Kata kunci : pemahaman konsep, reaksi redoks, sel Volta, sel elektrolisis, tes diagnostik two tier.

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Kata kunci : pemahaman konsep, reaksi redoks, sel Volta, sel elektrolisis, tes diagnostik two tier."

Transkripsi

1 MENGGALI PEMAHAMAN MAHASISWA KIMIA ANGKATAN TAHUN PERTAMA FMIPA UNIVERSITAS NEGERI MALANG DALAM POKOK BAHASAN ELEKTROKIMIA MENGGUNAKAN INSTRUMEN DIAGNOSTIK TWO- TIER Evi Yulistia Heriyana, Sri Rahayu, Prayitno Universitas Negeri Malang ABSTRAK: Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian deskriptif untuk menggali pemahaman mahasiswa kimia angkatan tahun pertama tentang elektrokimia menggunakan instrumen diagnostik two-tier. Subjek penelitian adalah 48 mahasiswa kimia angkatan tahun pertama. Instrumen yang digunakan adalah tes diagnostik two tier berjumlah 50 soal. Secara umum pemahaman mahasiswa tentang elektrokimia tergolong cukup. Ditemukan dua puluh jenis miskonsepsi yang dialami oleh subjek penelitian, salah satu yang menonjol adalah Jika jembatan garam diganti dengan kawat Pt maka sel Volta tidak dapat bekerja karena yang melewati kawat Pt hanya arus listrik saja tanpa ada aliran ion. Kata kunci : pemahaman konsep, reaksi redoks, sel Volta, sel elektrolisis, tes diagnostik two tier. ABSTRACT: This research was descriptive research to identify 1 st chemistry college students understanding of electrochemistry using the two-tier diagnostic instrument. Subjects are 48 1 st year chemistry college students. Instrument used in this research is 50 items two-tier diagnostic test. Generally, college students understanding of electrochemistry can be classified as sufficient. There are twenty misconceptions held by the research subjects such as if the salt bridge in Voltaic cell is replaced with Pt wire, the Voltaic cell won t work because there is only electric current passing through the wire without the movement of ions. Key Words: concepts understanding, redox reaction, Voltaic cell, Electrolytic cell, two tier diagnostic test. Ilmu kimia sebagai ilmu yang mempelajari materi dan perubahan-perubahan yang dialaminya (Chang dan Overby, 2011:4). Tujuan mempelajari kimia adalah agar dapat memahami konsep-konsep yang ada dalam ilmu kimia dan selanjutnya dapat mengaplikasikan konsep-konsep tersebut untuk menyelesaikan permasalahan yang diberikan (Bowen dan Bunce, 1997). Berdasarkan tujuan tersebut, maka pemahaman yang benar tentang konsep-konsep kimia merupakan hal yang sangat penting. Untuk dapat memahami konsep-konsep dalam ilmu kimia, siswa harus menguasai aspek makroskopis, sub-mikroskopis (molekuler), dan simbolik (Johnstone dalam Taber, 2013). Aspek submikroskopis dan simbolik merupakan dua aspek yang menggambarkan bahwa hal- hal yang dipelajari dalam ilmu kimia bersifat abstrak sehingga tidak dapat dialami secara langsung dan nyata (Gabel, 1999; Lee, 1999; Effendy, 2002; Nahum, Hofstein, Naaman dan Bar-Dov, 2004; Chandrasegaran, Treagust dan Mocerino, 2007). Selain bersifat abstrak, konsep dalam kimia juga berurutan dan berjenjang (Kean dan Middlecamp,1985:5). Apabila mahasiswa mengalami kesulitan pada salah satu konsep dasar, maka terdapat kemungkinan mahasiswa mengalami kesulitan terhadap konsep yang lebih kompleks. 1

2 Dalam membangun pengetahuan siswa secara aktif memilih dan menyusun informasi-informasi untuk membentuk struktur konsep (Garnett dan Treagust, 1992(a):1080). Jika konsep yang dikonstruksi oleh siswa berbeda dengan pemahaman yang umumnya dimiliki oleh masyarakat ilmiah maka siswa tersebut mengalami miskonsepsi (Effendy, 2002:1). Miskonsepsi yang ada dalam diri siswa sangat sulit untuk dihilangkan (Hamzah, 2007:142). Menurut Taber (dalam Tüysüz, 2009:626) miskonsepsi yang ada dalam diri siswa harus diidentifikasi sehingga dapat dilakukan metode untuk membantu siswa memperbaiki konsep-konsep tersebut. Hasil dari beberapa penelitian menunjukkan bahwa elektrokimia merupakan salah satu materi kimia di sekolah yang sering menimbulkan miskonsepsi. Penelitian-penelitian tersebut diantaranya dilakukan oleh Garnett dan Treagust (1992), Sanger dan Greenbowe (1997), Rahayu, dkk (2011), dan Sia, Treagust dan Chandrasegaran (2012).Penelitian yang dilakukan oleh Ogude dan Bradley (dalam Sanger, 1997) serta Özkaya, Üce dan Şahin (2003) juga menunjukkan adanya miskonsepsi dalam pokok bahasan elektrokimia di perguruan tinggi. Hasil dari penelitian Ogude dan Bradley (dalam Sanger, 1997) menunjukkan bahwa terdapat mahasiswa yang masih kesulitan dalam memahami konsep elektrolisis walaupun telah mendapatkan pengajaran kimia di universitas selama satu tahun. Sedangkan penelitian Özkaya, Üce dan Şahin (2003) menunjukkan cukup banyak mahasiswa calon guru (pre-service teacher) yang kurang memahami konsep dalam sel volta dan sel elektrolisis. Salah satu metode untuk mengidentifikasi pemahaman dan miskonsepsi pada mahasiswa adalah mengguakan instrumen tes diagnostik two-tier. Tes diagnostik two-tier merupakan tes pilihan ganda yang terdiri dari dua tahap (tier) pilihan. Tier pertama berisi sejumlah pilihan jawaban, sedangkan tier kedua berisi sejumlah pilihan alasan untuk jawaban yang yang dipilih tersebut (Tuysuz, 2009: 627). Jenis instrumen ini pertama kali dikembangkan oleh Treagust. Instrumen diagnostik two-tier dapat mengatasi kekurangan yang dimiliki oleh tes pilihan ganda biasa. Untuk itu peneliti bermaksud melakukan penelitan dalam pokok bahasan tersebut dengan judul Penerapan Instrumen Diagnostik Two- Tier untuk Menggali Pemahaman Mahasiswa Kimia Angkatan Tahun Pertama FMIPA Universitas Negeri Malang dalam Pokok Bahasan Elektrokimia METODE Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif. Subjek penelitian adalah 48 mahasiswa angkatan tahun 2012 jurusan kimia FMIPA Universitas Negeri Malang. Instrumen dalam penelitian adalah tes diagnostik two-tier multiple choice yang terdiri dari 50 item soal. Pilihan jawaban dan alasan pada soal tes diagnostik two-tier diperoleh dari kajian literatur, tes terbuka dan wawancara tidak terstruktur terhadap sebagian mahasiswa. Langkah-langkah dalam penyusunan instrumen adalah menentukan cakupan konsep yang akan diteliti, melakukan kajian liteeratur tentang miskonsepsi, menyusun dan menyebarkan tes terbuka dan penyusunan dan validasi instrumen tes diagnostik two-tier. Proses pengumpulan data terbagi menjadi dua tahapan yaitu tahap persiapan dan tahap pengumpulan data. Data yang diperoleh dianalisis secara deskriptif untuk menentukan pemahaman dan mengidentifikasi miskonsepsi mahasiswa kimia angkatan tahun pertama pada konsep-konsep dalam pokok bahasan elektrokimia. 2

3 Pemahaman mahasiswa pada pokok bahasan elektrokimia ditentukan berdasarkan persentase jawaban benar mahasiswa. Miskonsepsi yang dialami mahasiswa ditentukan berdasarkan konsistensi jawaban salah pada mahasiswa dengan pola tertentu untuk soalsoal yang berpasangan dan kesalahan jawaban mahasiswa yang serupa dengan miskonsepsi yang pernah dilaporkan pada jurnal-jurnal penelitian untuk soal-soal yang tidak berpasangan. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Pemahaman Mahasiswa pada Konsep Elektrokimia Pemahaman mahasiswa dalam konsep elektrokimia disajikan dalam Tabel 1. Tabel 1. Pemahaman Mahasiswa Pemahaman Mahasiswa Persentase Sangat tinggi 8,33 Tinggi 33,33 Sedang 16,67 Rendah 35,42 Sangat rendah 6,25 Berdasarkan Tabel 2 diketahui bahwa 8,33% mahasiswa memiliki pemahaman yang sangat tinggi, 33,33% mahasiswa memiliki pemahaman yang tinggi dan 16,67% mahasiswa memiliki pemahaman yang sedang. Selanjutnya sebanyak 35,42% mahasiswa memiliki pemahaman yang rendah. Sedangkan mahasiswa yang memiliki pemahaman sangat rendah sebanyak 6,25%. B. Pemahaman Aspek-Aspek dalam Konsep Elektrokimia 1. Reaksi Redoks Persentase mahasiswa yang memahami aspek-aspek dalam konsep reaksi redoks disajikan pada Tabel 2. Tabel 2. Persentase Pemahaman Aspek-Aspek Reaksi Redoks No Aspek Jawaban Mahasiswa Rata-rata 1 Penulisan Persamaan Reaksi Redoks 97,92 2 Bilangan Oksidasi 87,50 78,47 3 Spontanitas Reaksi Redoks 50,00 Berdasarkan Tabel 2 diketahui rata-rata jumlah mahasiswa yang memiliki pemahaman tentang aspek-aspek dalam konsep reaksi redoks sebesar 78,47% dan angka ini tergolong baik. 2. Prinsip Sel Volta Persentase mahasiswa yang memahami aspek-aspek dalam konsep prinsip sel Volta disajikan pada Tabel 3. 3

4 Tabel 3. Persentase Pemahaman Aspek-Aspek dalam Konsep Prinsip Sel Volta No Aspek Jawaban Mahasiswa 1 Prinsip Kerja Sel Volta 48,96 2 Notasi Sel Volta 86,47 Rata-rata 68,21 Berdasarkan Tabel 3 diketahui rata-rata jumlah mahasiswa yang memiliki pemahaman tentang aspek-aspek dalam konsep prinsip sel Volta sebesar 68,21% dan angka ini tergolong baik. 3. Arah Aliran Elektron dan Ion pada Sel Volta Persentase mahasiswa yang memahami aspek-aspek dalam konsep aliran elektron dan ion dalam sel Volta tersebut dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4. Persentase Pemahaman Aspek-Aspek dalam Konsep Aliran Elektron dan Ion padasel Volta No Aspek Jawaban Mahasiswa 1 Aliran Elektron dalam Sel Volta 56,25 2 Aliran Ion dalam Sel Volta 53,13 Rata-rata 54,69 Berdasarkan Tabel 4 diketahui rata-rata jumlah mahasiswa yang memiliki pemahaman tentang aspek-aspek dalam konsep aliran elektron dan ion pada sel Volta sebesar 54,69% dan angka ini tergolong cukup. 4. Fungsi Jembatan Garam Persentase mahasiswa yang memahami aspek-aspek dalam konsep fungsi jembatan garam disajikan pada Tabel 5. Tabel 5. Persentase Pemahaman Aspek-Aspek dalam Konsep Fungsi Jembatan Garam No Aspek Jawaban Mahasiswa 1 Pengaruh Larutan Elektrolit dalam Jembatan Garam 69,73 2 Pengaruh Jembatan Garam terhadap Kinerja Sel Volta 29,17 Rata-rata 49,45 Berdasarkan Tabel 5 diketahui rata-rata jumlah mahasiswa yang memiliki pemahaman tentang aspek-aspek dalam konsep fungsi jembatan garam sebesar 49,45% dan angka ini tergolong cukup. 5. Elektroda pada Sel Volta Persentase mahasiswa yang memahami aspek-aspek dalam konsep elektroda pada sel Volta disajikan pada Tabel 6. 4

5 Tabel 6. Persentase Pemahaman Aspek-Aspek dalam Konsep Elektroda pada Sel Volta No Aspek Jawaban Mahasiswa 1 Jenis Elektroda 35,42 2 Penentuan Anoda dan Katoda pada Sel Volta 34,38 3 Muatan dan Reaksi di Anoda dan Katoda pada sel Volta 52,78 4 Tempat Berlangsungnya Reaksi Redoks 37,50 Rata-rata 40,02 Berdasarkan Tabel 6 diketahui rata-rata jumlah mahasiswa yang memiliki pemahaman tentang aspek-aspek dalam konsep elektroda pada sel Volta sebesar 40,02% dan angka ini tergolong rendah. 6. Potensial Reduksi Standar Persentase mahasiswa yang memahami aspek-aspek dalam konsep potensial reduksi standar dapat dilihat pada Tabel 7. Tabel 7. Persentase Pemahaman Aspek-Aspek dalam Konsep Potensial Reduksi Standar No Aspek Jawaban Mahasiswa Rata-rata 1 Cara Memperoleh E 0 suatu Unsur 54,17 2 Kecenderungan Reaksi Berdasarkan Harga E 0 77,09 65,63 Berdasarkan Tabel 7 diketahui rata-rata jumlah mahasiswa yang memiliki pemhanaman tentang aspek-aspek dalam konsep potensial reduksi standar sebesar 65,63% dan angka ini tergolong baik. 7. Prinsip Sel Elektrolisis Persentase mahasiswa yang memahami aspek-aspek dalam konsep prinsip elektrolisis disajikan pada Tabel 8. Tabel 8. Persentase Pemahaman Aspek-Aspek dalam Konsep Prinsip Sel Elektrolisis No Aspek Jawaban Mahasiswa Rata-rata (% 1 Prinsip Kerja Sel Elektrolisis 51,04 2 Larutan Elektrolit dalam Sel Elektrolisis 53,13 52,08 Berdasarkan Tabel 8 diketahui rata-rata jumlah mahasiswa yang mamiliki pemahaman tentang aspek-aspek dalam konsep prinsip elektrolisis sebesar 52,08% dan angka ini tergolong cukup. 8. Elektroda pada Sel Elektrolisis Persentase mahasiswa yang memahami mahasiswa konsep elektroda pada sel elektrolisis dapat dilihat pada Tabel 9. 5

6 Tabel 9. Persentase Pemahaman Konsep Elektroda pada Sel Elektrolisis No Aspek Jawaban Mahasiswa 1 Elektroda pada Sel Elektrolisis 46,11 Berdasarkan Tabel 9 diketahui jumlah mahasiswa yang memiliki pemahaman tentang konsep elektroda pada sel elektrolisis sebesar 46,11% angka ini tergolong cukup. 9. Arah Aliran Elektron dan Ion pada Sel Elektrolisis Persentase mahasiswa yang memahami aspek-aspek dalam konsep aliran elektron dan ion dalam sel elektrolisis dapat dilihat pada Tabel 10. Tabel 10. Persentase Pemahaman Aspek-Aspek dalam Konsep Aliran Elektron dan Ion pada Sel Elektrolisis No Aspek Jawaban Mahasiswa Rata-rata 1 Aliran Elektron dalam Sel Elektrolisis 41,67 2 Aliran Ion dalam Sel Elektrolisis 37,50 39,58 Berdasarkan Tabel 10 diketahui rata-rata jumlah mahasiswa yang memiliki pemahaman tentang aspek-aspek dalam konsep aliran elektron dan ion pada sel elektrolisis sebesar 39,85% dan angka ini tergolong rendah. 10. Hasil Elektrolisis Persentase mahasiswa yang memahami aspek-aspek dalam konsep hasil elektrolisis dapat dilihat pada Tabel 11. Tabel 11. Persentase Pemahaman Aspek-Aspek dalam Konsep Hasil Elektrolisis No Aspek Jawaban Mahasiswa 1 Elektrolisis Larutan Elektrolit 46,89 2 Elektrolisis Lelehan Elektrolit 51,05 3 Konsentrasi Larutan dalam Proses Elektrolisis 51,04 Rata-rata 49,66 Berdasarkan Tabel 11 diketahui rata-rata jumlah mahasiswa yang memiliki pemahaman tentang aspek-aspek dalam konsep hasil elektrolisis sebesar 49,66% dan angka ini tergolong cukup. 11. Aplikasi Sel Volta dan Sel Elektrolisis Persentase mahasiswa yang memahami aspek-aspek dalam konsep aplikasi sel Volta dan sel elektrolisis dapat dilihat pada Tabel 12. 6

7 Tabel 12. Persentase Pemahaman Aspek-Aspek dalam Konsep Aplikasi Sel Volta dan Sel Elektrolisis No Aspek Jawaban Mahasiswa 1 Baterai 34,42 2 Pencegahan Perkaratan Logam 54,17 3 Anoda dan Katoda pada Proses Elektroplating 47,92 4 Anoda dan Katoda pada Proses Elektrorefining 47,92 Rata-rata 46,36 Berdasarkan Tabel 12 diketahui rata-rata mahasiswa yang mamiliki pemahaman tentang aspek-aspek dalam konsep aplikasi sel Volta dan sel elektrolisis sebesar 46,36% dan angka ini tergolong cukup. C. Miskonsepsi yang Dialami Mahasiswa pada Konsep Elektrokimia 1. Reaksi Redoks Sebanyak 22,92% mahasiswa menganggap endapan yang terbentuk di pemukaan paku pada reaksi redoks antara paku besi dengan larutan CuSO 4 adalah akibat ion Cu 2+ yang menempel pada paku. Penjelasan yang lebih tepat untuk peristiwa tersebut adalah atom Fe pada paku besi teroksidasi (melepaskan 2 elektron) lalu masuk ke larutan elektrolit. Elektron-elektron tersebut kemudian ditangkap oleh ion Cu 2+ dari larutan untuk membentuk atom Cu. Atom Cu lalu mengendap di permukaan baku besi (Chang, 2011:116). Miskonsepsi ini serupa dengan hasil penelitian Barke, Hazari, dan Yitbarek (2009) yaitu 22% siswa SMA di Jerman tidak dapat membedakan spesi yang menempel pada permukaan paku adalah atom Cu, senyawa CuSO 4 ataukah ion-ion Cu Aliran Elektron dan Ion pada Sel Volta Sebanyak 16,67% mahasiswa menganggap elektron mengalir dari anoda ke katoda melalui larutan elektrolit. Miskonsepsi serupa pernah dilaporkan oleh Garnett dan Treagust (1992a,b), Sanger dan Greenbowe (1997a,b), Özkaya, Üce dan Şahin (2003), serta Rahayu, Treagust, Chandrasegaran, Kita dan Ibnu (2011) yakni elektron dapat mengalir melewati larutan. Menurut Garnett dan Treagust (1992b:1082) konsep yang tepat adalah elektron dihasilkan dari reaksi oksidasi di anoda mengalir menuju katoda melalui kawat penghantar. Dalam Garnett dan Treagust (1992a: 124) disebutkan bahwa arus listrik timbul akibat pergerakan partikel bermuatan (elektron atau ion). Aliran elektron terjadi di dalam logam sementara aliran ion terjadi di larutan elektrolit. Dengan demikian elektron tidak dapat mengalir melalui larutan elektrolit. Sebanyak 16,67% mahasiswa menganggap bahwa larutan elektrolit di setengah sel reduksi (katoda) akan kelebihan muatan positif sehingga dapat menarik anion dari anoda atau mengalirkan kation penyebab timbulnya muatan positif tersebut ke anoda. Miskonsepsi ini juga pernah dilaporkan oleh Rahayu, Treagust, Chandrasegaran, Kita dan Ibnu (2011). Konsep yang lebih tepat adalah larutan elektrolit di setengah sel reduksi (katoda) akan kelebihan muatan negatif sehingga akan menarik kation ke katoda sedangkan larutan elektrolit di anoda akan kelebihan muatan positif sehingga menarik anion (Jesperson, Brady dan Hyslop, 2012:921). 3. Fungsi Jembatan Garam 7

8 Sebanyak 56,25% mahasiswa beranggapan jika jembatan garam diganti dengan kawat Pt maka sel Volta tidak dapat bekerja karena yang melewati kawat Pt hanya arus listrik saja tanpa ada aliran ion. Mahasiswa sudah memahami bahwa saat jembatan garam diganti dengan kawat Pt maka sel Volta akan berhenti beroperasi karena tidak ada penetralan muatan ion-ion di katoda dan anoda. Konsep yang lebih tepat adalah sel Volta tidak dapat bekerja karena dalam kawat Pt tidak ada aliran ion untuk menetralkan muatan di anoda dan katoda. Dalam Garnett dan Treagust (1992a:124). Miskonsepsi mengenai aliran listrik yang secara kontinu melelwati kawat Pt yang dijadikan pengganti jembatan garam sesuai dengan hasil penelitian Özkaya, Üce dan Şahin (2003) yaitu 36 dari 92 mahasiswa calon guru menganggap bahwa sel Volta tetap akan menghasilkan listrik saat jembatan garam diganti dengan kawat Pt karena kawat Pt dapat menghantarkan arus listrik. 4. Elektroda pada Sel Volta Sebanyak 20,83% mahasiswa menganggap bahwa anoda dan katoda pada sel Volta ditentukan berdasarkan harga E 0 reaksi antara elektroda dengan larutan elektrolit di setengah sel. Konsep yang benar adalah anoda dan katoda pada sel Volta ditentukan berdasarkan reaksi yang terjadi pada elektroda tesebut (Jesperson, Brady dan Hyslop, 2012:922). Jika elektrodanya termasuk elektroda aktif (soal nomor 5) anoda dan katoda dapat ditentukan berdasarkan harga E 0 reduksinya. Elektroda dengan E 0 reduksi lebih negatif akan menjadi anoda dan elektroda dengan E 0 reduksi lebih positif menjadi katoda. Jika elektrodanya inert (soal nomor 10) maka anoda dan katoda ditentukan berdasarkan harga E 0 reduksi spesi yang bereaksi dalam sel Volta. Elektroda yang berada dalam larutan elektrolit spesi yang E 0 reduksi lebih negatif akan menjadi anoda dan elektroda lainnya sebagai katoda. Miskonsepsi lain yang ditemukan berkaitan dengan tempat berlangsungnya reaksi redoks di sel Volta adalah sebanyak 22,92% mahasiswa menganggap bahwa pada sel Volta reaksi redoks terjadi di dalam larutan elektrolit karena dalam larutan elektrolit terdapat ionion. Dan 16,67% mahasiswa beranggapan bahwa pada sel Volta reaksi redoks terjadi di dalam kabel dan jembatan garam karena adanya aliran elektron. Konsep yang lebih tepat adalah elektroda merupakan konduktor listrik yang dicelupkan ke dalam larutan elektrolit dan permukaannya merupakan tempat terjadinya setengah reaksi oksidasi dan setengah reaksi reduksi (Garnett dan Treagust, 1992b:1082). Miskonsepsi ini serupa dengan hasil penelitian Rahayu, Treagust, Chandrasegaran, Kita dan Ibnu (2011) dan Özkaya, Üce dan Şahin (2003). 5. Potensial Reduksi Standar Sebanyak 29,17% mahasiswa menganggap E 0 reduksi unsur ditetapkan dengan cara membuat sel Volta yang tersusun dari setengah sel hidrogen dan setengah sel unsur yang diukur, karena E 0 reaksi antara H + dan H 2 dengan unsur lain ditetapkan sebagai standar normal. Miskonsepsi serupa pernah dilaporkan oleh Sanger dan Greenbowe (1997) serta Özkaya, Üce dan Şahin (2003) yaitu potensial standah hidrogen dipilih sebagai standar normal untuk mengukur poensial reduksi standar unsur-unsur lain karena sifat-sifat kimia dri H + dan H 2. Konsep yang lebih tepat adalah elektroda hidrogen digunakan untuk menentukan harga E 0 reduksi unsur lain karena potensial reduksi H + menjadi H 2 dan potensial oksidasi H 2 menjadi H + dipilih sebagai standar normal (Jesperson, Brady dan Hyslop, 2012:926). 8

9 6. Prinsip Sel Elektrolisis Sebanyak 16,67% mahasiswa menganggap bahwa pada sel elektrolisis reaksi redoks dapat terjadi akibat elektron yang mengalir dari kutub negatif baterai menuju ke elektroda yang terhubung ke kutub positif baterai. Miskonsepsi tersebut serupa dengan miskonsepsi yang pernah dilaporkan oleh Sanger dan Greenbowe (1997) yaitu siswa menganggap pada baterai elektron mengalir dari kutub negtif ke kutub positif. Konsep yang tepat untuk menjelaskan prinsip kerja sel elektrolisis adalah reaksi redoks terjadi karena baterai sebagai sumber energi berfungsi sebagai pemompa elektron dalam sel elektrolisis yang mensuplai elektron ke katoda dan menarik elektron dari anoda (Silberberg, 2010:952). Sebanyak 16,67% mahasiswa beranggapan bahwa larutan HCl dalam sel elektrolisis akan terurai menjadi ion-ionnya lalu ion H + akan bergabung membentuk H 2 atau tereduksi di elektroda positif. Konsep yang tepat adalah larutan elektrolit terdiri dari ion-ion serta molekul pelarut yang kemudian bersaing untuk mengalami reaksi oksidasi di anoda dan reaksi reduksi di katoda (Jesperson, Brady dan Hyslop, 2012:955). Miskonsepsi tersebut sesuai dengan hasil penelitian Rahayu, Treagust, Chandrasegaran, Kita dan Ibnu (2011) yaitu 71,7% siswa SMA di Jepang dan 57,7% siswa SMA di Indonesia tidak memahami bahwa larutan HCl encer adalah elektrolit sehingga mengandung ion H + dan Clˉ. Sia, Treagust dan Chandrasegaran (2012) juga melaporkan miskonsepsi serupa yaitu kurang dari 20% siswa mengalami miskonsepsi tentang ion-ion yang ada pada larutan elektrolit. 7. Elektroda pada Sel Elektrolisis Miskonsepsi yang ditemukan pada konsep ini adalah sebanyak 22,92% mahasiswa menganggap bahwa elektroda yang terhubung dengan kutub positif baterai adalah katoda dan elektroda yang terhubung ke kutub negatif baterai adalah anoda. Penjelasan yang tepat adalah pada elektroda positif terjadi reaksi oksidasi karena elektron dilepaskan oleh anion dan baterai mensuplai elektron ke elektroda negatif melalui kawat penghantar untuk digunakan dalam reaksi reduksi (Jesperson, Brady dan Hyslop, 2012:952). Jadi elektroda positif adalah anoda dan elektroda negatif adalah katoda. Miskonsepsi serupa juga muncul pada penelitian yang dilakukan oleh Garnett dan Treagust (1992b), Sanger dan Greenbowe (1997) dan Özkaya, Üce dan Şahin (2003) yakni siswa menganggap pada sel elektrolisis muatan pada kutub-kutub baterai tidak mempengaruhi reaksi di elektroda. 8. Aliran Elektron dan Ion pada Sel Elektrolisis Miskonsepsi yang ditemukan pada aspek aliran elektron dalam sel elektrolisis adalah sebanyak 16,67% mahasiswa menganggap elektron dihasilkan di elektroda positif kemudian tertarik menuju elektroda negatif melalui larutan karena larutan mengandung kation yang dapat menghantarkan elektron. Penjelasan yang benar adalah saat suplai energi listrik diberikan ke sel elektrolisis reaksi kimia mulai terjadi. Di elektroda positif terjadi reaksi oksidasi yang menghasilkan elektron. Elektron tersebut tertarik ke kutub positif baterai melalui kabel/kawat penghantar, kemudian baterai mengalirkan elektron melalui kabel/kawat penghantar ke elektroda negatif tempat terjadinya reaksi reduksi (Jesperson, Brady dan Hyslop, 2012:952). Miskonsepsi tersebut serupa dengan miskonsepsi yang pernah dilaporkan oleh Garnett dan Treagust (1992b), Sanger dan Greenbowe (1997) serta Özkaya, Üce dan Şahin (2003) yakni siswa menganggap elektron bisa melalui larutan elektrolit karena tertarik oleh ion-ion yang ada di larutan. Pada aspek aliran ion-ion pada sel elektrolisis ditemukan dua miskonsepsi. Miskonsepsi pertama adalah sebanyak 18,78% mahasiswa menganggap elektroda yang 9

10 terhubung ke kutub positif baterai adalah anoda dan muatannya negatif sehingga menarik kation dari larutan. Miskonsepsi kedua adalah sebanyak 20,83% mahasiswa beranggapan bahwa elektroda yang terhubung ke kutub negatif baterai adalah anoda dan muatannya positif sehingga menarik anion dari larutan. Konsep yang benar adalah anoda pada sel elektrolisis bermuatan positif sehingga menarik anion dari elektrolit dan katoda pada sel elektrolisis bermuatan negatif sehingga menarik kation dari elektrolit (Garnett dan Treagust, 1992b:1083). Miskonsepsi tersebut serupa dengan miskonsepsi yang pernah dilaporkan oleh Garnett dan Treagust (1992b), Sanger dan Greenbowe (1997) serta Özkaya, Üce dan Şahin (2003) yakni siswa menganggap pada sel elektrolisis muatan pada kutubkutub baterai tidak mempengaruhi elektroda mana yang berfungsi sebagai anoda dan katoda. Miskonsepsi tersebut juga serupa dengan hasil penelitian Sia, Treagust dan Chandrasegaran (2012) yaitu kurang dari 20% siswa yang memahami konsep anoda dan katoda pada sel elektrolisis. 9. Produk Elektrolisis Miskonsepsi yang ditemukan pada aspek penentuan produk elektrolisis larutan elektrolit adalah sebanyak 20,83% mahasiswa menganggap dalam elektrolisis larutan elektrolit, spesi dengan E 0 reduksi lebih negatif akan tereduksi di katoda dan spesi dengan E 0 reduksi lebih positif akan teroksidasi di anoda. Konsep yang tepat adalah spesi dengan E 0 reduksi lebih positif akan tereduksi di katoda dan spesi dengan E 0 reduksi lebih negatif akan teroksidasi di anoda (Silberberg, 2010:742). Mahasiswa yang mengalami miskonsepsi ini sebenarnya memahami bahwa produk elektrolisis di anoda dan katoda dapat diprediksi berdasarkan harga E 0 reduksi spesi yang terlibat dalam proses elektrolisis namun gagal memahami spesi mana yang lebih berpotensi untuk bereaksi. Miskonsepsi ini serupa dengan miskonsepsi yang pernah dilaporkan oleh Garnett dan Treagust (1992b). Hasil penelitian Sia, Treagust dan Chandrasegaran (2012) juga menunjukkan bahwa hanya ada kurang dari 20% siswa yang memahami konsep produk elektrolisis larutan elektrolit. Miskonsepsi lain yang juga ditemukan pada aspek produk elektrolisis lelehan elektrolit adalah 18,75% mahasiswa menganggap dalam elektrolisis lelehan elektrolit kation dari elektrolit akan tertarik ke anoda untuk dioksidasi. Jumlah mahasiswa yang mengalami miskonsepsi ini konsisten dengan jumlah mahasiswa yang mengalami miskonsepsi tentang aliran ion di sel elektrolisis (pembahasan pada nomor 9). Hasil penelitian Sia, Treagust dan Chandrasegaran (2012) juga menunjukkan bahwa hanya ada kurang dari 20% siswa yang memahami konsep produk elektrolisis lelehan elektrolit. Miskonsepsi ini juga serupa dengan miskonsepsi yang pernah dilaporkan Garnett dan Treagust (1992) yaitu siswa menganggap anoda bermuatan negatif sehingga menarik kation dan katoda bermuatan positif sehingga menarik anion. Pada aspek konsentrasi ion-ion dalam larutan elektrolit pada proses elektrolisis ditemukan miskonsepsi yaitu sebanyak 20,83% mahasiswa menganggap dalam elektrolisis larutan yang mengandung anion sisa asam oksi molekul air akan berkurang karena dioksidasi di anoda dan menyebabkan ion sisa asam oksi bertambah banyak. Konsep yang tepat adalah ion sisa asam oksi seperti ion SO 4 2ˉ dan NO 3ˉ tidak teroksidadi di anoda karena atom pusat pada ion tersebut memiliki biloks tertinggi. Ion-ion tersebut akan menjadi ion spektator dan tidak berubah jumlahnya (Silberberg 2010:743, Jesperson, Brady dan Hyslop, 2012:956). Hasil penelitian Sia, Treagust dan Chandrasegaran (2012) juga menunjukkan 10

11 bahwa hanya ada kurang dari 20% siswa yang memahami konsep perubahan konsentrasi dari larutan elektrolit selama proses elektrolisis. 10. Aplikasi Sel Volta dan Sel Elektrolisis Miskonsepsi yang ditemukan pada aspek aplikasi sel Volta dalam baterai yaitu 22,92% mahasiswa menganggap reaksi redoks pada baterai hanya akan terjadi saat baterai dipasang dalam alat elektronik. Baterai adalah aplikasi konsep sel Volta di kehidupan nyata (Silberberg, 2010:947). Reaksi pada sel Volta merupakan reaksi redoks yang spontan, maka reaksi yang terjadi pada baterai juga spontan. Analisis jawaban mahasiswa pada aspek perkaratan pada logam menunjukkan adanya miskonsepsi yaitu 27,08% mahasiswa menganggap Cr dapat melindungi Fe dari karat karena Cr lebih mudah tereduksi. Konsep yang benar adalah tujuan utama pelapisan besi oleh logam lain adalah mencegah terjadinya perkaratan. Untuk itu besi harus dilapisi oleh unsur yang lebih mudah teroksidasi (Jesperson, Brady dan Hyslop, 2012:929) Pada aspek elektroplating ditemukan miskonsepsi yakni 16,67% mahasiswa beranggapan bahwa elektroda negatif pada proses elektroplating akan teroksidasi dan melepaskan kation dan elektron ke larutan yang kemudian direduksi di elektroda positif. Konsep yang lebih tepat adalah elektroda yang akan teroksidasi adalah elektroda yang terhubung ke elektroda positif baterai (Jesperson, Brady dan Hyslop, 2012:952). Maka logam yang akan digunakan sebagai pelapis seharusnya dihubungkan dengan kutub positif baterai/sumber arus. Persentase mahasiswa yang mengalami miskonsepsi ini cukup konsisten dengan persentase mahasiswa yang mengalami miskonsepsi pada konsep elektroda dalam sel elektrolisis (22.92%). PENUTUP Kesimpulan Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa pemahaman mahasiswa pada konsep reaksi redoks, prinsip sel Volta dan potensial reduksi standar tergolong tinggi, pemahaman mahasiswa pada konsep aliran elektron dan ion pada sel Volta, fungsi jembatan garam, prinsip sel elektrolisis, hasil elektrolisis dan aplikasi sel Volta dan sel elektrolisis tergolong cukup dan pemahaman mahasiswa pada konsep elektroda pada sel Volta dan aliran elektron and ion pada sel elektrolisis tergolong rendah. Ditemukan 20 jenis miskonsepsi yang dialami oleh lebih dari 16% subjek penelitian. Saran Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, maka disarankan sebagai berikut. 1. Berkaitan dengan banyaknya miskonsepsi yang ditemukan pada mahasiswa, dosen diharapkan menerapkan metode pembelajaran yang lebih berpusat pada mahasiswa, salah satunya adalah metode inkuiri atau inkuiri terbimbing. 2. Mahasiswa diharapkan bisa berperan lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran diantaranya dengan cara lebih sering berdiskusi dengan teman sebaya maupun dosen. Metode pembelajaran yang sesuai adalah metode cooperative learning. 3. Instrumen diagnostik two-tier dapat digunakan secara beriringan dengan suatu metode pembelajaran sehingga pemahaman mahasiswa tetang materi dalam ilmu kimia dapat ditingkatkan. 11

12 4. Dalam proses penyusunan instrumen hendaknya peneliti selanjutnya lebih banyak melakukan kajian literatur dan menyebarkan tes terbuka serta wawancara agar didapatkan respon yang lebih bervariasi sehingga instrumen yang dihasilkan lebih efektif dalam mengidentifikasi tingkat pemahman dan miskonsepsi yang dimiliki mahasiswa. DAFTAR RUJUKAN Bowen, C. W. dan Bunce, D. M Testing for Conceptual Understanding in General Chemistry. The Chemical Educator, 2 (2): Chandrasegaran, A. L., Treagust D. F. and Mocerino, M The Development of atwo-tier Multiple-Choice Diagnostic Instrument for Evaluating Secondary School Students Ability to Describe and Explain Chemical Reactions Using Multiple Levels of Representation. Chemistry Education Research and Practice, 8 (3): Chang, R. and Overby, J General Chemistry: The Essential Concepts (sixth edition). New York: McGraw-Hill Companies. Effendy Upaya untuk Mengatasi Kesalahan Konsep dalam Pengajaran Kimia dengan Menggunakan Strategi Konflik Kognitif. Media Komunikasi Kimia, 6(2):1-22. Gabel, D Improving Teaching and Learning through Chemistry Education Research: A Look to the Future. Journal of Chemical Education, 76 (4): Garnett, P. J. dan Treagust, D. F. 1992a. Conceptual Difficulties Experienced by Senior High School Students of Electrochemistry: Electric Current and Oxidation- Reduction Equations. Journal of Research In Science Teaching, 29 (2): Garnett, P. J. dan Treagust, D. F. 1992b. Conceptual Difficulties Experienced by Senior High School Students of Electrochemistry: Electrochemical (Galvanic) and Electrolytic Cells. Journal of Research In Science Teaching, 29 (10): Hamzah, K. M. dan Wickman, Per-Olof Beyond Explanations: What Else Do Students Need to Understand Science? Science Education, 93 (6): Jesperson, N. D., Brady, J. E. dan Hyslop, A Chemistry: The Molecular Nature of Matter 6 th Edition. Hoboken: John Wiley & Sons, Inc. Kean, E. dan Middlecamp, C Panduan Belajar Kimia Dasar. Jakarta: Gramedia. 12

13 Lee, K-W L. A Comparison of University Lecturers and Pre-Service Teachers Unserstanding of A Chemical Reaction at The Particulate Level. Jounal of Chemical Education, 76 (7): Nahum, T. L., Hofstein, A., Naaman, R. M., dan Dov, Z. B Can Final Examination Amplify Student`s Misconceptions in Chemistry? Chemistry Education Research and Practice, 5 (3): Taber, K. S Revisiting The Chemistry Triplet: Drawing Upon the Nature of Chemical Knowledge and The Psychology of Learning to Inform Chemistry Education. Chemistry Education Research and Practice, 14: Özkaya, A. R., Üce M. dan Şahin, M Prospective teachers Conceptual Understanding of Electrochemistry: Galvanic and Electrolytic Cells. University Chemistry Education, 7:1-11. Rahayu, S., Treagust, F. D, Chandrasegara, A.L., Kita, M. dan Ibnu, S Assesment of Electrochemical Concepts: A Comparative Study Involving Senior High-School Students in Indonesia and Japan. Research in Science and Technological Education, 29 (2): Sanger, M. J. dan Greenbowe, T. J Common Students Misconception in Electrochemistry: Galvanic, Electrolytic, and Concentration Cells. Journal of Research in Science Teaching, 34 (4): Sia, D. T., Treagust, D. F., Chandrasegaran, A.L High School Students Proficiency and Confidence Levels in Displaying Their Understanding of Basic Electrolysis Concepts. International Journal of Mathematics and Science Education, 10 (6): Silberberg, S. M Priciples of General Chemistry. New York: McGraw-Hill Tüysüz, C Development of Two-Tier instrument and Assess Students` Understanding in Chemistry. Scientific Research and Essay, 4 (6):

Nanang Sodikin, Sri Rahayu dan Prayitno Universitas Negeri Malang

Nanang Sodikin, Sri Rahayu dan Prayitno Universitas Negeri Malang REPRESENTASI MAKROSKOPIK, SUBMIKROSKOPIK DAN SIMBOLIK SISWA KELAS XII DI SEBUAH SMA NEGERI KOTA MALANG TERHADAP SISTEM DAN PRINSIP KERJA SEL ELEKTROKIMIA Nanang Sodikin, Sri Rahayu dan Prayitno Universitas

Lebih terperinci

MENGGALI PEMAHAMAN SISWA SMA PADA KONSEP LAJU REAKSI DENGAN MENGGUNAKAN INSTRUMEN DIAGNOSTIK TWO-TIER

MENGGALI PEMAHAMAN SISWA SMA PADA KONSEP LAJU REAKSI DENGAN MENGGUNAKAN INSTRUMEN DIAGNOSTIK TWO-TIER MENGGALI PEMAHAMAN SISWA SMA PADA KONSEP LAJU REAKSI DENGAN MENGGUNAKAN INSTRUMEN DIAGNOSTIK TWO-TIER Oscar Prananda Pajaindo, Prayitno, Fauziatul Fajaroh Universitas Negeri Malang E-mail: o5c4r.prananda@gmail.com

Lebih terperinci

MENGGALI PEMAHAMAN SISWA SMA PADA KONSEP KELARUTAN DAN HASIL KALI KELARUTAN DENGAN MENGGUNAKAN TES DIAGNOSTIK TWO-TIER

MENGGALI PEMAHAMAN SISWA SMA PADA KONSEP KELARUTAN DAN HASIL KALI KELARUTAN DENGAN MENGGUNAKAN TES DIAGNOSTIK TWO-TIER MENGGALI PEMAHAMAN SISWA SMA PADA KONSEP KELARUTAN DAN HASIL KALI KELARUTAN DENGAN MENGGUNAKAN TES DIAGNOSTIK TWO-TIER Tri Yunita Maharani, Prayitno, Yahmin Universitas Negeri Malang E-mail: menik.chant@yahoo.com

Lebih terperinci

MENGGALI PEMAHAMAN KONSEP SISWA MADRASAH ALIYAH X TENTANG KEPERIODIKAN UNSUR MENGGUNAKAN INSTRUMEN DIAGNOSTIK TWO- TIER

MENGGALI PEMAHAMAN KONSEP SISWA MADRASAH ALIYAH X TENTANG KEPERIODIKAN UNSUR MENGGUNAKAN INSTRUMEN DIAGNOSTIK TWO- TIER MENGGALI PEMAHAMAN KONSEP SISWA MADRASAH ALIYAH X TENTANG KEPERIODIKAN UNSUR MENGGUNAKAN INSTRUMEN DIAGNOSTIK TWO- TIER Ria Rahmaningsih, Prayitno, Yahmin Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Malang

Lebih terperinci

MENGGALI PEMAHAMAN SISWA SMA PADA KONSEP LARUTAN PENYANGGA MENGGUNAKAN INSTRUMEN DIAGNOSTIK TWO-TIER

MENGGALI PEMAHAMAN SISWA SMA PADA KONSEP LARUTAN PENYANGGA MENGGUNAKAN INSTRUMEN DIAGNOSTIK TWO-TIER MENGGALI PEMAHAMAN SISWA SMA PADA KONSEP LARUTAN PENYANGGA MENGGUNAKAN INSTRUMEN DIAGNOSTIK TWO-TIER Muhammad Ali Kurniawan, Prayitno, Yahmin Universitas Negeri Malang Email: muhammadalikurniawan@rocketmail.com

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI KONSEP SUKAR DAN KESALAHAN KONSEP REAKSI REDOKS IDENTIFICATION OF DIFFICULT CONCEPTS AND MISCONCEPTIONS OF REDOX REACTION

IDENTIFIKASI KONSEP SUKAR DAN KESALAHAN KONSEP REAKSI REDOKS IDENTIFICATION OF DIFFICULT CONCEPTS AND MISCONCEPTIONS OF REDOX REACTION Jurnal Zarah, Vol. 5 No. 1 (2017), Hal. 22-28 IDENTIFIKASI KONSEP SUKAR DAN KESALAHAN KONSEP REAKSI REDOKS IDENTIFICATION OF DIFFICULT CONCEPTS AND MISCONCEPTIONS OF REDOX REACTION Trining Puji Astutik

Lebih terperinci

KIMIA ELEKTROLISIS

KIMIA ELEKTROLISIS KIMIA ELEKTROLISIS A. Tujuan Pembelajaran Mempelajari perubahan-perubahan yang terjadi pada reaksi elektrolisis larutan garam tembaga sulfat dan kalium iodida. Menuliskan reaksi reduksi yang terjadi di

Lebih terperinci

MODIFIED CHEMISTRY DEMONSTRATION TO OVERCOME STUDENT S MISCONCEPTION IN TOPIC OF ELECTROCHEMICAL CELL

MODIFIED CHEMISTRY DEMONSTRATION TO OVERCOME STUDENT S MISCONCEPTION IN TOPIC OF ELECTROCHEMICAL CELL MEDIA DEMONSTRASI KIMIA YANG DIMODIFIKASI UNTUK MENGATASI MISKONSEPSI MAHASISWA PADA TOPIK SEL ELEKTROKIMIA MODIFIED CHEMISTRY DEMONSTRATION TO OVERCOME STUDENT S MISCONCEPTION IN TOPIC OF ELECTROCHEMICAL

Lebih terperinci

MENGGALI PEMAHAMAN KONSEP SISWA MADRASAH ALIYAH TENTANG STOIKIOMETRI DENGAN MENGGUNAKAN INSTRUMEN DIAGNOSTIK TWO-TIER

MENGGALI PEMAHAMAN KONSEP SISWA MADRASAH ALIYAH TENTANG STOIKIOMETRI DENGAN MENGGUNAKAN INSTRUMEN DIAGNOSTIK TWO-TIER MENGGALI PEMAHAMAN KONSEP SISWA MADRASAH ALIYAH TENTANG STOIKIOMETRI DENGAN MENGGUNAKAN INSTRUMEN DIAGNOSTIK TWO-TIER Indah Krisnawati, Prayitno, Fauziatul Fajaroh Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri

Lebih terperinci

Oleh Sumarni Setiasih, S.Si., M.PKim.

Oleh Sumarni Setiasih, S.Si., M.PKim. SE L EL EK TR O LI SI S Oleh Sumarni Setiasih, S.Si., M.PKim. Email enni_p3gipa@yahoo.co.id A. Pendahuluan 1. Pengantar Beberapa reaksi kimia dalam kehidupan sehari-hari merupakan reaksi reduksi-oksidasi

Lebih terperinci

MENGGALI PEMAHAMAN AWAL MAHASISWA TINGKAT I PADA MATERI LAJU REAKSI MENGGUNAKAN INSTRUMEN TWO TIER

MENGGALI PEMAHAMAN AWAL MAHASISWA TINGKAT I PADA MATERI LAJU REAKSI MENGGUNAKAN INSTRUMEN TWO TIER P-ISSN : 2337-9820 E-ISSN : 2579-8464 DESEMBER 2017 Wacana Didaktika Jurnal Pemikiran, Penelitian Pendidikan dan Sains MENGGALI PEMAHAMAN AWAL MAHASISWA TINGKAT I PADA MATERI LAJU REAKSI MENGGUNAKAN INSTRUMEN

Lebih terperinci

Mengubah energi kimia menjadi energi listrik Mengubah energi listrik menjadi energi kimia Katoda sebagi kutub positif, anoda sebagai kutub negatif

Mengubah energi kimia menjadi energi listrik Mengubah energi listrik menjadi energi kimia Katoda sebagi kutub positif, anoda sebagai kutub negatif TUGAS 1 ELEKTROKIMIA Di kelas X, anda telah mempelajari bilangan oksidasi dan reaksi redoks. Reaksi redoks adalah reaksi reduksi dan oksidasi. Reaksi reduksi adalah reaksi penangkapan elektron atau reaksi

Lebih terperinci

Elektrokimia. Tim Kimia FTP

Elektrokimia. Tim Kimia FTP Elektrokimia Tim Kimia FTP KONSEP ELEKTROKIMIA Dalam arti yang sempit elektrokimia adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari peristiwa-peristiwa yang terjadi di dalam sel elektrokimia. Sel jenis ini merupakan

Lebih terperinci

MODUL SEL ELEKTROLISIS

MODUL SEL ELEKTROLISIS MODUL SEL ELEKTROLISIS Standar Kompetensi : 2. Menerapkan konsep reaksi oksidasi-reduksi dan elektrokimia dalam teknologi dan kehidupan sehari-hari. Kompetensi dasar : 2.2. Menjelaskan reaksi oksidasi-reduksi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif. Menurut Prof.Dr. Nana Syaodih (2008:18) Penelitian deskriptif

Lebih terperinci

MODEL PEMBELAJARAN PREDIKSI, OBSERVASI, DAN EKSPLANASI (POE) PADA PEMBELAJARAN KONSEP SEL VOLTA

MODEL PEMBELAJARAN PREDIKSI, OBSERVASI, DAN EKSPLANASI (POE) PADA PEMBELAJARAN KONSEP SEL VOLTA MODEL PEMBELAJARAN PREDIKSI, OBSERVASI, DAN EKSPLANASI (POE) PADA PEMBELAJARAN KONSEP SEL VOLTA Yunita Program Studi Pendidikan Kimia Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan UIN Bandung ABSTRAK Penelitian ini bertujuan

Lebih terperinci

Redoks dan Elektrokimia Tim Kimia FTP

Redoks dan Elektrokimia Tim Kimia FTP Redoks dan Elektrokimia Tim Kimia FTP KONSEP ELEKTROKIMIA Dalam arti yang sempit elektrokimia adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari peristiwa-peristiwa yang terjadi di dalam sel elektrokimia. Sel jenis

Lebih terperinci

Contoh Soal & Pembahasan Sel Volta Bag. I

Contoh Soal & Pembahasan Sel Volta Bag. I Contoh Soal & Pembahasan Sel Volta Bag. I Soal No.1 Diketahui potensial elektrode perak dan tembaga sebagai berikut Ag + + e Ag E o = +0.80 V a. Tulislah diagram sel volta yang dapat disusun dari kedua

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR II SEL GALVANI

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR II SEL GALVANI LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR II SEL GALVANI Tanggal : 06 April 2014 Oleh : Kelompok 3 Kloter 1 1. Mirrah Aghnia N. (1113016200055) 2. Fitria Kusuma Wardani (1113016200060) 3. Intan Muthiah Afifah (1113016200061)

Lebih terperinci

Alumni Program Studi Pendidikan Kimia FKIP Universitas Mataram 2

Alumni Program Studi Pendidikan Kimia FKIP Universitas Mataram 2 ISSN 1907-1744 ANALISIS TINGKAT PEMAHAMAN KONSEP SISWA KELAS XI IPA SMAN 3 MATARAM MENGGUNAKAN ONE TIER DAN TWO TIER TEST MATERI KELARUTAN DAN HASIL KALI KELARUTAN Nabilah 1, Yayuk Andayani 2, Dwi Laksmiwati

Lebih terperinci

ELEKTROKIMIA Konsep Dasar Reaksi Elektrokimia

ELEKTROKIMIA Konsep Dasar Reaksi Elektrokimia Departemen Kimia - FMIPA Universitas Gadjah Mada (UGM) ELEKTROKIMIA Konsep Dasar Reaksi Elektrokimia Drs. Iqmal Tahir, M.Si. Laboratorium Kimia Fisika, Departemen Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan

Lebih terperinci

REDOKS dan ELEKTROKIMIA

REDOKS dan ELEKTROKIMIA REDOKS dan ELEKTROKIMIA Overview Konsep termodinamika tidak hanya berhubungan dengan mesin uap, atau transfer energi berupa kalor dan kerja Dalam konteks kehidupan sehari-hari aplikasinya sangat luas mulai

Lebih terperinci

3. ELEKTROKIMIA. Contoh elektrolisis: a. Elektrolisis larutan HCl dengan elektroda Pt, reaksinya: 2HCl (aq)

3. ELEKTROKIMIA. Contoh elektrolisis: a. Elektrolisis larutan HCl dengan elektroda Pt, reaksinya: 2HCl (aq) 3. ELEKTROKIMIA 1. Elektrolisis Elektrolisis adalah peristiwa penguraian elektrolit oleh arus listrik searah dengan menggunakan dua macam elektroda. Elektroda tersebut adalah katoda (elektroda yang dihubungkan

Lebih terperinci

Sulistyani, M.Si.

Sulistyani, M.Si. Sulistyani, M.Si. sulistyani@uny.ac.id Reaksi oksidasi: perubahan kimia suatu spesies (atom, unsur, molekul) melepaskan elektron. Cu Cu 2+ + 2e Reaksi reduksi: perubahan kimia suatu spesies (atom, unsur,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini mata pelajaran sains (IPA) merupakan mata pelajaran yang

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini mata pelajaran sains (IPA) merupakan mata pelajaran yang BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Saat ini mata pelajaran sains (IPA) merupakan mata pelajaran yang kurang disukai oleh siswa. Hal ini pada umumnya disebabkan oleh bahan ajar IPA yang disajikan

Lebih terperinci

berat yang terkandung dalam larutan secara elektrokimia atau elektrolisis; (2). membekali mahasiswa dalam hal mengkaji mekanisme reaksi reduksi dan

berat yang terkandung dalam larutan secara elektrokimia atau elektrolisis; (2). membekali mahasiswa dalam hal mengkaji mekanisme reaksi reduksi dan BAB 1. PENDAHULUAN Kegiatan pelapisan logam akan menghasilkan limbah yang berbahaya dan dapat menjadi permasalahan yang kompleks bagi lingkungan sekitarnya. Limbah industri pelapisan logam yang tidak dikelola

Lebih terperinci

ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN POKOK BAHASAN ELEKTROKIMIA DI KELAS XII SMAN 1 PANTI

ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN POKOK BAHASAN ELEKTROKIMIA DI KELAS XII SMAN 1 PANTI ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN POKOK BAHASAN ELEKTROKIMIA DI KELAS XII SMAN 1 PANTI Indang Dewata 1 dan Nike Okmi Melyanti 2 Jurusan Kimia Universitas Negeri Padang Korespondensi:. Jl. Lettu Didik Nomor

Lebih terperinci

Sel Volta (Bagian I) dan elektroda Cu yang dicelupkan ke dalam larutan CuSO 4

Sel Volta (Bagian I) dan elektroda Cu yang dicelupkan ke dalam larutan CuSO 4 KIMIA KELAS XII IPA - KURIKULUM GABUNGAN 04 Sesi NGAN Sel Volta (Bagian I) Pada sesi 3 sebelumnya, kita telah mempelajari reaksi redoks. Kita telah memahami bahwa reaksi redoks adalah gabungan dari reaksi

Lebih terperinci

ANALISIS KEMAMPUAN AWAL MULTI LEVEL REPRESENTASI MAHASISWA TINGKAT I PADA KONSEP REAKSI REDOKS

ANALISIS KEMAMPUAN AWAL MULTI LEVEL REPRESENTASI MAHASISWA TINGKAT I PADA KONSEP REAKSI REDOKS EduChemia Vol.1, No.1, Januari 2016 (Jurnal Kimia dan Pendidikan) eissn 25024787 ANALISIS KEMAMPUAN AWAL MULTI LEVEL REPRESENTASI MAHASISWA TINGKAT I PADA KONSEP REAKSI REDOKS Indah Langitasari Pendidikan

Lebih terperinci

ELEKTROKIMIA. VURI AYU SETYOWATI, S.T., M.Sc TEKNIK MESIN - ITATS

ELEKTROKIMIA. VURI AYU SETYOWATI, S.T., M.Sc TEKNIK MESIN - ITATS ELEKTROKIMIA VURI AYU SETYOWATI, S.T., M.Sc TEKNIK MESIN - ITATS ELEKTROKIMIA Elektrokimia merupakan ilmu yang mempelajari hubungan antara perubahan (reaksi) kimia dengan kerja listrik, biasanya melibatkan

Lebih terperinci

KEMAMPUAN BERPIKIR ILMIAH SISWA DAN MISKONSEPSI PADA MATERI ELEKTROKIMIA

KEMAMPUAN BERPIKIR ILMIAH SISWA DAN MISKONSEPSI PADA MATERI ELEKTROKIMIA KEMAMPUAN BERPIKIR ILMIAH SISWA DAN MISKONSEPSI PADA MATERI ELEKTROKIMIA Risa Asnawi 1, Effendy 2, dan Yahmin 2 1 SMA Ar-Risalah Kota Kediri, Jl. Aula Muktamar 2 Kediri 64117 2 Universitas Negeri Malang,

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Arifin, Z. (2009). Evaluasi pembelajaran. Edisi Pertama. Bandung: Rosda.

DAFTAR PUSTAKA. Arifin, Z. (2009). Evaluasi pembelajaran. Edisi Pertama. Bandung: Rosda. 120 DAFTAR PUSTAKA Allahyari, T. dkk. (2010). Development and evaluation of a new questionnaire for rating of cognitive failures at work. International Journal of Occupational Hygiene, 3 (1), hlm. 6-11.

Lebih terperinci

2015 PENGEMBANGAN TES DIAGNOSTIK TWO-TIER BERBASIS PIKTORIAL UNTUK MENGIDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA PADA MATERI LARUTAN ELEKTROLIT DAN NONELEKTROLIT

2015 PENGEMBANGAN TES DIAGNOSTIK TWO-TIER BERBASIS PIKTORIAL UNTUK MENGIDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA PADA MATERI LARUTAN ELEKTROLIT DAN NONELEKTROLIT BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Kimia merupakan subjek yang didasarkan pada konsep yang abstrak sehingga sulit dipahami, terutama ketika siswa ditempatkan pada posisi untuk mempercayai sesuatu

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA SEL VOLTA SEDERHANA

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA SEL VOLTA SEDERHANA LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA SEL VOLTA SEDERHANA 17 September 2016 1. TUJUAN Membuat baterai sederhana yang menghasilkan arus listrik 2. LANDASAN TEORI Elektrokimia adalah ilmu yang mempelajari aspek elektronik

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Pemilihan Kelas Penentuan kelas yang akan digunakan sebagai kelas pengembangan butir soal didasarkan pada rata-rata kelas pada ujian semester 1 kelas X MAN 1 Model Kota

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MULTIMEDIA INTERAKTIF VOLTACHEM UNTUK MENGURANGI MISKONSEPSI PADA SUBMATERI POKOK SEL VOLTA

PENGEMBANGAN MULTIMEDIA INTERAKTIF VOLTACHEM UNTUK MENGURANGI MISKONSEPSI PADA SUBMATERI POKOK SEL VOLTA PENGEMBANGAN MULTIMEDIA INTERAKTIF VOLTACHEM UNTUK MENGURANGI MISKONSEPSI PADA SUBMATERI POKOK SEL VOLTA DEVELOPMENT INTERACTIVE MULTIMEDIA VOLTACHEM TO REDUCE MISCONCEPTIONS IN VOLTAIC CELL SUBMATERIALS

Lebih terperinci

ANALISIS KESULITAN BELAJAR KIMIA SISWA SMA DALAM MEMAHAMI MATERI LARUTAN PENYANGGA DENGAN MENGGUNAKAN TWO-TIER MULTIPLE CHOICE DIAGNOSTIC INSTRUMENT

ANALISIS KESULITAN BELAJAR KIMIA SISWA SMA DALAM MEMAHAMI MATERI LARUTAN PENYANGGA DENGAN MENGGUNAKAN TWO-TIER MULTIPLE CHOICE DIAGNOSTIC INSTRUMENT 512 Jurnal Inovasi Pendidikan Kimia, Vol. 4, No.1, 2010, hlm 512-520 ANALISIS KESULITAN BELAJAR KIMIA SISWA SMA DALAM MEMAHAMI MATERI LARUTAN PENYANGGA DENGAN MENGGUNAKAN TWO-TIER MULTIPLE CHOICE DIAGNOSTIC

Lebih terperinci

BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN Pada penelitian ini, buku teks pelajaran yang dianalisis adalah buku teks pelajaran Kimia untuk SMA/MA kelas XII penulis A, penerbit B. Buku ini merupakan buku teks yang digunakan

Lebih terperinci

Sel Volta KIM 2 A. PENDAHULUAN B. SEL VOLTA ELEKTROKIMIA. materi78.co.nr

Sel Volta KIM 2 A. PENDAHULUAN B. SEL VOLTA ELEKTROKIMIA. materi78.co.nr Sel Volta A. PENDAHULUAN Elektrokimia adalah cabang ilmu kimia yang mempelajari aspek elektronik dari reaksi kimia. Sel elektrokimia adalah suatu sel yang disusun untuk mengubah energi kimia menjadi energi

Lebih terperinci

REDOKS DAN SEL ELEKTROKIMIA. Putri Anjarsari, S.Si., M.Pd

REDOKS DAN SEL ELEKTROKIMIA. Putri Anjarsari, S.Si., M.Pd REDOKS DAN SEL ELEKTROKIMIA Putri Anjarsari, S.Si., M.Pd putri_anjarsari@uny.ac.id PENYETARAN REAKSI REDOKS Dalam menyetarakan reaksi redoks JUMLAH ATOM dan MUATAN harus sama Metode ½ Reaksi Langkah-langkah:

Lebih terperinci

Identifikasi Pemahaman Siswa Terhadap Konsep Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan dengan Menggunakan Tes Diagnostik Three-Tier Multiple Choice

Identifikasi Pemahaman Siswa Terhadap Konsep Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan dengan Menggunakan Tes Diagnostik Three-Tier Multiple Choice JURNAL EDUKASI KIMIA e-issn: 2548-7825 p-issn: 2548-4303 Identifikasi Pemahaman Siswa Terhadap Konsep Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan dengan Menggunakan Tes Diagnostik Three-Tier Multiple Choice Zulfadli

Lebih terperinci

Elektrokimia. Sel Volta

Elektrokimia. Sel Volta TI222 Kimia lanjut 09 / 01 47 Sel Volta Elektrokimia Sel Volta adalah sel elektrokimia yang menghasilkan arus listrik sebagai akibat terjadinya reaksi pada kedua elektroda secara spontan Misalnya : sebatang

Lebih terperinci

1. Bilangan Oksidasi (b.o)

1. Bilangan Oksidasi (b.o) Reaksi Redoks dan Elektrokimia 1. Bilangan Oksidasi (b.o) 1.1 Pengertian Secara sederhana, bilangan oksidasi sering disebut sebagai tingkat muatan suatu atom dalam molekul atau ion. Bilangan oksidasi bukanlah

Lebih terperinci

Pengetahuan Alam, Pembimbing I: Dr. Astin lukum, M.Si; Pembimbing II: La Ode Aman, M.Si

Pengetahuan Alam, Pembimbing I: Dr. Astin lukum, M.Si; Pembimbing II: La Ode Aman, M.Si 1 Identifikasi Pemahaman Siswa Pada Konsep Atom, Ion, Dan Molekul Menggunakan Two-Tier Test Multiple Choice. Norma, Astin lukum 1, La Ode Aman 2 Jurusan Pendidikan Kimia Fakultas MIPA, Universitas Nageri

Lebih terperinci

9/30/2015 ELEKTROKIMIA ELEKTROKIMIA ELEKTROKIMIA. Elektrokimia? Elektrokimia?

9/30/2015 ELEKTROKIMIA ELEKTROKIMIA ELEKTROKIMIA. Elektrokimia? Elektrokimia? Elektrokimia? Elektrokimia? Hukum Faraday : The amount of a substance produced or consumed in an electrolysis reaction is directly proportional to the quantity of electricity that flows through the circuit.

Lebih terperinci

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM KIMIA BEDA POTENSIAL SEL VOLTA

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM KIMIA BEDA POTENSIAL SEL VOLTA LAPORAN RESMI PRAKTIKUM KIMIA BEDA POTENSIAL SEL VOLTA Disusun oleh : Faiz Afnan N 07 / XII IPA 4 SMA NEGERI 1 KLATEN TAHUN PELAJARAN 2013/2014 I. Praktikum ke : II ( Kedua ) II. Judul Praktikum : Beda

Lebih terperinci

Review I. 1. Berikut ini adalah data titik didih beberapa larutan:

Review I. 1. Berikut ini adalah data titik didih beberapa larutan: KIMIA KELAS XII IPA KURIKULUM GABUNGAN 06 Sesi NGAN Review I Kita telah mempelajari sifat koligatif, reaksi redoks, dan sel volta pada sesi 5. Pada sesi keenam ini, kita akan mereview kelima sesi yang

Lebih terperinci

Pembuatan Larutan CuSO 4. Widya Kusumaningrum ( ), Ipa Ida Rosita, Nurul Mu nisah Awaliyah, Ummu Kalsum A.L, Amelia Rachmawati.

Pembuatan Larutan CuSO 4. Widya Kusumaningrum ( ), Ipa Ida Rosita, Nurul Mu nisah Awaliyah, Ummu Kalsum A.L, Amelia Rachmawati. Pembuatan Larutan CuSO 4 Widya Kusumaningrum (1112016200005), Ipa Ida Rosita, Nurul Mu nisah Awaliyah, Ummu Kalsum A.L, Amelia Rachmawati. Program Studi Pendidikan Kimia Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan

Lebih terperinci

Penyisihan Besi (Fe) Dalam Air Dengan Proses Elektrokoagulasi. Satriananda *) ABSTRAK

Penyisihan Besi (Fe) Dalam Air Dengan Proses Elektrokoagulasi. Satriananda *) ABSTRAK Penyisihan Besi (Fe) Dalam Air Dengan Proses Elektrokoagulasi Satriananda *) ABSTRAK Air yang mengandung Besi (Fe) dapat mengganggu kesehatan, sehingga ion-ion Fe berlebihan dalam air harus disisihkan.

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN KELAS KECIL

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN KELAS KECIL Lampiran 1 SILABUS Lampiran 2 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN KELAS KECIL Mata Pelajaran : Kimia Kelas/Semester : X-TSM/2 Pertemuan ke- : I Alokasi Waktu : 2 x 45 menit A. Standar Kompetensi Memahami

Lebih terperinci

REDUKSI-OKSIDASI PADA PROSES KOROSI DAN PENCEGAHANNYA Oleh Sumarni Setiasih, S.Si., M.PKim.

REDUKSI-OKSIDASI PADA PROSES KOROSI DAN PENCEGAHANNYA Oleh Sumarni Setiasih, S.Si., M.PKim. REDUKSI-OKSIDASI PADA PROSES KOROSI DAN PENCEGAHANNYA Oleh Sumarni Setiasih, S.Si., M.PKim. e-mail enni_p3gipa@yahoo.co.id Di sekitar kita terdapat berbagai proses kimia yang dapat dijelaskan dengan konsep

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 34 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di salah satu SMA Swasta di Kota Bandung, yaitu di SMA Laboratorium Percontohan UPI Bandung. Pemilihan lokasi

Lebih terperinci

MODUL SEL ELEKTROKIMIA

MODUL SEL ELEKTROKIMIA MODUL SEL ELEKTROKIMIA ( Sel Volta dan Sel Galvani ) Standar Kompetensi: 2.Menerapkan konsep reaksi oksidasi-reduksi dan elektrokimia dalam teknologi dan kehidupan sehari-hari. Kompetensi dasar : 2.1.

Lebih terperinci

APLIKASI REAKSI REDOKS DALAM KEHIDUPAN SEHARI HARI Oleh : Wiwik Suhartiningsih Kelas : X-4

APLIKASI REAKSI REDOKS DALAM KEHIDUPAN SEHARI HARI Oleh : Wiwik Suhartiningsih Kelas : X-4 APLIKASI REAKSI REDOKS DALAM KEHIDUPAN SEHARI HARI Oleh : Wiwik Suhartiningsih Kelas : X-4 A. DESKRIPSI Anda tentu pernah mengalami kekecewaan, karena barang yang anda miliki rusak karena berkarat. Sepeda,

Lebih terperinci

MODUL I SIFAT KOLIGATIF LARUTAN Penurunan Titik Beku Larutan

MODUL I SIFAT KOLIGATIF LARUTAN Penurunan Titik Beku Larutan MODUL I SIFAT KOLIGATIF LARUTAN Penurunan Titik Beku Larutan - Siswa mampu membuktikan penurunan titik beku larutan akibat penambahan zat terlarut. - Siswa mampu membedakan titik beku larutan elektrolit

Lebih terperinci

Kegiatan Belajar 3: Sel Elektrolisis. 1. Mengamati reaksi yang terjadi di anoda dan katoda pada reaksi elektrolisis

Kegiatan Belajar 3: Sel Elektrolisis. 1. Mengamati reaksi yang terjadi di anoda dan katoda pada reaksi elektrolisis 1 Kegiatan Belajar 3: Sel Elektrolisis Capaian Pembelajaran Menguasai teori aplikasi materipelajaran yang diampu secara mendalam pada sel elektrolisis Subcapaian pembelajaran: 1. Mengamati reaksi yang

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI TINGKAT PEMAHAMAN KONSEP STOIKIOMETRI PADA PEREAKSI PEMBATAS DALAM JENIS-JENIS REAKSI KIMIA SISWA KELAS X MIA SMA NEGERI 4 MALANG

IDENTIFIKASI TINGKAT PEMAHAMAN KONSEP STOIKIOMETRI PADA PEREAKSI PEMBATAS DALAM JENIS-JENIS REAKSI KIMIA SISWA KELAS X MIA SMA NEGERI 4 MALANG IDENTIFIKASI TINGKAT PEMAHAMAN KONSEP STOIKIOMETRI PADA PEREAKSI PEMBATAS DALAM JENIS-JENIS REAKSI KIMIA SISWA KELAS X MIA SMA NEGERI 4 MALANG Lailatul Maghfiroh, Santosa, Ida Bagus Suryadharma Jurusan

Lebih terperinci

JURNAL PRAKTIKUM KIMIA DASAR II Elektrolisis Disusun Oleh:

JURNAL PRAKTIKUM KIMIA DASAR II Elektrolisis Disusun Oleh: JURNAL PRAKTIKUM KIMIA DASAR II Elektrolisis Disusun Oleh: 1. Rahma Tia (1113016200044) 2. Diana Rafita. S (1113016200051) 3. Agus Sulistiono (1113016200052) 4. Siti Fazriah (1113016200062) Kelompok 4

Lebih terperinci

KISI KISI SOAL ULANGAN AKHIR SEMESTER GASAL MADRASAH ALIYAH TAHUN PELAJARAN 2015/2016

KISI KISI SOAL ULANGAN AKHIR SEMESTER GASAL MADRASAH ALIYAH TAHUN PELAJARAN 2015/2016 KISI KISI SOAL ULANGAN AKHIR SEMESTER GASAL MADRASAH ALIYAH TAHUN PELAJARAN 205/206 MATA PELAJARAN KELAS : KIMIA : XII IPA No Stansar Materi Jumlah Bentuk No Kompetensi Dasar Inikator Silabus Indikator

Lebih terperinci

Bab IV Hasil dan Pembahasan

Bab IV Hasil dan Pembahasan Bab IV Hasil dan Pembahasan IV.1 Praktikum Skala-Kecil Seperti kita ketahui bahwa tidak mungkin mengukur potensial elektroda mutlak tanpa membandingkannya terhadap elektroda pembanding. Idealnya elektroda

Lebih terperinci

LAPORAN PENELITIAN PROSES PENYEPUHAN EMAS

LAPORAN PENELITIAN PROSES PENYEPUHAN EMAS LAPORAN PENELITIAN PROSES PENYEPUHAN EMAS Oleh : Anna Kristina Halim (02) Ardi Herdiana (04) Emma Ayu Lirani (11) Lina Widyastiti (14) Trisna Dewi (23) KELAS XII IA6 SMA NEGERI 1 SINGARAJA 2011/2012 BAB

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Hidrogen (bahasa Latin: hidrogenium, dari bahasa Yunani: hydro: air, genes:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Hidrogen (bahasa Latin: hidrogenium, dari bahasa Yunani: hydro: air, genes: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1.Hidrogen Hidrogen (bahasa Latin: hidrogenium, dari bahasa Yunani: hydro: air, genes: membentuk) adalah unsur kimia pada tabel periodik yang memiliki simbol H dan nomor atom

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI PERSEPSI KONSEP SUKAR DAN KESALAHAN KONSEP MOL DAN TETAPAN AVOGADRO PADA SISWA KELAS XI IPA SMAN 2 MALANG TAHUN AJARAN

IDENTIFIKASI PERSEPSI KONSEP SUKAR DAN KESALAHAN KONSEP MOL DAN TETAPAN AVOGADRO PADA SISWA KELAS XI IPA SMAN 2 MALANG TAHUN AJARAN IDENTIFIKASI PERSEPSI KONSEP SUKAR DAN KESALAHAN KONSEP MOL DAN TETAPAN AVOGADRO PADA SISWA KELAS XI IPA SMAN 2 MALANG TAHUN AJARAN 2012-2013 Reni Roikah, Fariati, dan Munzil Arief Universitas Negeri Malang

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR.. DAFTAR TABEL. DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN. A. Latar Belakang 1. B. Rumusan Masalah C. Batasan Masalah.

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR.. DAFTAR TABEL. DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN. A. Latar Belakang 1. B. Rumusan Masalah C. Batasan Masalah. DAFTAR ISI Halaman ABSTRAK. KATA PENGANTAR.. DAFTAR ISI. DAFTAR TABEL. DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN i ii v vii x xiv BAB I PENDAHULUAN.. 1 A. Latar Belakang 1 B. Rumusan Masalah... 5 C. Batasan Masalah.

Lebih terperinci

ABSTRAK. yang disebabkan oleh terjadinya reaksi redoks yang spontan. sebesar 46,14 volt.

ABSTRAK. yang disebabkan oleh terjadinya reaksi redoks yang spontan. sebesar 46,14 volt. Pengukuran GGL Sel Melalui Cara Sell Pogendorff Tujuan : untuk menetukan GGL sel dengan cara poggendorf Kelompok 3: Hana Aulia, Amelia Desiria, Sarip Hidayat Program Studi Pendidikan Kimia Jurusan Pendidikan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mencuci pakaian, untuk tempat pembuangan kotoran (tinja), sehingga badan air

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mencuci pakaian, untuk tempat pembuangan kotoran (tinja), sehingga badan air 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pencemaran air minum oleh virus, bakteri patogen, dan parasit lainnya, atau oleh zat kimia, dapat terjadi pada sumber air bakunya, ataupun terjadi pada saat pengaliran air olahan

Lebih terperinci

SOAL Latihan ELEKTROKIMIA dan ELEKTROLISA

SOAL Latihan ELEKTROKIMIA dan ELEKTROLISA SOAL Latihan ELEKTROKIMIA dan ELEKTROLISA 1. Tulis persamaan molekul yang seimbang untuk reaksi antara KMnO 4 dan KI dalam larutan basa. Kerangka reaksi ionnya adalah MnO 4 (aq) + I 2 (aq) MnO 4 2 (aq)

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Achmad, H., (2001), Elektrokimia dan Kinetika Kimia, PT. Citra Aditya Bakti, Bandung.

DAFTAR PUSTAKA. Achmad, H., (2001), Elektrokimia dan Kinetika Kimia, PT. Citra Aditya Bakti, Bandung. DAFTAR PUSTAKA Achmad, H., (2001), Elektrokimia dan Kinetika Kimia, PT. Citra Aditya Bakti, Bandung. Bockris, J. O. M, Reddy, A. K. N, (2002), Modern Electrochemistry I Ionic, Second Edition, Kluwer Academic

Lebih terperinci

BAHAN BAKAR KIMIA. Ramadoni Syahputra

BAHAN BAKAR KIMIA. Ramadoni Syahputra BAHAN BAKAR KIMIA Ramadoni Syahputra 6.1 HIDROGEN 6.1.1 Pendahuluan Pada pembakaran hidrokarbon, maka unsur zat arang (Carbon, C) bersenyawa dengan unsur zat asam (Oksigen, O) membentuk karbondioksida

Lebih terperinci

STUDI EVALUASI PEMAHAMAN KONSEP REAKSI REDOKS MENGGUNAKAN TES OBJEKTIF BERALASAN PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 10 MALANG

STUDI EVALUASI PEMAHAMAN KONSEP REAKSI REDOKS MENGGUNAKAN TES OBJEKTIF BERALASAN PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 10 MALANG STUDI EVALUASI PEMAHAMAN KONSEP REAKSI REDOKS MENGGUNAKAN TES OBJEKTIF BERALASAN PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 10 MALANG Binti Solikhatul Jannah, Ida Bagus Suryadharma, Fauziatul Fajaroh Universitas Negeri

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN THREE TIER TEST SEBAGAI INSTRUMEN UNTUK MENGUNGKAP MISKONSEPSI MAHASISWA PADA KONSEP OPTIK. Hebron Pardede

PENGEMBANGAN THREE TIER TEST SEBAGAI INSTRUMEN UNTUK MENGUNGKAP MISKONSEPSI MAHASISWA PADA KONSEP OPTIK. Hebron Pardede JURNAL Suluh Pendidikan FKIP-UHN Halaman 148-153 PENGEMBANGAN THREE TIER TEST SEBAGAI INSTRUMEN UNTUK MENGUNGKAP MISKONSEPSI MAHASISWA PADA KONSEP OPTIK Hebron Pardede Prodi Pendidikan Fisika, FKIP, Universitas

Lebih terperinci

PEMAHAMAN KONSEP MATERI LARUTAN PENYANGGA MENGGUNAKAN TWO-TIER MULTIPLE CHOICE DIAGNOSTIC INSTRUMENT DI SMA

PEMAHAMAN KONSEP MATERI LARUTAN PENYANGGA MENGGUNAKAN TWO-TIER MULTIPLE CHOICE DIAGNOSTIC INSTRUMENT DI SMA PEMAHAMAN KONSEP MATERI LARUTAN PENYANGGA MENGGUNAKAN TWO-TIER MULTIPLE CHOICE DIAGNOSTIC INSTRUMENT DI SMA Isnaini, Masriani, Rody Putra Sartika Program Studi Pendidikan Kimia FKIP Untan Pontianak Email:

Lebih terperinci

Khoirun Nisa Retno Ning Tiyas * Muhardjito ** Kadim Masjkur *** Jalan Semarang 5 Malang 65145

Khoirun Nisa Retno Ning Tiyas * Muhardjito ** Kadim Masjkur *** Jalan Semarang 5 Malang 65145 PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN DIAGNOSTIK BENTUK PILIHAN GANDA 2 TINGKAT UNTUK MENGETAHUI KELEMAHAN PEMAHAMAN KONSEP MATERI KALOR SISWA KELAS X-7 SMA LABORATORIUM UM Khoirun Nisa Retno Ning Tiyas * Muhardjito

Lebih terperinci

PROFIL MISKONSEPSI SISWA SMA KELAS XI MENGGUNAKAN INSTRUMEN TES DIAGNOSTIK TWO TIER MULTIPLE CHOICE PADA MATERI ASAM-BASA

PROFIL MISKONSEPSI SISWA SMA KELAS XI MENGGUNAKAN INSTRUMEN TES DIAGNOSTIK TWO TIER MULTIPLE CHOICE PADA MATERI ASAM-BASA BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Penelitian yang dilakukan oleh Lestari (2014), telah dikembangkan instrumen tes diagnostik two tier multiple choice pada materi asam basa. Instrumen ini mencakup

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Nur Esa Fauziah, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Nur Esa Fauziah, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Konsep kimia merupakan salah satu materi yang dianggap sulit oleh siswa dengan berbagai alasan, diantaranya karena konsep kimia bersifat kompleks dan abstrak.

Lebih terperinci

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING Jurnal yang berjudul : Identifikasi Kemampuan Siswa Menyelesaikan Soal Persamaan Reaksi dan Perhitungan Kimia Menggunakan Three-Tier Multiple Choice Diagnostic Instrument

Lebih terperinci

Soal-soal Redoks dan elektrokimia

Soal-soal Redoks dan elektrokimia 1. Reaksi redoks : MnO 4 (aq) + C 2 O 4 2- (aq) Mn 2+ (aq) + CO 2 (g), berlangsung dalam suasana asam. Setiap mol MnO 4 memerlukan H + sebanyak A. 4 mol B. 6 mol D. 10 mol C. 8 mol E. 12 mol 2. Reaksi

Lebih terperinci

PENGAMBILAN TEMBAGA DARI BATUAN BORNIT (Cu5FeS4) VARIASI RAPAT ARUS DAN PENGOMPLEKS EDTA SECARA ELEKTROKIMIA

PENGAMBILAN TEMBAGA DARI BATUAN BORNIT (Cu5FeS4) VARIASI RAPAT ARUS DAN PENGOMPLEKS EDTA SECARA ELEKTROKIMIA PENGAMBILAN TEMBAGA DARI BATUAN BORNIT (Cu5FeS4) VARIASI RAPAT ARUS DAN PENGOMPLEKS EDTA SECARA ELEKTROKIMIA Abdul Haris, Didik Setiyo Widodo dan Lina Yuanita Laboratorium Kimia Analitik Jurusan Kimia

Lebih terperinci

Analisis Kelistrikan Sel Volta Memanfaatkan Logam Bekas

Analisis Kelistrikan Sel Volta Memanfaatkan Logam Bekas JURNAL Teori dan Aplikasi Fisika Vol. 4, No. 02, Juli Tahun 2016 Analisis Kelistrikan Sel Volta Memanfaatkan Logam Bekas Devi Yulianti, Amir Supriyanto dan Gurum Ahmad Pauzi Jurusan Fisika FMIPA Universitas

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA ELEKTROKIMIA

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA ELEKTROKIMIA LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA ELEKTROKIMIA Disusun Oleh : Kelompok 3 Kelas C Affananda Taufik (1307122779) Yunus Olivia Novanto (1307113226) Adela Shofia Addabsi (1307114569) PROGRAM STUDI SARJANA TEKNIK

Lebih terperinci

EFEK MEDIA DEMONSTRASI KIMIA YANG DIMODIFIKASI TERHADAP PEMAHAMAN MAHASISWA PADA KONSEP ELEKTROKIMIA

EFEK MEDIA DEMONSTRASI KIMIA YANG DIMODIFIKASI TERHADAP PEMAHAMAN MAHASISWA PADA KONSEP ELEKTROKIMIA EFEK MEDIA DEMONSTRASI KIMIA YANG DIMODIFIKASI TERHADAP PEMAHAMAN MAHASISWA PADA KONSEP ELEKTROKIMIA Muti ah, Jakcson Siahaan, Sukib 1 Program Studi. Pendidikan Kimia, Jurusan PMIPA, FKIP Unram, Mataram,

Lebih terperinci

Analisis Kelistrikan Sel Volta Memanfaatkan Logam Bekas

Analisis Kelistrikan Sel Volta Memanfaatkan Logam Bekas Analisis Kelistrikan Sel Volta Memanfaatkan Logam Bekas Devi Yulianti, Amir Supriyanto dan Gurum Ahmad Pauzi Jurusan Fisika FMIPA Universitas Lampung Jl. Prof. Dr. Soemantri Brojonegoro No.1 Gedung Meneng

Lebih terperinci

MINIMALISASI MISKONSEPSI KONSEP ph PADA MATERI HIDROLISIS GARAM DAN LARUTAN PENYANGGA DENGAN EKSPERIMEN BERBASIS MASALAH

MINIMALISASI MISKONSEPSI KONSEP ph PADA MATERI HIDROLISIS GARAM DAN LARUTAN PENYANGGA DENGAN EKSPERIMEN BERBASIS MASALAH MINIMALISASI MISKONSEPSI KONSEP ph PADA MATERI HIDROLISIS GARAM DAN LARUTAN PENYANGGA DENGAN EKSPERIMEN BERBASIS MASALAH Sri Haryani, Dian Listanti, Edy Cahyono,, Universitas Negeri Semarang e-mail: haryanimail@gmail.com,

Lebih terperinci

Tinjauan Pustaka. II.1 Praktikum Skala-Kecil

Tinjauan Pustaka. II.1 Praktikum Skala-Kecil Bab II Tinjauan Pustaka II.1 Praktikum Skala-Kecil Ilmu kimia adalah ilmu yang berlandaskan eksperimen sehingga sebagian besar pokok bahasan dalam pelajaran kimia dilakukan dengan metode praktikum. Praktikum

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN BUKU AJAR ASAM, BASA, DAN GARAM DENGAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISTIK DAN MULTIREPRESENTASI KELAS VII SMP

PENGEMBANGAN BUKU AJAR ASAM, BASA, DAN GARAM DENGAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISTIK DAN MULTIREPRESENTASI KELAS VII SMP PENGEMBANGAN BUKU AJAR ASAM, BASA, DAN GARAM DENGAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISTIK DAN MULTIREPRESENTASI KELAS VII SMP Chairul Umam, Husna Amalya Melati, Rahmat Rasmawan Program Studi Pendidikan Kimia FKIP

Lebih terperinci

Hand Out HUKUM FARADAY. PPG (Pendidikan Profesi Guru) yang dibina oleh Pak I Wayan Dasna. Oleh: LAURENSIUS E. SERAN.

Hand Out HUKUM FARADAY. PPG (Pendidikan Profesi Guru) yang dibina oleh Pak I Wayan Dasna. Oleh: LAURENSIUS E. SERAN. Hand Out HUKUM FARADAY Disusun untuk memenuhi tugas work shop PPG (Pendidikan Profesi Guru) yang dibina oleh Pak I Wayan Dasna Oleh: LAURENSIUS E. SERAN 607332411998 Emel.seran@yahoo.com UNIVERSITAS NEGERI

Lebih terperinci

PENGARUH PENGGUNAAN BUKU AJAR IKATAN KIMIA DENGAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISTIK DAN MULTIREPRESENTASI TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA

PENGARUH PENGGUNAAN BUKU AJAR IKATAN KIMIA DENGAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISTIK DAN MULTIREPRESENTASI TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA PENGARUH PENGGUNAAN BUKU AJAR IKATAN KIMIA DENGAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISTIK DAN MULTIREPRESENTASI TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA Herlian, Eny Enawaty, Erlina Program Studi Pendidikan Kimia FKIP UNTAN

Lebih terperinci

Yusria Izzatul Ulva, Santosa, Parlan Jurusan Kimia, FMIPA Universitas Negeri Malang Abstrak

Yusria Izzatul Ulva, Santosa, Parlan Jurusan Kimia, FMIPA Universitas Negeri Malang Abstrak IDENTIFIKASI TINGKAT PEMAHAMAN KONSEP LARUTAN PENYANGGA ASPEK MAKROSKOPIK, SUBMIKROSKOPIK, DAN SIMBOLIK PADA SISWA KELAS XI IPA SMAN 3 MALANG TAHUN AJARAN 2013/ 2014 Yusria Izzatul Ulva, Santosa, Parlan

Lebih terperinci

2014 PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES DIAGNOSTIK PILIHAN GANDA DUA TINGKAT UNTUK MENGIDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA PADA MATERI IKATAN KIMIA

2014 PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES DIAGNOSTIK PILIHAN GANDA DUA TINGKAT UNTUK MENGIDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA PADA MATERI IKATAN KIMIA BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembelajaran merupakan suatu proses atau kegiatan yang bersifat sistematis, interaktif dan komunikatif antara pendidik (guru) dengan peserta didik, sumber belajar dan

Lebih terperinci

REDOKS DAN ELEKTROKIMIA

REDOKS DAN ELEKTROKIMIA REDOKS DAN ELEKTROKIMIA 1. Bilangan oksidasi dari unsur Mn pada senyawa KMnO4 adalah... A. +7 B. +6 C. +3 D. +2 E. +1 Jumlah bilangan oksidasi senyawa adalah nol, Kalium (K) mempunyai biloks +1 karena

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI PEMAHAMAN KONSEP LARUTAN ASAM BASA MELALUI GAMBARAN MIKROSKOPIK PADA SISWA KELAS XI IPA SMA NEGERI 5 MALANG

IDENTIFIKASI PEMAHAMAN KONSEP LARUTAN ASAM BASA MELALUI GAMBARAN MIKROSKOPIK PADA SISWA KELAS XI IPA SMA NEGERI 5 MALANG 1 IDENTIFIKASI PEMAHAMAN KONSEP LARUTAN ASAM BASA MELALUI GAMBARAN MIKROSKOPIK PADA SISWA KELAS XI IPA SMA NEGERI 5 MALANG Iska Meylindra, Suhadi Ibnu, Oktavia Sulistina Universitas Negeri Malang E-mail:

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI KESULITAN PESERTA DIDIK DALAM MEMAHAMI KESETIMBANGAN KIMIA

IDENTIFIKASI KESULITAN PESERTA DIDIK DALAM MEMAHAMI KESETIMBANGAN KIMIA Jurnal Pembelajaran Vol. 2, No. 1, Juni 2017, hal. 9-13 OJS Universitas Negeri Malang IDENTIFIKASI KESULITAN PESERTA DIDIK DALAM MEMAHAMI KESETIMBANGAN KIMIA Aninda Indriani a, Ida Bagus Suryadharma b,

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Atkins, P. W. (1999), Kimia Fisik Jilid I. Erlangga. Jakarta. 275

DAFTAR PUSTAKA. Atkins, P. W. (1999), Kimia Fisik Jilid I. Erlangga. Jakarta. 275 DAFTAR PUSTAKA Arifin, M. (2003), Inovasi Pembelajaran Mata Kuliah Perencanaan Pengajaran Kimia Melalui Pendekatan Pembelajaran Praktikum Skala Mikro Berbasis Kompetensi di jurusan kimia UPI, Penelitian

Lebih terperinci

Hasil Penelitian dan Pembahasan

Hasil Penelitian dan Pembahasan Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan IV.1 Pengaruh Arus Listrik Terhadap Hasil Elektrolisis Elektrolisis merupakan reaksi yang tidak spontan. Untuk dapat berlangsungnya reaksi elektrolisis digunakan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Belajar didefinisikan sebagai perubahan tingkah laku yang diakibatkan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Belajar didefinisikan sebagai perubahan tingkah laku yang diakibatkan BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Belajar dan Hasil Belajar Belajar didefinisikan sebagai perubahan tingkah laku yang diakibatkan oleh pengalaman. Definisi lain mengenai belajar adalah proses aktif siswa untuk

Lebih terperinci

KEEFEKTIFAN MODEL KONKRET DAN MODEL KOMPUTER DALAM MENGEMBANGKAN PEMAHAMAN KONSEP MAHASISWA PADA MATERI STRUKTUR SENYAWA ORGANIK (ISOMER)

KEEFEKTIFAN MODEL KONKRET DAN MODEL KOMPUTER DALAM MENGEMBANGKAN PEMAHAMAN KONSEP MAHASISWA PADA MATERI STRUKTUR SENYAWA ORGANIK (ISOMER) KEEFEKTIFAN MODEL KONKRET DAN MODEL KOMPUTER DALAM MENGEMBANGKAN PEMAHAMAN KONSEP MAHASISWA PADA MATERI STRUKTUR SENYAWA ORGANIK (ISOMER) Rika Septina Ratih Universitas Negeri Malang Email: rikaseptinaratih@gmail.com

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA SEL ELEKTROKIMIA (Disusun untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Prak.Kimia Fisika) NAMA PEMBIMBING : Ir Yunus Tonapa NAMA MAHASISWA : Astri Fera Kusumah (131411004)

Lebih terperinci

Bab IV Hasil dan Pembahasan

Bab IV Hasil dan Pembahasan 32 Bab IV Hasil dan Pembahasan IV.1 Data Eksperimen dan Perhitungan Eksperimen dilakukan di laboratorium penelitian Kimia Analitik, Program Studi Kimia, ITB. Eksperimen dilakukan dalam rentang waktu antara

Lebih terperinci

Handout. Bahan Ajar Korosi

Handout. Bahan Ajar Korosi Handout Bahan Ajar Korosi PENDAHULUAN Aplikasi lain dari prinsip elektrokimia adalah pemahaman terhadap gejala korosi pada logam dan pengendaliannya. Berdasarkan data potensial reduksi standar, diketahui

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) MATA PELAJARAN : KIMIA KELAS/SEMESTER : XII/IPA/I PERTEMUAN : 1 dan 2 ALOKASI WAKTU : 4 x 45 Menit STANDAR KOMPETENSI : 1. Menjelaskan sifat koligatif larutan non

Lebih terperinci