 Program a. Kelompok Kegiatan Utama Terminal Antarmoda Tabel 5.1 Program Kegiatan Utama Fasilitas Utama Terminal

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Perencanaan dasar pengunaan lahan pada tapak memiliki aturanaturan dan kriteria sebagai berikut :

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Perencanaan dasar pengunaan lahan pada tapak memiliki aturanaturan dan kriteria sebagai berikut : BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1 Konsep Dasar Bangunan Untuk mendukung tema maka konsep dasar perancangan yang digunakan pada Pasar Modern adalah mengutamakan konsep ruang dan sirkulasi dalam bangunannya,

Lebih terperinci

BAB 4 PENDEKATAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB 4 PENDEKATAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB 4 PENDEKATAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 4.1. PENDEKATAN ASPEK FUNGSIONAL 4.1.1. Studi Pelaku Kegiatan Galeri Batik berskala Kawasan diharapkan mampu memenuhi kebutuhan masyarakat kota Pekalongan

Lebih terperinci

BAB VI HASIL PERANCANGAN. Penerapan Tema dasar Arsitektur Islam yang berwawasan lingkungan pada

BAB VI HASIL PERANCANGAN. Penerapan Tema dasar Arsitektur Islam yang berwawasan lingkungan pada 190 BAB VI HASIL PERANCANGAN Penerapan Tema dasar Arsitektur Islam yang berwawasan lingkungan pada bangunan, terbagi menjadi tiga wujud nilai yaitu Hablumminal alam, Hablumminannas, dan Hablumminallah,

Lebih terperinci

Pengembangan Terminal Bandar Udara Tunggul Wulung

Pengembangan Terminal Bandar Udara Tunggul Wulung BAB V LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TERMINAL BANDAR UDARA TUNGGUL WULUNG CILACAP 5.1. Dasar Studi Besaran Studi besaran ruang lebih terinci dan dianalisa berdasarkan standar dan asumsi.

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN KAWASAN KERAJINAN GERABAH KASONGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN KAWASAN KERAJINAN GERABAH KASONGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN KAWASAN KERAJINAN GERABAH KASONGAN V.1 Strategi Karena batasan luas yang besar maka pengembangan kawasan kerajinan gerabah membutuhkan pembagian pengembangan menjadi

Lebih terperinci

b. Kebutuhan ruang Rumah Pengrajin Alat Tenun

b. Kebutuhan ruang Rumah Pengrajin Alat Tenun BAB V PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN Konsep program dasar perencanaan dan perancangan yang merupakan hasil dari pendekatan perencanaan dan perancangan, yang berupa segala sesuatu mengenai kebutuhan

Lebih terperinci

BAB VI HASIL PERANCANGAN

BAB VI HASIL PERANCANGAN BAB VI HASIL PERANCANGAN 6.1 Hasil Rancangan Kawasan Kompleks kawasan smart masjid terbagi atas beberapa massa yang terdiri dari bangunan masjid, penitipan anak, kantin dan bussiness center. Dalam penataan

Lebih terperinci

BAB VI HASIL RANCANGAN

BAB VI HASIL RANCANGAN BAB VI HASIL RANCANGAN Perancangan wisata budaya dan karapan sapi Madura di sini mengintegrasikan antara tema regionalisme, karakter umum orang Madura (jujur, terbuka dan tegas) dan wawasan keislaman sebagai

Lebih terperinci

BAB VI HASIL RANCANGAN

BAB VI HASIL RANCANGAN BAB VI HASIL RANCANGAN 6.1 Dasar Perancangan Pusat Pengembangan Seni Karawitan ini merupakan sebuah sarana edukasi yang mewadahi fungsi utama pengembangan berupa pendidikan dan pelatihan seni karawitan

Lebih terperinci

BAB 6 HASIL PERANCANGAN. konsep Hibridisasi arsitektur candi zaman Isana sampai Rajasa, adalah candi jawa

BAB 6 HASIL PERANCANGAN. konsep Hibridisasi arsitektur candi zaman Isana sampai Rajasa, adalah candi jawa BAB 6 HASIL PERANCANGAN 6.1. Hasil Perancangan Hasil perancangan Pusat Seni dan Kerajinan Arek di Kota Batu adalah penerapan konsep Hibridisasi arsitektur candi zaman Isana sampai Rajasa, adalah candi

Lebih terperinci

BAB VI. KESIMPULAN DAN SARAN

BAB VI. KESIMPULAN DAN SARAN STUDI PENGARUH TATA RUANG TERHADAP TINGKAT KEPUASAN KONSUMEN DI MALIOBORO MALL, GALERIA MALL DAN AMBARRUKMO PLAZA, YOGYAKARTA 2014 BAB VI. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan dan saran dari hasil penelitian

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN BAB V KONSEP PERANCANGAN Konsep perancangan merupakan proses pengambilan keputusan dalam melakukan desain pengembangan kawasan Agrowisata berdasarkan analisis perancangan. Konsep perancangan tersebut di

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN OBJEK

BAB II TINJAUAN OBJEK 18 BAB II TINJAUAN OBJEK 2.1. Tinjauan Umum Stasiun Kereta Api Menurut Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 9 dan 43 Tahun 2011, perkeretaapian terdiri dari sarana dan prasarana, sumber daya manusia, norma,

Lebih terperinci

RUANG SUMBER PERHITUNGAN UNIT LUAS. Sirkulasi 60% : 60% X 3622 RUANG SUMBER PERHITUNGAN UNIT LUAS 40 X 2 = 80 M M X 20 = 40 M M 2

RUANG SUMBER PERHITUNGAN UNIT LUAS. Sirkulasi 60% : 60% X 3622 RUANG SUMBER PERHITUNGAN UNIT LUAS 40 X 2 = 80 M M X 20 = 40 M M 2 RUANG UMUM Ruang informasi DA 2 X 4 = 8 M 2 1 Hall 1,5 X 1000 = 1500 M 2 2 Atm center 1,5 X 10 = 15 M 2 1 Toilet pria DA 1,5 X 10 = 15 M 2 2 Toilet wanita DA 1,5 X 10 = 15 M 2 2 Ruang satpam 2 X 3 = 6

Lebih terperinci

BAB VI HASIL RANCANGAN. wadah untuk menyimpan serta mendokumentasikan alat-alat permainan, musik,

BAB VI HASIL RANCANGAN. wadah untuk menyimpan serta mendokumentasikan alat-alat permainan, musik, BAB VI HASIL RANCANGAN Perancangan Museum Anak-Anak di Kota Malang ini merupakan suatu wadah untuk menyimpan serta mendokumentasikan alat-alat permainan, musik, serta film untuk anak-anak. Selain sebagai

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS. Gambar 15. Peta lokasi stasiun Gedebage. Sumber : BAPPEDA

BAB III ANALISIS. Gambar 15. Peta lokasi stasiun Gedebage. Sumber : BAPPEDA BAB III ANALISIS 3.1 Analisis tapak Stasiun Gedebage terletak di Bandung Timur, di daerah pengembangan pusat primer baru Gedebage. Lahan ini terletak diantara terminal bis antar kota (terminal terpadu),

Lebih terperinci

BAB V KONSEP. V. 1. Konsep Dasar. Dalam merancang Gelanggang Olahraga ini berdasarkan dari konsep

BAB V KONSEP. V. 1. Konsep Dasar. Dalam merancang Gelanggang Olahraga ini berdasarkan dari konsep BAB V KONSEP V. 1. Konsep Dasar Dalam merancang Gelanggang Olahraga ini berdasarkan dari konsep perancangan yang berkaitan dengan tujuan dan fungsi proyek, persyaratan bangunan dan ruang serta proses penerapan

Lebih terperinci

4 BAB IV KONSEP PERANCANGAN

4 BAB IV KONSEP PERANCANGAN 4 BAB IV KONSEP PERANCANGAN 4.1 Konsep Fungsi Dalam merancang sebuah bangunan, hal yang utama yang harus diketahui adalah fungsi bangunan yang akan dirancang, sehingga terciptalah bangunan dengan desain

Lebih terperinci

BAB V PENDEKATAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V PENDEKATAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V PENDEKATAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 5. Dasar Pendekatan Penyusunan Landasan Program Perencanaan dan Perancangan Kawasan Wisata Air Waduk Jatibarang Kota Semarang mengacu pada pendekatan

Lebih terperinci

6.1 Peruntukkan Kawasan

6.1 Peruntukkan Kawasan 6.1 Peruntukkan Kawasan BAB VI RBAN DESIGN GIDELINES Peruntukan kawasan di Sempadan Sungai Jajar ditentukan dengan dasar : 1. Hasil analisis zoning 2. Karakteristik penggunaan lahan Peruntukkan kawasan

Lebih terperinci

BAB 4 KONSEP PERANCANGAN

BAB 4 KONSEP PERANCANGAN BAB 4 KONSEP PERANCANGAN 4.1. Konsep Makro Perancangan pasar tradisional bantul menerapkan pendekatan analogi shopping mall. Yang dimaksud dengan pendekatan analogi shopping mall disini adalah dengan mengambil

Lebih terperinci

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN HOTEL BISNIS BINTANG 4

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN HOTEL BISNIS BINTANG 4 BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN HOTEL BISNIS BINTANG 4 5.1. PROGRAM DASAR PERENCANAAN 5.1.1. Program Ruang Tabel 5.1.Rekapitulasi Program Ruang Hotel Bisnis No Ruang Kapasitas Luas KELOMPOK KEGIATAN

Lebih terperinci

BAB VI HASIL PERANCANGAN. 3. Pembangunan sebagai proses 2. Memanfaatkan pengalaman

BAB VI HASIL PERANCANGAN. 3. Pembangunan sebagai proses 2. Memanfaatkan pengalaman BAB VI HASIL PERANCANGAN 1.1 Dasar Perancangan Hasil perancangan Eduwisata Kakao di Glenmore Banyuwangi mempunyai dasar tema Arsitektur Ekologis dengan mengacu pada ayat Al-quran. Tema Arsitektur Ekologis

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 5.1 Konsep Makro 5.1.1 Site terpilih Gambar 5.1 Site terpilih Sumber : analisis penulis Site terpilih sangat strategis dengan lingkungan kampus/ perguruan tinggi

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Konsep perancangan yang digunakan dalam perancangan kembali pasar

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Konsep perancangan yang digunakan dalam perancangan kembali pasar BAB V KONSEP PERANCANGAN Konsep perancangan yang digunakan dalam perancangan kembali pasar tradisional di Kabupaten Jember menggunakan konsep extending tradisional. Pada bab-bab sebelumnya telah dijelaskan

Lebih terperinci

5 BAB V KONSEP DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

5 BAB V KONSEP DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 5 BAB V KONSEP DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN Konsep perancangan mengacu pada karakteristik arsitektur organik, yaitu 1. Bukan meniru bentuk dari alam tapi mengembangkan prinsip yang ada di alam Mengembangkan

Lebih terperinci

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN 5.1 Konsep Dasar Perancangan Dalam perancangan desain Transportasi Antarmoda ini saya menggunakan konsep dimana bangunan ini memfokuskan pada kemudahan bagi penderita cacat. Bangunan

Lebih terperinci

BAB V LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TERMINAL BUS TIPE A DI CILACAP

BAB V LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TERMINAL BUS TIPE A DI CILACAP BAB V LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TERMINAL BUS TIPE A DI CILACAP 5.1. Tujuan Perencanaan dan Perancangan Tujuan dari perencanaan dan perancangan Terminal Bus tipe A di Cilacap ini adalah

Lebih terperinci

BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 6.1. KONSEP MAKRO Secara makro, konsep perencanaan dan perancangan Museum Tekstil Indonesia ini merupakan sebuah alat untuk mendekatkan masyarakat Indonesia agar

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Konsep Dasar Perancangan V.1.1 Kebutuhan Luas Ruangan Gedung Asrama Putri Ruang Standart Sumber Kapasitas Jumlah Luas (m 2 ) Unit 2 orang 12,25 m 2 / kmr Asumsi

Lebih terperinci

VI. KONSEP 6.1. Konsep Dasar Konsep dasar pada perencanaan kebun agrowisata Sindang Barang adalah kebun produksi tanaman budidaya IPB untuk

VI. KONSEP 6.1. Konsep Dasar Konsep dasar pada perencanaan kebun agrowisata Sindang Barang adalah kebun produksi tanaman budidaya IPB untuk VI. KONSEP 6.1. Konsep Dasar Konsep dasar pada perencanaan kebun agrowisata Sindang Barang adalah kebun produksi tanaman budidaya IPB untuk ditunjukkan pada pengunjung sekaligus sebagai pusat produksi

Lebih terperinci

BAB V KONSEP. perencanaan Rumah Susun Sederhana di Jakarta Barat ini adalah. Konsep Fungsional Rusun terdiri dari : unit hunian dan unit penunjang.

BAB V KONSEP. perencanaan Rumah Susun Sederhana di Jakarta Barat ini adalah. Konsep Fungsional Rusun terdiri dari : unit hunian dan unit penunjang. BAB V KONSEP V. 1. KONSEP DASAR PERENCANAAN Berdasarkan permasalahan yang telah dirumuskan di awal, maka konsep dasar perencanaan Rumah Susun Sederhana di Jakarta Barat ini adalah. Menciptakan sebuah ruang

Lebih terperinci

BAB V KONSEP 5.1 Konsep Tata Ruang Luar Gambar 5.1 Skema Site Plan

BAB V KONSEP 5.1 Konsep Tata Ruang Luar Gambar 5.1 Skema Site Plan BAB V KONSEP 5.1 Konsep Tata Ruang Luar 5.1.1 Konsep Site Plan Dalam standarnya, area parkir pengunjung harus berada di bagian depan site agar terlihat langsung dari jalan. Untuk itu, area parkir diletakkan

Lebih terperinci

BAB III: DATA DAN ANALISA

BAB III: DATA DAN ANALISA BAB III: DATA DAN ANALISA 3.1. Data Fisik dan Non Fisik Sumber : KAK Sayembara Arsitektur Museum Batik Indonesia Gambar 40 Lokasi Museum Batik Indonesia 1. Data Tapak - Lokasi : Kawasan Taman Mini Indonesia

Lebih terperinci

BAB V ANALISA PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PENGEMBANGAN STASIUN KERETA API PEMALANG

BAB V ANALISA PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PENGEMBANGAN STASIUN KERETA API PEMALANG BAB V ANALISA PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PENGEMBANGAN STASIUN KERETA API PEMALANG Dalam bab analisa ini akan dibahas tentang analisa kegiatan pada Stasiun Pemalang, tata ruang berdasarkan kebutuhan ruang

Lebih terperinci

BAB 5 KONSEP DASAR PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB 5 KONSEP DASAR PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR BAB 5 KONSEP DASAR PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR Perencanaan dan perancangan Gedung Sinepleks di Kota Semarang bertujuan untuk mewujudkan suatu rancangan fasilitas hiburan dan rekreasi

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS. tapak, keadaan lingkungan pada tapak, batas-batas tapak, dan potensi yang ada pada

BAB IV ANALISIS. tapak, keadaan lingkungan pada tapak, batas-batas tapak, dan potensi yang ada pada BAB IV ANALISIS 4.1 Data Eksisting Tapak Data eksisting tapak bertujuan untuk mengetahui keadaan kondisi fisik tapak, keadaan lingkungan pada tapak, batas-batas tapak, dan potensi yang ada pada tapak.

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Pada bab ini akan diuraikan mengenai kesimpulan studi berupa temuantemuan yang dihasilkan selama proses analisis berlangsung yang sesuai dengan tujuan dan sasaran studi,

Lebih terperinci

Sedangkan dalam tugas akhir ini rest area mempunyai batasan sebagai tempat yang. Semarang dengan melewati rute / daerah pantai utara pulau Jawa.

Sedangkan dalam tugas akhir ini rest area mempunyai batasan sebagai tempat yang. Semarang dengan melewati rute / daerah pantai utara pulau Jawa. BAB II TINJAUAN UMUM REST AREA DI JALUR PANTURA INDRAMAYU 2.1. Tinjauan Umum 2.1.1. Pengertian Tentang Rest Area Dilihat dari kosakatanya " rest area " mempunyai dua suku kata yaitu " rest " dan " area

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Nusantara ini dibagi menjadi beberapa bagian kegiatan, yaitu :

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Nusantara ini dibagi menjadi beberapa bagian kegiatan, yaitu : BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1. Konsep Perancangan Kegiatan. Konsep perancangan kegiatan dalam Asrama Mahasiswa Universitas Bina Nusantara ini dibagi menjadi beberapa bagian kegiatan, yaitu

Lebih terperinci

VI. KONSEP 6.1. Konsep Dasar 6.2. Konsep Pengembangan Fungsi Pendidikan

VI. KONSEP 6.1. Konsep Dasar 6.2. Konsep Pengembangan Fungsi Pendidikan 116 VI. KONSEP 6.1. Konsep Dasar Konsep dasar perencanaan adalah mengembangkan laboratorium lapang PPDF sebagai tempat praktikum santri sesuai dengan mata pelajaran yang diberikan dan juga dikembangkan

Lebih terperinci

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 6.1 Program Dasar Perencanaan Program dasar perencanaan Tourist Information Center Toraja Utara ini didasarkan pada pendekatan yang telah dilakukan pada bab sebelumnya.

Lebih terperinci

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR Perencanaan dan perancangan Museum Batik Yogyakarta bertujuan untuk mewujudkan suatu rancangan museum sebagai fasilitas untuk memamerkan dan mengedukasi

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Kampung BatuMalakasari merupakan objek wisata alam dan pendidikan

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Kampung BatuMalakasari merupakan objek wisata alam dan pendidikan BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan Kampung BatuMalakasari merupakan objek wisata alam dan pendidikan di Kabupaten Bandung tepatnyadi Desa Malakasari, Kecamatan Baleendah. Objek wisata ini berdiri

Lebih terperinci

BAB VI KONSEP DASAR PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR. Aktivitas Utama Ruang Jumlah Kapasitas Luas (m 2 ) Entrance hall dan ruang tiket

BAB VI KONSEP DASAR PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR. Aktivitas Utama Ruang Jumlah Kapasitas Luas (m 2 ) Entrance hall dan ruang tiket BAB VI KONSEP DASAR PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR 6.1 Program Dasar Perencanaan 6.1.1. Program Ruang a. Aktivitas Utama Aktivitas Utama Ruang Jumlah Kapasitas Luas (m 2 ) Entrance hall

Lebih terperinci

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PASAR

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PASAR BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PASAR 5.1 Program Dasar Perencanaan Bab ini merupakan bahasan mengenai hasil pemikiran menyeluruh, konsep dan program dasar ini berfungsi sebagai penentu desain

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN. tema perancangan dan karakteristik tapak, serta tidak lepas dari nilai-nilai

BAB V KONSEP PERANCANGAN. tema perancangan dan karakteristik tapak, serta tidak lepas dari nilai-nilai BAB V KONSEP PERANCANGAN Konsep perancangan ini pada dasarnya diperoleh dari hasil analisis pada bab analisis perancangan yang kemudian disimpulkan (sintesis). Sintesis di dapat berdasarkan pendekatan

Lebih terperinci

BAB VI TEMA DAN ANALISA

BAB VI TEMA DAN ANALISA BAB VI TEMA DAN ANALISA 6.1. Tema Dalam perancangan ini, tema yang akan diterapkan adalah Arsitektur Berbasis Kebutuhan Psikologis Anak, dimana tema ini berkaitan erat dengan berbagai fasilitas, kebutuhan

Lebih terperinci

BAB VI HASIL RANCANGAN. Redesain terminal Arjosari Malang ini memiliki batasan-batasan

BAB VI HASIL RANCANGAN. Redesain terminal Arjosari Malang ini memiliki batasan-batasan BAB VI HASIL RANCANGAN Redesain terminal Arjosari Malang ini memiliki batasan-batasan perancangan. Batasan-batasan perancangan tersebut seperti: sirkulasi kedaraan dan manusia, Ruang Terbuka Hijau (RTH),

Lebih terperinci

BAB IV PROGRAMING. 4.1 Analisa Existing Asumsi Lokasi

BAB IV PROGRAMING. 4.1 Analisa Existing Asumsi Lokasi BAB IV PROGRAMING 4.1 Analisa Existing 4.1.1 Asumsi Lokasi Dalam sebuah perancangan interior, pemilihan lokasi sangatlah penting. Karena dengan pemilihan lokasi yang tepat maka orang akan lebih mudah dalam

Lebih terperinci