LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA"

Transkripsi

1 LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA SEL ELEKTROKIMIA (Disusun untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Prak.Kimia Fisika) NAMA PEMBIMBING : Ir Yunus Tonapa NAMA MAHASISWA : Astri Fera Kusumah ( ) Desi Supiyanti ( ) Fajar M. Ramadhan ( ) TANGGAL PRAKTIKUM : 18Desember 2013 TANGGAL PENYERAHAN : 8 Januari 2014 PROGRAM STUDI DIII- TEKNIK KIMIA JURUSAN TEKNIK KIMIA POLITEKNIK NEGERI BANDUNG 2014

2 I. Tujuan Percobaan Setelah melakukan percobaan ini, diharapkan mahasiswa mampu : Menjelaskan fenomena selelektro kimia Mengukur potensial elktroda dengan elektroda pembanding Mengukur potensial sel setelah kedua elektroda dihubungkan Menuliskan reaksi yang terjadi pada sel elektrokimia Menentukan katoda dan anoda berdasarkan percobaan II. Dasar Teori Sel elektrokimia, juga disebut sel volta atau sel galvani adalah suatu alat tempat reaksi kimia terjadi dengan produksi suatu perbedaan potensial listrik antara dua elektroda. Jika kedua elektroda dihubungkan terhadap suatu rangkaian luar, dihasilkan aliran arusyang dapat mengakibatkan terjadinya kerja mekanik sehingga sel elektrokimia mengubah energi kimia ke dalam kerja yang berupa energi listrik. Contoh Gambarsel galvani adalah sel Daniell ditunjukkan pada Gambar 7.1. Jika kedua elektrodanya dihubungkan dengan sirkuit atau rangkaian luar, dihasilkan arus litrik yang dapat dibuktikan dengan menyimpangnya jarum galvanometer yang dipasang pada rangkaian luar dari sel tersebut.kedua setengah sel dihubungkan dengan jembatan garam Gambar 7.1 Sel Daniel dengan Jembatan Garam Ketika sel Daniell digunakan sebagai sumber listrik terjadi perubahan dari Zn menjadi Zn 2+ yang larut Hal ini dapat diketahui dari semakin berkurangnya massa Zn sebelum dan sesudah reaksi. Di sisi lain, elektroda Cu semakin bertambah massanya karena terjadi pengendapan Cu dari Cu 2+ dalam larutan. Cu 2+ (aq) + 2e - Cu (s) (reaksi reduksi) (7.1)

3 Pada sel tersebut elektroda Zn mengalami reaksi oksidasi dan bertindak sebagai anoda dan elektroda Cu mengalami reaksi reduksi dan sebagai katoda. Ketika sel Daniell disetting, terjadi arus atau aliran elektron dari elektroda seng (Zn) menuju elektroda tembaga (Cu) pada rangkaian luar. Oleh karena itu, logam seng bertindak sebagai anoda atau kutub negatif dan logam tembaga sebagai katoda atau kutub positif. Bersamaan dengan itu, dalam larutan pada sel tersebut terjadi arus atau aliran muatan positif (kation) dari kiri ke kanan sebagai akibat dari mengalirnya sebagian ion Zn 2+ (karena dalam larutan sebelah kiri terjadi kelebihan ion Zn 2+ dibandingkan dengan ion SO 2-4 yang ada), yang reaksi totalnya ditunjukkan seperti berikut. Reaksi total yang terjadi pada sel Daniell adalah Zn(s) + Cu 2+ (aq) Zn 2+ (aq) + Cu(s) (7.2) Reaksi tersebut merupakan reaksi redoks yang spontan yang dapat digunakan untuk memproduksi listrik melalui suatu rangkaian sel elektrokimia. Struktur Sel Bila dua logam dengan kecenderungan ionisasi yang berbeda dicelupkan ke dalam larutan elektrolit dan kedua elektroda dihubungkan dengan kawat, sebuah sel galvani akan tersusun (Gambar 7.2). Pertama, logam dengan kecenderungan terionisasi lebih besar akan mengalami oksidasi dengan menghasilkan kation, dan terlarut dalam larutan elektrolit. Kemudian elektron yang dihasilkan akan bermigrasi ke logam dengan kecenderungan ionisasi lebih rendah melalui kawat. Pada logam dengan kecenderungan ionisasi lebih rendah ini, kation akan direduksi dengan menerima elektron yang mengalir dari logam dengan ionisasi besar melalui kawat rangkaian luar menuju logam dengan ionisasi kecil atau elektroda. Gambar 7.2 Diagram Skematik SelLogam (Dua Logam Berbeda Potensialnya)

4 Di abad ke-18, arah arus listrik ditentukan sembarang sehingga arus mengalir dari logam dengan kecenderungan ionisasi rendah ke yang kecenderungan ionisasinya lebih tinggi. Karena arus adalah kebalikan dari arah aliran elektron, elektroda tujuan arus disebut dengan elektroda negatif dan asal arus disebut elektroda positif. Dalam sel Daniell, dua elektroda logam dicelupkan dalam larutan logam sulfatnya. Elektroda negatif terdiri atas seng (Zn) dan larutan seng sulfat dalam airdan elektroda positifnya terdiri atas tembaga dan larutan tembaga sulfat dalam air. Kedua elektroda ini biasanya ditandai sebagai Zn/ZnSO 4 (aq) dan Cu/CuSO 4 (aq). Kadang-kadang simbol lebih sederhana,yakni Zn/Zn 2+ dan Cu/Cu 2+ digunakan. Pelat berpori atau material yang mirip digunakan untuk memisahkan kedua larutan dan pada saat yang sama memungkinkan kation bermigrasi dari elektroda negatif (anoda) menuju elektroda positif (katoda). Pada elektroda seng, reaksi berikut berlangsung. Zn Zn 2+ (aq) + 2e - Di sini Zn mengalami oksidasisehingga elektroda Zn adalah elektroda negatif. (anoda) Pada elektroda tembaga, reaksi reduksi seperti berikut. 2e - + Cu 2+ (aq) Cu Dengan demikian tembaga adalah elektroda positif (katoda).. Reaksi total adalah sebagai berikut. Zn + Cu 2+ (aq) Zn 2+ (aq) + Cu atau Zn + CuSO 4 ZnSO 4 + Cu Notasi sel memberikan informasi yang lengkap dari sel galvani. Informasi tersebut meliputi jenis elektroda, jenis elektrolit yang kontak dengan elektroda tersebut termasuk konsentrasi ion-ionnya, anoda dan katodanya, serta pereaksi dan hasil reaksi setiap setengah-sel. Reaksi pada setiap elektroda disebut reaksi setengah sel. Reaksi setengah sel anoda dituliskan terlebih dahulu, diikuti dengan reaksi setengah sel katoda. Satu garis vertikal menggambarkan batas fasa. Garis vertikal putus-putus sering digunakan untuk menyatakan batas antara dua cairan yang misibel. Dua spesi yang ada dalam fasa yang sama dipisahkan dengan tanda koma. Garis vertikal rangkap dua digunakan untuk menyatakan adanya jembatan garam. Untuk larutan, konsentrasinya dinyatakan di dalam tanda kurung setelah penulisan rumus kimianya. Sebagai contoh Zn(s)Zn 2+ (1,00 m) Cu 2+ (1,00 m) Cu(s)

5 Zn(s)Zn 2+ (1,00 m) Cu 2+ (1,00 m) Cu(s) PtFe 2+, Fe 3+ H + H 2 Pt Karena yang dituliskan terlebih dulu (elektroda sebelah kiri) dalam notasi tersebut adalah anoda, reaksi yang terjadi pada elektroda sebelah kiri adalah oksidasi. Elektroda yang ditulis berikutnya (elektroda kanan) adalah katoda maka reaksi yang terjadi pada elektroda kanan adalah reaksi reduksi. Untuk sel dengan notasi : Zn(s)Zn 2+ (1,00 m) Cu 2+ (1,00 m) Cu(s) reaksinya adalah: Zn(s) Zn 2+ (aq) + 2e - (reaksi oksidasi) Cu 2+ (aq) + 2e - Cu(s) Zn(s) + Cu 2+ (aq) Zn 2+ (aq) + Cu(s) (reaksi reduksi) (reaksi keseluruhan) Untuk notasi sel ; Pt/Fe 2+, Fe 3+ // H +, H 2 /Pt, maka reaksi selnya adalah Fe 2+ Fe 3+ + e ( oksidasi) 2H + + 2e H 2 (reduksi) 2Fe H + 2 Fe 3+ + H 2 Reaksi total Potensial Elektroda Standar(E 0 )danpotensial Sel (Esel) Potensial Elektroda Reduksi Standar(E 0 L+/L) Secara (konvensi), emf dari elektroda hidrogen standar sama dengan nol. Elektroda ini ada pada keadaan standar jika fugasitas gasnya =1 dan aktifitas ion H + =1. IUPAC memilih menempatkan elektroda hidrogen pada sisi kiri, dan emf dari elektroda lainnya diambil sebagai emf (E) sel tersebut. Hanya emf yang demikian, pada kondisi standar disebut sebagai potensial elektroda standar atau potensial reduksi standar. Contoh : Pt, H 2 (1 bar) H + (a=1) Cu 2+ (a=1)cu Sel tersebut memberikan E o Sel = + 0,34 Volt. Karena E o Hidrogen=0 Volt, halini menunjukkan kecenderungan yang lebih besar untuk proses reduksi Cu 2 2e Cu daripada 2H 2e H 2 Untuk sel: Pt, H 2 (1 bar) H + (a=1) Zn 2+ (a=1)zn E o Sel = -0,76 V

6 Artinya pada sel tersebut, ada kecenderungan yang lebih besar untuk mengalamioksidasi Zn Zn 2 2e Nilai potensial sel (E sel) yang melibatkan dua elektroda, misalnya : Cu e Cu E 0 = 0,34 Volt Zn e Zn E 0 = - 0,76 Volt Zn Zn 2+ (a=1) Cu 2+ (a=1) Cu Reaksi di katoda : Cu e Cu Reaksi di anoda : Zn Zn e Reaksi total : Cu 2+ + Zn Cu + Zn 2+ Potensial setengah sel adalah suatu sifat intensif dan penulisan reaksi setengan sel atau di elektroda, tidak ada perbedaan ditulis dengan 1 elektron ataupun lebih. Jadi, untuk reaksi elektroda hidrogen dapat ditulis : 2H 2e H atau H e H 2 Untuk menuliskan proses keseluruhan atau reaksi sel harus diseimbangkan elektronnyadan merupakan penjumlahan dari reaksi setengah sel Jadi, untuk sel : Pt, H 2 (1 bar) H + (a=1) Cu 2+ (a=1)cu Reaksi elektroda dapat ditulis : 2 H 2 2H 2e dan Cu 2e Cu sehingga keseluruhan prosesnya adalah : 2 H 2 Cu 2H Cu Proses ini didasari 2 elektron yang melewati pada sirkuit atau rangkaian luar. Potensial Sel (E 0 Sel) Potensial sel merupakan jumlah dari reaksi setengah sel yang terjadi di setiap elektroda yaitu di anoda (reaksi oksidasi) dan reaksi dikatoda (reaksi reduksi). Berdasarkan potensial reduksi standar,potensial sel standar (E 0 sel) dapat dinyatakan dengan persamaan dengan emf sel (E sel): E 0 sel = E 0 katoda- E 0 Anoda (7.3) E 0 katoda adalah potensial stantar reduksi pada reaksi reduksi yang terjadi di katoda dan E 0 anoda adalah potensial reduksi standar pada reaksi oksidasi yang terjadi di anoda. Oleh karena itu untuk notasi sel Zn Zn 2+ (a=1) Cu 2+ (a=1) Cu dengan reaksi Zn + Cu 2+ = Cu + Zn 2+ E 0 sel = E 0 katoda- E 0 Anoda

7 = E 0 Cu2+/Cu- E 0 Zn 2+/Zn = 0,34 V - (-0,76 V) = 1,10 Volt Termodinamika Sel Elektrokimia Penafsiran yang diberikan oleh Willard Gibbs (1878) bahwa kerja yang dilakukan oleh sel elektrokimia adalah sama dengan penurunan energi Gibbs, yaitu kerja maksimum di luar kerja -PV. Hal ini dapat diilustrasikan dengan notasi sel berikut: PtH 2 H + Cu 2+ Cu dan reaksi selnya dituliskan setiap setengah reaksisel dituliskan sebagai berikut. Reaksi di anoda H 2 2H + + 2e - Reaksi di katoda Cu e - Cu Reaksi keseluruhan H 2 + Cu 2+ 2H + + Cu Saat 1 mol H 2 bereaksi dengan 1 mol Cu 2+, 2 mol elektron mengalir melalui sirkuit luar. Menurut Hukum Faraday, ini berarti terjadi transfer 2 x C listrik. Emf sel tersebut adalah Vsehingga kerja listrik yang dihasilkan adalah : 2 x x CV = x 10 4 J Kerja dilakukan sistem, yaitu kerja yang dilakukan oleh sel elektrokimia adalah sama dengan penurunan energi Gibbs maka G = x 10 4 J Secara umum, hubungan antara perubahan energi Gibbs standar dengan potensial sel standar dapat dinyatakan dengan persamaan G = - nfe dan pada keadaan standar : G o = - nfe o ---- (7.4) Potensial sel pada keadaan standar dapat digunakan untuk menentukan tetapan kesetimbangan melalui perubahan energi Gibbs. Bersarnya perubahan energi Gibbs ini dapat menunjukkan kespontanan suatu raeksi sel elektrokimia, yaitu untuk reaksi sel berlangsung spontan mempunyai harga G = negatif atau < dari nol. Oleh karena itu, harga E sel bernilai positif ( E sel >0) Persamaan Nernst Persam aan Nernst digunakan untuk mempelajari pengaruh konsentrasi terhadap besarnya potensial sel, yaitu konsentrasi larutan yang tidak pada kondisi standar (1,0M).

8 Untuk sel dengan persamaan reaksi H 2 + Cu 2+ 2H + + Cu (7.5) Menurut Nenst, potensial sel yang diukur tidak pada kondisi standar dapat dihitung berdasarkan persamaan E sel = E o sel - RT/nF ln K (7.6) = E o sel - RT/nF ln a Red / a Oks K =[a.cu. a. H+ ]/[ph2.a Cu2 +] untuk aktivitas zat padat = 1, maka K = [a H+ ]/[a.cu2+] ---- (7.7) Besarnya a = γ. C, untuk larutan encer koefisien aktivitas (γ) = 1, maka a=c sehingga persamaan Nernst untuk reaksi Cu 2+ + Zn Zn 2+ + Cu, E sel = E o sel RT/nF ln [Zn 2+ ]/[Cu 2+ ], (7.8) pada suhu 25 o Cdan tekanan 1 atm, besarnya 2,393 RT/F = 0,0591, sehingga persamaan di atas menjadi Esel = E o sel 0,0591/n log [C Zn 2+ ]/[Ccu 2+ ] dengan n adalah jumlah elektron yang terlibat dan C adalah konsentrasi. III. Alat dan Bahan No. Alat Bahan 1 Gelas kimia (2 buah) Larutan 3,56% 2 Corong gelas Larutan CuSO4 1,0 M 3 Pemanas Larutan CuSO4 0,1 M 4 Gelas ukur Aquades 5 Jembatan garam Logam Cu 6 Botol semprot Kertas saring 7 Avometer Logam Fe 8 Kabel 9 Elektroda standar

9 IV. Langkah Kerja 1. Penentuan Potensial Logam 2 buah lempeng logam Fe, ampelas Ukur potensial ½ reaksi Lempeng Fe Electroda CuSO 4 /Cu Ukur potensial sel Lempeng Fe Electroda CuSO 4 /Cu 2. Pengaruh Elektroda Lempeng Fe dan Cu, ampelas Ukur potensial ½ reaksi Lempeng Fe Electroda CuSO 4 /Cu Lempeng Cu

10 Ukur potensial logam dan potensial selnya dengan elektroda Cu Lempeng Fe Lempeng Cu 3. Pengaruh Suhu 2 buah lempeng logam Fe, ampelas Ukur potensial ½ reaksi Lempeng Fe Electroda CuSO 4 /Cu 50 o C Ukur potensial logam dan potensial selnya Lempeng Fe 50 o C

11 4. Pengaruh Elektrolit 2 buah lempeng logam Fe, ampelas Lempeng Fe Electroda CuSO 4 /Cu aquades Ukur potensial logam dan potensial selnya 5. Pengaruh konsentrasi terhadap E sel 2 buah lempeng logam Cu, ampelas Lempeng Cu Electroda CuSO 4 /Cu CuSO 4 0,5 M CuSO 4 0,1 M Ukur potensial logam dan potensial selnya

12 V. Data Pengamatan 1. Penentuan Potensial Logam No. Logam dan Larutan Potensial Vs Elektroda acuan (Volt) 1 Fe dalam - 0, 478 (katoda) 2 Fe dalam - 0,54 (anoda) 3 Fe dan Fe + 0,03 2. Pengaruh Elektroda No. Logam dan Larutan Potensial Vs Elektroda acuan (Volt) 1 Fe dalam - 0,478 (anoda) 2 Cu dalam - 0,21 (katoda) 3 Fe dan Cu + 0,31 3. Pengaruh Suhu No. Logam dan Larutan Potensial Vs Elektroda acuan (Volt) 1 Fe dalam - 0,478 (anoda) 2 Fe dalam (60 0 C) - 0,42 (katoda) 3 Fe dan Fe + 0, Pengaruh Elektrolit No. Logam dan Larutan Potensial Vs Elektroda acuan (Volt) 1 Fe dalam - 0,01 (katoda) 2 Fe dalam Aquades - 0,03 (anoda) 3 Fe dan Fe + 0,02 5. Pengaruh Konsentrasi Elektrolit No. Logam dan Larutan Potensial Vs Elektroda acuan (Volt) 1 Cu dalam CuSO 4 1M - 0,01 (katoda) 2 Cu dalam CuSO 4 0,1M - 0,03 (anoda) 3 Cu dan Cu + 0,02

13 VI. Pengolahan Data 1. Penentuan Potensial Logam Logam Fe dalam larutan Anoda (-) = Fe Fe e - E o = - 0,54V Katoda (+) = 2 H 2 O + 2e - H OH - E o = - 0,478 V Reaksisel = Fe + 2 H 2 O Fe 2+ + H OH - E o Sel = E o Katoda E o Anoda = -0,478 ( -0,54 ) = + 0,03 V E = E o sel log = +0,03 log = +0,03 ( 0,029 x 0 ) = +0,03 0 = +0,03 V 2. Pengaruh Elektroda Logam Fe & Cu dalam larutan Anoda (-) = Na Na + + e - x 2 E o = - 0,478 V Katoda (+) = Cu e - Cu x 1 E o = - 0,21V Anoda (-) = 2 Na 2 Na e - E o = - 0,478 V Katoda (+) = Cu e - Cu E o = - 0,21 V Reaksisel = 2 Na + Cu 2+ 2 Na + + Cu E o Sel = E o Katoda E o Anoda = - 0,21 ( - 0,478 ) = + 0,268 V E = E o sel log = +0,268 log = +0,268 ( 0,029 x 0 ) = +0,268 0 = +0,268 V+0,058 V +0,02 V +0,02 V

14 3. Pengaruh Suhu Logam Fe dalam larutan Logam Fe dalam larutan 50 o C Anoda (-) = Fe Fe e - E o = - 0,478 V Katoda (+) = 2 H 2 O + 2e - H OH - E o = - 0,42 V Reaksisel = Fe + 2 H 2 O Fe 2+ + H OH - E o Sel = E o Katoda E o Anoda = -0,42 ( -0,478 ) = + 0,058 V E = E o sel log = +0,058 log = +0,058 ( 0,032 x 0 ) = +0,058 0 = +0,058 V+0,02 V +0,02 V 4. Pengaruh Elektrolit Logam Fe dalam larutan Logam Fe dalam aquades Anoda (-) = Fe Fe e - E o = - 0,03 V Katoda (+) = 2 H 2 O + 2e - H OH - E o = - 0,01 V Reaksisel = Fe + 2 H 2 O Fe 2+ + H OH - E o Sel = E o Katoda E o Anoda = -0,01 ( -0,03 ) = + 0,02 V E = E o sel log = +0,02 log = +0,02 ( 0,0295 x 0 ) = +0,02 0 = +0,02 V+0,02 V

15 5. Pengaruh konsentrasi terhadap E sel Logam Cu dalam larutan CuSO 4 1 M Logam Cu dalam larutan CuSO 4 0,1 M Anoda (-) = 2H2O 4H + + 2O2 + 4e - x1 E o = - 0,03 V Katoda (+) = Cu e - Cu x2 E o = - 0,01 V Anoda (-) = 2H2O 4H + + 2O 2 + 4e - E o = - 0,03 V Katoda (+) = 2Cu e - 2Cu E o = - 0,01 V Reaksisel = 2 H 2 O + 2Cu 2+ 4H + + 2O 2 + 2Cu E o Sel = E o Katoda E o Anoda = -0,01 ( -0,03 ) = + 0,02 V E = E o sel log = +0,02 log = +0,02 ( 0,0295 x 0 ) = +0,02 0 = +0,02 V Nilai E Sel Berdasarkan teoritis 1. PenentuanPotensialLogam Logam Fe dalamlarutan Anoda (-) = Fe Fe e - E o = + 0,44 V Katoda (+) = 2 H 2 O + 2e - H OH - E o = - 0,828 V Reaksisel = Fe + 2 H 2 O Fe 2+ + H OH - E o Sel = E o Katoda E o Anoda = - 0,828 ( +0,44 ) = - 1,268 V E = E o sel log = - 1,268 log = - 1,268 ( 0,029 x 0 ) = - 1,268 0 = - 1,268 V

16 2. Pengaruh Elektroda Logam Fe & Cu dalam larutan Anoda (-) = Na Na + + e - x 2 E o = - 2,714 V Katoda (+) = Cu e - Cu x 1 E o = + 0,337 V Anoda (-) = 2 Na 2 Na e - E o = - 2,714 V Katoda (+) = Cu e - Cu E o = + 0,337 V Reaksisel = 2 Na + Cu 2+ 2 Na + + Cu E o Sel = E o Katoda E o Anoda = + 0,337 ( -2,714 ) = + 3,051 V E = E o sel log = + 3,051 log = + 3,051 ( 0,029 x 0 ) = + 3,051 0 = + 3,051 V 3. Pengaruh Suhu Logam Fe dalam larutan Logam Fe dalam larutan 50 o C Anoda (-) = Fe Fe e - E o = + 0,44 V Katoda (+) = 2 H 2 O + 2e - H OH - E o = - 0,828 V Reaksisel = Fe + 2 H 2 O Fe 2+ + H OH - E o Sel = E o Katoda E o Anoda = -0,828 ( +0,44 ) = - 1,268 V E = E o sel log = - 1,268 log = - 1,268 ( 0,032 x 0 ) = - 1,268 0 = - 1,268 V 4. Pengaruh Elektrolit

17 Logam Fe dalam larutan Logam Fe dalam aquades Anoda (-) = Fe Fe e - E o = + 0,44 V Katoda (+) = 2 H 2 O + 2e - H OH - E o = - 0,828 V Reaksisel = Fe + 2 H 2 O Fe 2+ + H OH - E o Sel = E o Katoda E o Anoda = -0,828 ( +0,44 ) = - 1,268 V E = E o sel log = -1,268 log = -1,268 ( 0,0295 x 0 ) = -1,268 0 = -1,268 V 5. Pengaruh konsentrasi terhadap E sel Logam Cu dalam larutan CuSO 4 1 M Logam Cu dalam larutan CuSO 4 0,1 M Anoda (-) = 2H 2 O 4H + + 2O 2 + 4e - x1 E o = - 1,22 V Katoda (+) = Cu e - Cu x2 E o = +0,34 V Anoda (-) = 2H 2 O 4H + + 2O 2 + 4e - E o = - 1,22 V Katoda (+) = 2Cu e - 2Cu E o = + 0,34 V Reaksisel = 2 H 2 O + 2Cu 2+ 4H + + 2O 2 + 2Cu E o Sel = E o Katoda E o Anoda = + 0,34 ( - 1,22 ) = + 1,56 V E = E o sel log = +1,56 log = +1,56 ( 0,0295 x 0 ) = +1,56 0 = +1,56 V

18 VII. Pembahasan Pembahasan oleh Astri Fera Kusumah Pada praktikum sel elektrokimia ini,dilakukan percobaan untuk mencari potensial sel elektrokimia. Percobaan dilakukan dengan cara mengukur potensial ½ reaksi logam terdahulu, dengan pembadingnya yaitu elektroda standar terhadap beberapa larutan. kemudian mengukur potensial selnya dengan mencelupkan kedua logam yang telah ditentukan anoda dan katodanya yang dihubungkan dengan avometer pada masing-masing larutan yang dihubungkan dengan jembatan garam. Pada percobaan pertama yaitu penentuan potensial logam. Dari percobaan ini didapat potensial logam Fe 1 dalam larutan sebesar -0,478 v dan Fe 2 dalam larutan sebesar -0,54 v. Dan potensial sel menurut data percobaan sebesar +0,03 v sedangkan menurut perhitungan teoritis. Percobaan kedua yaitu pengaruh elektroda. Percobaan ini mengacu pada deret volta berikut Li K Ba Ca Na Mg Al Zn Cr Fe Ni Si Pb H Cu Hg Ag Pt Au Semakin kekanan, maka semakin mudah tereduksi, dan semakin kekiri, maka semakin mudah teroksidasi. Dalam kaitannya dengan pengaruh elektroda yang digunakan, pada kutub positif (katoda) elektoda harus memiliki tingkat reduksi yang tinggi dibandingkan dengan kutub negatif (anoda). Dengan begitu maka reaksi berlangsung spontan dan potensial sel bernilai positif. Pada percobaan ini potensial sel yang diperoleh dengan logam Fe sebagai anoda dan Cu sebagai katoda adalah +0,268 v. percobaan ketiga yaitu pengaruh suhu. Percobaan ini menggunakan larutan yang salah satunya bersuhu 50 o C dan diperoleh potensial selnya sebesar +0,058 v. yang keempat adalah Pengaruh elektrolit. Percobaan ini menggunakan dan aquades sebagai elektrolitnya dan logam Fe. Potensial yang diperoleh yaitu sebesar +0,02 v. pada percobaan kelima yaitu pengaruh konsentrasi elektrolit, logam Cu dalam lar. CuSO 4 0,5 M sebagai katoda dan Cu dalam lar. CuSO 4 0,1 M sebagai anoda diperoleh potensial selnya sebesar +0,02 v.

19 Pembahasan oleh Desi Supiyanti 1. Pengaruh Potensial Logam Fe Fe e - sebagai anoda (-) 2 H 2 O + 2e - H OH - sebagai katoda (+) Pada percobaan pertama, yaitu Fe dalam. Fe mengalami reaksi oksidasi sehingga dia bertindak sebagai anoda. Sedangkan yang bertindak sebagai katoda adalah H 2 O. Karena larutan adalah termasuk logam golongan satu dan pada deret volta logam Na lebih lemah dari pada H. Sehingga pada percobaan ini H 2 O mengalamai reaksi reduksi. Dari percobaan ini juga dapat diketahui bahwa nilai potensial kedua logam Fe adalah berbeda. Perbandingan nilai E sel hasil percobaan dan E sel secara teoritis pun mengalami perbedaan. Hal ini dipengaruhi oleh kualitas lempengan yang digunakan sudah mengalami proses korosi. Sehingga reaksi tidak maksimal dan potensial yang didapat pun tidak maksimal. 2. Pengaruh Elektroda Pada percobaan kedua, digunakan logam Fe dan Cu dalam larutan. Elektroda Cu bertindak sebagai katoda dan elektroda Fe bertindak sebagai anoda dalam reaksi redoks pada percobaan ini. Hal ini karena elektroda Cu terletak di sebelah kiri Fe dalam deret volta. Sesuai dengan deret volta makin kiri letak unsur dalam deret volta, maka semakin kuat sifat reduktornya. Sehingga mampu mengoksidasi ion-ion yang terletak di sebelah kanannya. Pada percobaan ini dihasilkan E sel yang bernilai positif yang berarti reakasi berlangsung spontan. 3. Pengaruh Suhu Pada percobaan ketiga ini, digunakan elektroda Fe dan elektrolit yang diukur potensial selnya pada suhu kamar yaitu 25 o C dan pada suhu 60 o C. elektroda Fe yang diukur pada suhu 25 o C potensialnya bernilai lebih kecil daripada elektroda Fe yang diukur pada suhu 60 o C. Ini berarti suhu mempengaruhi nilai beda potensial yang dihasilkan elektroda. Semakin tinggi suhu maka semakin besar beda potensial yang dihasilkan. Hal ini sesuai dengan persamaan Nerst, bahwa suhu berbanding lurus dengan potensial sel. Sehingga Fe yang diukur pada suhu 25 o C bertindak sebagai anoda dan Fe yang diukur pada suhu 60 o C sebagai

20 katoda. Reaksi yang berlangsung yaitu spontan, karena E sel yang dihasilkan bernilai positif. 4. Pengaruh Elektrolit Fe dalam larutan mengalami reaksi reduksi dan reaksi oksidasi. Hal ini dikarenakan logam Fe melepaskan dan menangkap elektron. Fe bertindak sebagai elektroda dan sebagai Elektrolit, dimana larutan tidak bisa mengoksidasi Fe sehingga dalam reaksi yang digunakan adalah H 2 O karena diketahui bahwa sifat H 2 O yang lebih reduktor (dapat teroksidasi) dari Na. Dari hasil percobaan, bahwa terdapat perbedaan nilai E sel antara kedua lempeng Fe tersebut. Selain itu, perbandingan penentuan antara E sel secara teoritis dan E sel dari hasil percobaan berbeda hasilnya. 5. Pengaruh Konsentrasi Terhadap E Sel Dari hasil praktikum yang sudah kami lakukan didapat potensial sebagai berikut: Elektroda Cu dalam CuSO 4 1 M = - 0,01 V Elektroda Cu dalam CuSO 4 0,1 M = - 0,03 V Dari percobaan ini dapat diketahui bahwa pada konsentrasi elektrolit yang berbeda maka beda potensial yang dihasilkanpun berbeda. Semakin besar konsentrasi elektrolitnya maka senakin besar pula nilai beda potensial elektrodanya. Secara teoritis juga membuktikan bahwa dalam konsentrasi yang berbeda akan didapt nilai potensial yang berbeda pula. Pembahsan oleh Fajar M Ramadhan Pada percobaan kali ini dilakukan percobaan Sel elektrokimia. Percobaan ini dilakukan dengan cara mengukur potensial logam masing masing elektroda serta potensial selnya. Pada pengukuran potensial logam masing-masing elektroda dilakukan dengan cara menambahkan elektroda pembanding yang kemudian dicelupkan dalam satu wadah dan dihubungkan dengan voltmeter. Sedangkan untuk pengukuran potensial sel atau E o sel dilakukan dengan cara menghubungkan masing-masing elektroda tiap-tiap wadah dengan voltmeter, dan tidak lupa untuk menambahkan jembatan garamnya terlebih dahulu.

21 Berdasarkan hasil praktikum ini, dengan menggunakan nilai potensial logam hasil pengukuran. Dengan menggunakan persamaan Nernst didapatkan hasil perhitungan E sel sebagai berikut : Percobaan1 :+0,03 V Percobaan2 :+0,268 V Percobaan3 :+0,058 V Percobaan4 :+0,02 V Percobaan5 :+0,02 V Sedangkan berdasarkan hasil teoritis, dengan menggunakan nilai potensial logam yang tertera pada table reduksi. Dengan menggunakan persamaan Nernst didapatkan hasil perhitungan E sel sebagai berikut : Percobaan1 :- 1,268 V Percobaan2 :+ 3,051 V Percobaan3 :- 1,268 V Percobaan4 :-1,268 V Percobaan5 :+1,56 V Perbedaan angka pada hasil perhitungan E sel tersebut menunjukan bahwa potensial logam yang diukur dengan menggunakan elektroda pembanding tidak 100% sama dengan table potensial reduksi yang ada secara teoritis. Hal ini dapat disebabkan oleh factor kondisi alat ukur yang kurang baik serta adanya kekeliruan saat pemilihan katoda anoda juga saat pembacaan angka potensial logam.

22 VIII. Kesimpulan Hasil perhitungan potensial sel berdasarkan pengukuran adalah : + 0,03 V ; +0,268 V ; +0,58 V ; +0,02 V ; +0,02 V Hasil perhitungan potensial sel berdasarkan teoritis adalah : -1,28 V ; +3,051 V; - 1,268 V ; -1,268 V ;+1,56 V Hasil pengukuran dengan teoritis berbeda Dari hasil percobaan dapat diketahui bahwa : - Semakin kiri letak unsur dalam deret volta, maka semakin kuat sifat reduktornya. - Logam yang mengalami oksidasi akan lebih mudah berkarat daripada logam yang mengalami reduksi. - Suhu berbanding lurus dengan beda potensial. Semakin tinggi suhu maka semakin besar nilai beda potensial yang didapat. - Konsentrasi berbanding lurus dengan beda potensial. Semakin besar konsentrasi elektrolitnya maka senakin besar pula beda potensial yang dihasilkannya. IX. DaftarPustaka Ngatin, Agustinus Petunjuk Praktikum Kimia Fisika.JurusanTeknik Kimia, PoliteknikNegeri Bandung. a.htm

Sel Volta (Bagian I) dan elektroda Cu yang dicelupkan ke dalam larutan CuSO 4

Sel Volta (Bagian I) dan elektroda Cu yang dicelupkan ke dalam larutan CuSO 4 KIMIA KELAS XII IPA - KURIKULUM GABUNGAN 04 Sesi NGAN Sel Volta (Bagian I) Pada sesi 3 sebelumnya, kita telah mempelajari reaksi redoks. Kita telah memahami bahwa reaksi redoks adalah gabungan dari reaksi

Lebih terperinci

MODUL SEL ELEKTROKIMIA

MODUL SEL ELEKTROKIMIA MODUL SEL ELEKTROKIMIA ( Sel Volta dan Sel Galvani ) Standar Kompetensi: 2.Menerapkan konsep reaksi oksidasi-reduksi dan elektrokimia dalam teknologi dan kehidupan sehari-hari. Kompetensi dasar : 2.1.

Lebih terperinci

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM KIMIA BEDA POTENSIAL SEL VOLTA

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM KIMIA BEDA POTENSIAL SEL VOLTA LAPORAN RESMI PRAKTIKUM KIMIA BEDA POTENSIAL SEL VOLTA Disusun oleh : Faiz Afnan N 07 / XII IPA 4 SMA NEGERI 1 KLATEN TAHUN PELAJARAN 2013/2014 I. Praktikum ke : II ( Kedua ) II. Judul Praktikum : Beda

Lebih terperinci

1. Bilangan Oksidasi (b.o)

1. Bilangan Oksidasi (b.o) Reaksi Redoks dan Elektrokimia 1. Bilangan Oksidasi (b.o) 1.1 Pengertian Secara sederhana, bilangan oksidasi sering disebut sebagai tingkat muatan suatu atom dalam molekul atau ion. Bilangan oksidasi bukanlah

Lebih terperinci

Contoh Soal & Pembahasan Sel Volta Bag. I

Contoh Soal & Pembahasan Sel Volta Bag. I Contoh Soal & Pembahasan Sel Volta Bag. I Soal No.1 Diketahui potensial elektrode perak dan tembaga sebagai berikut Ag + + e Ag E o = +0.80 V a. Tulislah diagram sel volta yang dapat disusun dari kedua

Lebih terperinci

Sulistyani, M.Si.

Sulistyani, M.Si. Sulistyani, M.Si. sulistyani@uny.ac.id Reaksi oksidasi: perubahan kimia suatu spesies (atom, unsur, molekul) melepaskan elektron. Cu Cu 2+ + 2e Reaksi reduksi: perubahan kimia suatu spesies (atom, unsur,

Lebih terperinci

REDOKS dan ELEKTROKIMIA

REDOKS dan ELEKTROKIMIA REDOKS dan ELEKTROKIMIA Overview Konsep termodinamika tidak hanya berhubungan dengan mesin uap, atau transfer energi berupa kalor dan kerja Dalam konteks kehidupan sehari-hari aplikasinya sangat luas mulai

Lebih terperinci

Elektrokimia. Tim Kimia FTP

Elektrokimia. Tim Kimia FTP Elektrokimia Tim Kimia FTP KONSEP ELEKTROKIMIA Dalam arti yang sempit elektrokimia adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari peristiwa-peristiwa yang terjadi di dalam sel elektrokimia. Sel jenis ini merupakan

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA SEL VOLTA SEDERHANA

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA SEL VOLTA SEDERHANA LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA SEL VOLTA SEDERHANA 17 September 2016 1. TUJUAN Membuat baterai sederhana yang menghasilkan arus listrik 2. LANDASAN TEORI Elektrokimia adalah ilmu yang mempelajari aspek elektronik

Lebih terperinci

Redoks dan Elektrokimia Tim Kimia FTP

Redoks dan Elektrokimia Tim Kimia FTP Redoks dan Elektrokimia Tim Kimia FTP KONSEP ELEKTROKIMIA Dalam arti yang sempit elektrokimia adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari peristiwa-peristiwa yang terjadi di dalam sel elektrokimia. Sel jenis

Lebih terperinci

Elektrokimia. Sel Volta

Elektrokimia. Sel Volta TI222 Kimia lanjut 09 / 01 47 Sel Volta Elektrokimia Sel Volta adalah sel elektrokimia yang menghasilkan arus listrik sebagai akibat terjadinya reaksi pada kedua elektroda secara spontan Misalnya : sebatang

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA ELEKTROKIMIA

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA ELEKTROKIMIA LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA ELEKTROKIMIA Disusun Oleh : Kelompok 3 Kelas C Affananda Taufik (1307122779) Yunus Olivia Novanto (1307113226) Adela Shofia Addabsi (1307114569) PROGRAM STUDI SARJANA TEKNIK

Lebih terperinci

Mengubah energi kimia menjadi energi listrik Mengubah energi listrik menjadi energi kimia Katoda sebagi kutub positif, anoda sebagai kutub negatif

Mengubah energi kimia menjadi energi listrik Mengubah energi listrik menjadi energi kimia Katoda sebagi kutub positif, anoda sebagai kutub negatif TUGAS 1 ELEKTROKIMIA Di kelas X, anda telah mempelajari bilangan oksidasi dan reaksi redoks. Reaksi redoks adalah reaksi reduksi dan oksidasi. Reaksi reduksi adalah reaksi penangkapan elektron atau reaksi

Lebih terperinci

ELEKTROKIMIA Konsep Dasar Reaksi Elektrokimia

ELEKTROKIMIA Konsep Dasar Reaksi Elektrokimia Departemen Kimia - FMIPA Universitas Gadjah Mada (UGM) ELEKTROKIMIA Konsep Dasar Reaksi Elektrokimia Drs. Iqmal Tahir, M.Si. Laboratorium Kimia Fisika, Departemen Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan

Lebih terperinci

Sel Volta KIM 2 A. PENDAHULUAN B. SEL VOLTA ELEKTROKIMIA. materi78.co.nr

Sel Volta KIM 2 A. PENDAHULUAN B. SEL VOLTA ELEKTROKIMIA. materi78.co.nr Sel Volta A. PENDAHULUAN Elektrokimia adalah cabang ilmu kimia yang mempelajari aspek elektronik dari reaksi kimia. Sel elektrokimia adalah suatu sel yang disusun untuk mengubah energi kimia menjadi energi

Lebih terperinci

PEMBUKTIAN PERSAMAAN NERNST

PEMBUKTIAN PERSAMAAN NERNST PEMBUKTIAN PERSAMAAN NERNST 1. PELAKSANAAN PRAKTIKUM 2. Tujuan : Membuktikan persamaan nernst pada sistem Cu-Zn dan menentukan tetapan persamaan nernst. 1. LANDASAN TEORI Reaksi oksidasi reduksi banyak

Lebih terperinci

ELEKTROKIMIA. VURI AYU SETYOWATI, S.T., M.Sc TEKNIK MESIN - ITATS

ELEKTROKIMIA. VURI AYU SETYOWATI, S.T., M.Sc TEKNIK MESIN - ITATS ELEKTROKIMIA VURI AYU SETYOWATI, S.T., M.Sc TEKNIK MESIN - ITATS ELEKTROKIMIA Elektrokimia merupakan ilmu yang mempelajari hubungan antara perubahan (reaksi) kimia dengan kerja listrik, biasanya melibatkan

Lebih terperinci

3. ELEKTROKIMIA. Contoh elektrolisis: a. Elektrolisis larutan HCl dengan elektroda Pt, reaksinya: 2HCl (aq)

3. ELEKTROKIMIA. Contoh elektrolisis: a. Elektrolisis larutan HCl dengan elektroda Pt, reaksinya: 2HCl (aq) 3. ELEKTROKIMIA 1. Elektrolisis Elektrolisis adalah peristiwa penguraian elektrolit oleh arus listrik searah dengan menggunakan dua macam elektroda. Elektroda tersebut adalah katoda (elektroda yang dihubungkan

Lebih terperinci

Penyisihan Besi (Fe) Dalam Air Dengan Proses Elektrokoagulasi. Satriananda *) ABSTRAK

Penyisihan Besi (Fe) Dalam Air Dengan Proses Elektrokoagulasi. Satriananda *) ABSTRAK Penyisihan Besi (Fe) Dalam Air Dengan Proses Elektrokoagulasi Satriananda *) ABSTRAK Air yang mengandung Besi (Fe) dapat mengganggu kesehatan, sehingga ion-ion Fe berlebihan dalam air harus disisihkan.

Lebih terperinci

MODUL SEL ELEKTROLISIS

MODUL SEL ELEKTROLISIS MODUL SEL ELEKTROLISIS Standar Kompetensi : 2. Menerapkan konsep reaksi oksidasi-reduksi dan elektrokimia dalam teknologi dan kehidupan sehari-hari. Kompetensi dasar : 2.2. Menjelaskan reaksi oksidasi-reduksi

Lebih terperinci

BAB 8. ELEKTROKIMIA 8.1 REAKSI REDUKSI OKSIDASI 8.2 SEL ELEKTROKIMIA 8.3 POTENSIAL SEL, ENERGI BEBAS, DAN KESETIMBANGAN 8.4 PERSAMAAN NERNST 8

BAB 8. ELEKTROKIMIA 8.1 REAKSI REDUKSI OKSIDASI 8.2 SEL ELEKTROKIMIA 8.3 POTENSIAL SEL, ENERGI BEBAS, DAN KESETIMBANGAN 8.4 PERSAMAAN NERNST 8 BAB 8 BAB 8. ELEKTROKIMIA 8.1 REAKSI REDUKSI OKSIDASI 8.2 SEL ELEKTROKIMIA 8.3 POTENSIAL SEL, ENERGI BEBAS, DAN KESETIMBANGAN 8.4 PERSAMAAN NERNST 8.5 SEL ACCU DAN BAHAN BAKAR 8.6 KOROSI DAN PENCEGAHANNYA

Lebih terperinci

Potensiometri. Bab 1. Prinsip-Prinsip Dasar Elektrokimia

Potensiometri. Bab 1. Prinsip-Prinsip Dasar Elektrokimia 1 2 1. PRINSIP-PRINSIP DASAR ELEKTROKIMIA Pada bagian pertama dari topik tentang potensiometri ini akan dijelaskan tentang prinsip-prinsip dasar tentang elektrokimia yang akan memberikan pengetahuan dasar

Lebih terperinci

APLIKASI REAKSI REDOKS DALAM KEHIDUPAN SEHARI HARI Oleh : Wiwik Suhartiningsih Kelas : X-4

APLIKASI REAKSI REDOKS DALAM KEHIDUPAN SEHARI HARI Oleh : Wiwik Suhartiningsih Kelas : X-4 APLIKASI REAKSI REDOKS DALAM KEHIDUPAN SEHARI HARI Oleh : Wiwik Suhartiningsih Kelas : X-4 A. DESKRIPSI Anda tentu pernah mengalami kekecewaan, karena barang yang anda miliki rusak karena berkarat. Sepeda,

Lebih terperinci

2. Logam Mg dapat digunakan sebagai pelindung katodik terhadap logam Fe. SEBAB Logam Mg letaknya disebelah kanan Fe dalam deret volta.

2. Logam Mg dapat digunakan sebagai pelindung katodik terhadap logam Fe. SEBAB Logam Mg letaknya disebelah kanan Fe dalam deret volta. ELEKTROKIMIA 1. Pada elektrolisis Al2O3 (pengolahan Aluminium) sebanyak 102 kg dihasilkan Al. (Al = 27, O =16) A. 102 kg D. 30 kg B. 80 kg E. 12 kg C. 54 kg Al2O3 102 kg = 102000 gram 1 mol Al2O3 dihasilkan

Lebih terperinci

ELEKTROKIMIA Termodinamika Elektrokimia

ELEKTROKIMIA Termodinamika Elektrokimia Departemen Kimia - FMIPA Universitas Gadjah Mada (UGM) ELEKTROKIMIA Termodinamika Elektrokimia Drs. Iqmal Tahir, M.Si. Laboratorium Kimia Fisika,, Departemen Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan

Lebih terperinci

KIMIA ELEKTROLISIS

KIMIA ELEKTROLISIS KIMIA ELEKTROLISIS A. Tujuan Pembelajaran Mempelajari perubahan-perubahan yang terjadi pada reaksi elektrolisis larutan garam tembaga sulfat dan kalium iodida. Menuliskan reaksi reduksi yang terjadi di

Lebih terperinci

Kegiatan Belajar 3: Sel Elektrolisis. 1. Mengamati reaksi yang terjadi di anoda dan katoda pada reaksi elektrolisis

Kegiatan Belajar 3: Sel Elektrolisis. 1. Mengamati reaksi yang terjadi di anoda dan katoda pada reaksi elektrolisis 1 Kegiatan Belajar 3: Sel Elektrolisis Capaian Pembelajaran Menguasai teori aplikasi materipelajaran yang diampu secara mendalam pada sel elektrolisis Subcapaian pembelajaran: 1. Mengamati reaksi yang

Lebih terperinci

Review I. 1. Berikut ini adalah data titik didih beberapa larutan:

Review I. 1. Berikut ini adalah data titik didih beberapa larutan: KIMIA KELAS XII IPA KURIKULUM GABUNGAN 06 Sesi NGAN Review I Kita telah mempelajari sifat koligatif, reaksi redoks, dan sel volta pada sesi 5. Pada sesi keenam ini, kita akan mereview kelima sesi yang

Lebih terperinci

9/30/2015 ELEKTROKIMIA ELEKTROKIMIA ELEKTROKIMIA. Elektrokimia? Elektrokimia?

9/30/2015 ELEKTROKIMIA ELEKTROKIMIA ELEKTROKIMIA. Elektrokimia? Elektrokimia? Elektrokimia? Elektrokimia? Hukum Faraday : The amount of a substance produced or consumed in an electrolysis reaction is directly proportional to the quantity of electricity that flows through the circuit.

Lebih terperinci

JURNAL PRAKTIKUM KIMIA DASAR II Elektrolisis Disusun Oleh:

JURNAL PRAKTIKUM KIMIA DASAR II Elektrolisis Disusun Oleh: JURNAL PRAKTIKUM KIMIA DASAR II Elektrolisis Disusun Oleh: 1. Rahma Tia (1113016200044) 2. Diana Rafita. S (1113016200051) 3. Agus Sulistiono (1113016200052) 4. Siti Fazriah (1113016200062) Kelompok 4

Lebih terperinci

ELEKTROKIMIA Potensial Listrik dan Reaksi Redoks

ELEKTROKIMIA Potensial Listrik dan Reaksi Redoks Departemen Kimia - FMIPA Universitas Gadjah Mada (UGM) ELEKTROKIMIA Potensial Listrik dan Reaksi Redoks Drs. Iqmal Tahir, M.Si. Laboratorium Kimia Fisika,, Departemen Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu

Lebih terperinci

BAB II KAJ1AN PUSTAKA. A. Penggunaan Multimedia Interaktif dalam Pembelajaran

BAB II KAJ1AN PUSTAKA. A. Penggunaan Multimedia Interaktif dalam Pembelajaran BAB II KAJ1AN PUSTAKA Pada BAB II ini dideskripsikan bagian-bagian konflik yang mendasari penelitian. A. Penggunaan Multimedia Interaktif dalam Pembelajaran 1. Multimedia Interaktif Multimedia interaktif

Lebih terperinci

REDOKS DAN ELEKTROKIMIA

REDOKS DAN ELEKTROKIMIA REDOKS DAN ELEKTROKIMIA 1. Bilangan oksidasi dari unsur Mn pada senyawa KMnO4 adalah... A. +7 B. +6 C. +3 D. +2 E. +1 Jumlah bilangan oksidasi senyawa adalah nol, Kalium (K) mempunyai biloks +1 karena

Lebih terperinci

Pembuatan Larutan CuSO 4. Widya Kusumaningrum ( ), Ipa Ida Rosita, Nurul Mu nisah Awaliyah, Ummu Kalsum A.L, Amelia Rachmawati.

Pembuatan Larutan CuSO 4. Widya Kusumaningrum ( ), Ipa Ida Rosita, Nurul Mu nisah Awaliyah, Ummu Kalsum A.L, Amelia Rachmawati. Pembuatan Larutan CuSO 4 Widya Kusumaningrum (1112016200005), Ipa Ida Rosita, Nurul Mu nisah Awaliyah, Ummu Kalsum A.L, Amelia Rachmawati. Program Studi Pendidikan Kimia Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan

Lebih terperinci

REDOKS DAN SEL ELEKTROKIMIA. Putri Anjarsari, S.Si., M.Pd

REDOKS DAN SEL ELEKTROKIMIA. Putri Anjarsari, S.Si., M.Pd REDOKS DAN SEL ELEKTROKIMIA Putri Anjarsari, S.Si., M.Pd putri_anjarsari@uny.ac.id PENYETARAN REAKSI REDOKS Dalam menyetarakan reaksi redoks JUMLAH ATOM dan MUATAN harus sama Metode ½ Reaksi Langkah-langkah:

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Hidrogen (bahasa Latin: hidrogenium, dari bahasa Yunani: hydro: air, genes:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Hidrogen (bahasa Latin: hidrogenium, dari bahasa Yunani: hydro: air, genes: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1.Hidrogen Hidrogen (bahasa Latin: hidrogenium, dari bahasa Yunani: hydro: air, genes: membentuk) adalah unsur kimia pada tabel periodik yang memiliki simbol H dan nomor atom

Lebih terperinci

Tinjauan Pustaka. II.1 Praktikum Skala-Kecil

Tinjauan Pustaka. II.1 Praktikum Skala-Kecil Bab II Tinjauan Pustaka II.1 Praktikum Skala-Kecil Ilmu kimia adalah ilmu yang berlandaskan eksperimen sehingga sebagian besar pokok bahasan dalam pelajaran kimia dilakukan dengan metode praktikum. Praktikum

Lebih terperinci

II Reaksi Redoks dan Elektrokimia

II Reaksi Redoks dan Elektrokimia Bab II Reaksi Redoks dan Elektrokimia Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari bab ini Anda dapat menyetarakan reaksi redoks, menyusun dan menerapkan sel volta dan sel elektrolisis, serta memahami dan mencegah

Lebih terperinci

berat yang terkandung dalam larutan secara elektrokimia atau elektrolisis; (2). membekali mahasiswa dalam hal mengkaji mekanisme reaksi reduksi dan

berat yang terkandung dalam larutan secara elektrokimia atau elektrolisis; (2). membekali mahasiswa dalam hal mengkaji mekanisme reaksi reduksi dan BAB 1. PENDAHULUAN Kegiatan pelapisan logam akan menghasilkan limbah yang berbahaya dan dapat menjadi permasalahan yang kompleks bagi lingkungan sekitarnya. Limbah industri pelapisan logam yang tidak dikelola

Lebih terperinci

MODUL I SIFAT KOLIGATIF LARUTAN Penurunan Titik Beku Larutan

MODUL I SIFAT KOLIGATIF LARUTAN Penurunan Titik Beku Larutan MODUL I SIFAT KOLIGATIF LARUTAN Penurunan Titik Beku Larutan - Siswa mampu membuktikan penurunan titik beku larutan akibat penambahan zat terlarut. - Siswa mampu membedakan titik beku larutan elektrolit

Lebih terperinci

SOAL Latihan ELEKTROKIMIA dan ELEKTROLISA

SOAL Latihan ELEKTROKIMIA dan ELEKTROLISA SOAL Latihan ELEKTROKIMIA dan ELEKTROLISA 1. Tulis persamaan molekul yang seimbang untuk reaksi antara KMnO 4 dan KI dalam larutan basa. Kerangka reaksi ionnya adalah MnO 4 (aq) + I 2 (aq) MnO 4 2 (aq)

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR II SEL GALVANI

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR II SEL GALVANI LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR II SEL GALVANI Tanggal : 06 April 2014 Oleh : Kelompok 3 Kloter 1 1. Mirrah Aghnia N. (1113016200055) 2. Fitria Kusuma Wardani (1113016200060) 3. Intan Muthiah Afifah (1113016200061)

Lebih terperinci

YAYASAN PEMBINA UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA SMA LABSCHOOL KEBAYORAN

YAYASAN PEMBINA UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA SMA LABSCHOOL KEBAYORAN YAYASAN PEMBINA UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA SMA LABSCHOOL KEBAYORAN ULANGAN HARIAN TERPROGRAM ( UHT ) Mata Pelajaran : KIMIA Kelas/Program : XII IPA / Reguler Hari,Tanggal : Kamis, 2 Oktober 2014 Waktu

Lebih terperinci

SOAL SELEKSI NASIONAL TAHUN 2006

SOAL SELEKSI NASIONAL TAHUN 2006 SOAL SELEKSI NASIONAL TAHUN 2006 Soal 1 ( 13 poin ) KOEFISIEN REAKSI DAN LARUTAN ELEKTROLIT Koefisien reaksi merupakan langkah penting untuk mengamati proses berlangsungnya reaksi. Lengkapi koefisien reaksi-reaksi

Lebih terperinci

ABSTRAK. yang disebabkan oleh terjadinya reaksi redoks yang spontan. sebesar 46,14 volt.

ABSTRAK. yang disebabkan oleh terjadinya reaksi redoks yang spontan. sebesar 46,14 volt. Pengukuran GGL Sel Melalui Cara Sell Pogendorff Tujuan : untuk menetukan GGL sel dengan cara poggendorf Kelompok 3: Hana Aulia, Amelia Desiria, Sarip Hidayat Program Studi Pendidikan Kimia Jurusan Pendidikan

Lebih terperinci

BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN Pada penelitian ini, buku teks pelajaran yang dianalisis adalah buku teks pelajaran Kimia untuk SMA/MA kelas XII penulis A, penerbit B. Buku ini merupakan buku teks yang digunakan

Lebih terperinci

KIMIA FISIKA I. Disusun oleh : Dr. Isana SYL, M.Si

KIMIA FISIKA I. Disusun oleh : Dr. Isana SYL, M.Si PETUNJUK PRAKTIKUM KIMIA FISIKA I Disusun oleh : Dr. Isana SYL, M.Si Isana_supiah@uny.ac.id LABORATORIUM KIMIA FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2002 TERMODINAMIKA

Lebih terperinci

Potensiometri 2

Potensiometri 2 Potensiometri 1 Potensiometri 2 Potensiometri 3 Potensiometri 4 Potensiometri 5 Potensiometri 6 Potensiometri 7 BAB I PRINSIP-PRINSIP DASAR ELEKTROKIMIA Pada bagian pertama dari topik tentang potensiometri

Lebih terperinci

Soal ini terdiri dari 10 soal Essay (153 poin)

Soal ini terdiri dari 10 soal Essay (153 poin) Bidang Studi Kode Berkas : Kimia : KI-L01 (soal) Soal ini terdiri dari 10 soal Essay (153 poin) Tetapan Avogadro N A = 6,022 10 23 partikel.mol 1 Tetapan Gas Universal R = 8,3145 J.mol -1.K -1 = 0,08206

Lebih terperinci

ARUS LISTRIK DENGAN BUAH-BUAHAN

ARUS LISTRIK DENGAN BUAH-BUAHAN ARUS LISTRIK DENGAN BUAH-BUAHAN Dari Asam Buah Menjadi Listrik Hasil teknologi ini merupakan pengembangan hasil penelitian dari Alexander Volta. Dari penelitian volta disebutkan bahwa jika suatu deretan

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA KIMIA FISIK II SEL ELEKTROLISIS (PENGARUH SUHU TERHADAP SELASA, 6 MEI 2014 DISUSUN OLEH: Fikri Sholiha

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA KIMIA FISIK II SEL ELEKTROLISIS (PENGARUH SUHU TERHADAP SELASA, 6 MEI 2014 DISUSUN OLEH: Fikri Sholiha LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA KIMIA FISIK II SEL ELEKTROLISIS (PENGARUH SUHU TERHADAP SELASA, 6 MEI 2014 G, H, S ) DISUSUN OLEH: Fikri Sholiha 1112016200028 KELOMPOK 4 1. Fika Rakhmalinda 1112016200005 2. Naryanto

Lebih terperinci

BAB II PEMBAHASAN. II.1. Electrorefining

BAB II PEMBAHASAN. II.1. Electrorefining BAB II PEMBAHASAN II.1. Electrorefining Electrorefining adalah proses pemurnian secara elektrolisis dimana logam yangingin ditingkatkan kadarnya (logam yang masih cukup banyak mengandung pengotor)digunakan

Lebih terperinci

Bab IV Hasil dan Pembahasan

Bab IV Hasil dan Pembahasan 32 Bab IV Hasil dan Pembahasan IV.1 Data Eksperimen dan Perhitungan Eksperimen dilakukan di laboratorium penelitian Kimia Analitik, Program Studi Kimia, ITB. Eksperimen dilakukan dalam rentang waktu antara

Lebih terperinci

4. Sebanyak 3 gram glukosa dimasukkan ke dalam 36 gram air akan diperoleh fraksi mol urea sebesar.

4. Sebanyak 3 gram glukosa dimasukkan ke dalam 36 gram air akan diperoleh fraksi mol urea sebesar. LATIHAN ULUM 1. Sebutkan kegunaan dari sifat koligarif larutan. 2. Sebanyak 27 gram urea ditimbang dan dimasukkan ke dalam 500 gram. Berapakah molalitas larutan yang terjadi?. 3. Apa definisi dari 4. Sebanyak

Lebih terperinci

TES AWAL II KIMIA DASAR II (KI-112)

TES AWAL II KIMIA DASAR II (KI-112) TES AWAL II KIMIA DASAR II (KI112) NAMA : Tanda Tangan N I M : JURUSAN :... BERBAGAI DATA. Tetapan gas R = 0,082 L atm mol 1 K 1 = 1,987 kal mol 1 K 1 = 8,314 J mol 1 K 1 Tetapan Avogadro = 6,023 x 10

Lebih terperinci

Sel Elektrolisis: Pengaruh Suhu Terhadap ΔH, ΔG dan ΔS NARYANTO* ( ), FIKA RAHMALINDA, FIKRI SHOLIHA

Sel Elektrolisis: Pengaruh Suhu Terhadap ΔH, ΔG dan ΔS NARYANTO* ( ), FIKA RAHMALINDA, FIKRI SHOLIHA Sel Elektrolisis: Pengaruh Suhu Terhadap ΔH, ΔG dan ΔS NARYANTO* (1112016200018), FIKA RAHMALINDA, FIKRI SHOLIHA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN KELAS KECIL

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN KELAS KECIL Lampiran 1 SILABUS Lampiran 2 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN KELAS KECIL Mata Pelajaran : Kimia Kelas/Semester : X-TSM/2 Pertemuan ke- : I Alokasi Waktu : 2 x 45 menit A. Standar Kompetensi Memahami

Lebih terperinci

Hand Out HUKUM FARADAY. PPG (Pendidikan Profesi Guru) yang dibina oleh Pak I Wayan Dasna. Oleh: LAURENSIUS E. SERAN.

Hand Out HUKUM FARADAY. PPG (Pendidikan Profesi Guru) yang dibina oleh Pak I Wayan Dasna. Oleh: LAURENSIUS E. SERAN. Hand Out HUKUM FARADAY Disusun untuk memenuhi tugas work shop PPG (Pendidikan Profesi Guru) yang dibina oleh Pak I Wayan Dasna Oleh: LAURENSIUS E. SERAN 607332411998 Emel.seran@yahoo.com UNIVERSITAS NEGERI

Lebih terperinci

LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON ELEKTROLIT. Perbandingan sifat-sifat larutan elektrolit dan larutan non elektrolit.

LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON ELEKTROLIT. Perbandingan sifat-sifat larutan elektrolit dan larutan non elektrolit. KIMIA DASAR I PERTEMUAN 1 Tujuan Perkuliahan: Setelah proses pembelajaran ini selesai, diharapkan mahasiswa dapat: 1. Menjelaskan pengertian dari larutan beserta contohnya. 2. Menjelaskan perbedaan larutan

Lebih terperinci

Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Nilai Indikator. Sifat Koligatif Larutan

Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Nilai Indikator. Sifat Koligatif Larutan Model Pengintegrasian Nilai Pendidikan Karakter Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Nilai Indikator 1. Menjelaskan sifat-sifat koligatif larutan nonelektrolit dan elektrolit. 1.1 Menjelaskan penurunan

Lebih terperinci

Sudaryatno Sudirham ing Utari. Mengenal. Sudaryatno S & Ning Utari, Mengenal Sifat-Sifat Material (1)

Sudaryatno Sudirham ing Utari. Mengenal. Sudaryatno S & Ning Utari, Mengenal Sifat-Sifat Material (1) Sudaryatno Sudirham ing Utari Mengenal Sifat-Sifat Material (1) 16-2 Sudaryatno S & Ning Utari, Mengenal Sifat-Sifat Material (1) BAB 16 Oksidasi dan Korosi Dalam reaksi kimia di mana oksigen tertambahkan

Lebih terperinci

REAKSI REDOKS DAN ELEKTROKIMIA

REAKSI REDOKS DAN ELEKTROKIMIA 2 REAKSI REDOKS DAN ELEKTROKIMIA A. PENYETARAAN REAKSI REDOKS B. REAKSI REDOKS DALAM SEL ELEKTROKIMIA C. POTENSIAL ELEKTRODA POTENSIAL SEL DAN SEL VOLTA DALAM KEHIDUPAN D. REAKSI REDOKS DITINJAU DARI HARGA

Lebih terperinci

REAKSI REDOKS DAN ELEKTROKIMIA

REAKSI REDOKS DAN ELEKTROKIMIA BAB 2 REAKSI REDOKS DAN ELEKTROKIMIA paku air atau uap air O 2 karat besi Gambar 2.1 Proses perkaratan besi Sumber: Ensiklopedi Sains dan Kehidupan Pada pelajaran bab kedua ini, akan dipelajari tentang

Lebih terperinci

PERCOBAAN POTENSIOMETRI (PENGUKURAN ph)

PERCOBAAN POTENSIOMETRI (PENGUKURAN ph) PERCOBAAN POTENSIOMETRI (PENGUKURAN ph) I. Tujuan. Membuat kurva hubungan ph - volume pentiter 2. Menentukan titik akhir titrasi 3. Menghitung kadar zat II. Prinsip Prinsip potensiometri didasarkan pada

Lebih terperinci

1. Tragedi Minamata di Jepang disebabkan pencemaran logam berat... A. Hg B. Ag C. Pb Kunci : A. D. Cu E. Zn

1. Tragedi Minamata di Jepang disebabkan pencemaran logam berat... A. Hg B. Ag C. Pb Kunci : A. D. Cu E. Zn 1. Tragedi Minamata di Jepang disebabkan pencemaran logam berat... A. Hg B. Ag C. Pb Kunci : A D. Cu E. Zn 2. Nomor atom belerang adalah 16. Dalam anion sulfida, S 2-, konfigurasi elektronnya adalah...

Lebih terperinci

REAKSI ELEKTROKIMIA (SEL GALVANI ATAU SEL VOLTA)

REAKSI ELEKTROKIMIA (SEL GALVANI ATAU SEL VOLTA) REAKSI ELEKROKIMIA (SEL GALVANI AAU SEL VOLA) Oleh : Drs. Agus Salim, M.Si dan Drs. Sunarto, M.Si A. PENDAHULUAN Sel Galvani atau sel Volta adalah suatu sel elektrokimia yang terdiri atas dua buah elektroda

Lebih terperinci

Oleh Sumarni Setiasih, S.Si., M.PKim.

Oleh Sumarni Setiasih, S.Si., M.PKim. SE L EL EK TR O LI SI S Oleh Sumarni Setiasih, S.Si., M.PKim. Email enni_p3gipa@yahoo.co.id A. Pendahuluan 1. Pengantar Beberapa reaksi kimia dalam kehidupan sehari-hari merupakan reaksi reduksi-oksidasi

Lebih terperinci

Hasil Penelitian dan Pembahasan

Hasil Penelitian dan Pembahasan Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan IV.1 Pengaruh Arus Listrik Terhadap Hasil Elektrolisis Elektrolisis merupakan reaksi yang tidak spontan. Untuk dapat berlangsungnya reaksi elektrolisis digunakan

Lebih terperinci

Penyusun : WORO SRISUMARLINAH, S. Pd. Dra. TRI HARDIYAH INDAHYATI. Penyunting :

Penyusun : WORO SRISUMARLINAH, S. Pd. Dra. TRI HARDIYAH INDAHYATI. Penyunting : COVER DEPAN COVER BELAKANG Penyusun : WORO SRISUMARLINAH, S. Pd. Dra. TRI HARDIYAH INDAHYATI Penyunting : Copyright 2016 Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Bidang Otomotif

Lebih terperinci

PRODUKSI GAS HIDROGEN MELALUI PROSES ELEKTROLISIS SEBAGAI SUMBER ENERGI

PRODUKSI GAS HIDROGEN MELALUI PROSES ELEKTROLISIS SEBAGAI SUMBER ENERGI PRODUKSI GAS HIDROGEN MELALUI PROSES ELEKTROLISIS SEBAGAI SUMBER ENERGI Oleh: Ni Made Ayu Yasmitha Andewi 3307.100.021 Dosen Pembimbing: Prof. Dr.Ir. Wahyono Hadi, M.Sc JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS

Lebih terperinci

Persamaan Redoks. Cu(s) + 2Ag + (aq) -> Cu 2+ (aq) + 2Ag(s)

Persamaan Redoks. Cu(s) + 2Ag + (aq) -> Cu 2+ (aq) + 2Ag(s) Persamaan Redoks Dalam reaksi redoks, satu zat akan teroksidasi dan yang lainnya tereduksi. Proses ini terkadang mudah untuk dilihat; untuk contoh ketika balok logam tembaga ditempatkan dalam larutan perak

Lebih terperinci

Bab 2. Reaksi Redoks dan Elektrokimia. A. Penyetaraan Reaksi Redoks B. Sel Elektrokimia C. Sel Elektrolisis D. Korosi dan Pengendaliannya

Bab 2. Reaksi Redoks dan Elektrokimia. A. Penyetaraan Reaksi Redoks B. Sel Elektrokimia C. Sel Elektrolisis D. Korosi dan Pengendaliannya Bab 2 Sumber: www.mpbdp.org Kalkulator bekerja karena terjadinya proses reaksi redoks. Reaksi Redoks dan Elektrokimia Hasil yang harus Anda capai: menerapkan konsep reaksi oksidasi reduksi dan elektrokimia

Lebih terperinci

ELEKTROKIMIA Reaksi Reduksi - Oksidasi

ELEKTROKIMIA Reaksi Reduksi - Oksidasi Jurusan Kimia - FMIPA Universitas Gadjah Mada (UGM) ELEKTROKIMIA Reaksi Reduksi - Oksidasi Drs. Iqmal Tahir, M.Si. Laboratorium Kimia Fisika,, Jurusan Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Lebih terperinci

Tinjauan Pustaka. Sel elektrokimia adalah tempat terjadinya reaksi reduksi-oksidasi. Sel elektrokimia terdiri dari (Achmad, 2001):

Tinjauan Pustaka. Sel elektrokimia adalah tempat terjadinya reaksi reduksi-oksidasi. Sel elektrokimia terdiri dari (Achmad, 2001): Bab II Tinjauan Pustaka II.1 Elektrokimia Elektrokimia adalah cabang ilmu kimia yang mempelajari hubungan antara energi listrik dengan reaksi kimia. Proses elektrokimia adalah proses yang mengubah reaksi

Lebih terperinci

Soal-soal Redoks dan elektrokimia

Soal-soal Redoks dan elektrokimia 1. Reaksi redoks : MnO 4 (aq) + C 2 O 4 2- (aq) Mn 2+ (aq) + CO 2 (g), berlangsung dalam suasana asam. Setiap mol MnO 4 memerlukan H + sebanyak A. 4 mol B. 6 mol D. 10 mol C. 8 mol E. 12 mol 2. Reaksi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk mengembangkan prosedur praktikum sel volta yang efektif dilakukan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk mengembangkan prosedur praktikum sel volta yang efektif dilakukan BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. METODE PENELITIAN Untuk mengembangkan prosedur praktikum sel volta yang efektif dilakukan eksperimen di laboratorium dengan tahap-tahap sebagai berikut: 1. Menentukan alat-alat

Lebih terperinci

Handout. Bahan Ajar Korosi

Handout. Bahan Ajar Korosi Handout Bahan Ajar Korosi PENDAHULUAN Aplikasi lain dari prinsip elektrokimia adalah pemahaman terhadap gejala korosi pada logam dan pengendaliannya. Berdasarkan data potensial reduksi standar, diketahui

Lebih terperinci

9/30/2015 ELEKTROKIMIA ELEKTROKIMIA ELEKTROKIMIA. Elektrokimia? Elektrokimia?

9/30/2015 ELEKTROKIMIA ELEKTROKIMIA ELEKTROKIMIA. Elektrokimia? Elektrokimia? Elektrokimia? Elektrokimia? Elektrokimia? Cabang ilmu kimia yang inti bahasannya adalah mempelajari proses perpindahan elektron pada reaksi kimia. Reaksi bisa terjadi dengan menghasilkan energi /voltase

Lebih terperinci

Pembahasan Soal-soal Try Out Neutron, Sabtu tanggal 16 Oktober 2010

Pembahasan Soal-soal Try Out Neutron, Sabtu tanggal 16 Oktober 2010 Pembahasan Soal-soal Try Out Neutron, Sabtu tanggal 16 Oktober 2010 26. Diketahui lambing unsur Fe, maka jumlah p +, e - dan n o dalam ion Fe 3+ adalah.... Jawab :, Fe 3+ + 3e - Fe [ 18 Ar] 4s 2 3d 6 [

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Taksonomi Jeruk Nipis (Citrus Aurantifolia Swingle)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Taksonomi Jeruk Nipis (Citrus Aurantifolia Swingle) 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Jeruk Nipis (Citrus Aurantifolia Swingle) 1. Taksonomi Jeruk Nipis (Citrus Aurantifolia Swingle) Adapun taksonomi dari jeruk nipis yaitu sebagai berikut: 16 Kerajaan Divisi

Lebih terperinci

Elektron maksimal: 2(3 2 ) = Elektron maksimal: 2(4 2 ) = 32 elektron = elektron terakhir: 2 golongan II A 10 sisa 10

Elektron maksimal: 2(3 2 ) = Elektron maksimal: 2(4 2 ) = 32 elektron = elektron terakhir: 2 golongan II A 10 sisa 10 Struktur Atom Isotop: atom/ion yang memiliki jumlah proton (no atom) yang sama. Contoh: 17 Cl dan 17 Cl Isoton: atom/ion yang memiliki jumlah neutron (no massa-no atom) yang sama. Contoh: 14 6C dan 16

Lebih terperinci

Ari Harnanto Ruminten. Kimia 3. Untuk SMA/MA Kelas XII

Ari Harnanto Ruminten. Kimia 3. Untuk SMA/MA Kelas XII Ari Harnanto Ruminten Kimia 3 Untuk SMA/MA Kelas XII Hak Cipta pada Departemen Pendidikan Nasional Dilindungi oleh Undang-undang Kimia 3 Untuk SMA/MA Kelas XII Disusun oleh: Ari Harnanto Ruminten Editor

Lebih terperinci

Analisis Kelistrikan Sel Volta Memanfaatkan Logam Bekas

Analisis Kelistrikan Sel Volta Memanfaatkan Logam Bekas JURNAL Teori dan Aplikasi Fisika Vol. 4, No. 02, Juli Tahun 2016 Analisis Kelistrikan Sel Volta Memanfaatkan Logam Bekas Devi Yulianti, Amir Supriyanto dan Gurum Ahmad Pauzi Jurusan Fisika FMIPA Universitas

Lebih terperinci

Analisis Kelistrikan Sel Volta Memanfaatkan Logam Bekas

Analisis Kelistrikan Sel Volta Memanfaatkan Logam Bekas Analisis Kelistrikan Sel Volta Memanfaatkan Logam Bekas Devi Yulianti, Amir Supriyanto dan Gurum Ahmad Pauzi Jurusan Fisika FMIPA Universitas Lampung Jl. Prof. Dr. Soemantri Brojonegoro No.1 Gedung Meneng

Lebih terperinci

UJIAN PRAKTIK KIMIA SMA NEGERI 4 MATARAM TAHUN 2013

UJIAN PRAKTIK KIMIA SMA NEGERI 4 MATARAM TAHUN 2013 UJIAN PRAKTIK KIMIA SMA NEGERI 4 MATARAM TAHUN 2013 Standar Kompetensi Lulusan : Mendeskripsikan sifat-sifat larutan, metode pengukuran dan terapannya. Indikator : Siswa dapat meramalkan harga ph suatu

Lebih terperinci

Elektroda Cu (katoda): o 2. o 2

Elektroda Cu (katoda): o 2. o 2 Bab IV Pembahasan Atom seng (Zn) memiliki kemampuan memberi elektron lebih besar dibandingkan atom tembaga (Cu). Jika menempatkan lempeng tembaga dan lempeng seng pada larutan elektrolit kemudian dihubungkan

Lebih terperinci

LAPORAN PENELITIAN PROSES PENYEPUHAN EMAS

LAPORAN PENELITIAN PROSES PENYEPUHAN EMAS LAPORAN PENELITIAN PROSES PENYEPUHAN EMAS Oleh : Anna Kristina Halim (02) Ardi Herdiana (04) Emma Ayu Lirani (11) Lina Widyastiti (14) Trisna Dewi (23) KELAS XII IA6 SMA NEGERI 1 SINGARAJA 2011/2012 BAB

Lebih terperinci

UH : ELEKTROLISIS & KOROSI KODE SOAL : A

UH : ELEKTROLISIS & KOROSI KODE SOAL : A UH : ELEKTROLISIS & KOROSI KODE SOAL : A Selesaikan dengan cara!!! 1. Reduksi 1 mol ion SO 4 2- menjadi H 2S, memerlukan muatan listrik sebanyak A. 4 F D. 6 F B. 8F E. 16 F C. 20 F 2. Proses elektrolisis

Lebih terperinci

Bab IV Hasil dan Pembahasan

Bab IV Hasil dan Pembahasan Bab IV Hasil dan Pembahasan IV.1 Praktikum Skala-Kecil Seperti kita ketahui bahwa tidak mungkin mengukur potensial elektroda mutlak tanpa membandingkannya terhadap elektroda pembanding. Idealnya elektroda

Lebih terperinci

Elektroda tempat terjadi reaksi reduksi disebut katoda sedangkan tempat

Elektroda tempat terjadi reaksi reduksi disebut katoda sedangkan tempat BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Elektrolisis Apabila dalam suatu larutan elektrolit ditempatkan dua elektroda dan dialiri arus listrik searah, maka terjadi peristiwa elektrolisis yaitu gejala dekomposisi elektrolit,

Lebih terperinci

10/31/2013 Rahmayeni

10/31/2013 Rahmayeni Potensial Reduksi Energi bebas dapat dinyatakan dalam bentuk perbedaan potensial. Cara ini dapat digunakan dlm memperkirakan reaksi redoks Setengah reaksi redoks: 2H + (l) + 2e - H 2(g) Zn (s) Zn 2+ (l)

Lebih terperinci

KISI KISI SOAL ULANGAN AKHIR SEMESTER GASAL MADRASAH ALIYAH TAHUN PELAJARAN 2015/2016

KISI KISI SOAL ULANGAN AKHIR SEMESTER GASAL MADRASAH ALIYAH TAHUN PELAJARAN 2015/2016 KISI KISI SOAL ULANGAN AKHIR SEMESTER GASAL MADRASAH ALIYAH TAHUN PELAJARAN 205/206 MATA PELAJARAN KELAS : KIMIA : XII IPA No Stansar Materi Jumlah Bentuk No Kompetensi Dasar Inikator Silabus Indikator

Lebih terperinci

Chapter 7 Larutan tirtawi (aqueous solution)

Chapter 7 Larutan tirtawi (aqueous solution) Presentasi Powerpoint Pengajar oleh Penerbit ERLANGGA Divisi Perguruan Tinggi modif oleh Dr I Kartini Chapter 7 Larutan tirtawi (aqueous solution) Larutan adalah campuran yang homogen dari dua atau lebih

Lebih terperinci

METODA GRAVIMETRI. Imam Santosa, MT.

METODA GRAVIMETRI. Imam Santosa, MT. METODA GRAVIMETRI Imam Santosa, MT. METODA GRAVIMETRI PRINSIP : Analat direaksikan dengan suatu pereaksi sehingga terbentuk senyawa yang mengendap; endapan murni ditimbang dan dari berat endapan didapat

Lebih terperinci

Nama Kelompok : Adik kurniyawati putri Annisa halimatus syadi ah Alfie putri rachmasari Aprita silka harmi Arief isnanto.

Nama Kelompok : Adik kurniyawati putri Annisa halimatus syadi ah Alfie putri rachmasari Aprita silka harmi Arief isnanto. Nama Kelompok : Adik kurniyawati putri Annisa halimatus syadi ah Alfie putri rachmasari Aprita silka harmi Arief isnanto III Non Reguler JURUSAN ANALISA FARMASI DAN MAKANAN POLTEKKES KEMENKES JAKARTA II

Lebih terperinci

Analisis Fisiko Kimia

Analisis Fisiko Kimia Analisis Fisiko Kimia POTENSIOMETRI Oleh : Dr. Harmita Tujuan Penetapan kadar secara volumetri dengan menggunakan potensiometer sebagai penunjuk titik akhir titrasi. Teori Potensiometri adalah cabang ilmu

Lebih terperinci

UJIAN MASUK BERSAMA (UMB) Mata Pelajaran : Kimia Tanggal : 07 Juni 009 Kode Soal : 9. Penamaan yang tepat untuk : CH CH CH CH CH CH OH CH CH adalah A. -etil-5-metil-6-heksanol B.,5-dimetil-1-heptanol C.

Lebih terperinci

UNSUR-UNSUR TRANSISI PERIODE KE EMPAT : TEMBAGA

UNSUR-UNSUR TRANSISI PERIODE KE EMPAT : TEMBAGA Nama : Laurensius E. Seran NIM : 607332411998 UNSUR-UNSUR TRANSISI PERIODE KE EMPAT : TEMBAGA lah soal-soal berikut dengan cara menjodohkan dengan jawaban-jawaban yang telah disiapkan dikolom pilihan.

Lebih terperinci

BAB II KOROSI dan MICHAELIS MENTEN

BAB II KOROSI dan MICHAELIS MENTEN BAB II : MEKANISME KOROSI dan MICHAELIS MENTEN 4 BAB II KOROSI dan MICHAELIS MENTEN Di alam bebas, kebanyakan logam ditemukan dalam keadaan tergabung secara kimia dan disebut bijih. Oleh karena keberadaan

Lebih terperinci

Ikatan kimia. 1. Peranan Elektron dalam Pembentukan Ikatan Kimia. Ikatan kimia

Ikatan kimia. 1. Peranan Elektron dalam Pembentukan Ikatan Kimia. Ikatan kimia Ikatan kimia 1. Peranan Elektron dalam Pembentukan Ikatan Kimia Ikatan kimia Gaya tarik menarik antara atom sehingga atom tersebut tetap berada bersama-sama dan terkombinasi dalam senyawaan. gol 8 A sangat

Lebih terperinci