MENGGALI PEMAHAMAN KONSEP SISWA MADRASAH ALIYAH TENTANG STOIKIOMETRI DENGAN MENGGUNAKAN INSTRUMEN DIAGNOSTIK TWO-TIER

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "MENGGALI PEMAHAMAN KONSEP SISWA MADRASAH ALIYAH TENTANG STOIKIOMETRI DENGAN MENGGUNAKAN INSTRUMEN DIAGNOSTIK TWO-TIER"

Transkripsi

1 MENGGALI PEMAHAMAN KONSEP SISWA MADRASAH ALIYAH TENTANG STOIKIOMETRI DENGAN MENGGUNAKAN INSTRUMEN DIAGNOSTIK TWO-TIER Indah Krisnawati, Prayitno, Fauziatul Fajaroh Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Malang Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk menggali pemahaman siswa tentang stoikiometri dengan menggunakan instrumen diagnostik two-tier. Pengambilan data dilaksanakan pada bulan Mei Subjek penelitian adalah 63 siswa XI IPA Madrasah Aliyah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemahaman konsep siswa tentang stoikiometri tergolong rendah. Selain itu ditemukan pula beberapa miskonsepsi. Salah satu diantaranya yang menonjol adalah siswa beranggapan bahwa pada suhu dan tekanan yang sama, volume total pereaksi sama dengan volume total produk reaksi hanya jika semua zat yang terlibat reaksi berwujud gas. Abstract: The purpose of this research is to identify students understanding about stoichiometry using two-tier diagnostic instrument. The data was taken in May 2013 concerning two XI grade of science class of Madrasah Aliyah. The result of this research indicate that students understanding about stoichiometry is low. Besides that, some misconceptions were found. One of the misconceptions is in the same temperature and pressure, total volume of reactants and products is equal, just only all of them are gas. Kata Kunci: pemahaman konsep, stoikiometri, two-tier Kimia adalah cabang ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang materi yang meliputi komposisi, sifat, perubahan-perubahan yang terjadi dan energi yang menyertai perubahan tersebut (Myers, 2003: 3; Silberberg, 2010: 2; Jespersen, et al. 2012: 2). Menurut Chang & Overby (2011: 2) ilmu kimia terkesan lebih sulit untuk dipahami dibanding dengan bidang lain. Sulitnya kimia untuk dipahami adalah karena konsep-konsep kimia bersifat abstrak (Taber, 2009: 14; Nahum, et al. (2004: 302). Namun demikian, meski bersifat abstrak banyak fenomena yang terjadi di sekitar manusia dapat dijelaskan dengan konsep-konsep kimia (Chiu, 2005: 2). Untuk dapat menjelaskan fenomena-fenomena tersebut siswa seringkali mengembangkan gagasannya sendiri (Tuysuz, 2009: 626). Siswa percaya bahwa gagasan atau ide yang dikembangkannya adalah benar karena gagasannya tersebut dianggap dapat menjelaskan fenomena yang dialaminya (Sendur, et al. (2007:293) seringkali gagasan siswa ini tidak sesuai atau bahkan juga bertentangan dengan konsep yang dimiliki oleh masyarakat ilmiah. Gagasan yang tidak sesuai atau bahkan bertentangan dengan pandangan masyarakat ilmiah ini disebut sebagai miskonsepsi (Barke, et al. 2009: 2; Artdej, et al. 2008: 105). Salah satu konsep ilmu kimia yang dianggap sulit dan sering menyebabkan miskonsepsi adalah stoikiometri (Fach, et al. 2007: 14). Stoikiometri merupakan ilmu yang mempelajari aspek kuantitatif dari kimia (Chang & Overby, 2011: 80; Silberberg, 2010: 72). Penelitian Fach, et al (2006) dan Dahsah & Coll (2008) selain menunjukkan pemahaman konsep stoikiometri yang tergolong rendah juga menemukan beberapa miskonsepsi yang dialami siswa. 1

2 Untuk mengetahui pemahaman dan miskonsepsi yang dialami siswa dapat digunakan beberapa cara, diantaranya wawancara, pertanyaan terbuka (essai), peta konsep dan tes objektif pilihan ganda (Dindar & Geban, 2011: 600). Untuk menggali pemahaman dengan cakupan materi yang luas dan jumlah responden yang cukup banyak dapat digunakan metode tes objektif pilihan ganda. Salah satu kelemahan tes objektif pilihan ganda adalah tidak bisa menggali alasan siswa dalam memberikan jawaban (Duncan & Johnstone dalam Chandrasegaran, et al. 2007: 295). Oleh karena kelemahan tersebut, maka Treagust pada tahun 1988 mengembangkan suatu jenis tes pilihan ganda yang dapat menggali pemahaman lebih mendalam yang disebut dengan tes diagnostik two-tier (Tuysuz, 2009 : 627). Tes Two-tier pilihan ganda adalah suatu bentuk tes pilihan ganda yang terdiri atas dua tahap. Tahap pertama berisi pertanyaan pilihan ganda dan tahap kedua berisi alasan jawaban tahap pertama (Chandrasegaran, et al. 2007: 295; Haja & Clarke, 2011: 68). Tujuan penelitian ini adalah 1) menggali pemahaman konsep siswa kelas XI IPA Madrasah Aliyah pada materi Stoikiometri dengan menggunakan instrumen diagnostik two-tier; 2) mengetahui miskonsepsi yang dialami siswa kelas XI IPA di sekolah tersebut pada materi Stoikiometri dengan menggunakan instrumen diagnostik two-tier. METODE Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian deskriptif. Dalam penelitian ini populasi penelitian adalah siswa kelas XI IPA di Madrasah Aliyah. Sampel yang digunakan adalah 2 dari 6 kelas XI IPA. Jumlah siswa yang digunakan sebagai sampel adalah 63 siswa. Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah metode pengambilan sampel kelompok/cluster acak sederhana. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa tes diagnostik two-tier sebanyak 44 butir soal. Gambar 1 menunjukkan tahap-tahap penyusunan instrumen diagnostik two-tier dalam konsep stoikiometri. Reliabilitas instrumen adalah 0,945. Pengambilan data dilaksanakan pada bulan Mei tahun Data pemahaman konsep siswa diperoleh dengan menentukan besarnya persentase siswa yang menjawab benar. Selain itu untuk menentukan miskonsepsi yang dialami siswa dapat dilakukan dengan cara menghitung persentase siswa yang konsisten menjawab salah pada soal-soal berpasangan. 2

3 HASIL DAN PEMBAHASAN Pemahaman siswa dalam konsep stoikiometri adalah sebagai berikut: sebagian besar siswa (47,62%) memiliki pemahaman yang rendah, 42,86% siswa memiliki pemahaman yang sedang dan 7,54% siswa memiliki pemahaman yang sangat rendah. Selanjutnya sebanyak 1,59% siswa memiliki pemahaman yang tinggi. Sedangkan siswa yang memiliki pemahaman sangat tinggi tidak ada. Berdasarkan data tersebut, diketahui bahwa sebagian besar siswa memiliki pemahaman yang rendah ataupun sedang. Pemahaman konsep masing-masing siswa ini seharusnya bisa ditingkatkan lagi. Persentase pemahaman konsep siswa dalam stoikiometri untuk tiap-tiap aspek disajikan dalam Tabel 1 berikut. 3

4 Tabel 1. Pemahaman Konsep Siswa dalam Stoikiometri No Aspek pemahaman siswa (%) kriteria 1 Hukum-hukum dasar kimia Hukum Lavoisier 24,22 Hukum Proust 19,80 Hukum Dalton 38,10 Hukum Gaylussac 23,83 Hipotesis Avogadro 18,25 rata-rata pemahaman siswa 24,84 rendah 2 Massa atom relatif dan massa molekul relatif rata-rata pemahaman siswa 45,20 sedang 3 Konsep mol hubungan antara jumlah partikel dengan massa zat 26,20 hubungan antara jumlah mol dengan volume gas 25,40 hubungan antara massa dan volume gas 29,35 hubungan antara jumlah mol dengan massa zat 50,75 hubungan antara jumlah mol dengan jumlah partikel 49,20 rata-rata pemahaman siswa 36,18 rendah 4 Rumus empiris dan rumus molekul rata-rata pemahaman siswa 23,80 rendah 5 Kadar unsur dalam senyawa rata-rata pemahaman siswa 29,35 rendah 6 Pereaksi pembatas rata-rata pemahaman siswa 54,35 sedang 7 stoikiometri reaksi rata-rata pemahaman siswa 49,19 sedang rata-rata pemahaman total 37,56 rendah Dalam penelitian ini diperoleh persentase siswa yang memahami hukumhukum dasar kimia tergolong rendah dan sangat perlu untuk ditingkatkan terutama pemahaman siswa dalam hukum perbandingan tetap dan hipotesis avogadro. Hasil penelitian ini serupa dengan hasil penelitian Pratiwi (2011: 39) yang menunjukkan bahwa pemahaman siswa dalam aspek hukum-hukum dasar kimia tergolong rendah (36,8%). Sebanyak 45,20% siswa memahami massa atom relatif dan massa molekul relatif. Persentase ini lebih tinggi daripada persentase siswa yang memahami hukum-hukum dasar kimia. Persentase siswa yang memahami massa atom relatif dan massa molekul relatif ini tergolong sedang dan perlu ditingkatkan. Persentase siswa yang memahami konsep mol tergolong rendah dan perlu ditingkatkan. Hal ini serupa dengan hasil penelitian Dahsah, Coll, Sung-ong, Yutakom dan Sanguanruang (2008: 16) yang menunjukkan bahwa persentase siswa yang memahami konsep mol berada di bawah 40% atau tergolong rendah. Selanjutnya, persentase siswa yang memahami rumus empiris dan rumus molekul tergolong rendah dan perlu ditingkatkan agar menjadi lebih baik. Persentase yang rendah ini dapat dijelaskan dengan hasil penelitian Andriyani (2011: 32) yang menyatakan bahwa konsep rumus empiris tergolong sebagai konsep yang sulit. Sebanyak 29,35% siswa memahami konsep tentang kadar unsur dalam senyawa. Persentase ini menunjukkan bahwa persentase siswa yang memahami kadar unsur dalam senyawa tergolong rendah dan perlu ditingkatkan. Temuan ini 4

5 sesuai dengan temuan Fajriana (2008) dan Rahmah (2009) yang menunjukkan bahwa siswa mengalami kesulitan dalam menentukan kadar zat suatu senyawa. Dalam penelitian ini diperoleh sebanyak 54,35% siswa memahami konsep pereaksi pembatas. Persentase ini menunjukkan bahwa siswa yang memahami pereaksi pembatas tergolong sedang dan perlu ditingkatkan. Hasil penelitian ini serupa dengan hasil penelitian Fajriana (2008) yang menunjukkan bahwa sebagian siswa belum memahami konsep pereaksi pembatas. Konsep terakhir yang diteliti dalam penelitian ini yaitu konsep stoikiometri reaksi. Sebanyak 49,19% siswa memahami konsep stoikiometri reaksi. Kriteria pemahaman ini tergolong sedang. Dengan demikian, pemahaman konsep siswa masih perlu ditingkatkan agar dapat lebih baik lagi. Selain pemahaman siswa, dalam penelitian ini juga diperoleh 8 miskonsepsi yang dialami siswa. Miskonsepsi-miskonsepsi tersebut disajikan dalam Tabel 2 berikut. Tabel 2. Miskonsepsi yang Dialami Siswa dalam Konsep Stoikiometri Miskonsepsi Jumlah siswa (%) (1) Hukum-hukum Dasar Kimia senyawa yang memiliki wujud padatan atau logam selalu memiliki 19,1 massa yang lebih besar daripada senyawa yang berwujud abu pada suhu dan tekanan yang sama, volume total sebelum reaksi sama dengan volume total setelah reaksi hanya jika semua zat yang terlibat 23,8 reaksi berwujud gas gas-gas yang memiliki suhu, tekanan dan volume yang sama, memiliki jumlah molekul yang berbeda, karena masing-masing gas memiliki 17,5 massa molar yang berbeda-beda (2) Konsep Mol zat-zat yang memiliki massa yang sama, memiliki jumlah partikel yang 12,7 sama pula (3) Konsep Stoikiometri Reaksi pada reaksi yang menghasilkan gas pada sistem tertutup, massa setelah reaksi menjadi lebih besar karena munculnya gas menyebabkan tekanan 17,5 dalam wadah menjadi lebih besar sehingga massa bertambah pada reaksi yang menghasilkan gas pada sistem tertutup, massa setelah reaksi menjadi lebih kecil karena gas yang terbentuk memiliki massa 17,5 yang ringan dan dapat meringankan massa keseluruhan pada reaksi pengendapan, massa setelah reaksi menjadi lebih besar karena endapan yang terbentuk menambah massa keseluruhan (massa 19,1 endapan lebih besar daripada massa zat cair) pada reaksi pelarutan padatan, massa setelah reaksi menjadi lebih kecil 20,6 karena larutnya padatan disertai dengan menghilangnya massa padatan Dalam aspek hukum-hukum dasar kimia beberapa siswa menganggap bahwa abu hasil pembakaran pita magnesium memiliki massa yang lebih kecil daripada massa magnesium sebelum dibakar. Selain itu mereka juga menganggap bahwa abu hasil pembakaran kertas di wadah tertutup memiliki massa yang lebih kecil pula. Anggapan ini muncul karena siswa berasumsi bahwa senyawa yang memiliki wujud padatan atau logam selalu memiliki massa yang lebih besar daripada senyawa yang berwujud abu. Hal ini sesuai dengan laporan Driver (dalam Horton, 2004:37) yaitu sebanyak 10% siswa menganggap bahwa dalam peristiwa pembakaran logam, massa hasil pembakaran menjadi lebih kecil karena 5

6 massa abu selalu lebih kecil daripada massa logam. Laporan Mulford (dalam Horton, 2004: 54) menyatakan bahwa 13% siswa menganggap bahwa massa zat hasil pembakaran selalu lebih kecil daripada massa zat sebelum dibakar. Anggapan yang sama juga dilaporkan oleh Pratiwi (2011: 41) sebanyak 18,2%. Konsep yang benar tentang pembakaran pita magnesium adalah abu hasil pembakaran pita magnesium lebih berat daripada pita magnesium sebelum dibakar. Hal ini karena jika pita magnesium (Mg) dibakar maka akan bereaksi dengan oksigen dan membentuk MgO. Hasil pembakaran pita Magnesium lebih berat daripada sebelum terbakar karena massa Mg ditambah dengan massa Oksigen yang bereaksi dalam proses pembakaran (Barke, Hazari dan Yitbarek, 2009: 46). Siswa diberikan soal berpasangan tentang suatu persamaan reaksi setara dalam fase gas. Diberikan data mengenai volume produk dan diketahui bahwa tekanan dan suhu sebelum reaksi sama dengan tekanan dan suhu setelah reaksi. Siswa diminta untuk memperkirakan volume total reaktan yang diperlukan. Berdasarkan jawaban siswa diketahui bahwa siswa menganggap pada suhu dan tekanan yang sama, volume total sebelum reaksi sama dengan volume total setelah reaksi hanya jika semua zat yang terlibat reaksi berwujud gas. Hukum Perbandingan Volume Gaylussac berbunyi, Volume gas-gas yang bereaksi dan volume gas-gas hasil reaksi bila diukur pada suhu dan tekanan yang sama berbanding sebagai bilangan bulat dan sederhana (Chang & Overby, 2011: 146). Sesuai hukum tersebut, konsep yang benar adalah pada suhu dan tekanan yang sama, volume total gas sebelum reaksi tidak selalu sama dengan volume total gas setelah reaksi. Volume gas yang terlibat reaksi harus disesuaikan dengan koefisien reaksi yang setara. Miskonsepsi selanjutnya yang dimiliki siswa yaitu gas-gas yang memiliki suhu, tekanan dan volume yang sama, memiliki jumlah molekul yang berbeda, karena masing-masing gas memiliki massa molar yang berbeda-beda. Pratiwi (2011: 41) juga melaporkan sebanyak 25,8% partisipan dalam penelitiannya memiliki miskonsepsi yang sama. Amedeo Avogadro ( ) memberikan hipotesis yang berbunyi, Pada volume yang sama, gas-gas yang berbeda (pada suhu dan tekanan yang sama) mengandung partikel yang jumlahnya sama (Chang & Overby, 2011: 145). Miskonsepsi tentang konsep mol yang ditemukan dalam penelitian ini adalah zat-zat yang memiliki massa yang sama, memiliki jumlah partikel yang sama pula. Siswa menyatakan bahwa SiO 2 dan NaCl yang bermassa sama memiliki jumlah partikel yang sama pula. mereka juga menyatakan bahwa 64 gram gas SO 2 memiliki jumlah partikel yang sama dengan 64 gram gas O 2. Dahsah & Coll (2008: 587) melaporkan bahwa beberapa siswa kelas 10 dan 11 di Thailand juga menganggap bahwa zat yang memiliki jumlah gram yang sama memiliki jumlah molekul yang sama. Berdasarkan konsep mol yang benar, jika terdapat senyawa dengan massa yang sama maka, senyawa yang memiliki massa molar lebih besar akan memiliki jumlah mol yang lebih sedikit. Jumlah mol berbanding lurus dengan jumlah partikel. Dengan demikian, jika terdapat senyawa dengan massa yang sama maka, senyawa yang memiliki massa molar lebih besar memiliki jumlah partikel yang lebih sedikit. Miskonsepsi selanjutnya yang dimiliki siswa aalah pada reaksi yang menghasilkan gas pada sistem tertutup, massa setelah reaksi menjadi lebih 6

7 besar karena munculnya gas menyebabkan tekanan dalam wadah menjadi lebih besar sehingga massa bertambah. Pratiwi (2011: 41) melaporkan bahwa sebanyak 16,7% siswa kelas XI SMA Negeri 1 Kesamben menganggap bahwa pada sistem tertutup, massa zat setelah bereaksi menjadi lebih besar daripada massa zat sebelum reaksi. Selain temuan tersebut dalam penelitian ini ditemukan pula bahwa siswa menganggap pada reaksi yang menghasilkan gas pada sistem tertutup, massa setelah reaksi menjadi lebih kecil karena gas yang terbentuk memiliki massa yang ringan dan dapat meringankan massa keseluruhan. Pratiwi ( ) juga melaporkan bahwa sebanyak 16,7% siswa kelas XI SMA Negeri 1 Kesamben menganggap bahwa pada sistem tertutup, massa zat setelah bereaksi menjadi lebih kecil daripada massa zat sebelum reaksi. Diperkuat pula oleh penelitian Schmidt (dalam Horton, 2004: 20) yaitu siswa menganggap bahwa produk dari suatu reaksi kimia tidak harus memiliki massa yang sama dengan massa reaktan. Padahal menurut hukum kekekalan massa (Lavoisier) jumlah massa zat sebelum dan setelah reaksi adalah sama (Silberberg, 2010: 34-35). Siswa diberi soal tentang reaksi pengendapan dan ditemukan miskonsepsi pada reaksi pengendapan, massa setelah reaksi menjadi lebih besar karena endapan yang terbentuk menambah massa keseluruhan (massa endapan lebih besar daripada massa zat cair). Barker dan Millar (dalam Kind, 2004:33) melaporkan sebanyak 17% siswa berusia 16 tahun menganggap bahwa dalam reaksi pengendapan terjadi kenaikan massa karena zat padat memiliki massa lebih besar daripada massa zat cair. Miskonsepsi ini juga didukung oleh miskonsepsi lain yang ditemukan dalam penelitian ini, yaitu siswa menganggap bahwa pada reaksi pelarutan padatan, massa setelah reaksi menjadi lebih kecil karena larutnya padatan disertai dengan menghilangnya massa padatan. Barker dan Millar juga melaporkan sebanyak 17% siswa berusia 16 tahun dalam penelitiannya memiliki miskonsepsi yang sama. Jika siswa menganggap endapan yang muncul menyebabkan massa bertambah ataupun siswa menganggap hilangnya endapan menyebabkan massa berkurang maka, hal ini jelas salah karena massa sebelum dan setelah reaksi adalah tetap sesuai dengan hukum Lavoisier (Silberberg, 2010: 34-35). KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut. 1. Pemahaman konsep yang tergolong rendah adalah pemahaman konsep hukum-hukum dasar kimia, konsep mol, rumus empiris dan rumus molekul serta kadar unsur dalam senyawa. Selanjutnya, pemahaman konsep yang tergolong sedang adalah pemahaman konsep massa atom relatif dan massa molekul relatif, pereaksi pembatas dan konsep stoikiometri reaksi. 2. Miskonsepsi yang dimiliki siswa antara lain: (1) senyawa yang memiliki wujud padatan atau logam selalu memiliki massa yang lebih besar daripada senyawa yang berwujud abu; (2) pada suhu dan tekanan yang sama, volume total sebelum reaksi sama dengan volume total setelah reaksi hanya jika semua zat yang terlibat reaksi berwujud gas; (3) gas-gas yang memiliki suhu, tekanan dan volume yang sama, memiliki jumlah molekul yang berbeda, 7

8 karena masing-masing gas memiliki massa molar yang berbeda-beda; (4) zatzat yang memiliki massa yang sama, memiliki jumlah partikel yang sama pula; (5) pada reaksi yang menghasilkan gas pada sistem tertutup, massa setelah reaksi menjadi lebih besar karena munculnya gas menyebabkan tekanan dalam wadah menjadi lebih besar sehingga massa bertambah; (6) pada reaksi yang menghasilkan gas pada sistem tertutup, massa setelah reaksi menjadi lebih kecil karena gas yang terbentuk memiliki massa yang ringan dan dapat meringankan massa keseluruhan; (7) pada reaksi pengendapan, massa setelah reaksi menjadi lebih besar karena endapan yang terbentuk menambah massa keseluruhan (massa endapan lebih besar daripada massa zat cair); dan (8) pada reaksi pelarutan padatan, massa setelah reaksi menjadi lebih kecil karena larutnya padatan disertai dengan menghilangnya massa padatan. B. Saran Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, maka dapat dipaparkan saransaran sebagai berikut. 1. Dengan memperhatikan banyaknya miskonsepsi dalam stoikiometri yang terjadi pada siswa, hendaknya dalam proses pembelajaran guru menggunakan pendekatan yang lebih berpusat pada siswa. 2. Dengan memperhatikan banyaknya miskonsepsi dalam stoikiometri yang terjadi pada siswa, hendaknya guru segera mengambil tindakan untuk memperbaiki konsep yang dimiliki siswa. Untuk mengatasi miskonsepsi yang terjadi pada siswa dapat digunakan strategi konflik kognitif. 3. Melihat kurangnya penguasaan konseptual siswa pada konsep stoikiometri, dalam pembelajaran stoikiometri hendaknya selain memberikan soal hitungan, guru juga memberikan soal-soal konseptual. 4. Untuk penelitian selanjutnya sebaiknya memperbanyak penyebaran soal terbuka dan data hasil tes two-tier diperkuat dengan pelaksanaan wawancara. DAFTAR RUJUKAN Artdej, R., Ratanaroutai, T., & Thongpanchang, T Development of Two- Tier Diagnostic Test for Examination of Thai High School Students` Understanding in Acid-Base, Barke, H. D., Hazari, A. & Yitbarek, S Misconception in Chemistry: Addressing Perceptions in Chemical Education. Berlin: Springer (E- Book). Chandrasegaran, A. L., Treagust D. F. & Mocerino, M The Development of atwo-tier Multiple-Choice Diagnostic Instrument for Evaluating Secondary School Students Ability to Describe and Explain Chemical Reactions Using Multiple Levels of Representation. Chemistry Education Research and Practice, 8 (3): Chang, R. & Overby, J General Chemistry: The Essential Concept. New York: Mc-Graw Hill (E-Book). Chiu, M. H A National Survey Of Students Conceptions In Chemistry In Taiwan. Chemical Education International, 6 (1):

9 Dahsah, C. & Coll, R. K Thai Grade 10 and 11 Students Understanding of Stoichiometry and Related Concept. International Journal of Science and Mathematics Education, 6 (2008): Dindar, A. C. & Geban, O Development Of A Three-Tier Test To Assess High School Students Understanding Of Acids And Bases. Procedia Social and Behavioral Sciences, 15 (2011): Fach, M., de Boer, T. & Parchmann, I Results of Interview Study as Basic for the Development of Stepped Supporting Tools for Stoichiometric Problems. Chemistry Education Research and Practice, 8 (1): Fajriana, D. A. N Identifikasi Kesulitan Belajar Siswa Kelas X SMA Muhammadiyah 3 Tulangan Dalam Memahami Materi Stoikiometri. Skripsi tidak diterbitkan. Malang: Universitas negeri Malang. Haja, S. & Clarke, D Middle School Students Responses To Two-Tier Tasks. Math Ed Res J, 23 (2011): Horton, C. dan Worcester, MA., Student Alternative Conceptions in Chemistry (Originaly:Student Misconceptions and preconceptions in Chemistry), (Online), ( chemistrymisconceptions.pdf), diakses 26 November Jespersen, N. D., Brady, J. E. & Hyslop, A Chemistry: The Molecular Nature of Matter. New York: John Wiley & Sons, Inc. (E-Book). Kind, V Beyond Appearances: Students Misconceptions about Basic Chemical Ideas (second edition). Durham: Durham University. Myers, R The Basic of Chemistry. London: Greenwood Press. (E-Book). Nahum, T. L., Hosfein, A., Naaman, R. M., dan Dov, Z. B Can Final Examination Amplify Student`s Misconceptions in Chemistry. Chemistry Education Research and Practice, 5 (3): Pratiwi, G. S Studi Tentang Pemahaman Siswa Kelas XI SMA Negeri 1 Kesamben Terhadap Pokok Bahasan Stoikiometri. Skripsi tidak diterbitkan. Malang: Universitas negeri Malang. Rahmah, B. O Analisis Kesulitan Siswa dalam Menyelesaikan Soal-soal Stoikiometri Berdasarkan Tahapan Penyelesaian Soal Kelas X Tahun Ajaran 2008/2009 SMA Negeri 2 Trenggalek. Skripsi tidak diterbitkan. Malang: Universitas negeri Malang. Sendur, G., Toprak, M., & Pekmez, E. S Analyzing of Students Misconceptions About Chemical Equilibrium. Makalah disajikan pada International Conference on New Trends in Education and Their Implications, Antalya-Turkey, November (online), ( -Misconceptions-About-Chemical- Equilibrium), diakses 15 September Silberberg, M. S Principles of General Chemistry (second edition). New York: McGraw-Hill Companies. (E-Book). Taber, K. S Challenging Misconceptions in the Chemistry Classroom: Resources to Support Teachers. Educació Química EduQ, 4 (2009): Tüysüz, C Development of Two-Tier instrument and Assess Students` Understanding in Chemistry. Scientific Research and Essay, 4 (6):

MENGGALI PEMAHAMAN SISWA SMA PADA KONSEP LAJU REAKSI DENGAN MENGGUNAKAN INSTRUMEN DIAGNOSTIK TWO-TIER

MENGGALI PEMAHAMAN SISWA SMA PADA KONSEP LAJU REAKSI DENGAN MENGGUNAKAN INSTRUMEN DIAGNOSTIK TWO-TIER MENGGALI PEMAHAMAN SISWA SMA PADA KONSEP LAJU REAKSI DENGAN MENGGUNAKAN INSTRUMEN DIAGNOSTIK TWO-TIER Oscar Prananda Pajaindo, Prayitno, Fauziatul Fajaroh Universitas Negeri Malang E-mail: o5c4r.prananda@gmail.com

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI TINGKAT PEMAHAMAN KONSEP HUKUM- HUKUM DASAR KIMIA DAN PENERAPANNYA DALAM STOIKIOMETRI PADA SISWA KELAS X IPA DI MAN 3 MALANG

IDENTIFIKASI TINGKAT PEMAHAMAN KONSEP HUKUM- HUKUM DASAR KIMIA DAN PENERAPANNYA DALAM STOIKIOMETRI PADA SISWA KELAS X IPA DI MAN 3 MALANG IDENTIFIKASI TINGKAT PEMAHAMAN KONSEP HUKUM- HUKUM DASAR KIMIA DAN PENERAPANNYA DALAM STOIKIOMETRI PADA SISWA KELAS X IPA DI MAN 3 MALANG Riski Norjana, Santosa, Ridwan Joharmawan Jurusan Kimia, FMIPA

Lebih terperinci

MENGGALI PEMAHAMAN SISWA SMA PADA KONSEP KELARUTAN DAN HASIL KALI KELARUTAN DENGAN MENGGUNAKAN TES DIAGNOSTIK TWO-TIER

MENGGALI PEMAHAMAN SISWA SMA PADA KONSEP KELARUTAN DAN HASIL KALI KELARUTAN DENGAN MENGGUNAKAN TES DIAGNOSTIK TWO-TIER MENGGALI PEMAHAMAN SISWA SMA PADA KONSEP KELARUTAN DAN HASIL KALI KELARUTAN DENGAN MENGGUNAKAN TES DIAGNOSTIK TWO-TIER Tri Yunita Maharani, Prayitno, Yahmin Universitas Negeri Malang E-mail: menik.chant@yahoo.com

Lebih terperinci

Alumni Program Studi Pendidikan Kimia FKIP Universitas Mataram 2

Alumni Program Studi Pendidikan Kimia FKIP Universitas Mataram 2 ISSN 1907-1744 ANALISIS TINGKAT PEMAHAMAN KONSEP SISWA KELAS XI IPA SMAN 3 MATARAM MENGGUNAKAN ONE TIER DAN TWO TIER TEST MATERI KELARUTAN DAN HASIL KALI KELARUTAN Nabilah 1, Yayuk Andayani 2, Dwi Laksmiwati

Lebih terperinci

MENGGALI PEMAHAMAN AWAL MAHASISWA TINGKAT I PADA MATERI LAJU REAKSI MENGGUNAKAN INSTRUMEN TWO TIER

MENGGALI PEMAHAMAN AWAL MAHASISWA TINGKAT I PADA MATERI LAJU REAKSI MENGGUNAKAN INSTRUMEN TWO TIER P-ISSN : 2337-9820 E-ISSN : 2579-8464 DESEMBER 2017 Wacana Didaktika Jurnal Pemikiran, Penelitian Pendidikan dan Sains MENGGALI PEMAHAMAN AWAL MAHASISWA TINGKAT I PADA MATERI LAJU REAKSI MENGGUNAKAN INSTRUMEN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Kimia merupakan cabang ilmu yang paling penting dan dianggap sebagai pelajaran yang sulit untuk siswa oleh guru kimia, peneliti, dan pendidik pada umumnya.

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI KESULITAN PESERTA DIDIK DALAM MEMAHAMI KESETIMBANGAN KIMIA

IDENTIFIKASI KESULITAN PESERTA DIDIK DALAM MEMAHAMI KESETIMBANGAN KIMIA Jurnal Pembelajaran Vol. 2, No. 1, Juni 2017, hal. 9-13 OJS Universitas Negeri Malang IDENTIFIKASI KESULITAN PESERTA DIDIK DALAM MEMAHAMI KESETIMBANGAN KIMIA Aninda Indriani a, Ida Bagus Suryadharma b,

Lebih terperinci

MENGGALI PEMAHAMAN KONSEP SISWA MADRASAH ALIYAH X TENTANG KEPERIODIKAN UNSUR MENGGUNAKAN INSTRUMEN DIAGNOSTIK TWO- TIER

MENGGALI PEMAHAMAN KONSEP SISWA MADRASAH ALIYAH X TENTANG KEPERIODIKAN UNSUR MENGGUNAKAN INSTRUMEN DIAGNOSTIK TWO- TIER MENGGALI PEMAHAMAN KONSEP SISWA MADRASAH ALIYAH X TENTANG KEPERIODIKAN UNSUR MENGGUNAKAN INSTRUMEN DIAGNOSTIK TWO- TIER Ria Rahmaningsih, Prayitno, Yahmin Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Malang

Lebih terperinci

ANALISIS LANGKAH-LANGKAH PENYELESAIAN SOAL STOIKIOMETRI SISWA SMA KELAS X SMAN 5 MALANG

ANALISIS LANGKAH-LANGKAH PENYELESAIAN SOAL STOIKIOMETRI SISWA SMA KELAS X SMAN 5 MALANG ANALISIS LANGKAH-LANGKAH PENYELESAIAN SOAL STOIKIOMETRI SISWA SMA KELAS X SMAN 5 MALANG Nike Indriyani Hasim, Suhadi Ibnu, Ida Bagus Suryadharma Universitas Negeri Malang E-mail: nikeindriyani20@yahoo.co.id

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI TINGKAT PEMAHAMAN KONSEP STOIKIOMETRI PADA PEREAKSI PEMBATAS DALAM JENIS-JENIS REAKSI KIMIA SISWA KELAS X MIA SMA NEGERI 4 MALANG

IDENTIFIKASI TINGKAT PEMAHAMAN KONSEP STOIKIOMETRI PADA PEREAKSI PEMBATAS DALAM JENIS-JENIS REAKSI KIMIA SISWA KELAS X MIA SMA NEGERI 4 MALANG IDENTIFIKASI TINGKAT PEMAHAMAN KONSEP STOIKIOMETRI PADA PEREAKSI PEMBATAS DALAM JENIS-JENIS REAKSI KIMIA SISWA KELAS X MIA SMA NEGERI 4 MALANG Lailatul Maghfiroh, Santosa, Ida Bagus Suryadharma Jurusan

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI MISKONSEPSI DALAM MATERI STOIKIOMETRI PADA SISWA KELAS X DI SMAN 1 MALANG MELALUI SOAL DIAGNOSTIK THREE-TIER

IDENTIFIKASI MISKONSEPSI DALAM MATERI STOIKIOMETRI PADA SISWA KELAS X DI SMAN 1 MALANG MELALUI SOAL DIAGNOSTIK THREE-TIER IDENTIFIKASI MISKONSEPSI DALAM MATERI STOIKIOMETRI PADA SISWA KELAS X DI SMAN 1 MALANG MELALUI SOAL DIAGNOSTIK THREE-TIER Rofinda Gita Aini, Suhadi Ibnu, dan Endang Budiasih Jurusan Kimia, FMIPA Universitas

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI PEMAHAMAN MATERI PERHITUNGAN KIMIA (STOIKIOMETRI) PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 10 MALANG SEMESTER II TAHUN AJARAN 2012/2013

IDENTIFIKASI PEMAHAMAN MATERI PERHITUNGAN KIMIA (STOIKIOMETRI) PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 10 MALANG SEMESTER II TAHUN AJARAN 2012/2013 IDENTIFIKASI PEMAHAMAN MATERI PERHITUNGAN KIMIA (STOIKIOMETRI) PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 10 MALANG SEMESTER II TAHUN AJARAN 2012/2013 Dwi Fajar Yanti, Dermawan Afandy, Muhammad Su aidy Universitas

Lebih terperinci

Identifikasi Pemahaman Siswa Terhadap Konsep Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan dengan Menggunakan Tes Diagnostik Three-Tier Multiple Choice

Identifikasi Pemahaman Siswa Terhadap Konsep Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan dengan Menggunakan Tes Diagnostik Three-Tier Multiple Choice JURNAL EDUKASI KIMIA e-issn: 2548-7825 p-issn: 2548-4303 Identifikasi Pemahaman Siswa Terhadap Konsep Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan dengan Menggunakan Tes Diagnostik Three-Tier Multiple Choice Zulfadli

Lebih terperinci

Bab IV Hukum Dasar Kimia

Bab IV Hukum Dasar Kimia Bab IV Hukum Dasar Kimia Sumber: Silberberg, Chemistry :The Molecular Nature of Matter and Change Kalsium karbonat ditemukan pada beberapa bentuk seperti pualam, batu koral, dan kapur. Persen massa unsur-unsur

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 2 Bandung. Subyek penelitian dalam penelitian ini adalah siswa SMA kelas X dan XI yang telah mempelajari

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 34 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di salah satu SMA Swasta di Kota Bandung, yaitu di SMA Laboratorium Percontohan UPI Bandung. Pemilihan lokasi

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI PERSEPSI KONSEP SUKAR DAN KESALAHAN KONSEP MOL DAN TETAPAN AVOGADRO PADA SISWA KELAS XI IPA SMAN 2 MALANG TAHUN AJARAN

IDENTIFIKASI PERSEPSI KONSEP SUKAR DAN KESALAHAN KONSEP MOL DAN TETAPAN AVOGADRO PADA SISWA KELAS XI IPA SMAN 2 MALANG TAHUN AJARAN IDENTIFIKASI PERSEPSI KONSEP SUKAR DAN KESALAHAN KONSEP MOL DAN TETAPAN AVOGADRO PADA SISWA KELAS XI IPA SMAN 2 MALANG TAHUN AJARAN 2012-2013 Reni Roikah, Fariati, dan Munzil Arief Universitas Negeri Malang

Lebih terperinci

Hukum Dasar Kimia Dan Konsep Mol

Hukum Dasar Kimia Dan Konsep Mol A. PENDAHULUAN Hukum Dasar Kimia Dan Konsep Mol Hukum dasar kimia merupakan hukum dasar yang digunakan dalam stoikiometri (perhitungan kimia), antara lain: 1) Hukum Lavoisier atau hukum kekekalan massa.

Lebih terperinci

PEMAHAMAN KONSEP MATERI LARUTAN PENYANGGA MENGGUNAKAN TWO-TIER MULTIPLE CHOICE DIAGNOSTIC INSTRUMENT DI SMA

PEMAHAMAN KONSEP MATERI LARUTAN PENYANGGA MENGGUNAKAN TWO-TIER MULTIPLE CHOICE DIAGNOSTIC INSTRUMENT DI SMA PEMAHAMAN KONSEP MATERI LARUTAN PENYANGGA MENGGUNAKAN TWO-TIER MULTIPLE CHOICE DIAGNOSTIC INSTRUMENT DI SMA Isnaini, Masriani, Rody Putra Sartika Program Studi Pendidikan Kimia FKIP Untan Pontianak Email:

Lebih terperinci

KIMIA TERAPAN STOIKIOMETRI DAN HUKUM-HUKUM KIMIA Haris Puspito Buwono

KIMIA TERAPAN STOIKIOMETRI DAN HUKUM-HUKUM KIMIA Haris Puspito Buwono KIMIA TERAPAN STOIKIOMETRI DAN HUKUM-HUKUM KIMIA Haris Puspito Buwono Semester Gasal 2012/2013 STOIKIOMETRI 2 STOIKIOMETRI adalah cabang ilmu kimia yang mempelajari hubungan kuantitatif dari komposisi

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN TES DIAGNOSTIK TWO-TIER UNTUK MENGIDENTIFIKASI MISKONSEPSI PADA MATERI KIMIA SISWA SMA

PENGEMBANGAN TES DIAGNOSTIK TWO-TIER UNTUK MENGIDENTIFIKASI MISKONSEPSI PADA MATERI KIMIA SISWA SMA PENGEMBANGAN TES DIAGNOSTIK TWO-TIER UNTUK MENGIDENTIFIKASI MISKONSEPSI PADA MATERI KIMIA SISWA SMA Wiwi Siswaningsih, Nur Anisa, Nur Eka Komalasari, dan Indah R Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA Universitas

Lebih terperinci

Khoirun Nisa Retno Ning Tiyas * Muhardjito ** Kadim Masjkur *** Jalan Semarang 5 Malang 65145

Khoirun Nisa Retno Ning Tiyas * Muhardjito ** Kadim Masjkur *** Jalan Semarang 5 Malang 65145 PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN DIAGNOSTIK BENTUK PILIHAN GANDA 2 TINGKAT UNTUK MENGETAHUI KELEMAHAN PEMAHAMAN KONSEP MATERI KALOR SISWA KELAS X-7 SMA LABORATORIUM UM Khoirun Nisa Retno Ning Tiyas * Muhardjito

Lebih terperinci

ANALISIS KESULITAN BELAJAR KIMIA SISWA SMA DALAM MEMAHAMI MATERI LARUTAN PENYANGGA DENGAN MENGGUNAKAN TWO-TIER MULTIPLE CHOICE DIAGNOSTIC INSTRUMENT

ANALISIS KESULITAN BELAJAR KIMIA SISWA SMA DALAM MEMAHAMI MATERI LARUTAN PENYANGGA DENGAN MENGGUNAKAN TWO-TIER MULTIPLE CHOICE DIAGNOSTIC INSTRUMENT 512 Jurnal Inovasi Pendidikan Kimia, Vol. 4, No.1, 2010, hlm 512-520 ANALISIS KESULITAN BELAJAR KIMIA SISWA SMA DALAM MEMAHAMI MATERI LARUTAN PENYANGGA DENGAN MENGGUNAKAN TWO-TIER MULTIPLE CHOICE DIAGNOSTIC

Lebih terperinci

Studi Evaluasi Pemahaman Konsep Persamaan dan Stoikiometri Reaksi Kimia Menggunakan Tes Objektif Beralasan pada Siswa MAN Malang II Batu

Studi Evaluasi Pemahaman Konsep Persamaan dan Stoikiometri Reaksi Kimia Menggunakan Tes Objektif Beralasan pada Siswa MAN Malang II Batu Studi Evaluasi Pemahaman Konsep Persamaan dan Stoikiometri Reaksi Kimia Menggunakan Tes Objektif Beralasan pada Siswa MAN Malang II Batu Diah Achirul Muslimah 1, Ida Bagus Suryadharma 1, Fauziatul Fajaroh

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN INSTRUMEN DIAGNOSTIK THREE-TIER UNTUK MENGIDENTIFIKASI MISKONSEPSI MATERI FLUIDA STATIS PADA SISWA KELAS X MIA

PENGEMBANGAN INSTRUMEN DIAGNOSTIK THREE-TIER UNTUK MENGIDENTIFIKASI MISKONSEPSI MATERI FLUIDA STATIS PADA SISWA KELAS X MIA PENGEMBANGAN INSTRUMEN DIAGNOSTIK THREE-TIER UNTUK MENGIDENTIFIKASI MISKONSEPSI MATERI FLUIDA STATIS PADA SISWA KELAS X MIA Anisa Matinu Saifullah, Wartono, Sugiyanto Universitas Negeri Malang E-mail:

Lebih terperinci

Kata kunci : pemahaman konsep, reaksi redoks, sel Volta, sel elektrolisis, tes diagnostik two tier.

Kata kunci : pemahaman konsep, reaksi redoks, sel Volta, sel elektrolisis, tes diagnostik two tier. MENGGALI PEMAHAMAN MAHASISWA KIMIA ANGKATAN TAHUN PERTAMA FMIPA UNIVERSITAS NEGERI MALANG DALAM POKOK BAHASAN ELEKTROKIMIA MENGGUNAKAN INSTRUMEN DIAGNOSTIK TWO- TIER Evi Yulistia Heriyana, Sri Rahayu,

Lebih terperinci

1. Hukum Lavoisier 2. Hukum Proust 3. Hukum Dalton 4. Hukum Gay Lussac & Hipotesis Avogadro

1. Hukum Lavoisier 2. Hukum Proust 3. Hukum Dalton 4. Hukum Gay Lussac & Hipotesis Avogadro - - 1. Hukum Lavoisier 2. Hukum Proust 3. Hukum Dalton 4. Hukum Gay Lussac & Hipotesis Avogadro 1. Hukum Lavoisier (Hukum Kekekalan Massa) : Dalam sistem tertutup, massa zat sebelum dan sesudah reaksi

Lebih terperinci

Tugas Kimia STOIKIOMETRI

Tugas Kimia STOIKIOMETRI Tugas Kimia STOIKIOMETRI NAMA ANGGOTA : 1. Nyoman Dharma Triyasa (10) 2. Komang Jnana Shindu Putra (17) 3. I.G.A Dharsasasmitha Yani (19) 4. Ni Putu Riska Valentini (25) 5. Putu Ayu Rosita Octaviani (26)

Lebih terperinci

ANALISIS PENCAPAIAN KOMPETENSI KOGNITIF PADA MATERI HUKUM DASAR KIMIA MELALUI TWO-TIER TEST

ANALISIS PENCAPAIAN KOMPETENSI KOGNITIF PADA MATERI HUKUM DASAR KIMIA MELALUI TWO-TIER TEST ANALISIS PENCAPAIAN KOMPETENSI KOGNITIF PADA MATERI HUKUM DASAR KIMIA MELALUI TWO-TIER TEST Ita Asfuriyah 1), Sri Haryani 2), dan Harjito 2) 1 FMIPA, Universitas Negeri Semarang E-mail: aittata051@gmail.com

Lebih terperinci

MENGGALI PEMAHAMAN SISWA SMA PADA KONSEP LARUTAN PENYANGGA MENGGUNAKAN INSTRUMEN DIAGNOSTIK TWO-TIER

MENGGALI PEMAHAMAN SISWA SMA PADA KONSEP LARUTAN PENYANGGA MENGGUNAKAN INSTRUMEN DIAGNOSTIK TWO-TIER MENGGALI PEMAHAMAN SISWA SMA PADA KONSEP LARUTAN PENYANGGA MENGGUNAKAN INSTRUMEN DIAGNOSTIK TWO-TIER Muhammad Ali Kurniawan, Prayitno, Yahmin Universitas Negeri Malang Email: muhammadalikurniawan@rocketmail.com

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI MISKONSEPSI DAN PENYEBABNYA PADA SISWA KELAS XI MIA SMA NEGERI 1 SUKOHARJO TAHUN PELAJARAN 2015/2016 PADA MATERI POKOK STOIKIOMETRI

IDENTIFIKASI MISKONSEPSI DAN PENYEBABNYA PADA SISWA KELAS XI MIA SMA NEGERI 1 SUKOHARJO TAHUN PELAJARAN 2015/2016 PADA MATERI POKOK STOIKIOMETRI Jurnal Pendidikan Kimia (JPK), Vol. 5 No. 2 Tahun 2016 Program Studi Pendidikan Kimia Universitas Sebelas Maret Hal. 10-17 ISSN 2337-9995 http://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/kimia IDENTIFIKASI MISKONSEPSI

Lebih terperinci

Contoh Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kimia Kelas X (Implementasi Kurikulum 2013) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN 2

Contoh Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kimia Kelas X (Implementasi Kurikulum 2013) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN 2 Contoh Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kimia Kelas X (Implementasi Kurikulum 2013) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN 2 A. Identitas Identitas Sekolah : SMA / MA... (sebutkan nama sekolah) Mata Pelajaran

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI SCIENTIFIC APPROACH PADA PEMBELAJARAN MATERI STOIKIOMETRI DI SMA NEGERI 1 KANDANGAN

IMPLEMENTASI SCIENTIFIC APPROACH PADA PEMBELAJARAN MATERI STOIKIOMETRI DI SMA NEGERI 1 KANDANGAN IMPLEMENTASI SCIENTIFIC APPROACH PADA PEMBELAJARAN MATERI STOIKIOMETRI DI SMA NEGERI 1 KANDANGAN IMPLEMENTATION SCIENTIFIC APPROACH IN LEARNING ON STOICHIOMETRY IN SMA NEGERI 1 KANDANGAN Nurina Kusuma

Lebih terperinci

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING Jurnal yang berjudul : Identifikasi Kemampuan Siswa Menyelesaikan Soal Persamaan Reaksi dan Perhitungan Kimia Menggunakan Three-Tier Multiple Choice Diagnostic Instrument

Lebih terperinci

Kata kunci: stoikiometri, keterampilan proses sains, LKS

Kata kunci: stoikiometri, keterampilan proses sains, LKS 92 PENGEMBANGAN LKS BERBASIS KETERAMPILAN PROSES SAINS PADA MATERI STOIKIOMETRI Aditya Eka Putra *, Noor Fadiawati, Nina Kadaritna FKIP Universitas Lampung, Jl. Prof. Dr. Soemantri Brojonegoro No.1 *Corresponding

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Arifin, Z. (2009). Evaluasi pembelajaran. Edisi Pertama. Bandung: Rosda.

DAFTAR PUSTAKA. Arifin, Z. (2009). Evaluasi pembelajaran. Edisi Pertama. Bandung: Rosda. 120 DAFTAR PUSTAKA Allahyari, T. dkk. (2010). Development and evaluation of a new questionnaire for rating of cognitive failures at work. International Journal of Occupational Hygiene, 3 (1), hlm. 6-11.

Lebih terperinci

Kata kunci: tes diagnostik, three-tier multiple choice, kesulitan pemahaman, sifat koligatif larutan

Kata kunci: tes diagnostik, three-tier multiple choice, kesulitan pemahaman, sifat koligatif larutan Analisis Kesulitan Pemahaman Siswa pada Materi Sifat Koligatif Larutan dengan Menggunakan Three-Tier Multiple Choice Diagnostic test di Kelas XII IPA 2 SMA Negeri 5 Banda Aceh Aida Auliyani, Latifah Hanum,

Lebih terperinci

HUKUM DASAR KIMIA. 2CUO. 28GRAM NITROGEN 52 GRAM MAGNESIUM NITRIDA 3 MG + N 2 MG 3 N 2

HUKUM DASAR KIMIA. 2CUO. 28GRAM NITROGEN 52 GRAM MAGNESIUM NITRIDA 3 MG + N 2 MG 3 N 2 HUKUM DASAR KIMIA. 2CUO. 28GRAM NITROGEN 52 GRAM MAGNESIUM NITRIDA 3 MG + N 2 MG 3 N 2 HUKUM DASAR KIMIA 1) Hukum Kekekalan Massa ( Hukum Lavoisier ). Yaitu : Dalam sistem tertutup, massa zat sebelum

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Pemilihan Kelas Penentuan kelas yang akan digunakan sebagai kelas pengembangan butir soal didasarkan pada rata-rata kelas pada ujian semester 1 kelas X MAN 1 Model Kota

Lebih terperinci

Unesa Journal Of Chemical Education ISSN: Vol. 3, No. 3, pp September 2014

Unesa Journal Of Chemical Education ISSN: Vol. 3, No. 3, pp September 2014 VERIFIKASI STATUS MISKONSEPSI SISWA PADA KONSEP STOIKIOMETRI MENGGUNAKAN METODE CRI (CERTAINTY OF RESPONSE INDEX) DAN METODE THREE-TIER DIAGNOSTIC TEST THE VERIVICATION OF STUDENT MISCONCEPTION STATUS

Lebih terperinci

Mahasiswa S1 Program Studi Pendidikan Kimia, FKIP, Universitas Sebelas Maret Surakarta 2

Mahasiswa S1 Program Studi Pendidikan Kimia, FKIP, Universitas Sebelas Maret Surakarta 2 Jurnal Pendidikan Kimia (JPK), Vol. 4 No. 4 Tahun 2015 Program Studi Pendidikan Kimia Universitas Sebelas Maret Hal. 103-108 ISSN 2337-9995 http://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/kimia UPAYA PENINGKATAN

Lebih terperinci

STOIKIOMETRI. STOIKIOMETRI adalah cabang ilmu kimia yang mempelajari hubungan kuantitatif dari komposisi zat-zat kimia dan reaksi-reaksinya.

STOIKIOMETRI. STOIKIOMETRI adalah cabang ilmu kimia yang mempelajari hubungan kuantitatif dari komposisi zat-zat kimia dan reaksi-reaksinya. STOIKIOMETRI STOIKIOMETRI adalah cabang ilmu kimia yang mempelajari hubungan kuantitatif dari komposisi zat-zat kimia dan reaksi-reaksinya. 1.HUKUM KEKEKALAN MASSA = HUKUM LAVOISIER "Massa zat-zat sebelum

Lebih terperinci

Hukum Dasar Ilmu Kimia Sumber :

Hukum Dasar Ilmu Kimia Sumber : A Hukum Kekekalan Massa (Hukum Lavoisier) Hukum Dasar Ilmu Kimia Sumber : wwwe-dukasinet Pernahkah Anda memperhatikan sepotong besi yang dibiarkan di udara terbuka, dan pada suatu waktu kita akan menemukan,

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH GENDER TERHADAP MISKONSEPSI SISWA SMAN DI KOTA DEPOK DENGAN MENGGUNAKAN TES DIAGNOSTIK TWO-TIER

ANALISIS PENGARUH GENDER TERHADAP MISKONSEPSI SISWA SMAN DI KOTA DEPOK DENGAN MENGGUNAKAN TES DIAGNOSTIK TWO-TIER ANALISIS PENGARUH GENDER TERHADAP MISKONSEPSI SISWA SMAN DI KOTA DEPOK DENGAN MENGGUNAKAN TES DIAGNOSTIK TWO-TIER Rizky Dayu Utami 1, Salamah Agung 1, Evi Sapinatul Bahriah 1 1 Pendidikan Kimia Fakultas

Lebih terperinci

6.1 HUKUM-HUKUM DASAR KIMIA

6.1 HUKUM-HUKUM DASAR KIMIA 6.1 HUKUM-HUKUM DASAR KIMIA 1. Hukum kekekalan massa oleh Antoine Laurent Lavoiser (1789). Lavoiser mengemukakan pernyataan yang disebut hukum kekekalan massa, yang berbunyi : Pada reaksi kimia, massa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Nur Esa Fauziah, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Nur Esa Fauziah, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Konsep kimia merupakan salah satu materi yang dianggap sulit oleh siswa dengan berbagai alasan, diantaranya karena konsep kimia bersifat kompleks dan abstrak.

Lebih terperinci

EFEKTIFITAS MODEL PEMBELAJARAN KAPRA PADA MATERI ASAM-BASA DALAM MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS XI IPA SMA

EFEKTIFITAS MODEL PEMBELAJARAN KAPRA PADA MATERI ASAM-BASA DALAM MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS XI IPA SMA EFEKTIFITAS MODEL PEMBELAJARAN KAPRA PADA MATERI ASAM-BASA DALAM MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS XI IPA SMA Rizky Arnadi Juan, Sri Rahayu, Prayitno Universitas Negeri Malang Email: rizkyjuan@yahoo.co.id,

Lebih terperinci

BAB V PERHITUNGAN KIMIA

BAB V PERHITUNGAN KIMIA BAB V PERHITUNGAN KIMIA KOMPETENSI DASAR 2.3 : Menerapkan hukum Gay Lussac dan hukum Avogadro serta konsep mol dalam menyelesaikan perhitungan kimia (stoikiometri ) Indikator : 1. Siswa dapat menghitung

Lebih terperinci

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA BAHAN AJAR KIMIA DASAR BAB IV STOIKIOMETRI

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA BAHAN AJAR KIMIA DASAR BAB IV STOIKIOMETRI No. BAK/TBB/SBG201 Revisi : 00 Tgl. 01 Mei 2008 Hal 1 dari 6 BAB IV STOIKIOMETRI A. HUKUM GAY LUSSAC Bila diukur pada suhu dan tekanan yang sama, volum gas yang bereaksi dan volum gas hasil reaksi berbanding

Lebih terperinci

MINIMALISASI MISKONSEPSI KONSEP ph PADA MATERI HIDROLISIS GARAM DAN LARUTAN PENYANGGA DENGAN EKSPERIMEN BERBASIS MASALAH

MINIMALISASI MISKONSEPSI KONSEP ph PADA MATERI HIDROLISIS GARAM DAN LARUTAN PENYANGGA DENGAN EKSPERIMEN BERBASIS MASALAH MINIMALISASI MISKONSEPSI KONSEP ph PADA MATERI HIDROLISIS GARAM DAN LARUTAN PENYANGGA DENGAN EKSPERIMEN BERBASIS MASALAH Sri Haryani, Dian Listanti, Edy Cahyono,, Universitas Negeri Semarang e-mail: haryanimail@gmail.com,

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI KONSEP SUKAR DAN KESALAHAN KONSEP STOIKIOMETRI PADA SISWA KELAS XI IPA SMA NEGERI 2 MALANG TAHUN AJARAN

IDENTIFIKASI KONSEP SUKAR DAN KESALAHAN KONSEP STOIKIOMETRI PADA SISWA KELAS XI IPA SMA NEGERI 2 MALANG TAHUN AJARAN IDENTIFIKASI KONSEP SUKAR DAN KESALAHAN KONSEP STOIKIOMETRI PADA SISWA KELAS XI IPA SMA NEGERI 2 MALANG TAHUN AJARAN 2012-2013 Putri Arum Nilawati, Fariati, dan Munzil Arief Universitas Negeri Malang E-mail:

Lebih terperinci

PROFIL MISKONSEPSI SISWA SMA PADA MATERI HIDROKARBON MENGGUNAKAN TES DIAGNOSTIK PILIHAN GANDA DUA TINGKAT

PROFIL MISKONSEPSI SISWA SMA PADA MATERI HIDROKARBON MENGGUNAKAN TES DIAGNOSTIK PILIHAN GANDA DUA TINGKAT PROFIL MISKONSEPSI SISWA SMA PADA MATERI HIDROKARBON MENGGUNAKAN TES DIAGNOSTIK PILIHAN GANDA DUA TINGKAT Wiwi Siswaningsih, Hernani, Triannisa Rahmawati (Program Studi Pendidikan Kimia FKIP Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Ilmu kimia merupakan cabang dari Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang mengkaji zat dari segi sifat, komposisi, struktur, ikatan, perubahan, dan pembuatannya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indah Rizki Anugrah, Mengungkap Miskonsepsi Topik Stoikiometri Pada Siswa Kelas X Melalui Tes Diagnostik Two-Tier

BAB I PENDAHULUAN. Indah Rizki Anugrah, Mengungkap Miskonsepsi Topik Stoikiometri Pada Siswa Kelas X Melalui Tes Diagnostik Two-Tier BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pembelajaran yang efektif adalah pembelajaran yang dapat mengkondisikan siswa mencapai kemajuan secara maksimal sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya (Depdiknas,

Lebih terperinci

Stoikiometri. Bab 3. Massa atom merupakan massa dari atom dalam satuan massa atom (sma). Secara Mikro atom & molekul.

Stoikiometri. Bab 3. Massa atom merupakan massa dari atom dalam satuan massa atom (sma). Secara Mikro atom & molekul. Bab 3 Stoikiometri Secara Mikro atom & molekul Secara Makro gram Massa atom merupakan massa dari atom dalam satuan massa atom (sma). Perjanjian internasional: 1 atom 12 C beratnya 12 sma Jika ditimbang

Lebih terperinci

Hubungan koefisien dalam persamaan reaksi dengan hitungan

Hubungan koefisien dalam persamaan reaksi dengan hitungan STOIKIOMETRI Pengertian Stoikiometri adalah ilmu yang mempelajari dan menghitung hubungan kuantitatif dari reaktan dan produk dalam reaksi kimia (persamaan kimia) Stoikiometri adalah hitungan kimia Hubungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu kimia merupakan salah satu cabang ilmu sains yang memiliki kedudukan

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu kimia merupakan salah satu cabang ilmu sains yang memiliki kedudukan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ilmu kimia merupakan salah satu cabang ilmu sains yang memiliki kedudukan sangat penting terutama dalam menumbuhkembangkan kemampuan menjelaskan secara mikro

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. [Type text]

BAB I PENDAHULUAN. [Type text] BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Konstruktivisme memandang bahwa pengetahuan individu merupakan hasil dari proses membangun pengetahuan berdasarkan pengalaman dalam sistem kognisi individu

Lebih terperinci

DEPENDENSI JENJANG KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN JENJANG KONSEPSI SISWA PADA MATERI STOIKIOMETRI

DEPENDENSI JENJANG KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN JENJANG KONSEPSI SISWA PADA MATERI STOIKIOMETRI Unesa Journal of Chemical Education ISSN: 2252-9454 DEPENDENSI JENJANG KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN JENJANG KONSEPSI SISWA PADA MATERI STOIKIOMETRI DEPENDENCE STUDENT S LEVEL SCIENCE PROCESS SKILL AND

Lebih terperinci

2015 PENGEMBANGAN TES DIAGNOSTIK TWO-TIER BERBASIS PIKTORIAL UNTUK MENGIDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA PADA MATERI LARUTAN ELEKTROLIT DAN NONELEKTROLIT

2015 PENGEMBANGAN TES DIAGNOSTIK TWO-TIER BERBASIS PIKTORIAL UNTUK MENGIDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA PADA MATERI LARUTAN ELEKTROLIT DAN NONELEKTROLIT BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Kimia merupakan subjek yang didasarkan pada konsep yang abstrak sehingga sulit dipahami, terutama ketika siswa ditempatkan pada posisi untuk mempercayai sesuatu

Lebih terperinci

BAB IV HUKUM DASAR KIMIA

BAB IV HUKUM DASAR KIMIA BAB IV HUKUM DASAR KIMIA KOMPETENSI DASAR : 2.1 Membuktikan dan mengkomunikasikan berlakunya hukum-hukum dasar kimia melalui percobaan Indikator : 1. Membuktikan berdasarkan percobaan bahwa massa zat sebelum

Lebih terperinci

PENGGUNAAN THINK-ALOUD PROTOCOLS UNTUK MENGATASI MISKONSEPSI SISWA PADA MATERI POKOK STOIKIOMETRI DI SMA KHADIJAH SURABAYA

PENGGUNAAN THINK-ALOUD PROTOCOLS UNTUK MENGATASI MISKONSEPSI SISWA PADA MATERI POKOK STOIKIOMETRI DI SMA KHADIJAH SURABAYA PENGGUNAAN THINK-ALOUD PROTOCOLS UNTUK MENGATASI MISKONSEPSI SISWA PADA MATERI POKOK STOIKIOMETRI DI SMA KHADIJAH SURABAYA Antina Delhita, Suyono Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Surabaya Tujuan

Lebih terperinci

PERSEPSI MAHASISWA BARU JURUSAN KIMIA FMIPA UM ANGKATAN 2016 TENTANG FENOMENA PERUBAHAN MATERI

PERSEPSI MAHASISWA BARU JURUSAN KIMIA FMIPA UM ANGKATAN 2016 TENTANG FENOMENA PERUBAHAN MATERI PERSEPSI MAHASISWA BARU JURUSAN KIMIA FMIPA UM ANGKATAN 2016 TENTANG FENOMENA PERUBAHAN MATERI M. Muchson*, Yunilia Nur Pratiwi**, Oktavia Sulistina*, Darsono Sigit* * Jurusan Kimia Fakultas MIPA Universitas

Lebih terperinci

KEEFEKTIFAN MODEL KONKRET DAN MODEL KOMPUTER DALAM MENGEMBANGKAN PEMAHAMAN KONSEP MAHASISWA PADA MATERI STRUKTUR SENYAWA ORGANIK (ISOMER)

KEEFEKTIFAN MODEL KONKRET DAN MODEL KOMPUTER DALAM MENGEMBANGKAN PEMAHAMAN KONSEP MAHASISWA PADA MATERI STRUKTUR SENYAWA ORGANIK (ISOMER) KEEFEKTIFAN MODEL KONKRET DAN MODEL KOMPUTER DALAM MENGEMBANGKAN PEMAHAMAN KONSEP MAHASISWA PADA MATERI STRUKTUR SENYAWA ORGANIK (ISOMER) Rika Septina Ratih Universitas Negeri Malang Email: rikaseptinaratih@gmail.com

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN INSTRUMEN COMPUTERIZED TWO TIER MULTIPLE CHOICE (CTTMC) UNTUK MENDETEKSI MISKONSEPSI SISWA PADA MATERI KESETIMBANGAN KIMIA

PENGEMBANGAN INSTRUMEN COMPUTERIZED TWO TIER MULTIPLE CHOICE (CTTMC) UNTUK MENDETEKSI MISKONSEPSI SISWA PADA MATERI KESETIMBANGAN KIMIA SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN SAINS Strategi Pengembangan Pembelajaran dan Penelitian Sains untuk Mengasah Keterampilan Abad 21 (Creativity and Universitas Sebelas Maret Surakarta, 26 Oktober 2017 PENGEMBANGAN

Lebih terperinci

LOGO. Stoikiometri. Tim Dosen Pengampu MK. Kimia Dasar

LOGO. Stoikiometri. Tim Dosen Pengampu MK. Kimia Dasar LOGO Stoikiometri Tim Dosen Pengampu MK. Kimia Dasar Konsep Mol Satuan jumlah zat dalam ilmu kimia disebut mol. 1 mol zat mengandung jumlah partikel yang sama dengan jumlah partikel dalam 12 gram C 12,

Lebih terperinci

Analisis Kesalahan Konsep Siswa SMA pada Pokok Bahasan Kesetimbangan Kimia

Analisis Kesalahan Konsep Siswa SMA pada Pokok Bahasan Kesetimbangan Kimia Kesalahan Konsep Siswa SMA pada Pokok Bahasan Kesetimbangan Kimia Muh. Afturizaliur Adaminata*, dan I Nyoman Marsih Diterima 3 Juni 2011, direvisi 20 Juni 2011, diterbitkan 23 September 2011 Abstrak Penelitian

Lebih terperinci

Yusria Izzatul Ulva, Santosa, Parlan Jurusan Kimia, FMIPA Universitas Negeri Malang Abstrak

Yusria Izzatul Ulva, Santosa, Parlan Jurusan Kimia, FMIPA Universitas Negeri Malang Abstrak IDENTIFIKASI TINGKAT PEMAHAMAN KONSEP LARUTAN PENYANGGA ASPEK MAKROSKOPIK, SUBMIKROSKOPIK, DAN SIMBOLIK PADA SISWA KELAS XI IPA SMAN 3 MALANG TAHUN AJARAN 2013/ 2014 Yusria Izzatul Ulva, Santosa, Parlan

Lebih terperinci

Hasil dan Pembahasan

Hasil dan Pembahasan Bab IV Hasil dan Pembahasan IV.1 Hasil Analisis Pustaka Stoikiometri Analisis (kajian) kesesuaian antara ketiga pustaka stoikiometri dilakukan untuk mendapatkan kerangka struktur hiperteks yang memuat

Lebih terperinci

Massa atom merupakan massa dari atom dalam satuan massa atom (sma).

Massa atom merupakan massa dari atom dalam satuan massa atom (sma). Bab 3 Stoikiometri Secara Mikro atom & molekul Secara Makro gram Massa atom merupakan massa dari atom dalam satuan massa atom (sma). Perjanjian internasional: 1 atom 12 C beratnya 12 sma Jika ditimbang

Lebih terperinci

SILABUS. Agustien Zulaidah,ST,MT. Kompetensi Dasar Indikator Materi Pokok & Sub Materi pokok. Alokasi Waktu pengalaman belajar

SILABUS. Agustien Zulaidah,ST,MT. Kompetensi Dasar Indikator Materi Pokok & Sub Materi pokok. Alokasi Waktu pengalaman belajar SILABUS Mata Kuliah : Azas Rekayasa Proses Kode mata Kuliah / SKS : MTK 113 / 2 ( Dua ) Semester : II ( Dua ) Deskripsi Mata Kuliah : Mata kuliah Azas Rekayasa Proses ini mata kuliah yang membahas tentang

Lebih terperinci

Pengetahuan Alam, Pembimbing I: Dr. Astin lukum, M.Si; Pembimbing II: La Ode Aman, M.Si

Pengetahuan Alam, Pembimbing I: Dr. Astin lukum, M.Si; Pembimbing II: La Ode Aman, M.Si 1 Identifikasi Pemahaman Siswa Pada Konsep Atom, Ion, Dan Molekul Menggunakan Two-Tier Test Multiple Choice. Norma, Astin lukum 1, La Ode Aman 2 Jurusan Pendidikan Kimia Fakultas MIPA, Universitas Nageri

Lebih terperinci

LOGO STOIKIOMETRI. Marselinus Laga Nur

LOGO STOIKIOMETRI. Marselinus Laga Nur LOGO STOIKIOMETRI Marselinus Laga Nur Materi Pokok Bahasan : A. Konsep Mol B. Penentuan Rumus Kimia C. Koefisien Reaksi D. Hukum-hukum Gas A. Konsep Mol Pengertian konsep mol Hubungan mol dengan jumlah

Lebih terperinci

KONSEP MOL DAN STOIKIOMETRI

KONSEP MOL DAN STOIKIOMETRI BAB V KONSEP MOL DAN STOIKIOMETRI Dalam ilmu fisika, dikenal satuan mol untuk besaran jumlah zat. Dalam bab ini, akan dibahas mengenai konsep mol yang mendasari perhitungan kimia (stoikiometri). A. KONSEP

Lebih terperinci

KIMIA DASAR. Ashfar Kurnia, M.Farm., Apt.

KIMIA DASAR. Ashfar Kurnia, M.Farm., Apt. KIMIA DASAR Ashfar Kurnia, M.Farm., Apt. ILMU KIMIA Kimia Ilmu pengetahuan alam yang mempelajari tentang MATERIyang meliputi: Struktur materi Susunan materi Sifat materi Perubahan materi Energi yang menyertai

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN TES DIAGNOSTIK TWO-TIER DAN MANFAATNYA DALAM MENGUKUR KONSEPSI KIMIA SISWA SMA

PENGEMBANGAN TES DIAGNOSTIK TWO-TIER DAN MANFAATNYA DALAM MENGUKUR KONSEPSI KIMIA SISWA SMA PENGEMBANGAN TES DIAGNOSTIK TWO-TIER DAN MANFAATNYA DALAM MENGUKUR KONSEPSI KIMIA SISWA SMA Nahadi, Wiwi Siswaningsih & Rose Purnamasari Jurusan Pendidikan Kimia, FPMIPA, Universitas Pendidikan Indonesia

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN THREE TIER TEST SEBAGAI INSTRUMEN UNTUK MENGUNGKAP MISKONSEPSI MAHASISWA PADA KONSEP OPTIK. Hebron Pardede

PENGEMBANGAN THREE TIER TEST SEBAGAI INSTRUMEN UNTUK MENGUNGKAP MISKONSEPSI MAHASISWA PADA KONSEP OPTIK. Hebron Pardede JURNAL Suluh Pendidikan FKIP-UHN Halaman 148-153 PENGEMBANGAN THREE TIER TEST SEBAGAI INSTRUMEN UNTUK MENGUNGKAP MISKONSEPSI MAHASISWA PADA KONSEP OPTIK Hebron Pardede Prodi Pendidikan Fisika, FKIP, Universitas

Lebih terperinci

Stoikhiometri : dan metron = mengukur. Membahas tentang : senyawa) senyawa (stoikhiometri. (stoikhiometri. reaksi)

Stoikhiometri : dan metron = mengukur. Membahas tentang : senyawa) senyawa (stoikhiometri. (stoikhiometri. reaksi) STOIKHIOMETRI Stoikhiometri : Dari kata Stoicheion = unsur dan metron = mengukur Membahas tentang : hub massa antar unsur dalam suatu senyawa (stoikhiometri senyawa) dan antar zat dalam suatu reaksi (stoikhiometri

Lebih terperinci

ANALISIS MISKONSEPSI SISWA SMA KELAS XI PADA KONSEP LAJU REAKSI MENGGUNAKAN TWO-TIER MULTIPLE CHOICE DAN CERTAINTY OF RESPONSE INDEX (CRI)

ANALISIS MISKONSEPSI SISWA SMA KELAS XI PADA KONSEP LAJU REAKSI MENGGUNAKAN TWO-TIER MULTIPLE CHOICE DAN CERTAINTY OF RESPONSE INDEX (CRI) ANALISIS MISKONSEPSI SISWA SMA KELAS XI PADA KONSEP LAJU REAKSI MENGGUNAKAN TWO-TIER MULTIPLE CHOICE DAN CERTAINTY OF RESPONSE INDEX (CRI) JURNAL PENELITIAN Oleh NUR LAILA IBRAHIM NIM: 441 411 077 UNIVERSITAS

Lebih terperinci

Kemampuan Siswa Menghubungkan Tiga Level Representasi Melalui Model MORE (Model-Observe-Reflect-Explain)

Kemampuan Siswa Menghubungkan Tiga Level Representasi Melalui Model MORE (Model-Observe-Reflect-Explain) Kemampuan Siswa Menghubungkan Tiga Level Representasi Melalui Model MORE (Model-Observe-Reflect-Explain) Neng Tresna Umi Culsum*, Ida Farida dan Imelda Helsy Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI HASIL ANALISIS MISKONSEPSI GERAK MENGGUNAKAN INSTRUMEN DIAGNOSTIK THREE TIER PADA SISWA SMP

IDENTIFIKASI HASIL ANALISIS MISKONSEPSI GERAK MENGGUNAKAN INSTRUMEN DIAGNOSTIK THREE TIER PADA SISWA SMP p-issn: 2087-9946 e-issn: 2477-1775 http://journal.unesa.ac.id/index.php/jpfa IDENTIFIKASI HASIL ANALISIS MISKONSEPSI GERAK MENGGUNAKAN INSTRUMEN DIAGNOSTIK THREE TIER PADA SISWA SMP IDENTIFICATION OF

Lebih terperinci

2014 PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES DIAGNOSTIK PILIHAN GANDA DUA TINGKAT UNTUK MENGIDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA PADA MATERI IKATAN KIMIA

2014 PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES DIAGNOSTIK PILIHAN GANDA DUA TINGKAT UNTUK MENGIDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA PADA MATERI IKATAN KIMIA BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembelajaran merupakan suatu proses atau kegiatan yang bersifat sistematis, interaktif dan komunikatif antara pendidik (guru) dengan peserta didik, sumber belajar dan

Lebih terperinci

Konsep Mol. 1. Jumlah Partikel Dalam 1 Mol Zat

Konsep Mol. 1. Jumlah Partikel Dalam 1 Mol Zat Konsep Mol Setiap zat yang ada di alam tersusun atas partikel-partikel bentuk atom, molekul, dan ion. Ukuran dan massa partikel-partikel zat tersebut sangat kecil sehingga kita kesulitan untuk mengukurnya.

Lebih terperinci

kimia Kelas X KONSEP MOL I K-13 A. Persamaan Reaksi

kimia Kelas X KONSEP MOL I K-13 A. Persamaan Reaksi K-13 Kelas X kimia KNSEP ML I Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan memiliki kemampuan berikut. 1. Memahami persamaan reaksi kimia dan komponen-komponennya. 2. Memahami cara

Lebih terperinci

BAB III HASIL PENELITIAN

BAB III HASIL PENELITIAN BAB III HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Buku Teks Kimia SMA Kelas X 1. Identitas Buku Teks Kimia SMA Kelas X Buku yang menjadi obyek penelitian peneliti adalah buku teks kimia SMA kelas X jilid 1 materi

Lebih terperinci

DESKRIPSI KEMAMPUAN MULTIREPRESENTASI PADA MATERI LAJU REAKSI SISWA KELAS XI IPA SMA MUHAMMADIYAH 1 KETAPANG

DESKRIPSI KEMAMPUAN MULTIREPRESENTASI PADA MATERI LAJU REAKSI SISWA KELAS XI IPA SMA MUHAMMADIYAH 1 KETAPANG DESKRIPSI KEMAMPUAN MULTIREPRESENTASI PADA MATERI LAJU REAKSI SISWA KELAS XI IPA SMA MUHAMMADIYAH 1 KETAPANG Widi Wahyudi *, Mahwar Qurbaniah dan Rody Putra Sartika Program Studi Pendidikan Kimia FKIP

Lebih terperinci

DESKRIPSI KONSEPSI SISWA SMA TENTANG RANGKAIAN LISTRIK ARUS SEARAH

DESKRIPSI KONSEPSI SISWA SMA TENTANG RANGKAIAN LISTRIK ARUS SEARAH ISSN 2338 3240 DESKRIPSI KONSEPSI SISWA SMA TENTANG RANGKAIAN LISTRIK ARUS SEARAH Andhika Nugraha 1, I Komang Werdhiana 2, dan I Wayan Darmadi 3 Email: andhika_entrepreneur@yahoo.com Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

A. HUKUM PERBANDINGAN VOLUM DAN HIPOTESIS AVOGADRO*

A. HUKUM PERBANDINGAN VOLUM DAN HIPOTESIS AVOGADRO* Di muka kita telah membahas tentang jenis perubahan materi. Bagian dari Kimia yang membahas hubungan kuantitatif (jumlah) antara zat-zat yang terlibat dalam suatu perubahan kimia atau reaksi kimia dikenal

Lebih terperinci

TINJAUAN PEMAHAMAN KONSEP LARUTAN ASAM DAN BASA PADA TINGKAT MAKROSKOPIK DAN TINGKAT MIKROSKOPIK SISWA KELAS XI IPA SMA NEGERI 1 BATU

TINJAUAN PEMAHAMAN KONSEP LARUTAN ASAM DAN BASA PADA TINGKAT MAKROSKOPIK DAN TINGKAT MIKROSKOPIK SISWA KELAS XI IPA SMA NEGERI 1 BATU p-issn: 2088-6991 Jurnal Tarbiyah (Jurnal Ilmiah Kependidikan) e-issn: 2548-8376 (1-6) November 2016 TINJAUAN PEMAHAMAN KONSEP LARUTAN ASAM DAN BASA PADA TINGKAT MAKROSKOPIK DAN TINGKAT MIKROSKOPIK SISWA

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN DAN PENERAPAN INSTRUMEN DIAGNOSTIK TWO-TIER DALAM MENGIDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA TENTANG ATOM DAN MOLEKUL

PENGEMBANGAN DAN PENERAPAN INSTRUMEN DIAGNOSTIK TWO-TIER DALAM MENGIDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA TENTANG ATOM DAN MOLEKUL Edusentris, Jurnal Ilmu Pendidikan dan Pengajaran, Vol. 1 No. 2, Juli 2014 PENGEMBANGAN DAN PENERAPAN INSTRUMEN DIAGNOSTIK TWO-TIER DALAM MENGIDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA TENTANG ATOM DAN MOLEKUL Laili

Lebih terperinci

Sumber: Silberberg, Chemistry: The Molecular Nature of Matter and Change

Sumber: Silberberg, Chemistry: The Molecular Nature of Matter and Change Bab V Perhitungan Kimia Sumber: Silberberg, Chemistry: The Molecular Nature of Matter and Change Jumlah permen dalam stoples dapat diketahui jika berat dari satu permen dan seluruh permen diketahui. Cara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini dipaparkan pendahuluan penelitian yang dilakukan. Pendahuluan meliputi latar belakang penelitian, identifikasi dan rumusan masalah penelitian, batasan masalah penelitian,

Lebih terperinci

Analisis Konsepsi Siswa dalam Materi Sistem Respirasi

Analisis Konsepsi Siswa dalam Materi Sistem Respirasi Analisis Konsepsi Siswa dalam Materi Sistem Respirasi Safira Permata Dewi 1, Ari Widodo 2 1 Dosen Pendidikan Biologi, Universitas Sriwijaya. Jalan Raya Palembang-Prabumulih Km. 32 Ogan Ilir 2 Dosen Departemen

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI PEMAHAMAN KONSEP LAJU REAKSI BERDASARKAN GRAFIK PADA SISWA KELAS XI IPA

IDENTIFIKASI PEMAHAMAN KONSEP LAJU REAKSI BERDASARKAN GRAFIK PADA SISWA KELAS XI IPA 1 IDENTIFIKASI PEMAHAMAN KONSEP LAJU REAKSI BERDASARKAN GRAFIK PADA SISWA KELAS XI IPA Ike Nuriva, Suhadi Ibnu, Yahmin Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Malang E-mail: einst.cke@gmail.com Abstrak:

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI KONSEP SUKAR DAN KESALAHAN KONSEP REAKSI REDOKS IDENTIFICATION OF DIFFICULT CONCEPTS AND MISCONCEPTIONS OF REDOX REACTION

IDENTIFIKASI KONSEP SUKAR DAN KESALAHAN KONSEP REAKSI REDOKS IDENTIFICATION OF DIFFICULT CONCEPTS AND MISCONCEPTIONS OF REDOX REACTION Jurnal Zarah, Vol. 5 No. 1 (2017), Hal. 22-28 IDENTIFIKASI KONSEP SUKAR DAN KESALAHAN KONSEP REAKSI REDOKS IDENTIFICATION OF DIFFICULT CONCEPTS AND MISCONCEPTIONS OF REDOX REACTION Trining Puji Astutik

Lebih terperinci

KELAYAKAN INSTRUMEN DIAGNOSTIK PADA MATERI ASAM- BASA DAN KESETIMBANGAN KELARUTAN

KELAYAKAN INSTRUMEN DIAGNOSTIK PADA MATERI ASAM- BASA DAN KESETIMBANGAN KELARUTAN SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN SAINS Strategi Pengembangan Pembelajaran dan Penelitian Sains untuk Mengasah Keterampilan Abad 21 (Creativity and Universitas Sebelas Maret Surakarta, 26 Oktober 2017 KELAYAKAN

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN TES DIAGNOSTIK TWO-TIER

PENGEMBANGAN TES DIAGNOSTIK TWO-TIER PENGEMBANGAN TES DIAGNOSTIK TWO-TIER UNTUK MENDETEKSI MISKONSEPSI SISWA SMA PADA TOPIK ASAM-BASA Dessy Rositasari, Nanda Saridewi, Salamah Agung Pendidikan Kimia FITK UIN Syarif Hidayatullah, dessy.rositasari@gmail.com

Lebih terperinci

DESKRIPSI MISKONSEPSI SISWA PADA MATERI ATOM, MOLEKUL, DAN ION DI SMP NEGERI 21 PONTIANAK

DESKRIPSI MISKONSEPSI SISWA PADA MATERI ATOM, MOLEKUL, DAN ION DI SMP NEGERI 21 PONTIANAK DESKRIPSI MISKONSEPSI SISWA PADA MATERI ATOM, MOLEKUL, DAN ION DI SMP NEGERI 21 PONTIANAK Vanny Anggraeni, Eny Enawaty, Rahmat Rasmawan Program Studi Pendidikan Kimia FKIP UNTAN Email : vannyahardini@yahoo.com

Lebih terperinci

Stoikiometri. OLEH Lie Miah

Stoikiometri. OLEH Lie Miah Stoikiometri OLEH Lie Miah 1 STANDAR KOMPETENSI KOMPETENSI DASAR INDIKATOR KARAKTERISTIK MATERI KESULITAN BELAJAR SISWA STANDAR KOMPETENSI Memahami hukum-hukum dasar Kimia dan penerapannya dalam perhitungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Nur Komala Eka Sari, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Nur Komala Eka Sari, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pembelajaran adalah serangkaian aktivitas yang sengaja diciptakan untuk memudahkan terjadinya proses belajar. Setelah pembelajaran dilakukan, guru perlu mengetahui

Lebih terperinci