TUGAS ELEMEN MESIN CHAPTER 18 FLYWHEEL

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "TUGAS ELEMEN MESIN CHAPTER 18 FLYWHEEL"

Transkripsi

1 TUGAS ELEMEN MESIN CHAPTER 8 FLYWHEEL Disusun oleh : Kelompok Sanny Octavianoes ( ) Jayaanti Marce ( ) Citra rahayu (04 3 4) Lydia ( ) FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA BANDUNG 008

2 Tuas Elemen Mesin CHAPTER 8 FLYWHEEL 8. Pendahuluan diunakan di mesin sebaai penyimpan cadanan eneri pada waktu eneri yan disupply adalah lebih dari yan dibutuhkan dan melepaskannya pada suatu waktu apabila eneri yan dibutuhkan lebih dari yan disupply. Di mesin yan operasinya bersifat intermitten (seperti mesin punch, mesin shear, mesin pemaku, mesin penhancur dan lain-lain), flywheel menyimpan eneri dari sumber power yan besar selama siklus operasi dan melepaskannya dalam periode yan sinkat. Denan demikian, seluruh eneri dari sumber power ke mesin disuplai denan praktis pada kecepatan konstan selama operasi. Pada kasus mesin uap, internal combustion enine, compressor dan pompa, eneri dihasilkan selama satu kali erakan dan sementara itu mesin bekerja dalam suatu siklus untuk menhasilkan eneri selama satu erakan itu terjadi. 8. Koefisien Percepatan (Coefficient of fluctuation of speed) Selisih antara kecepatan maksimum dan minimum selama suatu operasi disebut maksimum percepatan. Perbandinan dari maksimum percepatan terhadap rata-rata kecepatan disebut koefisien dari percepatan. Dimana : N Kecepatan maksimum dalam suatu siklus (rpm) N Kecepatan maksimum dalam suatu siklus (rpm) N + N N Rata-rata kecepatan dalam rpm Rumus Koefisien Percepatan : * N N ( N N ) C s N N + N Koefisien Percepatan adalah faktor yan membatasi dalam merancan flywheel. Nilainya bervariasi terantun pada jenis mesin dimana flywheel

3 Tuas Elemen Mesin diunakan. Tabel berikut ini menunjukkan nilai yan diijinkan untuk koefisien kecepatan pada beberapa mesin. No Type of Machine or Class of Service Coefficient of Fluctuation of speed (Cs) Crushin Machines 0, Electrical machines Electrical machines (direct drive) 0,00 4 Enines with belt transmission 0,03 5 Gear wheel transmission 0,0 6 Hammerin machines 0, 7 Pumpin machines 0,03 to 0,05 8 Machine tools 0,03 9 Paper makin, textile and weavin machines 0,05 0 Punchin, shearin and power presses 0,0 to 0,5 Spinnin machinery 0,0 to 0,00 Rollin mills and minin machines 0,05 Koefisien Percepatan jua dihasilkan dari : ω ω ( ω ω ) C s dalam kecepatan anular ω ω + ω C s v v v ( v v ) v + v dalam kecepatan linear v dimana : ω r Hubunan timbal balik dari koefisien percepatan disebut koefisien mutlak (coefficeient of steadiness) dan disimbolkan denan m. Rumus : m C s N N N

4 Tuas Elemen Mesin Koefisien Eneri (Fluctuation of Enery) Perubahan eneri dapat ditentukan denan diaram moment putar untuk satu kali siklus operasi. Dibawah ini adalah diaram momen putar untuk sebuah silinder denan dua kali putaran pada mesin uap. Titik vertikal mewakili besar momen putar dan titik horizontal mewakili sudut enkol. Apabila momen putar sebesar 0 maka sudut enkol yan dihasilkan adalah 0. Penambahan nilai sampai maksimum terjadi ketika sudut 90 o dan kembali 0 ketika sudutnya Dibaah ini adalah diaram momen putar pada sebuah internal combustion enine denan 4 erakan :

5 Tuas Elemen Mesin 4 Berikut ini adalah diaram momen putar pada beberapa mesin uap : 8.4 Maksimum Perubahan Eneri (Maximum Fluctuation of Enery) Diaram putaran momen untuk sebuah mesin multi silinder ditunjukkan oleh kurva berelomban seperti di bawah ini. Garis horizontal AG menunjukkan nilai rata-rata torsi. Berdasarkan ambar tersebut, eneri flywheel di A E, dimana ; Eneri B E + a Eneri C E + a a

6 Tuas Elemen Mesin 5 Eneri D E + a a + a 3 Eneri E E + a a + a 3 a 4 Eneri F E + a a + a 3 a 4 + a 5 Eneri G E + a a + a 3 a 4 + a 5 a 6 Eneri A Eneri Maksimum flywheel E + a Eneri Minimum flywheel E + a a + a 3 a 4 Perubahan eneri maksimum : E Eneri Maks Eneri Min (E + a ) (E + a a + a 3 a 4 ) a - a 3 + a Koefisien Perubahan Eneri (Coefficient of Fluctuation of Enery) Dapat ditentukan denan perbandinan dari perubahan eneri maksimum terhadap kerja yan dihasilkan per siklus. Koefisien perubahan eneri didenotasikan oleh C e, denan rumus : C e Perubahan eneri maks Kerja per siklus Kerja yan dihasilkan per siklus, salah satunya dapat ditentukan denan cara T x θ, dimana T adalah rata-rata torsi dan θ adalah sudut putar dalam radian pada satu putaran. Kerja per siklus P 4,500 N dimana : P Sumber Daya (Horsepower) N Kecepatan dalam rpm

7 Tuas Elemen Mesin 6 Berikut ini akan ditunjukkan nilai dari koefisien perubahan eneri untuk mesin uap dan internal combustion enine. No Type of Enine Coefficient of Fluctuation of enery (Ce) Sinle cylinder, double actin steam enine 0, Cross-compound steam enine 0,096 Sinle cylinder, Sinle actin, four 3 stroke as enine,93 Four cylinder, Sinle actin, four 4 stroke as enine 0,066 Six cylinder, Sinle actin, four stroke 5 as enine 0, Eneri yan tersimpan pada (Enery Stored in a flywheel) Sebelumnya telah dibahas bahwa ketika flywheel menyerap eneri maka kecepatannya meninkat dan ketika melepaskannya maka kecepatannya berkuran. Total eneri flywheel adalah kemampuan flywheel untuk melepaskan sejumlah eneri sisa. Total eneri kinetik dapat dihasilkan denan : E W I v ω, dimana ; I Momen inersia W berat flywheel k jari-jari pada putaran flywheel ω kecepatan sudut flywheel Perubahan kecepatan flywheel dari ω ke ω, maka perubahan eneri maksimum yaitu ; E Eneri Kinetik Max Eneri Kinetik Min ω ω I - I x I (ω ω ) I ( ω + ω )( ω ω )

8 Tuas Elemen Mesin 7 I. ω ω ) ( ω ω ω I ω ( ) ω I ω. C s W k ω Cs Apabila jari-jari putaran k sama denan radius dari roda, maka k R, sehina : W E k ω Cs W v Cs E x C s Diaram ini diambar denan skala cm 7000 k-cm, dan cm 45 o. Kecepatan mesin sebesar 900 rpm dan fluktuasi kecepatan tidak lebih dari % dari kecepatan rata-rata. Untuk menemukan perpotonan dari pelek flywheel adalah 65 cm dari ratarata diameter. Kepadatan material dari flywheel yan diambil adalah 7. m/ cm 3. Pelek memiliki 4 lenan denan lebar kali dari tebalnya. Efek dari lenan dan lain-lain dapat diabaikan. Solusi : Diberikan. Skala dari momen puntir cm 7000 k-cm skala sudut putar cm 45 o π π 45 x rad 80 4 cm 3 dari diaram momen puntir 7000 x 4 π 5500 k-cm

9 Tuas Elemen Mesin 8 Gambar 8.5 Rata-rata kecepatan mesin, N 900 rpm ω πn π rad / sec Fluktuasi kecepatan ω ω %ω Koefisien fluktuasi dari kecepatan Cs ω ω % 0.0 ω Rata-rata diameter flywheel D 65 cm Radius rata-rata, R 3.5 cm Kepadatan material dari flywheel, ρ 7. m / cm k / cm Daya di A E, dapat dilihat pada ambar 8.5 Daya di B E 0.35 Daya di C E E Daya di D E E Daya di E E E Daya di F E E Daya di G E E

10 Tuas Elemen Mesin 9 Daya di H E E 0.5 Daya di K E E +.6 Daya di L E E Kita menetahui fluktuasi maksimum dari daya, E Daya Max Daya Min ( E + 4.5) ( E 0.35) 4.5 cm k cm W berat dari pelek roda daya Menunakan hubunan E W W W W R ω C s k 9 Contoh yan mewakili dari pelek flywheel t ketebalan dari pelek b lebar dari pelek t area yan mewakili pelek A b t t t t Kita menetahui berat dari pelek W volume tebal A πr 9 t t 43.8 t π cm b cm 0.0 Contoh 8. Diaram momen puntir untuk mesin minyak diambar denan denan skala : Momen puntir, mm 5 N-m ; sudut putar, mm o. p

11 Tuas Elemen Mesin 0 Diaram momen puntir diulan sendiri setiap setenan putaran mesin dan area atas bawah berada di tenah aris momen puntir, order yan diberikan 95, 685, 40, 340, 960, 70 mm. Tentukan massanya jika diameter flywheel 300 mm, koefisien fluktuasi kecepatan adalah 0.3% dan mesin bekerja pada kecepatan 800 rpm. Tentukan ukuran pelek jika lebar pelek adalah kali dari tebalnya. Kepadatan material sebesar 750 k/m 3. Solusi : Diberikan. Skala momen puntir, mm 5 N-m skala sudut putar, mm o π rad 80 Gambar 8. mm 3 dari diaram momen puntir π π 5 J Diameter pelek flywheel, D 300 mm Radius dari pelek flywheel R 50 mm 0.5 m Koefisien fluktuasi dari kecepatan

12 Tuas Elemen Mesin C s 0.3 % Kecepatan mesin, N 800 rpm πn π 800 ω 88.5 rad Kepadatan dari material pelek, ρ 750 k / m Total daya di A E, dapat dilihat pada ambar 8.6 Daya di B E + 95 Daya di C E E 3.75 Daya di D E E Daya di E E E 690 Daya di F E E + 70 Daya di G E E Kita menetahui fluktuasi maksimum dari daya, 3 E Daya Max Daya Min ( E + 95) ( E 690) π J 36 Massa dari flywheel m massa dari flywheel Menunakan hubunan E W Yan mewakili pelek 86 m m R ω C m k t ketebalan pelek b lebar pelek t perpotonan area pelek s 88.5 / sec 985 mm 0.003

13 Tuas Elemen Mesin A b x t t x t t Kita menetahui berat dari flywheel, W m A πr ρ t t m t 0.6 m 6 mm π b 6 3 mm Contoh 8.3 Mesin uap satu silinder denan tenaa anda membanun 00 HP dan kecepatan rata-rata 80 rpm. Koefisien fluktuasi dari tenaa adalah 0 dan koefisien kecepatan rata-rata adalah ± % dari hub dan jari-jari 5% dari momen inersia dari roda, cari berat dari flywheel dan perpotonan area pelek. Asumsi kepadatan material dari flywheel adalah 7. m/cm 3. Solusi : Diberikan. HP dibanun oleh mesin P 00 h.p. Rata-rata kecepatan, N 80 r.p.m. kecepatan sudut, πn π 80 8π ω rad Koefisien fluktuasi dari tenaa, C s 0. Fluktuasi kecepatan, ±% dari kecepatan rata-rata Total fluktuasi kecepatan, / sec N N 4% dari kecepatan rata-rata 0.04 N dan koefisien fluktuasi dari kecepatan, N N C s 0.04 N Diameter rata-rata dari flywheel,

14 Tuas Elemen Mesin 3 D m Radius rata-rata dari flywheel, R m 00 cm Kepadatan material dari flywheel, ρ m / cm k / cm Kita menetahui daya kerja dari flywheel per putaran, fluktuasi Max dari tenaa C s ker ja / putaran Fluktuasi maksimum dari tenaa, E Cs ker ja / putaran k m Berat pelek W berat pelek Sejak momen inersia meninkat 5% memberikan hub dan jari-jari, untuk itu fluktuasi maksimum dari tenaa dari pelek flywheel meninkat 95%. ( ) k m E rim Menunakan hubunan ( E) rim W R ω C W s 8π W k 0.86 Perpotonan area pelek A perpotonan area pelek Kita menetahui berat dari pelek flywheel, W

15 Tuas Elemen Mesin 4 W volume kepada tan A πr ρ W A πrρ cm π Teanan pada pelek flywheel yan di tampilkan pada ambar 8.7, terdiri dari pelek yan memiliki baian utama pada berat komponen pada flywheel, hub merupakan pusat pada batan dan jumlah lenan untuk mendukun pelek. Gambar 8.7 Beberapa tipe teanan yan diberikan pelek flywheel.. teanan rean dari daya sentrifual. teanan tekan yan disebabakan teanan dari lenan pelek 3. teanan ayun didapatkan melalui proses pendininan dari penecoran. Tinkat teanan sanat tini tetapi ini bukan metode yan mudah. Teanan ini diunakan memalui uji faktor keamanan. Kita mendiskusikan tentan jenis teanan sebaai berikut :. Teanan rean denan aya sentrifual Teanan rean dari pelek menhasilkan aya sentrifual

16 Tuas Elemen Mesin 5 b lebar dari pelek dalam cm t tebal dari pelek dalam cm A perpotonan area pelek dalam cm R rata rata radius flywheel dalam cm ρ kepada tan material dari ω kecepa tan sudut dari flywheel dalam rad / sec ν velositas linier dari pelek dalam cm / sec f t teanan rean dalam k / cm pelek dalam k / cm menambarkan elemen kecil dari pelek dapat dilihat pada ambar Volume dari elemen kecil A R θ Gambar 8.8 Berat dari elemen kecil tersebut, dw kepadatan volume ρar θ dan aya sentrifual pada elemen, df dw ρar θ ω R ρar ω θ Komponen vertikal dari df ρar ω θ df sinθ sinθ Total aya vertikal dari diameter pelek XY

17 Tuas Elemen Mesin 6 π ρar ω sinθ dθ ρar ω 0 ρar ω π [ cosθ ]...() Gaya vertikal adalah aya pada P, seperti P f A.() dari () dan () ρar ω ft A t ρ ω R 0 ρ v...(3). Teanan tekan yan disebabkan pereanan lenan Teanan tekan dari pelek dari lenan diasumsikan sama. Panjan D R l π π n n n jumlah lenan Gambar 8.9 Gaya sentrifual pada lenan b t p w ω R k / cm Kita menetahui maksimum teanan tekan M wl btρω R πr n

18 Tuas Elemen Mesin 7 dan modulus Z bt 6 teanan stress, M f b Z btρω R π R 6 * n bt π ρ ω R n t Sekaran total tekanan pada rim yaitu : f f t + f b π ρ ω R n t ω v R Apabila lenan pada flywheel tidak merenan sama sekali dan ditempatkan sanat dekat satu sama lainnya, aya sentrual tidak akan menubah tekanan pada rim. Denan kata lain, ft bernilai nol. Pada sisi lain, apabila lenan merean pada perluasan yan diizinkan pada rim karena adanya sentrifual. Maka tidak akan ada pada lenan, f b bernilai nol Hal ini telah dibuktikan oleh G. Lanza menyatakan bahwa lenan pada flywheel merean sebanyak ¾ nilai dari perluasan pada umunya. Berikut adalah total tekanan pada rim 3 3 f f + fb f v π ρv R ρv 0 5 π R n t n t Contoh 8-4 Mesin multi silinder bekerja pada beban yan tetap pada kecepatan 600.r.p.m. Pada ambar diaram usaha putar, pada skala cm5o km dan cm 30 0, area diatas dan dibawah rata-rata lintasan torsi dalam sq cm sepert dibawah ini: , + -68, , - 6

19 Tuas Elemen Mesin 8 Kecepatan yan disimpan yan berkisar antara ± % dari nilai ratarata pada mesin. Hitun momen inertia pada flywheel. Tentukan dimensi yan cocok untuk flywheel cast iron denan rim denan luas dua kali ketebalan jari-jari. Kepadatan cast iron yaitu 7-5 m/cm dan teanan tekanan yan bekerja adalah 60 k/sq cm. Asumsikan bahwa rim menambahkan 9 % pada penaruh flywheel. (A.M.I.E., Summer 975) Solusi : Kecepatan mesin, N 600 r.p.m Kecepatan sudut, π N 600 π 6 84 rad / sec Skala pada momen putar, cm 50 k k Skala pada sudut putar, π π cm rad 80 6 cm pada momen putar diaram 50 π 30 9k k m 6 Fluktuasi kecepatan ± % pada rata-rata kecepatan total fluktuasi kecepatan, N - N % rata-rata kecepatan N dan koefisien dari fluktuasi kecepatan N N C s N Kepadatan cast iron, ρ 7-5 m/ cm k/cm 3 Daya rentan tekanan yan bekerja. f t 60 k/cm 3

20 Tuas Elemen Mesin 9 Gambar 8-0 Momen putar Vs diaram sudut putar seperti dapat dilihat pada ambar 8.0 Total eneri pada A E Eneri pada B E Eneri pada C E E 0- Eneri pada D E E Eneri pada E E E 0-35 s (minimum enery) Eneri pada F E E (maksimum enery) Eneri pada G E E Eneri pada A Kita menetahui bahwa maksimum fluktuasi eneri. E Max enery- Min enery (E + -6) - (E ) -97 cm ,790 k-m Momen inerisa pada flywheel dimana I momen inersia pada flywheel E I ω denan notasi biasanya C

21 Tuas Elemen Mesin 0 I E ω C k-cm-detik Jawab Dimensi pada rim flywheel Yan pertama marilah kita menentukan kecepatan kelilin dan diameter rata-rata flywheel. Dimana Vkecepatan kelilin flywheel D rata-rata diameter flywheel Denan menunakan hubunan f ρ v 3 denan notasi biasanya v f t ρ ,850 cm/det 8-50 m/det πdn Kita menetahui bahwa v 60 π D D 90 7 cm π 600 Sekaran cari berat dari rim flywheel. Selama rim emnambah 9% dari penaruh flywheel, oleh sebab itu eneri rim flywheel akan menjadi 0-9 waktu total eneri pada flywheel. Kita menetahui bahwa E E C E E 5, C s E 64,47,50 k - cm rim 0 9 E ,47,50 59,3, 70k cm Dimana W berat rim flywheel

22 Tuas Elemen Mesin Kita menetahui bahwa W E v rim E w rim 59,3, v (,850) 43-3 k Dimana t Ketebalan rim flywheel b luas rim flywheel t (diketahui) Kita menetahui bahwa W Volum kepadatan (b t πd ) ρ t 3 ( t t πd ) ρ π dρt 3 W πdρ π t atau 6 cm Jawab dan b t * 6 cm Jawab * Berat rim flywheel bias dicari denan menunakan hubunan berikut. Selama rim menambahkan 9 % pada penaruh flywheel. Maka unakan I 9 I. rim 0 flywheel W R 0 9 I flywheel W W 43 3 k 90 7 ( E) rim 0 9( E) flywheel

23 Tuas Elemen Mesin W v C s s 0 9 ( E) flywheel W (,850) , , W 43 3 k 0 0 (,850) Contoh 8-5 Diaram 8- menunjukkan fluktuasi pada momen putar yan efektif sampai pada rata-rata momen putar pada mesin resiprok. Daerah di diatas dan dibawah rata-rata lintasan momen putar denan urutan 5-3,3-3,3-8,4-7,-8,3-6,3-5 dan-8 sq-cm. Diaram telah diambarkan seperti skalan di bawah ini, Momen putar, cm,000 k-m Sudut putar cm 60 0 Untuk mesin, desain flywheel yan cocok. Rata-rata r.p.m yaitu 50 dan total fluktuasi kecepatan tidak boleh melebihi 3-5 % dari rata-rata Gambar 8- Tentukan daerah session silan yan cocok pada rim flywheel, 5 asumsikan total eneri pada flywheel adalah rim. Kecepatan kelilin flywheel 4 sampai pada 5 meter/ detik Hitun tekanan sentrifual yan dihasilkan oleh rim flywheel.

24 Tuas Elemen Mesin 3 Solusi : Skala momen putar cm,000 k-m Skala sudut putar π cm 60 0 rad 3 (A.M.I.E., Summer 975) cm pada diaram momen putar π,000,047 3 k m 3 Rata-rata kecepatan Total fluktuasi kecepatan 3-5 % rata-rata kecepatan 3 5 N - N N 00 N N C s N Total eneri flywheel 5 nilai rim 4 Kecepatan kelilin flywheel v5m/sec,500 cm/sec Yan pertama mari kita mencari maksimum fluktuasi eneri Dimana eneri pada A E Eneri pada B E Eneri pada C E E + Eneri pada D E E Eneri pada E E E + - (minimum enery) Eneri pada F E E + -9 (maksimum enery) Eneri pada G E E 0-7

25 Tuas Elemen Mesin 4 Atau Berat rim flywheel Dimana Eneri pada H E E + -8 Eneri pada I E E Eneri pada A Kita menetahui bahwa maksimum fluktuasi eneri E Eneri maksimum Eneri minimum (E ) (E 0-7) 6-5 cm 6-5, ,800 k-m Mari kita cari rata-rata jari-jari flywheel Dimana R Rata-rata jari-jari flywheel Kita menetahui kecepatan putar flywheel ω πn 60 v R v R π R R 0-956m 95.6cm Jawab W berat rim flywheel E Total eneri pada flywheel Kita menetahui bahwa E E C s E 6,800 E 97, 43k m C Selama total eneri flywheel adalah eneri rim, oelh Karen itu 4 eneri rim flywheel. 4 4 E rim E 97, ,667 k-m W atau v 90, 667

26 Tuas Elemen Mesin 5 W 5 90, , W 7,906 k 5 Area silan pada rim flywheel Dimana A Daerah silan pada rim Kita menetahui bahwa W Volum * Kepadatan W 7,960 πrρ π Jawab,88 cm Jawab (Asumsikan ρ 0 007k / cm ) Catatan Apabila lebar rim (b) lebih besar kali dari tebal (t) A b x t t x t t t,88 t 94 t cm Dan bt 60-8 cm Teanan sentrifual yan dihasilkan oleh rim Dimana f t tekanan sentrifual (tekanan tensil) diproduksi rim Denan menunakan hubunan f t ρ v notasi biasanya (500) 6 5k / cm Jawab Contoh 8-6 Sebuah otto cycle membanun 50 I.H.P pada 50 r.p.m denan 75 ledakan per menit. Perubahan kecepatan dari awal kepada akhir pada perlakuan kekuatan tidak boleh melebihi 0-5 % dari rata-rata sisi lainnya. Desain saerah rim yan cocok yan memiliki lebat empat kali lebih dalam supaya tekanan tidak

27 Tuas Elemen Mesin 6 6 melebihi 49 k/m. Asumsikan bahwa tekanan flywheel kali dari eneri yan 5 disimpan oleh rim dan kerja selama perlakuan kekuatan adalah -40 kali kerja selama siklus. Kepadatan bahan rim yaitu 7,00 k/m Solusi: Diketahui I.H.P, dibanun, P 50 Kecepatan mesin N 50 r.p.m Ledakan per menit 75 Fluktuasi kecepatan ± 0 5% dari rata rata Total fluktuasi kecepatan Koefisien rata-rata kecepatan N - N % rata-rata 0-0 N N N C 0 N f t 40 k/ cm Eneri yan disimpan pada flywheel 6 Eneri yan disimpas rim 5 Kerja selama perlakuan -40 x Kerja selama siklus Kepadatan material rim ρ 0 7,00k / m 0.007k / cm Pertana mari kita mencari ratar-rata torsi yan dipindahkan melalui flywheel. Kita menetahui bahwa Horsepower, P rata π N T rata 4,500 T rata rata P 4,500 π N 50 4, k m π 500

28 Tuas Elemen Mesin 7 Selama ledakan per mnit sama denan N, karena mesin 4 tak. Torsi V s sudut putar () pada mesin empat tak ditunjukkan pada ambar 8-. Kita tahu bahwa kerja per silkus Trata rata θ 39 4π 3,000k m Kerja selama perlakuan -4 3,000 4,00k m Pekerjaan selama kekuatan pukulan ditunjukkan oleh suatu seitia ABC di fi.8-, di mana AC π radians dan tininya BF T max Pekerjaan selama pukulan π x Tmax π x Tmax 400 Tmax 400 x π 674 k-m Tininya di atas rata-rata tenaa putaran aris ( Mean Torque Line ), BG BF- FG Tmax Tmean k-m Di area BDE ( yan ditunjukkan di fi 8.) di atas rata-rata tenaa putaran aris menhadirkan fluktuasi eneri yan maksimum, oleh karena itu dari hubunan eometris

29 Tuas Elemen Mesin 8 Area BDE Area ABC BG BF Maximum fluktuasi eneri, Dimana 435 E k-m 674 ν Percepatan roda D Diameter roda pν f t 0.007ν x98 ν 335 cm / sec ,35 m /sec π D N D 335 x x cm π N π x50 Dimensi Cross-sectional roda dimana, t ketebalan atau kedalaman roda b Jarak roda 4t Pertama-tama, kita temukan beban dari roda dimana, E Total eneri roda W Beban yan melinkari roda Hubunannya, E E x C B E 3483 E 7450 k-m C x0.0 B 6 Eneri yan disimpan oleh roda kali eneri yan disimpan oleh roda, 5 oleh karena itu eneri dari roda,

30 Tuas Elemen Mesin 9 E rim 5 5 E x k m 6 6 W x υ W x x x9.8 W 5875 k 3.35 Kita ketahui bahwa beban roda, D W A x π R x ρ b xt x π x xρ t xt x π x x t 5875 t t cm b 4t 4 x cm Contoh 8-7 Suatu mesin punch membuat 5 pukulan per menit dan mampu membuat 5 mm aris tenah melubani di 8 mm plat baja tebal yan mempunyai kekuatan shear strenth 3000 k/m. Operasi berlansun selama dari suatu 0 revolusi poros mesin itu. Horsepower memerlukan untuk menemudikan motor, asumsi suatu esisiensi mekanik 95%. Tentukan dimensi untuk panampan dari roda, yan kecepatan putarnya 9 kali dari poros mesin. Koefisien fluktuasi kecepatan yan diizinkan adalah 0. Roda terbuat dari besi cor yan mempunyai tekanan workin stress ( tensile) 60 k/cm dan berat 7.5 m/cu cm. Diameter roda tidak melebihi 40 cm yan disebabkan oleh pembatasan ruan. Poros dan ruji diasumsikan untuk dilenkapi 5% dari perputaran kelembaman dari roda.

31 Tuas Elemen Mesin 30 Periksa tekanan sentrifual yan ada di dalam roda itu. Solusi : Jumlah pukulan / min, n 5 Diameter luban, d 5 mm.5 cm Tebal papan, t 8 mm.8 cm shear strenth, f 3000 k/ cm s Efisiensi Mesin, η m 95 % 0.95 Kecepatan roda 9 kali Rata-rata kecepatan roda, N 9n 9 x 5 5 rpm Koefisien kecepatan fluktuasi yan diijinkan, Teanan tarik, C B 0. f 60 k/ cm t Kepadatan besi cor, ρ 7.5 m/ cm 3 Diameter roda, Radius roda, D 40 cm R 70 cm Area yan teriris π dt π x.5x cm Gaya lintan maksimum, F area x ketebalan 4.3 x k Eneri per stroke * Rata-rata shear force x ketebalan ½ F x t ½ x 4390 x k-cm Eneri per min Enery/stroke x No. Of workin strokes/min 3850 x k-cm k-m Horsepower diperlukan untuk menandarai motor Enery required per min hp 4500 xη 4500x0.95 Dimensi roda penampan-lintan m

32 Tuas Elemen Mesin 3 Mempertimbankan panampan lintan dari roda seiempat dan diasumsikan lebar roda sama denan dua kali ketebalan roda. dimana, b lebar roda t tebal roda A Cross sectional area roda b x t Operasi berlansun selama 0 dari suatu revolusi poros mesin, oleh karena itu selama 0 9 dari suatu revolusi poros mesin, eneri yan disimpan di dalam roda itu. Maximum fluktuasi eneri, 9 9 E x Enery per stroke x k cm 0 0 Dimana W berat roda Poros dan ruji menyediakan 5% dari perputaran kelembaman dari roda, oleh karena itu fluktuasi eneri yan maksimum yan disajikan oleh roda menjadi 95% E Iω C B W πn k CB 60 W π x W ( k R 70 cm ) x34335 W 8k 76 Berat roda diketahui, W volume x kepadatan Ax πdxρ Axπ 40x x000 A 37cm πx40x7.5 Asumsi perbandinan lebar roda ke ketebalan roda menjadi,

33 Tuas Elemen Mesin 3 dimana A b x t t t t 7.5 t 4. cm b x cm dan periksa centrifual stress f t centrifual stress ρ f t υ 7.5 πx40x5 x 0 k/ cm 000x98 60 πdn Ket υ sec 60 cm / Tekanan roda Berikut adalah tekanan dari suatu roda.. Teanan Tarik ( Tensile Stress ) berkaitan denan aya sentrifual bertindak pada roda. Bendin stress berkaitan denan tenaa putaran memancarkan dari roda kepada batan atau dari batan kepada roda itu. 3. Shrinkae stresses menekankan dalam kaitan denan berbeda tinkat mendinin. Kita akan sekaran mendiskusikan dua hal pertama itu jenis menekankan sebaai berikut:. Teanan-Tarik dalam kaitan denan aya sentrifual Dalam kaitan denan aya sentrifual bertindak pada roda, lenan akan dijadikan untuk menarahkan teanan tarik siapa pentin/besar adalah sama seperti dibahas di artikel yan sebelumnya Tensile stress in the arms, f 3 3ρυ f t 4 4

34 Tuas Elemen Mesin 33. Bendin Stress dalam kaitan denan tenaa putaran yan sedan dipancarkan Dalam kaitan denan tenaa putaran memancarkan dari roda, lenan akan dijadikan untuk membenkokkan, sebab mereka memerlukan untuk membawa tenaa putaran beban yan penuh. Dalam ranka menemukan momen lentuk yan maksimum pada lenan, munkin saja diasumsikan sebaai centilever berkas cahaya yan tetap di poros dan membawa suatu beban terpusat di akhir roda itu. dimana, T Tenaa putaran yan dipancarkan R Rata-rata radius roda r Radius poros n Jumlah lenan Z Modulus baian untuk panampan-lintan Menisi pada masin-masin lenan tanan T R n Maksimum momen lentuk ( Bendin Moment ) yan berada pada lenan tanan di poros T R n M x( R r) Bendin stress pada lenan, f b M Z T R n Z ( R r) Total tensile stress pada lenan di akhir poros,

35 Tuas Elemen Mesin 34 f f t + f b Cat :. Total tekanan pada lenan mestinya tidak melebihi tekanan yan diizinkan. Jika roda diunakan sebaai suatu sabuk pulley, kemudian lenan jua diperlakukan untuk lentur dalam kaitan denan menjarin teanan sabuk ( T T ), dimana T dan T adalah teanan pada sisi kendor dan sisi ketat berturut-turut. Oleh karena itu lentur menekan dalam kaitan denan teanan sabuk, f b ( T T )( R r ) n xz Total bendin stress di lenan di poros akhir, f f + b f b b ( T T )( R r) T R r T ( R r) + + RnZ nz nz R Dan total tensile stress di lenan di poros akhir, f f + f + t b b ( T T ) f 8.9 Dimensi Cross-Sectional lenan roda Panampan-Lintan dari lenan pada umumnya berbentuk lonjon denan sumbu utama ( major axis ) dua kali lebih pelenkap poros ( minor axis ), seperti ditunjukkan di fi 8-4 dan itu dirancan untuk teanan lentuk yan maksimum itu ( maximum bendin stress ). dimana, a Sumbu utama ( Major axis ) b Pelenkap poros ( Minor axis )

36 Tuas Elemen Mesin 35 π Section modulus Z 3 b a...(i) Kita ketahui bahwa maximum bendin stress, f b M T ( R r)...(ii) Z RnZ Asumsi a b, dimensi dari lenan diperoleh dari ( i) dan ( ii) Cat :. Lenan dari roda yan runcin dari poros ke roda itu. Rumcinnya sekitar cm per meter panjannya dari lenan sumbu utama ( major axis ) dan cm per meter panjannya dari pelenkap poros ( minor axis ).. Jumlah lenan umumnya 6. Kadan-Kadan jumlah lenan munkin 8, 0, atau untuk roda yan ukurannya sanat besar. 3. Lenan boleh lurus atau curved. Tetapi lenan lurus mudah untuk melempar dan tonkan 4. Lenan diperlakukan ke pembalikan yan menekankan, oleh karena itu suatu faktor keamanan minimum 8 yan harus diunakan. Dalam beberapa hal seperti mesin dan mesin yan punchin yan diperlakukan ke oncanan yan keras, faktor keamanannya 5 yan harus diunakan. 5. Roda terban yan lebih kecil ( diameternya kuran dari 60 cm ) tidak dilenkapi denan lenan. Mereka dibuat tipe jarinan denan luban di dalam jarinan aar mudah menananinya. 8.0 Perancanan tankai, poros dan kunci

37 Tuas Elemen Mesin 36 Diameter tankai untuk roda diperoleh dari tenaa putaran yan maksimum dipancarkan. Kita ketahui bahwa T max π f sd 6 d diameter tankai f s Shear stress diijinkan menekan untuk material dari tankai Poros dirancan sebaai tankai yan koson, untuk putaran tenaa yan maksimum. Kita ketahui bahwa 4 4 π d d T max f s 3 6 d d diameter luar d Diameter poros baian dalam atau diameter tankai Diameter poros pada umumnya diambil dua kali dari diameter tankai dan panjanny dari sampai denan.5 kali diameter tankai. Bentuk standar diunakan untuk poros dan tankai. Panjan kunci diperoleh denan mempertimbankan keaalan kunci dalam memoton. Kita ketahui bahwa tenaa putaran yan dipancarkan oleh tankai, d Tmax l x w x f s x l panjan kunci f s shear stress dari material d diameter tankai Contoh 8-8 Suatu besi cor roda, rata-rata diameternya 3 meter, mempunyai enam lenan baian berbentuk lonjon. Diperlukan persediaan k-m eneri, yan berputar pada 00 rpm. Kecepatan rata-rata diameter adalah 9m/sec. Asumsi keseluruhan eneri disimpan di dalam roda, temukan panampan lintan, jika jarak lebarnya adalah 30 cm. Temukan panampan-lintan dari lenan dekat boss, mendekati asumsi yan perlawanan yan melenkun sepadan denan perlawanan puntiran tankai

38 Tuas Elemen Mesin 37 yan diameternya.5 cm. Shear stress yan maksimum menekan di tankai tidak melebihi 630 k/cm dan teanan-tarik di lenan 60 k/cm. Asumsikan pelenkap poros ( minor axis ) dari bentuk lonjon menjadi 0.65 sumbu utama. Solusi : Diameter roda, D 3m Radius roda, R.5 m 50 cm Jumlah lenan, n 6 Eneri yan disimpan, E k-m Kecepatan roda, N 00 rpm Kecepatan sudut roda, πn πx00 0π ω rad/sec

Jadi F = k ρ v 2 A. Jika rapat udara turun menjadi 0.5ρ maka untuk mempertahankan gaya yang sama dibutuhkan

Jadi F = k ρ v 2 A. Jika rapat udara turun menjadi 0.5ρ maka untuk mempertahankan gaya yang sama dibutuhkan Kumpulan soal-soal level seleksi Kabupaten: 1. Sebuah pesawat denan massa M terban pada ketinian tertentu denan laju v. Kerapatan udara di ketinian itu adalah ρ. Diketahui bahwa aya ankat udara pada pesawat

Lebih terperinci

BAB VI TURBIN AIR A. TURBIN IMPULS

BAB VI TURBIN AIR A. TURBIN IMPULS BAB I TURBIN AIR A. TURBIN IMPULS Turbin impuls adalah turbin dimana bererak karena adanya impuls dari air. Pada turbin impuls, air dari sebuah bendunan dialirkan melalui pipa, dan kemudian melewati mekanisme

Lebih terperinci

TURBIN AIR A. TURBIN IMPULS. Roda Pelton

TURBIN AIR A. TURBIN IMPULS. Roda Pelton 6 TURBIN AIR A. TURBIN IMPULS Turbin impuls adalah turbin dimana bererak karena adanya impuls dari air. Pada turbin impuls, air dari sebuah bendunan dialirkan melalui pipa, dan kemudian melewati mekanisme

Lebih terperinci

1 Posisi, kecepatan, dan percepatan

1 Posisi, kecepatan, dan percepatan 1 Posisi, kecepatan, dan percepatan Posisi suatu benda pada suatu waktu t tertentu kita tulis sebaai r(t). Jika saat t = t 1 benda berada pada posisi r 1 r(t 1 ) dan saat t = t 2 > t 1 benda berada pada

Lebih terperinci

1. Tekanan pada Plat Diam

1. Tekanan pada Plat Diam MESIN-MESIN FLUIDA Mech. En. Depth. Gadjah Mada University 1 Mesin-Mesin Fluida : Pendahuluan an Mesin yan diperunakan untuk menubah eneri mekanik menjadi eneri aliran atau sebaliknya. Contohnya : E. Mekanik

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI 2.1 Konsep Perencanaan 2.2 Motor 2.3 Reducer

BAB II DASAR TEORI 2.1 Konsep Perencanaan 2.2 Motor 2.3 Reducer BAB II DASAR TEORI 2.1 Konsep Perencanaan Konsep perencanaan komponen yang diperhitungkan sebagai berikut: a. Motor b. Reducer c. Daya d. Puli e. Sabuk V 2.2 Motor Motor adalah komponen dalam sebuah kontruksi

Lebih terperinci

PERANAN RODA GAYA DALAM MOTOR BAKAR TORAK. Oleh : Sutarno ABSTRACT

PERANAN RODA GAYA DALAM MOTOR BAKAR TORAK. Oleh : Sutarno ABSTRACT iteks ISSN 978-497 PERANAN RODA GAYA DALAM MOTOR BAKAR TORAK Oleh : Sutarno ABSTRACT A fly wheel used in machanis serves as a reser voir whiech stores energy during the period when the supply of energy

Lebih terperinci

SOLUSI. m θ T 1. atau T =1,25 mg. c) Gunakan persaman pertama didapat. 1,25 mg 0,75mg =0,6 m 2 l. atau. 10 g 3l. atau

SOLUSI. m θ T 1. atau T =1,25 mg. c) Gunakan persaman pertama didapat. 1,25 mg 0,75mg =0,6 m 2 l. atau. 10 g 3l. atau SOLUSI. a) Gambar diaram aya diberikan pada ambar di sampin. b) Anap teanan tali yan membentuk sudut θ adalah terhadap horizontal adalah T. Anap teanan tali yan mendatar adalah T. Gaya yan bekerja pada

Lebih terperinci

p da p da Gambar 2.1 Gaya tekan pada permukaan elemen benda yang ter benam aliran fluida (Mike Cross, 1987)

p da p da Gambar 2.1 Gaya tekan pada permukaan elemen benda yang ter benam aliran fluida (Mike Cross, 1987) 6.3 Gaya Hambat Udara Ketika udara melewati suatu titik tankap baik itu udara denan kecepatan konstan ( steady ) maupun denan kecepatan yan berubah berdasarkan waktu (unsteady ), kecenderunan alat tersebut

Lebih terperinci

MATA KULIAH : FISIKA DASAR (4 sks) GERAK BENDA DALAM BIDANG DATAR DENGAN PERCEPATAN TETAP

MATA KULIAH : FISIKA DASAR (4 sks) GERAK BENDA DALAM BIDANG DATAR DENGAN PERCEPATAN TETAP MODUL PERTEMUAN KE 4 MATA KULIAH : (4 sks) MATERI KULIAH: Gerak Peluru (Proyektil); Gerak Melinkar Beraturan, Gerak Melinkar Berubah Beraturan, Besaran Anular dan Besaran Tanensial. POKOK BAHASAN: GERAK

Lebih terperinci

a. Tentukan bentuk akhir dari tiga persamaan di atas yang menampilkan secara eksplisit

a. Tentukan bentuk akhir dari tiga persamaan di atas yang menampilkan secara eksplisit Contact Person : 0896-5985-681 OSK Fisika 018 Number 1 BESARAN PLANCK Pada tahun 1899 Max Planck memperkenalkan suatu sistem satuan iniversal sehina besaran-besaran fisika dapat dinyatakan dalam tia satuan

Lebih terperinci

Sekolah Olimpiade Fisika davitsipayung.com

Sekolah Olimpiade Fisika davitsipayung.com SOLUSI SELEKSI OSN TINGKAT PROVINSI 06 Bidan Fisika Waktu : Jam Sekolah Olimpiade Fisika davitsipaun.com DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH DIREKTORAT SEKOLAH

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR 3.1 Diagram Alir Proses Perencanaan Proses perencanaan mesin pembuat es krim dari awal sampai akhir ditunjukan seperti Gambar 3.1. Mulai Studi Literatur Gambar Sketsa Perhitungan

Lebih terperinci

DESAIN BENTUK SUDUT SUDUT ARAH RADIAL PADA POMPA SENTRIFUGAL

DESAIN BENTUK SUDUT SUDUT ARAH RADIAL PADA POMPA SENTRIFUGAL DESAIN BENTUK SUDUT SUDUT ARA RADIAL PADA POMPA SENTRIFUGAL Kennie A. Lempoy Abstrak Permasalahan pada ketidakpuasan konsumen pada penunaan pompa air khususnya yan diunakan di rumah tana, pada saat ini

Lebih terperinci

ANALISA PENGARUH FLYWHEEL DAN FIRING ORDER TERHADAP PROSES KERJA MESIN DIESEL

ANALISA PENGARUH FLYWHEEL DAN FIRING ORDER TERHADAP PROSES KERJA MESIN DIESEL ANALISA PENGARUH FLYWHEEL DAN FIRING ORDER TERHADAP PROSES KERJA MESIN DIESEL Oleh: Adin Putra Rachmawan (4210 100 086) Pembimbing 1 : DR. I Made Ariana, S.T., M.T. Pembimbing 2 : Ir. Indrajaya Gerianto,

Lebih terperinci

Belt Datar. Dhimas Satria. Phone :

Belt Datar. Dhimas Satria. Phone : Pendahuluan Materi : Belt Datar, V-Belt & Pulley, Rantai Elemen Mesin 2 Belt Datar Elemen Mesin 2 Belt (sabuk) atau rope (tali) digunakan untuk mentransmisikan daya dari poros yang satu ke poros yang lain

Lebih terperinci

Lampiran 1. Analisis Kebutuhan Daya Diketahui: Massa silinder pencacah (m)

Lampiran 1. Analisis Kebutuhan Daya Diketahui: Massa silinder pencacah (m) LAMPIRAN 74 75 Lampiran 1. Analisis Kebutuhan Daya Diketahui: Massa silinder pencacah (m) : 15,4 kg Diameter silinder pencacah (D) : 37,5cm = 0,375 m Percepatan gravitasi (g) : 9,81 m/s 2 Kecepatan putar

Lebih terperinci

1 Posisi, kecepatan, dan percepatan

1 Posisi, kecepatan, dan percepatan 1 osisi, kecepatan, dan percepatan osisi suatu benda pada suatu waktu t tertentu kita tulis sebaai r(t). Jika saat t = t 1 benda berada pada posisi r 1 r(t 1 ) dan saat t = t 2 > t 1 benda berada pada

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR 3.1 Flowchart Perencanaan Pembuatan Mesin Pemotong Umbi Proses Perancangan mesin pemotong umbi seperti yang terlihat pada gambar 3.1 berikut ini: Mulai mm Studi Literatur

Lebih terperinci

2.1 Pengertian Umum Mesin Pemipil Jagung. 2.2 Prinsip Kerja Mesin Pemipil Jagung BAB II DASAR TEORI

2.1 Pengertian Umum Mesin Pemipil Jagung. 2.2 Prinsip Kerja Mesin Pemipil Jagung BAB II DASAR TEORI BAB II DASAR TEORI 2.1 Pengertian Umum Mesin Pemipil Jagung Mesin pemipil jagung merupakan mesin yang berfungsi sebagai perontok dan pemisah antara biji jagung dengan tongkol dalam jumlah yang banyak dan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Analisis Perhitungan Sebelum mendesain mesin pemotong kerupuk hal utama yang harus diketahui adalah mencari tegangan geser kerupuk yang akan dipotong. Percobaan yang dilakukan

Lebih terperinci

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN BAB I ETODOLOGI ENELITIAN 4.1. INFORASI UU EODELAN STRUKTUR ATAS 4.1.1. emodelan Struktur emodelan sistem struktur-tanah dimodelkan dalam bentuk dua dimensi, seperti terlihat pada ambar 4.1. Sistem struktur

Lebih terperinci

Karena massa katrol diabaikan maka 2T 1. -nya arah ke bawah. a 1. = a + a 0. a 2. = m m ) m 4 mm

Karena massa katrol diabaikan maka 2T 1. -nya arah ke bawah. a 1. = a + a 0. a 2. = m m ) m 4 mm m 0 139 Pada sistem dibawah ini hitun percepatan benda m 1 nap benda m bererak ke bawah Jawab: T 1 T 1 m 1 T m 0 a 0 T T 1 m 1 m 1 m T 1 m a m Karena massa katrol diabaikan maka T 1 T m k a k 0 atau T

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN. = 280 mm = 50,8 mm. = 100 mm mm. = 400 gram gram

BAB III PERANCANGAN. = 280 mm = 50,8 mm. = 100 mm mm. = 400 gram gram BAB III PERANCANGAN 3.. Perencanaan Kapasitas Perajangan Kapasitas Perencanaan Putaran motor iameter piringan ( 3 ) iameter puli motor ( ) Tebal permukaan ( t ) Jumlah pisau pada piringan ( I ) iameter

Lebih terperinci

Penghitungan panjang fetch efektif ini dilakukan dengan menggunakan bantuan peta

Penghitungan panjang fetch efektif ini dilakukan dengan menggunakan bantuan peta Bab II Teori Dasar Gambar. 7 Grafik Rasio Kecepatan nin di atas Laut denan di Daratan. 5. Koreksi Koefisien Seret Setelah data kecepatan anin melalui koreksi-koreksi di atas, maka data tersebut dikonversi

Lebih terperinci

Gerak Dua Dimensi Gerak dua dimensi merupakan gerak dalam bidang datar Contoh gerak dua dimensi : Gerak peluru Gerak melingkar Gerak relatif

Gerak Dua Dimensi Gerak dua dimensi merupakan gerak dalam bidang datar Contoh gerak dua dimensi : Gerak peluru Gerak melingkar Gerak relatif Gerak Dua Dimensi Gerak dua dimensi merupakan erak dalam bidan datar Contoh erak dua dimensi : Gerak peluru Gerak melinkar Gerak relatif Posisi, Kecepatan, Percepatan r i = vektor posisi partikel di A

Lebih terperinci

Perancangan Belt Conveyor Pengangkut Bubuk Detergent Dengan Kapasitas 25 Ton/Jam BAB III PERHITUNGAN BAGIAN-BAGIAN UTAMA CONVEYOR

Perancangan Belt Conveyor Pengangkut Bubuk Detergent Dengan Kapasitas 25 Ton/Jam BAB III PERHITUNGAN BAGIAN-BAGIAN UTAMA CONVEYOR BAB III PERHITUNGAN BAGIAN-BAGIAN UTAMA CONVEYOR 3.1 Data Perancangan Spesifikasi perencanaan belt conveyor. Kapasitas belt conveyor yang diinginkan = 25 ton / jam Lebar Belt = 800 mm Area cross-section

Lebih terperinci

FUNGSI DAN GRAFIK KED

FUNGSI DAN GRAFIK KED FUNGSI DAN GRAFIK 1.1 Pendahuluan Deinisi unsi adalah suatu aturan padanan yan menhubunkan tiap objek x dalam satu himpunan, yan disebut daerah asal, denan sebuah nilai unik x dari himpunan kedua. Himpunan

Lebih terperinci

Mulai. Studi Literatur. Gambar Sketsa. Perhitungan. Gambar 2D dan 3D. Pembelian Komponen Dan Peralatan. Proses Pembuatan.

Mulai. Studi Literatur. Gambar Sketsa. Perhitungan. Gambar 2D dan 3D. Pembelian Komponen Dan Peralatan. Proses Pembuatan. BAB III PERANCANGAN DAN GAMBAR 3.1 Diagram Alur Proses Perancangan Proses perancangan mesin pemipil jagung seperti terlihat pada Gambar 3.1 seperti berikut: Mulai Studi Literatur Gambar Sketsa Perhitungan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN Perencanaan Kapasitas Penghancuran. Diameter Gerinda (D3) Diameter Puli Motor (D1) Tebal Permukaan (t)

BAB III PERANCANGAN Perencanaan Kapasitas Penghancuran. Diameter Gerinda (D3) Diameter Puli Motor (D1) Tebal Permukaan (t) BAB III PERANCANGAN 3.1. Perencanaan Kapasitas Penghancuran Kapasitas Perencanaan : 100 kg/jam PutaranMotor : 1400 Rpm Diameter Gerinda (D3) : 200 mm Diameter Puli Motor (D1) : 50,8 mm Tebal Permukaan

Lebih terperinci

Flat Belt Drives ELEMEN MESIN II

Flat Belt Drives ELEMEN MESIN II Flat Belt Drives ELEMEN MESIN II Jika Ingin Mengenal Dunia MEMBACA Jika Ingin Dikenal Dunia MENULIS Flat Belt Drives Mentransmisikan daya dari satu poros ke yang lain Katrol yang berputar Kecepatan sama

Lebih terperinci

h maks = tinggi maksimum X maks = Jauh maksimum

h maks = tinggi maksimum X maks = Jauh maksimum GEK PELUU eori Sinkat : Y y 0 y o sin α o maks α x o cos α maks Gerak parabola terdiri dari dua komponen erak yaitu :. Gerak orisontal berupa GL. Gerak vertikal berupa GL.Gerak orisontal (seara sumbu-x)

Lebih terperinci

UM UGM 2016 Fisika. Soal. Petunjuk berikut dipergunakan untuk mengerjakan soal nomor 01 sampai dengan nomor 20.

UM UGM 2016 Fisika. Soal. Petunjuk berikut dipergunakan untuk mengerjakan soal nomor 01 sampai dengan nomor 20. UM UGM 016 Fisika Soal Doc. Name: UMUGM016FIS999 Version: 017-0 Halaman 1 Petunjuk berikut diperunakan untuk menerjakan soal nomor 01 sampai denan nomor 0. = 9,8 m/s (kecuali diberitahukan lain) µ o =

Lebih terperinci

Jawaban OSK v ~ F (m/l) v = F a m b l c (nilai 2) [L][T] -1 = [M] a [L] a [T] -2a [M] b [L] c. Dari dimensi M: 0 = a + b a = -b

Jawaban OSK v ~ F (m/l) v = F a m b l c (nilai 2) [L][T] -1 = [M] a [L] a [T] -2a [M] b [L] c. Dari dimensi M: 0 = a + b a = -b Jawaban OSK 01 Fisika B 1- (nilai 6) Jawaban menunakan konsep dimensi v ~ F (m/l) v = F a m b l c (nilai ) [L][T] -1 = [M] a [L] a [T] -a [M] b [L] c Dari dimensi M: 0 = a + b a = -b Dari dimensi L: 1

Lebih terperinci

Dinamika Rotasi, Statika dan Titik Berat 1 MOMEN GAYA DAN MOMEN INERSIA

Dinamika Rotasi, Statika dan Titik Berat 1 MOMEN GAYA DAN MOMEN INERSIA Dinamika Rotasi, Statika dan Titik Berat 1 MOMEN GAYA DAN MOMEN INERSIA Dalam gerak translasi gaya dikaitkan dengan percepatan linier benda, dalam gerak rotasi besaran yang dikaitkan dengan percepatan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA II TINJUN USTK ompa adalah suatu alat yan diunakan untuk memindahkan suatu cairan dari suatu tempat ke tempat lain denan cara menaikkan tekanan cairan tersebut. Kenaikan tekanan cairan tersebut diunakan

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN MESIN PEMBUAT ES KRIM (BAGIAN SISTEM TRANSMISI) PROYEK AKHIR

RANCANG BANGUN MESIN PEMBUAT ES KRIM (BAGIAN SISTEM TRANSMISI) PROYEK AKHIR RANCANG BANGUN MESIN PEMBUAT ES KRIM (BAGIAN SISTEM TRANSMISI) PROYEK AKHIR Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Ahli Madya Disusun oleh: MUH ARIES SETYAWAN NIM. I8113022 PROGRAM DIPLOMA

Lebih terperinci

BAB 5 POROS (SHAFT) Pembagian Poros. 1. Berdasarkan Pembebanannya

BAB 5 POROS (SHAFT) Pembagian Poros. 1. Berdasarkan Pembebanannya BAB 5 POROS (SHAFT) Definisi. Poros adalah suatu bagian stasioner yang beputar, biasanya berpenampang bulat dimana terpasang elemen-elemen seperti roda gigi (gear), pulley, flywheel, engkol, sprocket dan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Angin Angin adalah gerakan udara yang terjadi di atas permukaan bumi. Angin terjadi karena adanya perbedaan tekanan udara, ketinggian dan temperatur. Semakin besar

Lebih terperinci

Oleh: Tjandra Satria Gunawan

Oleh: Tjandra Satria Gunawan Soal dan Solusi (S 2 ) untuk: Olimpiade Sains Nasional Bidan Matematika SMA/MA Seleksi Tinkat Kota/Kabupaten Tahun 2010 Tanal: 14-29 April 2010 Oleh: Tjandra Satria Gunawan 1. Diketahui bahwa ada yepat

Lebih terperinci

SOAL DINAMIKA ROTASI

SOAL DINAMIKA ROTASI SOAL DINAMIKA ROTASI A. Pilihan Ganda Pilihlah jawaban yang paling tepat! 1. Sistem yang terdiri atas bola A, B, dan C yang posisinya seperti tampak pada gambar, mengalami gerak rotasi. Massa bola A, B,

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. c) Untuk mencari torsi dapat dirumuskan sebagai berikut:

BAB II DASAR TEORI. c) Untuk mencari torsi dapat dirumuskan sebagai berikut: BAB II DASAR TEORI 2.1 Daya Penggerak Secara umum daya diartikan sebagai suatu kemampuan yang dibutuhkan untuk melakukan sebuah kerja, yang dinyatakan dalam satuan Watt ataupun HP. Penentuan besar daya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Cara Kerja Alat Cara kerja Mesin pemisah minyak dengan sistem gaya putar yang di control oleh waktu, mula-mula makanan yang sudah digoreng di masukan ke dalam lubang bagian

Lebih terperinci

SMA JENJANG KELAS MATA PELAJARAN TOPIK BAHASAN XI (SEBELAS) FISIKA GERAK HARMONIK

SMA JENJANG KELAS MATA PELAJARAN TOPIK BAHASAN XI (SEBELAS) FISIKA GERAK HARMONIK JENJANG KELAS MAA PELAJARAN OPIK BAHASAN SMA XI (SEBELAS) FISIKA GERAK HARMONIK Benda yan melakukan erak lurus berubah beraturan, mempunyai percepatan yan tetap, Ini berarti pada benda senantiasa bekerja

Lebih terperinci

BAB IV PERENCANAAN PERANCANGAN

BAB IV PERENCANAAN PERANCANGAN 95 BAB IV PERENCANAAN PERANCANGAN 4.1 PERENCANAAN CUTTER 4.1.1 Gaya Pemotongan Bagian ini merupakan tempat terjadinya pemotongan asbes. Dalam hal ini yang menjadi perhatian adalah bagaimana agar asbes

Lebih terperinci

pengukuran karakteristik I-V transistor. Kemudian dilanjutkan dengan penyesuaian (fitting) hasil tersebut menggunakan model TOM.

pengukuran karakteristik I-V transistor. Kemudian dilanjutkan dengan penyesuaian (fitting) hasil tersebut menggunakan model TOM. BAB III HASIL DAN DISKUSI Bab ini berisi hasil dan diskusi. Pekerjaan penelitian dimulai denan melakukan penukuran karakteristik I-V transistor. Kemudian dilanjutkan denan penyesuaian (fittin hasil tersebut

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI 2.1 Sistem Transmisi 2.2 Motor Listrik

BAB II DASAR TEORI 2.1 Sistem Transmisi 2.2 Motor Listrik BAB II DASAR TEORI 2.1 Sistem Transmisi Sistem transmisi dalam otomotif, adalah sistem yang berfungsi untuk konversi torsi dan kecepatan (putaran) dari mesin menjadi torsi dan kecepatan yang berbeda-beda

Lebih terperinci

BAB III PERENCAAN DAN GAMBAR

BAB III PERENCAAN DAN GAMBAR BAB III PERENCAAN DAN GAMBAR 3.1 Diagram Alur Perencanaan Proses perancangan alat pencacah rumput gajah seperti terlihat pada diagram alir berikut ini: Mulai Pengamatan dan Pengumpulan Perencanaan Menggambar

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian dan Prinsip Dasar Alat uji Bending 2.1.1. Definisi Alat Uji Bending Alat uji bending adalah alat yang digunakan untuk melakukan pengujian kekuatan lengkung (bending)

Lebih terperinci

IV. ANALISIS TEKNIK. Pd n. Besarnya tegangan geser yang diijinkan (τ a ) dapat dihitung dengan persamaan :

IV. ANALISIS TEKNIK. Pd n. Besarnya tegangan geser yang diijinkan (τ a ) dapat dihitung dengan persamaan : A. POROS UTAMA IV. ANALISIS TEKNIK Menurut Sularso dan K. Suga (1997), untuk menghitung besarnya diameter poros yang digunakan adalah dengan menentukan daya rencana Pd (kw) dengan rumus : Pd = fcp (kw)...

Lebih terperinci

BAB VIII ALIRAN DI BAWAH PINTU

BAB VIII ALIRAN DI BAWAH PINTU BAB III ALIRAN DI BAWAH PINTU III TUJUAN PERCOBAAN Menamati aliran didasarkan atas pemakaian persamaan Bernouli untuk aliran di bawah pintu III ALAT-ALAT ANG DIGUNAKAN Flume beserta perlenkapanya Model

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR 3.1 Skema Dan Prinsip Kerja Alat Prinsip kerja mesin pemotong krupuk rambak kulit ini adalah sumber tenaga motor listrik ditransmisikan kepulley 2 dan memutar pulley 3 dengan

Lebih terperinci

2 H g. mv ' A, x. R= 2 5 m R2 ' A. = 1 2 m 2. v' A, x 2

2 H g. mv ' A, x. R= 2 5 m R2 ' A. = 1 2 m 2. v' A, x 2 SOLUSI. A. Waktu bola untuk jatuh diberikan oleh : t A= H B. Jarak d yan dibutuhkan adalah d=v 0 t A =v H 0 i. Karena bola tidak slip sama sekali dan tumbukan lentin sempurna maka eneri mekanik sistem

Lebih terperinci

Perhitungan Pneumatik

Perhitungan Pneumatik Perhitungan Pneumatik A. Penentuan Kondisi Kerja 1. Tekanan kerja P = 6kgf. Masa gerak silinder t s =0s, t d =0 s 3. Arah pemasangan Vertikal dengan sudut kemiringan = 78 0 4. Koefisien friksi = 1 5. Frekuensi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Pada bab ini akan dibahas mengenai konsep dasar masalah. penjadwalan kuliah, algoritma memetika serta komponen algoritma

BAB II LANDASAN TEORI. Pada bab ini akan dibahas mengenai konsep dasar masalah. penjadwalan kuliah, algoritma memetika serta komponen algoritma BAB II LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dibahas menenai konsep dasar masalah penjadwalan kuliah, aloritma memetika serta komponen aloritma memetika. Aoritma memetika diilhami dari proses evolusi makhluk

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Mesin Pan Granulator Mesin Pan Granulator adalah alat yang digunakan untuk membantu petani membuat pupuk berbentuk butiran butiran. Pupuk organik curah yang akan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Ruan Linkup Ruan linkup keiatan dalam penulisan tuas akhir ini adalah PT. Tembaa Mulia Semanan Tbk. (Divisi Aluminium) yan berlokasi di Jalan Daan Moot KM. 16, Semanan,

Lebih terperinci

Dinamika. DlNAMIKA adalah ilmu gerak yang membicarakan gaya-gaya yang berhubungan dengan gerak-gerak yang diakibatkannya.

Dinamika. DlNAMIKA adalah ilmu gerak yang membicarakan gaya-gaya yang berhubungan dengan gerak-gerak yang diakibatkannya. Dinamika Page 1/11 Gaya Termasuk Vektor DlNAMIKA adalah ilmu gerak yang membicarakan gaya-gaya yang berhubungan dengan gerak-gerak yang diakibatkannya. GAYA TERMASUK VEKTOR, penjumlahan gaya = penjumlahan

Lebih terperinci

FUNGSI DAN GRAFIK KED. Fungsi Bukan Fungsi Definisi

FUNGSI DAN GRAFIK KED. Fungsi Bukan Fungsi Definisi FUNGSI DAN GRAFIK Deinisi Funsi adalah suatu aturan padanan yan menhubunkan tiap objek x dalam satu himpunan, yan disebut daerah asal, denan sebuah nilai unik x dari himpunan kedua. Himpunan nilai ya diperoleh

Lebih terperinci

GERAK LURUS Standar Kompetensi Menerapkan konsep dan prinsip dasar kinematika dan dinamika benda titik.

GERAK LURUS Standar Kompetensi Menerapkan konsep dan prinsip dasar kinematika dan dinamika benda titik. GERAK LURUS Standar Kompetensi Menerapkan konsep dan prinsip dasar kinematika dan dinamika benda titik. Kompetensi Dasar Menganalisis besaran fisika pada gerak dengan kecepatan dan percepatan konstan.

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR 3.1 Diagram Alir Proses Perancangan Proses perancangan mesin peniris minyak pada kacang seperti terlihat pada gambar 3.1 berikut ini: Mulai Studi Literatur Gambar Sketsa

Lebih terperinci

BAB II FUNGSI DAN GRAFIK FUNGSI

BAB II FUNGSI DAN GRAFIK FUNGSI BAB II FUNGSI DAN GRAFIK FUNGSI. Funsi. Graik Funsi. Barisan dan Deret.4 Irisan Kerucut. Funsi Dalam berbaai aplikasi, korespondensi/hubunan antara dua himpunan serin terjadi. Sebaai contoh, volume bola

Lebih terperinci

PENERBITAN ARTIKEL ILMIAH MAHASISWA Universitas Muhammadiyah Ponorogo

PENERBITAN ARTIKEL ILMIAH MAHASISWA Universitas Muhammadiyah Ponorogo PENERBITAN ARTIKEL ILMIAH MAHASISWA Universitas Muhammadiyah Ponorogo PENGARUH VARIASI JUMLAH STAGE TERHADAP KINERJA TURBIN ANGIN SUMBU VERTIKAL SAVONIUS TIPE- L Krisna Slamet Rasyid, Sudarno, Wawan Trisnadi

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Pengertian Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH)

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Pengertian Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) 6 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH), adalah suatu pembangkit listrik skala kecil yang menggunakan tenaga air

Lebih terperinci

KOPLING. Kopling ditinjau dari cara kerjanya dapat dibedakan atas dua jenis: 1. Kopling Tetap 2. Kopling Tak Tetap

KOPLING. Kopling ditinjau dari cara kerjanya dapat dibedakan atas dua jenis: 1. Kopling Tetap 2. Kopling Tak Tetap KOPLING Defenisi Kopling dan Jenis-jenisnya Kopling adalah suatu elemen mesin yang berfungsi untuk mentransmisikan daya dari poros penggerak (driving shaft) ke poros yang digerakkan (driven shaft), dimana

Lebih terperinci

METHODIST-2 EDUCATION EXPO 2016

METHODIST-2 EDUCATION EXPO 2016 TK/SD/SMP/SMA Methodist- Medan Jalan M Tharin No. 96 Medan Kota - 01 T: (+661)46 81 METODIST- EDUCATION EXPO 016 Loba Sains Plus Antar Pelajar Tinkat SMA se-suatera Utara NASKA SOAL FISIKA - Petunjuk Soal

Lebih terperinci

Dengan substitusi persamaan (1.2) ke dalam persamaan (1.3) maka kedudukan x partikel sebagai fungsi waktu dapat diperoleh melalui integral pers (1.

Dengan substitusi persamaan (1.2) ke dalam persamaan (1.3) maka kedudukan x partikel sebagai fungsi waktu dapat diperoleh melalui integral pers (1. GERAK PADA BIDANG DATAR 1. Gerak denan Percepatan Tetap C Gb. 1 Grafik kecepatan-waktu untuk erak lurus denan percepatan tetap Pada ambar 1, kemirinan tali busur antara titik A dan B sama denan kemirinan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA PERBANDINGAN DAN PERHITUNGAN DAYA

BAB IV ANALISA PERBANDINGAN DAN PERHITUNGAN DAYA 31 BAB IV ANALISA PERBANDINGAN DAN PERHITUNGAN DAYA 4.1 MENGHITUNG PUTARAN POROS PISAU Dengan mengetahui putaran pada motor maka dapat ditentukan putaran pada pisau yang dapat diketahui dengan persamaan

Lebih terperinci

PERANCANGAN MESIN R. AAM HAMDANI

PERANCANGAN MESIN R. AAM HAMDANI PERANCANGAN MESIN R. AAM HAMDANI PERANCANGAN MESIN PROSES REKAYASA PERANCANGAN SUATU MESIN BERDASARKAN KEBUTUHAN ATAU PERMINTAAN TERTENTU YANG DIPEROLEH DARI HASIL PENELITIAN ATAU DARI PELANGGAN LANGSUNG

Lebih terperinci

Gambar II.1. Skema Sistem Produksi

Gambar II.1. Skema Sistem Produksi Bab II Tinjauan Pustaka II.1 Sistem Produksi Sistem produksi minyak merupakan jarinan pipa yan berunsi untuk menalirkan luida (minyak) dari reservoir ke separator. Reservoir terletak di bawah permukaan

Lebih terperinci

! 2 H g. &= 1 2 m 2 SOLUSI OSN A. Waktu bola untuk jatuh diberikan oleh : t A= Jarak d yang dibutuhkan adalah d =v 0 g

! 2 H g. &= 1 2 m 2 SOLUSI OSN A. Waktu bola untuk jatuh diberikan oleh : t A= Jarak d yang dibutuhkan adalah d =v 0 g SOLUSI OSN 009. A. Waktu bola untuk jatuh diberikan oleh : t A=! H B.! Jarak d yan dibutuhkan adalah d =v 0 t A =v H 0 i. Karena bola tidak slip sama sekali dan tumbukan lentin sempurna maka eneri mekanik

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR 3.1 Diagram Alur Proses Perencanaan Proses perencanaan mesin modifikasi camshaft ditunjukkan pada diagram alur pada Gambar 3.1: Mulai Pengamatan dan pengumpulan data Perencanaan

Lebih terperinci

Tujuan Pembelajaran:

Tujuan Pembelajaran: P.O.R.O.S Tujuan Pembelajaran: 1. Mahasiswa dapat memahami pengertian poros dan fungsinya 2. Mahasiswa dapat memahami macam-macam poros 3. Mahasiswa dapat memahami hal-hal penting dalam merancang poros

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PERHITUNGAN

BAB IV ANALISA DAN PERHITUNGAN BAB IV ANALISA DAN PERHITUNGAN Pada rancangan uncoiler mesin fin ini ada beberapa komponen yang perlu dilakukan perhitungan, yaitu organ penggerak yang digunakan rancangan ini terdiri dari, motor penggerak,

Lebih terperinci

Analisis Pengaruh Jarak Sirip Vertikal Dan Kecepatan Angin Terhadap Perpindahan Panas Pada Motor 4 Tak

Analisis Pengaruh Jarak Sirip Vertikal Dan Kecepatan Angin Terhadap Perpindahan Panas Pada Motor 4 Tak Analisis Penaruh Jarak Sirip Vertikal Dan Kecepatan Anin Terhadap Perpindahan Panas Pada Motor 4 Tak Mustafa 1 1 adalah Dosen Fakultas Teknik Universitas Merdeka Madiun Abstract One of the problems in

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Prinsip Dasar Mesin Pencacah Rumput

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Prinsip Dasar Mesin Pencacah Rumput BAB II DASAR TEORI 2.1 Prinsip Dasar Mesin Pencacah Rumput Mesin ini merupakan mesin serbaguna untuk perajang hijauan, khususnya digunakan untuk merajang rumput pakan ternak. Pencacahan ini dimaksudkan

Lebih terperinci

GERAK MELINGKAR. = S R radian

GERAK MELINGKAR. = S R radian GERAK MELINGKAR. Jika sebuah benda bergerak dengan kelajuan konstan pada suatu lingkaran (disekeliling lingkaran ), maka dikatakan bahwa benda tersebut melakukan gerak melingkar beraturan. Kecepatan pada

Lebih terperinci

BAB IV PERHITUNGAN HIDRAULIK

BAB IV PERHITUNGAN HIDRAULIK BAB IV PERHITUNGAN HIDRAULIK.1. Perhitungan Silinder-silinder Hidraulik.1.1. Kecepatan Rata-rata Menurut Audel Pumps dan Compressor Hand Book by Frank D. Graha dan Tara Poreula, kecepatan piston dipilih

Lebih terperinci

MESIN PEMINDAH BAHAN PERANCANGAN HOISTING CRANE DENGAN KAPASITAS ANGKAT 5 TON PADA PABRIK PENGECORAN LOGAM

MESIN PEMINDAH BAHAN PERANCANGAN HOISTING CRANE DENGAN KAPASITAS ANGKAT 5 TON PADA PABRIK PENGECORAN LOGAM MESIN PEMINDAH BAHAN PERANCANGAN HOISTING CRANE DENGAN KAPASITAS ANGKAT 5 TON PADA PABRIK PENGECORAN LOGAM SKRIPSI Skripsi Yang Diajukan untuk Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik KURNIAWAN

Lebih terperinci

PETUNJUK KHUSUS PETUNJUK

PETUNJUK KHUSUS PETUNJUK Olympiad of Physics 1 PETUNJUK UMUM 1. Sebelum menerjakan soal, teliti terlebih dahulu jumlah soal yan terdapat pada naskah soal. Naskah soal ini terdiri dari 40 soal denan TIPE I sebanyak 10 soal dimulai

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DINAMIK DAN PEMODELAN SIMULINK CONNECTING ROD

BAB III ANALISA DINAMIK DAN PEMODELAN SIMULINK CONNECTING ROD BAB III ANALISA DINAMIK DAN PEMODELAN SIMULINK CONNECTING ROD Dalam tugas akhir ini, peneliti melakukan analisa dinamik connecting rod. Geometri connecting rod sepeda motor yang dianalisis berdasarkan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA & PERHITUNGAN ALAT

BAB IV ANALISA & PERHITUNGAN ALAT BAB IV ANALISA & PERHITUNGAN ALAT Pada pembahasan dalam bab ini akan dibahas tentang faktor-faktor yang memiliki pengaruh terhadap pembuatan dan perakitan alat, gaya-gaya yang terjadi dan gaya yang dibutuhkan.

Lebih terperinci

STUDI ANALISA PERHITUNGAN DAN PENGATURAN RELAI ARUS LEBIH DAN RELAI GANGGUAN TANAH PADA KUBIKEL CAKRA 20 KV DI PT XYZ. Budi Yanto Husodo 1,Muhalan 2

STUDI ANALISA PERHITUNGAN DAN PENGATURAN RELAI ARUS LEBIH DAN RELAI GANGGUAN TANAH PADA KUBIKEL CAKRA 20 KV DI PT XYZ. Budi Yanto Husodo 1,Muhalan 2 STUDI ANALISA PERHITUNGAN DAN PENGATURAN RELAI ARUS LEBIH DAN RELAI GANGGUAN TANAH PADA KUBIKEL CAKRA 20 KV DI PT XYZ Budi Yanto Husodo 1,Muhalan 2 1,2 Proram Studi Teknik Elektro, Fakultas Teknik Universitas

Lebih terperinci

STUDI PENGARUH DIAMETER DAN PANJANG TIANG PANCANG TERHADAP AMPLITUDO GETARAN PADA PERENCANAAN PONDASI ALTERNATIF TURBIN GAS

STUDI PENGARUH DIAMETER DAN PANJANG TIANG PANCANG TERHADAP AMPLITUDO GETARAN PADA PERENCANAAN PONDASI ALTERNATIF TURBIN GAS JURNAL TEKNIK POMITS (204) STUDI PENGARUH DIAMETER DAN PANJANG TIANG PANCANG TERHADAP AMPLITUDO GETARAN PADA PERENCANAAN PONDASI ALTERNATIF TURBIN GAS Hasby Siddiq Muhammad A.md., Ir. Suwarno M.En., Ir.

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. Gambar 2.1 Skema Dinamometer (Martyr & Plint, 2007)

BAB II DASAR TEORI. Gambar 2.1 Skema Dinamometer (Martyr & Plint, 2007) 3 BAB II DASAR TEORI 2.1 Pengertian Dinamometer Dinamometer adalah suatu mesin yang digunakan untuk mengukur torsi (torque) dan daya (power) yang diproduksi oleh suatu mesin motor atau penggerak berputar

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Mesin Press Mesin press adalah salah satu alat yang dapat digunakan untuk membentuk dan memotong suatu bahan atau material dengan cara penekanan. Proses kerja daripada

Lebih terperinci

BAB IV PERHITUNGAN RANCANGAN

BAB IV PERHITUNGAN RANCANGAN BAB IV PERHITUNGAN RANCANGAN Pada rancangan mesin penghancur plastic ini ada komponen yang perlu dilakukan perhitungan, yaitu daya motor,kekuatan rangka,serta komponenkomponen elemen mekanik lainnya,perhitungan

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI Sistem Transmisi

BAB II DASAR TEORI Sistem Transmisi BAB II DASAR TEORI Dasar teori yang digunakan untuk pembuatan mesin pemotong kerupuk rambak kulit adalah sistem transmisi. Berikut ini adalah pengertian-pengertian dari suatu sistem transmisi dan penjelasannya.

Lebih terperinci

Kentang yang seragam dikupas dan dicuci. Ditimbang kentang sebanyak 1 kg. Alat pemotong kentang bentuk french fries dinyalakan

Kentang yang seragam dikupas dan dicuci. Ditimbang kentang sebanyak 1 kg. Alat pemotong kentang bentuk french fries dinyalakan Lampiran 1. Prosedur penelitian Kentang yang seragam dikupas dan dicuci Ditimbang kentang sebanyak 1 kg Alat pemotong kentang bentuk french fries dinyalakan Kentang dimasukkan ke dalam mesin melalui hopper

Lebih terperinci

PERENCANAAN MEKANISME PADA MESIN POWER HAMMER

PERENCANAAN MEKANISME PADA MESIN POWER HAMMER PERENCANAAN MEKANISME PADA MESIN POWER HAMMER Oleh: Ichros Sofil Mubarot (2111 030 066) Dosen Pembimbing : 1. Ir. Eddy Widiyono, MSc. NIP. 19601025 198701 1 001 2. Hendro Nurhadi, Dipl.-lng.,Ph.D NIP.

Lebih terperinci

momen inersia Energi kinetik dalam gerak rotasi momentum sudut (L)

momen inersia Energi kinetik dalam gerak rotasi momentum sudut (L) Dinamika Rotasi adalah kajian fisika yang mempelajari tentang gerak rotasi sekaligus mempelajari penyebabnya. Momen gaya adalah besaran yang menyebabkan benda berotasi DINAMIKA ROTASI momen inersia adalah

Lebih terperinci

PERANCANGAN DAN PENGEMBANGAN CONNECTING ROD DAN CRANKSHAFT MESIN OTTO SATU SILINDER EMPAT LANGKAH BERKAPASITAS 65 CC. Widiajaya

PERANCANGAN DAN PENGEMBANGAN CONNECTING ROD DAN CRANKSHAFT MESIN OTTO SATU SILINDER EMPAT LANGKAH BERKAPASITAS 65 CC. Widiajaya PERANCANGAN DAN PENGEMBANGAN CONNECTING ROD DAN CRANKSHAFT MESIN OTTO SATU SILINDER EMPAT LANGKAH BERKAPASITAS 65 CC Widiajaya 0906631446 Departemen Teknik Mesin, Fakultas Teknik Universitas Indonesia

Lebih terperinci

Perhitungan Roda Gigi Transmisi

Perhitungan Roda Gigi Transmisi Perhitungan Roda Gigi Transmisi 3. Menentukan Ukuran Roda Gigi Untuk merancang roda gigi yang mampu mentransmisikan daya maksimum sebesar 03 kw pada putaran 6300 rpm. Pada mobil Honda New Civic.8L MT dan

Lebih terperinci

Oleh : FERLY ARDIANSYAH Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya

Oleh : FERLY ARDIANSYAH Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya Oleh : FERLY ARDIANSYAH 2106.030.009 Program Studi Diploma III Teknik Mesin Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Sepuluh Nopember g p p Surabaya ABSTRAK Salah satu alternatif pembuatan wajan

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. rokok dengan alasan kesehatan, tetapi tidak menyurutkan pihak industri maupun

BAB II DASAR TEORI. rokok dengan alasan kesehatan, tetapi tidak menyurutkan pihak industri maupun BAB II DASAR TEORI 2.1. Tinjauan umum Tembakau merupakan salah satu komoditas pertanian yang menjadi bahan dasar rokok. Dimana kita ketahui bahwa rokok telah menjadi kebutuhan sebagian orang. Walaupun

Lebih terperinci

FISIKA GERAK MELINGKAR BERATURAN

FISIKA GERAK MELINGKAR BERATURAN K-13 Kelas X FISIK GEK MELINGK BETUN TUJUN PEMBELJN Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan memiliki kemampuan berikut. 1. Memahami definisi gerak melingkar beraturan dan ciri-cirinya. 2. Memahami

Lebih terperinci

MESIN PEMINDAH BAHAN

MESIN PEMINDAH BAHAN MESIN PEMINDAH BAHAN PERANCANGAN DAN ANALISA PERHITUNGAN BEBAN ANGKAT MAKSIMUM PADA VARIASI JARAK LENGAN TOWER CRANE KAPASITAS ANGKAT 3,2 TON TINGGI ANGKAT 40 METER DAN RADIUS LENGAN 70 METER SKRIPSI Skripsi

Lebih terperinci

Gambar 7.1 Sebuah benda bergerak dalam lingkaran yang pusatnya terletak pada garis lurus

Gambar 7.1 Sebuah benda bergerak dalam lingkaran yang pusatnya terletak pada garis lurus BAB 7. GERAK ROTASI 7.1. Pendahuluan Gambar 7.1 Sebuah benda bergerak dalam lingkaran yang pusatnya terletak pada garis lurus Sebuah benda tegar bergerak rotasi murni jika setiap partikel pada benda tersebut

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN DAN PERHITUNGAN

BAB III PERENCANAAN DAN PERHITUNGAN BAB III PERENCANAAN DAN PERHITUNGAN 3.1. Diagram Alur Perencanaan Proses perencanaan pembuatan mesin pengupas serabut kelapa dapat dilihat pada diagram alur di bawah ini. Gambar 3.1. Diagram alur perencanaan

Lebih terperinci

BAB IV PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN BAB IV PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Perencanaan Tabung Luar Dan Tabung Dalam a. Perencanaan Tabung Dalam Direncanakan tabung bagian dalam memiliki tebal stainles steel 0,6, perencenaan tabung pengupas

Lebih terperinci