BAB IV PERENCANAAN PERANCANGAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV PERENCANAAN PERANCANGAN"

Transkripsi

1 95 BAB IV PERENCANAAN PERANCANGAN 4.1 PERENCANAAN CUTTER Gaya Pemotongan Bagian ini merupakan tempat terjadinya pemotongan asbes. Dalam hal ini yang menjadi perhatian adalah bagaimana agar asbes benar-benar terpotong dalam proses pemotongan. Untuk itu diperlukan perhitungan gaya-gaya yang terjadi. Berdasarkan spesifikasi bahan asbes tebal 3 mm dengan harga kekuatan tarik (tensil strength) 0,7 N/mm. Dimana: τ ( 0,5 0,75) σ g t 4.48) Maka: τ g 0,75 0, 7 N/mm τ g 15,55 N/mm 4.48) Sularso, 00, Dasar Perencanaan dan Elemen Mesin, Jakarta, P.T Pradnya Paramita, hal: 99 95

2 96 Cutter mengalami dua bentuk pemotongan yaitu pada saat cutter bergerak turun (I) dan pada saat cutter berputar (II). a. Kondisi I Pada kondisi ini merupakan proses punching. Sehingga untuk mencari besar gaya punch cutter yaitu dengan menggunakan persamaan : F L. t. Ss 000 b a O θ b α 3 mm Gambar 4.1 Luasan Geser Pemotongan1 Dimana: L Panjang pemotongan bahan (in) t Tebal bahan (in) S s Shear Strength/ Kekuatan potong bahan (Psi) F Gaya (ton) ob 1. d cutter ob 5 mm oa ½ d cutter 3 mm (5 3) mm mm

3 97 cos oa θ ob 0,88 5 θ 8,3576 o α θ 56,715 o Menghitung Panjang Busur bb α.. r 360 π 56, ,734 mm Maka: F 0,9738 0, ,875 ton 80,5168 N b. Kondisi II Pada kondisi ini berlaku proses shearing (pemotongan). Karena adanya ketajaman cutter dan pengaruh asbes yang dipotong, maka gaya shearing yang direduksi yaitu dengan persamaan : F s K.F dengan K t. P S 4.49) 4.49) H.W Pollack, 1976, Tools Design, New Jersey, Prentise Hall inc, hal: 4

4 98 Dimana: K Konstanta P Penetrasi (%) S Kedalaman shearing dari cutter (mm) F s Gaya shearing (N/mm ) Dari persamaan diatas F s reduksi dapat diketahui karena S telah diketahui : S 10 tan 45 o 10 mm P, diambil 60% Maka: t P F s. F S 3 0,6 F s 80, 5168 N 10 S Gambar 4. Penetrasi 507,693 N Jadi besar gaya pemotongan (F s ) sebesar 507,693 N 4.1. Kelonggaran Pemotongan Dirumuskan dengan: U S c.s τ g 4.50) Dimana: t U s Kelonggaran Potong (mm) s Tebal Asbes (mm) c Working faktor (diambil 0,01) U s 4.50) PMS-ITB, 1984, Tool Design, Bandung, hal: 93 Gambar 4.3 Proses Pemotongan

5 99 τ g Tegangan Geser (N/mm ) U s 0,01 x 3 15, 55 0,1 mm Perencanaan Diameter Poros Cutter Mencari besar torsi (T) yang terjadi pada cutter : T F s r cutter 507,693 x 5 169,35 Nmm Poros dibuat dari bahan S 45 C dengan kekuatan tarik 568,98 N/mm Faktor keamanan, S f1 6 ; S f Maka tegangan geser poros yang diijinkan (τ a ): τ a S σ t 4.51) xs f 1 f 568, ,415 N/mm Mencari diameter poros pada cutter: T π 3. τ a. d 4.5) 16 d T π. τ a 4.51) Sularso, 00, Dasar Perencanaan dan Elemen Mesin, Jakarta, PT Pradnya Paramita, hal: 8 4.5) Ibid, hal: 17

6 ,35 π 47,415 d 3 11,09 mm Maka diameter poros cutter diambil : 14 mm 4. PERENCANAAN PUTARAN MESIN Dalam perencanaan mesin ini, harus disesuaikan dengan besarnya tenaga motor penggerak yang digunakan sehingga dapat dioperasikan. Adapun perencanaan putaran mesin adalah : 4..1 Mencari Kecepatan dan Waktu Potong Cutter Putaran yang diinginkan : 10 rpm v.60 n π. d Dimana : n Putaran (rpm) v Kecepatan cutter (m/s) d Diameter Cutter (m) v n. π. d π.0, ,06 m/s Waktu pemotongan dapat dicari dengan rumus: t v l Dimana: l Panjang pemotongan asbes (m)

7 101 π 0,7 t 0,06 83,9 s Sedangkan, v ω. r 4.53) Dimana: ω Kecepatan Sudut (rad/s) r Jari-jari Cutter (m) v ω r 0,06 0,05 1,048 rad/s ω 1,0983 rad / s 4.. Mencari Percepatan Sudut ω ω +. α.. θ ) Dimana : α percepatan sudut θ Sudut potong cutter pada Packing (rad) 10 ω α. θ 1,0983.0,4948 0,9875 rad/s α. T W. r 4.55) Gambar 4.4 Cutter Atas 4.53) Halliday Resnick, Jilid 1, 1994, Fisika, Jakarta, Erlangga, hal: ) Ibid, hal: ) Ibid, hal: 360

8 10 Dimana : W Berat Cutter T Torsi Mencari W cutter π ( d + d. d + d ). d 1 V. π. h 1 1. h 4 V π ( ) π , ,6 1183,07 mm 3 11,831 cm 3 ρ density/ masa jenis m V ρ 11,831 cm 3 x kg/cm 3 0,0891 kg W cutter 0,8744 N T α. W. r 0,9875 0,8744 0,05 0,0108 Nm Sehingga torsi pada cutter menjadi : T 1,693 Nm + 0,0108 Nm 1,7031 Nm

9 Mencari Gaya Pada Lengan Pulley F lp T r pulley 1,7031 Nm 0,07 m 181,478 N 4.3 PERENCANAAN RODA GIGI Mencari Gaya Tangensial Pada Roda Gigi F t T Dp T mt. G 4.56) Dimana : T Torsi pada roda gigi (Nmm) Dp Diameter Pitch roda gigi (mm) Ft Fr T G jumlah gigi m modul gear Fa (Asumsi, Torsi cutter Torsi pada roda gigi) x1703,1 F t m ,3 N m 4.3. Mengecek Modul Yang Digunakan F t ' L b ( σ a. Cv). b. π. my. L 4.57) Gambar 4.5 Gaya Pada Roda Gigi 4.56) R.S Khurmi, 198, A Text Book Of Machine Design, New Delhi, Eurasia Publishing House, hal: ) Ibid, hal: 1056

10 104 σ a σ t S S f 1 f Dimana, Faktor keamanan : S f1 6 ; S f 4.58) σ a Tegangan tarik yang diizinkan σ t untuk S 45 C adalah 568,98 N/mm 4.59) 568,98 σ a 47,415 N/mm 6 Kecepatan pitch line, π. mt.. N G G v ) Dimana, N G : kecepatan gear (rpm) π m ,864 m meter/s Cv, faktor kecepatan Cv ) 3 + v ,864 m 4.58) Sularso, 00, Dasar Perencanaan dan Elemen Mesin, Jakarta, PT Pradnya Paramita, hal: ) Lampiran 4, hal: ) R.S Khurmi, 198, A Text Book Of Machine Design, New Delhi, Eurasia Publishing House, hal: ) Ibid, hal: 1047

11 105 Panjang sisi kerucut L mt. G sinθ 4.6) m 76 99,3 m sin,5 Mencari tebal roda gigi, b L ) 99,3 m 33,1 m 3 Faktor bentuk gigi, Y 0,91 0,154 T 4.64) ' 0,91 Y 0,154 0,14 76 Maka modul yang digunakan, F L b L ( σ C ). b. π my t a v. 4.65) 334,3 3 99,3 m 33,1 m 47,415.17,913m 3,14 m 0,14 m 3 + 3,864m 99, 3 m 334,3 757,79 m m 3 + 3, 864m 4.6) R.S Khurmi, 198, A Text Book Of Machine Design, New Delhi, Eurasia Publishing House, hal: ) Ibid, hal: ) Ibid, hal: ) Ibid, hal: 1047

12 ,79 m 3 100, ,5 m Dengan mencoba memasukan angka, maka m 3,3 atau 3 mm Sehingga sesuai dengan standart yaitu M 3 mm 4.66) Memeriksa Roda Gigi Bahan roda gigi S 45 C σ t 58 kg / mm 568,98 N / mm Untuk bahan S 45 C dengan pengaruh massa maka diambil faktor, S ft 6, S f σ a σ t S S f 1 f 568,98 σ a 47,415 N/mm 6 Besarnya faktor dinamis K v atau C v 0,9 Besarnya faktor koefesien geometri J 0, ) 4.68) 4.66) Lampiran 13, hal: ) Lampiran 14, hal: ) Lampiran 14, hal: 137

13 107 Besarnya faktor beban lebih K o atau C o 1, ) Besarnya faktor ukuran K s ( ) 4 m, ) 1,08 Besarnya faktor distribusi beban K m 1, ) Mencari W gear π ( d + d. d + d ). d 1 V. π. h 1 1. h 4 π ( ) V. π , , ,4917 mm 3 891,0365 cm 3 M 891,0365 cm 3 x kg/cm ,039 kg Maka, W gear 69,0544 N Menghitung Kekuatan Terhadap Beban Lentur Gambar 4.6 Gear Beban lentur yang diijinkan, 4.69) Lampiran 14, hal: ) Sularso, 00, Dasar Perencanaan dan Elemen Mesin, Jakarta, PT Pradnya Paramita, hal: ) Lampiran 11, hal: 134

14 108 F b σ a. m. K v. J K. K. K o s m 4.7) 47,415 69,0544 0,9 0,330 F b 545,7 N/mm 1,50 1,08 1,10 Tegangan kontak yang diijinkan : σ c 10Kg / mm 1000,6N / mm 4.73) Besarnya koofesien elastis C p 74, Kg/mm 730,845 N/mm 4.74) Besarnya faktor kondisi permukaan C f 1 Besarnya geometri I 0, ) 4.76) Menghitung beban permukaan: F H σ c C p d. C. I o v. C. C m. C f 4.77) F H 31 0,9 0, ,6 730,84 1,5 1, 1 19,4857 N/mm Harga terkecil dari F b dan F H akan dijadikan F min Maka besar F min 19,4857 N/mm dan F t 109,890 N 4.7) Sularso, 00, Dasar Perencanaan dan Elemen Mesin, Jakarta, PT Pradnya Paramita, hal: ) Ibid, hal: ) Lampiran 15, hal: ) Sularso, 00, Dasar Perencanaan dan Elemen Mesin, Jakarta, PT Pradnya Paramita,hal: ) Lampiran 16, hal: ) Sularso, 00, Dasar Perencanaan dan Elemen Mesin, Jakarta, PT Pradnya Paramita,hal: 7

15 Menghitung Lebar Gigi 109,890 b 19, ) b 5, 64 mm Maka untuk mengecek keamanannya: b 4.79) < 10 m 5,64 1,88 3 Karena 1,88 < 10, maka aman. 4.4 PERENCANAAN POROS Poros Bagian Atas Mencari Reaksi Tiap Titik R b Wpr W gear W P +F b T cutter A B C D E Ftg Gambar 4.7 Gaya Reaksi Pada Poros Atas R c 4.78) Sularso, 00, Dasar Perencanaan dan Elemen Mesin, Jakarta, PT Pradnya Paramita, hal: ) Ibid, hal: 73

16 110 Mencari W bantalan V π 30 4 ( ).0. Gambar 4.8 Bantalan Luncur , mm cm 3 m cm 3 x kg/cm kg Maka, W bantalan 3,7337 N Diketahui W poros 5 N Mencari W pulley Berat pulley diasumsikan 1,5 kg Maka : W pulley 14,715 N Mencari Tegangan Belt Dari perhitungan gaya tegang/ tarikan pada sabuk, maka didapatkan: T 1 ( Tegangan belt kencang ) adalah 03,606 N T ( Tegangan belt kendor ) adalah 16,178 N Sehingga tegangan belt total: T b T 1 + T 03,606 N + 16,178 N 19,784 N

17 111 Menentukan gaya tangensial pemotongan pada poros cutter: F tg F s Sin θ Dimana θ 8,36 o F tg 507,693 N x Sin 8,36 o 3 mm R F s θ F s Sin α F s Cos α 41,16 N Gambar 4.9 Arah gaya pemotongan pada poros atas Dari data diatas maka dapat diketahui beban tiap titik : Titik D, R D W gear 69,0544 Titik E, R E W P + T b 14,715 N+ 19,784 N 34,5 N Mencari Rb, Σ M C 0 R E R D. 5 - R B R A.01 W pr ,1 0 (34,5 x 45) + (69,0544 x 5) (186 R B ) + (41,16 x 01) (5 x 63) ,1 0 R B 393,65 N Mencari R C, Σ F Y 0 R A - R B + R C R D - R E - W pr 0 41,16 N 393,65 N + R C 69,0544 N - 34,5 N 5 0 R C 460,609 N

18 Mencari Harga Momen Lentur Σ M A 0 Σ M B R A ,16 x ,4 Nmm Σ M C R A R B. 186 W pr. 63 (41,16 x 01) - (393,65 x 186) (5 x 63) -4981,96 Nmm ΣM D R A. 6 - R B R C. 5 W pr. 88 (41,16 x 6) (393,65 x 11) + (460,609 x 5) (5 x 88) ,109 Nmm ΣM E 0 Momen lentur maksimum di titik C yaitu 4981,96 Nmm

19 ,65 N 5 N 69,0544 N 34,5 N 1703, ,16 N 460,609 N ,4 A B C D E 17393, ,96 Gambar 4.10 Diagram Momen Lentur Poros Atas Beban poros S 45 C, σ t 568,98 N/mm Faktor keamanan S f1 6, S f σ a 568,96 47,415 N/mm 6 x Faktor koreksi lenturan, K m 1,5 Faktor koreksi puntiran, K t ) 4.81) 4.80) Sularso, 00, Dasar Perencanaan dan Elemen Mesin, Jakarta, PT Pradnya Paramita, hal: ) Ibid, hal: 8

20 Mencari Diameter Poros Atas d s 5,1 σ a ( K. M ) + ( K. T ) m t ) Dimana : M Momen lentur maksimum (Nmm) T Momen puntir ekivalen (Nmm) d s 5,1 47,416 16, mm ( 1,5 4981,96 ) + ( ,1 ) 1 3 Diameter poros diambil 18 mm berarti aman Perhitungan Sudut Puntiran (θ) Modulus geser, G 8,3 x 10 3 kg/mm θ T. l 584 G. 4 d s 4. 83) θ 1703,1 x ,3 x 10 x 9,81 x 18 4 θ 0,1 o Karena 0,1 o < 0,5 o berarti aman 8) Sularso, 00, Dasar Perencanaan dan Elemen Mesin, Jakarta, PT Pradnya Paramita, hal: 18 83) Ibid, hal: 18

21 Poros Bagian Bawah Mencari Reaksi Tiap Titik Fp A B W cutter C D W gear Gambar 4.11 Gaya Pada Poros Bawah Mencari W cutter 5 π ( d + d1. d + d ). d 1 V. π. h 1. h V π ( ) π (7980, ,3) 1443,0666 mm 3 Gambar 4.1 Cutter Bawah 14,431 cm 3 m V x ρ 14,431 cm 3 x 0,0079 kg/cm 3 0,1139 kg W cutter 1,1178 N

22 116 Mencari beban tiap titik: Titik A, R A F s cos α + W cutter cos α 507,693 cos ,1178 cos 45 66, ,587 67,895 N Titik D, R D W gear cos α 69,0544 cos 45 48,888 N R A Wpr R D R B R c Mencari R B, M C 0 R D. 5 + R B. 189 R A. 19 Wpr. 5 0 (48,888 x 5) R B (67,895 x 19) (5 x 9) 0 R B 305,6914 N Mencari R C, F Y 0 R A - R B + R C R D + Wpr 0 67, , R C 48, R C 8,3 N

23 b Mencari Harga Momen Lentur M A 0 M B -R A. 0-67,895 x ,79 Nmm M C R B R A. 09 W pr. 9 (305,6914 x 189) - (67,895 x 09) (5 x 9) 145,1691 N 67, , ,6914 8,3 145,1691 A B C D R D ,79 Gambar 4.13 Diagram Momen Lentur Poros Bawah

24 118 Bahan poros S 45 C, σ t 568,98 N/mm Faktor keamanan S f 568,96 σ 6 x t 47,415N / mm Faktor koreksi lenturan, K m 1,5 Faktor koreksi puntiran, K t Mencari Diameter Poros d s 5,1 σ a ( K. M ) + ( K. T ) m t 1 3 d s 5,1 x 47,415 ( 1,5 x 5345,79) + ( ,1 ) ,7 mm Diameter poros diambil 18 mm berarti aman Perhitungan Sudut Puntiran (θ) Modulus geser, G 8,3 x 10 3 kg/mm θ T. I 584 G. 4 d s θ 1703,1 x ,3 x 10 x 9,81 x 18 4 θ 0,03 0 Karena 0,03 0 < 0,5 0 berarti aman.

25 PERENCANAAN PASAK Mencari Gaya Tangensial Asumsi torsi pada poros sama dengan torsi dicutter. T 1703,1 Nmm Maka gaya tangensial pada permukaaan poros : F d s T F b L F 1703, ,47 N Gambar 4.14 Gaya Pada Pasak Jika bahan pasak St 4 dengan kekuatan tarik 41,0 N/mm, faktor keamanan S f 8 maka tegangan tarik ijin adalah 4.84) σ a 41,0 51,505 N/mm 8 Maka tegangan geser ijin adalah : τ 0,5 51,505 5,7513 N/mm g Karena diameter poros yang dipakai 0 mm, digunakan pasak ukuran 6 x 6 mm 4.85) 4.84) Lampiran 4, hal: ) Lampiran 1, hal: 135

26 10 Tekanan permukaan pasak yang diijinkan, P a 8 kg/mm 4.86) 4.5. Mencari Panjang Pasak Mencari panjang pasak dari tegangan geser yang diijinkan. τ g F b.l ) 5, ,47 6 l 1 l 1 9,135 mm 4.5..b Mencari Panjang Dari Tekanan Permukaan Yang Diijinkan. P F a l. c 4.88) 8 9, ,47. 3 l l 6 mm Panjang pasak yang dipilih 18 mm. 4.89) Pemeriksaan Pasak b d s , ) Sularso, 00, Dasar Perencanaan dan Elemen Mesin, Jakarta, PT Pradnya Paramita, hal: ) Ibid, hal: ) Ibid, hal: ) Lampiran 1, hal: 135

27 11 Syarat: d b terletak diantara 0,5-0, ) Maka 0,5 < 0,33 < 0,35 berarti pasak aman (baik). l d s l d s terletak diantara 0,75 sampai 1,5 d s 4.91) Maka 0,75 < 1< 1,5 berarti pasak aman (baik). Pasak yang digunakan ukuran 6 x 6 mm, panjang 118 mm, bahan pasak St PERENCANAAN ULIR PENEKANAN CUTTER Diketahui beban yang bekerja pada ulir : W 0 393,65 N Faktor koreksi,f s 1,5 (Lampiran 9, Hal: 16) Sehingga, W 1,5 x 393,65 N 589,84 N Bahan baut St 37 (Lampiran 4, Hal: 119) σ t : 36,97 N/mm Gambar 4.15 Gaya Pada Ulir Penekan Pegas R B 4.90) Sularso, 00, Dasar Perencanaan dan Elemen Mesin, Jakarta, PT Pradnya Paramita, hal: ) Ibid, hal: 7

28 1 Dengan faktor keamanan, S f 4 4.9) Maka tegangan lentur yang diijinkan, σ a : 90,745 N/mm d 1 4 x 589,84 π 90,745 0,64 3,6 mm Diameter dalam ulir yang diijinkan adalah 3,688 mm (ulir M 4) 4.93) 4.7 PERENCANAAN BANTALAN LUNCUR Bantalan Luncur Pada Poros Atas a Bantalan di titik B Beban yang bekerja pada bantalan di titik B adalah R B Diketahui: R B 393,65 N R B W 0 R B Faktor koreksi, Fc 1 Maka : W 393,65 N R C Gambar 4.16 Gaya Pada Bantalan Poros Atas Bahan poros adalah S 45 C, dengan σ t 568,98 N/mm S f1 6; S f Maka: σ a S fc σt + S f 4.9) Sularso, 00, Dasar Perencanaan dan Elemen Mesin, Jakarta, PT Pradnya Paramita, hal: ) Lampiran 19, hal: 14

29 13 σ a 568,98 6 x 47,415 N/mm Mencari harga perbandingan panjang bantalan (d), dengan diameter poros : l d 1 x σ a 5,1 x P a 4.94) Dimana, P a Tekanan maksimum yang diijinkan (kg/mm ) 4.95) l 1 47,415 d 5,1 x 5,5 l d 1,3 Agar sesuai dengan standar maka l/d diambil ) Maka panjang bantalan adalah : 1 x 0 mm 0 mm 4.97) Mencari tekanan rata-rata permukaan yang bekerja : p W l. d 4.98) 393,65 N p 0 x 0 0,98 N/mm 0,1 kg/mm 4.94) Sularso, 00, Dasar Perencanaan dan Elemen Mesin, Jakarta, PT Pradnya Paramita, hal: ) Lampiran 18, hal: ) Sularso, 00, Dasar Perencanaan dan Elemen Mesin, Jakarta, PT Pradnya Paramita, hal: ) Lampiran 15, hal: ) Sularso, 00, Dasar Perencanaan dan Elemen Mesin, Jakarta, PT Pradnya Paramita, hal: 109

30 14 Syarat aman : P < 0,7 kg/mm 4.99) Karena 0,1 kg/mm < 0,7 kg/mm, maka bantalan aman. Mencari kecepatan keliling poros (v) : v π. d. n π. 0 x 10 v ,0105 mm/s Faktor tekanan kecepatan maksimum : Pv 0,1 kg/mm x 0,0105 mm/s 0,00105 kgmm/mm. s 0, kgm/mm. s Harga ini sangat kecil sehingga dapat diabaikan ) Bantalan di Titik C Beban yang bekerja di titik C adalah R C Diketahui: W R C 460,609 N Fc ) Lampiran 17, hal: ) Sularso, 00, Dasar Perencanaan dan Elemen Mesin, Jakarta, PT Pradnya Paramita, hal: 110

31 15 Bahan poros adalah S45 C, dengan σ a 58 kg/mm S f1 6 : S f σ a S + S f 1 σ t ft σ a 568,98 6 x 47,415 N/mm Maka, mencari harga perbandingan panjang bantalan dengan diameter poros l d 1σ a 5,1. Pa 4.101) l 1 x 47,415 l 1, 6903 d 5,1 x 5,5 d Agar sesuai dengan standar maka 1/d diambil 1 Maka panjang bantalan adalah : 1x 0 mm 0 mm. Mencari tekanan permukaan yang bekerja: W p l. d 4.10) p 460,609 N 0 x 0 1,15 N/mm 0,117kg/mm Syarat aman : p < 0,7 kg/mm, maka bantalan aman ) Sularso, 00, Dasar Perencanaan dan Elemen Mesin, Jakarta, PT Pradnya Paramita, hal: ) Ibid, hal: 109

32 16 Mencari kecepatan keliling (v) : π. d. n. v π x 0 x 10 v 60 x ,0105 mm/s Harga perkalian antara tekanan permukaan dan kecepatan keliling adalah : Pv 0,117 kg/mm x 0,0105 mm/s 0,0013 kg.mm/mm.s 0, kg.m/mm.s Harga ini sangat kecil sehingga dapat diabaikan ) 4.103) Sularso, 00, Dasar Perencanaan dan Elemen Mesin, Jakarta, PT Pradnya Paramita, hal: 110

33 Bantalan Luncur Poros Bawah Bantalan Di Titik B Beban yang bekerja pada di titik B adalah R B RB RC Gambar 4.17 Gaya Pada Bantalan Poros Bawah Diketahui : R B 305,6914 N W R B Faktor koreksi, f c ) Bahan poros adalah S 45 C, dengan σ t 58 Kg / mm. Sf1 6 ; Sf Maka: σ a σ t Sf 1 Sf 568,98 σ a 47,415 N/mm ) Lampiran 9, hal: 13

34 18 Mencari perbandingan panjang bantalan dengan diameter poros : l d l d 1 σ a 4.105) 5,1 p a 1 47,415 5,1 5,5 l d,6903 Agar sesuai dengan standart maka l / d diambil 1 Maka panjang bantalan adalah 1 x 0 mm 0 mm Mencari tekanan permukaan yang bekerja : W p l. d 4.106) 305,6914 p 0 0 p 0,76 N/mm p 0,0775 Kg/mm Syarat aman : p < 0,7 kg / mm 4.107) Karena 0,0775 Kg/mm < 0,7 kg/mm 4.105) Sularso, 00, Dasar Perencanaan dan Elemen Mesin, Jakarta, PT Pradnya Paramita, hal: ) Ibid, hal: ) Lampiran 17, hal: 140

35 19 Mencari kecepatan keliling (v) : π. d. n v v π ,0105 mm/s Harga perkalian antara tekanan permukaan dan kecepatan keliling adalah : P v 0,0775 kg/mm x 0,0105 mm/s 0,00081kg.mm/mm.s 0, kgm/mm.s Harga ini sangat kecil sehingga dapat diabaikan 4.108) Bantalan di Titik C Beban yang bekerja pada bantalan di titik C Rc Diketahui : R c 8,3 N W R c f c 1 Beban poros adalah S 45 C, dengan σ t 58 Kg / mm. Sf1 6 ; Sf Maka: σ a 568, ,415 N/mm 4.108) Sularso, 00, Dasar Perencanaan dan Elemen Mesin, Jakarta, PT Pradnya Paramita, hal: 110

36 130 Mencari harga perbandingan panjang bantalan (l), dengan diameter poros (d) : l d 1 σ a 4.109) 5,1 p a l d 1 47,415 5,1 5,5 l d 1,3 Agar sesuai dengan standart maka l/d diambil 1 Maka panjang bantalan adalah : 1 x 0 mm 0 mm Mencari tekanan permukaan yang bekerja : W p l. d 4.110) 8,3 N p 0 0 0,05 N/mm 0,01 kg/mm Syarat aman : p < 0,7 0,kg / mm 4.111) Karena 0,01 kg/mm < 0,7 kg/mm, maka bantalan aman ) 4.110) 4.111) Ibid, hal: 110 Ibid, hal: 109 Lampiran 17, hal: 140

37 131 Mencari kecepatan keliling (V) : π. d. n v v π ,0105 mm/s Harga perkalian antara tekanan permukaan dan kecepatan keliling adalah : P v 0,01 kg/mm x 0,0105 mm/s 0,000 kg.mm/mm.s 0, kgm/mm.s Harga ini sangat kecil sehingga dapat diabaikan 4.11) 4.8 GAYA PENCEKAMAN Permukaan gaya pengencangan pengunci klem : F Dimana, F g gaya geser fs 1, fs gaya gesek yang terjadi F Gambar 4.18 Gaya pencekaman μ Koefisien Gesek 4.113) 4.11) 4.113)) Sularso, 00, Dasar Perencanaan dan Elemen Mesin, Jakarta, PT Pradnya Paramita, hal: 110 Lampiran 8, hal: 131

38 13 Dari gambar diatas dapat dicari gaya pengencangan minimal pada klem F g fs 1 + fs fs μ x F pengencangan minimal Dimana, F g gaya geser (N) Luas juring oab θ π. r 360 ab ob oa 8, π 154,5883 mm 5 O o θ a b 3 mm 5 11,8743 mm Gambar 4.19 Luasan Geser Pemotongan II Luas segitiga 1 ab x oa 1 x 11,8743 x 130,6178 mm Luas tembereng bb Luas juring luas segitiga 154,5883 mm - 130,6178 mm 3,9705 mm Maka, F g τ g A 15,55 N/mm x 3,9705 mm 37,146 N

39 133 Maka: F pengencangan minimal F g μ 37,146 0,74 51,4477 N Jadi gaya minimal yang diperlukan untuk pencekaman pelat pada klem agar pelat tidak bergeser pada saat pemotongan adalah sebesar 51,4477 N. 4.9 PERENCANAAN BANTALAN GELINDING Pada poros yang bekerja adalah gaya aksial, Oleh karena itu digunakan bantalan jenis thrust ball bearing. Untuk menyesuaikan dengan komponen pencekaman yang lain, maka dipilih thrust ball bearing no : 5100 dengan data sebagai berikut : 4.114) Kapasitas nominal dinamis spesifik, C : 1700 N F Kapasitas nominal statis spesifik, C o : 1700 N Gambar 4.0 Gaya Pada Bantalan Gelinding Mencari Putaran Bearing Kapasitas minimum mesin potong flange packing ini adalah berdiameter 110 mm, maka jarak pemotongan adalah sebesar keliling dari lingkaran ) Lampiran 4, hal: 148

40 134 Keliling Asbes π d π 110 mm 345,4 mm Diketahui diameter cutter 50 mm, maka keliling cutter : Keliling cutter π 50 mm 157 mm keliling keliling cutter asbes n n asbes cutter 157 n asbes 345,4 10 Sehingga, n asbes 4,55 rpm 5 rpm 4.9. Mencari Beban Ekivalen Dinamis P X. F + Y. r F a 4.115) Dimana : P F r F a X Y : Beban ekivalen dinamis (N) : Beban radial (N) : Beban aksial (N) : Faktor beban radial : Faktor beban aksial 4.115) Sularso, 00, Dasar Perencanaan dan Elemen Mesin, Jakarta, PT Pradnya Paramita, hal: 135

41 135 Untuk thrust ball Bearing P F a Jika F min 51,4477 N, factor beban f w 1,5 maka F a 377,1715 N F C a o 377, ,19 Dari interpolasi data didapat : ( X 0,56 ; Y 1,4 ; e 0,358 ) Sehingga : Fa V. F r > e 377,1715 0,358 1 F r F r 1053,5517 P ( 0, ,5517) + (1,4 377,1715) 1057,687 N Perhitungan Umur Bantalan Factor kecepatan : f n 33,3 n 1/ 3 Maka : f n 33,3 5 1 / 3 1,88

42 136 Faktor umur : f h f n C p f h 1, ,687,57 Umur nominal, L h : L h 500 fh x, ,96 jam Asumsi : 8 jam/ hari 40 jam/ minggu berarti 1 tahun 080 jam maka umur bearing dalam tahun , tahun

43 PERENCANAAN PEGAS PENCEKAMAN Diketahui bahwa tenaga manusia yang digunakan untuk unit penekanan adalah : 7-10 kg diambil 8,5 kg 4.116) Sedangkan perbandingan panjang tuas pada unit penekanan adalah 7 cm : 3 cm, Maka beban yang terjadi pada pegas adalah : 8,5 kg x 7 cm W x 3 cm W 19,833 kg 0 kg 196, N Mencari Ukuran Pegas Diketahui : W Gambar 4.1 Gaya Pada Pegas Pencekaman W 196, N Diameter dalam maksimum 15 mm 1,5 cm D 15 + d. D π W. τ. 16 d g ) 1,5 + d W. π. τ g. d ,81 1,5 + d π ) 196, d.9, ) R.K.Jain, 1980, Machine Design, New Delhi, Khanna Publiser, hal: ) R.S Khurmi, 198, A Text Book Of Machine Design, New Delhi, Eurasia Publishing House, hal: ) Lampiran 1, hal: 145

44 138 d 0, 35 cm D 1,5 + d 1,5 + 0,35 1,85 cm D C d 4.10) 1,85 0,35 5,6154 K 4C 1 0, C 4 C 4.11) K 4 4 ( 5,6154) 1 0,615 + ( 5,6154) 4 5, ,70 d K. W.8. C π. τ g 4.1) d 1,70 196, 3,14 () 8 ( 5,6154) ( 4830) 9, 81 d 0, 744 cm Agar sesuai dengan standart maka d diambil : 0,946 cm,946 mm 4.13) 4.10) R.S Khurmi, 198, A Text Book Of Machine Design, New Delhi, Eurasia Publishing House, hal: ) Ibid, hal: ) Ibid, hal: ) Ibid, hal: 76

45 139 Sehingga : D 1,5 + 0,964 1,7946 cm Mencari Jumlah Lilitan Kawat Pegas 4 ( d ). G.( D) 3 δ n G : Modulus Rigiditas material pegas 8. W 1 n ( 0,946) , ( 1,7946) 3 9, ) 6,5163 Jadi n 6,5163 lilitan 7 lilitan Sehingga jumlah lilitan keseluruhan adalah : N lilitan Mencari Panjang Pegas (Free Length) ( ). 0, 1 l n. d + δ + n 1 maks ( 0,946) + 1+ ( 9 1) 0, 1 9 4,4514 cm 4,5 cm Mencari Picth dari Pegas Free lenght p n 1 4,5 p 0, 565 cm ) Lampiran 1, hal: 145

46 Mengecek Pegas a. Mengecek perbandingan panjang pegas dengan diameter rata-rata pegas H D H D 4 4,5 1,7946,5075 Karena :,5075<4, maka pegas baik b. Mengecek lilitan aktif pegas : n N + (1,5 sampai ) 9 N + 1,5 N 7.5 Syarat baik : N 3, Karena 7,5 > 3, maka pegas aman (baik) PERENCANAAN ULIR PENCEKAMAN Diketahui beban yang bekerja pada ulir pencekaman : W 51,4477 N Faktor koreksi, F C 1,5 Sehingga W 1,5 x 51, ,1715 N Bahan baut St 37 dengan σ t 36,97 N/mm Dengan factor keamanan, S f ) Maka tegangan lentur yang diijinkan : 36,97 σ a 5,964 N/mm 14 W Gambar 4. Gaya Pada Ulir Pencekaman 4.15) Lampiran 7, hal: 130

47 141 Sehingga diameter dalam d 1 : d 1 4. W π. σ.0,64 a d ,1715 π 5,964 x 0,64 d 1 5, 38 mm Maka dipilih ulir metris kasar: d 1 5,917 mm M 6 mm, p 1mm 4.16) Jadi bahan, St 37 baut M6 4.1 PENENTUAN DAYA MOTOR Daya motor dipengaruhi oleh beban-beban yang bekerja yaitu : berat cutter, berat poros, berat pulley, berat gear, koefisien gesek dari bantalan luncur, gaya pemotongan dan beban gear box (reducer). Beban-beban yang bekerja : Beban pada poros atas a) Beban karena cutter Beban [(Berat cutter) x kecepatan linier] [(0,8744 N) x π. d. n ] ) Lampiran 19, hal: 14

48 14 π 0,05m 10Rpm [(0,8744 N) x 60. 0,09 Watt b) Beban karena berat gear Beban [(Berat gear) x kecepatan linier] [(69,0544 N) x π. d. n ] 60 π 0,9m 10Rpm [(69,0544 N) x 60 8,757 Watt c. Beban karena gaya pemotongan Beban [(gaya pemotongan) x kecepatan linier] [(507,693 N) x π. d. n ] 60 π 0,05m 10Rpm [(507,693 N) x ] 60 13,846 Watt d. Beban karena berat poros Asumsi berat poros : kg 19,6 N Beban [(Berat poros) x kecepatan linier] [(19,6 N) x π. d. n ] 60 π 0,0m 10Rpm [(19,6 N) x ] 0,054 Watt 60

49 143 e. Beban karena bantalan Poros yang bekerja pada bagian atas, ditumpu dengan menggunakan dua buah bantalan luncur dari jenis journal bearing dengan koefisien gesek : μ ZN P d + k c 4.17) Dimana : μ koefisien gesek Z absolute viskositas pelumas (centipoises) N Kecepata putar (Rpm) P Tekanan bantalan (kg/cm ) d Diameter jurnal (cm) c beda ukuran antara diameter bushing dan diameter jurnal (cm) k Faktor koreksi, 0,00 untuk l/d 0,75,8 μ ( 700)( 0,001) 0, ) 0,00 Beban yang bekerja pada poros atas adalah : 0,09 Watt + 8,757 Watt + 13,846 Watt + 0,054 Watt 1,7886 Watt 4.17) R.S Khurmi, 198, A Text Book Of Machine Design, New Delhi, Eurasia Publishing House, hal: ) Lampiran 3, hal: 156

50 144 Penambahan beban akibat gesekan dari dua buah bantalan adalah : x μ x beban poros x 0,00 x 1,7886 Watt 0,087 Watt Jadi Beban Total pada poros atas adalah : Beban poros + Beban gesek bantalan 1,7886 Watt + 0,087 Watt 1,8757 Watt 4.1. Beban Pada Poros Bawah a. Beban karena cutter Beban [(Berat cutter) x kecepatan linier] [(1,1178 N) x π. d. n ] 60 π 0,05m 10Rpm [(1,1178 N) x 60. 0,09 Watt b. Beban karena berat gear Beban [(Berat gear) x kecepatan linier] [(69,0544 N) x π. d. n ] 60 π 0,9m 10Rpm [(69,0544 N) x 60 8,757 Watt

51 145 c. Beban karena gaya pemotongan Beban [(gaya pemotongan) x kecepatan linier] [(507,693 N) x π. d. n ] 60 π 0,05m 10Rpm [(507,693 N) x ] 60 13,846 Watt d. Beban karena berat poros Asumsi berat poros : kg 19,6 N Beban [(Berat poros) x kecepatan linier] [(19,6 N) x π. d. n ] 60 π 0,0m 10Rpm [(19,6 N) x ] 60 0,054 Watt e. Beban karena bantalan Beban akibat gesekan dua buah bantalan : x μ x beban poros bawah x 0,00 x (0,09 + 8, , ,054) 0,087 Watt

52 146 Jadi beban total pada poros bawah : 0,09 W + 8,757 W + 0,054 W + 13,846 W + 0,087 W 1,88 Watt Beban Karena Berat Pulley a. Pulley Poros Cutter Atas Asumsi berat poros : 1,5 kg 14,715 N Beban [(Berat pulley) x kecepatan linier] [(14,715 N) x π. d. n ] 60 π 0,14m 10Rpm [(14,715 N) x ] 60 1,0781 Watt b. Pulley output reducer Asumsi berat poros : 1 kg 9,81 N Beban [(9,81 N) x π. d. n ] 60 π 0,05m 8Rpm [(9,81 N) x ] 60 0,7187 Watt

53 147 c. Pulley input Reducer Asumsi berat poros kg 19,6 N Beban [(Berat pulley) x kecepatan linier] [(19,6 N) x π. d. n ] 60 Beban [(Berat pulley) x kecepatan linier] π 0,16m 80Rpm [(19,6 N) x ] 46 Watt 60 d. Pulley pada motor Asumsi berat poros : 0,75 kg 7,3575 N Beban [(Berat pulley) x kecepatan linier] [(7,3575 N) x π. d. n ] 60 π 0,03m 1400Rpm [(7,3575 N) x ] 60 16,1718Watt Jadi beban total karena berat pulley: 1,0781 Watt + 0,7187 Watt + 46 Watt + 16,1718Watt 63,9686 Watt

54 Beban Karena Gear Box (Reducer) Asumsi berat reducer : kg daya ( kg) ( kw ) Berat 4.19) 8,5 Sehingga beban reducer, 8,5 0,353 kw 35,5 W Jadi beban yang harus dikeluarkan oleh motor : 1,8757 Watt + 1,88 Watt + 46 Watt + 35,3 Watt 35,0518 Watt Pada perancangan, digunakan transmisi berupa pulley dan sabuk V- Belt yang mempunyai efisiensi daya sebesar 98%. Maka daya yang harus dikeluarkan oleh motor listrik yaitu : ,0518 Watt ,6855 Watt Keterangan : 1 Hp 746 Wattt Maka daya motor dalam Hp sebesar : 331, ,445 Hp 4. 19) Lampiran 36, hal 160

55 149 Jadi motor yang digunakan dari table didapat sebesar 0,5 Hp dengan n 1400 Rpm, efesiensi motor η 90 %. Daya yang dipindahkan adalah : 90% x 0,5 Hp 0,45 Hp Jadi daya motor yang dipindahkan masih lebih besar dari total daya yang dibutuhkan, sehingga rencana pemilihan jenis motor listrik adalah aman PERHITUNGAN PULLEY Pulley Motor Input Reducer Dari hasil perhitungan tentang motor listrik didapatkan data sebagai berikut : Daya motor Putaran motor P 0,5 Hp n 1400 Rpm D 1 30 mm n Rpm D 160 mm n 80 Rpm s 350 Gambar 4.3 Susunan Pulley Motor-Input Reducer Keterangan : n 1 Putaran motor listrik (Rpm)

56 150 n Putaran pulley input reducer (Rpm) D 1 diameter poros listrik (mm) D diameter pulley input reducer (mm) Dalam mesin ini perbandingan transmisi antara putaran motor dengan pulley reducer input adalah sebagai berikut : n 1 x D 1 n x D 4.130) Perbandingan transmisi yang terjadi antar putaran motor listrik dan putaran input reducer adalah i n n Menentukan Jarak Pulley 1400 Rpm i 80 Rpm i 5,0 Yaitu jarak antara pulley motor listrik dengan pulley input reducer. Jarak maksimal pulley : ( Dp dp) C max ) ( ) 380 mm Dimana : C max jarak maksimal poros (mm) C min jarak minimal poros (mm) D p Diameter tusuk pulley yang digerakkan (mm) 4.130) R.S Khurmi, 198, A Text Book Of Machine Design, New Delhi, Eurasia Publishing House, hal: ) Tashuri dkk, 1998, Tire cutter Machine, Tangerang, hal: 40

57 151 d p Diameter tusuk pulley penggerak (mm) Jarak minimal poros C min 0,7 (Dp + dp) 4.13) 0,7 ( ) 133 mm Menghitung Panjang Sabuk 1 L C + ( dp + Dp) + ( Dp ) 4C dp π 4.133) Dimana : L panjang sabuk (mm) Besarnya C diambil dengan penentuan jarak kombinasi antara pulley motor listrik dengan pulley input reducer tidak bersinggungan yaitu 350 mm. L 1 x π ( ) + (160 30) L 1010,3714 mm L 1016 mm 40 inch 4.134) Menentukan Jenis Sabuk Data-data dari sabuk V Berat jenis 1,14 kg/m ) Jenis sabuk Rubber (karet) Koefisien gesek μ 0, ) 4.13) Tashuri dkk, 1998, Tire cutter Machine, Tangerang, hal: ) Sularso, 00, Dasar Perencanaan Dan Pemilihan Elemen Mesin, Jakarta, PT Pradnya Paramita, hal: ) Lampiran 6, hal: ) Lampiran 30, hal: ) Lampiran 7, hal: 151

58 15 Putaran motor (n) 1400 Rpm Daya motor (P) 0, 5 Hp 0,373 KW Faktor koreksi 0,943 Daya rencana: Pd P x f c 0,373 KW x 0,943 0,3517 KW Tegangan ijin sabuk (f) 5 Kg/cm 45,5 N/cm Dengan daya 0,3517 KW dan kecepatan putaran pulley 1400 rpm, maka jenis sabuk yang digunakan berdasarkan diagram pemilihan sabuk V dan daya maka diperoleh sabuk jenis A. Besarnya sudut sabuk V : α 40 o α 0 o Menghitung luas Sabuk-V a + b Luas ( ) t b a ( tg α) x t 1,5 ( tg 0 o ) x 9 5,9485 mm 1,5 + 5,9485 Luas ( ) 9 83,018 mm

59 Menghitung Kecepatan Linier Kecepatan linier sabuk (m/det): d p x n v π 137) 60 x 1000 π x 30 x x 1000,198 m/det Menentukan Sudut Kontak (θ) θ ( D o p ) o dp C 57(160 30) ) 158,83 o π 158,83 o x 180,77 rad Menentukan Gaya Tegang/ Tarikan Pada Sabuk Menghitung berat sabuk per satuan panjang : W A x L x ρ 4.139) Dimana: W Berat sabuk persatuan panjang (Kg) ρ Berat jenis sabuk (kg/m 3 ) 4.137) Sularso, 00, Dasar Perencanaan Dan Pemilihan Elemen Mesin, Jakarta, PT Pradnya Paramita, hal: ) Ibid, hal: ) R.S Khurmi, 198, A Text Book Of Machine Design, New Delhi, Eurasia Publishing House, hal: 683

60 154 L Panjang sabuk (m) A Luas sabuk (m ) W 0,00114 kg/cm 3 x (0,830 cm x 101,6 cm) 0,096 kg 0,9433 N T f x A 45,5 N/cm x 0,830 cm 03,6065 N Gaya yang bekerja pada sabuk W x v g T C 4.140) 0,9433 N x (,198 m / det) 9,81 m / det 0,113 N T,3 log T 1 μθ cosecα 4.141) T,3 log T 1 0,3,77 cosec0 o T log T 1,43,3 T T 1 11, ) R.S Khurmi, 198, A Text Book Of Machine Design, New Delhi, Eurasia Publishing House, hal: ) Ibid, hal: 68

61 155 T 1 T - T C 4.14) T 1 03,6065 N 0,113 N T 1 03,395 N Sehingga, 03,395 N T 11,386 T 17,8636 N Menentukan Jumlah Sabuk Daya yang mampu diterima oleh sabuk: P s (T 1 T ) x v 4.143) (03,395 N 17,8636 N) x,198 m/det 407,7984 Watt Jumlah sabuk yang diperlukan: N Daya rencana Daya persabuk N 351,7 W 407,7984 Watt 0,86 sabuk N 1 sabuk Jadi jumlah sabuk yang diperlukan untuk mentransmisikan daya yaitu 1 buah Pulley Output Reducer Poros Cutter Atas 4.14) R.S Khurmi, 198, A Text Book Of Machine Design, New Delhi, Eurasia Publishing House, hal: ) Ibid, hal: 664

62 156 Dari hasil perhitungan tentang gear box (reducer) dan perbandingan putaran (motor, pulley dan reducer) didapatkan data sebagai berikut : Putaran output reducer (n) 8 Rpm D mm n 1 10 Rpm 350 mm D 1 50 mm n 1 8 Rpm Gambar 4.4 Susunan Pulley Motor-Input Reducer Keterangan : n 1 Putaran pulley output reducer (Rpm) n Putaran pulley poros cutter atas (Rpm) D 1 diameter pulley output reducer (mm) D diameter pulley poros cutter atas (mm) Dalam mesin ini perbandingan transmisi antara putaran pulley output reducer dengan pulley poros atas adalah sebagai berikut :

63 157 n 1 x D 1 n x D 4.144) Perbandingan transmisi yang terjadi antar putaran pulley output reducer dan putaran pulley poros atas adalah : i n n 1 8 Rpm i 10 Rpm i, Menentukan Jarak Pulley Yaitu jarak antara pulley output reducer dengan pulley poros cutter atas. Jarak maksimal pulley : ( Dp dp) C + max 4.145) ( ) mm 380 mm Dimana : C max jarak maksimal poros (mm) C min jarak minimal poros (mm) D p Diameter tusuk pulley yang digerakkan (mm) d p Diameter tusuk pulley penggerak (mm) 4.144) R.S Khurmi, 198, A Text Book Of Machine Design, New Delhi, Eurasia Publishing House, hal: ) Tashuri dkk, 1998, Tire Cutter Machine, Tangerang, hal: 40

64 158 Jarak minimal poros : C min 0,7 (Dp + dp) 4.146) 0,7 ( ) 133 mm Menghitung Panjang Sabuk 1 L C + ( dp + Dp) + ( Dp ) 4C dp π 4.147) Dimana : L panjang sabuk (mm) Besarnya C diambil dengan penentuan jarak kombinasi antara pulley output reducer dengan pulley poros cutter atas tidak bersinggungan yaitu 350 mm. L 1 x π ( ) + (140 50) L 1004,0857 mm L 1016 mm 40 inch 4.148) Menentukan Jenis Sabuk Data-data dari sabuk V Berat jenis 1,14 Kg/m ) 4.146) Tashuri dkk, 1998, Tire Cutter Machine, Tangerang, hal: ) Sularso, 00, Dasar Perencanaan Dan Pemilihan Elemen Mesin, Jakarta, PT Pradnya Paramita, hal: ) Lampiran 6, hal: ) Lampiran 30, hal: 154

65 159 Jenis sabuk Rubber (karet) Koefisien gesek μ 0, ) Putaran output reducer (n) 8 Rpm Daya kerja beban pulley (P) 1,0781 Watt Faktor koreksi (f k ) 1, Daya rencana: P d P x f k 1,0781 Watt x 1, 1,3 Watt Tegangan ijin sabuk (f a ) 5 Kg/cm 45,5 N/cm Dengan daya 0,84 KW dan kecepatan putaran pulley 8 rpm, maka jenis sabuk yang digunakan berdasarkan diagram pemilihan sabuk V dan daya maka diperoleh sabuk jenis A. Besarnya sudut sabuk V : α 40 o α 0 o Menghitung luas Sabuk-V a + b Luas ( ) t b a ( tg α) x t 1,5 ( tg 0 o ) x 9 5,9485 mm 4.150) Lampiran 7, hal: 151

66 160 1,5 + 5,9485 Luas ( ) 9 83,018 mm Menghitung Kecepatan Linier Kecepatan linier sabuk (m/det): d p x n v π 60 x 1000 π x 50 x 8 60 x ,0733 m/det Menentukan Sudut Kontak (θ) θ ( D o p ) o dp C 57(140 50) ) 165,343 o π 165,343 o x 180,884 rad Menentukan Gaya Tegang/ Tarikan Pada Sabuk Menghitung berat sabuk per satuan paanjang W A x L x ρ 4.15) 4.151) Sularso, 00, Dasar Perencanaan Dan Pemilihan Elemen Mesin, Jakarta, PT Pradnya Paramita, hal: ) R.S Khurmi, 198, A Text Book Of Machine Design, New Delhi, Eurasia Publishing House, hal: 683

67 161 Dimana: W Berat sabuk persatuan panjang (Kg) ρ Berat jenis sabuk (kg/m 3 ) A Luas sabuk (m ) L Panjang sabuk (m) W 0,00114 kg/cm 3 x (0,830 cm x 10,16 cm) 0,0096 kg 0,0943 N T F a x A 45,5 N/cm x 0,830 cm 03,6065 N Gaya yang bekerja pada sabuk W TC x v g 4.153) 0,0943 N x (0,0733 m / det) 9,81 m / det 0,0005 N T,3 log T 1 μθ cosecα 4.154) T,3 log T 1 0,3,884 cosec0 o 4.153) R.S Khurmi, 198, A Text Book Of Machine Design, New Delhi, Eurasia Publishing House, hal: ) Ibid, hal: 68

68 16 T log T 1,53,3 T T 1 1,585 T 1 T - T C 4.155) T 1 03,6065 N 0,0005 N T 1 03,606 N Sehingga 03,606 N T 1,585 T 16,178 N Menentukan Jumlah Sabuk Daya yang mampu diterima oleh sabuk: P s (T 1 T ) x v 4.156) (03,606 N 16,178) x 0,0733 m/det 13,7385 Watt Jumlah sabuk yang diperlukan: N Daya rencana Daya persabuk 4.155) R.S Khurmi, 198, A Text Book Of Machine Design, New Delhi, Eurasia Publishing House, hal: ) Ibid, hal: 664

69 163 N 1,3 Watt 13,7385 Watt 0,1 sabuk N 1 sabuk Jadi jumlah sabuk yang diperlukan untuk mentransmisikan daya yaitu 1 buah ANALISA ERETAN Analisa Torsi Eretan Torsi eretan adalah gaya puntir dari eretan dikalikan setengah diameter atau jari-jari dari diameter nominal ulir eretan. T d F W.tan d ( α + θ ) 4.157) Nilai W adalah gaya dorong reaksi pemotongan. W F s + Fn Nilai Gaya Potong (F s ) telah diketahui 507,693 N Sedangkan Gaya Normal (Fn) didapatkan dari: Fn μ x N Gaya normal terdiri dari berat material yang terletak diatas silinder berupa rangka pencekam, dudukan pencekam, bantalan penjepit, tuas pengungkit dan pegas. Asumsi berat 7 kg ) R.S Khurmi, 198, A Text Book Of Machine Design, New Delhi, Eurasia Publishing House, hal: 341

70 164 Maka N: N m x g 7 kg x 9,81 m/s 68,67 N statiknya Diketahui koefisien gesek antara baja dan kuningan koefisien gesek µ s 0, ) F n 0,53 x 68,67 N 36,4 N Maka nilai W: W 507,693 N + 36,4 N 544,1 N Nilai d adalah diameter nominal ulir. Ulir yang dipakai mempunyai diameter luar 0 mm dan pitch mm ) d do + dc Dimana; d diameter efektif (mm) do diameter luar (mm) dc diameter minor (mm) 4.158) Lampiran 8, hal: ) Lampiran 31, hal: 155

71 165 untuk mendapat nilai diameter minor: dc do p 0 mm mm 18 mm Dimana: p pitch d 0 mm + 18 mm 19 mm Nilai α adalah sudut helix, jika ditangensialkan: p tan α π. d π.d 0,0335 α 1,9 o 4.160) Nilai θ adalah sudut gesekan. Jika ditangensialkan: Tan θ μ 4.161) Koefisien gesek rata-rata nilai μ adalah 0,1 4.16) tan θ μ 4.160) R.S Khurmi, 198, A Text Book Of Machine Design, New Delhi, Eurasia Publishing House, hal: ) Ibid, hal: ) Lampiran 34, hal: 158

72 166 0,1 Nilai T dapat dicari: T F x d d W.tan ( α + θ ) W tan α + tanθ 1 tan x tan α θ d 0, , ,1 N 1 0,0335x0,1 796,64 Nmm Analisa Gaya Tuas Eretan Untuk menggerakkan eretan diperlukan gaya (F) untuk memutar ulir eretan sehingga dapat bergerak. T F x R F 796,64 Nmm 00mm 3,98 N Analisa Tegangan Mampat Maximum Ulir mampat. Tegangan mampat adalah yang menyebabkan terjadinya regangan f e W A c W π 4 dc

73 ,1N π.18 mm 4,14 N/mm Dimana: A c Luas minor (mm ) d c Diameter minor (mm) a. Tegangan Bearing Pada Ulir Untuk mengurangi keausan pada mur dan baut, tekanan bearing pada permukaan ulir harus berada didalam batasan. P W b π. d. t. n 4.163) Jumlah Ulir Yang Bersinggungan Dengan Baut n h p tinggi mur pitch 100mm n mm 50 ulir 4.163) R.S Khurmi, 198, A Text Book Of Machine Design, New Delhi, Eurasia Publishing House, hal: 61

74 168 Lebar Ulir t p mm 1 mm Sehingga nilai P b : P b 544,1 N π.19mm.1mm.50 0,184 N/mm Tegangan Geser Ulir Karena pada ulir diberlakukan momen puntir, maka berlaku tegangan geser puntiran. T τ g π 3 d 4 c 796,64 Nmm π ,174 N/mm 3

75 Analisa Perbandingan Torsi Ideal dan Torsi Aktual dari Eretan T η o 4.164) η T Efisiensi Torsi Torsi yang dibutuhkan tanpa gesekan T o d W.tanα ,1 N x 0,0335 x 18,735 Nmm Nilai η: 18,735 Nmm η 796,64 Nmm 0,88,88 % 164) R.S Khurmi, 198, A Text Book Of Machine Design, New Delhi, Eurasia Publishing House, hal: 615

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Analisis Perhitungan Sebelum mendesain mesin pemotong kerupuk hal utama yang harus diketahui adalah mencari tegangan geser kerupuk yang akan dipotong. Percobaan yang dilakukan

Lebih terperinci

BAB IV PERHITUNGAN PERANCANGAN

BAB IV PERHITUNGAN PERANCANGAN BAB IV PERHITUNGAN PERANCANGAN Pada tahap perancangan mesin Fitting valve spindle pada bab sebelumnya telah dihasilkan rancangan yang sesuai dengan daftar kehendak. Yang dijabarkan menjadi beberapa varian

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN DAN PERHITUNGAN

BAB III PERENCANAAN DAN PERHITUNGAN BAB III PERENCANAAN DAN PERHITUNGAN 3.1. Diagram Alur Perencanaan Proses perencanaan pembuatan mesin pengupas serabut kelapa dapat dilihat pada diagram alur di bawah ini. Gambar 3.1. Diagram alur perencanaan

Lebih terperinci

BAB IV PROSES, HASIL, DAN PEMBAHASAN. panjang 750x lebar 750x tinggi 800 mm. mempermudah proses perbaikan mesin.

BAB IV PROSES, HASIL, DAN PEMBAHASAN. panjang 750x lebar 750x tinggi 800 mm. mempermudah proses perbaikan mesin. BAB IV PROSES, HASIL, DAN PEMBAHASAN A. Desain Mesin Desain konstruksi Mesin pengaduk reaktor biogas untuk mencampurkan material biogas dengan air sehingga dapat bercampur secara maksimal. Dalam proses

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA.. Gambaran Umum Mesin pemarut adalah suatu alat yang digunakan untuk membantu atau serta mempermudah pekerjaan manusia dalam hal pemarutan. Sumber tenaga utama mesin pemarut adalah

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM TRANSMISI RODA GIGI DAN PERHITUNGAN. penelitian lapangan, dimana tujuan dari penelitian ini adalah :

BAB III PERANCANGAN SISTEM TRANSMISI RODA GIGI DAN PERHITUNGAN. penelitian lapangan, dimana tujuan dari penelitian ini adalah : BAB III PERANCANGAN SISTEM TRANSMISI RODA GIGI DAN PERHITUNGAN 3. Metode Penelitian Metode penelitian yang dipakai dalam perancangan ini adalah metode penelitian lapangan, dimana tujuan dari penelitian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perancangan yaitu tahap identifikasi kebutuhan, perumusan masalah, sintetis, analisis,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perancangan yaitu tahap identifikasi kebutuhan, perumusan masalah, sintetis, analisis, BAB II TINJAUAN PUSTAKA.1 Perancangan Mesin Pemisah Biji Buah Sirsak Proses pembuatan mesin pemisah biji buah sirsak melalui beberapa tahapan perancangan yaitu tahap identifikasi kebutuhan, perumusan masalah,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Cara Kerja Alat Cara kerja Mesin pemisah minyak dengan sistem gaya putar yang di control oleh waktu, mula-mula makanan yang sudah digoreng di masukan ke dalam lubang bagian

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PERHITUNGAN

BAB III PERANCANGAN DAN PERHITUNGAN 19 BAB III PERANCANGAN DAN PERHITUNGAN 31 Diagram Alur Proses Perancangan Proses perancangan mesin pengupas serabut kelapa seperti terlihat pada diagram alir berikut ini: Mulai Pengamatan dan Pengumpulan

Lebih terperinci

BAB IV PERHITUNGAN DAN PERANCANGAN ALAT. Data motor yang digunakan pada mesin pelipat kertas adalah:

BAB IV PERHITUNGAN DAN PERANCANGAN ALAT. Data motor yang digunakan pada mesin pelipat kertas adalah: BAB IV PERHITUNGAN DAN PERANCANGAN ALAT 4.1 Perhitungan Rencana Pemilihan Motor 4.1.1 Data motor Data motor yang digunakan pada mesin pelipat kertas adalah: Merek Model Volt Putaran Daya : Multi Pro :

Lebih terperinci

BAB IV PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN BAB IV PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Perencanaan Tabung Luar Dan Tabung Dalam a. Perencanaan Tabung Dalam Direncanakan tabung bagian dalam memiliki tebal stainles steel 0,6, perencenaan tabung pengupas

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. khususnya permesinan pengolahan makanan ringan seperti mesin pengiris ubi sangat

BAB II LANDASAN TEORI. khususnya permesinan pengolahan makanan ringan seperti mesin pengiris ubi sangat BAB II LANDASAN TEORI.. Pengertian Umum Kebutuhan peralatan atau mesin yang menggunakan teknologi tepat guna khususnya permesinan pengolahan makanan ringan seperti mesin pengiris ubi sangat diperlukan,

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN. = 280 mm = 50,8 mm. = 100 mm mm. = 400 gram gram

BAB III PERANCANGAN. = 280 mm = 50,8 mm. = 100 mm mm. = 400 gram gram BAB III PERANCANGAN 3.. Perencanaan Kapasitas Perajangan Kapasitas Perencanaan Putaran motor iameter piringan ( 3 ) iameter puli motor ( ) Tebal permukaan ( t ) Jumlah pisau pada piringan ( I ) iameter

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA & PERHITUNGAN ALAT

BAB IV ANALISA & PERHITUNGAN ALAT BAB IV ANALISA & PERHITUNGAN ALAT Pada pembahasan dalam bab ini akan dibahas tentang faktor-faktor yang memiliki pengaruh terhadap pembuatan dan perakitan alat, gaya-gaya yang terjadi dan gaya yang dibutuhkan.

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN A. Kapasitas Alat pencacah Plastik Q = 30 Kg/jam 30 kg = jam x 1 jam 60 menit = 0,5 kg/menit = 500 gr/menit Dimana : Q = Kapasitas mesin B. Perencanaan Putaran Pisau Jika

Lebih terperinci

PERANCANGAN MESIN PENGUPAS KULIT KENTANG KAPASITAS 3 KG/PROSES

PERANCANGAN MESIN PENGUPAS KULIT KENTANG KAPASITAS 3 KG/PROSES PERANCANGAN MESIN PENGUPAS KULIT KENTANG KAPASITAS 3 KG/PROSES TARTONO 202030098 PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN, FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA Kampus Terpadu UMY, Jl. Lingkar Selatan

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI 2.1 Konsep Perencanaan 2.2 Motor 2.3 Reducer

BAB II DASAR TEORI 2.1 Konsep Perencanaan 2.2 Motor 2.3 Reducer BAB II DASAR TEORI 2.1 Konsep Perencanaan Konsep perencanaan komponen yang diperhitungkan sebagai berikut: a. Motor b. Reducer c. Daya d. Puli e. Sabuk V 2.2 Motor Motor adalah komponen dalam sebuah kontruksi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Mesin Pan Granulator Mesin Pan Granulator adalah alat yang digunakan untuk membantu petani membuat pupuk berbentuk butiran butiran. Pupuk organik curah yang akan

Lebih terperinci

Perancangan Belt Conveyor Pengangkut Bubuk Detergent Dengan Kapasitas 25 Ton/Jam BAB III PERHITUNGAN BAGIAN-BAGIAN UTAMA CONVEYOR

Perancangan Belt Conveyor Pengangkut Bubuk Detergent Dengan Kapasitas 25 Ton/Jam BAB III PERHITUNGAN BAGIAN-BAGIAN UTAMA CONVEYOR BAB III PERHITUNGAN BAGIAN-BAGIAN UTAMA CONVEYOR 3.1 Data Perancangan Spesifikasi perencanaan belt conveyor. Kapasitas belt conveyor yang diinginkan = 25 ton / jam Lebar Belt = 800 mm Area cross-section

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. c) Untuk mencari torsi dapat dirumuskan sebagai berikut:

BAB II DASAR TEORI. c) Untuk mencari torsi dapat dirumuskan sebagai berikut: BAB II DASAR TEORI 2.1 Daya Penggerak Secara umum daya diartikan sebagai suatu kemampuan yang dibutuhkan untuk melakukan sebuah kerja, yang dinyatakan dalam satuan Watt ataupun HP. Penentuan besar daya

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR 3.1 Flowchart Perencanaan Pembuatan Mesin Pemotong Umbi Proses Perancangan mesin pemotong umbi seperti yang terlihat pada gambar 3.1 berikut ini: Mulai mm Studi Literatur

Lebih terperinci

IV. ANALISIS TEKNIK. Pd n. Besarnya tegangan geser yang diijinkan (τ a ) dapat dihitung dengan persamaan :

IV. ANALISIS TEKNIK. Pd n. Besarnya tegangan geser yang diijinkan (τ a ) dapat dihitung dengan persamaan : A. POROS UTAMA IV. ANALISIS TEKNIK Menurut Sularso dan K. Suga (1997), untuk menghitung besarnya diameter poros yang digunakan adalah dengan menentukan daya rencana Pd (kw) dengan rumus : Pd = fcp (kw)...

Lebih terperinci

PERENCANAAN MESIN PERAJANG SINGKONG DENGAN KAPASITAS 150 Kg/JAM SKRIPSI

PERENCANAAN MESIN PERAJANG SINGKONG DENGAN KAPASITAS 150 Kg/JAM SKRIPSI PERENCANAAN MESIN PERAJANG SINGKONG DENGAN KAPASITAS 150 Kg/JAM SKRIPSI Diajukan kepada untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam menyelesaikan program Sarjana Teknik Mesin Oleh : HAFIZH ARDHIAN PUTRA

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR 3.1 Diagram Alir Proses Perencanaan Proses perencanaan mesin pembuat es krim dari awal sampai akhir ditunjukan seperti Gambar 3.1. Mulai Studi Literatur Gambar Sketsa Perhitungan

Lebih terperinci

BAB IV PERHITUNGAN DIMENSI UTAMA ESKALATOR. Dari gambar 3.1 terlihat bahwa daerah kerja atau working point dalam arah

BAB IV PERHITUNGAN DIMENSI UTAMA ESKALATOR. Dari gambar 3.1 terlihat bahwa daerah kerja atau working point dalam arah BAB IV PERHITUNGAN DIMENSI UTAMA ESKALATOR 4.1 Sketsa rencana anak tangga dan sproket Dari gambar 3.1 terlihat bahwa daerah kerja atau working point dalam arah horizontal adalah sebesar : A H x 1,732 A

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. 1. Roda Gigi Dengan Poros Sejajar.

BAB II DASAR TEORI. 1. Roda Gigi Dengan Poros Sejajar. BAB II DASAR TEORI 2.1 Roda Gigi Roda gigi digunakan untuk mentransmisikan daya besar dan putaran yang tepat. Roda gigi memiliki gigi di sekelilingnya, sehingga penerusan daya dilakukan oleh gigi-gigi

Lebih terperinci

BAB IV PERENCANAAN DAN PERHITUNGAN TRANSMISI PADA MESIN PERAJANG TEMBAKAU DENGAN PENGGERAK KONVEYOR

BAB IV PERENCANAAN DAN PERHITUNGAN TRANSMISI PADA MESIN PERAJANG TEMBAKAU DENGAN PENGGERAK KONVEYOR BAB IV PERENCANAAN DAN PERHITUNGAN TRANSMISI PADA MESIN PERAJANG TEMBAKAU DENGAN PENGGERAK KONVEYOR 4.1 Perencanaan Pulley dan V-Belt 1 4.1.1 Penetapan Diameter Pulley 1 1. Penetapan diameter pulley V-belt

Lebih terperinci

JURNAL PERENCANAAN DAN PERHITUNGAN MESIN PEMIPIL JAGUNG DENGAN KAPASITAS 300 KG/JAM

JURNAL PERENCANAAN DAN PERHITUNGAN MESIN PEMIPIL JAGUNG DENGAN KAPASITAS 300 KG/JAM JURNAL PERENCANAAN DAN PERHITUNGAN MESIN PEMIPIL JAGUNG DENGAN KAPASITAS 300 KG/JAM PLANNING AND CALCULATION COM SHELLER MACHINE WITH A CAPACITY OF 300 KG/HOUR Oleh: MUHAMMAD AZIIS LYAN SETYAJI 11.1.03.01.0057

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN, PERHITUNGAN DAN ANALISA

BAB III PEMBAHASAN, PERHITUNGAN DAN ANALISA BAB III PEMBAHASAN, PERHITUNGAN DAN ANALISA 3.1 Perancangan awal Perencanaan yang paling penting dalam suatu tahap pembuatan hovercraft adalah perancangan awal. Disini dipilih tipe penggerak tunggal untuk

Lebih terperinci

MESIN PERUNCING TUSUK SATE

MESIN PERUNCING TUSUK SATE MESIN PERUNCING TUSUK SATE NASKAH PUBLIKASI Disusun : SIGIT SAPUTRA NIM : D.00.06.0048 JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 013 MESIN PERUNCING TUSUK SATE Sigit Saputra,

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. Desain produk merupakan sebuah bidang keilmuan atau profesi yang menentukan

BAB II DASAR TEORI. Desain produk merupakan sebuah bidang keilmuan atau profesi yang menentukan 10 BAB II DASAR TEORI 2.1 Desain Produk Desain produk merupakan sebuah bidang keilmuan atau profesi yang menentukan bentuk atau form dari sebuah produk manufaktur, mengolah bentuk tersebut agar sesuai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI 2.1. TINJAUAN PUSTAKA Potato peeler atau alat pengupas kulit kentang adalah alat bantu yang digunakan untuk mengupas kulit kentang, alat pengupas kulit kentang yang

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR 3.1 Diagram Alur Proses Perencanaan Proses perencanaan mesin modifikasi camshaft ditunjukkan pada diagram alur pada Gambar 3.1: Mulai Pengamatan dan pengumpulan data Perencanaan

Lebih terperinci

Lampiran 1. Analisis Kebutuhan Daya Diketahui: Massa silinder pencacah (m)

Lampiran 1. Analisis Kebutuhan Daya Diketahui: Massa silinder pencacah (m) LAMPIRAN 74 75 Lampiran 1. Analisis Kebutuhan Daya Diketahui: Massa silinder pencacah (m) : 15,4 kg Diameter silinder pencacah (D) : 37,5cm = 0,375 m Percepatan gravitasi (g) : 9,81 m/s 2 Kecepatan putar

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PERHITUNGAN

BAB IV ANALISA DAN PERHITUNGAN BAB IV ANALISA DAN PERHITUNGAN Pada rancangan uncoiler mesin fin ini ada beberapa komponen yang perlu dilakukan perhitungan, yaitu organ penggerak yang digunakan rancangan ini terdiri dari, motor penggerak,

Lebih terperinci

BAB III TEORI PERHITUNGAN. Data data ini diambil dari eskalator Line ( lampiran ) Adapun data data eskalator tersebut adalah sebagai berikut :

BAB III TEORI PERHITUNGAN. Data data ini diambil dari eskalator Line ( lampiran ) Adapun data data eskalator tersebut adalah sebagai berikut : BAB III TEORI PERHITUNGAN 3.1 Data data umum Data data ini diambil dari eskalator Line ( lampiran ) Adapun data data eskalator tersebut adalah sebagai berikut : 1. Tinggi 4 meter 2. Kapasitas 4500 orang/jam

Lebih terperinci

BAB III PERENCAAN DAN GAMBAR

BAB III PERENCAAN DAN GAMBAR BAB III PERENCAAN DAN GAMBAR 3.1 Diagram Alur Perencanaan Proses perancangan alat pencacah rumput gajah seperti terlihat pada diagram alir berikut ini: Mulai Pengamatan dan Pengumpulan Perencanaan Menggambar

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. rokok dengan alasan kesehatan, tetapi tidak menyurutkan pihak industri maupun

BAB II DASAR TEORI. rokok dengan alasan kesehatan, tetapi tidak menyurutkan pihak industri maupun BAB II DASAR TEORI 2.1. Tinjauan umum Tembakau merupakan salah satu komoditas pertanian yang menjadi bahan dasar rokok. Dimana kita ketahui bahwa rokok telah menjadi kebutuhan sebagian orang. Walaupun

Lebih terperinci

BAB II TEORI DASAR. BAB II. Teori Dasar

BAB II TEORI DASAR. BAB II. Teori Dasar BAB II TEORI DASAR Perencanaan elemen mesin yang digunakan dalam peralatan pembuat minyak jarak pagar dihitung berdasarkan teori-teori yang diperoleh dibangku perkuliahan dan buku-buku literatur yang ada.

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PERHITUNGAN. Mulai

BAB III PERANCANGAN DAN PERHITUNGAN. Mulai BAB III PERANCANGAN DAN PERHITUNGAN 3.1 Diagram Alur Proses Perencanaan Proses perencanaan mesin pemotong kerupuk rambak kulit ditunjukan pada diagram alur pada gambar 3.1 : Mulai Pengamatan dan pengumpulan

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR 3.1 Diagram Alir Proses Perancangan Berikut proses perancangan alat pencacah rumput gajah seperti terlihat pada diagram alir: Mulai Pengamatan dan Pengumpulan Perencanaan

Lebih terperinci

PERENCANAAN MESIN PENGIRIS PISANG DENGAN PISAU (SLICER) VERTIKAL KAPASITAS 120 KG/JAM

PERENCANAAN MESIN PENGIRIS PISANG DENGAN PISAU (SLICER) VERTIKAL KAPASITAS 120 KG/JAM PERENCANAAN MESIN PENGIRIS PISANG DENGAN PISAU (SLICER) VERTIKAL KAPASITAS 120 KG/JAM SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana (S-1) Program Studi Teknik Mesin Fakultas

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN Dari konsep yang telah dikembangkan, kemudian dilakukan perhitungan pada komponen komponen yang dianggap kritis sebagai berikut: Tiang penahan beban maksimum 100Kg, sambungan

Lebih terperinci

PERENCANAAN MESIN PENIRIS MINYAK PADA ABON IKAN TUNA DENGAN KAPASITAS 30 KG/JAM ARTIKEL SKRIPSI

PERENCANAAN MESIN PENIRIS MINYAK PADA ABON IKAN TUNA DENGAN KAPASITAS 30 KG/JAM ARTIKEL SKRIPSI PERENCANAAN MESIN PENIRIS MINYAK PADA ABON IKAN TUNA DENGAN KAPASITAS 30 KG/JAM ARTIKEL SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik (S.T) pada Program Studi Teknik

Lebih terperinci

ANALISA DONGKRAK ULIR DENGAN BEBAN 4000 KG

ANALISA DONGKRAK ULIR DENGAN BEBAN 4000 KG ANALISA DONGKRAK ULIR DENGAN BEBAN 4000 KG Cahya Sutowo Jurusan Mesin, Universitas Muhammadiyah Jakarta Abstrak. Untuk melakukan penelitian tentang kemampuan dari dongkrak ulir ini adalah ketahanan atau

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI Sistem Transmisi

BAB II DASAR TEORI Sistem Transmisi BAB II DASAR TEORI Dasar teori yang digunakan untuk pembuatan mesin pemotong kerupuk rambak kulit adalah sistem transmisi. Berikut ini adalah pengertian-pengertian dari suatu sistem transmisi dan penjelasannya.

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR 3.1 Skema Dan Prinsip Kerja Alat Prinsip kerja mesin pemotong krupuk rambak kulit ini adalah sumber tenaga motor listrik ditransmisikan kepulley 2 dan memutar pulley 3 dengan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian pengelasan secara umum a. Pengelasan Menurut Harsono,1991 Pengelasan adalah ikatan metalurgi pada sambungan logam paduan yang dilakukan dalam keadaan lumer atau cair.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Mesin Gerinda Batu Akik Sebagian pengrajin batu akik menggunakan mesin gerinda untuk membentuk batu akik dengan sistem manual. Batu gerinda diputar dengan menggunakan

Lebih terperinci

MESIN PEMINDAH BAHAN PERANCANGAN HOISTING CRANE DENGAN KAPASITAS ANGKAT 5 TON PADA PABRIK PENGECORAN LOGAM

MESIN PEMINDAH BAHAN PERANCANGAN HOISTING CRANE DENGAN KAPASITAS ANGKAT 5 TON PADA PABRIK PENGECORAN LOGAM MESIN PEMINDAH BAHAN PERANCANGAN HOISTING CRANE DENGAN KAPASITAS ANGKAT 5 TON PADA PABRIK PENGECORAN LOGAM SKRIPSI Skripsi Yang Diajukan untuk Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik KURNIAWAN

Lebih terperinci

PERENCANAAN MESIN PENGUPAS KULIT KEDELAI DENGAN KAPASITAS 100 KG/JAM

PERENCANAAN MESIN PENGUPAS KULIT KEDELAI DENGAN KAPASITAS 100 KG/JAM PERENCANAAN MESIN PENGUPAS KULIT KEDELAI DENGAN KAPASITAS 100 KG/JAM SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Teknik (S.T) Pada Program Studi Teknik Mesin Fakultas

Lebih terperinci

Lampiran 1 Analisis aliran massa serasah

Lampiran 1 Analisis aliran massa serasah LAMPIRAN 84 85 Lampiran 1 Analisis aliran massa serasah 1. Aliran Massa Serasah Tebu 3 a. Bulk Density serasah tebu di lahan, ρ lahan = 7.71 kg/m b. Kecepatan maju mesin, Vmesin = 0.3 m/s c. Luas penampang

Lebih terperinci

PERANCANGAN MESIN BOR RADIAL VERTIKAL

PERANCANGAN MESIN BOR RADIAL VERTIKAL PERANCANGAN MESIN BOR RADIAL VERTIKAL Skripsi Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar SARJANA TEKNIK Jenjang Pendidikan Strata Satu (S1) TEKNIK MESIN Disusun oleh: Nama : Dhona Iwan Aryanto

Lebih terperinci

Mulai. Studi Literatur. Gambar Sketsa. Perhitungan. Gambar 2D dan 3D. Pembelian Komponen Dan Peralatan. Proses Pembuatan.

Mulai. Studi Literatur. Gambar Sketsa. Perhitungan. Gambar 2D dan 3D. Pembelian Komponen Dan Peralatan. Proses Pembuatan. BAB III PERANCANGAN DAN GAMBAR 3.1 Diagram Alur Proses Perancangan Proses perancangan mesin pemipil jagung seperti terlihat pada Gambar 3.1 seperti berikut: Mulai Studi Literatur Gambar Sketsa Perhitungan

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM TRANSMISI PADA FLOCCULATOR. Dwi Cahyo Prabowo Jurusan Teknik Mesin Pembimbing: Dr. Sri Poernomo Sari, ST., MT.

PERANCANGAN SISTEM TRANSMISI PADA FLOCCULATOR. Dwi Cahyo Prabowo Jurusan Teknik Mesin Pembimbing: Dr. Sri Poernomo Sari, ST., MT. PERANCANGAN SISTEM TRANSMISI PADA FLOCCULATOR Dwi Cahyo Prabowo 22410181 Jurusan Teknik Mesin Pembimbing: Dr. Sri Poernomo Sari, ST., MT. LATAR BELAKANG Limbah cair atau air limbah adalah air yang tidak

Lebih terperinci

Perencanaan Roda Gigi

Perencanaan Roda Gigi Perencanaan Roda Gigi RODA GIGI Roda gigi adalah roda silinder bergigi yang digunakan untuk mentransmisikan gerakan dan daya Roda gigi menyebabkan perubahan kecepatan putar output terhadap input 1 Jenis-jenis

Lebih terperinci

PERENCANAAN MESIN PENGEROLL PIPA. DENGAN UKURAN DIAMETER PIPA 27,2mm 60,5 mm. SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna memperoleh Gelar

PERENCANAAN MESIN PENGEROLL PIPA. DENGAN UKURAN DIAMETER PIPA 27,2mm 60,5 mm. SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna memperoleh Gelar PERENCANAAN MESIN PENGEROLL PIPA Artikel Skripsi DENGAN UKURAN DIAMETER PIPA 27,2mm 60,5 mm SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna memperoleh Gelar Sarjana Teknik (S.T.) Pada Program Studi

Lebih terperinci

Perhitungan Transmisi I Untuk transmisi II (2) sampai transmisi 5(V) dapat dilihat pada table 4.1. Diameter jarak bagi lingkaran sementara, d

Perhitungan Transmisi I Untuk transmisi II (2) sampai transmisi 5(V) dapat dilihat pada table 4.1. Diameter jarak bagi lingkaran sementara, d Menentukan Ukuran Roda Gigi Untuk merancang roda gigi yang mampu mentransmisikan daya maksimum sebesar 103 kw (138 HP) pada putaran 5600 rpm. Pada mobil Opel Blazer DOHC dan direncanakan menggunakan roda

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR 3.1 Diagram Alir Proses Perancangan Proses perancangan mesin peniris minyak pada kacang seperti terlihat pada gambar 3.1 berikut ini: Mulai Studi Literatur Gambar Sketsa

Lebih terperinci

BAB III ANALISA PERHITUNGAN

BAB III ANALISA PERHITUNGAN BAB III ANALISA PERHITUNGAN 3.1 Data Informasi Awal Perancangan Gambar 3.1 Belt Conveyor Barge Loading Capasitas 1000 Ton/Jam Fakultas Teknoligi Industri Page 60 Data-data umum dalam perencanaan sebuah

Lebih terperinci

Kentang yang seragam dikupas dan dicuci. Ditimbang kentang sebanyak 1 kg. Alat pemotong kentang bentuk french fries dinyalakan

Kentang yang seragam dikupas dan dicuci. Ditimbang kentang sebanyak 1 kg. Alat pemotong kentang bentuk french fries dinyalakan Lampiran 1. Prosedur penelitian Kentang yang seragam dikupas dan dicuci Ditimbang kentang sebanyak 1 kg Alat pemotong kentang bentuk french fries dinyalakan Kentang dimasukkan ke dalam mesin melalui hopper

Lebih terperinci

BAB IV PERHITUNGAN RANCANGAN

BAB IV PERHITUNGAN RANCANGAN BAB IV PERHITUNGAN RANCANGAN Pada rancangan mesin penghancur plastic ini ada komponen yang perlu dilakukan perhitungan, yaitu daya motor,kekuatan rangka,serta komponenkomponen elemen mekanik lainnya,perhitungan

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI 2.1 Sistem Transmisi 2.2 Motor Listrik

BAB II DASAR TEORI 2.1 Sistem Transmisi 2.2 Motor Listrik BAB II DASAR TEORI 2.1 Sistem Transmisi Sistem transmisi dalam otomotif, adalah sistem yang berfungsi untuk konversi torsi dan kecepatan (putaran) dari mesin menjadi torsi dan kecepatan yang berbeda-beda

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. digunakan untuk mencacah akan menghasikan serpihan. Alat pencacah ini

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. digunakan untuk mencacah akan menghasikan serpihan. Alat pencacah ini BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Definisi Alat Pencacah plastik Alat pencacah plastik polipropelen ( PP ) merupakan suatu alat yang digunakan untuk mencacah akan menghasikan serpihan. Alat pencacah ini memiliki

Lebih terperinci

Bab 4 Perancangan Perangkat Gerak Otomatis

Bab 4 Perancangan Perangkat Gerak Otomatis Bab 4 Perancangan Perangkat Gerak Otomatis 4. 1 Perancangan Mekanisme Sistem Penggerak Arah Deklinasi Komponen penggerak yang dipilih yaitu ball, karena dapat mengkonversi gerakan putaran (rotasi) yang

Lebih terperinci

2.1 Pengertian Umum Mesin Pemipil Jagung. 2.2 Prinsip Kerja Mesin Pemipil Jagung BAB II DASAR TEORI

2.1 Pengertian Umum Mesin Pemipil Jagung. 2.2 Prinsip Kerja Mesin Pemipil Jagung BAB II DASAR TEORI BAB II DASAR TEORI 2.1 Pengertian Umum Mesin Pemipil Jagung Mesin pemipil jagung merupakan mesin yang berfungsi sebagai perontok dan pemisah antara biji jagung dengan tongkol dalam jumlah yang banyak dan

Lebih terperinci

Gambar 2.1. Struktur buah kelapa muda

Gambar 2.1. Struktur buah kelapa muda BAB II TINJAUAN PUSTAKA 21 Kelapa Muda Kelapa muda (cocos nucifera), merupakan buah dari pohon kelapa yang sengaja dipetik lebih cepat (sebelum buah kelapa itu tua atau jatuh sendiri dari pohonnya) dengan

Lebih terperinci

PERENCANAAN OVERHEAD TRAVELLING CRANE YANG DIPAKAI PADA PABRIK PELEBURAN BAJA DENGAN KAPASITAS ANGKAT CAIRAN 10 TON

PERENCANAAN OVERHEAD TRAVELLING CRANE YANG DIPAKAI PADA PABRIK PELEBURAN BAJA DENGAN KAPASITAS ANGKAT CAIRAN 10 TON UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS TEKNIK DEPARTEMEN TEKNIK MESIN MEDAN TUGAS SARJANA MESIN PEMINDAH BAHAN PERENCANAAN OVERHEAD TRAVELLING CRANE YANG DIPAKAI PADA PABRIK PELEBURAN BAJA DENGAN KAPASITAS

Lebih terperinci

BAB III ANALISA PERHITUNGAN. 3.1 Putaran yang dibutuhkan dan waktu yang diperlukan

BAB III ANALISA PERHITUNGAN. 3.1 Putaran yang dibutuhkan dan waktu yang diperlukan Analisa Perhitungan/ 413041-051 BAB III ANALISA PERHITUNGAN 3.1 Putaran yang dibutuhkan dan waktu yang diperlukan Mesin pembersih burry system kerjanya sama dengan mesin bor jenis peluassecara garis besar

Lebih terperinci

PERENCANAAN MESIN PEMECAH KEMIRI DENGAN KAPASITAS 50 KG/JAM SKRIPSI

PERENCANAAN MESIN PEMECAH KEMIRI DENGAN KAPASITAS 50 KG/JAM SKRIPSI Artikel Skripsi PERENCANAAN MESIN PEMECAH KEMIRI DENGAN KAPASITAS 50 KG/JAM SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana (S1) Program Studi Teknik Mesin Fakultas Teknik

Lebih terperinci

PERANCANGAN OVERHEAD TRAVELLING CRANE YANG DIPAKAI DI WORKSHOP PEMBUATAN PABRIK KELAPA SAWIT DENGAN KAPASITAS ANGKAT 10 TON

PERANCANGAN OVERHEAD TRAVELLING CRANE YANG DIPAKAI DI WORKSHOP PEMBUATAN PABRIK KELAPA SAWIT DENGAN KAPASITAS ANGKAT 10 TON TUGAS SARJANA MESIN PEMINDAH BAHAN PERANCANGAN OVERHEAD TRAVELLING CRANE YANG DIPAKAI DI WORKSHOP PEMBUATAN PABRIK KELAPA SAWIT DENGAN KAPASITAS ANGKAT 10 TON OLEH : RAMCES SITORUS NIM : 070421006 FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Poros Poros merupakan bagian yang terpenting dari suatu mesin. Hampir semua mesin meneruskan tenaga dan putarannya melalui poros. Setiap elemen mesin yang berputar, seperti roda

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI 2.1. Sistem Transmisi Motor Listrik

BAB II DASAR TEORI 2.1. Sistem Transmisi Motor Listrik BAB II DASAR TEORI 2.1. Sistem Transmisi Transmisi bertujuan untuk meneruskan daya dari sumber daya ke sumber daya lain, sehingga mesin pemakai daya tersebut bekerja menurut kebutuhan yang diinginkan.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Mesin Press Mesin press adalah salah satu alat yang dapat digunakan untuk membentuk dan memotong suatu bahan atau material dengan cara penekanan. Proses kerja daripada

Lebih terperinci

ALTERNATIF DESAIN MEKANISME PENGENDALI

ALTERNATIF DESAIN MEKANISME PENGENDALI LAMPIRAN LAMPIRAN 1 : ALTERNATIF DESAIN MEKANISME PENGENDALI Dari definisi permasalahan yang ada pada masing-masing mekanisme pengendali, beberapa alternatif rancangan dibuat untuk kemudian dipilih dan

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Konsep Perencanaan Sistem Transmisi Motor

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Konsep Perencanaan Sistem Transmisi Motor BAB II DASAR TEORI 2.1 Konsep Perencanaan Sistem Transmisi Pada perancangan suatu kontruksi hendaknya mempunyai suatu konsep perencanaan. Untuk itu konsep perencanaan ini akan membahas dasar-dasar teori

Lebih terperinci

PERANCANGAN ALAT PEMINDAH BATERAI MENGGUNAKAN SISTEM PNEUMATIK UNTUK BEBAN MAKSIMAL 18 KG

PERANCANGAN ALAT PEMINDAH BATERAI MENGGUNAKAN SISTEM PNEUMATIK UNTUK BEBAN MAKSIMAL 18 KG 1 PERANCANGAN ALAT PEMINDAH BATERAI MENGGUNAKAN SISTEM PNEUMATIK UNTUK BEBAN MAKSIMAL 18 KG Fadwah Maghfurah 1 S.Rahardjo 2 Achmad Suprayogo 3 fmaghfurah@yahoo.com Soegiatmo.rahardjo@yahoo.co.id Ach.Supra@yahoo.com

Lebih terperinci

Analisis Morfologi dan Rancang Bangun Mesin Grinding Camshaft Untuk Meningkatkan Performa Engine Sepeda Motor

Analisis Morfologi dan Rancang Bangun Mesin Grinding Camshaft Untuk Meningkatkan Performa Engine Sepeda Motor Analisis Morfologi dan Rancang Bangun Mesin Grinding Camshaft Untuk Meningkatkan Performa Engine Sepeda Motor Khanif Setyawan 1, Nuning Artati 2 1 Program Studi Teknik Mesin, Sekolah Tinggi Teknik Wiworotomo

Lebih terperinci

PERANCANGAN MESIN PRESS BAGLOG JAMUR KAPASITAS 30 BAGLOG PER JAM. Oleh ARIEF HIDAYAT

PERANCANGAN MESIN PRESS BAGLOG JAMUR KAPASITAS 30 BAGLOG PER JAM. Oleh ARIEF HIDAYAT PERANCANGAN MESIN PRESS BAGLOG JAMUR KAPASITAS 30 BAGLOG PER JAM Oleh ARIEF HIDAYAT 21410048 Latar Belakang Jamur Tiram dan Jamur Kuping adalah salah satu jenis jamur kayu, Media yang digunakan oleh para

Lebih terperinci

PERANCANGAN MESIN PENCACAH CENGKEH UNTUK HOME INDUSTRY DI KABUPATEN TRENGGALEK SKRIPSI

PERANCANGAN MESIN PENCACAH CENGKEH UNTUK HOME INDUSTRY DI KABUPATEN TRENGGALEK SKRIPSI PERANCANGAN MESIN PENCACAH CENGKEH UNTUK HOME INDUSTRY DI KABUPATEN TRENGGALEK SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Teknik (S.T) Pada Program Study Teknik Mesin

Lebih terperinci

PERENCANAAN MESIN PENGEPRES PLAT PISAU ACAR KAPASITAS 600 LEMBAR/ JAM

PERENCANAAN MESIN PENGEPRES PLAT PISAU ACAR KAPASITAS 600 LEMBAR/ JAM PERENCANAAN MESIN PENGEPRES PLAT PISAU ACAR SKRIPSI Diajukan Untuk memenuhi syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana (S1) Pada program Studi Teknik Mesin Oleh : NPM : 10.1.03.01.0039 PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN

Lebih terperinci

PERANCANGAN MOTORCYCLE LIFT DENGAN SISTEM MEKANIK

PERANCANGAN MOTORCYCLE LIFT DENGAN SISTEM MEKANIK PROS ID I NG 0 1 HASIL PENELITIAN FAKULTAS TEKNIK PERANCANGAN MOTORCYCLE LIFT DENGAN SISTEM MEKANIK Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin Jl. Perintis Kemerdekaan Km. 10 Tamalanrea

Lebih terperinci

HALAMAN JUDUL... HALAMAN PENGESAHAN... HALAMAN PERNYATAAN... NASKAH SOAL TUGAS AKHIR... HALAMAN PERSEMBAHAN... ABSTRACT

HALAMAN JUDUL... HALAMAN PENGESAHAN... HALAMAN PERNYATAAN... NASKAH SOAL TUGAS AKHIR... HALAMAN PERSEMBAHAN... ABSTRACT DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii HALAMAN PERNYATAAN... iii NASKAH SOAL TUGAS AKHIR... iv HALAMAN PERSEMBAHAN... v ABSTRACT... vi INTISARI... vii KATA PENGANTAR... viii DAFTAR ISI...

Lebih terperinci

METODOLOGI PERANCANGAN. Dari data yang di peroleh di lapangan ( pada brosur ),motor TOYOTA. 1. Daya maksimum (N) : 109 dk

METODOLOGI PERANCANGAN. Dari data yang di peroleh di lapangan ( pada brosur ),motor TOYOTA. 1. Daya maksimum (N) : 109 dk METODOLOGI PERANCANGAN 3.1. Spesifikasi TOYOTA YARIS Dari data yang di peroleh di lapangan ( pada brosur ),motor TOYOTA YARIS memiliki spesifikasi sebagai berikut : 1. Daya maksimum (N) : 109 dk. Putaran

Lebih terperinci

1. Kopling Cakar : meneruskan momen dengan kontak positif (tidak slip). Ada dua bentuk kopling cakar : Kopling cakar persegi Kopling cakar spiral

1. Kopling Cakar : meneruskan momen dengan kontak positif (tidak slip). Ada dua bentuk kopling cakar : Kopling cakar persegi Kopling cakar spiral Kopling tak tetap adalah suatu elemen mesin yang menghubungkan poros penggerak ke poros yang digerakkan degan putaran yang sama dalam meneruskan daya, serta dapat melepaskan hubungan kedua poros tersebut

Lebih terperinci

BAB IV PERHITUNGAN HIDRAULIK

BAB IV PERHITUNGAN HIDRAULIK BAB IV PERHITUNGAN HIDRAULIK.1. Perhitungan Silinder-silinder Hidraulik.1.1. Kecepatan Rata-rata Menurut Audel Pumps dan Compressor Hand Book by Frank D. Graha dan Tara Poreula, kecepatan piston dipilih

Lebih terperinci

PERANCANGAN MESIN PENEPUNG RUMPUT LAUT SKALA LABORATORIUM. Jl. PKH. Mustapha No. 23. Bandung, 40124

PERANCANGAN MESIN PENEPUNG RUMPUT LAUT SKALA LABORATORIUM. Jl. PKH. Mustapha No. 23. Bandung, 40124 PERANCANGAN MESIN PENEPUNG RUMPUT LAUT SKALA LABORATORIUM Encu Saefudin 1, Marsono 2, Wahyu 3 1,2,3 Teknik Mesin, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Nasional Jl. PKH. Mustapha No. 23. Bandung,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Serabut Kelapa Sebagai Negara kepulauan dan berada di daerah tropis dan kondisi agroklimat yang mendukung, Indonesia merupakan Negara penghasil kelapa terbesar di dunia. Menurut

Lebih terperinci

PERANCANGAN MESIN PENGADUK BAHAN DASAR ROTI KAPASITAS 43 KG

PERANCANGAN MESIN PENGADUK BAHAN DASAR ROTI KAPASITAS 43 KG PERANCANGAN MESIN PENGADUK BAHAN DASAR ROTI KAPASITAS 43 KG Fadwah Maghfurah,ST,MM,MT 1,.David Desria Chandra 2 Lecture 1,College student 2,Departement of machine, Faculty of Engineering, University Muhammadiyah

Lebih terperinci

PERANCANGAN DAN ANALISIS KOMPONEN PROTOTIPE ALAT PEMISAH SAMPAH LOGAM DAN NON LOGAM OTOMATIS

PERANCANGAN DAN ANALISIS KOMPONEN PROTOTIPE ALAT PEMISAH SAMPAH LOGAM DAN NON LOGAM OTOMATIS PERANCANGAN DAN ANALISIS KOMPONEN PROTOTIPE ALAT PEMISAH SAMPAH LOGAM DAN NON LOGAM OTOMATIS Nama :Bayu Arista NPM : 21412385 Jurusan : Teknik Mesin Fakultas : Teknologi Industri Pembimbing : 1. Dr. Rr.

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN MESIN PEMBUAT ES KRIM (BAGIAN SISTEM TRANSMISI) PROYEK AKHIR

RANCANG BANGUN MESIN PEMBUAT ES KRIM (BAGIAN SISTEM TRANSMISI) PROYEK AKHIR RANCANG BANGUN MESIN PEMBUAT ES KRIM (BAGIAN SISTEM TRANSMISI) PROYEK AKHIR Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Ahli Madya Disusun oleh: MUH ARIES SETYAWAN NIM. I8113022 PROGRAM DIPLOMA

Lebih terperinci

SKRIPSI. Skripsi Yang Diajukan Untuk Melengkapi Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Teknik STEVANUS SITUMORANG NIM

SKRIPSI. Skripsi Yang Diajukan Untuk Melengkapi Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Teknik STEVANUS SITUMORANG NIM PERANCANGAN TROLLEY DAN SPREADER GANTRY CRANE KAPASITAS ANGKAT 40 TON TINGGI ANGKAT 41 METER YANG DIPAKAI DI PELABUHAN INDONESIA I CABANG BELAWAN INTERNATIONAL CONTAINER TERMINAL (BICT) SKRIPSI Skripsi

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN Perencanaan Kapasitas Penghancuran. Diameter Gerinda (D3) Diameter Puli Motor (D1) Tebal Permukaan (t)

BAB III PERANCANGAN Perencanaan Kapasitas Penghancuran. Diameter Gerinda (D3) Diameter Puli Motor (D1) Tebal Permukaan (t) BAB III PERANCANGAN 3.1. Perencanaan Kapasitas Penghancuran Kapasitas Perencanaan : 100 kg/jam PutaranMotor : 1400 Rpm Diameter Gerinda (D3) : 200 mm Diameter Puli Motor (D1) : 50,8 mm Tebal Permukaan

Lebih terperinci

BAB IV PERHITUNGAN DAN HASIL PEMBAHASAN

BAB IV PERHITUNGAN DAN HASIL PEMBAHASAN BAB IV PERHITUGA DA HASIL PEMBAHASA Pada proses perancangan terdapat tahap yang sangat penting dalam menentukan keberhasilan suatu perancangan, yaitu tahap perhitungan. Perhitungan di lakukan untuk menentukan

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN MESIN PEMISAH KULIT ARI JAGUNG. ANDRI YONO ;

RANCANG BANGUN MESIN PEMISAH KULIT ARI JAGUNG. ANDRI YONO  ; RANCANG BANGUN MESIN PEMISAH KULIT ARI JAGUNG ANDRI YONO Email; Andriyono1974@yahoo.co.id Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik Universitas Musamus Merauke ABSTRAK Rancang Bangun Mesin Pemisah Kulit Ari

Lebih terperinci

BAB III PROSES PERANCANGAN DAN GAMBAR

BAB III PROSES PERANCANGAN DAN GAMBAR BAB III PROSES PERANCANGAN DAN GAMBAR 31Skema dan Prinsip kerja Prinsip kerja mesin penggiling serbuk jamu ini adalah sumber tenaga motor listrik di transmisikan ke diskmill menggunakan dan pulley dan

Lebih terperinci

MESIN PEMINDAH BAHAN

MESIN PEMINDAH BAHAN MESIN PEMINDAH BAHAN PERANCANGAN DAN ANALISA PERHITUNGAN BEBAN ANGKAT MAKSIMUM PADA VARIASI JARAK LENGAN TOWER CRANE KAPASITAS ANGKAT 3,2 TON TINGGI ANGKAT 40 METER DAN RADIUS LENGAN 70 METER SKRIPSI Skripsi

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PERHITUNGAN

BAB III PERANCANGAN DAN PERHITUNGAN BAB III PERANCANGAN DAN PERHITUNGAN 3.1 Diagram Alir Proses Perancangan Proses perancangan konstruksi mesin pengupas serabut kelapa ini terlihat pada Gambar 3.1. Mulai Survei alat yang sudah ada dipasaran

Lebih terperinci

BAB IV PERHITUNGAN KOMPONEN UTAMA ELEVATOR BARANG

BAB IV PERHITUNGAN KOMPONEN UTAMA ELEVATOR BARANG IV PERHITUNGN KOMPONEN UTM ELEVTOR RNG 4.1 Perhitungan obot Pengimbang. obot pengimbang berfungsi meringkankan kerja mesin hoist pada saat mengangkat box. obot pengimbang yang akan kita buat disini adalah

Lebih terperinci

Perhitungan Roda Gigi Transmisi

Perhitungan Roda Gigi Transmisi Perhitungan Roda Gigi Transmisi 3. Menentukan Ukuran Roda Gigi Untuk merancang roda gigi yang mampu mentransmisikan daya maksimum sebesar 03 kw pada putaran 6300 rpm. Pada mobil Honda New Civic.8L MT dan

Lebih terperinci